KERANGKA ACUAN REMBUK DAERAH BIDANG LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN MEMPERJUANGKAN MASA DEPAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN YANG LEBIH BAIK Samarinda, 11 Oktober 2017 A. LATAR BELAKANG Tanggung jawab sektor Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) meliputi wilayah lingkungan hidup di seluruh wilayah RI dan kawasan Hutan meliputi luas 120,77 juta hektare (64,32% luas daratan). Untuk mengurus sektor LHK, Presiden menugaskan kepada Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), yang mempunyai 13 Program yang dipimpin 13 Pejabat Eselon I, didukung Program Pendukung yang dipimpin Sekjen dan Program Pengawasan yang dipimpin oleh Irjen Rincian Program dan Pejabat Eselon I. Saat ini terdapat 71,94% kawasan hutan yang masih berhutan (86,88 juta hektare), dan 11,39% kawasan non kehutanan yang masih berhutan (7,63 juta hektare). Hingga Juli 2017, telah ditetapkan 87,47 juta hektare sebagai hutan negara (status hukum legal), namun masih terdapat kawasan hutan masih ada penguasaan tanah oleh pihak ketiga yang belum clear dan clean. Pembangunan Nasional Indonesia memiliki visi “Terwujudnya Indonesia yang Berdaulat, Mandiri dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong Royong”, dengan misi: (1) Mewujudkan keamanan nasional yang mampu menjaga kedaulatan wilayah, menopang kemandirian ekonomi dengan mengamankan sumber daya maritim, dan mencerminkan kepribadian Indonesia sebagai negara kepulauan; (2) Mewujudkan masyarakat maju, berkeseimbangan dan demokratis berdasarkan negara hukum, dan; (3) Mewujudkan Indonesia menjadi negara maritim yang mandiri, maju, kuat dan berbasiskan kepentingan nasional. KLHK memiliki peran untuk: (1) menjaga kualitas LH yang memberikan daya dukung, pengendalian pencemaran, pengelolaan DAS, keanekaragaman hayati serta pengendalian perubahan iklim; (2) menjaga luasan dan fungsi hutan untuk menopang kehidupan, menyediakan hutan untuk kegiatan sosial, ekonomi rakyat, dan menjaga jumlah dan jenis flora dan fauna serta spesies dilindungi, dan; (3) memelihara kualitas LH, menjaga hutan, dan merawat keseimbangan ekosistem dan keberadaan sumber daya. Terdapat beragam pemangku kepentingan yang terlibat dalam sektor LHK, antara lain: Kementerian lain, Seluruh Gubernur, Seluruh Bupati, Kepala Desa sekitar hutan, Swasta (240 pemegang IUPHHK-HA dan 200 pemegang IUPHHK-HT, Pemegang Ijin Pinjam pakai), BUMN (Perum Perhutani dan PT Inhutani I-V), Lembaga Internasional, masyarakat umum, masyarakat adat dan LSM. Dalam upaya pemenuhan komitmen Nationally Determined Contributions Indonesia, KLHK memiliki aksi mitigasi: 1. Penurunan deforestasi* (< 0,45 ha- 0,325 juta ha/tahun di 2030). 2. Peningkatan penerapan prinsip pengelolaan hutan berkelanjutan, baik di hutan alam (penurunan degradasi) maupun di hutan tanaman*. 1 3. Rehabilitasi 12 juta ha lahan terdegradasi pada tahun 2030 atau 800,000 ha/tahun dengan survival rates sebesar 90% . 4. Restorasi 2 juta ha gambut pada tahun 2030 dengan tingkat kesuksesan sebesar 90%. Hingga 2016, KHLK telah mencapai kinerja Indeks Kualitas Lingkungan Hidup 62,96 atau 99,15%, Kawasan Konservasi yang memiliki nilai Indeks METT (nilai efektivitas pengelolaan) 70% ada 40 unit dari rencana 100 unit, KPH yang memproduksi barang dan jasa 135 unit dari 149 unit rencana, realisasi Perhutanan Sosial seluas 779.271 ha (6,14%) dari rencana 12,7 juta hektare, 7 Provinsi yang dapat dilindungi dari bahaya kebakaran, Penerimaan Negara Bukan Pajak sebesar Rp. 4,52 T (132,94%), Ekspor Olahan USD 9,2 M (123,96%), dan Tumbuhan dan Satwa Liar Rp 6,5 T (130,95%). Pertanyaan kritisnya adalah Apakah angka-angka yang terpapar dalam laporan kinerja tersebut dapat menggambarkan realitas lapangan? Faktanya: 1. Luas dan kualitas lingkungan hidup menurun, ditambah kawasan hutan sebagian belum clear dan clean berkaitan dengan penguasaan lahan oleh masyarakat. 2. Keanekaragaman hayati dan Ekosistem sebagai penyangga kehidupan manusia masih berada dalam ancaman. 3. Bisnis kehutanan menuju penurunan. 4. Perubahan iklim masih belum direspons secara progresif. Namun demikian, harus tetap membangun optimisme dengan semangat juang pantang menyerah sesuai dengan Nawacita Pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla. Karenanya Rembug Nasional dan Rembug Daerah dilaksanakan untuk memperjuangkan masa depan lingkungan hidup dan kehutanan yang lebih baik. Hal yang melingkupinya meliputi: 1. Penyelesaian Konflik Kawasan Hutan dan Pemantapan KPH dalam satu Paket Kebijakan. 2. Pengembangan Model Bisnis Baru Sektor Kehutanan dan Jasa Lingkungan. 3. Memperkuat implementasi adaptasi dan mitigasi Perubahan Iklim. Adapun isu-isu penting pada sektor Lingkungan Hidup dan Kehutanan, diantaranya adalah: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Bahaya laten Kebakaran lahan dan hutan Penyelamatan Hutan Hujan Tropis Yang tersisa Penyelamatan Keanekaragaman Hayati Pengembangan Jasa Lingkungan, termasuk Wisata Alam Sektor Kehutanan Peningkatan Kualitas lingkungan di Perkotaan Penyelamatan Daerah Aliran Sungai sebagai penyangga hidrologi Reformasi agraria dan penyelesaian konflik tenurial kehutanan Membelokkan bisnis kehutanan yang saat ini menuju ke sunset B. TUJUAN Merembug (membahas dengan spirit gotong royong dan musyawarah) dengan tujuan: 1. Mengidentifikasi dan memetakan hal-hal krusial yang menghambat capaian kinerja Bidang Lingkungan, Kehutanan dan Agraria dalam 2 tahun terakhir Pemerintahan Jokowi-JK. 2. Mengidentifikasi area/elemen pengungkit terbesar untuk mendongkrak kinerja dalam waktu 2 tahun tersisa C. RUANG LINGKUP 1. Eksplorasi pandangan dan sikap pemangku kepentingan segala hal mengenai 4 topik, yang mengarah kepada pemetaan faktor-faktor dengan pengungkit terbesar 2 2. Mendorong Pemerintah lebih progresif dalam masa 2 tahun tersisa Kabinet Kerja, sekaligus meletakkan fondasi yang lebih kuat, cermat dan realistis untuk kelanjutan/Kesinambungan Pemerintahan 2019-2024. D. TEMPAT DAN WAKTU PELAKSANAAN Kegiatan dilaksanakan di Gedung Bundar Fakultas Kehutanan Universitas Mulawarman, Kampus Gunung Kelua Samarinda, pada hari Rabu tanggal 11 Oktober 2017 pukul 08.30-16.30 wita. E. MATERI DAN NARA SUMBER 1. Implementasi Perpres No. 88 Tahun 2017 sebagai Instrumen kebijakan Penyelesaian Konflik Kawasan Hutan dan Penguatan KPH, Deputy Bidang Koordinasi Pengelolaan Energi, SDA dan LH Kemenko Bidang Perekonomian 2. Perhutanan Sosial sebagai salah satu Instrumen Penyelesaian Konflik Kawasan Hutan, Kepala Dinas Kehutanan Kalimantan Timur, Ir. H. Wahyu Widhi Heranata, M.P. 3. Aksi Progresif Adaptasi dan Mitigasi Perubahan Iklim dalam Perencanaan Pembangunan Nasional, Dr. Ir. Arifin Budiyanto, M.Sc., Deputi Bidang Kemaritiman dan Sumber Daya Alam, Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/BAPPENAS 4. Penguatan KPH dan Pembangunan Hutan Masa Depan, Tunggul Butarbutar, M.Sc., GIZForclime 5. Menata Puzzle Kelola Hutan Indonesia: Mitra SETAPAK Kalimantan Timur 6. Pemantauan Pencemaran dan Pengrusakan Lingkungan Hidup dan Hutan (termasuk Kebakaran Hutan dan Lahan), Dr. Y Budi Sulistioadi, Pusat Pengembangan Infrastruktur Informasi Geospasial Unmul 7. Membelokkan Bisnis Kehutanan dari Sunset, Dr. Indroyono Susilo, Ketua Umum Asosiasi Pengusahaan Hutan Indonesia 8. Bisnis Kehutanan Masa Depan, Joko Sardjito, WWF 9. Pengembangan Wisata Alam dan Jasa Lingkungan sebagai Sektor Unggulan Masa depan LHK, Ir. Wiratno, M. Sc., Dirjen Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan 10. Pengembangan Energi berbasis Biomassa Hutan, Dekan Fakultas Kehutanan Unmul, Dr. Rudianto Amirta, 11. Pengembangan Industri Biofarmaka Hutan, Prof. Dr. Enos Tangke Arung 12. Pemanfaatan Hasil Hutan Bukan Kayu dalam pengelolaan KPH, Dr. Harlinda Kuspradin dan Dr Irawan Wijaya Kusuma, ULS TESD Unmul Moderator: Dr. Haryadi Himawan 3 F. AGENDA ACARA Waktu 08.15 – 08.30 08.30 – 09.00 09.00 – 09.15 09.15 – 10.05 10.05 – 10.45 10.45 – 11.45 Agenda Registrasi peserta PEMBUKAAN REMBUK NASIONAL BIDANG LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN 1. Pembukaan 2. Menyanyikan Lagu Kebangsaan Indonesia Raya 3. Pembacaan Doa 4. Laporan Ketua Penyelenggara oleh Wakil Rektor I Universitas Mulawarkan, Prof. Dr. Mustofa Agung Sardjono 5. Sambutan sekaligus Pembukaan dari Rektor Universitas Mulawarman 6. Penjelasan Rembug Nasional dan Rembug Daerah oleh Ketua Bidang Rembug 8, Dr. Haryadi Himawan 7. Penutup Rehat PEMAPARAN NARA SUMBER SESI I Moderator: Haryadi Himawan Materi dan Nara Sumber (masing-masing 10 menit): 1. Implementasi Perpres No. 88 Tahun 2017 sebagai Instrumen kebijakan Penyelesaian Konflik Kawasan Hutan dan Penguatan KPH, Deputy Bidang Koordinasi Pengelolaan Energi, SDA dan LH Kemenko Bidang Perekonomian 2. Perhutanan Sosial sebagai salah satu Instrumen Penyelesaian Konflik Kawasan Hutan, Kepala Dinas Kehutanan Kalimantan Timur, Ir. H. Wahyu Widhi Heranata, M.P. 3. Aksi Progresif Adaptasi dan Mitigasi Perubahan Iklim dalam Perencanaan Pembangunan Nasional, Dr. Ir. Arifin Budiyanto, M.Sc., Deputi Bidang Kemaritiman dan Sumber Daya Alam, Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/BAPPENAS 4. Penguatan KPH dan Pembangunan Hutan Masa Depan, Tunggul Butarbutar, M.Sc., GIZ-Forclime 5. Menata Puzzle Kelola Hutan Indonesia: Mitra SETAPAK Kalimantan Timur 6. Pemantauan Pencemaran dan Pengrusakan Lingkungan Hidup dan Hutan (termasuk Kebakaran Hutan dan Lahan), Dr. Y Budi Sulistioadi, Pusat Pengembangan Infrastruktur Informasi Geospasial Unmul Diskusi Sesi I PEMAPARAN NARA SUMBER SESI 2 Moderator: Haryadi Himawan Materi dan Nara Sumber (masing-masing 10 menit): 7. Membelokkan Bisnis Kehutanan dari Sunset, Dr. Indroyono Susilo, Ketua Umum Asosiasi Pengusahaan Hutan Indonesia 8. Bisnis Kehutanan Masa Depan, Joko Sardjito, WWF 9. Pengembangan Wisata Alam dan Jasa Lingkungan sebagai Sektor Unggulan Masa depan LHK, Ir. Wiratno, M. Sc., Dirjen Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan 10. Pengembangan Energi berbasis Biomassa Hutan, Dekan Fakultas 4 Waktu 11.45 – 12.30 12.30 – 13.30 13.30 – 15.00 15.00 – 16.00 16.00 – 16.15 16.15 – 16.30 Agenda Kehutanan Unmul, Dr. Rudianto Amirta, 11. Pengembangan Industri Biofarmaka Hutan, Prof. Dr. Enos Tangke Arung 12. Pemanfaatan Hasil Hutan Bukan Kayu dalam pengelolaan KPH, Dr. Harlinda Kuspradin dan Dr Irawan Wijaya Kusuma, ULS TESD Unmul Diskusi Sesi 2 Rehat dan ISHOMA Diskusi Kelompok: Gagasan Terbuka Fasilitator: GIZ Forclime, TNC, GGGI, GIZ GELAMAI Kata Kunci: 2 Tahun; Dapat diimplementasikan secara Nasional Tema Diskusi Kelompok: 1. Konflik Kehutanan, Kerusakan Lingkungan dan Masyarakat Tempatan/Adat 2. Aksi Mitigasi dan Adaptasi Perubahan Iklim dalam Pemenuhan Nationally Determined Contributions 3. Bisnis Masa Depan Kehutanan 4. Penguatan Kesatuan Pengelolaan Hutan Pleno Hasil Diskusi Kelompok (Fasilitator: GIZ Forclime) Rehat PENUTUPAN 1. Sambutan dari Bidang Rembug 8, Haryadi Himawan 2. Sambutan dari Dekan Fahutan Unmul , Dr. Rudianto Amirta 3. Sambutan dari Rektor Universitas Mulawarman, sekaligus menutup acara G. PENYELENGGARA Kegiatan diselenggarakan oleh Universitas Mulawarman dengan dukungan para pihak kehutanan. Untuk konfirmasi dan informasi lainnnya dapat menghubungi: Reski Udayanti melalui nomor kontak Hp. +6285250804443 atau Email: [email protected] H. LOGISTIK Panitia akan menyediakan konsumsi selama acara berlangsung. I. PESERTA a) Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur 1. Staff Ahli Lingkungan dan SDA Pemprov Kaltim 2. Tenaga Ahli Lingkungan dan SDA Pemprov Kaltim 3. Biro Infrastruktur dan Sumber Daya Alam Sekretariat Daerah Provinsi Kalimantan Timur 4. Biro Ekonomi Sekretariat Daerah Provinsi Kalimantan Timur 5. Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Kalimantan Timur 6. Kepala Bidang di lingkungan Dinas Lingkungan Hidup Kalimantan Timur (4 orang) 7. Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Timur 8. Kepala Bidang di lingkungan Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Timur (4 orang) 5 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. KPH Kendilo, Telake KPH Meratus, Damai KPH Bongan, Balikpapan KPH Santan, Kelinjau KPH Batu Ayau, Batu Rok, Mook Manoor Bulant KPH Berau Barat, Berau Pantai, Berau Tengah, Berai Utara KPH Bengalon, Manubar KPH Sub DAS Belayan, Delta Mahakam, Samarinda UPTD Tahura Bukit Soeharto Dewan Daerah Perubahan Iklim Kalimantan Timur Kelompok Kerja MRV DDPI Kaltim Kelompok Kerja REDD+ dan LULUCF DDPI Kaltim Kelompok Kerja Green Growth DDPI Kaltim Kelompok Kerja Percepatan Perhutanan Sosial Kalimantan Timur Kelompok Kerja Percepatan Pembangunan KPH Kalimantan Timur Forum DAS Kalimantan Timur b) Pemerintah Pusat 25. Dr. Ir. Arifin Budiyanto, M.Sc, Deputi Bidang Kemaritiman dan Sumber Daya Alam, Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/BAPPENAS 26. Direktorat Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem KLHK 27. Badan Litbang dan Inovasi KLHK 28. Pusat Penelitian dan Pengembangan Sosial Ekonomi Kebijakan dan Perubahan Iklim (P3SEKPI) KLHK 29. Balai Perhutanan Sosial dan Kemitraan Lingkungan Kalimantan 30. Pusat Pengendalian Pembangunan Ekoregion Kalimantan KLHK 31. Balai Pengendalian Perubahan Iklim dan Karhutla Kalimantan KLHK 32. Balai Pengamanan Dan Penegakan Hukum Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Wilayah Kalimantan KLHK 33. Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Ekosistem Hutan Dipterokarpa KLHK 34. Balai Pendidikan dan Pelatihan Lingkungan Hidup dan Kehutanan 35. Balai Pengelolaan Hutan Produksi Wilayah XI Samarinda 36. Balai Pemantapan Kawasan Hutan Wilayah IV Samarinda 37. Balai Konservasi Sumber Daya Alam Kalimantan Timur 38. Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Rehabilitasi Lahan Mahakam Berau 39. Balai Besar Pengawas Obat Dan Makanan c) Perguruan Tinggi 40. Rektor Universitas Mulawarman 41. Wakil Rektor I Universitas Mulawarman 42. Direktur Politeknik Pertanian Negeri Samarinda 43. Dekan Fakultas Kehutanan Universitas Mulawarman 44. Ketua Program Pascasarjana Magister Ilmu Kehutanan Universitas Mulawarman 45. Ketua Program Doktoral Ilmu Kehutanan Universitas Mulawarman 46. Ketua Program Pascasarjana Magister Ilmu Lingkungan Universitas Mulawarman 47. Ketua Jurusan Kehutanan Universitas 17 Agustus Samarinda 48. UPT Laboratorium Sumber Daya Hutan Kalimantan 49. Pusat Pengembangan Infrastruktur Informasi GeoSpatial Universitas Mulawarman 6 50. 51. 52. 53. ULS Perhutanan Sosial Universitas Mulawarman ULS Center for Climate Change Studies Universitas Mulawarman ULS. Ekosistem Tropis dan Pembangunan Berkelanjutan Kepala Laboratorium dan Workshop di lingkungan Fakultas Kehutanan Universitas Mulawarman (18 orang) d) Swasta 54. Asosiasi Pengusahaan Hutan Indonesia Kalimantan Timur (15 orang) e) Mahasiswa 55. BEM Universitas Mulawarman 56. Sylva Mulawarman 57. Mapflofa Fahutan Universitas Mulawarman 58. Forestry Magazine Fahutan Unmul 59. IMAPA Unmul 60. Mahasiswa Fahutan Unmul (10 orang) 61. GMNI 62. HMI 63. PMKRI 64. PMII 65. GMKI 66. Mahasiswa Kehutanan Untag 1945 (3 Orang) 67. Mahasiswa Politeknik Pertanian (3 Orang) f) Masyarakat 68. Masyarakat Kutai Barat (3 orang) 69. Masyarakat Kutai Kartanegara (2 orang) 70. Lingkar Belajar Masyarakat Kalimantan Timur (3 orang) g) Asosiasi Profesi 71. APIK Kaltim (3-4 Orang) 72. IKA Fahutan Unmul (3 orang) 73. IKA SKMA Kaltim (3 orang) 74. PERSAKI Kaltim 75. Rumah Akademisi Kehutanan Indonesia (RAKI) h) Organisasi Non Pemerintah/Lembaga Kerjasama 76. WWF Indonesia 77. GIZ-Forclime 78. GIZ-GELAMAI 79. Global Green Growth Institute 80. The Nature Conservancy 81. TFCA Kalimantan 82. The Asia Foundation/SETAPAK 83. Yayasan BUMI 84. Yayasan BIOMA 85. Kawal Borneo Community Foundation 86. AMAN Kalimantan Timur 87. JATAM Kalimantan Timur 7 88. WALHI Kalimantan Timur 89. Perkumpulan STABIL 90. Nurani Perempuan 91. Indonesia Mediator Network 92. Yayasan Payopayo 93. Operation Walacea Trust 94. Yakobi Berau 95. Pokja 30 96. Naladwipa 97. Jaringan Advokat Lingkungan Balikpapan 98. Prakarsa Borneo 99. Forum Peduli Teluk Balikpapan 100. Yayasan RASI 101. Forum Save Bekantan 102. Serumpun 103. Yayasan PRIMA 104. Planete Urgence 105. Menapak 106. FLIM i) Media Massa 107. Antara Kaltim 108. Tribun Kaltim 109. Kompas 110. Kaltim Post 111. Samarinda Pos 112. Kaltim TV 113. MNC TV 114. Mongabay 115. RRI Samarinda 116. TVRI Kaltim 117. Metro TV 118. Koran Kaltim 119. Seputar Indonesia 8