BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Metode Penelitian Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan metode deskriptif. Pemberian ASI dideskripsikan melalui fenomena ibu menyusui yang memiliki bayi umur 0 – 6 bulan. Peneliti mempelajari dan memahami dukungan sosial dan pengambilan keputusan pemberian ASI kemudian dipaparkan secara deskriptif. 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Lilibooi, Kabupaten Maluku Tengah. Waktu pelaksanaan dimulai dari 22 Juni sampai 31 Agustus 2015. 3.3 Partisipan Penelitian Cara pengambilan sampel menggunakan purposive sampling dengan pertimbangan untuk dijadikan partisipan penelitian (Sugiyono, 2010). Partisipan dalam penelitian ini adalah ibu menyusui. Partisipan dipilih berdasarkan kriteria inklusi dan kriteria eksklusi, yaitu: 1. Kriteria inklusi a. Ibu menyusui yang memiliki bayi umur 0 – 6 bulan b. Bersedia menjadi partisipan c. Bertempat tinggal di desa Lilibooi d. Dapat membaca dan menulis 28 2. Kriteria ekslusi a. Menolak menjadi partisipan b. Partisipan dalam keadaan yang tidak memungkinkan untuk dilakukan penelitian (dalam keadaan sakit) Jumlah ibu menyusui di Desa Lilibooi yaitu 10 orang, namun yang menjadi partisipan hanya 6 orang. Dari 6 ibu menyusui yang memiliki bayi 0 – 6 bulan dipilih sebagai partisipan karena memiliki berbagai pemahaman pemberian ASI yang berbeda-beda didukung juga dengan dukungan sosial yang diterima selama masa menyusui. Partisipan pertama (P1) dengan inisial ibu EN dipilih sebagai partisipan karena mempunyai bayi perempuan umur 3 bulan. Selain itu, ibu EN merupakan ibu primipara yang belum mempunyai pengalaman dalam merawat bayi maupun menyusui bayi. Dalam menyusui bayi, ibu EN mengalami kesulitan karena bayi ibu EN hanya menyusui pada payudara kanan. Partisipan kedua (P2) dengan inisial ibu IH dipilih karena mempunyai bayi laki-laki umur 1 bulan. Ibu IH merupakan ibu primipara tetapi ibu IH mempunyai pemahaman yang baik tentang menyusui bayi dan cara merawat bayi. Selain itu, ibu IH mengalami masalah dalam menyusui yaitu ASI yang keluar sedikit dan adanya kekhawatiran akan kehabisan ASI. 29 Partisipan ketiga (P3) yang berinisial ibu AT adalah ibu multipara dengan 1 anak laki-laki umur 3 tahun dan 1 bayi perempuan umur 2 bulan. Ibu AT dipilih sebagai partisipan karena memiliki bayi umur 2 bulan. Selain itu, ibu AT memiliki pemahaman yang baik tentang ASI eksklusif tetapi dalam kesehariannya ibu AT memberikan susu formula sebagai selingan. Partisipan keempat (P4) yang berinisial ibu WN adalah ibu multipara dengan 1 anak laki-laki umur 2 tahun dan 1 bayi perempuan umur 3 bulan. Ibu WN dipilih karena memiliki bayi umur 3 bulan. Dalam hal menyusui ibu WN mempercayai ibu kandungnya dan semua hal menyusui diperoleh dari ibu kandungnya. Ibu WN berpendapat kalau hanya beri ASI bayi tidak kenyang, sehingga harus beri susu formula. Partisipan kelima (P5) yang berinisial ibu VT adalah ibu multipara yang memiliki 1 anak perempuan umur 1 tahun dan bayi laki-laki umur 4 bulan. Ibu VT dipilih sebagai partisipan dengan alasan memiliki bayi umur 4 bulan. Ibu VT memiliki pemahaman ASI tidak cukup dan mengikuti saran bidan untuk memberikan susu formula sebagai solusi dalam masalah menyusui. Partisipan keenam (P6) yang berinisial ibu HT dipilih sebagai partisipan karena mempunyai bayi perempuan umur 1 bulan. Ibu HT masalahnya puting lecet tetapi ibu HT tetapi Ibu HT memiliki keinginan yang besar untuk memberi ASI pada bayinya. Selain itu, ibu HT 30 mempunyai kebiasaan memberikan susu formula di pagi hari setelah bayi bangun. 3.4 Definisi Operasional 1. Dukungan sosial Keterlibatan seseorang ataupun anggota keluarga selama masa ibu menyusui, terdiri dari 4 bentuk dukungan sosial yakni dukungan informatif, dukungan emosional, dukungan instrumental, dukungan penilaian. 2. Pengambilan keputusan Serangkaian proses yang dijalani ibu dalam mengambil keputusan dalam pemberian ASI dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. 3.5 Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data dimulai dengan peneliti mengurus surat permohonan izin sebagai prosedur resmi dalam suatu penelitian. Pada tanggal 22 Juni 2015, peneliti mengantar surat izin penelitian kepada Kepala Desa Lilibooi, Kepala Puskesmas Allang Kecamatan Leihitu Barat Kabupaten Maluku Tengah, kemudian kepada Kepala Puskesmas Pembantu Lilibooi Kecamatan Leihitu Barat Kabupaten Maluku Tengah. Pada tanggal 23 Juni 2015 peneliti mengambil data di Puskesmas Pembantu Lilibooi. Data diberikan langsung oleh Kepala Pustu Lilibooi Ny.K (54 tahun). Peneliti mencatat semua data yang ada pada register kohort ibu dengan kriteria ibu yang memiliki bayi 0 – 6 bulan. Setelah itu, 31 tanggal 25 Juni 2015 peneliti mengambil data monografi negeri Lilibooi sebagai data pelengkap tempat penelitian. Setelah mendapatkan izin, peneliti menemui partisipan yaitu ibu menyusui yang memiliki bayi 0 – 6 bulan untuk memberikan surat permohonan izin sebagai partisipan dan juga membina keakraban serta hubungan saling percaya sebelum melakukan penelitian. Peneliti menggunakan beberapa instrumen pengumpulan data, yaitu panduan wawancara, alat perekam, kamera untuk dokumentasi, serta alat tulis menulis. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi dan wawancara mendalam (indepth interview). Wawancara yang dilakukan secara terencana yaitu sudah ada kontrak terlebih dahulu dengan partisipan (Yusuf, 2014). Kemudian peneliti, mencatat hasil wawancara atau hal-hal yang dianggap penting dan alat perekam digunakan selama proses wawancara. 3.6 Analisis Data Proses analisis data dalam penelitian ini dilakukan setelah pengumpulan data selesai dari masing-masing partisipan. Analisa data dilakukan secara bersamaan dengan proses pengumpulan data. Analisa data menggunakan langkah-langkah metode Colaizzi (Lihat Streubert & Carpenter 2003) sebagai berikut : 1. Proses analisis dimulai dengan peneliti memiliki gambaran yang jelas tentang fenomena dukungan sosial dan pengambilan keputusan 32 untuk pemberian ASI melalui studi literatur tentang teori dan hasilhasil penelitian terkait. 2. Setelah partisipan diwawancarai, peneliti mendengarkan berulangulang hasil rekaman kemudian mencatat data dari hasil wawancara partisipan dalam bentuk verbatim (kata demi kata). 3. Peneliti membaca seluruh deskripsi fenomena yang telah disampaikan oleh partisipan dengan membaca secara berulangulang. 4. Peneliti membaca kembali hasil wawancara dan mengutip pernyataan-pernyataan yang bermakna. Setelah mampu memahami pernyataan partisipan, peneliti membaca kembali transkrip hasil wawancara, memilih pernyataan-pernyataan hasil verbatim yang signifikan dan sesuai dengan tujuan penelitian, dipilih dengan memberikan garis penanda dan kode tujuan khusus. Setiap partisipan mempunyai koding berbeda (P1-1, P2-1, P3-1, dst) untuk menunjukkan keberagaman data sampai peneliti menemukan saturasi data (kejenuhan data). 5. Menguraikan arti yang ada dalam pernyataan-pernyataan signifikan. Peneliti membaca kembali kata kunci yang telah diidentifikasi dan mencoba menemukan makna dari kata kunci untuk memberi kategori. 6. Peneliti kemudian mengelompokkan makna-makna ke dalam kelompok tema dengan menyusun tabel kisi-kisi tema yang memuat 33 pengelompokan kategori kedalam sub-sub tema, sub tema, dan tema. 7. Peneliti menuliskan deskripsi yang lengkap. Peneliti merangkai tema yang ditemukan selama proses analisa data dan menuliskannya menjadi sebuah deskripsi yang dalam terkait dukungan sosial dan pengambilan keputusan untuk pemberian ASI. 8. Peneliti melakukan diskusi dengan partisipan untuk melakukan validasi deskripsi hasil analisis dengan membaca kisi-kisi hasil analisis tema untuk mengetahui apakah gambaran tema yang diperoleh sebagai hasil penelitian sesuai dengan keadaan yang dialami partisipan terkait dukungan sosial dan pengambilan keputusan untuk pemberian ASI. 9. Peneliti menganalisis kembali data yang telah diperoleh selama melakukan validasi kepada partisipan untuk ditambahkan kedalam deskripsi yang mendalam pada laporan penelitian, sehingga pembaca mampu memahami dukungan sosial dan pengambilan keputusan untuk pemberian ASI. 3.7 Uji Keabsahan Data Untuk mendapatkan keabsahan data maka peneliti menggunakan teknik pemeriksaan keabsahan data yaitu triangulasi sumber. Triangulasi dengan sumber berarti membandingkan dan mengecek derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh dalam penelitian kualitatif. Dalam penelitian ini peneliti membandingkan data hasil 34 pengamatan dengan hasil wawancara dan membandingkan hasil wawancara dengan hasil penelitian yang berkaitan (Moleong, 2005). Selain itu, pengujian keabsahan data dalam triangulasi sumber dengan cara mengecek kembali data yang telah diperoleh melalui memberikan beberapa pertanyaan kepada keluarga partisipan. Kemudian peneliti membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara dan menganalisa kekonsistenan dari jawaban yang diberikan oleh partisipan (Moleong, 2005). 3.8 Etika Penelitian Pada penelitian ini, peneliti membuat lembar persetujuan (informed consent) dalam bentuk tertulis sehingga partisipan bisa memahami. Lembar persetujuan ini diberikan kepada partisipan berisi sejumlah penjelasan singkat mengenai proses penelitian mengenai tujuan, manfaat, prosedur penelitian dan lamanya keterlibatan partisipan serta hak-hak partisipan dalam penelitian (Prinsip Otonomi). Partisipan diminta menandatangani lembar informed consent jika menyatakan bersedia berpartisipasi dalam penelitian ini. Bila partisipan menolak maka peneliti tidak memaksa dan tetap menghormati hak-hak partisipan. Peneliti sebelum melakukan wawancara meminta ijin terlebih dahulu kepada partisipan untuk diwawancarai (prinsip privacy). Untuk menjaga kerahasiaan peneliti tidak mencantumkan nama partisipan, tetapi lembar tersebut diberi kode dan inisial (Anonymity). 35 Kerahasiaan informasi yang diberikan oleh partisipan dijamin oleh peneliti dan tidak disampaikan pada pihak lain yang tidak terkait dengan penelitian (Confidentiality). Selama pengambilan data, peneliti menjaga kenyamanan partisipan dengan melakukan wawancara ditempat yang diinginkan dan waktu yang di tentukan oleh partisipan. Peneliti menggunakan alat perekam untuk merekam setelah disetujui oleh partisipan (Polit et al, 2001). 36