PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA KANTOR BANDAR UDARA WARIS KABUPATEN KEEROM HASBI MAJID.S.Sos.,M.Si Dosen Pada Program studi Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas YAPIS Papua ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menguji dan menganalisis pengaruh gaya kepemimpinan terhadap kinerja pegawai pada kantor Bandar Udara Waris Kabupaten Keerom. Pengumpulan data dilakukan melalui penyebaran kuesioner dan dilaksanakan pada 9 pegawai dan 4 pegawai kontrak kantor Bandar Udara Waris Kabupaten Keerom. Analisis data pada penelitian ini menggunakan SPSS versi 16. Teknik sampling yang digunakan adalah sampling jenuh dan teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu teknik analisis kuantitatif yakni analisis terhadap kedua variable yang dinyatakan dalam frekuensi maupun dalam bentuk tabel dan analisis korelasi pearson product moment terhadap hasil temuan. Hasil analisis menunjukan bahwa gaya kepemimpinan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai. Kata kunci : Gaya Kepemimpinan dan Kinerja Pegawai 1. P E N D A H U L U A N A. Latar Belakang Pada sebuah organisasi pemerintah, kesuksesan atau kegagalan dalam pelaksanaan tugas dan penyelenggaraan pemerintahan, dipengaruhi oleh kepemimpinan, melalui kepemimpinan dan didukung oleh kapasitas organisasi pemerintahan yang memadai, maka penyelenggaraan tata pemerintahan yang baik akan terwujud, sebaliknya kelemahan kepemimpinan merupakan salah satu sebab keruntuhan kinerja birokrasi (Istianto,2009: 2) Kepemimpinan dapat dikatakan sebagai cara pemimpin dalam mengarahkan, mendorong dan mengatur seluruh unsure-unsur di dalam kelompok atau organisasinya untuk mencapai suatu tujuan organisasi yang diinginkan sehigga menghasilkan kinerja pegawai yang maksimal. Dengan meningkatnya kinerja pegawai berarti tercapainya hasil kerja seseorang atau pegawai dalam mewujudkan tujuannya organisasi. Kepemimpinan merupakan faktor penting dalam memberikan pengarahan kepada pegawai apalagi pada saat-saat sekarang ini dimana semua serba terbuka, maka kepemimpinan yang dibutuhkan adalah kepemimpinan yang bisa memperdayakan pegawainya. Kepemimpinan yang bisa menumbuhkan rasa percaya diri para pegawai dalam menjalankan tugasnya masing-masing. Kepemimpinan adalah kemampuan seseorang yang dapat mempengaruhi dan memotivasi orang lain untuk melakukan sesuatu sesuai tujuan bersama. Kepemimpinan meliputi proses mempengaruhi dalam menentukan tujuan organisasi, memotivasi perilaku pengikut untuk mencapai tujuan, mempengaruhi untuk memperbaiki kelompok dan budayanya. (http://emperordeva.wordpress.com/ab aut/makalah-tentang-....) Maju mundurnya, tertib tidaknya dan sejahtera pegawai dalam instansi kantor Bandar Udara Waris Kabupaten Keerom banyak bergantung pada sikap dan kemampuan seorang Kepala Bandar Udara Waris selaku pemimpin didalam instansi kantor tersebut. Sebagai Kepala Bandar Udara harus mengamati secara seksama kehendak pegawainya dan apabila seorang Kepala 31 Bandar Udara menetukan hal yang sangat meresahkan pegawainya maka sebagai pemimpin perlu cepat mengatasinya. Dengan begitu dapat disimpulkan bahwa Pemimpin adalah orang yang mendapat amanah serta memiliki sifat, sikap, dan gaya yang baik untuk mengurus atau mengatur orang lain. Berdasarkan survey pendahuluan, diperoleh gambaran adanya faktor negatif yang dapat menurunkan kinerja pegawai, diantaranya adalah menurunnya keinginan pegawai untuk mencapai prestasi kerja, kurangnya ketepatan waktu dalam penyelesaian pekerjaan dan jam masuk kantor sehingga kurang menaati peraturan dan tidak adanya contoh yang harus dijadikan acuan dalam pencapaian prestasi kerja yang baik. Semua itu suatu kegiatan untuk mencapai tujuan bersama dalam suatu organisasi. Motivasi juga dapat memberikan sumbangan yang signifikan dalam peningkatan kualitas pelayanan. Seperti teori Maslow tentang motivasi adalah seperti kerucut, manusia akan termotivasi apabila kebutuhan yang menjadi sasaran hidup terpenuhi dengan baik mulai dari kebutuhan fisiologis sampai kebutuhan aktualisasi diri. Semakin kebutuhannya terpenuhi maka akan semakin besar kinerja pegawai dalam melakukan tugas dan kewajibannya di dalam suatu instansi. Motivasi yang digerakkan oleh pemimpin akan memberi bentuk dalam gaya kepemimpinan. Banyak gaya kepemimpinan yang bisa dilakukan sesuai dengan kondisi lingkungan kerja dan tantangan yang dihadapi serta alat yang dimilikinya. (Supriyadi,2006:63) Lingkungan kerja di instansi Bandar Udara Waris juga mempengaruhi kinerja yang dilaksanakan oleh pegawai. Lingkungan kerja itu sendiri terdiri atas fisik dan non fisik yang melekat dengan pegawai sehingga tidak dapat dipisahkan dari usaha pengembangan kinerja pegawai. Lingkungan kerja yang segar, nyaman, dan memenuhi standart kebutuhan layak akan memberikan kontribusi terhadap kenyamanan pegawai dalam melakukan tugasnya. Lingkungan kerja nonfisik yang meliputi keramahan sikap para pegawai, sikap saling menghargai diwaktu berbeda pendapat, dan lain sebagainya adalah syarat wajib untuk terus membina kualitas pemikiran pegawai yang akhirnya bisa membina kinerja mereka secara terus-menerus. Dengan demikian perlu diketahui faktor yang mempengaruhi kinerja pegawai. Peranan seorang pemimpin penting untuk mencapai tujuan organisasi yang diinginkan termasuk organisasi pemerintahan di Bandar Udara Waris Kabupaten Keerom terutama berkaitan dengan peningkatan kinerja pegawai dalam melaksanakan pekerjaannya. Kinerja pegawai merupakan hasil kerja yang dapat dicapai seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi sesuai wewenang dan tanggung jawab masing-masing dalam rangka mewujudkan tujuan organisasi. Salah satu faktor yang mempengaruhi kinerja pegawai adalah faktor pimpinan yang dalam hal ini menyangkut gaya kepemimpinan. Berdasarkan hal diatas, penulis tertarik melakukan penelitian dengan judul “ Pengaruh Gaya KepemimpinanTerhadap Kinerja Pegawai Pada Kantor Bandar Udara Waris Kabupaten Keerom” B. PERUMUSAN MASALAH Manusia merupakan sumber daya yang paling menentukan dalam mencapai tujuan yang diinginkan suatu instansi. Permasalahan dari instansi ini adalah tinggi rendahnya kinerja pegawai, untuk suatu upaya yang dapat meningkatkan kinerja pegawai dengan permasalahan tersebut diduga faktor gaya kepemimpinan yang mempunyai pengaruh terhadap kinerja pegawai. Untuk memudahkan penelitian, dan agar penelitian memiliki arah yang jelas maka terlebih dahulu dilakukan perumusan masalah. Adapun yang menjadi masalah dalam penelitian ini adalah: Bagaimanakah pengaruh gaya kepemimpinan terhadap kinerja pegawai di Kantor Bandar Udara Waris? C. TUJUAN PENELITIAN Maksud dari penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran yang mendalam dan memberikan bukti empiris mengenai pengaruh gaya kepemimpinan terhadap kinerja pegawai. Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah: Untuk mengetahui pengaruh gaya kepemimpinan Kepala Bandara terhadap kinerja pegawai di Kantor Bandar Udara Waris. II. TINJAUAN PUSTAKA A. LANDASAN TEORI 1. Kepemimpinan Gaya Kepemimpinan Gaya kepemimpinan merupakan perilaku yang digunakan seseorang pada saat seorang tersebut mencoba mempengaruhi orang lain seperti yang ia lihat. Kebanyakan orang menganggap gaya kepemimpinan merupakan tipe kepemimpinan. Hal ini antara lain dinyatakan oleh Siagian (2003:14) bahwa gaya kepemimpinan seseorang adalah identik dengan tipe kepemimpinan orang yang bersangkutan. Wahjosumidjo (1994) mengatakan bahwa perilaku pemimpin dalam proses pengambilan keputusan dan pemecahan masalah sesuai dengan gaya kepemimpinan seseorang. Gaya tersebut adalah sebagai berikut: 1. Gaya kepemimpinan Direktif adalah kemampuan mempengaruhi orang lain agar 32 2. 3. 4. bersedia bekerja sama untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan dengan cara segala kegiatan yang akan dilakukan diputuskan oleh pimpinan semata-mata. Gaya kepemimpinan direktif ialah pemimpin yang: - Menjelaskan tugas-tugas kepada bawahan - Pemimpin banyak terlibat dalam pelaksanaannya - Kegiatan berpusat pada pimpinan - Sedikit kebebasan bagi orang lain untuk bertindak serta berkreasi Gaya kepemimpinan Konsultatif adalah kemampuan mempengaruhi orang lain agar bersedia bekerja sama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dengan cara berbagai kegiatan yang akan dilakukan oleh pemimpin setelah mendengarkan masukan/saran dari bawahan. Gaya kepemimpinan konsultatif ialah pemimpin yang: - Banyak melakukan interaksi - Fungsi pemimpin yang lebih banyak berkonsultasi - Memberikan bimbingan kepada bawahan - Memberikan motivasi - Menekankan hubungan antar pribadi kepada para bawahan Gaya kepemimpinan Partisipatif adalah kemampuan mempengaruhi orang lain agar bersedia bekerja sama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dengan cara berbagai kegiatan yang akan dilakukan ditentukan bersama antara pimpinan dan bawahan. Seorang pemimpin yang partisipatif yaitu pemimpin yang: - Percaya kepada kemampuan staf dalam menyelesaikan tugas dan pekerjaan - Lebih banyak mendengarkan dan menerima saran - Mau bekerjasama dan memberikan dorongan proses pelaksanaan tugas - Memberi perhatian pada pengembangan anggota organisasi Gaya kepemimpinan Delegatif adalah kemapuan mempengaruhi orang lain agar bersedia bekerja sama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dengan cara berbagai kegiatan yang akan dilakukan lebih banyak diserahkan kepada bawahan. Gaya kepemimpinan delegatif yaitu: - Mendelegasikan seluruh tugas kepada para bawahan - Mendorong kemampuan staf untuk berinisiatif sendiri - Kurang berinteraksi dan kurang melakukan control - Tidak bertanggung jawab dalam memimpin organisasi (http://koloktumkpmipb.wordpress.com...) Gaya kepemimpinan seorang pemimpin itu mempunyai sifat, kebiasaan, temperamen, watak, dan kepribadian tersendiri yang unik dank has, hinga tingkah laku dan gaya yang membedakan dirinya dengan orang lain. Menurut Siagian (dalam Reza, 2010:12) terdapat lima gaya kepemimpinan yang disesuaikan dengan situasi, yaitu: 1. Tipe pemimpin yang otokratik Seorang pemimpin yang otokratik ialah seorang pemimpin yang: Menganggap organisasi sebagai milik pribadi Mengidentikkan tujuan pribadi dengan tujuan organisasi Menganggap bahwa sebagai alat sematamata Tidak mau menerima kritik, saran dan pendapat Terlalu tergantung pada kekuasaan formalnya Dalam tindakanya penggeraknya sering mempergunakan approach mengandung unsure paksaan dan puntif (bersifat menghukum) 2. Tipe pemimpin yang militeristik Perlu diperhatikan terlebih dahulu bahwa yang dimaksud seorang pemimpin tipe militeristik bebeda dengan seorang pemimpin modern. Seorang pemimpin yang bertipe militerlistik ialah seorang pemimpin yang memiliki sifat-sifat. - Dalam menggerakkan bawahannya sistem perintah yang sering depergunakan - Dalam menggerakkan bawahannya senang bergantung pada pangkat dan jabatan - Senang kepada formalitas yang berlebihlebihan - Menuntut disiplin yang tinggi dan kaku dari bawahanya 3. Tipe pemimpin yang paternalistic - Menganggap bahwa sebagai manusia yang tidak dewasa - Bersikap terlalu melindungi - Jarang memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk mengambil keputusan - Jarang memberikan kesempatan kepada bawahan untuk mengambil keputusan - Jarang memberikan kesempatan kepada bawahan untuk mengembangkan daya kreasi dan fantasi - Sering bersikap mau tahu 4. Tipe pemimpin yang kharismatik Harus diakui bahwa untuk keadaan tentang seorang pemimpin yang demikian sangat diperlukan, akan tetapi sifatnya yang negative mengalahkan sifatnya yang positif. 5. Tipe pemimpin yang demokratik Pengetahuan tentang kepemimpinan telah membuktikan bahwa tipe pemimpin yang 33 demokratislah yang paling tepat untuk organisasi modern karena Ia senang menerima saran, pendapat dan bahkan kritikan dari bawahan Selalu berusaha mengutamakan kerjasama teamwork dalam usaha mencapai tujuan Selalu berusaha mengembangkan kapasitas diri pribadinya sebagai pemimpin Sedangkan menurut Miftah Thoha (2005:314) empat sistem kepemimpinan dari Likert yaitu: 1. Sistem 1, dalam sistem ini pemimpin bergaya sebagai exploitive-authoritative. Pemimpin kepada bawahannya. Suka mengeksploitasi bawahan dan bersikap paternalistic. 2. Sistem 2, dalam sistem ini pemimpin dianamakan otokratis yang baik hati (benevolent authoritative). Pemimpin yang termasuk dalamsistem ini mempunyai kepercayaan yang berselubung, percaya pada bawahan, mau memotivasi, mendengarkan pendapat-pendapat, ide-ide dari bawahan dan memperbolehkan adanya delegasi wewenang dalam proses keputusan. 3. Sistem 3, dalam sistem ini gaya kepemimpinan yang lebih dikenal dengan sebutan manajer konsultatif. Pemimpin dalam hal ini mempunyai sedikit kepercayaan pada bawahan biasanya dalam hal kalau ia membutuhkan informasi, ide, atau pendapat bahwahan dan masih menginginkan melakukan pengendalian atas keputusan-keputusan yang dibuatnya. 4. Sistem 4, sistem pemimpin yang bergaya kelompok berpatisipatif (partisipative group). Dalam hal ini pemimpin mempunyai kepercayaan yang sempurna terhadap bawahannya. Dalam setiap persoalan, selalu mengandalkan untuk mendapatkan ide-ide dan pendapat-pendapat lainnya dari bawahan dan mempunyai niatan untuk mempergunakan pendapat bawahan secara konstruktif. Setelah mengetahui berbagai gaya dan tipe kepemimpinan, maka pertanyaan yang akan timbul adalah gaya kepemimpinan manakah yang lebih baik? Untuk menjawab pertanyaan ini memang sulit, karena tidak ada gaya kepemimpinan yang terbaik untuk semua situasi. Ada kalanya seorang pemimpin akan bergaya otoriter dalam situasi tertentu walaupun ia sebenarnya adalah pemimpin yang sering bergaya demokratis. Oleh karena itu, dalam rangka mempersoalkan gaya-gaya kepemimpinan, kita hendaknya jangan beranggapan bahwa seorang pemimpin harus tetap konsisten untuk mempertahankan gaya kepemimpinan tertentu. Hal ini justru akan memperburuk keadaan organisasi yang dipimpinnya, tetapi sebaliknya, harus bersikap fleksibel, yakni menyesuaikan gayanya dengan situasi yang ada, kondisi dan individu dalam organisasinya. 2. Kinerja a. Pengertian Kinerja Pegawai Keberhasilan suatu organisasi dipengaruhi oleh kinerja pegawai, untuk itu setiap instansi perkantoran akan berusaha untuk meningkatkan kinerja pegawai dalam mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan, maka kemampuan seorang pemimpin dalam menggerakkan dan memberdayakan pegawai akan mempengaruhi kinerja pegawai. Kinerja pegawai merupakan hasil kerja yang dapat dicapai seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi sesuai wewenang dan tanggung jawab masing-masing dalam rangka untuk mewujudkan tujuan organisasi yang diukur dari kuantitas dan kualitas pekerjaannya. Menurut Rue dan Byars (dalam Said, 2008:12) kinerja dapat didefinisikans sebagai pencapaian hasil atau “the degree of accomplishment” tingkat pencapaian organisasi. Selanjutnay hasil kerja seseorang dinilai dengan standar yang telah ditentukan, sehingga aka dapat diketahui sejauh mana tingkat kinerjanya dengan membandingkan antara hasil yang dicapai dengan standar yang ada. Menurut Wibowo (2009:7) Kinerja mempunyai makna yang lebih luas, bukan hanya hasil kerja tetapi termasuk bagaimana proses pekerjaan berlangsung. Dengan demikian, kinerja adalah tentang melakukan pekerjaan dan hasil yang dicapai dari pekerjaan tersebut. Kinerja adalah tentang apa yang dikerjakan dan bagaimana cara mengerjakannya. Selanjutnya Rivai (2005:309) mengatakan bahwa kinerja merupakan perilaku nyata yang ditampilkan setiap orang sebagai prestasi kerja yang dihasilkan oleh karyawan sesuai dengan perannya dalam perusahaan. Pengertian kinerja juga dikemukakan oleh Mangkunegara (2000:67), kinerja atau prestasi kerja adalah hasil kerja kualitas dak kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Berdasarkan beberapa definisi tersebut, penulis mengambil kesimpulan tentang definisi dari kinerja seseorang pegawai adalah sebagai hasil pekerjaan atau kegiatan seorang pegawai secara kualitas dan kuantitas dalam suatu organisasi untuk mencapai tujuan dalam melaksanakan tugas dan pekerjaan yang diberikan kepadanya. b. Pengukuran Kinerja Pegawai 34 Pengukuran Kinerja Pegawai Menurut Soedjono (dalam Mariam, 2009:14) menyebutkan enam kriteria yang dapat digunakan untuk mengukur kineraj pegawai secara individu yakni: 1. Kualitas, yaitu hasil pekerjaan yang dilakukan mendekati sempurna atau memenuhi tujuan yang diharapkan dari pekerjaan tersebut. 2. Kuantitas, yaitu jumlah yang dihasilkan atau jumlah aktivitas yang dapat diselesaikan. 3. Ketepatan waktu, yaitu dapat menyelesaikan pada waktu yang telah ditetapkan serta memaksimalkan waktu yang tersedia untuk aktivitas yang lain. 4. Efektifitas, yaitu pemanfaatan secara maksimal sumber daya yang ada pada organisasi untuk meningkatkan keuntungan dan mengurangi kerugian. 5. Kemandirian, yaitu dapat melaksanakan kerja tanpa bantuan guna menghindar hasil yang merugikan. 6. Komitmen kerja, yaitu komitmen kerja antara pegawai dengan organisasinya. 7. Tanggung jawab pegawai terhadap organisasinya. Sedangkan menurut Mathis (2009:78) yang menjadi indicator dalam mengukur kinerja atau prestasi karyawan adalah sebagai berikut: 1. Kuantitas kerja, yaitu volume kerja yang dihasilkan dalam kondisi normal 2. Kualitas kerja, yaitu dapat berupa kerapian ketelitian dan keterkaitan hasil dengan tidak mengabaikan volume pekerjaaan. 3. Pemanfaatan waktu, yaitu penggunaan masa keraj yang disesuaikan dengan kebijaksanaaan perusahaan atau lemabaga pemrintahan. 4. Kerjasama, yaitu kemampuan menangani hubungan dengan orang lain dalam pekerjaan. B. KERANGKA KONSEPTUAL Berikut ini dikemukakan pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini untuk memahami fenomena kepemimpinan pada instansi Kantor Bandar Udara Waris Kabupaten Keerom, Khususnya tentang pengaruh kepemimpinan terhadap kinerja pegawainya. Terdapat berbagai faktor yagn mempengaruhi kepemimpinan yang diterapkan seorang pemimpin dalam suatu organisasi. Faktor-faktor yang mempengaruhi kepemimpinan yang diterapkan digolongan dalam tiga kategori yaitu: faktor karakteristik pemimpin, faktor karakteristik pegawai dan faktor situasi. Gaya kepemimpinan yang digunakan seorang pemimpin memiliki pengaruh terhadap kinerja pegawai. Untuk kepentingan penelitian ini, kinerja pegawai dipandang sebagai hasil kerja yang dapat dicapai seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi sesuai wewenang dan tanggung jawabnya untuk mencapai tujuan organisasi. Kinerja pegawai selain dipengaruhi oleh gaya kepemimpinan yang deterapkan oleh pemimpinnya, juga dipengaruhi oleh karakteristik pegawai yang bersangkutan serta situasi yang terdapat pada lingkup organisasi. Kinerja pegawai akan berpengaruh terhadap Kinerja Organisasi pelayanaan Bandar Udara Waris terhadap masyarakat. Alur pemikiran tersebut dapat dilihat pada Gambar dibawah ini: GAYA KEPEMIMPINAN (X) a. b. c. d. KINERJA PEGAWAI (Y) Gaya Direksi Gaya Konsultatif Gaya Partisipatif Gaya Delegatif a. b. c. d. C. VARIABEL DAN INDIKATOR PENELITIAN Adapun variable dan indikator yang diteliti dalam penulisan proposal ini adalah sebagai berikut: 1. Variable Bebas (Independent Variabel) Variabel bebas yang mempengaruhi varibel terikat baik pengaruh positif maupun pengaruh negatif. Dalam hal ini yang menjadi variable bebas ( Independent Variabel) adalah gaya Kuantitas Kerja Kualitas Kerja Pemanfaatan Waktu Kerjasama kepemimpinan yang dalam hal ini dilambangkan X. 2. Variable Terikat (Dependent Variabel) Variabel terikat merupakan variable yang menjadi pusat penelitian ini adalah kinerja pegawai yang di lambangkan dengan variable Y III. METODE PENELITIAN A. TIPE DAN DASAR PENELITIAN Tipe penelitian yang digunakan adalah assosiatif, dengan mengukur pengukur Kepemimpinan (Variabel bebas) dengan Kinejar 35 Pegawai (Varibel terikat). Informasi deperoleh dengan mencari informasi yang berhubungan dengan permasalah peniltian, maka dasar penilitian yang digunakan adalah survey, yaitu untuk mencari hubungan antara gaya kepemimpinan dengan kinerja pegawai yang ditunjukkan kepada seluruh pegawai yang ada di Kantor Bandar Udara Waris Kabupaten Keerom. B. POPULASI DAN SAMPEL 1. Populasi Dari jumlah pegawai sebanyak 13 (tiga belas) orang, penulis mengambil populasi seluruh pegawai yang ada didalam instansi Bandara Waris. Populasi adalah keseluruhan semua karakter dari obyek yang lengkap dan jelas yang ingin diteliti. Sehingga sasaran yang akan menjadi obyek penelitian ini merupakan keseluruhan karakteristik yang ada dalam instansi Kantor Bandar Udara Waris. 2. Sampel Sampel yang penulis gunakan yaitu sampling jenuh berasal dari seluruh pegawaiyang ada pada lingkup kantor Bandar Udara Waris Kabupaten Keerom. Mengingat jumlah populasi yang hanya sebanyak 13 (tiga belas) orang pengawas, maka layak untuk diambil keseluruhan untuk dijadikan sampel tanpa harus mengambil sampel dalam jumlah tertentu. C. DEFINISI OPERASIONAL Definisi operasional adalah suatu unsure penelitian yang memberitahukan bagaimana caranya untuk mengukur suatu variable melalui indicator-indokator. 1. Gaya Kepemimpinan dalam penelitian ini dapat dilihat empat macam gaya dalam kegiata pengambilan keputusan/ pemecahan maslah yang dilakukan pemimpin dalm melaksanakn pekrjaan yaitu: 1) Gaya Kepemimpinan Direktif, pemecahan masalah dan pengambilan keputusan dilakukan oleh pemimpin 2) Gaya Kepemimpin Konsultatif, pengambilan keputusan dan pemecahan masalah dilakukan oleh pemimpin setelah mendengarkan masukan /saran dari bawahan. 3) Gaya Kepemimpinan Partisipatif, pemimpin dan bawahan sama-sama terlibat dalam pengambilan keputusan dan pemecahan masalah. 4) Gaya Kepemimpinan Delegatif, pemimpin mendelegasikan pengambilan keputusan dan pemecahan masalah kepada bawahan. 2. Kinerja Pegawai diukur dari Kuantitas kerja yang dilihat dari penyelesaian semua tugas dengan baik dan tanpa banyak kesalahan Kualitas kerja berupa kerapian, ketelitian dan mematuhi semua peraturan dalam melaksanakan tugas sesuai dengan pekerjaanya. Pemanfaatan waktudalam menyelesaikan pekerjaan tepat waktusesuai dengan peraturan yang berlaku. Kerja sam yaitu kemampuan pegawai dalam membina hubungan pegawai lain dan pimpinan. D. TEKNIK DAN INSTERUMEN PENGUMPULAN DATA Dalam penelitian ini, jenis data yang dikumpulkan adalah data primer dan data sekunder. - Data primer adalah data yang diperoleh langsung para pegawai Kantor Bandar Udara Waris kabupaten Keerom, sesua dengan item pertanyaan dalam kuesioner. - Data sekunder adalah data yang diperoleh dari Kantor Bandar Udara Waris kabupaten Keerom atau melalui data yang telah diteliti dan dikumpulkan oleh pihak lain yang berkaitan dengan permaslahan penelitian ini. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan Kuesioner (angket). Sugiyono (2008), mengemukakan bahwa kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Kuesioner yaitu metode pengumpulan data dengan mengajukan pertanyaan tertulis yang telah disusun secara sistematis dan erat kaitannya dengan variable yang sedang diteliti kepada responden yang telah ditentukan. Instrument penelitian adalah alat atau fasilitas yang dipergunakan oleh penelitian dalam pengumpalan data agar pekerjaanya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis sehingga lebih mudah diolah (Arikunto, 2006:160) Dalam penelitian ini peneliti menggunakan instrumen penelitian berupa pedoman kuesioner, yaitu berupa daftar pertanyaan-pertanyaan tertulis yang mengacu pada variable penelitian yang dibagikan kepada seluruh responden yang hasilnya akan dikemukakan ke dalam tabel scoring dan bilangan persentase. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan data dan informasi yang akurat. E. JENIS DAN SUMBER DATA Adapun jenis dan sumber data dalam penelitian ini, penulis menggunakan Sumber Data Primer dan Sumber Data Sekunder. 1. Sumber Data Primer, Yaitu data yang diperoleh langsung dari objek penelitian, yang meliputi: kuisioner. 2. Sumber Data Sekunder, Yaitu data yang diperoleh melalui study kepustakaan, yaitu dari buku-buku literature yang berhubungan dengan penulisan dan dokumen-dokumen pada Kantor Bandar Udara Waris IV. PEMBAHASAN 1. Kepemimpinan Kepala Bandara Udara Waris Kabupaten Keerom 36 Pemimpin yang efektif dalam menerapkan gaya tertentu dalam kepemimpinannya terlebih dahulu harus memahami siapa bawahan yang dipimpinnya, mengerti kekuatan dan kelemahan bawahannya dan mengerti bagaimana cara memanfaatkan kekuatan bawahan untuk mengimbangi kelemahan yang dimikinya. Secara umum semua pegawai menginginkan gaya kepemimpinan yang sesuai keinginan dari pegawai itu sendiri, sehingga pengaruhnya adalah langsung terhadap kinerja. Ketepatan gaya kepemimpinan dengan keinginan sebagian besar pegawai dapat secara langsung mempengaruhi kinerja pegawai itu sendiri secara langsung. Berbagai dampak positif dapat timbul apabila pimpinan dapat menjadi panutan bagi semua pegawainya. Sehingga pegawai akan bekerja lebih baik dan dampak yang ditimbulkan adalah kinerja dari organisasi akan semakin meningkat. Berdasarkan hasil pengujian secara statistic dapat terlihat dengan jelas bahwa dari hasil jawaban responden secara keseluruhan gaya kepemimpinan Kepala Bandar Udara Waris Kabupaten Keerom termasuk kategori baik. Berdasarkan hasil penelitian teradapat keterangan tentang pemimpin kepala bandara yakni bahwa kepala bandara dalam bersikap, bertindak dan mengambil keputusan mempengaruhi kinerja pegawai dalam penyelenggaraan pemerintah. Dalam hal tersebut tidak hanya gaya kepemimpinan Kepala Bandara saja yang mempengaruhi kinerja pegawai tetapi ada juga faktor lain selain gaya kepemimpinan Kepala Bandara yang tidak dijelaskan dalam pembahasan penelitian ini. Gaya kepemimpinan direktif yaitu seorang pemimpin yang mampu mempengaruhi bawahan agar bersedia bekerjasama untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan dengan cara segala kegiatan yang diputuskan oleh pimpinan termasuk kategori cukup baik. Menurut hasil penelitian, Kepala Bandara disaat menjelaskan tugas banyak terlibat dalam pelaksanaanya dan menjelaskan tugas-tugas apa sja yang harus dikerjakan oleh para bawahannya, kegiatan di Kantor Bandar Udara Waris berpusat kepada kepala Bandar Udara dan meberikan sedikit kebebasan kepada bawahannya dalam bertindak serta berkreasi. Sedangkan gaya kepemimpinan Konsultatif adalah seorang pemimpin kerapkali memerlukan pertimbangan yang mengharuskan berkonsultasi dengan orang-orang yang dipimpinnya yang dinilai mempunyai berbagai bahan informasi yang diperlukan dalam menetapkan keputusan termasuk kategori cukup baik. Berdasarkan data penelitian Kepala Bandara sering berinteraksi kepada bawahannya dalam melaksanakan tugas serta memberikan bimbingan kepada pegawai yang belum paham atas tugas yang diberikannya. Kepala Bandara juga memberikan motivasi kepada bawahannya agar semangat dalam hal melaksanakan tugas pekerjaannya. Kepala Bandara Waris cenderung tidak pernah menekankan hubungan antar pribadi kepada para pegawainya. Gaya kepemimpinan partisipatif adalah seorang pemimpin yang mau mengikutsertakan mengambil keputusan dan dalam melaksanakan tugas pekerjaan dilakukan secara terkendali dan terarah berupa kerjasama dengan tidak mengambil tugas pokok orang lain termasuk kategori cukup baik. Menurut pengamatan penulis, Kepala Bandar cukuo percaya kepada kemampuan para pegawainya dalam menyelesaikan tugas pekerjaannya. Sedangkan kepala Bandara dlam hal mendengar dan menerima saran kepada bawahannya cukup baik namun terkadang ada saran-saran yang tidak dapat diterima kepala Bandara berdasarkan pertimbanganpertimbangannya. Kepala Bandara juga mau bekerjasama dan memberikan dorongan saat pelaksanaan tugas. Kepala Bandara Waris cukup memberikan perhatian kepada pengembangan anggota organisasi pada Kantor Bandar Udara Waris Kabupatn Keerom. Gaya kepemimpinan delegatif adalah seorang pemimpin yang memberikan wewenang dan kepercayaan kepada bawahan dalam membuat atau menetapkan keputusan baik melalui persetujuan maupun tanpa persetujuan pimpinan. Gaya kepemimpinan yang paling rendah adalah gaya kepemimpinan Delegatif termasuk kategori cukup baik dalam mendelegasikan tugas kepada bawahannya. Menurut hasil pengamatan penulis Kepala Bandara cenderung cukup baik mendelegasikan tugas-tugas kepada para pegawainya dan berusaha menerapkan pola kepemimpinan yang mendorong kemampuan para pegawai untuk berinisiatif sendiri dalam pelaksanaan tugasnya masing-masing. Gaya kepemimpinan yang cenderung diterapkaan oleh Kepala Bandar Udara Waris yaitu gaya kepemimpinan konsultatif dan gaya kepemimpinan partisipatif. Hal ini berarti bahwa Kepala Bandar Udara waris lebih sering melakukan interaksi dengan bawahan serta memberikan bimbingan dan motivasi kepada bawahannya serta percaya pada kemampuan staf dalam menyelesaikan tugas dan mau mendengar saran dari para bawahannya. 2. Kinerja Pegawai Bandar Udara Waris Kabupaten Keerom Kinerja pegawai secara umum akan selalu berkaitan dengan kemapuan pegawai dalam menjalankan setiap tugas yang dibebankan kepadanya. Oleh karena itu, kualitas kerja harus menjadi prioritas dalam pelaksanaan tugas, di 37 samping harus mampu menyelesaikan seluruh tugas yang diberikan (kuantitas). Artinya semua pekerjaan tetap diusahakan selesai tepat waktu baik secara kualitas maupun kuantitasnya. Langkah ini dilakukan untuk mengurangi pelaksanaan tugas yang diulang-ulang akibat kesalahan. Kinerja pegawai merupakan suatu hal yang sangt penting digunakan untuk mengevaluasi apakah proses kinerja yang dilakukan organisasi selama ini sudah sejalan dengan tujuan yang diharapkan atau belum. Dari hasil pengujian diatas dapat terlihat dengan jelas bahwa dari hasil jawaban responden secara keseluruhan mengenai kinerja pegawai Bandar Udara Waris Kabupaten Keerom termasuk kategori baik. Keberhasilan suatu organisasi dipengaruhi oleh kinerja pegawai, untuk itu setiap organisasi akan berusaha untuk meningkatkan kinerja karyawan dalam mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Indikator kinerja pegawai dilihat dari pemanfaatan waktu kerja pegawai yang dapat diselesaikan pada waktu yang tersedia untuk aktivitas lain termasuk kategori baik. Berdasarkan hasil penelitian penulis, para pegawai dapat menyelesaikan tugas secara tepat waktu namun terkadang ada beberapa tugas yang diperintahkan oleh Kepala Bandara tidak selesai pada tepat waktu disebabkan masih ada pekerjaan-pekerjaan lain yang secara bersamaan harus diselesaikan lebih dulu. Para pegawai Bandar udara waeis cenderung sering dituntut target dalam menyelesaikan pekerjaannya. Apabila saat Kepala Bandara tidak berada ditempat atau sedang dinas diluar tetap para pegawai masuk kantor dan bekerja melaksanakan tugasnya masing-masing. Indikator kinerja menurut kerjasama termasuk kategori baik. Dari hasil penelitian sebagian besar para pegawai dapat bekerjasama dengan baik antar sesame pegawai dan apabila ada seseorang pegawai yang mengalami kesulitan dalam melaksanakan tugasnya maka teman pegawai yang lainnya membantu temannya pada saat pelaksanaan tugas pekerjaannya. Disaat menjalankan tugas terdapat masalah maka para pegawai turut memberikan pemecahan masalah yang dialami pegawai lain. Kenyataan ini lebih didorong oleh adanya semangat kebersamaan untuk saling membantu dalam menyelesaikan tugas pekerjaan dan semangat untuk memberikan sumbang pemikiran dalam memecahkan berbagai persoalan yang dihadapi bersama. Indikator kinerja pegawai dilihat dari kualitas kerja pegawai dari kesesuaian pelaksanaan tugas yang dilakukan oleh para pegawai terhadap perintah seorang Kepala Bandara. Kesesuaian pelaksanaan tugas dengan perintah atasan ini sekaligus menandai adanya loyalitas pegawai terhadap pimpinan termasuk kategori baik. Dari hasil penelitian para pegawai dalam menjalankan tugas-tugas yang diberikan kepala bandara dalam melaksanakan pekerjaanya sering menjaga kerapiannya sebab kepala bandara sangat menjaga kerapian dalam pekerjaanya. Disaat menjalankan tugas para pegawai juga dengan teiliti dalam mengerjakan tugas yang diberikan kepala bandara agar tidak terdapat kesalahan serta dapat mematuhi peraturan dalam melaksanakan tugas sesuai dengan pekerjaannya. Indikator kinerja yang dilihat dari kuantitas kerja pegawai termasuk kategori cukup baik, hasil kerja dapat dilihat dari tingkat hambatan pegawai dalam melaksanakan tugas pekerjaan yang mereka jalankan dan pencapaian hasil dari pekerjaan tersebut. Berdasarkan data penelitian kuantitas pegawai pada Kantor Udara Waris hampir seluruhnya dapat menyelesaikan tugas-tugasnya yang diberikan Kepala Bandara dengan baik, terkadang mengalami hambatan-hambatan dalam menjalankan tugas namun tugas yang diberikan dapat diselesaikan dengan bak. Para pegawai cukup baik dalam hal menyelesaikan tugas tanpa banyak kesalahan walaupun terkadang terdapat kekeliruan-kekeliruan sedikit pada tugas yang diberikan Kepala Bandar Udara Waris. Para pegawai juga cukup baik dalam menghasilkan volume kerja dalam kondisi norma dalam menjelaskan tugasnya masing-masing. Dari hasil jawaban responden pegawai Bandar Udara Waris menyangkut kinerja pegawai secara keseluruhan nilao skor masing-masing termasuk kategori baik dan cukup baik namun nilao skor tertinggi pada kinerja pegawai yaitu ada pada kerjasama. Hal ini berarti bahawa Kinerja pegawai pada kantor Bandar Udara Waris Kabupaten Keerom bekerjasama dengan baik dalam melaksanakan tugasnya. V. PENUTUP Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan sebelumnya maka berkaitan dengan pengaruh kepemimpinan Kepala Bandara terhadap kinerjanya pegawai pada Kantor Bandar Udara Waris Kabupaten Keerom, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Berdasarkan hasil penelitian terhadap variable kepemimpinan, maka kepemimpinan Kepala Bandara Udara Waris Kabupaten Keerom, termasuk kategori cukup baik. Hal ini bisa dilihat dari skor rata-rata jawaban responden yang mencapai nilai 3.13, yang berada pada interval 2,15-3,25. Dari empat gaya kepemimpinan direktif, gaya kepemimpinan konsultatif, gaya kepemimpinan partisipatif, dan gaya kepemimpinan delegatif, ternyata gaya kepemimpinan yang paling banyak digunakan oleh Kepala Bandara adalah Gaya 38 Kepemimpinan konsultatif dan gaya kepemimpinan partisipatif. 2. Berdasaskan penelitian terhadap variable kinerja menunjukkan bahwa Kinerja Pegawai Bandar Udara Waris Kabupaten keerom, termasuk kategori baik, yang bisa dilihat dari skor rata-rata bobot jawaban responden yang mencapai nilai rata-rata sebesar 3,31. Dari beberapa indikator kinerja pegawai yang meliputi kuantitas kerja pegawai, kualitas kerja pemanfaatan waktu kerja, dan kerjasama, memperlihatkan bahwa nilai skor tertinggi pada sub variable kerjasama dengan nilai sor rata-rata adalah 3,14. Hal ini berarti bahwa pegawai pada kantor Bandar Udara Waris Kabupaten Keerom senantiasa mengutamakan kerjasama antar pegawai dengan baik. 3. Berdasarkan hasil penelitian terhadap pengaruh kepemimpinan terhadap kinerja menunjukkan bahwa Variabel Kepemimpinan Berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai. Hal ini bissa dibuktikan dari hasil perhitungan korelasi menggunakan pearson product moment, dimana nilai korelasi yang diperoleh adalah 0,861. Pengaruh Variabel Kepemimpinan terhadap kinerja pegawai Bandar Udara Waris sebesar 74,1%, sedangkan sisanya sebesar 25,9% persen ternyata dipengaruhi oleh faktor lain diluar model penelitian ini. Hal ini berarti bahawa hipotesis penelitian terbukti, yang membuktikan adanya pengaruh antara kepemimpinan kepala bandara dengan kinerja pegawai Bandar Udara Waris Kabupaten Keerom. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi.2006. produser Penelitian Suatu Pendekatan Praktif. Jakarta: Rineka Cipta. Baihaqi, Muh, Fausan. 2010. Pengaruh gaya Kepemimpinan Terhadap Kepuasan Kerja Dan Kinerja dengan Komitmen Organisasi Sebagai Variabel Intervening pada PT. Yudhistira Ghalla Indonesia Area Yogyakarta. Semarang: Program Sarjana Universitas Diponegoro. (SKRIPSI) Dharma, Surya. 2005. Manajemen Kinerja Falsafah Teori dan Penerapannya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Mangkunegara, A.A. Anwar prabu (2000), Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta; Rineka Cipta Mariam, Rani. 2009. Pengaruh Gaya Kepemimpinan dan Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Karyawan melalui Kepuasan Kerja Karyawan Sebagai Variabel Intervering Pada Kantor Pusat PT. Asuransi Jasa Indonesia (Persero). Semarang: Program Pasca Sarjana Universitas Diponegoro (TESIS) Mathis, Robert L, Jakson, Jhon H. 2002. Manajemen Sumberdaya Manusia. Jakarta: Salemba Empat. Reza, Regina A. 2010. Pengaruh Gaya Kepemimpinan, Motivasi, dan Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Karyawan PT. Sinar Santosa Perkasa Bandarnegara. Semarang: Program Sarjana Universitas Diponegoro Semarang (SKRIPSI) Rivai, Veithzal. 2005. Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Said, Moh, Dachirhin. 2008. Analisis Kinerja Pegawai Pada Balai Pendidikan dan Pelatihan Keagamaan Semarang. Semarang: Program Pasca Sarjana Universitas Diponegoro. (TESIS) Siagian, Sondang P. 2003. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Penerbit Bumi Aksara. Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Penerbit Alfabeta. Sugiyono, 2008. Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Penerbit Alfabeta. Supriyadi, Gering, Guno, Tri. 2006. Budaya Kerja Organisasi. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara. Syafi’ie, Inu, Kencana. 2009. Kepemimpinan Pemerintahan Indonesia. Bandung: PT. Refika Aditama. Thoha, Miftah. 2005. Perilaku Organisasi Konsep Dasar dan Aplikasinya. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada. Wibowo. 2009. Manajemen Kinerja. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Kementrian Perhubungan, Peta Cakupan Pelayanan Bandar Udara Di Indonesia Nomor: KM 11 TAHUN 2010 Tanggal 5 Februari 2010. 39