BABl PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sejak kemerdekaan, bidang pendidikan dipercaya menjadi pendorong perubahan besar dalam kehidupan berbangsa karena semua orang sepakat bahwa pemdidikanlah jalan menuju kesejahteraan hidup suatu bangsa, seperti tertera dalam Undang Undang Dasar dan Undang Undang Pendidikan. Tenaga kerja kita diluar negeri diperlakukan tidak manusiawi karena tidak mampu mengerti kontrak kerja dalam bahasa intemasional, tidak mampu mengikuti persaingan global, kehilangan belajar diluar negeri,terbelakang dalam forum intemasional. Peraturan Mendiknas nomor 45 Tahun 2006 tentang Ujian Nasional menyebutkan tahun 2006/2007 seorang siswa dapat dinyatakan lulus jika mengikuti seluruh mata pelajaran yang diujikan dengan nilai rata-rata minimal 5,00. Tahun 2007/2008 standart nilai menjadi 5,25 untuk seluruh nilai mata pelajaran yang diujikan , dengan tidak ada nilai dibawah 4,25 atau memiliki nilai minimal 4,00 pada salah satu mata pelajaran dan mata pelajaran lainnya minimal 6,00 (Pasal 15 Permendiknas no 34 tahun 2007). Pada jenjang SMA dan MA, jumlah mata pelajaran yang diujikan secara nasional bertambanh dari tiga mata pelajaran menjadi enam mata pelajaran. Program IPS meliputi Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Matematika, Ekonomi, Sosiologi dan Geogra:fi. Perubahan yang banya..lc terjadi mengenai standarisao;;:i nilai rata-rat semakin tinggi serta bertambahnya jumlah mata pelajaran yang diujikan saat ujian nasional banyak membawa dampak bagi siswa karena dinilai sangat berat dan membuat para 1 bertambahnya jumlah mata pelajaran yang diujikan saat ujian nasional banyak membawa dampak bagi siswa karena dinilai sangat berat dan membuat para peserta Ujian Nasional merasa takut, tertekan dan stres menghadapi ujian dan sangat tidak memutup kemungkinan berdampak pada gangguan psikologis siswa jika nantinya gagal atau tidak lulus ujian nasional. Kegagalan menghadapi ujian nasional tidak hanya disebabkan oleh ketidaksiapan siswa dalam penguasaan materi pembelajaran yang diujikan, melainkan lebih disebabkan oleh adanya stres dan rasa takut menghadapi ujian. Kontroversi penyelenggaraan ujian nasional (UN) di SMA dan MA masih terus berlanjut kedua belah pihak, pemerintah dan anggota masyarakat, tetap berpegang pada argumentasinya masing-masing. Bahkan pemerintah tetap menetapkan ujian nasional. "Anjing menggonggong kafilah tetap berlalu" itulah peribahasa yang menggambarkan kontroversi penyelenggaraan ujian nasional di negeri Indonesia tercinta ini. Para siswa merasa tertekan dan cemas yang berlebihan takut tidak lulus , para orang tua merasa merasa kuatir dengan nasib anaknya, para praktisi pendidikan merasakan penyelenggaraan ujian nasional menimbulkan diskriminasi terhadap sejumlah mata pelajaran. Pembatasan mata pelajaran yang diujikan dalam ujian nasional, berakibat pada fokus proses pembelajaran hanya ditekankan pada penguasaan mata pelajaran tersebut sehingga terjadi diskriminasi dan pengabaian terhadap mata pelajaran lain. Kebiasaan beiajar siswa sangat erat dengan penggunaan waktu, baik \Jntuk belajar maupun untuk kegiatan lain yang menunjang belajar. Belajar yang yang efisien dapat dicapai apabila menggunakan strategi yang tepat, dengan mengatur 2 waktu antara saat mengikuti pembelajaran dikelas, belajar di rumah dan untuk mengikuti ujian. Dorongan untuk membiasakan belajar dengan baik perlu diberikan karena akan mengarah pada suatu pembentukan sikap dalam bertindak (Afifah, 2004:3). Perilaku belajar siswa akuntansi dapat dilihat dari kebiasaan siswa akuntansi dalam mengikuti dan memantapkan pelajaran, kebiasaan membaca buku teks, kunjungan ke perpustakaan, serta kebiasaan menghadapi ujian (Afifah, 2004: 3). Saat ini begitu banyak orang berpendidikan dan tampak begitu menjanjikan, namun karirnya terhambat akibat rendahnya kecerdasan emosional mereka (Melandy dan Azizah, 2006: 2). Seseorang yang memiliki kecerdasan emosional yang tinggi akan mampu mengendalikan emosinya sehingga dapat menghasilkan optimalisasi dalam fungsi kerjanya (Melandy dan Azizh, 2006: 2). Proses belajar mengajar dalam berbagai aspeknya dapat meningkatkan kecerdasan emosional siswa. Kecerdasan emosional ini mampu melatih kemampuan siswa, yaitu kemampuan untuk mengolah perasaannya, kemampuan untuk memotivasi diri, kesanggupan untuk tegar dalam menghadapi stres atau frustasi, kesanggupan mengendalikan dorongan dan menunda kepuasan sesaat, mengatur suasana yang hati serta mampu berempati dan bekerja sama dengan orang lain. Kemampuankemampuan ini mendukung seorang siswa dalam mencapai tujuan dan citacitanya. (Melandy dan Azizah, 2006: 3). Dengan adanya motif berprestasi yang tinggi seperti selalu berusaha mencapai prestasi optimal, selalu memandang masa depannya dengan rasa optimis diharapkan siswa dapat sukses dalam menjalani kehidupannya di sekolah, dan 3 mempunyai prestasi yang optimal. Namun demikian , kenyataan yang dihadapi siswa tidak sperti yang diharapkan. Berbagai masalah dialami siswa dan tidak sedikit siswa yang mengalami gangguan mental. Cobaan yang terns menerus seperti ada satu pelajaran materi akuntansi yang masuk dalam ujian nasional dapat menyebabkan siswa pesimis terhadap masa depannya, akhirnya dapat mempengaruhi motif berprestasi sehingga dapat menyebabkan stres menghadapi ujian nasional. Stres merupakan respon terhadap tekanan yang dirasakan seseorang dalam berbagai situasi sehingga dapat menyebabkan gangguan psikologis. Gangguan psikologis dapat disebabkan karena tekanan-tekanan atau beban yang berlebihan dapat terjadi di lingkungan belajar di suatu sekolah (Marita,dkk, 2008). Belum lama terdengar berita mengenai kasus bunuh diri yang dilakukan oleh siswa SMA di suatu daerah. Penyebab dari kasus bunuh diri tersebut karena siswa yang bersangkutan mengalami stres menghadapi ujian nasional. Tingkat stres seseorang sangat mempengaruhi terhadap belajar, karena stres merupakan kondisi psikis yang disebabkan oleh berbagai perasaan yang bersifat positive maupun negatif terhadap suatu hal, misalnya adalah rasa takut, kwatir, cemas, tertekan dan merasa tidak aman, perasaan-perasaan tersebut merupakan hasil dari olah pikiran yang ada dalam diri seseorang. Seorang siswa yang mengalami stres dalam pelajarannya umumnya dikarenakan perasaan negative diberikan , cemas jika hasil belajarnya jelek. Takut apabila ujian tidak lulus, dan merasa bersalah. Semua perasaan negative itu merupakan hasil olah pikir, rasa 4 kawatir muncul dari pikiran yang menyatakan bahwa sesuatu tidak bisa beijalan sebagaimana mestinya, rasa cemas merupakan basil dari pikiran yang menyatakan bahwa basil sekarang belum maksimal, rasa takut timbul karena pikiran difokuskan pada hal yang tidak diinginkan atau ditolak, bukanya pada hal yang diinginkan atau sukses. Pada Madrasah Aliyah di Kabupaten Tuban bahwa siswa kelas XII cenderung mengalami stres menghadapi ujian nasional materi "ekonomi akuntansi, bahkan sampai ada yang bunuh diri. Fenomena ini mendorong peneliti untuk meneliti secara empiris perilaku siswa untuk menghadapi ujian nasional. Para siswa merasa tertekan dan cemas yang berlebihan dan takut tidak lulus ujian nasional. Selama ini basil ujian nasional dijadikan sebagai penentu kelulusan siswa. Proses belajar yang dilakukan siswa selama 3 tahun di Madrasah Aliyah, nasibnya ditentukan oleh basil ujian nasional yang dilakukan beberapa jam saja. Ketidaklulusan siswa dalam ujian nasional sebagian karena stres pada saat menjelang ujian nasional atau karena pengaruh perilaku belajar siswa dan kecerdasan emosional. Seorang siswa yang kecerdasan emosionalnya tinggi akan berdampak positif pada perilaku belajar siswa, sehingga memiliki peranan penting untuk menghadapi stres dalam menghadapi ujian nasional. Ujian Nasional telah membawa dampak negatif yang sangat luas, proses belajar yang dialami para siswa menjadi sangat parsial, suasana belajarnya menjadi sangat menegangkan membuat siswa cemas berlebihan, belajar dalam kondisi terpaksa dan tidak menyenangkan sehingga menimbulkan stres dalam ujian nasional pada pelajaran akuntansi. 5 kecerdasan Penelitian tentang pengaruh perilaku belajar siswa dan emosional dan stres terhadap ujian nasional pada pelajaran akuntasi sangat penting, karena siapa pun dapat mengalami stres, tak terkecuali siswa. Siswa terkadang merasa bosan dan tertekan dengan pelajaranya. Hal ini disebabkan karena kurangnya kesadaran siswa mengenai makna belajar di sekolah. Perilaku belajar yang terdiri dari kebiasaan mengikuti pelajaran, kebiasaan membaca buku, kunjungan ke perpustakaan. Hasil penelitian sebelumnya oleh Suryaningsum dkk (2005) dan Yulianti (2002) mengenai kecerdasan emosional dengan stres telah dilakukan tetapi terhadap karyawan Pusdiklat di Cepu. Hasil penelitiannya menunjukkan ada hubungan negatif yang signiftkan antara kecerdasan emosional dengan stres kerja. Artinya semakin tinggi kecerdasan emosional karyawan maka semakin rendah stres kerja. penelitian kecerdasan emosional dengan karyawan belum tentu sama dengan basil penelitian kecerdasan emosional pada siswa, karena pada siswa suasananya, kebutuhannya, pergaulannya, dan kematangannya sangat berbeda dengan pada saat bekerja Hasil penelitian yang lainnya oleh Sri Suryaningsum dan Trisniwati (2003) mengenai Pengaruh Kecerdasan Emosional terhadap tingkat Pemahaman Akuntansi terhadap mahasiswa akhir akuntansi yang telah menempuh 120 SKS pada STIE YKPN, Universitas Pembangunan Nasional dan Universitas Islam Indonesia. Hasil penelitiannya menunjukkan Kecerdasan emosional tidak berpengaruh secara signifikan terh~dap tingkat peml'IIJ.a.rna'l al:nnta..'!Si dengan !!lenggunakan alat analisis regresi linier berganda 6 Berdasarkan dengan latar belakang masalah tersebut penelitian ini akan meneliti kembali kecerdasan emosional terhadap stres menghadapi ujian nasional dalam kaitannya dengan pengaruh perilaku belajar siswa pada mata pelajarn akuntansi dengan judul : "Pengaruh Perilaku Belajar Siswa Dan Kecerdasan Emosional Terhadap Stres Menghadapi Ujian Nasional Pada Mata Pelajaran Akuntansi". 1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah : 1.2.1 Apakah perilaku belajar s1swa berpengaruh terhadap stres menghadapi ujian nasional pada mata pelajaran akuntansi? 1.2.2 Apakah kecerdasan menghadapi UJlan emosional berpengaruh terhadap stres nasional pada mata pelajaran akuntansi? 1.3. Tujuan Penelitian Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah: 1.3.1 Memberikan gambaran kajian empiris perilaku belajar siswa dalam menghadapi ujian nasional mata pelajaran akuntansi. 1.3.2 Menganalisis pengaruh kecerdasan emosional terhadap stres siswa dalam menghadapi uijian nasional 1.4. Manfaat Penelitian Dalam penelitian ini semoga dapat memberikan manfaat teoritis dan praktis bagi berbagai pihak seperti berikut : 7 1.4.1 Manfaat Teoritis dapat digunakan sebagai bahan kajian untuk melihat seberapa jauh dan perilaku belajar siswa dan kecerdasan emosional dapat mempengaruhi stres dalam menghadapi ujian nasional pada mata pelajaran akuntansi. 1.4.2 Manfaat Praktis dapat memberikan gambaran tentang proses perilaku belajar siswa secara nyata sehingga dapat dilakukan usaha perbaikan, perubahan perilaku belajar siswa tersebut. 8