PENGARUH PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE TRADING PLACES TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII SMPN 6 PARIAMAN Suci Erlinda1, Zulfitri Aima2, Melisa2 Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika STKIP PGRI Sumatera Barat 2 Dosen Program Studi Pendidikan Matematika STKIP PGRI Sumatera Barat [email protected] 1 ABSTRACT Background of the research were that student’s mathematics learning outcome was low and the interaction between students was limited. The research was to find out whether student’s learning outcome by applying active learning strategy of Trading Places type is better than conventional learning at VII class SMPN 6 Pariaman. It was an experimental research with a random subject research design. The population was all students at VII class SMPN 6 Pariaman. Sampling technique was random sampling were the experimental class was VII1class and control class was VII2. The instrument was final test. The test was an essay with the reliability r11 0,96. Data analysis used one-tailed t test. After analyzing the data, it is found that both classes have normal distribution and homogen. Hypothesis testing shows that tcount = 2,08 > ttabel = 1,68, so that H0 is rejected and H1 is accepted. It is concluded that student’s learning outcome by applying active learning strategy of TradingPlaces type is better than conventional learning at VII class SMPN 6 Pariaman. Keywords: Active Learning of Trading Places Type, Mathematics Learning Outcome PENDAHULUAN Proses pembelajaran hasil belajar yang memuaskan. Pada merupakan salah satu penunjang proses belajar mengajar merupakan tercapainya hasil belajar siswa yang suatu proses interaksi antara siswa baik. Pembelajaran yang diharapkan dengan guru dan guru dengan siswa. adalah pembelajaran yang diarahkan Interaksi atau hubungan timbal balik pada antara kegiatan-kegiatan yang guru dengan mendorong siswa belajar dan dapat merupakan mengatasi berlangsungnya kesulitan siswa agar tujuan pembelajaran dapat tercapai secara maksimal dan memberikan mengajar. syarat siswa utama proses itu bagi belajar Pembelajaran yang efektif rendah. Salah satu faktor yang ditandai dengan terjadinya proses menyebabkan belajar dalam diri siswa. Proses belajar siswa adalah proses belajar belajar ini bertujuan agar siswa dapat mengajar masih terpusat pada guru, membangun sebagian sendiri pengetahuan rendahnya besar siswa hasil cenderung yang diperolehnya. Pada saat proses banyak diam, malas bertanya dan pembelajaran seharusnya malas untuk mengerjakan latihan. mampu menciptakan kondisi belajar Interaksi antara guru dengan siswa yang dapat melibatkan siswa secara dalam proses belajar mengajar masih aktif baik fisik maupun mental, kurang, sehingga siswa dapat termotivasi penjelasan dari guru. Aktivitas siswa dalam proses pembelajaran. Alur hanya mencatat, mendengar dan proses belajar tidak harus berasal hanya sedikit siswa yang bertanya dari guru menuju siswa. Siswa bisa atau berdiskusi. Jika diberikan tugas juga saling mengajar dengan sesama hanya beberapa orang siswa yang siswa yang lainnya. Dalam proses mengerjakan sementara siswa yang pembelajaran dituntut interaksi yang lain seimbang, mengandalkan siswa yang pandai. guru interaksi yang siswa hanya hanya menunggu berdiam diri dan dimaksudkan adalah adanya interaksi Berdasarkan hasil wawancara atau komunikasi antara guru dengan dengan guru matematika kelas VII siswa, siswa dengan siswa, dan siswa SMPN dengan informasi bahwa hasil belajar siswa guru. Namun, proses 6 Pariaman pembelajaran yang diharapkan belum masih berlangsung optimal. pembelajaran siswa kurang aktif Hal ini terlihat dari hasil rendah. diperoleh Dalam proses untuk mengeluarkan pendapatnya. observasi yang dilakukan pada 13 Mereka Oktober sampai 19 Oktober di matematika SMPN sangat rumit, sulit dan tidak menarik. 6 Pariaman informasi bahwa menggunakan kurikulum diperoleh sekolah KTSP, hasil belajar matematika siswa masih Guru beranggapan lebih adalah aktif informasi sedangkan materi bahwa yang menyampaikan siswa pasif menerima saja apa yang diberikan guru. Siswa memperhatikan juga tidak masih rendah. Semua kegiatan siswa gurunya ketika ini berdampak terhadap hasil belajar mengajar di depan kelas. Siswa juga matematika tidak mengeluarkan idenya dalam sehingga nilai ujian semester ganjil bentuk lisan karena mereka hanya siswa banyak yang dibawah KKM. mencatat apa yang diberikan gurunya Untuk siswa itu sendiri, mengatasi masalah saja. Kurang terjalinnya interaksi tersebut seorang guru harus berupaya antara menciptakan siswanya menyebabkan pembelajaran yang komunikasi kurang lancar. Tidak dapat meningkatkan keaktifan siswa adanya saling bertukar pendapat. dalam Ketika diberikan latihan ada sebagian membuat siswa mengerjakan latihan secara menyenangkan dan menarik. Strategi individu dan bertanya kepada teman pembelajaran yang berkemampuan tinggi. digunakan guru untuk mengatasi Berdasarkan hasil wawancara pembelajaran sehingga pelajaran menjadi pembelajaran VII SMPN 6 Pariaman diperoleh places. informasi menyatakan kurang suka karena banyak belajar siswa siswa matematika menganggap yang dapat permasalahan tersebut adalah strategi dengan beberapa orang siswa kelas bahwa aktif aktif tipe Silberman trading (2009: bahwa 44) pembelajaran aktif tipe Trading Places adalah salah satu strategi yang matematika ini terlalu sulit untuk memungkinkan para peserta didik mereka pahami, proses pembelajaran lebih guru dominan menerangkan dan pendapat siswa yang gagasan, nilai atau mencari ide baru juga tentang berbagai masalah”. Strategi diperkuat dengan kondisi didalam tersebut merupakan cara baik untuk kelas yang terlihat saat observasi, mengembangkan masih atau mencatat diajarkan. materi Pernyataan ada ini sebagian siswa mengenal, saling tukar dan mempertimbangkan pertukaran penyikapan aktif diri terhadap mengatakan tidak mengerti terhadap berbagai sudut pandang. Sri Dewi penjelasan dikarenakan Sartika (2012) menemukan bahwa keberanian siswa untuk bertanya pemahaman konsep matematis siswa guru meningkat setelah diterapkan model 2017 tahun pelajaran 2016/2017 di pembelajaran SMPN 6 Pariaman. Berdasarkan aktif tipe Trading Places. masalah dan tujuan penelitian yang Pada dasarnya pembelajaran telah dikemukakan, penelitian membuat siswa menjadi lebih aktif eksperimen dengan dalam penelitian random terhadap subjek. sehingga Teknik pengambilan sampel pada proses kegiatan belajar di kelas akan penelitian ini adalah secara acak. terasa lebih menyenangkan, karena Kelas sampel yang terpilih adalah adanya interaksi antara siswa dengan kelas VII.1 sebagai kelas eksperimen guru dan siswa dengan siswa. Hal ini dan merupakan faktor pendukung untuk kontrol. kegiatan terlibat pembelajaran, meningkatkan hasil belajar siswa. Dengan menggunakan adalah jenis aktif merupakan pembelajaran untuk langsung ini maka dengan kelas VII.2 penelitian rancangan sebagai kelas Variabel pada penelitian ini strategi adalah strategi pembelajaran aktif Trading tipe Trading Places dan pembelajaran Places ini dapat meningkatkan hasil konvensional sebagai variabel bebas belajar siswa. dan hasil belajar matematika siswa pembelajaran aktif tipe Penelitian ini bertujuan untuk kelas VII SMPN 6 Pariaman Tahun mengetahui apakah hasil belajar Pelajaran 2016/2017 sebagai variabel matematika dengan terikat. Instrumen yang digunakan menerapkan strategi pembelajaran dalam penelitian ini adalah tes akhir. aktif tipe Trading Places lebih baik Sebelum dari pada hasil belajar matematika dilakukan uji coba tes di kelas VII.1 siswa SMPN 9 Pariaman pada tanggal 6 siswa dengan pembelajaran menerapkan konvensional pada siswa kelas VII SMPN 6 Pariaman. diadakan tes akhir April 2017. Hasil uji coba tes menunjukkan semua soal dipakai dengan reliabilitas tes 0,96. METODE PENELITIAN Penelitian ini Teknik analisis data yang dilaksanakan digunakan adalah analisis dengan uji- tanggal 27 Maret sampai 06 Mei t satu pihak. Sebelum menganalisis data hasil penelitian terlebih dahulu kontrol yaitu 24,0. Berarti kelas dilakukan uji normalitas dan uji eksperimen homogenitas (Sudjana, 2005: 249), beragam daripada kelas kontrol. kemudian uji hipotesis dengan uji-t satu pihak (Sudjana, 2005: 239). Sebelum nilai yang melakukan hipotesis, maka dilakukan uji terlebih uji dahulu normalitas. Uji normalitas dilakukan dengan Uji HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil analisis data tes akhir memiliki diperoleh rata-rata ( ), Liliefors, pada kelas eksperimen diperoleh L0 = 0,0811 dan = simpangan baku (S), skor tertinggi 0,195. Pada kelas kontrol diperoleh ( Lo dan skor terendah ( = 0,1259 dan = 0,1798, dari masing-masing kelas diperoleh karena L0 < Ltabel maka terima H0. data seperti Tabel 1. Jadi kelas eksperimen dan kelas Tabel kontrol berdistribusi normal. 1. Kelas Sampel Eksperimen Kontrol Analisis Nilai Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas Sampel 67,6 52,8 S xmak xmin 23,1 24,0 100 92 23 15 Berdasarkan Tabel 1 terlihat Setelah dilakukan uji normalitas, selanjutnya dilakukan uji homogenitas variansi tes akhir. Uji yang dilakukan adalah Uji F dengan nilai F = 0,93, bahwa nilai rata-rata hasil belajar 0,42 dan matematika siswa kelas eksperimen Berdasarkan yaitu 67,6 lebih tinggi dari nilai rata- terlihat bahwa = = perhitungan 2,39. tersebut F rata siswa kelas kontrol yaitu 52,8 maka dengan selisih 14,8 poin, dari 23 orang siswa yang mengikuti tes sampel dinyatakan homogen. Selanjutnya akhir pada kelas eksperimen dan 21 dilakukan uji orang siswa yang mengikuti tes akhir hipotesis yang dilakukan dengan uji-t pada kelas kontrol. Simpangan baku satu pihak, diperoleh kelas eksperimen lebih rendah yaitu dan 23,1 daripada simpangan baku kelas sehingga diperoleh bahwa maka tolak dan terima H1. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pemahaman siswa terhadap materi sudah baik. hasil belajar matematika siswa yang menggunakan strategi pembelajaran aktif tipt Trading Places lebih baik daripada hasil belajar matematika siswa dengan pembelajaran menggunakan konvensional pada siswa kelas VII SMPN 6 Pariaman. Gambar 2. Hasil tes akhir kelas kontrol Berdasarkan hasil tes akhir Berdasarkan gambar 2 terlihat siswa kelas eksperimen dan kontrol bahwa siswa berkemampuan tinggi diperoleh hasil yang berbeda, berikut pada kelas eksperimen siswa sudah contoh jawaban tes akhir kelas mampu menyelesaikan soal tentang eksperimen dan kontrol. besar sudut dan panjang sisi segitiga dengan benar. Hal ini bahwa siswa sudah memahami materi, sehingga dapat disimpulkan bahwa pemahaman siswa terhadap materi sudah baik. Gambar 1. Hasil tes akhir kelas tersebut maka dapat disimpulkan eksperimen Berdasarkan gambar 1 terlihat bahwa siswa berkemampuan tinggi pada kelas eksperimen Berdasarkan hasil tes akhir kelas eksperimen lebih baik dari pada kelas kontrol. sudah menjawab soal dengan benar dan KESIMPULAN menunjukkan adanya pemahaman Berdasarkan hasil penelitian terhadap keseluruhan materi. Hal ini yang diperoleh setelah melakukan menunjukkan sudah analisis dan pembahasan terhadap menyelesaikan soal tentang besar masalah yang telah dikemukakan sudut dan panjang sisi, sehingga dalam penelitian ini, maka dapat dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa disimpulkan bahwa matematika siswa yang menggunakan strategi pembelajaran Pembelajaran Aktif. Yogyakarta: Pustaka Insan Madani. aktif tipe Trading Places lebih baik dari pada hasil belajar matematika siswa yang menggunakan pembelajaran konvensional pada pembelajaran matematika siswa kelas VII SMPN 6 Pariaman. DAFTAR PUSTAKA Silberman, Mel. Learning: Sudjana. 2005. Metode Statistika. Bandung: Tarsito. 2007. Active 101 Strategi Sartika, Sri Dewi. 2012. Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Aktif Tipe Trading Places Terhadap Pemahaman Konsep Matematis Siswa Kelas VIII MTsN Tarusan. Padang: STKIP PGRI Sumbar.