ANALISIS MODEL PEMBELAJARAN PANCASILA DI SMK CENDEKIA MADIUN Wawan Kokotiasa, Budiyono* Abstrak S ering kali Sekolah mengalami kebingungan dalam menerapkan model pembelajaran, pada hal banyak model pembelajaran yang berkembang pesat seiring dengan kemajuan dunia pendidikan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tentang model pembelajaran Pancasila di SMK Cendekia Madiun. Lebih spesifik adalah untuk memperoleh gambaran yang komprehensif bagaimana kelebihan dan kekurangan praktek-praktek pembelajaran tersebut. Harapannya penelitian ini mampu menghasilkan rekomendasi konstruktif tentang pembelajaran Pancasila yang ideal di SMK Cendekia Madiun. Disamping itu keluarannya adalah untuk menjadikan sumber inspirasi dan referensi Pendidikan Pancasila yang kontekstual . Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif kualitatif. Metode yang dipakai untuk menghasilkan penelitian yang holistik adalah dengan cara menggali informasi sedalam dalamnya tentang model pembelajaran Pancasila di SMK Cendekia Madiun. Pengumpulan data primer dilakukan dengan teknik wawancara mendalam dan observasi langsung. Temuan dari penelitian ini menunjukkan bahwa, model pembelajaran berbasis permasalahan (problem base learning) sangat tepat diterapkan dalam pembelajaran Pancasila di SMK Cendekia Madiun. Dengan model pembelajaran ini merangsang peserta didik untuk belajar melalui berbagai permasalahan nyata dalam kehidupan sehari-hari dikaitkan dengan pengetahuan yang telah atau akan dipelajarinya. Pancasila adalah mata pelajaran yang senantiasa mengikuti pembaharuan-pembaharuan perkembangan kehidupan berbangsa dan bernegara. Oleh karena itu dengan metode yang tepat, yakni PBL maka siswa dituntut untuk berpikir aktif dan senantiasa mengembangkan kemampuan dalam memahami berbagai masalah yang ada disekitar yang terkait dengan materi pelajaran yang dipelajarinya. Terlebih pada kurikulum 2013 ini siswa dituntut untuk lebih berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran. PBL melibatkan peserta didik dalam proses pembelajaran yang aktif, kolaboratif, berpusat kepada peserta didik, yang mengembangkan kemampuan pemecahan masalah dan kemampuan belajar mandiri yang diperlukan untuk menghadapi tantangan dalam kehidupan dan karier, dalam lingkungan yang bertambah kompleks sekarang ini. Pembelajaran Berbasis Masalah dapat pula dimulai dengan melakukan kerja kelompok antar peserta didik. peserta didik menyelidiki. 41 41 PBL melibatkan peserta didik dalam proses pembelajaran yang aktif, kolaboratif, berpusat kepada peserta didik, yang mengembangkan kemampuan pemecahan masalah dan kemampuan belajar mandiri yang diperlukan untuk menghadapi tantangan dalam kehidupan dan karier, dalam lingkungan yang bertambah kompleks sekarang ini. Pembelajaran Berbasis Masalah dapat pula dimulai dengan melakukan kerja kelompok antar peserta didik. peserta didik menyelidiki sendiri, menemukan permasalahan, kemudian menyelesaikan masalahnya di bawah petunjuk fasilitator (guru). Kata Kunci : Model pembelajaran Problem Base learning *Dosen Prodi PPKn IKIP PGRI Madiun 42 kompleksitas masalah yang mendera PENDAHULUAN Dewasa ini bangsa Indonesia mengalami beragam masalah yang bangsa Indonesia dapat segera mendapatkan jalan keluarnya. begitu komplek. Mulai maraknya Mengacu pada kasus korupsi, krisis keteladanan dari kami para pemimpin, persoalan ekonomi Aktualisasi Nilai-Nilai yang belum tuntas, kemiskinan dan (Mencari Model ketidakadilan, Pancasila di Perguruan Tinggi Kota yang konflik melibatkan perkelahian horisontal warga pelajar Madiun) yang berjudul Pancasila Pendidikan diperoleh beberapa dan kesimpulan sebagai berikut : 1) mahasiswa. Fenomena tersebut tentu Eksistensi Pancasila yang vital dan membutuhkan solusi agar bangsa ini strategis bagi negara dan bangsa tidak terjerembab dalam situasi yang Indonesia harus direvitalisasi oleh sulit. Tawaran solusi yang patut segena komponen bangsa. Tanggung diperhitungkan jawab untuk merevitalisasi bukan krisis antar hingga sebelumnya penelitian untuk multidimensi mengatasi ini adalah hanya sekedartanggung jawab kembali menempatkan pancasila agar pemimpin semata, tetapi juga harus berperan melibatkan partisipasi yang luas dan lebih signifikan dalam konteks kehidupan berbangsa dan kesadaran bernegara. masyarakat. Memang sejak awal reformasi eksistensi pancasila agak Pancasila terpinggirkan untuk dalam wacanan yang tinggi 2) dari Merevitalisasi memiliki arti menumbuhkan penting, kesadaran dominan bangsa ini. Banyak yang bersama agar Pancasila kembali terlena dengan euforia reformasi menjadi dasar maupun yang kebablasan. Karena itu seiring orientasi dalam kehidupan berbangsa dengan kesadaran dan bernegara. 3) Model yang tepat berbangsa dan bernegara, pancasila dan relevan dengan situasi dan dirindukan kemabli oleh bangsa ini kondisi untuk mengaktualisasikan pancasila adalah tergerusnya menjadi kompas agar saat negara ini dalam 43 melalui mekanisme melalui media tersedia. 4) Pendidikan sosialisasi dan saran Sedangkan Pancasila mengedepankan yang bangsa Indonesia. Disamping itu model Pancasila merupakan tuntunan yang seharusnya proses adalah manifestasi dari kepribadian dialetika dinamis, seperti Bung Karno sebagai “leidster” menyebutkan dalam melakukan internalisasi nilai- bintang pimpinan, kearah mana nilai Pancasila. bangsa dan negara Indonesia harus digerakkan. Dalam sidang BPUPKI pada Tentang Arti Pancasila Istilah Pancasila berasal dari tanggal 1 Juni, Bung Karno bahasa Sansekerta yang terdiri dari merumuskan Pancasila, yang dikenal dua suku kata yaitu panca berarti juga lima dan sila berarti dasar atau azas. Pancasila, dan mengusulkan agar Pancasila berarti lima dasar atau lima negara Indonesia yang akan didirikan azas. inilah itu ditegakkan diatas kelima sila Republik yang telah digalinya itu, dengan Diatas berdirinya lima dasar Negara sebagai pidato Indonesia. Pancasila dipilih menjadi suara dasar negara karena Pancasila sesuai Pancasila sebagai dasar negara yang dengan alam kejiwaan bangsa kita kekal abadi yang oleh Bung Karno sendiri, seperti apa yang pernah sendiri dikatakan oleh Bung Karno “ sudah grondslag, dengan rumusan sebagai jelas kalau kita mau mencari dasar berikut: yang statis, maka dasar yang statis 1. Kebangsaan itu haruslah terdiri dari elemenelemen yang ada jiwa Indonesia” Ernest Renan mengatakan bahwa bulat lahirnya sidang disebut menerima philosophis Indonesia atau Nasionalisme 2. Internasionalisme atau Perikemanusiaan “setiap bangsa mempunyai suatu 3. Mufakat atau Demokrasi jiwa “ (une nation, est une ame). 4. Kesejahteraan Sosial Bangsa Indonesia mempunyai satu 5. Ketuhanan yang berkebudayaan jiwa yang disebut kepribadian bangsa Indonesia. Tegasnya Pancasila Kemudian menugaskan panitia BPUPKI 9 untuk 44 menyusun rancangan pembukaan 4. Kerakyatan yang dipimpin oleh undang undang dasar pada tanggal hikmat 22 Juni 1945. Pada alenia 4 dari permusyawaratan/perwakilan rancangan pembukaan undang undang dasar tersebut dicantumkan. 5. Keadilan kebijaksanaan sosial dalam bagi seluruh sebagai dasar Indonesia pada rakyat Indonesia Pancasila dengan rumusan Pancasila (Piagam Jakarta) sebagai berikut : filsafati 1. Ketuhanan hakekatnya merupakan suatu nilai- dengan kewajiban negara menjalankan syariat Islam bagi nilai pemeluk-pemeluknya. Sebagai suatu dasar filsafat, sila-sila 2. Kemanusiaan yang adil dan beradab yang bersifat sistematis. dalam Pancasila atau kelima sila yang ada di dalamnya merupakan 3. Persatuan Indonesia suatu sistem yaitu merupakan satu 4. Kerakyatan yang dipimpin oleh kesatuan yang bulat, hierarkis dan hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan 5. Keadilan sosial bagi terpisah pisah melainkan memiliki seluruh rakyat Indonesia Dalam sistematis, maka kelima sila bukan makna yang utuh yang merupakan sistim nilai (Kaelan,2000:98). Hal ini sidangnya pada sesuai dengan pengertian tanggal 18 Agustus 1945 PPKI, telah sebelumnya bahwa dasar negara berhasil mengesahkan UUD 1945. terkandung didalamnya seperangkat Pada bagian pembukaan UUD 1945 nilai. Nilai adalah sesuatu yang alinea 4 terdapat rumusan Pancasila berharga, yang secara konstitusional sah dan memperkaya batin, dan menyadarkan benar sebagai dasar negara Republik manusia Indonesia, berbunyi sebagai berikut : martabatnya. Nilai berfungsi pada 1. Ketuhanan Yang Maha Esa budi yang berfungsi mendorong dan 2. Kemanusiaan yang beradab 3. Persatuan Indonesia adil dan berguna, akan indah, harkat dan mengarahkan sikap dan perilaku manusia. Alport dalam (Syahrial 2011:33) mengidentifikasi nilai-nilai yang terdapat dalam kehidupan 45 masyarakat pada enam macam, yaitu terhadap Tuhan. Nilai religi ini nilai teori, nilai ekonomi, nilai berhubungan dengan estetika, nilai sosial, nilai politik dan penghayatan yang nilai transedental dalam religi. Notonegoro dalam nilai bersifat usaha (Syahrial 2011:34) membagi nilai manusia untuk memahami arti dalam tiga kategori yaitu sebagai dan berikut: dunia. Nilai ini berfungsi sebagai a. Nilai material, yaitu segala makna di sumber moral yang dipercayai sesuatu yang berguna bagi unsur sebagai manusia Tuhan.Oleh b. Nilai vital, yaitu segala sesuatu kehadirannya rahmat dan karena ridha itu nilai berperan sebagai dasar pedoman yang berguna bagi manusia untuk yang melakukan aktivitas setiap manusia c. Nilai kerohanian, yaitu segala menentukan kehidupan Pancasila berisi lima nilai sesuatu yang berguna bagi rohani yang merupakan nilai manusia. Nilai kerohanian dapat fundamental dirinci menjadi empat macam berbangsa dan bernegara yaitu nilai yaitu sebagai berikut: ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, bagi dasar kehidupan 1) Nilai kebenaran yaitu bersumber kerakyatan, dan nilai keadilan. Nilai- pada unsur rasio manusia, budi nilai Pancasila merupakan rumusan dan cipta. ideal, bersifat das sollen dan cita-cita 2) Nilai keindahan yaitu bersumber pada unsur rasa atau intuisi. 3) Nilai moral yaitu bersumber pada yang harus diaktualisasikan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara. unsur kehendak manusia atau kemauan ((karsa, etika). 4) Nilai religi yaitu bersumber pada Pendidikan Pancasila Menurut John Dewey pendidikan sebagai nilai ketuhanan merupakan nilai (2008:136) kerohanian yang tertinggi dan proses dan sosialisasi. Lebih lanjut mutlak. Nilai ini bersumber pada pemikiran tokoh tersebut tentang keyakinan dan keimanan manusia asas belajar berasumsi bahwa setiap 46 anak didik memiliki dan mewujudkan suasana belajar dan kecerdasan yang merupakan potensi proses pembelajaran agar peserta kelebihan manusia dibanding dengan didik secara aktif mengembangkan makhluk lainnya. Dengan potensi potensi akal dan kecerdasan yang bersifat kekuatan kreatif dan dinamis tersebut, maka pengendalian setiap anak didik sesungguhnya telah kecerdasan, memiliki bekal untuk menghadapi ketrampilan yang diperlukan dirinya, dan masyarakat, bangsa, negara. memecahkan akal masalah yang dirinya untuk spiritual memiliki keagamaan, diri, kepribadian, akhlak mulia, serta dihadapinya. Dengan potensi akal Aktualisasi Pancasila melalui dan kecerdasan itu seorang anak pendidikan merupakan salah satu didik dapat berkembang dan menjadi jalur yang tepat dari implementasi individu yang aktif, kreatif dan dan dinamis Pancasila dalam menghadapi lingkungannya. dalam sebagaimana kehidupan oleh Fuad Hasan sebagaimana dikemukakan oleh Fuad Hasan (dalam Tonny widiastono (dalam Tonny widiastono 2004 : 55) 2004 merupakan pembudayaan demi nilai-nilai berbangsa dan bernegara. Pendidikan Pendidikan dikemukakan menanamkan ikhtiar peradaban pembudayaan manusia. Maka : 55) merupakan demi ikhtiar peradaban manusia. Maka pendidikan tidak pendidikan tidak hanya merupakan hanya prakarsa bagi terjadinya pengalihan terjadinya pengalihan pengetahuan pengetahuan dan dan ketrampilan merupakan ketrampilan prakarsa (transfer bagi of (transfer of knowledge and skills) knowledge and skills) tetapi juga tetapi juga meliputi pengalihan nilai- meliputi nilai budaya dan norma norma sosial budaya dan norma norma sosial (transmission of cultural values and (transmission of cultural values and social norms). social norms). UU SISDIKNAS No.20 Tahun Pendidikan 2003 pengalihan Melalui nilai-nilai pendidikan adalah Pancasila, peserta didik diharapkan usaha sadar dan terencana untuk akan lebih dahulu menjadi manusia 47 Indonesia sebelum memiliki dan menguasai, menerapkan ilmu Berdasar pada Pasal 9 Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun pengetahuan dan teknologi yang 2005 dipelajarinya. negara Pendidikan dapat dinyatakan, Indonesia diharapkan unggul dalam kompetensi dari perkuliahan penguasaan ipteks, Pendidikan Pancasila kehilangan jati Warga namun tidak dirinya, apalagi tentang mahasiswa Standar memiliki Nasional adalah kepribadian tercerabut dari akar budaya bangsa yang bersumberkan pada nilai luhur dan budaya bangsa dalam mendukung keimanannya. (Winarno 2012:15). Hasil kesepakatan profesi dan latar belakang Bandung perihal pendidikan keilmuannya. Pancasila sebagai pendidikan merujuk pada Surat Edaran (SE) Selanjutnya, kebangsaan tahun 2009 menyatakan Direktur bahwa kompetensi dasar yang harus Tinggi, dicapai dari pendidikan Pancasila 914/E/T/2011, tertanggal 30 Juni sebagai 2011 pendidikan kebangsaan, sebagai berikut : a. Memiliki integral, (Jenderal jika Kemdiknas tentang No. Penyelenggaraan Perkuliahan Pendidikan Pancasila di wawasan dan holistik, komprehensif Perguruan Tinggi, diharapkan negara. Pancasila peserta bersedia sebagai rujukan Pancasila dapat mengantarkan berbagai tantangan kehidupan diri, masyarakat, bangsa dan bangsa. Kemampuan menjawab negara ke arah kemajuan yang tantangan lebih baik. dilandasai pula oleh kemampuan menegakkan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara berdasarkan Pancasila. profesional upaya dan inspirasi kemampuan bagi menjadikan bahwa c. Memiliki kesadaran maka didik yang mempelajari Pancasila tentang Pancasila sebagai dasar b. Memiliki Pendidikan tersebut dan menjawab tentu latar saja belakang keilmuan. Berbagai upaya dalam rangka aktualisasi dilakukan pendidikan melalui Pancasila seminar dan 48 lokakarya oleh para pakar seperti method, M.Noor Syam (Program pendidikan designed to achieves a particular Pancasila di Perguruan Tinggi dalam educational era reformasi), Winarno Surachmad 1976).Jadi, dengan demikian strategi (Pendidikan Pancasila pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai yang Hendy perencanaan yang berisi tentang integral rangkaian kegiatan yang didesain partisipatif pendidikan Pancasila), untuk mencapai tujuan pendidikan Ajar Triharso (Pendidikan Pancasila tertentu. mengindonesiakan), Tedjonagoro partisipatif (Metode Siswono series of activities goal \J. R. David, Yudo Kemp (1995) menjelaskan wawasan bahwa strategi pembeiajaran adalah rangka suatu kegiatan pembelajaran yang meneguhkan NKRI). Muara dari harus dikerjakan guru dan siswa agar berbagai ide para pakar itu adalah tujuan pembelajaran dapat dicapai agar Pancasila dapat kokoh dan tegak secara efektif dan efisien. Senada sebagai salah satu pilar bangsa dengan pendapat di atas, Dick and disamping UUD Carey (1985) juga menyebutkan Tunggal Ika, Husodo P3), or (Reaktualisasi kebangsaan dalam 45, Bhinneka NKRI, maka bahwa strategi pembelajaran itu Implementasi nilai-nilai Pancasila itu adalah suatu set materi dan prosedur perlu dilakukan dengan memperkuat pembelajaran yang digunakan secara kembali fundamen etis dan karakter bersama-sama untuk menimbulkan bangsa berdasarkan hasil belajar pada siswa. falsafah dan pandangan bangsa Indonesia.(Yudi Latif, Kompas 29/3/11). behasil bagaimana yang sudah disusun dalam kegiatan diperlukan nyata agar tujuan yang telah disusun strategi pembelajaran dan metode tercapai secara optimal, ini yang untuk merealisasi strategi yang telah dinamakan ditetapkan. beraru, metode digunakan untuk Dalam maka sekarang upaya mengimplementasikan rencana Agar pendidikan Pancasila dapat Nah, dunia dengan metode. Ini pendidikan, merealisasikan strategi yang telah strategi diartikan sebagai a plan, ditetapkan, Dengan demikian, bisa 49 terjadi satu strategi pembelajaran metode digunakan metode. digunakan dapat bersumber atau melaksanakan tergantung dari pendekatan tertentu. beberapa Misalnya, untuk pembelajaran strategj ekspositon bisa digunakan Roy metode ceramah sekaligus metode mencatat ada dua pendekatan dalam tanya jawab atau bahkan diskusi pembelajaran, yaitu pendekatan yang dengan memanfaatkan sumber daya berpusat pada guru (teacher-centred vang termasuk approaches) dan pendekatan yang menggunakan media pembelajaran. berpusat pada siswa (student-centred Oleh karenanya, strategi berbeda approaches). dengan metode. Strategi menunjuk berpusat pada guru menurunkan pada untuk strategi se-dangkan (direct tersedia sebuah mencapai perencanaan sesuatu, Killen (1998) yang misalnya, Pendekatan pembelajaran instruction), yang langsung metode adalah cara yang dapat deduktif digunakan melak-sanakan ekspositori. Sedangkan, pendekatan strategi. Dengan kata lain, strategi pembelajaran yang berpusat pada adalah apian of operation achieving siswa something; sedangkan metode adalah pembelajaran discovery dan inkuiri a way in achieving something. serta strategi pembelajaran induktif. untuk Istilah lain yang atau pembelajaran pembelajaran menurunkan strategi juga Dari penjelasan di atas, maka memiliki kemiripan dengan strategi dapat ditentukan bahwa suatu strategi adalah (approach). pembelajaran yang diterapkan guru Sebenarnya pendekatan berbeda baik akan tergantung pada pendekatan dengan strategi maupun metode. yang Pendekatan dapat diartikan sebagai bagaimana menjalankan strategi itu titik tolak atau sudut pandang kica dapat ditetapkan berbagai metcxie terhadap proses pembelajaran. Istilah pembelajaran. pendekatan kepada menjalankan metode pembelajaran pandangan tentang terjadinya suatu guru dapat menentukan teknik yang proses yang sifatnya masih sangat dianggapnya relevan dengan metode, umum. Oleh karenanya strategi dan dan penggunaan teknik itu setiap pendekatan merujuk digunakan; Dalam sedangkan upaya 50 guru memiliki taktik yang mungkin pencapaian berbeda attainment), dll. antara guru yang satu dengan yang lain. konsep (concept b. Model Personal (Personal Model) Model personal merupakan model yang membangkitkan siswa agar Model Pembelajaran Joyce dan Weil (1986) dapat model memiliki kesadaran terhadap tugas pembelajaran dalam empat kategori, dan tang-gung jawabnya. Model yaitu: pembelajaran mengelompokkan (1) model pengolahan belajar secara mandiri, personal tersebut informasi, (2) model personal, (3) antara lain diterapkan dengan metode model sosial dan (4) model sistem pengajaran perilaku. directive learning), latihan kesadaran a. Model Pengolahan Informasi (the (awareness training), dll. Secara Information Processing Model) lebih kongkret, model pembelajaran tanpa Model-model yang termasuk dalam personal antara kelompok dengan metode pengolahan menitikberatkan informasi pada cara arahan lain (non diterapkan pembelajaran berbantuan modul dan e-learning. memperkuat dorongan internal (dari c. Model Sosial (Social Model) dalam diri sendiri) untuk memahami Model pembelajaran ini mengacu dunia menggali, pada model pembelajaran kelompok mengorganisasikan data, merasakan yang melibatkan kerjasama antar ada masalah, mengupayakan cara personal. Model pembelajaran dapat untuk dan dilaksanakan dalam bentuk model belajarnya pembelajaran cooperative atau colla- secara lisan atau tertulis. Beberapa borative. Metode pembelajaran yang metode mendukung dengan mengatasinya mengungkapkan mendukung cara hasil pembelajaran pelaksanaan yang model tersebut penerapan antara model lain: metode kelompok (group pembelajaran pengolahan informasi investigasi antara lain: problem based learning, investigation), inquiry dan discovery, memorization, (roleplaying), peer teaching, diskusi bermain peran dll. 51 d. Model Sistem Perilaku (Behavioral Systems) Model pembelajaran organisasi tertentu dalam kehidupan sehari-hari yang diharapkan dapat ini dikenal menghasilkan suatu deskripsi tentang sebagai model modifikasi perilaku ucapan, tulisan, atau perilaku yang dalam hubungannya dengan respon diamati terhadap tugas-tugas yang diberikan. (Basrowi, 2002). Menggali informasi Kegiatan belajar berorientasi pada yang mendalam perubahan perilaku yang tadinya model pembelajaran Pancasila di tidak bisa menjadi bisa atau tidak SMK Cendekia Madiun. tahu menjadi tahu, dsb. Model pembelajaran dalam banyak mata diterapkan pelajaran praktik. dalam seting tertentu. tentang Model analisis Pembelajaran Pancasila adalah kerangka kerja struktural yang digunakan sebagai Metode pembelajaran yang termasuk pemandu ke dalam kelompok model sistem lingkungan dan aktifitas belajar yang perilaku ini antara lain: belajar tuntas kondusif. (mastery learning), (competence based pembelajaran langsung CBT training), (direct untuk mengembangkan Sedangkan pendidikan Pancasila adalah model, pola dan sistem yang dipakai untuk instruction), model kontrol dm, drill, merevitalisasi dan mengaktulasikan dsb. Dalam penerapan model sistem nilai-nilai Pancasila agar dapat perilaku, guru dapat menggunakan diterapkan secara massif oleh metode tutorial dengan membimbing masyakat siswa sampai mencapai tujuan Cendekia Madiun. khususnya Sampel di informan SMK dipilih secara selektif dan dilakukan secara METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang kami mengalir dengan penyesuaian lakukan adalah tergolong penelitian berkelanjutan dipusatkan pada fokus deskriptif kualitatif. Karakter khusus studi. Pemilihan penelitian berupaya berkembang keunikan individu, kebutuhan dan kemantapan peneliti masyarakat dan/atau dalam memperoleh data. Informan mengungkap kelompok, kualitatif informan dapat sesuai dengan 52 dipilih berdasarkan informan terkait keterlibatan dengan tema penelitian. pengumpulan data dengan teknik yang lain, dan triangulasi peneliti, yaitu membandingkan data yang Data yang dibutuhkan adalah dari sumber primer dan sekunder. diperoleh fakta di lokasi penelitian tim peneliti dengan anggota peneliti yang lain. Data primer yang berupa keterangan atau anggota Analisis dengan data metode dilakukan analisis data diperoleh dari informan, dan kualitatif. Analisis data ditujukan peristiwa atau aktivitas. Data pada data-data yang sifatnya kualitas sekunder berupa dokumen dan arsip dan sifat yang nyata diterapkan di tentang objek penelitian, baik berupa lokasi penelitian. Ada dua cara yang dokumen buku-buku digunakan dalam penelitian ini, yaitu sumber pembelajaran maupun data analisis isi dan analisis interaktif. lain yang terkait, seperti majalah dan Untuk data dokumen dan arsip surat khabar. digunakan analisis isi, sedangkan kurikulum, Pengumpulan data primer untuk data hasil wawancara dan dilakukan dengan teknik wawancara observasi digunakan mendalam dan observasi langsung. interaktif, Wawancara dilakukan melalui dua Milles dan Huberman (1996). seperti analisis dikemukakan pendekatan yakni tak terstruktur dan wawancara Mulyana, terstruktur.(Deddy 2002). Wawancara dilakukan khusus dengan guru yang HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Model Pembelajaran Pancasila Model kompeten dengan tema penelitian ini. Validasi data dilakukan melalui teknik triangulasi sumber, yaitu dengan cara membandingkan data dari satu sumber data yang satu dengan sumber data yang lain, triangulasi teknik, yaitu pembelajaran merupakan gambaran menyeluruh dari berbagai teknik dan prosedur yang menjadi didalamnya. Di bagian SMK penting Cendekia kegiatan belajar mengajar pendidikan Pancasila terintegrasi dalam mata membandingkan data dari satu teknik 53 pelajaran Pendidikan Pancasila dan lingkungan Kewarganegaraan. pembelajaran berlangsung. Model Pancasila yang mengacu pada tempat proses pembelajaran Materi yang dipelajari dalam dikembangkan pembelajaran Pendidikan Pancasila upaya untuk dan Kewraganegaraan cukuplah memenuhi kebutuhan dan keinginan banyak, namum fakta dilingkungan para siswa dalam kegiatan belajar sekitar baik secara sempit maupun mengajar. secara luas jauh lebih banyak dan Pendidikan Pancasila dan komlpleks. Sehingga hal ini dapat Kewarganegaran merupakan salah dijadikan contoh langsung secara satu mata pelajaran di sekolah yang nyata bagi siswa sekaligus menjadi bertujuan bidang kajian yang menarik untuk untuk kecerdasan mengembangkan warga dalam memperluas pengetahuan, mengasah dimensi spiritual, rasional, emosional pikiran dan memahami diri untuk dan menjadi warga negara yang baik. sosial, tanggung jawab negara mengembangkan sebagai warga Berdasarkan Permendikbud negara serta mengembangkan anak Nomor 65 Tahun tentang Standar didik berpartisipasi sebagai warga Proses, model pembelajaran yang negara supaya menjadi warga negara diutamakan yang baik. Kurikulum Memperhatikan sedemikian Learning), dalam Discovery Pancasila dan Pendidikan 2013 implementasi adalah model pembelajaran Inkuiri (Inquiry Based penting tujuan pembelajaran, maka pembelajaran dalam model (Discovery pembelajaran Learning), Kewarganegaraan model pembelajaran berbasis projek harus benar-benar dipilih metode (Project Based Learning), dan model yang tepat. Proses pembelajaran pembelajaran berbasis permasalahan yang tepat melibatkan tiga kelompok (Problem Based Learning). utama yaitu: guru, siswa dan materi Berdasarkan yang model-model pelajaran. Interaksi antara ketiga pembelajaran ada, model unsur itu memerlukan sarana dan pra pembelajaran berbasis permasalahan sarana, seperti metode, media dan (Problem Based Learning) atau yang 54 sering disingkat dengan nama PBL John Dewey (dalam Trianto, sangat tepat untuk diterapkan dalam 2009: pembelajaran Pancasila di SMK berdasarkan masalah adalah interaksi Cendekia Madiun. antara PBL adalah pembelajaran yang merangsang peserta belajar 91) mengatakan stimulus belajar dan respon, model merupakan hubungan antara dua arah bertujuan belajar dan lingkungan. Lingkungan didik melalui untuk memberikan masukan kepada peserta berbagai didik berupa bantuan dan masalah, permasalahan nyata dalam kehidupan sedangkan sehari-hari dengan berfungsi menafsirkan bantuan itu pengetahuan yang telah atau akan secara efektif sehingga masalah yang dipelajarinya. mengetahui dihadapi dapat diselidiki, dinilai, bahwa mata pelajaran Pendidikan dianalisis, serta dicari pemecahannya Pancasila dengan baik. dikaitkan dan Kita Kewarganegaraan sistem saraf otak bukanlah mata pelajaran yang statis, PBL melibatkan peserta didik dalam arti mata pelajaran Pendidikan dalam proses pembelajaran yang Pancasila Kewarganegaraan aktif, kolaboratif, berpusat kepada pelajaran yang peserta didik, yang mengembangkan senantiasa mengikuti pembaharuan- kemampuan pemecahan masalah dan pembaharuan kemampuan belajar mandiri yang adalah dan mata perkembangan kehidupan berbangsa dan bernegara. diperlukan untuk Oleh karena itu dengan metode yang tantangan tepat, yakni PBL maka siswa dituntut karier, untuk berpikir aktif dan senantiasa bertambah kompleks sekarang ini. mengembangkan kemampuan dalam Pembelajaran memahami berbagai masalah yang dapat ada disekitar yang terkait dengan melakukan kerja kelompok antar materi pelajaran yang dipelajarinya. peserta Terlebih pada kurikulum 2013 ini menyelidiki siswa dituntut untuk lebih berperan permasalahan, dalam dalam pula didik. menghadapi kehidupan lingkungan dan yang Berbasis Masalah dimulai dengan peserta sendiri, didik menemukan kemudian aktif dalam kegiatan pembelajaran. 55 menyelesaikan masalahnya di bawah masalah yang ada disekitar yang petunjuk fasilitator (guru). terkait dengan materi pelajaran yang dipelajarinya. Terlebih pada kurikulum 2013 ini siswa dituntut KESIMPULAN 1. Model pembelajaran adalah kerangka kerja struktural yang dapat digunakan untuk lebih berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran. sebagai pemandu untuk mengembangkan lingkungan dan aktifitas belajar SARAN yang kondusif. 1. Guru 2. Model Base Pembelajaran Learning Problem lebih tepat harus mampu mengoptimalkan waktu pembelajaran dan diterapkan dalam pembelajaran mengkondisikan Pancasila, karena dengan model untuk aktif dalam belajar serta pembelajaran membimbing peserta didik yang peserta ini didik merangsang untuk belajar melalui berbagai permasalahan nyata dalam kehidupan seharihari dikaitkan dengan peserta didik kurang mampu dalam kegiatan belajar mengajar. 2. Ruang belajar atau kelas perlu dilengkapi media pembelajaran pengetahuan yang telah atau akan seperti dipelajarinya. Pancasila adalah dapat membantu siswa dalam mata pelajaran yang senantiasa mengilustrasikan atau memberi mengikuti pembaharuan- gambaran nyata tentang sesuatu pembaharuan perkembangan masalah yang akan dipecahkan. kehidupan bernegara. berbangsa Oleh karena dan itu 3. Internet LCD proyektor sangat yang mendukung kegiatan belajar siswa untuk dengan metode yang tepat, yakni memperluas PBL maka siswa dituntut untuk pengetahuan berpikir aktif dan senantiasa memecahkan permasalahan. mengembangkan dalam memahami wawasan siswa dan dalam kemampuan berbagai 56 DAFTAR PUSTAKA Ali Muhdi (dkk), 2011, Merevitalisasi Pendidikan Pancasila, Surabaya : IAIN Sunal Ampel, Press. Ajar Triharso, 2007, Pendidikan Pancasila Partisipatif (P3), Makalah Semiloka Unesa Surabaya. Basrowi dan Sukidin,2002, Metode Penelitian Kualitatif, Perspektif Mikro, Surabaya, Insan Cendekia Dedy Mulyana, 2001, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung, Rosdakarya. Endang Mulyati Ningsih, 2011, Metode Penelitian Terapan Bidang Pendidikan, Bandung, Alfabeta M. Noor Syam, 2007, Program Pendidikan Pancasila di Perguruan Tinggi Dalam Era Reformasi, Seminar Lokakarya Unesa Surabaya. Miles and Hubermen,1996, Qualitative Data Analysis, A Sourcebook Of NewMethods, California, Sage Publication. Siswono Yudo Husodo, 2010, Reaktualisasi Wawasan Kebangsaan Dalam Rangka Meneguhkan NKRI, Makalah Sarasehan, Malang. Syahrial Syarbaini, 2011, Pendidikan Pancasila, Jakarta, Ghalia Indonesia. Tonny Widiastono, (ed), 2004, Pendidikan Manusia Indonesia, Penerbit Buku Kompas, Jakarta Winarno, 2012, Pendidikan Pancasila, Surakarta, Yuma Pustaka. Winarno Surakhmad, 2007, Pendidikan Pancasila Pendekatan Yang MengIndonesiakan, Makalah Seminar dan Lokakarya Pendidikan Pancasila, Unesa Surabaya. Wina Sanjaya, 2006, Strategi Pembelajaran, Jakarta, Prenada Media Group Yudi Latif, 2011, Negara Paripurna, Historisitas, Rasionalitas, dan Aktualitas Pancasila, Jakarta, Gramedia Pustaka Utama. 57