Rabu, 18 Oktober 2017 ALLAHNYA HOSEA

advertisement
A CHURCH WHERE CARE, TEACHING, AND MISSION MEET TOGETHER
Susunan Liturgi Ibadah Minggu
Panggilan Beribadah
Votum
Bacaan Bertanggapan
Pujian Pengakuan Dosa
Doa Pengakuan Dosa Secara
Pribadi
Doa Pengakuan Dosa
Berita Anugerah
Petunjuk Hidup baru
Pujian “Salam Damai” / “Shalom
shalom”
Pujian Syukur 1
Pujian Syukur 2
Pengakuan Iman
Pujian
Doa Firman Tuhan
Khotbah
Persembahan
Doa Persembahan & Doa Syafaat
Pengumuman & Seri Pembinaan
Doxology /
“Kami memuji Kebesaran-Mu”
Doa berkat
Amin / “Thank You Lord”
Theme Song “Jesus At The Center“
Pengkhotbah
Pengkhotbah
Liturgos & Jemaat
Liturgos & Jemaat
Jemaat
Liturgos
Liturgos
Liturgos & Jemaat
Liturgos & Jemaat
Liturgos & Jemaat
Liturgos & Jemaat
Liturgos & Jemaat
Liturgos & Jemaat
Pengkhotbah
Pengkhotbah
Liturgos & Jemaat
Petugas Doa
Pengkhotbah
Pengkhotbah
Pengkhotbah
Pengkhotbah
Pengkhotbah
2
Hamba Tuhan REC
GEMBALA SIDANG SENIOR
Pdt. Yakub Tri Handoko, Th.M
Telp : 0815 5055 985
Email: [email protected]
GEMBALA LOKAL NGINDEN
Ev. Yohanes Dodik Iswanto, M.A.
Telp. 081-233780070
Email: [email protected]
GEMBALA LOKAL ESTE SQUARE
Pdt. Reyco Wattimury, S.Th.
Telp.081-331515954
Email: [email protected]
GEMBALA LOKAL POS PI BATAM
Ev. Samuel Sambudjo Budiman, M.K.
Telp. 081-931003006
Email: [email protected] /
[email protected]
GEMBALA LOKAL DARMO
Pdt. Novida Lassa, M.Th.
Telp. 081-13321904
Email: [email protected]
3
e
Kh o tb ah M in gg u | #T E AC H I N G
MAGZ
Jika Allah Baik, Mengapa Ada Neraka?
(2 Tesalonika 1:9)| Mimbar REC | Pdt. Yakub Tri Handoko, Th.M
B
agi sebagian orang, neraka bukanlah sebuah topik yang menarik untuk
diperbincangkan. Ada banyak kebingungan. Ada banyak pertanyaan
yang terungkit ke permukaan. Salah satunya berkaitan dengan kebaikan
Allah. Jika Allah memang baik, mengapa Dia tega menghukum manusia
ke dalam neraka? Mengapa hukuman yang diberikan begitu mengerikan
dan bersifat kekal?
Ada beragam cara untuk menjawab pertanyaan di atas. Dalam khotbah
hari ini saya hanya akan menjawabnya berdasarkan penjelasan Paulus di 2
Tesalonika 1:9. Saya meyakini bahwa hukuman neraka tidak bertentangan
dengan kebaikan Allah. Ada dua poin utama: (1) kebaikan Allah tidak
terpisahkan dari keadilan-Nya; (2) orang di neraka mendapatkan apa
yang mereka inginkan.
4
e
Kh o tb ah M in gg u | #T E AC H I N G
MAGZ Kebaikan Allah tidak meneguhkan hati jemaat Tesalonika
terpisahkan
dari dengan cara mengingatkan mereka
tentang keadilan Allah. Kata “adil”
keadilan-Nya (ayat 9a)
muncul berkali-kali dalam bagian
Pilihan LAI:TB dan beberapa versi ini (1:5-6). Begitu pula dengan
Inggris (RSV/NASB/ESV) untuk kata “penghakiman” (1:5) atau
menerjemahkan ayat 9a dalam “pembalasan” (1:6, 8).
bentuk kalimat aktif merupakan
keputusan yang tepat (kontra KJV/ Bagi jemaat Tesalonika yang sedang
NIV “mereka akan dihukum”). ditindas dan dianiaya, penghiburan
Dalam teks Yunani kata kerja yang ini sangat diperlukan. Walaupun
digunakan memang berbentuk aktif kebenaran ini tidak mengurangi
(tisousin). Jadi, penekanan terletak penderitaan mereka, namun tetap
berfaedah untuk meneguhkan iman
pada “mereka”, bukan “Allah”.
dan ketabahan mereka. Walaupun
Penekanan seperti ini perlu iman dan ketabahan mereka
digarisbawahi. Apa yang mereka belum tergoyahkan, tetapi mereka
akan jalani di akhir zaman tetap membutuhkan dukungan.
nanti lebih merupakan sebuah Allah tidak pernah mengabaikan
konsekuensi dari tindakan mereka. penderitaan mereka. Penganiayaan
Allah memang menghukum, tetapi dan penindasan tidak akan
penekanannya bukan di sana. Allah meniadakan kasih dan kebaikan
tidak akan menghukum orang tanpa Allah. Allah tetap mengasihi
alasan. Mereka memang pantas mereka. Kasih itu akan diwujudkan
dalam bentuk keadilan, karena dua
menanggung hukuman.
hal ini – kebaikan dan keadilan –
Semua ini berkaitan dengan memang tidak terpisahkan. Tatkala
situasi yang sedang dihadapi oleh waktunya tiba, Allah yang adil akan
jemaat Tesalonika. Mereka sedang memberikan kelegaan kepada umatmenghadapi penganiayaan dan Nya (1:7). Inilah bukti dari kasih
penindasan (1:4, 6-7). Paulus ingin Allah.
5
e
Kh o tb ah M in gg u | #T E AC H I N G
MAGZ Pada
momen
yang
sama Allah juga akan
menjatuhkan hukuman atas para
penindas (1:6, 9). Respons ini bukan
lahir dari kebencian Allah terhadap
mereka. Sikap ini muncul dari
keadilan-Nya. Orang berdosa patut
dihukum. Keadilan Allah menuntut
hal tersebut.
Mereka yang menganggap neraka
dan kebaikan Allah sebagai dua
hal yang kontradiktif perlu untuk
mengkaji ulang pandangan ini. Setiap
tindakan Allah pasti melibatkan
semua sifat-Nya. Tidak ada kebaikan
tanpa keadilan. Begitu pula tidak
ada keadilan tanpa kebaikan.
Bukti paling jelas adalah salib Yesus
Kristus (Rm. 3:24-26). Di kayu yang
tua tergambar jelas kasih karunia
Allah yang mau menyelamatkan
orang berdosa. Dia menyelaatkan
kita tanpa mempertimbangkan
perbuatan baik kita. Di kayu yang
kasar keadilan-Nya terukir dalamdalam. Hukuman ditimpakan di
pundak Anak-Nya sendiri. Salib
adalah perpaduan sempurna antara
keadilan dan kebaikan Allah.
Orang di neraka mendapatkan
apa yang mereka inginkan (ayat
9b)
Pada bagian ini Paulus tidak
menggunakan kata “neraka” sama
sekali. Tidak ada gambaran tentang
api, kegelapan, ulat, maupun
gertakan gigi (bdk. Mat. 3:12; 8:12;
13:42, 50; 22:13; 25:30). Sebaliknya,
dia menerangkan tentang esensi
neraka. Semua metafora tersebut
hanyalah sebuah cara untuk
mengungkapkan esensi ini. Dari
esensi ini terlihat keadilan Allah
dalam penghukuman-Nya atas
orang-orang di neraka: mereka
mendapatkan apa yang mereka
inginkan.
Untuk memahami poin ini, kita
perlu mengingat bahwa penghuni
neraka adalah “mereka yang tidak
mau mengenal Allah dan menaati
Injil Yesus, Tuhan kita” (1:8). Mereka
bukan orang yang tidak tahu,
melainkan yang tidak mau. Bagi
mereka, pengenalan tentang Allah
dan kabar baik dalam Kristus Yesus
bukanlah hal yang menarik sama
sekali. Mereka menolak mentah6
e
Kh o tb ah M in gg u | #T E AC H I N G
MAGZ mentah.
Kelak di neraka mereka akan
mendapatkan apa yang mereka
inginkan. Hukuman kebinasaan
kekal dijelaskan dengan kalimat
“dijauhkan dari hadirat Tuhan dan
dari kemuliaan kekuatan-Nya”
(1:9b). Bukankah hadirat Tuhan dan
kemuliaan-Nya yang mereka tolak
dari semula? Bukankah mereka dari
awal memang tidak menginginkan
persekutuan dengan Tuhan? Itulah
yang mereka akan dapatkan!
Hukuman ini sangat menakutkan.
Mereka akan dijauhkan dari hadirat
Tuhan (ayat 9b). Kehadiran Tuhan
di sini jelas bukan secara spasial
(berkaitan dengan tempat). Allah
adalah mahahadir. Dia tidak bisa
tidak ada di suatu tempat, karena Dia
lebih besar daripada semua tempat.
Tanpa hadirat Tuhan berarti tanpa
kehadiran-Nya secara relasional.
Ketidakadaan hadirat Tuhan berarti
hukuman ilahi. Adam dan Hawa
diusir dari Taman Eden (Kej. 3:2223). Kain pergi dari hadapan Allah
(Kej. 4:16).
Berbeda
dengan
kasus-kasus
sebelumnya, ketidakadaan hadirat
Tuhan di neraka bersifat mutlak dan
kekal. Mutlak, dalam arti tidak akan
ada kebaikan ilahi sama sekali. Tidak
akan ada anugerah yang ditunjukkan
oleh Allah. Kekal, dalam arti tidak
akan berhenti atau berubah.
Orang-orang yang berada di neraka
juga akan dijauhkan dari kemuliaan
kekuatan Tuhan (ayat 9b). Kalau
kehadiran Tuhan lebih berkaitan
dengan kebaikan-Nya, kemuliaan
kekuataan-Nya lebih ke arah
pertolongan-Nya. Tuhan tidak akan
memberikan pertolongan lagi. Tidak
ada jalan keluar bagi penderitaan
mereka.
Situasi yang berbeda dialami
oleh orang-orang yang percaya.
Yesus Kristus akan menunjukkan
kekuatan dan kemuliaan-Nya pada
saat kedatangan-Nya kelak (1:7).
Sesudah itu di surga nanti setiap
hari mereka menikmati dan memuji
kemuliaan kekuatan Tuhan (Why.
5:12; 7:12).
Untuk memahami keseriusan
hukuman yang akan menimpa
7
e
Kh o tb ah M in gg u | #T E AC H I N G
MAGZ orang-orang di neraka, marilah kita membandingkannya dengan
penderitaan di dalam dunia. Kesengsaraan apapun di dunia ini
masih dibalut dengan kebaikan dan anugerah. Sebagai contoh, masih
ada musim yang teratur sebagai salah satu wujud kebaikan Allah (Mat.
5:45; Kis. 14:17). Sakit penyakit pun masih ada dokter, obat, dan perawat.
Masih ada orang-orang yang menghibur. Untuk penyakit yang paling
parah sekalipun masih ada obat penghilang rasa sakit. Bahkan masih ada
kematian sebagai akhir dari penderitaan jasmaniah. Di neraka, semua
ini tidak akan ada lagi. Allah tidak akan menyisakan anugerah-Nya sama
sekali. Ini adalah anggur murka Allah yang tanpa campuran (Why. 14:10).
Karena penderitaan tersebut tidak ada tandingannya dengan apapun yang
ada di dunia ini, kita sulit membayangkan betapa hebatnya penderitaan di
neraka. Itulah sebabnya Alkitab menggunakan beragam metafora untuk
mengungkapkan hal itu. Tidak ada satu metafora pun yang sebanding
dengan realita di neraka. Kumpulan metafora pun tetap masih kurang.
Penderitaan di neraka tidak terbayangkan!
Walaupun demikian, hal itu tidak melemahkan kebaikan Allah. KebaikanNya harus berjalan beriringan dengan keadilan-Nya. Orang-orang di
neraka hanya menerima apa yang mereka inginkan. Hanya saja, mereka
tidak menyangka bahwa konsekuensi dari penolakan mereka terhadap
Yesus Kristus akan sehebat itu. Soli Deo Gloria.
8
e
MAGZ
Po ko k Do a Syafaat | #T E AC H I N G
POKOK DOA SYAFAAT
1. Berdoa untuk program pembinaan gereja. Kiranya jemaat
memiliki dorongan hati dan komitmen mengikuti semua
pembinaan demi kematangan dan kedewasaan rohani yang
dapat menunjang pertumbuhan gereja. Berdoa pula untuk
setiap hamba Tuhan dan aktivis yang mengajar supaya diberi
hikmat dan kemampuan untuk mengarahkan perspektif dan
refleksi iman yang benar.
2. Berdoa tentang kebutuhan dana untuk renovasi gedung
gereja Nginden, pembangunan cabang Kutisari dan setiap
program gereja kiranya Tuhan mencukupkan dan jemaat
dapat memberikan dukungan aktif dalam doa, daya dan dana.
9
e
MAGZ
K atek ism us Wes t m i n s t e r | #T E AC H I N G
KATEKISMUS WESTMINSTER
Pertanyaan 137:
Apa tugas-tugas kewajiban yang pelaksanaannya dituntut dalam
hukum yang ketujuh?
Jawaban :
Tugas-tugas kewajiban yang pelaksanaannya dituntut dalam hukum
yang ketujuh ialah, kesucian tubuh, roh, cinta, perkataan, dan
perbuatan, serta pemeliharaannya dalam diri kita sendiri dan dalam
orang lain. Lagi pula, agar kita mengawasi mata dan semua indera
kita, mengendalikan diri, bergaul dengan orang sopan, sederhana
dalam hal pakaian, menikah (sejauh kita tidak dapat menguasai diri),
saling mencintai dan hidup sebagai suami istri dalam perkawinan;
rajin bekerja dala melaksanakan tugas panggilan kita; menghindari
semua kesempatan dan melawan godaan untuk berbuat tidak
senonoh.
a. 1Te 4:4; Ayu 31:1; 1Ko 7:34. b. Kol 4:6. c. 1Pe 3:2. d. 1Ko 7:2, 3536. e. Ayu 31:1. f. Kis 24:24-25. g. Ams 2:16-20. h. 1Ti 2:9. i. 1Ko 7:2,
9. j. Ams 5:19-20. k. 1Pe 3:7. l. Ams 31:11, 27-28. m. Ams 5:8; Kej
39:8-10.
10
e
Al l Ab o ut Mar r i age | #C AR E
MAGZ
Lima bahasa kasih untuk anak-anak
Dasarnya Adalah Kasih
D
alam membesarkan anak,
segalanya tergantung pada
hubungan kasih antara anak tersebut
dengan orangtuanya. Semua tidak
akan berjalan dengan baik apabila
kebutuhan anak akan kasih tidak
terpenuhi. Hanya anak yang
merasa benar-benar dikasihi dan
diperhatikan akan mampu berusaha
sebaik-baiknya. Anda mungkin
sungguh-sungguh mengasihi anak
Anda, tetapi apabila anak tidak
merasakan hal itu – apabila Anda
tidak berbicara dalam bahasa
kasihnya sewaktu menyampaikan
kasih Anda kepadanya – anak tidak
akan pernah merasa dikasihi.
MENGISI
EMOSIONAL
TANGKI
Setiap anak memiliki tangki
emosional,
tempat
kekuatan
emosional yang dapat memberinya
bahan bakar saat ia melalui harihari penuh tantangan pada masa
kanak-kanak dan masa remajanya.
Sebagaimana mobil digerakkan
oleh cadangan bahan bakar dalam
tangkinya, anak mendapatkan
11
e
Al l Ab o ut Mar r i age | #C AR E
MAGZ kekuatan dari tangki
emosionalnya. Kita harus
mengisi tangki emosional anak agar
ia dapat beroperasi sebagaimana
mestinya dan mencapai potensinya.
Akan tetapi, dengan apa kita mengisi
tangki ini? Tentu saja dengan kasih;
tetapi kasih jenis tertentu yang
memungkinkan anak tumbuh dan
berfungsi sebagaimana mestinya.
BILAMANA SEORANG ANAK
MERASA DIKASIHI
Agar seorang anak merasakan kasih,
kita harus belajar menggunakan
bahasa kasihnya yang unik. Setiap
anak mempunyai cara tersendiri
dalam hal merasakan kasih. Pada
dasarnya ada lima cara anak
(sebenarnya semua orang) dalam
mengutarakan serta memahami
kasih emosional, yaitu sentuhan
fisik, kata-kata penegasan, waktu
berkualitas, hadiah, serta layanan.
Apabila dalam keluarga Anda
terdapat beberapa anak, mungkin
mereka
mempunyai
bahasa
kasih yang berbeda-beda; karena
kepribadian setiap anak seringkali
berbeda satu dari yang lain, serta
setiap anak mungkin memahami
bahasa kasih yang berbeda pula.
Umumnya, dua anak perlu dicintai
dengan cara berlainan.
KASIH JENIS ”APA PUN YANG
TERJADI”
Kasih tanpa syarat memperlihatkan
kasih terhadap seorang anak
tanpa mempedulikan apa pun.
Kita mengasihi anak tanpa
mempedulikan seperti apa anak
itu, tanpa mempedulikan potensi,
pelbagai kekurangan, atau pun
cacat apa saja yang dimilikinya;
tanpa mempedulikan apa yang kita
harapkan darinya; dan yang paling
sulit yakni tanpa mempedulikan
perilakunya. Tidak berarti kita
menyukai semua perilakunya.
Namun, kasih tanpa syarat berarti kita
memberikan serta memperlihatkan
kasih kepada anak sepanjang waktu,
sekalipun di saat ia berperilaku
buruk.
KASIH DAN . . . MASIH BANYAK LAGI
Penulisan buku ini difokuskan
khusus pada kebutuhan kasih anak
dan cara memenuhinya. Sebab
kebutuhan akan kasih merupakan
kebutuhan emosional terbesar
12
e
Al l Ab o ut Mar r i age | #C AR E
MAGZ anak serta sangat mempengaruhi hubungan kita dengannya.
Beberapa kebutuhan lain, terutama kebutuhan fisik, lebih
mudah dikenali dan biasanya lebih mudah dipuaskan; namun
semua kebutuhan tersebut tidak sepenuhnya memuaskan atau bersifat
mengubah kehidupannya. Kita memang perlu memenuhi kebutuhan anak
akan tempat berlindung, sandang, dan papan; akan tetapi, kita juga wajib
membantu perkembangan mental dan emosional serta kesehatan anak.
Kebutuhan universal anak lainnya adalah rasa aman dan keselamatan.
Dalam dunia yang tidak menentu ini, orangtua kian sulit memberi
anaknya rasa aman ini. Fakta yang menyedihkan adalah: Banyak orangtua
meninggalkan anak-anaknya. Apabila salah seorang orangtua pergi, maka
anak mungkin takut orangtua satunya juga akan meninggalkannya.
Anak juga perlu mengembangkan pelbagai keterampilan yang
diperlukan dalam menjalin hubungan dengan orang lain, supaya ia dapat
memperlakukan semua orang dengan nilai yang sama dan memupuk
persahabatan melalui menerima dan memberi yang seimbang. Tanpa
semua ini, anak akan menjadi anak yang suka menyendiri dan keadaan
akan tetap seperti itu ketika dewasa kelak. Orangtua perlu menolong anak
mengembangkan semua bakat dan talenta istimewanya supaya ia bisa
merasakan kepuasan batin dan merasa berhasil mencapai sesuatu yang
dicapainya dengan memanfaatkan semua kemampuan yang ada pada
dirinya. Orangtua harus menjaga dengan hati-hati keseimbangan yang
peka antara memaksa maju dan memberikan dorongan.
KASIHLAH YANG TERBESAR
Kami berpendapat bahwa kebutuhan kasih anak merupakan dasar dari
segala kebutuhan lainnya. Menerima kasih dan belajar memberikan kasih
merupakan ladang tempat tumbuhnya segala upaya manusia.
Semasa Tahun-tahun Pertama
Sewaktu bayi, seorang anak tidak membedakan antara susu dan kelembutan,
antara makanan dan cinta. Tanpa makanan anak akan kelaparan. Tanpa
13
e
Al l Ab o ut Mar r i age | #C AR E
MAGZ kasih, anak akan kelaparan dan rusak secara emosional selama
hidup. “Makanan” yang diperlukan untuk kesehatan emosional
bayi di kemudian hari adalah sentuhan fisik, kata-kata lembut,
serta perawatan yang lemah-lembut.
Semasa Remaja
Anak yang dibesarkan dengan kasih bersyarat akan belajar mengasihi
dengan cara yang sama. Setelah remaja, ia seringkali akan memanipulasi
serta mengendalikan orangtuanya. Apabila ia merasa senang, ia akan
menyenangkan orangtuanya. Sikap ini membuat orangtuanya tidak
berdaya karena mereka menunggu-nunggu putra/putrinya yang remaja itu
menyenangkan mereka; tetapi si remaja tidak tahu cara mengasihi tanpa
syarat. Lingkaran setan ini biasanya berubah menjadi amarah, kebencian,
serta remaja suka bertingkah.
Kasih dan Pelbagai Perasaan Anak
Banyak orangtua dari para remaja yang minggat memprotes bahwa mereka
sungguh mengasihi anak-anak mereka, dan mungkin mereka benar.
Sayangnya, para orangtua ini tidak berhasil menyampaikan kasih mereka.
Mereka telah menyediakan makanan, mencucikan pakaian, menyediakan
alat transportasi, serta memberikan peluang di bidang pendidikan dan
rekreasi. Semua ini memang merupakan ungkapan kasih, kasih tanpa
syarat. Namun, semua tindakan ini bukanlah pengganti dari jenis kasih
yang paling penting ini, dan anak-anak tahu bedanya. Anak-anak tahu
bilamana mereka memang menerima sesuatu yang sangat mereka
dambakan.
CARA MENYAMPAIKAN KASIH ANDA
Sedikit sekali anak yang merasa dirinya dikasihi dan disayangi tanpa
syarat. Satu kenyataan lagi, sebagian besar orangtua sangat mengasihi
anak-anak mereka. Mengapa terjadi kontradiksi yang mengerikan seperti
ini? Penyebab utamanya yaitu hanya sedikit orangtua yang mengetahui
14
e
Al l Ab o ut Mar r i age | #C AR E
MAGZ cara menyampaikan kasih mereka terhadap anak. Sementara
beberapa orangtua beranggapan bahwa kata-kata “Ayah/
Ibu mengasihimu” saja sudah cukup mampu menyampaikan
kasihnya. Sayang sekali, anggapan ini keliru.
Memotivasi Anak Lewat Perilaku Orangtua
Mengasihi serta menyatakannya dengan perkataan memang baik, tetapi
keduanya tidak cukup membuat anak merasa dikasihi sepenuhnya.
Alasannya, anak-anak sangat mudah termotivasi oleh perilaku. Mereka
bereaksi terhadap tindakan, yaitu terhadap apa yang Anda lakukan
bersama mereka. Maka agar tercapai, Anda harus menyampaikan kasih
sesuai dengan pengertian anak, yaitu dengan perilaku.
Berbicara dalam Bahasa Kasih Anak
Anak dapat merasakan kasih dari kelima bahasa kasih itu. Kendati
demikian, sebagian besar anak mempunyai bahasa kasih primer, yaitu
bahasa kasih yang paling membuat mereka dikasihi ketimbang bahasa
kasih lainnya. Apabila orangtua ingin efektif dalam memenuhi kebutuhan
kasih anak, mereka perlu sekali menemukan bahasa kasih primer anaknya.
The Five Love Languages of Children
Gary Chapman & Ross Campbell
bersambung . . .
15
e
Ap ak ah S ek s M e r u p ak an An u ge r ah at au M usi bah? | #Q and A
MAGZ
Apakah seks merupakan anugerah atau
musibah?
Pdt. Yakub Tri Handoko, Th.M
B
erkaca dari sejarah gereja, kita dapat mengetahui bahwa tidak
semua umat Tuhan memiliki konsep yang positif tentang seks.
Sebagian menganggap seks sebagai dosa dan akibat dari dosa. Orang
yang rohani pasti sebisa mungkin menjauhi seks.
Kemampuan manusia untuk memiliki keturunan melalui seks pun
dipandang sebagai akibat dari dosa. Merea berpendapat bahwa
seandainya Adam dan Hawa tidak jatuh ke dalam dosa, keduanya
tidak akan berhubungan seksual maupun memiliki keturunan.
Intinya, bersetubuh dan berkembang-biak bukanlah bagian dari
rancangan awal penciptaan.
16
e
Ap ak ah S ek s M e r u p ak an An u ge r ah at au M usi bah? | #Q and A
MAGZ Sebagai dukungan bagi pandangan di atas, mereka
menyodorkan Kejadian 2:25. Adam dan Hawa telanjang
namun tidak merasa malu. Tidak ada gairah seksual di antara
keduanya. Argumen lain adalah ini: sebelum kejatuhan ke dalam
dosa, Adam dan Hawa tidak memiliki keturunan. Mereka baru
bersetubuh dan memiliki keturunan sesudah mereka jatuh ke dalam
dosa.
Benarkah demikian? Tentu saja tidak! Seks bukan akibat dari dosa.
Sejak awal Alkitab memandang seks secara positif.
Pertama, seksualitas manusia disebutkan secara khusus. Salah satu
keunikan penciptaan manusia adalah penyebutan “laki-laki dan
perempuan” (Kej. 1:27). Keterangan kecil ini mengandung maksud
yang besar. Di hari ke-5 dan ke-6 Allah juga menciptakan binatangbinatang. Kebanyakan berjenis kelamin jantan dan betina. Namun,
Alkitab tidak merasa perlu untuk menyebutkan perbedaan jenis
kelamin itu secara khusus. Hanya perbedaan seksual manusia yang
disorot.
Kedua, seksualitas manusia adalah sarana merealisasikan rencana
Allah. Tujuan penciptaan adalah menguasai seluruh bumi bagi
Allah (Kej. 1:26). Untuk mencapai tujuan ini, Allah menciptakan
manusia sebagai makhluk seksual supaya mereka dapat berkembang
biak, bertambah banyak, menguasai bumi, menaklukkan bumi, dan
menguasainya (Kej. 1:28). Jikalau rencana awal ini adalah baik, maka
sarana yang dirancang Allah pun adalah baik.
Ketiga, seksualitas manusia adalah anugerah Allah. Pemberian Hawa
kepada Adam adalah murni anugerah Allah (Kej. 2:18-22). Dia
17
e
Ap ak ah S ek s M e r u p ak an An u ge r ah at au M usi bah? | #Q and A
MAGZ sendiri yang menilai bahwa kesendirian Adam merupakan
sesuatu yang tidak baik. Dia sendiri yang menciptakan Hawa
tanpa persetujuan Adam. Dia sendiri yang membawa Hawa kepada
Adam. Jika seks adalah pemberian Allah, tidak mungkin pemberian
ini merupakan sesuatu yang buruk. Setiap pemberian Allah selalu
baik dan sempurna (Yak. 1:17).
Keempat, ketelanjangan di Kejadian 2:25 perlu ditafsirkan sesuai
konteksnya. Teks ini merupakan kontras terhadap Kejadian 3:7-10.
Yang satu sebelum kejatuhan, yang satu sesudah kejatuhan.
Yang paling penting, malu atau tidak malu di sini bukan secara
horizontal (Adam malu terhadap Hawa atau sebaliknya). Malu di
sini lebih secara vertikal. Mereka malu dengan Allah. Dalam arti,
mereka menyadari bahwa keadaan mereka tidak seperti dulu lagi.
Itulah sebabnya mereka tidak hanya menutupi tubuh mereka, tetapi
juga bersembunyi dari Allah.
Kelima, Allah seringkali mengungkapkan kasih-Nya melalui
gambaran suami-isteri. Kitab Hosea adalah contoh paling jelas. Bukan
hanya sebatas status. Gambaran suami-isteri ini juga mengandung
aspek seksual. Kitab Kidung Agung adalah contohnya. Seandainya
seks pada dirinya sendiri adalah buruk dan berdosa, mengapa Allah
memilih untuk menggambarkan kasih-Nya secara seksual? Soli Deo
Gloria.
18
e
Do ctrin e Do es M at t e r | #T E AC H I N G
MAGZ
LAYAK MENJADI PENGANTARA YANG
SEMPURNA
(Lanjutan tgl 8 Oktober 2017)
MANUSIA TETAPI TIDAK BERDOSA
K
ita melihat Yesus memperlihatkan keilahian dan kemanusiaan-Nya
dengan indah saat berada di kuburan Lazarus. Sebagai seorang
manusia, Dia menangis di hadapan orang banyak (Yoh. 11:35). Yohanes
berkata Yesus menangis setelah Dia “melihat Maria menangis dan juga
orang-orang Yahudi yang datang bersama-sama dia, maka masygullah
hati-Nya” (Yoh. 11:33). Tapi Dia tahu bahwa sebagai Tuhan, Dia akan
membangkitkan Lazarus dari kematian, dan Dia membuat sebuah
pernyataan yang menegaskan keilahian-Nya: “Akulah kebangkitan dan
hidup; Barangsiapa percaya kepada-ku, ia akan hidup walaupun ia sudah
mati, dan setiap orang yang hidup dan percaya kepada-Ku, tidak akan
mati selama-lamanya. Percayakah engkau akan hal ini?” (Yoh. 11:25-26).
Saat Yesus menjadi manusia, Dia tidak luput dari frustasi yang dialami
19
e
Do ctrin e Do es M at t e r | #T E AC H I N G
MAGZ oleh manusia biasa. Saya sangat heran bahwa Yesus mengangkat
Yudas untuk mengurusi keuangan padahal “ia adalah seorang
pencuri; ia sering mengambil uang yang disimpan dalam kas
yang dipegangnya” (Yoh. 12:6). Kita semua pernah marah karena ditipu.
Yesus mengizinkan diri-Nya ditipu oleh bendahara-Nya sendiri.
Pada awal pelayanan-Nya kita mendapati Yesus mengalahkan cobaan Iblis
dengan relatif mudah, pada akhir pelayanan-Nya kita mendapati-Nya
bergumul di taman. Seperti kata Ibrani 2:18, “Ia sendiri telah menderita
karena pencobaan.” Tetapi penulis meneruskan perkataannya, “maka Ia
dapat menolong mereka yang dicobai.” Ayat sebelumnya berkata, “Itulah
sebabnya, maka dalam segala hal Ia harus disamakan dengan saudarasaudara-Nya, supaya Ia menjadi Imam Besar yang menaruh belas kasihan
dan yang setia kepada Allah untuk mendamaikan dosa seluruh bangsa”
(Ibr. 2:17). Kemanusiaan-Nya yang sepenuhnya membuat Dia layak
menjadi pengantara dan pemimpin kita.
Ketidakberdosaan-Nya juga membuat-Nya layak menjadi pengantara. 1
Petrus 2:22 berkata, “Ia tidak berbuat dosa, dan tipu tidak ada dalam mulutNya.” 1 Yohanes 3:5 berkata, “Dan kamu tahu bahwa Ia telah menyatakan
diri-Nya, supaya Ia menghapus segala dosa, dan di dalam Dia tidak ada
dosa.” 2 Korintus 5:21 berkata, “Dia yang tidak mengenal dosa telah dibuatNya menjadi dosa karena kita, supaya dalam Dia kita dibenarkan oleh
Allah.” Yesus sendiri menyatakan bahwa Dia tidak berdosa. Dia berkata,
“Siapakah di antaramu yang membuktikan bahwa Aku berbuat dosa?
Apabila Aku mengatakan kebenaran, mengapakah kamu tidak percaya
kepada-Ku?” (Yoh. 8:46).
Tetapi Yesus berbicara banyak tentang pengakuan dosa kita. Dia memulai
deklarasi kerajaan-Nya, Khotbah di bukit, dengan empat pernyataan
mengejutkan: “Berbahagialah orang yang miskin”; Berbahagialah
orang yang berdukacita”; “Berbahagialah orang yang lemah lembut”;
20
e
Do ctrin e Do es M at t e r | #T E AC H I N G
MAGZ “Berbahagialah orang yang lapar dan haus akan kebenaran”
(Mat. 5:3-6). Mereka semua adalah orang-orang yang menerima
keberdosaan dan kelemahan mereka.
Bersambung……..
Sumber: Supremasi Kristus oleh Ajith Fernando
21
e
Ap ak ah Ar ti M an u s i a M e n u r u t G am b ar Al lah?|#D OYO U KNOW
MAGZ
APAKAH ARTI “MANUSIA DICIPTAKAN
MENURUT GAMBAR DAN RUPA ALLAH“?
Ev. Nike Pamela, M.A
(Lanjutan tgl 8 Oktober 2017)
pakah cakupan dari kata șelem
dan děmût? Kecenderungan
bapa-bapa gereja dan sebagian
penafsir untuk melihat dua kata
ini sebagai rujukan untuk dua
aspek yang berbeda dari manusia,
misalnya aspek fisik dan spiritual,
jelas tidak dapat dipertahankan,
karena dua kata tersebut adalah
sinonim. Pembedaan ini dipicu
oleh penambahan (secara tidak
A
tepat) kata sambung “dan” dalam
terjemahan Septuaginta maupun
Vulgata yang akhirnya diadopsi oleh
sebagian versi Inggris.
Pendekatan yang lebih biblikal adalah
dengan melihat dua kata ini sebagai
sinonim dan mencoba memahami
makna yang ada di balik arti dua kata
ini. Selain itu, pertimbangan konteks
pemunculan kata șelem dan děmût
juga memegang peranan sangat
22
e
Ap ak ah Ar ti M an u s i a M e n u r u t G am b ar Al lah?|#D OYO U KNOW
MAGZ penting. Berdasarkan pendekatan ini kita akan menemukan
bahwa keserupaan dengan Allah mencakup 3 hal.
Pertama, manusia adalah wakil Allah untuk menguasai bumi. Penciptaan
manusia sebagai gambar dan rupa Allah di Kejadian 1:26 dihubungkan
dengan dominasi manusia atas ciptaan lain. Berdasarkan struktur kalimat
Ibrani yang dipakai, kata sambung we yang menghubungkan frase “marilah
Kita menjadikan” dengan “mereka berkuasa” bisa dipahami sebagai “dan”
(mayoritas versi) atau “supaya” (LAI:TB/NET). Pilihan manapun yang
dipilih, konsep “manusia sebagai gambar/rupa Allah” tetap melibatkan
unsur penguasaan bumi. Konsep inilah yang ada dalam pikiran pemazmur
(Mzm 8) ketika ia mensyukuri kehormatan dan kemuliaan manusia dalam
kaitan dengan otoritas atas alam yang diberikan oleh Allah (8:6-7).
Konsep di atas memilik kesamaan dengan sekaligus kontras terhadap
mitologi kuno. Menurut budaya dan keagamaan kafir waktu itu, raja
atau penguasa dianggap sebagai wakil dewa yang menjembatani antara
dewa dan masyarakat. Kesejahteraan suatu negara atau masyarakat sangat
ditentukan oleh bagaimana raja tersebut menyenangkan hati dewa.
Perbedaan antara konsep mitologi kuno dan Alkitab terletak pada cakupan
gambar/rupa Allah. Kejadian 1:26-28 mengajarkan bahwa semua orang
– tidak terbatas pada kaum bangsawan/raja – adalah gambar dan rupa
Allah. Ajaran ini merupakan kritikan terhadap sistem sosial kuno waktu
itu. Konsep ini seharusnya membebaskan manusia dari perbudakan kelas
sosial yang sangat menekan yang dilakukan oleh pihak penguasa.
Kedua, manusia adalah refleksi Allah dalam hal ketunggalan dan kejamakan.
Sebagaimana sudah sempat disinggung di bagian sebelumnya, ide tentang
“kesatuan dalam kejamakan” ada dalam diri Allah (1:26-27) maupun
manusia (1:27; 2:18, 24). Dalam taraf tertentu Allah adalah jamak (“Marilah
Kita...gambar dan rupa Kita...”), tetapi Ia juga tunggal (“...gambar-Nya...”).
Begitu pula dengan manusia yang memiliki aspek ketunggalan (“...manusia
23
e
Ap ak ah Ar ti M an u s i a M e n u r u t G am b ar Al lah?|#D OYO U KNOW
MAGZ itu..diciptakan-Nya dia...) dan kejamakan (“...diciptakan-Nya
mereka...laki-laki dan perempuan...”). Di satu sisi Adam dan
Hawa adalah satu (sama-sama manusia [1:27] dan satu daging
[2:24]), namun di sisi lain mereka terpisah dari sisi jenis kelamin. Ini pula
yang menjadi alasan mengapa perbedan jenis kelamin manusia diutarakan
secara eksplisit (1:27) sedangkan binatang tidak (1:24-25). Perbedaan
jenis kelamin ini sekaligus menjadi penjelasan bagi keserupaan manusia
dengan Allah dalam aspek fisik juga, seperti yang telah disinggung di
depan. Maksudnya, perbedaan fisik di antara Adam dan Hawa (1:27)
serta kesatuan hakekat mereka (1:24) merupakan refleksi sempurna
dari kejamakan dan ketunggalan dalam diri Allah. Sebagaimana dalam
diri Allah terdapat ketunggalan (dalam hakekat) dan kejamakan (dalam
hal Pribadi), demikian pula dalam diri manusia terdapat ketunggalan
(hakekat) dan kejamakan (jenis kelamin yang berbeda dan dua individu
yang berbeda).
Bersambung……..
NK_P
24
e
I n j il Diten gah Pe r j u m p aan D e n gan Agam a-Agama | # MISSIO N
MAGZ
INJIL DITENGAH PERJUMPAAN DENGAN AGAMAAGAMA DUNIA
(Lanjutan tgl 8 Oktober 2017)
andangan-pandangan
ini
yang umumnya universalis,
bukanlah
tidak
ditantang
dalam buku tersebut. Keberatan
utama adalah, semua usaha
untuk menafsirkan kembali
Yesus Kristus akan berakhir
reduksionisme. Maka, Michael
Amaladoss menyatakan bahwa,
“Kalau Yesus direduksi, di
P
mana Yesus hanya menjadi
salah satu jalan yang menjadi
pengantara kehadiran Allah yang
menyelamatkan bagi beberapa
orang, maka Ia bukanlah Penebus
yang dibicarakan orang Kristen.”
Masalahnya, kata Amaladoss
adalah kristologi-kristologi ini,
“mengurangi peran Yesus menjadi
penengah kehadiran Allah,
mengomunikasikan pengalaman
25
e
I n j il Diten gah Pe r j u m p aan D e n gan Agam a-Agama | # MISSIO N
MAGZ dengan Allah”. Pemahaman Kristen tentang penebusan jauh
lebih dari pada itu. Tidak ada keselamatan yang terjadi di
luar Kristus.
Dalam dialog Islam-Kristen, orang Islam tidak mengharapkan orang
Kristen menemukan jalan untuk menjadikan pengakuan mereka
tentang Allah Tritunggal atau Kristus sebagai Anak Allah dapat
diterima mereka, sama seperti mereka tidak akan merumuskan
kembali tauhid supaya memuat Tritunggal dalam ke-Allah-an atau
Alquran sebagai “meterai nabi-nabi” untuk memberi tempat bagi
pengakuan Perjanjian Baru tentang Yesus Kristus. Pengalaman
menunjukkan, bahwa dialog dapat tetap berhasil dan memperkaya,
saat ke dua belah pihak datang dengan kepercayaan yang bertentangan.
Perhatian terbesar dipusatkan pada Injil Yohanes dan terutama
bagian prolognya (Yoh. 1:1-18). Kalau penulisnya seorang Yahudi,
ia telah melakukan klaim-klaim yang mencengangkan, “Firman itu
adalah Allah” (Yoh. 1:1); “segala sesuatu dijadikan oleh Dia” (Yoh. 1:3);
“Dalam Dia ada hidup” (Yoh. 1:4); “Terang yang sesungguhnya…
telah datang ke dalam dunia” (Yoh 1:19); anugrah dan kebenaran
datang melalui Yesus Kristus” (Yoh. 1:17); “Tidak seorangpun yang
pernah melihat Allah; tetapi Anak Tunggal Allah….. Dialah yang
menyatakan-Nya” (Yoh. 1:18). Klaim-klaim tersebut dicerminkan
melalui berbagai macam cara yang langsung dan halus dalam bagian
Kitab Injil tersebut. Maksud penulis di sepanjang Kitab Injil itu adalah
untuk meyakinkan para pembaca bahwa Yesus adalah Mesias dan Ia
adalah Mesias dalam cara yang khas ini (Yoh. 20:30-31).
26
e
I n j il Diten gah Pe r j u m p aan D e n gan Agam a-Agama | # MISSIO N
MAGZ Dasar konflik antara iman Kristen dan sitem-sistem agama
dunia kuno, sebagaimana tercermin dalam Surat Kolose,
berpusat pada pengetahuan yang sesungguhnya tentang Allah. Para
filsuf berspekulasi tentang sifat realitas dan bagaimana manusia
harus menghadapinya. Iman Kristen mulai dari sejarah satu manusia
unik, di mana kesempurnaan Allah dinyatakan di depan umum: “Ia
adalah gambar (yang kelihatan) dari Allah yang tidak kelihatan…
Seluruh kepenuhan Allah berkenan diam di dalam Dia… Di dalam
Dialah tersembunyi segala harta hikmat dan pengetahuan… dalam
Dialah berdiam secara jasmaniah seluruh kepenuhan ke-Allah-an”
(Kol. 1:15, 19; 2:3,9).
Dalam tradisi kekristenan, terdapat suatu pergeseran penekanan
secara berangsur-angsur terjadi terhadap pandangan tentang Allah
yang menyatakan dirinya dalam sejarah keselamatan (oikonomia),
beralih kepada keberadaan Allah yang abstrak dalam arti Allah
(theologia)… Pemahaman yang “benar” mengenai sifat ilahi terus
saja digali dari percobaan metafisika, sehingga wahyu Alkitab dibuat
supaya sesuai dengannya. Oleh karena itu, bukannya membiarkan
pesan Alkitab yang harus menilai struktur pandangan yang sedang
berlaku, tetapi malah pandangan tentang keberadaan Allah yang
tertinggi melampaui manifestasi-manifestasi ilahi itu diijinkan
berlaku dan ini menyebabkan terjadinya helenisasi Injil.
Dapat dikatakan bahwa saat ini kita berhadapan dengan dua
pendekatan yang tidak bersesuaian, bukan hanya terjadi pada
Perjanjian Baru, melainkan juga dengan gagasan kebenaran.
Teologi agama kaum universalis tidak mewakili suatu penafsiaran
alternative iman Kristen yang secara keseluruhan membedakan
sistem keagamaan. Namun, bahkan ide tentang “alternative”, “tidak
27
e
I n j il Diten gah Pe r j u m p aan D e n gan Agam a-Agama | # MISSIO N
MAGZ bersesuaian” dan “berlawanan” itu sendiri dipertengkarkan
mereka. Oleh sebab itu, kita harus mengakhiri suatu diskusi
singkat mengenai pandangan-pandangan yang berbeda dengan
kebenaran.
Bersambung……...
28
e
MAGZ
Fam ily Fel l ows h i p | #C AR E
RENUNGAN HARIAN
Senin, 16 Oktober 2017
DI BAWAH KEPAK SAYAP-NYA
(Bacaan : 1Petrus 2:21-25)
S
eorang penginjil India, Sundar Singh, menulis tentang kebakaran hutan
di pegunungan Himalaya yang ia saksikan ketika sedang melakukan
perjalanan. Saat banyak orang berusaha memadamkan api, ada sekelompok
orang yang memandangi sebuah pohon yang dahan-dahannya mulai
dijalari api. Seekor induk burung dengan panik terbang berputar-putar
di atas pohon. Induk burung itu mencicit kebingungan, seakan-akan
mencari pertolongan bagi anak-anaknya yang masih di dalam sarang.
Ketika sarang mulai terbakar, induk burung itu tidak terbang menjauh.
Sebaliknya, ia justru menukik ke bawah dan melindungi anak-anaknya
dengan sayapnya. Dalam sekejap, ia beserta anak-anaknya hangus menjadi
abu.
Lalu Singh berkata kepada orang-orang itu, “Kita baru saja melihat hal
yang luar biasa. Allah menciptakan burung yang memiliki kasih dan
pengabdian begitu besar sehingga rela memberikan nyawanya untuk
melindungi anak-anaknya .... Kasih seperti itulah yang membuat-Nya
turun dari surga dan menjadi manusia. Kasih itu juga membuat-Nya rela
mati sengsara demi kita semua.”
Cerita di atas adalah sebuah ilustrasi yang mengagumkan akan kasih
Kristus kepada kita. Kita juga berdiri dengan takjub saat merenungkan
api penghakiman suci yang membakar Bukit Kalvari. Di sanalah Kristus
bersedia menderita dan “memikul dosa kita di dalam tubuh-Nya di kayu
salib” (1 Petrus 2:24).
Tuhan, terima kasih karena Engkau rela menderita menggantikan kami.
Betapa kami sangat bersyukur atas semua yang telah Engkau lakukan!
(VG)
29
e
MAGZ
Fam ily Fel l ows h i p | #C AR E
Selasa, 17 Oktober 2017
KASIH YANG TAK BERKESUDAHAN
(Bacaan : Mazmur 107:21-31)
S
etelah mengunjungi istrinya di ruangan khusus penderita Alzheimer,
Pendeta (Em.) Browning Ware yang sudah emeritus menggambarkan
situasi saat ia dan para sahabatnya akan meninggalkan tempat itu: “Kami
saling berpelukan dan berdoa sambil bergandengan tangan. Begitu banyak
hal yang patut disyukuri! Saya bersyukur atas keluarga, teman, dan atas
kasih-Nya yang begitu besar, yang membebaskan kami bahkan saat kami
terjebak dalam situasi yang mencekam.”
Saat kita berhenti sejenak untuk mensyukuri segala berkat Allah, alangkah
baiknya jika kita mengingat bahwa harta kita yang paling berharga adalah
kasih-Nya yang tak berkesudahan. Sering kali ucapan syukur kita mengalir
seiring dengan pasang-surutnya kondisi kesehatan dan keuangan kita.
Kita menyamakan berkat Allah dengan kebebasan dari penderitaan dan
kesedihan. Namun, melalui iman dan pengalaman, kita belajar bahwa
kasih Allah yang besar bagi kita sebagaimana yang diungkapkan dalam
diri Yesus Kristus mampu menenangkan hati dan pikiran kita, bahkan
dalam situasi paling berat sekalipun.
Dalam Mazmur 107, ayat ini diulang hingga empat kali, “Biarlah mereka
bersyukur kepada TUHAN karena kasih setia-Nya, karena perbuatanperbuatan-Nya yang ajaib terhadap anak-anak manusia” (ayat 8,15,21,31).
Bahkan saat hidup begitu menyesakkan, kita dapat berseru kepada Tuhan.
Dia akan membebaskan kita dari kecemasan kita (ayat 6,13,19,28).
Bukan kesehatan atau kekayaan, melainkan kasih Allah yang tak
berkesudahan membebaskan kita dari segala situasi hidup (DMC)
30
e
MAGZ
Fam ily Fel l ows h i p | #C AR E
Rabu, 18 Oktober 2017
ALLAHNYA HOSEA
(Bacaan : Hosea 1:1-3; 2:13-19)
P
ada akhir drama karya Marc Connely yang berjudul Green Pastures
(Lembah Hijau), Hezdrel tua mengatakan bahwa ia tidak takut mati
sebab ia percaya kepada Allahnya Hosea. Lalu Tuhan berbicara kepadanya
dan bertanya apakah yang ia maksudkan adalah Allahnya Hosea. Hezdrel
menjawab tidak, dan menjelaskan bahwa ia melihat Tuhannya Hosea
sebagai Tuhan yang penuh dengan belas kasih dan tidak menakutkan.
Keyakinan Hezdrel didasarkan pada sebuah kisah nyata yang terjadi pada
zaman dahulu. Sebuah kisah tentang cinta yang tidak berbalas: Cinta
tanpa pamrih yang diberikan Hosea kepada Gomer yang tidak setia.
Gomer berulang kali menyeleweng sehingga menghancurkan hati Hosea.
Namun, Hosea tidak pernah berhenti mencintainya.
Lalu Gomer dibuang ke tempat yang sangat gelap. Saya membayangkan
keadaannya yang letih, perasaan tak berguna, berpenyakitan, dibebani
oleh kesedihan, dan tidak punya apa-apa. Yang tersisa hanyalah cinta
Hosea.
Hubungan antara Hosea dan Gomer menggambarkan hubungan antara
Allah dan bangsa Israel. Meskipun Israel tidak setia dan menderita
karenanya, Tuhan tetap mengejarnya dan berbicara kepadanya dengan
lembut (Hosea 2:13).
Seandainya seorang tetangga Hosea melihat sendiri kejadian itu, saya
membayangkan ia akan berkata, “Apakah ini yang disebut cinta yang tidak
rasional?” Dan orang lain akan menjawab, “Saya tahu! Hosea mengasihi
Gomer seperti Allah mengasihi saya!”
Inilah Allahnya Hosea. Sambutlah kasih-Nya dan ketahuilah bahwa Dia
bukanlah Allah yang menakutkan . (DR)
31
e
MAGZ
Fam ily Fel l ows h i p | #C AR E
Kamis, 19 Oktober 2017
NILAI SEBUAH KEHIDUPAN
(Bacaan : 2 Samuel 9)
S
eorang pekerja pabrik di Inggris dan istrinya merasa senang ketika
mereka akan dikaruniai anak pertama, apalagi setelah bertahun-tahun
menikah. Menurut pengarang Jill Briscoe, yang menceritakan kisah nyata
ini, si pekerja menyampaikan berita baik ini dengan penuh semangat
kepada teman-teman sekerjanya. Ia mengatakan kepada mereka bahwa
Allah menjawab doanya. Namun mereka mengejeknya karena meminta
seorang anak kepada Allah.
Ketika bayi itu lahir, ia didiagnosis menderita Sindrom Down. Ketika
sang ayah berangkat kerja untuk pertama kali setelah anaknya lahir, ia
tak tahu bagaimana harus menghadapi teman-teman sekerjanya. “Allah,
beri aku hikmat,” doanya. Seperti yang ia khawatirkan, beberapa orang
mengejeknya, “Jadi, Allah memberimu anak seperti itu!” Ayah baru
itu berdiri termenung untuk beberapa lama. Dalam hati ia memohon
pertolongan Allah. Akhirnya ia berkata, “Saya bersyukur Tuhan
memberikan anak ini kepadaku, bukan kepadamu.”
Sama seperti pria itu menerima putranya yang cacat sebagai karunia Allah
untuknya, demikian juga Raja Daud menyatakan kebaikannya dengan
sukacita kepada cucu Saul yang “cacat kakinya” (2 Samuel 9:3). Beberapa
orang menolak Mefiboset karena ia pincang, tetapi Daud menunjukkan
bahwa ia menghargai Mefiboset.
Di mata Allah, setiap pribadi sangat berharga. Itu sebabnya Dia mengutus
Putra Tunggal-Nya untuk mati bagi kita. Marilah kita ingat dengan rasa
syukur betapa Dia menghargai kehidupan setiap manusia. (DB)
32
e
MAGZ
Fam ily Fel l ows h i p | #C AR E
Jumat, 20 Oktober 2017
FAEDAH MAKANAN
(Bacaan : Yesaya 55)
S
eekor burung kolibri di dekat Bingham Canyon, Utah, tampak sedang
mencucukkan paruhnya pada “bunga” merah terbesar di kota. Tak
seorang pun tahu berapa lama burung itu akan menyadari bahwa ia tidak
akan mendapatkan madu dari lampu lalu lintas!
Majalah National Wildlife juga menceritakan seekor rajawali ekor merah di
North Carolina yang tiba-tiba menukik untuk menyambar seekor kucing
jantan besar. Kucing itu melawan dengan geram sampai- sampai rajawali
itu hampir kehilangan nyawanya.
Kebodohan semacam ini tidak hanya terjadi pada burung. Kita semua
pernah memboroskan banyak energi untuk hal-hal yang tidak bisa
memuaskan jiwa kita. Kadang kita merasa tidak mendapatkan apa-apa.
Namun, di saat yang lain kita hampir dilahap oleh apa yang kita kejar. Oleh
karena itu, firman Tuhan dalam Yesaya 55 menjadi sangat relevan. Dia
bertanya, “Mengapakah kamu belanjakan uang untuk sesuatu yang bukan
roti, dan upah jerih payahmu untuk sesuatu yang tidak mengenyangkan?”
Allah tidak meninggalkan kita begitu saja dengan pertanyaan itu. Namun,
Dia juga memberikan jaminan bahwa kerinduan kita yang terdalam bisa
dipenuhi--hanya di dalam diri-Nya (ay. 1-7). Ada kekuatan di dalam kasih
dan bukan dendam, dalam kebenaran dan bukan dusta, dalam perdamaian
dan bukan perselisihan. Itulah sebabnya kita harus mendahulukan Kristus
daripada agama, mendahulukan Alkitab daripada tradisi. Ketika kita
menyantap “makanan” yang tepat, kita akan menemukan bahwa Tuhan
itu baik (ayat 2) (MDH II)
33
e
MAGZ
Fam ily Fel l ows h i p | #C AR E
Sabtu, 21 Oktober 2017
DIA DAPAT DIPERCAYA
(Bacaan : Mazmur 84)
S
aya sedang duduk melamun di dekat jendela, sambil melayangkan
pandangan ke pegunungan yang jauh di sela-sela hutan cemara. Saat
menoleh ke bawah, saya melihat seekor anak rubah berdiri mematung
sambil menatap wajah saya.
Beberapa hari yang lalu, saya melihatnya berdiri di pinggir hutan. Ia
memandang saya dengan takut. Saya mengambil telur dari dapur, lalu
menggelindingkannya ke tempat terakhir kali saya melihatnya. Setiap
hari saya menaruh sebutir telur di rumput, dan setiap hari pula ia
memberanikan diri keluar dari antara pepohonan dalam jarak yang cukup
untuk mengambil telur itu. Lalu ia akan melesat masuk lagi ke dalam hutan.
Sekarang rubah itu datang atas kemauannya sendiri ke depan pintu rumah
saya untuk mengambil telur. Saya rasa ia yakin bahwa saya tak bermaksud
menyakitinya.
Kejadian ini mengingatkan istri saya pada ajakan Daud, “Kecaplah dan
lihatlah, betapa baiknya Tuhan itu!” (Mazmur 34:9). Bagaimana kita mulai
dapat melakukannya? Dengan membaca firman-Nya. Dengan membaca
dan merenungkan belas kasih dan kebaikan-Nya, kita belajar bahwa Dia
dapat dipercaya (84:13). Rasa takut untuk mendekat kepada-Nya hilang,
berganti dengan rasa hormat dan pengagungan kepada-Nya.
Pada saat-saat tertentu mungkin Anda tidak mempercayai Allah, seperti
rubah yang waspada saat pertama kali bertemu saya. Beri Dia kesempatan
untuk membuktikan kasih-Nya. Bacalah kisah Yesus dalam Injil. Bacalah
kidung pujian bagi Allah dalam kitab Mazmur. Kecaplah dan lihatlah
betapa baiknya Tuhan! (DR)
34
e
P E N G UM UM AN
AGENDA MINGGU INI
MAGZ
Hari / Tanggal
Keterangan
Senin, 16 Oktober 2017 23.00
Selasa, 17 Oktober 2017 18.30
Rabu, 18 Oktober 2017 18.30
19.00
Kamis,
2017
19
Oktober
18.30
19.00
Jumat, 20 Oktober 2017 18.30
Sabtu, 21 Oktober 2017 06.00
18.30
22.00
Minggu, 22 Okt 2017
Siaran rohani “Grace Alone” Pdt. Yakub
Tri Handoko, Th.M di Radio Bahtera
Yudha , 96,4 FM
HUT: Bp. Jackson Tanzil
STAR: BAHASA YUNANI
Oleh Ibu Mettasari, M.Div.
HUT: Sdri. Virginia Honey Ho
HUT: Bp. Hendy Witanto
Pembinaan Jemaat modul 1 “Gereja
Yang Menggerakkan Jemaat”
Oleh: Ev. Heri Kristanto
Latihan Musik KU 3
HUT: Ibu Pariyastuti
Pembinaan Jemaat modul 1 “Gereja
Yang Menggerakkan Jemaat”
Oleh: Ev. Yohanes Dodik
Latihan Musik KU 1 dan KU 2
HUT: Anak Lovelyn Rosemary Arthur
KTB Keluarga “Cinta Dalam Pernikahan”
Doa Pemuridan
Persekutuan Pemuda
Siaran rohani “Grace Alone” Pdt. Yakub
Tri Handoko, Th.M di Radio
Mercury, 96 FM
HUT: Ibu Issana A.M
HUT: Sdr. Joy Athanasius
HUT: Anak Kevin Hartanto Chandra
35
e
JADWAL P E NATAL AYANAN
MAGZ
IBADAH UMUM
Minggu, 15 Oktober 2017
Penatalayanan
Tema
Ibadah
Remaja
(Pk. 10.00
WIB)
Ibadah
Umum I
(Pk. 07.00)
Ibadah
Umum II
(Pk. 10.00)
Ibadah
Umum III
(Pk. 17.00)
Ev. Heri
Kristanto
Liturgos
Sdr. Aurel
Ev. Yohanes Dodik Iswanto
Ibu Debby
Bp. Willy
Sdri. Helen
Pelayan
Musik
Sdr. Michael
Sdr. Arka
Sdr. Evan
Sdr. Andreas
Bp. Eliazar
Sdr. Rio
Sdr. Cleming
Sdr. Edsel
Pelayan
LCD
Sdr. Daniel
Ibu Herlin Sdri. Melissa
Sdri. Vio
Sdr. Jeremy
Sdr. Calvin
Bp. Imbo
Ibu
Suyatmi
Bp. Yefta
Sdri. Erista
Bp. Budiono
Ibu
Ibu Evy
Bp.
Christiana
Sugiraharjo
Ibu Wiwin
Ibu Sundari Bp. Agus Aryo
Doa Syafaat
Doa
Persembahan
Doa Pra
& pasca
Ibadah
Singer
(Pk.
07.00)
Cab.
Darmo
(Pk.
10.00)
Jika Allah Baik, Mengapa Ada Neraka? (2 Tesalonika 1:9-10)
Pengkhotbah
Penyambut
Jemaat
Cab.
Darmo
Ev. Edo Walla
Sdri.
Suci
Sdri. Dita
Sdr. Dave
Sdr. Ishak
Sdr. Rio
Bp.
Sdr.
Haryadi Klemens
Sdr.
Albert
Sdr. Yosi
Sdri.
Marlin
Sdr.
Amir
Ev. Edo Walla
Sdr. Calvin
Ev. Dodik
Bp. Budiono
Bp. Soegianto
Ibu Debby
Ibu Sisca
Ev. Heri
Bp. Willy
Ibu Sisca
Bp. Eddy
Sdri. Lia
Sdr. Dennis
Sdr.
Amir
Ev. Edo
Walla
Sdri.
Lina
Sdri.
Eka
Sdri.
Virgin
Sdri. Dina
e
JADWAL P E NATAL AYANAN
IBADAH UMUM
MAGZ
Minggu, 22 Oktober 2017
Penatalayanan
Ibadah
Remaja
(Pk. 10.00
WIB)
Ibadah
Umum I
(Pk. 07.00)
(Pk. 10.00)
Ibadah
Umum III
(Pk. 17.00)
Pengkhotbah
Ev. Heri
Kristanto
Ev.
Yohanes
Dodik
Iswanto
Liturgos
Sdri. Fancy
Ev. Heri
Pelayan
Musik
Sdr. Michael
Sdr. Calvin
Sdr. Evan
Sdr. Arka
Pelayan
LCD
Sdr. Andreas
Doa Pra
& pasca
Ibadah
Singer
(Pk.
07.00)
Sdr. Aurel
Sdri. Angie
Pdt. Yakub Tri Handoko, Th.M
Bp. Felix
Cab.
Darmo
(Pk. 10.00)
Sdri. Christin
Sdri. Angie
Sdr. Mito Sdri. Dina
Sdr. Tan
Hendra
Sdr. Rian
Sdr. Edsel
Sdr. Yosua
Sdr. Rio
Sdr. Ishak Sdr. Sugik
Sdr.
Daniel
Sdri. Ririt
Sdri.
Melissa
Sdr. Kevin T
Sdr. Yosi
Ibu Vena
Ibu Yuli
Ibu Herlin
Bp. Budhi
TS
Ibu
Handayani
Sdr. Cipta
Ibu Endang
Sdr. Nobel
Sdr. Yosi
Bp. Suyono
Sdr. Yono
Ibu Ruth
Bp.
Andrew
Ibu Vena
Ev. Heri
Pdt.
Yakub
Ibu Dinna
Bp. Budhi
TS
Ibu Ike
Bp. Felix
Ev. Dodik
Sdr. Edo
Sdri. Vani
Ev. Edo
Walla
Sdri. Henny
Doa Syafaat
Doa
Persembahan
Cab.
Darmo
Eksposisi 1 Korintus
Tema
Penyambut
Jemaat
Ibadah
Umum II
Ibu Ruth
Sdri. Angeline
Sdr. Michael
Ho
Sdri.
Marlin
Sdri.
Marlin
Ev. Edo
Walla
Sdri.
Happy
Sdri. Suci
Sdri.
Virgin
37
e
JADWAL P E NATAL AYANAN
MAGZ
SEKOLAH MINGGU
15 Oktober 2017
22 Oktober 2017
Liturgis
Kak Debby
Kak Kezia
Pelayan Musik
Kak Willy
Kak Eliazar
Doa Pra/Pasca
SM
Kak Kezia
Kak Eveline
Tema
Tuhan menyertai Yusuf
Tuhan menyertai Yusuf
Bahan Alkitab
Kejadian 39-41
Kejadian 39-41
Sion
Kak Vena
Kak Vena
Getsemani
Kak Suani
Kak Suani
Yerusalem
Kak Mei
Kak Mei
Nazareth
Kak Eveline
Kak Dessy
Betlehem
Kak Fenny
Kak Kezia
Keterangan
(Pk. 09.30 WIB)
(Pk. 09.30 WIB)
IBADAH PEMUDA
14 Oktober 2017
21 Oktober 2017
Pengkhotbah
Pdt. Reyco W
Pdt. Reyco W
Litrugos
Sdri. Tri
Sdri. Marlin
Pelayan Musik
TEAM
TEAM
Pelayan LCD
Sdri. Christine
Sdri. Fredy
Penyambut Jemaat
Sdri. Jeni
Sdri. Juli
Sdri. Clara
Sdri. Jeni
Petugas Doa
Sdr. Fredy
Sdr. Glory
Singer
Sdr. Fredy
Sdr. Lovery
Sdri. Jeni
Keterangan
(Pk. 18.00 WIB)
(Pk. 18.00 WIB)
Tema
38
e
Data Keh adir an Je m aat
MAGZ
Ibadah
DATA KEHADIRAN JEMAAT
Hari/Tanggal
Jumlah Jemaat
Umum 1
48
Umum 2
72
Umum 3
59
Sekolah Minggu
28
Remaja
Pemuda
Minggu,8 Oktober
20017
Keterangan
-
Gabung Umum
-
Camp Pemuda
Cab. Darmo KU 1
36
Cab. Darmo KU 2
53
SM = 3; RM = 5
POS Batam
13
SM = 49; RM = 43
POS Batu Aji
SM & RM = -
39
Download