KETERAMPILAN MENGIDENTIFIKASI SIFAT

advertisement
Dinamika: Jurnal Praktik Penelitian Tindakan
Kelas Pendidikan Dasar & Menengah
Vol. 5, No. 3, Juli 2015 (Edisi Khusus)
ISSN 0854-2172
KETERAMPILAN MENGIDENTIFIKASI SIFAT-SIFAT BANGUN
DATAR MELALUI METODE STAD
Winarni
SD Negeri 01 Rembun Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah
Abstrak
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui metode STAD dapat meningkatkan keterampilan
mengidentifikasi sifat-sifat bangun datar. Penelitian dilakukan di kelas V SD dengan jumlah subyek
penelitian 17 siswa. Metode pengumpulan datanya menggunakan dokumentasi, tes dan observasi.
Metode analisis data menggunakan analisis deskriptif komparatif dan analisis deskriptif kualitatif.
Hasil penelitian penggunaan metode STAD dapat meningkatkan keterampilan mengidentifikasi
sifat-sifat bangun datar.
© 2015 Dinamika
Kata Kunci: Hasil Belajar; Metode STAD; Sifat-sifat Bangun Datar
PENDAHULUAN
Sampai saat ini pelajaran matematika masih dianggap momok oleh sebagian besar siswa.
Hal ini terbukti dengan rendahnya minat belajar dan rendahnya nilai harian, rapor maupun nilai
hasil ujian. Sehingga berbagai upaya dilakukan, agar masalah ini dapat diatasi, baik oleh siswa,
guru, orang tua, dan pemerintah melalui kelompok belajar, les, penataran, pembenahan kurikulum
dan sebagainya.
Matematika berfungsi sebagai alat pemecah masalah melalui pola pikir model matematika,
dan merupakan alat komunikasi melalui simbol, grafik atau diagram serta model Matematika.
Tujuan pembelajaran Matematika adalah melatih cara berfikir secara sistematis, logis, kritis dan
konsisten. Standar kompetensi Matematika yang dibakukan harus dicapai oleh siswa pada akhir
periode pembelajaran. Standar tersebut dikelompokkan dalam kemahiran matematika, bilangan
pengukuran dan geometri, aljabar, statistika, peluang, trigonometri serta kalkulus.
Berdasarkan hasil pengalaman guru bahwa pembelajaran Matematika masih menekankan
pada konsep-konsep yang terdapat di dalam buku, dan juga belum memanfaatkan pendekatan
demonstrasi dalam pembelajaran secara maksimal. Mengajak siswa berinteraksi langsung dengan
meningkatkan keaktifan siswa jarang dilakukan. Guru sekolah dasar (SD) sebagian masih
mempertahankan urutan-urutan dalam buku tanpa memperdulikan kesesuaian dengan lingkungan
belajar siswa. Hal ini membuat pembelajaran tidak efektif, karena siswa kurang merespon terhadap
pelajaran yang disampaikan. Maka pengajaran semacam ini cenderung menyebabkan kebosanan
kepada siswa.
Matematika biasanya dianggap paling sulit bagi sebagian siswa dibandingkan dengan mata
pelajaran lainnya. Untuk itulah guru perlu menyajikan proses pembelajaran yang lebih
KETERAMPILAN MENGIDENTIFIKASI SIFAT-SIFAT BANGUN
DATAR MELALUI METODE STAD
Winarni
67
menyenangkan, sehingga siswa lebih aktif. Sebab kebiasaan siswa yang cenderung pasif dalam
pembelajaran dapat mengakibatkan sebagian besar siswa merasa takut dan malu bertanya dan
suasana belajar menjadi sangat monoton dan kurang menarik. Untuk itu siswa perlu dilibatkan
secara aktif dalam menemukan konsep yang sedang dipelajari sehingga siswa mudah memahami
materi dalam pembelajaran.
Secara umum hasil perolehan nilai matematika siswa masih rendah. Untuk mengetahui
secara lebih rinci kekurangan-kekurangan yang dialami oleh siswa, peneliti melakukan refleksi
berdasarkan hasil pengamatan, dengan memperoleh hasil kesimpulan sementara bahwa rendahnya
nilai tes/ ulangan siswa disebabkan karena siswa kurang antusias dalam belajar dan tidak terlibat
aktif dalam pembelajaran.
Oleh karena itu dalam pembelajaran Matematika, harus digunakan pendekatan
pembelajaran alternatif dan tidak membosankan, salah satu pendekatan pembelajaran yang dapat
diterapkan adalah pendekatan kooperatif tipe STAD. Dengan pendekatan kooperatif tipe STAD
diharapkan dapat menciptakan suasana pembelajaran yang berlangsung menarik bagi siswa,
sehingga memperoleh hasil yang maksimal.
Student Teams Achievement Divisions (STAD) merupakan salah satu tipe model pembelajaran
kooperatif yang paling banyak diteliti (Slavin, 2008). Metode ini juga sangat mudah untuk
diterapkan dalam pembelajaran sains, dan pada tingkat sekolah menengah sampai perguruan tinggi.
Selain itu STAD adalah yang paling tepat untuk mengajarkan pelajaran-pelajaran ilmu pasti seperti
perhitungan dan penerapan matematika, serta konsep sains. STAD didasarkan pada prinsip bahwa
para peserta didik bekerja bersama-sama dalam belajar dan bertanggung jawab terhadap belajar
teman-temannya dalam tim dan juga dirinya sendiri.
Dalam STAD, kelompok terdiri atas empat atau lima peserta didik yang mewakili
keseimbangan kelas dalam kemampuan akademik, jenis kelamin, dan ras. Kelompok merupakan
tampilan yang paling penting dalam STAD, dan penting pula bagi pendidik untuk mengarahkan
anggota masing-masing kelompok. Slavin menyarankan peringkat para peserta didik dalam
kemampuan akademik dibuat terlebih dahulu. Masing-masing kelompok akan terdiri atas seorang
peserta didik dan kelompok atas, seorang peserta didik dan kelompok bawah, dan dua orang peserta
didik dengan kemampuan rata-rata.
Pembentukan kelompok dengan cara semacam ini bertujuan agar diperoleh kesetaraan di
antara kelompok-kelompok tersebut. Keseimbangan dalam jenis kelamin dan ras juga harus menjadi
pertimbangan. Dengan demikian, masing-masing kelompok kurang lebih sama dalam berbagai
aspek. pendidik memperesentasikan pelajaran dan kemudian peserta didik bekerjasama tim untuk
memastikan seluruh anggota tim telah menuntaskan pelajaran dengan baik. Akhirnya, semua
peserta didik menjalani kuis perseorangan tentang pelajaran tersebut, dan pada saat itu mereka tidak
boleh saling membantu. Adapun penghargaan yang diberikan adalah penghargaan kelompok.
Karena skor kelompok didasarkan pada kemajuan yang diperoleh peserta didik atas nilai
sebelumnya, siapapun bisa menjadi “bintang” kelompok dalam satu minggu itu.
Pembelajaran bangun datar sebaiknya dengan menggunakan alat bantu model bangun
datar. Alat bantu model bangun datar warna-warni merupakan bentuk bangun datar dengan
memberi warna-warni yang berbeda pada bagian-bagian (unsur) bangun datar yang memiliki
karakter khusus. Dengan bangun datar warna-warni tersebut merupakan upaya mengarahkan
peserta didik untuk berpikir konkrit. Belajar secara konkrit lebih menyenangkan, mengaktifkan, dan
mudah dipahami. Maka model STAD ini berbantuan MBDW (Model Bangun Datar Warna-warni)
dapat meningkatkan kemampuan mendeskripsikan sifat-sifat bangun datar.
68
Dinamika: Jurnal Praktik Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Dasar & Menengah
Vol. 5, No. 3, Juli 2015 (Edisi Khusus)
Rumusan penelitian ini yaitu apakah metode STAD dapat meningkatkan keterampilan
mengidentifikasi sifat-sifat bangun datar? Sedangkan tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui
metode STAD dapat meningkatkan keterampilan mengidentifikasi sifat-sifat bangun datar.
METODE PENELITIAN
Penelitian yang dilakukan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Arikunto (2010)
menjelaskan proses penelitian dilaksanakan dua siklus, setiap siklusnya terdiri dari empat tahap
yaitu: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) pengamatan, (4) refleksi.
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan bertempat di SD Negeri 01 Rembun Kecamatan
Siwalan Kabupaten Pekalongan dengan subjek penelitian yaitu 17 siswa, terdiri dari 6 orang siswa
perempuan dan 11 orang siswa laki-laki kelas V SD. Metode pengumpulan datanya menggunakan
dokumentasi, tes dan observasi.
Analisis data yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah analisis deskriptif
komparatif dan analisis deskriptif kualitatif. Analisis deskriptif komparatif dilakukan untuk
membandingkan prestasi belajar melalui tes formatif/ nilai ulangan harian antar siklus. Analisis
deskriptif kualitatif dilakukan untuk menentukan kualitas pembelajaran berdasarkan hasil observasi
dan refleksi.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Secara umum hasil perolehan nilai matematika siswa masih rendah. Untuk mengetahui
secara lebih rinci kekurangan-kekurangan yang dialami oleh siswa, peneliti melakukan refleksi
berdasarkan hasil pengamatan, dengan memperoleh hasil kesimpulan sementara bahwa rendahnya
nilai tes/ ulangan siswa disebabkan karena siswa kurang antusias dalam belajar dan tidak terlibat
aktif dalam pembelajaran.
Siklus I
1. Perencanaan
Kegiatan yang dilakukan pada perencanaan siklus I yaitu: (a) Mengidentifikasi masalah,
mendiagnosis masalah dan mengembangkan pemecahan masalah, (b) Merancang rencana
pembelajaran sesuai materi pada saat pelaksanaan siklus I, (c) Merancang alat peraga, bahan dan
lembar kegiatan siswa, (d) Menyusun lembar pengamatan aktivitas belajar siswa dan performansi
pengajar, (e) Menyusun tes formatif.
2. Pelaksanaan
Secara garis besar tahapan terdiri dari kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan penutup.
a. Kegiatan Awal
Memotivasi siswa dengan meminta siswa untuk menceritakan pengalaman dalam
kehidupan sehari-hari tentang manfaat penjumlahan dan pengurangan, dan Menyampaikan tujuan
pembelajaran.
b. Kegiatan Inti
Menyampaikan informasi tentang langkah-langkah yang akan dikerjakan dalam
pembelajaran dengan metode bervariasi, Siswa belajar mengerjakan soal-soal dalam buku/ LKS,
Guru membantu membimbing tiap-tiap siswa kelompok. Siswa sambil mengerjakan lembar kerja
siswa (LKS), Mengecek kembali beberapa siswa setelah siswa belajar dengan bantuan siswa lain.
KETERAMPILAN MENGIDENTIFIKASI SIFAT-SIFAT BANGUN
DATAR MELALUI METODE STAD
Winarni
c.
Kegiatan Penutup
Memandu siswa menyimpulkan hasil pembelajaran, Mengadakan evaluasi berupa
pertanyaan secara lisan sesuai dengan tujuan pembelajaran dan mengadakan tes formatif dan
Memberi penghargaan pada siswa atau kelompok yang bekerja dengan baik dan benar dan memberi
pelatihan lanjutan dan memberi tugas rumah.
3. Observasi
Pengamatan dilakukan oleh rekan peneliti untuk mengambil data mengenai aktivitas belajar
siswa dan kinerja guru dalam proses pembelajaran, mulai dari kegiatan awal, kegiatan inti sampai
sampai dengan kegiatan penutup. Hasil pengamatan aktivitas belajar siswa akan digunakan untuk
melihat akibat atau pengaruh dari penerapan metode STAD terhadap keaktifan siswa. Dari hasil
observasi aktivitas siswa pada siklus I memperoleh nilai 21,9 dengan kategori kurang.
4. Refleksi
Refleksi dilakukan untuk mengetahui kekurangan atau kendala pada siklus I. Pelaksanaan
pembelajaran dengan penerapan metode STAD masih terdapat hambatan atau kekurangan
diantaranya :
a. Siswa belum menguasai langkah-langkah pembelajaran dengan metode STAD, sehingga ada
beberapa siswa yang mengikuti pembelajaran dengan kurang serius.
b. Siswa kurang aktif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran menggunakan metode STAD.
Siklus II
1. Perencanaan
Pada prinsipnya kegiatan perencanaan siklus II tidak jauh berbeda dengan perencanaan
siklus I. Kegiatan yang dilakukan pada perencanaan siklus II yaitu: (a) Mengidentifikasi masalah,
mendiagnosis masalah dan mengembangkan pemecahan masalah, (b) Merancang rencana
pembelajaran sesuai materi pada saat pelaksanaan siklus I, (c) Merancang alat peraga, bahan dan
lembar kegiatan siswa, (d) Menyusun lembar pengamatan aktivitas belajar siswa dan performansi
pengajar, (e) Menyusun tes formatif, (f) mengaktivkan siswa dalam kegiatan, (g) menjelaskan
kembali langkah-langkah metode STAD.
2. Pelaksanaan
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada tindakan siklus II adalah sebagai berikut:
a. Kegiatan Awal
Memotivasi siswa dengan meminta siswa untuk menceritakan pengalaman dalam
kehidupan sehari-hari tentang manfaat penjumlahan dan pengurangan, dan Menyampaikan tujuan
pembelajaran.
b. Kegiatan Inti
Menyampaikan informasi tentang langkah-langkah yang akan dikerjakan dalam
pembelajaran dengan metode bervariasi, Siswa belajar menggambar bangun datar dengan bantuan
siswa lain (kelompok acceleration). Guru membantu membimbing tiap-tiap siswa / kelompok siswa
sambil mengerjakan lembar kerja siswa (LKS), Mengecek kembali beberapa siswa setelah siswa
belajar dengan bantuan siswa lain.
c. Kegiatan Penutup
Memandu siswa menyimpulkan hasil pembelajaran, Mengadakan evaluasi berupa
pertanyaan secara lisan sesuai dengan tujuan pembelajaran dan mengadakan tes formatif dan
Memberi penghargaan pada siswa atau kelompok yang bekerja dengan baik dan benar dan memberi
pelatihan lanjutan dan memberi tugas rumah.
70
Dinamika: Jurnal Praktik Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Dasar & Menengah
Vol. 5, No. 3, Juli 2015 (Edisi Khusus)
3.
Observasi
Observasi dilakukan oleh rekan peneliti untuk mengambil data mengenai aktivitas belajar
siswa dan kinerja guru dalam proses pembelajaran. Dari hasil observasi aktivitas siswa pada siklus II
memperoleh nilai 28,4 dengan kategori baik.
4. Refleksi
Berdasarkan hasil yang diperoleh melalui pembelajaran siklus II, aktivitas belajar siswa
pada saat pembelajaran dan keterampilan mengidentifikasi sifat-sifat bangun datar dengan metode
STAD lebih baik daripada siklus I. Siswa lebih antusias dalam mengikuti pembelajaran, dilihat dari
keaktifan siswa untuk bertanya dan menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru, pemahaman
siswa terhadap materi juga meningkat, dilihat dari hasil tes evaluasi yang dilaksanakan di akhir
siklus II sudah memenuhi indikator ketercapaian.
Hasil peningkatan tes keterampilan mengidentifikasi sifat-sifat bangun datar pada Siklus I
dan Siklus II dapat dilihat Tabel 1 sebagai berikut:
Tabel 1. Nilai Tes Keterampilan Mengidentifikasi Sifat-sifat Bangun Datar pada Siklus I dan Siklus II
Siklus I
Kategori
Siklus II
Frekuensi
%
Frekuensi
%
Tuntas
11
65%
15
88%
Belum Tuntas
6
35%
2
12%
Jumlah
17
100%
17
100%
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 1 berikut:
Gambar 1. Hasil Keterampilan Mengidentifikasi Sifat-sifat Bangun Datar (Siklus I dan Siklus II)
SIMPULAN
Metode STAD dapat meningkatkan keterampilan mengidentifikasi sifat-sifat bangun datar,
yang dilihat dari nilai tes keterampilan siswa yang mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II.
Perbaikan yang dilakukan pada pelaksanaan siklus II yaitu mengajak siswa untuk lebih aktif
mengikuti kegiatan menggunakan metode pembelajaran STAD dan menjelaskan kembali langkahlangkah metode STAD agar dipahami siswa lebih baik.
KETERAMPILAN MENGIDENTIFIKASI SIFAT-SIFAT BANGUN
DATAR MELALUI METODE STAD
Winarni
UCAPAN TERIMAKASIH
Ucapan terima kasih diucapkan kepada Tim Pembimbing Penelitian Tindakan Kelas Bapak
Dr. Eko Supraptono, M.Pd., Kepala Sekolah, Kolaborator, Guru dan siswa kelas V SD Negeri 01
Rembun Siwalan Kabupaten Pekalongan.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineke Cipta
Depdiknas, 2003. Kurikulum 2004. Stándar Kompetensi Mata Pelajaran Matematika SMP dan MTs. Jakarta:
Balitbang Depdiknas
Nasution, 1982. Didaktik Azas-azas Mengajar. Bandung: Alumni
Slavin, R. E. 2008. Cooperative learning teori, riset dan praktik. Bandung: Nusa Media
Suharsimi Arikunto, dkk. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Bumi Aksara
Tim Pengembangan MKDK IKIP Semarang. 1989. Psikologi Belajar. Semarang: IKIP Semarang Press
72
Dinamika: Jurnal Praktik Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Dasar & Menengah
Vol. 5, No. 3, Juli 2015 (Edisi Khusus)
Download