PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA

advertisement
PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA
PEGAWAI PADA KANTOR BANDAR UDARA WARIS
KABUPATEN KEEROM
HASBI MAJID.S.Sos.,M.Si
Dosen Pada Program studi Ilmu Administrasi Negara
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas YAPIS Papua
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menguji dan menganalisis pengaruh gaya kepemimpinan terhadap
kinerja pegawai pada kantor Bandar Udara Waris Kabupaten Keerom. Pengumpulan data dilakukan
melalui penyebaran kuesioner dan dilaksanakan pada 9 pegawai dan 4 pegawai kontrak kantor Bandar
Udara Waris Kabupaten Keerom. Analisis data pada penelitian ini menggunakan SPSS versi 16. Teknik
sampling yang digunakan adalah sampling jenuh dan teknik analisis data yang digunakan dalam
penelitian ini yaitu teknik analisis kuantitatif yakni analisis terhadap kedua variable yang dinyatakan
dalam frekuensi maupun dalam bentuk tabel dan analisis korelasi pearson product moment terhadap
hasil temuan.
Hasil analisis menunjukan bahwa gaya kepemimpinan berpengaruh positif dan signifikan
terhadap kinerja pegawai.
Kata kunci : Gaya Kepemimpinan dan Kinerja Pegawai
1. P E N D A H U L U A N
A. Latar Belakang
Pada
sebuah
organisasi
pemerintah,
kesuksesan atau kegagalan dalam pelaksanaan
tugas dan penyelenggaraan pemerintahan,
dipengaruhi
oleh
kepemimpinan,
melalui
kepemimpinan dan didukung oleh kapasitas
organisasi pemerintahan yang memadai, maka
penyelenggaraan tata pemerintahan yang baik akan
terwujud, sebaliknya kelemahan kepemimpinan
merupakan salah satu sebab keruntuhan kinerja
birokrasi (Istianto,2009: 2)
Kepemimpinan dapat dikatakan sebagai cara
pemimpin dalam mengarahkan, mendorong dan
mengatur seluruh unsure-unsur di dalam kelompok
atau organisasinya untuk mencapai suatu tujuan
organisasi yang diinginkan sehigga menghasilkan
kinerja pegawai yang maksimal. Dengan
meningkatnya kinerja pegawai berarti tercapainya
hasil kerja seseorang atau pegawai dalam
mewujudkan tujuannya organisasi.
Kepemimpinan merupakan faktor penting
dalam memberikan pengarahan kepada pegawai
apalagi pada saat-saat sekarang ini dimana semua
serba terbuka, maka kepemimpinan yang
dibutuhkan adalah kepemimpinan yang bisa
memperdayakan pegawainya. Kepemimpinan yang
bisa menumbuhkan rasa percaya diri para pegawai
dalam menjalankan tugasnya masing-masing.
Kepemimpinan adalah kemampuan seseorang
yang dapat mempengaruhi dan memotivasi orang
lain untuk melakukan sesuatu sesuai tujuan
bersama.
Kepemimpinan
meliputi
proses
mempengaruhi
dalam
menentukan
tujuan
organisasi, memotivasi perilaku pengikut untuk
mencapai
tujuan,
mempengaruhi
untuk
memperbaiki kelompok dan budayanya.
(http://emperordeva.wordpress.com/ab
aut/makalah-tentang-....)
Maju mundurnya, tertib tidaknya dan
sejahtera pegawai dalam instansi kantor Bandar
Udara Waris Kabupaten Keerom banyak
bergantung pada sikap dan kemampuan seorang
Kepala Bandar Udara Waris selaku pemimpin
didalam instansi kantor tersebut. Sebagai Kepala
Bandar Udara harus mengamati secara seksama
kehendak pegawainya dan apabila seorang Kepala
31
Bandar Udara menetukan hal yang sangat
meresahkan pegawainya maka sebagai pemimpin
perlu cepat mengatasinya. Dengan begitu dapat
disimpulkan bahwa Pemimpin adalah orang yang
mendapat amanah serta memiliki sifat, sikap, dan
gaya yang baik untuk mengurus atau mengatur
orang lain.
Berdasarkan survey pendahuluan, diperoleh
gambaran adanya faktor negatif yang dapat
menurunkan kinerja pegawai, diantaranya adalah
menurunnya keinginan pegawai untuk mencapai
prestasi kerja, kurangnya ketepatan waktu dalam
penyelesaian pekerjaan dan jam masuk kantor
sehingga kurang menaati peraturan dan tidak
adanya contoh yang harus dijadikan acuan dalam
pencapaian prestasi kerja yang baik. Semua itu
suatu kegiatan untuk mencapai tujuan bersama
dalam suatu organisasi. Motivasi juga dapat
memberikan sumbangan yang signifikan dalam
peningkatan kualitas pelayanan. Seperti teori
Maslow tentang motivasi adalah seperti kerucut,
manusia akan termotivasi apabila kebutuhan yang
menjadi sasaran hidup terpenuhi dengan baik
mulai dari kebutuhan fisiologis sampai kebutuhan
aktualisasi diri. Semakin kebutuhannya terpenuhi
maka akan semakin besar kinerja pegawai dalam
melakukan tugas dan kewajibannya di dalam suatu
instansi. Motivasi yang digerakkan oleh pemimpin
akan memberi bentuk dalam gaya kepemimpinan.
Banyak gaya kepemimpinan yang bisa dilakukan
sesuai dengan kondisi lingkungan kerja dan
tantangan yang dihadapi serta alat yang
dimilikinya.
(Supriyadi,2006:63)
Lingkungan kerja di instansi Bandar Udara
Waris juga mempengaruhi kinerja yang
dilaksanakan oleh pegawai. Lingkungan kerja itu
sendiri terdiri atas fisik dan non fisik yang melekat
dengan pegawai sehingga tidak dapat dipisahkan
dari usaha pengembangan kinerja pegawai.
Lingkungan kerja yang segar, nyaman, dan
memenuhi standart kebutuhan layak akan
memberikan kontribusi terhadap kenyamanan
pegawai dalam melakukan tugasnya. Lingkungan
kerja nonfisik yang meliputi keramahan sikap para
pegawai, sikap saling menghargai diwaktu berbeda
pendapat, dan lain sebagainya adalah syarat wajib
untuk terus membina kualitas pemikiran pegawai
yang akhirnya bisa membina kinerja mereka secara
terus-menerus.
Dengan demikian perlu diketahui faktor yang
mempengaruhi kinerja pegawai. Peranan seorang
pemimpin penting untuk mencapai tujuan
organisasi yang diinginkan termasuk organisasi
pemerintahan di Bandar Udara Waris Kabupaten
Keerom terutama berkaitan dengan peningkatan
kinerja
pegawai
dalam
melaksanakan
pekerjaannya. Kinerja pegawai merupakan hasil
kerja yang dapat dicapai seseorang atau
sekelompok orang dalam suatu organisasi sesuai
wewenang dan tanggung jawab masing-masing
dalam rangka mewujudkan tujuan organisasi.
Salah satu faktor yang mempengaruhi kinerja
pegawai adalah faktor pimpinan yang dalam hal ini
menyangkut gaya kepemimpinan.
Berdasarkan hal diatas, penulis tertarik
melakukan penelitian dengan judul “ Pengaruh
Gaya KepemimpinanTerhadap Kinerja Pegawai
Pada Kantor Bandar Udara Waris Kabupaten
Keerom”
B. PERUMUSAN MASALAH
Manusia merupakan sumber daya yang
paling menentukan dalam mencapai tujuan yang
diinginkan suatu instansi. Permasalahan dari
instansi ini adalah tinggi rendahnya kinerja
pegawai, untuk suatu upaya yang dapat
meningkatkan
kinerja
pegawai
dengan
permasalahan tersebut diduga faktor gaya
kepemimpinan yang mempunyai pengaruh
terhadap kinerja pegawai.
Untuk memudahkan penelitian, dan agar
penelitian memiliki arah yang jelas maka terlebih
dahulu dilakukan perumusan masalah. Adapun
yang menjadi masalah dalam penelitian ini adalah:
Bagaimanakah pengaruh gaya kepemimpinan
terhadap kinerja pegawai di Kantor Bandar
Udara Waris?
C. TUJUAN PENELITIAN
Maksud dari penelitian ini adalah untuk
memperoleh gambaran yang mendalam dan
memberikan bukti empiris mengenai pengaruh
gaya kepemimpinan terhadap kinerja pegawai.
Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah:
Untuk mengetahui pengaruh gaya kepemimpinan
Kepala Bandara terhadap kinerja pegawai di
Kantor Bandar Udara Waris.
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. LANDASAN TEORI
1. Kepemimpinan
Gaya Kepemimpinan
Gaya kepemimpinan merupakan perilaku
yang digunakan seseorang pada saat seorang
tersebut mencoba mempengaruhi orang lain seperti
yang ia lihat. Kebanyakan orang menganggap gaya
kepemimpinan merupakan tipe kepemimpinan. Hal
ini antara lain dinyatakan oleh Siagian (2003:14)
bahwa gaya kepemimpinan seseorang adalah
identik dengan tipe kepemimpinan orang yang
bersangkutan.
Wahjosumidjo (1994) mengatakan bahwa
perilaku pemimpin dalam proses pengambilan
keputusan dan pemecahan masalah sesuai dengan
gaya kepemimpinan seseorang. Gaya tersebut
adalah sebagai berikut:
1. Gaya
kepemimpinan
Direktif
adalah
kemampuan mempengaruhi orang lain agar
32
2.
3.
4.
bersedia bekerja sama untuk mencapai tujuan
yang telah ditentukan dengan cara segala
kegiatan yang akan dilakukan diputuskan
oleh
pimpinan
semata-mata.
Gaya
kepemimpinan direktif ialah pemimpin yang:
- Menjelaskan tugas-tugas kepada bawahan
- Pemimpin
banyak
terlibat
dalam
pelaksanaannya
- Kegiatan berpusat pada pimpinan
- Sedikit kebebasan bagi orang lain untuk
bertindak serta berkreasi
Gaya kepemimpinan Konsultatif adalah
kemampuan mempengaruhi orang lain agar
bersedia bekerja sama untuk mencapai tujuan
yang telah ditetapkan dengan cara berbagai
kegiatan yang akan dilakukan oleh pemimpin
setelah mendengarkan masukan/saran dari
bawahan. Gaya kepemimpinan konsultatif
ialah pemimpin yang:
- Banyak melakukan interaksi
- Fungsi pemimpin yang lebih banyak
berkonsultasi
- Memberikan bimbingan kepada bawahan
- Memberikan motivasi
- Menekankan hubungan antar pribadi
kepada para bawahan
Gaya kepemimpinan Partisipatif adalah
kemampuan mempengaruhi orang lain agar
bersedia bekerja sama untuk mencapai tujuan
yang telah ditetapkan dengan cara berbagai
kegiatan yang akan dilakukan ditentukan
bersama antara pimpinan dan bawahan.
Seorang pemimpin yang partisipatif yaitu
pemimpin yang:
- Percaya kepada kemampuan staf dalam
menyelesaikan tugas dan pekerjaan
- Lebih banyak mendengarkan dan
menerima saran
- Mau bekerjasama dan memberikan
dorongan proses pelaksanaan tugas
- Memberi perhatian pada pengembangan
anggota organisasi
Gaya kepemimpinan Delegatif adalah
kemapuan mempengaruhi orang lain agar
bersedia bekerja sama untuk mencapai tujuan
yang telah ditetapkan dengan cara berbagai
kegiatan yang akan dilakukan lebih banyak
diserahkan
kepada
bawahan.
Gaya
kepemimpinan delegatif yaitu:
- Mendelegasikan seluruh tugas kepada
para bawahan
- Mendorong kemampuan staf untuk
berinisiatif sendiri
- Kurang
berinteraksi
dan
kurang
melakukan control
- Tidak
bertanggung
jawab
dalam
memimpin
organisasi
(http://koloktumkpmipb.wordpress.com...)
Gaya kepemimpinan seorang pemimpin itu
mempunyai sifat, kebiasaan, temperamen, watak,
dan kepribadian tersendiri yang unik dank has,
hinga tingkah laku dan gaya yang membedakan
dirinya dengan orang lain. Menurut Siagian (dalam
Reza, 2010:12) terdapat lima gaya kepemimpinan
yang disesuaikan dengan situasi, yaitu:
1. Tipe pemimpin yang otokratik
Seorang pemimpin yang otokratik ialah seorang
pemimpin yang:
Menganggap organisasi sebagai milik pribadi
Mengidentikkan tujuan pribadi dengan tujuan
organisasi
Menganggap bahwa sebagai alat sematamata
Tidak mau menerima kritik, saran dan
pendapat
Terlalu
tergantung
pada
kekuasaan
formalnya
Dalam tindakanya penggeraknya sering
mempergunakan approach mengandung
unsure paksaan dan puntif (bersifat
menghukum)
2. Tipe pemimpin yang militeristik
Perlu diperhatikan terlebih dahulu bahwa
yang dimaksud seorang pemimpin tipe militeristik
bebeda dengan seorang pemimpin modern.
Seorang pemimpin yang bertipe militerlistik ialah
seorang pemimpin yang memiliki sifat-sifat.
- Dalam menggerakkan bawahannya sistem
perintah yang sering depergunakan
- Dalam menggerakkan bawahannya senang
bergantung pada pangkat dan jabatan
- Senang kepada formalitas yang berlebihlebihan
- Menuntut disiplin yang tinggi dan kaku dari
bawahanya
3. Tipe pemimpin yang paternalistic
- Menganggap bahwa sebagai manusia yang
tidak dewasa
- Bersikap terlalu melindungi
- Jarang memberikan kesempatan kepada
bawahannya untuk mengambil keputusan
- Jarang memberikan kesempatan kepada
bawahan untuk mengambil keputusan
- Jarang memberikan kesempatan kepada
bawahan untuk mengembangkan daya
kreasi dan fantasi
- Sering bersikap mau tahu
4. Tipe pemimpin yang kharismatik
Harus diakui bahwa untuk keadaan tentang
seorang pemimpin yang demikian sangat
diperlukan, akan tetapi sifatnya yang negative
mengalahkan sifatnya yang positif.
5. Tipe pemimpin yang demokratik
Pengetahuan tentang kepemimpinan telah
membuktikan bahwa tipe pemimpin yang
33
demokratislah yang paling tepat untuk organisasi
modern karena
Ia senang menerima saran, pendapat dan
bahkan kritikan dari bawahan
Selalu berusaha mengutamakan kerjasama
teamwork dalam usaha mencapai tujuan
Selalu berusaha mengembangkan kapasitas
diri pribadinya sebagai pemimpin
Sedangkan
menurut
Miftah
Thoha
(2005:314) empat sistem kepemimpinan dari
Likert yaitu:
1. Sistem 1, dalam sistem ini pemimpin bergaya
sebagai exploitive-authoritative. Pemimpin
kepada bawahannya. Suka mengeksploitasi
bawahan dan bersikap paternalistic.
2. Sistem 2, dalam sistem ini pemimpin
dianamakan otokratis yang baik hati
(benevolent authoritative). Pemimpin yang
termasuk dalamsistem ini mempunyai
kepercayaan yang berselubung, percaya pada
bawahan, mau memotivasi, mendengarkan
pendapat-pendapat, ide-ide dari bawahan dan
memperbolehkan adanya delegasi wewenang
dalam proses keputusan.
3. Sistem 3, dalam sistem ini gaya
kepemimpinan yang lebih dikenal dengan
sebutan manajer konsultatif. Pemimpin
dalam
hal
ini
mempunyai
sedikit
kepercayaan pada bawahan biasanya dalam
hal kalau ia membutuhkan informasi, ide,
atau pendapat bahwahan dan masih
menginginkan melakukan pengendalian atas
keputusan-keputusan yang dibuatnya.
4. Sistem 4, sistem pemimpin yang bergaya
kelompok berpatisipatif (partisipative group).
Dalam hal ini pemimpin mempunyai
kepercayaan yang sempurna terhadap
bawahannya. Dalam setiap persoalan, selalu
mengandalkan untuk mendapatkan ide-ide
dan pendapat-pendapat lainnya dari bawahan
dan
mempunyai
niatan
untuk
mempergunakan pendapat bawahan secara
konstruktif.
Setelah mengetahui berbagai gaya dan tipe
kepemimpinan, maka pertanyaan yang akan timbul
adalah gaya kepemimpinan manakah yang lebih
baik? Untuk menjawab pertanyaan ini memang
sulit, karena tidak ada gaya kepemimpinan yang
terbaik untuk semua situasi. Ada kalanya seorang
pemimpin akan bergaya otoriter dalam situasi
tertentu walaupun ia sebenarnya adalah pemimpin
yang sering bergaya demokratis.
Oleh
karena
itu,
dalam
rangka
mempersoalkan gaya-gaya kepemimpinan, kita
hendaknya jangan beranggapan bahwa seorang
pemimpin
harus
tetap
konsisten
untuk
mempertahankan gaya kepemimpinan tertentu. Hal
ini justru akan memperburuk keadaan organisasi
yang dipimpinnya, tetapi sebaliknya, harus
bersikap fleksibel, yakni menyesuaikan gayanya
dengan situasi yang ada, kondisi dan individu
dalam organisasinya.
2. Kinerja
a. Pengertian Kinerja Pegawai
Keberhasilan suatu organisasi dipengaruhi
oleh kinerja pegawai, untuk itu setiap instansi
perkantoran akan berusaha untuk meningkatkan
kinerja pegawai dalam mencapai tujuan organisasi
yang telah ditetapkan, maka kemampuan seorang
pemimpin
dalam
menggerakkan
dan
memberdayakan pegawai akan mempengaruhi
kinerja pegawai.
Kinerja pegawai merupakan hasil kerja yang
dapat dicapai seseorang atau sekelompok orang
dalam suatu organisasi sesuai wewenang dan
tanggung jawab masing-masing dalam rangka
untuk mewujudkan tujuan organisasi yang diukur
dari kuantitas dan kualitas pekerjaannya.
Menurut Rue dan Byars (dalam Said,
2008:12) kinerja dapat didefinisikans sebagai
pencapaian hasil atau “the degree of
accomplishment” tingkat pencapaian organisasi.
Selanjutnay hasil kerja seseorang dinilai dengan
standar yang telah ditentukan, sehingga aka dapat
diketahui sejauh mana tingkat kinerjanya dengan
membandingkan antara hasil yang dicapai dengan
standar yang ada.
Menurut
Wibowo
(2009:7)
Kinerja
mempunyai makna yang lebih luas, bukan hanya
hasil kerja tetapi termasuk bagaimana proses
pekerjaan berlangsung. Dengan demikian, kinerja
adalah tentang melakukan pekerjaan dan hasil
yang dicapai dari pekerjaan tersebut. Kinerja
adalah tentang apa yang dikerjakan dan bagaimana
cara mengerjakannya.
Selanjutnya Rivai (2005:309) mengatakan
bahwa kinerja merupakan perilaku nyata yang
ditampilkan setiap orang sebagai prestasi kerja
yang dihasilkan oleh karyawan sesuai dengan
perannya dalam perusahaan.
Pengertian kinerja juga dikemukakan oleh
Mangkunegara (2000:67), kinerja atau prestasi
kerja adalah hasil kerja kualitas dak kuantitas yang
dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan
tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang
diberikan kepadanya.
Berdasarkan beberapa definisi tersebut,
penulis mengambil kesimpulan tentang definisi
dari kinerja seseorang pegawai adalah sebagai
hasil pekerjaan atau kegiatan seorang pegawai
secara kualitas dan kuantitas dalam suatu
organisasi untuk mencapai tujuan dalam
melaksanakan tugas dan pekerjaan yang diberikan
kepadanya.
b. Pengukuran Kinerja Pegawai
34
Pengukuran Kinerja Pegawai Menurut
Soedjono (dalam Mariam, 2009:14) menyebutkan
enam kriteria yang dapat digunakan untuk
mengukur kineraj pegawai secara individu yakni:
1. Kualitas, yaitu hasil pekerjaan yang dilakukan
mendekati sempurna atau memenuhi tujuan
yang diharapkan dari pekerjaan tersebut.
2. Kuantitas, yaitu jumlah yang dihasilkan atau
jumlah aktivitas yang dapat diselesaikan.
3. Ketepatan waktu, yaitu dapat menyelesaikan
pada waktu yang telah ditetapkan serta
memaksimalkan waktu yang tersedia untuk
aktivitas yang lain.
4. Efektifitas, yaitu pemanfaatan secara maksimal
sumber daya yang ada pada organisasi untuk
meningkatkan keuntungan dan mengurangi
kerugian.
5. Kemandirian, yaitu dapat melaksanakan kerja
tanpa bantuan guna menghindar hasil yang
merugikan.
6. Komitmen kerja, yaitu komitmen kerja antara
pegawai dengan organisasinya.
7. Tanggung
jawab
pegawai
terhadap
organisasinya.
Sedangkan menurut Mathis (2009:78) yang
menjadi indicator dalam mengukur kinerja atau
prestasi karyawan adalah sebagai berikut:
1. Kuantitas kerja, yaitu volume kerja yang
dihasilkan dalam kondisi normal
2. Kualitas kerja, yaitu dapat berupa kerapian
ketelitian dan keterkaitan hasil dengan tidak
mengabaikan volume pekerjaaan.
3. Pemanfaatan waktu, yaitu penggunaan masa
keraj yang disesuaikan dengan kebijaksanaaan
perusahaan atau lemabaga pemrintahan.
4. Kerjasama, yaitu kemampuan menangani
hubungan dengan orang lain dalam pekerjaan.
B. KERANGKA KONSEPTUAL
Berikut ini dikemukakan pendekatan yang
digunakan dalam penelitian ini untuk memahami
fenomena kepemimpinan pada instansi Kantor
Bandar Udara Waris Kabupaten Keerom,
Khususnya tentang pengaruh kepemimpinan
terhadap kinerja pegawainya. Terdapat berbagai
faktor yagn mempengaruhi kepemimpinan yang
diterapkan seorang pemimpin dalam suatu
organisasi. Faktor-faktor yang mempengaruhi
kepemimpinan yang diterapkan digolongan dalam
tiga kategori yaitu: faktor karakteristik pemimpin,
faktor karakteristik pegawai dan faktor situasi.
Gaya kepemimpinan yang digunakan seorang
pemimpin memiliki pengaruh terhadap kinerja
pegawai.
Untuk kepentingan penelitian ini, kinerja
pegawai dipandang sebagai hasil kerja yang dapat
dicapai seseorang atau sekelompok orang dalam
suatu organisasi sesuai wewenang dan tanggung
jawabnya untuk mencapai tujuan organisasi.
Kinerja pegawai selain dipengaruhi oleh
gaya kepemimpinan yang deterapkan oleh
pemimpinnya, juga dipengaruhi oleh karakteristik
pegawai yang bersangkutan serta situasi yang
terdapat pada lingkup organisasi. Kinerja pegawai
akan berpengaruh terhadap Kinerja Organisasi
pelayanaan Bandar Udara Waris terhadap
masyarakat. Alur pemikiran tersebut dapat dilihat
pada
Gambar
dibawah
ini:
GAYA KEPEMIMPINAN
(X)
a.
b.
c.
d.
KINERJA PEGAWAI
(Y)
Gaya Direksi
Gaya Konsultatif
Gaya Partisipatif
Gaya Delegatif
a.
b.
c.
d.
C. VARIABEL
DAN
INDIKATOR
PENELITIAN
Adapun variable dan indikator yang diteliti
dalam penulisan proposal ini adalah sebagai
berikut:
1. Variable Bebas (Independent Variabel)
Variabel bebas yang mempengaruhi varibel
terikat baik pengaruh positif maupun pengaruh
negatif. Dalam hal ini yang menjadi variable bebas
(
Independent
Variabel)
adalah
gaya
Kuantitas Kerja
Kualitas Kerja
Pemanfaatan Waktu
Kerjasama
kepemimpinan yang dalam hal ini dilambangkan
X.
2. Variable Terikat (Dependent Variabel)
Variabel terikat merupakan variable yang
menjadi pusat penelitian ini adalah kinerja
pegawai yang di lambangkan dengan variable Y
III. METODE PENELITIAN
A. TIPE DAN DASAR PENELITIAN
Tipe penelitian yang digunakan adalah
assosiatif,
dengan
mengukur
pengukur
Kepemimpinan (Variabel bebas) dengan Kinejar
35
Pegawai (Varibel terikat). Informasi deperoleh
dengan mencari informasi yang berhubungan
dengan permasalah peniltian, maka dasar penilitian
yang digunakan adalah survey, yaitu untuk
mencari hubungan antara gaya kepemimpinan
dengan kinerja pegawai yang ditunjukkan kepada
seluruh pegawai yang ada di Kantor Bandar Udara
Waris Kabupaten Keerom.
B. POPULASI DAN SAMPEL
1. Populasi
Dari jumlah pegawai sebanyak 13 (tiga
belas) orang, penulis mengambil populasi seluruh
pegawai yang ada didalam instansi Bandara Waris.
Populasi adalah keseluruhan semua karakter dari
obyek yang lengkap dan jelas yang ingin diteliti.
Sehingga sasaran yang akan menjadi obyek
penelitian ini merupakan keseluruhan karakteristik
yang ada dalam instansi Kantor Bandar Udara
Waris.
2. Sampel
Sampel yang penulis gunakan yaitu sampling
jenuh berasal dari seluruh pegawaiyang ada pada
lingkup kantor Bandar Udara Waris Kabupaten
Keerom. Mengingat jumlah populasi yang hanya
sebanyak 13 (tiga belas) orang pengawas, maka
layak untuk diambil keseluruhan untuk dijadikan
sampel tanpa harus mengambil sampel dalam
jumlah tertentu.
C. DEFINISI OPERASIONAL
Definisi operasional adalah suatu unsure
penelitian yang memberitahukan bagaimana
caranya untuk mengukur suatu variable melalui
indicator-indokator.
1. Gaya Kepemimpinan dalam penelitian ini dapat
dilihat empat macam gaya dalam kegiata
pengambilan keputusan/ pemecahan maslah
yang dilakukan pemimpin dalm melaksanakn
pekrjaan yaitu: 1) Gaya Kepemimpinan
Direktif, pemecahan masalah dan pengambilan
keputusan dilakukan oleh pemimpin 2) Gaya
Kepemimpin
Konsultatif,
pengambilan
keputusan dan pemecahan masalah dilakukan
oleh pemimpin setelah mendengarkan masukan
/saran dari bawahan. 3) Gaya Kepemimpinan
Partisipatif, pemimpin dan bawahan sama-sama
terlibat dalam pengambilan keputusan dan
pemecahan masalah. 4) Gaya Kepemimpinan
Delegatif,
pemimpin
mendelegasikan
pengambilan keputusan dan pemecahan
masalah kepada bawahan.
2. Kinerja Pegawai diukur dari Kuantitas kerja
yang dilihat dari penyelesaian semua tugas
dengan baik dan tanpa banyak kesalahan
Kualitas kerja berupa kerapian, ketelitian dan
mematuhi
semua
peraturan
dalam
melaksanakan tugas sesuai dengan pekerjaanya.
Pemanfaatan
waktudalam
menyelesaikan
pekerjaan tepat waktusesuai dengan peraturan
yang berlaku. Kerja sam yaitu kemampuan
pegawai dalam membina hubungan pegawai
lain dan pimpinan.
D. TEKNIK
DAN
INSTERUMEN
PENGUMPULAN DATA
Dalam penelitian ini, jenis data yang
dikumpulkan adalah data primer dan data
sekunder.
- Data primer adalah data yang diperoleh
langsung para pegawai Kantor Bandar Udara
Waris kabupaten Keerom, sesua dengan item
pertanyaan dalam kuesioner.
- Data sekunder adalah data yang diperoleh dari
Kantor Bandar Udara Waris kabupaten Keerom
atau melalui data yang telah diteliti dan
dikumpulkan oleh pihak lain yang berkaitan
dengan permaslahan penelitian ini.
Pengumpulan data dilakukan dengan
menggunakan Kuesioner (angket).
Sugiyono
(2008), mengemukakan bahwa kuesioner adalah
teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan
cara memberi seperangkat pertanyaan atau
pernyataan tertulis kepada responden untuk
dijawabnya. Kuesioner yaitu metode pengumpulan
data dengan mengajukan pertanyaan tertulis yang
telah disusun secara sistematis dan erat kaitannya
dengan variable yang sedang diteliti kepada
responden yang telah ditentukan.
Instrument penelitian adalah alat atau
fasilitas yang dipergunakan oleh penelitian dalam
pengumpalan data agar pekerjaanya lebih mudah
dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat,
lengkap, dan sistematis sehingga lebih mudah
diolah (Arikunto, 2006:160)
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan
instrumen penelitian berupa pedoman kuesioner,
yaitu berupa daftar pertanyaan-pertanyaan tertulis
yang mengacu pada variable penelitian yang
dibagikan kepada seluruh responden yang hasilnya
akan dikemukakan ke dalam tabel scoring dan
bilangan persentase. Hal ini dilakukan untuk
mendapatkan data dan informasi yang akurat.
E. JENIS DAN SUMBER DATA
Adapun jenis dan sumber data dalam
penelitian ini, penulis menggunakan Sumber Data
Primer dan Sumber Data Sekunder.
1. Sumber Data Primer, Yaitu data yang
diperoleh langsung dari objek penelitian,
yang meliputi: kuisioner.
2. Sumber Data Sekunder, Yaitu data yang
diperoleh melalui study kepustakaan, yaitu
dari buku-buku literature yang berhubungan
dengan penulisan dan dokumen-dokumen
pada Kantor Bandar Udara Waris
IV. PEMBAHASAN
1. Kepemimpinan Kepala Bandara Udara
Waris Kabupaten Keerom
36
Pemimpin yang efektif dalam menerapkan
gaya tertentu dalam kepemimpinannya terlebih
dahulu harus memahami siapa bawahan yang
dipimpinnya, mengerti kekuatan dan kelemahan
bawahannya dan mengerti bagaimana cara
memanfaatkan
kekuatan
bawahan
untuk
mengimbangi kelemahan yang dimikinya.
Secara umum semua pegawai menginginkan
gaya kepemimpinan yang sesuai keinginan dari
pegawai itu sendiri, sehingga pengaruhnya adalah
langsung terhadap kinerja. Ketepatan gaya
kepemimpinan dengan keinginan sebagian besar
pegawai dapat secara langsung mempengaruhi
kinerja pegawai itu sendiri secara langsung.
Berbagai dampak positif dapat timbul apabila
pimpinan dapat menjadi panutan bagi semua
pegawainya. Sehingga pegawai akan bekerja lebih
baik dan dampak yang ditimbulkan adalah kinerja
dari organisasi akan semakin meningkat.
Berdasarkan hasil pengujian secara statistic
dapat terlihat dengan jelas bahwa dari hasil
jawaban responden secara keseluruhan gaya
kepemimpinan Kepala Bandar Udara Waris
Kabupaten Keerom termasuk kategori baik.
Berdasarkan hasil penelitian teradapat keterangan
tentang pemimpin kepala bandara yakni bahwa
kepala bandara dalam bersikap, bertindak dan
mengambil keputusan mempengaruhi kinerja
pegawai dalam penyelenggaraan pemerintah.
Dalam hal tersebut tidak hanya gaya
kepemimpinan Kepala Bandara saja yang
mempengaruhi kinerja pegawai tetapi ada juga
faktor lain selain gaya kepemimpinan Kepala
Bandara yang tidak dijelaskan dalam pembahasan
penelitian ini.
Gaya kepemimpinan direktif yaitu seorang
pemimpin yang mampu mempengaruhi bawahan
agar bersedia bekerjasama untuk mencapai tujuan
yang telah ditentukan dengan cara segala kegiatan
yang diputuskan oleh pimpinan termasuk kategori
cukup baik. Menurut hasil penelitian, Kepala
Bandara disaat menjelaskan tugas banyak terlibat
dalam pelaksanaanya dan menjelaskan tugas-tugas
apa sja yang harus dikerjakan oleh para
bawahannya, kegiatan di Kantor Bandar Udara
Waris berpusat kepada kepala Bandar Udara dan
meberikan sedikit kebebasan kepada bawahannya
dalam bertindak serta berkreasi.
Sedangkan gaya kepemimpinan Konsultatif
adalah seorang pemimpin kerapkali memerlukan
pertimbangan yang mengharuskan berkonsultasi
dengan orang-orang yang dipimpinnya yang dinilai
mempunyai berbagai bahan informasi yang
diperlukan dalam menetapkan keputusan termasuk
kategori cukup baik. Berdasarkan data penelitian
Kepala Bandara sering berinteraksi kepada
bawahannya dalam melaksanakan tugas serta
memberikan bimbingan kepada pegawai yang
belum paham atas tugas yang diberikannya.
Kepala Bandara juga memberikan motivasi kepada
bawahannya
agar
semangat
dalam
hal
melaksanakan tugas pekerjaannya. Kepala Bandara
Waris cenderung tidak pernah menekankan
hubungan antar pribadi kepada para pegawainya.
Gaya kepemimpinan partisipatif adalah
seorang pemimpin yang mau mengikutsertakan
mengambil keputusan dan dalam melaksanakan
tugas pekerjaan dilakukan secara terkendali dan
terarah berupa kerjasama dengan tidak mengambil
tugas pokok orang lain termasuk kategori cukup
baik. Menurut pengamatan penulis, Kepala Bandar
cukuo percaya kepada kemampuan para
pegawainya
dalam
menyelesaikan
tugas
pekerjaannya. Sedangkan kepala Bandara dlam hal
mendengar dan menerima saran kepada
bawahannya cukup baik namun terkadang ada
saran-saran yang tidak dapat diterima kepala
Bandara
berdasarkan
pertimbanganpertimbangannya. Kepala Bandara juga mau
bekerjasama dan memberikan dorongan saat
pelaksanaan tugas. Kepala Bandara Waris cukup
memberikan perhatian kepada pengembangan
anggota organisasi pada Kantor Bandar Udara
Waris Kabupatn Keerom.
Gaya kepemimpinan delegatif adalah seorang
pemimpin yang memberikan wewenang dan
kepercayaan kepada bawahan dalam membuat atau
menetapkan keputusan baik melalui persetujuan
maupun tanpa persetujuan pimpinan. Gaya
kepemimpinan yang paling rendah adalah gaya
kepemimpinan Delegatif termasuk kategori cukup
baik dalam mendelegasikan tugas kepada
bawahannya. Menurut hasil pengamatan penulis
Kepala
Bandara
cenderung cukup baik
mendelegasikan
tugas-tugas
kepada
para
pegawainya dan berusaha menerapkan pola
kepemimpinan yang mendorong kemampuan para
pegawai untuk berinisiatif sendiri dalam
pelaksanaan tugasnya masing-masing.
Gaya kepemimpinan yang cenderung
diterapkaan oleh Kepala Bandar Udara Waris yaitu
gaya kepemimpinan konsultatif dan gaya
kepemimpinan partisipatif. Hal ini berarti bahwa
Kepala Bandar Udara waris lebih sering
melakukan interaksi dengan bawahan serta
memberikan bimbingan dan motivasi kepada
bawahannya serta percaya pada kemampuan staf
dalam menyelesaikan tugas dan mau mendengar
saran dari para bawahannya.
2. Kinerja Pegawai Bandar Udara Waris
Kabupaten Keerom
Kinerja pegawai secara umum akan selalu
berkaitan dengan kemapuan pegawai dalam
menjalankan setiap tugas yang dibebankan
kepadanya. Oleh karena itu, kualitas kerja harus
menjadi prioritas dalam pelaksanaan tugas, di
37
samping harus mampu menyelesaikan seluruh
tugas yang diberikan (kuantitas). Artinya semua
pekerjaan tetap diusahakan selesai tepat waktu
baik secara kualitas maupun kuantitasnya.
Langkah ini dilakukan untuk mengurangi
pelaksanaan tugas yang diulang-ulang akibat
kesalahan.
Kinerja pegawai merupakan suatu hal yang
sangt penting digunakan untuk mengevaluasi
apakah proses kinerja yang dilakukan organisasi
selama ini sudah sejalan dengan tujuan yang
diharapkan atau belum. Dari hasil pengujian diatas
dapat terlihat dengan jelas bahwa dari hasil
jawaban responden secara keseluruhan mengenai
kinerja pegawai Bandar Udara Waris Kabupaten
Keerom termasuk kategori baik. Keberhasilan
suatu organisasi dipengaruhi oleh kinerja pegawai,
untuk itu setiap organisasi akan berusaha untuk
meningkatkan kinerja karyawan dalam mencapai
tujuan organisasi yang telah ditetapkan.
Indikator kinerja pegawai dilihat dari
pemanfaatan waktu kerja pegawai yang dapat
diselesaikan pada waktu yang tersedia untuk
aktivitas lain termasuk kategori baik. Berdasarkan
hasil penelitian penulis, para pegawai dapat
menyelesaikan tugas secara tepat waktu namun
terkadang ada beberapa tugas yang diperintahkan
oleh Kepala Bandara tidak selesai pada tepat
waktu disebabkan masih ada pekerjaan-pekerjaan
lain yang secara bersamaan harus diselesaikan
lebih dulu. Para pegawai Bandar udara waeis
cenderung
sering dituntut
target
dalam
menyelesaikan pekerjaannya. Apabila saat Kepala
Bandara tidak berada ditempat atau sedang dinas
diluar tetap para pegawai masuk kantor dan
bekerja melaksanakan tugasnya masing-masing.
Indikator kinerja menurut kerjasama
termasuk kategori baik. Dari hasil penelitian
sebagian besar para pegawai dapat bekerjasama
dengan baik antar sesame pegawai dan apabila ada
seseorang pegawai yang mengalami kesulitan
dalam melaksanakan tugasnya maka teman
pegawai yang lainnya membantu temannya pada
saat pelaksanaan tugas pekerjaannya. Disaat
menjalankan tugas terdapat masalah maka para
pegawai turut memberikan pemecahan masalah
yang dialami pegawai lain. Kenyataan ini lebih
didorong oleh adanya semangat kebersamaan
untuk saling membantu dalam menyelesaikan
tugas pekerjaan dan semangat untuk memberikan
sumbang pemikiran dalam memecahkan berbagai
persoalan yang dihadapi bersama.
Indikator kinerja pegawai dilihat dari kualitas
kerja pegawai dari kesesuaian pelaksanaan tugas
yang dilakukan oleh para pegawai terhadap
perintah seorang Kepala Bandara. Kesesuaian
pelaksanaan tugas dengan perintah atasan ini
sekaligus menandai adanya loyalitas pegawai
terhadap pimpinan termasuk kategori baik. Dari
hasil penelitian para pegawai dalam menjalankan
tugas-tugas yang diberikan kepala bandara dalam
melaksanakan pekerjaanya sering menjaga
kerapiannya sebab kepala bandara sangat menjaga
kerapian dalam pekerjaanya. Disaat menjalankan
tugas para pegawai juga dengan teiliti dalam
mengerjakan tugas yang diberikan kepala bandara
agar tidak terdapat kesalahan serta dapat mematuhi
peraturan dalam melaksanakan tugas sesuai
dengan pekerjaannya.
Indikator kinerja yang dilihat dari kuantitas
kerja pegawai termasuk kategori cukup baik, hasil
kerja dapat dilihat dari tingkat hambatan pegawai
dalam melaksanakan tugas pekerjaan yang mereka
jalankan dan pencapaian hasil dari pekerjaan
tersebut. Berdasarkan data penelitian kuantitas
pegawai pada Kantor Udara Waris hampir
seluruhnya dapat menyelesaikan tugas-tugasnya
yang diberikan Kepala Bandara dengan baik,
terkadang mengalami hambatan-hambatan dalam
menjalankan tugas namun tugas yang diberikan
dapat diselesaikan dengan bak. Para pegawai
cukup baik dalam hal menyelesaikan tugas tanpa
banyak kesalahan walaupun terkadang terdapat
kekeliruan-kekeliruan sedikit pada tugas yang
diberikan Kepala Bandar Udara Waris. Para
pegawai juga cukup baik dalam menghasilkan
volume kerja dalam kondisi norma dalam
menjelaskan tugasnya masing-masing.
Dari hasil jawaban responden pegawai
Bandar Udara Waris menyangkut kinerja pegawai
secara keseluruhan nilao skor masing-masing
termasuk kategori baik dan cukup baik namun
nilao skor tertinggi pada kinerja pegawai yaitu ada
pada kerjasama. Hal ini berarti bahawa Kinerja
pegawai pada kantor Bandar Udara Waris
Kabupaten Keerom bekerjasama dengan baik
dalam melaksanakan tugasnya.
V. PENUTUP
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan
yang telah diuraikan sebelumnya maka berkaitan
dengan pengaruh kepemimpinan Kepala Bandara
terhadap kinerjanya pegawai pada Kantor Bandar
Udara Waris Kabupaten Keerom, dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut:
1. Berdasarkan hasil penelitian terhadap variable
kepemimpinan, maka kepemimpinan Kepala
Bandara Udara Waris Kabupaten Keerom,
termasuk kategori cukup baik. Hal ini bisa
dilihat dari skor rata-rata jawaban responden
yang mencapai nilai 3.13, yang berada pada
interval 2,15-3,25. Dari empat gaya
kepemimpinan direktif, gaya kepemimpinan
konsultatif, gaya kepemimpinan partisipatif,
dan gaya kepemimpinan delegatif, ternyata
gaya kepemimpinan yang paling banyak
digunakan oleh Kepala Bandara adalah Gaya
38
Kepemimpinan
konsultatif
dan
gaya
kepemimpinan partisipatif.
2. Berdasaskan penelitian terhadap variable
kinerja menunjukkan bahwa Kinerja Pegawai
Bandar Udara Waris Kabupaten keerom,
termasuk kategori baik, yang bisa dilihat dari
skor rata-rata bobot jawaban responden yang
mencapai nilai rata-rata sebesar 3,31. Dari
beberapa indikator kinerja pegawai yang
meliputi kuantitas kerja pegawai, kualitas
kerja pemanfaatan waktu kerja, dan
kerjasama, memperlihatkan bahwa nilai skor
tertinggi pada sub variable kerjasama dengan
nilai sor rata-rata adalah 3,14. Hal ini berarti
bahwa pegawai pada kantor Bandar Udara
Waris
Kabupaten
Keerom
senantiasa
mengutamakan kerjasama antar pegawai
dengan baik.
3. Berdasarkan hasil penelitian terhadap
pengaruh kepemimpinan terhadap kinerja
menunjukkan bahwa Variabel Kepemimpinan
Berpengaruh signifikan terhadap kinerja
pegawai. Hal ini bissa dibuktikan dari hasil
perhitungan korelasi menggunakan pearson
product moment, dimana nilai korelasi yang
diperoleh adalah 0,861. Pengaruh Variabel
Kepemimpinan terhadap kinerja pegawai
Bandar Udara Waris sebesar 74,1%,
sedangkan sisanya sebesar 25,9% persen
ternyata dipengaruhi oleh faktor lain diluar
model penelitian ini. Hal ini berarti bahawa
hipotesis
penelitian
terbukti,
yang
membuktikan adanya pengaruh antara
kepemimpinan kepala bandara dengan kinerja
pegawai Bandar Udara Waris Kabupaten
Keerom.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi.2006. produser Penelitian
Suatu Pendekatan Praktif. Jakarta: Rineka
Cipta.
Baihaqi, Muh, Fausan. 2010. Pengaruh gaya
Kepemimpinan Terhadap Kepuasan Kerja
Dan Kinerja dengan Komitmen Organisasi
Sebagai Variabel Intervening pada PT.
Yudhistira
Ghalla
Indonesia
Area
Yogyakarta. Semarang: Program Sarjana
Universitas Diponegoro. (SKRIPSI)
Dharma, Surya. 2005. Manajemen Kinerja
Falsafah
Teori
dan
Penerapannya.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Mangkunegara, A.A. Anwar prabu (2000),
Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta;
Rineka Cipta
Mariam,
Rani.
2009.
Pengaruh
Gaya
Kepemimpinan dan Budaya Organisasi
Terhadap Kinerja Karyawan melalui
Kepuasan Kerja Karyawan Sebagai Variabel
Intervering Pada Kantor Pusat PT. Asuransi
Jasa Indonesia (Persero). Semarang:
Program
Pasca
Sarjana
Universitas
Diponegoro (TESIS)
Mathis, Robert L, Jakson, Jhon H. 2002.
Manajemen Sumberdaya Manusia. Jakarta:
Salemba Empat.
Reza, Regina A. 2010. Pengaruh Gaya
Kepemimpinan, Motivasi, dan Disiplin Kerja
Terhadap Kinerja Karyawan PT. Sinar
Santosa Perkasa Bandarnegara. Semarang:
Program Sarjana Universitas Diponegoro
Semarang (SKRIPSI)
Rivai, Veithzal. 2005.
Kepemimpinan dan
Perilaku Organisasi.
Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada.
Said, Moh, Dachirhin. 2008. Analisis Kinerja
Pegawai Pada Balai Pendidikan dan
Pelatihan Keagamaan Semarang. Semarang:
Program
Pasca
Sarjana
Universitas
Diponegoro. (TESIS)
Siagian, Sondang P. 2003. Manajemen Sumber
Daya Manusia. Jakarta: Penerbit Bumi
Aksara.
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif
Kualitatif dan R&D. Bandung: Penerbit
Alfabeta.
Sugiyono, 2008. Metode Penelitian Administrasi.
Bandung: Penerbit Alfabeta.
Supriyadi, Gering, Guno, Tri. 2006. Budaya Kerja
Organisasi. Jakarta: Lembaga Administrasi
Negara.
Syafi’ie, Inu, Kencana. 2009. Kepemimpinan
Pemerintahan Indonesia. Bandung: PT.
Refika Aditama.
Thoha, Miftah. 2005. Perilaku Organisasi Konsep
Dasar dan Aplikasinya. Jakarta: PT.
RajaGrafindo Persada.
Wibowo. 2009. Manajemen Kinerja. Jakarta: PT.
Raja Grafindo Persada.
Kementrian
Perhubungan,
Peta
Cakupan
Pelayanan Bandar Udara Di Indonesia
Nomor: KM 11 TAHUN 2010 Tanggal 5
Februari
2010.
39
Download