BAB II LANDASAN TEORI

advertisement
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1
Restoran
Menurut (Marsum, 2004), restoran adalah suatu tempat atau bangunan
yang diorganisasi secara komersial yang menyelenggarakan pelayanan yang baik
kepada semua tamunya baik berupa makan dan minum.
Dalam bisnis restoran, pelayanan sangat dibutuhkan untuk menarik calon
pelanggan, salah satu komponen penting dalam pelayanan adalah penempatan
meja makan pada setiap lokasi di restoran seperti yang dikemukakan oleh
(Robson, Strategies for Designing Effective Restaurants) dan tinggi kursi terhadap
meja (Robson, Kimes, Becker, & Evans, 2011). Hal ini membuktikan bahwa
pelanggan ingin mendapatkan tempat makan dan kondisi kursi dan meja sesuai
dengan keinginan mereka.
2.2 Klasifikasi Restoran
Klasifikasi restoran menurut (Marsum W. , 2005), resto atau restoran
dikelompokkan menjadi beberapa jenis menurut kegiatan dan makanan atau
minuman yang disajikan, yaitu :
Table 2.1 Jenis Restoran Berdasarkan Makanan dan Minuman Serta Kegiatan
yang Ada di Dalamnya
Jenis Restoran
Keterangan Restoran
A’la carte restaurant
Menu lengkap dan dan merupakan
restoran tanpa aturan mengikat atau
bebas.
Table d’hotel
Restoran dengan menu yang lengkap
dan
menyajikan setiap menu berurutan dari
menu pembuka sampai penutup.
Biasanya erat hubungannya dengan
hotel.
8
9
Coffe shop
Cafeteria
Canteen
Continental restaurant
Carvery
Discotheque
Fish and chip shop
Grill room
Intavern
Pizzeria
Creeperie
Pub
Café
Specialty restaurant
Merupakan tempat makan dan minum
yang menyuguhkan suasana santai
tanpa aturan yang mengikat dan
biasanya menyuguhkan racikan kopi
sebagai menu special diluar makananmakanan kecil atau makanan siap saji.
Merupakan tempat makan dan minum
yang terbatas menyajikan roti atau
sandwich serta minuman-minuman
ringan yang tidak beralkohol, biasanya
erat hubungannya dengan kantor.
Merupakan tempat makan dan minum
yang menyajikan berbagai makanan
makanan instan dengan harga yang
terjangkau.
Restoran yang memberikan kebebasan
bagi pengunjungnya untuk memilih
bahkan mengiris makanan yang
dipesannya sendiri.
Merupakan restoran yang biasanya
terdapat di motel kecil dan menyajikan
makanan dan minuman sederhana.
Merupakan tempat makan dan minum
yang menyuguhkan suasana hingar
bingar music sebagai daya tariknya.
Biasanya menyuguhkan makanan dan
minuman cepat saji.
Restoran yang menyajikan menu ikan
dan kripik atau snack sebagai menu
utama.
Restoran dengan menu masakan
panggang atau barbekyu sebagai menu
andalan.
Restoran kecil di pinggiran kota yang
biasanya menyuguhkan makanan cepat
saji dan minuman kopi.
Restoran dengan menu pizza dan pasta
sebagai menu utama.
Restoran yang menyajikan berbagai
menu kreps dan manisan.
Restoran yang menjual minuman
beralkohol.
Tempat untuk makan dan minum
dengan sajian cepat saji dan
menyuguhkan suasana yang santai atau
tidak resmi
Merupakan tempat untuk makan dan
minum yang memiliki tema khusus atau
10
Terrace restaurant
Gourment restaurant
Family restaurant
Main dining room
kekhususan menu masakan yang akan
disajikan dan biasanya memiliki
citarasa yang berbeda dengan restoran
lain.
Merupakan tempat makan dan minum
yang umumnya terletak di luar ruangan
dan biasanya erat hubungannya dengan
fasilitas hotel. Di Negara barat terrace
restaurant biasanya hanya buka saat
musim panas saja.
Merupakan tempat untuk makan dan
minum yang biasanya diperuntukan
bagi orang-orang yang sangat mengerti
akan citarasa sehingga banyak
menyediakan makanan-makanan lezat
dengan pelayanan yang megah dan
harga yang mahal.
Merupakan restoran sederhana untuk
makan dan minum keluarga atau
rombongan dengan harga yang tidak
mahal serta menyuguhkan suasana
nyaman dan santai.
Merupakan ruang makan besar atau
restoran yang umumnya terdapat di
hotel, penyajian makanannya secara
resmi, servis yang diberikan dapat
menggunakan gaya perancis maupun
rusia, sedangkan orang-orang yang
datang pada umumnya juga
menggunakan pakaian resmi formal.
2.3 Android
Menurut (Safaat N. , 2012) Android adalah sebuah sistem operasi untuk
ponsel yang berbasis Linux. Android SDK (Software Development Kit)
menyediakan tools dan API (Application Programming Interface) yang
diperlukan bagi para pengembang untuk membuat dan mengembangkan aplikasi
yang digunakan pada ponsel bersistem operasi Android dengan menggunakan
bahasa pemrograman Java.
11
Awalnya, Google Inc. membeli Android Inc. yang merupakan pendatang
baru dalam pembuatan peranti lunak untuk ponsel/smartphone. Kemudian untuk
mengembangkan Android, dibentuklah Open Handset Alliance, konsorsium dari
tiga puluh empat perusahaan piranti lunak, dan telekomunikasi, termasuk Google,
HTC, Intel, Motorola, Qualcomm, T-Mobile, dan Nvidia (Safaat N. , 2011).
Pada saat perilisan perdana Android, 5 November 2007, Android bersama
Open Handset Alliance menyatakan mendukung pengembangan open source pada
perangkat mobile. Di lain pihak, Google merilis kode-kode Android dibawah
lisensi Apache, sebuah lisensi perangkat lunak dan open platform perangkat
seluler. Pada masa ini kebanyakan vendor-vendor telah memproduksi smartphone
dan tablet berbasis Android, vendor-vendor itu antara lain HTC, Samsung, LG,
Sony Ericsson, Nexian dan masih banyak lagi vendor di dunia yang memproduksi
smartphone maupun perangkat tablet berbasis Android. Hal ini dikarenakan
Android adalah sistem operasi yang open source sehingga bebas didistribusikan
dan dipakai oleh vendor manapun (Safaat N. , 2011)
2.4 Dalvik Virtual Machine (DVM)
Salah satu elemen kunci dari android adalah Dalvik Virtual Machine
(DVM). Android berjalan di dalam Dalvik Virtual Machine (DVM) bukan di Java
Virtual Machine (JVM). Dalvik Virtual Machine (DVM) adalah "register bases",
sementara Java Virtual Machine (JVM) adalah "stack based", DVM didesain dan
ditulis oleh Dan Bornsten dan beberapa enginer Google lainnya. Dalvik Virtual
Machine menggunakan kernel Linux untuk menangani fungsionalitas tingkat
rendah termasuk keamanan, threading, proses serta manajemen memori. Ini
12
memungkinkan kita untuk menulis aplikasi C/C++ sama halnya seperti OS Linux
kebanyakan (Safaat N. , 2011)
2.5 Android SDK ( Software Development Kit )
Android SDK adalah tools API (Application Programming Interface) yang
diperlukan untuk memulai mengembangkan aplikasi pada platform android
menggunakan bahasa pemprograman Java. Android merupakan subset perangkat
lunak untuk ponsel yang meliputi sistem operasi, middleware dan aplikasi kunci
yang di release oleh Google (Safaat N. , 2011).
2.6 Wireless Fidelity (Wi-Fi)
Menurut (Sutabri, 2014), Wi-Fi merupakan kependekan dari Wireless
Fidelity adalah satu standart Wireless Networking tanpa kabel, hanya dengan
komponen yang sesuai dapat terkoneksi ke jaringan.. Pengertiannya, yaitu
sekumpulan standart yang digunakan untuk jaringan lokal nirkabel (wireless local
area network / WLAN) yang didasari pada spesifikasi IEEE 802.11. standar
terbaru dari spesifikasi 802.11a atau b, seperti 802.11g, saat ini sedang dalam
penyusunan. spesifikasi terbaru menawarkan banyak peningkatan, mulai dari luas
cakupan hingga kecepatan transfer. Awalnya, Wi-Fi ditujukan untuk penggunaan
perangkat nirkabel dan jaringan area lokal, namun saat ini lebih banyak digunakan
untuk mengakses internet. hal ini memungkinkan seseorang dengan komputer dan
kartu nirkabel (wireless card) atau personal digital assistant (PDA) untuk
terhubung dengan internet dengan menggunakan titik akses (hotspot) terdekat.
13
2.7
Jaringan
Lokal
Nirkabel
(Wireless
Local
Area
Network/WLAN)
WLAN adalah suaatu jaringan yang menggunakan gelombang radio
sebagai media transmisinya. Link terakhir yang digunakan adalah nirkabel, untuk
memberi sebuah koneksi jaringan ke seluruh pengguna dalam area sekitar. Antar
jaringan dihubungkan dengan kabel, dengan satu atau lebih titik akses jaringan
menyambungkan pengguna nirkabel ke jaringan berkabel.
WLAN adalah suatu jaringan nirkabel yang menggunakan frekuensi radio
untuk komunikasi antara perangkat komputer dan akhirnya titik akses yang
merupakan dasar dari transceiver radio dua arah yang tipikalnya bekerja di
bandwith 2,4 GHz (802.11b, 802.11g) atau 5 GHz (802.11a). Kebanyakan
peralatan mempunyai kualifikasi Wi-Fi, IEEE 802.11b atau akomodasi IEEE
802.11g dan menawarkan beberapa level keamanan seperti WEP atau WPA.
Gambar 2.1 Cara Kerja WiFi
2.8 Business Model
Menurut (Osterwalder & Pigneur, 2010), business model menjelaskan
secara
rasional
menangkap nilai.
bagaimana
perusahaan
menciptakan,
mengantarkan dan
14
2.8.1 The 9 Building Blocks
Menurut (Osterwalder & Pigneur, 2010), dalam business canvas model
terdapat elemen elemen yang disebut the 9 building blocks.
2.8.1.1 Customer Segments
Menurut (Osterwalder & Pigneur, 2010), customer segments building
blocks mendefinisikan sejumlah kelompok atau orang yang berbeda, yang menjadi
sasaran perusahaan untuk diraih dan dilayani. Sebuah perusahaan harus
menentukan pilihan dalam memilih segmen mana yang akan dilayani dan mana
yang tidak.
1. Mass market
Model bisnis yang berfokus pada mass market tidak akan membedakan
setiap segmen pelanggan yang berbeda. Value propositions, distribution
channel, dan customer relationships semua berfokus pada satu kelompok
besar pelanggan yang memiliki kebutuhan yang sama.
2. Niche Market
Model bisnis yang fokus untuk mendapatkan target pada niche market
melayani segmen pelanggan yang spesifik saja. Value propositions,
distribution channel, dan customer relationship disesuaikan dengan
kebutuhan spesifik niche market.
3. Segmented
Beberapa model bisnis membedakan antara segmen pasar dengan sedikit
perbedaan kebutuhan.
15
4. Diversified
Perusahaan dengan model bisnis diversified melayani dua segmen
pelanggan yang tidak berhubungan dan memiliki kebutuhan yang
berbeda.
5. Multi-sided Platforms
Beberapa perusahaan melayani dua atau lebih segmen pelanggan yang
saling memiliki ketergantungan antara satu dan lainnya.
2.8.1.2 Value Propositions
Value propositions building blocks menjelaskan gabungan produk dan
layanan yang memberikan nilai bagi segmen pelanggan tertentu (Osterwalder &
Pigneur, 2010). Jadi value propositions merupakan keuntungan yang ditawarkan
oleh perusahaan terhadap pelanggan. Berikut ini adalah elemen elemen yang dapat
menciptakan nilai.
1. Newness
Merupakan value propositions yang memuaskan kebutuhan baru,
dimana sebelumnya belum pernah dirasakan pelanggan karena belum
pernah ditawarkan sebelumnya.
2. Performance
Meningkatkan kinerja produk atau layanan secara tradisional telah
menjadi cara yang umum dalam menciptakan nilai.
3. Customization
Menciptakan nilai dengan menyesuaikan produk dan layanan terhadap
kebutuhan spesifik pelanggan individual.
16
4. “Getting the job done”
Nilai
yang
diciptakan
dengan
membantu
pelanggan
dalam
menyelesaikan pekerjaannya.
5. Design
Design merupakan elemen yang penting dalam menciptakan nilai suatu
produk atau jasa, namun juga sulit untuk diukur.
6. Brand/Status
Pelanggan menemukan nilai dengan menggunakan sebuah brand
spesifik tersebut.
7. Price
Nilai yang didapat dari harga yang lebih rendah dari produk atau jasa
dengan value yang sama. Value propositions ini memuaskan
kebutuhan para pelanggan yang sensitif terhadap harga.
8. Cost Reduction
Menciptakan nilai dengan membantu pelanggan mengurangi biaya.
9. Risk Reduction
Nilai yang didapat dari pengurangan resiko yang terjadi saat membeli
produk atau jasa.
10. Accessibility
Menciptakan nilai dengan membuat produk atau jasa tersedia bagi
pelanggan,
dimana
mendapatkannya.
sebelumnya
kekurangan
akses
dalam
17
11. Convenience/Usability
Penciptaaan nilai dengan menemukan cara penggunaan yang lebih
mudah.
2.8.1.3 Channels
Channels building block memaparkan bagaimana sebuah perusahaan
meraih dan berkomunikasi dengan segmen pelanggan untuk menyampaikan value
propositions (Osterwalder & Pigneur, 2010). Channels memiliki beberapa fungsi
seperti meningkatkan awareness pelanggan mengenai produk/layanan perusahaan,
membantu pelanggan menilai value propositions perusahaan. Tempat bagi
pelanggan dalam membeli produk/jasa, menyampaikan value propositions kepada
pelanggan, serta menyediakan post purchase customer support. Channel memiliki
5 fase yang berbeda seperti yang dijelaskan berikut.
1. Awareness
Yaitu bagaimana meningkatkan awareness akan produk dan layanan
perusahaan.
2. Evaluation
Bagaimana
membantu
pelanggan
menilai
value
propositions
perusahaan.
3. Purchase
Bagaimana cara agar pelanggan dapat membeli produk atau jasa secara
spesifik.
4. Delivery
Bagaimana menyampaikan value propositions perusahaan kepada
pelanggan.
18
5. After sales
Bagaimana menyediakan layanan purna jual kepada pelanggan.
2.8.1.4 Customer Relationships
Menurut (Osterwalder & Pigneur, 2010), customer relationship building
blocks memaparkan tipe tipe hubungan yang diciptakan oleh perusahaan terhadap
pelanggan. Customer relationship dapat dibedakan menjadi beberapa kategori
seperti berikut.
1. Personal assistance
Pelanggan dapat berkomunikasi langsung dengan representatif untuk
mendapat bantuan saat proses penjualan atau setelah pembelian selesai.
2. Dedicated personal assistance
Hubungan dengan pelanggan berdasarkan dedikasi layanan representatif
terhadap pelanggan individual.
3. Self service
Perusahaan tidak melakukan direct relationship terhadap pelanggan,
perusahaan menyediakan keperluan untuk pelanggan dalam melayani
dirinya sendiri.
4. Automated services
Tipe relationship yang menggabungkan bentuk mutakhir dari self service
dengan proses otomatis.
5. Communities
Perusahaan menggunakan user communities untuk lebih terlibat dengan
pelanggan dan memfasilitasi hubungan sesama anggota komunitas.
19
6. Co creation
Menciptakan nilai bersama dengan pelanggan.
2.8.1.5 Revenue Streams
Menurut (Osterwalder & Pigneur, 2010), revenue streams building blocks
mewakili kas yang dihasilkan perusahaan dari setiap pelanggan (biaya harus
dikurangi dari penghasilan untuk menghasilkan pendapatan). Revenue streams
dalam usaha berbeda beda. Beberapa cara dalam menciptakan revenue streams
adalah sebagai berikut.
1. Asset sale
Merupakan revenue stream yang berasal dari menjual hak kepemilikan
menjadi produk fisik.
2. Usage fees
Revenue stream yang dihasilkan dari penggunaan layanan, semakin
banyak layanan yang digunakan maka pelanggan membayar lebih.
3. Subscription fees
Revenue stream yang dihasilkan dari penjualan akses berkelanjutan dari
sebuah layanan.
4. Lending / renting / leasing
Revenue stream yang diciptakan dengan memberikan seseorang hak
eksklusif untuk menggunakan sebuah aset dalam jangka waktu tertentu
dan membayar biaya dari jasa tersebut.
20
5. Licensing
Revenue stream yang dihasilkan dari memberikan pelanggan izin untuk
menggunakan properti intelektual yang dilindungi dan pelanggan
membayar biaya licensing sebagai gantinya.
6. Brokerage fees
Revenue stream yang dihasilkan dari jasa intermediasi yang dilaksanakan,
atas nama dua pihak atau lebih.
7. Advertising
Revenue stream yang didapat dari biaya pengiklanan produk tertentu.
Setiap revenue stream memiliki mekanisme harga yang berbeda. Tipe dari
mekanisme harga dibagi dua, yaitu :
1. Fixed menu pricing
Menentukan harga berdasarkan variabel statis.
2. Dynamic pricing
Harga berubah berdasarkan kondisi pasar.
2.8.1.6 Key resources
Key resources building blocks menjelaskan mengenai aset aset penting
yang diperlukan untuk menjalankan model bisnis (Osterwalder & Pigneur, 2010).
Resource ini membantu menciptakan value propositins, menggapai pasar,
menjaga hubungan dengan pelanggan serta memperoleh revenue. Key resources
dapat dikategorikan sebagai berikut:
21
1. Physical
Kategori ini mencakup aset fisik seperti fasilitas produksi, gedung,
kendaraan, mesin, sistem, sistem point of sales dan jaringan distribusi.
2. Intellectual
Kategori ini mencakup resource seperti merek, proprietary knowledge,
hak paten dan hak cipta, kemitraan dan database pelanggan.
3. Human
Kategori ini adalah resource dari sumber daya manusia.
4. Financial
Kategori ini mencakup elemen elemen seperti kas, lini kredit, atau
stock option pool dalam memperkerjakan key employee.
2.8.1.7 Key Activities
Menurut (Osterwalder & Pigneur, 2010), key activities building blocks
merupakan hal hal yang paling penting dilakukan oleh perusahaan untuk
menjalankan model bisnis. Key activities dapat dikategorikan sebagai berikut :
1. Production
Aktivitas ini mencakup merancang, membuat dan menyampaikan
produk dalam kuantitas yang banyak dan / atau berkualitas tinggi.
2. Problem solving
Berhubungan dengan menemukan solusi baru dalam memecahkan
masalah pelanggan individual.
3. Platform / network
Model bisnis yang dirancang dengan platform sebagai key resource
didominasi oleh platform atau jaringan terkait key activities.
22
2.8.1.8 Key Partnerships
Key partnerships building blocks menjelaskan jaringan supplier dan
partner yang membuat model bisnis berjalan (Osterwalder & Pigneur, 2010).
Perusahaan menciptakan aliansi untuk mengoptimalkan model bisnis mereka,
mengurangi resiko, atau memperileh sumber daya. Dalam menciptakan kemitraan
dapat dibagi menjadi tiga jenis motivasi yaitu :
1. Optimization and economy of scale
Kemitraan antara buyer supplier berfungsi untuk mengoptimalkan
alikasi dari sumberdaya dan aktifitas.
2. Reduction or risk and uncertainty
Kemitraan dapat membantu mengurangi resiko pada lingkungan
kompetitif yang menggambarkan ketidakpastian.
3. Acquistion of particular resources and activities
2.8.1.9 Cost Structure
Cost structure building blocks menjelaskan mengenai biaya biaya yang
dikeluarkan dalam mengoperasikan model bisnis (Osterwalder & Pigneur, 2010).
Biaya biaya yang dikeluarkan dapat dihitung setelah mengetahui apa saja key
reseources, key partnerships, dan key activities perusahaan. Cost structure dapat
dibedakan menjadi dua jenis yaitu :
1. Cost driven
Model bisnis cost driven memfokuskan pada memangkas biaya
dengan
metode
menciptakan
dan
efisiensi.
menjaga
Pendekatan
cost
ini
structure
membidik
tetap
pada
minimal,
23
menggunakan value propositions yang renda, otomatisasi yang
maksimal dan extensive outsourcing.
2. Value driven
\Fokus dari model bisnis value driven adalah penciptaan nilai.
Karakterisasi dari model bisnis ini biasanya adalah premium value
propositions dan personalize service tingkat tinggi.
2.8.2 The Business Model Canvas
Menurut (Osterwalder & Pigneur, 2010), bahwa model bisnis dirancang
dan dilaksanakan pada lingkungan spesifik. Mengembangkan pemahaman yang
baik dalam lingkungan perusahaan membantu dalam membangun model bisnis
yang kuat dan lebih kompetitif. Untuk memiliki pemahaman yang lebih baik
dalam model bisnis, pemetaan harus dilakukan pada keempat area dari lingkunga,
yaitu : market forces, industry forces, key trends, dan macroeconomic trends.
Gambar 2.2 The Business Canvas Framework (Osterwalder & Pigneur, 2010)
24
2.9 SWOT Analysis
Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk
merumuskan strategi perusahaan. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat
memaksimalkan kekuatan (Strenghts) dan peluang (Oppurtunities), namun secara
bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (Weaknesess) dan ancaman (Threats).
Proses pengambilan keputusan strategis selalu berkaitan dengan pengembangan
misi, tujuan, strategi, dan kebijakan perusahaan. Dengan demikian perencanaan
strategis perusahaan (kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman) dalam kondisi
yang ada saat ini. Hal ini disebut analisis situasi yaitu model yang paling popular
untuk analisis situasi adalah Analisis SWOT. Sedangkan pengertian analisis
SWOT menurut (Rangkuti, 2008), adalah identifikasi berbagai faktor secara
sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan. Analisa ini didasarkan pada
hubungan atau interaksi antara unsur-unsur internal, yaitu kekuatan dan
kelemahan, terhadap unsur unsur eksternal yaitu peluang dan ancaman”.
Gambar 2.3 Proses Analisis SWOT menurut (Ritson, Strategic
Management, 2013)
25
Analisa SWOT akan menjadi sia-sia jika tidak dilanjutkan dengan
mengaplikasikan analisa TOWS. Model TOWS lebih bersifat outside-in yang
berorientasi pada pasar dibandingkan SWOT yang bersifat in-outside yang lebih
berorientasi pada produk.
Banyak bisnis dewasa ini baik yang sudah berjalan ataupun baru dalam
tahap perencanaan akan terlibat dalam perencanaan strategis (Strategic Planing),
meskipun kadar tingkatan dan formalitasnya bervariasi bergantung pada
konseptual perencanaan strategis yang sederhana : menganalisa situasi saat ini
(current situation) dan keadaan yang diharapkan pada masa yang akan datang
(expected future), dengan tujuan penentuan arah perusahaan dan bagaimana cara
pengembangannya untuk mencapai misi dan visi organisasi atau perusahaan. Pada
kenyataannya proses ini sangatlah kompleks yang menuntut pendekatan sistematis
untuk mengidentifikasi dan menganalisa faktor-faktor eksternal pada perusahaan
yang kemudian untuk dicocokan dengan keunggulan ataupun kemampuan
perusahaan itu sendiri.
Menurut (Weihrich, 1982), analisis TOWS digunakan untuk mengukur
perencanaan strategis perusahaan dengan memformulasikan strategi-strategi dan
mengukur faktor eksternal terlebih dahulu seperti Threats (T) dan Opportunities
(O), setelah itu baru mencoba mendeskripsikan faktor-faktor internal seperti
Weaknesses (W) dan Strengths (S). Adapun tujuan dari analisa matriks TOWS
adalah untuk menggambarkan berbagai alternatif yang dapat dijalankan
berdasarkan pada faktor kunci internal dan eksternal.
(Weihrich, 1982)mengidentifikasikan matriks TOWS menjadi empat
kelompok strategis konseptual berbeda, yaitu: Strength-Opportunity (SO),
26
Strength-Threats (ST), Weaknesses-Opportunities (WO), dan Weaknesses-Threats
(WT). Strategi SO adalah strategi yang dibuat dengan menggunakan kekuatan
faktor internal perusahaan untuk mendapatkan keuntungan dari kesempatan faktor
eksternal. Strategi ST adalah strategi yang dibuat untuk mengantisipasi ancaman
faktor eksternal dengan menggunakan kekuatan faktor internal yang ada. Strategi
WO adalah strategi yang dibuat untuk memperbaiki kelemahan faktor internal
dengan menggunakan kesempatan faktor eksternal. Selain itu, WO juga digunakan
untuk menunjukkan kesempatan yang ada dalam jangkauan yang dapat diraih
perusahaan jika dapat memperbaiki kelemahan faktor internal. Strategi WT adalah
strategi yang terjadi jika perusahaan menghadapi faktor-faktor kelemahan dan
ancaman yang tidak dapat ditangani lagi dengan menggunakan kekuatan dan
peluang yang ada. Bentuk-bentuk dari pelaksanaan WT adalah restrukturisasi,
likuidasi dan merger.
27
Gambar 2.4 Matrix SWOT
2.10 Marketing Strategi
Menurut (Kotler, Marketing Management, 2003), pemasaran adalah proses
dimana suatu perusahaan membuat suatu nilai untuk customer dan membuat
hubungan yang kuat terhadap customer demi mendapatkan nilai dari customer itu
sendiri sebagai balasannya.
Menurut (Kotler, Marketing Management, 2003) ada lima konsep
pemasaran yang dapat digunakan sebagai landasan bagi sebuah organisasi untuk
melaksanakan strategi pemasaran, yaitu:
28
1. Konsep Produksi
Konsep ini berpendapat bahwa konsumen akan lebih memilih produk
yang mudah didapat dan murah harganya. Oleh karena itu, manajemen
harus berkonsentrasi pada peningkatan efesiensi produksi dan cakupan
distribusi yang luas.
2. Konsep Produk
Konsep ini berpendapat bahwa konsumen akan lebih memilih produk
yang menawarkan mutu, kinerja terbaik, atau hal-hal inovatif lainnya.
Oleh karena itu, manajemen harus mencurahkan perhatiannya terusmenerus pada perbaikan dan pengembangan produk.
3. Konsep Penjualan
Konsep ini beranggapan bahwa konsumen enggan membeli produk,
sehingga perlu didorong untuk membeli, terkecuali suatu perusahaan
menjalankan usaha seperti promosi dan penjualan efektif untuk
merangsang pembelian.
4. Konsep Pemasaran
Konsep ini berpendapat bahwa kunci untuk mencapai tujuan organisasi
terdiri dari penentuan kebutuhan, keinginan pasar, serta memberi
kepuasan
yang
diinginkan
secara
lebih
efektif
dan
efesien
dibandingkan pesaingnya. Konsep ini bersandar pada empat pilar
utama, yakni: pasar sasaran, kebutuhan, pemasaran yang terkoordinir,
dan keuntungan.
29
5. Konsep Pemasaran Bersifat Sosial
Konsep ini beranggapan bahwa tugas perusahaan adalah menentukan
kebutuhan, keinginan, serta kepentingan pasar dan memenuhinya
secara lebih efektif dan efesien dibandingkan dengan pesaingnya,
dengan cara mempertahankan atau meningkatkan kesejahteraan
konsumen dan masyarakat konsep ini membutuhkan keseimbangan
antara keuntungan perusahaan, kepuasan pelanggan, dan kepentingan
umum.
Menururt (Bygrave & Zacharakis, 2011), strategi pemasaran sebuah
perusahaan harus selaras dengan sumber daya dan kemampuan yang dimilikinya.
Kerangka pemasaran yang strategis dibentuk dari tiga dimensi utama pemasaran,
yaitu Segmentation, Targeting, Positioning. Berikut ini adalah penjelasan dari
setiap dimensi tersebut
1. Segmentation
Segmentation dan Targeting merupakan proses yang digunakan untuk
mengidentifikasi pelanggan yang tepat untuk produk atau jasa yang
ditawarkan oleh perusahaan. Ini adalah proses segmentasi. Segmen
adalah sebuah kelompok pelanggan yang didefinisikan oleh dasar
umum tertentu atau karakteristik tertentu, yang dapat berupa
demografi, psikografi (biasanya disebut karakteristik gaya hidup), atau
perilaku.

Karakteristik demografi meliputi usia, pendidikan, gender dan
pendapatan.
30

Karakteristik psikografi meliputi deskripsi mengenai kepribadian,
seperti aktif, individualistis, atau pengambil resiko.

Karakteristik perilaku meliputi ciri ciri pelanggan seperti kesetiaan
terhadap merek tertentu dan kesediaannya untuk menggunakan
produk baru.
2. Targeting
Proses Targeting melakukan perbandingan terhadap segmen segmen
yang telah didefinisikan dalam proses Segmentation dan kemudian
memilih segmen yang paling menarik, yang selanjutnya akan menjadi
target utama. Definisi mengenai target market ini sangat penting
karena akan mengarahkan perusahaan menuju strategi pemilihan
pelanggan. Daya tarik sebuah segmen berhubungan dengan ukurannya,
tingkat pertumbuhannya dan keuntungan potensialnya.
3. Positioning
Proses Positioning berhubungan dengan para kompetitor dan
pandangan pelanggan terhadap produk atau jasa yang ditawarkan.
Positioning biasanya menggambarkan penawaran yang diberikan oleh
perusahaan, relatif terhadap atribut produk atau jasa tertentu dan
merupakan satu hal yang paling diperhatikan oleh pelanggan. Beberapa
atribut biasanya meliputi harga, kualitas dan kenyamanan, yang dapat
diberi skala mulai dari tinggi ke rendah.
2.11 Marketing Mix-7p
Menurut (Kotler & Amstrong, Principles of Marketing, 2010), bauran
pemasaran adalah kumpulan alat pemasaran taktis terkendali yang dipadukan
31
perusahaan untuk menghasilkan hasil yang diinginkan di pasar sasaran. Bauran
pemasaran dikelompokkan menjadi empat P yaitu Product (produk), Price
(harga), Place (tempat), Promotion (promosi).
Menurut (Ratih, 2008), mengemukakan bahwa “Bauran pemasaran adalah
elemen-elemen organisasi perusahaan yang dapat dikontrol oleh perusahaan
dalam melakukan komunikasi dengan konsumen, dan akan dipakai untuk
memuaskan konsumen”.
Menurut (Ratih, 2008), bauran pemasaran dapat diperluas dengan
penambahan unsur non-tradisional marketing mix, yaitu people (orang), physical
evidence (fasilitas fisik), dan process (proses) sehingga semuanya menjadi unsur
7P. Berikut ini penjelasan unsur 7P adalah sebagai berikut :
1. Product
Produk adalah segala sesuatu yang ditawarkan produsen untuk
diperhatikan, diminta, dicari, dibeli, digunakan, atau dikonsumsi pasar
sebagai pemenuhan kebutuhan atau keinginan pasar yang bersangkutan.
2. Price
Harga adalah nilai suatu barang atau jasa yang diukur dengan sejumlah
uang dimana berdasarkan nilai tersebut seseorang atau perusahaan
bersedia melepaskan barang atau jasa yang dimiliki kepada pihak lain.
3. Place
Tempat adalah berbagai kegiatan perusahaan untuk membuat produk yang
dihasilkan/dijual terjangkau dan tersedia bagi pasar sasaran.
32
4. Promotion
Promosi adalah semua jenis kegiatan yang ditujukan untuk mendorong
permintaan.
5. People
People Adalah semua pelaku yang turut ambil bagian dalam penyajian jasa
dan dalam hal ini mempengaruhi persepsi pembeli. Yang termasuk dalam
elemen ini adalah personel perusahaan dan konsumen.
6. Physical Evidence
Physical Evidence yaitu Lingkungan tempat jasa di-deliver dan tempat
perusahaan berinteraksi dengan pelanggan, beserta semua komponen
tangible yang memfasilitasi kinerja dan komunikasi jasa.
7. Process
Proses adalah Prosedur, mekanisme dan arus aktivitas aktual saat jasa
dideliver: delivery dan sistem operasi jasa.
Gambar 2.5 Strategi Marketing 7P
33
2.12 Analisis Five Force Porter
Porter five forces dikembangkan pertama kali oleh Michael porter. Porter
five forces adalah suatu tool untuk menganalisa lingkungan yang kompetitif yang
berpengaruh pada pemasaran suatu produk. Michael E. Porter merupakan salah
satu marketing merupakan salah satu ahli marketing terkenal. Teori Porter yang
paling terkenal adalah Porter’s Five Forces Analysis. Menurut (Porter, 2008),
definisi analisis Five Forces ini bertujuan untuk mengidentifikasi apakah suatu
produk memiliki potensi yang menguntungkan dimana keuntungan tidak hanya
diambil dari kondisi yang baik tetapi juga harus dari kondisi yang lemah.
Gambar 2.6 Five Force Porter
Porter’s Five Forces Analysis terdiri dari lima analisis yaitu :
1. Ancaman Produk atau Jasa pengganti (Threat Of Subtitute Product and
Services), dimana cara mudah masuknya produk atau jasa yang dapat
34
menjadi alternatif dari produk atau jasa yang sudah ada, khususnya
yang dibuat dengan biaya lebih murah.
2. Persaingan di antara pemain yang sudah ada (Rivalry Among Existing
Firms), dimana analisis Bagaimana kuatnya persaingan diantara
pemain yang sudah ada.Apaka ada pemain yang sangat dominan atau
semuanya sama.
3. Ancaman Pendatang Baru (The Threat of New Entrants), dimana di
dalam analisis ini melihat bagaimana Cara yang mudah atau sulit untuk
kompetitor baru untuk mulai bersaing industri yang sudah ada.
4. Daya tawar dari supplier (The Bargaining Power Of Suppliers),
dimana analisis ini melihat bagaimana kuatnya posisi penjual. Apakah
ada banyak supplier atau hanya beberapa supplier saja, bisa jadi
mereka memonopoli supply barang.
5. Daya tawar dari pembeli (Bargaining Power of Customers), dimana
analisis ini Bagaimana kuatnya posisi pembeli. Pembeli mempunyai
kekuatan utk menentukan kemana dia akan melakukan transaksi
2.13 Sumber Daya Dalam Bisnis
Sumber daya keuangan adalah uang yang di sediakan untuk perusahaan yang
harus di bayar kembali pada suatu waktu. Kewajiban membayar biasaya di
jaminkan dengan property atau oeralatan yang di beli melalui bisnis, atau dari
harta pribadi pengusaha.
Pendanaan dengan ekuitas adalah uang yang di sediakan untuk perusahaan
yang memungkinkan penyedia memiliki hak dan kepemilikan dalam perusahaan
dan tidak di harapkan harus di bayar kembali.
35
Sumber daya keuangan :
1.
Angels Invest
Menururt (Bygrave & Zacharakis, 2011), dalam tahap awal perusahaan
yang belum memiliki cukup modal dan matang untuk menerima uang dari
ventrure capital. Sifat dari angels invest ini adalah
tidak terlalu
memikirkan kapan bisa mendapatkan untung. Biasanya yang menjadi
Angels Invest adalah keluarga.
2.
Venture capital
Menururt (Bygrave & Zacharakis, 2011), hampir selalu diinvestasikan
dalam perusahaan-perusahaan yang sudah dalam bisnis dan telah
menunjukkan potensi untuk menjadi bintang atau lebih baik lagi superstars
dalam industri mereka.
2.14 Diferensiasi
Menurut (Ritson, Strategic Management, 2011), mengemukakan bahwa,
strategi diferensiasi dilakukan berdasarkan :

Menyediakan barang atau jasa yang unik atau berbeda dari yang
ditawarkan oleh para pesaing.

Menyediakan barang atau jasa yang mempunyai nilai yang lebih tinggi
dari pada yang ditawarkan oleh pesaing.

Meningkatkan kepuasan pembeli.

Meningkatkan nilai yang dirasakan oleh pembeli.
2.15 Perencanaan Bisnis (Business Plan)
Menurut (Bygrave & Zacharakis, 2011), perencanaan bisnis merupakan
sebuah dokumen yang disiapkan oleh wirausaha, dimana biasanya berhubungan
36
dengan profesi mereka yang memberian detail perihal masa lalu, masa sekarang
dan masa depan perusahaan. Perencanaan bisnis ialah setiap rencana yang disusun
untuk sebuah bisnis agar melihat ke masa depan, mengalokasikan sumber daya,
berfokus pada key poin, dan mempersiapkan diri untuk masalah dan kesempatan
yang ada. Jadi perencanaan bisnis adalah dokumen tertulis yang disiapkan oleh
wirausaha yang menggambarkan semua unsur yang relevan baik internal maupun
eksternal mengenai perusahaan untuk memulai pada waktu usaha. Adapun isinya
sering merupakan perencanaan terpadu menyangkut pemasaran, permodalan,
operasional dan sumber daya manusia.
Kegunaan dari pembuatan perencanaan bisnis ini sebagai berikut :
1. Kegiatan penelitian (bisnis) yg akan dilaksanakan / sedang berjalan
tetap pada jalur yang direncanakan.
2. Pedoman untuk mempertajam rencana-rencana yang diharapkan.
3. Alat untuk mencari dana dari pihak ketiga (investor, lembaga
keuangan dll)
Sebuah perencanaan dikatakan baik dan sukses memerlukan tiga hal penting,
yakni :

Kemana kita akan menuju

Dimana posisi kita sekarang

Bagaimana kita akan mencapai tujuan tersebut dari posisi yang sekarang
37
Executive
Summary
Industry,
Customer,
Competitor
Company &
Product
Team
Operations
Plan
Marketing Plan
Crtitical Risks
Offering
Financial Plan
Gambar 2.7 Tahapan Business Plan
2.16 Delapan Aturan Emas dalam perancangan user
interface
Menurut (Shneiderman & Plaisant, 2010), terdapat 8 prinsip dari
perancangan sebuah interface, adalah:
1. Berusaha Untuk Konsisten
Aturan ini merupakan aturan yang paling sering dilanggar. Urutan aksi
yang konsisten diperlukan pada situasi yang sama, istilah yang serupa
harus digunakan pada promp, menu, dan layar bantuan. Serta konsistensi
pada warna, layout, kapitalisasi huruf, dan lainnya.
2. Memungkinkan Pengguna sering menggunakan shortcut
Semakin bertambahnya penggunaan, begitu juga dengan keperluan
pengguna untuk mengurangi jumlah dari interaksi dan menambah jangka
waktu dari interaksi. Kunci khusus perintah tersembunyi, dan perintah
38
tersembunyi akan sangat dihargai pengguna yang berpengetahuan. Waktu
respon yang cepat dan tampil dengan cepat adalah hal yang menarik bagi
pengguna yang sering menggunakan program.
3. Menawarkan umpan balik yang informatif.
Setiap hal yang dilakukan oleh pengguna, harus ada sebuah sistem yang
memberikan umpan balik. Presentasi visual dari objek yang menarik,
menyediakan sebuah lingkungan yang nyaman untuk melanjutkan
perubahan secara ekspilisit.
4. Merancang dialog untuk mengakhiri hasil
Serangkaian aksi seharus diatur dalam grup-grup dari awal, pertengahan
hingga akhir. Umpan balik yang informatif pada penyeleksian dari aksi
sebuah grup dapat memberikan kepuasan atas keberhasilan kerja. Rasa
lega, menghasikan pilihan yang tidak pasti dari pemikiran, dan sebuah
indikasi bahwa jalan sudah tersedia untuk melakukan aksi berikutnya.
5. Menawarkan pencegahan kesalahan dan penganganan kesalahan
yang mudah
Sebisa mungkin, rancang sebuah sistem dimana pengguna tidak akan
melakukan kesalahan serius. Jika pengguna melakukan kesalahan, sistem
harus bisa mendeteksi kesalahan dan menawarkan sebuah penanganan
yang mudah digunakan, membangun, dan spesifik.
6. Mengijinkan pembalikan aksi yang mudah
Sebisa mungkin, aksi yang teah dilakukan dapat dikembalikan lagi. Ketika
pengguna mengetahui kalau terjadi kesalahan yang dapat dikembalikan,
39
maka akan mendorong pengguna untuk mengeksplor pilihan-pilihan yang
tidak dikenal.
7. Mendukung proses pengawasan internal
Operator yang berpengalaman mempunyai keinginan yang kuat untuk ikut
serta dalam penaganan sistem, dan sistem tersebut merespon aksi yang
mereka lakukan.
8. Mengurangi ingatan jangka pendek
Keterbatasan dari pemrosesan informasi pada manusia dalam hal memori
jangka pendek, membuat tampilan harus dibuat sederhana, penampilan
halaman yang banyak bisa dikosolidasi, pemindahan tampilan layar dapat
dikurangi, dan sebagainya.
Download