pengaruh kemampuan profesional guru terhadap prestasi fiqih di

advertisement
PENGARUH KEMAMPUAN PROFESIONAL GURU
TERHADAP PRESTASI FIQIH DI MADRASAH IBTIDAIYAH
SE KECAMATAN GEMUH KABUPATEN KENDAL
TAHUN 2010
SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan Islam
Oleh:
SITI PURWATI
NIM: 11408221
JURUSAN TARBIYAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEKOLAH TINGI AGAM ISLAM NEGERI
SALATIGA
2010
DAFTAR ISI
SAMPUL ...................................................................................................
LEMBAR BERLOGO ...............................................................................
JUDUL .......................................................................................................
PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................................................
PENGESAHAN KELULUSAN ..................................................................
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ..................................................
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ..............................................................
KATA PNGANTAR ..................................................................................
ABSTRAK ..................................................................................................
DAFTAR ISI ..............................................................................................
DAFTAR TABEL ......................................................................................
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN ...............................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ........................................................
1
B. Rumusan Masalah ................................................................. 4
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian .............................................. 5
D. Hipotesis ............................................................................... 5
E. Kegunaan Penelitian ............................................................. 6
F. Definisi Operasional ............................................................. 6
G. Metode Penelitian ................................................................. 8
1. Pendekatan dan Rancangan Penelitian ........... 8
2. Lokasi dan Waktu Penelitian .......................... 9
3. Populasi dan Sampel ...................................... 9
4. Metode Pengumpulan Data ............................ 10
5. Instrumen Penelitian ...................................... 11
6. analisis Data .................................................. 12
H. Sistematika Penulisan ........................................................... 12
BAB II
BAB III
KAJIAN PUSTAKA
A. Pengertian Profesional Guru .................................................
14
B. Pengertian Prestasi Fiqih ........................................................
30
1. Pengertian Prestasi .............................................................
30
2. Pengertian Fiqih ................................................................
31
C. Pengaruh Profesional guru terhadap Prestasi Fiqih ...............
37
METODE PENELITAN
A. Gambaran Umum Lokasi dan Subjek Penelitian .................... 40
B. Penyajian Data ...................................................................... 45
BAB IV
ANALISIS
A. Analisis Deskriptif ................................................................. 48
B. Pengujian Hipotesis ............................................................. 55
C. Pembahasan .......................................................................... 59
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan ........................................................................... 60
B. Saran .................................................................................... 61
C. Penutup ................................................................................. 62
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Setelah dikoreksi dan diteliti, maka skripsi saudara:
Nama
: Siti Purwati
NIM
: 11408221
Jurusan
: Pendidikan Agama Islam
Judul Skripsi
: PENGARUH KEMAMPUAN PROFESIONAL GURU
TERHADAP
PRESTASI
IBTIDAIYAH
SE
FIQIH
DI
MADRASAH
KECAMATAN
GEMUH
KABUPATEN KENDAL TAHUN 2010
Dengan ini saya mohon agar skripsi saudari tersebut dapat dimunaqosahkan,
Wassalamu’alaikum Wr.Wb.
Salatiga,
Agustus 2010
Pembimbing
Dra. Siti Asdiqoh, M. Si
NIP. 196808121994032003
MOTTO
         
“Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan suatu kaum sehingga mereka
mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri …”  (QS. Ar-Ra’d: 11)

R.H.A. Soenarjo, dkk, Al-qur’an dan Terjemahnya, (Jakarta: CV. Naladana, 2004), hlm. 337.
PERSEMBAHAN
Skrispi ini penulis persembahkan untuk:
1. Kedua orang tuaku Bapak Surani serta Ibu Tinemu
yang tercinta, yang telah mencurahkan kasih sayang serta perhatian yang tiada tara
sejak penulis dalam kandungan sampai dewasa. Semoga segala amal ibadahnya
mendapatkan balasan dari Allah SWT, Amin.
2. Adikku Ahmad Sirojul Munir (Alm) yang telah memberikan inspirasi untuk
penulisa skripsi ini
3. Ibu Dra. Siti Asdiqoh, M. Si yang telah membimbing dalam penulisan skripsi
4. Siswanto.
yang telah memberi motivasi dalam penulisan skripsi ini. Semoga menjadi amal
shaleh dan diridhoi oleh Allah SWT.
5. Kepala dan segenap dewan guru Madrasah Ibtidaiyah se Kecamatan Gemuh
Yang telah memberikan kesempatan untuk mengadakan penelitian.
6. Rekan-rekan STAIN Salatiga
Yang telah memberikan pinjaman-pinjaman buku, memberi motivasi dan senyum
persaudaraan
DEKLARASI
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “PENGARUH
KEMAMPUAN PROFESIONAL GURU TERHADAP PRESTASI FIQIH DI
MADRASAH
IBTIDAIYAH
SE
KECAMATAN
GEMUH
KABUPATEN
KENDAL TAHUN 2010” ini adalah hasil karya saya sendiri. Apabila terdapat
kutipan itu hanya sebagai referensi.
Salatiga,
Penulis
Agustus 2010
SITI PURWATI
NIM. 11408221
ABSTRAKSI
Siti Purwati (NIM. 11408221). “Pengaruh Kemampuan Profesional Guru
Terhadap Prestasi Fiqih di Madrasah Ibtidaiyah se Kecamatan Gemuh Tahun 2010”.
Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) Bagaimana profesionalisme guru
Madrasah Ibtidaiyah se-Kecamatan Gemuh Kabupaten Kendal tahun 2010. 2)
Bagaimana profesionalisme guru dalam meningkatkan prestasi fiqih di Madrasah
Ibtidaiyah se-Kecamatan Gemuh Kabupaten Kendal tahun 2010. 3) Adakah pengaruh
profesionalisme Guru Madrasah terhadap prestasi fiqih di Madrasah Ibtidaiyah seKecamatan Gemuh Kabupaten Kendal tahun 2010.
Peneliti menggunakan metode observasi, interview, dokumentasi, angket.
Subyek penelitian sebanyak 33 responden, menggunakan statistik kuesioner
proposional random sampling. Pengumpulan data menggunakan instrument kuesioner
untuk menjaring data (X) dan kuesioner untuk menjaring data (Y).
Data yang terkumpul dianalisis dengan analisis statistik. Dengan menggunakan
rumus product moment. Pengujian hipotesis penelitian menunjukkan pengaruh positif
terhadap peningkatan prestasi fiqih di Madrasah Ibtidaiyah se-Kecamatan Gemuh
Kabupaten Kendal, dengan rumus product moment yang menunjukkan nilai r
observasi adalah 0,12003. Kemudian hasil tersebut dikonfirmasikan dengan harga rteoritik pada taraf signifikansi 5% maupun 1% untuk jumlah responden 33 dalam
taraf sigifikansi 5% = 0,344 dan taraf signifikansi 1% = 0,442.
Berdasarkan hasil penelitian ini diharapkan akan menjadi bahan informasi dan
masukan bagi para mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga, tenaga
pengajar Madrasah Ibtidaiyah se Kecamatan Gemuh Kabupaten Kendal Tahun 2010,
terutama dalam memberikan dorongan kepada mahasiswa dan para Guru agar
senantiasa meningkatkan prestasi fiqih secara maksimal.
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT. Penulis panjatkan atas segala
rahmat, taufik, hidayah, dan inayah-Nya, sehinga penulis dapat menyelesaikan skripsi
yang berjudul “Pengaruh kemampuan profesional guru terhadap prestasi fiqih di
Madrasah Ibtidaiyah se Kecamatan Gemuh Kabupaten Kendal Tahun 2010” dengan
baik tanpa mengalami kendala yang berarti.
Sholawat dan salam semoga selalu terlimpahkan dan senantiasa penulis
sanjungkan kepada Khotamu Anbiya`Walmursalin Rosulullah Muhammad SAW,
beserta keluarga, sahabat-sahabat, dan para pengikutnya yang telah membawa dan
mengembangkan Islam sehingga seperti sekarang ini.
Penulis menyadari bahwa terselesaikannya skripsi ini bukanlah semata hasil
dari jerih payah penulis secara pribadi. Akan tetapi semua ini terwujud berkat adanya
usaha dan bantuan baik berupa moral maupun spiritual dari berbagai pihak yang telah
membantu penulis dalam menyelesaikan skipsi ini. Oleh karena itu, penulis tidak
akan lupa untuk menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Dr. Imam Sutomo, M. Ag, selaku Ketua STAIN Salatiga
2. Bapak Drs. Joko Sutopo, selaku Ketua Progdi PAI
3. Ibu Dra. Siti Asdiqoh, M. Si selaku pembimbing yang telah banyak
memberikan arahan dan nasehat sehingga penulis mampu menyelesaikan
penulisan skripsi tanpa menemui hambatan yang berarti.
4. Segenap Dosen dan Karyawan STAIN Salatiga atas segala didikan, bantuan,
dan kerjasamanya.
5. Kedua orang tuaku Bapak Surani, Ibu Tinemu dan adikku Ahmad Sirojul
munir dan Ahmad Khuroji
6. Untuk sahabat-sahabatku mengajar di Madrasah Ibtidaiyah Kecamatan
Gemuh (Bapak Ahmad Durjani, S. Ag, Bapak Bahtiar Zamroni, S. Ag, Bapak
Khoerudin, S. Pd.I, Bapak Saiful Amar, S. Pd.I, Bapak Rozikin, S. Pd. I, Ibu
Sri Sugiarti, A. Ma, Ibu Nur Janah, A. Ma, Ibu Siti Roichah, A. Ma dan tidak
terkecuali Ibu Siti Chasanah ).
7. Segenap sahabat penulis tanpa kecuali yang selalu memotivasi.
8. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, baik secara
langsung maupun tidak langsung dalam memberikan bantuan, dorongan dan
do`a kepada penulis selama melaksanakan studi di Fakultas Tarbiyah di
STAIN Salatiga.
Harapan dan do`a penulis semoga semua amal kebaikan dan jasa-jasa dari
semua pihak yang telah membantu hingga terselesaikanya skripsi ini dapat diterima
Allah SWT, serta mendapatkan balasan yang lebih baik dan berlipat ganda.
Penulis juga menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan yang
disebabkan karena keterbatasan dan kemampuan penulis. Oleh karena itu, penulis
mengharap saran dan kritik yang konstruktif dari pembaca demi sempurnanya skripsi
ini.
Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat nyata
bagi penulis khususnya dan para pembaca pada umumnya.
Salatiga, Agustus 2010
Penulis
SITI PURWATI
NIM. 11408221
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pemerintah, dalam hal ini Menteri Pendidikan Nasional telah
mencanangkan “Gerakan Peningkatan Mutu Pendidikan” pada tanggal 2 Mei
2002. Salah satu kebijakan pokok dalam rangka peningkatan kualitas
pendidikan melalui gerakan tersebut yang terkait dengan pengelolaan
pendidikan adalah ditetapkannya penerapan Manajemen Berbasis Sekolah
(MBS) pada mulai dari satuan pendidikan anak usia dini sampai menengah. 1 .
Hal ini sebagaimana termaktub dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan
Nasional (UUSPN) No. 20 tahun 2003, bab XIV tentang pengelolaan
pendidikan, bagian ke satu (umum), pasal 51 ayat 1 berikut: “Pengelolaan
satuan pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, dan pendidikan
menengah dilaksanakan berdasarkan standar pelayanan minimal dengan
prinsip manajemen berbasis sekolah / madrasah”. 2
Manajemen peningkatan mutu
sekolah dapat dilaksanakan dengan
baik apabila didukung oleh keberadaan guru yang aktif dengan melakukan
berbagai pengembangan sesuai dengan kebutuhan sekolahnya masing-masing.
Keaktifan seorang guru lambat laun akan menurun dikarenakan usia guru yang
semakin lama semakin tua yang merubah beberapa kemampuan seseorang,
seperti halnya kepuasan dalam bekerja. 1 Hal ini bertolak belakang dengan
tujuan pendidikan nasional, karena secara didaktis, semua ilmu yang diajarkan
di sekolah adalah untuk mencapai tujuan pendidikan nasional yaitu ”manusia
Indonesia seutuhnya” yang ciri utamanya adalah “beriman dan taqwa kepada
Tuhan Allah Yang Maha Esa”. 2
Dalam proses belajar mengajar seorang guru memiliki fungsi yang
sangat strategis dalam melaksanakan tugas mendidik dan mengajar, karena
melalui proses pendidikan akan terbentuklah sikap dan perilaku peserta didik.
Oleh karena itu seorang guru agama dituntut untuk memiliki kreativitas dan
aktivitas dalam proses belajar mengajar sehingga proses pengajaran dapat
mewujudkan pribadi anak yang baik.
1
Dr. Ibrahim Bafadal, M. Pd., Peningkatan Profesionalisme Guru,2000, hal. 90
UUSPN No. 20 tahun 2003, 2003, hal. 27
1
Dr. F.J. Monks, Dr., A.M.P., dan Knoers Dekker dkk., Ontwikkelings Psychologie,
disunting oleh Hadinoto dan Siti Rahayu dalam Psikologi Perkembangan, cet. ke-xi, 1998, hlm.
331.
2
Drs. H. M. Chabib Thoha, M.A., Drs. Abdul Mu’ti, M.Ed., PBM-PAI di Sekolah
(Eksistensi dan Proses Belajar Mengajar Pendidikan Agama Islam), (Yogyakarta: Pustaka
Pelajar bekerja sama dengan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, Cet. 1, 1998), hlm.
22
2
Untuk lebih memperjelas fungsi dan peran guru (dalam hal ini lebih
ditekankan bagi guru yang mengajar di tingkat dasar), penulis mencoba
memberikan pemaparan tentang fungsi dan peran guru dalam empat karakter
guru. Guru sebagai pendidik, pengajar, pembimbing, dan pelatih.
Sebagai pendidik, guru lebih banyak menjadi sosok panutan, yang
memiliki nilai moral dan agama yang patut ditiru dan diteladani oleh siswa.
Contoh dan keteladanan itu lebih merupakan aspek-aspek sikap dan perilaku,
budi pekerti luhur, akhlak mulia, seperti jujur, tekun, mau belajar, amanah,
sosial, dan sopan santun terhadap sesama. Sikap dan perilaku guru yang
sehari-hari dapat diteladani oleh siswa, baik di dalam maupun di luar kelas
merupakan alat pendidikan yang diharapkan akan membentuk kepribadian
siswa kelak di masa dewasa. Dalam konteks inilah maka sikap dan perilaku
guru menjadi semacam bahan ajar secara tidak langsung yang dikenal dengan
hidden curriculum. Sikap dan perilaku guru menjadi “bahan ajar” yang secara
langsung dan tidak langsung akan ditiru dan diikuti oleh para siswa. Dalam
hal ini guru dipandang sebagai role model yang akan digugu dan ditiru oleh
muridnya. 3
Sebagai pengajar, guru diharapkan memiliki pengetahuan yang luas
tentang disiplin ilmu yang harus diampu untuk ditransfer kepada siswa. Dalam
hal ini, guru harus menguasai materi yang akan diajarkan, menguasai
pengggunaan strategi dan metode mengajar yang akan digunakan untuk
menyampaikan bahan ajar, dan menentukan alat evaluasi pendidikan yang
akan digunakan untuk menilai hasil belajar siswa, aspek-aspek manajemen
kelas, dan dasar-dasar kependidikan.
Sebagai pembimbing, guru juga perlu memiliki kemampuan untuk
dapat membimbing siswa, memberikan dorongan psikologis agar siswa dapat
mengesampingkan faktor-faktor internal dan faktor eksternal yang akan
mengganggu proses pembelajaran, baik di dalam maupun di luar sekolah.
Selain itu, guru juga harus dapat memberikan arah dan pembinaan karier
siswa sesuai dengan bakat dan kemampuan siswa.
Sebagai
pelatih,
guru
perlu
memberikan
sebanyak
mungkin
kesempatan pada siswa untuk dapat menerapkan konsepsi atau teori ke dalam
praktek yang akan digunakan langsung dalam kehidupan. Dalam aspek ini,
guru perlu memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada siswa agar siswa
memperoleh pengalaman belajar yang sebanyak-banyaknya, khususnya untuk
mempraktekkan berbagai jenis ketrampilan yang mereka butuhkan. 4
3
4
Drs. Suparlan, M.Ed., Menjadi Guru Efektif, Yogyakarta: Hikayat, Cet. I, 2005, hlm. 28
Drs. Suparlan, M.Ed., Ibid., hlm. 29
Selain Drs. Suparlan yang memaparkan mengenai peran dan fungsi
seorang guru, Imam al-Ghozali juga mengemukakan betapa pentingnya
profesi seorang guru (pengajar) adalah pekerjaan yang mempergunakan dalil
akal. Beliau mengemukakan “Mulia dan tidaknya pekerjaan itu diukur dengan
apa yang dikerjakan. Pandai emas lebih mulia dari penyamak kulit, karena
tukang emas mengolah emas satu logam yang amat mulia, dan penyamak
mengolah kulit kerbau mati”. Guru mengolah manusia yang dianggap
makhluk paling mulia dari seluruh makhluk Allah. Oleh karenanya dan
dengan sendirinya pekerjaan mengajar amat mulia, karena mengolah manusia
tersebut. Bukan itu saja keutamaannya, guru mengolah bagian yang mulia dari
antara anggota-anggota manusia, yaitu akal dan jiwa dalam rangka
menyempurnakan, memurnikan dan membawanya mendekati Allah semata”. 5
Pandangan al-Ghazali mengenai guru merupakan hasil inspirasi beliau atas
firman Allah SWT yang termaktub dalam surat Ali Imron ayat 187 sebagai
berikut:
187
Artinya: “Dan (ingatlah), ketika Allah mengambil janji dari orang-orang
yang telah diberi kitab (yaitu): "Hendaklah kamu menerangkan isi
kitab itu kepada manusia, dan jangan kamu menyembunyikannya.
"Lalu mereka melemparkan janji itu ke belakang punggung mereka
dan mereka menukarnya dengan harga yang sedikit. Amatlah buruk
tukaran yang mereka terima”. (Q.S. Ali Imron: 187)6
Namun dalam dataran realitasnya masih banyak kelemahan dan
kekurangan dari seorang guru yang pada akhirnya mereduksi idealisme
seorang guru itu sendiri. Seorang guru lamban laun mengalami penurunan
kreativitas dan aktivitas karena usia mereka bertambah tua, dan mereka
cenderung mengalami penurunan sikap kedisiplinan dan kelemahan fisik.
Semua sikap guru yang telah memiliki cukup usia dalam mengajar di
suatu lembaga pendidikan (dalam hal ini di MI se-Kecamatan Gemuh
Kabupaten Kendal) sedikit banyak memang sesuai dengan teori kebutuhan
dalam ilmu psikologi yang menyatakan bahwa semakin ia berkuasa ia akan
semakin terlena dengan kuasanya itu. Di sini yang dimaksud dengan
kekuasaan adalah kekuasan dalam hal interaksi sosial (merasa cukup umur
atau dalam istilah Jawa rumongo menang tuo).
Sebagaimana yang penulis kutip dari Abraham Maslow dalam bukunya
Ibrahim Bafadal bahwa kebutuhan manusia secara psikologis digambarkan
5
Dra. Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan Islam, Bandung: Pustaka Setia, Cet. I, 1997, hlm.
6
Ibid., hlm. 77
76
sebagai tangga hierarki yang dimulai dari paling rendah/dasar hingga teratas.
Ia menerangkan paling tidak manusia memiliki kebutuhan dalam lima aspek
yaitu: kebutuhan fisiologis, kebutuhan keamanan, kebutuhan sosial, kebutuhan
harga diri dan kebutuhan aktualisasi diri. 7
Gambaran Madrasah Ibtidaiyah di Kecamatan Gemuh
Pada dasarnya Madrasah Ibtidaiyah yang terdapat di Kecamatan
Gemuh lahir untuk memenuhi kebutuhan masyarakat sekitar yang notabene
beragama Islam dan butuh akan ilmu-ilmu keislaman terutama bagi anak-anak
mereka. Di Kecamatan Gemuh terdapat empat Madrasah Ibtidaiyah yang
terletak di Desa Johorejo, Pucangrejo, Tlabah dan Tamangede. Secara
geografis letak dari semua Madrasah Ibtidaiyah tersebut sangatlah strategi
karena berada di tengah-tengah lingkungan masyarakat.
Madrasah Ibtidaiyah di Kecamatan Gemuh semuanya memiliki
Pengurus/Komite yang membantu menjalankan proses pembelajaran di
Madrasah Ibtidaiyah masing-masing.
Keberadaan guru/pendidik di Madrasah Ibtidaiyah Kecamatan Gemuh
mayoritas berstatus Wiyata Bhakti dan domisili mereka juga sama dengan
tempat mereka mengajar..
Itulah gambaran sekilas
yang
bisa penulis
simpulkan dalam
pengamatan sekilas penulis tentang fenomena pada guru-guru yang telah
memiliki usia mengajar cukup lama di MI se-Kecamatan Gemuh Kabupaten
Kendal.
B. Penegasan Istilah
Sebelum melanjutkan pembahasan, berikut ini terlebih dahulu penulis
ingin memberikan batasan-batasan istilah, sebagai penegasan judul dalam
penelitian, untuk memudahkan dalam alur pembahasan dan menghindari
kesalahan dalam memahami judul.
1. Kemampuan
@@@
2. Profesional
Kata professional mempunyai arti keahlian seseorang dalam
memilih dan menguasai bidangnya. 8
3. Guru
7
Dr. Ibrahim Bafadal, M. Pd., Peningkatan Profesionalisme Guru Sekolah Dasar (dalam
Kerangka Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah),Jakarta: PT. Bumi Aksara, cet. II,
2004, hal. 95-96
8
Drs. Moh. Uzer Usman, 2003:1
Kata kunci yang ingin penulis berikan penegasan di sini adalah kata
“Guru” yang berarti orang yang pekerjaannya (mata pencahariannya,
profesinya) mengajar. Dan kata aktivitas, yang mendapatkan penafsiran
keaktifan, kegiatan, kesibukan, atau kerja yang dilaksanakan dalam tiap
bagian di dalam perusahaan, sebagaimana yang tertuang dalam Kamus
Besar Bahasa Indonesia. 9 Guru adalah semua orang yang berwenang dan
bertanggung jawab terhadap pendidikan. Murid-murid, baik secara
individu maupun klasikal, baik disekolah maupun diluar sekolah. Guru
adalah administrator, konduktor, informator dan sebagainya. Guru harus
berkelakuan yang bermoral tinggi sesuai dengan harapan masyarakat
demi masa depan bangsa dan negara. Jadi guru disini adalah orang yang
profesinya mengajar/mendidik siswa, baik dalam lingkungan formal
maupun non formal agar siswa menjadi individu yang mempunyai prilaku
yang sesuai dengan harapan agama, bangsa dan negara.
4. Prestasi
"Prestasi" dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah hasil yang
telah dicapai (dari yang telah dilakukan, dikerjakan, dan sebagainya)
(Kamus Besar Bahasa Indonesia 1998: 700). Sedangkan untuk menemukan
nilai prestasi yang dicapai seseorang atau kelompok belajar
dapat
ditunjukkan dalam bentuk angka seperti 5,6,7,8, dan lainya. (Cece Wijaya
dan A. Tabrani Rusyan, 1994: 151)
5. Pembelajaran
Dan kata terakhir dalam judul skripsi ini adalah Pembelajaran yaitu suatu
kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, materialis,
fasilitas, perlengkapan dan prosedur yang saling mempengaruhi dalam
mencapai tujuan pembelajaran. 10 Menurut E. Mulayasa, pembelajaran
pada
hakikatnya
adalah
interaksi
antara
peserta
didik
dengan
lingkungannya sehingga terjadi perubahan perilaku ke arah yang lebih
baik. 11
C. Perumusan dan Pembatasan Masalah
Merujuk pada latar belakang di atas maka yang menjadi pokok
permasalahan dalam penelitian ini adalah :
9
Ibid., hlm. 288
Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta : Bumi Aksara, 2001), hlm. 57
11
E. Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi, (Bandung: Remaja Rosda karya, 2002),
Cet. 3, hlm. 100
10
1. Bagaimana deskripsi usia mengajar guru di Madrasah Ibtidaiyah seKecamatan Gemuh Kendal?
2. Adakah pengaruh positif atau negatif usia mengajar guru
terhadap
pembelajaran di Madrasah Ibtidaiyah se-Kecamatan Gemuh Kendal?
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Mendasarkan pada permasalahan di atas, maka tujuan dalam penelitian
ini adalah :
1. Untuk mengetahui deskripsi usia guru mengajar di Madrasah Ibtidaiyah
se-Kecamatan Gemuh Kendal.
2. Untuk Mengetahui apa ada pengaruh positif atau negatif usia guru terhadap
pembelajaran di Madrasah Ibtidaiyah se-Kecamatan Gemuh Kendal.
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :
1. Sebagai bahan pertimbangan dalam bidang kedisiplinan guru dan
kesadaran diri terhadap tugas yang diembannya.
2. Dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan oleh pihak terkait dalam
mengatasi masalah terhadap guru yang mengalami perubahan sikap.
E. Metode Penelitian
Metode Pengumpulan Data, kami himpun dengan menggunakan:
Penelitian lapangan, yang bertujuan untuk melihat, mengetahui secara
langsung berbagai hal yang berhubungan dengan aktivitas pembelajaran guru
dikaitkan dengan usia mengajar guru, adakah pengaruhnya baik itu yang
berdampak positif maupun negatif.
Dalam penelitian ini ada beberapa langkah yang perlu diperhatikan:
1. Waktu dan Tempat Penelitian
2. Variabel Penelitian
3. Populasi
4. Teknik Pengumpulan Data
5. Teknik Analisis Data
Adapun keterangan dari langkah-langkah di atas adalah sebagai berikut:
1. Waktu dan Tempat Penelitian
a. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 02 Oktober sampai dengan 02
November tahun 2006.
b. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Madrasah Ibtidaiyah se-Kecamatan Gemuh,
Kabupaten Kendal yang terdiri dari 4 lembaga pendidikan Madrasah
Ibtidaiyah sebagai berikut:
1) Madrasah Ibtidaiyah NU Johorejo
2) Madrasah Ibtidaiyah NU Pucangrejo
3) Madrasah Ibtidaiyah NU Tlahab
4) Madrasah Ibtidaiyah NU Tamangede
2. Variabel Penelitian
Penelitian ini terdiri dari dua variabel, yaitu variabel pengaruh atau bebas
x (Independent) dan variabel terpengaruh atau terikat y (dependent). Di
bawah ini adalah penjelasan tentang kedua variabel.
a. Variabel Bebas (Independent) X
Adapun yang menjadi variabel (x) bebas atau independent adalah usia
mengajar guru dengan indikatornya.
1) Lama mengajar
Indikator
ini
dimaksudkan
untuk
mengetahui
lama
waktu
pengabdian seorang guru.
2) Waktu yang digunakan
Yang dimaksud dengan waktu yang digunakan adalah kesesuaian
implementasi waktu pembelajaran guru dengan waktu yang telah
dialokasikan dalam kurikulum
3) Aktivitas yang dijalankan
Indikatori ini bertujuan untuk menilai kinerja guru di kelas dalam
menjalankan aktivitas pembelajaran.
b. Variabel Terikat (Dependent) Y
Yang menjadi variabel terikat (dependent) y adalah aktivitas
pembelajaran dengan indikatornya sebagai berikut:
1) Perencanaan Pembelajaran
Indikator ini dimaksudkan untuk mengetahui keprofesionalan
seorang guru dalam menjalankan amanatnya sebagai seorang
pengajar. Apabila ia telah membuat perencanaan pembelajaran
yang sesuai dengan kurikulum yang berlaku maka ia dapat
dikatakan sebagai seorang guru profesional.
2) Proses Pembelajaran
Dalam proses pembelajaran ini guru dituntut menguasai berbagai
macam teori pembelajaran guna mencapai tujuan yang telah
ditetapkan.
3) Manajemen Kelas
Meskipun aktivitas pembelajaran telah dilandasi dengan kurikulum
bukan berarti guru harus tekstual dengan kurikulum, ada kalanya
guru dituntut sikap kreatifnya untuk menciptakan suasana kelas
yang menarik serta mendukung proses pembelajaran.
4) Penilaian / Evaluasi
Cara untuk mengetahui tingkat pencapaian tujuan adalah dengan
mengadakan penilaian atau evaluasi. Biasanya direalisasikan dalam
bentuk tes semester dan akhir tahun.
3. Populasi
Menurut Sutrisno Hadi yang dimaksud dengan populasi adalah seluruh
penduduk yang dimaksud untuk diselidiki. 12
Sedangkan yang dimaksud penduduk dalam penelitian ini adalah semua
guru Madrasah Ibtidaiyah se-Kecamatan Gemuh Kabupaten Kendal.
Karena jumlah populasi yang ada kurang dari 100 orang, maka penelitian
ini menggunakan teknik populasi, sehingga semua guru di Madrasah seKecamatan Gemuh pada tahun akademik 2006/2007 yang berjumlah 33
guru dipakai untuk penelitian, dengan perincian sebagai berikut:
Guru
Nama Madrasah
Jumlah
L
P
MI NU Johorejo
4
4
8
MI NU Pucangrejo
4
4
8
MI NU Tlahab
4
4
8
MI NU Tamangede
5
4
9
33
F. Teknik pengumpulan data
Untuk mengambil data dan mengumpulkan data yang akurat dalam
penelitian ini, digunakan dua macam pendekatan, yaitu:
1. Library Research
Untuk memperoleh data kepustakaan digunakan metode-metode “Library
Reseacrh” yaitu riset kepustakaan. 13 Metode ini digunakan untuk
memperoleh data dengan cara membaca atau mempelajari buku-buku yang
ada kaitannya dengan penelitian sebagai landasan teori. Tetapi untuk
mengumpulkan bahan-bahan penelitian dalam menyusun teori, peneliti
menguraikan metode induktif, yaitu proses pendekatan yang berangkat
12
Suharsimi Arikunto, Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian; Suatu Pendekatan
Praktek, (Jakarta: Rineka Cipta, 1998), hlm. 108-109
13
Sutrsino Hadi, Metodologi Research I, (Yogyakarta: Andi Offset, 1994), hlm. 9.
dari kebenaran dengan pengetahuan yang bersifat umum dan dijadikan
untuk menilai suatu kejadian yang bersifat khusus.
2. Field ResearchMetode field research yaitu riset yang dilakukan dikancah
atau medan terjadinya gejala-gejala. 14
Dalam penelitian lapangan ini digunakan metode-metode sebagai berikut:
a. Metode Observasi
Observasi sebagai metode ilmiah dilakukan dengan pengamatan
dan pencatatan secara sistematik terhadap fenomena-fenomena/
kejadian-kejadian yang diselidiki. Lebih lanjut James P. Chapli yang
dikutip Kartini Kartono mendefinisikan bahwa observasi adalah
“Pengujian secara Internasional atau bertujuan sesuatu hal, khususnya
untuk maksud pengumpulan data. Metode ini merupakan suatu
verbalisasi mengenai hal-hal yang diteliti. 15
Metode ini digunakan untuk memperoleh data tentang upaya guru MI
dalam melakukan aktivitas pembelajaran pengaruhnya dengan usia
mengajar guru di MI se-Kecamatan Gemuh Kabupaten Kendal. letak
geografis, sarana, sistem pengajaran dan lingkungan sosial.
b. Metode interview
Metode interview adalah “teknik pengumpulan data yang
menggunakan pedoman berupa pertanyaan yang diajukan langsung
kepada obyek untuk mendapat respon secara langsung. 16 Dimana
interaksi yang terjadi antara pewawancara dan obyek penelitian ini
menggunakan interview bentuk terbuka sehingga dapat diperoleh data
yang lebih luas dan mendalam. 17
Wawancara sebagai alat pengumpulan data yang digunakan untuk
memperoleh informasi yang berkenan dengan kegiatan pembelajaran
atau proses belajar mengajar di MI se-Kecamatan Gemuh Kabupaten
Kendal. Wawancara ini dilakukan dengan beberapa guru MI yang telah
memiliki usia mengajar cukup lama di MI se-Kecamatan Gemuh
Kabupaten Kendal.
c. Metode dokumentasi
14
15
Ibid., hlm. 19
Kartini Kartono, Pengantar Metodologi Riset Sosial, Bandung, Mandar Maju, t.th.,
hlm.157
16
Noeng Muhadjir, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Yogjakarta: Rake Sarasih, 1998),
hlm. 104
17
Lexy J Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2001),
Cet.14, hlm. 137
Dokumentasi berasal dari kata “dokumen”, yang berarti
“barang-barang tertulis”. 18 Metode ini digunakan untuk mencari data
mengenai hal atau variabel yang dapat dijadikan sebagai informasi
untuk melengkapi data-data penulis, baik data primer maupun sekunder
sebagai sumber data yang dapat dimanfaatkan untuk menguji dan
menafsirkan.
c. Metode Angket
Angket adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan
untuk memperoleh informasi dari responden, dalam arti laporan
tentang pribadinya atau hal-hal yang ia ketahui. 19 Teknis penggunaan
metode ini adalah dengan cara menyajikan langsung daftar pertanyaan
untuk dijawab oleh responden. Penggunaan metode ini adalah untuk
mengetahui
pengaruh
usia
mengajar
guru
terhadap
aktivitas
pembelajaran dan mengolah hasilnya menjadi data statistik.
G. Teknik Analisis Data
Setelah semua data tersedia, maka langkah selanjutnya adalah
menganalisa data atau mengolah data.
Analisis data merupakan hal yang sangat penting dalam setiap
penelitian. Tanpa adanya suatu analisis maka data yang telah diperoleh di
lapangan atau dari informasi yang lain tidak bisa dipahami oleh seseorang
peneliti, apalagi orang lain.
Secara garis besar, pekerjaan analisis data meliputi 3 langkah, yaitu:
1. Persiapan
Kegiatan persiapan adalah meneliti ulang semua kelengkapan data
yang dihasilkan dari pengumpulan data sesuai dengan metode yang
digunakan.
2. Tabulasi
Yang termasuk ke dalam jenis kegiatan tabulasi meliputi pemberian
skor terhadap item-item yang perlu, memberikan kode-kode, mengubah
jenis data, yang disesuaikan dengan teknik analisis yang digunakan.
3. Penerapan data sesuai dengan pendekatan penelitian
18
19
Suharsimi Arikunto, Op. Cit., hlm. 149
Suharsimi Arikunto, Op. Cit., hlm 140
Maksudnya
adalah
mengolah
data
yang
diperoleh dengan
menggunakan rumus-rumus atau aturan-aturan yang ada, yang berarti
menggunakan teknik statistik.
Dalam hal ini rumus yang kami pakai adalah analisis statistik
inferensial. Adapun secara lebih spesifik rumus statistik yang kami pakai
adalah koefesiensi korelasi dengan rumus angka kasar yang apabila ditulis
secara matematis sebagai berikut: 20
Rumus Product Moment
rxy 
 XY 
( X )( Y )
N

( X )
2
 X 
N

Keterangan:
2

( Y ) 2 
2
Y



N 

rxy = Koefisien korelasi antara X dan Y
XY = Perkalian X dan Y
X
= Variabel tentang usia guru
Y
= Variabel tentang pengaruhnya terhadap aktivitas
pembelajaran
N
= Jumlah responden
H. Hipotesis
Penelitian semacam ini memerlukan hipotesis sebagai jawaban
sementara. Adapun fungsi hipotesis dalam penelitian adalah :
1. Sebagai alat untuk menyatakan asumsi
Pada dasarnya hipotesis merupakan alat untuk menyatakan asumsiasumsi yang mendasari proposisi dalam suatu pernyataan yang melingkupi
keseluruhan. Pernyataan tersebut merupakan hasil akhir dari analisis yang
seksama terhadap seluruh elemen, baik yang bersifat konseptual maupun
faktual
yang
mempunyai
relevansi
dengan
masalah
dan
saling
berhubungan satu sama lain.
2. Sebagai kerangka kerja kesimpulan
Hipotesis yang berupa pernyataan dan generalisasi sementara
terhadap suatu fenomena tertentu, membantu peneliti dalam menyajikan
kesimpulan penelitiannya. Ia akan tetap berfungsi sebagai prakiraan yang
bersifat sementara sampai ditemukan fakta-fakta yang mendukungnya.
Temuan-temuan yang didasarkan fakta-fakta tersebut diorganisasikan
dalam kesimpulan penelitian dalam kaitannya dengan tujuan yang
mendasari penelitian tersebut. Jika bukti-bukti faktualnya sesuai dengan
20
Prof. Dr. Sutrisno Hadi, M.A., Statistik, Jilid II, Op.Cit., hlm. 294
tujuan yang diusulkan, maka hipotesis tersebut dapat diterima sehingga
memberikan sumbangan baru pada ilmu pengetahuan. Sebaliknya, jika
bukti-bukti faktual tersebut tidak sesuai, maka hipotesis tersebut ditolak
sehingga perlu diubah atau diuji kembali dengan sampel yang berbeda. 21
Sehubungan dengan hal tersebut di muka maka dalam penelitian ini
mengajukan hipotesis sebagai berikut: Semakin lama usia mengajar guru
semakin rendah aktivitas guru dalam proses pembelajaran.
Mengingat hipotesis yang diajukan di atas merupakan dugaan
sementara yang mungkin benar atau mungkin salah maka akan dilakukan
pengkajian pada bagian analisis data untuk mendapatkan bukti apakah
hipotesis yang diajukan diterima atau ditolak.
I. Sistematika Penulisan
Skripsi ini dibagi menjadi lima bab yaitu;
bab pertama berisi
pendahuluan yang mengkaji tentang latar belakang dari permasalahan yang dikaji
dan disajikan pula penegasan istilah. Hal ini untuk menghindari kesalahpahaman
dan salah arah bagi peneliti dan bagi para pembaca. Untuk menggambarkan
persoalan dalam skripsi ini dimuat pula rumusan masalah dan tujuan penelitian.
Di sini dicantumkan pula metode penelitian yang mencakup variabel penelitian,
populasi dan sampel, metode pengumpulan data, metode analisis data dan analisis
lanjut. Untuk memudahkan dan memahami skripsi ini peneliti melengkapinya
dengan sistematika penelitian skripsi.
Bab kedua merupakan landasan teoretis tentang aktivitas pembelajaran
yang meliputi, perencanaan pembelajaran, proses pembelajaran, management
kelas, dan juga penilaian pembelajaran. Kemudian dibahas pula mengenai usia
mengajar guru yang meliputi lama mengajar guru, waktu yang digunakan, dan
aktivitas yang dijalankan.
Bab ketiga membahas tentang metode penelitian yang meliputi tujuan
penelitian, waktu dan tempat penelitian, variabel penelitian, metode penelitian,
populasi dan teknik pengambilan sampel, teknik pengumpulan data dan teknik
analisis data.
Bab keempat merupakan analisis yang meliputi analisis pendahuluan,
analisis uji hipotesis dan analisis lanjut.
Bab kelima merupakan bab penutup yang berisi kesimpulan, saran dan
penutup.
21
Ibnu Hadjar, Op.Cit., hlm. 63
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pengertian Aktivitas Pembelajaran
1.
Pengertian Aktivitas
Aktivitas menurut Kartini Kartono adalah istilah umum yang
dikaitkan dengan keadaan yang selalu bergerak, dan berbagai respon
lainnya terhadap rangsangan sekitar.1
Sedangkan dalam Kamus Psikologi aktivitas adalah kata yang
dinaturalisasi dari kata act (gerak/tingkah laku) kemudian activity
mempunyai arti (gerakan atau tingkah laku semua organisme baik itu
secara mental maupun fisiologi).2
Di sini penulis memberikan penegasan arti kata aktivitas sebagai
suatu kegiatan atau proses belajar mengajar yang dilakukan oleh seorang
guru dalam kebiasaannya memberikan pengajaran kepada siswa-siswi.
Banyak ragam kegiatan atau aktivitas yang dapat dilakukan baik
oleh pendidik maupun peserta didik di sekolah, tidak hanya mendengarkan
dan mencatat seperti yang lazim terdapat di sekolah tradisional.
Sebagaimana kegiatan yang telah didaftar oleh B. Diedrich di antaranya
yaitu:
a. Visual
Activities,
seperti
membaca,
memperhatikan:
gambar,
demonstrasi, percobaan, pekerjaan orang lain dan sebagainya.
b. Oral Activities, seperti: menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi
saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan interview, diskusi,
interupsi dan sebagainya.
1
Dr. Kartini Kartono., Dali Gulo., Kamus Psikologi, Bandung: 1987, hlm. 6
J.P. Chaplin, diterjemah oleh Kartini Kartono, Kamus Lengkap Psikologi, Jakarta: PT.
Raja Grafindo Persada, Cet. 9, 2004, hlm. 9
2
c. Listening Activities, seperti mendengarkan uraian, percakapan,
diskusi, musik, pidato dan sebagainya.
d. Writing Activities, seperti menulis cerita, karangan, laporan, tes,
angket, menyalin dan sebagainya.
e. Drawing Activities, seperti
menggambar, membuat grafik, peta,
diagram, pola dan sebagainya.
f.
Motor Activities, seperti melakukan percobaan, membuat konstruksi,
model, mereparasi, bermain, berkebun, memelihara binatang, dan
sebagainya.
g. Mental Activities, seperti menanggap, mengingat, memecahkan soal,
menganalisis,
melihat
hubungan,
mengambil
keputusan,
dan
sebagainya.
h. Emotional Activities, seperti menaruh minat, merasa bosan, gembira,
berani, tenang, gugup dan sebagainya. 3
Jadi aktivitas merupakan segala bentuk perilaku dan perbuatan
yang dilakukan oleh seseorang baik itu yang bersifat jasmaniah maupun
rohaniah. Kaitannya dengan aktivitas guru yaitu segala perbuatan dan
perilaku seseorang yang berhubungan dengan sekolah, murid, kurikulum,
pendidikan dan lain sebagainya.
2.
Pengertian Pembelajaran
Pembelajaran adalah proses belajar mengajar yang terdiri dari dua
kata yaitu proses belajar dan mengajar. Proses belajar adalah tingkat atau
fase-fase yang dilalui anak atau sasaran didik. Sedangkan mengajar adalah
memberi pelajaran. 4
3
S. Nasution, Didaktik Asas-asas Mengajar, (Jakarta: Bumi Aksara, 1995), Cet. I, hlm.
86-87.
4
Poerwadarminta, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta : Departemen Pendidikan
dan Kebudayaan, 1995), hlm 703.
Belajar menurut pandangan B.F. Skinner, adalah suatu proses
adaptasi atau penyebaran tingkah laku yang berlangsung secara progresif. 5
Menurut pandangan Robert Gagne, mengemukakan bahwa belajar
adalah perubahan yang terjadi dalam kemampuan manusia yang terjadi
setelah belajar terus menerus, bukan hanya disebabkan oleh pertumbuhan
saja.6
"Pembelajaran dalam pendidikan berasal dari kata instruction
yang berarti pengajaran. Chayhan mendefinisikan tentang pengajaran
yang dikutip oleh Nana Sudjana bahwa pengajaran adalah upaya
memberi perangsang (stimulus). Bimbingan, pengarahan dan dorongan
kepada siswa agar terjadi proses belajar." 7 Pengajaran dapat diartikan
sebagai
suatu
proses
yang
dilakukan
oleh
para
guru
dalam
membimbing, membantu, dan mengarahkan peserta didik untuk
memiliki pengalaman belajar, dengan kata lain pengajaran adalah suatu
cara bagaimana mempersiapkan pengalaman belajar bagi peserta didik. 8
Sedangkan dalam kitab at-Tarbiyah wa Thariqat at-Tadris
disebutkan bahwa pembelajaran adalah:
9
“Sesungguhnya pembelajaran adalah sesuatu yang mendatangkan
beraneka ragam kemanfaatan yang mengarahkan dan menyiapkan
penguasaan terhadap hidup seseorang”.
5
Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran untuk membantu Memecahkan
Problematika Belajar Mengajar (Bandung: CV. Alfabeta, 2003) hlm 14.
6
ibid. hlm 17.
7
Nana Sudjana, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, Cet. Ke-5, (Bandung: Sinar Baru
Algesindo, 2000), hlm. 13.
8
Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran, Mengembangkan Standar Kompetensi Guru,
(Bandung: Remaja Rosda Karya, 2005), hlm. 16.
9
Shalah Abdul Aziz dan Abdul Aziz Abdul Majid, At-Tarbiyah Wa Thariqat At-Tadris
Juz I, Mesir, Daar Al-Ma’arif, 1989, hlm. 12.
Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi
unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan. Dan prosedur
yang saling mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran. 10 Proses
pembelajaran
selain diawali dengan perencanaan
yang baik, serta
didukung dengan komunikasi yang baik, juga harus didukung dengan
pengembangan strategi yang mampu membelajarkan siswa. 11
Dari berbagai pandangan sejumlah ahli mengenai belajar meskipun
diantara para ahli tersebut ada perbedaan mengenai pengertian belajar,
namun baik secara implisit dan eksplisit diantara mereka terdapat
kesamaan maknanya, yaitu definisi manapun konsep belajar itu selalu
menunjukkan “Suatu proses perubahan tingkah laku atau pribadi seseorang
berdasarkan praktik atau pengalaman tertentu”.
Mengajar
adalah
penciptaan
sistem
lingkungan
yang
memungkinkan terjadinya proses belajar. Sistem lingkungan ini terdiri atas
komponen-komponen
yang
saling
mempengaruhi
yakni
tujuan
instruksional yang ingin dicapai, materi yang diajarkan, guru dan peserta
didik yang harus memainkan peranan serta ada dalam hubungan sosial
tertentu, jenis kegiatan yang dilakukan, serta sarana dan prasarana belajar
mengajar yang tersedia.12
S. Nasution merumuskan pengertian mengajar sebagai berikut :
a.
Mengajar ialah menanamkan pengetahuan kepada peserta didik
b.
Mengajar ialah menyampaikan kebudayaan kepada peserta didik
c.
Mengajar ialah aktivitas mengorganisasi atau mengatur lingkungan. 13
Jadi dapat disimpulkan mengajar adalah kegiatan yang komplek
dengan komponen-komponen yaitu guru, peserta didik, tujuan, materi,
10
Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2001), hlm. 57
Abdul Majid, Op.Cit., hlm. 111.
12
J.J Hasibuan dan Moedjiono, Proses Belajar Mengajar (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2000), Cet. 8 hlm. 3.
13
M. Basyirudin Usman, Metodologi Pembelajaran Agama Islam (Jakarta: Ciputat Pers,
2002), hlm. 19.
11
jenis kegiatan dan juga sarana prasarana guna mensukseskan kegiatan
pembelajaran.
Dalam kamus besar proses belajar mengajar adalah pelaksanaan
belajar mengajar guru dan peserta didik dan interaksi belajar mengajar
peserta didik dan guru.14
Menurut M. Uzer Usman belajar mengajar merupakan suatu yang
mengandung serangkaian perbuatan guru dan peserta didik atas dasar
hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk
mencapai tujuan tertentu.15
Jadi proses belajar mengajar adalah kegiatan guru dan peserta didik
yaitu saling berinteraksi satu sama lain dengan lingkungan belajar yang
berlangsung dalam pendidikan untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Pembelajaran adalah satu usaha bersifat sadar tujuan yang dengan
sistematik terarah pada perubahan tingkah laku. 16
Dalam buku psikologi pembelajaran dan pengajaran, pembelajaran
adalah suatu proses yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu
perubahan perilaku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil dari
pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. 17
Jadi dapat disimpulkan pembelajaran adalah proses belajar
mengajar antara guru dan peserta didik serta lingkungan yang bersifat
sadar tujuan yang dengan sistematik terarah pada perubahan tingkah laku
dengan menggunakan asas pendidikan maupun teori belajar untuk
mencapai keberhasilan pendidikan.
14
M. Sastra Raja, Kamus Istilah Pendidikan umum (Surabaya: Usaha Nasional, 1981)
15
M. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional (Bandung: Remaja Rosdakarya,1996) hlm.
hlm. 95.
4.
16
Abdurrahman Shaleh, Madrasah dan Pendidikan Anak Bangsa Visi, Misi dan Aksi
(Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2004), hlm. 214.
17
M. Surya, Psikologi Pembelajaran dan Pengajaran, (Bandung: Pustaka Bani Quraisy,
2004), hlm. 7.
Pembelajaran adalah satu usaha bersifat sadar tujuan yang dengan
sistematik terarah pada perubahan tingkah laku.
18
Dalam proses
pembelajaran ada beberapa metode pembelajaran yang harus dipahami dan
dilaksanakan oleh pihak terkait di antaranya yaitu:
1. Planning atau perencanaan
Hakikat belajar mengajar adalah perubahan yang terjadi
dalam diri seseorang setelah melakukan aktivitas, yang mana anak
sebagai subyek dan sebagai obyek dari kegiatan pengajaran, karena
itu inti dari proses pengajaran tidak lain adalah kegiatan belajar
anak didik dalam mencapai tujuan, yang mana tujuan tersebut akan
tercapai dengan maksimal jika peserta didik berusaha dan aktif
dalam kegiatan belajar mengajar. 19
Sama halnya dengan belajar, mengajar pun pada hakikatnya
adalah suatu proses, yaitu proses mengatur, mengorganisasikan
lingkungan yang ada disekitar anak didik, yang mana dapat
menumbuhkan dan mendorong anak didik untuk melakukan proses
belajar. Pada tahap berikutnya mengajar adalah proses memberikan
bimbingan atau bantuan kepada anak didik dalam melakukan proses
belajar.
Sebelum kegiatan belajar dilaksanakan, seorang guru harus
menetapkan perencanaan dalam proses pembelajaran, adapun unsurunsurnya adalah:
a. Tujuan, yang berfungsi untuk menentukan ke arah
kegiatan
pengajaran. Artinya, menentukan ke mana siswa atau sasaran
didik akan dibawa.
b. Bahan atau isi, berfungsi untuk memberi isi atau makna
terhadap tujuan.
18
Abdurrahman Shaleh, Madrasah dan Pendidikan Anak Bangsa Visi, Misi dan Aksi
(Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2004), hlm. 214.
19
Syaiful Bahri Djamarah, dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2002), Cet. II, hlm.45.
c. Metode atau alat, berfungsi untuk menentukan cara bagaimana
mencapai tujuan
d. Penilaian atau evaluasi, berfungsi untuk mengukur seberapa
jauh tujuan itu tercapai dan tindakan apa yang harus dilakukan
apabila tujuan belum tercapai. 20
Uraian di atas bila diaplikasikan dalam skala kecil bisa
berbentuk sebagai RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) yang
merupakan salah satu program belajar mengajar.
2. Learning Process atau proses belajar-mengajar
Untuk mengetahui suatu hal, dalam diri seseorang, terjadi
suatu proses, yang disebut proses belajar. Seorang pengajar (Guru)
mempunyai tugas yaitu merangsang serta meningkatkan jalannya
proses belajar, agar pengajar (Guru) dapat melaksanakan tugasnya
dengan baik, maka pengajar harus mengetahui bagaimana proses
tersebut mulai dan berlangsung. 21
Proses belajar merupakan jalan yang harus ditempuh oleh
seorang pelajar untuk mengerti suatu hal yang sebelumnya tidak
tahu.
3. Classroom Management / Pengelolaan Kelas
Manajemen pengelolaan kelas adalah ketrampilan guru
untuk menciptakan iklim pembelajaran yang kondusif, dan
mengendalikannya jika terjadi gangguan dalam pembelajaran". 22
Dengan kata lain kegiatan-kegiatan untuk menciptakan dan
mempertahankan kondisi yang optimal bagi terjadinya proses
belajar mengajar. Yang termasuk ke dalam hal ini misalnya
penghentian tingkah laku siswa yang menyelewengkan perhatian
20
Ibid., hlm. 45.
Nana Sudjana, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar Baru
Algensindo, 1995), hlm. 136.
22
E. Mulyasa, Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan
Menyenangkan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005), hlm. 91.
21
kelas, pemberian ganjaran bagi ketetapan waktu penyelesaian tugas
oleh siswa, atau penetapan norma kelompok yang produktif. 23
Pengelolaan kelas dapat pula diartikan sebagai kemampuan
guru atau wali kelas dalam mendayagunakan potensi kelas berupa
pemberian kesempatan yang seluas-luasnya pada setiap personal
untuk melakukan kegiatan-kegiatan kelas yang berkaitan dengan
kurikulum dan perkembangan murid. 24
Dalam kegiatan belajar mengajar terdapat dua hal yang turut
menentukan berhasil tidaknya suatu proses belajar mengajar, yaitu
pengaturan kelas dan pengajaran itu sendiri. Kedua hal itu saling
tergantung. Keberhasilan pengajaran dalam arti tercapainya tujuantujuan instruksional, sangat tergantung pada kemampuan mengatur
kelas.
Kelas
yang
baik
dapat
menciptakan
situasi
yang
memungkinkan anak belajar sehingga merupakan titik awal
keberhasilan pengajaran.
25
Mengelola kelas secara baik dalam
rangka menyediakan kondisi yang kondusif untuk berlangsungnya
proses pembelajaran yang efektif merupakan salah satu kemampuan
professional yang harus dimiliki oleh guru seperti dalam buku
Teachers Development diterangkan bahwa:
"The purpose of teacher education should be to encourage the
growth of teachers as person and as professionals. Teachers who
are growing are becoming more open, more humane, more skillfull,
more complex, more complete pedagogues and human beings.
They are fulfilling their own unique potentials or doing for
themselves what others expect them to do for students. But often
teacher educators fail to recognize that teachers, like students, have
different needs and abilities". 26
23
Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, (Bandung: Remajar Rosdakarya, 2000),
hlm. 97.
24
Hadari Nawawi, Organisasi Sekolah dan Pengelolaan Kelas Sebagai Lembaga
Pendidikan, (Jakarta: Gunung Agung, 1982), hlm. 116.
25
Conny Semiawan, dkk, Pendekatan Keterampilan Proses, (Jakarta: Gramedia, 1990),
hlm. 63.
26
Robert F. Mcneraney And Carol A. Carrier, Teachers Development, (New York:
Macmillan Publishing, 1998), hlm. 1.
"Tujuan pendidikan guru seharusnya mendorong perkembangan
guru-guru secara pribadi dan secara profesional. Guru-guru yang
berkembang akan menjadi lebih terbuka lebih manusiawi, lebih
terampil, lebih mempunyai keahlian dalam mendidik. Mereka
sedang memenuhi potensi has mereka sendiri atau melakukan untuk
mereka sendiri yang orang lain mengharapkan mereka melakukan
untuk para siswa, tetapi sering guru gagal untuk memahami guru,
bahwa seperti para siswa mempunyai kebutuhan dan kemampuan
yang berbeda".
Oleh karena itu untuk dapat menciptakan suasana kelas yang
baik diperlukan seperangkat ketrampilan pengelolaan kelas
dan
menerapkannya dalam proses pembelajaran.
4. Penilaian
Untuk mengukur dan mengevaluasi tingkat keberhasilan
belajar dapat dilakukan melalui tes prestasi belajar yang dapat
digolongkan dalam jenis penilaian sebagai berikut:
a. Tes
1) Test formatif
Penilaian ini digunakan untuk mengukur setiap satuan
bahasan tertentu dan bertujuan hanya untuk memperoleh
gambaran tentang daya serap siswa terhadap satuan bahasan
tersebut. Hasil tes ini digunakan untuk memperbaiki proses
belajar mengajar bahan tertentu dalam waktu tertentu pula
atau sebagai feed back (umpan balik) dalam memperbaiki
proses belajar mengajar.
2) Test subsumatif
Penilaian ini meliputi sejumlah bahan pengajaran atau
satuan bahasan yang telah diajarkan dalam waktu tertentu.
Tujuannya adalah selain untuk memperoleh gambaran daya
serap juga untuk menetapkan tingkat prestasi belajar siswa.
Hasilnya diperhitungkan untuk menentukan nilai raport.
3) Test sumatif
Penilaian diadakan untuk mengukur daya serap siswa
terhadap pokok-pokok bahasan yang telah diajarkan selama
satu semester. Tujuannya adalah untuk menetapkan tingkat
atau taraf keberhasilan belajar siswa dalam satu periode belajar
tertentu. Hasil dari tes ini dimanfaatkan untuk kenaikan kelas,
menyusun peringkat (rangking) atau sebagai ukuran kualitas
sekolah.27
b. Non-tes
Yang tergolong dalam teknik penilaian non-tes adalah:
1) Skala Bertingkat (Rating Scale)
Skala menggambarkan suatu nilai yang berbentuk angka
terhadap sesuatu hasil pertimbangan. Seperti Oppenheim
mengatakan: Rating gives a numerical value to some kind of
judgement, maka suatu skala selalu disajikan dalam bentuk
angka.
2) Kuesioner (Questionair)
Kuesioner atau yang lebih kita kenal dengan nama angket.
Pada dasarnya adalah sebuah daftar pertanyaan yang harus
diisi oleh orang yang akan diukur (responden). Adapun
macam-macam kuesioner dapat ditinjau dari beberapa segi:
a) Ditinjau dari segi siapa yang menjawab, maka ada:
(1) Kuesioner Langsung
27
Moh. Uzer Usman dan Lilis Setiawati, Op. Cit., hlm. 9.
Kuesioner dikatakan langsung jika kuesioner tersebut
dikirim dan diisi oleh orang yang akan dimintai
jawaban tentang dirinya.
(2) Kuesioner tidak langsung
Yaitu kuesioner yang dikirimkan dan diisi oleh bukan
orang yang dimintai keterangannya.
b) ditinjau dari segi cara menjawab, dibedakan menjadi:
(1) Kuesioner tertutup
Adalah kuesioner yang disusun dengan menyediakan
pilihan jawaban lengkap sehingga pengisi hanya
tinggal memberi tanda pada jawaban yang dipilih.
(2) Kuesioner terbuka.
Yaitu kuesioner yang disusun
sehingga
para
pengisi
bebas
sedemikian rupa
mengemukakan
pendapatnya.
3) Daftar Cocok (Check List)
Yang dimaksud dengan daftar cocok (check list) adalah
deretan pernyataan (yang biasanya singkat-singkat), di mana
responden yang dievaluasi tinggal membubuhkan tanda cocok
() di tempat yang sudah di sediakan.
4) Wawancara (Interview)
Adalah suatu metode atau cara yang digunakan untuk
mendapatkan jawaban dari responden dengan jalan tanya
jawab sepihak. Dikatakan sepihak karena dalam wawancara ini
responden tidak diberi kesempatan sama sekali untuk
mengajukan pertanyaan. 28
28
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2001),
Cet. Ii, hlm. 34
Jadi penilaian merupakan gambaran tentang kemajuan siswa, dan
prestasinya, hasil rata-ratanya, tetapi juga dapat menjadi bahan umpan
balik bagi guru sendiri. Dengan umpan balik guru dapat meneliti dirinya,
dan
berusaha
memperbaiki
dalam
perencanaan
maupun
teknik
penyajiannya.
Sedangkan dalam buku psikologi pembelajaran dan pengajaran,
pembelajaran adalah suatu proses yang dilakukan individu untuk
memperoleh suatu perubahan perilaku yang baru secara keseluruhan,
sebagai hasil dari pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan
lingkungannya. 29
Jadi dapat disimpulkan aktivitas pembelajaran adalah proses
belajar mengajar antara guru dan peserta didik serta lingkungan yang
bersifat sadar tujuan yang dengan sistematik terarah pada perubahan
tingkah laku dengan menggunakan asas pendidikan maupun teori belajar
untuk mencapai keberhasilan pendidikan
B. Usia Mengajar
1. Usia
Usia bermakna sebagai umur, (lebih lazim dikaitkan dengan
waktu hidup manusia). Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia usia
adalah tahapan dalam perkembangan individu (usia 60 tahun ke atas). 30
Kaitannya dengan “Usia Mengajar” yang terdapat dalam judul skripsi
ini penulis memaknainya dengan lama waktu atau (jenjang) pengabdian
yang telah diberikan oleh seorang guru kepada sekolah, murid yang
secara global bisa diartikan pengabdian pengajar bagi pendidikan.
29
M. Surya, Psikologi Pembelajaran dan Pengajaran (Bandung: Pustaka Bani Qurays
2004), hlm. 7.
30
Poerwadarminto, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Departemen Pendidikan
dan Kebudayaan, Balai Pustaka, 1989), hlm. 17 dan 988.
Dalam kamus Oxford Dictionary of Psychology diterangkan
bahwa usia adalah:
A measure of a person’s ability, skill, or knowledge, expressed
in terms of the age at which the average person attains that
level of performance.31
Usia atau masa adalah ukuran kemampuan, keterampilan atau
pengetahuan seseorang yang diekspresikan dalam bentuk masa
(waktu) dengan rata-rata pencapaian seseorang dalam tingkatan
perbuatan, pelaksanaan atau penampilan.
W.C. Olson’s seperti di kutip oleh Henry Clay Lindgren dalam
bukunya yang berjudul Educational Psychology In The Classroom
mengatakan bahwa:
An interrelationship among various aspects of growth has led
him to believe that there is a basic pattern or rate of growth for
each individual which may be used to determine his
“organismic age”. The uniqueness of each individual’s pattern
of development or maturation raises some question about the
common tendency to make rather hard and fast predictions as to
the future behavior and performance of children.32
Ada hubungan diantara beragam aspek pertumbuhan yang telah
mendorongnya untuk mempercayai (berkesimpulan) bahwa ada
ukuran dasar atau nilai rata-rata (standar) pertumbuhan tiap
individual yang mungkin digunakan untuk menetapkan “usia
organisme”. Keunikan dari tiap-tiap personal terletak pada
ukuran dasar pertumbuhan atau kematangan (dewasa) yang
menimbulkan beberapa pertanyaan tentang nilai dasar / umum
lebih sulit dalam membuat prediksi seperti tingkah laku di masa
yang akan datang dan penampilan dari sang anak.
31
Andrew M. Colman, Oxford Dictionary of Psychology, (US: Oxford University Press
Inc. New York, III ed, 2003), hlm. 17.
32
Henry Clay Lindgren, Educational Psychology In The Classroom, John Wiley And
Sons, Inc., New York: 1960), first edition, hlm. 70.
2. Mengajar
Mengajar adalah membimbing siswa agar mengalami proses
belajar. Juga merupakan aktivitas mencari, menemukan dan melihat
pokok masalah, dan berusaha memecahkan masalah. 33
Dari sini dapat ditarik kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan
usia mengajar adalah masa (waktu) seseorang dalam mengabdikan diri
kepada pendidikan baik itu dalam sebuah lembaga (formal) maupun
non formal dan diharapkan dapat mengalami perkembangan atau
pertumbuhan terhadap kemampuan, ketrampilan serta pengetahuan
yang lebih memadai. Yang mana usia mengajar yang dimaksud terkait
erat dalam ilmu psikologi mengenai kematangan sosial, kematangan
emosional, tanda kematangan sosial, kematangan intelektual, dan aspek
lainnya.
C. Guru atau Pendidik
1. Guru/Pendidik
Guru/Pendidik merupakan peran yang amat sentral dalam
keseluruhan proses belajar mengajar. Guru dituntut untuk harus mampu
mewujudkan perilaku mengajar secara tepat agar menjadi perilaku
mengajar yang efektif dalam diri peserta didik. Di samping itu guru
dituntut pula untuk mampu menciptakan situasi belajar mengajar yang
kondusif. Dan yang lebih penting lagi adalah guru harus mempunyai
kepribadian karena guru menjadi model atau sentral identifikasi diri atau
menjadi anutan teladan dan konsultan bagi peserta didiknya. 34
33
Drs. Slameto, Belajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2003), Cet. VI, hlm. 92.
34
Muhaimin, Wacana Pengembangan Pendidikan Islam (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,
2003), hlm. 217.
Maka dari itu dalam memilih seorang guru harus benar-benar
manusia pilihan. Sebagaimana menurut Al-Zarnuji, guru yang harus dipilih
adalah: 35
Sebaiknya dalam memilih guru hendaknya yang lebih alim, lebih
wara’i, lebih tua.
Dari uraian di atas dapat diambil pengertian bahwa seorang
pendidik harus memiliki karakteristik sebagai berikut :
a.
Seorang pendidik harus mempunyai kematangan profesional, yaitu
mengenai ilmu pengetahuan, mencintai anak didiknya
b.
Seorang pendidik harus mempunyai diri yang stabil, yaitu kemampuan
menjaga diri dari perbuatan yang terlarang yaitu disebut wara’i
c.
Seorang pendidik harus mempunyai kematangan sosial yang stabil,
yaitu berusia tua, berwibawa, sopan santun, penyabar sehingga dapat
membina kerja sama dengan peserta didik secara efektif.
Selain itu seorang guru juga harus mempunyai sifat-sifat pendidik
sebagai berikut :
a.
Zuhud, tidak mengutamakan materi dan mengajar karena mencari
keridhaan Allah semata.
b.
Kebersihan, seorang guru harus bersih tubuhnya, jauh dari dosa dan
kesalahan, berjiwa bersih, terhindar dari dosa besar, sifat riya, dengki,
permusuhan dan lain-lain.
c.
Ikhlas dalam pekerjaan, keikhlasan dan kejujuran seorang guru dalam
pekerjaannya merupakan jalan terbaik ke arah suksesnya tugas dan
sukses peserta didiknya
d.
35
Pemaaf, seorang guru harus bersifat pemaaf terhadap peserta didiknya.
Syaikh al-Zarnuji, Ta’lim al-Muta’alim, (Surabaya: Al-Ma’arif, t.th), hlm. 13.
e.
Harus mengetahui tabiat peserta didik, yaitu harus mengetahui tabiat
pembawaan, adat istiadat dan pemikiran peserta didik agar tidak salah
arah dalam mendidik. 36
Maka agar dapat menjamin tercapainya suatu pendidikan,
seorang guru harus mempunyai kepribadian yang baik. Karena
kepribadian
guru
adalah
faktor
yang
sangat
penting
untuk
melaksanakan tanggung jawabnya, selain itu juga kemampuan dalam
mengembangkan dalam metode dan intensitas aktivitas interaktif guru
dengan peserta didik. Hal tersebut sangat menentukan keberhasilan
dalam proses belajar mengajar.
Adapun karakteristik seorang pendidik/guru selain berkepribadian
juga diharapkan dapat mewujudkan perilaku mengajar yang tepat.
Karakteristik yang diharapkan adalah :
a.
Memiliki minat yang besar terhadap pelajaran dan mata pelajaran
yang diajarkannya.
b.
Memiliki kecakapan untuk memperkirakan kepribadian dan suasana
hati secara tepat serta membuat kontak dengan kelompoknya secara
tepat.
c.
Memiliki kesabaran,
dan sensitivitas
yang
diperlukan untuk
menumbuhkan semangat belajar.
d.
Memiliki pemikiran yang imajinatif (konseptual) dan praktis dalam
usaha memberikan penjelasan kepada peserta didik.
e.
Memiliki kualifikasi yang memadai dalam bidangnya, baik isi maupun
metode.
f.
Memiliki sikap terbuka, luwes, dan eksperimental dalam metode dan
teknik.37
36
37
Khoiron Rosyadi, Pendidikan Profetik, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2004), hlm. 189.
M. Surya, Op.Cit, hlm. 54.
Kepribadian guru adalah pengaruh yang sangat besar bagi peserta
didik. Seperti yang telah disebutkan oleh Muhibin Syah bahwa kepribadian
guru adalah faktor yang sangat berpengaruh terhadap keberhasilan seorang
guru sebagai pengembang sumber daya manusia, karena disamping
sebagai pembimbing, dan pembantu guru juga berperan sebagai panutan. 38
D. Pengaruh Usia mengajar terhadap Aktivitas Pembelajaran
Kata usia mengajar yang terdapat pada judul skripsi yang penulis muat
bermakna sebagai umur, (lebih lazim dikaitkan dengan waktu hidup manusia).
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia usia adalah tahapan dalam
perkembangan individu (usia 60 tahun ke atas). 39 Kaitannya dengan “Usia
Mengajar” yang terdapat dalam judul skripsi ini penulis memaknainya dengan
lama waktu atau (jenjang) pengabdian yang telah diberikan oleh seorang guru
kepada sekolah, murid yang secara global bisa diartikan pengabdian pengajar
bagi pendidikan.
Pembelajaran atau proses belajar mengajar merupakan inti dari
pendidikan secara keseluruhan dengan guru sebagai peranan utama. 40 proses
belajar mengajar merupakan proses yang mengandung serangkaian perbuatan
guru dan peserta didik atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung
dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Pembelajaran sebagai sistem maka terdapat beberapa subsistem
sebagai faktor pendukung tercapainya suatu sistem. Dalam hal ini sistem
pembelajaran memiliki beberapa faktor pendukung agar tercapainya suatu
tujuan.
38
Muhibin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 1999), hlm. 225.
39
Tim Penyusun Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa
Indonesia, (Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Balai Pustaka, 1989), hlm. 17 dan
988.
40
Moh. Uzer Usman, Op.Cit, hlm. 1.
Menurut M. Uzer Usman bahwa yang termasuk dalam komponen
belajar mengajar adalah tujuan instruksional, materi pelajaran, metode
mengajar, alat peraga, evaluasi sebagai alat ukur tercapainya tujuan. 41
Sedangkan menurut Cece Wijaya, faktor-faktor pendidikan dan
pembelajaran yaitu guru, peserta didik, fasilitas, program atau tujuan atau
rencana atau kurikulum. 42
Dari kedua pendapat tersebut penulis dapat mengambil kesimpulan
bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi pembelajaran adalah pendidik,
peserta didik, tujuan, materi pelajaran, metode pembelajaran, dan evaluasi.
Sedangkan alat peraga sudah termasuk dalam alat pendidikan/evaluasi.
Kegiatan
pendidikan,
belajar-mengajar
merupakan
inti
kegiatan
dalam
karena segala sesuatu yang telah diprogamkan akan
dilaksanakan dalam proses belajar-mengajar. Dalam kegiatan belajarmengajar ini akan melibatkan semua komponen pengajaran, dan dalam
kegiatan ini pula akan menentukan sampai sejauh mana tujuan yang telah
ditetapkan dapat dicapai.
Dalam kegiatan belajar-mengajar, guru dan anak didik terlibat
dalam sebuah interaksi dengan bahan pelajaran sebagai medianya. Agar
interaksi yang terjadi dapat tercapai secara optimal, maka guru seharusnya
mempunyai:
1) Kemampuan melaksanakan PBM secara logis dan berurutan
2) Kemampuan memberi pengertian dan contoh yang sederhana
3) Kemampuan menggunakan bahasa yang mudah dimengerti
4) Kemampuan bersikap bersungguh-sungguh terhadap pengajaran
5) Kemampuan bersikap terbuka terhadap pengajaran
6) Kemampuan memacu aktifitas siswa
7) Kemampuan mendorong siswa untuk berinisiatif
8) Kemampuan merangsang timbulnya respon siswa terhadap pengajaran.
41
Ibid, hlm. 2.
Cece Wijaya, Upaya Pembaharuan dalam Pendidikan dan Pengajaran (Bandung:
Remaja Rosdakarya, 1998), hlm. 29-30.
42
Sebagai
gambaran
mengenai
lama
usia
mengajar
penulis
mencantumkan data interval dari jumlah guru Madrasah Ibtidaiyah yang
ada di Kec. Gemuh sebagai berikut: usia mengajar rentang waktu antara
21-25 tahun berjumlah 7 guru, usia lama mengajar 16-20 tahun berjumlah 7
guru, usia lama mengajar 11-15 tahun berjumlah 5 orang, 6-10 tahun
berjumlah 10 guru dan di bawah atau kurang dari lima tahun berjumlah 4
guru.
Sedang untuk menggambarkan fenomena rajin tidak rajin penulis
mengambil data dari lima tahun terakhir kehadiran guru di madrasah dan
mengklasifikasikannya ke dalam data interval dari surat ijin guru yang
terdokumentasi oleh Kepala Madrasah masing-masing sebagai berikut:
guru yang tiap tahun ijin tidak masuk rata-rata 15 kali sebanyak 12 guru,
12 kali ada 4 guru, 9 kali ada 10 guru, 7 kali ada 7 guru.
Itulah gambaran sekilas yang bisa penulis simpulkan dalam
pengamatan sekilas penulis tentang fenomena pada guru-guru yang telah
memiliki usia mengajar cukup lama di MI se-Kecamatan Gemuh
Kabupaten Kendal.
BAB III
HASIL PENELITIAN
A. GAMBARAN UMUM
Madrasah Ibtidaiyah yang ada di Kecamatan Gemuh berjumlah 4
(empat) Madrasah yang mayoritas terdapat ditengah tengah desa dan
mampu bersaing dengan sekolah dasar lainya hal tersebut dapat dibuktikan
dengan prestasi-prestasi yang diraih oleh antara Madrasah Ibtidaiyah dan
Sekolah Dasar, Madrasah Ibtidaiyah yang ada di Kecamatan Gemuh yaitu
sebagai berikut:
1. Madrasah Ibtidaiyah Nahdlatul Ulama’ Johorejo
Madrasah Ibtidaiyah Nahdlatul Ulama’ Johorejo terletak di
tengah-tengah pemukiman warga. Hal tersebut memudahkan dalam
akses menuju ketujuan.
Madrasah
tersebut
juga
mempunyai
rogram
unggulan
diantaranya Ekstra Komputer, Drum Band, dan Pramuka yang
menjadikan daya tarik bagi masyarakat sekitar, terbukti dengan adanya
siswa siswi dari luar desa Johorejo.
2. Madrasah Ibtidaiyah Nahdlatul Ulama’ Pucangrejo
Madarasah Ibtidaiyah Nahdlatul Ulama’ Pucangrejo terletak 3
kilometer sebelah barat Madrasah Ibtidaiyah Nahdlatul Ulama’ Johorejo.
Madrasah tersebut juga mempunya citra bagus dilingkungan masyarakat
desa pucangrejo. Hal tersebut dibuktikan dengan loyalitas masyarakat
dalam memajukan Madrasah Ibtidaiyah Nahdlatul Ulama’ Pucangrejo.
3. Madrasah Ibtidaiyah Nahdlatul Ulama’ Tlahab
Madrasah Ibtidaiyah Nahdlatul Ulama’ Tlahab juga tidak jauh
berbeda dengan Madrasah Ibtidaiyah Nahdlatul Ulama’ Johorejo dan
Madrasah Ibtidaiyah Nahdlatul Ulama’ Pucangrejo. Hal tersebut
dibuktikan dengan daya saing Madrasah Ibtidaiyah dengan Sekolah
40
Dasar yang ada di desa Tlahab dibidang kegiatan akademik dan non
akademik.
4. Madrasah Ibtidaiyah Tamangede
Madrasah Ibtidaiyah Tamangede terletak 5 kilometer di sebelah
timur dari Madrasah Ibtidaiyah Johorejo akses menuju ke Kecamatan
sangat mudah karena dapat dijangkau dalam waktu 3 menit dengan
mengunakan kendaraan bermotor.
Madrasah Ibtidaiyah Tamangede didirikan atas kehendak
mayarakat Desa Tamangede yang pada saat itu menginginkan sekolah
tingkat dasar yang bernuansa Islami.
Dari empat Madrasah Ibtidaiyah yang ada di Kecamatan Gemuh
mengambarkan bahwa Madrasah Ibtidaiyah dapat bersaing dengan sekolah
dasar. Hal tersebut dibuktikan dengan prestasi prestasi yang diraih
Madrasah Ibtidaiyah dalam kurun waktu 5 (lima) Tahun terakhir.
Adapun kegiatan yang dilaksanakan oleh Madrasah Ibtidaiyah di
Kecamatan Gemuh adalah:
a. Bidang Perangkat Kurikulum, meliputi jenis kegiatan:
1. Pengadaan perangkat kurikulum yang disesuaikan
2. Pembagian tugas guru dan karyawan
3. jadwal pelajaran
4. Program semestran dan satuan pelajaran
5. Evaluasi
6. Laboratorium
7. Perpustakaan
8. Olah raga
9. Kesenian
10. Bimbingan penyuluhan dan karir
11. Alat peraga
41
b. Bidang Ketenagaan, meliputi jenis kegiatan:
1. Guru
2. Pegawai tata usaha dan pesuruh
c. Bidang Kesiswaan, meliputi jenis kegiatan:
Kegiatan Ekstra Kulikuler
d. Bidang sarana dan prasarana
1. Pemeliharaan ruang kepala madrasah, guru tata usaha, kelas,
laboratorium, perpustakaan.
2. Pemeliharaan gedung dan bangunan
3. Pemeliharaan halaman dan kebun
4. pemeliharaan Musholla
5. Pemeliharaan WC dan urinoir
6. Pemeliharaan alat laboratorium
e. Bidang ketatausahaan, meliputi jenis kegiatan:
1. Pengelolaan surat-surat
2. Pengelolaan administrasi umum
3. Pengolahan administrasi surat-surat
f. Bidang hubungan, meliputi jenis kegiatan:
1.
Internal, meliputi:
- Hubungan kepala madrasah dengan guru dan karyawan
- Hubungan guru dan guru dan karyawan
- Hubungan guru dan karyawan dengan kepala madrasah
2.
Eksternal, meliputi:
-
Hubungan antara madrasah
-
Hubungan dengan instansi lain
-
Hubungan vertikal dengan Dinas Pendidikan
-
Hubungan dengana komite madradah dan orang tua wali
42
3.
Perlengkapan Madrasah, terdiri dari:
a. Komputer
b. Meja guru
c. Brankas
d. Filing Cab
e. Lemari
f. Rak Buku
g. Kompor
h. Kursi guru/ TU
i. Meja Siswa
j. Kursi Siswa
4.
Gambaran Umum Guru Madrasah Ibtidaiyah di Kecamatan Gemuh
Kabupaten Kendal
Tenaga pendidik yang terlibat dalam proses pembelajaran di
Madrasah Ibtidaiyah di Kecamatan Gemuh terdiri dari 33 ( tiga puluh tiga)
orang guru mayoritas ber akta II dan ber akta IV. Adapun nama-nama guru
Madrasah Ibtidaiyah se Kecamata Gemuh antara lain:
a. Madrasah Ibtidaiyah Nahdlatul Ulama’ Johorejo
NO
NAMA GURU
JENIS
IJAZAH
KELAMIN
TERAKHIR
1.
Ahmad Durjani, S. Ag
L
SI Tarbiyah
2.
Ahmad Khoerudin, S. Pd.I
L
SI Tarbiyah
3.
Saiful Amar, S. Pd.I
L
SI Tarbiyah
4.
Rozikin, S. Pd.I
L
SI Tarbiyah
5.
Nur Janah, A. Ma
P
DII Tarbiyah
6.
Sri Sugiarti, A. Ma
P
7.
Siti Purwati, A. Ma
P
43
DII Tarbiyah
DII Tarbiyah
8.
Siti Roichah, A. Ma
P
9.
Siti Chasanah, A. Ma
P
DII Tarbiyah
DII Tarbiyah
b. Madrasah Ibtidaiyah Nahdlatul Ulama’ Pucangrejo
NO
NAMA GURU
JENIS
IJAZAH
KELAMIN
TERAKHIR
1.
Sopi,i, S. Pd.I
L
SI Tarbiyah
2.
Muh. Shodiq, S. Pd.I
L
SI Tarbiyah
3.
Muh. Rizal, S. Pd.I
L
SI Tarbiyah
4.
Chasan Amri, S. Pd.I
L
SI Tarbiyah
5.
Purmiati, S. Pd
P
SI Ekonomi
6.
Nur Afifah, S. Pd.I
P
SI Tarbiyah
7.
Mursidah, A. Ma
P
DII Tarbiyah
8.
Nur Azizah, A. Ma
P
DII Tarbiyah
c. Madrasah Ibtidaiyah Nahdlatul Ulama’ Tlahab
NO
NAMA GURU
JENIS
IJAZAH
KELAMIN
TERAKHIR
1.
Turmudzi, S. Pd.I
L
SI Tarbiyah
2.
Saiful Ulum, A. Ma
L
DII Tarbiyah
3.
Maskon, A. Ma
L
DII Tarbiyah
4.
Hikmatul Ulya, A. Ma
P
DII Tarbiyah
5.
Laily Kurniawati, A. Ma
P
DII Tarbiyah
44
6.
Muni’ah, A. Ma
P
DII Tarbiyah
7.
Umrotun, S. Pd.I
P
SI Tarbiyah
JENIS
IJAZAH
KELAMIN
TERAKHIR
d. Madrasah Ibtidaiyah Tamangede
NO
NAMA GURU
1.
Musyadad, S. Ag
L
SI Tarbiyah
2.
Agus Fadhilah, S. Pd.I
L
SI Tarbiyah
3.
Bahtiar Zamroi, S. Ag
L
SI Tarbiyah
4.
Eko Aristanto, A. Ma
L
SI Tarbiyah
5.
Solechan, A. Ma
L
DII Tarbiyah
6.
Lu’luul Maknunah, S. Pd.I
P
SI Tarbiyah
7.
Siti Muarofah, A. Ma
P
DII Tarbiyah
8.
Juzanah, S. Pd.I
P
SI Tarbiyah
9.
Lia Andini, A. Ma
P
DII Tarbiyah
B. PENYAJIAN DATA
I. Nilai angket tentang pengaruh kemampuan profesional guru
No
x
F
fx
1
21
3
63
2
22
1
22
3
23
1
23
4
24
7
168
5
25
2
50
45
Mean
f.x
6
26
2
52
7
27
3
81
8
28
6
168
9
29
2
58
10
30
3
90
11
31
1
31
12
34
1
34
13
37
1
37
Jumlah
33
877
M = ----N
877
= -----33
= 26,57
Dari hasil analisis tentang pengaruh kemampuan profesional
guru diperoleh mean yaitu 26,57. Dari mean tersebut dapat disimpulkan
bahwa pengaruh kemampuan profesional guru dalam kategori cukup
yaitu pada interval 22.5-32
II. Nilai angket tentang prestasi fiqih
No
y
f
fy
Mean
1
65
7
445
2
70
23
1610
3
75
0
0
4
80
2
160
5
85
1
85
Jumlah
33
2.300
f.y
M = ----N
2.300
= -----33
= 69,70
Dari hasil analisis tentang tentang prestasi fiqih diperoleh nilai
mean yaitu 69,70. Dari nilai mean tersebut dapat disimpulkan bahwa
prestasi fiqih dalam kategori cukup yaitu pada interval 66.5 - 74.
46
BAB IV
ANALISIS DATA
Analisis data ini dilakukan untuk membuktikan ada tidaknya pengaruh
Kemampuan profesional guru terhadap prestasi fiqih. Untuk memudahkan
dalam menganalisa data digunakan prosedur analisis melalui tiga tahap yaitu:
analisis pendahuluan, analisi uji hipotesis dan analisis lanjut.
A. Analisis Deskriptif
1. Analisis Kemampuan Profesional guru
RANGE I
SKOR MENTAH KEMAMPUAN PROFESIONAL GURU
No
Res.
Skor Mentah (x)
(x-m) atau
(d)
(x-m)2
(d)2
1
24
-6
36
2
28
-2
4
3
24
-6
36
4
31
1
1
5
28
-2
4
6
27
-3
9
7
22
-8
64
8
25
-5
25
9
30
0
0
10
28
-2
4
11
24
-6
36
12
23
-7
49
13
27
-3
9
14
29
-1
1
15
21
-9
81
47
16
26
-4
16
17
26
-4
16
18
24
-6
36
19
24
-6
36
20
24
-6
36
21
28
-2
4
22
29
-1
1
23
21
-9
81
24
21
-9
81
25
34
4
16
26
28
-2
4
27
30
0
0
28
28
-2
4
29
25
-5
25
30
27
-3
9
31
37
7
49
32
24
-6
36
33
30
0
0
Jml
877
-113
809
Jadi untuk mengetahui M dan SD adalah menggunakan rumus
sebagai berikut:
M 
x 877

 26,57
N
33
Dibulatkan menjadi 27
48
SD

( x  m) 2
N

809
33
 24,51
 4,95
Langkah selanjutnya adalah menentukan SUD. Dalam penjabaran
ini akan digunakan seluruh jarak range dari kurva normal yaitu
-3 SD sampai dengan +3 SD. Karena kategori yang akan digunakan 3 unit,
maka 6 SD = 3 = 2 SD.
Jadi SUD = 2 x 4,95 = 9,9 dibulatkan menjadi 10
Untuk selanjutnya menentukan batas bawah dan batas atas dari
masing-masing kategori. Karena diketahui
M = 27 dan SUD = 10, maka :
- Batas bawah “cukup”
= M – 0,5 SUD
= 27 – 0,5 x 10 = 22
- Batas atas “cukup”
= M + 0,5 SUD
= 27 + 0,5 x 10 = 32
- Batas bawah “kurang”
= M - 1,5 SUD
= 27 - 1,5 x 10 = 12
- Batas atas “baik”
= M + 1,5 SUD
= 27 + 1,5 x 10 = 42
Berdasarkan hasil perhitungan di atas dapat disimpulkan dalam
tabel interval sebagai berikut:
49
TABEL I
INTERVAL KEMAMPUAN PROFESIONAL GURU GURU
No
Interval
Keterangan
1
42 keatas
Sangat baik
2
32.5 – 42
Baik
3
22.5 – 32
Cukup
4
12.5 – 22
Kurang
TABEL II
NILAI ANGKET TENTANG
PENGARUH KEMAMPUAN PROFESIONAL GURU
TERHADAP PRESTASI FIQIH
No
x
f
fx
1
21
3
63
2
22
1
22
3
23
1
23
4
24
7
168
5
25
2
50
6
26
2
52
7
27
3
81
8
28
6
168
9
29
2
58
10
30
3
90
11
31
1
31
12
34
1
34
13
37
1
37
Jumlah
33
877
50
Mean
f.x
M = ----N
877
= -----33
= 26,57
Dari hasil analisis tentang pengaruh kemampuan profesional guru
diperoleh mean yaitu 26,57. Dari mean tersebut dapat disimpulkan bahwa
pengaruh kemampuan profesional guru dalam kategori cukup yaitu pada
interval 22.5-32.
2. Analisa Prestasi Fiqih
RANGE II
SKOR MENTAH PRESTASI FIQIH
No
Res.
Skor Mentah (y)
(y-m) atau
(d)
(y-m)2
(d)2
1
70
30
1600
2
70
30
1600
3
70
30
1600
4
70
30
1600
5
70
30
1600
6
70
30
1600
7
70
30
1600
8
70
30
1600
9
70
30
1600
10
70
30
1600
11
70
30
1600
12
70
30
1600
13
70
30
1600
14
70
30
1600
15
70
30
1600
16
70
30
1600
17
70
30
1600
18
70
30
1600
51
19
70
30
1600
20
70
30
1600
21
70
30
1600
22
80
50
2500
23
70
30
1600
24
70
30
1600
25
80
50
2500
26
85
55
3025
27
65
35
1225
28
65
35
1225
29
65
35
1225
30
65
35
1225
31
65
35
1225
32
65
35
1225
33
65
35
1225
Jml
2310
1320
53400
Jadi untuk mengetahui M dan SD adalah menggunakan rumus
sebagai berikut:
M 
y 2310

 70,00
N
33
Dibulatkan menjadi 70
SD

 ( y  m) 2
N

53400
33
 16,18
 4.46  dibulatkan  4
52
Langkah selanjutnya adalah menentukan SUD. Dalam penjabaran
ini akan digunakan seluruh jarak range dari kurva normal yaitu -3 SD
sampai dengan +3 SD = 6 SD. Karena kategori yang akan digunakan 3
unit, maka 6 SD : 3 = 2 SD.
Jadi SUD = 2 x 4 = 8
Untuk selanjutnya menentukan batas bawah dan batas atas dari
masing-masing kategori. Karena diketahui
M = 70 dan SUD = 4, maka :
- Batas bawah “cukup”
= M – 0,5 SUD
= 70 – 0,5 x 8 = 66
- Batas atas “cukup”
= M + 0,5 SUD
= 70 + 0,5 x 8 = 74
- Batas bawah “kurang”
= M - 1,5 SUD
= 70 - 1,5 x 8 = 58
- Batas atas “baik”
= M + 1,5 SUD
= 70 + 1,5 x 8 = 82
Berdasarkan hasil perhitungan di atas dapat disimpulkan dalam
tabel interval sebagai berikut:
TABEL III
INTERVAL PRESTASI FIQIH
No
Interval
Keterangan
1
82 keatas
Sangat baik
2
74.5 – 82
Baik
3
66.5 – 74
Cukup
4
58.5 – 66
Kurang
53
TABEL IV
NILAI ANGKET TENTANG PRESTASI FIQIH
No
y
f
fy
Mean
1
65
7
445
2
70
23
1610
3
75
0
0
4
80
2
160
5
85
1
85
Jumlah
33
2.300
f.y
M = ----N
2.300
= -----33
= 69,70
Dari hasil analisis tentang tentang prestasi fiqih diperoleh nilai
mean yaitu 69,70. Dari nilai mean tersebut dapat disimpulkan bahwa
prestasi fiqih dalam kategori cukup yaitu pada interval 66.5 - 74.
B. Pengujian Hipotesis
Dalam analisis uji hipotesis ini, perhitungan dilakukan dengan melihat
hasil angket yang telah disebarkan pada responden. Sebelum dilakukan
perhitungan dengan rumus korelasi product moment maka terlebih dahulu
dibuat beberapa langkah kerja yaitu :
1. Langkah pertama adalah membuat tabel kerja yang memuat data-data hasil
angket tentang pengaruh kemampuan profesional guru terhadap prestasi
fiqih (studi kasus di Madrasah Ibtidaiyah se-Kecamatan Gemuh Kab.
Kendal). Dengan menggunakana rumus product moment:
(X ) (Y )
N
rxy 
 2 (X ) 2   2 (Y ) 2 
X  Y 
N
N 


XY -
54
X
= Variabel x (Kemampuan Profesional Guru)
Y
= Variabel y (Prestasi Fiqih )
2
= Kuadrat x
Y2
= Kuadrat y
X
X.Y = Perkalian x dan y
N
= Jumlah responden
TABEL V
TABEL KERJA X TERHADAP Y
No
X
Y
x2
y2
x.y
1
24
70
576
4900
912
2
28
70
784
4900
1204
3
24
70
576
4900
672
4
31
70
961
4900
1147
5
28
70
784
4900
1008
6
27
70
729
4900
1053
7
22
70
484
4900
836
8
25
70
625
4900
925
9
30
70
900
4900
990
10
28
70
784
4900
1008
11
24
70
576
4900
936
12
23
70
529
4900
920
13
27
70
729
4900
864
14
29
70
841
4900
1247
15
21
70
441
4900
651
16
26
70
676
4900
806
17
26
70
676
4900
988
18
24
70
576
4900
960
19
24
70
576
4900
864
20
24
70
576
4900
888
55
21
28
70
784
4900
1148
22
29
80
841
6400
1160
23
21
70
441
4900
819
24
21
70
441
4900
714
25
34
80
1156
6400
1326
26
28
85
784
7225
980
27
30
65
900
4225
1050
28
28
65
784
4225
1064
29
25
65
625
4225
975
30
27
65
729
4225
1161
31
37
65
1369
4225
1480
32
24
65
576
4225
1032
33
30
65
900
4225
1200
Jml
877
2310
31956
162300
70795
56
2. Setelah diketahui tentang nilai-nilai x dan y sebagaimana tercantum di
atas, maka dalam menganalisis lebih lanjut menggunakan angka-angka ke
dalam rumus korelasi Product Moment dibawah ini :
( X ) ( Y )
N
rxy 
 2 ( X ) 2   2 ( Y ) 2 
 X   Y 
N  
N 

XY -
(1010) (2310)
33

2

(1010)  
(2310) 2 
31956  162300 
33
33 

 
70795 -
2333100
33

1020100 
5336100

31956
162300

33  
33 
70795 - 70700

31956 - 30912 162300 - 161700 
70795 -

95
1044 600
95
626400
95

791.45
 0.12003

Jadi dapat diketahui bahwa hasil korelasi product moment pada
observasi (r o) adalah 0,12003.
Setelah diperoleh koefisien korelasi antara variabel x dan
variabel y maka langkah selanjutnya adalah menghubungkan antara
57
nilai r (hasil koefisien korelasi) dengan nilai r pada tabel baik taraf
signifikansi 5 % atau 1 %. Apabila nilai r yang dihasilkan dari koefisien
korelasi diperoleh nilai sama atau lebih besar dari nilai r yang terdapat
pada tabel, maka hasil yang diperoleh adalah signifikan yang berarti
hipotesis yang diajukan diterima (ada pengaruh). Apabila r yang
dihasilkan dari koefisien korelasi lebih kecil dari pada tabel berarti
hipotesis yang diajukan tidak dapat diterima (tidak ada pengaruh).
Dari analisis uji hipotesis diperoleh koefisien korelasi (r xy)
sebesar 0,12003, sedang koefisien korelasi dalam tabel ( r t ) untuk taraf
signifikansi 5% adalah 0,344 dan taraf signifikansi 1 % adalah 0,442.
Berdasarkan perhitungan di atas r o lebih besar dari pada r t atau
koefisien korelasi pada tabel baik taraf signifikansi 5 % maupun 1 %,
sehingga diperoleh angka yang signifikan. Artinya variabel x
mempunyai pengaruh terhadap variabel y.
Dengan demikian dapat diinterpretasikan bahwa ada pengaruh
antara kemampuan profesional guru terhadap prestasi fiqih
artinya
hipotesis yang penulis ajukan terima
C. Pembahasan
Prestasi adalah hasil belajar yang dicapai oleh setiap siswa setelah
mereka mengikuti kegiatan belajar mengajar baik itu berupa angka maupun
kata-kata dalam jangka waktu tertentu.
Prestasi adalah hasil yang telah dicapai oleh murid sebagai hasil
belajarnya, baik berupa angka, huruf, atau tindakan yang mencerminkan hasil
belajar yang telah dicapai masing-masing anak dalam periode tertentu.
Profesionalisme guru terdiri dari dua kata yaitu profesionalisme dan
guru. Secara etimologis profesionalisme aslinya adalah kata sifat dari kata
“profesion” yang berarti pekerjaan, pencaharian. dan sebagai kata benda
berarti orang yang mempunyai keahlian sebagai dokter, guru, hakim dan
sebagainya. Dengan kata lain pekerjaan yang bersifat profesional adalah
58
pekerjaan yang hanya dapat dilakukan oleh mereka yang khusus dipersiapkan
untuk itu. Dalam hal ini profesionalisme berarti sangat mampu untuk
melakukan pekerjaan guru
59
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah penulis mengadakan penelitian lapangan dan menganalisa
data yang diperoleh dalam rangka pembahasan skripsi yang berjudul
“Pengaruh kemampuan profesional guru terhadap prestasi fiqih di
Madrasah Ibtidaiyah se Kecamatan Gemuh Kabupaten Kendal tahun
2010”, maka secara garis besar dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Pada dasarnya Madrasah Ibtidaiyah di kecamatan gemuh adalah bertujuan
untuk
memenuhi
kebutuhan
masyarakat
sekitar
akan kebutuhan
pendidikan yang bernuansa Islami. Hal tersebut didukung dengan adanya
tenaga pendidik yang profesional yang mampu menjawab akan kebutuhan
masayakat sekitar pada umumnya.
2. Prestasi pendidikan dibidang agama khususnya mata pelajaran fiqih hasil
yang dicapai tidak mengecewakan. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan
aktifnya siswa dalam menjalankan syariat islam baik dibidang ubudiyah
maupun muamalah.
3. Berdasarkan dari penelitian yang dilakukan ;penulis mendiskripsikan
bahwa keprofesional an seorang guru sangat mempengaruhi dalam hasil
belajar yang akan dicapai.
4. Hasil analisis tentang pengaruh kemampuan profesional guru terhadap
prestasi fiqih di Madrasah Ibtidaiyah se Kecamatan Gemuh Kabupaten
Kendal tahun 2010” diperoleh mean yaitu 26.57 dan dibulatkan menjadi
27. Dari nilai tersebut dapat disimpulkan bahwa variabel kemampuan
profesional guru dalam kategori cukup yaitu pada interval 22.5 – 32.
5. Hasil analisis tentang prestasi fiqih diperoleh mean yaitu 69,70 dan
dibulatkan menjadi 70. Dari nilai mean tersebut dapat disimpulkan bahwa
variabel tentang prestasi fiqih dalam kategori cukup yaitu pada interval
66.5 - 74.
6. Hasil analisa statistik korelasi product moment pengaruh kemampuan
profesional guru terhadap prestasi fiqih
di Madrasah Ibtidaiyah se
Kecamatan Gemuh Kabupaten Kendal tahun 2010” didapatkan r observasi
adalah 0,12003. Kemudian hasil tersebut dikonfermasikan dengan tabel
baik taraf signifikansi 5 % maupun 1 %. Untuk jumlah responden 33,
dalam taraf signifikansi 5 % = 0,344 dan taraf signifikansi 1 % = 0,442.
Dari hasil analisa data tersebut menunjukkan r observasi lebih besar
dibandingkan dengan r tabel baik taraf signifikansi 1 % maupun 5 %,
sehingga diperoleh angka yang signifikan. Dengan demikian dapat
diinterpretasikan bahwa ada pengaruh kemampuan profesional guru
terhadap prestasi di Madrasah Ibtidaiyah se Kecamatan Gemuh
Kabupaten Kendal tahun 2010”.
B. Saran-saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, penulis memberikan saran-saran
sebagai berikut :
1. Kepada komite sekolah hendaklah selalu mengawasi dan memberikan
arahan kepada para guru, dalam hal menjalankan prestasi fiqih . Komite
sebaiknya memberikan arahan kepada para guru dalam menjalankan
aktivitas, dan selalu mengingatkan untuk meningkatkan Profesional dalam
kegiatan pembelajaran.
2. Kepada Kepala Madrasah Ibtidaiyah di Kecamatan Gemuh ikut serta
dalam mensosialisasikan dan menganjurkan anak buahnya untuk
melanjutkan pendidikan kejenjang yang lebih tinggi.
3. Guru sebagai pencetak generasi yang dipersiapkan untuk masa datang
hendaklah:
a. Memiliki kesadaran akan tugasnya serta pandai-pandai mempergunakan
waktu agar tidak terbuang sia-sia.
b. Dalam menjalankan aktivitasnya hendaknya guru dapat merencanakan,
memilih, menjalankan, dan mengevaluasi program pembelajaran.
4. Sebagai peserta didik ditumtut untuk mengamalkan pelajaran fiqih yang
telah diajarkan oleh guru
5. Guru dan Siswa sudah seharusnya melaksanakan kewajiban-kewajiban
yang telah di firmankan oleh Allah SWT.
C. Penutup
Dengan selesainya penyusunan skripsi ini penulis memanjatkan puji
syukur kehadirat Allah SWT dan mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak khususnya kepala Madrasah Ibtidaiyah yang ada dikecamatan gemuh
dan para guru yang telah mau bekerja sama dalam penelitian ini dan semua
pihak yang bersedia memberikan kritik dan saran yang befrsifat membangun
demi kesempurnaan dalam pembuatan dan penyusunan skripsi ini, sebab
penulis menyadari sepenuhnya bahwa penulisan skripsi ini masih terdapat
kekurangan yang tidak disadari namun demikian penulis mengharap semoga
usaha dan karya penulis ini bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya
khususnya kepada penulis sendiridan pada para pedidik di Madrasah
Ibtidaiyah di Kecamatan Gemuh Kabupaten Kendal.
BIOGRAFI PENULIS
Nama
: SITI PURWATI
Tempat/Tanggal Lahir
: Kendal, 29 Januari 1983
Alamat Rumah
: RT 02 RW I Desa Pucangrejo Kecamatan Gemuh
Jenis Kelamin
: Perempuan
Agama
: Islam
Pendidikan Formal :
1. MI NU Johorejo
lulus tahun 1995
2. MTs NU 09 Gemuh
lulus tahun 1998
3. MAN Kendal
lulus tahun 2001
4. DII STAIN Salatiga
lulus tahun 2003
5. S-1 STAIN Salatiga
lulus tahun 2010
Demikian Biografi Penulis ini kami buat dengan sebenarnya.
Salatiga,
Agustus 2010
SITI PURWATI
NIM. 11408221
ANGKET
MENGENAI PROFESIONALISME GURU MADRASAH
DALAM MENINGKATKAN PRESTASI FIQIH
Identitas Responden
:
Nama Guru
:
NIP
:
Nama Madrasah
:
Petunjuk Pengisian Angket
1. Pilihlah jawaban yang paling sesuai dengan keadaan yang sebenarnya,
alangkah baikya anda menjawab dengan benar
2. Berilah tanda silang (X) pada salah satu jawaban yang anda pilih ( a, b, c dan
d).
3. Jawaban yang anda berikan akan sangat membantu da berguna bagi kami,
untuk itu kami ucapkan terima kasih.
Profesional Guru
1. Apakah anda selalu membuat perencanaan tahunan atau perencanaan semeste
tepat pada waktunya (tahun ajaran baru)?
a. Selalu
b. Kadang-kadang
c. Sering
d. tidak pernah
2. Apakah anda selalu membuat program satuan pelajaran sebelum melakukan
aktivitas pembelajaran?
a. Selalu
b. Kadang-kadang
c. Sering
d. tidak pernah
3. Apakah anda selalu membuat rencana pelaksanaan pembelajaran sebelum
melaksanakan aktifitas pembelajaran?
a. Selalu
b. Kadang-kadang
c. Sering
d. tidak pernah
4. Apakah anda selalu menentukan materi yang akan diajarkan sebelum
mengajar?
a. Selalu
b. Kadang-kadang
c. Sering
d. tidak pernah
5. Apakah anda selalu menganalisis materi yang akan disajikan kepada murid
a. Selalu
b. Kadang-kadang
c. Sering
d. tidak pernah
6. Apakah anda menguasai materi yang diajarkan?
a. Selalu
b. Kadang-kadang
c. Sering
d. tidak pernah
7. Apakah anda mengunakan metode yang bervariasi dalam proses belajar
mengajar?
a. Selalu
b. Kadang-kadang
c. Sering
d. tidak pernah
8. Pernakah anda menyuruh murid anda untuk menerangkan didepan kelas?
a. Selalu
b. Kadang-kadang
c. Sering
d. tidak pernah
9. Didalam KBM pernahkah anda mengajajak murid anda berdiskusi kelompok?
a. Selalu
b. Kadang-kadang
c. Sering
d. tidak pernah
10. Berapakah Prosentase anda dalam menggunakan bahasa Nasional (bahasa
Indonesia) dalam menyampaikan materi dibandingkan dengan bahasa daerah?
a. Selalu
b. Kadang-kadang
c. Sering
d. tidak pernah
11. seberapa sering anda mengganti atau merubah metode pembelajaran?
a. Selalu
b. Kadang-kadang
c. Sering
d. tidak pernah
12. Apakah murid-murid memprihatinkan saat anda menerangkan pelajara?
a. Selalu
b. Kadang-kadang
c. Sering
d. tidak pernah
13. Apakah setipa anda mengajar selalu ada murid yang mengajukan pertanyaan?
a. Selalu
b. Kadang-kadang
c. Sering
d. tidak pernah
14. Apakah anda selalu menetapkan keberhasilan peserta didik dalam evaluasi?
a. Selalu
b. Kadang-kadang
c. Sering
d. tidak pernah
15. Apakah anda selalu melakukan pencatatan dan pelaporan hasil evaluasi
kepada pihak sekolah?
16. Apakah anda menggunakan waktu sesuai dengan alokasi waktu yang telah
ditentukan?
a. selalu
c. kadang-kadang
b. sering
d. tidak pernah
17. Apakah anda sering terlambat masuk kelas karena keasyikan mengobrol?
a. tidak pernah
c. sering
b. kadang-kadang
d. selalu
18. Apakah anda sering meninggalkan kelas untuk menemui tamu?
a. tidak pernah
c. sering
b. kadang-kadang
d. selalu
19. Apakah anda selalu menghadiri undangan pada saat jam mengajar?
a. tidak pernah
c. sering
b. kadang-kadang
d. selalu
20. Apakah anda masuk tepat waktu pada waktu yang telah dijadwalkan oleh
Madrasah?
a. selalu
c. kadang-kadang
b. sering
d. tidak pernah
21. Apakah anda keluar ruangan kelas dari jadwal yang telah ditentukan oleh
Madrasah?
a. tidak pernah
c. sering
b. kadang-kadang
d. selalu
22. Apakah anda menggunakan waktu sesuai dengan alokasi waktu yang telah
ditentukan?
a. selalu
c. kadang-kadang
b. sering
d. tidak pernah
23. Apakah anda sering terlambat masuk kelas karena keasyikan mengobrol?
a. tidak pernah
c. sering
b. kadang-kadang
d. selalu
24. Apakah anda sering meninggalkan kelas untuk menemui tamu?
a. tidak pernah
c. sering
b. kadang-kadang
d. selalu
25. Apakah anda selalu menghadiri undangan pada saat jam mengajar?
a. selalu
c. kadang-kadang
b. sering
d. tidak pernah
26. Apakah anda selalu berpakaian rapi dalam mengajar?
a. selalu
c. kadang-kadang
b. sering
d. tidak pernah
27. Apakah anda selalu bersikap ramah kepada siswa?
a. selalu
c. kadang-kadang
b. sering
d. tidak pernah
28. Apakah anda selalu bersikap santun kepada sesama guru?
a. selalu
c. kadang-kadang
b. sering
d. tidak pernah
29. Apakah anda selalu bersikap sopan kepada karyawan?
a. selalu
c. kadang-kadang
b. sering
d. tidak pernah
30. Apakah anda selalu memakai sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan?
a. selalu
c. kadang-kadang
b. sering
d. tidak pernah
DAFTAR PUSTAKA
Ali, Muhammad, Guru dalam Proses Belajar Mengajar, Sinar Baru
Algensindo, Bandung, 1937
Anik Ghufron., Antisipasi Problem Penyiapan Dan Peningkatan Guru
Memecahkan Masalah Pembelajaran Dalam Konteks Era Global,
Cakrawala Pendidikan, Mei, 1997.
Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian; Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta:
Rineka Cipta, 1998
Ash Shidieqy, Pengantar Hukum Islam, Pustaka Rizki Putra, Semarang, 1997
Azwar, Saefudin, Tes Prestasi, Penerbit Liberty, Yogyakarta, 1997
Bafadal, Ibrahim, Dr., M. Pd., Peningkatan Profesionalisme Guru,2000
Buchori, Teknik-teknik Evaluasi Pendidikan, penerbit Jemmars, Bandung,
1985
_____________, Peningkatan Profesionalisme Guru Sekolah Dasar (dalam
Kerangka Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah),Jakarta:
PT. Bumi Aksara, cet. II, 2004, hal. 95-96
Hadi, Sutrisno, Prof. Dr., M.A., Statistik, Jilid II, Yogyakarta: Yayasan
Penerbitan Fakultas Psikologi Ugm Yogyakarta, Cet. VII, 1984.
Hadjar, Ibnu, Dasar-dasar Metodologi Penelitian dalam Pendidikan, Jakarta :
Raja Grafindo Persada, 1996
Hamalik, Oemar, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta : Bumi Aksara, 2001
Kartono, Kartini, Pengantar Metodologi Riset Sosial, Bandung, Mandar Maju,
t.th.
Khallaf Abdul Wahab, Prof. Dr. Kaidah-Kaidah Hukum Islam, Raja Grafindo
Persada, Jakarta, 1996
Moleong, Lexy J, Metode Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja Rosdakarya,
2001, Cet.14
Monks, Dr. F.J., Dr., A.M.P., dan Knoers Dekker dkk., Ontwikkelings
Psychologie, disunting oleh Hadinoto dan Siti Rahayu dalam Psikologi
Perkembangan, cet. XI, 1998
Muhadjir, Noeng, Metodologi Penelitian Kualitatif, Yogjakarta: Rake Sarasih,
1998
Nawawi, Hadari, M, Organisasi Sekolah dan Pengelolaan Kelas Sebagai
Lembaga Pendidikan, Penerbit Gunung Agung, Jakarta, 1985
Piet A. Sahertian, Profil Pendidik Profesional, Andi Offset, Yogyakarta, 1994.
Poerwadarminto, Wjs, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Pusat Pembinaan dan
Pengembangan Bahasa, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan,
Jakarta, 1995.
Purwanto, Ngalim, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, PT. Remaja
Rosdakarya, Bandung, 1995.
Sardiman, A. M., Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, CV. Rajawali,
Jakarta, 1993.
Sudjana, Nana, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, Sinar Baru Algensindo,
Bandung, 2000.
Suparlan, Drs., M.Ed., Menjadi Guru Efektif, Yogyakarta: Hikayat, Cet. I,
2005.
Supeno, Hadi, Potret Guru, Pustaka Sinar Harapan, Jakarta, 1995.
Supriyono, Widodo, Perlu Motivasi Instrinsik Yang Kuat Untuk Meraih
Prestasi Belajar Bahasa Arab, Media, Edisi 7 tahun I / Oktober, 1991.
Suryabrata, Sumadi., Psikologi Pendidikan, PT. Raja Grafindo Persada,
Jakarta, 1995.
Soetjipto, Raflis Kosasi, Profesi Keguruan, PT. Rineka Cipta, Jakarta, 1999
Syah, Muhibbin, Psikologi Pendidikan Suatu Pendekatan Baru, Remaja
Rosdakarya, Bandung, 1995 .
Thoha, M. Chabib, Drs. H., M.A., Drs. Abdul Mu’ti, M.A., PBM-PAI di
Sekolah (Eksistensi dan Proses Belajar Mengajar FIQIH), Yogyakarta:
Pustaka Pelajar bekerja sama dengan Fakultas Tarbiyah IAIN
Walisongo Semarang, Cet. 1, 1998
Tim Penyusun Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar
Bahasa Indonesia, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Balai
Pustaka, 1989.
Uhbiyati, Nur, Dra., Ilmu Pendidikan Islam, Bandung: Pustaka Setia, Cet. I,
1997
Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional, (UUSPN) No. 20 tahun 2003
Uzer Utsman, Menjadi Guru Profesional, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung,
1990.
Wijaya Cece, Rusyan. A. Tabrani, Kemampuan Dasar Guru Dalam Proses
Belajar, PT. Remaja Rosdikarya, Bandung, 1992
Download