meningkatkan pemahaman tentang letak propinsi

advertisement
MENINGKATKAN PEMAHAMAN TENTANG LETAK PROPINSI
DI INDONESIA MELALUI METODE DEMONSTRASI TEMPEL
NAMA PROPINSI PADA PETA BUTA
Farida Dwi Asmarani
KepalaSDNMeduri III Margomulyo Bojonegoro
Email :[email protected]
Abstrak: Pendidikan pada dasarnya adalah suatu bentuk kegiatan yang bertujuan
mengembangkan kemampuan dan ketrampilan intelektual subyek didik sehingga mereka
nantinya mampu mengadakan interaksi ditengah kehidupan masyarakatnya. Untuk itu sebagai
seorang guru harus mampu meningkatkan prestasi belajar anak didiknya dengan cara
mengoptimalkan aktivitas siswa dalam kegiatan belajar mengajar melalui berbagai macam
pendekatan – pendekatan pembelajaran. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan 5 tahapan,
yaitu rencana tindakan, pelaksanaan, observasi, refleksi dan rencana tindak lanjut. Subyek
penelitiannya adalah siswa kelas V SDN Meduri III Kecamatan Margomulyo Kabupaten
Bojonegoro. Hasil penelitian diperoleh berdasarkan data observasi sebelum siklus ( 23 % ),
Siklus I ( 41 %) siswa mendapatkan nilai dibawah KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal), pada
Siklus II meningkat menjadi ( 77 %) siswa mendapat nilai di atas 70, sehingga siswa mendapat
ketuntasan belajar. Pembelajaran direncanakan dengan menggunakan Metode Demonstrasi
Tempel Nama Propinsi pada Peta Buta. Dari hasil perbaikan pembelajaran yang dilaksanakan
oleh peneliti maka dapat ditarik kesimpulan bahwa metode Demonstrasi tempel nama propinsi
pada peta buta yang digunakan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa SDN Meduri III
Kecamatan Margomulyo Kabupaten Bojonegoro. Hal ini menunjukkan bahwa metode
Demonstrasi Tempel Nama Propinsi pada peta buta mata pelajaran PKn terbukti dapat
meningkatkan prestasi belajar siswa kelas V SDN Meduri III Kecamatan Margomulyo
Kabupaten Bojonegoro.
Kata Kunci: Meningkatkan Pemahaman, Metode Demonstrasi Tempel Nama
mengembangkan ide – ide dan merealisasikan
dalam bentuk tertentu, selain itu siswa bisa
menikmati pengalaman baru, keterampilan
tertentu dan yang utama siswa dapat
memecahkan suatu kesulitan intelektual.
Pembelajaran
yang
cenderung
menempatkan guru sebagai pusat kegiatan
dengan metode ceramah sekarang dianggap
kurang tepat karena membuat suasana dikelas
kurang
menyenangkan
dan
membosankan.Untuk itu diperlukan kreaifitas
guru
untuk
menciptakan
suasana
pembelajaran
yang
menarik
dan
menyenangkan, salah satunya adalah dengan
pembelajaran yang menuntut siswa aktif, baik
aktif dalam berpikir dan aktif dalam berbuat
(Suparno dkk, 2002).Dengan pendekatan
demonstrasi tempel pada pembelajaran PKn
dimaksudkan guru agar siswa menjadi lebih
tertarik terhadap pembelajaran dan suasana
Pada saat pembelajaran PKn semester I
dengan materi Negara Kesatuan Republik
Indonesia guru mendapat banyak anak
didikyang tidak
memperhatikan
guru
menerangkan. Berdasarkan hasil evaluasi
belajar siswa menunjukkan nilai rendah,
tingkat penguasaan siswa terhadap materi
pelajaran PKn kurang dari apa yang
diharapkan oleh guru. Hanya ada beberapa
siswa yang mencapai nilai diatas 70. Motivasi
dan minat siswa dalam mata pelajaran PKn
juga cenderung menurun, siswa kurang aktif
dalam kegiatan belajar mengajar, sehingga
mengakibatkan nilai evaluasi yang rendah.
Berdasarkan
permasalahan
diatas
peneliti akan melakukan kegiatan Penelitian
Tindakan Kelas. Untuk itu peneliti mencoba
menerapkan pembelajaran yang menuntut
siswa aktif karena diharapkan dari kegiatan
siswa yang aktif akan membuat siswa dapat
64
Farida Dwi Asmarani,Meningkatkan Pemahaman Tentang Letak PropinsiDi Indonesia Melalui Metode
Demonstrasi Tempel Nama Propinsi Pada Peta Buta| 65
pembelajaran tidak membosankan sehingga
dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.
Pendekatan
Demonstrasi
adalah
pendekatan yang dilakukan guru dengan cara
memperagakan atau mendemonstrasikan alat
peraga yang digunakan dan di tunjukkan
kepada siswa bagaimana cara menggunakan.
Pendekatan ini dimaksudkan untuk menarik
perhatian
siswa,
agar
dalam
saat
pendemonstrasian siswa tidak salah dalam
memperagakannya. Siswa yang biasanya
malas dan bosan mengikuti pelajaran, dengan
adanya alat peraga akan menjadi lebih
tertarik.
Guru
mengharapkan
dengan
mengunakan pendekatan demonstrasi ini
dapat menarik minat belajar siswa dalam
belajar.
Dalam
pembelajaran
dengan
menggunakan
pendekatan
demonstrasi
tempel,
guru
menggunakan
strategi
pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif,
menyenangkan dan inovatif.
Alat peraga adalah suatu model
pembelajaran atau alat bantu dalam
pembelajaran. Yang mana fungsinya untuk
memudahkan siswa dalam memahami materi
yang telah dipelajarinya.Alat peraga bisa
berupa benda konkrit atau gambar – gambar
yang menarik dan sesuai dengan materi yang
dipelajari. Keberadaan alat peraga sangat
membantu guru dalam proses kegiatan belajar
mengajar. Dalam hal ini guru menggunakan
alat peraga berupa peta .
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah
bahwa kegiatan belajar mengajar dengan
penggunaan metode Demonstrasi Tempel
Nama pada siswa kelas V SDN Meduri III
Kecamatan
Margomulyo
Kabupaten
Bojonegoro Tahun Pelajaran 2015/2016 dapat
: (1) meningkatkan pemahaman dan prestasi
belajar siswa tentang letak propinsi.(2)
menarik perhatian siswa dalam proses
pembelajaran. (3) memberikan dampak yang
positif terhadap keberhasilan pembelajaran.
fokus masalah penelitian (2) Perencanaan
tindakan perbaikan
(3) Pelaksanaan
tindakan/observasi. (4) Pengamatan / analisis
dan refleksi (5) Perencanaan tindak lanjut.
Lokasi Penelitiandilaksanakan di Sekolah
Dasar Negeri Meduri III Kecamatan
Margomulyo Kabupaten Bojonegoro Tahun
Pelajaran
2015/2016.Waktu
penelitiandilaksanakan di kelas V SDN
Meduri
III
Kecamatan
Margomulyo
Kabupaten Bojonegoro mulai tanggal 16
Oktober 2015 sampai dengan 23 Oktober
2015. Mata Pelajaran yang ditelitiPKn dengan
Standar Kompetensi :
Memahami
pentingnya keutuhan Negara Kesatuan
Republik Indonesia, Kompetensi Dasar
:
Mendiskripsikan Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
Yang menjadi obyek penelitian adalah:
1. Keterampilan siswa dalam mengenal
Negara Kesatuan Indonesia.
2. Keterampilan
siswa
dalam
mengidentifikasi batas – batas Negara
Kesatuan Republik Indonesia.
3. Ketrampilan siswa dalam menyebutkan
nama - nama propinsi di Negara Kesatuan
Republik Indonesia.
4. Ketrampilan siswa dalam menunjukkan
letak propinsi di Negara Kesatuan
Republik Indonesia.
METODE PENELITIAN
1. Tahap Perencanaan Tindakan
Pada tahap ini yang dilakukan adalah
penyusunan
rencana
perbaikan
pembelajaran yang terdiri dari :
Penelitian ini menggunakan metode
menurut Raka Joni dan kawan – kawan
(1998), yang menggunakan 5 tahapan dalam
melaksanakan PTK, yaitu :(1) Penetapan
Prosedur Penelitian
Proses dan hasil evaluasi siswa mata
pelajaran PKn yang merupakan bahan untuk
menyusun rencana perbaikan pembelajaran
dan penelitian tindakan kelas. Dalam hal ini
peneliti berkolaborasi dengan teman sejawat
untuk menetapkan materi dan strategi
pembelajaran agar kualitas pembelajaran
mendapatkan hasil yang lebih baik. Dibawah
ini gambaran tentang rencana perbaikan
pembelajaran yang akan dilakukan oleh guru.
Siklus I
66 | Jurnal Karya Pendidikan Volume 2, Nomor 2, Maret 2016 hlm 64-70
a. Penetapan tujuan pembelajaran PKn
tentang Mendiskripsikan Negara Kesatuan
Republik Indonesia dengan menyebutkan
nama – nama propinsi.
b. Menetapkan strategi pembelajaran dengan
menunjukkan letak propinsi pada peta.
c. Menetapkan teknik pembelajaran secara
individu.
d. Menyusun instrumen pengamatan kegiatan
belajar siswa dan pedoman penilaian hasil
belajar serta pedoman refleksi.
2. Tahap Pelaksanaan Tindakan
Pada tahap pelaksanaan perbaikan
pembelajaran PKn adalah sebagai berikut:
a. Kegiatan Awal, guru mempersiapkan kelas
kearah yang lebih baik, guru melakukan
tanya jawab dengan siswa.
b. Kegiatan Inti: (a) Guru menyedikan media
berupa peta Indonesia, (b) Guru
menjelaskan tentang NKRI, (c) Guru
menjelaskan tentang batas – batas Negara
Kesatuan Republik Indonesia, (d) Guru
memberikan penjelasan tentang nama–
nama propinsi beserta ibu kotanya serta
menunjukkan
letaknya
pada
peta
Indonesia, (e) Siswa memperhatikan
penjelasan dari guru, (f) Siswa mencatat
hal - hal yang penting, (g) Guru menunjuk
satu persatu siswa untuk maju ke depan
kelas menunjukkan nama propinsi beserta
nama ibu kotanya pada peta Indonesia, (h)
Siswa diminta untuk mendiskusikan nama
– nama propinsi beserta ibu kotanya
dengan
teman
sebangku
dan
memasukkannya ke dalam tabel yang telah
disiapkkan oleh guru, (i) Setelah selesai
melakukan kegiatan, siswa diminta
membaca penjelasan tentang nama – nama
propinsi berserta Ibukotanya di NKRI
didepan kelas, (j) Guru memberikan
kesempatan kepada siswa untuk bertanya.
c. Kegiatan Akhir : (a) Siswa bersama guru
membuat kesimpulan tentang NKRI, batas
– batas NKRI, nama – nama propinsi di
seluruh Negara Kesatuan Republik
Indonesia, (b) Guru menutup pelajaran.
3. Tahap Observasi.
Pada tahap ini guru dan teman sejawat
mengadakan pengamatan kegiatan siswa
dalam melakukan sharing dengan teman
sebangku, yaitu saat melakukan diskusi
memasukkan dalam tabel nama propinsi di
Indonesia beserta Ibukotanya, memandu
diskusi serta pengamatan proses.
4. Tahap Refleksi
Pada tahap ini sebagai peneliti menilai
keberhasilan kegiatan mengevaluasi tahap –
tahap tindakan, menentukan tindakan serta
menyusun rekomendasi untuk menentukan
perbaikan perencanaan atau mengulang
tahapan yang dianggap belum berhasil.
5. Tahap Tindak Lanjut
Pada tahap ini peneliti merencanakan
untuk melakukan perbaikan kembali, karena
pada perbaikan ini belum terselesaikan,
sehingga peneliti menentukan rencana
perbaikan untuk Siklus II.
Siklus II
Pada tahap ini tergantung pada hasil
rekomendasi siklus I, jika pada siklus I
dinyatakan berhasil dan merekomendasikan
ke siklus berikutnya, maka siklus II
dilaksanakan sesuai langkah – langkah pada
siklus I, tetapi ada perbedaan pada tujuan
pembelajaran
(
pada
kegiatan
inti
pembelajaran), yaitu :
1. Guru menyediakan alat peraga berupa peta
buta Negara kesatuan Republik Indonesia.
2. Guru menginformasikan kepada siswa,
bahwa kita akan belajar menempel nama –
nama propinsi pada peta buta serta
menyebutkan Ibukotanya.
3. Siswa - siswa yang dianggap guru pada
siklus I tidak memperhatikan, diminta
untuk maju kedepan dan melakukan
demonstrasi tempel nama – nama propinsi
pada peta buta dengan bimbingan dari
guru.
4. Guru membagi kelompok dengan jumlah
siswa masing – masing kelompok 5 orang.
5. Secara
bergantian
guru
menyuruh
kelompok untuk maju dan melakukan
demonstrasi.
Farida Dwi Asmarani,Meningkatkan Pemahaman Tentang Letak PropinsiDi Indonesia Melalui Metode
Demonstrasi Tempel Nama Propinsi Pada Peta Buta| 67
6. Siswa yang lain diberi tugas untuk
mengamati tindakan kelompok yang lain,
hal ini dimaksudkan agar kelompok lain
tidak ramai sendiri.
7. Setelah kegiatan itu selesai, guru meminta
siswa untuk memasukkan nama – nama
propinsi beserta ibukotanya dalam tabel
yang sudah disiapkan oleh guru secara
individu.
8. Setelah selesai melaksanakan itu, guru
melakukan Tanya jawab dengan siswa.
Siswa yang lain diminta untuk diam dan
tidak memberitahu teman yang ditanya.
HASIL PENELITIAN
Data analisis dari hasil evaluasi siswa
kelas V menunjukkan nilai yang kurang
maksimal. Hal ini dikarenakan siswa kurang
aktif dalam pembelajaran, siswa kurang
termotivasi, strategi pembelajaran yang
digunakan kurang sesuai, tidak adanya media
pembelajaran.Untuk itulah peneliti melakukan
perubahan strategi dalam pembelajaran yaitu
dengan
menggunakan
pendekatan
demonstrasi dalam kelompok dan penggunaan
alat peraga peta buta.Untuk meningkatkan
prestasi siswa kelas V khususnya dalam
pembelajaran PKn,
peneliti mencoba
mengubah strategi pembelajaran melalui
pendekatan demonstrasi dalam kelompok dan
penggunaan alat peraga peta buta.
Penelitian ini dilaksanakan dalam 2
siklus, yaitu :
Siklus I
1. Penetapan fokus masalah
Permasalahan yang dihadapi guru
dalam siklus I ini adalah siswa belum mampu
banyak mengetahui letak propinsi di
Indonesia pada peta.
2. Perencanaan tindakan perbaikan
Kegiatan dalam merencanakan tindakan
ini meliputi penyusunan Rencana perbaikan
pembelajaran tentang letak propinsi di
Indonesia
3. Pelaksaan tindakan dan observasi
Pelaksanaan
tindakan
berupa
pembelajaran dalam kelas dengan prosedur
berupa : pre-test ( tes awal ) dengan
melakukan Tanya jawab dengan siswa tentang
hal yang berhubungan dengan letak dan nama
– nama propinsi di Indonesia dan penjelasan
materi.
Kegiatan observasi pada siklus I adalah
pengamatan terhadap keaktifan siswa dalam
menemukan letak propinsi pada peta buta dan
pengetahuan siswa terhadap berbagai nama –
nama propinsi.
4. Refleksi
Kegiatan refleksi dalam siklus ini
merupakan evaluasi terhadap perencanaan,
pelaksanaan dan pengamatan yang dilakukan
oleh
guru.
Pada
kegiatan
ini
ditemukan:Materi
pembelajaran
perlu
penjelasan lebih konkrit dan diperlukan alat
peraga yang lebih menarik, agar siswa
menjadi lebih tertarik lagi terhadap materi
pelajaran. Dari hasil observasi diatas
ditemukan masih ada 13 siswa (59 %) dari
seluruh siswa sebanyak 22 siswa belum bisa
menemukan letak propinsi di Indonesia. 13
siswa ( 59%) yang belum bisa tersebut
mendapatkan nilai dibawah 70. Dan 41%
(Sekitar 9 siswa) yang mendapat nilai diatas
70.
5. Perencaan Tindak lanjut
Berdasarkan
pengamatan
yang
dilakukan oleh guru dalam kegiatan
pembelajaran masih ditemukan 59%, yaitu 13
siswa yang belum aktif dalam kegiatan belajar
mengajar.Masih banyak siswa yang tidak
berani
bertanya
maupun
menjawab
pertanyaan yang diajukan oleh guru. Untuk
itulah guru perlu melakukan percobaan yang
lain
dan
diperlukan
untuk
lebih
mengoptimalkan pendekatan yang digunakan
agar siswanya lebih aktif lagi. Untuk
perencanaan
selanjutnya
guru
akan
melakukan perbaikan lagi yaitu pada Siklus
II.
Siklus II
1. Penetapan fokus masalah
Pada siklus I diperoleh temuan bahwa
dari 22 siswa hanya 13 siswa yang
mendapatkan nilai dibawah 70, dan 9 siswa
mendapat nilai diatas 70, hal ini berarti ada
68 | Jurnal Karya Pendidikan Volume 2, Nomor 2, Maret 2016 hlm 64-70
beberapa siswa yang belum menguasai materi
seluruhnya. Guru harus berusaha semaksimal
mungkin untuk meningkatkan prestasi belajar
siswa. Untuk itu guru diperlukan melakukan
perbaikan lagi, yaitu pada siklus II ini.
2. Perencanaan tindakan perbaikan
Kegiatan dalam perencanaan ini berupa
pembuatan Rencana Perbaikan Pembelajaran.
3. Pelaksanaan tindakan dan observasi
Pelaksanaan
tindakan
berupa
pembelajaran dengan prosedur sebagai
berikut:
a. Pre-test ( tes awal ) tentang pengetahuan
terhadap letak propinsi di Indonesia.
b. Penjelasan materi dengan pendekatan
demonstrasi
Dari persentase diatas dapat diperoleh
kesimpulan bahwa siswa yang mendapat
nilai diatas 70 adalah 17 siswa dengan
persentase (77%), sedangkan siswa yang
mendapat nilai dibawah 70 adalah 5 siswa
dengan persentase ( 23%).
Pada kegiatan refleksi pada siklus II ini
merupakan evaluasi terhadap perencanaan,
pelaksanaan
dan
pengamatan
pada
pembelajaran PKn. Dalam kegiatan refleksi
ini ditemukan bahwa dalam kegiatan
kelompok, sudah seluruh siswa maksimal
dalam
mengerjakan
tugas
sehingga
didapatkan
ketuntasan
dalam
pembelajaran.Karena sudah mendapatkan
persentase ketuntasan sebesar 77%, jadi
pembelajarn tentang materi Letak Propinsi –
Propinsi di Indonesia bisa dikatakan siswa
sudah dapat menguasai materi pembelajaran.
Selain itu dalam mengerjakan soal latihan
siswa yang mendapatkan nilai diatas 70
adalah 17 siswa dengan persentase (77%).
Hasil ini sudah sesuai dengan tujuan dan
harapan dari guru.Ketuntasan belajar sudah
dicapai oleh guru.Sehingga tidak perlu
melakukan perbaikan lagi.
Pada tahap siklus II, guru sudah
mendapati ketuntasan belajar siswa, sehingga
untuk perencanaan tindak lanjut guru dapat
melanjutkan ke materi berikutnya.
Interprestasi Data
Dari data yang diperoleh didapat nilai
rata – rata kelas yang meningkat, siklus I =
61,81 dan pada siklus II = 77,27. Dan
diperoleh peningkatan persentase ketuntasan
belajar siswa, pada siklus I = 41%; dan pada
siklus II = 77%.
Agar mendapat data yang lebih jelas,
maka digunakan diagram batang sebagai
berikut:
Keterangan:
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0
siklus I
siklus II
= nilai rata – rata kelas
= persentase( % )
Deskripsi Temuan dan Refleksi
Pada Siklus I, deskripsi Temuan pada
tahap ini adalah:Dalam melakukan percobaan
diperoleh:seluruhnya, yaitu 6 kelompok dapat
melakukan tahapan – tahapan yang sesuai
dengan harapan guru dan dapat menemukan
letak propinsi dengan benar.
1. Menemukan jawaban yang benar
Setelah memeriksa hasil pekerjaan siswa,
lembar soal dikembalikan lagi dan
diberitahukan jawaban yang benar oleh
guru.
2. Subyek
penelitian
menunjukkan
keseriusannya
dalam
mengikuti
pembelajaran sampai akhir.
Refleksi
Kegiatan refleksi dalam siklus ini
merupakan evaluasi terhadap perencanaan,
pelaksanaan dan pengamatan yang dilakukan
oleh guru.Pada kegiatan ini ditemukan bahwa
materi pembelajaran perlu penjelasan lebih
konkrit dan diperlukan alat peraga yang lebih
menarik, agar siswa menjadi lebih tertarik lagi
terhadap materi pelajaran. Dari hasil
Farida Dwi Asmarani,Meningkatkan Pemahaman Tentang Letak PropinsiDi Indonesia Melalui Metode
Demonstrasi Tempel Nama Propinsi Pada Peta Buta| 69
observasi diatas ditemukan masih ada 13
siswa (59 %) dari seluruh siswa sebanyak 22
siswa belum bisa menemukan letak propinsi
di Indonesia. 13 siswa ( 59%) yang belum
bisa tersebut mendapatkan nilai dibawah 70.
Dan 41% (Sekitar 9 siswa) yang mendapat
nilai diatas 70.
Berdasarkan
pengamatan
yang
dilakukan oleh guru dalam kegiatan
pembelajaran masih ditemukan 59%, yaitu 13
siswa yang belum aktif dalam kegiatan belajar
mengajar.Masih banyak siswa yang tidak
berani
bertanya
maupun
menjawab
pertanyaan yang diajukan oleh guru.
Pada Siklus II
Ada beberapa hal yang dapat ditemukan
oleh peneliti, sebagai berikut:
Dalam kelompok :Seluruh siswa sudah
aktif dalam kegiatan diskusi, kegiatan
menemukan letak propinsi di Indonesia pada
peta buta. Setiap kelompok dan individu yang
ditanya sudah dapat menjawab pertanyaan
dengan tepat dan sesuai.Dari persentasedata
yang diperoleh, dapat diperoleh kesimpulan
bahwa siswa yang mendapat nilai diatas 70
adalah 17 siswa dengan persentase (77%),
sedangkan siswa yang mendapat nilai
dibawah 70 adalah 5 siswa dengan persentase
( 23%).
Kegiatan refleksi pada siklus II ini
merupakan evaluasi terhadap perencanaan,
pelaksanaan
dan
pengamatan
pada
pembelajaran PKn. Dalam kegiatan refleksi
ini ditemukan bahwa dalam kegiatan
kelompok, sudah seluruh siswa maksimal
dalam
mengerjakan
tugas
sehingga
didapatkan ketuntasan dalam pembelajaran.
Karena sudah mendapatkan persentase
ketuntasan sebesar 77%, jadi pembelajarn
tentang materi Letak Propinsi – Propinsi di
Indonesia bisa dikatakan siswa sudah dapat
menguasai
materi
pembelajaran.Dalam
mengerjakan soal latihan siswa yang
mendapatkan nilai diatas 70 adalah 17 siswa
dengan persentase (77%).Hasil ini sudah
sesuai dengan tujuan dan harapan dari
guru.Ketuntasan belajar sudah dicapai oleh
guru.Sehingga
perbaikan lagi.
tidak
perlu
melakukan
PEMBAHASAN
Penelitian
ini
upaya
membantu
meningkatkan prestasi belajar siswa kelas V
SDN Meduri III Kecamatan Margomulyo
Kabupaten Bojonegoro tentang Letak
Propinsi – Propinsi di Indonesia melalui
pendekatan
demonstrasi
dengan
menggunakan alat peraga peta buta. Untuk
merealisasi usaha tersebut, peneliti melakukan
2 siklus, yang terdiri dari 5 komponen, yaitu:
pemfokusan masalah, perencanaan tindakan,
pelaksanaan tindakan dan pengamatan,
refkleksi dan perencanaan tindak lanjut.
Setiap
pelaksanaan
tindakan
peneliti
melakukan berbagai langkah – langkah sesuai
dengan rencana perbaikan pembelajaran.
Pada siklus I, guru melakukan pre-test (
tes awal ) sebagai tolak ukur kemampuan
siswa secara individu untuk mengetahui
kesiapan belajar siswa terhadap materi yang
akan dipelajari, serta melakukan perbaikan
pembelajaran dengan pendekatan demonstrasi
tempel nama, yaitu siswa melakukan diskusi
dalam kelompok. Dalam kegiatan kelompok
ini seluruh siswa sudah dapat menjawab
pertanyaan yang diajukan guru dengan
tepat.Sedangkan dalam kegiatan belajar
mengajar serta hasil belajar yang diperoleh
siswa, ditemukan data 59% siswa belum dapat
menjawab soal latihan tentang letak propinsi
di Indonesia.Serta baru ditemukannya 41%
siswa yang baru dapat menjawab soal latihan.
Pada siklus II, guru berupaya
mengaktifkan siswa dalam kegiatan belajar
mengajar, dengan membimbing siswa
melakukan diskusi dalam kelompok.Hal ini
dilakukan dengan tujuan agar siswa dapat
terlibat secara aktif dalam kegiatan belajar
mengajar.Agar siswa dapat menunjukkan
letak propinsi – propinsi di Indonesia.Selain
itu siswa juga dituntut untuk dapat mengamati
hasil tempelannya dan menyampaikan hasil
pengamatan dan diskusi dengan teman
sekelompoknya.
Dengan
menggunakan
pendekatan demonstrasi tempelnama dan alat
70 | Jurnal Karya Pendidikan Volume 2, Nomor 2, Maret 2016 hlm 64-70
peraga yang menarik ditemukan data yaitu 17
siswa mendapat nilai diatas 70, dengan
persentase (77%). Sedangkan dari data
pengamatan dalam kelompok ada 20 siswa
yang sudah aktif dalam diskusi dengan
temannya.
Apakah dengan hal ini pembelajaran
yang dilakukan oleh guru berhasil?Ternyata
hasil evaluasi siswa menunjukkan nilai yang
cukup signifikan.Yaitu 17 anak dapat
menjawab soal dengan nilai diatas
70.denganpersentase 77%. Pembelajarn yang
diulang –ulang dan menggunakan alat peraga
yang menarik serta dengan pendekatan
kontekstual dapat meningkatkan hasil prestasi
siswa.Hal ini sesuai dengan harapan guru
sekaligus peneliti.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang telah
dilakukan oleh peneliti, maka dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut:
1. Strategi
pembelajaran
dengan
menggunakan pendekatan demonstrasi
dalam kelompok di pembelajaran PKn
tentang letak propinsi – propinsi di
Indonesia pada siswa kelas V SDN Meduri
III Kecamatan Margomulyo Kabupaten
Bojonegoro dapat meningkatkan hasil
prestasi belajar siswa.
2. Dengan menggunakan strategi pendekatan
demonstrasi pembelajaran akan menjadi
lebih menarik dan menyenangkan, karena
dalam pendekatan demonstrasi siswa dapat
melakukan pengamatan dan penggunaan
alat peraga yang dapat menunjang dalam
kegiatan belajar mengajar di kelas V SDN
Meduri III Kecamatan Margomulyo
Kabupaten Bojonegoro.
3. Pendekatan Demonstrasi dengan belajar
kelompok dengan pemberian motivasi,
bimbingan, pujian dan dengan penggunaan
alat peraga yang menarik sudah terbukti
dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.
SARAN
Berdasarkan kesimpulan diatas, penulis
memberikan saran sebagai berikut:
1. Dalam pembelajaran PKn sebaiknya guru
sering–sering melakukan kreativitas yang
sesuai dengan materi agar pembelajaran
lebih menarik dan dapat memikat perhatian
siswa.
2. Dalam pembelajaran PKn,sebaiknya guru
lebih menekankan pembelajaran dalam
kelompok,
karena
dengan
belajar
kelompok akan lebih mengaktifkan siswa
dalam melakukan diskusi dan dengan
belajar kelompok siswa tidak
malu
bertanya
kepada temannya
sendiri
(sharing).
3. Setelah pembelajaran perlu dilakukan
evaluasi dan refleksi agar guru dapat
merencanakan tindak lanjut, apakah perlu
perbaikan atau sudah tuntas.
4. Ciptakan suasana belajar yang kondusif
dan lingkungan yang bersih, agar siswa
merasa nyaman.
DAFTAR PUSTAKA
Depdikbud. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ( KTSP ). Jakarta : Depdikbud
Wardani, I. G.A.K., Julaeha, Siti, Marsinah, Ngadi. 2008. Pemantapan Kemampuan Profesional (
PKP ). Jakarta : Universitas Terbuka
Wismono, Jaka. Riyanto. 2007. Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta : Grasindo
Dinas Pendidikan. 2005. Penataran Guru TK. SD dan Pembinaan Gugus SD. Bojonegoro.
Winataputra, Udin S, dkk. 2007. Materi dan Pembelajaran PKn SD. Jakarta : Universitas Terbuka.
GBPP ( Garis – Garis Besar Program Pembelajaran ). Sekolah Dasar Kelas I – VI. Jakarta:
Depdikbud.
Download