1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Musik merupakan ekspresi diri yang berbentuk ide untuk mengemas pola-pola bunyi, ritme, tempo, dan timbre. Kemasan itu menjadi sesuatu yang dapat dirasakan, dihayati, dan enak didengar bagi pendengarnya. Dalam seni musik, bunyi atau nada merupakan media yang digunakan oleh musikus untuk mengekspresikan perasaannya terhadap sesuatu. Musik merupakan hasil dari ide manusia yang mengandung arti bahwa setiap bunyi yang baru adalah hasil rancangan manusia atau alam, teknologi musik terkini, dan implementasi teknik bermain instrumen. Musik sendiri telah banyak perkembangan, baik itu dari segi instrumen, melodi, harmoni, atau timbre. Perkembangan musik tidak terlepas dari kehidupan manusia karena musik tumbuh dan berkembang di tengah-tengah kehidupan manusia, dan bersumber dari perasaan manusia. Musik juga dapat dipakai sebagai pengiring tari, upacara ritual, musikalisasi puisi, drama, dan industri film. Perkembangan musik dapat dinikmati oleh semua kalangan tanpa terkecuali, mulai dari genre musik klasik, blues, jazz,rock, pop, dangdut, melayu, reggae, dan hip-hop. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya kegiatan musik di nusantara maupun mancanegara. Melalui berbagai media kita dapat menikmati seni yang berkembang saat ini. Salah satu bentuk seni yang berkembang saat ini adalah beatbox. 1 2 Beatbox adalah salah satu bentuk seni yang memfokuskan diri untuk menghasilkan bunyi-bunyi ritmis dengan menggunakan alat ucap manusia yaitu mulut. Dengan begitu dapat diketahui bahwa beatbox adalah bentuk seni yang meniru musik yang mempergunakan mulut sebagai instrumennya untuk menghasilkan bunyi ritmis, bunyi-bunyian lainnya, khususnya suara turntable (piring putar) yang sering di pakai DJ (Disc Jockey). Dengan begitu dapat dikatakan bahwa beatbox merupakan bentuk seni meniru, mengemas musik dengan kemasan yang berbeda dan membuat karakter baru pada seni musik. Sebenarnya beatbox sudah ada sejak lama, hanya saja dulu masih terasa asing dikalangan masyarakat umum karena suara yang dihasilkan hanya berupa seperti suara drum. Beatbox sekarang sudah lebih berkembang secara teknik dan harmonisasi, perkembangannya tidak hanya memfokuskan diri dalam menghasilkan bunyi-bunyi ritmis (drum), tapi sudah memfokuskan diri kedalam melodi dan timbre (warna suara). Perkembangan Beatbox sekarang lebih baik dari segi musikalitas dan terdengar familiar ditelinga masyarakat. Teknik dasar beatbox adalah dengan melafalkan huruf-huruf tertentu dan membuat suara yang dihasilkan menyerupai suara dari sebuah alat musik atau suara-suara yang diinginkan. Teknik dasar yang bisa dipelajari pemula adalah menirukan tiga bunyi dasar yang meniru suara drum, yaitu bunyi kick drum, hihat, dan snare drum. Untuk meniru bunyi kick biasanya diwakilkan dengan huruf “B”, untuk hi-hat diwakilkan dengan huruf “T”, sedangkan snare drum diwakilkan dengan huruf “K”. Dengan bermodalkan bunyi yang berasal dari mulut serta mempelajari teknik dasar beatbox, maka beatbox dapat dimainkan 3 dengan benar. Hal ini merupakan keunikan dari beatbox dimana beatbox juga dapat menjadi instrumen pengiring dalam sebuah grup band atau kelompok musik. Beatbox ini sudah cukup lama berkembang di beberapa daerah di Indonesia dan ini terbukti karena adanya komunitas atau kelompok beatbox didaerahnya masing-masing. Sekarang banyak komunitas beatbox yang ada di daerah-daerah di Indonesia. Kota Medan adalah kota yang mempunyai cukup banyak komunitas beatbox atau kelompok beatbox. Salah satunya adalah kelompok Mouth Percussion yang mengembangkan beatbox dari kalangan anakanak sampai dewasa. Kelompok ini tidak ingin dikatakan sebagai komunitas atau kelompok tapi mereka lebih memilih dikatakan sebagai keluarga beatbox, karena kelompok Mouth Percussion ini mengajak kepada semua orang yang mau belajar beatbox, bahkan untuk anggota dari komunitas lain bisa bertukar teknik beatbox disini. Mouth Percussion adalah kelompok beatbox yang sebelumnya dikenal dengan nama Art Crew yang terbentuk pada tanggal 28 Agustus 2011. Setelah memasuki tahun 2014 Art Crew mengganti nama kelompoknya menjadi Mouth Percussion pada tanggal 11 April 2014. Berbeda dengan tahun sebelumnya, kelompok ini yang sekarang dikenal dengan nama Mouth Percussion lebih memfokuskan latihannya kepada unsur-unsur dasar musik dan berlatih menjadi pemain beatbox entertainer. Tidak semua komunitas atau kelompok beatbox yang berlatih atau mengajarkan teori dasar musik, karena kebanyakan komunitas yang pernah penulis observasi hanya berkumpul untuk latihan biasa dan membahas 4 teknik untuk battle (beradu keterampilan) beatbox. Berbeda dengan Mouth Percussion yang mengajarkan beberapa unsur-unsur dasar musik, yaitu ritme, melodi, tempo, harmoni, dan timbre (warna suara). Sehingga orang yang bergabung dan belajar didalamnya setidaknya mempunyai musikalitas yang lebih baik. Oleh karena itu penulis sangat tertarik untuk mengangkat judul tentang kajian musikal beatbox untuk dapat mempublikasikan kepada masyarakat khususnya kepada pelaku beatbox atau beatboxer bahwasanya beatbox itu tergolong kepada bentuk seni meniru musik, bukan termasuk dalam jenis musik. Maka dari itu dalam kesempatan ini memilih judul “Kajian Musikal Beatbox Pada Kelompok Mouth Percussion di Kota Medan”. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang dalam penelitian ini, peneliti perlu membuat identifikasi masalah untuk memproleh gambaran yang luas terhadap apa yang akan diteliti. Dalam penelitian perlu diadakan identifikasi masalah tidak terlalu luas sesuai dengan pendapat Hadeli (2006:23), yang mengatakan bahwa “Identifikasi masalah adalah suatu situasi yang merupakan akibat dari interaksi dua atau lebih faktor (seperti kebiasaan-kebiasaan, keadaan-keadaan, dan lain sebagainya) yang menimbulkan pertanyaan-pertanyaan”. Berdasarkan uraian dari latar belakang masalah di atas, maka penulis memunculkan dan mengedintifikasi beberapa masalah, yakni sebagai berikut: 5 1. Apa latar belakang kelompok Mouth Percussion ? 2. Kenapa kelompok Mouth Percussion lebih tertarik dikatakan keluarga beatbox dari pada komunitas atau kelompok ? 3. Apa tujuan Mouth Percussion mengajarkan unsur-unsur dasar musik? 4. Apakah beatbox termasuk dalam jenis musik ? 5. Bagaimanakah sarana dan prasarana yang digunakan sebagai pendukung kegiatan beatbox pada kelompok Mouth Percussion ? 6. Bagaimana teknik untuk menirukan suara instrumen musik dalam beatbox ? 7. Dimana dan dalam acara apa sajakah beatbox ditampilkan ? 8. Apa saja prestasi yang telah di raih oleh Mouth Percussion ? 9. Bagaimana metode pengajaran dalam kelompok Mouth Percussion ? 10. Apa saja faktor-faktor yang menghambat dan mendukung perkembangan beatbox di kelompok Mouth Percussion ? 11. Unsur musik apa sajakah yang ada di dalam beatbox ? C. Pembatasan Masalah Pembatasan masalah adalah usaha untuk menetapkan batasan masalah dari penelitian yang akan diteliti. Batasan masalah ini berguna untuk mengidentifikasikan faktor mana saja yang termasuk dalam ruang lingkup masalah penelitian dan faktor mana yang tidak termasuk dalam ruang lingkup penelitian. 6 Menurut pendapat Sukardi (2004 : 30) mengatakan bahwa : “Dalam merumuskan ataupun membatasi permasalahn dalam suatu penelitian sangatlah bervariasi dan tergantung pada kesenangan peneliti. Oleh karena itu perlu hati-hati dan jeli mengevaluasi rumusan permasalahan penelitian, dan dirangkum kedalam pertanyaan yang jelas”. Maka untuk membatasi pembahasan agar topik menjadi terfokus dan tidak melebar, maka peneliti menetapkan pembatasan masalah sebagai berikut: 1. Apa latar belakang berdirinya kelompok Mouth Percussion ? 2. Unsur musik apa sajakah yang ada di dalam beatbox ? 3. Bagaimana teknik untuk menirukan suara instrumen musik dalam beatbox ? 4. Bagaimanakah sarana dan prasarana yang digunakan sebagai pendukung kegiatan beatbox pada kelompok Mouth Percussion ? D. Perumusan Masalah Perumusan masalah adalah usaha untuk menyatakan secara tersurat pernyataan penelitian apa saja yang perlu dicarikan jalan keluar. Perumusan masalah merupakan penjabaran dari identifikasi dan pembatasan masalah. Hal ini sejalan dengan pendapat Maryaeni (2005 : 14), yang mengatakan bahwa : “Rumusan masalah merupakan jabaran detail fokus penelitian yang akan digarap. Rumusan masalah yang akan menjadi semacam kontrak bagi penelitian merupakan upaya untuk menemukan jawaban pertanyaan sebagaimana terpapar pada rumusan masalah. Rumusan masalah juga bisa disikapi sebagai 7 jabaran fokus penelitian karena dalam praktiknya, proses penelitian berfokus pada butir-butir masalah sebagaimana dirumuskan”. Oleh karena itu permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: “Apakah Kajian Musikal Beatbox Pada Kelompok Mouth Percussion di Kota Medan ?” E. Tujuan Penelitian Setiap kegiatan selalu memiliki tujuan ingin dicapai pada akhirnya, tercapainya tujuan adalah merupakan keberhasilan peneliti dan tujuan penelitian merupakan jawaban atas pertanyaan dan penelitian. Hal ini sesuai dengan pendapat Ridwan (2004 : 25), yang mengatakan bahwa “Tujuan penelitian merupakan keinginan-keinginan peneliti atas hasil penelitiannya dengan mengetengahkan indikator-indikator apa yang hendak ditemukan dengan variabel-variabel penlitian”. Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa tujuan penelitian tidak lain untuk mengetengahkan indikator-indikator apa yang hendak ditemukan dalam penelitian terutama yang berkaitan dengan variabel-variabel penelitian. Untuk melihat berhasil atau tidaknya suatu kegiatan, dapat dilihat melalui tercapainya tujuan yang ingin dicapai. Maka tujuan yang ingin dicapai pada penelitian ini adalah : 1. Mendeskripsikan latar belakang berdirinya Percussion di Kota Medan kelompok Mouth 8 2. Mengetahui unsur musik apa sajakah yang ada di dalam beatbox pada kelompok Mouth Percussion di Kota Medan 3. Mengetahui teknik untuk menirukan suara instrumen musik kedalam beatbox pada kelompok Mouth Percussion di Kota Medan 4. Mengetahui sarana dan prasarana yang digunakan sebagai pendukung kegiatan beatbox pada kelompok Mouth Percussion di Kota Medan F. Manfaat Penelitian Dari uraian dalam pembagian ini dapat disimpulkan bahwa penelitian terhadap masalah yang dipilih memang layak untuk dilakukan. Adapun manfaat penelitian ini diharapkan dapat memenuhi kebutuhan segala komponen masyarakat baik untuk instansi terkait, lembaga kesenian atau praktisi kesenian. Manfaat penelitian ini diantaranya sebagai berikut : 1. Sebagai bahan informasi kepada para musikus khususnya beatboxer tentang kajian musikal beatbox pada kelompok Mouth Percussion di Kota Medan. 2. Menambah pengetahuan dan wawasan penulis dalam rangka menuangkan gagasan ke dalam bentuk skripsi. 3. Sebagai bahan perbandingan bagi peneliti berikutnya yang berkaitan dengan topik penelitian. 4. Menambah sumber perpustakaan, khususnya di Prodi pendidikan seni musik Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan.