Berdasarkan data penghasilan karyawan selama setahun pada

advertisement
Berdasarkan data penghasilan karyawan selama setahun pada tabel 4.1 dan tabel
4.2, gaji karyawan selama setahun sebesar Rp 1.042.272.000,00 dan pada tabel
4.2 diperhitungkan adanya tunjangan hari raya sebesar Rp 56.600.000,00 PPh
pasal 21 terutang dimana pajak ditanggung perusahaan (termasuk THR) sebesar
Rp 15.500.420,00. Dengan rincian PPh pasal 21 untuk tujangan hari raya sebesar
Rp 2.688.500 (Rp 15.500.420,00 – Rp 12.811.920) dan PPh pasal 21 karyawan
pertahun sebesar Rp 12.811.920,00 atau perbulan rata – rata Rp 1.067.660,00
(Rp 12.811.920,00 : 12)
4.2.2
Laporan Laba Rugi Perusahaan
Berikut merupakan laporan laba – rugi perusahaan selama tahun 2011
sebelum dilakukannya perencanaan pajak, dilakukan dengan cara penjualan
dikurangi harga pokok penjualan menghasilkan laba kotor. Selanjutnya, laba kotor
dikurangi beban-beban menghasilkan laba bersih yang belum dilakukan koreksi
fiskal. Langkah terakhir yang harus dilakukan yaitu mengurangi laba bersih
sebelum koreksi fiskal dengan pajak yang harus dibayar sehingga menghasilkan
laba bersih setelah pajak. Lebih lengkapnya bisa dilihat pada tabel 4.3 berikut :
Tabel 4.3
Laporan Laba - Rugi
(Sebelum Perencanaan Pajak )
( Dalam Rupiah )
(Selama Tahun 2011)
PENJUALAN
5.100.000.670.00
HARGA POKOK PENJUALAN
(2712448007.00)
LABA ( RUGI ) KOTOR
2.387.552.663.00
BIAYA OPERASIONAL
BIAYA PENJUALAN
200.000.000.00
BIAYA UMUM DAN ADMINISTRASI
1.053.122.000.00
( 1.253.122.000.00 )
JUMLAH BIAYA OPERASIONAL
1.134.430.663.00
LABA ( RUGI ) USAHA
PENDAPATAN / ( BEBAN ) LAIN-LAIN
PENDAPATAN LAIN-LAIN
42.489.624.79
BEBAN LAIN-LAIN
( 16.135.599.22 )
26.354.025.57
JUMLAH PENDAPATAN / ( BEBAN ) LAIN-LAIN
1.160.784.688.57
LABA ( RUGI ) BERSIH SEBELUM PAJAK
293.559.744.99
PAJAK BADAN
867.224.943.58
LABA ( RUGI ) BERSIH SETELAH PAJAK
Sumber : PT. Cakrawala Sejati
Dari data laporan gaji PT. Cakrawala Sejati diperoleh perhitungan biaya
yang dialokasikan untuk pengeluaran dalam memenuhi kewajiban perpajakan
sebesar Rp 2.688.500.00 untuk PPh Ps 21 THR, PPh Ps. 21 Karyawan sebesar
Rp 1.067.660.00 setiap bulannya, atau dalam setahun harus membayar PPh Ps. 21
karyawan sebesar Rp 12.811.920.00, terdiri dari biaya-biaya yang dalam peraturan
perpajakan harus di fiskal. Contoh biaya PPh jasa giro, biaya denda keterlambatan
pelaporan SPT, biaya administrasi pajak, dan biaya – biaya lain.
Seperti yang dijelaskan sebelumnya, PT. Cakrawala Sejati melakukan
kewajiban perpajakan sesuai dengan peraturan yang telah dikeluarkan oleh Dirjen
Pajak dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. PT. Cakrawala Sejati
juga melakukan pengisian SPT yang pembayarannya dilakukan paling lambat
setiap tanggal 10 setiap bulannya, dan pelaporan SPT paling lambat dilaporkan
pada tanggal 20. Berikut merupakan tabel untuk mengetahui besarnya pajak yang
harus dibayar oleh PT. Cakrawala Sejati :
Tabel 4.4
Laporan Perhitungan Laba-Rugi Fiskal
(Sebelum Perencanaan Pajak)
Selama tahun 2011
LABA / (RUGI) KOMERSIAL
1.160.784.688.57
KOREKSI FISKAL
POSITIF :
BIAYA SUMBANGAN
BIAYA LAIN - LAIN
BIAYA OBAT - OBATAN
BIAYA PAJAK PPH PASAL 21 GAJI
BIAYA PAJAK PPH PASAL 21 THR
BIAYA DENDA STP PPH PASAL 21
BIAYA DENDA STP PPN DN
BIAYA PPH JASA GIRO
JUMLAH KOREKSI POSITIF
200.000.00
116.000.00
169.300.00
12.811.920.00
2.688.500.00
632.853.00
0
0
16.618.573.00
NEGATIF :
PENDAPATAN JASA GIRO
JUMLAH KOREKSI NEGATIF
3.164.281.00
3.164.281.00
TOTAL KOREKSI FISKAL
LABA / (RUGI) FISKAL
13.454.292.00
1.174.238.980.57
PENGHASILAN KENA PAJAK
PAJAK TERUTANG
25% X 1.174.238.980.00
1.174.238.980.00
293.559.745.00
KREDIT PAJAK
PAJAK PPH PASAL 25
PAJAK PPH PASAL 22
293.559.745.00
0
0
PAJAK KURANG BAYAR
293.559.745.00
Sumber : PT. Cakrawala Sejati
Dalam perhitungan data pada tabel Laporan Perhitungan Laba-Rugi Fiskal
tahun 2011 pada PT. Cakrawala Sejati, diketahui laba sebelum dilakukannya
perencanaan
pajak
sebesar
Rp
110.783.888.57
dengan
pembulatan
Rp 110.783.888.00. Sehingga sesuai dengan perhitungan perusahaan badan
menurut undang-undang, jumlah laba yang dikenakan pajak (laba fiskal) sejumlah
Rp 124.338.180,00 dan jumlah pajak yang harus dibayarkan oleh perusahaan
yang semula Rp 31.084.545.00, menjadi sebesar Rp 20.577.094.16 (tabel 4.3 dan
tabel 4.6). Dalam Laporan perusahaan ini tertera bahwa Pajak Penghasilan Pasal
25 tidak ada pembayaran (nihil), karena perusahaan ini berdiri pada tahun 2011,
sehingga tidak ada dasar laporan keuanganan dalam menghitung besarnya PPh
pasal 25 masa 2011.
Biaya Pajak Penghasilan Pasal 21 pada perusahaan PT. Cakrawala Sejati
dikoreksi fiskal positif, artinya dalam perusahaan tersebut biaya pajak penghasilan
pasal 21 bisa diakui sebagai biaya. Namun dalam peraturan perpajakannya, biaya
pajak penghasilan pasal 21 tidak boleh diakui sebagai biaya, tetapi harus terlebih
dahulu dilakukan koreksi fiskal yang artinya tidak boleh dianggap sebagai biaya,
sehingga akan mengakibatkan laporan keuangan perpajakan laba semakin
bertambah, dan dampaknya akan berpengaruh pada pajak badan yang akan lebih
besar. Berikut tabel pajak penghasilan pasal 21 yang harus dikoreksi fiskal :
Tabel 4.5
Laporan Pendapatan dan Beban lain-lain
PT. Cakrawala Sejati
Selama
Tahun 2011
KOREKSI
NO
KETERANGAN
KOMERSIAL
FISKAL
POSITIF
1
PENDAPATAN JASA GIRO
2
PENDAPATAN SELISIH
KURS
JUMLAH
1
BY. PPH JASA GIRO
2
BY. PEMBULATAN
3
4
5
BY. PAJAK
PPH PASAL 21 (PERBULAN)
BY. PAJAK PPH PASAL 21
(TUNJANGAN HARI RAYA)
BY. DENDA STP PPH PASAL
21
3.164.281.00
NEGATIF
3.164.281.00
39.325.343.79
.00
39.325.343.79
42.489.624.79
.00
632.853.00
632.853.00
3.164.281.00
39.325.343.79
.00
2.326.22
2.326.22
12.811.920.00
12.811.920.00
.00
2.688.500.00
2.688.500.00
.00
.00
.00
.00
.00
6
BY. DENDA STP PPN DN
.00
7
BY. BUNGA BANK
.00
.00
8
BY. BUNGA PIHAK III
.00
.00
JUMLAH
16.135.599,22
16.133.273,00
.00
2.326.22
Sumber : Data olahan
Dalam perhitungan ini diketahui laporan biaya dan beban lain-lain yang
tercantum diluar biaya penjualan dan biaya administrasi, serta biaya umum.
Terdapat biaya jasa giro dan PPh Pasal 21 yang harus dikoreksi fiskal. Dalam
penyajian laporan keuangan ini, biaya PPh pasal 21 bulanan dimasukkan dalam
kolom akun beban lain-lain untuk mempermudah membedakan antara beban yang
benar-benar bisa diakui sebagai biaya perusahaan itu sendiri dengan beban yang
tidak bisa diakui sebagai biaya perusahaan karena adanya koreksi fiskal.
4.2.3 Penerapan perencanaan Pajak
Perencanaan
pajak
merupakan
tahap
pertama
dalam
melakukan
penghematan pajak. Strategi penghematan pajak disusun pada saat perencanaan
pajak. Oleh karena itu, penelitian dan pengumpulan ketentuan peraturan
perpajakan dilakukan pada tahap ini dengan maksud dapat diseleksi jenis tindakan
penghematan pajak yang akan dilakukan. Pada umumnya, penekanan perencanaan
pajak (tax planning) adalah untuk meminimumkan kewajiban pajak. Perencanaan
pajak merupakan upaya legal yang bisa dilakukan oleh wajib pajak. Tindakan
tersebut legal karena penghematan pajak hanya dilakukan dengan memanfaatkan
hal – hal yang tidak diatur (loopholes).
Rasio total benchmarking merupakan salah satu aspek yang harus
diperhatikan dalam penyusunan perencanaan pajak. Rasio total benchmarking
sudah ditetapkan pada klasifikasi lapangan usaha (KLU). Dalam penyusunan
perencanaan pajak, wajib pajak harus memperhatikan rasio yang sesuai dengan
KLU.
Hal yang dilakukan dalam penerapan perencanaan pajak adalah:
1. Untuk hadiah akhir tahun perusahaan berupa natura seperti sembako, diganti
dengan pemberian bonus akhir tahun yang berupa uang. Hal ini dikarenakan
pemberian natura menurut Undang- undang perpajakan tidak dapat dibiayakan
tetapi bonus dapat dibiayakan sebagai biaya oleh perusahaan.
2. Perusahaan memperhatikan kesehatan para karyawannya dan menanggung
biaya pengobatan para karyawannya. Dalam perpajakan, biaya pengobatan
karyawan tidak diakui sebagai biaya sehingga perusahaan menjadikan biaya
tersebut sebagai tunjangan kesehatan agar dapat dikurangkan sebagai biaya
oleh perusahaan
3. Perusahaan mempunyai kebijakan untuk membayar PPh 21 karyawannya dan
hal itu tidak boleh dianggap sebagai biaya dalam perhitungan pajak, sehingga
pembayaran PPh 21 karyawan dijadikan tunjangan pajak agar dapat dijadikan
biaya perusahaan.
Terlepas dari berbagai strategi yang disusun, perencanaan pajak yang dibuat
janganlah sampai mengabaikan aspek legal formal dan material. Perencanaan
pajak jangan sampai melanggar ketentuan peraturan perpajakan yang berlaku.
4.3 Interpretasi
4.3.1 Penghitungan Laporan Laba Rugi Setelah Perencanaan Pajak
Pada laporan laba rugi dengan perencanaan pajak atau tax planning,
dilakukan sama dengan yang dilakukan pada laporan laba rugi tanpa perencanaan
pajak, yaitu penjualan dikurangi harga pokok penjualan menghasilkan laba kotor,
kemudian laba kotor dikurangi beban-beban menghasilkan laba bersih yang belum
dilakukan koreksi fiskal. Selanjutnya dilakukan koreksi fiskal untuk mendapatkan
laba kena pajak dan pajak terutang. Setelah dilakukan koreksi fiskal akan didapat
laba kena pajak, kemudian selanjutnya menghitung pajak yang harus dibayar. Dan
langkah terakhir yang harus dilakukan yaitu mengurangi laba bersih sebelum
koreksi fiskal dengan pajak yang harus dibayar sehingga menghasilkan laba bersih
setelah pajak, untuk lebih jelasnya ada pada tabel 4.6 berikut:
Tabel 4.6
Laporan Laba - Rugi
(Setelah Tax Planning )
selama tahun 2011
PENJUALAN
5.100.000.670.00
HARGA POKOK PENJUALAN
2.712.448.007.00
LABA ( RUGI ) KOTOR
2.387.552.663.00
BIAYA OPERASIONAL
BIAYA PENJUALAN
200.000.000.00
BIAYA UMUM DAN ADMINISTRASI
1.053.122.000.00
JUMLAH BIAYA OPERASIONAL
(1.253.122.000.00)
LABA ( RUGI ) USAHA
1.134.430.663.00
PENDAPATAN / ( BEBAN ) LAIN-LAIN
PENDAPATAN LAIN-LAIN
42.489.624.79
BEBAN LAIN-LAIN
(16.135.599.22)
JUMLAH PENDAPATAN / ( BEBAN ) LAIN-LAIN
26.354.025.57
LABA ( RUGI ) BERSIH SEBELUM PAJAK
1.160.784.688.57
PAJAK BADAN
194.328.291.27
LABA / ( RUGI ) BERSIH SETELAH PAJAK
966.456.397.30
Sumber : Data Perusahaan dan Olahan Penulis
Dalam perhitungan laporan keuangan diatas setelah dilakukan perencanaan
pajak biaya operasional yang terdiri atas biaya penjualan dan biaya administrasi
serta biaya umum. Biaya administrasi dan biaya umum terdiri dari gaji karyawan,
sumbangan, dan lain – lain sedangkan beban lain – lain terdiri dari PPh, jasa giro.
Terhadap
gaji
setahun
yang
terpotong
oleh
pajak
penghasilan,
telah
diakumulasikan sebesar Rp 12.811.920.00 atau rata-rata pengenaan pajak dalam
satu bulan sebesar Rp 1.067.660 dengan jumlah karyawan tetap yang diasumsikan
berjumlah 45 karyawan dan jumlah PPh Ps 21 atas THR sebesar Rp 2.688.500.00.
Sehingga didapat jumlah biaya administrasi dan biaya umum sebesar dari jumlah
sebelum adanya tax planning adalah sebesar Rp 1.053.122.000.00 dan beban lainlain terdiri dari beban PPh. Pasal 21 Rp 12.811.920.00, PPh. THR sebesar
Rp 2.688.500.00, PPh. Jasa Giro Rp 632.853.00, sehingga laba yang diperoleh
bertambah
yakni
yang
semula
sebesar
Rp
79.699.343.57
menjadi
Rp 90.206.794.41 (laba setelah pajak). Untuk lebih jelasnya perhitungan laba-rugi
fiskal bisa dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 4.7
Laporan Perhitungan Laba-Rugi Fiskal 2011
(Setelah Tax Planning )
Selama tahun 2011
LABA / (RUGI) KOMERSIAL
1.160.784.688.57
KOREKSI FISKAL
POSITIF :
BIAYA SUMBANGAN
BIAYA LAIN - LAIN
BIAYA OBAT - OBATAN
BIAYA PAJAK PPH PASAL 21 GAJI
BIAYA PAJAK PPH PASAL 21 THR
BIAYA DENDA STP PPH PASAL 21
BIAYA DENDA STP PPN DN
BIAYA PPH JASA GIRO
JUMLAH KOREKSI POSITIF
200.000.00
116.000.00
169.300.00
12.811.920.00
2.688.500.00
.00
.00
632.853.00
16.618.573.00
NEGATIF :
PENDAPATAN JASA GIRO
JUMLAH KOREKSI NEGATIF
3.164.281.00
3.164.281.00
TOTAL KOREKSI FISKAL
LABA / (RUGI) FISKAL
13.454.292.00
1.174.238.980.57
PENGHASILAN KENA PAJAK
1.174.238.980.00
PAJAK TERUTANG
4.800.000.000.00 X 1.174.238.980.00
5.100.000.670.00
25% X 50% X 793.851.629.88
25% X (1.174.238.980.00 - 793.851.629.88)
= 99.231.453.73
= 95.096.837.53
KREDIT PAJAK
PAJAK PPH PASAL 25
PAJAK PPH PASAL 22
194.328.291.27
0
0
PAJAK KURANG BAYAR
194.328.291.27
Sumber : PT. Cakrawala Sejati
= 793.851.629.88
Dari perhitungan diatas dalam perusahaan PT. Cakrawala Sejati Surabaya
diketahui laba sebelum perencanaan pajak sebesar Rp 79.699.343.57 yaitu lebih
kecil dari setelah adanya tax planning sehingga sesuai perhitungan badan menurut
undang-undang, jumlah laba yang dikenakan pajak mengalami kenaikan menjadi
sebesar Rp 90.206.794.41 dan didapat pajak yang harus dibayarkan sebenarnya
adalah hanya sebesar Rp 20.577.094.16, jumlah yang lebih kecil dibandingkan
perhitungan pajak sebelumnya.
4.3.2 Pajak yang Dibayar Setelah adanya Perencanaan Pajak
Tabel 4.8
Penerapan Perencanaan Pajak
Selama tahun 2011
Gaji dibayar perbulan oleh perusahaan
45 Orang
Pph 21
Sebelum perencanaan pajak
99.231.453.73
Ditanggung perusahaan
Sesudah perencanaan Pajak
99.231.453.73
Tunjangan pajak
-
-
Penghematan Pajak
Pajak yang Dibayar
Badan
Keterangan
Sebelum perencanaan pajak
293.559.745.00
Sesuai ketentuan tarif
PPh Badan
Sesudah perencanaan Pajak
194.328.291.27
Penghematan Pajak
99.231.453.73
Sesuai ketentuan tarif
PPh Badan
-
Laba sesudah pajak
Perusahaan
Sebelum perencanaan pajak
867.224.943.57
Sesudah perencanaan Pajak
966.456.397.30
Peningkatan Laba
99.231.453.73
Sumber : Data Olahan
Dari perhitungan diatas pada Perusahaan Cakrawala Sejati bisa diketahui
untuk pembayaran PPh pasal 21 setahun rata-rata sebesar Rp 12.811.920.00 jika
dilakukan perencanaan pajak maka pajak tersebut akan ditanggung karyawan tapi
dalam bentuk sebagai tunjangan pajak bagi karyawan sehingga dapat menghemat
pajak sebesar pajak terutang tersebut dalam satu tahun. Dan disisi lain juga
berpengaruh pada kenaikan laba perusahaan setelah dilakukan perencanaan pajak
yaitu sebelum dilakukan perencanaan pajak sebesar Rp 79.699.343.57 dan setelah
dilakukan perencanaan pajak sebesar Rp 90.206.794.41 sehingga berdampak pada
penurunan pembayaran pajak badan sebesar Rp 10.507.450.84.
Perbedaan kedua antara metode ditanggung perusahaan dengan metode
tunjangan pajak itu adalah hanya pada jumlah pajak yang ditanggung oleh
perusahaan pajak penghasilan yang terutang sudah menjadi beban perusahaan.
Akan tetapi, pada metode tunjangan pajak PPh yang terutang menjadi beban
karyawan tetapi karyawan tersebut diberikan sebuah tunjangan pajak sebesar
pajak 21 terutang.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan yang telah dilakukan, maka penulis dapat menarik
kesimpulan sebagai berikut :
1. Perhitungan PPh pasal 21 terhutang yang dilakukan oleh PT. Cakrawala Sejati
antara lain sebagai berikut :
a.
Perhitungan pajak pada perusahaan PT. Cakrawala Sejati atas
Pajak Penghasilan pasal 21 yaitu menggunakan Metode pajak ditanggung
perusahaan.
b. PT. Cakrawala Sejati selama ini belum pernah melakukan kegiatan Tax
Planning dengan metode tunjangan pajak.
c. Kegiatan pembukuan PT. Cakrawala Sejati dilaksanakan berdasarkan
Standar akutansi keuangan yang berlaku umum.
2. Pengisian, Penyetoran dan Pelaporan SPT Masa PPh 21 yang dilakukan oleh
perusahaan adalah sebagai berikut :
a. Perusahaan sudah menyetorkan PPh pasal 21 kurang bayar tepat waktu
dan tidak melanggar peraturan perundang – undangan PPN No. 42/2009.
b. Perusahaan melakukan pelaporan SPT PPh pasal 21 tepat pada waktunya
dan sesuai dengan perundang - undangan PPN yang berlaku.
c. Dalam menerapkan tax planning harus pula diperhatikan segi pajak dan
segi akuntansinya. Dari segi pajak, tax planning dikatakan berhasil jika
pajak penghasilan yang harus dibayar menjadi lebih kecil setelah
diterapkannya tax planning tersebut. Dari segi akuntansi, laba setelah
pajak tidak menjadi lebih kecil.
d. Penerapan tax planning pada PT. Cakrawala Sejati dapat dikatakan
berhasil karena dari segi akuntansi terjadi peningkatan laba sebesar
Rp 10.507.450.84.
5.2. Saran
Berdasarkan analisis dan pembahasan yang telah dilakukan pada penulis
maka penulis dapat mengemukakan beberapa saran kepada perusahaan yaitu:
a. Perusahaan sebaiknya memberikan pelatihan khusus tentang perpajakan
kepada pegawai yang menangani pajak agar dapat melakukan Tax
Planning.
b. Perusahaan sebaiknya melakukan implementasi perencanaan pajak yang
dibuat dan dilaksanakan jangan sampai melanggar peraturan perundang
undangan yang berlaku, karena sangat penting untuk menghindari sanksi
perpajakan.
c. Dari hasil yang didapat tersebut, disarankan agar penerapan tax planning
pada PT Cakrawala Sejati tetap dilaksanakan, karena adanya keuntungan
yang diperoleh perusahaan dengan terjadinya penghematan pajak (tax
saving,) dan
d. Perusahaan harus senantiasa mengikuti perkembangan peraturan-peraturan
perpajakan, ataupun isu-isu tentang perpajakan. Sehingga tidak terjadi
kesalahan menghitung pajak dalam perusahaan, dapat dikurangi, bahkan
ditiadakan.
DAFTAR PUSTAKA
Hermanto, 2001. Perencanaan Pajak, Salemba Empat, Jakarta
Larry,Jack and Anders Susan B.,1994. Dictionary of Tax Terms, Barron`s
Business Guides, New York
Lumbantoruan, Sophar, 1996. Akuntansi Pajak, Gramedia Widiasarana Indonesia,
Jakarta
Suandy, Erly. 2001. Perencanaan Pajak. Edisi Pertama, Salemba Empat, Jakarta
Republik Indonesia. 2001. Undang-undang No. 17 Tahun 2000 tentang Pajak
Penghasilan
Sihombing, Alvide. 2007. Implementasi Perencanaan Pajak (Tax Planning) atas
Penghasilan, Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, Medan
Sudijono, A. (2009). Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rajawali Press
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.
alfabeta. Bandung
Waluyo dan Wirawan B. Illyas. Perpajakan Indonesia, Edisi Pertama, Buku satu,
Salemba Empat, Jakarta
Download