Ketenagalistrikan Dan Energi Terbarukan Vol. 12 No. 2 Desember 2013 : 123 – 130 ISSN 1978-2365 PETA POTENSI LIMBAH BIOMASSA PERTANIAN DAN KEHUTANAN SEBAGAI BASIS DATA PENGEMBANGAN ENERGI TERBARUKAN BIOMASS POTENTIAL MAP AS A DATABASE OF NATIONAL SCALE BIOMASS ENERGY DEVELOPMENT Bono Pranoto, Marlina Pandin, Silvy Rahmah Fithri, Syaiful Nasution Puslitbangtek Ketenagalistrikan, Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi Jl. Ciledug Raya Kav. 109, Cipulir, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, 12230 [email protected] Abstrak Pemanfaatan energi terbarukan di Indonesia menghadapi beberapa kendala, salah satunya adalah terbatasnya ketersediaan data dan informasi potensi energi terbarukan di seluruh wilayah Indonesia. Tujuan dari kajian ini adalah menyiapkan data dan informasi sebaran potensi energi biomassa dan menyajikannya dalam bentuk database spasial. Peta spasial potensi energi limbah biomassa ini dapat digunakan untuk pengembangan pemanfaatan energi biomassa. Metodologi yang digunakan adalah pengumpulan, pengolahan, analisis dan penyajian data. Data dikumpulkan dari berbagai sumber seperti Kementerian Pertanian berupa angka tetap produksi dan luas panen pertanian, serta peta tematik kawasan hutan milik Kementerian Kehutanan . Komoditi yang dihitung adalah limbah Padi (Oryza Sativa), Jagung (Zea Mays), Singkong (Manihot Utilissima), Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis Jacq), Kelapa (Cocos Nucifera, L) dan limbah hutan produksi. Data disajikan dalam peta dasar spasial batas wilayah kabupaten. Hasil perhitungan didapat besar potensi energi dari limbah ke enam komoditi tersebut sebesar 35,6 GW dengan kontribusi dari limbah padi sebesar 54,52 %, limbah jagung 9,74%, limbah singkong 6,45%, limbah kelapa sawit 2,29%, limbah kelapa dalam 2,3%, dan limbah hutan produksi 24,69%. Kata kunci : peta potensi, energi biomassa, basis data, sistem informasi spasial. Abstract Utilization of renewable energy in Indonesia faces several obstacles, one of which is the limited data and information availability of potential of renewable energy in all region of Indonesia. The purpose of this study is to prepare data and information of distribution the energy potential for biomass and present it in the form of map database. The map of potential energi from biomass waste can be used as reference for development of biomass energy. The methodology for this study is by collection, processing, analysis and presentation of data. Data collected from various sources such as the Ministry of Agriculture for Fixed Number production and harvest area from waste of Rice (Oryza Sativa), Corn (Zea Mays), Cassava (Manihot Utilissima), Palm (Elaeis Guineensis Jacq), Coconut (Cocos Nucifera, L), and tematic map for forest boundaries from Ministry of Forestry. The data is presented in a spatial base map of the district boundaries. The results show total energy potential from six commodities is 35,6 GW, with contribute from padi waste 54,52%, corn waste 9,74%, cassava waste 6,45%, palm waste 2,29%, coconut waste 2,3%, and production forest waste 24,69%. This spatial map of biomass energy that has been made can be used as a database of biomass energy development in Indonesia. Keyword : Potential Map, Energy of Biomass, basisdata, spatial information system. Diterima : 6 November 2013, direvisi : 23 Desember 2013, disetujui terbit : 23 Desember 2013 123 Dan Energi Terbarukan Ketenagalistrikan Dan EnergiKetenagalistrikan Terbarukan Vol. 12 No. 2 Desember 2013 : 123 – 130 Vol. 12 No. 2 Desember 2013 : 123 – 130 PENDAHULUAN (2001) telah memanfaatkan GIS sebagai basis Latar Belakang data Biomassa adalah produk fotosintesis Informasi untuk Energi Terbarukan diwilayah Maharashtra, India. Peta yang menyerap energi surya dan mengubah Tematik adalah peta yang karbon dioksida, dengan air ke campuran menyajikan informasi dalam tema tertentu dan karbon, hidrogen dan oksigen. Biomassa adalah kepentingan tertentu. Peta tematik yang dibuat material biologis yang dapat digunakan sebagai harus mengacu pada peta dasar yang dibuat sumber bahan bakar, baik secara langsung oleh Badan Informasi Geospasial (BIG) dengan maupun setelah diproses melalui serangkaian skala 1:250.000. Peta Potensi Energi Limbah proses yang dikenal sebagai konversi biomassa. Biomassa ini merupakan peta tematik, dengan Biomassa juga meliputi sampah bio yang dapat tujuan menyajikan informasi mengenai total diuraikan yang dapat digunakan sebagai bahan potensi energi dari limbah biomassa. bakar. Biomassa tidak termasuk material organik yang telah diubah dengan proses Tujuan Penyusunan geologis ke dalam zat seperti batubara atau limbah petroleum. peta biomassa, tematik dengan potensi memasukkan infromasi sebaran potensi energi secara teori diperkirakan mencapai sekitar biomasa kedalam peta tematik 49.810 MW. Angka ini diasumsikan dengan administrasi, maka diharapkan dapat terlihat dasar kadar energi dari produksi tahunan besaran potensi dan jenis limbah biomassa sekitar 200 juta ton biomassa dari residu yang dapat dimanfaatkan tiap kabupaten di pertanian, kehutanan, perkebunan dan limbah Indonesia Potensi energi biomassa Indonesia, limbah batas padat perkotaan. Jumlah potensi yang besar tidak sebanding dengan kapasitas terpasang METODOLOGI sebesar 302.4 MW atau 0,64 persen yang Pengumpulan data Perhitungan jumlah limbah pertanian dimanfaatkan. Bila kita maksimalkan potensi yang ada dengan menambah jumlah kapasitas berdasarkan pada Data Pertanian yang terpasang, maka akan membantu bahan bakar diperoleh dari Basisdata Statistik Kementerian fosil yang selama ini menjadi tumpuan dari Pertanian yang dipublikasi dalam situs resmi penggunaan energi (KESDM 2008). Kementerian. Data Pertanian berupa Luas (SIG) Panen dan Produksi Pertanian. Data yang adalah sistem informasi yang berdasar pada diambil dari tanaman Padi (Oryza Sativa), data keruangan dan merepresentasikan obyek di Jagung bumi. SIG dapat digunakan sebagai basis data Utilissima), Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis Infromasi Jacq), Kelapa (Cocos Nucifera, L). Sedangkan Sistem Informasi untuk Geografis pemanfaatan energi (Ramachandra, 2007). Sampada dan Rangan data (Zea Hutan Mays), Produksi Singkong (Manihot didapatkan Diterima 124 : 6 November 2013, direvisi : 23 Desember 2013, disetujui terbit : 23 Desember 2013 dari Peta potensi Limbah Biomassa Pertanian Dan Kehutanan Ketenagalistrikan Dan Energi Terbarukan Sebagai Basis Vol. 12 No. 2 Desember 2013 : 123 Data – 130Pengembangan Energi Terbarukan Kementerian Kehutanan berupa data Peta d. Limbah Kelapa Sawit Tematik Digitasi Kawasan Hutan Produksi. Bagian dari tanaman kelapa sawit dibagi PETA GIS batas wilayah Indonesia diperoleh menjadi 4 bagian yang dapat dimanfaatkan dari BIG (Badan Informasi Geospasial). yaitu daging buah, biji sawit tandan kosong dan batang pohon. Dari keempat melompok Penghitungan Limbah Biomassa tersebut hanya bagian daging buah dan biji a. Limbah Padi sawit yang menghasilkan minyak. Daging buah Penghitungan jumlah limbah padi berdasarkan menghasilkan minyak sawit, sedangkan biji atas besarnya produksi padi setiap tahunnya. sawit menghasilkan minyak inti. Sedangkan Xiong et al. (2009) menyatakan bahwa tiap ton bagian bagian lain seperti sabut, endapan produksi padi akan menghasilkan 200 kg (20%) lumpur, cangkang, bungkil, tandan kosong sekam padi. Perbandingan ratio jumlah sekam maupun padi terhadap jerami dan merang berturut-turut dianggapnya sebagai limbah kelapa sawit adalah 0.74: 2.30: 0.70 (Lembaga Penelitian (PS,1996). Batang pohon sawit yang sudah tua Hasil Hutan, 1978). dapat dibuat sebagai bahan perabot rumah maupun batang pohon, sering tangga seperti mebel, furniture,atau sebagai b. Limbah Singkong papan partikel. Dari setiap batang kelapa sawit Secara umum limbah dari tanaman singkong dapat diperoleh kayu sebanyak 0.34 m3. Untuk adalah kulit singkong dan batang pohon setiap ton sawit menghasilkan serabut sebesar singkong. banyak 120 kg, tempurung 70 kg, dan tandan kosong dimanfaatkan sebagian besar untuk pakan 220 kg (Lembaga Penelitian Hasil Hutan, ternak karena masih memiliki nilai karbohidrat 1978). Kulit singkong telah yang tinggi (Sudaryanto, 1998). Sehingga perhitungan limbah dari tanaman singkong e. Limbah Kelapa adalah batang sebesar 5,1 Ton untuk setiap Kelapa merupakan tanaman tropis yang sudah hektar dalam 1 tahun (Lembaga Penelitian dikenal lama oleh masyarakat Indonesia. Hal Hasil Hutan, 1978). ini terlihat dari penyebaran tanaman kelapa di hampir seluruh wilayah Nusantara. Cangkang c. Limbah Jagung dan serabut kelapa memiliki potensi limbah Yang termasuk sebagai kategori limbah jagung yang besar, untuk setiap ton buah kelapa adalah bonggol, batang-daun, dan kelobot. terdapat 360 kg serabut kelapa dan 165 kg Besaran masing-masing limbah terhadap luas cangkang kelapa (Lembaga Penelitian Hasil lahan (Ha) pertahun adalah bongol = 0.6 ton ; Hutan, 1978). batang-daun = 2.6 ton; kelobot = 0.7 ton (Lembaga Penelitian Hasil Hutan, 1978). Diterima : 6 November 2013, direvisi : 23 Desember 2013, disetujui terbit : 23 Desember 2013 125 Dan Energi Terbarukan Ketenagalistrikan Dan EnergiKetenagalistrikan Terbarukan Vol. 12 –No. Vol. 12 No. 2 Desember 2013 : 123 1302 Desember 2013 : 123 – 130 Tabel 1. Nilai kalor limbah biomassa f. Limbah Hutan Produksi Hutan produksi adalah kawasan hutan yang diperuntukkan guna produksi hasil hutan untuk memenuhi keperluan masyarakat pada umumnya serta pembangunan, industri, dan ekspor pada khususnya. Secara umum besaran limbah tergantung terhadap jenis kayu dan luasan hutan. Berdasarkan penelitian hasil hutan maka jumlah limbah dapat direrata sebesar 3 m3 untuk tiap Hektar Luas Tebang pertahun. Untuk setiap meter kubik limbah hutan setara dengan bobot 180 kg (Lembaga Penelitian Hasil Hutan, 1978). Penghitungan Nilai Kalor Kalor didefinisikan sebagai energi panas yang dimiliki oleh suatu zat. Kalor jenis (c) adalah banyaknya kalor (Q) yang dibutuhkan untuk menaikkan suhu (T) satu satuan massa (m) benda sebesar satu derajat. (Perrys, 2007). Q = m.c.(t2 – t1) …. (Perrys, 2007) Limbah Biomassa Padi 1. Sekam 2. Jerami 3. Merang Jagung 1. Bonggol 2. Batang-daun 3. Kelobot Singkong 1. Batang Kelapa Sawit 1. Serabut 2. Tempurung 3. Tandan Kelapa 1. Serabut 2. Tempurung Hasil Hutan 1. Kayu Kalor Jenis 3.052,9 Ton Kal/Ton 2.914,5 Ton Kal/Ton 3.205,4 Ton Kal/Ton 3.523,9 Ton Kal/Ton 3.674,6 Ton Kal/Ton 3.620,6 Ton Kal/Ton 3.894,5 Ton Kal/Ton 11,40 Ton Kal/Ton 15,21 Ton Kal/Ton 3.700 (k. kal/kg) 4.004,8 k.kal 4.128,9 k.kal 3.992,6 Ton Kal/Ton (Sumber : Lembaga Penelitian Hasil Hutan, 1978). Apabila kapasitas produksi energi panas yang dihasilkan tersebut dikonversikan menjadi energi listrik dengan faktor konversi setiap ton kalori adalah 1,1628x 10-3 MWh (Energi Outlook Statistics, University of Indonesia, 2000), maka dapat diperkirakan potensi energi limbah biomassa pada masing-masing wilayah. Dimana : Q adalah kalor yang dibutuhkan (J) m adalah massa benda (kg) Penyajian dalam PETA c adalah kalor jenis (J/kgC) Peta tematik total energi limbah biomassa (t2-t1) adalah perubahan suhu (C) Kalor jenis biomassa digunakan disajikan dalam satuan Megawatt (MW). untuk menghitung energi kalor total. Daftar kalor jenis biomassa ada ditabel berikut : Besarnya nilai potensi energi diwakili oleh gradasi warna Hijau hingga Merah, berdasarkan batas wilayah administrasi. Nilai terendah ditandai dengan warna hijau tua, sedangkan nilai tertinggi ditandai dengan warna merah. Diterima : 6 November 2013, direvisi : 23 Desember 2013, disetujui terbit : 23 Desember 2013 126 Peta potensi Limbah Biomassa Pertanian Dan Kehutanan Ketenagalistrikan Dan Energi Terbarukan Sebagai Basis Pengembangan Energi Terbarukan Vol. 12 No. 2 Desember 2013 : 123Data – 130 Informasi besarnya persentase penyumbang didapat peta produksi rata-rata perkabupaten , nilai total energi ditandai dengan diagram peta sudah bisa dijadikan sebagai peta sebaran energi. Diagram Energi menunjukan besaran biomassa untuk tiap komoditi hasil pertanian. persentase limbah biomasa ditiap kabupaten. Dari peta ini sudah bisa terlihat daerah mana Dalam satu saja yang memiliki potensial biomasa terbesar diagram energi terdiri dari persentase keenam komoditi, yaitu : limbah dibandingkan dengan yang lainnya. padi, limbah jagung, limbah singkong, limbah kelapa, limbah kelapa, limbah hutan produksi. Data Tematik Kawasan Hutan Produksi dilakukan pengirisan luas lahan berdasarkan luasan wilayah administrative kabupaten. Agar HASIL DAN PEMBAHASAN Pengumpulan data publikasi statistik Kementerian Pertanian hanya tercantum dapat dihitung jumlah limbah kayu perwilayah kabupaten. hingga level kabupaten. Ada data dibeberapa wilayah yang tidak memiliki angka produksi Agar menjadi peta potensi energi, jumlah maupun luas panen. Hal tersebut disebabkan limbah dikalikan dengan nilai kalornya, lalu karena 2 hal, yaitu, pertama karena daerah dikonversi menjadi listrik. Perhitungan potensi tersebut bukan penghasil komoditi atau hanya energi dilakukan untuk masing-masing wilayah sedikit kabupaten. besarannya, kedua dapat juga disebabkan tidak ada data karena dinas pertanian tidak ada kegiatan pengumpulan data Total Potensi Energi Limbah Biomassa pada tahun tersebut. merupakan penjumlahan Potensi Energi dari 6 Komoditi Besar yaitu, Limbah Padi, Limbah Data yang digunakan adalah Angka Tetap Jagung, Limbah Singkong, Limbah Kelapa Produksi dan Luas Panen rata-rata 5 tahun, Sawit, Limbah Kelapa dan Limbah Hutan yaitu tahun 2004-2009. Data tersebut kemudian Produksi. dituangkan kedalam peta tematik sehingga Diterima : 6 November 2013, direvisi : 23 Desember 2013, disetujui terbit : 23 Desember 2013 127 Ketenagalistrikan Dan Energi Terbarukan Ketenagalistrikan Dan Energi Terbarukan Vol. 12 No. 2 Desember 2013 : 123 – 130 Vol. 12 No. 2 Desember 2013 : 123 – 130 Gambar 1. Peta Potensi Energi Limbah Biomassa Indonesia Gambar 2. Peta Potensi Limbah Biomassa Propinsi Jawa Tengah 128Diterima : 6 November 2013, direvisi : 23 Desember 2013, disetujui terbit : 23 Desember 2013 Ketenagalistrikan DanPeta Energi Terbarukan potensi Limbah Biomassa Pertanian Dan Kehutanan Vol. 12 No. 2 Desember 2013 : 123 130 Pengembangan Energi Terbarukan Sebagai Basis–Data Pada gambar 1, terlihat distribusi potensi energi Pada gambar 2, ada 2 informasi yang disajikan limbah biomassa di Indonesia. Data tersebut dalam peta ini. Yang menjadi latar belakang sangat bermanfaat dalam penentuan kebijakan peta adalah total energi dari potensi limbah pengembangan Energi Biomassa di tiap-tiap biomassa. Besarnya nilai ditandai dengan wilayah. Dari data tersebut terlihat potensi perbedaan limbah biomassa terbesar ada di Pulau Jawa, wilayah kabupaten. Sedangkan informasi yang hal ini dikarenakan besarnya nilai dipengaruhi disajikan oleh produksi limbah padi yang cukup besar. diagram energi. Jumlah persentase kontribusi warna didepan berdasarkan peta batas-batas adalah informasi limbah biomassa disajikan. Dari sektor pertanian, limbah padi terkonsentrasi dipulau Jawa, Sumatera dan Dalam informasi peta tersebut terlihat bahwa Kalimantan. Limbah jagung terkonsentrasi kabupaten Grobogan dan Wonogiri memiliki dipulau Timur. potensi energi limbah biomassa yang besar, Sedangkan limbah singkong banyak dijumpai ditambah dengan informasi limbah terbesar dipulau Jawa dan Propinsi Lampung. yang dapat dimanfaatkan. Semisal Grobogan Dari sektor Perkebunan, Limbah kelapa sawit dengan potensi energi limbah sebesar 450 MW banyak dan dihasilkan dari limbah padi dan limbah jagung, selatan. untuk daerah Wonogiri potensi terbesarnya Sedangkan limbah kelapa dalam lebih merata dihasilkan dari limbah padi, limbah jagung dan diseluruh wilayah indonesia. hutan produksi dengan total potensi 367 MW. Dari sektor kehutanan, pulau jawa memiliki KESIMPULAN DAN SARAN limbah hutan terkecil dibanding pulau-pulau Dengan adanya peta potensi biomassa untuk besar di Indonesia. Limbah hutan produksi masing-masing paling besar dijumpai di wilayah Kalimantan pemanfaatan biomassa skala nasional sebagai dan Papua. bahan baku energi dapat dikonsentrasikan pada Jawa, dijumpai Kalimantan khususnya dipulau wilayah barat Jawa Sumatera dan komoditi, maka kebijakan daerah-daerah yang memiliki potensi limbah Pada gambar 2, adalah peta potensi energi limbah biomassa diwilayah propinsi Jawa Tengah. Terlihat pada PETA ini bahwa Informasi yang disajikan lebih rinci dibandingkan dengan peta pada gambar 1. Pada peta tematik ini lebih menjelaskan secara rinci mengenai komposisi limbah berkontribusi terhadap total energi. yang yang besar. Dengan peta tersebut maka pemerintah daerah dapat mengetahui potensi apa yang dimiliki secara umum didaerah masing-masing, sehingga mampu mengembangkan Energi Baru Terbarukan khususnya biomassa sebagai sumber daya energi lokalnya. Diterima : 6 November 2013, direvisi : 23 Desember 2013, disetujui terbit : 23 Desember 2013 129 Dan Energi Terbarukan Ketenagalistrikan Dan Energi Ketenagalistrikan Terbarukan Vol. 12 No. 2 Desember 2013 : 123 – 130 Vol. 12 No. 2 Desember 2013 : 123 – 130 Total potensi energi dari limbah biomassa Indonesia sebesar : [7] Peta Dasar Batas Wilayah Kabupaten Indonesia, BAKOSURTANAL No Limbah 1 Padi 2 Jagung 3,47 3 Singkong 2,30 4 Kelapa Sawit 0,81 5 Kelapa Dalam 0,82 6 Hutan Produksi 8,80 [8] Sampada Kulkarni and Rangan Banerjee, Energi (GW) 2011, Renewable energy mapping in 19,41 TOTAL Maharashtra, India using GIS, World Renewable Energy Congress, Linkoping, Sweden. [9] Sudaryanto T, I W. Rusastra, dan P. Simatupang , 1998 , “Strategi Dan Kebijakan 35,60 Pembangunan Ekonomi Pedesaan Berbasis Agribisnis “, Prosiding Seminar dan Ekspose Hasil Penelitian/Pengkajian BPTP Jawa Timur ,ISBN: 979-8094-86-7 DAFTAR PUSTAKA [10] Tim Penyusun PS, 1996, Kelapa sawit, [1] Anonymous, “Net Heating Value dari Usaha Budidaya Pemanfaatan Hasil dan Limbah Pertanian, Kayu Bakar, Arang Aspek Pemasaran nya,cetakan ke V, Dibandingkan Penerbit PT Penebar Swadaya, anggota dengan Batubara dan Minyak Tanah”, Lembaga Penelitian Hasil Hutan, Bogor, Indonesia, 1978 [11] T. V. Ramachandra et.al, 2007,Geospatial [2] Basis Data Pertanian, Basis Data Statistik berdasarkan lokasi, www.deptan.go.id [3] Basis Data Informasi Kehutanan, Environment,Vol.6. [12] Xiong, Liangming, Saito Kazuya , Sekiya [4] Energi Outlook Statistics, University of Indonesia, 2000 A. Mapping of Bioenergy Potential in Karnataka, India, Journal of Energy & www.webgis.dephut.go.id [5] Milbrandt, IKAPI, Jl. Gunung Sahari Jakarta. Edson H, Sujaridworakuni Pornapa and Wada Shigetaka (2009) Influence of 2005. A Geographic Prespective on the Current Biomass Resource Avaibility in the United States, Impurity Ions on Rice Husk Combustion. Journal of Metals, Materials and Minerals. 19(2), 73-77. Technical Report NREL/TP-560-39181. [6] Perry, R.H. and Green, D.W “Perry's Chemical Engineers' Handbook” , McGraw-Hill, October 2007 (8th Edition), ISBN 0-07-142294-3 Diterima 130 : 6 November 2013, direvisi : 23 Desember 2013, disetujui terbit : 23 Desember 2013