Efektivitas Media Teks Bergambar Kerangka Tubuh Manusia

advertisement
BAB II
KAJIAN TEORI
2.1. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam
2.1.1. Hakikat IPA
Hakikat Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah ilmu yang mempelajari tentang
fenomena alam dan segala sesuatu yang ada di alam.IPA merupakan pengetahuan yang
ilmiah, yaitu pengetahuan yang diperoleh secara ilmiah.Hal ini sebagaimana yang
dikemukakan oleh Powler (Khalimah, 2010). Proses pembelajaran IPA menekankan
pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar
menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah,
Usman Samatowa (2006).
Pendidikan IPA adalah lebih dari sekedar kumpulan yang dinamakan fakta. IPA
merupakan kumpulan pengetahuan dan juga proses. Pembelajaran IPA di sekolah di
harapkan memberi berbagai pengalaman pada anak yang mengijinkan mereka
melakukan berbagai penelusuran ilmiah yang relevan, Agus. S. (Khalimah, 2010).
Secara sistematis, Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari
tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan
pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi
juga merupakan suatu proses penemuan. Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi
wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek
pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari.Dari
penjelasan di atas dapat disimpulkan Pengertian IPA, IPA merupakan ilmu yang
mempelajari tentang segala sesuatu yang terdapat di alam, baik itu zat yang terkandung
atau gejala yang terdapat di alam.
2.1.2 Tujuan Pembelajaran IPA
Menurut Dede Awan (2009) tujuan pengajaran IPA adalah untuk memahami
konsep-konsep IPA dan keterkaitannya dengan pengetahuan sehari-hari, memiliki
ketrampilan proses untuk mengembangkan pengetahuan gagasan alam sekitar,
mempunyai minat untuk mengenal dan mempelajari benda-benda serta kejadian di
lingkungan sekitar, bekerja sama dan mandiri, mampu menerapkan berbagai konsep
IPA, mampu menggunakan teknologi sederhana, mengenal dan memupuk rasa cinta
terhadap alam sekitar, sehingga menyadari kebesaran dan keagungan Tuhan Yang Maha
Esa.
Berdasarkan tujuan di atas maka dapat disimpulkan tujuan pembelajaran IPA
yaitu siswa dapat memahami konsep-konsep IPA yang berkaitan dengan kehidupan
sehari-hari dan siswa dapat memiliki ketrampilan proses untuk mengembangkan
pengetahuan tentang alam sekitar.
2.2.
Hasil Belajar
2.2.1. Konsep Hasil Belajar
Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar dalam pembelajaran di kelas,
seorang guru harus mengetahui hasil belajar setiap siswa. Definisi hasil belajar menurut
Nana Sudjana (2004) adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima
pengalaman belajarnya, sedangkan menurut Sadiman AM (2009), hasil belajar
merupakan perubahan perilaku yang diperoleh pembelajar setelah mengalami aktivitas
belajar. Pengertian hasil belajar menurut Sumarso (2009) adalah segala sesuatu yang
diperoleh, dikuasai atau merupakan hasil proses belajar mengajar.
Berdasarkan ketiga pendapat dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah
kemampuan yang didapat melalui pengalaman belajar setelah mengalami aktivitas
belajar. Kemudian mengartikan hal-hal yang mereka dapatkan serta kemudian
diterjemahkan, ditafsirkan dan dibuat kesimpulan atau rangkuman dan dapat
menjelaskan dengan kata-kata atau bahasa siswa sendiri. Hasil belajar ini berupa nilai
yang diambil dari test.
2.2.2. Faktor yang mempengaruhi hasil belajar
Adapun faktor yang mempengaruhi dalam hasil belajar menurut Sumarso
(2009) adalah :
a. Faktor internal (dalam diri siswa) yakni keadaan/kondisi jasmani (fisiologis) dan
rohani (aspek psikologis) seperti tingkat kecerdasan/intelegensi siswa, sikap siswa,
bakat siswa, minat siswa, motivasi siswa. Contoh : siswa yang sehat dan tidak
memiliki penyakit kronis.
b. Faktor eksternal (faktor luar dari siswa), yakni kondisi lingkungan di sekitar diri
siswa yang terdiri dari dua macam yakni : faktor lingkungan sosial dan lingkungan
non sosial. Contoh : lingkungan rumah yang aman dan nyaman.
Berdasar uraian yang telah dikemukakan oleh Sumarso (2009) dapat ditarik
kesimpulan bahwa hasil belajar siswa dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu faktor
internal dan eksternal sehingga hasil belajar kurang sesuai dengan yang diharapkan oleh
guru maupun siswa itu sendiri.
2.3. Media Pembelajaran
2.3.1.Pengertian Media
Kata media dalam ”media pembelajaran” secara harfiah berarti perantara atau
pengantar, sedangkan kata pembelajaran diartikan sebagai kondisi yang diciptakan
untuk membuat seseorang melakukan suatu kegiatan belajar. Dengan demikian, media
pembelajaran memberikan penekanan pada posisi media sebagai wahana penyalur pesan
atau informasi belajar untuk mengkondisikan seseorang untuk belajar. Dengan kata lain,
pada saat kegiatan belajar berlangsung bahan belajar (learning matterial) yang diterima
siswa diperoleh melalui media (Sarwono, 2008).
Menurut Dimyati (2006) media adalah sebuah alat yang mempunyai fungsi
menyampaikan pesan. Media pembelajaran adalah sebuah alat yang berfungsi untuk
menyampaikan pesan pembelajaran. Pembelajaran adalah sebuah proses komunikasi
antara pembelajar, pengajar dan bahan ajar. Komunikasi tidak akan berjalan tanpa
bantuan sarana penyampai pesan atau media.
Pembelajaran dengan menggunakan alat peraga dan atau media pembelajaran
akan memberi kesempatan pada peserta didik untuk mendapat materi pembelajaran
yang otentik dan dapat berinteraksi secara lebih luas. Pembelajaran pun menjadi lebih
bersifat interaktif yang akan memenuhi kebutuhan strategi pembelajaran.
Perkembangan ilmu dan teknologi semakin mendorong usaha-usaha ke arah
pembaharuan
dalam
memanfaatkan
hasil-hasil
teknologi
dalam
pelaksanaan
pembelajaran. Dalam melaksanakan tugasnya, guru (pengajar) diharapkan dapat
menggunakan alat atau bahan pendukung proses pembelajaran, dari alat yang sederhana
sampai alat yang canggih (sesuai dengan perkembangan dan tuntutan jaman). Bahkan
mungkin lebih dari itu, guru diharapkan mampu mengembangkan keterampilan
membuat media pembelajarannya sendiri. Oleh karena itu, guru (pengajar) harus
memiliki pengetahuan dan pemahaman yang cukup tentang media pembelajaran, yang
meliputi (Hamalik, 1994): (i) media sebagai alat komunikasi agar lebih mengefektifkan
proses belajar mengajar; (ii) fungsi media dalam rangka mencapai tujuan pendidikan;
(iii) hubugan antara metode mengajar dengan media yang digunakan; (iv) nilai atau
manfaat media dalam pengajaran; (v) pemilihan dan penggunaan media pembelajaran;
(vi) berbagai jenis alat dan teknik media pembelajaran; dan (vii) usaha inovasi dalam
pengadaan media pembelajaran.
Media pembelajaran bermanfaat intuk melengkapi, memelihara dan bahkan
meningkatkan kualitas dan proses pembelajaran yang sedang berlangsung, penggunaan
media dalam pembelajaran akan meningkatkan hasil belajar, meningkatkan aktivitas
siswa,
meningkatkan
motivasi
belajar
siswa.
Ketepatan
penggunaan
media
pembelajaran tidak terlepas dari pemahaman kita terhadap ragam dan karakteristik
media tersebut.
Terdapat hubungan antara pengembangan media pembelajaran dengan hasil
belajar siswa. Pada kenyataannya bahwa saat ini Indonesia memasuki era informasi
yaitu suatu era yang ditandai dengan makin banyaknya medium informasi, tersebarnya
informasi yang makin meluas dan seketika, serta informasi dalam berbagai bentuk yang
bervariasi tersaji dalam waktu yang cepat. Penyajian pesan pada era informasi ini akan
selalu menggunakan media, baik elektronik maupun non elektronik. Terkait dengan
kehadiran media ini, Dimyati (2006) menjelaskan bahwa suatu media yang terorganisasi
secara rapi mempengaruhisecara sistematis lembaga-lembaga pendidikan seperti
lembaga keluarga, agama, sekolah, dan pramuka. Dari uraian tesebut menunjukkan
bahwa kehadiran media telah mempengaruhi seluruh aspek kehidupan, termasuk sistem
pendidikan kita, meskipun dalam derajat yang berbeda-beda.
Dengan demikian hasil belajar seseorang ditentukan oleh berbagai faktor yang
mempengaruhinya. Salah satu faktor yang ada di luar individu adalah tersedianya media
pembelajaran yang memberi kemudahan bagi individu untuk mempelajari materi
pembelajaran, sehingga menghasilkan belajar yang lebih baik. Selain itu juga gaya
belajar atau learning style merupakan suatu karakteristik kognitif, afektif dan perilaku
psikomotoris, sebagai indikator yang bertindak yang relatif stabil bagi pembelajar yang
merasa saling berhubungan dan bereaksi terhadap lingkungan belajar
Peranan Media dalam proses belajar mengajar menurut Hamalik (1994)
ditegaskan bahwa ada tiga keistemewaan yang dimiliki media pengajaran yaitu :
1.
Media memiliki kemampuan untuk menangkap, menyimpan dan menampilkan
kembali suatu objek atau kejadian.
2.
Media memiliki kemampuan untuk menampilkan kembali objek atau kejadian
dengan berbagai macam cara disesuaikan dengan keperluan.
3.
Media mempunyai kemampuan utuk menampilkan sesuatu objek atau kejadian
yang mengandung makna.
Begitu juga, Ibrahim (1982) mengemukakan fungsi atau peranan media dalam
proses belajar mengajar antara lain :
1.
Dapat menghindari terjadinya verbalisme
2.
Membangkitkan minat atau motivasi
3.
Menarik perhatian
4.
Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan ukuran
5.
Mengaktifkan siswa dalam belajar
6.
Mengefektifkan pemberian rangsangan untuk belajar.
2.3.2. Berbagai Jenis Media
Media pembelajaran banyak jenis dan macamnya. Dari yang paling sederhana
dan murah hingga yang canggih dan mahal. Ada yang dapat dibuat oleh guru sendiri dan
ada yang diproduksi pabrik. Ada yang sudah tersedia di lingkungan untuk langsung
dimanfaatkan dan ada yang sengaja dirancang.
Berbagai sudut pandang untuk menggolongkan jenis-jenis media.
Sarwono (2008) menggolongkan media berdasarkan tiga unsur pokok (suara, visual dan
gerak):
1.
Media audio
2.
Media cetak
3.
Media visual diam
4.
Media visual gerak
5.
Media audio semi gerak
6.
Media visual semi gerak
7.
Media audio visual diam
8.
Media audio visual gerak
Dimyati (2006) menggolongkan menjadi 10 media:
1. audio
: Kaset audio, siaran radio, CD, telepon
2. cetak
: buku pelajaran, modul, brosur, leaflet, gambar
3. audio-cetak
: kaset audio yang dilengkapi bahan tertulis
4. proyeksi visual diam
: Overhead transparansi (OHT),film bingkai (slide)
5. proyeksi audio visual diam : film bingkai slide bersuara
6. visual gerak
: film bisu
7. audio visual gerak
: film gerak bersuara, Video/VCD, Televisi
8. obyek fisik
:Benda nyata, model, spesimen
9. manusia dan lingkungan
: guru, pustakawan, laboran
10. komputer
: CAI
Schramm (1985) menggolongkan media berdasarkan kompleksnya suara, yaitu: media
kompleks (film, TV, Video/VCD,) dan media sederhana (slide, audio, transparansi,
teks). Selain itu menggolongkan media berdasarkan jangkauannya, yaitu media masal
(liputannya luas dan serentak / radio, televisi), media kelompok (liputannya seluas
ruangan / kaset audio, video, OHP, slide, dll), media individual (untuk perorangan /
buku teks, telepon, CAI).
Henrich, dkk menggolongkan:
1.
media yang tidak diproyeksikan
2.
media yang diproyeksikan
3.
media audio
4.
media video
5.
media berbasis komputer
6.
multi media kit.
Dalam penelitian ini yang akan digunakan sebagai variabel penelitian adalah
media teks bergambar kerangka tubuh manusia.
2.4.
Media Gambar
2.4.1. Pengertian Media Gambar
Di antara media pembelajaran, media gambar adalah media yang paling
umum dipakai. Hal ini dikarenakan siswa lebih menyukai gambar daripada tulisan,
apalagi jika gambarnya dibuat dan disajikan sesuai dengan persyaratan gambar yang
baik, sudah barang tentu akan menambah semangat siswa dalam mengikuti proses
pembelajaran.
Di bawah ini beberapa pengertian media gambar, diantaranya:
a. Media gambar adalah segala sesuatu yang diwujudkan secara visual kedalam bentuk
dua dimensi sebagai curahan ataupun pikiran yang bentuknya bermacam-macam
seperti lukisan, potret, slide, film, strip, opaque projektor (Hamalik, 1994).
b. Media gambar adalah media yang paling umum dipakai, yang merupakan bahasan
umum yang dapat dimengerti dan dinikmati dimana-mana (Sadiman, 1996).
c. Media gambar merupakan peniruan dari benda-benda dan pemandangan dalam hal
bentuk, rupa, serta ukurannya relatif terhadap lingkungan (Soelarko, 1980).
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa media gambar adalah
perwujudan lambang dari hasil peniruan-peniruan benda-benda, pemandangan,
curahan pikir atau ide-ide yang di visualisasikan kedalam bentuk dua dimensi.
Bentuknya dapat berupa gambar situasi dan lukisan yang berhubungan
dengan pokok bahasan berhitung.
2.4.2. Fungsi Media Gambar
Pemanfaatan media pembelajaran ada dalam komponen metode mengajar
sebagai salah satu upaya untuk mempertinggi proses interaksi guru-siswa dan interaksi
siswa dengan lingkungan belajarnya. Oleh sebab itu fungsi utama dari media
pembelajaran adalah sebagai alat bantu mengajar, yakni menunjang penggunaan metode
mengajar yang dipergunakan guru. Melalui penggunaan media pembelajaran diharapkan
dapat meningkatkan kualitas tanpa menambah kwantitas dalam rangka proses belajarmengajar yang pada akhirnya mendapatkan hasil yang maksimal.
Secara garis besar, fungsi penggunaan media gambar adalah sebagai berikut:
a. Fungsi edukatif, yang artinya mendidik dan memberikan pengaruh positif pada proses
belajar-mengajar disekolah.
b. Fungsi sosial, memberikan informasi yang autentik dan pengalaman berbagai bidang
kehidupan serta memberikan pemahaman yang benar kepada setiap orang.
c. Fungsi ekonomis, meningkatkan produktifitas melalui pembinaan prestasi kerja
secara maksimal.
d. Fungsi politis, berpengaruh pada politik pengajaran yang positif.
e. Fungsi seni budaya dan telekomunikasi, yang mendorong dan menimbulkan ciptaan
baru, termasuk pola usaha penciptaan teknologi kemediaan yang modern
f. Menyederhanakan kompleksitas materi.
g. Memungkinkan siswa mengadakan kontak langsung dengan masyarakat atau alam
sekitar. (Hamalik, 1994).
Fungsi-fungsi tersebut di atas masih bersifat konseptual. Fungsi praktis yang
dijalankan oleh media pengajaran adalah sebagai berikut:
- Mengatasi perbedaan pengalaman pribadi peserta didik, misalnya kaset video
rekaman kehidupan di laut sangat diperlukan oleh anak yang tinggal di daerah
pegunungan.
- Mengatasi batas ruang dan kelas.Misalnya gambar tokoh pahlawan yang dipajang
diruang kelas.
- Mengatasi keterbatasan kemampuan indera.
- Mengatasi peristiwa alam.Misalnya rekaman peristiwa letusan gunung berapi untuk
menerangkan gejala alam.
2.4.3. Karakteristik Media Gambar
Menurut Rahadi (2003) ada beberapa karakteristik media gambar, yaitu:
1. Harus autentik, artinya dapat menggambarkan obyek/peristiwa seperti jika siswa
melihat langsung.
2. Sederhana, komposisinya cukup jelas menunjukkan bagian-bagian pokok dalam
gambar tersebut.
3. Ukuran gambar proposional, sehingga siswa mudah membayangkan ukuran
sesungguhnya benda/obyek yang digambar.
4. Memadukan antara keindahan dengan kesesuaiannya untuk mencapai tujuan
pembelajaran.
5. Gambar harus memiliki message. Tidak setiap gambar yang bagus merupakan media
yang bagus. Sebagai media yang baik, gambar hendaklah bagus dari sudut seni dan
sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.
Atas dasar karakteristik tersebut maka media gambar memiliki kelebihan dan
kelemahan sebagai berikut:
Kelebihan media gambar adalah
a.
Sifatnya konkrit dan lebih realistis dalam memunculkan pokok masalah, jika
dibandingkan dengan bahasa verbal.
b. Dapat mengatasi batasan ruang dan waktu.
c. Dapat mengatasi keterbatasan pengamatan kita.
d. Memperjelas masalah dalam bidang apa saja dan untuk semua orang tanpa
memandang umur sehingga dapat mencegah atau membetulkan kesalahpahaman.
e. Harganya murah dan mudah didapat serta digunakan (Sadiman, 1996).
Adapun kelemahan media gambar adalah
a. Hanya menampilkan persepsi indera mata, ukurannya terbatas hanya dapat terlihat
oleh sekelompok siswa
b. Gambar diintepretasikan secara personal dan subyektif.
c. Gambar disajikan dalam ukuran yang sangat kecil, sehingga kurang efektif dalam
pembelajaran (Rahadi, 2003).
2.4.4. Media Teks Bergambar Kerangka Tubuh Manusia
Media gambar adalah perwujudan lambang dari hasil peniruan-peniruan bendabenda, pemandangan, curahan pikir atau ide-ide yang di visualisasikan kedalam bentuk
dua dimensi.
Sedangkan media teks bergambar adalah perwujudan lambang hasil peniruan-peniruan
benda-benda, pemandangan,curahan pikir atau ide-ide yang divisualisasikan kedalam
bentuk dua dimensi yang disertai dengan tulisan keterangan dari gambar tersebut.
Media teks bergambar tubuh manusia yaitu lambang atau gambar kerangka tubuh
manusia yang disertai oleh keterangan teks.
Gambar ini berukuran luas kurang lebih 10 cm dan tinggi kurang lebih 20 cm, gambar
kerangka manusia berwarna kuning muda yang dibawahnya disertai keterangan bagianbagian kerangka.
2.5 Kajian hasil penelitian yang relevan
Penelitian tentang media teks bergambar, telah dilakukan peneliti lain. Penelitian
tersebut berbentuk skripsi, yang dilakukan oleh Sulistyowati (2006) yang berjudul
“Pengaruh Penggunaan Media Teks Bergambar Terhadap Prestasi Belajar Bahasa
Indonesia Kelas III SD Negeri 1 Paron”
Penelitian tersebut disimpulkan bahwa nilai rata-rata prestasi belajar pada
pembelajaran menggunakan media teks bergambar lebih baik dari pada nilai rata-rata
prestasi belajar pada pembelajaran dengan metode konvensional.
2.6 Kerangka Berpikir
Mata pelajaran IPA di Sekolah Dasar mempunyai tujuan agar siswa dapat memahami
pengertian dasar IPA serta anak dapat memahami lingkungan alam, menerapkan metode ilmiah
sederhana, bersikap ilmiah terhadap masalah yang dihadapi. Pengajaran IPA sering mengalami
kesulitan terutama pada saat menyampaikan materi pelajaran yang sifatnya abstrak. Dalam
proses pembelajaran, guru cenderung masih dominan, sehingga siswa lebih bersikap pasif
daripada mencari dan menemukan pengetahuan sendiri. Dengan menggunakan media teks
bergambar dan media teks tidak bergambar, siswa terlibat secara maksimal dalam usaha
mencari dan menemukan pemecahan masalah, sehingga kegiatan belajar dapat optimal terarah
pada tujuan pembelajaran.
Kondisi awal kelas kontrol dan kelas eksperimen berada dalam kondisi yang seimbang
dalam hasil belajarnya. Kelas kontrol tidak menggunakan media teks bergambar .Kelas
eksperimen menggunakan media teks bergambar.
Dengan menggunakan
media teks bergambar dan media teks tidak bergambar
diharapkan siswa bisa memperoleh prestasi belajar diatas rata-rata. Membandingkan prestasi
belajar siswa antara yang menggunakan media teks bergambar dan media teks tidak bergambar
adalah salah satu cara untuk mengetahui seberapa besar pengaruh media tersebut dalam dunia
pendidikan.
Berikut ini adalah gambar bagan kerangka berpikir dari kelas eksperimen dan kelas kontrol.
Kelompok Kontrol
Hasil belajar siswa
Kondisi awal
Konvensional
(Rendah)
Kelompok Eksperimaen
Media teks
Kondisi awal
bergambar
Hasil belajar siswa
(Meningkat)
2.7 Hipotesis Penelitian
Hipotesis akan diuji di dalam penelitian ini adalah ada perbedaan yang
signifikan antara pembelajaran menggunakan media teks bergambar kerangka tubuh
manusia dengan pembelajaran menggunakan metode konvensional. Adapun
hipotesis dalam penelitian ini yaitu :
Ho : Tidak ada perbedaan mengunakan Media Teks Bergambar Kerangka Tubuh
Manusia terhadap hasil belajar IPA.
Hi : Ada perbedaan menggunakan Media Teks Bergambar Kerangka Tubuh
Manusia terhadap hasil belajar IPA.
Download