pengaruh metode permainan pola suku kata dan

advertisement
1
PENGARUH METODE PERMAINAN POLA SUKU KATA DAN KARTU
KATA BERGAMBAR TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA AWAL
SISWA KELOMPOK B6 TK NEGERI 2 YOGYAKARTA
TAHUN AJARAN 2013-2014
ERNA SUNDARI
TK Negeri 2 Yogyakarta/Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta
Jl Kapas No. 2 Yogyakarta
[email protected]
ABSTRAK
Perkembangan membaca sebagai salah satu dari kemampuan
dasar yang harus dimiliki anak, terdiri beberapa tahapan sesuai dengan
usia dan karakteristik perkembangannya. Metode permainan pola suku
kata dan kartu kata bergambar berperan sebagai media untuk
mengenalkan keaksaraan.Metode dan media yang dapat diterapkan oleh
guru dalam proses pembelajaran membaca di TK salah satunya yaitu
melalui metode permainan dengan media kartu pola suku kata dan kata
bergambar. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
pengaruh metode permainan pola suku kata dan kartu kata bergambar
terhadap kemampuan membaca awal siswa kelompok B6 TK Negeri 2
Yogyakarta. Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelompok B6 TK
Negeri 2 Yogyakarta melalui metode matching sejumlah 16 siswa. Adapun
teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Statistic
Non-Parametric. Berdasarkan hasil analisis data diperoleh kesimpulan: (1)
ada pengaruh metode permainan pola suku kata terhadap kemampuan
membaca awal dengan nilai Z=-2.585 dan nilai p value (0.010<0.05) siswa
kelompok B6 TK Negeri 2 Yogyakarta; (2) Ada pengaruh permainan kartu
kata bergambar terhadap kemampuan membaca dengan nilai Z=-2.395
dan nilai P value (0.011<0.05) siswa kelompok B6 TK Negeri 2
Yogyakarta; dan (3) Metode permainan dengan kartu kata bergambar
lebih berpengaruh terhadap kemampuan membaca awal dengan nilai
meank rank yang lebih tinggi yaitu 11.81 dibandingkan dengan metode
permainan pola suku kata dengan nilai rerata sebesar 5.19 dengan nilai p
value (0.004<0.05). Peneliti dapat menyimpulkan bahwa, ada pengaruh
metode permainan pola suku kata dan kartu kata bergambar terhadap
kemampuan membaca awal kelompok B6 TK Negeri 2 Yogyakarta.
Kata kunci: Pola suku kata, Kartu kata bergambar, Kemampuan membaca
awal.
2
ABSTRACT
The development of reading as one of the basic skills that children
must-have, consists of several stages in accordance with the age and
characteristics development. Rate pattern word games and word card
illustrated acts as a medium to introduce literacy. Methods and media that
can be implemented by teachers in the process of learning to read in
kindergarten, one of which is through the method of card game with media
and word syllable patterns illustrated. Therefore, this study aimed to
determine the effect of game method syllable pattern and picture word
cards on the ability B6 initial reading groups state kindergarten students 2
Yogyakarta. Subjects in the study This is a group of students state
kindergarten students 2 Yogyakarta through matching method number of
16 students. The data analysis technique used in this study is a NonParametric Statistics.Based on the analysis of data obtained conclusions:
(1) there a effect of method syllable pattern games against early reading
skills with value Z = -2,585 and p value (0.010 <0.05), B6 students of state
kindergarten 2 Yogyakarta; (2) There is a picture of the card game
influence on the ability to read with a value of Z = -2395 and P value value
(0.011 <0.05), B6 students state kindergarten students 2 Yogyakarta, and
(3) Method of the word card game with more picture effect on the value of
early reading skills are more rank meank high at 11.81 instead of the
game with a syllable pattern of value mean of 5.19 with a p value (0.004
<0.05). conclusion there a effect of method syllable pattern games and
illustrated flash card on the ability early reading group B6 TK Negeri 2
Yogyakarta
Keyword: early reading skills, rate pattern word, word cards illustrated
A. PENDAHULUAN
Pembelajaran kemampuan membaca dan menulis awal di TK
semestinya ditekankan pada suasana pembelajaran yang lebih
memungkinkan siswa terlibat secara aktif dan menyenangkan. Pada
kegiatan pembelajaran di TK, guru dalam memberikan materi pelajaran
harus tepat dengan menggunakan metode dan cara penyampaian materi
yang menarik. Melalui kegiatan bermain dapat memotivasi anak untuk
mengetahui sesuatu yang lebih mendalam, dan dengan sendirinya anak
dapat mengembangkan kemampuan. Menurut Musfiroh (2004), melalui
3
bermain anak melakukan gerakan-gerakan yang bermanfaat untuk
pertumbuhan mereka. Bermain juga sarana belajar yang esensial bagi
mereka. Melalui bermain, anak belajar tentang negosiasi, berkomunikasi,
sudut pandang, pikiran dan perasaan orang lain.
Kegiatan pembelajaran di TK lebih banyak mengutamakan
aktivitas anak daripada aktivitas guru. Berbagai aktivitas dan permainan
yang menyenangkan dapat diterapkan untuk membelajarkan membaca
bagi siswa TK seperti: bermain kartu, bercerita, dan sebagainya. Kegiatan
membaca tidak lepas dari kegiatan melatih motorik tangan, mata dan
kemampuan mengenal huruf digabung menjadi satu kegiatan yang
menarik. Anak dapat diberi berbagai materi asal sesuai dengan
perkembangan mereka, yakni melalui bermain.
Berdasarkan pengamatan awal, peneliti menemukan bahwa
kemampuan guru TK Negeri 2 Yogyakarta dalam pemanfaatan media, alat
peraga, dan bahan ajar dalam kegiatan belajar mengajar masih rendah.
Hal ini dapat dilihat dari kegiatan sehari-hari pada waktu proses
pembelajaran berlangsung, guru dalam mengenalkan huruf-huruf kepada
siswa kurang menarik. Cara guru mengajar cenderung masih
menggunakan sistem pembelajaran konvensional, sehingga hasil
pembelajaran yang diperoleh juga kurang maksimal. Hal ini sesuai dengan
pendapat Sanjaya (2007) yang menyatakan bahwa dalam pembelajaran
konvensional peserta didik ditempatkan sebagai obyek belajar yang
berperan sebagai penerima informasi secara pasif serta pembelajaran
bersifat teoritis dan abstrak. Berdasarkan hal tersebut, maka perlu adanya
perubahan metode pembelajaran pola lama dan monoton ke arah
pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk lebih
aktif dan menyenangkan. Cara tersebut dengan menerapkan
pembelajaran dengan menggunakan metode permainan.
Penggunaan metode permainan akan lebih efektif apabila
didukung dengan adanya media sebagai alat bantu pembelajaran.
Penggunaan alat bantu sebagai media pembelajaran diharapkan mampu
membantu proses belajar seperti yang dikemukanan oleh Hamalik (dalam
Arsyad, 2006), bahwa pemakaian media dalam proses pembelajaran
dapat membangkitkan keinginan dan minat, membangkitkan motivasi,
memberikan rangsangan kegiatan belajar, bahkan membawa pengaruh
psikologis siswa. Media dapat menarik minat belajar dan konsentrasi anak
untuk memahami pelajaran.
Metode dan media yang dapat diterapkan oleh guru dalam proses
pembelajaran membaca di TK salah satunya yaitu melalui metode
permainan dengan media pola suku kata dan kartu kata bergambar.
Metode permainan pola suku kata dan kata bergambar merupakan
metode yang sangat menarik, mudah dilaksanakan, dapat merangsang
anak untuk mengembangkan imaginasi dan daya kreativitas.
Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti ingin mengetahui
bagaimana pengaruh metode permainan pola suku kata dan kata
4
bergambar untuk meningkatkan kemampuan membaca awal pada siswa
kelompok B6 TK Negeri 2 Yogyakarta.
B. METODE PENELITIAN
Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian
kuantitatif dengan rancangan eksperimen desain pretest-postest control
group design. Menggunakan instrumen penelitian berupa modul
penelitian, tes kemampuan membaca awal, dan lembar observasi siswa
yang berdasarkan professional judgment. Validitas yang digunakan adalah
validitas isi (content validity) dan menguji reliabilitas butir soal dengan
software iteman. Adapun teknik analisis data yang digunakan adalah
Statistic non-parametric dengan uji Wilcoxon dan Mann-Whitney.
C. HASIL DAN PEMBAHASAN
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh metode
permainan pola suku kata dan kata bergambar terhadap kemampuan
membaca awal siswa kelas B6 TK Negeri 2 Yogyakarta. Alasan pemilihan
TK Negeri 2 Yogyakarta adalah karena sekolah tersebut menjadi tujuan
utama bagi orangtua untuk menumbuhkembangkan dan menggali minat
dan bakat serta menjadikan sekolah sebagai sarana bermain dan belajar
anak-anak, selain itu untuk meningkatkan mutu dan kualitas belajar siswa
khususnya dalam kemampuan membaca awal. Hasil analisis data dengan
menggunakan statistic non-parametric sebagai berikut:
a. Pengaruh pola suku kata terhadap kemampuan membaca awal
siswa kelompok B6 TK Negeri 2 Yogyakarta.
Tabel 1. Hasil Uji Wilcoxon Metode Permainan Pola Suku Kata
Hasil
Z
Asymp. Sig >0.05
-2.585
.010
Berdasarkan tabel hasil uji wilcoxon dapat diketahuI bahwa
sebelum dan setelah diberikan perlakuan, ada perbedaan yang signifikan
antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol dengan nilai
sebesar Z=-2.585 pada taraf signifikansi nilai 0.010 (p>0.05), yang berarti
H0 ditolak, yang berarti ada pengaruh kemampuan membaca awal dengan
metode permainan pola suku kata dan hipotesis dapat diterima.
Hasil analisis data sebelum perlakuan (pretest) diketahui bahwa
tingkat skor sedang lebih banyak dibandingkan tingkat skor tinggi. Setelah
pemberian perlakuan dengan metode permainan pola suku kata selama
5
dua kali perlakuan, dan sedikit demi sedikit kemampuan membaca awal
meningkat.
Berdasarkan hasil uji wilcoxon setelah diberikan perlakuan dengan
metode permainan pola suku kata menunjukkan tingkat skor yang tinggi
pada kemampuan membaca awal. Hal tersebut menunjukkan bahwa ada
perbedaan yang signifikan antara kelompok eksperimen dengan kelompok
kontrol dengan nilai Z=-2.585 pada taraf signifikansi nilai 0.010 (p>0.05),
yang berarti H0 ditolak, sehingga dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh
kemampuan membaca awal sebelum (pretest) dan sesudah (postest)
diberikan metode permainan pola suku kata.
Menurut Supriyadi (Lestary, 2004) metode suku kata yang
digunakan dalam pengajaran membaca awal, yaitu diawali dengan
menyajikan suku kata, kemudian dirangkai menjadi kata, merangkai kata
dengan kata menggunakan kata sambung, suku kata kemudian dilepas
menjadi huruf, dan mensintesiskan kembali huruf menjadi suku kata.
Metode permainan pola suku kata menurut Irfangi (2003) adalah
metode pembelajaran membaca dengan menggunakan kartu huruf
sebagai sarana pembelajaran dengan menyajikan beberapa huruf yang
dirangkai menjadi suku kata, selanjutnya suku kata dirangkai menjadi kata
dengan menggunakan tanda penghubung. Metode ini dapat dimainkan
oleh siswa secara individu atau secara berkelompok. Konsep utama
dalam metode ini adalah mempelajari suku kata yang sering dilafalkan
dan memiliki makna yang jelas, dengan prinsip mengulangi, menghafal,
dan melatih semua huruf konsonan maupun vokal yang membentuk sukukata (Basuki, 2000).
Berdasarkan penjelasan tersebut, hipotesis pertama tentang
adanya pengaruh metode permainan pola suku kata terhadap
kemampuan membaca awal dengan nilai Z=-2.585 dan nilai P value
(0.010<0.05) yang berarti H0 ditolak dan Ha diterima atau dengan kata lain
ada pengaruh penggunaan metode permainan pola suku kata terhadap
kemampuan membaca awal siswa, maka hipotesis terbukti dan dapat
diterima.
Berdasarkan uraian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa
metode permainan pola suku kata berpengaruh untuk meningkatkan
kemampuan membaca awal pada siswa kelompok B6 TK Negeri 2
Yogyakarta.
6
b. Pengaruh kata bergambar terhadap kemampuan membaca awal
siswa kelompok B6 TK Negeri 2 Yogyakarta.
Tabel 2. Hasil Uji Wilcoxon Kartu Kata Bergambar
Hasil
Z
Asymp. Sig >0.05
-2.539
.011
Berdasarkan tabel hasil uji wilcoxon dapat diketahuI bahwa
sebelum dan setelah diberikan perlakuan, ada perbedaan yang signifikan
antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol dengan nilai
sebesar Z=-2.539 pada taraf signifikansi nilai 0.011 (p>0.05), yang berarti
H0 ditolak, yang berarti ada pengaruh kemampuan membaca awal dengan
metode permainan kartu kata bergambar dan hipotesis dapat diterima.
Berdasarkan hasil uji wilcoxon setelah diberikan perlakuan dengan
metode permainan kartu kata bergambar menunjukkan tingkat skor yang
tinggi pada kemampuan membaca awal. Hal tersebut menunjukkan bahwa
ada perbedaan yang signifikan antara kelompok eksperimen dengan
kelompok kontrol dengan nilai Z=-2.539 pada taraf signifikansi nilai 0.011
(p>0.05), yang berarti H0 ditolak, sehingga dapat disimpulkan bahwa ada
pengaruh kemampuan membaca awal sebelum (pretest) dan sesudah
(postest) diberikan metode permainan pola suku kata.
Metode permainan kartu kata bergambar sangat menarik bagi anak
sebagai rangsangan dalam pembelajaran membaca permulaan untuk
anak TK pada tahap awal. Metode permainan kartu kata bergambar
digunakan sebagai rangsang untuk membantu siswa dalam
mengekspresikan gagasannya serta memproduksi bahasa (kata atau
kalimat) yang akan diungkapkan melalui diucapkan.
Bermain kata bergambar anak dapat berfikir cepat, bergerak aktif,
dan berusaha memecahkan masalah. Hal ini sejalan dengan pendapat
Hamalik (1994) yang mengatakan bahwa penggunaan media gambar
dapat membangkitkan motivasi dan merangsang kegiatan belajar, serta
memberikan pengaruh psikologis terhadap siswa. Di samping itu, dengan
media kartu bergambar dapat membangkitkan keinginan dan minat belajar
siswa yang baru. Berdasarkan hal tersebut, maka metode permainan kartu
bergambar dapat membantu anak usia dini dan TK dalam proses belajar
membaca menjadi lebih efektif.
7
Berdasarkan penjelasan tersebut, hipotesis kedua tentang adanya
pengaruh metode permainan kartu kata bergambar terhadap kemampuan
membaca awal dengan nilai Z=-2.539 dan nilai P value (0.011<0.05) yang
berarti H0 ditolak dan Ha diterima, atau dengan kata lain ada pengaruh
penggunaan metode bermain kartu kata bergambar terhadap kemampuan
membaca awal, maka hipotesis terbukti dan diterima.
Berdasarkan uraian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa
metode permainan kartu kata bergambar berpengaruh untuk
meningkatkan kemampuan membaca awal pada siswa kelompok B6 TK
Negeri 2 Yogyakarta.
c. Metode permainan mana yang lebih berpengaruh terhadap
kemampuan membaca awal, apakah metode permainan pola suku
kata atau kartu kata bergambar?
Untuk mengetahui tingkat efektivitas atau pengaruh metode
permainan pola suku kata dan kartu kata bergambar, peneliti
mengggunakan uji Mann-Whitney untuk menguji perbedaan dua sampel
independen. Interpretasi Mean Rank pada uji Mann-Whitney U test adalah
jika nilai Mean Rank>nilai N, maka hal tersebut menunjukkan ada
perbedaan yang signifikan, sedangkan jika nilai Mean Rank<nilai N, maka
hal tersebut menunjukkan tidak ada
perbedaan yang signifikan
kemampuan membaca awal sebelum dan setelah perlakuan dengan
menggunakan metode dengan permainan pola suku kata dan kartu kata
bergambar. Namun analisis respon harus berdasarkan pada hasil
signicance Level (sig).
Uji Mann-Whiteney U test menggunakan confidence Level 95%
sehingga significance Level-nya >0.05. Pengambilan kesimpulannya
adalah jika p>0.05 maka H0 dapat diterima, tetapi jika p<0.05 maka H0
ditolak.
Tabel 3. Hasil Uji Mann-Whitney Test
Metode
N
Mean
SD
Mean Rank
PSK
8
0.2890
0.099
5.19
KKB
8
1.0160
.0.169
11.81
8
Berdasarkan tabel di atas, Mean Rank pada metode permainan
pola suku kata sebesar menunjukkan nilai sebesar 5.19 dan metode kartu
kata bergambar menunjukkan nilai sebasar 11.81. Hal tersebut
mengindikasikan bahwa permainan kartu kata bergambar lebih
berpengaeuh dibandingkan permainan pola suku kata, yang berarti ada
perbedaan yang signikan antara penggunaan metode permainan pola
suku kata dengan kartu kata bergambar untuk meningkat kemampuan
membaca awal pada siswa.
Tabel
4.
Hasil Mann-Whitney dan Wilcoxon dengan Metode
Permainan Pola Suku Kata dan Kartu Kata Bergambar
Mann-Whitney
Gainskor
5.500
Wilcoxon
41.500
Z
-2.858
Asymp sig
<0.05
.004
Berdasarkan tabel tersebut di atas Asymp. Sig menujukkan nilai
0.004 (p<0.05) pada gainskor, berarti H0 pada gainskor ditolak. Hal
tersebut mengindikasikan bahwa ada perbedaan yang signifikan antara
penggunaan metode permainan pola suku kata dengan kartu kata
bergambar.
Berdasarkan uraian tersebut di atas hasil perbedaan skor yang
diperoleh sesuai dengan hipotesis, bahwa ada pengaruh yang signifikan
dalam penggunaan metode permainan untuk meningkatkan kemampuan
membaca awal dan hipotesis dapat diterima.
Hasil analisis data menunjukkan ada pengaruh metode permainan
pola suku kata dan kartu kata bergambar terhadap kemampuan membaca
awal dengan nilai mean rank pola suku kata sebesar 5.19, dan mean rank
kartu kata bergambar sebesar 11.81 dengan p value 0.004 (p<0.05) yang
berarti kemampuan membaca awal dengan metode permainan kartu kata
bergambar lebih tinggi dibandingkan kemampuan membaca awal dengan
metode permainan pola suku kata, maka dapat disimpulkan bahwa
metode permainan dengan kartu kata bergambar lebih berpengaruh
terhadap kemampuan membaca awal dibandingkan dengan metode
permainan pola suku kata.
Menurut Irfangi (2003), penggunaan metode permainan pola suku
kata dapat meningkatkan proses perkembangan fisiologis dan psikologis
anak. Perkembangan fisiologis berkaitan dengan gerakan tangan dan alatalat ucap pada waktu merangkai huruf dan membaca. Perkembangan
psikologis berkaitan dengan kemampuan otak pada waktu menerima
9
rangsangan merangkai lambang huruf dan bunyi. Pembelajaran membaca
awal melalui permainan pola suku kata dapat dilakukan dengan
pengenalan huruf, pengenalan bunyi, pengenalan suku kata, pengenalan
suku kata menjadi kata, dan pengenalan kata menjadi kalimat.
Penggunaan media kata bergambar dalam pembelajaran membaca
awal dapat memperjelas konsep dan menarik perhatian anak. Ulah (2008)
mengatakan bahwa penggunaan media kartu bergambar sangat cocok
digunakan dalam pembelajaran membaca awal pada siswa tahap pemula.
Kemampuan pengenalan huruf siswa dapat meningkat apabila disajikan
gambar sebagai rangsangan membaca. Penggunaan media gambar
dapat membangkitkan motivasi dan merangsang kegiatan belajar, serta
memberikan pengaruh psikologis terhadap siswa (Hamalik, 1994).
Berdasarkan uraian dan hasil analisis di atas dapat disimpulkan
bahwa ada perbedaan antara antara kemampuan membaca awal dalam
menggunakan metode permainan pola suku kata dan kartu kata
bergambar, dengan Asymp. Sig menujukkan nilai 0.004 (P<0.05) pada
gainskor H0 pada gainskor pertama sampai gainskor rerata ditolak. Hal
tersebut mengindikasikan bahwa ada perbedaan yang signifikan untuk
meningkatkan kemampuan membaca awal dengan menggunakan metode
permainan pola suku kata dan kartu kata bergambar. Maka dapat
disimpulkan bahwa metode permainan dengan kartu kata bergambar lebih
berpengaruh terhadap kemampuan membaca awal dengan nilai mean
rank yang lebih tinggi yaitu 11.81 dibandingkan dengan metode
permainan pola suku kata
Adapun aspek yang paling berkonstribusi untuk meningkatkan
kemampuan membaca awal pada sisiwa kelompok B6 TK Negeri 2
Yogyakarta dengan metode pola suku kata dan kartu kata bergambar
yaitu pada aspek kemampuan menyusun dan membaca rangkaian huruf
menjadi pola suku kata dan menyusun kalimat sederhana dari kartu kata
bergambar. Pada aspek tersebut, siswa begitu antusias untuk menyusun
pola suku kata dan kartu-kartu bergambar sesuai dengan apa yang ada
dipikiran siswa.
D. KESIMPULAN
1. Ada pengaruh metode permainan pola suku kata terhadap
kemampuan membaca awal, dengan kata lain ada pengaruh
penggunaan metode permainan pola suku kata terhadap
kemampuan membaca awal siswa.
2. Ada pengaruh metode permainan kartu kata bergambar terhadap
kemampuan membaca awal yang berarti ada pengaruh
penggunaan metode bermain kartu kata bergambar terhadap
kemampuan membaca awal siswa.
10
3. Metode permainan dengan kartu kata bergambar lebih
berpengaruh terhadap kemampuan membaca awal dibandingkan
dengan metode permainan pola suku kata.
DAFTAR PUSKATA
Abdurrahman, M. (1999). Pendidikan bagi Anak Berkesulitan Belajar.
Jakarta: Rineka Cipta.
Anwar, K. (1997).Pelaksanaan Latihan Membaca Permulaan di SDN
Kotamadya Banjarmasin. Tesis (Tidak Diterbitkan). Malang: PPS IKIP.
Akhadiah, S. (1991). Modul Bahasa Indonesia. Jakarta: P2LPTK.
Arsyad, (2006).Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Arikunto, S. (2002). Prosedur penelitian Suatu Pendekatan Praktek Edisi
Revisi Cetakan ke V. Jakarta: Rineka Cipta.
Astuti, I, (2009), Peningkatan Prestasi Belajar Membaca Permulaan
Melalui Permainan Kartu Kata Di Tingkat Pendidikan TK. Skripsi.
Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro. Semarang.
Atmaja,
D,
(20011).
Psikologi
Kognitif,
http://kajianpsikologi.blogspot.com/2011/11/.html (diunduh tanggal 12
April 2013)
Azwar, S. (1999). Pengantar Psikologi Inteligensi. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Azwar, S. (2012). Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Basuki, A.T. (2000). Pengenalan Suku Kata Bahasa Indonesia
Menggunakan Finite-State Automata, Majalah Integral. 5 (2):6-13
Baruage, Sapsal, dan Muhammad. (2010). Efektifitas Penggunaan Media
Gambar
Dalam
Meningkatkan
Keaktifan
Siswa,
http://mahmudsapsalbrg.wordpress.com/2010/03/.html.
Diunduh
tanggal 14 Mei 2013
Bowman, J. D. dan Bowman, S. R. (1991). Reading Improvement, Using
Television Commercial to Develop Reading Comprehension. 28 (4):
265.
11
Departemen Pendidikan Nasional. (2005). Kamus
Indonesia, edisi ke 3. Jakarta: Balai Pustaka.
Besar
Bahasa
Dhieni, N, dkk, (2006). Metode Pengembangan Bahasa. Jakarta:
Universitas Terbuka.
Fajarwati, I. (2011.) Upaya Meningkatkan Kemampuan Membaca Awal
Melalui Permainan Suku Kata Kelompok B-1 di TK Aisyiyah Pucangan
I Kartasura” tahun ajaran 2010/2011. Tesis. Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Hamalik, O. (1994). Media Pendidikan. Bandung: Citra Aditya Bakti.
Irfangi, M. (2003). Pembelajaran Membaca dan Menulis Permulaan di
Kelas I SD dengan Permainan Kartu Huruf. Jurnal Pemikiran dan
Penelitian Pendidikan 2:11-15
Karli, H. (2010). Membaca dan Menulis untuk Anak Usia Dini: Aktivitas
dan Permainan yang Menyenangkan. Jurnal Pendidikan Penabur - 15:
1-8.
Latipun. (2004). Psikologi Eksperimen. Malang: UMM Press.
Musfiroh, T. (2008). Menumbuhkembangkan Baca-Tulis Anak Usia Dini.
Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana Indonesia.
Sabri, A. (1996). Psikologi Pendidikan Berdasarkan Kurikulum Nasinal.
Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya.
Salimah. (2011). Dampak Penerapan Bermain Dengan Media Gambar
Seri Dalam Mengembangkan Keterampilan Berbicara Dan
Penguasaan Kosa Kata Anak Usia Dini Jurnal SPS Universitas
Pendidikan Indonesia, Edisi 1:11-23.
Sanjaya, W. (2007). Strategi Pembelajaran Kooperatif: Berorientasi
Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Santrock, J. (2007).Perkembangan Anak. Jilid I. Edisi ke-11. Jakarta:
Erlangga.
Seniati, L., Yulianto, A., dan Setiadi, B.N. (2005). Psikologi Eksperimen.
Jakarta: Indeks
Solchan T. W, dkk. (2008). Pendidikan Bahasa Indonesia di SD. Jakarta:
Universitas Terbuka.
Sugiarto. (2002). Perbedaan Hasil Belajar Membaca Antara Siswa Lakilaki dan Perempuan yang Diajar Membaca dengan Teknik Skimming,
12
http://www.depdiknas.go.id/Jurnal//perbedaan_hasil_belajar_membac
a.htm. (Diunduh Tanggal 15 Mei 2013)
Sugiyono.(2003). Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Penerbit Alfabeta.
Sukartiningsih, W. (2004). Peningkatan Kualitas Pembelajaran Membaca
dan Menulis Permulaan Di Kelas 1 SD Melalui Media Kata Bergambar
(MKB). Jurnal Pendidikan Dasar 5:25-32.
Suyatinah. (2005). Peningkatan Keefektifan Pembelajaran Menulis di
Kelas II Sekolah Dasar. Jurnal Cakrawala Pendidikan. 3: 12-18.
Syarifudin. (2002). Kemampuan Menyimak dan Berbicara dengan
Kemampuan Berbicara dan Menulis. Jurnal Pemikiran dan Penelitian
Pendidikan. 5:1-8
Ulah, M. (2008). Pengaruh Penggunaan Media Flash Card Terhadap
Kemampuan Mengenal Huruf Pada Anak Kelompok A RA Roudlotul
Islamiyah Sidoarjo. Skripsi. Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas
Negeri Surabaya.
Usman, M.U. (1996). Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Yusuf, S. (1998). Fonetik dan Fonologi. Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama.
Zukhaira. (2009). Pembuatan dan Penggunaan Media Gambar dan Kartu
Kata untuk Pengajaran Bahasa. Skripsi. Fakultas Bahasa dan Sastra.
Universitas Negeri Semarang.
Download