NGETEM” ANGKUTAN UMUM DI DKI JAKARTA STUDI KASUS

advertisement
SEMINAR NASIONAL FTSP-ITN MALANG, 15 JULI 2010
Teknologi Ramah Lingkungan Dalam Pembangunan Berkelanjutan
ANALISIS BIAYA ”NGETEM” ANGKUTAN UMUM DI DKI JAKARTA
STUDI KASUS : LOKASI JAKARTA BARAT
Oleh
Najid
Husnu Aldi
Email : [email protected]
Jurusan Teknik Sipil Universitas Tarumanagara
Abstrak
Sebagaimana diketahui bahwa penggunaan angkutan pribadi khususnya sepeda motor sangat tinggi
di DKI Jakarta, menurut data selama 8 tahun jumlah sepeda motor di DKI Jakarta telah meningkat 3
kali lipat yaitu dari 2.212.961 tahun 2000 menjadi 6.765.723 tahun 2008, sementara pada beberapa
rute penumpang angkutan umum menurun cukup berarti. Hal ini menunjukkan adanya perpindahan
demand dari angkutan umum ke angkutan pribadi.
Perpindahan penumpang angkutan umum ke angkutan pribadi menyebabkan pergerakan menjadi
tidak efisien sehingga perlu diketahui penyebab perpindahan tersebut. Salah satu indikasi
penyebabnya adalah rendahnya pelayanan angkutan umum yang salah satunya faktor penyebabnya
adalah tingginya waktu “ngetem” angkutan umum.
Untuk itu pada penelitian ini dilakukan analisis seberapa besar waktu “ngetem” angkutan umum yang
terdiri dari Bus, Metromini/ Kopaja dan Mikrolet serta berapa besar biaya “ngetem” masing-masing
angkutan umum tersebut. Sebagai wilayah penelitian yang merupakan studi kasus yaitu wilayah
Jakarta Barat.
Kata Kunci: Waktu ngetem, biaya ngetem, variabel biaya ngetem.
1.
Pendahuluan
Sebagaimana diketahui saat ini sangat tingginya penggunaan sepeda motor di kota-kota di
Indonesia terutama di kota Jakarta. Tingginya penggunaan sepeda motor tersebut
disebabkan rendahnya pelayanan angkutan umum. Rendahnya pelayanan angkutan umum
tersebut terutama disebabkan oleh lamanya waktu tempuh angkutan umum yang
disebabkan oleh kemacetan lalu lintas jalan dan tingginya ”waktu ngetem”.
Waktu ngetem ini perlu dihitung dan dikonversi ke dalam rupiah untuk mengetahui dampak
kerugian dari waktu ngetem terhadap pengoperasian angkutan umum secara keseluruhan.
Sesuai data dari Dinas Pekerjaan Umum DKI Jakarta dan Kepolisian Daerah Metro Jaya,
panjang jalan di Jakarta sekitar 7.650 kilometer dengan luas 40,1 kilometer persegi.
Panjang jalan ini hanya 6,28 persen dari luas wilayahnya. Sementara jumlah kendaraan
bermotor di wilayah DKI Jakarta mencapai 9.993.867 unit. Dinas Perhubungan DKI
mencatat pertumbuhan kendaraan mencapai 10,79 persen per tahun. Sepuluh tahun ke
depan, tanpa pengendalian jumlah kendaraan bermotor bisa dua kali lipat jumlah tahun ini.
Berdasarkan fakta lima tahun terakhir penambahan jumlah kendaraan di DKI Jakarta
menunjukkan setiap hari bertambah kendaraan baru sebanyak 1.127 kendaraan terdiri dari
236 kendaraan mobil dan 891 motor. Bahkan di Jadetabek setiap hari bertambah kendaraan
baru sebanyak 2.027 kendaraan terdiri dari 319 mobil dan 1.707 motor.
1
SEMINAR NASIONAL FTSP-ITN MALANG, 15 JULI 2010
Teknologi Ramah Lingkungan Dalam Pembangunan Berkelanjutan
2.
Metodologi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Jakarta meliputi Kampung Rambutan, Kota, Blok M, Kalideres,
Pulogadung, Senen, Pondok Labu, Petukangan, Taman Solo, Bendungan Jago dan
Kampung Melayu. Penelitian ini merupakan analisis dari pengumpulan data lapangan dan
data sekunder. Data lapangan diambil dari survey dinamis yang akan didapatkan titik henti
dan waktu ”ngetem”. Sedangkan data sekunder didapat dari data instansi terkait. Data yang
diambil adalah jumlah berhenti dan waktu ”ngetem”. Hasil analisis dari data tersebut akan
menggambarkan biaya ”ngetem” rata-rata dan waktu ”ngetem” rata-rata. Alur pikir ini lebih
jelasnya dapat dilihat pada Gambar 1:
Tujuan
Penentuan wilayah
Penentuan trayek studi
Pengumpulan Data
Survey
Lapanga
Data
Sekunder
Variabel
Biaya
Waktu
“Ngetem”
Biaya
“Ngetem”
Angkutan
Kesimpula
n
Gambar 1. Kerangka Berpikir
3. PENGUMPULAN DATA
Survei dilakukan pada hari kerja dan penentuan lokasi survei didasarkan pada kondisi
aktifitas tata guna lahan. Jenis survei yang dilakukan :
1. Jumlah titik henti
2. Waktu ”ngetem”
3. Persepsi penumpang, supir dan operator
Survei Bus Besar dilakukan pada panjang trayek 20 hingga 25 km, dilakukan pada tanggal
16 November 2009 mulai pukul 11.00 hingga pukul 15.00. Sampel yang diambil adalah
jurusan Kampung Rambutan - Blok M dan Kampung Rambutan - Kota. Sedangkan pada
panjang trayek 25 hingga 30 km, dilakukan pada tanggal 17 November 2009 mulai pukul
11.00 hingga pukul 15.00. Sampel yang diambil adalah Pulogadung - Kalideres dan
Pulogadung - Blok M. Lalu pada panjang trayek 30-35 km, dilakukan pada tanggal 18
2
SEMINAR NASIONAL FTSP-ITN MALANG, 15 JULI 2010
Teknologi Ramah Lingkungan Dalam Pembangunan Berkelanjutan
November 2009 mulai pukul 11.00 hingga pukul 15.00. Sampel yang diambil adalah Senen Ciputat dan Senen – Depok.
Pada survei Bus Sedang dengan panjang trayek 15 hingga 16 km, dilakukan pada tanggal
19 November 2009 pada pukul 11.00 hingga pukul 15.00. Sampel yang diambil adalah
jurusan Blok M - Pondok Labu dan Blok M - Petukangan. Sedangkan pada panjang trayek 16
hingga 17 km, dilakukan pada tanggal 20 November 2009 pada pukul 11.00 hingga pukul
15.00. Sampel yang diambil adalah jurusan Blok M – Ciledug dan Blok M – Ciputat. Lalu
pada panjang trayek 17 hingga 18 km, dilakukan pada tanggal 23 November 2009 pada
pukul 11.00 hingga pukul 15.00. Sampel yang diambil adalah Senen – Taman Solo dan
Senen – Bendungan
Tabel 1: Data hasill survei Bus Besar
Range
Frequensi
jml
titik
waktu
rit/hari
armada
henti
ngetem(s)
bhn bkr/
jenis mesin
hari(ltr)
>20-25
126
963
5
2100
5
100
Mercy 1999
>25-30
46
283
6
2400
3
105
Mercy 1997
>30-35
60
366
6
2700
3
105
Mercy 2000
Rit/hari
bhn bkr/
jenis mesin
Tabel 2: Data hasil survei Bus Sedang
Range
Frequensi
jml
Titik
waktu
armada
Henti
ngetem(s)
hari(ltr)
>15-16
18
165
6
120
5
40
Isuzu 2000
>16-17
23
1438
8
2280
4
50
Mitsubishi 2000
>17-18
40
1291
10
2500
3
50
Mitsubishi 1999
Tabel 3: Hasil Kuesioner Bus Besar
Pelayanan lebih
Tarif
Jumlah
Time Value
cepat (menit)
dinaikkan (Rp)
Responden (%)
(Rp/menit)
10
2000
8
200
20
1000
10
50
20
2000
8
100
30
1000
48
33.33333333
30
2000
26
66.66666667
Tabel 4: Hasil Kuesioner Bus Sedang
Pelayanan lebih
Tarif
Jumlah
Time Value
cepat (menit)
dinaikkan (Rp)
Responden (%)
(Rp/menit)
10
2000
12
200
20
1000
8
50
20
2000
20
100
30
1000
38
33.33333333
30
2000
22
66.66666667
3
SEMINAR NASIONAL FTSP-ITN MALANG, 15 JULI 2010
Teknologi Ramah Lingkungan Dalam Pembangunan Berkelanjutan
4. ANALISIS DATA
Biaya ”ngetem” = jumlah armada x jumlah rit x (nilai penyusutan + biaya bahan bakar +
biaya pemeliharaan + time value) x waktu ”ngetem” rata-rata x jumlah
titik ”ngetem”
Untuk menghitung biaya ”ngetem” angkutan umum perlu diketahui nilai penyusutan. Nilai
penyusutan adalah penyusutan mesin kendaraan pada saat diam. Dengan menggunakan
rumus:
Np = Hk
1 + Pbt-1 x Ubat
Pbt
Pbt.2
100
Dimana:
Np = Nilai penyusutan (Rp/menit)
Hk = Harga kendaraan (Rp)
Pbt = Penyusutan (thn)
Ubat= Bunga pajak (%)
Tabel 5: Perhitungan Nilai Penyusutan
Komponen
Harga Kendaraan
Bus Besar
Bus Sedang
Rp 650.000.000
Rp 230.000.000
Penyusutan
5 tahun
5 tahun
Bunga Pajak
12%
12%
(Sumber: Biaya Pokok Angkutan Kota Kelas Ekonomi, 2008)
Tabel 6: Hasil Analisis Nilai Penyusutan Akibat ”Ngetem” Pada Bus Besar
Jarak
Waktu
Nilai Penyusutan
Tempuh(km)
"Ngetem"(menit)
Akibat "Ngetem"(Rp)
>20-25
35
10883.4845
>25-30
40
12438.268
>30-35
45
13993.0515
Tabel 7: Hasil Analisis Nilai Penyusutan Akibat ”Ngetem” Pada Bus Sedang
Jarak
Waktu
Nilai Penyusutan
Tempuh(km)
"Ngetem"(menit)
Akibat "Ngetem"(Rp)
>15-16
2
220.0616
>16-17
38
4181.1704
>17-18
41.6667
4584.6167
Tabel 8: HASIL ANALISIS BIAYA BAHAN BAKAR BUS BESAR
Jarak
Waktu
Biaya Bahan Bakar
Tempuh(km)
"Ngetem"(detik)
Akibat "Ngetem"(Rp)
>20-25
2100
9841.05
>25-30
2400
11247.1875
>30-35
2700
12653.0859
Asumsi : 1 liter Solar = Rp.4500,-
4
SEMINAR NASIONAL FTSP-ITN MALANG, 15 JULI 2010
Teknologi Ramah Lingkungan Dalam Pembangunan Berkelanjutan
Tabel 9 : HASIL ANALISIS BIAYA BAHAN BAKAR BUS SEDANG
Jarak
Waktu
Biaya Bahan Bakar
Tempuh(km)
"Ngetem"(detik)
Akibat "Ngetem"(Rp)
>15-16
120
337.4663
>16-17
2280
6411.6984
>17-18
2500
7030.3711
Tabel 10: ANALISIS BIAYA PEMELIHARAAN
Komponen
Bus Besar
Bus Sedang
1) Bahan Bakar
Diesel
Diesel
2) Penggunaan BBM/liter
3 km/liter
5 km/liter
3) Servis Dilakukan setiap
9000 km
9000 km
19 liter
12 liter
Rp 25.000
Rp 25.000
5 liter
3 liter
4) Biaya bahan
a) oli mesin
harga per liter
b) oli garden
harga per liter
c) oli transmisi
harga per liter
d) gemuk
harga per kg
5) Upah kerja servis
Rp 25.000
Rp 25.000
5 liter
3 liter
Rp 28.000
Rp 28.000
3 kg
2 kg
Rp 72.000
Rp 72.000
Rp 75.000
Rp 75.000
(Sumber: Biaya Pokok Angkutan Kota Kelas Ekonomi, 2008)
Tabel 11: HASIL ANALISIS NILAI PEMELIHARAAN BUS BESAR
Jarak
Waktu
Biaya Pemeliharaan
Tempuh(km)
"Ngetem"(menit)
Akibat "Ngetem"(Rp)
>20-25
35
835.2995
>25-30
40
954.628
>30-35
45
1073.565
Tabel 12: HASIL ANALISIS BIAYA PEMELIHARAAN BUS SEDANG
Jarak
Waktu
Biaya Pemeliharaan
Tempuh(km)
"Ngetem"(menit)
Akibat "Ngetem"(Rp)
>15-16
2
31.3868
>16-17
38
596.3492
>17-18
41.6667
653.8922
Tabel 13: Hasil Analisis Time Value Akibat ”Ngetem” Pada Bus Besar
Jarak
Waktu
Time Value
Tempuh(km)
"Ngetem"(menit)
Akibat "Ngetem"(Rp)
>20-25
35
4363.3275
>25-30
40
4986.66
>30-35
45
5609.9925
5
SEMINAR NASIONAL FTSP-ITN MALANG, 15 JULI 2010
Teknologi Ramah Lingkungan Dalam Pembangunan Berkelanjutan
Table 14: Hasil Analisis Time Value Akibat ”Ngetem” Pada Bus Sedang
Jarak
Waktu
Time Value
Tempuh(km)
"Ngetem"(menit)
Akibat "Ngetem"(Rp)
>15-16
2
301.3331
>16-17
38
5725.3308
>17-18
41.6667
6277.78
Tabel 15: BIAYA ”NGETEM” BUS BESAR
Jarak
Jumlah
Jumlah
Jumlah Titik
Tot. Nilai
Waktu "Ngetem"
Biaya
Tempuh(km)
Armada
Rit
"Ngetem"
Variabel
Rata-rata(menit)
"Ngetem"(Rp)
>20-25
963
5
5
25923.1615
7
4368700792
>25-30
283
3
6
29626.7435
6.667
1006174515
>30-35
366
3
6
33329.6949
7.5
1646820225
Tabel 16: BIAYA ”NGETEM” PADA BUS SEDANG
Jarak
Jumlah
Jumlah
Jumlah Titik
Tot. Nilai
Waktu "Ngetem"
Biaya
Tempuh(km)
Armada
Rit
"Ngetem"
Variabel
Rata-rata(menit)
"Ngetem"(Rp)
>15-16
165
5
6
890.2478
0.333
1467439.961
>16-17
1438
4
8
16914.5488
4.75
3697114419
>17-18
1291
3
10
18546.66
4.167
2993206695
KESIMPULAN
1. Perhitungan biaya ”ngetem” Bus Besar dan Bus Sedang merupakan biaya yang
disebabkan oleh semua variabel yang disebabkan terbuangnya waktu akibat
”ngetem”.
2. Biaya ”ngetem” Bus Besar lebih besar dari biaya ”ngetem” Bus Sedang untuk
3. Tingginya biaya ngetem tersebut dapat menunjukkan indikasi tidak efisiennya
pengoperasian angkutan umum di Jakarta.
DAFTAR PUSTAKA
Najid, Albert, Analisis, The Study On wait For Sufficient Numbers Of passenger Time Of Bus
Operation in West Jakarta Indonesia, prosiding FSTPT XII, 2009.
Rosehan. Peningkatan kinerja Sistem Pengapian Pada Gasoline Internal Combustio Engines
Dengan Mengoptimalkan ARC Duration. Jurnal Ilmiah Teknik Mesin, Universitas
Tarumanagara. 2004
Sub Dinas Bina Usaha Angkutan Jalan. Daftar Trayek/Rute Bus Besar. Pemerintah Provinsi Daerah
Khusus Ibukota Jakarta Dinas Perhubungan.
Sub Dinas Bina Usaha Angkutan Jalan. Daftar Trayek/Rute Bus Sedang. Pemerintah Provinsi
Daerah Khusus Ibukota Jakarta Dinas Perhubungan.
6
Download