A CHURCH WHERE CARE, TEACHING, AND MISSION MEET TOGETHER Susunan Liturgi Ibadah Minggu Panggilan Beribadah Votum Bacaan Bertanggapan Pujian Pengakuan Dosa Doa Pengakuan Dosa Secara Pribadi Doa Pengakuan Dosa Berita Anugerah Petunjuk Hidup baru Pujian “Salam Damai” / “Shalom shalom” Pujian Syukur 1 Pujian Syukur 2 Pengakuan Iman Pujian Doa Firman Tuhan Khotbah Persembahan Doa Persembahan & Doa Syafaat Pengumuman & Seri Pembinaan Doxology / “Kami memuji Kebesaran-Mu” Doa berkat Amin / “Thank You Lord” Theme Song “Jesus At The Center“ Pengkhotbah Pengkhotbah Liturgos & Jemaat Liturgos & Jemaat Jemaat Liturgos Liturgos Liturgos & Jemaat Liturgos & Jemaat Liturgos & Jemaat Liturgos & Jemaat Liturgos & Jemaat Liturgos & Jemaat Pengkhotbah Pengkhotbah Liturgos & Jemaat Petugas Doa Pengkhotbah Pengkhotbah Pengkhotbah Pengkhotbah Pengkhotbah 2 Hamba Tuhan REC GEMBALA SIDANG SENIOR Pdt. Yakub Tri Handoko, Th.M Telp : 0815 5055 985 Email: [email protected] GEMBALA LOKAL NGINDEN Ev. Yohanes Dodik Iswanto, M.A. Telp. 081-233780070 Email: [email protected] GEMBALA LOKAL ESTE SQUARE Pdt. Reyco Wattimury, S.Th. Telp.081-331515954 Email: [email protected] GEMBALA LOKAL POS PI BATAM Ev. Samuel Sambudjo Budiman, M.K. Telp. 081-931003006 Email: [email protected] / [email protected] GEMBALA LOKAL DARMO Pdt. Novida Lassa, M.Th. Telp. 081-13321904 Email: [email protected] 3 e Kh o tb ah M in gg u | #T E AC H I N G MAGZ Jika Allah Baik, Mengapa Ada Neraka? (2 Tesalonika 1:9)| Mimbar REC | Pdt. Yakub Tri Handoko, Th.M B agi sebagian orang, neraka bukanlah sebuah topik yang menarik untuk diperbincangkan. Ada banyak kebingungan. Ada banyak pertanyaan yang terungkit ke permukaan. Salah satunya berkaitan dengan kebaikan Allah. Jika Allah memang baik, mengapa Dia tega menghukum manusia ke dalam neraka? Mengapa hukuman yang diberikan begitu mengerikan dan bersifat kekal? Ada beragam cara untuk menjawab pertanyaan di atas. Dalam khotbah hari ini saya hanya akan menjawabnya berdasarkan penjelasan Paulus di 2 Tesalonika 1:9. Saya meyakini bahwa hukuman neraka tidak bertentangan dengan kebaikan Allah. Ada dua poin utama: (1) kebaikan Allah tidak terpisahkan dari keadilan-Nya; (2) orang di neraka mendapatkan apa yang mereka inginkan. 4 e Kh o tb ah M in gg u | #T E AC H I N G MAGZ Kebaikan Allah tidak meneguhkan hati jemaat Tesalonika terpisahkan dari dengan cara mengingatkan mereka tentang keadilan Allah. Kata “adil” keadilan-Nya (ayat 9a) muncul berkali-kali dalam bagian Pilihan LAI:TB dan beberapa versi ini (1:5-6). Begitu pula dengan Inggris (RSV/NASB/ESV) untuk kata “penghakiman” (1:5) atau menerjemahkan ayat 9a dalam “pembalasan” (1:6, 8). bentuk kalimat aktif merupakan keputusan yang tepat (kontra KJV/ Bagi jemaat Tesalonika yang sedang NIV “mereka akan dihukum”). ditindas dan dianiaya, penghiburan Dalam teks Yunani kata kerja yang ini sangat diperlukan. Walaupun digunakan memang berbentuk aktif kebenaran ini tidak mengurangi (tisousin). Jadi, penekanan terletak penderitaan mereka, namun tetap berfaedah untuk meneguhkan iman pada “mereka”, bukan “Allah”. dan ketabahan mereka. Walaupun Penekanan seperti ini perlu iman dan ketabahan mereka digarisbawahi. Apa yang mereka belum tergoyahkan, tetapi mereka akan jalani di akhir zaman tetap membutuhkan dukungan. nanti lebih merupakan sebuah Allah tidak pernah mengabaikan konsekuensi dari tindakan mereka. penderitaan mereka. Penganiayaan Allah memang menghukum, tetapi dan penindasan tidak akan penekanannya bukan di sana. Allah meniadakan kasih dan kebaikan tidak akan menghukum orang tanpa Allah. Allah tetap mengasihi alasan. Mereka memang pantas mereka. Kasih itu akan diwujudkan dalam bentuk keadilan, karena dua menanggung hukuman. hal ini – kebaikan dan keadilan – Semua ini berkaitan dengan memang tidak terpisahkan. Tatkala situasi yang sedang dihadapi oleh waktunya tiba, Allah yang adil akan jemaat Tesalonika. Mereka sedang memberikan kelegaan kepada umatmenghadapi penganiayaan dan Nya (1:7). Inilah bukti dari kasih penindasan (1:4, 6-7). Paulus ingin Allah. 5 e Kh o tb ah M in gg u | #T E AC H I N G MAGZ Pada momen yang sama Allah juga akan menjatuhkan hukuman atas para penindas (1:6, 9). Respons ini bukan lahir dari kebencian Allah terhadap mereka. Sikap ini muncul dari keadilan-Nya. Orang berdosa patut dihukum. Keadilan Allah menuntut hal tersebut. Mereka yang menganggap neraka dan kebaikan Allah sebagai dua hal yang kontradiktif perlu untuk mengkaji ulang pandangan ini. Setiap tindakan Allah pasti melibatkan semua sifat-Nya. Tidak ada kebaikan tanpa keadilan. Begitu pula tidak ada keadilan tanpa kebaikan. Bukti paling jelas adalah salib Yesus Kristus (Rm. 3:24-26). Di kayu yang tua tergambar jelas kasih karunia Allah yang mau menyelamatkan orang berdosa. Dia menyelaatkan kita tanpa mempertimbangkan perbuatan baik kita. Di kayu yang kasar keadilan-Nya terukir dalamdalam. Hukuman ditimpakan di pundak Anak-Nya sendiri. Salib adalah perpaduan sempurna antara keadilan dan kebaikan Allah. Orang di neraka mendapatkan apa yang mereka inginkan (ayat 9b) Pada bagian ini Paulus tidak menggunakan kata “neraka” sama sekali. Tidak ada gambaran tentang api, kegelapan, ulat, maupun gertakan gigi (bdk. Mat. 3:12; 8:12; 13:42, 50; 22:13; 25:30). Sebaliknya, dia menerangkan tentang esensi neraka. Semua metafora tersebut hanyalah sebuah cara untuk mengungkapkan esensi ini. Dari esensi ini terlihat keadilan Allah dalam penghukuman-Nya atas orang-orang di neraka: mereka mendapatkan apa yang mereka inginkan. Untuk memahami poin ini, kita perlu mengingat bahwa penghuni neraka adalah “mereka yang tidak mau mengenal Allah dan menaati Injil Yesus, Tuhan kita” (1:8). Mereka bukan orang yang tidak tahu, melainkan yang tidak mau. Bagi mereka, pengenalan tentang Allah dan kabar baik dalam Kristus Yesus bukanlah hal yang menarik sama sekali. Mereka menolak mentah6 e Kh o tb ah M in gg u | #T E AC H I N G MAGZ mentah. Kelak di neraka mereka akan mendapatkan apa yang mereka inginkan. Hukuman kebinasaan kekal dijelaskan dengan kalimat “dijauhkan dari hadirat Tuhan dan dari kemuliaan kekuatan-Nya” (1:9b). Bukankah hadirat Tuhan dan kemuliaan-Nya yang mereka tolak dari semula? Bukankah mereka dari awal memang tidak menginginkan persekutuan dengan Tuhan? Itulah yang mereka akan dapatkan! Hukuman ini sangat menakutkan. Mereka akan dijauhkan dari hadirat Tuhan (ayat 9b). Kehadiran Tuhan di sini jelas bukan secara spasial (berkaitan dengan tempat). Allah adalah mahahadir. Dia tidak bisa tidak ada di suatu tempat, karena Dia lebih besar daripada semua tempat. Tanpa hadirat Tuhan berarti tanpa kehadiran-Nya secara relasional. Ketidakadaan hadirat Tuhan berarti hukuman ilahi. Adam dan Hawa diusir dari Taman Eden (Kej. 3:2223). Kain pergi dari hadapan Allah (Kej. 4:16). Berbeda dengan kasus-kasus sebelumnya, ketidakadaan hadirat Tuhan di neraka bersifat mutlak dan kekal. Mutlak, dalam arti tidak akan ada kebaikan ilahi sama sekali. Tidak akan ada anugerah yang ditunjukkan oleh Allah. Kekal, dalam arti tidak akan berhenti atau berubah. Orang-orang yang berada di neraka juga akan dijauhkan dari kemuliaan kekuatan Tuhan (ayat 9b). Kalau kehadiran Tuhan lebih berkaitan dengan kebaikan-Nya, kemuliaan kekuataan-Nya lebih ke arah pertolongan-Nya. Tuhan tidak akan memberikan pertolongan lagi. Tidak ada jalan keluar bagi penderitaan mereka. Situasi yang berbeda dialami oleh orang-orang yang percaya. Yesus Kristus akan menunjukkan kekuatan dan kemuliaan-Nya pada saat kedatangan-Nya kelak (1:7). Sesudah itu di surga nanti setiap hari mereka menikmati dan memuji kemuliaan kekuatan Tuhan (Why. 5:12; 7:12). Untuk memahami keseriusan hukuman yang akan menimpa 7 e Kh o tb ah M in gg u | #T E AC H I N G MAGZ orang-orang di neraka, marilah kita membandingkannya dengan penderitaan di dalam dunia. Kesengsaraan apapun di dunia ini masih dibalut dengan kebaikan dan anugerah. Sebagai contoh, masih ada musim yang teratur sebagai salah satu wujud kebaikan Allah (Mat. 5:45; Kis. 14:17). Sakit penyakit pun masih ada dokter, obat, dan perawat. Masih ada orang-orang yang menghibur. Untuk penyakit yang paling parah sekalipun masih ada obat penghilang rasa sakit. Bahkan masih ada kematian sebagai akhir dari penderitaan jasmaniah. Di neraka, semua ini tidak akan ada lagi. Allah tidak akan menyisakan anugerah-Nya sama sekali. Ini adalah anggur murka Allah yang tanpa campuran (Why. 14:10). Karena penderitaan tersebut tidak ada tandingannya dengan apapun yang ada di dunia ini, kita sulit membayangkan betapa hebatnya penderitaan di neraka. Itulah sebabnya Alkitab menggunakan beragam metafora untuk mengungkapkan hal itu. Tidak ada satu metafora pun yang sebanding dengan realita di neraka. Kumpulan metafora pun tetap masih kurang. Penderitaan di neraka tidak terbayangkan! Walaupun demikian, hal itu tidak melemahkan kebaikan Allah. KebaikanNya harus berjalan beriringan dengan keadilan-Nya. Orang-orang di neraka hanya menerima apa yang mereka inginkan. Hanya saja, mereka tidak menyangka bahwa konsekuensi dari penolakan mereka terhadap Yesus Kristus akan sehebat itu. Soli Deo Gloria. 8 e MAGZ Po ko k Do a Syafaat | #T E AC H I N G POKOK DOA SYAFAAT 1. Berdoa untuk program pembinaan gereja. Kiranya jemaat memiliki dorongan hati dan komitmen mengikuti semua pembinaan demi kematangan dan kedewasaan rohani yang dapat menunjang pertumbuhan gereja. Berdoa pula untuk setiap hamba Tuhan dan aktivis yang mengajar supaya diberi hikmat dan kemampuan untuk mengarahkan perspektif dan refleksi iman yang benar. 2. Berdoa tentang kebutuhan dana untuk renovasi gedung gereja Nginden, pembangunan cabang Kutisari dan setiap program gereja kiranya Tuhan mencukupkan dan jemaat dapat memberikan dukungan aktif dalam doa, daya dan dana. 9 e MAGZ K atek ism us Wes t m i n s t e r | #T E AC H I N G KATEKISMUS WESTMINSTER Pertanyaan 137: Apa tugas-tugas kewajiban yang pelaksanaannya dituntut dalam hukum yang ketujuh? Jawaban : Tugas-tugas kewajiban yang pelaksanaannya dituntut dalam hukum yang ketujuh ialah, kesucian tubuh, roh, cinta, perkataan, dan perbuatan, serta pemeliharaannya dalam diri kita sendiri dan dalam orang lain. Lagi pula, agar kita mengawasi mata dan semua indera kita, mengendalikan diri, bergaul dengan orang sopan, sederhana dalam hal pakaian, menikah (sejauh kita tidak dapat menguasai diri), saling mencintai dan hidup sebagai suami istri dalam perkawinan; rajin bekerja dala melaksanakan tugas panggilan kita; menghindari semua kesempatan dan melawan godaan untuk berbuat tidak senonoh. a. 1Te 4:4; Ayu 31:1; 1Ko 7:34. b. Kol 4:6. c. 1Pe 3:2. d. 1Ko 7:2, 3536. e. Ayu 31:1. f. Kis 24:24-25. g. Ams 2:16-20. h. 1Ti 2:9. i. 1Ko 7:2, 9. j. Ams 5:19-20. k. 1Pe 3:7. l. Ams 31:11, 27-28. m. Ams 5:8; Kej 39:8-10. 10 e Al l Ab o ut Mar r i age | #C AR E MAGZ Lima bahasa kasih untuk anak-anak Dasarnya Adalah Kasih D alam membesarkan anak, segalanya tergantung pada hubungan kasih antara anak tersebut dengan orangtuanya. Semua tidak akan berjalan dengan baik apabila kebutuhan anak akan kasih tidak terpenuhi. Hanya anak yang merasa benar-benar dikasihi dan diperhatikan akan mampu berusaha sebaik-baiknya. Anda mungkin sungguh-sungguh mengasihi anak Anda, tetapi apabila anak tidak merasakan hal itu – apabila Anda tidak berbicara dalam bahasa kasihnya sewaktu menyampaikan kasih Anda kepadanya – anak tidak akan pernah merasa dikasihi. MENGISI EMOSIONAL TANGKI Setiap anak memiliki tangki emosional, tempat kekuatan emosional yang dapat memberinya bahan bakar saat ia melalui harihari penuh tantangan pada masa kanak-kanak dan masa remajanya. Sebagaimana mobil digerakkan oleh cadangan bahan bakar dalam tangkinya, anak mendapatkan 11 e Al l Ab o ut Mar r i age | #C AR E MAGZ kekuatan dari tangki emosionalnya. Kita harus mengisi tangki emosional anak agar ia dapat beroperasi sebagaimana mestinya dan mencapai potensinya. Akan tetapi, dengan apa kita mengisi tangki ini? Tentu saja dengan kasih; tetapi kasih jenis tertentu yang memungkinkan anak tumbuh dan berfungsi sebagaimana mestinya. BILAMANA SEORANG ANAK MERASA DIKASIHI Agar seorang anak merasakan kasih, kita harus belajar menggunakan bahasa kasihnya yang unik. Setiap anak mempunyai cara tersendiri dalam hal merasakan kasih. Pada dasarnya ada lima cara anak (sebenarnya semua orang) dalam mengutarakan serta memahami kasih emosional, yaitu sentuhan fisik, kata-kata penegasan, waktu berkualitas, hadiah, serta layanan. Apabila dalam keluarga Anda terdapat beberapa anak, mungkin mereka mempunyai bahasa kasih yang berbeda-beda; karena kepribadian setiap anak seringkali berbeda satu dari yang lain, serta setiap anak mungkin memahami bahasa kasih yang berbeda pula. Umumnya, dua anak perlu dicintai dengan cara berlainan. KASIH JENIS ”APA PUN YANG TERJADI” Kasih tanpa syarat memperlihatkan kasih terhadap seorang anak tanpa mempedulikan apa pun. Kita mengasihi anak tanpa mempedulikan seperti apa anak itu, tanpa mempedulikan potensi, pelbagai kekurangan, atau pun cacat apa saja yang dimilikinya; tanpa mempedulikan apa yang kita harapkan darinya; dan yang paling sulit yakni tanpa mempedulikan perilakunya. Tidak berarti kita menyukai semua perilakunya. Namun, kasih tanpa syarat berarti kita memberikan serta memperlihatkan kasih kepada anak sepanjang waktu, sekalipun di saat ia berperilaku buruk. KASIH DAN . . . MASIH BANYAK LAGI Penulisan buku ini difokuskan khusus pada kebutuhan kasih anak dan cara memenuhinya. Sebab kebutuhan akan kasih merupakan kebutuhan emosional terbesar 12 e Al l Ab o ut Mar r i age | #C AR E MAGZ anak serta sangat mempengaruhi hubungan kita dengannya. Beberapa kebutuhan lain, terutama kebutuhan fisik, lebih mudah dikenali dan biasanya lebih mudah dipuaskan; namun semua kebutuhan tersebut tidak sepenuhnya memuaskan atau bersifat mengubah kehidupannya. Kita memang perlu memenuhi kebutuhan anak akan tempat berlindung, sandang, dan papan; akan tetapi, kita juga wajib membantu perkembangan mental dan emosional serta kesehatan anak. Kebutuhan universal anak lainnya adalah rasa aman dan keselamatan. Dalam dunia yang tidak menentu ini, orangtua kian sulit memberi anaknya rasa aman ini. Fakta yang menyedihkan adalah: Banyak orangtua meninggalkan anak-anaknya. Apabila salah seorang orangtua pergi, maka anak mungkin takut orangtua satunya juga akan meninggalkannya. Anak juga perlu mengembangkan pelbagai keterampilan yang diperlukan dalam menjalin hubungan dengan orang lain, supaya ia dapat memperlakukan semua orang dengan nilai yang sama dan memupuk persahabatan melalui menerima dan memberi yang seimbang. Tanpa semua ini, anak akan menjadi anak yang suka menyendiri dan keadaan akan tetap seperti itu ketika dewasa kelak. Orangtua perlu menolong anak mengembangkan semua bakat dan talenta istimewanya supaya ia bisa merasakan kepuasan batin dan merasa berhasil mencapai sesuatu yang dicapainya dengan memanfaatkan semua kemampuan yang ada pada dirinya. Orangtua harus menjaga dengan hati-hati keseimbangan yang peka antara memaksa maju dan memberikan dorongan. KASIHLAH YANG TERBESAR Kami berpendapat bahwa kebutuhan kasih anak merupakan dasar dari segala kebutuhan lainnya. Menerima kasih dan belajar memberikan kasih merupakan ladang tempat tumbuhnya segala upaya manusia. Semasa Tahun-tahun Pertama Sewaktu bayi, seorang anak tidak membedakan antara susu dan kelembutan, antara makanan dan cinta. Tanpa makanan anak akan kelaparan. Tanpa 13 e Al l Ab o ut Mar r i age | #C AR E MAGZ kasih, anak akan kelaparan dan rusak secara emosional selama hidup. “Makanan” yang diperlukan untuk kesehatan emosional bayi di kemudian hari adalah sentuhan fisik, kata-kata lembut, serta perawatan yang lemah-lembut. Semasa Remaja Anak yang dibesarkan dengan kasih bersyarat akan belajar mengasihi dengan cara yang sama. Setelah remaja, ia seringkali akan memanipulasi serta mengendalikan orangtuanya. Apabila ia merasa senang, ia akan menyenangkan orangtuanya. Sikap ini membuat orangtuanya tidak berdaya karena mereka menunggu-nunggu putra/putrinya yang remaja itu menyenangkan mereka; tetapi si remaja tidak tahu cara mengasihi tanpa syarat. Lingkaran setan ini biasanya berubah menjadi amarah, kebencian, serta remaja suka bertingkah. Kasih dan Pelbagai Perasaan Anak Banyak orangtua dari para remaja yang minggat memprotes bahwa mereka sungguh mengasihi anak-anak mereka, dan mungkin mereka benar. Sayangnya, para orangtua ini tidak berhasil menyampaikan kasih mereka. Mereka telah menyediakan makanan, mencucikan pakaian, menyediakan alat transportasi, serta memberikan peluang di bidang pendidikan dan rekreasi. Semua ini memang merupakan ungkapan kasih, kasih tanpa syarat. Namun, semua tindakan ini bukanlah pengganti dari jenis kasih yang paling penting ini, dan anak-anak tahu bedanya. Anak-anak tahu bilamana mereka memang menerima sesuatu yang sangat mereka dambakan. CARA MENYAMPAIKAN KASIH ANDA Sedikit sekali anak yang merasa dirinya dikasihi dan disayangi tanpa syarat. Satu kenyataan lagi, sebagian besar orangtua sangat mengasihi anak-anak mereka. Mengapa terjadi kontradiksi yang mengerikan seperti ini? Penyebab utamanya yaitu hanya sedikit orangtua yang mengetahui 14 e Al l Ab o ut Mar r i age | #C AR E MAGZ cara menyampaikan kasih mereka terhadap anak. Sementara beberapa orangtua beranggapan bahwa kata-kata “Ayah/ Ibu mengasihimu” saja sudah cukup mampu menyampaikan kasihnya. Sayang sekali, anggapan ini keliru. Memotivasi Anak Lewat Perilaku Orangtua Mengasihi serta menyatakannya dengan perkataan memang baik, tetapi keduanya tidak cukup membuat anak merasa dikasihi sepenuhnya. Alasannya, anak-anak sangat mudah termotivasi oleh perilaku. Mereka bereaksi terhadap tindakan, yaitu terhadap apa yang Anda lakukan bersama mereka. Maka agar tercapai, Anda harus menyampaikan kasih sesuai dengan pengertian anak, yaitu dengan perilaku. Berbicara dalam Bahasa Kasih Anak Anak dapat merasakan kasih dari kelima bahasa kasih itu. Kendati demikian, sebagian besar anak mempunyai bahasa kasih primer, yaitu bahasa kasih yang paling membuat mereka dikasihi ketimbang bahasa kasih lainnya. Apabila orangtua ingin efektif dalam memenuhi kebutuhan kasih anak, mereka perlu sekali menemukan bahasa kasih primer anaknya. The Five Love Languages of Children Gary Chapman & Ross Campbell bersambung . . . 15 e Ap ak ah S ek s M e r u p ak an An u ge r ah at au M usi bah? | #Q and A MAGZ Apakah seks merupakan anugerah atau musibah? Pdt. Yakub Tri Handoko, Th.M B erkaca dari sejarah gereja, kita dapat mengetahui bahwa tidak semua umat Tuhan memiliki konsep yang positif tentang seks. Sebagian menganggap seks sebagai dosa dan akibat dari dosa. Orang yang rohani pasti sebisa mungkin menjauhi seks. Kemampuan manusia untuk memiliki keturunan melalui seks pun dipandang sebagai akibat dari dosa. Merea berpendapat bahwa seandainya Adam dan Hawa tidak jatuh ke dalam dosa, keduanya tidak akan berhubungan seksual maupun memiliki keturunan. Intinya, bersetubuh dan berkembang-biak bukanlah bagian dari rancangan awal penciptaan. 16 e Ap ak ah S ek s M e r u p ak an An u ge r ah at au M usi bah? | #Q and A MAGZ Sebagai dukungan bagi pandangan di atas, mereka menyodorkan Kejadian 2:25. Adam dan Hawa telanjang namun tidak merasa malu. Tidak ada gairah seksual di antara keduanya. Argumen lain adalah ini: sebelum kejatuhan ke dalam dosa, Adam dan Hawa tidak memiliki keturunan. Mereka baru bersetubuh dan memiliki keturunan sesudah mereka jatuh ke dalam dosa. Benarkah demikian? Tentu saja tidak! Seks bukan akibat dari dosa. Sejak awal Alkitab memandang seks secara positif. Pertama, seksualitas manusia disebutkan secara khusus. Salah satu keunikan penciptaan manusia adalah penyebutan “laki-laki dan perempuan” (Kej. 1:27). Keterangan kecil ini mengandung maksud yang besar. Di hari ke-5 dan ke-6 Allah juga menciptakan binatangbinatang. Kebanyakan berjenis kelamin jantan dan betina. Namun, Alkitab tidak merasa perlu untuk menyebutkan perbedaan jenis kelamin itu secara khusus. Hanya perbedaan seksual manusia yang disorot. Kedua, seksualitas manusia adalah sarana merealisasikan rencana Allah. Tujuan penciptaan adalah menguasai seluruh bumi bagi Allah (Kej. 1:26). Untuk mencapai tujuan ini, Allah menciptakan manusia sebagai makhluk seksual supaya mereka dapat berkembang biak, bertambah banyak, menguasai bumi, menaklukkan bumi, dan menguasainya (Kej. 1:28). Jikalau rencana awal ini adalah baik, maka sarana yang dirancang Allah pun adalah baik. Ketiga, seksualitas manusia adalah anugerah Allah. Pemberian Hawa kepada Adam adalah murni anugerah Allah (Kej. 2:18-22). Dia 17 e Ap ak ah S ek s M e r u p ak an An u ge r ah at au M usi bah? | #Q and A MAGZ sendiri yang menilai bahwa kesendirian Adam merupakan sesuatu yang tidak baik. Dia sendiri yang menciptakan Hawa tanpa persetujuan Adam. Dia sendiri yang membawa Hawa kepada Adam. Jika seks adalah pemberian Allah, tidak mungkin pemberian ini merupakan sesuatu yang buruk. Setiap pemberian Allah selalu baik dan sempurna (Yak. 1:17). Keempat, ketelanjangan di Kejadian 2:25 perlu ditafsirkan sesuai konteksnya. Teks ini merupakan kontras terhadap Kejadian 3:7-10. Yang satu sebelum kejatuhan, yang satu sesudah kejatuhan. Yang paling penting, malu atau tidak malu di sini bukan secara horizontal (Adam malu terhadap Hawa atau sebaliknya). Malu di sini lebih secara vertikal. Mereka malu dengan Allah. Dalam arti, mereka menyadari bahwa keadaan mereka tidak seperti dulu lagi. Itulah sebabnya mereka tidak hanya menutupi tubuh mereka, tetapi juga bersembunyi dari Allah. Kelima, Allah seringkali mengungkapkan kasih-Nya melalui gambaran suami-isteri. Kitab Hosea adalah contoh paling jelas. Bukan hanya sebatas status. Gambaran suami-isteri ini juga mengandung aspek seksual. Kitab Kidung Agung adalah contohnya. Seandainya seks pada dirinya sendiri adalah buruk dan berdosa, mengapa Allah memilih untuk menggambarkan kasih-Nya secara seksual? Soli Deo Gloria. 18 e Do ctrin e Do es M at t e r | #T E AC H I N G MAGZ LAYAK MENJADI PENGANTARA YANG SEMPURNA (Lanjutan tgl 8 Oktober 2017) MANUSIA TETAPI TIDAK BERDOSA K ita melihat Yesus memperlihatkan keilahian dan kemanusiaan-Nya dengan indah saat berada di kuburan Lazarus. Sebagai seorang manusia, Dia menangis di hadapan orang banyak (Yoh. 11:35). Yohanes berkata Yesus menangis setelah Dia “melihat Maria menangis dan juga orang-orang Yahudi yang datang bersama-sama dia, maka masygullah hati-Nya” (Yoh. 11:33). Tapi Dia tahu bahwa sebagai Tuhan, Dia akan membangkitkan Lazarus dari kematian, dan Dia membuat sebuah pernyataan yang menegaskan keilahian-Nya: “Akulah kebangkitan dan hidup; Barangsiapa percaya kepada-ku, ia akan hidup walaupun ia sudah mati, dan setiap orang yang hidup dan percaya kepada-Ku, tidak akan mati selama-lamanya. Percayakah engkau akan hal ini?” (Yoh. 11:25-26). Saat Yesus menjadi manusia, Dia tidak luput dari frustasi yang dialami 19 e Do ctrin e Do es M at t e r | #T E AC H I N G MAGZ oleh manusia biasa. Saya sangat heran bahwa Yesus mengangkat Yudas untuk mengurusi keuangan padahal “ia adalah seorang pencuri; ia sering mengambil uang yang disimpan dalam kas yang dipegangnya” (Yoh. 12:6). Kita semua pernah marah karena ditipu. Yesus mengizinkan diri-Nya ditipu oleh bendahara-Nya sendiri. Pada awal pelayanan-Nya kita mendapati Yesus mengalahkan cobaan Iblis dengan relatif mudah, pada akhir pelayanan-Nya kita mendapati-Nya bergumul di taman. Seperti kata Ibrani 2:18, “Ia sendiri telah menderita karena pencobaan.” Tetapi penulis meneruskan perkataannya, “maka Ia dapat menolong mereka yang dicobai.” Ayat sebelumnya berkata, “Itulah sebabnya, maka dalam segala hal Ia harus disamakan dengan saudarasaudara-Nya, supaya Ia menjadi Imam Besar yang menaruh belas kasihan dan yang setia kepada Allah untuk mendamaikan dosa seluruh bangsa” (Ibr. 2:17). Kemanusiaan-Nya yang sepenuhnya membuat Dia layak menjadi pengantara dan pemimpin kita. Ketidakberdosaan-Nya juga membuat-Nya layak menjadi pengantara. 1 Petrus 2:22 berkata, “Ia tidak berbuat dosa, dan tipu tidak ada dalam mulutNya.” 1 Yohanes 3:5 berkata, “Dan kamu tahu bahwa Ia telah menyatakan diri-Nya, supaya Ia menghapus segala dosa, dan di dalam Dia tidak ada dosa.” 2 Korintus 5:21 berkata, “Dia yang tidak mengenal dosa telah dibuatNya menjadi dosa karena kita, supaya dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah.” Yesus sendiri menyatakan bahwa Dia tidak berdosa. Dia berkata, “Siapakah di antaramu yang membuktikan bahwa Aku berbuat dosa? Apabila Aku mengatakan kebenaran, mengapakah kamu tidak percaya kepada-Ku?” (Yoh. 8:46). Tetapi Yesus berbicara banyak tentang pengakuan dosa kita. Dia memulai deklarasi kerajaan-Nya, Khotbah di bukit, dengan empat pernyataan mengejutkan: “Berbahagialah orang yang miskin”; Berbahagialah orang yang berdukacita”; “Berbahagialah orang yang lemah lembut”; 20 e Do ctrin e Do es M at t e r | #T E AC H I N G MAGZ “Berbahagialah orang yang lapar dan haus akan kebenaran” (Mat. 5:3-6). Mereka semua adalah orang-orang yang menerima keberdosaan dan kelemahan mereka. Bersambung…….. Sumber: Supremasi Kristus oleh Ajith Fernando 21 e Ap ak ah Ar ti M an u s i a M e n u r u t G am b ar Al lah?|#D OYO U KNOW MAGZ APAKAH ARTI “MANUSIA DICIPTAKAN MENURUT GAMBAR DAN RUPA ALLAH“? Ev. Nike Pamela, M.A (Lanjutan tgl 8 Oktober 2017) pakah cakupan dari kata șelem dan děmût? Kecenderungan bapa-bapa gereja dan sebagian penafsir untuk melihat dua kata ini sebagai rujukan untuk dua aspek yang berbeda dari manusia, misalnya aspek fisik dan spiritual, jelas tidak dapat dipertahankan, karena dua kata tersebut adalah sinonim. Pembedaan ini dipicu oleh penambahan (secara tidak A tepat) kata sambung “dan” dalam terjemahan Septuaginta maupun Vulgata yang akhirnya diadopsi oleh sebagian versi Inggris. Pendekatan yang lebih biblikal adalah dengan melihat dua kata ini sebagai sinonim dan mencoba memahami makna yang ada di balik arti dua kata ini. Selain itu, pertimbangan konteks pemunculan kata șelem dan děmût juga memegang peranan sangat 22 e Ap ak ah Ar ti M an u s i a M e n u r u t G am b ar Al lah?|#D OYO U KNOW MAGZ penting. Berdasarkan pendekatan ini kita akan menemukan bahwa keserupaan dengan Allah mencakup 3 hal. Pertama, manusia adalah wakil Allah untuk menguasai bumi. Penciptaan manusia sebagai gambar dan rupa Allah di Kejadian 1:26 dihubungkan dengan dominasi manusia atas ciptaan lain. Berdasarkan struktur kalimat Ibrani yang dipakai, kata sambung we yang menghubungkan frase “marilah Kita menjadikan” dengan “mereka berkuasa” bisa dipahami sebagai “dan” (mayoritas versi) atau “supaya” (LAI:TB/NET). Pilihan manapun yang dipilih, konsep “manusia sebagai gambar/rupa Allah” tetap melibatkan unsur penguasaan bumi. Konsep inilah yang ada dalam pikiran pemazmur (Mzm 8) ketika ia mensyukuri kehormatan dan kemuliaan manusia dalam kaitan dengan otoritas atas alam yang diberikan oleh Allah (8:6-7). Konsep di atas memilik kesamaan dengan sekaligus kontras terhadap mitologi kuno. Menurut budaya dan keagamaan kafir waktu itu, raja atau penguasa dianggap sebagai wakil dewa yang menjembatani antara dewa dan masyarakat. Kesejahteraan suatu negara atau masyarakat sangat ditentukan oleh bagaimana raja tersebut menyenangkan hati dewa. Perbedaan antara konsep mitologi kuno dan Alkitab terletak pada cakupan gambar/rupa Allah. Kejadian 1:26-28 mengajarkan bahwa semua orang – tidak terbatas pada kaum bangsawan/raja – adalah gambar dan rupa Allah. Ajaran ini merupakan kritikan terhadap sistem sosial kuno waktu itu. Konsep ini seharusnya membebaskan manusia dari perbudakan kelas sosial yang sangat menekan yang dilakukan oleh pihak penguasa. Kedua, manusia adalah refleksi Allah dalam hal ketunggalan dan kejamakan. Sebagaimana sudah sempat disinggung di bagian sebelumnya, ide tentang “kesatuan dalam kejamakan” ada dalam diri Allah (1:26-27) maupun manusia (1:27; 2:18, 24). Dalam taraf tertentu Allah adalah jamak (“Marilah Kita...gambar dan rupa Kita...”), tetapi Ia juga tunggal (“...gambar-Nya...”). Begitu pula dengan manusia yang memiliki aspek ketunggalan (“...manusia 23 e Ap ak ah Ar ti M an u s i a M e n u r u t G am b ar Al lah?|#D OYO U KNOW MAGZ itu..diciptakan-Nya dia...) dan kejamakan (“...diciptakan-Nya mereka...laki-laki dan perempuan...”). Di satu sisi Adam dan Hawa adalah satu (sama-sama manusia [1:27] dan satu daging [2:24]), namun di sisi lain mereka terpisah dari sisi jenis kelamin. Ini pula yang menjadi alasan mengapa perbedan jenis kelamin manusia diutarakan secara eksplisit (1:27) sedangkan binatang tidak (1:24-25). Perbedaan jenis kelamin ini sekaligus menjadi penjelasan bagi keserupaan manusia dengan Allah dalam aspek fisik juga, seperti yang telah disinggung di depan. Maksudnya, perbedaan fisik di antara Adam dan Hawa (1:27) serta kesatuan hakekat mereka (1:24) merupakan refleksi sempurna dari kejamakan dan ketunggalan dalam diri Allah. Sebagaimana dalam diri Allah terdapat ketunggalan (dalam hakekat) dan kejamakan (dalam hal Pribadi), demikian pula dalam diri manusia terdapat ketunggalan (hakekat) dan kejamakan (jenis kelamin yang berbeda dan dua individu yang berbeda). Bersambung…….. NK_P 24 e I n j il Diten gah Pe r j u m p aan D e n gan Agam a-Agama | # MISSIO N MAGZ INJIL DITENGAH PERJUMPAAN DENGAN AGAMAAGAMA DUNIA (Lanjutan tgl 8 Oktober 2017) andangan-pandangan ini yang umumnya universalis, bukanlah tidak ditantang dalam buku tersebut. Keberatan utama adalah, semua usaha untuk menafsirkan kembali Yesus Kristus akan berakhir reduksionisme. Maka, Michael Amaladoss menyatakan bahwa, “Kalau Yesus direduksi, di P mana Yesus hanya menjadi salah satu jalan yang menjadi pengantara kehadiran Allah yang menyelamatkan bagi beberapa orang, maka Ia bukanlah Penebus yang dibicarakan orang Kristen.” Masalahnya, kata Amaladoss adalah kristologi-kristologi ini, “mengurangi peran Yesus menjadi penengah kehadiran Allah, mengomunikasikan pengalaman 25 e I n j il Diten gah Pe r j u m p aan D e n gan Agam a-Agama | # MISSIO N MAGZ dengan Allah”. Pemahaman Kristen tentang penebusan jauh lebih dari pada itu. Tidak ada keselamatan yang terjadi di luar Kristus. Dalam dialog Islam-Kristen, orang Islam tidak mengharapkan orang Kristen menemukan jalan untuk menjadikan pengakuan mereka tentang Allah Tritunggal atau Kristus sebagai Anak Allah dapat diterima mereka, sama seperti mereka tidak akan merumuskan kembali tauhid supaya memuat Tritunggal dalam ke-Allah-an atau Alquran sebagai “meterai nabi-nabi” untuk memberi tempat bagi pengakuan Perjanjian Baru tentang Yesus Kristus. Pengalaman menunjukkan, bahwa dialog dapat tetap berhasil dan memperkaya, saat ke dua belah pihak datang dengan kepercayaan yang bertentangan. Perhatian terbesar dipusatkan pada Injil Yohanes dan terutama bagian prolognya (Yoh. 1:1-18). Kalau penulisnya seorang Yahudi, ia telah melakukan klaim-klaim yang mencengangkan, “Firman itu adalah Allah” (Yoh. 1:1); “segala sesuatu dijadikan oleh Dia” (Yoh. 1:3); “Dalam Dia ada hidup” (Yoh. 1:4); “Terang yang sesungguhnya… telah datang ke dalam dunia” (Yoh 1:19); anugrah dan kebenaran datang melalui Yesus Kristus” (Yoh. 1:17); “Tidak seorangpun yang pernah melihat Allah; tetapi Anak Tunggal Allah….. Dialah yang menyatakan-Nya” (Yoh. 1:18). Klaim-klaim tersebut dicerminkan melalui berbagai macam cara yang langsung dan halus dalam bagian Kitab Injil tersebut. Maksud penulis di sepanjang Kitab Injil itu adalah untuk meyakinkan para pembaca bahwa Yesus adalah Mesias dan Ia adalah Mesias dalam cara yang khas ini (Yoh. 20:30-31). 26 e I n j il Diten gah Pe r j u m p aan D e n gan Agam a-Agama | # MISSIO N MAGZ Dasar konflik antara iman Kristen dan sitem-sistem agama dunia kuno, sebagaimana tercermin dalam Surat Kolose, berpusat pada pengetahuan yang sesungguhnya tentang Allah. Para filsuf berspekulasi tentang sifat realitas dan bagaimana manusia harus menghadapinya. Iman Kristen mulai dari sejarah satu manusia unik, di mana kesempurnaan Allah dinyatakan di depan umum: “Ia adalah gambar (yang kelihatan) dari Allah yang tidak kelihatan… Seluruh kepenuhan Allah berkenan diam di dalam Dia… Di dalam Dialah tersembunyi segala harta hikmat dan pengetahuan… dalam Dialah berdiam secara jasmaniah seluruh kepenuhan ke-Allah-an” (Kol. 1:15, 19; 2:3,9). Dalam tradisi kekristenan, terdapat suatu pergeseran penekanan secara berangsur-angsur terjadi terhadap pandangan tentang Allah yang menyatakan dirinya dalam sejarah keselamatan (oikonomia), beralih kepada keberadaan Allah yang abstrak dalam arti Allah (theologia)… Pemahaman yang “benar” mengenai sifat ilahi terus saja digali dari percobaan metafisika, sehingga wahyu Alkitab dibuat supaya sesuai dengannya. Oleh karena itu, bukannya membiarkan pesan Alkitab yang harus menilai struktur pandangan yang sedang berlaku, tetapi malah pandangan tentang keberadaan Allah yang tertinggi melampaui manifestasi-manifestasi ilahi itu diijinkan berlaku dan ini menyebabkan terjadinya helenisasi Injil. Dapat dikatakan bahwa saat ini kita berhadapan dengan dua pendekatan yang tidak bersesuaian, bukan hanya terjadi pada Perjanjian Baru, melainkan juga dengan gagasan kebenaran. Teologi agama kaum universalis tidak mewakili suatu penafsiaran alternative iman Kristen yang secara keseluruhan membedakan sistem keagamaan. Namun, bahkan ide tentang “alternative”, “tidak 27 e I n j il Diten gah Pe r j u m p aan D e n gan Agam a-Agama | # MISSIO N MAGZ bersesuaian” dan “berlawanan” itu sendiri dipertengkarkan mereka. Oleh sebab itu, kita harus mengakhiri suatu diskusi singkat mengenai pandangan-pandangan yang berbeda dengan kebenaran. Bersambung……... 28 e MAGZ Fam ily Fel l ows h i p | #C AR E RENUNGAN HARIAN Senin, 16 Oktober 2017 DI BAWAH KEPAK SAYAP-NYA (Bacaan : 1Petrus 2:21-25) S eorang penginjil India, Sundar Singh, menulis tentang kebakaran hutan di pegunungan Himalaya yang ia saksikan ketika sedang melakukan perjalanan. Saat banyak orang berusaha memadamkan api, ada sekelompok orang yang memandangi sebuah pohon yang dahan-dahannya mulai dijalari api. Seekor induk burung dengan panik terbang berputar-putar di atas pohon. Induk burung itu mencicit kebingungan, seakan-akan mencari pertolongan bagi anak-anaknya yang masih di dalam sarang. Ketika sarang mulai terbakar, induk burung itu tidak terbang menjauh. Sebaliknya, ia justru menukik ke bawah dan melindungi anak-anaknya dengan sayapnya. Dalam sekejap, ia beserta anak-anaknya hangus menjadi abu. Lalu Singh berkata kepada orang-orang itu, “Kita baru saja melihat hal yang luar biasa. Allah menciptakan burung yang memiliki kasih dan pengabdian begitu besar sehingga rela memberikan nyawanya untuk melindungi anak-anaknya .... Kasih seperti itulah yang membuat-Nya turun dari surga dan menjadi manusia. Kasih itu juga membuat-Nya rela mati sengsara demi kita semua.” Cerita di atas adalah sebuah ilustrasi yang mengagumkan akan kasih Kristus kepada kita. Kita juga berdiri dengan takjub saat merenungkan api penghakiman suci yang membakar Bukit Kalvari. Di sanalah Kristus bersedia menderita dan “memikul dosa kita di dalam tubuh-Nya di kayu salib” (1 Petrus 2:24). Tuhan, terima kasih karena Engkau rela menderita menggantikan kami. Betapa kami sangat bersyukur atas semua yang telah Engkau lakukan! (VG) 29 e MAGZ Fam ily Fel l ows h i p | #C AR E Selasa, 17 Oktober 2017 KASIH YANG TAK BERKESUDAHAN (Bacaan : Mazmur 107:21-31) S etelah mengunjungi istrinya di ruangan khusus penderita Alzheimer, Pendeta (Em.) Browning Ware yang sudah emeritus menggambarkan situasi saat ia dan para sahabatnya akan meninggalkan tempat itu: “Kami saling berpelukan dan berdoa sambil bergandengan tangan. Begitu banyak hal yang patut disyukuri! Saya bersyukur atas keluarga, teman, dan atas kasih-Nya yang begitu besar, yang membebaskan kami bahkan saat kami terjebak dalam situasi yang mencekam.” Saat kita berhenti sejenak untuk mensyukuri segala berkat Allah, alangkah baiknya jika kita mengingat bahwa harta kita yang paling berharga adalah kasih-Nya yang tak berkesudahan. Sering kali ucapan syukur kita mengalir seiring dengan pasang-surutnya kondisi kesehatan dan keuangan kita. Kita menyamakan berkat Allah dengan kebebasan dari penderitaan dan kesedihan. Namun, melalui iman dan pengalaman, kita belajar bahwa kasih Allah yang besar bagi kita sebagaimana yang diungkapkan dalam diri Yesus Kristus mampu menenangkan hati dan pikiran kita, bahkan dalam situasi paling berat sekalipun. Dalam Mazmur 107, ayat ini diulang hingga empat kali, “Biarlah mereka bersyukur kepada TUHAN karena kasih setia-Nya, karena perbuatanperbuatan-Nya yang ajaib terhadap anak-anak manusia” (ayat 8,15,21,31). Bahkan saat hidup begitu menyesakkan, kita dapat berseru kepada Tuhan. Dia akan membebaskan kita dari kecemasan kita (ayat 6,13,19,28). Bukan kesehatan atau kekayaan, melainkan kasih Allah yang tak berkesudahan membebaskan kita dari segala situasi hidup (DMC) 30 e MAGZ Fam ily Fel l ows h i p | #C AR E Rabu, 18 Oktober 2017 ALLAHNYA HOSEA (Bacaan : Hosea 1:1-3; 2:13-19) P ada akhir drama karya Marc Connely yang berjudul Green Pastures (Lembah Hijau), Hezdrel tua mengatakan bahwa ia tidak takut mati sebab ia percaya kepada Allahnya Hosea. Lalu Tuhan berbicara kepadanya dan bertanya apakah yang ia maksudkan adalah Allahnya Hosea. Hezdrel menjawab tidak, dan menjelaskan bahwa ia melihat Tuhannya Hosea sebagai Tuhan yang penuh dengan belas kasih dan tidak menakutkan. Keyakinan Hezdrel didasarkan pada sebuah kisah nyata yang terjadi pada zaman dahulu. Sebuah kisah tentang cinta yang tidak berbalas: Cinta tanpa pamrih yang diberikan Hosea kepada Gomer yang tidak setia. Gomer berulang kali menyeleweng sehingga menghancurkan hati Hosea. Namun, Hosea tidak pernah berhenti mencintainya. Lalu Gomer dibuang ke tempat yang sangat gelap. Saya membayangkan keadaannya yang letih, perasaan tak berguna, berpenyakitan, dibebani oleh kesedihan, dan tidak punya apa-apa. Yang tersisa hanyalah cinta Hosea. Hubungan antara Hosea dan Gomer menggambarkan hubungan antara Allah dan bangsa Israel. Meskipun Israel tidak setia dan menderita karenanya, Tuhan tetap mengejarnya dan berbicara kepadanya dengan lembut (Hosea 2:13). Seandainya seorang tetangga Hosea melihat sendiri kejadian itu, saya membayangkan ia akan berkata, “Apakah ini yang disebut cinta yang tidak rasional?” Dan orang lain akan menjawab, “Saya tahu! Hosea mengasihi Gomer seperti Allah mengasihi saya!” Inilah Allahnya Hosea. Sambutlah kasih-Nya dan ketahuilah bahwa Dia bukanlah Allah yang menakutkan . (DR) 31 e MAGZ Fam ily Fel l ows h i p | #C AR E Kamis, 19 Oktober 2017 NILAI SEBUAH KEHIDUPAN (Bacaan : 2 Samuel 9) S eorang pekerja pabrik di Inggris dan istrinya merasa senang ketika mereka akan dikaruniai anak pertama, apalagi setelah bertahun-tahun menikah. Menurut pengarang Jill Briscoe, yang menceritakan kisah nyata ini, si pekerja menyampaikan berita baik ini dengan penuh semangat kepada teman-teman sekerjanya. Ia mengatakan kepada mereka bahwa Allah menjawab doanya. Namun mereka mengejeknya karena meminta seorang anak kepada Allah. Ketika bayi itu lahir, ia didiagnosis menderita Sindrom Down. Ketika sang ayah berangkat kerja untuk pertama kali setelah anaknya lahir, ia tak tahu bagaimana harus menghadapi teman-teman sekerjanya. “Allah, beri aku hikmat,” doanya. Seperti yang ia khawatirkan, beberapa orang mengejeknya, “Jadi, Allah memberimu anak seperti itu!” Ayah baru itu berdiri termenung untuk beberapa lama. Dalam hati ia memohon pertolongan Allah. Akhirnya ia berkata, “Saya bersyukur Tuhan memberikan anak ini kepadaku, bukan kepadamu.” Sama seperti pria itu menerima putranya yang cacat sebagai karunia Allah untuknya, demikian juga Raja Daud menyatakan kebaikannya dengan sukacita kepada cucu Saul yang “cacat kakinya” (2 Samuel 9:3). Beberapa orang menolak Mefiboset karena ia pincang, tetapi Daud menunjukkan bahwa ia menghargai Mefiboset. Di mata Allah, setiap pribadi sangat berharga. Itu sebabnya Dia mengutus Putra Tunggal-Nya untuk mati bagi kita. Marilah kita ingat dengan rasa syukur betapa Dia menghargai kehidupan setiap manusia. (DB) 32 e MAGZ Fam ily Fel l ows h i p | #C AR E Jumat, 20 Oktober 2017 FAEDAH MAKANAN (Bacaan : Yesaya 55) S eekor burung kolibri di dekat Bingham Canyon, Utah, tampak sedang mencucukkan paruhnya pada “bunga” merah terbesar di kota. Tak seorang pun tahu berapa lama burung itu akan menyadari bahwa ia tidak akan mendapatkan madu dari lampu lalu lintas! Majalah National Wildlife juga menceritakan seekor rajawali ekor merah di North Carolina yang tiba-tiba menukik untuk menyambar seekor kucing jantan besar. Kucing itu melawan dengan geram sampai- sampai rajawali itu hampir kehilangan nyawanya. Kebodohan semacam ini tidak hanya terjadi pada burung. Kita semua pernah memboroskan banyak energi untuk hal-hal yang tidak bisa memuaskan jiwa kita. Kadang kita merasa tidak mendapatkan apa-apa. Namun, di saat yang lain kita hampir dilahap oleh apa yang kita kejar. Oleh karena itu, firman Tuhan dalam Yesaya 55 menjadi sangat relevan. Dia bertanya, “Mengapakah kamu belanjakan uang untuk sesuatu yang bukan roti, dan upah jerih payahmu untuk sesuatu yang tidak mengenyangkan?” Allah tidak meninggalkan kita begitu saja dengan pertanyaan itu. Namun, Dia juga memberikan jaminan bahwa kerinduan kita yang terdalam bisa dipenuhi--hanya di dalam diri-Nya (ay. 1-7). Ada kekuatan di dalam kasih dan bukan dendam, dalam kebenaran dan bukan dusta, dalam perdamaian dan bukan perselisihan. Itulah sebabnya kita harus mendahulukan Kristus daripada agama, mendahulukan Alkitab daripada tradisi. Ketika kita menyantap “makanan” yang tepat, kita akan menemukan bahwa Tuhan itu baik (ayat 2) (MDH II) 33 e MAGZ Fam ily Fel l ows h i p | #C AR E Sabtu, 21 Oktober 2017 DIA DAPAT DIPERCAYA (Bacaan : Mazmur 84) S aya sedang duduk melamun di dekat jendela, sambil melayangkan pandangan ke pegunungan yang jauh di sela-sela hutan cemara. Saat menoleh ke bawah, saya melihat seekor anak rubah berdiri mematung sambil menatap wajah saya. Beberapa hari yang lalu, saya melihatnya berdiri di pinggir hutan. Ia memandang saya dengan takut. Saya mengambil telur dari dapur, lalu menggelindingkannya ke tempat terakhir kali saya melihatnya. Setiap hari saya menaruh sebutir telur di rumput, dan setiap hari pula ia memberanikan diri keluar dari antara pepohonan dalam jarak yang cukup untuk mengambil telur itu. Lalu ia akan melesat masuk lagi ke dalam hutan. Sekarang rubah itu datang atas kemauannya sendiri ke depan pintu rumah saya untuk mengambil telur. Saya rasa ia yakin bahwa saya tak bermaksud menyakitinya. Kejadian ini mengingatkan istri saya pada ajakan Daud, “Kecaplah dan lihatlah, betapa baiknya Tuhan itu!” (Mazmur 34:9). Bagaimana kita mulai dapat melakukannya? Dengan membaca firman-Nya. Dengan membaca dan merenungkan belas kasih dan kebaikan-Nya, kita belajar bahwa Dia dapat dipercaya (84:13). Rasa takut untuk mendekat kepada-Nya hilang, berganti dengan rasa hormat dan pengagungan kepada-Nya. Pada saat-saat tertentu mungkin Anda tidak mempercayai Allah, seperti rubah yang waspada saat pertama kali bertemu saya. Beri Dia kesempatan untuk membuktikan kasih-Nya. Bacalah kisah Yesus dalam Injil. Bacalah kidung pujian bagi Allah dalam kitab Mazmur. Kecaplah dan lihatlah betapa baiknya Tuhan! (DR) 34 e P E N G UM UM AN AGENDA MINGGU INI MAGZ Hari / Tanggal Keterangan Senin, 16 Oktober 2017 23.00 Selasa, 17 Oktober 2017 18.30 Rabu, 18 Oktober 2017 18.30 19.00 Kamis, 2017 19 Oktober 18.30 19.00 Jumat, 20 Oktober 2017 18.30 Sabtu, 21 Oktober 2017 06.00 18.30 22.00 Minggu, 22 Okt 2017 Siaran rohani “Grace Alone” Pdt. Yakub Tri Handoko, Th.M di Radio Bahtera Yudha , 96,4 FM HUT: Bp. Jackson Tanzil STAR: BAHASA YUNANI Oleh Ibu Mettasari, M.Div. HUT: Sdri. Virginia Honey Ho HUT: Bp. Hendy Witanto Pembinaan Jemaat modul 1 “Gereja Yang Menggerakkan Jemaat” Oleh: Ev. Heri Kristanto Latihan Musik KU 3 HUT: Ibu Pariyastuti Pembinaan Jemaat modul 1 “Gereja Yang Menggerakkan Jemaat” Oleh: Ev. Yohanes Dodik Latihan Musik KU 1 dan KU 2 HUT: Anak Lovelyn Rosemary Arthur KTB Keluarga “Cinta Dalam Pernikahan” Doa Pemuridan Persekutuan Pemuda Siaran rohani “Grace Alone” Pdt. Yakub Tri Handoko, Th.M di Radio Mercury, 96 FM HUT: Ibu Issana A.M HUT: Sdr. Joy Athanasius HUT: Anak Kevin Hartanto Chandra 35 e JADWAL P E NATAL AYANAN MAGZ IBADAH UMUM Minggu, 15 Oktober 2017 Penatalayanan Tema Ibadah Remaja (Pk. 10.00 WIB) Ibadah Umum I (Pk. 07.00) Ibadah Umum II (Pk. 10.00) Ibadah Umum III (Pk. 17.00) Ev. Heri Kristanto Liturgos Sdr. Aurel Ev. Yohanes Dodik Iswanto Ibu Debby Bp. Willy Sdri. Helen Pelayan Musik Sdr. Michael Sdr. Arka Sdr. Evan Sdr. Andreas Bp. Eliazar Sdr. Rio Sdr. Cleming Sdr. Edsel Pelayan LCD Sdr. Daniel Ibu Herlin Sdri. Melissa Sdri. Vio Sdr. Jeremy Sdr. Calvin Bp. Imbo Ibu Suyatmi Bp. Yefta Sdri. Erista Bp. Budiono Ibu Ibu Evy Bp. Christiana Sugiraharjo Ibu Wiwin Ibu Sundari Bp. Agus Aryo Doa Syafaat Doa Persembahan Doa Pra & pasca Ibadah Singer (Pk. 07.00) Cab. Darmo (Pk. 10.00) Jika Allah Baik, Mengapa Ada Neraka? (2 Tesalonika 1:9-10) Pengkhotbah Penyambut Jemaat Cab. Darmo Ev. Edo Walla Sdri. Suci Sdri. Dita Sdr. Dave Sdr. Ishak Sdr. Rio Bp. Sdr. Haryadi Klemens Sdr. Albert Sdr. Yosi Sdri. Marlin Sdr. Amir Ev. Edo Walla Sdr. Calvin Ev. Dodik Bp. Budiono Bp. Soegianto Ibu Debby Ibu Sisca Ev. Heri Bp. Willy Ibu Sisca Bp. Eddy Sdri. Lia Sdr. Dennis Sdr. Amir Ev. Edo Walla Sdri. Lina Sdri. Eka Sdri. Virgin Sdri. Dina e JADWAL P E NATAL AYANAN IBADAH UMUM MAGZ Minggu, 22 Oktober 2017 Penatalayanan Ibadah Remaja (Pk. 10.00 WIB) Ibadah Umum I (Pk. 07.00) (Pk. 10.00) Ibadah Umum III (Pk. 17.00) Pengkhotbah Ev. Heri Kristanto Ev. Yohanes Dodik Iswanto Liturgos Sdri. Fancy Ev. Heri Pelayan Musik Sdr. Michael Sdr. Calvin Sdr. Evan Sdr. Arka Pelayan LCD Sdr. Andreas Doa Pra & pasca Ibadah Singer (Pk. 07.00) Sdr. Aurel Sdri. Angie Pdt. Yakub Tri Handoko, Th.M Bp. Felix Cab. Darmo (Pk. 10.00) Sdri. Christin Sdri. Angie Sdr. Mito Sdri. Dina Sdr. Tan Hendra Sdr. Rian Sdr. Edsel Sdr. Yosua Sdr. Rio Sdr. Ishak Sdr. Sugik Sdr. Daniel Sdri. Ririt Sdri. Melissa Sdr. Kevin T Sdr. Yosi Ibu Vena Ibu Yuli Ibu Herlin Bp. Budhi TS Ibu Handayani Sdr. Cipta Ibu Endang Sdr. Nobel Sdr. Yosi Bp. Suyono Sdr. Yono Ibu Ruth Bp. Andrew Ibu Vena Ev. Heri Pdt. Yakub Ibu Dinna Bp. Budhi TS Ibu Ike Bp. Felix Ev. Dodik Sdr. Edo Sdri. Vani Ev. Edo Walla Sdri. Henny Doa Syafaat Doa Persembahan Cab. Darmo Eksposisi 1 Korintus Tema Penyambut Jemaat Ibadah Umum II Ibu Ruth Sdri. Angeline Sdr. Michael Ho Sdri. Marlin Sdri. Marlin Ev. Edo Walla Sdri. Happy Sdri. Suci Sdri. Virgin 37 e JADWAL P E NATAL AYANAN MAGZ SEKOLAH MINGGU 15 Oktober 2017 22 Oktober 2017 Liturgis Kak Debby Kak Kezia Pelayan Musik Kak Willy Kak Eliazar Doa Pra/Pasca SM Kak Kezia Kak Eveline Tema Tuhan menyertai Yusuf Tuhan menyertai Yusuf Bahan Alkitab Kejadian 39-41 Kejadian 39-41 Sion Kak Vena Kak Vena Getsemani Kak Suani Kak Suani Yerusalem Kak Mei Kak Mei Nazareth Kak Eveline Kak Dessy Betlehem Kak Fenny Kak Kezia Keterangan (Pk. 09.30 WIB) (Pk. 09.30 WIB) IBADAH PEMUDA 14 Oktober 2017 21 Oktober 2017 Pengkhotbah Pdt. Reyco W Pdt. Reyco W Litrugos Sdri. Tri Sdri. Marlin Pelayan Musik TEAM TEAM Pelayan LCD Sdri. Christine Sdri. Fredy Penyambut Jemaat Sdri. Jeni Sdri. Juli Sdri. Clara Sdri. Jeni Petugas Doa Sdr. Fredy Sdr. Glory Singer Sdr. Fredy Sdr. Lovery Sdri. Jeni Keterangan (Pk. 18.00 WIB) (Pk. 18.00 WIB) Tema 38 e Data Keh adir an Je m aat MAGZ Ibadah DATA KEHADIRAN JEMAAT Hari/Tanggal Jumlah Jemaat Umum 1 48 Umum 2 72 Umum 3 59 Sekolah Minggu 28 Remaja Pemuda Minggu,8 Oktober 20017 Keterangan - Gabung Umum - Camp Pemuda Cab. Darmo KU 1 36 Cab. Darmo KU 2 53 SM = 3; RM = 5 POS Batam 13 SM = 49; RM = 43 POS Batu Aji SM & RM = - 39