PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PENGARUH VARIASI DOSIS CENDAWAN MIKORIZA ARBUSKULA (CMA) TERHADAP HASIL SIMBIOSIS, PERTUMBUHAN TANAMAN KEDELAI (Glicyne max (L) Merill) DAN KUALITAS TANAH PADA MEDIA TANAH BEKAS TAMBANG BATU KAPUR GUNUNG KIDUL HALAMAN JUDUL SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Biologi Oleh: WEMPIRIUS MAUK NIM: 131434053 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2017 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI SKRIPSI PENGARUH VARIASI DOSIS CENDAWAN MIKORIZA ARBUSKULA (CMA) TERHADAP HASIL SIMBIOSIS, PERTUMBUHAN TANAMAN KEDELAI (Glicyne max (L) Merill) DAN KUALITAS TANAH PADA MEDIA TANAH BEKAS TAMBANG BATU KAPUR GUNUNG KIDUL Oleh : Wempirius Mauk 131434053 Telah disetujui oleh : Pembimbing Dr. Ir. P. Wiryono Priyotamtama, SJ ii PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PENGARUH VARIASI DOSIS CENDAWAN MIKORIZA ARBUSKULA (CMA) TERHADAP HASIL SIMBIOSIS, PERTUMBUHAN TANAMAN KEDELAI (Glicyne max (L) Merill) DAN KUALITAS TANAH PADA MEDIA TANAH BEKAS TAMBANG BATU KAPUR GUNUNG KIDUL Dipersiapkan dan ditulis oleh: Wempirius Mauk 131434053 Telah dipertahankan di depan Panitia Penguji Skripsi Program Studi Pendidikan Biologi JPMIPA FKIP Universitas Sanata Dharma pada tanggal: 31 Juli 2017 Dan dinyatakan telah memenuhi syarat Susunan Panitia Penguji Nama Lengkap Tanda Tangan Ketua : Dr. Marcellinus Andy Rudhito, M.Pd. .............................. Sekretaris : Drs. A. Tri Priantoro, M.For.Sc. .............................. Anggota : Dr. Ir. P. Wiryono Priyotamtama, SJ .............................. Anggota : Retno Herrani Setyati Catarina, M. Biotech. ............................. Anggota : Ika Yuli Listyarini, M.Pd. .............................. Yogyakarta, 31 Juli 2017 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Dekan, Rohandi, Ph.D iii PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah. Yogyakarya, 31 Juli 2017 Penulis Wempirius Mauk iv PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS Yang bertandatangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma Yogyakarta: Nama : Wempirius Mauk NIM : 131434053 Demi kepentingan pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul: „PENGARUH VARIASI DOSIS CENDAWAN MIKORIZA ARBUSKULA (CMA) TERHADAP HASIL SIMBIOSIS, PERTUMBUHAN TANAMAN KEDELAI (Glicyne max (L) Merill) DAN KUALITAS TANAH PADA MEDIA TANAH BEKAS TAMBANG BATU KAPUR GUNUNG KIDUL” Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, untuk mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu izin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di : Yogyakarta Pada tanggal : 31 Juli 2017 Yang menyatakan, Wempirius Mauk v PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI ABSTRAK PENGARUH VARIASI DOSIS CENDAWAN MIKORIZA ARBUSKULA (CMA) TERHADAP HASIL SIMBIOSIS, PERTUMBUHAN TANAMAN KEDELAI (Glicyne max (L) Merill) DAN KUALITAS TANAH PADA MEDIA TANAH BEKAS TAMBANG BATU KAPUR GUNUNG KIDUL Wempirius Mauk 131434053 Universitas Sanata Dharma Salah satu usaha untuk merehabilitasi lahan bekas tambang khususnya tambang batu kapur adalah dengan memilih jenis tanaman yang bisa toleran terhadap lingkungan kering yang kurang air. Solusi ini akan lebih efektif dengan adanya simbiosis antara tanaman dengan cendawan mikoriza arbuskula (CMA). Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui dosis CMA yang paling baik untuk mekanisme simbiosis mutualisme, pertumbuhan tanaman kedelai, infeksi akar dan kondisi tanah, bagi pertumbuhan tanaman kedelai dibandingkan dengan kontrol negatif (tanpa CMA). Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimental. Perlakuan dilakukan pada 40 sampel tanaman yang terdiri dari perlakuan A1 (5g), A2 (10g), A3 (15g), kontrol positif (15g) dan kontrol negatif (tanpa mikoriza) yang didesain menjadi penelitian satu faktor yakni menguji pengaruh pemberian CMA dengan dosis yang berbeda. Pemberian dosis CMA dilakukan sejak bibit tanaman dipindahkan ke media tanam dengan cara menaburkan di sekitar perakaran tanaman. Pengambilan data dilakukan 5 hari sekali selama 50 hari dengan melakukan pengukuran terhadap tinggi tanaman, diameter batang dan jumlah daun. Tingkat infeksi CMA diukur pada masa akhir pengamatan. Hasil penelitian menunjukan bahwa pemberian CMA dengan dosis yang berbeda berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan kedelai. Pemberian CMA dengan dosis 15g terbukti paling optimal bersimbiosis dengan tanaman kedelai dan berpengaruh lebih besar bagi pertumbuhan kedelai, infeksi akar, dan kondisi tanah, dibandingkan dengan tanaman kontrol negatif (tanpa mikoriza). Kata kunci: CMA, kedelai, simbiosis, pertumbuhan tanaman, kualitas lahan, tanah kapur. vi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI ABSTRACT EFEECT OF VARIANCE DOSES‟S GIVING OF ARBUSKULAR MYCORRHIZA FUNGI (AMF) TOWARD THE SIMBIOSIS, OF KEDELAI (Glycine max (L) Merill) AND SOIL QUALITY FOR EX-LIME MINE IN GUNUNG KIDUL Wempirius Mauk 131434053 Sanata Dharma University One of the reclamation efforts of ex-lime mine is by planting a certain plant which is tolerance toward dry environments. This solution would be more effective with the presence of symbiosis between pioneer plants with Arbuskular Mycorrhiza Fungi (AMF). This research was conducted to identify the influence different doses of giving of AMF for the growth of kedelai and examine it’s symbiosis mutualism, as well as examine the effect of giving AMF for Kedelai’s growth compared to negative control (without AMF). This research is an experimental research. The research was conducted to 40 plant samples which consisted A1 (5g), A2 (10g), A3 (15g) plants, positive control (15g) and negative control (without mikorza) which was designed using one factor ANOVA as its statistical analysis become one factor research that was examining the effectiveness of different doses giving AMF fertilizer. Different dose of AMF since the plant were replace into plant media by spreading around those near its roots plant. The data was collected in every 5 days for 50 days by measuring the length of the stem, stem diameter and number of leaves. Root length and its AMF infection rate were measured at the end of the experiment. The results showed that the giving of different dose of AMF is significantly affect the growth of Kedelai, 15g of giving AMF have proven most effective in mutualistic symbiosis with the host plant and the effect of growth is greater compared to negative control plants (without). Keywords: CMA, kedelai, symbiosis, plant growth, soil quality, lime soil. vii PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI KATA PENGANTAR Puji syukur yang berlimpah kepada Allah Bapak dan Putera-Nya, Yesus Hamba Yahwe bersama Bunda Maria, yang senantiasa memberikan berkat, perlindungan dan semangat serta kekuatan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Selesainya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan banyak pihak yang dengan segala daya upaya telah membantu penulis. Untuk itu dari lubuk hati yang terdalam penulis haturkan limpah terima kasih kepada mereka semua, teristimewa kepada: 1. Romo Dr. Ir. P. Wiryono Priyotamtama, S.J, selaku pembimbing utama yang dengan kebaikan dan keikhlasan hatinya memberikan seluruh perhatiannya dalam proses penyelesaian skripsi ini. 2. Kongregasi tercinta, Kongregasi Frater Hamba Hamba Kristus tempat dimana penulis bernaung dalam menjalani hidup panggilan penulis 3. Pemimpin Umum beserta Dewan Pimpinan Umum Kongregasi dan semua konfrater yang dengan caranya masing-masing telah mendukung penulis 4. Orang tua, kakak, adik serta semua keluarga yang selalu dan senantiasa memberikan dukungan kepada penulis 5. Kaprodi beserta para Dosen Pendidikan Biologi yang telah berkenan mendampingi dan berbagi ilmu kepada penulis selama kurang lebih 4 tahun 6. Teman-teman angakatan 2013 yang dengan caranya masing-masing telah membantu penulis hingga selesainya skripsi ini viii PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 7. Semua saja yang telah mendukung serta membantu yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu Penulis menyadari bahwa penulisan naskah skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu penulis sungguh berharap akan masukan, saran serta kritik yang membangun demi melengkapi skripsi ini agar lebih layak untuk dibagikan kepada sesama. Akhirnya penulis berharap skripsi ini bisa bermanfaat untuk memberikan informasi kepada siapa saja yang membutuhkannya. Penulis ix PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ............................................................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ..................................................... ii LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................... iii PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ................................................................ iv LEMBAR PERYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ......................v ABSTRAK ............................................................................................................. vi ABSTRACT .......................................................................................................... vii KATA PENGANTAR ......................................................................................... viii DAFTAR ISI ............................................................................................................x DAFTAR TABEL ................................................................................................ xiii DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xiv DAFTAR LAMPIRAN ..........................................................................................xv BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................1 A. Latar Belakang Masalah .................................................................................1 B. Rumusan Masalah ..........................................................................................6 C. Tujuan Penelitian ...........................................................................................6 D. Manfaat Penelitian .........................................................................................7 1. Bagi Peneliti .............................................................................................7 2. Bagi Masyarakat.......................................................................................7 3. Bagi Dunia Pendidikan ............................................................................7 BAB II DASAR TEORI ..........................................................................................8 A. Dasar Teori .....................................................................................................8 1. Mikoriza ...................................................................................................8 a. Pengertian Mikoriza .........................................................................8 b. Klasifikasi Mikoriza .........................................................................9 c. Taksonomi Mikoriza ......................................................................10 d. Struktur Umum Mikoriza ...............................................................12 e. Manfaat Mikoriza ...........................................................................13 2. Kedelai (Glycine max (L) Merill) ..........................................................15 a. Taksonomi ......................................................................................15 x PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI b. Morfologi .......................................................................................16 c. Kandungan Biji Kedelai .................................................................18 d. Syarat Tumbuh ...............................................................................19 e. Manfaat Kedelai .............................................................................21 3. Batuan Kapur .........................................................................................22 a. Kawasan Karst ...............................................................................22 b. Wilayah Karst di Gunungkidul ......................................................23 c. Tambang Kapur dan Jenis Tanah ...................................................25 B. Penelitian yang Relevan ...............................................................................28 C. Kerangka Berpikir ........................................................................................30 D. Hipotesis.......................................................................................................32 BAB III METODOLOGI PENELITIAN...............................................................33 A. Jenis Penelitian .............................................................................................33 B. Batasan Masalah...........................................................................................34 C. Waktu dan Tempat Pelaksanaan ..................................................................34 D. Desain Penelitian .........................................................................................35 E. Alat dan Bahan .............................................................................................36 F. Prosedur Kerja ..............................................................................................37 1. Persiapan ................................................................................................37 2. Penanaman Bibit Kedelai .......................................................................39 3. Pemberian Mikoriza ...............................................................................39 4. Pemeliharaan ..........................................................................................40 5. Pengamatan dan Pengukuran .................................................................41 6. Pengamatan Infeksi Akar .......................................................................43 7. Pengamatan Tanah .................................................................................43 G. Analisis Data ................................................................................................44 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ...............................................................50 A. Hasil ............................................................................................................50 1. Tinggi Tanaman .....................................................................................51 2. Diameter Batang ....................................................................................53 3. Jumlah Daun ..........................................................................................55 4. Infeksi CMA ..........................................................................................57 xi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 5. CMA dan Kualitas Tanah ......................................................................59 B. Pembahasan ................................................................................................60 1. CMA dan Pertumbuhan Tanaman .........................................................60 2. Infeksi CMA ..........................................................................................62 3. CMA dan Kualitas Tanah ......................................................................63 4. Faktor Abiotik dan Biotik yang Mempengaruhi Pertumbuhan Tanaman ...............................................................................................................66 C. Keterbatasan Penelitian ..................................................................................... 71 BAB V IMPLEMENTASI HASIL PENELITIAN SEBAGAI SUMBER PEMBELAJARAN BIOLOGI .................................................................72 BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ...............................................................73 A. Kesimpulan ..................................................................................................73 B. Saran ............................................................................................................73 DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................75 xii PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Komposisi Kimia Biji Kedelai ...............................................................18 Tabel 3.1 Denah Percobaan....................................................................................36 Table 3.2 Hasil Pengamatan Pertumbuhan Kedelai ...............................................42 Tabel 3.3 Rerata Diameter Batang Kedelai............................................................45 Tabel 3.4 Rerata Jumlah Daun Tanaman Kedelai ..................................................46 Tabel 3.5 Hasil Tinggi Tanaman Kedelai ..............................................................47 Tabel 3.6 Hasil Diameter Batang Tanaman Kedelai ..............................................48 Tabel 3.7 Hasil Jumlah Daun Tanaman Kedelai ....................................................49 Tabel 4.1 Rata-rata Tinggi Tanaman Tiap Perlakuan ...........................................52 Table 4.2 Rata-rata Diameter Batang Tanaman Kedelai Tiap Perlakuan ..............54 Tabel 4.3 Rata-rata Jumlah Daun Tanaman Kedelai Tiap Perlakuan ...................56 Tabel 4.4 Rata-rata Infeksi CMA ...........................................................................58 Tabel 4.5 Hasil Pengamatan Kualitas Tanah Sebelum dan Sesudah Ditanami .....59 Tabel 4.6 pH Rata-rata Perlakuan dan Kontrol, Suhu dan Kelembapan Udara .....66 xiii PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Kedelai (Glycine max (L) Merill).......................................................16 Gambar 2.2 Diagram Kerangka Berpikir ...............................................................31 Gambar 4.1 Pertambahan Tinggi Tanaman Kedelai ..............................................51 Gambar 4.2 Pertambahan Diameter Batang Tanaman Kedelai .............................53 Gambar 4.3 Pertambahan Jumlah Daun Tanaman Kedelai ...................................55 Gambar 4.5 Hasil Pengamatan Infeksi CMA .........................................................57 Gambar 4.5 Persentase Infeksi CMA .....................................................................57 Gambar 4.5 Chrysodeixis chalcites Esp ................................................................68 Gambar 4.6 Lamprosema indica F.........................................................................69 Gambar 4.7 Locusta sp ...........................................................................................70 Gambar 4.8 Akibat serangan Bean Yellow Mosaik Virus ......................................71 xiv PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI DAFTAR LAMPIRAN Lampiran I: Data Pengamatan Indikator Pertumbuhan Kedelai ............................78 A. Tinggi Tanaman ................................................................................................78 B. Diameter Batang ................................................................................................79 C. Jumlah Daun ......................................................................................................81 Lampiran II: Uji Statistik Pertumbuhan Kedelai ...................................................82 A. Uji Normalitas ...................................................................................................82 B. Uji Homogenitas ................................................................................................84 C. Uji Deskriptif dan Anova ..................................................................................84 D. Uji Post Hoc: Duncan ........................................................................................87 Lampiran III: Data Pengamatan Infeksi Mikoriza dan Faktor Eksternal Pertumbuhan ..........................................................................................................89 A. Infeksi CMA ......................................................................................................89 B. pH, Suhu, dan Kelembapan ...............................................................................93 Lampiran IV: Implementasi Hasil Penelitian sebagai Sumber Pembelajaran Biologi ....................................................................................................................94 A. Silabus ...............................................................................................................94 B. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ................................................................100 C. Instrumen Tertulis ...........................................................................................108 D. Instrumen Penilaian Sikap ...............................................................................113 E. Instrumen Penilaian Ketrampilan ....................................................................115 F. Instrumen Penilaian Portofolio ........................................................................117 Lampiran V: Dokumentasi Penelitian ..................................................................130 A. Bahan yang Digunakan ...................................................................................130 B. Lokasi dan Tata Letak Tanaman .....................................................................131 C. Perlakuan dan Pengamatan serta Pengambilan Data .......................................131 xv PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara kepulauan dengan luas daratan mencapai 1.922.570 km² dan luas perairan mencapai 3.257.483 km². Sebagai salah satu negara yang luas di dunia, Indonesia tidak hanya memiliki wilayah daratan dan perairan yang luas tetapi juga kaya akan sumber daya alam yang terkandung di dalamya. Dengan potensi sumber daya alam yang berlimpah sesungguhnya kita dapat melaksanakan proses pembangunan bangsa ini secara berkelanjutan. Pemanfaatan secara optimal kekayaan sumber daya alam ini akan mampu membawa kesejahteraan dan kemakmuran bagi seluruh bangsa Indonesia. Namun demikian perlu disadari pengelolaan sumber daya alam selama ini tampaknya lebih mengutamakan keuntungan dari segi ekonomi bagi segelintir orang, tanpa memperhatikan kerusakan lingkungan. Eksploitasi sumber daya alam secara besar-besaran yang tidak memperhatikan keseimbangan dan kelestarian lingkungan dapat terlihat pada kondisi lingkungan yang mengalami degradasi baik kualitas maupun kuantitasnya. Demikian juga dengan dampak eksploitasi mineral yang terkandung dalam perut bumi juga mulai merusak keseimbangan dan kelestarian alam sebagai akibat proses penggalian, pengolahan dan pembuangan limbah yang tidak dilakukan secara benar. Dampak eksploitasi sumber daya alam yang terjadi saat ini, eksploitasi hasil tambang menjadi perhatian khusus. Sumber daya mineral dan pertambangan 1 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2 merupakan salah satu sektor yang memberikan andil yang cukup besar dalam menyumbang perekonomian nasional. Sementara itu, pembangunan pertambangan juga memiliki potensi untuk memberikan kontribusi bagi kerusakan lingkungan. Sifat usaha pertambangan (terutama penambangan terbuka) adalah merubah bentang alam sehingga akan menyebabkan perubahan ekosistem dan habitat yang ada. Perubahan ini apabila terjadi dalam skala besar akan menyebabkan gangguan keseimbangan lingkungan yang berdampak buruk bagi kehidupan manusia. Persoalan lain di bidang pertambangan adalah kerusakan lingkungan lokasi tambang karena tidak adanya penanganan terhadap lokasi tambang yang sudah tidak terpakai. Lahan bekas tambang menjadi tandus sehingga sulit ditumbuhi tumbuhan. Jumlah lahan kritis di Indonesia diperkirakan semakin hari semakin bertambah. Sebagian besar adalah lahan terdegradasi bekas penambangan (bahan galian golongan C), sedang sisanya merupakan lahan kritis akibat penebangan hutan atau bencana alam. Semua jenis tambang yang ada salah satu yang banyak ditemukan adalah tambang batu kapur. Tambang batu kapur merupakan sumber daya mineral yang tidak dapat diperbaharus sehingga dijumpai kerusakan lingkungan pada lahan bekas penambangannya. Tambang batu kapur biasanya dilakukan di kawasan batuan karst. Kawasan karst di Indonesia mencakup luas sekitar 15,4 juta hektar dan tersebar hampir di seluruh Indonesia. Perkiraan umur dimulai sejak 470 juta tahun lalu sampai yang terbaru sekitar 700.000 tahun. Keberadaan kawasan ini menunjukkan bahwa pulau-pulau Indonesia banyak yang pernah menjadi dasar PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 3 laut, namun kemudian terangkat dan mengalami pengerasan. Wilayah karst biasanya berbukit-bukit dengan banyak goa. Salah Satu kawasan karst di Indonesia terdapat di Kabupaten Gunung Kidul Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Dimana pada kawasan karst tersebut dilakukan kegiatan penambangan oleh masyarakat. Maraknya aktivitas penambangan di kawasan karst Kabupaten Gunung Kidul telah berakibat pada kerusakan lahan yang semakin meningkat. Sebagian besar aktivitas penambangan yang memicu kerusakan lahan adalah penambangan rakyat, khususnya penambangan liar yang tidak berizin (Dewi, 2012). Lahan bekas tambang batu kapur sudah mengalami penurunan kualitas, bahkan bisa dikatakan termasuk kategori kritis. Ironisnya lahan bekas tambang tersebut ditinggalkan tanpa dilakukan reklamasi. Bila kondisi ini dibiarkan, maka dapat menimbulkan kerusakan lahan semakin luas dan berakibat penurunan produktivitas lahan dan tanaman. Tingginya laju lahan terdegradasi pada bekas pertambangan (soil sickness/lahan kritis) dengan areal yang cukup luas, merupakan cadangan potensial untuk pengembangan sektor pertanian khususnya pangan. Karena lahan terdegradasi umumnya mempunyai perlakuan khusus dan wilayahnya sebagian besar berada di kawasan hutan atau lahan terlantar dan lahan sub optimal, maka kebijakannya diarahkan pada tata kelola dan pemanfaatan sumber daya lahan yang terdegradasi melalui rehabilitasi. Langkah penanganan untuk mengatasi penurunan kualitas lahan melalui pemanfaatkan produk bioteknologi, seperti pupuk dan pestisida hayati yang mengandung mikroba bersifat ramah lingkungan. Penggunaan mikroba sebagai pupuk hayati PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 4 dapat membantu menyediakan unsur hara yang lengkap bagi tanaman, meningkatkan aktivitas mikroorganisme tanah dan juga sangat penting dalam memperbaiki struktur tanah. Dalam RENSTRA KEMENTAN 2015-2019, salah satu strategi utama penguatan pembangunan pertanian untuk kedaulatan pangan adalah peningkatan ketersediaan dan pemanfaatan lahan. Cara yang dilakukan untuk meningkatkan ketersediaan lahan dan pemanfaatan lahan adalah melakukan upaya reklamasi dan optimasi lahan pada lahan-lahan marginal yang sementara tidak diusahakan atau bernilai Indeks Pertanaman (IP) rendah. Upaya–upaya yang dapat dilakukan untuk mengembalikan kualitas pada lahan bekas tambang kapur adalah dengan memperbaiki kualitas tanah diantaranya melalui aplikasi inokulasi CMA yang memiliki infektivitas dan efektivitas tinggi. CMA merupakan mikroba tanah yang bersimbiosis dengan akar tanaman khususnya akar tanaman polong-polongan. Melalui simbiosis tersebut tanaman akan mempunyai daerah penyerapan akar yang lebih luas sehingga proses penyerapan unsur hara menjadi lebih efisien. Selain itu keberadaan CMA juga dapat meningkatkan ketersediaan unsur hara terutama Fosfat (P) yang ketersediaannya sangat rendah pada tanah kapur, memperbaiki struktur tanah, meningkatkan serapan air serta melindungi tanaman dari patogen akar dan unsur toksik. CMA merupakan suatu bentuk simbiosis mutualisme antara jamur (myces) dengan akar (rhiza) tumbuhan tingkat tinggi. Cendawan memperoleh karbohidrat dalam bentuk gula sederhana (glukosa) dari tumbuhan. Sebaliknya, PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 5 cendawan menyalurkan air dan hara tanah untuk tumbuhan (Hesti, 2009). Menurut Hapsoh (2008), CMA dapat berasosiasi dengan hampir 90% spesies tanaman tingkat tinggi. Tanaman kedelai, jagung, gandum, dan beberapa tanaman perkebunan seperti pepaya, tebu, palem, tembakau, teh, kapas, karet, kopi, jeruk, mente, dan apel merupakan contoh tanaman yang dapat terkolonisasi efektif oleh mikoriza. Tanaman kedelai merupakan salah satu tanaman legum, ditandai dengan adanya bintil akar pada akar tanaman tersebut. Adanya bintil akar mengindikasikan bahwa akar tanaman kedelai dapat bersimbiosis dengan CMA. Tanaman kedelai merupakan tanaman semusim. Kedelai termasuk salah satu komoditas dari 5 komoditas utama yaitu, padi, jagung, kedelai, gula dan daging sapi/kerbau yang produksinya menjadi target swasembada pangan oleh Kementrian Pertanian. Kelima komoditas tersebut diharapkan mencapai swasembada pada tahun 2019. Saat ini tercatat produksi kedelai per tahun hanya mencapai 700,000 ton sementara kebutuhan kedelai dalam negeri mencapai 2,2 juta ton per tahun (KEMENTAN 2014). Untuk mendukung peningkatan produksi komoditas kedelai, salah satu alternatif adalah reklamasi lahan marginal dengan kombinasi, tanaman Kedelai (Glycine max (L) Merr.) dan CMA. Kolonisasi akar kedelai oleh cendawan mikoriza diharapkan dapat meningkatkan pertumbuhanan hasil kedelai dan konsentrasi P tanaman kedelai. Selain itu juga dapat meningkatkan nodulasi dan fiksasi N. Perbaikan serapan hara karena simbiosis dengan cendawan mikoriza tidak hanya terbatas pada fosfat, tetapi juga pada berbagai unsur lain sehingga dapat meningkatkan kualitas lahan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 6 yang terdegradasi akibat tambang batu kapur dan meningkatkan produksi tanaman kedelai. Berdasarkan latar belakang di atas peneliti merasa terpanggil untuk melakukan penelitian dengan judul : “Pengaruh Variasi Dosis Cendawan Mikoriza Arbuskula (CMA) terhadap Hasil Simbiosis, Pertumbuhan Tanaman Kedelai (Glycine max (L) Merill) dan Kualitas Tanah pada Media Tanah Bekas Tambang Batu Kapur Gunung Kidul”. B. Rumusan Masalah 1. Apakah terjadi simbiosis mutualisme antara CMA dan tanaman kedelai pada media tanah bekas tambang batu kapur? 2. Berapakah dosis yang paling baik terhadap pertumbuhan tanaman kedelai pada media tanah bekas tambang batu kapur? 3. Berapakah dosis yang paling optimal untuk menginfeksi akar tanaman kedelai? 4. Apakah simbiosis mutualisme antara CMA dan tanaman kedelai dapat mempengaruhi kualitas tanah pada lahan bekas tambang kapur? C. Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui mekanisme simbiosis mutualistik yang terjadi antara CMA dan tanaman kedelai pada lahan bekas tambang kapur. 2. Untuk mengetahui dosis yang paling baik terhadap pertumbuhan tanaman kedelai pada media tanah bekas tambang batu kapur 3. Untuk mengetahui dosis CMA yang paling optimal untuk infeksi akar tanaman pada media tanah bekas tambang batu kapur PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 7 4. Untuk mengetahui pengaruh simbiosis mutualisme terhadap kualitas tanah pada media tanah bekas tambang batu kapur D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Peneliti Dapat mengetahui dosis CMA yang tepat dalam usaha meningkatkan kualitas tanah pada pada media tanah bekas tambang batu kapur 2. Bagi Masyarakat Membantu petani menemukan alternatif dalam usaha menyuburkan tanah khusunya tanah pada lahan bekas tambang batu kapur 3. Bagi Dunia Pendidikan a. Bagi Guru Hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai sumbangan materi pembelajaran biologi di tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA), khususnya pada materi pembelajaran tentang pengaruh faktor eksternal terhadap pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan kelas XII/I b. Bagi Siswa Hasil penelitian ini dapat membantu siswa memanfaatkan mikroba yang ada di alam untuk melestarikan lingkungan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Dasar Teori 1. Mikoriza a. Pengertian Mikoriza Mikorhiza adalah asosiasi mutualistik akar tumbuhaan dengan fungi. Kata mycorhizae berarti ―akar fungi‖, yang mengacu pada struktur yang dibentuk baik oleh sel-sel akar dan hifa dari fungi yang bergabung. Anatomi simbiosis ini beragam, bergantung pada jenis funginya. Perluasan miselium fungi dari hifa yang membentuk mikorhiza itu akan sangat banyak meningkatkan permukaan penyerapan akar tmbuhan tersebut. Kedua pasangan terrsebut akan mempertukarkan mineral yang ditumpukdari tanah oleh fungi atau nutrient organic yang disintesis oleh tumbuhan. Mikoriza sangat penting bagi ekosistem alam dan pertanian. Lebih dari 95% dan semua tumbuhan vaskuler memiliki mikoriza. Fungi yang terlibat terikat secara permanen dengan inangnya dan secara periodik membentuk tubuh buah (struktur utuk reproduksi seksual). Basidiomikota , Askomikota, dan Zigomikota semuanya memiliki anggota yang membentuk mikorhiza. Sesungguhnya, seeparuh dari semua spesies basidiomisetes pembentuk cendawan, hidup sebagai mikorhiza pada pohon ek, birch, dan pinus. Cendawan yang tumbuh di sekeliling bagian dasar pohon adalah bukti-bukti permukaan akan adanya hubungan simbiotik bawah tanah antara tumbuhan dan fungi. (Campbell, 2000) 8 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 9 Menurut Brundrett (2004), mikoriza adalah asosiasi simbiotik yang esensial untuk satu atau kedua mitra, antara cendawan (khususnya yang hidup dalam tanah dan tanaman) dengan akar (atau organ lain yang bersentuhan dengan substrat) dari tanaman hidup, terutama berperan untuk memindahkan hara. Mikoriza adalah kelompok jamur tanah yang hidupnya lebih memilih untuk bekerjasama dengan akar tanaman atau pohon, agar jamur ini mendapat pasokan gula cair dari tanaman, dan sebaliknya jamur ini menukarkannya dalam bentuk air dan unsur hara yang diperlukan untuk pertumbuhan tanaman (Turjaman, 2004). Turjaman (2004) juga menyebutkan kalau jamur endomikoriza mempunyai relasi yang sangat luas pada tanaman pertanian, perkebunan dan kehutanan, dan diperkirakan lebih dari 93 % berteman dengan akar tanaman tingkat tinggi. Sedangkan sisanya sekitar 7 % adalah jamur ektomikoriza yang lebih memilih untuk hidup berdampingan dengan tanaman hutan dari jenis-jenis meranti, pinus, eukaliptus dan tangkil. Pada kelompok jamur endomikoriza, hanya dapat dibiakkan pada tanaman hidup, seperti sorgum, jagung dan Prueraria selama empat bulan di rumah kaca. Media tumbuh yang biasa digunakan sebagai pembawanya adalah zeolite dan tanah liat. Mikoriza dapat dicampur langsung ke dalam media tanam, dalam waktu satu hari dapat menularkan ratusan ribu bibit tanaman hutan di persemaian. b. Klasifikasi Mikoriza Pada dasarnya cendawan mikoriza dapat dikelompokkan berdasarkan struktur morfologi dan anatomi struktur spesifiknya (Brundrett, 2004). Berdasarkan hal tersebut cendawan mikoriza dapat dibagi menjadi tiga yaitu PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 10 cendawan mikoriza arbuskula (CMA), ektomikoriza (EKM) dan mikoriza lainnya. Dari ketiga jenis tersebut CMA merupakan kelompok cendawan mikoriza yang paling sering diteliti dan dimanfaatkan untuk kepentingan peningkatan pertumbuhan dan produksi tanaman. Dari hasil kajian filogenetika dapat diketahui tanaman-tanaman Ericaceae yang membentuk mikoriza erikoid ternyata memiliki leluhur yang sama dengan tanaman-tanaman yang berasosiasi dengan cendawan arbutoid (Cullings, 1996), sehingga lebih tepat jika dikatakan asosiasi arbutoid berasal dari EKM daripada asosiasi erikoid. Oleh sebab itu Brundrett (2004) merekomendasikan dalam klasifikasi tipe-tipe mikoriza, sebaiknya mikoriza arbutoid dan monotropoid diklasifikasikan sebagai subkategori dari ektomikoriza epidermis. Dewasa ini ektendomikoriza ditakrifkan berdasarkan cendawannya dan bukan inangnya yang secara morfologis tidak berbeda dengan mikoriza arbutoid. Pengamatan-pengataman ektendomikoriza, yang didasarkan atas pengertian sempit tersebut, sebagian besar terbatas pada kondisi buatan yang sangat suburdimana pohon yang ditumbuhkan untuk kepentingan kehutanan tidak mungkin mendapatkan keuntungan dari mikoriza, dan persaingan dengan cendawan lainjugaterbatas (Yu et al., 2001). c. Taksonomi Cendawan Mikoriza Arbuskula (CMA) Subordo Glomineae memiki dua famili, Glomaceae dan Acaulasporaceae, dan dicirikan oleh adanya arbuskula dan vesikula tapi tidak memiliki sel -sel tambahan ( auxillary cell). Kedua famili tersebut masing-masing memiliki dua genus yaitu Glomus dan Sclerocystis untuk Glomaceae, Acaulaspora dan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 11 Entrophosphora untuk Acaulasporaceae. Spesies-spesies Glomus diyakini yang berevolusi atau muncul pertama kali di muka bumi dan kemudian diikuti oleh anggota-anggota famili Acaulasporaceae dan Gigasporaceae. Kedua familitersebut diduga sudah ada pada sekitar 250 juta tahun yang lalu (Simon et al., 1993). Berdasarkan ciri morfologi dan histologis, akhirnya berhasil diklasifikasikan tujuh jenis yang berbeda satu dengan lainnya. endomikoriza, khususnya cendawan mikoriza arbuskula (CMA), Jenis dan ektomikoriza merupakan jenis yang paling banyak dijumpai sedangkan jenis-jenis mikoriza arbutoid, monotropoid, ektendo, erikoid, dan orkhid dijumpai hanya pada beberapa jenis tanaman saja (Smith dan Read, 1997). Oehl dan Sieverding (2004) menemukan bahwa ada sebuah genus baru dalam famili cendawan Glomeraceae, ordo Glomerales, klas Glomeromycetes, yang diberi nama Pacispora. Spesies pencirinya adalah P. scintillans yang seperti halnya P. dominikii dan P. chimono-bambusae, tadinya diletakkan dalam genus Glomus dari Glomeraceae. Empat spesies baru dari genus baru tersebut yaitu Pacispora franciscana, P. robigina, P. coralloidea dan P. boliviana. Spora-spora genus baru ini terbentuk secara terminal pada hifa, fitur yang hanya dimiliki oleh Glomus dan Paraglomus. Bagian dalam spora biasanya berupa dinding tiga lapis, dari sanalah spora berkecambah langsung melalui dinding spora terluar, yang biasanya juga terdiri dari tiga lapis. Ciri perkecambahan demikian serupa dengan Scutellospora, Acaulospora dan Entrophospora tapi tidak dimiliki oleh Glomus dan Paraglomus. Pembentukan mikoriza vesikular arbuskularnya, sejauh ini baru PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 12 dikonfirmasi pada dua dari ketujuh Pacispora spp. yang ada, karakteristik warnastruktur cendawan internalnya dan fitur- fitur dudukan hifa spora (subtending hyphae) paling mirip dengan genus Glomus. Berdasarkan alasan tersebut, Pacispora dimasukkan ke dalam Glomeraceae. Ketujuh Pacispora spp. secara morfologi dapat dibedakan berdasarkan struktur permukaan spora, karakteristik ornamentasi dinding spora, dan oleh warna serta ukuran spora. Tiga Pacispora spp, dideteksi melimpah penyebarannya di dataran tinggi Swiss Alps. Namun demikian, ditemukannya genus ini di kawasan temperate, mediterranea dan tropika menunjukkan Pacispora memiliki penyebaran yang luas dan mampu beradaptasi dengan berbagai lingkungan darat. d. Struktur Umum CMA Hifa dari CMA tidak bersekat dan bercabang-cabang di dalam dan di antara sel -sel korteks akar. Di dalam sel -sel yang terinfeksi terbentuk gelunggelung hifa atau cabang-cabang hifa kompleks yang dinamakan arbuskula. Arbuskula ini diduga berperan sebagai pemindah unsur hara diantara simbion simbion. Sedangkan struktur-struktur menggelembung yang dibentuk secara apikal yang seringkali dijumpai pada hifa-hifa utama, struktur ini dinamakan vesikula. Vesikulamengandung banyak lemak dan terutama berfungsi sebagai organ simpan (Imas et al.,1989). CMA dicirikan oleh hifa yang intraseluler, yaitu hifa menembus ke dalam sel -sel korteks dan dari sel yang satu ke sel yang lain. Jarang sekali cendawan dapat menembus sel -sel endodermis ke silinder pusat (stele). Di dalam sel -sel tersebut dapat dibedakan adanya pembengkakkan-pembengkakkan miselia PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 13 (vesikula dan arbuskula) yang pada akhirnya lenyap sebagian atau seluruhnya karena dicerna oleh sel -sel yang dimasukinya. Di sini tidak terdapat mantel cendawan dan pembengkakkan akar, meskipun kadang-kadang sel -sel yang mengalami invasi yang sangat berat menunjukkan gejala-gejala pembengkakan. Akar rambut pun berkembang secara normal, jadi tidak terdapat modifikasi bentuk luas akar (Manan, 1994). e. Manfaat Mikoriza Asosiasi simbiotik antara CMA dan akar tanaman banyak ditemui di lingkungan alami dan dapat menghasilkan berbagai keuntungan untuk tanaman inang. Termasuk di antaranya adalah, membantu meningkatkan penyerapan unsurunsur hara dan nutrisi yang penting bagi tanaman (Satter et al., 2006), meningkatkan ketahanan tanaman terhadap kekeringan dan kelembapan yang ekstrim (Cho et al., 2006), membantu mengakumulasi zat-zat atau unsur-unsur yang beracun bagi tanaman, memproteksi dari serangan pathogen penyebab penyakit, membantu meningkatkan pertumbuhan tanaman, pertumbuhan daun serta pertumbuhan dan kualitas buah (Subramanian et al., 2006). Cendawan mikoriza dapat membentuk akar tanaman yang kuat, cepat menjalar kedalam tanah, akar sehat, dan hijauan daun tajuk tanaman cepat menutup. Akar bibit tanaman yang telah dipersenjatai CMA mampu bertahan hidup dari kondisi lingkungan yang tidak bersahabat, CMA ini dapat membantu logistik tanaman dan perlindungan akar tanaman dari gangguan lingkungan, sehingga tanaman dapat hidup lebih baik di lapangan (Turjaman, 2004). PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 14 Menurut Puryono (1997) secara umum peranan mikoriza terhadap pertumbuhan tanaman adalah sebagai berikut : 1. Adanya mikoriza sangat penting bagi persediaan unsur hara dan pertumbuhan tanaman. 2. Adanya simbiose mikoriza pada akar tanaman akan dapat membantu dalam mengatasi kekurangan unsur hara terutama Phospor (P) yang tersedia dalam tanah. Hal ini disebabkan mikoriza mampu melepaskan ikatan Aluminium fosfat ) dan Besi fosfat pada tanah-tanah yang asam. 3. Mikoriza dapat meningkatkan unsur hara dengan jalan memperkecil jarak antara akar dengan unsur hara tersebut. Hal ini terjadi melalui pembentukan hypa pada pemukaan akar yang befungsi sebagai perpanjangan akar. 4. Dengan perluasan hypanya, mikoriza akan meningkatkan daya serap dari elemen-elemen yang imobil dalam tanah, misalnya : P, Cu, Zn. 5. Mikoriza dapat membantu memperbaiki dan meningkatkan sifat-sifat struktur agregat tanah. 6. Mikoriza dapat membantu memperbaiki dan meningkatkan pertumbuhan tanaman terutama di daerah yang kondisinya sangat miskin hara, pH rendah, dan kurang air. 7. Simbiosis antar jamur dan akar tanaman dapat melindungi tanaman inangnya terhadap serangan jamur patogen dengan cara mengeluarkan zat antibiotik. 8. CMA juga dapat menghasilkan hormon tumbuh auxin, cytokinin, giberelin, dan vitamin yang dapat merangsang pertumbuhan tanaman inang (Kemas, 2004) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 15 2. Kedelai (Glycine max (L) Merill) a. Taksonomi Kedelai memiliki nama latin Glycine max L. Merill adalah salah satu tanaman yang bersala dari dataran Chinayang telah ditemukan dan dibudidayakan sejak tahun 2500 SM. Kedelai merupakan tanaman semusim, berupa semak dengan ketinggian 10 – 200 cm, tumbuh tegak, berdaun lembut dengan bergam morfologi, bercabang sedikit atau banyak, tergantung pada kultivar atau lingkungan hidup (Inawati, 2000). Menurut Suprapto (2002) kedudukan tanaman kedelai dalam sistemik tumbuhan (taksonomi) diklasifikasikan sebagai berikut: Dalam sistematika tumbuh-tumbuhan (taksonomi), tanaman kedelai diklasifikasikan sebagai berikut: Kingdom : Plantae Divisi : Spermatophyta Subdivisi : Angiospermae Kelas : Dicotyledonae Ordo : Rosales Famili : Leguminosa Subfamili : Papilionoideae Genus : Glycine Spesies : Glycine max (L) Merill. Tanaman kedelai (Glycine max (L.) Merill) termasuk dalam genus Glycine dan famili Leguminoceae. Tanaman ini berbentuk perdu dengan tinggi kurang lebih 20—100 cm. Tanaman ini memiliki perakaran yang cukup kuat karena tipe PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 16 akarnya adalah tunggang. Perkembangan akar sangat dipengaruhi oleh cara pengolahan tanah, pemupukan, struktur, sifat fisik dan kimia tanah, air, dan faktor penunjang lainya. Kedelai berasal dari daerah Manshukuo (Cina Utara) telah dibudidayakan sejak 2500 SM. Di Indonesia tanaman ini mulai dibudidayakan pada tahun 1750 (Danarti dan Najiyati, 1992). b. Morfologi Tanaman kedelai umumnya tumbuh tegak, berbentuk semak dan merupakan tanaman semusim. Morfologi tanaman kedelai meliputi akar, daun, batang, dan biji yang dapat tumbuh dengan optimal. Gambar 2.1 Kedelai (Glycine max L Merill) Akar Tanaman kedelai mmuncul dari belahan kulit biji yang ada di sekitar mesofil. Calon akar akan tumbuh dengan cepat ke dalam tanah, sedangkan kotiledon terdiri dari dua keeping terdapat di permukaan tanah akibat pertumbuhan yang cepat dari hipokotil (Hidayat, 2000). Perakaran pada tanaman kedelai terdiri dari dua macam, yaitu akar tunggang dan akar sekunder (serabut). Pertumbuhan akar tunggang ini mencapai 2 m bahkan lebih sesuai dengan pertumbuhan kedelai dan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 17 menembus bagian tanah dengan kedalaman 30 – 50 cm. sedangkan akar serabut mencapai kedalaman 20 – 30 cm, perkecambahan akar kedelai ini tumbuh dengan baik sekitar 3 – 4 hari (Adisarwanto, 2008). Batang dan cabang Batang pada tanaman kedelai terdir dari 2 tipe, yaitu determinate dan inderterminate. Batang tipe derminate adalah batang yang tidak tumbuh lagi saat tanaman memasuki fase pembungaan. Sementara pertumbuhan batang inderterminate ditandai dengan pucuk batang tanaman masih bisa tumbuh daun, walaupun sudah mulai berbunga. Batang keddelai normal memiliki buku-buku berkisar 15 30 buah. Tanaman kedelai memiliki jumlah cabang tergantung varietas dan kondisi tanah. Jumlah batang umumnya 250.00 sampai 500.000 per hektarnya. Walaupun jumlah batang dan cabangnya banyak tetapi produksi belum tentu sesuai dengan jumlah cabang tersebut. Daun Daun tanaman kedelai memiliki bulat oval dan lancip, kedua bentuk ini dapat dipengaruhi oleh factor genetic. Secara umum bentuk daun kedelai ini mempunyai bentuk daun lebar, memiliki stomata dan berjumlah 190 – 320 buah/m² (Adisarwanto, 2008). Daun memiliki buluh dan warna cerah dan jumlahnya bervariasi. Panjang bulu ini mencapai 1 mm bahkan lebih dan memiliki lebar 0,0025 mm tergantung dengan varietas yang digunakan. Bunga PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 18 tanaman kedelai adalah bunga sempurna, bunga tanaman kedelai memiliki 5 helai daun mahkota, 1 helai bendera, 2 helai sayap, dan 2 helai tunas. Bunga kedelai ini tumbuh di ketiak daun yang membentuk rangkaian bunga yang terdiri dari 13 – 15 buah bunga di setiap tangkainya. Kedelai in memiliki warna kemerahan dan keunguan. Buah Buah pada tanaman kedelai adalah buah polong (kacang-kacangan). Memiliki warna hijau jika masih muda dan warna coklat jika sudah tua. Jumlah biji tiap polong 1 – 5 biji, dengan permukaan bulu yang rapat, ada juga yang berbulu jarang. Bentuk buah kedelai 1 – 2 cm dengan memiliki pembatas di bagian polong dan biji yang tedapat di buah kedelai (Hidayat, 2000). c. Kandungan Biji Kedelai Tabel 2.1 Komposisi Kimia Biji Kedelai Kering per 100 g Jenis Zat Gizi Kalori (kkal) Kadar 331,0 Protein (gram) 34,9 Lemak (gram) 18,1 Karbohidrat (gram) 34,8 Kalsium (mg) 227,0 Fosfor (mg) 585,0 Zat besi (mg) Vitamin A (SI) 8,0 110,0 Vitamin B1 (mg) 1,1 Air (g) 7,5 (Cahyadi, 2006) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 19 d. Syarat Tumbuh Tanaman kedelai menghendaki syarat tumbuh seperti ketinggian tempat, suhu, lama penyinaran dan curah hujan yang sesuai dengan kriterianya. Menurut Sugeng (2001), terdapat beberapa syarat tumbuh yang dikehendaki tanaman kedelai antara lain: ketinggian tempat, suhu, panjang hari, dan curah hujan. Ketinggian Tempat Kedelai merupakan tanaman beriklim tropic. Tanaman ini menghendaki ketinggian tempat hingga 400 meter di atas permukaan laut (dpl). Tanaman kedelai dapt hidup di tanah subur hingga kurus. Produksi tanaman kedelai akan baik apabila dalam budidayanya tidak tergenang air. Saat tanaman muda, bibit memerlukan air dalam jumlah ayng cukup akan tetapi kebutuhan air menurunn sejalan dengan fase pertumbuhannya. Suhu Selain ketinggian tempat dan kebutuhan air, suhu merupakan faktro eksternal yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman. Suhu lingkungan optimal untuk pertumbuhan kedelai yaitu 24°-30°C. Suhu tanah yang optimal dalam proses perkecambahan yaitu 30°C. apabila suhu tanah saat penanaman benih < 15°C proses perkecambahan benih akan lambat karena benih tertekan pada kondisi tanah yang sangat lembab. Akan tetapi, jika suhu tanah ˃ 30°C.banyak benih yang tidak tumbuh karena mati. Hal ini dapt terjadi karena respirasi air dari dalam biji yang terlalu cepat sehingga benih kekurangan air untuk proses perkecambahan. Pembungaan pada tanaman kedelai menghendaki suhu lingkungan optimal yaitu 24°-25°C. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 20 Panjang Hari Tanaman kedelai termasuk dalam tanaman hari pendek yang artinya sangat peka terhadap perubahan lama penyinaran. Tanaman ini tidak akan berbunga apabila penyinarannya melebihi batas kritis, yaitu 15 jam/hari. Lama penyinaran berpengaruh terhadap produksi polong kedelai. Apabila kebutuhan lama penyinaran kurang dari yang dikehendaki maka kedelai akan berbunga lebih awal. Selain itu, batang tanaman kedelai lebih pendek dari ukuran normal dengan buku subur juga ikut pendek. Curah Hujan Kebutuhan air tanaman kedelai bervariasi tergantung dari stadia pertumbuhan, kondisi iklim dan sistem pengelolaan tanamannya. Faktor terpenting pada distribusi curah hujan adalah jumlahnya merata sehingga kebutuhan air pada tanaman kedelai dapat terpenuhi. Air pada tanaman kedelai sangat diperlukan saat stadia kecambah hingga akhir stadia vegetative aktif dan saat stadia pembentukan polong, sedangkan kebutuhan air tidak sebanyak seperti stadia awal pertumbuhan saat memasuki stadia reproduktif awal sehingga senses. Jumlah curah hujan yang diperlukan selama masa pertumbuhan kedelai berkisar antara 350-450 mm. Keadaan Tanah Kedelai memerlukan tanah yang memiliki aerasi, drainase,dan kemampuan menahan air cukup baik. Pada tanah kering berpasir serta tanah dangkal, kedelai tidak dapat tumbuh dengan baik. Jenis tanah yang sesuia bagi pertumbuhan tanaman kedelai adalah tanah alluvial, regosol, grumosol, latosol, PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 21 dan andosol. Tanah yang cukup lembab cocok untuk budi daya tanaman kedelai. Keadaan pH tanah yang sesuai bagi pertumbuhan tanaman kedelai adalah berkisara antara 5,5 – 6,5. Selain mempengaruhi penyerapan hara oleh perakaran tanaman, tanah asam (pH tanah 4,6 – 5,5) juga memengaruhi kemampuan penetrasi bakteri Rhizobium ke perakaran tanaman untuk membentuk bintil akar. Pada tanah dengan nilai pH lebih dari 7, kedelai sering menampakan gejala klorosis karena kekurangan hara besi. Pada kondisi pH 3,5 – 4,5, pertumbuhan tanaman terhambat (tanaman tumbuh sangat kerdil) karena keracunan alumanium atau mangan. Untuk meningkatkan pH tanah dapat dilakukan penambahan kapur sehingga diperoleh pH tanah yang sesui bagi pertanaman kedelai (Pitojo, 2003) e. Manfaat Kedelai Menurut hasil penelitian, kedelai mengandung asam amino esensial, yaitu asam amino yang tidak dapat dibentuk oleh tubuh dan berfungsi untuk menunjang pertumbuhan serta pemeliharaan tubuh. Menurut Dr. Edward R., kedelai mengandung zat letisin. Di dalam zat letisin tersebut terdapat zat auksin yang memberi nutrisi pada kelenjar-kelenjar tubuh dan membantu menyediakan hormone. Letisin juga bersifat emulsify terhadap lemak (Sukirno, LIPI. Kompas, 24 Januari 1988). Sehingga, kedelai diyakini dapat mencegah penumpukan kolestrol di dalam tubuh, mencegah timbulnya penyakit jantung koroner dan kanker, serta menghindarkan gangguan kelenjar prostat (Pitojo, 2003) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 22 Dari tanaman kedelai ini, selain bijinya dimanfaatkan sebagai makanan manusia, daun dan batangnya yang sudah agak kering pun dapat digunakan sebagai makanan ternak, dan pupuk hijau. Tanah bekas ditanami kedelai biasanya baik sekali untuk ditanami padi, sebab akar pada kedelai, seperti pada akar kacang tanah dan turi, terdapat bintil-bintil yang dapat mengikat unsur N (Nitrogen) dari udara dengan memanfaatkan aktivitas bakteri Rhizobium. Dengan demikian akarakar yang tertinggal pada saat tanaman dicabut, setelah membusuk akan sangat berguna bagi tanaman berikutnya (AAK, 1989) 3. Batuan Kapur a. Kawasan Karst Kawasan karst dikenal sebagai suatu lingkungan yang memiliki daya dukung sangat rendah, dan tidak dapat diperbaiki jikatelah mengalami kerusakan. Karena sifatnya, daerah karst dapat disebut sebagai daerah yang sangat rentan, atau peka terhadap pencemaran. Hal ini disebabkan banyakya rekahan pada batuan gamping penyususn topografi karst sehingga pori-pori yang besar, permeabilitas sekunder yang tinggi, derajat pelarutan batuan yang tinggi, menyebabkan terjadinya lorong-lorong conduit yang merupakan sungai bawah tanah, sehingga masukan sekecil apapun akan diterima dan terpekolasi melalui pori-pori dan memasuki lorong-lorong sungai bawah tanah dan tersebar dengan mudah (Adji et al., 1999) Batu kapur, dolomit, marmer atau batuan karbonat adalah formasi utama pembentuk batuan karst. Karst adalah tipe topografi yang dibentuk oleh batuan kapur, gypsum, dan batuan-batuan lain yang mengalami peleburan sehingga PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 23 membentuk lubang-lubang tanah, goa-goa dan daerah drainase bawah tanah. Kawasan karst merupakan kawasan yang meliputi 10% wilayah permukaan bumi. Saat ini ada perhatian besar terhadap perilaku manusia terhadap lingkungan kawasan karst. Perhatian tersebut muncul karena dimotivasi oleh dampak yang ditimbulkan atas kerusakan lingkungan kawasan karst terhadap kualitas kehidupan manusia. Banyak aktivitas manusia secara negatif berakibat pada kawasan karst di antaranya penggundulan hutan, kegiatan pertanian, urbanisasi, turisme, eksploitasi air, penambangan dan penggalian. Proses natural terbentuknya batuan karst terjadi selama ratusan ribu tahun. Formasi karst terjadi dengan meliputi interaksi antara batuan karbonat dan perairan yang sedikit asam. Asam karbonat adalah asam ringan yang terbentuk oleh air hujan dan reaksi karbon dioksida. Pada saat air hujan melalui tanah, air menyerap lebih banyak karbon dioksida dan menjadi lebih asam. Batuan karbonat yang dialiri oleh air hujan yang telah menjadi asam akan membentuk rekahan dan air merembes ke lapisan lebih rendah. Semakin sering dan banyak air yang melalui rekahan itu, maka rekahan itu pun akan menjadi semakin besar. Dengan cara seperti itulah goa-goa dan saluran-saluran air di batuan karst terbentuk (William, 2001). b. . Wilayah Karst di Gunung Kidul Wilayah Karst di Gunungkidul tersmasyur di dunia dengan sebutan Karst Gunung sewu yang diperkenalkan pertama kali oleh Danes (1910) dan Lehmann (1936). Karst ini dicirikan dengan berkembangnya kubah karstt (kegelkarstt), PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 24 yaitu bentukan positif yang tumpul, tidak terjal atau sering diistilahkan kubah sinusoidal. Kegelkarstt ini dikategorikan sebagai bagian dari tipe karst tropis. Sebagai salah satu kawasan karst di Indonesia, Gunung Sewu dapat dikategorikan sebagai karst jenis terbuka (bare/nackters karst) yang dicirikan oleh bentukan karst yang merupakan fenomena termashyur dari tipografi karst yang sangat khas berupa conical hills yang tidak dijumpai pada kawasan karstt lain di seluruh dunia (Adji, 2009). Gunung Sewu merupakan bagian dari zona pegunungan selatan Jawa yang terbentuk dari pengangkatan batuan karbonat berumur Miosen (25 Juta tahun lalu) yang kemudian larut membentuk bentang alam karst. Luas kawasan Gunung Sewu terbentang dari Barat sampai ke Timur, dimulai dari pantai Parangtritis hingga Teluk Pacitan. Luasnya mencapai 126.000 hektar dan mencakup 3 provinsi yakini Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah dan Kabupaten Pacitan Jawa Timur. Kabupaten Gunungkidul memiliki luas wilayah 1.485,36 km2 atau 46, 63% dari luas wilayah Yogyakarta dan terdiri dari 18 kecamatan serta 144 desa. Kawasan Geopark Gunung Sewu terdiri dari 33 situs, yang terdiri dari 30 situs geologi dan 3 situs non geologi. Wilayah Gunungkidul memiliki banyak potensi, di antaranya sebagai obyek ekowisata hutan dan alam pegunungan, agrowisata pertanian, wisata pantai, goa, variasi flora dan fauna, keunikan bidaya dan kehidupan masyarakat lokal serta budayanya (Abida dkk, 2015). PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 25 c. . Tambang Kapur dan Jenis Tanah Menurut undang-undang Direktorat Jendral Mineral dan Batubara, Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral no.4 Tahun 2009, pertambangan adalah sebagaian atau seluruh tahapan kegiatan dalam rangka penelitian, pengelolaan dan pengusahaan mineral atau batubara yang meliputi penyelidikan umum, eksplorasi, studi kelayakan, konstruksi, penambangan, pengolahan dan pemurnian, pengangkutan dan penjualan, serta kegiatan pasca tambang. Berdasarkan undang-undang yang sama juga dikatakan bahwa asas dan tujuan pertambangan mineral dan/atau batubara dikelola berasaskan: a. Manfaat, keadilan, dan kesimbangan; b. keberpihakan kepada kepentingan bangsa; c. partisipatif, transparasnsi, dan akuntabilitas; d. berkelanjutan dan berwawasan lingkungan. Berdasarkan jensinya, pertambangan dapat dibagi menjadi dua bagian; 1. Tambang terbuka: Semua kegiatan dilakukan di permukaan tanah. Pada kegiatan ini, khususnya untuk bahan galian industri dinamakan quarry mining. 2. Tambang bawah tanah: Tambang bawah tanah disebut juga dengan istilah lubang tikus (Geophering). Pertambangan ini diterapkan untuk endapan bahan galian industri atau urat bijih dengan bentuk dan ukuran tidak teratur sert tersebar tidak merata. Arah penambangannya mengikuti arah bentuk endapan atau urat bijih yang ditambang. Berdasarkan dua jenis tambang di atas, tambang batuan kapur merupakan jenis tambang terbuka. Batuan kapur memiliki dua ciri yaitu, non klastik: yang PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 26 terdiri dari koloni binatang laut ―gamping koral‖ penyusun utama adalah koral dan jenis klastik: hasil rombakan batu gamping akibat erosi, trasporasi, sortasi dan sedimentasi. 3.1 Sifat Batu Kapur Berikut ini adalah beberapa sifat batu gamping: a. Secara kimia terdiri dari kalsium karbonat dan magnesium atau gamping Dolomitan b. Berat jenis = 2 c. Keras, pejal dan porous d. Warna putih susu, abu-abu muda, coklat, merah, hitam. e. Batu gamping metamorfosa menjadi marmer f. Ditemukan di gua-goa gamping 3.2 Manfaat Batu Kapur a. Campuran bahan bangunan pembuatan pondasi, plester, jalan b. Penetral keasaman tanah c. Bahan baku semen Portland d. Bahan pemutih, penggosok, keramik, tahan api e. Bahan penjernih air. 3.3 Jenis Tanah di Sekitar Wilayah Berkapur Jenis tanah dapat dikenali pertama-tama dengan mengetahui sifat fisik tanah itu sendiri. Secara keseluruhan sifat fisik tanah ditentukan oleh: 1. Ukuran komposisi partikel-partikel hasil pelapukan bahan penyusun tanah, 2. Jenis dan proporsi komponen-komponen penyusun partikel-partikelnya; PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 27 3. Keseimbangan antara suplai air, energi dan bahan dengan kehilanganya, 4. Intensitas reaksi kimiawi dan biologis yang telah atau sedang berlangsung (Kemas, 2005). Berdasarkan sifat-sifat fisik tanah di atas, terdapat tiga macam jenis tanah yang terdapat di sekitar wilayah batuan kapur, yaitu tanah grumusol, tanah kapur, dan tanah litosol. Tanah grumusol terbentuk dari pelapukan batuan kapur dan tuffa vulkanik. Kandungan organik di dalamnya lebih rendah karena dari batuan kapur, jadi dapat disimpulkan tanah ini tidak subur dan tidak cocok untuk ditanami tanaman. Tekstur tanah ini kering dan mudah pecah, terutama saat musim kemarau dan memiliki warna hitam. pH yang dimiliki netral hingga alkalis. Tanah ini biasanya berada di permukaan yang tidak lebih dari 300 meter dari permukaan laut dan memiliki bentuk topografi datar hingga bergelombang. Perubahan suhu pada daerah yang terdapat tanah grumusol sangat nyata ketika panas dan hujan. Sementara itu, tanah kapur adalah tanah yang berasal dari batuan kapur yang mengalami pelapukan. Karena terbentuk dari tanah kapur maka bisa disimpulkan bahwa tanah ini tidak subur dan tidak bisa ditanami tanaman yang membutuhkan banyak air. Namun jika ditanami oleh pohon yang kuat dan tahan lama seperti pohon jati dan pohon keras lainnya. Selanjutnya, tanah litosol merupakan tanah yang baru mengalami perkembangan dan merupakan tanah yang masih muda. Terbentuk dari adanya perubahan iklim, topografi dan adanya vulkanisme. Untuk mengembangkan tanah ini harus dilakukan dengan cara menanam pohon supaya mendapatkan mineral dan unsur hara yang cukup. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 28 Tekstur tanah litosol bermacam-macam ada yang lembut, bebatuan bahkan berpasir (Yulia, 2005). B. Penelitian yang Relevan Musfufah dkk (2016) melakukan sebuah penelitan dengan judul Uji Kemampuan Spora Cendawan Mikoriza Arbuskula (CMA) Lokal Bali pada Pertumbuhan Tanaman Kedelai (Glycine max L.). Tujuan dari penelitian tersebut adalah untuk mengetahui dosis isolat CMA untuk meningkatkan pertumbuhan tanaman kedelai. Percobaan dilaksanakan selama 2 bulan di Rumah Kaca Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Udayana. Parameter yang diamati dalam penelitian ini adalah tinggi tanaman, lebar daun, bobot basah tanaman dan bobot kering tanaman. Hasil penelitian mennjukkan bahwa inokulasi spora CMA lokal Bali pada tanaman kedelai (Glycine max L.) menunjukkan pengaruh yang berbeda nyata (P<0,05) pada jumlah daun, panjang daun, bobot basah akar, dan persentase kolonisasi mikoriza pada akar kedelai. Parameter tinggi tanaman, lebar daun, bobot basah tanaman, dan bobot kering tanaman menunjukkan pengaruh yang berbeda tidak nyata (P>0,05) pada uji ANOVA taraf 5%. Maulana Malik (2016) melakukan sebuah penelitian tentang Pengaruh Fungi Mikoriza Arbuskula dan Pupuk Kandang Dengan Berbagai Dosis Terhadapa Pertumbuhan dan Produksi Kedelai (Glycine max (L.) Merill) Pada Ultisol. Tujuannya untuk mengetahui pengaruh aplikasi FMA terhadap peningkatan pertumbuhan dan produksi kedelai pada Ultisol. Hasil penelitian menunjukkan bahwa; (1) aplikasi FMA mampu meningkatkan produksi tanaman kedelai pada tanah Ultisol melalui variabel pengamatan jumlah polong per PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 29 tanaman, bobot polong per tanaman, jumlah biji per tanaman, dan bobot 20 butir biji; (2) aplikasi pupuk kandang hingga dosis 20 ton/ha masih meningkatkan pertumbuhan dan produksi kedelai melalui variabel tinggi tanaman, jumlah cabang, bobot akar kering, bobot tajuk kering, serapan P tanaman, jumlah polong per tanaman, bobot polong per tanaman, jumlah biji per tanaman, dan bobot 20 butir biji; (3) respons tanaman kedelai pada Ultisol akibat aplikasi FMA tidak dipengaruhi oleh dosis pupuk kandang yang diaplikasikan; (4) belum terdapat dosis pupuk kandang optimum untuk aplikasi FMA pada tanaman kedelai. Sementara itu, Muryanto (2012) juga melakukan peneltian yang sejenis berjudul Uji Efektivitas dan Multiplikasi Spora Cendawan Mikoriza Arbuskula (CMA) pada Berbagai Media Pembibitan Dalbergia latifolia dengan tujuan; 1. Menguji efektivitas CMA pada berbagai media terhadap pertumbuhan bibit D. latifolia, 2. Menguji inevektifitas CMA dalam berbagai media pada pembibitan D. latifolia dan mengetahui perkembangan jumlah spora CMA dalam berbagai media pembibitan. Hasil penelitian menunjukkan efektivitas CMA terhadap tinggi bibit, diameter batang dan jumlah daun menunjukkan rerata paling baik, khususnya pada media tanah: pasir (1:1). Adapun jenis media tanah: pasir : arang sekam (1:1:1) merupakan media terbaik untuk berat basah, berat akar, berat kering dan volume akar. Campuran media tanah, sekam dan pasir merupakan media terbaik untuk inefektivitas CMA 43% dan multiplikasi spora CMA. Selain itu, campuran media tanah dan pasir merupakan media yang memberikan hasil terbaik untuk parameter pertumbuhan jumlah daun, tinggi tanaman dan diameter batang. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 30 C. Kerangka Berpikir Aktivitas penambangan batu kapur khususnya di Gunungkidul pada umumnya meninggalkan lahan terbuka (kritis) yang terus meningkat setiap tahun, sementara upaya memperbaikinya melalui upaya reklamasi terhadap lahan-lahan tersebut masing jarang dilakukan. Hal ini disebabkan oleh adanya berbagai faktor pembatas antara lain miskin unsur hara, aktivitas mikroorganisme rendah, dan kandungan logam berat rata-rata tinggi. Dalam rangka mengatasi faktor penghambat yang terjadi pada lahan bekas tambang batu kapur tersebut perlu diusahakan teknologi alternatif yang dapat dilakukan diantaranya adalah pemilihan jenis tanaman yang adaptif, serta pemanfaatan mikroorganisme yang dapat mendukung pertumbuhan tanaman. Simbiosis antara akar tanaman kedelai dan CMA memiliki potensi sebagai salah satu alternatif solusi untuk meningakatan kualitas tanah pada lahan bekas tambang kapur yang telah mengalami degradasi. Untuk menguji potensi tersebut perlu diadakan percobaan pengaruh dosis CMA terhadap pertumbuhan tanaman kedelai. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 31 Berikut adalah diagram kerangka berpikir dalam penelitian ini: Lahan Pasca Penambangan Batuan Kapur Mengakibatkan degradasi lahan : Top soil hilang Bo berkurang P rendah Cendawan Mikoriza Arbuskula - Meningkatkan penyerapan unsur hara terutama P - Meningkatkan toleransi tanaman terhadap kondisi lahan kritis - Memperbaiki struktur tanah dan tidak mencemari lingkungan Penambah komposisi media tanam - Bahan Organik (Kompos) Top soil (Litosol, Grumosol) Pemberian dosis CMA yang paling optimal terhadap simbiosis CMA dan Glycine max (L) Merill Produktifias dan kualitas lahan pasca penambangan batuan kapur meningkat dengan indikator tanaman Kedelai (Glycine max (L) Merill) dan perubahan kualitas tanah Gambar 2.2 Diagram Kerangka Berpikir PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 32 D. Hipotesis 1. Pada media tanah bekas tambang kapur terjadi simbiosis antara CMA dan tanaman kedelai 2. Dosis CMA yang paling baik dalam pertumbuhan tanaman kedelai pada media tanah bekas tambang batu kapur adalah 15 g 3. Dosis CMA yang paling optimal dalam menginfeksi akar tanaman kedelai pada media tanah bekas tambang batu kapur adlah 15 g 4. Interaksi antara CMA dan tanaman kedelai dapat mempengaruhi kualitas tanah pada lahan bekas tambang kapur PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian kuantitatif dengan tipe eksperimental. Penelitian eksperimen merupakan salah satu jenis penelitian kuantitatif yang sangat kuat mengukur sebab akibat yaitu membandingkan efek variansi variable bebas terhadap variabel tergantung melalui manipulasi atau pengendalian variabel bebas tersebut (Taniredja dan Mustafidah, 2011). Penelitian ini menggunakan tiga variabel yang terdiri atas variabel bebas, variabel terikat, dan variable kontrol. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah jenis tanah serta dosis mikorisa yang digunakan untuk pertumbuhan tanaman kedelai. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah tinggi tanaman, jumlah daun, diameter tanaman dan tingkat infeksi akar. Variabel kontrol dalam penelitian ini adalah umur bibit, penyiraman, dan intensitas cahaya. Hakekat penelitian eksperimen (experimental research) adalah meneliti pengaruh perlakuan terhadap perilaku yang timbul sebagai akibat perlakuan (Alsa 2004). Manurut Hadi (1985) penelitian eksperimen adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui akibat yang ditimbulkan dari suatu perlakuan yang diberikan secara sengaja oleh peneliti. Sejalan dengan hal tersebut, Latipun (2002) mengemukakan bahwa penelitian eksperimen merupakan penelitian yang dilakukan dengan melakukan manipulasi yang bertujuan untuk mengetahui akibat manipulasi terhadap perilaku individu yang diamati. Selanjutnya, metode eksperimen adalah metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh 33 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 34 perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan (Sugiyono 2011:72). B. Batasan Masalah 1. Media tanam yang digunakan adalah tanah bekas tambang kapur yang di ambil dari daerah Ponjong, Gunung Kidul. 2. Cendawan Mikoriza Arbuskula (CMA) yang digunakan dalam penelitian ini adalah ―mikoriza plus‖ yang diperoleh dari toko pertanian. 3. Pengamatan kualitas tanah yang dilakukan meliputiu struktur tanah, warna tanah, pH tanah dan kelembapan tanah. 4. Benih kedelai yang digunakan diperoleh dari pasar. C. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April 2017 sampai bulan Juni 2017 yang meliputi tahapan-tahapan: pengambilan sampel tanah bekas tambang batu kapur, tanah litosol, tanah grumosol, kompos, pengambilan sampel biji kedelai, perkecambahan biji, pembuatan media steril, eksperimen, pengumpulan data, analisis data dan penyusunan laporan. Tempat pengambilan sampel tanah di Gunung Kidul. Pengambilan kompos di bak sampah daerah paingan. Pengambilan sampel biji kedelai di toko pertanian. Perkecambahn biji untuk persiapan pembibitan dilakukan di kebun praktek biologi. Pelaksanaan penanaman bibit kedelai dan inokulasi CMA pada tanaman kedelai bertempat di Kebun Praktikum Biologi. Pengamatan infeksi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 35 akar oleh CMA dan pengamatan tanah sesudah penanaman kedelai yang bersimbiosis dengan CMA dilakukan di laboratorium biologi kampus III Paingan, Universitas Sanata Dharma yang terletak di Jl. Kepuhsari, Depok, Sleman, Yogyakarta. D. Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) atau Completely Random Design (CDR). RAL digunakan untuk percobaan yang mempunyai media atau tempat percobaan yang seragam atau homogen (Sastrosupandi, 2000). Penerapan perlakuan dilakukan secara acak terhadap seluruh unit percobaan. Ada tiga macam perlakuan berdasarkan dosis yaitu pemberian pupuk Mikoriza dengan dosis 5 g/tanaman, pemberian mikoriza dengan dosis 10 g/tanaman dan pemberian pupuk Mikoriza dengan dosis 15 g/tanaman (A1, A2, A3), pemberian pupuk mikoriza 15 g pada tanah bekas tambang kapur atau kontrol positif dan tanah bekas tambang kapur tanpa mikoriza atau kontrol negatif. Masing-masing perlakukan diulang sebanyak 8 kali. Total unit percobaan adalah 40 polybag. Denah percobaan disusun secara acak dan masing-masing polybag diberi identitas baik itu jenis perlakuan maupun kontrol PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 36 Tabel 3.1 Denah Percobaan E (33) E (34) E (35) E (36) E (37) E (38) E (39) D (25) D (26) D (27) D (28) D (29) D (30) D C (17) C (18) C (19) C (20) C (21) C (22) (31) C (23) B (9) B (10) B (11) B (12) B (13) B (14) B (15) A (1) A (2) A (3) A (4) A (5) A (6) A (7) E (40) A5.1 D (32) A4.1 C (24) A3.1 B (16) A2.1 A (8) A1.1 Unit Percobaan Label Perlakuan No Urut Petak E. Alat dan Bahan 1. Alat dan bahan untuk persiapan perkecambahan biji kedelai Untuk persiapan perkecambahan biji kedelai bahan yang diperlukan adalah biji kedelai, air steril, dan kompos. Alat yang digunakan adalah sendok semen, polybag kecil, bak plastik, plastik penutup dan gelas kimia. 2. Alat dan bahan untuk sterilisasi media Sterilisasi media bertujuan untuk menghilangkan mikroba-mikroba patogen yang hidup dalam media tanah tersebut. Bahan-bahan yang digunakan untuk sterilisasi media adalah tanah bekas tambang kapur, tanah grumosol, tanah litosol, dan kompos. Alat-alat yang digunakan untuk sterilisasi media adalah seng, sekop dan karung. 2. Alat dan bahan untuk penanaman bibit kedelai dan inokulasi CMA Bahan-bahan yang digunakan untuk penanaman bibit kedelai adalah tanah bekas tambang kapur steril, tanah litosol steril, tanah grumosol steril, kompos dan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 37 CMA. Alat-alat yang digunakan untuk penanaman bibit kedelai adalah polybag, cangkul, sendok semen, ember takaran, timbangan dan kertas label. 3. Alat dan untuk mengukur pertumbuhan tanaman kedelai Alat-alat yang digunakan adalah penggaris, meteran, jangka sorong, buku dan alat tulis serta kamera. 4. Alat dan bahan yang digunakan untuk pengamatan infeksi mikoriza Bahan-bahan yang digunakan adalah KOH 10%, HCl 2%, trypan blue 0,05% aquades dan gliserin 50%. Sedangkan Alat-alat yang digunakan meliputi mikroskop, kaca benda, kaca penutup, cawan petri, tabung reaksi, pipet, gunting/cutter, gelas plastik, alat tulis dan kamera. 5. Alat dan bahan yang digunakan untuk mengamati, struktur tanah, warna tanah dan pH tanah Bahan-bahan yang digunakan adalah air dan tanah bekas tambang kapur murni serta tanah bekas tambang kapur yang sudah dicampur dengan tanah litosol, tanah grumosol dan kompos baik sebelum ditanami maupun setelah ditanami kedelai yang bersimbiosis dengan CMA. Alat-alat yang digunakan meliputi sendok, cawan petri, lup dan kertas pH. 6. Alat untuk mengukur suhu dan kelembapan lingkungan Alat yang digunakan adalah thermohigrometer F. Prosedur Kerja 1. Persiapan a. Penyiapan lahan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 38 Lahan yang digunakan untuk penelitian terlebih dahulu dibersihkan dari gulma dan sampah, lalu dilakukan pembuatan plot percobaan berukuran 250 cm x 250 cm. Plot ini yang akan digunakan untuk meletakan polybag berisi tanaman yang diamati. b. Perkecambahan biji kedelai Biji kedelai diseleksi dengan cara direndam dengan air steril. Biji yang tenggelam dikumpulkan untuk digunakan. Biji kedelai yang sudah diseleksi, selanjutnya ditanam pada media tanah steril dalam plastik perkecambahan. Untuk menjaga kelembapan agar biji cepat tumbuh tempat perkecambahan ditutup dengan plastik. Penyiraman benih dilakukan setiap 2 hari dengan cara disemprot dengan air secara merata. Kecambah yang dipilih visualnya sehat, tingginya sama kemudian dipindahkan ke media steril untuk dijadikan bibit yang akan diinokulasi CMA pada media perlakuan. c. Sterilisasi media Tanah bekas tambang kapur, tanah litosol, tanah grumosol, dan kompos disterilisasi dengan cara dijemur pada panas matahari selama beberapa lama tergantung pada intensitas cahaya matahari. Tujuan dari solarisasi atau penjemuran adalah untuk mematikan mikroba patogen yang hidup di dalam media. d. Persiapan media tanam dan pengisian polybag Media tanam yang digunakan adalah campuran tanah bekas tambang kapur, tanah grumosol, tanah litosol dan kompos. Perbandingannya adalah 3: 1: 1 : 1 untuk PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 39 tanah bekas tambang kapur, tanah litosol, tanah grumosol dan kompos. Sedangkan media kontrol positif perbandingannya 6 untuk tanah bekas tambang kapur serta mikoriza dan kontrol negatif, perbandingannya 6 untuk tanah bekas tambang batu kapur tanpa kompos dan mikoriza. Selanjutnya campuran diaduk hingga rata, kemudian setelah rata dilakukan penimbangan media tanam untuk mengisi masing-masing polybag. Ukuran polybag yang digunakan adalah ukuran 35 x 35 yang akan diisi dengan media tanam. Setelah itu dilakukan penyusunan polybag di masing-masing blok petakan. 2. Penanaman bibit kedelai Bibit yang sudah berumur 2 minggu dicabut dari tempat persemaian dengan hati-hati agar tidak putus perakarannya, kemudian dibersihkan dari tanah yang menempel. Selanjutnya ditanam pada polybag yang berisi media perlakuan. Polybag-polybag perlakuan diletakan secara acak pada plot yang telah disediakan. Pemeliharaan bibit dilakukan selama kurang lebih 50 hari. 3. Pemberian CMA Mikoriza ditaburkan ke dalam tanah setelah tanaman berumur 2 minggu dengan cara ditugal disamping tanaman dengan jarak 2 – 5 cm dari batang pokok tanaman dan kedalaman lubang 5 cm. Pemberian disesuaikan dengan dosis masing-masing yaitu 5 g/tanaman, 10 g/tanaman dan 15 g/tanaman. Setelah diberikan lalu dilakukan penutupan dengan tanah, kurang lebih ketebalan 3 cm. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 40 4. Pemeliharaan a. Penyiraman Sejak masa pertumbuhan hingga selesainya pengisian polong, tanaman kedelai sangat memerlukan air. Saat kritis terhadap kebutuhan air adalah pada masa awal pertumbuhan. Penyiraman bertujuan untuk menjaga agar tanah selalu berada dalam kondisi kapasitas lapang, lembab tetapi tidak becek. Penyiraman dilakukan setiap sore dengan takaran air sebanyak 250 ml/tanaman. b. Penyiangan Rerumputan atau gulma lainnya perlu dibersihkan dari tanaman kedelai. Penyiangan bertujuan untuk menggemburkan tanah dan membuang rumput yang tumbuh di sekitar tanaman kedelai, karena dapat menjadi pesaing dalam penyerapan zat hara. Penyiangan dilakukan dengan mencabut gulma yang tumbuh disekitar tanaman kedelai dengan tangan. c. Pengendalian hama dan penyakit Pada budi daya secara intensif, umumnya ditemukan hama dan penyakit. Hama yang biasa menyerang tanaman kedelai adalah kutu daun, kumbang daun, ulat, dan belalang. Sedangkan penyakit yang biasa menyerang tanaman kedelai diantaranya penyakit layu bakteri, antracnose, dan virus mosaik. Untuk mencegah terjadinya kerusakan tanaman akibat hama dan penyakit dilakukan persiapan media tanam yang steril dan penggunaan pestisida alami yang bisa dibuat sendiri yaitu dari cabai, sere, bawang putih, detergen, dan air. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 41 5. Pengamatan dan Pengukuran a. Pertambahan tinggi tanaman Pengukuran tinggi tanaman dilakukan dengan menggunakan meteran mulai dari pangkal batang hingga titik tumbuh pucuk semai. Pengukuran tinggi awal semai dimulai setelah semai berumur 2 minggu dan pengukuran selanjutnya dilakukan setiap 5 hari selama 50 hari pemeliharaan. Pengukuran dilakukan terhadap semua unit percobaan. b. Pengukuran diameter batang. Pengukuran diameter batang menggunakan jangka sorong dan diukur pada ketinggian sekitar 1 cm di atas pangkal batang. Pengukuran dilakukan saat semai berumur 2 minggu selanjutnya dilakukan setiap 5 hari selama 50 hari untuk semua unit percobaan. c. Pengamatan pertambahan jumlah daun Pengamatan pertambahan jumlah daun dilakukan setelah semai berumur 2 minggu untuk semua unit percobaan, dan yang dihitung adalah jumlah daun yang sudah terbentuk sempurna PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Tabel 3.2 Hasil Pengamatan Pertumbuhan Tanaman Kedelai No Tangga Indikator l Pertumbuhan Perlakuan A1(5 g) A2(10 g) A3(15 g) Kontrol Positif Kontrol Negatif 1 2 3 4 5 6 7 8 1 2 3 4 5 6 7 8 1 2 3 4 5 6 7 8 1 2 3 4 5 6 7 8 1 2 3 4 5 6 7 8 Tinggi Tanaman Diameter Batang Jumlah Daun Keterangan: A1(5 g) : Tanah kapur + Litosol + Grumosol + Kompos + CMA 5 g A2(10 g) : Tanah kapur + Litosol + Grumosol + Kompos + CMA 10 g A3(15 g) : Tanah kapur + Litosol + Grumosol + Kompos + CMA 15 g Kontrol positif : Tanah kapur + CMA 15 g (tanpa grumosol, litosol dan kompos) Kontrol negatif : Tanah kapur (tanpa mikoriza) 1– 8 : Ulangan 42 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 43 6. Pengamatan infeksi akar Pengamatan infeksi akar pada penelitian ini menggunakan cara yang dilakukan Corryanti (2007) mengikuti pewarnaan Kormanik dan McGraw (Brundrett et al. 1996). Akar-akar lateral segar dari 3 ulangan dibersihkan dan direndam dalam larutan KOH 10%. Untuk mempercepat pelunakan akar kemudian dipanaskan pada suhu 70 C selama 15 menit. Selanjutnya akar dibilas beberapa kali dengan akuades hingga bersih dari larutan KOH. Setelah itu akar direndam dalam larutan HCl 2% selama 10 menit, lalu dilakukan kegiatan pewarnaan dengan menambahkan tryphan blue 0,05 %. Sebelum akar diamati, dilakukan perendaman dengan larutan gliserin 50%. Penghitungan akar terinfeksi menggunakan rumus untuk penghitungan persentase kolonisasi akar sebagai berikut (Giovannetti dan Mosse, 1980 dalam Nurhandayani, 2013) ∑Bidang pandang tanda (+) % Kolonisasi mikoriza pada akar = -------------------------------------- X 100% ∑Bidang pandang keseluruhan Tingkat infeksi akar terdiri dari 5 kelas: 1. Kelas 1 bila infeksi akar 0% - 5% (sangat rendah) 2. Kelas 2 bila infeksi akar 6% - 25% (rendah) 3. Kelas 3 bila infeksi akar 26% - 50% (sedang) 4. Kelas 4 bila infeksi akar 51% - 75% (tinggi) 5. Kelas 5 bila infeksi akar 76% - 100% (sangat tinggi) 7. Pengamatan perubahan tanah Tanah bekas tambang batu kapur yang digunakan dilakukan pengamatan terhadap struktur, warna serta pengukuran pH dan kelembapan, PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 44 pada saat sebelum dan sesudah ditanami tanaman kedelai yang bersimbiosis dengan CMA. Analisa Data Data yang diperoleh selanjutnya dianalisis menggunakan tes ANOVA (Uji F, Analysis of Variance). Tes ini digunakan untuk mengetes kelompok lebih dari dua. Misalnya 3 atau 4 kelompok, atau lebih. Secara umum uji F dibedakan menjadi dua: (1) Anova untuk One Factor between Designs; dan (2) Anova untuk One Factor within Subject Design. Between design digunakan bila kelompok dites itu independen, sedangkan within design bila kelompoknya dependen. Uji Anova yang digunakan dalam penelitian ini adalah Anova untuk One Factor between subject designs. Uji ini digunakan untuk mengetes tiga atau lebih kelompok yang terpisah secara independen ( Suparno, 2014) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Setelah hasil pengukuran diperoleh, kemudian dicari hasil rerata pertumbuhan dari setiap indikator dengan tabel sebagai berikut: Tabel 3.3 Rerata Tinggi Tanaman Kedelai No A1(5 g) A2(10 g) A3(15 g) Kontrol Posistif Kontrol Nagatif 1 2 3 4 5 6 7 8 1 2 3 4 5 6 7 8 1 2 3 4 5 6 7 8 1 2 3 4 5 6 7 8 1 2 3 4 5 6 7 8 1 Ratarata Keterangan: A1(5 g) : Tanah kapur + Litosol + Grumosol + Kompos + CMA 5 g A2(10 g) : Tanah kapur + Litosol + Grumosol + Kompos + CMA 10 g A3(15 g) : Tanah kapur + Litosol + Grumosol + Kompos + CMA 15 g Kontrol posistif : Tanah kapur + CMA 15 g (tanpa grumosol, litosol dan kompos) Kontrol negatif : Tanah kapur (tanpa mikoriza) 1–8 : Ulangan 45 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Tabel 3.4 Rerata Diameter Batang Tanaman Kedelai No A1(5 g) A2(10 g) A3(15 g) Kontrol Posistif Kontrol Nagatif 1 2 3 4 5 6 7 8 1 2 3 4 5 6 7 8 1 2 3 4 5 6 7 8 1 2 3 4 5 6 7 8 1 2 3 4 5 6 7 8 1 Ratarata Keterangan: A1(5 g) : Tanah kapur + Litosol + Grumosol + Kompos + CMA 5 g A2(10 g) : Tanah kapur + Litosol + Grumosol + Kompos + CMA 10 g A3(15 g) : Tanah kapur + Litosol + Grumosol + Kompos + CMA 15 g Kontrol posistif : Tanah kapur + CMA 15 g (tanpa grumosol, litosol dan kompos) Kontrol negatif : Tanah kapur (tanpa mikoriza) 1–8 : Ulangan 46 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Tabel 3.5 Rerata Jumlah Daun Tanaman Kedelai No A1(5 g) A2(10 g) A3(15 g) Kontrol Posistif Kontrol Nagatif 1 2 3 4 5 6 7 8 1 2 3 4 5 6 7 8 1 2 3 4 5 6 7 8 1 2 3 4 5 6 7 8 1 2 3 4 5 6 7 8 1 Ratarata Keterangan: A1(5 g) : Tanah kapur + Litosol + Grumosol + Kompos + CMA 5 g A2(10 g) : Tanah kapur + Litosol + Grumosol + Kompos + CMA 10 g A3(15 g) : Tanah kapur + Litosol + Grumosol + Kompos + CMA 15 g Kontrol posistif : Tanah kapur + CMA 15 g (tanpa grumosol, litosol dan kompos) Kontrol negatif : Tanah kapur (tanpa mikoriza) 1–8 : Ulangan 47 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Tabel 3.6 Hasil Tinggi Tanaman Kedelai No Perlakuan A1 A2 A3 A4 Jumlah Ulangan A5 A6 A7 A8 Total Rerata 1 A1(5 g) 2 A2(10 g) 3 A3(15 g) 4 Kontrol Positif(15 g) 5 Kontrol Negatif Keterangan A1: Ulangan 1, A2: Ulangan 2, A3: Ulangan 3, A4: Ulangan 4, A5: Ulangan 5, A6: Ulangan 6, A7: Ulangan 7, A8: Ulangan 8 Tabel 3.7 Hasil Diameter Batang Kedelai No Perlakuan A1 A2 A3 A4 Jumlah Ulangan A5 A6 A7 A8 Total Rerata 1 A1(5 g) 2 A2(10 g) 3 A3(15 g) 4 Kontrol Positif(15 g) 5 Kontrol Negatif Keterangan A1: Ulangan 1, A2: Ulangan 2, A3: Ulangan 3, A4: Ulangan 4, A5: Ulangan 5, A6: Ulangan 6, A7: Ulangan 7, A8: Ulangan 48 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Tabel 3.8 Hasil Jumlah Daun Kedelai No 1 2 3 4 5 Perlakuan A1 A2 A3 A4 Jumlah Ulangan A5 A6 A7 A8 Total Rerata A1(5 g) A2(10 g) A3(15 g) Kontrol Positif Kontrol Negatif Keterangan A1: Ulangan 1, A2: Ulangan 2, A3: Ulangan 3, A4: Ulangan 4, A5: Ulangan 5, A6: Ulangan 6, A7: Ulangan 7, A8: Ulangan 8 Berdasarkan data-data di atas, variansinya dianalisis untuk mengetahui apakah ada perbedaan nyata di antara kelompok-kelompok perlakuan di atas. Perhitungan selanjutnya, untuk melakukan analisis digunakan program Statistical Package for the Social Sciences (SPSS) 49 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Hasil dari penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas Cendawan Mikoriza Arbuskula (CMA) pada tanaman kedelai (Glycine max (L.) Merill) dalam media tanam tanah bekas tambang batu kapur khususnya untuk mengetahui dosis CMA yang paling tepat dalam pertumbuhan tanaman kedelai. Efektifitas CMA dapat diketahui dari pertumbuhan tanaman yang meliputi, tinggi tanaman, diameter batang dan jumlah daun. Adapun infektivitas CMA dapat diketahui melalui persentase infeksi akar dengan melihat banyaknya hifa yang terdapat pada jaringan akar. Selanjutnya diamati juga perubahan tanah yang terjadi sesudah ditanami kedelai yang bersimbiosis dengan CMA. Penelitian berlangsung selama 50 hari yaitu dari tanggal 22 April sampai tanggal 6 Juni 2017. Proses pengamatan dilakukan 5 hari sekali setiap jam 4 sore. Indikator pertumbuhan yang dapat dilihat dalam percobaan ini adalah rata-rata pertumbuhan ( tinggi tanaman, diameter batang, jumlah daun) tanaman kedelai dan infeksi CMA. Berikut adalah grafik pertumbuhan tanaman kedelai dan infeksi mikoriza dari perlakuan A1, A2, A3, K(+) dan K(-). 50 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 51 1. Tinggi Tanaman Kedelai Tinggi Tanaman (cm) 25.0 20.0 15.0 10.0 5.0 0.0 A1 A2 A3 K(+) K(-) Pengukuran KeSabtu, 22 April 2017 Selasa, 6 Juni 2017 Gambar 4.1 Pertambahan Tinggi Tanaman Kedelai Pada Gambar 4.1 di atas dapat dilihat bahwa pada pengukuran tinggi tanaman kedelai masing-masing perlakuan dan kontrol mengalami perubahan. Hal ini dilihat dari peningkatan tinggi tanaman dari setiap perlakuan dan kontrol. Pertambahan tinggi tanaman kedelai pada pengukuran ke 2 sudah ada peningkatan akan tetapi belum terlalu tampak perbedaan antara perlakuan dan kontrol. Pada pengukuran ke 3 hingga ke 10 sudah tampak bahwa tanaman kedelai dengan perlakuan A3 atau dosis tertinggi memiliki pertumbuhan lebih baik dari perlakuan lain dan kontrol. Rata-rata tinggi tanaman tiap perlakuan dapat dilihat pada Tabel 4.1 di bawah ini : PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 52 Tabel 4.1 Rata-rata Tinggi Tanaman Kedelai Tiap Perlakuan (cm) A1 1 11.2 2 14.2 3 14.8 Pengukuran (Hari Ke -) 4 5 6 7 15.4 16.4 17.3 17.7 8 18.1 9 18.4 10 18.8 A2 10.8 14.3 14.8 15.5 16.4 17.3 17.6 18.3 18.9 19.9 A3 10.2 13.3 13.9 14.4 15.8 16.4 18.0 18.6 19.7 20.4 K(+) 10.9 14.2 14.6 15.3 16.5 17.1 17.6 18.4 18.8 19.3 K(-) 11.9 14.4 15.0 15.4 16.4 17.1 17.9 18.2 18.5 18.8 Perlakuan Berdasarkan data yang ada dapat dilihat bahwa tinggi tanaman pada perlakuan A3 (15 g) selama 50 hari merupakan yang tertinggi yakni mencapai 10,23 cm, kemudian disusul A2 (10 g), K(+) (15 g), A1 (5 g) dan K(-) (tanpa mikoriza) dengan pertambahan tinggi 9,14 cm, 8,25 cm, 7,63 cm dan 6,88 cm. Berdasarkan uji normalitas dengan menggunakan Kolmogorov-Smirnov Test, menunjukan bahwa nilai sig. 0.833 > 0.05. Dengan demikian data berasal dari populasi yang berdistribusi normal pada taraf signifikansi 0.05. Selanjutnya berdasarkan uji homogenitas varians dihasilkan levene statistic 0.696 dan nilai sig. 0.600 > 0.05 pada level probabilitas yang artinya pemberian CMA dengan dosis yang berbeda bagi pertumbuhan tinggi tanaman memiliki varians yang sama (homogen). Pada uji Anova, tinggi tanaman kedelai nilai probabilitasnya adalah sig. 0.007 < 0.05, dengan demikian hipotesis Hi diterima. Hal ini menunjukan bahwa perlakuan pemberian CMA dengan dosis yang tertinggi berpengaruh dan berbeda nyata terhadap kontrol negatif. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 53 2. Diameter Batang Diameter Batang (cm) 0.40 0.35 0.30 0.25 0.20 0.15 0.10 0.05 0.00 A1 A2 A3 K(+) K(-) Pengukuran KeSabtu, 22 April 2017 Selasa, 6 Juni 2017 Gambar 4.2 Pertambahan Diameter Batang Tanaman Kedelai Pada Gambar 4.2 di atas dapat dilihat bahwa pada pengukuran diameter batang tanaman kedelai, masing-masing perlakuan dan kontrol mengalami perubahan. Hal ini dilihat dari peningkatan diameter batang tanaman kedelai dari setiap perlakuan dan kontrol. Pertambahan diameter batang tanaman kedelai pada pengukuran ke 2, ke 3, dan ke 4 sudah ada peningkatan akan tetapi belum terlalu tampak perbedaan antara perlakuan dan kontrol. Pada pengukuran ke 5 hingga ke 10 sudah tampak bahwa tanaman kedelai dengan perlakuan A3 atau dosis tertinggi memiliki pertumbuhan lebih baik dari perlakuan lain dan kontrol. Rata-rata diameter batang tanaman tiap perlakuan dapat dilihat pada Tabel 4.2 di bawah ini : PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 54 Tabel 4.2 Rata-rata Diameter Batang Tanaman Kedelai Tiap Perlakuan (cm) A1 1 0.17 2 0.19 3 0.22 Pengukuran (Hari Ke -) 4 5 6 7 0.23 0.26 0.29 0.29 8 0.30 9 0.31 10 0.32 A2 0.16 0.18 0.19 0.21 0.23 0.25 0.26 0.29 0.30 0.31 A3 0.17 0.19 0.20 0.21 0.25 0.26 0.29 0.31 0.32 0.35 K(+) 0.17 0.19 0.20 0.22 0.24 0.26 0.27 0.28 0.29 0.30 K(-) 0.18 0.20 0.21 0.23 0.24 0.26 0.26 0.28 0.29 0.30 Perlakuan Berdasarkan data yang ada dapat dilihat bahwa diameter batang tanaman pada perlakuan A3 (15 g) selama 50 hari merupakan yang terbesar yakni mencapai 0,18 cm, kemudian disusul A2 (10 g), A1 (5 g), K(+) (15 g) dan K(-) (tanpa mikoriza) dengan pertambahan diameter batang berturut-turut 0,15 cm, 0,14 cm, 0,12 cm dan 0,11 cm. Berdasarkan uji normalitas dengan menggunakan Kolmogorov-Smirnov Test, menunjukan bahwa nilai sig. 0.811 > 0.05. Dengan demikian data berasal dari populasi yang berdistribusi normal pada taraf signifikansi 0.05. Selanjutnya berdasarkan uji homogenitas varians dihasilkan levene statistic 0.909 dan nilai sig. 0.469 > 0.05 pada level probabilitas yang artinya pemberian CMA dengan dosis yang berbeda bagi pertumbuhan diameter batang tanaman memiliki varians yang sama (homogen). Pada uji Anova, diameter batang tanaman kedelai nilai probabilitasnya adalah sig. 0.001 < 0.05, dengan demikian hipotesis Hi diterima. Hal ini menunjukan bahwa perlakuan pemberian CMA dengan dosis yang berbeda berpengaruh dan berbeda nyata terhadap kontrol negatif sebab terdapat selisih diameter batang. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 55 3. Jumlah Daun 18.00 Jumlah Daun (helai) 16.00 14.00 12.00 10.00 8.00 6.00 4.00 2.00 0.00 A1 A2 A3 K(+) K(-) Pengukuran Ke Sabtu, 22 April 2017 Selasa, 6 Juni 2017 Gambar 4.3 Pertambahan Jumlah Daun Tanaman Kedelai Pada Gambar 4.3 di atas dapat dilihat bahwa pada penghitungan jumlah daun tanaman kedelai masing-masing perlakuan dan kontrol mengalami perubahan. Hal ini dilihat dari peningkatan jumlah daun tanaman kedelai dari setiap perlakuan dan kontrol. Pertambahan jumlah daun tanaman kedelai pada pengukuran ke 2, ke 3, dan ke 4 sudah ada peningkatan akan tetapi belum terlalu tampak perbedaan antara perlakuan dan kontrol. Pada pengukuran ke 5 hingga ke 10 sudah tampak bahwa tanaman kedelai dengan perlakuan A3 atau dosis tertinggi memiliki pertumbuhan lebih baik dari perlakuan lain dan kontrol. Rata-rata jumlah daun tanaman tiap perlakuan dan kontrol dapat dilihat pada Tabel 4.3 di bawah ini : PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 56 Tabel 4.3 Rata-rata Jumlah Daun Tanaman Kedelai Tiap Perlakuan (helai) A1 1 2 2 3 3 4 Pengukuran (Hari Ke -) 4 5 6 7 5 6 8 9 8 11 9 12 10 13 A2 2 3 4 5 5 8 8 11 12 13 A3 2 3 4 5 6 8 10 13 15 16 K(+) 2 3 4 5 6 6 7 9 10 12 K(-) 3 3 4 5 5 6 7 8 9 10 Perlakuan Berdasarkan data yang ada dapat dilihat bahwa jumlah daun tanaman kedelai pada perlakuan A3 (15g) selama 50 hari merupakan yang terbanyak yakni mencapai 14 helai, kemudian disusul A2 (10g), A1 (5g), K(+) (15g) dan K(-) (tanpa mikoriza) dengan pertambahan jumlah daun berturut-turut 11 helai, 11 helai, 10 helai dan 7 helai. Berdasarkan uji normalitas dengan menggunakan Kolmogorov-Smirnov Test, menunjukan bahwa nilai sig. 0.833 > 0.05. Dengan demikian data berasal dari populasi yang berdistribusi normal pada taraf signifikansi 0.05. Selanjutnya berdasarkan uji homogenitas varians dihasilkan levene statistic 0.906 dan nilai sig. 0.471 > 0.05 pada level probabilitas yang artinya pemberian CMA dengan dosis yang berbeda bagi pertumbuhan jumlah daun tanaman memiliki varians yang sama (homogen). Pada uji Anova, jumlah daun tanaman kedelai nilai probabilitasnya adalah sig. 0.034 < 0.05, dengan demikian hipotesis Hi diterima. Hal ini menunjukan bahwa perlakuan pemberian CMA dengan dosis yang berbeda PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 57 berpengaruh dan berbeda nyata terhadap kontrol negatif sebab terdapat selisih jumlah daun 5. Infeksi CMA CMA dapat bersimbiosis dengan tanaman kedelai pada media tanah bekas tambang batu kapur. Berikut adalah gambar infeksi CMA pada akar kedelai: Gambar 4.4 Hasil Pengamatan Endomikoriza; A. Sel akar, B. Hifa, C. Vesikel, D. Arbuskular 80.0% 70.0% Infeksi Akar (%) 60.0% 50.0% 40.0% 30.0% 20.0% 10.0% 0.0% A1(5%) A2(10%) A3(15%) K(+) (15%) Jenis Pelakuan dan Kontrol Gambar 4.5 Presentase Infeksi Cendawan Mikoriza Arbuskula PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 58 Berdasarkan Gambar 4.4 di atas dapat dilihat bahwa terdapat perbedaan infeksi CMA pada setiap perlakuan dan kontrol positif. Pemberian CMA dengan dosis yang berbeda mempengaruhi persentase derajat infeksi akar tanaman kedelai. Dari gambar 4.4 terlihat bahwa persentase derajat infeksi CMA yang tertinggi terdapat pada K(+) yang diberi dosis CMA 15%, disusul berturut-turut perlakuan A3(15%), A2(10%), dan A1(5%). Rata-rata persentase derajat infeksi CMA pada setiap perlakuan dan kontrol positif dapat dilihat pada table 4.4 berikut ini: Tabel 4.4 Rata-rata Infeksi Cendawan Mikoriza Arbuskula Perlakuan Infeksi Akar A1. 1 % ratarata infeksi ulangan % ratarata infeksi perlakuan 45. 1% A1 A1.3 A1.5 51.8 % 51.5 % A2.1 A2 A2.4 A2.8 64.4 % 50.0 % 53.6 % 49.5% 56% A3.3 A3 A3.4 A3.5 69.1 % 52.0 % 64.3 % K(+). 6 K(+) K(+). 7 K(+). 8 72.6 % 64.0 % 64.7 % 61.8% 67.1% Berdasarkan data pada Tabel 4.4 dapat dilihat bahwa persentase derajat infeksi CMA dengan kriteria sedang terdapat pada perlakuan A1(5 g) yaitu 49.5%. Persentase derajat infeksi CMA dengan kriteria tinggi didapatkan pada perlakuan A2(10 g), A3(15 g), dan K+(15 g) berturut-turut yaitu 56%, 61% dan 67%. Namun dari ketiganya yang paling tinggi derajat infeksi CMA adalah K+(15g), karena memiliki persentase tertinggi yaitu 67%. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa infeksi CMA yang paling baik terdapat pada K+(15 g). PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 5. Kualitas Tanah Tabel 4.5 Pengamatan Kualitas Tanah Sebelum dan Setelah Ditanami Tanggal 22/04/’17 Indikator A1 Tekstur Warna pH Kelembapan Kualitas Tanah Sebelum Ditanami Perlakuan A2 A3 Pasir berlempung Putih kehitaman 5 4 Pasir berlempung Putih kehitaman 5 3 Pasir berlempung Putih kehitaman 5 6 K(+) K(-) Pasir berlempung Putih 4,5 7 Pasir berlempung Putih 4,5 3 Kualitas Tanah Sesudah Ditanami Tanggal Indikator 06/05/’17 Tekstur Warna pH Kelembapan Perlakuan A1 A2 A3 K(+) K(-) Lempung berpasir Lempung berpasir Cokelat kehitaman 6,5 7 Lempung berpasir Cokelat kehitaman Lempung berpasir Cokelat kehitaman 5,8 6 Pasir berlempung Putih 6,5 7 Putih Kecoklatan 6,3 6 6,4 4 Berdasarkan data pada Tabel 4.5 dapat dilihat bahwa kualitas tanah sebelum dan sesudah ditanami tanaman kedelai yang bersimbiosis dengan CMA mengalami perubahan. Setiap perlakuan yang diberi dosis CMA mengalami perubahan baik dari teksturnya, warna, pH maupun kelembapannya. Hal yang berbeda terjadi pada kontrol negatif yang tidak diberi dosis CMA meskipun mengalami perubahan pH dan kelembapan namun tekstur dan warnanya tidak berubah. Secara umum, perubahan kualitas tanah yang terjadi masih menjadi lahan yang bisa ditoleransi tanaman untuk tumbuh. 59 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 60 B. Pembahasan 1. CMA dan Pertumbuhan Tanaman (Tinggi Tanaman, Diameter Batang dan Jumlah Daun) Prinsip kerja dari mikoriza ini adalah menginfeksi sistem perakaran tanaman inang, memproduksi jalinan hifa secara intensif sehingga tanaman yang mengandung mikoriza tersebut akan mampu meningkatkan kapasitas dalam penyerapan unsur hara karena bidang penyerapan bertambah (Iskandar, 2002). Pertumbuhan vegetatif terjadi akibat adanya pembelahan sel dan perpanjangan sel di dalam jaringan meristematik pada titik tumbuh batang, ujungujung akar dan pada kambium. Pertambahan tinggi tanaman kedelai terjadi karena pembelahan sel dan perpanjangan sel di dalam jaringan meristematik pada titik tumbuh batang. Pada rata-rata pertambahan tinggi tanaman tabel 4.1, pemberian dosis CMA 15 g memberikan pengaruh yang nyata terhadap pertambahan tinggi tanaman. Pemberian dosis CMA 15 g menunjukan perbedaan yang signifikan dengan kontrol negatif. Hal ini terjadi karena dosis yang diberikan optimal sehingga mampu meningkatkan penyerapan nutrisi oleh tanaman. Peningkatan efisiensi penerimaan nutrisi oleh tanaman dengan bantuan CMA tergantung kepada tiga proses penting yaitu pengambilan nutrisi oleh miselium dari dalam tanah, translokasi hara dalam hifa ke struktur intraradikal CMA dari dalam tanah dan transfer hara dari CMA ke tanaman melewati permukaan yang kompleks diantara simbion. Berdasarkan hal tersebut kemungkinan CMA sudah optimal dalam melewati ketiga proses tersebut sehingga berpengaruh penyerapan nutrisi dan pertumbuhan tinggi tanaman (Prayudaningsih, 2014) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 61 Kemampuan pertumbuhan diameter batang tanaman kedelai pada tanah bekas tambang kapur yang diberi mikoriza dengan dosis berbeda selama waktu pengamatan ditunjukan Gambar 4.2. Perlakuan pemberian dosis CMA yang berbeda menunjukan tingka pertumbuhan vegetatif tanaman yang berbeda. Pada rata-rata pertambahan diameter batang tanaman kedelai dengan pemberian dosis yang berbeda memperlihatkan pengaruh yang berbeda nyata. Pemberian dosis 15 g CMA menunjukan perbedaan yang signifikan dengan kontrol negatif. Peningkatan pertumbuhan tinggi tanaman yang baik bisa diikuti oleh peningkatan pertumbuhan diameter batang tanaman kedelai. Bertambahnya pertumbuhan diameter batang tanaman kedelai terjadi karena fotosintesisnya serta cahaya matahari yang berperan merangsang aktivitas hormon dalam proses pembentukan sel meristem ke arah diameter batang berlangsung baik. Selain itu, simbiosis antara CMA dan akar tanaman kedelai mampu menyediakan unsur hara yang cukup saat pertumbuhan tanaman kedelai yang mengakibatkan proses fotosintesis berjalan aktif sehingga proses pemanjangan sel, pembelahan dan diferensiasi sel lebih baik dan meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan tanaman kedelai. Daun merupakan organ tanaman tempat mensintesis makanan untuk kebutuhan tanaman maupun sebagai cadangan makanan. Daun memiliki klorofil yang berperan dalam melakukan fotosintesis. Semakin banyak jumlah daun maka akan semakin banyak tempat mensintesis makanan dan semakin banyak pula makanan yang dihasilkan. Perlakuan pemberian dosis CMA yang berbeda mempengaruhi jumlah daun pada tiap perlakuan dan kontrol. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 62 Pada rata-rata pertambahan jumlah helaian daun menunjukan pengaruh yang berbeda nyata. Pemberian dosis 15 g CMA menunjukan perbedaan yang signifikan dengan kontrol negatif. Hal ini menunjukan bahwa semakin tinggi dosis yang diberikan maka pertumbuhan jumlah helai daun akan semakin banyak. Pertumbuhan tinggi tanaman akan memicu pembelahan sel pada area pucuk yang akan membentuk daun baru sehingga suplai hara akan lebih diutamakan untuk pertumbuhan bagian pucuk tanaman sehingga didapatkan hasil yang berbeda nyata pada pertambahan helai daun. Hal ini sejalan dengan penelitian yang sudah dilakukan pada tanaman surian (Anita, 2016). 2. Infeksi CMA Persentase akar terinfeksi merupakan parameter untuk melihat bagaimana kemampuan infektivitas CMA pada tanaman kedelai. Hal ini dapat ditunjukan oleh hifa yang terdapat dalam akar tersebut, semakin banyak hifa di dalam akar, maka semakin baik pula tingkat infektivitas CMA. Inokulasi CMA dapat mempercepat pertumbuhan akar dan dapat mengubah percabangan akar, sehingga tanaman lebih banyak mempunyai akar lateral. Berdasarkan hasil analisis pengaruh pemberian dosis CMA yang berbeda pada pertumbuhan tanaman kedelai pada tanah kapur, infektivitas akar kedelai terbaik terdapat pada kontrol positif yang diberi dosis CMA 15 g yaitu 67,1% sedangkan infeksivitas terendah terdapat pada perlakuan A1 yang diberi dosis CMA 5 g yaitu 49,5%. Pada perlakuan A2 dan A3 yang diberi dosis 10 g dan 15 g memiliki tingkat infektivitas 56% dan 61,8%. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 63 Melihat data yang ada pemberian CMA dengan dosis yang berbeda mempengaruhi tingkat infektivitas akar kedelai. Semakin tinggi dosis yang diberikan maka tingkat infektivitasnya akan semakin baik. Selain itu komposisi media juga turut mempengaruhi tingkat infektivitas. Menurut Cooper dalam Devian (2006) menyatakan bahwa media tanam dengan kandungan unsur P tinggi menghambat kolonisasi dan produksi spora CMA. Media dengan kadar unsur P rendah merupakan media yang paling tepat untuk memacu kolonisasi CMA sehingga meningkatkan serapan unsur hara khususnya unsur hara P. Pada kontrol positif komposisi media tanah kapur dengan CMA 15 g memiliki tingkat infektivitas lebih baik dibandingkan dengan A3 yang komposisi medianya tanah kapur, grumosol, litosol serta kompos dan diberi CMA 15 g. Dari komposisi media yang ada terlihat bahwa kualitas media yang baik terdapat pada perlakuan A3 yang diberi kompos karena dapat membantu menyediakan unsur hara bagi tanamana khusnya P, sedangkan kontrol positif yang hanya tanah kapur dan diberi CMA tentu mempunyai unsur P yang rendah. 3. CMA dan Perbaikan Kualitas Tanah Kualitas tanah yang baik di suatu wilayah dapat dilihat dari beberapa indikator yaitu struktur tanah, warna tanah, pH tanah serta kelembapan tanah. Struktur tanah merupakan kenampakan bentuk atau susunan partikel-partikel primer tanah (pasir, debu dan liat). Pasir (berdiameter 2,00-0,20 mm atau 2000200 µm), debu (berdiameter 0,20-0,002 mm atau 200-2 µm) dan liat (<2 µm). Warna tanah merupakan indikator kondisi iklim tempat tanah berkembang atau asal bahan induknya, tetapi pada kondisi tertentu warna sering pula digunakan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 64 sebagai indikator kesuburan tanah atau kapasitas produksi lahan, secara umum dikatakan bahwa makin gelap warna tanah berarti makin tinggi produktivitasnya karena kaya akan nutrisi. Nilai pH tanah dapat digunakan sebagai indikator kesuburan tanah, karena dapat mencerminkan ketersediaan hara dalam tanah tersebut. pH tanah yang ideal bagi pertumbuhan tanaman dan kehidupan mikroba tanah adalah 6,5-7,5. Kelembapan tanah menunjukan kandungan air di dalam tanah. Oleh karena itu kelembapan dapat mempengaruhi tingkat kesuburan tanah. Kondisi tanah yang baik untuk pertumbuhan tanaman adalah kondisi tanah yang tidak terlalu kering juga tidak terlalu basah. Kualitas tanah dikatakan baik apabila masing-masing indikator diatas berada pada kondisi ideal (Kemas, 2004) Lahan bekas tambang kapur dapat digolongkan kedalam lahan kristis yang memiliki kualitas rendah karena memiliki berbagai kendala seperti tebal solum tipis, struktur tanah masif, ketersediaan air terbatas, terdapat berbagai senyawa toksis (kelarutan Al tinggi, asam-asam organik, logam berat), kandungan bahan organik rendah, pH masam, ketersediaan hara rendah dan berbagai permasalahan lainnya. Jenis tanah yang mendominasi lahan bekas tambang kapur adalah tanah kapur, grumosol dan litosol. Ketiga jenis tanah tersebut memiliki tingkat kesuburan yang rendah. Akibatnya, pertumbuhan dan perkembangan tanaman sangat terhambat sehingga produktivitasnya sangat rendah. Namun demikian kualitas tanah masih bisa ditingkatkan. Revitalisasi kualitas tanah pada lahan bekas tambang kapur akan berlangsung lebih cepat dengan memanfaatkan mikoriza sebagai bioremediator. Artinya, keefektifan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 65 mikoriza pada tanah marginal tersebut baik sehingga dapat meningkatkan kualitas tanah. Menurut Hakim, dkk. dalam Subiksa (2002), faktor-faktor yang terlibat dalam pembentukan struktur adalah organisme, seperti benang-benang cendawan yang dapat mengikat satu partikel tanah dengan partikel lainnya. Selain akibat dari perpanjangan dari hifa-hifa eksternal pada cendawan mikoriza, sekresi dari senyawa-senyawa polysakarida, asam organik dan lendir yang di produksi juga oleh hifa-hifa eksternal, akan mampu mengikat butir-butir primer/agregat mikro tanah menjadi butir sekunder/agregat makro. Senyawa-senyawa ini berfungsi sebagai ―agen organik‖ dan sangat penting dalam menstabilkan agregat mikro dan melalui kekuatan perekat dan pengikatan oleh asam-asam dan hifa tadi akan membentuk agregat makro yang mantap. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan memperlihatkan bahwa Kehadiran CMA dalam tanah memberikan kontribusi terhadap perbaikan kualitas tanah. Simbiosis CMA dengan akar tanaman kedelai mempengaruhi struktur tanah, warna tanah, pH tanah serta kelembapan tanah (Gambar 4.5). Pembentukan struktur tanah yang terjadi merupakan modal bagi perbaikan sifat fisik tanah yang lain. Sifat-sifat fisik tanah yang diperbaiki akibat terbentuknya struktur tanah yang baik seperti perbaikan porositas tanah, perbaikan permeabilitas tanah yang pada akhirnya mempengaruhi warna tanah, pH tanah dan kelembapan tanah. Perbaikan struktur tanah juga berpengaruh langsung terhadap perkembangan akar tanaman. Pada lahan bekas tambang kapur dengan makin baiknya perkembangan akar tanaman, akan lebih mempermudah tanaman untuk mendapatkan unsur hara dan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 66 air, karena memang pada lahan bekas tambang kapur faktor pembatas utama dalam peningkatan produktivitasnya adalah kahat unsur hara dan kekurangan air. 4. Faktor Abiotik dan Biotik yang Mempengaruhi Pertumbuhan Kedelai Novriani dan Madjid (2014) menyebutkan faktor yang berpengaruh dalam perkembangan CMA yaitu suhu, kadar air, pH, bahan organik tanah, intensitas cahaya, ketersediaan hara, logam berat, dan fungisida. Dalam penelitian ini, pertumbuhan kedelai yang bersimbiosis dengan CMA juga dipengaruhi oleh beberapa faktor abiotik diantaranya adalah pH tanah, cahaya matahari, suhu dan kelembapan udara. Berdasarkan data hasil pengamatan, diperoleh pH rata-rata perlakuan dan kontrol, serta suhu dan kelembapan udara rata-rata sebagai berikut: No 1 2 Tabel 4.6 pH rata-rata Perlakuan dan Kontrol, Suhu dan Kelembaban Udara pH rata-rata Perlakuan dan Kontrol Suhu Kelembaban Udara A1-A3 K(+) K(-) 5,46 5,27 5,3 28,9 68,1 Menurut Kemas (2004) Nilai pH tanah dapat digunakan sebagai indikator kesuburan tanah, karena dapat mencerminkan ketersediaan hara dalam tanah tersebut. Setiap tanaman memerlukan jumlah hara dalam komposisi yang berbedabeda, pengetahuan tentang pengaruh pH terhadap pola ketersediaan hara tanah dapat digunakan sebagai acuan dalam pemilihan tanaman yang sesuai pada satu jenis tanah. Melalui penelitian telah diketahui bahwa tanaman tertentu mempunyai kisaran pH ideal tertentu pula. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 67 Berdasarkan pH pada Tabel 4.6 tanaman yang diberi perlakuan dan kontrol positif serta kontrol negatif berada pada kisaran pH yang masih bisa ditoleransi oleh tanaman kedelai yaitu 5,46, 5,27 dan 5,3. Menurut Pitojo (2004) Keadaan pH tanah yang sesuai bagi pertumbuhan tanaman kedelai adalah berkisar antara 5,5 – 6,5. Akan tetapi pH tanah pada kisaran 4,6 – 5,5, tanaman kedelai masih bisa tumbuh dengan baik. Selain pH tanah faktor abiotik lain yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman kedelai adalah suhu, cahaya matahari dan kelembapan udara. Berdasarkan data suhu rata-rata selama masa penelitian, data suhu masih menunjukan angka yang toleran bagi pertumbuhan tanaman kedelai. Suhu merupakan faktor eksternal yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman. Menurut Pitojo (2004) Suhu lingkungan yang optimal untuk pertumbuhan kedelai yaitu 24°-30°C. Artinya, suhu rata-rata 28,9°C pada data pengamatan tergolong ideal bagi pertumbuhan tanaman kedelai. Sementara itu, kelembapan udara selama masa penelitian tergolong tinggi yaitu 68,1%. Hal ini terjadi karena dipengaruhi oleh intensitas hujan yang cukup tinggi selama awal masa penelitian. Intensitas hujan yang tinggi berpengaruh terhadap proses fotosintesis tanaman kedelai, karena cahaya matahari yang dibutuhkan kurang. Tanaman kedelai memiliki toleransi yang rendah terhadap kondisi tanah yang basah berkepanjangan. Faktor biotik yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman kedelai adalah serangan hama dan penyakit tanaman. Selama penelitian hama yang paling dominan menyerang tanaman kedelai adalah Chrysodeixis chalcites Esp., Lamprosema indica F., dan belalang. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 68 Chrysodeixis chalcites Esp. merupakan larva yang membentuk kepompong dalam anyaman daun, kemudian menjadi pupa. Daur (siklus) hidup hama ini berlangsung selama ±30 hari. Gejala serangannya adalah larva menyerang seluruh bagian tanaman, terutama daun-daunnya sehingga menjadi rusak tidak beraturan. Cara pengendaliannya bisa dengan non-kimiawi dan kimiawi. Pengendalian non-kimiawi dengan penggiliran tanaman, mengatur waktu tanam secara serempak pada areal sehamparan, pengumpulan larva untuk dimusnahkan. Pengendalian secara kimiawi dengan penyemprotan insektisida selektif (Rukmana, 2005). Pada percobaan ini, Chrysodeixis chalcites Esp. menyerang tanaman kedelai dengan memakan daun yang masih muda, sejak seminggu setelah perlakuan. akibatnya daun kedelai mengalami kerusakan, sehingga dapat mengganggu proses fotositesis. Cara yang digunakan untuk membasmi adalah mengumpulkan larva dan dimusnahkan. Gambar 4.5 Chrysodeixis chalcites Esp. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 69 Jenis hama berikutnya adalah Lamprosema indica F. merupakan hama yang menyerang tanaman kedelai dengan cara menggulung daun yang berumur 2 minggu sejak perlakuan. Bagian daun digulung serta direkatkan satu sama lain dengan zat perekatnya. Kemudian daun dimakan sampai tulang-tulang daunnya. Kerusakan yang dihasilkan dari hama ini adalah permanen, sehingga dapat mengganggu pertumbuhan tanaman kedelai selanjutnya. Langkah pengendaliannya yaitu dengan mengumpulkan ulat yang menyerang daun dan dimusnahkan. Berikut adalah morfologi daun dan ulat yang menyerang tanaman kedelai Gambar 4.6 Lamprosema indica F. Hama terkahir dan yang sering menyerang tanaman kedelai sejak perlakuan hingga akhir masa pengamatan adalah belalang. Hama ini menyerang tanaman kedelai dengan cara memakan daun tanaman kedelai yang masih muda. Akibatnya daun menjadi lubang bahkan ada daun yang dimakan sampai tersisa PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 70 tulang daunnya. Kerusakan yang dihasilkan dari hama ini adalah permanen sehingga sangat mempengaruhi pertumbuhan tanaman kedelai dalam melakukan fotosintesis. Cara pengendalian yang dilakukan adalah dengan menyemprotkan pestisida yang dibuat sendiri dari ekstrak bawang putih, sereh, dan cabai. Berikut adalah hama dan morfologi daun tanaman kedelai: Gambar 4.7 Locusta sp Faktor lain yang mempengaruhi perumbuhan tanaman kedelai adalah serangan virus. Berdasarkan hasil pengamatan dan gejala yang ditimbulkan virus yang menyerang tanaman kedelai adalah virus mosaik kuning. Virus ini disebabkan oleh Bean Yellow Mosaik Virus (BYNV). Gejala awal yang tampak dari serangan virus ini adalah daun berwarna kuning berkrut dan kerdil. Penanganan terhadap serangan virus ini adalah dengan memusnahkan tanaman yang sudah terserang sehingga tidak menjalar ke tanaman yang lain. cara yang lain adalah membrantas kutu aphis yang berperan sebagai vector bagi virus ini. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 71 Gambar 4.8 Akibat serangan Bean Yellow Mosaik Virus C. Keterbatasan Dalam Penelitian Pada pelaksanaan penelitian ini, ada beberapa keterbatasan yaitu: 1. Tanah yang digunakan untuk media tanam masih merupakan tanaman campuran yang meliputi grumosol, litosol dan kompos 2. CMA yang digunakan belum diidentifikasi spesiesnya 3. Curah hujan yang tinggi di awal penelitian menyebabkan kondisi tanah terlalu basah 4. Pengamatan kualitas tanah masih terbatas pada sifat fisisk (struktur, warna, kelembapan) dan pH tanah, namun belum menganalisis lebih lanjut kendungan unsur hara pada tanah sebelum dan sesudah perlakuan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI BAB V IMPLEMENTASI HASIL PENELITIAN SEBAGAI SUMBER PEMBELAJARAN BIOLOGI Penelitian pengaruh dosis CMA terhadap pertumbuhan tanaman kedelai pada lahan bekas tambang batu kapur yang telah dilakukan memberi hasil bahwa pengaruh dosis CMA terhadap pertumbuhan tanaman kedelai pada lahan bekas tambang batu kapur dapat mempercepat pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Hasil penelitian ini selanjutnya dapat diaplikasikan pada pelajaran biologi kelas XII semester I yaitu pada materi Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan Tumbuhan dengan kompetensi dasar: 3.1 Menganalisis hubungan antara faktor internal dan eksternal dengan proses Pertumbuhan dan perkembangan pada Makhluk Hidup berdasarkan hasil Percobaan 4.1 Merencanakan dan melaksanakan percobaan tentang factor luar yang mempengaruhi proses pertumtumbuhan dan perkembangan tanaman, dan melaporkan ssecara tertulis dengan menggunakan tata cara penulisan ilmiah yang benar Penelitian pengaruh dosis CMA terhadap pertumbuhan tanaman kedelai ini dapat menjadi sumber pengetahuan bagi siswa mengenai pengaruh faktor eksternal terhadap pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan. Silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Lembar Kegiatan Siswa (LKS), penilaian siswa, soal serta bahan ajar terlampir pada lampiran 72 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan 1. Pemberian CMA dengan dosis yang berbeda terbukti mempengaruhi simbiosis antara CMA dengan tanaman kedelai pada tanah bekas tambang batu kapur. 2. Dosis CMA 15 g terbukti yang paling baik untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman kedelai pada tanah bekas tambang batu kapur dibandingkan dengan perlakuan yang sama dengan dosis yang berbeda. 3. Dosis CMA 15 g terbukti paling optimal dalam menginfeksi akar tanaman kedelai 4. CMA yang bersimbiosis dengan tanaman kedelai pada media tanah lahan bekas tambang batu kapur mampu memperbaiki kualitas tanah. B. Saran 1. Perlu adanya penelitian lanjutan dengan menggunakan media tanam yang 100% tanah bekas tambang batu kapur tanpa campuran jenis tanah yang lain atau kompos agar media tanam tidak mempengaruhi hasil penelitian. 2. Perlunya mengidentifikasi jenis mikoriza yang digunkan dalam penelit 73 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 74 3. Penelitian sebaiknya tidak dilakukan bertepatan dengan musim hujan karena akan mempengaruhi hasil penelitian 4. Perlu adanya analisis lanjutan terhadap unsur-unsur yang terkandung di dalam tanah sebelum dan sesudah ditanami kedelai dengan perlakuan CMA sehingga data mengenai perubahan kualitas tanah lebih lengkap. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI DAFTAR PUSTAKA AAK, 1989, Kedelai, Kanisius, Yogyakarta. Adisarwanto, 2008, Budidaya Kedelai Tropika, Penebar Swadaya, Jakarta. Adji, T. N., 2009, Kondisi Daerah Tangkapan Sungai Bawah Tanah Karst Gunung Sewu dan Kemungkinan Dampak Lingkungannya Terhadap Sumber daya air (Hidrologis) karena Aktivitas Manusia, Fakultas Geografi Gajah Mada, Yogyakarta. Asir, O., 2013, Alternatif Teknik Rehabilitasi Lahan Terdegradasi pada Lahan Bekas Galian Industri, INFO BPK Manado, 3 (2), 125-128. Cahyadi, W., 2006, Kedelai Khasiat dan Teknologi, Bumi Aksara, Jakarta. Campble N.A., Reece, J. B, 2010, Biologi: Edisi kedelapan, Erlangga, Jakarta. Retna, Dewi, 2012, Implementasi Kebijakan Pelarangan Penambangan di Kawasan Karst Kabupaten Gunung Kidul, Tesis. Universitas Diponegoro, Semarang. Hanafiah, K.A., 2004, Dasar-Dasar Ilmu Tanah, Raja Grafindo Persada, Jakarta. Imas, et al, 1989, Mikrobiologi Tanah, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Pendidikan Tinggi Pusat Antar Universitas Bioteknologi Institut Pertanian Bogor, Bogor. Irianto, A., 2004, Statistik: Konsep Dasar dan Aplikasinya, Kencana Prenada Group, Jakarta. Iskandar, Jakup, 2000, Konservasi Keanekaragaman Hayati, Jurnal Ilmiah Kehati Departemen Kehutanan dan Perkebunan. Juni-Juli 2000 (Staf peneliti PPSDAL dan Dosen Biologi-UNPAD). Kementerian Pertanian Republik Indonesia, Kementerian Pertanian, Jakarta. 2014, Renstra 2015-2019, Malik, M., 2016, Pengaruh Aplikasi Fungi Mikoriza Arbuskular dan Pupuk Kandang dengan Berbagai Dosis Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Kedelai (Glycine max (L) Merill) pada Ultisol, Skripsi, Universitas Lampung, Bandar Lampung. 75 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 76 Masfufah, R., Meitini, W., Proborini, Kawuri, R., 2016, Uji Kemampuan Spora Cendawan Mikoriza Arbuskula (CMA) Lokal Bali pada Pertumbuhan Tanaman Kedelai (Glycine max L.), Jurnal Simbiosis IV, 26-30. Muryanto, 2012, Uji Efektivitas dan Multiplikasi Spora Cendawan Mikoriza Arbuskula (CMA) pada Berbagai Media Pembibitan Dalbergia latifolia, Tesis, 44-50, Universitas Sebelas Maret, Surakarta. Oehl, F., Sieverding E., 2004, Paciospora, a new vesicular mycorrhizal fungal genus in the glomeromycetes, Angwandle Botanik 78 (1) 71-72. Pambudi, S., 2013, Budidaya & Khasiat Kedelai Edamame, Pustaka Baru Press, Yogyakarta. Pitojo, S., 2003, Benih Kedelai, Kanisius, Yogyakarta. Purwanto, 2011, Statistika untuk Penelitian, Pustaka Belajar, Yogyakrta. Rukmana, R., 2005, Bawang Merah: Budidaya dan Pengolahan Pascapanen, Kanisius, Yogyakarta. Salisbury, F.B., and Ross, W.R., 1992, Plant Physiology, diterjemahkan oleh Lukman, D.R., Sumaryono, 1, Intitut Teknologi Bandung, Bandung, 150156. Sastrosupandi, A., 2000, Rancangan Percobaan Praktis Bidang Pertanian, Kanisius, Yogyakarta. Simon L., Bousquet J., Levesque RC., and Lalonde M., 1993 Origin and Diversifikation of Endomycorrhizal Fungi and coincindence with vascular land Plants, Nature 363:67-69 Septiyani, 2010, Uji Infektivitas dan Efektivitas Mikoriza Vesikular-Arbuskula pada Berbagai Komposisi Media Tanam Berbasis Batuan Kapur dengan Indikator Tanaman Jagung (Zea Mays L.), Tesis, 14, Universitas Sebelas Maret, Surakarta. Subiksa, 2002, Pemanfaatan Mikoriza untuk Penanggulangan Lahan Kritis, dalam http://mbojo.wordpress.com. Diakses Tanggal 27 Mei 2016. Sugiyono, 2011, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Alfabeta, Bandung Sugeng, 2001, Bercocok Tanam Polowijo, Aneka Ilmu, Semarang. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 77 Suparno, P., 2014, Pengantar Statistika untuk Pendidikan dan Psikologi, USD Press, Yogyakarta. Smith, SE dan and Read, DJ, 1997, Mycorrhizal symbiosis, Secon edition, Academic Press, Harcourt Brace & Company Publisher, London, Hal. 3279 Turjaman, M., 2004, Mikoriza: Inovasi Teknologi akar Sehat, Kunci Sukses Rehabilitasi Hutan dan Lahan, Majalah Kehutanan Indonesia, Jakarta. William, H. H., 2001, Potential Environmental Impacts of Quarryng Stone in Karst-A Literature Review, United State Department of Interior, New York Yulia, 2015, 18 Jenis Tanah di Indonesia, Manfaat, Persebaran, Gambarnya, dalam http://ilmugeografi.com/ilmu-bumi/tanah/jenis-jenis-tanah. Diakses 22 Juni 2017 Zulkifli, 2014, Pengelolaan Tambang Berkelanjutan, Graha Ilmu, Yogyakarta. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Lampiran 1 Data Pengamatan Indikator Pertumbuhan Tanaman Kedelai A. Tinggi Tanaman (cm) Tanggal Sabtu, 22 April 2017 Kamis, 27 April 2017 Selasa, 2 Mei 2017 Minggu, 7 Mei 2017 Jumat, 12 Mei 2017 Rabu, 17 Mei 2017 Senin, 22 Mei 2017 Sabtu, 27 Mei Perlakuan A1 A2 A3 K(+) K(-) A1 A2 A3 K(+) K(-) A1 A2 A3 K(+) K(-) A1 A2 A3 K(+) K(-) A1 A2 A3 K(+) K(-) A1 A2 A3 K(+) K(-) A1 A2 A3 K(+) K(-) A1 A2 1 2 3 12.5 12.5 9 11.5 12 14.5 16.5 11.5 14.7 14 15.5 17 12.5 15.3 15 16.5 17.5 13 15.5 15.5 18 17.5 17 16 15.5 20.5 17.8 19.5 17 16 21 18 20 18 16.5 21.5 18.5 10 9.5 10.5 13 11.5 14.5 13 13 16.5 14.7 15.5 13.5 13.5 17.2 15 16.5 14 13.7 17.5 15.2 17.5 14.5 14 17.5 16 18 16 14.5 18 17 18.5 16.5 18.5 18.5 19 19 17 10 12 11 12 11.5 14.5 16 14.2 15 15.8 14.5 17 14.5 15.5 15.9 15 18.5 14.7 16.5 16 16.5 20 15.5 17.5 16.8 18.5 21.5 16 18 17.5 19 21.5 16.5 18 18 19.5 21.5 78 Ulangan 4 5 11.7 11 9 9.5 10.5 14.3 13.5 12.5 13.5 12 14.5 13.5 13 14 12.5 15 14 13.5 14.5 12.7 16 15.5 14 15.5 13 16 16 14.7 16 13.5 16.5 16 15 16.5 14 16.5 16.5 9 9.5 10 12 11.5 12 12 13.5 14.5 14 13 12.7 14 14.5 14.3 14 14 15 15.5 14.5 16 15.5 18.5 16 17.5 16 17 19 17 18.5 16.5 18 20 18 19.5 17 18.5 6 7 8 10 11 9.5 9 12 13 15.5 13 12.5 13.5 13.2 15.7 14 13 14.5 13.5 16 14.5 14 15 13.5 17.5 15 16.5 15.5 14 18.5 15 17 15.5 14 19 17.5 17 16.5 15 19.5 13 11 9.5 9 13 15 15 13 12 16 15.3 15.5 13.5 12.5 16.5 15.5 16.3 14 13 17 17 16.5 14.5 14 18.5 17.5 17 15 14 19.5 18 17 15.5 15 20 18 17.5 13.3 9.5 13 11.5 13 15.7 12.5 16 14.5 15.5 16.5 13.5 16.5 15 16.5 17 13.7 17 15.5 17 17 14 17.5 19 18 18 14.5 17.5 19.5 19 18 15 21 19.7 19.5 18 17.5 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 79 2017 Kamis, 1 Juni 2017 Selasa, 6 Juni 2017 20.5 18.5 16.8 21.5 18.5 21 19 17 22 19.5 21.5 19.5 17.5 A3 K(+) K(-) A1 A2 A3 K(+) K(-) A1 A2 A3 K(+) K(-) 19 18.7 20 19.5 17.5 20 19 20.5 20 17.8 22 19.5 20.5 17 18.5 18 19.5 21.5 20 18.5 18.5 19.7 21.8 21 18.5 18.5 15.5 17 14.5 17 16.5 16 17.5 14.8 17 19 16.5 17.8 15 21 21.5 19.5 17.5 18.5 22 22 20 17.8 19 22.5 24 20 18 17.5 16.5 15.5 20 19 17.5 17 16 20.5 19.5 17.5 17.5 16 15.5 20 18.5 19 17 16 20 18.5 19.5 17.5 16.5 20.5 21.5 20 20 18.5 20 22.5 20.5 20 19.5 22 22.8 20.7 20.5 Hasil Tinggi Tanaman Perlakuan A1 A2 A3 K (+) K (-) 1 9.5 7 12.5 8 5.5 2 10 8.3 11.5 6.5 9 Jumlah Ulangan 3 4 5 6 9.7 5.3 8.8 6 9.8 8 9.5 9.5 10 7.5 12.5 10 6.5 8.3 12 8.5 7 4.5 8.5 5.5 Jumlah Rerata 7 5.5 8.5 8 7 7.5 8 6.2 12.5 9.8 9.2 7.5 61 73.1 81.8 66 55 7.625 9.1375 10.225 8.25 6.875 B. Diameter Batang Tanggal Sabtu, 22 April 2017 Perlakuan A1 A2 A3 K(+) K(-) Kamis, A1 27 April A2 2017 A3 K(+) K(-) Selasa, 2 Mei A1 2017 A2 A3 K(+) K(-) Minggu, A1 1 2 3 0.16 0.18 0.17 0.18 0.20 0.18 0.20 0.19 0.19 0.20 0.21 0.20 0.20 0.20 0.22 0.21 0.17 0.19 0.18 0.15 0.17 0.19 0.19 0.19 0.19 0.18 0.20 0.20 0.21 0.21 0.19 0.21 0.16 0.16 0.19 0.17 0.18 0.19 0.17 0.21 0.20 0.21 0.20 0.19 0.22 0.21 0.22 0.22 Ulangan 4 5 0.18 0.15 0.17 0.18 0.18 0.22 0.17 0.19 0.18 0.19 0.28 0.19 0.22 0.19 0.20 0.30 0.21 0.15 0.17 0.17 0.18 0.22 0.17 0.19 0.19 0.18 0.29 0.18 0.19 0.22 0.21 0.23 6 7 8 0.17 0.18 0.18 0.18 0.19 0.20 0.18 0.18 0.20 0.22 0.20 0.20 0.19 0.22 0.22 0.21 0.18 0.15 0.16 0.17 0.16 0.18 0.17 0.18 0.19 0.20 0.19 0.18 0.20 0.20 0.20 0.20 0.16 0.17 0.16 0.19 0.21 0.17 0.18 0.18 0.20 0.23 0.17 0.19 0.19 0.20 0.25 0.23 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 80 7 Mei 2017 Jumat, 12 Mei 2017 Rabu, 17 Mei 2017 Senin, 22 Mei 2017 Sabtu, 27 Mei 2017 Kamis, 1 Juni 2017 Selasa, 6 Juni 2017 0.21 0.21 0.21 0.22 0.22 0.27 0.28 0.22 0.23 0.28 0.28 0.28 0.22 0.24 0.28 0.29 0.30 0.24 0.25 0.28 0.29 0.31 0.27 0.28 0.29 0.30 0.32 0.28 0.29 0.29 0.30 0.33 0.30 0.30 A2 A3 K(+) K(-) A1 A2 A3 K(+) K(-) A1 A2 A3 K(+) K(-) A1 A2 A3 K(+) K(-) A1 A2 A3 K(+) K(-) A1 A2 A3 K(+) K(-) A1 A2 A3 K(+) K(-) 0.21 0.21 0.21 0.21 0.25 0.22 0.24 0.23 0.22 0.29 0.23 0.17 0.26 0.23 0.29 0.27 0.28 0.27 0.25 0.29 0.28 0.33 0.27 0.26 0.29 0.31 0.35 0.29 0.28 0.30 0.32 0.37 0.30 0.28 0.23 0.23 0.22 0.22 0.27 0.26 0.23 0.23 0.23 0.29 0.28 0.26 0.25 0.27 0.30 0.28 0.28 0.28 0.27 0.31 0.31 0.33 0.28 0.28 0.31 0.32 0.36 0.30 0.29 0.32 0.32 0.42 0.31 0.30 0.20 0.23 0.20 0.21 0.30 0.22 0.25 0.21 0.22 0.33 0.24 0.26 0.24 0.24 0.33 0.25 0.27 0.28 0.25 0.33 0.30 0.28 0.28 0.26 0.34 0.30 0.27 0.29 0.27 0.35 0.32 0.32 0.29 0.28 0.21 0.22 0.22 0.22 0.26 0.24 0.25 0.24 0.23 0.32 0.27 0.28 0.24 0.24 0.33 0.28 0.30 0.25 0.25 0.33 0.28 0.31 0.27 0.27 0.35 0.29 0.32 0.28 0.28 0.35 0.30 0.35 0.33 0.29 0.20 0.20 0.25 0.23 0.27 0.21 0.23 0.29 0.25 0.27 0.23 0.23 0.32 0.27 0.28 0.24 0.25 0.32 0.27 0.29 0.25 0.28 0.33 0.29 0.29 0.26 0.30 0.33 0.30 0.32 0.28 0.32 0.24 0.30 0.21 0.21 0.21 0.21 0.22 0.24 0.25 0.24 0.24 0.24 0.25 0.28 0.26 0.25 0.24 0.28 0.32 0.27 0.26 0.25 0.34 0.36 0.28 0.27 0.25 0.34 0.36 0.29 0.29 0.26 0.36 0.40 0.30 0.30 0.21 0.20 0.23 0.28 0.26 0.21 0.25 0.23 0.29 0.28 0.23 0.30 0.26 0.31 0.29 0.24 0.30 0.28 0.31 0.32 0.27 0.32 0.28 0.32 0.33 0.29 0.33 0.30 0.33 0.34 0.30 0.34 0.30 0.34 Hasil Diameter Batang Perlakuan A1 A2 A3 K (+) K (-) 1 0.13 0.13 0.16 0.12 0.10 2 0.13 0.13 0.19 0.14 0.11 Jumlah Ulangan 3 4 5 0.16 0.17 0.15 0.17 0.17 0.15 0.23 0.15 0.18 0.14 0.11 0.16 0.13 0.10 0.11 Jumlah Rerata 6 0.15 0.10 0.14 0.06 0.11 7 0.08 0.21 0.25 0.13 0.13 8 0.18 0.12 0.18 0,12 0.13 1.13 1.17 1.47 0.97 0.91 0.18 0.15 0.18 0.12 0.11 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 81 C. Jumlah Daun (helai) Tanggal Sabtu, 22 April 2017 Perlakuan A1 A2 A3 K(+) K(-) Kamis, A1 27 April A2 2017 A3 K(+) K(-) Selasa, 2 Mei A1 2017 A2 A3 K(+) K(-) Minggu, A1 7 Mei 2017 A2 A3 K(+) K(-) Jumat, A1 12 Mei 2017 A2 A3 K(+) K(-) Rabu, A1 17 Mei 2017 A2 A3 K(+) K(-) Senin, A1 22 Mei 2017 A2 A3 K(+) K(-) Sabtu, A1 27 Mei 2017 A2 A3 K(+) K(-) Kamis, A1 1 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 6 5 7 5 5 7 7 10 6 5 8 8 12 6 10 8 11 15 7 10 9 2 2 2 2 3 2 3 3 3 3 3 5 4 3 4 4 5 4 4 5 4 6 5 6 5 4 6 8 6 6 5 7 8 10 7 5 7 12 12 7 9 8 3 2 2 2 3 2 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 5 4 5 5 4 6 6 7 5 5 7 8 8 5 5 8 9 11 7 6 9 13 14 9 6 12 Ulangan 4 5 2 2 2 2 3 3 2 3 3 4 4 4 4 4 4 4 5 6 5 4 5 5 6 6 4 9 6 7 6 5 10 8 8 7 6 10 12 9 10 7 12 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 4 4 5 4 4 5 5 5 5 5 6 6 7 7 6 10 7 8 9 7 11 8 11 10 7 13 10 13 12 7 13 6 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 4 5 5 5 4 6 5 5 6 6 8 7 6 7 7 11 8 7 8 8 15 8 9 12 10 17 7 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 5 4 5 5 4 5 5 5 6 5 6 5 12 10 6 8 7 11 11 6 6 8 12 14 7 8 9 8 3 3 3 2 3 4 3 3 3 3 4 4 5 4 4 5 4 5 4 5 6 5 7 5 6 8 5 11 6 7 11 7 13 6 7 15 11 14 8 10 18 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 82 1 Juni 2017 Selasa, 6 Juni 2017 11 16 7 11 9 11 18 8 13 A2 A3 K(+) K(-) A1 A2 A3 K(+) K(-) 13 15 9 10 9 14 17 9 10 15 17 10 7 13 16 18 12 7 12 11 10 8 13 14 13 11 10 10 16 13 9 14 10 17 14 10 9 12 13 8 18 9 12 13 8 13 18 9 9 12 14 19 19 9 12 16 9 11 19 13 17 9 12 Hasil Jumlah Daun Perlakuan 1 A1 A2 A3 K (+) K (-) 2 6 8 16 5 10 7 12 15 6 8 3 11 14 16 9 5 Jumlah Ulangan 4 5 6 11 12 15 12 8 7 11 15 10 9 12 11 7 7 5 Jumlah Rerata 7 10 12 17 17 6 8 16 9 14 7 9 Lampiran 2 Uji Statistik Pertumbuhan Tanaman Kedelai A. Uji Normalitas Tinggi Tanaman One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Tinggi_Tanaman N Normal Parameters 40 a,,b Mean Std. Deviation Most Extreme Differences 8.42 2.074 Absolute .098 Positive .098 Negative -.058 Kolmogorov-Smirnov Z .623 Asymp. Sig. (2-tailed) .833 a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. 88 82 114 76 57 11 10.25 14.25 9.50 7.13 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 83 Diameter Batang One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Diameter_Batang N 40 Normal Parameters a,,b Mean Std. Deviation Most Extreme Differences .1407 .03931 Absolute .101 Positive .101 Negative -.085 Kolmogorov-Smirnov Z .638 Asymp. Sig. (2-tailed) .811 a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. Jumlah Daun One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Jumlah_Daun N Normal Parameters 40 a,,b Mean Std. Deviation Most Extreme Differences 8.6600 2.22489 Absolute .098 Positive .098 Negative -.083 Kolmogorov-Smirnov Z .623 Asymp. Sig. (2-tailed) .833 a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 84 B. Uji Homogenitas Tinggi Tanaman Test of Homogeneity of Variances Tinggi_Tanaman Levene Statistic df1 .696 df2 4 Sig. 35 .600 Diameter Batang Test of Homogeneity of Variances Diameter_Batang Levene Statistic df1 .909 df2 4 Sig. 35 .469 Jumlah Daun Test of Homogeneity of Variances Jumlah_Daun Levene Statistic .906 df1 df2 4 Sig. 35 .471 C. Uji Deskriptif dan Anova Tinggi Tanaman Descriptives Tinggi_Tanaman 95% Confidence Interval for Mean N Mean Std. Deviation Std. Error Lower Bound Upper Bound Minimum Maximum A1 8 7.6250 2.05061 .72500 5.9106 9.3394 5.30 10.00 A2 8 9.1375 1.64659 .58216 7.7609 10.5141 7.00 12.50 A3 8 10.2250 1.87598 .66326 8.6566 11.7934 7.50 12.50 K(+) 8 8.2500 1.80396 .63780 6.7418 9.7582 6.50 12.00 K(-) 8 6.8750 1.57548 .55702 5.5579 8.1921 4.50 9.00 Total 40 8.4225 2.07408 .32794 7.7592 9.0858 4.50 12.50 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 85 ANOVA Tinggi_Tanaman Sum of Squares Between Groups df Mean Square F 54.566 4 13.641 Within Groups 113.204 35 3.234 Total 167.770 39 Sig. 4.218 .007 Diameter Batang Descriptives Diameter_Batang 95% Confidence Interval for Mean N Mean Std. Deviation Std. Error Lower Bound Upper Bound Minimum Maximum A1 8 .1365 .03959 .01400 .1034 .1696 .05 .18 A2 8 .1465 .03320 .01174 .1187 .1743 .10 .21 A3 8 .1840 .03794 .01341 .1523 .2157 .14 .25 K(+) 8 .1218 .02993 .01058 .0967 .1468 .06 .16 K(-) 8 .1145 .01447 .00512 .1024 .1266 .10 .13 Total 40 .1407 .03931 .00622 .1281 .1532 .05 .25 ANOVA Diameter_Batang Sum of Squares df Mean Square Between Groups .024 4 .006 Within Groups .036 35 .001 Total .060 39 F 5.700 Sig. .001 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 86 Jumlah Daun Descriptives Jumlah_Daun 95% Confidence Interval for Mean N Mean Std. Deviation Std. Error Lower Bound Upper Bound Minimum Maximum A1 8 8.8125 2.94833 1.04239 6.3476 11.2774 5.50 13.00 A2 8 9.1375 1.64659 .58216 7.7609 10.5141 7.00 12.50 A3 8 10.2250 1.87598 .66326 8.6566 11.7934 7.50 12.50 K(+) 8 8.2500 1.80396 .63780 6.7418 9.7582 6.50 12.00 K(-) 8 6.8750 1.57548 .55702 5.5579 8.1921 4.50 9.00 Total 40 8.6600 2.22489 .35179 7.9484 9.3716 4.50 13.00 ANOVA Jumlah_Daun Sum of Squares Between Groups df Mean Square 48.438 4 12.110 Within Groups 144.617 35 4.132 Total 193.056 39 F 2.931 Sig. .034 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 87 D. Uji Post Hoc: Duncan Tinggi Tanaman Tinggi_Tanaman a Duncan Subset for alpha = 0.05 Perlakuan N 1 2 3 K(-) 8 6.8750 A1 8 7.6250 7.6250 K(+) 8 8.2500 8.2500 A2 8 A3 8 Sig. 9.1375 9.1375 10.2250 .157 .120 .235 Means for groups in homogeneous subsets are displayed. a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 8.000. Diameter Batang Diameter_Batang a Duncan Subset for alpha = 0.05 Perlaku an N 1 K(-) 8 .1145 K(+) 8 .1218 A1 8 .1365 A2 8 .1465 A3 8 Sig. 2 .1840 .077 1.000 Means for groups in homogeneous subsets are displayed. a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 8.000. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 88 Jumlah Daun Jumlah_Daun a Duncan Subset for alpha = 0.05 Perlakuan N 1 K(-) 8 6.8750 K(+) 8 8.2500 8.2500 A1 8 8.8125 8.8125 A2 8 9.1375 A3 8 10.2250 Sig. .079 2 .083 Means for groups in homogeneous subsets are displayed. a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 8.000. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Lampiran 3 Data Pengamatan Infeksi Mikoriza dan Faktor Eksternal Pertumbuhan A. Infeksi CMA Perlakuan A1 Bidang Pandang A1.1 Rambut akar 1 + + + + + Jumlah + dan - % infeksi akar % rata-rata infeksi ulangan % infeksi perlakuan 4 0 3 5 0 2 3 5 4 0 Rambut akar 2 5 0 2 4 0 6 3 7 0 2 + 14 -12 53.8% A1.3 Rambut akar 3 3 4 6 2 4 7 3 5 0 0 +10 -19 34.5% +16 -18 47.1% Rambut akar 1 Rambut akar 2 0 5 4 7 1 4 4 0 6 3 5 7 4 4 3 2 2 0 3 4 +15 -19 -17 50% 45.1% 51.8% 49.5% 89 Rambut akar 3 2 2 1 3 5 0 6 1 5 6 +17 44.1% A1.5 Rambut akar 1 4 3 2 3 2 4 3 0 2 0 +19 -12 61.3% Rambut akar 2 6 8 2 5 4 3 4 0 4 7 +13 -10 56,5% Rambut akar 3 0 4 6 5 2 4 4 2 6 2 +20 -23 46.5% 51.5% +18 -17 51,4% PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Perlakuan A2 Bidang Pandang A2.1 Rambut akar 1 + + + + + Jumlah + dan - % infeksi akar % rata-rata infeksi ulangan % infeksi perlakuan 6 0 7 3 4 0 8 3 5 2 Rambut akar 2 5 2 5 6 7 4 0 6 8 0 +30 -8 78.9% A2.4 Rambut akar 3 7 1 4 7 2 0 6 3 4 7 +25 -18 58.1% 64.4% +23 -18 56.1% Rambut akar 1 Rambut akar 2 0 4 8 2 1 6 0 6 7 3 2 0 4 6 0 5 2 7 5 0 +16 -19 45.7% A2.8 Rambut akar 3 8 0 5 3 4 7 6 3 2 2 +13 -18 41.9% 50.0% Rambut akar 1 10 3 5 1 4 0 1 5 2 4 +25 -15 62.5% Rambut akar 2 0 4 8 3 1 5 0 8 0 2 +22 -13 62.9% Rambut akar 3 3 1 6 4 3 4 2 0 6 0 +9 -22 29.0% +20 -9 69.0% 53.6% 56% 90 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Perlakuan A3 Bidang Pandang A3.3 Rambut akar 1 + + + + + Jumlah + dan - % infeksi akar % rata-rata infeksi ulangan % infeksi perlakuan 10 6 7 5 8 2 9 4 11 6 Rambut akar 2 8 1 8 0 7 2 9 6 5 2 +45 -23 66.2% A3.4 Rambut akar 3 0 8 12 4 7 2 9 2 6 3 +37 -11 77.1% 69.1% +34 -19 64.2% Rambut akar 1 Rambut akar 2 6 4 8 5 11 9 6 3 5 6 4 2 11 9 5 6 2 1 9 0 +36 -27 57.1% A3.5 Rambut akar 3 7 5 0 3 6 2 1 11 2 8 +31 -18 63.3% 52.0% Rambut akar 1 12 5 8 0 10 4 8 2 9 5 +16 -29 35.6% Rambut akar 2 4 7 2 6 2 7 3 8 3 6 +47 -16 74.6% Rambut akar 3 9 2 5 0 8 1 7 0 4 1 +14 -34 29.2% +33 -4 89.2% 64.3% 61.8% 91 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Kontrol postif K(+) Bidang Pandang K(+).6 Rambut akar 1 + + + + + Jumlah + dan - % infeksi akar % rata-rata infeksi ulangan % rata-rata infeksi perlakuan 8 2 10 0 7 4 6 3 8 2 Rambut akar 2 5 7 8 6 11 0 8 5 6 0 +39 -9 81.3% K(+).7 Rambut akar 3 12 4 7 0 8 7 6 5 11 4 +38 -18 67.9% 72.6% +44 -20 68.8% Rambut akar 1 Rambut akar 2 8 0 11 7 8 3 10 1 9 6 3 3 9 2 12 7 3 6 5 5 +46 -17 73.0% K(+).8 Rambut akar 3 9 2 8 7 5 4 9 4 8 8 +32 -23 58.2% 64.0% Rambut akar 1 12 6 2 0 10 7 8 1 9 0 +39 -25 60.9% Rambut akar 2 10 1 5 3 4 1 5 6 4 7 +41 -14 74.5% Rambut akar 3 7 5 8 6 8 5 2 3 9 5 +28 -18 +34 60.9% -24 58.6% 64.7% 67.1% 92 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 93 B. pH, Suhu, dan Kelembapan No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Tanggal 22/04/2017 pH Suhu Kelembapan 27/04/2017 pH Suhu Kelembapan 02/05/2017 pH Suhu Kelembapan 07/05/2017 pH Suhu Kelembapan 12/05/2017 pH Suhu Kelembapan 17/05/2017 pH Suhu Kelembapan 22/05/2017 pH Suhu Kelembapan 27/05/2017 pH Suhu Kelembapan 01/06/2017 pH Suhu Kelembapan 06/05/2017 pH Suhu Kelembaban pH, Suhu dan Kelembaban A1 A2 A3 5 5 5 27 91 A4 4,5 A5 4,5 4,6 4,8 4,8 4,2 4 4,8 5,2 5,5 4,8 4,5 5,2 5,2 5,8 5 4,8 5 4,8 5,6 5,2 5,3 5,2 5,5 5,8 5,2 5,5 4,9 5,7 5,9 5,5 5,8 5,3 5,7 6,3 5,8 6 5,5 6 6,6 6,2 6,2 5,8 6,5 6,8 6,3 6,4 27 81 31 63 30 66 28 64 29 64 30 62 29 63 29 63 29 64 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Lampiran 4 A. Silabus SILABUS PEMINATAN DAN ILMU-ILMU ALAM MATA PELAJARAN BIOLOGI SMA Satuan Pendidikan : SMA Kelas/Semester : XII/I Materi : Pertumbuhan dan Perkembangan Alokasi Waktu : 4 x 45 menit Kompetensi Inti : KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya KI 2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai) santun, responsif dan proaktif dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia. 94 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI KI 3 : Memahami, menerapkan dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya dan humaniora dengan wawasan kemanusiann, kebangsaan, kenegaraan dan peradapan terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah. KI 4 : Mengolah, menalar, mengaji dan mencipta dalam ranah konkret dan rana abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan. KOMPETENSI DASAR MATERI POKOK 1.2 Menyadari dan 1. Pertumbuhan dan mengagumi perkembangan pola pikir Faktor-faktor ilmiah dalam yang kemampuan memengaruhi mengamati bioproses. 2. Merencanakan dan melaksanakan percobaan. Mengkaji hasil kerja ilmiah (contoh kerja ilmiah) Mengidentifikasi KEGIATAN PEMBELAJARAN 1. Konsep Pertumbuhan dan Perkembangan PENILAIAN 4 JP Test Soal Essay Mengamati Non Test Mengamati tanaman yang ada di lingkungan sekitar/gambar/video Diskusi tentang pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Diskusi tentang faktorfaktor yang memengaruhi pertumbahan dan ALOKASI WAKTU Observasi Kerja ilmiah, sikap ilmiah SUMBER BELAJAR Buku Biologi SMA Kelas XII Jurnal Laporan hasil penelitian Video Kartu gambar 95 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2.1 Berperilaku ilmiah: teliti, disiplin dan tanggung jawab dalam setiap tindakan dan dalam melakukan pengamatan dan percobaan di dalam kelas/laboratori um maupun di luar kelas/ laboratorium langkah-langkah melakukan percobaan menurut kerja ilmiah dari hasil diskusi dan mengkaji contoh karya ilmiah dari berbagai sumber perkembangan tanaman. Menanya Siswa diminta untuk mengajukan pertanyaan terkait tentang pertumbuhan dan perkembangan tanaman dan faktor–faktor yang memengaruhinya Portofolio Laporan hasil percobaan Mengumpulkan Data (Eksplorasi) 3.1 Menganalisis hubungan antara faktor internal dan eksternal dengan proses pertumbuhan dan perkembangan pada makhluk hidup berdasarkan Menggali informasi tentang konsep pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan melalui studi literatur dan diskusi Menalar/ Mengasosiasi Siswa membaca dan 96 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI hasil percobaan. 4.1 Merencanakan dan melaksanakan percobaan tentang faktor luar yang mempengaruhi proses pertumbuhan dan perkembangan tanaman dan melaporkan secara tertulis dengan menggunakan tata cara penulisan ilmiah yang benar. berdiskusi untuk menganalisis faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan Siswa membuat kesimpulan tentang konsep pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan Mengkomunikasi Siswa mempresentasikan hasil kajian dan diskusi tentang konsep pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan 2. Merencanakan dan Melakukan Percobaan Tentang Pertumbuhan dan Perkembangan Tanaman Kedelai Mengamati 97 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Mengkaji contoh karya ilmiah dari berbagai literatur Mengidentifikasi langkah– langkah dalam melakukan percobaan menurut kerja ilmiah Menanya Siswa diminta mengajukan pertanyaan tentang langkah-langkah percobaan dan cara menyusun laporan hasil percobaan Mengumpulkan Data Mendiskusikan dan membuat rancangan percobaan Melakukan percobaan sesuai dengan rancangan yang telah disusun dan disepakati kelompok Melakukan 98 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI pengamatan percobaan dan mencatat data Menalar/ Mengasosiasi Mengolah data hasil percobaan Menjawab permasalahan Membuat kesimpulan dari hasil percobaan Mengkomunikasi Menyususn laporan hasil percobaan secara tertulis Melaporkan hasil eksperimen secara lisan melalui presentase 99 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Satuan Pendidikan : SMA Kelas/ Semester : XII/1 Mata Pelajaran : Biologi Materi Pokok : Pertumbuhan dan Perkembangan Tumbuhan Alokasi Waktu : 4 x 45 menit A. Kompetensi Inti KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya KI 2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan proaktif dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia. KI 3 : Memahami, menerapkan dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual prosedural dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya dan humaniora dengan wawasan kemanusiann, kebangsaan, kenegaraan dan peradapan terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah. 100 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 101 KI 4 : Mengolah, menalar, mengaji dan mencipta dalam ranah konkret dan rana abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan. B. Kompetensi Dasar dan Indikator 1.3 2.1 3.1 4.1 Kompetensi Dasar Peka dan peduli terhadap masalah lingkungan hidup, menjaga dan menyayangi lingkungan sebagai manifestasi pengamalan ajaran agama yang dianutnya Indikator 1.3.1 Peka dan peduli terhadap permasalahan lingkungan hidup yang terjadi di sekitarnya Berperilaku ilmiah: disiplin, 2.1.1 Disiplin dalam melakukan tanggung jawab dan bekerjasama percobaan dalam dalam setiap tindakan dan 2.1.2 Bertanggung jawab dalam dalam melakukan pengamatan melakukan percobaan dan percobaan di dalam 2.1.3 Bekerjasama dalam melakukan kelas/laboratorium maupun di percobaan maupun diskusi baik di dalam kelas maupun di luar kelas luar kelas/laboratorium Menganalisis hubungan antara faktor internal dan eksternal dengan proses pertumbuhan dan perkembangan pada mahluk hidup berdasarkan hasil percobaan 3.1.1 Menjelaskan faktor internal dan faktor eksternal yang mempengaruhi proses pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan 3.1.2 Menganalisis hubungan antara faktor internal dan eksternal dengan proses pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan Merencanakan dan melaksanakan 4.1.1 Merumuskan rancangan percobaan percobaan tentang faktor luar mengenai faktor luar yang yang memengaruhi proses mempengaruhi proses pertumbuhan dan perkembangan pertumbuhan dan perkembangan tanaman, dan melaporkan secara tanaman kedelai tertulis dengan menggunakan 4.1.2 Melakukan penelitian tentang faktor tatacara penulisan ilmiah yang luar yang mempengaruhi proses benar. pertumbuhan dan perkembangan tanaman 4.1.4 Menyampaikan hasil penelitian dalam bentuk laporan tertulis dan presentasi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 102 C. Tujuan Pembelajaran 1.3.1.1 Melalui refleksi siswa menunjukan sikap peka dan peduli terhadap permasalahan lingkungan. 2.1.1.1 Melalui kegiatan percobaan siswa dapat menunjukan sikap disiplin 2.1.2.1 Melalui kegiatan percobaan siswa dapat menunjukan sikap tanggung jawab 2.1.3.1 Melalui kegiatan diskusi dan percobaan siswa dapat menunukan sikap kerja sama 5.1.1.1 Melalui studi pustaka siswa dapat menjelaskan faktor internal dan faktor eksternal yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan 3.1.2.1 Melalui kegiatan diskusi siswa mampu menganalisi hubungan antara faktor internal dan eksternal dengan proses pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan 3.1.3.1 Setelah membaca dan menganalisis jurnal siswa dapat menentukan variable-variabel yang digunakan dalam penelitian 4.1.1.1 Melalui diskusi kelompok siswa dapat merumuskan rancangan percobaan mengenai faktor luar yang mempengaruhi proses pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan 4.1.2.1 Setelah diskusi kelompok, siswa mampu melaksanakan percobaan tentang faktor luar yang memengaruhi proses pertumbuhan dan perkembangan tanaman 4.1.4.1 Setelah percobaan siswa mampu membuat laporan hasil percobaan tentang faktor luar yang memengaruhi proses pertumbuhan dan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 103 perkembangan tanaman secara tertulis dengan menggunakan tata cara penulisan ilmiah yang benar E. Materi Pembelajaran Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan pada Tumbuhan D. Pendekatan, Model dan Metode Pembelajaran 1. Pendekatan : Scientific 2. Model : Discovery 3. Metode :5M E. Media, Alat dan Sumber Belajar 1. Media a. Lembar Kerja Siswa (LKS) b. Gambar/ Video c. Power Point (PPT) 2. Alat a. Alat dan Bahan 1) Timbangan 2) Meteran 3) Ember 4) Cetok 5) Thermohygro 6) Polybag b. Bahan 1) Mikoriza 2) Benih Kedelai 3) Tanah 4) Air 3. Sumber Belajar 1) 2) 3) 4) Buku Biologi SMA Kelas XII Jurnal Penelitian (Judul jurnal dapat dilihat pada LKS-1) Buku – buku sumber yang relevan Media online yang terpercaya PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 104 F. Kegiatan Pembelajaran Pertemuan I (2x45 menit) Kegiatan Fase (Waktu) Pendahuluan Menyiapkan (15 menit) kondisi belajar Melakukan apersepsi, menyampaikan tujuan pembelajaran dan memberi motivasi siswa Mengorganisasi siswa dalam kelompok belajar Kegiatan Inti (60 menit) Mengamati Kegiatan Guru dan Siswa 1. Memberikan salam, berdoa, mengecek kehadiran siswa dan persiapan kelas 2. Guru menayangkan gambar tentang jenisjenis tanaman serta proses pertumbuhannya pada media dan ekosistem yang berbeda 3. Guru menstimulasi siswa untuk bertanya tentang apa yang baru saja diamati. 4. Guru menyampaikan topik materi yang akan dipelajari 5. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran 6. Guru mengorganisasi siswa dalam kelompok diskusi dan membagikan LKS tentang pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan. 7. Guru memberikan waktu (10 menit) kepada siswa untuk mengamati tumbuhan yang ada di sekitar lingkungan sekolah. 8. Guru menampilkan gambar dan menayangkan video terkait faktor eksternal yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan. 9. Guru membagikan beberapa jurnal dan hasil karya ilmiah untuk dibaca oleh siswa. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 105 Kegiatan (Waktu) Fase Kegiatan Guru dan Siswa Menanya Kegiatan Penutup (15 menit) 10. Guru mengajukan pertanyaan kepada siswa terkait pengamatan mereka terhadap tumbuhan di sekitar lingkungan sekolah. 11. Siswa diminta untuk menyampaikan tanggapan mereka terkait dengan video/ gambar yang dilihat. 12. Guru mengajukan beberapa pertanyaan kepada siswa terkait dengan jurnal yang sudah dibagikan. Mengumpulkan 13. Siswa menggali informasi dari berbagai Informasi/ sumber (buku pelajaran, buku relevan, Mencoba media online) terkait konsep pertumbuhan dan perkembangan. Mengasosiasi/ 14. Siswa melakukan diskusi dalam kelompok Menalar untuk menjawab pertanyaan dalam yang diberikan. 15. Siswa mengisi LKS dan mengolah informasi dari berbagai sumber tersebut. Mengkomunikasi- 16. Siswa melaporkan hasil diskusi kelompok kan tersebut di depan kelas. 17. Kelompok lain diminta untuk memberikan pertanyaan atau menanggapi hasil diskusi kelompok yang disampaikan. 18. Guru mengkonfirmasi jawaban siswa yang dianggap masih kurang tepat dan menjelaskan faktor internal dan eksternal pertumbuhan dan perkembangan secara sistematis dan terarah. Evaluasi 19. Guru memberikan soal post test sebanyak 3 soal terkait materi yang baru saja dipelajari. Merangkum 20. Guru membimbing siswa untuk merangkum hasil pembelajaran. Refleksi Tindak Lanjut 21. Mengajak siswa melakukan refleksi atas manfaat dan pengetahuan yang baru diperoleh. 22. Memberi tugas untuk menyiapkan alat dan bahan yang digunakan dalam percobaan tentang faktor eksternal yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman yang akan dilaksanakan pada pertemuan selanjutnya. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 106 Prtemuan II (2 x 45 menit) Kegiatan Fase (Waktu) Pendahuluan Menyiapkan (15 menit) kondisi belajar Melakukan apersepsi, menyampaikan tujuan pembelajaran dan memberi motivasi siswa Mengorganisasi siswa dalam kelompok belajar Kegiatan Inti (60 menit) Mengamati Menanya Mengumpulkan Informasi/ Mencoba Mengasosiasi/ Menalar Mengkomunikasikan Evaluasi Kegiatan Guru dan Siswa 1. Memberikan salam, berdoa, mengecek kehadiran siswa dan persiapan kelas 2. Guru mengajukan pertanyaan ― Apa factor-faktor eksternal yang paling mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman kedelai?‖ 3. Guru menyampaikan kegiatan yang akan dilakukan 4. Guru menyampaikan tujuan pemebelajaran yang akan dicapai melalui percobaan yang akan dilakukan 5. Guru mengorganisasi siswa dalam kelompok praktikum dan membagikan LKS terkait pengamatan pertumbuhan kedelai. 6. Siswa diminta untuk mengamati PPT yang ditampilkan terkait dengan prosedur kerja dalam percobaan tentang pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan 7. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya halhal yang belum dipahami berhubungan dengan percobaan. 8. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan percobaan berdasarkan prosedur kerja secara ilmiah. 9. Siswa diminta untuk berpikir kritis dan menjawab pertanyaan yang ada dalam LKS. 10. Siswa diminta untuk mengkomunikasikan hal–hal yang mereka temukan dalam kegiatan percobaan 11. Guru memberikan post test terkait dengan percobaan yang telah dilakukan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 107 Kegiatan (Waktu) Kegiatan Penutup (15 menit) Fase Merangkum Refleksi Tindak Lanjut Kegiatan Guru dan Siswa 12. Guru membimbing siswa untuk merangkum hasil pembelajaran. 13. Mengajak siswa melakukan refleksi atas manfaat dan pengetahuan yang baru diperoleh. 14. Guru memberi tugas kepada siswa untuk melakukan pengamatan dan pendataan terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman tanaman kedelai 15. Memberi tugas kepada siswa untuk mengerjakan laporan praktikum secara individu dan dikumpulkan pada pertemuan selanjutnya H. Penilaian (Terlampir) 1. Jenis/ Teknik Penilaian a. Tes : test tertulis b. Non Tes : lembar penilaian sikap, lembar penilaian keterampilan, lembar penilaian laporan. 2. Bentuk Instrumen Soal essay, lembar kerja siswa (LKS), rubrik penilaian siswa dan pedoman skoring (terlampir). PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 108 Nama : Kelas : Kelompok : LEMBAR KERJA SISWA I A. Judul : Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan B. Tujuan : Melalui diskusi kelompok serta mengkaji pustaka siswa mampu: 1. Menjelaskan faktor internal dan faktor eksternal yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman 2. Menganalisis hubungan antara faktor internal dan faktor eksternal yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman C. Alat dan Bahan : Alat Bahan 1. Kertas HVS 1. Buku 2. Bolpoin 2. Jurnal 3. Pensil 3. Internet D. Cara Kerja : 1. Berkumpulah dalam kelompok yang satu kelompok terdiri dari 4-5 siswa 2. Bacalah jurnal yang telah dibagikan di dalam kelompok masing-masing 3. Diskusikanlah di dalam kelompok tentang faktor eksternal yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan 4. Presentasikanlah hasil diskusi kelompokmu di depan kelas E. Hasil Kegiatan Judul Artikel Faktor tanaman eksternal yang mempengaruhi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 109 F. Pertanyaan 1. Apa pokok bahasan dari jurnal yang telah kalian baca? 2. Tuliskan faktor eksternal yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan 3. Jelaskan hubungan antara faktor eksternal dengan proses pertumbuhan dan perkembanga tumbuhan 4. Tentukan variabel bebas, variabel terikat dan variabel kontrol dari artikel yang telah kalian baca G. Jawaban 1. ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………….... 2. ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… 3. ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………… 4. ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………… H. Kesimpulan: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 110 Nama : Kelas : Kelompok : LEMBAR KERJA SISWA 2 A. Judul : Merancang dan Melakukan Percobaan Pengaruh Faktor Eksternal Terhadap Pertumbuhan dan Perkembangan Tumbuhan B. Tujuan : Melalui diskusi kelompok siswa mampu : 1. Membuat rancangan percobaan mengenai faktor eksternal yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman 2. Melakukan percobaan tentang faktor luar yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman 3. Membuat laporan ilmiah dan presentasi hasil kerja kelompok C. Alat dan Bahan Alat : Bahan : 1. Bolpoin 1. Pupuk CMA 2. Log book 2. Tanah 3. Pensil 3. Air 4. Mistar 4. Bibit kedelai 5. Polybag 6. Kamera PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 111 D. Cara Kerja 1. Siapkan polybag yang telah diisi dengan media tanah sebanyak 12 buah 2. Rendamlah biji kedelai dalam air. Pisahkan biji yang mengambang 3. Pilihlah 12 biji kedelai untuk ditanam di polybag yang sudah disiapkan 4. Siapkan pupuk CMA masing-masing 5 g untuk 3 polybag, 10 g untuk 3 polybag dan 15 g untuk 3 polybag 5. Letakkan biji kedelai ke dalam masing-masing polybag di bagian tengah 6. Untuk perlakuan 1, letakan biji kedelai di bagian tengah polybag dan taburkan CMA 5 g di sekitar biji 7. Untuk perlakuan 2, letakan biji kedelai di bagian tengah polybag dan taburkan CMA 10 g di sekitar biji 8. Untuk perlakuan 3, letakan biji kedelai di bagian tengah polybag dan taburkan 15 g CMA di sekitar biji 9. Untuk kontrol tidak perlu diberi CMA 10. Amati setiap perlakuan dan catat hasilnya pada log book 11. Lakukan pengukuran terhadap tinggi tanaman dan jumlah daun, catat dalam tabel 12. Lakukan pengukuran terhadap pH tanah masing-masing perlakuan dan catat pada tabel 13. Lakukan pengukuran suhu dan kelembaban udara dan catat pada table 14. Buatlah laporan hasil penelitian PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 112 Tabel 1 Hasil Pengamatan Tinggi Tanaman dan Jumlah Daun Indikator Pertumbu han Perlakuan dan Kontrol Perlakuan 1 M M M 1 2 3 Perlakuan 2 M M M 1 2 3 Perlakuan 3 M M M 1 2 3 Kontrol K K K 1 2 3 Tinggi Tanaman Jumalah Daun Keterangan M1 – M3 : Perlakuan K1 – K3 : Kontrol Tabel 2 Hasil Pengamatan pH, Suhu dan Kelembaban Udara Faktor Eksternal pH Suhu Kelembaban Perlakuan 1 Perlakuan 2 Perlakuan 3 Kontrol E. Pertanyaan 1. Berdasarkan hasil pengamatan kelompokmu perlakuan manakah yang memiliki tingkat pertumbuhan paling baik? 2. Apakah ada perbedaan antara perlakuan dan kontrol? 3. Faktor eksternal manakah yang paling mempengaruhi pertumbuhan tanaman kedelai? 4. Apakah hasil pengamatan sesuai dengan hipotesis yang dibuat kelompok? F. Kesimpulan .................................................................................................................................... .................................................................................................................................... ................................................................................................................................... PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 113 INSTRUMEN PENILAIAN SIKAP Materi Kelas/ Semester Hari, tanggal Indikator : Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan pada Tumbuhan : XII/ 1 : ......................................................................................... : 2.1.1 Disiplin dalam melakukan percobaan 2.1.2 Bertanggung jawab dalam melakukan percobaan 2.1.3 Bekerjasama dalam melakukan percobaan No Aspek Penilaian Disiplin Tanggung jawab Nama Bekerjasama Skor Total 1. 2. dst.. RUBRIK PENILAIAN SIKAP Aspek Disiplin Tanggung jawab Bekerjasama Skor 3 2 1 3 2 1 4 Indikator Bila: Masuk ke ruangan laboratorium tepat waktu Menggunakan jas laboratorium saat melakukan percobaan Melakukan percobaan dengan sungguh-sungguh dan menyelesaikan tepat waktu Bila 2 indikator terpenuhi Bila 1 indikator terpenuhi Bila: Melaksanakan tugas yang dipercayakan dalam kelompok Menerima resiko dari tindakan yang dilakukan Mengembalikan barang yang dipinjam Bila 2 indikator terpenuhi Bila 1 indikator terpenuhi Bila: Terlibat dalam percobaan sesuai dengan kelompok yang sudah dibagikan Aktif dalam kerja kelompok PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 114 3 2 1 Total Skor= 10 Memusatkan perhatian pada tujuan kelompok Mencari jalan untuk menyatukan perbedaan pendapat/pikiran antara diri sendiri dengan orang lain Bila 3 indikator terpenuhi Bila 2 indikator terpenuhi Bila 1 indikator terpenuhi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 115 INSTRUMEN PENILAIAN KETERAMPILAN Materi Perkembangan : Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan pada Tumbuhan : XII/ I : .................................................................... Kelas/ Semester Hari, tanggal Indikator : 4.1.2 Melaksanakan percobaan tentang faktor luar yang memengaruhi proses pertumbuhan dan perkembangan tanaman Aspek Dinilai yang Persiapan Melakukan Percobaan Pengamatan Skor 3 2 1 4 3 2 1 3 2 1 Skor maksimum = 10 Indikator Bila : 1. Mempersiapkan alat 2. Mempersiapkan bahan 3. Semua persiapan relevan dengan praktikum yang akan dikerjakan Bila 2 indikator terpenuhi Bila 1 indikator terpenuhi Bila : 1. Menanam tanaman sambung nyawa dengan benar 2. Meletakan polibag ditempat yang sesuai 3. Memberi air pada tanaman yang sudah ditanam 4. Memberi pupuk cair pada tanaman Bila 3 indikator terpenuhi Bila 2 indikator terpenuhi Bila 1 indikator terpenuhi Bila: 1. Melakukan pengamatan dikelompoknya sendiri 2. Melakukan pengamatan dengan cermat dan bebas interpretasi 3. Mencatat hasil pengamatan sesuai dengan fakta Bila 2 indikator terpenuhi Bila 1 indikator terpenuhi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 116 LEMBAR PENILAIAN KINERJA MELAKUKAN PRAKTIKUM Indikator No Nama Siswa Persiapan 1. 2. 3. dst. Jumlah Skor Melakukan Percobaan Pengamatan Nilai PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Instrumen Penilaian Portofolio Materi Kelas/ Semester Indikator : Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan pada Tumbuhan : XII/ 1 : 4.1.4.1 Setelah percobaan siswa mampu membuat laporan hasil percobaan tentang faktor luar yang mempengaruhi proses pertumbuhan dan perkembangan tanaman secara tertulis dengan menggunakan tata cara penulisan ilmiah yang benar No Nama Sistematika laporan Kelengkapan laporan Aspek Penilaian Kebenaran Ketepatan konsep ide yang pemilihan dipaparkan kosakata 1. 2. dst 117 Usaha siswa dalam menyusun laporan Skor PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 118 Rubrik Penilaian Portofolio Aspek Penilaian Skor Sistematika laporan 3 Menuliskan secara terstruktur, rapi dan mudah dibaca 2 Bila 2 indikator terpenuhi 1 Bila 1 indikator terpenuhi 3 Membuat laporan secara lengkap memuat Judul, Isi, dan kesimpulan 2 Bila 2 indikator terpenuhi 1 Bila 1 indikator terpenhi 3 Konsep/ide yang dipaparkan original, kreatif dan inovetif 2 Bila 2 indikator terpenuhi 1 Bila 1 indikator terpenuhi 3 Menggunakan kata sesuai dengan EYD, setiap kata di awal kalimat huruf kapital dan kata kerja pasif 2 Bila 2 indikator yang terpenuhi 1 Bila 1 indikator yang terpenuhi 3 Berusaha menyusun laporan dengan sungguh-sungguh, berusaha memperbaiki isi, tulisan rapi/ mudah dibaca 2 Bila hanya 2 indikator yang terpenuhi 1 Bila hanya 1 indikator yang terpenuhi Kelengkapan laporan Kebenaran konsep ide yang dipaparkan Ketepatan pemilihan kosakata Usaha siswa dalam menyusun laporan Skor maksimal: 18 Indikator PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 119 KISI - KISI SOAL POST TEST PERTEMUAN 1 Mata Pelajaran Kelas/ Semester Alokasi Waktu Bentuk Soal : Biologi : XII/I : 15 menit : Essay Indikator 3.1.2 3.1.3 Mengidentifikasi faktor internal dan faktor eksternal yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan Menjelaskan hubungan antara faktor internal dan eksternal dengan proses pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan Ranah Soal Nomor Soal C2 1 C2, C4 2, 3 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 120 Post Test Pertemuan 1 1. Sebutkan faktor internal dan faktor eksternal yang mempengaruhi proses pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan 2. Mengapa suhu dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman? 3. Perhatikan gambar berikut ini: A B Pot A: kecambah yang diletakan ditempat gelap Pot B: kecambah yang diletakan ditempat terang Berdasarkan ilustrasi pada gambar diatas, jelaskan pengaruh faktor luar terhadap pertumbuhan kecambah! Kunci Jawaban Post Test Pertemuan 1 1. Faktor internal dan faktor eksternal yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan antara lain: Faktor dalam adalah hormon dan gen Faktor luar cahaya matahari, suhu, air, pH, kelembapan 2. Suhu dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman karena Suhu merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kerja enzim. Suhu yang kurang sesuai akan menyebabkan kerja enzim di dalam sel-sel kurang 3. Faktor luar yang mempengaruhi pertambahan panjang pada peristiwa tersebut adalah cahaya. Kekurangan cahaya pada saat pertumbuhan akan menyebabkan gejala etiolasi dimana batang kecambah akan tumbuh lebih cepat namun lemah dan daunnya berukuran lebih kecil, tipis dan pucat. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 121 PANDUAN SKOR SOAL POST TEST PERTEMUAN 1 No Skor Indikator Soal 1. 7 Tiap menjawab 1 indikator dikalikan 1 poin maka skor disesuaikan dengan jumlah jawaban dari siswa Faktor dalam adalah hormon dan gen (2 indikator) Faktor luar cahaya matahari, suhu, air, pH, kelembapan (5 indikator) 2. 3. 8 Bila menjawab: 4 Suhu yang terlalu tinggi atau terlalu rendah akan menghambat pertumbuhan Suhu yang kurang sesuai akan menyebabkan kerja enzim di dalam sel-sel kurang optimal sehingga proses metabolisme akan terganggu. Bila 1 indikator terpenuhi 10 Bila menjelaskan 5 faktor berikut: 7,5 Suhu Cahaya matahari Kelembapan Air Ketersediaan Oksigen Bila 4 indikator yang terpenuhi 5 Bila 3 indikator terpenuhi 2,5 Bila 2 indikator terpenuhi 1 Bila 1 indikator terpenuhi Total Skor = 25 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 122 KISI - KISI SOAL POST TEST PERTEMUAN 2 Mata Pelajaran : Biologi Kelas/ Semester : XII/I Alokasi Waktu : 10 menit Bentuk Soal : Essay Indikator Ranah Soal Nomor Soal 4.1.1.1 Melalui diskusi kelompok siswa dapat merumuskan rancangan percobaan mengenai faktor luar yang mempengaruhi proses pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan C2 1, 2 C4 3 4.1.2.1 Setelah diskusi kelompok, siswa mampu melaksanakan percobaan tentang faktor luar yang memengaruhi proses pertumbuhan dan perkembangan tanaman PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 123 SOAL POST TEST PERTEMUAN 2 1. Tuliskan 2 tujuan praktikum hari ini! (Skor 5) 2. Berdasarkan rancangan percobaan yang telah kalian buat di LKS, menurut pendapatmu tanaman kedelai yang mempunyai pertumbuhan terbaik terdapat pada dosis berapa gram? Jelaskan alasanmu! (Skor 10) 3. Mengapa tanaman kedelai yang ditanam di tanah yang kurang subur perlu diberi cendawan mikoriza arbuskula? Kunci Jawaban Post Test Pertemuan 2 1. Tujuan praktikum Mengetahui cara kerja simbiosis antara CMA dan akar tanaman kedelai Mengetahui dosis CMA yang paling untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman kedelai 2. Tanaman kedelai yang mempunyai pertumbuhan terbaik terdapat pada dosis CMA 15 g. Hal ini terjadi karena semakin tinggi dosis CMA yang diberikan akan semakin banyak akar tamanan kedelai yang terinfeksi sehingga semakin luas bidang serapan unsur hara yang dapat membantu pertumbuhan dan perkembangan tanaman 3. Karena kehadiran CMA dapat mempengaruhi sistem akar sehingga akar tanaman mampu menembus tanah untuk menyerap unsur hara PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 124 PANDUAN SKOR SOAL POST TEST PERTEMUAN 2 No Skor Indikator Soal 1. 2. 3. 5 Bila menyebutkan 2 tujuan praktikum 2,5 Bila hanya menyebutkan 1 tujuan praktikum 10 5 Bila menjawab pada dosis 15 g Dosis 15 g mampu menginfeksi banyak bagian akar dari tanaman kedelai Bila 1 indikator terpenuhi 15 Bila menjawab: 10 Tiap jenis kulit mempunyai kandungan unsur hara yang dibutuhkan bagi pertumbuhan tanaman Jika beberapa jenis kulit buah dicampur maka komposisi unsur hara dalam pupuk cair tersebut menjadi sangat lengkap Pupuk cair kulit buah tersebut akan berpengaruh positif bagi pertumbuhan tanaman sambung nyawa Bila 2 indikator terpenuhi 5 Bila 1 indikator terpenuhi Total Skor = 30 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 125 KISI – KISI ULANGAN HARIAN Soal Indikator 3.1.1 Mengidentifikasi faktor internal dan faktor eksternal yang mempengaruhi proses pertumbuhan dan perkembangan pada makhluk hidup 3.1.2 Menjelaskan hubungan antara faktor internal dan eksternal dengan proses pertumbuhan dan perkembangan pada mahluk hidup berdasarkan hasil percobaan 4.1.3 Menganalisis data hasil percobaan tentang faktor luar yang memengaruhi proses pertumbuhan dan perkembangan tanaman C1 C2 C3 C4 1, 3 2 4, 5 C5 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 126 ULANGAN HARIAN Materi : Pertumbuhan Dan Perkembangan Hari, tanggal : ........................................................... Nama : ........................................................... Kelas : ............................................................. 1. Sebutkan faktor internal dan faktor eksternal yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan! (Skor 7) 2. Mengapa pH tanah yang asam berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman? (30) 3. Judul penelitian: “Pengaruh Pemberian Dosis Cendawan Mikoriza Arbuskula (CMA) yang Berbeda terhadap Pertumbuhan Kedelai (Glycine max (L) Merill) untuk Meningkatkan Kualitas Tanah pada Lahan Bekas Tambang Kapur”. Berdasarkan judul tersebut, tentukan: a. Variabel bebas b. Variabel terikat c. Variabel kontrol (Skor 20) 4. Bouk melakukan percobaan pertumbuhan kecambah kedelai dengan intensitas cahaya yang berbeda. Hasil percobaannya dapat dilihat pada tabel berikut: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 127 Kondisi Cahaya Gelap Remang– remang Terang 1 2,3 1,5 Pertambahan tinggi pada hari ke..... (Cm) 2 3 4 5 6 3,4 5,0 5,6 6,1 8,0 1,8 2,2 2,3 2,6 3,1 7 8,6 4,5 2,7 2,9 3,0 1,3 1,3 1,5 2,2 Buatlah kesimpulan berdasarkan data percobaan dari tabel tersebut! (Skor 23) 5. Berdasarkan data hasil pengamatan jelaskan pentingnya perlakuan pada penelitian dan peran kontrolnya. Kunci Jawaban Ulangan Harian 1. Faktor internal dan faktor eksternal yang mempengaruhi pertumbuhan perkembangan tumbuhan antara lain: Faktor Internal: hormon dan gen Faktor Eksternal: cahaya matahari, suhu, air, pH, kelembapan 2. Karena, apabila keadaan tanah terlalu asam , klorofil akan rusak sehingga mengganggu proses fotosintesis 3. Variabel yang terdapat dalam penelitian tersebut antara lain: Variabel bebas: Dosis mikoriza yang diberikan pada tanaman Variabel terikat: pertumbuhan tanaman kedelai dan infeksi akar Variabel kontrol: umur bibit, media tanam, waktu dan volume penyiraman. 4. Berdasarkan data hasil percobaan tersebut, dapat disimpulkan bahwa: semakin rendah intensitas cahaya maka semakin cepat perkecambahannya. Peristiwa ini disebut etiolasi. 5. Perlakuan pada penelitian berguna untuk membandingkan pertumbuhan satu tanaman dengan tanaman yang lain. Kontrol digunakan untuk membandingkan perlakuan dengan kondisi positif atau negatif pertumbuhan tanaman. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 128 RUBRIK PENILAIAN ULANGAN HARIAN Soal essay sebanyak 5 soal dengan poin (skor) yang berbeda-beda setiap nomor berdasarkan tingkat kesulitan soal. Total poin untuk semua soal essay adalah: 100. No Soal 1. Indikator Tiap menjawab 1 indikator dikalikan 1 poin, maka skor disesuaikan dengan jumlah jawaban siswa. Skor 7 Faktor dalam adalah hormon dan gen (2 indikator) Faktor luar cahaya matahari, suhu, air, pH, kelembapan (5 indikator) 2. 3. 4. Bila menyebutkan dan menjelaskan: 30 Cahaya sebagai faktor utama sebagai sumber energi yang mempengaruhi fotosintesis Kekurangan cahaya mengganggu fotosintesis Kekurangan cahaya menyebabkan gejala etiolasi antara lain (batang tumbuh lebih cepat, daunnya lemah, tipis dan pucat) Bila 2 indikator terpenuhi 20 Bila 1 indikator terpenuhi 10 Bila menyebutkan: 20 Variabel bebas: konsentrasi pupuk cair campuran beberapa jenis kulit buah Variabel kontrol: pertumbuhan dan perkembangan tanaman sambung nyawa. Variabel terikat: umur tanaman, media tanam, waktu dan volume penyiraman serta volume pemberian pupuk. Bila menyebutkan 2 variabel 15 Hanya menyebutkan 1 variabel 10 Bila: 20 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 129 5. Menyebutkan dan menjelaskan tentang unsur hara nitrogen yang terkandung di dalam pupuk cair daun gamal Menjelaskan pengaruh unsur hara nitrogen bagi tanaman sawi caisim Bila 1 indikator terpenuhi 10 Bila: 23 Membuat kesimpulan terkait tinggi rendahnya intensitas cahaya terhadap kecepatan perkecambahan Menyebutkan tentang persitiwa etiolasi Bila 1 indikator terpenuhi Skor Maksimal = 100 11,5 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 130 Lampiran V: Dokumentasi Penelitian A. Bahan yang Digunakan Lokasi Tambang dan Pengambilan Media Benih dan Bibit tanaman Kedelai PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 131 B. Lokasi dan Tata Letak Lokasi dan Letak tanaman C. Perlakuan, Perawatan serta Pengambilan Data Perlakuan dan Perawatan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 132 Pengukuran Tanaman dan pH tanah Pengambilan Sampel dan Pengamatan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 133 Akar dan Hasil Pengamatan Pengamatan Tanah Sebelum dan Setelah Ditanami