BioTrends Vol.7 No.1 Tahun 2016 RAGI SUPER: TEKNOLOGI MOLEKULER BIO-ARMING UNTUK PEMANFAATAN LIMBAH LIGNOSELULOSA MENJADI ETHANOL SEBAGAI PENGGANTI BENSIN FILEMON JALU N.P Laboratorium Biokatalis dan Fermentasi Pusat Penelitian Bioteknologi LIPI Jl. Raya Bogor KM. 46. Cibinong D ewasa ini penggunaan serta kebutuhan akan energi sangat luar biasa tinggi. Setiap tahunnya konsumsinya terus mengalami peningkatandrastis. Hal ini disebabkan karena faktor permintaan energi sangat tinggi. Bidang industri dan transportasi mengambil bagian terbesar dalam penggunaan energi. Hal ini berbanding terbalik dengan suplai energi yang dihasilkan dari energi fosil seperti bensin yang terbatas dan tak terbaharui. Peningkatan ini menyebabkan krisis energi baik di dunia dan terkhusus di Indonesia. Penelitian dan pengembangan alternatif energi pengganti bensin banyak dan gencar dilakukan. Ethanol dari golongan biofuel adalah salah satu alternatif energi yang dapat mensuplai kontribusi energi saat ini. Saccharomyces cerevisiae atau yang umum disebut ragi menjadi aspek yang sangat vital dalam produksi bioethanol (Fujita, 2004). Ragi sebagai mikroorganisme pengkonversi gula dari biomassa limbah lignoselulosa yang tidak terpakai, dapat digunakan sebagai alternatif bahan bakar yang sangat signifikan manfaatnya.Lignoselulosa adalah biomassa yang terdiriatas lignin, selulosa, dan hemiselulosa. Namun kendala dari alternatif energi ini adalah kurang mampunyai sel ragi dalam menghasilkan ethanol karena beragam kondisi fermentasi yang kurang sesuai seperti adanya inhibitor kimia akibat proses treatment limbah biomassa lignoselulosa dan lain-lain. Pembuatan ragi super dengan teknik bio-arming memliki tujuan penggunaan yang terfokus pada adaptifterhadapberagam inhibitor. Konsep sel ragi super Super dengan teknik rekayasa permukaan sel serta aplikasinya. Krisis energi terutama bahan bakar cair seperti bensin. Saat ini sedang mengalami defisit karena penggunaannya yang sangat tinggi dan tidak diimbangi pembaharuan serta pemanfaatan alternatif bahan bakar lain yang dinilai Gambar 1. Konsep permukaan sel ragi produksi ethanol dari limbah lignoselulosa pertanian seperti sekam padi, tongkol jagung, maupun seresah yang 31 masih kurang optimal (Kuroda, 2010). Istilah lebih besar pasak dari pada tiang sangat tepat untuk menggambarkan kondisi dari bahan bakar cair saat ini. BioTrends Vol.7 No.1 Tahun 2016 Berdasarkan pada data statistik pada tahun 2014. Bahan bakar fosil menempati urutan tertinggi dengan dengan presentase 86%, sedangkan untuk energi alternatif terbarukan hanya 9.3% (IEA, 2014). Kondisi tersebut menciptakan keresahan dari berbagai pihak. Pencarian alternatif energi serta pengoptimalan potensi energi tersebut gencar dilakukansaat ini. Ethanol adalah salah satu dari golongan energi bahan bakar cair yang terbarukan. Peningkatan potensi produksi ethanol ini dapat dikembangkan melalui pengembangan ragi yang menjadi mikroorganisme pengkonversi biomassa menjadi ethanol. Konsep aplikasi dari manfaat lain teknik rekayasa permukaan sel yang akan diterapkan pada ragi serta ragam aplikasi lainnya dijelaskan pada gambar 1. Super ragi ini dapat secara maksimal memanfaatkan limbah-limbah pertanian untuk dirubah jadi ethanol sehingga dapat menjadi alternatif yang sangat baik sebagai energi pengganti bensin. biofuel.Sistem tampilan permukaan sel atau sel “surface display system” adalah platform berharga bagi pemuliaan molekuler sel ragi fungsional baru yang optimal melalui menempatkan screening dari pustaka protein/peptida dengan mutasi kombinatorial (Jakopec, 2011).Lokasi permukaan sel, seperti dinding sel dan membran sel, memainkan peran penting dalam transduksi sinyal, pengakuan substansi, dan berbagai reaksi, dan target sehingga menjanjikan untuk rekayasa seluler. Dalam sistem ini, protein heterolog fungsional/ peptida ditampilkan di permukaan sel dengan fusi dengan bagian dari dinding sel atau membranpenahan protein sel. Tampilan permukaan sel protein/peptida fungsional akan menyebabkan peningkatan kemampuan permukaan sel ragi menjadi rekayasa dengan fungsi baru. Peningkatan kemampuan ragi ini membuat ragi jadi sangat kompeten dalam proses produksi bioethanol dengan kondisi suhu tinggi, tekanan osmotik tinggi, maupun kehadiran inhibitor kimia yang dapat menghambat proses fermentasi. Ragi super dan teknologi bioarming sebagai kunci alternatif energi Kunci permasalahan dari produksi ethanol ini adalah dengan membuat ragi berkualitas super yang mampu menghasilkan ethanol langsung dari biomassa ataupun biomassa yang sudah diperlakukan sehingga menghasilkan ethanol. Bioarming terkhusus dalam teknologi rekayasa permukaan sel ragi atau dapat disebut arming yeast adalah rekayasa sel sistem ragi yang Gambar 2. Gambaran sistem permukaan sel dalam ragi berdasarkan memungkinkan melakukan α-agglutinin. (A) membangun gen untuk tampilan inovasi untuk meningkatkan permukaan sel dari protein/peptide target. (B) tampilan fungsi seluler diberbagai permukaan sel dari protein fusi dengan setengah Caplikasi seperti produksi terminal α-agglutinin (Kuroda, 2014). 32 BioTrends Vol.7 No.1 Tahun 2016 Konstruksi ekspresi plasmid untuk surface display pada ragi super Plasmid yang akan ditransformasikan, disiapkan dengan konstruksi amplifikasi fragmen penyandi DNA protein target/peptide pada permukaan sel ragi bersama dengan enzim restriksi pada kedua ujungnya oleh DNA polimerase (Kuroda, 2011). Setelah plasmid siap selanjutnya dilakukan transformasi ragi dengan konstruksi ekspresi plasmid. Ragi yang berpotensi menghasilkan bioethanol ditingkatkan kemampuannya dengan melakukan transformasi dengan menggunakan YEAST MAKER (suatu sistem transformasi untuk ragi). Setelah dilakukan transformasi gen plasmid ke ragi. Selanjutnya ragi dikarakterisasi dengan menggunakan DNA polimerase dengan primer Gas-F dan Agα-Runtukmengkonfirmasi proses ligase (Kuroda, 2014). Gambar 3. Peta plasmid untuk tampilan permukaan sel dan urutan sekitar lokasi multi-kloning. (A) pULD1 untuk sel display permukaan dengan FLAG-tag. (B) pKRD4 untuk tampilan permukaan sel dengan DsRed-monomer dan FLAG-tag. Kedua plasmid dalam bingkai tanpa ligasi fragmen DNA ke dalam situs multi-kloning (Kuroda, 2014). Pemanfaatan limbah biomassa lignoselulosa jadi ethanol Ragi super ini ke depand iharapkan dapat digunakan pada produksi ethanol dari limbah lignoselulosa pertanian seperti Pada gambar 2 dijelaskan konsep sekam padi, tongkol jagung, permukaan sel ragi berdasarkanα- maupun seresahdaun. Ragi dengan kemampuan merubah agglutinin.Bagian (a) konstruksi gen untuk permukaan sel ragi dari gula menjadi ethanol akan protein target.Gambar bagian (b) ditingkatkan kemampuan metaboliknya secara molekuler menjelaskan permukaan sel dari (Blount, 2012). Super ragi dengan fusi dengan setengah C-terminal kemampuan metabolisme ragi α-agglutinin dan protein target.Penjelasan tentang plasmid untuk mengkonversi gula seperti glukosa, xylose, dan jenis sakarida untuk ragi super digambar kan lain menjadi ethanol dalam dengan gambar 3.Rancangan plasmid untuk permukaan sel ragi. kondisi stres lingkungan fermentasi. Kondisi stres pada proses fermentasi ini seperti suhu fermentasi yang tinggi, tekanan osmotik tinggi, pH media fermentasi, serta bahkan inhibitor kimia yang membunuh ragi dan menghambat produksi ethanol, seperti furfufal, 5HMF, acetic acid, formic acid, levulinic acid, vanillin, dan syringaldehyde. Dengan pengembangannya super ragi ini dapat secara maksimal memanfaatkan limbah-limbah pertanian untuk dirubah jadi ethanol sehingga dapat menjadi alternatif yang sangat baik sebagai energi pengganti bensin. Daftar Pustaka Blount BA, Weenink T, Ellis T Fujita Y, Ito J, Ueda M, Fukuda H, types of cellulolytic enzyme. (2012) Construction of Kondo A (2004) Synergistic Appl Environ Microbiol synthetic regulatory saccharifihcation, and direct 70:1207–1212 networks in yeast. FEBS Lett fermentation to ethanol, of 586(15):21122121. amorphous cellulose by use International Energy Agency 10.1016/j.febslet.2012.01.0 of an engineered yeast (IEA)(2014). 3 strain codis playing three http://www.iea.org/publica 33 BioTrends Vol.7 No.1 Tahun 2016 tions/freepublications/ publication/keyworld2014. 9 rue de la Fédération, 75739 Paris Cedex 15, France Kondo & Ueda. 2004. Yeast cellsurface display-applications of molecular display. Appl Microbiol Biotechnol.64: 28–40. Jakopec V, Walla E, Fleig U (2011) Kuroda K, Ueda M (2010) Versatile use of Engineering of Schizosaccharomyces microorganisms towards pombe plasmids in recovery of rare metal ions. Saccharomyces cerevisiae. Appl Microbiol Biotechnol FEMS Yeast Res 11:653–655 87:53–60 34 Kuroda K, Ueda M (2011) Molecular design of the microbial cell surface toward the recovery of metal ions. Curr Opin Biotechnol 22:427–433 Kuroda K, Ueda M (2014) Generation of Arming Yeasts with Active Proteins and Peptides via Cell Surface Display System: Cell Surface Engineering, Bioarming Technology