BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laporan

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Laporan keuangan adalah laporan yang menyajikan informasi keuangan
dan pencapaian kinerja perusahaan selama periode waktu tertentu dan perubahan
posisi keuangan (Fujianti, 2015). Laporan keuangan juga menunjukkan hasil
pertanggungjawaban
manajemen
atas
penggunaan
sumber
daya
yang
dipercayakan kepada mereka (IAI, 2012). Melalui laporan keuangan, pihak-pihak
yang berkepentingan
dapat mengetahui bagaimana suatu entitas mengelola
sumber daya dan menjalankan proses bisnisnya. Secara singkat, dapat dikatakan
bahwa laporan keuangan merupakan bentuk komunikasi manajemen terhadap
investor, kreditor serta pengguna lainnya sehingga harus disusun sesuai dengan
kriterian tertentu dan memberikan informasi yang relevan serta bermanfaat.
Setiap entitas yang sudah mencatatkan dan memperdagangkan sahamnya
di
bursa
kepada
publik,
memiliki
kewajiban
untuk
menyusun
dan
mempublikasikan laporan keuangan yang telah diaudit oleh auditor independen
secara berkala. Hal ini juga diatur oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) selaku
pengawas dan pengatur seluruh kegiatan jasa keuangan di sektor perbankan,
sektor pasar modal, dan sektor INKB melalui Peraturan Nomor KEP-346/BL/2011
tentang penyampaian laporan keuangan emiten atau perusahaan publik. Aturan
tersebut menetapkan bahwa perusahaan publik harus menyampaikan laporan
keuangan yang disertai dengan laporan akuntan dalam rangka audit atas laporan
1
keuangan selambat-lambatnya pada akhir bulan ketiga atau 90 hari setelah tanggal
laporan keuangan tahunan.
Agar dapat dijadikan sebagai dasar pengambilan keputusan, suatu laporan
keuangan harus memenuhi kriteria dan karakteristik tertentu. Salah satu
karakteristik kualitatif laporan keuangan yang harus dipenuhi adalah timeliness
atau ketepatwaktuan, yaitu informasi laporan keuangan harus tersedia bagi
pembuat keputusan sebelum kehilangan kapasitasnya untuk mempengaruhi
keputusan (Kieso, 2011). Ketepatwaktuan merupakan faktor yang krusial, karena
sebagian pengguna khususnya pemegang saham dan investor yang potensial
sering mengandalkan informasi laporan keuangan sebelum memutuskan apakah
tetap menjadi pemegang saham atau menjadi investor pada sebuah perusahaan
(Hashim & Abdul Rahman , 2010). Ketepatwaktuan tidak membuat informasi
menjadi berpaut tetapi kurangnya ketepatwaktuan dapat menyita keberpautan
yang melekat pada informasi (Suwardjono, 2005: 170). Selain itu kebermanfaatan
informasi dalam laporan keuangan akan berkurang jika time lag-nya bertambah
(Hashim & Abdul Rahman, 2010). Kebutuhan terhadap informasi secara tepat
waktu tersebut menjadi salah satu alasan mengapa laporan keuangan harus
disusun dan disampaikan secara tepat waktu setelah tahun tutup buku.
Meski demikian, keterlambatan penyampaian laporan keuangan tiap tahun
terus terjadi dengan kecenderungan yang fluktuatif. Tahun 2012, tercatat 54
emiten tidak menyampaikan laporan keuangan tahunan periode 2011 dengan tepat
waktu. Sedangkan tahun 2013, jumlah emiten yang terlambat dalam
menyampaikan laporan keuangannya menurun menjadi 52 perusahaan. Adapun
2
tahun 2014 kembali menurun menjadi 49 emiten. Namun di tahun 2015, jumlah
keterlambatan pelaporan keuangan tahunan meningkat menjadi 52 emiten.
Emiten-emite mengungkapkan bahwa keterlambatan tersebut terjadi disebabkan
oleh banyak alasan. Padahal BEI telah menetapkan sanksi berupa suspensi dan
denda bagi perusahaan yang terlambat menyampaikan laporan keuangannya.
Penelitian-penelitian terkait ketepatwaktuan pelaporan keuangan telah
banyak dilakukan. Sebagian besar penelitian tersebut meneliti tentang faktor yang
mempengaruhi ketepatwaktuan pelaporan keuangan. Owusu Ansah (2001)
mengungkapkan
bahwa
terdapat
dua
faktor
utama
yang
menentukan
ketepatwaktuan pelaporan keuangan, yaitu karakteristik perusahaan yang meliputi
profitabilitas, ukuran perusahaan dan leverage, dan opini audit yang meliputi jenis
opini, pihak yang mengaudit dan kompleksitas operasional perusahaan.
Sedangkan penelitian Afify (2009) menambahkan satu faktor lagi yang turut
mempengaruhi ketepatwaktuan laporan keuangan, yaitu struktur good corporate
governance.
Pengungkapan laporan keuangan erat kaitannya dengan tata kelola atau
corporate governance perusahaan. Forum Corporate Governance Indonesia
(FCGI) mendefinisikan corporate governance sebagai seperangkat peraturan yang
mengatur hubungan antara pemegang saham, pengurus (pengelola) perusahaan,
pihak kreditur, pemerintah, karyawan, serta para pemegang kepentingan intern
dan ekstern lainnya yang berkaitan dengan hak-hak dan kewajiban mereka atau
dengan kata lain suatu sistem yang mengatur dan mengendalikan perusahaan.
Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat dikatakan bahwa keberadaan corporate
3
governance sangat penting untuk menjembatani hubungan perusahaan dengan
pihak eksternal dan internal yang berkesinambungan dalam kegiatan bisnisnya.
Tata kelola perusahaan tidak hanya menyediakan alat pemantauan pada perilaku
direksi, tetapi juga pada pemantauan kinerja keseluruhan perusahaan yang meliputi
keyakinan terhadap kualitas laporan keuangan (Mohammad Naimi, 2010)
Tata kelola yang baik harus mampu mengungkapkan dan memberikan
keyakinan kepada pemegang saham dan pihak-pihak lain yang berkepentingan
terkait informasi hak-hak yang didapatkan dan peranan yang diemban dalam
perusahaan. Salah satu sarana bagi perusahaan dalam keterbukaan tersebut adalah
melalui laporan keuangan. Hal inilah yang menjadi alasan mengapa implementasi
tata kelola yang memadai juga diharapkan mampu meningkatkan kualitas dan
keandalan informasi dalam laporan, sehingga dapat bermanfaat bagi proses
pengambilan keputusan.
Terdapat hasil yang tidak konsisten dari penelitian terkait pengaruh
penerapan corporate governance terhadap pelaporan keuangan yang telah
dilakukan sebelumnya. Ezat & El Masry (2008) menemukan adanya pengaruh
yang signifikan antara ukuran perusahaan, jenis industri, likuiditas, struktur
kepemilikan, komposisi dewan dan ukuran dewan dengan ketepatwaktuan
pelaporan keuangan internet dalam studi yang dilakukan terhadap 50 perusahaan
publik di Mesir. Sedangkan penelitian empiris yang dilakukan Anggiani (2011)
terhadap 102 perusahaan yang terdaftar di BEI periode 2007-2009 menunjukkan
hasil yang berbeda. Hasil studi tersebut adalah ukuran komite audit, komisaris
independen, frekuensi rapat komite audit, dan kepemilikan institusional tidak
4
berpengaruh secara signifikan dengan ketepatwaktuan pelaporan keuangan.
Adapun Mohammad Naimi dkk, (2011) menguji pengaruh mekanisme corporate
governance yang diproksikan dengan 7 variabel yaitu ukuran komite audit,
independensi komite audit, pertemuan komite audit, keahlian keuangan komite
audit, ukuran dewan, independensi dewan, dan CEO duality terhadap
ketepatwaktuan pelaporan keuangan pada 628 perusahaan non keuangan yang
terdaftar di Bursa Malaysia sebagai sampel. Hasilnya perusahaan yang memiliki
anggota komite audit dan jumlah pertemuan komite audit yang lebih banyak
cenderung menerbitkan laporan keuangan auditan secara tepat waktu. Sedangkan
variabel karakteristik dewan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap audit
report lag.
Penelitian sebelumnya terkait pengaruh corporate governance dan kinerja
keuangan terhadap ketepatwaktuan pelaporan keuangan oleh Paramitha (2005)
menunjukkan hasil yang juga berbeda. Komite audit tidak berpengaruh secara
signifikan terhadap ketepatwaktuan pelaporan keuangan, sedangkan komisaris
independen berpengaruh secara signifikan. Sedangkan variabel lain yaitu kinerja
keuangan yang diproksikan dengan equity, indebtedness, investment intensiveness,
dan long term solvency hanya dua yang signifikan terhadap ketepatwaktuan
pelaporan keuangan yaitu indebtedness dan equity.
Kesimpulan
yang
berbeda-beda
melatarbelakangi
penulis
untuk
melakukan riset terhadap pengaruh corporate governance, profitabilitas, dan
kualitas audit sebagai faktor-faktor ketepatwaktuan pelaporan keuangan.
5
Penelitian ini akan menguji kembali corporate governance yang
diproksikan dengan variabel yang pernah digunakan pada penelitian sebelumnya,
yaitu komisaris independen serta menambahkan variabel corporate governance
yang belum diteliti yaitu jumlah rapat komite audit dan ukuran komite audit.
Variabel karakteristik perusahaan juga akan diteliti kembali yaitu profitabilitas
yang diproksikan dengan rasio Return on Equity (ROE). Kualitas audit akan
diproksikan dengan reputasi kantor akuntan publik. Adapun ukuran perusahaan
akan dijadikan sebagai variabel kontrol dalam penelitian ini
Selain itu, penelitian ini akan memperpanjang periode perusahaan yang
diteliti menjadi tiga periode yaitu 2012, 2013, dan 2014. Menggunakan sampel
perusahaan manufaktur dan jasa properti yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis mengangkat judul penelitian
“Pengaruh Corporate Governance, Profitabilitas, dan Kualitas Audit Terhadap
Ketepatwaktuan
Pelaporan
Keuangan
(Studi
Empiris
Pada
Perusahaan
Manufaktur dan Jasa Yang Terdaftar di BEI tahun 2012-2014)”
1.2 Rumusan Masalah
Laporan keuangan memiliki kandungan informasi yang dibutuhkan dalam
pengambilan keputusan, sehingga harus handal dan dapat dipercaya. Laporan
keuangan harus memenuhi karakteristik kualitatif agar dapat bermanfaat bagi
pihak yang berkepentingan. Salah satu karakteristik kualitatif tersebut adalah
ketepatwaktuan atau timeliness. Aspek ketepatwaktuan menjadi penting karena
penyajian laporan keuangan yang tidak tepat waktu akan mengakibatkan
6
kandungan informasi menjadi kurang relevan dan tidak bermanfaat untuk
pengambilan keputusan. Berdasarkan uraian diatas, maka rumusan masalah
penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Apakah corporate governance berpengaruh terhadap ketepatwaktuan
pelaporan keuangan?
2. Apakah profitabilitas berpengaruh terhadap ketepatwaktuan pelaporan
keuangan?
3. Apakah kualitas audit berpengaruh terhadap ketepatwaktuan pelaporan
keuangan?
1.3 Tujuan Penelitian
1. Menguji pengaruh corporate governance terhadap ketepatwaktuan pelaporan
keuangan
2. Menguji pengaruh profitabilitas terhadap ketepatwaktuan pelaporan
keuangan
3. Menguji pengaruh kualitas audit terhadap ketepatwaktuan pelaporan
keuangan
7
1.4 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat dan kontribusi bagi
banyak pihak, yaitu :
1.4.1. Bagi emiten
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan evaluasi dan
rekomendasi terkait mekanisme penyusunan dan penyampaian laporan
keuangan.
1.4.2 bagi investor
Hasil penelitian ini dapat menjadi salah satu sumber informasi untuk
pengambilan keputusan investasi pada emiten di BEI
1.4.3 bagi pihak lain (pengguna)
Penelitian ini dapat dijadikan sebagai tambahan referensi untuk
penelitian selanjutnya yang terkait dengan ketepatwaktuan
laporan keuangan
1.5 Sistematika Penulisan
Penelitian ini dibagi ke dalam lima bab, rinciannya adalah sebagai berikut :
BAB 1 Pendahuluan
Berisi penjelasan mengenai latar belakang, rumusan masalah, batasan
masalah dan sistematika penulisan
BAB 2 Tinjauan Pustaka
Berisi penjelasan mengenai teori-teori dan literatur, serta rangkuman
penelitian terdahulu yang terkait dengan topik bahasan penelitian
8
BAB 3 Metode Penelitian
Berisi penjelasan mengenai jenis dan sumber data yang digunakan,
variabel yang diteliti, dan metode pengumpulan data yang dilakukan
BAB 4 Analisis dan Pembahasan
Berisi penjelasan mengenai statistik deskriptif objek penelitian, hasil
penelitian, dan analisis data.
BAB 5 Saran dan Kesimpulan
Berisi penjelasan mengenai saran dan rekomendasi
yang perlu
dipertimbangkan terkait dengan hasil pembahasan penelitian.
9
Download