Untitled - Pangkalan Data Dosen Universitas Pancasila

advertisement
ISOLASI DAN IDENTIFIKASI BEBERAPA SENYAWA FLAVONOID
DALAM FASE n-BUTANOL DARI EKSTRAK METANOL BUNGA
BROKOLI (Brassica oleracea. var. botrytis L.), Brassicaceae.
Ratna Djamil, Wiwi Winarti, Nurul Istiqomah
Fakultas farmasi universitas pancasila
Email : [email protected]
ABSTRAK
Brokoli merupakan tanaman yang banyak dikonsumsi sebagai sayuran dan juga
bermanfaat sebagai antioksidan. Diduga senyawa yang berkhasiat sebagai antiosidan
adalah flavonoid. Penelitian ini dimulai dengan skrining fitokimia terhadap serbuk bunga
brokoli, ekstraksi serbuk buanga brokoli dengan menggunakan metanol, partisi ekstrak
kental metanol, pemeriksaan pendahuluan senyawa flavonoid dalam fase n-butanol,
isolasi senyawa
golongan flavonoid secara kromatografi kertas preparatif dan
identifikasi isolat menggunakan metode spektrofotometri ultraviolet-cahaya tampak.
Skrining fitokimia terhadap serbuk bunga brokoli menunjukkan adanya senyawa
flavonoid, saponin, tanin, steroid dan kumarin. Berdasarkan hasil identifikasi
menggunakan spektrofotometer ultraviolet-cahaya tampak dengan penambahan
pereaksigeserdalamfase n-butanol dari ekstrak metanol bunga brokoli bahwa isolate
NB-I diduga adalah senyawa flavonol dengan gugus OH pada posisi 3,5, dan gugus prenil
pada posisi 6 serta gugus o-diOH pada posisi 7,8. Sedangkan isolat NB-III diduga adalah
senyawa isoflavon dengan gugus o-diOHpada posisi 6,7 atau 7,8.
Kata kunci
geser
: flavonoid, brokoli (Brassica oleracea. var. botrytis L.), Brassicaceae, pereaksi
PENDAHULUAN
Salah satu tanaman yang berpotensi sebagai tanaman obat dan sering digunakan
sebagai bahan pangan atau sayuran yaitu brokoli (Brassica oleracea var. botrytis L.) .
Menurut data pustaka, brokoli berkhasiat
untuk mencegah dan menghambat
perkembangan sel kanker karena kandungan zat berkhasiatnya adalah sulforafan. Brokoli
juga bermanfaat dalam mencegah terjadinya gangguan jantung,
stroke,
berbagai
jenis
kanker
yaitu
kolon,
prostat, paru, kandung kemih, payudara, rahim,
leher rahim (serviks), esophagus.
VitaminA
danvitamin
C
yang
terkandungdalambrokolibermanfaatsebagaiantioksidan.Mengkonsumsi antioksidan dapat
memperbaiki sistem kekebalan tubuh, menjaga tetap awet muda , menurunkan resiko
penyakit jantung , diabetes dan berbagai infeksi.
Flavonoid adalah salah satu golongan fenol alam terbesar. Flavonoid terdapat dalam
semua tumbuhan hijau dan merupkanmetabolit sekunder yang menunjukkan bebagai
khasiat farmakologi dan aktivitas biologik sebagai anti kanker, antioksidan, anti inflamasi,
anti alergi, anti hipertesi dan anti virus. Berdasarkan penelusuran pustaka belum ada data
mengenai penelitian terhadap flavonoid yang terdapat pada bunga brokoli , oleh karena
itu penulis tertarik untuk mengisolasigolongan senyawa flavonoid yang terdapat pada
bunga brokoli.
Penelitian yang dilakukan meliputi skrining fitokimia terhadap serbuk simplisia, pembuatan
ekstrak dengan cara bunga brokoli dimaserasi dengan pelarut metanol, kemudian ekstrak
kental metanol dipartisi berturut-turut menggunakan pelarut n- heksan, etil asetat, nbutanol, isolasi golongan senyawa flavonoid, dan identifikasi isolat menggunakan
spektrofotometer ultraviolet-cahaya tampak.
Diperesentasikan dalam Seminar Nasional Tumbuhan Obat Indonesia Ke XLIV Pokjanas TOI Pada tanggal
14-16 Maret 2013,di Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi (STIFI) Bahkti Pertiwi, Palembang
PRINSIP PENELITIAN
Penelitian yang dilakukan meliputi : pengumpulan yan penyediaan bahan penelitian, skrining
fitokimia terhadap serbuk simplisia, pembuatan ekstrak metanol dilanjutkan dengan partisi
ekstrak berturut-turut dengan pelarut n- heksan, etil asetat,dan n-butanol, pemeriksaan
pendahuluan senyawa flavonoid dari ekstrak n-butanol, isolasi golongan senyawa flavonoid
dengan menggunakan kromatografi kertas preparatif, identifikasi isolat secara
spektrofotometer ultraviolet-cahaya tampak dan dilanjutkan dengan pereaksi geser.
TAHAP PENELITIAN
1. Skrining fitokimia
Serbuk simplisia bunga brokoli yang telah diperoleh dilakukan skrining fitokimia menurut
metode Phytochemical Screening Fransworth, meliputi identifikasigolongan alkaloid,
flavonoid, saponin, tanin, kuinon, steroid dan triterpenoid, kumarin, minyakatsiri
2. Ekstraksi dan isolasi senyawa flavonoid
a. Pembuatan ekstrak kental metanol
Pembuatan ekstrak kental dilakukan dengan cara maserasi menggunakan pelarut
metanol, maserat yang diperoleh kemudian dipekatkan dengan rotavapor sampai
diperoleh ekstrak kental metanol.
b. Partisi ekstrak kental methanol
Ekstrak kental metanol dipartisi dalam corong pisah dengan pelarut nheksan,etilasetat,n-butanol. Kemudian fase n-buatanoldipekatkan dengan rotavapor
sampai diperoleh ekstrak kental n-butanol.
c. Isolasi senyawa flavonoid
Isolasi senyawa flavonoid dilakukan dengan cara kromatografi kertas preparative.
3. Identifikasi senyawa flavonoid
Identifikasisenyawaflavonoid dilakukan secara spektrofotometri ultravioletcahaya
tampak dengan melihat panjang gelombang serapan maksimum senyawa dalam
metanol kemudian dilanjutkan dengan penambahan pereaksi geser seperti aluminium
klorida, asam klorida, natrium hidroksida, natrium asetat, dan asam borat.
BAHAN
Serbuk simplisia dari bunga brokoli (Brassica oleracea var. botrytis L.), ammonia 30%,
kloroform, aquadest, asam klorida (1:10 v/v), pereaksi
Dragendorff, pereaksi Mayer, eter, asam asetat anhidrat, asam sulfat pekat, aquadest,
serbuk magnesium, asam klorida pekat,amil alkohol, larutan besi (III) klorida 1%, asam
klorida 1%, Pereaksi Stiassny ( Formaldehid 30%-asam
klorida perbandingan 2:1), natrium hidroksida 1N, ammonia 10%, n-heksan, etil asetat,nbutanol, metanol, etanol 95%, serbuk zink, asam klorida 2N, asam klorida (e), aseton, asam
borat, asam oksalat, asam asetat 15%, aluminium klorida, natrium hidroksida, natrium
asetat.
ALAT
Penangas air, seperangkat alat-alat gelas, pipet tetes, krus porselen, timbangan analitis,
corong pisah,corong, bejana kromatografi,kertas saring,rotavapor, lumpang dan alu,
kertas whatman no.3, lampu ultraviolet, spektrofotometer ultraviolet-cahaya tampak.
Diperesentasikan dalam Seminar Nasional Tumbuhan Obat Indonesia Ke XLIV Pokjanas TOI Pada tanggal
14-16 Maret 2013,di Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi (STIFI) Bahkti Pertiwi, Palembang
IDENTIFIKASI SENYAWA
CAHAYA TAMPAK
FLAVONOID
DENGAN
SPEKTROFOTOMETER
UV-
Isolat yang diperoleh diidentifikasi golongan dan jenis senyawa flavonoidnya
menggunakan spektrofotometer
ultraviolet-cahaya tampak, selanjutnya dilakukan
penambahan pereaksi geser seperti aluminium klorida, asam klorida, natrium hidroksida,
natrium asetat dan asam borat lalu diamati pegeseran panjang gelombang serapan
maksimum sesudah dilakukan penambahan pereaksi geser.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Ekstraksi
Sebanyak 500,8 gram serbuk simplisia bunga brokoli (Brassica oleracea var. Botrytis. L)
dimaserasi menggunakan pelarut metanol hingga terekstraksi sempurna diperoleh ekstrak
kental metanol sebanyak 221,0758 g, Hasil partisi dari pelarut n-heksan menghasilkan
ekstrak kental sebanyak 18,0237 g, Hasil partisi dari pelart etil asetat menghasilkan
ekstrak kental sebanyak 2,6779 g, hasil partisi dari pelarut n-butanol menghasilkan
ekstrak kental sebanyak 12,1664 g.
B. Skrining Fitokimia
Hasil skrining fitokimia menunjukkan pada serbuk bunga brokoli terdapat senyawa
golongan flavonoid, saponin, tannin, steroid, dan kumarin.
C. Isolasi Senyawa Flavonoid Secara Kromatografi Kertas Preparatif
Isolasi senyawa flavonoid dari ekstrak kental n-butanol dilakukan secara kromatografi
kertas preparatif dengan cairan pengembang BAA (n-butanol – asam asetat glasial – air)
dengan perbandingan (4:1:5) yang menghasilkan 6 pita dibawah sinar 366 nm sebelum
diuapi ammonia. (Gambar 1)
Gambar 1. Kromatogram kertas preparatif bentuk pita dibawah sinar 366 nm sebelum diberi
uap ammonia.
Keterangan :
Fase gerak : BAA (n-butanol – asam asetat glasial – air 4:1:5)
Fase diam : Kertas Whatman No. 3
Deteksi
: Dibawah sinar UV 366 nm
*
: Pita yang menandung flavonoid
Keenam pita yang diperoleh dipotong kecil-kecil, lalu diekstraksi dengan methanol
diidentifikasi secara spektrofotometri UV-VIS. Panjang gelombang serapan maksimum
isolat NB I- VI fase n-butanol dapatdilihat ppada tabel 1.
Tabel 1. Panjang gelombang serapan maksimum isolat NB I- VI fase n-butanol
Diperesentasikan dalam Seminar Nasional Tumbuhan Obat Indonesia Ke XLIV Pokjanas TOI Pada tanggal
14-16 Maret 2013,di Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi (STIFI) Bahkti Pertiwi, Palembang
No.
Isolat
1.
NB I
2.
NB II
3.
4.
5.
NB III
NB IV
NB V
6.
NB VI
Panjang gelombang maksimum
Pita I (nm)
Pita II (nm)
330,0
257,0
290,0
207,0
325,5
247,0
326,5
290,0
474,5
205,5
290,0
205,5
Dari hasil panjang gelombang ternyata yang menunjukkan flavonoid adalah NB I pita
yang memberikan panjang gelombang serapan maksimum 330,0 nm untuk pita I dan
257,0 nm untuk pita II. NB III pita yang memberikan panjang gelombang serapan
maksimum 325,5 nm untuk pita I dan 247,0 nm untuk pita II. Sedangkan pita-pita
lainnya selain NB I dan NB III bukan senyawa flavonoid karena panjang gelombang
serapan maksimumnya tidak masuk rentang 300-500 nm untuk pita I dan 240-285 nm
untuk pita II. Lalu pita NB I dan NB III yang mengandung flavonoid ditentukan
strukturnya dan
diamati pergeseran panjang gelombang maksimum dengan
penambahan pereaksi geser.
D. Identifikasi Isolat NB I dengan Spektrofotometri Ultraviolet – cahaya tampak dengan
pereasi geser seperti natrium hidroksida (NaOH), aluminium klorida (AlCl 3), asam
klorida (HCl), natrium asetat (NaOAc), dan asam borat (H3BO3). Berikut adalah hasil
spektrum isolat NB I fase n-butanol dengan pereaksi geser, dapat dilihat pada Gambar
2 dan tabel pergeseran panjang gelombag maksimum isolat NB I dapat dilihat pada
tabel 2.
Diperesentasikan dalam Seminar Nasional Tumbuhan Obat Indonesia Ke XLIV Pokjanas TOI Pada tanggal
14-16 Maret 2013,di Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi (STIFI) Bahkti Pertiwi, Palembang
Tabel 2. Pergeseran panjang gelombang maksimum isolat NB – I
No.
Pereaksi Geser
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Metanol
Metanol+NaOH
Metanol+NaOH 5’
Metanol+AlCl3
Metanol+AlCl3/HCl
Metanol+NaOAc
Metanol+NaOAc/H3BO3
Panjang gelombang
maksimum
Pita I
Pita II
(nm)
(nm)
330,0
257,0
390,0
266,0
384,0
266,0
330,5
267,0
331,5
267,5
329,0
265,5
330,5
261,5
Pergeseran
Pita I
(nm)
60
54
0,5
1,5
1,0
0,5
Pita II
(nm)
9
9
10
10,5
8,5
4,5
Hasil pemeriksaan pendahuluan terhadap NB-I mengarah dugaan pada 5-OHflavon atau
flavonol (tersulih pada 3-O dan mempunyai 4’-OH) atau 5-OH flavanon dan 4’-OH
khalkon tanpa OH pada cincin B. Hal ini didasarkan pada warna bercak lembayung
gelap sebelum diuapi ammonia dan berwarna kuning setelah diberi uap ammonia.
Pada identifikasi menggunakan spektrofotometer ultraviolet cahaya tampak dalam
pelarut metanol (MeOH) isolat memberikan serapan maksimum pada panjang
gelombang 330,0 nm untuk pita I dan 257,0 nm untuk pita II. Hasil tersebut mengarah
dugaan bahwa isolat adalah golongan flavon, flavonol (3-OH tersubstisusi) dan
isoflavon.
Pada penambahan natrium hidroksida (NaOH) serapan maksimum pita I 390,0nm terjadi
pergeseran batokromik sebesar 60 nm dan terjadi penurunan kekuatan setelah 5 menit.
Berdasarkan data ini menunjukkan adanya gugus 3-OH dan tidak ada 4’-OH bebas dari
golongan flavonol.
Pada penambahan aluminium hidroksida (III) klorida (AlCl3) dan asam klorida, serapan
maksimum pita I 330,5 nmdan berarti terjadi pergeseran batokromik 0,5 nm (dianggap
tidak berubah), dan terjadi kenaikan kekuatan setelah penambahan asam klorida (HCl)
yakni serapan maksimum pita I 331,5 nm terjadi pergeseran batokromik 1,5 nm hal ini
menunjukkan adanya gugus 5-OH dengan gugus prenil pada posisi 6 dari golongan
flavonol.
Pada penambahan natrium asetat (NaOAc) serapan maksimum pita II 265,5 nm atau
terjadi pergeseran batokromik sebesar 8,5 nm. Dari data ini menunjukkan adanya gugus
OH pada posisi 7 darai golongan flavonol.
Pada penambahan asam borat (H3BO3), serapan maksimum pita I 330,5 nm atau terjadi
pergeseran lebih kecil pada pita I. Dari data ini menunjukkan adanya gugus o-diOH pada
cincin A (6,7 atau 7,8) dari golongan flavonol.
Berdasarkan data diatas diduga bahwa isolat NB-I adalah senyawa flavonoid dengan
gugus OH pada posisi 3,5, dan gugus prenil pada posisi 6 serta guguso-diOH pada
cincinA(7,8). Berikutadalahinterpretasi struktur dari NB-I(dapat dilihat pada Gambar 3.).
Diperesentasikan dalam Seminar Nasional Tumbuhan Obat Indonesia Ke XLIV Pokjanas TOI Pada tanggal
14-16 Maret 2013,di Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi (STIFI) Bahkti Pertiwi, Palembang
HO
1
8
9
7
A
HO
6
5
O
2
C
10
2'
3
4
1'
3'
B
O
4'
6
5'
Gambar 3. praduga struktur flavonol dengan gugus OH pada posisi 3,5, dan gugusprenil
pada posisi 6 serta gugus o-diOH pada posisi 7,8
E. Identifikasi Isolat NB-III
Setelah isolat diidentifikasi menggunakan spektrofotometer ultraviolet – cahaya tampak
kemudian ditentukan pergeseran panjang gelombang serapan maksimumnya dengan
penambahan pereaki geser.
Adapun macam-macam pereaksi geser sepertinatrium hidroksida (NaOH), aluminium
klorida (AlCl3), asam klorida (HCl), natrium asetat (NaOAc), dan asam borat (H 3BO3).
Berikut adalah hasil spektrum isolat NB III fase n-butanol dengan pereaksi geser, dapat
dilihat pada Gambar 4. dan tabel pergeseran panjang gelombag maksimum isolat NB III
dapat dilihat pada tabel 3.
Tabel 3. Pergeseran panjang gelombang maksimum NB – III
Diperesentasikan dalam Seminar Nasional Tumbuhan Obat Indonesia Ke XLIV Pokjanas TOI Pada tanggal
14-16 Maret 2013,di Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi (STIFI) Bahkti Pertiwi, Palembang
No.
Pereaksi Geser
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Metanol
Metanol+NaOH
Metanol+NaOH 5’
Metanol+AlCl3
Metanol+AlCl3/HCl
Metanol+NaOAc
Metanol+NaOAc/H3BO3
Panjang gelombang
maksimum
Pita I
Pita II
(nm)
(nm)
325,5
247,0
382,5
267,0
380,0
267,0
327,5
268,5
326,0
268,5
327,0
265,0
327,5
262,5
Pergeseran
Pita I
(nm)
57
54,5
2,0
0,5
1,5
2,0
Pita II
(nm)
20,0
20,0
21,5
21,5
18,0
18,5
Hasil pemeriksaan pendahuluan terhadap NB-III mengarah dugaan pda isoflavon yang
tidak mengandung 5-OH bebas, hal ini berdasarkan pada warna bercak fluorosensi biru
muda sebelum diberi uap ammonia dan terjadi perubahan warna sedikit setelah diberi uap
ammonia.
Pada identifikasi menggunakan spektrofotometer ultraviolet cahaya tampak dalam
pelarut metanol (MeOH) isolat memberikan serapan maksimum pada panjang gelombang
325,5 nm untuk pita I dan 247,0 untuk pita II. Hasil tersebut mengarah dugaan bahwa isolat
adalah golongan isoflavon.
Pada penambahan natrium hidroksida (NaOH) serapan maksimum pita II 267,0 atau
terjadi pergeseran batokromik sebesar 20,0 nm dan kekuatan menurun setelah 5 menit.
Berdasarkan data ini tidak ada yang bisa ditafsirkan.
Pada penambahan aluminium hodroksida (III) klorida (AlCl3), serapan maksimum pita II
268,5 dan berarti terjadi pergeseran batokromik sebesar 21,5 hal ini menunjukkan adanya
gugus o-diOH pada cincin A (6,7 atau 7,8).Dan setelah penambahan asam klorida (HCl)
serapan maksimum pita II 268,5 nm terjadi pergeseran batokromik pada pita II sebesar
21,5 nm. Berdasarkan data ini tidak ada yang bisa ditafsirkan.
Pada penambahan natrium asetat (NaOAc) serapan maksimum pita II 265,0 nm
berartiterjadi pergeseran batokromik pada pitaII sebesar 18,0 nm. Dari data
ini menunjukkan adanya gugus OH pada posisi 7 dari golongan isoflavon.
Pada penambahan asam borat (H3BO3), serapan maksimum pita II 262,5 nm atau terjadi
pergeseran batokromik pada pita II sebesar 15,5 nm. Dari data ini menunjukkan adanya
gugus o-diOH pada cincin A (6,7 atau7,8) dari golongan isoflavon. Hal ini memperkuat
adanya gugus OH pada posisi 7.
Berdasarkan data diatas diduga bahwa isolat NB III adalah senyawa isoflavon dengan
gugus o-diOH pada cincin A (6,7 atau 7,8). Berikut adalah interpretasi struktur dari NB-III
(dapat dilihat pada Gambar 5.).
HO
1
8
9
7
A
HO
6
5
O
2
C
10
2'
3
4
1'
3'
B
O
4'
6
5'
Gambar 5. praduga struktur isoflavon dengan gugus o-diOH pada posisi 6,7 atau 7,8
Diperesentasikan dalam Seminar Nasional Tumbuhan Obat Indonesia Ke XLIV Pokjanas TOI Pada tanggal
14-16 Maret 2013,di Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi (STIFI) Bahkti Pertiwi, Palembang
SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap fase n-butanol dari ekstrak
kental metanol brokoli, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Pada pemeriksaan penapisan fitokimia dari serbuk bunga brokoli menunjukkan
adanya senyawa flavonoid, saponin, tannin (galat), steroid, dan kumarin.
2. Berdasarkan hasil identifikasi menggungakan spektrofotometer ultraviolet – cahaya
tapak dengan penambahan pereaksi geser dalam isolat n-butanol (dari ekstrak
metanol) bunga brokoli bahwa isolat NB-I diduga adalah senyawa flavonol dengan
gugus OH pada posisi 3,5 dan gugus prenil pada posisi 6 serta gugus o-diOH pada
posisi 7,8. Sedangakan isolat NB-III diduga adalah senyawa isoflavon dengan gugus
o-diOH pada cincin 6,7 atau 7,8.
DAFTAR PUSTAKA
1. Dalimartha S. Atlas Tumbuhan Obat Indonesia jilid 2. Jakarta: Trubus Agriwidya;
2003. h. 25-27.
2. Markham. KR. Cara Mengidentifikasi Flavonoid. Diterjemahkan oleh Padmawinata.
Bandung: ITB; 1988. h. 1-27, 38-53.
3. Harbone JB. Metode fitokimia penuntun cara modern menganalisis tumbuhan.
Diterjemahkan oleh Padmawinata K, Soediro I. Edisi II. ITB; Bandung : 1987. h. 1-15,
21-9, 69-76.
4. Rukmana R. Bududaya Kubis Bunga &brokoli. Yogyakarta :PT. Kanisius : h. 11, 15-7.
5. Brassicaoleracea.Diambil dari http://id.wikipedia.org/wiki/Brassica_oleracea. Diakses
25 April 23.20
6. Farnsworth NR. Biological and Phytochemical Screening of Plant. J.Pharm.S.ci;
Chicago : 1966; 55(3): p. 28-58.
7. Marbi TJ, KR Markham, MB Thomas. The systematic identification of flavonoid.
Berlin-Verlag; 1970. h. 12-13
8. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Buku panduan teknologi ekstrak.
Direktorat Jenra Pengawasan Obat dan Makanan; Jakarta : 2000. h. 13-14.
9. Roy JG, James MB, Arthur ES. Pengantar Kromatografi. Terbitan kedua. Bandung :
ITB; 1991. h. 1, 157-8.
10. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Materia Medika Indonesia Jilid VI.
Jakarta : Direktorat Jendral Pengawasan Obat dan Makanan; 1995. h. 171.
Diperesentasikan dalam Seminar Nasional Tumbuhan Obat Indonesia Ke XLIV Pokjanas TOI Pada tanggal
14-16 Maret 2013,di Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi (STIFI) Bahkti Pertiwi, Palembang
Diperesentasikan dalam Seminar Nasional Tumbuhan Obat Indonesia Ke XLIV Pokjanas TOI Pada tanggal
14-16 Maret 2013,di Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi (STIFI) Bahkti Pertiwi, Palembang
Lampiran 2. Skema kerja partisi ekstrak kental methanol
Diperesentasikan dalam Seminar Nasional Tumbuhan Obat Indonesia Ke XLIV Pokjanas TOI Pada tanggal
14-16 Maret 2013,di Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi (STIFI) Bahkti Pertiwi, Palembang
Lampiran 3. Skema kerja isolasi dan identifikasi senyawa flavonoid fase n-butanol
Diperesentasikan dalam Seminar Nasional Tumbuhan Obat Indonesia Ke XLIV Pokjanas TOI Pada tanggal
14-16 Maret 2013,di Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi (STIFI) Bahkti Pertiwi, Palembang
Download