JURNAL PENDIDIKAN USIA DINI DOI: https://doi.org/10.21009/JPUD.101 DOI: https://doi.org/10.21009/JPUD.101.06 PENGARUH METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA JHONI WARMANSYAH PAUD PPs Universitas Negeri Jakarta Jl. Rawamangun Muka, Jakarta Timur. E-mail: [email protected] Abstract : The aim of this research is to understand the effect of cooperative learning methods and learning motivation toward mathematics learning outcomes. This research was conducted in SDN Gunung Batu 2 and SDN Purbasari 1 second semester of academic year 2015/2016, using experimental methods to design treatment by level 2 x 2 involving 44 samples. The technique of data analysis in this research is using Anova Two Paths to see the main effects and interactions, then using Tukey's test to see modest effects. 1) The results of students' learning mathematics is taught through learning methods TGT higher than students taught by NHT method. (F count = 14,50 > F table (α = 0.05) = 4,08). 2) There is an interaction effect between teaching methods and learning motivation toward mathematics learning outcomes (F count = 19,15 > F table (α = 0.05) = 4,08). 3) At the students who have high motivation to learn, learning outcomes mathematics given by the method TGT higher than students who are given the method NHT (F count = 20,82> F table (α = 0.05) = 3,11), and 4) In the students who have the motivation low learning, mathematics learning outcomes given the TGT method is lower than the students who are given the method NHT (F count = -1,05> F table (α = 0.05) = 3,11). Keywords: Methods Cooperative Learning, Learning Motivation, Learning Outcomes Mathematics Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh metode pembelajaran kooperatif dan motivasi belajar terhadap hasil belajar matematika. Penelitian ini dilakukan di Sekolah Dasar Negeri Gunung Batu 2 dan Sekolah Dasar Negeri Purbasari 1 semester kedua tahun akademik 2015/2016, dengan menggunakan metode eksperimen dengan desain treatment by level 2 x 2 yang melibatkan 44 sampel. Adapun teknik analisis data dalam penelitian ini adalah menggunakan Anava Dua Jalan untuk melihat efek utama dan interaksi, selanjutnya menggunakan uji Tukey untuk melihat efek sederhana. Hasil penelitian menunjukkan bahwa : 1) Hasil belajar matematika siswa yang diajarkan melalui metode pembelajaran TGT lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang diajarkan dengan metode NHT. (Fhitung = 14,50 > Ftabel (α = 0,05) = 4,08). 2) Terdapat pengaruh interaksi antara metode pembelajaran dan motivasi belajar terhadap hasil belajar matematika (Fhitung = 19,15 > Ftabel (α = 0,05) = 4,08). 3) Pada siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi, hasil belajar matematika yang diberikan dengan metode TGT lebih tinggi dari pada siswa yang diberikan metode NHT (Fhitung = 20,82 > Ftabel (α = 0,05) = 3,11 ), dan 4) Pada siswa yang memiliki motivasi belajar rendah, hasil belajar matematika yang diberikan dengan metode TGT lebih rendah dari pada siswa yang diberikan metode NHT (F hitung = -1,05 > Ftabel (α = 0,05) = 3,11). Kata kunci: Metode Pembelajaran Kooperatif, Motivasi Belajar, Hasil Belajar Matematika. 99 JURNAL PENDIDIKAN USIA DINI Volume 10 Edisi 1, April 2016 Matematika adalah mata peringkat terendah ke-2 dalam pelajaran yang diajarkan di Indonesia bidang ilmu matematika. Dengan sejak bangku Sekolah Dasar (SD) kata lain hasil belajar dapat dijadikan hingga sebagai indikator tinggi rendahnya perguruan tinggi bahkan sejak Taman Kanak-kanak (TK) mutu pendidikan, karena sudah dikenalkan dan dijadikan tolak belajar yang diperoleh peserta didik ukur untuk kelulusan siswa dengan dapat diujikannya pada ujian nasional. dalam menguasai dan memahami Matematika menjadi mata pelajaran materi dari pembelajaran. menunjukkan hasil kemampuan yang kurang disukai oleh siswa Tinggi rendahnya hasil karena pelajaran matematika sering belajar tersebut dipengaruhi oleh diidentikkan dengan angka-angka, faktor rumus beberapa Faktor instrinsik yang dimaksud operasi hitung lainnya. Hal ini antara lain adalah motivasi serta menyebabkan belajar minat siswa terhadap mata pelajaran belum matematika. Faktor eksternal yang memuaskan yakni, pencapaian hasil berpengaruh terhadap hasil belajar belajar siswa cenderung lebih rendah siswa diantaranya adalah metode dibandingkan dengan mata pelajaran pembelajaran yang diterapkan oleh lain seperti IPA, IPS dan Bahasa guru dalam proses pembelajaran. dan matematika Indonesia. mencakup hasil siswa Hasil masih survey yang instrinsik dan Berdasarkan ekstrinsik. hasil dilakukan oleh sebuah organisasi pengamatan pembelajaran dan hasil dalam wawancara yang telah dilakukan Economic naungan Organization and dengan beberapa guru kelas III Development (OECD) yang bernama Sekolah Dasar Negeri di gugus V Program for International Student Kecamatan Bogor Barat, peneliti Assesement (PISA) yang diadakan memperoleh informasi bahwa hasil setiap 3 tahun sekali sejak tahun belajar matematikanya masih belum 2000 mengenai sistem pendidikan optimal. dan kemampuan dari siswa sekolah, pembelajaran berlangsung tampak ternyata guru mendominasi kelas (Teacher 100 Cooperation Indonesia berada pada Pada saat proses Pengaruh Metode . . . Jhoni Warmansyah centre), menjadi sumber utama Hasil Belajar Matematika SD pengetahuan, kurang memperhatikan Belajar merupakan aktivitas aktif siswa, interaksi siswa aktivitas yang dilakukan secara sadar dan untuk kurang mengkonstruksi mendapatkan pengetahuan siswa sehingga dalam pengetahuan proses terdapat melalui suatu kegiatan yang khusus kecenderungan siswa yang pasif dan dikondisikan ataupun pengalaman tidak mau bertanya pada guru. Selain nyata secara spontanitas. Menurut itu pembelajaran matematika yang Salmeto (2010: 2), belajar ialah suatu diajarkan cenderung abstrak dan proses diberikan secara klasikal melalui seseorang untuk memperoleh suatu metode ceramah perubahan tingkah laku yang baru melihat kemungkinan pembelajaran tanpa banyak penerapan dan sejumlah usaha keterampilan yang dilakukan secara keseluruhan, sebagi metode lain yang sesuai dengan jenis pengalamannya materi, bahan dan alat yang tersedia. interaksinya sendiri dengan hasil dalam lingkungan. Berangkat dari fakta dan Selaras dengan pendapat tersebut, kondisi tersebut maka salah satu Good dan Brophy (Purwanto, 2013: upaya penyelesaian masalah tersebut, 85), menyatakan bahwa “Learning is perlu dilakukan suatu penelitian the development of new associations untuk besar as a result of experience”. Belajar pembelajaran adalah suatu proses interaksi yang mengkaji seberapa pengaruh metode kooperatif dan motivasi dilakukan seseorang terhadap hasil belajar matematika. memperoleh sesuatu Melalui penelitian ini diharapkan dalam bentuk perubahan perilaku dapat sebagai hasil dari pengalaman itu menjembatani efektifnya metode belajar kurang pembelajaran dalam yang baru sendiri. yang diberikan guru dan dapat Belajar juga dikemukakan memotivasi siswa melalui belajar oleh Morgan (Iskandar, 2012: 35) berkelompok bahwa sehingga memberi belajar yang adalah relatif setiap pengaruh baik pada pencapaian hasil perubahan menetap belajar matematika siswa. dalam tingkah laku yang terjadi 101 JURNAL PENDIDIKAN USIA DINI Volume 10 Edisi 1, April 2016 sebagai suatu hasil dari latihan atau perilaku yang cenderung menetap pengalaman. dari ranah kognitif, afektif, dan Menurut Slameto (2010: psikomotoris dari proses belajar yang 28), Prinsip-prinsip belajar ditinjau dilakukan dalam waktu tertentu. Dari dari hakikat belajar adalah (1) belajar pendapat itu proses kontinyu artinya harus mengacu pada taksonomi Bloom tahap menurut yakni perubahan pada ranah kognitif, perkembangannya, (2) belajar adalah afektif dan psikomotor. Kemampuan proses yang demi tahap organisasi, adaptasi, diatas dimiliki hasil siswa belajar setelah eksplorasi, dan discovery, (3) belajar mengikuti proses pembelajaran yakni adalah kontinguitas mampu memperoleh pengetahuan, (hubungan antara pengertian yang perubahan kearah sikap yang lebih satu dengan pengertian yang lain baik serta memiliki keterampilan. proses sehingga mendapatkan pengertian Pendapat diatas juga yang diharapkan dan stimulus yang diperkuat oleh Usman (Asep dan diberikan menimbulkan respon yang Abdul, 2012: 16) yang menyatakan diharapkan. bahwa hasil belajar yang dicapai Dengan proses oleh siswa sangat erat kaitannya belajar akan dihasilkan output berupa dengan rumusan tujuan instruksional produk yang disebut hasil belajar. yang direncanakan guru sebelumnya Dengan hasil belajar dapat diketahui yang dikelompokkan kedalam tiga sejauh mana tujuan pendidikan telah kategori, yakni domain kognitif, tercapai. hasil belajar, Purwanto afektif, (2011: 44) hasil pendapat ketiga domain tersebut belajar siswa perubahan yang paling banyak dijadikan untuk dalam dalam kemampuan kognitif, mengukur tingkatan hasil belajar afektif, dan psikomotorik tergantung siswa ada pada domain kognitif yang dari tujuan pengajarannnya. terkait dengan evaluasi belajar yang 19-20), pencapaian 102 adanya mendefinisikan adalah dan psikomotor. Dari Asep dan abdul (2012: dilakukan guru dalam menilai hasil hasil belajar siswa. belajar bentuk adalah perubahan Pengaruh Metode . . . Jhoni Warmansyah Bloom (Purwanto, 2013: Jhonson dan Myklebus 50) membagi dan menyusun secara (Abdurrahman,2010: hierarkis menyatakan tingkat hasil belajar 252) Matematika kognitif mulai dari yang paling bahasa rendah dan sederhana yaitu hapalan praktisnya untuk mengekspresikan sampai yang paling tinggi yaitu hubungan-hubungan kuantitatif dan evaluasi. Makin tinggi tingkat maka keruangan makin kompleks dan penguasaan kritisnya suatu berfikir. tingkat penguasaan mempersyaratkan tingkat sebelumnya. simbol adalah yang fungsi sedangkan untuk fungsi memudahkan Lerner (Abdurrahman, 2010: Enam tingkat tersebut adalah hapalan 252) (C1), pemahaman (C2), penerapan mengemukakan bahwa disamping (C3), analisis, (C4), sintesis, (C5) sebagai dan evaluasi. merupakan bahasa universal yang Lebih lanjut tahap-tahap dalam kognitif bloom tersebut kemudian direvisi oleh Anderson dan Karthwol (2010: 100-102) dalam bahasa Abdurrahman simbolis juga memungkinkan manusia memikirkan mencatat dan mengkomunikasikan ide mengenai elemen dan kuantitas. yang Menurut Hardini dan membagi aspek kognitif menjadi dua Puspitasari (2012: 159), Matematika dimensi pengetahuan dan dimensi merupakan ilmu proses mendasari perkembangan kognitif. Dimensi universal yang ilmu pengetahuan memuat objek ilmu teknologi modern, mempunyai peran yang disusun dari fakta, konsep, penting dalam berbagai disiplin dan prosedur, memerluukan daya pikir manusia. dan metakognitif. Sedangkan proses kognitif memuat Perkembangan enam teknologi informasi dan komunikasi tingkatan meliputi: (1) ini pesat dibidang Mengingat, (2) pemahaman atau dewasa dilandasi oleh memahami, (3) mengaplikasikan, (4) perkembangan matematika dibidang menganalisis, (5) mengevaluasi, (6) teori bilangan, aljabar, analisis, teori mencipta. peluang dan matematika diskrit. 103 JURNAL PENDIDIKAN USIA DINI Volume 10 Edisi 1, April 2016 Menurut Johanna (1994: siswa lebih baik dan meningkatkan 301), Matematika menekankan pada sikap penyelesaian masalah, cara berfikkir perilaku sosial. secara logis, pemnggunaan kehidupan, berkaiatan dengan matematika dalam penggabungan topik tolong menolong dalam Artz dan Newman (Huda 2011:32), mendefenisikan pembelajaran kooperatif sebagai mengenai matematika, penggunaan “small group of learners working dalam together as a team to solve a menggerakkan teknologi diantara siswa dan berkomunikasi problem, mengenai matematika. accomplish Berdasarkan pendapat diatas complete Artinya a a task, common dalam or goal.” pembelajaran Hasil belajar matematika anak usia kooperatif siswa bekerja sama dalam dini dalam penelitian ini adalah suatu satu tim untuk mengatasi suatu pencapaian penguasaan siswa dalam masalah, pemecahan masalah konsep tugas, atau mencapai suatu tujuan matematika khususnya pecahan sederhana yang mencakup: menyelesaikan sebuah bersama. (1) Sejalan dengan itu, Slavin mengingat, (2) memahami dan (3) (2009: 4), mengungkapkan bahwa menerapkan pembelajaran mata pelajaran matematika. pada kooperatif berbagai merujuk macam metode pembelajaran di mana para siswa Metode Pembelajaran Kooperatif bekerja dalam kelompok-kelompok Pembelajaran kooperatif kecil untuk saling membantu satu adalah belajar bersama-sama, saling sama lainnya dalam mempelajari membantu antara satu dengan yang materi pelajaran. lain dalam belajar dan memastikan Dalam pembelajaran bahwa setiap orang dalam kelompok kooperatif, guru berperan sebagai mencapai tujuan atau tugas yang fasilitator yang berfungsi sebagai telah jembatan ditentukan sebelumnya. penghubung ke arah Menurut Stahl (1992: 8) “Cooperatif pemahaman Learning dapat meningkatkan belajar dengan catatan siswa sendiri. Guru 104 yang lebih tinggi, Pengaruh Metode . . . Jhoni Warmansyah tidak hanya memberikan masing tim yang berbeda. Artinya pengetahuan pada siswa, tetapi harus peserta didik bersaing secara sehat membangun dalam pikirannya juga. dalam pembelajaran baik di dalam Siswa mempunyai kesempatan untuk kelompok maupun perwakilan dari mendapatkan pengetahuan langsung kelompok agar mendapatkan skor dalam menerapkan ide-ide mereka. tertinggi dari setiap permainan. Teams Menurut Games Komalasari Tournament (TGT), Rusman (2012: (2013:78), Team Games Tournament 224) berpendapat TGT adalah salah adalah pembelajran kooperatif yang satu tipe pembelajaran kooperatif melibatkan aktivitas seluruh siswa yang menempatkan siswa kedalam tanpa harus ada perbedaan status, kelompok yang melibatkan peran siswa sebagai tutor beranggotakan 5-6 orang siswa yang teman sebaya dan mengandung unsur memiliki kemampuan, jenis kelamin, permainan serta reinforcement. belajar dan suku ras yang berbeda. Slavin Menurut Lairu dan Laode (1985: 177) (2012: 63) Tujuan pokok berpendapat bahwa Teams Games pembelajaran kooperatif tipe TGT Tournament, yaitu: (1) hasil belajar akademik; (2) or TGT, combines within team competition between penerimaan teams melatih siswa untuk menghargai dan and between teams and keseragaman between individual representatives of mengikuti different mengembangkan teams. permainan Turnamen lain; dan (3) keterampilan TGT sosial. Dengan tujuan begitu maka menggabungkan dalam kerjasama pada peserta didik akan tumbuh rasa tim dengan persaingan antara tim kebersamaan dan slaing menghargai dan sesama angota kelompoknya. antara atau tim orang atau perwakilan masing- masing tim yang berbeda. Turnamen tim permainan TGT di muka dapat disimpulkan bahwa menggabungkan dalam kerjasama Teams Games Tournament adalah tim dengan persaingan antara tim suatu dan kooperatif antara atau Dari beberapa pendapat perwakilan masing- metode yang pembelajaran menggunakan 105 JURNAL PENDIDIKAN USIA DINI Volume 10 Edisi 1, April 2016 turnamen pembelajaran akademik kooperatif dimana setiap siswa diberi dengan mengelompokkan siswa yang nomor memiliki kemampuan setara untuk kelompok kemudian secara acak memperoleh guru memanggil nomor dari siswa. skor tertinggi dan kemudian dibuat suatu bertujuan untuk mengasah kerjasama Hal ini dalam mengonstruk dalam menggunakan metode ini pengetahuan, persaingan yang sehat, seorang guru memanggil/ menunjuk dan keterlibatan siswa dalam belajar nomor siswa secara acak yang serta mengasah sikap sosial yang mewakili tinggi. memberitahu terlebih dahulu siapa kelompok, menunjukkan ciri khas kelompoknya tanpa Heads yang akan mewakili kelompoknya Together, James Cooper (2013: 266) tersebut, sehingga cara ini menjamin “Numbered heads together makes keterlibatan total seluruh anggota drills and quick reviews of facts kelompok dan bertanggung jawab engging and productive for the secara whole kelompok. Numbered class”. Numbered Menurut Heads James individual dalam diskusi Together Menurut Huda (2013: 203), merupakan kepala bernomor yang pada dasarnya Numbered Heads membuat latihan dan mengulang Together (NHT) Merupakan Varian kembali secara cepat mengenai fakta dari diskusi kelompok. Tujuan dari menarik dan produktif bagi seluruh NHT kelas. metode kepada siswa untuk saling berbagi Heads gagasan dan membpertimbangkan dan jawaban yang paling tepat. Hal ini mengembangkan pengetahuan siswa menunjukkan dalam membagikan bekerjasama ide-ide serta jawaban dari pertanyaan Artinya kooperatif Together masalah melalui Numbered mampu melatih untuk dengan memecahkan cara berdiskusi dalam kelompok. Menurut (2013: Together 106 62), Numbered adalah kesempatan juga dibutuhkan kemampuan siswa dalam Komalasari memberikan memberikan penjelasan kepada teman dalam kelompoknya. Heads Dari pendapat di muka pembelajaran dapat disimpulkan bahwa metode Pengaruh Metode . . . Jhoni Warmansyah Numbered Heads Together adalah dan suatu perhatian, kemauan dan cita-citanya. meraih pembelajaran yang mengedepankan Lebih siswa dalam Sutikno mengolah, serta dalam kegiatan belajar, motivasi melaporkan dapat dikatakan sebagai keseluruhan memecahkan daya penggerak didalam diri siswa keaktifan berinteraksi, bertanggung informasi masalah untuk metode kooperatif pada terdorong jawab dalam dalam dengan suatu bekerja menggunakan kelompok sama nomor dan di kepala lanjut yang Faturrohman (2011:19) dan mengatakan menimbulkan, menjamin kelangsungan dan memberikan arah kegiatan belajar, sehingga sebagai identitas individu dalam diharapkan tujuan yang ada dapat kelompok. tercapai. Dengan motivasi dipandang sebagai dorongan mental yang menggerakkan dan Motivasi Belajar Pada masing-masing demikikian mengarahkan individu memiliki kondisi internal, termasuk perilaku manusia. Dalam dimana kondisi internal tersebut turut motivasi terkandung berperan dalam aktivitas dirinya keinginan yang sehari-hari. Salah satu dari kondisi menggerakkan, menyalurkan, dan internal seseorang tersebut adalah mengarakan motivasi. individu belajar. Menurut Mudjiono (2006: Dimyati 80), dan motivasi mengaktifkan, sifat dan Djamarah 151), membagi adanya perilaku (2011: motivasi 149belajar belajar adalah kekuatan mental yang menjadi dua yaitu: a) Motivasi berupa instrinsik adalah motif-motif yang keinginan, kemauan, yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak belajar. perlu dirangsang dari luar, karena dapat dalam setiap diri individu sudah ada tergolong rendah dan tinggi. Hal ini dorongan untuk melakukan sesuatu. berarti b) mendorong Kekuatan atau perhatian, cita-cita terjadinya mental dengan tersebut kekuatan mental tersebutlah seseorang akan bergerak motivasi ekstrinsik adalah kebalikan dari motivasi instrinsik. 107 JURNAL PENDIDIKAN USIA DINI Volume 10 Edisi 1, April 2016 Motivasi ekstrinsik adalah motif- Teknik pengumpulan data motif yang aktif dan berfungsi yang dilakukan dalam penelitian ini karena adanya perangsang dari luar. menggunakan dua instrumen yaitu Dari penjelasan tersebut dapat dilihat data hasil belajar matematika siswa sebenarnya dalam diri seseorang dalam anak sudah memiliki kemauan dan berbentuk tulisan tes pilihan ganda kesadaran belajar akan tetapi perlu (multiple choice) dengan pilihan ditambah dorongan dari lingkungan jawaban a, b, c, dan d. Untuk sekitar anak untuk memacu semangat mengetahui motivasi belajar siswa anak dalam belajar. Jadi dengan kata diukur dengan menggunakan skala lain, likert motivasi belajar adalah menggunakan berbentuk instrumen angket yang keinginan, hasrat, kemauan yang mempunyai pertanyaan positif dan menjadi negatif, dan dikembangkan oleh daya penggerak dan pendorong yang sangat kuat pada peneliti. individu untuk memenuhi kebutuhan Teknik pengambilan belajarnya yang dipengaruhi oleh sampel dilakukan dengan teknik faktor intrinsik dan ekstrinsik Stratified multistage cluster random sampling Mengumpulkan nama-nama Sekolah Dasar yang ada METODE PENELITIAN Penelitian yaitu ini kelas III SDnya di Gugus V dilaksanakan dengan menggunakan Kecamatan bogor barat, Kemudian metode eksperimen dengan desain by melakukan random terhadap kelas III level 2 x 2 untuk membandingkan tersebut. dua metode pembelajaran kooperatif Teknik analisis data tipe TGT (Team Games Tournament) dalam penelitian ini diuji dengan dan Heads teknik analisis varian (ANAVA) dua Together) dan variabel bebas atribut jalur 2 x 2. Agar pengujian hipotesis yaitu dapat NHT (Numbered motivasi belajar yang dilaksanakan maka perlu diklasifikasikan menjadi dua yaitu dilakukan uji persyaratan analisis tinggi dan rendah. yakni uji homogenitas. 108 normalitas Uji dan uji normalitas Pengaruh Metode . . . Jhoni Warmansyah dilakukan dengan Uji Liliefors dan perlakuan dua metode pembelajaran uji homogenitas dilakukan dengan kooperatif TGT dan NHT secara Uji Barlett. Pengujian selanjutnya keseluruhan terbukti signifikan. Oleh dilakukan dengan menggunakan Uji- karena itu, hasil belajar matematika Tukey. yang diberikan metode Teams Games Tournament X =22,27 lebih HASIL DAN PEMBAHASAN baik secara nyata dibandingkan yang Berdasarkan analisis data yang dilakukan degan melalui proses analisis yang meliputi: a) deskripsi data hasil penelitian, b) pengujian persyaratan uji analisis berupa uji normalitas dan uji homogenitas, uji ANAVA dan uji Tukey. Temuan penelitian tersebut antara lain: 1. metode yang diberikan Teams Tournament Games lebih tinggi dibandingkan kelompok yang diberikan metode Numbered Heads Together (Antar A) Berdasarkan X =20,59. Berdasarkan Together hasil pengujian hipotesis pertama diatas membuktikan bahwa terdapat perbedaan signifikan α = 0.05, dengan demikian H0 ditolak dan hipotesis alternatif H1 hipotesis yang menyatakan terdapat perbedaan hasil belajar matematika antara kedua kelompok siswa yang yang Tournament dengan siswa yang Together. Hasil menunjukkan keseluruhan yang didapat bahwa peserta secara didik yang diberikan metode Teams Games Tournament dibandingkan lebih tinggi dengan kelompok peserta didik yang diberikan metode hasil = 14,50 > Ftabel = 4,08 pada taraf artinya siswa diberikan metode Teams Games Numbered Heads Together. perhitungan ANAVA bahwa Fhitung diterima, antara diberikan metode Numbered Heads Hasil belajar matematika antara kelompok diberikan metode Numbered Heads diberi Berdasarkan perbedaan ini dapat dijelaskan bahwa metode Teams Games merupakan yang Tournament teknik pembelajaran menggunakan pembelajaran akademik pengelompokkan siswa turnamen dengan yang memiliki kemampuan setara guna 109 JURNAL PENDIDIKAN USIA DINI Volume 10 Edisi 1, April 2016 memperoleh skor tertinggi dan memberikan nomor untuk setiap bertujuan untuk mengasah kerjasama anggota dalam pembelajaran kelompok, mengonstruk kelompok. Metode Numbered Heads pengetahuan, serta mengasah sikap Together ini dilaksanakan dengan sosial yang tinggi. Pada Metode melibatkan lebih banyak siswa dalam Teams Games Tournament lebih menelaah mengutamakan siswa dalam suatu pelajaran sehingga lebih langkah-langkah banyak mendapatkan masukan atau karena keaktifan dalam pembelajaran siswa dituntut untuk jawaban menjawab dipelajari yang pertanyaan-pertanyaan diberikan pendidik untuk materi yang tentang tercakup materi yang kemudian saling untuk dapat melengkapi menguji pengetahuan yang di dapat mempertanggung peserta kelompok kepada semua siswa di didik dari penjelasan pendidik dan berdiskusi kelompok dan bertanggung metode TGT disertai dengan jawab. siswa permainan hasil kelas. Dalam berdiskusi jawabkan Berdasarkan uraian diatas dapat dinyatakan bahwa siswa yang yang diajarkan dengan metode Teams membuat proses belajar menjadi Games Tournament lebih efektif lebih dibandingkan menyenangkan dan lebih dengan kelompok nyaman. Proses belajar mengajar siswa yang diajarkan dengan metode berlangsung dengan keaktifan dari Numbered Heads Together. Maka siswa sehingga motivasi belajar lebih dapat tinggi. TGT mampu menghasilkan metode Teams Games Tournament hasil positif pada dimensi kenerja lebih sosial, sikap, dan akademik. Dari meningkatkan turnamen tim permainan memiliki matematika. timbal balik yang sangat baik. 2. direkomendasikan cocok bahwa diterapkan dalam hasil belajar Terdapat Interaksi antara metode Metode Numbered Heads pembelajaran kooperatif dengan Together menekankan pada proses motivasi belajar terhadap hasil berpikir bersama untuk memenuhi belajar matematika. pola 110 interaksi siswa dengan Pengaruh Metode . . . Jhoni Warmansyah Hasil perhitungan diberikan metode Teams Games ANAVA dapat diketahui bahwa nilai Tournament, hasil pengujian hipotesis kedua yang dibandingkan kelompok siswa yang disajikan dalam tabel ANAVA pada diberikan metode Numbered Heads baris interaksi A X B menunjukkan Together. bahwa H0 ditolak berdasarkan nilai bahwa melalui metode pembelajaran Fhitung = 19,15> Ftab = 4,08 kooperatif diambil karakteristik siswa yang mengikuti keputusan bahwa terdapat pengaruh pemberian metode Teams Games interaksi Tournament. Kelompok siswa yang dengan demikian yang (0,05) dapat signifikan antara metode pembelajaran kooperatif dan memiliki motivasi belajar belajar terhadap hasil belajar matematika. lebih Hal ini menunjukkan berhubungan kemampuan rendah tinggi yang dengan motivasi diberikan metode Teams Games Tournament Hasil pengujian hipotesis lebih rendah dibandingkan kelompok kedua, membuktikan bahwa terdapat siswa pengaruh interaksi antara metode Numbered Heads Together. Hal ini pembelajaran juga motivasi belajar kooperatif belajar dengan terhadap matematika. hasil Signifikasi yang diberikan menunjukkan pendekatan melalui pembelajaran metode bahwa metode kooperatif interaksi ini akan berpengaruh pada berhubungan dengan karakteristik bentuk interaksi yang terjadi, artinya peserta pengaruh interaksi akan mempunyai pemberian metode Numbered Heads makna Together. Dengan karakteristik dan penting jika dilakukan didik yang mengikuti pengujian setiap tingkat perlakuan. Pengaruh interaksi ditunjukkan oleh hasil pengujian hipotesis seperti gambar berikut: Dalam Gambar tersebut terlihat bahwa hasil belajar matematika kelompok siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi 111 JURNAL PENDIDIKAN USIA DINI Volume 10 Edisi 1, April 2016 Gambar 1. Interaksi Bentuk Metode Pembelajaran Kooperatif dengan Motivasi belajar teradap hasil belajar matematika motivasi belajar yang siswa berbedabeda, pemilihan Berdasarkan hasil metode perhitungan analisis varians tahap pembelajaran secara tepat sesuai lanjut dengan Uji Tukey untuk dengan karakteristik dan motivasi membandingkan belajar siswa merupakan salah satu matematika kelompok yang memiliki bagian penting yang menunjang motivasi keberhasilan dalam pembelajaran. diberikan metode Teams Games Dari temuan yang diperoleh pada Tournament dan yang diberikan penelitian ini, dapat disimpulkan metode Numbered Heads Together bahwa diperoleh nilai Qhitung =20,82 lebih terdapat interaksi antara hasil belajar tinggi belajar yang metoede pembelajaran dan motivasi besar dari pada belajar Qhitung>Qtabel pada taraf signifikan α terhadap hasil belajar Qtabel = 4,26 atau matematika. = 0.05, dengan demikian H0 ditolak 3. dan hipotesis alternatif H1 diterima. Hasil belajar matematika antara kelompok siswa yang memiliki motivasi belajar dan siswa yang memiliki motivasi belajar metode tinggi yang diberi metode Teams Teams Games Tournament lebih Games Tournament X = 23,90 lebih tinggi dari pada kelompok siswa tinggi secara nyata dibandingkan yang yang diberi metode Numbered Heads diberikan tinggi perlakuan diberikan metode Numbered Heads Together 112 Selain itu, skor rata-rata Together X = 20,36. Pengaruh Metode . . . Jhoni Warmansyah Berdasarkan hasil uji sekitar. Dapat dikatakan bahwa bagi hipotesis ketiga menolak hipotesis siswa yang memiliki motivasi belajar nol yang menyatakan bahwa bagi tinggi kelompok siswa belajar motivasi belajar yang memiliki tinggi yang ingin meningkatkan matematika hasil hendaknya diberikan metode Teams Games diberikan perlakuan metode Teams Tournament. Games Tournament lebih rendah dari 4. Hasil belajar matematika antara pada kelompok siswa yang diberikan kelompok siswa yang memiliki metode Numbered Heads Together. motivasi belajar rendah dan Dikatakan diberikan bahwa kedua bentuk perlakuan metode metode pembelajaran kooperatif ini Teams Games Tournament lebih mempunyai tujuan yang sama dalam rendah meningkatkan siswa yang diberikan matematika, memiliki hasil tetapi perbedaan belajar sama-sama dalam dari pada kelompok metode Numbered Heads Together segi Berdasarkan hasil pelaksanaannya. Pelaksanaan metode perhitungan analisis varians tahap pembelajaran kooperatif tipe Teams lanjut dengan Uji Tukey untuk Games lebih membandingkan siswa matematika kelompok siswa yang permainan dan memiliki motivasi belajar rendah ini, yang diberi metode Teams Games Tournament mengutamakan karena keaktifan adanya hasil belajar turnamen dalam metode sehingga peserta didik dapat Tournament dan kelompok siswa dengan lebih yang diberi metode Numbered Heads permainan dan Together diperoleh nlai Qhitung= -1,05 turnamen antar kelompok. Peserta lebih kecil dari pada Qtabel = 4,26 didik yang memiliki motivasi belajar atau Qhitung< Qtabel tinggi memiliki ciri–ciri: percaya signifikan α = 0.05, dengan demikian diri, H0 diterima dan hipotesis alternatif memahami mudah materi melalui berani dalam berpendapat, mampu bertahan terhadap persepsi H1 dari lingkungan sekitar, dan mampu ditafsirkan tidak terdapat perbedaan berinteraksi dengan ditolak. pada taraf Sehingga dapat lingkungan 113 JURNAL PENDIDIKAN USIA DINI Volume 10 Edisi 1, April 2016 pengaruh metode pembelajaran yang Heads Together yang memiliki signifikan. motivasi belajar rendah. Hasil yang Oleh karena itu, bagi didapat menunjukkan bahwa hasil peserta didik yang memiliki motivasi belajar matematika siswa yang di belajar diberi rendah yang diberikan metode Team Game metode Teams Games Tournament Tournament yang memiliki motivasi X = 20,63 lebih rendah secara nyata belajar dibandingkan yang diberikan metode dibandingkan Numbered Heads Together X= Motivasi belajar pada dalam kecendrungan dirinya yang dengan berbeda-beda tergantung dorongan / usaha-usaha yang menggerakkan seseorang untuk belajar. Motivasi belajar merupakan keinginan, hasrat, kemauan yang menjadi daya penggerak dan pendorong yang sangat kuat pada individu untuk memenuhi kebutuhan Berdasarkan hasil pengolahan dan perhitungan data dilakukan sebelumnya diperoleh bahwa terdapat perbedaan hasil belajar kelompok siswa yang diberi metode Team Game Tournament yang memiliki motivasi belajar rendah dengan kelompok siswa yang diberi metode Numbered 114 rendah kelompok yang memiliki motivasi belajar rendah. Siswa dengan motivasi belajar rendah memiliki ciri-ciri seperti: dalam menampakkan belajarnya keengganan, cepat bosan dan berusaha menghindar dari kegiatan belajar. semacam ini pembelajaran Karakteristik bila diberikan Teams Games Together yang menekankan pada persaingan antara tim dan antara perwakilan masing-masing tim yang belajarnya. yang dengan Together dasarnya dimiliki oleh setiap peserta didik lebih siswa yang diberi metode Numbered Heads 20,81. rendah berbeda, kurang memberikan pengaruh kepada mereka. Bagi siswa yang termasuk kategori mampu, pembelajaran Teams Games Tournament bisa memiliki dampak yang positif bagi mereka begitu sebaliknya motivasi bagi yang memiliki belajar rendah. Karena sifatnya yang suka menampakkan Pengaruh Metode . . . Jhoni Warmansyah keengganan, cepat bosan dan belajar terhadap hasil belajar berusaha menghindar dari kegiatan matematika siswa dapat dikaji dari belajar berbagai maka pekerjaan-pekerjaan landasan yang dilakukan akan lebih efektif dan bila dilakukan sendiri dibandingkan berkaitan dengan variabel dan hasil bekerja bersama-sama dengan orang penelitian lain dalam tim. Hasil belajar siswa praktik, psikologi, sosiologi, moral, akan menjadi lebih baik, jika disertai neurosains dan pedagogik. motivasi belajar tinggi, interdisipliner multidisipliner dan ilmu yang diantaranya Dilihat adalah dari sudut sebaliknya hasil yang kurang baik, landasan praktis diperlukan karena bila motivasi belajar siswa rendah. proses pembelajaran yang dilakukan Dapat dikatakan bahwa diperlukan perencanaan. Dimana bagi siswa yang memiliki motivasi landasan praktis akan mengatasi belajar rendah ingin meningkatkan permasalahan yang sering muncul hasil belajar matematika hendaknya dalam pembelajaran sekarang ini, diberikan metode Numbered Heads yakni diantaranya Hampir semua Together. pelajaran di sekolah diberikan secara Gambar 2. Hubungan Multidisipliner dan Interdisipliner dengan hasil penelitian Melihat pengaruh dari metode pembelajaran dan motivasi terpisah satu sama lain, padahal seharusnya saling terkait serta 115 JURNAL PENDIDIKAN USIA DINI Volume 10 Edisi 1, April 2016 pembelajaran yang cenderung lebih siswa harus dikembangkan. Siswa bersifat adalah individu yang berada dalam lintas mata pelajaran (interdisiliner) sehingga perlu usaha proses untuk melakukan kolaboratif antara pertumbuhan. Proses perkembangan berbagai tersebut mata pelajaran untuk perkembangan meliputi: dan perkembangan memecahkan masalah dalam proses intelektual, sosial, emosional dan belajar. Berdasarkan hasil penelitian moral guru sebelum melakukan proses pertumbuhan belajar harus pertumbuhan perangkat peserta didik. mengajar mempersiapkan semua sedangkan pembelajaran yaitu sebuah media proses dapat dari Kajian dilihat tubuh (fisik) dari sudut yang digunakan sebagai pedoman pandang Neurosains Galls dalam atau petunjuk pada sebuah proses Margeret pembelajaran yang bertujuan agar memperkenalkan fungsi otak, isu-isu proses belajar dapat berjalan dengan neurosains dan belajar kognitif dan maksimal dan dapat mencapai tujuan memperkenalkan konsep otak yang yang ingin dicapai. terdiri Berikutnya Gredler dari banyak (2011:96), organ dan dari masing-masing bertanggung jawab menurut atas reaksi tertentu. Otak merupakan Muhibbin (2005:10) psikologi adalah pusat dari kegiatan belajar. Manusia ilmu pengetahuan yang menyelidiki memiliki keberbakatan yang jamak dan membahas tingkah laku terbuka yang dan tertutup pada manusia, baik membedakannya selaku individu maupun kelompok, meliputi aspek intelektual, moral, dalam sosial, bahasa, dexterity, dan emosi. landasan kajian E psikologis, hubungannya dengan luar biasa yang dengan hewan, lingkungan. Dari hasil penelitian ini Ilmu dapat ketahui dalam melaksanakan bermanfaat pembelajaran pada SD kelas awal khususnya bagi dunia pendidikan harus dalam rangka mencerdaskan bangsa. dilandasi oleh psikologi Neuroscience bagi umat sebagai acuan dalam menentukan Dengan memberikan apa dan bagaimana perilaku setiap stimulasi pendidikan 116 sangat manusia, stimulasiyang tepat Pengaruh Metode . . . Jhoni Warmansyah maka akan mencerdaskan otak putera-puterinya rajin, giat belajar sehingga tujuan pendidikan nasional serta kondisi lingkungan belajar yang tercapai. Untuk dapat meningkatkan mendukung hasil belajar matematika anak, maka meningkatkan hasil belajar peserta guru didik. sebaiknya memahami sehingga dapat perspektif neuroscience sebagaisalah Salah satu landasan yang satu perpektif untuk mengoptimalkan sangat penting yang berhubungan otak dalam belajar. dengan penelitian ini adalah landasan Kajian dari sudut pedagogik. Hoogveld dalam sosiologi, Mayor Polak dalam Rifa’I Sadulloh (2010: 2), mendefenisikan (2011:83), menjelaskan pengertian pedagogik sosiologi sebagai ilmu pengetauan mempelajari masalah membimbing yang anak kearah tujuan tertentu yaitu mempelajari masyarakat adalah supaya antara manusia dengan manusia, membimbing manusia kelompok, Dengan kata lain pedagogik adalah kelompok dengan kelompok, baik cara pembelajaran pendidik terhadap formal maupun material, baik statis anak maupun dinamis. Dengan penelitian penelitian ini terlihat bahwa dengan ini yang mengangkat salah satu penerapan variabel yaitu motivasi belajar, disini yang terlihat peran sosial sangat penting mengaktifkan dalam kaitannya dengan motivasi pembelajaran ekstrinsik Motivasi kesempatan kepada peserta didik belajar siswa akan berkembang baik untuk menyelesaikan tugas yang jika ada penguatan atau stimulus dari diberikan guru. Disini peserta didik orang-orang yang ada disekitarnya akan mendapatkan kesempatan untuk seperti peran dari seorang guru melakukan disekolah dalam memotivasi anak menyelesaikan agar rajin belajar dan peran besar mengamati orang tua dirumah yang mendorong pendapat, bagi siswa. mampu yang sebagai keseluruhan, yakni hubungan dengan anak ilmu tugas didik. untuk hidupnya. Berdasarkan metode tepat di pembelajaran kelas siswa dan hal-hal akan dalam memberikan yang tugasnya proses, hasil dapat seperti mengeluarkan melakukan 117 JURNAL PENDIDIKAN USIA DINI Volume 10 Edisi 1, April 2016 penganalisasian, dan semua itu dapat berdasarkan perhitungan ANAVA mereka lakukan sendiri. Sehingga dua jalur yang mengahasilkan H0 dengan proses yang demikian guru ditolak berdasarkan nilai Fhitung = dapat menjadikan dirinya sebagai 19,15> Ftab fasilitator bagi semua peserta didik demikian dapat diambil keputusan dalam menyelesaikan tugas. bahwa terdapat pengaruh interaksi yang signifikan pembelajaran SIMPULAN Berdasarkan hasil paparan pada bagian hasil dan pembahasan, maka = 4,08 dengan (0,05) motivasi antara kooperatif belajar terhadap metode dan hasil belajar matematika. dapat Hasil belajar siswa yang dikemukakan beberaa kesimpulan memiliki motivasi belajar tingi yang sebagai berikut: diberikan Metode Teams Games Secara umum belajar matematika ajarkan dengan hasil Tournament memiliki pengaruh yang siswa yang di lebih tinggi nilainya dari hasil belajar menggunakan siswa yang diberikan metode metode Teams Games Tournament Numbered Heads Together. Hal ini memiliki pengaruh yang lebih tinggi berdasarkan dari Heads varians tahap lanjut dengan Uji berdasarkan Tukey diperoleh nilai Qhitung =20,82 perhitungan ANAVA dua jalur yang lebih besar dari pada Qtabel = 4,26 ,menunjukkan bahwa Fhitung = 14,50 atau > Ftabel = 4,08 pada taraf signifikan α signifikan α = 0.05, dengan demikian = 0.05, dengan demikian H0 ditolak H0 ditolak dan hipotesis alternatif H1 dan hipotesis alternatif H1 diterima. diterima. metode Together. Numbered Hal ini Terdapat Perhitungan Qhitung>Qtabel pada analisis taraf pengaruh Hasil belajar siswa yang Teams memiliki motivasi belajar rendah Games Tournament dan metode yang diberikan metode Numbered Numbered dan Heads Together memiliki pengaruh hasil yang lebih tinggi nilainya dari hasil ini belajar siswa yang diberikan metode interaksi motivasi belajar 118 antara Heads belajar metode Together terhadap matematika, hal Pengaruh Metode . . . Jhoni Warmansyah Teams Games Tournament. Hal ini berdasarkan Perhitungan analisis varians tahap lanjut dengan Uji Tukey diperoleh nilai Qhitung= -1,05 DAFTAR PUSTAKA Abdurahman, Mulyono. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: Rineka Cipta, 2010 lebih kecil dari pada Qtabel = 4,26 atau Qhitung< Qtabel pada taraf signifikan α = 0.05, dengan demikian H0 diterima dan hipotesis alternatif H1 ditolak. SARAN Setelah bagaimana mengetahui keefektivan metode pembelajaran kooperatif baik Team Games Tournament maupun Numbered Heads Together, para pendidik hendaknya mengajarkan kedua metode pembelajaran kooperatif tipe ini kepada peserta didik dalam meningkatkan hasil belajar matematika melihat faktor siswa internal serta individu peserta didik seperti motivasi belajar siswa. Mengingat pentingnya hal tersebut, mengetahui pendidik hendaknya karakteristik peserta didik dan faktor internal yang terkait sehingga hasil belajar peserta didik lebih meningkat. Cooper, James. Classroom Teaching Skills. USA: Cengage Learning, 2013 Djamarah, Bahri Syaiful, Psikologi Belajar, Jakarta: Rineke Cipta. 2011 Gredler Margaret, Learning and Instruction Teori dan Aplikasi, Jakarta: Kencana 2011 Haris Abdul dan Jihad Asep. Evaluasi Pembelajaran, Yogyakarta: Multipresindo, 2012 Iskandar. Psikologi Pendidikan “Sebuah Orientasi Baru”. Jakarta:Gaung Persada, 2012 Johanna Kasin Lemlech, Curriculum and Instructional Methods for The Elementary and Middle School (United States of America: Macmillan College Publishing Company, Inc, 1994 Karthwohl David R, dan Lorin W Anderson (ed), Karangka Landasan Untuk Pembelajaran, Pengajaran, dan Asessmen Revisi Taksonomi Bloom, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010 119 JURNAL PENDIDIKAN USIA DINI Volume 10 Edisi 1, April 2016 Komala sari, Kokom. Pembelajaran kontekstual konsep dan aplikasi, Bandung : refika aditama, 2013 Slavin, Robert E. Psikologi Teori dan Praktik Terjemahan Edisi Kedelapan. Jakarta: PT. Indeks, 2008 OECD. PISA 2012 “Assessment and Analytical Framework: Mathematics, Reading,Science, Problem Solving and Financial Literacy”. Sumber: http://www.oecd.org/pisa/pis aproducts%202012%20Tech nical%20Report_Chapter%2 1.pdf Sutikno M. Sobry & Faturrohman Pupuh, Strategi Belajar Mengajar, Bandung: Refika Aditama, 2011 Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2011 Puspitasari Dewi dan Isriani hardini. Strategi pembelajaran terpadu (teori, konsep dan implementasi), yogyakarta: familia, 2012 Rifa’I Muhammad Sosiolog Pendidikan. Jogjakarta: Aruzz Media, 2011 Rusman,Model-Model Pembelajaran MengembangkanProfesionali sme Guru Jakarta: Raja Grafindo Persada 2012 Sadulloh Uyoh. Pedagogik (Ilmu Mendidik). Bandung: Alfabeta, 2010 Slameto. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta. 2010 Slavin Robert, at all. Learning to Cooperate. USA; Pienum Press, 1985 120 Syah Muhibin. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2005