PENGARUH KEMAMPUAN PROFESIONAL GURU TERHADAP PRESTASI FIQIH DI MADRASAH IBTIDAIYAH SE KECAMATAN GEMUH KABUPATEN KENDAL TAHUN 2010 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam Oleh: SITI PURWATI NIM: 11408221 JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEKOLAH TINGI AGAM ISLAM NEGERI SALATIGA 2010 DAFTAR ISI SAMPUL ................................................................................................... LEMBAR BERLOGO ............................................................................... JUDUL ....................................................................................................... PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................................. PENGESAHAN KELULUSAN .................................................................. PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN .................................................. MOTTO DAN PERSEMBAHAN .............................................................. KATA PNGANTAR .................................................................................. ABSTRAK .................................................................................................. DAFTAR ISI .............................................................................................. DAFTAR TABEL ...................................................................................... DAFTAR GAMBAR .................................................................................. DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ........................................................ 1 B. Rumusan Masalah ................................................................. 4 C. Tujuan dan Manfaat Penelitian .............................................. 5 D. Hipotesis ............................................................................... 5 E. Kegunaan Penelitian ............................................................. 6 F. Definisi Operasional ............................................................. 6 G. Metode Penelitian ................................................................. 8 1. Pendekatan dan Rancangan Penelitian ........... 8 2. Lokasi dan Waktu Penelitian .......................... 9 3. Populasi dan Sampel ...................................... 9 4. Metode Pengumpulan Data ............................ 10 5. Instrumen Penelitian ...................................... 11 6. analisis Data .................................................. 12 H. Sistematika Penulisan ........................................................... 12 BAB II BAB III KAJIAN PUSTAKA A. Pengertian Profesional Guru ................................................. 14 B. Pengertian Prestasi Fiqih ........................................................ 30 1. Pengertian Prestasi ............................................................. 30 2. Pengertian Fiqih ................................................................ 31 C. Pengaruh Profesional guru terhadap Prestasi Fiqih ............... 37 METODE PENELITAN A. Gambaran Umum Lokasi dan Subjek Penelitian .................... 40 B. Penyajian Data ...................................................................... 45 BAB IV ANALISIS A. Analisis Deskriptif ................................................................. 48 B. Pengujian Hipotesis ............................................................. 55 C. Pembahasan .......................................................................... 59 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ........................................................................... 60 B. Saran .................................................................................... 61 C. Penutup ................................................................................. 62 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN PERSETUJUAN PEMBIMBING Assalamu’alaikum Wr.Wb. Setelah dikoreksi dan diteliti, maka skripsi saudara: Nama : Siti Purwati NIM : 11408221 Jurusan : Pendidikan Agama Islam Judul Skripsi : PENGARUH KEMAMPUAN PROFESIONAL GURU TERHADAP PRESTASI IBTIDAIYAH SE FIQIH DI MADRASAH KECAMATAN GEMUH KABUPATEN KENDAL TAHUN 2010 Dengan ini saya mohon agar skripsi saudari tersebut dapat dimunaqosahkan, Wassalamu’alaikum Wr.Wb. Salatiga, Agustus 2010 Pembimbing Dra. Siti Asdiqoh, M. Si NIP. 196808121994032003 MOTTO “Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan suatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri …” (QS. Ar-Ra’d: 11) R.H.A. Soenarjo, dkk, Al-qur’an dan Terjemahnya, (Jakarta: CV. Naladana, 2004), hlm. 337. PERSEMBAHAN Skrispi ini penulis persembahkan untuk: 1. Kedua orang tuaku Bapak Surani serta Ibu Tinemu yang tercinta, yang telah mencurahkan kasih sayang serta perhatian yang tiada tara sejak penulis dalam kandungan sampai dewasa. Semoga segala amal ibadahnya mendapatkan balasan dari Allah SWT, Amin. 2. Adikku Ahmad Sirojul Munir (Alm) yang telah memberikan inspirasi untuk penulisa skripsi ini 3. Ibu Dra. Siti Asdiqoh, M. Si yang telah membimbing dalam penulisan skripsi 4. Siswanto. yang telah memberi motivasi dalam penulisan skripsi ini. Semoga menjadi amal shaleh dan diridhoi oleh Allah SWT. 5. Kepala dan segenap dewan guru Madrasah Ibtidaiyah se Kecamatan Gemuh Yang telah memberikan kesempatan untuk mengadakan penelitian. 6. Rekan-rekan STAIN Salatiga Yang telah memberikan pinjaman-pinjaman buku, memberi motivasi dan senyum persaudaraan DEKLARASI Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “PENGARUH KEMAMPUAN PROFESIONAL GURU TERHADAP PRESTASI FIQIH DI MADRASAH IBTIDAIYAH SE KECAMATAN GEMUH KABUPATEN KENDAL TAHUN 2010” ini adalah hasil karya saya sendiri. Apabila terdapat kutipan itu hanya sebagai referensi. Salatiga, Penulis Agustus 2010 SITI PURWATI NIM. 11408221 ABSTRAKSI Siti Purwati (NIM. 11408221). “Pengaruh Kemampuan Profesional Guru Terhadap Prestasi Fiqih di Madrasah Ibtidaiyah se Kecamatan Gemuh Tahun 2010”. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) Bagaimana profesionalisme guru Madrasah Ibtidaiyah se-Kecamatan Gemuh Kabupaten Kendal tahun 2010. 2) Bagaimana profesionalisme guru dalam meningkatkan prestasi fiqih di Madrasah Ibtidaiyah se-Kecamatan Gemuh Kabupaten Kendal tahun 2010. 3) Adakah pengaruh profesionalisme Guru Madrasah terhadap prestasi fiqih di Madrasah Ibtidaiyah seKecamatan Gemuh Kabupaten Kendal tahun 2010. Peneliti menggunakan metode observasi, interview, dokumentasi, angket. Subyek penelitian sebanyak 33 responden, menggunakan statistik kuesioner proposional random sampling. Pengumpulan data menggunakan instrument kuesioner untuk menjaring data (X) dan kuesioner untuk menjaring data (Y). Data yang terkumpul dianalisis dengan analisis statistik. Dengan menggunakan rumus product moment. Pengujian hipotesis penelitian menunjukkan pengaruh positif terhadap peningkatan prestasi fiqih di Madrasah Ibtidaiyah se-Kecamatan Gemuh Kabupaten Kendal, dengan rumus product moment yang menunjukkan nilai r observasi adalah 0,12003. Kemudian hasil tersebut dikonfirmasikan dengan harga rteoritik pada taraf signifikansi 5% maupun 1% untuk jumlah responden 33 dalam taraf sigifikansi 5% = 0,344 dan taraf signifikansi 1% = 0,442. Berdasarkan hasil penelitian ini diharapkan akan menjadi bahan informasi dan masukan bagi para mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga, tenaga pengajar Madrasah Ibtidaiyah se Kecamatan Gemuh Kabupaten Kendal Tahun 2010, terutama dalam memberikan dorongan kepada mahasiswa dan para Guru agar senantiasa meningkatkan prestasi fiqih secara maksimal. KATA PENGANTAR Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT. Penulis panjatkan atas segala rahmat, taufik, hidayah, dan inayah-Nya, sehinga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh kemampuan profesional guru terhadap prestasi fiqih di Madrasah Ibtidaiyah se Kecamatan Gemuh Kabupaten Kendal Tahun 2010” dengan baik tanpa mengalami kendala yang berarti. Sholawat dan salam semoga selalu terlimpahkan dan senantiasa penulis sanjungkan kepada Khotamu Anbiya`Walmursalin Rosulullah Muhammad SAW, beserta keluarga, sahabat-sahabat, dan para pengikutnya yang telah membawa dan mengembangkan Islam sehingga seperti sekarang ini. Penulis menyadari bahwa terselesaikannya skripsi ini bukanlah semata hasil dari jerih payah penulis secara pribadi. Akan tetapi semua ini terwujud berkat adanya usaha dan bantuan baik berupa moral maupun spiritual dari berbagai pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skipsi ini. Oleh karena itu, penulis tidak akan lupa untuk menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: 1. Bapak Dr. Imam Sutomo, M. Ag, selaku Ketua STAIN Salatiga 2. Bapak Drs. Joko Sutopo, selaku Ketua Progdi PAI 3. Ibu Dra. Siti Asdiqoh, M. Si selaku pembimbing yang telah banyak memberikan arahan dan nasehat sehingga penulis mampu menyelesaikan penulisan skripsi tanpa menemui hambatan yang berarti. 4. Segenap Dosen dan Karyawan STAIN Salatiga atas segala didikan, bantuan, dan kerjasamanya. 5. Kedua orang tuaku Bapak Surani, Ibu Tinemu dan adikku Ahmad Sirojul munir dan Ahmad Khuroji 6. Untuk sahabat-sahabatku mengajar di Madrasah Ibtidaiyah Kecamatan Gemuh (Bapak Ahmad Durjani, S. Ag, Bapak Bahtiar Zamroni, S. Ag, Bapak Khoerudin, S. Pd.I, Bapak Saiful Amar, S. Pd.I, Bapak Rozikin, S. Pd. I, Ibu Sri Sugiarti, A. Ma, Ibu Nur Janah, A. Ma, Ibu Siti Roichah, A. Ma dan tidak terkecuali Ibu Siti Chasanah ). 7. Segenap sahabat penulis tanpa kecuali yang selalu memotivasi. 8. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, baik secara langsung maupun tidak langsung dalam memberikan bantuan, dorongan dan do`a kepada penulis selama melaksanakan studi di Fakultas Tarbiyah di STAIN Salatiga. Harapan dan do`a penulis semoga semua amal kebaikan dan jasa-jasa dari semua pihak yang telah membantu hingga terselesaikanya skripsi ini dapat diterima Allah SWT, serta mendapatkan balasan yang lebih baik dan berlipat ganda. Penulis juga menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan yang disebabkan karena keterbatasan dan kemampuan penulis. Oleh karena itu, penulis mengharap saran dan kritik yang konstruktif dari pembaca demi sempurnanya skripsi ini. Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat nyata bagi penulis khususnya dan para pembaca pada umumnya. Salatiga, Agustus 2010 Penulis SITI PURWATI NIM. 11408221 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemerintah, dalam hal ini Menteri Pendidikan Nasional telah mencanangkan “Gerakan Peningkatan Mutu Pendidikan” pada tanggal 2 Mei 2002. Salah satu kebijakan pokok dalam rangka peningkatan kualitas pendidikan melalui gerakan tersebut yang terkait dengan pengelolaan pendidikan adalah ditetapkannya penerapan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) pada mulai dari satuan pendidikan anak usia dini sampai menengah. 1 . Hal ini sebagaimana termaktub dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (UUSPN) No. 20 tahun 2003, bab XIV tentang pengelolaan pendidikan, bagian ke satu (umum), pasal 51 ayat 1 berikut: “Pengelolaan satuan pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah dilaksanakan berdasarkan standar pelayanan minimal dengan prinsip manajemen berbasis sekolah / madrasah”. 2 Manajemen peningkatan mutu sekolah dapat dilaksanakan dengan baik apabila didukung oleh keberadaan guru yang aktif dengan melakukan berbagai pengembangan sesuai dengan kebutuhan sekolahnya masing-masing. Keaktifan seorang guru lambat laun akan menurun dikarenakan usia guru yang semakin lama semakin tua yang merubah beberapa kemampuan seseorang, seperti halnya kepuasan dalam bekerja. 1 Hal ini bertolak belakang dengan tujuan pendidikan nasional, karena secara didaktis, semua ilmu yang diajarkan di sekolah adalah untuk mencapai tujuan pendidikan nasional yaitu ”manusia Indonesia seutuhnya” yang ciri utamanya adalah “beriman dan taqwa kepada Tuhan Allah Yang Maha Esa”. 2 Dalam proses belajar mengajar seorang guru memiliki fungsi yang sangat strategis dalam melaksanakan tugas mendidik dan mengajar, karena melalui proses pendidikan akan terbentuklah sikap dan perilaku peserta didik. Oleh karena itu seorang guru agama dituntut untuk memiliki kreativitas dan aktivitas dalam proses belajar mengajar sehingga proses pengajaran dapat mewujudkan pribadi anak yang baik. 1 Dr. Ibrahim Bafadal, M. Pd., Peningkatan Profesionalisme Guru,2000, hal. 90 UUSPN No. 20 tahun 2003, 2003, hal. 27 1 Dr. F.J. Monks, Dr., A.M.P., dan Knoers Dekker dkk., Ontwikkelings Psychologie, disunting oleh Hadinoto dan Siti Rahayu dalam Psikologi Perkembangan, cet. ke-xi, 1998, hlm. 331. 2 Drs. H. M. Chabib Thoha, M.A., Drs. Abdul Mu’ti, M.Ed., PBM-PAI di Sekolah (Eksistensi dan Proses Belajar Mengajar Pendidikan Agama Islam), (Yogyakarta: Pustaka Pelajar bekerja sama dengan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, Cet. 1, 1998), hlm. 22 2 Untuk lebih memperjelas fungsi dan peran guru (dalam hal ini lebih ditekankan bagi guru yang mengajar di tingkat dasar), penulis mencoba memberikan pemaparan tentang fungsi dan peran guru dalam empat karakter guru. Guru sebagai pendidik, pengajar, pembimbing, dan pelatih. Sebagai pendidik, guru lebih banyak menjadi sosok panutan, yang memiliki nilai moral dan agama yang patut ditiru dan diteladani oleh siswa. Contoh dan keteladanan itu lebih merupakan aspek-aspek sikap dan perilaku, budi pekerti luhur, akhlak mulia, seperti jujur, tekun, mau belajar, amanah, sosial, dan sopan santun terhadap sesama. Sikap dan perilaku guru yang sehari-hari dapat diteladani oleh siswa, baik di dalam maupun di luar kelas merupakan alat pendidikan yang diharapkan akan membentuk kepribadian siswa kelak di masa dewasa. Dalam konteks inilah maka sikap dan perilaku guru menjadi semacam bahan ajar secara tidak langsung yang dikenal dengan hidden curriculum. Sikap dan perilaku guru menjadi “bahan ajar” yang secara langsung dan tidak langsung akan ditiru dan diikuti oleh para siswa. Dalam hal ini guru dipandang sebagai role model yang akan digugu dan ditiru oleh muridnya. 3 Sebagai pengajar, guru diharapkan memiliki pengetahuan yang luas tentang disiplin ilmu yang harus diampu untuk ditransfer kepada siswa. Dalam hal ini, guru harus menguasai materi yang akan diajarkan, menguasai pengggunaan strategi dan metode mengajar yang akan digunakan untuk menyampaikan bahan ajar, dan menentukan alat evaluasi pendidikan yang akan digunakan untuk menilai hasil belajar siswa, aspek-aspek manajemen kelas, dan dasar-dasar kependidikan. Sebagai pembimbing, guru juga perlu memiliki kemampuan untuk dapat membimbing siswa, memberikan dorongan psikologis agar siswa dapat mengesampingkan faktor-faktor internal dan faktor eksternal yang akan mengganggu proses pembelajaran, baik di dalam maupun di luar sekolah. Selain itu, guru juga harus dapat memberikan arah dan pembinaan karier siswa sesuai dengan bakat dan kemampuan siswa. Sebagai pelatih, guru perlu memberikan sebanyak mungkin kesempatan pada siswa untuk dapat menerapkan konsepsi atau teori ke dalam praktek yang akan digunakan langsung dalam kehidupan. Dalam aspek ini, guru perlu memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada siswa agar siswa memperoleh pengalaman belajar yang sebanyak-banyaknya, khususnya untuk mempraktekkan berbagai jenis ketrampilan yang mereka butuhkan. 4 3 4 Drs. Suparlan, M.Ed., Menjadi Guru Efektif, Yogyakarta: Hikayat, Cet. I, 2005, hlm. 28 Drs. Suparlan, M.Ed., Ibid., hlm. 29 Selain Drs. Suparlan yang memaparkan mengenai peran dan fungsi seorang guru, Imam al-Ghozali juga mengemukakan betapa pentingnya profesi seorang guru (pengajar) adalah pekerjaan yang mempergunakan dalil akal. Beliau mengemukakan “Mulia dan tidaknya pekerjaan itu diukur dengan apa yang dikerjakan. Pandai emas lebih mulia dari penyamak kulit, karena tukang emas mengolah emas satu logam yang amat mulia, dan penyamak mengolah kulit kerbau mati”. Guru mengolah manusia yang dianggap makhluk paling mulia dari seluruh makhluk Allah. Oleh karenanya dan dengan sendirinya pekerjaan mengajar amat mulia, karena mengolah manusia tersebut. Bukan itu saja keutamaannya, guru mengolah bagian yang mulia dari antara anggota-anggota manusia, yaitu akal dan jiwa dalam rangka menyempurnakan, memurnikan dan membawanya mendekati Allah semata”. 5 Pandangan al-Ghazali mengenai guru merupakan hasil inspirasi beliau atas firman Allah SWT yang termaktub dalam surat Ali Imron ayat 187 sebagai berikut: 187 Artinya: “Dan (ingatlah), ketika Allah mengambil janji dari orang-orang yang telah diberi kitab (yaitu): "Hendaklah kamu menerangkan isi kitab itu kepada manusia, dan jangan kamu menyembunyikannya. "Lalu mereka melemparkan janji itu ke belakang punggung mereka dan mereka menukarnya dengan harga yang sedikit. Amatlah buruk tukaran yang mereka terima”. (Q.S. Ali Imron: 187)6 Namun dalam dataran realitasnya masih banyak kelemahan dan kekurangan dari seorang guru yang pada akhirnya mereduksi idealisme seorang guru itu sendiri. Seorang guru lamban laun mengalami penurunan kreativitas dan aktivitas karena usia mereka bertambah tua, dan mereka cenderung mengalami penurunan sikap kedisiplinan dan kelemahan fisik. Semua sikap guru yang telah memiliki cukup usia dalam mengajar di suatu lembaga pendidikan (dalam hal ini di MI se-Kecamatan Gemuh Kabupaten Kendal) sedikit banyak memang sesuai dengan teori kebutuhan dalam ilmu psikologi yang menyatakan bahwa semakin ia berkuasa ia akan semakin terlena dengan kuasanya itu. Di sini yang dimaksud dengan kekuasaan adalah kekuasan dalam hal interaksi sosial (merasa cukup umur atau dalam istilah Jawa rumongo menang tuo). Sebagaimana yang penulis kutip dari Abraham Maslow dalam bukunya Ibrahim Bafadal bahwa kebutuhan manusia secara psikologis digambarkan 5 Dra. Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan Islam, Bandung: Pustaka Setia, Cet. I, 1997, hlm. 6 Ibid., hlm. 77 76 sebagai tangga hierarki yang dimulai dari paling rendah/dasar hingga teratas. Ia menerangkan paling tidak manusia memiliki kebutuhan dalam lima aspek yaitu: kebutuhan fisiologis, kebutuhan keamanan, kebutuhan sosial, kebutuhan harga diri dan kebutuhan aktualisasi diri. 7 Gambaran Madrasah Ibtidaiyah di Kecamatan Gemuh Pada dasarnya Madrasah Ibtidaiyah yang terdapat di Kecamatan Gemuh lahir untuk memenuhi kebutuhan masyarakat sekitar yang notabene beragama Islam dan butuh akan ilmu-ilmu keislaman terutama bagi anak-anak mereka. Di Kecamatan Gemuh terdapat empat Madrasah Ibtidaiyah yang terletak di Desa Johorejo, Pucangrejo, Tlabah dan Tamangede. Secara geografis letak dari semua Madrasah Ibtidaiyah tersebut sangatlah strategi karena berada di tengah-tengah lingkungan masyarakat. Madrasah Ibtidaiyah di Kecamatan Gemuh semuanya memiliki Pengurus/Komite yang membantu menjalankan proses pembelajaran di Madrasah Ibtidaiyah masing-masing. Keberadaan guru/pendidik di Madrasah Ibtidaiyah Kecamatan Gemuh mayoritas berstatus Wiyata Bhakti dan domisili mereka juga sama dengan tempat mereka mengajar.. Itulah gambaran sekilas yang bisa penulis simpulkan dalam pengamatan sekilas penulis tentang fenomena pada guru-guru yang telah memiliki usia mengajar cukup lama di MI se-Kecamatan Gemuh Kabupaten Kendal. B. Penegasan Istilah Sebelum melanjutkan pembahasan, berikut ini terlebih dahulu penulis ingin memberikan batasan-batasan istilah, sebagai penegasan judul dalam penelitian, untuk memudahkan dalam alur pembahasan dan menghindari kesalahan dalam memahami judul. 1. Kemampuan @@@ 2. Profesional Kata professional mempunyai arti keahlian seseorang dalam memilih dan menguasai bidangnya. 8 3. Guru 7 Dr. Ibrahim Bafadal, M. Pd., Peningkatan Profesionalisme Guru Sekolah Dasar (dalam Kerangka Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah),Jakarta: PT. Bumi Aksara, cet. II, 2004, hal. 95-96 8 Drs. Moh. Uzer Usman, 2003:1 Kata kunci yang ingin penulis berikan penegasan di sini adalah kata “Guru” yang berarti orang yang pekerjaannya (mata pencahariannya, profesinya) mengajar. Dan kata aktivitas, yang mendapatkan penafsiran keaktifan, kegiatan, kesibukan, atau kerja yang dilaksanakan dalam tiap bagian di dalam perusahaan, sebagaimana yang tertuang dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia. 9 Guru adalah semua orang yang berwenang dan bertanggung jawab terhadap pendidikan. Murid-murid, baik secara individu maupun klasikal, baik disekolah maupun diluar sekolah. Guru adalah administrator, konduktor, informator dan sebagainya. Guru harus berkelakuan yang bermoral tinggi sesuai dengan harapan masyarakat demi masa depan bangsa dan negara. Jadi guru disini adalah orang yang profesinya mengajar/mendidik siswa, baik dalam lingkungan formal maupun non formal agar siswa menjadi individu yang mempunyai prilaku yang sesuai dengan harapan agama, bangsa dan negara. 4. Prestasi "Prestasi" dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah hasil yang telah dicapai (dari yang telah dilakukan, dikerjakan, dan sebagainya) (Kamus Besar Bahasa Indonesia 1998: 700). Sedangkan untuk menemukan nilai prestasi yang dicapai seseorang atau kelompok belajar dapat ditunjukkan dalam bentuk angka seperti 5,6,7,8, dan lainya. (Cece Wijaya dan A. Tabrani Rusyan, 1994: 151) 5. Pembelajaran Dan kata terakhir dalam judul skripsi ini adalah Pembelajaran yaitu suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, materialis, fasilitas, perlengkapan dan prosedur yang saling mempengaruhi dalam mencapai tujuan pembelajaran. 10 Menurut E. Mulayasa, pembelajaran pada hakikatnya adalah interaksi antara peserta didik dengan lingkungannya sehingga terjadi perubahan perilaku ke arah yang lebih baik. 11 C. Perumusan dan Pembatasan Masalah Merujuk pada latar belakang di atas maka yang menjadi pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah : 9 Ibid., hlm. 288 Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta : Bumi Aksara, 2001), hlm. 57 11 E. Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi, (Bandung: Remaja Rosda karya, 2002), Cet. 3, hlm. 100 10 1. Bagaimana deskripsi usia mengajar guru di Madrasah Ibtidaiyah seKecamatan Gemuh Kendal? 2. Adakah pengaruh positif atau negatif usia mengajar guru terhadap pembelajaran di Madrasah Ibtidaiyah se-Kecamatan Gemuh Kendal? D. Tujuan dan Manfaat Penelitian Mendasarkan pada permasalahan di atas, maka tujuan dalam penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui deskripsi usia guru mengajar di Madrasah Ibtidaiyah se-Kecamatan Gemuh Kendal. 2. Untuk Mengetahui apa ada pengaruh positif atau negatif usia guru terhadap pembelajaran di Madrasah Ibtidaiyah se-Kecamatan Gemuh Kendal. Adapun manfaat dari penelitian ini adalah : 1. Sebagai bahan pertimbangan dalam bidang kedisiplinan guru dan kesadaran diri terhadap tugas yang diembannya. 2. Dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan oleh pihak terkait dalam mengatasi masalah terhadap guru yang mengalami perubahan sikap. E. Metode Penelitian Metode Pengumpulan Data, kami himpun dengan menggunakan: Penelitian lapangan, yang bertujuan untuk melihat, mengetahui secara langsung berbagai hal yang berhubungan dengan aktivitas pembelajaran guru dikaitkan dengan usia mengajar guru, adakah pengaruhnya baik itu yang berdampak positif maupun negatif. Dalam penelitian ini ada beberapa langkah yang perlu diperhatikan: 1. Waktu dan Tempat Penelitian 2. Variabel Penelitian 3. Populasi 4. Teknik Pengumpulan Data 5. Teknik Analisis Data Adapun keterangan dari langkah-langkah di atas adalah sebagai berikut: 1. Waktu dan Tempat Penelitian a. Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 02 Oktober sampai dengan 02 November tahun 2006. b. Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Madrasah Ibtidaiyah se-Kecamatan Gemuh, Kabupaten Kendal yang terdiri dari 4 lembaga pendidikan Madrasah Ibtidaiyah sebagai berikut: 1) Madrasah Ibtidaiyah NU Johorejo 2) Madrasah Ibtidaiyah NU Pucangrejo 3) Madrasah Ibtidaiyah NU Tlahab 4) Madrasah Ibtidaiyah NU Tamangede 2. Variabel Penelitian Penelitian ini terdiri dari dua variabel, yaitu variabel pengaruh atau bebas x (Independent) dan variabel terpengaruh atau terikat y (dependent). Di bawah ini adalah penjelasan tentang kedua variabel. a. Variabel Bebas (Independent) X Adapun yang menjadi variabel (x) bebas atau independent adalah usia mengajar guru dengan indikatornya. 1) Lama mengajar Indikator ini dimaksudkan untuk mengetahui lama waktu pengabdian seorang guru. 2) Waktu yang digunakan Yang dimaksud dengan waktu yang digunakan adalah kesesuaian implementasi waktu pembelajaran guru dengan waktu yang telah dialokasikan dalam kurikulum 3) Aktivitas yang dijalankan Indikatori ini bertujuan untuk menilai kinerja guru di kelas dalam menjalankan aktivitas pembelajaran. b. Variabel Terikat (Dependent) Y Yang menjadi variabel terikat (dependent) y adalah aktivitas pembelajaran dengan indikatornya sebagai berikut: 1) Perencanaan Pembelajaran Indikator ini dimaksudkan untuk mengetahui keprofesionalan seorang guru dalam menjalankan amanatnya sebagai seorang pengajar. Apabila ia telah membuat perencanaan pembelajaran yang sesuai dengan kurikulum yang berlaku maka ia dapat dikatakan sebagai seorang guru profesional. 2) Proses Pembelajaran Dalam proses pembelajaran ini guru dituntut menguasai berbagai macam teori pembelajaran guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. 3) Manajemen Kelas Meskipun aktivitas pembelajaran telah dilandasi dengan kurikulum bukan berarti guru harus tekstual dengan kurikulum, ada kalanya guru dituntut sikap kreatifnya untuk menciptakan suasana kelas yang menarik serta mendukung proses pembelajaran. 4) Penilaian / Evaluasi Cara untuk mengetahui tingkat pencapaian tujuan adalah dengan mengadakan penilaian atau evaluasi. Biasanya direalisasikan dalam bentuk tes semester dan akhir tahun. 3. Populasi Menurut Sutrisno Hadi yang dimaksud dengan populasi adalah seluruh penduduk yang dimaksud untuk diselidiki. 12 Sedangkan yang dimaksud penduduk dalam penelitian ini adalah semua guru Madrasah Ibtidaiyah se-Kecamatan Gemuh Kabupaten Kendal. Karena jumlah populasi yang ada kurang dari 100 orang, maka penelitian ini menggunakan teknik populasi, sehingga semua guru di Madrasah seKecamatan Gemuh pada tahun akademik 2006/2007 yang berjumlah 33 guru dipakai untuk penelitian, dengan perincian sebagai berikut: Guru Nama Madrasah Jumlah L P MI NU Johorejo 4 4 8 MI NU Pucangrejo 4 4 8 MI NU Tlahab 4 4 8 MI NU Tamangede 5 4 9 33 F. Teknik pengumpulan data Untuk mengambil data dan mengumpulkan data yang akurat dalam penelitian ini, digunakan dua macam pendekatan, yaitu: 1. Library Research Untuk memperoleh data kepustakaan digunakan metode-metode “Library Reseacrh” yaitu riset kepustakaan. 13 Metode ini digunakan untuk memperoleh data dengan cara membaca atau mempelajari buku-buku yang ada kaitannya dengan penelitian sebagai landasan teori. Tetapi untuk mengumpulkan bahan-bahan penelitian dalam menyusun teori, peneliti menguraikan metode induktif, yaitu proses pendekatan yang berangkat 12 Suharsimi Arikunto, Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian; Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka Cipta, 1998), hlm. 108-109 13 Sutrsino Hadi, Metodologi Research I, (Yogyakarta: Andi Offset, 1994), hlm. 9. dari kebenaran dengan pengetahuan yang bersifat umum dan dijadikan untuk menilai suatu kejadian yang bersifat khusus. 2. Field ResearchMetode field research yaitu riset yang dilakukan dikancah atau medan terjadinya gejala-gejala. 14 Dalam penelitian lapangan ini digunakan metode-metode sebagai berikut: a. Metode Observasi Observasi sebagai metode ilmiah dilakukan dengan pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap fenomena-fenomena/ kejadian-kejadian yang diselidiki. Lebih lanjut James P. Chapli yang dikutip Kartini Kartono mendefinisikan bahwa observasi adalah “Pengujian secara Internasional atau bertujuan sesuatu hal, khususnya untuk maksud pengumpulan data. Metode ini merupakan suatu verbalisasi mengenai hal-hal yang diteliti. 15 Metode ini digunakan untuk memperoleh data tentang upaya guru MI dalam melakukan aktivitas pembelajaran pengaruhnya dengan usia mengajar guru di MI se-Kecamatan Gemuh Kabupaten Kendal. letak geografis, sarana, sistem pengajaran dan lingkungan sosial. b. Metode interview Metode interview adalah “teknik pengumpulan data yang menggunakan pedoman berupa pertanyaan yang diajukan langsung kepada obyek untuk mendapat respon secara langsung. 16 Dimana interaksi yang terjadi antara pewawancara dan obyek penelitian ini menggunakan interview bentuk terbuka sehingga dapat diperoleh data yang lebih luas dan mendalam. 17 Wawancara sebagai alat pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh informasi yang berkenan dengan kegiatan pembelajaran atau proses belajar mengajar di MI se-Kecamatan Gemuh Kabupaten Kendal. Wawancara ini dilakukan dengan beberapa guru MI yang telah memiliki usia mengajar cukup lama di MI se-Kecamatan Gemuh Kabupaten Kendal. c. Metode dokumentasi 14 15 Ibid., hlm. 19 Kartini Kartono, Pengantar Metodologi Riset Sosial, Bandung, Mandar Maju, t.th., hlm.157 16 Noeng Muhadjir, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Yogjakarta: Rake Sarasih, 1998), hlm. 104 17 Lexy J Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2001), Cet.14, hlm. 137 Dokumentasi berasal dari kata “dokumen”, yang berarti “barang-barang tertulis”. 18 Metode ini digunakan untuk mencari data mengenai hal atau variabel yang dapat dijadikan sebagai informasi untuk melengkapi data-data penulis, baik data primer maupun sekunder sebagai sumber data yang dapat dimanfaatkan untuk menguji dan menafsirkan. c. Metode Angket Angket adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden, dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang ia ketahui. 19 Teknis penggunaan metode ini adalah dengan cara menyajikan langsung daftar pertanyaan untuk dijawab oleh responden. Penggunaan metode ini adalah untuk mengetahui pengaruh usia mengajar guru terhadap aktivitas pembelajaran dan mengolah hasilnya menjadi data statistik. G. Teknik Analisis Data Setelah semua data tersedia, maka langkah selanjutnya adalah menganalisa data atau mengolah data. Analisis data merupakan hal yang sangat penting dalam setiap penelitian. Tanpa adanya suatu analisis maka data yang telah diperoleh di lapangan atau dari informasi yang lain tidak bisa dipahami oleh seseorang peneliti, apalagi orang lain. Secara garis besar, pekerjaan analisis data meliputi 3 langkah, yaitu: 1. Persiapan Kegiatan persiapan adalah meneliti ulang semua kelengkapan data yang dihasilkan dari pengumpulan data sesuai dengan metode yang digunakan. 2. Tabulasi Yang termasuk ke dalam jenis kegiatan tabulasi meliputi pemberian skor terhadap item-item yang perlu, memberikan kode-kode, mengubah jenis data, yang disesuaikan dengan teknik analisis yang digunakan. 3. Penerapan data sesuai dengan pendekatan penelitian 18 19 Suharsimi Arikunto, Op. Cit., hlm. 149 Suharsimi Arikunto, Op. Cit., hlm 140 Maksudnya adalah mengolah data yang diperoleh dengan menggunakan rumus-rumus atau aturan-aturan yang ada, yang berarti menggunakan teknik statistik. Dalam hal ini rumus yang kami pakai adalah analisis statistik inferensial. Adapun secara lebih spesifik rumus statistik yang kami pakai adalah koefesiensi korelasi dengan rumus angka kasar yang apabila ditulis secara matematis sebagai berikut: 20 Rumus Product Moment rxy XY ( X )( Y ) N ( X ) 2 X N Keterangan: 2 ( Y ) 2 2 Y N rxy = Koefisien korelasi antara X dan Y XY = Perkalian X dan Y X = Variabel tentang usia guru Y = Variabel tentang pengaruhnya terhadap aktivitas pembelajaran N = Jumlah responden H. Hipotesis Penelitian semacam ini memerlukan hipotesis sebagai jawaban sementara. Adapun fungsi hipotesis dalam penelitian adalah : 1. Sebagai alat untuk menyatakan asumsi Pada dasarnya hipotesis merupakan alat untuk menyatakan asumsiasumsi yang mendasari proposisi dalam suatu pernyataan yang melingkupi keseluruhan. Pernyataan tersebut merupakan hasil akhir dari analisis yang seksama terhadap seluruh elemen, baik yang bersifat konseptual maupun faktual yang mempunyai relevansi dengan masalah dan saling berhubungan satu sama lain. 2. Sebagai kerangka kerja kesimpulan Hipotesis yang berupa pernyataan dan generalisasi sementara terhadap suatu fenomena tertentu, membantu peneliti dalam menyajikan kesimpulan penelitiannya. Ia akan tetap berfungsi sebagai prakiraan yang bersifat sementara sampai ditemukan fakta-fakta yang mendukungnya. Temuan-temuan yang didasarkan fakta-fakta tersebut diorganisasikan dalam kesimpulan penelitian dalam kaitannya dengan tujuan yang mendasari penelitian tersebut. Jika bukti-bukti faktualnya sesuai dengan 20 Prof. Dr. Sutrisno Hadi, M.A., Statistik, Jilid II, Op.Cit., hlm. 294 tujuan yang diusulkan, maka hipotesis tersebut dapat diterima sehingga memberikan sumbangan baru pada ilmu pengetahuan. Sebaliknya, jika bukti-bukti faktual tersebut tidak sesuai, maka hipotesis tersebut ditolak sehingga perlu diubah atau diuji kembali dengan sampel yang berbeda. 21 Sehubungan dengan hal tersebut di muka maka dalam penelitian ini mengajukan hipotesis sebagai berikut: Semakin lama usia mengajar guru semakin rendah aktivitas guru dalam proses pembelajaran. Mengingat hipotesis yang diajukan di atas merupakan dugaan sementara yang mungkin benar atau mungkin salah maka akan dilakukan pengkajian pada bagian analisis data untuk mendapatkan bukti apakah hipotesis yang diajukan diterima atau ditolak. I. Sistematika Penulisan Skripsi ini dibagi menjadi lima bab yaitu; bab pertama berisi pendahuluan yang mengkaji tentang latar belakang dari permasalahan yang dikaji dan disajikan pula penegasan istilah. Hal ini untuk menghindari kesalahpahaman dan salah arah bagi peneliti dan bagi para pembaca. Untuk menggambarkan persoalan dalam skripsi ini dimuat pula rumusan masalah dan tujuan penelitian. Di sini dicantumkan pula metode penelitian yang mencakup variabel penelitian, populasi dan sampel, metode pengumpulan data, metode analisis data dan analisis lanjut. Untuk memudahkan dan memahami skripsi ini peneliti melengkapinya dengan sistematika penelitian skripsi. Bab kedua merupakan landasan teoretis tentang aktivitas pembelajaran yang meliputi, perencanaan pembelajaran, proses pembelajaran, management kelas, dan juga penilaian pembelajaran. Kemudian dibahas pula mengenai usia mengajar guru yang meliputi lama mengajar guru, waktu yang digunakan, dan aktivitas yang dijalankan. Bab ketiga membahas tentang metode penelitian yang meliputi tujuan penelitian, waktu dan tempat penelitian, variabel penelitian, metode penelitian, populasi dan teknik pengambilan sampel, teknik pengumpulan data dan teknik analisis data. Bab keempat merupakan analisis yang meliputi analisis pendahuluan, analisis uji hipotesis dan analisis lanjut. Bab kelima merupakan bab penutup yang berisi kesimpulan, saran dan penutup. 21 Ibnu Hadjar, Op.Cit., hlm. 63 BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Aktivitas Pembelajaran 1. Pengertian Aktivitas Aktivitas menurut Kartini Kartono adalah istilah umum yang dikaitkan dengan keadaan yang selalu bergerak, dan berbagai respon lainnya terhadap rangsangan sekitar.1 Sedangkan dalam Kamus Psikologi aktivitas adalah kata yang dinaturalisasi dari kata act (gerak/tingkah laku) kemudian activity mempunyai arti (gerakan atau tingkah laku semua organisme baik itu secara mental maupun fisiologi).2 Di sini penulis memberikan penegasan arti kata aktivitas sebagai suatu kegiatan atau proses belajar mengajar yang dilakukan oleh seorang guru dalam kebiasaannya memberikan pengajaran kepada siswa-siswi. Banyak ragam kegiatan atau aktivitas yang dapat dilakukan baik oleh pendidik maupun peserta didik di sekolah, tidak hanya mendengarkan dan mencatat seperti yang lazim terdapat di sekolah tradisional. Sebagaimana kegiatan yang telah didaftar oleh B. Diedrich di antaranya yaitu: a. Visual Activities, seperti membaca, memperhatikan: gambar, demonstrasi, percobaan, pekerjaan orang lain dan sebagainya. b. Oral Activities, seperti: menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan interview, diskusi, interupsi dan sebagainya. 1 Dr. Kartini Kartono., Dali Gulo., Kamus Psikologi, Bandung: 1987, hlm. 6 J.P. Chaplin, diterjemah oleh Kartini Kartono, Kamus Lengkap Psikologi, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, Cet. 9, 2004, hlm. 9 2 c. Listening Activities, seperti mendengarkan uraian, percakapan, diskusi, musik, pidato dan sebagainya. d. Writing Activities, seperti menulis cerita, karangan, laporan, tes, angket, menyalin dan sebagainya. e. Drawing Activities, seperti menggambar, membuat grafik, peta, diagram, pola dan sebagainya. f. Motor Activities, seperti melakukan percobaan, membuat konstruksi, model, mereparasi, bermain, berkebun, memelihara binatang, dan sebagainya. g. Mental Activities, seperti menanggap, mengingat, memecahkan soal, menganalisis, melihat hubungan, mengambil keputusan, dan sebagainya. h. Emotional Activities, seperti menaruh minat, merasa bosan, gembira, berani, tenang, gugup dan sebagainya. 3 Jadi aktivitas merupakan segala bentuk perilaku dan perbuatan yang dilakukan oleh seseorang baik itu yang bersifat jasmaniah maupun rohaniah. Kaitannya dengan aktivitas guru yaitu segala perbuatan dan perilaku seseorang yang berhubungan dengan sekolah, murid, kurikulum, pendidikan dan lain sebagainya. 2. Pengertian Pembelajaran Pembelajaran adalah proses belajar mengajar yang terdiri dari dua kata yaitu proses belajar dan mengajar. Proses belajar adalah tingkat atau fase-fase yang dilalui anak atau sasaran didik. Sedangkan mengajar adalah memberi pelajaran. 4 3 S. Nasution, Didaktik Asas-asas Mengajar, (Jakarta: Bumi Aksara, 1995), Cet. I, hlm. 86-87. 4 Poerwadarminta, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1995), hlm 703. Belajar menurut pandangan B.F. Skinner, adalah suatu proses adaptasi atau penyebaran tingkah laku yang berlangsung secara progresif. 5 Menurut pandangan Robert Gagne, mengemukakan bahwa belajar adalah perubahan yang terjadi dalam kemampuan manusia yang terjadi setelah belajar terus menerus, bukan hanya disebabkan oleh pertumbuhan saja.6 "Pembelajaran dalam pendidikan berasal dari kata instruction yang berarti pengajaran. Chayhan mendefinisikan tentang pengajaran yang dikutip oleh Nana Sudjana bahwa pengajaran adalah upaya memberi perangsang (stimulus). Bimbingan, pengarahan dan dorongan kepada siswa agar terjadi proses belajar." 7 Pengajaran dapat diartikan sebagai suatu proses yang dilakukan oleh para guru dalam membimbing, membantu, dan mengarahkan peserta didik untuk memiliki pengalaman belajar, dengan kata lain pengajaran adalah suatu cara bagaimana mempersiapkan pengalaman belajar bagi peserta didik. 8 Sedangkan dalam kitab at-Tarbiyah wa Thariqat at-Tadris disebutkan bahwa pembelajaran adalah: 9 “Sesungguhnya pembelajaran adalah sesuatu yang mendatangkan beraneka ragam kemanfaatan yang mengarahkan dan menyiapkan penguasaan terhadap hidup seseorang”. 5 Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran untuk membantu Memecahkan Problematika Belajar Mengajar (Bandung: CV. Alfabeta, 2003) hlm 14. 6 ibid. hlm 17. 7 Nana Sudjana, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, Cet. Ke-5, (Bandung: Sinar Baru Algesindo, 2000), hlm. 13. 8 Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran, Mengembangkan Standar Kompetensi Guru, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2005), hlm. 16. 9 Shalah Abdul Aziz dan Abdul Aziz Abdul Majid, At-Tarbiyah Wa Thariqat At-Tadris Juz I, Mesir, Daar Al-Ma’arif, 1989, hlm. 12. Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan. Dan prosedur yang saling mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran. 10 Proses pembelajaran selain diawali dengan perencanaan yang baik, serta didukung dengan komunikasi yang baik, juga harus didukung dengan pengembangan strategi yang mampu membelajarkan siswa. 11 Dari berbagai pandangan sejumlah ahli mengenai belajar meskipun diantara para ahli tersebut ada perbedaan mengenai pengertian belajar, namun baik secara implisit dan eksplisit diantara mereka terdapat kesamaan maknanya, yaitu definisi manapun konsep belajar itu selalu menunjukkan “Suatu proses perubahan tingkah laku atau pribadi seseorang berdasarkan praktik atau pengalaman tertentu”. Mengajar adalah penciptaan sistem lingkungan yang memungkinkan terjadinya proses belajar. Sistem lingkungan ini terdiri atas komponen-komponen yang saling mempengaruhi yakni tujuan instruksional yang ingin dicapai, materi yang diajarkan, guru dan peserta didik yang harus memainkan peranan serta ada dalam hubungan sosial tertentu, jenis kegiatan yang dilakukan, serta sarana dan prasarana belajar mengajar yang tersedia.12 S. Nasution merumuskan pengertian mengajar sebagai berikut : a. Mengajar ialah menanamkan pengetahuan kepada peserta didik b. Mengajar ialah menyampaikan kebudayaan kepada peserta didik c. Mengajar ialah aktivitas mengorganisasi atau mengatur lingkungan. 13 Jadi dapat disimpulkan mengajar adalah kegiatan yang komplek dengan komponen-komponen yaitu guru, peserta didik, tujuan, materi, 10 Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2001), hlm. 57 Abdul Majid, Op.Cit., hlm. 111. 12 J.J Hasibuan dan Moedjiono, Proses Belajar Mengajar (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2000), Cet. 8 hlm. 3. 13 M. Basyirudin Usman, Metodologi Pembelajaran Agama Islam (Jakarta: Ciputat Pers, 2002), hlm. 19. 11 jenis kegiatan dan juga sarana prasarana guna mensukseskan kegiatan pembelajaran. Dalam kamus besar proses belajar mengajar adalah pelaksanaan belajar mengajar guru dan peserta didik dan interaksi belajar mengajar peserta didik dan guru.14 Menurut M. Uzer Usman belajar mengajar merupakan suatu yang mengandung serangkaian perbuatan guru dan peserta didik atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu.15 Jadi proses belajar mengajar adalah kegiatan guru dan peserta didik yaitu saling berinteraksi satu sama lain dengan lingkungan belajar yang berlangsung dalam pendidikan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Pembelajaran adalah satu usaha bersifat sadar tujuan yang dengan sistematik terarah pada perubahan tingkah laku. 16 Dalam buku psikologi pembelajaran dan pengajaran, pembelajaran adalah suatu proses yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan perilaku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. 17 Jadi dapat disimpulkan pembelajaran adalah proses belajar mengajar antara guru dan peserta didik serta lingkungan yang bersifat sadar tujuan yang dengan sistematik terarah pada perubahan tingkah laku dengan menggunakan asas pendidikan maupun teori belajar untuk mencapai keberhasilan pendidikan. 14 M. Sastra Raja, Kamus Istilah Pendidikan umum (Surabaya: Usaha Nasional, 1981) 15 M. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional (Bandung: Remaja Rosdakarya,1996) hlm. hlm. 95. 4. 16 Abdurrahman Shaleh, Madrasah dan Pendidikan Anak Bangsa Visi, Misi dan Aksi (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2004), hlm. 214. 17 M. Surya, Psikologi Pembelajaran dan Pengajaran, (Bandung: Pustaka Bani Quraisy, 2004), hlm. 7. Pembelajaran adalah satu usaha bersifat sadar tujuan yang dengan sistematik terarah pada perubahan tingkah laku. 18 Dalam proses pembelajaran ada beberapa metode pembelajaran yang harus dipahami dan dilaksanakan oleh pihak terkait di antaranya yaitu: 1. Planning atau perencanaan Hakikat belajar mengajar adalah perubahan yang terjadi dalam diri seseorang setelah melakukan aktivitas, yang mana anak sebagai subyek dan sebagai obyek dari kegiatan pengajaran, karena itu inti dari proses pengajaran tidak lain adalah kegiatan belajar anak didik dalam mencapai tujuan, yang mana tujuan tersebut akan tercapai dengan maksimal jika peserta didik berusaha dan aktif dalam kegiatan belajar mengajar. 19 Sama halnya dengan belajar, mengajar pun pada hakikatnya adalah suatu proses, yaitu proses mengatur, mengorganisasikan lingkungan yang ada disekitar anak didik, yang mana dapat menumbuhkan dan mendorong anak didik untuk melakukan proses belajar. Pada tahap berikutnya mengajar adalah proses memberikan bimbingan atau bantuan kepada anak didik dalam melakukan proses belajar. Sebelum kegiatan belajar dilaksanakan, seorang guru harus menetapkan perencanaan dalam proses pembelajaran, adapun unsurunsurnya adalah: a. Tujuan, yang berfungsi untuk menentukan ke arah kegiatan pengajaran. Artinya, menentukan ke mana siswa atau sasaran didik akan dibawa. b. Bahan atau isi, berfungsi untuk memberi isi atau makna terhadap tujuan. 18 Abdurrahman Shaleh, Madrasah dan Pendidikan Anak Bangsa Visi, Misi dan Aksi (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2004), hlm. 214. 19 Syaiful Bahri Djamarah, dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2002), Cet. II, hlm.45. c. Metode atau alat, berfungsi untuk menentukan cara bagaimana mencapai tujuan d. Penilaian atau evaluasi, berfungsi untuk mengukur seberapa jauh tujuan itu tercapai dan tindakan apa yang harus dilakukan apabila tujuan belum tercapai. 20 Uraian di atas bila diaplikasikan dalam skala kecil bisa berbentuk sebagai RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) yang merupakan salah satu program belajar mengajar. 2. Learning Process atau proses belajar-mengajar Untuk mengetahui suatu hal, dalam diri seseorang, terjadi suatu proses, yang disebut proses belajar. Seorang pengajar (Guru) mempunyai tugas yaitu merangsang serta meningkatkan jalannya proses belajar, agar pengajar (Guru) dapat melaksanakan tugasnya dengan baik, maka pengajar harus mengetahui bagaimana proses tersebut mulai dan berlangsung. 21 Proses belajar merupakan jalan yang harus ditempuh oleh seorang pelajar untuk mengerti suatu hal yang sebelumnya tidak tahu. 3. Classroom Management / Pengelolaan Kelas Manajemen pengelolaan kelas adalah ketrampilan guru untuk menciptakan iklim pembelajaran yang kondusif, dan mengendalikannya jika terjadi gangguan dalam pembelajaran". 22 Dengan kata lain kegiatan-kegiatan untuk menciptakan dan mempertahankan kondisi yang optimal bagi terjadinya proses belajar mengajar. Yang termasuk ke dalam hal ini misalnya penghentian tingkah laku siswa yang menyelewengkan perhatian 20 Ibid., hlm. 45. Nana Sudjana, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar Baru Algensindo, 1995), hlm. 136. 22 E. Mulyasa, Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005), hlm. 91. 21 kelas, pemberian ganjaran bagi ketetapan waktu penyelesaian tugas oleh siswa, atau penetapan norma kelompok yang produktif. 23 Pengelolaan kelas dapat pula diartikan sebagai kemampuan guru atau wali kelas dalam mendayagunakan potensi kelas berupa pemberian kesempatan yang seluas-luasnya pada setiap personal untuk melakukan kegiatan-kegiatan kelas yang berkaitan dengan kurikulum dan perkembangan murid. 24 Dalam kegiatan belajar mengajar terdapat dua hal yang turut menentukan berhasil tidaknya suatu proses belajar mengajar, yaitu pengaturan kelas dan pengajaran itu sendiri. Kedua hal itu saling tergantung. Keberhasilan pengajaran dalam arti tercapainya tujuantujuan instruksional, sangat tergantung pada kemampuan mengatur kelas. Kelas yang baik dapat menciptakan situasi yang memungkinkan anak belajar sehingga merupakan titik awal keberhasilan pengajaran. 25 Mengelola kelas secara baik dalam rangka menyediakan kondisi yang kondusif untuk berlangsungnya proses pembelajaran yang efektif merupakan salah satu kemampuan professional yang harus dimiliki oleh guru seperti dalam buku Teachers Development diterangkan bahwa: "The purpose of teacher education should be to encourage the growth of teachers as person and as professionals. Teachers who are growing are becoming more open, more humane, more skillfull, more complex, more complete pedagogues and human beings. They are fulfilling their own unique potentials or doing for themselves what others expect them to do for students. But often teacher educators fail to recognize that teachers, like students, have different needs and abilities". 26 23 Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, (Bandung: Remajar Rosdakarya, 2000), hlm. 97. 24 Hadari Nawawi, Organisasi Sekolah dan Pengelolaan Kelas Sebagai Lembaga Pendidikan, (Jakarta: Gunung Agung, 1982), hlm. 116. 25 Conny Semiawan, dkk, Pendekatan Keterampilan Proses, (Jakarta: Gramedia, 1990), hlm. 63. 26 Robert F. Mcneraney And Carol A. Carrier, Teachers Development, (New York: Macmillan Publishing, 1998), hlm. 1. "Tujuan pendidikan guru seharusnya mendorong perkembangan guru-guru secara pribadi dan secara profesional. Guru-guru yang berkembang akan menjadi lebih terbuka lebih manusiawi, lebih terampil, lebih mempunyai keahlian dalam mendidik. Mereka sedang memenuhi potensi has mereka sendiri atau melakukan untuk mereka sendiri yang orang lain mengharapkan mereka melakukan untuk para siswa, tetapi sering guru gagal untuk memahami guru, bahwa seperti para siswa mempunyai kebutuhan dan kemampuan yang berbeda". Oleh karena itu untuk dapat menciptakan suasana kelas yang baik diperlukan seperangkat ketrampilan pengelolaan kelas dan menerapkannya dalam proses pembelajaran. 4. Penilaian Untuk mengukur dan mengevaluasi tingkat keberhasilan belajar dapat dilakukan melalui tes prestasi belajar yang dapat digolongkan dalam jenis penilaian sebagai berikut: a. Tes 1) Test formatif Penilaian ini digunakan untuk mengukur setiap satuan bahasan tertentu dan bertujuan hanya untuk memperoleh gambaran tentang daya serap siswa terhadap satuan bahasan tersebut. Hasil tes ini digunakan untuk memperbaiki proses belajar mengajar bahan tertentu dalam waktu tertentu pula atau sebagai feed back (umpan balik) dalam memperbaiki proses belajar mengajar. 2) Test subsumatif Penilaian ini meliputi sejumlah bahan pengajaran atau satuan bahasan yang telah diajarkan dalam waktu tertentu. Tujuannya adalah selain untuk memperoleh gambaran daya serap juga untuk menetapkan tingkat prestasi belajar siswa. Hasilnya diperhitungkan untuk menentukan nilai raport. 3) Test sumatif Penilaian diadakan untuk mengukur daya serap siswa terhadap pokok-pokok bahasan yang telah diajarkan selama satu semester. Tujuannya adalah untuk menetapkan tingkat atau taraf keberhasilan belajar siswa dalam satu periode belajar tertentu. Hasil dari tes ini dimanfaatkan untuk kenaikan kelas, menyusun peringkat (rangking) atau sebagai ukuran kualitas sekolah.27 b. Non-tes Yang tergolong dalam teknik penilaian non-tes adalah: 1) Skala Bertingkat (Rating Scale) Skala menggambarkan suatu nilai yang berbentuk angka terhadap sesuatu hasil pertimbangan. Seperti Oppenheim mengatakan: Rating gives a numerical value to some kind of judgement, maka suatu skala selalu disajikan dalam bentuk angka. 2) Kuesioner (Questionair) Kuesioner atau yang lebih kita kenal dengan nama angket. Pada dasarnya adalah sebuah daftar pertanyaan yang harus diisi oleh orang yang akan diukur (responden). Adapun macam-macam kuesioner dapat ditinjau dari beberapa segi: a) Ditinjau dari segi siapa yang menjawab, maka ada: (1) Kuesioner Langsung 27 Moh. Uzer Usman dan Lilis Setiawati, Op. Cit., hlm. 9. Kuesioner dikatakan langsung jika kuesioner tersebut dikirim dan diisi oleh orang yang akan dimintai jawaban tentang dirinya. (2) Kuesioner tidak langsung Yaitu kuesioner yang dikirimkan dan diisi oleh bukan orang yang dimintai keterangannya. b) ditinjau dari segi cara menjawab, dibedakan menjadi: (1) Kuesioner tertutup Adalah kuesioner yang disusun dengan menyediakan pilihan jawaban lengkap sehingga pengisi hanya tinggal memberi tanda pada jawaban yang dipilih. (2) Kuesioner terbuka. Yaitu kuesioner yang disusun sehingga para pengisi bebas sedemikian rupa mengemukakan pendapatnya. 3) Daftar Cocok (Check List) Yang dimaksud dengan daftar cocok (check list) adalah deretan pernyataan (yang biasanya singkat-singkat), di mana responden yang dievaluasi tinggal membubuhkan tanda cocok () di tempat yang sudah di sediakan. 4) Wawancara (Interview) Adalah suatu metode atau cara yang digunakan untuk mendapatkan jawaban dari responden dengan jalan tanya jawab sepihak. Dikatakan sepihak karena dalam wawancara ini responden tidak diberi kesempatan sama sekali untuk mengajukan pertanyaan. 28 28 Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2001), Cet. Ii, hlm. 34 Jadi penilaian merupakan gambaran tentang kemajuan siswa, dan prestasinya, hasil rata-ratanya, tetapi juga dapat menjadi bahan umpan balik bagi guru sendiri. Dengan umpan balik guru dapat meneliti dirinya, dan berusaha memperbaiki dalam perencanaan maupun teknik penyajiannya. Sedangkan dalam buku psikologi pembelajaran dan pengajaran, pembelajaran adalah suatu proses yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan perilaku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. 29 Jadi dapat disimpulkan aktivitas pembelajaran adalah proses belajar mengajar antara guru dan peserta didik serta lingkungan yang bersifat sadar tujuan yang dengan sistematik terarah pada perubahan tingkah laku dengan menggunakan asas pendidikan maupun teori belajar untuk mencapai keberhasilan pendidikan B. Usia Mengajar 1. Usia Usia bermakna sebagai umur, (lebih lazim dikaitkan dengan waktu hidup manusia). Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia usia adalah tahapan dalam perkembangan individu (usia 60 tahun ke atas). 30 Kaitannya dengan “Usia Mengajar” yang terdapat dalam judul skripsi ini penulis memaknainya dengan lama waktu atau (jenjang) pengabdian yang telah diberikan oleh seorang guru kepada sekolah, murid yang secara global bisa diartikan pengabdian pengajar bagi pendidikan. 29 M. Surya, Psikologi Pembelajaran dan Pengajaran (Bandung: Pustaka Bani Qurays 2004), hlm. 7. 30 Poerwadarminto, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Balai Pustaka, 1989), hlm. 17 dan 988. Dalam kamus Oxford Dictionary of Psychology diterangkan bahwa usia adalah: A measure of a person’s ability, skill, or knowledge, expressed in terms of the age at which the average person attains that level of performance.31 Usia atau masa adalah ukuran kemampuan, keterampilan atau pengetahuan seseorang yang diekspresikan dalam bentuk masa (waktu) dengan rata-rata pencapaian seseorang dalam tingkatan perbuatan, pelaksanaan atau penampilan. W.C. Olson’s seperti di kutip oleh Henry Clay Lindgren dalam bukunya yang berjudul Educational Psychology In The Classroom mengatakan bahwa: An interrelationship among various aspects of growth has led him to believe that there is a basic pattern or rate of growth for each individual which may be used to determine his “organismic age”. The uniqueness of each individual’s pattern of development or maturation raises some question about the common tendency to make rather hard and fast predictions as to the future behavior and performance of children.32 Ada hubungan diantara beragam aspek pertumbuhan yang telah mendorongnya untuk mempercayai (berkesimpulan) bahwa ada ukuran dasar atau nilai rata-rata (standar) pertumbuhan tiap individual yang mungkin digunakan untuk menetapkan “usia organisme”. Keunikan dari tiap-tiap personal terletak pada ukuran dasar pertumbuhan atau kematangan (dewasa) yang menimbulkan beberapa pertanyaan tentang nilai dasar / umum lebih sulit dalam membuat prediksi seperti tingkah laku di masa yang akan datang dan penampilan dari sang anak. 31 Andrew M. Colman, Oxford Dictionary of Psychology, (US: Oxford University Press Inc. New York, III ed, 2003), hlm. 17. 32 Henry Clay Lindgren, Educational Psychology In The Classroom, John Wiley And Sons, Inc., New York: 1960), first edition, hlm. 70. 2. Mengajar Mengajar adalah membimbing siswa agar mengalami proses belajar. Juga merupakan aktivitas mencari, menemukan dan melihat pokok masalah, dan berusaha memecahkan masalah. 33 Dari sini dapat ditarik kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan usia mengajar adalah masa (waktu) seseorang dalam mengabdikan diri kepada pendidikan baik itu dalam sebuah lembaga (formal) maupun non formal dan diharapkan dapat mengalami perkembangan atau pertumbuhan terhadap kemampuan, ketrampilan serta pengetahuan yang lebih memadai. Yang mana usia mengajar yang dimaksud terkait erat dalam ilmu psikologi mengenai kematangan sosial, kematangan emosional, tanda kematangan sosial, kematangan intelektual, dan aspek lainnya. C. Guru atau Pendidik 1. Guru/Pendidik Guru/Pendidik merupakan peran yang amat sentral dalam keseluruhan proses belajar mengajar. Guru dituntut untuk harus mampu mewujudkan perilaku mengajar secara tepat agar menjadi perilaku mengajar yang efektif dalam diri peserta didik. Di samping itu guru dituntut pula untuk mampu menciptakan situasi belajar mengajar yang kondusif. Dan yang lebih penting lagi adalah guru harus mempunyai kepribadian karena guru menjadi model atau sentral identifikasi diri atau menjadi anutan teladan dan konsultan bagi peserta didiknya. 34 33 Drs. Slameto, Belajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta, 2003), Cet. VI, hlm. 92. 34 Muhaimin, Wacana Pengembangan Pendidikan Islam (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2003), hlm. 217. Maka dari itu dalam memilih seorang guru harus benar-benar manusia pilihan. Sebagaimana menurut Al-Zarnuji, guru yang harus dipilih adalah: 35 Sebaiknya dalam memilih guru hendaknya yang lebih alim, lebih wara’i, lebih tua. Dari uraian di atas dapat diambil pengertian bahwa seorang pendidik harus memiliki karakteristik sebagai berikut : a. Seorang pendidik harus mempunyai kematangan profesional, yaitu mengenai ilmu pengetahuan, mencintai anak didiknya b. Seorang pendidik harus mempunyai diri yang stabil, yaitu kemampuan menjaga diri dari perbuatan yang terlarang yaitu disebut wara’i c. Seorang pendidik harus mempunyai kematangan sosial yang stabil, yaitu berusia tua, berwibawa, sopan santun, penyabar sehingga dapat membina kerja sama dengan peserta didik secara efektif. Selain itu seorang guru juga harus mempunyai sifat-sifat pendidik sebagai berikut : a. Zuhud, tidak mengutamakan materi dan mengajar karena mencari keridhaan Allah semata. b. Kebersihan, seorang guru harus bersih tubuhnya, jauh dari dosa dan kesalahan, berjiwa bersih, terhindar dari dosa besar, sifat riya, dengki, permusuhan dan lain-lain. c. Ikhlas dalam pekerjaan, keikhlasan dan kejujuran seorang guru dalam pekerjaannya merupakan jalan terbaik ke arah suksesnya tugas dan sukses peserta didiknya d. 35 Pemaaf, seorang guru harus bersifat pemaaf terhadap peserta didiknya. Syaikh al-Zarnuji, Ta’lim al-Muta’alim, (Surabaya: Al-Ma’arif, t.th), hlm. 13. e. Harus mengetahui tabiat peserta didik, yaitu harus mengetahui tabiat pembawaan, adat istiadat dan pemikiran peserta didik agar tidak salah arah dalam mendidik. 36 Maka agar dapat menjamin tercapainya suatu pendidikan, seorang guru harus mempunyai kepribadian yang baik. Karena kepribadian guru adalah faktor yang sangat penting untuk melaksanakan tanggung jawabnya, selain itu juga kemampuan dalam mengembangkan dalam metode dan intensitas aktivitas interaktif guru dengan peserta didik. Hal tersebut sangat menentukan keberhasilan dalam proses belajar mengajar. Adapun karakteristik seorang pendidik/guru selain berkepribadian juga diharapkan dapat mewujudkan perilaku mengajar yang tepat. Karakteristik yang diharapkan adalah : a. Memiliki minat yang besar terhadap pelajaran dan mata pelajaran yang diajarkannya. b. Memiliki kecakapan untuk memperkirakan kepribadian dan suasana hati secara tepat serta membuat kontak dengan kelompoknya secara tepat. c. Memiliki kesabaran, dan sensitivitas yang diperlukan untuk menumbuhkan semangat belajar. d. Memiliki pemikiran yang imajinatif (konseptual) dan praktis dalam usaha memberikan penjelasan kepada peserta didik. e. Memiliki kualifikasi yang memadai dalam bidangnya, baik isi maupun metode. f. Memiliki sikap terbuka, luwes, dan eksperimental dalam metode dan teknik.37 36 37 Khoiron Rosyadi, Pendidikan Profetik, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2004), hlm. 189. M. Surya, Op.Cit, hlm. 54. Kepribadian guru adalah pengaruh yang sangat besar bagi peserta didik. Seperti yang telah disebutkan oleh Muhibin Syah bahwa kepribadian guru adalah faktor yang sangat berpengaruh terhadap keberhasilan seorang guru sebagai pengembang sumber daya manusia, karena disamping sebagai pembimbing, dan pembantu guru juga berperan sebagai panutan. 38 D. Pengaruh Usia mengajar terhadap Aktivitas Pembelajaran Kata usia mengajar yang terdapat pada judul skripsi yang penulis muat bermakna sebagai umur, (lebih lazim dikaitkan dengan waktu hidup manusia). Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia usia adalah tahapan dalam perkembangan individu (usia 60 tahun ke atas). 39 Kaitannya dengan “Usia Mengajar” yang terdapat dalam judul skripsi ini penulis memaknainya dengan lama waktu atau (jenjang) pengabdian yang telah diberikan oleh seorang guru kepada sekolah, murid yang secara global bisa diartikan pengabdian pengajar bagi pendidikan. Pembelajaran atau proses belajar mengajar merupakan inti dari pendidikan secara keseluruhan dengan guru sebagai peranan utama. 40 proses belajar mengajar merupakan proses yang mengandung serangkaian perbuatan guru dan peserta didik atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan pembelajaran. Pembelajaran sebagai sistem maka terdapat beberapa subsistem sebagai faktor pendukung tercapainya suatu sistem. Dalam hal ini sistem pembelajaran memiliki beberapa faktor pendukung agar tercapainya suatu tujuan. 38 Muhibin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1999), hlm. 225. 39 Tim Penyusun Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Balai Pustaka, 1989), hlm. 17 dan 988. 40 Moh. Uzer Usman, Op.Cit, hlm. 1. Menurut M. Uzer Usman bahwa yang termasuk dalam komponen belajar mengajar adalah tujuan instruksional, materi pelajaran, metode mengajar, alat peraga, evaluasi sebagai alat ukur tercapainya tujuan. 41 Sedangkan menurut Cece Wijaya, faktor-faktor pendidikan dan pembelajaran yaitu guru, peserta didik, fasilitas, program atau tujuan atau rencana atau kurikulum. 42 Dari kedua pendapat tersebut penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi pembelajaran adalah pendidik, peserta didik, tujuan, materi pelajaran, metode pembelajaran, dan evaluasi. Sedangkan alat peraga sudah termasuk dalam alat pendidikan/evaluasi. Kegiatan pendidikan, belajar-mengajar merupakan inti kegiatan dalam karena segala sesuatu yang telah diprogamkan akan dilaksanakan dalam proses belajar-mengajar. Dalam kegiatan belajarmengajar ini akan melibatkan semua komponen pengajaran, dan dalam kegiatan ini pula akan menentukan sampai sejauh mana tujuan yang telah ditetapkan dapat dicapai. Dalam kegiatan belajar-mengajar, guru dan anak didik terlibat dalam sebuah interaksi dengan bahan pelajaran sebagai medianya. Agar interaksi yang terjadi dapat tercapai secara optimal, maka guru seharusnya mempunyai: 1) Kemampuan melaksanakan PBM secara logis dan berurutan 2) Kemampuan memberi pengertian dan contoh yang sederhana 3) Kemampuan menggunakan bahasa yang mudah dimengerti 4) Kemampuan bersikap bersungguh-sungguh terhadap pengajaran 5) Kemampuan bersikap terbuka terhadap pengajaran 6) Kemampuan memacu aktifitas siswa 7) Kemampuan mendorong siswa untuk berinisiatif 8) Kemampuan merangsang timbulnya respon siswa terhadap pengajaran. 41 Ibid, hlm. 2. Cece Wijaya, Upaya Pembaharuan dalam Pendidikan dan Pengajaran (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1998), hlm. 29-30. 42 Sebagai gambaran mengenai lama usia mengajar penulis mencantumkan data interval dari jumlah guru Madrasah Ibtidaiyah yang ada di Kec. Gemuh sebagai berikut: usia mengajar rentang waktu antara 21-25 tahun berjumlah 7 guru, usia lama mengajar 16-20 tahun berjumlah 7 guru, usia lama mengajar 11-15 tahun berjumlah 5 orang, 6-10 tahun berjumlah 10 guru dan di bawah atau kurang dari lima tahun berjumlah 4 guru. Sedang untuk menggambarkan fenomena rajin tidak rajin penulis mengambil data dari lima tahun terakhir kehadiran guru di madrasah dan mengklasifikasikannya ke dalam data interval dari surat ijin guru yang terdokumentasi oleh Kepala Madrasah masing-masing sebagai berikut: guru yang tiap tahun ijin tidak masuk rata-rata 15 kali sebanyak 12 guru, 12 kali ada 4 guru, 9 kali ada 10 guru, 7 kali ada 7 guru. Itulah gambaran sekilas yang bisa penulis simpulkan dalam pengamatan sekilas penulis tentang fenomena pada guru-guru yang telah memiliki usia mengajar cukup lama di MI se-Kecamatan Gemuh Kabupaten Kendal. BAB III HASIL PENELITIAN A. GAMBARAN UMUM Madrasah Ibtidaiyah yang ada di Kecamatan Gemuh berjumlah 4 (empat) Madrasah yang mayoritas terdapat ditengah tengah desa dan mampu bersaing dengan sekolah dasar lainya hal tersebut dapat dibuktikan dengan prestasi-prestasi yang diraih oleh antara Madrasah Ibtidaiyah dan Sekolah Dasar, Madrasah Ibtidaiyah yang ada di Kecamatan Gemuh yaitu sebagai berikut: 1. Madrasah Ibtidaiyah Nahdlatul Ulama’ Johorejo Madrasah Ibtidaiyah Nahdlatul Ulama’ Johorejo terletak di tengah-tengah pemukiman warga. Hal tersebut memudahkan dalam akses menuju ketujuan. Madrasah tersebut juga mempunyai rogram unggulan diantaranya Ekstra Komputer, Drum Band, dan Pramuka yang menjadikan daya tarik bagi masyarakat sekitar, terbukti dengan adanya siswa siswi dari luar desa Johorejo. 2. Madrasah Ibtidaiyah Nahdlatul Ulama’ Pucangrejo Madarasah Ibtidaiyah Nahdlatul Ulama’ Pucangrejo terletak 3 kilometer sebelah barat Madrasah Ibtidaiyah Nahdlatul Ulama’ Johorejo. Madrasah tersebut juga mempunya citra bagus dilingkungan masyarakat desa pucangrejo. Hal tersebut dibuktikan dengan loyalitas masyarakat dalam memajukan Madrasah Ibtidaiyah Nahdlatul Ulama’ Pucangrejo. 3. Madrasah Ibtidaiyah Nahdlatul Ulama’ Tlahab Madrasah Ibtidaiyah Nahdlatul Ulama’ Tlahab juga tidak jauh berbeda dengan Madrasah Ibtidaiyah Nahdlatul Ulama’ Johorejo dan Madrasah Ibtidaiyah Nahdlatul Ulama’ Pucangrejo. Hal tersebut dibuktikan dengan daya saing Madrasah Ibtidaiyah dengan Sekolah 40 Dasar yang ada di desa Tlahab dibidang kegiatan akademik dan non akademik. 4. Madrasah Ibtidaiyah Tamangede Madrasah Ibtidaiyah Tamangede terletak 5 kilometer di sebelah timur dari Madrasah Ibtidaiyah Johorejo akses menuju ke Kecamatan sangat mudah karena dapat dijangkau dalam waktu 3 menit dengan mengunakan kendaraan bermotor. Madrasah Ibtidaiyah Tamangede didirikan atas kehendak mayarakat Desa Tamangede yang pada saat itu menginginkan sekolah tingkat dasar yang bernuansa Islami. Dari empat Madrasah Ibtidaiyah yang ada di Kecamatan Gemuh mengambarkan bahwa Madrasah Ibtidaiyah dapat bersaing dengan sekolah dasar. Hal tersebut dibuktikan dengan prestasi prestasi yang diraih Madrasah Ibtidaiyah dalam kurun waktu 5 (lima) Tahun terakhir. Adapun kegiatan yang dilaksanakan oleh Madrasah Ibtidaiyah di Kecamatan Gemuh adalah: a. Bidang Perangkat Kurikulum, meliputi jenis kegiatan: 1. Pengadaan perangkat kurikulum yang disesuaikan 2. Pembagian tugas guru dan karyawan 3. jadwal pelajaran 4. Program semestran dan satuan pelajaran 5. Evaluasi 6. Laboratorium 7. Perpustakaan 8. Olah raga 9. Kesenian 10. Bimbingan penyuluhan dan karir 11. Alat peraga 41 b. Bidang Ketenagaan, meliputi jenis kegiatan: 1. Guru 2. Pegawai tata usaha dan pesuruh c. Bidang Kesiswaan, meliputi jenis kegiatan: Kegiatan Ekstra Kulikuler d. Bidang sarana dan prasarana 1. Pemeliharaan ruang kepala madrasah, guru tata usaha, kelas, laboratorium, perpustakaan. 2. Pemeliharaan gedung dan bangunan 3. Pemeliharaan halaman dan kebun 4. pemeliharaan Musholla 5. Pemeliharaan WC dan urinoir 6. Pemeliharaan alat laboratorium e. Bidang ketatausahaan, meliputi jenis kegiatan: 1. Pengelolaan surat-surat 2. Pengelolaan administrasi umum 3. Pengolahan administrasi surat-surat f. Bidang hubungan, meliputi jenis kegiatan: 1. Internal, meliputi: - Hubungan kepala madrasah dengan guru dan karyawan - Hubungan guru dan guru dan karyawan - Hubungan guru dan karyawan dengan kepala madrasah 2. Eksternal, meliputi: - Hubungan antara madrasah - Hubungan dengan instansi lain - Hubungan vertikal dengan Dinas Pendidikan - Hubungan dengana komite madradah dan orang tua wali 42 3. Perlengkapan Madrasah, terdiri dari: a. Komputer b. Meja guru c. Brankas d. Filing Cab e. Lemari f. Rak Buku g. Kompor h. Kursi guru/ TU i. Meja Siswa j. Kursi Siswa 4. Gambaran Umum Guru Madrasah Ibtidaiyah di Kecamatan Gemuh Kabupaten Kendal Tenaga pendidik yang terlibat dalam proses pembelajaran di Madrasah Ibtidaiyah di Kecamatan Gemuh terdiri dari 33 ( tiga puluh tiga) orang guru mayoritas ber akta II dan ber akta IV. Adapun nama-nama guru Madrasah Ibtidaiyah se Kecamata Gemuh antara lain: a. Madrasah Ibtidaiyah Nahdlatul Ulama’ Johorejo NO NAMA GURU JENIS IJAZAH KELAMIN TERAKHIR 1. Ahmad Durjani, S. Ag L SI Tarbiyah 2. Ahmad Khoerudin, S. Pd.I L SI Tarbiyah 3. Saiful Amar, S. Pd.I L SI Tarbiyah 4. Rozikin, S. Pd.I L SI Tarbiyah 5. Nur Janah, A. Ma P DII Tarbiyah 6. Sri Sugiarti, A. Ma P 7. Siti Purwati, A. Ma P 43 DII Tarbiyah DII Tarbiyah 8. Siti Roichah, A. Ma P 9. Siti Chasanah, A. Ma P DII Tarbiyah DII Tarbiyah b. Madrasah Ibtidaiyah Nahdlatul Ulama’ Pucangrejo NO NAMA GURU JENIS IJAZAH KELAMIN TERAKHIR 1. Sopi,i, S. Pd.I L SI Tarbiyah 2. Muh. Shodiq, S. Pd.I L SI Tarbiyah 3. Muh. Rizal, S. Pd.I L SI Tarbiyah 4. Chasan Amri, S. Pd.I L SI Tarbiyah 5. Purmiati, S. Pd P SI Ekonomi 6. Nur Afifah, S. Pd.I P SI Tarbiyah 7. Mursidah, A. Ma P DII Tarbiyah 8. Nur Azizah, A. Ma P DII Tarbiyah c. Madrasah Ibtidaiyah Nahdlatul Ulama’ Tlahab NO NAMA GURU JENIS IJAZAH KELAMIN TERAKHIR 1. Turmudzi, S. Pd.I L SI Tarbiyah 2. Saiful Ulum, A. Ma L DII Tarbiyah 3. Maskon, A. Ma L DII Tarbiyah 4. Hikmatul Ulya, A. Ma P DII Tarbiyah 5. Laily Kurniawati, A. Ma P DII Tarbiyah 44 6. Muni’ah, A. Ma P DII Tarbiyah 7. Umrotun, S. Pd.I P SI Tarbiyah JENIS IJAZAH KELAMIN TERAKHIR d. Madrasah Ibtidaiyah Tamangede NO NAMA GURU 1. Musyadad, S. Ag L SI Tarbiyah 2. Agus Fadhilah, S. Pd.I L SI Tarbiyah 3. Bahtiar Zamroi, S. Ag L SI Tarbiyah 4. Eko Aristanto, A. Ma L SI Tarbiyah 5. Solechan, A. Ma L DII Tarbiyah 6. Lu’luul Maknunah, S. Pd.I P SI Tarbiyah 7. Siti Muarofah, A. Ma P DII Tarbiyah 8. Juzanah, S. Pd.I P SI Tarbiyah 9. Lia Andini, A. Ma P DII Tarbiyah B. PENYAJIAN DATA I. Nilai angket tentang pengaruh kemampuan profesional guru No x F fx 1 21 3 63 2 22 1 22 3 23 1 23 4 24 7 168 5 25 2 50 45 Mean f.x 6 26 2 52 7 27 3 81 8 28 6 168 9 29 2 58 10 30 3 90 11 31 1 31 12 34 1 34 13 37 1 37 Jumlah 33 877 M = ----N 877 = -----33 = 26,57 Dari hasil analisis tentang pengaruh kemampuan profesional guru diperoleh mean yaitu 26,57. Dari mean tersebut dapat disimpulkan bahwa pengaruh kemampuan profesional guru dalam kategori cukup yaitu pada interval 22.5-32 II. Nilai angket tentang prestasi fiqih No y f fy Mean 1 65 7 445 2 70 23 1610 3 75 0 0 4 80 2 160 5 85 1 85 Jumlah 33 2.300 f.y M = ----N 2.300 = -----33 = 69,70 Dari hasil analisis tentang tentang prestasi fiqih diperoleh nilai mean yaitu 69,70. Dari nilai mean tersebut dapat disimpulkan bahwa prestasi fiqih dalam kategori cukup yaitu pada interval 66.5 - 74. 46 BAB IV ANALISIS DATA Analisis data ini dilakukan untuk membuktikan ada tidaknya pengaruh Kemampuan profesional guru terhadap prestasi fiqih. Untuk memudahkan dalam menganalisa data digunakan prosedur analisis melalui tiga tahap yaitu: analisis pendahuluan, analisi uji hipotesis dan analisis lanjut. A. Analisis Deskriptif 1. Analisis Kemampuan Profesional guru RANGE I SKOR MENTAH KEMAMPUAN PROFESIONAL GURU No Res. Skor Mentah (x) (x-m) atau (d) (x-m)2 (d)2 1 24 -6 36 2 28 -2 4 3 24 -6 36 4 31 1 1 5 28 -2 4 6 27 -3 9 7 22 -8 64 8 25 -5 25 9 30 0 0 10 28 -2 4 11 24 -6 36 12 23 -7 49 13 27 -3 9 14 29 -1 1 15 21 -9 81 47 16 26 -4 16 17 26 -4 16 18 24 -6 36 19 24 -6 36 20 24 -6 36 21 28 -2 4 22 29 -1 1 23 21 -9 81 24 21 -9 81 25 34 4 16 26 28 -2 4 27 30 0 0 28 28 -2 4 29 25 -5 25 30 27 -3 9 31 37 7 49 32 24 -6 36 33 30 0 0 Jml 877 -113 809 Jadi untuk mengetahui M dan SD adalah menggunakan rumus sebagai berikut: M x 877 26,57 N 33 Dibulatkan menjadi 27 48 SD ( x m) 2 N 809 33 24,51 4,95 Langkah selanjutnya adalah menentukan SUD. Dalam penjabaran ini akan digunakan seluruh jarak range dari kurva normal yaitu -3 SD sampai dengan +3 SD. Karena kategori yang akan digunakan 3 unit, maka 6 SD = 3 = 2 SD. Jadi SUD = 2 x 4,95 = 9,9 dibulatkan menjadi 10 Untuk selanjutnya menentukan batas bawah dan batas atas dari masing-masing kategori. Karena diketahui M = 27 dan SUD = 10, maka : - Batas bawah “cukup” = M – 0,5 SUD = 27 – 0,5 x 10 = 22 - Batas atas “cukup” = M + 0,5 SUD = 27 + 0,5 x 10 = 32 - Batas bawah “kurang” = M - 1,5 SUD = 27 - 1,5 x 10 = 12 - Batas atas “baik” = M + 1,5 SUD = 27 + 1,5 x 10 = 42 Berdasarkan hasil perhitungan di atas dapat disimpulkan dalam tabel interval sebagai berikut: 49 TABEL I INTERVAL KEMAMPUAN PROFESIONAL GURU GURU No Interval Keterangan 1 42 keatas Sangat baik 2 32.5 – 42 Baik 3 22.5 – 32 Cukup 4 12.5 – 22 Kurang TABEL II NILAI ANGKET TENTANG PENGARUH KEMAMPUAN PROFESIONAL GURU TERHADAP PRESTASI FIQIH No x f fx 1 21 3 63 2 22 1 22 3 23 1 23 4 24 7 168 5 25 2 50 6 26 2 52 7 27 3 81 8 28 6 168 9 29 2 58 10 30 3 90 11 31 1 31 12 34 1 34 13 37 1 37 Jumlah 33 877 50 Mean f.x M = ----N 877 = -----33 = 26,57 Dari hasil analisis tentang pengaruh kemampuan profesional guru diperoleh mean yaitu 26,57. Dari mean tersebut dapat disimpulkan bahwa pengaruh kemampuan profesional guru dalam kategori cukup yaitu pada interval 22.5-32. 2. Analisa Prestasi Fiqih RANGE II SKOR MENTAH PRESTASI FIQIH No Res. Skor Mentah (y) (y-m) atau (d) (y-m)2 (d)2 1 70 30 1600 2 70 30 1600 3 70 30 1600 4 70 30 1600 5 70 30 1600 6 70 30 1600 7 70 30 1600 8 70 30 1600 9 70 30 1600 10 70 30 1600 11 70 30 1600 12 70 30 1600 13 70 30 1600 14 70 30 1600 15 70 30 1600 16 70 30 1600 17 70 30 1600 18 70 30 1600 51 19 70 30 1600 20 70 30 1600 21 70 30 1600 22 80 50 2500 23 70 30 1600 24 70 30 1600 25 80 50 2500 26 85 55 3025 27 65 35 1225 28 65 35 1225 29 65 35 1225 30 65 35 1225 31 65 35 1225 32 65 35 1225 33 65 35 1225 Jml 2310 1320 53400 Jadi untuk mengetahui M dan SD adalah menggunakan rumus sebagai berikut: M y 2310 70,00 N 33 Dibulatkan menjadi 70 SD ( y m) 2 N 53400 33 16,18 4.46 dibulatkan 4 52 Langkah selanjutnya adalah menentukan SUD. Dalam penjabaran ini akan digunakan seluruh jarak range dari kurva normal yaitu -3 SD sampai dengan +3 SD = 6 SD. Karena kategori yang akan digunakan 3 unit, maka 6 SD : 3 = 2 SD. Jadi SUD = 2 x 4 = 8 Untuk selanjutnya menentukan batas bawah dan batas atas dari masing-masing kategori. Karena diketahui M = 70 dan SUD = 4, maka : - Batas bawah “cukup” = M – 0,5 SUD = 70 – 0,5 x 8 = 66 - Batas atas “cukup” = M + 0,5 SUD = 70 + 0,5 x 8 = 74 - Batas bawah “kurang” = M - 1,5 SUD = 70 - 1,5 x 8 = 58 - Batas atas “baik” = M + 1,5 SUD = 70 + 1,5 x 8 = 82 Berdasarkan hasil perhitungan di atas dapat disimpulkan dalam tabel interval sebagai berikut: TABEL III INTERVAL PRESTASI FIQIH No Interval Keterangan 1 82 keatas Sangat baik 2 74.5 – 82 Baik 3 66.5 – 74 Cukup 4 58.5 – 66 Kurang 53 TABEL IV NILAI ANGKET TENTANG PRESTASI FIQIH No y f fy Mean 1 65 7 445 2 70 23 1610 3 75 0 0 4 80 2 160 5 85 1 85 Jumlah 33 2.300 f.y M = ----N 2.300 = -----33 = 69,70 Dari hasil analisis tentang tentang prestasi fiqih diperoleh nilai mean yaitu 69,70. Dari nilai mean tersebut dapat disimpulkan bahwa prestasi fiqih dalam kategori cukup yaitu pada interval 66.5 - 74. B. Pengujian Hipotesis Dalam analisis uji hipotesis ini, perhitungan dilakukan dengan melihat hasil angket yang telah disebarkan pada responden. Sebelum dilakukan perhitungan dengan rumus korelasi product moment maka terlebih dahulu dibuat beberapa langkah kerja yaitu : 1. Langkah pertama adalah membuat tabel kerja yang memuat data-data hasil angket tentang pengaruh kemampuan profesional guru terhadap prestasi fiqih (studi kasus di Madrasah Ibtidaiyah se-Kecamatan Gemuh Kab. Kendal). Dengan menggunakana rumus product moment: (X ) (Y ) N rxy 2 (X ) 2 2 (Y ) 2 X Y N N XY - 54 X = Variabel x (Kemampuan Profesional Guru) Y = Variabel y (Prestasi Fiqih ) 2 = Kuadrat x Y2 = Kuadrat y X X.Y = Perkalian x dan y N = Jumlah responden TABEL V TABEL KERJA X TERHADAP Y No X Y x2 y2 x.y 1 24 70 576 4900 912 2 28 70 784 4900 1204 3 24 70 576 4900 672 4 31 70 961 4900 1147 5 28 70 784 4900 1008 6 27 70 729 4900 1053 7 22 70 484 4900 836 8 25 70 625 4900 925 9 30 70 900 4900 990 10 28 70 784 4900 1008 11 24 70 576 4900 936 12 23 70 529 4900 920 13 27 70 729 4900 864 14 29 70 841 4900 1247 15 21 70 441 4900 651 16 26 70 676 4900 806 17 26 70 676 4900 988 18 24 70 576 4900 960 19 24 70 576 4900 864 20 24 70 576 4900 888 55 21 28 70 784 4900 1148 22 29 80 841 6400 1160 23 21 70 441 4900 819 24 21 70 441 4900 714 25 34 80 1156 6400 1326 26 28 85 784 7225 980 27 30 65 900 4225 1050 28 28 65 784 4225 1064 29 25 65 625 4225 975 30 27 65 729 4225 1161 31 37 65 1369 4225 1480 32 24 65 576 4225 1032 33 30 65 900 4225 1200 Jml 877 2310 31956 162300 70795 56 2. Setelah diketahui tentang nilai-nilai x dan y sebagaimana tercantum di atas, maka dalam menganalisis lebih lanjut menggunakan angka-angka ke dalam rumus korelasi Product Moment dibawah ini : ( X ) ( Y ) N rxy 2 ( X ) 2 2 ( Y ) 2 X Y N N XY - (1010) (2310) 33 2 (1010) (2310) 2 31956 162300 33 33 70795 - 2333100 33 1020100 5336100 31956 162300 33 33 70795 - 70700 31956 - 30912 162300 - 161700 70795 - 95 1044 600 95 626400 95 791.45 0.12003 Jadi dapat diketahui bahwa hasil korelasi product moment pada observasi (r o) adalah 0,12003. Setelah diperoleh koefisien korelasi antara variabel x dan variabel y maka langkah selanjutnya adalah menghubungkan antara 57 nilai r (hasil koefisien korelasi) dengan nilai r pada tabel baik taraf signifikansi 5 % atau 1 %. Apabila nilai r yang dihasilkan dari koefisien korelasi diperoleh nilai sama atau lebih besar dari nilai r yang terdapat pada tabel, maka hasil yang diperoleh adalah signifikan yang berarti hipotesis yang diajukan diterima (ada pengaruh). Apabila r yang dihasilkan dari koefisien korelasi lebih kecil dari pada tabel berarti hipotesis yang diajukan tidak dapat diterima (tidak ada pengaruh). Dari analisis uji hipotesis diperoleh koefisien korelasi (r xy) sebesar 0,12003, sedang koefisien korelasi dalam tabel ( r t ) untuk taraf signifikansi 5% adalah 0,344 dan taraf signifikansi 1 % adalah 0,442. Berdasarkan perhitungan di atas r o lebih besar dari pada r t atau koefisien korelasi pada tabel baik taraf signifikansi 5 % maupun 1 %, sehingga diperoleh angka yang signifikan. Artinya variabel x mempunyai pengaruh terhadap variabel y. Dengan demikian dapat diinterpretasikan bahwa ada pengaruh antara kemampuan profesional guru terhadap prestasi fiqih artinya hipotesis yang penulis ajukan terima C. Pembahasan Prestasi adalah hasil belajar yang dicapai oleh setiap siswa setelah mereka mengikuti kegiatan belajar mengajar baik itu berupa angka maupun kata-kata dalam jangka waktu tertentu. Prestasi adalah hasil yang telah dicapai oleh murid sebagai hasil belajarnya, baik berupa angka, huruf, atau tindakan yang mencerminkan hasil belajar yang telah dicapai masing-masing anak dalam periode tertentu. Profesionalisme guru terdiri dari dua kata yaitu profesionalisme dan guru. Secara etimologis profesionalisme aslinya adalah kata sifat dari kata “profesion” yang berarti pekerjaan, pencaharian. dan sebagai kata benda berarti orang yang mempunyai keahlian sebagai dokter, guru, hakim dan sebagainya. Dengan kata lain pekerjaan yang bersifat profesional adalah 58 pekerjaan yang hanya dapat dilakukan oleh mereka yang khusus dipersiapkan untuk itu. Dalam hal ini profesionalisme berarti sangat mampu untuk melakukan pekerjaan guru 59 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Setelah penulis mengadakan penelitian lapangan dan menganalisa data yang diperoleh dalam rangka pembahasan skripsi yang berjudul “Pengaruh kemampuan profesional guru terhadap prestasi fiqih di Madrasah Ibtidaiyah se Kecamatan Gemuh Kabupaten Kendal tahun 2010”, maka secara garis besar dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Pada dasarnya Madrasah Ibtidaiyah di kecamatan gemuh adalah bertujuan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat sekitar akan kebutuhan pendidikan yang bernuansa Islami. Hal tersebut didukung dengan adanya tenaga pendidik yang profesional yang mampu menjawab akan kebutuhan masayakat sekitar pada umumnya. 2. Prestasi pendidikan dibidang agama khususnya mata pelajaran fiqih hasil yang dicapai tidak mengecewakan. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan aktifnya siswa dalam menjalankan syariat islam baik dibidang ubudiyah maupun muamalah. 3. Berdasarkan dari penelitian yang dilakukan ;penulis mendiskripsikan bahwa keprofesional an seorang guru sangat mempengaruhi dalam hasil belajar yang akan dicapai. 4. Hasil analisis tentang pengaruh kemampuan profesional guru terhadap prestasi fiqih di Madrasah Ibtidaiyah se Kecamatan Gemuh Kabupaten Kendal tahun 2010” diperoleh mean yaitu 26.57 dan dibulatkan menjadi 27. Dari nilai tersebut dapat disimpulkan bahwa variabel kemampuan profesional guru dalam kategori cukup yaitu pada interval 22.5 – 32. 5. Hasil analisis tentang prestasi fiqih diperoleh mean yaitu 69,70 dan dibulatkan menjadi 70. Dari nilai mean tersebut dapat disimpulkan bahwa variabel tentang prestasi fiqih dalam kategori cukup yaitu pada interval 66.5 - 74. 6. Hasil analisa statistik korelasi product moment pengaruh kemampuan profesional guru terhadap prestasi fiqih di Madrasah Ibtidaiyah se Kecamatan Gemuh Kabupaten Kendal tahun 2010” didapatkan r observasi adalah 0,12003. Kemudian hasil tersebut dikonfermasikan dengan tabel baik taraf signifikansi 5 % maupun 1 %. Untuk jumlah responden 33, dalam taraf signifikansi 5 % = 0,344 dan taraf signifikansi 1 % = 0,442. Dari hasil analisa data tersebut menunjukkan r observasi lebih besar dibandingkan dengan r tabel baik taraf signifikansi 1 % maupun 5 %, sehingga diperoleh angka yang signifikan. Dengan demikian dapat diinterpretasikan bahwa ada pengaruh kemampuan profesional guru terhadap prestasi di Madrasah Ibtidaiyah se Kecamatan Gemuh Kabupaten Kendal tahun 2010”. B. Saran-saran Berdasarkan kesimpulan di atas, penulis memberikan saran-saran sebagai berikut : 1. Kepada komite sekolah hendaklah selalu mengawasi dan memberikan arahan kepada para guru, dalam hal menjalankan prestasi fiqih . Komite sebaiknya memberikan arahan kepada para guru dalam menjalankan aktivitas, dan selalu mengingatkan untuk meningkatkan Profesional dalam kegiatan pembelajaran. 2. Kepada Kepala Madrasah Ibtidaiyah di Kecamatan Gemuh ikut serta dalam mensosialisasikan dan menganjurkan anak buahnya untuk melanjutkan pendidikan kejenjang yang lebih tinggi. 3. Guru sebagai pencetak generasi yang dipersiapkan untuk masa datang hendaklah: a. Memiliki kesadaran akan tugasnya serta pandai-pandai mempergunakan waktu agar tidak terbuang sia-sia. b. Dalam menjalankan aktivitasnya hendaknya guru dapat merencanakan, memilih, menjalankan, dan mengevaluasi program pembelajaran. 4. Sebagai peserta didik ditumtut untuk mengamalkan pelajaran fiqih yang telah diajarkan oleh guru 5. Guru dan Siswa sudah seharusnya melaksanakan kewajiban-kewajiban yang telah di firmankan oleh Allah SWT. C. Penutup Dengan selesainya penyusunan skripsi ini penulis memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT dan mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya kepala Madrasah Ibtidaiyah yang ada dikecamatan gemuh dan para guru yang telah mau bekerja sama dalam penelitian ini dan semua pihak yang bersedia memberikan kritik dan saran yang befrsifat membangun demi kesempurnaan dalam pembuatan dan penyusunan skripsi ini, sebab penulis menyadari sepenuhnya bahwa penulisan skripsi ini masih terdapat kekurangan yang tidak disadari namun demikian penulis mengharap semoga usaha dan karya penulis ini bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya khususnya kepada penulis sendiridan pada para pedidik di Madrasah Ibtidaiyah di Kecamatan Gemuh Kabupaten Kendal. BIOGRAFI PENULIS Nama : SITI PURWATI Tempat/Tanggal Lahir : Kendal, 29 Januari 1983 Alamat Rumah : RT 02 RW I Desa Pucangrejo Kecamatan Gemuh Jenis Kelamin : Perempuan Agama : Islam Pendidikan Formal : 1. MI NU Johorejo lulus tahun 1995 2. MTs NU 09 Gemuh lulus tahun 1998 3. MAN Kendal lulus tahun 2001 4. DII STAIN Salatiga lulus tahun 2003 5. S-1 STAIN Salatiga lulus tahun 2010 Demikian Biografi Penulis ini kami buat dengan sebenarnya. Salatiga, Agustus 2010 SITI PURWATI NIM. 11408221 ANGKET MENGENAI PROFESIONALISME GURU MADRASAH DALAM MENINGKATKAN PRESTASI FIQIH Identitas Responden : Nama Guru : NIP : Nama Madrasah : Petunjuk Pengisian Angket 1. Pilihlah jawaban yang paling sesuai dengan keadaan yang sebenarnya, alangkah baikya anda menjawab dengan benar 2. Berilah tanda silang (X) pada salah satu jawaban yang anda pilih ( a, b, c dan d). 3. Jawaban yang anda berikan akan sangat membantu da berguna bagi kami, untuk itu kami ucapkan terima kasih. Profesional Guru 1. Apakah anda selalu membuat perencanaan tahunan atau perencanaan semeste tepat pada waktunya (tahun ajaran baru)? a. Selalu b. Kadang-kadang c. Sering d. tidak pernah 2. Apakah anda selalu membuat program satuan pelajaran sebelum melakukan aktivitas pembelajaran? a. Selalu b. Kadang-kadang c. Sering d. tidak pernah 3. Apakah anda selalu membuat rencana pelaksanaan pembelajaran sebelum melaksanakan aktifitas pembelajaran? a. Selalu b. Kadang-kadang c. Sering d. tidak pernah 4. Apakah anda selalu menentukan materi yang akan diajarkan sebelum mengajar? a. Selalu b. Kadang-kadang c. Sering d. tidak pernah 5. Apakah anda selalu menganalisis materi yang akan disajikan kepada murid a. Selalu b. Kadang-kadang c. Sering d. tidak pernah 6. Apakah anda menguasai materi yang diajarkan? a. Selalu b. Kadang-kadang c. Sering d. tidak pernah 7. Apakah anda mengunakan metode yang bervariasi dalam proses belajar mengajar? a. Selalu b. Kadang-kadang c. Sering d. tidak pernah 8. Pernakah anda menyuruh murid anda untuk menerangkan didepan kelas? a. Selalu b. Kadang-kadang c. Sering d. tidak pernah 9. Didalam KBM pernahkah anda mengajajak murid anda berdiskusi kelompok? a. Selalu b. Kadang-kadang c. Sering d. tidak pernah 10. Berapakah Prosentase anda dalam menggunakan bahasa Nasional (bahasa Indonesia) dalam menyampaikan materi dibandingkan dengan bahasa daerah? a. Selalu b. Kadang-kadang c. Sering d. tidak pernah 11. seberapa sering anda mengganti atau merubah metode pembelajaran? a. Selalu b. Kadang-kadang c. Sering d. tidak pernah 12. Apakah murid-murid memprihatinkan saat anda menerangkan pelajara? a. Selalu b. Kadang-kadang c. Sering d. tidak pernah 13. Apakah setipa anda mengajar selalu ada murid yang mengajukan pertanyaan? a. Selalu b. Kadang-kadang c. Sering d. tidak pernah 14. Apakah anda selalu menetapkan keberhasilan peserta didik dalam evaluasi? a. Selalu b. Kadang-kadang c. Sering d. tidak pernah 15. Apakah anda selalu melakukan pencatatan dan pelaporan hasil evaluasi kepada pihak sekolah? 16. Apakah anda menggunakan waktu sesuai dengan alokasi waktu yang telah ditentukan? a. selalu c. kadang-kadang b. sering d. tidak pernah 17. Apakah anda sering terlambat masuk kelas karena keasyikan mengobrol? a. tidak pernah c. sering b. kadang-kadang d. selalu 18. Apakah anda sering meninggalkan kelas untuk menemui tamu? a. tidak pernah c. sering b. kadang-kadang d. selalu 19. Apakah anda selalu menghadiri undangan pada saat jam mengajar? a. tidak pernah c. sering b. kadang-kadang d. selalu 20. Apakah anda masuk tepat waktu pada waktu yang telah dijadwalkan oleh Madrasah? a. selalu c. kadang-kadang b. sering d. tidak pernah 21. Apakah anda keluar ruangan kelas dari jadwal yang telah ditentukan oleh Madrasah? a. tidak pernah c. sering b. kadang-kadang d. selalu 22. Apakah anda menggunakan waktu sesuai dengan alokasi waktu yang telah ditentukan? a. selalu c. kadang-kadang b. sering d. tidak pernah 23. Apakah anda sering terlambat masuk kelas karena keasyikan mengobrol? a. tidak pernah c. sering b. kadang-kadang d. selalu 24. Apakah anda sering meninggalkan kelas untuk menemui tamu? a. tidak pernah c. sering b. kadang-kadang d. selalu 25. Apakah anda selalu menghadiri undangan pada saat jam mengajar? a. selalu c. kadang-kadang b. sering d. tidak pernah 26. Apakah anda selalu berpakaian rapi dalam mengajar? a. selalu c. kadang-kadang b. sering d. tidak pernah 27. Apakah anda selalu bersikap ramah kepada siswa? a. selalu c. kadang-kadang b. sering d. tidak pernah 28. Apakah anda selalu bersikap santun kepada sesama guru? a. selalu c. kadang-kadang b. sering d. tidak pernah 29. Apakah anda selalu bersikap sopan kepada karyawan? a. selalu c. kadang-kadang b. sering d. tidak pernah 30. Apakah anda selalu memakai sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan? a. selalu c. kadang-kadang b. sering d. tidak pernah DAFTAR PUSTAKA Ali, Muhammad, Guru dalam Proses Belajar Mengajar, Sinar Baru Algensindo, Bandung, 1937 Anik Ghufron., Antisipasi Problem Penyiapan Dan Peningkatan Guru Memecahkan Masalah Pembelajaran Dalam Konteks Era Global, Cakrawala Pendidikan, Mei, 1997. Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian; Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: Rineka Cipta, 1998 Ash Shidieqy, Pengantar Hukum Islam, Pustaka Rizki Putra, Semarang, 1997 Azwar, Saefudin, Tes Prestasi, Penerbit Liberty, Yogyakarta, 1997 Bafadal, Ibrahim, Dr., M. Pd., Peningkatan Profesionalisme Guru,2000 Buchori, Teknik-teknik Evaluasi Pendidikan, penerbit Jemmars, Bandung, 1985 _____________, Peningkatan Profesionalisme Guru Sekolah Dasar (dalam Kerangka Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah),Jakarta: PT. Bumi Aksara, cet. II, 2004, hal. 95-96 Hadi, Sutrisno, Prof. Dr., M.A., Statistik, Jilid II, Yogyakarta: Yayasan Penerbitan Fakultas Psikologi Ugm Yogyakarta, Cet. VII, 1984. Hadjar, Ibnu, Dasar-dasar Metodologi Penelitian dalam Pendidikan, Jakarta : Raja Grafindo Persada, 1996 Hamalik, Oemar, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta : Bumi Aksara, 2001 Kartono, Kartini, Pengantar Metodologi Riset Sosial, Bandung, Mandar Maju, t.th. Khallaf Abdul Wahab, Prof. Dr. Kaidah-Kaidah Hukum Islam, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 1996 Moleong, Lexy J, Metode Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2001, Cet.14 Monks, Dr. F.J., Dr., A.M.P., dan Knoers Dekker dkk., Ontwikkelings Psychologie, disunting oleh Hadinoto dan Siti Rahayu dalam Psikologi Perkembangan, cet. XI, 1998 Muhadjir, Noeng, Metodologi Penelitian Kualitatif, Yogjakarta: Rake Sarasih, 1998 Nawawi, Hadari, M, Organisasi Sekolah dan Pengelolaan Kelas Sebagai Lembaga Pendidikan, Penerbit Gunung Agung, Jakarta, 1985 Piet A. Sahertian, Profil Pendidik Profesional, Andi Offset, Yogyakarta, 1994. Poerwadarminto, Wjs, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta, 1995. Purwanto, Ngalim, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, 1995. Sardiman, A. M., Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, CV. Rajawali, Jakarta, 1993. Sudjana, Nana, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, Sinar Baru Algensindo, Bandung, 2000. Suparlan, Drs., M.Ed., Menjadi Guru Efektif, Yogyakarta: Hikayat, Cet. I, 2005. Supeno, Hadi, Potret Guru, Pustaka Sinar Harapan, Jakarta, 1995. Supriyono, Widodo, Perlu Motivasi Instrinsik Yang Kuat Untuk Meraih Prestasi Belajar Bahasa Arab, Media, Edisi 7 tahun I / Oktober, 1991. Suryabrata, Sumadi., Psikologi Pendidikan, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 1995. Soetjipto, Raflis Kosasi, Profesi Keguruan, PT. Rineka Cipta, Jakarta, 1999 Syah, Muhibbin, Psikologi Pendidikan Suatu Pendekatan Baru, Remaja Rosdakarya, Bandung, 1995 . Thoha, M. Chabib, Drs. H., M.A., Drs. Abdul Mu’ti, M.A., PBM-PAI di Sekolah (Eksistensi dan Proses Belajar Mengajar FIQIH), Yogyakarta: Pustaka Pelajar bekerja sama dengan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, Cet. 1, 1998 Tim Penyusun Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Balai Pustaka, 1989. Uhbiyati, Nur, Dra., Ilmu Pendidikan Islam, Bandung: Pustaka Setia, Cet. I, 1997 Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional, (UUSPN) No. 20 tahun 2003 Uzer Utsman, Menjadi Guru Profesional, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, 1990. Wijaya Cece, Rusyan. A. Tabrani, Kemampuan Dasar Guru Dalam Proses Belajar, PT. Remaja Rosdikarya, Bandung, 1992