Budidaya dan Pasca Panen Rebung

advertisement
TROPICAL PLANT CURRICULUM PROJECT
Modul Pelatihan
Budidaya dan Pasca Panen Rebung
Pande Ketut Diah Kencana
Nyoman Semadi Antara
Pusat Studi Ketahanan Pangan
Universitas Udayana
2012
DISCLAIMER
This publication is made possible by the generous
support of the American people through the United
States Agency for International Development (USAID).
The contents are the responsibility of Texas A&M University
and Udayana University as the USAID Tropical Plant
Curriculum Project partners and do not necessarily reflect
the views of USAID or the United States Government.
PEDAHULUAN
Bambu merupakan tumbuhan bernilai ekonomi tinggi, dan pemakaiannya sangat
luas, baik untuk keperluan sehari-hari maupun untuk hasil-hasil lain untuk
diperdagangkan.
Bambu termasuk dalam anak suku Bambusoideae dalam suku
Poaceae atau Gramineae atau suku rumput-rumputan.
Bambu mudah sekali
dibedakan dengan tumbuhan lainnya karena tumbuhnya merumpun, batangnya
bulat, berlubang dan beruas-ruas, percabangan kompleks, setiap daun bertangkai.
Masalah yang dihadapi dalam pemanfaatan bambu adalah
belum merupakan
prioritas Ilmu pengetahuan dan teknologi. Keterbatasan informasi, terutama
keterbatasan peneliti dan kegiatan penelitian serta keterbatasan modal.
Bambu digolongkan hasil hutan non kayu, ditanam hanya 1 (satu) kali, kemudian
dilakukan tebang pilih dan pemeliharaan terus menerus.
Apabila dipelihara
dengan baik bambu dapat bertahan hidup sampai ± 100 th, tahan terhadap hama
penyakit. Bambu sudah sangat akrab dengan kehidupan masyarakat, dan dikenal
sebagai tanaman ajaib karena fungsinya yang multiguna, mulai dari pemenuhan
bahan perumahan, sandang dan juga pangan, serta dapat menjaga keseimbangan
lingkungan hidup alam, disamping lingkungan hidup keanekaragaman hayati.
Bambu merupakan sumber daya alam yang luas kegunaannya, pertumbuhannya
cepat (3-4 th), system perakarannya yang kuat,
dengan tipe serabut dan
tunggang mampu menyerap air hujan 90 %, sedangkan tanaman lainnya hanya 3540 %. Kelebihan air yang diserap setelah digunakan untuk kebutuhan hidup nya
sendiri, kemudian sisanya tersimpan sebagai air tanah.
Bambu mudah
penanganannya, memiliki sifat yang cocok untuk berbagai keperluan. Daunnya
luas dan rimbun, sifat biologisnya banyak menyerap CO2, 1 Ha bambu dapat
menyerap
bambu
± 12 ton CO2 dari udara, sehingga udara
bersih
disekitar kebun
dan sehat. Untuk pangan tidak semua jenis bambu dapat
dikonsumsi rebungnya, ada rebung yang
rasanya pahit dan keras, jadi rebung
yang bisa dikonsumsi sangat tergantung dari jenis dan tempat hidupnya.
Usaha budidaya bambu untuk produksi rebung saat ini khususnya di Indonesia
sangat jarang yang melakukan. Pada umumnya tujuan utama penanaman bambu
hanya diperuntukkan untuk memenuhi kebutuhan industri yang berbasiskan bahan
baku dari bambu, misalnya kerajinan, bahan bangunan, alat musik, furniture dan
alat-alat dapur, sehingga pada saat musim hujan, rebung yang tumbuh hanya
dipanen untuk dikonsumsi sendiri dan kelebihannya dijual di pasar lokal dalam
bentuk rebung kulit dan rebung yang sudah dikupas dan direbus.
Jenis-Jenis Bambu Di Indonesia
Jenis bambu di Dunia saat ini diketahui ± 1500 jenis, dan berdasarkan data di
lapangan dan di laboratorium bahwa bambu di Indonesia terdiri dari 161 jenis.
Di Jawa diperkirakan hanya ada 60 jenis, sisanya tumbuh tersebar di seluruh
Kepulauan Indonesia termasuk di Bali ± 35 jenis. Jenis-jenis bambu yang tumbuh
di Bali tersebut dan sudah biasa dipergunakan oleh masyarakat dan bernilai
ekonomis tinggi antara lain:
1). Bambu betung (Dendrocalamus asper (Schult.f) Backer ex Heyne)
2). Bambu sured (Gigantochloa pseudoarundinaceae (Steud.) Widjaja
3). Bambu tali (Gigantochloa apus (J.A. & J.H. Schultes) Kurz
4). Bambu tamblang
5). Bambu tabah (Gigantochloa nigrociliata BUZE Kurz)
6). Bambu aye
7). Bambu buluh
8). Bambu kuning
9). Bambu hitam (Gigantochloa atroviolacea)
Iklim Dan Tempat Tumbuh Bambu
Bambu dapat tumbuh pada iklim kering sampai tropika basah, pada kondisi tanah
subur dan kurang subur serta dari dataran rendah sampai 4000 m diatas
permukaan laut, dan dari tempat datar sampai lereng-lereng gunung atau tebingtebing sungai. Pada umunya semua jenis 4bambu masih dapat tumbuh ditempat
beriklim kering dengan curah hujan rendah karena 5 bambu sangat mudah
beradaptasi pada lingkungannya.
Walaupun masih dapat tumbuh, biasanya
diameter dan ketebalan dinding buluh sangat dipengaruhi oleh keadaan iklim
setempat.
Karena iklimnya yang kering, 5 bambu menjadi berdiameter kecil
dengan dinding buluh yang tebal, sedangkan bila tumbuh di daerah yang beriklim
basah diameter 5bambu dapat lebih besar dengan dinding buluh yang tipis.
Manfaat Bambu
Bambu mempunyai manfaat yang sangat banyak dilihat dari segi ekonomi, ekologi
maupun budaya. Manfaat-manfaat tersebut dapat diperoleh apabila dilakukan
penerapan system manajemen dan penerapan teknologi yang benar dan efisien.
Pemanfaatan 5bambu yang terbanyak terdapat pada suku Jawa, Bali dan suku
Melayu di Sumatera.
Berdasarkan pengalaman di lapangan, diketahui bahwa
suku-suku di pulau-pulau kecil seperti Lombok, Sumbawa, Sumba dan Alor banyak
juga memanfaatkan 5 bambu untuk membuat bangunan rumah atau peralatan
dalam kehidupan sehari-hari.
Bambu mempunyai pertumbuhan yang cepat, system perakaran yang kuat dan luas
dapat memperkuat ikatan partikel-partikel tanah dan mampu menahan limpasan
air, sehingga dapat mencegah erosi, dan juga tepat digunakan untuk usaha
konservasi tanah dan air terutama untuk tanah-tanah miring yang rawan longsor.
Dengan penanaman bambu secara luas di lahan kritis, diharapkan dapat
meningkatkan kualitas dan daya dukung lingkungan.
Manfaat ekonomi bambu antara lain, banyak digunakan untuk bahan bangunan
termasuk diantaranya, rangka atap, rangka dinding, jembatan dan tangga.
Kegunaan lain adalah untuk membentuk peralatan yang dipakai dalam kehidupan
sehari-hari seperti nyiru, wadah nasi, keranjang, balai-balai, lemari, kipas dan
lain-lain.
Bambupun dapat dimanfaatkan untuk membuat kertas, antara lain kertas budaya
yang digunakan dalam upacara keagamaan umat budha dan kong Hu Cu, atau
kertas seni yang mahal harganya untuk membuat lukisan, batang dupa, sumpit dan
pencungkil gigi dan arang aktif serta asap cair untuk mengawetkan makanan.
Daun bambu dapat digunakan untuk membungkus makanan seperti makanan
bacang dan di Bali dikenal dengan makanan tradisional yaitu kue unti kacang
dengan bahan dasar ketan hitam dan dibungkus dengan daun bambu. Disamping
itu pula daun 6bambu dapat digunakan untuk obat diare bagi hewan sapi, serta
dapat digunakan untuk pupuk organik.
Di Bali penggunaan bambu merupakan tanaman yang sangat penting, sejak
manusia
lahir
sampai
meninggal
didalam
sarana
prasarana
upakaranya
menggunakan bambu dan tidak bisa digantikan dengan tanaman lainnya. Seperti
penjor yang setiap hari raya Galungan masyarakat Bali diwajibkan untuk membuat
penjor.
Di Negara Tirai Bambu yakni Cina, pemanfaatan 6bambu disemua daerah karena
budayanya yang berkaitan sangat erat dengan 6bambu. Di Negara Tirai bambu
tersebut, 6bambu sudah dimanfaatkan sebagai bahan baku untuk membuat papan
6bambu yang dikenal dengan nama plyboo. Bambu diolah juga untuk membuat
arang dan cuka 6bambu, bahkan Jepang dengan teknologinya yang telah maju
dapat memanfaatkan batang 6 bambu sebagai bahan bahan baku membuat
shampoo dan sabun cair untuk badan.
Rebung 6bambu juga dapat dikonsumsi yang memiliki nilai ekonomi yang cukup
tinggi, berdasarkan kajian yang pernah dilakukan, bahwa rebung 6bambu tabah
mengandung6 testosterone yang dapat meningkatkan stamina kaum pria, yang
nantinya berpotensi menjadi makanan pavorit, disamping memang rasa rebungnya
yang enak dan lembut.
Demikian banyaknya kegunaan 6bambu belum semuanya diterapkan di Indonesia,
karena itu potensi 6bambu di Indonesia untuk dijadikan berbagai macam produk
masih sangat besar.
.
Bambu Tabah (Gigantochloa nigrociliata (Buese) Kurz)
Bambu tabah mempunyai batang yang sifatnya simpodial atau berumpun. Panjang
buluh dapat mencapai sekitar 10 m
dan ujungnya melengkung, dengan garis
tengahnya sekitar 3 – 6 cm. Tebal buluhnya mencapai 6 mm, dengan warna buluh
hijau sampai hijau tua, ruas batang mencapai 30 – 50 cm dengan pelepah buluh
panjangnya 11 – 18 cm yang tetap melekat pada buluhnya, pelepah buluh bagian
luar ditumbuhi oleh miang (bulu-bulu halus) yang melekat berwarna coklat hitam,
pelepah mudah luruh (Gb. 11).
Perawakan bambu tabah
(dok. P.K. Diah Kencana)
Bambu tabah dapat tumbuh dengan baik di dataran rendah sampai di tempattempat pada ketinggian ± 1000 m diatas permukaan laut dan dapat tumbuh pada
daerah tropis yang lembap. Bambu ini juga dapat tumbuh dengan baik pada tipe
tanah latosol dengan curah hujan hingga 3,000 mm.
Masyarakat Bali menyebut bambu tabah, karena rebungnya rasa hambar tidak
pahit, tidak seperti rebung betung. Rebung dipanen pada saat musim hujan,
maksud dari pemanenan rebung
disamping dapat digunakan
untuk konsumsi,
juga bermaksud untuk penjarangan rumpun, agar rumpun bambu dapat dijaga,
sehingga kualitas buluhnya maksimal.
Pelepah rebung bambu tabah berwarna coklat muda sampai hijau ke abu-abuan,
tertutup miang berwarna hitam tersebar tidak merata.
Warna daun pelepah
buluh pada ujung rebung berwarna coklat muda sampai hijau. Perbedaan warna
pelepah tersebut tergantung dari pertumbuhan dan cara panen rebung tersebut.
Apabila rebung dipanen pada saat masih di dalam tanah, warna pelepah coklat
muda, serta daging rebung berwarna putih (Gb. 12), sedangkan apabila rebung
dipanen diatas tanah, warna pelepah hijau, daging rebung akan berwarna hijau
dan keras (Gb. 13).
Panen rebung dalam tanah
Rebung putih dan lembut
Panen rebung diatas tanah
Rebung warna hijau dan keras
Rebung bambu tabah dapat dipanen setelah rumpunnya berumur 3 tahun. Panen
dilakukan 2 x dalam seminggu pada saat musim hujan.
Rebung yang dipanen
pada rumpun bambu yang telah berumur 2 – 3 tahun, yaitu rebung yang tumbuh
melebihi 10 rebung setiap musim. Rebung dipanen ketika mencapai tinggi 15 cm.
Berdasarkan kajian dilapangan, rebung bambu tabah mempunyai komposisi : air
(92,2 %), protein (2,29 %), lemak (0,23 %), pati (1,68), serat (3,07 %) dari 100
g bahan segar. Meskipun semua bambu menghasilkan rebung, tetapi tidak semua
rebungnya bisa dimakan, karena rasanya pahit dan keras.
Pemerintah Gianyar memulai mengawali pembudidayaan bambu tabah
Penyabangan Desa Kerta Payangan,
di Dusun
yang penanamannya sudah dimulai sejak
Nopember 2009 oleh Bapak Bupati Gianyar, yang selanjutnya bertahap
akan
ditanam seluas 500 Ha melalui SK Bupati Gianyar No 53 Tahun 2012 tentang
Penetapan Kawasan Budidaya Penanaman Bambu Tabah di Kabupaten Gianyar.
Penyebaran penanaman bambu tabah akan dilaksanakan dilahan-lahan kritis milik
pemerintah maupun masyarakat.
Prospek Rebung Bambu Tabah
Indonesia
sampai saat ini belum bisa memenuhi permintaan ekspor rebung
bambu, walaupun ada permintaan
dari Indonesia rata - rata 4500 ton/tahun.
Negara tujuan ekspor adalah Jepang, Taiwan, Amerika, Kanada, Australia,
Malaysia, Singapura, Korea dan Hongkong. Dari data statistik yang ada, Jepang
membutuhkan rebung sebanyak 85.000 ton/th, Taiwan 80.000 ton/th, Singapura
dan Korea 30.000 ton/th dan Australia 12.000 ton/th. Jadi untuk memenuhi
permintaan rebung ekspor 1 % saja minimal disiapkan lahan kebun bambu tabah
untuk rebung seluas 1.125 ha. Jadi melihat peluang
tersebut, sangat
memungkinkan Indnesia bisa menjadi pengekspor rebung bambu terbesar setelah
Cina, asalkan semua pihak saling mendukung.
Bali akan mengawali pengembangan budidaya bambu tabah untuk rebungnya,
karena di daerah ini sudah banyak tersebasar khususnya di daerah ketinggian
700—1000 m diatas permukaan laut dan cocok untuk mengembangkan industri
pedesaan yang berbasis bambu rebung dari jenis bambu tabah. Disamping itu
pengembangan bambu tabah untuk rebungnya sampai saat ini belum ada pesaing,
sehingga kalau dilihat dari analisis SWOT sangat positif.
Untuk mengantisipasi perkembangan industri berbasis bahan baku bambu tabah
harus dilakukan budidaya agar dihasilan pasokan rebung yang lestari dan
berkualitas.
Sampai saat ini belum banyak masyarakat melakukan budidaya
khusus jenis bambu tabah sehingga diperlukan petunjuk atau pedoman teknis
untuk budidaya bambu tabah.
Hal ini sangat penting diketahui supaya
masyarakat yang bergerak dalam bidang pemanfaatan rebung-rebung bambu
tabah tertarik untuk mengusahakannya.
TEKNIK BUDIDAYA BAMBU TABAH
Lahan yang akan ditanami perlu dipersiapkan terlebih dahulu dengan:
1. Memilih lahan untuk ditanami bambu tabah
2. Pupuk dasar
3. Pemilihan bibit bambu tabah
4. Mengangkut bibit
Memilih lahan untuk ditanami bambu tabah

Lahan yang akan ditanami bambu tabah mulai lahan yang subur sampai
lahan yang kritis, dari yang datar sampai dengan kemiringan seperti
dipinggir sungai, dan lahan-lahan yang tidak termanfaatkan dengan optimal.

Pastikan lahan-lahan yang akan ditanami bambu tabah ada kepemilikan yang
jelas, mengingat bambu tabah sekali tanam dan apabila dibudidayakan
dengan baik akan dapat bertahan sampai umur ± 100 tahun dan selama itu
dapat memberikan kontribusi perekonomian masyarakat setempat begitu
pula, alam terjaga dengan baik.
Pupuk Dasar
Sebelum bibit bambu tabah ditanam isilah lubang tanam yang sudah sebelumnya
dipersiapkan dengan pupuk organik, yaitu campuran pupuk kandang dan kompos
dengan perbandingan 1:1 sebanyak setengah lubang.
Pemilihan Bibit Bambu Tabah
Beberapa hal yang harus diperhatikan untuk pemilihan bibit bambu tabah yang
akan ditanam:
a. Ukuran bibit bambu tabah setinggi 50-80 cm
b. Ukuran polibag untuk bibit bambu tabah dengan diameter 15x30 cm
c. Bibit berasal dari stek batang maupun cabang, dan juga dari bibit
pemisahan anakan
d. Umur bibit 7- 8 bulan
.
Bibit bambu tabah siap tanam
(dok. P.K. Diah Kencana)
Mengangkut Bibit
a. Bila jarak pengiriman bibit cukup jauh pertahankan kelembaban selama
perjalanan dan usahakan pengiriman bibit pada saat pagi hari, dan menaikkan
bibit dari pembibitan petani yang siap dikirim pada waktu sore hari.
b. Bila sampai ditujuan, segarkan dahulu bibit sebelum ditanam di lahan.
c. Letakkan bibit dibawah pohon yang teduh agar polibag tidak kering, kalau bisa
disiram, agar kelembaban bibit tetap terjaga.
Pengangkutan bibit bambuh tabah
(dok. P.K. Diah Kencana)
MENANAM BIBIT BAMBU TABAH DI LAPANGAN
Jarak Tanam
Jarak tanam tergantung pada jenis bambu:
a. Bambu yang berdiameter kecil (kurang dari 5 cm) ditanam dengan jarak 3
x3m
b. Bambu dengan ukuran batang sedang yaitu diameternya 5-15 cm atau
lebih, ditanam dengan jarak 4 x 4, 4 x 5, 7 x 7, 8 x 8 atau 10 x 10 m
c. Bambu tabah dengan ukuran diameter 4-5 cm, maka jarak tanam 4x5 m
sehingga dalam 1 (satu) hektar terdapat 500 rumpun bambu tabah.
Selain jenis bambu, jarak tanam juga tergantung pada kegunaan bambu yaitu
bambu untuk dipanen batangnya atau bambu yang dikembangbiakkan dipanen
untuk rebungnya. Bagi bambu yang akan dipanen batangnya, usahakan penanaman
dengan jarak 7 x 7 atau 8 x 8 m. Hal ini untuk mencegah ujung rumpun bambu
saling bertautan.
Bila ujung rumpun bambu bertautan dan tidak ada sinar
matahari masuk ke lantai lahan, maka rebung yang tumbuh tidak akan membentuk
bambu yang lurus.
bertautan.
Oleh sebab itu selalu usahakan agar rumpun tidak saling
Sedangkan bambu yang akan dipanen rebungnya selalu dipangkas
sehingga batang yang tinggal adalah batang yang produktif menghasilkan rebung.
Membuat Lubang Tanam
a. Sebelum menanam perhatikan topografi lokasi (kondisi lahan datar atau
miring)
b. Lahan yang sudah dipilih untuk ditanami bambu tabah dibersihkan dari
semak, tumbuhan yang tidak berguna, alang-alang, tumbuhan kayu dan
lainnya agar bersih dan mudah untuk pembuatan lubang.
c. Lahan yang sudah dibersihkan, di cangkul untuk digemburkan dan rumput rumput yang masih tersisa dicabut dan dibersihkan
d. Buatlah lubang tanam berdasarkan garis kontur (garis ketinggian) lokasi,
sehingga tanaman bambu dapat mencegah terjadinya erosi tanah
e. Untuk daerah yang mempunyai kemiringan lebih dari 45
0
penanaman
dilakukan lebih rapat sehingga erosi tanah dapat dikurangi
f. Lubang tanam untuk bambu tabah dibuat dalam deretan dengan ukuran
40 x 40 cm dengan kedalaman 40 cm
40 cm
40 cm
40 cm
Ukuran lubang 40 x 40 x 40 cm
g. Buat lubang
± 3 minggu
sebelum penanaman agar aerasi lubang
penanaman cukup.
h. Tanam bibit bambu tabah harus musim hujan, sehingga tidak diperlukan
penyiraman selama bulan pertama hingga bulan ketiga (setelah penanaman
bibit bambu tabah minimal dibutuhkan air banyak selama ± 3 bulan agar
akar tumbuh kuat).
i. Dianjurkan tidak menanam bibit bambu tabah pada saat musim kemarau,
karena hasilnya tidak maksimal dan kemungkinan besar bibit akan mati.
j. Masukkan kompos dan pupuk kandang dalam setiap lubang sebanyak ± 5 kg
dan tutup dengan tanah setinggi ± 10 cm.
k. Setelah siap menanam, bawa bibit bambu tabah ke lokasi dekat lubang
penanaman. Buka polibag yang berisi bibit bambu tabah dengan hati-hati
agar akar bibit tidak rusak atau banyak akar yang putus.
l. Masukkan bibit dalam lubang dan timbun dengan campuran tanah, kompos
dan pupuk kandang 3:1:1
m. Penimbunan tanah setinggi ± 50 cm dari atas permukaan tanah.
n. Tambahkan mulsa dari daun-daun jatuhan dari tanaman untuk menutup
gundukan tanah penutup bibit yang baru ditanam dengan tujuan untuk
mengurangi penguapan air dari dalam tanah.
o. Selanjutnya siram bibit bambu tabah yang baru ditanam sampai tanah
menjadi basah atau disaat penanaman bibit cuaca hujan tidak perlu
disiram.
MEMELIHARA TANAMAN
Rumpun bambu tabah untuk mempertahankan tingkat produktivitas selama usia
produktif, memerlukan pengairan, pemupukan, penjarangan batang dalam rumpun,
mulsa dan penyiangan.
Mengairi
Bambu menyukai tanah yang sedikit lembab, tetapi tidak terlalu basah. pengairan
untuk tanaman bambu hanya diperlukan saat musim kemarau untuk membuat
tanah menjadi lembab. Pengairan untuk tanaman bambu tabah dapat dilakukan
dengan dua cara, yaitu menyirami tanah pada pangkal tanaman dan sekitar
rumpun atau mengalirkan air ke dalam lahan. Frekuensi pengairan dilakukan
menurut kebutuhan.
Jika lahan pertanaman sudah kelihatan kering, maka
penyiraman harus segera dilakukan. Pengairan dilakukan dengan mengairi seluruh
rumpun paada waktu tertentu.
Memupuk
Pemumupukan sangat penting dilakukan untuk memacu pertumbuhan agar cepat
berproduksi rebung yang diharapkan. Untuk menghasilkan rebung yang manis
diperlukan pupuk organik.
Pupuk diberikan menjelang musim hujan yaitu 2-3
minggu sebelum musim hujan tiba, sehingga pupuk dapat terserap maksimal
dibandingkan pemupukan baru dimulai disaat musim hujan. Pemupukan yang
dilakukan disaat menjelang musim hujan rumpun bambu tabah akan dirangsang
menumbuhkan rebung disaat air telah tiba.
Tetapi umumnya, untuk setiap
rumpun jumlah pupuk yang diberikan berkisar 1.5 -2.5 kg.
Sebelum pemupukan, gemburkan tanah sekitar rumpun, dengan cara membuat
goretan disekita rumpun ± 1 m jarak goratan dengan pusat tengah rumpun atau
dibawah canopy batas daun bamboo paling luar. Lebar dan dalam goretan ± 20
cm. Selanjutnya benamkan pupuk secara melingkar mengelilingi rumpun. Kemudian
siram agar pupuk menyatu dengan tanah dan mudah diserap oleh akar.
Pemupukan Rumpun Bambu
Menjarangkan Batang dalam Rumpun Bambu Tabah
Menjarangkan dimaksudkan mengurangi jumlah batang dalam rumpun bambu
tabah,
dengan mempertimbangkan jumlah
dan umur
batang.
Sebelum
penjarangan, perhatikan jumlah dan umur batang. Untuk rumpun bambu tabah
sebagai rumpun bambu penghasil rebung yang memiliki diameter ± 5 cm, disaat
penjarangan batang dalam rumpun, disisakan batang bambu sekitar 25-30 batang
disetiap rumpunnya yaitu 5 batang muda berumur sekitar 1 tahun, 10 batang agak
tua berumur 2 tahun dan 10 batang berumur lebih dari 2 tahun. Diharapkan
dengan komposisi batang seperti itu, diharapkan rumpun bambu tidak mudah
rebah diterpa angin rebut.
Rumpun bambu tabah jika dibiarkan tumbuh sendiri akan membentuk cabang dan
ranting yang rapat. Rumpun bambu yang membentuk cabang dan ranting yang
rapat kurang baik karena zat makanan hanya akan terkonsentrasi pada
pertumbuhan cabang dan ranting saja. Karena itu, cabang-cabang primer dan
cabang-cabang lain yang mengganggu
pertumbuhan batang utama
harus
dipangkas. Pemangkasan yang dilakukan secara teratur akan membuat seluruh
zat makanan digunakan bagi pertumbuhan batang utama. Pada
gilirannya,
zat-
zat makanan
tersebut
akan
menstimulasi
pembentukan rebung
sebagai
produk utama yang diharapkan dari usaha budidaya tersebut.
Rumpun bambu yang baik adalah bersih dari cabang dan ranting sehingga
produksi maksimal. Sebaliknya yang tidak baik adalah banyak cabang dan ranting
sehingga pembentukan rebung terganggu.
Rumpun bambu tabah yang tidak terpelihara
(dok. P.K. Diah Kencana)
Menyiangi
Rumput dan semak-semak di sekitar rumpun bambu tabah harus dibersihkan
secara berkala.
Penyiangan dilakukan dua kali dalama setahun. Penyiangan
dilakukan dengan mencabut rumput menggunakan sabit, cangkul atau tangan.
Rumput dan semak-semak yang telah dicabut sebaiknya dibenam di sekitar
rumpun bambu agar menjadi kompos yang bermanfaat bagi pertumbuhan bambu
tersebut.
Rumpun bambu tabah yang terpelihara
(dok. P.K. Diah Kencana)
Pembubunan (Mulsa)
Pembubunan adalah kegiatan menimbun bagian pangkal rumpun bambu dengan
tanah atau jatuhan daun bambu hingga terbentuk guludan-guludan yang lebih
tinggi dari tanah disekitarnya. Tujuan pembubunan adalah agar terjadi etiolasi
sehingga rebung dapat mengelembung besar dan tidak berongga. Pembubunan
yang terlambat dapat menyebabkan rebung berwarna hijau, keras dan berongga.
Pembubunan bambu tabah sebaiknya dilakukan sebelum pucuk rebung muncul ke
permukaan tanah atau setidak-tidaknya ketika pucuk mulai muncul ke permukaan
tanah.
Untuk mengetahui tempat bakal mumculnya rebung dapat dilakukan
dengan cara meraba atau menginjak tanah disekitar rumpun bambu dengan kaki
telanjang. Apabila terasa ada tonjolan di bawah permukaan tanah, maka rebung
akan tumbuh di tempat itu dan segera dilakukan pembubunan di tempat itu juga.
Bahan yang paling baik untuk membumbun pada rumpun bambu tabah adalah
campuran antara pupuk kandang dan sekam bakar dengan perbandingan 1 bagian
pupuk kandang dan 2 bagian sekam bakar atau dengan
jatuhan daun bambu.
Dengan dilakukan pembubunan, maka rebung bambu yang dihasilkan akan gemuk,
renyah, dan warnanya putih.
PANEN DAN PASCAPANEN REBUNG
Panen Rebung
Pemanenan dilakukan setelah rumpun bambu tabah berumur 3 tahun ,
disaat
musim hujan dan rebung masih dalam tanah atau mulsa. Caranya, pada saat mulai
musim hujan, rebung yang akan muncul diatas tanah, terlihat dengan ada tanda
tanah retak pada tempat rebung akan muncul, kemudian diraba dengan tangan
terlihat ada gundukan keras, selanjutnya tempat tersebut sudah dimulai
ditimbun dengan tanah yang bercampur dengan serasahan daun bembu setinggi
20 cm.
Menjelang umur 4 hari, akan terlihat rebung muncul diatas guludan.
Panen siap dilakukan denga cara membuka mulsa atau guludan dengan tangan dan
cangkul setinggi atau setebal gundukan tersebut, setelah terlihat tanah pada
pangkal rumpun atau buluh bambu, rebung dipotong dengan pisau atau sabit.
Rebung-rebung tersebut masih terlihat kotor dengan balutan tanah, dicuci
dengan air bersih, ditempatkan pada keranjang, untuk selanjutnya diproses atau
disimpan dalam cold storage (ruangan pendingin) kalau terjadi penundaan proses.
Rebung Siap Dipanen
(dok. P.K. Diah Kencana)
Cara Panen Rebung Bambu Tabah
(dok. P.K. Diah Kencana)
PENANGANAN PASCAPANEN REBUNG
Penanganan pascapanan merupakan serangkaian kegiatan penanganan rebung
setelah dipanen hingga siap didistribusikan ke konsumen. Tujuan dari kegiatan
ini adalah untuk mendapatkan rebung dengan kualitas sesuai dengan permintaan
pasar serta menjamin keseragaman mutu rebung sesuai dengan permintaan
domestik dan ekspor.
Rebung bambu hasil panen dari lahan dapat dikelompokkan berdasarkan mutunya,
yaitu mutu A dan B.
Rebung bambu mutu A adalah rebung yang panjangnya
sekitar 20 cm dan ketika dipanen 90% dari bagian rebung tersebut berada di
dalam tanah, warnanya kuning bersih dan tidak berongga.
Sedangkan rebung
bambu mutu B adalah rebung yang terlambat dipanen serta rebung disaat muncul
dari permukaan tanah tidak diberi mulsa atau ditutupi dengan tanah dan daun
jatuhan bambu, panjangnya antara 50-50 cm, dan sudah berongga.
Rebung setelah dipanen masih terlihat kotor, cucilah rebung tersebut dengan
air bersih. Rebung ditempatkan pada keranjang kemudian dilakukan sortasi.
Kupas kuit rebung daengan menggunakan pisau stainlessteel, kemudian direndam
dalam tendon pelastik.
Rebung dicuci setelah panen
(dok. P.K. Diah Kencana)
25. Rebung setelah dicuci
(dok. P.K. Diah Kencana)
. Cara kupas rebung
Rebung kupas
(dok. P.K. Diah Kencana)
(dok. P.K. Diah Kencana)
Gb. 29. Rebung mutu A
Gb. Rebung mutu B
(dok. P.K. Diah Kencana)
(dok. P.K. Diah Kencana)
PANEN BATANG BAMBU
Panen untuk batang dan rebung bambu pada musim yang berbeda. Musim hujan
rebungnya dipanen, karena pada musim itu rebung baru muncul.
Sedangkan
batang bambu baru bisa dipanen mada musim panas. Kalau hal ini dilakukan
dengan ketat, dan rumpun bambu dipelihara dengan baik, umur rumpun bambu
bisa sampai 100 tahun, sehingga dalam kurun waktu itu pula, bambu mampu
memberikan konrtibusi kesejahteraan untuk alam.
Kenapa musim panas baru batang bambu dipanen, hal ini disebabkan untuk
memperoleh kualitas bambu yang baik dan juga rumpun bambu menjadi sehat.
Musim panas kadar air pada batang bambu rendah, disaat dikeringkan batang
bambu tidak mengkerut dan juga ngengat yang hidup dibatang bambu sedikit,
karena komposisi Karbohidrat dalam batang bambu yang merupakan media
tumbuh dari ngengat tersebut lebih rendah dibandingkan pada batang bambu
yang dipanen pada saat musim hujan. Dianjurkan tidak memanen bambu disaat
musim hujan, terutama bambu yang ditananm untuk rebungnya.
Karena saat
musim hujan, mata-mata tunas pada bambu akan tumbuh menjadi rebung, kalau
batang
bambunya
yang
merupakan
induk
dari
rebung
ditebang
disaat
pertumbuhan rebung, akan membuat pertumbuhan rebung terganggu dan juga
tumbuhnya sedikit serta kualitasnya tidak baik yaitu diameternya kecil.
Batang bambu tabah dipanen setelah umur rumpun 4 tahun, dan dipertahankan
jumlah batang bambu dalam rumpun
25-30 batang.
Tiap-tiap jenis bambu
berbeda jumlah batang bambu yang dibiarkan dalam rumpun, Ukuran diameter
bambu akan menentukan jarak tanam dan jumlah batang bambu dalam rumpun.
Bambu betung memiliki diameter batang 12-16 cm, jarak tanam 8 x 8 atau 10 x
10 m, dan jumlah batang bambu yang dianjurkan dalam rympun adalah sekitar 18
batang,
sedangkan bambu tabah diameternya 5-6 cm, jarak tanam yang
dianjurkan adalah 5x5 atau 4x5, dengan jumlah batang bambu dipertahankan
dalam rumpun adalah sekitar 25-30 batang, lebihnya bisa ditebang.
Teknis
penebangan batang bambu, apabila rumpun bambu atau jenis bambu yang
rebungnya dapat dikonsumsi adalah sebagai beriku; pada saat musim hujan,
rebung yang tumbuh dekat dengan batang bambu yang masih berumur satu tahun
atau kurang, rebung dianjurkan untuk dipanen, sedangkan rebung yang tumbuh
dekat dengan bambu yang sudah berumur lebih dari 2 tahun, dianjurkan
rebungnya dibiarkan, karena nantinya akan menjadi induk, karena batang bambu
yang dibiarkan tadi akan dipanen pada saat musim panas, begitu seterusnya,
sehingga batang bambu dalam rumpun akan tetap dipertahankan jumlahnya. Jadi
bambu tabah setiap tahun dapat memberikan kehidupan dan kesejahteraan alam,
yaitu musim hujan rebungnya dapat dikonsumsi, dan musim panas bambunya dapat
dipanen untuk industri kerajianan dan kebutuhan lainnya.
Download