Foto Waktu 1980-an

advertisement
Foto Waktu 1980-an
Foto Tahun 2011 (jalan-jalan di Pantai
Manggar bersama anak & anak mantu)
RIWAYAT HIDUP PDT. DAVID HALOMOAN SIREGAR
ATAU ABAH DAUD (Sang Pelopor Penginjilan Kepada Orang Sunda)
5 November 1948 – 30 April 2012
Malam yang sunyi telah lahir seorang bayi laki-laki dari Pulau Penang baya lepas Malaysia, pada tanggal
5 November 1948 yang diberi nama David Halomoan Siregar. Ia dibesarkan dari seorang gembala
bernama Pdt. Mampe Siregar dan mamanya bernama Tioria br. Ritonga. Beliau adalah putra ketiga dari
lima bersaudara.
Sebagai seorang anak Gembala biasa berpindah-pindah sesuai dengan panggilan tugas, mereka pindah
ke kota Bandung disanalah anak itu mulai karirnya melalui pendidikan SD yang ditamatkan tahun 1961,
SMP tahun 1964 dan SMA tahun 1967 di Bandung. Serta melanjutkan pendidikan di Cisarua – Bandung.
RIWAYAT KELUARGA
Sebagai Orang Muda yang ganteng, aktif di kegiatan gereja, pandai menyanyi, membuat puisi, bermain
guitar dan bersosialisasi. Tak heran banyak gadis-gadis yang jatuh hati kepadanya. Tetapi pemuda ini
sudah jatuh hati pada seorang gadis yang bernama Erna Alice Mocodompis dan mereka menikah pada
tanggal 22 Desember 1975 di kota Sukabumi yang diberkati oleh Ketua Uni Waktu itu, Pdt. R.I.
Sarumpaet. Selama 20thn membina rumah tangga Tuhan mengaruniakan kepada pasangan yang
berbahagia ini 2 orang putra dan 2 orang putri.

Boyke Hamonangan Siregar menikah dengan Jasmine br. Simbolon, belum dikarunia anak.
Mereka saat ini tinggal di Batam.

Nila Siregar menikah dengan Romano Hutauruk, dikarunia dua orang putri yng bernama
Christabel & Sabrina. Mereka saat ini tinggal di Salatiga.

John Wycliff Siregar menikah dengan Merlyn Wenas, dikarunia satu orang putra ganteng yang
bernama Alberto Friendly Rivera Siregar. Tinggal di Balikpapan.

Brenda Siregar, putri bungsu yang saat ini belum menikah. Tinggal di Balikpapan.
Pada tanggal 3 July 1996 istri yang dikasihi telah Tuhan panggil terlebih dahulu. Pada saat itu, anakanaknya masih bersekolah, adik kami Brenda waktu itu masih kelas 4 SD. Namun ayah kami menjalankan
tugasnya sebagai seorang Ibu & juga seorang Bapak dengan sangat bertanggung jawab, mendidik kami
dengan tekun setiap hari, sampai kami anak-anaknya berhasil. Dan beliau tidak menikah lagi sampai
akhir hayatnya.
RIWAYAT PELAYANAN
Awal karir almarhum dimulai sebagai seorang guru di Cilacap pada tahun 1971. Lalu melanjutkan
pendidikan di ITKA atau yang sekarang dikenal UNAI. Kemudian beliau menjabat sebagai guru, kepala
sekolah, Sekretaris Pendidikan Jawa Barat, Direktur Pemuda Advent Jawa Barat dan beberapa tahun
kemudian di upgrade oleh Konferense Jawa Barat untuk melanjutkan pendidikan ke S2 di Philipine Union
College. Sekembalinya dari sana, beliau dipercayakan untuk menggembalakan berbagai Sidang di Jawa
Barat, diantaranya : Sitimunigar, Merbabu, Caritas, Cibeber, Pekalongan, Cimindi, IPH, dan 5 tahun
terakhir beliau mendedikasikan sisa hidupnya untuk menginjil kepada orang-orang Sunda di Bumi
Parahyangan, perkumpulan ini disebut Buktos Kanyaah (yang dalam bahasa Sunda artinya Bukti Kasih).
Ratusan jiwa Orang Sunda telah menerima Yesus sebagai juru selamat. Dari pelayanan di Buktos
Kanyaah ini beliau dikenal dengan sebutan Abah Daud (Abah artinya Bapak & Daud dalam bahasa Inggris
artinya David, sesuai namanya). Salah satu hasil dari penginjilan tersebut adalah seorang anak muda
yang bernama “ONI” yang saat ini ada bersama-sama kita. Oni lah yang selama ini selalu setia merawat
Abah Daud selama dia menderita stroke sampai akhir hayatnya. Beliau selalu setia menjaganya.
Abah Daud bersyukur dan berbahagia selama 63 tahun 5 bulan 20 hari telah diberkati oleh Tuhan dalam
menjalani pekerjaan dan kehidupan di dunia ini. Dan walaupun dalam sakit yang sangat panjang (+/- 3
tahun menderita stroke) ia menerimanya dengan penuh penyerahan. Ia sangat berterimakasih
sepenuhnya kepada Tuhan atas segala sesuatu yang telah diterimanya selama hidupnya. Pada tanggal
30 April 2012, pukul 5.50 pagi di saat baru saja kami mau memandikan Abah, Ia mengakhiri kehidupan
dunia yang penuh penderitaan yang disaksikan oleh Cliff, Merlyn, Oni dan Friendly.
Karena sampai akhir hidupnya ia tidak pernah menyangkal dan melupakan betapa besar Kasih Tuhan
yang ia ucapkan pada setiap orang yang pernah datang untuk melawat dan mendoakannya . Ia telah
siap menanti kebangkitan di Pagi yang cerah dikala Yesus datang ke dua kali.
“Anak-anak Allah tidak pernah mengucapkan perpisahan untuk terakhir kalinya, karena bagiku hidup
adalah Kristus dan mati adalah Keuntungan”. Amin !!!
Rura Partangisan Di Portibion adalah lagu yang sangat dia sukai yang menceritakan di dunia ini selalu
penuh dengan Duka dan Tangisan. Tidak ada kesnangan. Tetapi ada satu tempat dimana kesnangan
kekal akan kita dapatkan. Tempat itu adalah Sorga.
Kel. Besar Siregar akan menyanyikah lagu “Rura Partangisan”
Selamat jalan Papa,
Selamat jalan Opung.
Sampai kita bertemu di Kerajaan Sorga.
From: Nani Muis
Saya sangat mengagumi Abah. Abah adalah Pendeta Advent yang paling pengertian kepada pihak
Muslim bahkan Kristen Non Advent lainnya. Beliau tidak ABS (asal bapak/pimpinan senang), tidak
ikut arus. Beliau adalah Pendeta yang matang dan memiliki prinsip yang kokoh berdasar Firman
Tuhan. Saya percaya, (ssi Filipi 1:21) bagi(nya) hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan.
Biarlah Abah beristirahat dengan tenang. Semoga keluarga yang ditinggalkan selalu mendapatkan
kekuatan dari Tuhan. Salam buat semua anak-anak Abah.
From: Jonathan Kuntaraf
Subject: Kata sambutan duka cita untuk keluarga Pdt. David Halomoan Siregar
Sent: 1 May 2012 11:36 PM
Kepada Boyke, Wycliff, Nila, Brenda dan semua keluarga yang berduka.
Atas nama keluarga Liwidjaja Kuntaraf dan atas nama Department Sekolah Sabat General
Conference, saya ingin menyatakan perasaan dukacita atas kematian seorang sahabat, teman
dalam perjuangan. Pdt. David Halomoan Siregar adalah teman saat masa muda, kami sama-sama
jual buku di Bandung dan Jakarta waktu masih SMA. Sempat bertemu dengan Dr. Leimena yang
saat itu pernah jadi Perdana Menteri , sama-sama anggota PA Naripan Bandung, dan sama-sama
memajukan PA; namun almarhum jauh lebih berbakat dalam menyanyi atau membuat syair. Saat
di UNAI, beliau pernah menjadi juara dalam berpidato oleh sebab kefasihannya dalam berbicara.
Seorang yang berdedikasi dalam pelayanan. Apakah sebagai guru ataupun pendeta. Dalam masa
sakit di Bandung, setelah mendapatkan stroke, saya sempat lawat saat berada di Indonesia;
beliau masih berbicara mengenai jiwa-jiwa. Ia giat dalam menjangkau mereka dari kelompok
mayoritas.
Saya merasa kehilangan seorang sahabat yang baik. Kiranya Tuhan memberikan hiburan yang
sempurna kepada seluruh anggota keluarga yang berduka. Sebagaimana Alkitab mengatakan,
"Berharga di mata TUHAN kematian semua orang yang dikasihiNya." (Mazmur 116:15), kematian
Pdt. DH Siregar adalah satu hal yang berharga. Sangat berharga untuk mengenang semua jasanya
sebagai pendidik, pengkhotbah dan evangelist. Sangat berharga untuk mengingat penyerahannya
dalam pekerjaan pelayanan, dan kasih sayangnya dalam keluarga dan jemaat yang telah
dilayaninya. Kiranya Pengharapan akan kebangkitan menjadi bagian seluruh anggota keluarga
yang berduka; kita akan bertemu kembali dengan orang yang kita kasihi ini saat kedatangan
Yesus datang kedua kali. Maranatha! Datanglah Yesus Kristus!
Jonathan Kuntaraf
Sedang bertugas di Lusaka, Zambia
Download