Prosiding Seminar Nasional dan Call for Papers ”Pengembangan Sumber Daya Perdesaan dan Kearifan Lokal Berkelanjutan V” 19-20 November 2015 Purwokerto “Tema: pengelolaan wilayah kelautan, pesisir dan pedalaman” ANALISIS POTENSI EKONOMI KECAMATAN SUMPIUH KABUPATEN BANYUMAS Oleh : Agustin Susyatna Dewi1) Sukiman1) Rusmusi IMP1) 1) Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Jenderal Soedirman e-mail:[email protected] ABSTRACT Changes in development management from centralized to regional encourage each region to develop the economy. Sumpiuh districts is one of many area that rapidly developing. Information on the economic potential of an area is very important because development planning will be related with potential resources. Furthermore, knowledge of the weaknesses and threats in the development of a region is also necessary to anticipate the problems that may arise in the development process. The aims of these research are : firstly determine the economic potential in the district sumpiuh, secondly knowing the economic base in the sub sector Sumpiuh and the thirdly is knowing the strengths, weaknesses, opportunities and threats of economic development in the sub Sumpiuh. The data used are primary data and secondary data. The primary data were taken from informant through method interviews. While secondary data taken from BPS, BAPPEDA and District Office. The analytical method used is qualitative methods such as SWOT analysis and LQ. Results showed that district sumpiuh has economic potential of tourism, SMEs, Platantation, Livestock. While the results of the analysis indicate that the sector LQ base in the district Sumpiuh include Agriculture, Quarrying sector, Trade Sector, Finance, leasing and business services sector, also Services sector. Key words : Potential, Ekonomic, District, Sumpiuh ABSTRAK Perubahan pengelolaan pembangunan dari sentralistik menjadi kedaerahan mendorong setiap wilayah untuk mengembangkan perekonomiannya. Wilayah kecamatan Sumpiuh merupakan salah satu wilayah yang sedang giat membangun perekonomiannya. Informasi mengenai potensi ekonomi suatu wilayah sangat penting mengingat perencanaan pembangunan akan berkaitan dengan sumberdaya yang potensial bagi pembangunan. 1 Prosiding Seminar Nasional dan Call for Papers ”Pengembangan Sumber Daya Perdesaan dan Kearifan Lokal Berkelanjutan V” 19-20 November 2015 Purwokerto Selain mengetahui potensi ekonomi, pengetahuan tentang kelemahan dan ancaman dalam pembangunan suatu wilayah juga diperlukan guna mengantisipasi berbagai permasalahan yang mungkin timbul dalam proses pembangunan. Penelitian ini bertujuan untuk pertama mengetahui potensi ekonomi di kecamatan sumpiuh kedua mengetahui sector basis ekonomi di kecamatan Sumpiuh dan ketiga mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman pembangunan ekonomi di kecamatan Sumpiuh. Data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Data primer diambil melalui metode wawancara dengan informan. Sedangkan data sekunder diambil dari BPS, BAPPEDA dan Kantor Kecamatan. Metode analisis yang digunakan adalah metode kualitatif berupa analisis SWOT dan LQ. Hasil menunjukkan bahwa di kecamatan sumpiuh terdapat potensi ekonomi pariwisata, UKM, Perkebunan dan Peternakan. Sedangkan hasil analisis LQ menunjukkan bahwa sektor basis di kecamatan Sumpiuh meliputi Pertanian, Penggalian, Perdagangan, Keuangan, persewaan dan jasa perusahaan, serta Jasa-jasa. Kata kunci : Potensi, Ekonomi, Wilayah, Sumpiuh. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perubahan pengelolaan pembangunan ekonomi di Indonesia yang sebelumnya tersentralistik menjadi perekonomian kedaerahan mendorong setiap wilayah untuk mengembangkan perekonomiannya berdasarkan potensi yang ada di wilayah masingmasing. Dikabupaten banyumas potensi ekonomi tersebar diberbagai wilayah kecamatan dengan output yang bermacam-macam (Dewi,2014). Menurut Kuncoro (2004) dan Dewi (2014) terdapat beberapa kecamatan di Kabupaten Banyumas yang tergolong wilayah kecamatan yang relatif tertinggal yaitu Lumbir, Jatilawang, Rawalo, Kebasen, Kemranjen, Sumpiuh, Tambak, Kalibagor, Patikraja, Ajibarang, Gumelar, Pekuncen, Cilongok, Karanglewas, Kedungbanteng, Baturraden, Sumbang dan Kembaran. Wilayah relative tertinggal dalam pembangunan ekonomi berdampak pada kesejahteraan masyarakat yang menurun. Sehingga beberapa kecamatan tersebut sedang berupaya untuk membangun perekonomiannya dan mengejar ketertinggalannya. Salah satu kecamatan tertinggal yang sedang aktif membangun perekonomiannya adalah kecamatan Sumpiuh. Kecamatan Sumpiuh merupakan wilayah kecamatan yang unik, karena kecamatan ini tergolong relatif tertinggal namun memiliki potensi ekonomi cukup banyak. Potensi ekonomi ini dapat dilihat dari banyaknya produk yang dihasilkan dari kegiatan ekonomi masyarakat, seperti produk hasil kegiatan wirausaha, pertanian maupun peternakan. 2 Prosiding Seminar Nasional dan Call for Papers ”Pengembangan Sumber Daya Perdesaan dan Kearifan Lokal Berkelanjutan V” 19-20 November 2015 Purwokerto Sedangkan dari segi kewilayahan, kecamatan Sumpiuh berada pada posisi yang cukup strategis karena merupakan wilayah yang dilalui jalan raya dengan skala nasional, yaitu jalan raya antar provinsi. Sehingga kegiatan ekonomi masyarakat banyak memanfaatkan kondisi ini sebagai peluang usaha maupun sarana transportasi. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya jumlah penduduk yang mendirikan usaha di pinggir jalan raya tersebut. Adanya jalan raya tidak hanya memiliki pengaruh positif terhadap perekononomian kecamatan Sumpiuh. Ancaman, tantangan maupun hambatan juga muncul dengan adanya jalan raya tersebut sehingga menyebabkan timbulnya permasalahan dalam pembangunan ekonomi wilayah kecamatan Sumpiuh. Pembangunan tanpa informasi mengenai permasalahan yang timbul justeru akan menimbulkan permasalahan baru seperti disparitas, migrasi penduduk, krisis berkepanjangan ( Das et al, 2011, Gagliardi dan Percoco,2011) B. Perumusan Masalah Meskipun kecamatan Sumpiuh berada dalam wilayah yang cukup strategis namun tergolong kecamatan tertinggal. Sehingga para pemangku jabatan di tingkat kecamatan maupun desa berupaya meningkatkan pembangunannya melalui pengembangan di berbagai sector ekonomi seperti kewirausahaan, pertanian maupun peternakan. Pengetahuan mengenai potensi ekonomi wilayah maupun sektoral akan berkaitan dengan perencanaan pembangunan. Baik kualitas maupun kuantitas sumber daya tersebut (potensi ekonomi) berpengaruh penting dalam proses memilih diantara berbagai alternative tindakan yang ada (Arsyad,2010). Sehingga untuk membangun suatu wilayah secara optimal diperlukan informasi mengenai potensi-potensi yang ada. (Takur,2011) Selain mengetahui potensi ekonomi suatu wilayah, mengatahui tentang kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman dalam membangun perekonomian wilayah sangat diperlukan guna mengantisipasi berbagai permasalahan yang timbul dalam pembangunan. Sehingga perlu dilakukan penelitian yang berkitan dengan potensi ekonomi kecamatan sumpiuh dan kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman kecamatan Sumpiuh dalam membangun perekonomiannya. Oleh karena itu dalam penelitian ini dirumuskan permasalahan sebagai berikut: 1. Potensi ekonomi apa sajakah yang terdapat di wilayah kecamatan sumpiuh? 2. Sektor ekonomi mana sajakah yang termasuk basis dan non basis? 3. Bagaimana kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman kecamatan sumpiuh dalam membangun perekonomiannya? 3 Prosiding Seminar Nasional dan Call for Papers ”Pengembangan Sumber Daya Perdesaan dan Kearifan Lokal Berkelanjutan V” 19-20 November 2015 Purwokerto II. METODE PENELITIAN A. Jenis data dan Teknik pengambilan data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dengan cara wawancara pada pemerintah kecamatan dan beberapa perangkat desa yang mengetahui potensi ekonomi kecamatan Sumpiuh. Sedangkan data sekunder dikumpulkan dari berbagai instansi seperti BPS, pemerintah kecamatan maupun dinas terkait. Data yang dikumpulkan berupa PDRB secara sektoral kecamatan Sumpiuh dan Kabupaten Banyumas. B. Tehnik Pengolahan dan Analisis Data 1. Analisis data kualitatif digunakan untuk mengetahui potensi ekonomi apa saja yang terdapat dikecamatan sumpiuh. Dengan mengumpulkan informasi dari pemerintah kecamatan maupun pemerintah desa yang mengetahui secara pasti tentang potensi ekonomi wilayah kecamatan sumpiuh. 2. Untuk mengetahui sector ekonomi merupakan sector basis dan non basis, maka digunakan rumus(Tarigan,2009) LQ yaitu: Keterangan : LQ : Location Quotient. li : Sektor Ekonomi Pembentuk PDRB wilayah studi. e : PDRB total di wilayah studi. Li : Sektor Ekonomi Pembentuk PDRB wilayah referensi E : PDRB total wilayah referensi (Kabupaten Banyumas). Terdapat dua kategori yang dihasilkan dari perhitungan LQ (Location Quotient) dalam perekonomi suatu daerah/ kecamatan, yaitu: 1) Jika LQ > 1, dikategorikan sebagai sektor basis. 2) Jika LQ < 1, dikategorikan sebagai sektor non basis. 3. Analisis SWOTH digunakan untuk mengetahui kendala-kendala maupun ancaman (Setiarso dkk, 2012) yang dihadapi kecamatan Sumpiuh dalam membangun perekonomiannya. Analisis SWOT terdiri dari empat faktor, yaitu: 1. Strengths (kekuatan) Merupakan kondisi kekuatan yang terdapat dalam tubuh organisasi, 4 Prosiding Seminar Nasional dan Call for Papers ”Pengembangan Sumber Daya Perdesaan dan Kearifan Lokal Berkelanjutan V” 19-20 November 2015 Purwokerto proyek atau konsep bisnis yang ada. 2. Weakness (kelemahan) Merupakan kondisi kelemahan yang terdapat dalam tubuh organisasi, proyek atau konsep bisnis yang ada. 3. Opportunities (peluang) Merupakan kondisi peluang berkembang di masa datang yang terjadi. Kondisi yang terjadi merupakan peluang dari luar organisasi, proyek atau konsep bisnis itu sendiri. misalnya kompetitor, kebijakan pemerintah, kondisi lingkungan sekitar.4. Threats (ancaman) Merupakan kondisi yang mengancam dari luar. Ancaman ini dapat mengganggu organisasi, proyek atau konsep bisnis itu sendiri. III. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Identifikasi Potensi Ekonomi Kecamatan Sumpiuh Pada wilayah kecamatan Sumpiuh terdapat beberapa potensi Ekonomi yang dapat dikembangkan untuk menunjang perekonomian kecamatan diantaranya : 1. Tanaman perkebunan, karet, kalba dan akasia di desa Bogangin. 2. Tanaman pensuplai makanan hasil olahan UKM seperti umbi-umbian, singkong, pisang. 3. Furniture yang terdapat pada desa Lebeng dan Ketanda. 4. Adanya UKM batik di desa Kebokura dan Sumpiuh. 5. Usaha jamur di desa Kradenan. 6. UKM aneka makanan ringan yang tersentra di beberapa desa seperti desa Kuntili, Pandak dan Sumpiuh. 7. Dari segi peternakan unggas terdapat potensi untuk dikembangkan seperti peternakan itik, entog dan telur puyuh. 8. Dari segi perkebunan terdapat perkebunan palawija seperti merica, kapulaga yang tersentra di wilayah pegunungan. 9. Dari segi kepariwisataan terdapat beberapa potensi alam yang dapat dikembangkan untuk menjadi objek wisata diantaranya kali gatel, curug kelapa. B. Hasil Perhitungan dan Analisis LQ Kecamatan Sumpiuh Teori basis ekonomi mendasarkan pandangannya bahwa laju pertumbuhan ekonomi wilayah ditentukan oleh besarnya peningkatan ekspor wilayah tersebut (Tarigan, 2009). Berikut ini hasil perhitungan LQ kecamatan Sumpiuh dari tahun 2010 sampai dengan 2013. 5 Prosiding Seminar Nasional dan Call for Papers ”Pengembangan Sumber Daya Perdesaan dan Kearifan Lokal Berkelanjutan V” 19-20 November 2015 Purwokerto Tabel 1. Hasil Perhitungan LQ LQ Sektor Ekonomi Pertanian Penggalian Industri Listrik, Gas, dan Air bersih Bangunan Perdagangan Angkutan/Komunikasi Keuangan, Persewaan, dan Jasa Pers Jasa-jasa Basis/Non Basis Basis Basis Non Basis Non Basis Non Basis Basis Non Basis 2010 1.4244 1.2581 0.3303 0.7393 0.4591 1.2315 0.8611 2011 1.4345 1.2919 0.3337 0.7396 0.4628 1.2282 0.8533 2012 1.4319 1.2895 0.3336 0.7471 0.4620 1.2324 0.8516 2013 1.5037 1.2885 0.3333 0.7405 0.4588 1.2319 0.8436 1.1500 1.1900 1.1601 1.1921 1.1580 1.2037 1.1155 Basis 1.1775 Basis Sumber : BPS 2014, diolah Sector basis di kecamatan Sumpiuh meliputi sector pertanian, sector penggalian, sector Perdagangan, Sektor Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan, serta sektor jasajasa. Sektor pertanian di kecamatan Sumpiuh merupakan sektor basis dikarenakan kecamatan Sumpiuh memiliki lahan pertanian yang cukup luas dengan kontur yang datar sehingga sangat potensial untuk kegiatan pertanian. Hasil produksi sektor pertanian (terutama padi/beras) tidak hanya dikonsumsi oleh masyarakat dalam wilayah kecamatan sumpiuh namun wilayah kecamatan yang lain. Bahkan wilayah kecamatan Sumpiuh dijadikan lumbung padi bagi kabupaten Banyumas. Sektor perdagangan kecamatan sumpiuh dapat dikatakan cukup maju. Hal ini disebabkan karena adanya pasar kelas II dan jalan raya antar provinsi di kecamatan Sumpiuh. Sektor penggalian di kecamatan sumpiuh berupa penggalian pasir, tanah liat dan tanah urug. Pasir banyak digunakan sebagai material bahan bangunan. Tanah liat banyak digunakan sebagai bahan untuk membuat batu bata sedangkan tanah urug digunakan untuk wilayah-wilayah yang berada pada dataran rendah. Sektor Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan di kecamatan Sumpiuh merupakan sektor basis. Sector non basis di kecamatan sumpiuh meliputi sektor Industri, sector listrik, gas dan air bersih, sector bangunan dan sektor angkutan/komunikasi. Sektor Indistri di kecamatan Sumpiuh bukan merupakan sektor basis karena kecamatan Sumpiuh tidak memiliki industri yang cukup besar untuk memproduksi barang/jasa ekspor. Sedangkan untuk sektor listrik, gas dan air bersih, kecamatan Sumpiuh masih bergantung pada kecamatan lain, terutama listrik dan gas. Untuk air bersih, kecamatan Sumpiuh hanya 6 Prosiding Seminar Nasional dan Call for Papers ”Pengembangan Sumber Daya Perdesaan dan Kearifan Lokal Berkelanjutan V” 19-20 November 2015 Purwokerto mampu untuk memenuhi kebutuhannya sendiri. Sector bangunan di kecamatan Sumpiuh bukan merupakan sektor basis karena sektor ini tidak banyak berkembang di kecamatan Sumpiuh. Sektor non basis yang terakhir adalah sektor angkutan/komunikasi. Sektor ini menjadi sektor non basis dikarenakan kecamatan Sumpiuh tidak memiliki terminal maupun pusat komunikasi. C. analisis SWOT Kecamatan Sumpiuh Internal A. 1. Factor Kekuatan/Strengeth Letak yang strategis karena dilalui jalur transportasi skala nasional. 2. Terdapat sarana dan parasarana pasar tradisional yang cukup besar. 3. Terdapatnya industri sekala rumahan/UKM (makanan ringan, gula kelapa) yang tersebar di wilayah sumpiuh. 4. Terdapatnya potensi lahan untuk perkebunan, kehutanan dan pertanian (karet, alba, padi, ubi kayu, singkong, pisang, tanaman buah, kelapa) 5. Terdapatnya potensi wisata alam. 6. Terdapatnya kelompokkelompok usaha/UKM yang dibina oleh instansi maupun pemerintah desa dan kecamatan. 7. Terdapatnya kesadaran masyarakat untuk membangun potensi alam yang ada sehingga tercipta objek wisata. 8. Terdapatnya kerjasama yang baik antara pemerintah desa dan pemerintah kecamatan dalam berbagai kegiatan pembangunan. 9. Jumlah penduduk yang relatif besar. 10. Terdapat sarana dan prasarana jalan besar maupun jalan desa yang memadai untuk transportasi. 11. Terdapatnya kelompokkelompok masyarakat seperti karang taruna, ibu-ibu PKK, kelompok kesenian, lembaga masyarakat desa. B. 1. Factor Kelemahan/Weakness Belum tersedianya infrastruktur seperti bangunan kelurahan, bangunan sekolah terutama di desa-desa yang jauh dari pusat kota. 2. Kualitas SDM yang masih rendah sehingga sulit untuk berinovasi. 3. Teknologi dan peralatan yang digunakan untuk untuk mengolah hasil alam (UKM makanan ringan, Furniture, batik, hewan ternak) masih sederhana. 4. Keterbatasan modal dan kurangnya akses para pelaku usaha ke lembaga keuangan sehingga usaha yang dijalani sulit berkembang. 5. Kurangnya publikasi dan promosi untuk berbagai produk hasil usaha masyarakat Sumpiuh. 6. Pembinaan terhadap masyarakat ekonomi produktif yang berkelanjutan dan rutin masih sangat kurang. 7. Beberapa wilayah kecamatan Sumpiuh merupakan wilayah rawan banjir. 8. Tingkat pendidikan masyarakat yang masih rendah. 9. Pada sebagian wilayah belum memiliki infrastruktur yang memadai. 10. Teknologi yang digunakan masyarakat dalam mengolah hasil alam masih tradisional yang didapatkan secara turun temurun. Eksternal C. 1. 2. Faktor Peluang/Opportunities Terdapatnya kebijakan dari pemerintah pusat maupun provinsi untuk mengembangkan kegiatan ekonomi lokal. Tersedianya dana dari pemerintah pusat maupun provinsi untuk mengembangkan potensi D. 1. 2. 3. Strategi S-O E. Strategi W-O Mengembangkan UKM melalui 1. Membangun fasilitas di beberapa kerjasama dengan berbagai desa secara bertahap untuk instansi, penyuluhan maupaun menunjang kegiatan kegiatan pelatihan. perekonomian. Memanfaatkan sarana jalan raya 2. Meningkatkan kualitas SDM untuk menghidupkan kegiatan dengan mengadakan penyuluhan ekonomi di sekitar jalan dan pasar. dan pelatihan melalui kerjasama Mengembangkan perkebunan, dengan instansi. pertanian untuk meningkatkan 3. Melakukan penyuluhan dan kesejahteraan masyarakat. memberikan informasi tentang 7 Prosiding Seminar Nasional dan Call for Papers ”Pengembangan Sumber Daya Perdesaan dan Kearifan Lokal Berkelanjutan V” 19-20 November 2015 Purwokerto 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. F. 1. 2. 3. 4. 5. kehutanan dan perkebunan. 4. Tersedianya pasar yang besar untuk memesarkan hasil-hasil kegiatan ekonomi rakyat. 5. Banyaknya penawaran kerjasama dari berbagai instansi dalam mengembangkan potensi 6. usaha ekonomi rakyat. Adanya internet dapat dijadikan sebagai sarana untuk mempublikasikan dan mempromosikan hasil produksi masyarakat. Meningkatnya minat masyarakat untuk melakukan kegiatan wisata. Meningkatnya pendapatan masyarakat dapat menciptakan permintaan. Jumlah penduduk yang besar dapat dijadikan sebagai pasar berbagai macam produk. Perubahan jumlah jam kerja pada instansi pemerintah menambah peluang masyarakat untuk berwisata Faktor Ancaman/Threats 1. Harga produk olahan hasil alam (UKM makanan ringan, batik, gula kelapa, furniture, dll) dari wilayah lain. Ketidakpastian ketersediaan 2. input produksi (singkong, pisang, kayu hasil hutan,beras, dll) karena produksinya tergantung pada 3. kondisi alam. Semakin kompetitifnya 4. pembangunan antar wilayah menyebabkan pengadaan dana dari pemerintah 5. semakin sulit. Terdapat persaingan dalam pengembangan wisata dari wilayah lain. Adanya pengembangan kegiatan ekonomi dan internet dapat memberikan dampak negatif terhadap masyarakat terutama dalam perilalaku masyarakat. Mengembangkan potensi wisata kali gatel dan curug kelapa maupun potensi wisata kewirausahaan. Meningkatkan keterampilan dan pengetahuan penduduk sebagai sumberdaya untuk mengolah alam. Memanfaatkan internet sebagai sarana informasi mengenai produk local. G. Strategi S-T Melakukan penyuluhan dan pelatihan untuk menentukan harga produk hasil olahan UKM agar lebih kompetitif dengan wilayah lain. Meningkatkan kemampuan masyarakat dalam menyediakan input produksi melalui kegiatan pelatihan. Melakukan pembangunan di sektor pariwisata. Melakukan pengembangan produk-produk yang memiliki ciri khas kecamatan Sumpiuh. Mengembangkan penyuluhan mengenai dampak baik dan dampak buruk dari penggunaan internet kepada masyarakat secara luas. 4. 5. 6. H. 1. 2. 3. 4. lembaga keuangan dan peranannya dalam UKM. Memperbaiki saluran –saluran air pada daerah rawan banjir yang dilakukan secara bertahap. Meningkatkan promosi hasil produksi UKM kecamatan Sumpiuh melalui internet. Memperbaiki kegiatan produksi masyarakat melalui penggunaan teknologi untuk mengolah hasil alam Strategi W-T Membangun infrastruktur secara bertahap pada wilayah-wilayah yang belum memiliki infrastruktur sehingga harga hasil olahan UKM lebih kompetitif karena biaya transportasi lebih efisien. Meningkatkan kualitas SDM melalui pelatihan-pelatihan agar dalam menyediakan input produksi tidak tergantung alam. Mengembangkan penyuluhan dan pengetahuan masyarakat mengenai lembaga keuangan dan peranannya dalam UKM. Pembinaan terhadap masyarakat ekonomi produkstif secara berkelanjutan agar mengembangkan produk-produk khas wilayah sumpiuh, sekaligus untuk mengembangkan sektor wisata. KESIMPULAN DAN IMPLIKASI A. Kesimpulan 1. Kecamatan Sumpiuh memiliki potensi yang bervariasi diantaranya potensi kehutanan, perkebunan, pertanian, UKM, peternakan, dan potensi pariwisata. 2. Sektor ekonomi di kecamatan Sumpiuh yang termasuk sektor basis adalah sector pertanian, sector penggalian, sector Perdagangan, Sektor Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan, serta sektor jasa-jasa. 8 Prosiding Seminar Nasional dan Call for Papers ”Pengembangan Sumber Daya Perdesaan dan Kearifan Lokal Berkelanjutan V” 19-20 November 2015 Purwokerto B. Implikasi 1. Untuk meningkatkan perekonomian kecamatan Sumpiuh, sebaiknya dilakukan pengembangan pada berbagai potensi ekonomi seperti pertanian, perkebunan, peternakan, UKM dan pariwisata. Uapaya yang dapat dilakukan adalah membangunan infrastruktur pada wilayah-wilayah yang jauh dari pusat kota, memberikan pelatihan dan penyuluhan pada kegiatan ekonomi produktif masyarakat diberbagai sektor. 2. Untuk mendorong perekonomian kecamatan sumpiuh agar lebih maju, perlu dilakukan pengembangan sektor-sektor basis. Seperti membuat saluran-saluran air pada daerah rawan banjir, agar hasil produksi pertaninan dapat meningkat dan tidak mengalami gagal panen pada saat musim penghujan, perbaikan pasar tradisional di kecamatan sumpiuh, memberikan pengetahuan pada masyarakat tentang paranan lembaha keuangan pada UKM. . DAFTAR PUSTAKA Arsyad, Lincolin.2010.Ekonomi Pembangunan,UPP STIM YKPN, Yogyakarta. Das, Biswa R, Daniel V Rainey and Wayne P Miller .2011.Spatial Variability of Economic Impacts: Examining a Hyphothethical Retiree In-Migration Policy. The Journal Of Regional Analysis and Policy Vol 39 No 1:23-36. Dewi, Agustin Susyatna, Sukiman dan Rakhmat P, 2014. Analisis Tipologi dan Ketimpangan Pembangunan Antar Kecamatan di Kabupaten Banyumas. Laporan Hasil Penelitian. Tidak Terbit. Gagliardi, Luisa dan Marco Percoco .2011.Regional disparities in Italy over The Long Run: The Role of Human Capital and trade Policy, Region et Development No 33 Kuncoro, Mudrajad.2004. Otonomi dan Pembangunan Daerah Reformasi, Perencanaan, Strategi dan Peluang.Erlangga.Jakarta. Setiarso, Oke dkk, 2012. Studi Sosial Ekonomis Budidaya Tani Itik di Desa Pesurungan Kecamatan Margadana Kota Tegal, Laporan Hasil Penelitian. Takur ,Sudhir K .2011.Fundamental Economic structure and Structural Change in regional Economies : a Metodological Approach., Region et Development no 33. Tarigan, Robinson, 2009. Ekonomi Regional Teori dan Aplikasi, Bumi Aksara, Jakarta. www.bpsbanyumas.go.id Kecamatan Sumpiuh Dalam angka 2013 www.banyumaskab.go.id, Kabupaten Banyumas Dalam Angka 2013, 9