Seminar Tugas Akhir Mei 2016 BLOOD ROLLER MIXER DILENGKAPI DENGAN SETTING WAKTU, SETTING KECEPATAN DAN PENGKONDISI SUHU Sofi Nida Aulia 1, M. Ridha Mak’ruf 2 , Abd. Kholiq 3 ABSTRAK Blood roller mixer adalah alat yang digunakan untuk mencampur darah agar tercapainya keadaan homogen agar menghindari terjadinya darah lysis, gelembung udara, bekuan darah yang dapat menyumbat alat hematology analyzer. Cara pengoperasian alat ini ketika ditekan on maka LCD akan melakukan inisialisasi lalu pilih setting waktu 15-20 menit dan kecepatan 33 atau 40 rpm, setelah proses setting selesai sampel dapat dimasukkan dan heater aktif hingga tercapai suhu 37°C, setelah suhu tercapai maka bersamaan dengan itu timer dan motor akan aktif, apabila setting timer tercapai maka motor berhenti berputar dan buzzer akan berbunyi sebagai penanda proses telah selesai dan sampel darah telah homogen. Berdasarkan pengukuran yang telah dilakukan didapatkan nilai error sebesar 0,7% pada pengukuran suhu 37°C terhadap alat pembanding. Dalam pengukuran kecepatan putar motor atau RPM diperoleh error sebesar 1,76% pada 33 RPM dan error sebesar 0,625% pada 40 RPM. Sedangkan untuk timer 15-20 menit diperoleh error sebesar 1,4 hingga 1,7%. Kata Kunci: Blood roller mixer, Homogen, Mikrokontroller, RPM, Timer 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Blood Roller Mixer berasal dari kata Blood yang berarti darah, roller berarti gulungan berputar dan mixer berarti pengocok, maka dapat disimpulkan bahwa Blood roller mixer merupakan alat pengocok darah dengan gulungan atau rol yang berputar. Alat ini berfungsi untuk menghomogenkan darah atau mengocok sampel darah dalam sebuah venoject (tabung hampa udara steril) sebelum diproses oleh alat Hematology Analyzer (Yudistira Ardy Nugraha, 2010) yang telah diberi anti koagulan sebagai zat yang mampu mencegah pembekuan darah. Menurut (Analis muslim,2015) anti koagulan yang digunakan pada pemeriksaan Hematology Analizer adalah EDTA (Ethylene Diamine Tetraacetic Acid) Alat Hematology Analyzer merupakan alat yang berfungsi untuk memeriksa darah lengkap dengan cara menghitung dan mengukur sel darah secara otomatis. Alat Hematology Analyzer tidak dapat memeriksa sampel darah yang belum berada dalam keadaan homogen, hal ini dikarenakan sampel yang belum homogen akan mengacaukan hasil analisa pembacaan, seperti dilansir (Oktober 8, 2010 by sainssyiah ) yang menyebutkan bahwa apabila darah tidak dikocok sebelum diperiksa maka hal ini merupakan pra analitik yang buruk dan dapat berpengaruh pada akurasi hasil pembacaan alat Hematology Analyzer. Buruknya pembacaan alat Hematology Analizer juga dapat dipengaruhi oleh kondisi darah yang mengalami pembekuan dini, sehingga darah tidak dapat homogen dengan baik. Alat Blood Roller Mixer pernah dibuat oleh Yudistira Ardy Nugraha, pada tahun 2010 yang memiliki setting kecepatan dan setting waktu, tanpa pengkondisi suhu. Pengkondisian suhu berfungsi sebagai antisipasi cepatnya pembekuan sampel darah sebelum tercampur rata oleh anti koagulan atau zat pencegah pembekuan darah selama proses 1 Seminar Tugas Akhir pencampuran, untuk mengatasi kelemahan terhadap terjadinya pembekuan dini, maka penulis ingin menyempurnakan alat Blood Roller Mixer dengan dilengkapi pengkondisi suhu, mengingat darah merupakan komponen atau cairan yang mudah membeku apabila telah berada diluar tubuh, menurut pendapat (Heru Santoso, Bahan Kuliah Biokimia, 2012), mengatakan bahwa “masa pembekuan darah normal adalah 915 menit”, sedangkan Blood Roller Mixer biasa digunakan lebih dari rentan waktu tersebut, selain itu anti koagulan EDTA yang digunakan untuk pemeriksaan Hematology Analyzer pada umumnya berbentuk serbuk dan sulit larut dalam waktu cepat. Pemakaian antikoagulan Menurut (TRI HANDAYANI, 2009) tidak boleh kurang atau lebih dari jumlah yang telah ditentukan. Bila pemakaian EDTA kurang dari yang telah ditentukan, maka darah dapat membeku dengan cepat dan bila lebih dari jumlah yang ditentukan akan menyebabkan eritrosit mengkerut sehingga nilai hematokrit menurun, MCV, dan MCHC meningkat, sedangkan trombosit membesar dan mengalami desintegrasi.Tetapi disamping itu, analis pernah yang melakukan kesalahan. Misal saja, analis sering menggunakan volume antikoagulan EDTA 10% dengan 50 µl. Padahal volume 50 µl ini sudah terlalu banyak dalam ukuran, sehingga menyebabkan hasil pemeriksaan tidak baik. Rumitnya prosedure pemakaian antikoagulan inilah yang juga dapat mempengaruhi adanya pembekuan dini. Melihat kondisi tersebut, maka upaya antisipasi adanya pembekuan dini juga diperlukan, oleh karena itu pengkondisi suhu dirasa cukup baik dalam upaya antisipasi adanya pembekuan dini mengingat suhu tiap laboratorium juga berbeda-beda, sehingga tingkat resiko pembekuan dini juga tidak dapat diprediksi, namun dengan adanya pengkondisi suhu, maka masalah terhadap pembekuan dini tidak perlu di khawatirkan. Suhu badan normal manusia adalah 37°C. Suhu 37°C juga tidak terlalu Mei 2016 panas karena hanya memiliki sedikit selisih terhadap suhu ruang normal, dan tidak dingin sehingga baik untuk keberadaan sebuah sampel, dengan pengkondisi suhu tersebut alat Blood Roller Mixer menjadi mudah digunakan karena tidak perlu mengatur suhu pada laboratorium. 1.2 Batasan Masalah 1.2.1 1.2.2 1.2.3 1.2.4 1.2.5 1.2.6 1.2.7 1.2.8 Penampilan setting suhu dan kecepatan pada display LCD karakter 2 x 16 Untuk suhu pada box, dengan suhu 37°C, sebagai pengkondisi suhu alat. Untuk setting kecepatan, tampilan dua digit (satuan, puluhan) dalam satuan RPM, dengan kecepatan 33 dan 40 RPM Untuk setting waktu, tampilan dua digit (satuan, puluhan) dalam satuan menit, dengan range 15-20 menit Menggunakan sensor suhu LM35 Jumlah tabung roller 5 buah Ukuran kuvet/venoject 3 ml Maximal 8 kuvet/venoject dalam 1 kali pengoperasian alat 1.3 Rumusan Masalah Dapatkah dirancang alat Blood Roller Mixer Dilengkapi Dengan Setting Waktu, Setting Kecepatan dan Pengkondisi Suhu?” 1.4 Tujuan 1.4.1 Tujuan Umum Dirancangnya alat Blood Roller Mixer Dilengkapi Dengan Setting Waktu, Setting Kecepatan dan Pengkondisi Suhu. 1.4.2 Tujuan Khusus 1.4.2.1 Membuat rangkaian minimum system ATMega 8535 1.4.2.2 Membuat rangkaian menggunakan sensor suhu LM35 1.4.2.3 Membuat program untuk menjalankan system mikrokontroller 2 Seminar Tugas Akhir Mei 2016 1.4.2.4 Membuat Mekanik pengaduk dengan 5 tabung. 1.4.2.5 Menjalankan dan menggabungkan seluruh rangkaian 1.4.2.6 Melakukan uji coba alat buzzer yang berfungsi sebagai pengingat atau penanda waktu selesainya proses homogenisasi darah yang berupa suara. 1.5 Manfaat Penelitian 3.1 Diagram Mekanik 3. METODOLOGI 1.5.1 Manfaat Teoritis Meningkatkan ilmu pengetahuan bagi mahasiswa teknik elektromedik di bidang alat laboratorium klinik, terutama Blood Roller Mixer. 1.5.2 Manfaat Praktis Membantu mempermudah pengguna dalam melakukan penelitian atau pengerjaan khususnya pada laboratorium mikrobiologi 2. TEORI PENUNJANG Blood roller mixer adalah alat yang digunakan untuk mengocok sampel darah yang berada pada sebuah venoject (tabung hampa udara steril) yang telah diberi anti koagulan sebagai zat yang mampu mencegah pembekuan darah, agar mendapatkan darah dalam keadaan homogen, sebelum diproses oleh alat hematology analizer. Prinsip kerja Blood roller mixer adalah mengocok darah dengan arah atau geraknya membentuk angka delapan, yang artinya alat ini mengocok ke arah bawah, atas, kanan dan kiri. Sesuai dengan fungsinya untuk membentuk atau memperoleh darah dalam keadaan homogen. Alat Blood roller mixer digunakan ketika sampel dalam venoject telah diletakkan tepat diantara rol yang berputar, maka sampel tersebut akan mulai ter kocok mengikuti gerak roller nya. Berdasarkan prinsip kerjanya, alat Blood Roller Mixer ini memiliki nilai RPM (Rotate Per Minute) sebagai kecepatan putaran dari pada rol tersebut dengan pilihan kecepatan 33 dan 40 RPM, kecepatan ini dipilih berdasarkan buku District Laboratory Practise In Tropical Countries. Part1, Hal 158 (Monica, 2005). Kecepatan motor yang dibutuhkan adalah kecepatan tetap, stabil, halus atau pelan, selain itu alat ini juga dilengkapi dengan setting waktu sebagai pilihan lamanya proses yang diinginkan operator (15-20 menit) serta 1. 2. 3. 4. 5. Heater Penutup Tabung Roller Gearbox Reset 6. Enter 7. Up/Down 8. On/Off 9. LCD 2 x 16 10. Rangkaian 3.2 Diagram Blok Sistem Ketika tombol on/off ditekan maka blok supply akan memberikan tegangan ke seluruh rangkaian, setelah display menyala kita dapat mulai menekan tombol setting (Up/Down dan Enter). Tekan up atau down untuk setting waktu terlebih dahulu (15-20 menit), kemudian tekan enter dan mulai mensetting kecepatan (33 atau 40 RPM), kemudian tekan enter apabila telah selesai mensetting kecepatan dan heater akan menyala. Pada saat proses setting selesai maka IC Mikrokontroller AT8535 akan mengolah data setting dan pembacaan Sensor Suhu LM35 tersebut untuk mengaktifkan driver heater dan driver motor, yang pertama 3 Seminar Tugas Akhir driver heater bekerja untuk mengaktifkan heater, setelah suhu mencapai setting 37 dan sampel sudah dimasukkan kedalam box maka driver motor akan bekerja untuk mengaktifkan motor, setelah setting waktu tercapai maka buzzer akan berbunyi untuk menandakan proses pengocokan sampel untuk mendapatkan darah yang homogen telah selesai. Setting Kecepatan (RPM), Waktu dan Suhu akan ditampilkan pada LCD 2 X 16. Mei 2016 tercapai maka buzzer berbunyi penanda proses pengocokan sampel telah selesai. 3.3 Urutan Kegiatan 1. Mempelajari Literatur 2. Menentukan Topik 3. Menyusun latar belakang, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat 4. Membuat diagram mekanis, diagram blok system dan diagram alir proses/program 5. Menentukan rancangan penelitian, variabel-variabel penelitian dan definisi operasional 6. Menyusun proposal 7. Merancang rangkaian mekanik dan rangkaian elektronik dalam bentuk modul-modul 8. Menyatukan modul-modul membentuk system modul 9. Menyatukan modul-modul dan mengukur besaran-besaran fisis yang diperlukan 10.Menghitung parameter-parameter kinerja system 11.Membuat ulasan mengenai hasil-hasil dari penelitian ini meliputi kelebihan/kekuatan sampai dengan kekurangan/kelemahan system 12.Menarik kesimpulan dan saran untuk perbaikan sistem 13.Menyusun laporan karya tulis ilmiah 3.3 Diagram Alir Proses/Program 4. Start kemudian terjadi inisialisasi dari penginisisalisasian input-output mikrokontroler dan antarmuka LCD 2 X 16. Kemudian setelah selesai proses inisialisasi, maka LCD akan menampilkan setting waktu, kecepatan dan suhu. Ketika tombol setting waktu ditekan/enter, maka akan berlanjut pada setting kecepatan, setelah setting kecepatan di enter maka heater akan menyala hingga suhu 37 untuk pengkondisi suhu box pada sampel setelah suhu tercapai dan sampel sudah diletakkan maka proses pengocokan akan dimulai, dimana motor bekerja bersamaan dengan timer hingga setting waktu sesuai dengan setting, setelah setting waktu PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Proses Pembuatan 4.1.1 Modul Rangkaian ATmega 8535 dan Pengkondisi sinyal sensor suhu LM35 Rangkaian ini adalah mikrokontroller yang berfungsi untuk mengatur jalannya sistem. Spesifikasi yang diperlukan rangkaian ini adalah: 1. Tegangan yang dibutuhkan 5 VDC dan ground 2. Membutuhkan sambungan MISO, MOSI, SCK, dan RESET untuk dapat memprogram 8535 4 Seminar Tugas Akhir Mei 2016 3. Membutuhkan tombol memilih program untuk 4.1.2. Modul Rangkaian Driver Motor Spesifikasi modul rangkaian driver motor yang diperlukan adalah: 4. Membutuhkan tegangan pada pin Aref sebesar 1 volt 1. Membutuhkan frekuensi PWM sebagai pemicu rangkaian 5. Membutuhkan display LCD untuk menampilkan timer dan suhu 2. Membutuhkan tegangan input 5 VDC untuk input opto isolator dan 24 VDC untuk motor Jadi didapatkan rangkaian seperti gambar di bawah ini: J9 VCC 2 1 J2 J3 LCD LCD supply VCC PC4 PC5 PC6 PC7 PC0 PC1 PC2 R5 R J4 D3 LED PB5 PB6 PB7 PB8 Jadi didapatkan rangkaian seperti gambar di bawah ini: 1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 6 VCC D1 DIODE VCC +12V 1 2 3 4 5 R12 VCC 5V J11 POT PROGRAMMER VCC SW1 RESET C2 10MF PD4 PD5 PD6 PB0(XCK/T0) PB1(T1) PB2(INT2/AIN0) PB3(OC0/AIN1) PB4(SS) PB5(MOSI) PB6(MISO) PB7(SCK) RESET VCC GND X-TALL2 X-TALL1 PD0(RXD) PD1(TXD) PD2(INT0) PD3(INT1) PD4(OC1B) PD5(OC1A) PD6(ICP) PA0(ADC0) PA1(ADC1) PA2(ADC2) PA3(ADC3) PA4(ADC4) PA5(ADC5) PA6(ADC6) PA7(ADC7) AREF AGND AVCC PC7(TOSC2) PC6(TOSC1) PC5 PC4 PC3 PC2 PC1(SDA) PC0(SCL) PD7(OC2) 40 39 38 37 36 35 34 33 32 31 30 29 28 27 26 25 24 23 22 21 atmega8535 PA0 PA1 PA2 PA3 PA4 PA5 PA6 PA7 AREF 1 2 3 R1 150 R2 150 PC7 PC6 PC5 PC4 PC3 PC2 PC1 PC0 PD7 1 2 MOTOR LM 35 OPTO ISOLATOR C1 VCC 1 mikro R15 1K Q3 TIP122 VCC -12V VCC R3 R Gambar 4.2 Rangkaian Driver Motor R11 SW2 1 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 R14 150 3 VCC PB0 PB1 PB2 PB3 PB4 PB5 PB6 PB7 2 R4 1K R13 150 J1 4 VCC POT AREF Langkah-langkah yaitu: UP/DOWN SW3 pengaturan/pengujian ENTER Gambar 4.1 Gambar Rangkaian ATMEGA 8535 1. Mengukur gelombang output pada portD.7 dengan osiloskop Sinyal PWM 33 rpm : Langkah-langkah pengaturan/pengujian yaitu: 1. Mengukur tegangan yang masuk ke ic yaitu pada kaki 10 (vcc) dan 11 (ground) 2. Memasukkan program dan mengecek pin yang digunakan untuk tombol (portD.0-portD.1) 3. Mengatur kecerahan mengatur multiturn LCD dengan Gambar 4.3 Hasil pengukuran pwm 33rpm 4. Mengatur tegangan pada pin referensi ADC atmega8535 sebesar 1V = 25,49 % 5 Seminar Tugas Akhir Mei 2016 Duty Cycle = = = 40 % = 3,81 Hz Dengan frekuensi yang dipakai adalah 3,81 Hz, maka akan didapat periode : T= T= Dengan frekuensi yang dipakai adalah 3,81 Hz, maka akan didapat periode : = 0,262 s Dari periode tersebut maka dapat dihitung periode on dan off motor dengan perhitungan : T= T= = 0,262 s (aktif high) Dari periode tersebut maka dapat dihitung periode on dan off motor dengan perhitungan : (aktif high) Ttot = Ton + Toff 0,262 s = 0,0668 + Toff Toff = 0,262 – 0,0668 = 0,1952 s Ttot = Ton + Toff 0,262 s = 0,1048 + Toff Toff = 0,262 – 0,1048 Sinyal PWM 40 rpm : = 0,1572 s 4.1.4. Modul Rangkaian Driver Heater Spesifikasi modul rangkaian sensor putaran motor yang diperlukan adalah: 1. Menggunakan triac dan moc sebagai driver. Gambar 4.4 Hasil pengukuran pwm 40rpm 2. Membutuhkan tegangan input 5 VDC, logika nol dan tegangan 6 Seminar Tugas Akhir 220VAC rangkaian. Mei 2016 untuk mengaktifkan Jadi didapatkan rangkaian seperti di bawah ini: 2. Mengukur tegangan pada basis transistor 4.2. Pengujian Sistem J8 +5v SW +5v SW 4.2.1. Teknik Pengujian dan Pengukuran 2 1 1 2 6 SUPPLY Penelitian dan pembuatan modul ini dengan menggunakan design pr-eksperimental dengan jenis penelitian adalah “ one group postest design “ karena perlakuan langsung diukur. J2 R2 R1 220 1 220 U1 MOC3021 TRIAC BTA41006b AC 2 J3 1 2 4 J4 1 Heater PORTB.0 Gambar 4.5 Rangkaian Driver Heater Perlakuan Sistem Modul Pengukuran Langkah-langkah pengaturan/pengujian : 4.2.2. Hasil Pengukuran 1. Mengukur output PORTB.0 saat logika high atau low 2. Mengukur tegangan output triac 4.1.5 Modul Rangkaian Driver Buzzer Spesifikasi modul rangkaian sensor driver buzzer yang diperlukan adalah: 1. Menggunakan optoisolator dan transistor sebagai driver buzzer. 2. Membutuhkan tegangan input 5 VDC dan logika nol untuk mengaktifkan rangkaian. Sebagai hasil penelitian dalam pembuatan modul blood roller mixer dilengkapi dengan setting waktu, setting kecepatan dan pengkondisi suhu dilakukan beberapa perbandingan dan pengukuran. Perbandingan yaitu antara waktu pada stopwatch dan waktu modul yang ditampilkan pada LCD, sedangkan pengukuran yang dilakukan yaitu pengukuraan rpm dengan tachometer, pengukuran output sinyal PWM, dan pengukuran suhu. Tabel 4.1 Data hasil perbandingan pengukuran waktu antara stopwatch dan LCD Jadi didapatkan rangkaian seperti di bawah ini: VCC +5V VCC +5V R2 150 4 1 R1 150 VCC +12V BUZZER 3 2 OPTO ISOLATOR R3 BD 139 PORTA.3 1K Tabel 4.2 Data hasil pengukuran perbandingan kecepatan motor dengan tachometer. Gambar 4.6 Rangkaian Driver Buzzer Langkah-langkah pengaturan/pengujian : 1. Mengukur output PORTA.3 saat logika high atau low. 7 Seminar Tugas Akhir Tabel 4.3 Hasil Pengukuran Suhu dan Output LM35 Mei 2016 selesai dan motor akan berhenti dan buzzer berbunyi. Untuk buzzer akan bekerja jika mendapat tegangan +5VDC dan ground. Sedangkan pada rangkaian ini buzzer hanya akan bekerja jika output mikro mengeluarkan logika low. Ketika basis dari transistor mendapat logika1, maka buzzer akan berbunyi 5. PENUTUP 4.3 Kinerja Sistem Keseluruhan 5.1 Kesimpulan Pada saat alat dihubungkan, tegangan akan diturunkan disearahkan oleh power supply menjadi +5V ,+12V , dan +24V yang nantinya digunakan untuk mensupply seluruh rangkaian. Untuk rangkaian sensor suhu, output dari sensor suhu terdapat resistor 150ohm yang dipasang paralel untuk memperoleh tahanan sebesar 75ohm dan diseri dengan kapasitor 1mikrofarad.Output dari sensor suhu ini dihubungkan dengan portA.0 yang merupakan input ADC 0 pada IC ATMega 8535. Secara menyeluruh penelitian ini dapat menyimpulkan bahwa: Pada rangkaian driver heater, digunakan MOC 3021 sebagai optotriac dan triac BTA41. Cara kerja optotriac ini adalah ketika mendapat tegangan DC pada pin 1 dan 2, maka pada pin 4 dan pin 6 dapat menyaklar tegangan AC namun dengan arus kecil. Untuk itu digunakan triac BTA41 yang dapat mensaklar tegangan AC dengan arus besar. Pin 2 MOC 3021 dihubungkan dengan PORTB.0 yang akan mengeluarkan logika low ketika suhu dibawah suhu setting dan ketika mendapat logika low, maka moc akan aktif kemudian menyalakan heater. 6.1.4 Pada rangkaian driver motor, digunakan optoisolator PC817 dan TIP 122, PC817 akan mendapat sinyal pwm dari pin OCR2 IC ATMega8535. Output dari PC817 digunakan untuk menyulut transistor TIP 122 yang digunakan untuk mendriver motor. Kecepatan motor diatur oleh jumlah OCR yang ditentukan dan keluar pada pinD.7 yang dihubungkan ke motor. Apabila waktu yang dipilih sudah habis maka proses 6.1.1 6.1.2 6.1.3 6.1.5 Dapat dibuat rangkaian minimum sistem mikrokontroller ATMEGA8535 beserta program Dapat membuat rangkaian sensor suhu LM35 dengan error sebesar 0,7% Dapat dibuat rangkaian driver heater untuk kontrol suhu dan rangkaian driver motor untuk kontrol kecepatan motor Dapat membuat tampilan suhu dan timer pada LCD 2x16 Berdasarkan hasil pengukuran kecepatan motor, diperoleh kesalahan error pada timer 15 menit adalah 1,647%, timer 16 menit adalah 1,545%, timer 17 menit adalah 1,486%, timer 18 menit adalah 1,67%, timer 19 menit adalah 1,637%, timer 20 menit adalah 1,43%. Sedangkan untuk kecepatan putar 33RPM diperoleh error 1,76% dan untuk kecepatan putar 40RPM diperoleh error 0,625% 5.2. SARAN Berikut ini adalah beberapa saran yang dapat dipertimbangkan untuk penyempurnaan penelitian lebih lanjut : 6.2.1 Desain yang tepat dan baik, serta peletakan juga harus diperhatikan agar distibusi panas merata 8 Seminar Tugas Akhir 6.2.2 Dapat dibuat kontrol suhu dan kontrol kecepatan motor lebih baik atau tingkat error yang lebih kecil DAFTAR PUSTAKA Andri MZ. Pulse Widht Modulation (PWM). Diakses 21 September 2015 http://andri_mz.staff.ipb.ac.id/pulsewidth-modulation-pwm/ Bayu Sasongko (2011). Sensor Suhu LM 35. Diakses 18 September 2015. http://etekno.blogspot.com/2011/06/me mbuat-sensor-suhu-dengan-lm35dan.html Fadhlan Rulan Gani. 2012.Pulse Widht Modulation. Diakses 19 September 2015 http://roboticelectric.blogspot.com/2012/11/pulsewidth-modulation-pwm.html Fahmizal. 2010. Fitur ATMega 8535. Diakses 19 September 2015 https://fahmizaleeits.wordpress.com/20 10/04/09/fitur-atmega8535/#comments Sainsyiah. 2010 hematology analyzer https://sainssyiah.wordpress.com/2010/ 10/08/validasi-analitik-hematologyanalyzer-upaya-untuk-mengkoreksialat-hematology-analyzer-merupakansebuah-upaya-yang-baik-karena-kitatahu-bahwa-tidak-semua-alat-luputdari-kesalahan-dan-ketidakteliti/. Akses pada 10 september 2015, 10.30 WIB. Septyas Andika. Selasa, 19 Agustus 2014 07.26 http://septyasandika.blogspot.com/2014 /08/hematology-analyzer.html Akses pada 10 september 2015, 11.00 WIB. Mei 2016 https://books.google.co.id/books?id=Tmp Uuu8lyAAC&pg=PA158&dq=blood+rol ler+mixer&hl=id&sa=X&ved=0CB8Q6 AEwAGoVChMIouO3nenmxwIVVQaO Ch3aCwiA#v=onepage&q=blood%20rol ler%20mixer&f=false. Akses pada 14 september 2015, 11.00 WIB. Cheesbrough, Monica. 2005. District Laboratory Practise In Tropical Countries. Part1. Secound Edition. Hal 158. Copyright monica Cheesbrough 1998,2005. http://belajar-dasarpemrograman.blogspot.co.id/2013/04/pe ngenalan-atmega8535.html Copyright © 2013. Belajar Pemrograman - All Rights Reserve Akses pada 14 september 2015, 11.00 WIB. http://www.frankshospitalworkshop.com/ equipment/documents/centrifuges/equip ment/DLPTC-Mixers.pdf . Akses pada 15 september 2015, 09.00 WIB. 2015 Cypress Diagnostics. All rights reserved, http://sumberarumabadi.com/produk/gem my-taiwan/3-d-roller-mixer-vm-370/ . Akses pada 15 september 2015, 09.30 WIB. Academia.2015 http://www.academia.edu/9789686/hema tologi_jenis-jenis_antikoagulan Akses pada 10 september 2015, 11.20 WIB. Nugroho Adi, Yudistira. 2010. Prototype Blood Roller Mixer Dilengkapi Dengan Pengaturan Kecepatan dan Pengaturan Waktu Berbasis Mikrokontroler AT89s51. Politeknik Kesehatan Surabaya Jurusan Teknik Elektromedik, Surabaya. 9