FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU SEKS PRANIKAH PADA REMAJA SMA DI SURAKARTA Skripsi ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijasah S1 Kesehatan Masyarakat Disusun Oleh: RIRIN DARMASIH J 410 050 007 PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2009 i ABSTRAK RIRIN DARMASIH J 410 050 007 FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU SEKS PRANIKAH PADA REMAJA SMA DI SURAKARTA Perilaku seksual yang tidak sehat di kalangan remaja khususnya remaja yang belum menikah semakin meningkat. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan pengaruh pengetahuan, sumber informasi, pemahaman tingkat agama, dan peranan keluarga terhadap perilaku seks pranikah pada remaja SMA di Surakarta. Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan rancangan crosssectional, yang dilengkapi pendekatan metode kuantitatif dan kualitatif. Subjek penelitian ini adalah remaja yang berusia antara 15-18 tahun yang bersekolah SMA di Surakarta. Populasi dalam penelitian ini adalah remaja SMA di SMAN 1, SMAN 2, SMAN 6, SMA Batik 2 Surakarta, dan SMA Warga Surakarta kelas 2 yang pernah atau sedang pacaran dengan jumlah 1158 siswa, dengan sampel 114 siswa. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah Simple random sampling. Analisis statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah statistik chi square (X2) dan regresi ganda (multiple regression), dengan tingkat kepercayaan α = 0,05. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat diketahui bahwa nilai signifikansi pengetahuan p=0,022 (p<0,05) dengan nilai koefisien (-0,129), pemahaman tingkat agama p=0,002 (p<0,05) dengan nilai koefisien (-0,315), sumber informasi p=0,022 (p<0,05) dengan nilai koefisien (0,201), dan peranan keluarga p=0,000 (p<0,05) dengan nilai koefisien (-0,394). Sehingga dapat di simpulkan bahwa ada pengaruh pengetahuan, pemahaman tingkat agama, sumber informasi, dan peranan keluarga terhadap perilaku seks pranikah pada remaja SMA di Surakarta. Kata Kunci: Perilaku, Seks Pranikah, Remaja SMA Kepustakaan: 31, 1999-2009 Pembimbing I Surakarta, 30 Oktober 2009 Pembimbing II Azizah Gama T, SKM, M.Pd NIK. 1 001 017 Noor Alis Setiyadi, SKM NIK. 1 001 043 Mengetahui, Ketua Program Studi Kesehatan Masyarakat Yuli Kusumawati, SKM, M.Kes (Epid) NIK. 863 ii RIRIN DARMASIH J 410 050 007 THE FACTORS THAT INFLUENCE IN BEFORE MARRIED SEXUAL BEHAVIOR AT SENIOR HIGH SCHOOL STUDENT IN SURAKARTA ABSTRACT The aim of this reseach was to prove the influence of knowledge, source of information, understanding of religion level and family role related toward before married sexual behavior at senior high school students in Surakarta. The research was observasional with cross-sectional approach and qualitative and kuantitative method. The subject was students with 15-18 years old who study in senior high school in Surakarta. The population were students in SMAN 1, SMAN 2, SMAN 6, SMA Batik 2, and SMA Warga in Surakarta who ever or was having experience for dating, with the amount was 1158 students and the sample were amount 114 students. The sampling technique was simple random sampling. The analysis use chi squere test and multiple regression statistics with significant level 95% confidence interval (α =0,05). The results could be presented that the significant level of knowledge got p=0,022 (p<0,05) and coefficient value (-0,129), the understanding of religion value got p=0,002 (p<0,05) and coefficient value (03915), the information resource got p=0,022 (p<0,05) and coefficient value (0,201), and the family role got p=0,000 (p<0,05) and coefficient value (-0,394). Based on the result it can be concluded there are influence of knowledge, source of information, understanding of religion value, and family role toward before married sexual behavior at of senior high school students in Surakarta. Keyword: Before Married Sexual Behavior, senior high school Students iii FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU SEKS PRANIKAH PADA REMAJA SMA DI SURAKARTA Skripsi ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijasah S1 Kesehatan Masyarakat Disusun Oleh: RIRIN DARMASIH J 410 050 007 PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2009 iv @ 2009 Hak Cipta Pada Penulis v PERNYATAAN PERSETUJUAN Skripsi dengan judul: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU SEKS PRANIKAH PADA REMAJA SMA DI SURAKARTA Disusun Oleh : Ririn Darmasih NIM : J 410 050 007 Telah kami setujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta. Surakarta, 30 Oktober 2009 Pembimbing I Pembimbing II Azizah Gama T, SKM, M.Pd NIK. 1 001 017 Noor Alis Setiyadi, SKM NIK. 1 001 043 vi HALAMAN PENGESAHAN Skripsi dengan judul: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU SEKS PRANIKAH PADA REMAJA SMA DI SURAKARTA Disusun Oleh : Ririn Darmasih NIM : J 410 050 007 Telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta pada tanggal 30 Oktober dan telah diperbaiki sesuai dengan masukan Tim Penguji. Surakarta, 30 Oktober 2009 Ketua Penguji Anggota Penguji I Anggota Penguji II : Azizah Gama T, SKM, M.Pd : Noor Alis Setiyadi, SKM : Ambarwati S.Pd, M.Si (.................................) (.................................) (.................................) Mengesahkan, Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta Arif Widodo A.Kep, M.Kes NIK. 630 vii MOTTO “Barang siapa mengerjakan perbuatan jahat, maka dia tidak akan dibalasi melainkan sebanding dengan kejahatan itu. Dan barang siapa mengerjakan amal yang sholeh baik laki-laki maupun perempuan sedang dia dalam keadaan beriman, maka mereka akan masuk surga, mereka diberi rizki didalamnya tanpa hisap”. (Qur’an 40 :40). “Dan janganlah kamu mengikuti apa yang tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan, dan hati, semuanya akan diminta pertanggungan jawabnya” (Qur’an 17 :36). “Sesungguhnya sholatku, ibadahku, hidupku, dan matiku hanyalah untuk ALLAH SWT, Tuhan semesta alam”. (Qur’an 6 :162). “Dan hamba-hamba yang baik dari tuhan Yang Maha Penyayang itu ialah orangorang yang berjalan di atas bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata (yang mengandung) keselamatan”. (Qur’an 25 :63). “Hanya dengan kesabaran dan ketabahan hati menjadi tenang serta mengalahkan hati yang sedang gelisah” (Penulis). viii PERSEMBAHAN Karya ini penulis persembahkan untuk Ibuku dan paman-pamanku tersayang yang menjadi motivasiku dalam pencapaian tujuan hidup ini. Kalian adalah pemberi inspirasi terhebat dalam hidupku, pemberi kasih sayang dan motivasi yang terkuat dan tiada tara. Kakakku dan adik-adikku tersayang yang menjadi penyemangat pemberi inspirasi, canda dan tawa serta kasih sayang yang tercurah di setiap langkah ku. Mas Agoes Edi tercinta dan tersayang yang memberikan warna dalam hidupku, selalu memberikan semangat, motivasi, dorongan, dukungan serta cinta dan kasih sayangnya selama ini baik suka maupun duka. Sahabat-sahabatku yang aku sayangi karena kebaikan dan ketulusan hati kalian menerima aku apa adanya. Teman-teman Kesehatan Masyarakat UMS angkatan 2005. Almamaterku tercinta. ix RIWAYAT HIDUP Nama : Ririn Darmasih Tempat/Tanggal Lahir: Pamekasan, 17 Juni 1986 Jenis Kelamin : Perempuan Agama : Islam Alamat : Desa Pamoroh 2 Kecamatan Kadur Pamekasan-Madura Riwayat Pendidikan : 1. Lulus SDN Pamoroh 2 tahun 1999 2. Lulus SLTPN 2 Pamekasan-Madura tahun 2002 3. Lulus SMAN 1 Pamekasan-Madura tahun 2005 4. Menempuh pendidikan di Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta mulai tahun 2005 x KATA PENGANTAR Assalamu'alaikum Wr.Wb Puji dan syukur penulis panjatkan atas ke hadirat ALLAH SWT yng telah memberikan kemudahan dan petunjik dalam menyelesaikan skripsi yang berjudul "Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Seks Pranikah pada Remaja SMA Di Surakarta". Laporan skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana di Program Studi Kesehatan Masyarakat Universitas Muhammadiyah Surakarta. Penulis menyadari tanpa bantuan dari berbagai pihak tidak banyak yang bisa penulis lakukan dalam menyelesaikan skripsi ini. Untuk itu penulis menyampaikan rasa hormat dan terima kasih atas semua bantuan dan dukungannya selama pelaksanaan dan penyusunan laporan skripsi ini kepada: 1. Bpk. Arif Widodo, A. Kep, M.Kes selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta. 2. Ibu Yuli Kusumawati, SKM, M.Kes (Epid) Ketua Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta. 3. Ibu Azizah Gama T, SKM, M.Pd selaku pembimbing I yang telah memberikan bimbingan, pengarahan, dan masukan dalam skripsi ini. 4. Bpk. Noor Alis Setiyadi, SKM selaku pembimbing II yang telah memberikan bimbingan, pengarahan, dan masukan dalam skripsi ini. 5. Dosen-dosen kesmas Ibu Azizah Gama T, SKM, M.Pd, Ibu Dwi Linna Suswardany SKM, Dr. Bhisma Murti MPH, MSc, PhD, Ibu Ambarwati S.Pd, M.Si, Bpk. Noor Alis Setiyadi, SKM, Ibu Yuli Kusumawati, SKM, M.Kes (Epid), Ibu Dwi Astuti, S.Pd, M.Kes, Bpk Sri Darnoto SKM, Bpk Badar Kirwono SKM, M.Kes, dan yang lainnya terima kasih atas ilmu yang diberikan pada penulis. 6. Bpk. Drs. H. M. Thoyibun, SH, MM selaku kepala sekolah SMA Negeri 1 Surakarta yang telah memberikan ijin untuk melakukan penelitian di sekolah. 7. Bpk. Drs. Sukardjo, MA selaku kepala sekolah SMA Negeri 2 Surakarta yang telah memberikan ijin untuk melakukan penelitian di sekolah. xi 8. Bpk. Drs. Makmur Sugeng, M.Pd selaku kepala sekolah SMA Negeri 6 Surakarta yang telah memberikan ijin untuk melakukan penelitian di sekolah. 9. Bpk. Drs. Rusetyo Antariksa selaku kepala sekolah SMA Warga Surakarta yang telah memberikan ijin untuk melakukan penelitian di sekolah. 10. Bpk. Drs. H. Soewarto, MM selaku kepala sekolah SMA Batik 2 Surakarta yang telah memberikan ijin untuk melakukan penelitian di sekolah. 11. Ibuku tersayang dan Mbah Tamo yang telah menjaga dan membesarkanku, merawat, memberikan doa tanpa kenal waktu, semangat, nasehat, dukungan, dorongan, motivasi, dan kasih sayang yang tak terhitung banyaknya. 12. Paman-pamanku tersayang, paman Sadin, Ali, Husen, Doil, dan Sholeh, kak samsuri, adikku Iis, ulfa dan salamah yang telah memberikan kasih sayang, dorongan, dukungan, motivasi, biaya, dan semangat yang tak terhitung banyaknya sehingga penulis bisa menyelesaikan kuliyah ini dengan baik. 13. Mas Agoes Edi tercinta dan tersayang yang telah memberikan warna dalam hidupku, memberikan semangat, nasehat, dorongan, dukungan, motivasi, dan kasih sayangnya yang tiada tara baik suka maupun duka yang tak terhitung banyaknya. 14. Sahabat-sahabatku tersayang Imanda, Junitha, Mela, Umi, Aria, dan Vita yang telah memberikan banyak pengalaman dalam hidup, memberikan nasehat, semangat, dorongan, motivasi, doa, canda, tawa dan mengajarkan penulis tentang arti sebuah persahabatan. 15. Widia, Ida, Anjar, Riana, Phitaloka, Dewi, Irfan, Pambudi, Dwi, Farid, Agus Samsudrajat, Aput, wahyu, dan semua teman2 seperjuangan kesmas 2005. 16. Dewi Rahayu, Dian lestari, Jeryanto, dan semua kakak tingkat seperjuangan di kesmas yang telah memberikan semangat dan dorongan pada penulis. 17. Teman- teman kos, Ambar, Rini, dina, Retno, Dewi, Linda, Ifa, Darti, Nova dan lainnya yang telah berbagi canda dan tawa selama penulis berada di kos. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua, amin. Wassalamu'alaikum Wr. Wb Surakarta, 14 Oktober 2009 Penulis xii DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL.................................................................................................i ABSTRAK...............................................................................................................ii PERNYATAAN PERSETUJUAN.........................................................................vi HALAMAN PENGESAHAN...............................................................................vii MOTTO................................................................................................................viii PERSEMAHAHAN................................................................................................ix RIWAYAT HIDUP..................................................................................................x KATA PENGANTAR............................................................................................xi DAFTAR ISI.........................................................................................................xiv DAFTAR TABEL..................................................................................................xv DAFTAR GAMBAR............................................................................................xvi DAFTAR LAMPIRAN........................................................................................xvii DAFTAR SINGKATAN....................................................................................xviii BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang...........................................................................................1 B. Perumusan Masalah...................................................................................4 C. Tujuan Penelitian.......................................................................................5 D. Manfaat Penelitian.....................................................................................5 E. Ruang Lingkup...........................................................................................6 BAB II. TINJAUAN PUSTAKA A. Remaja.......................................................................................................7 1. Pengertian Remaja................................................................................7 2. Cici-ciri Masa Remaja...........................................................................7 3. Tahap Perkembangan Remaja...............................................................8 4. Perkembangan Fisik .............................................................................9 5. Karakteristik Remaja...........................................................................11 6. Perkembangan Perilaku Seksual Remaja ...........................................13 B. Perilaku....................................................................................................15 1. Pengertian Perilaku.............................................................................15 2. Faktor Perilaku....................................................................................17 C. Perilaku Seksual Pada Remaja................................................................17 D. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Seksual Pranikah Remaja.18 E. Dampak Perilaku Seksual Pranikah Remaja...........................................20 F. Kerangka teori.........................................................................................21 G. Kerangka Konsep....................................................................................22 H. Hipotesis.................................................................................................23 BAB III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian... ..........................................................23 B. Subjek Penelitian.. .................................................................................23 C. Waktu dan Tempat Penelitian.... ............................................................24 xiii D. Populasi dan Sampel. .............................................................................25 1. Populasi................................. .............................................................25 2. Besar Sampel................................. .....................................................25 E. Variabel Penelitian... ..............................................................................26 F. Definisi Operasional Variabel. ...............................................................27 1. Variabel Bebas................................. ..................................................26 2. Variabel Terikat................................. ................................................26 G. Pengumpulan Data. ................................................................................28 1. Jens Data................................. ................................. .........................28 2. Sumber Data................................. ................................. ....................28 3. Cara Pengumpulan Data................................. ....................................29 4. Instrumen Penelitian................................. ..........................................29 a. Kuesioner................................. ......................................................29 b. Uji Validitas dan Reabilitas................................. ..........................30 c. Pedoman Wawancara................................. ...................................32 H. Pengolahan Data... .................................................................................36 I. Anlisis Data.. ..........................................................................................36 1. Analisis Univariat................................. ..............................................36 2. Analisis Bivariat................................. ................................................36 3. Analisis multivariat................................. ...........................................37 BAB IV. HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian…....................................................40 B. Karakteristik Responden……..................................................................42 C. Hasil Penelitian…………………………………………………………44 D. Hasil Uji Normalitas…………………………………………...……….47 E. Hasil Analisis Hubungan……………………………………………….48 F. Hasil Analisis Bivariat………………………………………………….51 G. Hasil Analisis Multivariat………………………………………………52 BAB V. PEMBAHASAN A. Karakteristik Responden……..................................................................56 B. Hasil Analisis Bivariat……………………………………………..…...57 C. Hasil Analisis Multivariat…………………………………………..…..64 BAB VI. KESIMPULAN A. Kesimpulan…..........................................................................................71 B. Saran…....................................................................................................71 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN xiv DAFTAR TABEL Tabel Halaman 1. Definisi Operasional Variabel..........................................................................27 2. Tingkat Keeratan Hubungan Variabel X dan Variabel Y................................31 3. Hasil Uji Validitas Pengetahuan Tentang Seks Pranikah................................32 4. Hasil Uji Validitas Pemahaman Tingkat Agama.............................................33 5. Hasil Uji Validitas Peranan Keluarga..............................................................33 6. Hasil Uji Validitas Sumber Informasi..............................................................34 7. Gambaran Karakteristik Responden berdasarkan Umur..................................43 8. Gambaran Karakteristik Responden berdasarkan Jenis Kelamin....................43 9. Gambaran Karakteristik Responden berdasarkan Pendidikan orang tua.........44 10. Gambaran Karakteristik Responden tentang Faktor yang Mempengaruhi 11. Perilaku Seks Pranikah Pada Remaja SMA di Surakarta.................................47 12. Hasil Uji Normalitas Kolomogorov Smirnov...................................................48 13. Distribusi Hubungan Pengetahuan dengan Perilaku Seks Pranikah pada 14. Remaja SMA di Surakarta...............................................................................49 15. Distribusi Hubungan Pemahaman Tingkat Agama dengan Perilaku Seks Pranikah pada Remaja SMA di Surakarta........................................................50 16. Distribusi Hubungan Sumber Informasi dengan Perilaku Seks Pranikah pada Remaja SMA di Surakarta...............................................................................50 17. 15 Distribusi Hubungan Keluarga dengan Perilaku Seks Pranikah pada Remaja SMA di Surakarta...............................................................................51 18. 16 Ringkasan Hasil Uji Chi Square….............................................................52 19. 17 Ringkasan Hasil Uji Regresi Ganda (Multiple Regresiaon).......................53 xv DAFTAR GAMBAR Gambar Halaman 1. Kerangka Teori Penelitian………………………………………………........21 2. Kerangka Konsep Penelitian……………………………………………........22 xvi DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Surat keterangan telah melakukan penelitian di SMA Negeri I Surakarta 2. Surat keterangan telah melakukan penelitian di SMA Negeri 2 Surakarta 3. Surat keterangan telah melakukan penelitian di SMA Negeri 6 Surakarta 4. Surat keterangan telah melakukan penelitian di SMA Warga Surakarta 5. Surat keterangan telah melakukan penelitian di SMA Batik 2 Surakarta 6. Kuesioner penelitian pengetahuan tentang perilaku seks pranikah remaja 7. Kuesioner penelitian pemahaman tingkat agama 8. Kuesioner penelitian sumber informasi 9. Kuesioner penelitian peranan keluarga 10. Pedoman wawancara terstruktur tentang perilaku seks pranikah remaja SMA 11. Data penelitian faktor yang mempengaruhi perilaku seks pranikah pada remaja SMA di Surakarta. 12. Data kualitatif perilaku seks pranikah pada remaja SMA di Surakarta. 13. Uji validitas pengetahuan, pemahaman tingkat agama, sumber informasi dan peranan keluarga 14. Uji reabilitas pengetahuan, pemahaman tingkat agama, sumber informasi dan peranan keluarga 15. hasil frequensi tabel umur, jenis kelamin, pendidikan orang tua pengetahuan, pemahaman tingkat agama, sumber informasi dan peranan keluarga. 16. Uji normalitas data 17. Tabulasi silang dan uji Chi-Squere pengetahuan dengan perilaku seks pranikah 18. Tabulasi silang dan uji Chi-Squere pemahaman tingkat agama dengan perilaku seks pranikah 19. Tabulasi silang dan uji Chi-Squere sumber informasi dengan perilaku seks pranikah 20. Tabulasi silang dan uji Chi-Squere peranan keluarga dengan perilaku seks pranikah 21. Analisis hubungan beberapa variabel (Multivariat) xvii DAFTAR SINGKATAN AIDS : Aquired Immune Defisiency Syndrom HIV : Human Immunodeficiency Virus HP : Handpone MUI : Majelis Ulama Indonesia PMS : Penyakit menular Seksual PPFAI : Planned Parented Federation of America Inc TV : Televisi xviii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perilaku seksual yang tidak sehat di kalangan remaja khususnya remaja yang belum menikah cenderung meningkat. Hal ini terbukti dari beberapa hasil penelitian bahwa yang menunjukkan usia remaja ketika pertama kali mengadakan hubungan seksual aktif bervariasi antara usia 14 – 23 tahun dan usia terbanyak adalah antara 17 – 18 tahun (Fuad, et al. 2003). Perilaku seksual pada remaja dapat diwujudkan dalam tingkah laku yang bermacammacam, mulai dari perasaan tertarik, berkencan, berpegangan tangan, mencium pipi, berpelukan, mencium bibir, memegang buah dada di atas baju, memegang buah dada di balik baju, memegang alat kelamin di atas baju, memegang alat kelamin di bawah baju, dan melakukan senggama (Sarwono, 2003). Hasil penelitian pada 1038 remaja berumur 13-17 tahun tentang hubungan seksual menunjukkan 16% remaja menyatakan setuju dengan hubungan seksual, 43% menyatakan tidak setuju dengan hubungan seksual, dan 41% menyatakan boleh-boleh saja melakukan hubungan seksual (Planned Parenthood Federation of America Inc, 2004). Data Depkes RI (2006), menunjukkan jumlah remaja umur 10-19 tahun di Indonesia sekitar 43 juta (19,61%) dari jumlah penduduk. Sekitar satu juta remaja pria (5%) dan 200 ribu remaja wanita (1%) secara terbuka menyatakan bahwa mereka pernah melakukan hubungan seksual. Penelitian yang dilakukan oleh berbagai 1 institusi di Indonesia selama kurun waktu tahun 1993-2002, menemukan bahwa 5-10% wanita dan 18-38% pria muda berusia 16-24 tahun telah melakukan hubungan seksual pranikah dengan pasangan yang seusia mereka 3-5 kali (Suryoputro, et al. 2002). Penelitian juga dilakukan oleh Universitas Diponegoro bekerjasama dengan Dinas Kesehatan Jawa Tengah, (2005) dengan sampel 600.000 responden menyatakan bahwa sekitar 60.000 atau 10% siswa SMU Se-Jawa Tengah melakukan hubungan seks pranikah. Berdasarkan hasil penelitian Taufik (2005), mengenai perilaku seksual remaja SMU di Surakarta dengan sampel berjumlah 1.250 orang, berasal dari 10 SMU di Surakarta yang terdiri dari 611 laki-laki dan 639 perempuan menyatakan bahwa sebagian besar remaja pernah melakukan ciuman bibir 10,53%, melakukan ciuman dalam 5,6%, melakukan onani atau masturbasi 4,23%, dan melakukan hubungan seksual sebanyak 3,09%. Remaja merupakan suatu fase perkembangan antara masa kanak-kanak dan masa dewasa, berlangsung antara usia 12 sampai 21 tahun. Masa remaja terdiri dari masa remaja awal usia 12-15 tahun, masa remaja pertengahan usia 15-18 tahun, dan masa remaja akhir usia 18-21 tahun (Monks, et al. 2002). Menurut Green (2003), perilaku seseorang dipengaruhi oleh tiga faktor, yaitu faktor predisposisi, faktor pendukung, dan faktor pendorong. Hasil penelitian Seotjiningsih (2006) menunjukkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku seks pranikah remaja adalah hubungan orangtuaremaja, tekanan negatif teman sebaya, pemahaman tingkat agama (religiusitas), dan eksposur media pornografi memiliki pengaruh yang 2 signifikan, baik langsung maupun tidak langsung terhadap perilaku seksual pranikah remaja. Berdasarkan hasil penelitian mengenai kebutuhan akan layanan kesehatan reproduksi di 12 kota di Indonesia pada tahun 2002, menunjukkan bahwa pengetahuan mereka akan seksualitas sangat terbatas (6,11%). Pengetahuan remaja tentang kesehatan reproduksi ternyata tidak berpengaruh terhadap remaja dalam melakukan hubungan seksual pranikah. Remaja yang tahu maupun yang tidak tahu tentang kesehatan reproduksi tidak berpengaruh terhadap sikap mereka melakukan hubungan seksual pranikah (Iswarati dan Prihyugiarto, 2002). Faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap perilaku reproduksi remaja di antaranya adalah faktor keluarga. Remaja yang melakukan hubungan seksual sebelum menikah banyak di antaranya berasal dari keluarga yang bercerai atau pernah cerai, keluarga dengan banyak konflik dan perpecahan (Kinnaird, 2003). Hubungan orang tua remaja, mempunyai pengaruh langsung dan tidak langsung dengan perilaku seksual pranikah remaja. Hasil penelitian yang dilakukan Soetjiningsih (2006) menunjukkan, makin baik hubungan orang tua dengan anak remajanya, makin rendah perilaku seksual pranikah remaja. Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku seksual pranikah pada remaja paling tinggi adalah hubungan antara orang tua dengan remaja, tekanan teman sebaya, pemahaman tingkat agama (religiusitas), dan eksposur media pornografi. 3 Berdasarkan hasil penelitian Idayanti (2002) dapat disimpulkan bahwa ada hubungan negatif yang sangat signifikan antara religiusitas dengan perilaku seksual remaja yang sedang pacaran, dimana semakin tinggi religiusitas maka perilaku seksual semakin rendah, dan sebaliknya. Faktor lain yang mempengaruhi perilaku seks pranikah remaja adalah fakor lingkungan seperti VCD, buku, dan film porno (Taufik, 2005). Menurut Rohmahwati (2008) paparan media massa, baik cetak (koran, majalah, buku-buku porno) maupun elektronik (TV, VCD, Internet), mempunyai pengaruh secara langsung maupun tidak langsung pada remaja untuk melakukan hubungan seksual pranikah. Berdasarkan hasil survey yang dilakukan pada beberapa sekolah SMA di Surakarta, terdapat salah satu SMA yang terpaksa mengeluarkan siswanya dari sekolah karena hamil di luar nikah, akibat perilaku seks pranikah. Oleh karena itu penulis tertarik melakukan penelitian tentang faktor yang mempengaruhi perilaku seks pranikah pada remaja SMA di Surakarta, yang meliputi pengetahuan, sumber informasi (media), religiusitas, dan keluarga. B. Perumusan Masalah 1. Apakah pengetahuan mempengaruhi perilaku seks pranikah pada remaja SMA di Surakarta? 2. Apakah pemahaman tingkat agama mempengaruhi perilaku seks pranikah pada remaja SMA di Surakarta? 4 3. Apakah sumber informasi (media) mempengaruhi perilaku seks pranikah pada remaja SMA di Surakarta? 4. Apakah peran keluarga mempengaruhi perilaku seks pranikah pada remaja SMA di Surakarta? C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Mengetahui faktor yang mempengaruhi perilaku seks pranikah pada remaja SMA di Surakarta. 2. Tujuan Khusus a. Menganalisis pengaruh pengetahuan terhadap perilaku seks pranikah pada remaja SMA di Surakarta. b. Menganalisis pengaruh sumber informasi terhadap perilaku seks pranikah pada remaja SMA di Surakarta. c. Menganalisis pengaruh pemahaman tingkat agama (religiusitas) terhadap perilaku seks pranikah pada remaja SMA di Surakarta. d. Menganalisis pengaruh peran keluarga terhadap perilaku seks pranikah pada remaja SMA di Surakarta. D. Manfaat Penelitian a. Bagi Remaja Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran tentang faktor yang mempengaruhi perilaku seks pranikah pada remaja SMA di Surakarta. 5 b. Bagi Instansi Kesehatan Diharapkan dapat bermanfaat bagi Dinas Kesehatan, dan instansi terkait untuk perbaikan perencanaan maupun implementasi program kesehatan reproduksi. c. Bagi peneliti Dapat mengembangkan wawasan peneliti dan pengalaman berharga dalam melatih kemampuan peneliti dalam melakukan penelitian yang berkaitan dengan faktor yang mempengaruhi perilaku seks pranikah pada remaja SMA di Surakarta. d. Bagi Peneliti lain Sebagai data dasar untuk penelitian selanjutnya. E. Ruang Lingkup Ruang lingkup pada penelitian ini dibatasi mengenai faktor yang mempengaruhi perilaku seks pranikah pada remaja SMA di Surakarta. 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Remaja 1. Pengertian remaja Remaja dalam ilmu psikologis juga diperkenalkan dengan istilah lain, seperti puberteit, adolescence, dan youth. Dalam bahasa Indonesia sering pula dikaitkan pubertas atau remaja. Remaja merupakan suatu fase perkembangan antara masa kanak-kanak dan masa dewasa, berlangsung antara usia 12 sampai 21 tahun. Masa remaja terdiri dari masa remaja awal usia 12-15 tahun, masa remaja pertengahan usia 15-18 tahun, dan masa remaja akhir usia 18-21 tahun (Monks, et al. 2002). Masa remaja disebut juga sebagai periode perubahan, tingkat perubahan dalam sikap, dan perilaku selama masa remaja sejajar dengan perubahan fisik (Hurlock, 2004). 2. Ciri-ciri masa remaja Masa remaja mempunyai ciri-ciri tertentu yang membedakan dengan periode sebelum dan sesudahnya. Gunarsa (2001) menyatakan ciri–ciri tertentu yaitu: a. Masa remaja sebagai periode yang penting. b. Masa remaja sebagai periode peralihan. c. Masa remaja sebagai periode perubahan. 7 d. Masa remaja sebagai periode bermasalah. e. Masa remaja sebagai masa mencari identitas. f. Masa remaja sebagai usia yang menimbulkan ketakutan. g. Masa remaja sebagai ambang masa dewasa. Gunarsa (2001) menyebutkan bahwa masa remaja sebagai masa peralihan dari masa anak ke masa dewasa, meliputi semua perkembangan yang dialami sebagai persiapan memasuki masa dewasa. Semua aspek perkembangan dalam masa remaja secara global berlangsung antara umur 12–21 tahun, dengan pembagian usia 12-15 tahun adalah masa remaja awal, 15-18 tahun adalah masa remaja pertengahan, 18- 21 tahun adalah masa remaja akhi (Monks, et al. 2002). 3. Tahap perkembangan remaja Menurut tahap perkembangan, masa remaja dibagi menjadi tiga tahap yaitu : a. Masa remaja awal (12-15 tahun), dengan ciri khas antara lain: 1) Lebih dekat dengan teman sebaya 2) Ingin bebas 3) Lebih banyak memperhatikan keadaan tubuhnya dan mulai berpikir abstrak b. Masa remaja tengah (15-18 tahun), dengan ciri khas antara lain 1) Mencari identitas diri 2) Timbulnya keinginan untuk kencan 3) Mempunyai rasa cinta yang mendalam 8 4) Mengembangkan kemampuan berpikir abstrak 5) Berkhayal tentang aktifitas seks c. Masa remaja akhir (18-21 tahun), dengan ciri khas antara lain 1) Pengungkapan identitas diri 2) Lebih selektif dalam mencari teman sebaya 3) Mempunyai citra jasmani dirinya 4) Dapat mewujudkan rasa cinta 5) Mampu berpikir abstrak 4. Perkembangan fisik Pada masa remaja, pertumbuhan fisik berlangsung sangat pesat. Dalam perkembangan seksualitas remaja, ditandai dengan dua ciri yaitu ciri-ciri seks primer dan ciri-ciri seks sekunder. Berikut ini adalah uraian lebih lanjut mengenai kedua hal tersebut a. Ciri-ciri seks primer Dalam modul kesehatan reproduksi remaja (Depkes, 2002) disebutkan bahwa ciri-ciri seks primer pada remaja adalah: 1) Remaja laki-laki Remaja laki-laki sudah bisa melakukan fungsi reproduksi bila telah mengalami mimpi basah. Mimpi basah biasanya terjadi pada remaja laki-laki usia antara 10-15 tahun. 2) Remaja perempuan Jika remaja perempuan sudah mengalami menarche (menstruasi), menstruasi adalah peristiwa keluarnya cairan darah dari alat 9 kelamin perempuan berupa luruhnya lapisan dinding dalam rahim yang banyak mengandung darah. b. Ciri-ciri seks sekunder Menurut Sarwono (2003), Ciri-ciri seks sekunder pada masa remaja adalah sebagai berikut : 1) Remaja laki-laki a) Bahu melebar, pinggul menyempit b) Petumbuhan rambut disekitar alat kelamin, ketiak, dada, tangan, dan kaki c) Kulit menjadi lebih kasar dan tebal d) Produksi keringat menjadi lebih banyak 2) Remaja perempuan a) Pinggul lebar, bulat, dan membesar, puting susu membesar dan menonjol, serta berkembangnya kelenjar susu, payudara menjadi lebih besar dan lebih bulat. b) Kulit menjadi lebih kasar, lebih tebal, agak pucat, lubang poripori bertambah besar, kelenjar lemak dan kelenjar keringat menjadi lebih aktif. c) Otot semakin besar dan semakin kuat, terutama pada pertengahan dan menjelang akhir masa puber, sehingga memberikan bentuk pada bahu, lengan, dan tungkai. d) Suara menjadi lebih penuh dan semakin merdu. 10 5. Karakteristik remaja Menurut Makmun (2003) karakteristik perilaku dan pribadi pada masa remaja terbagi ke dalam dua kelompok yaitu remaja awal (11-13 dan14-15 tahun) dan remaja akhir (14-16 dan 18-20 tahun) meliputi aspek: a. Fisik, laju perkembangan secara umum berlangsung pesat, proporsi ukuran tinggi, berat badan seringkali kurang seimbang dan munculnya ciri-ciri sekunder. b. Psikomotor, gerak-gerik tampak canggung dan kurang terkoordinasikan serta aktif dalam berbagai jenis cabang permainan. c. Bahasa, berkembangnya penggunaan bahasa sandi dan mulai tertarik mempelajari bahasa asing, menggemari literatur yang bernafaskan dan mengandung segi erotik, fantastik, dan estetik. d. Sosial, keinginan menyendiri dan bergaul dengan banyak teman tetapi bersifat temporer, serta adanya kebergantungan yang kuat kepada kelompok sebaya disertai semangat konformitas yang tinggi. e. Perilaku kognitif 1) Proses berfikir sudah mampu mengoperasikan kaidah-kaidah logika formal (asosiasi, diferensiasi, komparasi, kausalitas) yang bersifat abstrak, meskipun relatif terbatas, 2) Kecakapan dasar intelektual menjalani laju perkembangan yang terpesat, 3) Kecakapan dasar khusus (bakat) mulai menujukkan kecenderungan-kecenderungan yang lebih jelas. 11 f. Moralitas 1) Adanya ambivalensi antara keinginan bebas dari dominasi pengaruh orang tua dengan kebutuhan dan bantuan dari orang tua. 2) Sikapnya dan cara berfikirnya yang kritis mulai menguji kaidahkaidah atau sistem nilai etis dengan kenyataannya dalam perilaku sehari-hari oleh para pendukungnya. 3) Mengidentifikasi dengan tokoh moralitas yang dipandang tepat dengan tipe idolanya. g. Perilaku Keagamaan 1) Mengenai eksistensi dan sifat kemurahan dan keadilan tuhan mulai dipertanyakan secara kritis dan skeptis. 2) Masih mencari dan mencoba menemukan pegangan hidup. 3) Penghayatan kehidupan keagamaan sehari-hari dilakukan atas pertimbangan adanya semacam tuntutan yang memaksa dari luar dirinya. h. Konatif, emosi, afektif, dan kepribadian 1) Lima kebutuhan dasar (fisiologis, rasa aman, kasih sayang, harga diri, dan aktualisasi diri) menunjukkan arah kecenderungannya. 2) Reaksi-reaksi dan ekspresi emosionalnya masih labil dan belum terkendali seperti pernyataan marah, gembira atau kesedihannya masih dapat berubah-ubah dan silih berganti. 12 3) Merupakan masa kritis dalam rangka menghadapi krisis identitasnya yang sangat dipengaruhi oleh kondisi psikososialnya, yang akan membentuk kepribadiannnya. 4) Kecenderungan kecenderungan arah sikap nilai mulai tampak (teoritis, ekonomis, estetis, sosial, politis, dan religius), meski masih dalam taraf eksplorasi dan mencoba-coba. 6. Perkembangan perilaku seksual remaja Perkembangan fisik termasuk organ seksual yaitu terjadinya kematangan serta peningkatan kadar hormon reproduksi atau hormon seks baik pada laki-laki maupun pada perempuan yang akan menyebabkan perubahan perilaku seksual remaja secara keseluruhan. Pada kehidupan psikologis remaja, perkembangan organ seksual mempunyai pengaruh kuat dalam minat remaja terhadap lawan jenis. Terjadinya peningkatan perhatian remaja terhadap lawan jenis sangat dipengaruhi oleh faktor perubahan-perubahan fisik selama periode pubertas (Santrock, 2003). Remaja perempuan lebih memperlihatkan bentuk tubuh yang menarik bagi remaja laki-laki, demikian pula remaja pria tubuhnya menjadi lebih kekar yang menarik bagi remaja perempuan (Rumini dan Sundari, 2004). Pada masa remaja rasa ingin tahu terhadap masalah seksual sangat penting dalam pembentukan hubungan yang lebih matang dengan lawan jenis. Matangnya fungsi-fungsi seksual maka timbul pula dorongandorongan dan keinginan-keinginan untuk pemuasan seksual. Sebagian besar dari remaja biasanya sudah mengembangkan perilaku seksualnya 13 dengan lawan jenis dalam bentuk pacaran atau percintaan. Bila ada kesempatan para remaja melakukan sentuhan fisik, mengadakan pertemuan untuk bercumbu bahkan kadang-kadang remaja tersebut mencari kesempatan untuk melakukan hubungan seksual (Pangkahila dalam Soetjiningsih, 2004). Meskipun fungsi seksual remaja perempuan lebih cepat matang dari pada remaja laki-laki, tetapi pada perkembangannya remaja laki-laki lebih aktif secara seksual dari pada remaja perempuan. Banyak ahli berpendapat hal ini dikarenakan adanya perbedaan sosialisasi seksual antara remaja perempuan dan remaja laki-laki. Bahkan hubungan seks sebelum menikah dianggap ”benar” apabila orang-orang yang terlibat saling mencintai ataupun saling terikat. Mereka sering merasionalisasikan tingkah laku seksual mereka dengan mengatakan pada diri mereka sendiri bahwa mereka terhanyut cinta. Sejumlah peneliti menemukan bahwa remaja perempuan, lebih daripada remaja laki-laki, mengatakan bahwa alasan utama mereka aktif secara seksual adalah karena jatuh cinta (Santrock, 2003). B. Perilaku 1. Pengertian perilaku Perilaku manusia merupakan hasil segala macam pengalaman serta interaksi manusia yang terwujud dalam bentuk pengetahuan, sikap dan tindakan. Perilaku merupakan suatu tindakan yang mempunyai frekuensi, 14 lama, dan tujuan khusus, baik yang dilakukan secara sadar maupun tidak sadar (Green, 2000). Menurut Skinner (2001) seorang ahli psikologi, merumuskan bahwa perilaku merupakan respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus (rangsangan dari luar). Perilaku manusia dari segi biologis adalah tindakan atau aktivitas dari manusia itu sendiri yang mempunyai bentangan yang sangat luas seperti berjalan, berbicara, menangis, bekerja dan sebagainya. Dilihat dari bentuk respon terhadap stimulus Skinner membedakan perilaku menjadi dua: a. Perilaku tertutup (Covert Behavior) Respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk terselubung atau tertutup. Respon terhadap stimulus ini masih terbatas pada perhatian, persepsi, pengetahuan atau kesadaran, dan sikap yang terjadi pada orang yang menerima stimulus tersebut, dan belum dapat diamati secara jelas oleh orang lain. b. Perilaku terbuka (Overt Behavior) Repon seseorng terhadap stimulus dalam bentuk tindakan nyata atau terbuka. Respon terhadap stimulus tersebut sudah jelas dalam bentuk tindakan atau praktik yang dengan mudah dapat diamati atau dilihat orang lain. Skinner dalam Notoatmodjo (2001) mengemukakan bahwa perilaku adalah merupakan hasil hubungan antara perangsang (stimulus) dan tanggapan atau respon, respon dibedakan menjadi dua respon: 15 1) Respondent response atau reflexive respon, ialah respon yang ditimbulkan oleh rangsangan-rangsangan tertentu yang relatif tetap. Responden respon (Respondent behaviour) mencakup juga emosi respon dan emotional behaviour. 2) Operant respons atau instrumental respon adalah respon yang timbul dan berkembangnya diikuti oleh perangsang tertentu. Perangsang ini disebut reinforsing stimuli atau reinforcer. Proses pembentukan atau perubahan perilaku dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor baik dari dalam maupun dari luar individu. Aspekaspek dalam diri individu yang sangat berperan/berpengaruh dalam perubahan perilaku adalah persepsi, motivasi dan emosi. Persepsi adalah pengamatan yang merupakan kombinasi dari penglihatan, pendengaran, penciuman serta pengalaman masa lalu. Motivasi adalah dorongan bertindak untuk memuaskan sesuatu kebutuhan. Dorongan dalam motivasi diwujudkan dalam bentuk tindakan (Sarwono, 2003). 2. Perilaku ditentukan oleh 3 faktor: Menurut Green (2000), perilaku ditentukan oleh 3 faktor: a. Faktor predisposisi (predidposing factors) yaitu faktor-faktor yang dapat mempermudah terjadinya suatu perilaku. b. Faktor pendukung atau pemungkin (enabling factors) meliputi semua karakter lingkungan dan semua sumber daya atau fasilitas yang mendukung atau memungkinkan terjadinya suatu perilaku. 16 c. Faktor pendorong atau penguat (reinforcing factors) yaitu faktor yang memperkuat terjadinya perilaku antara lain tokoh masyarakat, teman atau kelompok sebaya, peraturan, undang-undang, surat keputusan dari para pejabat pemerintahan daerah atau pusat (Notoatmodjo, 2003). C. Perilaku Seksual pada Remaja Menurut Sarwono (2003), perilaku seksual adalah segala tingkah laku yang didorong oleh hasrat seksual baik yang dilakukan sendiri, dengan lawan jenis maupun sesama jenis tanpa adanya ikatan pernikahan menurut agama. Menurut Stuart dan Sundeen (1999), perilaku seksual yang sehat dan adaptif dilakukan ditempat pribadi dalam ikatan yang sah menurut hukum. Sedangkan perilaku seksual pranikah merupakan perilaku seksual yang dilakukan tanpa melalui proses pernikahan yang resmi menurut hukum maupun menurut agama dan kepercayaan masing-masing (Mu’tadin, 2002). Menurut Irawati (2002) remaja melakukan berbagai macam perilaku seksual beresiko yang terdiri atas tahapan-tahapan tertentu yaitu dimulai dari berpegangan tangan, cium kering, cium basah, berpelukan, memegang atau meraba bagian sensitif, petting, oral sex, dan bersenggama (sexual intercourse). Perilaku seksual pranikah pada remaja ini pada akhirnya dapat mengakibatkan berbagai dampak yang merugikan remaja itu sendiri. 17 D. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Seksual Pranikah Remaja Menurut penelitian yang dilakukan oleh Suryoputro (2003-2004) tentang faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku seksual remaja di Jawa Tengah adalah, (1) faktor internal (pengetahuan, aspek-aspek kesehatan reproduksi, sikap terhadap layanan kesehatan seksual dan reproduksi, perilaku, kerentanan yang dirasakan terhadap resiko, kesehatan reproduksi, gaya hidup, pengendalian diri, aktifitas sosial, rasa percaya diri, usia, agama, dan status perkawinan), (2) faktor eksternal (kontak dengan sumber-sumber informasi, keluarga, sosial-budaya, nilai dan norma sebagai pendukung sosial untuk perilaku tertentu), (Suryoputro, et al. 2006). Berdasarkan hasil penelitian sebanyak 450 sampel tentang perilaku seksual remaja berusia 14-24 tahun mengungkapkan 64% remaja mengakui secara sadar bahwa melakukan hubungan seks sebelum menikah melanggar nilai dan moral agama. Sedangkan 31% menyatakan bahwa melakukan hubungan seks sebelum menikah adalah biasa atau sudah wajar dilakukan tidak melanggar nilai dan moral agama. Dari hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa pemahaman agama berpengaruh terhadap perilaku seks pranikah remaja (Media Indonesia, 27 Januari 2005). Seringkali remaja merasa bahwa orang tuanya menolak membicarakan masalah seks pranikah sehingga mereka kemudian mencari alternatif sumber informasi lain seperti teman atau media massa (Syafrudin, 2008). Beberapa kajian menunjukkan bahwa remaja sangat membutuhkan informasi mengenai persoalan seksual dan reproduksi. Remaja seringkali memperoleh informasi 18 yang tidak akurat mengenai seks dari teman-teman mereka, bukan dari petugas kesehatan, guru atau orang tua (Saifuddin dan Hidayana, 1999). Faktor lingkungan yang sangat berpengaruh terhadap perilaku reproduksi remaja diantaranya adalah faktor keluarga. Remaja yang melakukan hubungan seksual sebelum menikah banyak diantara berasal dari keluarga yang bercerai atau pernah cerai, keluarga dengan banyak konflik dan perpecahan (Kinnaird, 2003). Hubungan orang-tua yang harmonis akan menumbuhkan kehidupan emosional yang optimal terhadap perkembangan kepribadian anak sebaliknya. Orang tua yang sering bertengkar akan menghambat komunikasi dalam keluarga, dan anak akan “melarikan diri“ dari keluarga. Keluarga yang tidak lengkap misalnya karena perceraian, kematian, dan keluarga dengan keadaan ekonomi yang kurang, dapat mempengaruhi perkembangan jiwa anak (Rohmahwati, 2008). Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku seksual pranikah pada remaja paling tinggi hubungan antara orang tua dengan remaja, diikuti karena tekanan teman sebaya, religiusitas, dan eksposur media pornografi (Soetjiningsih, 2006). Beberapa faktor lain yang mempengaruhi perilaku seksual pada remaja adalah perubahan hormonal, penundaan usia perkawinan, penyebaran informasi melalui media massa, tabu-larangan, norma-norma di masyarakat, serta pergaulan yang makin bebas antara laki-laki dan perempuan (Sarwono, 2003). 19 E. Dampak Perilaku Seksual Pranikah Remaja Perilaku seksual pranikah dapat menimbulkan berbagai dampak negatif pada remaja, diantaranya sebagai berikut : a. Dampak psikologis Dampak psikologis dari perilaku seksual pranikah pada remaja diantaranya perasaan marah, takut, cemas, depresi, rendah diri, bersalah dan berdosa. b. Dampak Fisiologis Dampak fisiologis dari perilaku seksual pranikah tersebut diantaranya dapat menimbulkan kehamilan tidak diinginkan dan aborsi. c. Dampak sosial Dampak sosial yang timbul akibat perilaku seksual yang dilakukan sebelum saatnya antara lain dikucilkan, putus sekolah pada remaja perempuan yang hamil, dan perubahan peran menjadi ibu. Belum lagi tekanan dari masyarakat yang mencela dan menolak keadaan tersebut (Sarwono, 2003). d. Dampak fisik Dampak fisik lainnya sendiri menurut Sarwono (2003) adalah berkembangnya penyakit menular seksual di kalangan remaja, dengan frekuensi penderita penyakit menular seksual (PMS) yang tertinggi antara usia 15-24 tahun. Infeksi penyakit menular seksual dapat menyebabkan kemandulan dan rasa sakit kronis serta meningkatkan risiko terkena PMS dan HIV/AIDS. 20 F. Kerangka Teori Remaja Remaja Awal 12-15 tahun Remaja Menengah 15-18 tahun Remaja Akhir 18-21 tahun Karakteristik Remaja 1. Fisik 2. Psikomotor 3. Bahasa 4. Perilaku kognitif 6. Sosial 7. Konatif 8. Moralitas 9. Perilaku keagamaan 10. Emosi, afektif 11. Kepribadian Perilaku Seks Pranikah Remaja 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. Faktor Internal Perilaku Seks Pranikah Remaja Pengetahuan Sikap Pengendalian diri Rasa percaya diri Usia Pemahaman tingkat agama (religiusitas) Status perkawinan Aktifitas sosial Gaya hidup PMS dan HIV/AIDS Faktor Eksternal Perilaku Seks Pranikah Remaja 1. Peran Keluarga 2. Sumber informasi (media) 3. Sosial budaya 4. Nilai dan norma Tidak diteliti Diteliti Gambar 1. Kerangka Teori 21 H. Kerangka Konsep Variabel Bebas 1. Pengetahuan 2. Pemahaman tingkat agama (religiusitas) 3. Sumber informasi (media) 4. Peran keluarga Variabel Terikat Perilaku Seks Pranikah Remaja Gambar 2. Kerangka Konsep Penelitian I. Hipotesis 1. Ada pengaruh antara pengetahuan terhadap perilaku seks pranikah remaja SMA di Surakarta. 2. Ada pengaruh antara pemahaman tingkat agama (religiusitas) terhadap perilaku seks pranikah remaja SMA di Surakarta. 3. Ada pengaruh antara sumber informasi (media) terhadap perilaku seks pranikah remaja SMA di Surakarta. 4. Ada pengaruh antara peran keluarga terhadap perilaku seks pranikah remaja SMA di Surakarta. 22 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan rancangan cross-sectional, yang dilengkapi pendekatan metode kuantitatif dan kualitatif. Metode kualitatif digunakan untuk memperoleh penjelasan yang lebih mendalam tentang faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku seks pranikah pada remaja. Metode kuantitatif digunakan untuk memperjelas, memperluas, menjernihkan data, dan meningkatkan pemahaman tentang alasan terjadinya kecenderungan tertentu serta memperjelas berbagai faktor yang mengakibatkan perubahan perilaku (Hadi, 2000). Menggabungkan pendekatan kuantitatif dan kualitatif dalam penelitian adalah pemakaian hasil-hasil kualitatif untuk menjelaskan temuan-temuan penelitian kuantitatif (Brannen, 2005). B. Subjek Penelitian Subjek penelitian ini adalah remaja yang berusia antara 15-18 tahun yang bersekolah SMA di Surakarta. 23 1. Kriteria inklusi Kriteria inklusi adalah karakteristik umum dari subjek penelitian yang layak untuk dilakukan penelitian atau dijadikan responden. Kriteria inklusi pada penelitian ini adalah: a. Remaja laki-laki maupun perempuan b. Berusia 15-18 tahun yang bersekolah SMA di Surakarta c. Pernah/sedang pacaran d. Bersedia menjadi subjek penelitian atau menjadi responden 2. Kriteria eksklusi Kriteria eksklusi merupakan subjek penelitian yang tidak dapat mewakili sampel karena tidak memenuhi syarat sebagai sampel penelitian. Kriteria eksklusi pada penelitian ini adalah: a. Tidak termasuk jenis kelamin laki-laki maupun perempuan b. Anak-anak dan orang tua yang usianya kurang dari 15 tahun dan lebih dari 18 tahun. c. Remaja yang bersekolah di kota lain, selain Surakarta d. Tidak bersedia menjadi subjek penelitian atau menjadi responden C. Waktu dan Tempat Tenelitian Penelitian ini dilakukan pada remaja SMA di Surakarta dan dilaksanakan pada bulan Juli 2009. 24 D. Populasi dan Sampel 1. Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah remaja SMA yang berusia 15-18 di SMAN 1, SMAN 2, SMAN 6, SMA Batik 2 Surakarta, dan SMA Warga Surakarta kelas 2 sebanyak 1450 siswa. Kemudian dari populasi tersebut dilakukan survey awal untuk mengetahui siswa yang pernah atau sedang pacaran dengan jumlah 1158 siswa. 2. Besar Sampel Sampel pada penelitian ini sejumlah 114 siswa. Besar sampel dapat dihitung dengan rumus Khotari dalam Murti (2006) sebagai berikut : N ⋅ Z 21 − α ⋅ p ⋅ q 2 n= 2 2 d (N − 1) + Z 1 − α ⋅ p ⋅ q 2 = 1158((1,96) ⋅ 0,91 ⋅ 0,09 2 0,05 (1158 − 1) + 1,96 2 ⋅ 0,91 ⋅ 0,09 = 1158(3,84) ⋅ 0,08 2,89 + 0,31 = 364,19 = 113,81 3,2 2 = 114 responden Keterangan: n : Besar sampel N : Besar populasi p : Perkiraan proporsi (prevalensi) variabel dependen pada populasi (91%) 25 q : 1–p Z1 - α : statistik Z (Z = 1,96 untuk α = 0,05) 2 d : Data presisi absolut atau margin of error yang diinginkan diketahui sisi proporsi (+/-5 %) 3. Teknik pengambilan sampel Teknik pengambilan sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah menggunakan Simple random sampling, yaitu metode pengambilan sampel secara acak sederhana dimana setiap anggota populasi mempunyai peluang yang sama besar untuk terpilih sebagai sebagai sampel (Sugiarto, et al. 2001). E. Variabel Penelitian 1. Jenis Variabel a. Variabel bebas Variabel bebasnya adalah faktor yang mempengaruhi perilaku seks pranikah remaja yang meliputi pengetahuan, pemahaman tingkat agama (religiusitas), sumber informasi (media), dan peran keluarga. b. Variabel terikat Variabel terikatnya adalah perilaku seks pranikah remaja SMA di Surakarta. 26 F. Definisi Operasional Variabel Tabel 1. Definisi Operasional Variabel N o Jenis Variabel Nama Variabel Definisi Operasional Skala ukur 1. Variabel bebas Pengetahuan seks pranikah Kemampuan siswa dalam memahami tentang perilaku seks pranikah dan dampak seks pranikah Nominal 2. Variabel bebas Pemahaman tingkat agama Kemampuan siswa dalam mengetahui tentang agama, seperti pacaran menurut agama, melakukan seks pranikah menurut agama, dan dampak prilaku seks pranikah menurut agama. Nominal 3. Variabel bebas Sumber informasi (media) Media TV, internet, radio, dll yang diperoleh remaja tentang faktor yang mempengaruhi perilaku seks pranikah remaja. Nominal 4. Variabel bebas Peran keluarga Usaha orang tua yang dilakukan dalam hal mengasuh, komunikasi, orang tua yang pernah bercerai atau tidak bercerai, tinggal bersama orang tua atau tidak dll. Nominal Hasil Ukur Baik≥50 % Tidak baik<50 % Baik≥50 % Tidak baik<50 % Banyak≥50 % Sedikit <50 % Baik ≥50 % Tidak baik<50% 27 5. Variabel terikat Perilaku seks Aktivitas remaja yang Inteval didorong oleh hasrat pranikah seksual baik yang remaja dilakukan sendiri, dengan lawan jenis maupun sesama jenis tanpa adanya ikatan pernikahan menurut agama, misalnya berpegangan tangan, mencium pipi, berpelukan, dll selama/pernah pacaran. 1. Baik=0-3 2. Sedang=4-7 3. Buruk= 8-11 G. Pengumpulan Data 1. Jenis data a. Kuantitatif meliputi pengetahuan tentang perilaku seks pranikah, pemahaman tingkat agama, sumber informasi atau media, dan peran keluarga. b. Kualitatif meliputi perilaku seks pranikah remaja SMA di Surakarta. 2. Sumber data a. Data primer Data primer diperoleh langsung dari responden berupa pengetahuan tentang perilaku seks pranikah, pemahaman tingkat agama, sumber informasi atau media, peran keluarga, dan dampak perilaku seks pranikah dengan mengisi kuesioner dan melalui wawancara secara langsung terhadap responden dengan menggunakan pedoman wawancara terstruktur. 28 b. Data sekunder Data sekunder diperoleh dari sekolah berupa jumlah SMA, jumlah kelas, dan jumlah siswa SMA di Surakarta. Selain itu data juga diperoleh melalui studi pustaka serta internet 3. Cara pengumpulan data Pengumpulan data dilakukan dengan cara membagikan kuesioner kepada responden. Responden diminta untuk mengisi sendiri kuesioner yang ditunggu dan langsung dikembalikan pada peneliti. Selanjutnya dilakukan wawancara mendalam dengan menggunakan pedoman wawancara terstruktur. 4. Instrumen penelitian Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner, dan pedoman wawancara terstruktur. a. Kuesioner 1) Jenis pertanyaan yang digunakan berupa kuesioner tertutup yaitu pengetahuan tentang seks pranikah, pemahaman tingkat agama, peran keluarga, dan sumber informasi (media). Kuesioner peran kelurga dengan jumlah 10 item pertanyaan. Pertanyaan yang bersifat mendukung (favourable) jawabannya adalah iya dan tidak mendukung (unfavourable) jawabannya adalah tidak. Kuesioner sumber informasi (media) kategori sedikit dan banyak dengan jumlah 13 item pertanyaan. 29 2) Kuesioner pengetahuan tentang seks pranikah sebanyak 17 item pernyataan. Pernyataan yang bersifat mendukung (favourable) jawaban benar (B) yaitu no.1, 2, 3, 4, 5, 8, 14, 15, 16, dan 17. Sedangkan pada pernyataan yang tidak mendukung (unfavourable) jawaban salah (S) yaitu no.6, 7, 9, 10, 11, 12, dan 13. Kuesioner pemahaman tingkat agama sebanyak 10 item pernyataan dengan favourable yaitu no. 1, 2, 5, 9, dan 10. Sedangkan unfavourable yaitu no.3, 4, 6, 7, dan 8. 3) Skor kuesioner dengan pilihan jawaban benar dan salah: a) Jawaban favourable: jawaban benar skor 1, jawaban salah skor 0 b) Jawaban unfavourable: jawaban benar skor 0, jawaban salah skor 1 4) Skor kuesioner dengan pilihan jawaban ya dan tidak: a) Jawaban favourable : jawaban ya skor 1, jawaban tidak skor 0 b) Jawaban unfavourable : jawaban ya skor 0, jawaban tidak skor 1 b. Uji validitas dan reabilitas Sifat valid memberikan pengertian bahwa alat ukur yang digunakan mampu memberikan nilai yang sesungguhnya dari nilai yang kita inginkan. Uji validitas instrumen menggunakan uji korelasi product moment person. Uji reabilitas dengan rumus alfa cronbach. Rumus korelasi roduct moment person adalah sebagai berikut: 30 rxy= NΣXY − (ΣX).(ΣY) [NΣX 2 ][ − (ΣX) 2 NΣY 2 − (ΣY) 2 ] Keterangan : rxy : Korelasi antara variabel x dan y X dan Y : Skor masing-masing skala ∑X : Skor ganjil ∑Y : Skor genap N : Banyaknya subjek Tabel 2. Tingkat Keeratan Hubungan Variabel X dan Variabel Y Besar rxy Keterangan 0,00 - < 0,20 > 0,20 - < 0,40 Hubungan sangat lemah (diabaikan, dianggap tidak ada) Hubungan rendah > 0,40 - < 0,70 Hubungan sedang atau cukup > 0,70 - < 0,90 Hubungan kuat atau tinggi > 0,90 - < 1,00 Hubungan sangat kuat atau tinggi Berdasarkan uji validitas yang dilakukan di SMA Kasatrian Sukoharjo sebanyak 20 responden tingkat keeratan hubungan variabel X dan Y dapat disajikan pada tabel 3 sebagai berikut: 31 Tabel 3. Hasil Uji Validitas Pengetahuan Tentang Seks Pranikah Valid Tingkat Keeratan Hubungan No Pertanyaan Pengetahuan Variabel X dan Y 1. P1 0,737** Hubungan kuat atau tinggi 2. P2 0,473* Hubungan sedang atau cukup 3. P3 0,632** Hubungan sedang atau cukup 4. P4 0,704** Hubungan kuat atau tinggi 5. P5 0,583** Hubungan sedang atau cukup 6. P6 0,671** Hubungan sedang atau cukup 7. P7 0,564** Hubungan sedang atau cukup 8. P8 0,550** Hubungan sedang atau cukup 9. P9 0,793** Hubungan kuat atau tinggi 10. P10 0,523* Hubungan sedang atau cukup 11. P11 0,711** Hubungan kuat atau tinggi 12. P12 0,829** Hubungan kuat atau tinggi 13. P13 0,573** Hubungan sedang atau cukup 14. P14 0,545** Hubungan sedang atau cukup 15. P15 0,471* Hubungan sedang atau cukup 16. P16 0,506** Hubungan sedang atau cukup 17. P17 0,564** Hubungan sedang atau cukup Pada tabel 3 tingkat keeratan hubungan antara pengetahuan tentang seks pranikah variabel X dan Y adalah hubungan sedang atau cukup yaitu antara > 0,40 - < 0,70 pada pertanyaan 2, 3, 5, 6, 7, 8, 10, 13, 14, dan 15. Sedangkan hubungan tinggi yaitu > 0,70 - < 0,90 pada pertanyaan 1, 4, 9, 11, dan 12. Hasil uji validitas pemahaman tingkat agama dapat disajikan pada tabel 4 yaitu sebagai berikut: 32 Tabel 4. Hasil Uji Validitas Pemahaman Tingkat Agama Valid Pemahaman Tingkat Keeratan Hubungan Tingkat Variabel X dan Y Agama 1. P1 0,672** Hubungan sedang atau cukup 2. P2 0,510* Hubungan sedang atau cukup 3. P3 0,525* Hubungan sedang atau cukup 4. P4 0,671** Hubungan sedang atau cukup 5. P5 0,488* Hubungan sedang atau cukup 6. P6 0,633** Hubungan sedang atau cukup 7. P7 0,855** Hubungan kuat atau tinggi 8. P8 0,686** Hubungan sedang atau cukup 9. P9 0,783** Hubungan kuat atau tinggi 10. P10 0,448* Hubungan sedang atau cukup No Pada tabel 4 tingkat keeratan hubungan pemahaman tingkat agama variabel X dan Y adalah hubungan sedang atau cukup pada pertanyaan 1, 2, 3, 4, 5, 6, 8, dan 10 yaitu antara > 0,40 - < 0,70. Sedangkan hubungan tinggi pada pertanyaan 7 dan 9 yaitu > 0,70 - < 0,90. Sengkan hasil uji validitas peranan keluarga dapat disajikan pada tabel 5 yaitu sebagai berikut: No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. Tabel 5. Hasil Uji Validitas Peran Keluarga Keluarga Valid Tingkat Keeratan Hubungan Variabel X dan Y K1 0,737** Hubungan kuat atau tinggi K2 0,473* Hubungan sedang atau cukup K3 0,632** Hubungan sedang atau cukup K4 0,704** Hubungan kuat atau tinggi K5 0,583** Hubungan sedang atau cukup K6 0,671** Hubungan sedang atau cukup K7 0,564** Hubungan sedang atau cukup K8 0,550** Hubungan sedang atau cukup K9 0,793** Hubungan kuat atau tinggi K10 0,523* Hubungan sedang atau cukup Pada tabel 5 tingkat keeratan hubungan keluarga variabel X dan Y adalah hubungan sedang atau cukup pada pertanyaan 2, 3, 5, 6, 7, 8, 33 dan 10 yaitu antara > 0,40 - < 0,70. Sedangkan hubungan tinggi pada pertanyaan 1, dan 9 yaitu > 0,70 - < 0,90. Sengkan hasil uji validitas sumber informasi dapat disajikan pada tabel 6 yaitu sebagai berikut: No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. Tabel 6. Hasil Uji Validitas Sumber Informasi Sumber Valid Tingkat Keeratan Hubungan Informasi Variabel X dan Y S1 0,505* Hubungan sedang atau cukup S2 0,780* Hubungan kuat atau tinggi S3 0,549* Hubungan sedang atau cukup S4 0,505* Hubungan sedang atau cukup S5 0,615** Hubungan sedang atau cukup S6 0,459 * Hubungan sedang atau cukup S7 0,461* Hubungan sedang atau cukup S8 0,505* Hubungan sedang atau cukup S9 0,789** Hubungan kuat atau tinggi S10 0,878** Hubungan kuat atau tinggi S11 0,468* Hubungan sedang atau cukup S12 0,452* Hubungan sedang atau cukup S13 0,535* Hubungan sedang atau cukup Pada tabel 6 tingkat keeratan hubungan sumber informasi variabel X dan Y adalah hubungan sedang atau cukup pada pertanyaan 1, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 11, 12, dan 13 yaitu antara > 0,40 - < 0,70. Sedangkan hubungan rendah pada pertanyaan 2, 9, dan 10 yaitu > 0,70 - < 0,90. Uji reabilitas dilakukan dengan menggunakan alfa cronbach. Rumus alfa cronbach adalah sebagai berikut: Σσ 2 r11= k .1 − 2t k − 1 σt Keterangan : r11 : reabilitas instrumen k : banyaknya bulir soal 34 Σσ 2t : jumlah varians bulir σ 2t : Varians total Standar reabilitasnya adalah jika nilai hitung r lebih besar (>) dari nilai tabel r (0,444), maka instrumen dinyatakan reliabel (Sambas dan Maman, 2007). Berdasarkan hasil uji reabilitas yang dilakukan pada masingmasing instrumen alfa cronbachnya pengetahuan tentang seks pranikah reabilitas instrumen adalah (0,752), pemahaman tingkat agama (0,751), peran keluarga (0,768), dan sumber informasi adalah (0,752) hasilnya lebih dari nilai r tabel yaitu (>0,6) sehingga dinyatakan reliabel. c. Pedoman wawancara 1) Wawancara yaitu wawancara yang mengkombinasikan antara wawancara tidak terpimpin dan wawancara terpimpin. Meskipun terdapat unsur kebebasan, tetapi ada pengaruh pembicaraan secara tegas dan mengarah. 2) Pedoman wawancara terdiri dari 11 pertanyaan dengan topik berupa perilaku sek pranikah dengan obyek diri sendiri dan orang lain. 3) Perilaku seks pranikah dapat dikategorikan menjadi 3 kategori yaitu kategori baik, sedang, dan buruk. Kategori perilaku baik hasil 35 ukurnya (0-3), kategori sedang hasil ukurnya (4-7), dan kategori buruk hasil ukurnya (8-11). H. Pengolahan Data yang telah terkumpul kemudian diolah (editing, coding, entry, dan tabulating data). 1. Editing, yaitu memeriksa kelengkapan, kejelasan makna jawaban, konsistensi maupun kesalahan antar jawaban pada kuesioner. 2. Coding, yaitu memberikan kode-kode untuk memudahkan proses pengolahan data. 3. Entry, memasukkan data untuk diolah menggunakan komputer. 4. Tabulating, yaitu mengelompokkan data sesuai variabel yang diteliti guna memudahkan analisis data. I. Analisis Data Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Analisis univariat Analisis univariat (analisis presentase) yaitu analisis yang digunakan untuk mendapatkan gambaran distribusi responden serta menggambarkan variabel bebas dan variabel terikat. 2. Analisis bivariat Dilakukan untuk menguji hubungan variabel bebas dan variabel terikat dengan uji statistik chi square (X2). Syarat uji chi square antara lain pengamatan harus bersifat independen, dan hanya digunakan data diskrit 36 dan kontinu yang telah dikelompokkan menjadi kategori (Budiarto, 2001). Sebelum dilakukan uji chi square dilakukan uji normalitas data. Uji normalitas data merupakan uji keselarasan untuk mengetahui apakah suatu populasi berdistribusi normal atau tidak. Hal ini merupakan uji persyaratan, untuk mengetahaui bahwa sampel yang diambil berasal dari distribusi normal (Budiyono, 2004). Pengujian normalitas menggunakan metode Kolmogorov Smirnov dengan ketentuan pengambilan keputusan jika probabilitas > 0,05, maka Ho diterima atau data berdistribusi normal, sedangkan jika probabilitas < 0,05, maka Ho ditolak atau data tidak berdistribusi normal (Santoso, 2000). Analisis chi square dilakukan dengan mengunakan SPSS 15 dengan tingkat signifikan p>0,05 (taraf kepercayaan 95%). Dasar pengambilan keputusan dengan tingkat kepercayaan 95% : a. Jika nilai sig p > 0,05 maka hipotesis penelitian diterima. b. Jika nilai sig p< 0,05 maka hipotesis penelitian ditolak (Budiarto, 200). 3. Analisis multivariat Menguji pengaruh beberapa variabel bebas terhadap variabel terikat yaitu dengan menggunakan analisis regresi ganda (multiple regression). Analisis regresi ganda digunakan untuk meneliti hubungan antara sebuah variabel terikat dengan beberapa variabel bebas. Tujuannya adalah untuk menggunakan nilai-nilai variabel bebas yang diketahui, untuk meramalkan variabel terikat. Menurut Irianto (2004) beberapa syarat yang harus dipenuhi dalam regresi ganda adalah: 37 a. Sampel harus diambil secara acak (random) dari populasi yang berdistribusi normal b. Data variabel terikat harus berskala interval atau skala ratio, sedangkan variabel bebas tidak harus interval atau ratio tetapi bisa juga untuk data yang berskala lebih rendah. c. Variabel bebas dengan variabel terikat mempunyai hubungan secara teoritis, dan melalui perhitungan korelasi sederhana yang dapat diuji signifkansi hubungan tersebut. Jika tidak mempunyai hubungan sederhana yang signifikan maka korelasi ganda tidak akan signifikan. d. Persamaan regresinya harus linier. Bentuk persamaan regresi ganda variabel bebas k buah adalah sbb: Y = a +b1 X1 + b2 X2 + b3X3 + .......+ bk Xk Untuk menghitung koefisien regresinya digunakan persamaan sebanyak k + 1 buah, yaitu: ∑Y = an + b1 ∑ X2 + b2 ∑ X2 + b3 ∑ X3............+ bk ∑ Xk ∑X1Y = a ∑ X1 + b1 ∑ X21 + b2 ∑ X1 X2 + b3 ∑ X1X3................+ bk ∑ X1Xk ∑X2Y = a ∑ X2 + b1 ∑ X1X2+ b2 ∑ X1 X22 + b3 ∑ X2X3.............+ bk ∑ X2Xk ∑X3Y = a ∑ X3 + b1 ∑ X1X3+ b2 ∑ X2 X 3 + b3 ∑ X2X23............+ bk ∑ X3Xk ∑XkY = a ∑ Xk + b1 ∑ X1Xk+ b2 ∑ X2 X k + b3 ∑ X2Xk................+ bk ∑ X2k Analisis regresi ganda dilakukan apabila terdapat hubungan yang erat antara variabel bebas dengan variabel terikat (Irianto A, 2004). Analisis data dilakukan dengan menggunakan program SPSS versi 15.0. Dasar pengambilan keputusan penerimaan hipotesis berdasarkan tingkat signifikan (nilai p) sebesar 95%: 38 a. Jika nilai sig p < 0,05 maka hipotesis ditolak. b. Jika nilai sig p ≥ 0,05 maka hipotesis diterima (Sulaiman W, 2004). 39 BAB IV HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan pada remaja SMA di Surakarta yang pernah atau sedang pacaran dengan usia 15-18 tahun. Populasi dalam penelitian ini adalah remaja SMA N 1, SMA N 2, SMA N 6, SMA Batik 2 Surakarta dan SMA Warga Surakarta. Gambaran umum pada masing-masing SMA dapat diuraikan sebagai berikut: 1. SMA Negeri 1 Surakarta SMA Negeri 1 Surakarta merupakan salah satu SMA Negeri yang terletak di Kecamatan Banjarsari dan memiliki fasilitas sebanyak 27 kelas. Kelas X terdiri dari 9 kelas dengan jumlah siswa sebanyak 351 orang, sedangkan kelas XI terdiri dari 9 kelas yang terdiri dari IPA sebanyak 5 kelas, IPS 4 kelas dan SBI sebanyak 1 kelas dengan jumlah siswa sebanyak 401 orang. Kelas XII terdiri dari 9 kelas yang terdiri dari IPA sebanyak 5 kelas, IPS 4 kelas dan SBI sebanyak 1 kelas dengan jumlah siswa sebanyak 342 orang, sehingga jumlah keseluruhan siswa SMA Negeri 1 Surakarta sebanyak 1.094 orang. 2. SMA Negeri 2 Surakarta SMA Negeri 2 Surakarta merupakan salah satu SMA Negeri yang terletak di Kecamatan Banjarsari dan memiliki fasilitas sebanyak 28 kelas. Kelas X terdiri dari 9 kelas dengan jumlah siswa sebanyak 348 orang, 40 sedangkan kelas XI terdiri dari 9 kelas yang terdiri dari IPA sebanyak 3 kelas dan IPS sebanyak 6 kelas dengan jumlah siswa sebanyak 369 orang. Kelas XII terdapat 9 kelas yang terdiri dari IPA sebanyak 3 kelas dan IPS sebanyak 6 kelas dengan jumlah siswa sebanyak 353 orang, sehingga jumlah keseluruhan siswa SMA Negeri 2 Surakarta sebanyak 1.070 orang. 3. SMA Negeri 6 Surakarta SMA Negeri 6 Surakarta merupakan salah satu SMA Negeri yang terletak di Kecamatan Banjarsari dan memiliki fasilitas sebanyak 24 kelas. Kelas X terdiri dari 9 kelas dengan jumlah siswa sebanyak 351 orang, sedangkan kelas XI terdiri dari 9 kelas yang terdiri dari IPA sebanyak 3 kelas, IPS 4 kelas dan Bahasa 2 kelas dengan jumlah siswa sebanyak 261 orang. Kelas XII terdiri dari 8 kelas yang terdiri IPA sebanyak 3 kelas, IPS 4 kelas, dan Bahasa 1 kelas dengan jumlah siswa sebanyak 304 orang, sehingga jumlah keseluruhan siswa SMA Negeri 6 Surakarta sebanyak 916 orang. 4. SMA Batik 2 Surakarta SMA Batik 2 Surakarta merupakan salah satu SMA swasta yang terletak di Kecamatan Laweyan dan memiliki fasilitas sebanyak 24 kelas. Kelas X terdiri dari 8 kelas dengan jumlah siswa sebanyak 342 orang, sedangkan kelas XI terdiri dari 8 kelas, IPA sebanyak 2 kelas dan IPS 6 kelas dengan jumlah siswa sebanyak 280 orang. Kelas XII terdiri dari 8 kelas IPA sebanyak 2 kelas dan IPS 6 kelas dengan jumlah siswa sebanyak 41 292 orang, sehingga jumlah keseluruhan siswa SMA Batik 2 Surakarta sebanyak 914 orang. 5. SMA Warga Surakarta SMA Warga Surakarta merupakan salah satu SMA Swasta yang terletak di Kecamatan Banjarsari dan memiliki fasilitas sebanyak 17 kelas. Kelas X terdiri dari 6 kelas dengan jumlah siswa sebanyak 231 orang, sedangkan kelas XI terdiri dari 5 kelas yang terdiri dari IPA sebanyak 1 kelas dan IPS 4 kelas dengan jumlah siswa sebanyak 139 orang. Kelas XII terdiri dari 6 kelas terdiri dari IPA sebanyak 1 kelas dan IPS 4 kelas dengan jumlah siswa sebanyak 170 orang, sehingga jumlah keseluruhan siswa SMA Warga Surakarta sebanyak 540 orang. B. Karakteristik Responden Responden dalam penelitian ini adalah remaja SMA di Surakarta yang pernah atau sedang pacaran dengan usia 15-18 tahun, populasi dalam penelitian ini adalah remaja SMA N 1, SMA N 2, SMA N 6, SMA Batik 2 Surakarta dan SMA Warga Surakarta. Jumlah responden dalam penelitian ini sebanyak 114 siswa. Hasil analisis karakteristik responden dapat diuraikan sebagai berikut: 1. Umur Distribusi umur responden persentase terbesar adalah umur 17 tahun yaitu sebanyak 73 orang (64,0%). Sedangkan persentase terkecil 42 adalah umur 15 tahun yaitu 13 orang (11,4%). Hasil analisis karakteristik responden disajikan pada tabel 7. Tabel 7. Gambaran Karakteristik Responden berdasarkan Umur Umur 15 Tahun 16 Tahun 17 Tahun Jumlah Frekuensi 13 28 73 114 Persentase (%) 11,4 24,6 64,0 100 Berdasarkan tabel 7 diketahui bahwa persentase terbesar umur responden adalah 17 tahun yaitu sebanyak 73 orang (64,0%). Sedangkan persentase terkecil adalah umur 15 tahun yaitu 13 orang (11,4%). 2. Jenis Kelamin Distribusi jenis kelamin responden persentase terbesar adalah perempuan yaitu sebanyak 71 orang (62,3%). Sedangkan persentase terkecil adalah laki-laki yaitu sebanyak 43 orang (37,7%). Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin disajikan pada tabel 8. Tabel 8. Gambaran Karakteristik Responden berdasarkan Jenis Kelamin Jenis kelamin Frekuensi Persentase (%) Laki-laki 43 37,7 Perempuan 71 62,3 Jumlah 114 100 Berdasarkan tabel tabel 8 menunjukkan proporsi terbesar adalah perempuan yaitu 71 orang (62,3%). Sedangkan proporsi terkecil adalah laki-laki yaitu sebanyak 43 orang (37,7%). 43 3. Pendidikan Orang Tua Distribusi pendidikan orang tua responden adalah tidak sekolah yaitu sebanyak 16 orang (14,0%), SD yaitu sebanyak 19 orang (16,7%), SMP yaitu sebanyak 18 orang (15,%), SMA yaitu sebanyak 44 orang (38,6%) dan perguruan tinggi yaitu sebanyak 17 orang (14,9%). Proporsi terbesar pendidikan orang tua adalah SMA. Karakteristik responden berdasarkan pendidikan orang tua disajikan pada tabel 9. Tabel 9. Gambaran Karakteristik Responden berdasarkan Pendidikan Orang Tua Pendidikan Orang Tua Tidak Sekolah SD SMP SMA Perguruan Tinggi Jumlah Frekuensi 16 19 18 44 17 114 Persentase (%) 14,0 16,7 15,8 38,6 14,9 100 Berdasarkan tabel 9 menunjukkan bahwa persentase terbesar pendidikan orang tua adalah lulusan SMA yaitu 44 orang (38,6%). Sedangkan yang terendah adalah tidak sekolah yaitu sebanyak 16 orang (14,0%). C. Hasil Penelitian 1. Pengetahuan tentang seks pranikah Hasil penelitian tentang faktor yang mempengaruhi perilaku seks pranikah pada remaja SMA di Surakarta menunjukkan bahwa kemampuan remaja dalam memahami dan mengetahui tentang perilaku seks pranikah dan dampak perilaku seks pranikah dalam kategori baik dengan persentase 44 terbesar yaitu sebanyak 94 orang (82,5%). Sedangkan pengetahuan remaja yang tidak baik dengan persentase terkecil sebanyak 20 orang (17,5%). 2. Pemahaman tingkat agama Pemahaman tingkat agama menunjukkan bahwa kemampuan remaja dalam memahami dan mengetahui tentang agama seperti pacaran menurut agama, melakukan seks pranikah menurut agama, dan dampak perilaku seks pranikah menurut agama dalam kategori baik dengan persentase terbesar yaitu sebanyak 76 orang (66,7%) menjawab dengan benar. Sedangkan pengetahuan agama yang tidak baik dengan persentase terkecil yaitu sebanyak 38 orang (33,3%). 3. Sumber informasi Sumber informasi yang diperoleh remaja tentang perilaku seks pranikah dengan persentase terbesar sebanyak 73 orang (64,0%), dalam kategori sedikit (kurang dari atau sama dengan 7) dari sumber-sumber yang ada, seperti internet, TV, HP, VCD, video porno, teman, radio, poster, koran, buku bacaan, majalah, dan brosur. Sedangkan informasi yang diperoleh remaja dalam persentase terkecil yaitu 41 orang (36,0%), kategori banyak (lebih dari 7), dari sumber-sumber yang ada, seperti internet, TV, HP, VCD, video porno, teman, radio, poster, koran, buku bacaan, brosur, majalah, dan sebagainya, yang dapat mempengaruhi perilaku seks pranikah remaja. 45 4. Peran keluarga Keadaan keluarga atau situasi keluarga remaja dalam hal komunikasi dengan orang tua, orang tua yang tidak bercerai, dan remaja yang tinggal bersama orang tua termasuk dalam kategori baik dengan persentase terbesar yaitu sebanyak 77 orang (67,5%). Sedangkan kategori yang tidak baik dengan persentase terkecil yaitu sebanyak 37 orang (32,5%). 5. Perilaku seks pranikah Bentuk perilaku seks pranikah remaja SMA di Surakarta adalah melakukan ciuman bibir sebanyak 93 orang (81,6%), masturbasi sebanyak 23 orang (20,2%), menonton video porno sebanyak 101 orang (88,6%), dan hubungan seksual sebanyak (5,2%). Perilaku seks pranikah pada remaja SMA di Surakarta menunjukkan sebagian besar perilaku seks pranikah remaja dalam kategori baik yaitu sebanyak 50 orang (43,9%), kategori sedang sebanyak 46 orang (40,4%), dan kategori buruk sebanyak 18 orang (15,8%). Secara ringkas hasil penelitian disajikan pada tabel 10. 46 Tabel 10. Gambaran Karakteristik Responden tentang Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Seks Pranikah pada Remaja SMA di Surakarta Variabel 1. Pengetahuan a. Baik b. Tidak baik Jumlah Frekuensi Persentase (%) 94 20 114 82,5 17,5 100 2. Pemahaman tingkat agama a. Baik b. Tidak baik Jumlah 76 38 114 66,7 33,3 100 3. Sumber informasi a. Banyak b. Sedikit Jumlah 41 73 114 36,0 64,0 100 4. Peran keluarga a. Baik b. Tidak baik Jumlah 77 37 114 67,5 32,5 100 50 46 18 114 43,9 40,4 15,8 100 5. Perilaku seks pranikah a. Baik b. Sedang c. Buruk Jumlah D. Hasil Uji Normalitas Berdasarkan hasil perhitungan maka diperoleh hasil pengujian normalitas Kolmogorov Smirnov yang disajikan pada tabel 11 sebagai berikut: 47 Tabel 11. Hasil Uji Normalitas Kolomogorov Smirnov Variabel Kolmogorov Smirnov Z p Keterangan Pengetahuan 1,271 0,079 Normal Pemahaman Agama 1,351 0,052 Normal Sumber Informasi 1,356 0,051 Normal Keluarga 1,311 0,064 Normal Perilaku Seks Pranikah 1,266 0,081 Normal Berdasarkan hasil pengujian normalitas dengan menggunakan kolmogorov smirnov di atas diketahui bahwa untuk variabel pengetahuan diperoleh nilai probabilitas (p) adalah 0,079 > 0,05, variabel pemahaman agama diperoleh nilai probabilitas (p) adalah 0,052 > 0,05, variabel sumber informasi diperoleh nilai probabilitas (p) adalah 0,051 > 0,05, variabel keluarga diperoleh nilai probabilitas (p) adalah 0,064 > 0,05, dan variabel perilaku seks pranikah diperoleh nilai probabilitas (p) adalah 0,081 > 0,05; sehingga Ho diterima, artinya data berdistribusi normal. E. Hasil Analisis Hubungan 1. Hubungan antara pengetahuan dengan perilaku seks pranikah Hubungan antara pengetahuan dengan perilaku seks pranikah pada remaja SMA di Surakarta menunjukkan bahwa remaja yang pengetahuannya baik dengan perilaku seks pranikah yang baik sebanyak 45 orang (39,5%), lebih tinggi dari pada perilaku seks pranikah yang sedang yaitu sebanyak 38 orang (33,3%), dan yang buruk yaitu 11 orang (9,6%). Sedangkan yang pengetahuannya tidak baik dengan perilaku seks 48 pranikah yang baik sebanyak 5 orang (4,4%) lebih rendah dibandingkan dengan perilaku seks pranikah yang buruk yaitu sebanyak 7 orang (6,1%) dan yang sedang sebanyak 8 orang (7,0%). Hal ini disajikan pada tabel 12 yaitu sebagai berikut: Tabel 12. Distribusi Hubungan Pengetahuan dengan Perilaku Seks Pranikah pada Remaja SMA di Surakarta Pengetahuan Baik Tidak baik Jumlah Perilaku Seks Pranikah Jumlah Baik Sedang Buruk Frek % Frek % Frek % Frek % 45 39,5 38 33,3 11 9,6 94 82,5 5 4,4 8 7,0 7 6,1 20 17,5 50 43,9 46 40,4 18 15,8 114 100 2. Hubungan antara pemahaman tingkat agama dengan perilaku seks pranikah Hubungan antara pemahaman tingkat agama dengan perilaku seks pranikah pada remaja SMA di Surakarta menunjukkan bahwa remaja yang pemahaman tingkat agamanya baik dengan perilaku seks pranikah yang baik sebanyak 42 orang (36,8%) lebih tinggi daripada perilaku seks pranikah yang sedang yaitu 26 orang (22,8%), dan yang buruk yaitu 8 orang (7,0%). Sedangkan remaja yang pemahaman tingkat agamanya tidak baik dengan perilaku seks pranikah yang baik yaitu 8 orang (7,0%) lebih rendah dibandingkan dengan perilaku seks pranikah yang buruk yaitu 10 orang (8,8%), dan yang sedang yaitu 20 orang (17,5%). Hal ini disajikan pada tabel 13 yaitu sebagai berikut: 49 Tabel 13. Distribusi Hubungan Pemahaman Tingkat Agama dengan Perilaku Seks Pranikah pada Remaja SMA di Surakarta Pemahaman Tingkat Agama Baik Tidak baik Jumlah Perilaku Seks Pranikah Baik Sedang Buruk Jumlah Frek % Frek % Frek % Frek 42 36,8 26 22,8 8 7,0 66 8 7,0 20 17,5 10 8,8 33 50 43,9 46 40,4 53 15,8 114 % 66,7 33,3 100 3. Hubungan antara sumber informasi dengan perilaku seks pranikah Hubungan antara sumber informasi dengan perilaku seks pranikah pada remaja SMA di Surakarta menunjukkan bahwa remaja yang sumber informasinya sedikit dengan perilaku seks pranikah yang baik sebanyak 39 orang (34,2%) lebih tinggi daripada perilaku seks pranikah yang sedang yaitu sebanya 25 orang (21,9%), dan yang buruk yaitu 9 orang (7,9%). Sedangkan remaja yang sumber informasinya banyak dengan perilaku seks pranikah yang baik sebanyak 11 orang (9,6%) lebih rendah dibandingkan dengan perilaku seks pranikah yang sedang yaitu 21 orang (18,4%). Hal ini disajikan pada tabel 14 yaitu sebagai berikut: Tabel 14. Distribusi Hubungan Sumber Informasi dengan Perilaku Seks Pranikah pada Remaja SMA di Surakarta Sumber Informasi Banyak Sedikit Jumlah Perilaku Seks Pranikah Jumlah Baik Sedang Buruk Frek % Frek % Frek % Frek % 11 9,6 21 18,4 9 7,9 41 36,0 39 34,2 25 21,9 9 7,9 73 64,0 50 43,9 46 40,4 18 15,8 114 100 50 4. Hubungan antara peran keluarga dengan perilaku seks pranikah Hubungan antara peranan keluarga dengan perilaku seks pranikah pada remaja SMA di Surakarta menunjukkan remaja yang kondisi keluarganya baik dengan perilaku seks pranikah yang baik yaitu sebanyak 47 orang (41,2%) lebih tinggi daripada perilaku seks pranikah yang sedang yaitu 24 orang (21,1%), dan yang buruk yaitu 6 orang (5,3%). Sedangkan peranan keluarganya yang tidak baik dengan perilaku seks pranikah yang baik yaitu sebanyak 3 orang (2,6%), lebih rendah dibandingkan dengan perilaku seks pranikah yang sedang yaitu 24 orang (21,1%), dan yang buruk yaitu 12 orang (10,5%). Hal ini disajikan pada tabel 15 yaitu sebagai berikut: Tabel 15. Distribusi Hubungan Keluarga dengan Perilaku Seks Pranikah pada Remaja SMA di Surakarta Keluarga Baik Tidak baik Jumlah Perilaku Seks Pranikah Jumlah Baik Sedang Buruk Frek % Frek % Frek % Frek % 47 41,2 24 21,1 6 5,3 67 67,5 3 2,6 22 19,3 12 10,5 37 32,5 50 43,9 46 40,4 18 15,8 114 100 F. Hasil Analisis Bivariat Analisis data dilakukan dengan uji Chi Square (χ2) untuk menguji hubungan variabel bebas dan variabel terikat pada kelima variabel pengetahuan, pemahaman tingkat agama, media, dan keluarga menunjukkan berhubungan secara signifikan. Pengetahuan berhubungan dengan perilaku seks pranikah remaja (pvalue = 0,022 < 0,05), pemahaman tingkat agama berhubungan dengan perilaku seks pranikah remaja, (pvalue = 0,002 < 0,05), 51 sumber informasi berhubungan dengan perilaku seks pranikah remaja (pvalue = 0,022 < 0,05), dan peranan keluarga berhubungan dengan perilaku seks pranikah remaja (pvalue = 0,000 < 0,05). Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan bantuan program komputer SPSS 15.0 for windows, adapun hasilnya disajikan pada tabel 16 yaitu sebagai berikut: Tabel 16. Ringkasan Hasil Uji Chi Square Variabel Pengetahuan Pemahaman Agama Sumber Informasi Keluarga Nilai χ2 p-value Keterangan 7,637 0,022 H0 ditolak 12,890 0,002 H0 ditolak 7,648 0,022 H0 ditolak 30,531 0,000 H0 ditolak Berdasarkan hasil analisis data yang dilakukan untuk mengetahui beberapa pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat pada remaja dapat dilanjutkan dengan menggunakan analisis regresi ganda. Masing-masing variabel yang dapat dilakukan dengan analisis regresi ganda adalah pengetahuan, pemahaman tingkat agama, peranan keluarga, dan sumber informasi G. Hasil Analisis Multivariat Pengujian dilakukan dengan analisis regresi ganda (Multiple Regresion) pada kelima variabel menunjukkan pengaruh (pvalue = 0,000 < 0,05). Pada variabel peranan keluarga terhadap perilaku seks pranikah pada remaja SMA di Surakarta menunjukkan nilai koefisien (-0,394) yang paling tinggi dibandingkan dengan nilai koefisien variabel pengetahuan (-0,129), 52 pemahaman tingkat agama (-0,315), dan sumber informasi (0,201), sehingga variabel peranan keluarga mempunyai pengaruh yang tinggi terhadap perilaku seks pranikah pada remaja SMA di Surakarta. Adapun hasilnya disajikan pada tabel 17 yaitu sebagai berikut: Tabel 17. Ringkasan Hasil Uji Regresi Ganda (Multiple Regresiaon) Variabel Coefficients p-value Keterangan Pengetahuan -0,129 0,000 H0 ditolak Pemahaman Agama -0,315 0,000 H0 ditolak Sumber Informasi 0,201 0,000 H0 ditolak Keluarga -0,394 0,000 H0 ditolak Bentuk persamaan regresi ganda variabel bebas k buah adalah sbb: Y = a +b1 X1 + b2 X2 + b3X3 + .......+ bk Xk Y= 10,041 - 0,129X1 - 0,315X2 + 0,201X3 - 0,394X4 R=91% Konstanta= 10,041 Variabel pengetahuan, pemahaman tingkat agama, sumber informasi, dan peran kelurga mempengaruhi perilaku seks pranikah remaja yaitu sebesar (91%) sedangkan sebesar (9%) dipengaruhi oleh faktor yang lain. Jika tidak ada dukungan pengetahuan, pemahaman tingkat agama sumber informasi, dan peran keluarga maka perilaku seks pranikah akan meningkat sebesar 10 kali lipat untuk melakukan seks pranikah dan sebaliknya. 53 1. Pengetahuan Tabel 17 menunjukkan pengaruh masing-masing variabel yaitu pengetahuan dengan perilaku seks pranikah mempunyai hubungan yang signifikan yaitu nilai p-value (0,000) dengan nilai koefisien (-0,129). Berdasarkan hasil tersebut dapat dinyatakan bahwa semakin baik pengetahuan remaja tentang seks pranikah, maka perilaku seks pranikah remaja semakin baik dan sebaliknya. Setiap ada peningkatan pengetahuan sebesar (0,129) maka terjadi penurunan perilaku seks pranikah sebesar (0,129) dan sebaliknya. 2. Pemahaman tingkat agama Pemahaman tingkat agama dengan perilaku seks pranikah mempunyai hubungan yang signifikan yaitu nilai p-value (0,000) dengan nilai koefisien (-0,315). Berdasarkan hasil tersebut dapat dinyatakan bahwa semakin baik pemahaman tingkat agama, maka perilaku seks pranikah remaja semakin baik dan sebaliknya. Setiap ada peningkatan pemahaman tingkat agama sebesar (0,315) maka terjadi penurunan perilaku seks pranikah sebesar (0,315) dan sebaliknya. 3. Sumber informasi Sumber informasi dengan perilaku seks pranikah mempunyai hubungan yang signifikan yaitu nilai p-value (0,000) dengan nilai koefisien (0,201). Berdasarkan hasil tersebut dapat dinyatakan bahwa semakin sedikit sumber informasi yang diperoleh remaja tentang seks pranikah, maka perilaku seks pranikah remaja semakin baik dan 54 sebaliknya. Setiap ada peningkatan sumber informasi sebesar (0,201) maka terjadi kenaikan perilaku seks pranikah sebesar (0,201) dan sebaliknya. 4. Peran keluarga Peran keluarga dengan perilaku seks pranikah mempunyai hubungan yang signifikan yaitu nilai p-value (0,000) dengan nilai koefisien (-0,394). Berdasarkan hasil tersebut dapat dinyatakan bahwa semakin tinggi peran keluarga pada remaja, maka perilaku seks pranikah remaja semakin baik dan sebaliknya. Setiap ada peningkatan peran keluarga sebesar (0,394) maka terjadi penurunan perilaku seks pranikah sebesar (0,394) dan sebaliknya. 55 BAB V PEMBAHASAN A. Karakteristik Responden Responden dalam penelitian ini adalah remaja SMA di Surakarta yang pernah atau sedang pacaran dengan usia 15-18 tahun, populasi dalam penelitian ini adalah remaja SMA N 1, SMA N 2, SMA N 6, SMA Batik 2 Surakarta, dan SMA Warga Surakarta. Jumlah responden dalam penelitian ini sebanyak 114 siswa. Berdasarkan Tabel 7 persentase terbesar umur responden adalah 17 tahun yaitu sebanyak 73 orang (64,0%). Menurut sarwono (2007), peran gender adalah bagian dari peran sosial pula dan tidak hanya ditentukan oleh jenis kelamin orang yang bersangkutan, tetapi oleh lingkungan dan faktor-faktor lainnya. Berdasarkan jenis kelamin persentase terbesar adalah perempuan yaitu sebanyak 71 orang (62,3%). Pada kehidupan psikologis remaja, perkembangan organ seksual mempunyai pengaruh kuat dalam minat remaja terhadap lawan jenis. Terjadinya peningkatan perhatian remaja terhadap lawan jenis dipengaruhi oleh faktor perubahan-perubahan fisik selama periode pubertas (Santrock, 2003). Remaja perempuan lebih memperlihatkan bentuk tubuh yang menarik bagi remaja laki-laki, demikian pula remaja pria tubuhnya menjadi lebih kekar yang menarik bagi remaja perempuan (Rumini dan Sundari, 2004). 56 Berdasarkan tabel 9 pendidikan orang tua responden terbanyak adalah lulusan SMA, sedangkan yang terendah adalah tidak sekolah. Menurut Sarwono (2007), beberapa kasus pada remaja dikarenakan faktor pendidikan orang tua, usia orang tua, gangguan emosional orang tua, dan faktor sosial ekonomi. Orang tua, dan tokoh masyarakat dalam memberikan informasi tentang kesehatan reproduksi kecil, kecilnya peranan orang tua, juga pengetahuan orang tua sendiri tentang kesehatan reproduksi juga masih rendah. Hal tersebut berdampak pada remaja karena mereka akan mencari informasi tentang seks pranikah kepada orang lain dan dapat mengakibatkan informasi yang mereka peroleh tidak tepat (Prayitno, 2008). Menurut Sarwono (2007), tanpa adanya pengetahuan yang cukup pada remaja maka isu-isu yang tidak benar tentang seks pranikah akan berkembang. B. Analisis Bivariat (Hubungan) Analisis data dilakukan dengan uji Chi Square (χ2) untuk menguji hubungan variabel bebas dan variabel terikat pada kelima variabel pengetahuan, pemahaman tingkat agama, media, dan peranan keluarga menunjukkan berhubungan secara signifikan. Pengetahuan berhubungan dengan perilaku seks pranikah remaja (pvalue = 0,022 < 0,05), pemahaman tingkat agama berhubungan dengan perilaku seks pranikah remaja, (pvalue = 0,002 < 0,05), sumber informasi berhubungan dengan perilaku seks pranikah remaja (pvalue = 0,022 < 0,05), dan peranan keluarga berhubungan dengan perilaku seks pranikah remaja (pvalue = 0,000 < 0,05). 57 1. Hubungan pengetahuan dengan perilaku seks pranikah pada remaja Pengetahuan berhubungan dengan perilaku seks pranikah remaja (pvalue = 0,022 < 0,05). Menurut Notoatmodjo (2003), pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengetahuan yang baik didukung oleh tingkat pengetahuan orang tua yang baik dalam memberikan informasi tentang seks pranikah (Hurlock, 2004). Menurut Syafrudin (2008), pengetahuan yang setengah-setengah justru lebih berbahaya dari pada tidak tahu sama sekali. Pembentukan pengetahuan sendiri dipengaruhi oleh faktor internal yaitu cara individu dalam menanggapi pengetahuan tersebut dan eksternal yang merupakan stimulus untuk mengubah pengetahuan tersebut menjadi lebih baik lagi. Menurut Prayitno (2008), pengetahuan yang baik adalah responden memahami dan mengerti tentang seks pranikah. 2. Hubungan pemahaman tingkat agama dengan perilaku seks pranikah pada remaja Pemahaman tingkat agama berhubungan dengan perilaku seks pranikah remaja, (pvalue = 0,002 < 0,05). Berdasarkan hasil penelitian Kresnawati (2007), ada hubungan positif antara kecerdasan spiritual dengan kemampuan pemecahan masalah pada remaja. Hasil analisis deskriptif diperoleh bahwa pemahaman tingkat agama menunjukkan bahwa kemampuan remaja dalam memahami dan mengetahui tentang 58 agama seperti pacaran menurut agama, melakukan seks pranikah menurut agama, dan dampak perilaku seks pranikah menurut agama dalam kategori baik sebanyak 76 orang (66,7%). Sedangkan kategori tidak baik sebanyak 38 orang (33,3%). Pemahaman tingkat agama yang baik pada remaja SMA di Surakarta didukung oleh pendidikan agama yang cukup dari keluarga, sekolah, dan lingkungan masyarakat, dimana pendidikan agama selalu diberikan di sekolah sejak SD yang dimasukkan ke dalam pelajaran kurikulum agama. Pemahaman agama yang baik akan menumbuhkan perilaku yang baik. Remaja memerlukan kemampuan pemecahan masalah yang baik, sehingga remaja mampu menyelesaikan masalah mereka dengan efektif. Orang tua perlu memberikan bekal materi, intelektual yang berupa pendidikan formal, serta bekal spiritual yang berupa pendidikan agama bagi remaja. Pemahaman tingkat agama yang baik menghasilkan tauhid dan kepercayaan terhadap remaja untuk menghindari perilaku yang menyimpang. Berdasarkan hasil penelitian Adawiyah (2007), ada perbedaan yang sangat signifikan antara perilaku dengan hubungan seksual pranikah antara remaja yang religiusitasnya tinggi dengan remaja yang religiusitasnya rendah. Remaja yang religiusitasnya tinggi menunjukkan perilaku terhadap hubungan seksual pranikah rendah (menolak), sedangkan remaja yang religiusitasnya rendah menunjukkan perilaku terhadap hubungan seksual pranikah tinggi (menerima). 59 3. Hubungan sumber informasi dengan perilaku seks pranikah pada remaja Sumber informasi berhubungan dengan perilaku seks pranikah remaja (pvalue = 0,022 < 0,05). Sumber informasi remaja SMA di Surakarta yang diperoleh tentang perilaku seks pranikah sebanyak 73 orang (64,0%), dalam kategori sedikit (kurang dari atau sama dengan 7) dari sumbersumber yang ada seperti internet, TV, HP, VCD, video porno, teman, radio, poster, koran, buku bacaan, majalah, dan brosur. Sedangkan sumber informasi yang diperoleh remaja yaitu 41 orang (36,0%), dalam kategori banyak yaitu (lebih dari 7) dari sumber-sumber yang ada seperti internet, TV, HP, VCD, video porno, teman, radio, poster, koran, buku bacaan, majalah, dan brosur yang dapat mempengaruhi perilaku seks pranikah remaja. Berdasarkan hasil yang diperoleh remaja SMA di Surakarta menonton video porno sebanyak (88,6%), remaja memperoleh informasi tersebut lebih banyak dari handpone dan internet. Biasanya mereka menonton bersama teman-temannya di sekolah dan di luar rumah. Sumber informasi yang diperoleh remaja lebih banyak diperoleh dari luar seperti internet, teman dan media dari pada orang tuanya. Seringkali remaja merasa bahwa orang tuanya menolak membicarakan masalah kesehatan reproduksi sehingga mereka kemudian mencari alternatif sumber informasi lain seperti teman atau media massa (Syafrudin, 2008). Remaja sering kali disuguhi majalah, film, acara televisi, lagu, iklan, dan produk-produk yang berdaya khayal dan 60 mengandung pesan ke arah seksual yang merupakan pelengkap konsep realita masyarakat yang dikenal dengan pornografi, merangsang gairah seksual, mendorong orang gila seks, meruntuhkan nilai-nilai moral. Hasil studi Pustaka Komunikasi FISIP UI (2005), menunjukkan bahwa ketersediaan dan kemudahan menjangkau produk media pornografi merupakan faktor stimulan utama bagi remaja untuk melakukan perilaku seksual pranikah. Beberapa kajian menunjukkan bahwa remaja sangat membutuhkan informasi mengenai persoalan seksual dan reproduksi. Remaja seringkali memperoleh informasi yang tidak akurat mengenai kesehatan reproduksi dari teman-teman mereka, bukan dari petugas kesehatan, guru atau orang tua (Saifuddin dan Hidayana, 1999). Teman-teman yang tidak baik berpengaruh terhadap munculnya perilaku seks menyimpang (Hady, 2009). Sehingga informasi yang baik dan akurat diperlukan oleh remaja untuk menghindari pengaruh buruk yang dapat menimbulkan perilaku seksual yang menyimpang (Anonim, 2009). 4. Hubungan peran keluarga dengan perilaku seks pranikah pada remaja Peran keluarga berhubungan dengan perilaku seks pranikah remaja (pvalue = 0,000 < 0,05). Keadaan keluarga atau situasi keluarga terhadap remaja SMA di Surakarta dalam hal komunikasi dengan orang tua, orang tua yang tidak bercerai, dan remaja tinggal bersama orang tua termasuk 61 dalam kategori baik yaitu sebanyak 77 orang (67,5%). Sedangkan yang tidak baik yaitu sebanyak 37 orang (32,5%). Orang tua adalah tokoh penting dalam perkembangan identitas remaja. Orang tua dapat membangun hubungan dan merupakan sistem dukungan ketika remaja menjajaki suatu dunia sosial yang lebih luas dan lebih kompleks. Hubungan orang tua yang harmonis akan menumbuhkan kehidupan emosional yang optimal terhadap perkembangan kepribadian remaja dan sebaliknya, orang tua yang sering bertengkar akan menghambat komunikasi dalam keluarga, dan remaja akan melarikan diri dari keluarga. Keluarga yang tidak lengkap misalnya karena perceraian, kematian, dan keluarga dengan keadaan ekonomi yang kurang, dapat mempengaruhi perkembangan jiwa remaja. Dalam hal komunikasi orang tua dengan remaja, remaja seringkali merasa tidak nyaman atau tabu untuk membicarakan masalah seksualitas dan kesehatan reproduksinya (Syafrudin, 2008). Remaja lebih senang menyimpan dan memilih jalannya sendiri tanpa berani mengungkapkan kepada orang tua. Hal ini disebabkan karena ketertutupan orang tua terhadap anak terutama masalah seks yang dianggap tabu untuk dibicarakan serta kurang terbukanya anak terhadap orang tua karena anak merasa takut untuk bertanya (Dhede, 2002). Komunikasi antara orang tua dengan remaja dikatakan berkualitas apabila kedua belah pihak memiliki hubungan yang baik dalam arti bisa saling memahami, saling mengerti, saling mempercayai dan menyayangi 62 satu sama lain, sedangkan komunikasi yang kurang berkualitas mengindikasikan kurangnya perhatian, pengertian, kepercayaan dan kasih sayang di antara keduanya (Hopson, 2002). Magdalena (2000) juga mengemukakan bahwa komunikasi yang menguntungkan kedua belah pihak, dalam hal ini antara orang tua dengan remaja adalah komunikasi yang timbal balik, ada keterbukaan, spontan dan ada feedback dari kedua pihak antara orang tua dan remaja. Orang tua dalam memberikan informasi kesehatan reproduksi kecil, kecilnya peranan orang tua untuk memberikan informasi kesehatan reproduksi dan seksualitas disebabkan oleh rendahnya pengetahuan orang tua mengenai kesehatan reproduksi serta masih menganggap tabu membicarakan tentang kesehatan reproduksi. Apabila orang tua merasa meiliki pengetahuan yang cukup mendalam tentang kesehatan reproduksi, remaja lebih yakin dan tidak merasa canggung untuk membicarakan topik yang berhubungan dengan masalah seks pranikah (Hurlock, 2004). Ketidaktahuan orang tua tentang kesehatan reproduksi, atau tidak mengerti konsep pendidikan seks, remaja dapat mencari informasi di luar rumah yang justru sering mengarahkan mereka pada solusi yang menjerumuskan. Keluarga yang mengabaikan pengawasan terhadap media informasi, remaja dapat dengan mudah meniru perilaku-perilaku yang menyimpang (Hady, 2009). Peran orang tua sangat diperlukan dalam memberikan informasi dan bimbingan tentang seksualitas kepada anak remajanya. 63 C. Analisis Multivariat (pengaruh) Persamaan regresi ganda variabel bebas k buah adalah sbb: Y = a +b1 X1 + b2 X2 + b3X3 + .......+ bk Xk Y= 10,041 - 0,129X1 - 0,315X2 + 0,201X3 - 0,394X4 R=91% Konstanta= 10,041 Masing-masing variabel pengetahuan, pemahaman tingkat agama, sumber informasi, dan peran kelurga mempengaruhi perilaku seks pranikah remaja yaitu sebesar (91%). Sedangkan sebesar (9%) dipengaruhi oleh faktor yang lain. Jika tidak ada dukungan pengetahuan, pemahaman tingkat agama sumber informasi, dan peran keluarga maka perilaku seks pranikah akan meningkat sebesar 10 kali lipat untuk melakukan seks pranikah. Menurut Suryoputro (2006), faktor lain yang dapat mempengaruhi perilaku seksual pranikah remaja adalah teman sebaya, aspek-aspek kesehatan reproduksi, sikap terhadap layanan kesehatan seksual dan reproduksi, perilaku, kerentanan yang dirasakan terhadap resiko, kesehatan reproduksi, gaya hidup, pengendalian diri, aktifitas sosial, rasa percaya diri, usia, status perkawinan, sosial-budaya, nilai dan norma sebagai pendukung sosial untuk perilaku tertentu (Suryoputro, et al. 2006). 1. Pengetahuan tentang seks pranikah Berdasarkan hasil p-value (0,000) dengan nilai koefisien (-0,129) dapat dinyatakan bahwa semakin tinggi pengetahuan remaja tentang kesehatan reproduksi, maka perilaku seks pranikah remaja semakin baik 64 dan sebaliknya. Setiap ada peningkatan pengetahuan sebesar (0,129) maka terjadi penurunan perilaku seks pranikah sebesar (0,129) dan sebaliknya. Menurut Amrillah (2006), semakin tinggi pengetahuan kesehatan reproduksi yang dimiliki remaja maka semakin rendah perilaku seksual pranikahnya, sebaliknya semakin rendah pengetahuan kesehatan reproduksi yang dimiliki remaja maka semakin tinggi perilaku seksual pranikahnya Pengetahuan dipengaruhi oleh tingkat pendidikan, umur, pengalaman, pekerjaan, pendapatan, budaya, dan pergaulan. Pengetahuan yang tidak tepat, pengharapan yang tidak realistis, harga diri yang rendah, takut tidak berhasil atau pesimis, menunjukan bahwa remaja memiliki kepribadian yang belum matang dan emosi yang labil, sehingga mudah terpengaruh melakukan hal-hal negatif, seperti melakukan hubungan seks pranikah. Pengetahuan seksualitas yang baik dapat menjadikan remaja memiliki tingkah laku seksual yang sehat dan bertanggung jawab. Pemahaman yang keliru mengenai seksualitas pada remaja menjadikan mereka mencoba untuk bereksperimen mengenai masalah seks tanpa menyadari bahaya yang timbul dari perbuatannya, dan ketika permasalahan yang ditimbulkan oleh perilaku seksnya mulai bermunculan, remaja takut untuk mengutarakan permasalahan tersebut kepada orang tua. Menurut Sarwono (2003), manfaat pengetahuan seksualitas adalah: a) mengerti tentang perbedaan kesehatan reproduksi antara pria dan wanita dalam keluarga, pekerjaan dan seluruh kehidupan yang selalu berubah dan 65 berbeda dalam tiap masyarakat dan kebudayaan, b) mengerti tentang peranan kesehatan reproduksi dalam kehidupan manusia, dan keluarga, c) mengembangkan pengertian tentang diri sendiri sehubungan dengan fungsi dan kebutuhan seks, d) membantu untuk mengembangkan kepribadian sehingga remaja mampu untuk mengambil keputusan yang bertanggung jawab. Pengetahuan kesehatan reproduksi yang diterima oleh remaja dari sumber yang benar dapat menjadikan faktor untuk memberikan dasar yang kuat bagi remaja dalam menyikapi segala perilaku seksual yang semakin menuju kematangan (Miqdad, 2001). Pengetahuan kesehatan reproduksi dapat menjadikan remaja memiliki sikap dan tingkah laku seksual yang sehat dan bertanggung jawab (Saringedyanti, 1999). 2. Pemahaman tingkat agama Berdasarkan hasil (pvalue = 0,000 < 0,05) dengan nilai koefisien (-0,315) dapat dinyatakan bahwa semakin tinggi pemahaman tingkat agama, maka perilaku seks pranikah remaja semakin rendah dan sebaliknya. Setiap ada peningkatan pemahaman tingkat agama sebesar (0,315) maka terjadi penurunan perilaku seks pranikah sebesar (0,315) dan sebaliknya. Berdasarkan hasil penelitian Idayanti (2002), menyimpulkan bahwa ada hubungan negatif yang sangat signifikan antara religiusitas dengan perilaku seksual remaja yang sedang pacaran, di mana semakin tinggi religiusitas maka perilaku seksual semakin rendah, dan sebaliknya. 66 Pemahaman tingkat agama mempunyai pengaruh terhadap perilaku seks pranikah remaja, orang yang agamanya baik maka akan memiliki rasa takut untuk melakukan perbuatan yang bertentangan dan dilarang dalam agamanya (Putri, 2007 ). Dalam agama dijelaskan bahwa janganlah kamu mendekati zina, sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk. MUI menyatakan bahwa menerapkan hukum zina sebagai solusi untuk memberantas seks bebas (Siradj, 2002). Seseorang yang memiliki pemahaman tingkat agama yang tinggi berpengaruh terhadap perilaku remaja untuk tidak melakukan hal-hal yang dilarang oleh agama. 3. Sumber informasi Berdasarkan hasil (pvalue = 0,000 < 0,05) dengan nilai koefisien (0,201) dapat dinyatakan bahwa semakin sedikit sumber informasi yang diperoleh remaja tentang seks pranikah, maka perilaku seks pranikah remaja semakin baik dan sebaliknya. Setiap ada peningkatan sumber informasi sebesar (0,201) maka terjadi kenaikan perilaku seks pranikah sebesar (0,201) dan sebaliknya. Remaja akan terhindar dari keterlibatan dengan seks pranikah, jika remaja dapat membicarakan masalah seks dengan orang tuanya. Artinya, orang tua menjadi pendidik seksualitas bagi anak remajanya (Syafrudin, 2008). Menurut Rohmahwati (2008), paparan media massa, baik cetak (koran, majalah, buku-buku porno) maupun elektronik (TV, VCD, Internet), mempunyai pengaruh terhadap remaja untuk melakukan 67 hubungan seksual pranikah. Pengetahuan tentang kesehatan reproduksi yang diperoleh remaja dari media massa belum digunakan untuk pedoman perilaku seksual yang sehat dan bertanggung jawab. Justru paparan informasi seksualitas dari media massa (baik cetak maupun elektronik) yang cenderung bersifat pornografi dan pornoaksi dapat menjadi referensi yang tidak mendidik bagi remaja. Remaja yang sedang dalam periode ingin tahu dan ingin mencoba, akan meniru apa yang dilihat atau didengarnya dari media massa tersebut. Maka dari itu sumber informasi yang baik dan bertanggung jawab diperlukan oleh remaja, agar remaja tidak salah dalam mendapatkan sumber informasi. 4. Peran keluarga Berdasarkan hasil (pvalue = 0,000 < 0,05) dengan nilai koefisien (-0,394) dapat dinyatakan bahwa semakin tinggi peran keluarga pada remaja, maka perilaku seks pranikah remaja semakin baik dan sebaliknya. Setiap ada peningkatan peran keluarga sebesar (0,394) maka terjadi penurunan perilaku seks pranikah sebesar (0,394) dan sebaliknya. Menurut Soetjiningsih (2006), bahwa makin baik hubungan orang tua dengan anak remajanya, makin baik perilaku seksual pranikah remaja. Hubungan orang tua remaja, mempunyai pengaruh terhadap perilaku seksual pranikah remaja. Remaja yang melakukan hubungan seksual sebelum menikah banyak diantaranya berasal dari keluarga yang bercerai atau pernah cerai, keluarga dengan banyak konflik dan perpecahan (Kinnaird, 2003). Berdasarkan hasil penelitian SMA di Surakarta remaja 68 yang melakukan hubungan seksual pranikah sebanyak (5,2%) dan mayoritas remaja melakukan hubungan seksual tersebut di luar rumah. Dalam hal ini peran orang tua sangat dibutuhkan remaja untuk menghindari perilaku seksual pranikah. Peran orang tua sangat besar pengaruhnya terhadap remaja. Remaja dalam keluarga yang bercerai lebih menunjukkan penyesuaian dibandingkan dengan keluarga remaja yang utuh dengan kehadiran orang tuanya. Orang tua yang sibuk, kualitas pengasuhan yang buruk, dan perceraian orang tua, remaja dapat mengalami depresi, kebingungan, dan ketidakmantapan emosi yang menghambat mereka untuk tanggap terhadap kebutuhan remaja sehingga remaja dapat dengan mudah terjerumus pada perilaku yang menyimpang seperti seks pranikah (Santrock, 2005). Konflik orang tua dengan remaja yang tarafnya sedang-sedang saja berperan sebagai fungsi perkembangan positif yang meningkatkan otonomi dan identitas. Sedangkan konflik berat menghasilkan berbagai hasil dampak yang negatif yang dapat mengganggu jiwa remaja sehingga dapat melakukan perilaku yang menyimpang seperti pergaulan bebas (Santock, 2002). Orang tua dalam memberikan informasi tentang seks pranikah kecil, kecilnya peranan orang tua untuk memberikan informasi kesehatan reproduksi dan seksualitas disebabkan oleh rendahnya pengetahuan orang tua mengenai kesehatan reproduksi serta masih menganggap tabu membicarakan tentang seks pranikah. Apabila orang tua merasa meiliki pengetahuan yang cukup mendalam tentang kesehatan 69 reproduksi, remaja lebih yakin dan tidak merasa canggung untuk membicarakan topik yang berhubungan dengan masalah seks pranikah (Hurlock, 2004). Sehingga dibutuhkan komunikasi yang baik antara orang tua dengan remaja untuk membicarakan masalah seks pranikah. 70 BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan 1. Ada pengaruh secara signifikan antara pengetahuan terhadap perilaku seks pranikah pada remaja SMA di Surakarta. 2. Ada pengaruh secara signifikan antara sumber informasi terhadap perilaku seks pranikah pada remaja SMA di Surakarta. 3. Ada pengaruh secara signifikan antara tingkat pemahaman agama (religiusitas) terhadap perilaku seks pranikah pada remaja SMA di Surakarta. 4. Ada pengaruh secara signifikan antara peranan keluarga terhadap perilaku seks pranikah pada remaja SMA di Surakarta. B. Saran 1. Bagi Sekolah Penelitian ini dapat dijadikan pertimbangan untuk memasukkan kurikulum kesehatan reproduksi diberikan kepada siswa-siswi melalui bimbingan konseling yang lebih mendalam. 2. Bagi Siswa Siswa dapat meningkatkan pengetahuan tentang seks pranikah, pemahaman tingkat agama, dengan mencari informasi yang baik dan 71 akurat serta dapat memilih teman yang baik agar tidak terpengaruh terhadap perilaku seks pranikah. 3. Bagi Keluarga Orang tua dapat memberikan pengetahuan tentang seks pranikah pada remaja sejak usia dini, pemahaman agama yang baik serta memberikan informasi yang baik dan bertanggung jawab agar remaja tidak salah dalam mendapatkan informasi yang dapat mempengaruhi perilaku seks pranikah. 4. Bagi Peneliti Lain Karena keterbatasan peneliti maka SMA kelas 3 dapat dijadikan responden dalam penelitian selanjutnya, faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku seks pranikah pada remaja seperti teman sebaya, sosial budaya, pengendalian diri, gaya hidup, nilai dan norma dapat diteliti oleh peneliti selanjutnya. 72 DAFTAR PUSTAKA Adawiyah R. 2007. Perbedaan Perilaku Terhadap Hubungan Seksual Pranikah Ditinjau Dari Religiusitas. http://etd.library.ums.ac.id/go.php?id=jtptumsgdl-s1-2007-rabiatulad-5614. Diakses pada tanggal 7 Februari 2009. Putri M. A. 2007. Hubungan Antara Pengetahuan Seksualitas Dan Religiusitas Dengan Intensi Perilaku Seksual Pranikah Pada Mahasiswi http://etd.library.ums.ac.id/go.php?id=jtptums-gdl-s1-2007-citraanggi-4378. Diakses pada tanggal 19 Januari 2009. Depkes RI. 2006. Lebih 1,2 Juta Remaja Indonesia Sudah Lakukan Seks Pranikah. http://karodalnet.blogspot.com/2008/08/lebih-12-juta-remajaindonesia-sudah.html. Diakses 7 Januari 2009. Departemen Kesehatan RI. 2002. Modul Kesehatan Reproduksi Remaja. Jakarta: Departemen Kesehatan RI. Fuad C, Radiono, s; Paramastri. I, 2003, Pengaruh Pendidikan Kesehatan Seksual Terhadap Pengetahuan dan Sikap Remaja dalam Upaya Pencegahan Penularan HIV/AIDS di Kodia Yogyakarta. Berita Kedokteran Masyarakat XIX/IXI – 60; UGM Yogyakarta. Gunarsa Y.S.D. 2001. Psikologi Remaja. Jakarta : Gunung Mulia. Green L.W.,Kreuter M.W., 2000. Health Promotion Planning An educational adn Environmental Approach. Maylield Publishing Company. Hady. 2009. Pendidikan Seks Upaya Preventif Perilaku Seksual Pranikah http://.wordpress.com/2009/02/24/pendidikan-seksupaya-preventif-perilakuseksual-pra-nikah/. Diakses pada Tanggal 13 Januari 2009. Hurlock, E. B. 2004. Adolescent Development, Fourth Edition. Tokyo: Mc GrawHill. Idayanti N. 2002. Hubungan antara Religiusitas dengan Perilaku Seksual Remaja yang Sedang Pacaran. http://digilib.itb.ac.id/gdl.php?mod=browse&op=read&id=jiptumm-gdl-s12002-idayanti2cn-5756-seksual&q=Remaja . Diakses tgl 8 januari 2009 Irawati dan Prihyugiarto, I. 2005. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Sikap Terhadap Perilaku Seksual Pria Nikah Pada Remaja Di Indonesia: BKKBN. Irianto A. 2004. Statistik Konsep Dasar dan Aplikasinya. Jakarta: Prenata Media. Kinnaird. 2003. Keluarga Makin Baik Hubungan Orangtua-Remaja Makin Rendah Perilaku Seksual Pranikah http://www.kr.co.id/web/detail.php?sid=186024&actmenu=45. Diakses pada Tanggal 6 Januari 2009. Kresnawati. 2007. Hubungan antara kecerdasan spiritual dengan kemampuan pemecahan masalah pada remaja. http://etd.library.ums.ac.id/go.php?id=jtptums-gdl-s1-2007-kresnawati5530. Diakses pada tanggal 7 Februari 2009. Monks F.J., Knoers A.M.P., Haditono S.R., 2002. Psikologi Perkembangan Pengantar dalam Berbagai Bagiannya, Edisi Keempat Belas. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Mu’tadin Z. 2002. Pendidikan Seksual Pada Remaja. Available at : http//:www.epsikologi.com. Diakses tanggal 26 April 2008. Makmun A.S. 2003. Karakteristik Perilaku dan Pribadi padaMasa Remaja http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/03/05/karakteristik-perilakudan-pribadi-pada-masa-remaja. Diakses Tanggal 12 Januari 2009. Notoatmodjo S. 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan, Rineka Cipta. Jakarta: Rineka C ipta. Rohmahwati D.A., Lutfiati, A., Sri M., 2008. Pengaruh Pergaulan Bebas Dan Vcd Porno Terhadap Perilaku Remaja Di Masyarakat. http://kbi.gemari.or.id/beritadetail.php?id=2569 Diakses Tanggal 29 November 2008 Rumini S. dan Sundari S. 2004. Perkembangan Anak dan Remaja. Jakarta : PT Rineka Cipta. Sarwono W.S. 2003. Psikologi Remaja. Jakarta: Grafindo Persada. Santock, J.W. 2002. Life Span Development: Perkembangan Masa Hidup: Jakarta: penerbit Erlangga. Santrock, J.W. 2003. Adolescence : Perkembangan Remaja. Jakarta: Penerbit Erlangga. Alih bahasa oleh : Shinto B. A. dan S. Saragih. Soetjiningsih dkk. 2004. Buku Ajar: Tumbuh Kembang Remaja dan Permasalahannya. Jakarta : Sagung Seto. Soetjiningsih.2006. Remaja Usia 15 - 18 Tahun Banyak Lakukan Perilaku Seksual Pranikah.http://www.ugm.ac.id/index.php?page=rilis&artikel=1659. Diakses Tanggal 6 Januari 2009. Sulaiman W. 2004. Analisis Regresi Menggunakan SPSS Contoh Kasus dan Pemecahannya. Jakarta: Andi Sugiarto., Siagian D., Lasmono T.S., Oetomo D.S., 2001. Teknik Sampling, Jakarta: Gramedia pustaka utama. Suryoputro A., Nicholas J.F., Zahroh S., 2006. Faktor-faktor yang mempengaruhi Perilaku Seksual Remaja Di Jawa Tengah: Implikasinya Terhadap Kebijakan Dan Layanan Kesehatan Seksual Dan Reproduksi. Makara Kesehatan. vol.10. no.1 juni 2006: 29-40. Syafrudin. 2008. Remaja Dan Hubungan Seksual Pranikah http://id.shvoong.com/medicine-and-health/1799376-remaja-dan-hubungan seksual-pranikah/ . Diakses pada tanggal 21 Januari 2009. Stuart G.W. and Sundeen S.J. 1999. Principles and Practice of Psychiatric Nursing. New York : Mosby Year Book, Inc. Taufik. 2005. Perilaku seks di surakarta. http://elfarid.multiply.com/journal/item/306 Diakses 7 Januari 2009 DATA PENELITIAN FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU SEKS PRANIKAH PADA REMAJA SMA DI SURAKARTA NO UMUR JENIS KELAMIN 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 16 17 17 15 15 16 16 16 16 16 16 16 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 15 Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Laki-laki Perempuan Perempuan Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan PENDIDIKAN ORANG TUA SMP SD SMA SMA P. TINGGI P. TINGGI SMA SMA SMA SMA P. TINGGI T. SEKOLAH SMP SMP SMA SMA SMA SMA T. SEKOLAH SMP SMP SMP T. SEKOLAH P. TINGGI T. SEKOLAH SMA SMP SD SD SD SMA SMA SMA P. TINGGI P. TINGGI P. TINGGI SD SMP T. SEKOLAH SD SD P. TINGGI SMA SMA SMA PENGETAHUAN SKOR % KET 9 53 Baik 7 41 Tidak Baik 9 53 Baik 11 65 Baik 13 76 Baik 17 100 Baik 13 76 Baik 16 94 Baik 14 82 Baik 14 82 Baik 15 88 Baik 10 59 Baik 14 82 Baik 17 100 Baik 11 65 Baik 14 82 Baik 14 82 Baik 14 82 Baik 4 24 Tidak Baik 11 65 Baik 16 94 Baik 13 76 Baik 4 24 Tidak Baik 16 94 Baik 4 24 Tidak Baik 11 65 Baik 17 100 Baik 14 82 Baik 10 59 Baik 11 65 Baik 9 53 Baik 13 76 Baik 17 100 Baik 14 82 Baik 10 59 Baik 11 65 Baik 10 59 Baik 14 82 Baik 4 24 Tidak Baik 15 88 Baik 14 82 Baik 16 94 Baik 17 100 Baik 14 82 Baik 11 65 Baik PEMAHAMAN TINGKAT AGAMA SUMBER INFORMASI SKOR % KET SKOR % KET 6 60 Baik 13 100 Banyak 4 40 Tidak Baik 12 92 Banyak 5 50 Tidak Baik 3 23 Sedikit 3 30 Tidak Baik 4 31 Sedikit 7 70 Baik 3 23 Sedikit 10 100 Baik 1 8 Sedikit 6 60 Baik 9 69 Banyak 9 90 Baik 4 31 Sedikit 7 70 Baik 9 69 Banyak 4 40 Tidak Baik 6 46 Sedikit 8 80 Baik 13 100 Banyak 5 50 Tidak Baik 6 46 Sedikit 10 100 Baik 6 46 Sedikit 10 100 Baik 3 23 Sedikit 3 30 Tidak Baik 3 23 Sedikit 5 50 Tidak Baik 4 31 Sedikit 9 90 Baik 4 31 Sedikit 5 50 Tidak Baik 8 62 Banyak 7 70 Baik 4 31 Sedikit 8 80 Baik 6 46 Sedikit 8 80 Baik 8 62 Banyak 6 60 Baik 9 69 Banyak 5 50 Tidak Baik 13 100 Banyak 9 90 Baik 4 31 Sedikit 7 70 Baik 6 46 Sedikit 8 80 Baik 6 46 Sedikit 10 100 Baik 1 8 Sedikit 3 30 Tidak Baik 5 38 Sedikit 5 50 Tidak Baik 1 8 Sedikit 5 50 Tidak Baik 6 46 Sedikit 9 90 Baik 1 8 Sedikit 6 60 Baik 9 69 Banyak 9 90 Baik 4 31 Sedikit 10 100 Baik 1 8 Sedikit 7 70 Baik 6 46 Sedikit 8 80 Baik 6 46 Sedikit 4 40 Tidak Baik 13 100 Banyak 9 90 Baik 6 46 Sedikit 5 50 Tidak Baik 5 38 Sedikit 3 30 Tidak Baik 5 38 Sedikit 3 30 Tidak Baik 4 31 Sedikit 10 100 Baik 8 62 Banyak 10 100 Baik 5 38 Sedikit 9 90 Baik 8 62 Banyak 9 90 Baik 6 46 Sedikit SKOR 5 6 4 5 7 10 5 8 5 5 7 6 9 9 3 6 9 3 3 8 9 6 3 9 7 7 9 4 6 7 9 6 8 10 7 7 3 9 6 4 5 10 10 8 9 KELUARGA % KET 50 Tidak Baik 60 Baik 40 Tidak Baik 50 Tidak Baik 70 Baik 100 Baik 50 Tidak Baik 80 Baik 50 Tidak Baik 50 Tidak Baik 70 Baik 60 Baik 90 Baik 90 Baik 30 Tidak Baik 60 Baik 90 Baik 30 Tidak Baik 30 Tidak Baik 80 Baik 90 Baik 60 Baik 30 Tidak Baik 90 Baik 70 Baik 70 Baik 90 Baik 40 Tidak Baik 60 Baik 70 Baik 90 Baik 60 Baik 80 Baik 100 Baik 70 Baik 70 Baik 30 Tidak Baik 90 Baik 60 Baik 40 Tidak Baik 50 Tidak Baik 100 Baik 100 Baik 80 Baik 90 Baik PERILAKU SEKS PRANIKAH REMAJA 9 3 7 5 3 2 7 3 6 5 2 9 2 1 6 5 3 6 5 4 2 7 9 1 5 4 2 6 5 4 2 7 2 1 5 4 9 2 6 8 5 2 1 5 4 KET Buruk Baik Sedang Sedang Baik Baik Sedang Baik Sedang Sedang Baik Buruk Baik Baik Sedang Sedang Baik Sedang Sedang Sedang Baik Sedang Buruk Baik Sedang Sedang Baik Sedang Sedang Sedang Baik Sedang Baik Baik Sedang Sedang Buruk Baik Sedang Buruk Sedang Baik Baik Sedang Sedang DATA PENELITIAN FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU SEKS PRANIKAH PADA REMAJA SMA DI SURAKARTA NO UMUR JENIS KELAMIN 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 16 15 15 15 17 16 16 16 15 15 15 15 15 17 17 17 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 16 Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Laki-laki Perempuan Laki-laki Perempuan Laki-laki Perempuan Laki-laki Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan PENDIDIKAN ORANG TUA P. TINGGI SD SMA SMP SMP SMA SMA SMA T. SEKOLAH T. SEKOLAH SMA SMA SMA P. TINGGI P. TINGGI T. SEKOLAH T. SEKOLAH SMA SMA SMA SD SMP SD SD T. SEKOLAH SD SD SMA T. SEKOLAH SMA T. SEKOLAH SMA SMA SMA T. SEKOLAH SMA SMP SMA SMA P. TINGGI SD SD SMP SMP P. TINGGI PENGETAHUAN SKOR % KET 17 100 Baik 13 76 Baik 16 94 Baik 7 41 Tidak Baik 13 76 Baik 12 71 Baik 14 82 Baik 11 65 Baik 4 24 Tidak Baik 9 53 Baik 13 76 Baik 14 82 Baik 15 88 Baik 13 76 Baik 16 94 Baik 9 53 Baik 10 59 Baik 11 65 Baik 17 100 Baik 16 94 Baik 9 53 Baik 11 65 Baik 10 59 Baik 7 41 Tidak Baik 7 41 Tidak Baik 4 24 Tidak Baik 11 65 Baik 17 100 Baik 7 41 Tidak Baik 16 94 Baik 4 24 Tidak Baik 10 59 Baik 12 71 Baik 13 76 Baik 7 41 Tidak Baik 17 100 Baik 14 82 Baik 13 76 Baik 11 65 Baik 10 59 Baik 13 76 Baik 9 53 Baik 17 100 Baik 9 53 Baik 11 65 Baik PEMAHAMAN TINGKAT AGAMA SUMBER INFORMASI SKOR % KET SKOR % KET 10 100 Baik 4 31 Sedikit 6 60 Baik 9 69 Banyak 9 90 Baik 5 38 Sedikit 7 70 Baik 12 92 Banyak 5 50 Tidak Baik 1 8 Sedikit 7 70 Baik 4 31 Sedikit 10 100 Baik 1 8 Sedikit 7 70 Baik 6 46 Sedikit 3 30 Tidak Baik 13 100 Banyak 9 90 Baik 4 31 Sedikit 7 70 Baik 8 62 Banyak 8 80 Baik 6 46 Sedikit 8 80 Baik 1 8 Sedikit 6 60 Baik 9 69 Banyak 10 100 Baik 5 38 Sedikit 5 50 Tidak Baik 7 54 Banyak 3 30 Tidak Baik 1 8 Sedikit 8 80 Baik 8 62 Banyak 10 100 Baik 1 8 Sedikit 9 90 Baik 4 31 Sedikit 3 30 Tidak Baik 3 23 Sedikit 7 70 Baik 2 15 Sedikit 4 40 Tidak Baik 7 54 Banyak 4 40 Tidak Baik 5 38 Sedikit 4 40 Tidak Baik 12 92 Banyak 7 70 Baik 2 15 Sedikit 8 80 Baik 11 85 Banyak 10 100 Baik 3 23 Sedikit 6 60 Baik 9 69 Banyak 7 70 Baik 2 15 Sedikit 9 90 Baik 10 77 Banyak 5 50 Tidak Baik 5 38 Sedikit 8 80 Baik 2 15 Sedikit 3 30 Tidak Baik 11 85 Banyak 6 60 Baik 7 54 Banyak 9 90 Baik 3 23 Sedikit 5 50 Tidak Baik 4 31 Sedikit 7 70 Baik 7 54 Banyak 8 80 Baik 5 38 Sedikit 7 70 Baik 1 8 Sedikit 6 60 Baik 7 54 Banyak 7 70 Baik 10 77 Banyak 10 100 Baik 4 31 Sedikit 3 30 Tidak Baik 2 15 Sedikit 7 70 Baik 4 31 Sedikit SKOR 10 5 10 3 6 8 8 7 5 4 8 7 9 3 10 5 6 6 9 9 6 7 9 6 3 4 7 9 4 10 5 7 6 3 4 9 6 3 7 8 5 3 10 4 7 KELUARGA % KET 100 Baik 50 Tidak Baik 100 Baik 30 Tidak Baik 60 Baik 80 Baik 80 Baik 70 Baik 50 Tidak Baik 40 Tidak Baik 80 Baik 70 Baik 90 Baik 30 Tidak Baik 100 Baik 50 Tidak Baik 60 Baik 60 Baik 90 Baik 90 Baik 60 Baik 70 Baik 90 Baik 60 Baik 30 Tidak Baik 40 Tidak Baik 70 Baik 90 Baik 40 Tidak Baik 100 Baik 50 Tidak Baik 70 Baik 60 Baik 30 Tidak Baik 40 Tidak Baik 90 Baik 60 Baik 30 Tidak Baik 70 Baik 80 Baik 50 Tidak Baik 30 Tidak Baik 100 Baik 40 Tidak Baik 70 Baik PERILAKU SEKS PRANIKAH REMAJA 2 7 3 8 3 3 2 4 9 8 5 4 3 8 2 6 5 4 2 3 2 6 5 9 8 5 4 2 7 2 8 6 4 7 7 2 2 6 3 3 7 9 1 6 2 KET Baik Sedang Baik Buruk Baik Baik Baik Sedang Buruk Buruk Sedang Sedang Baik Buruk Baik Sedang Sedang Sedang Baik Baik Baik Sedang Sedang Buruk Buruk Sedang Sedang Baik Sedang Baik Buruk Sedang Sedang Sedang Sedang Baik Baik Sedang Baik Baik Sedang Buruk Baik Sedang Baik DATA PENELITIAN FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU SEKS PRANIKAH PADA REMAJA SMA DI SURAKARTA NO UMUR JENIS KELAMIN 91 92 93 94 95 96 97 98 99 100 101 102 103 104 105 106 107 108 109 110 111 112 113 114 15 16 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 15 16 16 16 Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan PENDIDIKAN ORANG TUA SD SMA P. TINGGI SD T. SEKOLAH SMA SMA SMA SMP SD T. SEKOLAH SMA SMP SMA SMA SMA SMP SMP P. TINGGI P. TINGGI P. TINGGI SMA T. SEKOLAH SD PENGETAHUAN SKOR % KET 9 53 Baik 16 94 Baik 9 53 Baik 9 53 Baik 4 24 Tidak Baik 17 100 Baik 17 100 Baik 14 82 Baik 11 65 Baik 9 53 Baik 7 41 Tidak Baik 9 53 Baik 4 24 Tidak Baik 17 100 Baik 10 59 Baik 13 76 Baik 10 59 Baik 17 100 Baik 16 94 Baik 14 82 Baik 16 94 Baik 9 53 Baik 4 24 Tidak Baik 9 53 Baik PEMAHAMAN TINGKAT AGAMA SUMBER INFORMASI SKOR % KET SKOR % KET 5 50 Tidak Baik 7 54 Banyak 9 90 Baik 2 15 Sedikit 7 70 Baik 7 54 Banyak 5 50 Tidak Baik 12 92 Banyak 5 50 Tidak Baik 3 23 Sedikit 10 100 Baik 2 15 Sedikit 10 100 Baik 3 23 Sedikit 8 80 Baik 2 15 Sedikit 7 70 Baik 3 23 Sedikit 3 30 Tidak Baik 7 54 Banyak 4 40 Tidak Baik 8 62 Banyak 7 70 Baik 10 77 Banyak 3 30 Tidak Baik 8 62 Banyak 10 100 Baik 1 8 Sedikit 7 70 Baik 3 23 Sedikit 8 80 Baik 2 15 Sedikit 4 40 Tidak Baik 7 54 Banyak 5 50 Tidak Baik 7 54 Banyak 7 70 Baik 2 15 Sedikit 8 80 Baik 3 23 Sedikit 9 90 Baik 2 15 Sedikit 9 90 Baik 3 23 Sedikit 4 40 Tidak Baik 11 85 Banyak 4 40 Tidak Baik 8 62 Banyak SKOR 5 10 4 3 4 5 10 8 7 3 5 3 3 10 8 9 4 4 7 7 9 8 5 4 KELUARGA % KET 50 Tidak Baik 100 Baik 40 Tidak Baik 30 Tidak Baik 40 Tidak Baik 50 Tidak Baik 100 Baik 80 Baik 70 Baik 30 Tidak Baik 50 Tidak Baik 30 Tidak Baik 30 Tidak Baik 100 Baik 80 Baik 90 Baik 40 Tidak Baik 40 Tidak Baik 70 Baik 70 Baik 90 Baik 80 Baik 50 Tidak Baik 40 Tidak Baik PERILAKU SEKS PRANIKAH REMAJA 9 2 6 8 8 2 1 3 3 7 8 9 8 1 2 3 7 6 3 3 2 3 8 8 KET Buruk Baik Sedang Buruk Buruk Baik Baik Baik Baik Sedang Buruk Buruk Buruk Baik Baik Baik Sedang Sedang Baik Baik Baik Baik Buruk Buruk DATA KUALITATIF PERILAKU SEKS PRANIKAH REMAJA 91 92 93 94 95 96 97 98 99 100 101 102 103 104 105 106 107 108 109 110 111 112 113 114 CIUMAN BIBIR 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 CIUMAN PIPI 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 Jml 18 22 NO MASTURBASI 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 5 KET 1-3 kali smnggu 3 kali smnggu 1-3 kali smnggu 3-5 kali sminggu VIDEO PORNO 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 20 KET Hp Hp Hp Hp Internet Hp Hp Hp Internet Hp Hp Internet Hp Hp Hp Internet Hp Hp Hp Hp HUBUNGAN KET SEKS 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 Rumah teman 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 DATA KUALITATIF PERILAKU SEKS PRANIKAH REMAJA CIUMAN CIUMAN NO MASTURBASI KET BIBIR PIPI 1 1 1 0 2 1 1 0 3 1 1 0 4 1 1 1 1-3 kali smggu 5 1 1 0 6 1 1 0 7 1 1 1 1 kali smnggu 8 1 1 1 3 kali smnggu 9 0 1 0 10 1 1 0 11 1 1 0 12 1 1 0 13 0 0 1 3-5 kali smnggu 14 1 1 1 1-3 kali smggu 15 1 1 0 16 1 1 0 17 0 1 0 18 0 0 0 19 1 1 0 20 1 1 0 21 0 0 0 22 1 1 0 23 0 1 0 24 1 0 0 25 1 1 0 26 1 1 0 27 0 1 0 28 1 1 0 29 1 1 0 30 1 1 0 31 1 1 0 32 1 1 1 3 kali smnggu 33 0 1 0 34 1 1 0 35 1 1 0 36 1 1 0 37 1 1 0 38 1 1 0 39 0 1 1 1-3 kali smggu 40 1 0 0 41 1 1 0 42 1 0 0 43 1 1 0 44 1 1 0 45 0 1 0 Jml 35 39 7 VIDEO PORNO 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 40 KET Hp Hp Hp Hp Hp Hp Hp Hp Hp Internet Hp Hp Hp Hp Internet Hp Hp Hp Hp Hp Hp Internet Hp Hp Internet Hp Hp Hp Hp Hp Hp Hp Hp Hp Hp Hp Hp Hp Hp Hp HUBUNGAN KET SEKS 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 Luar Rumah 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 Luar Rumah 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 DATA KUALITATIF PERILAKU SEKS PRANIKAH REMAJA NO CIUMAN BIBIR 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 Jml 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 40 CIUMAN MASTURBASI PIPI 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 42 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 11 KET 3-5 kali smngu 1-3 kali smngu 1 kali smnggu 3 kali smggu 1 kali smnggu 1-3 kali smngu 3-5 kali smngu 1 kali smnggu 3-5 kali smngu VIDEO PORNO 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 41 KET Hp Hp Hp Hp Hp Hp Hp Hp Internet Hp Hp Hp Hp Hp Hp Hp Hp Hp Hp Internet Hp Hp Hp Hp Hp Hp Hp Internet Hp Hp Hp Hp Hp Hp Hp Hp Hp Hp Internet Hp Hp HUBUNGAN SEKS 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 3 KET Rumah Luar Rumah Rumah DATA KUALITATIF PERILAKU SEKS PRANIKAH REMAJA 91 92 93 94 95 96 97 98 99 100 101 102 103 104 105 106 107 108 109 110 111 112 113 114 CIUMAN BIBIR 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 CIUMAN PIPI 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 Jml 18 22 NO MASTURBASI 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 5 KET 1-3 kali smnggu 3 kali smnggu 1-3 kali smnggu 3-5 kali sminggu VIDEO PORNO 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 20 KET Hp Hp Hp Hp Internet Hp Hp Hp Internet Hp Hp Internet Hp Hp Hp Internet Hp Hp Hp Hp HUBUNGAN KET SEKS 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 Rumah teman 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 KUESIONER PENELITIAN FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU SEKS PRANIKAH PADA REMAJA SMA DI SURAKARTA No Responden : Nama Responden : Alamat : Asal Sekolah : Kelas : Umur : Jenis Kelamin : A. PENGETAHUAN TENTANG PERILAKU SEKS PRANIKAH Petunjuk: Berilah tanda (√) pada kolom huruf (B) apabila pernyataan di bawah ini benar dan pada kolom huruf (S) apabila pernyataan salah. No Pernyataan 1. Ciri-ciri seks pada remaja laki-laki adalah mimpi basah, pinggul menyempit, petumbuhan rambut disekitar alat kelamin, ketiak, dada, tangan, dan kaki. 2. Ciri-ciri seks pada remaja perempuan adalah mengalami menarche (menstruasi). 3. Menstruasi adalah peristiwa keluarnya cairan darah dari alat kelamin perempuan berupa luruhnya lapisan dinding dalam rahim yang banyak mengandung darah. 4. Perkembangan fisik organ seksual pada laki-laki maupun pada perempuan menyebabkan perubahan perilaku seksual remaja secara keseluruhan. 5. Perkembangan organ seksual mempunyai pengaruh kuat dalam minat remaja terhadap lawan jenis. Benar Salah 6. Fungsi seksual remaja laki-laki lebih cepat matang dari pada remaja perempuan. 7. Remaja perempuan cenderung mempunyai perilaku seks yang agresif, terbuka, gigih, terang-terangan, serta lebih sulit menahan diri dibandingkan remaja laki-laki. 8. Perilaku seksual adalah segala tingkah laku yang didorong oleh hasrat seksual baik yang dilakukan sendiri, dengan lawan jenis maupun sesama jenis. 9. Hubungan seks boleh dilakukan remaja sebagai ekspresi cinta yang tulus dari pasangannya. 10. Berciuman atau berenang di kolam renang yang tercemar ”sperma” bisa mengakibatkan kehamilan. 11. Masturbasi (onani) bukan salah satu bentuk perilaku seks pranikah 12. Perasaan tertarik, berkencan, berpegangan tangan, dengan pacar bukan salah satu bentuk perilaku seks pranikah. 13. Melakukan hubungan seks hanya sekali tidak akan menyebabkan kehamilan. 14. Dampak psikologis dari perilaku seksual pranikah pada remaja diantaranya perasaan marah, takut, cemas, depresi, rendah diri, bersalah dan berdosa. 15. Kehamilan tidak diinginkan dan aborsi merupakan dampak sosial perilaku seks pranikah. 16. PMS dan HIV/AIDS merupakan salah satu penyakit akibat dari perilaku seks pranikah. 17. Berganti-ganti pasangan seks tanpa menggunakan kondom dapat tertular infeksi menular seksual dan HIV/AIDS. B. PEMAHAMAN TINGKAT AGAMA Petunjuk: Berilah tanda (√) pada kolom huruf (B) apabila pernyataan di bawah ini benar dan pada kolom huruf (Salah) apabila pernyataan salah. No Pernyataan 1. Melaksanakan perintah Tuhan dan menjauhi semua larangannya adalah perintah Tuhan. 2. Melaksanakan ibadah merupakan salah satu cara untuk meningkatkan ketakwaan kepada Tuhan yang Maha Esa. 3. Menurut agama, pacaran adalah mubah (boleh) dilakukan antara laki-laki dan perempuan asalkan suka sama suka. 4. Berpegangan tangan dengan sesama jenis maupun dengan lawan jenis boleh dilakukan. 5. Orang yang taat beribadah kepada Tuhan tidak akan melakukan hal-hal yang dilarang oleh agama. 6. Melakukan masturbasi (onani) sangat dibolehkan dan dianjurkan oleh agama. 7. Berpelukan dan mencium bibir pacar sendiri tidak melanggar norma dan agama. 8. Melakukan hubungan seks dengan orang yang sangat dicintai boleh dilakukan asalkan dengan pacar sendiri. 9. Agama melarang melakukan hubungan seks pranikah karena dosa. 10. Orang yang melakukan seks pranikah melanggar norma dan agama. Benar Salah C. PERANAN KELUARGA Petunjuk: Berilah tanda (X) pada jawaban yang paling sesuai. Jawaban tidak harus sama dengan orang lain karena setiap orang mempunyai kebebasan untuk menjawab. No Pertanyaan 1. Apakah anda saat ini tinggal bersama kedua orang tua anda? Jika tidak, sebutkan yang lain........................................... 2. Apakah anda selalu berkomunikasi dengan orang tua anda jika menghadapi masalah? 3. Apakah anda pernah melihat atau mendengar kedua orang tua bertengkar? 4. Apakah orang tua anda pernah bercerai atau sedang bercerai? 5. Apakah orang tua anda tidak mengajarkan tentang seks pranikah pada anda? 6. Apakah anda sering bertanya tentang seks pranikah kepada orang tua? 7. Apakah orang tua selalu memperhatikan dan mengawasi anda? 8. Apakah orang tua tidak memperhatikan apa yang anda lakukan diluar rumah? 9 Apakah kedua orang tua selalu mempunyai waktu untuk berkumpul bersama anda? 10. Apakah anda pernah konflik (bertengkar) dengan orang tua? Iya Tidak D. SUMBER INFORMASI (MEDIA) Dari mana sumber informasi (media) tentang seks pranikah yang pernah anda dengar/baca/terima. Petunjuk: Berilah tanda (√) pada kolom (Ya) apabila sumber informasi tersebut banyak memberikan informasi mengenai seks pranikah kepada anda dan tidak pada kolom (Tidak). No Pertanyaan 1. Televisi 2. Internet 3. Handphone (HP) 4. Radio 5. VCD 6. Buku bacaan 7. Majalah 8. Koran 9. Film atau Video 10. Video porno 11. Poster 12. Brosur dan Pamflet 13. Teman 14. Sumber yang lain, sebutkan jika ada................... ............................................................................. Ya Tidak PEDOMAN WAWANCARA TERSTRUKTUR TENTANG PERILAKU SEKS PRANIKAH PADA REMAJA SMA DI SURAKARTA Petunjuk : untuk interviewer Pedoman ini hanya untuk interviewer dan tidak dibagikan pada responden. Interviewer bisa mengembangkan sendiri pertanyaan yang diajukan pada responden sehingga responden bercerita dalam bentuk pengalaman atau yang lainnya. Interviewer hanya mencatat hal-hal penting tentang perilaku seks pranikah yang tercantum dibawah ini: NO 1. IDENTITAS RESPONDEN No Responden : 2. Nama Responden: Singkatan/simbol 3. Alamat : 4. Asal Sekolah : 5. Kelas : 6. Umur : 7. Jenis Kelamin : 1. Apakah anda pernah/sedang pacaran? a. Ya b. Tidak Jika ya dimana anda biasanya pacaran? a. Rumah sendiri b. Rumah teman c. di luar rumah d. Lain lain.................................................... Jelaskan :............................................................................................................. 2. Apakah anda pernah menonton video porno? a. Ya b. Tidak Jika ya dimana tempatnya? a. Rumah sendiri b. Rumah teman c. Lainnya:.......................................................................................................... 3. Apakah anda pernah berpegangan tangan dengan lawan jenis? a. Ya b. Tidak 4. Apakah anda pernah berpelukan dengan pacar? a. Ya b. Tidak 5. Apakah anda pernah melakukan masturbasi (onani)? a. Ya b. Tidak Jika ya berapa kali anda melakukannya? a. Seminggu 1-3 kali b. Seminggu 3-5 kali c. Lainnya........................................................................................................... 6. Apakah anda pernah berciuman pipi dengan lawan jenis? a. Ya b. Tidak 7. Apakah anda pernah berciuman bibir dengan lawan jenis? a. Ya b. Tidak 8. Apakah anda pernah memegang daerah sensitif seperti alat kelamin, leher, dan yang lain pacar anda? a. Ya b. Tidak 9. Apakah anda pernah melakukan petting (mendekatkan alat kelamin) dengan pacar? a. Ya b. Tidak 10. Apakah anda pernah melakukan oral seks? a. Ya b. Tidak 11. Apakah anda pernah melakukan hubungan seks pranikah (senggama) ? a. Ya b. Tidak Jika ya dengan siapa anda melakukan hubungan seks pranikah ? a. Pacar b. Teman dekat c. Lainnya............................................................................................................ Dimana anda melakukannya? a. Rumah sendiri b. Rumah teman c. Tempat kos d. Lainnya.................................................................. jelaskan:............................................................................................................... Frequencies Statistics N Valid Missing Umur 114 0 Jenis Kelamin 114 0 Pengetahuan 114 0 Pemahaman Tingkat Agama 114 0 Sumber Informasi 114 0 Keluarga 114 0 Frequency Table Umur Valid 15 Tahun 16 Tahun 17 Tahun Total Frequency 13 28 73 114 Percent 11.4 24.6 64.0 100.0 Valid Percent 11.4 24.6 64.0 100.0 Cumulative Percent 11.4 36.0 100.0 Jenis Kelamin Valid Laki-laki Perempuan Total Frequency 43 71 114 Percent 37.7 62.3 100.0 Valid Percent 37.7 62.3 100.0 Cumulative Percent 37.7 100.0 Pendidikan Orang Tua Valid Tidak Sekolah SD SMP SMA Perguruan Tinggi Total Frequency 16 19 18 44 17 114 Percent 14.0 16.7 15.8 38.6 14.9 100.0 Valid Percent 14.0 16.7 15.8 38.6 14.9 100.0 Cumulative Percent 14.0 30.7 46.5 85.1 100.0 Perilaku Seks Pranikah 114 0 Pengetahuan Valid Tidak Baik (<50%) Baik (>50%) Total Frequency 20 94 114 Percent 17.5 82.5 100.0 Valid Percent 17.5 82.5 100.0 Cumulative Percent 17.5 100.0 Pemahaman Tingkat Agama Valid Tidak Baik (<50%) Baik (>50%) Total Frequency 38 76 114 Percent 33.3 66.7 100.0 Valid Percent 33.3 66.7 100.0 Cumulative Percent 33.3 100.0 Sumber Informasi Valid Frequency 73 41 114 Sedikit (<50%) Banyak (>50%) Total Percent 64.0 36.0 100.0 Valid Percent 64.0 36.0 100.0 Cumulative Percent 64.0 100.0 Keluarga Valid Tidak Baik (<50%) Baik (>50%) Total Frequency 37 77 114 Percent 32.5 67.5 100.0 Valid Percent 32.5 67.5 100.0 Cumulative Percent 32.5 100.0 Perilaku Seks Pranikah Valid Buruk (8 - 11) Sedang (4 - 7) Baik (0 - 3) Total Frequency 18 46 50 114 Percent 15.8 40.4 43.9 100.0 Valid Percent 15.8 40.4 43.9 100.0 Cumulative Percent 15.8 56.1 100.0 Uji Normalitas Data One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test N a,b Normal Parameters Mean Std. Deviation Most Extreme Absolute Differences Positive Negative Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. Pengetahuan 114 11.76 3.794 .119 .084 -.119 1.271 .079 Pemahaman Sumber Perilaku Seks Tingkat Informasi Keluarga Pranikah Agama 114 114 114 114 6.78 5.53 6.46 4.96 2.249 3.270 2.274 2.442 .127 .127 .123 .119 .119 .127 .116 .119 -.127 -.083 -.123 -.105 1.351 1.356 1.311 1.266 .052 .051 .064 .081 Tabulasi Silang dan Uji Chi-Square Pengetahuan dengan Perilaku Seks Pranikah Case Processing Summary N Pengetahuan * Perilaku Seks Pranikah Cases Missing N Percent Valid Percent 114 100.0% 0 N .0% Total Percent 114 100.0% Pengetahuan * Perilaku Seks Pranikah Crosstabulation Perilaku Seks Pranikah Buruk (8 - 11)Sedang (4 - 7)Baik (0 - 3) Total Pengetahuan Tidak Baik (<50%Count 7 8 5 20 % of Tota 6.1% 7.0% 4.4% 17.5% Baik (>50%) Count 11 38 45 94 % of Tota 9.6% 33.3% 39.5% 82.5% Total Count 18 46 50 114 % of Tota 15.8% 40.4% 43.9% 100.0% Chi-Square Tests Pearson Chi-Square Likelihood Ratio Linear-by-Linear Association N of Valid Cases Value 7.637a 6.812 6.731 2 2 Asymp. Sig. (2-sided) .022 .033 1 .009 df 114 a. 1 cells (16.7%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 3.16. Tabulasi Silang dan Uji Chi-Square Pemahaman Tingkat Agama dengan Perilaku Seks Pranikah Case Processing Summary N Pemahaman Tingkat Agama * Perilaku Seks Pranikah Cases Missing N Percent Valid Percent 114 100.0% 0 .0% N Total Percent 114 100.0% Pemahaman Tingkat Agama * Perilaku Seks Pranikah Crosstabulation Perilaku Seks Pranikah Buruk (8 - 11)Sedang (4 - 7) Baik (0 - 3) Total Pemahaman Tingka Tidak Baik (<50%Count 10 20 8 38 Agama % of Tota 8.8% 17.5% 7.0% 33.3% Baik (>50%) Count 8 26 42 76 % of Tota 7.0% 22.8% 36.8% 66.7% Total Count 18 46 50 114 % of Tota 15.8% 40.4% 43.9% 100.0% Chi-Square Tests Pearson Chi-Square Likelihood Ratio Linear-by-Linear Association N of Valid Cases Value 12.890a 13.443 12.126 2 2 Asymp. Sig. (2-sided) .002 .001 1 .000 df 114 a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 6.00. Tabulasi Silang dan Uji Chi-Square Sumber Informasi dengan Perilaku Seks Pranikah Case Processing Summary N Sumber Informasi * Perilaku Seks Pranikah Cases Missing N Percent Valid Percent 114 100.0% 0 .0% N Total Percent 114 100.0% Sumber Informasi * Perilaku Seks Pranikah Crosstabulation Perilaku Seks Pranikah Buruk (8 - 11)Sedang (4 - 7) Baik (0 - 3) Total Sumber Informas Sedikit (<50%) Count 9 25 39 73 % of Total 7.9% 21.9% 34.2% 64.0% Banyak (>50% Count 9 21 11 41 % of Total 7.9% 18.4% 9.6% 36.0% Total Count 18 46 50 114 % of Total 15.8% 40.4% 43.9% 100.0% Chi-Square Tests Pearson Chi-Square Likelihood Ratio Linear-by-Linear Association N of Valid Cases Value 7.648a 7.868 6.594 2 2 Asymp. Sig. (2-sided) .022 .020 1 .010 df 114 a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 6.47. Tabulasi Silang dan Uji Chi-Square Peranan Keluarga dengan Perilaku Seks Pranikah Case Processing Summary N Keluarga * Perilaku Seks Pranikah Cases Missing N Percent Valid Percent 114 100.0% 0 N .0% Total Percent 114 100.0% Keluarga * Perilaku Seks Pranikah Crosstabulation Perilaku Seks Pranikah Buruk (8 - 11) Sedang (4 - 7) Baik (0 - 3) Keluarga Tidak Baik (<50% Count 12 22 3 % of Total 10.5% 19.3% 2.6% Baik (>50%) Count 6 24 47 % of Total 5.3% 21.1% 41.2% Total Count 18 46 50 % of Total 15.8% 40.4% 43.9% Chi-Square Tests Pearson Chi-Square Likelihood Ratio Linear-by-Linear Association N of Valid Cases Value 30.531a 34.405 28.793 2 2 Asymp. Sig. (2-sided) .000 .000 1 .000 df 114 a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 5.84. Total 37 32.5% 77 67.5% 114 100.0% Analisis Hubungan Beberapa Variabel (Multivariate) Variables Entered/Removedb Model 1 Variables Entered Keluarga, Sumber Informasi, Pengetahu an, Pemaham an Tingkat a Agama Variables Removed Method . Enter a. All requested variables entered. b. Dependent Variable: Perilaku Seks Pranikah Model Summary Model 1 R .915a R Square .836 Adjusted R Square .830 Std. Error of the Estimate 1.006 a. Predictors: (Constant), Keluarga, Sumber Informasi, Pengetahuan, Pemahaman Tingkat Agama ANOVAb Model 1 Regression Residual Total Sum of Squares 563.593 110.266 673.860 df 4 109 113 Mean Square 140.898 1.012 F 139.280 Sig. .000a a. Predictors: (Constant), Keluarga, Sumber Informasi, Pengetahuan, Pemahaman Tingkat Agama b. Dependent Variable: Perilaku Seks Pranikah Coefficientsa Model 1 (Constant) Pengetahuan Pemahaman Tingkat Agama Sumber Informasi Keluarga Unstandardized Coefficients B Std. Error 10.041 .509 -.129 .032 Standardized Coefficients Beta -.200 t 19.745 -4.012 Sig. .000 .000 -.315 .062 -.290 -5.090 .000 .201 -.394 .034 .069 .269 -.366 5.866 -5.736 .000 .000 a. Dependent Variable: Perilaku Seks Pranikah