petroleum geologi sub-cekungan barakan, daerah arafura, maluku

advertisement
Topik Utama
PETROLEUM GEOLOGI SUB-CEKUNGAN BARAKAN,
DAERAH ARAFURA, MALUKU TENGGARA
Herru Lastiadi Setiawan dan Sudarman Sofyan
Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Minyak dan Gas Bumi "LEMIGAS"
[email protected]
SARI
Kegiatan eksplorasi migas di Cekungan Arafura khususnya di Sub-Barakan dirasakan masih sangat
terbatas, sehingga potensi migas yang ada pada kawasan tersebut belum dapat diketahui secara
pasti. Informasi tentang potensi migas sangat diperlukan oleh Ditjen Migas untuk memberikan
masukan kepada Pemerintah dalam menawarkan wilayah kerja baru guna meningkatkan kegiatan
eksplorasi untuk penemuan/peningkatan cadangan migas secara nasional.
Berdasarkan data sumur, modelling dan analisis fasies regional bahwa reservoir utama di daerah
Sub Cekungan Barakan adalah batupasir Yura, Kapur, (Formasi Flamengo, Echuca Shoal,
Wangarlu) dan Tersier (Adi Member), Batugamping Yawee, sedangkan Batuan Induk Utama adalah
serpih Kambrium, dapat pula Yura dan Kapur.
Area potensi eksplorasi hidrokarbon berada pada area selatan sumur Barakan-1. Wilayah ini pada
saat Jura, Kapur dan Oligo-Miosen berkembang sedimen fasies distributary channel dan merupakan
zona pasang surut yang memungkinkan terendapkan sedimen fraksi kasar yang dapat bertindak
sebagai reservoir. Tektonik Plio-Pleistosen mengaktifkan tembali sesar-sesar turun yang terbentuk
sejak Paleogen di wilayah ini sehingga dapat terbentuk perangkap hidrokarbon.
Kata kunci : area potensi eksplorasi,cekungan arafura, investasi migas, potensi migas, subcekungan barakan, wilayah kerja.
1. PENDAHULUAN
Kegiatan eksplorasi migas di kawasan Laut
Arafura, Maluku Tenggara dan Kepulauan Aru
dirasakan belum optimal. Potensi migas pada
kawasan tersebut belum diketahui secara
pasti., maka kajian sumber daya minyak dan
gas bumi yang intensif dan efektif perlu
dilakukan. Informasi tentang potensi migas
tersebut dapat digunakan oleh Pemerintah
dalam melakukan penerapan kebijakan bagi
hasil dan perundingan dengan pihak investor
migas yang akan mengolah wilayah
pertambangan migas di sini,
dengan melakukan kegiatan eksplorasi lanjut dan
pengusahaan sumber daya migas secara optimal.
Aktivitas eksplorasi di daerah Laut Arafuru bagian
utara sudah dimulai pada periode 1900-1950,
pada periode tersebut Shell telah melakukan
studi geologi regional dengan foto udara, survei
gaya berat dan beberapa lintasan seismik refleksi
dan refraksi. Pada tahun-tahun berikutnya
dilakukan pemboran di darat yaitu sumur
Kembelangan-1 (1955), Merauke-1 (1957),
Aripoe-1 dan Jaosakor-1 (1959).
Petroleum Geologi Sub-Cekungan Barakan, .............. ; Herru Lastiadi Setiawan, Sudarman Sofyan
79
Topik Utama
Di awal 1970 an Philips melakukan eksplorasi
intensif di utara wilayah ini, beberapa pengeboran
sumur eksplorasi yaitu, ASA-IX, ASB-IX (1970),
ASC-IX (1971) dan ASM-IX (1974), tetapi sumursumur tersebut kosong dan ditutup, hanya ASMIX menunjukkan adanya minor oil shows.
Sampai dengan tahun 1990-an aktivitas
eksplorasi di daerah ini menurun. Pada tahun
1997 KNOC (Korean National Oil Company)
mendapatkan Blok Wokam, mereka melakukan
survei seismik 2D sepanjang 2.150 km di daerah
ini. Pada tahun 2002 sebuah perusahaan
seismik akuisisi CGG Veritas melakukan survei
seismik di wilayah ini.
Sementara itu pada tahun 1991 di wilayah Laut
Arafuru bagian selatan dan tenggara , Union
Texas, Total, dan Unocal, masing-masing
memperoleh Kai PSC (seluas 24.570 km 2),
Tanimbar PSC (seluas 23.800 km2), dan Rebi
PSC (22.260 km2). Mereka melakukan penelitian
geologi dan geofisika di keseluruhan area ini,
total data survei seismik yang dilakukan
sepanjang 10.849 km 2. Pada tahun 1995
dilakukan pemboran sumur Barakan-1 oleh
Union Texas (Kai PSC) yang menembus batuan
Paleozoikum dengan total kedalaman mencapai
9.990 kaki.
Tujuan kegiatan penelitian ini dilakukan adalah
untuk mendorong program pemerintah dalam
meningkatkan investasi pada sub-sektor migas
dan mengidentifikasi jumlah sebaran prospek
dan lead serta jumlah sumber daya maupun
potensi cadangan migas pada daerah tersebut,
melakukan evaluasi perkiraan potensi cadangan
migas serta menyiapkan bentuk dan luas wilayah
kerja untuk mendukung rencana pembukaan
wilayah kerja baru yang bernilai jual tinggi dengan
dilengkapi data yang akurat.
Lingkup kegiatan penelitian meliputi inventarisasi
data, evaluasi dan analisis data yang meliputi
analisis petroleum system, hydrocarbon play,
identifikasi kawasan prospek dan lead,
perhitungan sumber daya, dan pembuatan
sinopsis geologi. Adapun hasil utama dari
80
kegiatan ini adalah identifikasi dan pemetaan
kawasan prospek dan lead untuk pembuatan
peta wilayah kerja baru dan perkiraan sumber
daya migas pada kawasan tersebut.
Lokasi studi terletak di wilayah Kabupaten Aru
Kepulauan, Provinsi Maluku. Pemilihan lokasi ini
didasari antara lain oleh penemuan Lapangan
Abadi oleh Inpex Masela di daerah selatanbaratdaya dari Kepulauan Aru. Secara umum
luas daerah studi mencakup lebih dari 80.000
km2, data yang tersedia seismik 2D dalam
bentuk data digital (segY) sepanjang kurang lebih
7.672, 4 sumur eksplorasi, dan 36.873 titik gaya
berat. Wilayah studi mencakup Cekungan
Barakan dan Barakan Terrace (Gambar 1).
Permasalahan yang teridentifikasi adalah :
– Sumur-sumur di area penelitian (Koba-1,
ASC-1X, Maikoor-1, dan Barakan -1), tidak
ditemukan Hidrokarbon.
– Batuan Induk yang positif dan mampu men
"generate" Hidrokarbon belum ditemukan.
– Kitchen area yang paling potensial, Migrasi
dan Tektonik lokal.
2. METODOLOGI
Metodologi penelitian dimulai dengan studi
pustaka dan pengumpulan data geologi dan
geofisika (Gambar 2), selanjutnya dilakukan
analisis dan evaluasi geologi regional untuk
mengetahui daerah-daerah yang bersedimen
tebal dan berkualitas, serta evolusi geologi yang
mendukung keberadaan migas. Selanjutnya
dilakukan analisis rekaman sumur, korelasi
stratigrafi regional dengan data sumur dan
permukaan, interpretasi seismik dan struktur
regional dengan metoda seismik sikuen
stratigrafi.
3. GEOLOGI UMUM
Secara regional Sub-Cekungan Barakan terletak
di lepas pantai ujung barat Wilayah Arafura dan
M&E, Vol. 11, No. 4, Desember 2013
Topik Utama
LOKASI
PENELITIAN
 Koba-1
 Maikoor-1
 ASC-IX
 BARAKAN-1
KETERANGAN
•81.000 Km2 (plus)
•7.672 Km 2D Seismik segY (85-97)
•36.873 titik grid Gayaberat
•4 sumur (menembus Paleozoikum)
Gambar 1. Lokasi daerah penelitian
KAJIAN GEOFISIKA
KAJIAN GEOLOGI
Interpretasi Seismik
dan Gayaberat
Geologi Regional
Analisis Data Sumur
Peta-peta
Bawah Permukaan
Kualitas Batuan
Induk dan Batuan
Reservoir
Pemodelan Cekungan
Analisis Sistem
Petroleum dan Potensi
Hidrokarbon
Gambar 2. Bagan alir metodologi penelitian
Petroleum Geologi Sub-Cekungan Barakan, .............. ; Herru Lastiadi Setiawan, Sudarman Sofyan
81
Topik Utama
merupakan bagian dari barat laut Paparan
Kontinen Australia. Di sebelah utara dan barat
dibatasi oleh Palung Aru dan busur kepulauan,
sementara ke timur dibatasi oleh Pulau dan
Tinggian Aru.
Sub-Cekungan Barakan berukuran relatif sempit
dengan bentuk memanjang berarah timur laut barat daya (Gambar 3). Cekungan ini terisi oleh
seri sedimen Paleozoik, Mesozoik dan Kenozoik
yang terendapkan pada lingkungan darat hingga
laut dalam. Pusat cekungan terletak di ujung
barat dan selatan dengan ketebalan sedimen
mencapai + 5000 ms TWT, ke arah timur dan
utara merupakan daerah paparan dengan
sedimen yang relatif tipis.
Hasil analisis data gaya berat memperlihatkan
adanya konfigurasi penebalan dan penipisan
sedimen dengan pola timur laut - baratdaya (TL
- BD) hingga utara - selatan (U - S). Pola ini
serupa dengan pola struktur yang berkembang
di cekungan ini, yang juga berperan pada saat
pembentukan terban Paleozoik, sebelum
sebagian mengalami reaktivasi.
Pada penampang seismik dan hasil pemetaan
struktur bawah permukaan yang sudah dilakukan
pola-pola struktur tersebut di atas cukup jelas
teramati. Terban Paleozoik yang mengalami
reaktivasi pada Mesozoik terlihat seperti pada
penampang seismik UT91KR-197, pada
penampang tersebut terlihat juga adanya seri
sedimen Mesozoikum sampai Kenozoikum yang
cukup tebal. Pada peta-peta kontur struktur yang
sudah dibuat berdasarkan 6 batas sikuen (SB)
yang ditentukan menunjukkan adanya beberapa
pola struktur yang berkembang sejak
Paleozoikum. Arah struktur yang terbentuk relatif
berarah utara-selatan sampai timurlautbaratdaya.
Struktur-struktur terban yang berarah relatif
utara-selatan terbentuk selama Paleozoikum
akibat tektonik ekstensi yang terjadi di daerah
ini, secara regional terjadi 3 periode tektonik
ekstensi selama Paleozoikum sampai
Mesozoikum. Tektonik tersebut yang
bertanggung jawab terhadap terbentuknya
struktur terban dan Cekungan Barakan.
Gambar 3. Peta anomali Bouger daerah Barakan dan sekitarnya.
82
M&E, Vol. 11, No. 4, Desember 2013
Topik Utama
Selanjutnya pada fase ekstensi terjadi pengisian
seri sedimen pada daerah cekungan tersebut
dan pada Kapur terjadi tektonik kompresi yang
mengangkat daerah tersebut. Tektonik tang
terakhir adalah kompresi pada Tersier Akhir
berkaitan dengan penunjaman lempeng pada
busur banda. Tektonik tersebut di atas
menyebabkan terban-terban yang pernah
terbentuk mengalami reaktivasi kembali menjadi
sesar naik dan membentuk lipatan serta
beberapa turun kembali.
Batuan sedimen tertua di Sub-Cekungan
Barakan disusun oleh sedimen berumur Ordovician sampai Plistosen yang terdiri atas (Gambar
4).
Gambar 4. Stratigrafi dari sumur Barakan-1 (Well Report)
Petroleum Geologi Sub-Cekungan Barakan, .............. ; Herru Lastiadi Setiawan, Sudarman Sofyan
83
Topik Utama
Group Wessel setara dengan Group Goulburn
merupakan batuan sedimen yang tertua di SubCekungan Barakan yang menumpang tidak
selaras di atas batuan basment. Group
Goulburn disusun oleh perlapisan batulempung
pasiran bagian bawah dan batugamping serta
batugamping dolomitan di bagian atas, secara
umum satuan batuan ini diendapkan pada
lingkungan laut dangkal (inner neritik-sublitoral),
beumur Ordovician.
Group Montara mewakili Formasi Flamongo
dan Formasi Echuca Shoals. Formasi-formasi
yang secara stratigrafi berada di atas Group
Goulburn tidak semuanya berkembang di daerah
Barakan, seperti Formasi Hyland Bay, Formasi
Flover, dan Formasi Piniya. Group Montara
diwakili oleh Formasi Flaminggo. Formasi Flamingo diendapkan selaras di atas Formasi Plover yang disusun oleh perselingan batupasir,
siltstone dan batulempung; batupasir abu-abuputih, lunak,halus-sedang, rounded, well sourted,
argillaceous, glouconite, micromicaceous,
carbonaceous, pyrite. Silt coklat-hitam, lunak,
amorphous, micromicaceous, carbonaceous,
pyrite, gloukonite, halus. Batulempung abu-abu
terang,lunak, amorphous, carbonaceous,
argillaceous. Pada akhir zaman Yura formasi ini
sebagian mengalami pengangkatan dan
penurunan sehingga pada awal zaman Cretaceous terjadi ketidakselarasan pengendapan
dengan seri sedimen di atasnya. Formasi
Echuca Shoals diendapkan tidak selaras di atas
Formasi Flaminggo, satuan batuan ini disusun
oleh perselingan antara silt, batulempung dan
batupasir yang diendapkan pada lingkungan
Middle-Outer Sublittoral, umur satuan batuan ini
Lower Cretaceous. Tidak selaras di atasnya
Formasi Eshuca Sholals diendapkan
sedimentasi genanglaut Jura akhir-Eosen
(Formasi Piniya, Formasi Ekmai, dan Formasi
Waripi) pada cekungan-cekungan passive
margin.
Formasi Wangarlu, diendapkan selaras di atas
Formasi Piniya disusun oleh perselingan
batupasir, batulempung dan silt stone berumur
Middle-Upper Cretaceous dan diendapkan pada
84
lingkungan outer sublithoral-upper bathial.
Batulempung;abu-abu kehijauan, lunak,
calcareous, glouconite, pyrite, sticky. Siltstone;
putih, keras, calcareous, grading ke batupasir,
halus-sedang, subangular, quarta, glouconite.
Batupasir ; putih, keras, calcareous, sedangkasar, subangular, quarta, glouconite.
Formasi Ekmai, diendapkan selaras di atas
formasi Wangarlu terdiri atas perselingan
batupasir dan batulempung yang diendapkan
pada lingkungan laut dangkal middle-outer sublittoral, Umur satuan batuan ini Upper
Cretaceous. Batupasir; bersih, putih, sangat
halus-halus, subanggular, moderately well
sorted, calcareous, argillaceous, gloconite.
Batulempung; abu-abu, kehijauan, lunak,
calcareous, subfissile, pyrite, gloconite. Di atas
sedimen ber umur Cretaceous diendapkan
satuan batuan berumur Tersier yang terdiri
antara lain :
Formasi Waripi diendapkan tidak selaras di atas
Formasi Ekmai. Formasi ini diendapkan pada
laut dangkal berupa batugamping dolomie
berumur Eocene. Selaras di atasnya diendapkan
sedimentasi drift yang ditunjukkan oleh adanya
genang laut Oligosen (Adi Member).
Adi Member: Adi Member diendapkan tidak
selaras di atas Formasi Wariri, satuan batuan
ini disusun oleh lapisan batupasir putih,
cream,green, unconsolided, sangat halussedang, subrounded, moderatey sorted,
calcareous, pyrite, glouconite, carbonaceous,
fossiliferous. Satuan batuan ini diendapkan pada
lingkungan inner to middle sublittoral sublittoral,
berumur Oligosen.
Formasi Yawee; Formasi Yawee diendapkan
tidak selaras di atas Adi Member , disusun oleh
perlapisan batugamping dan batugamping Dolomite. Diendapkan pada lingkungan innermiddle sublithoral. Batugamping putih-abu-abu,
keras, microcrystalline, cholky, fossiliferous.
Dolomite colat, keras, crystalline, sacchoroidal,
well sorted, fossiliferous, gloconite. Formasi
Yawee diperkirakan berumur Miocene-Pliocen.
M&E, Vol. 11, No. 4, Desember 2013
Topik Utama
Formasi Buru ; Formasi ini diendapkan tidak
selaras di atas Formasi Yawee, disusun oleh
perselingan batulempung, batupasir, dan
batugamping yang diendapkan pada lingkungan
middle- outer sublittoral, berumur Plistocene.
Batulempung: abu-abu, lunak, sticky,
calcareous, fossiliferous, carbonaceous, pyrite,
glouconite. Batupasir : abu-abu, sedang- kasar,
subrounded, poorly sorted, very argilaceous,
calcareous, fossiliferous. Batugamping: abuabu-putih, argillaceous, macrocristalline, fossiliferous, gloukonite, dolomite.
4. SISTEM PETROLEUM
Rangkuman sistem petroleum Sub-Cekungan
Barakan ditampilkan dalam Gambar 5.
a. Batuan Induk
Batuan induk utama di Cekungan Barakan
berasal dari shale berumur lower-upper Jurassic dari Formasi Flaminggo dengan kandungan
TOC 0,65-1,83 % dengan tingkat kematangan
awal matang, diperkirakan oil window pada subCekungan Barakan mulai pada kedalaman
7500'-8740', berdasarkan modeling geokimia
berada pada kedalaman 2200-2500 meter.
Batuan induk shale berumur Late Cretaceous
dengan kandungan TOC 0,37%-1,27%
menunjukkan gas prone (poor quality source
rock). Batuan Induk shale berumur Middle
Cambrian TOC 0,27-0.86% HI: 29-78, PY 230670 ppm (poor source rock potential).
Dari data Sumur Barakan-1 pada sampel
kedalaman 8390' dan 8428' dijumpai adanya
minor gas show. Tabel 1 adalah rangkuman
kualitas batuan induk dari sumur Barakan-1 dan
sumur Kola-1.
Berdasarkan modeling geokimia yang dilakukan
dengan ikatan sumur Barakan-1 pada lintasan
seismik UT91KR-197 didapatkan bahwa
kematangan hidrokarbon mulai terjadi pada
kedalaman kurang lebih 2200 meter dengan Ro
= 0.54 %.
Berdasarkan data lapisan batuan yang berfungsi
sebagai batuan induk dan ketebalannya yang
didapatkan dari data sumur dan interpretasi
seismik berupa peta isokron, didukung hasil
modeling geokimia, dilokalisir ada 2 area kitchen
yang diperkirakan dalam kondisi matang
(Gambar 6). Daerah ini merupakan daerah pusat
pengendapan dengan sedimen yang cukup tebal
dari peta pada zaman Paleozoikum.
b. Batuan Reservoir
Batuan reservoir yang potensial di wilayah
Arafura meliputi batugamping endapan laut
dangkal dan dolomite dari Lower Flamengo
Tabel 1. Rangkuman batuan induk
SUMUR
NAMA
Barakan-1
FORMASI
TOC (%)
R O (%)
UMUR
T max
(oC)
HI
410 – 423
398
S
E kmai
Kapur Akhir
0,38 – 1,27
--
Wangarlu
Kapus Awal
0,38 – 1,83
--
Flamengo
Jura
0,32 – 0,75
0,29 – 0,47
Wessel
Kambrium
0,32 – 0,86
0,67 – 0,97
351 – 442
29 – 78
P iniya
Kapur
0,56
0,52 – 0,89
426 – 439
51
0,32 – 0,62
Tipuma
Perm
1,51
0,86 – 1,01
434 - 449
98
0,33 - 10,47
(gg:1,48/100m)
Kola-1
Petroleum Geologi Sub-Cekungan Barakan, .............. ; Herru Lastiadi Setiawan, Sudarman Sofyan
85
Gambar 5. Sistem Petroleum Chard Daerah Sub-Cekungan Barakan
Topik Utama
86
M&E, Vol. 11, No. 4, Desember 2013
1.76.800
1.76.800 m
m
2.89.300
3.53.600 m
m
4.01.900
4.66.100 m
m
527800 m
m
528000
9331300 m
Garis Kematangan
9.250.600
9.137.800 m
m
Koba-1
Maikoor-1
ASC-1x
Peta Indeks
9.138.100
9.025.300 m
m
Paleozoik
Deposenter
U
Ba
tas
Ga
ris
Paleozoik
Deposenter
Ke
ma
tan
ga
n
Barakan-1
5000 ms
Skala
Darat
9.025.600
8.912.800 m
m
112.5 km
LEMIGAS
Paleozoik
Deposenter
Peta Daerah Potensi
0 ms
8.917.300 m
68.900
69.000 m
m
I.K : 50 ms
Tanggal
November 2008
Topik Utama
Tabel 2. Rangkuman batuan reservoir dari beberapa sumur di Arafura
S UMUR
UMUR
K oba-1
F m.
L it.
T bl.
(ft)
T ers ier
Y awee
B tgp
1200
K apur
E kmai
B tps
J ura
T ipuma
T rias
P aleoz oik
B arakan-1
P or.
(% )
F m.
L it.
T bl.
(ft)
22
Adi Mbr
B tps
615
75
24
Wangarlu
B tps
B tps
270
19
F lamingo
-
-
-
-
-
-
-
-
K ola-1
F m.
L it.
T bl.
(ft)
35
Y awee
B tgp
750
2070
15
E kmai
B tps
-
-
10
T ipuma
-
-
-
-
Wes s el
B tps
1150
10
d. Perangkap
Perangkap hidrokarbon yang berkembang di
Cekungan Barakan secara umum terbagi
menjadi beberapa bagian. Prospek di bagian
baratlaut perangkap hidrokarbon berupa
perangkap struktur berupa tilted fault block,
sedangkan prospek-prospek di bagian timur
berkembang dip clousure, dan di bagian
tenggara berkembang perangkap berupa
kombinasi antara lipatan dan sesar (fault
closure).
P or.
(% )
S outh Oeta-1
P or
(% )
F m.
L it.
T bl.
(ft)
P or.
(% )
18
Y awee
B tgp
850
14
180
11
E kmai
B tps
125
8
B tps
310
17
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Modio
B tps
716
16
Modio
B tps
135
4
berkembang pada paparan dangkal yang
stabil. Litologi meliputi batupasir batulanau,
dan sedikit batubara. Perangkap play berupa
kombinasi lipatan dan sesar turun. Migrasi
hidrokarbon diperkirakan berasal dari
struktur rendahan (kitchen area) yang
berada di sebelah barat daerah prospek
melalui bidang-bidang sesar. Sebagai
batuan penyekat berupa shale intraformasi
yang tedapat pada Formasi Plover bagian
atas atau shale yang terdapat pada bagian
bawah Formasi Flaminggo.
2) Play Batupasir Flaminggo (Upper Yura)
5. POTENSI DAN SUMBERDAYA
HIDROKARBON
a. Play Hidrokarbon
Konsep play hidrokarbon adalah suatu model
yang memperlihatkan kombinasi seluruh elemen
dan proses sistem petroleum yang
menghasilkan akumulasi hidrokarbon pada
suatu level stratigrafi tertentu. Beberapa tipe play
yang berkembang di Cekungan Barakan dari
hasil analisis sistem petroleum dan pemetaan
geologi bawah permukaan adalah sebagai
berikut :
1) Play Batupasir Formasi Plover (Middleupper Yura))
Play Batupasir Formasi Flaminggo tersusun
atas sedimentasi sungai-delta hingga laut
dangkal yang berkembang pada terbanterban yang berarah timurlaut-baratdaya.
Litologi play ini terdiri atas batupasir abu-abuputih, lunak, halus-sedang, rounded, well
sourted, argillaceous, glouconite,
micromicaceous, carbonaceous, pyrite.
Dengan ketebalan batupasir mencapai 72ft
dengan porositas (10-15)%. Sebagai
perangkap hidrokarbon berupa kombinasi
lipatan dan blok sesar turun. Migrasi
hidrokarbon dari batuan induk ke batuan
reservoir melalui bidang sesar dan sebagai
batuan penyekat berupa shale intraformasi
yang tedapat pada Formasi Flaminggo
bagian atas.
Play Batupasir Formasi Plover tersusun
atas sedimentasi kontinen-laut dangkal yang
88
M&E, Vol. 11, No. 4, Desember 2013
Topik Utama
3) Play Batupasir Formasi Echuca Shoal
(Lower Cretaceous)
Play Batupasir Echuca tersusun atas
batupasir endapan laut dangkal middleouter littoral. Batupasir halus-sedang,
subrounded, moderately well sourted,
argillaceous, glouconite, dengan ketebalan
batupasir mencapai 47ft dengan porositas
(10-15)%. Perangkap hidrokarbon berupa
berupa kombinasi lipatan dan blok sesar
turun, migrasi hidrokarbon dari batuan induk
ke batuan reservoir melalui bidang sesar
dan sebagai batuan penyekat berupa Shale
dari Formasi Wangarlu bagian bawah atau
shale intraformasi yang tedapat pada
Formasi Echuca bagian atas.
4) Play Batupasir Formasi Formasi
Wangarlu (Lower-upper Cretaceous)
Play ini disusun oleh batupasir endapan laut
dangkal - laut dalam berbutir sedang-kasar,
subrounded, moderately well sourted,
argillaceous, glouconite, dengan ketebalan
batupasir mencapai 100ft dengan porositas
(20-25)%. Sebagai perangkap hidrokarbon
berupa perangkap struktur kombinasi lipatan
dan sesar. Migrasi hidrokarbon dari batuan
induk ke batuan reservoir melalui bidang
sesar (migrasi vertikal), dilanjutkan dengan
migrasi horisontal, sebagai batuan penyekat
berasal dari shale Formasi Wangarlu bagian
atas atau shale yang terdapat intralapisan.
5) Play Batupasir Formasi Ekmai (Upper
Cretaceous)
Play Batupasir Formasi Ekmai disusun oleh
batupasir endapan laut dangkal middleouter littoral, batupasir dengan tekstur dan
komposisi; ukuran butir halus, subangular,
moderately well sorted, calcareous,
argillaceous, gloconite dengan porositas
batuan berkisar 21%. Perangkap
hidrokarbon berupa perangkap struktur
kombinasi sesar dan lipatan, migrasi
hidrokarbon dari batuan induk melalui bidang
sesar, sedangkan sebagai batuan penyekat
berupa batulempung gampingan dari
Formasi Wariri bagian bawah atau shale
yang terdapat diantara lapisan batupasir
pada Formasi Ekmai bagian atas.
6) Play Batupasir Adi Member (Oligocene)
Play Batupasir Adi Member disusun oleh
batupasir endapan laut dangkal inner-middle
sublittoral. Komposisi dan tekstur batuan
berupa batupasir berukuran, sedang,
unconsolided, subrounded, moderatey
sorted, calcareous, pyrite, glouconite,
carbonaceous, fossiliferous. Ketebalan
reservoir mencapai (100-150)m dengan
porositas batuan 35 %. Sebagai perangkap
hidrokarbon berupa perangkap struktur
kombinasi lipatan dan sesar, migrasi
hidrokarbon berupa migrasi vertikal melalui
bidang sesar dan dilanjutkan migrasi horizontal, sebagai batuan penyekat berupa
batulempung gampingan yang berasal dari
Formasi Yawee bagian bawah atau shale
yang terdapat pada intralapisan pada Adi
Member bagian atas.
6. AREA PROSPEK EKSPLORASI
Analisis area prospek eksplorasi pada SubCekungan Barakan dan sekitarnya didasarkan
atas hasil pemetaan geologi bawah permukaan
(seismik), analisis sistem petroleum dan analisis
play konsep yang terbentuk di Cekungan
Barakan. Data analisis kematangan batuan induk
dan atribut reservoir didasarkan atas referensi
sumur Barakan-1, dan Sumur Koba-1 yang
secara umum keberadaan sumur-sumur
tersebut cukup mewakili kawasan tersebut.
Hasil analisis area prospek eksplorasi di
Cekungan Barakan dijumpai beberapa level
potensi hidrokarbon yang berasal dari Play
batupasir Lower Cretaceous ( Formasi Echuca
Shoals, Flaminggo, Plover), play hidrokarbon
batupasir Upper Cretaceous (Formasi Ekmai/
Wanggaru), dan Play hidrokarbon batupasir
Oligo Miosen (Formasi Yawee, Adi Member).
Petroleum Geologi Sub-Cekungan Barakan, .............. ; Herru Lastiadi Setiawan, Sudarman Sofyan
89
Topik Utama
Hasil pemodelan geokimia dari studi adalah
sebagai berikut:
- Kambrium mulai matang pada 65 Ma,
- Saat ini migrasi vertical di pusat cekungan
mencapai puncak F. Yawee,
- Refleksi vitrinite 0,54% berada dikedalaman
+2200 m,
- Rasio transformasi HC mencapai (80 - 90)%,
- Saturasi relatif rendah (10 - 30)%.
Hadipandoyo, Sasongko, Setyoko H., Jonathan,
Guntur, Agus, Riyanto, Heru, Sunarjanto,
Djoko, Suliantara, Suprijanto, Hadiwiryono,
Tatut, dan Sutikno, 2006, Kuantifikasi
Sumberdaya Hidrokarbon vol. 1 Kawasan
Timur Indonesia. LEMIGAS, Jakarta.
Berdasarkan data sumur, modelling dan analisis
fasies regional bahwa reservoir utama di daerah
studi adalah batupasir Yura, Kapur, (Formasi
Flamengo, Echuca Shoal, Wangarlu) dan Tersier
(Adi Member), Batugamping Yawee, sedangkan
Batuan Induk Utama adalah serpih Kambrium,
dapat pula Yura dan Kapur.
Hartono, U. dan N. Ratman, 1992, Peta geologi
Lembar Aru, Maluku Tenggara, 1:250.000,
PPPG, Bandung.
Daerah paling prospek yaitu wilayah tengah
bagian selatan dekat dari kitchen dilihat dari
prediksi fasies reservoir yang baik dan
tersedianya patahan yang membantu proses
migrasi dan pemerangkapan.
DAFTAR PUSTAKA
Barber, P., Carter, P., Fraser, T., Baillie, P., and
Myers, K., 2003, Palezoic and Mesozoic
Petroleum System in the Timor and Arafura
Sea, eastern Indonesia. Proceedings of the
29th Annual Indonesian Petroleum
Association Convention, Jakarta, October
14-16 2003, 485 - 500.
Bradshaw, M., Edwards, D., Bradshaw, J.,
Foster, C., Loutit, T., McConchie, B., Moore,
A., Murray, A., Summons, R., 1997, Australia
and Eastern Indonesia Petroleum Systems,
Proceedings of the Petroleum Systems of
SE Asia and Australasia Cenference, P.
141-153.
Hamilton, W., 1979, Tectonics of the Indonesian
Region, United States Geological Survey
Professional Paper, 1078.
LEMIGAS, 2005, Kuantifikasi Sumberdaya
Hidrokarbon, Volume II, Kawasan Timur
Indonesia, Jakarta, Pusat Penelitian dan
Pengembangan Teknologi Minyak dan Gas
Bumi, LEMIGAS.
Pertamina dan BEICIP FRANLAB, 1992, Global
Geodynamics, Basin Classification and
Exploration Play-types in Indonesia, Volume
II, Cekungan Akimeugah, PERTAMINA,
Jakarta.
Pertamina dan BEICIP FRANLAB, 1996, Global
Geodynamics, Basin Classification and
Exploration Play-Types In Indonesia, Vol. III,
Pertamina-Beicip.
Pertamina BPPKA, 1996, Petroleum Geology of
Indonesian Basins, Principles, Methods and
Aplication, Volume VI-IX, Eastern Indonesian
Basin, Jakarta, PERTAMINA BPPKA.
Pertamina BPPKA, 1996, Petroleum Geology Of
Indonesian Basin. Principples, Methods, And
Application. Volume VI-IX, Eastern
Indonesian Basins. PERTAMINA BPPKA.
Pusat Survei Geologi, 2000, Peta Anomali Gaya
Berat Indonesia (Bouguer di Darat, Free-air
di Lepas Pantai).
Granath. G.W. dan R.M.I.Argakoesoemah, 1989,
Variation in structural style along the eastern
central range thrust belt, Irian Jaya,
Proceed.IPA, 18th Ann.Conv., hal. 79-89 ,
Jakarta.
Petroleum Geologi Sub-Cekungan Barakan, .............. ; Herru Lastiadi Setiawan, Sudarman Sofyan
91
Download