Jurnal Kebidanan Vokasional ANALISIS PENINGKATAN PENGETAHUAN DAN SIKAP PASANGAN USIA SUBUR DALAM MELAKUKAN PEMERIKSAAN IVA DI DESA BOWONG CINDEA KABUPATEN PANGKEP TAHUN 2016 Uliarta Marbun STIKES Nani Hasanuddin Makassar ABSTRAK Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk : 1) Untuk menilai peningkatan pengetahuan pasangan usia subur dalam melakukan pemeriksaan IVA sebelum dan setelah diberikan penyuluhan di Desa Bowong Cindea Kabupaten Pangkep. 2) Untuk menilai peningkatan sikap pasangan usia subur dalam melakukan pemeriksaan IVA sebelum dan setelah diberikan penyuluhan di Desa Bowong Cindea Kabupaten Pangkep. Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan Preexperimental Design dengan metode penelitian “Pretest-Posttest Design”. Penelitian ini menggunakan data primer melalui survei sebanyak 30 responden sebagai sampel yang yang belum melakukan pemeriksaan IVA, survei dilakukan bulan September Tahun 2016. Teknik pengambilan sampel dalam menggunakan Purposive Sampling : berarti teknik pengambilan sampel secara sengaja. Peneliti menentukan sendiri sampel yang diambil karena ada pertimbangan tertentu. Jadi, sampel diambil tidak secara acak, tapi ditentukan sendiri oleh peneliti dengan kriteria inklusi dan eksklusi. Data dianalisis dengan menggunakan metode statistik yang didukung program SPSS 22. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa : 1) Ada peningkatan pengetahuan pasangan usia subur tentang pemeriksaan IVA setelah diberikan intervensi, dengan uji statistik McNemar Test diperoleh nilai ρ = 0.012 (< α = 0.05), maka H0 ditolak dan Ha diterima. 2) Ada peningkatan sikap pasangan usia subur tentang pemeriksaan IVA setelah diberikan intervensi, dengan uji statistik McNemar Test diperoleh nilai ρ = 0.002 (< α = 0.05), maka H0 ditolak dan Ha diterima. Hal ini menunjukan bahwa penyuluhan mengenai kanker serviks dan pemeriksaan IVA merupakan hal positif yang dapat merubah pengetaahuan dan sikap ibu PUS. Sehingga peneliti dapat menyarankan agar kiranya Ibu PUS di dapat mengaplikasikan secara rill ilmu untuk melakukan pencegahan dengan pemeriksaan IVA yang telah diperoleh melalui kegiatan penyuluhan, sehingga tujuan penyuluhan yang sesungguhnya yaitu untuk meningkatkan kesadaran melakukan pemeriksaan IVA dapat tercapai dan dapat mencegah kanker serviks. Kata Kunci : Pengetahuan, Sikap dan pemeriksaan IVA ABSTRACT Research aimed to: 1) To assess the improvement of knowledge of fertile couples in examinations IVA before and after being given counseling in the village Bowong Cindea Pangkep. 2) To assess the attitude of couples of childbearing age increase in examinations IVA before and after being given counseling in the village Bowong Cindea Pangkep. This research was conducted with Preexperimental Design approach to research methods "pretest-posttest design". This study uses primary data from a survey of 30 respondents in the sample who were not conducted examination IVA, the survey was conducted in September 2016. The sampling technique in using purposive sampling: means the intentional sampling technique. Researchers determine their own samples taken because there are certain considerations. Thus, samples taken are not random, but is determined by researcher with the inclusion and exclusion criteria. Data were analyzed using statistical methods supported by SPSS 22. These results indicate that: 1) There is an increased knowledge of couples of childbearing age about IVA inspection after a given intervention, with Test McNemar statistical test obtained by value ρ = 0.012 (<α = 0,05), then H0 rejected and Ha accepted. 2) There is an increasing attitude of couples of childbearing age about IVA inspection after a given intervention, with Test McNemar statistical test obtained by value ρ = 0.002 (<α = 0,05), then H0 rejected and Ha accepted. This shows that education about cervical cancer and inspection IVA is a positive thing that can change the attitude of the mother pengetaahuan and PUS. So that researchers can suggest that Mom would PUS can apply in the real science to take precautions with IVA examination has obtained through extension activities, so that the purpose of extension that actually that is to increase awareness of examination IVA can be achieved and can prevent cervical cancer. Keywords : Knowledge, Attitude and inspection IVA 1 Jurnal Kebidanan Vokasional PENDAHULUAN Kanker serviks merupakan jenis kanker terbanyak kedua pada wanita yang menjadi penyebab kematian setelah penyakit kardio vaskuler, setiap 11 menit ada satu orang penduduk dunia yang meninggal dunia karena kanker dan setiap 3 menit ada satu penderita kanker baru (Fitriyani, 2011). Pada tahun 2009 kanker menyebabkan lebih dari 250.000 kematian. Kurang lebih 80% kematian tersebut terjadi di negara berkembang dan jika tanpa penatalaksanaan yang adekuat kematian akibat kanker serviks akan meningkat 255 dalam 10 tahun mendatang. Sedangkan menurut WHO menunjukkan bahwa diseluruh dunia diperkirakan Setiap tahun lebih dari 270.000 wanita meninggal karena kanker serviks, dan lebih dari 85% terjadi di Negara berkembang (World Health Organization (WHO), 2013). Di Mexico terdapat 12.516 kasus baru kanker serviks yang terdiagnosa setiap tahunnya, dengan rata-rata insiden 24,4/100.000 wanita. Sementara angka kematian yang terjadi akibat kanker serviks sebesar 5.777 dengan rata-rata kematian 7,5/100.000 wanita (Wall, 2010). Menurut World Health Organization (WHO) (2010), diperkirakan lebih dari 500.000 kasus baru kanker leher rahim ditemukan di dunia dan 90% dari seluruh kasus tersebut terdapat di negara-negara berkembang. Hampir 260.000 kasus kematian wanita terjadi akibat kanker leher rahim dan hamper 95% dari kasus tersebut terjadi di negara-negara berkembang. Bila hal ini tidak ditindaklanjuti dengan segera, kematian akibat kanker leher rahim diperkirakan akan meningkat hampir 25% pada sepuluh tahun mendatang. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Keshavarzi et al tahun 2013. Pada penelitian ini diungkapkan bahwa tes IVA mempunyai nilai sensitivitas dan spesifitas yang cukup tinggi yaitu 66,7 dan 55,1. Selain itu, jika dipertimbangkan dari sisi harga dan ketersediaannya, maka tes IVA lebih terjangkau dan lebih mudah tersedia disbanding dengan Tes Papanicolaou (Pap Smear), sehingga bisa dipertimbangkan sebagai metode alternatif untuk deteksi dini kanker serviks di negara berkembang. Penelitian yang dilakukan oleh John di Songea, Tanzania bahwa pengetahuan wanita yang berusia diatas 18 tahun mengenai program skrining kanker serviks sangatlah rendah dan hal ini menyebabkan partisipasi untuk melakukan skrining juga rendah. Dr Laila Nurana juga mengemukakan rendahnya pengetahuan perempuan mengenai kanker serviks membuat rendahnya keinginan perempuan untuk melakukan deteksi dini. Hal ini dikarenakan perempuan Indonesia masih awam dengan kanker serviks. Deteksi dini kanker leher rahim merupakan terobosan inovatif dalam pembangunan kesehatan untuk mengurangi angka kematian dan kesakitan akibat kanker leher rahim (Depkes RI, 2011). Perempuan yang melakukan deteksi dini kanker leher rahim akan menurunkan risiko terkena kanker leher rahim karena deteksi dini ini ditujukan untuk menemukan lesi pra-kanker sedini mungkin, sehingga pengobatan dapat segera diberikan bila lesi ditemukan (Depkes RI, 2010). Program pemerintah mengenai deteksi dini kanker serviks sudah tercantum didalam Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 796/MENKES/SK/VII/2010 tentang pedoman teknis pengendalian kanker payudara dan kanker serviks. Program deteksi dini kanker serviks yang dimaksud dalam peraturan ini yaitu pemeriksaan Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA). Pemeriksaan IVA merupakan salah satu metode deteksi dini kanker serviks yang efektif digunakan di negara berkembang. Hasil penelitian Wan Elyda Putri (2015) Di Puskesmas Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang menunjukkan dalam melaksanakan program deteksi dini kanker serviks sudah terlaksana dengan baik, namun masih terdapat petugas IVA yang belum mendapat pelatihan, sosialisasi sudah dilaksanakan namun belum maksimal karena masih terdapat masyarakat dan kader yang belum mempunyai keinginan dan kesadaran untuk melakukan deteksi dini sehingga menjadi penghambat program IVA untuk dijalankan. Pencegahan kanker serviks mutlak dibutuhkan, dari pemahaman akan timbul kesadaran pentingnya menjaga kualitas kehidupan dan menghindari bahaya kanker serviks. Pencegahan terhadap kanker serviks dapat dilakukan dengan vaksinasi dan deteksi dini kanker serviks (Pangesti, Cokroaminoto & Nurlaila, 2012). Salah satu puskesmas di wilayah Kabupaten Pangkep yang dapat memberikan pelayanan pemeriksaan IVA ialah Puskesmas Bowong Cindea. Untuk Wilayah kerja Puskesmas Bowong Cindea pemeriksaan IVA baru di laksanakan pada tahun 2015. Menurut data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Pangkep tahun 2016 sampai Bulan Agustus, cakupan pemeriksaan IVA di wilayah kerja Puskesmas Bowong Cindea merupakan yang terendah di Kabupaten Pangkep yaitu hanya sebanyak 30 orang dalam satu tahun dengan jumlah PUS sebanyak 345 orang. Berdasarkan hasil wawancara dengan petugas kesehatan di Puskesmas Bowong Cindea, rendahnya cakupan IVA ini karena PUS masih jarang secara sadar mau melakukan pemeriksaan kesehatan apapun termasuk pemeriksaan IVA jika mereka masih merasa belum ada keluhan tentang penyakit yang timbul pada dirinya. Sedangkan hasil 2 Jurnal Kebidanan Vokasional dari wawancara dengan beberapa PUS sebanyak 289 orang yang ada di wilayah tersebut menyatakan bahwa masih tidak mengetahui informasi mengenai pemeriksaan IVA dan manfaatnya. Berdasarkan fenomena empiris tersebut maka yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah pengetahuan dan sikap pasangan usia subur dalam melakukan pemeriksaan IVA. Sehingga peneliti tertarik untuk meneliti pengetahuan dan sikap pasangan usia subur (PUS) dalam melakukan pemeriksaan IVA tes di Desa Bowong Cindea. METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian Preexperimental Design. Metode yang digunakan peneliti adalah Pretest - Posttest Design. Lokasi penelitian ini di Desa Bowong Cindea Kabupaten Pangkep yang dilaksanakan bulan Oktober 2016. Populasi dalam penelitian ini adalah semua pasangan usia subur (PUS) yang tidak melakukan IVA Tes di wilayah kerja Puskesmas Bowong Cindea yang tercatat dalam rekam medis dengan jumlah 315 orang, dengan total sampel sebanyak 30 orang. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan purposive sampling, dengan metode analisis yang digunakan yakni analisa univariat dan bivariat untuk melakukan analisis peningkatan pengetahuan dan sikap pasangan usia subur melakukan dalam pemeriksaan IVA tes di Desa Bowong Cindea. Pretest Perlakuan Posttest O1 X O2 Gambar 1. Desain Penelitian Pretest-Posttest Design HASIL PENELITIAN 1. Hasil Analisis Univariat Tabel 1 Distribusi responden berdasarkan Umur di Desa Tahun 2016 Umur n 20-30 Tahun 8 31-40 Tahun 17 41-49 Tahun 5 Total 30 Bowong Cindea Kabupaten Pangkep % 26.7 56.7 16.7 100.0 Tabel 1 distribusi frekuensi responden berdasarkan karakteristik umur, dari 30 responden menunjukkan bahwa jumlah responden terbanyak berada pada kisaran umur 31-40 Tahun yaitu sebanyak 17 orang (56,7%), selanjutnya dengan umur 20-300 Tahun sebanyak 8 orang (26,7%) dan berikut umur 41-49 Tahun sebanyak 5 orang (16,7%). Tabel 2 Distribusi responden berdasarkan pendidikan di Desa Bowong Cindea Kabupaten Pangkep Tahun 2016 Pendidikan n % SD 7 23.3 SMP 10 33.3 SMA 8 26.7 Perguruan Tinggi 5 16.7 Total 30 100.0 Berdasarkan Tabel Tabel 2 distribusi frekuensi responden berdasarkan karakteristik pendidikan, dari 30 responden menunjukkan bahwa jumlah responden terbanyak berada pada tingkat pendidikan SMP sebanyak 10 orang (33,3%), dengan pendidikan SMA sebanyak 8 orang (26,7%), pendidikan SD sebanyak 7 orang (23,3%), dan pendidikan perguruan tinggi sebanyak 5 orang (16,7%). Tabel 3 Distribusi Frekuensi berdasarkan Pengetahuan Pada Pre Test dan Post Test di Desa Bowong Cindea Kabupaten Pangkep Tahun 2016 3 Jurnal Kebidanan Vokasional Pengetahuan Kurang Baik Total Pre Test n % 20 66.7 10 33.3 30 100.0 Post Test n % 11 36.7 19 63.3 30 100.0 Tabel 3 menunjukkan frekuensi responden berdasarkan pengetahuan pre test bahwa dari 30 responden yang berpengetahuan kurang sebanyak 20 orang (66,7%) dan yang berpengetahuan baik yaitu 10 orang (33,3%). Sedangkan pada post test menunjukkan bahwa dari 30 responden yang berpengetahuan kurang menurun setelah diberi intrvensi yaitu sebanyak 11 orang (36,7%) dan yang berpengetahuan baik mengalami peningkatan yaitu sebanyak 19 orang (63,3%). Ini artinya ada perubahan yang baik setelah dilakukan perlakuan berupa penyuluhan kesehatan terkait kanker serviks dan pemehaman mengenai pemeriksaan IVA terhadap pasangan usia subur. Tabel 4 Distribusi Frekuensi berdasarkan Sikap Pada Cindea Kabupaten Pangkep Tahun 2016 Pre Test Sikap n % Kurang 21 70.0 Baik 9 30.0 Total 30 100.0 Pre Test dan Post Test di Desa Bowong Post Test n % 11 36.7 19 63.3 30 100.0 Tabel 4 menunjukkan frekuensi responden berdasarkan sikap pre test bahwa dari 30 responden yang menunjukkan sikap kurang sebanyak 21 orang (70,0%) dan yang menunjukkan sikap baik yaitu 9 orang (30,0%). Sedangkan pada post test menunjukkan bahwa dari 30 responden yang menunjukkan sikap kurang menurun setelah diberi penyuluhan yaitu sebanyak 11 orang (36,7%) dan yang menunjukkan sikap baik mengalami peningkatan yaitu sebanyak 19 orang (63,3%). Ini artinya ada perubahan yang baik setelah dilakukan perlakuan berupa penyuluhan kesehatan terkait kanker serviks dan pemehaman mengenai pemeriksaan IVA terhadap pasangan usia subur. Tabel 5 Distribusi responden berdasarkan dukungan keluarga di Desa Bowong Cindea Kabupaten Pangkep Tahun 2016 Dukungan keluarga n % Tidak Mendukung 19 63.3 Mendukung 11 36.7 Total 30 100.0 Tabel 5 menunjukkan frekuensi responden berdasarkan dukungan keluarga bahwa dari 30 responden, yang menyatakan dukungan sebanyak 19 orang (63,3%) dan yang menyatakan tidak dukungan yaitu 11 orang (36,7%). Ini menjelaskan bahwa masih kurangnya partisipasi keluarga dalam pemenuhan kesehatan wanita usia subur dalam keluarga. Tabel 6 Distribusi responden berdasarkan kinerja bidan di Desa Bowong Cindea Kabupaten Pangkep Tahun 2016 Kinerja Bidan n % Kurang 12 40.0 Baik 18 60.0 Total 30 100.0 Tabel 6 menunjukkan frekuensi responden berdasarkan kinerja bidan bahwa dari 30 responden, yang menyatakan kinerja bidan kurang sebanyak 12 orang (40,0%) dan yang menyatakan kinerja bidan baik yaitu 18 orang (60,0%). Ini menjelaskan bahwa kinerja bidan di Desa Bowong Cindea Kabupaten Pangkep memiliki kualitas dan kapabilitas kerja yang baik bagi penerima pelayanan kesehatan. 4 Jurnal Kebidanan Vokasional Tabel 7 Distribusi responden berdasarkan akses kepelayanan kesehatan di Desa Bowong Cindea Kabupaten Pangkep Tahun 2016 Akses ke pelayanan n % Sulit 21 70.0 Mudah 9 30.0 Total 30 100.0 Tabel 7 menunjukkan frekuensi responden berdasarkan akses ke pelayanan kesehatan bahwa dari 30 responden, yang menyatakan akses ke pelayanan kesehatan sulit sebanyak 21 orang (70,0%) dan yang menyatakan akses ke pelayanan kesehatan mudah yaitu 9 orang (30,0%). Ini menjelaskan bahwa akses ke pelayanan kesehatan di Desa Bowong Cindea Kabupaten Pangkep cukup jauh untuk dijangkau dan informasi terkait pelayanan kesehatan tentang kanker servik serta pemeriksaan IVA belum seluruhnya tersalurkan pada pasangan usia subur yang berada di Desa Bowong Cindea Kabupaten Pangkep. 2. Hasil Analisis Bivariat Tabel 8 Distribusi Pasangan usia subur dalam melakukan pemeriksaan IVA berdasarkan Pengetahuan di Desa Bowong Cindea Kabupaten Pangkep Tahun 2016 Possttest Pretest Pengetahuan Total Pengetahuan Kurang Baik Kurang 10 10 20 Baik 1 9 10 Total 11 19 30 Tabel 8 output pretest dan posttest pengetahuan McNemar test menunjukan bahwa sebelum penyuluhan ada 20 orang dengan pengetahuan kurang dan 10 orang dengan pengetahuan baik. Setelah dilakukan penyuluhan dari 20 orang yang menunjukkan pengetahuan kurang, ada 10 orang yang tidak berubah pengetahuannya dan 10 yang berubah pengetahuannya, meningkat dari kurang menjadi baik. Sedangkan dari 10 orang yang menunjukkan pengetahuan baik, ada 9 orang yang tidak berubah pengetahuannya dan 1 orang yang berubah pengetahuannya, menurun dari baik menjadi kurang. Sehingga yang menunjukkan pengetahuan baik setelah posttes sebanyak 19 orang dan yang kurang sebanyak 11 orang. Tabel 9 Text Statisticsb dengan Uji McNemar Test Pretest & Possttest Pengetahuan N 30 Exact Sig. (2-tailed) .012a Output pada tabel Test Statistics diperoleh nilai p = 0,012 < 0,05 maka H0 ditolak dan Ha diterima. Maka dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan pengetahuan tentang kanker serviks yang berkaitan dengan pemeriksaan IVA pada pasangan usia subur sebelum dan sesudah penyuluhan. Juga dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh penyuluhan/pendidikan kesehatan terhadap peningatan pengetahuan pada pasangan usia subur dalam melakukan pemeriksaan IVA Tabel 10 Distribusi Pasangan usia subur dalam melakukan pemeriksaan IVA berdasarkan Sikap di Desa Bowong Cindea Kabupaten Pangkep Tahun 2016 Possttest Sikap Pretest Total Sikap Kurang Baik Kurang 11 10 21 Baik 0 9 9 Total 11 19 30 Tabel 10 output pretest dan posttest sikap McNemar test menunjukan bahwa sebelum penyuluhan ada 21 orang yang menunjukkan sikap kurang dan 9 orang yang menunjukkan sikap baik. Setelah dilakukan penyuluhan dari 21 orang yang menunjukkan sikap kurang, ada 11 orang yang tidak berubah sikapnya dan 10 yang berubah sikapnya dari kurang menjadi baik. Sedangkan dari 9 orang yang menunjukkan sikap baik, tidak satupun responden yang berubah sikapnya dari 5 Jurnal Kebidanan Vokasional baik menjadi kurang. Sehingga yang menyatakan sikap baik setelah posttes sebanyak 19 0rang dan yang kurang sebanyak 11 orang. Tabel 11 Text Statisticsb dengan Uji McNemar Test Pretest & Possttest Sikap N 30 Exact Sig. (2-tailed) .002a Output pada tabel Test Statistics diperoleh nilai p = 0,002 < 0,05 maka H0 ditolak dan Ha diterima. Maka dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan sikap tentang kanker serviks yang berkaitan dengan pemeriksaan IVA pada pasangan usia subur sebelum dan sesudah penyuluhan. Juga dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh penyuluhan/pendidikan kesehatan terhadap peningatan sikap dari kurang menjadi baik pada pasangan usia subur dalam melakukan pemeriksaan IVA. PEMBAHASAN 1. Pengetahuan Pasangan Usia Subur dalam melakukan pemeriksaan IVA Berdasarkan hasil yang diperoleh dari tabel 3 distribusi frekuensi responden berdasarkan pengetahuan pre test menunjukkan bahwa dari 30 responden yang berpengetahuan kurang sebanyak 20 orang (66,7%) dan yang berpengetahuan baik yaitu 10 orang (33,3%). Sedangkan pada post test menunjukkan bahwa dari 30 responden yang berpengetahuan kurang, menurun setelah diberi intrvensi berupa penyuluhan mengenai IVA dan kanker serviks yaitu sebanyak 11 orang (36,7%) dan yang berpengetahuan baik mengalami peningkatan yaitu sebanyak 19 orang (63,3%). Ini artinya ada perubahan yang baik setelah dilakukan perlakuan berupa penyuluhan kesehatan terkait kanker serviks dan pemehaman mengenai pemeriksaan IVA terhadap pasangan usia subur. Secara terperinci dijelaskan dari hasil uji McNemar test diperolreh output pretest dan posttest pengetahuan menunjukan bahwa sebelum penyuluhan ada 20 orang dengan pengetahuan kurang dan 10 orang dengan pengetahuan baik. Setelah dilakukan penyuluhan dari 20 orang yang menunjukkan pengetahuan kurang, ada 10 orang yang tidak berubah pengetahuannya dan 10 yang berubah pengetahuannya, meningkat dari kurang menjadi baik. Sedangkan dari 10 orang yang menunjukkan pengetahuan baik, ada 9 orang yang tidak berubah pengetahuannya dan 1 orang yang berubah pengetahuannya, menurun dari baik menjadi kurang. Sehingga yang menunjukkan pengetahuan baik setelah posttes sebanyak 19 orang dan yang kurang sebanyak 11 orang. Sementara output pada tabel Test Statistics diperoleh nilai p = 0,012 < 0,05 maka H0 ditolak dan Ha diterima. Hal ini dapat menjelaskan bahwa ada peningkatan pengetahuan tentang kanker serviks yang berkaitan dengan pemeriksaan IVA pada pasangan usia subur sebelum dan sesudah penyuluhan. Dengan kata lain ada pengaruh penyuluhan terhadap peningatan pengetahuan pada pasangan usia subur dalam melakukan pemeriksaan IVA. Hasil ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Andini Ania Sari (2014) tentang Pengaruh Penyuluhan Kanker Serviks Terhadap pengetahuan Dan Sikap Ibu Melakukan Deteksi Dini Inspeksi Visual Asam Asetat Di Dukuh Dermojurang, Pundong Bantul Yogyakarta 2014. Sehubungan dengan pengetahuan dalam penelitiannya menunjukkan bahwa responden yang paling banyak mempunyai pengetahuan yang cukup tentang kanker serviks sebelum diberikan penyuluhan kanker serviks yaitu 29 orang (61,7%) dan yang paling sedikit mempunyai pengetahuan kurang tentang kanker serviks sebelum diberikan penyuluhan kanker serviks yaitu 5 orang (10,6%). Responden yang mempunyai pengetahuan cukup tentang kanker serviks dapat disebabkan karena akses informasi terkait dengan kanker serviks yang masih jarang diakses oleh responden di dukuh Dermojurang. Sedangkan setelah dilakukan penyuluhan hasil penelitian menunjukkan bahwa responden mempunyai pengetahuan yang baik tentang kanker serviks setelah diberikan penyuluhan kanker serviks yaitu 47 orang (100%). Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh Andini Ania Sari (2014) tentang Pengaruh Penyuluhan Kanker Serviks Terhadap pengetahuan Dan Sikap Ibu Melakukan Deteksi Dini Inspeksi Visual Asam Asetat Di Dukuh Dermojurang Pundong Bantul Yogyakarta 2014 adalah sama-sama penelitian eksperimen. Meski peneliti Andini Ania Sari menggunakan desain quasi experimental dengan rancangan one group pre test and post test yang dilakukan observasi pertama (pretest) dan observasi kedua (posttest) yang memungkinkan menguji perubahanperubahan yang terjadi setelah adanya perlakuan (intervensi). Akan tetapi sama-sama bertujuan untuk melihat perubahan pengetahuan dan sikap pre dan post penyuluhan terkait kanker serviks dan pemeriksaan IVA. 6 Jurnal Kebidanan Vokasional Penelitian ini juga diperkuat oleh penelitian Lia Karisma Saraswati (2011), tentang Pengaruh Promosi Kesehatan Terhadap Pengetahuan Tentang Kanker Serviks dan Partisipasi Wanita Dalam Deteksi Dini Kanker Serviks Penelitian berbentuk quasi eksperimen dengan rancangan nonrandomized pre-test-post-test group design. Dari populasi sebanyak 127 ibu usia 20–60 tahun di Mojosongo RW 22 Surakarta, diambi sampel sebanyak 58 responden dengan teknik multistate cluster sampling Sampel dipisahkan ke dalam dua kelompok, pertama diberi promosi kesehatan dengan leaflet dan kedua dengan film. Pretest dan posttest dengan angket dilakukan untuk mengukur pengetahuan dan partisipasi sebelum dan sesudah promosi kesehatan. Data dianalisis dengan Uji Peringkat Bertanda Wilcoxon. Hasil : Berdasarkan hasil analisis data diperoleh hasil sebagai berikut : (1) Terdapat peningkatan pengetahuan (p=0,000) dan partisipasi (p=0,000) yang signifikan pada kelompok yang diberi penyuluhan dengan leaflet. (2) Terdapat peningkatan pengetahuan (p=0,000) dan partisipasi (p=0,000) yang signifikan pada kelompok yang diberi promosi kesehatan dengan film. (3) Pengetahuan (p=0,000) dan partisipasi (p=0,000) kelompok yang diberi promosi kesehatan dengan film lebih tinggi dibandingkan kelompok yang diberi promosi kesehatan dengan leaflet. Kesimpulan: Promosi kesehatan dapat meningkatkan pengetahuan tentang kanker serviks dan partisipasi wanita dalam program deteksi dini kanker serviks. Penelitian Putri Rizki Mahanani (2016) juga sejalan dengan penelitian ini. Penelitian tentang Pengaruh Pendidikan Kesehatan Terhadap Tingkat Pengetahuan Dan Sikap PUS Dalam Melakukan Pemeriksaan IVA di Desa Pabelan dengan hasil penelitian tingkat pengetahuan wanita usia subur mengenai pemeriksaan IVA sebelum diberikan perlakukan pendidikan kesehatan dalam kategori kurang dan sesudah diberikan pendidikan kesehatan mengalami peningkatan dengan kategori baik. Terdapat pengaruh yang signifikan pendidikan kesehatan terhadap peningkatan pengetahuan wanita usia subur dalam melakukan pemeriksaan IVA sebesar sig 0,001<0,05. Hal ini menjelaskan dari beberapa penelitian yang dilakukan terkait penyuluhan kesehatan tentang peningkatan pengetahuan responden menunjukkan bahwa penyuluhan dan pendidikan kesehatan memiliki pengaruh yang positif terhadap peningkatan pengetahuan bagi pasangan usia subur untuk melakukan pemeriksaan IVA. Ini sesuai dengan pendapat Minn (2007) yang menjelaskan bahwa pengetahuan sesorang dapat diperbaiki dengan memberikan pendidikan berupa penyuluhan. Demikian pula dikemukakan oleh Notoadmodjo (2003), yang menyatakan semakin banyak informasi yang masuk semakin banyak pula pengetahuan yang didapat tentang kesehatan. Menurut Sulistiowati (2014) salah satu faktor yang dapat mempengaruhi pengetahuan seseorang adalah tingkat pendidikan, responden yang berpendidikan tinggi memiliki proporsi pengetahuan yang baik sehingga akan lebih mudah dalam menerima suatu informasi dibandingkan dengan responden yang berpendidikan rendah sehingga informasi akan lebih mudah diterima dan dilaksanakan. Berdasarkan hasil tabulasi penelitian ini, pendidikan responden menunjukkan bahwa pendidikan didominasi pada pendidikan rendah. Dimana pendidikan responden tertinggi sebesar 33,3% hanya tamat SMP, selanjutnya tamat SMA sebesar 26,7% dan SD sebesar 23,3%. Sedangkan responden dengan pendidikan perguruan tinggi hanya sebesar 16,7% saja. Sementara pendidikan merupakan hal penting bagi seseorang, dengan pendidikan yang tinggi maka seseorang lebih memiliki pemahaman dan pengetahuan yang lebih baik jika dibandingkan dengan seseorang yang memiliki pendidikan lebih rendah. Pendidikan mempengaruhi proses belajar mengajar, semakin tinggi pendidikan seseorang maka semakin mudah orang tersebut untuk menerima informasi. Jika kembali pada tabel tabel 8 membuktikan bahwa output pretest dan posttest pengetahuan McNemar test yang menjelaskan sebelum penyuluhan ada 20 orang dengan pengetahuan kurang dan 10 orang dengan pengetahuan baik. Setelah dilakukan penyuluhan ada 10 yang berubah pengetahuannya, meningkat dari kurang menjadi baik dan 1 orang yang berubah pengetahuannya, menurun dari baik menjadi kurang. Hal ini menjelaskan ternyata setelah penyuluhan masih ada yang justru menurun pengetahuannya. Setelah di amati ternyata satu orang yang menurun pengetahuannya ini dikarenakan memiliki pendidikan yang hanya tamat SD (sekolah dasar) saja. Pendidikan yang rendah membuat seseorang susah menerima informasi, sehingga tidak dapat menyimak penyuluhan yang di berikan dengan baik. Hal tersebut sebagaimana dikemukakan oleh Notoadmojo (2003) yang mengemukakan bahwa, status pendidikan mempengaruhi kesempatan memperoleh informasi mengenai penatalaksanaan penyakit. Tingkat pendidikan responden berpengaruh pada kemampuan responden untuk memahami tentang manfaat yang diperoleh dari deteksi dini kanker serviks. Lebih lanjut Notoadmojo (2007) menyatakan bahwa seseorang yang mempunyai tingkat pendidikan tinggi akan memberikan respon yang lebih rasional dan juga dalam motivasi kerjanya 7 Jurnal Kebidanan Vokasional akan berpotensi daripada mereka yang berpendidikan lebih rendah atau cukup, pendidikan juga mempengaruhi seseorang dalam pengetahuan. Pada hakekatnya, pendidikan akan membuat seseorang terdorong untuk ingin tahu, untuk mencari pengalaman dan untuk mengorganisasikan pengalaman sehingga informasi yang diterima akan menjadi pengetahuan. Pengetahuan dimiliki akan membentuk suatu keyakinan untuk melakukan perilaku tertentu (Haryono, 2014). Pendapat lain menurut Manal (2014) menunjukkan faktor yang dapat mempengaruhi tingkat pengetahuan selain pendidika adalah pekerjaan, status ekonomi, sumber informasi dan salah satunya umur seseorang. Berdasarkan hasil tabulasi umur, menunjukkan bahwa distribusi umur responden terbanyak dengan umur 31-40 tahun, kemudian 20-30 tahun dan 41-49 tahun. Salah satu yang mempengaruhi tingkat pengetahuan dan sikap seseorang adalah umur (Notoadmodjo, 2003: dalam Anwar, 2009). Umur dapat mempengaruhi daya ingat dan pola berfikir dari seseorang. Sernakin bertambahnya umur seseorang, maka semakin berkembang pula daya ingat dan pola pikir orang tersebut, sehingga pengetahuan yang didapat semakin baik. Umur seseorang sangat mempengaruhi dalam mendapatkan informasi baik itu secara langsung maupun tidak langsung, sehingga dapat menambah pengetahuan serta pengalaman dari seseorang tersebut. Asumsi peneliti sebagai kesimpulang, meskipun pengetahuan dapat dipengaruhi oleh faktor lain selain penyuluhan yang diberikan yakni pendidikan dan umur, namun hasil penelitian melaliu uji McNemar Test Statistics diperoleh nilai p = 0,012 < 0,05 yang menyatakan maka H0 ditolak dan Ha diterima. Hal ini dapat menjelaskan bahwa ada peningkatan pengetahuan tentang kanker serviks yang berkaitan dengan pemeriksaan IVA pada pasangan usia subur sebelum dan sesudah penyuluhan. Dengan kata lain ada pengaruh penyuluhan terhadap peningatan pengetahuan pada pasangan usia subur dalam melakukan pemeriksaan IVA di Desa Bowong Cindea Kabupaten Pangkep Tahun 2016. 2. Sikap Pasangan Usia Subur dalam melakukan pemeriksaan IVA Berdasarkan hasil yang diperoleh dari tabel 4 distribusi frekuensi responden berdasarkan sikap pre test bahwa dari 30 responden yang menunjukkan sikap kurang sebanyak 21 orang (70,0%) dan yang menunjukkan sikap baik yaitu 9 orang (30,0%). Sedangkan pada post test menunjukkan bahwa dari 30 responden yang menunjukkan sikap kurang menurun setelah diberi penyuluhan yaitu sebanyak 11 orang (36,7%) dan yang menunjukkan sikap baik mengalami peningkatan yaitu sebanyak 19 orang (63,3%). Ini artinya ada perubahan yang baik setelah dilakukan perlakuan berupa penyuluhan kesehatan terkait kanker serviks dan pemehaman mengenai pemeriksaan IVA terhadap pasangan usia subur. Secara terperinci dijelaskan dari hasil uji McNemar test diperolreh output pretest dan posttest sikap sebelum penyuluhan ada 21 orang yang menunjukkan sikap kurang dan 9 orang yang menunjukkan sikap baik. Setelah dilakukan penyuluhan dari 21 orang yang menunjukkan sikap kurang, ada 11 orang yang tidak berubah sikapnya dan 10 yang berubah sikapnya dari kurang menjadi baik. Sedangkan dari 9 orang yang menunjukkan sikap baik, tidak satupun responden yang berubah sikapnya dari baik menjadi kurang. Sehingga yang menyatakan sikap baik setelah posttes sebanyak 19 0rang dan yang kurang sebanyak 11 orang. Sementara output pada tabel Test Statistics diperoleh nilai p = 0,002 < 0,05 maka H0 ditolak dan Ha diterima. Maka dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan sikap tentang kanker serviks yang berkaitan dengan pemeriksaan IVA pada pasangan usia subur sebelum dan sesudah penyuluhan. Juga dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh penyuluhan/pendidikan kesehatan terhadap peningatan sikap dari kurang menjadi baik pada pasangan usia subur dalam melakukan pemeriksaan IVA. Hasil ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Andini Ania Sari (2014) tentang Pengaruh Penyuluhan Kanker Serviks Terhadap pengetahuan Dan Sikap Ibu Melakukan Deteksi Dini Inspeksi Visual Asam Asetat Di Dukuh Dermojurang, Pundong Bantul Yogyakarta 2014. Sehubungan dengan sikap dalam penelitiannya diperoleh hasil penelitian tentang sikap melakukan deteksi dini inspeksi visual asam asetat sebagian besar kategori cukup, yaitu 38 responden (80,9%) dan yang paling sedikit mempunyai sikap yang kurang untuk melakukan deteksi dini inspeksi visual asam asetat yaitu 9 responden (19,1%). Sedangkan setelah penyuluhan hasil dari sikap melakukan deteksi dini inspeksi visual asam asetat sebagian besar kategori baik yaitu 26 responden (55,3%) dan yang paling sedikit mempunyai sikap yang cukup untuk melakukan deteksi dini inspeksi visual asam asetat yaitu 21 responden (44,7%) (Andini Ania Sari, 2014). Penelitian Putri Rizki Mahanani (2016) juga sejalan dengan penelitian ini. Penelitian tentang Pengaruh Pendidikan Kesehatan Terhadap Tingkat Pengetahuan Dan Sikap PUS Dalam Melakukan Pemeriksaan IVA di Desa Pabelan dengan hasil penelitian sikap wanita usia subur 8 Jurnal Kebidanan Vokasional mengenai pemeriksaan IVA sebelum diberikan pendidikan kesehatan dalam kategori kurang dan sesudah diberikan pendidikan kesehatan meningkat menjadi baik. Terdapat pengaruh yang signifikan pendidikan kesehatan terhadap sikap wanita usia subur dalam melakukan pemeriksaan IVA sebesar sig 0,001<0,05. Hal ini menjelaskan dari beberapa penelitian yang dilakukan terkait penyuluhan kesehatan tentang peningkatan sikap responden menunjukkan bahwa penyuluhan dan pendidikan kesehatan memiliki pengaruh yang positif terhadap sikap bagi pasangan usia subur untuk melakukan pemeriksaan IVA. Selain itu sikap juga dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti yang dikemukakan oleh Azwar (2011) sikap dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu pengalaman pribadi, lingkungan, kebudayaan, media massa, lembaga pendidikan dan lembaga agama, emosional, dan orang lain yang dianggap penting. Setelah diberikan penyuluhan rata-rata nilai sikap termasuk dalam kategori “baik”. Keberhasilan penyuluhan tersebut tidak lepas dari beberapa faktor yang melatarbelakanginya, begitu pula yang dikemukakan Mubarak (2009), bahwa faktorfaktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan suatu penyuluhan kesehatan yaitu terdiri dari faktor penyuluh dan sasaran. Faktor penyuluh terdiri dari persiapan yang matang, penguasaan materi, penampilan yang meyakinkan, penggunaan LCD, penggunaan video. Faktor sasaran terdiri dari umur 20-49 tahun, tingkat pendidikan yang rata-rata SMA dan perguruan tinggi. Dengan demikian informasi dapat lebih mudah tersampaikan. Alasan penyuluhan kanker serviks dan pemeriksaan IVA memiliki hubungan yang signifikan dengan sikap responden dalam pemeriksaan IVA, karena penyuluhan tentang kanker serviks dan IVA sangat penting untuk responden. Diharapkan dengan diberikannya penyuluhan tentang kanker serviks dan pemeriksaan IVA akan meningkatkan pemahaman dan juga kemampuan untuk melakukan pemeriksaan IVA, guna mencegah terjadinya kanker serviks. Dengan pemahaman tentang kanker serviks secara tidak langsung akan mempengaruhi sikap responden untuk melakukan pemeriksaan IVA. Lebih lanjut keberhasilan penyuluhan kanker serviks terhadap sikap pasangan usia subur melakukan pemeriksaan IVA di Desa Bowong Cindea Kabupaten Pangkep Tahun 2016 karena sebagian besar responden berumur 31-40 tahun (56,7%), dimana responden termasuk umur produktif sehingga pemberian penyuluhan sangat penting karena dapat memberikan pemahaman tentang kanker serviks sehingga terbentuk sikap yang poitif terhadap pemeriksaan IVA. Pasangan usia subur yang masih berada pada usia produktif (31-40 tahun) akan lebih dapat menerima pengetahuan tentang kanker serviks dibandingkan yang berumur tidak produktif (lebih dewasa), karena orang dewasa atau tua banyak memiliki pengalaman yang dapat mempengaruhi pola pikir sehingga sulit dirubah. Notoadmojo (2007) mengungkapkan bahwa sikap adalah reaksi atau respon seseorang yang masih tertutup terhadap stimulus atau objek. Dalam kehidupan sehari-hari sikap merupakan reaksi yang bersifat emosional terhadap stimulus sosial. Selain sumber informasi melalui penyuluhan menggunakan media ada beberapa hal yang mempengaruhi sikap antara lain, faktor umur. Berdasarkan hasil penelitian, sebagian besar responden berumur 30-40 tahun yaitu sebesar 56,7%. Menurut kategori umur responden yang mempunyai sikap sangat baik dalam pemeriksaan IVA antara umur 30-40 tahun. Hal ini sesuai dengan penelitian Stark et all (2008), bahwa yang dapat mempengaruhi tindakan penyuluhan salah satunya adalah umur, dari hasil penelitiannya bahwa wanita yang mempunyai usia lebih muda akan lebih mudah menerima dan menyimak materi tentang kanker leher rahim. Sedangkan menurut teori Azwar (2009) yang mengatakan bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi sikap adalah dukungan orang yang dianggap penting yakni dukungan keluarga. Wanita yang menikah tinggal bersama suami, lebih banyak memiliki sumber dukungan sosial dalam keluarga yang dapat mendorong mereka melakukan aktifitas pencegahan dan memelihara kesehatan. Terbukti dalam penelitian ini, berdasarkan tabel 5 diperoleh distribusi frekuensi responden berdasarkan dukungan keluarga bahwa dari 30 responden, yang menyatakan dukungan keluarga tidak mendukung sebanyak 19 orang (63,3%) dan yang menyatakan dukungan keluarga mendukung yaitu 11 orang (36,7%). Ini menjelaskan bahwa masih kurangnya partisipasi keluarga dalam pemenuhan kesehatan wanita usia subur. Sehingga wanita usia subur di Desa Bowong Cindea Kabupaten Pangkep menunjukkan sikap yang kurang merespon akan adanya pemeriksaan IVA. Terlihat jelas bahwa dukungan keluarga juga menjadi faktor penghambat pasangan usia subur dalam melakukan pemeriksaan IVA. Dari hasil kuesioner yang di berikan pada responden, banyak yang memberi pernyataan bahwa dukungan keluarga yang masih kurang. Faktor lain dalam penelitian ini juga dapat mempengaruhi perilaku pasangan usia subur dalam melakukan pemeriksaan IVA, misalnya kinerja bidan. Tabel 6 menjelaskan frekuensi responden berdasarkan kinerja bidan bahwa dari 30 responden, yang menyatakan kinerja bidan 9 Jurnal Kebidanan Vokasional kurang sebanyak 12 orang (40,0%) dan yang menyatakan kinerja bidan baik yaitu 18 orang (60,0%). Ini menjelaskan bahwa kinerja bidan di Desa Bowong Cindea Kabupaten Pangkep memiliki kualitas dan kapabilitas kerja yang baik bagi penerima pelayanan kesehatan. Yang artian bahwa kinerja bidan jelas memiliki peran dan pengaruh bagi pasangan usia subur dalam pemeriksaan IVA serta sebagai media penyalur informasi kesehatan yang berperan aktif. Selain kinerja bidan, faktor lain yang dapat mempengaruhi sikap pasangan usia subur dalam melaukan pemeriksaan IVA dilihat akses pelayanan kesehatan. Dari tabel 7 menunjukkan frekuensi responden berdasarkan akses ke pelayanan kesehatan bahwa dari 30 responden, yang menyatakan akses ke pelayanan kesehatan sulit sebanyak 21 orang (70,0%) dan yang menyatakan akses ke pelayanan kesehatan mudah yaitu 9 orang (30,0%). Ini menjelaskan bahwa akses ke pelayanan kesehatan di Desa Bowong Cindea Kabupaten Pangkep cukup jauh untuk dijangkau dan informasi terkait pelayanan kesehatan tentang kanker servik serta pemeriksaan IVA belum seluruhnya tersalurkan pada pasangan usia subur yang berada di Desa Bowong Cindea Kabupaten Pangkep. Dan ini juga berarti akses pelayanan kesehatan terhadap pasangan usia subur memiliki pengaruh dalam pemeriksaan IVA. Hal ini sesuai dengan pernyataan Notoadmodjo (2007), faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku ada 3 yaitu : faktor predisposisi, faktor pendukung dan faktor pendorong. Yang termasuk faktor predisposisi diantaranya pengetahuan, sikap, kepercayaan, tradisi, dan nilai. Sedangkan yang termasuk faktor pendukung adalah ketersediaan sarana-sarana kesehatan dan yang terakhir yang termasuk faktor pendorong sikap adalah perilaku petugas kesehatan. Dapat disimpulkan bahwa perilaku tidak hanya dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal saja tetapi juga dipengaruhi oleh faktor predisposisi, faktor pendukung dan faktor pendorong yang kesemuanya dapat mempengaruhi perilaku. Lebih lanjut dari Notoatmodjo, (2007) menyampaikan bahwa determinan perilaku dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal adalah tingkat kecerdasan dan tingkat emosional (kesadaran diri) yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Hal ini berarti meskipun stimulusnya sama namun bentuk respon akan berbeda dari setiap orang karena adanya pengaruh faktor internal. Sedangkan faktor eksternal yang dapat berupa pemberian penyuluhan. Asumsi peneliti sebagai kesimpulang, meskipun sikap dapat dipengaruhi oleh banyak faktor, namun dengan faktor eksternal yang dapat berupa pemberian penyuluhan sudah cukup mewakili perubahan sikap response. Ini dapat dibuktikan dengan hasil penelitian melaliu uji McNemar Test Statistics diperoleh nilai p = 0,002 < 0,05 yang menyatakan maka H0 ditolak dan Ha diterima. Hal ini dapat menjelaskan bahwa ada peningkatan sikap tentang kanker serviks yang berkaitan dengan pemeriksaan IVA pada pasangan usia subur sebelum dan sesudah penyuluhan. Dengan kata lain ada pengaruh penyuluhan terhadap peningatan sikap pada pasangan usia subur dalam melakukan pemeriksaan IVA di Desa Bowong Cindea Kabupaten Pangkep Tahun 2016. KESIMPULAN 1. Ada peningkatan pengetahuan pasangan usia subur tentang pemeriksaan IVA setelah diberikan intervensi, dengan uji statistik McNemar Test diperoleh output pretest dan posttest pengetahuan sebelum penyuluhan ada 20 orang dengan pengetahuan kurang dan 10 orang dengan pengetahuan baik. Sedangkan setelah dilakukan penyuluhan ada 10 orang yang berubah pengetahuannya dari kurang menjadi baik dan ada 1 orang yang berubah pengetahuannya dari baik menjadi kurang. Sehingga menghasilkan nilai uji McNemar Test = 0.012 (< α = 0.05), maka H0 ditolak dan Ha diterima. 2. Ada peningkatan sikap pasangan usia subur tentang pemeriksaan IVA setelah diberikan intervensi, dengan uji statistik McNemar Test diperoleh output pretest dan posttest sikap sebelum penyuluhan ada 21 orang yang menunjukkan sikap kurang dan 9 orang yang menunjukkan sikap baik. Sedangkan setelah dilakukan penyuluhan ada 10 orang yang berubah sikapnya dari kurang menjadi baik dan tidak satupun responden yang berubah sikapnya dari baik menjadi kurang. Sehingga menghasilkan nilai uji McNemar Test = 0.002 (< α = 0.05), maka H0 ditolak dan Ha diterima. SARAN 1. Peningkatan pengetahuan PUS di Desa Bowong Cindea Kabupaten Pangkep sebaiknya tidak berhenti setelah kegiatan penyuluhan ini saja, perlu dilakukan dengan meningkatkan promosi kesehatan melalui puskesmas, dokter keluarga, atau dari kader kesehatan setempat dengan penyuluhan yang lebih sering. 2. Berkaitan dengan sikap PUS di Desa Bowong Cindea Kabupaten Pangkep, peneliti menyarankan 10 Jurnal Kebidanan Vokasional agar dapat mengaplikasikan secara rill ilmu untuk melakukan pencegahan dengan pemeriksaan IVA yang telah diperoleh melalui kegiatan penyuluhan, sehingga tujuan penyuluhan yang sesungguhnya yaitu untuk tercapainya peningkatkan kesadaran/sikap PUS dalam melakukan pemeriksaan IVA, sehingga kanker servik dapat dideteksi secara dini. DAFTAR PUSTAKA Anwar, Syaifuddin. 2009. Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Azwar (2011). Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta: Pustaka pelajar offset Azwar, S. (2009). Sikap Manusia dan Teori Pengukurannya. Jakarta : Pustaka Pelajar Depkes RI. 2010. Profil Kesehatan Indonesia. [online] http://www.depkes.go.id. Diakses tanggal 1 Februari 2016. Depkes RI. 2011. Pencegahan Kanker Leher Rahim. [online] http://www.depkes.go.id. Diakses tanggal 1 Februari 2016. Fitriyani, Asri. 2011. Pelaksanaan Lomba Kader Aktif Sebagai Upaya Meningkatkan Cakupan Pemeriksaan IVA Pada Ibu Di Desa Kaibahan Kec. Kesesi kabupaten Pekalongan. Tesis FKM Universitas Negeri Semarang. Haryono R, 2014. Manfaat ASI Eksklusif Untuk Buah Hati Anda. Gosye Publishing. Yogyakarta. Keshavarzi, F., Nankali, A., Fakher, T., Rezai, M., Eslamizadeh, N., Bookani, S.N. 2013. Cervical Visual Inspection With Acetic Acid As An Alternative Screening Test For Cervical Cancer Detection. International Journal of Collaborative Research on Internal Medicine and Public Health. No 1 Vol 5: 62-63 Manal Ibrahim Hanafi. 2014. Impact of health education on knowledge of, attitude to and practice of breastfeeding among women attending primary health care centres in Almadinah Almunawwarah, Kingdom of Saudi Arabia: Controlled preepost study Journal of Taibah University Medical Sciences) 9(3), 187-193 Mubarak, Santoso, Rozikin & Patonah, (2009). Ilmu Keperawatan Komunitas 2. Jakarta: Sagung Seto Notoatmodjo, S. 2003. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta Notoatmodjo, S. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta : Rineka Cipta Pangesti, Nova. 2012. Gambaran Karakteristik Wanita Usia Subur (Wus) Yang Melakukan Pemeriksaan Inspeksi Visual Asam ASETAT (IVA) Di Puskesmas Karanganyar. Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 8, No. 2 Juni 2012. Putri, Wan Elyda. 2015. Analisis Implementasi Program Deteksi Dini Kanker Serviks Dengan Metode IVA Di Puskesmas Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang. Tesis diterbitkan FKM Universitas Sumatera Utara. Medan. Ranggiasanka, A. 2010. Waspada Kanker Pada Pria dan Wanita. Yogyakarta: Siklus. Rasjidi, I. 2010. Deteksi Dini Pencegahan Kanker Pada Wanita. Edisi I. Jakarta: Sagung Seto. Rizki Mahanani, Putri; Sulastri, 2016. Pengaruh Pendidikan Kesehatan Terhadap Tingkat Pengetahuan dan Sikap WUS dalam Melakukan Pemeriksaan IVA Di Desa Pabelan. 2016. PhD Thesis. Universitas Muhammadiyah Surakarta. Soekidjo Notoatmodjo. 2010. Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi. Jakarta: Rineka Cipta. Sulistiowati, Eva dan Anna Maria S. 2014. Pengetahuan Tentang Faktor Resiko, Perilaku, Dan Deteksi Dini Kanker Serviks Dengan Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA) Pada Wanita Di Kecamatan Bogor Tengah Kota Bogor. Buletin Penelitian Kesehatan : Jurnal Kesehatan Vol 42 No. 3 Wall, K. M. 2010. Modifiable Barriers To Cervical Cancer Screening Adherence Among Working Women In Mexico. Journal of Women’s Health. Vol. 9. Number 7. Mary Ann Liebert. Inc. Diakses tanggal 1 Februari 2016. World Health Organization (WHO). 2013. Comprehensive Cervical Cancer Prevention And Control: A Healthier Future For Girls and Women. Switzerland. 11