MENINGKATKAN PEMAHAMAN TENTANG LETAK PROPINSI DI INDONESIA MELALUI METODE DEMONSTRASI TEMPEL NAMA PROPINSI PADA PETA BUTA Farida Dwi Asmarani KepalaSDNMeduri III Margomulyo Bojonegoro Email :[email protected] Abstrak: Pendidikan pada dasarnya adalah suatu bentuk kegiatan yang bertujuan mengembangkan kemampuan dan ketrampilan intelektual subyek didik sehingga mereka nantinya mampu mengadakan interaksi ditengah kehidupan masyarakatnya. Untuk itu sebagai seorang guru harus mampu meningkatkan prestasi belajar anak didiknya dengan cara mengoptimalkan aktivitas siswa dalam kegiatan belajar mengajar melalui berbagai macam pendekatan – pendekatan pembelajaran. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan 5 tahapan, yaitu rencana tindakan, pelaksanaan, observasi, refleksi dan rencana tindak lanjut. Subyek penelitiannya adalah siswa kelas V SDN Meduri III Kecamatan Margomulyo Kabupaten Bojonegoro. Hasil penelitian diperoleh berdasarkan data observasi sebelum siklus ( 23 % ), Siklus I ( 41 %) siswa mendapatkan nilai dibawah KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal), pada Siklus II meningkat menjadi ( 77 %) siswa mendapat nilai di atas 70, sehingga siswa mendapat ketuntasan belajar. Pembelajaran direncanakan dengan menggunakan Metode Demonstrasi Tempel Nama Propinsi pada Peta Buta. Dari hasil perbaikan pembelajaran yang dilaksanakan oleh peneliti maka dapat ditarik kesimpulan bahwa metode Demonstrasi tempel nama propinsi pada peta buta yang digunakan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa SDN Meduri III Kecamatan Margomulyo Kabupaten Bojonegoro. Hal ini menunjukkan bahwa metode Demonstrasi Tempel Nama Propinsi pada peta buta mata pelajaran PKn terbukti dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas V SDN Meduri III Kecamatan Margomulyo Kabupaten Bojonegoro. Kata Kunci: Meningkatkan Pemahaman, Metode Demonstrasi Tempel Nama mengembangkan ide – ide dan merealisasikan dalam bentuk tertentu, selain itu siswa bisa menikmati pengalaman baru, keterampilan tertentu dan yang utama siswa dapat memecahkan suatu kesulitan intelektual. Pembelajaran yang cenderung menempatkan guru sebagai pusat kegiatan dengan metode ceramah sekarang dianggap kurang tepat karena membuat suasana dikelas kurang menyenangkan dan membosankan.Untuk itu diperlukan kreaifitas guru untuk menciptakan suasana pembelajaran yang menarik dan menyenangkan, salah satunya adalah dengan pembelajaran yang menuntut siswa aktif, baik aktif dalam berpikir dan aktif dalam berbuat (Suparno dkk, 2002).Dengan pendekatan demonstrasi tempel pada pembelajaran PKn dimaksudkan guru agar siswa menjadi lebih tertarik terhadap pembelajaran dan suasana Pada saat pembelajaran PKn semester I dengan materi Negara Kesatuan Republik Indonesia guru mendapat banyak anak didikyang tidak memperhatikan guru menerangkan. Berdasarkan hasil evaluasi belajar siswa menunjukkan nilai rendah, tingkat penguasaan siswa terhadap materi pelajaran PKn kurang dari apa yang diharapkan oleh guru. Hanya ada beberapa siswa yang mencapai nilai diatas 70. Motivasi dan minat siswa dalam mata pelajaran PKn juga cenderung menurun, siswa kurang aktif dalam kegiatan belajar mengajar, sehingga mengakibatkan nilai evaluasi yang rendah. Berdasarkan permasalahan diatas peneliti akan melakukan kegiatan Penelitian Tindakan Kelas. Untuk itu peneliti mencoba menerapkan pembelajaran yang menuntut siswa aktif karena diharapkan dari kegiatan siswa yang aktif akan membuat siswa dapat 64 Farida Dwi Asmarani,Meningkatkan Pemahaman Tentang Letak PropinsiDi Indonesia Melalui Metode Demonstrasi Tempel Nama Propinsi Pada Peta Buta| 65 pembelajaran tidak membosankan sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Pendekatan Demonstrasi adalah pendekatan yang dilakukan guru dengan cara memperagakan atau mendemonstrasikan alat peraga yang digunakan dan di tunjukkan kepada siswa bagaimana cara menggunakan. Pendekatan ini dimaksudkan untuk menarik perhatian siswa, agar dalam saat pendemonstrasian siswa tidak salah dalam memperagakannya. Siswa yang biasanya malas dan bosan mengikuti pelajaran, dengan adanya alat peraga akan menjadi lebih tertarik. Guru mengharapkan dengan mengunakan pendekatan demonstrasi ini dapat menarik minat belajar siswa dalam belajar. Dalam pembelajaran dengan menggunakan pendekatan demonstrasi tempel, guru menggunakan strategi pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, menyenangkan dan inovatif. Alat peraga adalah suatu model pembelajaran atau alat bantu dalam pembelajaran. Yang mana fungsinya untuk memudahkan siswa dalam memahami materi yang telah dipelajarinya.Alat peraga bisa berupa benda konkrit atau gambar – gambar yang menarik dan sesuai dengan materi yang dipelajari. Keberadaan alat peraga sangat membantu guru dalam proses kegiatan belajar mengajar. Dalam hal ini guru menggunakan alat peraga berupa peta . Adapun tujuan dari penelitian ini adalah bahwa kegiatan belajar mengajar dengan penggunaan metode Demonstrasi Tempel Nama pada siswa kelas V SDN Meduri III Kecamatan Margomulyo Kabupaten Bojonegoro Tahun Pelajaran 2015/2016 dapat : (1) meningkatkan pemahaman dan prestasi belajar siswa tentang letak propinsi.(2) menarik perhatian siswa dalam proses pembelajaran. (3) memberikan dampak yang positif terhadap keberhasilan pembelajaran. fokus masalah penelitian (2) Perencanaan tindakan perbaikan (3) Pelaksanaan tindakan/observasi. (4) Pengamatan / analisis dan refleksi (5) Perencanaan tindak lanjut. Lokasi Penelitiandilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Meduri III Kecamatan Margomulyo Kabupaten Bojonegoro Tahun Pelajaran 2015/2016.Waktu penelitiandilaksanakan di kelas V SDN Meduri III Kecamatan Margomulyo Kabupaten Bojonegoro mulai tanggal 16 Oktober 2015 sampai dengan 23 Oktober 2015. Mata Pelajaran yang ditelitiPKn dengan Standar Kompetensi : Memahami pentingnya keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia, Kompetensi Dasar : Mendiskripsikan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Yang menjadi obyek penelitian adalah: 1. Keterampilan siswa dalam mengenal Negara Kesatuan Indonesia. 2. Keterampilan siswa dalam mengidentifikasi batas – batas Negara Kesatuan Republik Indonesia. 3. Ketrampilan siswa dalam menyebutkan nama - nama propinsi di Negara Kesatuan Republik Indonesia. 4. Ketrampilan siswa dalam menunjukkan letak propinsi di Negara Kesatuan Republik Indonesia. METODE PENELITIAN 1. Tahap Perencanaan Tindakan Pada tahap ini yang dilakukan adalah penyusunan rencana perbaikan pembelajaran yang terdiri dari : Penelitian ini menggunakan metode menurut Raka Joni dan kawan – kawan (1998), yang menggunakan 5 tahapan dalam melaksanakan PTK, yaitu :(1) Penetapan Prosedur Penelitian Proses dan hasil evaluasi siswa mata pelajaran PKn yang merupakan bahan untuk menyusun rencana perbaikan pembelajaran dan penelitian tindakan kelas. Dalam hal ini peneliti berkolaborasi dengan teman sejawat untuk menetapkan materi dan strategi pembelajaran agar kualitas pembelajaran mendapatkan hasil yang lebih baik. Dibawah ini gambaran tentang rencana perbaikan pembelajaran yang akan dilakukan oleh guru. Siklus I 66 | Jurnal Karya Pendidikan Volume 2, Nomor 2, Maret 2016 hlm 64-70 a. Penetapan tujuan pembelajaran PKn tentang Mendiskripsikan Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan menyebutkan nama – nama propinsi. b. Menetapkan strategi pembelajaran dengan menunjukkan letak propinsi pada peta. c. Menetapkan teknik pembelajaran secara individu. d. Menyusun instrumen pengamatan kegiatan belajar siswa dan pedoman penilaian hasil belajar serta pedoman refleksi. 2. Tahap Pelaksanaan Tindakan Pada tahap pelaksanaan perbaikan pembelajaran PKn adalah sebagai berikut: a. Kegiatan Awal, guru mempersiapkan kelas kearah yang lebih baik, guru melakukan tanya jawab dengan siswa. b. Kegiatan Inti: (a) Guru menyedikan media berupa peta Indonesia, (b) Guru menjelaskan tentang NKRI, (c) Guru menjelaskan tentang batas – batas Negara Kesatuan Republik Indonesia, (d) Guru memberikan penjelasan tentang nama– nama propinsi beserta ibu kotanya serta menunjukkan letaknya pada peta Indonesia, (e) Siswa memperhatikan penjelasan dari guru, (f) Siswa mencatat hal - hal yang penting, (g) Guru menunjuk satu persatu siswa untuk maju ke depan kelas menunjukkan nama propinsi beserta nama ibu kotanya pada peta Indonesia, (h) Siswa diminta untuk mendiskusikan nama – nama propinsi beserta ibu kotanya dengan teman sebangku dan memasukkannya ke dalam tabel yang telah disiapkkan oleh guru, (i) Setelah selesai melakukan kegiatan, siswa diminta membaca penjelasan tentang nama – nama propinsi berserta Ibukotanya di NKRI didepan kelas, (j) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya. c. Kegiatan Akhir : (a) Siswa bersama guru membuat kesimpulan tentang NKRI, batas – batas NKRI, nama – nama propinsi di seluruh Negara Kesatuan Republik Indonesia, (b) Guru menutup pelajaran. 3. Tahap Observasi. Pada tahap ini guru dan teman sejawat mengadakan pengamatan kegiatan siswa dalam melakukan sharing dengan teman sebangku, yaitu saat melakukan diskusi memasukkan dalam tabel nama propinsi di Indonesia beserta Ibukotanya, memandu diskusi serta pengamatan proses. 4. Tahap Refleksi Pada tahap ini sebagai peneliti menilai keberhasilan kegiatan mengevaluasi tahap – tahap tindakan, menentukan tindakan serta menyusun rekomendasi untuk menentukan perbaikan perencanaan atau mengulang tahapan yang dianggap belum berhasil. 5. Tahap Tindak Lanjut Pada tahap ini peneliti merencanakan untuk melakukan perbaikan kembali, karena pada perbaikan ini belum terselesaikan, sehingga peneliti menentukan rencana perbaikan untuk Siklus II. Siklus II Pada tahap ini tergantung pada hasil rekomendasi siklus I, jika pada siklus I dinyatakan berhasil dan merekomendasikan ke siklus berikutnya, maka siklus II dilaksanakan sesuai langkah – langkah pada siklus I, tetapi ada perbedaan pada tujuan pembelajaran ( pada kegiatan inti pembelajaran), yaitu : 1. Guru menyediakan alat peraga berupa peta buta Negara kesatuan Republik Indonesia. 2. Guru menginformasikan kepada siswa, bahwa kita akan belajar menempel nama – nama propinsi pada peta buta serta menyebutkan Ibukotanya. 3. Siswa - siswa yang dianggap guru pada siklus I tidak memperhatikan, diminta untuk maju kedepan dan melakukan demonstrasi tempel nama – nama propinsi pada peta buta dengan bimbingan dari guru. 4. Guru membagi kelompok dengan jumlah siswa masing – masing kelompok 5 orang. 5. Secara bergantian guru menyuruh kelompok untuk maju dan melakukan demonstrasi. Farida Dwi Asmarani,Meningkatkan Pemahaman Tentang Letak PropinsiDi Indonesia Melalui Metode Demonstrasi Tempel Nama Propinsi Pada Peta Buta| 67 6. Siswa yang lain diberi tugas untuk mengamati tindakan kelompok yang lain, hal ini dimaksudkan agar kelompok lain tidak ramai sendiri. 7. Setelah kegiatan itu selesai, guru meminta siswa untuk memasukkan nama – nama propinsi beserta ibukotanya dalam tabel yang sudah disiapkan oleh guru secara individu. 8. Setelah selesai melaksanakan itu, guru melakukan Tanya jawab dengan siswa. Siswa yang lain diminta untuk diam dan tidak memberitahu teman yang ditanya. HASIL PENELITIAN Data analisis dari hasil evaluasi siswa kelas V menunjukkan nilai yang kurang maksimal. Hal ini dikarenakan siswa kurang aktif dalam pembelajaran, siswa kurang termotivasi, strategi pembelajaran yang digunakan kurang sesuai, tidak adanya media pembelajaran.Untuk itulah peneliti melakukan perubahan strategi dalam pembelajaran yaitu dengan menggunakan pendekatan demonstrasi dalam kelompok dan penggunaan alat peraga peta buta.Untuk meningkatkan prestasi siswa kelas V khususnya dalam pembelajaran PKn, peneliti mencoba mengubah strategi pembelajaran melalui pendekatan demonstrasi dalam kelompok dan penggunaan alat peraga peta buta. Penelitian ini dilaksanakan dalam 2 siklus, yaitu : Siklus I 1. Penetapan fokus masalah Permasalahan yang dihadapi guru dalam siklus I ini adalah siswa belum mampu banyak mengetahui letak propinsi di Indonesia pada peta. 2. Perencanaan tindakan perbaikan Kegiatan dalam merencanakan tindakan ini meliputi penyusunan Rencana perbaikan pembelajaran tentang letak propinsi di Indonesia 3. Pelaksaan tindakan dan observasi Pelaksanaan tindakan berupa pembelajaran dalam kelas dengan prosedur berupa : pre-test ( tes awal ) dengan melakukan Tanya jawab dengan siswa tentang hal yang berhubungan dengan letak dan nama – nama propinsi di Indonesia dan penjelasan materi. Kegiatan observasi pada siklus I adalah pengamatan terhadap keaktifan siswa dalam menemukan letak propinsi pada peta buta dan pengetahuan siswa terhadap berbagai nama – nama propinsi. 4. Refleksi Kegiatan refleksi dalam siklus ini merupakan evaluasi terhadap perencanaan, pelaksanaan dan pengamatan yang dilakukan oleh guru. Pada kegiatan ini ditemukan:Materi pembelajaran perlu penjelasan lebih konkrit dan diperlukan alat peraga yang lebih menarik, agar siswa menjadi lebih tertarik lagi terhadap materi pelajaran. Dari hasil observasi diatas ditemukan masih ada 13 siswa (59 %) dari seluruh siswa sebanyak 22 siswa belum bisa menemukan letak propinsi di Indonesia. 13 siswa ( 59%) yang belum bisa tersebut mendapatkan nilai dibawah 70. Dan 41% (Sekitar 9 siswa) yang mendapat nilai diatas 70. 5. Perencaan Tindak lanjut Berdasarkan pengamatan yang dilakukan oleh guru dalam kegiatan pembelajaran masih ditemukan 59%, yaitu 13 siswa yang belum aktif dalam kegiatan belajar mengajar.Masih banyak siswa yang tidak berani bertanya maupun menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru. Untuk itulah guru perlu melakukan percobaan yang lain dan diperlukan untuk lebih mengoptimalkan pendekatan yang digunakan agar siswanya lebih aktif lagi. Untuk perencanaan selanjutnya guru akan melakukan perbaikan lagi yaitu pada Siklus II. Siklus II 1. Penetapan fokus masalah Pada siklus I diperoleh temuan bahwa dari 22 siswa hanya 13 siswa yang mendapatkan nilai dibawah 70, dan 9 siswa mendapat nilai diatas 70, hal ini berarti ada 68 | Jurnal Karya Pendidikan Volume 2, Nomor 2, Maret 2016 hlm 64-70 beberapa siswa yang belum menguasai materi seluruhnya. Guru harus berusaha semaksimal mungkin untuk meningkatkan prestasi belajar siswa. Untuk itu guru diperlukan melakukan perbaikan lagi, yaitu pada siklus II ini. 2. Perencanaan tindakan perbaikan Kegiatan dalam perencanaan ini berupa pembuatan Rencana Perbaikan Pembelajaran. 3. Pelaksanaan tindakan dan observasi Pelaksanaan tindakan berupa pembelajaran dengan prosedur sebagai berikut: a. Pre-test ( tes awal ) tentang pengetahuan terhadap letak propinsi di Indonesia. b. Penjelasan materi dengan pendekatan demonstrasi Dari persentase diatas dapat diperoleh kesimpulan bahwa siswa yang mendapat nilai diatas 70 adalah 17 siswa dengan persentase (77%), sedangkan siswa yang mendapat nilai dibawah 70 adalah 5 siswa dengan persentase ( 23%). Pada kegiatan refleksi pada siklus II ini merupakan evaluasi terhadap perencanaan, pelaksanaan dan pengamatan pada pembelajaran PKn. Dalam kegiatan refleksi ini ditemukan bahwa dalam kegiatan kelompok, sudah seluruh siswa maksimal dalam mengerjakan tugas sehingga didapatkan ketuntasan dalam pembelajaran.Karena sudah mendapatkan persentase ketuntasan sebesar 77%, jadi pembelajarn tentang materi Letak Propinsi – Propinsi di Indonesia bisa dikatakan siswa sudah dapat menguasai materi pembelajaran. Selain itu dalam mengerjakan soal latihan siswa yang mendapatkan nilai diatas 70 adalah 17 siswa dengan persentase (77%). Hasil ini sudah sesuai dengan tujuan dan harapan dari guru.Ketuntasan belajar sudah dicapai oleh guru.Sehingga tidak perlu melakukan perbaikan lagi. Pada tahap siklus II, guru sudah mendapati ketuntasan belajar siswa, sehingga untuk perencanaan tindak lanjut guru dapat melanjutkan ke materi berikutnya. Interprestasi Data Dari data yang diperoleh didapat nilai rata – rata kelas yang meningkat, siklus I = 61,81 dan pada siklus II = 77,27. Dan diperoleh peningkatan persentase ketuntasan belajar siswa, pada siklus I = 41%; dan pada siklus II = 77%. Agar mendapat data yang lebih jelas, maka digunakan diagram batang sebagai berikut: Keterangan: 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0 siklus I siklus II = nilai rata – rata kelas = persentase( % ) Deskripsi Temuan dan Refleksi Pada Siklus I, deskripsi Temuan pada tahap ini adalah:Dalam melakukan percobaan diperoleh:seluruhnya, yaitu 6 kelompok dapat melakukan tahapan – tahapan yang sesuai dengan harapan guru dan dapat menemukan letak propinsi dengan benar. 1. Menemukan jawaban yang benar Setelah memeriksa hasil pekerjaan siswa, lembar soal dikembalikan lagi dan diberitahukan jawaban yang benar oleh guru. 2. Subyek penelitian menunjukkan keseriusannya dalam mengikuti pembelajaran sampai akhir. Refleksi Kegiatan refleksi dalam siklus ini merupakan evaluasi terhadap perencanaan, pelaksanaan dan pengamatan yang dilakukan oleh guru.Pada kegiatan ini ditemukan bahwa materi pembelajaran perlu penjelasan lebih konkrit dan diperlukan alat peraga yang lebih menarik, agar siswa menjadi lebih tertarik lagi terhadap materi pelajaran. Dari hasil Farida Dwi Asmarani,Meningkatkan Pemahaman Tentang Letak PropinsiDi Indonesia Melalui Metode Demonstrasi Tempel Nama Propinsi Pada Peta Buta| 69 observasi diatas ditemukan masih ada 13 siswa (59 %) dari seluruh siswa sebanyak 22 siswa belum bisa menemukan letak propinsi di Indonesia. 13 siswa ( 59%) yang belum bisa tersebut mendapatkan nilai dibawah 70. Dan 41% (Sekitar 9 siswa) yang mendapat nilai diatas 70. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan oleh guru dalam kegiatan pembelajaran masih ditemukan 59%, yaitu 13 siswa yang belum aktif dalam kegiatan belajar mengajar.Masih banyak siswa yang tidak berani bertanya maupun menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru. Pada Siklus II Ada beberapa hal yang dapat ditemukan oleh peneliti, sebagai berikut: Dalam kelompok :Seluruh siswa sudah aktif dalam kegiatan diskusi, kegiatan menemukan letak propinsi di Indonesia pada peta buta. Setiap kelompok dan individu yang ditanya sudah dapat menjawab pertanyaan dengan tepat dan sesuai.Dari persentasedata yang diperoleh, dapat diperoleh kesimpulan bahwa siswa yang mendapat nilai diatas 70 adalah 17 siswa dengan persentase (77%), sedangkan siswa yang mendapat nilai dibawah 70 adalah 5 siswa dengan persentase ( 23%). Kegiatan refleksi pada siklus II ini merupakan evaluasi terhadap perencanaan, pelaksanaan dan pengamatan pada pembelajaran PKn. Dalam kegiatan refleksi ini ditemukan bahwa dalam kegiatan kelompok, sudah seluruh siswa maksimal dalam mengerjakan tugas sehingga didapatkan ketuntasan dalam pembelajaran. Karena sudah mendapatkan persentase ketuntasan sebesar 77%, jadi pembelajarn tentang materi Letak Propinsi – Propinsi di Indonesia bisa dikatakan siswa sudah dapat menguasai materi pembelajaran.Dalam mengerjakan soal latihan siswa yang mendapatkan nilai diatas 70 adalah 17 siswa dengan persentase (77%).Hasil ini sudah sesuai dengan tujuan dan harapan dari guru.Ketuntasan belajar sudah dicapai oleh guru.Sehingga perbaikan lagi. tidak perlu melakukan PEMBAHASAN Penelitian ini upaya membantu meningkatkan prestasi belajar siswa kelas V SDN Meduri III Kecamatan Margomulyo Kabupaten Bojonegoro tentang Letak Propinsi – Propinsi di Indonesia melalui pendekatan demonstrasi dengan menggunakan alat peraga peta buta. Untuk merealisasi usaha tersebut, peneliti melakukan 2 siklus, yang terdiri dari 5 komponen, yaitu: pemfokusan masalah, perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan dan pengamatan, refkleksi dan perencanaan tindak lanjut. Setiap pelaksanaan tindakan peneliti melakukan berbagai langkah – langkah sesuai dengan rencana perbaikan pembelajaran. Pada siklus I, guru melakukan pre-test ( tes awal ) sebagai tolak ukur kemampuan siswa secara individu untuk mengetahui kesiapan belajar siswa terhadap materi yang akan dipelajari, serta melakukan perbaikan pembelajaran dengan pendekatan demonstrasi tempel nama, yaitu siswa melakukan diskusi dalam kelompok. Dalam kegiatan kelompok ini seluruh siswa sudah dapat menjawab pertanyaan yang diajukan guru dengan tepat.Sedangkan dalam kegiatan belajar mengajar serta hasil belajar yang diperoleh siswa, ditemukan data 59% siswa belum dapat menjawab soal latihan tentang letak propinsi di Indonesia.Serta baru ditemukannya 41% siswa yang baru dapat menjawab soal latihan. Pada siklus II, guru berupaya mengaktifkan siswa dalam kegiatan belajar mengajar, dengan membimbing siswa melakukan diskusi dalam kelompok.Hal ini dilakukan dengan tujuan agar siswa dapat terlibat secara aktif dalam kegiatan belajar mengajar.Agar siswa dapat menunjukkan letak propinsi – propinsi di Indonesia.Selain itu siswa juga dituntut untuk dapat mengamati hasil tempelannya dan menyampaikan hasil pengamatan dan diskusi dengan teman sekelompoknya. Dengan menggunakan pendekatan demonstrasi tempelnama dan alat 70 | Jurnal Karya Pendidikan Volume 2, Nomor 2, Maret 2016 hlm 64-70 peraga yang menarik ditemukan data yaitu 17 siswa mendapat nilai diatas 70, dengan persentase (77%). Sedangkan dari data pengamatan dalam kelompok ada 20 siswa yang sudah aktif dalam diskusi dengan temannya. Apakah dengan hal ini pembelajaran yang dilakukan oleh guru berhasil?Ternyata hasil evaluasi siswa menunjukkan nilai yang cukup signifikan.Yaitu 17 anak dapat menjawab soal dengan nilai diatas 70.denganpersentase 77%. Pembelajarn yang diulang –ulang dan menggunakan alat peraga yang menarik serta dengan pendekatan kontekstual dapat meningkatkan hasil prestasi siswa.Hal ini sesuai dengan harapan guru sekaligus peneliti. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Strategi pembelajaran dengan menggunakan pendekatan demonstrasi dalam kelompok di pembelajaran PKn tentang letak propinsi – propinsi di Indonesia pada siswa kelas V SDN Meduri III Kecamatan Margomulyo Kabupaten Bojonegoro dapat meningkatkan hasil prestasi belajar siswa. 2. Dengan menggunakan strategi pendekatan demonstrasi pembelajaran akan menjadi lebih menarik dan menyenangkan, karena dalam pendekatan demonstrasi siswa dapat melakukan pengamatan dan penggunaan alat peraga yang dapat menunjang dalam kegiatan belajar mengajar di kelas V SDN Meduri III Kecamatan Margomulyo Kabupaten Bojonegoro. 3. Pendekatan Demonstrasi dengan belajar kelompok dengan pemberian motivasi, bimbingan, pujian dan dengan penggunaan alat peraga yang menarik sudah terbukti dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. SARAN Berdasarkan kesimpulan diatas, penulis memberikan saran sebagai berikut: 1. Dalam pembelajaran PKn sebaiknya guru sering–sering melakukan kreativitas yang sesuai dengan materi agar pembelajaran lebih menarik dan dapat memikat perhatian siswa. 2. Dalam pembelajaran PKn,sebaiknya guru lebih menekankan pembelajaran dalam kelompok, karena dengan belajar kelompok akan lebih mengaktifkan siswa dalam melakukan diskusi dan dengan belajar kelompok siswa tidak malu bertanya kepada temannya sendiri (sharing). 3. Setelah pembelajaran perlu dilakukan evaluasi dan refleksi agar guru dapat merencanakan tindak lanjut, apakah perlu perbaikan atau sudah tuntas. 4. Ciptakan suasana belajar yang kondusif dan lingkungan yang bersih, agar siswa merasa nyaman. DAFTAR PUSTAKA Depdikbud. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ( KTSP ). Jakarta : Depdikbud Wardani, I. G.A.K., Julaeha, Siti, Marsinah, Ngadi. 2008. Pemantapan Kemampuan Profesional ( PKP ). Jakarta : Universitas Terbuka Wismono, Jaka. Riyanto. 2007. Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta : Grasindo Dinas Pendidikan. 2005. Penataran Guru TK. SD dan Pembinaan Gugus SD. Bojonegoro. Winataputra, Udin S, dkk. 2007. Materi dan Pembelajaran PKn SD. Jakarta : Universitas Terbuka. GBPP ( Garis – Garis Besar Program Pembelajaran ). Sekolah Dasar Kelas I – VI. Jakarta: Depdikbud.