Buku Pedoman Guru Ajaran-Ajaran dan Doktrin tentang Kitab Mormon

advertisement
Buku Pedoman Guru Ajaran-Ajaran dan
Doktrin tentang Kitab Mormon
Religi 275
Diterbitkan oleh
Gereja Yesus Kristus dari Orang-Orang Suci Zaman Akhir
Salt Lake City, Utah
Komentar dan koreksi diapresiasi. Mohon mengirimkannya, termasuk kesalahan-kesalahan, ke:
Seminaries and Institutes of Religion Curriculum Services
50 E. North Temple St., Floor 8
Salt Lake City, Utah 84150-0008
USA
Posel: [email protected]
Mohon mencantumkan nama lengkap, alamat, lingkungan, dan pasak Anda.
Pastikan untuk memberikan judul buku pedoman. Kemudian sampaikan komentar Anda.
© 2015, 2016 oleh Intellectual Reserve, Inc.
Hak cipta dilindungi Undang-Undang.
Dicetak di Indonesia
Versi 2, 5/16
Persetujuan bahasa Inggris: 8/14
Persetujuan penerjemahan: 8/14
Terjemahan dari Teachings and Doctrine of the Book of Mormon Teacher Manual
Bahasa Indonesia
12557 299
Daftar Isi
Pendahuluan untuk Buku Pedoman Guru Ajaran-Ajaran dan Doktrin tentang
Kitab Mormon . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . v
1 Kitab Mormon Adalah Satu Kesaksian Lagi tentang Yesus Kristus. . . . . . . 1
2 Mengindahkan Perkataan Para Nabi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 6
3 Kepatuhan Mendatangkan Berkat . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 11
4 Kejatuhan Adam dan Karunia Hak Pilihan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 16
5 Pendamaian Tak Terbatas Yesus Kristus . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 21
6 Kitab Mormon Ditulis untuk Zaman Kita . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 26
7 Kitab Mormon dan Alkitab . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 31
8 Keselamatan Datang Melalui Yesus Kristus . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 36
9 “Carilah Kamu Kerajaan Allah” . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 41
10 Doa dan Wahyu . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 46
11 Melindungi Diri Kita Sendiri terhadap Ajaran-Ajaran Palsu di
Zaman Akhir . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 52
12 Kebutuhan Kita Akan Kelahiran Kembali Rohani . . . . . . . . . . . . . . . 58
13 Perjanjian Baptisan, Hari Sabat, dan Sakramen . . . . . . . . . . . . . . . . . 64
14 Kuasa Allah Akan Pembebasan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 69
15 Menjadi Alat dalam Tangan Tuhan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 74
16 Pertobatan dan Pengampunan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 79
17 Kuasa Firman . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 84
18 Mempersiapkan Diri bagi Hari Penghakiman Terakhir . . . . . . . . . . . . . 89
19 Membela Kebebasan Beragama . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 94
20 Memperkuat Iman dan Kesaksian Kita . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 100
21 Kedatangan Yesus Kristus . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 105
22 “Bahkan Seperti Aku” . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 108
23 Pencerai-beraian dan Pengumpulan Israel . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 112
24 Semuanya Serupa dengan Allah . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 117
25 Hidup dengan Saleh di Zaman Kejahatan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 122
26 Setelah Pencobaan Iman . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 127
27 Iman, Pengharapan, dan Kasih Amal . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 132
28 Datang kepada Kristus . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 138
Pendahuluan untuk Buku
Pedoman Guru
Ajaran-Ajaran dan Doktrin
tentang Kitab Mormon
(Religi 275)
Apakah yang diharapkan dari seorang guru agama?
Sewaktu Anda bersiap untuk mengajar, adalah penting untuk memahami Sasaran
Seminari dan Institut Religi:
“Tujuan kita adalah untuk membantu para remaja dan dewasa muda memahami serta bersandar
pada ajaran-ajaran dan Pendamaian Yesus Kristus, memenuhi syarat bagi berkat-berkat bait suci,
dan mempersiapkan diri mereka, keluarga mereka, serta orang lain untuk kehidupan kekal
bersama Bapa mereka di Surga” (Pengajaran dan Pembelajaran Injil: Buku Pegangan untuk Guru
dan Pemimpin Seminari dan Institut Religi [2012], x).
Anda dapat mencapai tujuan ini dengan secara tekun menjalankan Injil, secara
efektif mengajarkan Injil kepada siswa Anda, dan secara tepat mengelola kelas atau
program Anda. Sewaktu Anda bersiap dan mengajarkan Injil dengan cara-cara ini,
Anda akan memenuhi syarat bagi pengaruh dari Roh Kudus (lihat A&P 42:14).
Merupakan kesempatan Anda untuk membantu siswa belajar dengan Roh
sehingga mereka dapat memperkuat iman mereka dan memperdalam keinsafan
mereka. Anda dapat menolong siswa mencapai ini sewaktu Anda menuntun
mereka untuk mengidentifikasi, memahami, merasakan kebenaran dan
kepentingan dari, serta menerapkan ajaran-ajaran dan asas-asas signifikan dari
Injil Yesus Kristus.
Buku pegangan Pengajaran dan Pembelajaran Injil adalah sumber penting untuk
memahami proses pengajaran dan belajar bagaimana menjadi lebih berhasil di
ruang kelas.
Apakah sasaran dan tujuan dari kursus ini?
Diantisipasi bahwa banyak siswa usia institut sebelumnya telah menelaah Kitab
Mormon secara berurutan—dari awal hingga akhir—di seminari, di rumah, atau di
misi. Kursus ini, Ajaran-Ajaran dan Doktrin tentang Kitab Mormon (Religi 275),
dirancang untuk membantu siswa menggunakan pendekatan berbeda untuk
menelaah Kitab Mormon. Pelajaran-pelajaran yang terdapat dalam kursus ini
berfokus pada tema-tema doktrinal menonjol yang ditekankan oleh para penulis
terilhami Kitab Mormon.
v
P EN DA H UL UA N
Presiden Ezra Taft Benson (1899–1994) mengundang para pembaca Kitab Mormon
untuk memusatkan perhatian mereka pada ajaran yang terkandung di dalamnya:
“Kitab Mormon ditulis untuk zaman kita .… Tidak saja kita hendaknya
mengetahui apa sejarah dan kisah-kisah yang membangkitkan iman yang
dikandungnya, tetapi kita hendaknya memahami ajaran-ajarannya. Jika kita
benar-benar melakukan penelaahan kita dan mendekati Kitab Mormon dari
aspek ajarannya, kita dapat mengungkapkan kesalahan-kesalahan dan
menemukan kebenaran-kebenaran untuk memerangi banyak teori dan filosofi
palsu manusia saat ini” (“Jesus Christ—Gifts and Expectations,” Ensign, Desember 1988, 4).
Di sepanjang kursus ini, siswa akan menelaah tulisan dan ajaran kenabian yang
terdapat dalam Kitab Mormon, dengan penekanan pada rencana Bapa Surgawi dan
peranan utama Putra-Nya, Yesus Kristus. Siswa akan dengan lebih baik memahami
Kitab Mormon sebagai satu kesaksian lagi tentang Yesus Kristus dan akan
memperdalam kasih mereka bagi dan kesaksian tentang Dia. Mereka akan
meningkatkan kemampuan mereka untuk menelaah ajaran-ajaran Injil dalam
konteks tulisan suci mereka, yang menuntun pada pemahaman yang lebih besar
serta kemuridan pribadi. Mereka akan siap untuk menjelaskan dan bersaksi
tentang kepentingan dan asal-usul ilahi Kitab Mormon dan ajaran yang
terkandung di dalamnya.
Apakah yang diharapkan dari siswa?
Agar menerima kredit untuk kelulusan institut, siswa diminta membaca petikan
tulisan suci, ceramah konferensi umum, dan materi lain yang tercantum di bagian
Bacaan Siswa dari setiap pelajaran. Siswa juga harus memenuhi persyaratan
kehadiran dan menunjukkan kompetensi terhadap materi kursus dengan
menyelesaikan penilaian.
Bagaimana pelajaran-pelajaran disusun dalam buku
pedoman ini?
Kursus ini dirancang sebagai kursus berdurasi satu semester dengan 28 pelajaran
yang ditulis untuk periode kelas 50 menit. Jika kelas Anda bertemu dua kali setiap
minggu, ajarkan satu pelajaran untuk setiap periode kelas. Jika kelas Anda bertemu
hanya sekali setiap minggu selama 90 hingga 100 menit, gabungkan dan ajarkan
dua pelajaran untuk setiap periode kelas. Setiap garis besar pelajaran terdiri atas
empat bagian:
• Pendahuluan
• Bacaan Latar Belakang
• Saran untuk Pengajaran
• Bacaan Siswa
Pendahuluan
Bagian ini memberikan pengantar singkat untuk topik dan sasaran pelajaran.
vi
PE N DAHULUAN
Bacaan Latar Belakang
Bagian ini merekomendasikan sumber-sumber, seperti pesan dari para nabi zaman
akhir dan pemimpin Gereja lainnya, yang dapat membantu Anda memahami
dengan lebih baik ajaran, asas, dan kebenaran Injil yang dicakup dalam garis besar
pelajaran.
Saran untuk Pengajaran
Bagian Saran untuk Pengajaran menyertakan materi untuk membantu Anda
mengetahui baik apa yang diajarkan maupun bagaimana mengajarkannya (lihat
juga bagian 4.3.3 dan 4.3.4 dalam buku pegangan Gospel Teaching and Learning
[Pengajaran dan Pembelajaran Injil]). Kegiatan-kegiatan pembelajaran yang
disarankan dirancang untuk membantu siswa mengidentifikasi, memahami, dan
merasakan kebenaran serta kepentingan dari, dan menerapkan
kebenaran-kebenaran sakral. Anda boleh memilih untuk menggunakan sebagian
atau semua saran sementara Anda mengadaptasinya sehingga cocok dengan gaya
mengajar individu Anda serta untuk memenuhi kebutuhan dan keadaan siswa
Anda. Sewaktu Anda mempertimbangkan bagaimana menyesuaikan materi
pelajaran, ikuti nasihat ini dari Penatua Dallin H. Oaks dari Kuorum Dua
Belas Rasul:
“Presiden Packer telah sering mengajarkan, sependengaran saya, bahwa kita
terlebih dahulu mengadopsi, kemudian mengadaptasi. Jika kita sepenuhnya
paham dengan pelajaran yang ditentukan yang harus kita berikan, maka kita
dapat mengikuti Roh untuk mengadaptasinya. Tetapi ada godaan, ketika kita
berbicara tentang fleksiblitas ini, untuk memulai dengan mengadaptasi alih-alih
mengadopsi. Itu adalah keseimbangan. Itu adalah tantangan yang berkelanjutan.
Tetapi pendekatan dengan mengadopsi terlebih dahulu dan kemudian menyesuaikan adalah cara
yang baik untuk tetap pada landasan yang kuat” (“Diskusi Panel dengan Penatua Dallin H.
Oaks” [Siaran Satelit Religi Seminari dan Institut, 7 Agustus 2012]; si.lds.org).
Kursus ini mencakup pernyataan-pernyataan oleh pemimpin Gereja yang
kemungkinan besar tersedia dalam beragam bahasa. Sewaktu Anda bersiap untuk
mengajar, Anda dapat mengadaptasikan pelajaran dengan menggunakan
pernyataan lainnya yang tersedia dari pemimpin Gereja yang relevan dengan
masalah topiknya.
Bagian Saran untuk Pengajaran memuat setidaknya satu pernyataan ajaran atau
asas, yang muncul dalam cetak tebal. Sewaktu siswa menemukan ajaran dan asas
ini serta berbagi apa yang telah mereka pelajari, kata-kata mereka mungkin
berbeda dengan kata-kata yang dinyatakan dalam buku pedoman. Ketika ini
terjadi, berhati-hatilah untuk tidak menyiratkan bahwa jawaban mereka salah.
Meskipun demikian, jika sebuah pernyataan dapat lebih akurat, bantulah dengan
hati-hati untuk mengklarifikasi pemahaman.
Kurikulum ini memperlihatkan bagaimana menyertakan pokok-pokok pengajaran
dan pembelajaran Injil ke dalam suatu kursus berbasis tema (lihat Gospel Teaching
and Learning [Pengajaran dan Pembelajaran Injil], 10, 23–31, 38–41).
vii
P EN DA H UL UA N
Penatua David A. Bednar dari Kuorum Dua Belas Rasul menguraikan beberapa
manfaat yang datang karena menelaah Injil secara tematik:
“Sementara membaca sebuah kitab tulisan suci dari awal hingga akhir
menyediakan keluasan dasar pengetahuan, menelaah berdasarkan topik
meningkatkan kedalaman dari pengetahuan kita. Mencari wahyu-wahyu untuk
koneksi, pola, dan tema membangun di atas serta menambah pada pengetahuan
rohani kita … ; itu memperluas perspektif dan pemahaman kita akan rencana
keselamatan.
Dalam penilaian saya, secara tekun menyelidik untuk menemukan koneksi, pola, dan tema
merupakan bagian dari apa artinya ‘mengenyangkan diri’ dengan firman Kristus. Pendekatan ini
akan membukakan gerbang air bah dari waduk rohani, mencerahkan pemahaman kita melalui
Roh-Nya, dan menghasilkan kedalaman rasa syukur bagi tulisan suci kudus serta suatu tingkatan
komitmen rohani yang tidak dapat diterima dengan cara lain. Pencarian semacam itu
memampukan kita untuk membangun di atas batu karang Penebus kita dan untuk bertahan
menghadapi angin kejahatan di zaman akhir ini” (“A Reservoir of Living Water” [api unggun
Universitas Brigham Young, 4 Februari 2007], 3, speeches.byu.edu).
Bacaan Siswa
Bagian ini mencantumkan petikan tulisan suci, ceramah oleh pemimpin Gereja,
dan materi lainnya yang akan memperkaya pemahaman siswa tentang topik-topik
yang ditekankan dalam pelajaran. Tugasi dan imbaulah siswa untuk membaca
materi-materi ini sebelum mereka datang ke setiap kelas. Sewaktu mereka
menelaah materi-materi yang diilhami ini, mereka bukan hanya akan lebih siap
untuk berperan serta dalam diskusi kelas, tetapi mereka juga akan memperoleh
pemahaman yang lebih luas dan lebih dalam tentang topik-topik kursus. Sediakan
bagi siswa daftar dari semua Bacaan Siswa pada awal semester.
Bagaimana saya dapat bersiap untuk mengajar?
Tuhan akan membantu Anda sewaktu Anda bersiap untuk mengajar. Sewaktu
Anda bersiap, mungkin akan bermanfaat jika Anda mengajukan kepada diri Anda
sendiri pertanyaan-pertanyaan berikut:
• Apakah saya berusaha untuk menjalankan Injil sehingga saya bisa terbuka
terhadap Roh dalam pengajaran saya?
• Apakah saya telah berdoa untuk menerima bimbingan Roh Kudus? (Lihat A&P
42:14).
• Apakah saya telah menelaah blok-blok tulisan suci dan bacaan latar belakang
yang ditugaskan?
• Apakah saya telah membaca kurikulum dan menentukan adakah sesuatu yang
perlu saya adaptasi atau sesuaikan untuk memenuhi kebutuhan siswa saya?
• Bagaimana saya dapat menindaklanjuti dengan siswa untuk memastikan bahwa
mereka memperoleh manfaat terbesar dari bacaan yang ditugaskan?
• Bagaimana saya dapat membantu setiap siswa saya berperan serta sepenuhnya
dalam pelajaran?
viii
PE N DAHULUAN
Rekomendasi berikut mungkin juga bermanfaat:
• Imbaulah siswa untuk membaca petikan tulisan suci dan artikel yang
ditugaskan sebelum setiap pelajaran.
• Harapkan siswa untuk memenuhi peran mereka sebagai pembelajar.
• Seringlah sediakan kesempatan bagi siswa untuk menjelaskan ajaran dan asas
dengan kata-kata mereka sendiri, berbagi pengalaman yang relevan, dan
bersaksi tentang apa yang mereka ketahui dan rasakan.
• Variasikan kegiatan dan pendekatan pembelajaran yang Anda gunakan dalam
setiap kelas dan juga dari hari ke hari.
• Ciptakan lingkungan pembelajaran yang mengundang Roh dan memberi siswa
privilese serta tanggung jawab untuk saling mengajar dan saling belajar (lihat
A&P 88:78, 122).
• Sepanjang kursus ada referensi pada keterampilan penelaahan tulisan suci.
Ambillah manfaat dari kesempatan ini untuk membantu siswa menjadi lebih
mandiri dalam penelaahan tulisan suci mereka dan lebih berdedikasi pada
pembelajaran seumur hidup dari tulisan suci.
Penatua Richard G. Scott dari Kuorum Dua Belas Rasul mengajarkan:
“Pastikan bahwa ada banyak peran serta karena penggunaan hak pilihan itu oleh
seorang siswa mewenangkan Roh Kudus untuk mengajar. … Sewaktu siswa
mengungkapkan secara lisan kebenaran-kebenaran, mereka dikukuhkan dalam
jiwa mereka dan memperkuat kesaksian pribadi mereka” (“To Understand and
Live Truth” [malam bersama Penatua Richard G. Scott, 4 Februari 2005], 3;
si.lds.org).
Bagaimana saya dapat mengadaptasi pelajaran bagi
para difabel?
Sewaktu Anda bersiap untuk mengajar, tanggaplah terhadap siswa yang
berkebutuhan khusus. Sesuaikan kegiatan dan harapan untuk membantu mereka
berhasil. Carilah cara-cara untuk membantu mereka merasa dikasihi, diterima, dan
disertakan. Pupuklah suatu hubungan kepercayaan.
Untuk gagasan dan sumber lebih lanjut, cermatilah halaman Disability Resources
[Sumber Difabel] di disabilities.lds.org dan bagian buku pedoman kebijakan
Seminari dan Institut Religi yang berjudul “Kelas dan Program yang Disesuaikan
bagi Siswa Difabel”
ix
PELAJARAN 1
Kitab Mormon Adalah
Kesaksian Lain tentang
Yesus Kristus.
Pendahuluan
Mereka yang menelaah ajaran-ajaran dan doktrin tentang
Kitab Mormon akan mengetahui bahwa Yesus adalah Kristus.
Dalam pelajaran ini, siswa akan belajar bahwa para penulis
utama kitab itu adalah saksi akan Putra Allah dan bahwa
perkataan mereka membantu memperdalam pemahaman
serta kesaksian kita tentang Yesus Kristus dan Injil-Nya.
Bacaan Latar Belakang
• Gordon B. Hinckley, “A Testimony Vibrant and True,” Ensign, Agustus
2005, 2–6.
• “Kitab Mormon—Batu Kunci Agama Kita,” bab 9 dalam Ajaran-Ajaran Presiden
Gereja: Ezra Taft Benson [2014], 149–160).
Saran untuk Pengajaran
1 Nefi 13:40; 2 Nefi 25:17–18; Alma 33:22–23
Kitab Mormon adalah kesaksian tentang Yesus Kristus.
Perlihatkan pernyataan berikut oleh Nabi Joseph Smith (1805–1844), dan mintalah
seorang siswa membacanya dengan lantang:
”Saya memberi tahu saudara-saudara bahwa Kitab Mormon adalah yang paling
benar dari kitab apa pun di atas bumi, dan batu kunci agama kita, dan seseorang
akan menjadi lebih dekat kepada Allah dengan menuruti ajaran-ajarannya,
daripada melalui kitab lain apa pun” (prakata untuk Kitab Mormon).
• Manakah pernyataan tegas Nabi tentang Kitab Mormon yang Anda memiliki
kesaksian tentangnya, dan mengapa?
• Bagaimana pernyataan Nabi meningkatkan motivasi Anda untuk menelaah
Kitab Mormon?
Undanglah siswa untuk menggarisbawahi pernyataan ini dalam tulisan suci
mereka sendiri di paragraf keenam dari prakata untuk Kitab Mormon, dan
sarankan agar mereka menuliskan di sebelahnya rujuk silang untuk 1 Nefi 13:40
dan 2 Nefi 25:17–18. (Catatan: Rujuk silang merupakan keterampilan penelaahan
tulisan suci yang dapat Anda pilih untuk tekankan di sepanjang kursus ini.
Sewaktu siswa memperkuat keterampilan penelaahan tulisan suci mereka, mereka
menjadi lebih mandiri secara rohani).
1
P EL A J A RA N 1
Undanglah beberapa siswa untuk bergiliran membacakan dengan lantang 1 Nefi
13:40 dan 2 Nefi 25:17–18 sementara sisa kelas mencari tujuan utama
Kitab Mormon.
• Menurut ayat ini, apa salah satu dari tujuan utama Kitab Mormon? (Siswa
hendaknya mengidentifikasi kebenaran berikut: Allah mendatangkan Kitab
Mormon di zaman akhir untuk meyakinkan semua orang bahwa Yesus
adalah Kristus. [Lihat juga judul halaman Kitab Mormon]).
• Bagaimana Kitab Mormon meyakinkan orang-orang bahwa Yesus adalah
Kristus?
Perlihatkan pernyataan berikut oleh Presiden Ezra Taft Benson (1899–1994), dan
undanglah siswa untuk membacakannya dalam hati:
“Sebagian besar dari dunia Kristen dewasa ini menolak keilahian Juruselamat.
Mereka mempertanyakan kelahiran-Nya yang penuh mukjizat, kehidupan-Nya
yang sempurna, dan kenyataan dari kebangkitan-Nya yang agung. Kitab Mormon
mengajar dengan istilah yang gamblang dan tak mungkin disalahpahami
mengenai kebenaran dari semua itu. Itu menyediakan penjelasan paling lengkap
tentang ajaran Pendamaian. Sungguh, kitab terilhami secara ilahi ini merupakan
batu kunci dalam memberikan kesaksian kepada dunia bahwa Yesus adalah Kristus”
(Ajaran-Ajaran Presiden Gereja: Ezra Taft Benson [2014], 155).
• Apa saja realitas tentang kehidupan dan pelayanan Yesus Kristus yang
diteguhkan dalam Kitab Mormon?
Undanglah seorang siswa untuk membacakan dengan lantang pernyataan berikut
dari Presiden Russell M. Nelson dari Kuorum Dua Belas Rasul:
“Saya telah membaca [Kitab Mormon] berkali-kali. Saya juga telah membaca
banyak tulisan tentang kitab ini. Beberapa penulis memusatkan pada ceritanya,
orang-orangnya, atau sketsa sejarahnya saja. Yang lainnya tertarik pada susunan
bahasanya atau catatan tentang senjatanya, geografinya, kehidupan
binatangnya, atau cara-cara pengukurannya.
Hal-hal tersebut mungkin menarik, tetapi menelaah Kitab Mormon akan lebih
berhasil jika seseorang berpegang pada tujuan utamanya—bersaksi tentang Yesus Kristus.
Sebagai perbandingan, hal lainnya bersifat biasa-biasa saja.
Ketika Anda membaca Kitab Mormon, pusatkan pikiran Anda pada sosok utama dalam kitab
tersebut—dari pasal pertama sampai terakhir—Tuhan Yesus Kristus, Putra Allah yang Hidup”
(“A Testimony of the Book of Mormon,” Ensign, November 1999, 69).
• Dari semua pesan Kitab Mormon, menurut Anda mengapa paling penting
untuk berfokus pada pesan tentang Yesus Kristus?
Jelaskan kepada siswa bahwa setelah Nabi Alma mengajarkan kepada orang
Zoram tentang pelayanan Juruselamat (lihat Alma 33:22), dia mengundang para
pendengarnya untuk menanamkan firman Allah di dalam hati mereka sehingga itu
dapat tumbuh. Undanglah siswa untuk membaca dalam hati Ajaran dan Perjanjian
2
PE LAJARAN 1
33:22–23 dan mengidentifikasi kebenaran-kebenaran yang Alma imbau para
pembacanya untuk “menanamkan” dalam hati mereka.
• Apa pesan yang Alma ingin para pendengarnya tanamkan dalam hati mereka?
• Apa hasil yang Alma janjikan jika mereka mau menanam dan memelihara
kepercayaan ini tentang Yesus Kristus? (Kesaksian mereka akan bertumbuh
“sampai kehidupan kekal”; beban mereka akan menjadi ringan).
• Bagaimana menelaah Kitab Mormon membantu Anda menerima berkat-berkat
yang Alma uraikan?
1 Nefi 6:4; 2 Nefi 11:2–3; Yakub 1:7–8; Mormon 1:15; 3:20–22; Eter
12:38–39, 41
Para penulis Kitab Mormon adalah saksi Yesus Kristus.
Jelaskan bahwa Kitab Mormon sebagian besar ditulis oleh empat penulis utama:
Nefi, Yakub, Mormon, dan Moroni. (Pengecualian adalah kitab Enos, Yarom,
dan Omni).
Salinlah bagan berikut di papan tulis: Untuk membantu siswa mempelajari tentang
empat penulis utama, undanglah mereka untuk memilih dan membaca dalam hati
salah satu dari pasal-pasal berikut: Mintalah mereka untuk mencari apa yang
menjadikan penulis memenuhi syarat sebagai saksi hebat Yesus Kristus.
Penulis
Pengalaman
1. Nefi
2 Nefi 11:2
2. Yakub
2 Nefi 11:3
3. Mormon
Mormon 1:15
4. Moroni
Eter 12:38-39
Perkenankan siswa untuk membagikan apa yang saling mereka pelajari tentang
empat pasal tersebut. Kemudian tanyakan:
• Mengapa penting untuk memahami bahwa para penulis utama Kitab Mormon
merupakan saksi Yesus Kristus? (Sewaktu Anda membahas pertanyaan ini,
bantulah siswa mengidentifikasi kebenaran berikut: Dengan menelaah Kitab
Mormon, kita belajar tentang Yesus Kristus dan misi-Nya dari mereka
yang melihat dan mengenal Dia. Anda boleh menandaskan bahwa
penerjemah Kitab Mormon, Joseph Smith, juga seorang saksi akan Yesus
Kristus).
Tambahkan kolom ketiga pada bagan di papan tulis, sebagaimana diperlihatkan:
3
P EL A J A RA N 1
Penulis
Pengalaman
Tujuan
1. Nefi
2 Nefi 11:2
1 Nefi 6:4
2. Yakub
2 Nefi 11:3
Yakub 1:7–8
3. Mormon
Mormon 1:15
Mormon 3:20–22
4. Moroni
Eter 12:38–39
Eter 12:41
Undanglah siswa untuk membaca dalam hati salah satu pasal dalam kolom ketiga,
dengan mencari alasan setiap yang penulis catat dalam pesannya.
• Mengapa para penulis Kitab Mormon mencatat pesan mereka?
• Mengapa menurut Anda para penulis ini sedemikian intens dalam
mengundang orang lain untuk datang kepada Kristus?
• Bagaimana undangan mereka untuk datang kepada Kristus berlaku kepada
Anda secara pribadi? Apa gagasan dan perasaan yang Anda miliki sewaktu
Anda merenungkan undangan ini?
2 Nefi 33:1–2, 4–5, 10–11
Kitab Mormon membantu kita untuk memercayai Yesus Kristus
Jelaskan bahwa sementara kehidupan dari sebagian besar individu telah diubah
melalui kesaksian mereka tentang Kitab Mormon, orang lain bergumul dengan
keraguan mengenai kebenaran dan keotentikannya.
• Apa nasihat yang akan Anda berikan untuk menolong seseorang memperkuat
atau memperoleh kesaksian mengenai Kitab Mormon?
Mintalah seorang siswa untuk membacakan 2 Nefi 33:1–2 dan 13 dengan lantang
sementara siswa lainnya mengidentifikasi kuasa yang mengizinkan pesan Kitab
Mormon untuk memasuki hati seseorang.
• Apa kuasa yang Nefi katakan akan mengizinkan pesannya memasuki hati
seseorang? (Kuasa Roh Kudus).
• Apa yang Nefi katakan yang akan mencegah sejumlah orang dari menerima
Roh Kudus?
Bantulah siswa menyatakan dan membahas suatu asas yang diajarkan dalam
ayat-ayat ini. (Bantulah siswa mengindentifikasi asas berikut: Roh Kudus dapat
membawa pesan Kitab Mormon ke dalam hati kita sepanjang kita tidak
mengeraskan hati kita terhadap Roh Kudus). Pertimbangkan untuk menuliskan
asas ini di papan tulis).
Berilah siswa momen untuk menelaah 2 Nefi 33:4–5, dengan mencari
berkat-berkat tambahan yang dapat kita terima dari menelaah Kitab Mormon.
Undanglah siswa untuk membagikan apa yang mereka identifikasi.
4
PE LAJARAN 1
Perlihatkan pernyataan berikut oleh Penatua L. Whitney Clayton dari Tujuh Puluh,
dan mintalah seorang siswa untuk membacanya dengan lantang:
“[Kita] harus memilih untuk membuka hati kita pada kenyataan ilahi
Juruselamat. … Allah tidak memaksa kita untuk percaya. Alih-alih Dia
mengundang kita untuk percaya dengan mengutus para nabi dan rasul yang
hidup untuk mengajar kita, menyediakan tulisan suci, dan mengundang kita
melalui Roh-Nya. … Keputusan untuk percaya adalah pilihan paling penting
yang pernah kita buat. Itu membentuk semua keputusan kita” [“Memilih untuk
Percaya,” Ensign atau Liahona, Mei 2015, 38).
• Bagaimana menerima undangan dari para penulis Kitab Mormon untuk
memercayai Yesus Kristus membentuk semua keputusan kita?
Teruslah dengan mengundang seorang siswa untuk membaca 2 Nefi 33:10–11
dengan lantang sementara siswa lainnya mencari bagaimana Nefi menggambarkan
hubungan antara memercayai kata-katanya dan memercayai Yesus Kristus.
• Menurut Nefi, apa kaitan antara memercayai kata-katanya dan memercayai
Yesus Kristus?
• Apa yang Nefi katakan akan terjadi “pada hari terakhir” kepada mereka yang
menolak perkataannya?
Undanglah siswa untuk membagikan kesaksian mereka tentang bagaimana Kitab
Mormon telah membantu mereka untuk berada dekat kepada Yesus Kristus.
Bacaan Siswa
• 1 Nefi 6:4; 13:40; 2 Nefi 11:2–3; 25:17–18; 33:1–2, 4–5, 10–11; Yakub 1:7–8; Alma
33:22–23; Mormon 1:15; 3:20–22; Eter 12:38–39, 41.
• “Kitab Mormon—Batu Kunci Agama Kita,” bab 9 dalam Ajaran-Ajaran Presiden
Gereja: Ezra Taft Benson [2014], 149--160).
5
PELAJARAN 2
Mengindahkan Perkataan
Para Nabi
Pendahuluan
Allah memanggil para nabi untuk memberikan kesaksian
tentang Yesus Kristus, untuk memaklumkan pertobatan, dan
untuk mengundang semua untuk datang kepada
Juruselamat. Kitab Mormon mengajarkan bahwa mereka
yang mengindahkan para nabi ini diberkati, sementara
mereka yang menentangnya mengalami penyesalan dan
dukacita.
Bacaan Latar Belakang
• Russell M. Nelson, “Mendukung Para Nabi,” Ensign atau Liahona, November
2014, 74–77.
• Claudio R. M. Costa, “Kepatuhan kepada Nabi,”Ensign atau Liahona, November
2010, 11–13.
• Carol F. McConkie, “Hidup Menurut Perkataan Para Nabi,” Ensign atau Liahona,
November 2014, 77–79.
• “Our Need for Living Prophets,” bab 1 dalam Teachings of the Living Prophets
Student Manual (buku pedoman Church Educational System, 2010), 4–13.
Saran untuk Pengajaran
1 Nefi 1:4–15, 18; Mosia 11:20–25; 13:33–35
Peranan nabi
Tanyakan kepada kelas:
• Bagaimana kepercayaan kita terhadap nabi yang hidup membedakan Gereja
Yesus Kristus dari Orang-Orang Suci Zaman Akhir dari kepercayaan lainnya?
• Mengapa para nabi yang hidup penting di zaman sekarang sebagaimana
mereka dalam periode lain dari sejarah bumi?
Undanglah beberapa siswa untuk bergiliran membaca dengan lantang 1 Nefi
1:4–15, 18 sementara siswa lainnya menyimak, dengan mencari bagaimana Tuhan
memanggil dan mempersiapkan Lehi untuk menjadi seorang nabi.
• Apa yang Lehi alami yang mempersiapkan dia untuk menjadi nabi? (Dia
menerima kesaksian tentang Yesus Kristus, dan dia meramalkan kehancuran
yang jahat dan belas kasihan yang dianugerahkan kepada mereka yang datang
kepada Allah).
• Mengapa orang-orang di Yerusalem memerlukan para nabi seperti Lehi?
(Sewaktu siswa merespons, pastikan mereka mengidentifikasi kebenaran ini:
Allah memanggil para nabi dan menyatakan kehendak-Nya melalui
mereka).
6
PE LAJARAN 2
Mintalah seorang siswa untuk membacakan pernyataan berikut oleh Presiden John
Taylor (1808-1887):
“Kita membutuhkan pohon yang hidup—mata air yang hidup—kecerdasan yang
hidup dari imamat yang hidup di surga, melalui imamat yang hidup di bumi. …
Dan dari zaman ketika Adam pertama kali menerima komunikasi dari Allah,
sampai pada zaman ketika Yohanes, di Pulau Patmos, menerima komunikasinya,
atau Joseph Smith menyaksikan tingkap-tingkap langit dibukakan baginya, itu
senantiasa memerlukan wahyu-wahyu baru, yang disesuaikan dengan keadaan
khusus di mana gereja-gereja atau individu-individu ditempatkan.
Wahyu Adam tidak memberi petunjuk Nuh untuk membangun bahteranya; juga tidak memberi
wahyu Nuh yang memberi tahu Lot untuk meninggalkan Sodom; tidak juga berbicara tentang
keberangkatan bani Israel dari Mesir. Mereka semua memiliki wahyu bagi diri mereka sendiri,
dan demikian juga Yesaya, Yeremia, Yehezkiel, Yesus, Petrus, Paulus, Yohanes, dan Yusuf. Dan
demikian kita seharusnya” (Ajaran-Ajaran Presiden Gereja: John Taylor [2001], 158).
• Mengapa penting untuk mengetahui bahwa Tuhan dewasa ini terus
menyatakan kehendak-Nya melalui para nabi yang hidup?
• Bagaimana menelaah peranan para nabi dalam Kitab Mormon membantu kita
di zaman kita?
Tuliskan rujukan-rujukan berikut di papan tulis.
Mosia 11:20–25
Mosia 13:33–35
Jelaskan bahwa sementara para nabi mengomunikasikan banyak pesan spesifik
untuk zaman mereka, ada pesan yang semua nabi sampaikan. Undanglah siswa
untuk mengidentifikasi dua pesan semacam itu sewaktu mereka membaca dalam
hati pasal-pasal di papan tulis. Mintalah siswa untuk menandai tulisan suci mereka
pesan utama yang disampaikan oleh Nabi Abinadi dalam setiap pasal. (Catatan:
Penandaan tulisan suci merupakan keterampilan penelaahan tulisan suci yang
dapat Anda pertimbangkan untuk ajarkan selama kursus).
Mintalah siswa untuk membagikan apa yang mereka identifikasi, dan ringkaslah
temuan mereka dengan menekankan ajaran ini: Semua nabi Allah menyatakan
pertobatan dan bersaksi tentang Yesus Kristus.
Pertimbangkan untuk mengundang siswa agar meluangkan sejenak untuk
menemukan contoh seorang nabi Kitab Mormon yang menyerukan pertobatan dan
bersaksi tentang Yesus Kristus. (Contoh tentang menyerukan pertobatan
mencakup Yesaya dalam 2 Nefi 16:9–11; Yakub dalam Yakub 2–3; Abinadi dalam
Mosia 11–12; Samuel dalam Helaman 13–16; dan Mormon dalam Mormon 3.
Contoh tentang mengajarkan mengenai Yesus Kristus mencakup Nefi dalam
1 Nefi 19 dan dalam 2 Nefi 25; Alma dalam Alma 7; dan Mormon dalam
Mormon 7). Undanglah siswa untuk membagikan contoh mereka kepada kelas.
7
P EL A J A RA N 2
• Mengapa menurut Anda para nabi secara konsisten menyerukan pertobatan
dan bersaksi tentang Yesus Kristus?
• Bagaimana menyimak pesan-pesan mereka membantu kita memperoleh
keselamatan?
Helaman 13:24–33; 3 Nefi 8:24–25; 9:10–11
Menolak para nabi Allah menuntun pada penyesalan.
Peragakan pernyataan berikut oleh Presiden Ezra Taft Benson (1899–1994), dan
undanglah seorang siswa untuk membacakannya dengan lantang:
“Ketika nabi menunjukkan dosa-dosa dunia, dunia ingin membungkam mulut
nabi tersebut, atau bertindak seolah-olah nabi tidak pernah ada, alih-alih
bertobat dari dosa-dosa mereka. Popularitas tidak pernah merupakan ujian
kebenaran. … Sewaktu kita sudah lebih dekat dengan kedatangan kedua Tuhan,
Anda dapat mengantisipasi bahwa sewaktu orang-orang di dunia menjadi lebih
jahat, nabi akan menjadi semakin kurang populer bagi mereka” (Ajaran-Ajaran
Presiden Gereja: Ezra Taft Benson [2014], 180).
• Mengapa menurut Anda sejumlah orang gagal untuk mengindahkan perkataan
seorang nabi?
Undanglah siswa untuk menyelidiki dalam hati perkataan Nabi Semuel dalam
Helaman 13:24–29, dengan mencari alasan mengapa individu-individu menolak
peringatan para nabi. Anda dapat kembali mengimbau siswa untuk menandai apa
yang mereka identifikasi.
• Menurut Samuel, mengapa orang-orang Nefi menolak para nabi?
• Meskipun kita tidak bersalah dalam menganiaya atau membunuh para nabi,
bagaimana ayat-ayat ini berfungsi sebagai sebuah peringatan bagi kita di zaman
sekarang?
Mintalah seorang siswa untuk membaca Helaman 13:30–33 dengan lantang
sementara siswa lainnya mencari konsekuensi yang Samuel si orang Laman
nubuatkan akan menimpa mereka yang menolak perkataan para nabi? Kemudian
undanglah siswa untuk membaca penggenapan nubuat ini dalam 3 Nefi 8:24–25;
9:10–11.
• Apa kebenaran yang kita ringkas dari ayat-ayat ini? (Siswa hendaknya
mengidentifikasi asas berikut: Jika kita menolak perkataan para nabi Tuhan,
kita akan mengalami penyesalan dan dukacita. [Lihat juga 3 Nefi 28:34]).
Undanglah seorang siswa untuk membacakan pernyataan berikut dari Presiden
Ezra Taft Benson:
8
PE LAJARAN 2
“Jika kita ingin mengetahui seberapa selaras kehidupan kita dengan Tuhan maka
kita hendaknya bertanya kepada diri kita sendiri seberapa selaras kehidupan kita
dengan pemimpin fana-Nya—seberapa baik kehidupan kita selaras dengan
orang yang diurapi Tuhan—Nabi yang hidup—Presiden Gereja, dan dengan
Kuorum Presidensi Utama” (Ajaran-Ajaran: Ezra Taft Benson, 178).
“Bagaimana kita menanggapi perkataan nabi yang hidup ketika dia memberi tahu kita apa yang
perlu kita ketahui, tetapi kita memilih untuk tidak mendengarkan, adalah ujian dari kesetiaan
kita” (Ajaran-Ajaran: Ezra Taft Benson, 180).
• Bagaimana pernyataan Presiden Benson membantu memotivasi Anda untuk
menjadi lebih tekun dalam mengikuti nasihat dari nabi yang hidup?
• Apa pesan kenabian yang menurut Anda ada di antara yang paling penting
bagi Orang-Orang Suci Zaman Akhir dewasa ini?
Mosia 15:10–13; 3 Nefi 10:12; 12:1–2; Eter 7:23–27
Mengikuti para nabi Allah mendatangkan berkat
Beri tahulah siswa bahwa Nabi Abinadi mengajarkan kepada Raja Nuh dan para
imamnya yang jahat mengenai pentingnya mengindahkan perkataan dari para
nabi. Mintalah seorang siswa untuk membaca Mosia 15:10–13 sementara siswa
lainnya memikirkan bagaimana meringkas ayat-ayat sebagai sebuah
pernyataan asas.
• Bagaimana Anda akan menyatakan perkataan Abinadi sebagai pernyataan
asas? (Siswa dapat meringkas petikan ini sebagai berikut: Mereka yang
menyimak perkataan para nabi, memercayai kuasa penebusan Yesus
Kristus, dan bertobat dari dosa-dosa mereka adalah para ahli waris
kerajaan Allah).
Mintalah siswa untuk memikirkan mengenai dan membagikan contoh-contoh dari
Kitab Mormon tentang individu-individu dan kelompok-kelompok yang diberkati
karena mengindahkan perkataan para nabi. Beberapa contoh dapat mencakup
yang berikut: Keluarga Lehi lolos dari kehancuran dengan mengikuti nasihat untuk
meninggalkan Yerusalem (2 Nefi 1:4); Alma yang Tua menyimak perkataan Abinadi
dan mampu mengajar banyak orang (Mosia 17:1–4; 18:1–3); pasukan Panglima
Moroni mengetahui ke mana mereka harus pergi untuk mempertahankan diri
mereka sendiri terhadap pasukan Laman dengan mencari nasihat Alma(Alma
43:23–24).
Tulislah rujukan berikut di papan tulis (tidak termasuk asas bercetak tebal):
3 Nefi 10:12 (Keselamatan berasal dari mengikuti para nabi Allah).
3 Nefi 12:1–2 (Para nabi mengajarkan kepada kita bagaimana menerima
penebusan atas dosa-dosa kita).
9
P EL A J A RA N 2
Eter 7:23–27 (Sewaktu kita mengikuti nasihat para nabi dan mengingat
Tuhan, Dia akan memberkati kita menurut kebutuhan kita).
Tugasi siswa untuk membaca salah satu petikan di papan tulis dan meringkas apa
yang mereka baca sebagai pernyataan asas. Sewaktu siswa membagikan
pernyataan mereka, pertimbangkan untuk menuliskan pernyataan asas yang
disarankan di samping setiap rujukan.
Untuk membantu siswa memahami berkat-berkat tambahan yang berasal dari
mengikuti nabi, perlihatkan pernyataan berikut oleh Penatua M. Russell Ballard
dari Kuorum Dua Belas Rasul, dan mintalah seorang siswa untuk membacanya
dengan lantang:
“Merupakan hal besar, brother dan sister sekalian, untuk memiliki seorang nabi
Allah di tengah-tengah kita. Berkat-berkat besar dan menakjubkan akan datang
ke dalam kehidupan kita sewaktu kita mendengarkan perkataan Tuhan yang
diberikan melalui Dia. … Ketika kita mendengarkan nasihat Tuhan yang
dinyatakan melalui perkataan Presiden Gereja, tanggapan kita hendaknya positif
dan langsung. Sejarah telah menunjukkan bahwa terdapat keselamatan,
kedamaian, kemakmuran, dan kebahagiaan dalam menanggapi nasihat kenabian” (“His Word Ye
Shall Receive,” Ensign, Mei 2001, 65)
• Kapan Anda telah diberkati setelah menanggapi secara positif dan langsung
nasihat kenabian?
• Sewaktu Anda menantikan masa depan, mengapa menurut Anda akanlah
penting untuk memiliki nabi di bumi?
Tantanglah siswa untuk merenungkan apakah tindakan mereka sendiri
mencerminkan hasrat mereka untuk dengan setia mengikuti para nabi Tuhan.
Undanglah mereka untuk memikirkan apa yang mungkin perlu mereka ubah
dalam kehidupan mereka untuk dapat lebih sepenuhnya menikmati berkat-berkat
yang dijanjikan kepada yang setia.
Bacaan Siswa
• 1 Nefi 1:4–15, 18; Mosia 11:20–25; 13:33–35; 15:10–13; Helaman 13:24–33;
3 Nefi 8:24–25; 9:10–11; 10:12; 12:1–2; Eter 7:23–27.
• Russell M. Nelson, “Mendukung Para Nabi,” Ensign atau Liahona, November
2014, 74–77.
10
PELAJARAN 3
Kepatuhan Mendatangkan
Berkat
Pendahuluan
Kepatuhan kita pada perintah Allah merupakan satu cara kita
memperlihatkan rasa syukur kita bagi berkat-berkat-Nya
yang menakjubkan. Juruselamat adalah teladan sempurna
kepatuhan. Hasrat kita untuk menjadi patuh tumbuh sewaktu
kasih kita bagi Allah meningkat. Kepatuhan pada perintah
memungkinkan bagi Allah untuk menyediakan bantuan yang
kita perlukan sewaktu kita berusaha untuk menyelesaikan
tugas-tugas sulit.
Bacaan Latar Belakang
• Thomas S. Monson, “Kepatuhan Mendatangkan Berkat,” Ensign atau Liahona,
Mei 2013, 89–92.
• Robert D. Hales, “Jikalau Kamu Mengasihi Aku, Kamu Akan Menuruti Segala
Perintah-Ku,” Ensign atau Liahona, Mei 2014, 35–38.
Saran untuk Pengajaran
1 Nefi 2:2–4, 9–13, 16, 19–20; Mosia 2:20–24, 41
Melalui kepatuhan kita, kita memperlihatkan rasa syukur kita kepada Allah dan
menerima berkat-berkat terbesar-Nya.
Perlihatkan pernyataan berikut oleh Penatua Joseph B. Wirthlin (1917–2008) dari
Kuorum Dua Belas Rasul, dan undanglah seorang siswa untuk membacanya
dengan lantang:
“Bagaimana kita akan dapat membayar kembali utang yang kita miliki kepada
Juruselamat? Dia membayar utang yang Dia tidak pernah berutang untuk
membebaskan kita dari utang yang tidak pernah dapat kita bayar. Karena Dia,
kita akan hidup selamanya. Karena Pendamaian-Nya yang tak terbatas,
dosa-dosa kita dapat dihapuskan, yang mengizinkan kita untuk mengalami
semua karunia terbesar Allah: kehidupan kekal.
Dapatkah karunia semacam itu memiliki harga? Dapatkah kita membuat kompensasi untuk
karunia semacam itu?” (“Utang Duniawi, Utang Surgawi,” Ensign atau Liahona, Mei 2004, 43).
Berilah siswa momen untuk membahas jawaban yang mungkin terhadap
pertanyaan terakhir yang diajukan oleh Penatua Wirthlin. Imbaulah siswa untuk
mencari asas-asas dan ajaran-ajaran selama pelajaran yang membantu menjawab
pertanyaan ini.
Undanglah siswa untuk membaca dalam hati Ajaran dan Perjanjian 2:20–24.
Mintalah mereka untuk mencari apa yang Raja Benyamin ajarkan mengenai
bagaimana kita hendaknya memandang diri kita sendiri dalam hubungan
dengan Allah.
11
P EL A J A RA N 3
• Mengapa menurut Anda Raja Benyamin mengajarkan bahwa tidak peduli apa
yang kita lakukan, kita masih “hamba yang tidak menguntungkan” bagi Allah?
• Meskipun kita tidak pernah dapat membayar kembali utang kita kepada Allah,
apa yang ayat-ayat ini sarankan dapat kita lakukan untuk memperlihatkan rasa
syukur kita untuk semua yang telah Dia lakukan bagi kita? (Bantulah siswa
mengidentifikasi asas berikut: Ketika kita mengenali utang kekal kita
kepada Allah, kita berhasrat untuk melayani Dia dan menaati
perintah-perintah-Nya).
Beri tahulah siswa bahwa salah satu kisah tulisan suci yang hebat tentang
kepatuhan kepada Allah terdapat di awal Kitab Moormon, yang mencatat
bagaimana Nabi Lehi dan keluarganya menanggapi ketika mereka diminta oleh
Allah untuk melakukan sesuatu yang sangat sulit. Mintalah seorang siswa untuk
membacakan 1 Nefi 2:2–4 dengan lantang.
• Mengapa mungkin sulit bagi keluarga Lehi mematuhi perintah Allah untuk
meninggalkan Yerusalem?
Undanglah siswa untuk menelaah 1 Nefi 2:9–13,16, dengan mencari perbedaan
antara sikap dan perilaku Laman dan Lemuel serta yang lainnya terhadap Nefi
sebagai tanggapan akan perintah ini. (Catatan: Kegiatan ini akan mendorong siswa
mempraktikkan pentingnya keterampilan penelaahan tulisan suci dari
membedakan dan membandingkan).
• Apa kata dan frasa yang menggambarkan tanggapan Laman dan Lemuel?
(Mereka keras kepala, mereka menggerutu, dan mereka tidak tahu
urusan-urusan Allah).
• Bagaimana Nefi menanggapi perintah untuk meninggalkan Yerusalem? (Dia
rendah hati; dia berhasrat untuk mengetahui hal-hal dari Allah; dia memiliki
iman terhadap perkataan ayahnya, yang adalah seorang nabi; dan dia berdoa).
• Mengapa Nefi menanggapi perkataan ayahnya secara berbeda dari
kakak-kakaknya?
Berilah siswa momen untuk merenungkan apakah mereka lebih seperti Laman dan
Lemuel atau seperti Nefi ketika mereka diminta oleh Tuhan atau para pemimpin
Gereja-Nya untuk melakukan sesuatu yang sulit.
Undanglah seorang siswa untuk membacakan 1 Nefi 2:19–20 dengan lantang.
Mintalah siswa lainnya untuk menyimak dan mengidentifikasi janji Tuhan
kepada Nefi.
• Apa pernyataan dalam ayat-ayat ini yang meringkas apa yang Tuhan janjikan
kepada Nefi? (Pastikan siswa memahami asas berikut: Jika kita menaati
perintah-perintah, kita akan makmur di negeri. Anda dapat menandaskan
bahwa ini merupakan salah satu tema yang paling sering diulangi dalam Kitab
Mormon. Anda dapat mendorong siswa, sewaktu mereka menelaah Kitab
Mormon, untuk mengamati beberapa cara tema ini diulangi).
• Apa sifat-sifat yang Tuhan puji dalam diri Nefi? Mengapa menurut Anda
sifat-sifat ini penting bagi kita masing-masing untuk miliki dalam hubungan
kita dengan Tuhan?
12
PE LAJARAN 3
• Meskipun kepatuhan tidak selalu menghasilkan kemakmuran duniawi, apa
berkat-berkat yang dapat kita harapkan sebagai hasil dari kepatuhan kepada
Tuhan? Untuk membantu menjawab pertanyaan ini, pertimbangkan untuk
membaca Mosia 2:41).
2 Nefi 31:6–10, 15–16; Mosia 15:7; 3 Nefi 11:11; 12:19–20, 48
Mengikuti teladan kepatuhan Juruselamat membantu kita datang kepada Dia
dan Bapa
Perlihatkan pernyataan berikut oleh Penatua Robert D. Hales dari Kuorum Dua
Belas Rasul:
“Dari semua pelajaran yang kita pelajari dari kehidupan Juruselamat, tidak ada
yang lebih jelas dan kuat daripada pelajaran tentang kepatuhan” (“Jikalau Kamu
Mengasihi Aku, Kamu Akan Menuruti Segala Perintah-Ku,” Ensign atau Liahona,
Mei 2014, 35).
• Apa teladan dari kehidupan Juruselamat yang mengilustrasikan
kepatuhan-Nya?
Untuk membantu siswa lebih lanjut membahas pertanyaan ini, mintalah mereka
untuk membaca Mosia 15:7 dan 3 Nefi 11:11, dengan mencari apa yang Yesus rela
lakukan untuk mematuhi Bapa-Nya.
Undanglah siswa untuk bergiliran membaca 2 Nefi 31:6–10, 15–16 dengan lantang
sementara anggota kelas mencari apa yang dapat kita pelajari dari teladan
Juruselamat mengenai pentingnya kepatuhan dan berkat-berkat yang datang
karena kepatuhan.
• Apa yang dapat kita pelajari dari teladan Juruselamat mengenai pentingnya
kepatuhan? Apa yang dapat kita pelajari dari teladan-Nya mengenai
berkat-berkat yang datang karena kepatuhan? (Pastikan siswa mengidentifikasi
asas ini: Sewaktu kita mengikuti teladan kepatuhan Juruselamat kepada
Bapa-Nya, kita akan tetap berada di jalan yang sempit yang menuju
keselamatan).
Perlihatkan pernyataan berikut oleh Penatua Robert D. Hales, dan mintalah
seorang siswa untuk membacanya dengan lantang:
“Kepatuhan yang matang secara rohani adalah ‘kepatuhan Juruselamat.’ Itu
termotivasi oleh kasih sejati bagi Bapa Surgawi dan Putra-Nya. … Kasih kita bagi
Juruselamat adalah kunci pada kepatuhan seperti Juruselamat” (“Jikalau Kamu
Mengasihi Aku, Kamu Akan Menuruti Segala Perintah-Ku,” 36–37).
• Mengapa kasih bagi Bapa Surgawi dan Yesus Kristus merupakan “kunci” untuk
mematuhi perintah?
13
P EL A J A RA N 3
Tandaskan bahwa Yesus Kristus yang telah bangkit mengajarkan kepada
orang-orang Nefi mengenai tujuan dari mematuhi perintah. Mintalah siswa
membaca dalam hati 3 Nefi 31:19–20, 48 untuk menemukan tujuan-tujuan ini.
• Menurut ayat-ayat ini, apa yang Juruselamat katakan merupakan alasan kita
telah diberi perintah-perintah? (Siswa hendaknya mengidentifikasi asas
berikut: Sewaktu kita datang kepada Kristus dan menaati
perintah-perintah, kita akan menjadi lebih seperti Dia dan Bapa kita di
Surga, dan kita akan diselamatkan).
• Dalam cara apa kepatuhan Anda membantu Anda datang kepada Juruselamat?
Berilah siswa momen untuk merenungkan apa yang dapat mereka lakukan untuk
menjadi lebih patuh pada perintah-perintah Bapa Surgawi agar mereka dapat
menjadi lebih seperti Dia dan Putra-Nya?
1 Nefi 3:4–7, 15–16; 4:1–2; 7:12; 17:1–31; 18:1–4
Tuhan menyediakan pertolongan kepada mereka yang patuh
Undanglah siswa untuk memikirkan suatu waktu ketika menaati sebuah perintah
tertentu dari Allah tampak sulit atau ketika memenuhi pemanggilan atau tugas
Gereja tampak menantang. Ingatkan siswa bahwa Nefi dan kakak-kakaknya
menghadapi bahaya dan kemungkinan kematian ketika Allah memerintah mereka
agar kembali ke Yerusalem untuk memperoleh lempengan-lempengan kuningan.
Mintalah siswa untuk membaca 1 Nefi 3:4–7 dan mengidentifikasi sebuah asas
yang mereka pelajari dari teladan Nefi yang dapat meningkatkan kemampuan
mereka sendiri untuk patuh.
• Apa asas yang dapat kita pelajari dari tanggapan Nefi terhadap sebuah perintah
yang sulit dari Allah? (Tulislah asas berikut di papan tulis sewaktu siswa
menemukannya: Jika kita berusaha untuk melakukan apa yang Tuhan
perintahkan, Dia akan mempersiapkan sebuah jalan bagi kita untuk
menyelesaikannya).
Untuk membantu siswa memahami asas ini, tulislah rujukan berikut di papan tulis
dan berilah siswa waktu untuk menyelidikinya, dengan mencari bagaimana Nefi
menanggapi ketika berupaya untuk menyelesaikan hal-hal sulit yang dia
diperintahkan untuk lakukan: 1 Nefi 3:15–16; 4:1–2; 7:12. Setelah siswa
membagikan apa yang mereka temukan, jelaskan bahwa Nefi selanjutnya
menguraikan sejumlah cara di mana Tuhan membantu mereka yang menaati
perintah-perintah-Nya. Mintalah siswa membaca 1 Nefi 17:1–4 dan
mengidentifikasi cara Tuhan membantu kita. Juga mintalah siswa untuk menyoroti
frasa Nefi “dan demikianlah kita melihat,” yang digunakan di sepanjang Kitab
Mormon untuk mempersiapkan pembaca memberikan perhatian khusus terhadap
kata-kata berikutnya.
Sementara siswa membagikan tanggapan mereka, tulislah kata-kata berikut di
papan tulis:
Memelihara
14
PE LAJARAN 3
Memperkuat
Menyediakan cara
Undanglah siswa untuk meluangkan waktu sejenak membaca kisah dalam 1 Nefi
17:5–31; 18:1–4, dengan mencari contoh tentang bagaimana Tuhan memelihara,
memperkuat, atau menyediakan cara bagi keluarga Lehi.
• Dalam cara apakah Tuhan memelihara atau memperkuat keluarga Lehi?
Bagaimana Dia menyediakan cara untuk membantu mereka?
• Apa berkat-berkat yang diberikan oleh Tuhan kepada keluarga Lehi yang
serupa dengan berkat-berkat yang kita butuhkan dewasa ini?
• Kapan Anda telah memperoleh bantuan Tuhan dalam salah satu cara ini
sewaktu Anda telah berupaya untuk menaati Dia?
Ingatkan siswa bahwa Tuhan meminta kepatuhan kita sehingga Dia dapat
menyediakan bagi kita berkat-berkat melimpah dalam upaya kita untuk menjadi
seperti Dia. Bagikan pernyataan berikut oleh Presiden Harold B. Lee (1899–1973):
“Perintah terpenting dari semua perintah Allah adalah perintah yang sekarang
paling sulit Anda taati. … Atasilah masalah tersebut dan kemudian mulailah
dengan perintah tersulit berikutnya. Begitulah cara mempersucikan diri Anda
dengan mematuhi perintah-perintah Allah” (Ajaran-Ajaran Presiden Gereja:
Harold B. Lee [2000], 30).
Undanglah siswa untuk memikirkan sebuah perintah yang mereka temukan sulit
untuk dipatuhi. Imbaulah mereka untuk membuat rencana untuk menjadi lebih
patuh agar dapat lebih sepenuhnya memenuhi syarat untuk menerima
bantuan Tuhan.
Bacaan Siswa
• 1 Nefi 2:1–20; 3:4–7, 15–16; 4:1–2; 7:12; 17:1–31; 18:1–4; 2 Nefi 31:6–10, 15–16;
Mosia 2:20–24, 41; 15:7; 3 Nefi 11:11; 12:19–20, 48.
• Thomas S. Monson, “Kepatuhan Mendatangkan Berkat,” Ensign atau Liahona,
Mei 2013, 89–92.
15
PELAJARAN 4
Kejatuhan Adam dan
Karunia Hak Pilihan
Pendahuluan
Kejatuhan Adam adalah bagian integral dari rencana Allah.
Itu mendatangkan kondisi-kondisi yang karenanya kita dapat
datang ke bumi dan diuji. Rencana Allah juga mencakup
memberikan kepada anak-anak-Nya hak pilihan (lihat 2 Nefi
2:27). Dalam pelajaran ini, siswa akan belajar bahwa kunci
untuk menjalankan hak pilihan kita dengan baik adalah
berupaya melakukan kehendak Allah, dan mengikuti teladan
yang ditetapkan oleh Yesus Kristus.
Bacaan Latar Belakang
• Robert D. Hales, “Hak Pilihan: Penting dalam Rencana Kehidupan,” Ensign
atau Liahona, November 2010, 24–27.
• Jeffrey R. Holland, “Di Mana Keadilan, Kasih dan Belas Kasihan Bertemu,”
Ensign atau Liahona, Mei 2015, 104–106.
Saran untuk Pengajaran
2 Nefi 2:19–26, 28; Alma 42:6–10, 14; Musa 5:5–9
Kejatuhan Adam
Perlihatkan pernyataan berikut oleh Penatua Bruce C. Hafen dari Tujuh Puluh, dan
mintalah seorang siswa untuk membacanya dengan lantang:
“Sejak abad kelima, umat Kristiani diajar bahwa bahwa Kejatuhan Adam dan
hawa adalah sebuah kesalahan tragis. … Itu bukan suatu kesalahan. …
Kejatuhan bukan suatu bencana. Itu bukan suatu kesalahan atau kecelakaan. Itu
merupakan bagian yang disengaja dalam rencana keselamatan” (“Pendamaian:
Untuk Kita Semua,” Ensign atau Liahona, Mei 2004, 97–85).
• Mengapa menurut Anda penting untuk memahami bahwa Kejatuhan bukan
suatu kesalahan atau kecelakaan melainkan suatu bagian yang disengaja dalam
rencana keselamatan?
Undanglah siswa untuk menelaah 2 Nefi 2:19–25 membuat daftar tentang dampak
dari Kejatuhan—hal-hal yang terjadi terhadap Adam dan Hawa setelah memakan
buah terlarang. Kemudian mintalah siswa untuk menuliskan pokok-pokok dari
daftar mereka di papan tulis. (Catatan: Mencari daftar dalam petikan tulisan suci
merupakan keterampilan penelaahan tulisan suci yang dapat Anda ajarkan dengan
petikan ini; lihat Pengajaran dan Pembelajaran Injil [2012], 23). Daftar ini hendaknya
mencakup yang berikut: Adam dan Hawa diusir dari Taman Eden; mereka
melahirkan anak-anak; mereka memasuki suatu keadaan percobaan; mereka
menjadi tersesat dan memerlukan pertobatan; dan mereka mengalami
16
PE LAJARAN 4
pertentangan, yang mengizinkan mereka untuk mengalami yang baik dan yang
jahat serta menggunakan hak pilihan mereka dengan bijaksana.
• Bagaimana daftar di papan tulis membantu menjelaskan bagaimana Kejatuhan
Adam merupakan bagian penting dari rencana Bapa Surgawi? (Siswa mungkin
akan menyarankan beragam jawaban yang dapat diringkas dengan asas ini:
Kejatuhan Adam memungkinkan bagi kita untuk memasuki kefanaan
dan untuk maju ke arah kehidupan kekal).
• Apa artinya bahwa “semua orang … tersesat” karena Kejatuhan? (2 Nefi 2:21).
Untuk membantu menjawab pertanyaan ini, undanglah beberapa siswa untuk
bergiliran membaca Alma 42:6–10, 14 dengan lantang sementara anggota kelas
mencari dampak tambahan dari Kejatuhan. Sewaktu siswa membagikan apa yang
mereka temukan, Anda dapat menambahkan respons mereka dalam daftar di
papan tulis.
• Apa artinya “diusir … dari hadirat Tuhan”?
Perlihatkan pernyataan berikut oleh Penatua Jeffrey R. Holland dari Kuorum Dua
Belas Rasul, dan mintalah seorang siswa untuk membacanya dengan keras:
“[Adam dan Hawa] melanggar sebuah perintah Allah yang mengharuskan bahwa
mereka meninggalkan lingkungan taman mereka tetapi yang mengizinkan
mereka untuk memiliki anak-anak sebelum menghadapi kematian jasmani.
Untuk menambahkan dukacita dan kerumitan lebih lanjut pada keadaan mereka,
pelanggaran mereka juga memiliki konsekuensi rohani, menyingkirkan mereka
dari hadirat Allah selamanya. Karena kita kemudian dilahirkan ke dalam dunia
yang terjatuh dan karena kita juga akan melanggar hukum Allah, kita juga divonis dengan
penalti yang sama yang dihadapi Adam dan Hawa .…
… Semenjak orangtua pertama itu melangkah keluar dari Taman Eden, Allah dan Bapa kita
semua, mengantisipasi keputusan Adam dan Hawa, mengutus malaikat surga untuk
memaklumkan kepada mereka—dan turun-temurun kepada kita—bahwa semua urutan ini telah
dirancang bagi kebahagiaan kekal kita. Itu adalah bagian dari rencana ilahi-Nya yang
menyediakan seorang Juruselamat, bahkan Putra Allah Sendiri—seorang ‘Adam,’ yang lain
sebagaimana Rasul Paulus sebut diri-Nya [lihat 1 Korintus 15:45]—yang akan datang di
pertengahan waktu untuk memperdamaikan pelanggaran Adam yang pertama. Pendamaian
akan mencapai kemenangan penuhnya terhadap kematian jasmani. … Belas kasihan itu juga
akan menyediakan pengampunan bagi dosa pribadi semua, sejak Adam hingga akhir dunia,
dengan syarat pertobatan dan kepatuhan pada perintah-perintah ilahi” (“Di Mana Keadilan,
Kasih, dan Belas Kasihan Bertemu,” Ensign atau Liahona, Mei 2015, 105–106).
• Mengapa kita “divonis dengan penalti yang sama yang dihadapi Adam dan
Hawa.”? (Kita dilahirkan dalam dunia yang terjatuh, dan kita melanggar
hukum-hukum Allah).
Undanglah beberapa siswa untuk bergiliran membacakan dengan lantang 2 Nefi
2:26, 28 dan Musa 5:5–9, sementara anggota kelas mencari tahu bagaimana
dampak dari Kejatuhan dapat diatasi dalam kehidupan kita.
• Menurut petikan ini, bagaimana kita dapat ditebus dari dampak rohani
Kejatuhan? (Jawaban hendaknya mencakup asas berikut: Jika kita bertobat
17
P EL A J A RA N 4
dan berseru kepada Allah memohon pengampunan, kita dapat ditebus
dari dosa-dosa kita melalui Pendamaian Yesus Kristus).
Undanglah siswa untuk merenungkan peranan Kejatuhan dalam rencana
keselamatan dan bagaimana itu “dirancang untuk kebahagiaan kekal kita.”
Undanglah satu atau dua siswa untuk berbagi pemikiran mereka kepada kelas.
2 Nefi 2:14, 16, 26–29; Helaman 14:30–31; 3 Nefi 27:13
Karunia hak pilihan
Perlihatkan pernyataan berikut oleh Presiden Russell M. Nelson dari Kuorum Dua
Belas Rasul, dan undanglah seorang siswa untuk membacakannya dengan lantang.
“Adam dan Hawa [melalui Kejatuhan] menjadi fana. Yang membahagiakan kita,
mereka juga dapat melahirkan anak-anak dan memenuhi tujuan-tujuan yang
dengannya dunia diciptakan. … Berkat-berkat lainnya datang kepada kita
melalui Kejatuhan. Itu mengaktifkan dua karunia tambahan yang terkait erat dari
Allah, hampir sama berharganya seperti kehidupan itu sendiri—hak pilihan dan
pertanggungjawaban” (“Constancy amid Change,” Ensign, November 1993, 34,
cetak miring ditambahkan).
• Dalam cara apa hak pilihan dan pertanggungjawaban “hampir sama
berharganya seperti kehidupan itu sendiri”?
Mintalah siswa untuk menelaah 2 Nefi 2:14, 16, dan 26, dengan mencari apa yang
ayat-ayat ini ajarkan mengenai bagaimana anak-anak Allah berbeda dari
ciptaan-ciptaan-Nya yang lain.
• Apa perbedaan yang ayat-ayat ini soroti antara anak-anak Allah dengan
ciptaan-ciptaan-Nya yang lain? (Siswa hendaknya mengidentifikasi ajaran
berikut: Anak-anak Allah diciptakan untuk bertindak bagi diri mereka
sendiri alih-alih untuk menjadi ditindaki).
• Apa artinya bahwa Allah menciptakan kita untuk bertindak alih-alih untuk
ditindaki?
• Mengapa penting untuk mengetahui bahwa anak-anak Allah diciptakan untuk
bertindak bagi diri mereka sendiri dan tidak untuk ditindaki?
Untuk membantu siswa menjawab pertanyaan ini, Anda dapat membahas
pernyataan berikut oleh Penatua Boyd K. Packer (1924–2015) dari Kuorum Dua
Belas Rasul:
“Pepatah mengatakan ‘Tuhan memilih saya, dan Lusifer tidak memilih saya,
tetapi adalah pilihan saya yang penting’ menguraikan suatu kepastian bersifat
ajaran bahwa hak pilihan kita lebih kuat daripada kehendak si musuh. Hak
pilihan adalah berharga. Kita dapat secara bodoh, secara buta membuangnya,
tetapi itu tidak dapat secara paksa diambil dari kita.
Ada juga alasan kuno: ‘Musuh membuat saya melakukannya.’ Tidaklah
demikian! Dia dapat menipu dan menyesatkan Anda, namun dia tidak memiliki kuasa untuk
18
PE LAJARAN 4
memaksa Anda atau siapa pun untuk melanggar” (“Membersihkan Bejana Bagian Dalam,”
Ensign atau Liahona, November 2010, 74).
Mintalah beberapa siswa untuk membaca 2 Nefi 2:26–29 dan yang lain membaca
Helaman 14:30–31. Imbaulah siswa untuk menyoroti kata atau frasa yang
memperlihatkan konsekuensi masa datang dari pilihan yang kita buat sekarang.
Undanglah siswa untuk membagikan beberapa kata dan frasa yang mereka soroti.
• Apa kebenaran yang dapat kita pelajari dari petikan-petikan mengenai dampak
dari pilihan kita? (Siswa hendaknya mengidentifikasi kebenaran berikut: Cara
kita menggunakan hak pilihan menentukan kemajuan rohani dan
berkat-berkat kekal kita).
Untuk membantu siswa memahami kebenaran ini, mintalah seorang siswa untuk
membacakan pernyataan berikut oleh Penatua Robert D. Hales dari Kuorum Dua
Belas Rasul:
“Ketika kita memilih untuk melakukan kehendak Bapa Surgawi kita, hak pilihan
kita dijaga, kesempatan kita meningkat, dan kita maju. … Pertentangannya juga
benar: ketika kita tidak mematuhi perintah dan bisikan Roh Kudus, kesempatan
kita berkurang; kemampuan kita untuk bertindak dan maju hilang. … Kepatuhan
pada perintah akhirnya melindungi hak pilihan kita” (“Hak Pilihan: Penting
dalam Rencana Kehidupan,” Ensign atau Liahona, November 2010, 25–26).
• Apa beberapa konsekuensi yang datang karena penyalahgunaan hak pilihan?
• Bagaimana kepatuhan pada perintah-perintah Allah melindungi hak
pilihan kita?
• Mengapa menggunakan hak pilihan kita “untuk melakukan kehendak Bapa
Surgawi” adalah kunci menuju kemajuan rohani kita?
Undanglah siswa untuk membaca dalam hati 3 Nefi 27:13 dan pikirkan teladan
Yesus akan penggunaan yang benar terhadap karunia hak pilihan?
• Dalam cara apa firman Juruselamat “Aku datang … untuk melakukan kehendak
Bapa” dapat membantu kita menggunakan hak pilihan dengan bijaksana?
Perlihatkan pernyataan berikut oleh Penatua Richard G. Scott dari Kuorum Dua
Belas Rasul untuk membantu siswa memahami berkat-berkat besar yang datang
karena menggunakan hak pilihan kita dengan benar:
“Tuhan menghendaki pertumbuhan dan kemajuan pribadi Anda. Kemajuan itu
ditingkatkan ketika Anda dengan rela mengizinkan Dia untuk menuntun Anda
melalui setiap pengalaman pertumbuhan yang Anda hadapi, apakah pada
awalnya itu sesuai dengan keinginan individu Anda atau tidak. Ketika Anda
memercayai Tuhan, ketika Anda bersedia untuk mengizinkan hati Anda dan
pikiran Anda terpusat pada kehendak-Nya, ketika Anda meminta untuk dituntun
oleh Roh untuk melakukan kehendak-Nya, Anda diyakinkan akan kebahagiaan terbesar di
19
P EL A J A RA N 4
sepanjang jalan dan pencapaian paling memuaskan dari pengalaman fana ini. Jika Anda
mempertanyakan segala sesuatu yang Anda diminta untuk lakukan, atau menentang setiap
tantangan yang tidak menyenangkan, Anda menjadikan lebih sulit bagi Tuhan untuk memberkati
Anda [lihat 1 Nefi 3:7].
“Hak pilihan Anda, hak untuk membuat pilihan, tidak diberikan agar Anda dapat memperoleh
apa yang Anda inginkan. Karunia ilahi ini disediakan agar Anda memilih apa yang Bapa di Surga
kehendaki bagi Anda. Dengan begitu Dia dapat menuntun Anda untuk menjadi apa yang Dia
maksudkan Anda untuk menjadi (lihat A&P 58:26–32).” (“Finding Joy in Life,” Ensign, Mei
1996, 25).
Mintalah siswa untuk memikirkan tentang saat-saat ketika mereka membuat
keputusan untuk bertindak dalam kebenaran. Undanglah beberapa siswa untuk
membagikan bagaimana konsekuensi dari keputusan itu mendatangkan berkat
bagi mereka.
Imbaulah siswa untuk merenungkan bagaimana mereka dapat dengan lebih baik
mengikuti teladan Yesus Kristus dalam melakukan kehendak Bapa Surgawi.
Bagikan kesaksian Anda bahwa penggunaan yang benar akan hak pilihan kita
dapat menuntun kita pada kehidupan kekal.
Bacaan Siswa
• 2 Nefi 2:14, 16, 19–29; Alma 42:6–10, 14; Helaman 14:30–31; 3 Nefi 27:13; Musa
5:5–9.
• Jeffrey R. Holland, “Di Mana Keadilan, Kasih, dan Belas Kasilhan Bertemu,”
Ensign atau Liahona, Mei 2015, 104–6.
20
PELAJARAN 5
Pendamaian Tak Terbatas
Yesus Kristus
Pendahuluan
Pendamaian Yesus Kristus—peristiwa terbesar yang pernah
terjadi—memungkinkan bagi semua orang untuk diampuni
dari dosa-dosa dan untuk tinggal bersama Bapa Surgawi
serta Yesus Kristus di sepanjang kekekalan. Melalui
Pendamaian, semua orang akan dibangkitkan dan kembali ke
hadirat Allah untuk dihakimi. Karena Pendamaian
mengharuskan Yesus Kristus untuk menderita dalam banyak
cara yang tak terbatas, Dia memiliki empati yang sempurna
bagi kita masing-masing.
Bacaan Latar Belakang
• Boyd K. Packer, “Pendamaian,” Ensign atau Liahona, November 2012, 75–78.
• D. Todd Christofferson, “Penebusan,” Ensign atau Liahona, Mei 2013, 109–112.
Saran untuk Pengajaran
Mosia 3:5–11; Alma 34:8–12
Hanya Yesus Kristus yang dapat menyelesaikan Pendamaian tak terbatas
Perlihatkan dan undanglah seorang siswa untuk membacakan dengan lantang
pernyataan berikut oleh Presiden James E. Faust (1920–2007) dari
Presidensi Utama:
“Saya ingin berbicara tentang peristiwa terbesar dalam semua sejarah. Peristiwa
tunggal itu adalah Pendamaian tak tertandingi dari Tuhan dan Juruselamat kita,
Yesus Kristus. Ini adalah tindakan paling mulia yang pernah terjadi” (“The
Atonement: Our Greatest Hope,” Ensign, November 2001, 18).
Undanglah dua atau tiga siswa untuk bergiliran membacakan dengan lantang
Alma 34:8–12 sementara anggota kelas menandai kata atau frasa yang
mengilustrasikan mengapa Pendamaian adalah peristiwa terbesar dalam sejarah.
• Mengapa Pendamaian Yesus Kristus merupakan peristiwa terbesar yang pernah
terjadi? (Tekankan kebenaran ini: Pendamaian Yesus Kristus adalah tak
terbatas dan kekal, menjadikan keselamatan mungkin bagi seluruh umat
manusia).
Pertimbangkan membagikan pernyataan berikut oleh Presiden Russell M. Nelson
dari Kuorum Dua Rasul:
21
P EL A J A RA N 5
“Pendamaian yang tak terbatas diperlukan untuk menebus Adam, Hawa, dan
semua keturunan mereka. … Menurut hukum kekal, pendamaian itu
memerlukan pengurbanan pribadi oleh makhluk baka yang tidak tunduk pada
kematian. Tetapi Dia harus mati dan mengambil tubuh-Nya sendiri lagi.
Juruselamat adalah satu-satunya orang yang dapat memenuhi ini. Dari ibu-Nya
Dia mewarisi kuasa untuk mati. Dari Bapa-Nya Dia memperoleh kuasa atas
kematian” (“Constancy amid Change,” Ensign, November 1993, 34).
• Mengapa Yesus Kristus merupakan satu-satunya orang yang dapat menebus
semua orang? (Dia adalah makhluk baka yang tidak tunduk pada kematian).
• Dalam hal-hal apa kurban Pendamaian Yesus Kristus tak terbatas dan kekal?
Untuk membantu menjawab pertanyaan ini, perlihatkan pernyataan berikut oleh
Presiden Russell M. Nelson, dan mintalah seorang siswa untuk membacanya
dengan lantang:
“Pendamaian [Yesus Kristus] adalah tak terbatas—tanpa akhir. Itu juga tak
terbatas yang di dalamnya seluruh umat manusia akan diselamatkan dari
kematian kekal. Itu tak terbatas dalam hal penderitaan hebat-Nya. … Itu tak
terbatas dalam jangkauan—itu harus dilakukan satu kali bagi semua. Dan belas
kasihan dari Pendamaian terulur tidak saja bagi jumlah tak terbatas orang-orang,
namun juga bagi jumlah tak terbatas dunia-dunia yang diciptakan oleh-Nya. Itu
tak terbatas melampaui skala ukuran manusia atau pemahaman fana mana pun” (“The
Atonement,” Ensign, November 1996, 35).
Jelaskan bahwa di akhir pemerintahannya, Raja Benyamin mengajarkan kepada
rakyatnya bahwa seorang malaikat telah memaklumkan kepadanya pesan “kabar
gembira tentang sukacita yang besar” yang akan menyebabkan orang “dipenuhi
dengan sukacita” (Mosia 3:2–4). Mintalah beberapa siswa untuk bergiliran
membacakan dengan lantang Mosia 3:5–11 sementara anggota kelas menyimak,
dengan mencari “kabar gembira” yang Raja Benyamin uraikan.
• Apa pesan dalam ayat-ayat ini yang menurut Anda akan menyebabkan rakyat
Raja Benyamin dipenuhi dengan sukacita? (Sewaktu siswa merespons,
tekankan bahwa Yesus Kristus memungkinkan keselamatan).
• Apa kata atau frasa yang menguraikan harga yang Yesus Kristus telah bayarkan
bagi keselamatan kita?
Undanglah seorang siswa untuk membacakan pernyataan berikut oleh Penatua
James E. Talmage (1862–1933) dari Kuorum Dua Belas Rasul:
“Penderitaan Kristus di taman tak terbayangkan oleh pikiran terbatas, baik
intensitas maupun penyebabnya. … Dia bergumul dan merintih di bawah beban
seperti itu yang makhluk lain mana pun yang pernah hidup di bumi bahkan dapat
bayangkan mungkin untuk ditanggung. Itu bukanlah rasa sakit fisik, tidak juga
penderitaan mental semata, yang menyebabkan Dia menderita siksaan semacam
itu sehingga menyebabkan darah mengalir dari setiap pori; namun itu semacam
22
PE LAJARAN 5
penderitaan rohani jiwa yang Allah semata mampu mengalaminya. Tidak ada orang lain, betapa
pun besar kuasa fisiknya atau ketahanan mentalnya, dapat menderita demikian” (Jesus the
Christ, edisi ke-3 [1916], 613).
• Apa pemikiran dan perasaan yang Anda miliki sewaktu Anda merenungkan
besarnya penderitaan Yesus Kristus bagi kita?
2 Nefi 9:6-12, 20–22
Yesus Kristus mengatasi baik kematian jasmani maupun rohani.
Mintalah siswa membayangkan apa yang akan terjadi jika tidak ada Pendamaian.
Untuk membantu siswa memvisualisasikan seperti apa keadaan umat manusia jika
tidak ada Pendamaian, mintalah seorang siswa untuk membacakan 2 Nefi 9:6–9
dengan lantang. Undanglah anggota kelas untuk menyimak, dengan mencari frasa
yang menguraikan bagaimana nasib kita tanpa Pendamaian.
• Menurut Nabi Yakub, apa yang akan terjadi terhadap tubuh kita seandainya
tidak ada Pendamaian? Apa yang akan terjadi terhadap roh kita?
Ingatkan siswa bahwa pesan utama Injil adalah bahwa karena Pendamaian Yesus
Kristus, kita tidak harus mengalami nasib yang mengerikan ini.
Mintalah dua siswa untuk bergiliran membaca dengan lantang 2 Nefi 9:10–12,
20–22 sementara anggota kelas mencari tahu makna yang melaluinya kita
dibebaskan dari kematian rohani dan jasmani.
• Apa artinya menyediakan bagi kita untuk lolos dari kematian rohani dan
jasmani? (Bantulah siswa meringkas ajaran ini: Melalui Pendamaian, Yesus
Kristus mengatasi dampak dari kematian jasmani dan rohani).
• Apa yang ayat-ayat ini ajarkan mengenai berkat-berkat Kebangkitan? (Tubuh
jasmani kita dan roh kita akan dipersatukan sepanjang kekekalan). Kita akan
dibawa kembali ke hadirat Allah untuk penghakiman).
Perlihatkan pernyataan berikut oleh Penatua D. Todd Christofferson dari Kuorum
Dua Belas Rasul, dan mintalah seorang siswa membacakannya dengan lantang:
“Melalui Pendamaian dan Kebangkitan-Nya, Yesus Kristus telah mengatasi
semua aspek dari Kejatuhan. Kematian jasmani akan bersifat sementara, dan
bahkan kematian rohani memiliki akhir, karena semua kembali ke hadirat Allah,
setidaknya untuk sementara, untuk diadili” (“Kebangkitan Yesus Kristus,” Ensign
atau Liahona, Mei 2014, 112).
• Kapankah Anda telah merasakan bersyukur bahwa Yesus Kristus telah
mengatasi kematian jasmani dan rohani?
23
P EL A J A RA N 5
Mosia 3:11, 16; 15:7–9; Alma 7:11–13; Moroni 8:8–12; Ajaran dan
Perjanjian 137:7–9
Melalui Pendamaian-Nya, Yesus Kristus menawarkan penebusan kepada
semua orang
Ingatkan siswa bahwa selain membebaskan seluruh umat manusia dari kematian
jasmani dan rohani yang disebabkan oleh Kejatuhan, Yesus Kristus dapat
membebaskan kita dari kematian rohani yang disebabkan oleh dosa-dosa kita
sendiri. Undanglah seorang siswa untuk membacakan Mosia 15:7–9 dengan
lantang sewaktu anggota kelas mencari bagaimana Kristus memungkinkan bagi
kita untuk ditebus dari dosa-dosa kita.
• Apa yang ayat-ayat ini ajarkan mengenai bagaimana Kristus memungkinkan
bagi kita untuk ditebus dari dosa-dosa kita? (Tekankan ajaran ini: Melalui
Pendamaian, Yesus Kristus mematahkan belenggu kematian dan
mengambil kelemahan kita ke atas diri-Nya Sendiri, memuaskan
tuntutan keadilan dan memperoleh kuasa untuk membuat perantaraan
bagi kita).
• Apa arti dari kata perantaraan ? (Perantaraan adalah tindakan intervensi antara
pihak-pihak untuk membantu mereka mengatasi perbedaan. Dalam hal ini,
Yesus menjadi perantara kita dan Allah untuk mendamaikan hubungan yang
hancur yang disebabkan oleh dosa-dosa kita).
Jelaskan bahwa Kitab Mormon membantu kita memahami bagaimana Pendamaian
Yesus Kristus menyelamatkan anak-anak kecil dan orang-orang yang telah mati
tanpa menerima Injil atau dibaptiskan.
Mintalah sebagian dari anggota kelas membaca dalam hati Mosia 3:16 dan
merujuksilangkan dengan Moroni 8:8–12. Mintalah sebagian lain dari anggota
kelas membaca dalam hati Mosia 3:11 dan merujuksilangkan dengan A&P 137:7–9.
• Apa yang ayat-ayat ini ajarkan mengenai keselamatan anak-anak yang mati
sebelum dibaptiskan?
• Apa yang ayat-ayat ini ajarkan tentang keselamatan dari mereka yang “telah
mati tanpa mengetahui kehendak Allah”? (Mosia 3:11).
Beri tahulah siswa bahwa melalui Pendamaian Juruselamat yang memperoleh
empati sempurna untuk memahami kita dan membantu kita melalui
tantangan-tantangan kefanaan. Mintalah siswa untuk menyelidiki Alma 7:11–13,
dengan mencari kata-kata yang menguraikan tantangan-tantangan fana yang
Yesus Kristus alami sebagai bagian dari Pendamaian. Sewaktu siswa melaporkan
temuan mereka, daftarlah kata-kata berikut di papan tulis: rasa sakit, penderitaan,
godaan, penyakit, kematian, kelemahan (ketidakberdayaan atau ketidakmampuan), dan
dosa. Tandaskan frasa “setiap jenis” dalam Alma 7:11, dan mintalah siswa untuk
membagikan contoh-contoh tentang berbagai keadaan yang tertera di papan tulis.
Tandaskan bahwa frasa “mengambil ke atas diri-Nya” diulangi beberapa kali di
ayat 11–13. (Catatan: Mengidentifikasi pengulangan merupakan keterampilan
penelaahan tulisan suci yang dapat Anda tekankan di sini. Menyimak pengulangan
tulisan suci dapat membantu pembelajar mengidentifikasi poin-poin
penekanan kunci).
24
PE LAJARAN 5
• Menurut ayat 11–12, mengapa Yesus Kristus “mengambil ke atas diri-Nya” rasa
sakit, penyakit, kelemahan, dan kondisi-kondisi lainnya yang tertera di papan
tulis? (Bantulah siswa mengidentifikasi asas ini: Juruselamat mengambil ke
atas diri-Nya rasa sakit, penyakit, dan kelemahan kita agar Dia dapat
menolong kita sewaktu kita menghadapi tantangan-tantangan kefanaan).
Perlihatkan pernyataan berikut oleh Penatua Jeffrey R. Holland dari Kuorum Dua
Belas Rasul, dan mintalah seorang siswa untuk membacanya dengan lantang:
2006, 70–71).
“Saya bersaksi bahwa Pendamaian Juruselamat mengangkat dari kita tidak saja
beban dosa kita, namun juga beban kekecewaan dan kemalangan, sakit hati dan
penderitaan kita [lihat Alma 7:11–12]. Sejak awal kepercayaan dalam bantuan
semacam itu telah memberi kita alasan dan cara untuk berkembang, suatu
insentif untuk melepaskan beban kita dan mengambil keselamatan kita”
(“Hal-Hal yang Rusak yang Harus Diperbaiki,” Ensign atau Liahona, Mei
• Bagaimana memercayai Pendamaian Juruselamat memengaruhi tindakan Anda
dan perspektif kekal Anda?
• Bagaimana memahami kebenaran dalam Alma 7:11–13 dapat membantu Anda
sewaktu Anda menghadapi tantangan?
Undanglah siswa untuk membagikan pengalaman di mana mereka merasakan
kuasa Pendamaian Yesus Kristus dalam kehidupan mereka (peringatkan mereka
untuk tidak membagikan apa pun yang terlalu sakral atau pribadi).
Undanglah siswa untuk menuliskan apa yang dapat mereka lakukan untuk dengan
lebih baik menerapkan kuasa penyembuhan dan memperkuatkan dari Pendamaian
Juruselamat dalam kehidupan mereka sendiri. Doronglah mereka untuk menindaki
kesan mereka.
Bacaan Siswa
• 2 Nefi 9:6–12, 20–22; Mosia 3:5–11, 16; 15:7–9; Alma 7:11–13; 34:8–12; Moroni
8:8–12; Ajaran dan Perjanjian 137:7–9.
• D. Todd Christofferson, “Penebusan,” Ensign atau Liahona, Mei 2013, 109–112.
25
PELAJARAN 6
Kitab Mormon Ditulis untuk
Zaman Kita
Pendahuluan
Kitab Mormon dan Injil Yesus Kristus yang dipulihkan adalah
bagian dari “suatu pekerjaan yang menakjubkan dan suatu
keajaiban” yang didatangkan oleh Allah di zaman akhir
(2 Nefi 25:17). Karena Kitab Mormon memuat kegenapan
Injil, itu memainkan suatu peranan kunci dalam mengatasi
kemurtadan dan membawa jiwa-jiwa kepada Kristus.
Pelajaran ini menekankan bahwa catatan sakral ini ditulis
oleh para penulis terilhami yang melihat zaman kita.
Bacaan Latar Belakang
• Jeffrey R. Holland, “Keamanan bagi Jiwa,” Ensign atau Liahona, November
2009, 88–90.
• “Mengisi Bumi dan Kehidupan Kita dengan Kitab Mormon,” bab 10 dalam
Ajaran-Ajaran Presiden Gereja: Ezra Taft Benson [2014], 161–171).
Saran untuk Pengajaran
2 Nefi 27:6, 29–30, 35; 3 Nefi 29:1–2; Musa 7:62; Joseph
Smith—Sejarah 1:34
Peranan Kitab Mormon di zaman akhir
Jelaskan kepada siswa bahwa Kitab Mormon mencatat nubuat-nubuat bahwa akan
ada kejahatan dan kemurtadan di bumi di zaman akhir (lihat 2 Nefi 27:1, 4–5).
Kitab Mormon juga mencatat solusi Tuhan terhadap masalah-masalah ini.
Mintalah seorang siswa untuk membaca 2 Nefi 27:6, 29–30, 35 dengan lantang
sementara anggota kelas mencari solusi Tuhan.
• Menurut ayat-ayat ini, apa yang akan Tuhan lakukan di zaman akhir ini untuk
mengatasi kejahatan dan kemurtadan?
• Dengan cara-cara apa Kitab Mormon menyediakan solusi bagi kejahatan di
zaman akhir?
Beri tahulah siswa bahwa Mormon mencatat sebuah nubuat mengenai peranan
tambahan yang Kitab Mormon akan mainkan di zaman akhir. Berilah siswa
beberapa menit untuk menelaah 3 Nefi 29:1–2 dan mencari nubuat itu. Anda dapat
menandaskan bahwa frasa “perkataan ini” merujuk pada Kitab Mormon.
• Apa pekerjaan penting yang akan dimulai dengan tampilnya Kitab Mormon?
(Pengumpulan Israel).
Jelaskan bahwa Presiden Ezra Taft Benson (1899–1994) menguraikan peranan
utama Kitab Mormon dalam Pemulihan Injil dan awal dari pekerjaan Tuhan di
zaman akhir. Undanglah seorang siswa untuk membacakan dengan lantang
pernyataan berikut:
26
PE LAJARAN 6
“[Kitab Mormon] diterbitkan hanya beberapa hari sebelum Gereja diorganisasi.
Orang-Orang suci diberi Kitab Mormon untuk dibaca sebelum mereka diberi
wahyu yang menjelaskan ajaran-ajaran besar seperti tiga tingkat kemuliaan,
pernikahan selestial, atau pekerjaan bagi yang telah mati. Itu datang sebelum
kuorum-kuorum imamat dan organisasi Gereja. Tidakkah itu memberi tahu kita
sesuatu mengenai bagaimana Tuhan memandang pekerjaan sakral ini?” (“The
Book of Mormon—Keystone of Our Religion,” Ensign, November 1986, 4).
• Mengapa menurut Anda bahwa tampilnya Kitab Mormon mendahului begitu
banyak peristiwa penting lainnya dalam Pemulihan dan sedemikian penting
bagi pekerjaan Tuhan dalam mengumpulkan Israel serta mengatasi kejahatan di
zaman akhir?
Untuk membantu menjawab pertanyaan ini, mintalah seorang siswa untuk
membaca Joseph Smith—Sejarah 1:34 dengan lantang. Undanglah anggota kelas
untuk mencari apa yang termuat dalam Kitab Mormon.
• Apa yang termuat dalam Kitab Mormon? (Bantulah siswa mengidentifikasi
kebenaran berikut: Kitab Mormon memuat kegenapan Injil Yesus Kristus).
• Apa arti pernyataan Moroni bahwa Kitab Mormon memuat “kegenapan Injil
yang abadi”?
Untuk membantu menjawab pertanyaan ini, perlihatkan pernyataan berikut oleh
Presiden Ezra Taft Benson dan mintalah seorang siswa untuk membacanya:
“Tuhan Sendiri telah menyatakan bahwa Kitab Mormon memuat ‘kegenapan Injil
Yesus Kristus’ (A&P 20:9). Itu tidak berarti Kitab Mormon memuat setiap ajaran,
setiap doktrin yang pernah diwahyukan. Alih-alih, itu berarti bahwa dalam Kitab
Mormon kita akan menemukan kegenapan dari ajaran-ajaran tersebut yang
diperlukan bagi keselamatan kita. Dan itu diajarkan secara gamblang dan secara
sederhana” (Ajaran-Ajaran Presiden Gereja: Ezra Taft Benson [2014], 156).
• Apa saja beberapa “ajaran yang diperlukan bagi keselamatan kita” yang
terdapat dalam Kitab Mormon? (Ajaran ini mencakup Pendamaian, iman
kepada Yesus Kristus, pertobatan, pembaptisan, dan karunia Roh Kudus).
Jelaskan bahwa Tuhan mengajarkan kepada Nabi Henokh mengenai signifikansi
Kitab Mormon di zaman akhir. Undanglah seorang siswa untuk membacakan
Musa 7:62 dengan lantang. (Anda dapat menuliskan di papan tulis bahwa
“kesalehan yang [diturunkan] dari surga” merujuk pada wahyu-wahyu yang
memungkinkan Pemulihan dan “kebenaran yang [dikeluarkan] dari bumi”
merujuk pada Kitab Mormon. Imbaulah siswa untuk menuliskan definisi ini di
pinggir tulisan suci mereka atau membuat catatan dalam tulisan suci elektronik
mereka).
• Menurut ayat ini, bagaimana Kitab Mormon akan digunakan di zaman akhir?
(Untuk membantu mengumpulkan umat pilihan Allah ke dalam Gereja dari
empat penjuru bumi).
27
P EL A J A RA N 6
• Kapankah Anda telah melihat Kitab Mormon membantu seseorang menjadi
diinsafkan pada Injil dan bergabung dengan Gereja Tuhan?
• Apa saja cara kita dapat “menyapu bumi” dengan kesalehan dan pesan dari
Kitab Mormon “bagaikan dengan air bah”?
Undanglah siswa untuk bertekad melakukan sesuatu untuk “mengisi” hati mereka,
rumah mereka, dan bumi dengan pesan Kitab Mormon selama minggu
mendatang.
3 Nefi 21:9–11
Kebenaran Kitab Mormon menahan pertentangan
Mintalah siswa untuk memikirkan suatu saat ketika mereka membela Kitab
Mormon atau pesan Pemulihan Injil terhadap pertentangan.
Undanglah seorang siswa untuk membaca 3 Nefi 21:9–11 dengan lantang. Sebelum
siswa mulai membaca, jelaskan bahwa Penatua Jeffrey R. Holland dari Kuorum Dua
Belas Rasul mengidentifikasi “hamba” dalam ayat-ayat ini sebagai Joseph Smith
(lihat Christ and the New Covenant [1997], 287–288).
• Bagaimana Nabi Joseph Smith sesuai dengan deskripsi yang terdapat dalam
ayat-ayat ini?
• Menurut ayat-ayat ini, apa yang Juruselamat akan perlihatkan kepada
orang-orang yang menentang Joseph Smith dan Kitab Mormon di zaman
akhir? (Bantulah siswa mengidentifikasi ajaran berikut: Kebijaksanaan Allah
lebih besar daripada kelicikan iblis).
• Bagaimana Kitab Mormon membantu memperlihatkan bahwa “kebijaksanaan
Allah lebih besar daripada kelicikan iblis”?
Perlihatkan dan bacakan pernyataan berikut oleh Penatua Jeffrey R. Holland dari
Kuorum Dua Belas Rasul:
“Selama [lebih dari 180] tahun kitab ini telah diperiksa dan diserang, ditolak dan
dibedah, dijadikan sasaran dan dicabik mungkin seperti yang belum pernah
dialami buku lainnya dalam sejarah keagamaan modern—mungkin seperti yang
belum pernah dialami buku lainnya dalam sejarah keagamaan mana pun. Dan
masih demikian adanya. Teori-teori yang gagal mengenai asal mulanya telah
dilahirkan dan diulang-ulang serta telah mati. … Tidak satu pun dari jawaban
yang sungguh menyedihkan ini bagi kitab ini pernah bertahan terhadap pemeriksaan tidak ada
jawaban lain daripada yang Joseph berikan sebagai penerjemahnya yang muda yang tak
terpelajar. Dalam hal ini saya sepakat dengan kakek buyut saya sendiri, yang mengatakan
dengan cukup sederhana, ‘Tidak ada orang jahat yang dapat menulis buku seperti ini; dan tidak
ada orang baik yang dapat menulisnya, kecuali itu benar dan dia diperintahkan oleh Allah untuk
melakukannya’” (“Keamanan bagi Jiwa,” Ensign atau Liahona, November 2009, 89).
• Mengapa menurut Anda ada begitu banyak pertentangan terhadap
Kitab Mormon?
• Apa pengalaman yang telah mengajari Anda bahwa Kitab Mormon dapat
menahan pertentangan yang ditimbulkan terhadapnya?
28
PE LAJARAN 6
• Apa yang telah Anda rasakan dan apa yang telah Anda pelajari sewaktu Anda
mengajarkan kepada orang lain mengenai Kitab Mormon atau membela
kebenaran-kebenarannya?
Mormon 8:1–5, 26–35
Kitab Mormon ditulis untuk zaman kita.
Ingatkan siswa bahwa Moroni menyaksikan kehancuran dari perabadannya.
Mintalah siswa untuk membaca Mormon 8:1–5 dan memikirkan apa yang Moroni
mungkin perlu lakukan untuk melindungi lempengan-lempengan emas.
• Bayangkan bahwa Anda adalah Moroni. Apa saja alasan mengapa Anda
menghendaki orang lain membaca catatan Anda?
Mintalah siswa untuk membaca Mormon 8:26–35, dengan mencari apa yang
Moroni nubuatkan tentang kondisi-kondisi pada saat ketika Kitab Mormon akan
ditampilkan. Anda dapat mengimbau siswa untuk menandai apa yang mereka
temukan.
• Bagaimana Moroni menguraikan zaman ketika Kitab Mormon akan
ditampilkan? (Itu akanlah menjadi suatu zaman kemurtadan dan kejahatan).
• Apa rangkuman yang dapat Anda buat berdasarkan pada ayat 35? (Anda dapat
menandaskan bahwa selain Moroni, nabi-nabi lain seperti Nefi, Yakub, dan
Mormon menyatakan bahwa mereka menulis untuk angkatan-angkatan yang
akan datang. Pertimbangkan untuk meminta siswa merujuksilangkan ayat 35
dengan 2 Nefi 25:21–22 dan Mormon 7:1).
• Mengapa penting untuk mengetahui bahwa Moroni dan para penulis Kitab
Mormon lainnya tanggap terhadap masalah-masalah yang kita hadapi dewasa
ini? (Sewaktu Anda membahas pertanyaan ini, tekankan kebenaran berikut:
Ajaran-ajaran dalam Kitab Mormon sangat berharga bagi kita di zaman
sekarang karena para penulis tanggap terhadap masalah-masalah yang
akan kita hadapi).
Untuk membantu siswa memahami kebenaran ini, undanglah seorang siswa untuk
membacakan dengan lantang pernyataan berikut oleh Presiden Ezra Taft Benson:
“Kitab Mormon … ditulis untuk zaman kita. Orang-orang Nefi tidak pernah
memiliki kitab ini; demikian juga orang-orang Laman di zaman dahulu. Kitab ini
diperuntukkan bagi kita. Mormon menulis menjelang akhir peradaban bangsa
Nefi. Di bawah ilham Allah, yang melihat segala hal dari awal, dia meringkas
berabad-abad catatan, memilih cerita-cerita, pembicaraan, dan
peristiwa-peristiwa yang akan paling bermanfaat bagi kita.
Setiap dari penulis utama Kitab Mormon bersaksi bahwa dia menulis untuk angkatan-angkatan
yang akan datang. … Jika mereka melihat zaman kita dan memilih hal-hal itu yang akan paling
berguna bagi kita, tidakkah dengan cara seperti itu pula kita hendaknya menelaah Kitab
Mormon? Kita hendaknya terus-menerus menanyakan pada diri kita sendiri, ‘Mengapa Tuhan
mengilhami Mormon (atau Moroni atau Alma) untuk memasukkan itu ke dalam catatannya? Apa
pelajaran yang dapat saya petik dari itu untuk membantu saya hidup di zaman dan masa ini?’”
(Ajaran-Ajaran: Ezra Taft Benson, 166).
29
P EL A J A RA N 6
• Bagaimana mengingat bahwa Kitab Mormon ditulis untuk zaman kita
mengubah cara kita membacanya?
Undanglah siswa untuk memberikan contoh tentang bagaimana Kitab Mormon
telah memberi mereka arahan, kekuatan, jawaban terhadap pertanyaan, atau solusi
terhadap masalah.
Bacaan Siswa
• 2 Nefi 25:17–18; 3 Nefi 21:9–11; 29:1–4; Mormon 8:1–5, 26–35; Eter 12:22–26;
Musa 7:62; Joseph Smith—Sejarah 1:34.
• “Mengisi Bumi dan Kehidupan Kita dengan Kitab Mormon,” bab 10 dalam
Ajaran-Ajaran Presiden Gereja: Ezra Taft Benson [2014], 161–171).
30
PELAJARAN 7
Kitab Mormon dan Alkitab
Pendahuluan
Sebagai rekanan untuk Alkitab, Kitab Mormon adalah satu
kesaksian lagi tentang keilahian Kristus dan peranan-Nya
sebagai Juruselamat dunia. Kitab Mormon memulihkan
kebenaran-kebenaran yang gamblang dan berharga yang
telah hilang dari Alkitab. Ketika kita menelaah Kitab
Mormon, pemahaman kita tentang ajaran-ajaran dalam
Alkitab diperjelas.
Bacaan Latar Belakang
• Russell M. Nelson, “Saksi Tulisan Suci,” Ensign atau Liahona, November
2007, 43–46.
• Tad R. Callister, “Kitab Mormon—Sebuah Kitab dari Allah,” Ensign atau
Liahona, November 2011, 74–76.
Saran untuk Pengajaran
Yehezkiel 37:15–19; 2 Nefi 3:11–12; 29:3–10
Alkitab dan Kitab Mormon adalah kesaksian terpadu tentang Yesus Kristus.
Tanyakan kepada siswa apa yang dapat mereka katakan kepada seseorang yang
menyatakan keraguan mengenai Kitab Mormon karena Allah telah memberikan
kepada kita Kitab Mormon.
Undanglah siswa untuk membaca dalam hati 2 Nefi 29:3–10 dan menandai frasa
yang mengindikasikan alasan Tuhan untuk menyediakan lebih dari satu kitab
tulisan suci.
• Apa yang Tuhan katakan mengenai mereka yang bereaksi dengan keraguan
terhadap tulisan suci selain Alkitab?
• Menurut ayat 8, apa yang Tuhan katakan adalah tujuan-Nya untuk
mengungkapkan tulisan suci selain Alkitab? (Siswa mungkin memberikan
beragam jawaban, namun mereka hendaknya mengidentifikasi kebenaran
berikut: Alkitab dan Kitab Mormon bersama-sama memberikan kesaksian
tentang Yesus Kristus).
• Apa yang Anda pelajari dari petikan ini yang membantu Anda memahami
pentingnya memiliki kesaksian tulisan suci tambahan?
Untuk memperdalam pemahaman siswa tentang bagaimana Alkitab dan Kitab
Mormon bekerja bersama untuk bersaksi tentang Yesus Kristus, perlihatkan
pernyataan berikut oleh Presiden Russell M. Nelson dari Kuorum Dua Belas Rasul,
dan mintalah seorang siswa untuk membacanya dengan lantang:
31
P EL A J A RA N 7
“Saksi tulisan suci saling mengabsahkan. Konsep ini dijelaskan dahulu sekali
ketika seorang nabi menulis bahwa Kitab Mormon ‘dituliskan dengan maksud
supaya kamu boleh memercayai [Alkitab]; dan jika kamu memercayai [Alkitab],
kamu akan memercayai [Kitab Mormon] juga’ [Mormon 7:9]. Setiap kitab
merujuk pada yang lainnya. Setiap kitab berdiri sebagai bukti bahwa Allah hidup
dan berbicara kepada anak-anak-Nya melalui wahyu kepada para nabi-Nya.
Kasih bagi Kitab Mormon memperluas kasih seseorang bagi Alkitab, dan sebaliknya. Tulisan suci
Pemulihan tidak bersaing dengan Alkitab; itu melengkapi Alkitab” (“Saksi Tulisan Suci,” Ensign
atau Liahona, November 2007, 43).
• Apa yang menonjol bagi Anda dalam uraian Presiden Nelson tentang
hubungan antara dua kitab tulisan suci ini, dan mengapa?
Ingatkan siswa bahwa nabi Perjanjian Lama, Yehezkiel, menubuatkan bahwa
papan Yehuda dan papan Yusuf akan digabungkan bersama. Jelaskan bahwa
“papan” dapat merujuk loh kayu ataupun gulungan yang digulung di sekitar
batang kayu (lihat Boyd K. Packer, “Scriptures,” Ensign, November 1982, 51).
Mintalah seorang siswa untuk membaca Yehezkiel 37:15–19 dengan lantang.
• Apa yang papan-papan ini lambangkan? (Bila perlu, jelaskan bahwa “papan
Yehuda” merujuk pada Alkitab dan “papan Efraim” pada Kitab Mormon).
• Menurut Anda apa artinya bahwa dua papan atau kitab tulisan suci ini
“menjadi satu dalam tanganmu”? (ayat 17, 19).
Untuk membantu siswa menjawab pertanyaan ini, bagikan pernyataan berikut oleh
Penatua Boyd K. Packer (1924–2015) dari Kuorum Dua Belas Rasul. Jelaskan bahwa
tak lama setelah Presiden Packer membuat pernyataan ini, Gereja telah
menerbitkan edisi baru Kitab Mormon dan Alkitab. Setiap kitab memuat catatan
kaki dan bantuan tulisan suci lainnya yang merujuk pada kitab lainnya, dengan
demikian mempersatukan keduanya dalam suatu cara baru. Undanglah siswa
untuk mendengarkan berkat-berkat yang tersedia bagi mereka yang menelaah
Alkitab dan Kitab Mormon bersama-sama.
“Papan atau catatan Yehuda … dan papan atau catatan Efraim … sekarang
terjalin bersama dengan cara sedemikian rupa sehingga sewaktu Anda membaca
yang satu Anda tertarik pada yang lain; sewaktu Anda belajar dari yang satu
Anda diterangi oleh yang lain. Keduanya memang satu dalam tangan kita.
Nubuat Yehezkiel sekarang digenapi.
Seiring berlalunya waktu, tulisan suci ini akan menghasilkan generasi-generasi
Kristen yang setia berikutnya yang mengenal Tuhan Yesus Kristus dan bersedia untuk mematuhi
kehendak-Nya .…
… Wahyu akan dibukakan kepada [angkatan-angkatan baru] seperti yang tidak pernah terjadi
sebelumnya dalam sejarah dunia. Ke dalam tangan mereka sekarang ditempatkan papan Yusuf
dan Yehuda. Mereka akan mengembangkan pengetahuan Injil melampaui apa yang dapat
leluhur mereka capai. Mereka akan memiliki kesaksian bahwa Yesus adalah Kristus dan mampu
untuk memaklumkan Dia dan membela Dia” (“Scriptures,” Ensign, November 1982, 53).
32
PE LAJARAN 7
• Apa berkat-berkat yang tersedia ketika kita menelaah Kitab Mormon dan
Alkitab bersama sebagai satu? (Siswa hendaknya mengidentifikasi asas berikut:
Ketika kita menelaah Alkitab dan Kitab Mormon bersama-sama, kita
menerima suatu kesaksian yang lebih besar bahwa Yesus adalah Kristus).
• Bagaimana menelaah Kitab Mormon dan Alkitab bersama-sama telah
memperdalam pengetahuan dan kesaksian Anda tentang Yesus Kristus?
Mintalah seorang siswa untuk membacakan 2 Nefi 3:11–12. (Mungkin bermanfaat
untuk memperjelas bahwa ayat-ayat ini adalah bagian dari nubuat oleh Yusuf dari
Mesir. Dalam ayat-ayat ini Yusuf menyebutkan dua kitab—kitab yang ditulis oleh
buah keturunan aurat Yusuf adalah Kitab Mormon, dan kitab yang ditulis oleh
buah keturunan aurat Yehuda adalah Alkitab).
• Apa dampak yang Kitab Mormon dan Alkitab miliki pada dunia sewaktu dua
kitab ini “tumbuh bersama”? (Siswa hendaknya mengidentifikasi gagasan ini:
Kitab-kitab tersebut akan mengacaukan ajaran-ajaran palsu, meredam
perselisihan, dan menegakkan perdamaian).
Mintalah siswa untuk merenungkan bagaimana mereka dapat menggunakan Kitab
Mormon dan Alkitab bersama-sama untuk memperkuat kesaksian dan iman
mereka kepada Bapa Surgawi dan Yesus Kristus. Undanglah siswa untuk
membagikan pemikiran dan kesan mereka. Juga undanglah mereka untuk
menindaki bisikan-bisikan yang mereka terima.
1 Nefi 13:23–29, 35–36, 38–41
Kebenaran-kebenaran yang gamblang dan berharga telah dipulihkan
Ingatkan siswa bahwa Nabi Joseph Smith diperintahkan oleh Tuhan untuk
membuat revisi yang terilhami dari Alkitab Versi Raja James. Revisi ini sekarang
dikenal sebagai Terjemahan Joseph Smith. Perlihatkan dan bacalah pernyataan
berikut oleh Nabi Joseph Smith (1805–1844):
“Saya memercayai Alkitab sebagaimana kitab itu terbaca ketika datang dari
pena para penulis aslinya. Para penerjemah yang kurang tahu, para penulis yang
tidak hati-hati, atau para imam yang berancangan jahat dan busuk telah
melakukan banyak kekeliruan” (Ajaran-Ajaran Presiden Gereja: Joseph Smith
[2007], 237–238).
• Mengapa revisi yang diilhami dari Alkitab diperlukan?
Ingatkan siswa bahwa Nefi memiliki sebuah penglihatan tentang tampilnya
Alkitab. Undanglah seorang siswa untuk membacakan 1 Nefi 13:23–25 dengan
lantang. Mintalah anggota kelas untuk mencari uraian Nefi tentang Alkitab ketika
itu pertama kali ditulis.
• Apa yang malaikat ajarkan kepada Nefi mengenai Alkitab ketika itu pertama
kali diciptakan? (Itu “memuat perjanjian-perjanjian Tuhan,” itu “amat
berharga,” dan itu “memuat kegenapan Injil Tuhan”).
33
P EL A J A RA N 7
Undanglah siswa untuk membaca 1 Nefi 13:26–28, dengan mencari apa yang Nefi
pelajari akan terjadi terhadap Alkitab dan untuk alasan apa.
• Apa yang gereja yang besar dan keji lakukan terhadap Alkitab? (Tekankan
bahwa gereja yang besar dan keji bukanlah gereja atau organisasi tertentu apa
pun melainkan suatu istilah umum bagi mereka semua yang menentang
melawan Kristus [lihat 1 Nefi 13:4–9; 14:10]).
• Menurut ayat 27, mengapa bagian-bagian yang gamblang dan berharga ini
diambil?
Undanglah seorang siswa untuk membacakan 1 Nefi 13:29 dengan lantang
sementara anggota kelas mencari akibat dari bagian-bagian yang gamblang dan
berharga diambil dari Alkitab.
• Apa yang terjadi sebagai akibat dari ajaran-ajaran Tuhan yang gamblang dan
berharga diambil dari Alkitab?
• Apa bukti yang Anda lihat di dunia zaman sekarang bahwa “amat sangat
banyak orang tersandung” sebagai akibat dari kurangnya kebenaran yang
gamblang dan berharga?
Undanglah sejumlah siswa untuk bergiliran membaca dengan lantang 1 Nefi
13:35–36, 38–41 sementara anggota kelas mencari solusi Tuhan bagi masalah ini.
• Apa yang akan Tuhan lakukan untuk mengatasi masalah-masalah yang
ditimbulkan oleh pengambilan kebenaran-kebenaran yang gamblang dan
berharga dari Alkitab?
• Selain Kitab Mormon, apa “kitab-kitab lain” yang telah Tuhan datangkan
sebagai bagian dari Pemulihan? (Imbaulah siswa untuk membuat catatan dalam
tulisan suci mereka bahwa “kitab-kitab lain” itu dapat mencakup Ajaran dan
Perjanjian, Mutiara yang Sangat Berharga, dan Terjemahan Joseph Smith
terhadap Alkitab).
• Menurut ayat 40, bagaimana Kitab Mormon dan “kitab-kitab lain” mengatasi
masalah yang ditimbulkan oleh pengambilan bagian-bagian yang gamblang
dan berharga dari Alkitab? (Siswa hendaknya memahami kebenaran berikut:
Kitab Mormon dan tulisan suci zaman akihr membantu menegakkan
kebenaran Alkitab dan memulihkan kebenaran-kebenaran yang
gamblang dan berharga yang telah diambil darinya).
Untuk mengilustrasikan bagaimana Kitab Mormon meneguhkan pemahaman kita
tentang ajaran dan asas yang terdapat dalam Alkitab, bagikan pernyataan berikut
oleh Penatua Tad R. Callister, yang melayani dalam Presidensi Tujuh Puluh:
34
PE LAJARAN 7
“Alkitab adalah satu kesaksian tentang Yesus Kristus; Kitab Mormon adalah yang
lainnya. Mengapa saksi kedua ini begitu penting? Ilustrasi berikut mungkin
membantu: Berapa banyak garis lurus dapat Anda tarik melalui satu titik tunggal
pada selembar kertas? Jawabannya adalah tak terbatas. Untuk sesaat, anggaplah
titik tunggal tersebut mewakili Alkitab dan bahwa ratusan garis lurus yang
ditarik melalui titik tersebut mewakili penafsiran-penafsiran berbeda dari Alkitab
dan bahwa setiap penafsiran tersebut mewakili Gereja yang berbeda.
Apa yang terjadi, jika pada selembar kertas itu ada titik kedua yang mewakili Kitab Mormon?
Berapa banyak garis lurus yang dapat Anda tarik di antara kedua titik rujukan tersebut: Alkitab
dan Kitab Mormon? Hanya satu. Hanya satu penafsiran mengenai ajaran Kristus yang berhasil
melalui kesaksian dari kedua saksi tersebut.
Berulang kali Kitab Mormon bertindak sebagai saksi yang mengukuhkan, menjelaskan,
mempersatukan dari ajaran-ajaran yang diajarkan dalam Alkitab” (“Kitab Mormon—Sebuah
Kitab dari Allah,” Ensign atau Liahona, November 2011, 75).
• Mengapa penting untuk memiliki Kitab Mormon dan Alkitab sebagai
saksi-saksi akan ajaran-ajaran Injil Yesus Kristus?
Undanglah siswa untuk memberikan kesaksian dan membagikan contoh tentang
bagaimana Kitab Mormon telah membantu mereka untuk dengan lebih baik
memahami Alkitab atau untuk berada lebih dekat dengan Juruselamat.
Bacaan Siswa
• Yehezkiel 37:15–19; 1 Nefi 13:20–41; 2 Nefi 3:11–14; 29:1–14.
• Russell M. Nelson, “Saksi Tulisan Suci,” Ensign atau Liahona, November
2007, 43–46.
35
PELAJARAN 8
Keselamatan Datang
Melalui Yesus Kristus
Pendahuluan
Upaya kita untuk mengikuti Yesus Kristus dan menaati
perintah-perintah-Nya adalah penting namun tidak cukup
untuk kita memenuhi syarat bagi keselamatan. Keselamatan
kita dimungkinkan hanya melalui jasa, belas kasihan, dan
kasih karunia Yesus Kristus. Ajaran Kristus membantu kita
memahami bahwa melalui kasih karunia-Nya, kita dapat
belajar Injil, menerima tata cara-tata cara, dan maju terus di
jalan yang menuntun pada kehidupan kekal.
Bacaan Latar Belakang
• Dieter F. Uchtdorf, “Pemberian Kasih Karunia,” Ensign atau Liahona, Mei 2015,
107–110.
• L. Tom Perry, “Injil Yesus Kristus,” Ensign atau Liahona, Mei 2008, 44–46.
Saran untuk Pengajaran
2 Nefi 2:6–9; 25:23; Mosia 4:6–8
Keselamatan dimungkinkan karena Yesus Kristus
Perlihatkan dan bacalah pernyataan berikut oleh Penatua L. Tom Perry (1922–2015)
dari Kuorum Dua Belas Rasul:
“Banyak orang mempertanyakan, ‘Dari mana kita berasal? Mengapa kita ada di
sini? Ke mana mereka pergi?’ Bapa Kekal kita tidak mengutus kita ke bumi dalam
perjalanan yang tidak bertujuan, tidak bermakna. Dia menyediakan bagi kita
sebuah rencana untuk diikuti. Dia adalah penggagas rencana itu. Itu dirancang
bagi kemajuan dan keselamatan serta permuliaan manusia” (“Rencana
Keselamatan,” Ensign atau Liahona, November 2006, 69–70).
• Ketika orang-orang mendapati bahwa Allah tidak meninggalkan mereka untuk
berkelana sendirian melalui kehidupan fana tetapi telah menyediakan sebuah
rencana untuk keselamatan mereka, menurut Anda apa yang mungkin mereka
rasakan?
Undanglah siswa untuk membaca 2 Nefi 2:6–9, dengan mencari apa yang Nabi
Lehi katakan menjadikan keselamatan mungkin.
• Menurut Lehi, apa yang menjadikan keselamatan mungkin dalam rencana
Allah? (Siswa hendaknya mengidentifikasi yang berikut: Kita dapat
diselamatkan hanya melalui jasa, belas kasihan, dan kasih karunia Yesus
Kristus. Anda dapat membagikan definisi berikut tentang apa artinya
diselamatkan atau menerima keselamatan: “Keselamatan dalam makna
sesungguhnya dan sepenuhnya adalah sinonim dengan permuliaan atau
kehidupan kekal dan terdiri dari memperoleh warisan dalam tiga surga tertinggi
36
PE LAJARAN 8
dalam kerajaan selestial. Dengan beberapa pengecualian ini adalah
keselamatan yang tulisan suci bicarakan” [Bruce R. McConkie, Mormon
Doctrine, edisi ke-2 (1966), 670]).
• Apa yang dimaksud dengan jasa, belas kasihan, dan kasih karunia Yesus Kristus?
(Jasa Yesus Kristus adalah tindakan saleh-Nya, terutama Pendamaian-Nya.
Belas kasihan merujuk pada rasa iba dan ketabahan yang Dia ulurkan kepada
kita terlepas dari dosa-dosa kita. Kasih karunia merujuk pada bantuan yang Dia
ulurkan kepada kita dalam bentuk belas kasihan, kasih, kebaikan, dan kuasa
yang memungkinkan yang mengizinkan kita untuk menerima kehidupan kekal
dan permuliaan setelah kita mengerahkan upaya terbaik kita. Lihat juga Bible
Dictionary, “Grace”).
Untuk membantu memperdalam pemahaman siswa tentang ajaran ini, perlihatkan
pernyataan berikut oleh Presiden Dieter F. Uchtdorf, dan mintalah seorang siswa
untuk membacanya dengan lantang:
“Kita tidak dapat memperoleh jalan kita ke surga; tuntutan keadilan masih
menjadi penghalang, di mana kita tidak berdaya untuk mengatasinya sendiri.
Tetapi semuanya tidak hilang.
Kasih karunia Allah adalah harapan besar dan abadi kita.
Melalui pengurbanan Yesus Kristus, rencana belas kasihan memenuhi tuntutan
keadilan [lihat Alma 42:15]” (“Pemberian Kasih Karunia,” Ensign atau Liahona, Mei 2015, 108).
• Mengapa kesalehan yang dimiliki seseorang tidaklah cukup untuk memenuhi
“tuntutan keadilan” dan memperoleh kehidupan kekal? (Meskipun terkadang
kita mungkin belajar untuk menjalankan perintah-perintah dengan sempurna,
tidak seorang pun telah menjalani kehidupan yang sempurna kecuali
Juruselamat [lihat Roma 3:23]. Meskipun kita mungkin berhenti berbuat dosa,
kita tidak dapat menghapus kerugian atau rasa bersalah dari tindakan masa lalu
kita. Itulah sebabnya Pendamaian dan kasih karunia diperlukan).
Ingatkan siswa bahwa sementara kita hanya diselamatkan melalui jasa, belas
kasihan, dan kasih karunia Yesus Kristus, para nabi dalam Kitab Mormon
mengajarkan apa yang harus kita lakukan untuk mendapatkan kuasa penebusan
Juruselamat.
Undanglah seorang siswa untuk membaca Mosia 4:6–8 dengan lantang, dan
meminta anggota kelas untuk mencari apa yang Raja Benyamin ajarkan harus kita
lakukan untuk menerima keselamatan melalui Pendamaian Yesus Kristus.
• Menurut Raja Benyamin, apa yang harus kita lakukan untuk menerima
keselamatan melalui Pendamaian? (Sampai pada suatu pengetahuan tentang
Allah dan tentang Pendamaian, menaruh kepercayaan kita kepada Allah,
menaati perintah-perintah dengan tekun, dan terus setia sampai akhir
kehidupan kita).
Mintalah siswa membaca 2 Nefi 25:23.
37
P EL A J A RA N 8
• Apa ajaran yang Nefi ajarkan perihal keselamatan kita? (Siswa hendaknya
mengidentifikasi ajaran berikut: Karena Pendamaian Yesus Kristus, kita
dapat diselamatkan melalui kasih karunia setelah semua yang dapat kita
lakukan. Bantulah siswa memahami bahwa hanya melalui Yesus Kristus kita
dapat menjadi kudus dan seperti Bapa kita di Surga).
Untuk membantu siswa memahami ajaran ini, undanglah seorang siswa untuk
membacakan dengan lantang pernyataan berikut oleh Presiden Ezra Taft Benson
(1899–1994):
“‘Setelah semua yang dapat kita lakukan’ mencakup mengulurkan upaya terbaik
kita. Itu mencakup menjalankan perintah-perintah-Nya.
‘Setelah semua yang dapat kita lakukan’ mencakup mengasihi sesama kita dan
berdoa bagi mereka yang menganggap kita sebagai musuh mereka. Itu artinya
memberi pakaian kepada yang telanjang, memberi makan kepada yang lapar,
mengunjungi yang sakit, dan ‘menyokong mereka yang berada dalam kebutuhan
akan sokongan [kita]’ (Mosia 4:16)—mengingat bahwa apa yang kita lakukan kepada salah satu
dari anak-anak Allah yang paling hina ini, kita melakukan bagi Dia.
‘Setelah semua yang dapat kita lakukan’ artinya menjalani kehidupan yang bajik, bersih, dan
murni, menjadi sepenuhnya jujur dalam semua urusan kita dan memperlakukan orang lain
sebagaimana kita ingin diperlakukan” (“Redemption through Christ after All We Can Do,”
Liahona, Desember 1988, 5).
• Dalam cara-cara apa Anda telah mengalami kasih karunia Juruselamat yang
membantu Anda melampaui kemampuan Anda sewaktu Anda mengulurkan
upaya terbaik Anda untuk datang kepada-Nya?
Gunakan pernyataan berikut oleh Presiden Ezra Taft Benson, untuk membantu
siswa merenungkan pertanyaan ini sebelum mereka merespons:
“Sebagai Gereja, kita sepakat dengan Nefi, yang menyatakan, ‘Adalah melalui
kasih karunia kita diselamatkan, setelah segala yang dapat kita lakukan’ (2 Nefi
25:23) .…
Melalui kasih karunia, Juruselamat menuntaskan kurban penebusan-Nya agar
seluruh umat manusia akan memperoleh kebakaan.
Melalui kasih karunia-Nya, dan melalui iman kita pada Pendamaian-Nya dan
pertobatan dari dosa-dosa kita, kita menerima kekuatan untuk melakukan pekerjaan yang
diperlukan yang sebaliknya tidak dapat dilakukan dengan kekuatan kita sendiri.
Melalui kasih karunia-Nya kita menerima pemberkahan berkat-berkat dan kekuatan rohani yang
pada akhirnya dapat menuntun kita pada kehidupan kekal jika kita bertahan sampai akhir.
Melalui kasih karunia-Nya kita menjadi lebih seperti kepribadian ilahi-Nya” (“Redemption
through Christ after All We Can Do,” 4–5).
• Menurut Anda apa yang dapat kita lakukan untuk memperlihatkan rasa syukur
kita untuk apa yang Yesus Kristus telah mungkinkan?
38
PE LAJARAN 8
Bersaksilah bahwa hanya melalui kasih karunia yang dimungkinkan melalui
Pendamaian Yesus Kristus kita dapat mengatasi dampak dari Kejatuhan Adam dan
Hawa, memperoleh pengampunan atas dosa-dosa, mengatasi ketidaksempurnaan,
dan maju ke arah kesempurnaan. Imbaulah siswa untuk merenungkan apakah
mereka melakukan semampu mereka untuk menerima berkat-berkat dari kasih
karunia Tuhan.
2 Nefi 31:2, 10–21; 3 Nefi 11:31–40; 3 Nefi 27:13–22
Ajaran Kristus
Tuliskan rujukan-rujukan berikut di papan tulis.
2 Nefi 31:2, 10–21
3 Nefi 11:31–40
3 Nefi 27:13–22
Tugasi satu bagian dari kelas untuk menelaah 2 Nefi 31:2, 10–21, bagian kedua dari
kelas untuk menelaah 3 Nefi 11:31–40, dan bagian ketiga untuk menelaah 3 Nefi
27:13–22. Sebelum siswa mulai, tandaskan bahwa petikan ini berisikan istilah
“ajaran Kristus,” “ajaran-Ku,” atau “Injil-Ku.” Jelaskan bahwa ajaran atau Injil
Kristus terdiri dari apa yang telah Yesus Kristus lakukan dan terus lakukan untuk
mendekatkan kita kepada Bapa. Itu juga terdiri dari apa yang harus kita lakukan
untuk memperoleh berkat-berkat dari Pendamaian Yesus Kristus. Undanglah setiap
kelompok untuk mengidentifikasi dan menandai apa yang yang diajarkan oleh
ayat-ayat yang telah ditugaskan kepada mengenai ajaran Kristus—apa yang Kristus
telah lakukan dan apa yang kita harus lakukan.
Setelah siswa memiliki waktu sejenak untuk menelaah petikan-petikan yang
ditugaskan kepada mereka, mintalah mereka untuk mendaftar apa yang mereka
temukan di papan tulis di sebelah setiap rujukan. Kemudian tanyakan:
• Apa yang telah Yesus Kristus lakukan untuk mendekatkan kita kepada Bapa?
• Apa beberapa hal yang harus kita lakukan untuk memperoleh berkat-berkat
dari Pendamaian Kristus? (Kita harus memiliki iman, bertobat, dibaptiskan,
menerima karunia Roh Kudus, bertahan sampai akhir, dan menerima serta
mematuhi wahyu pribadi).
• Bagaimana Anda meringkas pentingnya menjalankan ajaran atau Injil Yesus
Kristus? (Siswa hendaknya mengidentifikasi asas seperti yang berikut: Sewaktu
kita hidup sesuai ajaran Kristus, kita dapat memperoleh berkat-berkat
dari Pendamaian dan menerima kehidupan kekal).
Sesuai kebutuhan siswa Anda, pertimbangkan untuk mengajukan pertanyaan
seperti yang berikut untuk membantu mereka lebih lanjut menganalisis
petikan-petikan tulisan suci yang mereka baca:
• Apa frasa dalam 2 Nefi 31:20 yang memiliki makna khusus bagi Anda, dan
bagaimana itu membantu Anda memperoleh berkat-berkat dari Pendamaian?
39
P EL A J A RA N 8
• Sebagaimana diajarkan dalam 2 Nefi 31:13–14, 17, apa artinya dibaptiskan
“dengan api”? (Seseorang menerima pengampunan atas dosa-dosa dan
pembersihan yang datang melalui Roh Kudus).
• Menurut 3 Nefi 11:39–40, mengapa sedemikian penting bagi setiap orang
untuk menerima ajaran Kristus? (Anda mungkin ingin mengundang siswa
untuk merujuksilangkan petikan ini dengan Helaman 5:12).
• Menurut 3 Nefi 27:14–16, apa yang terjadi kepada kita sewaktu kita hidup
sesuai ajaran atau Injil Yesus Kristus?
Akhiri dengan memperlihatkan pernyataan berikut dari Mengkhotbahkan Injil-Ku:
Penuntun untuk Pelayanan Misionaris. Undanglah siswa untuk membacanya dan
mencari cara-cara di mana menjalankan ajaran Kristus dapat memberkati mereka
di sepanjang kehidupan mereka.
“Individu dan keluarga mulai mengikuti Kristus sewaktu mereka menjalankan iman kepada-Nya
dan bertobat dari dosa-dosa mereka. Mereka menerima pengampunan dosa melalui
pembaptisan dan dengan menerima karunia Roh Kudus dari seseorang yang memiliki wewenang
dari Allah untuk melaksanakan tata cara-tata cara ini. Mereka kemudian bertahan sampai akhir,
atau, dengan perkataan lain, mereka melanjutkan di sepanjang kehidupan mereka dalam
menjalankan iman kepada Yesus Kristus, bertobat, dan memperbarui perjanjian yang telah
mereka buat. Ini bukan sekadar langkah yang mereka alami sekali dalam kehidupan mereka;
melainkan, ketika diulangi di sepanjang kehidupan asas-asas ini menjadi pola kehidupan yang
menambah pahala. Sesungguhnya, ini adalah suatu cara hidup yang akan mendatangkan
kedamaian suara hati dan memungkinkan anak-anak Bapa Surgawi untuk kembali hidup di
hadirat-Nya” (Mengkhotbahkan Injil-Ku [2004], 7).
• Dengan cara apa menjalankan ajaran Kristus “menjadi pola hidup yang
menambah pahala” bagi Anda?
Imbaulah siswa untuk merenungkan seberapa baik mereka menjalankan ajaran
Kristus. Mintalah mereka untuk memikirkan mengenai apa yang dapat mereka
lakukan dengan lebih baik untuk memperoleh berkat-berkat dari menjalankan
ajaran Kristus.
Bacaan Siswa
• 2 Nefi 2:6–9; 25:23; 31:2–21; Mosia 4:6–8; 3 Nefi 11:31–40; 27:13–22.
• Dieter F. Uchtdorf, “Pemberian Kasih Karunia,” Ensign atau Liahona, Mei 2015,
107–110.
40
PELAJARAN 9
“Carilah Kamu
Kerajaan Allah”
Pendahuluan
Ketika nabi Kitab Mormon, Yakub, mendorong umatnya
untuk mencari kerajaan Allah (lihat Yakub 2:18), dia
melakukannya pada suatu saat ketika dosa kesombongan,
cinta akan kekayaan, dan amoralitas menjadi masalah yang
serius. Dosa-dosa ini adalah ancaman bagi persatuan dan
kemajuan kerajaan Allah di bumi. Mencari kerajaan Allah
adalah menjadikan menjalankan Injil prioritas utama dalam
kehidupan kita. Pelajaran ini akan membantu siswa bertekad
untuk meninggalkan dosa dan lebih sepenuhnya mencari
kerajaan Allah.
Bacaan Latar Belakang
• Dieter F. Uchtdorf, “Kesombongan dan Imamat,” Ensign dan Liahona,
November 2010, 55–58.
• “Jangan Ada Padamu Allah Lain di Hadapan-Ku” bab 14 dalam Ajaran-Ajaran
Presiden Gereja: Spencer W. Kimball (2006), 176–186.
• “Hukum yang Terutama—Kasihilah Tuhan,” bab 1 dalam Ajaran-Ajaran
Presiden Gereja: Ezra Taft Benson [2014], 45–55).
Saran untuk Pengajaran
Alma 7:14–16, 19, 21–24
Kitab Mormon mengajarkan kepada kita cara mengikuti jalan menuju
kerajaan Tuhan
Mintalah siswa untuk memikirkan hal-hal yang perlu diperiksa secara rutin untuk
menjaganya tetap berfungsi dengan baik (contohnya, memeriksa oli mesin atau
baterai detektor asap, atau diperiksa oleh dokter atau dokter gigi).
• Apa keuntungan dari memeriksa hal-hal ini secara rutin? (Kita dapat
memperbaiki masalah dan menghindari kesulitan atau bahaya di masa datang).
Jelaskan bahwa kita juga perlu secara konsisten meninjau kondisi kehidupan
rohani kita untuk mengetahui kelemahan dan menghindari bahaya.
Beri tahulah siswa bahwa ketika Alma yang Muda melayani sebagai imam tinggi,
dia mengunjungi jemaat Gereja di Gideon dan mengimbau mereka untuk
mengevaluasi kondisi rohani mereka. Mintalah siswa untuk membaca Alma 7:19
dalam hati, dengan mencari kondisi-kondisi rohani orang-orang di Gideon.
• Bagaimana Alma menggambarkan kondisi rohani orang-orang di Gideon?
(Orang-orang berada “di jalan yang menuntun pada kerajaan Allah”).
Jelaskan bahwa “kerajaan Allah” memiliki setidaknya dua makna terpisah—satu
fana dan yang lain selestial. Undanglah seorang siswa untuk membaca dengan
lantang pernyataan berikut oleh Penatua Bruce R. McConkie (1915–1985) dari
41
P EL A J A RA N 9
Kuorum Dua Belas Rasul, dan bantulah siswa memahami bahwa dalam Alma 7:19
“kerajaan Allah” merujuk pada kerajaan selestial:
“Gereja Yesus Kristus dari Orang-Orang Suci Zaman Akhir saat ini merupakan
kerajaan Allah di bumi. … Di dunia-dunia kekal, kerajaan selestial adalah
kerajaan Allah. … Injil dirancang untuk mempersiapkan manusia bagi suatu
warisan dalam kerajaan Allah” (Mormon Doctrine, edisi ke-2 [1966], 415–417).
Mintalah siswa untuk membaca Alma 7:14–16 dan mencari apa yang Alma
perintahkan kepada orang-orang harus mereka lakukan untuk mewarisi
kehidupan kekal.
• Mengapa menurut Anda Alma mengundang orang-orang untuk bertobat
ketika mereka sudah berada di jalan kebenaran? (Orang-orang di Gideon perlu
berada tetap di jalan kebenaran).
Undanglah beberapa siswa untuk bergiliran membaca Alma 7:21–24 dengan
lantang. Mintalah siswa untuk mencari tindakan dan sifat-sifat yang akan
membantu kita mewarisi kerajaan Allah.
• Apa yang perlu kita lakukan dan menjadi agar dapat mengikuti jalan yang
menuntun pada kerajaan Allah? (Ringkaslah respons siswa dengan menuliskan
asas berikut di papan tulis: Dengan menjalankan asas-asas Injil, kita
mengikuti jalan yang menuntun pada kerajaan Allah).
Undanglah siswa untuk memikirkan bagaimana tindakan mereka membantu
mereka untuk menjadi lebih seperti Yesus Kristus dan untuk maju ke arah kerajaan
Allah. Mintalah mereka untuk memikirkan bagaimana perasan mereka mengenai
kemajuan yang saat ini mereka buat.
1 Nefi 10:21; 2 Nefi 9:39; Yakub 2:12–14, 20–28; 3:10–12; Mosia 2:20–25;
4:13, 21–26; 3 Nefi 12:27–30
Cinta akan kekayaan, kesombongan, dan amoralitas menahan kita dari mencari
kerajaan Allah
Jelaskan bahwa di sepanjang Kitab Mormon, para nabi Allah memperingatkan
orang-orang terhadap dosa. Sebagai contoh, Yakub diperintahkan oleh Tuhan
untuk menegur umatnya karena dosa yang adalah “keji bagi Allah” (Yakub 2:5).
Tulislah rujukan-rujukan berikut di papan tulis. Yakub 2:12–14, Yakub 2:20–21, dan
Yakub 2:23–28. Mintalah siswa untuk meneliti petikan-petikan ini, dengan mencari
dosa-dosa tertentu yang Yakub sebutkan. Sarankan agar siswa menandai kata atau
frasa yang menggambarkan dosa-dosa ini. Setelah waktu yang memadai,
undanglah siswa untuk membagikan dosa-dosa yang Yakub bicarakan di setiap
petikan. Tulislah setiap dosa yang mereka identifikasi di atas rujukan terkait di
papan tulis sebagai berikut:
42
PE LAJARAN 9
Cinta akan kekayaan
Kesombongan
Amoralitas
Yakub 2:12–14
Yakub 2:20–21
Yakub 2:23–28
Undanglah seorang siswa untuk membaca Yakub 3:10–12 dengan lantang, dan
mintalah anggota kelas untuk mencari kata atau frasa yang Yakub gunakan untuk
mengilustrasikan keseriusan dosa orang-orang itu.
• Apa kata atau frasa yang mengilustrasikan keseriusan dosa orang-orang itu?
• Yakub menggunakan frasa “akibat menyeramkan” dari dosa (ayat 12).
Undanglah siswa untuk merujuksilangkan Yakub 3:12 dengan 2 Nefi 9:39 dan
1 Nefi 10:21. Mintalah seorang siswa untuk membaca setiap ayat ini dengan
lantang. Mintalah anggota kelas untuk mencari akibat-akibat tambahan dari
dosa. Undanglah anggota kelas untuk mengidentifikasi sebuah kebenaran dari
petikan-petikan ini mengenai bagaimana dosa seperti kesombongan,
amoralitas, dan cinta akan kekayaan memengaruhi seseorang yang mencari
kerajaan Allah. (Siswa hendaknya mengidentifikasi sebuah kebenaran seperti
yang berikut: Dosa menuntun pada kematian rohani dan mencegah kita
dari memasuki kerajaan Allah).
Tambahkan rujukan-rujukan tulisan suci berikut di papan tulis.
Cinta akan kekayaan
Kesombongan
Amoralitas
Yakub 2:12–14
Yakub 2:20-21
Yakub 2:23–28
Mosia 4:13, 21–26
Mosia 2:20–25
3 Nefi 12:27–30
Undanglah siswa untuk memilih dan membaca salah satu dari petikan-petikan
baru. Mintalah mereka mencari cara-cara untuk menghindari dosa cinta akan
kekayaan, kesombongan, dan amoralitas. Setelah waktu yang memadai, mintalah
siswa untuk membagikan apa yang mereka temukan.
• Bagaimana mengikuti nasihat dalam petikan-petikan ini membantu seorang
anggota Gereja mencari kerajaan Allah dan untuk memperkuat Gereja Tuhan
di bumi?
Matius 6:33; Yakub 2:17–19
Kita hendaknya mencari kerajaan Allah di atas segala minat lainnya
Jelaskan bahwa selain memperingatkan umatnya tentang cinta akan kekayaan,
kesombongan, dan amoralitas, Yakub memberikan nasihat untuk membantu
mereka mengatasi hasrat jahat mereka. Mintalah seorang siswa untuk
43
P EL A J A RA N 9
membacakan Yakub 2:17–19 dengan lantang, sementara anggota kelas mencari
nasihat yang Yakub berikan.
• Apa asas yang dapat kita pelajari dari nasihat Yakub yang dapat membantu kita
menghindari dosa? (Siswa hendaknya mengidentifikasi yang berikut: Allah
telah memerintahkan kita untuk mencari kerajaan Allah di atas segala
minat lainnya).
• Apa artinya bagi Anda untuk mencari dahulu kerajaan Allah?
Perlihatkan pernyataan berikut oleh Presiden Ezra Taft Benson (1899–1994), dan
undanglah seorang siswa untuk membacakannya dengan lantang:
“Ketika kita mengutamakan Allah, kita memahami segala sesuatu berdasarkan
prioritasnya atau yang hendaknya disingkirkan dari kehidupan kita. Kasih kita
bagi Tuhan akan mengatur tuntutan hak untuk kasih sayang kita, tuntutan
terhadap waktu kita, minat yang kita upayakan, dan urutan prioritas kita”
(Ajaran-Ajaran Presiden Gereja: Ezra Taft Benson [2014], 50).
• Apa saja contoh tentang segala sesuatu “berdasarkan prioritasnya atau yang
hendaknya disingkirkan dari kehidupan kita” ketika kita mengutamakan Allah?
• Apa contoh tentang segala sesuatu berdasarkan prioritasnya atau yang
hendaknya disingkirkan dari kehidupan kita sewaktu Anda telah
mengutamakan Bapa Surgawi dan kerajaan-Nya dalam kehidupan Anda?
• Apa yang dampak dari mengutamakan Allah miliki pada kita ketika kita
tergoda oleh kesombongan, cinta akan kekayaan, amoralitas, atau dosa-dosa
lainnya?
Undanglah seorang siswa untuk membaca Matius 6:33 dengan lantang. Beri
tahulah siswa bahwa Terjemahan Joseph Smith berbunyi sebagai berikut:
“Karenanya, janganlah mengupayakan apa yang dari dunia tetapi berupayalah kamu
lebih dahulu untuk membangun kerajaan Allah, dan untuk menegakkan
kebenaran-Nya, dan segala sesuatu ini akan ditambahkan bagimu” (Terjemahan
Joseph Smith, Matius 6:38 [dalam Matius 6:33, catatan kaki a]).
Perlihatkan pernyataan berikut oleh Penatua Dallin H. Oaks dari Kuorum Dua
Belas Rasul:
“‘Berupayalah … lebih dahulu untuk membangun kerajaan Allah’ artinya untuk
mengutamakan Allah dan pekerjaan-Nya. Pekerjaan Allah adalah untuk
mendatangkan kehidupan kekal bagi anak-anak-Nya (lihat Musa 1:39), dan
semua yang ini perlukan. … Segala sesuatu yang lainnya adalah lebih rendah
dalam prioritas. … Sebagaimana seseorang telah mengatakan, jika kita tidak
memilih kerajaan Allah lebih dahulu, itu akan membuat sedikit perbedaan dalam
jangka panjang untuk apa yang telah kita pilih selain dari itu” (“Focus and Priorities,” Ensign,
Mei 2001, 83–84).
44
PE LAJARAN 9
• Apa beberapa cara seorang anggota dewasa muda Gereja dapat “membangun
kerajaan Allah”?
Undanglah seorang siswa untuk membacakan dengan lantang pernyataan berikut
oleh Penatua Robert D. Hales dari Kuorum Dua Belas Rasul:
“Dengan memilih untuk berada dalam kerajaan [Allah], kita memisahkan
diri—bukan mengucilkan diri—diri kita dari dunia. Pakaian kita akanlah sopan,
pikiran kita akanlah murni, bahasa kita akanlah bersih. Film dan tayangan
televisi yang kita lihat, musik yang kita dengarkan, buku, majalah, dan surat
kabar yang kita baca akanlah meneguhkan. Kita akan memilih teman-teman
yang mendorong gol-gol kekal kita, dan kita akan memperlakukan orang lain
dengan kebaikan. Kita akan menghindari keburukan dari amoralitas, perjudian, tembakau,
minuman keras, dan narkoba. Kegiatan hari Minggu akan mencerminkan perintah Allah untuk
mengingat hari Sabat dan menguduskannya. Kita akan mengikuti teladan Yesus Kristus dalam
cara kita memperlakukan orang lain. Kita akan hidup layak untuk memasuki rumah Tuhan”
(“The Covenant of Baptism: To Be in the Kingdom and of the Kingdom,” Ensign, November
2000, 8).
• Bagaimana mencari kerajaan Allah secara signifikan memengaruhi setiap aspek
kehidupan kita?
• Bagaimana mencari kerajaan Allah memengaruhi kehidupan Anda atau
kehidupan anggota keluarga atau kenalan Anda?
Imbaulah siswa untuk merenungkan apa yang dapat mereka lakukan untuk terus
mencari kerajaan Allah. Imbaulah mereka untuk mendengarkan bisikan-bisikan
Roh dan menuliskan apa yang mereka rencanakan untuk lakukan. Bersaksilah
tentang berkat-berkat yang datang karena mengutamakan Allah dalam
kehidupan kita.
Bacaan Siswa
• Matius 6:33; Yakub 2:12–28; 3:10–12; Mosia 2:20–25; 4:13, 21–26; Alma 7:14–16,
19, 21–24; 3 Nefi 12:27–30.
• “Hukum yang Terutama—Kasihilah Tuhan,” bab 1 dalam Ajaran-Ajaran
Presiden Gereja: Ezra Taft Benson [2014], 45–55).
45
PELAJARAN 10
Doa dan Wahyu
Pendahuluan
Doa adalah privilese sakral dan perintah yang mengizinkan
kita untuk berkomunikasi dengan Bapa Surgawi yang
pengasih. Dia mendengar dan menjawab doa kita. Mereka
yang dengan tekun mencari bimbingan Tuhan dapat diberkati
dengan wahyu pribadi. Pelajaran ini menggarisbawahi apa
yang dapat kita lakukan untuk mempersiapkan hati dan
pikiran kita untuk menerima jawaban bagi doa-doa kita.
Bacaan Latar Belakang
• Boyd K. Packer, “The Candle of the Lord,” Ensign, Januari 1983, 51–56.
• Richard G. Scott, “Cara Mendapatkan Wahyu dan Ilham untuk Kehidupan
Pribadi Anda,” Ensign atau Liahona, Mei 2012, 45–47.
• David A. Bednar, “Roh Wahyu,” Ensign atau Liahona, Mei 2011, 87–90.
Saran untuk Pengajaran
2 Nefi 32:8–9; 3 Nefi 14:7–11
Allah mendengar doa-doa kita
Mintalah siswa untuk mendaftar cara-cara di mana kita dapat menggunakan
teknologi untuk berkomunikasi dengan orang lain. Tulislah respons siswa di
papan tulis.
• Sementara teknologi mengizinkan kita untuk berkomunikasi dengan hampir
siapa saja yang kita pilih, mengapa kita terkadang mendapati sulit untuk
berkomunikasi secara efektif dengan Bapa Surgawi kita?
Undanglah seorang siswa untuk membaca 3 Nefi 14:7–11 dengan lantang
sementara anggota kelas mencari apa yang Juruselamat ajarkan mengenai
kesediaan Bapa Surgawi untuk menjawab doa-doa kita.
• Apa asas yang Juruselamat ajarkan mengenai kesediaan Bapa Surgawi untuk
menjawab doa-doa kita? (Respons siswa hendaknya mencakup asas berikut:
Bapa Surgawi mendengar dan menanggapi kita ketika kita meminta,
mencari, dan mengetuk).
Untuk memperdalam pemahaman siswa tentang asas ini, bagikan pernyataan
berikut oleh Presiden James E. Faust (1920–2007) dari Presidensi Utama:
“Tidak ada wewenang fana yang dapat memisahkan kita dari akses langsung
dengan Pencipta kita. Tidak akan pernah ada kegagalan mekanik atau elektronik
ketika kita berdoa. Tidak ada batasan pada jumlah waktu atau berapa lama kita
dapat berdoa setiap hari. Tidak ada kuota berapa banyak yang kita perlu
mohonkan dalam setiap doa. Kita tidak perlu bertemu sekretaris atau membuat
janji untuk mencapai takhta kasih karunia. Dia dalam jangkauan kapan pun dan
di mana pun” (“The Lifeline of Prayer,” Ensign, Mei 2002, 59).
46
PE LAJ ARAN 10
• Apa yang dapat Anda katakan untuk membantu individu-individu yang tidak
berdoa sering kali karena mereka tidak percaya bahwa Allah mendengar atau
menjawab doa-doa mereka?
Undanglah seorang siswa untuk membaca 2 Nefi 32:8–9 dengan lantang, dan
mintalah anggota kelas untuk mencari apa yang Nefi ajarkan mengenai doa. Anda
boleh mengajukan pertanyaan seperti yang berikut:
• Menurut Anda apa artinya “berdoa selalu”?
• Apa contoh yang telah Anda lihat tentang seseorang yang berdoa selalu?
Bagaimana orang ini telah diberkati karena praktik ini?
• Apa artinya bagi Anda bahwa Tuhan akan “mempersucikan” upaya Anda untuk
kesejahteraan jiwa Anda ketika Anda berdoa memohon bantuan-Nya?
(Mungkin bermanfaat untuk menandaskan bahwa mempersucikan sesuatu
artinya mendedikasikannya untuk suatu tujuan khusus atau sakral atau
menjadikannya kudus).
Imbaulah siswa untuk menjadi tekun dalam berdoa selalu. Yakinkan mereka bahwa
Bapa Surgawi sungguh mendengar doa-doa mereka dan sangat berhasrat untuk
memberkati mereka.
1 Nefi 10:17–19; 15:1–3, 7–11; Yakub 4:6; Alma 26:22
Semua pengikut Yesus Kristus dapat menerima wahyu pribadi
Mintalah siswa untuk mendaftar beberapa pertanyaan atau keadaan di mana
dewasa muda mungkin menghasratkan wahyu dari Allah.
Ingatkan siswa tentang mimpi Lehi mengenai pohon kehidupan dan tandaskan
bahwa setelah Nefi mendengar mengenai mimpi yang terilhami ini, dia berhasrat
untuk belajar lebih banyak mengenainya. Undanglah beberapa siswa untuk
bergiliran membacakan 1 Nefi 10:17–19 dengan lantang. Mintalah anggota kelas
untuk mencari apa yang ayat-ayat ini ajarkan mengenai wahyu, termasuk yang
berhak atas wahyu.
• Apa yang ayat-ayat ini ajarkan mengenai wahyu pribadi? (Pastikan bahwa
ajaran berikut diidentifikasi: Allah menyatakan kebenaran dengan kuasa
Roh Kudus kepada semua orang yang dengan tekun berusaha untuk
mengetahui).
Perlihatkan pernyataan berikut oleh Penatua David A. Bednar dari Kuorum Dua
Belas Rasul, dan mintalah seorang siswa untuk membacakannya dengan lantang:
“[Roh wahyu] tidak terbatas kepada para pembesar ketua Gereja; alih-alih, itu
milik dan hendaknya dipergunakan dalam kehidupan setiap pria, wanita, dan
anak yang telah mencapai usia pertanggungjawaban serta memasuki perjanjian
sakral. Hasrat yang tulus dan kelayakan mengundang roh wahyu ke dalam
kehidupan kita” (“Roh Wahyu,” Ensign atau Liahona, Mei 2011, 87).
• Mengapa wawasan dari Penatua Bednar membesarkan hati bagi Anda?
47
P EL A J A RA N 10
Jelaskan bahwa karena hasrat Nefi, kelayakannya, dan imannya, dia juga mendapat
penglihatan tentang pohon kehidupan (lihat 1 Nefi 11–14). Juga tandaskan bahwa
tanggapan Laman dan Lemuel terhadap penglihatan ayahnya agak berbeda dari
tanggapan Nefi. Mintalah dua siswa untuk membaca 1 Nefi 15:1–3, 7–9 dengan
lantang, dan undanglah anggota kelas untuk menyimak dan memikirkan apa yang
mereka pelajari dari ayat-ayat ini.
• Apa yang paling penting bagi Anda dalam ayat-ayat ini?
Mintalah siswa yang lain untuk membacakan 1 Nefi 15:10–11 dengan lantang.
Pertimbangkan untuk menandaskan kepada siswa bahwa ayat 11 adalah contoh
tentang pernyataan “jika-maka” dalam tulisan suci. Tulislah yang berikut di papan
tulis dan tanyakan kepada siswa bagaimana mereka akan mengisi ruang yang
kosong berdasarkan apa yang mereka baca dalam ayat 10–11:
Jika ____________________, maka ____________________.
Undanglah siswa untuk merujuksilangkan ayat 11 dengan Alma 26:22, dan
kemudian tanyakan:
• Bagaimana Anda dapat menggunakan apa yang diajarkan dalam 1 Nefi
15:10–11 dan Alma 26:22 untuk mengajarkan kepada seseorang cara mencari
jawaban terhadap doa-doanya?
Mintalah seorang siswa untuk membaca Yakub 4:6 dengan lantang, dan undanglah
anggota kelas untuk mencari apa yang orang-orang Yakub lakukan, selain
memohon dengan iman, untuk mengundang wahyu. Anda mungkin ingin
menjelaskan bahwa “kita menyelidiki para nabi” merujuk pada membaca
perkataan para nabi dalam tulisan suci.
• Menurut Anda mengapa menelaah perkataan baik dari para nabi zaman dahulu
maupun zaman akhir dapat menuntun pada menerima wahyu dari Tuhan?
Perlihatkan dan bacakan pernyataan berikut oleh Penatua Robert D. Hales dari
Kuorum Dua Belas Rasul:
“Ketika kita ingin berbicara kepada Allah, kita berdoa. Dan ketika kita ingin Dia
berbicara kepada kita, kita menyelidiki tulisan suci; karena firman-Nya
dinyatakan melalui para nabi-Nya. Dia kemudian akan mengajar kita sewaktu
kita mendengarkan bisikan Roh Kudus.
“Jika Anda tidak mendengarkan suara-Nya berbicara kepada Anda akhir-akhir
ini, kembalilah dengan sudut pandang dan telinga baru pada tulisan suci. Tulisan
suci adalah penolong rohani kita” (“Tulisan Suci yang Kudus: Kuasa Allah untuk Keselamatan
Kita,” Ensign atau Liahona, November 2006, 26–27).
Undanglah siswa untuk memikirkan tentang tantangan atau keputusan yang
tengah mereka hadapi. Mintalah mereka memikirkan apakah mereka telah
bertanya kepada Tuhan dalam doa dan berpaling pada tulisan suci untuk jawaban.
48
PE LAJ ARAN 10
Untuk membantu siswa melihat contoh tentang bagaimana Tuhan menyediakan
wahyu pribadi kepada kita, tulislah rujukan tulisan suci berikut di papan tulis.
1 Nefi 4:6
1 Nefi 8:2
Yakub 7:5
Enos 1:10
Helaman 13:5
3 Nefi 11:3
Tugasi sejumlah siswa dengan setiap petikan. Mintalah mereka untuk membaca
petikan-petikan yang ditugaskan kepada mereka dan menemukan satu cara di
mana Allah memberikan wahyu pribadi kepada anak-anak-Nya. Undanglah siswa
untuk membagikan apa yang mereka temukan. Sewaktu Anda memikirkan
kebutuhan siswa Anda, Anda dapat membagikan pernyataan berikut oleh Presiden
Boyd K. Packer (1924–2015) dan Penatua Richard G. Scott dari Kuorum Dua
Belas Rasul:
“Roh tidak mendapatkan perhatian kita dengan berteriak atau
mengguncang-guncangkan kita dengan tangan yang berat. Alih-alih itu berbisik.
Itu mengusap sedemikian lembutnya sehingga jika kita sibuk kita mungkin tidak
dapat merasakannya sama sekali. …
Terkadang itu akan mendesak kita cukup tegas untuk mengindahkannya. Tetapi
sering kali, jika kita tidak mengindahkan perasaan yang lembut itu, Roh akan
menarik diri dan menunggu sampai kita datang mencari dan mendengarkan serta mengatakan
dengan cara dan ungkapan kita, seperti Samuel pada zaman dahulu, ‘Berbicaralah Tuhan, sebab
hamba-Mu ini mendengar.’ (1 Samuel 3:10).” (“The Candle of the Lord,” Ensign, Januari
1983, 53).
“Jawaban-Nya akan jarang datang ketika Anda bertumpu pada lutut Anda
berdoa, bahkan ketika Anda mungkin memohon untuk tanggapan yang
langsung. Melainkan, Dia akan mendorong Anda pada saat-saat hening ketika
Roh dapat paling efektif menyentuh pikiran dan hati Anda. Karenanya, Anda
hendaknya menemukan saat-saat tenang untuk mengenali ketika Anda diberi
petunjuk dan dikuatkan” (“Menggunakan Karunia Surgawi Doa,” Ensign atau
Liahona, Mei 2007, 9).
Ingatkan siswa bahwa kita tidak memilih bagaimana Allah akan menyatakan
kebenaran kepada kita, tetapi ketika kita bertindak dalam iman, kita dengan lebih
baik mempersiapkan hati dan pikiran kita untuk menerima wahyu. Undanglah
beberapa siswa untuk membagikan bagaimana mereka telah menerima wahyu
pribadi, jika pengalaman tidak terlalu pribadi atau sakral.
49
P EL A J A RA N 10
1 Nefi 18:1–3; 2 Nefi 28:30; Alma 12:9–11
Menerima dan menindaki wahyu
Mintalah siswa untuk membandingkan dalam hati 2 Nefi 28:30 dengan Alma
12:9–11 dan mengidentifikasi asas-asas yang dapat membantu mereka menerima
wahyu pribadi tambahan.
• Apakah yang petikan-petikan ini ajarkan yang akan membantu kita menerima
wahyu pribadi tambahan? (Meskipun mereka mungkin menggunakan
kata-kata yang berbeda, siswa hendaknya memahami asas berikut: Tuhan
menyatakan kebenaran kepada kita menurut seberapa tekun kita
mengindahkan firman-Nya. Wahyu sering datang kepada kita baris demi
baris).
• Menurut Anda mengapa Tuhan meminta kita patuh terhadap apa yang telah
Dia nyatakan kepada kita sebelum Dia menyatakan pengetahuan tambahan?
• Apa artinya bahwa wahyu datang kepada kita “baris demi baris”?
Jika waktu mengizinkan, Anda boleh membahas 1 Nefi 18:1–3 bersama siswa
untuk mengilustrasikan bagaimana Nefi menerima wahyu tahap demi tahap untuk
mengetahui cara membangun sebuah kapal.
Perlihatkan dan mintalah seorang siswa untuk membacakan pernyataan berikut
dengan lantang oleh Penatua David A. Bednar.
“Paling sering, wahyu datang dalam tahapan kecil seiring waktu dan diberikan
menurut hasrat, kelayakan, dan persiapan kita. Komunikasi demikian dari Bapa
Surgawi secara bertahap dan dengan lembut ‘menitik ke atas [jiwa kita]
bagaikan embun dari langit’ (A&P 121:45). Pola wahyu ini cenderung lebih
umum daripada langka” (“Roh Wahyu,” 88).
• Sewaktu Anda memikirkan kembali kehidupan Anda, bagaimana Tuhan telah
secara bertahap mengarahkan Anda dalam membuat keputusan atau mencari
pemahaman dari Dia?
Akhiri pelajaran dengan memperlihatkan dan meminta seorang siswa untuk
membacakan dengan lantang pernyataan berikut oleh Presiden Thomas
S. Monson:
“Jika ada di antara kita yang lamban untuk mendengarkan nasihat untuk selalu
berdoa, tidak ada waktu yang lebih baik untuk memulainya daripada sekarang.
William Cowper menyatakan, ‘Setan gemetar ketika dia melihat Orang Suci yang
paling lemah sedang berdoa’ [‘Exhortation to Prayer,’ dalam Olney Hymns]”
(“Imamat yang Rajani,” Ensign atau Liahona, November 2007, 61).
Mintalah siswa untuk memikirkan tentang upaya yang saat ini mereka kerahkan
untuk berdoa dalam kehidupan mereka sehari-hari. Imbaulah mereka untuk
mengikuti asas-asas yang dibahas dalam pelajaran ini untuk mengundang wahyu
50
PE LAJ ARAN 10
pribadi tambahan melalui doa dan penelaahan tulisan suci. Undanglah siswa untuk
membagikan bagaimana mereka tahu Bapa Surgawi menjawab doa-doa. Bagikan
kesaksian Anda bahwa Bapa Surgawi kita yang pengasih akan mengilhami kita
dengan pemahaman dan arahan jika kita mempersiapkan diri kita untuk
menerimanya.
Bacaan Siswa
• 1 Nefi 10:17–19; 15:1–3, 7–11; 18:1–3; 2 Nefi 28:30; 32:8–9; Yakub 4:6; Alma
12:9–11; 26:22; 3 Nefi 14:7–11.
• David A. Bednar, “Roh Wahyu,” Ensign atau Liahona, Mei 2011, 87–90.
51
PELAJARAN 11
Melindungi Diri Kita Sendiri
terhadap Ajaran-Ajaran
Palsu di Zaman Akhir
Pendahuluan
Selain ajaran “kegenapan Injil Yesus Kristus” (A&P 20:9),
Kitab Mormon membentengi para pengikut Kristus terhadap
ajaran-ajaran palsu dan gagasan-gagasan lazim di zaman
akhir. Satu cara itu menyelesaikan hal ini adalah dengan
memaparkan musuh-musuh Kristus dan mengidentifikasi
ajaran-ajaran palsu yang mereka sebarkan. Sewaktu siswa
menelaah laporan tentang guru-guru palsu dalam Kitab
Mormon, mereka akan belajar untuk memperbedakan antara
kebenaran-kebenaran Injil dan konsep-konsep palsu dunia.
Bacaan Latar Belakang
• Dallin H. Oaks, “Jangan Tertipu,” Ensign atau Liahona, November 2004, 43–46.
• Dallin H. Oaks, “As He Thinketh in His Heart” (suatu malam bersama Penatua
Dallin H. Oaks, 8 Februari 2013), lds.org/broadcasts.
• Neil L. Andersen, “Angin Puyuh Rohani,” Ensign atau Liahona, Mei
2014, 18–21.
Saran untuk Pengajaran
2 Nefi 28:3–9, 12–15; Yakub 7:1–12; Alma 1:2–6; 30:12–18, 39–44; Joseph
Smith—Matius 1:22
Mengidentifikasi dan melindungi diri kita sendiri terhadap ajaran-ajaran palsu
Mintalah siswa untuk mempertimbangkan opini-opini berbeda yang ada di dunia
mengenai isu-isu seperti yang berikut: Kebenaran pemberian Allah versus
relativisme moral (gagasan bahwa tidak ada yang benar dan yang salah secara
universal), kebebasan beragama versus hak-hak dari kelompok minat khusus, dan
hak untuk aborsi versus hak untuk hidup. Sewaktu Anda membahas isu-isu ini,
pertimbangkan menuliskannya di papan tulis. Berilah siswa beberapa menit untuk
membahas mengapa kita harus berhati-hati untuk memeluk gagasan-gagasan
yang tidak benar.
Jelaskan bahwa menjelang akhir hidup-Nya, Yesus Kristus menubuatkan tentang
bahaya kondisi-kondisi rohani yang akan ada di zaman akhir. Undanglah siswa
untuk membaca Joseph Smith—Matius 1:22. Anda mungkin ingin menandaskan
bahwa frasa “yang terpilih menurut perjanjian” [diterjemahkan secara bebas]
merujuk pada para anggota Gereja Yesus Kristus
• Apa ancaman yang “Kristus-Kristus palsu” dan “nabi-nabi palsu” sajikan di
zaman kita?
Perlihatkan pernyataan berikut oleh Presiden Ezra Taft Benson (1899–1994).
52
PE LAJ ARAN 11
“Kitab Mormon menyingkapkan musuh Kristus. Itu mempermalukan
ajaran-ajaran palsu dan meredam perselisihan (lihat 2 Nefi 3:12). Itu
membentengi para pengikut Kristus yang rendah hati terhadap rancangan,
strategi, dan ajaran jahat dari iblis pada zaman kita. Jenis pemurtad dalam Kitab
Mormon serupa dengan jenis yang kita miliki zaman sekarang. Allah, dengan
prapengetahuan-Nya yang tak terbatas, demikianlah mencetak Kitab Mormon
agar kita bisa melihat kesalahan serta mengetahui bagaimana memerangi konsep pendidikan,
politik, keagamaan, dan filsafat yang palsu pada zaman kita” (Ajaran-Ajaran Presiden Gereja:
Ezra Taft Benson [2014], 259).
• Apa yang pernyataan ini ajarkan mengenai bagaimana menelaah Kitab
Mormon dapat melindungi kita dari ajaran-ajaran palsu? (Pastikan siswa
mengidentifikasi asas ini: Sewaktu kita menelaah Kitab Mormon dan
menerapkan ajaran-ajarannya, kita dibentengi terhadap iblis dan
ajaran-ajaran dan konsep-konsep palsu di zaman kita).
• Apa keuntungan yang ada dalam mempelajari strategi Setan sebelum Anda
benar-benar menghadapinya?
Mintalah beberapa siswa untuk bergiliran membacakan 2 Nefi 28:3–9 dengan
lantang sementara anggota kelas mencari gagasan-gagasan palsu yang Nefi
katakan akan menjadi lazim di zaman kita. Anda dapat mengimbau siswa untuk
menandai kata dan frasa yang penting. Undanglah siswa untuk membagikan apa
yang mereka identifikasi, dan kemudian tanyakan:
• Apa saja contoh zaman modern tentang gagasan-gagasan palsu ini? (Contoh
dapat mencakup yang berikut: relativisme moral; kepercayaan bahwa karena
kasih besar Allah bagi kita, Dia tidak menghukum dosa; dan prasangka
terhadap umat Kristen, yang sering terlihat sebagai fanatik).
Untuk membantu siswa menjawab pertanyaan ini, bagikan pernyataan berikut oleh
Penatua M. Russell Ballard dari Kuorum Dua Belas Rasul: Mintalah siswa untuk
mendengarkan ajaran-ajaran palsu yang mereka telah hadapi.
“Nabi-nabi palsu dan guru-guru palsu adalah mereka yang memberitakan bahwa
Nabi Joseph Smith adalah penipu ulung; mereka menentang Penglihatan Pertama
sebagai suatu pengalaman otentik. Mereka memberitakan bahwa Kitab Mormon
dan tulisan suci lainnya bukan merupakan catatan kuno tulisan suci. Mereka juga
mencoba untuk menegaskan kembali sifat tubuh Ke-Allah-an, dan mereka
mengingkari bahwa Allah telah memberi dan terus memberikan wahyu zaman
akhir kepada para nabi yang telah ditahbiskan dan ditetapkan-Nya. …
Mungkin yang paling memberatkan, mereka mengingkari kebangkitan dan Pendamaian Kristus,
berdebat bahwa tidak ada Allah yang dapat menyelamatkan kita. Mereka menolak kebutuhan
akan seorang Juruselamat. Singkatnya, pemfitnah ini berusaha untuk menafsirkan kembali
ajaran-ajaran Gereja untuk menyesuaikan dengan pendapat mereka sebelumnya, dan dalam
proses mengingkari peranan Kristus dan Mesias-Nya.
Nabi-nabi palsu dan guru-guru palsu juga adalah mereka yang berusaha untuk mengubah
ajaran-ajaran yang diberikan Allah dan berdasarkan tulisan suci yang melindungi kesucian
pernikahan, sifat ilahi keluarga, dan ajaran penting tentang moralitas pribadi. Mereka
53
P EL A J A RA N 11
menyerukan penegasan kembali tentang tentang moralitas untuk membenarkan tentang
pernikahan di luar pernikahan, perzinaan, dan hubungan homoseksual” (“Beware of False
Prophets and False Teachers,” Ensign, November 1999, 63–64).
Undanglah siswa untuk menyelidiki 2 Nefi 28:12–15, dengan mencari konsekuensi
dari memercayai ajaran-ajaran palsu.
• Apa beberapa konsekuensi dari memercayai ajaran dan gagasan palsu?
Peragakan pernyataan berikut dari Penatua Ulisses Soares dari Presidensi Tujuh
Puluh, dan mintalah seorang siswa untuk membacakannya dengan lantang:
Kita tidak bisa membiarkan diri kita dibingungkan oleh pesan-pesan populer
yang mudah diterima oleh dunia dan yang bertentangan dengan ajaran serta
asas-asas yang benar dari Injil Yesus Kristus. Sebagian besar dari pesan-pesan
duniawi ini tidak mewakili apa pun selain upaya dari masyarakat kita untuk
membenarkan dosa” (“Ya, Kita Dapat dan Akan Menang!” Ensign atau Liahona,
Mei 2015, 75).
• Apa yang Penatua Soares katakan adalah tujuan dari banyak pesan populer
yang bertentangan dengan Injil Yesus Kristus? (Pastikan siswa mengidentifikasi
kebenaran ini: Setan menggunakan ajaran-ajaran palsu untuk membujuk
kita berbuat dosa. Anda dapat merujuk pada Alma 30:53 untuk informasi
lebih lanjut).
Bagilah siswa menjadi tiga kelompok. Tulislah petikan-petikan tulisan suci berikut
di papan tulis, dan tugasi setiap kelompok untuk menelaah salah satu petikan ini:
Yakub 7:1–7; Alma 1:2–6; atau Alma 30:12–18. Mintalah siswa untuk
mengidentifikasi beberapa ajaran palsu yang diajarkan oleh Serem, Nehor, dan
Korihor dan tulislah itu di papan tulis di bawah judul yang tepat.
Serem (Yakub 7:1–7)
Nehor (Alma 1:2–6)
Korihor (Alma 30:12–18)
• Bagaimana Anda telah melihat ajaran-ajaran atau gagasan seperti yang tertera
di papan tulis yang memengaruhi para anggota Gereja di zaman sekarang?
Undanglah siswa untuk membandingkan Yakub 7:5, 8–12 dan Alma 30:39–44
untuk mengetahui apa yang membentengi Yakub dan Alma terhadap ajaran-ajaran
palsu Serem dan Korihor. (Catatan: Membandingkan adalah keterampilan
penelaahan tulisan suci. Menyimak kesamaan “antara ajaran, orang, atau peristiwa
dapat mendatangkan kebenaran-kebenaran ke dalam fokus yang lebih tajam”
[Gospel Teaching and Learning [Pengajaran dan Pembelajaran Injil: Buku Pegangan
untuk Guru dan Pemimpin di Seminari dan Institut Religi (2012), 22]).
54
PE LAJ ARAN 11
• Apa yang membentengi Yakub dan Alma terhadap ajaran-ajaran palsu?
(Jawaban hendaknya mencakup yang berikut: pengalaman rohani sebelumnya,
pengetahuan tentang tulisan suci, pengetahuan yang diperoleh dari Roh Kudus,
dan kesaksian tentang Kristus).
• Apa asas yang dapat kita pelajari dari tanggapan Yakub dan Alma terhadap
ajaran-ajaran palsu ini? (Bantulah siswa mengidentifikasi asas ini: Ketika kita
bersandar pada kesaksian kita tentang Kristus dan mencari bimbingan
Roh Kudus, kita dapat mengatasi tantangan-tantangan bagi iman kita).
• Bagaimana kesaksian Anda telah diperkuat sewaktu Anda menentang
ajaran-ajaran palsu atau kritikan terhadap kepercayaan Anda?
Imbaulah siswa untuk membagikan apa yang mereka lakukan untuk melindungi
diri mereka dari ajaran-ajaran palsu yang dapat mengikis iman mereka kepada
Yesus Kristus dan Injil-Nya yang dipulihkan.
2 Nefi 26:29; 3 Nefi 18:24; 27:27
Mengenali bahaya penipuan imam
Beri tahulah siswa bahwa sejumlah bahaya rohani terhadap Gereja datang dari para
anggota dalam Gereja. Mintalah seorang siswa untuk membacakan 2 Nefi 26:29
dengan lantang, sementara anggota kelas mencari bahaya rohani yang diuraikan
oleh Nefi.
• Menurut petikan ini, apakah penipuan imam itu? (Ketika orang-orang
mengkhotbahkan Injil untuk kemasyhuran atau kemakmuran pribadi alih-alih
untuk kesejahteraan anak-anak Allah).
• Dalam hal apa penipuan imam menciptakan bahaya rohani bagi
anggota Gereja?
Untuk membantu menjawab pertanyaan ini, undanglah seorang siswa untuk
membacakan pernyataan berikut oleh Penatua M. Russell Ballard:
“Marilah kita waspada terhadap nabi-nabi palsu dan guru-guru palsu, baik pria
maupun wanita, yang menunjuk dirinya sendiri memberitakan ajaran-ajaran
Gereja dan yang berusaha untuk menyebarkan Injil palsu dan menarik
pengikutnya dengan mensponsori simposia, buku, dan koran yang isinya
menentang ajaran dasar dari Gereja. Waspadalah terhadap mereka yang
berbicara dan muncul dalam pertentangan terhadap para nabi sejati Allah dan
yang secara aktif mencari anggota dengan tidak memedulikan atas keberadaan kekal
orang-orang yang mereka bujuk” (“Beware of False Prophets and False Teachers,” Ensign,
November 1999, 63).
• Bagaimana Anda dapat melindungi diri Anda dan yang lain dari
penipuan imam?
• Bagaimana Anda membela ajaran-ajaran Gereja ketika orang lain berbicara
menentang para nabi zaman akhir Allah?
Beri tahulah siswa bahwa Juruselamat mengajarkan kepada para murid-Nya
bagaimana mereka yang mewakili Dia hendaknya mengajar dan memengaruhi
55
P EL A J A RA N 11
orang lain? Mintalah siswa untuk membaca dalam hati 3 Nefi 18:24 dan 3 Nefi
27:27, dengan mencari bagaimana pelayanan Injil sejati berbeda dengan
penipuan imam.
• Bagaimana motif dan tindakan dari para guru dan pemimpin yang saleh
berbeda dengan motif dan tindakan dari mereka yang bersalah dari penipuan
imam? (Para siswa hendaknya mengidentifikasi kebenaran berikut: Para murid
Yesus Kristus berusaha untuk melayani dan memberkati orang lain
dengan mengarahkan mereka kepada-Nya).
Moroni 7:12–17; Eter 4:11–12
Membedakan kebenaran dari kesalahan
Mintalah siswa untuk memikirkan tentang suatu waktu ketika seseorang
mempertanyakan atau mengkritik kepercayaan agama mereka. Undanglah satu
atau dua siswa untuk secara singkat membagikan pengalaman mereka.
Undanglah beberapa siswa untuk bergiliran membaca dengan lantang Moroni
7:12–17 dan Eter 4:11–12 sementara anggota kelas menyimak, dengan mencari
bagaimana membedakan apakah sesuatu berasal dari Tuhan atau dari iblis.
• Apa yang Anda pelajari dari petikan ini mengenai bagaimana kita dapat
menghakimi antara yang baik dan yang jahat? (Pastikan siswa memahami asas
berikut: Segala sesuatu yang berasal dari Allah mengundang kita untuk
berbuat kebaikan, untuk memercayai Yesus Kristus, dan untuk mengasihi
serta melayani Allah).
Undanglah seorang siswa untuk membaca dengan lantang pernyataan berikut dari
Presiden Ezra Taft Benson:
“Izinkan saya menyarankan tiga ujian singkat untuk menghindari ditipu. …
1. Apa yang kitab standar katakan mengenai itu? …
2. Panduan yang kedua adalah: apa yang para Presiden Gereja zaman akhir
katakan mengenai topik tersebut—khususnya Presiden yang hidup? …. …
3. Ujian yang ketiga dan terakhir adalah Roh Kudus—ujian dari Roh. … Ujian ini
hanya dapat sepenuhnya efektif jika saluran komunikasi seseorang dengan Allah bersih dan bajik
dan tidak disesaki dengan dosa” (dalam Conference Report, Oktober 1963, 16–17).
Untuk mengakhiri, mintalah siswa untuk merenungkan bagaimana mereka dapat
dengan lebih baik menggunakan tulisan suci, perkataan para nabi, dan Roh Kudus
untuk mengidentifikasi ajaran-ajaran palsu dan menghindari ditipu. Anda dapat
mengimbau mereka untuk menelaah Yakub 7, Alma 1, dan Alma 30 secara lebih
detail dan merenungkan bagaimana pasal-pasal ini dapat membantu mereka
dengan lebih baik membedakan antara kebenaran dan kesalahan.
Bacaan Siswa
• 2 Nefi 26:29; 28:3–9, 12–15; Yakub 7:1–12; Alma 1:2–6; 30:12–18, 39–44; 3 Nefi
18:24; 27:27; Eter 4:11–12; Moroni 7:12–17; Joseph Smith—Matius 1:22.
56
PE LAJ ARAN 11
• Neil L. Andersen, “Angin Puyuh Rohani,” Ensign atau Liahona, Mei
2014, 18–21.
57
PELAJARAN 12
Kebutuhan Kita Akan
Kelahiran Kembali Rohani
Pendahuluan
Dari Kitab Mormon kita belajar bahwa “manusia alami
adalah musuh Allah” (Mosia 3:19). Dalam pelajaran ini,
siswa diinstruksikan bahwa melalui bertobat dan
menjalankan iman kepada Yesus Kristus, kita dapat
mengatasi manusia alami, “dilahirkan kembali,” dan
mengalami suatu perubahan hati yang hebat. Perubahan ini
penting untuk memasuki kerajaan Allah.
Bacaan Latar Belakang
• David A. Bednar, “The Atonement and the Journey of Mortality,” Ensign, April
2012, 40–47.
• D. Todd Christofferson, “Dilahirkan Kembali,” Ensign atau Liahona, Mei
2008, 76–79.
Saran untuk Pengajaran
Mosia 3:19; 16:2–5; Alma 41:10–11
Menanggalkan manusia alami
Di papan tulis, tulislah pernyataan berikut oleh Presiden Ezra Taft Benson
(1899–1994), dikutip dari “To ‘the Rising Generation,’” New Era, Juni 1986, 5:
“Anda tidak bisa melakukan yang salah dan merasa benar. Itu tidak mungkin!”
(Presiden Ezra Taft Benson)
• Mengapa mustahil untuk menjadi bahagia ketika membuat pilihan-pilihan
yang salah?
Mintalah seorang siswa untuk membacakan Alma 41:10–11 dengan lantang,
sementara anggota kelas mencari konsekuensi dari kejahatan. (Tekankan
kebenaran berikut: Kejahatan tidak pernah merupakan kebahagiaan).
• Apa sebagian penipuan yang dipergunakan Setan untuk meyakinkan kita
bahwa melanggar perintah-perintah menuntun pada kebahagiaan?
• Menurut ayat 11, apa artinya berada dalam “keadaan alami”? (Berada “dalam
keadaan badani,” “dalam empedu kepahitan dan dalam ikatan kedurhakaan,”
dan “tanpa firman Allah”).
• Bagaimana Alma 41:10–11 membantu menjelaskan mengapa keadaan penuh
dosa tidak dapat menuntun pada bahagia? (Itu bertentangan dengan sifat
Allah, dan “sifat Allah” adalah “sifat kebahagiaan”).
58
PE LAJ ARAN 12
Ingatkan siswa bahwa kita semua mewarisi dampak dari Kejatuhan Adam.
Mintalah siswa untuk membacakan Mosia 16:2–5 dengan lantang sementara
anggota kelas mengidentifikasi kata atau frasa yang menggambarkan keadaan
terjatuh umat manusia.
• Apa kata dan frasa yang Abinadi gunakan untuk menggambarkan keadaan
terjatuh manusia?
• Apa signifikansi kata “bersikeras” di ayat 5? (Catatan: Mengidentifikasi
kata-kata kunci adalah keterampilan penelaahan tulisan suci penting yang
dapat Anda pilih untuk ditekankan di sini).
• Apa yang memungkinkan bagi kita untuk dapat ditebus dari keadaan berdosa
dan terjatuh kita?
Mintalah siswa untuk membaca di dalam hati Mosia 3:19 dan mengidentifikasi
bagaimana kita dapat mengatasi keadaan terjatuh kita.
• Apa artinya “menyerah pada bujukan Roh Kudus”?
• Apa yang harus kita lakukan untuk “[menanggalkan] manusia alami”? (Siswa
hendaknya mengidentifikasi asas berikut: Sewaktu kita mengikuti bisikan
Roh Kudus dan menggunakan kuasa Pendamaian, kita dapat
menanggalkan manusia alami).
Undanglah siswa untuk memikirkan bukti yang telah mereka lihat bahwa
Juruselamat mampu mengubah kita menjadi orang yang lebih baik daripada yang
pernah kita lakukan sendiri. Undanglah beberapa siswa untuk berbagi
wawasan mereka.
Undanglah siswa untuk menjawab dalam hati pertanyaan berikut:
• Apa yang dapat Anda lakukan untuk lebih sepenuhnya “[menyerah] pada
bujukan Roh Kudus”?
• Manakah sifat-sifat yang tertera dalam Mosia 3:19 yang paling Anda perlukan
untuk berkembang?
Mosia 5:1–5, 7–8; 27:24–26
Dilahirkan kembali
Mintalah siswa untuk mendaftar nama orang-orang dalam Kitab Mormon yang
mengalami suatu perubahan hati yang hebat dalam sifat mereka karena
Pendamaian Yesus Kristus.
Ingatkan siswa bahwa Alma yang Muda dan para putra Mosia dahulu, selama
waktu tertentu, ada di antara mereka yang tidak percaya di Zarahemla yang
menganiaya para anggota Gereja (lihat Mosia 27:8). Setelah kunjungan seorang
malaikat, Alma ditinggalkan tanpa kekuatan dan tidak mampu berbicara. Setelah
tiga hari, kekuatan Alma dipulihkan dan dia bersaksi tentang perubahan
menakjubkan yang telah terjadi dalam dirinya (lihat Mosia 27:11–24).
Mintalah siswa untuk membacakan Mosia 27:24–26 dengan lantang sementara
anggota kelas mencari bagaimana Alma menggambarkan perubahan yang
menakjubkan ini.
59
P EL A J A RA N 12
• Apa kata atau frasa dalam ayat-ayat ini yang membantu menguraikan apa
artinya dilahirkan kembali?
• Bagaimana ayat 26 membantu menjelaskan mengapa kita perlu dilahirkan
kembali? (Pastikan siswa memahami kebenaran ini: Hanya dengan menjadi
makhluk baru dalam Kristus kita dapat mewarisi kerajaan Allah).
Untuk membantu siswa memahami apa yang terjadi sewaktu kita secara rohani
dilahirkan kembali, mintalah seorang siswa untuk membacakan Mosia 5:1–5, 8
dengan lantang. Mintalah siswa untuk mencari kata atau frasa yang
mengindikasikan rakyat Raja Benyamin telah mengalami kelahiran kembali rohani.
• Apa bukti yang Anda temukan bahwa rakyat Raja Benyamin telah mengalami
perubahan rohani? (Jawaban hendaknya mencakup yang berikut: mereka tidak
lagi memiliki watak untuk melakukan yang jahat, mereka berhasrat untuk
melakukan yang baik secara berkelanjutan, pikiran mereka diterangi, dan
mereka dipenuhi dengan sukacita dan bersedia untuk membuat perjanjian
dengan Tuhan).
• Menurut ayat 2, dan 4, apa yang diperlukan untuk menerima suatu “perubahan
yang hebat dalam hati”? (Siswa hendaknya mengidentifikasi asas berikut:
Sewaktu kita menjalankan iman kepada Yesus Kristus dan menerima Roh
Kudus, kita dapat mengalami perubahan hati yang hebat).
Perlihatkan pernyataan berikut oleh Penatua David A. Bednar dari Kuorum Dua
Belas Rasul. Mintalah siswa untuk membacakan dengan lantang sementara
anggota kelas mencari bagaimana Penatua Bednar menggambarkan perubahan
hati yang hebat ini.
“Mohon perhatikan bahwa pertobatan yang diuraikan dalam [Mosia 5] adalah
dahsyat, bukan kecil—kelahiran kembali secara rohani dan perubahan yang
mendasar dari apa yang kita inginkan, apa yang kita pikirkan dan lakukan, dan
apa adanya kita. Sesungguhnya, sifat sejati dari Injil Yesus Kristus memerlukan
perubahan yang mendasar dan permanen dalam sifat alami kita yang
dimungkinkan melalui ketergantungan kita pada ‘jasa, belas kasihan serta kasih
karunia Mesias yang Kudus’ (2 Nefi 2:8)” (“Kamu Harus Dilahirkan Kembali,” Ensign atau
Liahona, Mei 2007, 20).
• Apa yang menonjol bagi Anda dalam uraian Penatua Bednar tentang
perubahan hati yang hebat?
Undanglah siswa untuk membahas apa yang dapat kita lakukan untuk terus
mengalami suatu perubahan hati yang hebat?
Undanglah seorang siswa untuk membacakan Mosia 5:7 dalam hati dan mencari
bagaimana hubungan kita dengan Yesus Kristus berubah sewaktu kita dilahirkan
kembali.
• Dengan cara apa kita menjadi anak-anak Yesus Kristus?
Undanglah siswa untuk memikirkan mengenai signifikansi dari menjadi
“anak-anak Kristus,” dan undanglah mereka untuk membagikan bagaimana ini
60
PE LAJ ARAN 12
seharusnya memotivasi kita sewaktu kita berupaya untuk menjadi dilahirkan
kembali.
Alma 5:14, 26–27; Eter 12:27
Kelahiran kembali rohani memerlukan waktu dan upaya
Undanglah seorang siswa untuk membacakan dengan lantang pernyataan berikut
oleh Penatua D. Todd Christofferson dari Kuorum Dua Belas Rasul. sementara
anggota kelas mendengarkan bagaimana dia menguraikan proses menerima
perubahan hati:
“Anda mungkin bertanya, Mengapa perubahan yang besar ini tidak terjadi lebih
cepat pada diri saya? Anda hendaknya mengingat bahwa contoh-contoh
menakjubkan dari rakyat Raja Benyamin, Alma, dan beberapa orang lainnya
dalam tulisan suci adalah contoh yang—menakjubkan dan tidak biasa. Bagi
sebagian besar dari kita, perubahan lebih secara bertahap dan terjadi
terus-menerus. Dilahirkan kembali, tidak seperti kelahiran jasmani kita, lebih dari
sekadar proses daripada sebuah kejadian. Dan terlibat dalam proses tersebut adalah tujuan inti
dari kehidupan fana.
Pada saat yang sama, janganlah kita menghakimi diri kita sendiri dalam usaha yang sederhana.
Janganlah kita merasa senang untuk mempertahankan beberapa keinginan untuk berbuat jahat.
Marilah kita secara layak mengambil sakramen setiap minggu dan terus menerima Roh Kudus
untuk menanggalkan bekas-bekas kenajisan dalam diri kita. Saya membagikan kesaksian bahwa
sewaktu Anda melanjutkan di jalan kelahiran kembali secara rohani, kasih karunia penebusan
Yesus Kristus akan melepaskan dosa-dosa Anda dan noda dosa-dosa itu dalam diri Anda,
godaan-godaan akan kehilangan daya tariknya, dan melalui Kristus Anda akan menjadi kudus,
seperti Dia dan Bapa kita yang adalah kudus.” (“Dilahirkan Kembali,” Ensign atau Liahona, Mei
2008, 78).
• Menurut Penatua Christofferson, mengapa dilahirkan kembali lebih merupakan
suatu proses alih-alih suatu peristiwa?
• Bagaimana proses kelahiran kembali rohani membantu kita menjadi seperti
Bapa Surgawi dan Putra-Nya, Yesus Kristus? (Bantulah siswa mengidentifikasi
kebenaran ini: Melalui kasih karunia Yesus Kristus, kita dapat diampuni
dan menerima bantuan untuk melanjutkan di jalan kelahiran kembali
rohani).
Untuk membantu siswa memahami dengan lebih baik arti kasih karunia,
pertimbangkan membagikan pernyataan ini dari Bible Dictionary:
“Adalah … melalui kasih karunia Tuhan individu-individu, melalui iman pada Pendamaian Yesus
Kristus dan pertobatan dari dosa-dosa mereka, menerima kekuatan dan bantuan untuk
melakukan pekerjaan kebaikan yang sebaliknya tidak akan dapat diperoleh jika mengandalkan
kekuatan mereka sendiri. Kasih karunia ini adalah kuasa yang memungkinkan yang mengizinkan
pria dan wanita untuk memperoleh kehidupan kekal dan permuliaan setelah mereka
mengerahkan upaya terbaik mereka” (Bible Dictionary, “Grace”).
61
P EL A J A RA N 12
Undanglah siswa untuk membacakan Alma 5:14, 26–27 dalam hati dan mencari
apa yang Alma ajarkan kepada mereka yang sudah memulai proses kelahiran
kembali rohani dan mengalami perubahan hati yang hebat. Imbaulah siswa untuk
merenungkan bagaimana mereka akan menjawab pertanyaan Alma.
• Menurut ayat 27, apa yang harus kita lakukan setelah kita menerima perubahan
hati yang hebat? (Kita harus terus hidup tak bercela di hadapan Allah, menjadi
rendah hati, dan mencari pengampunan bagi dosa-dosa kita).
• Menurut Anda mengapa Alma mengajarkan bahwa kerendahhatian semacam
itu merupakan bagian penting dari mempertahankan perubahan hati kita?
Beri tahulah siswa bahwa Tuhan mengajarkan kepada Eter mengapa kuasa
kerendahhatian sedemikian penting sewaktu kita berusaha untuk memiliki
perubahan hati. Ingatkan siswa bahwa asas-asas tulisan suci sering menggunakan
kata jika dan maka, dan kemudian undanglah mereka untuk meninjau Eter 12:27
dalam hati, dengan mencari asas “jika-maka.” Bahaslah asas-asas berikut sewaktu
siswa mengidentifikasinya: Jika kita datang kepada Yesus Kristus, maka Dia
akan memperlihatkan kepada kita kelemahan kita. Jika kita merendahkan
hati kita dan menjalankan iman kepada Tuhan, maka Dia akan menjadikan
apa yang lemah menjadi kuat bagi kita.
• Menurut Anda mengapa penting bagi kita untuk mengenali
kelemahan-kelemahan kita?
• Menurut Anda apa artinya frasa “kasih karunia-Ku cukup bagi semua orang …
yang merendahkan hati mereka di hadapan-Ku”?
Perlihatkan pernyataan berikut oleh Penatua Bruce C. Hafen dari Tujuh Puluh, dan
mintalah seorang siswa untuk membacanya dengan lantang:
“Jika Anda memiliki masalah dalam kehidupan Anda, jangan menganggap tidak
ada yang salah dengan diri Anda. Berjuang mengatasi masalah-masalah itu
merupakan bagian dasar dari tujuan kehidupan. Sewaktu kita mendekatkan diri
kita kepada Allah, Dia akan menunjukkan kelemahan-kelemahan kita, dan hal itu
membuat kita lebih bijaksana, lebih kuat. Jika Anda melihat lebih banyak
kelemahan Anda, itu dapat berarti Anda bergerak mendekat kepada Allah, bukan
menjauh dari-Nya.” (“Kurban Tebusan: Untuk Kita Semua,” Ensign atau Liahona, Mei 2004, 97).
• Apa yang dapat kita lakukan untuk menghindari menjadi putus asa ketika kita
mengenali kelemahan-kelemahan kita?
Bagikan kesaksian Anda bahwa kasih karunia Yesus Kristus akan membantu kita
mengatasi kelemahan kita sewaktu kita berusaha untuk secara rohani dilahirkan
kembali.
Bacaan Siswa
• Mosia 3:19; 5:1–5, 7–8; 16:2–5; 27:24–26; Alma 5:14, 26–27; 41:10–11; Eter
12:27.
62
PE LAJ ARAN 12
• David A. Bednar, “Pendamaian dan Perjalanan Kefanaan,” Ensign, April
2012, 12–19.
63
PELAJARAN 13
Perjanjian Baptisan, Hari
Sabat, dan Sakramen
Pendahuluan
Melalui tata cara pembaptisan, para pengikut Yesus Kristus
berjanji untuk mengambil nama-Nya ke atas diri mereka.
Dalam pelajaran ini, siswa akan belajar bahwa Kitab Mormon
mengajarkan bahwa para anggota Gereja Kristus harus
berkumpul bersama pada hari Sabat dan menikmati
kesempatan istimewa yang sakral untuk mengambil
sakramen. Ketika kita mengambil sakramen, kita
memperbarui perjanjian baptisan kita dan mengundang Roh
Kudus untuk menyertai kita.
Bacaan Latar Belakang
• L. Tom Perry, “Hari Sabat dan Sakramen,” Ensign atau Liahona, Mei 2011, 6–9.
• Russell M. Nelson, “Hari Sabat Hari Kenikmatan,” Ensign atau Liahona, Mei
2015, 129–32.
• Dallin H. Oaks, “Pertemuan Sakramen dan Sakramen,” Ensign atau Liahona,
November 2008, 17–20.
Saran untuk Pengajaran
Mosia 18:8–10; 25:23–24
Mengambil ke atas diri kita nama Kristus.
Mintalah beberapa siswa untuk menguraikan sesuatu yang bermakna yang mereka
ingat tentang pembaptisan—contohnya, kebaktian pembaptisan, tata cara itu
sendiri, atau pemikiran serta perasaan yang mereka miliki. Kemudian berilah siswa
waktu sejenak untuk merenungkan seberapa baik mereka rasa mereka telah
menepati perjanjian-perjanjian baptisan mereka.
Ingatkan siswa bahwa Alma mengajarkan tentang perjanjian baptisan di Perairan
Mormon, dan kemudian mintalah seorang siswa untuk membacakan Mosia
18:8–10 dengan lantang. Mintalah anggota kelas untuk menyimak, dengan mencari
apa yang kita janjikan untuk lakukan ketika kita dibaptis.
Di papan tulis, tulislah yang berikut:
Ketika kita dibaptiskan, kita berjanji untuk ….
• Apa yang telah kita janjikan untuk lakukan ketika kita dibaptis? (Sewaktu siswa
menjawab, daftarlah jawaban mereka di papan tulis untuk melengkapi
pernyataan doktrinal: Ketika kita dibaptis, kita berjanji untuk saling
menanggung beban, berdiri sebagai saksi Allah, melayani Dia, dan
menaati perintah-perintah-Nya).
64
PE LAJ ARAN 13
Bantulah siswa memahami konteks dari petikan tulisan suci berikutnya dengan
menjelaskan bahwa setelah Alma dan orang-orangnya bergabung dengan mereka
yang percaya di Zarahemla, Alma membangun banyak jemaat dari orang-orang
percaya. Undanglah sejumlah siswa untuk bergiliran membaca Mosia 25:23–24
dengan lantang, dan mintalah anggota kelas untuk mencari wawasan tambahan
dalam perjanjian baptisan kita. Setelah siswa membahas apa yang mereka kenali,
tanyakan:
• Bagaimana orang-orang diberkati sebagai hasil dari dibaptiskan dan bergabung
dengan Gereja Allah? (Bantulah siswa memahami asas berikut: Sewaktu kita
mengambil ke atas diri kita sendiri nama Yesus Kristus dan hidup sesuai
hal itu, Tuhan akan mencurahkan Roh-Nya ke atas kita).
• Sewaktu Anda telah hidup sesuai perjanjian baptisan Anda, bagaimana
kehidupan Anda telah dipengaruhi dengan memiliki Roh Kudus dicurahkan ke
atas Anda?
Undanglah siswa untuk merenungkan bagaimana perjanjian baptisan mereka
dapat memperkuat komitmen mereka untuk menjadi pengikut Yesus Kristus dalam
keputusan dan tindakan mereka.
Keluaran 31:13, 16–17; Mosia 18:17, 23–25; Moroni 6:4–6
Beribadat di hari Sabat
Jelaskan bahwa Kitab Mormon mengilustrasikan beberapa cara di mana para
anggota Gereja Kristus harus menepati perjanjian pembaptisan.
Mintalah separuh kelas untuk menelaah Mosia 18:17, 23–25 sementara separuh
lainnya menelaah Moroni 6:4–6. Sarankan agar siswa menandai kata atau frasa
yang menguraikan praktik-praktik peribadatan yang dijalankan oleh para pengikut
Kristus. Undanglah mereka untuk membagikan apa yang mereka identifikasi.
• Apa beberapa alasan bahwa para anggota sering berkumpul bersama? (Siswa
hendaknya mengidentifikasi kebenaran berikut: Ketika kita menjadi anggota
Gereja Kristus, kita diperintahkan untuk menaati hari Sabat dan
menguduskannya. Sebagai anggota Gereja, kita harus sering bertemu
bersama dipelihara dengan firman Allah yang baik, berpuasa, berdoa,
saling memperkuat, dan mengambil sakramen).
Bacakan pernyataan berikut oleh Penatua Jeffrey R. Holland dari Kuorum Dua
Belas Rasul:
“Sebagian besar orang datang ke gereja tidak sekadar mencari beberapa fakta
Injil yang baru atau bertemu teman-teman lama, walaupun semua itu adalah
penting. Mereka mencari pengalaman rohani. Mereka menginginkan kedamaian.
Mereka ingin iman mereka dibentengi dan harapan mereka diperbarui.
Singkatnya, mereka ingin dipelihara dengan firman Allah yang baik, diperkuat
dengan kuasa surga” (“A Teacher Come from God,” Ensign, Mei 1998, 26).
• Bagaimana berkumpul bersama dengan para anggota Gereja di hari Sabat
membantu Anda merasa “diperkuat dengan kuasa surga”?
65
P EL A J A RA N 13
• Apa yang akan Anda lakukan di Gereja untuk berada lebih dekat dan dengan
benar beribadat kepada Bapa Surgawi dan Yesus Kristus?
Untuk membantu siswa lebih lanjut memahami mengapa para anggota
diperintahkan untuk menaati hari Sabat dan menguduskannya, undanglah mereka
untuk membaca Keluaran 31:13, 16–17 dan merujuksilangkan dengan Mosia 18:23.
• Apa artinya bagi Anda bahwa Sabat adalah suatu “peringatan” antara kita dan
Tuhan?
Bacalah pernyataan berikut oleh Penatua Russell M. Nelson dari Kuorum Dua
Belas Rasul:
“Bagaimana kita menguduskan hari Sabat? Di tahun-tahun muda saya, saya
menelaah pekerjaan orang lain yang telah menyusun daftar apa yang boleh dan
yang tidak boleh dilakukan pada hari Sabat. Tidak lama kemudian saya belajar
dari tulisan suci bahwa perilaku saya dan sikap saya pada hari Sabat merupakan
suatu peringatan antara saya dan Bapa Surgawi saya. Dengan pemahaman itu,
saya tidak lagi membutuhkan daftar boleh dan tidak boleh. Ketika saya harus
membuat keputusan apakah kegiatan pantas atau tidak untuk Sabat. saya bertanya saja kepada
diri sendiri, ‘Peringatan macam apa yang ingin saya berikan kepada Allah?’ Pertanyaan itu
membuat pilihan saya mengenai hari Sabat menjadi sangat jelas” (“Hari Sabat Hari
Kenikmatan,” Ensign atau Liahona, Mei 2015, 130).
• Bagaimana menanyakan kepada diri kita “Apa peringatan yang dapat saya
berikan kepada Allah?” dapat membantu kita membuat pilihan yang lebih baik
mengenai apa yang kita lakukan di hari Sabat?
• Menurut Anda bagaimana upaya Anda untuk menguduskan hari Sabat
memengaruhi hari-hari di minggu Anda?
Undanglah siswa untuk memperkirakan upaya mereka sendiri untuk
menguduskan hari Sabat. Mintalah mereka untuk memikirkan apakah pikiran dan
tindakan mereka memperlihatkan peribadatan yang tulus terhadap Bapa di hari itu.
Undanglah siswa untuk menetapkan gol tertentu untuk meningkatkan peribadatan
hari Sabat mereka.
3 Nefi 18:1–11; 20:3–9; Moroni 4:3; 5:2
Mengambil sakramen
Di papan tulis, tulislah pernyataan berikut oleh Penatua L. Tom Perry (1922–2015)
dari Kuorum Dua Belas Rasul (dari “Saat Kita Mengambil Sakramen,” Ensign atau
Liahona, Mei 2006, 39):
“Mengambil sakramen menyediakan bagi kita momen sakral di tempat yang
kudus.” (Penatua L. Tom Perry).
• Bagaimana gagasan tentang “momen sakral” dan “tempat yang kudus”
memengaruhi pikiran dan tindakan kita sewaktu kita mengambil sakramen?
66
PE LAJ ARAN 13
Ingatkan siswa bahwa Yesus Kristus yang telah bangkit mengadakan sakramen
ketika Dia mengunjungi orang-orang Nefi di Bountiful. Undanglah sejumlah siswa
untuk bergiliran membaca 3 Nefi 18:1–11 dengan lantang, sementara anggota kelas
mencari bagaimana Juruselamat mengajarkan tentang tujuan sakramen.
• Apa asas yang diajarkan oleh Juruselamat mengenai tujuan sakramen?
(Sewaktu siswa merespons, tulislah asas berikut di papan tulis: Sewaktu kita
mengambil sakramen dan selalu mengingat Yesus Kristus, kita akan
memiliki Roh-Nya untuk menyertai kita).
• Apa yang Anda lakukan untuk mengingat Juruselamat ketika mengambil
sakramen dan selama sisa minggu itu?
Ingatkan siswa bahwa Moroni mencatat kata-kata yang para pengikut Yesus
Kristus gunakan sewaktu memberkati sakramen. Pertimbangkan untuk
mengundang siswa membaca doa sakramen dalam Moroni 4:3 dan 5:2 dan garis
bawahi frasa-frasa yang berkaitan dengan asas yang ditulis di papan tulis.
• Apa kemungkinan akibatnya jika kita gagal untuk “selalu mengingat-Nya”?
(Moroni 4:3; 5:2).
Ingatkan siswa bahwa ketika Yesus Kristus mengunjungi orang-orang Nefi pada
hari setelah Dia mengadakan sakramen, Dia sekali lagi melaksanakan tata cara itu
bagi mereka. Undanglah beberapa siswa untuk bergiliran membacakan dengan
lantang 3 Nefi 20:3–9. Mintalah siswa untuk mencari berkat-berkat tambahan yang
datang karena mengambil sakramen.
• Apa artinya bahwa jiwa kita “tidak akan pernah lapar tidak juga haus tetapi
akan kenyang”?
• Dengan cara apa mengambil sakramen memuaskan rasa lapar dan haus
rohani Anda?
• Bagaimana mengambil sakramen dengan kerendahhatian dan rasa syukur
dapat membantu kita mengingat dengan lebih baik Juruselamat selama sisa
minggu ini?
Undanglah siswa untuk memikirkan perilaku mereka selama kebaktian sakramen
sewaktu seorang siswa membacakan dengan lantang pernyataan berikut oleh
Penatua Dallin H. Oaks dari Kuorum Dua Belas Rasul:
“Selama pertemuan sakramen—dan terutama selama kebaktian sakramen—kita
hendaknya berkonsentrasi pada ibadat dan menahan diri dari semua kegiatan
lain, terutama dari perilaku yang dapat mengganggu ibadat orang lain. …
Pertemuan sakramen bukanlah waktu untuk membaca buku atau majalah. Kaum
muda, pertemuan sakramen bukanlah waktu untuk berbincang dengan
berbisik-bisik di telepon selular maupun mengirim pesan singkat ke orang-orang
di tempat lain. Ketika kita mengambil sakramen, kita membuat perjanjian kudus bahwa kita
akan selalu mengingat Juruselamat. Betapa sedihnya melihat orang yang dengan
terang-terangan melanggar perjanjian itu bahkan di dalam pertemuan tempat mereka
membuatnya. (“Pertemuan Sakramen dan Sakramen,” Ensign atau Liahona, November
2008, 18–19).
67
P EL A J A RA N 13
Sewaktu Anda memikirkan kebutuhan siswa Anda dan bisikan Roh, Anda dapat
membaca Markus 14:37 bersama mereka dan menandaskan bahwa satu penerapan
dari ayat ini bagi kita adalah untuk mengesampingkan semua gangguan dan
memberikan kepada Tuhan kita perhatian penuh setiap minggu sewaktu kita
beribadat dalam pertemuan sakramen.
Undanglah siswa untuk memikirkan apa yang dapat mereka lakukan untuk
memiliki pengalaman yang lebih sakral ketika mengambil sakramen. Tanyakan
apakah ada di antara mereka yang ingin membagikan kesaksian tentang
pentingnya hari Sabat dan sakramen. Bagikan kesaksian Anda bahwa Tuhan akan
memberkati kita dengan Roh-Nya sewaktu kita menghormati perjanjian baptisan
kita dan berusaha untuk selalu mengingat-Nya.
Bacaan Siswa
• Keluaran 31:13, 16–17; Mosia 18:8–10, 23; 25:23–24; 3 Nefi 18:1–11; 20:3–9;
Moroni 4:3; 5:2; 6:4–6.
• Russell M. Nelson, “Hari Sabat Hari Kenikmatan,” Ensign atau Liahona, Mei
2015, 129–32.
68
PELAJARAN 14
Kuasa Allah Akan
Pembebasan
Pendahuluan
Kitab Mormon memuat sejumlah kisah tentang individu dan
masyarakat yang tunduk pada perbudakan dalam beberapa
bentuk. Sebagian besar dari kisah ini mengilustrasikan
bahwa Yesus Kristus adalah sang Pembebas Agung dan
sumber pertolongan ketika pelolosan diri atau keselamatan
tampak mustahil. Sewaktu kita mendekat kepada Tuhan
melalui pertobatan, kerendahhatian, dan doa, kita secara
rohani menjadi siap untuk meminta dan menerima kuasa
Allah akan pembebasan.
Bacaan Latar Belakang
• L. Tom Perry, “Kuasa Pembebasan,” Ensign atau Liahona, Mei 2012, 94–97.
• Dallin H. Oaks, “Dia Meringankan Beban yang Kuat,” Ensign atau Liahona,
November 2006, 6–9.
• David A. Bednar, “Menanggung Beban Mereka dengan Mudah,” Ensign atau
Liahona, Mei 2014, 87–90.
Saran untuk Pengajaran
1 Nefi 1:20; Alma 36:1–3, 27–29
Allah memiliki kuasa untuk menganugerahkan pembebasan
Undanglah siswa untuk memikirkan ketika mereka telah terkesan oleh keberanian
dan kekuatan seseorang yang telah menghadapi tantangan atau kesulitan besar.
Mintalah mereka untuk secara singkat membagikan apa yang telah mereka amati.
Mintalah siswa untuk membaca dalam hati 1 Nefi 1:1, dengan mencari apa yang
Nefi katakan mengenai kesulitan yang telah dia alami dalam kehidupannya.
• Bagaimana Nefi meringkas perasaannya setelah mengalami “banyak
kesengsaraan”?
• Mengapa menurut Anda seseorang dapat merasa “telah sangat berkenan bagi
Tuhan” bahkan ketika mengalami tantangan atau kesulitan?
Beri tahulah siswa untuk merujuksilangkan 1 Nefi 1:1 dengan 1 Nefi 1:20 dan
mencari satu alasan mengapa Nefi menguraikan perasaan “telah sangat berkenan
bagi Tuhan.”
• Apa asas dalam ayat ini yang dapat membantu seseorang merasakan
pengharapan ketika mengalami tantangan dan kesulitan? (Siswa hendaknya
mengidentifikasi asas berikut: Sewaktu kita menjalankan iman kepada
Yesus Kristus, kita dapat menerima belas kasihan dan pembebasan
Allah).
Jelaskan bahwa frasa “Aku, Nefi, akan memperlihatkan kepadamu” menyarankan
bahwa Nefi bermaksud untuk mencatat contoh tentang kuasa Allah akan
69
P EL A J A RA N 14
pembebasan. Undanglah siswa untuk meneliti 1 Nefi pasal 1–8 dan 16–18, dengan
mencari contoh dari kehidupan Nefi yang mengilustrasikan kuasa Allah akan
pembebasan. Undanglah siswa untuk secara singkat membagikan contoh yang
mereka identifikasi. Jika siswa bergumul untuk menemukan contoh, Anda dapat
mengarahkan mereka pada satu atau lebih dari petikan berikut: 1 Nefi 3:23–31;
4:1–18; 7:16–19; 8:7–12; 16:10, 18–31, 36–39; 17:48–55; dan 18:1–3, 11–21.
Bacalah dengan lantang pernyataan berikut oleh Penatua L. Tom Perry (1922–2015)
dari Kuorum Dua Belas Rasul:
“Banyak dari cerita dalam Kitab Mormon adalah cerita-cerita tentang
pembebasan. Keberangkatan Lehi ke padang belantara dengan keluarganya
adalah mengenai pembebasan dari kehancuran Yerusalem. Cerita mengenai
orang-orang Yared adalah cerita tentang pembebasan, seperti halnya dengan
cerita tentang orang-orang Mulek. Alma yang Muda dibebaskan dari dosa. Para
Teruna Helaman dibebaskan dalam pertempuran. Nefi dan Lehi dibebaskan dari
penjara. Tema pembebasan terbukti di sepanjang seluruh Kitab Mormon” (“Kuasa Pembebasan,”
Ensign atau Liahona, Mei 2012, 94).
Sebagai contoh tentang pembebasan rohani, jelaskan bahwa Alma menguraikan
pembebasannya dari dosa kepada putranya, Helaman. Mintalah seorang siswa
untuk membaca Alma 36:1–3 dengan lantang, dan undanglah siswa lainnya untuk
membaca Alma 36:27–29 dengan lantang (perhatikan bahwa Alma 5:1–12 berisi
nasihat yang sama). Mintalah anggota kelas untuk menyimak, dengan mencari
wawasan yang dapat membantu seseorang yang bergumul dengan kesengsaraan
dan kesulitan.
• Apa wawasan yang Anda temukan dalam petikan ini yang dapat membantu
seseorang yang menghadapi kesulitan jasmani maupun rohani?
• Apa jenis perbudakan jasmani dan rohani yang orang-orang hadapi dewasa ini?
(Contoh termasuk kesehatan yang buruk, kecanduan narkoba dan pornografi,
kemiskinan, perundungan, diskriminasi, dosa, ketidakpercayaan, dan
pemberontakan).
Perlihatkan dan bacakan pernyataan berikut oleh Penatua Jeffrey R. Holland dari
Kuorum Dua Belas Rasul:
“Apakah Anda tengah memerangi iblis kecanduan—tembakau atau narkoba
atau judi, atau wabah pornografi yang merusak dewasa ini? Apakah pernikahan
Anda bermasalah atau apakah anak Anda dalam bahaya? Apakah Anda bingung
dengan identitas jenis kelamin atau tengah mencari harga diri? Apakah
Anda—atau orang yang Anda kasihi—menghadapi penyakit atau depresi atau
kematian? Apa pun langkah lain yang mungkin perlu Anda ambil untuk
mengatasi masalah-masalah itu, pertama-tama datanglah kepada Injil Yesus Kristus. Percayalah
pada janji-janji surgawi. Dalam hal itu kesaksian Alma adalah kesaksian saya: ‘Saya sungguh
tahu,’ dia mengatakan, ‘barang siapa akan menaruh kepercayaannya kepada Allah akan
didukung dalam pencobaan mereka, dan kesusahan mereka, dan kesengsaraan mereka’ [Alma
36:3]” (“Hal-Hal yang Rusak yang Harus Diperbaiki” Ensign atau Liahona, Mei 2006, 70).”
70
PE LAJ ARAN 14
• Apa yang Penatua Holland katakan akan membantu kita mulai untuk
mengatasi masalah dan tantangan kita?
1 Nefi 6:4; Mosia 21:2–5, 14–16; 23:23–24; 24:13–15, 21; Alma 34:9;
Helaman 5:9
Yesus Kristus adalah sumber pembebasan
Undanglah siswa untuk menguraikan alasan berbeda mengapa penulis dapat
termotivasi untuk menulis sebuah buku. (Sebagai contoh, seorang penulis
mungkin ingin menceritakan sebuah kisah, membagikan keahliannya mengenai
suatu subjek, atau mencari nafkah). Setelah beberapa menit membagikan gagasan
mereka kepada anggota kelas, undanglah siswa untuk membaca dalam hati 1 Nefi
6:4, dengan mencari salah satu alasan mengapa Nefi termotivasi untuk menulis.
• Apa yang Nabi Nefi katakan adalah tujuannya dalam menuliskan catatannya?
(Dia berhasrat untuk membujuk orang-orang supaya datang kepada Allah dan
diselamatkan).
Bersaksilah kepada siswa bahwa kuasa Allah untuk menyelamatkan adalah kuasa
untuk membebaskan.
Salinlah yang berikut di papan tulis, dan jelaskan kepada siswa bahwa
petikan-petikan ini menguraikan orang-orang yang berada dalam kebutuhan
pembebasan:
Rakyat Limhi
Orang-orang Alma
Semua orang
Mosia 21:2–5, 14–16
Mosia 23:23–24; 24:21
Alma 34:9; Helaman 5:9
Mintalah siswa untuk membaca dalam hati petikan-petikan di papan tulis, dengan
mencari apa yang setiap petikan ajarkan mengenai sumber pembebasan dari
tantangan dan kesulitan.
• Apa yang Anda pelajari dari petikan-petikan ini mengenai sumber
pembebasan? (Sewaktu siswa merespons, tekankan ajaran berikut: Yesus
Kristus memiliki kuasa untuk membebaskan kita dari keadaan tersesat
dan terjatuh kita dan dari tantangan-tantangan dalam kefanaan).
Perlihatkan pernyataan berikut oleh Presiden Henry B. Eyring dari Presidensi
Utama, dan mintalah seorang siswa untuk membacakannya dengan lantang:
71
P EL A J A RA N 14
“Saya ingin memberikan kesaksian tentang kuasa Allah akan pembebasan. Pada
beberapa titik dalam kehidupan kita, kita semua akan memerlukan kuasa itu.
Setiap orang yang hidup berada di tengah-tengah suatu ujian. … Dua hal
akanlah sama bagi kita semua. Itu adalah bagian dari rancangan bagi
kehidupan fana.
Pertama, ujian terkadang akan merentang cukup bagi kita untuk merasakan
perlunya bantuan di luar kemampuan kita sendiri. Dan, kedua, Allah dalam kemurahan hati dan
kebijaksanaan-Nya telah menjadikan kuasa pembebasan tersedia bagi kita” (“The Power of
Deliverance” [Brigham Young University devotional, 15 Januari 2008], 1; speeches.byu.edu).
• Kapankah Anda telah menerima “bantuan diluar kemampuan [Anda] sendiri”
selama kesulitan?
Jika waktu mengizinkan, Anda dapat merujuk pada kisah orang-orang Alma dalam
Mosia 24:13–15 untuk mengilustrasikan gagasan bahwa pembebasan Allah tidak
selalu berarti bahwa beban kita akan disingkirkan; alih-alih, Allah sering
membebaskan kita dengan memperkuat kemampuan kita untuk menanggung
beban kita. Kesabaran dan ketahanan diperlukan dalam situasi ini, seperti ketika
masalah kesehatan berlanjut di sepanjang kehidupan seseorang. Pembebasan
datang dalam cara Allah sendiri dan menurut waktu-Nya.
Mosia 7:33; 29:20; Alma 58:10–11; 3 Nefi 4:33
Memperoleh kuasa pembebasan
Bersaksilah bahwa ada harapan bagi kita masing-masing ketika kita menemukan
diri kita dalam keadaan yang darinya pelolosan diri atau penyelamatan tampak
mustahil. Ingatkan siswa bahwa tulisan suci memuat petunjuk mengenai
bagaimana memperoleh kuasa Juruselamat akan pembebasan.
Daftarlah rujukan-rujukan berikut di papan tulis. (Jangan menyertakan materi
dalam tanda kurung yang disediakan hanya untuk guru). Undanglah siswa untuk
membaca setiap petikan, dengan mencari tindakan yang membantu kita
memperoleh kuasa Juruselamat akan pembebasan.
Mosia 7:33 (Berpalinglah kepada Tuhan dengan maksud hati yang sepenuhnya,
memercayai Dia, melayani Dia dengan tekun)
Mosia 29:20 (Jadilah rendah hati, berserulah dengan kuat kepada Allah)
Alma 58:10–11 (Curahkanlah jiwa seseorang dalam doa, berharap bagi
pembebasan)
3 Nefi 4:33 (Bertobatlah, jadilah rendah hati)
Setelah waktu yang memadai, undanglah siswa untuk berbagi dan membahas
tindakan apa pun yang mereka identifikasi, dan tulislah respons siswa di papan
tulis. Tekankan asas berikut: Ketika kita berpaling kepada Allah dengan
maksud hati yang sepenuhnya dan berdoa memohon bantuan-Nya, memiliki
72
PE LAJ ARAN 14
roh pertobatan dan kerendahhatian, kita dapat memperoleh kuasa-Nya akan
pembebasan.
Perlihatkan pernyataan berikut oleh Presiden Henry B. Eyring:
“Tuhan senantiasa ingin menuntun kita pada pembebasan melalui upaya kita
menjadi lebih saleh. Itu memerlukan pertobatan. Dan itu memerlukan
kerendahhatian. Jadi jalan menuju pembebasan senantiasa memerlukan
kerendahhatian agar Tuhan dapat menuntun kita dengan tangan-Nya di mana
Dia ingin membawa kita melalui masalah kita dan menuju pengudusan” (“The
Power of Deliverance” [Brigham Young University devotional, 15 Januari 2008],
4; speeches.byu.edu).
• Bagaimana pertobatan, kerendahhatian, dan doa membantu kita untuk
memperoleh kuasa Tuhan akan pembebasan ?
• Kapankah Anda atau seseorang yang Anda kenal berpaling kepada Tuhan
untuk pembebasan dan menerimanya? Bagaimana pengalaman ini telah
meningkatkan kepercayaan Anda kepada Yesus Kristus?
Imbaulah siswa untuk merenungkan suatu waktu ketika mereka mengalami kuasa
Tuhan akan pembebasan dalam kehidupan mereka. Imbaulah mereka untuk
mencatat pengalaman mereka untuk ingatan di masa datang. Pertimbangkan
untuk mengundang siswa supaya membagikan pengalaman mereka yang tidak
terlalu sakral atau pribadi.
Bacaan Siswa
• 1 Nefi 1:20; 6:4; Mosia 7:33; 21:2–5, 14–16; 23:23–24; 24:13–15, 21; 29:20; Alma
34:9; 36:1–3, 27–29; 58:10–11; Helaman 5:9; 3 Nefi 4:33.
• L. Tom Perry, “Kuasa Pembebasan,” Ensign atau Liahona, Mei 2012, 94–97.
73
PELAJARAN 15
Menjadi Alat dalam
Tangan Tuhan
Pendahuluan
Injil Yesus Kristus adalah pesan perdamaian bagi dunia yang
bergejolak. Mereka yang menjadi alat dalam tangan Allah
dapat membagikan Injil dan membantu orang lain menjadi
diinsafkan. Dalam pelajaran ini, siswa akan menelaah dan
menerapkan asas-asas dari kisah Kitab Mormon tentang para
misionaris yang menjadi alat dalam tangan Allah dan
membantu orang lain menerima kehidupan kekal.
Bacaan Latar Belakang
• M. Russell Ballard, “Letakkan Kepercayaanmu kepada Tuhan,” Ensign atau
Liahona, November 2013, 43–45.
• Don R. Clarke, “Menjadi Alat dalam Tangan Allah,” Ensign atau Liahona,
November 2006, 97–99.
Saran untuk Pengajaran
1 Nefi 13:37; Mosia 15:14–19, 26–28
Berkat-berkat dijanjikan kepada mereka yang membagikan Injil
Di papan tulis, tulislah pernyataan berikut oleh Nabi Joseph Smith (1805–1844)
dari Ajaran-Ajaran Presiden Gereja: Joseph Smith (2007), 382:
“Setelah semua yang telah dikatakan, tugas yang paling besar dan paling penting
adalah untuk mengkhotbahkan Injil.” (Nabi Joseph Smith)
Undanglah siswa untuk membaca dalam hati pernyataan ini. Kemudian tanyakan:
• Mengapa adalah tugas paling penting kita untuk membagikan Injil kepada
orang lain?
• Apa berkat-berkat yang telah Anda terima karena menerima dan memenuhi
tugas ini?
Jelaskan bahwa Nefi meramalkan Pemulihan Injil dan tampilnya Kitab Mormon
(lihat 1 Nefi 13:34–36). Dia juga menguraikan berkat-berkat yang tersedia bagi
mereka yang akan memaklumkan Injil dan membantu orang lain datang kepada
Kristus.
Undanglah siswa untuk membaca 1 Nefi 13:37 dalam hati, dan imbaulah mereka
untuk menandai atau menggarisbawahi berkat-berkat yang dijanjikan kepada
mereka yang berusaha untuk membagikan Injil di zaman akhir.
74
PE LAJ ARAN 15
• Apa berkat-berkat yang datang kepada mereka yang berusaha untuk
menampilkan Sion dan memberitakan kedamaian? (Siswa hendaknya
memahami asas berikut: Ketika kita berusaha untuk membagikan Injil, kita
diberkati dengan Roh Kudus dan dapat diselamatkan dalam kerajaan
Allah).
Beri tahulah siswa bahwa Abinadi mengutip Yesaya dan menjelaskan apa artinya
memberitakan kedamaian dan mengapa kita hendaknya berusaha untuk
membagikan Injil (lihat Yesaya 52:7). Undanglah beberapa siswa untuk membaca
dengan lantang Mosia 15:14–19, 26–28 sementara anggota kelas mencari apa yang
Abinadi ajarkan.
• Apa artinya memberitakan kedamaian dan keselamatan? (lihat ayat 14).
• Mengapa keselamatan perlu diberitakan kepada setiap bangsa, suku, bahasa,
dan khalayak?
Untuk membantu siswa memahami dengan lebih baik perkataan Abinadi,
undanglah seorang siswa untuk membacakan dengan lantang pernyataan berikut
oleh Penatua Jeffrey R. Holland dari Kuorum Dua Belas Rasul:
“Damai sejahtera dan kabar baik; kabar baik dan damai sejahtera. Ini ada di
antara berkat-berkat utama yang Injil Yesus Kristus bawa di dunia yang
bergejolak dan umat yang bergejolak yang tinggal di dalamnya, solusi terhadap
pergumulan pribadi dan manusia yang penuh dosa, sumber kekuatan untuk
hari-hari kelelahan dan jam-jam keputusasaan sejati .… Adalah Putra Tunggal
Allah Sendiri yang memberikan bantuan dan pengharapan ini .…
Pencarian akan damai sejahtera merupakan pencarian akhir dari jiwa manusia .… Ada saat-saat
dalam seluruh kehidupan kita ketika dukacita atau penderitaan atau ketakutan atau kesepian
yang mendalam membuat kita berseru memohon damai sejahtera yang hanya Allah Sendiri
dapat berikan. Ada saat-saat kelaparan rohani yang menyayat ketika bahkan teman-teman
terkasih tidak dapat sepenuhnya datang untuk membantu kita” (“The Peaceable Things of the
Kingdom,” Ensign, November 1996, 82).
• Dalam cara apa Injil Yesus Kristus adalah pesan perdamaian?
Untuk membantu menjawab pertanyaan ini, pertimbangkan untuk membahas
pernyataan berikut oleh Presiden Marion G. Romney (1897–1988) dari
Presidensi Utama:
“Mendatangkan perdamaian memerlukan penghapusan pengaruh Setan.
Bilamana dia ada, kedamaian tidak dapat pernah ada. Lebih lanjut, koeksistensi
penuh damai bersamanya adalah mustahil .… Dia tidak mengembangkan apa
pun kecuali perbuatan daging .…
Sebagai awal bagi kedamaian, maka, pengaruh Setan harus benar-benar
ditaklukkan .…
Karena perbuatan daging memiliki penerapan universal, demikian juga Injil kedamaian. Jika
seseorang menjalankannya, dia memiliki kedamaian dalam dirinya. Jika dua orang
menjalankannya, mereka masing-masing memiliki kedamaian dalam diri mereka dan dengan
75
P EL A J A RA N 15
satu sama lain. Jika warga negara menjalankannya, bangsa memiliki kedamaian domestik.
Ketika ada cukup bangsa menikmati buah Roh untuk mengendalikan urusan-urusan dunia,
maka, dan hanya kemudian, genderang perang tidak akan lagi terdengar” (“The Price of Peace,”
Ensign, Oktober 1983, 4, 6).
• Kapan Anda telah melihat Injil mendatangkan kedamaian ke dalam hidup
seseorang?
• Apa beberapa cara di mana kita dapat secara efektif membagikan Injil?
Imbaulah siswa untuk memikirkan apakah mereka mengenal seseorang yang
mereka dapat bantu untuk mengalami kedamaian yang datang dari Injil.
Undanglah mereka untuk mulai membuat rencana untuk membagikan Injil kepada
orang itu, dan imbaulah mereka untuk memikirkan tentang bagaimana mereka
dapat menerapkan asas-asas yang mereka pelajari sewaktu pelajaran berkembang.
Mosia 28:3; Alma 17:2–3, 6, 9–12, 16, 25; 18:10; 21:16; 22:1, 12–14;
26:11–12, 26–29; 31:30–34
Menjadi alat dalam tangan Allah
Pertimbangkan untuk memperlihatkan
kepada siswa satu atau semua dari
gambar di atas (biola, peralatan toko,
peralatan medis) atau gambar seperti
itu. Kemudian tanyakan:
• Apa yang benda-benda ini dapat
lakukan dalam tangan seseorang
yang terampil menggunakannya?
• Apa artinya menjadi alat dalam
tangan Allah?
Undanglah seorang siswa untuk
membaca Alma 17:2–3, 9–11 dengan
lantang. Mintalah siswa untuk mencari
apa yang para putra Mosia lakukan
untuk menjadi alat dalam tangan Allah.
• Apa yang dapat kita pelajari dari
teladan para putra Mosia mengenai
bagaimana menjadi alat dalam
tangan Allah? (Sewaktu siswa
merespons, tulislah asas berikut di papan tulis: Ketika kita berdoa, berpuasa,
menyelidiki tulisan suci, dan memberikan teladan yang baik bagi orang
lain, kita dapat menjadi alat dalam tangan Allah).
Jelaskan bahwa Kitab Mormon memuat banyak contoh lain tentang apa yang Alma
dan para putra Mosia lakukan untuk menjadi alat yang efektif dalam tangan Allah.
Tulislah rujukan tulisan suci berikut di papan tulis (jangan menyertakan ringkasan
yang menyertainya dalam tanda kurung). Tugasi satu atau lebih petikan kepada
76
PE LAJ ARAN 15
setiap siswa. Mintalah siswa untuk
mencari apa yang para hamba Tuhan
lakukan yang berkontribusi pada
keberhasilan mereka dalam
membagikan Injil.
Mosia 28:3 (Hasrat untuk memberitakan keselamatan sehingga tidak ada jiwa
yang hendaknya binasa).
Alma 17:6 (Bersedia untuk meninggalkan pengakuan duniawi untuk
mengkhotbahkan Injil).
Alma 17:11–12 (Menjadi sabar, berani, dan teladan yang baik).
Alma 17:16 (Berhasrat untuk membantu orang lain bertobat dan belajar rencana
penebusan).
Alma 17:25; 18:10 (Berhasrat untuk menjadi hamba).
Alma 21:16; 22:1 (Dipimpin oleh Roh).
Alma 22:12–14 (Diajar dari tulisan suci mengenai Kristus dan rencana
penebusan).
Alma 26:11–12 (Menjadi rendah hati, mengenali Allah sebagai sumber kekuatan
mereka).
Alma 26:26–29 (Tidak menyerah ketika mereka putus asa. Bersedia untuk
menanggung dengan sabar bagi perkara Kristus. Mengajarkan Injil dalam
berbagai tatanan).
Alma 31:30–34 (Berdoa memohon bantuan dalam membawa orang lain kepada
Kristus).
Setelah waktu yang memadai, mintalah siswa untuk membagikan apa yang mereka
pelajari. Pertimbangkan untuk meringkas tanggapan para siswa dengan
menuliskan ringkasan petikan di papan tulis. Anda dapat mendorong siswa untuk
menulis rujukan tulisan suci dan kemudian, seusai kelas, buatlah mata rantai
tulisan suci berlabel “Unsur-unsur penting dari membagikan Injil.”
• Jika Anda memiliki kesempatan untuk membagikan Injil kepada orang lain,
dapatkah Anda membagikan pengalaman atau memberikan kesaksian tentang
bagaimana unsur-unsur itu berkontribusi pada keberhasilan Anda?
• Bagaimana asas-asas yang tercatat dalam petikan ini berlaku untuk
pemanggilan lain atau untuk menjadi teman atau tetangga yang baik?
• Kapankah Anda memiliki kesempatan untuk membantu orang lain sebagai alat
dalam tangan Allah?
77
P EL A J A RA N 15
Alma 18:33–35; 23:5–6; 26:2–5, 15; 29:9–10
Membantu orang lain menjadi insaf
Ingatkan siswa bahwa selain mengajari kita bahwa kita dapat menjadi alat dalam
tangan Allah, Kitab Mormon juga mengajarkan tentang dampak yang dapat kita
miliki terhadap orang lain seperti alat ini.
Undanglah seorang siswa untuk membaca Alma 18:33–35 dengan lantang
sementara anggota kelas mencari apa yang Amon harus capai sebagai alat dalam
tangan Allah. Undanglah siswa untuk meringkas apa yang mereka temukan
sebagai sebuah pernyataan asas. (Bantulah siswa mengidentifikasi yang berikut:
Ketika kita menjadi alat dalam tangan Allah, Dia menganugerahi kita kuasa
untuk membantu orang lain datang pada suatu pengetahuan akan
kebenaran).
Untuk membantu siswa memahami dampak dari membantu orang lain datang
pada pengetahuan tentang kebenaran, undanglah siswa untuk membaca dalam
hati Alma 23:5–6. Mintalah siswa untuk mencari apa yang terjadi pada
orang-orang Laman sewaktu mereka datang pada pengetahuan akan kebenaran.
• Apa kata atau frasa yang menguraikan dampak yang mengkhotbahkan Injil
miliki terhadap orang-orang Laman?
• Apa asas yang dapat kita pelajari tentang apa yang dapat terjadi ketika kita
membawa orang lain pada pengetahuan akan kebenaran? (Siswa hendaknya
mengidentifikasi kebenaran berikut: Ketika kita membawa orang lain pada
pengetahuan akan kebenaran, kita membantu mereka menjadi insaf pada
Tuhan).
Jelaskan bahwa baik Amon maupun Alma memberikan kesaksian tentang
kebenaran-kebenaran ini. Mintalah beberapa siswa untuk bergiliran membaca
dengan lantang Alma 26:2–5, 15 dan Alma 29:9–10 sementara anggota kelas
mencari pengaruh yang dapat kita miliki terhadap orang lain ketika kita
membagikan Injil sebagai alat dalam tangan Allah.
• Apa yang berkesan bagi Anda mengenai perasaan yang dirangkum oleh Amon
dan Alma?
Undanglah siswa untuk membagikan apa yang telah mereka alami sewaktu mereka
telah membagikan Injil kepada orang lain.
Imbaulah siswa untuk merenungkan kesempatan-kesempatan yang mereka miliki
untuk membantu orang lain belajar Injil dan menjadi insaf. Undanglah mereka
untuk memikirkan bagaimana menyatukan asas dan praktik yang telah mereka
pelajari dalam pelajaran ini dalam upaya mereka sehari-hari untuk
membagikan Injil.
Bacaan Siswa
• 1 Nefi 13:37; Mosia 15:14–19, 26–28; 28:3; Alma 17:2–3, 6, 9–12, 16, 25; 18:10,
33–35; 21:16; 22:1, 12–14; 23:5–6; 26:2–5, 11–12, 15, 26–29; 29:9–10; 31:30–34.
• M. Russell Ballard, “Letakkan Kepercayaan Anda kepada Tuhan,” Ensign atau
Liahona, November 2013, 43–45.
78
PELAJARAN 16
Pertobatan dan
Pengampunan
Pendahuluan
Untuk dapat dibersihkan dari dosa, kita harus menjalankan
iman kepada Yesus Kristus menuju pertobatan. Sewaktu kita
dengan sungguh-sungguh bertobat, kita dapat menerima
pengampunan atas dosa-dosa, yang mendatangkan sukacita
dan kedamaian suara hati bagi jiwa kita. Kita dapat
memperoleh pengampunan atas-dosa-dosa di sepanjang
kehidupan kita sewaktu kita dengan setia menaati
perintah-perintah Allah dan saling mengasihi serta melayani.
Bacaan Latar Belakang
• D. Todd Christofferson, “Karunia Ilahi Pertobatan,” Ensign atau Liahona,
November 2011, 38–41.
• Neil L. Andersen, “Bertobatlah … Agar Aku Dapat Menyembuhkan Kamu,”
Ensign atau Liahona, November 2009, 40–43.
• Craig A. Cardon, “Juruselamat Ingin Mengampuni,” Ensign atau Liahona, Mei
2013, 15–17.
Saran untuk Pengajaran
Alma 34:15–17; 3 Nefi 9:13–14, 19–22
Menjalankan iman kepada Kristus menuju pertobatan
Mintalah siswa untuk membayangkan mereka telah diminta untuk berbicara dalam
pertemuan sakramen mengenai pertobatan. Undanglah beberapa siswa untuk
membagikan apa yang dapat mereka katakan untuk membantu para anggota
Gereja dengan lebih baik memahami ajaran ini. Setelah mereka membagikan
respons mereka, perlihatkan dan bacalah pernyataan berikut oleh Presiden Dieter
F. Uchtdorf dari Presidensi Utama:
“Kita memerlukan iman yang kuat kepada Kristus untuk dapat
bertobat”(“Tempat untuk Kembali dengan Aman,” Ensign atau Liahona, Mei
2007, 100).
• Mengapa penyataan ini benar?
Undanglah seorang siswa untuk membaca dengan lantang Alma 34:15–17, yang
mencatat ajaran-ajaran Amulek kepada orang Zoram perihal pertobatan. Imbaulah
anggota kelas untuk menyimak dan mencari apa yang Amulek ajarkan mengenai
yang diperlukan dari kita untuk dapat diampuni.
79
P EL A J A RA N 16
• Apa asas mengenai menerima pengampunan yang diajarkan dalam ayat-ayat
ini? (Sewaktu siswa merespons, tulislah asas ini di papan tulis. Untuk dapat
menerima berkat-berkat penuh belas kasihan akan pengampunan, kita
harus menjalankan iman kepada Yesus Kristus menuju pertobatan.
Tandaskan kepada siswa bahwa frasa “iman menuju pertobatan” disebutkan
empat kali dalam ayat ini. Ini adalah kesempatan untuk menekankan
keterampilan penelaahan tulisan suci dalam mengenali pengulangan kata).
• Mengapa kita harus menjalankan iman kepada Yesus kristus untuk dapat
bertobat dan diampuni? (Kita harus memiliki iman pada kurban
penebusan-Nya supaya pengurbanan ini menjadi efektif dalam kehidupan kita.
Hanya melalui Pendamaian-Nya kita dapat diampuni agar hati kita diubah dan
dibersihkan dari dosa [lihat Mosia 5:2]).
Untuk membantu siswa dengan lebih baik memahami bagaimana kita datang
kepada Juruselamat dan bertobat, jelaskan bahwa setelah kehancuran yang meluas
di Benua Amerika yang memberikan kesaksian tentang Penyaliban-Nya,
Juruselamat mengajarkan kepada orang-orang apa yang harus mereka lakukan
untuk bertobat dan menerima pengampunan dari Dia. Undanglah siswa untuk
menelaah 3 Nefi 9:13–14, 19–22 bersama seorang rekan, dengan mencari frasa
yang menguraikan apa yang Juruselamat katakan harus kita lakukan untuk datang
kepada Dia dan bertobat. Setelah waktu yang memadai, undanglah siswa untuk
berbagi apa yang telah mereka temukan.
• Apa asas yang Tuhan ajarkan dalam ayat-ayat ini mengenai apa yang harus kita
lakukan untuk bertobat? (Meskipun siswa mungkin memilih kata-kata lain,
mereka hendaknya mengidentifikasi asas berikut: Jika kita datang kepada
Kristus dengan hati yang hancur dan roh yang menyesal, Dia akan
menerima kita dan menebus kita dari dosa-dosa kita).
• Bagaimana undangan Juruselamat untuk “[datang] kepada-Ku seperti seorang
anak kecil” (ayat 22) dan “kembali kepada-Ku” (ayat 13) membantu kita
dengan lebih baik memahami apa artinya memiliki hati yang hancur dan roh
yang menyesal?
• Apa pengalaman hidup yang dapat menyebabkan seseorang memiliki hati yang
hancur dan roh yang menyesal?
Undanglah seorang siswa untuk membacakan dengan lantang pernyataan berikut
oleh Penatua Bruce D. Porter dari Tujuh Puluh: Pertimbangkan untuk memberikan
salinan dari pernyataan ini kepada setiap siswa. Imbaulah siswa untuk
mendengarkan wawasan mengenai bagaimana kita memberikan hati yang hancur
dan roh yang menyesal sewaktu kita bertobat.
“Apakah hati yang hancur dan roh yang menyesal itu? … Sikap tunduk
Juruselamat yang sempurna kepada Bapa-Nya yang Kekal merupakan contoh
sempurna dari hati yang hancur dan roh yang menyesal. Teladan Kristus
mengajarkan kepada kita bahwa hati yang patah adalah sifat Ke-Allah-an yang
kekal. Ketika hati kita hancur, kita seutuhnya terbuka bagi Roh Allah dan
mengenali kebergantungan kita kepada-Nya untuk semua yang kita miliki dan
siapa diri kita seutuhnya. Pengurbanan yang sedemikian diperlukan adalah pengurbanan
80
PE LAJ ARAN 16
kesombongan dalam segala bentuknya. Seperti tanah liat yang lunak di tangan sang ahli periuk,
hati yang patah dapat diubah dan dibentuk di tangan Tuhan.
“Hati yang hancur dan roh yang menyesal juga merupakan prasyarat bagi pertobatan [lihat
2 Nefi 2:6–7] .… Ketika kita berdosa dan menginginkan pengampunan, hati yang patah dan
jiwa yang penuh sesal berarti mengalami ‘dukacita menurut kehendak Allah [yang]
menghasilkan pertobatan’ (2 Korintus 7:10). Ini terjadi jika hasrat kita untuk dibersihkan dari
dosa begitu besar sehingga hati kita sakit karena berduka dan kita merindukan kedamaian
bersama Bapa kita di Surga. Mereka yang memiliki hati yang patah dan jiwa yang penuh sesal
bersedia melakukan apa pun dan segala hal yang Allah minta dari mereka tanpa penolakan atau
amarah. Kita berhenti melakukan hal-hal menurut cara kita dan belajar melakukannya menurut
cara Allah. Dalam keadaan pasrah semacam itu, Pendamaian dapat berfungsi dan pertobatan
yang sejati dapat terjadi” (“Hati yang Patah dan Jiwa yang Penuh Sesal,” Ensign atau Liahona,
November 2007, 32).
• Menurut Penatua Porter, apa artinya datang kepada Kristus dengan hati yang
hancur dan roh yang penuh sesal?
Undanglah siswa untuk merenungkan apa yang dapat mereka lakukan untuk lebih
sepenuhnya menjalankan iman mereka kepada Yesus Kristus dengan memberikan
kepada-Nya hati yang hancur dan roh yang menyesal. Anda mungkin ingin
memberi mereka waktu sejenak untuk menuliskan kesan-kesan yang datang
kepada mereka melalui Roh.
Bersaksilah bahwa karunia pertobatan penuh belas kasihan Juruselamat tersedia
bagi kita masing-masing. Undanglah beberapa siswa untuk membagikan perasaan
mereka mengenai kurban penebusan Juruselamat dan karunia pertobatan.
Enos 1:4–8; Mosia 4:1–3; Alma 19:29–30, 33–36; 36:19–21
Pengampunan atas dosa-dosa mendatangkan perasaan sukacita dan kedamaian
• Bagaimana Anda merespons individu-individu yang ingin mengetahui
bagaimana mereka dapat mengetahui apakah mereka telah diampuni dari dosa
masa lalu?
Undanglah siswa untuk menyelidiki Enos 1:4–8; Mosia 4:1–3; dan Alma 36:19–21,
dengan mencari cara-cara bagaimana orang-orang dapat mengetahui mereka
menerima pengampunan atas dosa-dosa mereka.
• Menurut ayat-ayat ini, bagaimana kita dapat mengetahui bahwa kita menerima
pengampunan atas dosa-dosa kita? (Bantulah siswa mengidentifikasi asas
berikut: Sewaktu kita dengan tulus bertobat dan menerima pengampunan
atas dosa-dosa kita, rasa bersalah kita dihapuskan, kita dipenuhi dengan
Roh Tuhan, dan kita merasakan sukacita serta kedamaian. Sebagaimana
didorong oleh Roh, Anda dapat membagikan pernyataan berikut oleh Penatua
Neil L. Andersen dari Kuorum Dua Belas Rasul: “Bagi mereka yang
sungguh-sungguh bertobat, namun tampak tidak dapat merasakan kelegaan:
teruslah mematuhi perintah. Saya berjanji kepada Anda, kelegaan akan datang
menurut waktu Tuhan. Penyembuhan memerlukan waktu” (“Bertobatlah …
Agar Aku Dapat Menyembuhkan Kamu,” Ensign atau Liahona, November
2009, 42).
81
P EL A J A RA N 16
Untuk mengilustrasikan lebih lanjut asas ini, mintalah sejumlah siswa untuk
membaca dengan lantang beberapa ayat yang menguraikan tentang keinsafan Raja
Lamoni dan rakyatnya, terdapat dalam Alma 19:29–30, 33–36. Undanglah anggota
kelas untuk mencari berkat-berkat yang orang-orang terima karena pertobatan dan
iman mereka.
• Apa berkat-berkat spesifik yang Raja Lamoni, istrinya, dan banyak orang
Laman terima karena pertobatan dan iman mereka? (Hati mereka diubah, para
malaikat melayani mereka, mereka dibaptiskan, Gereja ditegakkan, dan Tuhan
mencurahkan Roh-Nya ke atas mereka).
• Kapankah Anda melihat orang lain mengalami beberapa dari berkat ini
sewaktu mereka telah bertobat dan mendekat kepada Tuhan?
Untuk membantu siswa memahami kebenaran ini dan pentingnya asas di atas,
mintalah seorang siswa untuk membacakan kesaksian berikut dari Presiden Boyd
K. Packer (1924–2015) dari Kuorum Dua Belas Rasul:
“Surat datang dari mereka yang telah membuat kesalahan tragis. Mereka
bertanya, ‘Dapatkah saya selamanya diampuni?’
Jawabannya adalah ya!
Injil mengajarkan kepada kita bahwa kelegaan dari siksaan dan rasa bersalah
dapat diperoleh melalui pertobatan. Kecuali bagi beberapa orang yang membelot
pada kebinasaan setelah mengetahui suatu kegenapan, tidak ada kebiasaan,
tidak ada kecanduan, tidak ada pemberontakan, tidak ada pelanggaran, tidak ada kesalahan
kecil ataupun besar yang dibebaskan dari janji pengampunan seutuhnya.
‘Marilah, baiklah kita berperkara!—firman Tuhan—sekalipun dosamu merah seperti kirmizi,
akan menjadi putih seperti salju, sekalipun berwarna merah seperti kain kesumba, akan menjadi
putih seperti bulu domba.’ Yaitu, Yesaya melanjutkan, ‘Jika kamu menurut dan mau mendengar”
[Yesaya 1:18–19]” (“The Brilliant Morning of Forgiveness,” Ensign, November 1995, 19).
Undanglah siswa untuk merenungkan pengalaman ketika mereka telah merasakan
sukacita dan kedamaian suara hati yang mengiringi pertobatan penuh ini.
Mosia 4:11–12, 26
Menerima pengampunan atas dosa-dosa kita
Mintalah seorang siswa untuk membaca Mosia 4:11–12, 26 dengan lantang.
Undanglah siswa untuk mencari apa yang Raja Benyamin ajarkan mengenai
bagaimana kita dapat memperoleh pengampunan atas dosa-dosa.
• Menurut perkataan Raja Benyamin ini, bagaimana kita dapat memperoleh
pengampunan atas dosa-dosa kita di sepanjang kehidupan kita? (Siswa
hendaknya mengidentifikasi asas berikut: Jika kita mengingat kasih dan
kemurahan hati Allah terhadap kita, berdiri teguh dalam iman kita, dan
mengasihi serta melayani orang lain, kita dapat memperoleh suatu
pengampunan atas dosa-dosa).
82
PE LAJ ARAN 16
Untuk memperdalam pemahaman siswa tentang asas ini, undanglah seorang siswa
untuk membacakan dengan lantang pernyataan berikut oleh Penatua Neil L.
Andersen dari Kuorum Dua Belas Rasul:
“Pertobatan berarti berupaya untuk berubah. Akanlah mencemooh penderitaan
Juruselamat di Taman Getsemani dan di kayu salib bagi kita untuk berharap
bahwa Dia akan mengubah kita menjadi makhluk seperti malaikat tanpa upaya
nyata dari pihak kita. Alih-alih, kita mengupayakan kasih karunia-Nya untuk
melengkapi dan memberikan pahala pada upaya kita yang paling tekun (lihat
2 Nefi 25:23). Mungkin seperti dengan belas kasihan, kita hendaknya juga
berdoa untuk waktu dan kesempatan untuk bekerja dan berupaya serta mengatasi. Tentunya
Tuhan tersenyum kepada orang yang berhasrat untuk datang pada penghakiman dengan layak,
yang dengan tekad bekerja hari demi hari untuk menggantikan kelemahan dengan kekuatan.
Pertobatan sejati, perubahan yang sesungguhnya dapat menuntut upaya-upaya yang berulang
kali, tetapi ada sesuatu yang memurnikan dalam pengupayaan semacam itu” (“Karunia Ilahi
Pertobatan,” Ensign atau Liahona, November 2011, 39).
• Apa pemikiran dan perasaan yang Anda miliki sewaktu Anda memikirkan
bahwa Allah “tersenyum kepada” Anda ketika Anda berupaya mengatasi dosa
dan kejahatan fana?
Bagikan kesaksian Anda tentang Pendamaian Yesus Kristus. Yakinkan siswa bahwa
sewaktu mereka bertobat, mereka akan mengalami sukacita dan kedamaian suara
hati. Imbaulah siswa untuk mengevaluasi kehidupan mereka dan menjalankan
iman mereka kepada Yesus Kristus menuju pertobatan.
Bacaan Siswa
• Enos 1:4–8; Mosia 4:1–3, 11–12, 26; Alma 19:29–30, 33–36; 34:15–17; 36:19–21;
3 Nefi 9:13–14, 19–22.
• Neil L. Andersen, “Bertobatlah … Agar Aku Dapat Menyembuhkan Kamu,”
Ensign atau Liahona, November 2009, 40–43.
83
PELAJARAN 17
Kuasa Firman
Pendahuluan
Para nabi Kitab Mormon mengerahkan upaya besar untuk
menghasilkan dan melestarikan tulisan suci yang akan
memberkati kita di zaman kita. Dalam pelajaran ini, siswa
akan diingatkan bahwa sewaktu mereka menelaah dan
mematuhi perkataan dari para nabi, mereka dapat menerima
kuasa untuk mengatasi Setan, menavigasi jalan mereka
melalui kefanaan, dan pada akhirnya memperoleh
kehidupan kekal.
Bacaan Latar Belakang
• Richard G. Scott, “Kuasa Tulisan Suci,” Ensign atau Liahona, November
2011, 6–8.
• D. Todd Christofferson, “Berkat Tulisan Suci,” Ensign dan Liahona, Mei
2010, 32–35.
• “Kuasa Firman” bab 8 dalam Ajaran-Ajaran Presiden Gereja: Ezra Taft Benson
[2014], 137).
Saran untuk Pengajaran
1 Nefi 3:19–20; 5:21–22; Omni 1:14–17; Mosia 1:3–5; Alma 37:3–4, 8
Pentingnya tulisan suci
Perlihatkan pernyataan berikut oleh Penatua D. Todd Christofferson dari Kuorum
Dua Belas Rasul, dan tanyakan kepada siswa bagaimana mereka akan menjawab
pertanyaan yang dia ajukan:
“Kita berutang [ bahkan lebih banyak lagi] kepada mereka yang dengan setia
mencatat dan melestarikan firman tersebut sepanjang abad, sering kali dengan
pekerjaan dan pengurbanan yang menyakitkan—Musa, Yesaya, Abraham,
Yohanes, Paulus, Nefi, Mormon, Joseph Smith, dan banyak lainnya. Apa yang
mereka ketahui tentang pentingnya tulisan suci yang juga perlu kita ketahui?”
(“Berkat Tulisan Suci,” Ensign atau Liahona, Mei 2010, 32).
• Menurut Anda apa yang para penulis ini ketahui mengenai pentingnya tulisan
suci yang juga perlu kita ketahui?
Ingatkan siswa bahwa Nefi dan kakak-kakaknya diperintahkan oleh Tuhan untuk
kembali ke Yerusalem untuk mendapatkan lempengan-lempengan kuningan.
Undanglah beberapa siswa untuk bergiliran membaca dengan lantang 1 Nefi
3:19–20 dan 5:21–22 sementara anggota kelas mencari alasan mengapa
lempengan-lempengan kuningan sedemikian penting bagi Lehi dan keluarganya.
• Menurut ayat-ayat ini, mengapa tulisan suci sedemikian penting? (Siswa
hendaknya mengidentifikasi kebenaran berikut: Tulisan suci melestarikan
firman dan perintah-perintah Allah sebagaimana disampaikan melalui
para nabi-Nya).
84
PE LAJ ARAN 17
Untuk membantu menekankan kembali kebenaran ini, ingatkan siswa bahwa
ratusan tahun setelah keluarga Lehi tiba di tanah yang terjanjikan, keturunan
mereka bertemu orang-orang Zarahemla (orang-orang Mulek), yang telah
melakukan perjalanan dari Yerusalem tak lama setelah keluarga Lehi pergi.
Undanglah siswa untuk membaca dalam hati Omni 1:14–17 dan Mosia 1:3–5 dan
mencermati perbandingan antara mereka yang memiliki tulisan suci (orang-orang
Nefi) dan mereka yang tidak (orang-orang Mulek). (Catatan: Untuk belajar tentang
keterampilan penelaahan tulisan suci “membedakan dan membandingkan,” lihat
Pengajaran dan Pembelajaran Injil: Buku Pegangan untuk Guru dan Pemimpin Seminari
dan Institut Religi [2012], 22).
• Apa konsekuensi yang orang-orang Mulek alami karena mereka tidak memiliki
tulisan suci? (Lihat juga 1 Nefi 4:13).
• Apa berkat-berkat yang datang kepada orang-orang Nefi karena mereka
memiliki tulisan suci?
Undanglah seorang siswa untuk membacakan Alma 37:3–4, 8 dengan lantang
sementara anggota kelas mencari berkat-berkat yang orang-orang Nefi terima dari
lempengan-lempengan kuningan.
• Menurut ayat 8, apa saja berkat-berkat yang orang-orang Nefi terima dari
lempengan-lempengan kuningan?
• Menurut Anda apa yang Alma maksudkan ketika dia mengatakan “telah
memperluas ingatan bangsa ini”?
Untuk menolong siswa memahami frasa ini, mintalah seorang siswa untuk
membacakan dengan lantang pernyataan berikut oleh Penatua D. Todd
Christofferson sementara anggota kelas mencari wawasan tambahan mengenai
bagaimana tulisan suci memperluas ingatan kita:
“Tulisan suci meluaskan ingatan kita dengan membantu kita untuk selalu
mengingat Tuhan dan hubungan kita dengan-Nya dan Bapa. Itu mengingatkan
kita tentang apa yang kita ketahui dalam kehidupan prafana kita. Dan itu
meluaskan ingatan kita dalam arti lain dengan mengajari kita tentang era, orang,
dan peristiwa yang tidak kita alami secara pribadi .…
Tulisan suci juga meluaskan pikiran kita dengan membantu kita untuk tidak lupa
apa yang telah kita dan generasi sebelumnya pelajari. Mereka yang tidak punya atau
mengabaikan firman Allah yang tercatat pada akhirnya berhenti percaya kepada-Nya dan
melupakan tujuan dari keberadaan mereka” (“Berkat Tulisan Suci,” 33).
• Apa saja cara di mana tulisan suci meluaskan ingatan kita?
• Apa ajaran, asas, atau kisah dalam tulisan suci yang telah memperluas atau
memperbesar ingatan Anda tentang Tuhan dan hubungan Anda dengan-Nya?
85
P EL A J A RA N 17
1 Nefi 8:21–24, 29–30; 15:23–24; 2 Nefi 3:12; 32:3; 33:4–5; Yakub 2:8;
7:10–11; Alma 5:10–13; 31:5; 37:2, 8–10; Helaman 3:29–30; 15:7–8
Firman Allah mendatangkan berkat
Undanglah seorang siswa untuk secara ringkas merangkum penglihatan Lehi
tentang pohon kehidupan (lihat 1 Nefi 8). Kemudian tanyakan kepada anggota
kelas apa yang batang besi lambangkan dan mengapa itu merupakan bagian yang
sedemikian penting dari penglihatan tersebut. Jika perlu, undanglah siswa untuk
membaca 1 Nefi 8:21–24, 29–30.
Mintalah siswa menyelidiki 1 Nefi 15:23–24 dan mencari berkat-berkat yang
datang kepada mereka yang berpegang erat pada firman Allah. Anda dapat
mengimbau siswa untuk menandai apa yang mereka temukan.
• Menurut Anda apa artinya “berpegang erat” pada firman Allah?
• Menurut ayat-ayat ini, apa berkat-berkat yang dapat kita terima dengan
berpegang erat pada firman Allah? (Siswa hendaknya mengidentifikasi asas
berikut: Jika kita berpegang erat pada firman Allah, kita tidak akan pernah
secara rohani binasa dan musuh tidak akan dapat menguasai kita).
Perlihatkan pernyataan berikut oleh Penatua David A. Bednar dari Kuorum Dua
Belas Rasul, dan undanglah seorang siswa untuk membacakannya dengan lantang:
“Izinkan saya menyarankan bahwa berpegang erat pada batang dari besi
mencakup, secara luas, penggunaan yang penuh doa, konsisten, dan
sungguh-sungguh akan tulisan suci kudus sebagai sebuah sumber yang pasti
akan kebenaran yang diwahyukan dan sebagai bimbingan yang dapat
diandalkan untuk perjalanan di sepanjang jalan yang sesak dan sempit menuju
pohon kehidupan—bahkan kepada Tuhan Yesus Kristus” (“Lehi’s Dream: Holding
Fast to the Rod,” Ensign, Oktober 2011, 36).
Jelaskan bahwa sejumlah nabi Kitab Mormon mengajarkan tentang berkat-berkat
tambahan yang datang kepada mereka yang berpegang erat pada firman Allah.
Tuliskan rujukan-rujukan berikut di papan tulis. Undanglah setiap siswa untuk
menelaah satu atau dua, dengan berusaha menemukan berkat-berkat yang datang
karena menelaah firman Allah. Kemudian mintalah siswa menuliskan
berkat-berkat yang mereka identifikasi di papan tulis di sebelah rujukan yang
berhubungan.
2 Nefi 3:12
2 Nefi 32:3
2 Nefi 33:4–5
Yakub 2:8
Yakub 7:10–11
Alma 5:10–13
86
PE LAJ ARAN 17
Alma 31:5
Alma 37:2, 8–10
Helaman 3:29–30
Helaman 15:7‒8
• Kapankah Anda telah mengalami berkat-berkat ini?
Undanglah siswa untuk menguraikan apa yang seorang dewasa lajang muda dapat
lakukan dalam kehidupan sehari-hari untuk berpegang erat pada batang besi?
Mintalah siswa untuk memikirkan apakah penggunaan mereka akan tulisan suci
dapat diuraikan sebagai berpegang erat pada batang besi.
Undanglah siswa untuk memikirkan dan menuliskan hal-hal tertentu yang dapat
mereka lakukan untuk dengan lebih baik berpegang erat pada batang besi dan
lebih sepenuhnya menerima berkat-berkat ini.
Alma 37:38–46
Firman Allah menuntun pada kehidupan kekal
Ingatkan siswa bahwa Nabi Lehi menerima alat dari Tuhan yang disebut Liahona.
Undanglah seorang siswa untuk membaca Alma 37:38–42 dengan lantang
sementara anggota kelas mencari bagaimana Liahona memberkati keluarga Lehi.
• Bagaimana Liahona memberkati keluarga Lehi?
• Apa yang diperlukan keluarga Lehi agar Liahona berfungsi secara benar?
(Kompas itu hanya berfungsi ketika mereka mengindahkan
petunjuk-petunjuknya dan menjalankan iman serta ketekunan. Lihat juga
1 Nefi 16:28).
Jelaskan bahwa Alma mengajarkan bahwa penggunaan Liahona adalah suatu
“perlambang” dan “bayangan”—artinya sebuah simbol—tentang bagaimana kita
hendaknya menggunakan firman Allah. Mintalah seorang siswa untuk membaca
Alma 37:43–46 dengan lantang sementara anggota kelas mengidentifikasi
hubungan yang Alma gambarkan antara Liahona dan firman Allah.
• Apa asas perihal firman Kristus yang Alma ajarkan dalam ayat-ayat ini? (Siswa
hendaknya mengidentifikasi asas berikut: Jika kita mengindahkan firman
Kristus, kita akan dipimpin di jalan yang lurus menuju kehidupan kekal.
Anda dapat mengimbau siswa untuk menandai munculnya kata jika dalam atau
45–46. Beri tahulah siswa bahwa belajar untuk mengidentifikasi hubungan
sebab-akibat adalah suatu keterampilan penting yang dapat meningkatkan
penelaahan mereka akan tulisan suci).
• Menurut Anda apa artinya dituntun ke “jalan yang lurus” menuju
kehidupan kekal?
• Apa beberapa hal yang dapat kita lakukan untuk melakukan lebih dari sekadar
membaca firman Kristus dan mulai “mengindahkannya?”
87
P EL A J A RA N 17
Akhiri pelajaran dengan memperlihatkan pernyataan berikut oleh Penatua David
A. Bednar, dan undanglah siswa untuk membacanya dan merenungkan pertanyaan
Penatua Bednar:
“Aliran konstan dari air hidup adalah jauh lebih unggul dari penyesapan sporadis.
Apakah Anda dan saya setiap hari membaca, menelaah, dan menyelidiki tulisan
suci dalam suatu cara yang memungkinkan kita untuk berpegang erat pada
batang dari besi …? Apakah Anda dan saya maju terus ke arah sumber air
hidup—bersandar pada firman Allah? Ini adalah pertanyaan-pertanyaan yang
penting bagi kita masing-masing untuk renungkan dengan doa yang
sungguh-sungguh” (“A Reservoir of Living Water” [api unggun Church Educational System untuk
dewasa lajang, 4 Februari 2007], 7, lds.org/broadcasts).
Tanyakan apakah ada siswa yang ingin membagikan kesaksian mereka tentang
bagaimana menelaah firman Allah telah memberkati mereka. Imbaulah siswa
untuk terus merenungkan pertanyaan-pertanyaan yang Penatua Bednar ajukan,
dan undanglah mereka untuk melanjutkan dengan pemikiran dan kesan-kesan
yang mereka terima selama pelajaran untuk menjadikan penelaahan mereka akan
firman Allah lebih efektif dan bermakna.
Bacaan Siswa
• 1 Nefi 3:19–20; 5:21–22; 8:21–24, 29–30; 15:23–24; 2 Nefi 3:12; 32:3; 33:4–5;
Yakub 2:8; 7:10–11; Omni 1:14–17; Mosia 1:3–5; Alma 5:10–13; 31:5; 37:2–4,
8–10, 38–46; Helaman 3:29–30; 15:7–8.
• Richard G. Scott, “Kuasa Tulisan Suci,” Ensign atau Liahona, November
2011, 6–8.
88
PELAJARAN 18
Mempersiapkan Diri bagi
Hari Penghakiman Terakhir
Pendahuluan
Kehidupan fana adalah waktu bagi kita untuk
mempersiapkan diri untuk bertemu Allah. Kitab Mormon
menjelaskan apa yang terjadi pada roh-roh kita di antara
kematian dan Kebangkitan. Setelah roh-roh kita dipulihkan
pada tubuh baka kita, kita akan berdiri di hadapan kursi
penghakiman Allah, di mana tindakan kita dan hasrat hati
kita akan menentukan pahala kekal kita.
Bacaan Latar Belakang
• Dallin H. Oaks, “Resurrection,” Ensign, Mei 2000, 14–16.
• D. Todd Christofferson, “Kebangkitan Yesus Kristus,” Ensign atau Liahona, Mei
2014, 111–114.
• “Memahami Kematian dan Kebangkitan,” bab 37 dalam Ajaran-Ajaran Presiden
Gereja: Brigham Young (1997), 316–321.
Saran untuk Pengajaran
Alma 34:32–34; 40:6–7, 11–14
Setelah kematian, yang saleh pergi ke firdaus dan yang jahat pergi ke penjara roh.
Sebelum kelas, tulislah pertanyaan berikut di papan tulis:
Bagaimana orang-orang yang tidak memahami tujuan tentang kehidupan fana
mereka dan tidak memercayai kehidupan setelah kematian mungkin hidup secara
berbeda dengan orang-orang yang memahami hal-hal ini?
Mintalah siswa untuk merespons pertanyaan ini. Kemudian ingatkan mereka
bahwa Kitab Mormon membantu kita memahami tujuan kehidupan di bumi dan
mengajarkan kepada kita bahwa kehidupan berlanjut setelah kematian.
Undanglah siswa untuk membaca Alma 34:32–34 dengan lantang sementara
anggota kelas mencari apa yang Amulek ajarkan kepada orang-orang Amoniha
mengenai tujuan kehidupan.
• Apa ajaran-ajaran penting mengenai tujuan kehidupan di bumi yang Amulek
ajarkan? (Siswa hendaknya mengidentifikasi sejumlah ajaran dalam petikan ini,
termasuk yang berikut: Kehidupan ini adalah waktu bagi kita untuk
bersiap menemui Allah).
• Dalam cara-cara apa ajaran ini membantu Anda memahami bagaimana Anda
hendaknya menjalani kehidupan Anda sehari-hari di sini dalam kefanaan?
89
P EL A J A RA N 18
Untuk membantu siswa dengan lebih baik memahami ajaran ini, pertimbangkan
untuk membagikan pernyataan berikut oleh Presiden Thomas S. Monson:
“Kita paham kita telah datang ke bumi untuk belajar, untuk hidup, dan untuk
maju dalam perjalanan kekal kita menuju kesempurnaan. Beberapa orang tetap
di bumi namun untuk sesaat, sementara yang lain hidup lama di atas negeri.
Ukurannya bukanlah seberapa lama kita hidup melainkan seberapa baik kita
hidup.” (“He Is Risen,” Ensign, November 1981, 18).
• Mengapa Amulek memperingatkan kita untuk tidak menangguhkan hari
pertobatan kita?
Perlihatkan pernyataan berikut oleh Presiden Henry B. Eyring dari Presidensi
Utama dan mintalah seorang siswa untuk membacakannya dengan lantang
sementara anggota kelas mencari tahu mengapa ada bahaya dalam penangguhan:
“Ada bahaya dalam kata suatu hari ketika yang dimaksudkannya adalah ‘bukan
hari ini.’ ‘Suatu hari saya akan bertobat.’ ‘Suatu hari saya akan memaafkannya.’
‘Suatu hari saya akan berbicara kepada teman saya mengenai Gereja.’ ‘Suatu
hari saya akan mulai membayar persepuluhan.’ ‘Suatu hari saya akan kembali ke
bait suci.’ ‘Suatu hari ….’ Tulisan suci membuat bahaya menangguhkan jelas
[lihat Alma 34:33–34] .… Hari ini merupakan karunia yang berharga dari Allah.
Pemikiran, ‘Suatu hari saya akan’ dapat menjadi seorang pencuri bagi kesempatan-kesempatan
waktu dan berkat-berkat kekal.” (“Hari Ini,” Ensign atau Liahona, Mei 2007, 89).
Undanglah sejumlah siswa untuk bergiliran membacakan dengan lantang Alma
40:6–7, 11–14. Mintalah siswa untuk menyimak, dengan mencari apa yang Alma
ajarkan kepada putranya, Korianton, mengenai apa yang terjadi pada roh kita
setelah kita mati. (Akanlah bermanfaat untuk menandaskan bahwa ketika Alma
menggunakan frasa “kegelapan luar,” dia tidak merujuk pada keadaan terakhir
Setan dan mereka yang dikutuk. Tetapi, dia merujuk pada keadaan yang jahat
antara waktu kematian mereka dan kebangkitan mereka. Kita biasanya merujuk
pada keadaan ini sebagai penjara roh).
• Apakah perbedaan antara keadaan yang saleh dan keadaan yang jahat setelah
kematian? (Meskipun mereka mungkin menggunakan kata-kata yang berbeda,
siswa hendaknya mengidentifikasi ajaran berikut: Antara kematian dan
kebangkitan, roh-roh yang saleh tinggal di firdaus dan roh-roh yang jahat
tinggal di penjara roh).
• Mengapa penting untuk memahami bahwa tindakan-tindakan fana kita akan
memengaruhi apa yang kita alami setelah kematian?
2 Nefi 9:12–13; Mosia 15:21–26; 16:6–11; Alma 11:40–45; 40:4–5, 19–24
Roh kita akan dipulihkan pada tubuh kita dalam Kebangkitan
Ingatkan siswa bahwa ketika Abinadi mengajar Raja Nuh dan para imamnya, dia
menguraikan apa yang akan terjadi kepada kita setelah kematian. Ajaran-ajaran
90
PE LAJ ARAN 18
yang dia ajarkan menguraikan apa yang akan terjadi kepada kita setelah waktu kita
di dunia roh, baik di firdaus maupun di penjara roh. Mintalah sejumlah siswa
untuk bergiliran membaca Mosia 16:6–11 dengan lantang sementara anggota kelas
mencari apa yang Abinadi ajarkan.
• Apa ajaran-ajaran yang Abinadi ajarkan mengenai apa yang akan terjadi
kepada kita setelah waktu kita dalam dunia roh? (Tekankan kebenaran berikut:
Karena Yesus Kristus telah mematahkan belenggu kematian, kita
masing-masing akan dibangkitkan dan menerima tubuh baka. Yang saleh
akan mewarisi kebahagiaan abadi, dan yang jahat akan dibebaskan dalam
kutukan abadi).
Beri tahulah siswa bahwa banyak nabi Kitab Mormon bersaksi tentang
Kebangkitan dan menjelaskan akan seperti apa keadaannya. Tulislah
petikan-petikan tulisan suci berikut di papan tulis (tanpa ringkasannya) dan tugasi
setiap siswa untuk membaca salah satu petikan. Pastikan semua petikan
ditugaskan. Mintalah siswa untuk membaca petikan mereka dalam hati, dengan
mencari detail tambahan mengenai Kebangkitan.
2 Nefi 9:12–13 (Firdaus akan membebaskan roh-roh yang saleh, dan penjara roh
akan membebaskan roh-roh yang jahat. Roh-roh akan dipulihkan pada tubuh
mereka dan menjadi jiwa yang baka).
Mosia 15:21–26 (Yang saleh akan tampil dalam Kebangkitan Pertama, juga
mereka yang mati dalam ketidaktahuan dan anak-anak kecil. Yang jahat tidak
memiliki bagian dalam Kebangkitan Pertama).
Alma 11:40–45 (Semua orang, yang jahat dan yang saleh, akan memiliki roh
mereka dan tubuh mereka dipersatukan kembali dalam bentuk yang sempurna
dan akan berdiri di hadapan Allah untuk dihakimi menurut perbuatan mereka).
Alma 40:4–5, 19–24 (Ada waktu antara kematian dan Kebangkitan ketika
roh-roh pergi ke dunia roh. Setelah itu, ada waktu yang ditetapkan bagi roh-roh
semua orang untuk secara kekal dipulihkan pada tubuh kekal mereka dan berdiri
di hadapan Allah untuk dihakimi).
Berilah siswa waktu untuk menjelaskan apa yang mereka pelajari mengenai
Kebangkitan dari petikan yang ditugaskan kepada mereka. Pertimbangkan untuk
menuliskan beberapa wawasan mereka di papan tulis di samping
petikan-petikannya. Jika perlu, ajukan satu atau dua pertanyaan seperti yang
berikut untuk memperdalam pemahaman siswa tentang petikan-petikan ini:
• Bagaimana kebenaran-kebenaran ini memperkuat keyakinan Anda bahwa
Kebangkitan adalah nyata dan adalah bagian penting dari rencana Bapa
Surgawi?
Mintalah seorang siswa untuk membacakan dengan lantang pernyataan berikut
oleh Penatua Dallin H. Oaks dari Kuorum Dua Belas Rasul. Mintalah anggota kelas
untuk mendengarkan bagaimana sebuah kesaksian tentang Kebangkitan dapat
memberkati kita dalam kefanaan.
91
P EL A J A RA N 18
“Rasul Petrus merujuk pada fakta bahwa Allah Bapa, dalam belas kasihan-Nya
yang melimpah, ‘telah melahirkan kita kembali oleh kebangkitan Yesus Kristus
dari antara orang mati’ (1 Petrus 1:3; lihat juga 1 Tesalonika 4:13–18).
‘Harapan yang hidup’ yang diberikan kepada kita oleh kebangkitan adalah
keyakinan kita bahwa kematian bukan akhir dari identitas kita tetapi hanya
sebuah langkah yang perlu dalam transisi yang ditakdirkan dari kefanaan ke
kebakaan. Harapan ini mengubah seluruh sudut pandang tentang kehidupan fana .…
Kepastian akan kebangkitan memberi kita kekuatan dan sudut pandang untuk menanggung
tantangan-tantangan fana yang dihadapi oleh kita masing-masing dan oleh mereka yang kita
kasihi, hal-hal seperti kekurangan fisik, mental, atau emosional yang kita bawa bersama kita
sejak lahir atau yang diperoleh selama kehidupan fana. Karena kebangkitan, kita tahu bahwa
kekurangan-kekurangan fana ini hanyalah sementara!
Kepastian kebangkitan juga memberi kita insentif yang kuat untuk menaati perintah-perintah
Allah selama kehidupan fana kita .…
Pengetahuan pasti kita tentang kebangkitan pada kebakaan juga memberi kita keberanian untuk
menghadapi kematian kita sendiri—bahkan kematian yang mungkin kita sebut prematur .…
Kepastian akan kebakaan juga membantu kita menanggung pemisahan fana yang menyangkut
kematian orang-orang terkasih kita .… Kita semua hendaknya memuji Allah atas kebangkitan
yang pasti yang menjadikan pemisahan fana kita sementara dan memberi kita harapan serta
kekuatan untuk melanjutkan” (“Resurrection,” Ensign, Mei 2000, 15–16).
• Kapankah kepastian akan Kebangkitan memberi Anda kekuatan atau
memotivasi Anda untuk hidup lebih saleh?
Bagikan kesaksian Anda sendiri tentang kenyataan Kebangkitan.
Alma 5:15–21; 7:21–25; 41:2–6
Mempersiapkan Diri bagi Penghakiman Terakhir
Jelaskan bahwa Alma mendorong para anggota Gereja di Zarahemla untuk
mempersiapkan diri bagi Penghakiman Terakhir dengan meminta mereka untuk
membayangkan diri mereka berdiri di hadapan Allah untuk dihakimi. Undanglah
sejumlah siswa untuk bergiliran membaca Alma 5:15–21 dengan lantang. Mintalah
kelas untuk mencari apa yang Alma minta para pendengarnya pikirkan.
• Manakah dari pertanyaan-pertanyaan Alma yang paling bermakna bagi Anda,
dan mengapa?
• Apa asas yang dapat kita pelajari dari kesaksian Alma dalam ayat 21 mengenai
apa yang harus kita lakukan? (Bantulah siswa mengidentifikasi asas berikut:
Kita tidak dapat diselamatkan kecuali kita telah dibasuh bersih melalui
darah penebusan Yesus Kristus).
Untuk membantu siswa dengan lebih baik memahami asas ini, perlihatkan
pernyataan oleh Presiden Joseph Fielding Smith, dan undanglah seorang siswa
untuk membacanya dengan lantang:
92
PE LAJ ARAN 18
“Tidak ada hal lain yang saya ketahui lebih penting atau lebih perlu saat ini
daripada menyerukan pertobatan, bahkan di antara para Orang Suci Zaman
Akhir, dan saya berseru kepada mereka … untuk mengindahkan perkataan
Penebus kita. Sekarang Dia telah menyatakan dengan pasti bahwa tidak ada hal
yang tidak bersih dapat masuk ke hadirat-Nya. Hanya mereka yang membuktikan
diri mereka setia dan telah membasuh pakaian mereka dalam darah-Nya melalui
iman dan pertobatan mereka—tidak dengan cara lain mereka akan menemukan kerajaan Allah”
(Ajaran-Ajaran Presiden Gereja: Joseph Fielding Smith [2013], 104–105).
Mintalah siswa untuk menelaah Alma 7:21–25 dalam hati, dan undanglah mereka
untuk mencari dan menandai sifat-sifat yang hendaknya kita cari untuk
dikembangkan agar pakaian kita akan ditemukan tidak bernoda.
• Apa sifat atau kualitas yang Anda identifikasi dalam petikan ini yang penting
bagi kita untuk dikembangkan sewaktu kita mempersiapkan diri untuk
dihakimi oleh Tuhan?
Imbaulah siswa untuk memikirkan apakah tindakan mereka dan hasrat hati
mereka mempersiapkan mereka untuk bertemu Allah pada Penghakiman Terakhir.
Imbaulah mereka untuk membuat perubahan apa pun yang diperlukan agar Hari
Penghakiman dapat menjadi hari yang membahagiakan.
Bacaan Siswa
• 2 Nefi 9:12–13; Mosia 15:21–26; 16:6–11; Alma 5:15–21; 7:21–25; 11:40–45;
16:6–11; 34:32–34; 40:4–7, 11–14, 19–24; 41:2–6.
• Dallin H. Oaks, “Resurrection,” Ensign, Mei 2000, 14–16.
93
PELAJARAN 19
Membela Kebebasan
Beragama
Pendahuluan
Kebebasan beragama adalah privilese sakral untuk
memercayai dan bertindak sewaktu kita memilih—untuk
menentukan bagi diri kita sendiri dan kemudian hidup
dengan cara yang suara hati kita diktekan—sementara pada
waktu yang sama menghormati hak-hak orang lain (lihat
A&P 134:4). Dalam pelajaran ini, siswa akan meneliti
kisah-kisah Kitab Mormon di mana individu-individu dan
kelompok-kelompok berusaha untuk menggulingkan Gereja
Allah dan untuk merusak hak-hak dan kebebasan beragama.
Siswa akan diingatkan bahwa kebebasan beragama perlu
dilindungi dan dipelihara dewasa ini.
Bacaan Latar Belakang
• Robert D. Hales, “Memelihara Hak Pilihan, Melindungi Kebebasan Beragama,”
Ensign atau Liahona, Mei 2015, 111–113.
• Dallin H. Oaks, “Balancing Truth and Tolerance,” Ensign, Februari 2013, 24–31.
• “Why We Need Religious Freedom [Mengapa Kita Membutuhkan Kebebasan
Beragama],” mormonnewsroom.org/article/why-religious-freedom.
• “An Introduction to Religious Freedom [Pengantar untuk Kebebasan
Beragama],” mormonnewsroom.org/article/introduction-religious-freedom.
Saran untuk Pengajaran
Mosia 29:10–11, 16–18, 25–26, 32; Alma 30:7–9
Pentingnya hak pilihan dan kebebasan beragama
Ingatkan siswa bahwa sebelum kita datang ke bumi, kita berperan serta dalam
Sidang di Surga. Mintalah siswa untuk membagikan beberapa dari tujuan utama
dan hasil dari sidang ini. Perlihatkan dan bacalah dengan lantang pernyataan
berikut oleh Presiden Ezra Taft Benson (1899–1994):
“Isu utama dalam sidang prafana adalah: Haruskah anak-anak Allah memiliki
hak pilihan tak terbatas untuk memilih arah yang harus mereka ikuti, baik atau
jahat, atau haruskah mereka dipaksa untuk patuh? Kristus dan semua yang
mengikuti Dia berdiri untuk mendukung usulan yang pertama—kebebasan untuk
memilih; Setan berdiri untuk usulan yang kedua—pemaksaan” (Ajaran-Ajaran
Presiden Gereja: Ezra Taft Benson [2014], 60–61).
“Tulisan suci membuatnya jelas bahwa ada perang besar di surga, pertempuran terhadap asas
kebebasan, hak untuk memilih” (Ajaran-Ajaran: Ezra Taft Benson, 74).
94
PE LAJ ARAN 19
“Perang yang dimulai di surga mengenai isu ini belum selesai. Konflik berlanjut di medan perang
kefanaan” (Ajaran-Ajaran: Ezra Taft Benson, 74).
• Apa bukti yang telah Anda lihat bahwa konflik prafana terhadap kebebasan dan
pilihan berlanjut dalam kefanaan?
• Menurut Anda mengapa Setan mencoba untuk menghancurkan kebebasan?
Sewaktu siswa merespons, pertimbangkan untuk membagikan pernyataan berikut
oleh Presiden David O. McKay (1873–1970):
“Selain karunia kehidupan itu sendiri, hak untuk mengarahkan hidup Anda
adalah salah satu karunia terbesar Allah bagi Anda” (Ajaran-Ajaran Presiden
Gereja:. David O. McKay [2003], 249).
Ingatkan siswa bahwa selama berabad-abad setelah Lehi tiba di tanah yang
terjanjikan, orang-orang Nefi diperintah oleh raja. Raja Mosia, meskipun demikian,
mengusulkan agar sebuah bentuk pemerintahan yang baru dijalankan. Mintalah
siswa untuk menelaah Mosia 29:10–11, 16–18, 25–26 dan mencari mengapa Mosia
mengusulkan sebuah bentuk pemerintahan baru.
• Apa alasan yang Raja Mosia berikan karena berkeinginan untuk
mengimplementasikan bentuk sebuah pemerintahan baru?
Jelaskan kepada siswa bahwa sistem hakim-hakim adalah tepat dan perlu untuk
memelihara kebebasan dalam masyarakat orang-orang Nefi. Masyarakat lainnya
juga berusaha untuk menegakkan dan memelihara kebebasan, meskipun sistem
pemerintahan mereka mungkin telah diorganisasi secara berbeda. Mintalah
seorang siswa untuk membaca Mosia 29:32 dengan lantang sementara siswa
lainnya mencari mengapa Mosia ingin memelihara kebebasan rakyatnya.
• Mengapa perlu untuk memelihara kebebasan orang-orang Nefi?
• Tanggung jawab siapakah untuk membantu memelihara hak dan privilese kita?
Bagaimana pemeliharaan ini dapat dicapai?
Jelaskan bahwa menjalankan kebebasan individu hendaknya tidak mengungguli
asas dari mematuhi hukum-hukum negeri.
Undanglah siswa untuk menyelidiki Alma 30:7–9 dan mengidentifikasi salah satu
hak yang dijaminkan oleh pemerintahan orang Nefi yang baru.
Anda dapat menjelaskan bahwa petikan ini memperlihatkan bahwa Tuhan
melarang diskriminasi terhadap orang lain berdasarkan pada kepercayaan atau
ketidakpercayaan mereka kepada Allah (lihat juga A&P 134:4).
• Bagaimana melindungi kebebasan beragama menguntungkan masyarakat?
95
P EL A J A RA N 19
Untuk membantu siswa menjawab pertanyaan ini, undanglah seorang siswa untuk
membacakan yang berikut:
“Kebebasan beragama, atau kebebasan nurani, adalah penting bagi kesehatan dari keragaman
masyarakat. Itu mengizinkan iman dan kepercayaan yang berbeda untuk berkembang.
Kebebasan beragama melindungi hak-hak semua kelompok dan individu, termasuk yang paling
rentan, baik beragama maupun tidak” (“Religious Freedom,” mormonnewsroom.org/
official-statement/religious-freedom).
Untuk membantu siswa memahami unsur-unsur dasar dari kebebasan beragama,
perlihatkan pernyataan berikut oleh Penatua Robert D. Hales dari Kuorum Dua
Belas Rasul, dan mintalah seorang siswa untuk membacanya:
“Ada empat batu penjuru kebebasan beragama yang kita, sebagai Orang Suci
Zaman Akhir, harus andalkan dan lindungi.
Yang pertama adalah kebebasan untuk percaya .…
Batu penjuru kedua kebebasan beragama adalah kebebasan untuk berbagi iman
dan kepercayaan kita kepada orang lain .…
Batu penjuru ketiga dari kemerdekaan beragama adalah kebebasan untuk membentuk organisasi
keagamaan dan untuk beribadat dengan damai bersama orang lain .…
Batu penjuru keempat dari kebebasan beragama adalah kebebasan untuk menjalankan
kepercayaan kita—kebebasan menjalankan iman tidak sekadar di dalam rumah dan gedung
gereja, tetapi juga di tempat-tempat umum” (“Memelihara Hak Pilihan, Melindungi Kebebasan
Beragama” Ensign atau Liahona, Mei 2015, 112).
Ringkaslah empat batu penjuru ini dengan menuliskan yang berikut di papan tulis:
Kebebasan untuk memercayai, membagikan, mengorganisasi, dan menjalankan.
• Bagaimana restriksi apa pun dari empat batu penjuru ini menghalangi
kesempatan bagi pertumbuhan rohani kita?
• Bagaimana kehidupan Anda telah dipengaruhi oleh unsur-unsur dari
kebebasan beragama ini?
Alma 2:1–10, 12, 27–28; 44:1–5; 46:4–5, 10–16, 19–22
Memelihara kebebasan beragama
Tulislah rujukan berikut di papan tulis, dan jelaskan bahwa petikan-petikan ini
berisikan contoh tentang ancaman terhadap kebebasan beragama.
Alma 2:1–4
96
PE LAJ ARAN 19
Alma 46:4–5, 10
Tugasi separuh anggota kelas untuk menelaah petikan pertama dan separuh
lainnya menelaah yang kedua. Mintalah siswa mencari tujuan dari mereka yang
mengancam kebebasan beragama.
• Menurut petikan-petikan ini, apa tujuan dari Amlisi dan Amalikia?
• Bagaimana hilangnya kebebasan beragama telah memengaruhi masyarakat
dalam kisah-kisah ini?
Tambahkan teks berhuruf tebal berikut pada rujukan di papan tulis:
Alma 2:1–4, 5–10, 12, 27–28
Alma 46:4–5, 10, 11–16, 19–22
Undanglah siswa untuk membaca ayat-ayat yang ditambahkan pada petikan yang
mereka baca, dan mintalah mereka mencari apa yang orang-orang saleh lakukan
untuk melindungi kebebasan beragama mereka.
• Apa yang dapat kita pelajari dari ayat-ayat ini mengenai satu tujuan
kesengsaraan? (Siswa hendaknya mengidentifikasi kebenaran berikut: Adalah
tugas kita untuk membela keluarga kita, agama kita, dan kebebasan kita.
Ketika kita berseru kepada Allah dan berjanji untuk menaati
perintah-perintah-Nya, Dia akan memperkuat kita dalam membela hak
dan agama kita).
Jika waktu mengizinkan, Anda juga dapat membaca Alma 44:1–5 bersama anggota
kelas dan membahas bagaimana iman orang Nefi memperkuat mereka melawan
Zarahemna dan orang Laman.
• Dalam Kitab Mormon, kebebasan beragama sering terancam melalui
penganiayaan dan peperangan. Bagaimana individu-individu dan
kelompok-kelompok mengancam kebebasan beragama dewasa ini?
Sebagaimana diperlukan untuk membantu menjawab pertanyaan ini, bacalah
pernyataan berikut mengenai meningkatnya ancaman terhadap kebebasan
beragama di Amerika Serikat. Tandaskan bahwa sementara pernyataan ini
berkaitan dengan isu-isu di dalam Amerika Serikat khususnya, banyak negara lain
menghadapi tantangan serupa terhadap kebebasan beragama. (Catatan: Gunakan
pernyataan ini hanya untuk memberikan contoh tentang bagaimana sejumlah
kebebasan beragama ditentang. Jangan biarkan ini menjadi suatu pembahasan
tentang hak-hak homoseksual atau isu-isu politik lainnya).
“Tantangan terhadap kebebasan beragama muncul dari banyak sumber. Memulai advokasi untuk
hak-hak homoseksual mengancam untuk membatasi kebebasan beragama dalam sejumlah cara.
97
P EL A J A RA N 19
Perubahan dalam perawatan kesehatan mengancam hak-hak bagi mereka yang memegang
keyakinan moral tertentu mengenai kehidupan manusia. Perkembangan ini dan yang lainnya
menimbulkan konflik dan mulai mendatangkan masalah pada organisasi-organisasi keagamaan
dan orang-orang yang berhati nurani. Itu mengancam … membatasi bagaimana
organisasi-organisasi keagamaan dapat mengelola pekerjaan dan properti mereka. Itu
menyebabkan desakan terhadap universitas-universitas, sekolah-sekolah, dan entitas layanan
masyarakat yang berafiliasi secara keagamaan .… Dalam hal ini dan banyak keadaan lainnya,
kita melihat bagaimana kebebasan beragama dan kebebasan nurani terkikis secara halus namun
berkesinambungan” (“An Introduction to Religious Freedom [Pengantar untuk Kebebasan
Beragama],” mormonnewsroom.org/article/introduction-religious-freedom).
Tandaskan bahwa Gereja telah mengadvokasi keadilan bagi semua. Konsisten
dengan Pasal-Pasal Kepercayaan 1:11, kita harus menuntut hak-hak kita atas
kebebasan beragama dalam cara yang adil dan seimbang yang juga menghargai
hak-hak dan minat orang lain (lihat “Mormon Leaders Call for Laws That Protect
Religious Freedom [Para Pemimpin Mormon Meminta Undang-Undang yang
Melindungi Kebebasan Beragama],” mormonnewsroom.org/article/
church-news-conference-on-religious-freedom-and-nondiscrimination).
Undanglah seorang siswa untuk membacakan dengan lantang pernyataan berikut
dari Nabi Joseph Smith(1805–1844):
“Jika telah diperlihatkan bahwa saya selama ini bersedia untuk mati demi
seorang ‘Mormon,’ saya berani untuk memaklumkan di depan Surga bahwa saya
sama siapnya untuk mati dalam membela hak-hak seorang Presbiterian, seorang
Baptis, atau seseorang yang baik dari lembaga keagamaan mana pun; karena
asas yang sama yang akan menginjak-injak hak para Orang Suci Zaman Akhir
akan menginjak-injak hak-hak orang katolik Roma, atau dari lembaga
keagamaan mana pun yang mungkin tidak populer atau terlalu lemah untuk membela dirinya
sendiri.
Kasih bagi kebebasanlah yang mengilhami jiwa saya—kebebasan sipil dan keagamaan bagi
seluruh umat manusia” (Ajaran-Ajaran Presiden Gereja: Joseph Smith [2007], 400).
• Mengapa penting untuk melindungi kebebasan beragama bagi semua orang
dan tidak sekadar bagi Orang-Orang Suci Zaman Akhir? (Perlindungan
semacam itu memungkinkan orang lain untuk menggunakan hak pilihan
mereka sesuai rencana Allah dan meningkatkan kedamaian dan masyarakat
yang adil). Jika kita menginginkan kepercayaan agama kita dilindungi dan
dihormati, maka kita harus melindungi dan menghormati kepercayaan
orang lain).
• Apa beberapa tindakan yang pantas yang dapat kita ambil untuk memelihara
dan memperkuat kebebasan beragama?
Untuk membantu siswa menjawab pertanyaan ini, undanglah seorang siswa untuk
membacakan pernyataan berikut oleh Penatua Robert D. Hales:
98
PE LAJ ARAN 19
“Brother dan sister, kita bertanggung jawab untuk menjaga kebebasan dan
hak-hak sakral ini bagi diri kita dan keturunan kita. Apa yang Anda dan saya
dapat lakukan?
Pertama, kita dapat terinformasi. Berhati-hatilah terhadap isu-isu di masyarakat
Anda yang dapat memiliki dampak pada kebebasan beragama.
Kedua, dalam kapasitas pribadi Anda, bergabunglah dengan orang-orang yang
berbagi komitmen kita terhadap kebebasan beragama. Bekerjalah secara berdampingan untuk
melindungi kemerdekaan beragama.
Ketiga, jalani kehidupan Anda untuk menjadi teladan yang baik dari apa yang Anda
percayai—dalam perkataan dan perbuatan. Bagaimana kita menjalankan agama kita adalah
jauh lebih penting daripada apa yang mungkin kita katakan mengenai agama kita”
(“Memelihara Hak Pilihan,” 112).
• Bagaimana Anda dapat menjadi tanggap terhadap isu-isu yang memengaruhi
kebebasan beragama dalam masyarakat Anda?
• Apa kelompok-kelompok lain di area Anda yang berbagi komitmen untuk
kebebasan beragama?
• Apa yang telah Anda lakukan atau lihat orang lain lakukan untuk
mempromosikan kebebasan beragama?
Beri tahulah siswa tentang sumber-sumber kebebasan beragama yang tersedia di
mormonnewsroom.org. Imbaulah siswa untuk memikirkan apa yang dapat mereka
lakukan untuk meningkatkan dan membela kebebasan beragama, dan bagikan
kesaksian Anda bahwa Bapa Surgawi akan membimbing mereka dalam
upaya mereka.
Bacaan Siswa
• Mosia 29:10–11, 16–18, 25–26, 32; Alma 2:1–10, 12, 27–28; 30:7–9; 44:1–5;
46:4–5, 10–16, 20–22.
• Robert D. Hales, “Memelihara Hak Pilihan, Melindungi Kebebasan Beragama,”
Ensign atau Liahona, Mei 2015, 111–113.
99
PELAJARAN 20
Memperkuat Iman dan
Kesaksian Kita
Pendahuluan
Iman kepada Yesus Kristus dan Injil-Nya memberikan
kekuatan dan perlindungan rohani kepada anak-anak Allah.
Kitab Mormon mengilustrasikan sikap dan perilaku yang
dapat menuntun individu-individu merosot dalam
ketidakpercayaan. Para nabi Kitab Mormon memperingatkan
tentang perilaku dan sikap ini dan mengajarkan asas-asas
Injil yang akan membentengi dan memperkuat iman serta
kesaksian kita.
Bacaan Latar Belakang
• Neil L. Andersen, “Angin Puyuh Rohani,” Ensign atau Liahona, Mei
2014, 18–21.
• L. Whitney Clayton, “Pilihlah untuk Percaya,” Ensign atau Liahona, Mei
2015, 36–39.
• Larry S. Kacher, “Jangan Mempermainkan Apa yang Sakral,” Ensign atau
Liahona, November 2014, 104–106.
Saran untuk Pengajaran
2 Nefi 1:10–11; 9:28; Mosia 2:36–37; 26:1–4; Alma 12:9–11; 31:8–11;
46:7–8; Helaman 4:11–13; 13:24–26; Mormon 9:7–8
Sikap dan perilaku yang dapat merusak iman dan kesaksian
Perlihatkan pertanyaan berikut dan undanglah siswa untuk secara ringkas
merespons:
• Bagaimana mungkin bagi mereka yang telah mengalami berkat-berkat Injil
akan kehilangan iman dan kesaksian mereka?
Ingatkan siswa bahwa Nabi Lehi memperingatkan bahwa keturunannya kelak
akan kehilangan iman kepada Yesus Kristus dan Injil-Nya. Undanglah seorang
siswa untuk membacakan 2 Nefi 1:10–11 dengan lantang, dan mintalah siswa
untuk mencari dampak yang ketidakpercayaan akhirnya miliki terhadap keturunan
Lehi. (Akanlah bermanfaat untuk menjelaskan bahwa frasa “merosot dalam
ketidakpercayaan” artinya menurun secara rohani karena ketidakpercayaan).
• Apa dampak ketidakpercayaan yang akhirnya menimpa keturunan Lehi?
Tandaskan bahwa sementara ada banyak faktor yang menuntun pada kehancuran
peradaban orang Nefi, akar penyebab dari merosotnya orang-orang Nefi adalah
hilangnya iman mereka kepada Yesus Kristus dan Injil-Nya. Untuk alasan ini, para
penulis Kitab Mormon berulang kali memperingatkan perilaku dan sikap yang
melemahkan iman kepada Tuhan dan terus-menerus mengajarkan bagaimana
membangun dan memperkuat kesaksian.
100
PE LAJ ARAN 20
Mintalah seorang siswa untuk membaca Mosia 26:1–4 dengan lantang, dan
imbaulah kelas untuk mencari sikap dan perilaku yang menurunkan iman dari
sejumlah individu selama pemerintahan Raja Mosia.
Undanglah siswa untuk mengidentifikasi sebuah asas yang diajarkan dalam
ayat-ayat ini mengenai apa yang terjadi terhadap orang-orang yang memilih untuk
tidak memercayai dan menindaki kebenaran. Di antara asas-asas yang siswa
mungkin identifikasi adalah yang berikut: Ketika orang-orang memilih untuk
tidak memercayai dan menindaki kebenaran yang diajarkan kepada mereka,
hati mereka menjadi dikeraskan dan mereka tidak dapat menikmati
berkat-berkat iman dan kesaksian.
• Ketika orang-orang memilih untuk tidak memercayai dan menindaki
kebenaran, menurut Anda mengapa hati mereka menjadi dikeraskan
terhadap Roh?
Untuk membantu siswa mengidentifikasi sikap dan perilaku tambahan yang dapat
menuntun pada hilangnya iman dan kesaksian, tulislah petikan tulisan suci berikut
di papan tulis. Tugasi setiap siswa untuk membaca satu atau dua petikan, dan
memastikan setiap petikan ditugaskan. Mintalah siswa untuk menyelidiki
petikan-petikan yang ditugaskan kepada mereka sikap atau perilaku yang dapat
menuntun orang-orang untuk kehilangan iman dan kesaksian.
2 Nefi 9:28
Mosia 2:36–37
Alma 12:9–11
Alma 31:8–11
Alma 46:7–8
Helaman 4:11–13
Helaman 13:24–26
Mormon 9:7–8
Setelah waktu yang memadai, mintalah siswa untuk membagikan sikap atau
perilaku yang telah mereka identifikasi dan menjelaskan bagaimana ini dapat
melemahkan iman dan kesaksian mereka. Ringkaslah respons siswa di papan tulis
di samping petikan-petikannya.
• Manakah dari sikap atau perilaku ini yang menurut Anda paling berbahaya bagi
anggota dewasa muda Gereja dewasa ini? Mengapa?
Mintalah siswa untuk memilih sebuah sikap atau perilaku yang terdaftar di papan
tulis dan menjelaskan apa yang dapat kita lakukan untuk dilindungi terhadap sikap
dan perilaku itu.
101
P EL A J A RA N 20
Berilah siswa waktu sejenak untuk merenungkan manakah sikap atau perilaku
yang telah mengancam iman dan kesaksian mereka sendiri dan apa yang dapat
mereka lakukan untuk memperkuat diri mereka sendiri.
2 Nefi 28:21–23; Mormon 5:16–18
Konsekuensi dari kehilangan iman dan kesaksian
Ingatkan siswa bahwa sewaktu Nabi Mormon memimpin tentara orang-orang
Nefi, ada suatu masa ketika dia mengamati kondisi jahat dan tak berpengharapan
dari orang-orangnya. Mintalah siswa untuk menelaah Mormon 5:16–18, dengan
mencari uraian Mormon tentang kondisi rohani orang-orangnya.
• Menurut Anda apa artinya hidup “tanpa Kristus dan Allah di dunia”?
• Apa asas yang dapat kita pelajari dari perkataan Mormon mengenai mereka
yang kehilangan iman kepada Tuhan dan menolak untuk bertobat? (Meskipun
mereka mungkin menggunakan kata-kata yang berbeda, siswa hendaknya
mengidentifikasi asas berikut: Jika kita mengizinkan diri kita kehilangan
iman dan kita menolak untuk bertobat, Roh akan undur diri dari kita dan
kita akan kehilangan bimbingan Tuhan).
• Menurut ayat 18, apa yang Mormon peringatkan akan menjadi dampak dari
kehilangan bimbingan Tuhan?
Jelaskan bahwa Nefi mengajarkan bahwa proses kehilangan Roh dan dituntun
tertawan oleh iblis sering kali lamban dan bertahap. Undanglah sejumlah siswa
untuk bergiliran membaca dengan lantang 2 Nefi 28:21–23, dan mintalah siswa
untuk mengidentifikasi kata atau frasa yang menguraikan penurunan rohani
bertahap ini.
• Apa sikap yang Nefi identifikasi yang dapat menuntun penurunan rohani
seseorang?
• Menurut Anda mengapa sikap ini terutama berbahaya bagi iman kita?
Mintalah seorang siswa untuk membaca dengan lantang kisah oleh Presiden
Henry B. Eyring dari Presidensi Utama:
“Sama seperti kebenaran diberikan kepada kita baris demi baris dan terang
menyinari perlahan-lahan sewaktu kita patuh, demikian juga, sewaktu kita tidak
patuh, kesaksian kita tentang kebenaran berkurang nyaris tak kentara, sedikit
demi sedikit, dan kegelapan turun dengan sedemikian perlahan sehingga
kesombongan mungkin dengan mudahnya menyangkal bahwa apa pun berubah.
Saya telah mendengar kepongahan seorang pria yang berjalan menjauh dari
Gereja secara perlahan. Awalnya dia sekadar berhenti mengajar di kelas Sekolah Minggunya,
kemudian dia menjauh dari Gereja, dan selanjutnya dia lupa membayar persepuluhan sejak itu
.… Dia tidak dapat merasakan perbedaan, namun saya dapat. Terang di matanya dan bahkan
keceriaan di wajahnya memudar. Dia tidak dapat mengatakan, karena salah satu dampak dari
tidak mematuhi Allah tampaknya adalah penciptaan pembiusan rohani yang cukup memadai
untuk memblokir sensasi apa pun sewaktu ikatan dengan Allah diputus. Tidak saja kesaksian
tentang kebenaran perlahan-lahan terkikis, namun bahkan kenangan tentang seperti apa
102
PE LAJ ARAN 20
rasanya berada dalam terang mulai tampak baginya seperti suatu khayalan (“A Life Founded in
Light and Truth” [kebaktian Universitas Brigham Young,15 Agustus 2000], 3, speeches.byu.edu).
• Menurut Anda apa sejumlah indikasi di mana seseorang mulai kehilangan
iman dan kesaksiannya?
1 Nefi 15:7–11; 2 Nefi 25:28–29; Mosia 4:11–12; 15:11; Helaman 15:7–8
Memperkuat iman dan kesaksian
Perlihatkan dan undanglah seorang siswa untuk membaca pernyataan berikut oleh
Penatua Neil L. Andersen dari Kuorum Dua Belas Rasul:
“Di alam, pohon yang tumbuh dalam lingkungan berangin menjadi lebih kuat.
Sewaktu angin menghempas di seputar sebuah tanaman muda, kekuatan di
dalam pohon itu melakukan dua hal. Pertama, itu merangsang akar untuk
tumbuh lebih cepat dan menyebar lebih jauh. Kedua, kekuatan di dalam pohon
mulai menciptakan struktur sel yang benar-benar menjadikan batang dan
cabangnya lebih tebal serta lebih fleksibel terhadap tekanan angin tersebut. Akar
dan cabang yang lebih kuat ini melindungi pohon dari angin yang pasti kembali.
Anda sepanjang masa lebih berharga bagi Allah daripada sebatang pohon. Anda adalah
putra-Nya atau putri-Nya. Dia membuat roh Anda kuat dan mampu menjadi ulet menghadapi
angin puyuh kehidupan. Angin puyuh dalam kehidupan remaja Anda, seperti angin yang
menerpa sebuah pohon muda, dapat meningkatkan iman Anda dan kekuatan rohani Anda,
mempersiapkan Anda untuk tahun-tahun yang akan datang” (“Angin Puyuh Rohani, ” Ensign
atau Liahona, Mei 2014, 18).
• Apa yang dapat kita lakukan untuk memperoleh kekuatan rohani dan menahan
tantangan terhadap iman dan kesaksian kita?
Ingatkan siswa bahwa Kitab Mormon berisikan asas-asas Injil yang dapat
membimbing individu-individu yang berusaha untuk memiliki iman yang lebih
kuat dan kesaksian yang lebih kuat.
Mintalah seorang siswa untuk membacakan 2 Nefi 25:28–29 dengan lantang, dan
jelaskan bahwa ayat-ayat ini meringkas khotbah hebat yang Nefi berikan kepada
orang-orangnya mengenai bagaimana dapat diselamatkan. Mintalah anggota kelas
untuk mencari apa yang Nefi ajarkan yang merupakan keputusan yang paling
penting yang akan kita buat dalam kehidupan kita.
• Apa yang Nefi ajarkan yang merupakan keputusan yang paling penting yang
akan kita buat dalam kehidupan kita. (Bantulah siswa mengidentifikasi asas
berikut: Jika kita memilih untuk memercayai Yesus Kristus dan
menyembah Dia dengan segenap daya, pikiran, dan kekuatan kita,
kemudian kita akan tetap secara rohani kuat dan tidak diusir).
Perlihatkan pernyataan berikut oleh Penatua L. Whitney Clayton dari Tujuh Puluh
dan meminta seorang siswa untuk membacanya:
103
P EL A J A RA N 20
“Para nabi di sepanjang zaman telah mendorong kita dan bahkan memohon
kepada kita untuk memercayai Kristus .… Keputusan untuk percaya adalah
pilihan paling penting yang pernah kita buat. Itu membentuk semua keputusan
kita yang lain .…
Percaya dan kesaksian serta iman bukanlah asas-asas yang pasif. Itu tidak terjadi
begitu saja terhadap kita. Percaya adalah sesuatu yang kita pilih—kita berharap
untuknya, kita bekerja untuknya, dan kita berkurban untuknya. Kita tidak secara kebetulan
memercayai Juruselamat dan Injil-Nya lebih daripada kita akan secara kebetulan berdoa atau
membayar persepuluhan kita. Kita secara aktif memilih untuk percaya, sama seperti kita memilih
untuk mematuhi perintah-perintah lainnya” (“Pilihlah untuk Percaya,” Ensign atau Liahona, Mei
2015, 38).
• Menurut Anda apa artinya bahwa “percaya dan kesaksian serta iman bukanlah
asas-asas yang pasif”?
• Mengapa menurut Anda bahwa berusaha untuk menjalankan asas-asas Injil
adalah cara terbaik untuk memperkuat iman dan kesaksian kita?
Untuk membantu siswa menemukan beberapa cara bahwa kita dapat membuat
upaya untuk memperkuat iman dan kesaksian kita, tulislah petikan-petikan berikut
di papan tulis dan mintalah setiap siswa untuk membaca setidaknya salah satu
darinya dalam hati. Undanglah mereka untuk mencari asas-asas yang dapat
membantu kita untuk memperkuat iman kita kepada Yesus Kristus dan Injil-Nya.
1 Nefi 15:7–11
Mosia 4:11–12
Mosia 15:11
Helaman 15:7‒8
Undanglah siswa untuk membagikan wawasan yang mereka temukan dalam
petikan-petikan tulisan suci ini. Anda dapat mengundang siswa untuk
memberikan kesaksian tentang bagaimana mereka telah menerapkan asas-asas ini
dan yang lainnya dalam kehidupan mereka dan telah diberkati dengan iman yang
meningkat kepada Yesus Kristus dan Injil-Nya. Imbaulah siswa untuk membuat
upaya yang diperlukan untuk memperkuat iman mereka kepada Tuhan.
Bacaan Siswa
• 1 Nefi 15:7–11; 2 Nefi 1:10–11; 9:28; 25:28–29; 28:21–23; Mosia 2:36–37;
4:11–12; 15:11; 26:1–4; Alma 12:9–11; Alma 31:8–11; 46:7–8; Helaman 4:11–13;
13:24–26; 15:7–8; Mormon 5:16–18; 9:7–8.
• L. Whitney Clayton, “Pilihlah untuk Percaya,” Ensign atau Liahona, Mei
2015, 36–39.
104
PELAJARAN 21
Kedatangan Yesus Kristus
Pendahuluan
Kondisi dan peristiwa yang berkaitan dengan kunjungan
Yesus Kristus ke Benua Amerika berfungsi sebagai pola bagi
Kedatangan Kedua. Pelajaran ini akan membantu siswa
menerapkan asas-asas dari Kitab Mormon untuk menjadi
lebih baik dipersiapkan bagi “hari yang besar dan
mengerikan” (3 Nefi 25:5) ketika Kristus akan datang lagi.
Bacaan Latar Belakang
• Dallin H. Oaks, “Persiapan bagi Kedatangan Kedua,” Ensign atau Liahona, Mei
2004, 7–10.
• Jeffrey R. Holland, “Preparing for the Second Coming,” New Era, Desember
2013, 2–5.
Saran untuk Pengajaran
Helaman 14:20–30; 16:1–5; 3 Nefi 9:1–5, 12–14; 10:12
Tanda-tanda diberikan untuk membantu kita memercayai dan mempersiapkan diri
bagi Kedatangan Kedua Tuhan
Ajaklah para siswa untuk berbagi contoh dari peristiwa atau kegiatan dalam hidup
mereka yang memerlukan persiapan (misalnya, misi). Kemudian tanyakan:
• Apa perbedaan yang persiapan Anda telah buat dalam keseluruhan
pengalaman Anda?
• Menurut Anda bagaimana pengalaman ini akan berbeda jika Anda tidak siap?
Perlihatkan pernyataan berikut oleh Presiden Ezra Taft Benson (1899–1994), dan
undanglah seorang siswa untuk membacakannya dengan lantang. Mintalah kelas
untuk mendengarkan apa yang Presiden Benson ajarkan bahwa Kitab Mormon
dapat membantu kita mempersiapkan diri:
“Dalam Kitab Mormon kita menemukan sebuah pola untuk mempersiapkan diri
bagi Kedatangan Kedua. Sebuah bagian penting dari kitab itu berpusat pada
beberapa dekade tidak lama sebelum kedatangan Kristus ke Amerika. Melalui
penelaahan yang saksama mengenai periode waktu itu, kita dapat memutuskan
mengapa beberapa orang dihancurkan dalam penghakiman yang mengerikan
yang mendahului kedatangan-Nya dan apa yang membawa orang lain untuk
berdiri di bait suci di tanah Kelimpahan dan mengulurkan tangan mereka ke dalam luka-luka di
tangan dan kaki-Nya” (Ajaran-Ajaran Presiden Gereja: Ezra Taft Benson [2014], 166).
• Menurut Presiden Benson, mengapa kita hendaknya menelaah secara saksama
kisah Kitab Mormon tentang kunjungan Yesus Kristus kepada umat-Nya di
Benua Amerika? (Pastikan bahwa siswa memahami bahwa dengan menelaah
kisah Kitab Mormon tentang peristiwa-peristiwa seputar kunjungan Kristus ke
105
P EL A J A RA N 21
Benua Amerika, kita dapat mempelajari sebuah pola untuk mempersiapkan diri
bagi Kedatangan Kedua).
Undanglah siswa untuk mencari asas-asas dan ajaran-ajaran sewaktu mereka
menelaah kisah tentang kunjungan Juruselamat ke Benua Amerika yang akan
membantu mereka mempersiapkan diri bagi Kedatangan Kedua.
Ingatkan siswa bahwa sebelum kelahiran Juruselamat, Samuel si orang Laman
meramalkan tanda-tanda yang akan menyertai kelahiran dan kematian
Juruselamat. Mintalah siswa untuk meneliti Helaman 14:20–27 dan
mengidentifikasi tanda-tanda kematian Kristus.
• Apa saja tanda-tanda yang Samuel beri tahukan kepada orang-orang Nefi akan
menyertai kematian Yesus Kristus?
Tugasi separuh siswa untuk membaca Helaman 14:28–30 sementara separuh
lainnya membaca Helaman 16:4–5. Mintalah mereka mencari alasan tanda-tanda
ini akan diberikan kepada orang-orang Nefi. Anda dapat mengimbau siswa untuk
memerhatikan terutama pada contoh frasa “untuk maksud agar ….”
• Menurut ayat-ayat ini, mengapa Tuhan memberikan tanda-tanda? (Bantulah
siswa mengidentifikasi ajaran berikut: Tuhan menyediakan tanda-tanda dan
keajaiban-keajaiban agar kita dapat memercayai Dia dan diselamatkan.
Pertimbangkan untuk menuliskan asas ini di papan tulis).
• Apa yang Helaman 14:29 sebutkan akan terjadi kepada mereka yang tidak
memercayai tanda-tanda dan keajaiban-keajaiban? (Penghakiman yang benar
akan datang ke atas mereka).
Jelaskan bahwa dalam kisah yang terdapat di 3 Nefi, tanda-tanda dan
keajaiban-keajaiban yang dijanjikan—termasuk kehancuran yang meramalkan
kematian Juruselamat—mulai digenapi. Mintalah beberapa siswa untuk bergiliran
membaca dengan lantang 3 Nefi 9:1–5, 12–14; 10:12 sewaktu anggota kelas
mencari apa yang terjadi kepada mereka yang memercayai pesan Samuel dan Nefi
juga apa yang terjadi kepada mereka yang tidak percaya.
• Menurut ayat-ayat ini, mengapa sejumlah dari orang ini dihancurkan?
Mengapa mereka diselamatkan?
Tandaskan bahwa para pengikut Yesus Kristus di zaman sekarang telah diajari
untuk melihat tanda-tanda yang akan mendahului Kedatangan Kedua-Nya.
Mintalah siswa untuk membahas bagaimana memahami dan mengenali
tanda-tanda Kedatangan Kedua, yang para nabi ramalkan, dapat membantu para
anggota Gereja dewasa ini menjadi lebih siap bagi Kedatangan-Nya.
3 Nefi 11:1–17
Mempersiapkan diri untuk bertemu Juruselamat
Perlihatkan gambar Yesus Kristus menampakkan diri kepada orang-orang Nefi.
Sewaktu siswa meninjau kisah tentang kunjungan Juruselamat kepada
orang-orang Nefi, imbaulah mereka untuk mencari berkat-berkat yang diterima
oleh mereka yang memercayai tanda-tanda tentang kematian Tuhan dan bersiap
bagi kedatangan-Nya.
106
PE LAJ ARAN 21
Undanglah beberapa siswa untuk bergiliran membaca 3 Nefi 11:1–12 dengan
lantang.
• Bagaimana kepercayaan terhadap tanda-tanda yang dijanjikan tentang
kedatangan Tuhan mempersiapkan orang-orang bagi pengalaman ini?
• Dalam cara apa ayat-ayat ini mengingatkan kita tentang perlunya kita untuk
bersiap diri?
Undanglah siswa untuk bergiliran membaca 3 Nefi 11:13–17 dengan lantang dan
membayangkan bagaimana rasanya bisa hadir pada kesempatan itu.
• Bagaimana pengalaman ini melambangkan apa yang Tuhan Yesus Kristus
hasratkan bagi kita masing-masing? (Jawaban hendaknya mencerminkan
kebenaran berikut: Yesus Kristus mengundang semua untuk datang
kepada-Nya dan menerima kesaksian bahwa Dia adalah Allah seluruh
bumi).
• Dalam cara-cara apa peristiwa ini sama dengan apa yang akan terjadi pada
Kedatangan Kedua Yesus?
• Apa yang dapat Anda lakukan untuk mengikuti undangan Juruselamat agar
Anda akan siap untuk berdiri di hadapan-Nya kelak?
Akhiri dengan memperlihatkan pernyataan berikut dari Penatua Dallin H. Oaks
dari Kuorum Dua Belas Rasul:
sampaikan?
“Bagaimana jika hari kedatangan-Nya adalah besok? Jika kita mengetahui
bahwa kita akan bertemu Tuhan besok—melalui kematian dini atau melalui
kedatangan-Nya yang tak terduga—apakah yang akan kita lakukan hari ini?
Pengakuan apa yang akan kita buat? Kebiasaan-kebiasaan apa yang akan kita
hentikan? Apa persoalan-persoalan yang akan kita selesaikan? Apa
pengampunan yang akan kita berikan? Apa kesaksian yang akan kita
Jika kita akan melakukan hal-hal tersebut pada saat itu, mengapa kita tidak melakukannya
sekarang? Mengapa tidak mencari kedamaian saat kedamaian dapat diperoleh?” (“Persiapan
bagi Kedatangan Kedua,” Ensign atau Liahona, Mei 2004, 9).
• Mengapa penting untuk mempersiapkan diri kita sendiri seolah-olah
kedatangan Tuhan adalah besok?
Undanglah siswa untuk mencari dan menanggapi bisikan-bisikan Roh sewaktu
mereka mempersiapkan diri untuk bertemu Tuhan.
Bacaan Siswa
• Helaman 14:20–30; 16:1–5; 3 Nefi 9:1–5, 12–14; 10:12; 11:1–17.
• Dallin H. Oaks, “Persiapan bagi Kedatangan Kedua,” Ensign atau Liahona, Mei
2004, 7–10.
107
PELAJARAN 22
“Bahkan Seperti Aku”
Pendahuluan
Yesus Kristus yang telah bangkit mengundang para
murid-Nya untuk mengikuti teladan-Nya. Dengan menelaah
asas-asas yang Dia ajarkan kepada orang-orang Nefi di bait
suci di Bountiful, kita dapat belajar bagaimana menjadi
seperti Dia. Juruselamat berdoa agar mereka semua yang
memercayai-Nya dapat mengalami persatuan dengan Dia
dan Bapa Surgawi kita. Pelajaran ini dirancang untuk
membantu siswa memahami apa yang dapat mereka lakukan
untuk menjadi lebih seperti Yesus Kristus.
Bacaan Latar Belakang
• Henry B. Eyring, “Teladan Sempurna Kita,” Ensign dan Liahona, November
2009, 70–73.
• Lynn G. Robbins, “Orang Macam Apakah Seharusnya Kamu Adanya?” Ensign
atau Liahona, Mei 2011, 103–105.
Saran untuk Pengajaran
3 Nefi 27:21–22, 27
Menjadi seperti Yesus Kristus
Mulailah kelas dengan memperlihatkan pernyataan berikut oleh Penatua Lynn G.
Robbins dari Presidensi Tujuh Puluh, dan mintalah seorang siswa untuk
membacakannya dengan lantang:
“Sebagian besar dari kita membuat daftar melakukan untuk mengingatkan kita
akan apa yang ingin kita capai. Namun orang jarang memiliki daftar menjadi.
Mengapa? Melakukan adalah kegiatan atau peristiwa yang dapat dicentang dari
daftar ketika telah dilakukan. Menjadi, bagaimanapun, tidak pernah selesai
dilakukan. Anda tidak dapat memperoleh tanda centang dengan daftar menjadi.
Saya dapat mengajak istri saya keluar untuk suatu malam yang menyenangkan
Jumat ini, yang merupakan suatu melakukan. Tetapi menjadi suami yang baik bukanlah sebuah
peristiwa; itu perlu menjadi bagian dari sifat saya—karakter saya atau siapa diri saya adanya”
(“Orang Macam Apakah Seharusnya Kamu Adanya?” Ensign atau Liahona, Mei 2011, 104).
• Menurut Anda apa yang Tuhan kehendaki kita menjadi sebagai anggota
Gereja-Nya?
Undanglah siswa untuk membaca dalam hati 3 Nefi 27:21–22, 27 dan mencari
petunjuk yang Yesus Kristus berikan kepada para murid-Nya orang Nefi.
• Apa yang Juruselamat perintahkan agar para murid-Nya harus lakukan dan
untuk menjadi? (Tulislah kebenaran berikut di papan tulis: Tuhan meminta
para murid-Nya untuk melakukan pekerjaan-Nya dan menjadi seperti
Dia).
• Menurut Anda bagaimana kita dapat menjadi lebih seperti Juruselamat?
108
PE LAJ ARAN 22
• Apa beberapa pekerjaan-Nya yang telah dapat Anda lakukan?
Undanglah siswa untuk membahas bagaimana ajaran-ajaran Kitab Mormon dapat
membantu kita untuk menjadi lebih seperti Yesus Kristus. Pertimbangkan untuk
menuliskan respons siswa di papan tulis. Bagikan kesaksian Anda bahwa menelaah
Kitab Mormon dan menerapkan ajaran-ajarannya akan membantu kita menjadi
lebih seperti Juruselamat.
3 Nefi 12:1–16, 43–45; 13:1, 5–7, 16–18, 22–24, 33; 14:1–5, 21–27
Khotbah Kristus di bait suci di Bountiful mengajarkan kepada kita bagaimana
menjadi seperti Dia.
Perlihatkan pernyataan berikut oleh Presiden Ezra Taft Benson (1899–1994), dan
mintalah seorang siswa untuk membacakannya dengan lantang:
“Orang tersebut adalah orang yang paling mulia dan paling diberkati dan penuh
sukacita, yang kehidupannya paling mendekati pola Kristus. Ini tidak ada
hubungannya dengan kekayaan duniawi, kekuasaan, atau prestise. Satu-satunya
ujian sesungguhnya terhadap kebesaran, kepenuhan berkat, kepenuhan sukacita
adalah seberapa dekat suatu kehidupan dapat mendekati seperti Sang Guru,
Yesus Kristus. Dia adalah jalan yang benar, kebenaran penuh, dan kehidupan
yang berlimpah-limpah” (“Jesus Christ—Gifts and Expectations,” Ensign, Desember 1988, 2).
• Menurut Presiden Benson, apa yang terjadi ketika kita memilih untuk
menjadikan Yesus Kristus pola bagi kehidupan kita?
Ingatkan siswa bahwa ketika Juruselamat yang telah bangkit menampakkan diri
kepada umat-Nya di bait suci di Bountiful, Dia menyampaikan khotbah yang sama
dengan Khotbah-Nya di Bukit dalam Alkitab. Asas-Asas sakral ini yang
Juruselamat ajarkan dalam Khotbah di Bukit dan di bait suci di Bountiful dirancang
untuk membantu kita menjadi seperti Dia.
Perlihatkan pernyataan berikut oleh Presiden Harold B. Lee (1899–1973). Jika perlu,
jelaskan bahwa kata cetak biru merujuk pada rencana-rencana yang digunakan
untuk membangun sebuah gedung.
“Dalam Khotbah-Nya di Bukit, Tuhan telah memberikan kepada kita sesuatu
yang mengungkapkan mengenai karakter-Nya yang sempurna, … dan dengan
demikian memberi kita pola bagi kehidupan kita sendiri” (Ajaran-Ajaran Presiden
Gereja: Harold B. Lee [2000], 210).
Tulislah rujukan-rujukan tulisan suci berikut di papan tulis:
3 Nefi 12:1–12
3 Nefi 12:13–16, 43–45
109
P EL A J A RA N 22
3 Nefi 13:1, 5–7, 16–18
3 Nefi 13:22–24, 33
3 Nefi 14:1–5
3 Nefi 14:21–27
Tugasi siswa untuk masing-masing membaca salah satu petikan ini dan
mengidentifikasi asas yang dapat membantu mereka untuk menjadi lebih seperti
Yesus Kristus. Anda dapat mengimbau siswa untuk menandai atau
menggarisbawahi asas-asas ini dalam tulisan suci mereka. Undanglah mereka
untuk memikirkan apakah mereka mengenal seseorang yang meneladankan
asas-asas yang mereka identifikasi.
Setelah waktu yang memadai, undanglah siswa untuk membagikan apa yang
mereka temukan. Sebagaimana dibutuhkan dan sebagaimana dibisiki oleh Roh,
Anda dapat mengajukan pertanyaan tambahan seperti yang berikut:
• Bagaimana secara konsisten menjalankan asas ini membantu Anda untuk
menjadi lebih seperti Kristus?
• Apa pengalaman yang Anda miliki yang mengilustrasikan pentingnya asas yang
Anda identifikasi?
Undanglah siswa untuk membuat gol untuk menjadi lebih seperti Juruselamat
dengan memasukkan satu atau lebih asas-asas ini dalam kehidupan mereka.
Yohanes 17:9–11, 20–23; 3 Nefi 19:19–23, 28–29
Menjadi satu dengan Bapa dan Putra
Jelaskan bahwa selama kunjungan-Nya kepada orang-orang Nefi, Yesus Kristus
berdoa bagi dua belas murid yang telah Dia pilih dan bagi mereka semua yang mau
memercayai perkataan mereka. Undanglah sejumlah siswa untuk membaca 3 Nefi
19:19–23, 28–29 dengan lantang. Mintalah siswa untuk mencari berkat-berkat yang
Yesus doakan akan dianugerahkan ke atas mereka yang memercayai-Nya.
• Apa asas yang dapat kita pelajari dari doa Juruselamat bagi kita untuk menjadi
satu dengan Bapa dan Putra? (Siswa hendaknya mengidentifikasi asas berikut:
Melalui iman, kita dapat dimurnikan dan menjadi satu dengan Yesus
Kristus, sebagaimana Dia satu dengan Bapa).
Untuk membantu siswa memahami lebih lanjut asas ini, jelaskan bahwa doa yang
sama yang Kristus ucapkan di bait suci di Bountiful dicatat dalam Perjanjian Baru.
Mintalah siswa untuk merujuksilangkan ayat-ayat ini dengan Yohanes 17:9–11.
Undanglah mereka untuk membaca ayat-ayat ini dalam hati dan memikirkan
bagaimana itu berlaku bagi kita.
• Bagaimana itu memengaruhi Anda untuk mengetahui bahwa Yesus Kristus
berdoa kepada Bapa bagi Anda?
• Dalam cara-cara apa kita mengalami persatuan yang ada di antara Bapa
dan Putra?
110
PE LAJ ARAN 22
Mintalah seorang siswa untuk membacakan dengan lantang pernyataan berikut
dari Penatua D.Todd Christofferson dari Kuorum Dua Belas Rasul. Undanglah
siswa untuk mencari apa yang harus kita lakukan untuk menjadi satu dengan Yesus
Kristus dan Bapa Surgawi.
“Yesus mencapai kesatuan yang sempurna bersama Bapa dengan menundukkan
Diri-Nya Sendiri, baik secara rohani maupun jasmani, terhadap kehendak Bapa.
Pelayanan-Nya jelas-jelas senantiasa terfokus karena tidak ada pikiran serta
keinginan yang mengganggu dalam Diri-Nya. Merujuk pada Bapa-Nya, Yesus
berkata, ‘Aku senantiasa berbuat apa yang berkenan kepada-Nya’ (Yohanes
8:29) .…
Sungguh kita tidak akan menjadi satu dengan Allah dan Kristus sampai kita menjadikan
kehendak serta minat Mereka hasrat terbesar kita. Kepatuhan semacam itu tidak dapat dicapai
dalam waktu sehari, tetapi melalui Roh Kudus, Tuhan akan mengajar kita jika kita bersedia
sampai saatnya, melalui proses waktu, akan dinyatakan secara akurat bahwa Dia ada di dalam
diri kita seperti Bapa di dalam Dia” (“That They May Be One in Us,” Ensign, November
2002, 72–73).
• Menurut Penatua Christofferson, apa yang harus kita lakukan untuk menjadi
satu dengan Bapa dan Putra?
Tulislah pertanyaan-pertanyaan berikut di papan tulis, dan undanglah siswa untuk
meluangkan waktu sejenak menuliskan jawaban mereka:
Dalam cara-cara Apa Yesus memperlihatkan bahwa Dia secara sempurna tunduk
pada kehendak Bapa Surgawi?
Apa beberapa cara di mana Anda dapat menjadi lebih tunduk pada kehendak
Bapa Surgawi?
Akhiri dengan membagikan kesaksian Anda bahwa menjadi tunduk pada
kehendak Bapa memungkinkan bagi kita untuk menjadi lebih seperti Juruselamat
kita Yesus Kristus.
Bacaan Siswa
• Yohanes 17:9–11, 20–23; 3 Nefi 12:1–16, 43–45; 13:1, 5–7, 16–18, 22–24, 33;
14:1–5, 21–27; 19:19–23, 28–29; 27:21–22, 27.
• Henry B. Eyring, “Teladan Sempurna Kita,” Ensign dan Liahona, November
2009, 70–73.
111
PELAJARAN 23
Pencerai-Beraian dan
Pengumpulan Israel
Pendahuluan
Tuhan mencerai-beraikan bani Israel karena mereka
mengeraskan hati mereka terhadap-Nya, namun Dia berjanji
bahwa mereka akan dikumpulkan di zaman terakhir.
Nubuat-nubuat dalam Kitab Mormon menjadikan jelas
bahwa pengumpulan yang telah lama dijanjikan telah
dimulai. Para anggota Gereja memiliki tanggung jawab untuk
memberkati keluarga-keluarga di bumi dengan membagikan
Injil Yesus Kristus.
Bacaan Latar Belakang
• Russell M. Nelson, “Pengumpulan Israel yang Tercerai-Berai,” Ensign atau
Liahona, November 2006, 79–82.
• C. Scott Grow, “Kitab Mormon, Alat untuk Mengumpulkan Israel yang
Tercerai-Berai,” Ensign atau Liahona, November 2005, 33–35.
Saran untuk Pengajaran
1 Nefi 22:3–5; 2 Nefi 25:15–17; 3 Nefi 5:24–26; 20:13, 29–31; 30:2
Pencerai-beraian dan pengumpulan bani Israel
Undanglah seorang siswa yang adalah orang insaf dalam Gereja atau telah
membantu orang lain bergabung dengan Gereja untuk membagikan
pengalamannya. Imbaulah siswa untuk memikirkan tentang seseorang yang
mereka kenal yang mungkin terbuka untuk mendengarkan pesan Injil. Mintalah
siswa untuk mencari kebenaran-kebenaran Injil di sepanjang pelajaran hari ini
yang dapat mendorong dan membantu mereka dalam upaya mereka untuk
membagikan Injil kepada orang lain.
Mintalah siswa untuk membaca 1 Nefi 22:3–5 untuk mengetahui apa yang Nefi
nubuatkan mengenai bani Israel.
• Apa artinya bahwa bani Israel “dicerai-beraikan”?
Jelaskan bahwa pencerai-beraian bani Israel merupakan subjek penting bagi Nefi
karena keluarganya adalah bagian dari pencerai-beraian itu. Mereka tercerai-berai
ke Benua Amerika dari Yerusalem karena kejahatan orang-orang di tanah Yehuda.
Beri tahulah siswa bahwa nubuat dalam Kitab Mormon berisikan kepastian yang
menghibur bahwa di zaman akhir bani Israel akan dikumpulkan kembali. Tulislah
rujukan-rujukan berikut di papan tulis, tugasi setiap siswa untuk membaca salah
satu petikan. Pastikan setiap petikan dibaca. Mintalah siswa untuk mencari apa
yang individu-individu perlu pelajari dan lakukan untuk dapat dikumpulkan
dengan bani Israel.
112
PE LAJ ARAN 23
2 Nefi 25:15–17
3 Nefi 5:24–26
3 Nefi 20:13, 29–31
3 Nefi 30:2
• Apa beberapa hal yang individu-individu perlu pelajari dan lakukan agar dapat
dikumpulkan dengan bani Israel? (Beberapa kebenaran dapat diidentifikasi oleh
siswa, termasuk yang berikut: Tuhan mengumpulkan para anggota dari bani
Israel ketika mereka memercayai-Nya, bertobat, dan datang kepada-Nya).
Untuk membantu siswa memahami dengan lebih baik, Anda mungkin ingin
membacakan pernyataan berikut oleh Penatua Bruce R. McConkie (1915–1985) dari
Kuorum Dua Belas Rasul:
“Mengapa Israel dicerai-beraikan? Jawabannya jelas; itu gamblang;
mengenainya tidak ada keraguan. Nenek moyang orang Israel kita
dicerai-beraikan karena mereka menolak Injil, menodai imamat, meninggalkan
gereja, dan pergi dari kerajaan .…
Apa, kalau demikian, yang terlibat dalam pengumpulan Israel? Pengumpulan
Israel mencakup memercayai dan menerima serta hidup dalam keselarasan
dengan segala yang pernah Tuhan tawarkan kepada umat pilihan-Nya zaman dahulu .… Itu
mencakup memercayai Injil, bergabung dengan Gereja, dan datang ke dalam kerajaan .… Itu
juga dapat mencakup berhimpun ke tempat yang ditentukan atau tanah ibadat” (A New Witness
for the Articles of Faith [1985], 515).
• Menurut Penatua McConkie, apa yang seseorang harus lakukan untuk dapat
dikumpulkan dengan bani Israel?
Undanglah siswa untuk merenungkan bagaimana mereka sendiri telah
dikumpulkan ke dalam bani Israel sewaktu mereka memercayai Juruselamat,
bertobat, dan datang kepada-Nya.
1 Nefi 15:12–16; 22:8–12
Di zaman terakhir, para anggota Gereja akan membawa Injil kepada
keluarga-keluarga di bumi.
Ingatkan siswa bahwa Lehi menggunakan metafora tentang pohon zaitun untuk
mengajarkan kepada keluarganya tentang pencerai-beraian dan pengumpulan
Israel (lihat 1 Nefi 10:12–14). Laman dan Lemuel mengatakan kepada Nefi bahwa
mereka tidak dapat memahami makna dari ajaran-ajaran ayah mereka (lihat 1 Nefi
15:7).
Undanglah beberapa siswa untuk bergiliran membacakan 1 Nefi 15:12–16 dengan
lantang. Undanglah anggota kelas untuk mencari apa yang dapat kita pelajari dari
penjelasan Nefi tentang bani Israel.
113
P EL A J A RA N 23
• Bagaimana metafora tentang pohon zaitun membantu kita memahami
pencerai-beraian dan pengumpulan Israel?
• Menurut ayat 13, siapa yang akan mengambil kegenapan Injil bagi sisa benih
Lehi? (Orang bukan Israel yang telah menerima kegenapan Injil).
Jelaskan kepada siswa bahwa dalam Kitab Mormon, kata orang-orang bukan Israel
biasanya merujuk pada mereka yang bukan dari suku Yehuda atau dari tanah
Yehuda. Kitab Mormon berisi nubuat-nubuat bahwa di zaman terakhir beberapa
dari orang-orang bukan Israel ini akan menerima kegenapan Injil (lihat 1 Nefi
15:13) dan menjadi anggota Gereja Kristus. Para nabi Kitab Mormon mengajarkan
bahwa orang-orang bukan Israel ini akan memiliki tanggung jawab untuk
membawa Injil ke seluruh bumi).
Untuk membantu siswa memahami definisi kata orang-orang bukan Israel ini,
perlihatkan dan bacalah penjelasan berikut dari Penatua Bruce R. McConkie:
“Kita sampai sekarang telah mengidentifikasi orang Yahudi sebagai baik [mereka
yang tinggal dalam] kerajaan Yehuda maupun sebagai keturunan langsung
mereka .… Dan kami telah mengatakan, dalam penggunaan istilah ini, bahwa
semua orang lainnya adalah orang-orang bukan Israel, termasuk sisa kerajaan
Israel yang hilang dan tercerai-berai .… Dengan demikian Joseph Smith, dari
suku Efraim, … adalah orang bukan Israel yang melalui tangannya Kitab
Mormon tampil, dan para anggota Gereja Yesus Kristus dari Orang-Orang Suci Zaman Akhir …
adalah orang-orang bukan Israel yang membawa keselamatan kepada orang Laman dan kepada
orang Yahudi” (The Millennial Messiah [1982], 233).
Mintalah beberapa siswa untuk membacakan 1 Nefi 22:8–12 sementara anggota
kelas mengidentifikasi orang-orang tersebut yang akan diberkati dan dipelihara
oleh orang bukan Israel (para anggota Gereja) di zaman akhir. Sewaktu siswa
membaca, akanlah bermanfaat untuk menjelaskan bahwa frasa “menyingkapkan
lengan-Nya di mata segala bangsa” di ayat 10–11 merujuk pada Tuhan
memperlihatkan kuasa-Nya ke seluruh dunia.
• Siapakah yang akan diberkati dan dipelihara oleh orang bukan Israel di zaman
akhir? (Keturunan Lehi, semua bani Israel, dan “semua kaum di bumi”).
• Menurut ayat 9–11, bagaimana Tuhan akan memberkati “kaum”
(keluarga-keluarga) di bumi di zaman akhir? (Bantulah siswa mengidentifikasi
kebenaran berikut: Di zaman akhir, Tuhan akan bekerja melalui para
anggota Gereja-Nya untuk memberkati keluarga-keluarga di bumi
dengan Injil dan perjanjian-Nya).
Perlihatkan pernyataan berikut oleh Presiden Russell M. Nelson dari Kuorum Dua
Belas Rasul, dan undanglah seorang siswa untuk membacakannya dengan lantang:
114
PE LAJ ARAN 23
“Merupakan tanggung jawab kita untuk membantu menggenapi perjanjian
Abraham. Benih keturunan kitalah yang ditahbiskan sebelumnya dan
dipersiapkan untuk memberkati semua orang di dunia .… Setelah sekitar 4.000
tahun antisipasi dan persiapan, inilah masa yang ditetapkan ketika Injil harus
dibawa kepada kaum-kaum di bumi. Inilah waktu pengumpulan Israel yang
dijanjikan. Dan kita boleh berperan serta di dalamnya! Bukankah itu memberi
semangat? Tuhan bersandar kepada kita dan para putra kita—dan Dia bersyukur secara
mendalam atas para putri kita—yang secara layak melayani sebagai misionaris dalam masa
hebat pengumpulan Israel ini” (“Perjanjian,” Ensign atau Liahona, November 2011, 88).
• Bagaimana menurut Anda perasaan mereka yang dikumpulkan (orang insaf)
mengenai mereka yang telah mengumpulkan mereka (mereka yang telah
berbagi Injil dengan mereka)?
• Apa beberapa cara di mana kita dapat berperan serta dalam pekerjaan Allah
dengan membagikan Injil kepada keluarga-keluarga di bumi?
3 Nefi 16:4–5; 21:1–7
Peranan Kitab Mormon dalam pengumpulan Israel
Undanglah siswa untuk membaca dalam hati 3 Nefi 21:1–7 dan mencari tanda
yang menandai dimulainya pengumpulan Israel zaman akhir.
• Juruselamat berbicara tentang “hal-hal ini yang Aku maklumkan kepadamu”
(ayat 2). Di manakah perkataan-Nya kepada orang-orang Nefi dicatat? (Di
dalam Kitab Mormon)
• Apa tanda yang menandai dimulainya pengumpulan Israel zaman akhir? (Siswa
hendaknya mengidentifikasi kebenaran berikut: Tampilnya Kitab Mormon
adalah tanda bahwa Allah menggenapi perjanjian-Nya untuk
mengumpulkan Israel di zaman akhir).
Mintalah seorang siswa untuk membaca 3 Nefi 16:4–5 dengan lantang, dan
undanglah anggota kelas untuk mencari dampak dari Kitab Mormon dan pesan
Injil di zaman akhir.
• Bagaimana Kitab Mormon membantu mendatangkan pengumpulan umat
Allah di zaman akhir? (Salah satu kebenaran yang dapat diidentifikasi oleh
siswa adalah yang berikut: Kitab Mormon membantu membawa orang pada
pengetahuan akan Penebus sehingga mereka dapat dikumpulkan
bersama-Nya).
Undanglah seorang siswa untuk membacakan pernyataan berikut oleh Presiden
Russell M. Nelson. Mintalah siswa untuk mendengarkan peranan Kitab Mormon
dalam pengumpulan Israel.
115
P EL A J A RA N 23
“Tampilnya Kitab Mormon merupakan tanda nyata kepada dunia bahwa Tuhan
telah memulai pengumpulan Israel dan menggenapi perjanjian-perjanjian yang
Dia buat kepada Abraham, Ishak, dan Yakub. Kita tidak hanya mengajarkan
ajaran ini, namun kita berperan serta di dalamnya. Kita melakukannya sewaktu
kita membantu mengumpulkan umat pilihan Tuhan di kedua sisi tabir.
Kitab Mormon adalah pusat dari pekerjaan ini. Itu menyatakan ajaran tentang
pengumpulan. Itu menyebabkan orang-orang belajar mengenai Yesus Kristus, untuk memercayai
Injil-Nya, dan untuk bergabung dengan Gereja-Nya. Sesungguhnya, jika tidak ada Kitab Mormon,
pengumpulan Israel yang dijanjikan tidak akan terjadi” (“Pengumpulan Israel yang
Tercerai-Berai,” Ensign atau Liahona, November 2006, 80).
Mintalah siswa untuk membagikan pengalaman apa pun yang mereka miliki
dengan melihat Kitab Mormon membantu orang lain belajar tentang Yesus Kristus
dan dikumpulkan dalam Gereja-Nya.
Tantanglah siswa untuk membantu dalam proses pengumpulan Israel dengan
membagikan Kitab Mormon kepada seseorang yang bukan dari kepercayaan kita.
Bacaan Siswa
• 1 Nefi 15:12–16; 22:3–5, 8–12; 2 Nefi 25:15–17; 3 Nefi 5:24–26; 16:4–5; 20:13,
29–31; 21:1–7; 30:2.
• Russell M. Nelson, “Pengumpulan Israel yang Tercerai-Berai,” Ensign atau
Liahona, November 2006, 79–82.
116
PELAJARAN 24
Semuanya Sama bagi Allah
Pendahuluan
Untuk melindungi diri mereka sendiri setelah kematian Lehi,
Nefi dan anggota keluarga Lehi yang saleh lainnya dipimpin
oleh Tuhan untuk memisahkan diri dari Laman dan Lemuel
serta para pengikut mereka. Sesudah itu, perselisihan dan
peperangan sering menegaskan hubungan antara orang Nefi
dan orang Laman. Pelajaran ini membahas bagaimana Injil
Yesus Kristus melampaui agama, etnis, budaya, dan
perbedaan-perbedaan lainnya untuk mempersatukan
anak-anak Allah.
Bacaan Latar Belakang
• Dallin H. Oaks, “Semua Orang di Mana-Mana,” Ensign atau Liahona, Mei
2006, 77–80.
• Howard W. Hunter, “The Gospel—A Global Faith,” Ensign, November
1991, 18–19.
Saran untuk Pengajaran
2 Nefi 26:23–28, 33; Yakub 7:24; Enos 1:11, 20
Semua anak Allah diundang untuk datang kepada-Nya
Mintalah siswa untuk memikirkan beberapa kelompok agama, etnis, atau budaya
di dunia dan memikirkan tentang sikap yang sejumlah orang dalam kelompok
semacam itu miliki terhadap para anggota dari kelompok lain.
Ingatkan siswa bahwa setelah kematian Lehi, keturunannya memisahkan diri ke
dalam dua kelompok: Orang Nefi dan orang Laman (lihat 2 Nefi 5:1–7). Segera
setelah pemisahan ini, dua kelompok itu mulai saling bertikai dan berperang (lihat
2 Nefi 5:34). Pengalaman dari dua kelompok ini mengilustrasikan bahwa ketika
orang-orang tidak mengenal dan mengikuti perintah-perintah Allah, mereka
sering menekankan perbedaan di antara mereka sendiri dan orang lain, menuntun
pada pemisahan dari yang lain dan perasaan benci terhadap mereka. Tandaskan
bahwa sebaliknya, Bapa Surgawi dan Yesus Kristus ingin semua orang saling
merasakan kasih dan bersatu.
Undanglah sejumlah siswa untuk bergiliran membaca 2 Nefi 26:23–28, 33 dengan
lantang. Mintalah siswa untuk melihat bagaimana Nefi menggunakan kata tidak
seorang pun, siapa pun, dan semuanya. Pertimbangkan mengimbau siswa untuk
menandai kata-kata ini dalam tulisan suci mereka.
• Apa ajaran kunci yang kita pelajari dari ayat-ayat ini? (Meskipun mereka
mungkin menggunakan kata-kata yang berbeda, siswa hendaknya
mengidentifikasi ajaran berikut: Yesus Kristus mengasihi semua orang dan
mengundang semua untuk datang kepada-Nya dan mengambil bagian
dalam keselamatan-Nya. Anda mungkin ingin menuliskan ajaran ini di papan
tulis. Anda juga dapat mengimbau siswa untuk merujuksilangkan 2 Nefi 26:33
dengan Alma 5:33–34 dan Alma 19:36).
117
P EL A J A RA N 24
Berilah siswa waktu sejenak untuk membaca dalam hati Yakub 7:24 dan Enos
1:11, 20, dengan mencari hasrat orang-orang Nefi terhadap orang-orang Laman
selama masa Nabi Yakub dan Nabi Enos.
• Apa tradisi palsu yang mencegah orang-orang Laman dari menerima undangan
untuk datang kepada Yesus Kristus?
• Mengetahui bahwa orang-orang Laman sering merasakan kebencian terhadap
orang-orang Nefi, apa sikap atau tradisi palsu yang banyak orang Nefi mungkin
perlu atasi untuk dapat membagikan Injil kepada mereka?
Undanglah seorang siswa untuk membacakan pernyataan berikut oleh Penatua
Dallin H. Oaks dari Kuorum Dua Belas Rasul:
“Kitab Mormon menjanjikan bahwa semua orang yang menerima dan
menanggapi undangan Tuhan untuk ‘bertobat dan memercayai Putra-Nya’
menjadi ‘umat perjanjian Tuhan’ (2 Nefi 30:2). Ini merupakan pengingat kuat
bahwa bukanlah kekayaan maupun garis keturunan maupun kesempatan
istimewa saat kelahiran yang hendaknya membuat kita percaya bahwa kita ‘lebih
baik dari yang lain’ (Alma 5:54; lihat juga Yakub 3:9). Sesungguhnya, Kitab
Mormon memerintahkan, ‘Janganlah kamu menganggap satu daging melebihi yang lain, atau
janganlah satu orang menganggap dirinya melebihi yang lain’ (Mosia 23:7)” (“Semua Orang di
Mana-Mana,” Ensign atau Liahona, Mei 2006, 79).
Undanglah siswa untuk meluangkan waktu sejenak dan merenungkan sikap
terhadap individu-individu yang datang dari latar belakang yang berbeda daripada
mereka. Imbaulah mereka untuk mengikuti teladan Juruselamat dengan berusaha
untuk mengasihi semua anak Allah, termasuk mereka yang etnisitas, kebudayaan,
atau agamanya berbeda dari mereka.
Mosia 28:1–3; Helaman 6:1–8
Memperoleh hasrat untuk membagikan Injil kepada semua anak Allah
Ingatkan siswa bahwa Kitab Mormon mencatat pengalaman-pengalaman luar
biasa yang orang-orang Nefi miliki ketika mengkhotbahkan Injil kepada orang
Laman. Ingatkan siswa tentang keinsafan menakjubkan dari para putra Mosia
(lihat Mosia 27), dan kemudian mintalah seorang siswa untuk membaca Mosia
28:1–3 dengan lantang. Mintalah anggota kelas untuk mencari alasan mengapa
para putra Mosia berhasrat untuk mengkhotbahkan Injil kepada orang Laman.
• Mengenai alasan-alasan yang Anda temukan, manakah yang terutama
bermakna bagi Anda sewaktu Anda memikirkan tentang membagikan Injil
kepada orang lain?
• Manakah kata di ayat 1 yang menyatakan bagaimana para putra Mosia
memandang orang-orang Laman?
• Bagaimana hasrat kita untuk membagikan Injil terpengaruh ketika kita
memandang mereka dari kelompok agama, ras, atau etnis yang berbeda
sebagai saudara-saudara kita? (Sewaktu siswa merespons, bantulah mereka
mengidentifikasi asas berikut: Ketika kita melihat orang lain sebagai
118
PE LAJ ARAN 24
saudara-saudara kita, hasrat kita untuk membagikan Injil kepada mereka
meningkat).
Mintalah seorang siswa untuk membacakan pernyataan berikut oleh Presiden
Gordon B. Hinckley (1907–1995) dengan lantang:
“Semua pria dan wanita tidak hanya memiliki garis keturunan fisik yang
menuntun kembali pada Adam dan Hawa, orangtua fana mereka, namun juga
pusaka rohani yang menuntun kembali pada Allah Bapa yang Kekal. Dengan
demikian, semua orang di bumi secara harfiah adalah saudara-saudara dalam
keluarga Allah.
Adalah dalam memahami dan menerima peranan Allah sebagai ayah yang
sifatnya universal inilah bahwa semua umat manusia dapat dengan paling baik menghargai
keprihatinan Allah bagi mereka dan hubungan mereka dengan satu sama lain. Ini adalah pesan
tentang kehidupan dan kasih yang secara tegas menolak terhadap semua tradisi yang
membatasi yang didasarkan pada ras, bahasa, ekonomi atau kedudukan politik, tingkat
pendidikan, atau latar belakang budaya, karena kita semua adalah keturunan rohani yang sama”
(Teachings of Presidents of the Church [Ajaran-Ajaran Presiden Gereja]: Howard W. Hunter
[2015], 123–124).
• Apa pemikiran yang Anda miliki ketika Anda mendengar perkataan ini dari
Presiden Hunter?
Berilah siswa waktu sejenak untuk membaca Helaman 6:1–8. Tandaskan bahwa
keadaan-keadaan yang diuraikan dalam ayat-ayat ini terjadi sekitar 50 tahun
setelah para putra Mosia melayani misi mereka kepada orang Laman. Mintalah
siswa untuk memikirkan tentang apa hubungan antara orang Nefi dan orang Lehi
pada saat misi mereka dan mencari bagaimana hubungan itu telah berubah dalam
50 tahun.
• Apa yang telah berubah dalam hubungan antara orang Nefi dan orang Laman?
Mengapa hubungan itu telah berubah?
• Apa yang dapat kita pelajari mengenai membagikan Injil dari sikap para putra
Mosia dan dari hasil misi mereka?
Alma 27:1–2, 20–24; 53:10–11, 13–17; 4 Nefi 1:1–3, 11–13, 15–18
Injil Yesus Kristus melampaui perbedaan-perbedaan di antara orang-orang
Undanglah siswa untuk merenungkan pertanyaan berikut dan kemudian
membagikan gagasan mereka:
• Menurut Anda mengapa individu-individu dari begitu banyak ragam latar
belakang dapat bertemu bersama dalam roh kedamaian dan kasih dalam
Gereja? Apa yang mempersatukan para anggota Gereja?
Bagilah siswa menjadi dua kelompok. Undanglah satu kelompok untuk menelaah
Alma 27:1–2, 20–24 dan mencari apa yang orang-orang Nefi lakukan untuk
membantu orang-orang Anti-Nefi-Lehi. Undanglah separuh yang lain untuk
menelaah Alma 53:10–11, 13–17 dan mencari apa yang orang-orang
Anti-Nefi-Lehi (orang-orang Amon) lakukan bagi orang-orang Nefi. Setelah
waktu yang memadai, mintalah siswa untuk berbagi apa yang mereka temukan.
119
P EL A J A RA N 24
• Menurut Anda apa yang menyebabkan dua kelompok ini dapat saling
merasakan kasih dan keprihatinan semacam itu? (Sebagai bagian dari
pembahasan ini, bantulah siswa mengidentifikasi asas berikut: Sewaktu
orang-orang memeluk ajaran-ajaran Yesus Kristus, mereka dapat menjadi
saling dipersatukan).
Jelaskan bahwa sebuah ilustrasi yang menakjubkan tentang asas ini dicatat dalam 4
Nefi. Mintalah seorang siswa untuk membacakan 4 Nefi 1:1–2 dengan lantang.
Tekankan bahwa setelah kunjungan Juruselamat ke Benua Amerika, semua orang
Nefi dan orang Laman bertobat, dibaptiskan, menerima Roh Kudus, dan diinsafkan
kepada Tuhan. Tugasi siswa untuk menyelidiki 4 Nefi 1:3, 11–13, 15–18, dengan
mencari berkat-berkat yang orang-orang alami ketika semuanya diinsafkan
pada Injil.
• Apa kata atau frasa yang menguraikan orang-orang pada masa itu?
• Mengapa menjalankan Injil Yesus Kristus menghasilkan berkat-berkat ini?
Undanglah seorang siswa untuk membacakan 4 Nefi 1:17 dengan lantang.
• Menurut Anda apa artinya tidak ada “macam orang apa pun”? (Orang-orang
ini tidak lagi saling membedakan diri mereka dengan sebutan seperti orang
Nefi maupun orang Laman. Mereka mengatasi perbedaan apa pun yang ada di
antara mereka dan hidup dalam persatuan dan damai).
• Bagaimana Anda telah melihat Injil menghapus perbedaan di antara
orang-orang dari latar belakang yang berbeda?
Untuk memperdalam pemahaman siswa tentang bagaimana menjalankan Injil
mempersatukan orang-orang dari latar belakang yang berbeda, bagikan
pernyataan berikut oleh Penatua Richard G. Scott dari Kuorum Dua Belas Rasul:
“Bapa Surgawi Anda menugasi Anda untuk dilahirkan ke dalam suatu garis
keturunan tertentu yang darinya Anda menerima warisan ras, budaya, dan tradisi
Anda. Garis keturunan itu menyediakan suatu pusaka kaya dan alasan-alasan
besar untuk bersukacita. Namun Anda memiliki tanggung jawab untuk
menentukan apakah ada bagian apa pun dari garis keturunan itu yang harus
dihilangkan karena itu bekerja melawan rencana kebahagiaan Allah .…
Saya bersaksi bahwa Anda akan menyingkirkan halangan untuk kebahagiaan dan menemukan
kedamaian yang lebih besar sewaktu Anda menjadikan keanggotaan Anda dalam Gereja Yesus
Kristus, sebagai prioritas utama, dan ajaran-ajaran-Nya sebagai landasan hidup Anda. Bilamana
tradisi keluarga atau bangsa atau adat istiadat bertentangan dengan ajaran-ajaran Allah,
singkirkanlah itu. Bilamana tradisi dan adat-istiadat selaras dengan ajaran-ajaran-Nya, itu
hendaknya dihargai dan diikuti untuk memelihara budaya dan pusaka Anda” (“Removing
Barriers to Happiness,” Ensign, Mei 1998, 86–87).
• Menurut Anda mengapa perbedaan antara orang-orang yang berlatar belakang
berbeda berkurang ketika orang-orang ini menjadikan Injil Yesus Kristus
prioritas utama mereka?
120
PE LAJ ARAN 24
• Bagaimana menjadi anggota Gereja membantu Anda merasa dipersatukan
dengan para anggota Gereja lainnya yang memiliki latar belakang berbeda
dari Anda?
Akhiri dengan bersaksi bahwa Kitab Mormon berisikan contoh-contoh yang nyata
tentang bagaimana orang-orang dari latar belakang yang berbeda menjalankan
Injil Yesus Kristus dan mengatasi perbedaan mereka. Pendamaian dan Injil Yesus
Kristus melampaui perbedaan dalam ras, etnisitas, kebudayaan, zaman, dan gender
untuk mempersatukan anak-anak Allah.
Imbaulah siswa untuk memikirkan bagaimana Injil Yesus Kristus dapat membantu
mereka mengatasi tradisi-tradisi atau gagasan-gagasan palsu yang dipelajari dari
para anggota keluarga atau teman-teman, atau mengatasi perbedaan apa pun yang
mungkin mereka miliki dengan seseorang yang mereka kenal. Imbaulah mereka
supaya mencari cara-cara untuk menjadi lebih dipersatukan dengan para anggota
dari jemaat setempat mereka.
Bacaan Siswa
• 2 Nefi 26:23–28, 33; Yakub 7:24; Enos 1:11, 20; Mosia 28:1–3; Alma 27:1–2,
20–24; 53:10–11, 13–17; Helaman 6:1–8; 4 Nefi 1:1–3, 11–13, 15–18.
• Dallin H. Oaks, “Semua Orang di Mana-Mana,” Ensign atau Liahona, Mei
2006, 77–80.
121
PELAJARAN 25
Hidup dengan Saleh di
Zaman Kejahatan
Pendahuluan
Kitab Mormon mencatat kehancuran individu-individu dan
masyarakat yang memeluk kejahatan dan membiarkan
adanya komplotan rahasia. Pada saat yang sama, Kitab
Mormon juga mengajarkan bahwa kita dapat hidup dengan
saleh terlepas dari hidup dalam lingkungan yang jahat.
Dalam pelajaran ini, siswa akan belajar apa yang dapat
mereka lakukan untuk tetap saleh di dunia zaman sekarang.
Bacaan Latar Belakang
• Quentin L. Cook, “Menuai Pahala Kesalehan,” Ensign, Juli 2015, 33–39.
• Dennis B. Neuenschwander, “Seorang di Antara Kerumunan,” Ensign atau
Liahona, Mei 2008, 101–103.
Saran untuk Pengajaran
Alma 37:21–22, 25–27; Helaman 6:20–26, 37–40; Eter 8:18–26
Komplotan rahasia dapat menghancurkan kebebasan dan masyarakat
Tulislah frasa wilayah musuh di papan tulis dan tanyakan kepada siswa apa artinya.
Perlihatkan pernyataan berikut oleh Presiden Boyd K. Packer (1924–2015) dari
Kuorum Dua Belas Rasul, dan undanglah seorang siswa untuk membacakannya
dengan lantang:
“Anda kaum muda dibesarkan di wilayah musuh. Kita mengetahui dari tulisan
suci ada peperangan di surga dan Lusifer memberontak, dengan para
pengikutnya, ‘dilemparkan ke bumi‘ [Wahyu 12:9]. Dia bertekad untuk
mengacaukan rencana Bapa Surgawi dan berusaha untuk mengendalikan pikiran
serta tindakan semua orang” (“Nasihat bagi Para Remaja,” Ensign atau Liahona,
November 2011, 16).
• Dalam cara-cara apa hidup di masa ini seperti tinggal di wilayah musuh?
Jelaskan bahwa pelajaran ini akan mencermati uraian Kitab Mormon tentang
lingkungan yang jahat di mana sejumlah individu yang saleh tinggal. Undanglah
siswa untuk mencari asas-asas dan ajaran-ajaran yang dapat mereka terapkan
sewaktu mereka menelaah contoh tentang individu-individu yang tetap setia
meskipun dikelilingi oleh kejahatan.
Ingatkan siswa bahwa Moroni melihat kehancuran seluruh peradaban orang Nefi.
Dia menguraikan kejahatan yang menuntun pada baik kehancuran orang Nefi
maupun orang Yared. Undanglah seorang siswa untuk membaca Eter 8:18 dan 21
122
PE LAJ ARAN 25
dengan lantang sementara anggota kelas mengidentifikasi penyebab kehancuran
ini. Undanglah siswa untuk membagikan apa yang mereka temukan.
Tulislah rujukan-rujukan tulisan suci berikut di papan tulis:
Alma 37:21–22, 25–27
Helaman 6:20–26
Eter 8:18–26
Apa komplotan rahasia itu?
Apa gol dan tujuan mereka?
Bagaimana mereka memastikan keberadaan berkelanjutan mereka?
Mintalah siswa untuk membaca salah satu petikan di papan tulis dan mencari
jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan yang tertera di situ. Beri tahulah siswa
bahwa petikan yang mereka pilih mungkin tidak menjawab ketiga pertanyaan
tersebut, namun mereka hendaknya menemukan apa yang dapat mereka temukan.
Setelah waktu yang memadai, bahaslah pertanyaan-pertanyaan di papan tulis
bersama anggota kelas. Kemudian bahaslah yang berikut:
• Dari apa yang Anda baca, apa konsekuensi dari membiarkan komplotan rahasia
hidup dan berkembang? (Siswa hendaknya mengidentifikasi asas berikut:
Komplotan rahasia dapat menghancurkan kebebasan, pemerintahan, dan
masyarakat).
• Menurut Anda apa beberapa contoh tentang komplotan rahasia di zaman kita?
Untuk membantu menjawab pertanyaan ini, perlihatkan pernyataan berikut oleh
Penatua M. Russell Ballard dari Kuorum Dua Belas Rasul dan Presiden Ezra Taft
Benson (1899–1994): Mintalah seorang siswa untuk membacakannya dengan
lantang.
“Di antara komplotan rahasia di zaman sekarang ada geng-geng, kartel narkoba,
dan kejahatan-kejahatan terorganisasi keluarga. Komplotan rahasia di zaman
kita bekerja sangat mirip dengan para perampok Gadianton di zaman Kitab
Mormon .… Di antara tujuan-tujuan mereka adalah untuk ‘membunuh,
menjarah, dan mencuri, dan melakukan pelacuran dan segala macam kejahatan’
[Helaman 6:23]” (M. Russell Ballard, “Standing for Truth and Right,” Ensign,
November 1997, 38).
123
P EL A J A RA N 25
“Saya bersaksi bahwa kejahatan meluas dengan pesat di setiap segmen
masyarakat kita (lihat A&P 1:14–16; 84:49–53). Ini lebih sangat teroganisasi,
lebih cerdik menyamar, dan lebih kuat dipromosikan daripada sebelumnya.
Keinginan besar komplotan rahasia akan kekuasaan, keuntungan, dan kemuliaan
meningkat .… (lihat Eter 8:18–25).” (Ezra Taft Benson, “I Testify,” Ensign,
November 1988, 87).
• Menurut Anda mengapa para nabi Kitab Mormon menyertakan informasi
mengenai komplotan rahasia dalam catatan mereka?
Undanglah seorang siswa untuk membaca Helaman 6:20, 37–40 dengan lantang.
Mintalah siswa untuk menyimak, dengan mencari perbandingan antara orang
Laman dan orang Nefi. (Catatan: Mempersamakan dan membandingkan
merupakan keterampilan penelaahan tulisan suci yang dapat Anda tekankan
dalam pelajaran ini [lihat Pengajaran dan Pembelajaran Injil: Buku Pegangan untuk
Guru dan Pemimpin Seminari dan Institut Religi (2012), 22]).
• Apa yang dapat kita pelajari dari ayat-ayat ini tentang melenyapkan kejahatan
dan komplotan rahasia?
Alma 62:41; 4 Nefi 1:42; Mormon 1:13–17, 19; 2:8, 14–15, 18–19; 3:2–3,
12, 22; Moroni 9:6, 22, 25–26
Tetap saleh sementara dikelilingi oleh kejahatan
Beri tahulah siswa bahwa Nabi Mormon dilahirkan dalam lingkungan dengan
kejahatan yang meningkat yang disebabkan oleh komplotan rahasia ini. Mintalah
siswa untuk menelaah petikan-petikan berikut dan mencari serta menandai uraian
tentang lingkungan Mormon. Mormon 1:13–14, 16–17, 19; 2:8, 14–15, 18.
Undanglah siswa untuk melaporkan mengenai apa yang mereka temukan, dan
kemudian tanyakan:
• Apa kekhawatiran yang akan Anda miliki mengenai tinggal di lingkungan
semacam itu?
Undanglah seorang siswa untuk membaca Mormon 1:15 dan 2:19 dengan lantang.
• Apa yang dapat kita pelajari dari teladan Mormon selama masa yang jahat ini?
(Sewaktu siswa merespons, tulislah kebenaran ini di papan tulis: Kita dapat
hidup dengan saleh bahkan ketika kita dikelilingi oleh kejahatan).
Berilah siswa waktu untuk membaca Mormon 3:2–3, 12, 22 untuk mengetahui apa
lagi yang dapat mereka pelajari tentang bagaimana Mormon dapat hidup dengan
saleh di suatu masa kejahatan. Setelah siswa membagikan apa yang mereka
pelajari tentang Mormon, ajukan pertanyaan-pertanyaan berikut:
• Siapa lagi dalam Kitab Mormon yang merupakan teladan dari hidup dengan
saleh sementara dikelilingi oleh kejahatan? (Jawaban dapat mencakup Eter,
Moroni, Abis, dan orang-orang yang percaya bahwa Kristus akan lahir, sebagai
dicatat dalam 3 Nefi 1).
• Apa tantangan yang kita hadapi sewaktu kita berusaha untuk hidup dengan
saleh di dunia yang jahat?
124
PE LAJ ARAN 25
Ingatkan siswa bahwa putra Mormon, Moroni, hidup selama masa yang sama
kejahatan yang menyebar luas ini. Sebelum kematiannya, Mormon menulis
sepucuk surat kepada Moroni yang dicatat dalam Moroni 9. Mintalah seorang
siswa untuk membaca Moroni 9:6, 22, 25–26. Undanglah siswa untuk memikirkan
bagaimana nasihat Mormon dalam ayat-ayat ini dapat membantu kita hidup
dengan saleh di dunia yang jahat.
• Apa yang dapat kita pelajari dari ayat-ayat ini yang akan membantu kita hidup
dengan saleh di dunia zaman sekarang? (Bantulah siswa memahami asas
berikut: Jika kita memiliki iman kepada Kristus dan dalam
Pendamaian-Nya, maka kita akan memiliki kekuatan untuk hidup
dengan saleh meskipun dikelilingi oleh kejahatan).
• Apa contoh-contoh yang telah Anda lihat dari seseorang yang hidup dengan
saleh di tengah-tengah kejahatan dewasa ini?
• Bagaimana berfokus pada Yesus Kristus dan Pendamaian-Nya membantu Anda
untuk bangkit melawan yang jahat atau keadaan-keadaan sulit?
Bagikan pernyataan berikut oleh Sister Virginia U. Jensen, mantan penasihat dalam
presidensi umum Lembaga Pertolongan, untuk membantu siswa memikirkan apa
lagi yang dapat mereka lakukan untuk berdiri kukuh dalam iman dan kesalehan:
“Untuk mempertahankan pendirian kukuh bagi diri kita sendiri dan membantu
orang lain berdiri kukuh, pesan dari Injil yang dipulihkan harus secara kuat
tertanam di hati kita dan diajarkan di rumah-rumah kita .… Ajari orang-orang
terkasih Anda untuk memperoleh kuasa surga melalui berpuasa dan berdoa.
Ajari mereka bahwa menguduskan hari Sabat akan memisahkan mereka dari
dunia. Ajari mereka untuk patuh. Ajari mereka untuk mencari persetujuan Allah,
bukan persetujuan manusia. Ajari mereka bahwa satu-satunya jalan kembali ke rumah surgawi
kita adalah dengan mengasihi dan mengikuti Juruselamat dan dengan membuat serta menepati
perjanjian-perjanjian dan perintah-perintah sakral. Kebenaran-kebenaran Injil dan pengetahuan
tentang rencana keselamatan adalah senjata yang anggota keluarga Anda dapat gunakan untuk
menang melawan kekuatan jahat Setan” (“Stand Firm,” Ensign, November 2001, 94).
• Apa yang telah memberi Anda tekad dan kekuatan untuk menjadi patuh pada
Tuhan di dunia yang semakin jahat?
Jelaskan bahwa selama peperangan yang panjang antara orang Nefi dan orang
laman yang dicatat dalam kitab Alma, individu-individu harus berdiri melawan
kekuatan-kekuatan jahat untuk dapat menyelamatkan hidup mereka. Undanglah
siswa untuk menelaah Alma 62:41 dan mencari cara-cara berbeda di mana
individu-individu menanggapi kemalangan dan kejahatan. Undanglah siswa untuk
membagikan apa yang mereka temukan yang dapat membantu mereka hidup
dengan saleh di dunia yang jahat.
Mintalah seorang siswa untuk membacakan dengan lantang pernyataan berikut
oleh Presiden James E. Faust (1920–2007) dari Presidensi Utama:
125
P EL A J A RA N 25
“Di dunia yang semakin tidak adil untuk bertahan hidup serta bahkan untuk
menemukan kebahagiaan dan sukacita, tidak peduli apa yang akan terjadi, kita
harus memperkuat pijakan kita tanpa ragu bersama Tuhan. Kita perlu mencoba
untuk setia setiap saat, setiap hari agar dasar kepercayaan di dalam Tuhan tidak
akan pernah goyah .…
Kebanyakan bukan pada apa yang menimpa kita melainkan bagaimana kita
mengatasi apa yang menimpa kita. Itu mengingatkan saya tentang sebuah petikan dari Alma.
Setelah lama berperang, banyak orang ‘telah menjadi terkeraskan,’ sementara ‘banyak
terlunakkan karena kesengsaraan mereka’ [Alma 62:41]. Keadaan yang sama menimbulkan
tanggapan yang berlawanan .… Kita masing-masing perlu memiliki gudang iman kita sendiri
untuk menolong kita mengatasi masalah-masalah yang menjadi bagian dari masa pencobaan
fana ini” (“Di Mana Saya Mengambil Posisi Saya?” Ensign atau Liahona, November 2004,
18, 20).
Mintalah mereka meluangkan waktu sejenak untuk menuliskan respons mereka
terhadap pertanyaan berikut:
• Apa komitmen yang telah Anda buat untuk berdiri “tanpa ragu
bersama Tuhan”?
Kemudian imbaulah siswa untuk merenungkan pertanyaan-pertanyaan berikut:
• Apa dorongan yang Anda terima dari Roh berkenaan dengan bagaimana Anda
dapat menjadi lebih berkomitmen pada Tuhan?
• Apa yang dapat Anda lakukan untuk membantu anggota keluarga Anda lebih
berkomitmen pada Tuhan?
Bersaksilah bahwa sewaktu kita bertekun dalam iman, Tuhan akan memberkati kita
dan membantu kita hidup dengan saleh di tengah-tengah kejahatan.
Bacaan Siswa
• Alma 37:21–22, 25–27; 62:41; Helaman 6:20–26, 37–40; 4 Nefi 1:42; Mormon
1:13–17, 19; 2:8, 14–15, 18–19; 3:2–3, 12, 22; Eter 8:18–26; Moroni 9:6, 22, 25–26.
• Quentin L. Cook, “Reaping the Rewards of Righteousness,” Ensign, Juli
2015, 33–39.
126
PELAJARAN 26
Setelah Pencobaan Iman
Pendahuluan
Dalam pelajaran ini, siswa akan belajar dari Kitab Mormon
bahwa memiliki iman kepada Yesus Kristus memungkinkan
bagi Allah untuk mengerjakan mukjizat-mukjizat atas nama
kita. Menjalankan iman dapat juga mempersiapkan kita
untuk menerima kesaksian rohani tentang kebenaran.
Bacaan Latar Belakang
• Robert D. Hales, “Berusaha untuk Mengenal Allah, Bapa Surgawi Kita, dan
Putra-Nya, Yesus Kristus,” Ensign atau Liahona, November 2009, 29–32.
• David A. Bednar, “Meminta dalam Iman,” Ensign atau Liahona, Mei
2008, 94–97.
• Neil L. Andersen, “Kamu Cukup Mengetahui,” Ensign atau Liahona, November
2008, 13–14.
Saran untuk Pengajaran
2 Nefi 27:23; 3 Nefi 17:5–9, 20–24; Mormon 9:9, 18–20
Iman mendahului mukjizat.
Mintalah siswa untuk menyebutkan beberapa contoh tulisan suci tentang Allah
mengerjakan mukjizat atas nama anak-anak-Nya menurut iman mereka
kepada-Nya. (Contoh dapat mencakup Yesus menyembuhkan yang sakit dan
membangkitkan yang mati, Musa membelah Laut Merah, dan Kristus menyentuh
batu-batu untuk menerangi barkas orang-orang Yared.
• Apa yang dapat Anda katakan kepada seseorang yang tidak memercayai bahwa
Allah terus mengerjakan mukjizat di zaman sekarang?
Undanglah seorang siswa untuk membaca 2 Nefi 27:23 dengan lantang dan siswa
lainnya membaca Mormon 9:9, 18–20 dengan lantang. Mintalah anggota kelas
untuk mencari mukjizat-mukjizat yang masih terjadi dewasa ini.
• Menurut ayat-ayat ini, mengapa kita dapat merasa yakin bahwa mukjizat terjadi
di dunia zaman sekarang? (Siswa hendaknya mengidentifikasi ajaran berikut:
Karena Allah adalah sama kemarin, hari ini, dan selamanya, Dia terus
mengerjakan mukjizat menurut iman anak-anak-Nya).
• Menurut Anda mengapa Tuhan mengharuskan kita untuk memiliki iman
sebelum Dia mengerjakan mukjizat?
Untuk mengilustrasikan hubungan tulisan suci antara iman dan mukjizat,
undanglah sejumlah siswa untuk bergiliran membaca 3 Nefi 17:5–9 dengan
lantang. Mintalah anggota kelas untuk mencari apa yang Kristus yang telah
bangkit identifikasi sebagai cukup sebelum Dia melaksanakan mukjizat bagi
orang-orang.
127
P EL A J A RA N 26
• Menurut ayat 8, apa yang mengizinkan Juruselamat untuk menyembuhkan
yang sakit dan menderita?
Undanglah seorang siswa untuk membacakan 3 Nefi 17:20–24 dengan lantang.
• Apa peristiwa-peristiwa sakral lainnya yang orang-orang alami karena
iman mereka?
• Bagaimana kesediaan Kristus untuk memberikan mukjizat-mukjizat ini
meningkatkan iman kita bahwa Dia dapat menjalankan kuasa untuk menolong
kita dengan kebutuhan kita?
Undanglah seorang siswa untuk membacakan dengan lantang pernyataan berikut
oleh Sister Sydney S. Reynolds, mantan penasihat dalam presidensi umum
Pratama:
“Sama pentingnya seperti ‘mukjizat dahsyat’ adalah ‘mukjizat pribadi’ yang lebih
kecil yang mengajar kita masing-masing untuk memiliki iman kepada Tuhan. Ini
datang sewaktu kita mengenali dan mengindahkan dorongan Roh dalam
kehidupan kita .…
Saya percaya bahwa kita semua dapat memberikan kesaksian untuk
mukjizat-mukjizat kecil ini. Kita mengetahui anak-anak yang berdoa memohon
pertolongan untuk menemukan barang yang hilang dan menemukannya. Kita mengetahui para
remaja yang mengumpulkan keberanian untuk berdiri sebagai saksi Allah dan merasakan
topangan tangan-Nya. Kita mengetahui teman-teman yang membayar persepuluhan mereka
dengan uang terakhir mereka dan kemudian, melalui mukjizat, mendapati diri mereka dapat
membayar biaya sekolah mereka atau biaya sewa mereka atau entah bagaimana mendapatkan
makanan bagi keluarga mereka. Kita dapat membagikan pengalaman tentang doa-doa yang
dijawab dan berkat-berkat imamat yang memberikan keberanian, mendatangkan penghiburan,
atau kesehatan yang dipulihkan. Mukjizat-mukjizat harian ini memperkenalkan kita dengan
tangan Tuhan dalam kehidupan kita” (“A God of Miracles,” Ensign, Mei 2001, 12).
Mintalah seorang siswa untuk memikirkan saat ketika mereka atau seseorang yang
mereka kenal mengalami mukjizat Allah dalam kehidupan mereka. Jika tidak
terlalu sakral atau pribadi, undanglah siswa untuk membagikan pengalaman yang
mereka miliki yang telah meneguhkan mereka bahwa Allah masih merupakan
Allah kemukjizatan.
Eter 3:6–13, 17–20; 4:13–15; 12:6–7, 12, 19, 31
Iman mempersiapkan kita untuk menerima kesaksian rohani
Undanglah siswa untuk memikirkan tentang kebenaran Injil yang mengenainya
mereka ingin menerima, kesaksian rohani atau kesaksian yang lebih kuat. Jelaskan
bahwa beberapa orang memilih untuk tidak memercayai atau hidup tidak sesuai
dengan asas Injil sampai mereka melihat bukti bahwa itu benar adanya.
Undanglah seorang siswa untuk membaca Eter 12:6 dalam hati, dengan mencari
apa yang ayat ini ajarkan mengenai proses menerima kesaksian rohani.
• Apa asas yang dapat kita pelajari dari Eter 12:6 mengenai menerima kesaksian
rohani? (Siswa hendaknya memahami asas berikut: Sebelum kita dapat
128
PE LAJ ARAN 26
menerima sebuah kesaksian rohani, kita harus terlebih dahulu
menjalankan iman kepada Yesus Kristus).
• Menurut Anda apa makna frasa “pencobaan imanmu”?
Jelaskan bahwa mengalami pencobaan iman tidak selalu berarti mengalami
kesulitan. Perlihatkan dan mintalah seorang siswa untuk membacakan dengan
lantang pernyataan berikut mengenai nasihat Moroni dalam Eter 12:6 oleh Penatua
Richard G. Scott dari Kuorum Dua Belas Rasul dan Sister Bonnie L. Oscarson,
presiden umum Remaja Putri:
“Anda dapat belajar untuk menggunakan iman secara lebih efektif dengan
menerapkan asas ini yang diajarkan oleh Moroni: ‘… kamu tidak menerima
kesaksian sampai setelah pencobaan imanmu’ [Eter 12:6; penekanan
ditambahkan]. Dengan demikian, setiap kali Anda mencoba iman Anda, yaitu,
tindakan dalam kelayakan terhadap suatu kesan, Anda akan menerima bukti
yang meneguhkan dari Roh” (Richard G. Scott, “Kuasa Iman yang Mendukung di
Saat-Saat yang Tak Menentu dan Sulit,” Ensign atau Liahona, Mei 2003, 76).
“Di dunia kita di mana gratifikasi instan diharapkan, kita sering kali salah
dengan mengharapkan pahala tanpa harus berusaha untuk itu. Saya percaya
Moroni memberi tahu kita bahwa kita harus melakukan pekerjaan terlebih
dahulu dan beriman dengan menjalankan Injil, dan kemudian kita akan
menerima kesaksian bahwa itu benar. Keinsafan sejati terjadi ketika Anda terus
menindaki ajaran-ajaran yang Anda tahu benar dan menaati perintah-perintah,
hari demi hari, bulan demi bulan.” (Bonnie L. Oscarson, “Jadilah Engkau Diinsafkan,” Ensign
atau Liahona, November, 2013, 77).
• Bagaimana pendekatan untuk menerima suatu kesaksian tentang kebenaran
yang diuraikan oleh Penatua Scott dan Sister Oscarson berbeda dengan
pendekatan dari mereka yang menginginkan bukti sebelum mereka mau
memercayai atau bertindak?
• Kapan dan bagaimana Anda telah menemukan asas ini benar adanya?
Undanglah sejumlah siswa untuk bergiliran membaca Eter 12:7, 12, 19, dan 31
dengan lantang. Imbaulah anggota kelas untuk mencermati frasa “setelah mereka
memiliki iman” dan “sampai setelah iman mereka” dan dalam ayat-ayat ini (Anda
mungkin juga ingin menyarankan agar siswa menandai frasa-frasa ini dalam
tulisan suci mereka).
• Menurut ayat-ayat ini, apa berkat-berkat yang Tuhan sediakan bagi
orang-orang ini setelah mereka menjalankan iman? Apa jenis kesaksian rohani
tentang kebenaran yang telah Anda terima sebagai hasil dari iman Anda?
Bersaksilah bahwa banyak seperti mukjizat, kesaksian rohani tidak datang sampai
setelah kita menjalankan iman. Untuk menekankan poin ini, pertimbangkan untuk
membagikan pernyataan berikut dari Presiden Boyd K. Packer (1924–2015),
Presiden Kuorum Dua Belas Rasul:
129
P EL A J A RA N 26
“Dalam pencarian Anda untuk pengetahuan rohani, ada ‘lompatan iman’ itu,
seperti kata ahli filsafat. Itulah momen ketika Anda telah pergi ke tepi cahaya
dan melangkah ke dalam kegelapan untuk menemukan bahwa jalan diterangi ke
depan hanya untuk satu atau dua langkah. (“The Quest for Spiritual Knowledge,”
New Era, Januari 2007, 6).
Undanglah seorang siswa untuk menguraikan tantangan-tantangan yang saudara
laki-laki Yared hadapi sewaktu dia membangun barkas-barkas yang harus
membawa keluarganya ke negeri yang terjanjikan dan meringkas apa yang dia
lakukan untuk mengatasi tantangan-tantangan itu (lihat Eter 2:16–25; 3:1–5).
• Bagaimana saudara laki-laki Yared menjalankan iman kepada Yesus Kristus?
Undanglah beberapa siswa untuk bergiliran membacakan Eter 3:6–13, 17–20
dengan lantang.
• Bagaimana Tuhan memberkati saudara laki-laki Yared karena imannya?
Mintalah seorang siswa untuk membaca dengan lantang pernyataan berikut oleh
Penatua Jeffrey R. Holland dari Kuorum Dua Belas Rasul: Undanglah angota kelas
untuk mencari karakteristik tentang iman saudara laki-laki Yared:
“Iman yang tepat, iman untuk memindahkan gunung, iman yang seperti saudara
laki-laki Yared, mendahului mukjizat dan pengetahuan. Dia harus percaya
sebelum Allah berbicara. Dia harus bertindak sebelum kemampuan untuk
menuntaskan tindakan itu adalah nyata. Dia harus berkomitmen untuk
menuntaskan pengalaman sebelumnya dari bahkan segmen pertama dari
realisasinya. Iman adalah bersepakat dengan tanpa syarat—dan
sebelumnya—untuk kondisi apa pun yang mungkin Allah tuntut baik dalam waktu dekat
maupun dalam masa depan yang jauh” (Christ and the New Covenant: The Messianic Message
of the Book of Mormon [1997], 18–19).
• Bagaimana Anda akan meringkas deskripsi Penatua Holland tentang iman
saudara laki-laki Yared?
• Apa saja contoh bagaimana tentang tindakan yang dapat kita ambil untuk
memperlihatkan iman kita kepada Tuhan?
Berilah siswa waktu sejenak untuk menelaah Eter 4:13–15 dan mengidentifikasi
apa yang Moroni katakan hendaknya kita lakukan untuk menerima pengetahuan
dan manifestasi dari Roh.
• Menurut Anda apa artinya “mengoyak tabir ketidakpercayaan”? Bagaimana
melakukan ini berkaitan dengan proses menjalankan iman? (Mungkin
bermanfaat untuk menjelaskan bahwa mengoyak artinya merobek atau
membagi dan tabir merujuk pada sesuatu yang menutupi atau
menyembunyikan).
• Apa yang Moroni nasihatkan kepada kita untuk lakukan untuk dapat
“mengoyak tabir ketidakpercayaan”?
130
PE LAJ ARAN 26
Perlihatkan pernyataan berikut oleh Nabi Joseph Smith (1805–1844), dan mintalah
seorang siswa membacanya dengan lantang:
[2007], 270).
“Allah tidak mengungkapkan apa pun kepada Joseph, kecuali apa yang Dia akan
beri tahukan kepada Dua Belas Rasul, dan bahkan Orang Suci yang terkecil pun
boleh mengetahui segala hal secepat dia mampu menanggungnya, karena
harinya haruslah datang ketika tidak seorang pun perlu berkata kepada
tetangganya, Kenallah Tuhan; Sebab mereka semua, besar kecil, akan mengenal
… Tuhan [lihat Yeremia 31:34]” (Ajaran-Ajaran Presiden Gereja: Joseph Smith
• Bagaimana pernyataan oleh Nabi Joseph Smith ini membantu Anda memahami
potensi Anda untuk menerima wahyu?
Tantanglah siswa untuk merenungkan tantangan iman yang mereka saat ini
hadapi, dan undanglah mereka untuk memikirkan apa yang dapat mereka lakukan
untuk memperkuat dan menjalankan iman mereka. Bagikan kesaksian Anda
bahwa Allah menyediakan bagi para pengikut-Nya yang setia dengan kesaksian
yang berkelanjutan akan kebenaran sewaktu mereka menjalankan iman.
Bacaan Siswa
• 2 Nefi 27:23; 3 Nefi 17:5–9, 20–24; Mormon 9:9, 18–20; Eter 3:6–13, 17–20;
4:13–15; 12:6–7, 12, 19, 31.
• David A. Bednar, “Meminta dalam Iman,” Ensign atau Liahona, Mei
2008, 94–97.
131
PELAJARAN 27
Iman, Pengharapan, dan
Kasih Amal
Pendahuluan
Sifat-sifat iman, pengharapan, dan kasih amal diperlukan
bagi semua yang ingin tinggal di hadirat Bapa kita di Surga.
Sifat-sifat ini adalah karunia dari Allah yang datang kepada
mereka yang mencarinya dengan mengikuti teladan Yesus
Kristus.
Bacaan Latar Belakang
• Dieter F. Uchtdorf, “Kuasa Harapan yang Tak Terbatas,” Ensign atau Liahona,
November 2008, 21–24.
• Richard G. Scott, “Kuasa Transformasi Iman dan Karakter,” Ensign dan Liahona,
November 2010, 43–46.
Saran untuk Pengajaran
Eter 12:28; Moroni 10:18–21
Iman, pengharapan, dan kasih amal adalah penting bagi keselamatan.
Mintalah siswa untuk dengan cepat menyebutkan sifat-sifat yang menurut mereka
adalah penting untuk diperoleh sementara dalam kefanaan. Kemudian mintalah
mereka untuk mengidentifikasi manakah dari sifat-sifat tersebut yang menurut
mereka adalah paling penting untuk dapat mewarisi kerajaan Allah.
Ingatkan siswa bahwa sewaktu Moroni mengakhiri pekerjaannya terhadap
lempengan-lempengan emas, dia menulis beberapa kata-kata nasihat kepada
mereka yang kelak akan membaca catatan itu. Sebagai bagian dari nasihatnya, dia
menyoroti tiga sifat yang penting bagi keselamatan kita. Undanglah seorang siswa
untuk membaca Moroni 10:18–21 dengan lantang, dan mintalah anggota kelas
untuk mengidentifikasi tiga sifat ini.
• Menurut Anda mengapa sifat-sifat iman, pengharapan, dan kasih amal
sedemikian penting bagi keselamatan kita?
Untuk membantu siswa menjawab pertanyaan ini, undanglah seorang siswa untuk
membaca Eter 12:28 dengan lantang, dan mintalah anggota kelas untuk
mengidentifikasi ajaran yang diajarkan dalam ayat ini.
• Apakah ajaran yang dicatat dalam ayat ini? (Siswa hendaknya mengidentifikasi
yang berikut: Mengembangkan iman, pengharapan, dan kasih amal
membawa kita kepada Yesus Kristus).
Undanglah siswa untuk mencari asas-asas dan ajaran-ajaran di sepanjang
pelajaran yang dapat membantu mereka memahami dan mengembangkan
sifat-sifat penting tersebut dengan lebih sepenuhnya.
132
PE LAJ ARAN 27
Alma 32:26–29, 37–41; Moroni 7:21, 25–28, 33
Iman mengizinkan kita untuk “berpegang pada setiap hal yang baik”
Tulislah Meningkatkan Iman Kita kepada Yesus Kristus di papan tulis.
Ingatkan siswa bahwa Nabi Alma menggunakan analogi menanam benih untuk
mengajarkan kepada orang-orang Zoram cara mengembangkan iman kepada
Yesus Kristus. Undanglah sejumlah siswa untuk bergiliran membaca Alma
32:26–29 dengan lantang. Imbaulah siswa untuk mengidentifikasi frasa yang
menguraikan apa yang dapat kita lakukan untuk meningkatkan iman kita.
Undanglah beberapa siswa untuk membagikan frasa yang mereka identifikasi dan
menjelaskan apa yang frasa itu ajarkan mengenai bagaimana kita dapat
meningkatkan iman kita. Sewaktu siswa mengidentifikasi frasa-frasa itu, Anda
mungkin ingin menuliskannya di bawah judul di papan tulis. Frasa-frasa itu dapat
mencakup yang berikut: membangunkan dan menggugah kecakapanmu, bahkan untuk
suatu percobaan terhadap perkataanku; berhasrat untuk percaya; memberi tempat
sehingga sebiji benih [perkataan] boleh ditanam dalam hatimu. Jika perlu, bantulah
siswa memahami bahwa kata kecakapan merujuk pada kemampuan kita untuk
berpikir dan bertindak.
• Di ayat 29, menurut Anda mengapa Alma mengajarkan bahwa iman kita belum
akan sempurna setelah melakukan percobaan ini?
• Apa lagi yang menurut Anda diperlukan untuk menyempurnakan iman kita?
Undanglah sejumlah siswa untuk bergiliran membaca Alma 32:37–41, dan
kemudian mintalah anggota kelas mencari apa yang harus kita lakukan untuk
mengembangkan iman yang diperlukan untuk memperoleh kehidupan kekal.
• Apa asas yang Alma ajarkan dalam ayat-ayat ini mengenai bagaimana kita
dapat terus memperkuat iman kita? (Siswa hendaknya mengidentifikasi asas
berikut: Jika kita tekun memelihara firman Allah dalam hati kita, iman
kita kepada Yesus Kristus akan bertumbuh. Tulislah kebenaran ini di
papan tulis).
• Menurut Anda apa artinya dengan tekun memelihara firman? Apa saja
tindakan konsisten yang dapat kita ambil untuk memelihara firman Allah dan
membantu kita bertumbuh dalam hati kita?
Untuk membantu siswa memahami bagaimana mereka dapat memelihara firman
Allah, perlihatkan pernyataan berikut oleh Presiden Henry B. Eyring dari Presidensi
Utama, dan undanglah seorang siswa untuk membacanya dengan lantang sewaktu
anggota kelas mencari kunci-kunci untuk memelihara iman kita:
“Betapa pun banyak iman yang saat ini kita miliki untuk mematuhi Allah, kita
akan perlu memperkuatnya terus-menerus dan membuatnya segar terus. Kita
dapat melakukan itu dengan memutuskan sekarang untuk menjadi lebih cepat
mematuhi dan lebih bertekad untuk bertahan. Belajar untuk memulai lebih awal
dan konsisten adalah kunci menuju persiapan rohani .…
… Kita membangun iman untuk melewati ujian-ujian kepatuhan dari waktu ke
waktu dan melalui pilihan setiap hari kita. Kita dapat memutuskan sekarang untuk melakukan
133
P EL A J A RA N 27
dengan cepat apa pun yang Allah minta dari kita. Dan kita dapat memutuskan untuk menjadi
teguh dalam ujian-ujian kecil kepatuhan yang membangun iman untuk membawa kita melalui
ujian-ujian besar, yang pastinya akan datang” (“Kesiapan Rohani: Mulai Sejak Awal dan
Konsisten,” Ensign atau Liahona, November 2005, 38, 40).
• Apa yang Presiden Eyring katakan harus kita lakukan untuk memperkuat atau
memelihara iman kita?
• Menurut Anda mengapa kepatuhan yang teguh dan setiap hari terhadap firman
Allah sedemikian penting dalam membangun iman dan kepercayaan kita
kepada-Nya?
Undanglah sejumlah siswa untuk membagikan bagaimana mengikuti asas-asas
yang diajarkan oleh Alma telah memengaruhi iman mereka kepada Yesus Kristus?
Beri tahulah siswa bahwa Nabi Mormon bersaksi tentang kepentingan kekal akan
iman kepada Yesus Kristus. Undanglah sejumlah siswa untuk bergiliran membaca
dengan lantang dari kesaksian Mormon dalam Moroni 7:21, 25–28, 33 sewaktu
anggota kelas merenungkan apa yang dapat mereka lakukan untuk meningkatkan
iman mereka kepada Tuhan dan “berpegang pada” berkat-berkat yang Mormon
identifikasi.
Eter 12:4, 8–9; Moroni 7:40–42
Pengharapan adalah sauh bagi jiwa
Undanglah seorang siswa untuk membaca Eter 12:8–9 dengan lantang dan yang
lain membaca Moroni 7:40–42 dengan lantang. Mintalah siswa untuk
mengidentifikasi sifat yang dapat kita peroleh sewaktu kita mengembangkan iman.
• Menurut petikan ini, apa sifat yang datang karena iman kita?
Bacalah dua pernyataan berikut, dan mintalah siswa untuk mengidentifikasi
perbedaan di antaranya: (1) Saya harap tidak hujan hari ini. (2) Saya memiliki
pengharapan bahwa jika saya bertobat, saya akan diampuni melalui Pendamaian
Yesus Kristus.
• Bagaimanakah ungkapan-ungkapan pengharapan ini berbeda? (Yang pertama
adalah suatu harapan yang tidak pasti akan sesuatu di luar kendali seseorang,
dan yang kedua adalah ungkapan tentang keyakinan yang memotivasi
tindakan).
Untuk membantu siswa memahami makna tulisan suci tentang pengharapan,
undanglah seorang siswa untuk membacakan pernyataan berikut oleh Penatua
Dieter F. Uchtdorf dari Presidensi Utama:
“Harapan adalah … kepercayaan abadi bahwa Tuhan akan menggenapi
janji-janji-Nya kepada kita. Itu keyakinan bahwa jika kita hidup sesuai
hukum-hukum Allah dan perkataan dari para nabi-Nya sekarang, kita akan
menerima berkat yang diharapkan di masa depan. Itu adalah percaya dan
mengharapkan bahwa doa-doa kita akan dijawab. Itu dinyatakan dalam
134
PE LAJ ARAN 27
keyakinan, optimisme, sikap antusias, dan ketahanan yang sabar” (“Kuasa Harapan yang Tak
Terbatas,” Ensign atau Liahona, November 2008, 22
Undanglah siswa untuk membaca dalam hati Moroni 7:41 dan mencari apa yang
dapat kita harapkan sewaktu kita mengembangkan iman kepada Kristus.
• Asas apa yang Mormon ajarkan perihal pengharapan dalam ayat ini? (Siswa
hendaknya mengidentifikasi yang berikut: Sewaktu kita mengembangkan
iman kepada Yesus Kristus, kita memperoleh pengharapan bahwa
melalui Pendamaian-Nya kita dapat dibangkitkan dalam kehidupan
kekal).
• Menurut Anda mengapa iman kepada Yesus Kristus dan pengharapan
sedemikian erat kaitannya?
Undanglah seorang siswa untuk membaca Eter 12:4, dan mintalah anggota kelas
mencari bagaimana Moroni menjelaskan pengharapan.
• Apa yang penggunaan Mormon akan sauh ajarkan mengenai pengharapan?
Bagaimana seseorang yang kekurangan iman dapat seperti sebuah kapal
tanpa sauh?
Undanglah sejumlah siswa untuk bersaksi tentang pengharapan yang telah datang
ke dalam hidup mereka karena iman kepada Yesus Kristus.
Eter 12:33–34; Moroni 7:43–48
Kasih amal adalah kasih murni Kristus
Undanglah seorang siswa untuk membaca dengan lantang Moroni 7:43–44, dan
mintalah siswa untuk mengidentifikasi apa sifat yang Mormon nyatakan harus kita
kembangkan setelah kita memiliki iman dan pengharapan.
Peragakan pernyataan berikut oleh Presiden Ezra Taft Benson (1899–1994), dan
undanglah seorang siswa untuk membacakannya dengan lantang:
“Jika kita benar-benar ingin berusaha menjadi lebih seperti Juruselamat dan Tuan
kita, maka belajar mengasihi seperti Dia mengasihi hendaknya gol tertinggi kita.
Mormon menyebut kasih amal yang ‘terbesar dari segalanya’ (Moroni 7:46)”
(“Godly Characteristics of the Master,” Ensign, November 1986, 47).
Untuk memperjelas mengapa kasih amal merupakan sifat yang sedemikian
penting untuk diupayakan, undanglah sejumlah siswa untuk bergiliran membaca
Moroni 7:45–47 dengan lantang. Tandaskan bahwa ayat-ayat ini membantu kita
memahami kasih amal dengan mendaftar apa saja kasih amal itu dan apa
yang bukan.
• Apa kata dan frasa dalam ayat-ayat ini yang menyatakan pentingnya
kasih amal?
135
P EL A J A RA N 27
• Apa gagasan atau wawasan yang dapat Anda bagikan mengenai karakteristik
dari kasih amal yang tertera dalam ayat 45?
Undanglah seorang siswa untuk membaca Moroni 7:48 dengan lantang.
• Apa yang Mormon nasihatkan kepada kita untuk lakukan sewaktu kita mencari
karunia kasih amal? (Bantulah siswa mengidentifikasi asas berikut: Jika kita
berdoa dengan kekuatan hati dan mengikuti Yesus Kristus, kita dapat
dipenuhi dengan kasih amal).
• Bagaimana mencari karunia kasih amal membantu kita menjadi pengikut Yesus
Kristus yang lebih baik?
Undanglah seorang siswa untuk membaca Eter 12:33–34 dengan lantang,
sementara anggota kelas mencari hubungan antara kasih amal dan Pendamaian
Yesus Kristus.
• Apa hubungan antara kasih amal dan Pendamaian?
Mintalah seorang siswa untuk membaca dengan keras pernyataan berikut oleh
Penatua Jeffrey R. Holland dari Kuorum Dua Belas Rasul:
“Definisi yang lebih besar tentang ‘kasih murni Kristus’ … adalah bukan apa
yang kita sebagai orang Kristen coba namun secara luas gagal untuk perlihatkan
kepada orang lain melainkan apa yang Kristus sepenuhnya berhasil dalam
memperlihatkannya kepada kita. Kasih amal sejati pernah dikenal hanya sekali.
Itu diperlihatkan secara sempurna dan secara murni dalam kasih Kristus yang
tidak pernah gagal, terakhir, dan menebus bagi kita .… Itu adalah kasih Kristus
bagi kita yang ‘menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu,
sabar menanggung segala sesuatu.’ Itu sebagaimana diperlihatkan dalam diri Kristus bahwa
‘kasih amal tidak pernah gagal.’ Adalah kasih amal itu—kasih murni-Nya bagi kita—yang
tanpanya kita bukanlah apa-apa, tak berpengharapan, dari semua pria dan wanita yang paling
mengenaskan. Sesungguhnya, mereka yang kedapatan memiliki berkat-berkat akan kasih-Nya di
zaman akhir—Pendamaian, kehidupan kekal, janji kekal—pastilah segalanya akan baik-baik saja
dengan mereka” (Christ and the New Covenant [1997], 336).
• Bagaimana Penatua Holland membantu Anda memahami mengapa “kasih
amal tidak pernah gagal” dan mengapa itu adalah karunia rohani “terbesar”?
• Apa yang dapat Anda lakukan untuk membagikan kepada orang lain kasih
murni Yesus Kristus yang Dia miliki yang dengan begitu cuma-cuma diberikan
kepada Anda?
Mintalah siswa untuk meninjau Moroni 7:45 dan kemudian menetapkan gol untuk
berdoa dan bekerja untuk lebih sepenuhnya mengembangkan satu dari
karakteristik kasih amal. Bersaksilah tentang bantuan ilahi yang telah Anda terima
sewaktu Anda telah bekerja untuk mengembangkan kasih amal diri Anda sendiri.
Bacaan Siswa
• Alma 32:26–29, 37–41; Eter 12:4, 8–9, 28, 33–34; Moroni 7:21, 25–28, 33, 40–48;
10:18–21.
136
PE LAJ ARAN 27
• Dieter F. Uchtdorf, “Kuasa Harapan yang Tak Terbatas,” Ensign atau Liahona,
November 2008, 21–24.
137
PELAJARAN 28
Datang kepada Kristus
Pendahuluan
Salah satu tujuan utama Kitab Mormon adalah untuk
mengundang semua orang “datang kepada Kristus, dan
disempurnakan di dalam Dia” (Moroni 10:32 Sewaktu kita
menjalankan iman dan “berpegang pada setiap hal yang
baik,” kita dapat menjadi anak-anak Kristus (lihat Moroni
7:19). Di akhir pelajaran ini, siswa akan memiliki kesempatan
untuk memberikan kesaksian tentang bagaimana Kitab
Mormon telah membantu mereka datang kepada Kristus.
Bacaan Latar Belakang
• Jeffrey R. Holland, “Keamanan bagi Jiwa,” Ensign atau Liahona, November
2009, 88–90.
• “Kehidupan yang Terpusat pada Kristus,” bab 24 dalam Ajaran-Ajaran Presiden
Gereja: Ezra Taft Benson (2014), 349–361.
Saran untuk Pengajaran
1 Nefi 6:4; Yakub 1:7; Omni 1:26; 3 Nefi 9:13–14; Moroni 10:30, 32–33
Kitab Mormon mengundang kita untuk datang kepada Yesus Kristus
Undanglah siswa untuk memikirkan tentang suatu saat ketika mereka
mengundang seseorang untuk membaca Kitab Mormon.
• Mengapa Anda mengundang orang ini untuk membaca Kitab Mormon?
Undanglah siswa untuk memikirkan tentang mengapa mereka menelaah Kitab
Mormon. Jelaskan bahwa sementara ada banyak alasan baik untuk membaca dan
menelaah Kitab Mormon, kitab itu sendiri memuat pesan yang diulangi mengenai
salah satu tujuan paling pentingnya.
Tuliskan rujukan-rujukan tulisan suci berikut di papan tulis:
1 Nefi 6:4
Yakub 1:7
Omni 1:26.
3 Nefi 9:13–14
Moroni 10:30
Undanglah siswa untuk membaca petikan-petikan itu dalam hati, dengan mencari
sebuah tema yang diulangi yang terdapat dalam Kitab Mormon. (Anda dapat
mengimbau siswa untuk merujuksilangkan petikan-petikan ini dalam tulisan suci
mereka).
• Apa sebuah tema Kitab Mormon yang diulangi yang terdapat dalam
ayat-ayat ini?
138
PE LAJ ARAN 28
• Apa artinya untuk “datang kepada Kristus”?
• Apa yang ayat-ayat ini ajarkan kepada kita tentang datang kepada Kristus?
(Jawaban hendaknya mencakup yang berikut: “mempersembahkan seluruh
jiwamu sebagai persembahan kepada-Nya,” berpuasa, berdoa, bertahan sampai
akhir, bertobat, diinsafkan, dan “berpegang pada setiap karunia yang baik”).
• Apa arti frasa “mempersembahkan seluruh jiwamu sebagai persembahan
kepada-Nya” bagi Anda?
Untuk membantu siswa memahami lebih lanjut apa arti datang kepada Kristus,
perlihatkan dan bahaslah pernyataan berikut oleh Richard G. Scott dari Kuorum
Dua Belas Rasul, dan Penatua Dennis B. Neuenschwander dari Tujuh Puluh:
“Ketika kita secara konsisten berdoa pagi dan malam, menelaah tulisan suci
setiap hari, mengadakan malam keluarga setiap minggu, dan menghadiri bait
suci secara rutin, kita secara aktif menanggapi undangan-Nya untuk ‘datang
kepada-Nya’” (Richard G. Scott, “Jadikan Menjalankan Iman Anda Prioritas
Utama Anda,” Ensign atau Liahona, November 2014, 94).
“Saya memberikan kesaksian saya bahwa kita dapat datang kepada Kristus dan
disempurnakan di dalam Dia melalui partisipasi layak kita dalam tata cara sakral
yang ditentukan dan ditetapkan oleh Allah sebelum pelandasan dunia”
(Dennis B. Neuenschwander, “Ordinances and Covenants,” Ensign, Agustus
2001, 26)
Jelaskan bahwa pasal terakhir dari Kitab Mormon mencatat nasihat dari Nabi
Moroni mengenai cara datang kepada Kristus. Undanglah seorang siswa untuk
membaca Moroni 10:32–33 dengan lantang dan mencari bagaimana kata-kata
“jika” dan “maka” digunakan. Mintalah anggota kelas untuk merenungkan apa
yang pernyataan “jika-maka” ini ajarkan mengenai bagaimana kita diberkati
melalui kasih karunia Kristus. (Catatan: Mencari pernyataan “jika-maka” akan
membantu siswa mengidentifikasi asas-asas yang diajarkan dalam tulisan suci).
• Asas apa yang dapat kita pelajari dari ayat-ayat ini tentang bagaimana kita
diberkati melalui kasih karunia Kristus sewaktu kita datang kepada-Nya?
(Siswa mungkin menggunakan kata-kata lain, namun pastikan mereka
mengidentifikasi asas berikut: Jika kita datang kepada Yesus Kristus dan
menyangkali diri kita sendiri dari segala kefasikan, maka kita dapat
menjadi disempurnakan, dipersucikan, dan dijadikan kudus melalui
kasih karunia-Nya. Lihat juga Alma 5:33–35).
Untuk memperdalam pemahaman siswa tentang asas ini, bagikan pernyataan
berikut oleh Penatua Bruce C. Hafen dari Tujuh Puluh. Undanglah siswa untuk
mendengarkan bagaimana kasih karunia Tuhan dapat memberkati kita.
139
P EL A J A RA N 28
“Kasih karunia Tuhan, dibuka oleh Pendamaian, dapat menyempurnakan
ketidaksempurnaan kita. ‘Dengan kasih karunia-Nya kamu boleh menjadi
sempurna di dalam Kristus.’ (Moroni 10:32). Sementara banyak proses
kesempurnaan mencakup pembersihan dari pencemaran dosa dan kegetiran, ada
tambahan, dimensi afirmatif yang melaluinya kita memperoleh sifat seperti
Kristus, menjadi sempurna bahkan seperti Bapa dan Putra adalah sempurna .…
Kejayaan Juruselamat dapat mengompensasi tidak hanya untuk dosa-dosa kita namun juga bagi
ketidakmampuan kita; bukan hanya untuk kesalahan-kesalahan yang disengaja namun juga
untuk dosa-dosa kita yang dilakukan dalam ketidaktahuan, kesalahan penilaian kita, dan
ketidaksempurnaan tak terelakkan kita. Aspirasi akhir kita adalah lebih dari sekadar diampuni
dari dosa—kita berupaya untuk menjadi kudus, diberkahi secara afirmatif dengan sifat-sifat
seperti Kristus, bersatu dengan Dia, seperti Dia. Kasih karunia ilahi adalah satu-satunya sumber
yang akhirnya dapat memenuhi aspirasi itu, setelah semua yang kita lakukan” (The Broken Heart
[1989], 16, 20).
• Menurut Penatua Hafen, dengan cara-cara apa kasih karunia Tuhan dapat
memberkati kita?
Undanglah siswa untuk memikirkan tentang suatu saat ketika mereka merasa
bahwa mereka membuat upaya untuk datang kepada Yesus Kristus. Mintalah
mereka untuk merespons pertanyaan berikut jika pengalaman mereka tidak terlalu
pribadi:
• Pada saat itu, apa yang Anda lakukan untuk datang kepada Kristus?
• Apa berkat-berkat yang datang ke dalam hidup Anda sewaktu Anda berusaha
untuk datang kepada Yesus Kristus?
Undanglah siswa untuk merenungkan apa yang dapat mereka lakukan untuk lebih
sepenuhnya datang kepada Kristus agar mereka dapat menjadi sempurna dan
dikuduskan melalui kasih karunia-Nya. Imbaulah mereka untuk mengikuti bisikan
apa pun yang mungkin mereka terima.
Moroni 7:18–26
Berpegang pada setiap hal yang baik untuk menjadi anak-anak Kristus
Ingatkan siswa bahwa dalam Moroni 7, Nabi Moroni mencatat khotbah yang
ayahnya, Mormon, telah berikan beberapa tahun sebelumnya. Dalam khotbah ini,
Mormon mengajarkan bahwa kita dapat mengetahui bahwa sesuatu diilhami oleh
Allah jika itu mengundang orang untuk melakukan kebaikan, untuk memercayai
Yesus Kristus, dan untuk mengasihi serta melayani Allah.
Undanglah seorang siswa untuk membaca Moroni 7:18–19 dengan lantang.
Mintalah kelas untuk menyimak, dengan mencari apa yang Mormon minta agar
kita lakukan.
• Menurut ayat 19, apa yang akan terjadi kepada kita jika kita menggunakan
Terang Kristus untuk membedakan yang baik dan yang jahat lalu “berpegang
pada setiap hal yang baik”? (Kita akan menjadi anak-anak Kristus).
• Apa artinya menjadi anak-anak Kristus? (Tandaskan bahwa kita adalah
anak-anak roh Bapa Surgawi dan juga anak-anak dari orangtua fana kita.
140
PE LAJ ARAN 28
Namun, sebagaimana Presiden Joseph Fielding Smith [1876–1972]
mengajarkan, Yesus Kristus juga “menjadi Bapa kita, dalam arti yang
dengannya istilah ini digunakan dalam tulisan suci, karena Dia menawarkan
kepada kita kehidupan, kehidupan kekal, melalui Pendamaian yang Dia buat
bagi kita [lihat Mosia 5:7] .… Kita menjadi anak-anak, para putra dan putri
Yesus Kristus, melalui perjanjian-perjanjian kita untuk patuh kepada-Nya”
[Doctrines of Salvation, disusun oleh Bruce R. McConkie, 3 jilid
(1954–1956), 1:29]).
Mintalah siswa untuk membaca Moroni 7:20 dalam hati dan mengidentifikasi
pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh Mormon. Kemudian bagilah siswa ke
dalam pasangan-pasangan dan undanglah mereka untuk menelaah Moroni
7:21–26, dengan mencari apa yang telah Tuhan berikan kepada kita untuk
membantu kita “berpegang pada setiap hal yang baik.” Setelah waktu yang
memadai, mintalah siswa untuk membagikan gagasan mereka, dan menuliskan
gagasan mereka di papan tulis. Jawaban dapat mencakup pelayanan para malaikat
(ayat 22), para nabi (ayat 23), tulisan suci (ayat 25), menjalankan iman (ayat 25),
dan doa (ayat 26).
• Apa yang ayat-ayat ini ajarkan kepada kita mengenai makna frasa “berpegang
pada setiap hal yang baik”? (Kita juga mencari setiap hal yang baik, terutama
hal-hal yang menuntun pada iman kepada Kristus dan keselamatan melalui
nama-Nya).
• Apa hal-hal baik yang telah datang ke dalam kehidupan Anda karena salah
satu pokok yang terdaftar di papan tulis?
Mintalah siswa untuk memilih satu hal baik yang dapat mereka mulai lakukan,
atau menjadi lebih baik dalam melakukan itu, untuk dapat datang kepada Kristus.
Imbaulah mereka untuk menetapkan gol untuk berupaya berpegang pada hal yang
baik dalam kehidupan mereka.
Moroni 10:3–5
Janji Moroni
Angkatlah sejilid Kitab Mormon dan mintalah siswa untuk merenungkan
bagaimana Kitab Mormon telah membantu mereka datang kepada Kristus.
Jelaskan bahwa Moroni mengulurkan undangan dan janji kepada semua orang
yang membaca dan menelaah Kitab Mormon.
Undanglah seorang siswa untuk membaca Moroni 10:3–5 dengan lantang.
• Sebagaimana dicatat dalam ayat 3, apa yang Moroni nasihatkan agar kita
lakukan?
Undanglah siswa untuk merenungkan contoh-contoh dari Kitab Mormon dan dari
kehidupan mereka sendiri yang mengilustrasikan “betapa Tuhan telah
berbelaskasihan kepada anak-anak manusia.” Undanglah beberapa siswa untuk
berbagi gagasan mereka kepada kelas.
• Apa asas yang dapat kita pelajari dari undangan dan janji Moroni dalam
ayat-ayat ini? (Ketika kita bertanya kepada Allah dengan maksud yang
sungguh-sungguh, memiliki iman kepada Kristus, apakah Kitab Mormon
141
P EL A J A RA N 28
benar, kita akan menerima kesaksian tentang kebenarannya melalui Roh
Kudus).
• Apa artinya bertanya kepada Allah “dengan maksud yang sungguh-sungguh,
memiliki iman kepada Kristus”? (Itu artinya bahwa kita memiliki iman bahwa
Allah akan menjawab doa-doa kita dan bahwa kita berniat untuk menindaki
jawaban yang Dia berikan kepada kita).
• Bagaimana menelaah dan berdoa mengenai Kitab Mormon dalam cara ini
membantu kita datang kepada Kristus?
Mintalah siswa untuk merenungkan pengalaman yang telah mereka miliki dengan
membaca Kitab Mormon dan berdoa untuk mengetahui kebenarannya. Tanyakan
kepada siswa apakah ada di antara mereka yang ingin membagikan kesaksian
mereka tentang Kitab Mormon kepada anggota kelas, terutama bagaimana Kitab
Mormon telah membantu mereka untuk datang kepada Kristus. Imbaulah siswa
untuk terus menerapkan perkataan Moroni untuk memperoleh kesaksian tentang
Kitab Mormon atau untuk memperkuat kesaksian yang telah mereka miliki.
Bacaan Siswa
• 1 Nefi 6:4; Yakub 1:7; Omni 1:26; 3 Nefi 9:13–14; Moroni 7:18–26; 10:3–5, 30,
32–33.
• “Kehidupan yang Terpusat pada Kristus,” bab 24 dalam Ajaran-Ajaran Presiden
Gereja: Ezra Taft Benson (2014), 349–361.
142
Download