PEMIKIRAN KAIj,M THEOLOG ( Study Komperatif Dimensi Kalam Al-Asy'ari dan Mu'tazilah ) IshakAbd.Aziz' ABSTRACT will prouide theological thoaght in Islam, especially the flout ,4sh'arite and Mulazilite. .4s recorded in the history of Iskmic thought, that the flow .,Ash'arite and Mu'tazilite ltaue a This article in terrns of fyedom of thought andfreedorn to act hy hurnans. Th;s d;foence of course is uery influential on human behauior in response to life probhrns. uery fandamental difermces, especially Kqtuords : Free'Wi ll, Predestination A- Pendahuluan Doktrin Islam mempunyai dua cabang yangesensial,'aqidah dan syari'at. Aqidaht adalah aspek teoritis (nazhari) yang harus diyakini kebenarannya tanpa ragu-ragu oleh setiap muslim, sedangkan 'Penulis adalah Dosen Mantiq pada Fakulms Ushuluddin IAIN STS Jambi rDalam bahasa Indonesia, aqi&h berarti: kepercayaan, keyakinan. Lihat'WJ.S. poerwadarminta. Kamus Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta. 1985, et. VIII, hal.,25. Pengertian ini sesuai dengan etimologinya yang berasal dari Bahasa Arab : ., aqa'id), berarti sesuatu yang diyakini oleh hati ; kepercayaan yang dianut orang dalam " beragama. Kata ini berasal dari : hqada, yang menurut pelbagai konteks kalimat mempunyai beberapa arti. Diantaranya : membuhul (tali) ; mengokohkan (janji) ; gagap (lidah) ; dan lainlain. Lihat Louis Ma'luf, Al-Munjid. f al-Lughah, Dar alMayriq, Beirut, tt., Cet. XXI, hal, 518-519- Menurut Watr, akidah sebagai suatu terminologi Islam telah mengalami perkembangan dalam penggunaannya. Pada permulaan Islam, akidah belum digunakan untuk menyebut pokok pertama kepercayaan Islam yang disebut syahadat. Akidah baru disebut-sebut dalam diskusi para teolog Islam syahadat, yang kemudian bermuara dalam dalam beberapa aliran dalam teolog Islam. Kadang-kadang akidah dipergunakan untuk menyebut semacam teks pengajaran dasar kepercayaan Islarn, yang diberikan kepada anak-anak Muslim. Grakhir akidah dipergunakan unrrrk menunjuk suatu teologi Islam yang komprehensif, sebagaimana tergambar dalam judul kitab : Al-Aqidat al-Nizhamiyah karya Al-Juwayni (w. 478 H/ 1085 N,{). Monrgomery Watt, 'Akidah" dalam The Encylopedia of Islam, Vol. I, hal. 332. 11.l,lDlD \'bl. lX. No. 2,.fULI-DESIll\IBIilt 2010 99 syari'at merupakan aspek prakds ('amali) yang memuar aruranaturan yang harus dipatuhi seorang muslim dalam kehidupannya, baik dalam hubungannya dengan Tirhan, alam semesra, dan sesama manusia, maupun dengan kehidupan itu sendiri. Dalam terminologi al-Qur'an,'aqidah disebut "al-iman" (kepercayaan) dan syari'at disebut'al-amal al-shalih" (perbuatan baik). Keduanya sering disebut bergandengan dalam al-Qur'an, sehingga ^yet-ayat tampak integritas keduanya dalam ajaran Islam.z Dalam perspektif sejarah, aspek akidah merupakan bagian qenn Islam yang didakwahkan Nabi Muhammad s.a.w akidah lebih dahulu ditekankan daripada syari'ar, karena akidah ditekankan selama periode Mekkah sedangkan syari'at baru diutamakan selama periode Madinah.3 Di samping itu, Nabi Muhammad s.a.w telah menjelaskan akidah Islam secara lengkap kepada umat menurut wahyu yang diterimanya dari Allah, baik berwujtd ayer-ayat al-Qur'an maupun hadis-hadis (al-sunnah).4 Umat Islam periode pertama yang dibina belaiau secara langsung telah meyakini dan menghayati akidah tersebut perrama dalam secara mantap, meskipun belum diformulasikan secara sistematis.5 Dalam perkembangan selanjurnya, masalah akidah ini ditekuni secara ilmiah oleh segolongan intelektual Islam yang kemudian disebut mutakallimun (runggal: murakalli m), b erbarengan dengan munculnya ilmu kalam sebagai salah satu ilmu dalam khazanah pemikiran Islam. Perkembangan ini dimulai sejak abad ke-2 H. (8 M), meskipun bibit pertumbuhannya sudah ada sejak masa sebelumnya. Dalam abad-abad sesudahnya terdapat beberapa aliran dalam ilmu kalam, di antaranya y^ng terbesar ialah : Mutazilah, Asy'ariyyah, Maturidiyyah, dan Salafiyyah.6 Ali ibn Ishaq ibn Salim ibn Isma'il ibn Abdillah ibn Musa ibn Bilal ibn Abi Bardah ibn Abi Musa Asy'ariyyah, Abu al-Hasan 2 h. Mahmud Syaltut, Al-hhm wa Syari'ah, (Kairo: Dar al-Qalam, 1966), Cer. III, 13 I Mahmud Syaltur, Al-Ishm wa Syari'ah,h.12 Ibn ?ymiyyah, Ma'arij al-\Vushul, (Mathbaat al-Mu'ayyad, 131S), h. 2 5 Ali Mushthafa al-Ghurabi, Tarihh al-Firaq al-Iskmiyyat wa Nasyat 'Ilm alKakm, (Mcsir: MuhammadAli ShubihwaAwladuhu, 1958), Cct. Il, h. 129 6 Ibrahim lr,Iadkur, Fi al-Fakafat al-Islaml'yah, (Mesir: Dar al-maari[, tt.), Juz. a il, h.30 100 1',\ll)lI) \bl. D(, No. 3,.f Lrl.l-l)l1Sl,:NIBER 2010 PI,ATIKIR\N IC\] INI I'I{EOI-O(; al-Asy'ari (260-324 H) dianggap sebagai pendiri aliran ini.7 Lahir di Bashrah, dan sampai usia 40 tahun dia masih merupakan seorang penganut kalam Mutazilah. Al-Asy"t1 berguru kepada (w. 303 H), seorang tokoh terkenal Mutazilah. Abu Ali "t-J"u"'i Dia sering menggandkan gurunya dalam mengajar. Tetapi dalam usia kematangan berpikir seseorang, dia mengdami konversi. Dia meninggalkan paham Mutazilah dan berbalik menyerangnya ynng digunakan aliran itu sendiri, dan menetapkan dengan "l"i paham baru yang dianutnya. Peristiwa konversi paham akidah yang dialami oleh Al-fuy'ari banyak mendapat perhatian para penulis sejarah pemikiran Islam, rerurama mengenai sebab-sebab instrinsik peristiwa tersebut. ini, Jalal Musa, seorang andis kontemporer mengenai masalah dengan berpendapat bahwa faktor penyebabnya berkaitan erat peqgolakan spritual al-Asy'ari sendiri. Di bidang kalam, dia seorang Mu;t""ilah dan berguru dengan al-Juba'i, scdangkan di bidang Fiqh, dia bermazhab Sya6'i dan berguru dengan Abu Ishaq al-Marwazi (w.340 H), seorang tokoh mazhab Syaf i di Irak. Dari kedua sisi kehidupan intelektualnya ini, al=Asy'ari melihar adanya dua kubu yang memilah-milah umat dengan kekuatannya masingmasing, yaitu kubu yang memilah-milah umat dengan kekuatannya masing-masing, yaitu kubu ulama kalam dengan kekuatan metode rasionalnya, dan kubu ulama fiqh dan hadis dengan kekuatan metode tekstualnya. Kekuatan kedua kubu tersebur dikecahuinya dan diapun memilikinya. Karena itu rimbullah keinginannya unruk menyatukan kedua kekuatan itu dalam satu aliran, sehingga para ulama kedua kubu itu dapat diintegrasikan pula. Realisasi idenya ini dimulai dengan peristiwa konversi tersebut.s bahwa al-fuy'ari pernah bermimpi benemu dengan Nabi Muhammad, yang menyuruhnya suPaya Ibn 'Asakir menulis mempertahankan akidah Islam dengan sintesa antara metode ahli hadis dan ahli kalam.Jalal Musa menganggap bahwa riwayat ini hanya Mengenai silsilah al-fuy'ari ini, Lihat Ibn Asakir al-Dimasyqi, Tafuin lQdz'ib al-Mufari ma Nusiba ih al-Imam Abi al-Hasan al-As.yhri, (Beirut: Dar al-Kitab al'Lrabi, 1979), h. 34 8 (Beirut: Dar al-Kitab alJalal Musa, Nasy'at al-Asy'ariyyat wa Ththawwuruha, 7 Lubnani, 1975).h. l7l 'IA.lDlD vbl. IX. No. 2..lUl.l-DlisF.illtsUR 2010 10r Ishak Abd:Aziz dibuat-buat karena beberapa alasan. Selaqiutnya, al-Syahrastani menyatakan bahwa penyebab konversi itu ialah ketidakpuasan alAsy'ari terhadap jawaban gurunya, al-Juba'i, dalam masalah keadilan Tuhan, sekitar kewajiban Tuhan memperbuar yang lebih baik bagi hamba-Nya. Riwayat ini juga diragukan keabsahannya oleh para pemikir yang datang sesudahnya, seumpama al-nasafi, Ibn Khalikan dan al-Subkhi. Hampir senada dengan pendapat ini, Ahmad Amin juga menolak semua riwayat yang berkaitan dengan sebab-sebab konversi yang pernah diriwayatkan. Dia sendiri berpendapat lebih menekankan aspek kultural dan struktural pada masa itu. Yaitu setelah terjadinya "Mihnah" pada abad ke-3 H, banyak orang yang meninggalkan Mutazilah dan simpati umat tertuju kepada pihak Ahl al-Hadis, apalagi setelah pihak penguasa memberikan dukungannya sejak Khdifah d-Mutawakkil (232-247 H). Amin berpendapat bahwa konversi al-Asy'ari disebabkan lebih banyak oleh faktor sosial dan policik; yaitu adanya dukungan pihak penguasa dan keinginan al-Asy'ari untuk mendapatkan kepemimpinan umat waktu itu. Pendapat Amin ini, menurut Jalal Musa, adalah meniru-niru pendapat pendapat pada orientalis, seperri De Boer, Vensinek, Mac Donald, dan lain-lain yang memang diakuinya lebih rasional dibandingkan riwayat-riwayat terdahulu. Namun terlalu menitikberarkan kepada aspek eksternal dari kehidupan al-Asy'ari, tanpa menyentuh pergolakan internalnya.e Sementara iru, para ahli juga menolak pendapac lbn Asakir yang juga membicarakan evenr sejarah yang menandai awal konversi tersebur, karena menganggap event sejarah yang direkonstrulsikan itu tidak rasional. Namun demikian, ketokohannya sebagai seorang teolog besar diakui oleh semua pihak, sehingga m€nurut terminologi kalam-aliran Ahlussunnah diidentikkan dengan aliran yang dibawanya. r0 Tetapi, al-Baghdadi mengatakan bahwa al-Asy'ari bukanlah tokoh pertama dalam aliranAhlussunnah. Namun ia adalah seorang rokoh terbesar ' Jalal Musa, Nasy'at al-Asy'ariyltat wa Tathauuaruha, h. l7l-189, bandingkan : Ahmad Amin, Zhuhr al-Iskm, (Kairo: Maktabat al-Nahdhar al-Mishiyyah, 1975), Cet. IV Juz.,lV,h.66-67; A.J. Vensinck, The Muslim Creed, (New Delhi: Oriental Books Reprint Corporation ,1979), Cet. II, h. 87 ; dan D.B. Macdonald, Deuelopment of Muslim Theoly, Jurisprudtnce and Constitational Theory, (London: George Routledge & Sons Lrd, 1903), h. 188-190. r0 Jalal Musa, Nasyht al-Asyhrilryat wdTathawwuruha,h. 15 t02 'I'AJDID Vol. IX, No 2,JULI-DIjSEI\,IBER 2010 PIII\IIKIRAN I.il\L{M'I-HEOLO(}... yang berhasil memperrahankan aliran ini dari lawan-lawannya.rr Meskipun al-Asy'ari menegaskan dirinya sebagai. pengikut Ahmad ibn Hanbal, tokoh Salafiyyah yang disebw sebagai Ahl al-Haqq uta al-Sunnah" (golongan yang benar dan pendukung ,.rrrrr"-li;,tt rramun sebagian pengikut Hanabilah tidak mengakuinya' Karena al-Asy'ari, ,n.rrrlrrr, pandangan mereka, tidak sepenuhnya mengikuti Salafiyyah yang sama sekali menolak kalam dengan metJdenya yang rasional dalam pembicaraan masalah akidah. -al-Asy'ari juga dikatakan sebagai Ibn Kullab' karena sewaktu dia menyatakan diri keluar dari Mutazilah banyak mengadoptasi pendapat-pendapat ibn Kullab. Analisis ini S.m.ntar" itu, dikemukakan oleh ibn Taimiyyah, yengddak mengakui kesunnian al-Asy'ari.t3 Penilaian terhadap al-Asy'ari yang meruPakan kesimpulan yang kontradiktifdi atas masih dapat dijernihkan. Masalah ini membawa kita kepada perranyaan : Bagaimana sebenarnya pemikiran al- Asy'ari i"l"r.rt.olog Islam, khususnya dalam masalah Sifat Tiuhan? p.rt"rry""r, ini akan membantu kita meletakkan posisi alAsy'ari di tengah-tengah para Teolog Islam lainnya' Di samping iru, meskipun pelbagai kesimpulan dari analisis yang dilakukan terhadap al-fuy'ari, namun P"h"m baru yang didirikannya, Ast'ariyyah,'a masih merupakan aliran kalam yang Jawaban : tr Sebelumnya sudah banyak tokoh yang muncul, dan dia antarenya disebutkan Ali ibn Abi Thalib, hbdullah ibn 'Umar ibn Abd al:Aziz, al:Hasan al-Bashri, al-Shadiq, Abu Hanifah, al-sya6'i, dan sejumlah nama besar lainnya. Lihat al- Ja'far -Bagdadi, tc;tai t*hul al-Din., Dar al-Afaq al-Jadidah, Beirut, 1981, hal. 307-310. Tet-api diantara nama-nama itu ridak tersebut ibn hanbal, padahal kepadanyalah alAsy'ari ' menyadarkan pahamnYa. 12 n.), Al-fuy'a ri, Al-Ibanat 'an ushul dl-Di1anah, (Idarar d-Thiba'at al-Muniriyyah, h. 8 13 selain menganggap al-Asy'ari sebagai penganut Jabariyyah dan sisa-si.sa juga menilai Asy'ariyyah sebagai aliran yang pding dekat Taymiyyah Ibn Mutazilah, dianggap benar. Terapi Jalal Musa menilai alyang al-Hadis ahl dengan Salafiyyah irulah yang benar-benar Ahlussunnah. karena Kullab, lbn memihak Asy'ari yang hal. 162-166 op cit., ; dan Jalal Mtsa, NasL'at al-AsY'ariryat Hilmi, Lihat Mtrsthrhafa uaThthawwuruha,h. 189 ra Aliran ini perrama kali dibangun oleh Abu al-Hasan al-Asy'ari. Lihat lbrahirn Madkur, op cit., hal. -l'iuDID \bl. IX. No. ll4. 2..f ULl-DtiSIlNtBIllt 2010 r03 tshal( .l\bd.Azlz dominan di dunia Islam hingga saar ini.r5 Selama sebelas abad dalam sejarahnya, aliran ini telah mengalami pasang surut dalam penyebaran dan bervariasi dalam perkembangan doktrinnya. Sejak Abu al-Hasan al-fuy'ari (w. 330 lHt942M) memaklumkan dirinya keluar dari Mutazilah, yang dianutnya sampai usia 40 rahun, dan merumuskan sebuah reologi baru, maka paham ini banyak umat Islam yang mengikutinya, karena dianggap suatu bentuk kesinambungan dari paham orrodoks,r6 yang dianut mayoritas umat Islam, tetapi sebelumnya ridak pernah diformulasikan secara lengkap dan sistematis.rT Al-Asy'ari sendiri mengaku sebagai pengikut Ahmad ibn Hanbal (w. 241 HlB5j M),r8 tokoh kaum ortodoks yang paling dihormati, karena keteguhan pendiriannya dan ketabahannya menghadapi siksaan yang ditimpakan penguasa waktu itu (Abbasiryeh), karena menolak suatu dogma Mutazilah yang dipaksakan.re Tetapi hanya sepuluh tahun setelah al-Asy'ari wafaL Baghdad, kora utama rempar penyebaran pahamnya, segera jatuh kembali kerangan lawan kaum ortodoks, yaitu Bani Buwayh (945-1055 M), yang bermazhab Syi'ah dan berteologi Mutazilah. Akibatnya, selama seratus tahun aliran Asy'ariyyah mendapar tekanan dari pihak penguasa, sehingga perkembangannya jadi terhambar.20 15 Menurut Mushthafa hbd al-Raziq, di dunia Islam kini terdapar dua aliran kaam yang masih menguasai umat, yaitu Asy'ariyyah dan Salafiyah ; rerapi yang disebutkan pertama rampaknya masih dianggapnya dominan. Lihat Musththafa Abd al-Raziq, Tauhid li Taikh al-Fabafat al-Ishmiyyah, (Kairo: Lajnat al-t'lif wa al-Thrjamat wa al-Nasyr, 1959), Cet. II, h. 259 16 Paham ortodoks dalam Islam disebut juga paham Ahl at-sunnat wa al-Jama ah, atau paham sunni : dengan watak utamanya netral dalam politik dan moderat dalam paham keagamaannya. Lihar Fazlur Rahman, op cit.,hal.87 ; dan Nurcholish Madiid, Khazanah Intelektual Iskrn, (Jakana: Bulan Binran g, l9S4), h. 16 17 sebelum al-fuy'ari formulasikan yang ada hanya bersifar parsiar dan pragmataris. Sebagai contohnya : Lihat Ali Sami al-Nasyar dan Ammar Jami'alThalibi, (ed). Aqa'id al-Sakf, Mansya'at al-ma'arif. Iskandariah, I 971 . fE Lihat, Al-Asy'ari, Al-Ibdnat 'an Ushul al-Diyanah, Idarat al-Thibaar alMuniriyyah Azhar, Kairo, tt., hal. 8. Tetapi pernyaraan al-Asy'ari ini tidak diakui oleh kalangan Salafiyyah, yang menganggapnya sebagai pengikut Ibn Kullab (w.240 H). Bukan pengikut Ahmad ibn Hanbd. Lihar Musththafa Hilmi, Manhaj 'ukma'alHadits wa al-sunnatf ushal al-Din, Dar al-Da'wah, Iskandariah, tt., hai. 162- 166. 11'Lihar Ibrahim Madkur, op cit,, hal. I13. 2{} Harun Nasurion,op cir., hal. 70-71 r04 lAjl)ll) \bl. IX, No. 2. f LILI-DESEI\IB|itt 20t0