ANALISIS POTENSI EKONOMI KECAMATAN SUMPIUH

advertisement
Prosiding Seminar Nasional dan Call for Papers
”Pengembangan Sumber Daya Perdesaan dan Kearifan Lokal Berkelanjutan V” 19-20
November 2015
Purwokerto
“Tema: pengelolaan wilayah kelautan, pesisir dan pedalaman”
ANALISIS POTENSI EKONOMI KECAMATAN SUMPIUH
KABUPATEN BANYUMAS
Oleh :
Agustin Susyatna Dewi1)
Sukiman1)
Rusmusi IMP1)
1)
Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Jenderal Soedirman
e-mail:[email protected]
ABSTRACT
Changes in development management from centralized to regional encourage each
region to develop the economy. Sumpiuh districts is one of many area that rapidly
developing. Information on the economic potential of an area is very important because
development planning will be related with potential resources. Furthermore, knowledge of
the weaknesses and threats in the development of a region is also necessary to anticipate
the problems that may arise in the development process.
The aims of these research are : firstly determine the economic potential in the
district sumpiuh, secondly knowing the economic base in the sub sector Sumpiuh and the
thirdly is knowing the strengths, weaknesses, opportunities and threats of economic
development in the sub Sumpiuh. The data used are primary data and secondary data. The
primary data were taken from informant through method interviews. While secondary data
taken from BPS, BAPPEDA and District Office. The analytical method used is qualitative
methods such as SWOT analysis and LQ.
Results showed that district sumpiuh has economic potential of tourism, SMEs,
Platantation, Livestock. While the results of the analysis indicate that the sector LQ base in
the district Sumpiuh include Agriculture, Quarrying sector, Trade Sector, Finance, leasing
and business services sector, also Services sector.
Key words : Potential, Ekonomic, District, Sumpiuh
ABSTRAK
Perubahan pengelolaan pembangunan dari sentralistik menjadi kedaerahan
mendorong setiap wilayah untuk mengembangkan perekonomiannya. Wilayah kecamatan
Sumpiuh merupakan salah satu wilayah yang sedang giat membangun perekonomiannya.
Informasi mengenai potensi ekonomi suatu wilayah sangat penting mengingat perencanaan
pembangunan akan berkaitan dengan sumberdaya yang potensial bagi pembangunan.
1
Prosiding Seminar Nasional dan Call for Papers
”Pengembangan Sumber Daya Perdesaan dan Kearifan Lokal Berkelanjutan V” 19-20
November 2015
Purwokerto
Selain mengetahui potensi ekonomi, pengetahuan tentang kelemahan dan ancaman dalam
pembangunan suatu wilayah juga diperlukan guna mengantisipasi berbagai permasalahan
yang mungkin timbul dalam proses pembangunan.
Penelitian ini bertujuan untuk pertama mengetahui potensi ekonomi di kecamatan
sumpiuh kedua mengetahui sector basis ekonomi di kecamatan Sumpiuh dan ketiga
mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman pembangunan ekonomi di
kecamatan Sumpiuh. Data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Data
primer diambil melalui metode wawancara dengan informan. Sedangkan data sekunder
diambil dari BPS, BAPPEDA dan Kantor Kecamatan. Metode analisis yang digunakan
adalah metode kualitatif berupa analisis SWOT dan LQ.
Hasil menunjukkan bahwa di kecamatan sumpiuh terdapat potensi ekonomi
pariwisata, UKM, Perkebunan dan Peternakan. Sedangkan hasil analisis LQ menunjukkan
bahwa sektor basis di kecamatan Sumpiuh meliputi Pertanian, Penggalian, Perdagangan,
Keuangan, persewaan dan jasa perusahaan, serta Jasa-jasa.
Kata kunci : Potensi, Ekonomi, Wilayah, Sumpiuh.
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perubahan pengelolaan pembangunan ekonomi di Indonesia yang sebelumnya
tersentralistik menjadi perekonomian kedaerahan mendorong setiap wilayah untuk
mengembangkan perekonomiannya berdasarkan potensi yang ada di wilayah masingmasing. Dikabupaten banyumas potensi ekonomi tersebar diberbagai wilayah kecamatan
dengan output yang bermacam-macam (Dewi,2014). Menurut Kuncoro (2004) dan Dewi
(2014) terdapat beberapa kecamatan di Kabupaten Banyumas yang tergolong wilayah
kecamatan yang
relatif tertinggal yaitu Lumbir,
Jatilawang, Rawalo, Kebasen,
Kemranjen, Sumpiuh, Tambak, Kalibagor, Patikraja, Ajibarang, Gumelar,
Pekuncen,
Cilongok, Karanglewas, Kedungbanteng, Baturraden, Sumbang dan Kembaran.
Wilayah relative tertinggal dalam pembangunan ekonomi berdampak pada
kesejahteraan masyarakat yang menurun. Sehingga beberapa kecamatan tersebut sedang
berupaya untuk membangun perekonomiannya dan mengejar ketertinggalannya. Salah satu
kecamatan tertinggal yang sedang aktif membangun perekonomiannya adalah kecamatan
Sumpiuh.
Kecamatan Sumpiuh merupakan wilayah kecamatan yang unik, karena kecamatan
ini tergolong relatif tertinggal namun memiliki potensi ekonomi cukup banyak. Potensi
ekonomi ini dapat dilihat dari banyaknya produk yang dihasilkan dari kegiatan ekonomi
masyarakat, seperti produk hasil kegiatan wirausaha, pertanian maupun peternakan.
2
Prosiding Seminar Nasional dan Call for Papers
”Pengembangan Sumber Daya Perdesaan dan Kearifan Lokal Berkelanjutan V” 19-20
November 2015
Purwokerto
Sedangkan dari segi kewilayahan, kecamatan Sumpiuh berada pada posisi yang cukup
strategis karena merupakan wilayah yang dilalui jalan raya dengan skala nasional, yaitu
jalan raya antar provinsi. Sehingga kegiatan ekonomi masyarakat banyak memanfaatkan
kondisi ini sebagai peluang usaha maupun sarana transportasi. Hal ini dapat dilihat dari
banyaknya jumlah penduduk yang mendirikan usaha di pinggir jalan raya tersebut. Adanya
jalan raya tidak hanya memiliki pengaruh positif terhadap perekononomian kecamatan
Sumpiuh. Ancaman, tantangan maupun hambatan juga muncul dengan adanya jalan raya
tersebut sehingga menyebabkan timbulnya permasalahan dalam pembangunan ekonomi
wilayah kecamatan Sumpiuh. Pembangunan tanpa informasi mengenai permasalahan yang
timbul justeru akan menimbulkan permasalahan baru seperti disparitas, migrasi penduduk,
krisis berkepanjangan ( Das et al, 2011, Gagliardi dan Percoco,2011)
B. Perumusan Masalah
Meskipun kecamatan Sumpiuh berada dalam wilayah yang cukup strategis namun
tergolong kecamatan tertinggal. Sehingga para pemangku jabatan di tingkat kecamatan
maupun desa berupaya meningkatkan pembangunannya melalui pengembangan di
berbagai sector ekonomi seperti kewirausahaan, pertanian maupun peternakan.
Pengetahuan mengenai potensi ekonomi wilayah maupun sektoral akan berkaitan dengan
perencanaan pembangunan. Baik kualitas maupun kuantitas sumber daya tersebut (potensi
ekonomi) berpengaruh penting dalam proses memilih diantara berbagai alternative
tindakan yang ada (Arsyad,2010). Sehingga untuk membangun suatu wilayah secara
optimal diperlukan informasi mengenai potensi-potensi yang ada. (Takur,2011) Selain
mengetahui potensi ekonomi suatu wilayah, mengatahui tentang kekuatan, kelemahan,
peluang, dan ancaman dalam membangun perekonomian wilayah sangat diperlukan guna
mengantisipasi berbagai permasalahan yang timbul dalam pembangunan. Sehingga perlu
dilakukan penelitian yang berkitan dengan potensi ekonomi kecamatan sumpiuh dan
kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman kecamatan Sumpiuh dalam membangun
perekonomiannya. Oleh karena itu dalam penelitian ini dirumuskan permasalahan sebagai
berikut:
1. Potensi ekonomi apa sajakah yang terdapat di wilayah kecamatan sumpiuh?
2. Sektor ekonomi mana sajakah yang termasuk basis dan non basis?
3. Bagaimana kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman kecamatan sumpiuh dalam
membangun perekonomiannya?
3
Prosiding Seminar Nasional dan Call for Papers
”Pengembangan Sumber Daya Perdesaan dan Kearifan Lokal Berkelanjutan V” 19-20
November 2015
Purwokerto
II. METODE PENELITIAN
A. Jenis data dan Teknik pengambilan data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder.
Data primer diperoleh dengan cara wawancara pada pemerintah kecamatan dan beberapa
perangkat desa yang mengetahui potensi ekonomi kecamatan Sumpiuh. Sedangkan data
sekunder dikumpulkan dari berbagai instansi seperti BPS, pemerintah kecamatan maupun
dinas terkait. Data yang dikumpulkan berupa PDRB secara sektoral kecamatan Sumpiuh
dan Kabupaten Banyumas.
B. Tehnik Pengolahan dan Analisis Data
1. Analisis data kualitatif digunakan untuk mengetahui potensi ekonomi apa saja yang
terdapat dikecamatan sumpiuh. Dengan mengumpulkan informasi dari pemerintah
kecamatan maupun pemerintah desa yang mengetahui secara pasti tentang potensi
ekonomi wilayah kecamatan sumpiuh.
2. Untuk mengetahui sector ekonomi merupakan sector basis dan non basis, maka digunakan
rumus(Tarigan,2009) LQ yaitu:
Keterangan :
LQ : Location Quotient.
li : Sektor Ekonomi Pembentuk PDRB wilayah studi.
e : PDRB total di wilayah studi.
Li : Sektor Ekonomi Pembentuk PDRB wilayah referensi
E : PDRB total wilayah referensi (Kabupaten Banyumas).
Terdapat dua kategori yang dihasilkan dari perhitungan LQ (Location Quotient) dalam
perekonomi suatu daerah/ kecamatan, yaitu:
1) Jika LQ > 1, dikategorikan sebagai sektor basis.
2) Jika LQ < 1, dikategorikan sebagai sektor non basis.
3. Analisis SWOTH digunakan untuk mengetahui kendala-kendala maupun ancaman
(Setiarso dkk, 2012) yang dihadapi kecamatan Sumpiuh dalam membangun
perekonomiannya. Analisis SWOT terdiri dari empat faktor, yaitu: 1. Strengths
(kekuatan) Merupakan kondisi kekuatan yang terdapat dalam tubuh organisasi,
4
Prosiding Seminar Nasional dan Call for Papers
”Pengembangan Sumber Daya Perdesaan dan Kearifan Lokal Berkelanjutan V” 19-20
November 2015
Purwokerto
proyek atau konsep bisnis yang ada. 2. Weakness (kelemahan) Merupakan kondisi
kelemahan yang terdapat dalam tubuh organisasi, proyek atau konsep bisnis yang ada.
3. Opportunities (peluang) Merupakan kondisi peluang berkembang di masa datang
yang terjadi. Kondisi yang terjadi merupakan peluang dari luar organisasi, proyek atau
konsep bisnis itu sendiri. misalnya kompetitor, kebijakan pemerintah, kondisi
lingkungan sekitar.4. Threats (ancaman) Merupakan kondisi yang mengancam dari
luar. Ancaman ini dapat mengganggu organisasi, proyek atau konsep bisnis itu sendiri.
III.
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Identifikasi Potensi Ekonomi Kecamatan Sumpiuh
Pada wilayah kecamatan Sumpiuh terdapat beberapa potensi Ekonomi yang dapat
dikembangkan untuk menunjang perekonomian kecamatan diantaranya :
1. Tanaman perkebunan, karet, kalba dan akasia di desa Bogangin.
2. Tanaman pensuplai makanan hasil olahan UKM seperti umbi-umbian,
singkong, pisang.
3. Furniture yang terdapat pada desa Lebeng dan Ketanda.
4. Adanya UKM batik di desa Kebokura dan Sumpiuh.
5. Usaha jamur di desa Kradenan.
6. UKM aneka makanan ringan yang tersentra di beberapa desa seperti desa
Kuntili, Pandak dan Sumpiuh.
7. Dari segi peternakan unggas terdapat potensi untuk dikembangkan seperti
peternakan itik, entog dan telur puyuh.
8. Dari segi perkebunan terdapat perkebunan palawija seperti merica, kapulaga
yang tersentra di wilayah pegunungan.
9. Dari segi kepariwisataan terdapat beberapa potensi alam yang dapat
dikembangkan untuk menjadi objek wisata diantaranya kali gatel, curug kelapa.
B. Hasil Perhitungan dan Analisis LQ Kecamatan Sumpiuh
Teori basis ekonomi mendasarkan pandangannya bahwa laju pertumbuhan ekonomi
wilayah ditentukan oleh besarnya peningkatan ekspor wilayah tersebut (Tarigan, 2009).
Berikut ini hasil perhitungan LQ kecamatan Sumpiuh dari tahun 2010 sampai dengan
2013.
5
Prosiding Seminar Nasional dan Call for Papers
”Pengembangan Sumber Daya Perdesaan dan Kearifan Lokal Berkelanjutan V” 19-20
November 2015
Purwokerto
Tabel 1. Hasil Perhitungan LQ
LQ
Sektor Ekonomi
Pertanian
Penggalian
Industri
Listrik, Gas, dan Air bersih
Bangunan
Perdagangan
Angkutan/Komunikasi
Keuangan, Persewaan, dan
Jasa Pers
Jasa-jasa
Basis/Non
Basis
Basis
Basis
Non Basis
Non Basis
Non Basis
Basis
Non Basis
2010
1.4244
1.2581
0.3303
0.7393
0.4591
1.2315
0.8611
2011
1.4345
1.2919
0.3337
0.7396
0.4628
1.2282
0.8533
2012
1.4319
1.2895
0.3336
0.7471
0.4620
1.2324
0.8516
2013
1.5037
1.2885
0.3333
0.7405
0.4588
1.2319
0.8436
1.1500
1.1900
1.1601
1.1921
1.1580
1.2037
1.1155 Basis
1.1775 Basis
Sumber : BPS 2014, diolah
Sector basis di kecamatan Sumpiuh meliputi sector pertanian, sector penggalian,
sector Perdagangan, Sektor Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan, serta sektor jasajasa. Sektor pertanian di kecamatan Sumpiuh merupakan sektor basis dikarenakan
kecamatan Sumpiuh memiliki lahan pertanian yang cukup luas dengan kontur yang datar
sehingga sangat potensial untuk kegiatan pertanian. Hasil produksi sektor pertanian
(terutama padi/beras) tidak hanya dikonsumsi oleh masyarakat dalam wilayah kecamatan
sumpiuh namun wilayah kecamatan yang lain. Bahkan wilayah kecamatan Sumpiuh
dijadikan lumbung padi bagi kabupaten Banyumas.
Sektor perdagangan kecamatan sumpiuh dapat dikatakan cukup maju. Hal ini
disebabkan karena adanya pasar kelas II dan jalan raya antar provinsi di kecamatan
Sumpiuh. Sektor penggalian di kecamatan sumpiuh berupa penggalian pasir, tanah liat
dan tanah urug. Pasir banyak digunakan sebagai material bahan bangunan. Tanah liat
banyak digunakan sebagai bahan untuk membuat batu bata sedangkan tanah urug
digunakan untuk wilayah-wilayah yang berada pada dataran rendah. Sektor Keuangan,
Persewaan, dan Jasa Perusahaan di kecamatan Sumpiuh merupakan sektor basis.
Sector non basis di kecamatan sumpiuh meliputi sektor Industri, sector listrik, gas
dan air bersih, sector bangunan dan sektor angkutan/komunikasi. Sektor Indistri di
kecamatan Sumpiuh bukan merupakan sektor basis karena kecamatan Sumpiuh tidak
memiliki industri yang cukup besar untuk memproduksi barang/jasa ekspor. Sedangkan
untuk sektor listrik, gas dan air bersih, kecamatan Sumpiuh masih bergantung pada
kecamatan lain, terutama listrik dan gas. Untuk air bersih, kecamatan Sumpiuh hanya
6
Prosiding Seminar Nasional dan Call for Papers
”Pengembangan Sumber Daya Perdesaan dan Kearifan Lokal Berkelanjutan V” 19-20
November 2015
Purwokerto
mampu untuk memenuhi kebutuhannya sendiri. Sector bangunan di kecamatan Sumpiuh
bukan merupakan sektor basis karena sektor ini tidak banyak berkembang di kecamatan
Sumpiuh. Sektor non basis yang terakhir adalah sektor angkutan/komunikasi. Sektor ini
menjadi sektor non basis dikarenakan kecamatan Sumpiuh tidak memiliki terminal maupun
pusat komunikasi.
C. analisis SWOT Kecamatan Sumpiuh
Internal
A.
1.
Factor Kekuatan/Strengeth
Letak yang strategis karena
dilalui jalur transportasi skala
nasional.
2. Terdapat sarana dan parasarana
pasar tradisional yang cukup
besar.
3. Terdapatnya
industri sekala
rumahan/UKM (makanan ringan,
gula kelapa) yang tersebar di
wilayah sumpiuh.
4. Terdapatnya potensi lahan untuk
perkebunan,
kehutanan
dan
pertanian (karet, alba, padi, ubi
kayu, singkong, pisang, tanaman
buah, kelapa)
5. Terdapatnya potensi wisata alam.
6. Terdapatnya
kelompokkelompok usaha/UKM yang
dibina oleh instansi maupun
pemerintah desa dan kecamatan.
7. Terdapatnya
kesadaran
masyarakat untuk membangun
potensi alam yang ada sehingga
tercipta objek wisata.
8. Terdapatnya kerjasama yang baik
antara pemerintah desa dan
pemerintah kecamatan dalam
berbagai kegiatan pembangunan.
9. Jumlah penduduk yang relatif
besar.
10. Terdapat sarana dan prasarana
jalan besar maupun jalan desa
yang
memadai
untuk
transportasi.
11. Terdapatnya
kelompokkelompok masyarakat seperti
karang taruna, ibu-ibu PKK,
kelompok kesenian, lembaga
masyarakat desa.
B.
1.
Factor Kelemahan/Weakness
Belum tersedianya infrastruktur
seperti
bangunan
kelurahan,
bangunan sekolah terutama di
desa-desa yang jauh dari pusat
kota.
2. Kualitas SDM yang masih rendah
sehingga sulit untuk berinovasi.
3. Teknologi dan peralatan yang
digunakan untuk untuk mengolah
hasil alam (UKM makanan
ringan, Furniture, batik, hewan
ternak) masih sederhana.
4. Keterbatasan
modal
dan
kurangnya akses para pelaku
usaha ke lembaga keuangan
sehingga usaha yang dijalani sulit
berkembang.
5. Kurangnya publikasi dan promosi
untuk berbagai produk hasil usaha
masyarakat Sumpiuh.
6. Pembinaan terhadap masyarakat
ekonomi
produktif
yang
berkelanjutan dan rutin masih
sangat kurang.
7. Beberapa wilayah kecamatan
Sumpiuh merupakan wilayah
rawan banjir.
8. Tingkat pendidikan masyarakat
yang masih rendah.
9. Pada sebagian wilayah belum
memiliki
infrastruktur
yang
memadai.
10. Teknologi
yang
digunakan
masyarakat dalam mengolah hasil
alam masih tradisional yang
didapatkan secara turun temurun.
Eksternal
C.
1.
2.
Faktor
Peluang/Opportunities
Terdapatnya kebijakan dari
pemerintah
pusat
maupun
provinsi
untuk
mengembangkan
kegiatan
ekonomi lokal.
Tersedianya
dana
dari
pemerintah
pusat
maupun
provinsi
untuk
mengembangkan
potensi
D.
1.
2.
3.
Strategi S-O
E. Strategi W-O
Mengembangkan UKM melalui
1. Membangun fasilitas di beberapa
kerjasama
dengan
berbagai
desa secara bertahap untuk
instansi, penyuluhan maupaun
menunjang
kegiatan
kegiatan pelatihan.
perekonomian.
Memanfaatkan sarana jalan raya
2. Meningkatkan kualitas SDM
untuk menghidupkan kegiatan
dengan mengadakan penyuluhan
ekonomi di sekitar jalan dan pasar.
dan pelatihan melalui kerjasama
Mengembangkan
perkebunan,
dengan instansi.
pertanian untuk meningkatkan
3. Melakukan
penyuluhan
dan
kesejahteraan masyarakat.
memberikan informasi tentang
7
Prosiding Seminar Nasional dan Call for Papers
”Pengembangan Sumber Daya Perdesaan dan Kearifan Lokal Berkelanjutan V” 19-20
November 2015
Purwokerto
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
F.
1.
2.
3.
4.
5.
kehutanan dan perkebunan.
4.
Tersedianya pasar yang besar
untuk memesarkan hasil-hasil
kegiatan ekonomi rakyat.
5.
Banyaknya
penawaran
kerjasama dari berbagai instansi
dalam mengembangkan potensi 6.
usaha ekonomi rakyat.
Adanya internet dapat dijadikan
sebagai
sarana
untuk
mempublikasikan
dan
mempromosikan hasil produksi
masyarakat.
Meningkatnya
minat
masyarakat untuk melakukan
kegiatan wisata.
Meningkatnya
pendapatan
masyarakat dapat menciptakan
permintaan.
Jumlah penduduk yang besar
dapat dijadikan sebagai pasar
berbagai macam produk.
Perubahan jumlah jam kerja
pada
instansi
pemerintah
menambah peluang masyarakat
untuk berwisata
Faktor Ancaman/Threats
1.
Harga produk olahan hasil
alam (UKM makanan ringan,
batik, gula kelapa, furniture,
dll) dari wilayah lain.
Ketidakpastian ketersediaan
2.
input produksi (singkong,
pisang,
kayu
hasil
hutan,beras,
dll)
karena
produksinya tergantung pada
3.
kondisi alam.
Semakin
kompetitifnya
4.
pembangunan antar wilayah
menyebabkan
pengadaan
dana
dari
pemerintah
5.
semakin sulit.
Terdapat persaingan dalam
pengembangan wisata dari
wilayah lain.
Adanya
pengembangan
kegiatan
ekonomi
dan
internet dapat memberikan
dampak negatif
terhadap
masyarakat terutama dalam
perilalaku masyarakat.
Mengembangkan potensi wisata
kali gatel dan curug kelapa maupun
potensi wisata kewirausahaan.
Meningkatkan keterampilan dan
pengetahuan penduduk sebagai
sumberdaya untuk mengolah alam.
Memanfaatkan internet sebagai
sarana informasi mengenai produk
local.
G. Strategi S-T
Melakukan penyuluhan dan
pelatihan untuk menentukan
harga produk hasil olahan UKM
agar lebih kompetitif dengan
wilayah lain.
Meningkatkan
kemampuan
masyarakat dalam menyediakan
input produksi melalui kegiatan
pelatihan.
Melakukan pembangunan di
sektor pariwisata.
Melakukan
pengembangan
produk-produk yang memiliki
ciri khas kecamatan Sumpiuh.
Mengembangkan
penyuluhan
mengenai dampak baik dan
dampak buruk dari penggunaan
internet
kepada
masyarakat
secara luas.
4.
5.
6.
H.
1.
2.
3.
4.
lembaga
keuangan
dan
peranannya dalam UKM.
Memperbaiki saluran –saluran air
pada daerah rawan banjir yang
dilakukan secara bertahap.
Meningkatkan promosi hasil
produksi
UKM
kecamatan
Sumpiuh melalui internet.
Memperbaiki kegiatan produksi
masyarakat melalui penggunaan
teknologi untuk mengolah hasil
alam
Strategi W-T
Membangun
infrastruktur secara bertahap pada
wilayah-wilayah yang belum
memiliki infrastruktur sehingga
harga hasil olahan UKM lebih
kompetitif
karena
biaya
transportasi lebih efisien.
Meningkatkan kualitas SDM
melalui pelatihan-pelatihan agar
dalam
menyediakan
input
produksi tidak tergantung alam.
Mengembangkan penyuluhan dan
pengetahuan
masyarakat
mengenai lembaga keuangan dan
peranannya dalam UKM.
Pembinaan terhadap masyarakat
ekonomi
produkstif
secara
berkelanjutan
agar
mengembangkan produk-produk
khas wilayah sumpiuh, sekaligus
untuk mengembangkan sektor
wisata.
KESIMPULAN DAN IMPLIKASI
A. Kesimpulan
1. Kecamatan Sumpiuh memiliki potensi yang bervariasi diantaranya potensi
kehutanan, perkebunan, pertanian, UKM, peternakan, dan potensi pariwisata.
2. Sektor ekonomi di kecamatan Sumpiuh yang termasuk sektor basis adalah
sector pertanian, sector penggalian, sector Perdagangan, Sektor Keuangan,
Persewaan, dan Jasa Perusahaan, serta sektor jasa-jasa.
8
Prosiding Seminar Nasional dan Call for Papers
”Pengembangan Sumber Daya Perdesaan dan Kearifan Lokal Berkelanjutan V” 19-20
November 2015
Purwokerto
B. Implikasi
1. Untuk meningkatkan perekonomian kecamatan Sumpiuh, sebaiknya dilakukan
pengembangan pada berbagai potensi ekonomi seperti pertanian, perkebunan,
peternakan, UKM dan pariwisata. Uapaya yang dapat dilakukan adalah
membangunan infrastruktur pada wilayah-wilayah yang jauh dari pusat kota,
memberikan pelatihan dan penyuluhan pada kegiatan ekonomi produktif
masyarakat diberbagai sektor.
2. Untuk mendorong perekonomian kecamatan sumpiuh agar lebih maju, perlu
dilakukan pengembangan sektor-sektor basis. Seperti membuat saluran-saluran
air pada daerah rawan banjir, agar hasil produksi pertaninan dapat meningkat
dan tidak mengalami gagal panen pada saat musim penghujan, perbaikan pasar
tradisional di kecamatan sumpiuh, memberikan pengetahuan pada masyarakat
tentang paranan lembaha keuangan pada UKM.
. DAFTAR PUSTAKA
Arsyad, Lincolin.2010.Ekonomi Pembangunan,UPP STIM YKPN, Yogyakarta.
Das, Biswa R, Daniel V Rainey and Wayne P Miller .2011.Spatial Variability of Economic
Impacts: Examining a Hyphothethical Retiree In-Migration Policy. The Journal
Of Regional Analysis and Policy Vol 39 No 1:23-36.
Dewi, Agustin Susyatna, Sukiman dan Rakhmat P, 2014. Analisis Tipologi dan
Ketimpangan Pembangunan Antar Kecamatan di Kabupaten Banyumas. Laporan
Hasil Penelitian. Tidak Terbit.
Gagliardi, Luisa dan Marco Percoco .2011.Regional disparities in Italy over The Long
Run: The Role of Human Capital and trade Policy, Region et Development No 33
Kuncoro, Mudrajad.2004. Otonomi dan Pembangunan Daerah Reformasi, Perencanaan,
Strategi dan Peluang.Erlangga.Jakarta.
Setiarso, Oke dkk, 2012. Studi Sosial Ekonomis Budidaya Tani Itik di Desa Pesurungan
Kecamatan Margadana Kota Tegal, Laporan Hasil Penelitian.
Takur ,Sudhir K .2011.Fundamental Economic structure and Structural Change in regional
Economies : a Metodological Approach., Region et Development no 33.
Tarigan, Robinson, 2009. Ekonomi Regional Teori dan Aplikasi, Bumi Aksara, Jakarta.
www.bpsbanyumas.go.id Kecamatan Sumpiuh Dalam angka 2013
www.banyumaskab.go.id, Kabupaten Banyumas Dalam Angka 2013,
9
Download