SEMINAR NASIONAL ke 8 Tahun 2013 : Rekayasa Teknologi Industri dan Informasi REDUKSI SUARA JANTUNG DARI INSTRUMENTASI AKUISISI PEREKAMAN SUARA PARU-PARU PADA ANAK-ANAK MENGGUNAKAN BUTTERWORTH BAND PASS FILTER 1 Dyah Titisari1, Indah Soesanti2, Bondhan Winduratna3 Mahasiswa Pascasarjana Jurusan Teknik Elektro dan Teknologi Informasi UGM 2, 3 Dosen Jurusan Teknik Elektrodan Teknologi Informasi UGM Jalan Grafika No 2 Kampus UGM Yogyakarta email : [email protected], [email protected], [email protected] ABSTRAK Auskultasi adalah suatu teknik atau cara yang paling sering digunakan oleh tenaga medis dalam pemeriksaan awal pada pasien. Yaitu mendengarkan suara paru-paru atau pernapasan menggunakan stetoskop. Suara paru-paru mempunyai jangkauan frekuensi dari 150 – 1,7KHz. Sedangkan komponen utama suara jantung adalah pada range frekuensi 20 - 150 Hz sehingga tumpang tindih dengan komponen frekuensi rendah dari suara paru-paru . Dalam makalah ini dirancang dan direalisasikan sebuah stetoskop yang telah dimodifikasi dengan penambahan rangkaian mic condensor, inverting amplifier, rangkaian HPF dan LPF dan rangkaian penguat daya yang terhubung dengan jack soundcard untuk diolah di komputer. Pengambilan subyek data adalah pada anak-anak laki-laki dan perempuan masingmasing pengukuran pada daerah bronchovesicular, dada sebelah kanan. Dalam makalah ini dirancang sebuah tapis Butterworth Band Pass dengan tujuan untuk menghilangkan derau terutama suara jantung yang masuk saat perekaman suara paru-paru. Dari perancangan tapis yang dibuat, dihitung nilai SNR untuk mengetahui seberapa besar perancangan tapis terhadap perbaikan sinyal dan menganalisis pengaruh orde terhadap performansi tapis. Berdasarkan hasil dari perancangan Butterworth Band Pass Filter ini mampu mereduksi suara jantung yang terbaik pada anak-anak laki-laki dan perempuan pada orde 4 dengan frekuensi cut off 600 dan 1000 Hz dan nilai SNR terbaik setelah pemfilteran pada anak-anak laki-laki adalah 50.0249 dB. Dan SNR terbaik pada anak perempuan adalah 43,32895 dB. PENDAHULUAN Stetoskop adalah sebuah peralatan medis yang paling umum dan sering digunakan oleh tenaga medis pada saat pemeriksaan awal pada pasien. Stetoskop secara umum memiliki fungsi sebagai alat bantu auskultasi, yaitu mendengarkan suara yang terjadi di dalam tubuh. Suara tersebut dihasilkan oleh aktifitas biologis organ-organ tubuh seperti jantung, paru-paru dan sistem pencernaan (www.wikipedia.org). Penggunaan stetoskop akustik konvensional dalam auskultasi memiliki kelemahan, karena tidak memiliki sistem pemrosesan sinyal, maka sinyal akustik yang dihasilkan organ tubuh terdengar seperti apa adanya karena tidak adanya penguatan sinyal (Primus Pandumudita, 2007). Perekaman suara paru-paru digunakan tenaga medis dalam memeriksa kondisi fisik seseorang terutama yang berhubungan dengan sistem pernapasan. Suara paru terjadi karena adanya turbulensi udara saat udara memasuki saluran pernapasan selama proses pernapasan. Turbulensi ini terjadi karena udara mengalir dari saluran udara yang lebih lebar ke saluran udara yang lebih sempit atau sebaliknya(teori suara paru, ahmad rizal). Suara paru-paru mempunyai jangkauan frekuensi dari 150 – 1,7KHz. Komponen utama suara jantung adalah pada range frekuensi 20 - 150 Hz yang tumpang tindih dengan komponen frekuensi rendah dari suara paru-paru (Fredi Sukresno 2009). Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya dibidang kesehatan dan komputer semakin memudahkan dalam melakukan akuisisi suara paru-paru. Beberapa penelitian tentang perekaman suara paru dan jantung telah banyak dilakukan diantaranya Pengembangan Stetoskop Elektronik Dan Software Analisis Auskultasi (Endang Budiasih, 2011). Penelitian selanjutnya memisahkan suara jantung dari suara paru-paru telah dilakukan menggunakan Adaptive Filter (K. Satesh 2012). Penelitian serupa tentang metode baru filter untuk suara paru-paru menggunakan Least Mean Square (Noman Qaid Al-Naggar 2013). Dalam makalah ini dirancang sebuah stetoskop yang telah dimodifikasi dengan penambahan rangkaian mic condensor, inverting amplifier, rangkaian HPF dan LPF dan rangkaian penguat daya yang terhubung dengan jack soundcard untuk diolah di computer. Pengambilan subyek data adalah pada anak-anak laki-laki dan perempuan masing-masing pengukuran pada daerah bronchovesicular, dada sebelah kanan. Perekaman dengan frekuensi sampling 8000 Hz dan disimpan dalam format *wav. Dalam makalah ini dirancang sebuah tapis Butterworth Band Pass dengan tujuan untuk menghilangkan derau terutama suara jantung yang masuk saat perekaman suara paru-paru. Dari SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NASIONAL, 14 Desember 2013 E 129 SEMINAR NASIONAL ke 8 Tahun 2013 : Rekayasa Teknologi Industri dan Informasi perancangan tapis yang dibuat dihitung nilai SNR untuk mengetahui seberapa besar perancangan tapis terhadap perbaikan sinyal dan menganalisis pengaruh orde terhadap performansi tapis. Gambar 2 memperlihatkan perangkat akuisisi suara paru yang telah dibuat. Adapun blok masingmasing perangkat akuisisi terlihat pada gambar 3. METODE PENELITIAN Ada beberapa tahapan yang dilakukan dalam perancangan makalah ini antara lain, perekaman suara paru-paru dengan direalisasikan stetoskop yang telah dimodifikasi, perhitungan Power Spektra Density (PSD), perancangan pemfilteran Butterworth Band Pass dan menghitung nilai SNR sebelum dansetelah melewati filter digital. Mulai Perekaman Suara Paru Menghitung PSD Pemfilteran Butterworth Band Pass Gambar 3. Diagram Blok Perancangan Hardware Dari gambar 3 proses hingga terbentuknya sinyal suara, dideskripsikan sebagai berikut: Suara paru-paru akan ditangkap oleh stetoskop dan diteruskan ke mic kondensor. Melalui penapisan analog dengan HPF dan LPF kemudian oleh rangkaian penguat audio yang berfungsi untuk memperkuat daya sinyal keluaran dari filter sehingga dapat dirubah menjadi sinyal suara yang dapat didengar melalui jack soundcard komputer. Perekaman suara paru-paru diambil pada subyek anak-anak laki-laki dan perempuan usia 3 s.d 5 tahun, dilakukan dengan frekuensi sampling 8000 Hz, 16 bit yang kemudian disimpan dalam format .*wav. Gambar rangkaian keseluruhan dari perancangan stetoskop yang telah dimodifikasi terlihat pada gambar 4. TP3 R5 1 TP2 R1 1K 1 TP4 1 68K R10 R4 20K 2 TP1 1 C1 470 uF C5 1 9V Menghitung SNR R6 150K 15K 10nF -9 V 3 + -9 V 4 5 C3 2 3 U2 LM741 2 R8 10nF R9 15K 3 C6 10nF 7 1 10nF 15K 6 R7 MICROPHONE U3 LM741 6 A 100K 7 1 Selesai C4 6 7 1 4 5 + U1 LM741 + 3 - 2 + R3 1K - 4.7uF + C2 2 1 - R2 1K MK1 4 5 -9 V 9V 9V 9V 9V LM386 5 C8 - Gambar 2. Perangkat Akuisisi suara paru 4 8 3 C7 1. Perekaman Suara Paru-paru Perekaman Suara Paru-paru dilakukan dengan tujuan untuk menyediakan data awal sebagai proses pemfilteran. Perekaman suara paru-paru diperoleh menggunakan stetoskop yang telah dimodifikasi dengan penambahan rangkaian mic condensor, inverting amplifier, rangkaian HPFdan LPF dan rangkaian penguat daya yang terhubung dengan jack soundcard untuk diolah di komputer. Perangkat akuisisi suara paru-paru seperti terlihat pada gambar 2. TP6 1 U4 + 220uF R14 10K R13 1K D1 50nF J1A 1 + 3 7 2 6 1 10K 2 1 TP5 R11 A 1 Gambar 1 Diagram Alir Sistem 2 OUTPUT 3V9 R12 10 Gambar 4. Rangkaian Keseluruhan Sistem Rangkaian stetoskop yang dimodifikasi terdiri dari rangkaian mic kondensor, rangkaian penguat (inverting amplifier), Filter HPF, LPF dan rangkaian audio amplifier. Penguat depan, inverting Amplifier dengan Op-Amp, op-amp yag digunakan adalah IC LM 741 dengan penguatan sebesar 20 kali. Sinyal yang diterima akan diperkuat sesuai dengan perbandingan nilai resistor pada rangkaian. Jenis filter yang digunakan pada sistem adalah High Pass Filter dengan frekuensi cut-off 150Hz dan Low Pass Filter dengan frekuensi cut-off 1000 Hz. Pada Rangkaian Penguat Daya digunakan untuk memperkuat daya dari sinyal yang akan diubah menjadi sinyal suara. Penguatan ini dilakukan agar sinyal listrik masukan cukup kuat untuk dimasukkan ke soundcard dan diolah lebih lanjut. 2. Power Spektral Density Metode Welch SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NASIONAL, 14 Desember 2013 E 130 SEMINAR NASIONAL ke 8 Tahun 2013 : Rekayasa Teknologi Industri dan Informasi Salah satu komponen yang dapat diambil dari sinyal suara paru adalah spectrum frekueensi dengan cara mentraansformasisinyal dari kawasan waktu ke kawasan frekuensi sehingga akan diperoleh informasi tentang frekuensi yang terkandung pada sinyal tersebut. Metode untuk mendapatkan spectrum frekuensi suatu sinyal suara berdasarkan perhitungan estimasi spectrum daya adalah metode Welch. Pada metode ini, sinyal masukan dibagi menjadi segmen-segmen yang pendek dan perhitungan periodogram dilakukan berdasarkan perhitungan nilai imajiner Fast Fourier Transform, sehingga mencari estimasi spectrum daya dapat dilakukan dengan lebih efisien. Setiap segmen data dimodifikasi dengan mengalikan pada suatu fungsi jendela (window), sebelum dilakukan perhitungan periodogram. Selanjutnya periodogram yang telah dimodifikasi dirata-ratakan untuk menghasilkan estimasi spectrum yang lebih baik. Algoritma Power Spektral Density menggunakan metode Welch adalah sebagai berikut: Setiap segmen data dikalikan dengan suatu fungsi Hamming Window dengan persamaan: - (1) Dimana: W(n) = Koefisien window ke-n π = 3,14 n = 0,1,2,3,…..N N = Banyak Data Menggunakan nilai imajiner dari Fast Fourier Transform (FFT) untuk menghitung nilai power spectrum dengan persamaan: gain yang sama. Respon dari Butterworth ini pada umumnya disebut sebagai maximally flat response. Gambaran respon frekuensi pada filter Butterworth terlihat pada gambar 5. Gambar 5. Respon Frekuensi Butterworth 4. Signal to Noise Ratio (SNR) Signal to Noise Ratio adalah ukuran untuk membandingkan suatu sinyal dengan noise-nya. SNR didefinisikan sebagai perbandingan power signal dengan power noise-nya. Rumus perhitungan berikut: SNR adalah sebagai (3) (4) (5) Dimana : SNR in, SNR out : S/N input filter, S/N output filter P signal_in, Psignal_out : Daya input, Daya output. Signal_in, signal_out = sinyal input, sinyal output HASIL DAN PEMBAHASAN (2) Dimana: S = nilai spectrum sinyal tiap segmen I = 0,1,2,3,…. N Wi = Hasil koefisien Hamming Window Xi = nilai sinyal ke-i N = banyak data 3. Butterworth Band Pass Filter Karakteristik Butterworth ini memiliki respon amplitudo yang sangat datar pada pass band dan menghasilkan penurunan gain sebesar -20dB / decade / pole dan terjadi pergeseran fasa sebesar 45° pada tiap ordenya. Respon fasanya tidak linier dan perpindahan fasa (time delay) dari sinyal yang melewati filter ini bermacam-macam terhadap frekuensinya. Filter yang menggunakan respon Butterworth ini pada umumnya digunakan jika semua frekuensi pada pass band harus memiliki 1. Input Sinyal suara paru-paru Sinyal suara hasil perekaman paru-paru setelah melalui jack soundcard dan terhubung ke PC, disimpan dalam format *wav. Sinyal suara dalam format *wav yang diperoleh dari akuisisi data dengan program matlab divisualisasikan dalam bentuk sinyal sebelum difilter analog (HPF dan LPF) ditunjukkan pada gambar 6 Gambar 6 Hasil Perekaman tanpa Filter SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NASIONAL, 14 Desember 2013 E 131 SEMINAR NASIONAL ke 8 Tahun 2013 : Rekayasa Teknologi Industri dan Informasi Gambar 7. Hasil Perekaman dengan Filter Gambar 6 adalah sinyal masukan awal perekaman tanpa filter analog (HPF dan LPF) dengan sumbu x adalah waktu (detik) sumbu y adalah amplitudo (mV). Terlihat bahwa amplitudo derau (suara jantung) lebih besar dibandingkan suara paru-paru. Gambar 7 adalah sinyal masukan awal perekaman dengan filter analog (HPF dan LPF). 3. Pemfilteran Butterworth Band Pass Proses pemfilteran digital yang dilakukan pada penelitian ini menggunakan Butterworth Band Pass Filter, diharapkan dengan dilakukan proses BPF pada sinyal, agar sinyal yang diperoleh semakin jelas dan kita mendapatkan suara yang kita inginkan yaitu suara paru-paru yang terbebas dari derau suara jantung dan derau yang berasal dari suara lain. Pada proses pemfilteran dengan Butterworth BPF ini, dimasukkan orde yang berbeda-beda, dan penentuan batas atas dan batas bawah yang berbeda sampai didapatkan hasil yang paling bagus dalam proses pemfilteran. Gambar 10 menunjukkan hasil sinyal dengan filter analog setelah dilakukan pemfilteran dengan Butterworth BPF orde 2. Suara PAKAI FILTER TP5 0.4 0.2 0 -0.2 -0.4 2 4 6 8 10 12 14 16 18 4 x 10 0.04 0.02 0 -0.02 -0.04 2 4 6 8 10 12 14 16 18 4 x 10 Frequency 2. Menghitung PSD Pada tahap ini Power Spektral Density dilakukan untuk menganalisis komponen frekuensi utama yang ada pada saat sinyal tanpa difilter dan dengan difilter analog. Window PSD yang digunakan adalah Hamming dengan panjang segment adalah 64. Gambar 8 menunjukkan hasil PSD sinyal sebelum filter analog. Dan gambar 9 adalah hasil PSD setelah filter analog. 4000 2000 0 2 4 6 8 10 12 Time 14 16 18 20 22 Gambar 10. Hasil pemfilteran Butterworth BPF Gambar 8. Hasil PSD tanpa filter analog Dengan pemilihan BPF orde 2, penentuan batas atas adalah 600 dan batas bawah 1000, didapatkan hasil seperti yang terlihat pada gambar 8. Dimana pada saat hasil pemfilteran didengarkan suaranya, suara derau (suara jantung) telah berhasil dihilangkan. Sehingga perekaman suara paru yang terbebas dari derau suara jantung sesuai dengan yang diharapkan. Sebelum langkah selanjutnya proses menghitung Signal to noise ratio (SNR), untuk melihat kembali frekuensi utama dari sinyal yang dihasilkan setelah proses pemfilteran Butterworth BPF, kita lakukan lagi menghitung nilai PSD sehingga didapatkan hasil seperti terlihat pada gambar 11. Gambar 9. Hasil PSD dengan filter analog Dari gambar 8 dapat dilihat bahwa frekuensi utama tanpa filter analog adalah sebesar 31 Hz. Sedangkan dengan menggunakan filter analog, frekuensi utama adalah 188 Hz. Gambar 11. Hasil PSD setelah BPF SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NASIONAL, 14 Desember 2013 E 132 SEMINAR NASIONAL ke 8 Tahun 2013 : Rekayasa Teknologi Industri dan Informasi Pada gambar 11 terlihat bahwa frekuensi utama dari sinyal setelah dilakukan proses pemfilteran BPF Butterworth orde 2 adalah 656 Hz. 4. Menghitung SNR Analisis pada bagian ini dilakukan dengan cara membandingkan SNR sebelum difilter BPF dan setelah difilter BPF. Dengan menghitung nilai SNR dari masing-masing sinyal, akan diketahui pengaruh filter terhadap perbaikan sinyal. Semakin besar nilai SNR, output filter menunjukkan perbaikan terhadap sinyal Sebaliknya semakin kecil nilai SNR menunjukkan bahwa sinyal mwngalami penurunan kualitas atau mengalami kerusakan. Gambar 12 menunjukkan nilai SNR setelah dilakukan pemfilteran digital tanpa menggunakan filter analog (HPF dan LPF). dengan menggunakan filter analog adalah 43,32895 dB. Hasil dari perhitungan nilai SNR pada subyek anak laki-laki dan perempuan adalah terlihat pada table 1 dan table 2. D a t a 1 2 3 4 5 Tabel 1. Hasil SNR pada anak laki-laki O r Nilai SNR dalm dB d e Filter Filter Filter Analog analog+digital Digital 2 14.11403 30.92786749 43.32801 4 32.8442 39.5741 50.0249 6 17.4482 32.57434 42.0249 8 14.2446 30.5415 44.0249 10 14.6765 30.5741 43.0249 POWER SINYAL TANPA FILTER ANALOG 1 Paru+jantung Paru 0.8 0.6 D a t a Amplitudo 0.4 0.2 0 -0.2 -0.4 -0.6 -0.8 -1 0 5 10 15 20 25 Waktu[s] Power Signal = 0.00006 dB Power Noise = 0.07100 dB SNR = 30.92787 dB 30 Gambar 12. Hasil SNR setelah filter BPF dengan sinyal tanpa filter analog POWER SINYAL DENGAN FILTER DIGITAL 1 Paru+jantung Paru 0.8 0.6 Amplitudo 0.4 0.2 0 -0.2 -0.4 -0.6 -0.8 -1 0 5 10 15 20 25 Waktu[s] Power Signal = 0.00000 dB Power Noise = 0.07110 dB SNR = 43.32895 dB 30 Gambar 13. Hasil SNR setelah filter BPF dengan sinyal menggunakan filter analog. Gambar 12 menunjukkan hasil SNR setelah dilakukan pemfilteran Butterworth Band Pass, tanpa menggunakan filter analog, didapatkan nilai SNR adalah sebesar 30,92787 dB. Sedangkan pada gambar 13 menunjukkan hasil SNR setelah dilakukan pemfilteran Butterworth Band Pass, 1 2 3 4 5 Tabel 2. Hasil SNR pada anak perempuan O r Nilai SNR dalm dB d e Filter Filter Filter Analog analog+digital Digital 2 13.103 28.86749 42.32801 4 14.8442 30.927861 43.38959 6 12.1162 28.57434 42.0249 8 12.29576 28.4527 40.9452 10 12.3564 29.11267 40. 2049 KESIMPULAN Kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah: 1. Perancangan stetoskop yang telah dimodifikasi dengan penambahan filter analog telah direalisasikan dan terbukti mampu memberikan hasil perekaman yang lebih baik dibandingkan tanpa filter analog. 2. Perancangan Butterworth Band Pass filter mampu mereduksi suara jantung dari perekaman suara paru-paru dengan hasil terbaik pada orde ke 4 dengan frekuensi cut-off pada 600 dan 1000 Hz. 3. Dari perhitungan SNR, nilai SNR terbaik pada anak laki-laki adalah pada 50.0249 dB. Nilai SNR pada anak perempuan adalah pada 43,32895 dB. UCAPAN TERIMA KASIH Terimakasih yang sebesar-besarnya penulis sampaikan kepada: 1. Kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan barokahnya SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NASIONAL, 14 Desember 2013 E 133 SEMINAR NASIONAL ke 8 Tahun 2013 : Rekayasa Teknologi Industri dan Informasi 2. Ibu Dr. Indah Soesanti, St., MT., dan Bapak Ir. Bondhan Winduratna, M.Eng yang telah membimbing terselesainya makalah ini. 3. Panitia Seminar Nasional RETII ke-8 STTNAS atas kesempatan yang diberikan 4. Semua pihak yang tidak dapat disebut satupersatu atas semua bantuannya. DAFTAR PUSTAKA Achmad Rizal’s Blog, Teori Suara Paru-Paru, Juli 2011 Christer Ahlstrom, Olle Liljefeldt, Heart Sound Cancellation From Lung Sound Recording Using Recurrence Time Statistic and Nonlinear Prediction, desember 2006 http://id.wikipedia.org /wiki/stetoskop CH renumadhavi, S. Madhava Kumar dan A.G. Ananth, A New Approach For Evaluating SNR of ECG Signals and Its Implementation, 2006 Endang Budiasih, Achmad Rizal dan Saiful Sabril, pengembangan Stetoskop Elektronik Dan Software Analisis Auskultasi, Konferensi Nasional Sistem Informasi, 2011 Ferdi Sukresno, Achmad Rizal dan Iwan Iwut, Reduksi Suara Jantung Dari Rekaman Suara Paru-paru Menggunakan Filter Adaptif Dengan Algoritma Recursive Least Square, Prosiding SENTIA, 2009 K. Sathesh dan N.J.R. Muniraj, Survey on Separation on Hearth Sounds From Lung Sounds by Adaptive Filtering, IJMTA, Juli 2012. Noman Qaid Al-Naggar, A new Method of Lung Sounds Filtering Using Modulated Least Mean Square-ANC, J. Biomedical Scince and Engineering, 2013 Primus Pandumudita dan Soegijardjo Soegijoko , Pengembangan Dan Realisasi Stetoskop Elektronik Berbasis PC Untuk Auskultasi Jantung Dan Pernapasan, 2007 SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NASIONAL, 14 Desember 2013 E 134