PERBEDAAN KADAR GULA DARAH PUASA SEBELUM DAN SESUDAH PEMBERIAN JAMBU BIJI MERAH PADA MAHASISWI DENGAN PREDIABETES DI UNIVERSITAS ADVENT INDONESIA BANDUNG Agnes Normaida Fakultas Keperawatan Universitas Advent Indonesia Abstract This thesis is motivated to interview the author of 15 students at the Adventist University of Indonesia, Bandung. They don’t know that red guava can lower fasting blood sugar levels. The purpose of this study was to determine difference in fasting blood sugar levels before and after administration of red guava for students Adventist University Of Indonesia. The research method used is a pre-experimental design with one grou pre-post. The population in this study were 30 female students. The sample used in this study were 15 students who have a fasting blood sugar more than 99mg/dl, genogram with parents (father/mother) with diabetes selected by purposive sampling. Instrument in this study is glukometer easy touch brand. The results showed that the average value of the fasting blood sugar before the student is given guava juice is 108,06mg/dl. Then the average value of the fasting blood sugar after the administration of red guava is 99,5mg/dl. There is a significant difference between the value of vasting blood sugar levels before and after administration of red guava with thitung 2.38 and ttabel 1.753 which means that Ho is rejected and Ha is accepted by a significant at a level of 95%. Nilai α = 0.05 and dk = 15-1=14. Suggestions for the head gilrs boarding student to make a seminar on the benefits of consuming red guava juice in lowering fasting blood sugar levels. Suggestions for areas of research that can be developed as a further research is the effect of red guava juice fasting blood sugar with more samples. Keywords : Pre-Diabetes, Psidium Guajava Linn Abstrak Penulisan skripsi ini dilatarbelakangi wawancara penulis kepada 15 mahasiswi di Universitas Advent Indonesia, Bandung. Mereka belum mengetahui bahwa jambu biji merah dapat menurunkan kadar gula darah 1 puasa. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan kadar gula puasa sebelum dan sesudah pemberian jambu biji merah pada mahasiswi di Universitas Advent Indonesia, Bandung. Metode penelitian yang digunakan adalah pra-eksperimental dengan design one group pre-post. Populasi dalam penelitian ini adalah 30 mahasiswi. Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah 15 mahasiswi yang memiliki gula darah puasa lebih dari 99mg/dl, dengan genogram orang tua (ayah/ibu) yang mengalami diabetes dipilih secara purposive sampling. Instrument dalam penelitian ini adalah glukometer merek easy touch. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai rata – rata gula darah puasa mahasiswi sebelum diberikan jus jambu biji adalah 108,06mg/dL. Kemudian nilai rata – rata gula darah puasa sesudah pemberian jambu biji merah adalah 99,5 mg/dL. Ada perbedaan yang signifikan antara nilai kadar gula darah puasa sebelum dan sesudah pemberian Jambu biji merah dengan thitung 2.38 dan ttabel 1.753 yang artinya Ho ditolak dan Ha diterima dengan signifikasi pada taraf kepercayaan 95%. Nilai α = 0.05 dan dk = 15-1=14. Saran untuk kepala asrama putri mahasiswi untuk membuat seminar tentang manfaat mengkonsumsi jus jambu biji merah dalam menurunkan kadar gula darah puasa. Saran untuk bidang penelitian, agar dapat dikembangkan sebagai bahan penelitian lebih lanjut yaitu pengaruh jus jambu biji merah terhadap gula darah puasa dengan sampel yang lebih banyak. Kata kunci : Pre-Diabetes, Jambu Biji Merah Latar Belakang International Diabetes Federation (2012) mengatakan, penderita Diabetes Melitus di seluruh dunia mencapai 371 juta orang. Adapun Posisi pertama yang menderita DM adalah Cina dengan 92,3 jua, India 63 juta, Amerika Serikat 24,1 juta, Brasil 13,4 juta, Rusia 12,7 juta, Meksiko 10, 6 juta, Indonesia dengan jumlah penderita diabetes sebanyak 7,6 juta orang. Hasil penelitian Aladhiana (2007) mengatakan bahwa hasil uji praklinis pada tikus putih diberikan jambu biji dengan dosis 0,5 g/tks/hari, 1g/tks/hari dan 2 g/tks/hari selama 5 hari berturut – turut, aman dikonsumsi dan tidak bersifat toksik, bahkan dapat memperbaiki sel β pankreas dengan menurunkan apoptosis dan nekrosis, meningkatkan poliferasi sel β pankreas serta menurunkan kadar glukosa darah. Hasil penelitian (Hariyadi, 2005, Achyat dan Rasyidah 2000) mengatakan Buah jambu biji juga kaya serat yang larut dalam air dan pektin terutama dibagian kulitnya sehingga dapat mengganggu 2 penyerapan lemak dan glukosa yang berasal dari makanan yang bisa membuat terjadi DM. Tujuan Tujuan umum pada penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran kadar gula darah puasa sebelum dan sesudah pemberian jambu biji merah pada mahasiswi UNAI di Bandung. Tujuan Khusus penelitian ini adalah : 1. Mengetahui kadar GDP pada mahasiswi penderita pradiabetes sebelum pemberian jambu biji (Guajava Psidium Linn) di UNAI, Bandung. 2. Mengetahui kadar GDP pada mahasiswi penderita pradiabetes sesudah pemberian jambu biji (Guajava Psidium Linn) di UNAI, Bandung. 3. Menganalisis perbedaan kadar GDP pada mahasiswi penderita pradiabetes sebelum dan sesudah pemberian jambu biji merah (Guajava Psidium Linn) di UNAI, Bandung. Manfaat Hasil Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi : 1. Kepada Kepala Asrama putri Universitas Advent Indonesia sebagai bahan masuka untuk health promotion seminar tentang pentingnya mengkonsumsi jambu biji merah bagi sivitas akademika Universitas Advent Indonesia. 2. Mahasiswi di Asrama Universitas Advent Indonesia yang memiliki keturunan riwayat Diabetes Melitus sebagai motivator dalam usaha mengontrol indeks glikemik melalui pola makan yang sehat dan bergizi. 3. Peneliti menambah pengetahuan, pengalaman dan wawasan, serta bahan dalam penerapan ilmu metode peneliti, khusunya jambu bji merah terhadap penurunan Kadar gula darah puasa dan dapat dijadikan sebagai perbandingan atau masukan untuk peneliti selanjutnya. Tinjauan Pustaka Nielsen dan Henriksen (2008) menjelaskan bahwa kadar gula darah/glukosa adalah energi yang digunakan oleh tubuh dan ini berasal dari makanan karbohidrat yang dibantu oleh insulin dan diproses oleh pancreas untuk seluruh sel dalam tubuh. Menurut Thompson dan Dakin (2011) mengatakan bahwa ada beberapa jenis pemeriksaan kadar gula darah, yaitu : 3 1. 2. Gula darah puasa Prosedur pengambilan untuk kadar gula darah puasa adalah puasa selama 8 jam. Gula darah 2 jam post prandial (PP) Pengambilan untuk gula darah 2 jam Post prandial (PP) adalah 2 jam setelah makan. Pengecekkan gula darah berguna untuk melihat kadar gula darah yang tinggi (hiperglikemia) dan kadar gula darah rendah (hipoglikemia) yang umumnya terjadi pada penderita diabetes melitus. Jeperson (2013) mengatakan kadar gula darah rendah yang tidak normal dibagi menjadi dalam dua kelompok yaitu : 1. Hipoglikemia Hipoglikemia merupakan kadar gula darah rendah. Hal ini bisa disebabkan kurangnya asupan makanan. Penderita diabetes (hipoglkemia) disebabkan insulin yang berlebihan otak mendapatkan energi utama dari glukosa, bila keadaan tidak normal maka akan terjadi gangguan fungsi otak. Karena kurangnya asupan gula ke otak akan timbul gejala berkeringat sampai gemetar, pusing, detak jantung lebih kencang hingga pingsan. 2. Hiperglikemia Hiperglikemia adalah keadaan kadar gula darah tinggi. Hal ini disebabkan kekurangan insulin. Hiperglikemia disebabkan asupan gula yang berlebihan, stres yang berlebihan dan kurangnya olahraga. Gejala yang dirasakan pada saat hiperglikemia adalah mudah haus, rasa lemas, dan rasa panas dikaki. Karena gula darah yang tinggi timbullah penyakit diabetes melitus. Menurut Alarcon (2002) mengatakan bahwa, Karbohidrat yang dicerna di dalam makanan akan membentuk glukosa. Karbohidrat di dalam makanan yang dicerna secara aktif mengandung residu glukosa, galaktosa dan fruktosa yang akan dilepas di intestinum. Zat – zat ini lalu diangkut ke hati lewat vena aorta hati. Galaktosa dan fruktosa segera dikonversi menjadi glukosa di hati. Pada konsentrasi glukosa yang tinggi di dalam usus, jumlah glukosa yang diabsorbsi dapat sebesar dua sampai tiga kali lipat. Tanin berfungsi sebagai astrigent atau pengelat yang dapat mengkerutkan membran epitel usus halus sehingga mengurangi penyerapan sari makanan akibatnya menghambat asupan glukosa & laju 4 peningkatan glukosa darah tidak terlalu tinggi. Flavonoid berperan dalm meningkatkan glikogenesis sehingga tidak terjadi penimbunan glukosa dalam darah. Vitamin C dan vitamin E memiliki efek yang menguntungkan karena melindungi pangkreas dari gangguan fungsi akibat kerusakan oksidatif. Sehingga efektifitas vitamin c dan vitamin E ini melindungi fungsi pangkreas dan meningkatkan sensitivitas insulin. Di dalam usus serat dapat memperlambat penyerapan glukosa dan meningkatkan kekentalan isi usus secara tidak langsung dapat menurunkan kecepatan difusi permukaan mukosa usus halus. Akibat kondisi tersebut, kadar gula dalam darah mengalami penurunan secra perlahan, sehingga kebutuhan akan insulin juga berkurang. Metodologi Metode penelitian yang digunakan ialah metode eksperimen dengan one group pretest-postest design. Menurut Dimitrov dan Rumrill (2003:159165) metode one group pretest – postest design digunakan dengan memberikan perlakuan (intervensi) pada satu kelompok subjek untuk mengetahui hasil perubahan setelah diberikan perlakuan. Pada penelitian ini yang diberikan pada kelompok subjek adalah pemberian jambu biji merah 150ml/hari setiap pagi selama lima hari. Prinsip etika yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu : 1. Sebelum melakukan penelitian, terlebih dahulu meminta izin secara tertulis kepada Dekan Fakultas Ilmu Keperawatan untuk meminta izin secara tertulis kepada Kepala Asrama Putri UNAI Bandung. Dalam surat tersebut dijelaskan tentang tujuan dan kegunaan penelitian, serta perlindungan terhadap kerahasiaan dan resiko subjek penelitian. Setelah izin diberikan baru data dikumpulkan. 2. Pengumpulan data didahului memberikan penjelasan mengenai maksud, tujuan dan prosedur penelitian. 3. Subjek penelitian berpartisipasi dalam penelitian dengan sukarela dan bersedia menandatangani Informed Consent. 4. Menjaga kerahasiaan informasi identitas subjek penelitian dan instansi tempat dilaksanakannya penelitian. Untuk menentukan nilai kadar gula dalam darah, maka darah diambil dari ujung jari responden. Prosedur terjadi sebagai berikut : 1. Mempersiapkan alat untuk menentukan nilai kadar gula dalam darah berupa pengukur gula darah, gluko stik, lancet, alcohol swab 70%. 5 2. Mencuci tangan terlebih dahulu sebelum melakukan prosedur. 3. Menjelaskan kepada responden mengenai proses prosedur. 4. Membersihkan ujung jari responden menggunakan alcohol swab 70% untuk membersihkan jari responden serta menghindari proses infeksi. 5. Menggunakan lancing yang telah terisi lancet untuk menusuk jari responden yang telah dibersihkan. 6. Mengambil alat yang telah tertempel dengan strip pengukur, lalu tempelkan pada darah sehingga darah masuk ke strip. 7. Setelah strip penuh, bersihkan daerah bekas tusukkan dengan alkohol swab, lalu minta resonden untuk tekan jari yang telah ditusuk sesaat. 8. Tunggu beberapa saat hingga hasil gula darah muncul pada monitor alat. Prosedur pembuatan jus jambu biji merah adalah sebagai berikut : 1. Pilih jambu biji merah yang matang. 2. Siapkan alat untuk membuat jus, yaitu blender. 3. Cuci buah jambu yang hendak di jus. Kupas ujung – ujung jambu biji merah, lalu potong 4 bagian agar mudah dimasukkan ke dalam blender. 4. Ukur jus yang hendak diberikan sekitar 150ml setiap kali pemberian Proses pelaksanaan pada tanggal 9 Desember 2013 diberikan Jus jambu biji merah sebelum makan pagi. Jus jambu biji merah diberikan selama 5 hari. Hasil dan Analisa Kadar Gula Darah Sebelum Pemberian Jambu Biji Merah: Responden Kadar gula darah puasa 1 107 2 116 3 124 4 107 5 103 6 116 7 104 8 102 9 104 6 10 11 12 13 14 15 Total 105 104 102 103 111 113 1621 Nilai rata – rata sebelum pemberian dapat diperoleh dengan cara sebagai ̅1 = ∑ 𝑋1 = 1621 = 108, 06 berikut : 𝑋 15 𝑛 Bahwa pengukuran kadar gula darah puasa menunjukkan bahwa hasil pemeriksaan kadar gula darah puasa sebelum pemberian jambu biji merah adalah 108,06 mg/dl. Kadar Gula Darah Puasa Sesudah Pemberian Jambu Biji Merah: 𝑋2 Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 Total 72 134 100 95 90 111 100 102 111 100 90 105 95 75 113 1493 Nilai rata – rata setelah pemberian dapat diperoleh dengan cara sebagai ̅2 = ∑ 𝑥2 = 1493 = 99, 5 berikut : 𝑋 𝑛 15 7 Hasil Pengolahan Data Responden 𝑋1 1 107 2 116 3 124 4 107 5 103 6 116 7 104 8 102 9 104 10 105 11 104 12 102 13 103 14 111 15 113 Total 1621 Rata-rata 108,06 𝑋2 72 134 100 95 90 111 100 102 111 100 90 105 95 75 113 1493 99,5 D 35 -18 24 12 13 5 4 0 -7 5 14 -3 8 36 0 128 ∑𝐷 ̅ = 𝐷 𝑛 128 = 15 = 8,5 ̅ D-𝐷 26,5 -26,5 15,5 3,5 4,5 -3,5 -4,5 -8,5 -15,5 -3,5 5,5 -11,5 -0,5 27,5 -8,5 0,5 Untuk mencari standar deviasi: SD = √ t= ̅ 𝐷 𝑆𝐷 [ ] √𝑛 ̅) ∑(𝐷−𝐷 𝑛−1 = =√ 8,5 ∑ 192,9 15−1 = √ 192,9 14 = 13,7785 8,5 = 3,5575 = 2,389 13,7785 [ ] √15 Kesimpulan Kesimpulan yang penulis peroleh dari penelitian ini adalah : 8 ̅ )2 (𝐷 − 𝐷 702,25 702,25 240,25 12,25 20,25 12,25 20,25 72,25 240,25 12,25 30,25 132,25 0,25 756,25 72,25 2893,5 2893,5/15= 192,9 1. Kadar gula darah puasa pada mahasiswi dengan prediabetes di Universitas Advent Indonesia sebelum mengkonsumsi jambu biji merah selama 5 hari termasuk pada kategori pre-diabetes. 2. Kadar gula darah puasa pada mahasiswi dengan prediabetes di Universitas Advent Indonesia sesudah mengkonsumsi jambu biji merah selama 5 hari termasuk pada kategori normal. 3. Ada perbedaan yang signifikan antara gula darah puasa pada mahasiswi sebelum dan sesudah mengkonsumsi jambu biji merah selama 5 hari pada mahasiswi dengan prediabetes di Universitas Advent Indonesia, Bandung. Saran 1. Kepala Asrama Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan informasi untuk memberikan penyuluhan kepada para mahasiswi, sehingga prediabetes dapat terdeteksi secara dini dan mencegah berkembangnya prediabetes menjadi diabetes. 2. Bidang Penelitian Untuk bidang penelitian diharapkan dapat digunakan sebagai data dasar untuk dikembangkan dalam penelitian selanjutnya mengenai pengaruh pemberian jambu biji merah terhadap penurunan kadar gula darah puasa pada penderita diabetes. 9 Daftar Pustaka Alberty G.26 April 2007.International Diabetic http://www.idf.org/webcast/barcelona.com Federation Anneahira, 2008. Klasifikasi Jambu biji. http://www.anneahira.com/klasifikasi-jambu-biji.htm American Diabetes Association (ADA). 2011. Diabetes basic.[Online] Available:http://www.diabetes.org/diabetesbasics/?loc=GlobalNav DB (25 Januari 2012) Baradero M, Dyrit M.W dan Siswadi Y, klien Gangguan Endokrin: Seri Asuahan Keperawatan. 2005 Dimitrov, D.M dan Rumrill, P.D. Jr. 2003. Pretest-posttes Design And measurement of change. Work IOS press,20:159-165. Guyton, A.C. dan Hall, J.E. 2004. Text Book of Medical Psysiologi philadephia, PA, USA: Elsener Saunders. Hidayat, A. 2007. Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisis Data. Jakarta: Salemba Medika. Jeperson, H.2012. Memahami apa itu kadar gula darah. [online]. Available:http://www.deherba.com/memahami-apa-itu-kadar-guladarah.html Kilvert, A., Fox, C.2010. Bersahabat dengan diabetes tipe 2. Depok: Penebar Plus. Legawa, C.2012.Sekilas Tentang Tes Kadar Gula/glukosa darah.[online].Available:http://catatan.legawa.com/2012/09/sekilas -tentang-tes-kadar-gulaglukosa-darah/ Nielsen, H.B, Henriksen, J.E.2008.Blood glucose levels [online]. Available: http://www.netdoctor.co.uk/healthadvice/facts/diabetesbloodsugar. 10 Nursalam, 2008. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan; Pedoman Skripsi, Tesis dan Instrumen Penelitian Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika. 11