Buku Pedoman Guru Ajaran-Ajaran dan Doktrin tentang Kitab Mormon Religi 275 Diterbitkan oleh Gereja Yesus Kristus dari Orang-Orang Suci Zaman Akhir Salt Lake City, Utah Komentar dan koreksi diapresiasi. Mohon mengirimkannya, termasuk kesalahan-kesalahan, ke: Seminaries and Institutes of Religion Curriculum Services 50 E. North Temple St., Floor 8 Salt Lake City, Utah 84150-0008 USA Posel: [email protected] Mohon mencantumkan nama lengkap, alamat, lingkungan, dan pasak Anda. Pastikan untuk memberikan judul buku pedoman. Kemudian sampaikan komentar Anda. © 2015, 2016 oleh Intellectual Reserve, Inc. Hak cipta dilindungi Undang-Undang. Dicetak di Indonesia Versi 2, 5/16 Persetujuan bahasa Inggris: 8/14 Persetujuan penerjemahan: 8/14 Terjemahan dari Teachings and Doctrine of the Book of Mormon Teacher Manual Bahasa Indonesia 12557 299 Daftar Isi Pendahuluan untuk Buku Pedoman Guru Ajaran-Ajaran dan Doktrin tentang Kitab Mormon . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . v 1 Kitab Mormon Adalah Satu Kesaksian Lagi tentang Yesus Kristus. . . . . . . 1 2 Mengindahkan Perkataan Para Nabi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 6 3 Kepatuhan Mendatangkan Berkat . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 11 4 Kejatuhan Adam dan Karunia Hak Pilihan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 16 5 Pendamaian Tak Terbatas Yesus Kristus . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 21 6 Kitab Mormon Ditulis untuk Zaman Kita . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 26 7 Kitab Mormon dan Alkitab . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 31 8 Keselamatan Datang Melalui Yesus Kristus . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 36 9 “Carilah Kamu Kerajaan Allah” . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 41 10 Doa dan Wahyu . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 46 11 Melindungi Diri Kita Sendiri terhadap Ajaran-Ajaran Palsu di Zaman Akhir . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 52 12 Kebutuhan Kita Akan Kelahiran Kembali Rohani . . . . . . . . . . . . . . . 58 13 Perjanjian Baptisan, Hari Sabat, dan Sakramen . . . . . . . . . . . . . . . . . 64 14 Kuasa Allah Akan Pembebasan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 69 15 Menjadi Alat dalam Tangan Tuhan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 74 16 Pertobatan dan Pengampunan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 79 17 Kuasa Firman . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 84 18 Mempersiapkan Diri bagi Hari Penghakiman Terakhir . . . . . . . . . . . . . 89 19 Membela Kebebasan Beragama . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 94 20 Memperkuat Iman dan Kesaksian Kita . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 100 21 Kedatangan Yesus Kristus . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 105 22 “Bahkan Seperti Aku” . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 108 23 Pencerai-beraian dan Pengumpulan Israel . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 112 24 Semuanya Serupa dengan Allah . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 117 25 Hidup dengan Saleh di Zaman Kejahatan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 122 26 Setelah Pencobaan Iman . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 127 27 Iman, Pengharapan, dan Kasih Amal . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 132 28 Datang kepada Kristus . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 138 Pendahuluan untuk Buku Pedoman Guru Ajaran-Ajaran dan Doktrin tentang Kitab Mormon (Religi 275) Apakah yang diharapkan dari seorang guru agama? Sewaktu Anda bersiap untuk mengajar, adalah penting untuk memahami Sasaran Seminari dan Institut Religi: “Tujuan kita adalah untuk membantu para remaja dan dewasa muda memahami serta bersandar pada ajaran-ajaran dan Pendamaian Yesus Kristus, memenuhi syarat bagi berkat-berkat bait suci, dan mempersiapkan diri mereka, keluarga mereka, serta orang lain untuk kehidupan kekal bersama Bapa mereka di Surga” (Pengajaran dan Pembelajaran Injil: Buku Pegangan untuk Guru dan Pemimpin Seminari dan Institut Religi [2012], x). Anda dapat mencapai tujuan ini dengan secara tekun menjalankan Injil, secara efektif mengajarkan Injil kepada siswa Anda, dan secara tepat mengelola kelas atau program Anda. Sewaktu Anda bersiap dan mengajarkan Injil dengan cara-cara ini, Anda akan memenuhi syarat bagi pengaruh dari Roh Kudus (lihat A&P 42:14). Merupakan kesempatan Anda untuk membantu siswa belajar dengan Roh sehingga mereka dapat memperkuat iman mereka dan memperdalam keinsafan mereka. Anda dapat menolong siswa mencapai ini sewaktu Anda menuntun mereka untuk mengidentifikasi, memahami, merasakan kebenaran dan kepentingan dari, serta menerapkan ajaran-ajaran dan asas-asas signifikan dari Injil Yesus Kristus. Buku pegangan Pengajaran dan Pembelajaran Injil adalah sumber penting untuk memahami proses pengajaran dan belajar bagaimana menjadi lebih berhasil di ruang kelas. Apakah sasaran dan tujuan dari kursus ini? Diantisipasi bahwa banyak siswa usia institut sebelumnya telah menelaah Kitab Mormon secara berurutan—dari awal hingga akhir—di seminari, di rumah, atau di misi. Kursus ini, Ajaran-Ajaran dan Doktrin tentang Kitab Mormon (Religi 275), dirancang untuk membantu siswa menggunakan pendekatan berbeda untuk menelaah Kitab Mormon. Pelajaran-pelajaran yang terdapat dalam kursus ini berfokus pada tema-tema doktrinal menonjol yang ditekankan oleh para penulis terilhami Kitab Mormon. v P EN DA H UL UA N Presiden Ezra Taft Benson (1899–1994) mengundang para pembaca Kitab Mormon untuk memusatkan perhatian mereka pada ajaran yang terkandung di dalamnya: “Kitab Mormon ditulis untuk zaman kita .… Tidak saja kita hendaknya mengetahui apa sejarah dan kisah-kisah yang membangkitkan iman yang dikandungnya, tetapi kita hendaknya memahami ajaran-ajarannya. Jika kita benar-benar melakukan penelaahan kita dan mendekati Kitab Mormon dari aspek ajarannya, kita dapat mengungkapkan kesalahan-kesalahan dan menemukan kebenaran-kebenaran untuk memerangi banyak teori dan filosofi palsu manusia saat ini” (“Jesus Christ—Gifts and Expectations,” Ensign, Desember 1988, 4). Di sepanjang kursus ini, siswa akan menelaah tulisan dan ajaran kenabian yang terdapat dalam Kitab Mormon, dengan penekanan pada rencana Bapa Surgawi dan peranan utama Putra-Nya, Yesus Kristus. Siswa akan dengan lebih baik memahami Kitab Mormon sebagai satu kesaksian lagi tentang Yesus Kristus dan akan memperdalam kasih mereka bagi dan kesaksian tentang Dia. Mereka akan meningkatkan kemampuan mereka untuk menelaah ajaran-ajaran Injil dalam konteks tulisan suci mereka, yang menuntun pada pemahaman yang lebih besar serta kemuridan pribadi. Mereka akan siap untuk menjelaskan dan bersaksi tentang kepentingan dan asal-usul ilahi Kitab Mormon dan ajaran yang terkandung di dalamnya. Apakah yang diharapkan dari siswa? Agar menerima kredit untuk kelulusan institut, siswa diminta membaca petikan tulisan suci, ceramah konferensi umum, dan materi lain yang tercantum di bagian Bacaan Siswa dari setiap pelajaran. Siswa juga harus memenuhi persyaratan kehadiran dan menunjukkan kompetensi terhadap materi kursus dengan menyelesaikan penilaian. Bagaimana pelajaran-pelajaran disusun dalam buku pedoman ini? Kursus ini dirancang sebagai kursus berdurasi satu semester dengan 28 pelajaran yang ditulis untuk periode kelas 50 menit. Jika kelas Anda bertemu dua kali setiap minggu, ajarkan satu pelajaran untuk setiap periode kelas. Jika kelas Anda bertemu hanya sekali setiap minggu selama 90 hingga 100 menit, gabungkan dan ajarkan dua pelajaran untuk setiap periode kelas. Setiap garis besar pelajaran terdiri atas empat bagian: • Pendahuluan • Bacaan Latar Belakang • Saran untuk Pengajaran • Bacaan Siswa Pendahuluan Bagian ini memberikan pengantar singkat untuk topik dan sasaran pelajaran. vi PE N DAHULUAN Bacaan Latar Belakang Bagian ini merekomendasikan sumber-sumber, seperti pesan dari para nabi zaman akhir dan pemimpin Gereja lainnya, yang dapat membantu Anda memahami dengan lebih baik ajaran, asas, dan kebenaran Injil yang dicakup dalam garis besar pelajaran. Saran untuk Pengajaran Bagian Saran untuk Pengajaran menyertakan materi untuk membantu Anda mengetahui baik apa yang diajarkan maupun bagaimana mengajarkannya (lihat juga bagian 4.3.3 dan 4.3.4 dalam buku pegangan Gospel Teaching and Learning [Pengajaran dan Pembelajaran Injil]). Kegiatan-kegiatan pembelajaran yang disarankan dirancang untuk membantu siswa mengidentifikasi, memahami, dan merasakan kebenaran serta kepentingan dari, dan menerapkan kebenaran-kebenaran sakral. Anda boleh memilih untuk menggunakan sebagian atau semua saran sementara Anda mengadaptasinya sehingga cocok dengan gaya mengajar individu Anda serta untuk memenuhi kebutuhan dan keadaan siswa Anda. Sewaktu Anda mempertimbangkan bagaimana menyesuaikan materi pelajaran, ikuti nasihat ini dari Penatua Dallin H. Oaks dari Kuorum Dua Belas Rasul: “Presiden Packer telah sering mengajarkan, sependengaran saya, bahwa kita terlebih dahulu mengadopsi, kemudian mengadaptasi. Jika kita sepenuhnya paham dengan pelajaran yang ditentukan yang harus kita berikan, maka kita dapat mengikuti Roh untuk mengadaptasinya. Tetapi ada godaan, ketika kita berbicara tentang fleksiblitas ini, untuk memulai dengan mengadaptasi alih-alih mengadopsi. Itu adalah keseimbangan. Itu adalah tantangan yang berkelanjutan. Tetapi pendekatan dengan mengadopsi terlebih dahulu dan kemudian menyesuaikan adalah cara yang baik untuk tetap pada landasan yang kuat” (“Diskusi Panel dengan Penatua Dallin H. Oaks” [Siaran Satelit Religi Seminari dan Institut, 7 Agustus 2012]; si.lds.org). Kursus ini mencakup pernyataan-pernyataan oleh pemimpin Gereja yang kemungkinan besar tersedia dalam beragam bahasa. Sewaktu Anda bersiap untuk mengajar, Anda dapat mengadaptasikan pelajaran dengan menggunakan pernyataan lainnya yang tersedia dari pemimpin Gereja yang relevan dengan masalah topiknya. Bagian Saran untuk Pengajaran memuat setidaknya satu pernyataan ajaran atau asas, yang muncul dalam cetak tebal. Sewaktu siswa menemukan ajaran dan asas ini serta berbagi apa yang telah mereka pelajari, kata-kata mereka mungkin berbeda dengan kata-kata yang dinyatakan dalam buku pedoman. Ketika ini terjadi, berhati-hatilah untuk tidak menyiratkan bahwa jawaban mereka salah. Meskipun demikian, jika sebuah pernyataan dapat lebih akurat, bantulah dengan hati-hati untuk mengklarifikasi pemahaman. Kurikulum ini memperlihatkan bagaimana menyertakan pokok-pokok pengajaran dan pembelajaran Injil ke dalam suatu kursus berbasis tema (lihat Gospel Teaching and Learning [Pengajaran dan Pembelajaran Injil], 10, 23–31, 38–41). vii P EN DA H UL UA N Penatua David A. Bednar dari Kuorum Dua Belas Rasul menguraikan beberapa manfaat yang datang karena menelaah Injil secara tematik: “Sementara membaca sebuah kitab tulisan suci dari awal hingga akhir menyediakan keluasan dasar pengetahuan, menelaah berdasarkan topik meningkatkan kedalaman dari pengetahuan kita. Mencari wahyu-wahyu untuk koneksi, pola, dan tema membangun di atas serta menambah pada pengetahuan rohani kita … ; itu memperluas perspektif dan pemahaman kita akan rencana keselamatan. Dalam penilaian saya, secara tekun menyelidik untuk menemukan koneksi, pola, dan tema merupakan bagian dari apa artinya ‘mengenyangkan diri’ dengan firman Kristus. Pendekatan ini akan membukakan gerbang air bah dari waduk rohani, mencerahkan pemahaman kita melalui Roh-Nya, dan menghasilkan kedalaman rasa syukur bagi tulisan suci kudus serta suatu tingkatan komitmen rohani yang tidak dapat diterima dengan cara lain. Pencarian semacam itu memampukan kita untuk membangun di atas batu karang Penebus kita dan untuk bertahan menghadapi angin kejahatan di zaman akhir ini” (“A Reservoir of Living Water” [api unggun Universitas Brigham Young, 4 Februari 2007], 3, speeches.byu.edu). Bacaan Siswa Bagian ini mencantumkan petikan tulisan suci, ceramah oleh pemimpin Gereja, dan materi lainnya yang akan memperkaya pemahaman siswa tentang topik-topik yang ditekankan dalam pelajaran. Tugasi dan imbaulah siswa untuk membaca materi-materi ini sebelum mereka datang ke setiap kelas. Sewaktu mereka menelaah materi-materi yang diilhami ini, mereka bukan hanya akan lebih siap untuk berperan serta dalam diskusi kelas, tetapi mereka juga akan memperoleh pemahaman yang lebih luas dan lebih dalam tentang topik-topik kursus. Sediakan bagi siswa daftar dari semua Bacaan Siswa pada awal semester. Bagaimana saya dapat bersiap untuk mengajar? Tuhan akan membantu Anda sewaktu Anda bersiap untuk mengajar. Sewaktu Anda bersiap, mungkin akan bermanfaat jika Anda mengajukan kepada diri Anda sendiri pertanyaan-pertanyaan berikut: • Apakah saya berusaha untuk menjalankan Injil sehingga saya bisa terbuka terhadap Roh dalam pengajaran saya? • Apakah saya telah berdoa untuk menerima bimbingan Roh Kudus? (Lihat A&P 42:14). • Apakah saya telah menelaah blok-blok tulisan suci dan bacaan latar belakang yang ditugaskan? • Apakah saya telah membaca kurikulum dan menentukan adakah sesuatu yang perlu saya adaptasi atau sesuaikan untuk memenuhi kebutuhan siswa saya? • Bagaimana saya dapat menindaklanjuti dengan siswa untuk memastikan bahwa mereka memperoleh manfaat terbesar dari bacaan yang ditugaskan? • Bagaimana saya dapat membantu setiap siswa saya berperan serta sepenuhnya dalam pelajaran? viii PE N DAHULUAN Rekomendasi berikut mungkin juga bermanfaat: • Imbaulah siswa untuk membaca petikan tulisan suci dan artikel yang ditugaskan sebelum setiap pelajaran. • Harapkan siswa untuk memenuhi peran mereka sebagai pembelajar. • Seringlah sediakan kesempatan bagi siswa untuk menjelaskan ajaran dan asas dengan kata-kata mereka sendiri, berbagi pengalaman yang relevan, dan bersaksi tentang apa yang mereka ketahui dan rasakan. • Variasikan kegiatan dan pendekatan pembelajaran yang Anda gunakan dalam setiap kelas dan juga dari hari ke hari. • Ciptakan lingkungan pembelajaran yang mengundang Roh dan memberi siswa privilese serta tanggung jawab untuk saling mengajar dan saling belajar (lihat A&P 88:78, 122). • Sepanjang kursus ada referensi pada keterampilan penelaahan tulisan suci. Ambillah manfaat dari kesempatan ini untuk membantu siswa menjadi lebih mandiri dalam penelaahan tulisan suci mereka dan lebih berdedikasi pada pembelajaran seumur hidup dari tulisan suci. Penatua Richard G. Scott dari Kuorum Dua Belas Rasul mengajarkan: “Pastikan bahwa ada banyak peran serta karena penggunaan hak pilihan itu oleh seorang siswa mewenangkan Roh Kudus untuk mengajar. … Sewaktu siswa mengungkapkan secara lisan kebenaran-kebenaran, mereka dikukuhkan dalam jiwa mereka dan memperkuat kesaksian pribadi mereka” (“To Understand and Live Truth” [malam bersama Penatua Richard G. Scott, 4 Februari 2005], 3; si.lds.org). Bagaimana saya dapat mengadaptasi pelajaran bagi para difabel? Sewaktu Anda bersiap untuk mengajar, tanggaplah terhadap siswa yang berkebutuhan khusus. Sesuaikan kegiatan dan harapan untuk membantu mereka berhasil. Carilah cara-cara untuk membantu mereka merasa dikasihi, diterima, dan disertakan. Pupuklah suatu hubungan kepercayaan. Untuk gagasan dan sumber lebih lanjut, cermatilah halaman Disability Resources [Sumber Difabel] di disabilities.lds.org dan bagian buku pedoman kebijakan Seminari dan Institut Religi yang berjudul “Kelas dan Program yang Disesuaikan bagi Siswa Difabel” ix PELAJARAN 1 Kitab Mormon Adalah Kesaksian Lain tentang Yesus Kristus. Pendahuluan Mereka yang menelaah ajaran-ajaran dan doktrin tentang Kitab Mormon akan mengetahui bahwa Yesus adalah Kristus. Dalam pelajaran ini, siswa akan belajar bahwa para penulis utama kitab itu adalah saksi akan Putra Allah dan bahwa perkataan mereka membantu memperdalam pemahaman serta kesaksian kita tentang Yesus Kristus dan Injil-Nya. Bacaan Latar Belakang • Gordon B. Hinckley, “A Testimony Vibrant and True,” Ensign, Agustus 2005, 2–6. • “Kitab Mormon—Batu Kunci Agama Kita,” bab 9 dalam Ajaran-Ajaran Presiden Gereja: Ezra Taft Benson [2014], 149–160). Saran untuk Pengajaran 1 Nefi 13:40; 2 Nefi 25:17–18; Alma 33:22–23 Kitab Mormon adalah kesaksian tentang Yesus Kristus. Perlihatkan pernyataan berikut oleh Nabi Joseph Smith (1805–1844), dan mintalah seorang siswa membacanya dengan lantang: ”Saya memberi tahu saudara-saudara bahwa Kitab Mormon adalah yang paling benar dari kitab apa pun di atas bumi, dan batu kunci agama kita, dan seseorang akan menjadi lebih dekat kepada Allah dengan menuruti ajaran-ajarannya, daripada melalui kitab lain apa pun” (prakata untuk Kitab Mormon). • Manakah pernyataan tegas Nabi tentang Kitab Mormon yang Anda memiliki kesaksian tentangnya, dan mengapa? • Bagaimana pernyataan Nabi meningkatkan motivasi Anda untuk menelaah Kitab Mormon? Undanglah siswa untuk menggarisbawahi pernyataan ini dalam tulisan suci mereka sendiri di paragraf keenam dari prakata untuk Kitab Mormon, dan sarankan agar mereka menuliskan di sebelahnya rujuk silang untuk 1 Nefi 13:40 dan 2 Nefi 25:17–18. (Catatan: Rujuk silang merupakan keterampilan penelaahan tulisan suci yang dapat Anda pilih untuk tekankan di sepanjang kursus ini. Sewaktu siswa memperkuat keterampilan penelaahan tulisan suci mereka, mereka menjadi lebih mandiri secara rohani). 1 P EL A J A RA N 1 Undanglah beberapa siswa untuk bergiliran membacakan dengan lantang 1 Nefi 13:40 dan 2 Nefi 25:17–18 sementara sisa kelas mencari tujuan utama Kitab Mormon. • Menurut ayat ini, apa salah satu dari tujuan utama Kitab Mormon? (Siswa hendaknya mengidentifikasi kebenaran berikut: Allah mendatangkan Kitab Mormon di zaman akhir untuk meyakinkan semua orang bahwa Yesus adalah Kristus. [Lihat juga judul halaman Kitab Mormon]). • Bagaimana Kitab Mormon meyakinkan orang-orang bahwa Yesus adalah Kristus? Perlihatkan pernyataan berikut oleh Presiden Ezra Taft Benson (1899–1994), dan undanglah siswa untuk membacakannya dalam hati: “Sebagian besar dari dunia Kristen dewasa ini menolak keilahian Juruselamat. Mereka mempertanyakan kelahiran-Nya yang penuh mukjizat, kehidupan-Nya yang sempurna, dan kenyataan dari kebangkitan-Nya yang agung. Kitab Mormon mengajar dengan istilah yang gamblang dan tak mungkin disalahpahami mengenai kebenaran dari semua itu. Itu menyediakan penjelasan paling lengkap tentang ajaran Pendamaian. Sungguh, kitab terilhami secara ilahi ini merupakan batu kunci dalam memberikan kesaksian kepada dunia bahwa Yesus adalah Kristus” (Ajaran-Ajaran Presiden Gereja: Ezra Taft Benson [2014], 155). • Apa saja realitas tentang kehidupan dan pelayanan Yesus Kristus yang diteguhkan dalam Kitab Mormon? Undanglah seorang siswa untuk membacakan dengan lantang pernyataan berikut dari Presiden Russell M. Nelson dari Kuorum Dua Belas Rasul: “Saya telah membaca [Kitab Mormon] berkali-kali. Saya juga telah membaca banyak tulisan tentang kitab ini. Beberapa penulis memusatkan pada ceritanya, orang-orangnya, atau sketsa sejarahnya saja. Yang lainnya tertarik pada susunan bahasanya atau catatan tentang senjatanya, geografinya, kehidupan binatangnya, atau cara-cara pengukurannya. Hal-hal tersebut mungkin menarik, tetapi menelaah Kitab Mormon akan lebih berhasil jika seseorang berpegang pada tujuan utamanya—bersaksi tentang Yesus Kristus. Sebagai perbandingan, hal lainnya bersifat biasa-biasa saja. Ketika Anda membaca Kitab Mormon, pusatkan pikiran Anda pada sosok utama dalam kitab tersebut—dari pasal pertama sampai terakhir—Tuhan Yesus Kristus, Putra Allah yang Hidup” (“A Testimony of the Book of Mormon,” Ensign, November 1999, 69). • Dari semua pesan Kitab Mormon, menurut Anda mengapa paling penting untuk berfokus pada pesan tentang Yesus Kristus? Jelaskan kepada siswa bahwa setelah Nabi Alma mengajarkan kepada orang Zoram tentang pelayanan Juruselamat (lihat Alma 33:22), dia mengundang para pendengarnya untuk menanamkan firman Allah di dalam hati mereka sehingga itu dapat tumbuh. Undanglah siswa untuk membaca dalam hati Ajaran dan Perjanjian 2 PE LAJARAN 1 33:22–23 dan mengidentifikasi kebenaran-kebenaran yang Alma imbau para pembacanya untuk “menanamkan” dalam hati mereka. • Apa pesan yang Alma ingin para pendengarnya tanamkan dalam hati mereka? • Apa hasil yang Alma janjikan jika mereka mau menanam dan memelihara kepercayaan ini tentang Yesus Kristus? (Kesaksian mereka akan bertumbuh “sampai kehidupan kekal”; beban mereka akan menjadi ringan). • Bagaimana menelaah Kitab Mormon membantu Anda menerima berkat-berkat yang Alma uraikan? 1 Nefi 6:4; 2 Nefi 11:2–3; Yakub 1:7–8; Mormon 1:15; 3:20–22; Eter 12:38–39, 41 Para penulis Kitab Mormon adalah saksi Yesus Kristus. Jelaskan bahwa Kitab Mormon sebagian besar ditulis oleh empat penulis utama: Nefi, Yakub, Mormon, dan Moroni. (Pengecualian adalah kitab Enos, Yarom, dan Omni). Salinlah bagan berikut di papan tulis: Untuk membantu siswa mempelajari tentang empat penulis utama, undanglah mereka untuk memilih dan membaca dalam hati salah satu dari pasal-pasal berikut: Mintalah mereka untuk mencari apa yang menjadikan penulis memenuhi syarat sebagai saksi hebat Yesus Kristus. Penulis Pengalaman 1. Nefi 2 Nefi 11:2 2. Yakub 2 Nefi 11:3 3. Mormon Mormon 1:15 4. Moroni Eter 12:38-39 Perkenankan siswa untuk membagikan apa yang saling mereka pelajari tentang empat pasal tersebut. Kemudian tanyakan: • Mengapa penting untuk memahami bahwa para penulis utama Kitab Mormon merupakan saksi Yesus Kristus? (Sewaktu Anda membahas pertanyaan ini, bantulah siswa mengidentifikasi kebenaran berikut: Dengan menelaah Kitab Mormon, kita belajar tentang Yesus Kristus dan misi-Nya dari mereka yang melihat dan mengenal Dia. Anda boleh menandaskan bahwa penerjemah Kitab Mormon, Joseph Smith, juga seorang saksi akan Yesus Kristus). Tambahkan kolom ketiga pada bagan di papan tulis, sebagaimana diperlihatkan: 3 P EL A J A RA N 1 Penulis Pengalaman Tujuan 1. Nefi 2 Nefi 11:2 1 Nefi 6:4 2. Yakub 2 Nefi 11:3 Yakub 1:7–8 3. Mormon Mormon 1:15 Mormon 3:20–22 4. Moroni Eter 12:38–39 Eter 12:41 Undanglah siswa untuk membaca dalam hati salah satu pasal dalam kolom ketiga, dengan mencari alasan setiap yang penulis catat dalam pesannya. • Mengapa para penulis Kitab Mormon mencatat pesan mereka? • Mengapa menurut Anda para penulis ini sedemikian intens dalam mengundang orang lain untuk datang kepada Kristus? • Bagaimana undangan mereka untuk datang kepada Kristus berlaku kepada Anda secara pribadi? Apa gagasan dan perasaan yang Anda miliki sewaktu Anda merenungkan undangan ini? 2 Nefi 33:1–2, 4–5, 10–11 Kitab Mormon membantu kita untuk memercayai Yesus Kristus Jelaskan bahwa sementara kehidupan dari sebagian besar individu telah diubah melalui kesaksian mereka tentang Kitab Mormon, orang lain bergumul dengan keraguan mengenai kebenaran dan keotentikannya. • Apa nasihat yang akan Anda berikan untuk menolong seseorang memperkuat atau memperoleh kesaksian mengenai Kitab Mormon? Mintalah seorang siswa untuk membacakan 2 Nefi 33:1–2 dan 13 dengan lantang sementara siswa lainnya mengidentifikasi kuasa yang mengizinkan pesan Kitab Mormon untuk memasuki hati seseorang. • Apa kuasa yang Nefi katakan akan mengizinkan pesannya memasuki hati seseorang? (Kuasa Roh Kudus). • Apa yang Nefi katakan yang akan mencegah sejumlah orang dari menerima Roh Kudus? Bantulah siswa menyatakan dan membahas suatu asas yang diajarkan dalam ayat-ayat ini. (Bantulah siswa mengindentifikasi asas berikut: Roh Kudus dapat membawa pesan Kitab Mormon ke dalam hati kita sepanjang kita tidak mengeraskan hati kita terhadap Roh Kudus). Pertimbangkan untuk menuliskan asas ini di papan tulis). Berilah siswa momen untuk menelaah 2 Nefi 33:4–5, dengan mencari berkat-berkat tambahan yang dapat kita terima dari menelaah Kitab Mormon. Undanglah siswa untuk membagikan apa yang mereka identifikasi. 4 PE LAJARAN 1 Perlihatkan pernyataan berikut oleh Penatua L. Whitney Clayton dari Tujuh Puluh, dan mintalah seorang siswa untuk membacanya dengan lantang: “[Kita] harus memilih untuk membuka hati kita pada kenyataan ilahi Juruselamat. … Allah tidak memaksa kita untuk percaya. Alih-alih Dia mengundang kita untuk percaya dengan mengutus para nabi dan rasul yang hidup untuk mengajar kita, menyediakan tulisan suci, dan mengundang kita melalui Roh-Nya. … Keputusan untuk percaya adalah pilihan paling penting yang pernah kita buat. Itu membentuk semua keputusan kita” [“Memilih untuk Percaya,” Ensign atau Liahona, Mei 2015, 38). • Bagaimana menerima undangan dari para penulis Kitab Mormon untuk memercayai Yesus Kristus membentuk semua keputusan kita? Teruslah dengan mengundang seorang siswa untuk membaca 2 Nefi 33:10–11 dengan lantang sementara siswa lainnya mencari bagaimana Nefi menggambarkan hubungan antara memercayai kata-katanya dan memercayai Yesus Kristus. • Menurut Nefi, apa kaitan antara memercayai kata-katanya dan memercayai Yesus Kristus? • Apa yang Nefi katakan akan terjadi “pada hari terakhir” kepada mereka yang menolak perkataannya? Undanglah siswa untuk membagikan kesaksian mereka tentang bagaimana Kitab Mormon telah membantu mereka untuk berada dekat kepada Yesus Kristus. Bacaan Siswa • 1 Nefi 6:4; 13:40; 2 Nefi 11:2–3; 25:17–18; 33:1–2, 4–5, 10–11; Yakub 1:7–8; Alma 33:22–23; Mormon 1:15; 3:20–22; Eter 12:38–39, 41. • “Kitab Mormon—Batu Kunci Agama Kita,” bab 9 dalam Ajaran-Ajaran Presiden Gereja: Ezra Taft Benson [2014], 149--160). 5 PELAJARAN 2 Mengindahkan Perkataan Para Nabi Pendahuluan Allah memanggil para nabi untuk memberikan kesaksian tentang Yesus Kristus, untuk memaklumkan pertobatan, dan untuk mengundang semua untuk datang kepada Juruselamat. Kitab Mormon mengajarkan bahwa mereka yang mengindahkan para nabi ini diberkati, sementara mereka yang menentangnya mengalami penyesalan dan dukacita. Bacaan Latar Belakang • Russell M. Nelson, “Mendukung Para Nabi,” Ensign atau Liahona, November 2014, 74–77. • Claudio R. M. Costa, “Kepatuhan kepada Nabi,”Ensign atau Liahona, November 2010, 11–13. • Carol F. McConkie, “Hidup Menurut Perkataan Para Nabi,” Ensign atau Liahona, November 2014, 77–79. • “Our Need for Living Prophets,” bab 1 dalam Teachings of the Living Prophets Student Manual (buku pedoman Church Educational System, 2010), 4–13. Saran untuk Pengajaran 1 Nefi 1:4–15, 18; Mosia 11:20–25; 13:33–35 Peranan nabi Tanyakan kepada kelas: • Bagaimana kepercayaan kita terhadap nabi yang hidup membedakan Gereja Yesus Kristus dari Orang-Orang Suci Zaman Akhir dari kepercayaan lainnya? • Mengapa para nabi yang hidup penting di zaman sekarang sebagaimana mereka dalam periode lain dari sejarah bumi? Undanglah beberapa siswa untuk bergiliran membaca dengan lantang 1 Nefi 1:4–15, 18 sementara siswa lainnya menyimak, dengan mencari bagaimana Tuhan memanggil dan mempersiapkan Lehi untuk menjadi seorang nabi. • Apa yang Lehi alami yang mempersiapkan dia untuk menjadi nabi? (Dia menerima kesaksian tentang Yesus Kristus, dan dia meramalkan kehancuran yang jahat dan belas kasihan yang dianugerahkan kepada mereka yang datang kepada Allah). • Mengapa orang-orang di Yerusalem memerlukan para nabi seperti Lehi? (Sewaktu siswa merespons, pastikan mereka mengidentifikasi kebenaran ini: Allah memanggil para nabi dan menyatakan kehendak-Nya melalui mereka). 6 PE LAJARAN 2 Mintalah seorang siswa untuk membacakan pernyataan berikut oleh Presiden John Taylor (1808-1887): “Kita membutuhkan pohon yang hidup—mata air yang hidup—kecerdasan yang hidup dari imamat yang hidup di surga, melalui imamat yang hidup di bumi. … Dan dari zaman ketika Adam pertama kali menerima komunikasi dari Allah, sampai pada zaman ketika Yohanes, di Pulau Patmos, menerima komunikasinya, atau Joseph Smith menyaksikan tingkap-tingkap langit dibukakan baginya, itu senantiasa memerlukan wahyu-wahyu baru, yang disesuaikan dengan keadaan khusus di mana gereja-gereja atau individu-individu ditempatkan. Wahyu Adam tidak memberi petunjuk Nuh untuk membangun bahteranya; juga tidak memberi wahyu Nuh yang memberi tahu Lot untuk meninggalkan Sodom; tidak juga berbicara tentang keberangkatan bani Israel dari Mesir. Mereka semua memiliki wahyu bagi diri mereka sendiri, dan demikian juga Yesaya, Yeremia, Yehezkiel, Yesus, Petrus, Paulus, Yohanes, dan Yusuf. Dan demikian kita seharusnya” (Ajaran-Ajaran Presiden Gereja: John Taylor [2001], 158). • Mengapa penting untuk mengetahui bahwa Tuhan dewasa ini terus menyatakan kehendak-Nya melalui para nabi yang hidup? • Bagaimana menelaah peranan para nabi dalam Kitab Mormon membantu kita di zaman kita? Tuliskan rujukan-rujukan berikut di papan tulis. Mosia 11:20–25 Mosia 13:33–35 Jelaskan bahwa sementara para nabi mengomunikasikan banyak pesan spesifik untuk zaman mereka, ada pesan yang semua nabi sampaikan. Undanglah siswa untuk mengidentifikasi dua pesan semacam itu sewaktu mereka membaca dalam hati pasal-pasal di papan tulis. Mintalah siswa untuk menandai tulisan suci mereka pesan utama yang disampaikan oleh Nabi Abinadi dalam setiap pasal. (Catatan: Penandaan tulisan suci merupakan keterampilan penelaahan tulisan suci yang dapat Anda pertimbangkan untuk ajarkan selama kursus). Mintalah siswa untuk membagikan apa yang mereka identifikasi, dan ringkaslah temuan mereka dengan menekankan ajaran ini: Semua nabi Allah menyatakan pertobatan dan bersaksi tentang Yesus Kristus. Pertimbangkan untuk mengundang siswa agar meluangkan sejenak untuk menemukan contoh seorang nabi Kitab Mormon yang menyerukan pertobatan dan bersaksi tentang Yesus Kristus. (Contoh tentang menyerukan pertobatan mencakup Yesaya dalam 2 Nefi 16:9–11; Yakub dalam Yakub 2–3; Abinadi dalam Mosia 11–12; Samuel dalam Helaman 13–16; dan Mormon dalam Mormon 3. Contoh tentang mengajarkan mengenai Yesus Kristus mencakup Nefi dalam 1 Nefi 19 dan dalam 2 Nefi 25; Alma dalam Alma 7; dan Mormon dalam Mormon 7). Undanglah siswa untuk membagikan contoh mereka kepada kelas. 7 P EL A J A RA N 2 • Mengapa menurut Anda para nabi secara konsisten menyerukan pertobatan dan bersaksi tentang Yesus Kristus? • Bagaimana menyimak pesan-pesan mereka membantu kita memperoleh keselamatan? Helaman 13:24–33; 3 Nefi 8:24–25; 9:10–11 Menolak para nabi Allah menuntun pada penyesalan. Peragakan pernyataan berikut oleh Presiden Ezra Taft Benson (1899–1994), dan undanglah seorang siswa untuk membacakannya dengan lantang: “Ketika nabi menunjukkan dosa-dosa dunia, dunia ingin membungkam mulut nabi tersebut, atau bertindak seolah-olah nabi tidak pernah ada, alih-alih bertobat dari dosa-dosa mereka. Popularitas tidak pernah merupakan ujian kebenaran. … Sewaktu kita sudah lebih dekat dengan kedatangan kedua Tuhan, Anda dapat mengantisipasi bahwa sewaktu orang-orang di dunia menjadi lebih jahat, nabi akan menjadi semakin kurang populer bagi mereka” (Ajaran-Ajaran Presiden Gereja: Ezra Taft Benson [2014], 180). • Mengapa menurut Anda sejumlah orang gagal untuk mengindahkan perkataan seorang nabi? Undanglah siswa untuk menyelidiki dalam hati perkataan Nabi Semuel dalam Helaman 13:24–29, dengan mencari alasan mengapa individu-individu menolak peringatan para nabi. Anda dapat kembali mengimbau siswa untuk menandai apa yang mereka identifikasi. • Menurut Samuel, mengapa orang-orang Nefi menolak para nabi? • Meskipun kita tidak bersalah dalam menganiaya atau membunuh para nabi, bagaimana ayat-ayat ini berfungsi sebagai sebuah peringatan bagi kita di zaman sekarang? Mintalah seorang siswa untuk membaca Helaman 13:30–33 dengan lantang sementara siswa lainnya mencari konsekuensi yang Samuel si orang Laman nubuatkan akan menimpa mereka yang menolak perkataan para nabi? Kemudian undanglah siswa untuk membaca penggenapan nubuat ini dalam 3 Nefi 8:24–25; 9:10–11. • Apa kebenaran yang kita ringkas dari ayat-ayat ini? (Siswa hendaknya mengidentifikasi asas berikut: Jika kita menolak perkataan para nabi Tuhan, kita akan mengalami penyesalan dan dukacita. [Lihat juga 3 Nefi 28:34]). Undanglah seorang siswa untuk membacakan pernyataan berikut dari Presiden Ezra Taft Benson: 8 PE LAJARAN 2 “Jika kita ingin mengetahui seberapa selaras kehidupan kita dengan Tuhan maka kita hendaknya bertanya kepada diri kita sendiri seberapa selaras kehidupan kita dengan pemimpin fana-Nya—seberapa baik kehidupan kita selaras dengan orang yang diurapi Tuhan—Nabi yang hidup—Presiden Gereja, dan dengan Kuorum Presidensi Utama” (Ajaran-Ajaran: Ezra Taft Benson, 178). “Bagaimana kita menanggapi perkataan nabi yang hidup ketika dia memberi tahu kita apa yang perlu kita ketahui, tetapi kita memilih untuk tidak mendengarkan, adalah ujian dari kesetiaan kita” (Ajaran-Ajaran: Ezra Taft Benson, 180). • Bagaimana pernyataan Presiden Benson membantu memotivasi Anda untuk menjadi lebih tekun dalam mengikuti nasihat dari nabi yang hidup? • Apa pesan kenabian yang menurut Anda ada di antara yang paling penting bagi Orang-Orang Suci Zaman Akhir dewasa ini? Mosia 15:10–13; 3 Nefi 10:12; 12:1–2; Eter 7:23–27 Mengikuti para nabi Allah mendatangkan berkat Beri tahulah siswa bahwa Nabi Abinadi mengajarkan kepada Raja Nuh dan para imamnya yang jahat mengenai pentingnya mengindahkan perkataan dari para nabi. Mintalah seorang siswa untuk membaca Mosia 15:10–13 sementara siswa lainnya memikirkan bagaimana meringkas ayat-ayat sebagai sebuah pernyataan asas. • Bagaimana Anda akan menyatakan perkataan Abinadi sebagai pernyataan asas? (Siswa dapat meringkas petikan ini sebagai berikut: Mereka yang menyimak perkataan para nabi, memercayai kuasa penebusan Yesus Kristus, dan bertobat dari dosa-dosa mereka adalah para ahli waris kerajaan Allah). Mintalah siswa untuk memikirkan mengenai dan membagikan contoh-contoh dari Kitab Mormon tentang individu-individu dan kelompok-kelompok yang diberkati karena mengindahkan perkataan para nabi. Beberapa contoh dapat mencakup yang berikut: Keluarga Lehi lolos dari kehancuran dengan mengikuti nasihat untuk meninggalkan Yerusalem (2 Nefi 1:4); Alma yang Tua menyimak perkataan Abinadi dan mampu mengajar banyak orang (Mosia 17:1–4; 18:1–3); pasukan Panglima Moroni mengetahui ke mana mereka harus pergi untuk mempertahankan diri mereka sendiri terhadap pasukan Laman dengan mencari nasihat Alma(Alma 43:23–24). Tulislah rujukan berikut di papan tulis (tidak termasuk asas bercetak tebal): 3 Nefi 10:12 (Keselamatan berasal dari mengikuti para nabi Allah). 3 Nefi 12:1–2 (Para nabi mengajarkan kepada kita bagaimana menerima penebusan atas dosa-dosa kita). 9 P EL A J A RA N 2 Eter 7:23–27 (Sewaktu kita mengikuti nasihat para nabi dan mengingat Tuhan, Dia akan memberkati kita menurut kebutuhan kita). Tugasi siswa untuk membaca salah satu petikan di papan tulis dan meringkas apa yang mereka baca sebagai pernyataan asas. Sewaktu siswa membagikan pernyataan mereka, pertimbangkan untuk menuliskan pernyataan asas yang disarankan di samping setiap rujukan. Untuk membantu siswa memahami berkat-berkat tambahan yang berasal dari mengikuti nabi, perlihatkan pernyataan berikut oleh Penatua M. Russell Ballard dari Kuorum Dua Belas Rasul, dan mintalah seorang siswa untuk membacanya dengan lantang: “Merupakan hal besar, brother dan sister sekalian, untuk memiliki seorang nabi Allah di tengah-tengah kita. Berkat-berkat besar dan menakjubkan akan datang ke dalam kehidupan kita sewaktu kita mendengarkan perkataan Tuhan yang diberikan melalui Dia. … Ketika kita mendengarkan nasihat Tuhan yang dinyatakan melalui perkataan Presiden Gereja, tanggapan kita hendaknya positif dan langsung. Sejarah telah menunjukkan bahwa terdapat keselamatan, kedamaian, kemakmuran, dan kebahagiaan dalam menanggapi nasihat kenabian” (“His Word Ye Shall Receive,” Ensign, Mei 2001, 65) • Kapan Anda telah diberkati setelah menanggapi secara positif dan langsung nasihat kenabian? • Sewaktu Anda menantikan masa depan, mengapa menurut Anda akanlah penting untuk memiliki nabi di bumi? Tantanglah siswa untuk merenungkan apakah tindakan mereka sendiri mencerminkan hasrat mereka untuk dengan setia mengikuti para nabi Tuhan. Undanglah mereka untuk memikirkan apa yang mungkin perlu mereka ubah dalam kehidupan mereka untuk dapat lebih sepenuhnya menikmati berkat-berkat yang dijanjikan kepada yang setia. Bacaan Siswa • 1 Nefi 1:4–15, 18; Mosia 11:20–25; 13:33–35; 15:10–13; Helaman 13:24–33; 3 Nefi 8:24–25; 9:10–11; 10:12; 12:1–2; Eter 7:23–27. • Russell M. Nelson, “Mendukung Para Nabi,” Ensign atau Liahona, November 2014, 74–77. 10 PELAJARAN 3 Kepatuhan Mendatangkan Berkat Pendahuluan Kepatuhan kita pada perintah Allah merupakan satu cara kita memperlihatkan rasa syukur kita bagi berkat-berkat-Nya yang menakjubkan. Juruselamat adalah teladan sempurna kepatuhan. Hasrat kita untuk menjadi patuh tumbuh sewaktu kasih kita bagi Allah meningkat. Kepatuhan pada perintah memungkinkan bagi Allah untuk menyediakan bantuan yang kita perlukan sewaktu kita berusaha untuk menyelesaikan tugas-tugas sulit. Bacaan Latar Belakang • Thomas S. Monson, “Kepatuhan Mendatangkan Berkat,” Ensign atau Liahona, Mei 2013, 89–92. • Robert D. Hales, “Jikalau Kamu Mengasihi Aku, Kamu Akan Menuruti Segala Perintah-Ku,” Ensign atau Liahona, Mei 2014, 35–38. Saran untuk Pengajaran 1 Nefi 2:2–4, 9–13, 16, 19–20; Mosia 2:20–24, 41 Melalui kepatuhan kita, kita memperlihatkan rasa syukur kita kepada Allah dan menerima berkat-berkat terbesar-Nya. Perlihatkan pernyataan berikut oleh Penatua Joseph B. Wirthlin (1917–2008) dari Kuorum Dua Belas Rasul, dan undanglah seorang siswa untuk membacanya dengan lantang: “Bagaimana kita akan dapat membayar kembali utang yang kita miliki kepada Juruselamat? Dia membayar utang yang Dia tidak pernah berutang untuk membebaskan kita dari utang yang tidak pernah dapat kita bayar. Karena Dia, kita akan hidup selamanya. Karena Pendamaian-Nya yang tak terbatas, dosa-dosa kita dapat dihapuskan, yang mengizinkan kita untuk mengalami semua karunia terbesar Allah: kehidupan kekal. Dapatkah karunia semacam itu memiliki harga? Dapatkah kita membuat kompensasi untuk karunia semacam itu?” (“Utang Duniawi, Utang Surgawi,” Ensign atau Liahona, Mei 2004, 43). Berilah siswa momen untuk membahas jawaban yang mungkin terhadap pertanyaan terakhir yang diajukan oleh Penatua Wirthlin. Imbaulah siswa untuk mencari asas-asas dan ajaran-ajaran selama pelajaran yang membantu menjawab pertanyaan ini. Undanglah siswa untuk membaca dalam hati Ajaran dan Perjanjian 2:20–24. Mintalah mereka untuk mencari apa yang Raja Benyamin ajarkan mengenai bagaimana kita hendaknya memandang diri kita sendiri dalam hubungan dengan Allah. 11 P EL A J A RA N 3 • Mengapa menurut Anda Raja Benyamin mengajarkan bahwa tidak peduli apa yang kita lakukan, kita masih “hamba yang tidak menguntungkan” bagi Allah? • Meskipun kita tidak pernah dapat membayar kembali utang kita kepada Allah, apa yang ayat-ayat ini sarankan dapat kita lakukan untuk memperlihatkan rasa syukur kita untuk semua yang telah Dia lakukan bagi kita? (Bantulah siswa mengidentifikasi asas berikut: Ketika kita mengenali utang kekal kita kepada Allah, kita berhasrat untuk melayani Dia dan menaati perintah-perintah-Nya). Beri tahulah siswa bahwa salah satu kisah tulisan suci yang hebat tentang kepatuhan kepada Allah terdapat di awal Kitab Moormon, yang mencatat bagaimana Nabi Lehi dan keluarganya menanggapi ketika mereka diminta oleh Allah untuk melakukan sesuatu yang sangat sulit. Mintalah seorang siswa untuk membacakan 1 Nefi 2:2–4 dengan lantang. • Mengapa mungkin sulit bagi keluarga Lehi mematuhi perintah Allah untuk meninggalkan Yerusalem? Undanglah siswa untuk menelaah 1 Nefi 2:9–13,16, dengan mencari perbedaan antara sikap dan perilaku Laman dan Lemuel serta yang lainnya terhadap Nefi sebagai tanggapan akan perintah ini. (Catatan: Kegiatan ini akan mendorong siswa mempraktikkan pentingnya keterampilan penelaahan tulisan suci dari membedakan dan membandingkan). • Apa kata dan frasa yang menggambarkan tanggapan Laman dan Lemuel? (Mereka keras kepala, mereka menggerutu, dan mereka tidak tahu urusan-urusan Allah). • Bagaimana Nefi menanggapi perintah untuk meninggalkan Yerusalem? (Dia rendah hati; dia berhasrat untuk mengetahui hal-hal dari Allah; dia memiliki iman terhadap perkataan ayahnya, yang adalah seorang nabi; dan dia berdoa). • Mengapa Nefi menanggapi perkataan ayahnya secara berbeda dari kakak-kakaknya? Berilah siswa momen untuk merenungkan apakah mereka lebih seperti Laman dan Lemuel atau seperti Nefi ketika mereka diminta oleh Tuhan atau para pemimpin Gereja-Nya untuk melakukan sesuatu yang sulit. Undanglah seorang siswa untuk membacakan 1 Nefi 2:19–20 dengan lantang. Mintalah siswa lainnya untuk menyimak dan mengidentifikasi janji Tuhan kepada Nefi. • Apa pernyataan dalam ayat-ayat ini yang meringkas apa yang Tuhan janjikan kepada Nefi? (Pastikan siswa memahami asas berikut: Jika kita menaati perintah-perintah, kita akan makmur di negeri. Anda dapat menandaskan bahwa ini merupakan salah satu tema yang paling sering diulangi dalam Kitab Mormon. Anda dapat mendorong siswa, sewaktu mereka menelaah Kitab Mormon, untuk mengamati beberapa cara tema ini diulangi). • Apa sifat-sifat yang Tuhan puji dalam diri Nefi? Mengapa menurut Anda sifat-sifat ini penting bagi kita masing-masing untuk miliki dalam hubungan kita dengan Tuhan? 12 PE LAJARAN 3 • Meskipun kepatuhan tidak selalu menghasilkan kemakmuran duniawi, apa berkat-berkat yang dapat kita harapkan sebagai hasil dari kepatuhan kepada Tuhan? Untuk membantu menjawab pertanyaan ini, pertimbangkan untuk membaca Mosia 2:41). 2 Nefi 31:6–10, 15–16; Mosia 15:7; 3 Nefi 11:11; 12:19–20, 48 Mengikuti teladan kepatuhan Juruselamat membantu kita datang kepada Dia dan Bapa Perlihatkan pernyataan berikut oleh Penatua Robert D. Hales dari Kuorum Dua Belas Rasul: “Dari semua pelajaran yang kita pelajari dari kehidupan Juruselamat, tidak ada yang lebih jelas dan kuat daripada pelajaran tentang kepatuhan” (“Jikalau Kamu Mengasihi Aku, Kamu Akan Menuruti Segala Perintah-Ku,” Ensign atau Liahona, Mei 2014, 35). • Apa teladan dari kehidupan Juruselamat yang mengilustrasikan kepatuhan-Nya? Untuk membantu siswa lebih lanjut membahas pertanyaan ini, mintalah mereka untuk membaca Mosia 15:7 dan 3 Nefi 11:11, dengan mencari apa yang Yesus rela lakukan untuk mematuhi Bapa-Nya. Undanglah siswa untuk bergiliran membaca 2 Nefi 31:6–10, 15–16 dengan lantang sementara anggota kelas mencari apa yang dapat kita pelajari dari teladan Juruselamat mengenai pentingnya kepatuhan dan berkat-berkat yang datang karena kepatuhan. • Apa yang dapat kita pelajari dari teladan Juruselamat mengenai pentingnya kepatuhan? Apa yang dapat kita pelajari dari teladan-Nya mengenai berkat-berkat yang datang karena kepatuhan? (Pastikan siswa mengidentifikasi asas ini: Sewaktu kita mengikuti teladan kepatuhan Juruselamat kepada Bapa-Nya, kita akan tetap berada di jalan yang sempit yang menuju keselamatan). Perlihatkan pernyataan berikut oleh Penatua Robert D. Hales, dan mintalah seorang siswa untuk membacanya dengan lantang: “Kepatuhan yang matang secara rohani adalah ‘kepatuhan Juruselamat.’ Itu termotivasi oleh kasih sejati bagi Bapa Surgawi dan Putra-Nya. … Kasih kita bagi Juruselamat adalah kunci pada kepatuhan seperti Juruselamat” (“Jikalau Kamu Mengasihi Aku, Kamu Akan Menuruti Segala Perintah-Ku,” 36–37). • Mengapa kasih bagi Bapa Surgawi dan Yesus Kristus merupakan “kunci” untuk mematuhi perintah? 13 P EL A J A RA N 3 Tandaskan bahwa Yesus Kristus yang telah bangkit mengajarkan kepada orang-orang Nefi mengenai tujuan dari mematuhi perintah. Mintalah siswa membaca dalam hati 3 Nefi 31:19–20, 48 untuk menemukan tujuan-tujuan ini. • Menurut ayat-ayat ini, apa yang Juruselamat katakan merupakan alasan kita telah diberi perintah-perintah? (Siswa hendaknya mengidentifikasi asas berikut: Sewaktu kita datang kepada Kristus dan menaati perintah-perintah, kita akan menjadi lebih seperti Dia dan Bapa kita di Surga, dan kita akan diselamatkan). • Dalam cara apa kepatuhan Anda membantu Anda datang kepada Juruselamat? Berilah siswa momen untuk merenungkan apa yang dapat mereka lakukan untuk menjadi lebih patuh pada perintah-perintah Bapa Surgawi agar mereka dapat menjadi lebih seperti Dia dan Putra-Nya? 1 Nefi 3:4–7, 15–16; 4:1–2; 7:12; 17:1–31; 18:1–4 Tuhan menyediakan pertolongan kepada mereka yang patuh Undanglah siswa untuk memikirkan suatu waktu ketika menaati sebuah perintah tertentu dari Allah tampak sulit atau ketika memenuhi pemanggilan atau tugas Gereja tampak menantang. Ingatkan siswa bahwa Nefi dan kakak-kakaknya menghadapi bahaya dan kemungkinan kematian ketika Allah memerintah mereka agar kembali ke Yerusalem untuk memperoleh lempengan-lempengan kuningan. Mintalah siswa untuk membaca 1 Nefi 3:4–7 dan mengidentifikasi sebuah asas yang mereka pelajari dari teladan Nefi yang dapat meningkatkan kemampuan mereka sendiri untuk patuh. • Apa asas yang dapat kita pelajari dari tanggapan Nefi terhadap sebuah perintah yang sulit dari Allah? (Tulislah asas berikut di papan tulis sewaktu siswa menemukannya: Jika kita berusaha untuk melakukan apa yang Tuhan perintahkan, Dia akan mempersiapkan sebuah jalan bagi kita untuk menyelesaikannya). Untuk membantu siswa memahami asas ini, tulislah rujukan berikut di papan tulis dan berilah siswa waktu untuk menyelidikinya, dengan mencari bagaimana Nefi menanggapi ketika berupaya untuk menyelesaikan hal-hal sulit yang dia diperintahkan untuk lakukan: 1 Nefi 3:15–16; 4:1–2; 7:12. Setelah siswa membagikan apa yang mereka temukan, jelaskan bahwa Nefi selanjutnya menguraikan sejumlah cara di mana Tuhan membantu mereka yang menaati perintah-perintah-Nya. Mintalah siswa membaca 1 Nefi 17:1–4 dan mengidentifikasi cara Tuhan membantu kita. Juga mintalah siswa untuk menyoroti frasa Nefi “dan demikianlah kita melihat,” yang digunakan di sepanjang Kitab Mormon untuk mempersiapkan pembaca memberikan perhatian khusus terhadap kata-kata berikutnya. Sementara siswa membagikan tanggapan mereka, tulislah kata-kata berikut di papan tulis: Memelihara 14 PE LAJARAN 3 Memperkuat Menyediakan cara Undanglah siswa untuk meluangkan waktu sejenak membaca kisah dalam 1 Nefi 17:5–31; 18:1–4, dengan mencari contoh tentang bagaimana Tuhan memelihara, memperkuat, atau menyediakan cara bagi keluarga Lehi. • Dalam cara apakah Tuhan memelihara atau memperkuat keluarga Lehi? Bagaimana Dia menyediakan cara untuk membantu mereka? • Apa berkat-berkat yang diberikan oleh Tuhan kepada keluarga Lehi yang serupa dengan berkat-berkat yang kita butuhkan dewasa ini? • Kapan Anda telah memperoleh bantuan Tuhan dalam salah satu cara ini sewaktu Anda telah berupaya untuk menaati Dia? Ingatkan siswa bahwa Tuhan meminta kepatuhan kita sehingga Dia dapat menyediakan bagi kita berkat-berkat melimpah dalam upaya kita untuk menjadi seperti Dia. Bagikan pernyataan berikut oleh Presiden Harold B. Lee (1899–1973): “Perintah terpenting dari semua perintah Allah adalah perintah yang sekarang paling sulit Anda taati. … Atasilah masalah tersebut dan kemudian mulailah dengan perintah tersulit berikutnya. Begitulah cara mempersucikan diri Anda dengan mematuhi perintah-perintah Allah” (Ajaran-Ajaran Presiden Gereja: Harold B. Lee [2000], 30). Undanglah siswa untuk memikirkan sebuah perintah yang mereka temukan sulit untuk dipatuhi. Imbaulah mereka untuk membuat rencana untuk menjadi lebih patuh agar dapat lebih sepenuhnya memenuhi syarat untuk menerima bantuan Tuhan. Bacaan Siswa • 1 Nefi 2:1–20; 3:4–7, 15–16; 4:1–2; 7:12; 17:1–31; 18:1–4; 2 Nefi 31:6–10, 15–16; Mosia 2:20–24, 41; 15:7; 3 Nefi 11:11; 12:19–20, 48. • Thomas S. Monson, “Kepatuhan Mendatangkan Berkat,” Ensign atau Liahona, Mei 2013, 89–92. 15 PELAJARAN 4 Kejatuhan Adam dan Karunia Hak Pilihan Pendahuluan Kejatuhan Adam adalah bagian integral dari rencana Allah. Itu mendatangkan kondisi-kondisi yang karenanya kita dapat datang ke bumi dan diuji. Rencana Allah juga mencakup memberikan kepada anak-anak-Nya hak pilihan (lihat 2 Nefi 2:27). Dalam pelajaran ini, siswa akan belajar bahwa kunci untuk menjalankan hak pilihan kita dengan baik adalah berupaya melakukan kehendak Allah, dan mengikuti teladan yang ditetapkan oleh Yesus Kristus. Bacaan Latar Belakang • Robert D. Hales, “Hak Pilihan: Penting dalam Rencana Kehidupan,” Ensign atau Liahona, November 2010, 24–27. • Jeffrey R. Holland, “Di Mana Keadilan, Kasih dan Belas Kasihan Bertemu,” Ensign atau Liahona, Mei 2015, 104–106. Saran untuk Pengajaran 2 Nefi 2:19–26, 28; Alma 42:6–10, 14; Musa 5:5–9 Kejatuhan Adam Perlihatkan pernyataan berikut oleh Penatua Bruce C. Hafen dari Tujuh Puluh, dan mintalah seorang siswa untuk membacanya dengan lantang: “Sejak abad kelima, umat Kristiani diajar bahwa bahwa Kejatuhan Adam dan hawa adalah sebuah kesalahan tragis. … Itu bukan suatu kesalahan. … Kejatuhan bukan suatu bencana. Itu bukan suatu kesalahan atau kecelakaan. Itu merupakan bagian yang disengaja dalam rencana keselamatan” (“Pendamaian: Untuk Kita Semua,” Ensign atau Liahona, Mei 2004, 97–85). • Mengapa menurut Anda penting untuk memahami bahwa Kejatuhan bukan suatu kesalahan atau kecelakaan melainkan suatu bagian yang disengaja dalam rencana keselamatan? Undanglah siswa untuk menelaah 2 Nefi 2:19–25 membuat daftar tentang dampak dari Kejatuhan—hal-hal yang terjadi terhadap Adam dan Hawa setelah memakan buah terlarang. Kemudian mintalah siswa untuk menuliskan pokok-pokok dari daftar mereka di papan tulis. (Catatan: Mencari daftar dalam petikan tulisan suci merupakan keterampilan penelaahan tulisan suci yang dapat Anda ajarkan dengan petikan ini; lihat Pengajaran dan Pembelajaran Injil [2012], 23). Daftar ini hendaknya mencakup yang berikut: Adam dan Hawa diusir dari Taman Eden; mereka melahirkan anak-anak; mereka memasuki suatu keadaan percobaan; mereka menjadi tersesat dan memerlukan pertobatan; dan mereka mengalami 16 PE LAJARAN 4 pertentangan, yang mengizinkan mereka untuk mengalami yang baik dan yang jahat serta menggunakan hak pilihan mereka dengan bijaksana. • Bagaimana daftar di papan tulis membantu menjelaskan bagaimana Kejatuhan Adam merupakan bagian penting dari rencana Bapa Surgawi? (Siswa mungkin akan menyarankan beragam jawaban yang dapat diringkas dengan asas ini: Kejatuhan Adam memungkinkan bagi kita untuk memasuki kefanaan dan untuk maju ke arah kehidupan kekal). • Apa artinya bahwa “semua orang … tersesat” karena Kejatuhan? (2 Nefi 2:21). Untuk membantu menjawab pertanyaan ini, undanglah beberapa siswa untuk bergiliran membaca Alma 42:6–10, 14 dengan lantang sementara anggota kelas mencari dampak tambahan dari Kejatuhan. Sewaktu siswa membagikan apa yang mereka temukan, Anda dapat menambahkan respons mereka dalam daftar di papan tulis. • Apa artinya “diusir … dari hadirat Tuhan”? Perlihatkan pernyataan berikut oleh Penatua Jeffrey R. Holland dari Kuorum Dua Belas Rasul, dan mintalah seorang siswa untuk membacanya dengan keras: “[Adam dan Hawa] melanggar sebuah perintah Allah yang mengharuskan bahwa mereka meninggalkan lingkungan taman mereka tetapi yang mengizinkan mereka untuk memiliki anak-anak sebelum menghadapi kematian jasmani. Untuk menambahkan dukacita dan kerumitan lebih lanjut pada keadaan mereka, pelanggaran mereka juga memiliki konsekuensi rohani, menyingkirkan mereka dari hadirat Allah selamanya. Karena kita kemudian dilahirkan ke dalam dunia yang terjatuh dan karena kita juga akan melanggar hukum Allah, kita juga divonis dengan penalti yang sama yang dihadapi Adam dan Hawa .… … Semenjak orangtua pertama itu melangkah keluar dari Taman Eden, Allah dan Bapa kita semua, mengantisipasi keputusan Adam dan Hawa, mengutus malaikat surga untuk memaklumkan kepada mereka—dan turun-temurun kepada kita—bahwa semua urutan ini telah dirancang bagi kebahagiaan kekal kita. Itu adalah bagian dari rencana ilahi-Nya yang menyediakan seorang Juruselamat, bahkan Putra Allah Sendiri—seorang ‘Adam,’ yang lain sebagaimana Rasul Paulus sebut diri-Nya [lihat 1 Korintus 15:45]—yang akan datang di pertengahan waktu untuk memperdamaikan pelanggaran Adam yang pertama. Pendamaian akan mencapai kemenangan penuhnya terhadap kematian jasmani. … Belas kasihan itu juga akan menyediakan pengampunan bagi dosa pribadi semua, sejak Adam hingga akhir dunia, dengan syarat pertobatan dan kepatuhan pada perintah-perintah ilahi” (“Di Mana Keadilan, Kasih, dan Belas Kasihan Bertemu,” Ensign atau Liahona, Mei 2015, 105–106). • Mengapa kita “divonis dengan penalti yang sama yang dihadapi Adam dan Hawa.”? (Kita dilahirkan dalam dunia yang terjatuh, dan kita melanggar hukum-hukum Allah). Undanglah beberapa siswa untuk bergiliran membacakan dengan lantang 2 Nefi 2:26, 28 dan Musa 5:5–9, sementara anggota kelas mencari tahu bagaimana dampak dari Kejatuhan dapat diatasi dalam kehidupan kita. • Menurut petikan ini, bagaimana kita dapat ditebus dari dampak rohani Kejatuhan? (Jawaban hendaknya mencakup asas berikut: Jika kita bertobat 17 P EL A J A RA N 4 dan berseru kepada Allah memohon pengampunan, kita dapat ditebus dari dosa-dosa kita melalui Pendamaian Yesus Kristus). Undanglah siswa untuk merenungkan peranan Kejatuhan dalam rencana keselamatan dan bagaimana itu “dirancang untuk kebahagiaan kekal kita.” Undanglah satu atau dua siswa untuk berbagi pemikiran mereka kepada kelas. 2 Nefi 2:14, 16, 26–29; Helaman 14:30–31; 3 Nefi 27:13 Karunia hak pilihan Perlihatkan pernyataan berikut oleh Presiden Russell M. Nelson dari Kuorum Dua Belas Rasul, dan undanglah seorang siswa untuk membacakannya dengan lantang. “Adam dan Hawa [melalui Kejatuhan] menjadi fana. Yang membahagiakan kita, mereka juga dapat melahirkan anak-anak dan memenuhi tujuan-tujuan yang dengannya dunia diciptakan. … Berkat-berkat lainnya datang kepada kita melalui Kejatuhan. Itu mengaktifkan dua karunia tambahan yang terkait erat dari Allah, hampir sama berharganya seperti kehidupan itu sendiri—hak pilihan dan pertanggungjawaban” (“Constancy amid Change,” Ensign, November 1993, 34, cetak miring ditambahkan). • Dalam cara apa hak pilihan dan pertanggungjawaban “hampir sama berharganya seperti kehidupan itu sendiri”? Mintalah siswa untuk menelaah 2 Nefi 2:14, 16, dan 26, dengan mencari apa yang ayat-ayat ini ajarkan mengenai bagaimana anak-anak Allah berbeda dari ciptaan-ciptaan-Nya yang lain. • Apa perbedaan yang ayat-ayat ini soroti antara anak-anak Allah dengan ciptaan-ciptaan-Nya yang lain? (Siswa hendaknya mengidentifikasi ajaran berikut: Anak-anak Allah diciptakan untuk bertindak bagi diri mereka sendiri alih-alih untuk menjadi ditindaki). • Apa artinya bahwa Allah menciptakan kita untuk bertindak alih-alih untuk ditindaki? • Mengapa penting untuk mengetahui bahwa anak-anak Allah diciptakan untuk bertindak bagi diri mereka sendiri dan tidak untuk ditindaki? Untuk membantu siswa menjawab pertanyaan ini, Anda dapat membahas pernyataan berikut oleh Penatua Boyd K. Packer (1924–2015) dari Kuorum Dua Belas Rasul: “Pepatah mengatakan ‘Tuhan memilih saya, dan Lusifer tidak memilih saya, tetapi adalah pilihan saya yang penting’ menguraikan suatu kepastian bersifat ajaran bahwa hak pilihan kita lebih kuat daripada kehendak si musuh. Hak pilihan adalah berharga. Kita dapat secara bodoh, secara buta membuangnya, tetapi itu tidak dapat secara paksa diambil dari kita. Ada juga alasan kuno: ‘Musuh membuat saya melakukannya.’ Tidaklah demikian! Dia dapat menipu dan menyesatkan Anda, namun dia tidak memiliki kuasa untuk 18 PE LAJARAN 4 memaksa Anda atau siapa pun untuk melanggar” (“Membersihkan Bejana Bagian Dalam,” Ensign atau Liahona, November 2010, 74). Mintalah beberapa siswa untuk membaca 2 Nefi 2:26–29 dan yang lain membaca Helaman 14:30–31. Imbaulah siswa untuk menyoroti kata atau frasa yang memperlihatkan konsekuensi masa datang dari pilihan yang kita buat sekarang. Undanglah siswa untuk membagikan beberapa kata dan frasa yang mereka soroti. • Apa kebenaran yang dapat kita pelajari dari petikan-petikan mengenai dampak dari pilihan kita? (Siswa hendaknya mengidentifikasi kebenaran berikut: Cara kita menggunakan hak pilihan menentukan kemajuan rohani dan berkat-berkat kekal kita). Untuk membantu siswa memahami kebenaran ini, mintalah seorang siswa untuk membacakan pernyataan berikut oleh Penatua Robert D. Hales dari Kuorum Dua Belas Rasul: “Ketika kita memilih untuk melakukan kehendak Bapa Surgawi kita, hak pilihan kita dijaga, kesempatan kita meningkat, dan kita maju. … Pertentangannya juga benar: ketika kita tidak mematuhi perintah dan bisikan Roh Kudus, kesempatan kita berkurang; kemampuan kita untuk bertindak dan maju hilang. … Kepatuhan pada perintah akhirnya melindungi hak pilihan kita” (“Hak Pilihan: Penting dalam Rencana Kehidupan,” Ensign atau Liahona, November 2010, 25–26). • Apa beberapa konsekuensi yang datang karena penyalahgunaan hak pilihan? • Bagaimana kepatuhan pada perintah-perintah Allah melindungi hak pilihan kita? • Mengapa menggunakan hak pilihan kita “untuk melakukan kehendak Bapa Surgawi” adalah kunci menuju kemajuan rohani kita? Undanglah siswa untuk membaca dalam hati 3 Nefi 27:13 dan pikirkan teladan Yesus akan penggunaan yang benar terhadap karunia hak pilihan? • Dalam cara apa firman Juruselamat “Aku datang … untuk melakukan kehendak Bapa” dapat membantu kita menggunakan hak pilihan dengan bijaksana? Perlihatkan pernyataan berikut oleh Penatua Richard G. Scott dari Kuorum Dua Belas Rasul untuk membantu siswa memahami berkat-berkat besar yang datang karena menggunakan hak pilihan kita dengan benar: “Tuhan menghendaki pertumbuhan dan kemajuan pribadi Anda. Kemajuan itu ditingkatkan ketika Anda dengan rela mengizinkan Dia untuk menuntun Anda melalui setiap pengalaman pertumbuhan yang Anda hadapi, apakah pada awalnya itu sesuai dengan keinginan individu Anda atau tidak. Ketika Anda memercayai Tuhan, ketika Anda bersedia untuk mengizinkan hati Anda dan pikiran Anda terpusat pada kehendak-Nya, ketika Anda meminta untuk dituntun oleh Roh untuk melakukan kehendak-Nya, Anda diyakinkan akan kebahagiaan terbesar di 19 P EL A J A RA N 4 sepanjang jalan dan pencapaian paling memuaskan dari pengalaman fana ini. Jika Anda mempertanyakan segala sesuatu yang Anda diminta untuk lakukan, atau menentang setiap tantangan yang tidak menyenangkan, Anda menjadikan lebih sulit bagi Tuhan untuk memberkati Anda [lihat 1 Nefi 3:7]. “Hak pilihan Anda, hak untuk membuat pilihan, tidak diberikan agar Anda dapat memperoleh apa yang Anda inginkan. Karunia ilahi ini disediakan agar Anda memilih apa yang Bapa di Surga kehendaki bagi Anda. Dengan begitu Dia dapat menuntun Anda untuk menjadi apa yang Dia maksudkan Anda untuk menjadi (lihat A&P 58:26–32).” (“Finding Joy in Life,” Ensign, Mei 1996, 25). Mintalah siswa untuk memikirkan tentang saat-saat ketika mereka membuat keputusan untuk bertindak dalam kebenaran. Undanglah beberapa siswa untuk membagikan bagaimana konsekuensi dari keputusan itu mendatangkan berkat bagi mereka. Imbaulah siswa untuk merenungkan bagaimana mereka dapat dengan lebih baik mengikuti teladan Yesus Kristus dalam melakukan kehendak Bapa Surgawi. Bagikan kesaksian Anda bahwa penggunaan yang benar akan hak pilihan kita dapat menuntun kita pada kehidupan kekal. Bacaan Siswa • 2 Nefi 2:14, 16, 19–29; Alma 42:6–10, 14; Helaman 14:30–31; 3 Nefi 27:13; Musa 5:5–9. • Jeffrey R. Holland, “Di Mana Keadilan, Kasih, dan Belas Kasilhan Bertemu,” Ensign atau Liahona, Mei 2015, 104–6. 20 PELAJARAN 5 Pendamaian Tak Terbatas Yesus Kristus Pendahuluan Pendamaian Yesus Kristus—peristiwa terbesar yang pernah terjadi—memungkinkan bagi semua orang untuk diampuni dari dosa-dosa dan untuk tinggal bersama Bapa Surgawi serta Yesus Kristus di sepanjang kekekalan. Melalui Pendamaian, semua orang akan dibangkitkan dan kembali ke hadirat Allah untuk dihakimi. Karena Pendamaian mengharuskan Yesus Kristus untuk menderita dalam banyak cara yang tak terbatas, Dia memiliki empati yang sempurna bagi kita masing-masing. Bacaan Latar Belakang • Boyd K. Packer, “Pendamaian,” Ensign atau Liahona, November 2012, 75–78. • D. Todd Christofferson, “Penebusan,” Ensign atau Liahona, Mei 2013, 109–112. Saran untuk Pengajaran Mosia 3:5–11; Alma 34:8–12 Hanya Yesus Kristus yang dapat menyelesaikan Pendamaian tak terbatas Perlihatkan dan undanglah seorang siswa untuk membacakan dengan lantang pernyataan berikut oleh Presiden James E. Faust (1920–2007) dari Presidensi Utama: “Saya ingin berbicara tentang peristiwa terbesar dalam semua sejarah. Peristiwa tunggal itu adalah Pendamaian tak tertandingi dari Tuhan dan Juruselamat kita, Yesus Kristus. Ini adalah tindakan paling mulia yang pernah terjadi” (“The Atonement: Our Greatest Hope,” Ensign, November 2001, 18). Undanglah dua atau tiga siswa untuk bergiliran membacakan dengan lantang Alma 34:8–12 sementara anggota kelas menandai kata atau frasa yang mengilustrasikan mengapa Pendamaian adalah peristiwa terbesar dalam sejarah. • Mengapa Pendamaian Yesus Kristus merupakan peristiwa terbesar yang pernah terjadi? (Tekankan kebenaran ini: Pendamaian Yesus Kristus adalah tak terbatas dan kekal, menjadikan keselamatan mungkin bagi seluruh umat manusia). Pertimbangkan membagikan pernyataan berikut oleh Presiden Russell M. Nelson dari Kuorum Dua Rasul: 21 P EL A J A RA N 5 “Pendamaian yang tak terbatas diperlukan untuk menebus Adam, Hawa, dan semua keturunan mereka. … Menurut hukum kekal, pendamaian itu memerlukan pengurbanan pribadi oleh makhluk baka yang tidak tunduk pada kematian. Tetapi Dia harus mati dan mengambil tubuh-Nya sendiri lagi. Juruselamat adalah satu-satunya orang yang dapat memenuhi ini. Dari ibu-Nya Dia mewarisi kuasa untuk mati. Dari Bapa-Nya Dia memperoleh kuasa atas kematian” (“Constancy amid Change,” Ensign, November 1993, 34). • Mengapa Yesus Kristus merupakan satu-satunya orang yang dapat menebus semua orang? (Dia adalah makhluk baka yang tidak tunduk pada kematian). • Dalam hal-hal apa kurban Pendamaian Yesus Kristus tak terbatas dan kekal? Untuk membantu menjawab pertanyaan ini, perlihatkan pernyataan berikut oleh Presiden Russell M. Nelson, dan mintalah seorang siswa untuk membacanya dengan lantang: “Pendamaian [Yesus Kristus] adalah tak terbatas—tanpa akhir. Itu juga tak terbatas yang di dalamnya seluruh umat manusia akan diselamatkan dari kematian kekal. Itu tak terbatas dalam hal penderitaan hebat-Nya. … Itu tak terbatas dalam jangkauan—itu harus dilakukan satu kali bagi semua. Dan belas kasihan dari Pendamaian terulur tidak saja bagi jumlah tak terbatas orang-orang, namun juga bagi jumlah tak terbatas dunia-dunia yang diciptakan oleh-Nya. Itu tak terbatas melampaui skala ukuran manusia atau pemahaman fana mana pun” (“The Atonement,” Ensign, November 1996, 35). Jelaskan bahwa di akhir pemerintahannya, Raja Benyamin mengajarkan kepada rakyatnya bahwa seorang malaikat telah memaklumkan kepadanya pesan “kabar gembira tentang sukacita yang besar” yang akan menyebabkan orang “dipenuhi dengan sukacita” (Mosia 3:2–4). Mintalah beberapa siswa untuk bergiliran membacakan dengan lantang Mosia 3:5–11 sementara anggota kelas menyimak, dengan mencari “kabar gembira” yang Raja Benyamin uraikan. • Apa pesan dalam ayat-ayat ini yang menurut Anda akan menyebabkan rakyat Raja Benyamin dipenuhi dengan sukacita? (Sewaktu siswa merespons, tekankan bahwa Yesus Kristus memungkinkan keselamatan). • Apa kata atau frasa yang menguraikan harga yang Yesus Kristus telah bayarkan bagi keselamatan kita? Undanglah seorang siswa untuk membacakan pernyataan berikut oleh Penatua James E. Talmage (1862–1933) dari Kuorum Dua Belas Rasul: “Penderitaan Kristus di taman tak terbayangkan oleh pikiran terbatas, baik intensitas maupun penyebabnya. … Dia bergumul dan merintih di bawah beban seperti itu yang makhluk lain mana pun yang pernah hidup di bumi bahkan dapat bayangkan mungkin untuk ditanggung. Itu bukanlah rasa sakit fisik, tidak juga penderitaan mental semata, yang menyebabkan Dia menderita siksaan semacam itu sehingga menyebabkan darah mengalir dari setiap pori; namun itu semacam 22 PE LAJARAN 5 penderitaan rohani jiwa yang Allah semata mampu mengalaminya. Tidak ada orang lain, betapa pun besar kuasa fisiknya atau ketahanan mentalnya, dapat menderita demikian” (Jesus the Christ, edisi ke-3 [1916], 613). • Apa pemikiran dan perasaan yang Anda miliki sewaktu Anda merenungkan besarnya penderitaan Yesus Kristus bagi kita? 2 Nefi 9:6-12, 20–22 Yesus Kristus mengatasi baik kematian jasmani maupun rohani. Mintalah siswa membayangkan apa yang akan terjadi jika tidak ada Pendamaian. Untuk membantu siswa memvisualisasikan seperti apa keadaan umat manusia jika tidak ada Pendamaian, mintalah seorang siswa untuk membacakan 2 Nefi 9:6–9 dengan lantang. Undanglah anggota kelas untuk menyimak, dengan mencari frasa yang menguraikan bagaimana nasib kita tanpa Pendamaian. • Menurut Nabi Yakub, apa yang akan terjadi terhadap tubuh kita seandainya tidak ada Pendamaian? Apa yang akan terjadi terhadap roh kita? Ingatkan siswa bahwa pesan utama Injil adalah bahwa karena Pendamaian Yesus Kristus, kita tidak harus mengalami nasib yang mengerikan ini. Mintalah dua siswa untuk bergiliran membaca dengan lantang 2 Nefi 9:10–12, 20–22 sementara anggota kelas mencari tahu makna yang melaluinya kita dibebaskan dari kematian rohani dan jasmani. • Apa artinya menyediakan bagi kita untuk lolos dari kematian rohani dan jasmani? (Bantulah siswa meringkas ajaran ini: Melalui Pendamaian, Yesus Kristus mengatasi dampak dari kematian jasmani dan rohani). • Apa yang ayat-ayat ini ajarkan mengenai berkat-berkat Kebangkitan? (Tubuh jasmani kita dan roh kita akan dipersatukan sepanjang kekekalan). Kita akan dibawa kembali ke hadirat Allah untuk penghakiman). Perlihatkan pernyataan berikut oleh Penatua D. Todd Christofferson dari Kuorum Dua Belas Rasul, dan mintalah seorang siswa membacakannya dengan lantang: “Melalui Pendamaian dan Kebangkitan-Nya, Yesus Kristus telah mengatasi semua aspek dari Kejatuhan. Kematian jasmani akan bersifat sementara, dan bahkan kematian rohani memiliki akhir, karena semua kembali ke hadirat Allah, setidaknya untuk sementara, untuk diadili” (“Kebangkitan Yesus Kristus,” Ensign atau Liahona, Mei 2014, 112). • Kapankah Anda telah merasakan bersyukur bahwa Yesus Kristus telah mengatasi kematian jasmani dan rohani? 23 P EL A J A RA N 5 Mosia 3:11, 16; 15:7–9; Alma 7:11–13; Moroni 8:8–12; Ajaran dan Perjanjian 137:7–9 Melalui Pendamaian-Nya, Yesus Kristus menawarkan penebusan kepada semua orang Ingatkan siswa bahwa selain membebaskan seluruh umat manusia dari kematian jasmani dan rohani yang disebabkan oleh Kejatuhan, Yesus Kristus dapat membebaskan kita dari kematian rohani yang disebabkan oleh dosa-dosa kita sendiri. Undanglah seorang siswa untuk membacakan Mosia 15:7–9 dengan lantang sewaktu anggota kelas mencari bagaimana Kristus memungkinkan bagi kita untuk ditebus dari dosa-dosa kita. • Apa yang ayat-ayat ini ajarkan mengenai bagaimana Kristus memungkinkan bagi kita untuk ditebus dari dosa-dosa kita? (Tekankan ajaran ini: Melalui Pendamaian, Yesus Kristus mematahkan belenggu kematian dan mengambil kelemahan kita ke atas diri-Nya Sendiri, memuaskan tuntutan keadilan dan memperoleh kuasa untuk membuat perantaraan bagi kita). • Apa arti dari kata perantaraan ? (Perantaraan adalah tindakan intervensi antara pihak-pihak untuk membantu mereka mengatasi perbedaan. Dalam hal ini, Yesus menjadi perantara kita dan Allah untuk mendamaikan hubungan yang hancur yang disebabkan oleh dosa-dosa kita). Jelaskan bahwa Kitab Mormon membantu kita memahami bagaimana Pendamaian Yesus Kristus menyelamatkan anak-anak kecil dan orang-orang yang telah mati tanpa menerima Injil atau dibaptiskan. Mintalah sebagian dari anggota kelas membaca dalam hati Mosia 3:16 dan merujuksilangkan dengan Moroni 8:8–12. Mintalah sebagian lain dari anggota kelas membaca dalam hati Mosia 3:11 dan merujuksilangkan dengan A&P 137:7–9. • Apa yang ayat-ayat ini ajarkan mengenai keselamatan anak-anak yang mati sebelum dibaptiskan? • Apa yang ayat-ayat ini ajarkan tentang keselamatan dari mereka yang “telah mati tanpa mengetahui kehendak Allah”? (Mosia 3:11). Beri tahulah siswa bahwa melalui Pendamaian Juruselamat yang memperoleh empati sempurna untuk memahami kita dan membantu kita melalui tantangan-tantangan kefanaan. Mintalah siswa untuk menyelidiki Alma 7:11–13, dengan mencari kata-kata yang menguraikan tantangan-tantangan fana yang Yesus Kristus alami sebagai bagian dari Pendamaian. Sewaktu siswa melaporkan temuan mereka, daftarlah kata-kata berikut di papan tulis: rasa sakit, penderitaan, godaan, penyakit, kematian, kelemahan (ketidakberdayaan atau ketidakmampuan), dan dosa. Tandaskan frasa “setiap jenis” dalam Alma 7:11, dan mintalah siswa untuk membagikan contoh-contoh tentang berbagai keadaan yang tertera di papan tulis. Tandaskan bahwa frasa “mengambil ke atas diri-Nya” diulangi beberapa kali di ayat 11–13. (Catatan: Mengidentifikasi pengulangan merupakan keterampilan penelaahan tulisan suci yang dapat Anda tekankan di sini. Menyimak pengulangan tulisan suci dapat membantu pembelajar mengidentifikasi poin-poin penekanan kunci). 24 PE LAJARAN 5 • Menurut ayat 11–12, mengapa Yesus Kristus “mengambil ke atas diri-Nya” rasa sakit, penyakit, kelemahan, dan kondisi-kondisi lainnya yang tertera di papan tulis? (Bantulah siswa mengidentifikasi asas ini: Juruselamat mengambil ke atas diri-Nya rasa sakit, penyakit, dan kelemahan kita agar Dia dapat menolong kita sewaktu kita menghadapi tantangan-tantangan kefanaan). Perlihatkan pernyataan berikut oleh Penatua Jeffrey R. Holland dari Kuorum Dua Belas Rasul, dan mintalah seorang siswa untuk membacanya dengan lantang: 2006, 70–71). “Saya bersaksi bahwa Pendamaian Juruselamat mengangkat dari kita tidak saja beban dosa kita, namun juga beban kekecewaan dan kemalangan, sakit hati dan penderitaan kita [lihat Alma 7:11–12]. Sejak awal kepercayaan dalam bantuan semacam itu telah memberi kita alasan dan cara untuk berkembang, suatu insentif untuk melepaskan beban kita dan mengambil keselamatan kita” (“Hal-Hal yang Rusak yang Harus Diperbaiki,” Ensign atau Liahona, Mei • Bagaimana memercayai Pendamaian Juruselamat memengaruhi tindakan Anda dan perspektif kekal Anda? • Bagaimana memahami kebenaran dalam Alma 7:11–13 dapat membantu Anda sewaktu Anda menghadapi tantangan? Undanglah siswa untuk membagikan pengalaman di mana mereka merasakan kuasa Pendamaian Yesus Kristus dalam kehidupan mereka (peringatkan mereka untuk tidak membagikan apa pun yang terlalu sakral atau pribadi). Undanglah siswa untuk menuliskan apa yang dapat mereka lakukan untuk dengan lebih baik menerapkan kuasa penyembuhan dan memperkuatkan dari Pendamaian Juruselamat dalam kehidupan mereka sendiri. Doronglah mereka untuk menindaki kesan mereka. Bacaan Siswa • 2 Nefi 9:6–12, 20–22; Mosia 3:5–11, 16; 15:7–9; Alma 7:11–13; 34:8–12; Moroni 8:8–12; Ajaran dan Perjanjian 137:7–9. • D. Todd Christofferson, “Penebusan,” Ensign atau Liahona, Mei 2013, 109–112. 25 PELAJARAN 6 Kitab Mormon Ditulis untuk Zaman Kita Pendahuluan Kitab Mormon dan Injil Yesus Kristus yang dipulihkan adalah bagian dari “suatu pekerjaan yang menakjubkan dan suatu keajaiban” yang didatangkan oleh Allah di zaman akhir (2 Nefi 25:17). Karena Kitab Mormon memuat kegenapan Injil, itu memainkan suatu peranan kunci dalam mengatasi kemurtadan dan membawa jiwa-jiwa kepada Kristus. Pelajaran ini menekankan bahwa catatan sakral ini ditulis oleh para penulis terilhami yang melihat zaman kita. Bacaan Latar Belakang • Jeffrey R. Holland, “Keamanan bagi Jiwa,” Ensign atau Liahona, November 2009, 88–90. • “Mengisi Bumi dan Kehidupan Kita dengan Kitab Mormon,” bab 10 dalam Ajaran-Ajaran Presiden Gereja: Ezra Taft Benson [2014], 161–171). Saran untuk Pengajaran 2 Nefi 27:6, 29–30, 35; 3 Nefi 29:1–2; Musa 7:62; Joseph Smith—Sejarah 1:34 Peranan Kitab Mormon di zaman akhir Jelaskan kepada siswa bahwa Kitab Mormon mencatat nubuat-nubuat bahwa akan ada kejahatan dan kemurtadan di bumi di zaman akhir (lihat 2 Nefi 27:1, 4–5). Kitab Mormon juga mencatat solusi Tuhan terhadap masalah-masalah ini. Mintalah seorang siswa untuk membaca 2 Nefi 27:6, 29–30, 35 dengan lantang sementara anggota kelas mencari solusi Tuhan. • Menurut ayat-ayat ini, apa yang akan Tuhan lakukan di zaman akhir ini untuk mengatasi kejahatan dan kemurtadan? • Dengan cara-cara apa Kitab Mormon menyediakan solusi bagi kejahatan di zaman akhir? Beri tahulah siswa bahwa Mormon mencatat sebuah nubuat mengenai peranan tambahan yang Kitab Mormon akan mainkan di zaman akhir. Berilah siswa beberapa menit untuk menelaah 3 Nefi 29:1–2 dan mencari nubuat itu. Anda dapat menandaskan bahwa frasa “perkataan ini” merujuk pada Kitab Mormon. • Apa pekerjaan penting yang akan dimulai dengan tampilnya Kitab Mormon? (Pengumpulan Israel). Jelaskan bahwa Presiden Ezra Taft Benson (1899–1994) menguraikan peranan utama Kitab Mormon dalam Pemulihan Injil dan awal dari pekerjaan Tuhan di zaman akhir. Undanglah seorang siswa untuk membacakan dengan lantang pernyataan berikut: 26 PE LAJARAN 6 “[Kitab Mormon] diterbitkan hanya beberapa hari sebelum Gereja diorganisasi. Orang-Orang suci diberi Kitab Mormon untuk dibaca sebelum mereka diberi wahyu yang menjelaskan ajaran-ajaran besar seperti tiga tingkat kemuliaan, pernikahan selestial, atau pekerjaan bagi yang telah mati. Itu datang sebelum kuorum-kuorum imamat dan organisasi Gereja. Tidakkah itu memberi tahu kita sesuatu mengenai bagaimana Tuhan memandang pekerjaan sakral ini?” (“The Book of Mormon—Keystone of Our Religion,” Ensign, November 1986, 4). • Mengapa menurut Anda bahwa tampilnya Kitab Mormon mendahului begitu banyak peristiwa penting lainnya dalam Pemulihan dan sedemikian penting bagi pekerjaan Tuhan dalam mengumpulkan Israel serta mengatasi kejahatan di zaman akhir? Untuk membantu menjawab pertanyaan ini, mintalah seorang siswa untuk membaca Joseph Smith—Sejarah 1:34 dengan lantang. Undanglah anggota kelas untuk mencari apa yang termuat dalam Kitab Mormon. • Apa yang termuat dalam Kitab Mormon? (Bantulah siswa mengidentifikasi kebenaran berikut: Kitab Mormon memuat kegenapan Injil Yesus Kristus). • Apa arti pernyataan Moroni bahwa Kitab Mormon memuat “kegenapan Injil yang abadi”? Untuk membantu menjawab pertanyaan ini, perlihatkan pernyataan berikut oleh Presiden Ezra Taft Benson dan mintalah seorang siswa untuk membacanya: “Tuhan Sendiri telah menyatakan bahwa Kitab Mormon memuat ‘kegenapan Injil Yesus Kristus’ (A&P 20:9). Itu tidak berarti Kitab Mormon memuat setiap ajaran, setiap doktrin yang pernah diwahyukan. Alih-alih, itu berarti bahwa dalam Kitab Mormon kita akan menemukan kegenapan dari ajaran-ajaran tersebut yang diperlukan bagi keselamatan kita. Dan itu diajarkan secara gamblang dan secara sederhana” (Ajaran-Ajaran Presiden Gereja: Ezra Taft Benson [2014], 156). • Apa saja beberapa “ajaran yang diperlukan bagi keselamatan kita” yang terdapat dalam Kitab Mormon? (Ajaran ini mencakup Pendamaian, iman kepada Yesus Kristus, pertobatan, pembaptisan, dan karunia Roh Kudus). Jelaskan bahwa Tuhan mengajarkan kepada Nabi Henokh mengenai signifikansi Kitab Mormon di zaman akhir. Undanglah seorang siswa untuk membacakan Musa 7:62 dengan lantang. (Anda dapat menuliskan di papan tulis bahwa “kesalehan yang [diturunkan] dari surga” merujuk pada wahyu-wahyu yang memungkinkan Pemulihan dan “kebenaran yang [dikeluarkan] dari bumi” merujuk pada Kitab Mormon. Imbaulah siswa untuk menuliskan definisi ini di pinggir tulisan suci mereka atau membuat catatan dalam tulisan suci elektronik mereka). • Menurut ayat ini, bagaimana Kitab Mormon akan digunakan di zaman akhir? (Untuk membantu mengumpulkan umat pilihan Allah ke dalam Gereja dari empat penjuru bumi). 27 P EL A J A RA N 6 • Kapankah Anda telah melihat Kitab Mormon membantu seseorang menjadi diinsafkan pada Injil dan bergabung dengan Gereja Tuhan? • Apa saja cara kita dapat “menyapu bumi” dengan kesalehan dan pesan dari Kitab Mormon “bagaikan dengan air bah”? Undanglah siswa untuk bertekad melakukan sesuatu untuk “mengisi” hati mereka, rumah mereka, dan bumi dengan pesan Kitab Mormon selama minggu mendatang. 3 Nefi 21:9–11 Kebenaran Kitab Mormon menahan pertentangan Mintalah siswa untuk memikirkan suatu saat ketika mereka membela Kitab Mormon atau pesan Pemulihan Injil terhadap pertentangan. Undanglah seorang siswa untuk membaca 3 Nefi 21:9–11 dengan lantang. Sebelum siswa mulai membaca, jelaskan bahwa Penatua Jeffrey R. Holland dari Kuorum Dua Belas Rasul mengidentifikasi “hamba” dalam ayat-ayat ini sebagai Joseph Smith (lihat Christ and the New Covenant [1997], 287–288). • Bagaimana Nabi Joseph Smith sesuai dengan deskripsi yang terdapat dalam ayat-ayat ini? • Menurut ayat-ayat ini, apa yang Juruselamat akan perlihatkan kepada orang-orang yang menentang Joseph Smith dan Kitab Mormon di zaman akhir? (Bantulah siswa mengidentifikasi ajaran berikut: Kebijaksanaan Allah lebih besar daripada kelicikan iblis). • Bagaimana Kitab Mormon membantu memperlihatkan bahwa “kebijaksanaan Allah lebih besar daripada kelicikan iblis”? Perlihatkan dan bacakan pernyataan berikut oleh Penatua Jeffrey R. Holland dari Kuorum Dua Belas Rasul: “Selama [lebih dari 180] tahun kitab ini telah diperiksa dan diserang, ditolak dan dibedah, dijadikan sasaran dan dicabik mungkin seperti yang belum pernah dialami buku lainnya dalam sejarah keagamaan modern—mungkin seperti yang belum pernah dialami buku lainnya dalam sejarah keagamaan mana pun. Dan masih demikian adanya. Teori-teori yang gagal mengenai asal mulanya telah dilahirkan dan diulang-ulang serta telah mati. … Tidak satu pun dari jawaban yang sungguh menyedihkan ini bagi kitab ini pernah bertahan terhadap pemeriksaan tidak ada jawaban lain daripada yang Joseph berikan sebagai penerjemahnya yang muda yang tak terpelajar. Dalam hal ini saya sepakat dengan kakek buyut saya sendiri, yang mengatakan dengan cukup sederhana, ‘Tidak ada orang jahat yang dapat menulis buku seperti ini; dan tidak ada orang baik yang dapat menulisnya, kecuali itu benar dan dia diperintahkan oleh Allah untuk melakukannya’” (“Keamanan bagi Jiwa,” Ensign atau Liahona, November 2009, 89). • Mengapa menurut Anda ada begitu banyak pertentangan terhadap Kitab Mormon? • Apa pengalaman yang telah mengajari Anda bahwa Kitab Mormon dapat menahan pertentangan yang ditimbulkan terhadapnya? 28 PE LAJARAN 6 • Apa yang telah Anda rasakan dan apa yang telah Anda pelajari sewaktu Anda mengajarkan kepada orang lain mengenai Kitab Mormon atau membela kebenaran-kebenarannya? Mormon 8:1–5, 26–35 Kitab Mormon ditulis untuk zaman kita. Ingatkan siswa bahwa Moroni menyaksikan kehancuran dari perabadannya. Mintalah siswa untuk membaca Mormon 8:1–5 dan memikirkan apa yang Moroni mungkin perlu lakukan untuk melindungi lempengan-lempengan emas. • Bayangkan bahwa Anda adalah Moroni. Apa saja alasan mengapa Anda menghendaki orang lain membaca catatan Anda? Mintalah siswa untuk membaca Mormon 8:26–35, dengan mencari apa yang Moroni nubuatkan tentang kondisi-kondisi pada saat ketika Kitab Mormon akan ditampilkan. Anda dapat mengimbau siswa untuk menandai apa yang mereka temukan. • Bagaimana Moroni menguraikan zaman ketika Kitab Mormon akan ditampilkan? (Itu akanlah menjadi suatu zaman kemurtadan dan kejahatan). • Apa rangkuman yang dapat Anda buat berdasarkan pada ayat 35? (Anda dapat menandaskan bahwa selain Moroni, nabi-nabi lain seperti Nefi, Yakub, dan Mormon menyatakan bahwa mereka menulis untuk angkatan-angkatan yang akan datang. Pertimbangkan untuk meminta siswa merujuksilangkan ayat 35 dengan 2 Nefi 25:21–22 dan Mormon 7:1). • Mengapa penting untuk mengetahui bahwa Moroni dan para penulis Kitab Mormon lainnya tanggap terhadap masalah-masalah yang kita hadapi dewasa ini? (Sewaktu Anda membahas pertanyaan ini, tekankan kebenaran berikut: Ajaran-ajaran dalam Kitab Mormon sangat berharga bagi kita di zaman sekarang karena para penulis tanggap terhadap masalah-masalah yang akan kita hadapi). Untuk membantu siswa memahami kebenaran ini, undanglah seorang siswa untuk membacakan dengan lantang pernyataan berikut oleh Presiden Ezra Taft Benson: “Kitab Mormon … ditulis untuk zaman kita. Orang-orang Nefi tidak pernah memiliki kitab ini; demikian juga orang-orang Laman di zaman dahulu. Kitab ini diperuntukkan bagi kita. Mormon menulis menjelang akhir peradaban bangsa Nefi. Di bawah ilham Allah, yang melihat segala hal dari awal, dia meringkas berabad-abad catatan, memilih cerita-cerita, pembicaraan, dan peristiwa-peristiwa yang akan paling bermanfaat bagi kita. Setiap dari penulis utama Kitab Mormon bersaksi bahwa dia menulis untuk angkatan-angkatan yang akan datang. … Jika mereka melihat zaman kita dan memilih hal-hal itu yang akan paling berguna bagi kita, tidakkah dengan cara seperti itu pula kita hendaknya menelaah Kitab Mormon? Kita hendaknya terus-menerus menanyakan pada diri kita sendiri, ‘Mengapa Tuhan mengilhami Mormon (atau Moroni atau Alma) untuk memasukkan itu ke dalam catatannya? Apa pelajaran yang dapat saya petik dari itu untuk membantu saya hidup di zaman dan masa ini?’” (Ajaran-Ajaran: Ezra Taft Benson, 166). 29 P EL A J A RA N 6 • Bagaimana mengingat bahwa Kitab Mormon ditulis untuk zaman kita mengubah cara kita membacanya? Undanglah siswa untuk memberikan contoh tentang bagaimana Kitab Mormon telah memberi mereka arahan, kekuatan, jawaban terhadap pertanyaan, atau solusi terhadap masalah. Bacaan Siswa • 2 Nefi 25:17–18; 3 Nefi 21:9–11; 29:1–4; Mormon 8:1–5, 26–35; Eter 12:22–26; Musa 7:62; Joseph Smith—Sejarah 1:34. • “Mengisi Bumi dan Kehidupan Kita dengan Kitab Mormon,” bab 10 dalam Ajaran-Ajaran Presiden Gereja: Ezra Taft Benson [2014], 161–171). 30 PELAJARAN 7 Kitab Mormon dan Alkitab Pendahuluan Sebagai rekanan untuk Alkitab, Kitab Mormon adalah satu kesaksian lagi tentang keilahian Kristus dan peranan-Nya sebagai Juruselamat dunia. Kitab Mormon memulihkan kebenaran-kebenaran yang gamblang dan berharga yang telah hilang dari Alkitab. Ketika kita menelaah Kitab Mormon, pemahaman kita tentang ajaran-ajaran dalam Alkitab diperjelas. Bacaan Latar Belakang • Russell M. Nelson, “Saksi Tulisan Suci,” Ensign atau Liahona, November 2007, 43–46. • Tad R. Callister, “Kitab Mormon—Sebuah Kitab dari Allah,” Ensign atau Liahona, November 2011, 74–76. Saran untuk Pengajaran Yehezkiel 37:15–19; 2 Nefi 3:11–12; 29:3–10 Alkitab dan Kitab Mormon adalah kesaksian terpadu tentang Yesus Kristus. Tanyakan kepada siswa apa yang dapat mereka katakan kepada seseorang yang menyatakan keraguan mengenai Kitab Mormon karena Allah telah memberikan kepada kita Kitab Mormon. Undanglah siswa untuk membaca dalam hati 2 Nefi 29:3–10 dan menandai frasa yang mengindikasikan alasan Tuhan untuk menyediakan lebih dari satu kitab tulisan suci. • Apa yang Tuhan katakan mengenai mereka yang bereaksi dengan keraguan terhadap tulisan suci selain Alkitab? • Menurut ayat 8, apa yang Tuhan katakan adalah tujuan-Nya untuk mengungkapkan tulisan suci selain Alkitab? (Siswa mungkin memberikan beragam jawaban, namun mereka hendaknya mengidentifikasi kebenaran berikut: Alkitab dan Kitab Mormon bersama-sama memberikan kesaksian tentang Yesus Kristus). • Apa yang Anda pelajari dari petikan ini yang membantu Anda memahami pentingnya memiliki kesaksian tulisan suci tambahan? Untuk memperdalam pemahaman siswa tentang bagaimana Alkitab dan Kitab Mormon bekerja bersama untuk bersaksi tentang Yesus Kristus, perlihatkan pernyataan berikut oleh Presiden Russell M. Nelson dari Kuorum Dua Belas Rasul, dan mintalah seorang siswa untuk membacanya dengan lantang: 31 P EL A J A RA N 7 “Saksi tulisan suci saling mengabsahkan. Konsep ini dijelaskan dahulu sekali ketika seorang nabi menulis bahwa Kitab Mormon ‘dituliskan dengan maksud supaya kamu boleh memercayai [Alkitab]; dan jika kamu memercayai [Alkitab], kamu akan memercayai [Kitab Mormon] juga’ [Mormon 7:9]. Setiap kitab merujuk pada yang lainnya. Setiap kitab berdiri sebagai bukti bahwa Allah hidup dan berbicara kepada anak-anak-Nya melalui wahyu kepada para nabi-Nya. Kasih bagi Kitab Mormon memperluas kasih seseorang bagi Alkitab, dan sebaliknya. Tulisan suci Pemulihan tidak bersaing dengan Alkitab; itu melengkapi Alkitab” (“Saksi Tulisan Suci,” Ensign atau Liahona, November 2007, 43). • Apa yang menonjol bagi Anda dalam uraian Presiden Nelson tentang hubungan antara dua kitab tulisan suci ini, dan mengapa? Ingatkan siswa bahwa nabi Perjanjian Lama, Yehezkiel, menubuatkan bahwa papan Yehuda dan papan Yusuf akan digabungkan bersama. Jelaskan bahwa “papan” dapat merujuk loh kayu ataupun gulungan yang digulung di sekitar batang kayu (lihat Boyd K. Packer, “Scriptures,” Ensign, November 1982, 51). Mintalah seorang siswa untuk membaca Yehezkiel 37:15–19 dengan lantang. • Apa yang papan-papan ini lambangkan? (Bila perlu, jelaskan bahwa “papan Yehuda” merujuk pada Alkitab dan “papan Efraim” pada Kitab Mormon). • Menurut Anda apa artinya bahwa dua papan atau kitab tulisan suci ini “menjadi satu dalam tanganmu”? (ayat 17, 19). Untuk membantu siswa menjawab pertanyaan ini, bagikan pernyataan berikut oleh Penatua Boyd K. Packer (1924–2015) dari Kuorum Dua Belas Rasul. Jelaskan bahwa tak lama setelah Presiden Packer membuat pernyataan ini, Gereja telah menerbitkan edisi baru Kitab Mormon dan Alkitab. Setiap kitab memuat catatan kaki dan bantuan tulisan suci lainnya yang merujuk pada kitab lainnya, dengan demikian mempersatukan keduanya dalam suatu cara baru. Undanglah siswa untuk mendengarkan berkat-berkat yang tersedia bagi mereka yang menelaah Alkitab dan Kitab Mormon bersama-sama. “Papan atau catatan Yehuda … dan papan atau catatan Efraim … sekarang terjalin bersama dengan cara sedemikian rupa sehingga sewaktu Anda membaca yang satu Anda tertarik pada yang lain; sewaktu Anda belajar dari yang satu Anda diterangi oleh yang lain. Keduanya memang satu dalam tangan kita. Nubuat Yehezkiel sekarang digenapi. Seiring berlalunya waktu, tulisan suci ini akan menghasilkan generasi-generasi Kristen yang setia berikutnya yang mengenal Tuhan Yesus Kristus dan bersedia untuk mematuhi kehendak-Nya .… … Wahyu akan dibukakan kepada [angkatan-angkatan baru] seperti yang tidak pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah dunia. Ke dalam tangan mereka sekarang ditempatkan papan Yusuf dan Yehuda. Mereka akan mengembangkan pengetahuan Injil melampaui apa yang dapat leluhur mereka capai. Mereka akan memiliki kesaksian bahwa Yesus adalah Kristus dan mampu untuk memaklumkan Dia dan membela Dia” (“Scriptures,” Ensign, November 1982, 53). 32 PE LAJARAN 7 • Apa berkat-berkat yang tersedia ketika kita menelaah Kitab Mormon dan Alkitab bersama sebagai satu? (Siswa hendaknya mengidentifikasi asas berikut: Ketika kita menelaah Alkitab dan Kitab Mormon bersama-sama, kita menerima suatu kesaksian yang lebih besar bahwa Yesus adalah Kristus). • Bagaimana menelaah Kitab Mormon dan Alkitab bersama-sama telah memperdalam pengetahuan dan kesaksian Anda tentang Yesus Kristus? Mintalah seorang siswa untuk membacakan 2 Nefi 3:11–12. (Mungkin bermanfaat untuk memperjelas bahwa ayat-ayat ini adalah bagian dari nubuat oleh Yusuf dari Mesir. Dalam ayat-ayat ini Yusuf menyebutkan dua kitab—kitab yang ditulis oleh buah keturunan aurat Yusuf adalah Kitab Mormon, dan kitab yang ditulis oleh buah keturunan aurat Yehuda adalah Alkitab). • Apa dampak yang Kitab Mormon dan Alkitab miliki pada dunia sewaktu dua kitab ini “tumbuh bersama”? (Siswa hendaknya mengidentifikasi gagasan ini: Kitab-kitab tersebut akan mengacaukan ajaran-ajaran palsu, meredam perselisihan, dan menegakkan perdamaian). Mintalah siswa untuk merenungkan bagaimana mereka dapat menggunakan Kitab Mormon dan Alkitab bersama-sama untuk memperkuat kesaksian dan iman mereka kepada Bapa Surgawi dan Yesus Kristus. Undanglah siswa untuk membagikan pemikiran dan kesan mereka. Juga undanglah mereka untuk menindaki bisikan-bisikan yang mereka terima. 1 Nefi 13:23–29, 35–36, 38–41 Kebenaran-kebenaran yang gamblang dan berharga telah dipulihkan Ingatkan siswa bahwa Nabi Joseph Smith diperintahkan oleh Tuhan untuk membuat revisi yang terilhami dari Alkitab Versi Raja James. Revisi ini sekarang dikenal sebagai Terjemahan Joseph Smith. Perlihatkan dan bacalah pernyataan berikut oleh Nabi Joseph Smith (1805–1844): “Saya memercayai Alkitab sebagaimana kitab itu terbaca ketika datang dari pena para penulis aslinya. Para penerjemah yang kurang tahu, para penulis yang tidak hati-hati, atau para imam yang berancangan jahat dan busuk telah melakukan banyak kekeliruan” (Ajaran-Ajaran Presiden Gereja: Joseph Smith [2007], 237–238). • Mengapa revisi yang diilhami dari Alkitab diperlukan? Ingatkan siswa bahwa Nefi memiliki sebuah penglihatan tentang tampilnya Alkitab. Undanglah seorang siswa untuk membacakan 1 Nefi 13:23–25 dengan lantang. Mintalah anggota kelas untuk mencari uraian Nefi tentang Alkitab ketika itu pertama kali ditulis. • Apa yang malaikat ajarkan kepada Nefi mengenai Alkitab ketika itu pertama kali diciptakan? (Itu “memuat perjanjian-perjanjian Tuhan,” itu “amat berharga,” dan itu “memuat kegenapan Injil Tuhan”). 33 P EL A J A RA N 7 Undanglah siswa untuk membaca 1 Nefi 13:26–28, dengan mencari apa yang Nefi pelajari akan terjadi terhadap Alkitab dan untuk alasan apa. • Apa yang gereja yang besar dan keji lakukan terhadap Alkitab? (Tekankan bahwa gereja yang besar dan keji bukanlah gereja atau organisasi tertentu apa pun melainkan suatu istilah umum bagi mereka semua yang menentang melawan Kristus [lihat 1 Nefi 13:4–9; 14:10]). • Menurut ayat 27, mengapa bagian-bagian yang gamblang dan berharga ini diambil? Undanglah seorang siswa untuk membacakan 1 Nefi 13:29 dengan lantang sementara anggota kelas mencari akibat dari bagian-bagian yang gamblang dan berharga diambil dari Alkitab. • Apa yang terjadi sebagai akibat dari ajaran-ajaran Tuhan yang gamblang dan berharga diambil dari Alkitab? • Apa bukti yang Anda lihat di dunia zaman sekarang bahwa “amat sangat banyak orang tersandung” sebagai akibat dari kurangnya kebenaran yang gamblang dan berharga? Undanglah sejumlah siswa untuk bergiliran membaca dengan lantang 1 Nefi 13:35–36, 38–41 sementara anggota kelas mencari solusi Tuhan bagi masalah ini. • Apa yang akan Tuhan lakukan untuk mengatasi masalah-masalah yang ditimbulkan oleh pengambilan kebenaran-kebenaran yang gamblang dan berharga dari Alkitab? • Selain Kitab Mormon, apa “kitab-kitab lain” yang telah Tuhan datangkan sebagai bagian dari Pemulihan? (Imbaulah siswa untuk membuat catatan dalam tulisan suci mereka bahwa “kitab-kitab lain” itu dapat mencakup Ajaran dan Perjanjian, Mutiara yang Sangat Berharga, dan Terjemahan Joseph Smith terhadap Alkitab). • Menurut ayat 40, bagaimana Kitab Mormon dan “kitab-kitab lain” mengatasi masalah yang ditimbulkan oleh pengambilan bagian-bagian yang gamblang dan berharga dari Alkitab? (Siswa hendaknya memahami kebenaran berikut: Kitab Mormon dan tulisan suci zaman akihr membantu menegakkan kebenaran Alkitab dan memulihkan kebenaran-kebenaran yang gamblang dan berharga yang telah diambil darinya). Untuk mengilustrasikan bagaimana Kitab Mormon meneguhkan pemahaman kita tentang ajaran dan asas yang terdapat dalam Alkitab, bagikan pernyataan berikut oleh Penatua Tad R. Callister, yang melayani dalam Presidensi Tujuh Puluh: 34 PE LAJARAN 7 “Alkitab adalah satu kesaksian tentang Yesus Kristus; Kitab Mormon adalah yang lainnya. Mengapa saksi kedua ini begitu penting? Ilustrasi berikut mungkin membantu: Berapa banyak garis lurus dapat Anda tarik melalui satu titik tunggal pada selembar kertas? Jawabannya adalah tak terbatas. Untuk sesaat, anggaplah titik tunggal tersebut mewakili Alkitab dan bahwa ratusan garis lurus yang ditarik melalui titik tersebut mewakili penafsiran-penafsiran berbeda dari Alkitab dan bahwa setiap penafsiran tersebut mewakili Gereja yang berbeda. Apa yang terjadi, jika pada selembar kertas itu ada titik kedua yang mewakili Kitab Mormon? Berapa banyak garis lurus yang dapat Anda tarik di antara kedua titik rujukan tersebut: Alkitab dan Kitab Mormon? Hanya satu. Hanya satu penafsiran mengenai ajaran Kristus yang berhasil melalui kesaksian dari kedua saksi tersebut. Berulang kali Kitab Mormon bertindak sebagai saksi yang mengukuhkan, menjelaskan, mempersatukan dari ajaran-ajaran yang diajarkan dalam Alkitab” (“Kitab Mormon—Sebuah Kitab dari Allah,” Ensign atau Liahona, November 2011, 75). • Mengapa penting untuk memiliki Kitab Mormon dan Alkitab sebagai saksi-saksi akan ajaran-ajaran Injil Yesus Kristus? Undanglah siswa untuk memberikan kesaksian dan membagikan contoh tentang bagaimana Kitab Mormon telah membantu mereka untuk dengan lebih baik memahami Alkitab atau untuk berada lebih dekat dengan Juruselamat. Bacaan Siswa • Yehezkiel 37:15–19; 1 Nefi 13:20–41; 2 Nefi 3:11–14; 29:1–14. • Russell M. Nelson, “Saksi Tulisan Suci,” Ensign atau Liahona, November 2007, 43–46. 35 PELAJARAN 8 Keselamatan Datang Melalui Yesus Kristus Pendahuluan Upaya kita untuk mengikuti Yesus Kristus dan menaati perintah-perintah-Nya adalah penting namun tidak cukup untuk kita memenuhi syarat bagi keselamatan. Keselamatan kita dimungkinkan hanya melalui jasa, belas kasihan, dan kasih karunia Yesus Kristus. Ajaran Kristus membantu kita memahami bahwa melalui kasih karunia-Nya, kita dapat belajar Injil, menerima tata cara-tata cara, dan maju terus di jalan yang menuntun pada kehidupan kekal. Bacaan Latar Belakang • Dieter F. Uchtdorf, “Pemberian Kasih Karunia,” Ensign atau Liahona, Mei 2015, 107–110. • L. Tom Perry, “Injil Yesus Kristus,” Ensign atau Liahona, Mei 2008, 44–46. Saran untuk Pengajaran 2 Nefi 2:6–9; 25:23; Mosia 4:6–8 Keselamatan dimungkinkan karena Yesus Kristus Perlihatkan dan bacalah pernyataan berikut oleh Penatua L. Tom Perry (1922–2015) dari Kuorum Dua Belas Rasul: “Banyak orang mempertanyakan, ‘Dari mana kita berasal? Mengapa kita ada di sini? Ke mana mereka pergi?’ Bapa Kekal kita tidak mengutus kita ke bumi dalam perjalanan yang tidak bertujuan, tidak bermakna. Dia menyediakan bagi kita sebuah rencana untuk diikuti. Dia adalah penggagas rencana itu. Itu dirancang bagi kemajuan dan keselamatan serta permuliaan manusia” (“Rencana Keselamatan,” Ensign atau Liahona, November 2006, 69–70). • Ketika orang-orang mendapati bahwa Allah tidak meninggalkan mereka untuk berkelana sendirian melalui kehidupan fana tetapi telah menyediakan sebuah rencana untuk keselamatan mereka, menurut Anda apa yang mungkin mereka rasakan? Undanglah siswa untuk membaca 2 Nefi 2:6–9, dengan mencari apa yang Nabi Lehi katakan menjadikan keselamatan mungkin. • Menurut Lehi, apa yang menjadikan keselamatan mungkin dalam rencana Allah? (Siswa hendaknya mengidentifikasi yang berikut: Kita dapat diselamatkan hanya melalui jasa, belas kasihan, dan kasih karunia Yesus Kristus. Anda dapat membagikan definisi berikut tentang apa artinya diselamatkan atau menerima keselamatan: “Keselamatan dalam makna sesungguhnya dan sepenuhnya adalah sinonim dengan permuliaan atau kehidupan kekal dan terdiri dari memperoleh warisan dalam tiga surga tertinggi 36 PE LAJARAN 8 dalam kerajaan selestial. Dengan beberapa pengecualian ini adalah keselamatan yang tulisan suci bicarakan” [Bruce R. McConkie, Mormon Doctrine, edisi ke-2 (1966), 670]). • Apa yang dimaksud dengan jasa, belas kasihan, dan kasih karunia Yesus Kristus? (Jasa Yesus Kristus adalah tindakan saleh-Nya, terutama Pendamaian-Nya. Belas kasihan merujuk pada rasa iba dan ketabahan yang Dia ulurkan kepada kita terlepas dari dosa-dosa kita. Kasih karunia merujuk pada bantuan yang Dia ulurkan kepada kita dalam bentuk belas kasihan, kasih, kebaikan, dan kuasa yang memungkinkan yang mengizinkan kita untuk menerima kehidupan kekal dan permuliaan setelah kita mengerahkan upaya terbaik kita. Lihat juga Bible Dictionary, “Grace”). Untuk membantu memperdalam pemahaman siswa tentang ajaran ini, perlihatkan pernyataan berikut oleh Presiden Dieter F. Uchtdorf, dan mintalah seorang siswa untuk membacanya dengan lantang: “Kita tidak dapat memperoleh jalan kita ke surga; tuntutan keadilan masih menjadi penghalang, di mana kita tidak berdaya untuk mengatasinya sendiri. Tetapi semuanya tidak hilang. Kasih karunia Allah adalah harapan besar dan abadi kita. Melalui pengurbanan Yesus Kristus, rencana belas kasihan memenuhi tuntutan keadilan [lihat Alma 42:15]” (“Pemberian Kasih Karunia,” Ensign atau Liahona, Mei 2015, 108). • Mengapa kesalehan yang dimiliki seseorang tidaklah cukup untuk memenuhi “tuntutan keadilan” dan memperoleh kehidupan kekal? (Meskipun terkadang kita mungkin belajar untuk menjalankan perintah-perintah dengan sempurna, tidak seorang pun telah menjalani kehidupan yang sempurna kecuali Juruselamat [lihat Roma 3:23]. Meskipun kita mungkin berhenti berbuat dosa, kita tidak dapat menghapus kerugian atau rasa bersalah dari tindakan masa lalu kita. Itulah sebabnya Pendamaian dan kasih karunia diperlukan). Ingatkan siswa bahwa sementara kita hanya diselamatkan melalui jasa, belas kasihan, dan kasih karunia Yesus Kristus, para nabi dalam Kitab Mormon mengajarkan apa yang harus kita lakukan untuk mendapatkan kuasa penebusan Juruselamat. Undanglah seorang siswa untuk membaca Mosia 4:6–8 dengan lantang, dan meminta anggota kelas untuk mencari apa yang Raja Benyamin ajarkan harus kita lakukan untuk menerima keselamatan melalui Pendamaian Yesus Kristus. • Menurut Raja Benyamin, apa yang harus kita lakukan untuk menerima keselamatan melalui Pendamaian? (Sampai pada suatu pengetahuan tentang Allah dan tentang Pendamaian, menaruh kepercayaan kita kepada Allah, menaati perintah-perintah dengan tekun, dan terus setia sampai akhir kehidupan kita). Mintalah siswa membaca 2 Nefi 25:23. 37 P EL A J A RA N 8 • Apa ajaran yang Nefi ajarkan perihal keselamatan kita? (Siswa hendaknya mengidentifikasi ajaran berikut: Karena Pendamaian Yesus Kristus, kita dapat diselamatkan melalui kasih karunia setelah semua yang dapat kita lakukan. Bantulah siswa memahami bahwa hanya melalui Yesus Kristus kita dapat menjadi kudus dan seperti Bapa kita di Surga). Untuk membantu siswa memahami ajaran ini, undanglah seorang siswa untuk membacakan dengan lantang pernyataan berikut oleh Presiden Ezra Taft Benson (1899–1994): “‘Setelah semua yang dapat kita lakukan’ mencakup mengulurkan upaya terbaik kita. Itu mencakup menjalankan perintah-perintah-Nya. ‘Setelah semua yang dapat kita lakukan’ mencakup mengasihi sesama kita dan berdoa bagi mereka yang menganggap kita sebagai musuh mereka. Itu artinya memberi pakaian kepada yang telanjang, memberi makan kepada yang lapar, mengunjungi yang sakit, dan ‘menyokong mereka yang berada dalam kebutuhan akan sokongan [kita]’ (Mosia 4:16)—mengingat bahwa apa yang kita lakukan kepada salah satu dari anak-anak Allah yang paling hina ini, kita melakukan bagi Dia. ‘Setelah semua yang dapat kita lakukan’ artinya menjalani kehidupan yang bajik, bersih, dan murni, menjadi sepenuhnya jujur dalam semua urusan kita dan memperlakukan orang lain sebagaimana kita ingin diperlakukan” (“Redemption through Christ after All We Can Do,” Liahona, Desember 1988, 5). • Dalam cara-cara apa Anda telah mengalami kasih karunia Juruselamat yang membantu Anda melampaui kemampuan Anda sewaktu Anda mengulurkan upaya terbaik Anda untuk datang kepada-Nya? Gunakan pernyataan berikut oleh Presiden Ezra Taft Benson, untuk membantu siswa merenungkan pertanyaan ini sebelum mereka merespons: “Sebagai Gereja, kita sepakat dengan Nefi, yang menyatakan, ‘Adalah melalui kasih karunia kita diselamatkan, setelah segala yang dapat kita lakukan’ (2 Nefi 25:23) .… Melalui kasih karunia, Juruselamat menuntaskan kurban penebusan-Nya agar seluruh umat manusia akan memperoleh kebakaan. Melalui kasih karunia-Nya, dan melalui iman kita pada Pendamaian-Nya dan pertobatan dari dosa-dosa kita, kita menerima kekuatan untuk melakukan pekerjaan yang diperlukan yang sebaliknya tidak dapat dilakukan dengan kekuatan kita sendiri. Melalui kasih karunia-Nya kita menerima pemberkahan berkat-berkat dan kekuatan rohani yang pada akhirnya dapat menuntun kita pada kehidupan kekal jika kita bertahan sampai akhir. Melalui kasih karunia-Nya kita menjadi lebih seperti kepribadian ilahi-Nya” (“Redemption through Christ after All We Can Do,” 4–5). • Menurut Anda apa yang dapat kita lakukan untuk memperlihatkan rasa syukur kita untuk apa yang Yesus Kristus telah mungkinkan? 38 PE LAJARAN 8 Bersaksilah bahwa hanya melalui kasih karunia yang dimungkinkan melalui Pendamaian Yesus Kristus kita dapat mengatasi dampak dari Kejatuhan Adam dan Hawa, memperoleh pengampunan atas dosa-dosa, mengatasi ketidaksempurnaan, dan maju ke arah kesempurnaan. Imbaulah siswa untuk merenungkan apakah mereka melakukan semampu mereka untuk menerima berkat-berkat dari kasih karunia Tuhan. 2 Nefi 31:2, 10–21; 3 Nefi 11:31–40; 3 Nefi 27:13–22 Ajaran Kristus Tuliskan rujukan-rujukan berikut di papan tulis. 2 Nefi 31:2, 10–21 3 Nefi 11:31–40 3 Nefi 27:13–22 Tugasi satu bagian dari kelas untuk menelaah 2 Nefi 31:2, 10–21, bagian kedua dari kelas untuk menelaah 3 Nefi 11:31–40, dan bagian ketiga untuk menelaah 3 Nefi 27:13–22. Sebelum siswa mulai, tandaskan bahwa petikan ini berisikan istilah “ajaran Kristus,” “ajaran-Ku,” atau “Injil-Ku.” Jelaskan bahwa ajaran atau Injil Kristus terdiri dari apa yang telah Yesus Kristus lakukan dan terus lakukan untuk mendekatkan kita kepada Bapa. Itu juga terdiri dari apa yang harus kita lakukan untuk memperoleh berkat-berkat dari Pendamaian Yesus Kristus. Undanglah setiap kelompok untuk mengidentifikasi dan menandai apa yang yang diajarkan oleh ayat-ayat yang telah ditugaskan kepada mengenai ajaran Kristus—apa yang Kristus telah lakukan dan apa yang kita harus lakukan. Setelah siswa memiliki waktu sejenak untuk menelaah petikan-petikan yang ditugaskan kepada mereka, mintalah mereka untuk mendaftar apa yang mereka temukan di papan tulis di sebelah setiap rujukan. Kemudian tanyakan: • Apa yang telah Yesus Kristus lakukan untuk mendekatkan kita kepada Bapa? • Apa beberapa hal yang harus kita lakukan untuk memperoleh berkat-berkat dari Pendamaian Kristus? (Kita harus memiliki iman, bertobat, dibaptiskan, menerima karunia Roh Kudus, bertahan sampai akhir, dan menerima serta mematuhi wahyu pribadi). • Bagaimana Anda meringkas pentingnya menjalankan ajaran atau Injil Yesus Kristus? (Siswa hendaknya mengidentifikasi asas seperti yang berikut: Sewaktu kita hidup sesuai ajaran Kristus, kita dapat memperoleh berkat-berkat dari Pendamaian dan menerima kehidupan kekal). Sesuai kebutuhan siswa Anda, pertimbangkan untuk mengajukan pertanyaan seperti yang berikut untuk membantu mereka lebih lanjut menganalisis petikan-petikan tulisan suci yang mereka baca: • Apa frasa dalam 2 Nefi 31:20 yang memiliki makna khusus bagi Anda, dan bagaimana itu membantu Anda memperoleh berkat-berkat dari Pendamaian? 39 P EL A J A RA N 8 • Sebagaimana diajarkan dalam 2 Nefi 31:13–14, 17, apa artinya dibaptiskan “dengan api”? (Seseorang menerima pengampunan atas dosa-dosa dan pembersihan yang datang melalui Roh Kudus). • Menurut 3 Nefi 11:39–40, mengapa sedemikian penting bagi setiap orang untuk menerima ajaran Kristus? (Anda mungkin ingin mengundang siswa untuk merujuksilangkan petikan ini dengan Helaman 5:12). • Menurut 3 Nefi 27:14–16, apa yang terjadi kepada kita sewaktu kita hidup sesuai ajaran atau Injil Yesus Kristus? Akhiri dengan memperlihatkan pernyataan berikut dari Mengkhotbahkan Injil-Ku: Penuntun untuk Pelayanan Misionaris. Undanglah siswa untuk membacanya dan mencari cara-cara di mana menjalankan ajaran Kristus dapat memberkati mereka di sepanjang kehidupan mereka. “Individu dan keluarga mulai mengikuti Kristus sewaktu mereka menjalankan iman kepada-Nya dan bertobat dari dosa-dosa mereka. Mereka menerima pengampunan dosa melalui pembaptisan dan dengan menerima karunia Roh Kudus dari seseorang yang memiliki wewenang dari Allah untuk melaksanakan tata cara-tata cara ini. Mereka kemudian bertahan sampai akhir, atau, dengan perkataan lain, mereka melanjutkan di sepanjang kehidupan mereka dalam menjalankan iman kepada Yesus Kristus, bertobat, dan memperbarui perjanjian yang telah mereka buat. Ini bukan sekadar langkah yang mereka alami sekali dalam kehidupan mereka; melainkan, ketika diulangi di sepanjang kehidupan asas-asas ini menjadi pola kehidupan yang menambah pahala. Sesungguhnya, ini adalah suatu cara hidup yang akan mendatangkan kedamaian suara hati dan memungkinkan anak-anak Bapa Surgawi untuk kembali hidup di hadirat-Nya” (Mengkhotbahkan Injil-Ku [2004], 7). • Dengan cara apa menjalankan ajaran Kristus “menjadi pola hidup yang menambah pahala” bagi Anda? Imbaulah siswa untuk merenungkan seberapa baik mereka menjalankan ajaran Kristus. Mintalah mereka untuk memikirkan mengenai apa yang dapat mereka lakukan dengan lebih baik untuk memperoleh berkat-berkat dari menjalankan ajaran Kristus. Bacaan Siswa • 2 Nefi 2:6–9; 25:23; 31:2–21; Mosia 4:6–8; 3 Nefi 11:31–40; 27:13–22. • Dieter F. Uchtdorf, “Pemberian Kasih Karunia,” Ensign atau Liahona, Mei 2015, 107–110. 40 PELAJARAN 9 “Carilah Kamu Kerajaan Allah” Pendahuluan Ketika nabi Kitab Mormon, Yakub, mendorong umatnya untuk mencari kerajaan Allah (lihat Yakub 2:18), dia melakukannya pada suatu saat ketika dosa kesombongan, cinta akan kekayaan, dan amoralitas menjadi masalah yang serius. Dosa-dosa ini adalah ancaman bagi persatuan dan kemajuan kerajaan Allah di bumi. Mencari kerajaan Allah adalah menjadikan menjalankan Injil prioritas utama dalam kehidupan kita. Pelajaran ini akan membantu siswa bertekad untuk meninggalkan dosa dan lebih sepenuhnya mencari kerajaan Allah. Bacaan Latar Belakang • Dieter F. Uchtdorf, “Kesombongan dan Imamat,” Ensign dan Liahona, November 2010, 55–58. • “Jangan Ada Padamu Allah Lain di Hadapan-Ku” bab 14 dalam Ajaran-Ajaran Presiden Gereja: Spencer W. Kimball (2006), 176–186. • “Hukum yang Terutama—Kasihilah Tuhan,” bab 1 dalam Ajaran-Ajaran Presiden Gereja: Ezra Taft Benson [2014], 45–55). Saran untuk Pengajaran Alma 7:14–16, 19, 21–24 Kitab Mormon mengajarkan kepada kita cara mengikuti jalan menuju kerajaan Tuhan Mintalah siswa untuk memikirkan hal-hal yang perlu diperiksa secara rutin untuk menjaganya tetap berfungsi dengan baik (contohnya, memeriksa oli mesin atau baterai detektor asap, atau diperiksa oleh dokter atau dokter gigi). • Apa keuntungan dari memeriksa hal-hal ini secara rutin? (Kita dapat memperbaiki masalah dan menghindari kesulitan atau bahaya di masa datang). Jelaskan bahwa kita juga perlu secara konsisten meninjau kondisi kehidupan rohani kita untuk mengetahui kelemahan dan menghindari bahaya. Beri tahulah siswa bahwa ketika Alma yang Muda melayani sebagai imam tinggi, dia mengunjungi jemaat Gereja di Gideon dan mengimbau mereka untuk mengevaluasi kondisi rohani mereka. Mintalah siswa untuk membaca Alma 7:19 dalam hati, dengan mencari kondisi-kondisi rohani orang-orang di Gideon. • Bagaimana Alma menggambarkan kondisi rohani orang-orang di Gideon? (Orang-orang berada “di jalan yang menuntun pada kerajaan Allah”). Jelaskan bahwa “kerajaan Allah” memiliki setidaknya dua makna terpisah—satu fana dan yang lain selestial. Undanglah seorang siswa untuk membaca dengan lantang pernyataan berikut oleh Penatua Bruce R. McConkie (1915–1985) dari 41 P EL A J A RA N 9 Kuorum Dua Belas Rasul, dan bantulah siswa memahami bahwa dalam Alma 7:19 “kerajaan Allah” merujuk pada kerajaan selestial: “Gereja Yesus Kristus dari Orang-Orang Suci Zaman Akhir saat ini merupakan kerajaan Allah di bumi. … Di dunia-dunia kekal, kerajaan selestial adalah kerajaan Allah. … Injil dirancang untuk mempersiapkan manusia bagi suatu warisan dalam kerajaan Allah” (Mormon Doctrine, edisi ke-2 [1966], 415–417). Mintalah siswa untuk membaca Alma 7:14–16 dan mencari apa yang Alma perintahkan kepada orang-orang harus mereka lakukan untuk mewarisi kehidupan kekal. • Mengapa menurut Anda Alma mengundang orang-orang untuk bertobat ketika mereka sudah berada di jalan kebenaran? (Orang-orang di Gideon perlu berada tetap di jalan kebenaran). Undanglah beberapa siswa untuk bergiliran membaca Alma 7:21–24 dengan lantang. Mintalah siswa untuk mencari tindakan dan sifat-sifat yang akan membantu kita mewarisi kerajaan Allah. • Apa yang perlu kita lakukan dan menjadi agar dapat mengikuti jalan yang menuntun pada kerajaan Allah? (Ringkaslah respons siswa dengan menuliskan asas berikut di papan tulis: Dengan menjalankan asas-asas Injil, kita mengikuti jalan yang menuntun pada kerajaan Allah). Undanglah siswa untuk memikirkan bagaimana tindakan mereka membantu mereka untuk menjadi lebih seperti Yesus Kristus dan untuk maju ke arah kerajaan Allah. Mintalah mereka untuk memikirkan bagaimana perasan mereka mengenai kemajuan yang saat ini mereka buat. 1 Nefi 10:21; 2 Nefi 9:39; Yakub 2:12–14, 20–28; 3:10–12; Mosia 2:20–25; 4:13, 21–26; 3 Nefi 12:27–30 Cinta akan kekayaan, kesombongan, dan amoralitas menahan kita dari mencari kerajaan Allah Jelaskan bahwa di sepanjang Kitab Mormon, para nabi Allah memperingatkan orang-orang terhadap dosa. Sebagai contoh, Yakub diperintahkan oleh Tuhan untuk menegur umatnya karena dosa yang adalah “keji bagi Allah” (Yakub 2:5). Tulislah rujukan-rujukan berikut di papan tulis. Yakub 2:12–14, Yakub 2:20–21, dan Yakub 2:23–28. Mintalah siswa untuk meneliti petikan-petikan ini, dengan mencari dosa-dosa tertentu yang Yakub sebutkan. Sarankan agar siswa menandai kata atau frasa yang menggambarkan dosa-dosa ini. Setelah waktu yang memadai, undanglah siswa untuk membagikan dosa-dosa yang Yakub bicarakan di setiap petikan. Tulislah setiap dosa yang mereka identifikasi di atas rujukan terkait di papan tulis sebagai berikut: 42 PE LAJARAN 9 Cinta akan kekayaan Kesombongan Amoralitas Yakub 2:12–14 Yakub 2:20–21 Yakub 2:23–28 Undanglah seorang siswa untuk membaca Yakub 3:10–12 dengan lantang, dan mintalah anggota kelas untuk mencari kata atau frasa yang Yakub gunakan untuk mengilustrasikan keseriusan dosa orang-orang itu. • Apa kata atau frasa yang mengilustrasikan keseriusan dosa orang-orang itu? • Yakub menggunakan frasa “akibat menyeramkan” dari dosa (ayat 12). Undanglah siswa untuk merujuksilangkan Yakub 3:12 dengan 2 Nefi 9:39 dan 1 Nefi 10:21. Mintalah seorang siswa untuk membaca setiap ayat ini dengan lantang. Mintalah anggota kelas untuk mencari akibat-akibat tambahan dari dosa. Undanglah anggota kelas untuk mengidentifikasi sebuah kebenaran dari petikan-petikan ini mengenai bagaimana dosa seperti kesombongan, amoralitas, dan cinta akan kekayaan memengaruhi seseorang yang mencari kerajaan Allah. (Siswa hendaknya mengidentifikasi sebuah kebenaran seperti yang berikut: Dosa menuntun pada kematian rohani dan mencegah kita dari memasuki kerajaan Allah). Tambahkan rujukan-rujukan tulisan suci berikut di papan tulis. Cinta akan kekayaan Kesombongan Amoralitas Yakub 2:12–14 Yakub 2:20-21 Yakub 2:23–28 Mosia 4:13, 21–26 Mosia 2:20–25 3 Nefi 12:27–30 Undanglah siswa untuk memilih dan membaca salah satu dari petikan-petikan baru. Mintalah mereka mencari cara-cara untuk menghindari dosa cinta akan kekayaan, kesombongan, dan amoralitas. Setelah waktu yang memadai, mintalah siswa untuk membagikan apa yang mereka temukan. • Bagaimana mengikuti nasihat dalam petikan-petikan ini membantu seorang anggota Gereja mencari kerajaan Allah dan untuk memperkuat Gereja Tuhan di bumi? Matius 6:33; Yakub 2:17–19 Kita hendaknya mencari kerajaan Allah di atas segala minat lainnya Jelaskan bahwa selain memperingatkan umatnya tentang cinta akan kekayaan, kesombongan, dan amoralitas, Yakub memberikan nasihat untuk membantu mereka mengatasi hasrat jahat mereka. Mintalah seorang siswa untuk 43 P EL A J A RA N 9 membacakan Yakub 2:17–19 dengan lantang, sementara anggota kelas mencari nasihat yang Yakub berikan. • Apa asas yang dapat kita pelajari dari nasihat Yakub yang dapat membantu kita menghindari dosa? (Siswa hendaknya mengidentifikasi yang berikut: Allah telah memerintahkan kita untuk mencari kerajaan Allah di atas segala minat lainnya). • Apa artinya bagi Anda untuk mencari dahulu kerajaan Allah? Perlihatkan pernyataan berikut oleh Presiden Ezra Taft Benson (1899–1994), dan undanglah seorang siswa untuk membacakannya dengan lantang: “Ketika kita mengutamakan Allah, kita memahami segala sesuatu berdasarkan prioritasnya atau yang hendaknya disingkirkan dari kehidupan kita. Kasih kita bagi Tuhan akan mengatur tuntutan hak untuk kasih sayang kita, tuntutan terhadap waktu kita, minat yang kita upayakan, dan urutan prioritas kita” (Ajaran-Ajaran Presiden Gereja: Ezra Taft Benson [2014], 50). • Apa saja contoh tentang segala sesuatu “berdasarkan prioritasnya atau yang hendaknya disingkirkan dari kehidupan kita” ketika kita mengutamakan Allah? • Apa contoh tentang segala sesuatu berdasarkan prioritasnya atau yang hendaknya disingkirkan dari kehidupan kita sewaktu Anda telah mengutamakan Bapa Surgawi dan kerajaan-Nya dalam kehidupan Anda? • Apa yang dampak dari mengutamakan Allah miliki pada kita ketika kita tergoda oleh kesombongan, cinta akan kekayaan, amoralitas, atau dosa-dosa lainnya? Undanglah seorang siswa untuk membaca Matius 6:33 dengan lantang. Beri tahulah siswa bahwa Terjemahan Joseph Smith berbunyi sebagai berikut: “Karenanya, janganlah mengupayakan apa yang dari dunia tetapi berupayalah kamu lebih dahulu untuk membangun kerajaan Allah, dan untuk menegakkan kebenaran-Nya, dan segala sesuatu ini akan ditambahkan bagimu” (Terjemahan Joseph Smith, Matius 6:38 [dalam Matius 6:33, catatan kaki a]). Perlihatkan pernyataan berikut oleh Penatua Dallin H. Oaks dari Kuorum Dua Belas Rasul: “‘Berupayalah … lebih dahulu untuk membangun kerajaan Allah’ artinya untuk mengutamakan Allah dan pekerjaan-Nya. Pekerjaan Allah adalah untuk mendatangkan kehidupan kekal bagi anak-anak-Nya (lihat Musa 1:39), dan semua yang ini perlukan. … Segala sesuatu yang lainnya adalah lebih rendah dalam prioritas. … Sebagaimana seseorang telah mengatakan, jika kita tidak memilih kerajaan Allah lebih dahulu, itu akan membuat sedikit perbedaan dalam jangka panjang untuk apa yang telah kita pilih selain dari itu” (“Focus and Priorities,” Ensign, Mei 2001, 83–84). 44 PE LAJARAN 9 • Apa beberapa cara seorang anggota dewasa muda Gereja dapat “membangun kerajaan Allah”? Undanglah seorang siswa untuk membacakan dengan lantang pernyataan berikut oleh Penatua Robert D. Hales dari Kuorum Dua Belas Rasul: “Dengan memilih untuk berada dalam kerajaan [Allah], kita memisahkan diri—bukan mengucilkan diri—diri kita dari dunia. Pakaian kita akanlah sopan, pikiran kita akanlah murni, bahasa kita akanlah bersih. Film dan tayangan televisi yang kita lihat, musik yang kita dengarkan, buku, majalah, dan surat kabar yang kita baca akanlah meneguhkan. Kita akan memilih teman-teman yang mendorong gol-gol kekal kita, dan kita akan memperlakukan orang lain dengan kebaikan. Kita akan menghindari keburukan dari amoralitas, perjudian, tembakau, minuman keras, dan narkoba. Kegiatan hari Minggu akan mencerminkan perintah Allah untuk mengingat hari Sabat dan menguduskannya. Kita akan mengikuti teladan Yesus Kristus dalam cara kita memperlakukan orang lain. Kita akan hidup layak untuk memasuki rumah Tuhan” (“The Covenant of Baptism: To Be in the Kingdom and of the Kingdom,” Ensign, November 2000, 8). • Bagaimana mencari kerajaan Allah secara signifikan memengaruhi setiap aspek kehidupan kita? • Bagaimana mencari kerajaan Allah memengaruhi kehidupan Anda atau kehidupan anggota keluarga atau kenalan Anda? Imbaulah siswa untuk merenungkan apa yang dapat mereka lakukan untuk terus mencari kerajaan Allah. Imbaulah mereka untuk mendengarkan bisikan-bisikan Roh dan menuliskan apa yang mereka rencanakan untuk lakukan. Bersaksilah tentang berkat-berkat yang datang karena mengutamakan Allah dalam kehidupan kita. Bacaan Siswa • Matius 6:33; Yakub 2:12–28; 3:10–12; Mosia 2:20–25; 4:13, 21–26; Alma 7:14–16, 19, 21–24; 3 Nefi 12:27–30. • “Hukum yang Terutama—Kasihilah Tuhan,” bab 1 dalam Ajaran-Ajaran Presiden Gereja: Ezra Taft Benson [2014], 45–55). 45 PELAJARAN 10 Doa dan Wahyu Pendahuluan Doa adalah privilese sakral dan perintah yang mengizinkan kita untuk berkomunikasi dengan Bapa Surgawi yang pengasih. Dia mendengar dan menjawab doa kita. Mereka yang dengan tekun mencari bimbingan Tuhan dapat diberkati dengan wahyu pribadi. Pelajaran ini menggarisbawahi apa yang dapat kita lakukan untuk mempersiapkan hati dan pikiran kita untuk menerima jawaban bagi doa-doa kita. Bacaan Latar Belakang • Boyd K. Packer, “The Candle of the Lord,” Ensign, Januari 1983, 51–56. • Richard G. Scott, “Cara Mendapatkan Wahyu dan Ilham untuk Kehidupan Pribadi Anda,” Ensign atau Liahona, Mei 2012, 45–47. • David A. Bednar, “Roh Wahyu,” Ensign atau Liahona, Mei 2011, 87–90. Saran untuk Pengajaran 2 Nefi 32:8–9; 3 Nefi 14:7–11 Allah mendengar doa-doa kita Mintalah siswa untuk mendaftar cara-cara di mana kita dapat menggunakan teknologi untuk berkomunikasi dengan orang lain. Tulislah respons siswa di papan tulis. • Sementara teknologi mengizinkan kita untuk berkomunikasi dengan hampir siapa saja yang kita pilih, mengapa kita terkadang mendapati sulit untuk berkomunikasi secara efektif dengan Bapa Surgawi kita? Undanglah seorang siswa untuk membaca 3 Nefi 14:7–11 dengan lantang sementara anggota kelas mencari apa yang Juruselamat ajarkan mengenai kesediaan Bapa Surgawi untuk menjawab doa-doa kita. • Apa asas yang Juruselamat ajarkan mengenai kesediaan Bapa Surgawi untuk menjawab doa-doa kita? (Respons siswa hendaknya mencakup asas berikut: Bapa Surgawi mendengar dan menanggapi kita ketika kita meminta, mencari, dan mengetuk). Untuk memperdalam pemahaman siswa tentang asas ini, bagikan pernyataan berikut oleh Presiden James E. Faust (1920–2007) dari Presidensi Utama: “Tidak ada wewenang fana yang dapat memisahkan kita dari akses langsung dengan Pencipta kita. Tidak akan pernah ada kegagalan mekanik atau elektronik ketika kita berdoa. Tidak ada batasan pada jumlah waktu atau berapa lama kita dapat berdoa setiap hari. Tidak ada kuota berapa banyak yang kita perlu mohonkan dalam setiap doa. Kita tidak perlu bertemu sekretaris atau membuat janji untuk mencapai takhta kasih karunia. Dia dalam jangkauan kapan pun dan di mana pun” (“The Lifeline of Prayer,” Ensign, Mei 2002, 59). 46 PE LAJ ARAN 10 • Apa yang dapat Anda katakan untuk membantu individu-individu yang tidak berdoa sering kali karena mereka tidak percaya bahwa Allah mendengar atau menjawab doa-doa mereka? Undanglah seorang siswa untuk membaca 2 Nefi 32:8–9 dengan lantang, dan mintalah anggota kelas untuk mencari apa yang Nefi ajarkan mengenai doa. Anda boleh mengajukan pertanyaan seperti yang berikut: • Menurut Anda apa artinya “berdoa selalu”? • Apa contoh yang telah Anda lihat tentang seseorang yang berdoa selalu? Bagaimana orang ini telah diberkati karena praktik ini? • Apa artinya bagi Anda bahwa Tuhan akan “mempersucikan” upaya Anda untuk kesejahteraan jiwa Anda ketika Anda berdoa memohon bantuan-Nya? (Mungkin bermanfaat untuk menandaskan bahwa mempersucikan sesuatu artinya mendedikasikannya untuk suatu tujuan khusus atau sakral atau menjadikannya kudus). Imbaulah siswa untuk menjadi tekun dalam berdoa selalu. Yakinkan mereka bahwa Bapa Surgawi sungguh mendengar doa-doa mereka dan sangat berhasrat untuk memberkati mereka. 1 Nefi 10:17–19; 15:1–3, 7–11; Yakub 4:6; Alma 26:22 Semua pengikut Yesus Kristus dapat menerima wahyu pribadi Mintalah siswa untuk mendaftar beberapa pertanyaan atau keadaan di mana dewasa muda mungkin menghasratkan wahyu dari Allah. Ingatkan siswa tentang mimpi Lehi mengenai pohon kehidupan dan tandaskan bahwa setelah Nefi mendengar mengenai mimpi yang terilhami ini, dia berhasrat untuk belajar lebih banyak mengenainya. Undanglah beberapa siswa untuk bergiliran membacakan 1 Nefi 10:17–19 dengan lantang. Mintalah anggota kelas untuk mencari apa yang ayat-ayat ini ajarkan mengenai wahyu, termasuk yang berhak atas wahyu. • Apa yang ayat-ayat ini ajarkan mengenai wahyu pribadi? (Pastikan bahwa ajaran berikut diidentifikasi: Allah menyatakan kebenaran dengan kuasa Roh Kudus kepada semua orang yang dengan tekun berusaha untuk mengetahui). Perlihatkan pernyataan berikut oleh Penatua David A. Bednar dari Kuorum Dua Belas Rasul, dan mintalah seorang siswa untuk membacakannya dengan lantang: “[Roh wahyu] tidak terbatas kepada para pembesar ketua Gereja; alih-alih, itu milik dan hendaknya dipergunakan dalam kehidupan setiap pria, wanita, dan anak yang telah mencapai usia pertanggungjawaban serta memasuki perjanjian sakral. Hasrat yang tulus dan kelayakan mengundang roh wahyu ke dalam kehidupan kita” (“Roh Wahyu,” Ensign atau Liahona, Mei 2011, 87). • Mengapa wawasan dari Penatua Bednar membesarkan hati bagi Anda? 47 P EL A J A RA N 10 Jelaskan bahwa karena hasrat Nefi, kelayakannya, dan imannya, dia juga mendapat penglihatan tentang pohon kehidupan (lihat 1 Nefi 11–14). Juga tandaskan bahwa tanggapan Laman dan Lemuel terhadap penglihatan ayahnya agak berbeda dari tanggapan Nefi. Mintalah dua siswa untuk membaca 1 Nefi 15:1–3, 7–9 dengan lantang, dan undanglah anggota kelas untuk menyimak dan memikirkan apa yang mereka pelajari dari ayat-ayat ini. • Apa yang paling penting bagi Anda dalam ayat-ayat ini? Mintalah siswa yang lain untuk membacakan 1 Nefi 15:10–11 dengan lantang. Pertimbangkan untuk menandaskan kepada siswa bahwa ayat 11 adalah contoh tentang pernyataan “jika-maka” dalam tulisan suci. Tulislah yang berikut di papan tulis dan tanyakan kepada siswa bagaimana mereka akan mengisi ruang yang kosong berdasarkan apa yang mereka baca dalam ayat 10–11: Jika ____________________, maka ____________________. Undanglah siswa untuk merujuksilangkan ayat 11 dengan Alma 26:22, dan kemudian tanyakan: • Bagaimana Anda dapat menggunakan apa yang diajarkan dalam 1 Nefi 15:10–11 dan Alma 26:22 untuk mengajarkan kepada seseorang cara mencari jawaban terhadap doa-doanya? Mintalah seorang siswa untuk membaca Yakub 4:6 dengan lantang, dan undanglah anggota kelas untuk mencari apa yang orang-orang Yakub lakukan, selain memohon dengan iman, untuk mengundang wahyu. Anda mungkin ingin menjelaskan bahwa “kita menyelidiki para nabi” merujuk pada membaca perkataan para nabi dalam tulisan suci. • Menurut Anda mengapa menelaah perkataan baik dari para nabi zaman dahulu maupun zaman akhir dapat menuntun pada menerima wahyu dari Tuhan? Perlihatkan dan bacakan pernyataan berikut oleh Penatua Robert D. Hales dari Kuorum Dua Belas Rasul: “Ketika kita ingin berbicara kepada Allah, kita berdoa. Dan ketika kita ingin Dia berbicara kepada kita, kita menyelidiki tulisan suci; karena firman-Nya dinyatakan melalui para nabi-Nya. Dia kemudian akan mengajar kita sewaktu kita mendengarkan bisikan Roh Kudus. “Jika Anda tidak mendengarkan suara-Nya berbicara kepada Anda akhir-akhir ini, kembalilah dengan sudut pandang dan telinga baru pada tulisan suci. Tulisan suci adalah penolong rohani kita” (“Tulisan Suci yang Kudus: Kuasa Allah untuk Keselamatan Kita,” Ensign atau Liahona, November 2006, 26–27). Undanglah siswa untuk memikirkan tentang tantangan atau keputusan yang tengah mereka hadapi. Mintalah mereka memikirkan apakah mereka telah bertanya kepada Tuhan dalam doa dan berpaling pada tulisan suci untuk jawaban. 48 PE LAJ ARAN 10 Untuk membantu siswa melihat contoh tentang bagaimana Tuhan menyediakan wahyu pribadi kepada kita, tulislah rujukan tulisan suci berikut di papan tulis. 1 Nefi 4:6 1 Nefi 8:2 Yakub 7:5 Enos 1:10 Helaman 13:5 3 Nefi 11:3 Tugasi sejumlah siswa dengan setiap petikan. Mintalah mereka untuk membaca petikan-petikan yang ditugaskan kepada mereka dan menemukan satu cara di mana Allah memberikan wahyu pribadi kepada anak-anak-Nya. Undanglah siswa untuk membagikan apa yang mereka temukan. Sewaktu Anda memikirkan kebutuhan siswa Anda, Anda dapat membagikan pernyataan berikut oleh Presiden Boyd K. Packer (1924–2015) dan Penatua Richard G. Scott dari Kuorum Dua Belas Rasul: “Roh tidak mendapatkan perhatian kita dengan berteriak atau mengguncang-guncangkan kita dengan tangan yang berat. Alih-alih itu berbisik. Itu mengusap sedemikian lembutnya sehingga jika kita sibuk kita mungkin tidak dapat merasakannya sama sekali. … Terkadang itu akan mendesak kita cukup tegas untuk mengindahkannya. Tetapi sering kali, jika kita tidak mengindahkan perasaan yang lembut itu, Roh akan menarik diri dan menunggu sampai kita datang mencari dan mendengarkan serta mengatakan dengan cara dan ungkapan kita, seperti Samuel pada zaman dahulu, ‘Berbicaralah Tuhan, sebab hamba-Mu ini mendengar.’ (1 Samuel 3:10).” (“The Candle of the Lord,” Ensign, Januari 1983, 53). “Jawaban-Nya akan jarang datang ketika Anda bertumpu pada lutut Anda berdoa, bahkan ketika Anda mungkin memohon untuk tanggapan yang langsung. Melainkan, Dia akan mendorong Anda pada saat-saat hening ketika Roh dapat paling efektif menyentuh pikiran dan hati Anda. Karenanya, Anda hendaknya menemukan saat-saat tenang untuk mengenali ketika Anda diberi petunjuk dan dikuatkan” (“Menggunakan Karunia Surgawi Doa,” Ensign atau Liahona, Mei 2007, 9). Ingatkan siswa bahwa kita tidak memilih bagaimana Allah akan menyatakan kebenaran kepada kita, tetapi ketika kita bertindak dalam iman, kita dengan lebih baik mempersiapkan hati dan pikiran kita untuk menerima wahyu. Undanglah beberapa siswa untuk membagikan bagaimana mereka telah menerima wahyu pribadi, jika pengalaman tidak terlalu pribadi atau sakral. 49 P EL A J A RA N 10 1 Nefi 18:1–3; 2 Nefi 28:30; Alma 12:9–11 Menerima dan menindaki wahyu Mintalah siswa untuk membandingkan dalam hati 2 Nefi 28:30 dengan Alma 12:9–11 dan mengidentifikasi asas-asas yang dapat membantu mereka menerima wahyu pribadi tambahan. • Apakah yang petikan-petikan ini ajarkan yang akan membantu kita menerima wahyu pribadi tambahan? (Meskipun mereka mungkin menggunakan kata-kata yang berbeda, siswa hendaknya memahami asas berikut: Tuhan menyatakan kebenaran kepada kita menurut seberapa tekun kita mengindahkan firman-Nya. Wahyu sering datang kepada kita baris demi baris). • Menurut Anda mengapa Tuhan meminta kita patuh terhadap apa yang telah Dia nyatakan kepada kita sebelum Dia menyatakan pengetahuan tambahan? • Apa artinya bahwa wahyu datang kepada kita “baris demi baris”? Jika waktu mengizinkan, Anda boleh membahas 1 Nefi 18:1–3 bersama siswa untuk mengilustrasikan bagaimana Nefi menerima wahyu tahap demi tahap untuk mengetahui cara membangun sebuah kapal. Perlihatkan dan mintalah seorang siswa untuk membacakan pernyataan berikut dengan lantang oleh Penatua David A. Bednar. “Paling sering, wahyu datang dalam tahapan kecil seiring waktu dan diberikan menurut hasrat, kelayakan, dan persiapan kita. Komunikasi demikian dari Bapa Surgawi secara bertahap dan dengan lembut ‘menitik ke atas [jiwa kita] bagaikan embun dari langit’ (A&P 121:45). Pola wahyu ini cenderung lebih umum daripada langka” (“Roh Wahyu,” 88). • Sewaktu Anda memikirkan kembali kehidupan Anda, bagaimana Tuhan telah secara bertahap mengarahkan Anda dalam membuat keputusan atau mencari pemahaman dari Dia? Akhiri pelajaran dengan memperlihatkan dan meminta seorang siswa untuk membacakan dengan lantang pernyataan berikut oleh Presiden Thomas S. Monson: “Jika ada di antara kita yang lamban untuk mendengarkan nasihat untuk selalu berdoa, tidak ada waktu yang lebih baik untuk memulainya daripada sekarang. William Cowper menyatakan, ‘Setan gemetar ketika dia melihat Orang Suci yang paling lemah sedang berdoa’ [‘Exhortation to Prayer,’ dalam Olney Hymns]” (“Imamat yang Rajani,” Ensign atau Liahona, November 2007, 61). Mintalah siswa untuk memikirkan tentang upaya yang saat ini mereka kerahkan untuk berdoa dalam kehidupan mereka sehari-hari. Imbaulah mereka untuk mengikuti asas-asas yang dibahas dalam pelajaran ini untuk mengundang wahyu 50 PE LAJ ARAN 10 pribadi tambahan melalui doa dan penelaahan tulisan suci. Undanglah siswa untuk membagikan bagaimana mereka tahu Bapa Surgawi menjawab doa-doa. Bagikan kesaksian Anda bahwa Bapa Surgawi kita yang pengasih akan mengilhami kita dengan pemahaman dan arahan jika kita mempersiapkan diri kita untuk menerimanya. Bacaan Siswa • 1 Nefi 10:17–19; 15:1–3, 7–11; 18:1–3; 2 Nefi 28:30; 32:8–9; Yakub 4:6; Alma 12:9–11; 26:22; 3 Nefi 14:7–11. • David A. Bednar, “Roh Wahyu,” Ensign atau Liahona, Mei 2011, 87–90. 51 PELAJARAN 11 Melindungi Diri Kita Sendiri terhadap Ajaran-Ajaran Palsu di Zaman Akhir Pendahuluan Selain ajaran “kegenapan Injil Yesus Kristus” (A&P 20:9), Kitab Mormon membentengi para pengikut Kristus terhadap ajaran-ajaran palsu dan gagasan-gagasan lazim di zaman akhir. Satu cara itu menyelesaikan hal ini adalah dengan memaparkan musuh-musuh Kristus dan mengidentifikasi ajaran-ajaran palsu yang mereka sebarkan. Sewaktu siswa menelaah laporan tentang guru-guru palsu dalam Kitab Mormon, mereka akan belajar untuk memperbedakan antara kebenaran-kebenaran Injil dan konsep-konsep palsu dunia. Bacaan Latar Belakang • Dallin H. Oaks, “Jangan Tertipu,” Ensign atau Liahona, November 2004, 43–46. • Dallin H. Oaks, “As He Thinketh in His Heart” (suatu malam bersama Penatua Dallin H. Oaks, 8 Februari 2013), lds.org/broadcasts. • Neil L. Andersen, “Angin Puyuh Rohani,” Ensign atau Liahona, Mei 2014, 18–21. Saran untuk Pengajaran 2 Nefi 28:3–9, 12–15; Yakub 7:1–12; Alma 1:2–6; 30:12–18, 39–44; Joseph Smith—Matius 1:22 Mengidentifikasi dan melindungi diri kita sendiri terhadap ajaran-ajaran palsu Mintalah siswa untuk mempertimbangkan opini-opini berbeda yang ada di dunia mengenai isu-isu seperti yang berikut: Kebenaran pemberian Allah versus relativisme moral (gagasan bahwa tidak ada yang benar dan yang salah secara universal), kebebasan beragama versus hak-hak dari kelompok minat khusus, dan hak untuk aborsi versus hak untuk hidup. Sewaktu Anda membahas isu-isu ini, pertimbangkan menuliskannya di papan tulis. Berilah siswa beberapa menit untuk membahas mengapa kita harus berhati-hati untuk memeluk gagasan-gagasan yang tidak benar. Jelaskan bahwa menjelang akhir hidup-Nya, Yesus Kristus menubuatkan tentang bahaya kondisi-kondisi rohani yang akan ada di zaman akhir. Undanglah siswa untuk membaca Joseph Smith—Matius 1:22. Anda mungkin ingin menandaskan bahwa frasa “yang terpilih menurut perjanjian” [diterjemahkan secara bebas] merujuk pada para anggota Gereja Yesus Kristus • Apa ancaman yang “Kristus-Kristus palsu” dan “nabi-nabi palsu” sajikan di zaman kita? Perlihatkan pernyataan berikut oleh Presiden Ezra Taft Benson (1899–1994). 52 PE LAJ ARAN 11 “Kitab Mormon menyingkapkan musuh Kristus. Itu mempermalukan ajaran-ajaran palsu dan meredam perselisihan (lihat 2 Nefi 3:12). Itu membentengi para pengikut Kristus yang rendah hati terhadap rancangan, strategi, dan ajaran jahat dari iblis pada zaman kita. Jenis pemurtad dalam Kitab Mormon serupa dengan jenis yang kita miliki zaman sekarang. Allah, dengan prapengetahuan-Nya yang tak terbatas, demikianlah mencetak Kitab Mormon agar kita bisa melihat kesalahan serta mengetahui bagaimana memerangi konsep pendidikan, politik, keagamaan, dan filsafat yang palsu pada zaman kita” (Ajaran-Ajaran Presiden Gereja: Ezra Taft Benson [2014], 259). • Apa yang pernyataan ini ajarkan mengenai bagaimana menelaah Kitab Mormon dapat melindungi kita dari ajaran-ajaran palsu? (Pastikan siswa mengidentifikasi asas ini: Sewaktu kita menelaah Kitab Mormon dan menerapkan ajaran-ajarannya, kita dibentengi terhadap iblis dan ajaran-ajaran dan konsep-konsep palsu di zaman kita). • Apa keuntungan yang ada dalam mempelajari strategi Setan sebelum Anda benar-benar menghadapinya? Mintalah beberapa siswa untuk bergiliran membacakan 2 Nefi 28:3–9 dengan lantang sementara anggota kelas mencari gagasan-gagasan palsu yang Nefi katakan akan menjadi lazim di zaman kita. Anda dapat mengimbau siswa untuk menandai kata dan frasa yang penting. Undanglah siswa untuk membagikan apa yang mereka identifikasi, dan kemudian tanyakan: • Apa saja contoh zaman modern tentang gagasan-gagasan palsu ini? (Contoh dapat mencakup yang berikut: relativisme moral; kepercayaan bahwa karena kasih besar Allah bagi kita, Dia tidak menghukum dosa; dan prasangka terhadap umat Kristen, yang sering terlihat sebagai fanatik). Untuk membantu siswa menjawab pertanyaan ini, bagikan pernyataan berikut oleh Penatua M. Russell Ballard dari Kuorum Dua Belas Rasul: Mintalah siswa untuk mendengarkan ajaran-ajaran palsu yang mereka telah hadapi. “Nabi-nabi palsu dan guru-guru palsu adalah mereka yang memberitakan bahwa Nabi Joseph Smith adalah penipu ulung; mereka menentang Penglihatan Pertama sebagai suatu pengalaman otentik. Mereka memberitakan bahwa Kitab Mormon dan tulisan suci lainnya bukan merupakan catatan kuno tulisan suci. Mereka juga mencoba untuk menegaskan kembali sifat tubuh Ke-Allah-an, dan mereka mengingkari bahwa Allah telah memberi dan terus memberikan wahyu zaman akhir kepada para nabi yang telah ditahbiskan dan ditetapkan-Nya. … Mungkin yang paling memberatkan, mereka mengingkari kebangkitan dan Pendamaian Kristus, berdebat bahwa tidak ada Allah yang dapat menyelamatkan kita. Mereka menolak kebutuhan akan seorang Juruselamat. Singkatnya, pemfitnah ini berusaha untuk menafsirkan kembali ajaran-ajaran Gereja untuk menyesuaikan dengan pendapat mereka sebelumnya, dan dalam proses mengingkari peranan Kristus dan Mesias-Nya. Nabi-nabi palsu dan guru-guru palsu juga adalah mereka yang berusaha untuk mengubah ajaran-ajaran yang diberikan Allah dan berdasarkan tulisan suci yang melindungi kesucian pernikahan, sifat ilahi keluarga, dan ajaran penting tentang moralitas pribadi. Mereka 53 P EL A J A RA N 11 menyerukan penegasan kembali tentang tentang moralitas untuk membenarkan tentang pernikahan di luar pernikahan, perzinaan, dan hubungan homoseksual” (“Beware of False Prophets and False Teachers,” Ensign, November 1999, 63–64). Undanglah siswa untuk menyelidiki 2 Nefi 28:12–15, dengan mencari konsekuensi dari memercayai ajaran-ajaran palsu. • Apa beberapa konsekuensi dari memercayai ajaran dan gagasan palsu? Peragakan pernyataan berikut dari Penatua Ulisses Soares dari Presidensi Tujuh Puluh, dan mintalah seorang siswa untuk membacakannya dengan lantang: Kita tidak bisa membiarkan diri kita dibingungkan oleh pesan-pesan populer yang mudah diterima oleh dunia dan yang bertentangan dengan ajaran serta asas-asas yang benar dari Injil Yesus Kristus. Sebagian besar dari pesan-pesan duniawi ini tidak mewakili apa pun selain upaya dari masyarakat kita untuk membenarkan dosa” (“Ya, Kita Dapat dan Akan Menang!” Ensign atau Liahona, Mei 2015, 75). • Apa yang Penatua Soares katakan adalah tujuan dari banyak pesan populer yang bertentangan dengan Injil Yesus Kristus? (Pastikan siswa mengidentifikasi kebenaran ini: Setan menggunakan ajaran-ajaran palsu untuk membujuk kita berbuat dosa. Anda dapat merujuk pada Alma 30:53 untuk informasi lebih lanjut). Bagilah siswa menjadi tiga kelompok. Tulislah petikan-petikan tulisan suci berikut di papan tulis, dan tugasi setiap kelompok untuk menelaah salah satu petikan ini: Yakub 7:1–7; Alma 1:2–6; atau Alma 30:12–18. Mintalah siswa untuk mengidentifikasi beberapa ajaran palsu yang diajarkan oleh Serem, Nehor, dan Korihor dan tulislah itu di papan tulis di bawah judul yang tepat. Serem (Yakub 7:1–7) Nehor (Alma 1:2–6) Korihor (Alma 30:12–18) • Bagaimana Anda telah melihat ajaran-ajaran atau gagasan seperti yang tertera di papan tulis yang memengaruhi para anggota Gereja di zaman sekarang? Undanglah siswa untuk membandingkan Yakub 7:5, 8–12 dan Alma 30:39–44 untuk mengetahui apa yang membentengi Yakub dan Alma terhadap ajaran-ajaran palsu Serem dan Korihor. (Catatan: Membandingkan adalah keterampilan penelaahan tulisan suci. Menyimak kesamaan “antara ajaran, orang, atau peristiwa dapat mendatangkan kebenaran-kebenaran ke dalam fokus yang lebih tajam” [Gospel Teaching and Learning [Pengajaran dan Pembelajaran Injil: Buku Pegangan untuk Guru dan Pemimpin di Seminari dan Institut Religi (2012), 22]). 54 PE LAJ ARAN 11 • Apa yang membentengi Yakub dan Alma terhadap ajaran-ajaran palsu? (Jawaban hendaknya mencakup yang berikut: pengalaman rohani sebelumnya, pengetahuan tentang tulisan suci, pengetahuan yang diperoleh dari Roh Kudus, dan kesaksian tentang Kristus). • Apa asas yang dapat kita pelajari dari tanggapan Yakub dan Alma terhadap ajaran-ajaran palsu ini? (Bantulah siswa mengidentifikasi asas ini: Ketika kita bersandar pada kesaksian kita tentang Kristus dan mencari bimbingan Roh Kudus, kita dapat mengatasi tantangan-tantangan bagi iman kita). • Bagaimana kesaksian Anda telah diperkuat sewaktu Anda menentang ajaran-ajaran palsu atau kritikan terhadap kepercayaan Anda? Imbaulah siswa untuk membagikan apa yang mereka lakukan untuk melindungi diri mereka dari ajaran-ajaran palsu yang dapat mengikis iman mereka kepada Yesus Kristus dan Injil-Nya yang dipulihkan. 2 Nefi 26:29; 3 Nefi 18:24; 27:27 Mengenali bahaya penipuan imam Beri tahulah siswa bahwa sejumlah bahaya rohani terhadap Gereja datang dari para anggota dalam Gereja. Mintalah seorang siswa untuk membacakan 2 Nefi 26:29 dengan lantang, sementara anggota kelas mencari bahaya rohani yang diuraikan oleh Nefi. • Menurut petikan ini, apakah penipuan imam itu? (Ketika orang-orang mengkhotbahkan Injil untuk kemasyhuran atau kemakmuran pribadi alih-alih untuk kesejahteraan anak-anak Allah). • Dalam hal apa penipuan imam menciptakan bahaya rohani bagi anggota Gereja? Untuk membantu menjawab pertanyaan ini, undanglah seorang siswa untuk membacakan pernyataan berikut oleh Penatua M. Russell Ballard: “Marilah kita waspada terhadap nabi-nabi palsu dan guru-guru palsu, baik pria maupun wanita, yang menunjuk dirinya sendiri memberitakan ajaran-ajaran Gereja dan yang berusaha untuk menyebarkan Injil palsu dan menarik pengikutnya dengan mensponsori simposia, buku, dan koran yang isinya menentang ajaran dasar dari Gereja. Waspadalah terhadap mereka yang berbicara dan muncul dalam pertentangan terhadap para nabi sejati Allah dan yang secara aktif mencari anggota dengan tidak memedulikan atas keberadaan kekal orang-orang yang mereka bujuk” (“Beware of False Prophets and False Teachers,” Ensign, November 1999, 63). • Bagaimana Anda dapat melindungi diri Anda dan yang lain dari penipuan imam? • Bagaimana Anda membela ajaran-ajaran Gereja ketika orang lain berbicara menentang para nabi zaman akhir Allah? Beri tahulah siswa bahwa Juruselamat mengajarkan kepada para murid-Nya bagaimana mereka yang mewakili Dia hendaknya mengajar dan memengaruhi 55 P EL A J A RA N 11 orang lain? Mintalah siswa untuk membaca dalam hati 3 Nefi 18:24 dan 3 Nefi 27:27, dengan mencari bagaimana pelayanan Injil sejati berbeda dengan penipuan imam. • Bagaimana motif dan tindakan dari para guru dan pemimpin yang saleh berbeda dengan motif dan tindakan dari mereka yang bersalah dari penipuan imam? (Para siswa hendaknya mengidentifikasi kebenaran berikut: Para murid Yesus Kristus berusaha untuk melayani dan memberkati orang lain dengan mengarahkan mereka kepada-Nya). Moroni 7:12–17; Eter 4:11–12 Membedakan kebenaran dari kesalahan Mintalah siswa untuk memikirkan tentang suatu waktu ketika seseorang mempertanyakan atau mengkritik kepercayaan agama mereka. Undanglah satu atau dua siswa untuk secara singkat membagikan pengalaman mereka. Undanglah beberapa siswa untuk bergiliran membaca dengan lantang Moroni 7:12–17 dan Eter 4:11–12 sementara anggota kelas menyimak, dengan mencari bagaimana membedakan apakah sesuatu berasal dari Tuhan atau dari iblis. • Apa yang Anda pelajari dari petikan ini mengenai bagaimana kita dapat menghakimi antara yang baik dan yang jahat? (Pastikan siswa memahami asas berikut: Segala sesuatu yang berasal dari Allah mengundang kita untuk berbuat kebaikan, untuk memercayai Yesus Kristus, dan untuk mengasihi serta melayani Allah). Undanglah seorang siswa untuk membaca dengan lantang pernyataan berikut dari Presiden Ezra Taft Benson: “Izinkan saya menyarankan tiga ujian singkat untuk menghindari ditipu. … 1. Apa yang kitab standar katakan mengenai itu? … 2. Panduan yang kedua adalah: apa yang para Presiden Gereja zaman akhir katakan mengenai topik tersebut—khususnya Presiden yang hidup? …. … 3. Ujian yang ketiga dan terakhir adalah Roh Kudus—ujian dari Roh. … Ujian ini hanya dapat sepenuhnya efektif jika saluran komunikasi seseorang dengan Allah bersih dan bajik dan tidak disesaki dengan dosa” (dalam Conference Report, Oktober 1963, 16–17). Untuk mengakhiri, mintalah siswa untuk merenungkan bagaimana mereka dapat dengan lebih baik menggunakan tulisan suci, perkataan para nabi, dan Roh Kudus untuk mengidentifikasi ajaran-ajaran palsu dan menghindari ditipu. Anda dapat mengimbau mereka untuk menelaah Yakub 7, Alma 1, dan Alma 30 secara lebih detail dan merenungkan bagaimana pasal-pasal ini dapat membantu mereka dengan lebih baik membedakan antara kebenaran dan kesalahan. Bacaan Siswa • 2 Nefi 26:29; 28:3–9, 12–15; Yakub 7:1–12; Alma 1:2–6; 30:12–18, 39–44; 3 Nefi 18:24; 27:27; Eter 4:11–12; Moroni 7:12–17; Joseph Smith—Matius 1:22. 56 PE LAJ ARAN 11 • Neil L. Andersen, “Angin Puyuh Rohani,” Ensign atau Liahona, Mei 2014, 18–21. 57 PELAJARAN 12 Kebutuhan Kita Akan Kelahiran Kembali Rohani Pendahuluan Dari Kitab Mormon kita belajar bahwa “manusia alami adalah musuh Allah” (Mosia 3:19). Dalam pelajaran ini, siswa diinstruksikan bahwa melalui bertobat dan menjalankan iman kepada Yesus Kristus, kita dapat mengatasi manusia alami, “dilahirkan kembali,” dan mengalami suatu perubahan hati yang hebat. Perubahan ini penting untuk memasuki kerajaan Allah. Bacaan Latar Belakang • David A. Bednar, “The Atonement and the Journey of Mortality,” Ensign, April 2012, 40–47. • D. Todd Christofferson, “Dilahirkan Kembali,” Ensign atau Liahona, Mei 2008, 76–79. Saran untuk Pengajaran Mosia 3:19; 16:2–5; Alma 41:10–11 Menanggalkan manusia alami Di papan tulis, tulislah pernyataan berikut oleh Presiden Ezra Taft Benson (1899–1994), dikutip dari “To ‘the Rising Generation,’” New Era, Juni 1986, 5: “Anda tidak bisa melakukan yang salah dan merasa benar. Itu tidak mungkin!” (Presiden Ezra Taft Benson) • Mengapa mustahil untuk menjadi bahagia ketika membuat pilihan-pilihan yang salah? Mintalah seorang siswa untuk membacakan Alma 41:10–11 dengan lantang, sementara anggota kelas mencari konsekuensi dari kejahatan. (Tekankan kebenaran berikut: Kejahatan tidak pernah merupakan kebahagiaan). • Apa sebagian penipuan yang dipergunakan Setan untuk meyakinkan kita bahwa melanggar perintah-perintah menuntun pada kebahagiaan? • Menurut ayat 11, apa artinya berada dalam “keadaan alami”? (Berada “dalam keadaan badani,” “dalam empedu kepahitan dan dalam ikatan kedurhakaan,” dan “tanpa firman Allah”). • Bagaimana Alma 41:10–11 membantu menjelaskan mengapa keadaan penuh dosa tidak dapat menuntun pada bahagia? (Itu bertentangan dengan sifat Allah, dan “sifat Allah” adalah “sifat kebahagiaan”). 58 PE LAJ ARAN 12 Ingatkan siswa bahwa kita semua mewarisi dampak dari Kejatuhan Adam. Mintalah siswa untuk membacakan Mosia 16:2–5 dengan lantang sementara anggota kelas mengidentifikasi kata atau frasa yang menggambarkan keadaan terjatuh umat manusia. • Apa kata dan frasa yang Abinadi gunakan untuk menggambarkan keadaan terjatuh manusia? • Apa signifikansi kata “bersikeras” di ayat 5? (Catatan: Mengidentifikasi kata-kata kunci adalah keterampilan penelaahan tulisan suci penting yang dapat Anda pilih untuk ditekankan di sini). • Apa yang memungkinkan bagi kita untuk dapat ditebus dari keadaan berdosa dan terjatuh kita? Mintalah siswa untuk membaca di dalam hati Mosia 3:19 dan mengidentifikasi bagaimana kita dapat mengatasi keadaan terjatuh kita. • Apa artinya “menyerah pada bujukan Roh Kudus”? • Apa yang harus kita lakukan untuk “[menanggalkan] manusia alami”? (Siswa hendaknya mengidentifikasi asas berikut: Sewaktu kita mengikuti bisikan Roh Kudus dan menggunakan kuasa Pendamaian, kita dapat menanggalkan manusia alami). Undanglah siswa untuk memikirkan bukti yang telah mereka lihat bahwa Juruselamat mampu mengubah kita menjadi orang yang lebih baik daripada yang pernah kita lakukan sendiri. Undanglah beberapa siswa untuk berbagi wawasan mereka. Undanglah siswa untuk menjawab dalam hati pertanyaan berikut: • Apa yang dapat Anda lakukan untuk lebih sepenuhnya “[menyerah] pada bujukan Roh Kudus”? • Manakah sifat-sifat yang tertera dalam Mosia 3:19 yang paling Anda perlukan untuk berkembang? Mosia 5:1–5, 7–8; 27:24–26 Dilahirkan kembali Mintalah siswa untuk mendaftar nama orang-orang dalam Kitab Mormon yang mengalami suatu perubahan hati yang hebat dalam sifat mereka karena Pendamaian Yesus Kristus. Ingatkan siswa bahwa Alma yang Muda dan para putra Mosia dahulu, selama waktu tertentu, ada di antara mereka yang tidak percaya di Zarahemla yang menganiaya para anggota Gereja (lihat Mosia 27:8). Setelah kunjungan seorang malaikat, Alma ditinggalkan tanpa kekuatan dan tidak mampu berbicara. Setelah tiga hari, kekuatan Alma dipulihkan dan dia bersaksi tentang perubahan menakjubkan yang telah terjadi dalam dirinya (lihat Mosia 27:11–24). Mintalah siswa untuk membacakan Mosia 27:24–26 dengan lantang sementara anggota kelas mencari bagaimana Alma menggambarkan perubahan yang menakjubkan ini. 59 P EL A J A RA N 12 • Apa kata atau frasa dalam ayat-ayat ini yang membantu menguraikan apa artinya dilahirkan kembali? • Bagaimana ayat 26 membantu menjelaskan mengapa kita perlu dilahirkan kembali? (Pastikan siswa memahami kebenaran ini: Hanya dengan menjadi makhluk baru dalam Kristus kita dapat mewarisi kerajaan Allah). Untuk membantu siswa memahami apa yang terjadi sewaktu kita secara rohani dilahirkan kembali, mintalah seorang siswa untuk membacakan Mosia 5:1–5, 8 dengan lantang. Mintalah siswa untuk mencari kata atau frasa yang mengindikasikan rakyat Raja Benyamin telah mengalami kelahiran kembali rohani. • Apa bukti yang Anda temukan bahwa rakyat Raja Benyamin telah mengalami perubahan rohani? (Jawaban hendaknya mencakup yang berikut: mereka tidak lagi memiliki watak untuk melakukan yang jahat, mereka berhasrat untuk melakukan yang baik secara berkelanjutan, pikiran mereka diterangi, dan mereka dipenuhi dengan sukacita dan bersedia untuk membuat perjanjian dengan Tuhan). • Menurut ayat 2, dan 4, apa yang diperlukan untuk menerima suatu “perubahan yang hebat dalam hati”? (Siswa hendaknya mengidentifikasi asas berikut: Sewaktu kita menjalankan iman kepada Yesus Kristus dan menerima Roh Kudus, kita dapat mengalami perubahan hati yang hebat). Perlihatkan pernyataan berikut oleh Penatua David A. Bednar dari Kuorum Dua Belas Rasul. Mintalah siswa untuk membacakan dengan lantang sementara anggota kelas mencari bagaimana Penatua Bednar menggambarkan perubahan hati yang hebat ini. “Mohon perhatikan bahwa pertobatan yang diuraikan dalam [Mosia 5] adalah dahsyat, bukan kecil—kelahiran kembali secara rohani dan perubahan yang mendasar dari apa yang kita inginkan, apa yang kita pikirkan dan lakukan, dan apa adanya kita. Sesungguhnya, sifat sejati dari Injil Yesus Kristus memerlukan perubahan yang mendasar dan permanen dalam sifat alami kita yang dimungkinkan melalui ketergantungan kita pada ‘jasa, belas kasihan serta kasih karunia Mesias yang Kudus’ (2 Nefi 2:8)” (“Kamu Harus Dilahirkan Kembali,” Ensign atau Liahona, Mei 2007, 20). • Apa yang menonjol bagi Anda dalam uraian Penatua Bednar tentang perubahan hati yang hebat? Undanglah siswa untuk membahas apa yang dapat kita lakukan untuk terus mengalami suatu perubahan hati yang hebat? Undanglah seorang siswa untuk membacakan Mosia 5:7 dalam hati dan mencari bagaimana hubungan kita dengan Yesus Kristus berubah sewaktu kita dilahirkan kembali. • Dengan cara apa kita menjadi anak-anak Yesus Kristus? Undanglah siswa untuk memikirkan mengenai signifikansi dari menjadi “anak-anak Kristus,” dan undanglah mereka untuk membagikan bagaimana ini 60 PE LAJ ARAN 12 seharusnya memotivasi kita sewaktu kita berupaya untuk menjadi dilahirkan kembali. Alma 5:14, 26–27; Eter 12:27 Kelahiran kembali rohani memerlukan waktu dan upaya Undanglah seorang siswa untuk membacakan dengan lantang pernyataan berikut oleh Penatua D. Todd Christofferson dari Kuorum Dua Belas Rasul. sementara anggota kelas mendengarkan bagaimana dia menguraikan proses menerima perubahan hati: “Anda mungkin bertanya, Mengapa perubahan yang besar ini tidak terjadi lebih cepat pada diri saya? Anda hendaknya mengingat bahwa contoh-contoh menakjubkan dari rakyat Raja Benyamin, Alma, dan beberapa orang lainnya dalam tulisan suci adalah contoh yang—menakjubkan dan tidak biasa. Bagi sebagian besar dari kita, perubahan lebih secara bertahap dan terjadi terus-menerus. Dilahirkan kembali, tidak seperti kelahiran jasmani kita, lebih dari sekadar proses daripada sebuah kejadian. Dan terlibat dalam proses tersebut adalah tujuan inti dari kehidupan fana. Pada saat yang sama, janganlah kita menghakimi diri kita sendiri dalam usaha yang sederhana. Janganlah kita merasa senang untuk mempertahankan beberapa keinginan untuk berbuat jahat. Marilah kita secara layak mengambil sakramen setiap minggu dan terus menerima Roh Kudus untuk menanggalkan bekas-bekas kenajisan dalam diri kita. Saya membagikan kesaksian bahwa sewaktu Anda melanjutkan di jalan kelahiran kembali secara rohani, kasih karunia penebusan Yesus Kristus akan melepaskan dosa-dosa Anda dan noda dosa-dosa itu dalam diri Anda, godaan-godaan akan kehilangan daya tariknya, dan melalui Kristus Anda akan menjadi kudus, seperti Dia dan Bapa kita yang adalah kudus.” (“Dilahirkan Kembali,” Ensign atau Liahona, Mei 2008, 78). • Menurut Penatua Christofferson, mengapa dilahirkan kembali lebih merupakan suatu proses alih-alih suatu peristiwa? • Bagaimana proses kelahiran kembali rohani membantu kita menjadi seperti Bapa Surgawi dan Putra-Nya, Yesus Kristus? (Bantulah siswa mengidentifikasi kebenaran ini: Melalui kasih karunia Yesus Kristus, kita dapat diampuni dan menerima bantuan untuk melanjutkan di jalan kelahiran kembali rohani). Untuk membantu siswa memahami dengan lebih baik arti kasih karunia, pertimbangkan membagikan pernyataan ini dari Bible Dictionary: “Adalah … melalui kasih karunia Tuhan individu-individu, melalui iman pada Pendamaian Yesus Kristus dan pertobatan dari dosa-dosa mereka, menerima kekuatan dan bantuan untuk melakukan pekerjaan kebaikan yang sebaliknya tidak akan dapat diperoleh jika mengandalkan kekuatan mereka sendiri. Kasih karunia ini adalah kuasa yang memungkinkan yang mengizinkan pria dan wanita untuk memperoleh kehidupan kekal dan permuliaan setelah mereka mengerahkan upaya terbaik mereka” (Bible Dictionary, “Grace”). 61 P EL A J A RA N 12 Undanglah siswa untuk membacakan Alma 5:14, 26–27 dalam hati dan mencari apa yang Alma ajarkan kepada mereka yang sudah memulai proses kelahiran kembali rohani dan mengalami perubahan hati yang hebat. Imbaulah siswa untuk merenungkan bagaimana mereka akan menjawab pertanyaan Alma. • Menurut ayat 27, apa yang harus kita lakukan setelah kita menerima perubahan hati yang hebat? (Kita harus terus hidup tak bercela di hadapan Allah, menjadi rendah hati, dan mencari pengampunan bagi dosa-dosa kita). • Menurut Anda mengapa Alma mengajarkan bahwa kerendahhatian semacam itu merupakan bagian penting dari mempertahankan perubahan hati kita? Beri tahulah siswa bahwa Tuhan mengajarkan kepada Eter mengapa kuasa kerendahhatian sedemikian penting sewaktu kita berusaha untuk memiliki perubahan hati. Ingatkan siswa bahwa asas-asas tulisan suci sering menggunakan kata jika dan maka, dan kemudian undanglah mereka untuk meninjau Eter 12:27 dalam hati, dengan mencari asas “jika-maka.” Bahaslah asas-asas berikut sewaktu siswa mengidentifikasinya: Jika kita datang kepada Yesus Kristus, maka Dia akan memperlihatkan kepada kita kelemahan kita. Jika kita merendahkan hati kita dan menjalankan iman kepada Tuhan, maka Dia akan menjadikan apa yang lemah menjadi kuat bagi kita. • Menurut Anda mengapa penting bagi kita untuk mengenali kelemahan-kelemahan kita? • Menurut Anda apa artinya frasa “kasih karunia-Ku cukup bagi semua orang … yang merendahkan hati mereka di hadapan-Ku”? Perlihatkan pernyataan berikut oleh Penatua Bruce C. Hafen dari Tujuh Puluh, dan mintalah seorang siswa untuk membacanya dengan lantang: “Jika Anda memiliki masalah dalam kehidupan Anda, jangan menganggap tidak ada yang salah dengan diri Anda. Berjuang mengatasi masalah-masalah itu merupakan bagian dasar dari tujuan kehidupan. Sewaktu kita mendekatkan diri kita kepada Allah, Dia akan menunjukkan kelemahan-kelemahan kita, dan hal itu membuat kita lebih bijaksana, lebih kuat. Jika Anda melihat lebih banyak kelemahan Anda, itu dapat berarti Anda bergerak mendekat kepada Allah, bukan menjauh dari-Nya.” (“Kurban Tebusan: Untuk Kita Semua,” Ensign atau Liahona, Mei 2004, 97). • Apa yang dapat kita lakukan untuk menghindari menjadi putus asa ketika kita mengenali kelemahan-kelemahan kita? Bagikan kesaksian Anda bahwa kasih karunia Yesus Kristus akan membantu kita mengatasi kelemahan kita sewaktu kita berusaha untuk secara rohani dilahirkan kembali. Bacaan Siswa • Mosia 3:19; 5:1–5, 7–8; 16:2–5; 27:24–26; Alma 5:14, 26–27; 41:10–11; Eter 12:27. 62 PE LAJ ARAN 12 • David A. Bednar, “Pendamaian dan Perjalanan Kefanaan,” Ensign, April 2012, 12–19. 63 PELAJARAN 13 Perjanjian Baptisan, Hari Sabat, dan Sakramen Pendahuluan Melalui tata cara pembaptisan, para pengikut Yesus Kristus berjanji untuk mengambil nama-Nya ke atas diri mereka. Dalam pelajaran ini, siswa akan belajar bahwa Kitab Mormon mengajarkan bahwa para anggota Gereja Kristus harus berkumpul bersama pada hari Sabat dan menikmati kesempatan istimewa yang sakral untuk mengambil sakramen. Ketika kita mengambil sakramen, kita memperbarui perjanjian baptisan kita dan mengundang Roh Kudus untuk menyertai kita. Bacaan Latar Belakang • L. Tom Perry, “Hari Sabat dan Sakramen,” Ensign atau Liahona, Mei 2011, 6–9. • Russell M. Nelson, “Hari Sabat Hari Kenikmatan,” Ensign atau Liahona, Mei 2015, 129–32. • Dallin H. Oaks, “Pertemuan Sakramen dan Sakramen,” Ensign atau Liahona, November 2008, 17–20. Saran untuk Pengajaran Mosia 18:8–10; 25:23–24 Mengambil ke atas diri kita nama Kristus. Mintalah beberapa siswa untuk menguraikan sesuatu yang bermakna yang mereka ingat tentang pembaptisan—contohnya, kebaktian pembaptisan, tata cara itu sendiri, atau pemikiran serta perasaan yang mereka miliki. Kemudian berilah siswa waktu sejenak untuk merenungkan seberapa baik mereka rasa mereka telah menepati perjanjian-perjanjian baptisan mereka. Ingatkan siswa bahwa Alma mengajarkan tentang perjanjian baptisan di Perairan Mormon, dan kemudian mintalah seorang siswa untuk membacakan Mosia 18:8–10 dengan lantang. Mintalah anggota kelas untuk menyimak, dengan mencari apa yang kita janjikan untuk lakukan ketika kita dibaptis. Di papan tulis, tulislah yang berikut: Ketika kita dibaptiskan, kita berjanji untuk …. • Apa yang telah kita janjikan untuk lakukan ketika kita dibaptis? (Sewaktu siswa menjawab, daftarlah jawaban mereka di papan tulis untuk melengkapi pernyataan doktrinal: Ketika kita dibaptis, kita berjanji untuk saling menanggung beban, berdiri sebagai saksi Allah, melayani Dia, dan menaati perintah-perintah-Nya). 64 PE LAJ ARAN 13 Bantulah siswa memahami konteks dari petikan tulisan suci berikutnya dengan menjelaskan bahwa setelah Alma dan orang-orangnya bergabung dengan mereka yang percaya di Zarahemla, Alma membangun banyak jemaat dari orang-orang percaya. Undanglah sejumlah siswa untuk bergiliran membaca Mosia 25:23–24 dengan lantang, dan mintalah anggota kelas untuk mencari wawasan tambahan dalam perjanjian baptisan kita. Setelah siswa membahas apa yang mereka kenali, tanyakan: • Bagaimana orang-orang diberkati sebagai hasil dari dibaptiskan dan bergabung dengan Gereja Allah? (Bantulah siswa memahami asas berikut: Sewaktu kita mengambil ke atas diri kita sendiri nama Yesus Kristus dan hidup sesuai hal itu, Tuhan akan mencurahkan Roh-Nya ke atas kita). • Sewaktu Anda telah hidup sesuai perjanjian baptisan Anda, bagaimana kehidupan Anda telah dipengaruhi dengan memiliki Roh Kudus dicurahkan ke atas Anda? Undanglah siswa untuk merenungkan bagaimana perjanjian baptisan mereka dapat memperkuat komitmen mereka untuk menjadi pengikut Yesus Kristus dalam keputusan dan tindakan mereka. Keluaran 31:13, 16–17; Mosia 18:17, 23–25; Moroni 6:4–6 Beribadat di hari Sabat Jelaskan bahwa Kitab Mormon mengilustrasikan beberapa cara di mana para anggota Gereja Kristus harus menepati perjanjian pembaptisan. Mintalah separuh kelas untuk menelaah Mosia 18:17, 23–25 sementara separuh lainnya menelaah Moroni 6:4–6. Sarankan agar siswa menandai kata atau frasa yang menguraikan praktik-praktik peribadatan yang dijalankan oleh para pengikut Kristus. Undanglah mereka untuk membagikan apa yang mereka identifikasi. • Apa beberapa alasan bahwa para anggota sering berkumpul bersama? (Siswa hendaknya mengidentifikasi kebenaran berikut: Ketika kita menjadi anggota Gereja Kristus, kita diperintahkan untuk menaati hari Sabat dan menguduskannya. Sebagai anggota Gereja, kita harus sering bertemu bersama dipelihara dengan firman Allah yang baik, berpuasa, berdoa, saling memperkuat, dan mengambil sakramen). Bacakan pernyataan berikut oleh Penatua Jeffrey R. Holland dari Kuorum Dua Belas Rasul: “Sebagian besar orang datang ke gereja tidak sekadar mencari beberapa fakta Injil yang baru atau bertemu teman-teman lama, walaupun semua itu adalah penting. Mereka mencari pengalaman rohani. Mereka menginginkan kedamaian. Mereka ingin iman mereka dibentengi dan harapan mereka diperbarui. Singkatnya, mereka ingin dipelihara dengan firman Allah yang baik, diperkuat dengan kuasa surga” (“A Teacher Come from God,” Ensign, Mei 1998, 26). • Bagaimana berkumpul bersama dengan para anggota Gereja di hari Sabat membantu Anda merasa “diperkuat dengan kuasa surga”? 65 P EL A J A RA N 13 • Apa yang akan Anda lakukan di Gereja untuk berada lebih dekat dan dengan benar beribadat kepada Bapa Surgawi dan Yesus Kristus? Untuk membantu siswa lebih lanjut memahami mengapa para anggota diperintahkan untuk menaati hari Sabat dan menguduskannya, undanglah mereka untuk membaca Keluaran 31:13, 16–17 dan merujuksilangkan dengan Mosia 18:23. • Apa artinya bagi Anda bahwa Sabat adalah suatu “peringatan” antara kita dan Tuhan? Bacalah pernyataan berikut oleh Penatua Russell M. Nelson dari Kuorum Dua Belas Rasul: “Bagaimana kita menguduskan hari Sabat? Di tahun-tahun muda saya, saya menelaah pekerjaan orang lain yang telah menyusun daftar apa yang boleh dan yang tidak boleh dilakukan pada hari Sabat. Tidak lama kemudian saya belajar dari tulisan suci bahwa perilaku saya dan sikap saya pada hari Sabat merupakan suatu peringatan antara saya dan Bapa Surgawi saya. Dengan pemahaman itu, saya tidak lagi membutuhkan daftar boleh dan tidak boleh. Ketika saya harus membuat keputusan apakah kegiatan pantas atau tidak untuk Sabat. saya bertanya saja kepada diri sendiri, ‘Peringatan macam apa yang ingin saya berikan kepada Allah?’ Pertanyaan itu membuat pilihan saya mengenai hari Sabat menjadi sangat jelas” (“Hari Sabat Hari Kenikmatan,” Ensign atau Liahona, Mei 2015, 130). • Bagaimana menanyakan kepada diri kita “Apa peringatan yang dapat saya berikan kepada Allah?” dapat membantu kita membuat pilihan yang lebih baik mengenai apa yang kita lakukan di hari Sabat? • Menurut Anda bagaimana upaya Anda untuk menguduskan hari Sabat memengaruhi hari-hari di minggu Anda? Undanglah siswa untuk memperkirakan upaya mereka sendiri untuk menguduskan hari Sabat. Mintalah mereka untuk memikirkan apakah pikiran dan tindakan mereka memperlihatkan peribadatan yang tulus terhadap Bapa di hari itu. Undanglah siswa untuk menetapkan gol tertentu untuk meningkatkan peribadatan hari Sabat mereka. 3 Nefi 18:1–11; 20:3–9; Moroni 4:3; 5:2 Mengambil sakramen Di papan tulis, tulislah pernyataan berikut oleh Penatua L. Tom Perry (1922–2015) dari Kuorum Dua Belas Rasul (dari “Saat Kita Mengambil Sakramen,” Ensign atau Liahona, Mei 2006, 39): “Mengambil sakramen menyediakan bagi kita momen sakral di tempat yang kudus.” (Penatua L. Tom Perry). • Bagaimana gagasan tentang “momen sakral” dan “tempat yang kudus” memengaruhi pikiran dan tindakan kita sewaktu kita mengambil sakramen? 66 PE LAJ ARAN 13 Ingatkan siswa bahwa Yesus Kristus yang telah bangkit mengadakan sakramen ketika Dia mengunjungi orang-orang Nefi di Bountiful. Undanglah sejumlah siswa untuk bergiliran membaca 3 Nefi 18:1–11 dengan lantang, sementara anggota kelas mencari bagaimana Juruselamat mengajarkan tentang tujuan sakramen. • Apa asas yang diajarkan oleh Juruselamat mengenai tujuan sakramen? (Sewaktu siswa merespons, tulislah asas berikut di papan tulis: Sewaktu kita mengambil sakramen dan selalu mengingat Yesus Kristus, kita akan memiliki Roh-Nya untuk menyertai kita). • Apa yang Anda lakukan untuk mengingat Juruselamat ketika mengambil sakramen dan selama sisa minggu itu? Ingatkan siswa bahwa Moroni mencatat kata-kata yang para pengikut Yesus Kristus gunakan sewaktu memberkati sakramen. Pertimbangkan untuk mengundang siswa membaca doa sakramen dalam Moroni 4:3 dan 5:2 dan garis bawahi frasa-frasa yang berkaitan dengan asas yang ditulis di papan tulis. • Apa kemungkinan akibatnya jika kita gagal untuk “selalu mengingat-Nya”? (Moroni 4:3; 5:2). Ingatkan siswa bahwa ketika Yesus Kristus mengunjungi orang-orang Nefi pada hari setelah Dia mengadakan sakramen, Dia sekali lagi melaksanakan tata cara itu bagi mereka. Undanglah beberapa siswa untuk bergiliran membacakan dengan lantang 3 Nefi 20:3–9. Mintalah siswa untuk mencari berkat-berkat tambahan yang datang karena mengambil sakramen. • Apa artinya bahwa jiwa kita “tidak akan pernah lapar tidak juga haus tetapi akan kenyang”? • Dengan cara apa mengambil sakramen memuaskan rasa lapar dan haus rohani Anda? • Bagaimana mengambil sakramen dengan kerendahhatian dan rasa syukur dapat membantu kita mengingat dengan lebih baik Juruselamat selama sisa minggu ini? Undanglah siswa untuk memikirkan perilaku mereka selama kebaktian sakramen sewaktu seorang siswa membacakan dengan lantang pernyataan berikut oleh Penatua Dallin H. Oaks dari Kuorum Dua Belas Rasul: “Selama pertemuan sakramen—dan terutama selama kebaktian sakramen—kita hendaknya berkonsentrasi pada ibadat dan menahan diri dari semua kegiatan lain, terutama dari perilaku yang dapat mengganggu ibadat orang lain. … Pertemuan sakramen bukanlah waktu untuk membaca buku atau majalah. Kaum muda, pertemuan sakramen bukanlah waktu untuk berbincang dengan berbisik-bisik di telepon selular maupun mengirim pesan singkat ke orang-orang di tempat lain. Ketika kita mengambil sakramen, kita membuat perjanjian kudus bahwa kita akan selalu mengingat Juruselamat. Betapa sedihnya melihat orang yang dengan terang-terangan melanggar perjanjian itu bahkan di dalam pertemuan tempat mereka membuatnya. (“Pertemuan Sakramen dan Sakramen,” Ensign atau Liahona, November 2008, 18–19). 67 P EL A J A RA N 13 Sewaktu Anda memikirkan kebutuhan siswa Anda dan bisikan Roh, Anda dapat membaca Markus 14:37 bersama mereka dan menandaskan bahwa satu penerapan dari ayat ini bagi kita adalah untuk mengesampingkan semua gangguan dan memberikan kepada Tuhan kita perhatian penuh setiap minggu sewaktu kita beribadat dalam pertemuan sakramen. Undanglah siswa untuk memikirkan apa yang dapat mereka lakukan untuk memiliki pengalaman yang lebih sakral ketika mengambil sakramen. Tanyakan apakah ada di antara mereka yang ingin membagikan kesaksian tentang pentingnya hari Sabat dan sakramen. Bagikan kesaksian Anda bahwa Tuhan akan memberkati kita dengan Roh-Nya sewaktu kita menghormati perjanjian baptisan kita dan berusaha untuk selalu mengingat-Nya. Bacaan Siswa • Keluaran 31:13, 16–17; Mosia 18:8–10, 23; 25:23–24; 3 Nefi 18:1–11; 20:3–9; Moroni 4:3; 5:2; 6:4–6. • Russell M. Nelson, “Hari Sabat Hari Kenikmatan,” Ensign atau Liahona, Mei 2015, 129–32. 68 PELAJARAN 14 Kuasa Allah Akan Pembebasan Pendahuluan Kitab Mormon memuat sejumlah kisah tentang individu dan masyarakat yang tunduk pada perbudakan dalam beberapa bentuk. Sebagian besar dari kisah ini mengilustrasikan bahwa Yesus Kristus adalah sang Pembebas Agung dan sumber pertolongan ketika pelolosan diri atau keselamatan tampak mustahil. Sewaktu kita mendekat kepada Tuhan melalui pertobatan, kerendahhatian, dan doa, kita secara rohani menjadi siap untuk meminta dan menerima kuasa Allah akan pembebasan. Bacaan Latar Belakang • L. Tom Perry, “Kuasa Pembebasan,” Ensign atau Liahona, Mei 2012, 94–97. • Dallin H. Oaks, “Dia Meringankan Beban yang Kuat,” Ensign atau Liahona, November 2006, 6–9. • David A. Bednar, “Menanggung Beban Mereka dengan Mudah,” Ensign atau Liahona, Mei 2014, 87–90. Saran untuk Pengajaran 1 Nefi 1:20; Alma 36:1–3, 27–29 Allah memiliki kuasa untuk menganugerahkan pembebasan Undanglah siswa untuk memikirkan ketika mereka telah terkesan oleh keberanian dan kekuatan seseorang yang telah menghadapi tantangan atau kesulitan besar. Mintalah mereka untuk secara singkat membagikan apa yang telah mereka amati. Mintalah siswa untuk membaca dalam hati 1 Nefi 1:1, dengan mencari apa yang Nefi katakan mengenai kesulitan yang telah dia alami dalam kehidupannya. • Bagaimana Nefi meringkas perasaannya setelah mengalami “banyak kesengsaraan”? • Mengapa menurut Anda seseorang dapat merasa “telah sangat berkenan bagi Tuhan” bahkan ketika mengalami tantangan atau kesulitan? Beri tahulah siswa untuk merujuksilangkan 1 Nefi 1:1 dengan 1 Nefi 1:20 dan mencari satu alasan mengapa Nefi menguraikan perasaan “telah sangat berkenan bagi Tuhan.” • Apa asas dalam ayat ini yang dapat membantu seseorang merasakan pengharapan ketika mengalami tantangan dan kesulitan? (Siswa hendaknya mengidentifikasi asas berikut: Sewaktu kita menjalankan iman kepada Yesus Kristus, kita dapat menerima belas kasihan dan pembebasan Allah). Jelaskan bahwa frasa “Aku, Nefi, akan memperlihatkan kepadamu” menyarankan bahwa Nefi bermaksud untuk mencatat contoh tentang kuasa Allah akan 69 P EL A J A RA N 14 pembebasan. Undanglah siswa untuk meneliti 1 Nefi pasal 1–8 dan 16–18, dengan mencari contoh dari kehidupan Nefi yang mengilustrasikan kuasa Allah akan pembebasan. Undanglah siswa untuk secara singkat membagikan contoh yang mereka identifikasi. Jika siswa bergumul untuk menemukan contoh, Anda dapat mengarahkan mereka pada satu atau lebih dari petikan berikut: 1 Nefi 3:23–31; 4:1–18; 7:16–19; 8:7–12; 16:10, 18–31, 36–39; 17:48–55; dan 18:1–3, 11–21. Bacalah dengan lantang pernyataan berikut oleh Penatua L. Tom Perry (1922–2015) dari Kuorum Dua Belas Rasul: “Banyak dari cerita dalam Kitab Mormon adalah cerita-cerita tentang pembebasan. Keberangkatan Lehi ke padang belantara dengan keluarganya adalah mengenai pembebasan dari kehancuran Yerusalem. Cerita mengenai orang-orang Yared adalah cerita tentang pembebasan, seperti halnya dengan cerita tentang orang-orang Mulek. Alma yang Muda dibebaskan dari dosa. Para Teruna Helaman dibebaskan dalam pertempuran. Nefi dan Lehi dibebaskan dari penjara. Tema pembebasan terbukti di sepanjang seluruh Kitab Mormon” (“Kuasa Pembebasan,” Ensign atau Liahona, Mei 2012, 94). Sebagai contoh tentang pembebasan rohani, jelaskan bahwa Alma menguraikan pembebasannya dari dosa kepada putranya, Helaman. Mintalah seorang siswa untuk membaca Alma 36:1–3 dengan lantang, dan undanglah siswa lainnya untuk membaca Alma 36:27–29 dengan lantang (perhatikan bahwa Alma 5:1–12 berisi nasihat yang sama). Mintalah anggota kelas untuk menyimak, dengan mencari wawasan yang dapat membantu seseorang yang bergumul dengan kesengsaraan dan kesulitan. • Apa wawasan yang Anda temukan dalam petikan ini yang dapat membantu seseorang yang menghadapi kesulitan jasmani maupun rohani? • Apa jenis perbudakan jasmani dan rohani yang orang-orang hadapi dewasa ini? (Contoh termasuk kesehatan yang buruk, kecanduan narkoba dan pornografi, kemiskinan, perundungan, diskriminasi, dosa, ketidakpercayaan, dan pemberontakan). Perlihatkan dan bacakan pernyataan berikut oleh Penatua Jeffrey R. Holland dari Kuorum Dua Belas Rasul: “Apakah Anda tengah memerangi iblis kecanduan—tembakau atau narkoba atau judi, atau wabah pornografi yang merusak dewasa ini? Apakah pernikahan Anda bermasalah atau apakah anak Anda dalam bahaya? Apakah Anda bingung dengan identitas jenis kelamin atau tengah mencari harga diri? Apakah Anda—atau orang yang Anda kasihi—menghadapi penyakit atau depresi atau kematian? Apa pun langkah lain yang mungkin perlu Anda ambil untuk mengatasi masalah-masalah itu, pertama-tama datanglah kepada Injil Yesus Kristus. Percayalah pada janji-janji surgawi. Dalam hal itu kesaksian Alma adalah kesaksian saya: ‘Saya sungguh tahu,’ dia mengatakan, ‘barang siapa akan menaruh kepercayaannya kepada Allah akan didukung dalam pencobaan mereka, dan kesusahan mereka, dan kesengsaraan mereka’ [Alma 36:3]” (“Hal-Hal yang Rusak yang Harus Diperbaiki” Ensign atau Liahona, Mei 2006, 70).” 70 PE LAJ ARAN 14 • Apa yang Penatua Holland katakan akan membantu kita mulai untuk mengatasi masalah dan tantangan kita? 1 Nefi 6:4; Mosia 21:2–5, 14–16; 23:23–24; 24:13–15, 21; Alma 34:9; Helaman 5:9 Yesus Kristus adalah sumber pembebasan Undanglah siswa untuk menguraikan alasan berbeda mengapa penulis dapat termotivasi untuk menulis sebuah buku. (Sebagai contoh, seorang penulis mungkin ingin menceritakan sebuah kisah, membagikan keahliannya mengenai suatu subjek, atau mencari nafkah). Setelah beberapa menit membagikan gagasan mereka kepada anggota kelas, undanglah siswa untuk membaca dalam hati 1 Nefi 6:4, dengan mencari salah satu alasan mengapa Nefi termotivasi untuk menulis. • Apa yang Nabi Nefi katakan adalah tujuannya dalam menuliskan catatannya? (Dia berhasrat untuk membujuk orang-orang supaya datang kepada Allah dan diselamatkan). Bersaksilah kepada siswa bahwa kuasa Allah untuk menyelamatkan adalah kuasa untuk membebaskan. Salinlah yang berikut di papan tulis, dan jelaskan kepada siswa bahwa petikan-petikan ini menguraikan orang-orang yang berada dalam kebutuhan pembebasan: Rakyat Limhi Orang-orang Alma Semua orang Mosia 21:2–5, 14–16 Mosia 23:23–24; 24:21 Alma 34:9; Helaman 5:9 Mintalah siswa untuk membaca dalam hati petikan-petikan di papan tulis, dengan mencari apa yang setiap petikan ajarkan mengenai sumber pembebasan dari tantangan dan kesulitan. • Apa yang Anda pelajari dari petikan-petikan ini mengenai sumber pembebasan? (Sewaktu siswa merespons, tekankan ajaran berikut: Yesus Kristus memiliki kuasa untuk membebaskan kita dari keadaan tersesat dan terjatuh kita dan dari tantangan-tantangan dalam kefanaan). Perlihatkan pernyataan berikut oleh Presiden Henry B. Eyring dari Presidensi Utama, dan mintalah seorang siswa untuk membacakannya dengan lantang: 71 P EL A J A RA N 14 “Saya ingin memberikan kesaksian tentang kuasa Allah akan pembebasan. Pada beberapa titik dalam kehidupan kita, kita semua akan memerlukan kuasa itu. Setiap orang yang hidup berada di tengah-tengah suatu ujian. … Dua hal akanlah sama bagi kita semua. Itu adalah bagian dari rancangan bagi kehidupan fana. Pertama, ujian terkadang akan merentang cukup bagi kita untuk merasakan perlunya bantuan di luar kemampuan kita sendiri. Dan, kedua, Allah dalam kemurahan hati dan kebijaksanaan-Nya telah menjadikan kuasa pembebasan tersedia bagi kita” (“The Power of Deliverance” [Brigham Young University devotional, 15 Januari 2008], 1; speeches.byu.edu). • Kapankah Anda telah menerima “bantuan diluar kemampuan [Anda] sendiri” selama kesulitan? Jika waktu mengizinkan, Anda dapat merujuk pada kisah orang-orang Alma dalam Mosia 24:13–15 untuk mengilustrasikan gagasan bahwa pembebasan Allah tidak selalu berarti bahwa beban kita akan disingkirkan; alih-alih, Allah sering membebaskan kita dengan memperkuat kemampuan kita untuk menanggung beban kita. Kesabaran dan ketahanan diperlukan dalam situasi ini, seperti ketika masalah kesehatan berlanjut di sepanjang kehidupan seseorang. Pembebasan datang dalam cara Allah sendiri dan menurut waktu-Nya. Mosia 7:33; 29:20; Alma 58:10–11; 3 Nefi 4:33 Memperoleh kuasa pembebasan Bersaksilah bahwa ada harapan bagi kita masing-masing ketika kita menemukan diri kita dalam keadaan yang darinya pelolosan diri atau penyelamatan tampak mustahil. Ingatkan siswa bahwa tulisan suci memuat petunjuk mengenai bagaimana memperoleh kuasa Juruselamat akan pembebasan. Daftarlah rujukan-rujukan berikut di papan tulis. (Jangan menyertakan materi dalam tanda kurung yang disediakan hanya untuk guru). Undanglah siswa untuk membaca setiap petikan, dengan mencari tindakan yang membantu kita memperoleh kuasa Juruselamat akan pembebasan. Mosia 7:33 (Berpalinglah kepada Tuhan dengan maksud hati yang sepenuhnya, memercayai Dia, melayani Dia dengan tekun) Mosia 29:20 (Jadilah rendah hati, berserulah dengan kuat kepada Allah) Alma 58:10–11 (Curahkanlah jiwa seseorang dalam doa, berharap bagi pembebasan) 3 Nefi 4:33 (Bertobatlah, jadilah rendah hati) Setelah waktu yang memadai, undanglah siswa untuk berbagi dan membahas tindakan apa pun yang mereka identifikasi, dan tulislah respons siswa di papan tulis. Tekankan asas berikut: Ketika kita berpaling kepada Allah dengan maksud hati yang sepenuhnya dan berdoa memohon bantuan-Nya, memiliki 72 PE LAJ ARAN 14 roh pertobatan dan kerendahhatian, kita dapat memperoleh kuasa-Nya akan pembebasan. Perlihatkan pernyataan berikut oleh Presiden Henry B. Eyring: “Tuhan senantiasa ingin menuntun kita pada pembebasan melalui upaya kita menjadi lebih saleh. Itu memerlukan pertobatan. Dan itu memerlukan kerendahhatian. Jadi jalan menuju pembebasan senantiasa memerlukan kerendahhatian agar Tuhan dapat menuntun kita dengan tangan-Nya di mana Dia ingin membawa kita melalui masalah kita dan menuju pengudusan” (“The Power of Deliverance” [Brigham Young University devotional, 15 Januari 2008], 4; speeches.byu.edu). • Bagaimana pertobatan, kerendahhatian, dan doa membantu kita untuk memperoleh kuasa Tuhan akan pembebasan ? • Kapankah Anda atau seseorang yang Anda kenal berpaling kepada Tuhan untuk pembebasan dan menerimanya? Bagaimana pengalaman ini telah meningkatkan kepercayaan Anda kepada Yesus Kristus? Imbaulah siswa untuk merenungkan suatu waktu ketika mereka mengalami kuasa Tuhan akan pembebasan dalam kehidupan mereka. Imbaulah mereka untuk mencatat pengalaman mereka untuk ingatan di masa datang. Pertimbangkan untuk mengundang siswa supaya membagikan pengalaman mereka yang tidak terlalu sakral atau pribadi. Bacaan Siswa • 1 Nefi 1:20; 6:4; Mosia 7:33; 21:2–5, 14–16; 23:23–24; 24:13–15, 21; 29:20; Alma 34:9; 36:1–3, 27–29; 58:10–11; Helaman 5:9; 3 Nefi 4:33. • L. Tom Perry, “Kuasa Pembebasan,” Ensign atau Liahona, Mei 2012, 94–97. 73 PELAJARAN 15 Menjadi Alat dalam Tangan Tuhan Pendahuluan Injil Yesus Kristus adalah pesan perdamaian bagi dunia yang bergejolak. Mereka yang menjadi alat dalam tangan Allah dapat membagikan Injil dan membantu orang lain menjadi diinsafkan. Dalam pelajaran ini, siswa akan menelaah dan menerapkan asas-asas dari kisah Kitab Mormon tentang para misionaris yang menjadi alat dalam tangan Allah dan membantu orang lain menerima kehidupan kekal. Bacaan Latar Belakang • M. Russell Ballard, “Letakkan Kepercayaanmu kepada Tuhan,” Ensign atau Liahona, November 2013, 43–45. • Don R. Clarke, “Menjadi Alat dalam Tangan Allah,” Ensign atau Liahona, November 2006, 97–99. Saran untuk Pengajaran 1 Nefi 13:37; Mosia 15:14–19, 26–28 Berkat-berkat dijanjikan kepada mereka yang membagikan Injil Di papan tulis, tulislah pernyataan berikut oleh Nabi Joseph Smith (1805–1844) dari Ajaran-Ajaran Presiden Gereja: Joseph Smith (2007), 382: “Setelah semua yang telah dikatakan, tugas yang paling besar dan paling penting adalah untuk mengkhotbahkan Injil.” (Nabi Joseph Smith) Undanglah siswa untuk membaca dalam hati pernyataan ini. Kemudian tanyakan: • Mengapa adalah tugas paling penting kita untuk membagikan Injil kepada orang lain? • Apa berkat-berkat yang telah Anda terima karena menerima dan memenuhi tugas ini? Jelaskan bahwa Nefi meramalkan Pemulihan Injil dan tampilnya Kitab Mormon (lihat 1 Nefi 13:34–36). Dia juga menguraikan berkat-berkat yang tersedia bagi mereka yang akan memaklumkan Injil dan membantu orang lain datang kepada Kristus. Undanglah siswa untuk membaca 1 Nefi 13:37 dalam hati, dan imbaulah mereka untuk menandai atau menggarisbawahi berkat-berkat yang dijanjikan kepada mereka yang berusaha untuk membagikan Injil di zaman akhir. 74 PE LAJ ARAN 15 • Apa berkat-berkat yang datang kepada mereka yang berusaha untuk menampilkan Sion dan memberitakan kedamaian? (Siswa hendaknya memahami asas berikut: Ketika kita berusaha untuk membagikan Injil, kita diberkati dengan Roh Kudus dan dapat diselamatkan dalam kerajaan Allah). Beri tahulah siswa bahwa Abinadi mengutip Yesaya dan menjelaskan apa artinya memberitakan kedamaian dan mengapa kita hendaknya berusaha untuk membagikan Injil (lihat Yesaya 52:7). Undanglah beberapa siswa untuk membaca dengan lantang Mosia 15:14–19, 26–28 sementara anggota kelas mencari apa yang Abinadi ajarkan. • Apa artinya memberitakan kedamaian dan keselamatan? (lihat ayat 14). • Mengapa keselamatan perlu diberitakan kepada setiap bangsa, suku, bahasa, dan khalayak? Untuk membantu siswa memahami dengan lebih baik perkataan Abinadi, undanglah seorang siswa untuk membacakan dengan lantang pernyataan berikut oleh Penatua Jeffrey R. Holland dari Kuorum Dua Belas Rasul: “Damai sejahtera dan kabar baik; kabar baik dan damai sejahtera. Ini ada di antara berkat-berkat utama yang Injil Yesus Kristus bawa di dunia yang bergejolak dan umat yang bergejolak yang tinggal di dalamnya, solusi terhadap pergumulan pribadi dan manusia yang penuh dosa, sumber kekuatan untuk hari-hari kelelahan dan jam-jam keputusasaan sejati .… Adalah Putra Tunggal Allah Sendiri yang memberikan bantuan dan pengharapan ini .… Pencarian akan damai sejahtera merupakan pencarian akhir dari jiwa manusia .… Ada saat-saat dalam seluruh kehidupan kita ketika dukacita atau penderitaan atau ketakutan atau kesepian yang mendalam membuat kita berseru memohon damai sejahtera yang hanya Allah Sendiri dapat berikan. Ada saat-saat kelaparan rohani yang menyayat ketika bahkan teman-teman terkasih tidak dapat sepenuhnya datang untuk membantu kita” (“The Peaceable Things of the Kingdom,” Ensign, November 1996, 82). • Dalam cara apa Injil Yesus Kristus adalah pesan perdamaian? Untuk membantu menjawab pertanyaan ini, pertimbangkan untuk membahas pernyataan berikut oleh Presiden Marion G. Romney (1897–1988) dari Presidensi Utama: “Mendatangkan perdamaian memerlukan penghapusan pengaruh Setan. Bilamana dia ada, kedamaian tidak dapat pernah ada. Lebih lanjut, koeksistensi penuh damai bersamanya adalah mustahil .… Dia tidak mengembangkan apa pun kecuali perbuatan daging .… Sebagai awal bagi kedamaian, maka, pengaruh Setan harus benar-benar ditaklukkan .… Karena perbuatan daging memiliki penerapan universal, demikian juga Injil kedamaian. Jika seseorang menjalankannya, dia memiliki kedamaian dalam dirinya. Jika dua orang menjalankannya, mereka masing-masing memiliki kedamaian dalam diri mereka dan dengan 75 P EL A J A RA N 15 satu sama lain. Jika warga negara menjalankannya, bangsa memiliki kedamaian domestik. Ketika ada cukup bangsa menikmati buah Roh untuk mengendalikan urusan-urusan dunia, maka, dan hanya kemudian, genderang perang tidak akan lagi terdengar” (“The Price of Peace,” Ensign, Oktober 1983, 4, 6). • Kapan Anda telah melihat Injil mendatangkan kedamaian ke dalam hidup seseorang? • Apa beberapa cara di mana kita dapat secara efektif membagikan Injil? Imbaulah siswa untuk memikirkan apakah mereka mengenal seseorang yang mereka dapat bantu untuk mengalami kedamaian yang datang dari Injil. Undanglah mereka untuk mulai membuat rencana untuk membagikan Injil kepada orang itu, dan imbaulah mereka untuk memikirkan tentang bagaimana mereka dapat menerapkan asas-asas yang mereka pelajari sewaktu pelajaran berkembang. Mosia 28:3; Alma 17:2–3, 6, 9–12, 16, 25; 18:10; 21:16; 22:1, 12–14; 26:11–12, 26–29; 31:30–34 Menjadi alat dalam tangan Allah Pertimbangkan untuk memperlihatkan kepada siswa satu atau semua dari gambar di atas (biola, peralatan toko, peralatan medis) atau gambar seperti itu. Kemudian tanyakan: • Apa yang benda-benda ini dapat lakukan dalam tangan seseorang yang terampil menggunakannya? • Apa artinya menjadi alat dalam tangan Allah? Undanglah seorang siswa untuk membaca Alma 17:2–3, 9–11 dengan lantang. Mintalah siswa untuk mencari apa yang para putra Mosia lakukan untuk menjadi alat dalam tangan Allah. • Apa yang dapat kita pelajari dari teladan para putra Mosia mengenai bagaimana menjadi alat dalam tangan Allah? (Sewaktu siswa merespons, tulislah asas berikut di papan tulis: Ketika kita berdoa, berpuasa, menyelidiki tulisan suci, dan memberikan teladan yang baik bagi orang lain, kita dapat menjadi alat dalam tangan Allah). Jelaskan bahwa Kitab Mormon memuat banyak contoh lain tentang apa yang Alma dan para putra Mosia lakukan untuk menjadi alat yang efektif dalam tangan Allah. Tulislah rujukan tulisan suci berikut di papan tulis (jangan menyertakan ringkasan yang menyertainya dalam tanda kurung). Tugasi satu atau lebih petikan kepada 76 PE LAJ ARAN 15 setiap siswa. Mintalah siswa untuk mencari apa yang para hamba Tuhan lakukan yang berkontribusi pada keberhasilan mereka dalam membagikan Injil. Mosia 28:3 (Hasrat untuk memberitakan keselamatan sehingga tidak ada jiwa yang hendaknya binasa). Alma 17:6 (Bersedia untuk meninggalkan pengakuan duniawi untuk mengkhotbahkan Injil). Alma 17:11–12 (Menjadi sabar, berani, dan teladan yang baik). Alma 17:16 (Berhasrat untuk membantu orang lain bertobat dan belajar rencana penebusan). Alma 17:25; 18:10 (Berhasrat untuk menjadi hamba). Alma 21:16; 22:1 (Dipimpin oleh Roh). Alma 22:12–14 (Diajar dari tulisan suci mengenai Kristus dan rencana penebusan). Alma 26:11–12 (Menjadi rendah hati, mengenali Allah sebagai sumber kekuatan mereka). Alma 26:26–29 (Tidak menyerah ketika mereka putus asa. Bersedia untuk menanggung dengan sabar bagi perkara Kristus. Mengajarkan Injil dalam berbagai tatanan). Alma 31:30–34 (Berdoa memohon bantuan dalam membawa orang lain kepada Kristus). Setelah waktu yang memadai, mintalah siswa untuk membagikan apa yang mereka pelajari. Pertimbangkan untuk meringkas tanggapan para siswa dengan menuliskan ringkasan petikan di papan tulis. Anda dapat mendorong siswa untuk menulis rujukan tulisan suci dan kemudian, seusai kelas, buatlah mata rantai tulisan suci berlabel “Unsur-unsur penting dari membagikan Injil.” • Jika Anda memiliki kesempatan untuk membagikan Injil kepada orang lain, dapatkah Anda membagikan pengalaman atau memberikan kesaksian tentang bagaimana unsur-unsur itu berkontribusi pada keberhasilan Anda? • Bagaimana asas-asas yang tercatat dalam petikan ini berlaku untuk pemanggilan lain atau untuk menjadi teman atau tetangga yang baik? • Kapankah Anda memiliki kesempatan untuk membantu orang lain sebagai alat dalam tangan Allah? 77 P EL A J A RA N 15 Alma 18:33–35; 23:5–6; 26:2–5, 15; 29:9–10 Membantu orang lain menjadi insaf Ingatkan siswa bahwa selain mengajari kita bahwa kita dapat menjadi alat dalam tangan Allah, Kitab Mormon juga mengajarkan tentang dampak yang dapat kita miliki terhadap orang lain seperti alat ini. Undanglah seorang siswa untuk membaca Alma 18:33–35 dengan lantang sementara anggota kelas mencari apa yang Amon harus capai sebagai alat dalam tangan Allah. Undanglah siswa untuk meringkas apa yang mereka temukan sebagai sebuah pernyataan asas. (Bantulah siswa mengidentifikasi yang berikut: Ketika kita menjadi alat dalam tangan Allah, Dia menganugerahi kita kuasa untuk membantu orang lain datang pada suatu pengetahuan akan kebenaran). Untuk membantu siswa memahami dampak dari membantu orang lain datang pada pengetahuan tentang kebenaran, undanglah siswa untuk membaca dalam hati Alma 23:5–6. Mintalah siswa untuk mencari apa yang terjadi pada orang-orang Laman sewaktu mereka datang pada pengetahuan akan kebenaran. • Apa kata atau frasa yang menguraikan dampak yang mengkhotbahkan Injil miliki terhadap orang-orang Laman? • Apa asas yang dapat kita pelajari tentang apa yang dapat terjadi ketika kita membawa orang lain pada pengetahuan akan kebenaran? (Siswa hendaknya mengidentifikasi kebenaran berikut: Ketika kita membawa orang lain pada pengetahuan akan kebenaran, kita membantu mereka menjadi insaf pada Tuhan). Jelaskan bahwa baik Amon maupun Alma memberikan kesaksian tentang kebenaran-kebenaran ini. Mintalah beberapa siswa untuk bergiliran membaca dengan lantang Alma 26:2–5, 15 dan Alma 29:9–10 sementara anggota kelas mencari pengaruh yang dapat kita miliki terhadap orang lain ketika kita membagikan Injil sebagai alat dalam tangan Allah. • Apa yang berkesan bagi Anda mengenai perasaan yang dirangkum oleh Amon dan Alma? Undanglah siswa untuk membagikan apa yang telah mereka alami sewaktu mereka telah membagikan Injil kepada orang lain. Imbaulah siswa untuk merenungkan kesempatan-kesempatan yang mereka miliki untuk membantu orang lain belajar Injil dan menjadi insaf. Undanglah mereka untuk memikirkan bagaimana menyatukan asas dan praktik yang telah mereka pelajari dalam pelajaran ini dalam upaya mereka sehari-hari untuk membagikan Injil. Bacaan Siswa • 1 Nefi 13:37; Mosia 15:14–19, 26–28; 28:3; Alma 17:2–3, 6, 9–12, 16, 25; 18:10, 33–35; 21:16; 22:1, 12–14; 23:5–6; 26:2–5, 11–12, 15, 26–29; 29:9–10; 31:30–34. • M. Russell Ballard, “Letakkan Kepercayaan Anda kepada Tuhan,” Ensign atau Liahona, November 2013, 43–45. 78 PELAJARAN 16 Pertobatan dan Pengampunan Pendahuluan Untuk dapat dibersihkan dari dosa, kita harus menjalankan iman kepada Yesus Kristus menuju pertobatan. Sewaktu kita dengan sungguh-sungguh bertobat, kita dapat menerima pengampunan atas dosa-dosa, yang mendatangkan sukacita dan kedamaian suara hati bagi jiwa kita. Kita dapat memperoleh pengampunan atas-dosa-dosa di sepanjang kehidupan kita sewaktu kita dengan setia menaati perintah-perintah Allah dan saling mengasihi serta melayani. Bacaan Latar Belakang • D. Todd Christofferson, “Karunia Ilahi Pertobatan,” Ensign atau Liahona, November 2011, 38–41. • Neil L. Andersen, “Bertobatlah … Agar Aku Dapat Menyembuhkan Kamu,” Ensign atau Liahona, November 2009, 40–43. • Craig A. Cardon, “Juruselamat Ingin Mengampuni,” Ensign atau Liahona, Mei 2013, 15–17. Saran untuk Pengajaran Alma 34:15–17; 3 Nefi 9:13–14, 19–22 Menjalankan iman kepada Kristus menuju pertobatan Mintalah siswa untuk membayangkan mereka telah diminta untuk berbicara dalam pertemuan sakramen mengenai pertobatan. Undanglah beberapa siswa untuk membagikan apa yang dapat mereka katakan untuk membantu para anggota Gereja dengan lebih baik memahami ajaran ini. Setelah mereka membagikan respons mereka, perlihatkan dan bacalah pernyataan berikut oleh Presiden Dieter F. Uchtdorf dari Presidensi Utama: “Kita memerlukan iman yang kuat kepada Kristus untuk dapat bertobat”(“Tempat untuk Kembali dengan Aman,” Ensign atau Liahona, Mei 2007, 100). • Mengapa penyataan ini benar? Undanglah seorang siswa untuk membaca dengan lantang Alma 34:15–17, yang mencatat ajaran-ajaran Amulek kepada orang Zoram perihal pertobatan. Imbaulah anggota kelas untuk menyimak dan mencari apa yang Amulek ajarkan mengenai yang diperlukan dari kita untuk dapat diampuni. 79 P EL A J A RA N 16 • Apa asas mengenai menerima pengampunan yang diajarkan dalam ayat-ayat ini? (Sewaktu siswa merespons, tulislah asas ini di papan tulis. Untuk dapat menerima berkat-berkat penuh belas kasihan akan pengampunan, kita harus menjalankan iman kepada Yesus Kristus menuju pertobatan. Tandaskan kepada siswa bahwa frasa “iman menuju pertobatan” disebutkan empat kali dalam ayat ini. Ini adalah kesempatan untuk menekankan keterampilan penelaahan tulisan suci dalam mengenali pengulangan kata). • Mengapa kita harus menjalankan iman kepada Yesus kristus untuk dapat bertobat dan diampuni? (Kita harus memiliki iman pada kurban penebusan-Nya supaya pengurbanan ini menjadi efektif dalam kehidupan kita. Hanya melalui Pendamaian-Nya kita dapat diampuni agar hati kita diubah dan dibersihkan dari dosa [lihat Mosia 5:2]). Untuk membantu siswa dengan lebih baik memahami bagaimana kita datang kepada Juruselamat dan bertobat, jelaskan bahwa setelah kehancuran yang meluas di Benua Amerika yang memberikan kesaksian tentang Penyaliban-Nya, Juruselamat mengajarkan kepada orang-orang apa yang harus mereka lakukan untuk bertobat dan menerima pengampunan dari Dia. Undanglah siswa untuk menelaah 3 Nefi 9:13–14, 19–22 bersama seorang rekan, dengan mencari frasa yang menguraikan apa yang Juruselamat katakan harus kita lakukan untuk datang kepada Dia dan bertobat. Setelah waktu yang memadai, undanglah siswa untuk berbagi apa yang telah mereka temukan. • Apa asas yang Tuhan ajarkan dalam ayat-ayat ini mengenai apa yang harus kita lakukan untuk bertobat? (Meskipun siswa mungkin memilih kata-kata lain, mereka hendaknya mengidentifikasi asas berikut: Jika kita datang kepada Kristus dengan hati yang hancur dan roh yang menyesal, Dia akan menerima kita dan menebus kita dari dosa-dosa kita). • Bagaimana undangan Juruselamat untuk “[datang] kepada-Ku seperti seorang anak kecil” (ayat 22) dan “kembali kepada-Ku” (ayat 13) membantu kita dengan lebih baik memahami apa artinya memiliki hati yang hancur dan roh yang menyesal? • Apa pengalaman hidup yang dapat menyebabkan seseorang memiliki hati yang hancur dan roh yang menyesal? Undanglah seorang siswa untuk membacakan dengan lantang pernyataan berikut oleh Penatua Bruce D. Porter dari Tujuh Puluh: Pertimbangkan untuk memberikan salinan dari pernyataan ini kepada setiap siswa. Imbaulah siswa untuk mendengarkan wawasan mengenai bagaimana kita memberikan hati yang hancur dan roh yang menyesal sewaktu kita bertobat. “Apakah hati yang hancur dan roh yang menyesal itu? … Sikap tunduk Juruselamat yang sempurna kepada Bapa-Nya yang Kekal merupakan contoh sempurna dari hati yang hancur dan roh yang menyesal. Teladan Kristus mengajarkan kepada kita bahwa hati yang patah adalah sifat Ke-Allah-an yang kekal. Ketika hati kita hancur, kita seutuhnya terbuka bagi Roh Allah dan mengenali kebergantungan kita kepada-Nya untuk semua yang kita miliki dan siapa diri kita seutuhnya. Pengurbanan yang sedemikian diperlukan adalah pengurbanan 80 PE LAJ ARAN 16 kesombongan dalam segala bentuknya. Seperti tanah liat yang lunak di tangan sang ahli periuk, hati yang patah dapat diubah dan dibentuk di tangan Tuhan. “Hati yang hancur dan roh yang menyesal juga merupakan prasyarat bagi pertobatan [lihat 2 Nefi 2:6–7] .… Ketika kita berdosa dan menginginkan pengampunan, hati yang patah dan jiwa yang penuh sesal berarti mengalami ‘dukacita menurut kehendak Allah [yang] menghasilkan pertobatan’ (2 Korintus 7:10). Ini terjadi jika hasrat kita untuk dibersihkan dari dosa begitu besar sehingga hati kita sakit karena berduka dan kita merindukan kedamaian bersama Bapa kita di Surga. Mereka yang memiliki hati yang patah dan jiwa yang penuh sesal bersedia melakukan apa pun dan segala hal yang Allah minta dari mereka tanpa penolakan atau amarah. Kita berhenti melakukan hal-hal menurut cara kita dan belajar melakukannya menurut cara Allah. Dalam keadaan pasrah semacam itu, Pendamaian dapat berfungsi dan pertobatan yang sejati dapat terjadi” (“Hati yang Patah dan Jiwa yang Penuh Sesal,” Ensign atau Liahona, November 2007, 32). • Menurut Penatua Porter, apa artinya datang kepada Kristus dengan hati yang hancur dan roh yang penuh sesal? Undanglah siswa untuk merenungkan apa yang dapat mereka lakukan untuk lebih sepenuhnya menjalankan iman mereka kepada Yesus Kristus dengan memberikan kepada-Nya hati yang hancur dan roh yang menyesal. Anda mungkin ingin memberi mereka waktu sejenak untuk menuliskan kesan-kesan yang datang kepada mereka melalui Roh. Bersaksilah bahwa karunia pertobatan penuh belas kasihan Juruselamat tersedia bagi kita masing-masing. Undanglah beberapa siswa untuk membagikan perasaan mereka mengenai kurban penebusan Juruselamat dan karunia pertobatan. Enos 1:4–8; Mosia 4:1–3; Alma 19:29–30, 33–36; 36:19–21 Pengampunan atas dosa-dosa mendatangkan perasaan sukacita dan kedamaian • Bagaimana Anda merespons individu-individu yang ingin mengetahui bagaimana mereka dapat mengetahui apakah mereka telah diampuni dari dosa masa lalu? Undanglah siswa untuk menyelidiki Enos 1:4–8; Mosia 4:1–3; dan Alma 36:19–21, dengan mencari cara-cara bagaimana orang-orang dapat mengetahui mereka menerima pengampunan atas dosa-dosa mereka. • Menurut ayat-ayat ini, bagaimana kita dapat mengetahui bahwa kita menerima pengampunan atas dosa-dosa kita? (Bantulah siswa mengidentifikasi asas berikut: Sewaktu kita dengan tulus bertobat dan menerima pengampunan atas dosa-dosa kita, rasa bersalah kita dihapuskan, kita dipenuhi dengan Roh Tuhan, dan kita merasakan sukacita serta kedamaian. Sebagaimana didorong oleh Roh, Anda dapat membagikan pernyataan berikut oleh Penatua Neil L. Andersen dari Kuorum Dua Belas Rasul: “Bagi mereka yang sungguh-sungguh bertobat, namun tampak tidak dapat merasakan kelegaan: teruslah mematuhi perintah. Saya berjanji kepada Anda, kelegaan akan datang menurut waktu Tuhan. Penyembuhan memerlukan waktu” (“Bertobatlah … Agar Aku Dapat Menyembuhkan Kamu,” Ensign atau Liahona, November 2009, 42). 81 P EL A J A RA N 16 Untuk mengilustrasikan lebih lanjut asas ini, mintalah sejumlah siswa untuk membaca dengan lantang beberapa ayat yang menguraikan tentang keinsafan Raja Lamoni dan rakyatnya, terdapat dalam Alma 19:29–30, 33–36. Undanglah anggota kelas untuk mencari berkat-berkat yang orang-orang terima karena pertobatan dan iman mereka. • Apa berkat-berkat spesifik yang Raja Lamoni, istrinya, dan banyak orang Laman terima karena pertobatan dan iman mereka? (Hati mereka diubah, para malaikat melayani mereka, mereka dibaptiskan, Gereja ditegakkan, dan Tuhan mencurahkan Roh-Nya ke atas mereka). • Kapankah Anda melihat orang lain mengalami beberapa dari berkat ini sewaktu mereka telah bertobat dan mendekat kepada Tuhan? Untuk membantu siswa memahami kebenaran ini dan pentingnya asas di atas, mintalah seorang siswa untuk membacakan kesaksian berikut dari Presiden Boyd K. Packer (1924–2015) dari Kuorum Dua Belas Rasul: “Surat datang dari mereka yang telah membuat kesalahan tragis. Mereka bertanya, ‘Dapatkah saya selamanya diampuni?’ Jawabannya adalah ya! Injil mengajarkan kepada kita bahwa kelegaan dari siksaan dan rasa bersalah dapat diperoleh melalui pertobatan. Kecuali bagi beberapa orang yang membelot pada kebinasaan setelah mengetahui suatu kegenapan, tidak ada kebiasaan, tidak ada kecanduan, tidak ada pemberontakan, tidak ada pelanggaran, tidak ada kesalahan kecil ataupun besar yang dibebaskan dari janji pengampunan seutuhnya. ‘Marilah, baiklah kita berperkara!—firman Tuhan—sekalipun dosamu merah seperti kirmizi, akan menjadi putih seperti salju, sekalipun berwarna merah seperti kain kesumba, akan menjadi putih seperti bulu domba.’ Yaitu, Yesaya melanjutkan, ‘Jika kamu menurut dan mau mendengar” [Yesaya 1:18–19]” (“The Brilliant Morning of Forgiveness,” Ensign, November 1995, 19). Undanglah siswa untuk merenungkan pengalaman ketika mereka telah merasakan sukacita dan kedamaian suara hati yang mengiringi pertobatan penuh ini. Mosia 4:11–12, 26 Menerima pengampunan atas dosa-dosa kita Mintalah seorang siswa untuk membaca Mosia 4:11–12, 26 dengan lantang. Undanglah siswa untuk mencari apa yang Raja Benyamin ajarkan mengenai bagaimana kita dapat memperoleh pengampunan atas dosa-dosa. • Menurut perkataan Raja Benyamin ini, bagaimana kita dapat memperoleh pengampunan atas dosa-dosa kita di sepanjang kehidupan kita? (Siswa hendaknya mengidentifikasi asas berikut: Jika kita mengingat kasih dan kemurahan hati Allah terhadap kita, berdiri teguh dalam iman kita, dan mengasihi serta melayani orang lain, kita dapat memperoleh suatu pengampunan atas dosa-dosa). 82 PE LAJ ARAN 16 Untuk memperdalam pemahaman siswa tentang asas ini, undanglah seorang siswa untuk membacakan dengan lantang pernyataan berikut oleh Penatua Neil L. Andersen dari Kuorum Dua Belas Rasul: “Pertobatan berarti berupaya untuk berubah. Akanlah mencemooh penderitaan Juruselamat di Taman Getsemani dan di kayu salib bagi kita untuk berharap bahwa Dia akan mengubah kita menjadi makhluk seperti malaikat tanpa upaya nyata dari pihak kita. Alih-alih, kita mengupayakan kasih karunia-Nya untuk melengkapi dan memberikan pahala pada upaya kita yang paling tekun (lihat 2 Nefi 25:23). Mungkin seperti dengan belas kasihan, kita hendaknya juga berdoa untuk waktu dan kesempatan untuk bekerja dan berupaya serta mengatasi. Tentunya Tuhan tersenyum kepada orang yang berhasrat untuk datang pada penghakiman dengan layak, yang dengan tekad bekerja hari demi hari untuk menggantikan kelemahan dengan kekuatan. Pertobatan sejati, perubahan yang sesungguhnya dapat menuntut upaya-upaya yang berulang kali, tetapi ada sesuatu yang memurnikan dalam pengupayaan semacam itu” (“Karunia Ilahi Pertobatan,” Ensign atau Liahona, November 2011, 39). • Apa pemikiran dan perasaan yang Anda miliki sewaktu Anda memikirkan bahwa Allah “tersenyum kepada” Anda ketika Anda berupaya mengatasi dosa dan kejahatan fana? Bagikan kesaksian Anda tentang Pendamaian Yesus Kristus. Yakinkan siswa bahwa sewaktu mereka bertobat, mereka akan mengalami sukacita dan kedamaian suara hati. Imbaulah siswa untuk mengevaluasi kehidupan mereka dan menjalankan iman mereka kepada Yesus Kristus menuju pertobatan. Bacaan Siswa • Enos 1:4–8; Mosia 4:1–3, 11–12, 26; Alma 19:29–30, 33–36; 34:15–17; 36:19–21; 3 Nefi 9:13–14, 19–22. • Neil L. Andersen, “Bertobatlah … Agar Aku Dapat Menyembuhkan Kamu,” Ensign atau Liahona, November 2009, 40–43. 83 PELAJARAN 17 Kuasa Firman Pendahuluan Para nabi Kitab Mormon mengerahkan upaya besar untuk menghasilkan dan melestarikan tulisan suci yang akan memberkati kita di zaman kita. Dalam pelajaran ini, siswa akan diingatkan bahwa sewaktu mereka menelaah dan mematuhi perkataan dari para nabi, mereka dapat menerima kuasa untuk mengatasi Setan, menavigasi jalan mereka melalui kefanaan, dan pada akhirnya memperoleh kehidupan kekal. Bacaan Latar Belakang • Richard G. Scott, “Kuasa Tulisan Suci,” Ensign atau Liahona, November 2011, 6–8. • D. Todd Christofferson, “Berkat Tulisan Suci,” Ensign dan Liahona, Mei 2010, 32–35. • “Kuasa Firman” bab 8 dalam Ajaran-Ajaran Presiden Gereja: Ezra Taft Benson [2014], 137). Saran untuk Pengajaran 1 Nefi 3:19–20; 5:21–22; Omni 1:14–17; Mosia 1:3–5; Alma 37:3–4, 8 Pentingnya tulisan suci Perlihatkan pernyataan berikut oleh Penatua D. Todd Christofferson dari Kuorum Dua Belas Rasul, dan tanyakan kepada siswa bagaimana mereka akan menjawab pertanyaan yang dia ajukan: “Kita berutang [ bahkan lebih banyak lagi] kepada mereka yang dengan setia mencatat dan melestarikan firman tersebut sepanjang abad, sering kali dengan pekerjaan dan pengurbanan yang menyakitkan—Musa, Yesaya, Abraham, Yohanes, Paulus, Nefi, Mormon, Joseph Smith, dan banyak lainnya. Apa yang mereka ketahui tentang pentingnya tulisan suci yang juga perlu kita ketahui?” (“Berkat Tulisan Suci,” Ensign atau Liahona, Mei 2010, 32). • Menurut Anda apa yang para penulis ini ketahui mengenai pentingnya tulisan suci yang juga perlu kita ketahui? Ingatkan siswa bahwa Nefi dan kakak-kakaknya diperintahkan oleh Tuhan untuk kembali ke Yerusalem untuk mendapatkan lempengan-lempengan kuningan. Undanglah beberapa siswa untuk bergiliran membaca dengan lantang 1 Nefi 3:19–20 dan 5:21–22 sementara anggota kelas mencari alasan mengapa lempengan-lempengan kuningan sedemikian penting bagi Lehi dan keluarganya. • Menurut ayat-ayat ini, mengapa tulisan suci sedemikian penting? (Siswa hendaknya mengidentifikasi kebenaran berikut: Tulisan suci melestarikan firman dan perintah-perintah Allah sebagaimana disampaikan melalui para nabi-Nya). 84 PE LAJ ARAN 17 Untuk membantu menekankan kembali kebenaran ini, ingatkan siswa bahwa ratusan tahun setelah keluarga Lehi tiba di tanah yang terjanjikan, keturunan mereka bertemu orang-orang Zarahemla (orang-orang Mulek), yang telah melakukan perjalanan dari Yerusalem tak lama setelah keluarga Lehi pergi. Undanglah siswa untuk membaca dalam hati Omni 1:14–17 dan Mosia 1:3–5 dan mencermati perbandingan antara mereka yang memiliki tulisan suci (orang-orang Nefi) dan mereka yang tidak (orang-orang Mulek). (Catatan: Untuk belajar tentang keterampilan penelaahan tulisan suci “membedakan dan membandingkan,” lihat Pengajaran dan Pembelajaran Injil: Buku Pegangan untuk Guru dan Pemimpin Seminari dan Institut Religi [2012], 22). • Apa konsekuensi yang orang-orang Mulek alami karena mereka tidak memiliki tulisan suci? (Lihat juga 1 Nefi 4:13). • Apa berkat-berkat yang datang kepada orang-orang Nefi karena mereka memiliki tulisan suci? Undanglah seorang siswa untuk membacakan Alma 37:3–4, 8 dengan lantang sementara anggota kelas mencari berkat-berkat yang orang-orang Nefi terima dari lempengan-lempengan kuningan. • Menurut ayat 8, apa saja berkat-berkat yang orang-orang Nefi terima dari lempengan-lempengan kuningan? • Menurut Anda apa yang Alma maksudkan ketika dia mengatakan “telah memperluas ingatan bangsa ini”? Untuk menolong siswa memahami frasa ini, mintalah seorang siswa untuk membacakan dengan lantang pernyataan berikut oleh Penatua D. Todd Christofferson sementara anggota kelas mencari wawasan tambahan mengenai bagaimana tulisan suci memperluas ingatan kita: “Tulisan suci meluaskan ingatan kita dengan membantu kita untuk selalu mengingat Tuhan dan hubungan kita dengan-Nya dan Bapa. Itu mengingatkan kita tentang apa yang kita ketahui dalam kehidupan prafana kita. Dan itu meluaskan ingatan kita dalam arti lain dengan mengajari kita tentang era, orang, dan peristiwa yang tidak kita alami secara pribadi .… Tulisan suci juga meluaskan pikiran kita dengan membantu kita untuk tidak lupa apa yang telah kita dan generasi sebelumnya pelajari. Mereka yang tidak punya atau mengabaikan firman Allah yang tercatat pada akhirnya berhenti percaya kepada-Nya dan melupakan tujuan dari keberadaan mereka” (“Berkat Tulisan Suci,” 33). • Apa saja cara di mana tulisan suci meluaskan ingatan kita? • Apa ajaran, asas, atau kisah dalam tulisan suci yang telah memperluas atau memperbesar ingatan Anda tentang Tuhan dan hubungan Anda dengan-Nya? 85 P EL A J A RA N 17 1 Nefi 8:21–24, 29–30; 15:23–24; 2 Nefi 3:12; 32:3; 33:4–5; Yakub 2:8; 7:10–11; Alma 5:10–13; 31:5; 37:2, 8–10; Helaman 3:29–30; 15:7–8 Firman Allah mendatangkan berkat Undanglah seorang siswa untuk secara ringkas merangkum penglihatan Lehi tentang pohon kehidupan (lihat 1 Nefi 8). Kemudian tanyakan kepada anggota kelas apa yang batang besi lambangkan dan mengapa itu merupakan bagian yang sedemikian penting dari penglihatan tersebut. Jika perlu, undanglah siswa untuk membaca 1 Nefi 8:21–24, 29–30. Mintalah siswa menyelidiki 1 Nefi 15:23–24 dan mencari berkat-berkat yang datang kepada mereka yang berpegang erat pada firman Allah. Anda dapat mengimbau siswa untuk menandai apa yang mereka temukan. • Menurut Anda apa artinya “berpegang erat” pada firman Allah? • Menurut ayat-ayat ini, apa berkat-berkat yang dapat kita terima dengan berpegang erat pada firman Allah? (Siswa hendaknya mengidentifikasi asas berikut: Jika kita berpegang erat pada firman Allah, kita tidak akan pernah secara rohani binasa dan musuh tidak akan dapat menguasai kita). Perlihatkan pernyataan berikut oleh Penatua David A. Bednar dari Kuorum Dua Belas Rasul, dan undanglah seorang siswa untuk membacakannya dengan lantang: “Izinkan saya menyarankan bahwa berpegang erat pada batang dari besi mencakup, secara luas, penggunaan yang penuh doa, konsisten, dan sungguh-sungguh akan tulisan suci kudus sebagai sebuah sumber yang pasti akan kebenaran yang diwahyukan dan sebagai bimbingan yang dapat diandalkan untuk perjalanan di sepanjang jalan yang sesak dan sempit menuju pohon kehidupan—bahkan kepada Tuhan Yesus Kristus” (“Lehi’s Dream: Holding Fast to the Rod,” Ensign, Oktober 2011, 36). Jelaskan bahwa sejumlah nabi Kitab Mormon mengajarkan tentang berkat-berkat tambahan yang datang kepada mereka yang berpegang erat pada firman Allah. Tuliskan rujukan-rujukan berikut di papan tulis. Undanglah setiap siswa untuk menelaah satu atau dua, dengan berusaha menemukan berkat-berkat yang datang karena menelaah firman Allah. Kemudian mintalah siswa menuliskan berkat-berkat yang mereka identifikasi di papan tulis di sebelah rujukan yang berhubungan. 2 Nefi 3:12 2 Nefi 32:3 2 Nefi 33:4–5 Yakub 2:8 Yakub 7:10–11 Alma 5:10–13 86 PE LAJ ARAN 17 Alma 31:5 Alma 37:2, 8–10 Helaman 3:29–30 Helaman 15:7‒8 • Kapankah Anda telah mengalami berkat-berkat ini? Undanglah siswa untuk menguraikan apa yang seorang dewasa lajang muda dapat lakukan dalam kehidupan sehari-hari untuk berpegang erat pada batang besi? Mintalah siswa untuk memikirkan apakah penggunaan mereka akan tulisan suci dapat diuraikan sebagai berpegang erat pada batang besi. Undanglah siswa untuk memikirkan dan menuliskan hal-hal tertentu yang dapat mereka lakukan untuk dengan lebih baik berpegang erat pada batang besi dan lebih sepenuhnya menerima berkat-berkat ini. Alma 37:38–46 Firman Allah menuntun pada kehidupan kekal Ingatkan siswa bahwa Nabi Lehi menerima alat dari Tuhan yang disebut Liahona. Undanglah seorang siswa untuk membaca Alma 37:38–42 dengan lantang sementara anggota kelas mencari bagaimana Liahona memberkati keluarga Lehi. • Bagaimana Liahona memberkati keluarga Lehi? • Apa yang diperlukan keluarga Lehi agar Liahona berfungsi secara benar? (Kompas itu hanya berfungsi ketika mereka mengindahkan petunjuk-petunjuknya dan menjalankan iman serta ketekunan. Lihat juga 1 Nefi 16:28). Jelaskan bahwa Alma mengajarkan bahwa penggunaan Liahona adalah suatu “perlambang” dan “bayangan”—artinya sebuah simbol—tentang bagaimana kita hendaknya menggunakan firman Allah. Mintalah seorang siswa untuk membaca Alma 37:43–46 dengan lantang sementara anggota kelas mengidentifikasi hubungan yang Alma gambarkan antara Liahona dan firman Allah. • Apa asas perihal firman Kristus yang Alma ajarkan dalam ayat-ayat ini? (Siswa hendaknya mengidentifikasi asas berikut: Jika kita mengindahkan firman Kristus, kita akan dipimpin di jalan yang lurus menuju kehidupan kekal. Anda dapat mengimbau siswa untuk menandai munculnya kata jika dalam atau 45–46. Beri tahulah siswa bahwa belajar untuk mengidentifikasi hubungan sebab-akibat adalah suatu keterampilan penting yang dapat meningkatkan penelaahan mereka akan tulisan suci). • Menurut Anda apa artinya dituntun ke “jalan yang lurus” menuju kehidupan kekal? • Apa beberapa hal yang dapat kita lakukan untuk melakukan lebih dari sekadar membaca firman Kristus dan mulai “mengindahkannya?” 87 P EL A J A RA N 17 Akhiri pelajaran dengan memperlihatkan pernyataan berikut oleh Penatua David A. Bednar, dan undanglah siswa untuk membacanya dan merenungkan pertanyaan Penatua Bednar: “Aliran konstan dari air hidup adalah jauh lebih unggul dari penyesapan sporadis. Apakah Anda dan saya setiap hari membaca, menelaah, dan menyelidiki tulisan suci dalam suatu cara yang memungkinkan kita untuk berpegang erat pada batang dari besi …? Apakah Anda dan saya maju terus ke arah sumber air hidup—bersandar pada firman Allah? Ini adalah pertanyaan-pertanyaan yang penting bagi kita masing-masing untuk renungkan dengan doa yang sungguh-sungguh” (“A Reservoir of Living Water” [api unggun Church Educational System untuk dewasa lajang, 4 Februari 2007], 7, lds.org/broadcasts). Tanyakan apakah ada siswa yang ingin membagikan kesaksian mereka tentang bagaimana menelaah firman Allah telah memberkati mereka. Imbaulah siswa untuk terus merenungkan pertanyaan-pertanyaan yang Penatua Bednar ajukan, dan undanglah mereka untuk melanjutkan dengan pemikiran dan kesan-kesan yang mereka terima selama pelajaran untuk menjadikan penelaahan mereka akan firman Allah lebih efektif dan bermakna. Bacaan Siswa • 1 Nefi 3:19–20; 5:21–22; 8:21–24, 29–30; 15:23–24; 2 Nefi 3:12; 32:3; 33:4–5; Yakub 2:8; 7:10–11; Omni 1:14–17; Mosia 1:3–5; Alma 5:10–13; 31:5; 37:2–4, 8–10, 38–46; Helaman 3:29–30; 15:7–8. • Richard G. Scott, “Kuasa Tulisan Suci,” Ensign atau Liahona, November 2011, 6–8. 88 PELAJARAN 18 Mempersiapkan Diri bagi Hari Penghakiman Terakhir Pendahuluan Kehidupan fana adalah waktu bagi kita untuk mempersiapkan diri untuk bertemu Allah. Kitab Mormon menjelaskan apa yang terjadi pada roh-roh kita di antara kematian dan Kebangkitan. Setelah roh-roh kita dipulihkan pada tubuh baka kita, kita akan berdiri di hadapan kursi penghakiman Allah, di mana tindakan kita dan hasrat hati kita akan menentukan pahala kekal kita. Bacaan Latar Belakang • Dallin H. Oaks, “Resurrection,” Ensign, Mei 2000, 14–16. • D. Todd Christofferson, “Kebangkitan Yesus Kristus,” Ensign atau Liahona, Mei 2014, 111–114. • “Memahami Kematian dan Kebangkitan,” bab 37 dalam Ajaran-Ajaran Presiden Gereja: Brigham Young (1997), 316–321. Saran untuk Pengajaran Alma 34:32–34; 40:6–7, 11–14 Setelah kematian, yang saleh pergi ke firdaus dan yang jahat pergi ke penjara roh. Sebelum kelas, tulislah pertanyaan berikut di papan tulis: Bagaimana orang-orang yang tidak memahami tujuan tentang kehidupan fana mereka dan tidak memercayai kehidupan setelah kematian mungkin hidup secara berbeda dengan orang-orang yang memahami hal-hal ini? Mintalah siswa untuk merespons pertanyaan ini. Kemudian ingatkan mereka bahwa Kitab Mormon membantu kita memahami tujuan kehidupan di bumi dan mengajarkan kepada kita bahwa kehidupan berlanjut setelah kematian. Undanglah siswa untuk membaca Alma 34:32–34 dengan lantang sementara anggota kelas mencari apa yang Amulek ajarkan kepada orang-orang Amoniha mengenai tujuan kehidupan. • Apa ajaran-ajaran penting mengenai tujuan kehidupan di bumi yang Amulek ajarkan? (Siswa hendaknya mengidentifikasi sejumlah ajaran dalam petikan ini, termasuk yang berikut: Kehidupan ini adalah waktu bagi kita untuk bersiap menemui Allah). • Dalam cara-cara apa ajaran ini membantu Anda memahami bagaimana Anda hendaknya menjalani kehidupan Anda sehari-hari di sini dalam kefanaan? 89 P EL A J A RA N 18 Untuk membantu siswa dengan lebih baik memahami ajaran ini, pertimbangkan untuk membagikan pernyataan berikut oleh Presiden Thomas S. Monson: “Kita paham kita telah datang ke bumi untuk belajar, untuk hidup, dan untuk maju dalam perjalanan kekal kita menuju kesempurnaan. Beberapa orang tetap di bumi namun untuk sesaat, sementara yang lain hidup lama di atas negeri. Ukurannya bukanlah seberapa lama kita hidup melainkan seberapa baik kita hidup.” (“He Is Risen,” Ensign, November 1981, 18). • Mengapa Amulek memperingatkan kita untuk tidak menangguhkan hari pertobatan kita? Perlihatkan pernyataan berikut oleh Presiden Henry B. Eyring dari Presidensi Utama dan mintalah seorang siswa untuk membacakannya dengan lantang sementara anggota kelas mencari tahu mengapa ada bahaya dalam penangguhan: “Ada bahaya dalam kata suatu hari ketika yang dimaksudkannya adalah ‘bukan hari ini.’ ‘Suatu hari saya akan bertobat.’ ‘Suatu hari saya akan memaafkannya.’ ‘Suatu hari saya akan berbicara kepada teman saya mengenai Gereja.’ ‘Suatu hari saya akan mulai membayar persepuluhan.’ ‘Suatu hari saya akan kembali ke bait suci.’ ‘Suatu hari ….’ Tulisan suci membuat bahaya menangguhkan jelas [lihat Alma 34:33–34] .… Hari ini merupakan karunia yang berharga dari Allah. Pemikiran, ‘Suatu hari saya akan’ dapat menjadi seorang pencuri bagi kesempatan-kesempatan waktu dan berkat-berkat kekal.” (“Hari Ini,” Ensign atau Liahona, Mei 2007, 89). Undanglah sejumlah siswa untuk bergiliran membacakan dengan lantang Alma 40:6–7, 11–14. Mintalah siswa untuk menyimak, dengan mencari apa yang Alma ajarkan kepada putranya, Korianton, mengenai apa yang terjadi pada roh kita setelah kita mati. (Akanlah bermanfaat untuk menandaskan bahwa ketika Alma menggunakan frasa “kegelapan luar,” dia tidak merujuk pada keadaan terakhir Setan dan mereka yang dikutuk. Tetapi, dia merujuk pada keadaan yang jahat antara waktu kematian mereka dan kebangkitan mereka. Kita biasanya merujuk pada keadaan ini sebagai penjara roh). • Apakah perbedaan antara keadaan yang saleh dan keadaan yang jahat setelah kematian? (Meskipun mereka mungkin menggunakan kata-kata yang berbeda, siswa hendaknya mengidentifikasi ajaran berikut: Antara kematian dan kebangkitan, roh-roh yang saleh tinggal di firdaus dan roh-roh yang jahat tinggal di penjara roh). • Mengapa penting untuk memahami bahwa tindakan-tindakan fana kita akan memengaruhi apa yang kita alami setelah kematian? 2 Nefi 9:12–13; Mosia 15:21–26; 16:6–11; Alma 11:40–45; 40:4–5, 19–24 Roh kita akan dipulihkan pada tubuh kita dalam Kebangkitan Ingatkan siswa bahwa ketika Abinadi mengajar Raja Nuh dan para imamnya, dia menguraikan apa yang akan terjadi kepada kita setelah kematian. Ajaran-ajaran 90 PE LAJ ARAN 18 yang dia ajarkan menguraikan apa yang akan terjadi kepada kita setelah waktu kita di dunia roh, baik di firdaus maupun di penjara roh. Mintalah sejumlah siswa untuk bergiliran membaca Mosia 16:6–11 dengan lantang sementara anggota kelas mencari apa yang Abinadi ajarkan. • Apa ajaran-ajaran yang Abinadi ajarkan mengenai apa yang akan terjadi kepada kita setelah waktu kita dalam dunia roh? (Tekankan kebenaran berikut: Karena Yesus Kristus telah mematahkan belenggu kematian, kita masing-masing akan dibangkitkan dan menerima tubuh baka. Yang saleh akan mewarisi kebahagiaan abadi, dan yang jahat akan dibebaskan dalam kutukan abadi). Beri tahulah siswa bahwa banyak nabi Kitab Mormon bersaksi tentang Kebangkitan dan menjelaskan akan seperti apa keadaannya. Tulislah petikan-petikan tulisan suci berikut di papan tulis (tanpa ringkasannya) dan tugasi setiap siswa untuk membaca salah satu petikan. Pastikan semua petikan ditugaskan. Mintalah siswa untuk membaca petikan mereka dalam hati, dengan mencari detail tambahan mengenai Kebangkitan. 2 Nefi 9:12–13 (Firdaus akan membebaskan roh-roh yang saleh, dan penjara roh akan membebaskan roh-roh yang jahat. Roh-roh akan dipulihkan pada tubuh mereka dan menjadi jiwa yang baka). Mosia 15:21–26 (Yang saleh akan tampil dalam Kebangkitan Pertama, juga mereka yang mati dalam ketidaktahuan dan anak-anak kecil. Yang jahat tidak memiliki bagian dalam Kebangkitan Pertama). Alma 11:40–45 (Semua orang, yang jahat dan yang saleh, akan memiliki roh mereka dan tubuh mereka dipersatukan kembali dalam bentuk yang sempurna dan akan berdiri di hadapan Allah untuk dihakimi menurut perbuatan mereka). Alma 40:4–5, 19–24 (Ada waktu antara kematian dan Kebangkitan ketika roh-roh pergi ke dunia roh. Setelah itu, ada waktu yang ditetapkan bagi roh-roh semua orang untuk secara kekal dipulihkan pada tubuh kekal mereka dan berdiri di hadapan Allah untuk dihakimi). Berilah siswa waktu untuk menjelaskan apa yang mereka pelajari mengenai Kebangkitan dari petikan yang ditugaskan kepada mereka. Pertimbangkan untuk menuliskan beberapa wawasan mereka di papan tulis di samping petikan-petikannya. Jika perlu, ajukan satu atau dua pertanyaan seperti yang berikut untuk memperdalam pemahaman siswa tentang petikan-petikan ini: • Bagaimana kebenaran-kebenaran ini memperkuat keyakinan Anda bahwa Kebangkitan adalah nyata dan adalah bagian penting dari rencana Bapa Surgawi? Mintalah seorang siswa untuk membacakan dengan lantang pernyataan berikut oleh Penatua Dallin H. Oaks dari Kuorum Dua Belas Rasul. Mintalah anggota kelas untuk mendengarkan bagaimana sebuah kesaksian tentang Kebangkitan dapat memberkati kita dalam kefanaan. 91 P EL A J A RA N 18 “Rasul Petrus merujuk pada fakta bahwa Allah Bapa, dalam belas kasihan-Nya yang melimpah, ‘telah melahirkan kita kembali oleh kebangkitan Yesus Kristus dari antara orang mati’ (1 Petrus 1:3; lihat juga 1 Tesalonika 4:13–18). ‘Harapan yang hidup’ yang diberikan kepada kita oleh kebangkitan adalah keyakinan kita bahwa kematian bukan akhir dari identitas kita tetapi hanya sebuah langkah yang perlu dalam transisi yang ditakdirkan dari kefanaan ke kebakaan. Harapan ini mengubah seluruh sudut pandang tentang kehidupan fana .… Kepastian akan kebangkitan memberi kita kekuatan dan sudut pandang untuk menanggung tantangan-tantangan fana yang dihadapi oleh kita masing-masing dan oleh mereka yang kita kasihi, hal-hal seperti kekurangan fisik, mental, atau emosional yang kita bawa bersama kita sejak lahir atau yang diperoleh selama kehidupan fana. Karena kebangkitan, kita tahu bahwa kekurangan-kekurangan fana ini hanyalah sementara! Kepastian kebangkitan juga memberi kita insentif yang kuat untuk menaati perintah-perintah Allah selama kehidupan fana kita .… Pengetahuan pasti kita tentang kebangkitan pada kebakaan juga memberi kita keberanian untuk menghadapi kematian kita sendiri—bahkan kematian yang mungkin kita sebut prematur .… Kepastian akan kebakaan juga membantu kita menanggung pemisahan fana yang menyangkut kematian orang-orang terkasih kita .… Kita semua hendaknya memuji Allah atas kebangkitan yang pasti yang menjadikan pemisahan fana kita sementara dan memberi kita harapan serta kekuatan untuk melanjutkan” (“Resurrection,” Ensign, Mei 2000, 15–16). • Kapankah kepastian akan Kebangkitan memberi Anda kekuatan atau memotivasi Anda untuk hidup lebih saleh? Bagikan kesaksian Anda sendiri tentang kenyataan Kebangkitan. Alma 5:15–21; 7:21–25; 41:2–6 Mempersiapkan Diri bagi Penghakiman Terakhir Jelaskan bahwa Alma mendorong para anggota Gereja di Zarahemla untuk mempersiapkan diri bagi Penghakiman Terakhir dengan meminta mereka untuk membayangkan diri mereka berdiri di hadapan Allah untuk dihakimi. Undanglah sejumlah siswa untuk bergiliran membaca Alma 5:15–21 dengan lantang. Mintalah kelas untuk mencari apa yang Alma minta para pendengarnya pikirkan. • Manakah dari pertanyaan-pertanyaan Alma yang paling bermakna bagi Anda, dan mengapa? • Apa asas yang dapat kita pelajari dari kesaksian Alma dalam ayat 21 mengenai apa yang harus kita lakukan? (Bantulah siswa mengidentifikasi asas berikut: Kita tidak dapat diselamatkan kecuali kita telah dibasuh bersih melalui darah penebusan Yesus Kristus). Untuk membantu siswa dengan lebih baik memahami asas ini, perlihatkan pernyataan oleh Presiden Joseph Fielding Smith, dan undanglah seorang siswa untuk membacanya dengan lantang: 92 PE LAJ ARAN 18 “Tidak ada hal lain yang saya ketahui lebih penting atau lebih perlu saat ini daripada menyerukan pertobatan, bahkan di antara para Orang Suci Zaman Akhir, dan saya berseru kepada mereka … untuk mengindahkan perkataan Penebus kita. Sekarang Dia telah menyatakan dengan pasti bahwa tidak ada hal yang tidak bersih dapat masuk ke hadirat-Nya. Hanya mereka yang membuktikan diri mereka setia dan telah membasuh pakaian mereka dalam darah-Nya melalui iman dan pertobatan mereka—tidak dengan cara lain mereka akan menemukan kerajaan Allah” (Ajaran-Ajaran Presiden Gereja: Joseph Fielding Smith [2013], 104–105). Mintalah siswa untuk menelaah Alma 7:21–25 dalam hati, dan undanglah mereka untuk mencari dan menandai sifat-sifat yang hendaknya kita cari untuk dikembangkan agar pakaian kita akan ditemukan tidak bernoda. • Apa sifat atau kualitas yang Anda identifikasi dalam petikan ini yang penting bagi kita untuk dikembangkan sewaktu kita mempersiapkan diri untuk dihakimi oleh Tuhan? Imbaulah siswa untuk memikirkan apakah tindakan mereka dan hasrat hati mereka mempersiapkan mereka untuk bertemu Allah pada Penghakiman Terakhir. Imbaulah mereka untuk membuat perubahan apa pun yang diperlukan agar Hari Penghakiman dapat menjadi hari yang membahagiakan. Bacaan Siswa • 2 Nefi 9:12–13; Mosia 15:21–26; 16:6–11; Alma 5:15–21; 7:21–25; 11:40–45; 16:6–11; 34:32–34; 40:4–7, 11–14, 19–24; 41:2–6. • Dallin H. Oaks, “Resurrection,” Ensign, Mei 2000, 14–16. 93 PELAJARAN 19 Membela Kebebasan Beragama Pendahuluan Kebebasan beragama adalah privilese sakral untuk memercayai dan bertindak sewaktu kita memilih—untuk menentukan bagi diri kita sendiri dan kemudian hidup dengan cara yang suara hati kita diktekan—sementara pada waktu yang sama menghormati hak-hak orang lain (lihat A&P 134:4). Dalam pelajaran ini, siswa akan meneliti kisah-kisah Kitab Mormon di mana individu-individu dan kelompok-kelompok berusaha untuk menggulingkan Gereja Allah dan untuk merusak hak-hak dan kebebasan beragama. Siswa akan diingatkan bahwa kebebasan beragama perlu dilindungi dan dipelihara dewasa ini. Bacaan Latar Belakang • Robert D. Hales, “Memelihara Hak Pilihan, Melindungi Kebebasan Beragama,” Ensign atau Liahona, Mei 2015, 111–113. • Dallin H. Oaks, “Balancing Truth and Tolerance,” Ensign, Februari 2013, 24–31. • “Why We Need Religious Freedom [Mengapa Kita Membutuhkan Kebebasan Beragama],” mormonnewsroom.org/article/why-religious-freedom. • “An Introduction to Religious Freedom [Pengantar untuk Kebebasan Beragama],” mormonnewsroom.org/article/introduction-religious-freedom. Saran untuk Pengajaran Mosia 29:10–11, 16–18, 25–26, 32; Alma 30:7–9 Pentingnya hak pilihan dan kebebasan beragama Ingatkan siswa bahwa sebelum kita datang ke bumi, kita berperan serta dalam Sidang di Surga. Mintalah siswa untuk membagikan beberapa dari tujuan utama dan hasil dari sidang ini. Perlihatkan dan bacalah dengan lantang pernyataan berikut oleh Presiden Ezra Taft Benson (1899–1994): “Isu utama dalam sidang prafana adalah: Haruskah anak-anak Allah memiliki hak pilihan tak terbatas untuk memilih arah yang harus mereka ikuti, baik atau jahat, atau haruskah mereka dipaksa untuk patuh? Kristus dan semua yang mengikuti Dia berdiri untuk mendukung usulan yang pertama—kebebasan untuk memilih; Setan berdiri untuk usulan yang kedua—pemaksaan” (Ajaran-Ajaran Presiden Gereja: Ezra Taft Benson [2014], 60–61). “Tulisan suci membuatnya jelas bahwa ada perang besar di surga, pertempuran terhadap asas kebebasan, hak untuk memilih” (Ajaran-Ajaran: Ezra Taft Benson, 74). 94 PE LAJ ARAN 19 “Perang yang dimulai di surga mengenai isu ini belum selesai. Konflik berlanjut di medan perang kefanaan” (Ajaran-Ajaran: Ezra Taft Benson, 74). • Apa bukti yang telah Anda lihat bahwa konflik prafana terhadap kebebasan dan pilihan berlanjut dalam kefanaan? • Menurut Anda mengapa Setan mencoba untuk menghancurkan kebebasan? Sewaktu siswa merespons, pertimbangkan untuk membagikan pernyataan berikut oleh Presiden David O. McKay (1873–1970): “Selain karunia kehidupan itu sendiri, hak untuk mengarahkan hidup Anda adalah salah satu karunia terbesar Allah bagi Anda” (Ajaran-Ajaran Presiden Gereja:. David O. McKay [2003], 249). Ingatkan siswa bahwa selama berabad-abad setelah Lehi tiba di tanah yang terjanjikan, orang-orang Nefi diperintah oleh raja. Raja Mosia, meskipun demikian, mengusulkan agar sebuah bentuk pemerintahan yang baru dijalankan. Mintalah siswa untuk menelaah Mosia 29:10–11, 16–18, 25–26 dan mencari mengapa Mosia mengusulkan sebuah bentuk pemerintahan baru. • Apa alasan yang Raja Mosia berikan karena berkeinginan untuk mengimplementasikan bentuk sebuah pemerintahan baru? Jelaskan kepada siswa bahwa sistem hakim-hakim adalah tepat dan perlu untuk memelihara kebebasan dalam masyarakat orang-orang Nefi. Masyarakat lainnya juga berusaha untuk menegakkan dan memelihara kebebasan, meskipun sistem pemerintahan mereka mungkin telah diorganisasi secara berbeda. Mintalah seorang siswa untuk membaca Mosia 29:32 dengan lantang sementara siswa lainnya mencari mengapa Mosia ingin memelihara kebebasan rakyatnya. • Mengapa perlu untuk memelihara kebebasan orang-orang Nefi? • Tanggung jawab siapakah untuk membantu memelihara hak dan privilese kita? Bagaimana pemeliharaan ini dapat dicapai? Jelaskan bahwa menjalankan kebebasan individu hendaknya tidak mengungguli asas dari mematuhi hukum-hukum negeri. Undanglah siswa untuk menyelidiki Alma 30:7–9 dan mengidentifikasi salah satu hak yang dijaminkan oleh pemerintahan orang Nefi yang baru. Anda dapat menjelaskan bahwa petikan ini memperlihatkan bahwa Tuhan melarang diskriminasi terhadap orang lain berdasarkan pada kepercayaan atau ketidakpercayaan mereka kepada Allah (lihat juga A&P 134:4). • Bagaimana melindungi kebebasan beragama menguntungkan masyarakat? 95 P EL A J A RA N 19 Untuk membantu siswa menjawab pertanyaan ini, undanglah seorang siswa untuk membacakan yang berikut: “Kebebasan beragama, atau kebebasan nurani, adalah penting bagi kesehatan dari keragaman masyarakat. Itu mengizinkan iman dan kepercayaan yang berbeda untuk berkembang. Kebebasan beragama melindungi hak-hak semua kelompok dan individu, termasuk yang paling rentan, baik beragama maupun tidak” (“Religious Freedom,” mormonnewsroom.org/ official-statement/religious-freedom). Untuk membantu siswa memahami unsur-unsur dasar dari kebebasan beragama, perlihatkan pernyataan berikut oleh Penatua Robert D. Hales dari Kuorum Dua Belas Rasul, dan mintalah seorang siswa untuk membacanya: “Ada empat batu penjuru kebebasan beragama yang kita, sebagai Orang Suci Zaman Akhir, harus andalkan dan lindungi. Yang pertama adalah kebebasan untuk percaya .… Batu penjuru kedua kebebasan beragama adalah kebebasan untuk berbagi iman dan kepercayaan kita kepada orang lain .… Batu penjuru ketiga dari kemerdekaan beragama adalah kebebasan untuk membentuk organisasi keagamaan dan untuk beribadat dengan damai bersama orang lain .… Batu penjuru keempat dari kebebasan beragama adalah kebebasan untuk menjalankan kepercayaan kita—kebebasan menjalankan iman tidak sekadar di dalam rumah dan gedung gereja, tetapi juga di tempat-tempat umum” (“Memelihara Hak Pilihan, Melindungi Kebebasan Beragama” Ensign atau Liahona, Mei 2015, 112). Ringkaslah empat batu penjuru ini dengan menuliskan yang berikut di papan tulis: Kebebasan untuk memercayai, membagikan, mengorganisasi, dan menjalankan. • Bagaimana restriksi apa pun dari empat batu penjuru ini menghalangi kesempatan bagi pertumbuhan rohani kita? • Bagaimana kehidupan Anda telah dipengaruhi oleh unsur-unsur dari kebebasan beragama ini? Alma 2:1–10, 12, 27–28; 44:1–5; 46:4–5, 10–16, 19–22 Memelihara kebebasan beragama Tulislah rujukan berikut di papan tulis, dan jelaskan bahwa petikan-petikan ini berisikan contoh tentang ancaman terhadap kebebasan beragama. Alma 2:1–4 96 PE LAJ ARAN 19 Alma 46:4–5, 10 Tugasi separuh anggota kelas untuk menelaah petikan pertama dan separuh lainnya menelaah yang kedua. Mintalah siswa mencari tujuan dari mereka yang mengancam kebebasan beragama. • Menurut petikan-petikan ini, apa tujuan dari Amlisi dan Amalikia? • Bagaimana hilangnya kebebasan beragama telah memengaruhi masyarakat dalam kisah-kisah ini? Tambahkan teks berhuruf tebal berikut pada rujukan di papan tulis: Alma 2:1–4, 5–10, 12, 27–28 Alma 46:4–5, 10, 11–16, 19–22 Undanglah siswa untuk membaca ayat-ayat yang ditambahkan pada petikan yang mereka baca, dan mintalah mereka mencari apa yang orang-orang saleh lakukan untuk melindungi kebebasan beragama mereka. • Apa yang dapat kita pelajari dari ayat-ayat ini mengenai satu tujuan kesengsaraan? (Siswa hendaknya mengidentifikasi kebenaran berikut: Adalah tugas kita untuk membela keluarga kita, agama kita, dan kebebasan kita. Ketika kita berseru kepada Allah dan berjanji untuk menaati perintah-perintah-Nya, Dia akan memperkuat kita dalam membela hak dan agama kita). Jika waktu mengizinkan, Anda juga dapat membaca Alma 44:1–5 bersama anggota kelas dan membahas bagaimana iman orang Nefi memperkuat mereka melawan Zarahemna dan orang Laman. • Dalam Kitab Mormon, kebebasan beragama sering terancam melalui penganiayaan dan peperangan. Bagaimana individu-individu dan kelompok-kelompok mengancam kebebasan beragama dewasa ini? Sebagaimana diperlukan untuk membantu menjawab pertanyaan ini, bacalah pernyataan berikut mengenai meningkatnya ancaman terhadap kebebasan beragama di Amerika Serikat. Tandaskan bahwa sementara pernyataan ini berkaitan dengan isu-isu di dalam Amerika Serikat khususnya, banyak negara lain menghadapi tantangan serupa terhadap kebebasan beragama. (Catatan: Gunakan pernyataan ini hanya untuk memberikan contoh tentang bagaimana sejumlah kebebasan beragama ditentang. Jangan biarkan ini menjadi suatu pembahasan tentang hak-hak homoseksual atau isu-isu politik lainnya). “Tantangan terhadap kebebasan beragama muncul dari banyak sumber. Memulai advokasi untuk hak-hak homoseksual mengancam untuk membatasi kebebasan beragama dalam sejumlah cara. 97 P EL A J A RA N 19 Perubahan dalam perawatan kesehatan mengancam hak-hak bagi mereka yang memegang keyakinan moral tertentu mengenai kehidupan manusia. Perkembangan ini dan yang lainnya menimbulkan konflik dan mulai mendatangkan masalah pada organisasi-organisasi keagamaan dan orang-orang yang berhati nurani. Itu mengancam … membatasi bagaimana organisasi-organisasi keagamaan dapat mengelola pekerjaan dan properti mereka. Itu menyebabkan desakan terhadap universitas-universitas, sekolah-sekolah, dan entitas layanan masyarakat yang berafiliasi secara keagamaan .… Dalam hal ini dan banyak keadaan lainnya, kita melihat bagaimana kebebasan beragama dan kebebasan nurani terkikis secara halus namun berkesinambungan” (“An Introduction to Religious Freedom [Pengantar untuk Kebebasan Beragama],” mormonnewsroom.org/article/introduction-religious-freedom). Tandaskan bahwa Gereja telah mengadvokasi keadilan bagi semua. Konsisten dengan Pasal-Pasal Kepercayaan 1:11, kita harus menuntut hak-hak kita atas kebebasan beragama dalam cara yang adil dan seimbang yang juga menghargai hak-hak dan minat orang lain (lihat “Mormon Leaders Call for Laws That Protect Religious Freedom [Para Pemimpin Mormon Meminta Undang-Undang yang Melindungi Kebebasan Beragama],” mormonnewsroom.org/article/ church-news-conference-on-religious-freedom-and-nondiscrimination). Undanglah seorang siswa untuk membacakan dengan lantang pernyataan berikut dari Nabi Joseph Smith(1805–1844): “Jika telah diperlihatkan bahwa saya selama ini bersedia untuk mati demi seorang ‘Mormon,’ saya berani untuk memaklumkan di depan Surga bahwa saya sama siapnya untuk mati dalam membela hak-hak seorang Presbiterian, seorang Baptis, atau seseorang yang baik dari lembaga keagamaan mana pun; karena asas yang sama yang akan menginjak-injak hak para Orang Suci Zaman Akhir akan menginjak-injak hak-hak orang katolik Roma, atau dari lembaga keagamaan mana pun yang mungkin tidak populer atau terlalu lemah untuk membela dirinya sendiri. Kasih bagi kebebasanlah yang mengilhami jiwa saya—kebebasan sipil dan keagamaan bagi seluruh umat manusia” (Ajaran-Ajaran Presiden Gereja: Joseph Smith [2007], 400). • Mengapa penting untuk melindungi kebebasan beragama bagi semua orang dan tidak sekadar bagi Orang-Orang Suci Zaman Akhir? (Perlindungan semacam itu memungkinkan orang lain untuk menggunakan hak pilihan mereka sesuai rencana Allah dan meningkatkan kedamaian dan masyarakat yang adil). Jika kita menginginkan kepercayaan agama kita dilindungi dan dihormati, maka kita harus melindungi dan menghormati kepercayaan orang lain). • Apa beberapa tindakan yang pantas yang dapat kita ambil untuk memelihara dan memperkuat kebebasan beragama? Untuk membantu siswa menjawab pertanyaan ini, undanglah seorang siswa untuk membacakan pernyataan berikut oleh Penatua Robert D. Hales: 98 PE LAJ ARAN 19 “Brother dan sister, kita bertanggung jawab untuk menjaga kebebasan dan hak-hak sakral ini bagi diri kita dan keturunan kita. Apa yang Anda dan saya dapat lakukan? Pertama, kita dapat terinformasi. Berhati-hatilah terhadap isu-isu di masyarakat Anda yang dapat memiliki dampak pada kebebasan beragama. Kedua, dalam kapasitas pribadi Anda, bergabunglah dengan orang-orang yang berbagi komitmen kita terhadap kebebasan beragama. Bekerjalah secara berdampingan untuk melindungi kemerdekaan beragama. Ketiga, jalani kehidupan Anda untuk menjadi teladan yang baik dari apa yang Anda percayai—dalam perkataan dan perbuatan. Bagaimana kita menjalankan agama kita adalah jauh lebih penting daripada apa yang mungkin kita katakan mengenai agama kita” (“Memelihara Hak Pilihan,” 112). • Bagaimana Anda dapat menjadi tanggap terhadap isu-isu yang memengaruhi kebebasan beragama dalam masyarakat Anda? • Apa kelompok-kelompok lain di area Anda yang berbagi komitmen untuk kebebasan beragama? • Apa yang telah Anda lakukan atau lihat orang lain lakukan untuk mempromosikan kebebasan beragama? Beri tahulah siswa tentang sumber-sumber kebebasan beragama yang tersedia di mormonnewsroom.org. Imbaulah siswa untuk memikirkan apa yang dapat mereka lakukan untuk meningkatkan dan membela kebebasan beragama, dan bagikan kesaksian Anda bahwa Bapa Surgawi akan membimbing mereka dalam upaya mereka. Bacaan Siswa • Mosia 29:10–11, 16–18, 25–26, 32; Alma 2:1–10, 12, 27–28; 30:7–9; 44:1–5; 46:4–5, 10–16, 20–22. • Robert D. Hales, “Memelihara Hak Pilihan, Melindungi Kebebasan Beragama,” Ensign atau Liahona, Mei 2015, 111–113. 99 PELAJARAN 20 Memperkuat Iman dan Kesaksian Kita Pendahuluan Iman kepada Yesus Kristus dan Injil-Nya memberikan kekuatan dan perlindungan rohani kepada anak-anak Allah. Kitab Mormon mengilustrasikan sikap dan perilaku yang dapat menuntun individu-individu merosot dalam ketidakpercayaan. Para nabi Kitab Mormon memperingatkan tentang perilaku dan sikap ini dan mengajarkan asas-asas Injil yang akan membentengi dan memperkuat iman serta kesaksian kita. Bacaan Latar Belakang • Neil L. Andersen, “Angin Puyuh Rohani,” Ensign atau Liahona, Mei 2014, 18–21. • L. Whitney Clayton, “Pilihlah untuk Percaya,” Ensign atau Liahona, Mei 2015, 36–39. • Larry S. Kacher, “Jangan Mempermainkan Apa yang Sakral,” Ensign atau Liahona, November 2014, 104–106. Saran untuk Pengajaran 2 Nefi 1:10–11; 9:28; Mosia 2:36–37; 26:1–4; Alma 12:9–11; 31:8–11; 46:7–8; Helaman 4:11–13; 13:24–26; Mormon 9:7–8 Sikap dan perilaku yang dapat merusak iman dan kesaksian Perlihatkan pertanyaan berikut dan undanglah siswa untuk secara ringkas merespons: • Bagaimana mungkin bagi mereka yang telah mengalami berkat-berkat Injil akan kehilangan iman dan kesaksian mereka? Ingatkan siswa bahwa Nabi Lehi memperingatkan bahwa keturunannya kelak akan kehilangan iman kepada Yesus Kristus dan Injil-Nya. Undanglah seorang siswa untuk membacakan 2 Nefi 1:10–11 dengan lantang, dan mintalah siswa untuk mencari dampak yang ketidakpercayaan akhirnya miliki terhadap keturunan Lehi. (Akanlah bermanfaat untuk menjelaskan bahwa frasa “merosot dalam ketidakpercayaan” artinya menurun secara rohani karena ketidakpercayaan). • Apa dampak ketidakpercayaan yang akhirnya menimpa keturunan Lehi? Tandaskan bahwa sementara ada banyak faktor yang menuntun pada kehancuran peradaban orang Nefi, akar penyebab dari merosotnya orang-orang Nefi adalah hilangnya iman mereka kepada Yesus Kristus dan Injil-Nya. Untuk alasan ini, para penulis Kitab Mormon berulang kali memperingatkan perilaku dan sikap yang melemahkan iman kepada Tuhan dan terus-menerus mengajarkan bagaimana membangun dan memperkuat kesaksian. 100 PE LAJ ARAN 20 Mintalah seorang siswa untuk membaca Mosia 26:1–4 dengan lantang, dan imbaulah kelas untuk mencari sikap dan perilaku yang menurunkan iman dari sejumlah individu selama pemerintahan Raja Mosia. Undanglah siswa untuk mengidentifikasi sebuah asas yang diajarkan dalam ayat-ayat ini mengenai apa yang terjadi terhadap orang-orang yang memilih untuk tidak memercayai dan menindaki kebenaran. Di antara asas-asas yang siswa mungkin identifikasi adalah yang berikut: Ketika orang-orang memilih untuk tidak memercayai dan menindaki kebenaran yang diajarkan kepada mereka, hati mereka menjadi dikeraskan dan mereka tidak dapat menikmati berkat-berkat iman dan kesaksian. • Ketika orang-orang memilih untuk tidak memercayai dan menindaki kebenaran, menurut Anda mengapa hati mereka menjadi dikeraskan terhadap Roh? Untuk membantu siswa mengidentifikasi sikap dan perilaku tambahan yang dapat menuntun pada hilangnya iman dan kesaksian, tulislah petikan tulisan suci berikut di papan tulis. Tugasi setiap siswa untuk membaca satu atau dua petikan, dan memastikan setiap petikan ditugaskan. Mintalah siswa untuk menyelidiki petikan-petikan yang ditugaskan kepada mereka sikap atau perilaku yang dapat menuntun orang-orang untuk kehilangan iman dan kesaksian. 2 Nefi 9:28 Mosia 2:36–37 Alma 12:9–11 Alma 31:8–11 Alma 46:7–8 Helaman 4:11–13 Helaman 13:24–26 Mormon 9:7–8 Setelah waktu yang memadai, mintalah siswa untuk membagikan sikap atau perilaku yang telah mereka identifikasi dan menjelaskan bagaimana ini dapat melemahkan iman dan kesaksian mereka. Ringkaslah respons siswa di papan tulis di samping petikan-petikannya. • Manakah dari sikap atau perilaku ini yang menurut Anda paling berbahaya bagi anggota dewasa muda Gereja dewasa ini? Mengapa? Mintalah siswa untuk memilih sebuah sikap atau perilaku yang terdaftar di papan tulis dan menjelaskan apa yang dapat kita lakukan untuk dilindungi terhadap sikap dan perilaku itu. 101 P EL A J A RA N 20 Berilah siswa waktu sejenak untuk merenungkan manakah sikap atau perilaku yang telah mengancam iman dan kesaksian mereka sendiri dan apa yang dapat mereka lakukan untuk memperkuat diri mereka sendiri. 2 Nefi 28:21–23; Mormon 5:16–18 Konsekuensi dari kehilangan iman dan kesaksian Ingatkan siswa bahwa sewaktu Nabi Mormon memimpin tentara orang-orang Nefi, ada suatu masa ketika dia mengamati kondisi jahat dan tak berpengharapan dari orang-orangnya. Mintalah siswa untuk menelaah Mormon 5:16–18, dengan mencari uraian Mormon tentang kondisi rohani orang-orangnya. • Menurut Anda apa artinya hidup “tanpa Kristus dan Allah di dunia”? • Apa asas yang dapat kita pelajari dari perkataan Mormon mengenai mereka yang kehilangan iman kepada Tuhan dan menolak untuk bertobat? (Meskipun mereka mungkin menggunakan kata-kata yang berbeda, siswa hendaknya mengidentifikasi asas berikut: Jika kita mengizinkan diri kita kehilangan iman dan kita menolak untuk bertobat, Roh akan undur diri dari kita dan kita akan kehilangan bimbingan Tuhan). • Menurut ayat 18, apa yang Mormon peringatkan akan menjadi dampak dari kehilangan bimbingan Tuhan? Jelaskan bahwa Nefi mengajarkan bahwa proses kehilangan Roh dan dituntun tertawan oleh iblis sering kali lamban dan bertahap. Undanglah sejumlah siswa untuk bergiliran membaca dengan lantang 2 Nefi 28:21–23, dan mintalah siswa untuk mengidentifikasi kata atau frasa yang menguraikan penurunan rohani bertahap ini. • Apa sikap yang Nefi identifikasi yang dapat menuntun penurunan rohani seseorang? • Menurut Anda mengapa sikap ini terutama berbahaya bagi iman kita? Mintalah seorang siswa untuk membaca dengan lantang kisah oleh Presiden Henry B. Eyring dari Presidensi Utama: “Sama seperti kebenaran diberikan kepada kita baris demi baris dan terang menyinari perlahan-lahan sewaktu kita patuh, demikian juga, sewaktu kita tidak patuh, kesaksian kita tentang kebenaran berkurang nyaris tak kentara, sedikit demi sedikit, dan kegelapan turun dengan sedemikian perlahan sehingga kesombongan mungkin dengan mudahnya menyangkal bahwa apa pun berubah. Saya telah mendengar kepongahan seorang pria yang berjalan menjauh dari Gereja secara perlahan. Awalnya dia sekadar berhenti mengajar di kelas Sekolah Minggunya, kemudian dia menjauh dari Gereja, dan selanjutnya dia lupa membayar persepuluhan sejak itu .… Dia tidak dapat merasakan perbedaan, namun saya dapat. Terang di matanya dan bahkan keceriaan di wajahnya memudar. Dia tidak dapat mengatakan, karena salah satu dampak dari tidak mematuhi Allah tampaknya adalah penciptaan pembiusan rohani yang cukup memadai untuk memblokir sensasi apa pun sewaktu ikatan dengan Allah diputus. Tidak saja kesaksian tentang kebenaran perlahan-lahan terkikis, namun bahkan kenangan tentang seperti apa 102 PE LAJ ARAN 20 rasanya berada dalam terang mulai tampak baginya seperti suatu khayalan (“A Life Founded in Light and Truth” [kebaktian Universitas Brigham Young,15 Agustus 2000], 3, speeches.byu.edu). • Menurut Anda apa sejumlah indikasi di mana seseorang mulai kehilangan iman dan kesaksiannya? 1 Nefi 15:7–11; 2 Nefi 25:28–29; Mosia 4:11–12; 15:11; Helaman 15:7–8 Memperkuat iman dan kesaksian Perlihatkan dan undanglah seorang siswa untuk membaca pernyataan berikut oleh Penatua Neil L. Andersen dari Kuorum Dua Belas Rasul: “Di alam, pohon yang tumbuh dalam lingkungan berangin menjadi lebih kuat. Sewaktu angin menghempas di seputar sebuah tanaman muda, kekuatan di dalam pohon itu melakukan dua hal. Pertama, itu merangsang akar untuk tumbuh lebih cepat dan menyebar lebih jauh. Kedua, kekuatan di dalam pohon mulai menciptakan struktur sel yang benar-benar menjadikan batang dan cabangnya lebih tebal serta lebih fleksibel terhadap tekanan angin tersebut. Akar dan cabang yang lebih kuat ini melindungi pohon dari angin yang pasti kembali. Anda sepanjang masa lebih berharga bagi Allah daripada sebatang pohon. Anda adalah putra-Nya atau putri-Nya. Dia membuat roh Anda kuat dan mampu menjadi ulet menghadapi angin puyuh kehidupan. Angin puyuh dalam kehidupan remaja Anda, seperti angin yang menerpa sebuah pohon muda, dapat meningkatkan iman Anda dan kekuatan rohani Anda, mempersiapkan Anda untuk tahun-tahun yang akan datang” (“Angin Puyuh Rohani, ” Ensign atau Liahona, Mei 2014, 18). • Apa yang dapat kita lakukan untuk memperoleh kekuatan rohani dan menahan tantangan terhadap iman dan kesaksian kita? Ingatkan siswa bahwa Kitab Mormon berisikan asas-asas Injil yang dapat membimbing individu-individu yang berusaha untuk memiliki iman yang lebih kuat dan kesaksian yang lebih kuat. Mintalah seorang siswa untuk membacakan 2 Nefi 25:28–29 dengan lantang, dan jelaskan bahwa ayat-ayat ini meringkas khotbah hebat yang Nefi berikan kepada orang-orangnya mengenai bagaimana dapat diselamatkan. Mintalah anggota kelas untuk mencari apa yang Nefi ajarkan yang merupakan keputusan yang paling penting yang akan kita buat dalam kehidupan kita. • Apa yang Nefi ajarkan yang merupakan keputusan yang paling penting yang akan kita buat dalam kehidupan kita. (Bantulah siswa mengidentifikasi asas berikut: Jika kita memilih untuk memercayai Yesus Kristus dan menyembah Dia dengan segenap daya, pikiran, dan kekuatan kita, kemudian kita akan tetap secara rohani kuat dan tidak diusir). Perlihatkan pernyataan berikut oleh Penatua L. Whitney Clayton dari Tujuh Puluh dan meminta seorang siswa untuk membacanya: 103 P EL A J A RA N 20 “Para nabi di sepanjang zaman telah mendorong kita dan bahkan memohon kepada kita untuk memercayai Kristus .… Keputusan untuk percaya adalah pilihan paling penting yang pernah kita buat. Itu membentuk semua keputusan kita yang lain .… Percaya dan kesaksian serta iman bukanlah asas-asas yang pasif. Itu tidak terjadi begitu saja terhadap kita. Percaya adalah sesuatu yang kita pilih—kita berharap untuknya, kita bekerja untuknya, dan kita berkurban untuknya. Kita tidak secara kebetulan memercayai Juruselamat dan Injil-Nya lebih daripada kita akan secara kebetulan berdoa atau membayar persepuluhan kita. Kita secara aktif memilih untuk percaya, sama seperti kita memilih untuk mematuhi perintah-perintah lainnya” (“Pilihlah untuk Percaya,” Ensign atau Liahona, Mei 2015, 38). • Menurut Anda apa artinya bahwa “percaya dan kesaksian serta iman bukanlah asas-asas yang pasif”? • Mengapa menurut Anda bahwa berusaha untuk menjalankan asas-asas Injil adalah cara terbaik untuk memperkuat iman dan kesaksian kita? Untuk membantu siswa menemukan beberapa cara bahwa kita dapat membuat upaya untuk memperkuat iman dan kesaksian kita, tulislah petikan-petikan berikut di papan tulis dan mintalah setiap siswa untuk membaca setidaknya salah satu darinya dalam hati. Undanglah mereka untuk mencari asas-asas yang dapat membantu kita untuk memperkuat iman kita kepada Yesus Kristus dan Injil-Nya. 1 Nefi 15:7–11 Mosia 4:11–12 Mosia 15:11 Helaman 15:7‒8 Undanglah siswa untuk membagikan wawasan yang mereka temukan dalam petikan-petikan tulisan suci ini. Anda dapat mengundang siswa untuk memberikan kesaksian tentang bagaimana mereka telah menerapkan asas-asas ini dan yang lainnya dalam kehidupan mereka dan telah diberkati dengan iman yang meningkat kepada Yesus Kristus dan Injil-Nya. Imbaulah siswa untuk membuat upaya yang diperlukan untuk memperkuat iman mereka kepada Tuhan. Bacaan Siswa • 1 Nefi 15:7–11; 2 Nefi 1:10–11; 9:28; 25:28–29; 28:21–23; Mosia 2:36–37; 4:11–12; 15:11; 26:1–4; Alma 12:9–11; Alma 31:8–11; 46:7–8; Helaman 4:11–13; 13:24–26; 15:7–8; Mormon 5:16–18; 9:7–8. • L. Whitney Clayton, “Pilihlah untuk Percaya,” Ensign atau Liahona, Mei 2015, 36–39. 104 PELAJARAN 21 Kedatangan Yesus Kristus Pendahuluan Kondisi dan peristiwa yang berkaitan dengan kunjungan Yesus Kristus ke Benua Amerika berfungsi sebagai pola bagi Kedatangan Kedua. Pelajaran ini akan membantu siswa menerapkan asas-asas dari Kitab Mormon untuk menjadi lebih baik dipersiapkan bagi “hari yang besar dan mengerikan” (3 Nefi 25:5) ketika Kristus akan datang lagi. Bacaan Latar Belakang • Dallin H. Oaks, “Persiapan bagi Kedatangan Kedua,” Ensign atau Liahona, Mei 2004, 7–10. • Jeffrey R. Holland, “Preparing for the Second Coming,” New Era, Desember 2013, 2–5. Saran untuk Pengajaran Helaman 14:20–30; 16:1–5; 3 Nefi 9:1–5, 12–14; 10:12 Tanda-tanda diberikan untuk membantu kita memercayai dan mempersiapkan diri bagi Kedatangan Kedua Tuhan Ajaklah para siswa untuk berbagi contoh dari peristiwa atau kegiatan dalam hidup mereka yang memerlukan persiapan (misalnya, misi). Kemudian tanyakan: • Apa perbedaan yang persiapan Anda telah buat dalam keseluruhan pengalaman Anda? • Menurut Anda bagaimana pengalaman ini akan berbeda jika Anda tidak siap? Perlihatkan pernyataan berikut oleh Presiden Ezra Taft Benson (1899–1994), dan undanglah seorang siswa untuk membacakannya dengan lantang. Mintalah kelas untuk mendengarkan apa yang Presiden Benson ajarkan bahwa Kitab Mormon dapat membantu kita mempersiapkan diri: “Dalam Kitab Mormon kita menemukan sebuah pola untuk mempersiapkan diri bagi Kedatangan Kedua. Sebuah bagian penting dari kitab itu berpusat pada beberapa dekade tidak lama sebelum kedatangan Kristus ke Amerika. Melalui penelaahan yang saksama mengenai periode waktu itu, kita dapat memutuskan mengapa beberapa orang dihancurkan dalam penghakiman yang mengerikan yang mendahului kedatangan-Nya dan apa yang membawa orang lain untuk berdiri di bait suci di tanah Kelimpahan dan mengulurkan tangan mereka ke dalam luka-luka di tangan dan kaki-Nya” (Ajaran-Ajaran Presiden Gereja: Ezra Taft Benson [2014], 166). • Menurut Presiden Benson, mengapa kita hendaknya menelaah secara saksama kisah Kitab Mormon tentang kunjungan Yesus Kristus kepada umat-Nya di Benua Amerika? (Pastikan bahwa siswa memahami bahwa dengan menelaah kisah Kitab Mormon tentang peristiwa-peristiwa seputar kunjungan Kristus ke 105 P EL A J A RA N 21 Benua Amerika, kita dapat mempelajari sebuah pola untuk mempersiapkan diri bagi Kedatangan Kedua). Undanglah siswa untuk mencari asas-asas dan ajaran-ajaran sewaktu mereka menelaah kisah tentang kunjungan Juruselamat ke Benua Amerika yang akan membantu mereka mempersiapkan diri bagi Kedatangan Kedua. Ingatkan siswa bahwa sebelum kelahiran Juruselamat, Samuel si orang Laman meramalkan tanda-tanda yang akan menyertai kelahiran dan kematian Juruselamat. Mintalah siswa untuk meneliti Helaman 14:20–27 dan mengidentifikasi tanda-tanda kematian Kristus. • Apa saja tanda-tanda yang Samuel beri tahukan kepada orang-orang Nefi akan menyertai kematian Yesus Kristus? Tugasi separuh siswa untuk membaca Helaman 14:28–30 sementara separuh lainnya membaca Helaman 16:4–5. Mintalah mereka mencari alasan tanda-tanda ini akan diberikan kepada orang-orang Nefi. Anda dapat mengimbau siswa untuk memerhatikan terutama pada contoh frasa “untuk maksud agar ….” • Menurut ayat-ayat ini, mengapa Tuhan memberikan tanda-tanda? (Bantulah siswa mengidentifikasi ajaran berikut: Tuhan menyediakan tanda-tanda dan keajaiban-keajaiban agar kita dapat memercayai Dia dan diselamatkan. Pertimbangkan untuk menuliskan asas ini di papan tulis). • Apa yang Helaman 14:29 sebutkan akan terjadi kepada mereka yang tidak memercayai tanda-tanda dan keajaiban-keajaiban? (Penghakiman yang benar akan datang ke atas mereka). Jelaskan bahwa dalam kisah yang terdapat di 3 Nefi, tanda-tanda dan keajaiban-keajaiban yang dijanjikan—termasuk kehancuran yang meramalkan kematian Juruselamat—mulai digenapi. Mintalah beberapa siswa untuk bergiliran membaca dengan lantang 3 Nefi 9:1–5, 12–14; 10:12 sewaktu anggota kelas mencari apa yang terjadi kepada mereka yang memercayai pesan Samuel dan Nefi juga apa yang terjadi kepada mereka yang tidak percaya. • Menurut ayat-ayat ini, mengapa sejumlah dari orang ini dihancurkan? Mengapa mereka diselamatkan? Tandaskan bahwa para pengikut Yesus Kristus di zaman sekarang telah diajari untuk melihat tanda-tanda yang akan mendahului Kedatangan Kedua-Nya. Mintalah siswa untuk membahas bagaimana memahami dan mengenali tanda-tanda Kedatangan Kedua, yang para nabi ramalkan, dapat membantu para anggota Gereja dewasa ini menjadi lebih siap bagi Kedatangan-Nya. 3 Nefi 11:1–17 Mempersiapkan diri untuk bertemu Juruselamat Perlihatkan gambar Yesus Kristus menampakkan diri kepada orang-orang Nefi. Sewaktu siswa meninjau kisah tentang kunjungan Juruselamat kepada orang-orang Nefi, imbaulah mereka untuk mencari berkat-berkat yang diterima oleh mereka yang memercayai tanda-tanda tentang kematian Tuhan dan bersiap bagi kedatangan-Nya. 106 PE LAJ ARAN 21 Undanglah beberapa siswa untuk bergiliran membaca 3 Nefi 11:1–12 dengan lantang. • Bagaimana kepercayaan terhadap tanda-tanda yang dijanjikan tentang kedatangan Tuhan mempersiapkan orang-orang bagi pengalaman ini? • Dalam cara apa ayat-ayat ini mengingatkan kita tentang perlunya kita untuk bersiap diri? Undanglah siswa untuk bergiliran membaca 3 Nefi 11:13–17 dengan lantang dan membayangkan bagaimana rasanya bisa hadir pada kesempatan itu. • Bagaimana pengalaman ini melambangkan apa yang Tuhan Yesus Kristus hasratkan bagi kita masing-masing? (Jawaban hendaknya mencerminkan kebenaran berikut: Yesus Kristus mengundang semua untuk datang kepada-Nya dan menerima kesaksian bahwa Dia adalah Allah seluruh bumi). • Dalam cara-cara apa peristiwa ini sama dengan apa yang akan terjadi pada Kedatangan Kedua Yesus? • Apa yang dapat Anda lakukan untuk mengikuti undangan Juruselamat agar Anda akan siap untuk berdiri di hadapan-Nya kelak? Akhiri dengan memperlihatkan pernyataan berikut dari Penatua Dallin H. Oaks dari Kuorum Dua Belas Rasul: sampaikan? “Bagaimana jika hari kedatangan-Nya adalah besok? Jika kita mengetahui bahwa kita akan bertemu Tuhan besok—melalui kematian dini atau melalui kedatangan-Nya yang tak terduga—apakah yang akan kita lakukan hari ini? Pengakuan apa yang akan kita buat? Kebiasaan-kebiasaan apa yang akan kita hentikan? Apa persoalan-persoalan yang akan kita selesaikan? Apa pengampunan yang akan kita berikan? Apa kesaksian yang akan kita Jika kita akan melakukan hal-hal tersebut pada saat itu, mengapa kita tidak melakukannya sekarang? Mengapa tidak mencari kedamaian saat kedamaian dapat diperoleh?” (“Persiapan bagi Kedatangan Kedua,” Ensign atau Liahona, Mei 2004, 9). • Mengapa penting untuk mempersiapkan diri kita sendiri seolah-olah kedatangan Tuhan adalah besok? Undanglah siswa untuk mencari dan menanggapi bisikan-bisikan Roh sewaktu mereka mempersiapkan diri untuk bertemu Tuhan. Bacaan Siswa • Helaman 14:20–30; 16:1–5; 3 Nefi 9:1–5, 12–14; 10:12; 11:1–17. • Dallin H. Oaks, “Persiapan bagi Kedatangan Kedua,” Ensign atau Liahona, Mei 2004, 7–10. 107 PELAJARAN 22 “Bahkan Seperti Aku” Pendahuluan Yesus Kristus yang telah bangkit mengundang para murid-Nya untuk mengikuti teladan-Nya. Dengan menelaah asas-asas yang Dia ajarkan kepada orang-orang Nefi di bait suci di Bountiful, kita dapat belajar bagaimana menjadi seperti Dia. Juruselamat berdoa agar mereka semua yang memercayai-Nya dapat mengalami persatuan dengan Dia dan Bapa Surgawi kita. Pelajaran ini dirancang untuk membantu siswa memahami apa yang dapat mereka lakukan untuk menjadi lebih seperti Yesus Kristus. Bacaan Latar Belakang • Henry B. Eyring, “Teladan Sempurna Kita,” Ensign dan Liahona, November 2009, 70–73. • Lynn G. Robbins, “Orang Macam Apakah Seharusnya Kamu Adanya?” Ensign atau Liahona, Mei 2011, 103–105. Saran untuk Pengajaran 3 Nefi 27:21–22, 27 Menjadi seperti Yesus Kristus Mulailah kelas dengan memperlihatkan pernyataan berikut oleh Penatua Lynn G. Robbins dari Presidensi Tujuh Puluh, dan mintalah seorang siswa untuk membacakannya dengan lantang: “Sebagian besar dari kita membuat daftar melakukan untuk mengingatkan kita akan apa yang ingin kita capai. Namun orang jarang memiliki daftar menjadi. Mengapa? Melakukan adalah kegiatan atau peristiwa yang dapat dicentang dari daftar ketika telah dilakukan. Menjadi, bagaimanapun, tidak pernah selesai dilakukan. Anda tidak dapat memperoleh tanda centang dengan daftar menjadi. Saya dapat mengajak istri saya keluar untuk suatu malam yang menyenangkan Jumat ini, yang merupakan suatu melakukan. Tetapi menjadi suami yang baik bukanlah sebuah peristiwa; itu perlu menjadi bagian dari sifat saya—karakter saya atau siapa diri saya adanya” (“Orang Macam Apakah Seharusnya Kamu Adanya?” Ensign atau Liahona, Mei 2011, 104). • Menurut Anda apa yang Tuhan kehendaki kita menjadi sebagai anggota Gereja-Nya? Undanglah siswa untuk membaca dalam hati 3 Nefi 27:21–22, 27 dan mencari petunjuk yang Yesus Kristus berikan kepada para murid-Nya orang Nefi. • Apa yang Juruselamat perintahkan agar para murid-Nya harus lakukan dan untuk menjadi? (Tulislah kebenaran berikut di papan tulis: Tuhan meminta para murid-Nya untuk melakukan pekerjaan-Nya dan menjadi seperti Dia). • Menurut Anda bagaimana kita dapat menjadi lebih seperti Juruselamat? 108 PE LAJ ARAN 22 • Apa beberapa pekerjaan-Nya yang telah dapat Anda lakukan? Undanglah siswa untuk membahas bagaimana ajaran-ajaran Kitab Mormon dapat membantu kita untuk menjadi lebih seperti Yesus Kristus. Pertimbangkan untuk menuliskan respons siswa di papan tulis. Bagikan kesaksian Anda bahwa menelaah Kitab Mormon dan menerapkan ajaran-ajarannya akan membantu kita menjadi lebih seperti Juruselamat. 3 Nefi 12:1–16, 43–45; 13:1, 5–7, 16–18, 22–24, 33; 14:1–5, 21–27 Khotbah Kristus di bait suci di Bountiful mengajarkan kepada kita bagaimana menjadi seperti Dia. Perlihatkan pernyataan berikut oleh Presiden Ezra Taft Benson (1899–1994), dan mintalah seorang siswa untuk membacakannya dengan lantang: “Orang tersebut adalah orang yang paling mulia dan paling diberkati dan penuh sukacita, yang kehidupannya paling mendekati pola Kristus. Ini tidak ada hubungannya dengan kekayaan duniawi, kekuasaan, atau prestise. Satu-satunya ujian sesungguhnya terhadap kebesaran, kepenuhan berkat, kepenuhan sukacita adalah seberapa dekat suatu kehidupan dapat mendekati seperti Sang Guru, Yesus Kristus. Dia adalah jalan yang benar, kebenaran penuh, dan kehidupan yang berlimpah-limpah” (“Jesus Christ—Gifts and Expectations,” Ensign, Desember 1988, 2). • Menurut Presiden Benson, apa yang terjadi ketika kita memilih untuk menjadikan Yesus Kristus pola bagi kehidupan kita? Ingatkan siswa bahwa ketika Juruselamat yang telah bangkit menampakkan diri kepada umat-Nya di bait suci di Bountiful, Dia menyampaikan khotbah yang sama dengan Khotbah-Nya di Bukit dalam Alkitab. Asas-Asas sakral ini yang Juruselamat ajarkan dalam Khotbah di Bukit dan di bait suci di Bountiful dirancang untuk membantu kita menjadi seperti Dia. Perlihatkan pernyataan berikut oleh Presiden Harold B. Lee (1899–1973). Jika perlu, jelaskan bahwa kata cetak biru merujuk pada rencana-rencana yang digunakan untuk membangun sebuah gedung. “Dalam Khotbah-Nya di Bukit, Tuhan telah memberikan kepada kita sesuatu yang mengungkapkan mengenai karakter-Nya yang sempurna, … dan dengan demikian memberi kita pola bagi kehidupan kita sendiri” (Ajaran-Ajaran Presiden Gereja: Harold B. Lee [2000], 210). Tulislah rujukan-rujukan tulisan suci berikut di papan tulis: 3 Nefi 12:1–12 3 Nefi 12:13–16, 43–45 109 P EL A J A RA N 22 3 Nefi 13:1, 5–7, 16–18 3 Nefi 13:22–24, 33 3 Nefi 14:1–5 3 Nefi 14:21–27 Tugasi siswa untuk masing-masing membaca salah satu petikan ini dan mengidentifikasi asas yang dapat membantu mereka untuk menjadi lebih seperti Yesus Kristus. Anda dapat mengimbau siswa untuk menandai atau menggarisbawahi asas-asas ini dalam tulisan suci mereka. Undanglah mereka untuk memikirkan apakah mereka mengenal seseorang yang meneladankan asas-asas yang mereka identifikasi. Setelah waktu yang memadai, undanglah siswa untuk membagikan apa yang mereka temukan. Sebagaimana dibutuhkan dan sebagaimana dibisiki oleh Roh, Anda dapat mengajukan pertanyaan tambahan seperti yang berikut: • Bagaimana secara konsisten menjalankan asas ini membantu Anda untuk menjadi lebih seperti Kristus? • Apa pengalaman yang Anda miliki yang mengilustrasikan pentingnya asas yang Anda identifikasi? Undanglah siswa untuk membuat gol untuk menjadi lebih seperti Juruselamat dengan memasukkan satu atau lebih asas-asas ini dalam kehidupan mereka. Yohanes 17:9–11, 20–23; 3 Nefi 19:19–23, 28–29 Menjadi satu dengan Bapa dan Putra Jelaskan bahwa selama kunjungan-Nya kepada orang-orang Nefi, Yesus Kristus berdoa bagi dua belas murid yang telah Dia pilih dan bagi mereka semua yang mau memercayai perkataan mereka. Undanglah sejumlah siswa untuk membaca 3 Nefi 19:19–23, 28–29 dengan lantang. Mintalah siswa untuk mencari berkat-berkat yang Yesus doakan akan dianugerahkan ke atas mereka yang memercayai-Nya. • Apa asas yang dapat kita pelajari dari doa Juruselamat bagi kita untuk menjadi satu dengan Bapa dan Putra? (Siswa hendaknya mengidentifikasi asas berikut: Melalui iman, kita dapat dimurnikan dan menjadi satu dengan Yesus Kristus, sebagaimana Dia satu dengan Bapa). Untuk membantu siswa memahami lebih lanjut asas ini, jelaskan bahwa doa yang sama yang Kristus ucapkan di bait suci di Bountiful dicatat dalam Perjanjian Baru. Mintalah siswa untuk merujuksilangkan ayat-ayat ini dengan Yohanes 17:9–11. Undanglah mereka untuk membaca ayat-ayat ini dalam hati dan memikirkan bagaimana itu berlaku bagi kita. • Bagaimana itu memengaruhi Anda untuk mengetahui bahwa Yesus Kristus berdoa kepada Bapa bagi Anda? • Dalam cara-cara apa kita mengalami persatuan yang ada di antara Bapa dan Putra? 110 PE LAJ ARAN 22 Mintalah seorang siswa untuk membacakan dengan lantang pernyataan berikut dari Penatua D.Todd Christofferson dari Kuorum Dua Belas Rasul. Undanglah siswa untuk mencari apa yang harus kita lakukan untuk menjadi satu dengan Yesus Kristus dan Bapa Surgawi. “Yesus mencapai kesatuan yang sempurna bersama Bapa dengan menundukkan Diri-Nya Sendiri, baik secara rohani maupun jasmani, terhadap kehendak Bapa. Pelayanan-Nya jelas-jelas senantiasa terfokus karena tidak ada pikiran serta keinginan yang mengganggu dalam Diri-Nya. Merujuk pada Bapa-Nya, Yesus berkata, ‘Aku senantiasa berbuat apa yang berkenan kepada-Nya’ (Yohanes 8:29) .… Sungguh kita tidak akan menjadi satu dengan Allah dan Kristus sampai kita menjadikan kehendak serta minat Mereka hasrat terbesar kita. Kepatuhan semacam itu tidak dapat dicapai dalam waktu sehari, tetapi melalui Roh Kudus, Tuhan akan mengajar kita jika kita bersedia sampai saatnya, melalui proses waktu, akan dinyatakan secara akurat bahwa Dia ada di dalam diri kita seperti Bapa di dalam Dia” (“That They May Be One in Us,” Ensign, November 2002, 72–73). • Menurut Penatua Christofferson, apa yang harus kita lakukan untuk menjadi satu dengan Bapa dan Putra? Tulislah pertanyaan-pertanyaan berikut di papan tulis, dan undanglah siswa untuk meluangkan waktu sejenak menuliskan jawaban mereka: Dalam cara-cara Apa Yesus memperlihatkan bahwa Dia secara sempurna tunduk pada kehendak Bapa Surgawi? Apa beberapa cara di mana Anda dapat menjadi lebih tunduk pada kehendak Bapa Surgawi? Akhiri dengan membagikan kesaksian Anda bahwa menjadi tunduk pada kehendak Bapa memungkinkan bagi kita untuk menjadi lebih seperti Juruselamat kita Yesus Kristus. Bacaan Siswa • Yohanes 17:9–11, 20–23; 3 Nefi 12:1–16, 43–45; 13:1, 5–7, 16–18, 22–24, 33; 14:1–5, 21–27; 19:19–23, 28–29; 27:21–22, 27. • Henry B. Eyring, “Teladan Sempurna Kita,” Ensign dan Liahona, November 2009, 70–73. 111 PELAJARAN 23 Pencerai-Beraian dan Pengumpulan Israel Pendahuluan Tuhan mencerai-beraikan bani Israel karena mereka mengeraskan hati mereka terhadap-Nya, namun Dia berjanji bahwa mereka akan dikumpulkan di zaman terakhir. Nubuat-nubuat dalam Kitab Mormon menjadikan jelas bahwa pengumpulan yang telah lama dijanjikan telah dimulai. Para anggota Gereja memiliki tanggung jawab untuk memberkati keluarga-keluarga di bumi dengan membagikan Injil Yesus Kristus. Bacaan Latar Belakang • Russell M. Nelson, “Pengumpulan Israel yang Tercerai-Berai,” Ensign atau Liahona, November 2006, 79–82. • C. Scott Grow, “Kitab Mormon, Alat untuk Mengumpulkan Israel yang Tercerai-Berai,” Ensign atau Liahona, November 2005, 33–35. Saran untuk Pengajaran 1 Nefi 22:3–5; 2 Nefi 25:15–17; 3 Nefi 5:24–26; 20:13, 29–31; 30:2 Pencerai-beraian dan pengumpulan bani Israel Undanglah seorang siswa yang adalah orang insaf dalam Gereja atau telah membantu orang lain bergabung dengan Gereja untuk membagikan pengalamannya. Imbaulah siswa untuk memikirkan tentang seseorang yang mereka kenal yang mungkin terbuka untuk mendengarkan pesan Injil. Mintalah siswa untuk mencari kebenaran-kebenaran Injil di sepanjang pelajaran hari ini yang dapat mendorong dan membantu mereka dalam upaya mereka untuk membagikan Injil kepada orang lain. Mintalah siswa untuk membaca 1 Nefi 22:3–5 untuk mengetahui apa yang Nefi nubuatkan mengenai bani Israel. • Apa artinya bahwa bani Israel “dicerai-beraikan”? Jelaskan bahwa pencerai-beraian bani Israel merupakan subjek penting bagi Nefi karena keluarganya adalah bagian dari pencerai-beraian itu. Mereka tercerai-berai ke Benua Amerika dari Yerusalem karena kejahatan orang-orang di tanah Yehuda. Beri tahulah siswa bahwa nubuat dalam Kitab Mormon berisikan kepastian yang menghibur bahwa di zaman akhir bani Israel akan dikumpulkan kembali. Tulislah rujukan-rujukan berikut di papan tulis, tugasi setiap siswa untuk membaca salah satu petikan. Pastikan setiap petikan dibaca. Mintalah siswa untuk mencari apa yang individu-individu perlu pelajari dan lakukan untuk dapat dikumpulkan dengan bani Israel. 112 PE LAJ ARAN 23 2 Nefi 25:15–17 3 Nefi 5:24–26 3 Nefi 20:13, 29–31 3 Nefi 30:2 • Apa beberapa hal yang individu-individu perlu pelajari dan lakukan agar dapat dikumpulkan dengan bani Israel? (Beberapa kebenaran dapat diidentifikasi oleh siswa, termasuk yang berikut: Tuhan mengumpulkan para anggota dari bani Israel ketika mereka memercayai-Nya, bertobat, dan datang kepada-Nya). Untuk membantu siswa memahami dengan lebih baik, Anda mungkin ingin membacakan pernyataan berikut oleh Penatua Bruce R. McConkie (1915–1985) dari Kuorum Dua Belas Rasul: “Mengapa Israel dicerai-beraikan? Jawabannya jelas; itu gamblang; mengenainya tidak ada keraguan. Nenek moyang orang Israel kita dicerai-beraikan karena mereka menolak Injil, menodai imamat, meninggalkan gereja, dan pergi dari kerajaan .… Apa, kalau demikian, yang terlibat dalam pengumpulan Israel? Pengumpulan Israel mencakup memercayai dan menerima serta hidup dalam keselarasan dengan segala yang pernah Tuhan tawarkan kepada umat pilihan-Nya zaman dahulu .… Itu mencakup memercayai Injil, bergabung dengan Gereja, dan datang ke dalam kerajaan .… Itu juga dapat mencakup berhimpun ke tempat yang ditentukan atau tanah ibadat” (A New Witness for the Articles of Faith [1985], 515). • Menurut Penatua McConkie, apa yang seseorang harus lakukan untuk dapat dikumpulkan dengan bani Israel? Undanglah siswa untuk merenungkan bagaimana mereka sendiri telah dikumpulkan ke dalam bani Israel sewaktu mereka memercayai Juruselamat, bertobat, dan datang kepada-Nya. 1 Nefi 15:12–16; 22:8–12 Di zaman terakhir, para anggota Gereja akan membawa Injil kepada keluarga-keluarga di bumi. Ingatkan siswa bahwa Lehi menggunakan metafora tentang pohon zaitun untuk mengajarkan kepada keluarganya tentang pencerai-beraian dan pengumpulan Israel (lihat 1 Nefi 10:12–14). Laman dan Lemuel mengatakan kepada Nefi bahwa mereka tidak dapat memahami makna dari ajaran-ajaran ayah mereka (lihat 1 Nefi 15:7). Undanglah beberapa siswa untuk bergiliran membacakan 1 Nefi 15:12–16 dengan lantang. Undanglah anggota kelas untuk mencari apa yang dapat kita pelajari dari penjelasan Nefi tentang bani Israel. 113 P EL A J A RA N 23 • Bagaimana metafora tentang pohon zaitun membantu kita memahami pencerai-beraian dan pengumpulan Israel? • Menurut ayat 13, siapa yang akan mengambil kegenapan Injil bagi sisa benih Lehi? (Orang bukan Israel yang telah menerima kegenapan Injil). Jelaskan kepada siswa bahwa dalam Kitab Mormon, kata orang-orang bukan Israel biasanya merujuk pada mereka yang bukan dari suku Yehuda atau dari tanah Yehuda. Kitab Mormon berisi nubuat-nubuat bahwa di zaman terakhir beberapa dari orang-orang bukan Israel ini akan menerima kegenapan Injil (lihat 1 Nefi 15:13) dan menjadi anggota Gereja Kristus. Para nabi Kitab Mormon mengajarkan bahwa orang-orang bukan Israel ini akan memiliki tanggung jawab untuk membawa Injil ke seluruh bumi). Untuk membantu siswa memahami definisi kata orang-orang bukan Israel ini, perlihatkan dan bacalah penjelasan berikut dari Penatua Bruce R. McConkie: “Kita sampai sekarang telah mengidentifikasi orang Yahudi sebagai baik [mereka yang tinggal dalam] kerajaan Yehuda maupun sebagai keturunan langsung mereka .… Dan kami telah mengatakan, dalam penggunaan istilah ini, bahwa semua orang lainnya adalah orang-orang bukan Israel, termasuk sisa kerajaan Israel yang hilang dan tercerai-berai .… Dengan demikian Joseph Smith, dari suku Efraim, … adalah orang bukan Israel yang melalui tangannya Kitab Mormon tampil, dan para anggota Gereja Yesus Kristus dari Orang-Orang Suci Zaman Akhir … adalah orang-orang bukan Israel yang membawa keselamatan kepada orang Laman dan kepada orang Yahudi” (The Millennial Messiah [1982], 233). Mintalah beberapa siswa untuk membacakan 1 Nefi 22:8–12 sementara anggota kelas mengidentifikasi orang-orang tersebut yang akan diberkati dan dipelihara oleh orang bukan Israel (para anggota Gereja) di zaman akhir. Sewaktu siswa membaca, akanlah bermanfaat untuk menjelaskan bahwa frasa “menyingkapkan lengan-Nya di mata segala bangsa” di ayat 10–11 merujuk pada Tuhan memperlihatkan kuasa-Nya ke seluruh dunia. • Siapakah yang akan diberkati dan dipelihara oleh orang bukan Israel di zaman akhir? (Keturunan Lehi, semua bani Israel, dan “semua kaum di bumi”). • Menurut ayat 9–11, bagaimana Tuhan akan memberkati “kaum” (keluarga-keluarga) di bumi di zaman akhir? (Bantulah siswa mengidentifikasi kebenaran berikut: Di zaman akhir, Tuhan akan bekerja melalui para anggota Gereja-Nya untuk memberkati keluarga-keluarga di bumi dengan Injil dan perjanjian-Nya). Perlihatkan pernyataan berikut oleh Presiden Russell M. Nelson dari Kuorum Dua Belas Rasul, dan undanglah seorang siswa untuk membacakannya dengan lantang: 114 PE LAJ ARAN 23 “Merupakan tanggung jawab kita untuk membantu menggenapi perjanjian Abraham. Benih keturunan kitalah yang ditahbiskan sebelumnya dan dipersiapkan untuk memberkati semua orang di dunia .… Setelah sekitar 4.000 tahun antisipasi dan persiapan, inilah masa yang ditetapkan ketika Injil harus dibawa kepada kaum-kaum di bumi. Inilah waktu pengumpulan Israel yang dijanjikan. Dan kita boleh berperan serta di dalamnya! Bukankah itu memberi semangat? Tuhan bersandar kepada kita dan para putra kita—dan Dia bersyukur secara mendalam atas para putri kita—yang secara layak melayani sebagai misionaris dalam masa hebat pengumpulan Israel ini” (“Perjanjian,” Ensign atau Liahona, November 2011, 88). • Bagaimana menurut Anda perasaan mereka yang dikumpulkan (orang insaf) mengenai mereka yang telah mengumpulkan mereka (mereka yang telah berbagi Injil dengan mereka)? • Apa beberapa cara di mana kita dapat berperan serta dalam pekerjaan Allah dengan membagikan Injil kepada keluarga-keluarga di bumi? 3 Nefi 16:4–5; 21:1–7 Peranan Kitab Mormon dalam pengumpulan Israel Undanglah siswa untuk membaca dalam hati 3 Nefi 21:1–7 dan mencari tanda yang menandai dimulainya pengumpulan Israel zaman akhir. • Juruselamat berbicara tentang “hal-hal ini yang Aku maklumkan kepadamu” (ayat 2). Di manakah perkataan-Nya kepada orang-orang Nefi dicatat? (Di dalam Kitab Mormon) • Apa tanda yang menandai dimulainya pengumpulan Israel zaman akhir? (Siswa hendaknya mengidentifikasi kebenaran berikut: Tampilnya Kitab Mormon adalah tanda bahwa Allah menggenapi perjanjian-Nya untuk mengumpulkan Israel di zaman akhir). Mintalah seorang siswa untuk membaca 3 Nefi 16:4–5 dengan lantang, dan undanglah anggota kelas untuk mencari dampak dari Kitab Mormon dan pesan Injil di zaman akhir. • Bagaimana Kitab Mormon membantu mendatangkan pengumpulan umat Allah di zaman akhir? (Salah satu kebenaran yang dapat diidentifikasi oleh siswa adalah yang berikut: Kitab Mormon membantu membawa orang pada pengetahuan akan Penebus sehingga mereka dapat dikumpulkan bersama-Nya). Undanglah seorang siswa untuk membacakan pernyataan berikut oleh Presiden Russell M. Nelson. Mintalah siswa untuk mendengarkan peranan Kitab Mormon dalam pengumpulan Israel. 115 P EL A J A RA N 23 “Tampilnya Kitab Mormon merupakan tanda nyata kepada dunia bahwa Tuhan telah memulai pengumpulan Israel dan menggenapi perjanjian-perjanjian yang Dia buat kepada Abraham, Ishak, dan Yakub. Kita tidak hanya mengajarkan ajaran ini, namun kita berperan serta di dalamnya. Kita melakukannya sewaktu kita membantu mengumpulkan umat pilihan Tuhan di kedua sisi tabir. Kitab Mormon adalah pusat dari pekerjaan ini. Itu menyatakan ajaran tentang pengumpulan. Itu menyebabkan orang-orang belajar mengenai Yesus Kristus, untuk memercayai Injil-Nya, dan untuk bergabung dengan Gereja-Nya. Sesungguhnya, jika tidak ada Kitab Mormon, pengumpulan Israel yang dijanjikan tidak akan terjadi” (“Pengumpulan Israel yang Tercerai-Berai,” Ensign atau Liahona, November 2006, 80). Mintalah siswa untuk membagikan pengalaman apa pun yang mereka miliki dengan melihat Kitab Mormon membantu orang lain belajar tentang Yesus Kristus dan dikumpulkan dalam Gereja-Nya. Tantanglah siswa untuk membantu dalam proses pengumpulan Israel dengan membagikan Kitab Mormon kepada seseorang yang bukan dari kepercayaan kita. Bacaan Siswa • 1 Nefi 15:12–16; 22:3–5, 8–12; 2 Nefi 25:15–17; 3 Nefi 5:24–26; 16:4–5; 20:13, 29–31; 21:1–7; 30:2. • Russell M. Nelson, “Pengumpulan Israel yang Tercerai-Berai,” Ensign atau Liahona, November 2006, 79–82. 116 PELAJARAN 24 Semuanya Sama bagi Allah Pendahuluan Untuk melindungi diri mereka sendiri setelah kematian Lehi, Nefi dan anggota keluarga Lehi yang saleh lainnya dipimpin oleh Tuhan untuk memisahkan diri dari Laman dan Lemuel serta para pengikut mereka. Sesudah itu, perselisihan dan peperangan sering menegaskan hubungan antara orang Nefi dan orang Laman. Pelajaran ini membahas bagaimana Injil Yesus Kristus melampaui agama, etnis, budaya, dan perbedaan-perbedaan lainnya untuk mempersatukan anak-anak Allah. Bacaan Latar Belakang • Dallin H. Oaks, “Semua Orang di Mana-Mana,” Ensign atau Liahona, Mei 2006, 77–80. • Howard W. Hunter, “The Gospel—A Global Faith,” Ensign, November 1991, 18–19. Saran untuk Pengajaran 2 Nefi 26:23–28, 33; Yakub 7:24; Enos 1:11, 20 Semua anak Allah diundang untuk datang kepada-Nya Mintalah siswa untuk memikirkan beberapa kelompok agama, etnis, atau budaya di dunia dan memikirkan tentang sikap yang sejumlah orang dalam kelompok semacam itu miliki terhadap para anggota dari kelompok lain. Ingatkan siswa bahwa setelah kematian Lehi, keturunannya memisahkan diri ke dalam dua kelompok: Orang Nefi dan orang Laman (lihat 2 Nefi 5:1–7). Segera setelah pemisahan ini, dua kelompok itu mulai saling bertikai dan berperang (lihat 2 Nefi 5:34). Pengalaman dari dua kelompok ini mengilustrasikan bahwa ketika orang-orang tidak mengenal dan mengikuti perintah-perintah Allah, mereka sering menekankan perbedaan di antara mereka sendiri dan orang lain, menuntun pada pemisahan dari yang lain dan perasaan benci terhadap mereka. Tandaskan bahwa sebaliknya, Bapa Surgawi dan Yesus Kristus ingin semua orang saling merasakan kasih dan bersatu. Undanglah sejumlah siswa untuk bergiliran membaca 2 Nefi 26:23–28, 33 dengan lantang. Mintalah siswa untuk melihat bagaimana Nefi menggunakan kata tidak seorang pun, siapa pun, dan semuanya. Pertimbangkan mengimbau siswa untuk menandai kata-kata ini dalam tulisan suci mereka. • Apa ajaran kunci yang kita pelajari dari ayat-ayat ini? (Meskipun mereka mungkin menggunakan kata-kata yang berbeda, siswa hendaknya mengidentifikasi ajaran berikut: Yesus Kristus mengasihi semua orang dan mengundang semua untuk datang kepada-Nya dan mengambil bagian dalam keselamatan-Nya. Anda mungkin ingin menuliskan ajaran ini di papan tulis. Anda juga dapat mengimbau siswa untuk merujuksilangkan 2 Nefi 26:33 dengan Alma 5:33–34 dan Alma 19:36). 117 P EL A J A RA N 24 Berilah siswa waktu sejenak untuk membaca dalam hati Yakub 7:24 dan Enos 1:11, 20, dengan mencari hasrat orang-orang Nefi terhadap orang-orang Laman selama masa Nabi Yakub dan Nabi Enos. • Apa tradisi palsu yang mencegah orang-orang Laman dari menerima undangan untuk datang kepada Yesus Kristus? • Mengetahui bahwa orang-orang Laman sering merasakan kebencian terhadap orang-orang Nefi, apa sikap atau tradisi palsu yang banyak orang Nefi mungkin perlu atasi untuk dapat membagikan Injil kepada mereka? Undanglah seorang siswa untuk membacakan pernyataan berikut oleh Penatua Dallin H. Oaks dari Kuorum Dua Belas Rasul: “Kitab Mormon menjanjikan bahwa semua orang yang menerima dan menanggapi undangan Tuhan untuk ‘bertobat dan memercayai Putra-Nya’ menjadi ‘umat perjanjian Tuhan’ (2 Nefi 30:2). Ini merupakan pengingat kuat bahwa bukanlah kekayaan maupun garis keturunan maupun kesempatan istimewa saat kelahiran yang hendaknya membuat kita percaya bahwa kita ‘lebih baik dari yang lain’ (Alma 5:54; lihat juga Yakub 3:9). Sesungguhnya, Kitab Mormon memerintahkan, ‘Janganlah kamu menganggap satu daging melebihi yang lain, atau janganlah satu orang menganggap dirinya melebihi yang lain’ (Mosia 23:7)” (“Semua Orang di Mana-Mana,” Ensign atau Liahona, Mei 2006, 79). Undanglah siswa untuk meluangkan waktu sejenak dan merenungkan sikap terhadap individu-individu yang datang dari latar belakang yang berbeda daripada mereka. Imbaulah mereka untuk mengikuti teladan Juruselamat dengan berusaha untuk mengasihi semua anak Allah, termasuk mereka yang etnisitas, kebudayaan, atau agamanya berbeda dari mereka. Mosia 28:1–3; Helaman 6:1–8 Memperoleh hasrat untuk membagikan Injil kepada semua anak Allah Ingatkan siswa bahwa Kitab Mormon mencatat pengalaman-pengalaman luar biasa yang orang-orang Nefi miliki ketika mengkhotbahkan Injil kepada orang Laman. Ingatkan siswa tentang keinsafan menakjubkan dari para putra Mosia (lihat Mosia 27), dan kemudian mintalah seorang siswa untuk membaca Mosia 28:1–3 dengan lantang. Mintalah anggota kelas untuk mencari alasan mengapa para putra Mosia berhasrat untuk mengkhotbahkan Injil kepada orang Laman. • Mengenai alasan-alasan yang Anda temukan, manakah yang terutama bermakna bagi Anda sewaktu Anda memikirkan tentang membagikan Injil kepada orang lain? • Manakah kata di ayat 1 yang menyatakan bagaimana para putra Mosia memandang orang-orang Laman? • Bagaimana hasrat kita untuk membagikan Injil terpengaruh ketika kita memandang mereka dari kelompok agama, ras, atau etnis yang berbeda sebagai saudara-saudara kita? (Sewaktu siswa merespons, bantulah mereka mengidentifikasi asas berikut: Ketika kita melihat orang lain sebagai 118 PE LAJ ARAN 24 saudara-saudara kita, hasrat kita untuk membagikan Injil kepada mereka meningkat). Mintalah seorang siswa untuk membacakan pernyataan berikut oleh Presiden Gordon B. Hinckley (1907–1995) dengan lantang: “Semua pria dan wanita tidak hanya memiliki garis keturunan fisik yang menuntun kembali pada Adam dan Hawa, orangtua fana mereka, namun juga pusaka rohani yang menuntun kembali pada Allah Bapa yang Kekal. Dengan demikian, semua orang di bumi secara harfiah adalah saudara-saudara dalam keluarga Allah. Adalah dalam memahami dan menerima peranan Allah sebagai ayah yang sifatnya universal inilah bahwa semua umat manusia dapat dengan paling baik menghargai keprihatinan Allah bagi mereka dan hubungan mereka dengan satu sama lain. Ini adalah pesan tentang kehidupan dan kasih yang secara tegas menolak terhadap semua tradisi yang membatasi yang didasarkan pada ras, bahasa, ekonomi atau kedudukan politik, tingkat pendidikan, atau latar belakang budaya, karena kita semua adalah keturunan rohani yang sama” (Teachings of Presidents of the Church [Ajaran-Ajaran Presiden Gereja]: Howard W. Hunter [2015], 123–124). • Apa pemikiran yang Anda miliki ketika Anda mendengar perkataan ini dari Presiden Hunter? Berilah siswa waktu sejenak untuk membaca Helaman 6:1–8. Tandaskan bahwa keadaan-keadaan yang diuraikan dalam ayat-ayat ini terjadi sekitar 50 tahun setelah para putra Mosia melayani misi mereka kepada orang Laman. Mintalah siswa untuk memikirkan tentang apa hubungan antara orang Nefi dan orang Lehi pada saat misi mereka dan mencari bagaimana hubungan itu telah berubah dalam 50 tahun. • Apa yang telah berubah dalam hubungan antara orang Nefi dan orang Laman? Mengapa hubungan itu telah berubah? • Apa yang dapat kita pelajari mengenai membagikan Injil dari sikap para putra Mosia dan dari hasil misi mereka? Alma 27:1–2, 20–24; 53:10–11, 13–17; 4 Nefi 1:1–3, 11–13, 15–18 Injil Yesus Kristus melampaui perbedaan-perbedaan di antara orang-orang Undanglah siswa untuk merenungkan pertanyaan berikut dan kemudian membagikan gagasan mereka: • Menurut Anda mengapa individu-individu dari begitu banyak ragam latar belakang dapat bertemu bersama dalam roh kedamaian dan kasih dalam Gereja? Apa yang mempersatukan para anggota Gereja? Bagilah siswa menjadi dua kelompok. Undanglah satu kelompok untuk menelaah Alma 27:1–2, 20–24 dan mencari apa yang orang-orang Nefi lakukan untuk membantu orang-orang Anti-Nefi-Lehi. Undanglah separuh yang lain untuk menelaah Alma 53:10–11, 13–17 dan mencari apa yang orang-orang Anti-Nefi-Lehi (orang-orang Amon) lakukan bagi orang-orang Nefi. Setelah waktu yang memadai, mintalah siswa untuk berbagi apa yang mereka temukan. 119 P EL A J A RA N 24 • Menurut Anda apa yang menyebabkan dua kelompok ini dapat saling merasakan kasih dan keprihatinan semacam itu? (Sebagai bagian dari pembahasan ini, bantulah siswa mengidentifikasi asas berikut: Sewaktu orang-orang memeluk ajaran-ajaran Yesus Kristus, mereka dapat menjadi saling dipersatukan). Jelaskan bahwa sebuah ilustrasi yang menakjubkan tentang asas ini dicatat dalam 4 Nefi. Mintalah seorang siswa untuk membacakan 4 Nefi 1:1–2 dengan lantang. Tekankan bahwa setelah kunjungan Juruselamat ke Benua Amerika, semua orang Nefi dan orang Laman bertobat, dibaptiskan, menerima Roh Kudus, dan diinsafkan kepada Tuhan. Tugasi siswa untuk menyelidiki 4 Nefi 1:3, 11–13, 15–18, dengan mencari berkat-berkat yang orang-orang alami ketika semuanya diinsafkan pada Injil. • Apa kata atau frasa yang menguraikan orang-orang pada masa itu? • Mengapa menjalankan Injil Yesus Kristus menghasilkan berkat-berkat ini? Undanglah seorang siswa untuk membacakan 4 Nefi 1:17 dengan lantang. • Menurut Anda apa artinya tidak ada “macam orang apa pun”? (Orang-orang ini tidak lagi saling membedakan diri mereka dengan sebutan seperti orang Nefi maupun orang Laman. Mereka mengatasi perbedaan apa pun yang ada di antara mereka dan hidup dalam persatuan dan damai). • Bagaimana Anda telah melihat Injil menghapus perbedaan di antara orang-orang dari latar belakang yang berbeda? Untuk memperdalam pemahaman siswa tentang bagaimana menjalankan Injil mempersatukan orang-orang dari latar belakang yang berbeda, bagikan pernyataan berikut oleh Penatua Richard G. Scott dari Kuorum Dua Belas Rasul: “Bapa Surgawi Anda menugasi Anda untuk dilahirkan ke dalam suatu garis keturunan tertentu yang darinya Anda menerima warisan ras, budaya, dan tradisi Anda. Garis keturunan itu menyediakan suatu pusaka kaya dan alasan-alasan besar untuk bersukacita. Namun Anda memiliki tanggung jawab untuk menentukan apakah ada bagian apa pun dari garis keturunan itu yang harus dihilangkan karena itu bekerja melawan rencana kebahagiaan Allah .… Saya bersaksi bahwa Anda akan menyingkirkan halangan untuk kebahagiaan dan menemukan kedamaian yang lebih besar sewaktu Anda menjadikan keanggotaan Anda dalam Gereja Yesus Kristus, sebagai prioritas utama, dan ajaran-ajaran-Nya sebagai landasan hidup Anda. Bilamana tradisi keluarga atau bangsa atau adat istiadat bertentangan dengan ajaran-ajaran Allah, singkirkanlah itu. Bilamana tradisi dan adat-istiadat selaras dengan ajaran-ajaran-Nya, itu hendaknya dihargai dan diikuti untuk memelihara budaya dan pusaka Anda” (“Removing Barriers to Happiness,” Ensign, Mei 1998, 86–87). • Menurut Anda mengapa perbedaan antara orang-orang yang berlatar belakang berbeda berkurang ketika orang-orang ini menjadikan Injil Yesus Kristus prioritas utama mereka? 120 PE LAJ ARAN 24 • Bagaimana menjadi anggota Gereja membantu Anda merasa dipersatukan dengan para anggota Gereja lainnya yang memiliki latar belakang berbeda dari Anda? Akhiri dengan bersaksi bahwa Kitab Mormon berisikan contoh-contoh yang nyata tentang bagaimana orang-orang dari latar belakang yang berbeda menjalankan Injil Yesus Kristus dan mengatasi perbedaan mereka. Pendamaian dan Injil Yesus Kristus melampaui perbedaan dalam ras, etnisitas, kebudayaan, zaman, dan gender untuk mempersatukan anak-anak Allah. Imbaulah siswa untuk memikirkan bagaimana Injil Yesus Kristus dapat membantu mereka mengatasi tradisi-tradisi atau gagasan-gagasan palsu yang dipelajari dari para anggota keluarga atau teman-teman, atau mengatasi perbedaan apa pun yang mungkin mereka miliki dengan seseorang yang mereka kenal. Imbaulah mereka supaya mencari cara-cara untuk menjadi lebih dipersatukan dengan para anggota dari jemaat setempat mereka. Bacaan Siswa • 2 Nefi 26:23–28, 33; Yakub 7:24; Enos 1:11, 20; Mosia 28:1–3; Alma 27:1–2, 20–24; 53:10–11, 13–17; Helaman 6:1–8; 4 Nefi 1:1–3, 11–13, 15–18. • Dallin H. Oaks, “Semua Orang di Mana-Mana,” Ensign atau Liahona, Mei 2006, 77–80. 121 PELAJARAN 25 Hidup dengan Saleh di Zaman Kejahatan Pendahuluan Kitab Mormon mencatat kehancuran individu-individu dan masyarakat yang memeluk kejahatan dan membiarkan adanya komplotan rahasia. Pada saat yang sama, Kitab Mormon juga mengajarkan bahwa kita dapat hidup dengan saleh terlepas dari hidup dalam lingkungan yang jahat. Dalam pelajaran ini, siswa akan belajar apa yang dapat mereka lakukan untuk tetap saleh di dunia zaman sekarang. Bacaan Latar Belakang • Quentin L. Cook, “Menuai Pahala Kesalehan,” Ensign, Juli 2015, 33–39. • Dennis B. Neuenschwander, “Seorang di Antara Kerumunan,” Ensign atau Liahona, Mei 2008, 101–103. Saran untuk Pengajaran Alma 37:21–22, 25–27; Helaman 6:20–26, 37–40; Eter 8:18–26 Komplotan rahasia dapat menghancurkan kebebasan dan masyarakat Tulislah frasa wilayah musuh di papan tulis dan tanyakan kepada siswa apa artinya. Perlihatkan pernyataan berikut oleh Presiden Boyd K. Packer (1924–2015) dari Kuorum Dua Belas Rasul, dan undanglah seorang siswa untuk membacakannya dengan lantang: “Anda kaum muda dibesarkan di wilayah musuh. Kita mengetahui dari tulisan suci ada peperangan di surga dan Lusifer memberontak, dengan para pengikutnya, ‘dilemparkan ke bumi‘ [Wahyu 12:9]. Dia bertekad untuk mengacaukan rencana Bapa Surgawi dan berusaha untuk mengendalikan pikiran serta tindakan semua orang” (“Nasihat bagi Para Remaja,” Ensign atau Liahona, November 2011, 16). • Dalam cara-cara apa hidup di masa ini seperti tinggal di wilayah musuh? Jelaskan bahwa pelajaran ini akan mencermati uraian Kitab Mormon tentang lingkungan yang jahat di mana sejumlah individu yang saleh tinggal. Undanglah siswa untuk mencari asas-asas dan ajaran-ajaran yang dapat mereka terapkan sewaktu mereka menelaah contoh tentang individu-individu yang tetap setia meskipun dikelilingi oleh kejahatan. Ingatkan siswa bahwa Moroni melihat kehancuran seluruh peradaban orang Nefi. Dia menguraikan kejahatan yang menuntun pada baik kehancuran orang Nefi maupun orang Yared. Undanglah seorang siswa untuk membaca Eter 8:18 dan 21 122 PE LAJ ARAN 25 dengan lantang sementara anggota kelas mengidentifikasi penyebab kehancuran ini. Undanglah siswa untuk membagikan apa yang mereka temukan. Tulislah rujukan-rujukan tulisan suci berikut di papan tulis: Alma 37:21–22, 25–27 Helaman 6:20–26 Eter 8:18–26 Apa komplotan rahasia itu? Apa gol dan tujuan mereka? Bagaimana mereka memastikan keberadaan berkelanjutan mereka? Mintalah siswa untuk membaca salah satu petikan di papan tulis dan mencari jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan yang tertera di situ. Beri tahulah siswa bahwa petikan yang mereka pilih mungkin tidak menjawab ketiga pertanyaan tersebut, namun mereka hendaknya menemukan apa yang dapat mereka temukan. Setelah waktu yang memadai, bahaslah pertanyaan-pertanyaan di papan tulis bersama anggota kelas. Kemudian bahaslah yang berikut: • Dari apa yang Anda baca, apa konsekuensi dari membiarkan komplotan rahasia hidup dan berkembang? (Siswa hendaknya mengidentifikasi asas berikut: Komplotan rahasia dapat menghancurkan kebebasan, pemerintahan, dan masyarakat). • Menurut Anda apa beberapa contoh tentang komplotan rahasia di zaman kita? Untuk membantu menjawab pertanyaan ini, perlihatkan pernyataan berikut oleh Penatua M. Russell Ballard dari Kuorum Dua Belas Rasul dan Presiden Ezra Taft Benson (1899–1994): Mintalah seorang siswa untuk membacakannya dengan lantang. “Di antara komplotan rahasia di zaman sekarang ada geng-geng, kartel narkoba, dan kejahatan-kejahatan terorganisasi keluarga. Komplotan rahasia di zaman kita bekerja sangat mirip dengan para perampok Gadianton di zaman Kitab Mormon .… Di antara tujuan-tujuan mereka adalah untuk ‘membunuh, menjarah, dan mencuri, dan melakukan pelacuran dan segala macam kejahatan’ [Helaman 6:23]” (M. Russell Ballard, “Standing for Truth and Right,” Ensign, November 1997, 38). 123 P EL A J A RA N 25 “Saya bersaksi bahwa kejahatan meluas dengan pesat di setiap segmen masyarakat kita (lihat A&P 1:14–16; 84:49–53). Ini lebih sangat teroganisasi, lebih cerdik menyamar, dan lebih kuat dipromosikan daripada sebelumnya. Keinginan besar komplotan rahasia akan kekuasaan, keuntungan, dan kemuliaan meningkat .… (lihat Eter 8:18–25).” (Ezra Taft Benson, “I Testify,” Ensign, November 1988, 87). • Menurut Anda mengapa para nabi Kitab Mormon menyertakan informasi mengenai komplotan rahasia dalam catatan mereka? Undanglah seorang siswa untuk membaca Helaman 6:20, 37–40 dengan lantang. Mintalah siswa untuk menyimak, dengan mencari perbandingan antara orang Laman dan orang Nefi. (Catatan: Mempersamakan dan membandingkan merupakan keterampilan penelaahan tulisan suci yang dapat Anda tekankan dalam pelajaran ini [lihat Pengajaran dan Pembelajaran Injil: Buku Pegangan untuk Guru dan Pemimpin Seminari dan Institut Religi (2012), 22]). • Apa yang dapat kita pelajari dari ayat-ayat ini tentang melenyapkan kejahatan dan komplotan rahasia? Alma 62:41; 4 Nefi 1:42; Mormon 1:13–17, 19; 2:8, 14–15, 18–19; 3:2–3, 12, 22; Moroni 9:6, 22, 25–26 Tetap saleh sementara dikelilingi oleh kejahatan Beri tahulah siswa bahwa Nabi Mormon dilahirkan dalam lingkungan dengan kejahatan yang meningkat yang disebabkan oleh komplotan rahasia ini. Mintalah siswa untuk menelaah petikan-petikan berikut dan mencari serta menandai uraian tentang lingkungan Mormon. Mormon 1:13–14, 16–17, 19; 2:8, 14–15, 18. Undanglah siswa untuk melaporkan mengenai apa yang mereka temukan, dan kemudian tanyakan: • Apa kekhawatiran yang akan Anda miliki mengenai tinggal di lingkungan semacam itu? Undanglah seorang siswa untuk membaca Mormon 1:15 dan 2:19 dengan lantang. • Apa yang dapat kita pelajari dari teladan Mormon selama masa yang jahat ini? (Sewaktu siswa merespons, tulislah kebenaran ini di papan tulis: Kita dapat hidup dengan saleh bahkan ketika kita dikelilingi oleh kejahatan). Berilah siswa waktu untuk membaca Mormon 3:2–3, 12, 22 untuk mengetahui apa lagi yang dapat mereka pelajari tentang bagaimana Mormon dapat hidup dengan saleh di suatu masa kejahatan. Setelah siswa membagikan apa yang mereka pelajari tentang Mormon, ajukan pertanyaan-pertanyaan berikut: • Siapa lagi dalam Kitab Mormon yang merupakan teladan dari hidup dengan saleh sementara dikelilingi oleh kejahatan? (Jawaban dapat mencakup Eter, Moroni, Abis, dan orang-orang yang percaya bahwa Kristus akan lahir, sebagai dicatat dalam 3 Nefi 1). • Apa tantangan yang kita hadapi sewaktu kita berusaha untuk hidup dengan saleh di dunia yang jahat? 124 PE LAJ ARAN 25 Ingatkan siswa bahwa putra Mormon, Moroni, hidup selama masa yang sama kejahatan yang menyebar luas ini. Sebelum kematiannya, Mormon menulis sepucuk surat kepada Moroni yang dicatat dalam Moroni 9. Mintalah seorang siswa untuk membaca Moroni 9:6, 22, 25–26. Undanglah siswa untuk memikirkan bagaimana nasihat Mormon dalam ayat-ayat ini dapat membantu kita hidup dengan saleh di dunia yang jahat. • Apa yang dapat kita pelajari dari ayat-ayat ini yang akan membantu kita hidup dengan saleh di dunia zaman sekarang? (Bantulah siswa memahami asas berikut: Jika kita memiliki iman kepada Kristus dan dalam Pendamaian-Nya, maka kita akan memiliki kekuatan untuk hidup dengan saleh meskipun dikelilingi oleh kejahatan). • Apa contoh-contoh yang telah Anda lihat dari seseorang yang hidup dengan saleh di tengah-tengah kejahatan dewasa ini? • Bagaimana berfokus pada Yesus Kristus dan Pendamaian-Nya membantu Anda untuk bangkit melawan yang jahat atau keadaan-keadaan sulit? Bagikan pernyataan berikut oleh Sister Virginia U. Jensen, mantan penasihat dalam presidensi umum Lembaga Pertolongan, untuk membantu siswa memikirkan apa lagi yang dapat mereka lakukan untuk berdiri kukuh dalam iman dan kesalehan: “Untuk mempertahankan pendirian kukuh bagi diri kita sendiri dan membantu orang lain berdiri kukuh, pesan dari Injil yang dipulihkan harus secara kuat tertanam di hati kita dan diajarkan di rumah-rumah kita .… Ajari orang-orang terkasih Anda untuk memperoleh kuasa surga melalui berpuasa dan berdoa. Ajari mereka bahwa menguduskan hari Sabat akan memisahkan mereka dari dunia. Ajari mereka untuk patuh. Ajari mereka untuk mencari persetujuan Allah, bukan persetujuan manusia. Ajari mereka bahwa satu-satunya jalan kembali ke rumah surgawi kita adalah dengan mengasihi dan mengikuti Juruselamat dan dengan membuat serta menepati perjanjian-perjanjian dan perintah-perintah sakral. Kebenaran-kebenaran Injil dan pengetahuan tentang rencana keselamatan adalah senjata yang anggota keluarga Anda dapat gunakan untuk menang melawan kekuatan jahat Setan” (“Stand Firm,” Ensign, November 2001, 94). • Apa yang telah memberi Anda tekad dan kekuatan untuk menjadi patuh pada Tuhan di dunia yang semakin jahat? Jelaskan bahwa selama peperangan yang panjang antara orang Nefi dan orang laman yang dicatat dalam kitab Alma, individu-individu harus berdiri melawan kekuatan-kekuatan jahat untuk dapat menyelamatkan hidup mereka. Undanglah siswa untuk menelaah Alma 62:41 dan mencari cara-cara berbeda di mana individu-individu menanggapi kemalangan dan kejahatan. Undanglah siswa untuk membagikan apa yang mereka temukan yang dapat membantu mereka hidup dengan saleh di dunia yang jahat. Mintalah seorang siswa untuk membacakan dengan lantang pernyataan berikut oleh Presiden James E. Faust (1920–2007) dari Presidensi Utama: 125 P EL A J A RA N 25 “Di dunia yang semakin tidak adil untuk bertahan hidup serta bahkan untuk menemukan kebahagiaan dan sukacita, tidak peduli apa yang akan terjadi, kita harus memperkuat pijakan kita tanpa ragu bersama Tuhan. Kita perlu mencoba untuk setia setiap saat, setiap hari agar dasar kepercayaan di dalam Tuhan tidak akan pernah goyah .… Kebanyakan bukan pada apa yang menimpa kita melainkan bagaimana kita mengatasi apa yang menimpa kita. Itu mengingatkan saya tentang sebuah petikan dari Alma. Setelah lama berperang, banyak orang ‘telah menjadi terkeraskan,’ sementara ‘banyak terlunakkan karena kesengsaraan mereka’ [Alma 62:41]. Keadaan yang sama menimbulkan tanggapan yang berlawanan .… Kita masing-masing perlu memiliki gudang iman kita sendiri untuk menolong kita mengatasi masalah-masalah yang menjadi bagian dari masa pencobaan fana ini” (“Di Mana Saya Mengambil Posisi Saya?” Ensign atau Liahona, November 2004, 18, 20). Mintalah mereka meluangkan waktu sejenak untuk menuliskan respons mereka terhadap pertanyaan berikut: • Apa komitmen yang telah Anda buat untuk berdiri “tanpa ragu bersama Tuhan”? Kemudian imbaulah siswa untuk merenungkan pertanyaan-pertanyaan berikut: • Apa dorongan yang Anda terima dari Roh berkenaan dengan bagaimana Anda dapat menjadi lebih berkomitmen pada Tuhan? • Apa yang dapat Anda lakukan untuk membantu anggota keluarga Anda lebih berkomitmen pada Tuhan? Bersaksilah bahwa sewaktu kita bertekun dalam iman, Tuhan akan memberkati kita dan membantu kita hidup dengan saleh di tengah-tengah kejahatan. Bacaan Siswa • Alma 37:21–22, 25–27; 62:41; Helaman 6:20–26, 37–40; 4 Nefi 1:42; Mormon 1:13–17, 19; 2:8, 14–15, 18–19; 3:2–3, 12, 22; Eter 8:18–26; Moroni 9:6, 22, 25–26. • Quentin L. Cook, “Reaping the Rewards of Righteousness,” Ensign, Juli 2015, 33–39. 126 PELAJARAN 26 Setelah Pencobaan Iman Pendahuluan Dalam pelajaran ini, siswa akan belajar dari Kitab Mormon bahwa memiliki iman kepada Yesus Kristus memungkinkan bagi Allah untuk mengerjakan mukjizat-mukjizat atas nama kita. Menjalankan iman dapat juga mempersiapkan kita untuk menerima kesaksian rohani tentang kebenaran. Bacaan Latar Belakang • Robert D. Hales, “Berusaha untuk Mengenal Allah, Bapa Surgawi Kita, dan Putra-Nya, Yesus Kristus,” Ensign atau Liahona, November 2009, 29–32. • David A. Bednar, “Meminta dalam Iman,” Ensign atau Liahona, Mei 2008, 94–97. • Neil L. Andersen, “Kamu Cukup Mengetahui,” Ensign atau Liahona, November 2008, 13–14. Saran untuk Pengajaran 2 Nefi 27:23; 3 Nefi 17:5–9, 20–24; Mormon 9:9, 18–20 Iman mendahului mukjizat. Mintalah siswa untuk menyebutkan beberapa contoh tulisan suci tentang Allah mengerjakan mukjizat atas nama anak-anak-Nya menurut iman mereka kepada-Nya. (Contoh dapat mencakup Yesus menyembuhkan yang sakit dan membangkitkan yang mati, Musa membelah Laut Merah, dan Kristus menyentuh batu-batu untuk menerangi barkas orang-orang Yared. • Apa yang dapat Anda katakan kepada seseorang yang tidak memercayai bahwa Allah terus mengerjakan mukjizat di zaman sekarang? Undanglah seorang siswa untuk membaca 2 Nefi 27:23 dengan lantang dan siswa lainnya membaca Mormon 9:9, 18–20 dengan lantang. Mintalah anggota kelas untuk mencari mukjizat-mukjizat yang masih terjadi dewasa ini. • Menurut ayat-ayat ini, mengapa kita dapat merasa yakin bahwa mukjizat terjadi di dunia zaman sekarang? (Siswa hendaknya mengidentifikasi ajaran berikut: Karena Allah adalah sama kemarin, hari ini, dan selamanya, Dia terus mengerjakan mukjizat menurut iman anak-anak-Nya). • Menurut Anda mengapa Tuhan mengharuskan kita untuk memiliki iman sebelum Dia mengerjakan mukjizat? Untuk mengilustrasikan hubungan tulisan suci antara iman dan mukjizat, undanglah sejumlah siswa untuk bergiliran membaca 3 Nefi 17:5–9 dengan lantang. Mintalah anggota kelas untuk mencari apa yang Kristus yang telah bangkit identifikasi sebagai cukup sebelum Dia melaksanakan mukjizat bagi orang-orang. 127 P EL A J A RA N 26 • Menurut ayat 8, apa yang mengizinkan Juruselamat untuk menyembuhkan yang sakit dan menderita? Undanglah seorang siswa untuk membacakan 3 Nefi 17:20–24 dengan lantang. • Apa peristiwa-peristiwa sakral lainnya yang orang-orang alami karena iman mereka? • Bagaimana kesediaan Kristus untuk memberikan mukjizat-mukjizat ini meningkatkan iman kita bahwa Dia dapat menjalankan kuasa untuk menolong kita dengan kebutuhan kita? Undanglah seorang siswa untuk membacakan dengan lantang pernyataan berikut oleh Sister Sydney S. Reynolds, mantan penasihat dalam presidensi umum Pratama: “Sama pentingnya seperti ‘mukjizat dahsyat’ adalah ‘mukjizat pribadi’ yang lebih kecil yang mengajar kita masing-masing untuk memiliki iman kepada Tuhan. Ini datang sewaktu kita mengenali dan mengindahkan dorongan Roh dalam kehidupan kita .… Saya percaya bahwa kita semua dapat memberikan kesaksian untuk mukjizat-mukjizat kecil ini. Kita mengetahui anak-anak yang berdoa memohon pertolongan untuk menemukan barang yang hilang dan menemukannya. Kita mengetahui para remaja yang mengumpulkan keberanian untuk berdiri sebagai saksi Allah dan merasakan topangan tangan-Nya. Kita mengetahui teman-teman yang membayar persepuluhan mereka dengan uang terakhir mereka dan kemudian, melalui mukjizat, mendapati diri mereka dapat membayar biaya sekolah mereka atau biaya sewa mereka atau entah bagaimana mendapatkan makanan bagi keluarga mereka. Kita dapat membagikan pengalaman tentang doa-doa yang dijawab dan berkat-berkat imamat yang memberikan keberanian, mendatangkan penghiburan, atau kesehatan yang dipulihkan. Mukjizat-mukjizat harian ini memperkenalkan kita dengan tangan Tuhan dalam kehidupan kita” (“A God of Miracles,” Ensign, Mei 2001, 12). Mintalah seorang siswa untuk memikirkan saat ketika mereka atau seseorang yang mereka kenal mengalami mukjizat Allah dalam kehidupan mereka. Jika tidak terlalu sakral atau pribadi, undanglah siswa untuk membagikan pengalaman yang mereka miliki yang telah meneguhkan mereka bahwa Allah masih merupakan Allah kemukjizatan. Eter 3:6–13, 17–20; 4:13–15; 12:6–7, 12, 19, 31 Iman mempersiapkan kita untuk menerima kesaksian rohani Undanglah siswa untuk memikirkan tentang kebenaran Injil yang mengenainya mereka ingin menerima, kesaksian rohani atau kesaksian yang lebih kuat. Jelaskan bahwa beberapa orang memilih untuk tidak memercayai atau hidup tidak sesuai dengan asas Injil sampai mereka melihat bukti bahwa itu benar adanya. Undanglah seorang siswa untuk membaca Eter 12:6 dalam hati, dengan mencari apa yang ayat ini ajarkan mengenai proses menerima kesaksian rohani. • Apa asas yang dapat kita pelajari dari Eter 12:6 mengenai menerima kesaksian rohani? (Siswa hendaknya memahami asas berikut: Sebelum kita dapat 128 PE LAJ ARAN 26 menerima sebuah kesaksian rohani, kita harus terlebih dahulu menjalankan iman kepada Yesus Kristus). • Menurut Anda apa makna frasa “pencobaan imanmu”? Jelaskan bahwa mengalami pencobaan iman tidak selalu berarti mengalami kesulitan. Perlihatkan dan mintalah seorang siswa untuk membacakan dengan lantang pernyataan berikut mengenai nasihat Moroni dalam Eter 12:6 oleh Penatua Richard G. Scott dari Kuorum Dua Belas Rasul dan Sister Bonnie L. Oscarson, presiden umum Remaja Putri: “Anda dapat belajar untuk menggunakan iman secara lebih efektif dengan menerapkan asas ini yang diajarkan oleh Moroni: ‘… kamu tidak menerima kesaksian sampai setelah pencobaan imanmu’ [Eter 12:6; penekanan ditambahkan]. Dengan demikian, setiap kali Anda mencoba iman Anda, yaitu, tindakan dalam kelayakan terhadap suatu kesan, Anda akan menerima bukti yang meneguhkan dari Roh” (Richard G. Scott, “Kuasa Iman yang Mendukung di Saat-Saat yang Tak Menentu dan Sulit,” Ensign atau Liahona, Mei 2003, 76). “Di dunia kita di mana gratifikasi instan diharapkan, kita sering kali salah dengan mengharapkan pahala tanpa harus berusaha untuk itu. Saya percaya Moroni memberi tahu kita bahwa kita harus melakukan pekerjaan terlebih dahulu dan beriman dengan menjalankan Injil, dan kemudian kita akan menerima kesaksian bahwa itu benar. Keinsafan sejati terjadi ketika Anda terus menindaki ajaran-ajaran yang Anda tahu benar dan menaati perintah-perintah, hari demi hari, bulan demi bulan.” (Bonnie L. Oscarson, “Jadilah Engkau Diinsafkan,” Ensign atau Liahona, November, 2013, 77). • Bagaimana pendekatan untuk menerima suatu kesaksian tentang kebenaran yang diuraikan oleh Penatua Scott dan Sister Oscarson berbeda dengan pendekatan dari mereka yang menginginkan bukti sebelum mereka mau memercayai atau bertindak? • Kapan dan bagaimana Anda telah menemukan asas ini benar adanya? Undanglah sejumlah siswa untuk bergiliran membaca Eter 12:7, 12, 19, dan 31 dengan lantang. Imbaulah anggota kelas untuk mencermati frasa “setelah mereka memiliki iman” dan “sampai setelah iman mereka” dan dalam ayat-ayat ini (Anda mungkin juga ingin menyarankan agar siswa menandai frasa-frasa ini dalam tulisan suci mereka). • Menurut ayat-ayat ini, apa berkat-berkat yang Tuhan sediakan bagi orang-orang ini setelah mereka menjalankan iman? Apa jenis kesaksian rohani tentang kebenaran yang telah Anda terima sebagai hasil dari iman Anda? Bersaksilah bahwa banyak seperti mukjizat, kesaksian rohani tidak datang sampai setelah kita menjalankan iman. Untuk menekankan poin ini, pertimbangkan untuk membagikan pernyataan berikut dari Presiden Boyd K. Packer (1924–2015), Presiden Kuorum Dua Belas Rasul: 129 P EL A J A RA N 26 “Dalam pencarian Anda untuk pengetahuan rohani, ada ‘lompatan iman’ itu, seperti kata ahli filsafat. Itulah momen ketika Anda telah pergi ke tepi cahaya dan melangkah ke dalam kegelapan untuk menemukan bahwa jalan diterangi ke depan hanya untuk satu atau dua langkah. (“The Quest for Spiritual Knowledge,” New Era, Januari 2007, 6). Undanglah seorang siswa untuk menguraikan tantangan-tantangan yang saudara laki-laki Yared hadapi sewaktu dia membangun barkas-barkas yang harus membawa keluarganya ke negeri yang terjanjikan dan meringkas apa yang dia lakukan untuk mengatasi tantangan-tantangan itu (lihat Eter 2:16–25; 3:1–5). • Bagaimana saudara laki-laki Yared menjalankan iman kepada Yesus Kristus? Undanglah beberapa siswa untuk bergiliran membacakan Eter 3:6–13, 17–20 dengan lantang. • Bagaimana Tuhan memberkati saudara laki-laki Yared karena imannya? Mintalah seorang siswa untuk membaca dengan lantang pernyataan berikut oleh Penatua Jeffrey R. Holland dari Kuorum Dua Belas Rasul: Undanglah angota kelas untuk mencari karakteristik tentang iman saudara laki-laki Yared: “Iman yang tepat, iman untuk memindahkan gunung, iman yang seperti saudara laki-laki Yared, mendahului mukjizat dan pengetahuan. Dia harus percaya sebelum Allah berbicara. Dia harus bertindak sebelum kemampuan untuk menuntaskan tindakan itu adalah nyata. Dia harus berkomitmen untuk menuntaskan pengalaman sebelumnya dari bahkan segmen pertama dari realisasinya. Iman adalah bersepakat dengan tanpa syarat—dan sebelumnya—untuk kondisi apa pun yang mungkin Allah tuntut baik dalam waktu dekat maupun dalam masa depan yang jauh” (Christ and the New Covenant: The Messianic Message of the Book of Mormon [1997], 18–19). • Bagaimana Anda akan meringkas deskripsi Penatua Holland tentang iman saudara laki-laki Yared? • Apa saja contoh bagaimana tentang tindakan yang dapat kita ambil untuk memperlihatkan iman kita kepada Tuhan? Berilah siswa waktu sejenak untuk menelaah Eter 4:13–15 dan mengidentifikasi apa yang Moroni katakan hendaknya kita lakukan untuk menerima pengetahuan dan manifestasi dari Roh. • Menurut Anda apa artinya “mengoyak tabir ketidakpercayaan”? Bagaimana melakukan ini berkaitan dengan proses menjalankan iman? (Mungkin bermanfaat untuk menjelaskan bahwa mengoyak artinya merobek atau membagi dan tabir merujuk pada sesuatu yang menutupi atau menyembunyikan). • Apa yang Moroni nasihatkan kepada kita untuk lakukan untuk dapat “mengoyak tabir ketidakpercayaan”? 130 PE LAJ ARAN 26 Perlihatkan pernyataan berikut oleh Nabi Joseph Smith (1805–1844), dan mintalah seorang siswa membacanya dengan lantang: [2007], 270). “Allah tidak mengungkapkan apa pun kepada Joseph, kecuali apa yang Dia akan beri tahukan kepada Dua Belas Rasul, dan bahkan Orang Suci yang terkecil pun boleh mengetahui segala hal secepat dia mampu menanggungnya, karena harinya haruslah datang ketika tidak seorang pun perlu berkata kepada tetangganya, Kenallah Tuhan; Sebab mereka semua, besar kecil, akan mengenal … Tuhan [lihat Yeremia 31:34]” (Ajaran-Ajaran Presiden Gereja: Joseph Smith • Bagaimana pernyataan oleh Nabi Joseph Smith ini membantu Anda memahami potensi Anda untuk menerima wahyu? Tantanglah siswa untuk merenungkan tantangan iman yang mereka saat ini hadapi, dan undanglah mereka untuk memikirkan apa yang dapat mereka lakukan untuk memperkuat dan menjalankan iman mereka. Bagikan kesaksian Anda bahwa Allah menyediakan bagi para pengikut-Nya yang setia dengan kesaksian yang berkelanjutan akan kebenaran sewaktu mereka menjalankan iman. Bacaan Siswa • 2 Nefi 27:23; 3 Nefi 17:5–9, 20–24; Mormon 9:9, 18–20; Eter 3:6–13, 17–20; 4:13–15; 12:6–7, 12, 19, 31. • David A. Bednar, “Meminta dalam Iman,” Ensign atau Liahona, Mei 2008, 94–97. 131 PELAJARAN 27 Iman, Pengharapan, dan Kasih Amal Pendahuluan Sifat-sifat iman, pengharapan, dan kasih amal diperlukan bagi semua yang ingin tinggal di hadirat Bapa kita di Surga. Sifat-sifat ini adalah karunia dari Allah yang datang kepada mereka yang mencarinya dengan mengikuti teladan Yesus Kristus. Bacaan Latar Belakang • Dieter F. Uchtdorf, “Kuasa Harapan yang Tak Terbatas,” Ensign atau Liahona, November 2008, 21–24. • Richard G. Scott, “Kuasa Transformasi Iman dan Karakter,” Ensign dan Liahona, November 2010, 43–46. Saran untuk Pengajaran Eter 12:28; Moroni 10:18–21 Iman, pengharapan, dan kasih amal adalah penting bagi keselamatan. Mintalah siswa untuk dengan cepat menyebutkan sifat-sifat yang menurut mereka adalah penting untuk diperoleh sementara dalam kefanaan. Kemudian mintalah mereka untuk mengidentifikasi manakah dari sifat-sifat tersebut yang menurut mereka adalah paling penting untuk dapat mewarisi kerajaan Allah. Ingatkan siswa bahwa sewaktu Moroni mengakhiri pekerjaannya terhadap lempengan-lempengan emas, dia menulis beberapa kata-kata nasihat kepada mereka yang kelak akan membaca catatan itu. Sebagai bagian dari nasihatnya, dia menyoroti tiga sifat yang penting bagi keselamatan kita. Undanglah seorang siswa untuk membaca Moroni 10:18–21 dengan lantang, dan mintalah anggota kelas untuk mengidentifikasi tiga sifat ini. • Menurut Anda mengapa sifat-sifat iman, pengharapan, dan kasih amal sedemikian penting bagi keselamatan kita? Untuk membantu siswa menjawab pertanyaan ini, undanglah seorang siswa untuk membaca Eter 12:28 dengan lantang, dan mintalah anggota kelas untuk mengidentifikasi ajaran yang diajarkan dalam ayat ini. • Apakah ajaran yang dicatat dalam ayat ini? (Siswa hendaknya mengidentifikasi yang berikut: Mengembangkan iman, pengharapan, dan kasih amal membawa kita kepada Yesus Kristus). Undanglah siswa untuk mencari asas-asas dan ajaran-ajaran di sepanjang pelajaran yang dapat membantu mereka memahami dan mengembangkan sifat-sifat penting tersebut dengan lebih sepenuhnya. 132 PE LAJ ARAN 27 Alma 32:26–29, 37–41; Moroni 7:21, 25–28, 33 Iman mengizinkan kita untuk “berpegang pada setiap hal yang baik” Tulislah Meningkatkan Iman Kita kepada Yesus Kristus di papan tulis. Ingatkan siswa bahwa Nabi Alma menggunakan analogi menanam benih untuk mengajarkan kepada orang-orang Zoram cara mengembangkan iman kepada Yesus Kristus. Undanglah sejumlah siswa untuk bergiliran membaca Alma 32:26–29 dengan lantang. Imbaulah siswa untuk mengidentifikasi frasa yang menguraikan apa yang dapat kita lakukan untuk meningkatkan iman kita. Undanglah beberapa siswa untuk membagikan frasa yang mereka identifikasi dan menjelaskan apa yang frasa itu ajarkan mengenai bagaimana kita dapat meningkatkan iman kita. Sewaktu siswa mengidentifikasi frasa-frasa itu, Anda mungkin ingin menuliskannya di bawah judul di papan tulis. Frasa-frasa itu dapat mencakup yang berikut: membangunkan dan menggugah kecakapanmu, bahkan untuk suatu percobaan terhadap perkataanku; berhasrat untuk percaya; memberi tempat sehingga sebiji benih [perkataan] boleh ditanam dalam hatimu. Jika perlu, bantulah siswa memahami bahwa kata kecakapan merujuk pada kemampuan kita untuk berpikir dan bertindak. • Di ayat 29, menurut Anda mengapa Alma mengajarkan bahwa iman kita belum akan sempurna setelah melakukan percobaan ini? • Apa lagi yang menurut Anda diperlukan untuk menyempurnakan iman kita? Undanglah sejumlah siswa untuk bergiliran membaca Alma 32:37–41, dan kemudian mintalah anggota kelas mencari apa yang harus kita lakukan untuk mengembangkan iman yang diperlukan untuk memperoleh kehidupan kekal. • Apa asas yang Alma ajarkan dalam ayat-ayat ini mengenai bagaimana kita dapat terus memperkuat iman kita? (Siswa hendaknya mengidentifikasi asas berikut: Jika kita tekun memelihara firman Allah dalam hati kita, iman kita kepada Yesus Kristus akan bertumbuh. Tulislah kebenaran ini di papan tulis). • Menurut Anda apa artinya dengan tekun memelihara firman? Apa saja tindakan konsisten yang dapat kita ambil untuk memelihara firman Allah dan membantu kita bertumbuh dalam hati kita? Untuk membantu siswa memahami bagaimana mereka dapat memelihara firman Allah, perlihatkan pernyataan berikut oleh Presiden Henry B. Eyring dari Presidensi Utama, dan undanglah seorang siswa untuk membacanya dengan lantang sewaktu anggota kelas mencari kunci-kunci untuk memelihara iman kita: “Betapa pun banyak iman yang saat ini kita miliki untuk mematuhi Allah, kita akan perlu memperkuatnya terus-menerus dan membuatnya segar terus. Kita dapat melakukan itu dengan memutuskan sekarang untuk menjadi lebih cepat mematuhi dan lebih bertekad untuk bertahan. Belajar untuk memulai lebih awal dan konsisten adalah kunci menuju persiapan rohani .… … Kita membangun iman untuk melewati ujian-ujian kepatuhan dari waktu ke waktu dan melalui pilihan setiap hari kita. Kita dapat memutuskan sekarang untuk melakukan 133 P EL A J A RA N 27 dengan cepat apa pun yang Allah minta dari kita. Dan kita dapat memutuskan untuk menjadi teguh dalam ujian-ujian kecil kepatuhan yang membangun iman untuk membawa kita melalui ujian-ujian besar, yang pastinya akan datang” (“Kesiapan Rohani: Mulai Sejak Awal dan Konsisten,” Ensign atau Liahona, November 2005, 38, 40). • Apa yang Presiden Eyring katakan harus kita lakukan untuk memperkuat atau memelihara iman kita? • Menurut Anda mengapa kepatuhan yang teguh dan setiap hari terhadap firman Allah sedemikian penting dalam membangun iman dan kepercayaan kita kepada-Nya? Undanglah sejumlah siswa untuk membagikan bagaimana mengikuti asas-asas yang diajarkan oleh Alma telah memengaruhi iman mereka kepada Yesus Kristus? Beri tahulah siswa bahwa Nabi Mormon bersaksi tentang kepentingan kekal akan iman kepada Yesus Kristus. Undanglah sejumlah siswa untuk bergiliran membaca dengan lantang dari kesaksian Mormon dalam Moroni 7:21, 25–28, 33 sewaktu anggota kelas merenungkan apa yang dapat mereka lakukan untuk meningkatkan iman mereka kepada Tuhan dan “berpegang pada” berkat-berkat yang Mormon identifikasi. Eter 12:4, 8–9; Moroni 7:40–42 Pengharapan adalah sauh bagi jiwa Undanglah seorang siswa untuk membaca Eter 12:8–9 dengan lantang dan yang lain membaca Moroni 7:40–42 dengan lantang. Mintalah siswa untuk mengidentifikasi sifat yang dapat kita peroleh sewaktu kita mengembangkan iman. • Menurut petikan ini, apa sifat yang datang karena iman kita? Bacalah dua pernyataan berikut, dan mintalah siswa untuk mengidentifikasi perbedaan di antaranya: (1) Saya harap tidak hujan hari ini. (2) Saya memiliki pengharapan bahwa jika saya bertobat, saya akan diampuni melalui Pendamaian Yesus Kristus. • Bagaimanakah ungkapan-ungkapan pengharapan ini berbeda? (Yang pertama adalah suatu harapan yang tidak pasti akan sesuatu di luar kendali seseorang, dan yang kedua adalah ungkapan tentang keyakinan yang memotivasi tindakan). Untuk membantu siswa memahami makna tulisan suci tentang pengharapan, undanglah seorang siswa untuk membacakan pernyataan berikut oleh Penatua Dieter F. Uchtdorf dari Presidensi Utama: “Harapan adalah … kepercayaan abadi bahwa Tuhan akan menggenapi janji-janji-Nya kepada kita. Itu keyakinan bahwa jika kita hidup sesuai hukum-hukum Allah dan perkataan dari para nabi-Nya sekarang, kita akan menerima berkat yang diharapkan di masa depan. Itu adalah percaya dan mengharapkan bahwa doa-doa kita akan dijawab. Itu dinyatakan dalam 134 PE LAJ ARAN 27 keyakinan, optimisme, sikap antusias, dan ketahanan yang sabar” (“Kuasa Harapan yang Tak Terbatas,” Ensign atau Liahona, November 2008, 22 Undanglah siswa untuk membaca dalam hati Moroni 7:41 dan mencari apa yang dapat kita harapkan sewaktu kita mengembangkan iman kepada Kristus. • Asas apa yang Mormon ajarkan perihal pengharapan dalam ayat ini? (Siswa hendaknya mengidentifikasi yang berikut: Sewaktu kita mengembangkan iman kepada Yesus Kristus, kita memperoleh pengharapan bahwa melalui Pendamaian-Nya kita dapat dibangkitkan dalam kehidupan kekal). • Menurut Anda mengapa iman kepada Yesus Kristus dan pengharapan sedemikian erat kaitannya? Undanglah seorang siswa untuk membaca Eter 12:4, dan mintalah anggota kelas mencari bagaimana Moroni menjelaskan pengharapan. • Apa yang penggunaan Mormon akan sauh ajarkan mengenai pengharapan? Bagaimana seseorang yang kekurangan iman dapat seperti sebuah kapal tanpa sauh? Undanglah sejumlah siswa untuk bersaksi tentang pengharapan yang telah datang ke dalam hidup mereka karena iman kepada Yesus Kristus. Eter 12:33–34; Moroni 7:43–48 Kasih amal adalah kasih murni Kristus Undanglah seorang siswa untuk membaca dengan lantang Moroni 7:43–44, dan mintalah siswa untuk mengidentifikasi apa sifat yang Mormon nyatakan harus kita kembangkan setelah kita memiliki iman dan pengharapan. Peragakan pernyataan berikut oleh Presiden Ezra Taft Benson (1899–1994), dan undanglah seorang siswa untuk membacakannya dengan lantang: “Jika kita benar-benar ingin berusaha menjadi lebih seperti Juruselamat dan Tuan kita, maka belajar mengasihi seperti Dia mengasihi hendaknya gol tertinggi kita. Mormon menyebut kasih amal yang ‘terbesar dari segalanya’ (Moroni 7:46)” (“Godly Characteristics of the Master,” Ensign, November 1986, 47). Untuk memperjelas mengapa kasih amal merupakan sifat yang sedemikian penting untuk diupayakan, undanglah sejumlah siswa untuk bergiliran membaca Moroni 7:45–47 dengan lantang. Tandaskan bahwa ayat-ayat ini membantu kita memahami kasih amal dengan mendaftar apa saja kasih amal itu dan apa yang bukan. • Apa kata dan frasa dalam ayat-ayat ini yang menyatakan pentingnya kasih amal? 135 P EL A J A RA N 27 • Apa gagasan atau wawasan yang dapat Anda bagikan mengenai karakteristik dari kasih amal yang tertera dalam ayat 45? Undanglah seorang siswa untuk membaca Moroni 7:48 dengan lantang. • Apa yang Mormon nasihatkan kepada kita untuk lakukan sewaktu kita mencari karunia kasih amal? (Bantulah siswa mengidentifikasi asas berikut: Jika kita berdoa dengan kekuatan hati dan mengikuti Yesus Kristus, kita dapat dipenuhi dengan kasih amal). • Bagaimana mencari karunia kasih amal membantu kita menjadi pengikut Yesus Kristus yang lebih baik? Undanglah seorang siswa untuk membaca Eter 12:33–34 dengan lantang, sementara anggota kelas mencari hubungan antara kasih amal dan Pendamaian Yesus Kristus. • Apa hubungan antara kasih amal dan Pendamaian? Mintalah seorang siswa untuk membaca dengan keras pernyataan berikut oleh Penatua Jeffrey R. Holland dari Kuorum Dua Belas Rasul: “Definisi yang lebih besar tentang ‘kasih murni Kristus’ … adalah bukan apa yang kita sebagai orang Kristen coba namun secara luas gagal untuk perlihatkan kepada orang lain melainkan apa yang Kristus sepenuhnya berhasil dalam memperlihatkannya kepada kita. Kasih amal sejati pernah dikenal hanya sekali. Itu diperlihatkan secara sempurna dan secara murni dalam kasih Kristus yang tidak pernah gagal, terakhir, dan menebus bagi kita .… Itu adalah kasih Kristus bagi kita yang ‘menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu.’ Itu sebagaimana diperlihatkan dalam diri Kristus bahwa ‘kasih amal tidak pernah gagal.’ Adalah kasih amal itu—kasih murni-Nya bagi kita—yang tanpanya kita bukanlah apa-apa, tak berpengharapan, dari semua pria dan wanita yang paling mengenaskan. Sesungguhnya, mereka yang kedapatan memiliki berkat-berkat akan kasih-Nya di zaman akhir—Pendamaian, kehidupan kekal, janji kekal—pastilah segalanya akan baik-baik saja dengan mereka” (Christ and the New Covenant [1997], 336). • Bagaimana Penatua Holland membantu Anda memahami mengapa “kasih amal tidak pernah gagal” dan mengapa itu adalah karunia rohani “terbesar”? • Apa yang dapat Anda lakukan untuk membagikan kepada orang lain kasih murni Yesus Kristus yang Dia miliki yang dengan begitu cuma-cuma diberikan kepada Anda? Mintalah siswa untuk meninjau Moroni 7:45 dan kemudian menetapkan gol untuk berdoa dan bekerja untuk lebih sepenuhnya mengembangkan satu dari karakteristik kasih amal. Bersaksilah tentang bantuan ilahi yang telah Anda terima sewaktu Anda telah bekerja untuk mengembangkan kasih amal diri Anda sendiri. Bacaan Siswa • Alma 32:26–29, 37–41; Eter 12:4, 8–9, 28, 33–34; Moroni 7:21, 25–28, 33, 40–48; 10:18–21. 136 PE LAJ ARAN 27 • Dieter F. Uchtdorf, “Kuasa Harapan yang Tak Terbatas,” Ensign atau Liahona, November 2008, 21–24. 137 PELAJARAN 28 Datang kepada Kristus Pendahuluan Salah satu tujuan utama Kitab Mormon adalah untuk mengundang semua orang “datang kepada Kristus, dan disempurnakan di dalam Dia” (Moroni 10:32 Sewaktu kita menjalankan iman dan “berpegang pada setiap hal yang baik,” kita dapat menjadi anak-anak Kristus (lihat Moroni 7:19). Di akhir pelajaran ini, siswa akan memiliki kesempatan untuk memberikan kesaksian tentang bagaimana Kitab Mormon telah membantu mereka datang kepada Kristus. Bacaan Latar Belakang • Jeffrey R. Holland, “Keamanan bagi Jiwa,” Ensign atau Liahona, November 2009, 88–90. • “Kehidupan yang Terpusat pada Kristus,” bab 24 dalam Ajaran-Ajaran Presiden Gereja: Ezra Taft Benson (2014), 349–361. Saran untuk Pengajaran 1 Nefi 6:4; Yakub 1:7; Omni 1:26; 3 Nefi 9:13–14; Moroni 10:30, 32–33 Kitab Mormon mengundang kita untuk datang kepada Yesus Kristus Undanglah siswa untuk memikirkan tentang suatu saat ketika mereka mengundang seseorang untuk membaca Kitab Mormon. • Mengapa Anda mengundang orang ini untuk membaca Kitab Mormon? Undanglah siswa untuk memikirkan tentang mengapa mereka menelaah Kitab Mormon. Jelaskan bahwa sementara ada banyak alasan baik untuk membaca dan menelaah Kitab Mormon, kitab itu sendiri memuat pesan yang diulangi mengenai salah satu tujuan paling pentingnya. Tuliskan rujukan-rujukan tulisan suci berikut di papan tulis: 1 Nefi 6:4 Yakub 1:7 Omni 1:26. 3 Nefi 9:13–14 Moroni 10:30 Undanglah siswa untuk membaca petikan-petikan itu dalam hati, dengan mencari sebuah tema yang diulangi yang terdapat dalam Kitab Mormon. (Anda dapat mengimbau siswa untuk merujuksilangkan petikan-petikan ini dalam tulisan suci mereka). • Apa sebuah tema Kitab Mormon yang diulangi yang terdapat dalam ayat-ayat ini? 138 PE LAJ ARAN 28 • Apa artinya untuk “datang kepada Kristus”? • Apa yang ayat-ayat ini ajarkan kepada kita tentang datang kepada Kristus? (Jawaban hendaknya mencakup yang berikut: “mempersembahkan seluruh jiwamu sebagai persembahan kepada-Nya,” berpuasa, berdoa, bertahan sampai akhir, bertobat, diinsafkan, dan “berpegang pada setiap karunia yang baik”). • Apa arti frasa “mempersembahkan seluruh jiwamu sebagai persembahan kepada-Nya” bagi Anda? Untuk membantu siswa memahami lebih lanjut apa arti datang kepada Kristus, perlihatkan dan bahaslah pernyataan berikut oleh Richard G. Scott dari Kuorum Dua Belas Rasul, dan Penatua Dennis B. Neuenschwander dari Tujuh Puluh: “Ketika kita secara konsisten berdoa pagi dan malam, menelaah tulisan suci setiap hari, mengadakan malam keluarga setiap minggu, dan menghadiri bait suci secara rutin, kita secara aktif menanggapi undangan-Nya untuk ‘datang kepada-Nya’” (Richard G. Scott, “Jadikan Menjalankan Iman Anda Prioritas Utama Anda,” Ensign atau Liahona, November 2014, 94). “Saya memberikan kesaksian saya bahwa kita dapat datang kepada Kristus dan disempurnakan di dalam Dia melalui partisipasi layak kita dalam tata cara sakral yang ditentukan dan ditetapkan oleh Allah sebelum pelandasan dunia” (Dennis B. Neuenschwander, “Ordinances and Covenants,” Ensign, Agustus 2001, 26) Jelaskan bahwa pasal terakhir dari Kitab Mormon mencatat nasihat dari Nabi Moroni mengenai cara datang kepada Kristus. Undanglah seorang siswa untuk membaca Moroni 10:32–33 dengan lantang dan mencari bagaimana kata-kata “jika” dan “maka” digunakan. Mintalah anggota kelas untuk merenungkan apa yang pernyataan “jika-maka” ini ajarkan mengenai bagaimana kita diberkati melalui kasih karunia Kristus. (Catatan: Mencari pernyataan “jika-maka” akan membantu siswa mengidentifikasi asas-asas yang diajarkan dalam tulisan suci). • Asas apa yang dapat kita pelajari dari ayat-ayat ini tentang bagaimana kita diberkati melalui kasih karunia Kristus sewaktu kita datang kepada-Nya? (Siswa mungkin menggunakan kata-kata lain, namun pastikan mereka mengidentifikasi asas berikut: Jika kita datang kepada Yesus Kristus dan menyangkali diri kita sendiri dari segala kefasikan, maka kita dapat menjadi disempurnakan, dipersucikan, dan dijadikan kudus melalui kasih karunia-Nya. Lihat juga Alma 5:33–35). Untuk memperdalam pemahaman siswa tentang asas ini, bagikan pernyataan berikut oleh Penatua Bruce C. Hafen dari Tujuh Puluh. Undanglah siswa untuk mendengarkan bagaimana kasih karunia Tuhan dapat memberkati kita. 139 P EL A J A RA N 28 “Kasih karunia Tuhan, dibuka oleh Pendamaian, dapat menyempurnakan ketidaksempurnaan kita. ‘Dengan kasih karunia-Nya kamu boleh menjadi sempurna di dalam Kristus.’ (Moroni 10:32). Sementara banyak proses kesempurnaan mencakup pembersihan dari pencemaran dosa dan kegetiran, ada tambahan, dimensi afirmatif yang melaluinya kita memperoleh sifat seperti Kristus, menjadi sempurna bahkan seperti Bapa dan Putra adalah sempurna .… Kejayaan Juruselamat dapat mengompensasi tidak hanya untuk dosa-dosa kita namun juga bagi ketidakmampuan kita; bukan hanya untuk kesalahan-kesalahan yang disengaja namun juga untuk dosa-dosa kita yang dilakukan dalam ketidaktahuan, kesalahan penilaian kita, dan ketidaksempurnaan tak terelakkan kita. Aspirasi akhir kita adalah lebih dari sekadar diampuni dari dosa—kita berupaya untuk menjadi kudus, diberkahi secara afirmatif dengan sifat-sifat seperti Kristus, bersatu dengan Dia, seperti Dia. Kasih karunia ilahi adalah satu-satunya sumber yang akhirnya dapat memenuhi aspirasi itu, setelah semua yang kita lakukan” (The Broken Heart [1989], 16, 20). • Menurut Penatua Hafen, dengan cara-cara apa kasih karunia Tuhan dapat memberkati kita? Undanglah siswa untuk memikirkan tentang suatu saat ketika mereka merasa bahwa mereka membuat upaya untuk datang kepada Yesus Kristus. Mintalah mereka untuk merespons pertanyaan berikut jika pengalaman mereka tidak terlalu pribadi: • Pada saat itu, apa yang Anda lakukan untuk datang kepada Kristus? • Apa berkat-berkat yang datang ke dalam hidup Anda sewaktu Anda berusaha untuk datang kepada Yesus Kristus? Undanglah siswa untuk merenungkan apa yang dapat mereka lakukan untuk lebih sepenuhnya datang kepada Kristus agar mereka dapat menjadi sempurna dan dikuduskan melalui kasih karunia-Nya. Imbaulah mereka untuk mengikuti bisikan apa pun yang mungkin mereka terima. Moroni 7:18–26 Berpegang pada setiap hal yang baik untuk menjadi anak-anak Kristus Ingatkan siswa bahwa dalam Moroni 7, Nabi Moroni mencatat khotbah yang ayahnya, Mormon, telah berikan beberapa tahun sebelumnya. Dalam khotbah ini, Mormon mengajarkan bahwa kita dapat mengetahui bahwa sesuatu diilhami oleh Allah jika itu mengundang orang untuk melakukan kebaikan, untuk memercayai Yesus Kristus, dan untuk mengasihi serta melayani Allah. Undanglah seorang siswa untuk membaca Moroni 7:18–19 dengan lantang. Mintalah kelas untuk menyimak, dengan mencari apa yang Mormon minta agar kita lakukan. • Menurut ayat 19, apa yang akan terjadi kepada kita jika kita menggunakan Terang Kristus untuk membedakan yang baik dan yang jahat lalu “berpegang pada setiap hal yang baik”? (Kita akan menjadi anak-anak Kristus). • Apa artinya menjadi anak-anak Kristus? (Tandaskan bahwa kita adalah anak-anak roh Bapa Surgawi dan juga anak-anak dari orangtua fana kita. 140 PE LAJ ARAN 28 Namun, sebagaimana Presiden Joseph Fielding Smith [1876–1972] mengajarkan, Yesus Kristus juga “menjadi Bapa kita, dalam arti yang dengannya istilah ini digunakan dalam tulisan suci, karena Dia menawarkan kepada kita kehidupan, kehidupan kekal, melalui Pendamaian yang Dia buat bagi kita [lihat Mosia 5:7] .… Kita menjadi anak-anak, para putra dan putri Yesus Kristus, melalui perjanjian-perjanjian kita untuk patuh kepada-Nya” [Doctrines of Salvation, disusun oleh Bruce R. McConkie, 3 jilid (1954–1956), 1:29]). Mintalah siswa untuk membaca Moroni 7:20 dalam hati dan mengidentifikasi pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh Mormon. Kemudian bagilah siswa ke dalam pasangan-pasangan dan undanglah mereka untuk menelaah Moroni 7:21–26, dengan mencari apa yang telah Tuhan berikan kepada kita untuk membantu kita “berpegang pada setiap hal yang baik.” Setelah waktu yang memadai, mintalah siswa untuk membagikan gagasan mereka, dan menuliskan gagasan mereka di papan tulis. Jawaban dapat mencakup pelayanan para malaikat (ayat 22), para nabi (ayat 23), tulisan suci (ayat 25), menjalankan iman (ayat 25), dan doa (ayat 26). • Apa yang ayat-ayat ini ajarkan kepada kita mengenai makna frasa “berpegang pada setiap hal yang baik”? (Kita juga mencari setiap hal yang baik, terutama hal-hal yang menuntun pada iman kepada Kristus dan keselamatan melalui nama-Nya). • Apa hal-hal baik yang telah datang ke dalam kehidupan Anda karena salah satu pokok yang terdaftar di papan tulis? Mintalah siswa untuk memilih satu hal baik yang dapat mereka mulai lakukan, atau menjadi lebih baik dalam melakukan itu, untuk dapat datang kepada Kristus. Imbaulah mereka untuk menetapkan gol untuk berupaya berpegang pada hal yang baik dalam kehidupan mereka. Moroni 10:3–5 Janji Moroni Angkatlah sejilid Kitab Mormon dan mintalah siswa untuk merenungkan bagaimana Kitab Mormon telah membantu mereka datang kepada Kristus. Jelaskan bahwa Moroni mengulurkan undangan dan janji kepada semua orang yang membaca dan menelaah Kitab Mormon. Undanglah seorang siswa untuk membaca Moroni 10:3–5 dengan lantang. • Sebagaimana dicatat dalam ayat 3, apa yang Moroni nasihatkan agar kita lakukan? Undanglah siswa untuk merenungkan contoh-contoh dari Kitab Mormon dan dari kehidupan mereka sendiri yang mengilustrasikan “betapa Tuhan telah berbelaskasihan kepada anak-anak manusia.” Undanglah beberapa siswa untuk berbagi gagasan mereka kepada kelas. • Apa asas yang dapat kita pelajari dari undangan dan janji Moroni dalam ayat-ayat ini? (Ketika kita bertanya kepada Allah dengan maksud yang sungguh-sungguh, memiliki iman kepada Kristus, apakah Kitab Mormon 141 P EL A J A RA N 28 benar, kita akan menerima kesaksian tentang kebenarannya melalui Roh Kudus). • Apa artinya bertanya kepada Allah “dengan maksud yang sungguh-sungguh, memiliki iman kepada Kristus”? (Itu artinya bahwa kita memiliki iman bahwa Allah akan menjawab doa-doa kita dan bahwa kita berniat untuk menindaki jawaban yang Dia berikan kepada kita). • Bagaimana menelaah dan berdoa mengenai Kitab Mormon dalam cara ini membantu kita datang kepada Kristus? Mintalah siswa untuk merenungkan pengalaman yang telah mereka miliki dengan membaca Kitab Mormon dan berdoa untuk mengetahui kebenarannya. Tanyakan kepada siswa apakah ada di antara mereka yang ingin membagikan kesaksian mereka tentang Kitab Mormon kepada anggota kelas, terutama bagaimana Kitab Mormon telah membantu mereka untuk datang kepada Kristus. Imbaulah siswa untuk terus menerapkan perkataan Moroni untuk memperoleh kesaksian tentang Kitab Mormon atau untuk memperkuat kesaksian yang telah mereka miliki. Bacaan Siswa • 1 Nefi 6:4; Yakub 1:7; Omni 1:26; 3 Nefi 9:13–14; Moroni 7:18–26; 10:3–5, 30, 32–33. • “Kehidupan yang Terpusat pada Kristus,” bab 24 dalam Ajaran-Ajaran Presiden Gereja: Ezra Taft Benson (2014), 349–361. 142