Topik Utama PETROLEUM GEOLOGI SUB-CEKUNGAN BARAKAN, DAERAH ARAFURA, MALUKU TENGGARA Herru Lastiadi Setiawan dan Sudarman Sofyan Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Minyak dan Gas Bumi "LEMIGAS" [email protected] SARI Kegiatan eksplorasi migas di Cekungan Arafura khususnya di Sub-Barakan dirasakan masih sangat terbatas, sehingga potensi migas yang ada pada kawasan tersebut belum dapat diketahui secara pasti. Informasi tentang potensi migas sangat diperlukan oleh Ditjen Migas untuk memberikan masukan kepada Pemerintah dalam menawarkan wilayah kerja baru guna meningkatkan kegiatan eksplorasi untuk penemuan/peningkatan cadangan migas secara nasional. Berdasarkan data sumur, modelling dan analisis fasies regional bahwa reservoir utama di daerah Sub Cekungan Barakan adalah batupasir Yura, Kapur, (Formasi Flamengo, Echuca Shoal, Wangarlu) dan Tersier (Adi Member), Batugamping Yawee, sedangkan Batuan Induk Utama adalah serpih Kambrium, dapat pula Yura dan Kapur. Area potensi eksplorasi hidrokarbon berada pada area selatan sumur Barakan-1. Wilayah ini pada saat Jura, Kapur dan Oligo-Miosen berkembang sedimen fasies distributary channel dan merupakan zona pasang surut yang memungkinkan terendapkan sedimen fraksi kasar yang dapat bertindak sebagai reservoir. Tektonik Plio-Pleistosen mengaktifkan tembali sesar-sesar turun yang terbentuk sejak Paleogen di wilayah ini sehingga dapat terbentuk perangkap hidrokarbon. Kata kunci : area potensi eksplorasi,cekungan arafura, investasi migas, potensi migas, subcekungan barakan, wilayah kerja. 1. PENDAHULUAN Kegiatan eksplorasi migas di kawasan Laut Arafura, Maluku Tenggara dan Kepulauan Aru dirasakan belum optimal. Potensi migas pada kawasan tersebut belum diketahui secara pasti., maka kajian sumber daya minyak dan gas bumi yang intensif dan efektif perlu dilakukan. Informasi tentang potensi migas tersebut dapat digunakan oleh Pemerintah dalam melakukan penerapan kebijakan bagi hasil dan perundingan dengan pihak investor migas yang akan mengolah wilayah pertambangan migas di sini, dengan melakukan kegiatan eksplorasi lanjut dan pengusahaan sumber daya migas secara optimal. Aktivitas eksplorasi di daerah Laut Arafuru bagian utara sudah dimulai pada periode 1900-1950, pada periode tersebut Shell telah melakukan studi geologi regional dengan foto udara, survei gaya berat dan beberapa lintasan seismik refleksi dan refraksi. Pada tahun-tahun berikutnya dilakukan pemboran di darat yaitu sumur Kembelangan-1 (1955), Merauke-1 (1957), Aripoe-1 dan Jaosakor-1 (1959). Petroleum Geologi Sub-Cekungan Barakan, .............. ; Herru Lastiadi Setiawan, Sudarman Sofyan 79 Topik Utama Di awal 1970 an Philips melakukan eksplorasi intensif di utara wilayah ini, beberapa pengeboran sumur eksplorasi yaitu, ASA-IX, ASB-IX (1970), ASC-IX (1971) dan ASM-IX (1974), tetapi sumursumur tersebut kosong dan ditutup, hanya ASMIX menunjukkan adanya minor oil shows. Sampai dengan tahun 1990-an aktivitas eksplorasi di daerah ini menurun. Pada tahun 1997 KNOC (Korean National Oil Company) mendapatkan Blok Wokam, mereka melakukan survei seismik 2D sepanjang 2.150 km di daerah ini. Pada tahun 2002 sebuah perusahaan seismik akuisisi CGG Veritas melakukan survei seismik di wilayah ini. Sementara itu pada tahun 1991 di wilayah Laut Arafuru bagian selatan dan tenggara , Union Texas, Total, dan Unocal, masing-masing memperoleh Kai PSC (seluas 24.570 km 2), Tanimbar PSC (seluas 23.800 km2), dan Rebi PSC (22.260 km2). Mereka melakukan penelitian geologi dan geofisika di keseluruhan area ini, total data survei seismik yang dilakukan sepanjang 10.849 km 2. Pada tahun 1995 dilakukan pemboran sumur Barakan-1 oleh Union Texas (Kai PSC) yang menembus batuan Paleozoikum dengan total kedalaman mencapai 9.990 kaki. Tujuan kegiatan penelitian ini dilakukan adalah untuk mendorong program pemerintah dalam meningkatkan investasi pada sub-sektor migas dan mengidentifikasi jumlah sebaran prospek dan lead serta jumlah sumber daya maupun potensi cadangan migas pada daerah tersebut, melakukan evaluasi perkiraan potensi cadangan migas serta menyiapkan bentuk dan luas wilayah kerja untuk mendukung rencana pembukaan wilayah kerja baru yang bernilai jual tinggi dengan dilengkapi data yang akurat. Lingkup kegiatan penelitian meliputi inventarisasi data, evaluasi dan analisis data yang meliputi analisis petroleum system, hydrocarbon play, identifikasi kawasan prospek dan lead, perhitungan sumber daya, dan pembuatan sinopsis geologi. Adapun hasil utama dari 80 kegiatan ini adalah identifikasi dan pemetaan kawasan prospek dan lead untuk pembuatan peta wilayah kerja baru dan perkiraan sumber daya migas pada kawasan tersebut. Lokasi studi terletak di wilayah Kabupaten Aru Kepulauan, Provinsi Maluku. Pemilihan lokasi ini didasari antara lain oleh penemuan Lapangan Abadi oleh Inpex Masela di daerah selatanbaratdaya dari Kepulauan Aru. Secara umum luas daerah studi mencakup lebih dari 80.000 km2, data yang tersedia seismik 2D dalam bentuk data digital (segY) sepanjang kurang lebih 7.672, 4 sumur eksplorasi, dan 36.873 titik gaya berat. Wilayah studi mencakup Cekungan Barakan dan Barakan Terrace (Gambar 1). Permasalahan yang teridentifikasi adalah : – Sumur-sumur di area penelitian (Koba-1, ASC-1X, Maikoor-1, dan Barakan -1), tidak ditemukan Hidrokarbon. – Batuan Induk yang positif dan mampu men "generate" Hidrokarbon belum ditemukan. – Kitchen area yang paling potensial, Migrasi dan Tektonik lokal. 2. METODOLOGI Metodologi penelitian dimulai dengan studi pustaka dan pengumpulan data geologi dan geofisika (Gambar 2), selanjutnya dilakukan analisis dan evaluasi geologi regional untuk mengetahui daerah-daerah yang bersedimen tebal dan berkualitas, serta evolusi geologi yang mendukung keberadaan migas. Selanjutnya dilakukan analisis rekaman sumur, korelasi stratigrafi regional dengan data sumur dan permukaan, interpretasi seismik dan struktur regional dengan metoda seismik sikuen stratigrafi. 3. GEOLOGI UMUM Secara regional Sub-Cekungan Barakan terletak di lepas pantai ujung barat Wilayah Arafura dan M&E, Vol. 11, No. 4, Desember 2013 Topik Utama LOKASI PENELITIAN Koba-1 Maikoor-1 ASC-IX BARAKAN-1 KETERANGAN •81.000 Km2 (plus) •7.672 Km 2D Seismik segY (85-97) •36.873 titik grid Gayaberat •4 sumur (menembus Paleozoikum) Gambar 1. Lokasi daerah penelitian KAJIAN GEOFISIKA KAJIAN GEOLOGI Interpretasi Seismik dan Gayaberat Geologi Regional Analisis Data Sumur Peta-peta Bawah Permukaan Kualitas Batuan Induk dan Batuan Reservoir Pemodelan Cekungan Analisis Sistem Petroleum dan Potensi Hidrokarbon Gambar 2. Bagan alir metodologi penelitian Petroleum Geologi Sub-Cekungan Barakan, .............. ; Herru Lastiadi Setiawan, Sudarman Sofyan 81 Topik Utama merupakan bagian dari barat laut Paparan Kontinen Australia. Di sebelah utara dan barat dibatasi oleh Palung Aru dan busur kepulauan, sementara ke timur dibatasi oleh Pulau dan Tinggian Aru. Sub-Cekungan Barakan berukuran relatif sempit dengan bentuk memanjang berarah timur laut barat daya (Gambar 3). Cekungan ini terisi oleh seri sedimen Paleozoik, Mesozoik dan Kenozoik yang terendapkan pada lingkungan darat hingga laut dalam. Pusat cekungan terletak di ujung barat dan selatan dengan ketebalan sedimen mencapai + 5000 ms TWT, ke arah timur dan utara merupakan daerah paparan dengan sedimen yang relatif tipis. Hasil analisis data gaya berat memperlihatkan adanya konfigurasi penebalan dan penipisan sedimen dengan pola timur laut - baratdaya (TL - BD) hingga utara - selatan (U - S). Pola ini serupa dengan pola struktur yang berkembang di cekungan ini, yang juga berperan pada saat pembentukan terban Paleozoik, sebelum sebagian mengalami reaktivasi. Pada penampang seismik dan hasil pemetaan struktur bawah permukaan yang sudah dilakukan pola-pola struktur tersebut di atas cukup jelas teramati. Terban Paleozoik yang mengalami reaktivasi pada Mesozoik terlihat seperti pada penampang seismik UT91KR-197, pada penampang tersebut terlihat juga adanya seri sedimen Mesozoikum sampai Kenozoikum yang cukup tebal. Pada peta-peta kontur struktur yang sudah dibuat berdasarkan 6 batas sikuen (SB) yang ditentukan menunjukkan adanya beberapa pola struktur yang berkembang sejak Paleozoikum. Arah struktur yang terbentuk relatif berarah utara-selatan sampai timurlautbaratdaya. Struktur-struktur terban yang berarah relatif utara-selatan terbentuk selama Paleozoikum akibat tektonik ekstensi yang terjadi di daerah ini, secara regional terjadi 3 periode tektonik ekstensi selama Paleozoikum sampai Mesozoikum. Tektonik tersebut yang bertanggung jawab terhadap terbentuknya struktur terban dan Cekungan Barakan. Gambar 3. Peta anomali Bouger daerah Barakan dan sekitarnya. 82 M&E, Vol. 11, No. 4, Desember 2013 Topik Utama Selanjutnya pada fase ekstensi terjadi pengisian seri sedimen pada daerah cekungan tersebut dan pada Kapur terjadi tektonik kompresi yang mengangkat daerah tersebut. Tektonik tang terakhir adalah kompresi pada Tersier Akhir berkaitan dengan penunjaman lempeng pada busur banda. Tektonik tersebut di atas menyebabkan terban-terban yang pernah terbentuk mengalami reaktivasi kembali menjadi sesar naik dan membentuk lipatan serta beberapa turun kembali. Batuan sedimen tertua di Sub-Cekungan Barakan disusun oleh sedimen berumur Ordovician sampai Plistosen yang terdiri atas (Gambar 4). Gambar 4. Stratigrafi dari sumur Barakan-1 (Well Report) Petroleum Geologi Sub-Cekungan Barakan, .............. ; Herru Lastiadi Setiawan, Sudarman Sofyan 83 Topik Utama Group Wessel setara dengan Group Goulburn merupakan batuan sedimen yang tertua di SubCekungan Barakan yang menumpang tidak selaras di atas batuan basment. Group Goulburn disusun oleh perlapisan batulempung pasiran bagian bawah dan batugamping serta batugamping dolomitan di bagian atas, secara umum satuan batuan ini diendapkan pada lingkungan laut dangkal (inner neritik-sublitoral), beumur Ordovician. Group Montara mewakili Formasi Flamongo dan Formasi Echuca Shoals. Formasi-formasi yang secara stratigrafi berada di atas Group Goulburn tidak semuanya berkembang di daerah Barakan, seperti Formasi Hyland Bay, Formasi Flover, dan Formasi Piniya. Group Montara diwakili oleh Formasi Flaminggo. Formasi Flamingo diendapkan selaras di atas Formasi Plover yang disusun oleh perselingan batupasir, siltstone dan batulempung; batupasir abu-abuputih, lunak,halus-sedang, rounded, well sourted, argillaceous, glouconite, micromicaceous, carbonaceous, pyrite. Silt coklat-hitam, lunak, amorphous, micromicaceous, carbonaceous, pyrite, gloukonite, halus. Batulempung abu-abu terang,lunak, amorphous, carbonaceous, argillaceous. Pada akhir zaman Yura formasi ini sebagian mengalami pengangkatan dan penurunan sehingga pada awal zaman Cretaceous terjadi ketidakselarasan pengendapan dengan seri sedimen di atasnya. Formasi Echuca Shoals diendapkan tidak selaras di atas Formasi Flaminggo, satuan batuan ini disusun oleh perselingan antara silt, batulempung dan batupasir yang diendapkan pada lingkungan Middle-Outer Sublittoral, umur satuan batuan ini Lower Cretaceous. Tidak selaras di atasnya Formasi Eshuca Sholals diendapkan sedimentasi genanglaut Jura akhir-Eosen (Formasi Piniya, Formasi Ekmai, dan Formasi Waripi) pada cekungan-cekungan passive margin. Formasi Wangarlu, diendapkan selaras di atas Formasi Piniya disusun oleh perselingan batupasir, batulempung dan silt stone berumur Middle-Upper Cretaceous dan diendapkan pada 84 lingkungan outer sublithoral-upper bathial. Batulempung;abu-abu kehijauan, lunak, calcareous, glouconite, pyrite, sticky. Siltstone; putih, keras, calcareous, grading ke batupasir, halus-sedang, subangular, quarta, glouconite. Batupasir ; putih, keras, calcareous, sedangkasar, subangular, quarta, glouconite. Formasi Ekmai, diendapkan selaras di atas formasi Wangarlu terdiri atas perselingan batupasir dan batulempung yang diendapkan pada lingkungan laut dangkal middle-outer sublittoral, Umur satuan batuan ini Upper Cretaceous. Batupasir; bersih, putih, sangat halus-halus, subanggular, moderately well sorted, calcareous, argillaceous, gloconite. Batulempung; abu-abu, kehijauan, lunak, calcareous, subfissile, pyrite, gloconite. Di atas sedimen ber umur Cretaceous diendapkan satuan batuan berumur Tersier yang terdiri antara lain : Formasi Waripi diendapkan tidak selaras di atas Formasi Ekmai. Formasi ini diendapkan pada laut dangkal berupa batugamping dolomie berumur Eocene. Selaras di atasnya diendapkan sedimentasi drift yang ditunjukkan oleh adanya genang laut Oligosen (Adi Member). Adi Member: Adi Member diendapkan tidak selaras di atas Formasi Wariri, satuan batuan ini disusun oleh lapisan batupasir putih, cream,green, unconsolided, sangat halussedang, subrounded, moderatey sorted, calcareous, pyrite, glouconite, carbonaceous, fossiliferous. Satuan batuan ini diendapkan pada lingkungan inner to middle sublittoral sublittoral, berumur Oligosen. Formasi Yawee; Formasi Yawee diendapkan tidak selaras di atas Adi Member , disusun oleh perlapisan batugamping dan batugamping Dolomite. Diendapkan pada lingkungan innermiddle sublithoral. Batugamping putih-abu-abu, keras, microcrystalline, cholky, fossiliferous. Dolomite colat, keras, crystalline, sacchoroidal, well sorted, fossiliferous, gloconite. Formasi Yawee diperkirakan berumur Miocene-Pliocen. M&E, Vol. 11, No. 4, Desember 2013 Topik Utama Formasi Buru ; Formasi ini diendapkan tidak selaras di atas Formasi Yawee, disusun oleh perselingan batulempung, batupasir, dan batugamping yang diendapkan pada lingkungan middle- outer sublittoral, berumur Plistocene. Batulempung: abu-abu, lunak, sticky, calcareous, fossiliferous, carbonaceous, pyrite, glouconite. Batupasir : abu-abu, sedang- kasar, subrounded, poorly sorted, very argilaceous, calcareous, fossiliferous. Batugamping: abuabu-putih, argillaceous, macrocristalline, fossiliferous, gloukonite, dolomite. 4. SISTEM PETROLEUM Rangkuman sistem petroleum Sub-Cekungan Barakan ditampilkan dalam Gambar 5. a. Batuan Induk Batuan induk utama di Cekungan Barakan berasal dari shale berumur lower-upper Jurassic dari Formasi Flaminggo dengan kandungan TOC 0,65-1,83 % dengan tingkat kematangan awal matang, diperkirakan oil window pada subCekungan Barakan mulai pada kedalaman 7500'-8740', berdasarkan modeling geokimia berada pada kedalaman 2200-2500 meter. Batuan induk shale berumur Late Cretaceous dengan kandungan TOC 0,37%-1,27% menunjukkan gas prone (poor quality source rock). Batuan Induk shale berumur Middle Cambrian TOC 0,27-0.86% HI: 29-78, PY 230670 ppm (poor source rock potential). Dari data Sumur Barakan-1 pada sampel kedalaman 8390' dan 8428' dijumpai adanya minor gas show. Tabel 1 adalah rangkuman kualitas batuan induk dari sumur Barakan-1 dan sumur Kola-1. Berdasarkan modeling geokimia yang dilakukan dengan ikatan sumur Barakan-1 pada lintasan seismik UT91KR-197 didapatkan bahwa kematangan hidrokarbon mulai terjadi pada kedalaman kurang lebih 2200 meter dengan Ro = 0.54 %. Berdasarkan data lapisan batuan yang berfungsi sebagai batuan induk dan ketebalannya yang didapatkan dari data sumur dan interpretasi seismik berupa peta isokron, didukung hasil modeling geokimia, dilokalisir ada 2 area kitchen yang diperkirakan dalam kondisi matang (Gambar 6). Daerah ini merupakan daerah pusat pengendapan dengan sedimen yang cukup tebal dari peta pada zaman Paleozoikum. b. Batuan Reservoir Batuan reservoir yang potensial di wilayah Arafura meliputi batugamping endapan laut dangkal dan dolomite dari Lower Flamengo Tabel 1. Rangkuman batuan induk SUMUR NAMA Barakan-1 FORMASI TOC (%) R O (%) UMUR T max (oC) HI 410 – 423 398 S E kmai Kapur Akhir 0,38 – 1,27 -- Wangarlu Kapus Awal 0,38 – 1,83 -- Flamengo Jura 0,32 – 0,75 0,29 – 0,47 Wessel Kambrium 0,32 – 0,86 0,67 – 0,97 351 – 442 29 – 78 P iniya Kapur 0,56 0,52 – 0,89 426 – 439 51 0,32 – 0,62 Tipuma Perm 1,51 0,86 – 1,01 434 - 449 98 0,33 - 10,47 (gg:1,48/100m) Kola-1 Petroleum Geologi Sub-Cekungan Barakan, .............. ; Herru Lastiadi Setiawan, Sudarman Sofyan 85 Gambar 5. Sistem Petroleum Chard Daerah Sub-Cekungan Barakan Topik Utama 86 M&E, Vol. 11, No. 4, Desember 2013 1.76.800 1.76.800 m m 2.89.300 3.53.600 m m 4.01.900 4.66.100 m m 527800 m m 528000 9331300 m Garis Kematangan 9.250.600 9.137.800 m m Koba-1 Maikoor-1 ASC-1x Peta Indeks 9.138.100 9.025.300 m m Paleozoik Deposenter U Ba tas Ga ris Paleozoik Deposenter Ke ma tan ga n Barakan-1 5000 ms Skala Darat 9.025.600 8.912.800 m m 112.5 km LEMIGAS Paleozoik Deposenter Peta Daerah Potensi 0 ms 8.917.300 m 68.900 69.000 m m I.K : 50 ms Tanggal November 2008 Topik Utama Tabel 2. Rangkuman batuan reservoir dari beberapa sumur di Arafura S UMUR UMUR K oba-1 F m. L it. T bl. (ft) T ers ier Y awee B tgp 1200 K apur E kmai B tps J ura T ipuma T rias P aleoz oik B arakan-1 P or. (% ) F m. L it. T bl. (ft) 22 Adi Mbr B tps 615 75 24 Wangarlu B tps B tps 270 19 F lamingo - - - - - - - - K ola-1 F m. L it. T bl. (ft) 35 Y awee B tgp 750 2070 15 E kmai B tps - - 10 T ipuma - - - - Wes s el B tps 1150 10 d. Perangkap Perangkap hidrokarbon yang berkembang di Cekungan Barakan secara umum terbagi menjadi beberapa bagian. Prospek di bagian baratlaut perangkap hidrokarbon berupa perangkap struktur berupa tilted fault block, sedangkan prospek-prospek di bagian timur berkembang dip clousure, dan di bagian tenggara berkembang perangkap berupa kombinasi antara lipatan dan sesar (fault closure). P or. (% ) S outh Oeta-1 P or (% ) F m. L it. T bl. (ft) P or. (% ) 18 Y awee B tgp 850 14 180 11 E kmai B tps 125 8 B tps 310 17 - - - - - - - - - - - - Modio B tps 716 16 Modio B tps 135 4 berkembang pada paparan dangkal yang stabil. Litologi meliputi batupasir batulanau, dan sedikit batubara. Perangkap play berupa kombinasi lipatan dan sesar turun. Migrasi hidrokarbon diperkirakan berasal dari struktur rendahan (kitchen area) yang berada di sebelah barat daerah prospek melalui bidang-bidang sesar. Sebagai batuan penyekat berupa shale intraformasi yang tedapat pada Formasi Plover bagian atas atau shale yang terdapat pada bagian bawah Formasi Flaminggo. 2) Play Batupasir Flaminggo (Upper Yura) 5. POTENSI DAN SUMBERDAYA HIDROKARBON a. Play Hidrokarbon Konsep play hidrokarbon adalah suatu model yang memperlihatkan kombinasi seluruh elemen dan proses sistem petroleum yang menghasilkan akumulasi hidrokarbon pada suatu level stratigrafi tertentu. Beberapa tipe play yang berkembang di Cekungan Barakan dari hasil analisis sistem petroleum dan pemetaan geologi bawah permukaan adalah sebagai berikut : 1) Play Batupasir Formasi Plover (Middleupper Yura)) Play Batupasir Formasi Flaminggo tersusun atas sedimentasi sungai-delta hingga laut dangkal yang berkembang pada terbanterban yang berarah timurlaut-baratdaya. Litologi play ini terdiri atas batupasir abu-abuputih, lunak, halus-sedang, rounded, well sourted, argillaceous, glouconite, micromicaceous, carbonaceous, pyrite. Dengan ketebalan batupasir mencapai 72ft dengan porositas (10-15)%. Sebagai perangkap hidrokarbon berupa kombinasi lipatan dan blok sesar turun. Migrasi hidrokarbon dari batuan induk ke batuan reservoir melalui bidang sesar dan sebagai batuan penyekat berupa shale intraformasi yang tedapat pada Formasi Flaminggo bagian atas. Play Batupasir Formasi Plover tersusun atas sedimentasi kontinen-laut dangkal yang 88 M&E, Vol. 11, No. 4, Desember 2013 Topik Utama 3) Play Batupasir Formasi Echuca Shoal (Lower Cretaceous) Play Batupasir Echuca tersusun atas batupasir endapan laut dangkal middleouter littoral. Batupasir halus-sedang, subrounded, moderately well sourted, argillaceous, glouconite, dengan ketebalan batupasir mencapai 47ft dengan porositas (10-15)%. Perangkap hidrokarbon berupa berupa kombinasi lipatan dan blok sesar turun, migrasi hidrokarbon dari batuan induk ke batuan reservoir melalui bidang sesar dan sebagai batuan penyekat berupa Shale dari Formasi Wangarlu bagian bawah atau shale intraformasi yang tedapat pada Formasi Echuca bagian atas. 4) Play Batupasir Formasi Formasi Wangarlu (Lower-upper Cretaceous) Play ini disusun oleh batupasir endapan laut dangkal - laut dalam berbutir sedang-kasar, subrounded, moderately well sourted, argillaceous, glouconite, dengan ketebalan batupasir mencapai 100ft dengan porositas (20-25)%. Sebagai perangkap hidrokarbon berupa perangkap struktur kombinasi lipatan dan sesar. Migrasi hidrokarbon dari batuan induk ke batuan reservoir melalui bidang sesar (migrasi vertikal), dilanjutkan dengan migrasi horisontal, sebagai batuan penyekat berasal dari shale Formasi Wangarlu bagian atas atau shale yang terdapat intralapisan. 5) Play Batupasir Formasi Ekmai (Upper Cretaceous) Play Batupasir Formasi Ekmai disusun oleh batupasir endapan laut dangkal middleouter littoral, batupasir dengan tekstur dan komposisi; ukuran butir halus, subangular, moderately well sorted, calcareous, argillaceous, gloconite dengan porositas batuan berkisar 21%. Perangkap hidrokarbon berupa perangkap struktur kombinasi sesar dan lipatan, migrasi hidrokarbon dari batuan induk melalui bidang sesar, sedangkan sebagai batuan penyekat berupa batulempung gampingan dari Formasi Wariri bagian bawah atau shale yang terdapat diantara lapisan batupasir pada Formasi Ekmai bagian atas. 6) Play Batupasir Adi Member (Oligocene) Play Batupasir Adi Member disusun oleh batupasir endapan laut dangkal inner-middle sublittoral. Komposisi dan tekstur batuan berupa batupasir berukuran, sedang, unconsolided, subrounded, moderatey sorted, calcareous, pyrite, glouconite, carbonaceous, fossiliferous. Ketebalan reservoir mencapai (100-150)m dengan porositas batuan 35 %. Sebagai perangkap hidrokarbon berupa perangkap struktur kombinasi lipatan dan sesar, migrasi hidrokarbon berupa migrasi vertikal melalui bidang sesar dan dilanjutkan migrasi horizontal, sebagai batuan penyekat berupa batulempung gampingan yang berasal dari Formasi Yawee bagian bawah atau shale yang terdapat pada intralapisan pada Adi Member bagian atas. 6. AREA PROSPEK EKSPLORASI Analisis area prospek eksplorasi pada SubCekungan Barakan dan sekitarnya didasarkan atas hasil pemetaan geologi bawah permukaan (seismik), analisis sistem petroleum dan analisis play konsep yang terbentuk di Cekungan Barakan. Data analisis kematangan batuan induk dan atribut reservoir didasarkan atas referensi sumur Barakan-1, dan Sumur Koba-1 yang secara umum keberadaan sumur-sumur tersebut cukup mewakili kawasan tersebut. Hasil analisis area prospek eksplorasi di Cekungan Barakan dijumpai beberapa level potensi hidrokarbon yang berasal dari Play batupasir Lower Cretaceous ( Formasi Echuca Shoals, Flaminggo, Plover), play hidrokarbon batupasir Upper Cretaceous (Formasi Ekmai/ Wanggaru), dan Play hidrokarbon batupasir Oligo Miosen (Formasi Yawee, Adi Member). Petroleum Geologi Sub-Cekungan Barakan, .............. ; Herru Lastiadi Setiawan, Sudarman Sofyan 89 Topik Utama Hasil pemodelan geokimia dari studi adalah sebagai berikut: - Kambrium mulai matang pada 65 Ma, - Saat ini migrasi vertical di pusat cekungan mencapai puncak F. Yawee, - Refleksi vitrinite 0,54% berada dikedalaman +2200 m, - Rasio transformasi HC mencapai (80 - 90)%, - Saturasi relatif rendah (10 - 30)%. Hadipandoyo, Sasongko, Setyoko H., Jonathan, Guntur, Agus, Riyanto, Heru, Sunarjanto, Djoko, Suliantara, Suprijanto, Hadiwiryono, Tatut, dan Sutikno, 2006, Kuantifikasi Sumberdaya Hidrokarbon vol. 1 Kawasan Timur Indonesia. LEMIGAS, Jakarta. Berdasarkan data sumur, modelling dan analisis fasies regional bahwa reservoir utama di daerah studi adalah batupasir Yura, Kapur, (Formasi Flamengo, Echuca Shoal, Wangarlu) dan Tersier (Adi Member), Batugamping Yawee, sedangkan Batuan Induk Utama adalah serpih Kambrium, dapat pula Yura dan Kapur. Hartono, U. dan N. Ratman, 1992, Peta geologi Lembar Aru, Maluku Tenggara, 1:250.000, PPPG, Bandung. Daerah paling prospek yaitu wilayah tengah bagian selatan dekat dari kitchen dilihat dari prediksi fasies reservoir yang baik dan tersedianya patahan yang membantu proses migrasi dan pemerangkapan. DAFTAR PUSTAKA Barber, P., Carter, P., Fraser, T., Baillie, P., and Myers, K., 2003, Palezoic and Mesozoic Petroleum System in the Timor and Arafura Sea, eastern Indonesia. Proceedings of the 29th Annual Indonesian Petroleum Association Convention, Jakarta, October 14-16 2003, 485 - 500. Bradshaw, M., Edwards, D., Bradshaw, J., Foster, C., Loutit, T., McConchie, B., Moore, A., Murray, A., Summons, R., 1997, Australia and Eastern Indonesia Petroleum Systems, Proceedings of the Petroleum Systems of SE Asia and Australasia Cenference, P. 141-153. Hamilton, W., 1979, Tectonics of the Indonesian Region, United States Geological Survey Professional Paper, 1078. LEMIGAS, 2005, Kuantifikasi Sumberdaya Hidrokarbon, Volume II, Kawasan Timur Indonesia, Jakarta, Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Minyak dan Gas Bumi, LEMIGAS. Pertamina dan BEICIP FRANLAB, 1992, Global Geodynamics, Basin Classification and Exploration Play-types in Indonesia, Volume II, Cekungan Akimeugah, PERTAMINA, Jakarta. Pertamina dan BEICIP FRANLAB, 1996, Global Geodynamics, Basin Classification and Exploration Play-Types In Indonesia, Vol. III, Pertamina-Beicip. Pertamina BPPKA, 1996, Petroleum Geology of Indonesian Basins, Principles, Methods and Aplication, Volume VI-IX, Eastern Indonesian Basin, Jakarta, PERTAMINA BPPKA. Pertamina BPPKA, 1996, Petroleum Geology Of Indonesian Basin. Principples, Methods, And Application. Volume VI-IX, Eastern Indonesian Basins. PERTAMINA BPPKA. Pusat Survei Geologi, 2000, Peta Anomali Gaya Berat Indonesia (Bouguer di Darat, Free-air di Lepas Pantai). Granath. G.W. dan R.M.I.Argakoesoemah, 1989, Variation in structural style along the eastern central range thrust belt, Irian Jaya, Proceed.IPA, 18th Ann.Conv., hal. 79-89 , Jakarta. Petroleum Geologi Sub-Cekungan Barakan, .............. ; Herru Lastiadi Setiawan, Sudarman Sofyan 91