Simposium Nasional Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (SIMNASIPTEK) 2013 ISBN: 978-602-61268-3-2 Pembuatan Distribusi Linux Untuk Edukasi Menggunakan Metode Remastering Ade Ryan Ega Pratama1, Nanda Diaz Arizona2 1 AMIK BSI Pontianak, Program Studi Manajemen Informatika e-mail: -----2 Universitas Tanjungpura Pontianak, Magister Manajemen e-mail: [email protected] Abstrak – Pada saat ini Software Sistem Operasi sekarang ini masih didominasi oleh Microsoft dengan Sistem Operasi Windows yang didistribusikan secara komersil dan selalu melakukan kebijakan untuk memeriksa keaslian dari produknya. Namun untuk memanfaatkan software ini masih berbayar. Untuk itu perlu diadakan implementasi pemanfaatan open source berupa Linux, khususnya penerapan untuk edukasi seperti Open Office, pembuatan desain papan PCB, pemetaan, pembuatan animasi dan lainnya. Metode yang digunakan dalam pembuatan distribusi linux edukasi ini adalah remastering. Remastering dapat diartikan sebagai sebuah proses pembungkusan ulang paket software pada Sistem Operasi linux dimana kita bisa menambah bahkan bisa juga mengurangi paket aplikasi yang disertakan sehingga berbeda dari sistem aslinya (default). Berdasarkan dari kebutuhan diatas, maka dibuatlah distribusi linux yang digunakan untuk edukasi. Distribusi ini berfokus pada penyediaan pembelajaran untuk pelajar SMA dan SMK. Distro edukasi ini dimaksudkan untuk memberikan kumpulan perangkat lunak bebas dan sumber terbuka dalam pembuatan serta pengolahan edukasi, sekaligus memperkenalkan Sistem Operasi linux dikalangan pelajar. Sehingga turunan Ubuntu yang satu ini cocok sebagai sarana penunjang pembelajaran bagi pelajar SMA dan SMK. Kata Kunci: Remastering, Distro Edukasi I. PENDAHULUAN Seiring dengan berkembangnya ilmu dan teknologi khususnya di bidang Informatika dan semakin majunya tingkat Sumber Daya Manusia yang semakin hari semakin pintar serta tingkat kebutuhan akan teknologi yang semakin meningkat pula, maka perkembangan komputer saat ini mengalami banyak perubahan yang sangat pesat seiring dengan kebutuhan manusia yang semakin banyak dan kompleks. Komputer yang pada awalnya hanya digunakan oleh para akademisi dan militer, kini telah digunakan secara luas baik di bidang bisnis, kesehatan, pendidikan, pisikologi, permainan dan sebagainya. Dibidang teknologi informasi, khususnya Software Sistem Operasi yang sekarang ini masih didominasi oleh Microsoft dengan Sistem Operasi Windows yang di distribusikan secara komersil, banyak para pengembang Software yang menginginkan Software Sistem Operasi itu didistribusikan dengan cara non komersil. Saat ini, Sistem Operasi Linux semakin diminati karena perusahaan Microsoft sebagai pemilik Sistem Operasi Windows, melakukan kebijakan untuk memeriksa keaslian dari produknya. Salah satu pemecahannya adalah dengan berpindah menggunakan Sistem Operasi Linux. Meskipun demikian bukan berarti berpindah ke Sistem Operasi dari Windows menjadi Linux adalah hal yang mudah. Kendala yang dihadapi seperti butuh waktu untuk mempelajari Sistem Operasi Linux dan kebingungan dalam memilih distro Linux yang akan digunakan. II. LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Sistem Operasi Menurut Silla (2006:69) Sistem Operasi adalah “perangkat lunak yang berfungsi untuk mengendalikan dan mengatur aktifitas dari sebuah komputer”. Sedangkan menurut Hariyanto (2007:25) Sistem Operasi adalah “sekumpulan rutin perangkat lunak yang berada di antara program aplikasi dan perangkat keras”. Semua perangkat lunak berjalan di bawah kendali Sistem Operasi dan mengakses perangkat keras lewat Sistem Operasi serta mengikuti aturanaturan yang dijalankan oleh Sistem Operasi. Sistem Operasi juga bertindak sebagai antarmuka dengan perangkat keras, maka program aplikasi tidak berkomunikasi secara langsung dengan perangkat keras sehingga menyederhanakan program yang mengakses ke perangkat keras merupakan hal yang biasa dilakukan oleh aplikasi dan menyatukan fungsi pengaksesan perangkat keras ke Sistem Operasi membuat kode itu tidak perlu diduplikasi di masingmasing aplikasi, karena semua aplikasi mengakses perangkat keras melalui Sistem Operasi dan juga menyediakan sekumpulan layanan (disebut system call) ke pemakai sehingga memudahkan penggunaan atau pemanfaatan sumber daya sistem komputer dan juga mengelola seluruh sumber daya yang terdapat pada sistem komputer agar beroperasi secara benar Prosiding SIMNASIPTEK: Hal. A-43 Simposium Nasional Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (SIMNASIPTEK) 2013 ISBN: 978-602-61268-3-2 dan efisien. Sistem Operasi bertugas untuk melakukan kontrol dan manajemen hardware serta operasi-operasi dasar sistem, termasuk menjalankan software aplikasi seperti program-program pengolah kata dan browser web (Agung, 2010:1). 2.1.1. Sejarah GNU/Linux Menurut Fajrillah (2011:311) nama Linux berasal dari nama pembuatnya, yang diperkenalkan pada tahun 1991 oleh Linus Torvalds. Sistem Operasi UNIX dikembangkan dan diimplementasikan pada tahun 1960-an, pertama kali dirilis pada tahun 1970. Faktor ketersediaan dan kompatibilitasnya yang tinggi menyebabkan Linux dapat digunakan, disalin dan dimodifikasi secara luas oleh institusi-institusi akademis dan pebisnis. Richard M. Stallman mendirikan yayasan Free Software Foundation (FSF) dan menciptakan GNU General Public License (GPL) sebagai pondasi hukum guna menjamin penyebaran software secara bebas pada tahun 1985, dengan tujuan mengadakan sebuah Sistem Operasi mirip UNIX dan kompatibel dengan POSIX. Kebanyakan program yang dibutuhkan oleh sebuah Sistem Operasi (seperti pustaka, compiler, penyunting teks, Shell Unix) diselesaikan pada awal 1990-an, walaupun elemenelemen tingkat rendah, seperti device, driver dan kernel masih belum selesai pada saat itu. Linus Torvalds pernah berkata bahwa jika kernel GNU sudah tersedia pada saat itu (1991), dia tidak akan memutuskan menulis versinya sendiri. 2.2. Metode Pembuatan Distro Pembuatan distro bukan semata-mata hanya mencoba atau melakukan sebuah eksperimen, tetapi distro yang telah dibuat akan lebih bermanfaat jika dapat dikembangkan (Agung, 2010:6). Ada dua metode yang sering digunakan dalam pembuatan distro baru antara lain: 1. LFS (Linux From Scratch) Metode ini biasanya digunakan bagi pengembang untuk membuat distro tanpa bisa untuk dikembangkan lagi dalam hal ini distro dipakai untuk diri sendiri atau tujuan khusus misalnya untuk firewall atau router. Linux From Scratch merupakan cara pembuatan distro secara mandiri, dimana semua aplikasi dikompilasi dari kode sumber murni (pristine code). Kelemahan dari metode ini adalah distro yang dihasilkan tidak bisa dibuat satu ISO yang installable dan portabilitas yang kurang dan sulit untuk didistribusikan kembali, kalaupun dapat dikembangkan hal tersebut memerlukan usaha yang besar serta memerlukan tim yang handal. 2. Remaster Remaster atau Membuat distro dari turunan distro besar yang sudah mapan. Biasanya distro tersebut banyak dipakai sebagai basis atau rujukan pembuatan distro. Turunan disini bukan diartikan sebagai memodifikasi distro induk yang sudah ada lalu memberinya nama baru begitu saja, namun bisa juga diartikan mengambil sebagian teknologi yang ada pada distro induk (bisa diartikan sifat), seperti Ubuntu Prosiding SIMNASIPTEK: Hal. A-44 yang mengimplementasikan manajemen paket .deb apt, Mandriva yang menggunakan managemen paket .rpm RedHat, dan lainnya. Perkembangan distro Linux sangat pesat berkat adanya komunitas seperti halnya bukan masalah mudah atau sulit, tetapi apa yang dapat kita berikan untuk kehidupan yang lebih baik. Begitu juga halnya pembuatan distro, bukan hanya untuk diri sendiri walau itu legal akan tetapi distro diharapkan dapat dikembangkan serta dikaji kembali sehingga lebih baik dan dapat bermanfaat bagi komunitas atau masyarakat umum. Hampir 80% distro linux yang beredar saat ini di buat menggunakan konsep ini. Tak jarang distro yang awalnya dikembangkan dari remaster menjadi terkenal dan kepopulerannya melebihi distro yang dijadikan basis pembuatannya. 2.3. Remastering Remastering dapat juga diartikan sebagai sebuah proses pembungkusan ulang paket aplikasi pada Sistem Operasi dimana kita bisa menambah bahkan bisa juga mengurangi paket aplikasi yang disertakan (Agung, 2010:12). Istilah Remastering sendiri sebenarnya adalah proses membuat master baru untuk sebuah album, film, atau ciptaan lainnya dari hasil cipta yang sebelumnya sudah ada. Seperti pada proses memindahkan rekaman musik yang berasal dari media analog menjadi rekaman digital (hal ini lebih dikenal pada industri musik dan film), namun seiring dengan waktu istilah remaster tidak saja menjadi milik industri film dan musik. Istilah lain yang biasanya digunakan adalah Operating System Deployment atau Slipstream istilah ini biasanya dikenal dilingkungan windows, dimana sebuah sistem windows yang telah ada ditambahkan driver ataupun software tambahan dibundel kembali menggunakan Imaging Software atau Wim Image. Secara umum dapat diketahui bahwa tujuan dari remastering itu sendiri adalah membuat sebuah Sistem Operasi yang sesuai dengan kehendak pembuatnya, dalam hal ini bisa bertujuan khusus atau memang ditargetkan digunakan pada lingkungan tertentu. Hampir semua Sistem Operasi modern yang beredar sekarang seperti Windows XP, Vista, Seven, Ubuntu, Slackware, Debian dan Sistem Operasi modern lainnya dapat diremastering, tetapi dari sekian banyak Sistem Operasi tadi kita tidak bisa sembarangan meremastering sendiri. karena dari sekian banyak Sistem Operasi tersebut ada yang memiliki license dan peraturan (hak kepemilikan), baik Sistem Operasi itu sendiri maupun software yang digunakan dalam prosesnya. IV. PEMBAHASAN Pada analisa perancangan Sistem Operasi, penulis memberikan dan menjelaskan bagaimana cara meremastering Linux Ubuntu 10.04 Lucid Lynx menjadi distribusi Linux baru. Di sini penulis berasumsi bahwa komputer yang akan dijadikan sebagai tempat proses pembuatan distro baru sudah terinstal Sistem Operasi Linux.Bagian membahas mengenai apa yang kita temukan dalam riset yang Simposium Nasional Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (SIMNASIPTEK) 2013 ISBN: 978-602-61268-3-2 dilakukan. Temuan tersebut dijabarkan secara ringkas namun jelas dan spesifik. 3.1. Tinjauan Kasus Dalam tahap ini, sebelum membuat Distro baru, penulis terlebih dahulu melakukan wawancara terhadap beberapa orang untuk mengetahui Sistem Operasi apa yang digunakan saat ini. Pada penelitian ini, penulis membuat distro edukasi yang ditujukan kepada pelajar SMA dan SMK. Distro edukasi ini menyediakan kebutuhan siswa, seperti peta, desain, elektro dan lainnya. Dengan adanya distro edukasi ini di arahkan untuk dapat menunjang sarana pembelajaran untuk pelajar SMA dan SMK sekaligus memperkenalkan Sistem Operasi Linux yang bersifat Open Source di kalangan pelajar.Tampilkan hanya hasil yang kita dapatkan dan hasil yang esensial untuk didiskusikan. 3.2. Kebutuhan Sistem Pendukung Untuk menunjang proses pembuatan distribusi baru ini, dibutuhkan beberapa sistem pendukung, yaitu: 1. Sistem Operasi Linux 2. Harddisk Kosong 3. Memori 4. Repository Online 5. Iso Image 6. Squashfs Tools 7. Genisoimage 8. Terminal 3.3. Flowchart Flowchart adalah penggambaran secara grafk dari langkah-langkah dan urutan-urutan prosedur dari suatu program. Flowchart menunjukkan arus pengendalian suatu algoritma di dalam program. Flowchart terbagi atas lima jenis, yaitu : 1. Flowchart Sistem (System Flowchart) 2. Flowchart Paperwork/Flowchart Dokumen (Document Flowchart) 3. Flowchart Skematik (Schematic Flowchart) 4. Flowchart Program (Program Flowchart) 5. Flowchart Proses (Process Flowchart) Adapun teknik pembuatan Flowchart yang sering di gunakan di bagi menjadi 2, yaitu : 1. General Way Teknik pembuatan yang menggunakan proses pengulangan secara tidak langsung (Non Direct Loops). Sering digunakan dalam menyusun logika suatu program. 2. Interaction Way Teknik yang dipakai untuk logika program yang cepat serta bentuk permasalahan yang kompleks. 3.4. Tahap Remastering Sebelum melakukan remastering, pastikan komputer terhubung dengan internet, kemudian download paket yang dibutuhkan sebagai pendukung dalam proses proses pembuatan remastering ini. Selanjutnya buatlah sebuah direktori livecdtmp/. Nantinya sebagai tempat pengekstrakan ISO Ubuntu 10.04. Pindahkan ISO Ubuntu 10.04 yang akan di remastering ke dalam folder livecdtmp/, kemudian masuk ke folder livecdtmp/ lalu buat sebuat folder mnt/ di dalam folder livecdtmp/ lalu mounting iso tersebut ke dalam folder mnt/. ryan@ega:~$sudo aptitude install squashfs-tools genisoimage ryan@ega:~$ mkdir ~/livecdtmp ryan@ega:~$ cd ~/livecdtmp. ryan@ega:~/livecdtmp$ mkdir mnt/ ryan@ega:~/livecdtmp$ sudo mount -o loop ubuntu-10.04.4-desktop-i386.iso mnt Gambar III.2 Pembuatan Direktori Prosiding SIMNASIPTEK: Hal. A-45 Simposium Nasional Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (SIMNASIPTEK) 2013 ISBN: 978-602-61268-3-2 Kemudian buat lagi folder extract-cd/ di dalam folder livecdtmp/ lalu ekstrak isi Iso tersebut ke dalam folder extract-cd/. Setelah itu ekstrak file SquashFS lalu ubah nama folder squashfs-root/ menjadi edit/. ryan@ega:~/livecdtmp$ mkdir extract-cd ryan@ega:~/livecdtmp$ sudo rsync -exclude=casper/filesystem.squashfs -a mnt/ extract-cd ryan@ega:~/livecdtmp$ sudo unsquashfs mnt/casper/filesystem.squashfs ryan@ega:~/livecdtmp$ sudo mv squashfs-root/ edit Sumber: Hasil Penelitian Gambar III.3 Proses pengekstrakan Iso Ubuntu 10.04 Sebelum masuk kedalam chroot, apabila komputer yang digunakan untuk remastering terkoneksi internet, salin dulu konfigurasinya ke dalam hasil ekstraksi ISO. Kemudian mount direktori dev/ ke direktori edit/dev dengan perintah-perintah di bawah ini: ryan@ega:~/livecdtmp$ sudo cp /etc/resolv.conf edit/etc/ ryan@ega:~/livecdtmp$ sudo cp /etc/hosts edit/etc/ ryan@ega:~/livecdtmp$ sudo mount --bind /dev/ edit/dev Kemudian lakukan chroot untuk mulai melakukan kostumisasi software yang terinstall. ryan@ega:~/livecdtmp$ sudo chroot edit Sumber: Hasil Penelitian Gambar III.4 Konfigurasi Sebelum Chroot Pada tahap chroot ini berarti sudah memasuki file sistem linux yang baru. Kemudian mount beberapa direktori dalam lingkungan file sistem dengan cara: root@ega:/# mount -t proc none /proc root@ega:/# mount -t sysfs none /sys root@ega:/# mount -t devpts none /dev/pts Sumber: Hasil Penelitian Gambar III.5 Mount Direktori Untuk mencegah terjadinya kesalahan di saat meng-import GPG key lakukan beberapa konfigurasi kedalam calon Linux baru. Setelah itu lakukan update source agar semua dependensi dan software bisa terdaftar dan terinstall: root@ega:/# export HOME=/root root@ega:/# export LC_ALL=C root@ega:/# apt-get update Sumber: Hasil Penelitian Prosiding SIMNASIPTEK: Hal. A-46 Gambar III.6 Konfigurasi GPG Key Setelah konfigurasi diatas dilakukan, sekarang saatnya melakukan kostumisasi seperti menambah dan mengurangi software, seperti mengubah background default dan Plymouth. Menambah dan mengurangi paket: root@ega:/# apt-get install (nama software). Sumber: Hasil Penelitian Gambar III.7 Menambah Software ryan@ega:~$ sudo dpkg –P (nama software). Sumber: Hasil Penelitian Gambar III.8 Mengurangi Software Setelah menambah dan mengurangi software, selanjutnya mengubah backround dan Plymouth. Salin dulu file gambar yang ingin dijadikan background kedalam direktori /usr/share/backgrounds/. Mengubah background. ryan@ega:~/ sudo gedit /usr/share/gconf/defaults/16_ubuntu-wallpapers Sumber: Hasil Penelitian Gambar III.9 Mengubah Default Desktop Setelah itu siapkan file yang akan dijadikan Plymouth dan salin file tersebut kedalam direktori /lib/plymouth/themes/. Kemudian update Plymouth dan ketikkan perintah: ryan@ega:~/ sudo update-alternatives --config default.plymouth ryan@ega:~/ sudo update-initframs –u Simposium Nasional Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (SIMNASIPTEK) 2013 ISBN: 978-602-61268-3-2 Sumber: Hasil Penelitian Gambar III.10 Konfigurasi Plymouth Setelah tahap kostumisasi selesai, saatnya kita masuk kedalam tahap cleaning up. Tujuan dari cleaning up ini adalah memperkecil file iso yang akan dibuat. root@ega:/# rm -rf /tmp/* ~/.bash_history root@ega:/# rm /etc/resolv.conf root@ega:/# umount /proc root@ega:/# umount /sys root@ega:/# umount /dev/pts Sumber: Hasil Penelitian Gambar III.11 Tahap Cleaning Up Keluar dari mode chroot dengan perintah dan lakukan unmounting folder dev/: root@ega:/# exit ryan@ega:~/livecdtmp$ sudo umount edit/dev Setelah itu, saatnya melakukan penyusunan iso dengan perintah-perintah dibawah ini: ryan@ega:~/livecdtmp$ sudo chmod +w extractcd/casper/filesystem.manifest ryan@ega:~/livecdtmp$ sudo cp extract-cd/casper/filesystem.manifest extractcd/casper/filesystem.manifest-desktop Sumber: Hasil Penelitian Gambar III.12 Tahap Penyusunan Iso Sumber: Hasil Penelitian Gambar III.13 Proses Kompresi File Sistem Sumber: Hasil Penelitian Gambar III.14 Mengubah Nama Image Setelah itu Masuk ke folder /extract-cd/, lalu hapus md5sum yang lama dan kalkukasi md5sum yang baru dengan perintah dibawah: ryan@ega:~/livecdtmp$ cd extract-cd/ ryan@ega:~/livecdtmp/extract-cd$ sudo rm md5sum.txt ryan@ega:~/livecdtmp/extract-cd$ find type f -print0 | sudo xargs -0 md5sum | grep -v isolinux/boot.cat | sudo tee md5sum.txt Pada tahap akhir buatlah file ISO dengan perintah dibawah ini: sudo mkisofs -o Eryubuntu.iso b isolinux/isolinux.bin -c isolinux/boot.cat -no-emulboot -boot-load-size 4 -boot-info-table -r -V “ERYUBUNTU” -cache-inodes -J -l ../extract-cd/ Setelah melakukan penyusunan iso selesai, dilanjutkan dengan melakukan kompresi file sistem. Kemudian mengganti nama image didalam file README ganti sesuai dengan nama yang di inginkan. ryan@ega:~/livecdtmp$ sudo mksquashfs edit extract-cd/casper/filesystem.squashfs Sumber: Hasil Penelitian Gambar III.15 Tahap Akhir Proses Remastering Prosiding SIMNASIPTEK: Hal. A-47 Simposium Nasional Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (SIMNASIPTEK) 2013 ISBN: 978-602-61268-3-2 Setelah proses pembuatan iso selesai yang terletak di direktori /home/livecdtmp/ Kita dapat melakukan tes hasil paket iso tersebut menggunakan DVD, apakah sudah sesuai dengan kriteria. 3.5. Fitur Pada hasil distro remastering. Berikut ini adalah beberapa software yang terinstall di dalam distro hasil remastering. 1. Blender 2. FreeCAD 3. Gimp Image Editor 4. Gnome Predict 5. OpenUniverse Space Simulator 6. Starplot Star Chart Viewer 7. Stellarium 8. Eagle 9. Gns3 10. Gkamus 11. Emerillon V. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian ini, maka beberapa kesimpulan yang dapat diambil, antara lain: 1. Distro Edukasi Linux yang di kembangkan ini menyediakan software-software edukasi sebagai penunjang pembelajaran siswa. Distro ini dapat juga digunakan dari DVD dan Flashsdisk serta dapat di install dari harddisk dan flashdisk. 2. Distro Edukasi linux yang digunakan untuk siswa SMA dan SMK adalah sebagai alternatif dari Sistem Operasi Windows, karena Sistem Operasi Windows memiliki lisensi komersial dan memiliki harga yang mahal. 3. Distro Edukasi ini menyediakan beberapa fitur, antara lain pemetaan, animasi 3D, kamus, simulasi jaringan dan lainnya. REFERENSI Agung, Wahyu. 2010. Membuat Distro Sendiri. Jakarta. Pustaka Insani Fajrillah. 2011. Sistem Operasi Komputer. Bogor: Ghalia Indonesia. Hariyanto, Bambang. 2007. Sistem Operasi. Bandung: Informatika. Hariyanto, Bambang. 2009. Sistem Operasi. Bandung: Informatika. Santoso, Budi Halus. 2005. Perancangan Sistem Operasi. Yogyakarta: Andi. Wedjo, Silvester Silla. 2006. Teknologi Informasi Dan Komunikasi. Jakarta: PT Grasindo. Prosiding SIMNASIPTEK: Hal. A-48 Simposium Nasional Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (SIMNASIPTEK) 2013 ISBN: 978-602-61268-3-2 Prosiding SIMNASIPTEK: Hal. 49