BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Merkuri (Hg)

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Merkuri (Hg) merupakan salah satu logam berat yang banyak digunakan
dalam proses industri khlor alkali, alat-alat listrik, cat, sampai pertambangan
emas. Logam tersebut mendapat perhatian serius, karena volatilitasnya dalam
bentuk elemen, senyawa anorganik, maupun organik lebih tinggi dibandingkan
dengan logam lain. Hal ini memungkinkan Hg terdistribusi secara global melalui
transport atmosfer kemudian terdeposisi ke permukaan tanah dan menyebabkan
kadar Hg dalam lingkungan meningkat (Khondaker & Caldwell, 2003). Dalam
kegiatan penambangan, logam tersebut digunakan dalam proses amalgamasi.
Merkuri dapat mengikat bijih emas dan dapat memisahkan bijih emas dengan
logam-logam lainnya.
Limbah dari proses pengolahan emas umumnya langsung dibuang ke
sungai. Hal ini disebabkan lemahnya pengawasan terhadap penanganan
(pembuangan) limbah, yang menyebabkan terjadinya pencemaran merkuri di
sungai tersebut. Salah satu metode untuk mengetahui kualitas suatu perairan
adalah melalui pendekatan biologis dengan menggunakan organisme air
(bioassesment). Organisme air yang dapat digunakan adalah ganggang (algae),
bakteri, protozoa, makroinvertebrata, dan ikan (Haynes, 1997). Namun, dari
kelima jenis organisme air tersebut, kelompok makroinvetebrata (fauna) benthik
dipandang paling cocok untuk menilai kualitas lingkungan perairan. Hal ini
dikarenakan adanya faktor preferensi habitatnya dan juga mobilitasnya yang
relatif terbatas, sehingga dapat merekam perubahan kondisi lingkungan. Di
samping itu, makroinvertebrata benthik juga sangat mudah untuk diidentifikasi
dan diamati secara mikroskopis, dianalisa, dan diawetkan atau disimpan
(preserve) dari pada jasad renik lainnya. Makroinvertebrata benthik banyak
digunakan sebagai indikator perairan dibandingkan kelompok organisme lain
(Abel, 1989; Hawkes,1979; Hellawell, 1986; Wiederholm, 1980). Berdasarkan
kategori feeding goup, makroinvertebrata dibedakan manjadi Shredder, Gatherer
Collector, Filterer Collector, Scrapper/ Grazer, dan Predator. Shredder, berada
dalam aras trofik pertama yaitu pemakan bahan organik menjadi partikel halus.
1
Kemudian Gatherer Collector, Filter Collector, dan Scrapper/ Grazer berada
dalam arastrofik kedua, yaitu sebagai pemakan partikel halus dan alga. Kemudian
Predator berada dalam aras trofik ketiga, sebagai pemangsa bagi jenis
makroinvertebrata lainnya (Begon & Harper, 1990).
Penambangan emas di Dusun Sangon, Desa Kalirejo, Kecamatan Kokap,
Kabupaten Kulon Progo, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, merupakan
penambangan emas rakyat (tradisional). Pengolahan emas dilakukan dengan
teknik amalgamasi menggunakan Hg. Setelah proses amalgamasi selesai, limbah
(tailing) mengandung Hg dialirkan ke kolam penampungan, dan dibiarkan tanpa
proses pengolahan lebih lanjut. Konsentrasi Hg dalam tailing tersebut sebesar
800-6900 ppm. Saat kolam telah penuh dan pengolahan emas terus berlangsung,
limbah mengalir keluar kolam dan meresap ke dalam tanah di sekitar kolam dan
juga masuk ke Sungai Sangon, sehingga menyebabkan pencemaran Hg di tanah
dan juga perairan tersebut (Setiabudi, 2005).
B. Permasalahan
Pembuangan limbah pengolahan emas ke Sungai Sangon telah
menyebabkan pencemaran merkuri di perairan sungai tersebut. Pencemaran
merkuri tersebut menunjukkan terjadinya penurunan kualitas lingkungan perairan
dan dapat menyebabkan efek toksik bagi organisme akuatik. Kandungan merkuri
dalam makroinvertebrata benthik dapat merefleksikan kondisi lingkungan pada
waktu tertentu. Pada tahun 2013, pemantauan kualitas perairan Sungai Sangon
telah dilakukan pengukuran kandungan merkuri pada makroinvertebrata benthik.
Namun, saat ini belum diketahui kandungan merkuri dalam organisme benthik
tersebut. Berdasarkan pernyataan tersebut, apakah makroinvertebrata benthik
mengakumulasi Hg dan berapa kandungan Hg yang terkandung pada
makroinvertebrata benthik, air, dan sedimen Sungai Sangon?
2
C. Tujuan
Tujuan penelitian ini adalah untuk mempelajari kandungan merkuri pada
makroinvertebrata benthik, air, dan sedimen di Sungai Sangon, Kulon Progo,
Yogyakarta.
D. Manfaat
Manfaat penelitian ini adalah untuk menambah informasi ilmiah tentang
ekotoksikologi lingkungan yakni kandungan merkuri (Hg) yang terdapat pada
makroinvertebrata, air dan sedimen di Sungai Sangon, Kulon Progo, Yogyakarta.
Selain itu, dapat dijadikan sebagai bahan evaluasi bagi masyarakat dan pemerintah
dalam hal pengolahan limbah penambangan.
3
Download