(Drp`s) In Accurate Category In Selecting Drugs, Accurate Dose, And

advertisement
The Identification Of Drug Related Problems (Drp's) In Accurate Category
In Selecting Drugs, Accurate Dose, And Drug Interactions In Geriatric
Hypertensive Patients In Outpatient Installation Of Raa Soewondo Hospital
Pati From July To December 2015
Dian Oktianti, Etika Sulistyaningrum, Nita Prasetiyowati, Dara Dwipa
Tuwuh Safitri
[email protected]
ABSTRACT
Background: Drug Related Problems (DRP's) is an undesirable event in the form
of patient’s experience involving or suspected to be related to drug therapies,
which affect the outcome of treatment that is being undertaken by the patient. One
group of patients who often experiences the occurrence of DRP's is geriatric
hypertension patients. Geriatric patients have a higher risk for the occurrence of
drug interactions. This study aims to determine the incidence of DRP's in the
category of drug interactions in the treatment of geriatric hypertension patients at
the Outpatient Installation of RAA Soewondo General Hospital Pati from July to
December 2015.
Method: This type of research was descriptive research, where data collection
was done retrospectively. Data collection was performed by taking the data of 97
samples taken by proportional random sampling. The guidelines referred to the
Eighth Joint National Committee (JNC 8) and the Drug Information Handbook,
Data analysis was performed by univariate analysis using the program of Statistic
Package for the Social Science (SPSS).
Result: The selection of antihypertensive drugs used to treat hypertension in
geriatric was correct (75,3%), antihypertensive drug combinations was correct
(92,8%), drug safe (87,6%), drugs was effective (82,5%), there were no
contraindications (97,9%). The results show that the incorrect dose occurred in 9
patients (9.3%), including patients who received drug prescription, overdose
occurred in 8 patients (8,2%). underdose occurred in 1 patient (1,0%). The results
show that the drug interaction occurs in 27 patients (27,84%). The incidence of
antihypertensive drug interactions based on the most common mechanism is a
pharmacokinetic interaction as many as 70,59% (24 cases) followed by a
pharmacodynamics interaction as many as 20,59% and the unknown mechanism
interaction as many as 8,82%.
Conclusion: Based on The Eighth Joint National Committee (JNC 8) dan Drug
Information Handbook the use of antihypertensive drugs in hypertensive patients
in the hospital is accurate (75,3%), the use of medication with the right dose was
(90,7%) and incidence of DRP's category of drug interactions in the treatment of
geriatric hypertension at the Outpatient Installation is still relatively high as many
as 27,84%.
Key words: antihypertensive drugs, geriatric, interaction, dose, selecting drug
1
Identifikasi Drug Related Problems (DRP’s) Kategori Ketidaktepatan
Pemilihan Obat, Ketidaktepatan Dosis Dan Interaksi Obat Pada Pasien
Hipertensi Geriatri Di Instalasi Rawat Jalan RSUD RAA Soewondo Pati
Periode Juli-Desember 2015
INTISARI
Latar Belakang: Drug Related Problems (DRP’s) merupakan suatu kejadian
tidak diharapkan berupa pengalaman pasien yang melibatkan atau diduga
berkaitan dengan terapi obat yang mempengaruhi outcome terapi pasien. Salah
satu golongan pasien yang sering mengalami kejadian DRP’s yaitu hipertensi
geriatri. Pasien geriatri mempunyai resiko yang lebih tinggi atas terjadinya
interaksi obat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya kejadian DRP’s
ketidaktepatan pemilihan obat, ketidaktepatan dosis dan interaksi obat pada pasien
hipertensi geriatri di Instalasi Rawat Jalan RSUD RAA Soewondo Pati periode
Juli-Desember 2015.
Metode penelitian: Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif,
dimana pengambilan data dilakukan secara retrospektif. Pengambilan data
dilakukan dengan cara mengambil data sebesar 97 sampel yang diambil secara
propotional sampling di rekam medik RSUD RAA Soewondo Pati. Analisis data
menggunakan program Statistic Package for the Social Science (SPSS). Analisis
univariate dengan distribusi frekuensi.
Hasil: Pemilihan obat antihipertensi yang digunakan untuk mengobati hipertensi
pada geriatri sudah tepat (75,3%), kombinasi obat antihipertensi sudah tepat
(92,8%), obat aman (87,6%), obat efektif (82,5%), tidak kontraindikasi (97,9%).
Ketidaktepatan dosis terjadi pada 9 pasien (9,3%), diantaranya adalah pasien yang
mendapatkan peresepan obat overdose sebanyak 8 pasien (8,2%) dan underdose
sebanyak 1 pasien (1,0%). Kejadian interaksi obat antihipertensi berdasarkan
mekanisme yang paling banyak terjadi adalah interaksi farmakokinetik sebanyak
70,59% (24 kasus) yang diikuti dengan interaksi farmakodinamik sebanyak
20,59% dan interaksi yang tidak diketahui mekanisme sebanyak 8,82%.
Simpulan: Berdasarkan pedoman yang diacu yaitu The Eighth Joint National
Committee (JNC 8) dan Drug Information Handbook
pemilihan obat
antihipertensi yang digunakan untuk mengobati hipertensi pada geriatri sudah
tepat (75,3%), penggunaan obat dengan dosis tepat sebesar (90,7%) dan kejadian
DRP’s kategori interaksi obat pada terapi hipertensi geriatri rawat jalan relatif
masih cukup tinggi yaitu 27,84%.
Kata kunci: antihipertensi, geriatri, interaksi, dosis, pemilihan
A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Hipertensi merupakan penyakit
yang sering di sebut Silent killer.
Pada masa lansia hipertensi
merupakan penyakit yang sering
terjadi.
Hipertensi
merupakan
tekanan darah yang melebihi batas
tekanan darah normal dimana terjadi
peningkatan darah sistolik dan
diastolik melebihi batas normal
yang terjadi tiga kejadian terpisah
pada seseorang, yaitu >140 mmHg
2
untuk tekanan sistolik dan >90
mmHg untuk tekanan diastolik pada
lansia
(Smeltzer&Bare,
2013).
Perubahan fisiologik akibat proses
menua, multipatologik, presentasi
penyakit
tidak
spesifik,
dan
penurunan status fungsional dapat
berpengaruh terhadap terapi obat
yang berujung pada problem yang
berkaitan dengan obat (Drug
Related Problems) (Pramantara,
2007).
Drug Related Problems (DRP’s)
dapat juga dikatakan sebagai suatu
pengalaman atau kejadian yang
tidak menyenangkan yang dialami
oleh pasien yang melibatkan atau
diduga berkaitan dengan terapi obat
dan secara aktual maupun potensial
mempengaruhi
outcome
terapi
pasien
(Cipolle
dkk.,1998).
Identifikasi DRP’s pada pengobatan
penting dalam rangka mengurangi
morbiditas, mortalitas dan biaya
terapi obat (Ernst dkk, 2001). Hal
ini akan sangat membantu dalam
meningkatkan efektivitas terapi obat
terutama pada penyakit-penyakit
yang sifatnya kronis, progresif dan
membutuhkan
pengobatan
sepanjang hidup seperti hipertensi).
Menurut Fradgley (2003) pasien
lanjut usia mempunyai resiko yang
lebih tinggi atas terjadinya interaksi
obat karena beberapa sebab: pasien
lebih berkemungkinanan untuk
memperoleh terapi berbagai macam
obat; sering kali memiliki gangguan
fungsi ginjal dan hati; dan
pemahaman terhadap pengobatan
yang buruk.
Menurut profil Jawa Tengah
tahun 2013, prevalensi hipertensi di
Jawa Tengah tahun 2013 masih
sebesar
26,4%,
Sedangkan
prevalensi kejadian hipertensi pada
RSUD RAA Soewondo Pati tahun
2015 sebesar 1768 (1,92%), dan
menduduki peringkat ke 3, dalam 10
besar penyakit yang ada di RSUD
tersebut.
Tujuan Penelitian
a. Tujuan Umum
Mengidentifikasi DRP’s kategori
ketidaktepatan pemilihan obat,
ketidaktepatan dosis dan interaksi
obat pada pasien hipertensi
geriatri di Instalasi Rawat Jalan
RSUD RAA Soewondo Pati
periode Juli-Desember 2015.
b. Tujuan Khusus
1) Mengetahui
gambaran
penggunaan
obat
antihipertensi pada pasien
hipertensi geriatri di Instalasi
Rawat Jalan RSUD RAA
Soewondo Pati periode Juli Desember tahun 2015.
2)
Untuk
mengetahui
persentase kesesuaian pemilihan
obat pada pasien hipertensi
geriatri di Instalasi Rawat Jalan
RSUD RAA Soewondo Pati
periode Juli-Desember tahun
2015.
3)
Untuk mengetahui angka
persentase ketidaktepatan dosis
pada pasien hipertensi geriatri di
Instalasi Rawat Jalan RSUD
RAA Soewondo Pati Periode
Juli-Desember 2015.
4)
Untuk
mengetahui
persentase interaksi yang terjadi
pada fase farmakokinetika dan
interaksi farmakodinamik obat
pada pasien hipertensi geriatri di
Instalasi Rawat Jalan RSUD
RAA Soewondo Pati Periode
Juli-Desember 2015.
3
B. METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan jenis
penelitian non eksperimental dengan
pendekatan deskriptif. Pengumpulan
data dilakukan secara retrospektif
untuk
memperoleh
gambaran
mengenai kemungkinan adanya Drug
Related Problems (DRP’s) kategori
ketidaktepatan
pemilihan
obat,
ketidaktepatan dosis dan interaksi
obat pada pasien hipertensi geriatri di
Instalasi Rawat Jalan RSUD RAA
Soewondo Pati Periode JuliDesember 2015.
Sampel
Sampel yang digunakan pada
penelitian
ini
adalah
pasien
hipertensi geriatri yang menjalani
pengobatan rawat jalan di RSUD
RAA Soewondo Pati selama periode
bulan Juli sampai Desember 2015
yang memenuhi kriteria tertentu.
Kriteria inklusi untuk sampel kasus
dalam penelitian ini adalah: (1)
Rekam medik pasien hipertensi
geriatri ( ≥65 tahun) yang memiliki
tekanan darah ≥ 140/90 (2) pasien
geriatri yang mengalami hipertensi
dengan riwayat kompllikasi yang
tidak menderita gagal ginjal dan
tidak menjalani hemodialisa (3)
Pasien yang menderita hipertensi
rawat
jalan
yang
menjalani
pengobatan antihipertensi di RSUD
RAA Soewondo Pati periode JuliDesember 2015.
Kriteria Eksklusi merupakan keadaan
subjek tidak dapat diikut sertakan
dalam penelitian. Yang termasuk
kriteria eksklusi adalah: (1) Pasien
yang menderita hipertensi rawat
jalan yang menjalani pengobatan
antihipertensi di RSUD RAA
Soewondo Pati periode JuliDesember 2015 tidak lengkap
meliputi diagnosa yang tidak ada
maupun tidak dapat terbaca jelas. (2)
Pasien hipertensi geriatri yang
mendapatkan satu jenis obat terapi.
Perhitungan
sampel
dalam
penelitian ini menggunakan rumus
untuk menentukan besar sampel
dengan deskriptif kategorik dan
didapatkan jumlah sampel sebanyak
97 (Dahlan,2010). Pengambilan
sampel dilakukan dengan teknik
Proportional
Sampling.
Proportional
Sampling
adalah
teknik pengambilan sampel yang
memperhatikan
pertimbangan
unsur-unsur atau kategori dalam
populasi
penelitian
(Sugiyono,
2003).Penelitian ini dilakukan pada
bulan Mei 2016 di RSUD RAA
Soewondo Pati. Instrumen yang
digunakan dalam pengumpulan data
berupa Lembar Pengumpul Data
(LPD).
Analisa Data
Analisis data dalam penelitian ini
yaitu analisis univariat tentang
kategori ketidaktepatan pemilihan
obat, ketidaktepatan dosis dan
interaksi obat dengan distribusi
frekuensi dan persentase dari tiap
variabel. Data yang dicatat dari
kartu rekam medik pasien kemudian
dianalisis menggunakan acuan The
Eighth Joint National Committee
(JNC 8) dan Drug Information
Handbook (2015), Drug Interaction
Facts (2012) dan Drug Interaction
(2008)
4
C. HASIL
Tabel 1. Distribusi Pasien Hipertensi Geriatri Berdasarkan Umur, Jenis
Kelamin, dan Tipe Derajat Hipertensi di Instalasi Rawat Jalan RSUD RAA
Soewondo Pati Periode Juli-Desember 2015
Umur
Jenis
(tahun) Kelamin
65-74 Laki-Laki
Perempuan
75-90 Laki-Laki
Perempuan
>90 Laki-Laki
Perempuan
Diagnosa
Hipertensi
Hipertensi stage 1
Hipertensi stage 2
Hipertensi stage 3
Hipertensi stage 1
Hipertensi stage 2
Hipertensi stage 3
Hipertensi stage 1
Hipertensi stage 2
Hipertensi stage 3
Hipertensi stage 1
Hipertensi stage 2
Hipertensi stage 3
Hipertensi stage 1
Hipertensi stage 2
Hipertensi stage 3
Hipertensi stage 1
Hipertensi stage 2
Hipertensi stage 3
Total
Tekanan Jumlah Persentase
Darah (orang)
(%)
140-159
6
6,18
160-179
17
17,53
≥180
7
7,22
140-159
13
13,40
160-179
23
23,71
≥180
6
6,19
140-159
2
2,06
160-179
8
8,25
≥180
1
1,03
140-159
4
4,12
160-179
6
6,19
≥180
3
3,09
140-159
0,00
160-179
1
1,03
≥180
0,00
140-159
0,00
160-179
0,00
≥180
0,00
97
100
5
Tabel 2. Distribusi Frekuensi Penggunaan Obat Antihipertensi
Variasi
Tunggal
Golongan Obat
CCB
ARB
ACEI
 bloker
Diuretik
Kombinasi
Sub total
CCB + ARB
CCB +  bloker
CCB + Diuretik
ARB + diuretik
CCB + ACEI
Jenis Obat
Amlodipin
Nifedipin
Valsartan
Captopril
Bisoprolol
Propanolol
Carvedilol
Furosemid
Spironolakton
Amlodipin + valsartan
Amlodipin + candesartan
Amlodipin + irbesartan
Diltiazem + candesartan
Amlodipin + bisoprolol
Nifedipin + bisoprolol
Amlodipin + furosemid
Amlodipin + spironolakton
Nifedipin + furosemid
Candesartan + furosemid
Candesartan + spironolakton
Amlodipin + ramipril
Amlodipin + captopril
Losartan + carvedilol
Frekuensi
23
2
18
7
5
4
2
2
1
64
8
2
2
2
7
1
3
1
1
2
1
1
1
1
33
97
Persentase
(%)
23,7
2,1
18,6
7,2
5,2
4,1
2,1
2,1
1,0
66,1
8,2
2,1
2,1
2,1
7,2
1,0
3,1
1,0
1,0
2,1
1,0
1,0
1,0
1,0
33,9
100,0
ARB +  bloker
Sub total
Total
Keterangan tabel :
CCB : Calcium Channel Blocker ; ARB : Angiotensin Receptor Blocker ; ACEI :
Angiotensin Converting Enzyme Inhibitor.
6
Tabel 3. Pola Pengobatan Pasien Hipertensi Geriatri Berdasarkan Obat Non
Antihipertensi di Instalasi Rawat Jalan RSUD RAA Soewondo Pati Periode JuliDesember 2015
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
Nama Obat
(generik)
Analgesik dan
Glukosamin
antiinflamasi
Parasetamol
Meloxicam
Dexketoprofen
Ketoprofen
K-diklofenac
Asam mefenamat
Kortikosteroid
Methyl prednisolon
Dexamethason
Obat saluran cerna
Ranitidine
Sukralfat
Lansoprazol
Omeprazol
Rebamipid
Antasida
Antibiotic
Amoxicillin
Cefixim
Co-amoxiclav
Ciprofloxacin
Thiamfenicol
Antidiabetik
Metformin
Gliquidon
Glimepirid
Glicazide
Pioglithazon
Antikolestrol
Atorvastatin
Simvastatin
Gemfibrozil
Lovastatin
Obat batuk dan
Ambroxol
mukolitik
Codein
Antiemetic
Domperidon
Neuroleptik
Diazepam
Aprazolam
Neurotonik/neurotropik Piracetam
Antitiroid
PTU (Propiltiourasil)
Antiangina
ISDN (Isosorbid Dinitrat)
Antitrombotik
Aspilet
Glikosida jantung
Digoksin
Preparat gout
Allopurinol
Obat hypokalemia
Potassium chloride
Antidepresan trisiklik
Amitriptilin
Obat sariawan
Nystatin
Obat vertigo
Betahistin
Total
Golongan
Jumlah
(orang)
4
6
3
4
4
4
1
3
1
16
17
16
5
16
1
7
5
2
1
1
19
5
11
3
1
10
5
2
1
1
7
3
1
1
3
1
8
3
4
6
2
1
1
7
223
Persentase
(%)
1,79
2,69
1,35
1,79
1,79
1,79
0,45
1,35
0,45
7,17
7,62
7,17
2,24
7,17
0,45
3,14
2,24
0,90
0,45
0,45
8,52
2,24
4,92
1,35
0,45
4,48
2,24
0,90
0,45
0,45
3,14
1,35
0,45
0,45
1,35
0,45
3,60
1,35
1,79
2,69
0,90
0,45
0,45
3,14
100
7
Tabel 9. Ketidaktepatan Pemilihan Obat
Frekuensi
Persentase (%)
Tidak Tepat
24
24,7
Tepat
73
75,3
97
100.0
Total
Tabel 8. Ketidaktepatan Penggunaan Antihipertensi Menurut
Kategori Ketidaktepatan Dosis
DRP’s
Frekuensi
Persentase
(%)
Overdose
8
8,2
Dosis Tepat
88
90,7
Underdose
1
1,0
Total
97
100,0
Tabel 5. Interaksi Obat Berdasarkan Mekanisme dan Level
Signifikansi
Nilai
Signifikansi
1
2
4
5
Mekanisme
Jumlah Persentase
Interaksi
kasus
(%)
Digoksin
Furosemid
Farmakokinetik
3
8,82
Candesartan Spironolakton Farmakodinamik
1
2,94
Glimepirid Captopril
Farmakodinamik
2
5,88
Nifedipin
Ranitidine
Farmakokinetik
1
2,94
Diltiazem
Ranitidine
Farmakokinetik
1
2,94
Bisoprolol
Nifedipin
Farmakodinamik
1
2,94
Aspirin
Furosemid
Tidak diketahui
1
2,94
Parasetamol Furosemid
Farmakodinamik
2
5,88
Nifedipin
Omeprazol
Tidak diketahui
1
2,94
13
Total
Obat A
Obat B
Keterangan: Obat A = obat yang dipengaruhi
Obat B = obat yang mempengaruhi
D. PEMBAHASAN
Pemilihan obat pada pasien
hipertensi dikatakan tepat apabila
kriteria tepat obat dan tepat pasien
terpenuhi. Namun, jika salah satu atau
bahkan semua kriteria tersebut tidak
terpenuhi maka dapat dikatakan
pemilihan obat pada pasien tersebut
tidak tepat. Hasil penelitian diketahui
bahwa penggunaan obat antihipertensi
di Instalasi Rawat Jalan RSUD RAA
Soewondo Pati tepat sebanyak 75,3%
hal ini dilihat dari parameter obat
aman sebanyak 87,6%; obat efektif
sebanyak 82,5%; tidak kontraindikasi
sebanyak 97,9% ; tepat pasien
sebanyak 86,6% dan kombinasi tepat
sebanyak 92,8%.
8
Dari hasil penelitian di
instalasi rawat jalan RSUD RAA
Soewondo pati mayoritas tepat dosis
yaitu dosis tepat sebesar 90,7%
sedangkan ketidaktepatan dosis
terjadi
sebanyak
9,3%.Ketidaktepatan dosis terjadi
diantaranya adalah overdose (8,2%),
dan underdose (1,0%). Pemberian
obat dengan dosis diatas terapi dapat
mengakibatkan peningkatan resiko
efek toksik dan pemberian obat
dibawah
dosis
terapi
dapat
mengakibatkan konsentrasi obat
dalam darah tidak dapat tercapai,
sehingga respon terapi tidak optimal.
Hasil penelitian menunjukkan
bahwa berdasarkan mekanismenya
interaksi obat yang paling banyak
terjadi
adalah
pada
fase
farmakokinetik sebanyak 24 kasus
(70,59%). Beberapa obat memiliki
mekanisme interaksi yang belum atau
tidak diketahui. Hal ini dimungkinkan
karena
beberapa
obat
dapat
berinteraksi dengan tidak hanya satu
mekanisme tetapi dapat dua atau lebih
mekanisme (Stockley, 2008).
Berdasarkan
level
signifikansinya terjadi 4 kasus
(11,76%) interaksi yang mempunyai
level signifikansi 1, 3 kasus (8,82%)
dengan level signifikansi 2, 2 kasus
(5,88%) dengan level signifikansi 4, 4
kasus (11,76%) dengan
level
signifikansi 5 dan tidak ditemukan
interaksi dengan level signifikansi 3
pada penelitian ini, serta terdapat 21
kasus (61,76%) interaksi obat yang
belum dikerahui level signifikansinya.
Jenis interaksi yang memiliki
jumlah kejadian paling tinggi yaitu
interaksi antara obat furosemid dengan
digoksin sebesar 8,82%. Interaksi
yang terjadi antara obat furosemid
dengan digoksin memiliki level
signifikansi 1 dan masuk dalam
keparahan mayor. Efek yang mungkin
timbul akibat interaksi ini adalah
furosemid menginduksi gangguan
elektrolit sehingga mengakibatkan
terjadinya aritmia yang diinduksi oleh
digoksin. Mekanisme yang terjadi
yaitu meningkatkan ekskresi kalium
dan magnesium yang mempengaruhi
kerja otot jantung serta faktor-faktor
lain mungkin terlibat. Perlu dilakukan
pengukuran kadar kalium darah ketika
menggunakan kombinasi obat ini.
Disamping itu juga dapat dilakukan
pemberian suplemen pada pasien
dengan kadar kalium yang rendah
untuk pencegahan kehilangan kalium
dengan diet pembatasan natrium atau
penambahan diuretik hemat kalium
juga bermanfaat (Tatro, 2012).
E. KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
1. Obat antihipertensi tunggal yang
paling banyak diresepkan adalah
golongan calsium channel bloker
yaitu amlodipin (23,7%). Obat
antihipertensi kombinasi yang
paling banyak diresepkan adalah
golongan calcium channel blocker
+ angiotensin reseptor blocker
(amlodipin + valsartan) sebanyak
8,2%.
2. Penggunaan obat antihipertensi
pada pasien hipertensi geriatri
kategori pemilihan obatnya tepat
menurut The Eighth Joint National
Committee (JNC 8) sebanyak
75,3% hal ini dilihat dari parameter
obat aman sebanyak 87,6% ; obat
efektif sebanyak 82,5% ; tidak
kontraindikasi sebanyak 97,9% ;
9
tepat pasien sebanyak 86,6% dan
kombinasi tepat sebanyak 92,8%.
3. Pemberian dosis pada 97 pasien
mengalami
Drug
Related
Problemsyaitu overdose terjadi
pada 8 pasien (8,2%), sedangkan
underdose terjadi pada 1 pasien
(1,0%) yang didalamnya termasuk
dalam frekuensi pemberian yang
tidak sesuai. Dosis terapi yang tepat
di RSUD RAA Soewondo terjadi
pada 88 pasien (90,7%) sesuai
dengan pustaka Drug Information
Handbooktahun 2015.
4. Interaksi obat terjadi pada 27
(27,84%) pasien dengan jumlah
kasus interaksi sebanyak 34 kasus.
Interaksi obat yang terjadi pada
fase farmakokinetik sebanyak 24
kasus
(70,59%),
interaksi
farmakodinamik sebanyak 7 kasus
(20,59%), dan interaksi yang tidak
diketahui mekanismenya sebanyak
3 kasus (8,82%).
Saran
1. Perlu dilakukan penelitian secara
prospektif untuk melihat mengenai
efektivitas terapi hipertensi pada
pasien yang terindikasi mengalami
DRP’s
2. Perlu dilakukan penelitian untuk
melihat resiko efek samping obat
pada pasien geriatri yang menjalani
terapi hipertensi
F. DAFTAR PUSTAKA
1. Cipolle, R.J, Strand, L.M., Morley,
P.C., 1998, Pharmaceutical Care
Practice,75, 82-83, 90-95, 101105, Mc Graw Hill, New York.
2. Dahlan, M.S.,2010, Besar Sampel
dan Cara Pengambilan Sampel
dalam Penelitian Kedokteran dan
Kesehatan, Edisi III, Penerbit
Salemba Medika, Jakarta.
3. Ernst, F. R. and A. J. Grizzle.
2001. Drug Related Morbidity and
Mortality: Updating the Cost ofIllness Model. J Am Pharm Assoc,
4. Fradgley, S., (2003). Interaksi
Obat dalam Aslam, M., Tan,C.K.,
Prayitno,A., Farmasi Klinis. PT
Elex Media Komputindo: Jakarta.
5. Lacy F. Charles, dkk 2015. Drug
Information
Handbook
24th
edition. American Pharmacist
Association : Lexi-Comp.
6. Pramantara. 2007. Identifikasi
Drug Related Problems (DRP’s)
Potensial Kategori Interaksi Obat
Pada Pasien Hipertensi Geriatri di
Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit
PKU Muhammadiyah Surakarta.
[Skripsi].
Farmasi
UMS
:
Surakarta
7. Smeltzer, Suzanne C. dan Bare,
Brenda
G.
2013.
Buku
Keperawatan Medikal Bedah
Brunner & Suddarth.ed.8. Jakarta :
EGC.
8. Stockley, I.H. (2008). Stockley’s
Drug Interaction. Edisi kedelapan.
Pharmaceutical
Press:
Great
Britain.
9. Tatro,
D.S.
(2001).
Drug
Interaction Facts, Edisi kelima, St
Louis Missouri: A Wolters Kluwer
Company:USA
10
Download