99 PENGARUH METODE PEMBELAJARAN

advertisement
JURNAL PENDIDIKAN USIA DINI
DOI: https://doi.org/10.21009/JPUD.101
DOI: https://doi.org/10.21009/JPUD.101.06
PENGARUH METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF DAN
MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA
JHONI WARMANSYAH
PAUD PPs Universitas Negeri Jakarta
Jl. Rawamangun Muka, Jakarta Timur. E-mail: [email protected]
Abstract : The aim of this research is to understand the effect of cooperative learning methods and
learning motivation toward mathematics learning outcomes. This research was conducted in SDN
Gunung Batu 2 and SDN Purbasari 1 second semester of academic year 2015/2016, using
experimental methods to design treatment by level 2 x 2 involving 44 samples. The technique of
data analysis in this research is using Anova Two Paths to see the main effects and interactions,
then using Tukey's test to see modest effects. 1) The results of students' learning mathematics is
taught through learning methods TGT higher than students taught by NHT method. (F count =
14,50 > F table (α = 0.05) = 4,08). 2) There is an interaction effect between teaching methods and
learning motivation toward mathematics learning outcomes (F count = 19,15 > F table (α = 0.05)
= 4,08). 3) At the students who have high motivation to learn, learning outcomes mathematics
given by the method TGT higher than students who are given the method NHT (F count = 20,82>
F table (α = 0.05) = 3,11), and 4) In the students who have the motivation low learning,
mathematics learning outcomes given the TGT method is lower than the students who are given
the method NHT (F count = -1,05> F table (α = 0.05) = 3,11).
Keywords: Methods Cooperative Learning, Learning Motivation, Learning Outcomes
Mathematics
Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh metode pembelajaran
kooperatif dan motivasi belajar terhadap hasil belajar matematika. Penelitian ini dilakukan di
Sekolah Dasar Negeri Gunung Batu 2 dan Sekolah Dasar Negeri Purbasari 1 semester kedua tahun
akademik 2015/2016, dengan menggunakan metode eksperimen dengan desain treatment by level
2 x 2 yang melibatkan 44 sampel. Adapun teknik analisis data dalam penelitian ini adalah
menggunakan Anava Dua Jalan untuk melihat efek utama dan interaksi, selanjutnya menggunakan
uji Tukey untuk melihat efek sederhana. Hasil penelitian menunjukkan bahwa : 1) Hasil belajar
matematika siswa yang diajarkan melalui metode pembelajaran TGT lebih tinggi dibandingkan
dengan siswa yang diajarkan dengan metode NHT. (Fhitung = 14,50 > Ftabel (α = 0,05) = 4,08). 2)
Terdapat pengaruh interaksi antara metode pembelajaran dan motivasi belajar terhadap hasil
belajar matematika (Fhitung = 19,15 > Ftabel (α = 0,05) = 4,08). 3) Pada siswa yang memiliki motivasi
belajar tinggi, hasil belajar matematika yang diberikan dengan metode TGT lebih tinggi dari pada
siswa yang diberikan metode NHT (Fhitung = 20,82 > Ftabel (α = 0,05) = 3,11 ), dan 4) Pada siswa
yang memiliki motivasi belajar rendah, hasil belajar matematika yang diberikan dengan metode
TGT lebih rendah dari pada siswa yang diberikan metode NHT (F hitung = -1,05 > Ftabel (α = 0,05) =
3,11).
Kata kunci: Metode Pembelajaran Kooperatif, Motivasi Belajar, Hasil Belajar Matematika.
99
JURNAL PENDIDIKAN USIA DINI
Volume 10 Edisi 1, April 2016
Matematika adalah mata
peringkat
terendah
ke-2
dalam
pelajaran yang diajarkan di Indonesia
bidang ilmu matematika. Dengan
sejak bangku Sekolah Dasar (SD)
kata lain hasil belajar dapat dijadikan
hingga
sebagai indikator tinggi rendahnya
perguruan
tinggi
bahkan
sejak Taman Kanak-kanak (TK)
mutu
pendidikan,
karena
sudah dikenalkan dan dijadikan tolak
belajar yang diperoleh peserta didik
ukur untuk kelulusan siswa dengan
dapat
diujikannya pada ujian nasional.
dalam menguasai dan memahami
Matematika menjadi mata pelajaran
materi dari pembelajaran.
menunjukkan
hasil
kemampuan
yang kurang disukai oleh siswa
Tinggi rendahnya hasil
karena pelajaran matematika sering
belajar tersebut dipengaruhi oleh
diidentikkan dengan angka-angka,
faktor
rumus
beberapa
Faktor instrinsik yang dimaksud
operasi hitung lainnya. Hal ini
antara lain adalah motivasi serta
menyebabkan
belajar
minat siswa terhadap mata pelajaran
belum
matematika. Faktor eksternal yang
memuaskan yakni, pencapaian hasil
berpengaruh terhadap hasil belajar
belajar siswa cenderung lebih rendah
siswa diantaranya adalah metode
dibandingkan dengan mata pelajaran
pembelajaran yang diterapkan oleh
lain seperti IPA, IPS dan Bahasa
guru dalam proses pembelajaran.
dan
matematika
Indonesia.
mencakup
hasil
siswa
Hasil
masih
survey
yang
instrinsik
dan
Berdasarkan
ekstrinsik.
hasil
dilakukan oleh sebuah organisasi
pengamatan pembelajaran dan hasil
dalam
wawancara yang telah dilakukan
Economic
naungan
Organization
and
dengan beberapa guru kelas III
Development (OECD) yang bernama
Sekolah Dasar Negeri di gugus V
Program for International Student
Kecamatan Bogor Barat, peneliti
Assesement (PISA) yang diadakan
memperoleh informasi bahwa hasil
setiap 3 tahun sekali sejak tahun
belajar matematikanya masih belum
2000 mengenai sistem pendidikan
optimal.
dan kemampuan dari siswa sekolah,
pembelajaran berlangsung tampak
ternyata
guru mendominasi kelas (Teacher
100
Cooperation
Indonesia
berada
pada
Pada
saat
proses
Pengaruh Metode . . .
Jhoni Warmansyah
centre),
menjadi
sumber
utama
Hasil Belajar Matematika SD
pengetahuan, kurang memperhatikan
Belajar
merupakan
aktivitas aktif siswa, interaksi siswa
aktivitas yang dilakukan secara sadar
dan
untuk
kurang
mengkonstruksi
mendapatkan
pengetahuan siswa sehingga dalam
pengetahuan
proses
terdapat
melalui suatu kegiatan yang khusus
kecenderungan siswa yang pasif dan
dikondisikan ataupun pengalaman
tidak mau bertanya pada guru. Selain
nyata secara spontanitas. Menurut
itu pembelajaran matematika yang
Salmeto (2010: 2), belajar ialah suatu
diajarkan cenderung abstrak dan
proses
diberikan secara klasikal melalui
seseorang untuk memperoleh suatu
metode
ceramah
perubahan tingkah laku yang baru
melihat
kemungkinan
pembelajaran
tanpa
banyak
penerapan
dan
sejumlah
usaha
keterampilan
yang
dilakukan
secara keseluruhan, sebagi
metode lain yang sesuai dengan jenis
pengalamannya
materi, bahan dan alat yang tersedia.
interaksinya
sendiri
dengan
hasil
dalam
lingkungan.
Berangkat dari fakta dan
Selaras dengan pendapat tersebut,
kondisi tersebut maka salah satu
Good dan Brophy (Purwanto, 2013:
upaya penyelesaian masalah tersebut,
85), menyatakan bahwa “Learning is
perlu dilakukan suatu penelitian
the development of new associations
untuk
besar
as a result of experience”. Belajar
pembelajaran
adalah suatu proses interaksi yang
mengkaji
seberapa
pengaruh
metode
kooperatif
dan
motivasi
dilakukan
seseorang
terhadap hasil belajar matematika.
memperoleh
sesuatu
Melalui penelitian ini diharapkan
dalam bentuk perubahan perilaku
dapat
sebagai hasil dari pengalaman itu
menjembatani
efektifnya
metode
belajar
kurang
pembelajaran
dalam
yang
baru
sendiri.
yang diberikan guru dan dapat
Belajar juga dikemukakan
memotivasi siswa melalui belajar
oleh Morgan (Iskandar, 2012: 35)
berkelompok
bahwa
sehingga
memberi
belajar
yang
adalah
relatif
setiap
pengaruh baik pada pencapaian hasil
perubahan
menetap
belajar matematika siswa.
dalam tingkah laku yang terjadi
101
JURNAL PENDIDIKAN USIA DINI
Volume 10 Edisi 1, April 2016
sebagai suatu hasil dari latihan atau
perilaku yang cenderung menetap
pengalaman.
dari ranah kognitif, afektif, dan
Menurut Slameto (2010:
psikomotoris dari proses belajar yang
28), Prinsip-prinsip belajar ditinjau
dilakukan dalam waktu tertentu. Dari
dari hakikat belajar adalah (1) belajar
pendapat
itu proses kontinyu artinya harus
mengacu pada taksonomi Bloom
tahap
menurut
yakni perubahan pada ranah kognitif,
perkembangannya, (2) belajar adalah
afektif dan psikomotor. Kemampuan
proses
yang
demi
tahap
organisasi,
adaptasi,
diatas
dimiliki
hasil
siswa
belajar
setelah
eksplorasi, dan discovery, (3) belajar
mengikuti proses pembelajaran yakni
adalah
kontinguitas
mampu memperoleh pengetahuan,
(hubungan antara pengertian yang
perubahan kearah sikap yang lebih
satu dengan pengertian yang lain
baik serta memiliki keterampilan.
proses
sehingga mendapatkan pengertian
Pendapat
diatas
juga
yang diharapkan dan stimulus yang
diperkuat oleh Usman (Asep dan
diberikan menimbulkan respon yang
Abdul, 2012: 16) yang menyatakan
diharapkan.
bahwa hasil belajar yang dicapai
Dengan
proses
oleh siswa sangat erat kaitannya
belajar akan dihasilkan output berupa
dengan rumusan tujuan instruksional
produk yang disebut hasil belajar.
yang direncanakan guru sebelumnya
Dengan hasil belajar dapat diketahui
yang dikelompokkan kedalam tiga
sejauh mana tujuan pendidikan telah
kategori, yakni domain kognitif,
tercapai. hasil belajar, Purwanto
afektif,
(2011:
44)
hasil
pendapat ketiga domain tersebut
belajar
siswa
perubahan
yang paling banyak dijadikan untuk
dalam dalam kemampuan kognitif,
mengukur tingkatan hasil belajar
afektif, dan psikomotorik tergantung
siswa ada pada domain kognitif yang
dari tujuan pengajarannnya.
terkait dengan evaluasi belajar yang
19-20),
pencapaian
102
adanya
mendefinisikan
adalah
dan
psikomotor.
Dari
Asep dan abdul (2012:
dilakukan guru dalam menilai hasil
hasil
belajar siswa.
belajar
bentuk
adalah
perubahan
Pengaruh Metode . . .
Jhoni Warmansyah
Bloom (Purwanto, 2013:
Jhonson dan Myklebus
50) membagi dan menyusun secara
(Abdurrahman,2010:
hierarkis
menyatakan
tingkat
hasil
belajar
252)
Matematika
kognitif mulai dari yang paling
bahasa
rendah dan sederhana yaitu hapalan
praktisnya untuk mengekspresikan
sampai yang paling tinggi yaitu
hubungan-hubungan kuantitatif dan
evaluasi. Makin tinggi tingkat maka
keruangan
makin kompleks dan penguasaan
kritisnya
suatu
berfikir.
tingkat
penguasaan
mempersyaratkan
tingkat
sebelumnya.
simbol
adalah
yang
fungsi
sedangkan
untuk
fungsi
memudahkan
Lerner (Abdurrahman, 2010:
Enam tingkat tersebut adalah hapalan
252)
(C1), pemahaman (C2), penerapan
mengemukakan bahwa disamping
(C3), analisis, (C4), sintesis, (C5)
sebagai
dan evaluasi.
merupakan bahasa universal yang
Lebih lanjut tahap-tahap
dalam
kognitif
bloom
tersebut
kemudian direvisi oleh Anderson dan
Karthwol
(2010:
100-102)
dalam
bahasa
Abdurrahman
simbolis
juga
memungkinkan manusia memikirkan
mencatat dan mengkomunikasikan
ide mengenai elemen dan kuantitas.
yang
Menurut
Hardini
dan
membagi aspek kognitif menjadi dua
Puspitasari (2012: 159), Matematika
dimensi pengetahuan dan dimensi
merupakan
ilmu
proses
mendasari
perkembangan
kognitif.
Dimensi
universal
yang
ilmu
pengetahuan memuat objek ilmu
teknologi modern, mempunyai peran
yang disusun dari fakta, konsep,
penting dalam berbagai disiplin dan
prosedur,
memerluukan daya pikir manusia.
dan
metakognitif.
Sedangkan proses kognitif memuat
Perkembangan
enam
teknologi informasi dan komunikasi
tingkatan
meliputi:
(1)
ini
pesat
dibidang
Mengingat, (2) pemahaman atau
dewasa
dilandasi
oleh
memahami, (3) mengaplikasikan, (4)
perkembangan matematika dibidang
menganalisis, (5) mengevaluasi, (6)
teori bilangan, aljabar, analisis, teori
mencipta.
peluang dan matematika diskrit.
103
JURNAL PENDIDIKAN USIA DINI
Volume 10 Edisi 1, April 2016
Menurut
Johanna
(1994:
siswa lebih baik dan meningkatkan
301), Matematika menekankan pada
sikap
penyelesaian masalah, cara berfikkir
perilaku sosial.
secara
logis,
pemnggunaan
kehidupan,
berkaiatan
dengan
matematika
dalam
penggabungan
topik
tolong
menolong
dalam
Artz dan Newman (Huda
2011:32),
mendefenisikan
pembelajaran
kooperatif
sebagai
mengenai matematika, penggunaan
“small group of learners working
dalam
together as a team to solve a
menggerakkan
teknologi
diantara siswa dan berkomunikasi
problem,
mengenai matematika.
accomplish
Berdasarkan pendapat diatas
complete
Artinya
a
a
task,
common
dalam
or
goal.”
pembelajaran
Hasil belajar matematika anak usia
kooperatif siswa bekerja sama dalam
dini dalam penelitian ini adalah suatu
satu tim untuk mengatasi suatu
pencapaian penguasaan siswa dalam
masalah,
pemecahan
masalah
konsep
tugas, atau mencapai suatu tujuan
matematika
khususnya
pecahan
sederhana
yang
mencakup:
menyelesaikan
sebuah
bersama.
(1)
Sejalan dengan itu, Slavin
mengingat, (2) memahami dan (3)
(2009: 4), mengungkapkan bahwa
menerapkan
pembelajaran
mata
pelajaran
matematika.
pada
kooperatif
berbagai
merujuk
macam
metode
pembelajaran di mana para siswa
Metode Pembelajaran Kooperatif
bekerja dalam kelompok-kelompok
Pembelajaran kooperatif
kecil untuk saling membantu satu
adalah belajar bersama-sama, saling
sama lainnya dalam mempelajari
membantu antara satu dengan yang
materi pelajaran.
lain dalam belajar dan memastikan
Dalam
pembelajaran
bahwa setiap orang dalam kelompok
kooperatif, guru berperan sebagai
mencapai tujuan atau tugas yang
fasilitator yang berfungsi sebagai
telah
jembatan
ditentukan
sebelumnya.
penghubung
ke
arah
Menurut Stahl (1992: 8) “Cooperatif
pemahaman
Learning dapat meningkatkan belajar
dengan catatan siswa sendiri. Guru
104
yang
lebih
tinggi,
Pengaruh Metode . . .
Jhoni Warmansyah
tidak
hanya
memberikan
masing tim yang berbeda. Artinya
pengetahuan pada siswa, tetapi harus
peserta didik bersaing secara sehat
membangun dalam pikirannya juga.
dalam pembelajaran baik di dalam
Siswa mempunyai kesempatan untuk
kelompok maupun perwakilan dari
mendapatkan pengetahuan langsung
kelompok agar mendapatkan skor
dalam menerapkan ide-ide mereka.
tertinggi dari setiap permainan.
Teams
Menurut
Games
Komalasari
Tournament (TGT), Rusman (2012:
(2013:78), Team Games Tournament
224) berpendapat TGT adalah salah
adalah pembelajran kooperatif yang
satu tipe pembelajaran kooperatif
melibatkan aktivitas seluruh siswa
yang menempatkan siswa kedalam
tanpa harus ada perbedaan status,
kelompok
yang
melibatkan peran siswa sebagai tutor
beranggotakan 5-6 orang siswa yang
teman sebaya dan mengandung unsur
memiliki kemampuan, jenis kelamin,
permainan serta reinforcement.
belajar
dan suku ras yang berbeda.
Slavin
Menurut Lairu dan Laode
(1985:
177)
(2012:
63)
Tujuan
pokok
berpendapat bahwa Teams Games
pembelajaran kooperatif tipe TGT
Tournament,
yaitu: (1) hasil belajar akademik; (2)
or
TGT,
combines
within team competition between
penerimaan
teams
melatih siswa untuk menghargai dan
and
between
teams
and
keseragaman
between individual representatives of
mengikuti
different
mengembangkan
teams.
permainan
Turnamen
lain;
dan
(3)
keterampilan
TGT
sosial. Dengan tujuan begitu maka
menggabungkan dalam kerjasama
pada peserta didik akan tumbuh rasa
tim dengan persaingan antara tim
kebersamaan dan slaing menghargai
dan
sesama angota kelompoknya.
antara
atau
tim
orang
atau
perwakilan
masing-
masing tim yang berbeda. Turnamen
tim
permainan
TGT
di muka dapat disimpulkan bahwa
menggabungkan dalam kerjasama
Teams Games Tournament adalah
tim dengan persaingan antara tim
suatu
dan
kooperatif
antara
atau
Dari beberapa pendapat
perwakilan
masing-
metode
yang
pembelajaran
menggunakan
105
JURNAL PENDIDIKAN USIA DINI
Volume 10 Edisi 1, April 2016
turnamen pembelajaran akademik
kooperatif dimana setiap siswa diberi
dengan mengelompokkan siswa yang
nomor
memiliki kemampuan setara untuk
kelompok kemudian secara acak
memperoleh
guru memanggil nomor dari siswa.
skor
tertinggi
dan
kemudian
dibuat
suatu
bertujuan untuk mengasah kerjasama
Hal ini
dalam
mengonstruk
dalam menggunakan metode ini
pengetahuan, persaingan yang sehat,
seorang guru memanggil/ menunjuk
dan keterlibatan siswa dalam belajar
nomor siswa secara acak yang
serta mengasah sikap sosial yang
mewakili
tinggi.
memberitahu terlebih dahulu siapa
kelompok,
menunjukkan ciri khas
kelompoknya
tanpa
Heads
yang akan mewakili kelompoknya
Together, James Cooper (2013: 266)
tersebut, sehingga cara ini menjamin
“Numbered heads together makes
keterlibatan total seluruh anggota
drills and quick reviews of facts
kelompok dan bertanggung jawab
engging and productive for the
secara
whole
kelompok.
Numbered
class”.
Numbered
Menurut
Heads
James
individual
dalam
diskusi
Together
Menurut Huda (2013: 203),
merupakan kepala bernomor yang
pada dasarnya Numbered Heads
membuat latihan dan mengulang
Together (NHT) Merupakan Varian
kembali secara cepat mengenai fakta
dari diskusi kelompok. Tujuan dari
menarik dan produktif bagi seluruh
NHT
kelas.
metode
kepada siswa untuk saling berbagi
Heads
gagasan dan membpertimbangkan
dan
jawaban yang paling tepat. Hal ini
mengembangkan pengetahuan siswa
menunjukkan dalam membagikan
bekerjasama
ide-ide serta jawaban dari pertanyaan
Artinya
kooperatif
Together
masalah
melalui
Numbered
mampu
melatih
untuk
dengan
memecahkan
cara
berdiskusi
dalam kelompok.
Menurut
(2013:
Together
106
62),
Numbered
adalah
kesempatan
juga dibutuhkan kemampuan siswa
dalam
Komalasari
memberikan
memberikan
penjelasan
kepada teman dalam kelompoknya.
Heads
Dari pendapat di muka
pembelajaran
dapat disimpulkan bahwa metode
Pengaruh Metode . . .
Jhoni Warmansyah
Numbered Heads Together adalah
dan
suatu
perhatian, kemauan dan cita-citanya.
meraih
pembelajaran
yang
mengedepankan
Lebih
siswa
dalam
Sutikno
mengolah,
serta
dalam kegiatan belajar, motivasi
melaporkan
dapat dikatakan sebagai keseluruhan
memecahkan
daya penggerak didalam diri siswa
keaktifan
berinteraksi,
bertanggung
informasi
masalah
untuk
metode
kooperatif
pada
terdorong
jawab
dalam
dalam
dengan
suatu
bekerja
menggunakan
kelompok
sama
nomor
dan
di
kepala
lanjut
yang
Faturrohman
(2011:19)
dan
mengatakan
menimbulkan,
menjamin
kelangsungan dan memberikan arah
kegiatan
belajar,
sehingga
sebagai identitas individu dalam
diharapkan tujuan yang ada dapat
kelompok.
tercapai.
Dengan
motivasi
dipandang
sebagai
dorongan
mental
yang
menggerakkan
dan
Motivasi Belajar
Pada
masing-masing
demikikian
mengarahkan
individu memiliki kondisi internal,
termasuk perilaku manusia. Dalam
dimana kondisi internal tersebut turut
motivasi
terkandung
berperan dalam aktivitas dirinya
keinginan
yang
sehari-hari. Salah satu dari kondisi
menggerakkan, menyalurkan, dan
internal seseorang tersebut adalah
mengarakan
motivasi.
individu belajar.
Menurut
Mudjiono
(2006:
Dimyati
80),
dan
motivasi
mengaktifkan,
sifat
dan
Djamarah
151),
membagi
adanya
perilaku
(2011:
motivasi
149belajar
belajar adalah kekuatan mental yang
menjadi dua yaitu: a) Motivasi
berupa
instrinsik adalah motif-motif yang
keinginan,
kemauan,
yang
menjadi aktif atau berfungsinya tidak
belajar.
perlu dirangsang dari luar, karena
dapat
dalam setiap diri individu sudah ada
tergolong rendah dan tinggi. Hal ini
dorongan untuk melakukan sesuatu.
berarti
b)
mendorong
Kekuatan
atau
perhatian,
cita-cita
terjadinya
mental
dengan
tersebut
kekuatan
mental
tersebutlah seseorang akan bergerak
motivasi
ekstrinsik
adalah
kebalikan dari motivasi instrinsik.
107
JURNAL PENDIDIKAN USIA DINI
Volume 10 Edisi 1, April 2016
Motivasi ekstrinsik adalah motif-
Teknik pengumpulan data
motif yang aktif dan berfungsi
yang dilakukan dalam penelitian ini
karena adanya perangsang dari luar.
menggunakan dua instrumen yaitu
Dari penjelasan tersebut dapat dilihat
data hasil belajar matematika siswa
sebenarnya dalam diri seseorang
dalam
anak sudah memiliki kemauan dan
berbentuk tulisan tes pilihan ganda
kesadaran belajar akan tetapi perlu
(multiple choice) dengan pilihan
ditambah dorongan dari lingkungan
jawaban a, b, c, dan d. Untuk
sekitar anak untuk memacu semangat
mengetahui motivasi belajar siswa
anak dalam belajar. Jadi dengan kata
diukur dengan menggunakan skala
lain,
likert
motivasi
belajar
adalah
menggunakan
berbentuk
instrumen
angket
yang
keinginan, hasrat, kemauan yang
mempunyai pertanyaan positif dan
menjadi
negatif, dan dikembangkan oleh
daya
penggerak
dan
pendorong yang sangat kuat pada
peneliti.
individu untuk memenuhi kebutuhan
Teknik
pengambilan
belajarnya yang dipengaruhi oleh
sampel dilakukan dengan teknik
faktor intrinsik dan ekstrinsik
Stratified multistage cluster random
sampling
Mengumpulkan
nama-nama Sekolah Dasar yang ada
METODE PENELITIAN
Penelitian
yaitu
ini
kelas
III
SDnya
di
Gugus
V
dilaksanakan dengan menggunakan
Kecamatan bogor barat, Kemudian
metode eksperimen dengan desain by
melakukan random terhadap kelas III
level 2 x 2 untuk membandingkan
tersebut.
dua metode pembelajaran kooperatif
Teknik
analisis
data
tipe TGT (Team Games Tournament)
dalam penelitian ini diuji dengan
dan
Heads
teknik analisis varian (ANAVA) dua
Together) dan variabel bebas atribut
jalur 2 x 2. Agar pengujian hipotesis
yaitu
dapat
NHT
(Numbered
motivasi
belajar
yang
dilaksanakan
maka
perlu
diklasifikasikan menjadi dua yaitu
dilakukan uji persyaratan analisis
tinggi dan rendah.
yakni
uji
homogenitas.
108
normalitas
Uji
dan
uji
normalitas
Pengaruh Metode . . .
Jhoni Warmansyah
dilakukan dengan Uji Liliefors dan
perlakuan dua metode pembelajaran
uji homogenitas dilakukan dengan
kooperatif TGT dan NHT secara
Uji Barlett. Pengujian selanjutnya
keseluruhan terbukti signifikan. Oleh
dilakukan dengan menggunakan Uji-
karena itu, hasil belajar matematika
Tukey.
yang
diberikan
metode
Teams
Games Tournament X =22,27 lebih
HASIL DAN PEMBAHASAN
baik secara nyata dibandingkan yang
Berdasarkan analisis data
yang dilakukan degan melalui proses
analisis yang meliputi: a) deskripsi
data hasil penelitian, b) pengujian
persyaratan uji analisis berupa uji
normalitas dan uji homogenitas, uji
ANAVA dan uji Tukey. Temuan
penelitian tersebut antara lain:
1.
metode
yang
diberikan
Teams
Tournament
Games
lebih
tinggi
dibandingkan kelompok yang
diberikan
metode Numbered
Heads Together (Antar A)
Berdasarkan
X =20,59. Berdasarkan
Together
hasil pengujian hipotesis pertama
diatas membuktikan bahwa terdapat
perbedaan
signifikan α = 0.05, dengan demikian
H0 ditolak dan hipotesis alternatif H1
hipotesis
yang
menyatakan terdapat perbedaan hasil
belajar matematika antara kedua
kelompok
siswa
yang
yang
Tournament
dengan
siswa
yang
Together.
Hasil
menunjukkan
keseluruhan
yang
didapat
bahwa
peserta
secara
didik
yang
diberikan metode Teams Games
Tournament
dibandingkan
lebih
tinggi
dengan
kelompok
peserta didik yang diberikan metode
hasil
= 14,50 > Ftabel = 4,08 pada taraf
artinya
siswa
diberikan metode Teams Games
Numbered Heads Together.
perhitungan ANAVA bahwa Fhitung
diterima,
antara
diberikan metode Numbered Heads
Hasil belajar matematika antara
kelompok
diberikan metode Numbered Heads
diberi
Berdasarkan
perbedaan
ini dapat dijelaskan bahwa metode
Teams
Games
merupakan
yang
Tournament
teknik
pembelajaran
menggunakan
pembelajaran
akademik
pengelompokkan
siswa
turnamen
dengan
yang
memiliki kemampuan setara guna
109
JURNAL PENDIDIKAN USIA DINI
Volume 10 Edisi 1, April 2016
memperoleh
skor
tertinggi
dan
memberikan nomor untuk setiap
bertujuan untuk mengasah kerjasama
anggota
dalam
pembelajaran
kelompok,
mengonstruk
kelompok.
Metode
Numbered
Heads
pengetahuan, serta mengasah sikap
Together ini dilaksanakan dengan
sosial yang tinggi. Pada Metode
melibatkan lebih banyak siswa dalam
Teams Games Tournament lebih
menelaah
mengutamakan
siswa
dalam suatu pelajaran sehingga lebih
langkah-langkah
banyak mendapatkan masukan atau
karena
keaktifan
dalam
pembelajaran siswa dituntut untuk
jawaban
menjawab
dipelajari
yang
pertanyaan-pertanyaan
diberikan
pendidik
untuk
materi
yang
tentang
tercakup
materi
yang
kemudian
saling
untuk
dapat
melengkapi
menguji pengetahuan yang di dapat
mempertanggung
peserta
kelompok kepada semua siswa di
didik
dari
penjelasan
pendidik dan berdiskusi kelompok
dan
bertanggung
metode
TGT
disertai
dengan
jawab.
siswa
permainan
hasil
kelas.
Dalam
berdiskusi
jawabkan
Berdasarkan
uraian
diatas
dapat dinyatakan bahwa siswa yang
yang
diajarkan dengan metode Teams
membuat proses belajar menjadi
Games Tournament lebih efektif
lebih
dibandingkan
menyenangkan
dan
lebih
dengan
kelompok
nyaman. Proses belajar mengajar
siswa yang diajarkan dengan metode
berlangsung dengan keaktifan dari
Numbered Heads Together. Maka
siswa sehingga motivasi belajar lebih
dapat
tinggi. TGT mampu menghasilkan
metode Teams Games Tournament
hasil positif pada dimensi kenerja
lebih
sosial, sikap, dan akademik. Dari
meningkatkan
turnamen tim permainan memiliki
matematika.
timbal balik yang sangat baik.
2.
direkomendasikan
cocok
bahwa
diterapkan
dalam
hasil
belajar
Terdapat Interaksi antara metode
Metode Numbered Heads
pembelajaran kooperatif dengan
Together menekankan pada proses
motivasi belajar terhadap hasil
berpikir bersama untuk memenuhi
belajar matematika.
pola
110
interaksi
siswa
dengan
Pengaruh Metode . . .
Jhoni Warmansyah
Hasil
perhitungan
diberikan metode Teams Games
ANAVA dapat diketahui bahwa nilai
Tournament,
hasil pengujian hipotesis kedua yang
dibandingkan kelompok siswa yang
disajikan dalam tabel ANAVA pada
diberikan metode Numbered Heads
baris interaksi A X B menunjukkan
Together.
bahwa H0 ditolak berdasarkan nilai
bahwa melalui metode pembelajaran
Fhitung = 19,15> Ftab
= 4,08
kooperatif
diambil
karakteristik siswa yang mengikuti
keputusan bahwa terdapat pengaruh
pemberian metode Teams Games
interaksi
Tournament. Kelompok siswa yang
dengan
demikian
yang
(0,05)
dapat
signifikan
antara
metode pembelajaran kooperatif dan
memiliki
motivasi
belajar
belajar
terhadap
hasil
belajar matematika.
lebih
Hal
ini
menunjukkan
berhubungan
kemampuan
rendah
tinggi
yang
dengan
motivasi
diberikan
metode Teams Games Tournament
Hasil pengujian hipotesis
lebih rendah dibandingkan kelompok
kedua, membuktikan bahwa terdapat
siswa
pengaruh interaksi antara metode
Numbered Heads Together. Hal ini
pembelajaran
juga
motivasi
belajar
kooperatif
belajar
dengan
terhadap
matematika.
hasil
Signifikasi
yang
diberikan
menunjukkan
pendekatan
melalui
pembelajaran
metode
bahwa
metode
kooperatif
interaksi ini akan berpengaruh pada
berhubungan dengan karakteristik
bentuk interaksi yang terjadi, artinya
peserta
pengaruh interaksi akan mempunyai
pemberian metode Numbered Heads
makna
Together. Dengan karakteristik dan
penting
jika
dilakukan
didik
yang
mengikuti
pengujian setiap tingkat perlakuan.
Pengaruh interaksi ditunjukkan oleh
hasil pengujian hipotesis seperti
gambar berikut:
Dalam Gambar tersebut
terlihat
bahwa
hasil
belajar
matematika kelompok siswa yang
memiliki motivasi belajar tinggi
111
JURNAL PENDIDIKAN USIA DINI
Volume 10 Edisi 1, April 2016
Gambar 1. Interaksi Bentuk Metode Pembelajaran Kooperatif
dengan Motivasi belajar teradap hasil belajar matematika
motivasi belajar yang siswa berbedabeda,
pemilihan
Berdasarkan
hasil
metode
perhitungan analisis varians tahap
pembelajaran secara tepat sesuai
lanjut dengan Uji Tukey untuk
dengan karakteristik dan motivasi
membandingkan
belajar siswa merupakan salah satu
matematika kelompok yang memiliki
bagian penting yang menunjang
motivasi
keberhasilan dalam pembelajaran.
diberikan metode Teams Games
Dari temuan yang diperoleh pada
Tournament dan yang diberikan
penelitian ini, dapat disimpulkan
metode Numbered Heads Together
bahwa
diperoleh nilai Qhitung =20,82 lebih
terdapat
interaksi
antara
hasil
belajar
tinggi
belajar
yang
metoede pembelajaran dan motivasi
besar dari pada
belajar
Qhitung>Qtabel pada taraf signifikan α
terhadap
hasil
belajar
Qtabel = 4,26 atau
matematika.
= 0.05, dengan demikian H0 ditolak
3.
dan hipotesis alternatif H1 diterima.
Hasil belajar matematika antara
kelompok siswa yang memiliki
motivasi
belajar
dan
siswa yang memiliki motivasi belajar
metode
tinggi yang diberi metode Teams
Teams Games Tournament lebih
Games Tournament X = 23,90 lebih
tinggi dari pada kelompok siswa
tinggi secara nyata dibandingkan
yang
yang diberi metode Numbered Heads
diberikan
tinggi
perlakuan
diberikan
metode
Numbered Heads Together
112
Selain itu, skor rata-rata
Together X = 20,36.
Pengaruh Metode . . .
Jhoni Warmansyah
Berdasarkan
hasil
uji
sekitar. Dapat dikatakan bahwa bagi
hipotesis ketiga menolak hipotesis
siswa yang memiliki motivasi belajar
nol yang menyatakan bahwa bagi
tinggi
kelompok
siswa
belajar
motivasi
belajar
yang
memiliki
tinggi
yang
ingin
meningkatkan
matematika
hasil
hendaknya
diberikan metode Teams Games
diberikan perlakuan metode Teams
Tournament.
Games Tournament lebih rendah dari
4.
Hasil belajar matematika antara
pada kelompok siswa yang diberikan
kelompok siswa yang memiliki
metode Numbered Heads Together.
motivasi belajar rendah dan
Dikatakan
diberikan
bahwa
kedua
bentuk
perlakuan
metode
metode pembelajaran kooperatif ini
Teams Games Tournament lebih
mempunyai tujuan yang sama dalam
rendah
meningkatkan
siswa yang diberikan
matematika,
memiliki
hasil
tetapi
perbedaan
belajar
sama-sama
dalam
dari
pada
kelompok
metode
Numbered Heads Together
segi
Berdasarkan
hasil
pelaksanaannya. Pelaksanaan metode
perhitungan analisis varians tahap
pembelajaran kooperatif tipe Teams
lanjut dengan Uji Tukey untuk
Games
lebih
membandingkan
siswa
matematika kelompok siswa yang
permainan
dan
memiliki motivasi belajar rendah
ini,
yang diberi metode Teams Games
Tournament
mengutamakan
karena
keaktifan
adanya
hasil
belajar
turnamen
dalam
metode
sehingga
peserta
didik
dapat
Tournament dan kelompok siswa
dengan
lebih
yang diberi metode Numbered Heads
permainan
dan
Together diperoleh nlai Qhitung= -1,05
turnamen antar kelompok. Peserta
lebih kecil dari pada Qtabel = 4,26
didik yang memiliki motivasi belajar
atau Qhitung< Qtabel
tinggi memiliki ciri–ciri: percaya
signifikan α = 0.05, dengan demikian
diri,
H0 diterima dan hipotesis alternatif
memahami
mudah
materi
melalui
berani
dalam
berpendapat,
mampu bertahan terhadap persepsi
H1
dari lingkungan sekitar, dan mampu
ditafsirkan tidak terdapat perbedaan
berinteraksi
dengan
ditolak.
pada taraf
Sehingga
dapat
lingkungan
113
JURNAL PENDIDIKAN USIA DINI
Volume 10 Edisi 1, April 2016
pengaruh metode pembelajaran yang
Heads
Together
yang
memiliki
signifikan.
motivasi belajar rendah. Hasil yang
Oleh karena itu, bagi
didapat menunjukkan bahwa hasil
peserta didik yang memiliki motivasi
belajar matematika siswa yang di
belajar
diberi
rendah
yang
diberikan
metode
Team
Game
metode Teams Games Tournament
Tournament yang memiliki motivasi
X = 20,63 lebih rendah secara nyata
belajar
dibandingkan yang diberikan metode
dibandingkan
Numbered
Heads
Together
X=
Motivasi
belajar
pada
dalam
kecendrungan
dirinya
yang
dengan
berbeda-beda
tergantung dorongan / usaha-usaha
yang menggerakkan seseorang untuk
belajar. Motivasi belajar merupakan
keinginan, hasrat, kemauan yang
menjadi
daya
penggerak
dan
pendorong yang sangat kuat pada
individu untuk memenuhi kebutuhan
Berdasarkan
hasil
pengolahan dan perhitungan data
dilakukan
sebelumnya
diperoleh bahwa terdapat perbedaan
hasil belajar kelompok siswa yang
diberi
metode
Team
Game
Tournament yang memiliki motivasi
belajar rendah dengan kelompok
siswa yang diberi metode Numbered
114
rendah
kelompok
yang
memiliki
motivasi belajar rendah.
Siswa dengan motivasi
belajar rendah memiliki ciri-ciri
seperti:
dalam
menampakkan
belajarnya
keengganan,
cepat
bosan dan berusaha menghindar dari
kegiatan
belajar.
semacam
ini
pembelajaran
Karakteristik
bila
diberikan
Teams
Games
Together yang menekankan pada
persaingan antara tim dan antara
perwakilan masing-masing tim yang
belajarnya.
yang
dengan
Together
dasarnya dimiliki oleh setiap peserta
didik
lebih
siswa yang diberi metode Numbered
Heads
20,81.
rendah
berbeda,
kurang
memberikan
pengaruh kepada mereka. Bagi siswa
yang termasuk kategori mampu,
pembelajaran
Teams
Games
Tournament bisa memiliki dampak
yang positif bagi mereka begitu
sebaliknya
motivasi
bagi
yang
memiliki
belajar rendah. Karena
sifatnya yang suka menampakkan
Pengaruh Metode . . .
Jhoni Warmansyah
keengganan,
cepat
bosan
dan
belajar
terhadap
hasil
belajar
berusaha menghindar dari kegiatan
matematika siswa dapat dikaji dari
belajar
berbagai
maka
pekerjaan-pekerjaan
landasan
yang dilakukan akan lebih efektif
dan
bila dilakukan sendiri dibandingkan
berkaitan dengan variabel dan hasil
bekerja bersama-sama dengan orang
penelitian
lain dalam tim. Hasil belajar siswa
praktik, psikologi, sosiologi, moral,
akan menjadi lebih baik, jika disertai
neurosains dan pedagogik.
motivasi
belajar
tinggi,
interdisipliner
multidisipliner
dan
ilmu
yang
diantaranya
Dilihat
adalah
dari
sudut
sebaliknya hasil yang kurang baik,
landasan praktis diperlukan karena
bila motivasi belajar siswa rendah.
proses pembelajaran yang dilakukan
Dapat dikatakan bahwa
diperlukan
perencanaan.
Dimana
bagi siswa yang memiliki motivasi
landasan praktis akan mengatasi
belajar rendah ingin meningkatkan
permasalahan yang sering muncul
hasil belajar matematika hendaknya
dalam pembelajaran sekarang ini,
diberikan metode Numbered Heads
yakni diantaranya Hampir semua
Together.
pelajaran di sekolah diberikan secara
Gambar 2. Hubungan Multidisipliner dan Interdisipliner dengan
hasil penelitian
Melihat
pengaruh
dari
metode pembelajaran dan motivasi
terpisah satu sama lain, padahal
seharusnya
saling
terkait
serta
115
JURNAL PENDIDIKAN USIA DINI
Volume 10 Edisi 1, April 2016
pembelajaran yang cenderung lebih
siswa harus dikembangkan. Siswa
bersifat
adalah individu yang berada dalam
lintas
mata
pelajaran
(interdisiliner) sehingga perlu usaha
proses
untuk melakukan kolaboratif antara
pertumbuhan. Proses perkembangan
berbagai
tersebut
mata
pelajaran
untuk
perkembangan
meliputi:
dan
perkembangan
memecahkan masalah dalam proses
intelektual, sosial, emosional dan
belajar. Berdasarkan hasil penelitian
moral
guru sebelum melakukan proses
pertumbuhan
belajar
harus
pertumbuhan
perangkat
peserta didik.
mengajar
mempersiapkan
semua
sedangkan
pembelajaran yaitu sebuah media
proses
dapat
dari
Kajian
dilihat
tubuh
(fisik)
dari
sudut
yang digunakan sebagai pedoman
pandang Neurosains Galls dalam
atau petunjuk pada sebuah proses
Margeret
pembelajaran yang bertujuan agar
memperkenalkan fungsi otak, isu-isu
proses belajar dapat berjalan dengan
neurosains dan belajar kognitif dan
maksimal dan dapat mencapai tujuan
memperkenalkan konsep otak yang
yang ingin dicapai.
terdiri
Berikutnya
Gredler
dari
banyak
(2011:96),
organ
dan
dari
masing-masing bertanggung jawab
menurut
atas reaksi tertentu. Otak merupakan
Muhibbin (2005:10) psikologi adalah
pusat dari kegiatan belajar. Manusia
ilmu pengetahuan yang menyelidiki
memiliki keberbakatan yang jamak
dan membahas tingkah laku terbuka
yang
dan tertutup pada manusia, baik
membedakannya
selaku individu maupun kelompok,
meliputi aspek intelektual, moral,
dalam
sosial, bahasa, dexterity, dan emosi.
landasan
kajian
E
psikologis,
hubungannya
dengan
luar
biasa
yang
dengan
hewan,
lingkungan. Dari hasil penelitian ini
Ilmu
dapat ketahui dalam melaksanakan
bermanfaat
pembelajaran pada SD kelas awal
khususnya bagi dunia pendidikan
harus
dalam rangka mencerdaskan bangsa.
dilandasi
oleh
psikologi
Neuroscience
bagi
umat
sebagai acuan dalam menentukan
Dengan
memberikan
apa dan bagaimana perilaku setiap
stimulasi
pendidikan
116
sangat
manusia,
stimulasiyang
tepat
Pengaruh Metode . . .
Jhoni Warmansyah
maka
akan
mencerdaskan
otak
putera-puterinya rajin, giat belajar
sehingga tujuan pendidikan nasional
serta kondisi lingkungan belajar yang
tercapai. Untuk dapat meningkatkan
mendukung
hasil belajar matematika anak, maka
meningkatkan hasil belajar peserta
guru
didik.
sebaiknya
memahami
sehingga
dapat
perspektif neuroscience sebagaisalah
Salah satu landasan yang
satu perpektif untuk mengoptimalkan
sangat penting yang berhubungan
otak dalam belajar.
dengan penelitian ini adalah landasan
Kajian
dari
sudut
pedagogik.
Hoogveld
dalam
sosiologi, Mayor Polak dalam Rifa’I
Sadulloh (2010: 2), mendefenisikan
(2011:83), menjelaskan pengertian
pedagogik
sosiologi sebagai ilmu pengetauan
mempelajari masalah membimbing
yang
anak kearah tujuan tertentu yaitu
mempelajari
masyarakat
adalah
supaya
antara manusia dengan manusia,
membimbing
manusia
kelompok,
Dengan kata lain pedagogik adalah
kelompok dengan kelompok, baik
cara pembelajaran pendidik terhadap
formal maupun material, baik statis
anak
maupun dinamis. Dengan penelitian
penelitian ini terlihat bahwa dengan
ini yang mengangkat salah satu
penerapan
variabel yaitu motivasi belajar, disini
yang
terlihat peran sosial sangat penting
mengaktifkan
dalam kaitannya dengan motivasi
pembelajaran
ekstrinsik
Motivasi
kesempatan kepada peserta didik
belajar siswa akan berkembang baik
untuk menyelesaikan tugas yang
jika ada penguatan atau stimulus dari
diberikan guru. Disini peserta didik
orang-orang yang ada disekitarnya
akan mendapatkan kesempatan untuk
seperti peran dari seorang guru
melakukan
disekolah dalam memotivasi anak
menyelesaikan
agar rajin belajar dan peran besar
mengamati
orang tua dirumah yang mendorong
pendapat,
bagi
siswa.
mampu
yang
sebagai keseluruhan, yakni hubungan
dengan
anak
ilmu
tugas
didik.
untuk
hidupnya.
Berdasarkan
metode
tepat
di
pembelajaran
kelas
siswa
dan
hal-hal
akan
dalam
memberikan
yang
tugasnya
proses,
hasil
dapat
seperti
mengeluarkan
melakukan
117
JURNAL PENDIDIKAN USIA DINI
Volume 10 Edisi 1, April 2016
penganalisasian, dan semua itu dapat
berdasarkan perhitungan ANAVA
mereka lakukan sendiri. Sehingga
dua jalur yang mengahasilkan H0
dengan proses yang demikian guru
ditolak berdasarkan nilai Fhitung =
dapat menjadikan dirinya sebagai
19,15> Ftab
fasilitator bagi semua peserta didik
demikian dapat diambil keputusan
dalam menyelesaikan tugas.
bahwa terdapat pengaruh interaksi
yang
signifikan
pembelajaran
SIMPULAN
Berdasarkan
hasil
paparan pada bagian hasil dan
pembahasan,
maka
= 4,08 dengan
(0,05)
motivasi
antara
kooperatif
belajar
terhadap
metode
dan
hasil
belajar matematika.
dapat
Hasil belajar siswa yang
dikemukakan beberaa kesimpulan
memiliki motivasi belajar tingi yang
sebagai berikut:
diberikan Metode Teams Games
Secara
umum
belajar matematika
ajarkan
dengan
hasil
Tournament memiliki pengaruh yang
siswa yang di
lebih tinggi nilainya dari hasil belajar
menggunakan
siswa
yang
diberikan
metode
metode Teams Games Tournament
Numbered Heads Together. Hal ini
memiliki pengaruh yang lebih tinggi
berdasarkan
dari
Heads
varians tahap lanjut dengan Uji
berdasarkan
Tukey diperoleh nilai Qhitung =20,82
perhitungan ANAVA dua jalur yang
lebih besar dari pada Qtabel = 4,26
,menunjukkan bahwa Fhitung = 14,50
atau
> Ftabel = 4,08 pada taraf signifikan α
signifikan α = 0.05, dengan demikian
= 0.05, dengan demikian H0 ditolak
H0 ditolak dan hipotesis alternatif H1
dan hipotesis alternatif H1 diterima.
diterima.
metode
Together.
Numbered
Hal
ini
Terdapat
Perhitungan
Qhitung>Qtabel
pada
analisis
taraf
pengaruh
Hasil belajar siswa yang
Teams
memiliki motivasi belajar rendah
Games Tournament dan metode
yang diberikan metode Numbered
Numbered
dan
Heads Together memiliki pengaruh
hasil
yang lebih tinggi nilainya dari hasil
ini
belajar siswa yang diberikan metode
interaksi
motivasi
belajar
118
antara
Heads
belajar
metode
Together
terhadap
matematika,
hal
Pengaruh Metode . . .
Jhoni Warmansyah
Teams Games Tournament. Hal ini
berdasarkan
Perhitungan
analisis
varians tahap lanjut dengan Uji
Tukey diperoleh nilai Qhitung= -1,05
DAFTAR PUSTAKA
Abdurahman, Mulyono. Pendidikan
Bagi
Anak
Berkesulitan
Belajar. Jakarta: Rineka
Cipta, 2010
lebih kecil dari pada Qtabel = 4,26
atau Qhitung< Qtabel
pada taraf
signifikan α = 0.05, dengan demikian
H0 diterima dan hipotesis alternatif
H1 ditolak.
SARAN
Setelah
bagaimana
mengetahui
keefektivan
metode
pembelajaran kooperatif baik Team
Games
Tournament
maupun
Numbered Heads Together, para
pendidik
hendaknya
mengajarkan
kedua
metode
pembelajaran
kooperatif tipe ini kepada peserta
didik dalam meningkatkan hasil
belajar
matematika
melihat
faktor
siswa
internal
serta
individu
peserta didik seperti motivasi belajar
siswa. Mengingat pentingnya hal
tersebut,
mengetahui
pendidik
hendaknya
karakteristik
peserta
didik dan faktor internal yang terkait
sehingga hasil belajar peserta didik
lebih meningkat.
Cooper, James. Classroom Teaching
Skills.
USA:
Cengage
Learning, 2013
Djamarah, Bahri Syaiful, Psikologi
Belajar, Jakarta: Rineke
Cipta. 2011
Gredler Margaret, Learning and
Instruction
Teori
dan
Aplikasi, Jakarta: Kencana
2011
Haris
Abdul dan Jihad Asep.
Evaluasi
Pembelajaran,
Yogyakarta: Multipresindo,
2012
Iskandar.
Psikologi Pendidikan
“Sebuah Orientasi Baru”.
Jakarta:Gaung Persada, 2012
Johanna Kasin Lemlech, Curriculum
and Instructional Methods
for The Elementary and
Middle School (United States
of
America:
Macmillan
College
Publishing
Company, Inc, 1994
Karthwohl David R, dan Lorin W
Anderson (ed),
Karangka
Landasan
Untuk
Pembelajaran, Pengajaran,
dan
Asessmen
Revisi
Taksonomi
Bloom,
Yogyakarta: Pustaka Pelajar,
2010
119
JURNAL PENDIDIKAN USIA DINI
Volume 10 Edisi 1, April 2016
Komala sari, Kokom. Pembelajaran
kontekstual
konsep
dan
aplikasi, Bandung : refika
aditama, 2013
Slavin, Robert E. Psikologi Teori
dan Praktik Terjemahan
Edisi Kedelapan. Jakarta: PT.
Indeks, 2008
OECD. PISA 2012 “Assessment and
Analytical
Framework:
Mathematics,
Reading,Science,
Problem
Solving
and
Financial
Literacy”.
Sumber:
http://www.oecd.org/pisa/pis
aproducts%202012%20Tech
nical%20Report_Chapter%2
1.pdf
Sutikno M. Sobry & Faturrohman
Pupuh,
Strategi
Belajar
Mengajar, Bandung: Refika
Aditama, 2011
Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar,
Yogyakarta: Pustaka Pelajar,
2011
Puspitasari Dewi dan Isriani hardini.
Strategi
pembelajaran
terpadu (teori, konsep dan
implementasi), yogyakarta:
familia, 2012
Rifa’I
Muhammad
Sosiolog
Pendidikan.
Jogjakarta:
Aruzz Media, 2011
Rusman,Model-Model Pembelajaran
MengembangkanProfesionali
sme Guru Jakarta: Raja
Grafindo Persada 2012
Sadulloh Uyoh. Pedagogik (Ilmu
Mendidik).
Bandung:
Alfabeta, 2010
Slameto. Belajar dan Faktor-faktor
yang
Mempengaruhinya.
Jakarta: Rineka Cipta. 2010
Slavin Robert, at all. Learning to
Cooperate. USA; Pienum
Press, 1985
120
Syah Muhibin. Psikologi Pendidikan
dengan Pendekatan Baru.
Bandung:
PT.
Remaja
Rosdakarya, 2005
Download