HUBUNGAN PERSEPSI ORANG TUA TENTANG PENYAKIT HEPATITIS B DENGAN KELENGKAPAN IMUNISASI HEPATITIS B DENGAN ANAKNYA DIWILAYAH KERJA PUSKESMAS KALIKOTES KLATEN Istiana; Daryani & Ambar Winarti Infeksi hepatitis pada anak-anak akan berkembang menjadi kronik (pengidap) dan sebagian pengidap ini akan berkembang menjadi sirosis hati, dan bahkan menjadi karsinoma hepatoseluler primer. Program imunisasi dari Departemen Kesehatan RI hanya diberikan pada bayi umur 1 tahun kebawah, ini masih menunjukan angka droup out yang tinggi pada puskesmas kalikotes yaitu sebesar 31 %. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan persepsi orang tua tentang penyakit hepatitis B terhadap kelengkapanimunisasi hepatitis B dan bagaimana peran serta orang tua tersebut. Penelitian ini merupakan penelitian explanatory research dengan pendekatan cross sectional. Pengambilan sempel dengan teknik, urposive sampling, diambil dari orang tua yang datang keposyandu. Dalam penelitian ini jumlah responden adalah 30 orang. Persepsi diukur dengan menggunakan kuesioner. Sedangkan kelengkapan imunisasi dilihat dari KMS balita. Analisa data dengan menggunakan pearson product moment. Hasil penelitian didapatkan 46,67% responden mempunyai persepsi yanga cukup dan 20% responden mempunyai persepsi yang baik tentang imunisasi hepatitis B, serta 60% responden telah melakukan imunisasi hepatitis B secara lengkap pada balitanya. Hasil uji statistik pearson product moment didapatkan r = 0,644, p= 0,000 dan □ = 0,05 yang berarti ada korelasi positif antara persepsi orang tua tentang imunisasi hepatitis B dengan kelengkapan imunisasi hepatitis B. Untuk itu peran aktif orang tua dalam imunisasi perlu ditingkatkan melalui penyuluhan tentang arti penting imunisasi. Kata kunci : persepsi, imunisasi, penyakit hepatitis 1. PENDAHULUAN Infeksi hepatitis B merupakan masalah kesehatan masyarakat yang serius.sebagian infeksi akut,pada penderita dewasa dengan kompetisi imuntas yang baik akan sembuh secara sempurna (90%),hanya sebagian kecil yang berakibat kronik (5-10%).ratioini terbalik jika infeksi terjadi pada masa yang lebih awal (bayi dan anak-anak).pada bayi dan anak-anak infeksi akan berkembang menjadi kronik dan sebagian dari penderita hepatitis kronik akan berkembang menjadi sirosis hati,bahkan bisa menjadi karsinoma hepatoselluler primer .hal ini disebabkan sistem imunologi bayi yang belum sempurna dan bersifat toleran terhadap virus (beasley,1982,cit purwanti,1997). Terhadap suatu fenomena dimana makin tinggi prevalensi infeksi hepatitis B di suatu tempat ,infeksi pada bayi dan anak-anak makin banyak dijumpai.prevalensi hepatitis B kronik H (HbsAg positif) di indonesia tahun 1986 sekitar 3-20%.pada anak-anak kurang dari 16 tahun ditemuka prevalensi sebesar 9,17% dengan daya tular rata-rata 24,2%.persentasi daya tular tinggi (66,7%) terdapat pada anak berumur 3-5 tahun(Budiarso,1987) Cara penyebaran parenteral biasanya lewat suntikan degan alat yang tidak steril atau lewat transfusi,dan penyebaran heptitis juga dapat melalui saliva,semen,urine dan ASI.terdapat suatu pola penyebaran antara orang dengan hubungan intim,seperti ibu dan anak,sehingga penyebaran langsung dari orang ke orang dapat terjadi (Adnan,1992,cit purwanti,1997) Pada dasarnya ada dua cara pngendalian terhadp penyakit hepatitis yaitu dengan mencegah atau mengobati.untuk penyakit hepatitis B terutama bentuk kronik,belum ada pengobatan yang memuaskan.oleh karena itu perhatian difokuskan pada usaha pencegahan sedini mungkin dengan imunisasi(gunawan,1991) Data epidemiologi menunjukn,indonesia termasuk edemisititas tinggi sampai sedang dan penularannya secara vertikal dari ibu ke anak,maka program imunisasi Departemen Kesehatan RI memprioritaskan imunisasi hepatitis B pada bayi baru lahir (sulaiman,1994) Berdasarkan Profil kesehatan Kabupaten Klaten (Dep.Kes.Kab.Klaten 2001) hepatitis di kabupaten klaten terjadi pada usia 5-14 tahun sebanyak 1 orang,15-44 tahun sbanyak 12 orang dan ebih dari 45 tahun 12 orang,jika diprosentase sebesar 1,26%,serta kasus yang sering terjadi pada usia 15-44 tahun yang merupakan usia reproduktif.pemberian imunisasi hepatitis B sebagai pencegahan terhadap penyakit hepatitis masih banyak diabaikan. Hal ini tercatat dalam droup out rute yang cukup besar di Kecamatan Kalikotes yaitu sebesar 31 % dengan jumlah balita sebanyak 608 balita. Hasil wawncara dengan ibu-ibu pengunjung posyandu menunjukkan bahwa, mereka kurang mengetahui tentang penyakit hepatitis B dan untuk apa imunisasi hepatitis B diberikan kepada balita. Adanya imunisasi hepatitis B mandiri yang dimulai pada awal 2002 lebih dimungkinkan lagi bertambah besar angka droup out rute yang terjadi. 2. METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan explanatory research dengan menggunakan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah orang tua yang mempunyai balita di Kecamatan Kalikotes sejumlah 608 orang. Pengambilan sempel dengan teknik purposive sampling dari orang tua yang datang ke posyandu dengan criteria : 1. Seorang yang mempunyai balita berumur lebih dari 9 bulan 2. Ibu yang dapat membaca dan menulis 3. Mempunyai KMS Dari criteria tersebut diperoleh sampel sebanyak 30 responden. Instrument dalam penelitian ini adalah kuesioner, yang digunakan untuk mengukur persepsi responden tentang penyakit hepatitis B dan persepsi responden tentang imunisasi hepatitis B. Persepsi orang tua tentang penyakit hepatitis B dikategorikan sebagai berikut : 1. Persepsi baik : nilai 17-20 2. Persepsi cukup : nilai 13-16 3. Persepsi kurang : nilai 9-12 Sedangkan kelengkapan imunisasi pada balita dilihat dari kartu menuju sehat (KMS). Kelengkapan imunisasi di kategorikan sebagai berikut : 1. Lenkap : 3 kali imunisasi 2. Kurang lengkap : 2 kali imunisasi 3. Tidak lengkap 1 imunisasi : Untuk melakukan uji signifikan, data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan pearson product moment. 3. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1. Karakteristik responden Karakteristik responden berdasarkan tingkat pendidikan adalah sebagai berikut : TABEL 1 Distribusi Responden Berdasar Tingkat Pendidikan Tingkat Pendidikan F % SD 6 20 SMP 14 46,67 SMA 8 26,67 Diploma 3 2 6,66 Total 30 100 Berdasarkan tabel di atas di ketahui semua responden mempunyai pendidikan formal, dimana 46,67% responden mempunyai tingkat pendidikan SMP dan 20% responden mempunyai tingkat SD. Karaktersistik responden berdasarkan usia sebagian responden berusia 2024 tahun. TABEL 2 Distribusi Responden Berdasar Usia Usia F % 20-24 14 46,67 25-29 9 30 30-34 6 20 35-39 1 3,33 Total 30 100 Berdasarkan tabel 2 diketahu bahwa sebagian besar (46.67%) responden berusia 20-24 tahun dan hanya sebagian kecil (3,33%) berusia 35-39 tahun. 3.2 Hasil Penelitian Presepsi responden terhadap penyakit Hepatitis B seperti pada tabel 3 berikut : TABEL 3 Distribusi Presepsi Responden Terhadap Penyakit Hepatitis B Presepsi F % Baik 6 20 Cukup 14 46,67 Kurang 10 33,33 Total 30 100 Berdasasarkan data dari tabel 3 di atas, sebagian besar responden (46,67%) mempunyai presepsi yang cukup tentang penyakit Hepatitis B dan sebagian responden (33,33%) mempunyai presepsi yang kurang tentang penyakit Hepatitis B. Pengetahuan responden tentang imunisasi Hepatitis B sebagian besar responden cukup mengetahui imunisasi Hepatitis B. TABEL 4 Distribusi Presepsi Responden Tentang Imunisasi Hepatitis B Peng.Imunisasi F % Baik 11 36,67 Cukup 14 46,66 Kurang 5 16,67 Total 30 100 Berdasarkan table 4 diatas diketaui bahwa sebagian besar responden (46,66%) mempunyai pengetahuan yang cukup tentang imunisasi hepatitis B dan hanya sebagian kecil responden (16,67%) yang mempunyai pengetahuan kurang tentang imunisasi hepatitis B. Kelengkapan imunisasi hepatitis B pada balita sebagian besar balita sudah di imunisasi secara lengkap. TABEL 5 Diatribusi Presepsi Berdasarkan Kelangkapan Imunisasi Hepatitis B pada Balita Imunisasi F % Lengkap 18 60 Kurang Lengkap 6 20 Tidak Lengkap 6 20 Total 30 100 Dai 5 tabel di atas dapat dilihat bahwa sebagian besar responden (60%) sudah melakukan imunisasi secara lengkap pada balita dan hanya sebagian kecil responden (20%) belum meakukan imunisasi secara lengkap. Sedangkan kelengkapan imunisasi balita berdasarkan presepsi orang tua adalah sebagai berikut: TABEL 6 Distribusi Kelengkapan Imunisasi Balita Berdasarkan Presepsi Orang Tua Persepsi Kelengkapan Imunisasi Imunisasi Lengkap Kr. Lengkap Tdk Lengkap F Jumlah Rp. 7 23 F % F % % Baik 5 29 2 33,33 Cukup 11 64 2 33,33 1 14 14 46 Kurang 1 5 2 33,34 6 86 9 31 Total 17 100 6 100 7 100 30 100 Selanjutnya table 6 diatas dapat diketahui bahwa responden yang mempunyai persepsi baik 29% balita sudah diberikan imunisasi lengkap dan 33,3% balita kurang lengkap pemberian imunisasinya.Pada responden dengan persepsi cukup 64% balita sudah lengkap imunisasi hepatitis B 33,33% kurang lengkap dan 14% tidak lengkap pemberian imunisasi Hepatitis B. Sedangkan responden dengan persepsi kurang 5% balita sudah diimunisasi dengan lengkap 33,34% balita kurang lengkap dan 86% balita tidak lengkap emberian imunisasi Hepatitis B. Hasil uji statistic pearson product moment diperoleh nilai p = 0,000 dan r= 0,644 yang berarti ada hubungan yang bermakna antara persepsi orang tua tentang penyakit hepatitis B dengan kelengkapan imunisasi hepatitis B pada balaita . 3.2 Pembahasan Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar respnden (46,6%) mempunyai persepsi yang cukup tentang penyakit hepatitis B, ini dikarenakan sebagian besar responden sudah pernah mendapat informasi tentang penyakit hepatitis baik dari media massa maupun petugas kesehatan . Hal ini sesuai dengan penelitian Sasmito(1995) bahwa informasi sebagian besar diperoleh dari petugas kesehatan, nomor dua dari Koran, nomor tiga dari kader kesehatan dan yang keempat dari teman. Menurut Sarwono, kebudayaan termasuk kebiasaan hidup dan faktor umur seseorang akan mempengaruhi persepsinya terhadap suatu obyek dan menurut Rahmat (1992,cit Lucia,2001) perbedaan persepsi seseorang terhadap suatu rangsang disebabkan oleh perbedaan cultural dan pengalaman belajar individu yang bersangkutan. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian dimana sebagian besar responden ( 96,67%) berusia muda yaitu 20-34 tahun dan semua berpendidikan formal dimana 63,33% berpendidikan SMP dan SMA . Hasil analisis korelasi pearson product moment menunjukkan ada hubungan bermakna antara persepsi orang tua tentang penyakit hepatitis B dengan kelengkapan imunisasi hepatitis B, dengan nilai p= 0,000 dan r = 0,644,yang berarti semakin baik persepsi orang tua tentang penyakit hepatitis B maka semakin lengkap imunisasi hepatitis pada balita. Hal ini sesuai dengan penelitian Susena (1991) yang menyatakan ada hubungan yang bermakna antara jumlah anak dan pendidikan formal dan tingkat pengetahuan untuk melakukan imunisasi anaknya. Pengetahuan merupakan hasil “tahu”. Dan ini dapat terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek (Notoatmojo, 1997). Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk tindakan seseorang. Hal ini sesuai dengan penelitian Rahmawati (1999)yang menyatakan bahwa pengetahuan mempengaruhi kelengkapan imunisasi. 4. SIMPULAN DAN SARAN 4.1. Simpulan Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah ; 1. Sebagian besar (46,67) persepsi orang tua tentang penyakit hepatitis B di wilayah kerja puskesmas kalikotes adalah cukup baik. 2. Kelengkapan imunisasi hepatitis B di wilayah kerja puskesmas Kalikotes pada kategori cukup. 3. Ada hubungan yang bermakna antara persepsi orang tuaa tentang penyakit hepatitis B dengan kelangkapan imunisasi hepatits B pada balita di wilayah kerja puskesmas Kalikotes 4.2. Saran Puskesmas perlu mningktkan kader kesehatan dalam memberikan pendidikan kesehatan melalui penyuluhan sehingga akan didapatkan cakupan imunisasi yang lebih besar. DAFTAR PUSTAKA Lusia Astuti,2001. Persepsi dan sikap Ibu Hamil terhadap Pelayanan Bidan di desa Argosari Sedayu Bantul Yogyakarta, KTI, UGM. Notoatmaja,S. 1997. Prinsip-prinsip Dasar Kesehatan Masyarakat,Rineka Cipta Jakarta. Purwanti, 1997. Persepsi Orang Tua tentang Penyakit Hepatitis terhadap Pelaksanaan Imunisasi Hepatitis B secara Mandiri, Tesis, UGM Rahmawati, 1999. Perbedaan Pengetahuan dan Sikap yang Mempengaruhi Perilaku Ibu-ibu untuk Kelengkapan Imunisasi pada Anaknya di Puskesmas Pleret, KTI, UGM. Sasmito, 1995. Gambaran Diskriptif Informasi Kesehatan pada Masyarakat Yogyakarta, KTI, UGM. Susena, 1991. Pengaruh Jumlah Anak, Pendidikan Formal dan Tingkat Pengetahuan Orang Anaknya,KTI,UGM. Tua untuk Melakukan Imunisasi pada