MOBILITAS SOSIAL MASYARAKAT PETANI GULA TEBU DI NAGARI TIGO BALAI KECAMATAN MATUR KABUPATEN AGAM Widia Vanesti1, Marleni2,Darmairal Rahmad2 Mahasiswa Program Studi Pendidikan Sosiologi STKIP PGRI Sumatera Barat 2 Dosen Program Studi Pendidikan Sosiologi STKIP PGRI Sumatera Barat [email protected] 1 ABSTRACT The background of this research is social mobility the sugar cane in Nagari Tigo Balai Kecamatan Matur Kabupaten Agam which the farmeris business players sugar car.The source of the research is the residents in Nagari Tigo Balai the majority are gardening cane, producing and suspending life by processing into sugar cane.This study attempts to described the form of social mobility family farming sugar cane in Nagari Tigo Balai Kecamatan Matur Kabupaten Agam. The theory used is a theory social mobility presented by Horton Hunt. This study adopted qualitative approaches descriptive type. An election informants used technique purposive sampling of informants 10 people.The kind of data that use is primary and secondary data. Data collection method conducted by creating (observation non participants), interviews and study documents. A unit of the analysis used is the group because will be looking at about rural communities. Analysis using interactive model analyzed by usesmilles techniques and huberman. The research results of this reseach is show social mobility farmers sugar cane in Nagari Tigo Balai Kecamatan Matur Kabupaten Agam the social mobility inter-generational who been an increase in between parents farming agents sugar cane and her which viewed from the perspective of level of education and income owned his son than their parents. Keywords: Social mobility, Farmers Sugar Can karena dapat meningkatkan hasil PENDAHULUAN Indonesia merupakan agraris, yaitu pertanian pertanian. Hasil kesejahteraan masyarakat, negara yang sektor utamanya diharapkan negara dapat dari pertanian hasil pertanian untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Sumatera Barat merupakan ini penghasil gula tebu yang utama di meningkatkan luar Pulau Jawa, produksi tebu di kemakmuran Sumatera Barat dari tahun ke tahun dan terutama masyarakat terus meningkat petani. Potensi sumber daya alam terlalu dapat adalah salah satu daerah penghasil mendukung perekonomian besar. meskipun tidak Kabupaten Agam tebu yang terkenal tepatnya di Nagari berasal dari PR (perkebunan rakyat) Tigo dan PBN (perkebunan besar negara) Balai Kecamatan Matur Kabupaten Agam. Mata pencaharian hanya masyarakat disana adalah berkebun produktivitas 2,52 ton/ha dan 0,09 tebu yang diolah menjadi gula ton/ha. merah. Masyarakat setempat sering produktivitas gula di Indonesia pada menyebut periode tahun 1998-2016 adalah 0,79 gula tersebut dengan sebutan gula saka lawang. Saka memiliki Secara rata-rata umum, rata-rata ton/ha (BPS Sumatera Barat, 2016). lawang adalah gula yang berbentuk Adapun bahan baku gula (Tebu) di padat, berbentuk coklat kemerahan Sumatera Barat menunjukkan hasil sampai coklat tua merah. dengan peningkatan produksi yang Sentra produksi saka lawang adalah di Nagari Tigo Balai Kecamatan Matur Kabupaten Agam terletak diatas bukit terdiri dari lurah bukit dan dataran rendah yang terletak 800 meter dari pemukaan laut dengan suhu berkisar 20Cº- 30Cº dengan luas wilayah 26.934 Km. Tanaman tidak signifikan. Tabel 1 Jumlah Produksi Tebu dari Tahun 2010-2012 di Sumbar. No Tahun Produksi ton . 1. 2010 14.908 ton 2. 2011 14.915 ton 3. 2012 14.921 ton Sumber data: Kidnesia, 2016 :1 tebu merupakan tanaman tropis yang Data pada Tabel 1 dapat dicermati dapat tumbuh dengan baik pada bahwa produksi gula merah tebu di berbagai ketinggian mulai dari pantai daerah mengalami peningkatan yang sampai dataran tinggi 1.400 meter di tidak begitu berarti tiap tahunnya. atas permukaan laut (Profil Nagari Pada tahun 2010 produksi mencapai Tigo Balai, 2016). 14.908 ton, tahun 2011 produksinya Dari statistik) data BPS pusat mencapai 14.915 ton dan tahun 2012 rata-rata produksinya mencapai 14.921 ton (badan diketahui produktivitas gula yang berasal dari PBS (perkebunan besar swasta) pada (Kidnesia, 2016 :1) Ukuran atau kriteria yang bisa periode 1998 – 2016 mencapai 2,71 dipakai ton/ha. Sementara untuk gula yang golongkan untuk menggolong- anggota-anggotanya masyarakat ke dalam suatu lapisan Adanya pembuatan usaha tani gula adalah sebagai berikut (Soerjono, tebu ini dapat menciptakan lapangan 1982: 208) : pekerjaan baru di Nagari Tigo Balai 1. Ukuran kekayaan, barang siapa yang memiliki kekayaan paling banyak termasuk dalam lapisan teratas. 2. Ukuran kekuasaan, barang siapa yang memiliki kekuasaan atau yang mempunyai wewenang terbesar menempati lapisan atas. 3. Ukuran kehormatan, orang yang paling disegani dan dihormati, mendapat tempat yang teratas. 4. Ukuran ilmu pengetahuan, dipakai oleh masyarakat yang menghargai ilmu pengetahuan. Akan tetapi, ukuran tersebut kadang-kadang menyebabkan terjadinya akibatakibat negatif karena bukan ilmu pengetahuan yang dijadikan ukuran tetapi gelar keserjanaanya. Adapun dalam indikator yang di pakai dalam penelitian ini yaitu dilihat dari ukuran kekayaan dan ukuran ilmu pengetahuan yang tedapat pada masyarakat petani gula tebu di Nagari Tigo Balai Kecamatan Agam. Matur Kabupaten sekarang ini memang sangat kurang sekali sarana pabrik yang dapat menumbuhkan lapangan usaha maupun lapangan pekerjaan untuk masyarakat. Akibatnya mereka yang tinggal di Nagari, Jorong dan dusun hidup dalam segala keterbatasan. Apapun yang dilakukan masyarakat untuk membuka lapangan usaha, banyak yang harus mencari sarana pendukungnya ke Matur, Lubuk Basung atau Sehingga ke hal generasi-genarasi Bukit tinggi. tersebut memuat muda merantau dan mencari pekerjaan seperti ke Kota Bukittinggi, Padang dan ke Padang Luar (Data Profil Wali Nagari, 2016). Ketika generasi penerus banyak yang pergi ke daerah lain dan enggan melanjutkan usaha yang ada di daerahnya potensial untuk dikembangkan maka masalah yang muncul adalah hilangnya penerus dalam melanjutkan usaha dijalankan orang tuanya. yang Sebab usaha yang dijalankan oleh orang tuanya adalah pencaharian sumber mata paling utama yang Hasil observasi juga ditemukan pada tanggal 19 Februari masyarakat di Nagari Tigo Balai pada Kecamatan Matur Kabupaten Agam keluarga anak pelaku usaha tani gula dan sudah ada dari turun-temurun tebu yang tamatan sekolah menengah usaha tani gula tebu ini berjalan. juga tidak memiliki keinginan untuk Ketika dikaitkan dengan keluarga melanjutkan pemilik yang Hal ini ditemukan pada keluarga pendidikan Bapak Asril yang memiliki 4 orang anak dari hasil usaha tani gula tebu, anak yang pertama tamatan sekolah tentunya hal ini telah berproses lama. menegah usaha mengandalkan tani biaya Berdasarkann hasil penjajakan awal (grand tour) ditemukan salah satu dari bahwa sebagian usaha orang tuanya. keatas (SMA) yang sekarang bekerja melanjutkan usaha sebagian tani gula tebu membuat saka lawang berhasil yang dijalankan orang tuanya, anak mengalami mobilitas sosial dalam kedua tamatan serjana sedangkan bentuk anak ketiga dan keempat keluarga yang telah meningkatnya yang penghasilankeluarga dan pendidikan tamatan sekolah menengah keatas anaknya. Sebagai bekerja sebagai wirausaha di luar contoh adalah keluarga Ibu Wilda keluarga ini daerah yaitu meratau ke Pekan Baru. mengalami peningkatan dalam status Jika generasi penerus pada sosial dalam keluarga yang mana masyarakat di Nagari Tigo Balai anak-anaknya sudah berpendidikan Kecamatan Matur Kabupaten Agam tinggi dan mendapatkan pekerjaan tidak dengan lebih mengembangkan atau melanjutkan cukup. Ibu Wilda memiliki 3 orang usaha tani gula orang tuanya bisa anak yang mana anak yang pertama berkemungkinan usaha tersebut tidak bekerja diwiraswasta dan anak kedua lagi berjalan atau terancam hilang. sudah menjadi guru sekolah dasar Kenyataan yang ada di Nagari Tigo Balai dan pelaku usaha tani gula tebu tidak ada yang ketiga masih seorang pelajar. yang melanjutkan usaha yang di penghasilan yang ada keinginan yang sekarang untuk anak jalankan orang tuanya. Sedangkan usaha tersebut adalah potensi yang pemilihan harus dikembangkan karena usaha purposive sampling. Data primer gula tebu merupakan sumber mata dalam penelitian ini adalah data yang pencaharian diambil paling utama informan langsung adalah dari masyarakat di Nagari Tigo Balai penelitian Kecamatan Matur Kabupaten Agam. dengan masyarakat yang memiliki Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas, penelitian memfokuskan penelitian ini melalui informan wawancara usaha tani gula tebu terhadap orang tua pelaku usaha tani gula tebu dan pada anak pelaku usaha tani gula tebu di Mobilitas Sosial Petani Gula Tebu di Nagari Tigo Balai. Data sekunder Nagari Tigo Balai Kecamatan Matur yang digunakan dalam penelitian ini Kabupaten Agam). Adapun rumusan yaitu data mengenai deskrispsi lokasi masalah adalah dalam penelitian yang diperoleh dari bagaimana bentuk mobilitas sosial arsip kantor wali Nagari Tigo Balai. keluarga petani gula tebu di Nagari Berupa Tigo pencaharian masyarakat, penduduk, tingkat penelitian Balai ini Kecamatan Matur Kabupaten Agam. Berdasarkan rumusan masalah yang dikemukakan diatas, maka tujuan penelitian ini kondisi geografis, mata jumlah pendidikan masyarakat dan kondisi demografi di Nagari Tigo Balai. yaitu Wawancara yang dilakukan dalam mobilitas penelitian ini adalah wawancara sosial keluarga petani tani gula tebu mendalam (indepth interview), yaitu di Nagari Tigo Balai Kecamatan proses Matur Kabupaten Agam. dengan cara tanya jawab, tatap muka mendeskripsikan bentuk memperoleh keterangan dengan pewawancara dan orang yang diwawancarai tanpa menggunakan METODE PENELITIAN Pendekatan penelitian digunakan adalah penelitian kualitatif penelitian yang pendekatan dengan deskripstif. tipe Teknik pedoman wawancara, dimana pewawancara dan informan terlibat dalam kehidupan sosial yang relatif lebih lama untuk mendapatkan data penelitian yang diperlukan (Bungin, pedesaan khususnya masyarakat 2011:111). yang memiliki usaha tani gula tebu di Observasi yang digunakan dalam Nagari Tigo Balai Kecamatan Matur penelitian ini adalah non partisipan Kabupaten Agam. Teknik analisis artinya dalam proses pengamatan data dalam penelitian ini adalah peneliti model analisis Miles dan Huberman. tidak terlibat dengan pekerjaan-pekerjaan dari informan penelitian, tetapi penelitian hanya HASIL DAN PEMBAHASAN sebagai pengamat dan pengindra. Mobilitas Sosial Mayarakat Petani Dalam pelasksanaan studi dokumen Gula Tebu di Nagari Tigo Balai ini penulis mencari dan mempelajari Kecamatan dokumen-dokuemen Agam yang berhubungan dengan permasalahan Matur 1. Gambaran umum petani gula yang diteliti dan dokumen yang tebu. dicari Berdasarkan adalah data dan fakta Kabupaten hasil wawancara mengenai masyarakat di Nagari Tigo pada bulan Mei dan Juni tahun 2017 Balai. Studi dokumen yang penulis dari gunakan adalah berupa data jumlah mengelola usaha tani gula tebu di penduduk masyarakat di Nagari Tigo Nagari Tigo Balai Kecamatan Matur Balai, demografi, foto Nagari Tigo Kabupaten Agam. Masyarakat disana Balai (lokasi penelitian) dan buku mayoritasnya bekerja sebagai petani profil Nagari Tigo Balai yang penulis yang mengelola kebun tebu diolah dapatkan dari Kantor Wali Nagari jadi gula merah atau saka lawang. Tigo Balai Kecaman 10 kepala keluarga yang Matur Pada umunya saka lawang yang Kabupaten Agam. Dalam sebuah berasal dari tebu diproduksi oleh penelitian analisis bisa berbentuk industri-industri rumah tangga yang individu dan kelompok (Arikunto, dilakukan sudah dari 2010: 187). temurun Unit analisis dalam penelitian ini adalah mengkaji kelompok tentang karena akan masyarakat dengan dulu turun menggunakan peralatan sederhana seperti bantuan tenaga kerbau sebagai alat untuk memeras tebu dan ada yang telah menggunakan secara moderen yaitu atau mesin Adapun memanfaatkan sumber daya alam dilakukan yang ada di Nagari Tigo Balai. penggiling. pengolahan yang investor lain masyarakat di Nagari Tigo Balai Sedangkan Kecamatan Matur Kabupaten Agam disana adalah petani gula tebu. dengan 2. Mobilitas Vertikal menggunakan mesin moderen mampu memperoleh saka dengan jumlah banyak. mayoritas masuk masyarakat Pada zaman sekarang, keluarga akan memberikan yang terbaik untuk Adapun aktor-aktor yang terdapat keluarganya, pola pikir keluarga dalam usaha tani gula tebu yaitu sudah orang tua telah mengalami mobilitas kehidupan yang dari tahun-ketahun sosial vertikal tetapi secara personal semakin berkembang dari semua terlihat pada anak-anak mereka yaitu individu keluarga, dalam keluarga mobilitas sosial antargenerasi. Dapat pada dilihat dari tingkat pendidikan dan pesatnya pendapatan sehari-harinya atau pekerjaan dimiliki anak-anaknya orang tua yang semakin zaman maju karena sekarang semakin kebutuhan kehidupan mereka yang dibanding hidupnnya biasa-biasa saja, sekarang yang telah banyak kita lihat perubahan berpendidikan tamatan sekolah dasar bagi keluarga, mulai dari adanya (SD). perubahan akan barang dan jasa Ketika mereka tidak minat mereka kenakan seperti apa yang melanjutkan dipakai dan makanan yang akan usaha orang tuanya mereka maka dimakan untuk kebutuhan. Sehingga akan berdampak pada keberlanjutan mereka usaha yang sudah dari turun temurun kebutuhan-kebutuhan di jalankan. Seandainya nantik orang apapun tua mereka sudah tidak sanggup lagi lakukan termasuk membuat menjalankan usaha tani gula tebu gula tebu yang sering disebut saka yang lawang. antargenerasi untuk dijalankan ada ini bisa berkemungkinan potensi yang ada di Nagari Tigo Balai ini bisa punah rela untuk pekerjaan memenuhi tersebut yang mereka usaha kehidupan yang sangat sulit demi bertahan hidup dan pekerjaan hanya 3. Mobilitas Horizontal Mobilitas sosial keluarga petani gula tebu bertani. Namun dilihat pada situasi yang terjadi pada sekarang dan kondisi kehidupan pada Nagari Tigo Balai saat sekarang ini peningkatan mulai berbentuk mobilitas sosial vertikal terjadi pada generasi mereka yaitu dan horinzontal. generasi ketiga yaitu dilihat dari segi Mobilitas sosial dalam penelitian ini pendidikan dan penghasilan atau terlihat pada keluarga petani gula pekerjaan yang dimiliki anak mereka tebu yang mana secara horizontal pada saat sekarang ini. masyarakat mobiltas terjadi pada sosial anatrgenerasi anak petani gula tebu. Mobilitas sosial a. Meningkatnya Pendidikan Anak. yang tejadi pada anak petani gula Mengenai pendidikan, tebu terlihat pada meningkatnya masyarakat mengalami peningkatan pendidikan dan penghasilan yang terhadap pendidikan setelah dimiliki oleh anak-anaknya pada saat terjadinya peningkatan ekonomi sekarang ini. masyarakat yang tergantung kepada Peningkatan status sosial yang usaha tani gula tebu yang sudah terjadi pada masyarakat di Nagari memiliki Tigo Matur tinggi. Ini terlihat dari tindakan dan dari sikap orang tua sekarang yang Balai Kabupaten kecamatan Agam dilihat standar ekonomi peningkatan antara orang tua dengan menjadikan anak tentu memiliki berbagai macam perioritas yang terpenting bagi anak- jalan yang dilakukan oleh orang tua anak maupun anaknya demi menaikkan pencaharian usaha tani gula tebu status sosial keluarga mereka. Jika sudah dilihat dari tingkat pendidikan dan mendapatkan pekerjaan orang tua mereka dulu pekerjaan yang hanya bisa sekolah sampai masyarakat di Nagari Tigo Balai sekolah dasar di karenakan dulu telah mencukupi segala kebutuhan orang hidup sehari-hari. tua mereka memiliki pendidikan yang ke masa sebagai depan. Mata memudahkan yang uang. untuk Artinya dilakukan oleh Hal yang sama yang peneliti terlihat melalui observasi dan bulan datang dari keinginan anak-anaknya sendiri. Februari dapat dilihat dari keluarga Dilihat dari tingkat pendidikan ibu Wilda yang berumuran 50 tahun antara orang tua dengan anak petani yang memiliki 3 tiga orang anak gula tebu sangat jelas pendidikan dimana ketiga anak ibuk Wilda anak mereka jauh lebih tinggi dari tersebut sudah ada yang tamatan orang serjana sebagai menginginkan anak mereka jauh wiraswasta dan guru dan yang ketiga lebih berbeda dengan apa yang masih pelajar dimiliki dan bekerja di banding tingkat tua, karena orang orang tuanya tua sekarang. pendidikan orang tuanya yang hanya Dengan segala usaha dan kerja keras tamatan sekolah dasar, orang tua mereka menyekolahkan rumah yang kendaraan dari segi permanen bermotor, 1 buah anak-anaknya dengan usaha tani gula dari segi tebu untuk kesejahteraan kehidupan pakaian maupun perhiasan yang keluarga dikemudian hari. mahal b. Penghasilan Anak terlihat ketika peneliti melakukan observasi dan wawancara Dapat dilihat dari pekerjaan yang dengn hidup dijalankan anak pelaku usaha tani keluarga yang mengalami mobilitas gula tebu. Anak pelaku usaha tani sosial vertikal telah berhasil tentunya gula tebu ada yang bekerja menjadi mewah artinya mereka membeli guru, barang bukan atas dasar kebutuhan penggusahan. Pekerjaan anak pelaku hidup mereka melainkan mereka petani gula tebu di Nagari Tigo Balai membeli barang terkadang dengan sangat fungsi sosial atau karena ingin pekerjaan yang diperoleh orang tua dipandang lebih dari masyarakat lain. mereka sekarang juga penghasilan Orang tua mereka mengharapkan yang dikemudian hari kehidupan anaknya Peningkatan lebih meningkat dibandingkan orang pelaku usaha tani gula tebu dari segi tuanya dan itupun juga sebagian pendidikan, informan. Gaya bidan, jauh wiraswasta berbeda didapat orang yang dialami pekerjaan dan dengan tuanya. anak atau penghasilan, dengan anak mereka pada saat sekarang sangat yang terjadi pada keluarga antara membantu meringankan beban hidup orang tua dengan anaknya yang orang memiliki pendidikan yang berbeda. tua ini dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Yang mana dilihatdari sudut pandang Masyarakat di Nagari Tigo Balai pada saat sekarang ini pendidikan dan penghasilan atau pekerjaanyang dimiliki anaknya. mengalami mobilitas sosial antrgenerasi yaitu terjadi peningkatan antara orang tua dengan peningkatan anatar orang tua dengan anak pada keluarga petani gula tebu anaknya pendidikan, tidak terlepas dari proses-proses yang penghasilan atau pekerjaan yang sulit dilalui oleh orang tua dan dimilik anaknya Perbedaan terlihat anaknya demi meningkatkan kondisi pada anak pelaku usaha tani gula keluarga kearah yang lebih baik, tebu masyarakat Nagari Tigo Balai dengan bekerja keras dan menekuni pada saat sekarang ini yaitu: anak- pekerjaan yang sudah dari turun anak mereka pada saat sekarang ini temurun demi membiayai kehidupan sudah ada yang sanggup membuat keluarga, biaya pendidikan anaknya rumah dan seperti sendiri, : rumah permanen Terjadinya perubahan meningkatkan sendiri, perkebunan tebu yang diolah keluarganya. menjadi DAFTAR PUSTAKA gula membeli jenis dan sudah bisa kendaraan motor. Dari pekerjaan seperti guru, pengawai swasta dan pengusaha. KESIMPULAN Mobilitas sosial yang terjadi pada masyarakat petani gula tebu di Nagari Tigo Balai yaitu mobilitas sosial antargenerasi vertikal. Mobilitas sosial antargenerasi itu sendiri merupakan merujuk pada suatu perubahan atau peningkatan dan status Arikunto,Suharsimi. 2010.Prosedur penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:Rineka Cipta. Bungin, Burhan. 2011. Metode penelitian kualitatif. Jakarta: PT Gravindo Persada. Kidnesia, Indira. 2016. volume 1. Tebu Bahan Membuat Gula. http://kidnesia.gril.id/indonesi aku/TeropongDaerah/SumateraBarat/Hasil-Bumi/TebuBahan-Membuat gula, diakses 4 maret 2017. Soekanto, Soerjono. 1982. Sosiologi Suatu Pengantar. Ed baru 40. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.