upaya guru dalam mengembangkan kreativitas bahasa lisan anak

advertisement
UPAYA GURU DALAM MENGEMBANGKAN
KREATIVITAS BAHASA LISAN ANAK
MELALUI METODE BERMAIN PERAN DAN METODE BERCERITA
DI TK BHAYANGKARI 23 BANDAR LAMPUNG
Oleh:
Nyimas Aisyah
1420431008
TESIS
Diajukan Kepada Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga
Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh
Gelar Magister Pendidikan Islam
Program Studi Pendidikan Raudhatul Athfal
YOGYAKARTA
2016
ii
iii
iv
v
vi
MOTTO
Dia (Karun) berkata: “Sesungguhnya aku memperoleh hal itu (kekayaan) karena
ilmu pada diriku.” Dan apakah ia tidak tahu bahwa Allah telah memunahkan
generasi-generasi terdahulu yang lebih perkasa daripadanya dan memiliki harta
yang berlimpah ruah? Sehingga tidak perlu disangsikan lagi (mengenai)
kebiadaban umat yang berdosa itu. (QS. Al-Qasas: 78)
Jabir r.a berkata: “Saya pernah masuk (datang) kepada Rasulullah Saw. Ketika
itu, beliau sedang merangkak. Di punggungnya ada Hasan dan Husain yang
bergelantungan di samping beliau. Beliau berjalan dengan membawa keduanya
(beban itu) dan bersabda, „Sebaik-baik „unta‟ adalah unta kalian berdua, dan
sebaik-baiknya „karung‟ (muatan) adalah kalian berdua.”
(HR. Thabrani).
“Kami tidak mengutus seorang rasulpun, melainkan dengan bahasa kaumnya,
supaya ia dapat memberi penjelasan dengan terang kepada mereka. Maka Allah
menyesatkan siapa yang Dia kehendaki, dan memberi petunjuk kepada siapa yang
Dia kehendaki. Dan Dia-lah Tuhan Yang Maha Kuasa lagi Maha Bijaksana.”
(QS. 14:4)
vii
PERSEMBAHAN
Tesis ini peneliti persembahkan untuk Almamaterku tercinta
Prodi Pendidikan Guru Roudhatul Athfal (PGRA)
Pasca Sarjana Universitas Islam Negeri
Sunan Kalijaga Yogyakarta
viii
ABSTRAK
Tema ini dipilih untuk mengungkapkan bahwa PAUD sangat penting,
karena anak yang mendapatkan stimulus pendidikan sejak dini akan mengalami
pertumbuhan dan perkembangan baik jasmani dan rohani secara optimal. Dan,
untuk keberhasilan PAUD selain peran orang tua, tidak kalah penting juga peran
guru. Berkenaan dengan hal tersebut, guru-guru di TK Bhayangkari 23 Bandar
Lampung telah menggunakan metode bermain peran dan metode bercerita.
Metode ini digunakan dengan maksud agar anak dapat berkomunikasi (lisan)
dengan baik. Merangsang minat dalam aspek komunikasi dari kegiatan bermain
saat bermain peran anak bisa mengubah-ubah status antara peran pura-pura
dengan identitas sesungguhnya.
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan mengetahui hasil
pelaksanaan pengembangan bahasa anak usia dini melalui metode main peran
(role playing) dan metode bercerita. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan
konstribusi positif bagi pengembangan penelitian pendidikan terutama dalam
pengembangan kreativitas bahasa lisan anak usia dini, sekaligus sebagai bahan
pertimbangan untuk TK Bhayangkari 23 Bandar Lampung.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan
pendekatan psikologis dan sosiologis. Teknik pengumpulan data didapatkan
melalui observasi, wawancara dan dokumentasi. Setelah data didapatkan
selanjutnya dianalisis dengan langkah-langkah reduksi data. Penyajian data,
pengambilan kesimpulan, dan verifikasi data. Metode main peran (role playing)
dan metode bercerita dirancang untuk mengaktifkan anak dalam pengembangan
bahasa sesuai dengan tahap tumbuh-kembang anak. Kegiatan yang beragam
dilakukuan oleh anak demi pengembangan sikap, kebiasaan, dan pemahaman
yang karenanya bermuara pada pembentukan karakter anak.
Dari hasil penelitian diperoleh kesimpulan bahwa: pertama, upaya guru
yang dilakukan dengan sungguh-sungguh untuk mengembangkan kreativitas
bahasa lisan anak sudah cukup baik diantaranya anak mampu menyebut nama
lengkapnya, senang menyebut kata-kata baru, senang bertanya tentang sesuatu,
dan menjawab pertanyaan dengan kata-kata yang benar. Kedua, metode bermain
peran (role playing) dan metode bercerita adalah metode yang tepat digunakan
untuk dapat mengembangkan kemampuan bahasa lisan anak. Ketiga, melalui
sensorimotorik anak, yaitu: melihat, mendengar, merasa, mencium, dan meraba
memungkinkan anak berbuat langsung dalam menemukan informasi-informasi
yang mereka dapatkan sendiri akan lebih terarah sehingga potensi anak akan
tumbuh secara optimal.
Kata Kunci: Pendidikan anak usia dini, bahasa, main peran, bercerita
ix
KATA PENGANTAR
Puji syukur peneliti panjatkan, kehadirat ilahi Robb Allah SWT yang telah
melimpahkan Rahmat dan Nikmatnya yang tak terhingga banyaknya, atas izinNya telah memperkenankan peneliti hingga dapat menyelesaikan tesis ini.
Sholawat dan salam semoga tetap terlimpah kepada kekasih-Nya Nabi
Muhammad SAW yang kita nantikan syafaatnya.
Dengan penelitian berjudul: Upaya Guru dalam Mengembangkan
Kreativitas Bahasa Lisan Anak Melalui Metode Bermain Peran dan Metode
Bercerita di TK Bhayangkari 23 Bandar Lampung ini peneliti berharap mampu
menghadirkan sebuah wacana alternatif mengenai PAUD di mana pada usia dini
merupakan masa emas untuk mengembangkan segala potensi yang ada di dalam
diri anak. Tesis ini disusun untuk melengkapi tugas-tugas dan memenuhi syaratsyarat guna memperoleh gelar Magister Pendidikan Islam dalam Ilmu Tarbiyah
pada Fakultas Tarbiyah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
Penyelesiaan tesis ini tidak terlepas dari adanya bantuan dari berbagai
pihak. Untuk itu dengan segala kerendahan hati ini peneliti mengucapkan terima
kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada:
1. Bapak Prof. Yudian Wahyudi, M.A., Ph.D. selaku Rektor UIN Sunan
Kalijaga beserta jajarannya.
2. Bapak Prof. Nurhaidi, M.A., M.phil., Ph.D. selaku direktur pasca sarjana
beserta jajarannya.
x
3. Ibu Ro‟fah, BSW., M.A., Ph.D. selaku ketua Interdisciplinary Islamic
Studies.
4. Bapak Sangkot Sirait selaku pembimbing yang telah memberikan arahan
dan bimbingan kepada peneliti.
5. Para dosen pasca sarjana yang telah memberikan banyak pembelajaran dan
motivasi sehingga peneliti dapat menyelesaikan program S2 ini.
6. Ibu Yuli Dwi Irianto selaku Ketua Yayasan Bhayangkari cabang Kota
Bandar Lampung yang telah memberikan izin kepada peneliti untuk
melanjutkan pendidikan Program S2 ini.
7. Kepala TK, Guru dan Karyawan TK Bhayangkari 23 yang telah memberi
motivasi kepada peneliti.
8. Ibunda, suami, anak dan saudara-saudara yang telah memberi doa, motivasi
dan penyemangat selama peneliti menjalani pendidikan program S2 ini.
9. Segenap teman-teman program studi PGRA angkatan tahun 2014 atas
segala bantuan dan konstribusinya.
10. Pihak- pihak lain yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
Semoga semua bentuk konstribusi yang telah diberikan dinilai ibadah di sisi
Allah SWT dan diberikan balasan berlipat ganda. Semoga Allah SWT senantiasa
memberi kesempatan untuk mengabdikannya pada jalan yang benar.
Yogyakarta,
2016
Peneliti
Nyimas Aisyah
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................................
PERNYATAAN KEASLIAN ..............................................................................
PERNYATAAN BEBAS PLAGIASI ................................................................
PENGESAHAN ....................................................................................................
PENGESAHAN TIM PENGUJI TESIS ...............................................................
HALAMAN NOTA DINAS PEMBIMBING .....................................................
MOTTO ...............................................................................................................
PERSEMBAHAN ................................................................................................
ABSTRAK ...........................................................................................................
KATA PENGANTAR .........................................................................................
DAFTAR ISI ........................................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................
i
ii
iii
iv
v
vi
vii
viii
ix
x
xii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................
A. Latar Belakang Masalah ...........................................................................
B. Rumusan Masalah .....................................................................................
C. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian ...............................................
D. Kajian Pustaka ..........................................................................................
E. Metode Penelitian .....................................................................................
1
5
5
7
10
BAB II LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Teori Tentang Kreativitas Bahasa Anak ...................................
1. Kreativitas .........................................................................................
2. Bahasa ...............................................................................................
3. Berbahasa ..........................................................................................
4. Konsep Kreativitas Bahasa Lisan Anak .............................................
17
17
21
23
27
B. Tinjauan Teori Tentang Metode Bermain Peran ......................................
1. Pengertian Metode Bermain Peran .....................................................
2. Tujuan Metode Bermain Peran ..........................................................
3. Macam-macam Bentuk Bermain Peran .............................................
4. Manfaat dan Fungsi Metode Bermain Peran ......................................
5. Langkah-langkah Metode Bermain Peran ..........................................
6. Peran Guru dalam Kegiatan Bermain Peran .......................................
7. Kelebihan dan Kekurangan Metode Bermain Peran ..........................
35
35
38
38
40
41
41
42
C. Tinjauan Tentang Teori Metode Bercerita ...............................................
1. Pengertian Metode Bercerita ..............................................................
2. Tujuan Metode Bercerita.....................................................................
3. Manfaat dan Fungsi Metode Bercerita ................................................
4. Bentuk-bentuk Bercerita .....................................................................
43
43
44
46
47
xii
BAB III LAPORAN HASIL PENELITIAN
A. Sejarah Singkat Berdirinya TK Kemala Bhayangkari 23
Bandar Lampung ....................................................................................... 51
B. Desain dan Mekanisme Pelaksanaan Metode Bermain Peran dan
Metode Bercerita ....................................................................................... 58
C. Hasil Penerapan Metode Bermain Peran dan Metode Bercerita
dalam Mengembangkan Kreativitas bahasa lisan Anak di TK Bhayangkari
23 Bandar Lampung .................................................................................. 103
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan ..............................................................................................
B. Saran .........................................................................................................
C. Penutup .....................................................................................................
Daftar Pustaka ......................................................................................................
Lampiran-lampiran ...............................................................................................
xiii
111
112
112
113
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah investasi peradaban, tanpa pendidikan maka
pengetahuan tidak akan berkembang. Menyukseskan pendidikan adalah
tanggung jawab kita bersama, apalagi pendidikan untuk anak-anak kita, karena
anak adalah anugerah dan amanah dari Allah SWT, maka kita harus
mengembangkan segala potensi yang ada dalam dirinya.
Stimulus yang digunakan yaitu melalui pendidikan anak usia dini
seperti yang diamanatkan dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional Bab I, Pasal II, Butir 14, bahwa: Pendidikan anak usia
dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir
sampai dengan usia 6 tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan
pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan
rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.1
Taman Kanak-kanak berfungsi sebagai lembaga pendidikan yang
menyelenggarakan
pendidikan
dan
menitikberatkan
pada
upaya
menumbuhkembangkan kemampuan fisik, kecerdasan emosi, kecerdasan
spiritual, sosial emosional, yang akhirnya akan bermuara pada pembentukan
karakter anak. Taman Kanak-kanak adalah lembaga pendidikan pertama yang
1
Menteri Pendidikan Nasional, Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 58 Standar
Pendidikan Anak Usia Dini, (Jakarta, 2009).
2
dimasuki oleh seorang anak karena Taman Kanak-kanak tersebut merupakan
dasar untuk melangkah lebih lanjut pada pendidikan seterusnya.
Melalui penjelasan di atas, dapat diketahui bahwa Taman Kanak-kanak
sebagai
lembaga
pembelajarannya,
belajarnya
dari
pendidikan
dimana
memiliki
siswa
lingkungan
dapat
pendidikan
keunikan
dalam
pelaksanaan
mengembangkan
pengalaman
sehingga
akan
anak
dapat
mengembangkan seluruh potensi pada dirinya. Berbagai aspek dikembangkan
di Taman Kanak-kanak seperti, kognitif, fisik motorik, nilai agama, moral,
sosial emosi juga seni. Taman Kanak-kanak harus dapat berusaha
mengembangkan seluruh potensi anak termasuk pengembangan bahasa.
Pada anak usia Taman Kanak-kanak kemampuan yang paling umum
dan efektif dilakukan adalah kemampuan berbahasa. Hal ini selaras dengan
karakteristik umum kemampuan bahasa anak pada usia tersebut. Karakteristik
ini meliputi kemampuan anak untuk dapat berbicara dengan baik,
melaksanakan 3 perintah lisan secara berurutan, menyebutkan nama dan
sebagainya. Belajar berbicara dapat dilakukan dengan bantuan dari orang
dewasa melalui percakapan. Dengan bercakap-cakap anak akan menemukan
pengalaman dan meningkatkan pengetahuannya serta mengembangkan
kemampuan bahasanya. Hal ini dapat dilakukan seorang guru ketika
menggunakan metode bermain peran dan bercerita.
Dengan
demikian
seorang
guru
dalam
melaksanakan
tugas
mengajarnya benar-benar dituntut untuk terlebih dahulu menguasai metodemetode baik kelemahan atau kelebihan dari metode yang akan digunakan serta
3
mengetahui tempat dan waktu yang tepat untuk menggunakan suatu metode.
Hal ini sesuai dengan pendapat Slameto, bahwa “salah satu langkah untuk
memiliki strategi dalam proses belajar mengajar adalah harus mengetahui dan
memiliki metode mengajar sebagai teknik penyajian yang harus dikuasai oleh
guru untuk menyampaikan bahan pelajaran dalam kelas (di luar kelas) agar
proses pembelajaran tersebut dapat dilihat oleh peserta didik dengan baik.”2
Pendapat di atas memberikan penjelasan bahwa metode mengajar
adalah
sangat
menentukan
akan
keberhasilan
tujuan
pendidikan.
Menggunakan metode mengajar banyak ragamnya, akan tetapi seorang guru
harus memilih dan menerapkan metode mengajar yang sesuai dengan fasilitas,
kriteria murid dan lain sebagainya, sehingga tidak terjadi kesenjangan
pelajaran akibat penerapan metodologi yang salah satunya tidak tepat. Ada
beberapa metode yang dapat diterapkan untuk mengembangkan kemampuan
anak di Taman Kanak-kanak yaitu: metode bermain, karya wisata, bercakapcakap, bercerita, demonstrasi, proyek, bermain peran dan metode pemberian
tugas.
Kreativitas bahasa lisan, terutama berbicara diperlukan sebagai dasar
bagi anak untuk berinteraksi dengan orang lain, baik dengan orang tuanya
maupun dengan teman seusianya serta orang yang lebih dewasa dari segi
umurnya. Kreativitas bahasa lisan merupakan perkembangan yang sangat
penting bagi anak usia dini, karena bahasa bukanlah sekedar pengucapan katakata atau bunyi, tetapi merupakan suatu alat untuk mengekspresikan,
2
Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta,
2003), hlm. 11.
4
mengatakan, menyampaikan atau mengomunikasikan pikiran, ide maupun
perasaan. Tujuan berbahasa adalah untuk memberitahukan, melaporkan,
menghibur, membujuk dan meyakinkan seseorang. Secara umum kreativitas
bahasa lisan anak usia 5-6 tahun sudah dapat berbicara lancar dengan
menggunakan kata-kata baru (5 tahun) dan pada usia 6 tahun anak mulai
tampak menggunakan kata tanya seperti “siapa” “apa” “mengapa” dan
“bagaimana” hingga anak menguasai banyak hal tentang struktur sintaksis
yang lebih komplek.
Dengan metode bermain peran anak akan terlatih bertanya dan
menjawab pertanyaan dari dialog yang mereka perankan, begitupun dengan
metode bercerita guru dapat mengasah kemampuan bahasa lisan anak, sebab
pada saat anak mendengarkan cerita, anak dapat bertanya dan menjawab
pertanyaan tentang sesuatu yang ada dalam cerita tersebut. Demikian halnya di
TK Bhayangkari 23 Bandar Lampung, proses belajar mengajar lebih banyak
menggunakan metode bermain peran dan metode bercerita, perlu dijelaskan
disini dengan menggunakan dua metode tersebut semua aspek perkembangan
anak dapat berkembang maksimal tanpa terkecuali aspek berbahasa.3
Berdasarkan pra-survey diketahui bahwa jumlah murid kelas B2 di TK
Bhayangkari 23 Bandar Lampung Tahun Perlajaran 2015-2016 ada 28 anak,
terdiri dari 15 anak laki-laki dan 13 anak perempuan.
Dan dari pengamatan peneliti, tingkat kreativitas bahasa lisan anak TK
Bhayangkari 23 Bandar Lampung sangat bervariasi. Artinya ada anak yang
3
Suliyem, Kepala TK Bhayangkari 23 Bandar Lampung, wawancara 10 Maret 2015.
5
mampu berbahasa dan ada yang sedang serta ada yang sulit untuk berbahasa.
Padahal inti berbahasa adalah mengeluarkan ide, gagasan, atau pendapat
kepada orang lain. Oleh sebab itu seorang guru TK harus berusaha dengan
berbagai cara untuk meningkatkan kreativitas bahasa lisan anak.
Fenomena di atas dapat menimbulkan pertanyaan mengapa anak-anak
kelas B2 belum mampu berbahasa dengan baik dan dari kondisi tersebut sudah
selayaknya seorang guru TK untuk melakukan usaha perbaikan, salah satu
usaha yang dapat dilakukan guru adalah memilih salah satu strategi
pembelajaran yang tepat. Peneliti berencana menggunakan metode bermain
peran dan bercerita pada saat pembelajaran untuk mengembangkan kreativitas
bahasa lisan anak. Mengingat metode bermain peran dan bercerita anak akan
terlatih berbicara (berdialog) dengan kosa-kata baru, bertanya dan menjawab
tentang suatu hal. Dengan demikian kedua metode tersebut merupakan
metode-metode yang tepat untuk mengembangkan kreativitas bahasa (lisan) di
Taman Kanak-kanak.
Dari uraian di atas peneliti merasa perlu mengadakan penelitian tentang
“Upaya guru dalam mengembangkan kreativitas bahasa lisan anak melalui
metode bermain peran dan metode bercerita di Taman Kanak-kanak
Bhayangkari 23 Bandar Lampung”
B. Rumusan Masalah
1.
Bagaimana pengembangan kreativitas bahasa lisan anak usia 5-6 tahun di
TK Bhayangkari 23 Bandar Lampung?
6
2.
Sejauh mana peranan metode bermain peran dan metode bercerita dalam
mengembangkan kreativitas bahasa lisan anak usia 5-6 tahun di TK
Bhayangkari 23 Bandar Lampung?
C. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian
Berdasarkan fokus masalah di atas, maka disimpulkan tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mengetahui pengembangan kreativitas bahasa
lisan anak melalui metode bermain peran dan metode bercerita di TK
Bhayangkari 23 Bandar Lampung.
Secara umum tujuan penelitian tersebut di atas akan terjawab nantinya
pada setiap bab dalam penelitian ini. Sementara kegunaan penelitian ini dapat
dirinci sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian dari tesis ini diharapkan dapat memperkuat tesis-tesis
yang telah ada sebelumnya, dan dapat dijadikan referensi untuk penelitianpenelitian berikutnya.
2. Manfaat Praktis
Melalui penelitian ini diharapkan dapat memperoleh manfaat baik
bagi
a.
Praktisi-praktisi khususnya praktisi anak usia dini agar dapat menjadi
guru yang professional.
7
b.
Pemegang kebijakan khususnya yang berkecimpung pada Pendidikan
Anak Usia Dini (PAUD). Baik Kepala TK, Yayasan, maupun
Pemerintah.
D. Kajian Pustaka
Dalam strategi mengembangkan bahasa anak, salah satunya adalah
dengan menggunakan metode bercerita dan bermain peran. Metode-metode ini
dapat memberikan pengaruh yang besar dalam perkembangan bahasa anak,
seperti yang telah dijelaskan Moeslichantoen. Menurutnya, dengan kegiatan
bercerita anak dibimbingan mengembangkan kemampuan untuk memberikan
informasi atau menanamkan nilai-nilai sosial, moral dan keagamaan.4
Menurut Tampubolon dalam Nurbiana Dhieni, “bercerita bagi anak
mempunyai peranan penting bukan saja dalam menumbuhkan minat dan
kebiasaan membaca, tetapi juga dalam mengembangkan bahasa dan pikiran
anak” 5 , demikian juga dengan metode bermain peran merujuk pada teori
Vygotsky yang menyebutkan bahwa bermain peran merupakan cara
mendramatisasikan (dengan dialog) bentuk tingkah laku dalam hubungan
social. Dengan demikian fungsi metode bermain peran dan metode bercerita
bagi anak Taman Kanak-kanak adalah membantu perkembangan bahasa anak.
Kajian penulis tentang kedua metode ini sejalan dengan beberapa artikel dan
karya ilmiah berikut:
4
5
Moeslichantoen R, Metode Pengajaran di Taman Kanak-kanak....., hlm. 170.
Nurbiana Dhieni. dkk., Metode Pengembangan Bahasa....., hlm. 6.5
8
Pertama, artikel dalam jurnal pendidikan karakter yang ditulis oleh
Dwiyanto Joko Parwono yang berjudul “Implementasi Pendidikan Karakter
dan Kerjasama pada Mata Kuliah Keterampilan Berbicara Bahasa Prancis
dengan Metode Bermain Peran”. Dalam artikel tersebut dijelaskan bahwa
bermain peran adalah salah satu bentuk permainan pendidikan yang digunakan
untuk menjelaskan perasaan, sikap, tingkah laku dan nilai dengan tujuan untuk
menghayati perasaan, sudut pandang dan cara berfikir orang lain. Penggunaan
metode ini akan membawa peserta didik untuk belajar memecahkan masalah
pribadi, dengan bantuan kelompok sosial yang anggotanya adalah temantemannya sendiri. Melalui main peran, peserta didik mencoba mengeksplorasi
masalah-masalah hubungan antar manusia dengan cara memeragakannya.
Kedua, artikel dalam jurnal pendidikan dan perkembangan yang
ditulis oleh Azwinar yang berjudul “Peningkatan Perkembangan Bahasa Anak
melalui Bermain Peran di Taman Kanak-kanak Syukrilah Agam”. Dalam hasil
penelitian
tersebut
dapat
disimpulkan
adanya
permasalahan
yaitu
perkembangan bahasa anak belum berkembang. Agar tujuan perkembangan
bahasa dapat tercapai secara optimal diperlukan strategi dan pendekatan yang
sesuai dengan karakteristik pembelajaran di Taman Kanak-kanak, yaitu
melalui bermain dengan menggunakan metode mengajar yang tepat untuk
mengembangkan perkembangan bahasa serta melibatkan anak dalam kegiatan
yang dapat memberikan berbagai pengalaman bagi anak; Mengajarkan anak
berbahasa dengan bermain peran dapat meningkatkan perkembangan bahasa
anak; Melalui bermain peran dapat memberikan pengaruh yang cukup nyata
9
untuk meningkatkan hasil belajar anak, dengan adanya peningkatan persentase
dari siklus I ke siklus II; Perkembangan bahasa anak dalam proses
pembelajaran dapat meningkat dengan bermain peran di TK Syukrillah Lubuk
Basung; Pelaksanaan bermain peran dapat meningkatkan perkembangan
bahasa anak terutama dalam hal berdialog dan berkomunikasi sehari-hari.
Ketiga, artikel dalam jurnal pendidikan dan perkembangan yang
ditulis oleh Putu Desy Krisnayanti yang berjudul “Pengaruh Implementasi
Metode Pembelajaran Bermain Peran terhadap Kemampuan Berbicara dan
Kreativitas Anak dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia” Hasil penelitian
menunjukkan bahwa: (1) terdapat perbedaan kemampuan berbicara yang
signifikan antara siswa yang mengikuti metode pembelajaran bermain peran
dan siswa yang mengikuti metode pembelajaran konvensional pada mata
pelajaran bahasa Indonesia, (2) terdapat perbedaan kreativitas yang signifikan
antara siswa yang mengikuti metode pembelajaran bermain peran dan siswa
yang mengikuti metode pembelajaran konvensional pada mata pelajaran
bahasa Indonesia, (3) secara simultan kemampuan berbicara dan kreativitas
siswa yang mengikuti metode pembelajaran bermain peran lebih baik secara
signifikan daripada siswa yang mengikuti metode konvensional pada mata
pelajaran bahasa Indonesia.
Keempat, artikel publikasi ilmiah yang ditulis oleh Kartika Wijayanti
yang berjudul “Peningkatan Kemampuan Berbahasa Anak melalui Metode
Bermain Peran bagi Anak Kelompok B2 pada TK MTA 1 Alas Tuwo
Kabakkramat” Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang dilakukan di
10
TK MTA 1 Alastuwo pada anak Kelompok B2 diketahui bahwa terjadi
peningkatan anak dari Siklus I sampai dengan Siklus II. Rata-rata prosentase
pencapaian kemampuan bahasa anak meningkat berturut-turut dari prasiklus,
sikus I hingga siklus II 45,16% menjadi 61,83%, 80%. Sedangkan jumlah
anak yang tuntas belajar atau mencapai presentase keberhasilan sebesar 80%
juga terus meningkat yaitu 6,67% di pra siklus, 20% di siklus I dan 86,66% di
siklus II.
Kelima, Karya Ilmiah yang ditulis oleh Futicha Turisqoh dan
berjudul “Peningkatan Kemampuan Berbahasa Anak melalui Metode
Bercerita Kelompok B di TK Islam Miftahul Ulum Gumayun” dalam karya
ilmiah tersebut dapat disimpulkan bahwa metode bercerita dengan
membacakan buku cerita anak dapat meningkatkan kemampuan berbahasa
anak pada anak kelompok B di TK Islam Miftahul Ulum Gumayun tahun
ajaran 2011/2012.
Kesamaan penulis dengan artikel-artikel dan karya ilmiah di atas
adalah kemampuan bahasa lisan anak (berbicara) dalam berkembang dengan
optimal jika guru menggunakan metode bermain peran dan bercerita pada saat
proses pembelajaran.
E. Metode Penelitian
Metode merupakan aspek yang penting dalam melakukan penelitian pada
bagian ini dijelaskan tentang hal-hal yang berkaitan dengan metode yang
digunakan dalam penelitian, yaitu:
11
1. Jenis dan Sifat Penelitian
a. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
penelitian kualitatif. Metode kualitatif adalah metode penelitian yang
pemecahan masalahnya adalah dengan menggunakan data empiris. 6
Sedangkan menurut Bogdan dan Taylor, penelitian kualitatif yaitu
prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata
tertulis atau lisan dari orang-orang dan pelaku yang diamati.7
Adapun landasan pemikiran yang digunakan adalah penelitian
kualitatif
karena
masalah
yang
diteliti
memerlukan
suatu
pengungkapan yang bersifat deskriptif, dalam hal ini menggambarkan
mengenai bagaimana Upaya Guru dalam Mengembangkan Kreativitas
Bahasa Lisan Anak Melalui Metode Bermain Peran dan Metode
Bercerita di Taman Kanak-kanak Bhayangkari 23 Bandar Lampung.
Dari tipe permasalahan penelitian tersebut, maka data yang dicari akan
lebih tepat jika diungkapkan dalam bentuk kata-kata (deskriptifkualitatif).
b. Sifat Penelitian
Penelitian ini bersifat deskriptif yaitu suatu penelitian untuk
mendapatkan suatu gambaran secara sistematis, aktual dan akurat
mengenai data-data, fakta dan sifat-sifat individu, keadaan gejala atau
kelompok tertentu menurut apa adanya. Sedangkan menurut Suharsimi
6
Masyhuri Zainuddin, Metode Penelitian Pendekatan Praktis dan Aplikatif, (Bandung:
Retika Aditama, 2008), hlm. 13.
7
Lexy J. Moloeng, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: Rosda Karya, 2002), hlm. 3.
12
Arikunto “Apabila penelitian bermaksud mengetahui keadaan sesuatu
mengenai apa dan bagaimana, berapa banyak, sejauh mana dan
sebagainya, maka penelitiannya bersifat diskriptif yaitu menjelaskan
atau menerangkan peristiwa”. 8 Peneliti ingin menggambarkan apa
adanya tentang penerapan metode bermain peran dan metode bercerita
saat proses belajar mengajar yang dilaksanakan di Taman Kanakkanak Bhayangkari 23.
c. Subjek dan Objek Penelitian
Dalam penelitian kuantitatif populasi diartikan sebagai wilayah
generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas
dan karakteristik tertentu yang ditentukan oleh peneliti dan kemudian
ditarik kesimpulannya. Menurut pendapat Spradley dalam Sugiyono,
penelitian kualitatif tidak menggunakan istilah populasi dan sampel
tetapi dinamakan sosial situation atau situasi sosial. Situasi tersebut
dapat dinyatakan “objek/subjek penelitian yang ingin dipahami yang
lebih mendalam apa yang terjadi di dalamnya.”9
Berdasarkan dari pemikiran Spradley tersebut di atas bahwa
populasi dan sampel disebut dengan istilah subjek dan objek penelitian.
Dengan demikian subjek penelitian adalah responden dan informan
yang dapat memberikan informasi tentang masalah yang diteliti yaitu
kelas B2 sebanyak 28 orang anak. Sedangkan objek penelitian ini
adalah
8
masalah
yang
diteliti
yaitu:
Upaya
Guru
dalam
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik, Edisi Revisi V,
(Jakarta: Rineka Cipta, 2002), hlm. 117.
9
Paizaludin, Penelitian Tindakan Kelas, (Bandung: Alfabeta, 2013), hlm. 297-298.
13
Mengembangkan Kreativitas Bahasa Lisan Anak Melalui Metode
Bermain Peran dan Metode Bercerita di Taman Kanak-kanak
Bhayangkari 23 Bandar Lampung.
2. Alat Pengumpul Data
a. Metode Observasi
Pengertian observasi sebagaimana yang dikemukakan oleh
Sutrisno Hadi bahwa; “observasi adalah pengamatan dan pencatatan
dengan sistematika fenomena-fenomena yang diselidiki.” 10 Dengan
demikian observasi merupakan cara pengumpulan data melalui
pengamatan secara langsung terhadap objek yang diteliti. Adapun jenis
observasi yang diterapkan adalah jenis observasi partisipan yaitu
“suatu proses pengamatan bagian dalam dilakukan oleh observer
dengan ikut mengambil bagian dalam kehidupan orang-orang yang
akan diobservasi. Observer berlaku seperti anggota kelompok yang
akan diobservasi. Adapun hal-hal yang diselidiki atau diobservasi
adalah tentang kondisi objek penelitian, aktivitas guru dan murid serta
sarana dan prasarana Taman Kanak-kanak Bhayangkari 23 Bandar
Lampung.
b. Metode Wawancara
Metode wawancara merupakan proses pengumpulan data melalui
tanya jawab dengan orang yang diminta keterangan yang diperlukan. S.
10
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik….., hlm 128
14
Margono menyatakan bahwa metode wawancara adalah mencoba
mendapatkan keterangan atau pendirian secara lisan dari seseorang
dengan bercakap-cakap kehadapan muka dengan orang lain.11 Dengan
demikian
dapat
diketahui
bahwa
wawancara
adalah
proses
pengumpulan data yang dilakukan melalui tanya jawab secara lisan
dan saling berhadapan dengan orang yang diminta keterangan.
Teknik wawancara yang dipakai dalam penelitian ini adalah
wawancara bebas terpimpin yaitu proses kemajuan pertanyaan yang
dilakukan secara bebas tetapi isi pertanyaannya berpedoman kepada
pokok-pokok yang ditetapkan terlebih dahulu. Wawancara ini
ditunjukkan kepada sebagian guru dan murid mengenai aspek peneliti
jadikan metode pokok.
c. Metode Dokumentasi
Suharsimi Arikunto berpendapat bahwa: “Dokumentasi yaitu,
mencari data mengenai hal-hal atau variable berupa catatan, transkrip,
buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, leger, agenda dan
sebagainya.”
12
Jadi
metode
dokumentasi
adalah
suatu
cara
memperoleh data atau keterangan-keterangan melalui dokumendokumen dimana data atau keterangan yang diperlukan tidak biasa ada
orang yang mengetahui pada waktu peristiwa itu terjadi.
Peneliti menggunakan metode ini sebagai alat untuk memperoleh
data tentang sejarah berdirinya Taman Kanak-kanak, daftar guru,
11
S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan Komponen MKDK, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2007), hlm. 165.
12
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik….., hlm 203
15
daftar anak, daftar tenaga kerja administrasi, hasil kegiatan anak, foto
dan video aneka kegiatan anak.
3. Metode Analisis Data
Setelah dilakukan penelitian, data yang terkumpul masih data
mentah sehingga perlu diolah dan dianalisis terlebih dahulu guna
menghasilkan sebuah informasi yang teruji kevalidannya.
a.
Reduksi Data
Reduksi data merupakan aktivitas memilih data. Karena dalam
penelitian data yang terkumpul sangat banyak dan kompleks. Maka
peneliti perlu memilih data tersebut mana yang relevan dan penting
serta yang berkaitan dengan penerapan metode bercerita dalam
meningkatkan kemampuan berbahasa anak di Taman Kanak-kanak
Bhayangkari 23 BandarLampung.
b.
Penyajian Data
Display data atau penyajian data yaitu kegiatan menyajikan data inti
atau data pokok, semua data disajikan tanpa mengabaikan data-data
pendukung,
yaitu
mencakup
proses
pemilihan,
pemuatan,
penyederhanaan, transformasi data kasar yang diperoleh dari catatan
lapangan.
Bentuk penyajian data adalah teks naratif (pengungkapan secara
tertulis/kata) sesuai dengan masalah penelitian yang bersifat deskriptif.
Display
data
memiliki
tujuan
untuk
memudahkan
dalam
16
mendeskripsikan suatu peristiwa, sehingga memudahkan untuk
mengambil suatu kesimpulan.
c.
Verifikasi/Penarikan Kesimpulan
Verifikasi data adalah pembentukan kebenaran teori, fakta, dsb atas
dasar data yang telah dikumpulkan untuk diolah dan dianalisis agar
bisa diuji secara hipotesis. Hipotesis tersebut kemudian diuji dengan
menggunakan beberapa fakta empirik dan akan didapatkan jawaban
tentang kebenaran ilmiah yang dapat dipertanggung jawabkan jika
menggunakan prosedur yang sesuai. Sehingga dapat menarik suatu
kesimpulan.
111
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian pada bab-bab sebelumnya, maka peneliti dapat
mengambil kesimpulan dari hasil penelitian ini, yaitu sebagai berikut:
1.
Dalam proses belajar-mengajar di TK Bhayangkari 23 Bandar Lampung
khususnya pada pengembangan aspek bahasa, para guru pada prinsipnya
telah mengutamakan untuk menerapkan metode bermain peran dan
bercerita. Hal ini dilakukan sebagai suatu upaya agar kreativitas bahasa
lisan anak dapat berkembang optimal.
2.
Penerapan
metode
bermain
peran
dan
metode
bercerita
yang
dilaksanakan di TK Bhayangkari 23 Bandar Lampung tersebut ternyata
mampu mengembangkan kemampuan bahasa (lisan) anak didik meski
belum secara optimal, hal tersebut disebabkan oleh:
a.
Kemampuan anak didik dalam menguasai kosa kata baru yang ada
pada naskah khususnya masih kurang.
b.
Pengamatan anak didik tidak berfokus pada inti pembahasan
(kegiatan diskusi dan pemecahan masalah) pada saat metode
bermain peran dan bercerita dilaksanakan.
c.
Kurangnya peran guru saat metode bermain peran dan bercerita
tersebut dilaksanakan.
d.
Terbatasnya sarana dan prasarana.
112
B. Saran
Setelah peneliti mengambil beberapa kesimpulan, peneliti ingin memberikan
beberapa saran, yaitu:
1.
Kepala TK Bhayangkari 23 Bandar Lampung hendaknya:
a.
Membantu para guru agar pelaksanaan proses belajar mengajar
khususnya pada pengembangan kreativitas bahasa lisan anak dapat
berjalan secara optimal.
b.
Membantu para guru dalam menyediakan peralatan dan fasilitas
yang dibutuhkan.
2.
Para guru TK Bhayangkari 23 Bandar Lampung sebaiknya:
a.
Selalu memberikan contoh kepada anak didik dengan cara
menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.
b.
Berusaha berperan aktif dalam semua kegiatan pembelajaran.
C. Penutup
Dengan rasa syukur kehadirat Allah SWT, atas segala nikmat, rahmat, taufik
serta hidayahnya sehingga peneliti dapat menyelesaikan tesis ini. Namun
demikian meskipun peneliti tesis ini telah selesai peneliti menyadari
sepenuhnya bahwa dalam pembahasan ini masih terdapat kekurangan dan
kejanggalan, baik dari segi penentuan bahasa, materi, penggunaan metodologi
dalam penelitian yang kurang sistematis. Hal ini semata-mata merupakan
keterbatasan ilmu pengetahuan dan pengalaman yang peneliti miliki.
113
DAFTAR PUSTAKA
Anggani Sudono, Sumber Belajar dan Alat Permainan untuk PAUD, PT
Gramedia, Jakarta, 2004, Cetakan ke 4.
Ali Jumanatul Ali, Al-Qur‟an dan Terjemahannya. CV Penerbit J-ART, Bandung,
2005.
Basri, Metodologi Penelitian Sejarah Restu Agung, Jakarta 2006.
Desdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka Jakarta, 1991.
Departemen Pendidikan Nasional, Kurikulum 2004 Standar KompetensiTaman
Kanak-kanak/RA, Jakarta, 2004.
Depkes RI, Pedoman Pelaksanaan Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh
Kembang Anak, Jakarta. 2005.
Diana Mutiah, Psikologi Bermain AUD, Kencana, Cet. 1, 2010.
Etty Indriati, Kesulitan Bicara dan Berbahasa Pada Anak, Prenada, Cet I. 2011.
Mansur, Pendidikan Anak Usia Dini Dalam Islam, Pustaka Pelajar, Jakarta, 2009.
M. Yazid Busthomi, Panduan Lengkap PAUD, Citra Publishing, Jakarta, Cet I.
2012.
Hibana S. Rahman, Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini, Yogyakarta, 2005.
H. Martinis Yamin dan Jamilah Sabri Saman, Panduan Pendidikan Anak Usia
Dini (PAUD), Gaung Persegi (GP) Press, Jakarta, Cet I. 2010
Hamid Panglima, Metode Penelitian Kualitatif, Alfabeta, Bandung, 2005.
Haryati, Aktivitas Cerdas Pengisi Kegiatan PAUD, Tugu Publisher, Jakarta, Cet I.
2012.
114
Imam Muskibin, Buku Pintar PAUD, Laksana Jogjakarta Cet I. 2010.
Mansur, Pendidikan Anak Usia Dini dalam Islam, Pustaka Pelajar, Yogyakarta,
Cet. III, 2009.
Masri Singarimbun dan Sofyan Efendi, Metode Penelitian Marvey, LPES, Pustaka
LP3ES, Jakarta, 2006, Cet. XVII.
Menteri Pendidikan Nasional, Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 58
Standar Pendidikan Anak Usia Dini, Jakarta, 2009.
Moeslichantoen R, Metode Pengajaran di Taman Kanak-kanak, PT Rineka Cipta,
Jakarta, 2004, Cet. III.
Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, Rosda, Bandung,
2006.
Novan Andy Wiyani dan Barnawi, Format PAUD Arruzza Media, Jogjakarta, Cet
I. 2012.
Nurbiana Dheini, dkk, Metode Pengembangan Bahasa, UT, Jakarta, 2005.
Riana Mashar, Emosi Anak Usia Dini dan Strategi Pengembangannya, Jakarta,
Kencana Prenada Media Group, 2011.
Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, Rineka Cipta,
Jakarta, 2003.
S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan Komponen MKDK, Rineka Cipta,
Jakarta, 2007.
Sugiono, Metode Penelitian Administrasi, Alfabeta, Bandung, 2004.
Sujiono, Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini.
115
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Rineka
Cipta, Jakarta, 2002 Cet. XII
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik, Edisi Revisi
V Rineka Cipta, Jakarta, 2002.
Sumardi Suryabarata, Metodologi Penelitian, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta,
2006.
Winarno Surachmad, Pengantar Penelitian Ilmiah, Penelitian Alfabeth Bandung,
2004.
LAMPIRAN - LAMPIRAN
LAMPIRAN 1
Kisi-kisi Kerangka Pertanyaan Guru
Nama Guru :
Kelas
:
Tanggal
:
Pertanyaan
1. Sejak kapan Ibu mengajar di Taman Kanak-kanak Bhayangkari 23 Bandar
Lampung.
2. Apakah Ibu selalu mempersiapkan segala sesuatunya sebelum mengajar
(misal: RKH dan Alat Peraga)?
3. Bagaimana langkah-langkah ibu sebagai guru dalam menggunakan metode
bermain peran dan bercerita dalam mengembangkan kreativitas berbahasa
anak TK Bhayangkari 23 Bandar Lampung?
4. Dalam mengajar perencanaan apa saja yang disiapkan?
5. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran untuk mengembangkan kreativitas
berbahasa anak?
6. Metode apa saja yang bisa mengembangkan kreativitas berbahasa anak?
7. Apakah
Ibu
selama
ini
mengamati
mengembangkan kreativitas berbahasa anak?
faktor-faktor
yang
dapat
LAMPIRAN III
Observasi Kegiatan Anak Dalam Mengembangkan Kreativitas
Berbahasa Anak Usia Dini di Taman Kanak-kanak Bhayangkari 23
Bandar Lampung.
Indikator
Sub Indikator
Berbicara menggunakan Dapat mengatakan keinginan
kalimat sederhana
seperti
“aku
ingin
bernyanyi”
(4-5 kata)
Senang mendengarkan Anak dapat bercerita dengan
dan
menceritakan aktivitas atau kegiatannya di
kembali cerita sederhana rumah.
Menyebutkan
nama, Anak dapat memperkenalkan
jenis kelamin dan umur
diri secara sederhana
Mengerti
bentuk Dapat bertanya pertanyaan
pertanyaan
dan “kapan”, “bagaimana”
menggunakan kata tanya
Dapat mengulang dan Anak dapat menyanyikan
menyanyikan lagu anak- lagu anak-anak
anak
Dapat berperan serta Anak dapat mendengarkan
dalam percakapan dan cerita dengan seksama
tidak
mendominasi
untuk selalu didengar
Menyebutkan
nama Anak dapat memanggil nama
panggilan orang tua
bunda, ayah, kakak dan adik
Sering Kadangkadang
Tidak
Pernah
LAMPIRAN II
Kerangka Observasi Guru Sebelum Melakukan Kegiatan dalam
Mengembangkan Kreativitas Berbahasa Anak Usia Dini
di Taman Kanak-kanak Bhayangkari 23 Bandar Lampung
No Kegiatan Pembelajaran
Ket
Ya
1.
2.
3.
a. Menentukan
perencanaan
sesuai
dengan pembelajaran.
b. Menentukan
indikator,
nilai-nilai
bahasa.
a. Menyiapkan pelaksanaan kegiatan
yang direncanakan
b. Mengenalkan ke anak tentang bahasa
a. Menetapkan
rancangan
penilaian
sesuai dengan kegiatan
Tidak Ya
Tidak
KERANGKA DOKUMENTASI
1. Sejarah Berdirinya Taman Kanak-kanak Bhayangkari 23
Bandar
Lampung.
2. Keadaan Guru dan Karyawan Taman Kanak-kanak Bhayangkari 23
Bandar Lampung.
3. Keadaan Sarana dan Prasarana Taman Kanak-kanak Bhayangkari 23
Bandar Lampung.
4. Keadaan Anak Didik Taman Kanak-kanak Bhayangkari 23
Bandar
Lampung.
5. Data Tingkat Pendidikan Guru Taman Kanak-kanak Bhayangkari 23
Bandar Lampung.
6. Monologi dan Biografi Taman Kanak-kanak Bhayangkari 23
Lampung.
Bandar
KERANGKA INTERVIEW UNTUK KEPALA SEKOLAH
1. Bagaimana profil Taman Kanak-kanak Bhayangkari 23
Bandar
Lampung?
2. Bagaimana keadaan sarana dan prasarana yang dimiliki Taman Kanakkanak Bhayangkari 23 Bandar Lampung?
3. Bagaimana keadaan
guru dan anak didik Taman Kanak-kanak
Bhayangkari 23 Bandar Lampung?
4. Bagaimana struktur organisasi Taman Kanak-kanak Bhayangkari 23
Bandar Lampung?
5. Metode apa saja yang diterapkan di Taman Kanak-kanak Bhayangkari 23
Bandar Lampung?
6. Apakah pengembangan aspek bahasa di Taman Kanak-kanak Bhayangkari
23 Bandar Lampung menggunakan metode bermain peran dan metode
bercerita?
7. Sejauh mana metode bermain peran dan bercerita dapat mengembangkan
kreativitas berbahasa anak?
8. Apakah guru-guru Taman Kanak-kanak Bhayangkari 23 Bandar Lampung
sering menggunakan metode bermain peran dan bercerita saat proses
pembelajaran berlangsung?
KERANGKA WAWANCARA MURID
1. Apakah suka dengan metode bermain peran dan metode bercerita yang
dipakai guru?
2. Apakah tema dan peran ditentukan oleh murid (anak)?
3. Seringkah metode ini dipakai oleh guru?
4. Apakah kalian mendapat kata-kata baru setelah bermain peran atau
mendengar cerita guru?
HASIL OBSERVASI
Observasi Penerapan
Baik
Cukup
Kurang
Metode Bermain Peran & Bercerita

a. Peserta
didik
mampu

dalam
pelaksanaan metode bermain peran

bercerita.
b. Kemampuan
berbahasa
anak
berkembang.
c. Anak didik antusias dalam mengikuti

pembelajaran.
d. Tema/sub
tema
berkesan
dan
menarik.
e. Guru

Ket
Kerangka Observasi Guru Sebelum Kegiatan Bermain Peran dan Bercerita
di Taman Kanak-kanak Bhayangkari 23 Bandar Lampung
Nama
Kegiatan Saat Bermain Peran
dan Bercerita
Ya
1. Menetapkan tujuan dan tema
cerita dan drama.
2. Menetapkan bentuk cerita
dan main peran yang dipilih.
3. Menetapkan bahan dan alat
yang
diperlukan
kegiatan
dalam
bercerita
dan
bermain peran.
4. Menetapkan
langkah-langkah
rencana
kegiatan
bercerita dan bermain peran.
5. Menetapkan
rancangan
penilaian (evaluasi) kegiatan
bercerita dan bermain peran.
Tidak
Ya
Tidak
HASIL OBSERVASI
Tingkat Pencapaian Perkembangan
Kemampuan
Baik
Cukup

berbahasa
berkembangan
sesuai
Kurang
dengan
perkembangan bahasa anak.
Anak
didik
antusias

dalam
mengikuti pembelajaran

Tema/ Sub Tema berkesan dan
menarik

Anak mampu menjawab pertanyaan
yang lebih kompleks
Menyebutkan
kelompok
gambar

yang memiliki bunyi yang sama
Memiliki lebih banyak kata-kata

untuk memekspresikan ide pada
orang lain
Melanjutkan
cerita/dongeng
sebagian
yang

telah
diperdengarkan.
Menyusun kalimat sederhana dalam
struktur lengkap.

Ket
HASIL OBSERVASI
Observasi Penerapan
Baik
Cukup
Kurang
Metode Bercerita
a. Rasa ingin tahu


b. Memiliki minat yang luas

c. Gemar dan menyukai aktivitas yang
kreatif
d. Mandiri dan percaya diri

e. Berani menghadapi resiko


f. Tidak takut membuat kesalahan

g. Inovatif, berani tampil beda
h. Ulet, tekun dan tidak mudah putus asa

Ket
HASIL WAWANCARA
Perkembangan Bahasa (Lisan) Anak TK Bhayangkari 23
Bermain Peran “PASAR KOGA”
No
PERTANYAAN
BSH
B
MB
1.
Dimana membeli sayur?
7
17
4
28
2.
Sayur apa saja yang ada di pasar?
3
20
5
28
3.
Siapa saja yang ada di pasar?
4
16
8
28
4.
Membeli barang dengan?
4
17
7
28
5.
Bagaimana cara membeli?
3
14
11
28
6.
7.
8.
Wawancara dilakukan kepada sebanyak 28 anak secara individu.
Keterangan:
BSH = Berkembang Sesuai Harapan
B = Berkembang
MB = Mulai Berkembang
Ket
HASIL WAWANCARA
Perkembangan Bahasa (Lisan) Anak TK Bhayangkari 23
Bermain Peran “POLISI”
No
PERTANYAAN
BSH
B
MB
1.
Siapakah yang menagkap penjahat?
4
20
4
28
2.
Dimana Pak Polisi bekerja?
6
17
5
28
3.
Siapa yang mengambil dompet mama
7
16
5
28
4
18
6
28
dengan paksa?
4.
Mengapa dompet mama dicopet?
5.
6.
7.
8.
Wawancara dilakukan kepada sebanyak 28 anak secara individu.
Keterangan:
BSH = Berkembang Sesuai Harapan
B = Berkembang
MB = Mulai Berkembang
Ket
HASIL WAWANCARA
Perkembangan Bahasa (Lisan) Anak TK Bhayangkari 23
Bermain Peran “KELUARGAKU”
No
PERTANYAAN
1.
Bercerita tentang apakah main peran
tersebut?
2.
Siapakah kepala keluarga?
3.
Barang-barang apa saja yang disiapkan
untuk perjalanan?
BSH
B
MB
5
14
9
28
6
18
4
28
4
16
8
28
4.
5.
6.
7.
8.
Wawancara dilakukan kepada sebanyak 28 anak secara individu.
Keterangan:
BSH = Berkembang Sesuai Harapan
B = Berkembang
MB = Mulai Berkembang
Ket
HASIL WAWANCARA
Perkembangan Bahasa (Lisan) Anak TK Bhayangkari 23
Bercerita “Akibat Suka Berbohong”
No
PERTANYAAN
BSH
B
MB
1.
Tentang apakah cerita tersebut?
2
18
8
28
2.
Siapa saja yang ada dalam cerita tersebut?
5
19
2
28
3.
Apa yang terjadi pada Ali?
3
20
5
28
4.
Mengapa Ali berbohong?
5
17
6
28
5.
Apakah Ali benar-benar sakit?
6
15
7
28
6.
7.
8.
Wawancara dilakukan kepada sebanyak 28 anak secara individu.
Keterangan:
BSH = Berkembang Sesuai Harapan
B = Berkembang
MB = Mulai Berkembang
Ket
Curriculum Vitae
Nama
: Nyimas Aisyah
Tempat, Tanggal Lahir
: Tanjung Karang, 6 September 1974
Alamat Asal
: Tanjung Karang Pusat, BandarLampung, Lampung
Alamat Di Yogyakarta
: Jl. Timoho, Sapen, Yogyakarta
No Telp
: 081377606039
Alamat E-mail
: [email protected]
Jenis Kelamin
: Perempuan
Status
: Menikah
Riwayat Pendidikan
1981 - 1988
SDN 1 Gotong Royong
1990 - 1993
Perguruan Diniyah Putri (SMP/MTs)
1993 - 1996
MAN 1 Bandar Lampung (SMA)
2005 - 2007
D2 IAIN Bandar Lampung
2008 - 2010
S1 PGRA
2014 - 2016
S2 UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
Download