Konferensi Internasional Manajemen Risiko

advertisement
Konferensi Internasional Manajemen
Risiko - Asia Pasifik.
Tanggal 8-9 Desember 2011, Bali - Indonesia
Oleh: Antonius Alijoyo
5 November 2011.
Kata Kunci: Enterprise Risk Management (Manajemen Risiko Terpadu), ISO31000 Risk Management
Standard (Standar Manajemen Risiko), Sustainability Risk Management (Manajemen Risiko
Berkesinambungan), Integration Risk Management and Performance Management (Integrasi
Manajemen Risiko dan Manajemen Kinerja), Social Risk Management (Manajemen Risiko Sosial),
Risk Culture (Budaya Risiko), Risk Leadership (Kepemimpinan dalam Manajemen Risiko), Risk
Governance (Tata kelola Risiko), Strategic Risk Management (Manajemen Risiko Strategik), dan
Board Risk Oversight (Fungsi pengawasan risiko di tingkat dewan komisaris).
Latar Belakang
Suatu Konferensi Internasional Manajemen Risiko akan diselenggarakan di Bali pada tanggal
8-9 Desember 2011 (www.APRMC2011.com). Lebih dari 16 pembicara mancanegara akan
berpartisipasi, di antaranya: Indonesia, Amerika Serikat, Kanada, Belanda, Inggris, Australia,
India, Malaysia, Turki, Hongkong, dan Singapura. Dalam kesempatan ini pula akan ada
perwakilan dari IFC – World Bank (International Finance Corporation – www.ifc.org) yang
memberikan gambaran tentang pentingnya penerapan manajemen risiko dari kacamata
investasi dunia internasional terutama untuk portofolio investasi langsung mereka di
berbagai negara di Asia termasuk Indonesia.
Konferensi diselenggarakan oleh ERM Academy atau ERMA (www.erm-academy.org)
sebagai salah satu inisiatif internasional mereka dalam mensosialisasikan ajang bertukar
pikiran dan pengalaman dalam penerapan manajemen risiko terpadu untuk komunitas
profesi manajemen risiko di Asia Pasifik. ERMA adalah institusi yang berbasis di Singapura
dan menyediakan sertifikasi kompetensi profesi di bidang Enteprise Risk Management yang
berbasis ISO31000 Risk Management Standard.
CRMSIndonesia adalah salah satu mitra pendukung penyelenggaraan konferensi ini,
terutama dalam mensosialisasikan tentang penggunaan dan praktik penerapan ISO31000
Risk Management Standard di Indonesia. Selain mendukung penuh acara konferensi ini,
CRMSIndonesia (http://www.crmsindonesia.org/iso31000-bali) juga menyelenggarakan
pelatihan intensif ISO31000 ERM Fundamentals yang dimulai tiga hari sebelum konferensi
yaitu mulai dari 5 Desember 2011 dan berakhir dengan melibatkan peserta pelatihan ke
dalam konferensi internasional di atas
Pembicara dan topik konferensi
Setiap pembicara akan memberikan paparan dan berbagi perspektif sesuai dengan keahlian
dan pengalaman mereka. Di antaranya adalah:
• Marc Leipoldt – Managing Director Global Risk Advisory Services (GRAS),
Eropa.
Beliau akan berbicara mengenai ‘Regional Aspects of The Global Crisis: A business
Perspective’. Krisis keuangan global yang dipicu oleh kegagalan Yunani mengelola
obligasi negara mereka telah merembet ke berbagai negara lain di zona eropa, dan
memiliki potensi efek domino terhadap bisnis secara global termasuk wilayah Asia
Pasifik. Apa saja risiko-risiko yang dapat timbul bagi pelaku bisnis di wilayah Asia Pasifik
termasuk Indonesia? Marc Leipoldt – dengan pengalaman yang sarat di bidang keuangan
dan perbankan internasional – akan berbagi pandangan, perspektif dan masukanmasukan praktis bagaimana pelaku bisnis dapat mempersiapkan diri dengan efektif
terhadap dampak ikutan dari krisis keuangan global tersebut.
• DR. Gregory Maasen – Governance expert (USAID/ACED/AECOM),
Amerika Serikat; dan Associate Professor Erasmus University, Belanda.
Sebagai ahli governance di tingkat internasional, beliau banyak menangani berbagai
inisiatif global dari USAID, ACED, dan AECOM. Gregory Maasen akan berbicara mengenai
“Enterprise Risk Management and Governance” dari perspektif global dan relevansinya
bagi dunia bisnis di wilayah Asia Pasifik, terutama pemaparan tentang referensi apa saja
yang perlu mendapat perhatian dari para pelaku bisnis terutama di tingkat Direksi dan
Dewan Komisaris.
• Mas Achmad Daniri – Ketua Komite Nasional Kebijakan Governance
Indonesia dan komisaris di berbagai perusahaan besar, Indonesia.
Beliau akan berbicara mengenai “Enteprise Risk Management dan Governance” dari
perspektif Asia dan relevansinya bagi dunia bisnis di Indonesia, terutama dalam berbagi
pengalaman tentang referensi apa saja yang perlu mendapat perhatian dari para pelaku
bisnis di Indonesia terutama dari perusahaan-perusahaan tercatat dan BUMN (Badan
Usaha Milik Negara). Sesi ini penting bagi para Komisaris dan Direktur perusahaan agar
paham tentang perkembangan terakhir dan memperoleh rujukan terkini dalam aspek
keterpaduan antara corporate governance dan manajemen risiko korporasi.
• Charles T. Canfield – Senior Corporate Governance Officer IFC – World
Bank, Amerika Serikat.
Beliau akan berpartisipasi dalam beberapa diskusi panel selama konferensi berlangsung.
Charles T. Canfield akan menyoroti topik dan aspek diskusi dari perspektif IFC-World
Bank terutama tentang harapan dan ukuran mereka dalam menentukan apakah
investasi langsung (Direct Investment) akan dilakukan atau tidak, dan pendekatan IFC
dalam memastikan bahwa aspek governance dan manajemen risiko diterapkan dan
dirawat secara efektif di organisasi dimana mereka melakukan investasi. Pandangan
beliau akan sangat bermanfaat bagi Direksi dan Komisaris perusahaan-perusahaan di
Indonesia, terutama yang memerlukan referensi tentang kriteria-kriteria investasi dari
lembaga-lembaga pendanaan dunia seperti IFC atau sejenis.
• Rajendran Krishnan – Ahli di bidang Sumber Daya Insani (Human Capital)
dan Board Member of ERM Academy, India-Singapura-Indonesia.
Sebagai ahli di bidang sumber daya insani, beliau akan berbicara tentang “Developing
and Leading a Risk Culture: A matter that is real”, terutama tentang bagaimana langkahlangkah yang seharusnya dilakukan oleh suatu organisasi agar tercipta suatu budaya
pengelolaan risiko yang sehat. Hal ini sangat relevan bagi pelaku bisnis, karena
penerapan manajemen risiko akan memberikan manfaat optimal bila dapat menjadi
bagian dari budaya perusahaan yang melekat, dan bukan sekedar ‘gugur kewajiban’
(compliance) saja. Selain itu, karena berbagai lembaga rating besar telah memasukkan
elemen ini ke dalam proses penentuan rating mereka, pemahaman tentang “Risk
Culture” dan bagaimana membangunnya dalam organisasi mereka menjadi hal yang
sangat penting bagi perusahaan yang membutuhkan pendanaan publik.
• Dato Abdul Aziz – Direktur Eksekutif Malaysian Directors Academy
(MINDA); mantan eksekutif berbagai perusahaan besar di Malaysia.
Beliau akan berbicara dalam diskusi panel bertajuk “Board Risk Oversight: New
Measures and Expectation”. Dalam diskusi panel tersebut, beliau akan berbagi
pengalaman dan perspektif tentang apa saja kompetensi yang diperlukan oleh direktur
(Executive Director) dan komisaris (Non-Executive Director) perusahaan untuk dapat
secara efektif melaksanakan amanah dari peran dan tugas mereka, dan langkah-langkah
praktis apa yang dapat dilakukan atau perlu dipersiapkan oleh mereka.
• Prof. Ilter Tuhran, PhD. – Profesor Universitas di Turki, dan mantan Wakil
Ketua Umum “International Political Science Association” USA.
Sebagai ahli baik dari sisi akademis maupun sebagai penasihat untuk banyak perusahaan
global, beliau akan berbicara tentang “Understanding and Managing Political Risk”.
Karena risiko politik saat ini sudah menjadi fenomena global, dan pada saat yang sama
memiliki dampak besar terhadap kelangsungan suatu organisasi, sesi ini sangat penting
untuk diikuti oleh para ahli manajemen risiko dan praktisi bisnis di tingkat Direksi,
Dewan komisaris, dan komite-komite Dewan Komisaris.
• Prof. Martin Loosemore – Profesor dari Universitas New South Wales
(NSW) Australia, dan risk advisor di Australia dan Inggris.
Dengan pengalaman sebagai risk advisor untuk berbagai inisiatif besar kelas dunia, di
antaranya inisiatif olimpiade di Sydney dan Beijing, beliau akan berbicara mengenai
“Strategic Risk Management”, terutama tentang bagaimana melakukan asesmen
pembandingan antara kesempatan dan risiko, dan bagaimana melakukan proses
pengambilan keputusan yang terkait dengan kedua hal tersebut. Beliau juga pemegang
patent metode ROMS (Risk and Opportunity Management System) yang banyak
digunakan oleh perusahaan-perusahaan besar di Australia dan Inggris.
• Walter Sandosam – Associate Profesor HELP University Malaysia, dan
mantan Ketua ‘Institute of Internal Auditors Malaysia’, Malaysia.
Beliau akan berbicara dalam panel “Integrating Risk and Performance Management”
dimana beberapa aspek penting akan dipaparkan, misal tentang sinkronisasi antara KPI
(Key Performance Indicators), KCI (Key Control Indicators), dan KRI (Key Risk Indicators).
Selain itu, sesi ini juga akan membahas tentang mengukur tingkat kematangan ERM di
suatu organisasi, dan keterpaduan fungsi ERM dengan Internal Control perusahaan.
• Prof. DR. Djisman Simanjuntak – Komisaris Independen PT Indo
Tambangraya Megah Tbk, dan guru besar bidang Manajemen, Indonesia.
Beliau akan berbicara dalam panel “Strategic Risk Management” terutama dari
kacamata praktisi komisaris independen yang menjadi katalisator penerapan GCG (Good
Corporate Governance) di suatu organisasi perusahaan. Apa relevansi dari “Strategic Risk
Management” bagi perusahaan secara umumnya dan bagi direksi dan dewan komisaris
secara khususnya. Beliau juga akan berbagi pengalaman tentang bagaimana
pelaksanaan yang efektif untuk pelaksanaan “strategic risk oversight” di tingkat Direksi
dan Dewan Komisaris.
• Sim Cheng Hwee – Managing Director Integrated Decision Systems
Consultancy, Singapura.
Sebagai ahli di bidang ‘quantitative method and analysis’ beliau sarat pengalaman dalam
membantu berbagai perusahaan besar untuk dapat menggunakan metode kuantitatif
dalam penanganan Business Continuity Management (BCM) secara efektif, terutama
yang terkait dengan proses bisnis Supply Chain. Dalam konferensi ini, beliau akan
berbicara tentang “Supply Chain Risk in Enterprise Risk Management”, sebagai suatu
risiko kritikal yang harus ditangani dengan menyeluruh dan efektif untuk membuat
perusahaan dapat beroperasi secara optimal dan penuh daya saing. Saat ini, beliau
banyak membantu perusahaan global untuk membangun sistem supply chain yang
efektif di daratan China.
• Colin Adams – Director Asia Pacific of Cardno Emerging Markets, Australia
– Hongkong, China.
Beliau akan berbagi pengalaman tentang bagaimana memastikan efektifitas penerapan
manajemen risiko di suatu organisasi dari sudut pandang penanganan isu sosiallingkungan dimana perusahaan tersebut beroperasi. Colin Adams akan berbicara
tentang bagaimana melakukan “Social Risk Management” secara komprehensif, mulai
dari tingkat perancangan program sampai pada penerapannya di lapangan, termasuk
pengukuran efektifitas dari program tersebut. Dalam konteks Indonesia, topik ini sangat
relevan karena pelaksanaan CSR (Corporate Social Responsibility) sudah menjadi
tuntutan tersendiri untuk berbagai korporasi terutama BUMN (Badan Usaha Milik
Negara).
• Timothy J. Corbett – President of SMART RISK, Amerika Serikat.
Timothy J. Corbett adalah ahli dalam bidang “Sustainability Risk Management” dan telah
membantu banyak perusahaan multinasional – baik di bidang pertambangan, energi dan
mineral, maupun di sektor manufaktur dan perdagangan – dalam menerapkan konsep
dan standar-standar yang diperlukan oleh mereka. Sustainability Risk Management
merupakan agenda masa depan berbagai perusahaan di dunia agar dapat meningkatkan
probabilitas kesuksesan mereka dalam mencapai tingkat ‘sustainability’ yang
diharapkan, yaitu berkinerja baik dari segi ekonomis (economic performance), sosial
(Social performance), dan lingkungan (Environmental Performance)
Manfaat Konferensi
Manfaat terbesar dari suatu konferensi adalah terbangunnya konektivitas peserta dengan
berbagai narasumber kelas dunia untuk beragam topik yang disampaikan, dan terjaganya
komunikasi dengan para peserta lain untuk bertukar pikiran dan pengalaman di bidang
manajemen risiko.
Karena konsep, pengetahuan dan standar-standar penerapan manajemen risiko selalu
berkembang, keberadaan dan keterlibatan peserta dalam konferensi akan sangat
bermanfaat dalam menjaga kekinian pengetahuan mereka di bidang manajemen risiko –
baik secara langsung maupun tidak langsung – sehingga mereka dapat lebih memberikan
kontribusi kepada organisasi di mana mereka berkarya dan juga kepada masyarakat luas di
Indonesia.
Sampai bertemu di Bali
Ayodya Hotel – Nusa Dua, 8-9 Desember 2011.
Download