HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PENYEDIAAN OBAT TERHADAP PEMBERIAN VITAMIN K PADA BAYI BARU LAHIR DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS ISAK KECAMATAN LINGE KABUPATEN ACEH TENGAH TAHUN 2012 RELATION BETWEEN KNOWLEDGE AND PROVISION OF VITAMIN C SUPPLEMENTATION ON NEW BABY BORN IN WORKING AREA HEALTH DISTRICT ISAK LINGE CENTRAL DISTRICT OF ACEH 2012. KASMAWATI Mahasiswi Prodi D-III Kebidanan STIKES Ubudiyah Intisari Vitamin K merupakan bahan pembentuk faktor pembekuan darah, sistem pembekuan darah pada neonatus masih imatur sehingga pada saat lahir kadar prtein kagulasinya seperti protein prekolikrein, cadangan vitamin K secara injeksi pada bayi baru lahir, untuk mencegah terjadinya perdarahan otak pada bayi baru lahir. Penelitian ini bersifat analitik dengan cross sectional dengan populasi adalah seluruh bidan di wilayah kerja puskesmas Isaq Kecamatan Linge Kabupaten Aceh Tengah total populasi yaitu 30 bidan dan sampel berjumlah 30 bidan yang diambil adalah seluruh, data dikumpul dengan menggunakan kuisiner selanjutnya dianalisa secara univariat dan bivariat penelitian ini dilakukan pada tanggal 24 April s/d 2 Mei 2012. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada hubungan pengetahuan, penyediaan bat terhadap pemberian Vitamin K di wilayah kerja Puskesmas Isaq Kecamatan Linge Kabupaten Aceh Tengah Tahun 2012 (P<0,05) dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa semua variabel yang diteliti mempunyai hubungan yaitu pengetahuan, penyediaan obat terhadap pemberian vitamin K, Diharapkan Bidan Melakukan pemberian vitamin K pada bayi baru lahir untuk mencegah terjadinya perdarahan otak pada bayi baru lahir. Kata Kunci : Pengetahuan, Penyediaan obat, Pemberian Vitamin K Inti sari Vitamin K is a material forming blood clotting factors, blood coagulation system in neonates is still so immature at birth levels prtein prekolikrein kagulasinya like protein, vitamin K reserves the injection in newborn infants, to prevent the occurrence of cerebral hemorrhage in newborns. This research is an analytic cross sectional population is all midwives working in the clinic Isaq Central Aceh District Linge total population of the 30 midwives and midwife were 30 samples taken was over, the data collected by using kuisiner further analyzed in univariate and bivariate study conducted on April 24, s / d May 2, 2012. The results of this study indicate that there is a relationship of knowledge, provision of bat against the administration of Vitamin K in the region of Sub Health Center Isaq Linge Central Aceh Regency Year 2012 (P <0.05) from this study we can conclude that all the variables studied have a relationship that is knowledge, providing drugs on vitamin K, expected Midwives Doing giving vitamin K to newborns to prevent brain hemorrhage in newborns. Keywords: Knowledge, Supply of drugs, provision of Vitamin K I.Pendahuluan A. Latar Belakang Vitamin K merupakan bahan pembentuk faktor pembekuan darah. Sistem pembekuan darah pada neonatus masih imatur sehingga pada saat lahir kadar protein koagulasinya seperti protein prekalikrein. Cadangan vitamin K pada Bayi baru lahir juga rendah, hal ini disebabkan oleh sedikitnya transfer vitamin K dari ibu melalui plasenta serta tidak mampu mensintesa vitamin K pada bayi. Oleh karena itu perlu diberikan vitamin K secara injeksi atau oral pada bayi baru lahir untuk mencegah terjadinya perdarahan pada bayi baru lahir (Ayu, 2011) Perdarahan akibat kekurangan vitamin K pada bayi baru lahir dapat terjadi spontan atau akibat trauma atau benturan, gesekan terutama trauma ketika anak lahir. Perdarahan dapat terjadi pada beberapa bagian tubuh bayi seperti pada otak, kulit, mata, tali pusat, hidung, telinga dan saluran pencernaan. Perdarahan dalam otak dengan manisfestasi sakit kepala (bayi mengais terus menerus), muntah, ubun-ubun menonjol, pucat hingga kejang. Perdarahan otak sering bermasalah serius karena dapat menyebabkan kematian atau kecacatan pada bayi 2 minggu sampai 6 bulan. Tingkat kematian akibat perdarahn otak pada bayi sebesar 10-50 % dari seluruh kasus, sedangkan tingkat kecacatannya 30-50% dari seluruh kasus. Jadi peran bidan sangat berpengaruh dalam mengurangi tingkat kematian bayi dengan cara memberikan vitamin K profilaksis (Wijaya, 2010) Survey di Jepang menemukan kasus ini pada 1:4.500 bayi, 81% di antaranya ditemukan komplikasi perdarahan intrakranial, sedangkan di Thailand angka perdarahan otak pada kepala bayi adalah 1 : 1.200 bayi. Angka kejadian pada kedua Negara ini menurun setelah 1 diperkenalkannya pemberian vitamin K profilaksis pada semua bayi baru lahir. (Wijaya, 2010). Angka kejadian perdarahan intracranial karena perdarahan akibat defisiensi vitamin K di Thailand dilaporkan sebanyak 82% atau 524 kasus dari 641 penderita perdarahan akibat defisiensi vitamin K, sedangkan di Inggris 10 kasus dari 27 penderita atau sebesar 37%. Sedangkan di India angka kejadian defisiensi vitamin K dilaporkan sebanyak 1 kasus tiap 14.000 bayi yang tidak mendapat vitamin K profilaksis saat lahir (Wijaya, 2010). Indonesia sebagai Negara sedang berkembang mempunyai angka kematian bayi (AKB) yang masih tinggi dibanding negara asia tenggara, angka kematian bayi di indonesia 35/1000 kelahiran hidup pada tahun (2003) dan diharapkan menurun menjadi menjadi 18/1000 kelahiran hidup pada (Tahun 2025), untuk itu diperlukan upaya yang keras dalam mencapai sasaran tersebut. Salah satu upaya menurunkan angka kematian bayi (AKB) adalah dengan mencegah terjadinya perdarahan otak pada bayi baru lahir sebagai akibat kekurangan vitamin K. (Wijaya, 2010) Di Indonesia pemberian vitamin K pada bayi baru lahir sudah dilakukan, namun belum ada laporan resmi secara regional maupun nasional mengenai pemberian Profilaksis vitamin K pada bayi baru lahir. Pemberian vitamin K ini merupakan suatu standar pelayanan yang harus diberikan kepada semua bayi baru lahir atau hanya diberikan kepada bayi yang memiliki resiko saja (Bayi dengan berat lahir rendah, bayi lahir dengan tindakan taumatis, bayi dengan ibu mengkonsumsi obat anti koagulan dan obat anti konvulsan. (Wijaya, 2010) Sampai saat ini Indonesia belum mempunyai suatu penuntun baku mengenai cara pemberian profilaksis vitamin K pada bayi baru lahir, sehingga timbul kesulitan dalam pemberian vitamin K yakni pemberian vitamin K yang lebih efektif diberikan secara intramuskuler (IM) atau oral, dan waktu pemberian dosis yang diberikan serta yang berwenang memberikan vitamin K pada bayi diberikan secara massal atau kasus tertentu. (Wijaya, 2010) Angka kematian bayi di provinsi Aceh relative tinggi yakni dalam 21 orang /1000 kelahiran hidup (Dinkes Aceh, 2009). Di Kabupaten Aceh Tengah pada tahun 2010 jumlah angka kematian bayi (AKB) sebanyak 60 kasus dengan penyebab kematian yaitu 23 kasus lahir mati, 15 kasus aspeksia, 12 kasus BBLR, 6 kasus cacat bawaan, 2 kasus dehidrasi, 1 kasus infeksi, 1 kasus hipotermi (Wijaya, 2010). Permasalahan akibat perdarahan akibat defisiensi vitamin K adalah terjadinya perdarahan otak dengan angka kematian 10-50 % yang umumnya terjadi pada bayi dengan rentang umur 2 minggu sampai 6 bulan. Data perdarahan akibat defisiensi vitamin K secara nasional di Indonesia belum tersedia sedangkan data di RSCM di Jakarta Tahun 1990-2000 terdapat 21 kasus, 17 kasus (81%) diantaranya mengalami komplikasi perdarahan intracranial. Angka kejadian perdarahan akibat defisiensi vitamin K ditemukan lebih tinggi pada daerah-daerah yang tidak memberikan profilaksis vitamin K secara rutin pada bayi baru lahir (Wijaya, 2010). Berdasarkan study pendahuluan yang peneliti lakukan di Puskesmas Isaq pada bulan Februari 2012 terhadap 5 Bidan ternyata hanya 2 Bidan yang melakukan pemberian vit K pada bayi baru lahir . Melihat dari permasalahan tersebut diatas maka penulis tertarik untuk meneliti bagaimana pengetahuan bidan dengan penyediaan obat, di wilayah kerja Puskesmas Isak Kecamatan Linge Kabupaten Aceh Tengah tahun 2012”. Tujuan Penelitian 1.1 Tujuan Umum Adapun tujuan umum dalam penelitian ini adalah Mengetahui hubungan pengetahuan dan penyediaan obat, terhadap pemberian Vitamin K di wilayah kerja Puskesmas Isak Kecamatan Linge Kabupaten Aceh Tengah. 1.2 Tujuan Khusus a. Mengetahui hubungan antara pengetahuan bidan terhadap pemberian vitamin K di wilayah kerja Puskesmas Isak kecamatan Linge tahun 2012. b. Mengetahui hubungan antara penyediaan Obat vitamin K pada bayi baru lahir di wilayah kerja Puskesmas Isak tahun 2012. II. METODELOGI A. Kerangka Pemikiran Berdasarkan pendapat Notoatmodjo (2003), yang mengatakan bahwa pengetahuan seseorang dipengaruhi Oleh pendidikan, pengalaman, umur, pekerjaan, jenis kelamin dan informasi, sedangkan menurut pendapat (Admin, 2011) mengatakan bahwa penyediaan obat penting dalam pemberian vitamin K pada bayi baru lahir. dari kedua pendapat di atas dapat digambarkan sebagai berikut : B. Variabel Penelitian Pengetahuan Bidan Pemberian Vit K Pada Bayi Baru Lahir Penyediaan Obat Vit K Gambar 1 Kerangka Konsep C. Populasi dan Sampel 1. Populasi Populasi adalah keseluruhan objek penelitian (Arikunto,2006), populasi yang diambil dalam penelitian ini adalah seluruh Bidan di wilayah kerja puskesmas Isak berjumlah 30 Bidan. 2. Sampel Sampel adalah sebagian dari populasi yang akan diteliti (Arikunto, 2006).Tehnik yang diambil dalam pengambilan sampel adalah total sampling. Sampel berjumlah 30 Bidan. D. Desain Penelitian Penelitian ini bersifat Analitik dengan desain Cross Sectional yang dilaksanakan di Wilayah Kerja Puskemas Isaq Kecamatan Linge Kabupaten Aceh Tengah. E. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Wilayah kerja Puskesmas Isaq Kecamatan Linge Kabupaten Aceh Tengah 2. Waktu Penelitian Waktu penelitian dilakukan pada tanggal 24 April s/d 2 Mei 2012 F. Pengumpulan Data 1. Data Primer Data primer adalah data langsung diperoleh dari lapangan dengan menyebarkan kuisioner yang telah disusun untuk memperoleh informasi yang ingin diketahui sesuai dengan tujuan penelitian sedangkan, 2. Data Skunder Data Skunder adalah data yang diperoleh dari Puskemas Isaq Kecamatan Linge Kabupaten Aceh Tengah. Berdasarkan data di atas dapat dilihat bahwa pengetahuan bidan tentang pemberian vitamin K, mayoritass berada pada kategori baik yaitu sebanyak 17 responden (56,7) 2. Penyediaan Obat Vitamin K G. Analisa Data 1. Univariat Analisa data Univariat yaitu untuk mengetahui distribusi frekuensi variabel penelitian, dan mencari presentase pada setiap variabel degan memakai rumus (Arikunto, 2006) 2. Bivariat Untuk megukur hubungan antara variabel Dependent dengan variabel independent. Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Penyediaan Obat Vit K di Wilayah Puskesmas Isaq Kecamatan Linge Kabupaten Aceh Tengah Tahun 2012 No Penyediaan Frekuensi % Obat 1 Ada 14 46,7 2 Tidak 16 53,3 30 100 Jumlah Sumber : Data Primer (Diolah,2012) III. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Berdasarkan hasil penelitianyang dilakukan pada tanggal 24 April s/d 2 Mei 2012tentang Pengetahuan bidan dengan penyediaan obat di wilayah kerja puskesmas Isaq Kecamatan Linge Kabupaten Aceh Tengah.dengan jumlah sampel 30 orang tua batita.pengumpulan data dengan cara pengisian kuisioner yang terdiri dari 18pertanyaan, maka hasil penelitian ini disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut : 1. Pengetahuan Tabel di atasmenunjukkan bahwa sebagian besar bidan yang tidak menyediakan obat yakni berjumlah 16 responden (53,3%) 3. Pemberian Vitamin K Distribusi Frekuensi Pemberian Vitamin K di Wilayah Puskesmas Isaq Kecamatan LingeKabupaten Aceh Tengah Tahun 2012 No Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Bidan di Wilayah Puskesmas Isaq Kecamatan LingeKabupaten Aceh Tengah Tahun 2012 Tabel 4.3 Pemberian Obat Pengetahuan Frekuensi % 1 Baik 17 56,7 2 Kurang Baik 13 43,3 Jumlah 30 100 Sumber : Data Primer (Diolah,2012) % Vit K 1 Ada 14 46,7 2 Tidak 16 53,3 30 100 Jumlah No Frekuensi Sumber : Data Primer (Diolah,2012) Tabel di atas 4.3 menjelaskan bahwa sebagian besar bidan tidak memberikan obat vitamin K berjumlah 16 orang (53,3%) Analisa Tabulasi Silang 1.1 Pengetahuan Tabel 4.5.1 Tabulasi Silang Pengetahuan Bidan Terhadap Pemberian Vitamin K di Wilayah Puskesmas Isaq Kecamatan LingeKabupaten Aceh Tengah Tahun 2012 Pemberian Obat Vitamin K Pengetahu Ada Tdk Ada Jmh % an F % F % Baik 13 76,5 4 23,5 17 100 Kurang 1 7,7 12 92,3 13 100 Baik Total 14 46,7 16 53,3 30 100 Sumber : Data Primer (Diolah,2012) Berdasarkan Tabel diatas dapat dilihat hasil tabulasi silang antara pengetahuan bidan dengan pemberian vitamin K menujukkan bahwa dari 17 responden dengan pengetahuan baik yang memberikan vitamin K terdapat 13 (76,5%) responden dan yang tidak memberikan vitamin K berjumlah 4 (23,5%) responden. Sedangkan 13 responden berpengetahuan kurang yang tidak memerikan Vitamin K berjumlah 12 orang (92,3). 1.2 Penyediaan Obat Tabel 4.5.2 Tabulasi Silang Penyediaan Obat Pada Bayi Baru Lahir Terhadap Pemberian Vitamin K di Wilayah Puskesmas Isaq Kecamatan LingeKabupaten Aceh Tengah ahun 2012 Pemberian Obat Jmh Vitamin K Pengetah % Ada Tdk Ada uan F % F % Ada 13 92,9 1 7,1 14 100 Tidak 1 6,3 15 93,8 16 100 Total 14 46,7 16 53,3 30 100 Sumber : Data Primer (Diolah,2012) P Val ue 0,000 Berdasarkan Tabel diatas dapat dilihat hasil tabulasi silang antara penyediaan obat pada bayi baru ahir terhadap pemberian vitamin K menujukkan bahwa dari 16 responden dengan penyediaan obat memberikan obat vitamin K berjumlah 13 (92,9) dan yang tidak memberikan yakni 1 orang (7,1%) sedangkan penyediaan obat tidak ada yang memberikan obat vitamin K berjumlah 15 (93,8%) dan ada memberikan vitamin K berjumah 1 (6,3%) P B. Pembahasan Va lue 1. Hubungan Pengetahuan Bidan terhadap Pemberian Vitamin K pada 0,000 Bayi Baru Lahir Hasil penelitian menujukkan bahwa dari 17 responden dengan pengetahuan baik yang memberikan vitamin K berjumlah 13 (76,5%) dan yang tidak memberikan vitamin K berjumlah 4 (23,5%) .Sedangkan 13 responden berpengetahuan kurang yang tidak memberikan Vitamin K berjumlah 12 orang (92,3). Hasil analisis statistik dengan menggunakan uji Chi Square Test juga mengatakan bahwa nilai P=0,000<0,05, hal ini berarti ada hubungan pengetahuan Bidan terhadap pemberian vitamin K. Menurut notoatmodjo (2005) mengatakan pengetahuan adalah hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Pengetahuan berarti apa yang diketahui dan dimengerti sesudah melihat menyakinkan mengalami atau diajar. Menurut asumsi peneliti bidan dengan pengetahuan baik maka pemberian vitamin K dilakukan dengan sesuai standar pelayanan bayi baru lahir. Karena Vitamin K merupakan bahan pembentuk faktor pembekuan darah. Karena itu sangat berperan penting dalam proses pembekuan darah. Kekurangan vitamin K dapat memperpanjang proses pembekuan darah pada kulit, selaput lender, dan organ lain dalam tubuh. 2. Hubungan Penyediaan Obat Vitamin K Pada Bayi Baru Lahir terhadap Pemberian Vitamin K pada Bayi Baru Lahir Hasil Penelitian menujukkan bahwa dari 16 responden dengan penyediaan obat memberikan obat vitamin K berjumlah 13 (92,9) dan yang tidak memberikan yakni 1 orang (7,1%) sedangkan penyediaan obat tidak ada yang memberikan obat vitamin K berjumlah 15 (93,8%) dan ada memberikan vitamin K berjumah 1 (6,3%) Hasil analisis statistik dengan menggunakan uji Chi Square Test juga mengatakan bahwa nilai P=0,000<0,05, hal ini berarti ada hubungan pengetahuan Bidan terhadap pemberian vitamin K Sedangkan menurut admin (2011) Terjadinya ketidakcukupan obat atau penyediaan stok obat yang berlebihan merupakan suatu masalah yang sering dijumpai di Puskesmas, dimana masalah tersebut bukan hanya di pengaruhi oleh faktor dana tetapi juga dipengaruhi oleh proses pengelolaan obat yang meliputi perencanaan permintaan atau pengadaan dan penyediaan obat, tentu hal ini akan sangat memberatkan pasien yang kebayakan adalah kurang mampu terutama pada ibi yang memiliki bayi baru lahir di daerah terpencil, hanya sebagian kecil yang mendapatkan vitamin K karena ketersediaan stok obat. Menurut asumsi peneliti penyediaan obat di wilayah kerja puskesmas Isaq tidak mencukupi karena kurang stok obat. Sehingga bidan sulit menyediakan obat vitamin K yang seharusnya diberikan pada setiap bayi baru lahir. Terjadinya ketidakcukupan obat atau penyediaan stok obat merupakan suatu masalah yang sering dijumpai di Puskesmas, dimana masalah tersebut bukan hanya di pengaruhi oleh faktor dana tetapi juga dipengaruhi oleh proses pengelolaan obat yang meliputi perencanaan permintaan atau pengadaan dan penyediaan obat, tentu hal ini akan sangat memberatkan pasien yang kebayakan adalah kurang mampu terutama pada ibu yang memiliki bayi baru lahir di daerah terpencil, hanya sebagian kecil yang mendapatkan vitamin K karena ketersediaan stok obat. III. PENUTUP 1. Kesimpulan a. Pengetahuan bidan mempengaruhi pemberian vitamin K pada bayi baru lahir di wilayah kerja Puskesmas Isaq Kecamatan Linge Kabupaten Aceh Tengah tahun 2012. b. Penyedian obat mempengaruhi pemberian vitamin K pada bayi baru lahir di wilayah kerja Puskesmas Isaq Kecamatan Linge Kabupaten Aceh Tengah tahun 2012. 2. Saran a. Kepada Bidan Koordinator agar dapat memberikan pelatihan dan penyuluhan tentang pentingnya pemberian vitamin K pada bayi baru lahir. b. Kepada peneliti selanjutnya agar dapat meneliti tentang faktor-faktor yang mempengaruhi pemberian vitamin K DAFTAR PUSTAKA Anonymous. 2002. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, Edisi I, Jakarta : YBPSP Alimul Aziz H. 2003. Riset Keperawatan Jakarta : Penerbit Salemba Medika, Budiarto, E SKM, Metode Penelitian Kedokteran, EGC, 2012. Depkes, RI, 2006, Rekomendasi Propilaksis Vitamin K pada Bayi Baru Lahir . Depkes. RI, JHPiego (MNH) Asuhan 2005. Persalinan normal. Jakarta. Penerbit Jaringan Nasional Pelatihan Klinik Kesehatan Reproduksi Depkes. RI, 2007. Profil Kesehatan. dikutip tanggal 13 Mei 2007. http:www//digilib.Itb.ac.id/gdl.phd? mod:browse&node:20186. Kompas, 2007. Opini. dikutip tanggal 13 Mei 2007. http://www.Kompas.Com/KompasCetak/0601/14/Opini/2361025.Htm. Kountur, Roni, (2003) Metode Penelitian Untuk Penulisan Skripsi dan Tesis, Jakarta : PPM, anggota IKAPI, Notoadmodjo. 2003, Ilmu Kesehatan Masyarakat . Jakarta : Rineka Cipta, 2005. Metodelogi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta,. . 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Prilaku : PT Rineka Cipta, Nursalam. 2003. Konsep dan Penerapan Metodelogi Penelitian Ilmu Keperawatan. Edisi pertama. Jakarta : Salemba Medika, Purwanto, Heri. 1994. Pengantar Statistik Keperawatan. Jakarta : EGC, Saifudi, 2007. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonnatal, Jakarta Sedarmayanti, 2002. Metodelogi Penelitian, Bandung : Mandar Maju