i FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU SEKS PRANIKAH

advertisement
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU SEKS PRANIKAH
PADA REMAJA SMA DI SURAKARTA
Skripsi ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Ijasah S1 Kesehatan Masyarakat
Disusun Oleh:
RIRIN DARMASIH
J 410 050 007
PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2009
i
ABSTRAK
RIRIN DARMASIH J 410 050 007
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU SEKS PRANIKAH
PADA REMAJA SMA DI SURAKARTA
Perilaku seksual yang tidak sehat di kalangan remaja khususnya remaja yang
belum menikah semakin meningkat. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan
pengaruh pengetahuan, sumber informasi, pemahaman tingkat agama, dan
peranan keluarga terhadap perilaku seks pranikah pada remaja SMA di Surakarta.
Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan rancangan crosssectional, yang dilengkapi pendekatan metode kuantitatif dan kualitatif. Subjek
penelitian ini adalah remaja yang berusia antara 15-18 tahun yang bersekolah
SMA di Surakarta. Populasi dalam penelitian ini adalah remaja SMA di SMAN 1,
SMAN 2, SMAN 6, SMA Batik 2 Surakarta, dan SMA Warga Surakarta kelas 2
yang pernah atau sedang pacaran dengan jumlah 1158 siswa, dengan sampel 114
siswa. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah Simple random
sampling. Analisis statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah statistik
chi square (X2) dan regresi ganda (multiple regression), dengan tingkat
kepercayaan α = 0,05. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat diketahui bahwa nilai
signifikansi pengetahuan p=0,022 (p<0,05) dengan nilai koefisien (-0,129),
pemahaman tingkat agama p=0,002 (p<0,05) dengan nilai koefisien (-0,315),
sumber informasi p=0,022 (p<0,05) dengan nilai koefisien (0,201), dan peranan
keluarga p=0,000 (p<0,05) dengan nilai koefisien (-0,394). Sehingga dapat di
simpulkan bahwa ada pengaruh pengetahuan, pemahaman tingkat agama, sumber
informasi, dan peranan keluarga terhadap perilaku seks pranikah pada remaja
SMA di Surakarta.
Kata Kunci: Perilaku, Seks Pranikah, Remaja SMA
Kepustakaan: 31, 1999-2009
Pembimbing I
Surakarta, 30 Oktober 2009
Pembimbing II
Azizah Gama T, SKM, M.Pd
NIK. 1 001 017
Noor Alis Setiyadi, SKM
NIK. 1 001 043
Mengetahui,
Ketua Program Studi Kesehatan Masyarakat
Yuli Kusumawati, SKM, M.Kes (Epid)
NIK. 863
ii
RIRIN DARMASIH J 410 050 007
THE FACTORS THAT INFLUENCE IN BEFORE MARRIED SEXUAL
BEHAVIOR AT SENIOR HIGH SCHOOL STUDENT IN SURAKARTA
ABSTRACT
The aim of this reseach was to prove the influence of knowledge, source of
information, understanding of religion level and family role related toward before
married sexual behavior at senior high school students in Surakarta. The research
was observasional with cross-sectional approach and qualitative and kuantitative
method. The subject was students with 15-18 years old who study in senior high
school in Surakarta. The population were students in SMAN 1, SMAN 2, SMAN 6,
SMA Batik 2, and SMA Warga in Surakarta who ever or was having experience
for dating, with the amount was 1158 students and the sample were amount 114
students. The sampling technique was simple random sampling. The analysis use
chi squere test and multiple regression statistics with significant level 95%
confidence interval (α =0,05). The results could be presented that the significant
level of knowledge got p=0,022 (p<0,05) and coefficient value (-0,129), the
understanding of religion value got p=0,002 (p<0,05) and coefficient value (03915), the information resource got p=0,022 (p<0,05) and coefficient value
(0,201), and the family role got p=0,000 (p<0,05) and coefficient value (-0,394).
Based on the result it can be concluded there are influence of knowledge, source
of information, understanding of religion value, and family role toward before
married sexual behavior at of senior high school students in Surakarta.
Keyword: Before Married Sexual Behavior, senior high school Students
iii
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU SEKS PRANIKAH
PADA REMAJA SMA DI SURAKARTA
Skripsi ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Ijasah S1 Kesehatan Masyarakat
Disusun Oleh:
RIRIN DARMASIH
J 410 050 007
PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2009
iv
@ 2009
Hak Cipta Pada Penulis
v
PERNYATAAN PERSETUJUAN
Skripsi dengan judul:
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU SEKS PRANIKAH
PADA REMAJA SMA DI SURAKARTA
Disusun Oleh : Ririn Darmasih
NIM
: J 410 050 007
Telah kami setujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Program
Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas
Muhammadiyah Surakarta.
Surakarta, 30 Oktober 2009
Pembimbing I
Pembimbing II
Azizah Gama T, SKM, M.Pd
NIK. 1 001 017
Noor Alis Setiyadi, SKM
NIK. 1 001 043
vi
HALAMAN PENGESAHAN
Skripsi dengan judul:
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU SEKS PRANIKAH
PADA REMAJA SMA DI SURAKARTA
Disusun Oleh : Ririn Darmasih
NIM
: J 410 050 007
Telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Program Studi Kesehatan
Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta pada
tanggal 30 Oktober dan telah diperbaiki sesuai dengan masukan Tim Penguji.
Surakarta, 30 Oktober 2009
Ketua Penguji
Anggota Penguji I
Anggota Penguji II
: Azizah Gama T, SKM, M.Pd
: Noor Alis Setiyadi, SKM
: Ambarwati S.Pd, M.Si
(.................................)
(.................................)
(.................................)
Mengesahkan,
Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Arif Widodo A.Kep, M.Kes
NIK. 630
vii
MOTTO
™ “Barang siapa mengerjakan perbuatan jahat, maka dia tidak akan dibalasi melainkan
sebanding dengan kejahatan itu. Dan barang siapa mengerjakan amal yang sholeh
baik laki-laki maupun perempuan sedang dia dalam keadaan beriman, maka mereka
akan masuk surga, mereka diberi rizki didalamnya tanpa hisap”.
(Qur’an 40 :40).
™ “Dan janganlah kamu mengikuti apa yang tidak mempunyai pengetahuan
tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan, dan hati, semuanya akan
diminta pertanggungan jawabnya”
(Qur’an 17 :36).
™ “Sesungguhnya sholatku, ibadahku, hidupku, dan matiku hanyalah untuk ALLAH
SWT, Tuhan semesta alam”.
(Qur’an 6 :162).
™ “Dan hamba-hamba yang baik dari tuhan Yang Maha Penyayang itu ialah orangorang yang berjalan di atas bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang jahil
menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata (yang mengandung) keselamatan”.
(Qur’an 25 :63).
™ “Hanya dengan kesabaran dan ketabahan hati menjadi tenang serta mengalahkan
hati yang sedang gelisah”
(Penulis).
viii
PERSEMBAHAN
™ Karya ini penulis persembahkan untuk Ibuku dan paman-pamanku
tersayang yang menjadi motivasiku dalam pencapaian tujuan hidup ini.
Kalian adalah pemberi inspirasi terhebat dalam hidupku, pemberi kasih
sayang dan motivasi yang terkuat dan tiada tara.
™ Kakakku dan adik-adikku tersayang yang menjadi penyemangat pemberi
inspirasi, canda dan tawa serta kasih sayang yang tercurah di setiap
langkah ku.
™ Mas Agoes Edi tercinta dan tersayang yang memberikan warna dalam
hidupku, selalu memberikan semangat, motivasi, dorongan, dukungan
serta cinta dan kasih sayangnya selama ini baik suka maupun duka.
™ Sahabat-sahabatku yang aku sayangi karena kebaikan dan ketulusan
hati kalian menerima aku apa adanya.
™ Teman-teman Kesehatan Masyarakat UMS angkatan 2005.
™ Almamaterku tercinta.
ix
RIWAYAT HIDUP
Nama
: Ririn Darmasih
Tempat/Tanggal Lahir: Pamekasan, 17 Juni 1986
Jenis Kelamin
: Perempuan
Agama
: Islam
Alamat
: Desa Pamoroh 2 Kecamatan Kadur Pamekasan-Madura
Riwayat Pendidikan :
1. Lulus SDN Pamoroh 2 tahun 1999
2. Lulus SLTPN 2 Pamekasan-Madura tahun 2002
3. Lulus SMAN 1 Pamekasan-Madura tahun 2005
4. Menempuh pendidikan di Program Studi Kesehatan
Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas
Muhammadiyah Surakarta mulai tahun 2005
x
KATA PENGANTAR
Assalamu'alaikum Wr.Wb
Puji dan syukur penulis panjatkan atas ke hadirat ALLAH SWT yng telah
memberikan kemudahan dan petunjik dalam menyelesaikan skripsi yang berjudul
"Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Seks Pranikah pada Remaja SMA Di
Surakarta". Laporan skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar sarjana di Program Studi Kesehatan Masyarakat Universitas
Muhammadiyah Surakarta.
Penulis menyadari tanpa bantuan dari berbagai pihak tidak banyak yang
bisa penulis lakukan dalam menyelesaikan skripsi ini. Untuk itu penulis
menyampaikan rasa hormat dan terima kasih atas semua bantuan dan
dukungannya selama pelaksanaan dan penyusunan laporan skripsi ini kepada:
1. Bpk. Arif Widodo, A. Kep, M.Kes selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Surakarta.
2. Ibu Yuli Kusumawati, SKM, M.Kes (Epid) Ketua Program Studi Kesehatan
Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta.
3. Ibu Azizah Gama T, SKM, M.Pd selaku pembimbing I yang telah
memberikan bimbingan, pengarahan, dan masukan dalam skripsi ini.
4. Bpk. Noor Alis Setiyadi, SKM selaku pembimbing II yang telah memberikan
bimbingan, pengarahan, dan masukan dalam skripsi ini.
5. Dosen-dosen kesmas Ibu Azizah Gama T, SKM, M.Pd, Ibu Dwi Linna
Suswardany SKM, Dr. Bhisma Murti MPH, MSc, PhD, Ibu Ambarwati S.Pd,
M.Si, Bpk. Noor Alis Setiyadi, SKM, Ibu Yuli Kusumawati, SKM, M.Kes
(Epid), Ibu Dwi Astuti, S.Pd, M.Kes, Bpk Sri Darnoto SKM, Bpk Badar
Kirwono SKM, M.Kes, dan yang lainnya terima kasih atas ilmu yang
diberikan pada penulis.
6. Bpk. Drs. H. M. Thoyibun, SH, MM selaku kepala sekolah SMA Negeri 1
Surakarta yang telah memberikan ijin untuk melakukan penelitian di sekolah.
7. Bpk. Drs. Sukardjo, MA selaku kepala sekolah SMA Negeri 2 Surakarta yang
telah memberikan ijin untuk melakukan penelitian di sekolah.
xi
8. Bpk. Drs. Makmur Sugeng, M.Pd selaku kepala sekolah SMA Negeri 6
Surakarta yang telah memberikan ijin untuk melakukan penelitian di sekolah.
9. Bpk. Drs. Rusetyo Antariksa selaku kepala sekolah SMA Warga Surakarta
yang telah memberikan ijin untuk melakukan penelitian di sekolah.
10. Bpk. Drs. H. Soewarto, MM selaku kepala sekolah SMA Batik 2 Surakarta
yang telah memberikan ijin untuk melakukan penelitian di sekolah.
11. Ibuku tersayang dan Mbah Tamo yang telah menjaga dan membesarkanku,
merawat, memberikan doa tanpa kenal waktu, semangat, nasehat, dukungan,
dorongan, motivasi, dan kasih sayang yang tak terhitung banyaknya.
12. Paman-pamanku tersayang, paman Sadin, Ali, Husen, Doil, dan Sholeh, kak
samsuri, adikku Iis, ulfa dan salamah yang telah memberikan kasih sayang,
dorongan, dukungan, motivasi, biaya, dan semangat yang tak terhitung
banyaknya sehingga penulis bisa menyelesaikan kuliyah ini dengan baik.
13. Mas Agoes Edi tercinta dan tersayang yang telah memberikan warna dalam
hidupku, memberikan semangat, nasehat, dorongan, dukungan, motivasi, dan
kasih sayangnya yang tiada tara baik suka maupun duka yang tak terhitung
banyaknya.
14. Sahabat-sahabatku tersayang Imanda, Junitha, Mela, Umi, Aria, dan Vita
yang telah memberikan banyak pengalaman dalam hidup, memberikan
nasehat, semangat, dorongan, motivasi, doa, canda, tawa dan mengajarkan
penulis tentang arti sebuah persahabatan.
15. Widia, Ida, Anjar, Riana, Phitaloka, Dewi, Irfan, Pambudi, Dwi, Farid, Agus
Samsudrajat, Aput, wahyu, dan semua teman2 seperjuangan kesmas 2005.
16. Dewi Rahayu, Dian lestari, Jeryanto, dan semua kakak tingkat seperjuangan di
kesmas yang telah memberikan semangat dan dorongan pada penulis.
17. Teman- teman kos, Ambar, Rini, dina, Retno, Dewi, Linda, Ifa, Darti, Nova
dan lainnya yang telah berbagi canda dan tawa selama penulis berada di kos.
Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua, amin.
Wassalamu'alaikum Wr. Wb
Surakarta, 14 Oktober 2009
Penulis
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.................................................................................................i
ABSTRAK...............................................................................................................ii
PERNYATAAN PERSETUJUAN.........................................................................vi
HALAMAN PENGESAHAN...............................................................................vii
MOTTO................................................................................................................viii
PERSEMAHAHAN................................................................................................ix
RIWAYAT HIDUP..................................................................................................x
KATA PENGANTAR............................................................................................xi
DAFTAR ISI.........................................................................................................xiv
DAFTAR TABEL..................................................................................................xv
DAFTAR GAMBAR............................................................................................xvi
DAFTAR LAMPIRAN........................................................................................xvii
DAFTAR SINGKATAN....................................................................................xviii
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...........................................................................................1
B. Perumusan Masalah...................................................................................4
C. Tujuan Penelitian.......................................................................................5
D. Manfaat Penelitian.....................................................................................5
E. Ruang Lingkup...........................................................................................6
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Remaja.......................................................................................................7
1. Pengertian Remaja................................................................................7
2. Cici-ciri Masa Remaja...........................................................................7
3. Tahap Perkembangan Remaja...............................................................8
4. Perkembangan Fisik .............................................................................9
5. Karakteristik Remaja...........................................................................11
6. Perkembangan Perilaku Seksual Remaja ...........................................13
B. Perilaku....................................................................................................15
1. Pengertian Perilaku.............................................................................15
2. Faktor Perilaku....................................................................................17
C. Perilaku Seksual Pada Remaja................................................................17
D. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Seksual Pranikah Remaja.18
E. Dampak Perilaku Seksual Pranikah Remaja...........................................20
F. Kerangka teori.........................................................................................21
G. Kerangka Konsep....................................................................................22
H. Hipotesis.................................................................................................23
BAB III. METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian... ..........................................................23
B. Subjek Penelitian.. .................................................................................23
C. Waktu dan Tempat Penelitian.... ............................................................24
xiii
D. Populasi dan Sampel. .............................................................................25
1. Populasi................................. .............................................................25
2. Besar Sampel................................. .....................................................25
E. Variabel Penelitian... ..............................................................................26
F. Definisi Operasional Variabel. ...............................................................27
1. Variabel Bebas................................. ..................................................26
2. Variabel Terikat................................. ................................................26
G. Pengumpulan Data. ................................................................................28
1. Jens Data................................. ................................. .........................28
2. Sumber Data................................. ................................. ....................28
3. Cara Pengumpulan Data................................. ....................................29
4. Instrumen Penelitian................................. ..........................................29
a. Kuesioner................................. ......................................................29
b. Uji Validitas dan Reabilitas................................. ..........................30
c. Pedoman Wawancara................................. ...................................32
H. Pengolahan Data... .................................................................................36
I. Anlisis Data.. ..........................................................................................36
1. Analisis Univariat................................. ..............................................36
2. Analisis Bivariat................................. ................................................36
3. Analisis multivariat................................. ...........................................37
BAB IV. HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian…....................................................40
B. Karakteristik Responden……..................................................................42
C. Hasil Penelitian…………………………………………………………44
D. Hasil Uji Normalitas…………………………………………...……….47
E. Hasil Analisis Hubungan……………………………………………….48
F. Hasil Analisis Bivariat………………………………………………….51
G. Hasil Analisis Multivariat………………………………………………52
BAB V. PEMBAHASAN
A. Karakteristik Responden……..................................................................56
B. Hasil Analisis Bivariat……………………………………………..…...57
C. Hasil Analisis Multivariat…………………………………………..…..64
BAB VI. KESIMPULAN
A. Kesimpulan…..........................................................................................71
B. Saran…....................................................................................................71
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel
Halaman
1. Definisi Operasional Variabel..........................................................................27
2. Tingkat Keeratan Hubungan Variabel X dan Variabel Y................................31
3. Hasil Uji Validitas Pengetahuan Tentang Seks Pranikah................................32
4. Hasil Uji Validitas Pemahaman Tingkat Agama.............................................33
5. Hasil Uji Validitas Peranan Keluarga..............................................................33
6. Hasil Uji Validitas Sumber Informasi..............................................................34
7. Gambaran Karakteristik Responden berdasarkan Umur..................................43
8. Gambaran Karakteristik Responden berdasarkan Jenis Kelamin....................43
9. Gambaran Karakteristik Responden berdasarkan Pendidikan orang tua.........44
10. Gambaran Karakteristik Responden tentang Faktor yang Mempengaruhi
11. Perilaku Seks Pranikah Pada Remaja SMA di Surakarta.................................47
12. Hasil Uji Normalitas Kolomogorov Smirnov...................................................48
13. Distribusi Hubungan Pengetahuan dengan Perilaku Seks Pranikah pada
14. Remaja SMA di Surakarta...............................................................................49
15. Distribusi Hubungan Pemahaman Tingkat Agama dengan Perilaku Seks
Pranikah pada Remaja SMA di Surakarta........................................................50
16. Distribusi Hubungan Sumber Informasi dengan Perilaku Seks Pranikah pada
Remaja SMA di Surakarta...............................................................................50
17. 15 Distribusi Hubungan Keluarga dengan Perilaku Seks Pranikah pada
Remaja SMA di Surakarta...............................................................................51
18. 16 Ringkasan Hasil Uji Chi Square….............................................................52
19. 17 Ringkasan Hasil Uji Regresi Ganda (Multiple Regresiaon).......................53
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar
Halaman
1. Kerangka Teori Penelitian………………………………………………........21
2. Kerangka Konsep Penelitian……………………………………………........22
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
1. Surat keterangan telah melakukan penelitian di SMA Negeri I Surakarta
2. Surat keterangan telah melakukan penelitian di SMA Negeri 2 Surakarta
3. Surat keterangan telah melakukan penelitian di SMA Negeri 6 Surakarta
4. Surat keterangan telah melakukan penelitian di SMA Warga Surakarta
5. Surat keterangan telah melakukan penelitian di SMA Batik 2 Surakarta
6. Kuesioner penelitian pengetahuan tentang perilaku seks pranikah remaja
7. Kuesioner penelitian pemahaman tingkat agama
8. Kuesioner penelitian sumber informasi
9. Kuesioner penelitian peranan keluarga
10. Pedoman wawancara terstruktur tentang perilaku seks pranikah remaja SMA
11. Data penelitian faktor yang mempengaruhi perilaku seks pranikah pada remaja
SMA di Surakarta.
12. Data kualitatif perilaku seks pranikah pada remaja SMA di Surakarta.
13. Uji validitas pengetahuan, pemahaman tingkat agama, sumber informasi dan
peranan keluarga
14. Uji reabilitas pengetahuan, pemahaman tingkat agama, sumber informasi dan
peranan keluarga
15. hasil frequensi tabel umur, jenis kelamin, pendidikan orang tua pengetahuan,
pemahaman tingkat agama, sumber informasi dan peranan keluarga.
16. Uji normalitas data
17. Tabulasi silang dan uji Chi-Squere pengetahuan dengan perilaku seks pranikah
18. Tabulasi silang dan uji Chi-Squere pemahaman tingkat agama dengan perilaku
seks pranikah
19. Tabulasi silang dan uji Chi-Squere sumber informasi dengan perilaku seks
pranikah
20. Tabulasi silang dan uji Chi-Squere peranan keluarga dengan perilaku seks
pranikah
21. Analisis hubungan beberapa variabel (Multivariat)
xvii
DAFTAR SINGKATAN
AIDS : Aquired Immune Defisiency Syndrom
HIV : Human Immunodeficiency Virus
HP
: Handpone
MUI : Majelis Ulama Indonesia
PMS : Penyakit menular Seksual
PPFAI : Planned Parented Federation of America Inc
TV
: Televisi
xviii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perilaku seksual yang tidak sehat di kalangan remaja khususnya remaja
yang belum menikah cenderung meningkat. Hal ini terbukti dari beberapa
hasil penelitian bahwa yang menunjukkan usia remaja ketika pertama kali
mengadakan hubungan seksual aktif bervariasi antara usia 14 – 23 tahun dan
usia terbanyak adalah antara 17 – 18 tahun (Fuad, et al. 2003). Perilaku
seksual pada remaja dapat diwujudkan dalam tingkah laku yang bermacammacam, mulai dari perasaan tertarik, berkencan, berpegangan tangan,
mencium pipi, berpelukan, mencium bibir, memegang buah dada di atas baju,
memegang buah dada di balik baju, memegang alat kelamin di atas baju,
memegang alat kelamin di bawah baju, dan melakukan senggama (Sarwono,
2003).
Hasil penelitian pada 1038 remaja berumur 13-17 tahun tentang
hubungan seksual menunjukkan 16% remaja menyatakan setuju dengan
hubungan seksual, 43% menyatakan tidak setuju dengan hubungan seksual,
dan 41% menyatakan boleh-boleh saja melakukan hubungan seksual (Planned
Parenthood Federation of America Inc, 2004). Data Depkes RI (2006),
menunjukkan jumlah remaja umur 10-19 tahun di Indonesia sekitar 43 juta
(19,61%) dari jumlah penduduk. Sekitar satu juta remaja pria (5%) dan 200
ribu remaja wanita (1%) secara terbuka menyatakan bahwa mereka pernah
melakukan hubungan seksual. Penelitian yang dilakukan oleh berbagai
1
institusi di Indonesia selama kurun waktu tahun 1993-2002, menemukan
bahwa 5-10% wanita dan 18-38% pria muda berusia 16-24 tahun telah
melakukan hubungan seksual pranikah dengan pasangan yang seusia mereka
3-5 kali (Suryoputro, et al. 2002). Penelitian juga dilakukan oleh Universitas
Diponegoro bekerjasama dengan Dinas Kesehatan Jawa Tengah, (2005)
dengan sampel 600.000 responden menyatakan bahwa sekitar 60.000 atau
10% siswa SMU Se-Jawa Tengah melakukan hubungan seks pranikah.
Berdasarkan hasil penelitian Taufik (2005), mengenai perilaku seksual
remaja SMU di Surakarta dengan sampel berjumlah 1.250 orang, berasal dari
10 SMU di Surakarta yang terdiri dari 611 laki-laki dan 639 perempuan
menyatakan bahwa sebagian besar remaja pernah melakukan ciuman bibir
10,53%, melakukan ciuman dalam 5,6%, melakukan onani atau masturbasi
4,23%, dan melakukan hubungan seksual sebanyak 3,09%. Remaja merupakan
suatu fase perkembangan antara masa kanak-kanak dan masa dewasa,
berlangsung antara usia 12 sampai 21 tahun. Masa remaja terdiri dari masa
remaja awal usia 12-15 tahun, masa remaja pertengahan usia 15-18 tahun, dan
masa remaja akhir usia 18-21 tahun (Monks, et al. 2002).
Menurut Green (2003), perilaku seseorang dipengaruhi oleh tiga faktor,
yaitu faktor predisposisi, faktor pendukung, dan faktor pendorong. Hasil
penelitian Seotjiningsih (2006) menunjukkan bahwa faktor-faktor yang
mempengaruhi perilaku seks pranikah remaja adalah hubungan orangtuaremaja,
tekanan
negatif
teman
sebaya,
pemahaman
tingkat
agama
(religiusitas), dan eksposur media pornografi memiliki pengaruh yang
2
signifikan, baik langsung maupun tidak langsung terhadap perilaku seksual
pranikah remaja.
Berdasarkan hasil penelitian mengenai kebutuhan akan layanan
kesehatan reproduksi di 12 kota di Indonesia pada tahun 2002, menunjukkan
bahwa pengetahuan mereka akan seksualitas sangat terbatas (6,11%).
Pengetahuan remaja tentang kesehatan reproduksi ternyata tidak berpengaruh
terhadap remaja dalam melakukan hubungan seksual pranikah. Remaja yang
tahu maupun yang tidak tahu tentang kesehatan reproduksi tidak berpengaruh
terhadap sikap mereka melakukan hubungan seksual pranikah (Iswarati dan
Prihyugiarto, 2002).
Faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap perilaku reproduksi
remaja di antaranya adalah faktor keluarga. Remaja yang melakukan
hubungan seksual sebelum menikah banyak di antaranya berasal dari keluarga
yang bercerai atau pernah cerai, keluarga dengan banyak konflik dan
perpecahan (Kinnaird, 2003). Hubungan orang tua remaja, mempunyai
pengaruh langsung dan tidak langsung dengan perilaku seksual pranikah
remaja. Hasil penelitian yang dilakukan Soetjiningsih (2006) menunjukkan,
makin baik hubungan orang tua dengan anak remajanya, makin rendah
perilaku seksual pranikah remaja. Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku
seksual pranikah pada remaja paling tinggi adalah hubungan antara orang tua
dengan
remaja,
tekanan teman
sebaya, pemahaman
tingkat
agama
(religiusitas), dan eksposur media pornografi.
3
Berdasarkan hasil penelitian Idayanti (2002) dapat disimpulkan bahwa
ada hubungan negatif yang sangat signifikan antara religiusitas dengan
perilaku seksual remaja yang sedang pacaran, dimana semakin tinggi
religiusitas maka perilaku seksual semakin rendah, dan sebaliknya. Faktor lain
yang mempengaruhi perilaku seks pranikah remaja adalah fakor lingkungan
seperti VCD, buku, dan film porno (Taufik, 2005). Menurut Rohmahwati
(2008) paparan media massa, baik cetak (koran, majalah, buku-buku porno)
maupun elektronik (TV, VCD, Internet), mempunyai pengaruh secara
langsung maupun tidak langsung pada remaja untuk melakukan hubungan
seksual pranikah.
Berdasarkan hasil survey yang dilakukan pada beberapa sekolah SMA
di Surakarta, terdapat salah satu SMA yang terpaksa mengeluarkan siswanya
dari sekolah karena hamil di luar nikah, akibat perilaku seks pranikah. Oleh
karena itu penulis tertarik melakukan penelitian tentang faktor yang
mempengaruhi perilaku seks pranikah pada remaja SMA di Surakarta, yang
meliputi pengetahuan, sumber informasi (media), religiusitas, dan keluarga.
B. Perumusan Masalah
1. Apakah pengetahuan mempengaruhi perilaku seks pranikah pada remaja
SMA di Surakarta?
2. Apakah pemahaman tingkat agama mempengaruhi perilaku seks pranikah
pada remaja SMA di Surakarta?
4
3. Apakah sumber informasi (media) mempengaruhi perilaku seks pranikah
pada remaja SMA di Surakarta?
4. Apakah peran keluarga mempengaruhi perilaku seks pranikah pada remaja
SMA di Surakarta?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Mengetahui faktor yang mempengaruhi perilaku seks pranikah
pada remaja SMA di Surakarta.
2. Tujuan Khusus
a. Menganalisis pengaruh pengetahuan terhadap perilaku seks pranikah
pada remaja SMA di Surakarta.
b. Menganalisis pengaruh sumber informasi terhadap perilaku seks
pranikah pada remaja SMA di Surakarta.
c. Menganalisis pengaruh pemahaman tingkat agama (religiusitas)
terhadap perilaku seks pranikah pada remaja SMA di Surakarta.
d.
Menganalisis pengaruh peran keluarga terhadap perilaku seks
pranikah pada remaja SMA di Surakarta.
D. Manfaat Penelitian
a. Bagi Remaja
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran
tentang faktor yang mempengaruhi perilaku seks pranikah pada remaja
SMA di Surakarta.
5
b. Bagi Instansi Kesehatan
Diharapkan dapat bermanfaat bagi Dinas Kesehatan, dan instansi
terkait untuk perbaikan perencanaan maupun implementasi program
kesehatan reproduksi.
c. Bagi peneliti
Dapat mengembangkan wawasan peneliti dan pengalaman
berharga dalam melatih kemampuan peneliti dalam melakukan penelitian
yang berkaitan dengan faktor yang mempengaruhi perilaku seks pranikah
pada remaja SMA di Surakarta.
d. Bagi Peneliti lain
Sebagai data dasar untuk penelitian selanjutnya.
E. Ruang Lingkup
Ruang lingkup pada penelitian ini dibatasi mengenai faktor yang
mempengaruhi perilaku seks pranikah pada remaja SMA di Surakarta.
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Remaja
1. Pengertian remaja
Remaja dalam ilmu psikologis juga diperkenalkan dengan istilah
lain, seperti puberteit, adolescence, dan youth. Dalam bahasa Indonesia
sering pula dikaitkan pubertas atau remaja. Remaja merupakan suatu fase
perkembangan antara masa kanak-kanak dan masa dewasa, berlangsung
antara usia 12 sampai 21 tahun. Masa remaja terdiri dari masa remaja awal
usia 12-15 tahun, masa remaja pertengahan usia 15-18 tahun, dan masa
remaja akhir usia 18-21 tahun (Monks, et al. 2002). Masa remaja disebut
juga sebagai periode perubahan, tingkat perubahan dalam sikap, dan
perilaku selama masa remaja sejajar dengan perubahan fisik (Hurlock,
2004).
2. Ciri-ciri masa remaja
Masa remaja mempunyai ciri-ciri tertentu yang membedakan
dengan periode sebelum dan sesudahnya. Gunarsa (2001) menyatakan
ciri–ciri tertentu yaitu:
a. Masa remaja sebagai periode yang penting.
b. Masa remaja sebagai periode peralihan.
c. Masa remaja sebagai periode perubahan.
7
d. Masa remaja sebagai periode bermasalah.
e. Masa remaja sebagai masa mencari identitas.
f. Masa remaja sebagai usia yang menimbulkan ketakutan.
g. Masa remaja sebagai ambang masa dewasa.
Gunarsa (2001) menyebutkan bahwa masa remaja sebagai masa
peralihan dari masa anak ke masa dewasa, meliputi semua perkembangan
yang dialami sebagai persiapan memasuki masa dewasa. Semua aspek
perkembangan dalam masa remaja secara global berlangsung antara umur
12–21 tahun, dengan pembagian usia 12-15 tahun adalah masa remaja
awal, 15-18 tahun adalah masa remaja pertengahan, 18- 21 tahun adalah
masa remaja akhi (Monks, et al. 2002).
3. Tahap perkembangan remaja
Menurut tahap perkembangan, masa remaja dibagi menjadi tiga tahap
yaitu :
a. Masa remaja awal (12-15 tahun), dengan ciri khas antara lain:
1) Lebih dekat dengan teman sebaya
2) Ingin bebas
3) Lebih banyak memperhatikan keadaan tubuhnya dan mulai berpikir
abstrak
b. Masa remaja tengah (15-18 tahun), dengan ciri khas antara lain
1) Mencari identitas diri
2) Timbulnya keinginan untuk kencan
3) Mempunyai rasa cinta yang mendalam
8
4) Mengembangkan kemampuan berpikir abstrak
5) Berkhayal tentang aktifitas seks
c. Masa remaja akhir (18-21 tahun), dengan ciri khas antara lain
1) Pengungkapan identitas diri
2) Lebih selektif dalam mencari teman sebaya
3) Mempunyai citra jasmani dirinya
4) Dapat mewujudkan rasa cinta
5) Mampu berpikir abstrak
4. Perkembangan fisik
Pada masa remaja, pertumbuhan fisik berlangsung sangat pesat.
Dalam perkembangan seksualitas remaja, ditandai dengan dua ciri yaitu
ciri-ciri seks primer dan ciri-ciri seks sekunder. Berikut ini adalah uraian
lebih lanjut mengenai kedua hal tersebut
a. Ciri-ciri seks primer
Dalam modul kesehatan reproduksi remaja (Depkes, 2002) disebutkan
bahwa ciri-ciri seks primer pada remaja adalah:
1) Remaja laki-laki
Remaja laki-laki sudah bisa melakukan fungsi reproduksi bila telah
mengalami mimpi basah. Mimpi basah biasanya terjadi pada
remaja laki-laki usia antara 10-15 tahun.
2) Remaja perempuan
Jika remaja perempuan sudah mengalami menarche (menstruasi),
menstruasi adalah peristiwa keluarnya cairan darah dari alat
9
kelamin perempuan berupa luruhnya lapisan dinding dalam rahim
yang banyak mengandung darah.
b. Ciri-ciri seks sekunder
Menurut Sarwono (2003), Ciri-ciri seks sekunder pada masa remaja
adalah sebagai berikut :
1) Remaja laki-laki
a) Bahu melebar, pinggul menyempit
b) Petumbuhan rambut disekitar alat kelamin, ketiak, dada,
tangan, dan kaki
c) Kulit menjadi lebih kasar dan tebal
d) Produksi keringat menjadi lebih banyak
2) Remaja perempuan
a) Pinggul lebar, bulat, dan membesar, puting susu membesar dan
menonjol, serta berkembangnya kelenjar susu, payudara
menjadi lebih besar dan lebih bulat.
b) Kulit menjadi lebih kasar, lebih tebal, agak pucat, lubang poripori bertambah besar, kelenjar lemak dan kelenjar keringat
menjadi lebih aktif.
c) Otot semakin besar dan semakin kuat, terutama pada
pertengahan dan menjelang akhir masa puber, sehingga
memberikan bentuk pada bahu, lengan, dan tungkai.
d) Suara menjadi lebih penuh dan semakin merdu.
10
5. Karakteristik remaja
Menurut Makmun (2003) karakteristik perilaku dan pribadi pada
masa remaja terbagi ke dalam dua kelompok yaitu remaja awal (11-13
dan14-15 tahun) dan remaja akhir (14-16 dan 18-20 tahun) meliputi aspek:
a. Fisik, laju perkembangan secara umum berlangsung pesat, proporsi
ukuran tinggi, berat badan seringkali kurang seimbang dan munculnya
ciri-ciri sekunder.
b. Psikomotor, gerak-gerik tampak canggung dan kurang terkoordinasikan
serta aktif dalam berbagai jenis cabang permainan.
c. Bahasa, berkembangnya penggunaan bahasa sandi dan mulai tertarik
mempelajari bahasa asing, menggemari literatur yang bernafaskan dan
mengandung segi erotik, fantastik, dan estetik.
d. Sosial, keinginan menyendiri dan bergaul dengan banyak teman tetapi
bersifat temporer, serta adanya kebergantungan yang kuat kepada
kelompok sebaya disertai semangat konformitas yang tinggi.
e. Perilaku kognitif
1) Proses berfikir sudah mampu mengoperasikan
kaidah-kaidah
logika formal (asosiasi, diferensiasi, komparasi, kausalitas) yang
bersifat abstrak, meskipun relatif terbatas,
2) Kecakapan dasar intelektual menjalani laju perkembangan yang
terpesat,
3) Kecakapan
dasar
khusus
(bakat)
mulai
menujukkan
kecenderungan-kecenderungan yang lebih jelas.
11
f. Moralitas
1) Adanya ambivalensi antara keinginan bebas dari dominasi
pengaruh orang tua dengan kebutuhan dan bantuan dari orang tua.
2) Sikapnya dan cara berfikirnya yang kritis mulai menguji kaidahkaidah atau sistem nilai etis dengan kenyataannya dalam perilaku
sehari-hari oleh para pendukungnya.
3) Mengidentifikasi dengan tokoh moralitas yang dipandang tepat
dengan tipe idolanya.
g. Perilaku Keagamaan
1) Mengenai eksistensi dan sifat kemurahan dan keadilan tuhan mulai
dipertanyakan secara kritis dan skeptis.
2) Masih mencari dan mencoba menemukan pegangan hidup.
3) Penghayatan kehidupan keagamaan sehari-hari dilakukan atas
pertimbangan adanya semacam tuntutan yang memaksa dari luar
dirinya.
h. Konatif, emosi, afektif, dan kepribadian
1) Lima kebutuhan dasar (fisiologis, rasa aman, kasih sayang, harga
diri, dan aktualisasi diri) menunjukkan arah kecenderungannya.
2) Reaksi-reaksi dan ekspresi emosionalnya masih labil dan belum
terkendali seperti pernyataan marah, gembira atau kesedihannya
masih dapat berubah-ubah dan silih berganti.
12
3) Merupakan
masa
kritis
dalam
rangka
menghadapi
krisis
identitasnya yang sangat dipengaruhi oleh kondisi psikososialnya,
yang akan membentuk kepribadiannnya.
4) Kecenderungan kecenderungan arah sikap nilai mulai tampak
(teoritis, ekonomis, estetis, sosial, politis, dan religius), meski
masih dalam taraf eksplorasi dan mencoba-coba.
6. Perkembangan perilaku seksual remaja
Perkembangan fisik termasuk organ seksual yaitu terjadinya
kematangan serta peningkatan kadar hormon reproduksi atau hormon seks
baik pada laki-laki maupun pada perempuan yang akan menyebabkan
perubahan perilaku seksual remaja secara keseluruhan. Pada kehidupan
psikologis remaja, perkembangan organ seksual mempunyai pengaruh
kuat dalam minat remaja terhadap lawan jenis. Terjadinya peningkatan
perhatian remaja terhadap lawan jenis sangat dipengaruhi oleh faktor
perubahan-perubahan fisik selama periode pubertas (Santrock, 2003).
Remaja perempuan lebih memperlihatkan bentuk tubuh yang menarik bagi
remaja laki-laki, demikian pula remaja pria tubuhnya menjadi lebih kekar
yang menarik bagi remaja perempuan (Rumini dan Sundari, 2004).
Pada masa remaja rasa ingin tahu terhadap masalah seksual sangat
penting dalam pembentukan hubungan yang lebih matang dengan lawan
jenis. Matangnya fungsi-fungsi seksual maka timbul pula dorongandorongan dan keinginan-keinginan untuk pemuasan seksual. Sebagian
besar dari remaja biasanya sudah mengembangkan perilaku seksualnya
13
dengan lawan jenis dalam bentuk pacaran atau percintaan. Bila ada
kesempatan para remaja melakukan sentuhan fisik, mengadakan
pertemuan untuk bercumbu bahkan kadang-kadang remaja tersebut
mencari kesempatan untuk melakukan hubungan seksual (Pangkahila
dalam Soetjiningsih, 2004).
Meskipun fungsi seksual remaja perempuan lebih cepat matang
dari pada remaja laki-laki, tetapi pada perkembangannya remaja laki-laki
lebih aktif secara seksual dari pada remaja perempuan. Banyak ahli
berpendapat hal ini dikarenakan adanya perbedaan sosialisasi seksual
antara remaja perempuan dan remaja laki-laki. Bahkan hubungan seks
sebelum menikah dianggap ”benar” apabila orang-orang yang terlibat
saling mencintai ataupun saling terikat. Mereka sering merasionalisasikan
tingkah laku seksual mereka dengan mengatakan pada diri mereka sendiri
bahwa mereka terhanyut cinta. Sejumlah peneliti menemukan bahwa
remaja perempuan, lebih daripada remaja laki-laki, mengatakan bahwa
alasan utama mereka aktif secara seksual adalah karena jatuh cinta
(Santrock, 2003).
B. Perilaku
1. Pengertian perilaku
Perilaku manusia merupakan hasil segala macam pengalaman serta
interaksi manusia yang terwujud dalam bentuk pengetahuan, sikap dan
tindakan. Perilaku merupakan suatu tindakan yang mempunyai frekuensi,
14
lama, dan tujuan khusus, baik yang dilakukan secara sadar maupun tidak
sadar (Green, 2000).
Menurut Skinner (2001) seorang ahli psikologi, merumuskan
bahwa perilaku merupakan respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus
(rangsangan dari luar). Perilaku manusia dari segi biologis adalah tindakan
atau aktivitas dari manusia itu sendiri yang mempunyai bentangan yang
sangat luas seperti berjalan, berbicara, menangis, bekerja dan sebagainya.
Dilihat dari bentuk respon terhadap stimulus Skinner membedakan
perilaku menjadi dua:
a. Perilaku tertutup (Covert Behavior)
Respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk terselubung atau
tertutup. Respon terhadap stimulus ini masih terbatas pada perhatian,
persepsi, pengetahuan atau kesadaran, dan sikap yang terjadi pada
orang yang menerima stimulus tersebut, dan belum dapat diamati
secara jelas oleh orang lain.
b. Perilaku terbuka (Overt Behavior)
Repon seseorng terhadap stimulus dalam bentuk tindakan nyata atau
terbuka. Respon terhadap stimulus tersebut sudah jelas dalam bentuk
tindakan atau praktik yang dengan mudah dapat diamati atau dilihat
orang lain.
Skinner dalam Notoatmodjo (2001) mengemukakan bahwa
perilaku adalah merupakan hasil hubungan antara perangsang (stimulus)
dan tanggapan atau respon, respon dibedakan menjadi dua respon:
15
1) Respondent response atau reflexive respon, ialah respon yang
ditimbulkan oleh rangsangan-rangsangan tertentu yang relatif tetap.
Responden respon (Respondent behaviour) mencakup juga emosi
respon dan emotional behaviour.
2) Operant respons atau instrumental respon adalah respon yang timbul
dan berkembangnya diikuti oleh perangsang tertentu. Perangsang ini
disebut reinforsing stimuli atau reinforcer.
Proses pembentukan atau perubahan perilaku dapat dipengaruhi
oleh beberapa faktor baik dari dalam maupun dari luar individu. Aspekaspek dalam diri individu yang sangat berperan/berpengaruh dalam
perubahan perilaku adalah persepsi, motivasi dan emosi. Persepsi adalah
pengamatan yang merupakan kombinasi dari penglihatan, pendengaran,
penciuman serta pengalaman masa lalu. Motivasi adalah dorongan
bertindak untuk memuaskan sesuatu kebutuhan. Dorongan dalam motivasi
diwujudkan dalam bentuk tindakan (Sarwono, 2003).
2. Perilaku ditentukan oleh 3 faktor:
Menurut Green (2000), perilaku ditentukan oleh 3 faktor:
a. Faktor predisposisi (predidposing factors) yaitu faktor-faktor yang
dapat mempermudah terjadinya suatu perilaku.
b. Faktor pendukung atau pemungkin (enabling factors) meliputi semua
karakter lingkungan dan semua sumber daya atau fasilitas yang
mendukung atau memungkinkan terjadinya suatu perilaku.
16
c. Faktor pendorong atau penguat (reinforcing factors) yaitu faktor yang
memperkuat terjadinya perilaku antara lain tokoh masyarakat, teman
atau kelompok sebaya, peraturan, undang-undang, surat keputusan dari
para pejabat pemerintahan daerah atau pusat (Notoatmodjo, 2003).
C. Perilaku Seksual pada Remaja
Menurut Sarwono (2003), perilaku seksual adalah segala tingkah laku
yang didorong oleh hasrat seksual baik yang dilakukan sendiri, dengan lawan
jenis maupun sesama jenis tanpa adanya ikatan pernikahan menurut agama.
Menurut Stuart dan Sundeen (1999), perilaku seksual yang sehat dan adaptif
dilakukan ditempat pribadi dalam ikatan yang sah menurut hukum. Sedangkan
perilaku seksual pranikah merupakan perilaku seksual yang dilakukan tanpa
melalui proses pernikahan yang resmi menurut hukum maupun menurut
agama dan kepercayaan masing-masing (Mu’tadin, 2002).
Menurut Irawati (2002) remaja melakukan berbagai macam perilaku
seksual beresiko yang terdiri atas tahapan-tahapan tertentu yaitu dimulai dari
berpegangan tangan, cium kering, cium basah, berpelukan, memegang atau
meraba bagian sensitif, petting, oral sex, dan bersenggama (sexual
intercourse). Perilaku seksual pranikah pada remaja ini pada akhirnya dapat
mengakibatkan berbagai dampak yang merugikan remaja itu sendiri.
17
D. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Seksual Pranikah Remaja
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Suryoputro (2003-2004)
tentang faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku seksual remaja di Jawa
Tengah adalah, (1) faktor internal (pengetahuan, aspek-aspek kesehatan
reproduksi, sikap terhadap layanan kesehatan seksual dan reproduksi, perilaku,
kerentanan yang dirasakan terhadap resiko, kesehatan reproduksi, gaya hidup,
pengendalian diri, aktifitas sosial, rasa percaya diri, usia, agama, dan status
perkawinan), (2) faktor eksternal (kontak dengan sumber-sumber informasi,
keluarga, sosial-budaya, nilai dan norma sebagai pendukung sosial untuk
perilaku tertentu), (Suryoputro, et al. 2006).
Berdasarkan hasil penelitian sebanyak 450 sampel tentang perilaku
seksual remaja berusia 14-24 tahun mengungkapkan 64% remaja mengakui
secara sadar bahwa melakukan hubungan seks sebelum menikah melanggar
nilai dan moral agama. Sedangkan 31% menyatakan bahwa melakukan
hubungan seks sebelum menikah adalah biasa atau sudah wajar dilakukan
tidak melanggar nilai dan moral agama. Dari hasil penelitian tersebut
menunjukkan bahwa pemahaman agama berpengaruh terhadap perilaku seks
pranikah remaja (Media Indonesia, 27 Januari 2005).
Seringkali remaja merasa bahwa orang tuanya menolak membicarakan
masalah seks pranikah sehingga mereka kemudian mencari alternatif sumber
informasi lain seperti teman atau media massa (Syafrudin, 2008). Beberapa
kajian menunjukkan bahwa remaja sangat membutuhkan informasi mengenai
persoalan seksual dan reproduksi. Remaja seringkali memperoleh informasi
18
yang tidak akurat mengenai seks dari teman-teman mereka, bukan dari petugas
kesehatan, guru atau orang tua (Saifuddin dan Hidayana, 1999).
Faktor lingkungan yang sangat berpengaruh terhadap perilaku
reproduksi remaja diantaranya adalah faktor keluarga. Remaja yang
melakukan hubungan seksual sebelum menikah banyak diantara berasal dari
keluarga yang bercerai atau pernah cerai, keluarga dengan banyak konflik dan
perpecahan (Kinnaird, 2003). Hubungan orang-tua yang harmonis akan
menumbuhkan kehidupan emosional yang optimal terhadap perkembangan
kepribadian anak sebaliknya. Orang tua yang sering bertengkar akan
menghambat komunikasi dalam keluarga, dan anak akan “melarikan diri“ dari
keluarga. Keluarga yang tidak lengkap misalnya karena perceraian, kematian,
dan keluarga dengan keadaan ekonomi yang kurang, dapat mempengaruhi
perkembangan
jiwa
anak
(Rohmahwati,
2008).
Faktor-faktor
yang
mempengaruhi perilaku seksual pranikah pada remaja paling tinggi hubungan
antara orang tua dengan remaja, diikuti karena tekanan teman sebaya,
religiusitas, dan eksposur media pornografi (Soetjiningsih, 2006).
Beberapa faktor lain yang mempengaruhi perilaku seksual pada remaja
adalah perubahan hormonal, penundaan usia perkawinan, penyebaran
informasi melalui media massa, tabu-larangan, norma-norma di masyarakat,
serta pergaulan yang makin bebas antara laki-laki dan perempuan (Sarwono,
2003).
19
E. Dampak Perilaku Seksual Pranikah Remaja
Perilaku seksual pranikah dapat menimbulkan berbagai dampak
negatif pada remaja, diantaranya sebagai berikut :
a. Dampak psikologis
Dampak psikologis dari perilaku seksual pranikah pada remaja diantaranya
perasaan marah, takut, cemas, depresi, rendah diri, bersalah dan berdosa.
b. Dampak Fisiologis
Dampak fisiologis dari perilaku seksual pranikah tersebut diantaranya
dapat menimbulkan kehamilan tidak diinginkan dan aborsi.
c. Dampak sosial
Dampak sosial yang timbul akibat perilaku seksual yang dilakukan
sebelum saatnya antara lain dikucilkan, putus sekolah pada remaja
perempuan yang hamil, dan perubahan peran menjadi ibu. Belum lagi
tekanan dari masyarakat yang mencela dan menolak keadaan tersebut
(Sarwono, 2003).
d. Dampak fisik
Dampak
fisik
lainnya
sendiri
menurut
Sarwono
(2003)
adalah
berkembangnya penyakit menular seksual di kalangan remaja, dengan
frekuensi penderita penyakit menular seksual (PMS) yang tertinggi antara
usia 15-24 tahun. Infeksi penyakit menular seksual dapat menyebabkan
kemandulan dan rasa sakit kronis serta meningkatkan risiko terkena PMS
dan HIV/AIDS.
20
F. Kerangka Teori
Remaja
Remaja Awal
12-15 tahun
Remaja Menengah
15-18 tahun
Remaja Akhir
18-21 tahun
Karakteristik Remaja
1. Fisik
2. Psikomotor
3. Bahasa
4. Perilaku kognitif
6. Sosial
7. Konatif
8. Moralitas
9. Perilaku keagamaan
10. Emosi, afektif
11. Kepribadian
Perilaku Seks
Pranikah Remaja
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Faktor Internal
Perilaku Seks
Pranikah Remaja
Pengetahuan
Sikap
Pengendalian diri
Rasa percaya diri
Usia
Pemahaman
tingkat agama
(religiusitas)
Status perkawinan
Aktifitas sosial
Gaya hidup
PMS dan
HIV/AIDS
Faktor Eksternal
Perilaku Seks
Pranikah Remaja
1. Peran Keluarga
2. Sumber
informasi (media)
3. Sosial budaya
4. Nilai dan norma
Tidak diteliti
Diteliti
Gambar 1. Kerangka Teori
21
H. Kerangka Konsep
Variabel Bebas
1. Pengetahuan
2. Pemahaman tingkat agama
(religiusitas)
3. Sumber informasi (media)
4. Peran keluarga
Variabel Terikat
Perilaku Seks
Pranikah Remaja
Gambar 2. Kerangka Konsep Penelitian
I. Hipotesis
1. Ada pengaruh antara pengetahuan terhadap perilaku seks pranikah remaja
SMA di Surakarta.
2. Ada pengaruh antara pemahaman tingkat agama (religiusitas) terhadap
perilaku seks pranikah remaja SMA di Surakarta.
3. Ada pengaruh antara sumber informasi (media) terhadap perilaku seks
pranikah remaja SMA di Surakarta.
4. Ada pengaruh antara peran keluarga terhadap perilaku seks pranikah
remaja SMA di Surakarta.
22
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan rancangan
cross-sectional, yang dilengkapi pendekatan metode kuantitatif dan kualitatif.
Metode kualitatif digunakan untuk memperoleh penjelasan yang lebih
mendalam tentang faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku seks pranikah
pada remaja.
Metode kuantitatif digunakan untuk memperjelas, memperluas,
menjernihkan data, dan meningkatkan pemahaman tentang alasan terjadinya
kecenderungan
tertentu
serta
memperjelas
berbagai
faktor
yang
mengakibatkan perubahan perilaku (Hadi, 2000). Menggabungkan pendekatan
kuantitatif dan kualitatif dalam penelitian adalah pemakaian hasil-hasil
kualitatif untuk menjelaskan temuan-temuan penelitian kuantitatif (Brannen,
2005).
B. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah remaja yang berusia antara 15-18 tahun
yang bersekolah SMA di Surakarta.
23
1. Kriteria inklusi
Kriteria inklusi adalah karakteristik umum dari subjek penelitian yang
layak untuk dilakukan penelitian atau dijadikan responden. Kriteria inklusi
pada penelitian ini adalah:
a. Remaja laki-laki maupun perempuan
b. Berusia 15-18 tahun yang bersekolah SMA di Surakarta
c. Pernah/sedang pacaran
d. Bersedia menjadi subjek penelitian atau menjadi responden
2. Kriteria eksklusi
Kriteria eksklusi merupakan subjek penelitian yang tidak dapat mewakili
sampel karena tidak memenuhi syarat sebagai sampel penelitian. Kriteria
eksklusi pada penelitian ini adalah:
a. Tidak termasuk jenis kelamin laki-laki maupun perempuan
b. Anak-anak dan orang tua yang usianya kurang dari 15 tahun dan lebih
dari 18 tahun.
c. Remaja yang bersekolah di kota lain, selain Surakarta
d. Tidak bersedia menjadi subjek penelitian atau menjadi responden
C. Waktu dan Tempat Tenelitian
Penelitian ini dilakukan pada remaja SMA di Surakarta dan
dilaksanakan pada bulan Juli 2009.
24
D. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah remaja SMA yang berusia 15-18 di
SMAN 1, SMAN 2, SMAN 6, SMA Batik 2 Surakarta, dan SMA Warga
Surakarta kelas 2 sebanyak 1450 siswa. Kemudian dari populasi tersebut
dilakukan survey awal untuk mengetahui siswa yang pernah atau sedang
pacaran dengan jumlah 1158 siswa.
2. Besar Sampel
Sampel pada penelitian ini sejumlah 114 siswa. Besar sampel dapat
dihitung dengan rumus Khotari dalam Murti (2006) sebagai berikut :
N ⋅ Z 21 − α ⋅ p ⋅ q
2
n= 2
2
d (N − 1) + Z 1 − α ⋅ p ⋅ q
2
=
1158((1,96) ⋅ 0,91 ⋅ 0,09
2
0,05 (1158 − 1) + 1,96 2 ⋅ 0,91 ⋅ 0,09
=
1158(3,84) ⋅ 0,08
2,89 + 0,31
=
364,19
= 113,81
3,2
2
= 114 responden
Keterangan:
n
: Besar sampel
N : Besar populasi
p
: Perkiraan proporsi (prevalensi) variabel dependen pada populasi
(91%)
25
q
: 1–p
Z1 - α : statistik Z (Z = 1,96 untuk α = 0,05)
2
d : Data presisi absolut atau margin of error yang diinginkan diketahui
sisi proporsi (+/-5 %)
3. Teknik pengambilan sampel
Teknik pengambilan sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah
menggunakan Simple random sampling, yaitu metode pengambilan sampel
secara acak sederhana dimana setiap anggota populasi mempunyai peluang
yang sama besar untuk terpilih sebagai sebagai sampel (Sugiarto, et al.
2001).
E. Variabel Penelitian
1. Jenis Variabel
a. Variabel bebas
Variabel bebasnya adalah faktor yang mempengaruhi perilaku seks
pranikah remaja yang meliputi pengetahuan, pemahaman tingkat
agama (religiusitas), sumber informasi (media), dan peran keluarga.
b. Variabel terikat
Variabel terikatnya adalah perilaku seks pranikah remaja SMA di
Surakarta.
26
F. Definisi Operasional Variabel
Tabel 1. Definisi Operasional Variabel
N
o
Jenis
Variabel
Nama
Variabel
Definisi Operasional
Skala
ukur
1. Variabel
bebas
Pengetahuan
seks pranikah
Kemampuan siswa
dalam memahami
tentang perilaku seks
pranikah dan dampak
seks pranikah
Nominal
2. Variabel
bebas
Pemahaman
tingkat agama
Kemampuan siswa
dalam mengetahui
tentang agama,
seperti pacaran
menurut agama,
melakukan seks
pranikah menurut
agama, dan dampak
prilaku seks pranikah
menurut agama.
Nominal
3. Variabel
bebas
Sumber
informasi
(media)
Media TV, internet,
radio, dll yang
diperoleh remaja
tentang faktor yang
mempengaruhi
perilaku seks
pranikah remaja.
Nominal
4. Variabel
bebas
Peran
keluarga
Usaha orang tua yang
dilakukan dalam hal
mengasuh,
komunikasi, orang
tua yang pernah
bercerai atau tidak
bercerai, tinggal
bersama orang tua
atau tidak dll.
Nominal
Hasil
Ukur
Baik≥50 %
Tidak
baik<50 %
Baik≥50 %
Tidak
baik<50 %
Banyak≥50 %
Sedikit <50 %
Baik
≥50 %
Tidak
baik<50%
27
5.
Variabel
terikat
Perilaku seks Aktivitas remaja yang Inteval
didorong oleh hasrat
pranikah
seksual baik yang
remaja
dilakukan sendiri,
dengan lawan jenis
maupun sesama jenis
tanpa adanya ikatan
pernikahan menurut
agama, misalnya
berpegangan tangan,
mencium pipi,
berpelukan, dll
selama/pernah
pacaran.
1. Baik=0-3
2. Sedang=4-7
3. Buruk=
8-11
G. Pengumpulan Data
1. Jenis data
a. Kuantitatif meliputi pengetahuan tentang perilaku seks pranikah,
pemahaman tingkat agama, sumber informasi atau media, dan peran
keluarga.
b. Kualitatif meliputi perilaku seks pranikah remaja SMA di Surakarta.
2. Sumber data
a. Data primer
Data primer diperoleh langsung dari responden berupa pengetahuan
tentang perilaku seks pranikah, pemahaman tingkat agama, sumber
informasi atau media, peran keluarga, dan dampak perilaku seks
pranikah dengan mengisi kuesioner dan melalui wawancara secara
langsung
terhadap
responden
dengan
menggunakan
pedoman
wawancara terstruktur.
28
b. Data sekunder
Data sekunder diperoleh dari sekolah berupa jumlah SMA, jumlah
kelas, dan jumlah siswa SMA di Surakarta. Selain itu data juga
diperoleh melalui studi pustaka serta internet
3. Cara pengumpulan data
Pengumpulan data dilakukan dengan cara membagikan kuesioner kepada
responden. Responden diminta untuk mengisi sendiri kuesioner yang
ditunggu dan langsung dikembalikan pada peneliti. Selanjutnya dilakukan
wawancara mendalam dengan menggunakan pedoman wawancara
terstruktur.
4. Instrumen penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner, dan
pedoman wawancara terstruktur.
a. Kuesioner
1) Jenis pertanyaan yang digunakan berupa kuesioner tertutup yaitu
pengetahuan tentang seks pranikah, pemahaman tingkat agama,
peran keluarga, dan sumber informasi (media). Kuesioner peran
kelurga dengan jumlah 10 item pertanyaan. Pertanyaan yang
bersifat mendukung (favourable) jawabannya adalah iya dan tidak
mendukung (unfavourable) jawabannya adalah tidak. Kuesioner
sumber informasi (media) kategori sedikit dan banyak dengan
jumlah 13 item pertanyaan.
29
2) Kuesioner pengetahuan tentang seks pranikah sebanyak 17 item
pernyataan. Pernyataan yang bersifat mendukung (favourable)
jawaban benar (B) yaitu no.1, 2, 3, 4, 5, 8, 14, 15, 16, dan 17.
Sedangkan pada pernyataan yang tidak mendukung (unfavourable)
jawaban salah (S) yaitu no.6, 7, 9, 10, 11, 12, dan 13. Kuesioner
pemahaman tingkat agama sebanyak 10 item pernyataan dengan
favourable yaitu no. 1, 2, 5, 9, dan 10. Sedangkan unfavourable
yaitu no.3, 4, 6, 7, dan 8.
3) Skor kuesioner dengan pilihan jawaban benar dan salah:
a) Jawaban favourable: jawaban benar skor 1, jawaban salah
skor 0
b) Jawaban unfavourable: jawaban benar skor 0, jawaban salah
skor 1
4) Skor kuesioner dengan pilihan jawaban ya dan tidak:
a) Jawaban favourable : jawaban ya skor 1, jawaban tidak skor 0
b) Jawaban unfavourable : jawaban ya skor 0, jawaban tidak
skor 1
b. Uji validitas dan reabilitas
Sifat valid memberikan pengertian bahwa alat ukur yang digunakan
mampu memberikan nilai yang sesungguhnya dari nilai yang kita
inginkan. Uji validitas instrumen menggunakan uji korelasi product
moment person. Uji reabilitas dengan rumus alfa cronbach. Rumus
korelasi roduct moment person adalah sebagai berikut:
30
rxy=
NΣXY − (ΣX).(ΣY)
[NΣX
2
][
− (ΣX) 2 NΣY 2 − (ΣY) 2
]
Keterangan :
rxy
: Korelasi antara variabel x dan y
X dan Y
: Skor masing-masing skala
∑X
: Skor ganjil
∑Y
: Skor genap
N
: Banyaknya subjek
Tabel 2. Tingkat Keeratan Hubungan
Variabel X dan Variabel Y
Besar rxy
Keterangan
0,00 - < 0,20
> 0,20 - < 0,40
Hubungan sangat lemah (diabaikan, dianggap
tidak ada)
Hubungan rendah
> 0,40 - < 0,70
Hubungan sedang atau cukup
> 0,70 - < 0,90
Hubungan kuat atau tinggi
> 0,90 - < 1,00
Hubungan sangat kuat atau tinggi
Berdasarkan uji validitas yang dilakukan di SMA Kasatrian
Sukoharjo sebanyak 20 responden tingkat keeratan hubungan variabel
X dan Y dapat disajikan pada tabel 3 sebagai berikut:
31
Tabel 3. Hasil Uji Validitas Pengetahuan Tentang Seks Pranikah
Valid
Tingkat Keeratan Hubungan
No Pertanyaan
Pengetahuan
Variabel X dan Y
1.
P1
0,737**
Hubungan kuat atau tinggi
2.
P2
0,473*
Hubungan sedang atau cukup
3.
P3
0,632**
Hubungan sedang atau cukup
4.
P4
0,704**
Hubungan kuat atau tinggi
5.
P5
0,583**
Hubungan sedang atau cukup
6.
P6
0,671**
Hubungan sedang atau cukup
7.
P7
0,564**
Hubungan sedang atau cukup
8.
P8
0,550**
Hubungan sedang atau cukup
9.
P9
0,793**
Hubungan kuat atau tinggi
10.
P10
0,523*
Hubungan sedang atau cukup
11.
P11
0,711**
Hubungan kuat atau tinggi
12.
P12
0,829**
Hubungan kuat atau tinggi
13.
P13
0,573**
Hubungan sedang atau cukup
14.
P14
0,545**
Hubungan sedang atau cukup
15.
P15
0,471*
Hubungan sedang atau cukup
16.
P16
0,506**
Hubungan sedang atau cukup
17.
P17
0,564**
Hubungan sedang atau cukup
Pada tabel 3 tingkat keeratan hubungan antara pengetahuan tentang
seks pranikah variabel X dan Y adalah hubungan sedang atau cukup
yaitu antara > 0,40 - < 0,70 pada pertanyaan 2, 3, 5, 6, 7, 8, 10, 13, 14,
dan 15. Sedangkan hubungan tinggi yaitu > 0,70 - < 0,90 pada
pertanyaan 1, 4, 9, 11, dan 12. Hasil uji validitas pemahaman tingkat
agama dapat disajikan pada tabel 4 yaitu sebagai berikut:
32
Tabel 4. Hasil Uji Validitas Pemahaman Tingkat Agama
Valid
Pemahaman
Tingkat Keeratan Hubungan
Tingkat
Variabel X dan Y
Agama
1.
P1
0,672**
Hubungan sedang atau cukup
2.
P2
0,510*
Hubungan sedang atau cukup
3.
P3
0,525*
Hubungan sedang atau cukup
4.
P4
0,671**
Hubungan sedang atau cukup
5.
P5
0,488*
Hubungan sedang atau cukup
6.
P6
0,633**
Hubungan sedang atau cukup
7.
P7
0,855**
Hubungan kuat atau tinggi
8.
P8
0,686**
Hubungan sedang atau cukup
9.
P9
0,783**
Hubungan kuat atau tinggi
10.
P10
0,448*
Hubungan sedang atau cukup
No
Pada tabel 4 tingkat keeratan hubungan pemahaman tingkat agama
variabel X dan Y adalah hubungan sedang atau cukup pada pertanyaan
1, 2, 3, 4, 5, 6, 8, dan 10 yaitu antara > 0,40 - < 0,70. Sedangkan
hubungan tinggi pada pertanyaan 7 dan 9 yaitu > 0,70 - < 0,90.
Sengkan hasil uji validitas peranan keluarga dapat disajikan pada tabel
5 yaitu sebagai berikut:
No
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
Tabel 5. Hasil Uji Validitas Peran Keluarga
Keluarga
Valid
Tingkat Keeratan Hubungan
Variabel X dan Y
K1
0,737**
Hubungan kuat atau tinggi
K2
0,473*
Hubungan sedang atau cukup
K3
0,632**
Hubungan sedang atau cukup
K4
0,704**
Hubungan kuat atau tinggi
K5
0,583**
Hubungan sedang atau cukup
K6
0,671**
Hubungan sedang atau cukup
K7
0,564**
Hubungan sedang atau cukup
K8
0,550**
Hubungan sedang atau cukup
K9
0,793**
Hubungan kuat atau tinggi
K10
0,523*
Hubungan sedang atau cukup
Pada tabel 5 tingkat keeratan hubungan keluarga variabel X dan Y
adalah hubungan sedang atau cukup pada pertanyaan 2, 3, 5, 6, 7, 8,
33
dan 10 yaitu antara > 0,40 - < 0,70. Sedangkan hubungan tinggi pada
pertanyaan 1, dan 9 yaitu > 0,70 - < 0,90. Sengkan hasil uji validitas
sumber informasi dapat disajikan pada tabel 6 yaitu sebagai berikut:
No
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
Tabel 6. Hasil Uji Validitas Sumber Informasi
Sumber
Valid
Tingkat Keeratan Hubungan
Informasi
Variabel X dan Y
S1
0,505*
Hubungan sedang atau cukup
S2
0,780*
Hubungan kuat atau tinggi
S3
0,549*
Hubungan sedang atau cukup
S4
0,505*
Hubungan sedang atau cukup
S5
0,615**
Hubungan sedang atau cukup
S6
0,459 *
Hubungan sedang atau cukup
S7
0,461*
Hubungan sedang atau cukup
S8
0,505*
Hubungan sedang atau cukup
S9
0,789**
Hubungan kuat atau tinggi
S10
0,878**
Hubungan kuat atau tinggi
S11
0,468*
Hubungan sedang atau cukup
S12
0,452*
Hubungan sedang atau cukup
S13
0,535*
Hubungan sedang atau cukup
Pada tabel 6 tingkat keeratan hubungan sumber informasi variabel
X dan Y adalah hubungan sedang atau cukup pada pertanyaan 1, 3, 4,
5, 6, 7, 8, 9, 11, 12, dan 13 yaitu antara > 0,40 - < 0,70. Sedangkan
hubungan rendah pada pertanyaan 2, 9, dan 10 yaitu > 0,70 - < 0,90.
Uji reabilitas dilakukan dengan menggunakan alfa cronbach.
Rumus alfa cronbach adalah sebagai berikut:
 Σσ 2 
r11=  k .1 − 2t 
 k − 1
σt 


Keterangan :
r11
: reabilitas instrumen
k
: banyaknya bulir soal
34
Σσ 2t
: jumlah varians bulir
σ 2t
: Varians total
Standar reabilitasnya adalah jika nilai hitung r lebih besar (>) dari nilai
tabel r (0,444), maka instrumen dinyatakan reliabel (Sambas dan
Maman, 2007).
Berdasarkan hasil uji reabilitas yang dilakukan pada masingmasing instrumen alfa cronbachnya pengetahuan tentang seks
pranikah reabilitas instrumen adalah (0,752), pemahaman tingkat
agama (0,751), peran keluarga (0,768), dan sumber informasi adalah
(0,752) hasilnya lebih dari nilai r tabel
yaitu (>0,6) sehingga
dinyatakan reliabel.
c. Pedoman wawancara
1) Wawancara yaitu wawancara yang mengkombinasikan antara
wawancara tidak terpimpin dan wawancara terpimpin. Meskipun
terdapat unsur kebebasan, tetapi ada pengaruh pembicaraan secara
tegas dan mengarah.
2) Pedoman wawancara terdiri dari 11 pertanyaan dengan topik
berupa perilaku sek pranikah dengan obyek diri sendiri dan orang
lain.
3) Perilaku seks pranikah dapat dikategorikan menjadi 3 kategori
yaitu kategori baik, sedang, dan buruk. Kategori perilaku baik hasil
35
ukurnya (0-3), kategori sedang hasil ukurnya (4-7), dan kategori
buruk hasil ukurnya (8-11).
H. Pengolahan
Data yang telah terkumpul kemudian diolah (editing, coding, entry, dan
tabulating data).
1.
Editing, yaitu memeriksa kelengkapan, kejelasan makna jawaban,
konsistensi maupun kesalahan antar jawaban pada kuesioner.
2. Coding, yaitu memberikan kode-kode untuk memudahkan proses
pengolahan data.
3. Entry, memasukkan data untuk diolah menggunakan komputer.
4. Tabulating, yaitu mengelompokkan data sesuai variabel yang diteliti guna
memudahkan analisis data.
I. Analisis Data
Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1. Analisis univariat
Analisis univariat (analisis presentase) yaitu analisis yang digunakan untuk
mendapatkan gambaran distribusi responden serta menggambarkan
variabel bebas dan variabel terikat.
2. Analisis bivariat
Dilakukan untuk menguji hubungan variabel bebas dan variabel terikat
dengan uji statistik chi square (X2). Syarat uji chi square antara lain
pengamatan harus bersifat independen, dan hanya digunakan data diskrit
36
dan kontinu yang telah dikelompokkan menjadi kategori (Budiarto, 2001).
Sebelum dilakukan uji chi square dilakukan uji normalitas data. Uji
normalitas data merupakan uji keselarasan untuk mengetahui apakah suatu
populasi berdistribusi normal atau tidak. Hal ini merupakan uji
persyaratan, untuk mengetahaui bahwa sampel yang diambil berasal dari
distribusi normal (Budiyono, 2004). Pengujian normalitas menggunakan
metode Kolmogorov Smirnov dengan ketentuan pengambilan keputusan
jika probabilitas > 0,05, maka Ho diterima atau data berdistribusi normal,
sedangkan jika probabilitas < 0,05, maka Ho ditolak atau data tidak
berdistribusi normal (Santoso, 2000). Analisis chi square dilakukan
dengan mengunakan SPSS 15 dengan tingkat signifikan p>0,05 (taraf
kepercayaan 95%). Dasar pengambilan keputusan dengan tingkat
kepercayaan 95% :
a. Jika nilai sig p > 0,05 maka hipotesis penelitian diterima.
b. Jika nilai sig p< 0,05 maka hipotesis penelitian ditolak (Budiarto, 200).
3. Analisis multivariat
Menguji pengaruh beberapa variabel bebas terhadap variabel terikat yaitu
dengan menggunakan analisis regresi ganda (multiple regression). Analisis
regresi ganda digunakan untuk meneliti hubungan antara sebuah variabel
terikat dengan beberapa variabel bebas. Tujuannya adalah untuk
menggunakan nilai-nilai variabel bebas yang diketahui, untuk meramalkan
variabel terikat. Menurut Irianto (2004) beberapa syarat yang harus
dipenuhi dalam regresi ganda adalah:
37
a. Sampel harus diambil
secara acak (random) dari populasi yang
berdistribusi normal
b. Data variabel terikat harus berskala interval atau skala ratio, sedangkan
variabel bebas tidak harus interval atau ratio tetapi bisa juga untuk data
yang berskala lebih rendah.
c. Variabel bebas dengan variabel terikat mempunyai hubungan secara
teoritis, dan melalui perhitungan korelasi sederhana yang dapat diuji
signifkansi hubungan tersebut. Jika tidak mempunyai hubungan
sederhana yang signifikan maka korelasi ganda tidak akan signifikan.
d. Persamaan regresinya harus linier.
Bentuk persamaan regresi ganda variabel bebas k buah adalah sbb:
Y = a +b1 X1 + b2 X2 + b3X3 + .......+ bk Xk
Untuk menghitung koefisien regresinya digunakan persamaan sebanyak
k + 1 buah, yaitu: ∑Y = an + b1 ∑ X2 + b2 ∑ X2 + b3 ∑ X3............+ bk ∑ Xk
∑X1Y = a ∑ X1 + b1 ∑ X21 + b2 ∑ X1 X2 + b3 ∑ X1X3................+ bk ∑ X1Xk
∑X2Y = a ∑ X2 + b1 ∑ X1X2+ b2 ∑ X1 X22 + b3 ∑ X2X3.............+ bk ∑ X2Xk
∑X3Y = a ∑ X3 + b1 ∑ X1X3+ b2 ∑ X2 X 3 + b3 ∑ X2X23............+ bk ∑ X3Xk
∑XkY = a ∑ Xk + b1 ∑ X1Xk+ b2 ∑ X2 X k + b3 ∑ X2Xk................+ bk ∑ X2k
Analisis regresi ganda dilakukan apabila terdapat hubungan yang erat
antara variabel bebas dengan variabel terikat (Irianto A, 2004). Analisis
data dilakukan dengan menggunakan program SPSS versi 15.0. Dasar
pengambilan
keputusan
penerimaan
hipotesis
berdasarkan
tingkat
signifikan (nilai p) sebesar 95%:
38
a. Jika nilai sig p < 0,05 maka hipotesis ditolak.
b. Jika nilai sig p ≥ 0,05 maka hipotesis diterima (Sulaiman W, 2004).
39
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada remaja SMA di Surakarta yang pernah
atau sedang pacaran dengan usia 15-18 tahun. Populasi dalam penelitian ini
adalah remaja SMA N 1, SMA N 2, SMA N 6, SMA Batik 2 Surakarta dan
SMA Warga Surakarta. Gambaran umum pada masing-masing SMA dapat
diuraikan sebagai berikut:
1. SMA Negeri 1 Surakarta
SMA Negeri 1 Surakarta merupakan salah satu SMA Negeri yang
terletak di Kecamatan Banjarsari dan memiliki fasilitas sebanyak 27 kelas.
Kelas X terdiri dari 9 kelas dengan jumlah siswa sebanyak 351 orang,
sedangkan kelas XI terdiri dari 9 kelas yang terdiri dari IPA sebanyak 5
kelas, IPS 4 kelas dan SBI sebanyak 1 kelas dengan jumlah siswa
sebanyak 401 orang. Kelas XII terdiri dari 9 kelas yang terdiri dari IPA
sebanyak 5 kelas, IPS 4 kelas dan SBI sebanyak 1 kelas dengan jumlah
siswa sebanyak 342 orang, sehingga jumlah keseluruhan siswa SMA
Negeri 1 Surakarta sebanyak 1.094 orang.
2. SMA Negeri 2 Surakarta
SMA Negeri 2 Surakarta merupakan salah satu SMA Negeri yang
terletak di Kecamatan Banjarsari dan memiliki fasilitas sebanyak 28 kelas.
Kelas X terdiri dari 9 kelas dengan jumlah siswa sebanyak 348 orang,
40
sedangkan kelas XI terdiri dari 9 kelas yang terdiri dari IPA sebanyak 3
kelas dan IPS sebanyak 6 kelas dengan jumlah siswa sebanyak 369 orang.
Kelas XII terdapat 9 kelas yang terdiri dari IPA sebanyak 3 kelas dan IPS
sebanyak 6 kelas dengan jumlah siswa sebanyak 353 orang, sehingga
jumlah keseluruhan siswa SMA Negeri 2 Surakarta sebanyak 1.070 orang.
3. SMA Negeri 6 Surakarta
SMA Negeri 6 Surakarta merupakan salah satu SMA Negeri yang
terletak di Kecamatan Banjarsari dan memiliki fasilitas sebanyak 24 kelas.
Kelas X terdiri dari 9 kelas dengan jumlah siswa sebanyak 351 orang,
sedangkan kelas XI terdiri dari 9 kelas yang terdiri dari IPA sebanyak 3
kelas, IPS 4 kelas dan Bahasa 2 kelas dengan jumlah siswa sebanyak 261
orang. Kelas XII terdiri dari 8 kelas yang terdiri IPA sebanyak 3 kelas, IPS
4 kelas, dan Bahasa 1 kelas dengan jumlah siswa sebanyak 304 orang,
sehingga jumlah keseluruhan siswa SMA Negeri 6 Surakarta sebanyak
916 orang.
4. SMA Batik 2 Surakarta
SMA Batik 2 Surakarta merupakan salah satu SMA swasta yang
terletak di Kecamatan Laweyan dan memiliki fasilitas sebanyak 24 kelas.
Kelas X terdiri dari 8 kelas dengan jumlah siswa sebanyak 342 orang,
sedangkan kelas XI terdiri dari 8 kelas, IPA sebanyak 2 kelas dan IPS 6
kelas dengan jumlah siswa sebanyak 280 orang. Kelas XII terdiri dari 8
kelas IPA sebanyak 2 kelas dan IPS 6 kelas dengan jumlah siswa sebanyak
41
292 orang, sehingga jumlah keseluruhan siswa SMA Batik 2 Surakarta
sebanyak 914 orang.
5. SMA Warga Surakarta
SMA Warga Surakarta merupakan salah satu SMA Swasta yang
terletak di Kecamatan Banjarsari dan memiliki fasilitas sebanyak 17 kelas.
Kelas X terdiri dari 6 kelas dengan jumlah siswa sebanyak 231 orang,
sedangkan kelas XI terdiri dari 5 kelas yang terdiri dari IPA sebanyak 1
kelas dan IPS 4 kelas dengan jumlah siswa sebanyak 139 orang. Kelas XII
terdiri dari 6 kelas terdiri dari IPA sebanyak 1 kelas dan IPS 4 kelas
dengan jumlah siswa sebanyak 170 orang, sehingga jumlah keseluruhan
siswa SMA Warga Surakarta sebanyak 540 orang.
B. Karakteristik Responden
Responden dalam penelitian ini adalah remaja SMA di Surakarta yang
pernah atau sedang pacaran dengan usia 15-18 tahun, populasi dalam
penelitian ini adalah remaja SMA N 1, SMA N 2, SMA N 6, SMA Batik 2
Surakarta dan SMA Warga Surakarta. Jumlah responden dalam penelitian ini
sebanyak 114 siswa. Hasil analisis karakteristik responden dapat diuraikan
sebagai berikut:
1. Umur
Distribusi umur responden persentase terbesar adalah umur 17
tahun yaitu sebanyak 73 orang (64,0%). Sedangkan persentase terkecil
42
adalah umur 15 tahun yaitu 13 orang (11,4%). Hasil analisis karakteristik
responden disajikan pada tabel 7.
Tabel 7. Gambaran Karakteristik Responden berdasarkan Umur
Umur
15 Tahun
16 Tahun
17 Tahun
Jumlah
Frekuensi
13
28
73
114
Persentase (%)
11,4
24,6
64,0
100
Berdasarkan tabel 7 diketahui bahwa persentase terbesar umur
responden adalah 17 tahun yaitu sebanyak 73 orang (64,0%). Sedangkan
persentase terkecil adalah umur 15 tahun yaitu 13 orang (11,4%).
2. Jenis Kelamin
Distribusi jenis kelamin responden persentase terbesar adalah
perempuan yaitu sebanyak 71 orang (62,3%). Sedangkan persentase
terkecil adalah laki-laki yaitu sebanyak 43 orang (37,7%). Karakteristik
responden berdasarkan jenis kelamin disajikan pada tabel 8.
Tabel 8. Gambaran Karakteristik Responden berdasarkan Jenis
Kelamin
Jenis kelamin
Frekuensi
Persentase (%)
Laki-laki
43
37,7
Perempuan
71
62,3
Jumlah
114
100
Berdasarkan tabel tabel 8 menunjukkan proporsi terbesar adalah
perempuan yaitu 71 orang (62,3%). Sedangkan proporsi terkecil adalah
laki-laki yaitu sebanyak 43 orang (37,7%).
43
3. Pendidikan Orang Tua
Distribusi pendidikan orang tua responden adalah tidak sekolah
yaitu sebanyak 16 orang (14,0%), SD yaitu sebanyak 19 orang (16,7%),
SMP yaitu sebanyak 18 orang (15,%), SMA yaitu sebanyak 44 orang
(38,6%) dan perguruan tinggi yaitu sebanyak 17 orang (14,9%). Proporsi
terbesar pendidikan orang tua adalah SMA. Karakteristik responden
berdasarkan pendidikan orang tua disajikan pada tabel 9.
Tabel 9. Gambaran Karakteristik Responden berdasarkan
Pendidikan Orang Tua
Pendidikan Orang Tua
Tidak Sekolah
SD
SMP
SMA
Perguruan Tinggi
Jumlah
Frekuensi
16
19
18
44
17
114
Persentase (%)
14,0
16,7
15,8
38,6
14,9
100
Berdasarkan tabel 9 menunjukkan bahwa persentase terbesar
pendidikan orang tua
adalah lulusan SMA yaitu 44 orang (38,6%).
Sedangkan yang terendah adalah tidak sekolah yaitu sebanyak 16 orang
(14,0%).
C. Hasil Penelitian
1. Pengetahuan tentang seks pranikah
Hasil penelitian tentang faktor yang mempengaruhi perilaku seks
pranikah pada remaja SMA di Surakarta menunjukkan bahwa kemampuan
remaja dalam memahami dan mengetahui tentang perilaku seks pranikah
dan dampak perilaku seks pranikah dalam kategori baik dengan persentase
44
terbesar yaitu sebanyak 94 orang (82,5%). Sedangkan pengetahuan remaja
yang tidak baik dengan persentase terkecil sebanyak 20 orang (17,5%).
2. Pemahaman tingkat agama
Pemahaman tingkat agama menunjukkan bahwa kemampuan
remaja dalam memahami dan mengetahui tentang agama seperti pacaran
menurut agama, melakukan seks pranikah menurut agama, dan dampak
perilaku seks pranikah menurut agama dalam kategori baik dengan
persentase terbesar yaitu sebanyak 76 orang (66,7%) menjawab dengan
benar. Sedangkan pengetahuan agama yang tidak baik dengan persentase
terkecil yaitu sebanyak 38 orang (33,3%).
3. Sumber informasi
Sumber informasi yang diperoleh remaja tentang perilaku seks
pranikah dengan persentase terbesar sebanyak 73 orang (64,0%), dalam
kategori sedikit (kurang dari atau sama dengan 7) dari sumber-sumber
yang ada, seperti internet, TV, HP, VCD, video porno, teman, radio,
poster, koran, buku bacaan, majalah, dan brosur. Sedangkan informasi
yang diperoleh remaja dalam persentase terkecil yaitu 41 orang (36,0%),
kategori banyak (lebih dari 7), dari sumber-sumber yang ada, seperti
internet, TV, HP, VCD, video porno, teman, radio, poster, koran, buku
bacaan, brosur, majalah, dan sebagainya, yang dapat mempengaruhi
perilaku seks pranikah remaja.
45
4. Peran keluarga
Keadaan keluarga atau situasi keluarga remaja dalam hal
komunikasi dengan orang tua, orang tua yang tidak bercerai, dan remaja
yang tinggal bersama orang tua termasuk dalam kategori baik dengan
persentase terbesar yaitu sebanyak 77 orang (67,5%). Sedangkan kategori
yang tidak baik dengan persentase terkecil yaitu sebanyak 37 orang
(32,5%).
5. Perilaku seks pranikah
Bentuk perilaku seks pranikah remaja SMA di Surakarta adalah
melakukan ciuman bibir sebanyak 93 orang (81,6%), masturbasi sebanyak
23 orang (20,2%), menonton video porno sebanyak 101 orang (88,6%),
dan hubungan seksual sebanyak (5,2%). Perilaku seks pranikah pada
remaja SMA di Surakarta menunjukkan sebagian besar perilaku seks
pranikah remaja dalam kategori baik yaitu sebanyak 50 orang (43,9%),
kategori sedang sebanyak 46 orang (40,4%), dan kategori buruk sebanyak
18 orang (15,8%). Secara ringkas hasil penelitian disajikan pada tabel 10.
46
Tabel 10. Gambaran Karakteristik Responden tentang Faktor yang
Mempengaruhi Perilaku Seks Pranikah pada Remaja SMA di
Surakarta
Variabel
1. Pengetahuan
a. Baik
b. Tidak baik
Jumlah
Frekuensi
Persentase (%)
94
20
114
82,5
17,5
100
2. Pemahaman tingkat agama
a. Baik
b. Tidak baik
Jumlah
76
38
114
66,7
33,3
100
3. Sumber informasi
a. Banyak
b. Sedikit
Jumlah
41
73
114
36,0
64,0
100
4. Peran keluarga
a. Baik
b. Tidak baik
Jumlah
77
37
114
67,5
32,5
100
50
46
18
114
43,9
40,4
15,8
100
5. Perilaku seks pranikah
a. Baik
b. Sedang
c. Buruk
Jumlah
D. Hasil Uji Normalitas
Berdasarkan hasil perhitungan maka diperoleh hasil pengujian
normalitas Kolmogorov Smirnov yang disajikan pada tabel 11 sebagai berikut:
47
Tabel 11. Hasil Uji Normalitas Kolomogorov Smirnov
Variabel
Kolmogorov Smirnov Z
p
Keterangan
Pengetahuan
1,271
0,079
Normal
Pemahaman Agama
1,351
0,052
Normal
Sumber Informasi
1,356
0,051
Normal
Keluarga
1,311
0,064
Normal
Perilaku Seks Pranikah
1,266
0,081
Normal
Berdasarkan
hasil
pengujian
normalitas
dengan
menggunakan
kolmogorov smirnov di atas diketahui bahwa untuk variabel pengetahuan
diperoleh nilai probabilitas (p) adalah 0,079 > 0,05, variabel pemahaman
agama diperoleh nilai probabilitas (p) adalah 0,052 > 0,05, variabel sumber
informasi diperoleh nilai probabilitas (p) adalah 0,051 > 0,05, variabel
keluarga diperoleh nilai probabilitas (p) adalah 0,064 > 0,05, dan variabel
perilaku seks pranikah diperoleh nilai probabilitas (p) adalah 0,081 > 0,05;
sehingga Ho diterima, artinya data berdistribusi normal.
E. Hasil Analisis Hubungan
1. Hubungan antara pengetahuan dengan perilaku seks pranikah
Hubungan antara pengetahuan dengan perilaku seks pranikah pada
remaja
SMA
di
Surakarta
menunjukkan
bahwa
remaja
yang
pengetahuannya baik dengan perilaku seks pranikah yang baik sebanyak
45 orang (39,5%), lebih tinggi dari pada perilaku seks pranikah yang
sedang yaitu sebanyak 38 orang (33,3%), dan yang buruk yaitu 11 orang
(9,6%). Sedangkan yang pengetahuannya tidak baik dengan perilaku seks
48
pranikah yang baik sebanyak 5 orang (4,4%) lebih rendah dibandingkan
dengan perilaku seks pranikah yang buruk yaitu sebanyak 7 orang (6,1%)
dan yang sedang sebanyak 8 orang (7,0%). Hal ini disajikan pada tabel 12
yaitu sebagai berikut:
Tabel 12. Distribusi Hubungan Pengetahuan dengan Perilaku Seks
Pranikah pada Remaja SMA di Surakarta
Pengetahuan
Baik
Tidak baik
Jumlah
Perilaku Seks Pranikah
Jumlah
Baik
Sedang
Buruk
Frek % Frek % Frek % Frek
%
45
39,5 38
33,3 11
9,6
94
82,5
5
4,4
8
7,0
7
6,1
20
17,5
50
43,9 46
40,4 18
15,8 114
100
2. Hubungan antara pemahaman tingkat agama dengan perilaku seks
pranikah
Hubungan antara pemahaman tingkat agama dengan perilaku seks
pranikah pada remaja SMA di Surakarta menunjukkan bahwa remaja yang
pemahaman tingkat agamanya baik dengan perilaku seks pranikah yang
baik sebanyak 42 orang (36,8%) lebih tinggi daripada perilaku seks
pranikah yang sedang yaitu 26 orang (22,8%), dan yang buruk yaitu 8
orang (7,0%). Sedangkan remaja yang pemahaman tingkat agamanya
tidak baik dengan perilaku seks pranikah yang baik yaitu 8 orang (7,0%)
lebih rendah dibandingkan dengan perilaku seks pranikah yang buruk yaitu
10 orang (8,8%), dan yang sedang yaitu 20 orang (17,5%). Hal ini
disajikan pada tabel 13 yaitu sebagai berikut:
49
Tabel 13. Distribusi Hubungan Pemahaman Tingkat Agama dengan
Perilaku Seks Pranikah pada Remaja SMA di Surakarta
Pemahaman
Tingkat
Agama
Baik
Tidak baik
Jumlah
Perilaku Seks Pranikah
Baik
Sedang
Buruk
Jumlah
Frek % Frek % Frek % Frek
42
36,8 26
22,8
8
7,0
66
8
7,0
20
17,5 10
8,8
33
50
43,9 46
40,4 53
15,8 114
%
66,7
33,3
100
3. Hubungan antara sumber informasi dengan perilaku seks pranikah
Hubungan antara sumber informasi dengan perilaku seks pranikah
pada remaja SMA di Surakarta menunjukkan bahwa remaja yang sumber
informasinya sedikit dengan perilaku seks pranikah yang baik sebanyak 39
orang (34,2%) lebih tinggi daripada perilaku seks pranikah yang sedang
yaitu sebanya 25 orang (21,9%), dan yang buruk yaitu 9 orang (7,9%).
Sedangkan remaja yang sumber informasinya banyak dengan perilaku seks
pranikah yang baik sebanyak 11 orang (9,6%) lebih rendah dibandingkan
dengan perilaku seks pranikah yang sedang yaitu 21 orang (18,4%). Hal
ini disajikan pada tabel 14 yaitu sebagai berikut:
Tabel 14. Distribusi Hubungan Sumber Informasi dengan Perilaku
Seks Pranikah pada Remaja SMA di Surakarta
Sumber
Informasi
Banyak
Sedikit
Jumlah
Perilaku Seks Pranikah
Jumlah
Baik
Sedang
Buruk
Frek % Frek % Frek % Frek
%
11
9,6
21
18,4
9
7,9
41
36,0
39
34,2 25
21,9
9
7,9
73
64,0
50
43,9 46
40,4 18
15,8 114
100
50
4. Hubungan antara peran keluarga dengan perilaku seks pranikah
Hubungan antara peranan keluarga dengan perilaku seks pranikah
pada remaja SMA di Surakarta menunjukkan remaja yang kondisi
keluarganya baik dengan perilaku seks pranikah yang baik yaitu sebanyak
47 orang (41,2%) lebih tinggi daripada perilaku seks pranikah yang sedang
yaitu 24 orang (21,1%), dan yang buruk yaitu 6 orang (5,3%). Sedangkan
peranan keluarganya yang tidak baik dengan perilaku seks pranikah yang
baik yaitu sebanyak 3 orang (2,6%), lebih rendah dibandingkan dengan
perilaku seks pranikah yang sedang yaitu 24 orang (21,1%), dan yang
buruk yaitu 12 orang (10,5%). Hal ini disajikan pada tabel 15 yaitu sebagai
berikut:
Tabel 15. Distribusi Hubungan Keluarga dengan Perilaku Seks
Pranikah pada Remaja SMA di Surakarta
Keluarga
Baik
Tidak baik
Jumlah
Perilaku Seks Pranikah
Jumlah
Baik
Sedang
Buruk
Frek % Frek % Frek % Frek
%
47
41,2 24
21,1
6
5,3
67
67,5
3
2,6
22
19,3 12
10,5 37
32,5
50
43,9 46
40,4 18
15,8 114
100
F. Hasil Analisis Bivariat
Analisis data dilakukan dengan uji Chi Square (χ2) untuk menguji
hubungan variabel bebas dan variabel terikat pada kelima variabel
pengetahuan, pemahaman tingkat agama, media, dan keluarga menunjukkan
berhubungan secara signifikan. Pengetahuan berhubungan dengan perilaku
seks pranikah remaja (pvalue = 0,022 < 0,05), pemahaman tingkat agama
berhubungan dengan perilaku seks pranikah remaja, (pvalue = 0,002 < 0,05),
51
sumber informasi berhubungan dengan perilaku seks pranikah remaja (pvalue =
0,022 < 0,05), dan peranan keluarga berhubungan dengan perilaku seks
pranikah remaja (pvalue = 0,000 < 0,05). Pengujian ini dilakukan dengan
menggunakan bantuan program komputer SPSS 15.0 for windows, adapun
hasilnya disajikan pada tabel 16 yaitu sebagai berikut:
Tabel 16. Ringkasan Hasil Uji Chi Square
Variabel
Pengetahuan
Pemahaman Agama
Sumber Informasi
Keluarga
Nilai χ2
p-value
Keterangan
7,637
0,022
H0 ditolak
12,890
0,002
H0 ditolak
7,648
0,022
H0 ditolak
30,531
0,000
H0 ditolak
Berdasarkan hasil analisis data yang dilakukan untuk mengetahui
beberapa pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat pada remaja dapat
dilanjutkan dengan menggunakan analisis regresi ganda. Masing-masing
variabel yang dapat dilakukan dengan analisis regresi ganda adalah
pengetahuan, pemahaman tingkat agama, peranan keluarga, dan sumber
informasi
G. Hasil Analisis Multivariat
Pengujian dilakukan dengan analisis regresi ganda (Multiple Regresion)
pada kelima variabel menunjukkan pengaruh (pvalue = 0,000 < 0,05). Pada
variabel peranan keluarga terhadap perilaku seks pranikah pada remaja SMA
di Surakarta menunjukkan nilai koefisien (-0,394) yang paling tinggi
dibandingkan
dengan
nilai
koefisien
variabel
pengetahuan
(-0,129),
52
pemahaman tingkat agama (-0,315), dan sumber informasi (0,201), sehingga
variabel peranan keluarga mempunyai pengaruh yang tinggi terhadap perilaku
seks pranikah pada remaja SMA di Surakarta. Adapun hasilnya disajikan pada
tabel 17 yaitu sebagai berikut:
Tabel 17. Ringkasan Hasil Uji Regresi Ganda (Multiple Regresiaon)
Variabel
Coefficients
p-value
Keterangan
Pengetahuan
-0,129
0,000
H0 ditolak
Pemahaman Agama
-0,315
0,000
H0 ditolak
Sumber Informasi
0,201
0,000
H0 ditolak
Keluarga
-0,394
0,000
H0 ditolak
Bentuk persamaan regresi ganda variabel bebas k buah adalah sbb:
Y = a +b1 X1 + b2 X2 + b3X3 + .......+ bk Xk
Y= 10,041 - 0,129X1 - 0,315X2 + 0,201X3 - 0,394X4
R=91%
Konstanta= 10,041
Variabel pengetahuan, pemahaman tingkat agama, sumber informasi,
dan peran kelurga mempengaruhi perilaku seks pranikah remaja yaitu sebesar
(91%) sedangkan sebesar (9%) dipengaruhi oleh faktor yang lain. Jika tidak
ada dukungan pengetahuan, pemahaman tingkat agama sumber informasi, dan
peran keluarga maka perilaku seks pranikah akan meningkat sebesar 10 kali
lipat untuk melakukan seks pranikah dan sebaliknya.
53
1. Pengetahuan
Tabel 17 menunjukkan pengaruh masing-masing variabel yaitu
pengetahuan dengan perilaku seks pranikah mempunyai hubungan yang
signifikan yaitu nilai
p-value (0,000) dengan nilai koefisien (-0,129).
Berdasarkan hasil tersebut dapat dinyatakan bahwa semakin baik
pengetahuan remaja tentang seks pranikah, maka perilaku seks pranikah
remaja semakin baik dan sebaliknya. Setiap ada peningkatan pengetahuan
sebesar (0,129) maka terjadi penurunan perilaku seks pranikah sebesar
(0,129) dan sebaliknya.
2. Pemahaman tingkat agama
Pemahaman tingkat agama dengan perilaku seks pranikah
mempunyai hubungan yang signifikan yaitu nilai p-value (0,000) dengan
nilai koefisien (-0,315). Berdasarkan hasil tersebut dapat dinyatakan
bahwa semakin baik pemahaman tingkat agama, maka perilaku seks
pranikah remaja semakin baik dan sebaliknya. Setiap ada peningkatan
pemahaman tingkat agama sebesar (0,315) maka terjadi penurunan
perilaku seks pranikah sebesar (0,315) dan sebaliknya.
3. Sumber informasi
Sumber informasi dengan perilaku seks pranikah mempunyai
hubungan yang signifikan yaitu nilai p-value (0,000) dengan nilai
koefisien (0,201). Berdasarkan hasil tersebut dapat dinyatakan bahwa
semakin sedikit sumber informasi yang diperoleh remaja tentang seks
pranikah, maka perilaku seks pranikah remaja semakin baik dan
54
sebaliknya. Setiap ada peningkatan sumber informasi sebesar (0,201)
maka terjadi kenaikan perilaku seks pranikah sebesar (0,201) dan
sebaliknya.
4. Peran keluarga
Peran keluarga dengan perilaku seks pranikah mempunyai
hubungan yang signifikan yaitu nilai p-value (0,000) dengan nilai
koefisien (-0,394). Berdasarkan hasil tersebut dapat dinyatakan bahwa
semakin tinggi peran keluarga pada remaja, maka perilaku seks pranikah
remaja semakin baik dan sebaliknya. Setiap ada peningkatan peran
keluarga sebesar (0,394) maka terjadi penurunan perilaku seks pranikah
sebesar (0,394) dan sebaliknya.
55
BAB V
PEMBAHASAN
A. Karakteristik Responden
Responden dalam penelitian ini adalah remaja SMA di Surakarta yang
pernah atau sedang pacaran dengan usia 15-18 tahun, populasi dalam
penelitian ini adalah remaja SMA N 1, SMA N 2, SMA N 6, SMA Batik 2
Surakarta, dan SMA Warga Surakarta. Jumlah responden dalam penelitian ini
sebanyak 114 siswa. Berdasarkan Tabel 7 persentase terbesar umur responden
adalah 17 tahun yaitu sebanyak 73 orang (64,0%).
Menurut sarwono (2007), peran gender adalah bagian dari peran sosial
pula dan tidak hanya ditentukan oleh jenis kelamin orang yang bersangkutan,
tetapi oleh lingkungan dan faktor-faktor lainnya. Berdasarkan jenis kelamin
persentase terbesar adalah perempuan yaitu sebanyak 71 orang (62,3%). Pada
kehidupan psikologis remaja, perkembangan organ seksual mempunyai
pengaruh kuat dalam minat remaja terhadap lawan jenis. Terjadinya
peningkatan perhatian remaja terhadap lawan jenis dipengaruhi oleh faktor
perubahan-perubahan fisik selama periode pubertas (Santrock, 2003). Remaja
perempuan lebih memperlihatkan bentuk tubuh yang menarik bagi remaja
laki-laki, demikian pula remaja pria tubuhnya menjadi lebih kekar yang
menarik bagi remaja perempuan (Rumini dan Sundari, 2004).
56
Berdasarkan tabel 9 pendidikan orang tua responden terbanyak adalah
lulusan SMA, sedangkan yang terendah adalah tidak sekolah. Menurut
Sarwono (2007), beberapa kasus pada remaja dikarenakan faktor pendidikan
orang tua, usia orang tua, gangguan emosional orang tua, dan faktor sosial
ekonomi. Orang tua, dan tokoh masyarakat dalam memberikan informasi
tentang kesehatan reproduksi kecil, kecilnya peranan orang tua, juga
pengetahuan orang tua sendiri tentang kesehatan reproduksi juga masih
rendah. Hal tersebut berdampak pada remaja karena mereka akan mencari
informasi tentang seks pranikah kepada orang lain dan dapat mengakibatkan
informasi yang mereka peroleh tidak tepat (Prayitno, 2008). Menurut Sarwono
(2007), tanpa adanya pengetahuan yang cukup pada remaja maka isu-isu yang
tidak benar tentang seks pranikah akan berkembang.
B. Analisis Bivariat (Hubungan)
Analisis data dilakukan dengan uji Chi Square (χ2) untuk menguji
hubungan variabel bebas
dan variabel terikat pada kelima variabel
pengetahuan, pemahaman tingkat agama, media, dan peranan keluarga
menunjukkan berhubungan secara signifikan. Pengetahuan berhubungan
dengan perilaku seks pranikah remaja (pvalue = 0,022 < 0,05), pemahaman
tingkat agama berhubungan dengan perilaku seks pranikah remaja, (pvalue =
0,002 < 0,05), sumber informasi berhubungan dengan perilaku seks pranikah
remaja (pvalue = 0,022 < 0,05), dan peranan keluarga berhubungan dengan
perilaku seks pranikah remaja (pvalue = 0,000 < 0,05).
57
1. Hubungan pengetahuan dengan perilaku seks pranikah pada remaja
Pengetahuan berhubungan dengan perilaku seks pranikah remaja
(pvalue = 0,022 < 0,05). Menurut Notoatmodjo (2003), pengetahuan
merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan
pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengetahuan yang baik
didukung oleh tingkat pengetahuan orang tua yang baik dalam
memberikan informasi tentang seks pranikah (Hurlock, 2004).
Menurut Syafrudin (2008), pengetahuan yang setengah-setengah
justru lebih berbahaya dari pada tidak tahu sama sekali. Pembentukan
pengetahuan sendiri dipengaruhi oleh faktor internal yaitu cara individu
dalam menanggapi pengetahuan tersebut dan eksternal yang merupakan
stimulus untuk mengubah pengetahuan tersebut menjadi lebih baik lagi.
Menurut Prayitno (2008), pengetahuan yang baik adalah responden
memahami dan mengerti tentang seks pranikah.
2. Hubungan pemahaman tingkat agama dengan perilaku seks pranikah
pada remaja
Pemahaman tingkat agama berhubungan dengan perilaku seks
pranikah remaja, (pvalue = 0,002 < 0,05). Berdasarkan hasil penelitian
Kresnawati (2007), ada hubungan positif antara kecerdasan spiritual
dengan kemampuan pemecahan masalah pada remaja.
Hasil analisis
deskriptif diperoleh bahwa pemahaman tingkat agama menunjukkan
bahwa kemampuan remaja dalam memahami dan mengetahui tentang
58
agama seperti pacaran menurut agama, melakukan seks pranikah menurut
agama, dan dampak perilaku seks pranikah menurut agama dalam kategori
baik sebanyak 76 orang (66,7%). Sedangkan kategori tidak baik sebanyak
38 orang (33,3%). Pemahaman tingkat agama yang baik pada remaja
SMA di Surakarta didukung oleh pendidikan agama yang cukup dari
keluarga, sekolah, dan lingkungan masyarakat, dimana pendidikan agama
selalu diberikan di sekolah sejak SD yang dimasukkan ke dalam pelajaran
kurikulum agama.
Pemahaman agama yang baik akan menumbuhkan perilaku yang
baik. Remaja memerlukan kemampuan pemecahan masalah yang baik,
sehingga remaja mampu menyelesaikan masalah mereka dengan efektif.
Orang tua perlu memberikan bekal materi, intelektual yang berupa
pendidikan formal, serta bekal spiritual yang berupa pendidikan agama
bagi remaja. Pemahaman tingkat agama yang baik menghasilkan tauhid
dan kepercayaan terhadap remaja untuk menghindari perilaku yang
menyimpang.
Berdasarkan hasil penelitian Adawiyah (2007), ada perbedaan yang
sangat signifikan antara perilaku dengan hubungan seksual pranikah antara
remaja yang religiusitasnya tinggi dengan remaja yang religiusitasnya
rendah. Remaja yang religiusitasnya tinggi menunjukkan perilaku terhadap
hubungan seksual pranikah rendah (menolak), sedangkan remaja yang
religiusitasnya rendah menunjukkan perilaku terhadap hubungan seksual
pranikah tinggi (menerima).
59
3. Hubungan sumber informasi dengan perilaku seks pranikah pada
remaja
Sumber informasi berhubungan dengan perilaku seks pranikah
remaja (pvalue = 0,022 < 0,05). Sumber informasi remaja SMA di Surakarta
yang diperoleh tentang perilaku seks pranikah sebanyak 73 orang (64,0%),
dalam kategori sedikit (kurang dari atau sama dengan 7) dari sumbersumber yang ada seperti internet, TV, HP, VCD, video porno, teman,
radio, poster, koran, buku bacaan, majalah, dan brosur. Sedangkan sumber
informasi yang diperoleh remaja yaitu 41 orang (36,0%), dalam kategori
banyak yaitu (lebih dari 7) dari sumber-sumber yang ada seperti internet,
TV, HP, VCD, video porno, teman, radio, poster, koran, buku bacaan,
majalah, dan brosur yang dapat mempengaruhi perilaku seks pranikah
remaja. Berdasarkan hasil yang diperoleh remaja SMA di Surakarta
menonton video porno sebanyak (88,6%), remaja memperoleh informasi
tersebut lebih banyak dari handpone dan internet. Biasanya mereka
menonton bersama teman-temannya di sekolah dan di luar rumah. Sumber
informasi yang diperoleh remaja lebih banyak diperoleh dari luar seperti
internet, teman dan media dari pada orang tuanya.
Seringkali
remaja
merasa
bahwa
orang
tuanya
menolak
membicarakan masalah kesehatan reproduksi sehingga mereka kemudian
mencari alternatif sumber informasi lain seperti teman atau media massa
(Syafrudin, 2008). Remaja sering kali disuguhi majalah, film, acara
televisi, lagu, iklan, dan produk-produk yang berdaya khayal dan
60
mengandung pesan ke arah seksual yang merupakan pelengkap konsep
realita masyarakat yang dikenal dengan pornografi, merangsang gairah
seksual, mendorong orang gila seks, meruntuhkan nilai-nilai moral. Hasil
studi Pustaka Komunikasi FISIP UI (2005), menunjukkan bahwa
ketersediaan dan kemudahan menjangkau produk media pornografi
merupakan faktor stimulan utama bagi remaja untuk melakukan perilaku
seksual pranikah.
Beberapa kajian menunjukkan bahwa remaja sangat membutuhkan
informasi mengenai persoalan seksual dan reproduksi. Remaja seringkali
memperoleh informasi yang tidak akurat mengenai kesehatan reproduksi
dari teman-teman mereka, bukan dari petugas kesehatan, guru atau orang
tua (Saifuddin dan Hidayana, 1999). Teman-teman yang tidak baik
berpengaruh terhadap munculnya perilaku seks menyimpang (Hady,
2009). Sehingga informasi yang baik dan akurat diperlukan oleh remaja
untuk menghindari pengaruh buruk yang dapat menimbulkan perilaku
seksual yang menyimpang (Anonim, 2009).
4. Hubungan peran keluarga dengan perilaku seks pranikah pada
remaja
Peran keluarga berhubungan dengan perilaku seks pranikah remaja
(pvalue = 0,000 < 0,05). Keadaan keluarga atau situasi keluarga terhadap
remaja SMA di Surakarta dalam hal komunikasi dengan orang tua, orang
tua yang tidak bercerai, dan remaja tinggal bersama orang tua termasuk
61
dalam kategori baik yaitu sebanyak 77 orang (67,5%). Sedangkan yang
tidak baik yaitu sebanyak 37 orang (32,5%). Orang tua adalah tokoh
penting dalam perkembangan identitas remaja. Orang tua dapat
membangun hubungan dan merupakan sistem dukungan ketika remaja
menjajaki suatu dunia sosial yang lebih luas dan lebih kompleks.
Hubungan orang tua yang harmonis akan menumbuhkan
kehidupan emosional yang optimal terhadap perkembangan kepribadian
remaja dan sebaliknya, orang tua yang sering bertengkar akan
menghambat komunikasi dalam keluarga, dan remaja akan melarikan diri
dari keluarga. Keluarga yang tidak lengkap misalnya karena perceraian,
kematian, dan keluarga dengan keadaan ekonomi yang kurang, dapat
mempengaruhi perkembangan jiwa remaja.
Dalam hal komunikasi orang tua dengan remaja, remaja seringkali
merasa tidak nyaman atau tabu untuk membicarakan masalah seksualitas
dan kesehatan reproduksinya (Syafrudin, 2008). Remaja lebih senang
menyimpan dan memilih jalannya sendiri tanpa berani mengungkapkan
kepada orang tua. Hal ini disebabkan karena ketertutupan orang tua
terhadap anak terutama masalah seks yang dianggap tabu untuk
dibicarakan serta kurang terbukanya anak terhadap orang tua karena anak
merasa takut untuk bertanya (Dhede, 2002).
Komunikasi antara orang tua dengan remaja dikatakan berkualitas
apabila kedua belah pihak memiliki hubungan yang baik dalam arti bisa
saling memahami, saling mengerti, saling mempercayai dan menyayangi
62
satu sama lain, sedangkan komunikasi yang kurang berkualitas
mengindikasikan kurangnya perhatian, pengertian, kepercayaan dan kasih
sayang di antara keduanya (Hopson, 2002). Magdalena (2000) juga
mengemukakan bahwa komunikasi yang menguntungkan kedua belah
pihak, dalam hal ini antara orang tua dengan remaja adalah komunikasi
yang timbal balik, ada keterbukaan, spontan dan ada feedback dari kedua
pihak antara orang tua dan remaja.
Orang tua dalam memberikan informasi kesehatan reproduksi
kecil, kecilnya peranan orang tua untuk memberikan informasi kesehatan
reproduksi dan seksualitas disebabkan oleh rendahnya pengetahuan orang
tua mengenai kesehatan reproduksi serta masih menganggap tabu
membicarakan tentang kesehatan reproduksi. Apabila orang tua merasa
meiliki pengetahuan yang cukup mendalam tentang kesehatan reproduksi,
remaja lebih yakin dan tidak merasa canggung untuk membicarakan topik
yang berhubungan dengan masalah seks pranikah (Hurlock, 2004).
Ketidaktahuan orang tua tentang kesehatan reproduksi, atau tidak
mengerti konsep pendidikan seks, remaja dapat mencari informasi di luar
rumah yang justru sering mengarahkan mereka pada solusi yang
menjerumuskan. Keluarga yang mengabaikan pengawasan terhadap media
informasi, remaja dapat dengan mudah meniru perilaku-perilaku yang
menyimpang (Hady, 2009). Peran orang tua sangat diperlukan dalam
memberikan informasi dan bimbingan tentang seksualitas kepada anak
remajanya.
63
C. Analisis Multivariat (pengaruh)
Persamaan regresi ganda variabel bebas k buah adalah sbb:
Y = a +b1 X1 + b2 X2 + b3X3 + .......+ bk Xk
Y= 10,041 - 0,129X1 - 0,315X2 + 0,201X3 - 0,394X4
R=91%
Konstanta= 10,041
Masing-masing variabel pengetahuan, pemahaman tingkat agama,
sumber informasi, dan peran kelurga mempengaruhi perilaku seks pranikah
remaja yaitu sebesar (91%). Sedangkan sebesar (9%) dipengaruhi oleh faktor
yang lain. Jika tidak ada dukungan pengetahuan, pemahaman tingkat agama
sumber informasi, dan peran keluarga maka perilaku seks pranikah akan
meningkat sebesar 10 kali lipat untuk melakukan seks pranikah. Menurut
Suryoputro (2006), faktor lain yang dapat mempengaruhi perilaku seksual
pranikah remaja adalah teman sebaya, aspek-aspek kesehatan reproduksi,
sikap terhadap layanan kesehatan seksual dan reproduksi, perilaku, kerentanan
yang dirasakan terhadap resiko, kesehatan reproduksi, gaya hidup,
pengendalian diri, aktifitas sosial, rasa percaya diri, usia, status perkawinan,
sosial-budaya, nilai dan norma sebagai pendukung sosial untuk perilaku
tertentu (Suryoputro, et al. 2006).
1. Pengetahuan tentang seks pranikah
Berdasarkan hasil p-value (0,000) dengan nilai koefisien (-0,129)
dapat dinyatakan bahwa semakin tinggi pengetahuan remaja tentang
kesehatan reproduksi, maka perilaku seks pranikah remaja semakin baik
64
dan sebaliknya. Setiap ada peningkatan pengetahuan sebesar (0,129) maka
terjadi penurunan perilaku seks pranikah sebesar (0,129) dan sebaliknya.
Menurut Amrillah (2006), semakin tinggi pengetahuan kesehatan
reproduksi yang dimiliki remaja maka semakin rendah perilaku seksual
pranikahnya,
sebaliknya
semakin
rendah
pengetahuan
kesehatan
reproduksi yang dimiliki remaja maka semakin tinggi perilaku seksual
pranikahnya
Pengetahuan
dipengaruhi
oleh
tingkat
pendidikan,
umur,
pengalaman, pekerjaan, pendapatan, budaya, dan pergaulan. Pengetahuan
yang tidak tepat, pengharapan yang tidak realistis, harga diri yang rendah,
takut tidak berhasil atau pesimis, menunjukan bahwa remaja memiliki
kepribadian yang belum matang dan emosi yang labil, sehingga mudah
terpengaruh melakukan hal-hal negatif, seperti melakukan hubungan seks
pranikah. Pengetahuan seksualitas yang baik dapat menjadikan remaja
memiliki tingkah laku seksual yang sehat dan bertanggung jawab.
Pemahaman yang keliru mengenai seksualitas pada remaja
menjadikan mereka mencoba untuk bereksperimen mengenai masalah seks
tanpa menyadari bahaya yang timbul dari perbuatannya, dan ketika
permasalahan yang ditimbulkan oleh perilaku seksnya mulai bermunculan,
remaja takut untuk mengutarakan permasalahan tersebut kepada orang tua.
Menurut Sarwono (2003), manfaat pengetahuan seksualitas adalah:
a) mengerti tentang perbedaan kesehatan reproduksi antara pria dan wanita
dalam keluarga, pekerjaan dan seluruh kehidupan yang selalu berubah dan
65
berbeda dalam tiap masyarakat dan kebudayaan, b) mengerti tentang
peranan kesehatan reproduksi dalam kehidupan manusia, dan keluarga, c)
mengembangkan pengertian tentang diri sendiri sehubungan dengan fungsi
dan kebutuhan seks, d) membantu untuk mengembangkan kepribadian
sehingga remaja mampu untuk mengambil keputusan yang bertanggung
jawab. Pengetahuan kesehatan reproduksi yang diterima oleh remaja dari
sumber yang benar dapat menjadikan faktor untuk memberikan dasar yang
kuat bagi remaja dalam menyikapi segala perilaku seksual yang semakin
menuju kematangan (Miqdad, 2001).
Pengetahuan kesehatan reproduksi dapat menjadikan remaja
memiliki sikap dan tingkah laku seksual yang sehat dan bertanggung
jawab (Saringedyanti, 1999).
2. Pemahaman tingkat agama
Berdasarkan hasil (pvalue = 0,000 < 0,05) dengan nilai koefisien
(-0,315) dapat dinyatakan bahwa semakin tinggi pemahaman tingkat
agama, maka perilaku seks pranikah remaja semakin rendah dan
sebaliknya. Setiap ada peningkatan pemahaman tingkat agama sebesar
(0,315) maka terjadi penurunan perilaku seks pranikah sebesar (0,315) dan
sebaliknya.
Berdasarkan hasil penelitian Idayanti (2002), menyimpulkan
bahwa ada hubungan negatif yang sangat signifikan antara religiusitas
dengan perilaku seksual remaja yang sedang pacaran, di mana semakin
tinggi religiusitas maka perilaku seksual semakin rendah, dan sebaliknya.
66
Pemahaman tingkat agama mempunyai pengaruh terhadap perilaku seks
pranikah remaja, orang yang agamanya baik maka akan memiliki rasa
takut untuk melakukan perbuatan yang bertentangan dan dilarang dalam
agamanya (Putri, 2007 ). Dalam agama dijelaskan bahwa janganlah kamu
mendekati zina, sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji
dan suatu jalan yang buruk. MUI menyatakan bahwa menerapkan hukum
zina sebagai solusi untuk memberantas seks bebas (Siradj, 2002).
Seseorang yang memiliki pemahaman tingkat agama yang tinggi
berpengaruh terhadap perilaku remaja untuk tidak melakukan hal-hal yang
dilarang oleh agama.
3. Sumber informasi
Berdasarkan hasil (pvalue = 0,000 < 0,05) dengan nilai koefisien
(0,201) dapat dinyatakan bahwa semakin sedikit sumber informasi yang
diperoleh remaja tentang seks pranikah, maka perilaku seks pranikah
remaja semakin baik dan sebaliknya. Setiap ada peningkatan sumber
informasi sebesar (0,201) maka terjadi kenaikan perilaku seks pranikah
sebesar (0,201) dan sebaliknya. Remaja akan terhindar dari keterlibatan
dengan seks pranikah, jika remaja dapat membicarakan masalah seks
dengan orang tuanya. Artinya, orang tua menjadi pendidik seksualitas bagi
anak remajanya (Syafrudin, 2008).
Menurut Rohmahwati (2008), paparan media massa, baik cetak
(koran, majalah, buku-buku porno) maupun elektronik (TV, VCD,
Internet), mempunyai pengaruh terhadap remaja untuk melakukan
67
hubungan seksual pranikah. Pengetahuan tentang kesehatan reproduksi
yang diperoleh remaja dari media massa belum digunakan untuk pedoman
perilaku seksual yang sehat dan bertanggung jawab. Justru paparan
informasi seksualitas dari media massa (baik cetak maupun elektronik)
yang cenderung bersifat pornografi dan pornoaksi dapat menjadi referensi
yang tidak mendidik bagi remaja. Remaja yang sedang dalam periode
ingin tahu dan ingin mencoba, akan meniru apa yang dilihat atau
didengarnya dari media massa tersebut. Maka dari itu sumber informasi
yang baik dan bertanggung jawab diperlukan oleh remaja, agar remaja
tidak salah dalam mendapatkan sumber informasi.
4. Peran keluarga
Berdasarkan hasil (pvalue = 0,000 < 0,05) dengan nilai koefisien
(-0,394) dapat dinyatakan bahwa semakin tinggi peran keluarga pada
remaja, maka perilaku seks pranikah remaja semakin baik dan sebaliknya.
Setiap ada peningkatan peran keluarga sebesar (0,394) maka terjadi
penurunan perilaku seks pranikah sebesar (0,394) dan sebaliknya.
Menurut Soetjiningsih (2006), bahwa makin baik hubungan orang tua
dengan anak remajanya, makin baik perilaku seksual pranikah remaja.
Hubungan orang tua remaja, mempunyai pengaruh terhadap perilaku
seksual pranikah remaja. Remaja yang melakukan hubungan seksual
sebelum menikah banyak diantaranya berasal dari keluarga yang bercerai
atau pernah cerai, keluarga dengan banyak konflik dan perpecahan
(Kinnaird, 2003). Berdasarkan hasil penelitian SMA di Surakarta remaja
68
yang melakukan hubungan seksual pranikah sebanyak (5,2%) dan
mayoritas remaja melakukan hubungan seksual tersebut di luar rumah.
Dalam hal ini peran orang tua sangat dibutuhkan remaja untuk
menghindari perilaku seksual pranikah.
Peran orang tua sangat besar pengaruhnya terhadap remaja. Remaja
dalam
keluarga
yang
bercerai
lebih
menunjukkan
penyesuaian
dibandingkan dengan keluarga remaja yang utuh dengan kehadiran orang
tuanya. Orang tua yang sibuk, kualitas pengasuhan yang buruk, dan
perceraian orang tua, remaja dapat mengalami depresi, kebingungan, dan
ketidakmantapan emosi yang menghambat mereka untuk tanggap terhadap
kebutuhan remaja sehingga remaja dapat dengan mudah terjerumus pada
perilaku yang menyimpang seperti seks pranikah (Santrock, 2005).
Konflik orang tua dengan remaja yang tarafnya sedang-sedang saja
berperan sebagai fungsi perkembangan positif yang meningkatkan
otonomi dan identitas. Sedangkan konflik berat menghasilkan berbagai
hasil dampak yang negatif yang dapat mengganggu jiwa remaja sehingga
dapat melakukan perilaku yang menyimpang seperti pergaulan bebas
(Santock, 2002). Orang tua dalam memberikan informasi tentang seks
pranikah kecil, kecilnya peranan orang tua untuk memberikan informasi
kesehatan reproduksi dan seksualitas disebabkan oleh rendahnya
pengetahuan orang tua mengenai kesehatan reproduksi serta masih
menganggap tabu membicarakan tentang seks pranikah. Apabila orang tua
merasa meiliki pengetahuan yang cukup mendalam tentang kesehatan
69
reproduksi, remaja
lebih yakin dan tidak merasa canggung untuk
membicarakan topik yang berhubungan dengan masalah seks pranikah
(Hurlock, 2004). Sehingga dibutuhkan komunikasi yang baik antara orang
tua dengan remaja untuk membicarakan masalah seks pranikah.
70
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Ada pengaruh secara signifikan antara pengetahuan terhadap perilaku seks
pranikah pada remaja SMA di Surakarta.
2. Ada pengaruh secara signifikan antara sumber informasi terhadap perilaku
seks pranikah pada remaja SMA di Surakarta.
3. Ada pengaruh secara signifikan antara tingkat pemahaman agama
(religiusitas) terhadap perilaku seks pranikah pada remaja SMA di
Surakarta.
4. Ada pengaruh secara signifikan antara peranan keluarga terhadap perilaku
seks pranikah pada remaja SMA di Surakarta.
B. Saran
1. Bagi Sekolah
Penelitian ini dapat dijadikan pertimbangan untuk memasukkan
kurikulum kesehatan reproduksi diberikan kepada siswa-siswi melalui
bimbingan konseling yang lebih mendalam.
2. Bagi Siswa
Siswa dapat meningkatkan pengetahuan tentang seks pranikah,
pemahaman tingkat agama, dengan mencari informasi yang baik dan
71
akurat serta dapat memilih teman yang baik agar tidak terpengaruh
terhadap perilaku seks pranikah.
3. Bagi Keluarga
Orang tua dapat memberikan pengetahuan tentang seks pranikah
pada remaja sejak usia dini, pemahaman agama yang baik serta
memberikan informasi yang baik dan bertanggung jawab agar remaja tidak
salah dalam mendapatkan informasi yang dapat mempengaruhi perilaku
seks pranikah.
4. Bagi Peneliti Lain
Karena keterbatasan peneliti maka SMA kelas 3 dapat dijadikan
responden dalam penelitian selanjutnya, faktor-faktor yang mempengaruhi
perilaku seks pranikah pada remaja seperti teman sebaya, sosial budaya,
pengendalian diri, gaya hidup, nilai dan norma dapat diteliti oleh peneliti
selanjutnya.
72
DAFTAR PUSTAKA
Adawiyah R. 2007. Perbedaan Perilaku Terhadap Hubungan Seksual Pranikah
Ditinjau Dari Religiusitas. http://etd.library.ums.ac.id/go.php?id=jtptumsgdl-s1-2007-rabiatulad-5614. Diakses pada tanggal 7 Februari 2009.
Putri M. A. 2007. Hubungan Antara Pengetahuan Seksualitas Dan Religiusitas
Dengan Intensi Perilaku Seksual Pranikah Pada Mahasiswi
http://etd.library.ums.ac.id/go.php?id=jtptums-gdl-s1-2007-citraanggi-4378.
Diakses pada tanggal 19 Januari 2009.
Depkes RI. 2006. Lebih 1,2 Juta Remaja Indonesia Sudah Lakukan Seks
Pranikah.
http://karodalnet.blogspot.com/2008/08/lebih-12-juta-remajaindonesia-sudah.html. Diakses 7 Januari 2009.
Departemen Kesehatan RI. 2002. Modul Kesehatan Reproduksi Remaja. Jakarta:
Departemen Kesehatan RI.
Fuad C, Radiono, s; Paramastri. I, 2003, Pengaruh Pendidikan Kesehatan Seksual
Terhadap Pengetahuan dan Sikap Remaja dalam Upaya Pencegahan
Penularan HIV/AIDS di Kodia Yogyakarta. Berita Kedokteran Masyarakat
XIX/IXI – 60; UGM Yogyakarta.
Gunarsa Y.S.D. 2001. Psikologi Remaja. Jakarta : Gunung Mulia.
Green L.W.,Kreuter M.W., 2000. Health Promotion Planning An educational adn
Environmental Approach. Maylield Publishing Company.
Hady. 2009. Pendidikan Seks Upaya Preventif Perilaku Seksual Pranikah
http://.wordpress.com/2009/02/24/pendidikan-seksupaya-preventif-perilakuseksual-pra-nikah/. Diakses pada Tanggal 13 Januari 2009.
Hurlock, E. B. 2004. Adolescent Development, Fourth Edition. Tokyo: Mc GrawHill.
Idayanti N. 2002. Hubungan antara Religiusitas dengan Perilaku Seksual Remaja
yang Sedang Pacaran.
http://digilib.itb.ac.id/gdl.php?mod=browse&op=read&id=jiptumm-gdl-s12002-idayanti2cn-5756-seksual&q=Remaja . Diakses tgl 8 januari 2009
Irawati dan Prihyugiarto, I. 2005. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Sikap
Terhadap Perilaku Seksual Pria Nikah Pada Remaja Di Indonesia:
BKKBN.
Irianto A. 2004. Statistik Konsep Dasar dan Aplikasinya. Jakarta: Prenata Media.
Kinnaird. 2003. Keluarga Makin Baik Hubungan Orangtua-Remaja Makin
Rendah Perilaku Seksual Pranikah
http://www.kr.co.id/web/detail.php?sid=186024&actmenu=45. Diakses pada
Tanggal 6 Januari 2009.
Kresnawati. 2007. Hubungan antara kecerdasan spiritual dengan kemampuan
pemecahan masalah pada remaja.
http://etd.library.ums.ac.id/go.php?id=jtptums-gdl-s1-2007-kresnawati5530.
Diakses pada tanggal 7 Februari 2009.
Monks F.J., Knoers A.M.P., Haditono S.R., 2002. Psikologi Perkembangan
Pengantar dalam Berbagai Bagiannya, Edisi Keempat Belas. Yogyakarta:
Gadjah Mada University Press.
Mu’tadin Z. 2002. Pendidikan Seksual Pada Remaja. Available at : http//:www.epsikologi.com. Diakses tanggal 26 April 2008.
Makmun A.S. 2003. Karakteristik Perilaku dan Pribadi padaMasa Remaja
http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/03/05/karakteristik-perilakudan-pribadi-pada-masa-remaja. Diakses Tanggal 12 Januari 2009.
Notoatmodjo S. 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan, Rineka Cipta.
Jakarta: Rineka C ipta.
Rohmahwati D.A., Lutfiati, A., Sri M., 2008. Pengaruh Pergaulan Bebas Dan
Vcd
Porno
Terhadap
Perilaku
Remaja
Di
Masyarakat.
http://kbi.gemari.or.id/beritadetail.php?id=2569 Diakses Tanggal 29
November 2008
Rumini S. dan Sundari S. 2004. Perkembangan Anak dan Remaja. Jakarta : PT
Rineka Cipta.
Sarwono W.S. 2003. Psikologi Remaja. Jakarta: Grafindo Persada.
Santock, J.W. 2002. Life Span Development: Perkembangan Masa Hidup:
Jakarta: penerbit Erlangga.
Santrock, J.W. 2003. Adolescence : Perkembangan Remaja. Jakarta: Penerbit
Erlangga. Alih bahasa oleh : Shinto B. A. dan S. Saragih.
Soetjiningsih dkk. 2004. Buku Ajar: Tumbuh Kembang Remaja dan
Permasalahannya. Jakarta : Sagung Seto.
Soetjiningsih.2006. Remaja Usia 15 - 18 Tahun Banyak Lakukan Perilaku Seksual
Pranikah.http://www.ugm.ac.id/index.php?page=rilis&artikel=1659.
Diakses Tanggal 6 Januari 2009.
Sulaiman W. 2004. Analisis Regresi Menggunakan SPSS Contoh Kasus dan
Pemecahannya. Jakarta: Andi
Sugiarto., Siagian D., Lasmono T.S., Oetomo D.S., 2001. Teknik Sampling,
Jakarta: Gramedia pustaka utama.
Suryoputro A., Nicholas J.F., Zahroh S., 2006. Faktor-faktor yang mempengaruhi
Perilaku Seksual Remaja Di Jawa Tengah: Implikasinya Terhadap
Kebijakan Dan Layanan Kesehatan Seksual Dan Reproduksi. Makara
Kesehatan. vol.10. no.1 juni 2006: 29-40.
Syafrudin.
2008.
Remaja
Dan
Hubungan
Seksual
Pranikah
http://id.shvoong.com/medicine-and-health/1799376-remaja-dan-hubungan
seksual-pranikah/ . Diakses pada tanggal 21 Januari 2009.
Stuart G.W. and Sundeen S.J. 1999. Principles and Practice of Psychiatric
Nursing. New York : Mosby Year Book, Inc.
Taufik. 2005. Perilaku seks di surakarta.
http://elfarid.multiply.com/journal/item/306 Diakses 7 Januari 2009
DATA PENELITIAN
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU SEKS PRANIKAH
PADA REMAJA SMA DI SURAKARTA
NO UMUR JENIS KELAMIN
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
16
17
17
15
15
16
16
16
16
16
16
16
17
17
17
17
17
17
17
17
17
17
17
17
17
17
17
17
17
17
17
17
17
17
17
17
17
17
17
17
17
17
17
17
15
Laki-laki
Laki-laki
Laki-laki
Laki-laki
Laki-laki
Perempuan
Perempuan
Perempuan
Perempuan
Perempuan
Perempuan
Perempuan
Laki-laki
Perempuan
Perempuan
Laki-laki
Laki-laki
Laki-laki
Laki-laki
Laki-laki
Laki-laki
Laki-laki
Laki-laki
Laki-laki
Perempuan
Perempuan
Perempuan
Perempuan
Perempuan
Perempuan
Perempuan
Perempuan
Perempuan
Perempuan
Perempuan
Perempuan
Laki-laki
Laki-laki
Laki-laki
Laki-laki
Laki-laki
Perempuan
Perempuan
Perempuan
Perempuan
PENDIDIKAN
ORANG TUA
SMP
SD
SMA
SMA
P. TINGGI
P. TINGGI
SMA
SMA
SMA
SMA
P. TINGGI
T. SEKOLAH
SMP
SMP
SMA
SMA
SMA
SMA
T. SEKOLAH
SMP
SMP
SMP
T. SEKOLAH
P. TINGGI
T. SEKOLAH
SMA
SMP
SD
SD
SD
SMA
SMA
SMA
P. TINGGI
P. TINGGI
P. TINGGI
SD
SMP
T. SEKOLAH
SD
SD
P. TINGGI
SMA
SMA
SMA
PENGETAHUAN
SKOR
%
KET
9
53
Baik
7
41
Tidak Baik
9
53
Baik
11
65
Baik
13
76
Baik
17
100
Baik
13
76
Baik
16
94
Baik
14
82
Baik
14
82
Baik
15
88
Baik
10
59
Baik
14
82
Baik
17
100
Baik
11
65
Baik
14
82
Baik
14
82
Baik
14
82
Baik
4
24
Tidak Baik
11
65
Baik
16
94
Baik
13
76
Baik
4
24
Tidak Baik
16
94
Baik
4
24
Tidak Baik
11
65
Baik
17
100
Baik
14
82
Baik
10
59
Baik
11
65
Baik
9
53
Baik
13
76
Baik
17
100
Baik
14
82
Baik
10
59
Baik
11
65
Baik
10
59
Baik
14
82
Baik
4
24
Tidak Baik
15
88
Baik
14
82
Baik
16
94
Baik
17
100
Baik
14
82
Baik
11
65
Baik
PEMAHAMAN TINGKAT AGAMA
SUMBER INFORMASI
SKOR
%
KET
SKOR
%
KET
6
60
Baik
13
100
Banyak
4
40
Tidak Baik
12
92
Banyak
5
50
Tidak Baik
3
23
Sedikit
3
30
Tidak Baik
4
31
Sedikit
7
70
Baik
3
23
Sedikit
10
100
Baik
1
8
Sedikit
6
60
Baik
9
69
Banyak
9
90
Baik
4
31
Sedikit
7
70
Baik
9
69
Banyak
4
40
Tidak Baik
6
46
Sedikit
8
80
Baik
13
100
Banyak
5
50
Tidak Baik
6
46
Sedikit
10
100
Baik
6
46
Sedikit
10
100
Baik
3
23
Sedikit
3
30
Tidak Baik
3
23
Sedikit
5
50
Tidak Baik
4
31
Sedikit
9
90
Baik
4
31
Sedikit
5
50
Tidak Baik
8
62
Banyak
7
70
Baik
4
31
Sedikit
8
80
Baik
6
46
Sedikit
8
80
Baik
8
62
Banyak
6
60
Baik
9
69
Banyak
5
50
Tidak Baik
13
100
Banyak
9
90
Baik
4
31
Sedikit
7
70
Baik
6
46
Sedikit
8
80
Baik
6
46
Sedikit
10
100
Baik
1
8
Sedikit
3
30
Tidak Baik
5
38
Sedikit
5
50
Tidak Baik
1
8
Sedikit
5
50
Tidak Baik
6
46
Sedikit
9
90
Baik
1
8
Sedikit
6
60
Baik
9
69
Banyak
9
90
Baik
4
31
Sedikit
10
100
Baik
1
8
Sedikit
7
70
Baik
6
46
Sedikit
8
80
Baik
6
46
Sedikit
4
40
Tidak Baik
13
100
Banyak
9
90
Baik
6
46
Sedikit
5
50
Tidak Baik
5
38
Sedikit
3
30
Tidak Baik
5
38
Sedikit
3
30
Tidak Baik
4
31
Sedikit
10
100
Baik
8
62
Banyak
10
100
Baik
5
38
Sedikit
9
90
Baik
8
62
Banyak
9
90
Baik
6
46
Sedikit
SKOR
5
6
4
5
7
10
5
8
5
5
7
6
9
9
3
6
9
3
3
8
9
6
3
9
7
7
9
4
6
7
9
6
8
10
7
7
3
9
6
4
5
10
10
8
9
KELUARGA
%
KET
50
Tidak Baik
60
Baik
40
Tidak Baik
50
Tidak Baik
70
Baik
100
Baik
50
Tidak Baik
80
Baik
50
Tidak Baik
50
Tidak Baik
70
Baik
60
Baik
90
Baik
90
Baik
30
Tidak Baik
60
Baik
90
Baik
30
Tidak Baik
30
Tidak Baik
80
Baik
90
Baik
60
Baik
30
Tidak Baik
90
Baik
70
Baik
70
Baik
90
Baik
40
Tidak Baik
60
Baik
70
Baik
90
Baik
60
Baik
80
Baik
100
Baik
70
Baik
70
Baik
30
Tidak Baik
90
Baik
60
Baik
40
Tidak Baik
50
Tidak Baik
100
Baik
100
Baik
80
Baik
90
Baik
PERILAKU SEKS
PRANIKAH REMAJA
9
3
7
5
3
2
7
3
6
5
2
9
2
1
6
5
3
6
5
4
2
7
9
1
5
4
2
6
5
4
2
7
2
1
5
4
9
2
6
8
5
2
1
5
4
KET
Buruk
Baik
Sedang
Sedang
Baik
Baik
Sedang
Baik
Sedang
Sedang
Baik
Buruk
Baik
Baik
Sedang
Sedang
Baik
Sedang
Sedang
Sedang
Baik
Sedang
Buruk
Baik
Sedang
Sedang
Baik
Sedang
Sedang
Sedang
Baik
Sedang
Baik
Baik
Sedang
Sedang
Buruk
Baik
Sedang
Buruk
Sedang
Baik
Baik
Sedang
Sedang
DATA PENELITIAN
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU SEKS PRANIKAH
PADA REMAJA SMA DI SURAKARTA
NO UMUR JENIS KELAMIN
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
71
72
73
74
75
76
77
78
79
80
81
82
83
84
85
86
87
88
89
90
16
15
15
15
17
16
16
16
15
15
15
15
15
17
17
17
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
17
17
17
17
17
17
17
17
17
17
17
17
17
17
17
17
17
16
Laki-laki
Laki-laki
Laki-laki
Laki-laki
Laki-laki
Laki-laki
Laki-laki
Perempuan
Perempuan
Perempuan
Perempuan
Perempuan
Perempuan
Perempuan
Laki-laki
Laki-laki
Laki-laki
Laki-laki
Perempuan
Perempuan
Perempuan
Perempuan
Laki-laki
Perempuan
Laki-laki
Perempuan
Laki-laki
Perempuan
Laki-laki
Perempuan
Perempuan
Perempuan
Perempuan
Perempuan
Perempuan
Perempuan
Perempuan
Perempuan
Perempuan
Perempuan
Perempuan
Perempuan
Perempuan
Perempuan
Perempuan
PENDIDIKAN
ORANG TUA
P. TINGGI
SD
SMA
SMP
SMP
SMA
SMA
SMA
T. SEKOLAH
T. SEKOLAH
SMA
SMA
SMA
P. TINGGI
P. TINGGI
T. SEKOLAH
T. SEKOLAH
SMA
SMA
SMA
SD
SMP
SD
SD
T. SEKOLAH
SD
SD
SMA
T. SEKOLAH
SMA
T. SEKOLAH
SMA
SMA
SMA
T. SEKOLAH
SMA
SMP
SMA
SMA
P. TINGGI
SD
SD
SMP
SMP
P. TINGGI
PENGETAHUAN
SKOR
%
KET
17
100
Baik
13
76
Baik
16
94
Baik
7
41
Tidak Baik
13
76
Baik
12
71
Baik
14
82
Baik
11
65
Baik
4
24
Tidak Baik
9
53
Baik
13
76
Baik
14
82
Baik
15
88
Baik
13
76
Baik
16
94
Baik
9
53
Baik
10
59
Baik
11
65
Baik
17
100
Baik
16
94
Baik
9
53
Baik
11
65
Baik
10
59
Baik
7
41
Tidak Baik
7
41
Tidak Baik
4
24
Tidak Baik
11
65
Baik
17
100
Baik
7
41
Tidak Baik
16
94
Baik
4
24
Tidak Baik
10
59
Baik
12
71
Baik
13
76
Baik
7
41
Tidak Baik
17
100
Baik
14
82
Baik
13
76
Baik
11
65
Baik
10
59
Baik
13
76
Baik
9
53
Baik
17
100
Baik
9
53
Baik
11
65
Baik
PEMAHAMAN TINGKAT AGAMA
SUMBER INFORMASI
SKOR
%
KET
SKOR
%
KET
10
100
Baik
4
31
Sedikit
6
60
Baik
9
69
Banyak
9
90
Baik
5
38
Sedikit
7
70
Baik
12
92
Banyak
5
50
Tidak Baik
1
8
Sedikit
7
70
Baik
4
31
Sedikit
10
100
Baik
1
8
Sedikit
7
70
Baik
6
46
Sedikit
3
30
Tidak Baik
13
100
Banyak
9
90
Baik
4
31
Sedikit
7
70
Baik
8
62
Banyak
8
80
Baik
6
46
Sedikit
8
80
Baik
1
8
Sedikit
6
60
Baik
9
69
Banyak
10
100
Baik
5
38
Sedikit
5
50
Tidak Baik
7
54
Banyak
3
30
Tidak Baik
1
8
Sedikit
8
80
Baik
8
62
Banyak
10
100
Baik
1
8
Sedikit
9
90
Baik
4
31
Sedikit
3
30
Tidak Baik
3
23
Sedikit
7
70
Baik
2
15
Sedikit
4
40
Tidak Baik
7
54
Banyak
4
40
Tidak Baik
5
38
Sedikit
4
40
Tidak Baik
12
92
Banyak
7
70
Baik
2
15
Sedikit
8
80
Baik
11
85
Banyak
10
100
Baik
3
23
Sedikit
6
60
Baik
9
69
Banyak
7
70
Baik
2
15
Sedikit
9
90
Baik
10
77
Banyak
5
50
Tidak Baik
5
38
Sedikit
8
80
Baik
2
15
Sedikit
3
30
Tidak Baik
11
85
Banyak
6
60
Baik
7
54
Banyak
9
90
Baik
3
23
Sedikit
5
50
Tidak Baik
4
31
Sedikit
7
70
Baik
7
54
Banyak
8
80
Baik
5
38
Sedikit
7
70
Baik
1
8
Sedikit
6
60
Baik
7
54
Banyak
7
70
Baik
10
77
Banyak
10
100
Baik
4
31
Sedikit
3
30
Tidak Baik
2
15
Sedikit
7
70
Baik
4
31
Sedikit
SKOR
10
5
10
3
6
8
8
7
5
4
8
7
9
3
10
5
6
6
9
9
6
7
9
6
3
4
7
9
4
10
5
7
6
3
4
9
6
3
7
8
5
3
10
4
7
KELUARGA
%
KET
100
Baik
50
Tidak Baik
100
Baik
30
Tidak Baik
60
Baik
80
Baik
80
Baik
70
Baik
50
Tidak Baik
40
Tidak Baik
80
Baik
70
Baik
90
Baik
30
Tidak Baik
100
Baik
50
Tidak Baik
60
Baik
60
Baik
90
Baik
90
Baik
60
Baik
70
Baik
90
Baik
60
Baik
30
Tidak Baik
40
Tidak Baik
70
Baik
90
Baik
40
Tidak Baik
100
Baik
50
Tidak Baik
70
Baik
60
Baik
30
Tidak Baik
40
Tidak Baik
90
Baik
60
Baik
30
Tidak Baik
70
Baik
80
Baik
50
Tidak Baik
30
Tidak Baik
100
Baik
40
Tidak Baik
70
Baik
PERILAKU SEKS
PRANIKAH REMAJA
2
7
3
8
3
3
2
4
9
8
5
4
3
8
2
6
5
4
2
3
2
6
5
9
8
5
4
2
7
2
8
6
4
7
7
2
2
6
3
3
7
9
1
6
2
KET
Baik
Sedang
Baik
Buruk
Baik
Baik
Baik
Sedang
Buruk
Buruk
Sedang
Sedang
Baik
Buruk
Baik
Sedang
Sedang
Sedang
Baik
Baik
Baik
Sedang
Sedang
Buruk
Buruk
Sedang
Sedang
Baik
Sedang
Baik
Buruk
Sedang
Sedang
Sedang
Sedang
Baik
Baik
Sedang
Baik
Baik
Sedang
Buruk
Baik
Sedang
Baik
DATA PENELITIAN
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU SEKS PRANIKAH
PADA REMAJA SMA DI SURAKARTA
NO UMUR JENIS KELAMIN
91
92
93
94
95
96
97
98
99
100
101
102
103
104
105
106
107
108
109
110
111
112
113
114
15
16
17
17
17
17
17
17
17
17
17
17
17
17
17
17
17
17
17
17
15
16
16
16
Perempuan
Perempuan
Perempuan
Perempuan
Laki-laki
Laki-laki
Laki-laki
Laki-laki
Laki-laki
Laki-laki
Laki-laki
Laki-laki
Perempuan
Perempuan
Perempuan
Perempuan
Perempuan
Perempuan
Perempuan
Perempuan
Perempuan
Perempuan
Perempuan
Perempuan
PENDIDIKAN
ORANG TUA
SD
SMA
P. TINGGI
SD
T. SEKOLAH
SMA
SMA
SMA
SMP
SD
T. SEKOLAH
SMA
SMP
SMA
SMA
SMA
SMP
SMP
P. TINGGI
P. TINGGI
P. TINGGI
SMA
T. SEKOLAH
SD
PENGETAHUAN
SKOR
%
KET
9
53
Baik
16
94
Baik
9
53
Baik
9
53
Baik
4
24
Tidak Baik
17
100
Baik
17
100
Baik
14
82
Baik
11
65
Baik
9
53
Baik
7
41
Tidak Baik
9
53
Baik
4
24
Tidak Baik
17
100
Baik
10
59
Baik
13
76
Baik
10
59
Baik
17
100
Baik
16
94
Baik
14
82
Baik
16
94
Baik
9
53
Baik
4
24
Tidak Baik
9
53
Baik
PEMAHAMAN TINGKAT AGAMA
SUMBER INFORMASI
SKOR
%
KET
SKOR
%
KET
5
50
Tidak Baik
7
54
Banyak
9
90
Baik
2
15
Sedikit
7
70
Baik
7
54
Banyak
5
50
Tidak Baik
12
92
Banyak
5
50
Tidak Baik
3
23
Sedikit
10
100
Baik
2
15
Sedikit
10
100
Baik
3
23
Sedikit
8
80
Baik
2
15
Sedikit
7
70
Baik
3
23
Sedikit
3
30
Tidak Baik
7
54
Banyak
4
40
Tidak Baik
8
62
Banyak
7
70
Baik
10
77
Banyak
3
30
Tidak Baik
8
62
Banyak
10
100
Baik
1
8
Sedikit
7
70
Baik
3
23
Sedikit
8
80
Baik
2
15
Sedikit
4
40
Tidak Baik
7
54
Banyak
5
50
Tidak Baik
7
54
Banyak
7
70
Baik
2
15
Sedikit
8
80
Baik
3
23
Sedikit
9
90
Baik
2
15
Sedikit
9
90
Baik
3
23
Sedikit
4
40
Tidak Baik
11
85
Banyak
4
40
Tidak Baik
8
62
Banyak
SKOR
5
10
4
3
4
5
10
8
7
3
5
3
3
10
8
9
4
4
7
7
9
8
5
4
KELUARGA
%
KET
50
Tidak Baik
100
Baik
40
Tidak Baik
30
Tidak Baik
40
Tidak Baik
50
Tidak Baik
100
Baik
80
Baik
70
Baik
30
Tidak Baik
50
Tidak Baik
30
Tidak Baik
30
Tidak Baik
100
Baik
80
Baik
90
Baik
40
Tidak Baik
40
Tidak Baik
70
Baik
70
Baik
90
Baik
80
Baik
50
Tidak Baik
40
Tidak Baik
PERILAKU SEKS
PRANIKAH REMAJA
9
2
6
8
8
2
1
3
3
7
8
9
8
1
2
3
7
6
3
3
2
3
8
8
KET
Buruk
Baik
Sedang
Buruk
Buruk
Baik
Baik
Baik
Baik
Sedang
Buruk
Buruk
Buruk
Baik
Baik
Baik
Sedang
Sedang
Baik
Baik
Baik
Baik
Buruk
Buruk
DATA KUALITATIF PERILAKU SEKS PRANIKAH REMAJA
91
92
93
94
95
96
97
98
99
100
101
102
103
104
105
106
107
108
109
110
111
112
113
114
CIUMAN
BIBIR
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
1
0
0
1
1
0
1
0
1
CIUMAN
PIPI
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
1
1
1
1
1
1
Jml
18
22
NO
MASTURBASI
0
0
0
1
0
0
1
1
0
0
0
0
1
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
5
KET
1-3 kali smnggu
3 kali smnggu
1-3 kali smnggu
3-5 kali sminggu
VIDEO
PORNO
1
1
1
0
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
1
20
KET
Hp
Hp
Hp
Hp
Internet
Hp
Hp
Hp
Internet
Hp
Hp
Internet
Hp
Hp
Hp
Internet
Hp
Hp
Hp
Hp
HUBUNGAN
KET
SEKS
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
Rumah teman
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
DATA KUALITATIF PERILAKU SEKS PRANIKAH REMAJA
CIUMAN CIUMAN
NO
MASTURBASI
KET
BIBIR
PIPI
1
1
1
0
2
1
1
0
3
1
1
0
4
1
1
1
1-3 kali smggu
5
1
1
0
6
1
1
0
7
1
1
1
1 kali smnggu
8
1
1
1
3 kali smnggu
9
0
1
0
10
1
1
0
11
1
1
0
12
1
1
0
13
0
0
1
3-5 kali smnggu
14
1
1
1
1-3 kali smggu
15
1
1
0
16
1
1
0
17
0
1
0
18
0
0
0
19
1
1
0
20
1
1
0
21
0
0
0
22
1
1
0
23
0
1
0
24
1
0
0
25
1
1
0
26
1
1
0
27
0
1
0
28
1
1
0
29
1
1
0
30
1
1
0
31
1
1
0
32
1
1
1
3 kali smnggu
33
0
1
0
34
1
1
0
35
1
1
0
36
1
1
0
37
1
1
0
38
1
1
0
39
0
1
1
1-3 kali smggu
40
1
0
0
41
1
1
0
42
1
0
0
43
1
1
0
44
1
1
0
45
0
1
0
Jml
35
39
7
VIDEO
PORNO
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
40
KET
Hp
Hp
Hp
Hp
Hp
Hp
Hp
Hp
Hp
Internet
Hp
Hp
Hp
Hp
Internet
Hp
Hp
Hp
Hp
Hp
Hp
Internet
Hp
Hp
Internet
Hp
Hp
Hp
Hp
Hp
Hp
Hp
Hp
Hp
Hp
Hp
Hp
Hp
Hp
Hp
HUBUNGAN
KET
SEKS
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
Luar Rumah
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
Luar Rumah
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
2
DATA KUALITATIF PERILAKU SEKS PRANIKAH REMAJA
NO
CIUMAN
BIBIR
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
71
72
73
74
75
76
77
78
79
80
81
82
83
84
85
86
87
88
89
90
Jml
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
40
CIUMAN
MASTURBASI
PIPI
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
42
1
0
0
0
0
0
1
0
0
0
1
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
1
0
1
0
0
1
0
1
0
0
0
0
1
0
0
0
0
1
0
11
KET
3-5 kali smngu
1-3 kali smngu
1 kali smnggu
3 kali smggu
1 kali smnggu
1-3 kali smngu
3-5 kali smngu
1 kali smnggu
3-5 kali smngu
VIDEO
PORNO
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
1
1
41
KET
Hp
Hp
Hp
Hp
Hp
Hp
Hp
Hp
Internet
Hp
Hp
Hp
Hp
Hp
Hp
Hp
Hp
Hp
Hp
Internet
Hp
Hp
Hp
Hp
Hp
Hp
Hp
Internet
Hp
Hp
Hp
Hp
Hp
Hp
Hp
Hp
Hp
Hp
Internet
Hp
Hp
HUBUNGAN
SEKS
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
3
KET
Rumah
Luar Rumah
Rumah
DATA KUALITATIF PERILAKU SEKS PRANIKAH REMAJA
91
92
93
94
95
96
97
98
99
100
101
102
103
104
105
106
107
108
109
110
111
112
113
114
CIUMAN
BIBIR
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
1
0
0
1
1
0
1
0
1
CIUMAN
PIPI
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
1
1
1
1
1
1
Jml
18
22
NO
MASTURBASI
0
0
0
1
0
0
1
1
0
0
0
0
1
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
5
KET
1-3 kali smnggu
3 kali smnggu
1-3 kali smnggu
3-5 kali sminggu
VIDEO
PORNO
1
1
1
0
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
1
20
KET
Hp
Hp
Hp
Hp
Internet
Hp
Hp
Hp
Internet
Hp
Hp
Internet
Hp
Hp
Hp
Internet
Hp
Hp
Hp
Hp
HUBUNGAN
KET
SEKS
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
Rumah teman
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
KUESIONER PENELITIAN
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU SEKS PRANIKAH
PADA REMAJA SMA DI SURAKARTA
No Responden
:
Nama Responden
:
Alamat
:
Asal Sekolah
:
Kelas
:
Umur
:
Jenis Kelamin
:
A. PENGETAHUAN TENTANG PERILAKU SEKS PRANIKAH
Petunjuk:
Berilah tanda (√) pada kolom huruf (B) apabila pernyataan di bawah ini benar
dan pada kolom huruf (S) apabila pernyataan salah.
No
Pernyataan
1.
Ciri-ciri seks pada remaja laki-laki adalah mimpi basah,
pinggul menyempit, petumbuhan rambut disekitar alat
kelamin, ketiak, dada, tangan, dan kaki.
2.
Ciri-ciri seks pada remaja perempuan adalah mengalami
menarche (menstruasi).
3.
Menstruasi adalah peristiwa keluarnya cairan darah dari
alat kelamin perempuan berupa luruhnya lapisan
dinding dalam rahim yang banyak mengandung darah.
4.
Perkembangan fisik organ seksual pada laki-laki
maupun pada perempuan menyebabkan perubahan
perilaku seksual remaja secara keseluruhan.
5.
Perkembangan organ seksual mempunyai pengaruh kuat
dalam minat remaja terhadap lawan jenis.
Benar
Salah
6.
Fungsi seksual remaja laki-laki lebih cepat matang dari
pada remaja perempuan.
7.
Remaja perempuan cenderung mempunyai perilaku seks
yang agresif, terbuka, gigih, terang-terangan, serta lebih
sulit menahan diri dibandingkan remaja laki-laki.
8.
Perilaku seksual adalah segala tingkah laku yang
didorong oleh hasrat seksual baik yang dilakukan
sendiri, dengan lawan jenis maupun sesama jenis.
9.
Hubungan seks boleh dilakukan remaja sebagai ekspresi
cinta yang tulus dari pasangannya.
10. Berciuman atau berenang di kolam renang yang
tercemar ”sperma” bisa mengakibatkan kehamilan.
11. Masturbasi (onani) bukan salah satu bentuk perilaku
seks pranikah
12. Perasaan tertarik, berkencan, berpegangan tangan,
dengan pacar bukan salah satu bentuk perilaku seks
pranikah.
13. Melakukan hubungan seks hanya sekali tidak akan
menyebabkan kehamilan.
14. Dampak psikologis dari perilaku seksual pranikah pada
remaja diantaranya perasaan marah, takut, cemas,
depresi, rendah diri, bersalah dan berdosa.
15. Kehamilan tidak diinginkan dan aborsi merupakan
dampak sosial perilaku seks pranikah.
16. PMS dan HIV/AIDS merupakan salah satu penyakit
akibat dari perilaku seks pranikah.
17. Berganti-ganti pasangan seks tanpa menggunakan
kondom dapat tertular infeksi menular seksual dan
HIV/AIDS.
B. PEMAHAMAN TINGKAT AGAMA
Petunjuk:
Berilah tanda (√) pada kolom huruf (B) apabila pernyataan di bawah ini benar
dan pada kolom huruf (Salah) apabila pernyataan salah.
No
Pernyataan
1.
Melaksanakan perintah Tuhan dan menjauhi semua
larangannya adalah perintah Tuhan.
2.
Melaksanakan ibadah merupakan salah satu cara
untuk meningkatkan ketakwaan kepada Tuhan yang
Maha Esa.
3.
Menurut agama, pacaran adalah mubah (boleh)
dilakukan antara laki-laki dan perempuan asalkan
suka sama suka.
4.
Berpegangan tangan dengan sesama jenis maupun
dengan lawan jenis boleh dilakukan.
5.
Orang yang taat beribadah kepada Tuhan tidak akan
melakukan hal-hal yang dilarang oleh agama.
6.
Melakukan masturbasi (onani) sangat dibolehkan dan
dianjurkan oleh agama.
7.
Berpelukan dan mencium bibir pacar sendiri tidak
melanggar norma dan agama.
8.
Melakukan hubungan seks dengan orang yang sangat
dicintai boleh dilakukan asalkan dengan pacar
sendiri.
9.
Agama melarang melakukan hubungan seks pranikah
karena dosa.
10. Orang yang melakukan seks pranikah melanggar
norma dan agama.
Benar
Salah
C. PERANAN KELUARGA
Petunjuk:
Berilah tanda (X) pada jawaban yang paling sesuai. Jawaban tidak harus
sama dengan orang lain karena setiap orang mempunyai kebebasan untuk
menjawab.
No
Pertanyaan
1.
Apakah anda saat ini tinggal bersama kedua orang tua
anda?
Jika tidak, sebutkan yang lain...........................................
2.
Apakah anda selalu berkomunikasi dengan orang tua
anda jika menghadapi masalah?
3.
Apakah anda pernah melihat atau mendengar kedua
orang tua bertengkar?
4.
Apakah orang tua anda pernah bercerai atau sedang
bercerai?
5.
Apakah orang tua anda tidak mengajarkan tentang seks
pranikah pada anda?
6.
Apakah anda sering bertanya tentang seks pranikah
kepada orang tua?
7.
Apakah orang tua selalu memperhatikan dan mengawasi
anda?
8.
Apakah orang tua tidak memperhatikan apa yang anda
lakukan diluar rumah?
9
Apakah kedua orang tua selalu mempunyai waktu untuk
berkumpul bersama anda?
10. Apakah anda pernah konflik (bertengkar) dengan orang
tua?
Iya
Tidak
D. SUMBER INFORMASI (MEDIA)
Dari mana sumber informasi (media) tentang seks pranikah yang pernah
anda dengar/baca/terima.
Petunjuk:
Berilah tanda (√) pada kolom (Ya) apabila sumber informasi tersebut banyak
memberikan informasi mengenai seks pranikah kepada anda dan tidak pada
kolom (Tidak).
No
Pertanyaan
1.
Televisi
2.
Internet
3.
Handphone (HP)
4.
Radio
5.
VCD
6.
Buku bacaan
7.
Majalah
8.
Koran
9.
Film atau Video
10.
Video porno
11.
Poster
12.
Brosur dan Pamflet
13.
Teman
14.
Sumber yang lain, sebutkan jika ada...................
.............................................................................
Ya
Tidak
PEDOMAN WAWANCARA TERSTRUKTUR TENTANG
PERILAKU SEKS PRANIKAH PADA REMAJA SMA DI SURAKARTA
Petunjuk : untuk interviewer
Pedoman ini hanya untuk interviewer dan tidak dibagikan pada responden.
Interviewer bisa mengembangkan sendiri pertanyaan yang diajukan pada
responden sehingga responden bercerita dalam bentuk pengalaman atau yang
lainnya. Interviewer hanya mencatat hal-hal penting tentang perilaku seks
pranikah yang tercantum dibawah ini:
NO
1.
IDENTITAS RESPONDEN
No Responden
:
2.
Nama Responden:
Singkatan/simbol
3.
Alamat
:
4.
Asal Sekolah
:
5.
Kelas
:
6.
Umur
:
7.
Jenis Kelamin
:
1. Apakah anda pernah/sedang pacaran?
a. Ya
b. Tidak
Jika ya dimana anda biasanya pacaran?
a. Rumah sendiri
b. Rumah teman
c. di luar rumah
d. Lain lain....................................................
Jelaskan :.............................................................................................................
2. Apakah anda pernah menonton video porno?
a. Ya
b. Tidak
Jika ya dimana tempatnya?
a. Rumah sendiri
b. Rumah teman
c. Lainnya:..........................................................................................................
3. Apakah anda pernah berpegangan tangan dengan lawan jenis?
a. Ya
b. Tidak
4. Apakah anda pernah berpelukan dengan pacar?
a. Ya
b. Tidak
5. Apakah anda pernah melakukan masturbasi (onani)?
a. Ya
b. Tidak
Jika ya berapa kali anda melakukannya?
a. Seminggu 1-3 kali
b. Seminggu 3-5 kali
c. Lainnya...........................................................................................................
6. Apakah anda pernah berciuman pipi dengan lawan jenis?
a. Ya
b. Tidak
7. Apakah anda pernah berciuman bibir dengan lawan jenis?
a. Ya
b. Tidak
8. Apakah anda pernah memegang daerah sensitif seperti alat kelamin, leher,
dan yang lain pacar anda?
a. Ya
b. Tidak
9. Apakah anda pernah melakukan petting (mendekatkan alat kelamin) dengan
pacar?
a. Ya
b. Tidak
10. Apakah anda pernah melakukan oral seks?
a. Ya
b. Tidak
11. Apakah anda pernah melakukan hubungan seks pranikah (senggama) ?
a. Ya
b. Tidak
Jika ya dengan siapa anda melakukan hubungan seks pranikah ?
a. Pacar
b. Teman dekat
c. Lainnya............................................................................................................
Dimana anda melakukannya?
a. Rumah sendiri
b. Rumah teman
c. Tempat kos
d. Lainnya..................................................................
jelaskan:...............................................................................................................
Frequencies
Statistics
N
Valid
Missing
Umur
114
0
Jenis
Kelamin
114
0
Pengetahuan
114
0
Pemahaman
Tingkat
Agama
114
0
Sumber
Informasi
114
0
Keluarga
114
0
Frequency Table
Umur
Valid
15 Tahun
16 Tahun
17 Tahun
Total
Frequency
13
28
73
114
Percent
11.4
24.6
64.0
100.0
Valid Percent
11.4
24.6
64.0
100.0
Cumulative
Percent
11.4
36.0
100.0
Jenis Kelamin
Valid
Laki-laki
Perempuan
Total
Frequency
43
71
114
Percent
37.7
62.3
100.0
Valid Percent
37.7
62.3
100.0
Cumulative
Percent
37.7
100.0
Pendidikan Orang Tua
Valid
Tidak Sekolah
SD
SMP
SMA
Perguruan Tinggi
Total
Frequency
16
19
18
44
17
114
Percent
14.0
16.7
15.8
38.6
14.9
100.0
Valid Percent
14.0
16.7
15.8
38.6
14.9
100.0
Cumulative
Percent
14.0
30.7
46.5
85.1
100.0
Perilaku Seks
Pranikah
114
0
Pengetahuan
Valid
Tidak Baik (<50%)
Baik (>50%)
Total
Frequency
20
94
114
Percent
17.5
82.5
100.0
Valid Percent
17.5
82.5
100.0
Cumulative
Percent
17.5
100.0
Pemahaman Tingkat Agama
Valid
Tidak Baik (<50%)
Baik (>50%)
Total
Frequency
38
76
114
Percent
33.3
66.7
100.0
Valid Percent
33.3
66.7
100.0
Cumulative
Percent
33.3
100.0
Sumber Informasi
Valid
Frequency
73
41
114
Sedikit (<50%)
Banyak (>50%)
Total
Percent
64.0
36.0
100.0
Valid Percent
64.0
36.0
100.0
Cumulative
Percent
64.0
100.0
Keluarga
Valid
Tidak Baik (<50%)
Baik (>50%)
Total
Frequency
37
77
114
Percent
32.5
67.5
100.0
Valid Percent
32.5
67.5
100.0
Cumulative
Percent
32.5
100.0
Perilaku Seks Pranikah
Valid
Buruk (8 - 11)
Sedang (4 - 7)
Baik (0 - 3)
Total
Frequency
18
46
50
114
Percent
15.8
40.4
43.9
100.0
Valid Percent
15.8
40.4
43.9
100.0
Cumulative
Percent
15.8
56.1
100.0
Uji Normalitas Data
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
N
a,b
Normal Parameters
Mean
Std. Deviation
Most Extreme
Absolute
Differences
Positive
Negative
Kolmogorov-Smirnov Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Pengetahuan
114
11.76
3.794
.119
.084
-.119
1.271
.079
Pemahaman
Sumber
Perilaku Seks
Tingkat
Informasi Keluarga
Pranikah
Agama
114
114
114
114
6.78
5.53
6.46
4.96
2.249
3.270
2.274
2.442
.127
.127
.123
.119
.119
.127
.116
.119
-.127
-.083
-.123
-.105
1.351
1.356
1.311
1.266
.052
.051
.064
.081
Tabulasi Silang dan Uji Chi-Square
Pengetahuan dengan Perilaku Seks Pranikah
Case Processing Summary
N
Pengetahuan * Perilaku
Seks Pranikah
Cases
Missing
N
Percent
Valid
Percent
114
100.0%
0
N
.0%
Total
Percent
114
100.0%
Pengetahuan * Perilaku Seks Pranikah Crosstabulation
Perilaku Seks Pranikah
Buruk (8 - 11)Sedang (4 - 7)Baik (0 - 3) Total
Pengetahuan Tidak Baik (<50%Count
7
8
5
20
% of Tota
6.1%
7.0%
4.4%
17.5%
Baik (>50%)
Count
11
38
45
94
% of Tota
9.6%
33.3%
39.5%
82.5%
Total
Count
18
46
50
114
% of Tota
15.8%
40.4%
43.9% 100.0%
Chi-Square Tests
Pearson Chi-Square
Likelihood Ratio
Linear-by-Linear
Association
N of Valid Cases
Value
7.637a
6.812
6.731
2
2
Asymp. Sig.
(2-sided)
.022
.033
1
.009
df
114
a. 1 cells (16.7%) have expected count less than 5. The
minimum expected count is 3.16.
Tabulasi Silang dan Uji Chi-Square
Pemahaman Tingkat Agama dengan Perilaku Seks
Pranikah
Case Processing Summary
N
Pemahaman Tingkat
Agama * Perilaku
Seks Pranikah
Cases
Missing
N
Percent
Valid
Percent
114
100.0%
0
.0%
N
Total
Percent
114
100.0%
Pemahaman Tingkat Agama * Perilaku Seks Pranikah Crosstabulation
Perilaku Seks Pranikah
Buruk (8 - 11)Sedang (4 - 7) Baik (0 - 3) Total
Pemahaman Tingka Tidak Baik (<50%Count
10
20
8
38
Agama
% of Tota
8.8%
17.5%
7.0%
33.3%
Baik (>50%)
Count
8
26
42
76
% of Tota
7.0%
22.8%
36.8%
66.7%
Total
Count
18
46
50
114
% of Tota
15.8%
40.4%
43.9% 100.0%
Chi-Square Tests
Pearson Chi-Square
Likelihood Ratio
Linear-by-Linear
Association
N of Valid Cases
Value
12.890a
13.443
12.126
2
2
Asymp. Sig.
(2-sided)
.002
.001
1
.000
df
114
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The
minimum expected count is 6.00.
Tabulasi Silang dan Uji Chi-Square
Sumber Informasi dengan Perilaku Seks Pranikah
Case Processing Summary
N
Sumber Informasi *
Perilaku Seks Pranikah
Cases
Missing
N
Percent
Valid
Percent
114
100.0%
0
.0%
N
Total
Percent
114
100.0%
Sumber Informasi * Perilaku Seks Pranikah Crosstabulation
Perilaku Seks Pranikah
Buruk (8 - 11)Sedang (4 - 7) Baik (0 - 3) Total
Sumber Informas Sedikit (<50%) Count
9
25
39
73
% of Total
7.9%
21.9%
34.2%
64.0%
Banyak (>50% Count
9
21
11
41
% of Total
7.9%
18.4%
9.6%
36.0%
Total
Count
18
46
50
114
% of Total
15.8%
40.4%
43.9% 100.0%
Chi-Square Tests
Pearson Chi-Square
Likelihood Ratio
Linear-by-Linear
Association
N of Valid Cases
Value
7.648a
7.868
6.594
2
2
Asymp. Sig.
(2-sided)
.022
.020
1
.010
df
114
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The
minimum expected count is 6.47.
Tabulasi Silang dan Uji Chi-Square
Peranan Keluarga dengan Perilaku Seks Pranikah
Case Processing Summary
N
Keluarga * Perilaku
Seks Pranikah
Cases
Missing
N
Percent
Valid
Percent
114
100.0%
0
N
.0%
Total
Percent
114
100.0%
Keluarga * Perilaku Seks Pranikah Crosstabulation
Perilaku Seks Pranikah
Buruk (8 - 11) Sedang (4 - 7) Baik (0 - 3)
Keluarga Tidak Baik (<50% Count
12
22
3
% of Total
10.5%
19.3%
2.6%
Baik (>50%)
Count
6
24
47
% of Total
5.3%
21.1%
41.2%
Total
Count
18
46
50
% of Total
15.8%
40.4%
43.9%
Chi-Square Tests
Pearson Chi-Square
Likelihood Ratio
Linear-by-Linear
Association
N of Valid Cases
Value
30.531a
34.405
28.793
2
2
Asymp. Sig.
(2-sided)
.000
.000
1
.000
df
114
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The
minimum expected count is 5.84.
Total
37
32.5%
77
67.5%
114
100.0%
Analisis Hubungan Beberapa Variabel (Multivariate)
Variables Entered/Removedb
Model
1
Variables
Entered
Keluarga,
Sumber
Informasi,
Pengetahu
an,
Pemaham
an Tingkat
a
Agama
Variables
Removed
Method
.
Enter
a. All requested variables entered.
b. Dependent Variable: Perilaku Seks Pranikah
Model Summary
Model
1
R
.915a
R Square
.836
Adjusted
R Square
.830
Std. Error of
the Estimate
1.006
a. Predictors: (Constant), Keluarga, Sumber Informasi,
Pengetahuan, Pemahaman Tingkat Agama
ANOVAb
Model
1
Regression
Residual
Total
Sum of
Squares
563.593
110.266
673.860
df
4
109
113
Mean Square
140.898
1.012
F
139.280
Sig.
.000a
a. Predictors: (Constant), Keluarga, Sumber Informasi, Pengetahuan, Pemahaman
Tingkat Agama
b. Dependent Variable: Perilaku Seks Pranikah
Coefficientsa
Model
1
(Constant)
Pengetahuan
Pemahaman
Tingkat Agama
Sumber Informasi
Keluarga
Unstandardized
Coefficients
B
Std. Error
10.041
.509
-.129
.032
Standardized
Coefficients
Beta
-.200
t
19.745
-4.012
Sig.
.000
.000
-.315
.062
-.290
-5.090
.000
.201
-.394
.034
.069
.269
-.366
5.866
-5.736
.000
.000
a. Dependent Variable: Perilaku Seks Pranikah
Download