Peran Sumber Daya Manusia dalam Pengelolaan Aset Gereja

advertisement
BAB II
RERANGKA TEORITIS
Konsep yang digunakan dalam penelitian ini
adalah konsep pengelolaan aset organisasi sebagai
konsep utama dan dikaitkan dengan konsep lainnya
yaitu konsep sumber daya manusia (Warga Gereja).
2.1. Pengelolaan Aset Organisasi
Mengembangkan,
mengelola
dan
memanfaatkan aset merupakan hal yang melekat
dalam hidup dan kerja setiap organisasi entah itu
organisasi laba maupun organisasi nirlaba. Aset yang
dimiliki
oleh
organisasi
laba
maupun
nirlaba
memiliki nilai tambah sehingga dapat dikelola dan
dimanfaatkan
untuk
pengembangan
organisasi
kedepan. Aset-aset organisasi berfungsi bukan untuk
mensejahterakan lembaga semata tetapi karyawan
dan masyarakat diluar organisasi.
17
Pengelolaan aset organisasi harus dinilai dari
aktualisasi nilai-nilai potensial dari aset (barang)
tersebut yaitu: (a) perubahan kenaikan nilai ekonomi
dari barang tersebut, dimana barang itu mampu
memberi nilai tambah bagi organisasi, (b) perubahan
kenaikan
nilai
komersial
dari
barang
tersebut,
dimana dari tidak laku menjadi laku, dan (c)
perubahan kenaikan nilai tukar dari barang tersebut,
dimana ada harga yang memuaskan dari barang
tersebut (Siregar, 2004).
Pengelolaan aset organisasi merupakan sebuah
kegiatan
yang
direncanakan
secara
sadar,
terorganisir, pelaksanaannya terkontrol, dan diawasi
untuk
mencapai
memberdayakan
tujuan
sumber
organisasi
daya
dengan
organisasi
yang
meliputi sumber daya manusia dan sumber daya
alam yang ada, untuk mencapai perubahan dan nilai
dalam sebuah organisasi (Migliore Henry dkk, 2010).
Perubahan
tersebut
dapat
18
meliputi
nilai-nilai
ekonomi, nilai komersial dan nilai tukar dari barangbarang yang dimiliki oleh organisasi melalui proses
produksi,
pemasaran
dan
pelayanan
kepada
konsumen (Dessler, 1998) .
Fahey
tindakan
dengan
(2001)
yang
menjelaskan
manajer
pengembangan
mengembangkan
organisasi
lakukan,
aset,
hal-hal
seperti
bahwa
baru
keuangan,
setiap
berhubungan
menciptakan
yang
dan
dibutuhkan
karyawan,
fisik,
pengetahuan, yang berhubungan dengan persepsi,
politik dan organisasi. Kegiatan mengelola aset-aset
atau barang suatu organisasi
bertujuan agar
organisasi tetap ada dan melakukan aktifitasnya
secara berkelanjutan.
Kegiatan
suatu
mengelola
institusi
atau
aset-aset
lembaga,
atau
termasuk
barang
gereja
bertujuan agar institusi itu selalu eksis secara
berkelanjutan. Seorang pemimpin dalam organisasi
harus
dapat
menjalankan
19
empat
fungsi
utama
manajemen dengan fungsi kegiatan dalam bidang
perencanaan (planning), disusul dengan kegiatan
pengorganisasian
pelaksanaan
(organizing),
(actuating),
dan
lalu
kegiatan
diakhiri
dengan
kegiatan pengawasan (controling) (Prodjowijono, 2008:
7).
Kewajiban melakukan empat fungsi utama
tersebut
pemimpin
tidak
pada
hanya
level
menjadi
atas
tugas
tapi
juga
seorang
harus
didistribusikan sampai ke level bawah organisasi.
Seorang pemimpin dalam organisasi haruslah dapat
menjalankan
empat
fungsi
utama
manajemen
dengan fungsi kegiatan dalam bidang perencanaan
(planning), disusul dengan kegiatan pengorganisasian
(organizing), lalu kegiatan pelaksanaan (actuating),
dan diakhiri dengan kegiatan pengawasan (controling)
(Prodjowijono, 2008: 7). Kewajiban melakukan empat
fungsi utama tersebut tidak hanya menjadi tugas
20
seorang pemimpin pada level atas tapi juga harus
didistribusikan sampai ke level bawah organisasi.
Pada level atas, keahlian konseptual menjadi
sebuah tolok ukur karena yang akan diatur adalah
manusia-manusia dalam organisasi yang melakukan
kegiatan
dalam
mengelola
barang-barang
yang
dimiliki untuk kemajuan dari organisasi tersebut.
Keahlian konseptual adalah kemampuan mental
untuk
mengkoordinasikan
dan
mengintegrasikan
seluruh kepentingan dan kegiatan organisasi (Katz,
1970). Mencakup kemampuan mental pemimpin
untuk melihat organisasi sebagai suatu keseluruhan
dan memahami hubungan antara bagian yang saling
bergantung serta mendapatkan, menganalisa dan
menginterpretasikan informasi yang diterima dari
bermacam-macam sumber.
Organisasi
bisa menciptakan, mengelola dan
memanfaatkan aset secara efektif, maka langkah
yang harus diambil adalah memahami terlebih dulu
21
apa sebenarnya aset itu. Menurut Siregar (2004:178)
aset adalah barang (thing) atau sesuatu barang
(anything) yang mempunyai nilai ekonomi (economic
value), nilai komersial (commercial value) atau nilai
tukar (excange value) yang dimiliki oleh badan usaha,
instansi
atau
menjalankan
individu
organisasi,
(perorangan).
diperlukan
Dalam
aset-aset
tersebut untuk dimanfaatkan dalam membangun
strategi pelayanan organisasi untuk itu, diperlukan
kemampuan
teknis
dari
Kemampuan
teknis
adalah
menggunakan
seorang
pemimpin.
kemampuan
peralatan-peralatan,
untuk
prosedur-
prosedur, atau teknik-teknik dari suatu bidang
tertentu, seperti akuntansi, produksi, penjualan atau
permesinan dan sebagainya (Katz, 1970).
Aset organisasi laba statusnya berbeda dengan
aset organisasi nirlaba, status aset pada organisasi
nirlaba
tidak
dapat
dijual
tetapi
dilimpahkan
statusnya atas nama individu atau perorangan.
22
Aturan pemanfaatan aset diatur oleh mereka yang
mempunyai
wewenang
dalam
organisasi
pemimpin
maupun
pengelola
aset,
seperti
cara
mengelolanyapun diatur oleh pemimpin tetapi atas
persetujuan
bidang-bidang
dalam
organisasi
tersebut. Dari hasil pengelolaan aset tersebut maka
yang akan menerima hasilnya adalah organisasi dan
karyawan serta kelompok sasaran yaitu mereka yang
membutuhkan kesejahteraan hidup.
2.2 Pengelolaan Aset Organisasi Gereja
Penelitian ini adalah mengenai aset-aset yang
dimiliki oleh organisasi gereja, dan melihat cara
orang-orang dalam organisasi gereja mengelola asetaset yang dimiliki untuk kepentingan organisasi dan
kesejahteraan orang-orang di dalamnya. Fokusnya
pada
pengelolaan
aset
berupa
barang
yang
mempunyai nilai ekonomi, nilai komersial dan nilai
tukar (Siregar, 2004).
23
Gereja sebagai sebuah organisasi nirlaba yang
berbasis ajaran Tuhan, berupaya untuk melakukan
pelayanan dengan memberdayakan manusia untuk
mengolah sumber daya alam bagi kepentingan warga
gereja.
Untuk
memanfaatkan
menjalankan
tiga
sumber
misinya,
daya
utama
gereja
yaitu
manusia, uang dan ruang (Walz, 2011). Dalam kajian
ini unsur yang akan dibahas adalah berkaitan
dengan aspek ruang. Ruang berhubungan dengan
ternak dan lahan yang diolah untuk mendatangkan
uang bagi organisasi gereja. Aset-aset yang ada
terbukti telah dikelola gereja meliputi, (1) aset
material
(tanah,
hasil
bumi,
bangunan,
uang,
tabungan, dana lestari, dana abadi dan barang atau
surat berharga), (2) aset sosial (yayasan gereja yang
bergerak
dalam
bidang
Pemberdayaan-Kesejahteraan,
Sosial-KemanusiaanRumah
Sakit,
Poliklinik, Panti, Sekolah, Lembaga Sosial Penelitian
Berteologi, dan (3) aset intelektual (ide-ide atau
24
gagasan,
keahlian,
motivasi,
spesialisasi
kecerdasan,
yang
pengetahuan,
dituangkan
dalam
program dan kegiatan yang dikembangkan untuk
menghasilkan nilai) (Polattu, 2012). Pengelolan aset
yang ada dimiliki oleh organisasi gereja, diperlukan
orang-orang yang handal, memiliki keahlian dan
kecakapan khusus dalam mengelola aset tersebut.
Pengelolaan dan pemanfaatan aset-aset yang ada
membutuhkan peran seorang pemimpin dan peran
serta tanggungjawab setiap orang dalam organisasi
tersebut
yang
berkompeten
di
dalam
bidang
pengelolaan aset.
Menurut Becker, Husselid & Ulrich, (2001)
dalam Human Resources Scorecard,
Dewasa ini
berkembang pengakuan bahwa satu-satunya sumber
daya
yang
mampu
memberikan
keunggulan
kompetitif yang berkesinambungan bagi organisasi
akan terletak pada kepemilikan sumber daya yang
bersifat intangibel, yaitu sumber daya manusia.
25
Sumber daya manusia sebagai sebuah investasi yang
akan memberikan nilai tambah organisasi, akan
berpengaruh terhadap praktek-praktek pengelolaan
sumber daya manusia maupun sumber daya alam.
Ketidakpastian
yang
tinggi
yang
dihadapi
oleh
organisasi hanya dapat dikendalikan dengan adanya
pemikiran, sikap dan perilaku kreatif serta inovatif.
Hal ini tidak dapat dilakukan tanpa adanya praktekpraktek pengelolaan sumber daya manusia yang
menempatkan
kapabilitas
intelektual
manusia
sebagai sumber daya untuk menghadapi ketidak
pastian lingkungan (Wijayanto, 2008).
Manusia merupakan aset organisasi gereja
karena
melalui
manusia
juga
organisasi
bisa
mendapatkan uang melalui persembahan jemaat,
perpuluhan maupun
pendapatan yang diperoleh
dari investasi lainnya. Ruang juga merupakan aset
karena mendatangkan uang melalui pemanfaatannya
yaitu lahan yang digarap atau dikelola dengan cara,
26
ditanami tanaman umur panjang maupun umur
pendek, dan hasilnya mendatangkan uang bagi
organisasi gereja sendiri.
Aset ruang (lahan yang
digarap
oleh
atau
dimanfaatkan
dikelola)
sehingga
organisasi
memberi
hasil
gereja
yang
mempunyai nilai ekonomi, nilai tukar maupun nilai
komersial. Lahan digarap untuk ditanami tanaman
umur panjang maupun umur pendek, hasilnya dijual
dan uang yang diterima dibagi hasilnya untuk
penggarap atau petani dan untuk organisasi gereja
sendiri dan yang menjadi bagian organisasi gereja
dikelola oleh gereja untuk kepentingan gereja dan
pemberdayaan warga gereja sendiri.
Organisasi Gereja sebagai organisasi nirlaba
dapat dikatakan berhasil karena ditopang bukan saja
oleh sumber manusia yang berkualitas belaka tetapi
juga dengan sumber daya alam lainnya yang dapat
menghasilkan uang untuk membiayai kebutuhan
gereja dan orang-orang di dalamnya. Sumber daya
27
manusia dan sumber dana sangat berpengaruh
untuk keberhasilan dari organisasi gereja. Uang
adalah sumber yang penting juga, dengan uang
organisasi
gereja
dapat
melaksanakan
banyak
program sesuai tujuan yang ingin dicapainya. Untuk
menggunakannya secara tepat, gereja membutuhkan
sistem manajemen keuangan yang baik (Walz, 2008).
Sistem
tersebut
meliputi
setiap
orang
yang
menangani uang. Mereka membutuhkan kebijakan
dan ketetapan prosedur untuk membimbing mereka,
sehingga dana itu bisa dipakai untuk melayani
kepentingan
organisasi
dan
orang-orang
di
dalamnya.
Orang yang memiliki tanggungjawab mengelola
keuangan
tidak
hanya
membutuhkan
perhatian
dalam masalah keuangan tetapi lebih dari itu, harus
mendapatkan
pelatihan
dan
pengalaman
dalam
menangani uang yang bukan milik mereka, sehingga
uang
tersebut
benar-benar
28
digunakan
untuk
membiayai kebutuhan organisasi.
bertindak
secara
kristiani
Rencana untuk
dalam
menangani
keuangan gereja adalah bersumber dari keyakinan
bersama bahwa uang diberikan kepada manusia oleh
Allah, agar digunakan secara tepat uang harus
dikelola untuk suatu tujuan, yaitu untuk memenuhi
kebutuhan pelayanan bagi kelompok sasaran.
2.3
Peran
Sumber
Daya
Manusia
dalam
Pengelolaan Aset Organisasi
Sumber daya manusia merupakan aset utama
dalam organisasi. Seseorang yang menjadi perencana
dan pelaku aktif dari setiap aktifitas organisasi
mempunyai pikiran, perasaan, keinginan, status dan
latar belakang pendidikan, usia, jenis kelamin yang
heterogen
yang
dibawa
(Sedarmayanti,
2003).
sumber
manusia
daya
ke
dalam
Menurut
adalah
organisasi
Sejathi
potensi
(2011)
yang
merupakan aset dan berfungsi sebagai modal (non
29
material atau non finansial) di dalam organisasi,
yang dapat mewujudkan potensi nyata (real) secara
fisik dan non fisik dalam mewujudkan eksistensi
organisasi.
Dari keseluruhan sumber daya yang tersedia
dalam suatu organisasi, baik organisasi publik
maupun swasta, sumber daya manusialah yang
paling penting dan sangat menentukan. Sumber daya
manusia merupakan satu-satunya sumber daya yang
memiliki akal, perasaan, keinginan, kemampuan,
ketrampilan,
pengetahuan,
dorongan,
daya
dan
karya. Satu-satunya sumber daya yang memiliki
ratio, rasa, dan karsa. Semua potensi sumber daya
manusia
upaya
tersebut
sangat
berpengaruh
organisasi
dalam
pencapaian
terhadap
tujuannya
(Cardoso, 2003).
Dalam penelitian ini akan diteliti sumber daya
manusia
yang
kemampuan,
memberdayakan
keahlian
dan
30
potensi
diri:
keterampilan
yang
dimiliki untuk mengelola aset-aset organisasi untuk
menjawab kebutuhan organisasi maupun orangorang dalam organisasi (organisasi yang dimaksud
disini
adalah
organisasi
gereja).
Untuk
mempertimbangkan apa yang dilakukan seorang
pemimpin
organisasi,
memeriksa
keahlian
yang
dimiliki oleh karyawan diperlukan untuk mencapai
tujuan organisasi merupakan hal yang penting.
Menurut Manaf (2002) keahlian adalah hal-hal
yang berkenaan dengan kemampuan individu dalam
menguasai bidang tertentu.
Katz (1970) mengidentifikasikan tiga keahlian
manajemen yang perlu yaitu teknis, manusiawi, dan
konseptual. Keahlian teknis (technical skills) adalah
kemampuan
peralatan,
dari
untuk
menggunakan
prosedur-prosedur,
suatu
bidang
tertentu,
atau
peralatanteknik-teknik
seperti
akuntansi,
produksi, penjualan, permesinan atau sebagainya.
Keahlian
kemanusiaan
(humanistic
31
skill)
adalah
kemampuan untuk bekerja dengan memahami, dan
memotivasi orang lain, baik secara individu ataupun
kelompok. Keahlian konseptual (conseptual skills)
adalah
kemampuan
mental
untuk
mengkoordinasikan dan mengintegrasikan seluruh
kepentingan dan kegiatan organisasi.
Selain tiga keterampilan dasar di atas, Ricky W.
Griffin (2008) menambahkan dua keterampilan dasar
yang perlu dimiliki manajer atau pemimpin, yaitu (a)
Keterampilan
manajemen
keterampilan
yang
waktu,
merupakan
pada
kemampuan
merujuk
seorang manajer untuk menggunakan waktu yang
dimilikinya
secara
bijaksana,
(b)
Keterampilan
membuat keputusan, merupakan kemampuan untuk
mendefinisikan
terbaik
dalam
penelitian
ini
masalah
dan
menentukan
memecahkannya.
yang
digunakan
keahlian dari Katz (1970).
32
Tetapi
adalah
cara
dalam
konsep
Keahlian Konseptual
Keahlian konseptual (conseptual skills) adalah
kemampuan mental untuk mengkoordinasikan dan
mengintegrasikan seluruh kepentingan dan kegiatan
organisasi (Katz, 1970). Ini mencakup kemampuan
pemimpin untuk melihat organisasi sebagai suatu
keseluruhan
dan
memahami
hubungan
antara
bagian yang saling bergantung serta mendapatkan,
menganalisa dan menginterpretasikan informasi yang
diterima dari bermacam-macam sumber. Keahlian
konseptual
merupakan skill yang lebih advance
artinya banyak membutuhkan analisa berfikir yang
dapat mengintegrasikan berbagai disiplin ilmu dalam
menyelesaikan
permasalahan
organisasi
dan
mengembangkan organisasi secara keseluruhan.
Pemimpin
tingkat atas (top manager) harus
memiliki keterampilan untuk membuat konsep, ide,
dan gagasan demi kemajuan organisasi. Gagasan
atau ide serta konsep tersebut kemudian haruslah
33
dijabarkan menjadi suatu rencana kegiatan untuk
mewujudkan gagasan atau konsepnya itu. Proses
penjabaran ide menjadi suatu rencana kerja yang
kongkret
itu
perencanaan
keterampilan
biasanya
atau
disebut
planning.
konseptual
sebagai
Oleh
juga
proses
karena
itu,
merupakan
keterampilan untuk membuat rencana kerja.
Organisasi nirlaba juga sama dengan organisasi
laba, dimana memiliki pemimpin yang paling atas
adalah manajer tingkat atas, terdiri dari beberapa
orang
terpilih
seperti
halnya
umumnya.
Fungsi-fungsi
organisasinya
juga
tidak
organisasi
dalam
jauh
berbeda
pada
struktur
dengan
organisasi pada umumnya, oleh karena itu dalam
susunan
kepengurusan
majelis
selalu
terdapat
fungsi-fungsi dan jabatan. Penamaan fungi dan
jabatan dalam struktur organisasi sangat tergantung
dari besar atau kecilnya organisasi yang dikelola.
34
Dalam hal ini, para pengelola atau pemimpin
perlu membuat suatu landasan kerja manajerial
secara
garis
besar,
berupa
pola
pikir
makro
pengelolaan sumber daya organisasi, sehingga semua
aktivitas manajemen dapat selalu diorientasikan
pada pola pikir tersebut (Prodjowijono, 2008). Segala
bentuk kegiatan di dalam organisasi dilakukan oleh
seluruh
unsur
pemimpin
atau
yang
ada
manajer
di
dalamnya,
beserta
pegawai
yaitu
atau
karyawan. Pola pikir makro perlu disosialisasikan
kepada pegawai, dengan demikian bisa memahami
kemudian menjadikan itu sebagai landasan dan
orientasi berpikir dalam segala kegiatan, sesuai
dengan posisi dan keberadaan masing-masing.
Pemimpin sebagai pengambil keputusan atau
kebijakan dalam sebuah organisasi berperan penting
dalam mengelola aset yang dimiliki. Dengan ide,
konsep
berpikir
masukan
yang
yang
cerlang
baik
bagi
35
bisa
memberikan
pelaksana
kegiatan
pengelolaan aset. Pemimpin juga berperan penting
dalam menentukan aset tersebut hasilnya dipakai
untuk apa dan kepada siapa.
Keahlian kemanusiaan
Keahlian kemanusiaan (humanistic skill) adalah
kemampuan untuk bekerja dengan memahami, dan
memotivasi orang lain, baik secara individu ataupun
kelompok (Katz, 1970). Suatu kenyataan hidup
dalam sebuah organisasi adalah faktor pemimpin
juga
memberikan
sangat
peran
menentukan
pencapaian
tujuan
yang
dominan
terhadap
organisasi.
bahkan
keberhasilan
Siagian
(1998)
menyatakan bahwa keberhasilan atau kegagalan
yang
dialami
sebagian
besar
dari
organisasi
ditentukan oleh kualitas kepemimpinan yang dimiliki
orang-orang
yang
diserahi
tugas
memimpin
organisasi itu.
Pendapat diatas mencerminkan betapa besar
peran
kepemimpinan
dalam
36
suatu
organisasi,
dengan
begitu
mempunyai
seorang
pemimpin
diharapkan
untuk
memotivasi,
kemampuan
mengarahkan,
memengaruhi
dan
berkomunikasi
dengan bawahannya supaya tujuan organisasi itu
dapat tercapai secara efektif dan efisien. Pendapat
senada
dikemukakan
Adikusumo
(2001),
kelompok kerja diperlukan orang
setiap
yang menjadi
penanggungjawab semua kegiatan yang membantu
kelompok apabila menemui kesulitan dan yang
memberi
dorongan
kerja
kepada
anggota
kelompoknya. Pemimpin harus pandai memotivasi
anggota atau karyawannya dengan tepat sesuai
lingkungan kerjanya dan menyampaikan perintah
maupun keterangan-keterangan kepada bawahannya
dengan baik. Pemimpin dalam organisasi
dalamnya
sekretaris,
terdapat
fungsi
bendahara,
dan
jabatan
pembukuan,
anggota (Prodjowijono, 2008:9).
37
yang di
serta
ketua,
para
Dalam
proses
pengelolaan
aset
organisasi
seorang pemimpin harus dapat berpartisipasi aktif
dengan memberikan berbagai ide, konsep pemikiran
atau pendapat dalam pengembangan organisasi.
Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, Tuhan telah
memberikan modal yang luar
biasa dalam bentuk
talenta-talenta kepada setiap orang dengan potensi
kemampuan yang bervariasi. Pemimpin organisasi
gereja
harus
dapat
berperan
aktif
dalam
mendayagunakan talenta yang ada pada diri sendiri,
mampu melihat dan mengembangkan talenta yang
ada dalam diri warga jemaat dan gereja untuk
dijadikan
sumber daya yang nyata. Sumber daya
nyata inilah yang dibutuhkan dalam pelaksanaan
misi dan tugas organisasi.
Adanya hubungan yang baik antara pemimpin
dan
karyawan
mendorong
dalam
orang
sebuah
untuk
organisasi
melakukan
akan
pekerjaan
mereka dengan mudah, sehingga proses interaksi
38
dalam mengerjakan pekerjaan tidak ada hambatan
dan semua akan lebih mudah dikerjakan secara
bersama-sama
baik
oleh
pemimpin
maupun
karyawan. Bukan saja ide yang akan diberikan tetapi
pemimpin pun mengambil alih posisi sebagai pihak
yang juga bisa bersama-sama melakukan pekerjaan
pengelolaan aset untuk pengembangan organisasi
kedepan.
Pemimpin
juga
bertugas
untuk
mensosialisasikan hal yang belum diketahui oleh
karyawannya mengenai pemanfaatan aset, sebagai
pengawas dalam megawasi setiap pekerjaan yang
dilakukan oleh karyawan. Pada akhirnya pemimpin
dan
karyawan
akan
bersama-sama
melakukan
evaluasi, sejauhmana pekerjaan yang dilakukan dan
apa
nilainya
bermanfaat
organisasi kedepan atau tidak.
39
bagi
pengembangan
Keahlian teknis
Keahlian
kemampuan
peralatan,
dari
suatu
teknis
untuk
(technical
menggunakan
prosedur-prosedur,
bidang
skills)
tertentu,
atau
adalah
peralatanteknik-teknik
seperti
akuntansi,
produksi, penjualan, permesinan atau sebagainya
(Katz, 1970). Organisasi dapat mencapai tujuannya
dengan baik, diperlukan orang-orang yang mampu
atau cakap pada setiap bidang kegiatan organisasi
(Wiryoputro, 2009). Dengan kata lain pada setiap
tempat atau posisi kegiatan organisasi diperlukan
orang-orang yang cakap sesuai dengan tuntutan
masing-masing
bidang
dalam
organisasi.
Setiap
orang yang ada dalam organisasi perlu ditempatkan
pada tempat yang sesuai dengan tingkat kecakapan
atau kemampuannya agar mampu melaksanakan
tugasnya secara baik.
Berhubung tantangan organisasi dari waktu ke
waktu
cenderung
meningkat,
40
maka
diperlukan
kualitas
sumber
meningkat
sumber
daya
pula.
Untuk
daya
agar
organisasi
yang
semakin
meningkatkan
kualitas
manusia
menyelenggarakan
manusia,
manusia
organisasi
pengembangan
setiap
mampu
orang
atau
sumber
yang
cakap
perlu
ada
pada
daya
dalam
tugasnya
masing-masing. Masalah persyaratan atau kualifikasi
calon,
seleksi,
pemilihan,
penempatan,
dan
pengembangan sumber daya manusia merupakan
sesuatu yang teramat penting dalam organisasi
(Wiryoputro,
2009).
Itulah
sebabnya
mengapa
manajer sebagai pengelola, berupaya untuk bisa
memenuhi kebutuhan akan sumber-sumber daya
tersebut dengan sebaik-baiknya. Tujuannya adalah
agar
tugas-tugas
pelayanan
organisasi
dapat
dilakukan dengan baik.
Suatu organisasi entah organisasi laba maupun
nirlaba yang memiliki sumber daya manusia yang
bisa diandalkan, akan semakin mudah mencapai
41
tujuannya. Untuk itulah, suatu organisasi perlu
memperhatikan
kinerja
faktor-faktor
sumber
daya
yang
manusia
memengaruhi
yang
dimiliki.
Permasalahan yang sering terjadi dalam sebuah
organisasi entah organisasi laba maupun nirlaba
adalah kecenderungan pegawai maupun karyawan
yang
bekerja
hanya
sebagai
mempedulikan
tugas
dan
formalitas
tanggungjawab
tanpa
yang
dilaksanakannya (Elisabeth, 2004). Pelayanan oleh
organisasi atau lembaga kepada masyarakat memiliki
tantangan yang semakin kompleks, dan hal ini
sangat
menuntut
sumber
daya
manusia
yang
memiliki keunggulan kualitas, sedangkan kualitas
itu sendiri banyak ditentukan oleh sejauh mana
kinerja pegawai atau karyawan mampu mencapai
target
dari
organisasi
tujuan
atau
yang
lembaga
dimiliki.
42
telah
sesuai
ditetapkan
oleh
keahlian
yang
Keterampilan
teknis
pada
umumnya
merupakan bekal bagi manajer pada tingkat yang
lebih rendah. Keterampilan teknis ini merupakan
kemampuan untuk menjalankan suatu pekerjaan
tertentu, misalnya menggunakan program komputer,
membuat kursi, akuntansi dan sebagai pekerja
diladang atau juga dapat mengerjakan sesuatu yang
mendatangkan nilai jual bagi organisasi dengan
keahlian yang dimilikinya.
Kompetensi sumber daya manusia merupakan
karakteristik
yang
mendasari
seseorang
dan
berkaitan dengan efektivitas kinerja individu dalam
pekerjaannya (Dharman Surya, 2002) yang memiliki
keterkaitan
dengan
“pendidikan
yang
relevan,
pelatihan, keterampilan dan pengalaman (Gaspersz,
Vincen,
2002)”.
Indikator
yang
menunjukan
kompetensi sumber daya manusia dalam mengelola
sumber daya alam yang ada disekitar lingkungan
43
hidupnya adalah kepemimpinan, pendidikan, dan
keahlian.
Sumber daya manusia adalah aset yang unik
dan berbeda dalam setiap organisasi, semakin suatu
organisasi mampu mengembangkan dan mengelola
aset “kapasitas” sumber daya manusia disitu terletak
kunci sukses organisasi. Sumber daya manusia
harus
dapat
dikelola
dengan
baik
sehingga
mempunyai nilai tambah atau competitive advantage
yang diyakini tidak dapat diambil dalam diri masingmasing individu tersebut. Nilai inilah yang dipercayai
sangat
mempengaruhi
sebuah
organisasi
dalam
berkembang dan mencapai tujuan organisasi.
Agar dapat memenuhi kebutuhan tersebut,
Tuhan telah memberikan talenta-talenta yang luar
biasa kepada setiap orang untuk mengembangkan
potensi diri dengan memberdayakan aset-aset yang
dimiliki untuk kesejahteraan hidupnya, organisasi
maupun orang lain. Oleh sebab itu, setiap pemimpin
44
dalam
organisasi
perlu
diarahkan
untuk
mendayagunakan talenta dari anggotanya untuk
pelaksanaan misi dan tugas-tugas pelayanan dalam
organisasinya. Pelayanan organisasi nirlaba akan
semakin
berkembang
apabila
karyawan
dan
kelompok sasaran memiliki motivasi yang kuat
untuk
melakukan
usaha-usaha
pengembangan
talenta diri dalam mengelola aset-aset yang dimiliki
untuk pencapaian dan rencana misi yang strategis.
Jika
karyawan
yang
tidak
atau
kurang
mengembangkan talenta dan potensi diri dalam
memanfaatkan aset-aset yang dimiliki maka itu
menggambarkan suatu sikap yang kurang peka
sebagai
penanggungjawab
pengelolaan
aset
organisasi.
Kepentingan
dari
tiap-tiap
sumber
daya
(sumber daya manusia dan sumber dana) terkait
sangat erat, karena masing-masing sumber daya
saling
membutuhkan.
Dana
45
diperlukan
untuk
meningkatkan kondisi sosial-ekonomi karyawannya,
disamping
berbagai
juga
aset
melakukan
organisasi
investasi
yang
terhadap
menguntungkan.
Selanjutnya, sumber daya manusia yang handal
dibutuhkan untuk mengelola berbagai sumber daya
lain yang dibutuhkan tersebut. Pada akhirnya yang
diharapkan adalah cara kerja yang menguntungkan
dapat terpenuhinya kebutuhan yang dibutuhkan
oleh organisasi nirlaba, sehingga karyawan mampu
melaksanakan kegiatan pelayanan sesuai visi, misi
dan tujuan organisasi.
2.4 Manajemen
Sumber
Daya
Manusia
dalam
Pengelolaan Aset Organisasi
Manajemen sumber daya manusia berkisar pada
upaya mengelola unsur manusia dengan segala
potensi yang dimilikinya seefektif mungkin sehingga,
dapat diperoleh sumber daya manusia yang puas
(statisfied)
dan
memuaskan
46
(statisfactory)
bagi
organisasi (Cardoso, 2003). Manajemen sumber daya
manusia merupakan bagian dari ilmu manajemen
yang memfokuskan perhatiannya pada pengaturan
peranan
sumber
daya
manusia
dalam
sebuah
organisasi. Selama ini peran dari manajemen sumber
daya manusia lebih dikenal hanya sebagai bagian
personalia yang mengurusi masalah karyawan dan
masalah administrasi. Ketika zaman dan lingkungan
serta teknologi yang semakin hari semakin maju dan
berubah maka didapati bahwa peran manajemen
sumber daya manusia yang ada ikut berubah sesuai
dengan perubahan yang ada. Manajemen sumber
daya manusia bukan lagi sebagai bagian yang hanya
mengurusi administrasi organisasi saja namun mulai
bergerak serta berubah bersama seiring dengan
perubahan
dan
perkembangan
zaman
dalam
mencapai tujuan organisasi.
Menurut Kiggundu (1989), “human resource
management...is the development and utilization of
47
personnel for the effective achievement of individual,
organizational, community, national, and international
goals
and objectives,
(manajemen
sumber
daya
manusia adalah pengembangan dan pemanfaatan
personil
(pegawai)
mengenani
individu,
bagi
pencapaian
dan
sasaran-sasaran
organisasi,
yang
efektif
tujuan-tujuan
masyarakat,
nasional
dan
internasional). Menurut Handoko (1994), manajemen
sumber
daya
manusia
pengorganisasian,
kegiatan-kegiatan
pemberian
adalah
pengarahan
pengadaan,
kompensasi,
perencanaan,
dan
pengawasan
pengembangan,
pengintegrasian,
pemeliharaan dan pelepasan sumber daya manusia,
agar tercapai berbagai tujuan individu, organisasi
dan masyarakat.
Setiap organisasi mempunyai tujuan yang ingin
dicapai sesuai dengan visi dan misinya karena itu,
organisasi mempunyai sistem dan mekanisme yang
diterapkan sebagai upaya agar program maupun
48
rencana-rencana
kenyataannya
diterapkan
karenanya
Seorang
dapat
sistem
sering
dan
Pada
mekanisme
menghadapi
diperlukan
pemimpin
dijalankan.
kendala-kendala,
pengendalian
(manajerial)
yang
yang
memiliki
tepat.
fungsi
untuk melihat, mengamati dan menilai tindakan
atau pekerjaan pegawai, apakah mereka benar-benar
melaksanakan hasil yang dicapai pegawai dengan
hasil atau target yang direncanakan (Patricia, 2011).
Apabila terjadi penyimpangan dari rencana semula
perlu diperbaiki dengan memberi arahan-arahan
kepada
pegawai.
diperlukan
Dalam
pengelolaan
pengendalian
yang
efektif,
sangat
agar
mendukung strategi organisasi untuk memberikan
kontribusi
dalam
menciptakan
keunggulan
kompetitif. Hal ini akan berhasil jika organisasi
mampu
mengelola
dan
sumber daya manusia.
49
meningkatkan
kualitas
Iswanto (2010) dalam modulnya yang berjudul
tantangan manajemen sumber daya manusia kini
dan
masa
mendatang
mengatakan
bahwa
manajemen sumber daya manusia telah berubah dan
berkembang menjadi luas, bermula dari administrasi
aktivitas-aktivitas
kompensasi
dan
pekerjaan,
hubungan
kesejahteraan
yang
buruh,
bersifat
tradisional maka, saat ini manajemen sumber daya
manusia lebih banyak berintegrasi baik ke dalam
manajemen maupun ke dalam proses perencanaan
strategis organisasi.
Proses
manajemen
adalah
pertama-tama
manajemen menetapkan rencana atau melakukan
perencanaan.
Perencanaan
sebagai
bagian
dari
proses manajemen adalah penting bagi keberhasilan
suatu
organisasi.
merupakan
suatu
Perencanaan
aktivitas
itu
manajerial
sendiri
yang
mencakup menganalisis lingkungan, menetapkan
tujuan,
menentukan
tindakan
50
yang
khas
yang
diperlukan untuk mencapai tujuan dan untuk juga
memberikan hasil umpan balik atas hasil yang
dicapai.
Nawawi (2005) organisasi yang memiliki prospek
maju ke masa depan, tidak boleh mengabaikan
kegiatan perencanaan sumber daya manusia. Suatu
hasil perencanaan yang baik tidak akan berjalan
dengan
sendirinya
bila
tidak
diikuti
oleh
pengorganisasian dari semua sumber daya yang
dimiliki. Setelah ada rencana dan pengorganisasian,
juga tidak akan berjalan dengan baik bila sumber
daya manusia yang ada tidak diberikan pengarahan.
Demikian
pula
setelah
ada
rencana,
pengorganisasian dan pengarahan juga tidak akan
berjalan
dengan
baik
bila
tidak
diikuti
oleh
pengorganisasian.
Melakukan
pengorganisasian,
kegiatan
pengarahan
perencanaan,
dan
pengawasan
selalu diikuti oleh pengendalian dimana setiap proses
51
dinilai dan dikoreksi agar rencana untuk pekerjaan
awal
sesuai
dengan
harapan.
Dengan
adanya
manajemen yang baik dari organisasi maka dapat
dipastikan, upaya untuk mengolah aset-aset yang
dimiliki pasti berhasil karena untuk mengerjakan
sesuatu pekerjaan dengan baik maka perencanaan,
pengawasan, pengontrolan dan pengorganisasian itu
sangat penting.
Perencanaan
adalah
suatu
proses
terus-
menerus yang mendahului dan mengikuti fungsifungsi lainnya, dimana rencana-rencana dibuat dan
dilaksanakan,
dan
hasilnya
digunakan
untuk
membuat rencana-rencana baru (Migliore, 2010).
Rencana-rencana
yang
strategis
meliputi
suatu
periode waktu yang panjang atau rencana jangka
panjang,
rencana
jangka
menengah
merupakan
tahapan menuju sasaran akhir dan periode waktu
yang pendek disebut rencana jangka pendek atau
rencana
operasional
sehingga
52
bisa
langsung
dilaksanakan
dilapangan
Dalam
perencanaan
tahap
(Prodjowijono,
aset-aset
2008).
ada
yang
dikelola membutuhkan jangka waktu yang panjang
seperti
kelapa,
jambu
mete,
dan
ternak.
Membutuhkan dua sampai lima tahun, sedangkan
aset
yang
bisa
dikelola
dalam
jangka
waktu
menengah dan pendek adalah tanaman umur pendek
seperti, kacang tanah, jagung, sayur-sayuran dan
lain sebagainya.
Rencana
harus
dibuat
sedemikian
rupa
sehingga tersusun rencana yang harmonis antara
jangka panjang dengan jangka menengah dan jangka
pendek. Disamping itu, masing-masing harus selaras
dengan tujuan, misi, visi, sasaran, dan rencana
strategis yang telah ditetapkan, dengan demikian
dalam
menyusun
pengkoordinasian.
rencana
Pengkoordinasian
diperlukan
sangat
diperlukan dalam pengelolaan aset artinya sumber
daya manusia perlu saling menciptakan hubungan-
53
hubungan yang baik antara pihak-pihak yang lain
dalam
pengeloaan
program
yang
aset
telah
sehingga
ditetapkan
rencana
bersama
atau
dalam
mengelola dan memanfaatkan aset itu akan berjalan
dengan baik, sesuai sasaran dan tujuan yang hendak
dicapai oleh organisasi.
Pendampingan dilakukan terus-menerus oleh
pemimpin
mengerjakan
dalam
melihat
pekerjaan
para
mengolah
aset
karyawan
sehingga
dapat diketahui sejauhmana proses yang terjadi,
perkembangannya sudah ada pada tahap seperti apa
dan hasil yang akan terima sesuai harapan atau
masih jauh dari yang diharapkan. Para pendamping
adalah mereka yang menduduki jabatan struktural
dalam organisasi yang tugasnya khusus untuk
mendampingi karyawan dalam melihat cara kerja
mereka dalam mengelola aset organisasi.
Fungsi terakhir dalam manajemen sumber daya
manusia dalam mengelola aset adalah controling.
54
Dimana
mulai
dari
tahap
perencanaan
sampai
pendampingan, fungsi kontrol sangat penting pula
dalam
memanajemeni
segala
aktivitas
yang
dilakukan oleh karyawan dalam organisasi sehingga
dapat menghasilkan hasil yang baik sesuai dengan
penetapan rencana dalam mengerjakan pekerjaan.
Pada
akhirnya
ketika
evaluasi
terjadi
antara
pemimpin dan karyawan mereka dapat mengukur
pencapain hasil akhir.
Penelitian mengenai peran manajemen sumber
daya manusia dalam mengelola aset-aset organisasi,
fokusnya
Dimana
pada
ingin
manajemen
organisasi
nirlaba
mengetahui
sumber
daya
yaitu
gereja.
sejauhmana
peran
manusia
dalam
perkembangan organisasi dalam memanfaatkan asetaset yang dimiliki oleh organisasi dalam mencapai
visi,misi dan tujuannya. Senada dengan Cardoso
(2003),
manusia
yaitu
bahwa
merupakan
manajemen
suatu
55
sumber
gerakan
daya
pengakuan
terhadap pentingnya unsur manusia sebagai sumber
daya
yang
cukup
potensial,
yang
perlu
dikembangkan sedemikian rupa sehingga mampu
memberikan
kontribusi
yang
maksimal
bagi
organisasi dan pengembangan dirinya.
Manajemen sumber daya manusia merupakan
bagian dari ilmu manajemen yang memfokuskan
perhatiannya pada pengaturan peranan sumber daya
manusia, dalam kegiatan mengelola aset suatu
organisasi. Dalam mencapai tujuannya, tentu suatu
organisasi
memerlukan
sumber
daya
manusia
sebagai pengelola sistem agar sistem ini berjalan.
Tentu dalam pengelolaannya harus memperhatikan
beberapa
aspek
penting
seperti
pelatihan,
pengembangan, motivasi dan aspek-aspek lainnya.
Hal ini akan menjadikan manajemen sumber daya
manusia
sebagai
salah
satu
indikator
penting
pencapaian tujuan organisasi secara efektif dan
efisien.
56
Dalam pengelolaan aset organisasi nirlaba
dalam hal ini gereja, manajemen sumber daya
manusia sangat mendukung keberhasilan organisasi
gereja. Sumber daya manusia yang terdidik, terampil,
cakap, kreatif, mau bekerja keras, setia kepada citacita dan tujuan organisasi, akan sangat berpengaruh
positif
terhadap
organisasi.
Dalam
keberhasilan
sumber
sumber daya manusia
daya
dan
yang
kemajuan
tersedia,
memegang peranan sentral
dan paling menentukan.
Tanpa manajemen sumber daya manusia yang
handal, pengolahan, penggunaan dan pemanfaatan
sumber daya alam akan menjadi tidak efektif, efisien
dan produktif. Dalam keadaan yang demikian tidak
mengherankan bahwa cita-cita dan tujuan serta
program organisasi yang telah dirumuskan dengan
baik, hanya akan tetap menjadi impian tidak akan
pernah
terwujud.
Disinilah
letak
relevansi
dan
pentingnya manajemen sumber daya manusia dalam
57
mengelola dan memanfaatkan sumber daya alam.
Perencanaan
kegiatan
dalam
tergantung pada kemampuan
gereja
sangat
pembuat perencana,
kemampuan yang dimaksud menyangkut kepiawaian
dalam
memperkirakan
kebutuhan
dan
dan
permasalahan
memproyeksikan
menurut
asumsi
sebagai faktor yang mempengaruhinya. Kemampuan
lain yaitu, untuk memperkirakan berbagai sumber
daya
yang
dibutuhkan
merealisasikannya.
menentukan
Semua
tingkat
untuk
hal
keberhasilan
dapat
ini
sangat
gereja
dalam
mencapai berbagai sasaran yang diharapkan.
Gereja berperan sebagai alat yang berusaha
melayani dengan cara menjembatani kebutuhan
umat dan masyarakat dengan keberadaan hidup
sehingga merasa terlayani (self interest), gereja juga
bukan saja sebagai alat tetapi juga tempat untuk
melayani dengan cara memberdayakan sejumlah
keahlian
dan
keterampilan
yang
dimiliki.
Meyakininya sebagai talenta yang diberikan Tuhan
58
(technical interest), kini gereja mulai melangkah
menjadi
sarana
untuk
mencapai
tujuan
dalam
pelayanan dengan cara melayani kebutuhan umat
dan
masyarakat
memanfaatkan
(practical
potensi
alam
interest)
yang
ada
dengan
untuk
kesejateraan dan upaya memelihara keselamatan
umat. Ini juga merupakan bagian dari pelaksanaan
mandat dari Tuhan (Kejadian 1:26).
59
Download