PERINGATAN !!! Bismillaahirrahmaanirraahiim Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh 1. Skripsi digital ini hanya digunakan sebagai bahan referensi 2. Cantumkanlah sumber referensi secara lengkap bila Anda mengutip dari Dokumen ini 3. Plagiarisme dalam bentuk apapun merupakan pelanggaran keras terhadap etika moral penyusunan karya ilmiah 4. Patuhilah etika penulisan karya ilmiah Selamat membaca !!! Wassalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh UPT PERPUSTAKAAN UNISBA GAYA KOMUNIKASI PEMIMPIN DALAM MEMBERIKAN MOTIVASI DI PT. NUGRAHA TEKSTIL Studi Deskriptif mengenai Gaya Komunikasi Pemimpin dalam Pemberian Motivasi Kepada Karyawan di PT. Nugraha Tekstil SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi Oleh : Lingga Bhakti Nugraha 10080009191 Bidang Kajian Public Relations FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG 2014 LEMBAR PENGESAHAN Judul : Gaya Komunikasi Pemimpin dalam Memberikan Motivasi di PT. Nugrah Tekstil Sub Judul : Studi Deskriptif Gaya Komunikasi Pemimpin dalam Pemberian Motivasi Kepada Karyawan di PT. Nugraha Tekstil. Nama : Lingga Bhakti Nugraha NPM : 10080009191 Bidang Kajian : Public Relations Tanggal Lulus : 29 Januari 2014 Menyetujui, Dosen Pembimbing Dr. Hj. Ani Yuningsih, Dra., M.Si Mengetahui, Ketua Bidang Kajian Public Relations Dr. Hj. Ani Yuningsih, Dra., M.Si. FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG 2014 MOTTO ∩⊂∪ ãΠtø.F{$# y7š/u‘uρ ù&tø%$# ∩⊄∪ @,n=tã ôÏΒ z≈|¡ΣM}$# t,n=y{ ∩⊇∪ t,n=y{ “Ï%©!$# y7În/u‘ ÉΟó™$$Î/ ù&tø%$# ∩∈∪ ÷Λs>÷ètƒ óΟs9 $tΒ z≈|¡ΣM}$# zΟ‾=tæ ∩⊆∪ ÉΟn=s)ø9$$Î/ zΟ‾=tæ “Ï%©!$# Artinya: Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah. Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam (Maksudnya: Allah mengajar manusia dengan perantaraan tulis baca). Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya. (Q.S. Al-‘Alaq : 1-5) ABSTRAK Gaya komunikasi pemimpin meliputi proses mempengaruhi dalam menentukan tujuan organisasi, memotivasi perilaku pengikut untuk mencapai tujuan, mempengaruhi untuk memperbaki kelompok dan budayanya. Gaya komunikasi pemimpin mempunyai kaitan erat dengan motivasi. PT. Nugraha Tekstil adalah perusahaan yang bergerak di bidang tekstil, di mana perusahaan ini didirikan oleh H. Dindin SK pada tahun 1985. Sebelum pabrik ini dinamakan PT. Nugraha, perusahaan ini berawal dari industri rumahan yang dijalankan oleh keluarga, yang kemudian beralih kepada H. Dindin SK, beliau sekarang memimpin perusahaan PT. Nugraha Tekstil. Dalam meneliti gaya komunikasi pemimpin dalam memberikan motivasi di PT. Nugraha Tesktil, peneliti menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan pendekatan deskrpitif. Analisis deskriptif dalam bentuk tabel tunggal, dengan data frekuensi (f) dan presentase (%). Selain itu, agar mendapatkan hasil yang valid peneliti menggunakan angket, wawancara, dokumentasi, dan observasi dalam pengumpulan data. Di dalam penelitian ini populasi karyawan yang bekerja di PT. Nugraha tekstil berjumlah 113 karyawan, peneliti akan mengambil sampel karyawan untuk dimintai keterangan mengenai gaya komunikasi yang dilakukan direktur utama PT. Nugraha dalam pemberian motivasi. Untuk itu peneliti mengambil sampel sebanyak 113 orang karyawan secara non probability atau ditentukan sendiri oleh peneliti. Untuk mengetahui seberapa tahu karyawan yang bekerja tentang gaya komunikasi pemimpin yang ada di PT. Nugraha Tekstil. Hasil penelitian bahwa Gaya komunikasi yang dilakukan oleh pemimpin dalam memberikan motivasi dengan gaya kesamaan (the equalitarian style) PT. Nugraha Tekstil mayoritas ditanggapi sangat baik oleh karyawan sebesar 52%. Selain itu, dalam hal ini dapat dilihat bahwa buruh yang bekerja di PT. Nugraha merasa termotivasi di dalam bekerja, karena buruh merasa cocok dengan gaya komunikasi yang diterapkan oleh direktur PT. Nugraha, hal itu bisa dilihat dari buruh merasa seluruh aspirasinya didengarkan. Buruh merasa nyaman, dan semangat dalam mencapai target produksi. Pemberian motivasi dengan gaya kesamaan (equalitarian style) di PT. Nugraha mengakibatkan buruh lebih serius dalam mencapai target, karena sistem kekeluargaan yang dterapkan oleh direktur berdampak positif bagi buruh untuk bersungguh-sungguh dalam bekerja. i KATA PENGANTAR Bismilaahirrahmaanirrahiim Assalamu’alaikum Wr. Wb. Syukur Alhamdulilah, peneliti panjatkan kepada penguasa alam jagad raya dan pemilik seluruh kehidupan yaitu Maha Besar Allah SWT karena rahmat dan karunia-Nya peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Gaya Komunikasi Pemimpin dalam Pemberian Motivasi di PT. Nugraha Tekstil ”. Tak lupa juga peneliti untuk mengucapkan shlawat dan salam kepada baginda besar, revolusioner seluruh umat manusia, Nabi serta Rasul kita Nabi Muhammad SAW. Skripsi ini disusun selain untuk memenuhi syarat kelengkapan menyelesaikan pendidikan sarjana, juga didorong oleh ketertarikan penulis dalam melakukan penelitian mengenai gaya komunikasi yang ada di PT. Nugraha Tekstil. Peneliti sepenuhnya menyadari bahwa penelitian yang dilakukan masih sangat jauh dari kata sempurna. Masih sangat banyak kekurangan mengenai skripsi ini, untuk itu dengan segala kerendahan hati peneliti meminta kritik beserta saran kepada pembaca skripsi ini. Agar di kemudian hari peneliti bisa menghasilkan suatu peneliti yang jauh lebih baik. Dalam perjalanan skripsi ini tidak akan mungkin rampung tanpa adanya doa, semangat, motivasi dari berbagai pihak yang membantu baik itu secara materi maupun moral. Maka dalam kesempatan kali ini dengan kesungguhan hati ii dan kerendahan diri peneliti ingin memberikan apresiasi masif dan sebesarbesarnya kepada : 1. Bapak Dr. H. O. Hasbiansyah, Drs., M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Komunikasi Unisba. “Terima kasih atas segala pengalaman dan ilmunya.” 2. Ibu Santi Indra Astuti, S.Sos., M.Si., selaku Wakil Dekan 1 Fakultas Ilmu Komunikasi Unisba. “Terima kasih atas segala pengalaman, ilmu, serta arahannya selama ini.” 3. Ibu Dr. Hj. Rini Rinawati, Dra., M.Si., selaku Wakil Dekan 2 Fakultas Ilmu Komunikasi Unisba. “Terima kasih atas segala pengalaman, ilmu, serta arahannya selama ini.” 4. Ibu Dr. Hj. Ani Yuningsih, Dra., M.Si., selaku Ketua Bidang Kajian Public Relations dan pembimbing yang telah membimbing, mengarahkan dan memotivasi saya untuk menyelesaikan skripsi ini. 5. Bapak Maman Suherman, Drs, M.Si., Selaku pembimbing awal skripsi “Terimakasih atas waktunya yang selalu ada untuk saya bimbingan, kesabaran, pengarahan, serta pengetahuan yang telah bapak berikan untuk saya dan motivasi yang selalu bapak berikan kepada saya. 6. Ibu Indri Rachmawati, S.Sos., selaku dosen wali. “Terima kasih telah memberikan bimbingan, pengarahan, semangat dan motivasi kepada saya untuk mendapatkan terbaik di dalam setiap perkuliahan selama ini.” iii 7. Segenap dosen dan staff akademik Fikom Unisba yang secara tidak langsung telah membimbing dan membantu peneliti dalam setiap perkuliahan. 8. Kedua orang tua tercinta. Ibu, Papah tersayang. “Terima kasih atas doa, senyum, semangat, tangis, serta keringat ibu dan ayah yang selalu ingin memberikan yang terbaik kepada anaknya, yang selalu memberikan semangat kepada saya untuk tetap berusaha dalam menyelesaikan penelitian ini dan tak henti-hentinya mendoakan yang terbaik untuk anaknya. 9. Teteh dan Ade Yossie Sri Andiani dan Galih Swarghani“ Terimakasih atas doa, senyum, semangat dan motivasi yang selalu diberikan kepada saya.” 10. Sahabat Tercinta saya Abay L, Irman LPS, Abay , Tommy, Rakai, Japet, Egi Boma, Indro dan semuanya teman-teman saya yang sudah memberikan doa dan support nya, serta masukannya kalian kepada saya dan Terimakasih karena kalian selalu ada di saat senang, sedih, maupun susah” 11. Keluarga besar Segitiga Unisba, Aryuda, Rico, Angga, Sena, Kurnia, Gia, Raka, Unang, dll. “Terimakasih untuk kebersamaan suka dan duka selama kita pertama kali menginjakkan kaki di kampus UNISBA sampai saat ini” 12. Terima kasih kepada orang-orang yang tidak dapat ditulis satu persatu. iv Harapan peneliti semoga penelitian ini dapat berguna bagi semua orang yang membacanya. Terima kasih atas semuanya. Semoga Allah SWT membalas segala kebaikan kalian berkali-kali lipat. Wassalamualaikum Wr. Wb. Bandung, Januari 2014 Lingga Bhakti Nugraha v DAFTAR ISI Uraian Halaman ABSTRAK ...................................................................................................... KATA PENGANTAR .................................................................................... DAFTAR ISI ................................................................................................... DAFTAR TABEL .......................................................................................... DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. BAB I BAB II i ii vi viii ix x PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ...................................................... 1.2 Rumusan Masalah ................................................................ 1.3 Identifikasi Masalah ............................................................. 1.4 Tujuan Penelitian ................................................................. 1.5 Kegunaan penelitian ............................................................ 1.5.1 Kegunaan Teoritis .................................................... 1.5.2 Kegunaan Praktis ..................................................... 1.6 Pembatasan Masalah dan Pengertian Istilah ........................ 1.6.1 Pembatasan Masalah ................................................ 1.6.2 Pengertian Istilah ..................................................... 1.7 Kerangka Pemikiran ............................................................ 1.8 Operasional Variabel ........................................................... 1.9 Metode Penelitian ................................................................ 1.9.1 Populasi Sampel ....................................................... 1.9.1.1 Populasi...................................................... 1.9.1.2 Sampel ....................................................... 1.9.2 Teknik Pengumpulan Data . ......................................... 1 10 10 11 11 11 12 12 12 13 14 18 20 21 21 21 22 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Penelitian Terdahulu ............................................................ 2.2 Komunikasi Organisasi ........................................................ 2.2.1 Definisi Komunikasi Organisasi .............................. 2.2.2 Pendekatan Komunikasi Organisasi ........................ 2.2.2.1 Pendekatan Makro ....................................... 2.2.2.2 Pendekatan Mikro ........................................ 2.2.2.3 Pendekatan Individual .................................. 2.2.3 Iklim Komunikasi Organisasi .................................. 2.2.4 Arah Aliran Komunikasi .......................................... 2.2.5 Prinsip-Prinsip Komunikasi Keatas ......................... 2.3 Fungsi Komunikasi .............................................................. 2.4 Konseptualisasi Gaya Komunikasi (Pimpinan) ................... 2.4.1 Pengertian Gaya Komunikasi (Pimpinan) ............... 2.4.2 Arti Penting Gaya Komunikasi (Pimpinan) ............. 25 28 29 30 30 32 33 35 36 39 40 41 41 43 vi Uraian Halaman 2.4.2 Gaya komunikasi (pimpinan) Motivasi dan Komunikasi Organisasi ............................................ Definisi Pemimpin ............................................................... 2.5.1 Fungsi Pemimpin ..................................................... 2.5.2 Tipe Pemimpin ......................................................... Motivasi ............................................................................... 2.6.1 Teori Tentang Motivasi (A.H Maslow..................... 2.6.2 Peranan Motivasi ..................................................... 44 47 48 51 52 54 56 METODELOGI DAN OBJEK PENELITIAN 3.1 Jenis Dan Pendekatan Penelitian ......................................... 3.2 Teknik Pengumpulan Data .................................................. 3.3 Objek Penelitian .................................................................. 3.4 Gambaran Umum PT. Nugraha Tekstil ............................... 3.5 Subjek Penelitian ................................................................. 3.6 Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................... 3.7 Teknik Analisis Data ........................................................... 3.7.1 Teknik Analisis Data Deskriptif .............................. 3.8 Komunikasi Pemimpin dan Karyawan ................................ 3.9 Tugas Pemimpin .................................................................. 3.10 Gaya Komunikasi Pemimpin ............................................... 58 59 62 62 67 68 69 69 69 70 71 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Karakteristik Responden ...................................................... 4.2 Analisis Data Penelitian ....................................................... 4.2.1 Indikator Gaya Komunikasi Mengendalikan ........... 4.2.2 Indikator Gaya Komunikasi Kesaman ..................... 4.2.3 Indikator Gaya Komunikasi Terstruktur .................. 4.2.4 Indikator Gaya Komunikasi Dinamis ...................... 4.2.5 Indikator Gaya Komunikasi Mengikuti ................... 4.2.6 Indikator Gaya Komunikasi Memelas ..................... 4.3 Pembahasan ............................................................................ 73 76 79 86 92 98 104 108 112 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan .......................................................................... 5.2 Saran .................................................................................... 118 119 DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... LAMPIRAN .................................................................................................... 121 123 2.5 2.6 BAB III BAB IV BAB V vii DAFTAR TABEL Tabel Tabel 2.1 Tabel 4.1 Tabel 4.2 Tabel 4.3 Tabel 4.4 Tabel 4.5 Tabel 4.6 Tabel 4.7 Tabel 4.8 Tabel 4.9 Tabel 4.10 Tabel 4.11 Tabel 4.12 Tabel 4.13 Tabel 4.14 Tabel 4.15 Tabel 4.16 Tabel 4.17 Tabel 4.18 Halaman Perbedaan Penelitian ............................................................... Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin Responden ....................... Distribusi Frekuensi Usia Responden ...................................... Distribusi Frekuensi Lama Bekerja .......................................... Distribusi Frekuensi Pendidikan Terkahir ................................ Distribusi Frekuensi Bagian Kerja ........................................... Sebaran Jawaban Responden Tentang Item-item Pernyataan Pada Variabel Gaya Komunikasi.............................................. Sebaran Jawaban Responden Tentang Item-item Pernyataan Pada indikator Gaya Komunikasi Mengendalikan ................... Persepsi Responden Gaya Mengendalikan ............................... Sebaran Jawaban Responden Tentang Item-item Pernyataan Pada indikator Gaya Komunikasi Kesamaan ........................... Persepsi Responden Tentang Gaya Komunikasi Kesamaan .... Sebaran Jawaban Responden Tentang Item-item Pernyataan Pada indikator Gaya Komunikasi Terstruktur .......................... Persepsi Responden Tentang Gaya Komunikasi Terstruktur ... Sebaran Jawaban Responden Tentang Item-item Pernyataan Pada indikator Gaya Komunikasi Dinamis .............................. Persepsi Responden Tentang Gaya Komunikasi Dinamis ....... Sebaran Jawaban Responden Tentang Item-item Pernyataan Pada indikator Gaya Komunikasi Mengikuti ........................... Persepsi Responden Tentang Gaya Komunikasi Mengikuti .... Sebaran Jawaban Responden Tentang Item-item Pernyataan Pada indikator Gaya Komunikasi Memelas ............................. Persepsi Responden Tentang Gaya Komunikasi Memelas ...... viii 27 73 74 75 76 76 77 79 84 86 91 92 97 98 103 104 107 108 111 DAFTAR GAMBAR Gambar Gambar 1.1 Gambar 3.1 Gambar 3.2 Gambar 3.3 Gambar 3.4 Gambar 4.1 Gambar 4.2 Gambar 4.3 Gambar 4.4 Gambar 4.5 Gambar 4.6 Halaman Kerangka Pemikiran ................................................................ 18 Lambang PT. Nugraha.............................................................. 64 Mesin Falet ............................................................................... 65 Mesin Falet Boom ..................................................................... 65 Mesin Tenun ............................................................................. 66 Diagram Persepsi Responden Tentang Gaya Komunikasi Mengendalikan ......................................................................... 85 Diagram Persepsi Responden Tentang Gaya Komunikasi Kesamaan ................................................................................. 92 Diagram Persepsi Responden Tentang Gaya Komunikasi Terstruktur ................................................................................ 98 Diagram Persepsi Responden Tentang Gaya Komunikasi Dinamis..................................................................................... 104 Diagram Persepsi Responden Tentang Gaya Komunikasi Mengikuti ................................................................................. 108 Diagram Persepsi Responden Tentang Gaya Komunikasi Memelas ................................................................................... 112 ix DAFTAR LAMPIRAN Lampiran Lampiran 1 Lampiran 2 Lampiran 3 Lampiran 4 Lampiran 5 Halaman Angket Penelitian ..................................................................... Draft Wawancara ..................................................................... Coding Sheet ............................................................................ Hasil lUji Validitas dan Reliabilitas ......................................... Daftar Riwayat Hidup............................................................... x 124 129 132 137 139 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada hakekatnya, setiap orang saling berkomunikasi dan saling bekerja sama di dalam suatu organisasi formal, perlu dirahkan tujuan atau target yang diinginan. Wadah formal guna menghimpun proses komunikasi dan kerjasama kelompok atau himpunan orang-orang yang bergerak di bidang bisnis baik berupa barang ataupun jasa, disebut Badan Usaha Niaga, termasuk di dalamnya : Perseroan Terbatas (PT), Command Itaire Vernon Shaft (CV), Firma, Koperasi, Perushaan Milik Negara (BUMN), Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), dan lain sebagainya. Sebagai upaya untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai setiap Badan Usaha Niaga tersebut diperlukan adanya suatu komunikasi yang baik antar masing-masing pegawai, terutama antara atasan dan bawahan. Proses komunikasi tersebut harus berjalan secara tepat, efektif, dan efisien sehingga sasaran yang telah ditetapkan dapat tercapai dengan sebaik-baiknya. Gaya komunikasi pemimpin meliputi proses mempengaruhi dalam menentukan tujuan organisasi, memotivasi perilaku pengikut untuk mencapai tujuan, mempengaruhi untuk memperbaki kelompok dan budayanya. Gaya komunikasi pemimpin mempunyai kaitan erat dengan motivasi. Hal tersebut dapat dilihat dari keberhasilan seorang pemimpin dalam menggerakan orang lain dalam 1 2 mencapai tujuan yang telah ditetapkan sangat tergantung kepada kewibawaan dan juga pimpinan itu dalam menciptakan motivasi dalam diri setiap bawahan. PT. Nugraha Tekstil adalah perusahaan yang bergerak di bidang Tekstil, di mana perusahaan ini berdiri pada tahun 1985, yang didirikan oleh H. Dindin SK. Sebelum pabrik ini dinamakan PT. Nugraha, perusahaan ini berawal dari industri rumahan yang dijalankan oleh keluarga, yang kemudian beralih kepada H. Dindin SK, beliau sekarang memimpin perusahaan PT. Nugraha Tekstil. PT. Nugraha Tekstil berusaha membuat produk kain yang kualitasnya baik, dan dapat diminati oleh konsumennya. Kualitas bahan baku sangat diperhatikan di PT. Nugraha, karena bahan baku yang baik akan menghasilkan kualitas kain yang baik pula, walaupun pada kenyataannya tidak semua bahan baku berkualitas sama baiknya. Oleh karena itu, diperlukan sosialisasi pemimpin terhadap karyawannya untuk selalu memilih bahan baku yang baik, tidak memakai bahan baku yang kualitasnya rendah karena bahan baku yang kurang baik akan berpengaruh terhadap hasil produksi kain nantinya. Banyak hambatan yang dialami oleh PT. Nugraha terutama pada saat perusahaan ini baru berkembang di antaranya seperti kurangnya minat konsumen yang disebabkan kurang percayanya dengan produk hasil PT. Nugraha karena pada saat itu PT. Nugraha belum begitu dikenal oleh orang banyak yang membuat 0perusahaan harus berusaha mencari calon konsumen yang ingin menggunakan produk tekstil dari PT. Nugraha. Selain itu dari faktor kinerja karyawan yang masih kurang sadar atas tugasnya masing-masing yang berakibat kurang maksimalnya hasil produksi di PT. Nugraha Tekstil. Kendala karyawan yang 3 menjadi persoalan yang klasik sampai pada saat ini, karena masih banyaknya karyawan yang kurang atas kesadaran dan tanggung jawabnya, seperti sering bolosnya karyawan tanpa keterangan, kurang maksimalnya di dalam memproduksi kain, dan khususnya di shif malam yang masih banyak karyawan tertidur pada saat bekerja. Itu menjadi faktor yang dapat meruginya perusahaan karena target produksi setiap minggunya menjadi berkurang dan berakibat kurang baik bagi perusahaan khususnya di PT. Nugraha Tekstil. Untuk itu komunikasi sangat penting dilakukan oleh direktur kepada buruhnya, demi terjalinnya rasa kepercayaan dan mengerti satu sama lain. Pemimpin dituntut untuk membangkitkan semangat karyawan dalam bekerja melalui gaya komunikasi seorang direktur. Gaya komunikasi sangat penting dilakukan karena gaya komunikasi seseorang mencerminkan bagaimana pemimpin itu dapat dituruti atau tidaknya suatu keputusan. Dalam hal ini gaya komunikasi pemimpin dalam memberikan motivasi kepada karyawan menjadi factor utama yang menjadi target di PT. Nugraha Tekstil demi terciptanya perusahaan yang lebih baik. Untuk itu H. Dindin SK sebagai pemimpin perusahaan di PT. Nugraha Tekstil membuat beberapa terobosan untuk membuat karyawan merasa nyaman pada saat bekerja, dengan menerapkan cara yang cukup unik dan berbeda dengan perusahaan tekstil pada umumnya. Di perusahaan ini karyawan bebas menyampaikan aspirasi atau pendapatnya dengan berkomunikasi dengan pemimpin tanpa adanya batasan. Pemimpin PT. Nugraha Tekstil menyediakan kotak saran, di mana kotak saran tersebut diwajibkan untuk diisi oleh karyawan setelah karyawan selesai bekerja. Karyawan diberi kebebasan untuk menulis apa 4 saja sesuai dengan keinginan mereka sendiri. Seperti keluhan karyawan akan kualitas bahan baku yang kurang baik, ataupun keluhan laiinya misalkan keterlambatan bahan baku, dan lain sebagainya. Maka diharapkan dengan tersedianya kotak saran tersebut, lebih memudahkan karyawan dalam berkomunikasi dengan pemimpin tanpa adanya batasan dengan pemimpinnya. Gaya komunikasi ini dipilih dalam memimpin perusahaanya dan pemimpin merasa terbantu dengan keluhan-keluhan dari karyawannya, sehingga pemimpin dapat mengevaluasi segala kekurangan di perusahaannya yang nantinya dapat berakibat buruk bagi perkembangan perusahaan. Pemimpin PT. Nugraha menggunakan komunikasi secara verbal dan non verbal. Komunikasi verbal berarti “melalui penggunaan kata-kata,” baik tertulis maupun lisan. Menurut Pitfield, komunikasi verbal dapat berupa kontak tatap muka, wawancara, konsultasi bersama, dan pidato. Sedangkan komunikasi secara nonverbal berarti tanpa menggunakan kata-kata. Orangorang tidak henti-hentinya menyampaikan pesan nonverbal melalui gerakan badan, penampilan, bau harum, pakaian, dan ekspresi wajah. (William C. Himstreet dan Wayne Murlin Baty:6 dalam Moekijat, 1993:137 dan 141) Selain gaya komunikasi tersebut, pemimpin juga mempunyai keunikan lainnya dalam memimpin perusahaan, yaitu dengan terjun langsung ke dalam runag lingkup pekerjaan, misalnya dengan ikut serta membantu karyawan dalm mengerjakan tugas-tugasnya. Jadi pemimpin tidak hanya mengontrol karyawannya saja tetapi juga ikut berpartisipasi dalam beberapa pekerjaan karyawannya. Pemimpin menganggap karyawannya adalah teman yang membantu pekerjaannya. Tidak jarang pemimpin dan karyawan berada dalam satu obrolan yang nonformal karena karyawan mengganggap pemimpinnya adalah 5 temannya, ketika karyawan mengerjakan pekerjaan yang diberikan oleh pemimpin, mereka merasa seolah-olah membantu temannya. Dengan melakukan hal tersebut, pemimpin PT. Nugraha mampu menganalisa sendiri situasi kerja yang tercipta di perusahaannya, sehingga pemimpin mampu mencari sendiri solusi yang diperlukan bagi perusahaannya. Pemimpin di PT. Nugraha mempunyai prinsip kedisiplinan pada dirinya sendiri, misalnya kedisiplinan waktu, dan objektif dalam pengambilan keputusan terhadap karyawannya. Menurutnya dengan dia terjun langsung dan ikut membantu karyawannya, diharapkan karyawan akan merasa dihargai dan karyawan akan mencontoh apa yang dilakukan oleh pemimpinnya. Ini yang menjadi konsep awal dari bapak H. Dindin SK sebagai pemimpin di PT. Nugraha Tekstil agar karyawan merasa lebih semangat lagi untuk menjalankan tugastuigasnya yang akan berdampak positif bagi keuntungan perusahaan. Karena pemimpin PT. Nugraha sadar bahwa pemimpin hanya sebutan untuk orang yang berkuasa. Di balik kekuasaannya ada dua hal yang paling pokok dan sangat mempengaruhi sifat mekanisme kepemimpinannya. Siapa yang memimpin dan siapa yang dipimpin, adalah simulasi kehidupan. Manusia tidak akan bisa menalar, ke mana dia berjalan setiap waktu, dan siapa yang memimpinnya untuk melakukan hal itu. “Seorang bisa mempimpin banyak orang tetapi tidak bisa mengatur (kehidupan) banyak orang.” Waktu dan perjalanan akan memimpin di barisan depan pengikutnya adalah perbuatan dan sikap. Keunikan komunikasi pemimpin lainnya yaitu dengan cara kekeluargaan. Kekeluargaan yang dimaksud yaitu pemberdayaan yang dilakukan oleh pemimpin 6 PT. Nugraha terhadap karyawan di luar ruang lingkup pekerjaan misalnya pemimpin memberdayakan karyawannya di setiap acara keluarga Bapak H. Dindin di mana pada saat acara keluarga tertentu karyawan selalu dilibatkan dalam acara untuk mempersiapkan dan mengerjakan segala sesuatu yang dibutuhkan. Hal itu dilakukan agar timbul rasa kekeluargaan di mana pemimpin bukan hanya berinteraksi di ruang lingkup pekerjaan saja, namun di luar konteks pekerjaan pun karyawan merasa dibutuhkan dan membangun rasa percaya di antara keduanya. Kepemimpinan pada dasarnya merupakan kemampuan seseorang untuk mempengaruhi bawahan dalam melaksanakan suatu pekerjaan sesuai dengan tujuan yang telah direncanakan. Hal tersebut menunjukkan bahwa pemimpin merupakan salah satu bagian terpenting yang ikut menentukan keberhasilan suatu organisasi atau perusahaan. Keberhasilan tersebut pada hakikatnya merupakan keberhasilan bersama, karena pemimpin selalu dibantu oleh karyawan yang menjadi bagian terbesar dari unsur pelaksana organisasi dalam mencapai tujuan organisasi atau perusahaan. “Kepemimpinan adalah sebuah style atau gaya dari pada sebuah paradigma, karena kepemimpinan adalah sesuatu yang bermakna apabila dipraktekan dari pada diwacanakan” (Dr. Djokosantoso Moeljono, 2003:32). Dengan demikian, kepemimpinan seorang pemimpin harus dapat menjalin hubungan pribadi yang baik antara yang dipimpin dengan yang memimpin, sehingga timbul rasa saling hormat-menghormati, percaya-mempercayai, saling tolong-menolong, dan rasa senasip sepenanggungan. Jadi, seorang pemimpin 7 harus mampu berpikir secara sistematis dan teratur, mempunyai pengalaman dan pengetahuan serta mampu menyusun rencana tentang apa yang akan dilakukan. Salah satu pendekatan yang dapat digunakan untuk mengetahui kesuksesan pemimpin ialah dengan mempelajari gayanya, karena gaya kepemimpinan banyak mempengaruhi keberhasilan seorang pemimpin dalam mempengaruhi perilaku bawahannya. Pentingnya gaya kepemimpinan diterapkan kepada bawahan sesuai dengan kedewasaan atau kematangan bawahan merupakan persyaratan mutlak keefektifan kepemimpinan dalam keberhasilan organisasi. Kemampuan seorang pemimpin untuk mengerti dan mendalami kemampuan bawahan sangat berpengaruh pada gaya yang dipilih dalam memimpin, yang selanjutnya akan mempengaruhi tercapainya tujuan yang dikehendaki. Gaya komunikasi organisasi dua arah adalah proses komunikasi yang dilakukan secara terbuka, artinya setiap anggota organisasi dapat mengungkapkan gagasan ataupun pendapat dalam suasana yang rileks, santai dan informal. Dalam suasana yang demikian, memungkinkan setiap anggota organisasi mencapai kesepakatan dan pengertian bersama. Aspek penting gaya komunikasi ini ialah adanya landasan kesamaan. Orang-orang yang menggunakan gaya komunikasi yang bermakna kesamaan ini, adalah orang-orang yang memiliki sikap kepedulian yang tinggi serta kemampuan membina hubungan yang baik dengan orang lain baik dalam konteks pribadi maupun dalam lingkup hubungan kerja. 8 Sumber daya manusia mempunyai peranan penting dalam setiap perusahaan, karyawan yang dipekerjakan di perusahaan diprioritaskan adalah penduduk sekitar karena selain mensejahterakan masyarakat sekitar perusahaan juga meminimalisir pelanggaran pada peraturan perusahaan di mana karyawan harus datang tepat waktu. Sumber daya manusia sebagai potensi penggerak seluruh aktifitas perusahaan dan menentukan dalam pencapaian tujuan perusahaan. Karyawan dan pimpinan sebagai sumber daya manusia merupakan faktor yang paling banyak berperan dalam aktifitas perusahaan. Pemanfaatan sumber daya manusia dalam perusahaan secara efektif tergantung pada cara-cara pemimpin bertindak. Seperti pemimpin lainnya, H. Dindin juga memiliki sifat tegas, tetapi ada cara tersendiri di mana karyawan tidak merasa tertekan akan sifat tegas tersebut yaitu dengan cara seringnya interaksi yang dilakukan oleh pemimpin dan karyawan. Segala ketegasan yang dilakukan oleh pemimpin bisa dipahami oleh karyawannya karena ketegasan tersebut memang untuk kebaikan bersama. Seseorang yang berusaha untuk merubah perilaku orang lain, berarti secara tidak langsung telah melibatkan diri ke dalam aktivitas kepemimpinan. Oleh karena itu, pemimpin perlu memikirkan gaya komunikasinya, sehingga dapat memotivasi kerja karyawan. Tujuan perusahaan akan mudah dicapai apabila ada kerjasama antara pemimpin dengan karyawan. Untuk mencapai tujuan perusahaan, PT Nugraha Tekstil berusaha menghindari hal-hal yang merugikan bagi perusahaan. Oleh karena itu, perusahaan PT Nugraha Tekstil ini selalu terus membenahi faktor produksi dan 9 kedisiplinan terhadap karyawan, khususnya dengan cara menciptakan sumber daya manusia yang produktif yang mampu memberikan pelayanan terbaik kepada konsumen. Menurut Redding dan Sanborn (dalam Muhammad Arni, 2004: 65) bahwa komunikasi organisasi adalah pengiriman dan penerimaan informasi dalam organisasi yang komplek. Yang termasuk dalam bidang ini adalah komunikasi internal, hubungan manusia, hubungan persatuan pengelola, komunikasi downward atau komunikasi dari atasan kepada bawahan, komunikasi upward atau komunikasi dari bawahan kepada atasan, komunikasi horizontal atau komunikasi dari orang-orang yang sama level/tingkatannya dalam organisasi, keterampilan berkomunikasi dan berbicara, mendengarkan, menulis dan komunikasi evaluasi program. Membangun komunikasi dengan karyawan bukan pekerjaan yang mudah bagi seorang pemimpin. Komunikasi antara pemimpin dengan karyawan mempunyai fungsi yang penting untuk kelangsungan perusahaan. Adapun komunikasi yang terjadi dalam perusahaan dikatakan sebagai komunikasi organisasi. Komunikasi organisasi dapat didefinisikan sebagai “petunjuk dan penafsiran pesan di antara unit-unit komunikasi yang merupakan bagian dari suatu organisasi tertentu” (Pace, 1998:31). Gaya komunikasi pemimpin dan motivasi merupakan sebagian dari masalah-masalah yang paling sering dibahas dalam kebanyakan organisasi. Motivasi berhubungan dengan mengapa manusia melakukan apa yang mereka lakukan. Produktivitas yang rendah, kemangkiran, moral yang rendah, ketidakpuasan, dan kemunduran merupakan gejala-gejala tidak adanya motivasi. Dari pernyataan di atas, peneliti tertarik membahas permasalahan yang timbul di dalam perusahaan PT. Nugraha Tekstil, maka dari itu peneliti 10 mengangkat tema “Gaya Komunikasi Pemimpin dalam Memberikan Motivasi di PT. Nugraha Tekstil”. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan oleh peneliti sebelumnya, maka peneliti memfokuskan penelitian sebagai berikut, “Bagaimana gaya komunikasi pemimpin dalam pemberian motivasi di PT. Nugraha Tekstil.” 1.3 Identifikasi Masalah 1. Bagaimana gaya mengendalikan (the controlling style) yang dilakukan oleh pemimpin dalam memberikan motivasi di PT. Nugraha Tekstil? 2. Bagaimana gaya kesamaan (the equalitarian style) yang dilakukan oleh pemimpin dalam memberikan motivasi PT. Nugraha Tekstil? 3. Bagaimana gaya dinamis (the dynamic style) yang dilakukan oleh pemimpin dalam memberikan motivasi di PT. Nugraha Tekstil? 4. Bagaimana gaya mengikuti (the relinquising style) yang dilakukan oleh pemimpin dalam memberikan motivasi di PT. Nugraha Tekstil? 5. Bagaimana gaya terstruktur (the structuring style) yang dilakukan oleh pemimpin dalam memberikan motivasi di PT. Nugraha Tekstil? 6. Bagaimana gaya memalas (thewithdrawal style) yang dilakukan oleh pemimpin dalam memberikan motivasi di PT. Nugraha Tekstil? 11 1.4 Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui gaya mengendalikan (the controlling style) yang dilakukan oleh pemimpin dalam memberikan motivasi di PT. Nugraha Tekstil. 2. Untuk mengetahui gaya kesamaan (the equalitarian style) yang dilakukan oleh pemimpin dalam memberikan motivasi PT. Nugraha Tekstil. 3. Untuk mengetahui gaya dinamis (the dynamic style) yang dilakukan oleh pemimpin dalam memberikan motivasi di PT. Nugraha Tekstil. 4. Untuk mengetahui gaya mengikuti (the relinquising style) yang dilakukan oleh pemimpin dalam memberikan motivasi di PT. Nugraha Tekstil. 5. Untuk mengetahui gaya terstruktur (the structuring style) yang dilakukan oleh pemimpin dalam memberikan motivasi di PT. Nugraha Tekstil. 6. Untuk mengetahui gaya memalas (thewithdrawal style) yang dilakukan oleh pemimpin dalam memberikan motivasi di PT. Nugraha Tekstil. 1.5 Kegunaan Penelitian 1.5.1 Kegunaan Teoritis Penelitian ini dapat dijadikan sumbangan pikiran bagi pengembangan ilmu komunikasi, khususnya dalam komunikasi organisasi pada gaya komunikasi 12 pemimpin dalam pemberian motivasi sehingga dapat mengetahui bagaimana komunikasi yang baik dan tepat bagi perusahaan ataupun suatu lembaga tersebut. 1.5.2 Kegunaan Praktis Penelitian ini dapat berguna secara praktis sebagai bahan masukan bagi perusahaan terkait, yaitu PT. Nugraha Tekstil, khususnya bagi pemimpin agar menjalin komunikasi yang baik yang berdampak pada motivasi karyawan serta tercapainya tujuan perusahaan. Selain itu, diharapkan penelitian ini dapat bermanfaat sebagai masukan bagi pihak-pihak lain yang terkait dengan tema penelitian yang penulis lakukan, dan menjadi referensi bagi pihak-pihak yang tertarik untuk mengangkat masalah yang sama dengan yang diteliti oleh penulis. 1.6 Pembatasan Masalah dan Pengertian Istilah 1.6.1 Pembatasan Masalah Untuk mempermudah pembahasan dan penelitian sehingga terarah pada tujuan dan agar masalah yang diteliti tidak terlalu luas, maka perlu kiranya peneliti membuat pembatasan masalah. Dalam penelitian ini batasan masalahnya adalah : 1. Pada penelitian ini, penulis akan meneliti gaya komunikasi yang dilakukan oleh pemimpin di PT. Nugraha Tekstil 2. Penelitian meneliti bagaimana interaksi yang dilakukan pimpinan kepada bawahan dalam memberikan motivasi. 13 3. Penelitian ini dilakukan di PT. Nugraha Tekstil, yang berada di Jl. Rancajigang Majalaya, Kabupaten Bandung. 1.6.2 Pengertian Istilah 1. Komunikasi Komunikasi adalah proses di mana suatu ide dialihkan dari sumber kepada suatu penerima atau lebih, dengan maksud untuk mengubah tingkah laku mereka (Rogers dalam Mulyana 2007: 69). 2. Motivasi Motivasi adalah rangsangan, dorongan ataupun pembangkit tenaga yang dimiliki seseorang atau sekolompok masyarakat yang mau berbuat dan bekerjasama secara optimal dalam melaksanakan sesuatu yang telah direncanakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan (Azwar, 2000: 15). 3. Komunikasi Organisai Komunikasi Organisasi adalah suatu proses penyampaian informasi, ide-ide di antara para anggota organisasi secara timbal-balik dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan (Wursanto, 2005:158). 4. Kepemimpinan Kepemimpinan adalah sebuah style atau gaya dari pada sebuah paradigma, karena kepemimpinan adalah sesuatu yang bermakna apabila dipraktekkan daripada diwacanakan (Moeljono, 2003:32). 14 5. Deskriptif Metode yang hanya memberikan gambaran atau deskripsi tentang variabel dari sebuah fenomena yang diteliti. Penelitian deskriptif hanya memaparkan situasi atau peristiwa, tidak mencari atau menjelaskan hubungan, tidak menguji hipotesis atau membuat prediksi” (Ardianto, 2011 :48). 1.7 Kerangka Pemikiran Dalam melakukan penelitian ini, peneliti merumuskan kerangka pemikiran. Kerangka pemikiran dibutuhkan dalam suatu penelitian karena kerangka pemikiran adalah suatu pondasi dasar untuk melakukan suatu penelitian. Berikut adalah teori-teori yang peneliti gunakan sebagai pondasi dasar penelitian. Penelitian ini berusaha untuk mengetahui bagaimana gaya komunikasi yang dilakukan pemimpin, khususnya di PT. Nugraha Tekstil. “Komunikasi organisasi adalah pengiriman dan penerimaan informasi dalam organisasi yang komplek. Yang termasuk dalam bidang ini adalah komunikasi internal, hubungan manusia, hubungan persatuan pengelola, komunikasi downward atau komunikasi dari atasan kepada bawahan, komunikasi upward atau komunikasi dari bawahan kepada atasan, komunikasi horizontal atau komunikasi dari orang-orang yang sama level/tingkatannya dalam organisasi, keterampilan berkomunikasi dan berbicara, mendengarkan, menulis dan komunikasi evaluasi program”. Redding dan Sanborn (dalam Muhammad, 2009: 65). Komunikasi downward (komunikasi ke bawah) dalam sebuah organisasi berarti bahwa informasi mengalir dari jabatan berotoritas lebih tinggi kepada mereka yang berotoritas lebih rendah. Biasanya beranggapan bahwa informasi yang bergerak dari pimpinan kepada bawahan. Antara lain informasi bagaimana 15 melakukan pekerjaan informasi mengenai dasar pemikiran untuk melakukan pekerjaan, informasi mengenai kebijakan dan praktek-praktek organisasi, informasi mengenai kinerja pegawai dan informasi untuk mengembangkan rasa memiliki tugas. Komunikasi upward (komunikasi ke atas) dalam sebuah organisasi berarti bahwa informasi dari tingkat lebih rendah (bawahan) ke tingkat yang lebih tinggi (atasan). Semua pegawai dalam sebuah organisasi mungkin berkomunikasi ke atas, yaitu setiap bawahan dapat mempunyai alasan yang baik untuk meminta informasi kepada seseorang yang otoritasnya lebih tinggi. Maksud dari definisi tersebut adalah komunikasi organisasi sangat penting dilakukan khususnya di dalam perusahaan karena melibatkan pemimpin dan karyawannya agar tujuan dari perusahaan di PT. Nugraha dapat tercapai. Komunikasi upward dan downward sering terjadi di PT. Nugraha, dengan adanya intensitas tersebut pesan yang disampaikan dari atasan ke bawahan atau sebaliknya dapat mudah dipahami satu sama lainnya. Gaya komunikasi atau (communication style) yaitu seperangkat perilaku antar pribadi yang terspesialisasi yang digunakan dalam suatu situasi tertentu (a spespecialized set of interpersonal behaviors that are used in a given situation). Masing-masing gaya komunikasi terdiri dari sekumpulan perilaku komunikasi yang dipakai untuk mendapatkan respons atau tanggapan tertentu dalam situasi tertentu pula. 16 Menurut Stewart L. Tubbs dan Sylvia Moss dalam buku Teori Komunikasi Perspektif, Ragam, & Aplikasi (Rohim, 2009: 115-116) ada enam gaya komunikasi, yaitu: 1. 2. 3. 4. 5. 6. The Controling Style The Equalitarian Style The Structuring Style The Dynamic Style The Reliquising Style The Withdrawal Style Berbicara tentang gaya komunikasi, maka peneliti akan membahas tentang kepribadian diri seseorang yang dalam hal ini pimpinan yang tentunya akan berkaitan erat dengan motivasi kerja bawahan itu sendiri dalam konteks komunikasi organisasi. Melalui suatu gaya komunikasi, maka pimpinan akan menciptakan suatu sikap yang tentu saja bersifat postif. Misalkan saja dalam suatu organisasi terdapat pimpinan yang bersifat demokratis dan yang lainnya bersifat otoritas. Pimpinan yang demokratis tentu saja akan bersifat terbuka baik di dalam memberikan informasi maupun menerima berbagai pendapat, ide ataupun saran, tanpa mempertimbangkan jenjang jabatan secara formal, sementara pimpinan otoriter justru melakukan hal yang sebaliknya. Tentu saja hal tersebut akan menciptakan dampak yang berbeda terhadap bawahan yang terdapat di dalam organisasi itu sendiri dan dampak terbesar tentunya yang berhubungan dengan motivasi kerja. Motivasi mewakili proses-proses psikologikal, yang menyebabkan timbulnya, diarahkannya, dan terjadinya persistensi kegiatan-kegiatan sukarela (volunter) yang diarahkan ke arah tujuan tertentu” (Mitchell, 1982). Sedangkan menurut Uno (2007), “motivasi dapat diartikan sebagai dorongan internal dan 17 eksternal dalam diri seseorang yang diindikasikan dengan adanya hasrat dan minat dorongan dan kebutuhan; harapan dan cita-cita; penghargaan dan penghormatan.” Dalam proses kepemimpinan, motivasi merupakan sesuatu yang esensial dalam kepemimpinan, karena memimpin adalah memotivasi. Seorang pemimpin harus bekerja bersama-sama dengan orang lain atau bawahannya, untuk itu diperlukan kemampuan memberikan motivasi kepada bawahan. Menurut Wahjosumidjo (1984), kepemimpinan mempunyai kaitan yang erat dengan motivasi, sebab keberhasilan seorang pemimpin dalam menggerakkan orang lain dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan sangat bergantung kepada kewibawaan, dan juga pemimpin itu di dalam menciptakan motivasi di dalam diri setiap orang bawahan, kolega maupun atasan pemimpin itu sendiri. Dengan kata lain, peneliti mencari tahu bagaimana gaya komunikasi yang dilakukan pemimpin dalam pemberian motivasi khususnya di PT. Nugraha Tekstil dengan menggunkan teori gaya komunikasi yang dikemukakan Menurut Stewart L. Tubbs dan Sylvia Moss dalam buku Teori Komunikasi Perspektif, Ragam, & Aplikasi (Rohim, 2009: 115-116) bahwa gaya komunikasi mempunyai enam kategori yang meliputi The Controling Style,The Equalitarian Style, The Structuring Style, The Dynamic Style, The Reliquising Style, dan The Withdrawal Style. 18 Pemimpin (PT. NUGRAHA) Gaya Komunikasi Controling Style Equalitarian Style Reliquishing Style Withdrawal Style Stucturing Style Dynamic Style Motivasi 1. Mengarahkan 2. Membangkitkan 3. Mempengaruhi Sumber: Peneliti 2013 Gambar 1.1 Kerangka Pemikiran 1.8 Operasional Variabel Variabel 1 : Gaya Komunikasi Pemimpin Indikator 1 : Gaya mengendalikan (controling style) Alat ukur : a. direktur membatasi berkomunikasi informal dengan buruh b. pemimpin mempengaruhiburuh untuk menuruti semua keinginannya c. direktur mengatur semua pekerjaan para buruh 19 Indikator 2 : Gaya kesamaan (equalitarian style) Alat ukur : a. karyawan lebih rileks berhubungan langsung dengan pemimpin b. karyawan merasa santai di dalam bekerja c. komunikasi antara pemimpin dan karyawan dilakukan secara informal Indikator 3 : Gaya terstruktur (structuring style) Alat ukur : a. pemimpin memberikan penjadwalan tugas secara sistematis b. pemimpin mengatur pekerjaan karyawan sesuai dengan keahliannya c. pemimpin menyusun struktur organisasi untuk kelacaran karyawan di dalam bekerja Indikator 4 : Gaya dinamis (dynamic style) Alat ukur : a. pemimpin menstimulasi karyawan agar timbul motivasi dalam bekerja b. pemimpin merangsang karyawan agar bekerja secara kreatif c. pemimpin dapat mengatasi persoalan-persoalan yang bersifat kritis. Indikator 5 : Gaya mengikut (Reliquising Style) Alat Ukur : a. Pemimpin bersesedia menerima saran-saran dari karyawan b. pemimpin selalu setuju dengan pendapat yang diutarakan oleh karyawan c. pemimpin tidak ada keinginan di dalam memberi perintah kepada karyawan. 20 Indikator 6 : Gaya memelas (Withdrawal Style), Alat ukur : a. Lemahnya pemimpin dalam berkomunikasi dengan karyawan. b. Kesulitan antarpribadi yang dihadapi pemimpin dalam menyampaikan pendapat atau perintahnya. c. pemimpin menghindari berkomunikasi dengan orang lain. Indikator Motivasi : Alat ukur : 1.9 a. Kemampuan direktur dalam mengarahkan buruh pada tujuan tertentu b. Sikap antusias direktur dalam membangkitkan semangat para buruh c. Direktur mempengaruhi buruh untuk mengatur perilaku Metodologi Penelitian Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif, metode ini hanya memberikan gambaran atau deskripsi tentang variabel dari sebuah fenomena yang diteliti. Sedangkan penelitian kuantitatif adalah penelitian yang sarat dengan nuansa angka-angka dalam teknik pengumpulan data di lapangan. Dalam analisis data, metode penelitian kuantitatif memerlukan bantuan perhitungan ilmu statistik, baik statistik deskriptif maupun inferensial. Menurut Ardianto (2011: 47 dan 48) dalam buku Metodelogi Penelitian untuk Public Relations menebutkan bahwa: “Di dalam penelitian deskriptif, variabel yang diteliti bisa satu, dua, tiga, atau lebih. Setiap variabel yang diteliti tidak dilakukan pengujian untuk mengetahui adanya hubungan dari variabel-variabel yang diteliti atau dilakukan pengujian hipotesis dengan menggunakan rumus statistik. 21 Analisis yang digunakan dalam metode deskriptif kuantitatif hanya menggunakan analisis deskriptif dalam bentuk tabel tunggal dan tabel silang, dengan data frekuensi (f) dan presentase (%)”. Metode deskriptif lebih mengupayakan pemaparan mengenai berbagai pandangan, sikap, dan proses pembentukan fenomena serta permasalahannya berdasarkan pada perilaku para pelakunya yang kemudian digambarkan peneliti secara faktual. Bentuk fakta yang digambarkan pada metode desktiptif ini dapat dilakukan melalui angket ataupun wawancara, di mana peneliti secara langsung menggali ke dalam informasi penelitian langsung dari para pelaku fenomena penelitian di dalamnya. Metode deskriptif digunakan karena memberikan perangkat yang tepat bagi peneliti untuk dapat menyampaikan fenomena penelitian secara utuh. Penelitian ini berusaha untuk dapat mendeskripsikan peristiwa terutama Gaya komunikasi pemimpin dalam pemberian motivasi di PT. Nugraha Tekstil. 1.9.1 Populasi dan Sampel 1.9.1.1 Populasi Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian, Menurut Jalaluddin Rakhmat (2009:78) menyebutkan bahwa “populasi adalah kumpulan objek penelitian yang dapat berupa orang, organisasi, kelompok, lembaga, buku-buku, kata-kata, surat kabar dan lain-lain.” Di dalam penelitian ini populasi karyawan yang bekerja di PT. Nugraha tekstil berjumlah 113 karyawan. 1.9.1.2 Sampel Menurut Jalaluddin Rakhmat (2009 : 78) “sampel adalah bagian populasi yang dipelajari dan diamati untuk diteliti”. Dari populasi yang berjumlah 113 22 karyawan yang bekerja di PT. Nugraha tekstil, peneliti akan mengambil sampel karyawan untuk dimintai keterangan mengenai gaya komunikasi yang dilakukan direktur utama PT. Nugraha dalam pemberian motivasi. Untuk itu peneliti mengambil sampel sebanyak 113 orang karyawan atau menggunakan total sampling. Untuk mengetahui seberapa tahu karyawan yang bekerja tentang gaya komunikasi pemimpin yang ada di PT. Nugraha Tekstil. 1.9.2 Teknik Pengumpulan Data 1. Angket Angket adalah suatu teknik pengumpulan informasi yang memungkinkan peneliti mempelajari sikap-sikap, keyakinan, perilaku, dan karakteristik beberapa orang utama di dalam organisasi yang bisa terpengaruh oleh sistem yang diajukan atau sistem yang sudah ada. Dengan menggunakan Angket/kuesioner analisis berupaya mengukur apa yang ditemukan dalam wawancara, selain itu juga menentukan seberapa luas atau terbatasnya sentimen yang diekspresikan dalam suatu wawancara. (Ardianto, 2011: 162) Dalam angket/kuesioner penelitian kepada ini peneliti karyawan di akan PT. membagikan Nugraha, guna mendapatkan informasi yang lengkap mengenai masalah di penelitian ini, data dari responden dapat melengkapi data apa yang dibutuhkan oleh peneliti. 2. Wawancara Menurut Prabowo (1996) wawancara adalah metode pengambilan data dengan cara menanyakan sesuatu kepada seseorang responden, caranya adalah dengan bercakap-cakap secara tatap muka. Pada penelitian ini, wawancara akan dilakukan dengan menggunakan 23 pedoman wawancara. Menurut Patton (Poerwandari, 1998) dalam proses wawancara dengan menggunakan pedoman umum wawancara ini, interview dilengkapi pedoman wawancara yang sangat umum, serta mencantukam isu-isu yang harus diliput tanpa menentukan urutan pertanyaan, bahkan mungkin tidak terbentuk pertanyaan eksplisit.1 Dalam pnelitian ini, peneliti akan mewawancarai karyawan yang bekerja di PT. Nugraha Tekstil yang dianggap memiliki kredibilitas untuk menjawab pertanyaan yang diajukan oleh peneliti guna mendapatkan data-data pendukung mengenai motivasi yang dilakukan oleh direktur untuk memperkuat data dari angket penelitian. 3. Observasi Observasi atau pengamatan meliputi kegiatan pemusatan perhatian terhadap sesuatau obyek yang menggunakan alat indera (Arikunto, 2002:133). Dengan demikian observasi merupakan pengamatan langsung terhadap fenomena yang dikaji. Observasi dapat dilakukan dengan rekaman gambar maupun rekaman suara. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan alat pengumpulan data yang berupa pedoman pengamatan dan observasi partisipasi dengan tujuan untuk mengetahui bagaimana gaya komunikasi yang dilakukan di PT. Nugraha Tekstil Jl. Rancajigang, Desa Padamulya No. 41 Majalaya, Kabupaten 1 Bandung. Adapun cara yang http://tithagalz.wordpress.com/2011/03/27/pengertian-pengumpulan-data digunakan adalah 24 mengadakan pengamatan langsung di PT. Nugraha dengan cara melihat, mendengar dan penginderaan lainnya. Observasi secara langsung mempunyai maksud untuk mengamati dan melihat langsung kegiatan-kegiatan pemimpin memberikan arahan atau berinteraksi dengan bawahannya. Dalam penelitian ini yang diobservasi antara lain aktifitas sehari-hari yang dilakukan oleh pemimpin PT. Nugraha. Secara khusus mengamati kegiatan-kegiatan pemimpindalam memberikan motivasi kepada bawahannya. 4. Dokumentasi Dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, agenda dan sebagainya (Arikunto, 2002:148). Dokumentasi diperlukan untuk memperkuat data-data yang diperoleh melalui sumber-sumber tersebut di atas. Dokumentasi dalam penelitian ini diperlukan untuk memperkuat data-data yang diperoleh dari lapangan yaitu dengan cara mengumpulkan data yang berupa catatan tertulis dari PT. Nugraha Tekstil. Peneliti juga merekam hasil penelitian dalam bentuk foto-foto mengenai kegiatan-kegiatan dan kondisi di PT. Nugraha Tekstil. BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1 Penelitian Terdahulu Banyak sekali penelitian yang telah dilakukan sebelumnya mengenai studi deskriptif, terutama mengenai gaya komunikasi pemimpin, gaya komunikasi general manager, ataupun mengenai hubungan gaya komunikasi pemimpin dan motivasi. Untuk mendukung penelitian ini, penelitian yang sudah dilakukan sebelumnya menjadi sebuah referensi bagi peneliti. Di bawah ini adalah hasil penelitian terdahulu yang sudah dilakukan oleh Olivia Thiopilus dan Nandita Previa, yaitu: 1. Penelitian yang dilakukan oleh Olivia Thiopilus, yaitu dengan judul “gaya komunikasi general manager di Novotel Surabaya Hotel dan Suites”. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui Gaya Komunikasi General Manager di Novotel Surabaya Hotel dan Suites, metode yang digunakan oleh peneliti adalah metode studi kasus dengan menggunakan teori komunikasi organisasi, kemudian hasil penelitian yaitu Melalui tahapan analisis data dengan pendekatan kualitatif maka dapat dijelaskan komunikasi di Novotel Surabaya Hotel dan Suites adalah gaya komunikasi asertif. 2. Penelitian yang dilakukan oleh Nandita Previa dengan judul “hubungan antara gaya komunikasi dan motivasi kerja karyawan RSUP. Dr. Wahidin Sudirohusodo Makasar (studi komunikasi 25 26 organnisasi)”. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui hubungan antara gaya komunikasi pimpinan dan motivasi kerja karyawan yang ada di RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makasar, metode yang digunakan yaitu menggunakan metode kuantitatif, analisis data, dan menggunakan teori komunikasi organisasi. Kemudian hasil penelitian yaitu dari analisis dan pembahasan, menunjukkan bahwa : a. Gaya komunikasi antara pimpinan dan bawahan masih bersifat kondusif walaupun tidak ada hubungan di dalamnya. b. Motivasi kerja karyawan lebih berpusat pada kebutuhan akan potensi kerja sehingga tidak berhubungan dengan komunikasi pimpinan. c. Tidak terdapat hubungan antara gaya komunikasi pimpinan dengan motivasi kerja karyawan. 27 Tabel 2.1 Perbedaan Penelitian Keterangan Judul penelitian Olivia Thiopilus Gaya Komunikasi General Manager di Novotel Surabaya Hotel dan Suites Tujuan Penelitian Untuk mengetahui Gaya Komunikasi General Manager di Novotel Surabaya Hotel dan Suites Metode Dan Teori Penelitian Kualitatif , pendekatan studi kasus, teori komunikasi organisasi Melalui tahapan analisis data dengan pendekatan kualitatif maka dapat dijelaskan komunikasidi Novotel Surabaya Hotel dan Suites adalah gaya komunikasi asertif Hasil Penelitian Perbedaan Kritik Menggunakan penelitian kualitatif tentang bagaimana gaya komunikasi yang dilakukan General Manager di Novotel Surabaya hotel dan suites Kerangka pemikiran kurang jelas. Nandita Previa Hubungan antara Gaya Komunikasi Pimpinan Dan Motivasi kerja Karyawan RSUP.Dr.Wahidin Sudirohusodo Makasar (Studi Komunikasi Organisasi) Untuk mengetahui Hubungan antara Gaya Komunikasi Pimpinan Dan Motivasi kerja Karyawan RSUP. Dr.Wahidin Sudirohusodo Makasar . Kuantitatif, analisis data, teori komunikasi organisasi Dari analisis dan pembahasan, menunjukkan bahwa : 1. Gaya komunikasi antara pimpinan dan bawahan masih bersifat kondusif walaupun tidak ada hubungan di dalamnya. 2. Motivasi kerja karyawan lebih berpusat pada kebutuhan akan potensi kerja sehingga tidak berhubungan dengan komunikasi pimpinan. 3. Tidak terdapat hubungan antara gaya komunikasi pimpinan dengan motivasi kerja karyawan. Menggunakan metode kuantitatif, meneliti hubungan gaya komunikasi pimpinan dan motivasi karyawan Kerangka pemikiran kurang menjelaskan teori yang digunakan. Sumber: Penulis/Peneliti Terdahulu, 2013 Lingga Bhakti Nugraha Gaya Komunikasi Pemimpin Dalam Meningkatkan Motivasi Karyawan di PT. Nugraha Tekstil Untuk mengetahui Gaya Komunikasi Pemimpin Dalam Pemberian Motivasi di PT. Nugraha Tekstil. Deskriptif kuantitatif menggunakan teori gaya komunikasi Hasil dari penelitian ini yaitu gaya komunikasi yang cenderung dipakai di PT. Nugraha yaitu gaya komunikasi kesamaan (the equalitarian style) di mana pada gaya komunikasi kesamaan ini buruh cenderung lebih suka dengan direktur yang memerhatikan, mengerti satu sama lain, dan direktur di PT. Nugraha pun menerapkan gaya komunikasi yang sesuai dengan kebanyakan buruh menanggapi dengan setuju, atau dengan kata lain buruh menyukai pemimpin di PT. Nugraha yang menerapkan gaya komunikasi kesamaan ini. Meneliti hanya bagaimana gaya komunikasi yang dilakukan pemimpin dalam pemberian motivasi di PT. Nugraha Tekstil - 28 2.2 Komunikasi Organisasi Di dalam kehidupan sehari-hari kita selalu berrkomunikasi, baik berkomunikasi dengan individu ataupun dengan kelompok. Manusia sebagai makhluk sosial pasti perlu berkomunikasi. Manusia adalah makhluk sosial. Sebagai makhluk sosial, jalan hidup manusia dilakukan tentu saja dengan cara berkelompok. Pada hakikatnya, bila manusia berada dalam keadaan sendiri atau hidup sendiri, yang akan terjadi adalah perasaan tidak berarti yang membuat hidup terasa sulit, terutama untuk dapat bertahan hidup dalam atmosfer dunia yang penuh dengan saling keterkaitan. Manusia dalam hidupnya, memiliki kepentingan untuk selalu memenuhi kebutuhannya. Misalnya kebutuhan sehari-hari yang selalu kita perlukan setiap harinya misalnya dengan mengetahui beberapa kejadian yang dikemukakan orang lain kepada kita, banyaknya informasi penting yang mungkin akan kita butuhkan untuk kepentingan pribadi, untuk dapat memenuhi kebutuhan biologis seperti makan dan minum, serta memenuhi kebutuhan psikologis seperti kesuksesan dan kebahagiaan, manusia membutuhkan komunikasi antara yang satu dengan yang lainnya. Komunikasi berfungsi sebagai instrumen untuk mencapai tujuan-tujuan pribadi dan pekerjaan, baik tujuan jangka pendek ataupun tujuan jangka panjang. Tunjuan jangka pendek misalnya untuk mendapat pujian, menumbuhkan kesan yang baik, memperoleh simpati, empati, dan lain-lain. Sedangkan tujuan jangka panjang dapat diraih lewat keahlian komunikasi seperti : berpidato, berunding, atau keahlian menulis. John Callen berpendapat bahwa “hal terpenting bagi 29 seorang pemimpin sesudah keahliannya adalah kemampuan berkomuunikasi” (Mulyana, 2005:34). Kemampuan berkomunikasi seorang pemimpin dapat memberi dampak tercapai atau tidaknya tujuan dari organisasi yang dipimpinnya. Hubungan baik antara pemimpin dengan karyawan akan berdampak baik pula bagi perusahaan. Ide-ide baru dari karyawan bisa menyelesaikan masalah yang terdapat dalam perusahaan tersebut. Produktivitas pun juga meningkat karena karyawan dengan suka rela memberikan tenaga dan pikiran pada perusahaan. Di antara kedua belah pihak terjadi komunikasi timbal balik. Sehingga diperlukan kerja sama yang diharapkan untuk mencapai cita-cita, baik pribadi maupun perusahaan yang memungkinkan akan berdampak baik pula untuk pemimpin, karyawan, ataupun perusahaan. 2.2.1 Definisi Komunikasi Organisasi Goldhaber (1986) memberikan definisi komunikasi organisasi berikut, “Organizazional communications is the proces of creating and exchanging massage within a network of interdependen relationship to cope with environmental uncertainty” atau dengan kata lain komunikasi organisasi adalah proses menciptakan dan menukar pesan dalam satu jaringan hubungan yang saling tergantung satu sama lain untuk mengatasi lingkungan yang tidak pasti atau yang selalu berubah-ubah. Secara fungsional komunikasi organisasi juga dapat didefinisikan sebagai pertunjukan dan penafsiran pesan di antara unit-unit komunikasi yang merupakan bagian dari suatu organisasi. 30 Barnard (1938) mengatakan bahwa “organisasi adalah system orang struktur yang direkayasa secara mekanis. Suatu struktur mekanis yang jelas dan baik tidaklah cukup. Kelompok-kelompok alamiah dalam struktur birokratik dipengaruhi oleh apa yang terjadi, komunikasi ke atas adalah penting kewenangan, berasal dari bawah alih-alih dari atas, dan pemimpin perlu berfungsi sebagai kekuatan yang padu”. Komunikasi organisai adalah perilaku pengorganisasian yang terjadi dan bagaimana mereka yang terlibat dalam proses itu bertransaksi dan memberi makna atas apa yang sedang terjadi. Konsep makna relevan dan penting untuk membedakan antara perspektif fungsionalis (objektif) dan perspektif interpretif (subjektif) mengenai komunikasi organisasi. Makna muncul dan berkembang dalam interaksi yang berlangsung. Stewart dan Thomas (1990) menyebut proses interaksi tersebut sebagai “memahat makna bersama”. Makna tersebut tidak hanya pada orang, namun juga dalam “Transaksi” itu sendiri. Ketika organisasi dianggap sebagai orang-orang yang berinteraksi dan memberi makna kepada interaksi tersebut, komunikasi menjadi suatu fungsi pembentuk organisasi. 2.2.2 Pendekatan Komunikasi Organisasi Untuk melihat komunikasi yang terjadi dalam suatu organisasi dapat digunakan tiga pendekatan yaitu : 2.2.2.1 Pendekatan Makro Dalam pendekatan makro organisasi dipandang sebagai struktur global yang berinteraksi dengan lingkungannya. Dalam berinteraksi ini organisasi melakukan aktivitas tertentu seperti memproses informasi dari lingkungan, mengadakan identifikasi, melakukan integrasi, dan menentukan tujuan organisasi. 31 a. Memproses informasi dan lingkungan Agar organisasi tetap hidup organisasi perlu memproses informasi dari lingkungannya. Memproses infromasi dalam hal ini maksudnya adalah menyesuaikan apa yang terjadi pada lingkungan dengan jalan mentransfer informasi yang relevan dengan keadaan dalam organisasi, kemudian merumuskan suatu respons yang tepat terhadap input informasi tersebut untuk tujuan perusahaan. b. Identifikasi Suatu organisasi menggunakan informasi yang telah diproses dari lingkungan untuk mencapai beberapa macam negosiasi, persetujuan dengan relasi-relasi yang potensial dari langganannya. Proses penyesuaian diri dinamakan dengan identifikasi. c. Integrasi dengan organisasi lain Tidak ada organisasi bergerak dalam keadaan terisolasi. Setiap organiasai dipengaruhi oleh aktivitas organisasi lain dalam lingkungannya. Organisasi mesti memonitor aktivitas ini, menentukan apa pengaruh aktivitas-aktivitas itu kepadanya. Jika saingan organisasinya menghasilkan dengan cara yang sama tetapi dengan kualitas yang lebih baik dan biaya yang lebih murah maka hal itu akan membawa kesulitan bagi organisasinya. d. Penentuan Tujuan Dari semua kegiatan organisasi secara makro yang memerlukan komunikasi yang sangat penting adalah menentukan tujuan organisasi. Organisasi seharusnya tidaklah menentukan tujuannya sebelum memperoleh informasi 32 mengenai lingkungan memprosesnya, melakukan identifikasi dengan langganan yang potensial dan melakukan integraasi yang cukup dengan organisasi lain untuk memperjelas tujuannya. Pada beberapa organisasi biasanya pimpinan tingkat tinggi banyak melakukan perumusan tujuan organisasinya sehingga bawahan hanya menjalankan kebijaksanaan yang telah ditetapkan. Bila perumusan tujuan mengikut sertakan orang hierarki bawah, maka komunikasi sangat diperlukan karena orang-orang yang terlibat dalam merumuskan tujuan ini saling bertukar ide dan informasi untuk merumuskan tujuan yang baik. 2.2.2.2 Pendekatan Mikro Pendekatan ini memfokuskan pada komunikasi dalam unit dan sub unit pada suatu organisasi. Komunikasi yang diperlukan pada tingkat ini adalah komunikasi antara anggota kelompok, komunikasi untuk pemberian orientasi dan latihan, komunikasi untuk melibatkan anggota kelompok dalam tugas, komunikasi untuk menjaga iklim organisasi, komunikasi dalam mensupervisi dan pengarahan pekerjaan dan komunikasi untuk mengetahui kepuasan kerja dalam organisasi. Dalam organisasi biasanya terdapat bermacam-macam kelompok sosial. Masing-masing kelompok ini mempunyai tujuan masing-masing. Dalam hal ini diperlukan keterampilan berkomunikasi dari pemimpin sehingga anggota kelompok mempunyai motivasi dalam bekerja dengan baik. 33 a. Orientasi dan Latihan Kadang-kadang organisasi perlu memberikan orientasi dan latihan untuk melatih orang-orang dalam suatu organisasi agar dapat melakukan suatu pekerjaan tertentu. Orientasi adalah proses yang terus menerus yang menghendaki komunikasi untuk membawa orang lain melihat apa yang sedang berlangsung dalam suatu organisasi. Tugas memberi orientasi ini dapat dilakukan oleh pimpinan unit-unit organisasi maupun oleh anggota unit lainnya. b. Keterlibatan anggota Dalam organisasi sangat diperlukan keterlibatan anggota dalam unitunitnya masing-masing untuk menjaga kelancaran tugas organisasi. Sebab bila suatu unit kerja organisasi macet akan mempengaruhi kepada keseluruhan tugastugas organisasi. Untuk mengajar atau mendorong anggota unit organisasi mau bekerja adalah dengan menggunakan komunikasi dan itu adalah merupakan tugas dari pimpinan perusahaan. Karena setiap anggota mempunyai karakteristik tertentu dan dalam hal ini perlu diperhatikan agar berhasil dalam melibatkan mereka dalam pekerjaan kelompoknya. c. Penentuan Iklim Organisasi Iklim organisasi ditentukan oleh bermacam-macam oleh di antaranya tingkah laku pimpinan, tingkah laku pekerja, dan tingkah laku dari organisasi. Tetapi pada umumnya iklim organisasi ditentukan oleh tingkah laku komunikasi dari pimpinan kepada kelompoknya. 34 d. Supervisi dan Pengarahan Tugas-tugas dalam organisasi perlu diawasi dikontrol serta diarahkan sesuai kriteria yang telah ditentukan. Tugas ini dilakukan oleh beberapa pimpinan organisasi terhadap orang-orang dibawah hierarki. Supervisor bertanggung jawab terhadap orang-orang yang dibawahnya dan membantu orang tersebut agar dapat melakukan pekerjaannya sebaik mungkin. Semua kegiatan supervisi dilakukan dengan menggunakan supervisi. e. Kepuasan Kerja Bila orang tidak merasa senang dengan situasi kerjanya biasanya mereka mengatakan bahwa tidak puas dengan pekerjaanya. Ada dua hal yang mungkin menyebabkan orang tidak puas dengan pekerjaanya ini. Hal yang pertama, apabila orang tersebut tidak mendapatkan informasi yang dibutuhkannya untuk melakukan pekerjaanya. Yang kedua, apabila hubungan sesama teman kerja kurang baik atau dengan kata lain ketidakpuasan kerja ini berhubungan dengan masalah komunikasi. 2.2.2.3 Pendekatan Individual Pendekatan individual berpusat kepada tingkah laku komunikasi individual dalam organisasi. Semua tugas-tugas yang telah diuraikan pada kedua pendekatan yang terdahulu akhirnya diselesaikan oleh komunikasi individual satu sama lainnya. Komunikasi individual ini ada beberapa bentuknya di antaranya berbicara dalam kelompok kerja, mengunjungi dan berinteraksi dalam rapat, menulis dan mengonsep surat, memperdebatkan suatu usulan dan sebagainya. 35 Di dalam organisasi keputusan penting dibuat dalam rapat-rapat kecil di mana orang saling berdebat satu sama lain sebelum memilih satu tindakan tertentu. Orang dalam organisasi harus membuat suatu usulan atau program baru mengenai aktivitas yang akan dilakukan. Agar usulan ini berhasil atau dapat diterima orang perlu keteranmpilan berkomunikasi untuk meyakinkan dan membujuk orang lain untuk menerima usulan programnya. 2.2.3 Iklim Komunikasi Organisasi Iklim komunikasi organisasi terdiri dari persepsi-persepsi atas unsur-unsur organisasi dan pengaruh unsur-unsur tersebut terhadap komunikasi. Pengaruh ini didefinisikan, disepakati, dikembangkan dan dikokohkan secara bersinambungan melalui interaksi dengan anggota organisasi lainnya. Persepsi atas kondisi-kondisi kerja, kepenyeliaan, upah, kenaikan pangkat, hubungan dengan rekan-rekan, hukum-hukum dan peraturan, hukum-hukum dan peraturan organisasi, praktikpraktik pengambilan keputusan, sumber daya yang tersedia, dan cara-cara memotivasi anggota organisasi semuanya membentuk suatu badan organisasi yang membangun iklim komunikasi organisasi. “Iklim komunikasi organisasi merupakan fungsi kegiatan yang terdapat dalam organisasi untuk menunjukkan kepada anggota organisasi bahwa organisasi tersebut mempercayai mereka dan memberi mereka kebebasan dalam mengambil resiko; mendorong mereka dan memberi mereka tanggung jawab dalam mengerjakan tugas-tugas mereka; menyediakan informasi yang terbuka dan cukup tentang organisasi; mendengarkan dengan penuh perhatian serta memperoleh informasi yang dapat dipercaya dan terus terang dari anggota organisasi; secara aktif dapat melihat bahwa keterlibatan mereka penting bagi keputusan-keputusan dalam organisasi; dan menaruh perhatian pada pekerjaan yang bermutu tinggi dan memberi tantangan (Redding, (1972) dalam Pace, 2010 : 154). 36 Pengaruh-pengaruh komunikasi bergabung dalam beberapa cara yang berbeda untuk mengembangkan suatu kepercayaan dan sistem nilai yang dikenali oleh anggota organisasi sebagai iklim organisasi. Setiap iklim dapat ditandai oleh gabungan yang berbeda dari pengaruh-pengaruh komunikasi sehingga iklim tersebut dapat disebut dengan berbagai nama yang berlainan, seperti keikutsertaan, acuh tak acuh, mendukung, bermusuhan, menghidupkan, bertahan, positif, atau negatif. Proses-proses interaksi yang terlibat dalam perkembangan iklim komunikasi organisasi juga memberi andil pada beberapa pengaruh penting dalam retrukturisasi, reorganisasi, dan dalam menghidupkan kembali unsur-unsur dasar organisasi. Iklim komunikasi yang kuat dan positif seringkali meghasilkan praktik-praktik pengelolaan dan pedoman organisasi yang lebih mendukung. Penggunaan mekanisme untuk meningkatkan iklim, kenyataanya tidak sekedar mempengaruhi iklim melainkan menyebabkan perubahan mendasar yang lebih banyak dalam proses-proses mendasar yang membentuk bahan dan substansi organisasi. 2.2.4 Arah Aliran Komunikasi Dalam komunikasi organisasi kita berbicara tentang informasi yang berpindah secara formal dari seseorang yang otoritasnya lebih tinggi kepada orang yang otoritasnya lebih rendah. Komunikasi ke bawah; informasi yang bergerak dari suatu jabatan yang otoritasnya lebih rendah kepada orang yang otoritasnya lebih tinggi. Komunikasi ke atas; informasi yang bergerak di antara orang-orang dan jabatan-jabatan yang sama tingkat otoritasnya. Komunikasi horisontal; atau 37 informasi yang bergerak di antara orang-orang atau jabatan-jabatan yang tidak menjadi atasan ataupun bawahan satu sama lainnya dan mereka menempati bagian fungsional yang berbeda, komunikasi lintas saluran. Berikut penjelasan tentang komunikasi ke bawah, komunikasi ke atas, dan komunikasi horisontal: 1. Komunikasi ke Bawah Komunikasi ke bawah dalam sebuah organisasi bahwa informasi mengalir dari jabatan yang berotoritas lebih tinggi kepada mereka yang berotoritas lebih rendah. Biasanya yang beranggapan bahwa informasi bergerak dari manajemen kepada para pegawai; namun, dalam organisasi kebanyakan hubungan pada kelompok manajemen (Davis (1967) dalam Pace, 2010 : 184). Komunikasi organisasi sering kali bergerak ke arah komunikasi manajerial yang perhatian utamanya adalah komunikasi ke bawah, membawa informasi melalui kelompok manajemen dan pada kelompok operatif. Ada dua masalah utama; (1) jenis informasi apa yang disebarkan dari tingkat manajemen kepada para pegawai dan (2) bagaimana informasi tersebut disediakan. Ada lima jenis informasi yang biasa dikomunikasikan dari atasan kepada bawahan (Katz & Kahn 1996 dalam Pace, 2010 :185 ): a) b) c) d) e) Informasi mengenai bagaimana melakukan pekerjaan. Informasi mengenai dasar pemikiran untuk melakukan pekerjaan. Informasi mengenai kebijakan dan praktik-praktik organisasi. Informasi mengenai kinerja pegawai, dan Informasi untuk mengembangkan rasa memiliki tugas (sense of mission). 2. Komunikasi ke Atas Komunikasi ke atas dalam sebuah organisasi bahwa berarti informasi mengalir dari tingkat yang lebih rendah (bawahan) ke tingkat yang lebih tinggi 38 (penyelia). Semua pegawai dalam sebuah organisasi, kecuali mungkin mereka yang menduduki posisi puncak, mungkin berkomunikasi ke atas yaitu, setiap bawahan dapat mempunyai alasan yang baik atau meminta informasi dari atau memberi informasi kepada seseorang yang otoritasnya lebih tinggi daripada dia. Pentingnya Komunikasi ke atas karena beberapa alasan seperti: 1) Aliran informasi ke atas memberi informasi berharga untuk pembuatan keputusan oleh mereka yang mengarahkan organisasi dan mengawasi kegiatan orang-orang lainnya (Sharma,1979). 2) Komunikasi ke atas memberitahukan kepada penyelia kapan bawahan mereka siap menerima informasi dari mereka dan seberapa baik bawahan menerima apa yang dikatakan kepada mereka (Planty 7 Machaver, 1952). 3) Komunikasi ke atas memungkinkan bahkan mendorong omelan dan keluh kesah muncul ke permukaan sehingga penyelia tahu apa yang mengganggu mereka yang paling dekat dengan operasi-operasi sebenarnya (Conboy,1976) 4) Komunikasi ke atas menumbuhkan apresiasi dan loyalitas kepada organisasi dengan memberi kesempatan kepada pegawai untuk mengajukan pertanyaan dan menyumbang gagasan serta saran-saran mengenai operasi organisasi (Planty & Machaver, 1952). 5) Komunikasi ke atas mengizinkan penyelia untuk menentukan apakah bawahan memahami apa yang diharapkan dari aliran informasi ke bawah (Planty & Machaver, 1952). 6) Komunikasi ke atas membantu pegawai mengatasi masalah pekerjaan mereka dan memperkuat keterlibatan mereka dengan pekerjaan mereka dan dengan organisasi tersebut (Harriman,1974). Kesulitan memperoleh aliran informasi dari bawah disinggung oleh Davis (1967) ketika mengemukakan bahwa seorang manager berbeda status martabatnya di pabrik dari para pekerja. (Pace, 2010 : 190). Jackson (1959) menyatakan bahwa, secara keseluruhan, kekuatan yang mengarahkan komunikasi dalam sebuah organisasi adalah motivasi, pegawai cenderung berkomunikasi untuk mencapai beberapa tujuan, untuk memuaskan kebutuhan pribadinya, atau untuk mencoba memperbaiki lingkungan barunya. Pentingnya penciptaan dan pemeliharaan iklim kepercayaan tidak dapat 39 dikemukakan terlalu sering. Komunikasi tidak akan terjadi bila penyelia merasa harus menjaga agar pegawai tidak berbicara kepada manager di atas mereka. Untuk memperlancar komunikasi ke atas, organisasi Wendlinger menciptakan sebuah program “saluran ke atas” yang memungkinkan pegawai mengemukakan masalah, keluhan, atau pendapat kepada manajemen puncak sementara identitas mereka benar-benar dirahasiakan, hanya diketahui oleh koodinator saluran terbuka, dengan jaminan memperoleh jawaban tertulis yang jujur dari manajer yang dikirimkan ke rumah pegawai tersebut. Keberhasilan program ini disebabkan oleh dua faktor: identitas pegawai dirahasiakan, dan jawabannya jujur. Koordinator saluran terbuka mengemban satu misi: membuat pekerjaan itu sendiri menjadi tidak perlu, yang berarti tiba pada suatu waktu ketika komunikasi bebas dan terbuka, tidak membutuhkan lagi saluran terbuka sebagai tempat kepercayaan dan pemahaman bersama, yang menjadikan komunikasi ke atas sebagai suatu pekerjaan yang mudah. 2.2.5 Prinsip-Prinsip Komunikasi Ke Atas Planty dan Machaver (1952) mengemukakan ada beberapa prinsip sebagai pedoman program komunikasi ke atas. Diantaranya : 1) Program komunikasi ke atas yang efektif harus direncanakan. Meskipun kerahasiaan dan keterusterangan memperkokoh semua program komunikasi efektif, penyelia dan manager harus merangsang, mendorong, dan mencari jalan untuk mengembangkan komunikasi ke atas. 2) Program komunikasi ke atas yang efektif berlangsung secara berkesinambungan. Bawahan harus memberi dan meminta informasi dari tingkat yang lebih tinggi terlepas dari bagaimana segala sesuatu berjalan. 3) Program komunikasi ke atas yang efektif menggunakan saluran rutin. Tanpa menghilangkan kesempatan bagi setiap pegawai untuk 40 4) 5) 6) 7) 2.3 melakukan kontak dengan dan didengar oleh manager di setiap tingkat, informasi harus mengalir ke atas melalui organisasi mengikuti tahap-tahap yang biasa dan rutin. Masalah dan permohonan informasi harus berjalan ke atas melalui organisasi sampai menemui orang yang dapat melakukan tindakan. Program komunikasi ke atas yang efektif menitikberatkan kepekaan dan penerimaan dalam pemasukan gagasan dari tingkat yang lebih rendah. Perbedaan dalam interpretasi dan persepsi atas peristiwa harus diperhitungkan. Jabatan seseorang dalam organisasi mendorongnya untuk memandang segala sesuatu secara berbeda dan memberi makna yang berlainan pula atas yang dilihatnya itu. Berbedaan dalam nilainilai dan prioritas menghasilkan perbedaan dalam dugaan dan kesimpulan. Mendengarkan dengan tujuan untuk memahami apa yang dimaksud oleh seseorang adalah dasar bagi komunikasi ke atas yang efektif. Program komunikasi ke atas yang efektif mencakup mendengarkan secara objektif. Penyelia dan manager harus menyediakan waktu untuk mendengarkan bawahan secara objektif. Kebiasaan mendengarkan dengan jengkel, menunjukkan bahwa komunikasi ke atas sebenarnya tidak dikehendaki. Mendengarkan yang disampaikan bawahan memudahkan dan mengurangi ketegangan bawahan, menunjukkan maksud menerima dan kesediaan untuk mendengarkan pendapat yang bertentangan, kritik-kritik dan cara pandang yang berlainan. Program komunikasi ke atas yang efektif mencakup tindakan untuk menanggapi masalah. Program komunikasi ke atas yang efektif menggunakan berbagai media dan metode untuk meningkatkan aliran informasi. (Pace, 2010: 193-194). Fungsi Komunikasi Fungsi komunikasi seperti dikemukakan Willian I Gorden 1978 (dalam Mulyana, 2007 : 5) adalah sebagai berikut: 1. Komunikasi sosial Fungsi komunikasi sebagai komunikasi sosial mengisyaratkan bahwa komunikasi penting untuk membangun konsep diri, aktualisasi diri, kelangsungan hidup, memperoleh kebahagiaan, terhindar dari tekanan dan ketegangan, antara lain lewat komunikasi menghibur dan memupuk hubungan dengan orang lain. Pada suatu sisi, komunikasi merupakan mekanisme untuk mensosialisasikan norma-norma budaya masyarakat, baik secara horizontal ataupun secara vertikal. Melalui 41 komunikasi kita bekerjasama dengan anggota masyarakat untuk mencapai tujuan bersama. 2. Sebagai komunikasi ekspresif Komunikasi berfungsi untuk menyampaikan perasaanperasaan (emosi) kita. Perasaan-perasaan tersebut terutama dikomunikasikan melalui pesan-pesan nonverbal. Perasaan sayang, peduli, rindu, simpati, gembira, sedih, takut, prihatin, marah dan benci dapat disampaikan lewat kata-kata, namun bisa disampaikan secara lebih ekpresif lewat perilaku nonverbal. Seorang ibu menunjukkan kasih sayangnya dengan membelai kepala anaknya. Orang dapat menyalurkan kemarahannya dengan mengumpat, mengepalkan tangan seraya melototkan matanya, mahasiswa memprotes kebijakan penguasa negara atau penguasa kampus dengan melakukan demontrasi. 3. Sebagai komunikasi instrumental Komunikasi instrumental mempunyai beberapa tujuan umum, yaitu: menginformasikan, mengajar, mendorong, mengubah sikap, menggerakkan tindakan, dan juga menghibur. Komunikasi berfungsi sebagi instrumen untuk mencapai tujuan-tujuan pribadi dan pekerjaan, baik tujuan jangka pendek ataupun tujuan jangka panjang. (Willian I Gorden dalam Mulyana, 2007:5). 2.4 Konseptualisasi Gaya Komunikasi (Pimpinan) 2.4.1 Pengertian Gaya Komunikasi (Pimpinan) Gaya komunikasi merupakan kepribadian sehingga sukar berubah. Keterampilan berkomunikasi melalui ”gaya komunikasi” mengisyaratkan kesadaran diri pada level paling tinggi. Untuk memahami gaya komunikasi maka setiap orang harus berusaha menciptakan dan mempertahankan gaya komunikasi personal sebagai ciri khas pribadinya, gaya adalah kepribadian. Gaya Komunikasi(communication style) didefinisikan sebagai seperangkat perilaku antar pribadi yang terspesialisasi yang digunakan dalam suatu situasi tertentu (a spesialized set of interpersonal behaviors that are used in a given situation). Masing-masing gaya komunikasi terdiri dari sekumpulan perilaku 42 komunikasi yang dipakai untuk mendapatkan respons atau tanggapan tertentu dalam situasi yang tertentu pula. Gaya komunikasi antarpersonal berbeda dengan gaya komunikasi melalui media massa (komunikasi massa), perbedaan itu karena komunikasi antarpersonal mempunyai aspek-aspek teknis yang berkaitan dengan pengaruh faktor-faktor psikologi seperti faktor kognitif maupun afektif. . Berarti setiap individu memiliki variasi preferensi “gaya komunikasi” dan orang lain yang dalam prakteknya manusia tidak hanya mengandalkan satu gaya berkomunikasi tetapi lebih dari satu (Liliweri, 2011 : 308). Seperti yang telah dijelaskan pada pemaparan gaya komunikasi sebelumnya di mana secara umum gaya merupakan sikap, gerakan, tingkah laku, gerak-gerik yang terangkum di dalam kepribadian diri manusia dalam hal ini seorang pimpinan di suatu organisasi. Seorang pimpinan akan memiliki sekumpulan gaya yang digunakan untuk mempengaruhi bawahan agar sasaran organisasi tercapai. Gaya komunikasi yang digunakan oleh seorang pimpinan di sini menggambarkan kombinasi perilaku antara gaya yang telah menjadi kepribadiannya dan gaya seorang pimpinan. Bentuk gaya komunikasi yang pada dasarnya dilakukan oleh seorang pimpinan secara umum yakni sebagai berikut: a. Mengarahkan Gaya ini sama dengan gaya otokratis di mana bawahan mengetahui secara persis apa yang diharapkan dari mereka. 43 b. Mendukung Pimpinan bersifat ramah terhadap bawahan sehingga tidak adanya kecanggungan mengenai jenjang jabatan atau hirarki. c. Berpartisipasi Pimpinan selalu berusaha untuk menanyakan hasi kerja karyawan dan memberikan kebebasan untuk menerima ide ataupun saran yang berhubungan dengan pencapaian tujuan organisasi. d. Berorientasi Terhadap Tugas Pimpinan menyusun serangkain tujuan yang menantang bawahannya, sehingga dari keempat tipe di atas pada akhirnya gaya kepemimpinan dibagi dalam dua dimensi, yaitu dimensi tugas dan dimensi manusia. Pandangan ini mensyaratkan agar seorang pimpinan mampu membedakan gaya seperti apa yang harus dilakukan yang tentunya melihat dari situasi tertentu dan mampu menggunakan gaya tersebut secara benar. 2.4.2 Arti Penting Gaya Komunikasi (pimpinan) Dalam suatu organisasi yang di antaranya terdapat pimpinan dan bawahan tentunya memiliki peranan yang sangat kuat di dalam menjalankan fungsi dari organisasi tersebut. Gaya komunikasi seorang pimpinan tentu sangat berpengaruh terhadap keberhasilan suatu organisasi. Dalam hubungan kerja, adanya suatu perhatian terhadap apa yang menjadi pemikiran dan keresahan bawahannya merupakan suatu akibat dari gaya komunikasi yang digunakan pemimpin yaitu gaya komunikasi demokratis. Sehingga dengan begitu adanya penghargaan hak untuk menyadari bahwa 44 bawahan mempunyai masalah yang bisa saja mempengaruhi hubungan kerja. Selanjutnya selain sikap demokratis, adanya kesadaran akan kepentingan bersama antara bawahan maupun atasan harus diadakan demi keberhasilan pekerjaan yang dijelaskan sebagai berikut: a. Komunikasi yang jelas tentang kepentingan organisasi, kepentingan atasan dan bawahan dalam keberhasilan mencapai tujuan, b. Motivasi berprestasi dan berhasil, c. Perlunya dihindari berbagai konflik atau pertentangan antara pihakpihak yang berkepentingan, dan d. Adanya kecekatan dalam menyesuaikan diri, terutama dari pihak atasan. Gaya komunikasi pemimpin merupakan satu hal yang berpengaruh penting pada kinerja bawahan yang akan tercipta. Selain sikap kepemimpinan pemimpin tersebut, karyawan juga membutuhkan beberapa perlakuan komunikasi yang baik dari atasannya. Seperti yang kita ketahui bahwa komunikasi merupakan aspek terpenting dalam suatu organisasi, tanpa adanya komunikasi antara atasan dan bawahan, rasanya kecil kemungkinan mereka untuk mampu mencapai tujuan organisasi secara bersama-sama. 2.4.3 Gaya komunikasi (pimpinan), motivasi dan komunikasi organisasi Berbicara tentang gaya komunikasi maka kita akan membahas tentang kepribadian diri seseorang yang dalam hal ini pimpinan yang tentunya akan berkaitan erat dengan motivasi kerja bawahan itu sendiri dalam konteks komunikasi organisasi. Melalui suatu gaya komunikasi, maka pimpinan akan 45 menciptakan suatu sikap yang tentu saja bersifat positif. Misalnya ketika seorang pemimpin memiliki gaya komunikasi yang cenderung mengarahkan, maka lama kelamaan karyawan akan keluar dari zona nyaman mereka. Mungkin pada awalnya karyawan menerima dengan semua arahan yang diperintahkan atasan karena mereka memahami kedudukan mereka hanya sebagai bawahan, namun dalam jangka waktu yang lama, gaya komunikasi seperti ini tidak akan efektif karena sebenarnya tanpa diarahkan kembali karyawan sudah paham harus melakukan apa. Hal demikianlah yang dapat menurunkan motivasi kerja karyawan. Dengan kata lain, gaya komunikasi pemimpin sangat mempengaruhi tinggi rendahnya motivasi kerja karyawan. Menurut Stewart L. Tubbs dan Sylvia Moss Dalam buku Teori Komunikasi Perspektif, Ragam, & Aplikasi (Rohim, 2009: 115-116) ada enam Gaya Komunikasi yaitu: a. The Controling Style, gaya mengendalikan ini, ditandai dengan adanya satu kehendak atau maksud untuk membatasi, memaksa, dan mengatur perilaku, pikiran, dan tanggapan orang lain. Orang-orang yang menggunakan gaya komunikasi ini dikenal dengan nama komunikator satu arah atau one way communicators. b. The Equalitarian Style, Gaya komunikasi ini ialah adanya landasan kesamaan. The Equalitarian style of communication ini ditandai dengan berlakunya arus penyebaran pesan-pesan verbal secara lisan maupun tulisan yang bersifat dua arah (two way traffic of communication). Dalam Gaya komunikasi ini tidak komunikasi dilakukan secara terbuka. Artinya setiap anggota organisasi dapat mengungkapkan gagasan ataupun pendapat dalam suasana yang rileks, santai, dan informal. Dalam suasana demikian, memungkinkan setiap anggota organisasi mencapai kesepakatan dan pengertian bersama. c. The Structuring Style, Gaya komunikasi yang terstruktur ini, memanfaatkan pesan-pesan verbal secara tertulis maupun lisan guna memantapkan perintah yang harus dilaksanakan. Pengirim pesan (sender) lebih memberi perhatian kepada keinginan untuk mempengaruhi orang lain dengan jalan berbagi informasi tentang 46 tujuan organisasi, jadwal kerja, aturan dan prosedur yang berlaku dalam organisasi. d. The Dynamic Style, Gaya komunikasi yang dinamis memiliki kecenderungan agresif, karena pengiriman pesan aatau sender memahami bahwa lingkungan pekerjaanya berorientasi pada tindakan. Gaya komunikasi yang agresif ini adalah menstimulasi atau merangsang pekerja/karyawan untuk bekerja lebih cepat dan lebih baik. Gaya komunikasi ini cukup efektif digunakan dalam mengatasi persoalan-persoalan yang bersifat kritis, namun dengan persyaratan bahwa karyawan atau bawahan mempunyai kemampuan yang cukup untuk mengatasi masalah yang kritis itu. e. The Reliquising Style, Gaya komunikasi ini lebih mencerminkan kesediaan untuk menerima saran, pendapat, ataupun gagasan orang lain, daripada keinginan untuk memberi perintah, meskipun pengirim pesan mempunyai hak untuk memberi perintah dan mengontrol orang lain. f. The Withdrawal Style, gaya komunikasi kurang efektif bila dilakukan, karena akan melemahnya tindak komunikasi, artinya tidak ada keinginan dari orang-orang yang memakai gaya ini untuk berkomunikasi dengan orang lain, karena ada persoalan atau kesulitan antarpribadi yang dihadapi oleh orang-orang tersebut (Stewart L. Tubbs dan Sylvia Moss dalam Rohim, 2009: 115-116). Pada dasarnya dari keenam gaya komunikasi di atas, masing-masing memilki esensi yang berbeda-beda yakni bersifat mengendalikan, kesamaan, terstruktur, dinamis, dan gaya yang menerima pendapat dari siapapun yang sesuai dengan realitas kepribadian seseorang pada umumnya terutama untuk memajukan perusahaan ataupun dalam memberikan motivasi kepada karyawan. Motivasi, dapat dikatakan sebagai suatu perangsang keinginan dan daya penggerak kemauan bekerja seseorang. Dengan kata lain motivasi merupakan akibat dari interaksi seseorang dengan situasi tertentu yang dihadapinya. Oleh karena itu, terdapat perbedaan dalam kekuatan motivasi yang ditunjukkan oleh seseorang dalam menghadapi situasi tertentu dibandingkan dengan orang-orang lain yang menghadapi situasi yang sama. Bahkan, seseorang akan menunjukkan dorongan tertentu dalam menghadapi situasi yang berbeda dan dalam waktu yang 47 berlainan. Hal tersebut dikarenakan adanya faktor-faktor pendukung lain yakni seperti ; a. Kepribadian dan kehidupan emosional b. Faktor lingkungan kerja yang harmonis dan mendukung. Mungkin sudah banyak pemimpin yang memahami gaya komunikasi seperti apa yang harus ia terapkan dalam organisasinya, namun terkadang pemimpin belum paham akan pelaksanaannya. Konsistensi pemimpin juga diperlukan dalam penerapan gaya komunikasi di organisasi atau perusahaannya. 2.5 Definisi Pemimpin Pemimpin adalah seorang pribadi yang memiliki kecakapan dan kelebihan khususnya kecakapan dan kclebihan disatu bidang, sehingga dia mampu mempengaruhi orang-orang lain untuk bersama-sama melakukan aktivitasaktivitas tertentu, demi pencapaian satu atau beberapa tujuan (Kartono, 1994:33). Saat menjalankan tugas sebagai seorang pemimpin, waktu yang dimiliki setiap hari sepertinya tak pernah cukup dan cenderung kurang. Memanfaatkan kekuatan di pagi hari dapat menjadi kunci untuk meningkatkan produktivitas kinerja seorang pemimpin, khususnya dalam menjalankan tugas kepemimpinan. “Pemimpin itu selalu merupakan titik pusat dari suatu kecenderungan, dan pada kesempatan lain, semua gerakan sosial kalau diamati secara cermat akan akan ditemukan kecenderungan yang memiliki titik pusat” (C. N. Cooley, 1902). 48 2.5.1 Fungsi Pemimpin Peranan pimpinan dalam suatu organisasi sangat sentral dalam usaha pencapaian tujuam dan berbagai sasaran yang telah ditetapkan sebelumnya. Efektifitas kepemimpinan dari pemimpin bersangkutan merupakan suatu hal yang sangat didambakan oleh semua pihak yang berkepentingan dalam keberhasilan organisasi tersebut. Kemampuan pemimpin berintikan kemampuan mengambil keputusan. Hal tersebut berarti bahwa fungsi-fungsi pemimpin berangkat dan bermuara pada satu titik sentral, yaitu pengambilan keputusan. Ada lima fungsi pemimpin, di antaranya: 1) Pimpinan Sebagai Penentu Arah Arah yang hendak ditempuh oleh organisasi menuju tujuannya harus sedemikian rupa sehingga mengoptimalkan pemanfaatan dari segala sarana dan prasarana yang tersedia. Arah yang dimaksud tertuang dalam strategi dan taktik yang disusun dan dijalankan oleh organisasi dalam organisasi tersebut. Tergantung pada jengjang hierarki jabatan pimpinan yang diduduki oleh seseorang dalam organisasi, keputusan yang digolongkan sebagai berikut: a. Keputusan strategik b. Keputusan taktis c. Keputusan teknis d. Keputusan operasional diambil dalam organisasi dapat 49 Perlu ditekankan bahwa pada tingkat kepemimpinan puncak sekali pun seseorang tetapmengambil keputusan operasional, meskipun dalam jumlah yang sangat kecil. Sebaliknya, seorag pimpinan tingkat rendah mengambil pula keputusan yang sifatnya strategik, meskipun dalam jumlah yang sangat kecil. 2) Pimpinan Sebagai Wakil dan Juru Bicara Organisasi Pengertian yang tepat diharapkan bermuara pada pemahaman dan pemberian dukungan yang diberikan, bertolak dari kepercayaan berbagai pihak tersebut terhadap kemampuan organisasi memenuhi berbagai kepentingan yang diwakili oleh pihak-pihak yang berkepentingan itu. Yang paling bertanggung jawab untuk berperan sebagai wakil dan juru bicara perusahaan dalam hubungan dengan berbagai pihak tersebut adalah pimpinan perusahaan. Salah satu konsekuensi logis dari fungsi tersebut adalah bahwa seorang pemimpin adalah mutlak perlu mengetahui bukan saja bagaimana merumuskan kebijaksanaan strategik, akan tetapi juga berbagai keputusan lain yang telah diambil oleh para pejabat pimpinan yang lebih rendah. Bahkan lebih dari itu. Dituntut pula pengetahuan yang memadai tentang berbagai keputusan yang telah diambil. Pengetahuan demikian akan memungkinkannya memberikan kita penjelasan yang diperlukan sedemikian rupa sehingga berbagai sasaran yang telah disinggung di muka tercapai. 50 3) Pimpinan Sebagai Komunikator Yang Efektif Pemeliharaan hubungan baik ke dalam maupun keluar dilakukan melalui proses komunikasi, baik secara lisan maupun tulisan. Berbagai kategori keputusan yang telah diambil disampaikan kepada para pelaksana melalui jalur komunikasi yang terdapat dalam organisasi. Yang dimaksud dengan penerima pesan (komunikan) adalah orang atau pihak kepada siapa pesan ditujukan. Yang sangat penting mendapat perhatian dalam hubungan ini ialah bahwa sebelum pesan yang hendak disampaikan diterima oleh penerima, “kode” dan simbolsimbol yang digunakan perlu diterjemahkan terlebih dahulu ke dalam sesuatu bentuk yang dipahami oleh penerima. Keterbatasan pengetahuan penerima adalah akibat tingkat pendidikan yang pernah ditempuhnya. Semakin rendah tingkat pendidikannya, semakin rendah pula tingkat kognitifnya yang cenderung mengakibatkannya melihat sesuatu secar simplistik. Karena itu simbol-simbol penerjemahan yang digunakannya pun biasanya akan bersifat sederhana pula. Jika sasaran disampaikannya pesan adalah agar pihak-pihak tertentu di luar organisasi memberikan dukungan terhadap kegiatan operasional organisasi dan dukungan tersebut diterima, berarti telah terjadi proses komunikasi yang efektif. Jika tidak, berarti ada sesuatu hal yang tidak terjadi sebagaimana diharapkan. 51 4) Pemimpin Sebagai Mediator Pembahasan tentang fungsi pimpinan sebagi mediator difokuskan pada penyelesaian situasi konflik yang mungkin timbul dalam satu organisasi, tanpa mengurangi pentingnya situasi konflik yang mungkin timbul dalam hubungan keluar dan diatasi. Dalam satu organisasi dapat timbul situasi kinflik dan faktorfaktor penyebabnya pun dapat beraneka ragam. Situasi konflik biasanya timbul karena tiga faktor utama, yaitu: a. Persepsi subjektif tentang kemungkinan timbulnya tantangan dari pihak lain dalam organisasi b. Kelangkaan sumberdaya dan dana c. Adanya asumsi bahwa dalam organisasi tersebut berbagai kepntingan yang diperkirakan tidak dapat atau sulit diserasikan. 2.5.2 Tipe Pemimpin Seseorang yang menduduki jabatan pimpinan mempunyai kapasitas untuk mebaca situasi yang dihadapinya secara tepat dan menyesuaikan gaya kepemimpinannya agar sesuai dengan tuntutan situasi yang dihadapinya, meskipun penyesuaian itu mungkin hanya bersifat sementara. Meski belum terdapat kesepakatan bulat tentang tipologi kepemimpinan yang secara luas dikenal dewasa ini, lima tipe pemimpin yang diakui keberadaaanya diantaranya Tipe otokratik, Tipe paternalistik, Tipe kharisma, Tipe Laissez faire, Tipe demokratik. 52 Biasanya karyawan lebih menyukai pemimpin yang demokratis atau menerapkan sistem musyawarah, di mana aspirasi dari karyawan dan kebijakan dari pemimpin dirundingkan dalam situasi tertentu. “Kepemimpinan demokratis berorientasi pada manusia dan memberikan bimbingan yang efisien kepada para pengikutnya. Terdapat koordinasi pekerjaan pada semua bawahan, dengan penekanan pada rasa tanggung jawab internal (pada diri sendiri) dan kerjasama yang baik. kekuatan kepemimpinan demokratis tidak terletak pada pemimpinnya akan tetapi terletak pada partisipasi aktif dari setiap warga kelompok. Kepemimpinan demokratis menghargai potensi setiap individu, mau mendengarkan nasehat dan sugesti bawahan”. (Siagian, 2010 : 40) Pemimpin mengakui keahlian para spesialis dengan bidangnya masingmasing. Mampu memanfaatkan kapasitas setiap anggota seefektif mungkin pada saat-saat dan kondisi yang tepat. “Seorang pemimpin yang demokratik dihormati dan disegani dan bukan ditakuti karena perilakunya dalam kehidupan organisasional perilakunya mendorong para bawahannya menumbuhkan dan mengembangkan daya inovasi dan kreativitasnya”. (Siagian, 2010 : 43) 2.6 Motivasi Istilah motivasi (motivation) berasal dari bahasa latin, yakni movere, yang berarti “menggerakkan” (to move). Ada macam-macam rumusan untuk istilah motivasi, seperti: “motivasi mewakili proses-proses psikologikal, yang menyebabkan timbulnya, diarahkannya, dan terjadinya persistensi kegiatankegiatan sukarela (volunter) yang diarahkan ke arah tujuan tertentu” (Mitchell, 1982) Definisi lain tentang motivasi menyatakan bahwa “motivasi merupakan hasil sejumlah proses yang bersifat internal atau eksternal bagi seorang individu, 53 yang menyebabkan timbulnya sikap entusiasme dan persistensi dalam hal melaksanakan kegiatan-kegiatan tertentu” (Gray, (1984) dalam Winardi, 2011 : 2). Rumusan tersebut menanggapi perbincangan yang berlangsung dalam bidang riset motivasional, tentang mengapa kiranya seseorang dapat bersikap entusias dan persisten, dalam hal melaksanakan tugas. Salah satu pandangan mengatakan, bahwa kebutuhan-kebutuhan yang tidak dapat diobservasi memotivasi perilaku. Motivasi merupakan sebuah determinan penting bagi kinerja individual. Jelas kiranya, bahwa ia bukan satu-satunya determinan, karena masih ada variabel-variabel lain yang turut mempengaruhinya seperti : a. Upaya (kerja) yang dikerahkan b. Kemampuan orang yang bersangkutan. c. Pengalaman kerja sebelumnya Menurut James L. Gibson, apabila mempelajari berbagai macam pandangan dan pendapat tentang persoalan motivasi, maka dapatlah kita tarik kesimpulan tentang komunikasi yaitu: a. b. c. d. Para teoritisi menyajikan penafsiran-penafsiran yang sedikit berbeda tentang motivasi dan mereka menitikberatkan faktor-faktor yang berbeda. Motivasi berkaitan dengan perilaku dan kinerja. Motivasi mencakup pengarahan ke arah tujuan. Dalam hal mempertimbangkan motivasi, perlu kita perhatikan faktor faktor: Fisiologikal, psikologikal, dan lingkungan (environtmental), sebagai faktor-faktor penting (Gibson (1985) dalam Winardi, 2011 : 4). 54 Masing-masing tipe (motivasi) memiliki tempatnya sendiri di dalam organisasi, hal mana tergantung dari situasi dan kondisi yang berkembang (MC Gregor, 1960). 2.6.1 Teori Tentang Motivasi Dari A. H Maslow Sejumlah proporsisi Maslow tentang perilaku manusia (Maslow 1954) dalam Winardi, 2011 :12-13). A. H Maslow mengemukakan sejumlah proposisi penting tentang perilaku manusia diantaranya: a. b. c. Manusia merupakan mahluk yang serba berkeinginan. Ia senantiasa menginginkan sesuatu dan ia senantiasa menginginkan lebih banyak. Tetapi, apa yang diinginkannya tergantung pada apa yang sudah dimiliki olehnya. Maka sekalipun kebutuhan tertentu telah terpenuhi, kebutuhan-kebutuhannya pada umumnya tidak mungkin terpuaskan seluruhnya. Sebuah kebutuhan yang dipenuhi, bukanlah sebuah motivator perilaku. Hanya kebutuhan-kebutuhan yang tidak terpenuhi memotivasi perilaku dan menyebabkan timbulnya kekuatan-kekuatan besar atas apa yang dilakukan oleh seorang individu. Kebutuhan manusia diatur dalam suatu seri tingkatan –suatu hierarki menurut pentingnya masing-masing kebutuhan. Segera setelah kebutuhan-kebutuhan pada tingkatan lebih rendah kurang lebih terpenuhi, maka munculah kebutuhan-kebutuhan pada tingkat berikut yang lebih tinggi dan menuntut pemuasan. Jadi Maslow memandang motivasi seorang individu sehubungan dengan urutan kebutuhan yang dipredeterminasi, yang masing-masing memiliki peringkatnya sendiri. 1) Kebutuhan-Kebutuhan Fisiologikal Pada tingkatan terendah hierarki yang ada dan pada titik awal teori motivasi, terdapat kebutuhan-kebutuhan fisiologikal. Kebutuhan inilah yang perlu dipenuhi untuk mempertahankan hidup. 55 Apabila kebutuhan-kebutuhan fisiologikal tiddak dipenuhi, maka mereka akan lebih terasa dibandingkan dengan kebutuhankebutuhan lainnya. 2) Kebutuhan akan Keamanan Apabila kebutuhan fisiologikal cukup terpenuhi, maka kebutuhan pada tingkatan berikut yang lebih tinggi yakni kebutuhan akan keamanan, mulai mendominasi perilaku manusia. Kebutuhan akan keamanan juga mencakup keinginan untuk mengetahui batasbatas perilaku yang diperkenankan –maksudnya keinginan akan kebebasan di dalam batasan tertentu. Seseorang yang tidak memiliki pengetahuan lengkap tentang batasan-batasan perilaku yang diterima bagi dirinya sendiri dapat mempunya perasaan yang sangat terancam. Hampir setiap karyawan industrial tergantung pada organisasinya sehubungan dengan ketentraman, supervisi, keputusankeputusan dengan pekerjaanya, dan peluang kerja yang berkesinambungan. 3) Kebutuhan-kebutuhan sosial Sewaktu kebutuhan fiosiologikal manusia dan kebutuhan akan keamanan relatif terpenuhi, maka kebutuhan-kebutuhan sosial yang merupakan kebutuhan pada tingkatan berikutnya menjadi motivator penting bagi perilakunya. Seorang individu tergolong pada kelompokkelompok tertentu, ia ingin bersosialisasi dengan pihak lain, ia ingin 56 diterima oleh rekan-rekannya, dan ia ingin berbagi dan menerima sikap berkawan dan afeksi. 4) Kebutuhan-kebutuhan akan penghargaan Dalam hierarki Maslow, pada tingkatan berikutnya, terlihat adanya kebutuhan-kebutuhan akan penghargaan atau kebutuhankebutuhan egoistik-untuk penghargaan diri maupun untuk penghargaan dari pihak lain. Kebutuhan akan penghargaan diri mencakup kebutuhan untuk mencapai kepercayaan diri, prestasi, kompetensi, pengetahuan, penghargaan diri, dan kebebasan serta independensi (ketidak ketergantungan). Keinginan atau hasrat kompetitif untuk menonjol dan untuk melampaui prestasi orang-orang lain boleh dikatakan suatu sifat universal manusia. Kebutuhan pokok akan penghargaan ini apabila dimanfaatkan secara tepat dapat menyebabkan timbulnya kinerja keorganisasian luar biasa. Tidak seperti halnya kebutuhan-kebutuhan tingkat lebih rendah, kebutuhan akan penghargaan jarang sekali terpenuhi secara sempurna. Bahkan, kita dapat mengatakan bahwa mereka tidak pernah terpuaskan. 2.6.2 Peranan Motivasi (Hellriegel, dkk, 1979: 388-389) Motivasi mempengaruhi jenis penyesuaian yang dilakukan oleh para karyawan terhadap suatu organisasi. Produktivitas dipengaruhi oleh motiv-motiv khusus yang dimiliki oleh para karyawan dalam hal bekerja pada tempat tertentu, dan dalam hal melakukan pekerjaan dalam hal tertentu. 57 Setiap organisasi perlu memenuhi tiga macam syarat behavioral sebagai berikut: a. Orang-orang bukan saja harus tertarik untuk turut berpartisipasi dengan organisasi, tetapi tetap berada di sana. b. Orang-orang harus melaksanakan tugas-tugas untuk apa mereka dipekerjakan. c. Orang-orang harus melampaui kinerja rutin dan melibatkan diri dalam perilaku yang bersifat kreatif dan inovatif dalam pekerjaan mereka. (Katz, 1978). Dengan kata lain agar organisasi menjadi efektif, maka organisasi tersebut perlu menangani masalah-masalah motivasional dengan menstimulasi keputusankeputusan untuk turut serta dengan organisasi yang bersangkutan dan keputusan untuk berproduksi pada tempat kerja. Sewaktu teknologi meningkatkan kompleksitas proses-proses produksi, maka mesin-mesin saja tidak dapat meningkatkan produksi. Manusia turut serta meningkatkan produksi. Membentuk suatu pemahaman tentang motivasi karyawan akan membantu upaya menarik dan mempertahankan pekerja-pekerja terbaik, hal tersebut akan merangsang para pekerja untuk melaksanakan pekerjaan mereka pada tingkattingkat yang paling terampil dan kreatif (Winardi, 2011 :131). BAB III METODELOGI DAN OBJEK PENELITIAN 3.1 Jenis dan Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif, metode ini hanya memberikan gambaran atau deskripsi tentang variabel dari sebuah fenomena yang diteliti. Sedangkan penelitian Kuantitatif adalah penelitian yang sarat dengan nuansa angka-angka dalam teknik pengumpulan data di lapangan. Dalam analisis data, metode penelitian kuantitatif memerlukan bantuan perhitungan ilmu statistik, baik statistik deskriptif maupun inferensial. Menurut Elvinaro Ardianto dalam buku Metodelogi Penelitian untuk Public Relations menebutkan bahwa: “Di dalam penelitian deskriptif, variabel yang diteliti bisa satu, dua, tiga, atau lebih. Setiap variabel yang diteliti tidak dilakukan pengujian untuk mengetahui adanya hubungan dari variabel-variabel yang diteliti atau dilakukan pengujian hipotesis dengan menggunakan rumus statistik. Analisis yang digunakan dalam metode deskriptif kuantitatif hanya menggunakan analisis deskriptif dalam bentuk tabel tunggal dan tabel silang, dengan data frekuensi (f) dan presentase (%)”. (Ardianto, 2011: 47 dan 48) Penelitian deskriptif hanya memaparkan situasi atau peristiwa, tidak mencari atau menjelaskan hubungan, tidak menguji hipotesis atau membuat prediksi. Metode deskriptif dirancang untuk mengumpulkan informasi tentang keadaan-keadaan nyata yang sekarang berlangsung. Metode deskriptif lebih mengupayakan pemaparan mengenai berbagai pandangan, sikap, dan proses pembentukan fenomena serta permasalahannya berdasarkan pada perilaku para 58 59 pelakunya yang kemudian digambarkan peneliti secara faktual. Bentuk fakta yang digambarkan pada metode desktiptif ini dapat dilakukan melalui angket ataupun wawancara, di mana peneliti secara langsung menggali ke dalam informasi penelitian langsung dari para pelaku fenomena penelitian di dalamnya. Metode deskriptif digunakan karena memberikan perangkat yang tepat bagi peneliti untuk dapat menyampaikan fenomena penelitian secara utuh. Menurut Suryabrata (1983:18) di dalam bukunya “Metodelogi Penelitian” penelitian deskriptif ini memiliki tujuan yaitu untuk membuat pencandraan (deskripsi) mengenai situasi-situasi atau kejadian-kejadian. Dalam arti penelitian deskriptif adalah akumulasi data dasar dalam cara deskriptif semata, tidak perlu mencari atau menerangkan saling berhubungan dan menentukan hipotesis secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat populasi atau daerah tertentu.. Data kuantitatif berbentuk angka, yang mana suatu pernyataan atau pertanyaan yang memerlukan alternatif jawaban di antaranya: sangat setuju (SS) diberi angka 4, setuju (S) diberi angka 3, kurang setuju (KS) diber angka 2, dan tidak setuju (TS) diberi angka 1 (Sugiyono, 2002:7). Penelitian ini berusaha untuk dapat mendeskripsikan peristiwa terutama Gaya komunikasi pemimpin dalam pemberian motivasi di PT. Nugraha Tekstil. 3.2 Teknik Pengumpulan Data 1. Angket Angket adalah suatu teknik pengumpulan informasi yang memungkinkan peneliti mempelajari sikap-sikap, keyakinan, perilaku, dan karakteristik beberapa orang utama di dalam organisasi yang bisa terpengaruh oleh sistem yang diajukan atau sistem yang sudah ada. Dengan menggunakan angket/kuesioner analisis berupaya mengukur apa yang ditemukan dalam wawancara, selain itu juga menentukan seberapa luas atau terbatasnya sentimen yang diekspresikan dalam suatu wawancara. (Ardianto 2011: 162) 60 Dalam penelitian ini peneliti akan membagikan angket/ kuesioner kepada karyawan di PT. Nugraha, guna mendapatkan informasi yang lengkap mengenai masalah di penelitian ini, data dari responden dapat melengkapi data apa yang dibutuhkan oleh peneliti. 2. Wawancara Menurut Prabowo (1996) wawancara adalah metode pengambilan data dengan cara menanyakan sesuatu kepada seseorang responden, caranya adalah dengan bercakap-cakap secara tatap muka. Pada penelitian ini, wawancara akandilakukan dengan menggunakan pedoman wawancara. Menurut Patton (Poerwandari, 1998) dalam proses wawancara dengan menggunakan pedoman umum wawancara ini, interview dilengkapi pedoman wawancara yang sangat umum, serta mencantukam isu-isu yang harus diliput tanpa menentukan urutan pertanyaan, bahkan mungkin tidak terbentuk pertanyaan eksplisit.2 Dalam pnelitian ini, peneliti akan mewawancarai karyawan yang bekerja di PT. Nugraha Tekstil yang dianggap memiliki kredibilitas untuk menjawab pertanyaan yang diajukan oleh peneliti guna mendapatkan data-data pendukung mengenai motivasi yang dilakukan oleh direktur untuk memperkuat data dari angket penelitian. 3. Observasi Observasi atau pengamatan meliputi kegiatan pemusatan perhatian terhadap sesuatau obyek yang menggunakan alat indera (Arikunto, 2002:133). Dengan demikian observasi merupakan 2 ibid 61 pengamatan langsung terhadap fenomena yang dikaji. Observasi dapat dilakukan dengan rekaman gambar maupun rekaman suara. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan alat pengumpulan data yang berupa pedoman pengamatan dan observasi partisipasi dengan tujuan untuk mengetahui bagaimana gaya komunikasi yang dilakukan di PT. Nugraha Tekstil Jl. Rancajigang, Desa Padamulya No. 41 Majalaya, Kabupaten Bandung. Adapun cara yang digunakan adalah mengadakan pengamatan langsung di PT. Nugraha dengan cara melihat, mendengar dan penginderaan lainnya. Observasi secara langsung mempunyai maksud untuk mengamati dan melihat langsung kegiatan-kegiatan pemimpin memberikan arahan atau berinteraksi dengan bawahannya. Dalam penelitian ini yang diobservasi antara lain aktifitas sehari-hari yang dilakukan oleh pemimpin PT. Nugraha. Secara khusus mengamati kegiatan-kegiatan pemimpindalam memberikan motivasi kepada bawahannya. 4. Dokumentasi Dokumentasi Metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, agenda dan sebagainya (Arikunto, 2002:148). Dokumentasi diperlukan untuk memperkuat data-data yang diperoleh melalui sumber-sumber tersebut di atas. 62 Dokumentasi dalam penelitian ini diperlukan untuk memperkuat data-data yang diperoleh dari lapangan yaitu dengan cara mengumpulkan data yang berupa catatan tertulis dari PT. Nugraha Tekstil. Peneliti juga merekam hasil penelitian dalam bentuk foto-foto mengenai kegiatan-kegiatan dan kondisi di PT. Nugraha Tekstil. 3.3 Objek Penelitian Sesuai dengan judul penelitian ini yang berjudul Gaya Komunikasi Pemimpin dalam Pemberian Motivasi di PT. Nugraha Tekstil, maka Objek dalam penelitian ini adalah Gaya Komunikasi yang dilakukan oleh pemimpin di PT. Nugraha Tekstil itu sendiri. Diharapkan apa yang ingin digali oleh peneliti dapat tercapai menegenai gaya komunikasi pimpinan kepada bawahan dalam pemberian motivasi. 3.4 Gambaran Umum PT. Nugraha Tekstil PT. Nugraha adalah suatu perusahaan di bidang Tekstil yang berlokasi di Majalaya. Perusahaan ini berdiri tahun 1985, didirikan oleh Bapak H. Dindin S.K. nama nugraha sendiri diambil karena dengan diberi nama Nugraha, berharap perusahaan dapat mendapat anugrah yang baik. Perusahaan ini dibuat untuk memajukan hasil produksi dalam negeri, membuktikan bahwa hasil produksi dalam negeri kualitas tekstilnya mampu bersaing dengan hasil produksi tekstil di luar negeri. PT. Nugraha ini mencoba memberikan kepuasan kepada konsumen nantinya dengan cara memberikan kualitas kain yang baik serta ditunjang dengan 63 harga yang relatif murah serta membuka lapangan kerja khususnya warga di sekitar pabrik. Sekarang ini sudah banyak beredar kain tekstil dari luar yang masuk ke Indonesia khususnya dari cina dan korea, padahal kualitas kain yang berasal dari luar itu sama bagusnya dengan kualitas produksi di dalam negri sendiri. Begitupun dengan direktur perusahaan di Majalaya yang sekarang didominasi oleh orang asing, khususnya orang Korea dan Cina. Banyaknya masyarakat menganggap bahwa tekstil dari luar lebih bergengsi dari tekstil dalam negeri. PT. Nugraha mempunyai “VISI” Mensejahterakan karyawan, serta membuka lapangan kerja sebanyak banyaknya bagi calon karyawan serta mempertahankan hasil produksi kain di Indonesia agar tidak didominasi oleh pihak luar, adapun MISI yang dilakukan yakni “Memajukan hasil produksi dalam negri untuk diakui oleh perusahaan tekstil lain, menghasilkan produksi yang baik sehingga dapat bermanfaat bagi konsumen, serta membangun dan mempertahankan PT. Nugraha agar tetap maju dan makin berkembang setiap tahunnya”. Selain itu PT. Nugraha mempunyai Budaya yang selalu diterapkan oleh pemimpinnya seperti Sedikit bicara dan banyak bekerja serta memupuk saling menghormati dan saling kekeluargaan di antara sesama pekerja, itulah kata–kata yang terkandung di dalam PT. Nugraha ini, yang berharap agar semua yang berhubungan dengan PT. Nugraha ini bekerja dengan semaksimal mungkin dan penuh tanggung jawab. Jika kita melakukan kegiatan apapun dengan hati dan tanggung jawab, percayalah semuanya akan mendapatkan hasil yang maksimal. 64 Itulah penggalan budaya yang selalu diterapkan oleh direktur PT. Nugraha Tekstil. Sumber: PT. Nugraha Gambar 3.1 Lambang PT. Nugraha Persaingan pasti akan selalu ada sampai kapanpun. Tetapi PT. Nugraha sebuah perusahaan tekstil yang selalu melakukan evaluasi terhadap kinerja perusahaan, dan hasil produksi. Dengan adanya evaluasi akan memperbaiki kekurangan-kekurangan yang ada di perusahaan. Selain itu atasan dan para pengurus pabrik pun terjun ke lapangan sehingga dapat memantau kinerja karyawan secara langsung. dengan cara yang dilakukan, pihak perusahaan semakin memahami apa kebutuhan dan relita-realita yang terjadi di dalam parik itu sendiri untuk dapat mengantisipasi kendala-kendala yang dialami. Hal ini diharapkan membuat perusahaan tekstil semakin maju dan berkembang dari perusahaan tekstil lainnya. Adapun mesin-mesin yang digunakan untuk memproduksi kain, serta proses dari pembuatan kain tekstil itu sendiri di antaranya : 65 Gambar 3.2 Mesin Falet Falet ini berfungsi untuk menggulung benang dari kones yang besar ke sisir yang lebih kecil, proses memindahkan gulungan benang ke sisir yang lebih kecil diperlukan waktu kurang lebih 10 menit dari satu kones besar ke sisir yang lebih kecil. Proses ini bertujuan agar benang yang sudah digulung ke sisir yang lebih kecil, dapat masuk ke dalam mesin falet boom. Kemudian sisir-sisir yang sudah tergulung kemudian dipindahkan ke mesin falet boom yang akan memproses dari benang sisir kecil ke boom yang nantinya akan dimasukkan ke mesin tenun yang akan memproses dari benang ke kain putih atau kain hitam. Gambar 3.3 Mesin Falet Boom 66 Setelah dari mesin falet yang memindahkan benang dari kones yang besar ke sisir yang lebih kecil, langkah selanjutnya yaitu dengan memasukan sisir yang terisi benang ke mesin falet boom. Mesin falet boom ini berfungsi untuk memindahkan benang ke boom. Boom ini yaitu alat untuk menggulung benang dari falet boom yang berfungsi untuk merajut benang menjadi kain. Proses memindahkan benang ke boom ini terbilang cukup lama, karena benang yang harus dipindahkan dari falet boom ke boom itu sendiri harus mencapai 60 meter panjangnya, yang dapat ditempuh oleh mesin ini kurang lebih 60 menit Gambar 3.4 Mesin Tenun Setelah proses benang dari mesin falet dan mesin falet boom, proses yang terakhir yaitu proses tenun dari benang menjadi kain. Proses tenun ini 67 menggunakan mesin tenun. Sepertti gambar di atas bahwa mesin tenun bekerja dengan menggabungkan kain yang berasal dari boom dan kain yang berasal dari mesin itu sendiri. Di mana sebelumnya mesin sudah dilengkapi dengan benang rajut yang nantinya menggabungkan antara benang rajut dari mesin dan benang dari boom. Proses tenun ini terbilang cukup cepat karena menggunakan mesin yang terbaru dan di dalam pengoperasiannya lebih efisien karena karyawan mampu memegang mesin tenun lebih dari satu unit. 3.5 Subjek Penelitian Subjek penelitian adalah individu, benda, atau organisme yang dijadikan sumber informasi yang dibutuhkan dalam pengumpulan data penelitian. Istilah lain yang digunakan untuk menyebut subjek penelitian adalah responden, yaitu orang yang memberi respon atas suatu perlakuan yang diberikan kepadanya. Di dalam penelitian kualitatif, istilah responden atau subjek penelitiaan disebut dengan informan, yaitu orang yang member informasi tentang data yang diinginkan peneliti berkaitan dengan penelitian yang sedang dilaksanakannya. Subjek penelitian merupakan bagian dari kelengkapan informasi yang dibutuhkan bagi penelitian. Subjek penelitian lebih menunjukkan pada adanya keterlibatan para pelaku dalam fenomena penelitian. Pengertian subjek penelitian diungkapkan Arikunto menyatakan bahwa “Subjek adalah suatu hal yang menjadi sumber data berupa, person (sumber data berupa orang).” (Arikunto, 2002: 107). Dalam penelitian ini subjek penelitiannya yaitu karyawan (buruh) yang bekerja di PT. Nugraha. Berdasarkan kutipan di atas, maka peneliti dapat 68 menentukan informan sesuai dengan kebutuhan yang disesuaikan menurut ke dalaman penelitian yang dibutuhkan. Maka subjek penelitian yang ditentukan adalah karyawan yang bekerja di PT. Nugraha (buruh). Subjek tersebut dipilih karena buruh yang bekerja merupakan target utama bagi peneliti untuk dimintai keterangan tentang gaya komunikasi direkturnya dan mengetahui kondisi yang ada di PT. Nugraha. Karyawan ini dirasa telah cukup memnuhi kebutuhan penelitian, karena metode deskriptif memaparkan dan memberikan gambaran mengenai sebuah variabel dari sebuah fenomena yang diteliti, sehingga angket yang dibagikan kepada karyawan dijadikan sebagai pendukung penelitian. 3.6 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di PT. Nugraha Tekstil Jalan rancajigang no 41, RT. 1, RW 6, Desa Padamulya Majalaya pada bulan Desember 2013. Alasan memilih penelitian di Majalaya karena daerah Majalaya ini banyak terdapat industri tekstil. selain itu banyaknya warga asing yang mendirikan pabrik tekstil yang berdampak berkurangnya pabrik tekstil yang dimiliki warga pribumi karena persaingan industri yang semakin ketat. Penelitian dilakukan di PT. Nugraha karena di sini pemilik dan direkturnya masih dimiliki dan dipimpin oleh orang pribumi, peneliti ingin mengetahui bagaimana gaya komunikasi yang dilakukan oleh direktur dalam pemberian motivasi kepada karyawan karena komunikasi di PT Nugraha terlihat solid di dalam melakukan visi misinya. Selain itu direktur PT. Nugraha mempermudah saya untuk mengumpulkan data dari karyawan, sebab penyebaran angket dilakukan pada jam pulang kerja dan semua karyawan 69 diinstruksikan tidak boleh dipersilahkan pulang sebelum semuanya selesai mengisi angket. 3.7 Teknik Analisis Data 3.7.1 Teknik Analisis Data Deskriptif Memaparkan data/jawaban yang diberikan oleh responden atas sejumlah pertanyaan yang diajukan dalam bentuk angket yang nantinya akan dimuat dalam bentuk tabel tunggal, sehingga hasil yang didapat akan memperjelas masalah yang diteliti. Secara urut analisis dilakukan sebagai berikut: a. Peneliti menjumlahkan tanda centang yang ada pada setiap kolom untuk kemudian dicari besarnya prosentase untuk masing-masing kategori. b. Menjumlahkan banyaknya tanda centang pada setiap kolom yang terdapat pada matriks alat bantu. Jumlah tersebut dibandingkan dengan jumlah seluruh uraian materi kemudian dicari prosentasenya c. Menuliskan besarnya prosentase dalam setiap kolom (Arikunto, 1990:348). 3.8 Komunikasi pemimpin dan karyawan Komunikasi sangat dibutuhkan dalam pengembangan perusahaan. Bahkan secanggih tektonogi saat inipun belum tentu membantu di dalam menjalin hubungan satu sama lainnya. Komunikasi memegang peranan penting bagi setiap manusia, apalagi komunikasi yang dilakukan pemimpin dan karyawannya, karena di dalam perusahaan komunikasi secara langsung adalah hal yang paling efektif untuk menyampaikan pesan penting baikpemberian motivasi, untuk membangun kepercayaan ataupun pencapaian visi misi perusahaan yang akan dicapai yang 70 disampaikan oleh pemimpin kepada karyawannya. Selain itu komunikasi atasan dengan karyawan dapat membantu atasan untuk memahami dan mengerti kesulitan karyawannya di dalam bekerja. Hal ini akan membantu terciptanya kinerja secara optimal. Komunikasi atasan bawahan dalam organisasi merupakan hal yang sangat penting. Untuk itu pemimpin di PT. Nugraha berusaha semaksimal mungkin memberikan keleluasaan untuk berkomunikasi secara langsung tanpa ada batasan, mengenai keluhan karyawan, kondisi internal perusahaan, ataupun hal-hal yang menyangkut kepentingan karyawan ataupun perusahaan. Komunikasi tanpa ada batasan inilah yang akan menjalin kepercayaan antara pemimpin dan karyawan karena dengan seringnya menjalin komunikasi satu sama lainnya pemimpin dan karyawan akan merasa lebih dekat dan akan mengenal karakter satu sama lainnya. Untuk itu di PT. Nugraha komunikasi antara pimpinan dan karyawan menjadi faktor utama di dalam membangun perusahaan agar visi dan misi perusahaan dapat tercapai, dan menciptakan suatu organisasi yang lebih baik dan efektif. 3.9 Tugas Pemimpin Tugas pemimpin yaitu melaksanakan fungsi-fungsi manajement yang di antaranya : a. Merencanakan, b. Mengorganisasikan, c. Menggerakan dan, d. Mengawasi 71 Selain itu pemimpin mempunyai tugas-tugas pokok yang dilakukan pemimpin di antaranya: a. b. c. d. 3.10 Pengambilan keputusan, menetapkan sasaran dan menyusun kebijaksanaan. Mengordinasikan kegiatan-kegiatan baik secara vertikal (antara bawahan dan atasan) maupun secara horisontal (antar bagian unit). Memimpin dan mengawasi pelaksanaan pekerjaan Mengorganisasikan dan menempatkan pekerja.3 Gaya Komunikasi Pemimpin Gaya komunikasi (communication style) didefinisikan sebagai seperangkat perilaku antar pribadi yang terspesialisasi yang digunakan dalam suatu situasi tertentu(a spesialized set of interpersonal behaviors that are used in a given situation). Masing-masing gaya Komunikasi terdiri dari sekumpulan perilaku komunikasi yang dipakai untuk mendapatkan respons atau tanggapan tertentu dalam situasi yang tertentu. Kesesuaian dari satu gaya komunikasi yang digunakan,bergantung pada maksud dari pengiriman (sender) dan harapan dari penerima (receiver). Gaya komunikasi pemimpin merupakan satu hal yang berpengaruh penting pada kinerja bawahan yang akan tercipta. Selain sikap kepemimpinan pemimpin tersebut, karyawan juga membutuhkan beberapa perlakuan komunikasi yang baik dari atasannya. Seperti yang kita ketahui bahwa komunikasi merupakan aspek terpenting dalam suatu organisasi, tanpa adanya komunikasi antara atasan dan bawahan, rasanya kecil kemungkinan mereka untuk mampu mencapai tujuan organisasi secara bersama-sama. Di PT. Nugraha terdapat gaya komunikasi yang 3 http://fairuzhr06.blogspot.com/2013/11/fungsi-perusahaan-atau-organisasi.html 72 dilakukan oleh pemimpinnya di mana gaya komunikasi yang terdapat dalam pemimpinnya, secara keseluruhan gaya komunikasi pemimpin PT. Nugraha sesuai dengan esensi yang dikemukakan oleh Menurut Stewart L. Tubbs dan Sylvia Moss Dalam buku Teori Komunikasi Perspektif, Ragam, & Aplikasi (Syaiful Rohim, 2009: 115-116) ada enam Gaya Komunikasi yaitu:The Controling Style, The Equalitarian Style, The Structuring Style, The Dynamic Style, The Reliquising Style, The Withdrawal Style. Dengan Gaya komunikasi yang dikemukakan oleh Stewart L. Tubbs dan Sylvia Moss inilah yang menjadi patokan peneliti untuk mengetahui lebih dalam lagi tentang bagaimana gaya komunikasi yang dilakukan oleh pemimpin PT. Nugraha di dalam pemberian motivasi kepada karyawan sehingga apa yang diinginkan oleh pemimpin di dalam mencapai tujuannya dapat tercapai. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Untuk mengungkapkan hasil penelitian digunakan pendekatan statistik secara deskriptif di mana statistik deskriptif digunakan untuk mendapatkan skor ukuran proporsi atau prosentase pendapat mengenai gaya komunikasi pemimpin dalam pemberian motivasi di PT. Nugraha Tekstil. Data penelitian ini merupakan hasil jawaban responden dalam mengisi angket penelitian yang disebarkan kepada 113 responden. Selanjutnya akan dilakukan analisis deskriptif terhadap masing-masing pertanyaan. Analisis data kuantitatif yang menggunakan metode analisis desriptif dengan cara membuat tabel distribusi frekuensi dari tiap-tiap tanggapan responden untuk mengetahui apakah tingkat perolehan nilai (skor) variabel penilaian dalam kategori sesuai dengan masing-masing pertanyaan. 4.1 Karakteristik Responden Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin Responden Jenis Kelamin Laki-Laki Perempuan Total N: 113 Frekuensi Persen 67 59% 46 41% 113 100% Sumber: Angket Penelitian Berdasarkan hasil tabel 4.1 dapat diketahui bahwa jawaban responden berdasarkan jenis kelamin, yaitu 113 orang atau 67 adalah laki-laki, dan 46 orang 73 74 adalah perempuan. Sehingga diketahui bahwa responden yang menjawab pertanyaan yang diberikan adalah mayoritas laki-laki. Seperti halnya dikatakan oleh direktur PT. Nugraha pada saat wawancara, pada tanggal 15 Desember 2013, beliau mengatakan bahwa buruh yang bekerja di PT. Nugraha mayoritas adalah laki-laki. Karena mayoritas yang dibutuhkan adalah buruh laki-laki. Beliau berpendapat bahwa di PT. Nugraha banyaknya mesin yang dipakai adalah mesin tenun, di mana mayoritas buruh yang bekerja di bagian tenun cenderung lebih berat dibandingkan buruh yang bekerja di bagian falet ataupun hane. Untuk itulah kebanyakan mayoritas buruh yang bekerja di bagian tenun itu didominasi oleh buruh laki-laki. Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Usia Responden Usia ≤19 tahun 20-30 tahun >30 tahun Total N: 113 Frekuensi Persen 22 19% 68 60% 23 20% 113 100% Sumber: Angket Penelitian Berdasarkan hasil tabel 4.2 dapat diketahui bahwa jawaban responden berdasarkan usia, sebanyak 113 orang atau 22 berusia ≤ 19 tahun, kemudian sebanyak 68 berusia 20-30 tahun dan lebih dari 30 tahun sebanyak 23 orang. Dengan demikian mayoritas responden berusia 20-30 tahun. Tabel di atas menunjukkan bahwa responden yang berusia 20-30 tahun lebih banyak dibandingkan dengan dibawah 19 tahun dan di atas 30 tahun. Hasil data itu menunjukkan bahwa karyawan yang dibutuhkan cenderung berusia 20-30 75 tahun karena usia tersebut adalah usia produktif, karena biasanya di umur 20-30 tahun buruh cenderung lebih semangat di dalam bekerja. Seperti wawancara yang dilakukan dengan Direktur PT. Nugraha pada tanggal 15 Desember 2013, beliau mengungkapkan bahwa mayoritas buruh yang bekerja di PT. Nugraha berusia antara 20 sampai 30 tahun karena usia tersebut lebih produktif dan semangat kerja pun masih tinggi dibandingkan dengan buruh yang berusia di bawah 19 tahun yang mayoritas kurang memiliki pengalaman di dalam bekerja. Sedangkan buruh yang berusia di atas 30 tahun, mayoritas cenderung memiliki pengalaman namun semangat kerja sudah mulai berkurang. Jadi direktur PT. Nugraha cenderung lebih menerima karyawan yang berusia antara 20-30 tahun. Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Lama Bekerja Lama bekerja 1-2 tahun 2-5 tahun Lebih dari 5 tahun Total N: 113 Frekuensi Persen 28 25% 34 30% 51 45% 113 100% Sumber: Angket Penelitian Berdasarkan hasil tabel 4.3 dapat diketahui bahwa Frekuensi lama bekerja karyawan adalah sebanyak 113 orang atau 28 responden telah bekerja selama 1 sampai dengan 2 tahun, sebanyak 34 orang responden telah bekerja selama 2 sampai dengan 5 tahun, dan 51 orang responden telah bekerja selama lebih dari 5 tahun. 76 Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Pendidikan Terkahir Pendidikan Terakhir Frekuensi SMP SMA Sarjana Total N: 113 Persen 35 31% 78 69% 0 0% 113 100% Sumber: Angket Penelitian Berdasarkan hasil tabel 4.4 dapat diketahui bahwa Frekuensi Pendidikan terakhir karyawan adalah sebanyak 113 orang atau 35 responden memiliki tingkat pendidikan terakhir SMP, sebanyak 78 responden memiliki tingkat pendidikan terahir SMA, dan 0 responden memiliki tingkat pendidikan terakhir Sarjana. Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Bagian kerja Bagian Kerja Tenun Falet Hane Total N: 113 Frekuensi Persen 53 47% 28 25% 32 28% 113 100% Sumber: Angket Penelitian Berdasarkan hasil tabel 4.5 dapat diketahui bahwa Frekuensi bagian kerja karyawan adalah sebanyak 113 orang atau 53 responden bekerja di bagian tenun, sebanyak 28 responden bekerja di bagian falet, dan 32 responden bekerja di bagian hane. 4.2 Analisis Data Penelitian Data penelitian ini merupakan hasil jawaban responden dalam mengisi angket penelitian yang disebarkan. Pada analisa penelitian, penulis uraikan berdasar kepada operasionalisasi variabel penelitian untuk menjawab identifikasi 77 masalah yang ingin diketahui oleh penulis. Data yang telah dikumpulkan akan diklasifikasikan dan dianalisa dengan menggunakan teknik analisis deskriptif. Data dikumpulkan dengan menggunakan alat ukur angket. Deskripsi dan operasionalisasi konsep-konsep dalam angket ini dilakukan berdasarkan pengamatan terhadap gejala-gejala di lapangan. Teknik analisis statistik deskriptif bertujuan untuk menjelaskan mengenai keseluruhan data yang dikumpulkan dengan memaparkan, mengelompokkan dan mengklasifikasikan ke dalam tabel distribusi frekuensi yang kemudian diberikan penjelasan. Hasil penelitian angket yang disebarkan dapat dijelaskan melalui penyajian sebaran jawaban dari 113 responden untuk item-item pertanyaan variabel gaya komunikasi di bawah ini. Tabel 4.6 Sebaran Jawaban Responden Tentang Item-item Pernyataan Pada Variabel Gaya Komunikasi No 1 2 3 4 5 6 7 8 Pernyataan Direktur membatasi berkomunikasi informal terhadap buruh. Direktur mempengaruhi karyawan untuk menuruti semua yang diinginkannya Direktur mengatur semua pekerjaan para buruh Saya mengerjakan apa yang diarahkan oleh direktur Saya sepakat dengan keputusan yang diambil oleh direktur dalam pengambilan keputusan Saya merasa nyaman ketika berkomunikasi dengan direktur Saya merasa tidak terbebani dalam melakukan pekerjaan Direktur mendengarkan keluhan dari buruh Jawaban responden Jumlah 1 2 3 4 7 23 54 29 113 6% 20% 48% 26% 100% 1 13 67 32 113 1% 12% 59% 28% 6 29 57 21 5% 26% 50% 19% 5 29 70 9 4% 26% 62% 8% 6 41 56 10 100% 113 100% 113 100% 113 5% 0 0% 1 1% 0 0% 100% 113 100% 113 100% 113 100% 36% 31 27% 14 12% 15 13% 50% 9% 45 37 40% 33% 62 36 55% 32% 53 45 47% 40% 78 No Pernyataan Saya merasakan suasana kekeluargaan di dalam bekerja Direktur memperhatikan kebutuhan 10 buruh dalam bekerja Direktur membagi pekerjaan buruh 11 sesuai dengan keahliannya Direktur membuat penjadwalan tugas 12 secara tepat Aturan yang berlaku harus dipatuhi 13 oleh setiap buruh Prosedur perusahaan yang dibuat 14 direktur membuat bapak/ibu menjadi giat dalam bekerja Saya merasa terbebani atas aturan yang 15 dibuat oleh direktur Direktur mendorong buruh untuk 16 bekerja secara maksimal Buruh dituntut untuk mencapai target 17 produksi Direktur terjun langsung melihat 18 pekerjaan para buruh Direktur dapat menyelesaikan 19 persoalan yang kritis di internal perusahaan Saya selalu berupaya mencapai target 20 yang diinginkan oleh direktur Direktur termasuk yang sering 21 menerima saran dari buruh Direktur terbuka dengan buruh yang 22 menyampaikan gagasan untuk perusahaan Direktur setuju dengan saran buruh 23 dibanding memberi perintah Direktur kurang terbuka dengan buruh 24 dalam berkomunikasi Saya merasa kurangnya diberikan 25 motivasi oleh direktur Saya merasa kurang memahami tujuan 26 perusahaan yang diberikan oleh direktur N: 113 9 Jawaban responden Jumlah 1 2 3 4 0 20 54 39 113 0% 18% 48% 35% 100% 0 22 44 47 113 0% 19% 39% 42% 100% 19 22 53 19 113 17% 19% 47% 17% 100% 16 24 58 15 113 14% 21% 51% 13% 100% 21 32 52 8 113 19% 28% 46% 7% 100% 36 43 15 113 19 17% 32% 38% 13% 100% 28 25% 1 1% 18 16% 3 3% 14 32 17 28% 15% 64 20 57% 18% 38 7 34% 6% 67 19 59% 17% 40 11 113 100% 113 100% 113 100% 113 100% 113 12% 42% 35% 10% 7 19 48 39 6% 17% 42% 35% 20 44 24 25 18% 39% 21% 22% 1 29 63 20 100% 113 100% 113 100% 113 1% 18 16% 65 58% 62 55% 71 100% 113 100% 113 100% 113 100% 113 63% 36 32% 28 25% 50 44% 24 21% 48 26% 51 45% 17 15% 21 19% 9 56% 18% 37 7 33% 6% 26 5 23% 4% 25 5 22% 4% 28 5 8% 25% 4% 100% Sumber: Angket Penelitian 79 4.2.1 Gaya Komunikasi Mengendalikan Tabel 4.7 Sebaran Jawaban Responden Tentang Item-item Pernyataan Pada indikator Gaya Komunikasi Mengendalikan No Pernyataan Jawaban responden Jumlah 1 2 3 4 7 23 54 29 113 6% 20% 48% 26% 100% 13 67 32 113 1 1% 12% 59% 28% 100% 6 29 57 21 113 5% 26% 50% 19% 100% 5 29 70 9 113 4% 26% 62% 8% 100% 6 41 56 10 113 Direktur membatasi berkomunikasi informal terhadap buruh. Direktur mempengaruhi buruh untuk 2 menuruti semua yang diinginkannya Direktur mengatur semua pekerjaanpara 3 buruh Saya mengerjakan apa yang diarahkan 4 oleh direktur Saya sepakat dengan keputusan yang 5 diambil oleh direktur dalam pengambilan keputusan 5% 36% 50% 9% 100% N: 113 Sumber: Angket Penelitian 1 Pada tabel sebaran jawaban responden tentang item-item pernyataan pada indikator gaya komunikasi mengedalikan dapat diketahui bahwa: 1. Untuk pertanyaan 1 sebesar 48% responden menjawab setuju terhadap gaya ini dan sisanya sebesar 6%,20% dan 26% berturut-turut menjawab tidak setuju, kurang setuju dan sangat setuju. Berdasarkan jawaban responden pada pertanyaan nomor 1 yaitu “direktur membatasi berkomunikasi informal dengan buruh” hal ini terlihat dari responden yang setuju bahwa direktur membatasi berkomunikasi informal terhadap buruh karena komunikasi secara informal dapat berdampak kurang baik pada kinerja buruh dalam bekerja. Komunikasi yang bersifat informal hanya membuang buang waktu saja. Karena percakapan informal lebih baik dilakukan pada saat di luar jam kerja, seperti saat istirahat, ataupun pada saat jam 80 kerja sudah selesai. hal Ini dilakukan agar meningkatkan efektivitas kerja bila karyawan fokus terhadap pekerjaanya. Menurut Katz dan Kahn (1996) dalam Pace 2010:185) ada lima jenis informasi yang biasa dikomunikasikan dari atasan kepada bawahan: informasi mengenai bagaimana melakukan pekerjaan, informasi mengenai dasar pemikiran untuk melakukan pekerjaan, informasi mengenai kebijakan dan partek-praktek organisasi, informasi mengenai kinerja pegawai, dan informasi untuk mengembangkan rasa memiliki tugas. 2. Untuk pertanyaan 2 sebesar 59% responden menjawab setuju terhadap gaya ini dan sisanya sebesar 1%,12% dan 28% berturut-turut menjawab tidak setuju, kurang setuju dan sangat setuju. Berdasarkan jawaban responden pada pertanyaan nomor 2 “direktur mempengaruhi buruh untuk menuruti semua yang diinginkan” hal ini dilihat dari data responden yang menjawab setuju lebih banyak dibanding jawaban yang lainnya. Karena direktur memberi arahan yang tepat kepada buruh. Dalam hal ini keputusan sepenuhnya ada di tangan direktur, keputusan tersebut dilakukan untuk memaksimalkan kinerja buruh agar termotivasi dalam mencapai target perusahaan. “motivasi mewakili proses-proses psikologikal, yang menyebabkan timbulnya, diarahkannya, dan terjadinya persistensi kegiatan-kegiatan sukarela (Volunter) yang diarahkan ke arah tujuan tertentu” (Mitchell (1982) dalam Winardi, 2011:1) Teori itu membuktikan bahwa buruh mengerti maksud dan tujuan yang dilakukan oleh direktur dalam mempengaruhi buruh agar 81 melakukan apa yang diinginkan sesuai dengan keinginan oleh direktur. 3. Untuk pertanyaan 3 sebesar 50% responden menjawab setuju terhadap gaya ini dan sisanya sebesar 5%,26% dan 19% berturut-turut menjawab tidak setuju, kurang setuju dan sangat setuju. Berdasarkan jawaban responden pada pertanyaan nomor 3 “direktur mengatur semua pekerjaan para buruh” hal ini membuktikan bahwa direktur mengatur semua pekerjaan dengan baik. Karena memang tugas direktur untuk mengatur semua pekerjaan dengan tepat, agar kinerja buruh menjadi lebih efektif dan maksimal. Pengalaman direktur sangat dibutuhkan untuk mencari keputusan yang sesuai seperti halnya penempatan buruh di posisi pekerjaan yang tepat. Dari wawancara tanggal 15 Desember 2013, Darso setuju bahwa direktur mengatur semua pekerjaan para buruh dilihat dari ketelitian dan kejelian direktur sehingga mengetahui bagaimana cara direktur menempatkan buruh sesuai dengan keahliannya. Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Suejono Trimo (1986) : “kordinasi melalui rencana yang dibuat (By Plan) yang dapat dikatakan koordinasi itu mencapai bentuk komunikasi yang akhirnya berjalan ke bawah. Komunikasi ini bersifat satu arah dari pemimpin ke bawahannya. Informasi yang disampaikan meliputi antara lain, kebijaksanaan pemimpin, peraturan, ketentuan yang harus diikuti oleh pekerja. Jadwal kegiatan atau program dan alokasi sumber-sumber. 82 Jadi suatu pekerjaan butuh bimbingan dan proses informasi yang dilakukan oleh pemimpin untuk mengkordinasikan pekerjaan bawahan melalui ketelitian seorang direktur menempatkan buruh sesuai dengan pengalamannya. 4. Untuk pertanyaan 4 sebesar 62% responden menjawab setuju terhadap gaya ini dan sisanya sebesar 4%,26% dan 8% berturut-turut menjawab tidak setuju, kurang setuju dan sangat setuju. Berdasarkan data yang didapat mengenai “saya mengerjakan apa yang diarahkan oleh direktur” buruh mayoritas setuju karena apa yang diarahkan oleh direktur dapat dimengerti oleh kebanyakan buruh, selain itu keahlian pemimpin dalam memberikan pengarahan cukup membuat buruh merasa bersemangat dalam melakukan tugastugas yang diberikan. Serta membuat buruh bertanggung jawab melakukan pekerjaan tersebut. Di sini karyawan menganggap intruksi dari direktur adalah sebuah proses dalam kemajuan di ruang lingkup pekerjaanya. Di PT. Nugraha tidak ditemukan karyawan mengeluh karena intruksi yang diberikan oleh direkturnya. Redding (1972) dalam Pace 2010:154) mendefinisikan bahwa iklim komunikasi organisasi merupakan fungsi kegiatan yang terdapat dalam organisasi untuk menunjukkan kepada anggota organisasi bahwa organisasi tersebut mempercayai mereka dan memberikan kebebasan dalam mengambil resiko, mendorong mereka, dan memberi mereka tanggung jawab dalam mengerjakan tugas-tugas mereka. 83 5. Untuk pertanyaan 5 sebesar 50% responden menjawab setuju terhadap gaya ini dan sisanya sebesar 5%,36% dan 9% berturut-turut menjawab tidak setuju, kurang setuju dan sangat setuju. Berdasarkan data yang didapat mengenai “saya sepakat dengan keputusan yang diambil oleh direktur dalam pengambilan keputusan”. Hal ini dapat menunjukkan bahwa keputusan yang diambil oleh pemimpin sesuai dengan keinginan mayoritas buruh. Terbukti dengan hasil angket yang banyak memilih setuju dengan pengambilan keputusan oleh direktur. Buruh menilai direktur mempunyai kejelian dalam pengambilan keputusan yang bersifat objektif serta tidak membebani para buruh dalam melakukan pekerjaanya. Berdasarkan hasil wawancara dengan salah seorang karyawan: “Direktur di sini mempunyai keputusan yang bisa membuat saya tidak terbebani dan keputusan itu menjadi kebaikan bersama, karena menurut saya keputusan yang diambil gak berat sebelah, jadi menguntungkan buat saya juga”.4 Dari hasil wawancara tersebut, peneliti menyimpulkan bahwa pemimpin selalu menimbang mana yang baik dan buruk sebelum mengambil keputusan agar keputusan tersebut menjadi win-win solution bagi dirinya dan buruh. Selanjutnya, untuk mengetahui bagaimana tanggapan responden tentang gaya 4 komunikasi mengendalikan secara keseluruhan, maka dilakukan Hasil wawaancara dengan Darso, salah seorang karyawan PT. Nugraha, pada tanggal 15 Desember 2013. 84 pengkategorian dengan cara menjumlahkan skor dari 5 pertanyaan, kemudian dicari panjang interval setiap kelas dengan rumus sebagai berikut: c= X n − X1 k , di mana c = panjang interval kelas Xn = Nilai terbesar X1 = Nilai terkecil K = banyaknya kelas, dalam hal ini adalah 3 kelas Indikator gaya mengendalikan terdiri atas 5 pernyataan. Setiap pernyataan terdiri atas 4 alternatif jawaban yang diberi nilai. Nilai skor terbesar adalah 20, sedangkan skor terendah adalah 6. Untuk menentukan interval setiap kategori (3 kelas), maka dilakukan perhitungan berikut: c= 20 − 6 = 4,66 3 Dengan demikian, maka interval skor untuk menentukan masing-masing kategori adalah sebagai berikut: Jumlah skor 6– 10,66 : Kurang Baik Jumlah skor 10,67-15,33 : Cukup Baik Jumlah skor 15,34-20 : Sangat Baik Tabel 4.8 Persepsi Responden Gaya Mengendalikan Indikator Gaya Mengendalikan Total N: 113 Kategori Sangat Baik Cukup Baik Kurang Baik Frekuensi Persentase 25 22% 81 72% 7 6% 113 100% Sumber: Angket Penelitian 85 Dari tabel 4.8, dapat diketahui tanggapan responden tentang Gaya Komunikasi Mengendalikan mayoritas responden sebanyak 81 orang atau 72% adalah responden yang memiliki persepsi tentang gaya komunikasi mengendalikan yang termasuk dalam kategori penilaian “Cukup Baik” dan paling sedikit sebanyak 7 orang atau 6% adalah responden yang memiliki persepsi tentang gaya komunikasi mengendalikanyang termasuk dalam kategori penilaian “Kurang Baik”. Dari hasil data di atas menunjukkan bahwa pengendalian sangat penting dilakukan oleh direktur. Buruh dapat lebih mengerti apa yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan perusahaan di mana pengarahan yang dilakukan oleh pemimpin dapat dimengerti oleh buruh, selain itu gaya komunikasi mengendalikan ini sangat penting bagi perusahaan untuk mengatur buruh agar bekerja secara maksimal dan teratur. Gaya komunikasi mengendalikan termasuk ke dalam kategori “cukup baik” di mana menurut buruh, bahwa direktur di dalam pemberian pengarahan tugas-tugas telah sesuai dengan yang diharapkan oleh buruh. 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0 Sangat Baik Cukup Baik Kurang Baik Gambar 4.1 Diagram Persepsi Responden Tentang Gaya Komunikasi Mengendalikan 86 Pada gambar juga dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden merespon Cukup baik tentang gaya komunikasi mengendalikan. 4.2.2 Indikator Gaya Komunikasi Kesamaan Tabel 4.9 Sebaran Jawaban Responden Tentang Item-item Pernyataan Pada Indikator Gaya Komunikasi Kesamaan Pernyataan No Saya merasa nyaman ketika berkomunikasi dengan direktur Saya merasa tidak terbebani dalam 2 melakukan pekerjaan Direktur mendengarkan keluhan dari 3 buruh Saya merasakan suasana kekeluargaan 4 di dalam bekerja Direktur memperhatikan kebutuhan 5 buruh dalam bekerja N: 113 1 Jawaban responden Jumlah 1 2 3 4 0 31 45 37 113 0% 27% 40% 33% 100% 1 14 62 36 113 1% 12% 55% 32% 100% 0 15 53 45 113 0% 13% 47% 40% 100% 0 20 54 39 113 0% 18% 48% 35% 100% 22 44 47 113 0 0% 19% 39% 42% 100% Sumber: Angket Penelitian Pada tabel sebaran jawaban responden tentang item-item pernyataan pada indikator gaya komunikasi kesamaan dapat diketahui bahwa: 1. Untuk pertanyaan 1 sebesar 40% responden menjawab setuju terhadap gaya ini dan sisanya sebesar 0%,27% dan 33% berturut-turut menjawab tidak setuju, kurang setuju dan sangat setuju. Berdasarkan data yang didapat mengenai “saya merasa nyaman ketika berkomunikasi dengan direktur” direktur PT. Nugraha memberikan pendekatan yang sangat baik kepada buruh, dilihat pada responden yang menjawab setuju paling banyak di antara jawaban yang lainnya. Hal tersebut membuat buruh tidak canggung saat 87 melakukan interaksi dengan direktur. Buruh merasa bahwa direktur memiliki sifat yang terbuka di dalam ruang lingkup pekerjaan dan menampung aspirasi dari buruh yang bekerja. Maka dari dilihat dari responden yang menjawab kemungkinan besar buruh merasa senang jika aspirasi atau pendapatnya diterima oleh direktur. “Seorang pemimpin yang demokratik dihormati dan disegani dan bukan ditakuti karena perilakunya dalam kehidupan organisasional perilakunya mendorong para bawahannya menumbuhkan dan mengembangkan daya inovasi dan kreativitasnya” (Siagian, 2010 : 43). Jadi direktur di mata buruh adalah sebagai pembina yang membimbing untuk tercapainya tujuan perusahaan bukan sebagai pemimpin yang tidak menerima masukan dari buruhnya. 2. Untuk pertanyaan 2 sebesar 55% responden menjawab setuju terhadap gaya ini dan sisanya sebesar 1%,12% dan 32% berturut-turut menjawab tidak setuju, kurang setuju dan sangat setuju. Berdasarkan data yang didapat mengenai “saya merasa tidak terbebani dalam melakukan pekerjaan” berdasarkan data di atas, buruh menyadari akan tanggung jawabnya dalam melakukan pekerjaan, mayoritas buruh berpendapat bahwa pekerjaannya tidak membebani bagi dirinya, karena pemimpin melakukan pendekatan dengan buruh dengan baik yang menurutnya akan menguntungkan satu dengan yang lainnya. “pemimpin adalah seorang pribadi yang memiliki kecakupan dan kelebihan khususnya kecakapan dan kelebihann disatu bidang, sehingga dia mampu mempengaruhi orang-orang lain untuk bersama-sama melakukan aktivitasaktivitas tertentu, 88 demi pencapaian satu atau beberapa tujuan”. (Kartono, 1994:33) Pemimpin PT. Nugraha mampu menyampaikan tugas atau aktivitas tertentu kepada buruh dengan baik sehingga buruh merasa nyaman dan tidak terbebani di dalam melaksanakan tugas dan pekerjaannya. 3. Untuk pertanyaan 3 sebesar 47% responden menjawab setuju terhadap gaya ini dan sisanya sebesar 0%, 13% dan 40% berturut-turut menjawab tidak setuju, kurang setuju dan sangat setuju. Berdasarkan data yang didapat mengenai “direktur mendengarkan keluhan dari buruh” pemimpin terlihat memiliki sifat keterbukaan dalam menerima aspirasi dari buruh baik dalam internal perusahaan seperti keluhan maupun masukan dari buruh untuk perusahaan. Direktur selalu mendengarkan kritik yang disampaikan dan membuat solusi yang menguntungkan bagi kedua belah pihak. Dari data di atas terlihat bahwa pemimpin ingin memajukan perusahaan memalui kepentingan bersama di antaranya keputusan yang diambil berdasarkan kesepakatan bersama. “kepemimpinan demokratis berorientasi pada manusia dan memberikan bimbingan yang efisien kepada para pengikutnya. Terdapat koordinasi pekerjaan pada semua bawahan, dengan penekanan pada rasa tanggung jawab internal (pada diri sendiri) dan kerjasama yang baik. Kekuatan kepemimpinan demokratis tidak terletak pada pemimpinnya akan tetapi terletak pada partisipasi aktif dari setiap warga kelompok. Kepemimpinan demokratis menghargai potensi setiap individu, mau mendengarkan nasehat dan sugesti bawahan. (Siagian, 2010: 40) 89 4. Untuk pertanyaan 4 sebesar 48% responden menjawab setuju terhadap gaya ini dan sisanya sebesar 0%,18% dan 35% berturut-turut menjawab tidak setuju, kurang setuju dan sangat setuju. Berdasarkan data yang didapat mengenai “saya merasakan suasana kekeluargaan di dalam pekerjaan” analisis data di atas menunjukkan bahwa suasana kekeluargaan di PT. Nugraha berjalan dengan baik. Dilihat dari jawaban tidak setuju atas pertanyaan di angka 0% yang artinya tidak semua buruh merasakan suasana kekeluargaan di dalam bekerja. Hal ini dapat meningkatkan produktivitas karena memiliki kerjasama antara buruh dengan direktur ataupun dengan sesama buruh. Dengan adanya susana kekeluargaan tersebut, buruh merasa dihargai keberadaanya. Direktur mencoba menghasilkan suasana kekeluargaan agar para buruh menjadi focus dan nyaman dalam mencapai target perusahaan. Menurut Willian I Gorden (1978) fungsi komunikasi sosial adalah: “Fungsi komunikasi sebagai komunikasi sosial mengisyaratkan bahwa komunikasi penting untuk membangun konsep diri, aktualisasi diri, kelangsungan hidup, memperoleh kebahagiaan, terhindar dari tekanan dan ketegangan, antara lain lewat komunikasi menghibur dan memupuk hubungan dengan orang lain. Pada suatu sisi, komunikasi merupakan mekanisme untuk mensosialisasikan norma-norma budaya masyarakat, baik secara horizontal ataupun secara vertikal. Melalui komunikasi kita bekerjasama dengan anggota masyarakat untuk mencapai tujuan bersama”. 5. Untuk pertanyaan 5 sebesar 42% responden menjawab sangat setuju terhadap gaya ini dan sisanya sebesar 0%, 19% dan 39% berturut-turut menjawab tidak setuju, kurang setuju dan setuju. 90 Berdasarkan data yang didapat mengenai ”Direktur memperhatikan kebutuhan buruh dalam bekerja” analisis data di atas menunjukkan bahwa direktur selalu berusaha membuat buruh nyaman di dalam bekerja serta, dengan memperhatikan kebutuhan-kebutuhan buruh, untuk kenyamanan pada saat bekerja. misalnya kondisi mesin yang prima. Dengan mesin yang kualitasnya baik, buruh lebih bersemangat dalam bekerja, karena buruh akan lebih tenang untuk memproduksi kain tenun. Selain itu direktur selalu menanyakan kebutuhan apa saja yang dibutuhkan oleh buruh demi terciptanya motivasi lebih dalam bekerja. Seperti wawancara dengan salah seorang karyawan, “kualitas mesin-mesin di PT. Nugraha mempunyai kualitas yang baik, saya pun tidak usah repot-repot untuk mengecek satu-satu hasil produksi, cukup dengan melihat hasilnya saja. Jadi saya bisa meninggalkan mesin tenun yang sedang berjalan tanpa harus terus dilihat satu-persatu. Saya nyaman dengan mesinmesin di sini, karena kualitas mesin yang ada di PT. Nugraha cukup membantu para buruh untuk bekerja menjadi tidak terlalu lelah.”5 Selanjutnya, untuk mengetahui bagaimana tanggapan responden tentang gaya komunikasi kesamaan secara kseluruhan, maka dilakukan pengkategorian. Gaya Komunikasi Kesamaan terdiri atas 5 pernyataan. Setiap pernyataan terdiri atas 4 alternatif jawaban yang diberi nilai. Nilai skor terbesar adalah 20, sedangkan skor terendah adalah 9. Untuk menentukan interval setiap kategori (3 kelas), maka dilakukan perhitungan berikut: 5 Ibid 91 c= 20 − 9 = 3,666 3 Dengan demikian, maka interval skor untuk menentukan masing-masing kategori adalah sebagai berikut: Jumlah skor 9– 12,66 : Kurang Baik Jumlah skor 12,67-16,33 : Cukup Baik Jumlah skor 16,34-20 : Sangat Baik Tabel 4.10 Persepsi Responden Tentang Gaya Komunikasi Kesamaan Indikator Gaya Komunikasi Kesamaan Kategori Sangat Baik Cukup Baik Kurang Baik Total N: 113 Frekuensi Persentase 59 52% 44 39% 10 9% 113 100% Sumber: Angket Penelitian Dari tabel 4.10, dapat diketahui tanggapan responden tentang Gaya Komunikasi Kesamaan mayoritas responden sebanyak 59 orang atau 52% adalah responden yang memiliki persepsi tentang gaya komunikasi kesamaanyang termasuk dalam kategori penilaian “Sangat Baik” dan paling sedikit sebanyak 10 orang atau 9% adalah responden yang memiliki persepsi tentang gaya komunikasi kesamaan yang termasuk dalam kategori penilaian “Kurang Baik”, sedangkan sebanyal 44 orang atau 39% adalah responden yang memiliki persepsi tentang gaya komunikasi kesamaan yang termasuk dalam kategori “Cukup Baik”. Berdasarkan data yang didapat gaya komunikasi kesamaan yang dilakukan oleh direktur dapat disimpulkan gaya komunikasi ini paling menonjol di PT. Nugraha, karena dilihat dari responden merasakan kenyamanan pada gaya kesamaan yang dilakukan oleh direktur. 92 70 60 50 40 30 20 10 0 Sangat Baik Cukup Baik Kurang Baik Gambar 4.2 Diagram Persepsi Responden Tentang Gaya Komunikasi Kesamaan Pada gambar juga dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden merespon Sangat baik terhadap gaya komunikasi Kesamaan. 4.2.3 Gaya Komunikasi Terstruktur Tabel 4.11 Sebaran Jawaban Responden Tentang Item-item Pernyataan Pada indikator Gaya Komunikasi Terstruktur No Pernyataan Jawaban responden Jumlah 1 2 3 4 19 22 53 19 113 17% 19% 47% 17% 100% 16 24 58 15 113 14% 21% 51% 13% 100% 32 52 8 113 21 19% 28% 46% 7% 100% 19 36 43 15 113 Direktur membagi pekerjaan buruh sesuai dengan keahliannya Direktur membuat penjadwalan tugas 2 secara tepat Aturan yang berlaku harus dipatuhi 3 oleh setiap buruh Prosedur perusahaan yang dibuat 4 direktur membuat bapak/ibu menjadi giat dalam bekerja 17% 32% 38% 13% 100% 28 36 32 17 113 Saya merasa terbebani atas aturan yang 5 dibuat oleh direktur 25% 32% 28% 15% 100% N: 113 Sumber: Angket Penelitian 1 Pada tabel sebaran jawaban responden tentang item-item pernyataan pada indikator gaya komunikasi terstruktur dapat diketahui bahwa: 93 1. Untuk pertanyaan 1 sebesar 47% responden menjawab setuju terhadap gaya ini dan sisanya sebesar 17%, 19% dan 17% berturut-turut menjawab tidak setuju, kurang setuju dan sangat setuju. Berdasarkan data yang didapat mengenai “Direktur membagi pekerjaan buruh sesuai dengan keahliannya” mayoritas buruh setuju dalam pembagian pekerjaan yang dilakukan oleh direktur, seperti halnya penempatan posisi pekerjaan dan pembagian tugas merata sesuai dengan kemampuan buruh. Dengan hal ini pekerjaan buruh akan lebih maksimal dibandingkan apabila buruh bekerja tidak sesuai karena buruh ditepatkan di bagian pekerjaan yang salah. Kemampuan direktur dalam menempatkan buruh harus sangat selektif, hal ini tergambar sosok direktur di PT. Nugraha. “arah yang hendak ditempuh oleh organisasi menuju tujuannya harus sedemikian rupa sehingga mengoptimalkan pemanfaatan dari segala sarana dan prasarana yang tersedia itu. Arah yang dimaksud tertuang dalam strategi dan taktik yang disusun dan dijalankan oleh organisasi yang bersangkutan. Perumus dan penentu strategi dan taktik tersebut adalah pimpinan dalam organisasi tersebut. (Siagian, 2010: 49) 2. Untuk pertanyaan 2 sebesar 51% responden menjawab setuju terhadap gaya ini dan sisanya sebesar 14%,21% dan 13% berturut-turut menjawab tidak setuju, kurang setuju dan sangat setuju. Berdasarkan data yang didapat mengenai “Direktur membuat penjadwalan tugas secara tepat” buruh menilai direktur bisa membuat penjadwalan tugas dengan baik, misalnya seperti pembagian tugas di jam kerja dilakukan secara tidak memaksa, namun apabila ada 94 pegawai yang menginginkan upah tambahan direktur memfasilitasi buruh untuk melakukan lembur. Tentu saja hal ini akan mempercepat tujuan perusahaan di mana target bisa melebihi dari yang sudah ditetapkan oleh perusahaan. Maslow (1954) menjelaskan manusia merupakan mahluk yang serba berkeinginan. Ia senantiasa menginginkan sesuatu dan ia senantiasa menginginkan lebih banyak. Tetapi, apa yang diinginkannya tergantung pada apa yang sudah dimiliki olehnya. Maka sekalipun kebutuhan tertentu telah terpenuhi, kebutuhan-kebutuhannya pada umumnya tidak mungkin terpuaskan seluruhnya. 3. Untuk pertanyaan 3 sebesar 46% responden menjawab setuju terhadap gaya ini dan sisanya sebesar 19%, 28% dan 7% berturut-turut menjawab tidak setuju, kurang setuju dan sangat setuju. Berdasarkan data yang didapat mengenai “Aturan yang berlaku harus dipatuhi oleh setiap buruh” mayoritas buruh setuju karena aturan yang dibuat oleh direktur sudah menjadi kontrak kerja buruh yang sudah disepakati buruh dan direktur. Berikut hasil wawancara dengan salah seorang karyawan, “Darso selalu mematuhi aturan perusahaan, karena menurut saya aturan itu sudah menjadi tanggung jawab dan aturan itu sama sekali tidak memberatkan karena direktur sudah memberikan arahan tentang aturan yang ada.”6 Ini membuktian bahwa aturan yang ada di PT. Nugraha telah disepakati 6 Ibid oleh direktur dan buruh, sehingga buruh harus 95 mematuhinya, dan juga buruh bersedia menerima konsekuensi sanksi apabila melanggar peraturan yang sudah ada. 4. Untuk pertanyaan 4 sebesar 38% responden menjawab setuju terhadap gaya ini dan sisanya sebesar 17%,32% dan 13% berturut-turut menjawab tidak setuju, kurang setuju dan sangat setuju. Dari data yang didapat mengenai “Prosedur perusahaan yang dibuat direktur membuat bapak/ibu menjadi giat dalam bekerja” buruh menilai prosedur perusahaan tidak selalu membuat buruh menjadi giat dalam bekerja, karena hal tersebut tidak membangkitkan motivasi dalam bekerja walaupun jawaban setuju 38% dan jawaban kurang setuju hampir sama yaitu 32%. Yang artinya prosedur perusahaan ini tidak selalu berpengaruh pada buruh untuk lebih giat lagi dalam bekerja. Barnard (1938) mengatakan bahwa organisasi adalah system orang struktur yang direkayasa secara mekanis. Suatu struktur mekanis yang jelas dan baik tidaklah cukup. Kelompokkelompok alamiah dalam struktur birokratik dipengaruhi oleh apa yang terjadi, komunikasi ke atas adalah penting kewenangan, berasal dari bawah alih-alih dari atas, dan pemimpin perlu berfungsi sebagai kekuatan yang padu. 5. Untuk pertanyaan 5 sebesar 32% responden menjawab kurang setuju terhadap gaya ini dan sisanya sebesar 25%,28% dan 15% berturutturut menjawab sangat tidak setuju, setuju dan sangat setuju. Dari data yang didapat mengenai “Saya merasa terbebani atas aturan yang dibuat oleh direktur” mayoritas buruh tidak setuju karena 96 aturan yang dibuat sudah menjadi kesepakatan bersama yang dibuat oleh direktur. Para buruhpun menilai peraturan tersebut tidak berat sebelah dan membebani buruh dalam bekerja karena aturan yang disepakati sudah menjadi tanggung jawab yang harus dipenuhi oleh buruh. Dari hasil wawancara dengan salah seorang karyawan, “Saya selalu mematuhi aturan perusahaan, karena menurut saya aturan itu sudah menjadi tanggung jawab dan aturan itu sama sekali tidak memberatkan karena direktur sudah memberikan arahan tentang aturan yang ada.”7 Selanjutnya, untuk mengetahui bagaimana tanggapan responden tentang gaya komunikasi terstruktur secara kseluruhan, maka dilakukan pengkategorian. Indikator gaya komunikasi terstruktur terdiri atas 5 pernyataan. Setiap pernyataan terdiri atas 4 alternatif jawaban yang diberi nilai. Nilai skor terbesar adalah 20, sedangkan skor terendah adalah 6. Untuk menentukan interval setiap kategori (3 kelas), maka dilakukan perhitungan berikut: c= 20 − 6 = 4,666 3 Dengan demikian, maka interval skor untuk menentukan masing-masing kategori adalah sebagai berikut: Jumlah skor 6– 10,66 : Kurang Baik Jumlah skor 10,67-15,33 : Cukup Baik Jumlah skor 15,34-20 : Sangat Baik 7 Ibid 97 Tabel 4.12 Persepsi Responden Tentang Gaya Komunikasi Terstruktur Indikator Gaya Komunikasi Terstruktur Total N: 113 Kategori Sangat Baik Cukup Baik Kurang Baik Frekuensi Persentase 19 17% 67 59% 27 24% 113 100% Sumber: Angket Penelitian Dari tabel 4.12, dapat diketahui tanggapan responden tentang Gaya Komunikasi Terstruktur mayoritas responden sebanyak 67 orang atau 59% adalah responden yang memiliki persepsi tentang gaya komunikasi terstruktur yang termasuk dalam kategori penilaian “Cukup Baik” dan paling sedikit sebanyak 27 orang atau 24% adalah responden yang memiliki persepsi tentang gaya komunikasi terstruktur yang termasuk dalam kategori penilaian “Kurang Baik”, sedangkan sebanyal 19 orang atau 17% adalah responden yang memiliki persepsi tentang gaya komunikasi terstruktur yang termasuk dalam kategori “Sangat Baik”. Berdasarkan data yang didapat gaya komunikasi terstruktur yang dilakukan oleh direktur dapat disimpulkan gaya komunikasi yang diterapkan ini dinilai cukup baik di PT. Nugraha, karena dilihat dari responden mayoritas merasakan jika pembagian pekerjaan yang diberikan sesuai dengan keinginan dan keahlian buruh masing-masing. Terlihat dari 59% buruh menilai cukup baik dengan gaya pemimpin terstruktur ini. 98 80 70 60 50 40 30 20 10 0 Sangat Baik Cukup Baik Kurang Baik Gambar 4.3 Diagram Persepsi Responden Tentang Gaya Komunikasi Terstruktur Pada gambar juga dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden merespon cukup baik terhadap gaya komunikasi Kesamaan. 4.2.4 Indikator Gaya Komunikasi Dinamis Tabel 4.13 Sebaran Jawaban Responden Tentang Item-item Pernyataan Pada indikator Gaya Komunikasi Dinamis No Pernyataan Jawaban responden Jumlah 1 2 3 4 1 28 64 20 113 1% 25% 57% 18% 100% 18 50 38 7 113 16% 44% 34% 6% 100% 24 67 19 113 3 3% 21% 59% 17% 100% 14 48 40 11 113 Direktur mendorong buruh untuk bekerja secara maksimal Buruh dituntut untuk mencapai target 2 produksi Direktur terjun langsung melihat 3 pekerjaan para buruh Direktur dapat menyelesaikan 4 persoalan yang kritis di internal perusahaan 12% 42% 35% 10% 100% 7 19 48 39 113 Saya selalu berupaya mencapai target 5 yang diinginkan oleh direktur 6% 17% 42% 35% 100% N: 113 Sumber: Angket Penelitian 1 99 Pada tabel sebaran jawaban responden tentang item-item pernyataan pada indikator gaya komunikasi dinamis dapat diketahui bahwa: 1. Untuk pertanyaan 1 sebesar 57% responden menjawab setuju terhadap gaya ini dan sisanya sebesar 1%,25% dan 18% berturut-turut menjawab tidak setuju, kurang setuju dan sangat setuju. Dari data yang didapat mengenai “Direktur mendorong buruh untuk bekerja secara maksimal” direktur selalu membangkitkan semangat buruh untuk bekerja secara maksimal, seperti halnya pemberian masukan kepada buruh sehingga buruh bekerja efektif dan mengingatkan tentang pencapaian target yang menghasilkan reward tersendiri bagi buruh. Hal ini menjadi pendorong semangat untuk bekerja secara maksimal. Gray (1984) mengungkapkan “motivasi merupakan hasil sejumlah proses yang bersifat eksternal dan internal bagi seorang individu, yang menyebabkan timbulnya sikap entusiasme dan persistensi dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan tertentu. 2. Untuk pertanyaan 2 sebesar 44% responden menjawab kurang setuju terhadap gaya ini dan sisanya sebesar 16%, 34% dan 6% berturut-turut menjawab tidak setuju, setuju dan sangat setuju. Dari data yang didapat mengenai “Buruh dituntut untuk mencapai target produksi” sebesar 44% buruh kurang setuju dengan tuntutan pemimpin untuk terus mencapai target produksi, terlalu seringnya pemimpin menuntut agar target produksi terus stabil dapat mengakibatkan buruh menjadi tertekan karena menurutnya jika 100 direktur terus menuntut untuk mendapatkan target produksi, itu membuat buruh menjadi stress dalam bekerja. Seperti wawancara tanggal 15 Desember 2013, Darso menilai bahwa “saya sering mengeluh dengan tuntutan direktur untuk pencapaian target produksi, karena tidak jarang saya sering merasa terbebani dengan target itu. 3. Untuk pertanyaan 3 sebesar 59% responden menjawab setuju terhadap gaya ini dan sisanya sebesar 3%,21% dan 17% berturut-turut menjawab tidak setuju, kurang setuju dan sangat setuju. Dari data yang didapat mengenai “Direktur terjun langsung melihat pekerjaan para buruh” direktur melihat atau mengecek pekerjaan secara langsung, baik untuk memotivasi ataupun memberikan pengalamannya kepada buruh, terlihat dari data sebesar 59% merasakan bahwa direktur selalu terjun langsung dan secara tidak langsung melihat kekurangan dan kendala apa saja yang ada di dalam ruang lingkup pekerjaan. Analisis di atas sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Peter Drucker (1996) “pemimpin adalah mereka yang sangat tampak, oleh karena itu mereka harus memberikan contoh”. Seperti hasil wawancara dengan salah seorang karyawan, Darso membenarkan bahwa “tidak jarang direktur datang menghampiri saya untuk sekedar mengecek pekerjaan saya, bukan hanya itu direktur suka menanyakan tentang mesin 101 apakah ada yang kurang nyaman, dan direktur tidak jarang memberi motivasi kepada saya untuk bekerja lebih giat lagi”.8 4. Untuk pertanyaan 4 sebesar 42% responden menjawab kurang setuju terhadap gaya ini dan sisanya sebesar 12%,35% dan 10% berturutturut menjawab tidak setuju, setuju dan sangat setuju. Dari data yang didapat mengenai “Direktur dapat menyelesaikan persoalan yang kritis di internal perusahaan” dilihat dari data di atas, buruh melihat bahwa direktur kuarang dapat menyelesaikan persoalan di internal perusahaan. Ini diakibatkan karena direktur bisa saja membuat keputusan atau mengatur alur kerja buruhnya, tetapi direktur harus membatasi mana persoalan pribadi antar buruh, karena bukan pada jalurnya direktur untuk mengatur semua kehidupan para buruhnya. John Callen berpendapat bahwa “hal terpenting bagi seorang pemimpin sesudah keahliannya adalah kemampuan berkomunikasi” (Mulyana, 2005:34). 5. Untuk pertanyaan 5 sebesar 42% responden menjawab setuju terhadap gaya ini dan sisanya sebesar 6%,17% dan 35% berturut-turut menjawab tidak setuju, kurang setuju dan sangat setuju. Dari data yang didapat mengenai “saya selalu berupaya mencapai target yang diinginkan” dari analisis di atas, hal ini dilakukan agar produksi tetap stabil selain itu direktur membolehkan buruh untuk bekerja melebihi jam kerja, karena selain produksi lebih 8 Ibid 102 meningkat buruhpun akan mendapat penghasilan lebih sebanding dengan berapa lama pendapatan buruh dalam memproduksi kain di luar jam yang bukan semestinya. Buruh menjadi lebih bersemangat karena dengan tercapainya target mereka akan mendapatkan bonus dan apabila bekerja lembur buruh juga akan mendapatkan tambahan sesuai dengan berapa produksi yang didapat buruh. Hal itu yang membuat buruh giat bekerja dan ingin mendapatkan tambahan bonus dari perusahaan. Maslow (1954) dalam Winardi, 2011:12-13) mengatakan “sebuah kebutuhan yang dipenuhi, bukan sebuah motivator perilaku”. Banyak kebutuhan-kebutuhan yang tidak terpenuhi memotivasi perilaku dan menyebabkan timbulnya kekuatan-kekuatan besar atas apa yang dilakukan oleh seorang individu Selanjutnya, untuk mengetahui bagaimana tanggapan responden tentang gaya komunikasi dinamis secara keseluruhan, maka dilakukan pengkategorian. Indikator Gaya Komunikasi Dinamis terdiri atas 5 pernyataan. Setiap pernyataan terdiri atas 4 alternatif jawaban yang diberi nilai. Nilai skor terbesar adalah 20, sedangkan skor terendah adalah 7. Untuk menentukan interval setiap kategori (3 kelas), maka dilakukan perhitungan berikut: c= 19 − 7 =4 3 Dengan demikian, maka interval skor untuk menentukan masing-masing kategori adalah sebagai berikut: Jumlah skor 7– 11 : Kurang Baik 103 Jumlah skor 11-15 : Cukup Baik Jumlah skor 15-20 : Sangat Baik Tabel 4.14 Persepsi Responden Tentang Gaya Komunikasi Dinamis Indikator Gaya Komunikasi Dinamis Total N: 113 Kategori Sangat Baik Cukup Baik Kurang Baik Frekuensi Persentase 37 33% 58 51% 18 16% 113 100% Sumber: Angket Penelitian Dari tabel 4.14, dapat diketahui tanggapan responden tentang Gaya Komunikasi Dinamis, mayoritas responden sebanyak 58 orang atau 51% adalah responden yang memiliki persepsi tentang gaya komunikasi dinamis yang termasuk dalam kategori penilaian “Cukup Baik” dan paling sedikit sebanyak 18 orang atau 16% adalah responden yang memiliki persepsi tentang gaya komunikasi dinamis yang termasuk dalam kategori penilaian “Kurang Baik”, sedangkan sebanyal 37 orang atau 33% adalah responden yang memiliki persepsi tentang gaya komunikasi dinamis yang termasuk dalam kategori “Cukup Baik”. Berdasarkan data yang didapat gaya komunikasi dinamis yang dilakukan oleh direktur dapat disimpulkan gaya komunikasi yang diterapkan ini dinilai cukup baik di PT. Nugraha, karena motivasi yang dilakukan oleh direktur cukup baik. Seperti halnya memotivasi dalam pencapaian target berdasarkan masukanmasukan yang membantu karyawan dalam bekerja. Terlihat dari 51% buruh menilai cukup baik dengan gaya pemimpin dinamis ini. 104 70 60 50 40 30 20 10 0 Sangat Baik Cukup Baik Kurang Baik Gambar 4.4 Diagram Persepsi Responden Tentang Gaya Komunikasi Dinamis Pada gambar juga dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden merespon Cukup baik terhadap gaya komunikasi Dinamis. 4.2.5 Indikator Gaya Komunikasi Mengikuti Tabel 4.15 Sebaran Jawaban Responden Tentang Item-item Pernyataan Pada indikator Gaya Komunikasi Mengikuti Jawaban responden Jumlah 1 2 3 4 20 44 24 25 113 Direktur termasuk yang sering 1 menerima saran dari buruh 18% 39% 21% 22% 100% Direktur terbuka dengan buruh yang 1 29 63 20 113 2 menyampaikan gagasan untuk perusahaan 1% 26% 56% 18% 100% 18 51 37 7 113 Direktur setuju dengan saran buruh 3 dibanding memberi perintah 16% 45% 33% 6% 100% N: 113 Sumber: Angket Penelitian No Pernyataan Pada tabel sebaran jawaban responden tentang item-item pernyataan pada indikator gaya komunikasi mengedalikan dapat diketahui bahwa: 105 1. Untuk pertanyaan 1 sebesar 39% responden menjawab kurang setuju terhadap gaya ini dan sisanya sebesar 18%,21% dan 22% berturutturut menjawab tidak setuju, setuju dan sangat setuju. Dari data yang didapat mengenai “direktur termasuk yang sering menerima saran dari buruh” Responden menjawab kurang setuju karena saran dari buruh memang didengarkan, tetapi hanya beberapa saran yang diterima oleh direktur disebabkan saran yang kurang tepat sehingga direktur tidak menerima saran tersebut. Dari hasil wawancara dengan salah seorang karyawan, Darso menilai bahwa “apa yang dilakukan pemimpin sudah berjalan baik, sehingga saran yang dianggap kurang baik tidak diterima namun direktur mendengarkan lebih dahulu untuk mempertimbangkan”.9 2. Untuk pertanyaan 2 sebesar 56% responden menjawab setuju terhadap gaya ini dan sisanya sebesar 1%,26% dan 18% berturut-turut menjawab tidak setuju, kurang setuju dan sangat setuju. Dari data yang didapat mengenai “Direktur terbuka dengan buruh yang menyampaikan gagasan untuk perusahaan” direktur memberi kebebasan kepada buruh untuk menyampaikan keluhan atau ide bagi direktur ataupun perusahaan. Hal ini dilakukan direktur untuk kemajuan perusahaan lebih cepat tercapai, dan keinginan buruhpun dapat terpenuhi demi terciptanya motivasi kerja yang baik. (Planty & 9 Ibid 106 Mac Haver 1952) dalam Pace 2010:193) mengatakan “komunikasi ke atas menumbuhkan apresiasi dan loyalitas pada organisasi dengan member kesempatan kepada pegawai untuk mengajukan pertanyaan dan menyumbang gagasan serta saran-saran mengenai operasi organisasi. 3. Untuk pertanyaan 3 sebesar 45% responden menjawab kurang setuju terhadap gaya ini dan sisanya sebesar 16%,33% dan 6% berturut-turut menjawab tidak setuju, setuju dan sangat setuju. Dari data yang didapat mengenai “Direktur setuju dengan saran buruh dibanding memberi perintah” Di sini direktur kurang menerima saran yang belum pasti efektivitasnya, ini dikarenakan pemimpin terlihat efektif jika memberi perintah langsung karena pemimpin tahu bagaimana keputusan yang baik dan mana keputusan yang kurang baik. Berdasarkan pengalamannya sendiri, namun apabila ada saran yang dinilai baik untuk perusahaan akan dipertimbangkan kembali oleh direktur. Stewart & Thomas (1990) menyebut “ proses interaksi tersebut sebagai “mamahat makna bersama. Makna tersebut tidak hanya pada orang, namun juga dalam “transaksi” itu sendiri”. Selanjutnya, untuk mengetahui bagaimana tanggapan responden tentang gaya komunikasi mengikuti secara kseluruhan, maka dilakukan pengkategorian. Indikator gaya komunikasi mengikuti terdiri atas 3 pernyataan. Setiap pernyataan terdiri atas 4 alternatif jawaban yang diberi nilai. Nilai skor terbesar adalah 20, 107 sedangkan skor terendah adalah 9. Untuk menentukan interval setiap kategori (3 kelas), maka dilakukan perhitungan berikut: c= 12 − 3 =3 3 Dengan demikian, maka interval skor untuk menentukan masing-masing kategori adalah sebagai berikut: Jumlah skor 3– 6 : Kurang Baik Jumlah skor 6-9 : Cukup Baik Jumlah skor 9-12 : Sangat Baik Tabel 4.16 Persepsi Responden Tentang Gaya Komunikasi Mengikuti Indikator Gaya Komunikasi Mengikuti Total N: 113 Kategori Sangat Baik Cukup Baik Kurang Baik Frekuensi Persentase 36 32% 44 39% 33 29% 113 100% Sumber: Angket Penelitian Dari tabel 4.16, dapat diketahui tanggapan responden tentang Gaya Komunikasi Mengikuti mayoritas responden sebanyak 44 orang atau 39% adalah responden yang memiliki persepsi tentang gaya komunikasi mengikuti yang termasuk dalam kategori penilaian “Cukup Baik” dan paling sedikit sebanyak 33 orang atau 29% adalah responden yang memiliki persepsi tentang gaya komunikasi mengikutiyang termasuk dalam kategori penilaian “Kurang Baik”, sedangkan sebanyal 36 orang atau 32% adalah responden yang memiliki persepsi tentang gaya komunikasi mengikuti yang termasuk dalam kategori “Sangat Baik”. 108 Berdasarkan data yang didapat pemimpin di PT. Nugraha termasuk ke dalam golongan pemimpin yang terbuka, seperti menerima saran, kritik, dan masukan dari buruh untuk kemajuan perusahaan. Dalam hal ini buruh juga berpartisipasi secara aktif dan merasa keluh kesah mereka ditanggapi oleh direktur. 50 40 30 20 10 0 Sangat Baik Cukup Baik Kurang Baik Gambar 4.5 Diagram Persepsi Responden Tentang Gaya Komunikasi Mengikuti Pada gambar juga dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden merespon Cukup baik terhadap gaya komunikasi Mengikuti. 4.2.6 Indikator gaya Komunikasi Memelas Tabel 4.17 Sebaran Jawaban Responden Tentang Item-item Pernyataan Pada indikator Gaya Komunikasi Memelas Jawaban responden Jumlah 1 2 3 4 65 17 26 5 113 Direktur kurang terbuka dengan buruh 1 dalam berkomunikasi 58% 15% 23% 4% 100% 62 21 25 5 113 Saya merasa kurangnya diberikan 2 motivasi oleh direktur 55% 19% 22% 4% 100% 71 9 28 5 113 Direktur selalu ingin mencoba melepas 3 diri dari tanggung jaawab 63% 8% 25% 4% 100% N: 113 Sumber: Angket Penelitian No Pernyataan 109 Pada tabel sebaran jawaban responden tentang item-item pernyataan pada indikator gaya komunikasi memelas dapat diketahui bahwa: 1. Untuk pertanyaan 1 sebesar 58% responden menjawab tidak setuju terhadap gaya ini dan sisanya sebesar 15%, 23% dan 4% berturut-turut menjawab kurang setuju,setuju dan sangat setuju. Dari data di atas mengenai “Direktur kurang terbuka dengan buruh dalam berkomunikasi” analisis di atas memperkuat konsistensi dari responden tentang keterbukaan direktur dalam berkomunikasi, namun ada batasan-batasan di mana batasan tersebut dibatasi oleh komunikasi yang bersifat formal saja. Dari konsistensi pertanyaan tentang keterbukaan direktur dalam berkomunikasi, bahwa responden membenarkan direktur di PT. Nugraha menerima saran, masukan, dan kritik untuk kemajuan perusahaan. Seperti halnya pada indikator pertanyaan gaya komunikasi mengikuti pada pertanyaan nomor 2. 2. Untuk pertanyaan 2 sebesar 55% responden menjawab tidak setuju terhadap gaya ini dan sisanya sebesar 19%, 22% dan 4% berturut-turut menjawab kurang setuju, setuju dan sangat setuju. Dari data di atas mengenai “saya merasa kurangnya diberikan motivasi oleh direktur” analisis di atas menunjukkan konsistensi juga ditampilkan pada hal motivasi yang diberikan kepada buruh untuk mencapai target perusahaan. Hal ini dikuatkan dengan jawaban responden tentang pertanyaan pada indikator gaya komunikasi dinamis pertanyaan nomor 1. 110 3. Untuk pertanyaan 3 sebesar 63% responden menjawab tidak setuju terhadap gaya ini dan sisanya sebesar 8%, 25% dan 4% berturut-turut menjawab kurang setuju, setuju dan sangat setuju. Dari data di atas mengenai “direktur selalu ingin melepas diri dari tanggung jawab” analisis dari data di atas responden menjawab tidak setuju bahwa pemimpin selalu ingin melepas diri dari tanggung jawab. Fungsi utama seorang direktur adalah penanggung jawab dari segala sesuatu yang berhubungan dengan ruang lingkup pekerjaan dengan cara memberikan motivasi, pemberian arahan yang tepat, dan membina hubungan kekeluargaan. Hal tersebut menguatkan tentang pertanyaan pada indikator pada gaya komunikasi kesamaan. “pemimpin yang demokratik biasanya memandang peranannya selaku coordinator dan integrator dari berbagai unsur dan komponen organisasi sehingga bergerak sebagai suatu totalitas (Siagian, 2010 : 40). Selanjutnya, untuk mengetahui bagaimana tanggapan responden tentang gaya komunikasi memelas secara kseluruhan, maka dilakukan pengkategorian. Indikator gaya komunikasi Memelas terdiri atas 3 pernyataan. Setiap pernyataan terdiri atas 3 alternatif jawaban yang diberi nilai. Nilai skor terbesar adalah 12, sedangkan skor terendah adalah 4. Untuk menentukan interval setiap kategori (3 kelas), maka dilakukan perhitungan berikut: c= 12 − 4 = 2,66 3 111 Dengan demikian, maka interval skor untuk menentukan masing-masing kategori adalah sebagai berikut: Jumlah skor 4– 6,66 : Kurang Baik Jumlah skor 6,67-9,33 : Cukup Baik Jumlah skor 9,34-12 : Sangat Baik Tabel 4.18 Persepsi Responden Tentang Gaya Komunikasi Memelas Indikator Gaya Komunikasi Memelas Total N: 113 Kategori Sangat Baik Cukup Baik Kurang Baik Frekuensi Persentase 6 5% 37 33% 70 62% 113 100% Sumber: Angket Penelitian Dari tabel 4.18, dapat diketahui tanggapan responden tentang Gaya Komunikasi memelas mayoritas responden sebanyak 70 orang atau 62% adalah responden yang memiliki persepsi tentang gaya komunikasi memelas yang termasuk dalam kategori penilaian “Kurang Baik” dan paling sedikit sebanyak 6 orang atau 5% adalah responden yang memiliki persepsi tentang gaya komunikasi memelas yang termasuk dalam kategori penilaian “Sangat Baik”, sedangkan sebanyal 37 orang atau 33% adalah responden yang memiliki persepsi tentang gaya komunikasi memelas yang termasuk dalam kategori “Sangat Baik”. Berdasarkan data yang didapat, gaya komunikasi memelas ini termasuk ke dalam kategori yang rendah, dilihat dari responden yang berpendapat bahwa gaya komunikasi ini kurang baik, atau bisa dikatakan bahwa gaya komunikasi memelas ini tidak tercermin dari direktur PT. Nugraha. Dapat dilihat persentase jawaban dari kurang baik, cukup baik, dan sangat baik jauh perbandingannya. 112 80 70 60 50 40 30 20 10 0 Sangat Baik Cukup Baik Kurang Baik Gambar 4.6 Diagram Persepsi Responden Tentang Gaya Komunikasi Memelas Pada gambar juga dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden merespon Kurang baik terhadap gaya komunikasi memelas. 4.3 Pembahasan Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan melalui kategorisasi data, penulis melihat bahwa gaya komunikasi yang ada di PT. Nugraha relatif memilih gaya kesamaan (equalitarian style). Dilihat dari hasil karyawan yang menjadi responden setuju dengan pertanyaan angket yang berkaitan dengan gaya kesamaan ini di antaranya karyawan cenderung lebih nyaman ketika berkomunikasi dengan direkturnya dan begitupun direktur yang terbuka dengan karyawan yang ingin mendengarkan keluhan dari karyawan. Terbukti dari pendapat yang dikemukakan oleh John Callen dalam (Mulyana 2005:34), dirinya berpendapat bahwa “ hal terpenting bagi seorang pemimpin sesudah keahlianya adalah kemampuan berkomunikasi”. 113 Kemudian penulis melihat bahwa karyawan merasa tidak terbebani dengan tugas yang diberikan oleh direkturnya, dilihat dari hasil angket penelitian yang disebar kepada buruh terutama pada gaya kesamaan (equalitarian style) bahwa buruh menjawab setuju dan mereka merasa tidak terbebani dalam melakukan pekerjaanya, dilihat dari buruh yang menjawab setuju yakni 62 orang atau 55% dan yang menjawab sangat setuju yakni 36 orang atau 32%. Dibandingkan dengan yang menjawab kurang setuju dan tidak setuju yang berada dibawahnya. Hal ini mencerminkan bahwa komunikasi di antara direktur dan buruh berjalan dengan baik sesuai dengan keinginan di antara keduanya. Jadi setiap buruh dapat mengungkapkan pendapat dalam suasana rileks dan santai, suasana yang demikianlah yang memungkinkan setiap buruh mencapai kesepakatan dan pengertian bersama. Dengan terjalinnya hal-hal positif pada perusahaan target yang ditetapkan oleh direktur kepada buruh akan lebih cepat tercapai berdasarkan motivasi yang diberikan seperti bonus pencapaian target dan upah tambahan bagi buruh yang bekerja di luar jam kerjanya. Dengan gaya komunikasi yang diterapkan direktur dengan menggunakan gaya komunikasi equalitarian style (gaya kesamaan). Ditandai dengan berlakunya pesan-pesan verbal maupun tulisan yang bersifat dua arah. Dalam gaya komunikasi yang dilakukan direkur tindak komunikasi dilakukan secara terbuka, artinya setiap anggota organisasi dapat mengungkapkan gagasan ataupun pendapat yang rileks, santai, dan informal. Dalam suasana demikian, memungkinkan setiap buruh akan mencapai kesepakatan dan pengertian bersama, 114 karena adanya rasa kekeluargaan di antara keduanya. Buruh merasa dihargai oleh direktur karena pendapatnya didengarkan. Seperti halnya yang dikatakan oleh salah seorang karyawan, “Beliau mengungkapkan sangat antusias dalam bekerja, karena aspirasi atau pendapat buruh selalu didengarkan oleh atasan. Untuk itu buruh lebih termotivasi dalam bekerja dan berusaha memenuhi target produksi yang diinginkan oleh direktur.”10 Dalam hal ini dapat dilihat bahwa buruh yang bekerja di PT. Nugraha merasa termotivasi di dalam bekerja, karena buruh merasa cocok dengan gaya komunikasi yang diterapkan oleh direktur PT. Nugraha, hal itu bisa dilihat dari pernyatan di atas yang merasa seluruh aspirasinya didengarkan. Buruh merasa nyaman, dan semangat dalam mencapai target produksi. Pemberian motivasi dengan gaya kesamaan (equalitarian style) di PT. Nugraha mengakibatkan buruh lebih serius dalam mencapai target, karena sistem kekeluargaan yang dterapkan oleh direktur berdampak positif bagi buruh untuk bersungguh-sungguh dalam bekerja. Seperti wawancara dengan salah seorang karyawan mengatakan: “Direktur memberikan motivasi dengan cara pemberian masukan-masukan kepada buruh sangat membantu dalam pekerjaanya. Hal tersebut memberikan semangat kerja yang baik di mana direktur dinilai peduli akan kepentingan bersama serta pemberian bonus sesuai dengan hasil kerja”.11 10 11 Ibid Ibid 115 Dari sebaran data penelitian, tanggapan responden tentang Gaya Komunikasi Mengendalikan mayoritas responden sebanyak 81 orang atau 72% adalah responden yang memiliki persepsi tentang gaya komunikasi mengendalikan yang termasuk dalam kategori penilaian “Cukup Baik” dan paling sedikit sebanyak 7 orang atau 6% adalah responden yang memiliki persepsi tentang gaya komunikasi mengendalikanyang termasuk dalam kategori penilaian “Kurang Baik”. Untuk Gaya Komunikasi Kesamaan mayoritas responden sebanyak 59 orang atau 52% adalah responden yang memiliki persepsi tentang gaya komunikasi kesamaanyang termasuk dalam kategori penilaian “Sangat Baik” dan paling sedikit sebanyak 10 orang atau 9% adalah responden yang memiliki persepsi tentang gaya komunikasi kesamaan yang termasuk dalam kategori penilaian “Kurang Baik”, sedangkan sebanyal 44 orang atau 39% adalah responden yang memiliki persepsi tentang gaya komunikasi kesamaan yang termasuk dalam kategori “Cukup Baik”. Untuk Gaya Komunikasi Terstruktur mayoritas responden sebanyak 67 orang atau 59% adalah responden yang memiliki persepsi tentang gaya komunikasi terstruktur yang termasuk dalam kategori penilaian “Cukup Baik” dan paling sedikit sebanyak 27 orang atau 24% adalah responden yang memiliki persepsi tentang gaya komunikasi terstruktur yang termasuk dalam kategori penilaian “Kurang Baik”, sedangkan sebanyal 19 orang atau 17% adalah responden yang memiliki persepsi tentang gaya komunikasi terstruktur yang termasuk dalam kategori “Sangat Baik”. Untuk Gaya Komunikasi Dinamis, mayoritas responden sebanyak 58 orang atau 51% adalah responden yang memiliki persepsi tentang gaya komunikasi dinamis yang 116 termasuk dalam kategori penilaian “Cukup Baik” dan paling sedikit sebanyak 18 orang atau 16% adalah responden yang memiliki persepsi tentang gaya komunikasi dinamis yang termasuk dalam kategori penilaian “Kurang Baik”, sedangkan sebanyal 37 orang atau 33% adalah responden yang memiliki persepsi tentang gaya komunikasi dinamis yang termasuk dalam kategori “Cukup Baik”. Untuk Gaya Komunikasi Mengikuti mayoritas responden sebanyak 44 orang atau 39% adalah responden yang memiliki persepsi tentang gaya komunikasi mengikuti yang termasuk dalam kategori penilaian “Cukup Baik” dan paling sedikit sebanyak 33 orang atau 29% adalah responden yang memiliki persepsi tentang gaya komunikasi mengikutiyang termasuk dalam kategori penilaian “Kurang Baik”, sedangkan sebanyal 36 orang atau 32% adalah responden yang memiliki persepsi tentang gaya komunikasi mengikuti yang termasuk dalam kategori “Sangat Baik”. Dan yang terakhir untuk Gaya Komunikasi memelas mayoritas responden sebanyak 70 orang atau 62% adalah responden yang memiliki persepsi tentang gaya komunikasi memelas yang termasuk dalam kategori penilaian “Kurang Baik” dan paling sedikit sebanyak 6 orang atau 5% adalah responden yang memiliki persepsi tentang gaya komunikasi memelas yang termasuk dalam kategori penilaian “Sangat Baik”, sedangkan sebanyal 37 orang atau 33% adalah responden yang memiliki persepsi tentang gaya komunikasi memelas yang termasuk dalam kategori “Sangat Baik”. Untuk itu dari hasil data penelitian dapat disimpulkan bahwa gaya komunikasi yang di pakai oleh direktur PT. Nugraha yaitu gaya komunikasi kesamaan (equalitarian style). Dengan dilihat dari hasil penelitian yang mayoritas 117 responden menjawab sangat setuju bahwa gaya komunikasi kesamaan adalah gaya komunikasi yang digunakan oleh direktur PT. Nugraha. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Kesimpulan merupakan uraian tentang jawaban penulis atas rumusan masalah dan tujuan penelitian. Kesimpulan yang diperoleh setelah melakukan penelitian dan menganalisis data dari hasil penelitian adalah sebagai berikut : 1. Gaya komunikasi yang dilakukan oleh pemimpin dalam memberikan motivasi dengan gaya mengendalikan (the controlling style) di PT. Nugraha Tekstil mayoritas ditanggapi cukup baik oleh karyawan sebesar 72%. 2. Gaya komunikasi yang dilakukan oleh pemimpin dalam memberikan motivasi dengan gaya kesamaan (the equalitarian style) PT. Nugraha Tekstil mayoritas ditanggapi sangat baik oleh karyawan sebesar 52%. 3. Gaya komunikasi yang dilakukan oleh pemimpin dalam memberikan motivasi dengan gaya terstruktur (the structuring style) di PT. Nugraha Tekstil mayoritas ditanggapi cukup baik oleh karyawan sebesar 59%. 4. Gaya komunikasi yang dilakukan oleh pemimpin dalam memberikan motivasi dengan gaya dinamis (the dynamic style) di PT. Nugraha Tekstil mayoritas ditanggapi Cukup baik oleh karyawan sebesar 51%. 5. Gaya komunikasi yang dilakukan oleh pemimpin dalam memberikan motivasi dengan gaya mengikuti (the relinquising style) di PT. 118 119 Nugraha Tekstil mayoritas ditanggapi cukup baik oleh karyawan sebesar 39%. 6. Gaya komunikasi yang dilakukan oleh pemimpin dalam memberikan motivasi dengan gaya memalas (thewithdrawal style) di PT. Nugraha Tekstil mayoritas ditanggapi kuang baik oleh karyawan sebesar 62%. 5.2 Saran Berdasarkan hasil dari penelitian ini, maka peneliti mengungkapkan beberapa saran sebagai masukan dan pertimbangan agar lebih bermanfaat serta dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan. Adapun saran-saran yang dikemukakan sebagai berikut ini. 1. Sebaiknya pemimpin lebih longgar dengan ukuran target yang harus dicapai buruh agar buruh tidak merasa stress atau tertekan karena pemberian materi tidak sepenuhnya memberikan dampak pemikiran untuk fokus terhadap pekerjaanya. 2. Direktur sebaiknya memberikan pelatihan lebih agar mengembangkan kemampuan dalam mengerjakan pekerjaanya. 3. Direktur sebaiknya memberikan pengertian lebih kepada buruh yang sarannya tidak diterima, karena ada data yang menunjukkan bahwa buruh tidak setuju jika sarannya tidak diterima. 4. Direktur sebaiknya harus lebih sering memberikan semangat kepada buruh untuk bekerja lebih giat lagi, agar produksi tetap stabil, bukan lebih kepada memaksa buruh agar supaya produksi hasil tetap stabil. 120 Ini akan membuat para buruh akan merasa tertekan sehingga hasil produksi akan menjadi kurang maksimal nantinya. 5. Direktur sebaiknya lebih selektif lagi di dalam pengambilan keputusan, terutama pendapat dari buruh. Karena bagaimanapun direktur adalah pemimpin perusahaan yang segala keputusan atau tindakan semuanya ada pada direktur. 6. Saran untuk gaya memelas ini sebaiknya direktur tidak memakai gaya komunikasi ini, karena dilihat dari data responden yang menjawab banyak yang kurang setuju dengan gaya memelas ini. Karena kebanyakan buruh lebih senang jika pemimpin atau direkturnya lebih memperhatikan dan ingin didengarkan segala ide atau gagasannya. DAFTAR PUSTAKA Alo, Liliweri. 2011. Komunikasi Serba ada Serba Makna. Jakarta: Kencana Pradana Media Group. Ardianto, Elvinaro. 2011. Metodelogi Penelitian Untuk Public Relations. Bandung: Simbiosa Rekatama Media. Arikunto, Suharsimi. 1990. Manajemen Penelitian. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. Kartono, Kartini. 1994. Pemimpin dan Kepemimpinan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Muhammad, Arni. 2009. Komunikasi Organisasi. Jakarta : Bumi Aksara. Moekijat. 1993. Teori Komunikasi. Bandung: Mandar Maju. Mulyana, Deddy. 2005. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, Bandung: Remaja Rosdakarya. Mulyana, Deddy. 2007. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, Bandung: Remaja Rosdakarya. Rakhmat, Jalaluddin, 2009. Metode Penelitian Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Siagian, Sondang. 2010. Teori dan Praktek Kepemimpinan. Jakarta: Rineka Cipta. Suryabrata, Sumardi, 1983. Metodelogi Penelitian. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Rohim, Syaiful. 2009. Teori Komunikasi : Perspektif, Ragam, dan Aplikasi. Jakarta: Rineka Cipta. Pace, Wayne & Faules. 2010. Komunikasi Organisasi : Strategi Meningkatkan Kinerja Perusahaan. Bandung: Remaja Rosdakarya. Winardi. 2011. Motivasi dan Pemotivasian dalam Management. Jakarta: Raja Grafindo Persada, Wursanto. 2005. Etika Komunikasi Kantor. Yogyakarta : PT. Kanisius. 121 122 Sumber Lain: http://tithagalz.wordpress.com/2011/03/27/pengertian-pengumpulan-data http://fairuzhr06.blogspot.com/2013/11/fungsi-perusahaan-atau-organisasi.html LAMPIRAN 123 LAMPIRAN 1 ANGKET PENELITIAN Data Responden 1. JenisKelamin a. Pria b. Wanita 2. Usia a. 17-19 Tahun b. 20-30Tahun c. 30-40Tahun 3. Lama Bekerja a. 1 – 2 Tahun b. 2 – 5 Tahun c. Lebih dari 5 Tahun 4. Pendidikan terakhir a. SMP b. SMA c. Sarjana 5. Bekerja di Bagian a. Tenun b. Falet c. Hane Gaya mengendalikan (controling style) 1. Direktur membatasi berkomunikasi informal terhadap buruh. a. Sangat Setuju b. Setuju c. Kurang Setuju d. Tidak Setuju 2. Direktur mempengaruhi buruh untuk menuruti semua yang diinginkannya. a. Sangat Setuju b. Setuju c. Kurang Setuju d. Tidak Setuju 124 125 3. Direktur mengatur semua pekerjaan para buruh. a. Sangat Setuju b. Setuju c. Kurang Setuju d. Tidak Setuju 4. Bapak/ibu mengerjakan apa yang di arahkan oleh direktur. a. Sangat Setuju b. Setuju c. Kurang Setuju d. Tidak Setuju 5. Bapak/ibu sepakat dengan keputusan yaang diambil oleh direktur dalam pengambilan keputusan. a. Sangat Setuju b. Setuju c. Kurang Setuju d. Tidak Setuju Gaya Kesamaan (Equalitarian Style) 6. Saya merasa nyaman ketika berkomunikasi dengan direktur. a. Sangat Setuju b. Setuju c. Kurang Setuju d. Tidak Setuju 7. Saya merasa tidak terbebani dalam melakukan pekerjaan. a. Sangat Setuju b. Setuju c. Kurang Setuju d. Tidak Setuju 8. Direktur mendengarkan keluhan dari buruh. a. Sangat Setuju b. Setuju c. Kurang Setuju d. Tidak Setuju 9. Adanya suasana kekeluargaan di dalam bekerja. a. Sangat Setuju b. Setuju c. Kurang Setuju d. Tidak Setuju 126 10. Direktur memperhatikan kebutuhan buruh dalam bekerja. a. Sangat Setuju b. Setuju c. Kurang Setuju d. Tidak Setuju Gaya Terstruktur (Strukturing Style) 11. Direktur membagi pekerjaan buruh sesuai dengan keahliannya. a. Sangat Setuju b. Setuju c. Kurang Setuju d. Tidak Setuju 12. Direktur membuat penjadwalan tugas secara tepat. a. Sangat Setuju b. Setuju c. Kurang Setuju d. Tidak Setuju 13. Aturan yang berlaku harus dipatuhi oleh setiap pekerja. a. Sangat Setuju b. Setuju c. Kurang Setuju d. Tidak Setuju 14. Prosedur perusahaan yang dibuat direktur membuat bapak/ibu menjadi giat dalam bekerja. a. Sangat Setuju b. Setuju c. Kurang Setuju d. Tidak Setuju 15. Saya merasa terbebani atas aturan yang dibuat oleh direktur. a. Sangat Setuju b. Setuju c. Kurang Setuju d. Tidak Setuju Gaya Dinamis (Dinamic Style) 16. Direktur mendorong karyawan untuk bekerja secara maksimal. a. Sangat Setuju b. Setuju c. Kurang Setuju d. Tidak Setuju 127 17. Buruh dituntut untuk mencapai target produksi. a. Sangat Setuju b. Setuju c. Kurang Setuju d. Tidak Setuju 18. Direktur terjun langsung melihat pekerjaan para buruh. a. Sangat Setuju b. Setuju c. Kurang Setuju d. Tidak Setuju 19. Direktur dapat menyelesaikan persoalan yang kritis di internal perusahaan. a. Sangat Setuju b. Setuju c. Kurang Setuju d. Tidak Setuju 20. Saya selalu berupaya mencapai target yang diinginkan oleh direktur. a. Sangat Setuju b. Setuju c. Kurang Setuju d. Tidak Setuju Gaya Mengikuti (Reliquishing Style) 21. Direktur bersedia menerima saran dari buruh. a. Sangat Setuju b. Setuju c. Kurang Setuju d. Tidak Setuju 22. Direktur terbuka dengan buruh yang menyampaikan gagasan untuk perusahaan. a. Sangat Setuju b. Setuju c. Kurang Setuju d. Tidak Setuju 23. Direktur setuju dengan saran buruh dibanding memberi perintah. a. Sangat Setuju b. Setuju c. Kurang Setuju d. Tidak Setuju 128 Gaya Memelas (Withdrawal Style) 24. Adanya batasan direktur dan buruh dalam berkomunikasi. a. Sangat Setuju b. Setuju c. Kurang Setuju d. Tidak Setuju 25. Saya merasa kurangnya diberikan motivasi oleh direktur a. Sangat Setuju b. Setuju c. Kurang Setuju d. Tidak Setuju 26. Direktur menghindari berkomunikasi secara tatap muka dengan buruh. a. Sangat Setuju b. Setuju c. Kurang Setuju d. Tidak Setuju LAMPIRAN 2 DRAFT WAWANCARA Nama : Darso Pekerjaan : Karyawan PT. Nugraha 1. Siapa nama anda? Jawab : Darso 2. Sudah berapa lama anda bekerja di PT. Nugraha? Jawab : saya bekerja kira-kira sudah 15 tahun 3. Bagaimana direktur memimpin anda di perusahaan ini? Jawab : direktur mempinpin dengan objektif, dia dapat menempatkan karyawan dengan tepat. Misalnya saya di tepatkan dengan keahlian saya, bukan hanya itu, saya sangat betah bekerja di sini karena direktur sering memberikan bonus jika saya bekerja melebihi target, dan baik dari segi member tahu saya tentang kesalahan saya. 4. Bagaimana cara direktur membangkitkan semangat anda untuk bekerja lebih giat? Jawab : ya seperti direktur memberikan motivasi dengan cara member masukan-masukan. Itu membuat saya terbantu untuk pekerjaan saya. Itu salah satunya yang membuat saya semangat kerja, karena saya merasa diperhatikan dan diakui. Bukan hanya itu direktur memberikan bonus jam kerja sesuai dengan hasil produksi yang melebihi target, walaupun hanya sedikit target yang didapat 129 130 5. Apakah direktur sering mempengaruhi anda untuk mengatur perilaku? Jawab : Direktur biasanya memberikan contoh, mulai dari cara bekerja, atau sering mengobrol tentang pengalaman beliau bagaimana berperilaku baik dalam bekerja untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Bukan hanya itu direktur selalu datang tepat waktu ke pabrik. 6. Menurut anda, bagaimana suasana pekerjaan yang ada disini? Jawab : Suasananya nyaman, disini kita seperti keluarga, bukan hanya saya dan pekerja lainnya, tapi juga direktur. Gak jarang direktur sering ngobrol dengan saya atau pekerja lainya. 7. Selain itu, hal apa lagi yang membuat anda nyaman bekerja disini? Jawab : Saya nyaman dengan kualitas mesin-mesin tenun disini, jarang sekali saya mengalaami kendala mesin yang kadang-kadang suka membuat saya harus bolak-balik untuk mengecek apakah hasil tenun sudah rapi tidak ada benang-benang yang putus. Itu membuat saya bisa sedikit santai. 8. Apakah anda selalu mematuhi aturan yang ada disini? Jawab : Ya jelas, gimanapun kan saya bekerja, ya wajib harus mematuhi semua aturan yang ada. Aturan itu sudah menjadi tanggung jawab saya dalam bekerja, bagaimanapun setiap perusahaan punya aturan masingmasing ytang harus dipatuhi oleh setiap pekerjanya. 9. Apakah anda merasa terbebani dengan aturan itu? Jawab : Tidak juga, itu sudah menjadi tanggung jawab pekerjaan saya selain memproduksi kain. Menurut saya aturan itu sudah disepakati dari awal dimulai dari pertama bekerja. Direktur sudah memberitahu aturan di sini dan ada sanksi juga jika melanggarnya. 131 10. Menurut anda apakah direktur sudah tepat dalam meberikan pendapat atau pengambilan keputusan? Jawab : Yaya, direktur tidak jarang mengambil keputusan yang membuat saya atau pekerja lainnya merasa senang, seperti halnya penempatan bekerja sesuai dengan keahliannya masing-masing. 11. Apa tanggapan anda tentang keputusan yang diambil oleh direktur? Jawab : Keputusan direktur membuat saya tidak terbebani dengan pekerjaan, karena menurut saya keputusan yang sebelah, jadi menguntungkan juga untuk saya diambil gak berat karena direktur menempatkan saya dan buruh yang lain di posisi yang tepat sesuai dengan keahliannya. 12. Apakah direktur sering terjun langsung melihat pekerjaan? Jawab : Ya, tidak jarang direktur menghampiri saya untuk sekedar mengecek pekerjaan saya, menanyakan tentang apakah ada masalah dengan mesin, bukan hanya itu direktur selalu memberikan semangatnya kepada saya agar bekerja lebih giat. 13. Apakah anda pernah memberikan saran atau gagasan anda kepada direktur? Jawab : Pernah, direktur terbuka dengan saran atau pendapat dari pekerja, tetapi tidak semua pendapat atau gagasan diterima oleh direktur. Sepertinya direktur lebih tahu keputusan mana yang harus diambil. CODING SHEET DATA RESPONDEN Resp. Reps 1 Reps 2 Reps 3 Reps 4 Reps 5 Reps 6 Reps 7 Reps 8 Reps 9 Reps 10 Reps 11 Reps 12 Reps 13 Reps 14 Reps 15 Reps 16 Reps 17 Reps 18 Reps 19 Reps 20 Reps 21 Reps 22 Reps 23 Reps 24 Reps 25 Reps 26 Reps 27 Reps 28 Reps 29 Reps 30 Reps 31 Reps 32 Reps 33 Reps 34 Reps 35 JenisKelamin Laki-laki Perempuan Laki-laki Laki-laki Laki-laki Perempuan Perempuan Perempuan Laki-laki Laki-laki Perempuan Perempuan Perempuan Laki-laki Laki-laki Laki-laki Perempuan Perempuan Laki-laki Perempuan Laki-laki Perempuan Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Usia 20 18 18 23 25 24 17 31 35 27 38 32 19 25 26 18 27 28 33 26 22 22 32 25 19 27 37 18 18 19 26 17 18 27 28 132 Lama kerja 5 1 6 7 3 6 4 7 1 4 2 5 5 4 6 5 2.5 5 4 1 5 1 6 7 2.5 6 4 7 1.5 4 2 5 5 4 6 Pendidikan Bagiankerja SMA SMA SMP SMP SMA SMA SMA SMA SMA SMP SMA SMA SMA SMP SMA SMA SMP SMA SMP SMA SMA SMA SMA SMP SMP SMA SMA SMA SMA SMA SMP SMA SMA SMA SMP tenun falet tenun tenun tenun hane tenun hane falet hane falet tenun tenun hane tenun falet tenun hane tenun hane tenun falet tenun tenun tenun hane tenun hane falet hane falet tenun tenun hane tenun 133 Resp. Reps 36 Reps 37 Reps 38 Reps 39 Reps 40 Reps 41 Reps 42 Reps 43 Reps 44 Reps 45 Reps 46 Reps 47 Reps 48 Reps 49 Reps 50 Reps 51 Reps 52 Reps 53 Reps 54 Reps 55 Reps 56 Reps 57 Reps 58 Reps 59 Reps 60 Reps 61 Reps 62 Reps 63 Reps 64 Reps 65 Reps 66 Reps 67 Reps 68 Reps 69 Reps 70 Reps 71 Reps 72 Reps 73 Reps 74 JenisKelamin Perempuan Perempuan Perempuan Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Perempuan Laki-laki Laki-laki Perempuan Perempuan Perempuan Laki-laki Laki-laki Laki-laki Perempuan Perempuan Laki-laki Perempuan Laki-laki Perempuan Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Perempuan Perempuan Laki-laki Laki-laki Laki-laki Perempuan Perempuan Usia 33 17 21 21 20 20 20 17 18 35 45 22 44 43 23 23 25 21 44 20 42 20 39 24 38 26 27 24 33 21 22 21 20 20 19 25 19 26 19 Lama kerja 5 3 5 4 2.5 5 1 6 7 3 6 4 7 1 4 2 5 5 4 6 5.5 3.5 5 4 1 5 1 6 7 2.5 6 4 7 1 3.5 2 5 5 4 Pendidikan Bagiankerja SMA SMA SMP SMA SMP SMA SMA SMA SMA SMP SMP SMA SMA SMA SMA SMA SMP SMA SMA SMA SMP SMA SMA SMP SMA SMP SMA SMA SMA SMA SMP SMP SMA SMA SMA SMA SMA SMP SMA falet tenun hane tenun hane tenun falet tenun tenun tenun hane tenun hane falet hane falet tenun tenun hane tenun falet tenun hane tenun hane tenun falet tenun tenun tenun hane tenun hane falet hane falet falet falet hane 134 Resp. Reps 75 Reps 76 Reps 77 Reps 78 Reps 79 Reps 80 Reps 81 Reps 82 Reps 83 Reps 84 Reps 85 Reps 86 Reps 87 Reps 88 Reps 89 Reps 90 Reps 91 Reps 92 Reps 93 Reps 94 Reps 95 Reps 96 Reps 97 Reps 98 Reps 99 Reps 100 Reps 101 Reps 102 Reps 103 Reps 104 Reps 105 Reps 106 Reps 107 Reps 108 Reps 109 Reps 110 Reps 111 Reps 112 Reps 113 JenisKelamin Perempuan Perempuan Perempuan Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Perempuan Perempuan Perempuan Laki-laki Laki-laki Perempuan Perempuan Perempuan Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Perempuan Laki-laki Perempuan Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Laki-laki Laki-laki Laki-laki Perempuan Laki-laki Usia 28 18 16 29 24 17 26 21 41 27 34 33 25 23 22 25 34 28 31 28 33 29 30 33 25 22 25 27 26 21 20 18 19 30 22 23 21 25 27 Lama kerja 6 5 3 5 3.5 1 5 1 6 7 3 6 4 6.5 1 4.5 2 5 5 4 1.5 1 3 5 4 1 2 1 1.5 3 5 5 4 7 3 1 2 3 1 Pendidikan Bagiankerja SMA SMA SMP SMA SMA SMP SMA SMP SMA SMA SMA SMA SMP SMP SMA SMA SMA SMA SMA SMP SMA SMA SMA SMP SMP SMA SMP SMA SMP SMA SMA SMA SMA SMP SMA SMP SMP SMA SMP falet falet tenun hane tenun hane tenun falet tenun tenun tenun hane tenun hane falet hane falet tenun tenun hane tenun falet tenun hane tenun falet falet tenun tenun falet tenun falet tenun hane tenun hane tenun hane falet 135 DATA PENELITIAN Responden Res 1 Res 2 Res 3 Res 4 Res 5 Res 6 Res 7 Res 8 Res 9 Res 10 Res 11 Res 12 Res 13 Res 14 Res 15 Res 16 Res 17 Res 18 Res 19 Res 20 Res 21 Res 22 Res 23 Res 24 Res 25 Res 26 Res 27 Res 28 Res 29 Res 30 Res 31 Res 32 Res 33 Res 34 Res 35 Res 36 Res 37 Res 38 Res 39 Res 40 Res 41 Res 42 Res 43 Res 44 Res 45 Res 46 Res 47 Res 48 Res 49 Res 50 Res 51 Res 52 Res 53 Res 54 Res 55 Res 56 Res 57 P1 2 3 2 1 3 3 4 3 3 3 4 2 2 3 4 3 3 3 3 4 4 4 2 3 3 3 4 4 4 2 4 4 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 P2 3 4 3 1 4 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 4 2 4 3 4 4 3 4 4 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 Gaya Mengendalikan P3 P4 P5 4 3 3 3 3 3 3 4 4 1 1 1 3 2 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 4 3 3 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 2 3 3 3 2 2 2 2 4 2 3 4 3 3 3 3 4 4 4 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 2 2 2 3 3 3 4 2 2 4 3 3 3 2 2 4 1 2 2 2 2 3 2 3 4 2 2 4 3 2 3 3 2 4 2 3 4 3 2 3 2 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 2 3 3 2 3 3 Total 15 16 16 5 15 14 15 16 15 14 18 12 11 12 14 14 15 12 14 17 16 20 13 15 15 14 17 16 18 10 17 15 17 14 13 14 15 14 15 15 15 15 15 14 14 15 14 14 14 14 15 14 15 14 14 14 14 P6 4 2 3 2 4 2 2 4 2 3 3 3 2 2 2 4 2 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 4 4 2 3 2 4 2 2 4 2 3 3 3 2 2 2 4 2 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 P7 3 3 3 4 3 2 3 3 3 3 3 2 2 2 2 4 3 2 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 2 3 3 3 3 3 2 2 2 2 4 3 2 3 3 4 4 3 3 3 3 3 Gaya Kesamaan P8 P9 P10 4 4 3 2 3 2 3 3 3 4 3 3 4 4 4 3 3 2 2 3 2 4 4 3 3 2 2 3 3 3 3 2 2 3 2 2 3 3 2 2 2 3 3 3 2 4 3 3 3 3 2 3 2 3 4 3 2 3 4 3 4 3 3 4 4 4 2 3 2 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 2 3 3 3 2 4 4 3 2 3 2 3 3 3 4 3 3 4 4 4 3 3 2 2 3 2 4 4 3 3 2 2 3 3 3 3 2 2 3 2 2 3 3 2 2 2 3 3 3 2 4 3 3 3 3 2 3 2 3 4 3 2 3 4 3 4 3 3 4 4 4 2 3 2 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 4 4 Total 18 12 15 16 19 12 12 18 12 15 13 12 12 11 12 18 13 13 15 16 17 20 13 15 13 15 18 15 14 15 18 12 15 16 19 12 12 18 12 15 13 12 12 11 12 18 13 13 15 16 17 20 13 15 13 15 18 P11 3 3 3 3 4 4 3 4 2 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 2 2 3 3 3 3 4 2 1 2 3 3 2 2 2 4 3 2 4 3 2 3 3 2 3 3 4 P12 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 4 3 1 3 3 3 2 2 3 3 3 4 2 3 3 3 3 2 2 3 4 Gaya Terstruktur P13 P14 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 2 3 3 4 2 4 3 3 3 2 3 4 3 4 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 2 2 2 2 1 4 2 3 2 2 3 2 2 1 3 1 4 1 2 3 1 2 2 2 2 3 3 2 3 3 3 2 2 3 2 2 2 3 4 3 3 3 2 3 3 2 3 4 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 P15 3 3 2 3 3 3 2 4 3 2 3 4 3 2 4 4 2 2 3 2 2 4 2 2 2 3 4 3 2 2 2 2 2 2 3 1 2 3 1 3 2 3 3 2 3 2 2 2 4 4 3 2 2 3 3 3 2 Total 15 13 14 15 16 17 14 20 14 13 16 16 15 13 18 18 14 14 13 15 16 16 14 14 13 14 16 16 12 12 11 12 12 13 12 11 15 13 6 12 13 14 13 11 13 13 13 15 16 15 13 15 14 12 14 15 15 P16 3 2 3 2 4 3 2 3 3 2 3 2 3 2 2 3 3 2 2 4 3 4 3 3 3 3 2 3 2 3 2 3 3 2 3 3 2 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 4 3 2 3 2 2 4 3 3 3 P17 2 2 2 3 2 2 2 4 2 2 2 2 3 2 1 2 2 2 3 2 2 3 3 2 2 3 3 3 2 2 3 2 1 2 3 2 3 1 2 2 3 2 2 3 3 2 2 2 2 3 3 3 3 3 2 2 2 Gaya Dinamis P18 P19 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2 4 3 3 1 3 2 3 2 4 2 4 3 2 2 4 2 3 2 2 2 2 2 3 2 3 3 4 3 3 3 4 2 2 3 2 2 3 3 3 2 3 2 2 2 2 1 3 1 2 3 3 3 2 2 3 1 3 1 2 2 3 1 2 3 2 4 4 1 2 2 3 3 3 2 3 2 3 2 3 1 3 1 3 2 3 1 3 2 3 2 3 2 3 2 2 2 3 2 4 1 P20 3 2 3 1 4 3 4 4 1 2 2 3 3 3 4 4 3 3 4 3 4 2 3 1 3 3 4 3 3 2 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 4 4 2 4 4 1 1 4 4 4 3 4 4 3 2 total 13 11 13 11 15 13 13 18 10 11 12 13 16 11 13 14 12 11 14 15 16 15 15 11 12 15 14 14 11 10 12 14 13 11 13 12 12 10 13 14 14 10 15 15 13 14 13 11 11 13 15 14 13 16 13 13 12 P21 2 2 2 1 2 3 2 4 2 2 1 2 3 2 1 4 2 2 1 2 3 3 2 2 1 4 4 3 1 1 2 1 2 2 2 3 1 1 4 2 3 2 2 2 1 1 2 2 1 1 2 2 2 4 2 2 3 Gaya mengikuti P22 P23 3 2 2 2 3 2 2 2 3 2 3 3 2 2 4 4 3 2 2 2 3 2 2 2 3 3 2 2 2 1 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 3 2 4 3 2 2 3 2 3 2 3 3 4 3 3 3 2 2 3 2 2 2 3 2 3 1 2 2 3 2 3 3 2 3 2 1 3 3 3 2 3 3 2 2 3 2 3 3 3 3 3 2 3 2 4 2 3 2 2 3 3 3 2 3 2 2 4 3 3 2 3 2 3 3 total 7 6 7 5 7 9 6 12 7 6 6 6 9 6 4 10 7 6 5 6 8 10 6 7 6 10 11 9 5 6 6 6 6 6 7 9 6 5 10 7 9 6 7 8 7 6 7 8 6 6 8 7 6 11 7 7 9 P24 1 1 1 1 1 2 1 2 1 4 1 4 4 1 1 2 1 3 4 1 1 2 1 1 1 3 1 1 1 3 4 3 3 1 3 1 2 3 1 3 3 1 1 1 3 3 3 2 1 3 1 1 3 1 1 1 1 Gaya memelas P25 P26 2 1 1 1 1 2 2 1 1 1 1 1 3 1 1 1 1 1 3 3 2 1 3 4 3 3 3 3 3 1 3 1 1 1 3 3 3 2 1 2 1 1 2 2 1 1 1 1 1 1 3 1 1 1 1 1 2 1 1 3 1 1 2 3 2 1 1 3 2 4 3 3 1 3 2 3 2 1 1 1 2 3 2 1 1 3 1 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 3 1 3 1 3 1 total 4 3 4 4 3 4 5 4 3 10 4 10 10 7 5 6 3 9 9 4 3 6 3 3 3 7 3 3 4 7 6 8 6 5 9 7 6 8 4 5 8 4 5 5 5 5 5 4 5 5 3 3 5 3 5 5 5 136 Responden Res 58 Res 59 Res 60 Res 61 Res 62 Res 63 Res 64 Res 65 Res 66 Res 67 Res 68 Res 69 Res 70 Res 71 Res 72 Res 73 Res 74 Res 75 Res 76 Res 77 Res 78 Res 79 Res 80 Res 81 Res 82 Res 83 Res 84 Res 85 Res 86 Res 87 Res 88 Res 89 Res 90 Res 91 Res 92 Res 93 Res 94 Res 95 Res 96 Res 97 Res 98 Res 99 Res 100 Res 101 Res 102 Res 103 Res 104 Res 105 Res 106 Res 107 Res 108 Res 109 Res 110 Res 111 Res 112 Res 113 P1 2 1 2 2 3 2 2 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 3 3 3 4 2 3 2 3 2 2 3 2 3 2 4 4 3 1 2 2 1 2 4 4 2 4 3 3 3 4 3 3 3 1 2 3 1 1 P2 2 3 3 2 4 2 2 4 3 4 4 4 3 4 3 3 3 3 3 2 3 3 4 3 4 3 3 3 2 3 3 2 3 4 4 4 2 4 3 3 4 4 3 3 3 3 4 4 3 4 3 2 2 3 2 2 Gaya Mengendalikan P3 P4 P5 2 2 3 1 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 4 3 2 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 4 4 2 3 4 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 4 3 3 3 3 2 4 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 2 3 4 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 2 3 3 3 4 4 4 4 4 2 1 1 4 4 4 2 1 1 2 3 2 1 3 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 3 3 2 4 2 3 4 3 2 3 2 3 3 2 3 3 3 2 2 3 3 3 3 2 1 1 1 2 2 2 3 3 2 1 2 2 1 2 1 Total 11 11 14 13 18 14 13 18 16 18 18 18 16 15 16 16 15 16 14 15 15 15 14 14 16 14 14 14 14 14 13 12 18 20 11 17 8 13 10 11 13 14 11 15 15 15 15 16 14 15 14 6 10 14 8 7 P6 3 3 4 4 2 3 2 4 2 2 4 2 3 3 3 2 2 2 4 2 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 4 4 2 3 2 4 2 2 4 2 3 3 3 2 2 2 4 2 3 3 3 3 4 3 P7 3 3 3 3 3 3 4 3 2 3 3 3 3 3 2 2 2 2 4 3 2 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 2 3 3 3 3 3 2 2 2 2 4 3 2 3 3 4 4 3 Gaya Kesamaan P8 P9 P10 3 3 3 3 2 3 3 3 2 4 4 3 2 3 2 3 3 3 4 3 3 4 4 4 3 3 2 2 3 2 4 4 3 3 2 2 3 3 3 3 2 2 3 2 2 3 3 2 2 2 3 3 3 2 4 3 3 3 3 2 3 2 3 4 3 2 3 4 3 4 3 3 4 4 4 2 3 2 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 2 3 3 3 2 4 4 3 2 3 2 3 3 3 4 3 3 4 4 4 3 3 2 2 3 2 4 4 3 3 2 2 3 3 3 3 2 2 3 2 2 3 3 2 2 2 3 3 3 2 4 3 3 3 3 2 3 2 3 4 3 2 3 4 3 4 3 3 4 4 4 2 3 2 Total 15 14 15 18 12 15 16 19 12 12 18 12 15 13 12 12 11 12 18 13 13 15 16 17 20 13 15 13 15 18 15 14 15 18 12 15 16 19 12 12 18 12 15 13 12 12 11 12 18 13 13 15 16 17 20 13 P11 3 4 3 3 3 2 3 3 3 4 3 2 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 4 4 1 1 1 1 2 1 1 1 2 2 1 1 2 4 4 2 1 1 1 2 3 1 4 2 2 2 1 1 1 1 3 1 P12 3 3 3 3 3 2 3 4 2 3 3 2 3 3 4 4 3 4 3 3 4 2 3 2 2 2 1 2 1 1 2 2 1 1 1 2 3 2 4 1 1 2 2 3 2 1 1 1 1 1 1 2 2 2 4 1 Gaya Terstruktur P13 P14 2 2 3 2 1 2 3 2 2 3 2 3 3 4 3 3 4 2 4 4 3 2 1 2 3 3 3 2 2 3 4 2 3 3 4 4 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 4 1 2 1 2 2 1 2 1 2 1 1 2 2 1 3 2 2 1 1 1 1 1 2 1 1 1 2 4 2 4 2 1 1 2 2 1 1 2 3 3 2 4 1 2 3 3 1 1 1 2 1 1 1 2 1 2 1 1 1 1 1 3 2 1 P15 4 3 2 1 3 4 2 1 2 1 4 3 1 2 2 1 4 4 3 3 4 3 3 4 1 1 2 2 1 1 1 4 1 1 4 1 1 1 1 1 1 1 1 2 3 1 3 2 1 3 1 1 1 2 3 1 Total 14 15 11 12 14 13 15 14 13 16 15 10 13 13 14 15 16 19 15 15 18 16 16 17 7 7 7 8 7 6 7 12 7 6 8 7 8 13 15 7 6 7 7 13 14 6 14 7 7 8 6 7 6 7 14 6 P16 4 3 3 3 3 2 2 3 3 2 3 3 4 4 3 3 2 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 2 1 4 4 3 4 3 2 4 3 4 3 4 4 4 3 3 3 3 2 P17 1 3 2 1 4 3 3 1 3 1 3 2 2 1 3 2 3 2 3 3 2 3 3 3 3 2 2 3 2 3 3 4 4 4 1 4 1 1 1 4 2 1 2 2 1 1 2 3 2 3 2 1 2 3 1 1 Gaya Dinamis P18 P19 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 4 2 4 3 3 4 3 3 4 4 3 3 2 2 4 2 3 4 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 4 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 4 4 3 1 4 3 3 1 2 1 4 4 1 3 4 4 2 3 1 4 2 3 4 2 3 3 4 2 3 2 2 2 3 3 2 2 3 4 2 3 3 4 4 3 2 2 1 P20 3 3 4 4 3 4 4 4 3 3 2 4 4 4 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 4 4 4 4 1 4 4 2 2 4 4 1 2 4 2 3 2 2 3 2 4 3 2 2 total 14 14 15 14 16 15 16 15 15 14 14 13 16 16 14 14 13 13 15 15 13 15 14 14 15 14 14 15 15 16 15 16 18 19 14 18 7 11 14 17 13 13 15 12 12 15 13 13 13 14 14 12 15 17 11 8 P21 2 3 4 4 1 3 4 4 3 2 4 4 2 4 4 3 3 2 3 3 4 3 4 3 2 3 4 4 4 3 4 4 4 3 2 4 2 1 1 4 1 1 2 1 3 2 3 2 3 2 2 2 2 4 3 2 Gaya mengikuti P22 P23 4 1 3 3 3 2 3 4 2 1 3 3 2 3 3 1 3 3 2 1 3 3 3 2 4 2 4 1 3 3 3 2 4 3 3 2 3 3 3 3 3 2 4 3 3 3 4 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 2 1 4 4 2 1 1 1 4 1 4 4 3 2 2 1 3 2 2 2 4 1 3 1 4 3 3 2 4 3 4 2 2 2 3 1 3 2 3 3 3 1 2 1 total 7 9 9 11 4 9 9 8 9 5 10 9 8 9 10 8 10 7 9 9 9 10 10 10 8 8 9 10 9 9 10 11 12 11 5 12 5 3 6 12 6 4 7 5 8 6 10 7 10 8 6 6 7 10 7 5 P24 3 1 4 1 3 3 1 3 2 2 1 1 1 3 2 2 1 2 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 4 1 4 3 3 3 4 3 3 1 3 1 1 2 1 3 1 2 1 2 1 1 Gaya memelas P25 P26 2 3 2 1 1 1 1 1 3 3 1 2 3 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 3 2 3 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 2 1 1 1 3 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 3 1 3 1 1 2 4 2 3 4 2 2 3 4 4 3 4 3 4 3 4 3 3 3 3 3 1 1 2 3 2 1 1 1 1 1 1 1 3 3 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 total 8 4 6 3 9 6 5 6 4 4 3 3 6 8 4 4 3 5 3 4 3 6 3 3 4 3 3 3 3 3 5 5 5 8 11 5 11 10 10 10 11 9 9 3 8 4 3 4 3 9 3 4 4 4 3 3 LAMPIRAN 4 HASIL UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS HASIL UJI VALIDITAS Indikator Pertanyaan P1 P2 Gaya P3 Mengendalikan P4 P5 P6 P7 Gaya P8 Kesamaan P9 P10 P11 P12 Gaya P13 Terstruktur P14 P15 P16 P17 P18 Gaya Dinamis P19 P20 P21 Gaya P22 Mengikuti P23 P24 P25 Gaya Memelas P26 rs 0,659 0,538 0,688 0,479 0,665 0,802 0,697 0,759 0,703 0,750 0,799 0,698 0,744 0,747 0,635 0,686 0,618 0,637 0,657 0,702 0,882 0,724 0,770 0,774 0,738 0,746 137 rs kritis 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 Kesimpulan Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid 138 HASIL UJI RELIABILITAS Indikator Alpha Cronbach 0,708 Kesimpulan Interpretasi Reliabilitas Tinggi Gaya Kesamaan 0,811 Reliabilitas Tinggi Gaya Terstruktur 0,811 Reliabilitas Tinggi Gaya Dinamis 0,716 Reliabilitas Tinggi Gaya Mengikuti 0,708 Reliabilitas Tinggi Gaya Memelas 0,715 Reliabilitas Tinggi Pertanyaan dapat digunakan untuk penelitian berikutnya Pertanyaan dapat digunakan untuk penelitian berikutnya Pertanyaan dapat digunakan untuk penelitian berikutnya Pertanyaan dapat digunakan untuk penelitian berikutnya Pertanyaan dapat digunakan untuk penelitian berikutnya Pertanyaan dapat digunakan untuk penelitian berikutnya Gaya Mengendalikan LAMPIRAN 5 DAFTAR RIWAYAT HIDUP A. Data Pribadi Nama Lengkap : Lingga Bhakti Nugraha Tempat Tanggal Lahir : Bandung, 19 Maret1991 Jenis Kelamin : Laki-laki Agama : Islam Alamat : Jl. Raya Pacet No. 50 Andir Ciparay No Telepon / HP : 081214777714 Email : [email protected] B. Pendidikan Formal 2009 s/d Sekarang : S1 Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Islam Bandung Program Studi Public Relations 2006 s/d 2009 : SMA 25 Bandung 2003 s/d 2006 : SMP 1 Ciparay 1997 s/d 2002 : SD Gadis 1 Ciparay 1996 : TK Islamiyah C. Pengalaman Organisasi 2012 – Sekarang : Anggota Otomotif Modifikasi Car Jawa Barat 2010 – 2011 : Komisi C DAM Fikom Unisba 2009 – 2010 : BKC Karate Ciparay 2006 – 2009 : Wakil Ketua Drifting Car Ciparay 2005 : Pemain Persikab Haornas 139