PENGARUH DIABETES MELLITUS FOOT EXERCISES TERHADAP PERUBAHAN KADAR GULA DARAH PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS TIPE II Binarti Dwi W, Amar Akbar AKPER BINA SEHAT PPNI MOJOKERTO ABSTRACT Diabetic Foot is one of the chronic complications of diabetes most feared. Amputation rate is still high due to diabetes, foot exercises can help blood circulation and strengthen the small muscles of the feet and prevent foot deformity and can lower blood glucose levels. The purpose of this research was to determine the effect of diabetes mellitus foot exercises to changes in blood glucose levels in the Village District of Kemlagi Mojodadi Mojokerto. And type of research design used was a pre-experimental (pretest-posttest one group design). In this research there are two variables, the independent variable is Diabetes Mellitus Foot excercises and the dependent variable is the change in blood glucose levels. The population in this research were all patients with Diabetes Mellitus in Mojodadi village in October, amounting to 13 patients with diabetes mellitus with inclusion and exclusion criteria for the current study there were 8 patients, sampling used was purposive sampling. The results of the analysis by T-test with significance level α = 5% and the output of the calculations obtained significance value of 0.001. H0 is rejected if the significance <0.05, so it can be compared to the significant value of 0.001 is less than 0.05, so H0 is rejected, which means that there is an influence of diabetes mellitus foot exercises to change blood glucose levels in Mojodadi village Kemlagi district. The decrease in blood glucose levels due to the respondent on the respondent in accordance protab enthusiastic and doing foot exercises because respondents want to be cured of diabetes mellitus, and it is also supported by a factor of 46-55 years of age who mostly Keywords: diabetic foot exercises, diabetes millitus, blood glucose levels PENDAHULUAN Diabetes melitus menjadi penyakit yang di takuti banyak orang karena Diabetes merupakan penyakit kronik tanpa penyembuhan, dan terus terjadi peningkatan penderita. Menurut Worl Health Organization (WHO) dari 3,8 milyar penduduk dunia menderita DM dan di perkirakan tahun 2010 menjadi 279,3 juta orang dan pada tahun 2025 diperkirakan meningkat menjadi 333 juta jiwa, dan akan meningkat pada tahun 2030 menjadi 366 juta jiwa. Penatalaksanaan diabetes millitus meliputi farmakologi dan non farmakologi. Penatalaksaan non farmakologi seperti diet, olahraga dan senam kaki masih jarang di gunakan oleh masyarakat. Senam kaki dapat membantu sirkulasi darah dan memperkuat otot-otot kecil kaki dan mencegah terjadinya kelainan bentuk kaki dan dapat menurunkan kadar gula darah. (Misnardiarly, 2006). Diabetes Militus Foot Menurut (Lumenta, 2006) Exercises merupakan senam kaki yang dapat dilakukan dengan posisi berdiri, duduk dan tidur, dengan cara menggerakkan kaki dan sendi-sendi kaki misalnya berdiri dengan kedua tumit diangkat, mengangkat dan menurunkan kaki. Gerakan dapat berupa gerakan menekuk, meluruskan,mengangkat, memutar keluar atau ke dalam dan mencegah keram pada jari-jari kaki. Latihan ini di lakukan setiap hari secara teratur, sambil santai di rumah, juga waktu kaki terasa dingin. Di Amerika Serikat, diabetes melitus adalah penyebab ke-4 kematian. Sekitar 50% dari pria dan 15% dari wanita dengan diabetes melitus mengalami masalah seksualitas karena neuropati (Mary Baradero, 2009). Menurut WHO, Indonesia saat ini berada di peringkat keempat negara dengan jumlah penderita DM terbesar di dunia setelah China, India dan Amerika (Kemenkes,2007). Total penderita DM di Indonesia berdasarkan data WHO saat ini sekitar 8 juta jiwa, dan diperkirakan jumlahnya melebihi 21 juta jiwa pada tahun 2025 mendatang (Bustan, 2007) dalam Edy Endriyanto, dkk, 2012. Pada tahun 2005, Sumatra Barat melaporkan prevalensi diabetes millitus sebesar 5,1% dan Jawa Tengah 9,2%. Pada tahun 2004, penelitian di bali nenunjukkan prevalensi antara 3,9%-7,2% (Roro Utami, 2011). Endriyanto (2013) dalam penelitiannya “Efektifitas Senam Kaki Diabetes Melitus Dengan Koran Terhadap Tingkat Sensitivitas Kaki Pada Pasien DM Tipe 2” menyimpulkan adanya peningkatan sensitivitas kaki yang signifikan, sehingga melakukan senam kaki diabetes melitus dengan koran dapat meningkatkan sensitivitas kaki pada pasien DM tipe 2. Sedangkan di pedesaan Jawa Timur, penduduk yang berusia 20 tahun ke bawah yang menderita diabetes Melitus sebanyak 300 ribu penderita dari 30 juta jiwa, diperkirakan di Kotamadya Surabaya terdapat 30 ribu penderita (Roro Utami, 2011). Menurut data dari DINKES Kabupaten Mojokerto 2012 penderita diabetes militus menunjukkan angka 3366 penderita, dan yang terbesar menunjukkan di kecamatan Kemlagi. Dari hasil wawancara yang di lakukan peneliti kepada 10 penderita Diabetes Melitus mengenai komplikasi dari diabetes melitus dan Diabetes Melitus Foot Exercises beberapa orang mengatakan tidak mengetahui senam kaki diabetes dan komplikasi yang akan timbul terutama pada kaki (komunikasi personal, 2013). Diabetes Mellitus di sebabkan oleh beberapa faktor diantaranya keturunan, pola makan, usia dan obesitas. Dalam makanan banyak mengandung zat-zat seperti karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan air. Kandungan zat-zat itu akan di pecah menjadi glukasa dan sisanya akan di simpan di hati. Konsentrasi glukosa dalam darah meningkat, gula akan di buang melalui urine. Semakin banyak gula dalam darah semakin sering untuk membuang urine atau berkencing. Sehingga orang yang diabetes di tandai dengan sering kencing, minum dan makan (dr. Widharto, 2009). Kadar gula darah yang tinggi atau meningkat pada akhirnya juga dapat mempercepat terjadinya komplikasi. Sebagian penderita diabetes terkena resiko Dalam senam kaki terdiri dari beberapa gerakan, yang tinggi mengalami penebalan pembuluh darah. pertama dengan meletakakn kaki di lantai. Kemudian Akibatnya dapat terjadi penykait jantung dan stroke. menggerakkan kan jari-jari kaki ke atas dan ke bawah Komplikasi lain yaitu kerusakan saraf atau neuropathy dan di teruskan mengangkat tumit dan telapak kaki yang sering kali menyerang kaki dan tangan. (Soebroto, bergantian dan di putar 360 derajat. Kaki diangkat dan 2010) Pada penderita diabetes, gula darah yang di putar dan membuat bola dari kertas dengan kaki. Dari meningkat dalam jangka lama akan menyebabkan gerakan dalam senam itu mengakibatkan transport sistem saraf disebut neuropati diabetik dan kelainan g;ukosa yang melintasi membran sel normal. pembuluh darah. Keadaan ini mengakibatkan rasa Pembentukan glikogen dari glukosa meningkat terhadap rangsang sakit menurun, sehingga timbul sehingga tidak terjadi kelebihan glukosa di dalam darah perubahan tekanan pada telapak kaki, kemudian dan tidak terjadi hiperglikemi/ terjadi penurunan kadar keringat berkurang sehingga kulit menjadi kering gula darah (Riyadi dan Sukarmin, 2008). sehingga memudahkan timbulnya luka. Selain itu kelainan pembuluh darah (menyempit) menyebabkan adanya bagian kaki yang suplai darahnya berkurang METODE PENELITIANDesain penelitian pada penelitian (iskemia) sehingga kelainan tersebut diatas lebih sukar ini menggunakan rancangan bangun “One group pre test – di kelola dan susah sembuh yang bisa berakibat pada post test design” (salah satu jenis rancangan penelitian amputasi (Lumenta, 2006). eksperimen : pre eksperimental design). Diabetik Foot merupakan salah satu komplikasi kronik DM yang paling ditakuti. Angka amputasi akibat One group pre test – post test design yaitu tidak ada diabetes masih tinggi, sedangkan biaya pengobatan juga kelompok pembanding (kontrol) tetapi paling tidak sudah sangat tinggi dan sering tidak terjangkau oleh dilakukan observasi pertama (pre test) yang memungkinkan masyarakat umum (Misnardiarly, 2006). Menurut peneliti dapat menguji perubahan yang terjadi setelah Nasution (2010) dalam penelitiannya “Pengaruh Senam adanya eksperimen. (Setiadi 2013). Dalam penelitian ini Kaki Terhadap Peningkatan Sirkulasi Darah Kaki Pada responden di lakukan cek GDA sebelum di lakukan Pasien Diabetes Mellitus di RSUD Haji Adam Malik” Diabetes Mellitus Foot Exercises, kemudian di cek GDA menyimpulkan bahwa senam kaki dapat membantu lagi, selanjutnya di bandingkan hasilnya. memperbaiki otot-otot kecil kaki pada pasien diabetes dengan neuropati. HASIL PENELITIAN Tabel 4.1 Distribusi frekuensi usia responden di Desa Mojodadi Kec. Kemlagi Kab. Mojokerto Bulan Januari Tahun 2014 No Usia Frekuensi Prosentase (%) 1 4 50.0% 46 - 55 tahun 56 - 65 tahun 2 2 25.0% 3 2 66 - 75 tahun 25,0% 8 100 Total Berdasarkan tabel 4.1 menunjukkan bahwa sebagian responden berusia 46-55 tahun yaitu sebanyak 4 responden (50,0 %), berusia 56-65 tahun sebanyak 2 responden ( 25,0%) dan yang berusia 66-75 tahun 2 responden (25,0%). Tabel 4.2 Distribusi frekuensi jenis kelamin responden di Desa Mojodadi Kec. Kemlagi Kab. Mojokerto Bulan Januari Tahun 2014 Frekuensi No Jenis Kelamin Prosentase (%) 2 1 25,0 % Laki-laki 6 Perempuan 2 75,0 % 8 100 % Total Berdasarkan tabel 4.2 menunjukkan bahwa sebagian besar responden berjenis kelamin perempuan sebanyak 6 (75,0%), responden berjenis kemalamin laki-laki sebanyak 2 (25,0%). Tabel 4.3 Perubahan kadar gula darah sebelum dan sesudah diberikan Diabetes Mellitus Foot Exercises di Desa Mojodadi Bulan Januari Tahun 2014 No Kadar gula darah Kadar gula darah sebelum sesudah 1 232 231 2 376 369 3 307 301 4 305 299 5 238 235 6 265 260 7 235 233 8 407 400 Paired Differences Mean Std. Deviation Pair 1 kgd_sblm kgd_ssdh 4,625 2,326 Paired Samples Test Std. Error Mean ,822 t df Sig. (2tailed) 95% Confidence Interval of the Difference Lower Upper 2,680 6,570 5,624 7 ,001 Berdasarkan tabel 4.3 menunjukkan bahwa sebagian besar penderita diabetes mellitus mengalami penurunan setelah dilakukan diabetes mellitus foot exercises yaitu sebesar 100 (100,0%) responden, yang tidak berubah atau tetap hanya 0 (0,0%) responden dan yang pengalami ke naikan kadar gula darah setelah di lakukan diabete mellitus foot exercises 0(0,0%) responden. Berdasarkan uji statistik Paired T-test didapat nilai t hitung = 5,624 dan t tabel = 1,895 dimana p= 0,001 dan nilaia< 0,05 maka Ho ditolak. Berarti dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh Diabetes Mellitus Foot Exercises terhadap perubahan kadar gula darah di Desa Mojodadi Kecamatan Kemlagi Kabupaten Mojokerto. PEMBAHASAN Berdasarkan tabel 4.3 menunjukkan bahwa sebagian besar penderita diabetes mellitus mengalami penurunan setelah dilakukan diabetes mellitus foot exercises yaitu sebesar 100 (100,0%) responden, yang tidak berubah atau tetap hanya 0 (0,0%) responden dan yang pengalami ke naikan kadar gula darah setelah di lakukan diabete mellitus foot exercises 0(0,0%) responden. Berdasarkan tabel 4.1 menunjukkan bahwa sebagian responden berusia 46-55 tahun yaitu sebanyak 4 responden (50,0 %), berusia 56-65 tahun sebanyak 2 responden ( 25,0%) dan yang berusia 66-75 tahun 2 responden (25,0%). Berdasarkan tabel 4.2 menunjukkan bahwa sebagian besar responden berjenis kelamin perempuan sebanyak 6 (75,0%), responden berjenis kemalamin laki-laki sebanyak 2 (25,0%). Menurut Rudianto (2013) Diabetes (kencing manis) adalah suatu penyakit dengan peningkatan glukosa darah di atas normal sebagai akibat adanya gangguan sistem metabolisme dalam tubuh, dimana organ pankreas tidak mampu memproduksi hormon insulin sesuai kebutuhan tubuh. Diabetes adalah penyakit kronik yang tidak ada obatnya. Diabetes adalah penyakit di mana tubuh tidak menghasilkan insulin atau tidak dapat menggunakan insulin dengan semestinya. Insulin adalah hormon yang dipergunakan untuk mengubah gula, zat tepung, dan makanan lainnya menjadi energi yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari (Ihsan Soebroto, 2009). Menurut (Anggriyana Tri Widianti dan Atikah Proverawati, 2010) manfaat dari Diabetes Mellitus Food Exercises yaitu : Menurunkan kadar glukosa darah dan mencegah kegemukan. Pada keadaan istirahat, metabolisme otot hanya sedikit membutuhkan glukosa sebagai sumber energi. Tetapi saat berolah raga, glukosa dan lemak akan merupakan sumber utamanya. Setelah berolahraga selama 10 menit, dibutuhkan glukosa 15 kalinya dibanding pada saat istirahat. Membantu mengatasi terjadinya komplikasi (gangguan lipid darah atau pengendapan lemak di dalam darah peningkatan tekanan darah, hiper koagulasi darah atau penggumpalan darah). Menurut (Irawan, 2010 ) distribusi penderita diabetes mellitus menurut jenis kelamin sangat bervariasi. Di Amerika serikat Penderita Diabetes Mellitus lebih banyak terjadi pada perempuan dari pada laki-laki. Namun mekanisme yang menghubungkan jenis kelamin belum jelas. Menurut Diabetes Militus Foot Exercises (Lumenta, 2006) merupakan senam kaki yang dapat dilakukan dengan posisi berdiri, duduk dan tidur, dengan cara menggerakkan kaki dan sendi-sendi kaki misalnya berdiri dengan kedua tumit diangkat, mengangkat dan menurunkan kaki. Gerakan dapat berupa gerakan menekuk, meluruskan,mengangkat, memutar keluar atau ke dalam dan mencegah keram pada jari-jari kaki. Latihan ini di lakukan setiap hari secara teratur, sambil santai di rumah, juga waktu kaki terasa dingin. Banyak responden yang mengalami penurunan kadar gula darah itu di karenakan rutin mengikuti diabetes mellitus foot exercises. Pengaruh senam kaki terhadap perubahan kadar gula darah sesuai dengan manfaat yang ada pada senam kaki yaitu meperbanyak atau memperbaki sirkulasi darah, memperkuat otot-otot kecil, mencegah terjadinya kelainan bentuk kaki, mengatasi keterbatasan gerak sendi, meningkatkan kebugaran klien diabetes mellitus (Anggriyana Tri Widianti dan Atikah Proverawati, 2010). Selain itu usia responden lebih banyak yang berusia di > 40 tahun. Perubahan kadar gula darah bisa di sebabkan oleh beberapa faktor diantaranya usia, umumnya manuasia mengalami penurunan fisiologi yang secara dramatis menurun dengan cepat pada usia setelah 40 tahun, ini sesuai dengan buku karya Sujono Riayadi dan Sukarmin (2008). Kejadian diabetes mellitus pada perempuan lebih beresiko tinggi daripada laki-laki. Wanita lebih beresiko karena memiliki indeks masa tubuh yang lebih besar, premenstruasi syndrome dan pasca-menoupose yang membuat distribusi lemak tubuh menjadi mudah terakumulasi akibat proses hormonal sehingga perempuan lebih beresiko terkena diabetes mellitus ( Irawan, 2010). Penurunan kadar gula darah yang hanya sedikit itu di karenakan ada faktor-faktor lain yang juga harus mendukung untuk penurunan kadar gula darah misalnya diet dan olah raga rutin. Pencegahan atau penatalaksanan penderita diabetes melitus bisa dengan diet yang sesuai yaitu dengan 3 J, obat-obatan, insulin dan olah raga yang teratur. Penatalaksan yang sesuai dapat menurunkan atau pun mencegah diabetes mellitus (A. Y Sutedjo, 2010). Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian menggunakan uji statistik Paired T-test didapat nilai t hitung = 5,624 dan t tabel = 1,895 dimana p= 0,001 dan nilaia< 0,05 maka Ho ditolak H1 di terima, sehingga ada pengaruh diabetes mellitus foot exercises terhadap perubahan kadar gula darah pada penderita diabetes mellitus tipe 2 di Desa Mojodadi Kecamatan Kemlagi Kabupaten Mojokerto. Saran 1. Bagi responden Bagi responden diharapkan untuk rutin melakukan diabetes millitus foot excercises di rumah. 2. Bagi institusi pendidikan Bagi AKPER Bina Sehat PPNI Mojokerto diharapkan pihak institusi menambah khasanah buku tentang diabetes, senam kaki diabetes agar penelitian tentang Diabetes mellitus untuk selanjutnya lebih efektif dan dinamis. 3. Bagi peneliti selanjutnya Bagi peneliti selanjutnnya sebaiknya diabetes mellitus foot exercises tidak hanya meneliti atau menghubungkan kadar gula darah saja, tetapi di hubungkan juga dengan faktor lain misalnya diet, olah raga dan lain sebagainya. DAFTAR PUSTAKA Misnadiarly. 2006. Diabetes Mellitus: Gangren, Ulser, Infeksi. Mengenal Gejala, Menanggulangi, dan Mencegah Komplikasi, Ed.1. Jakarta: Pustaka Populer Obor. Lumenta, Dr Nico A dkk. 2006. Kenali Jenis Penyakit dan Cara Penyembuhannya: Managemen Hidup Sehat. Jakarta: PT. Alex Media Komputindo. Widharto. 2009. Kencing Manis (Diabetes). Jakarta: PT. Sunda Kelapa Pustaka. Soebroto, Ihsan. 2009. Hidup Bahagia dengan Diabetes. Jogjakarta: Diglossia Printika. Rudianto, Budi F. 2013. Hipertensi dan Diabetes: Mendeteksi, Mencegah dan Mengobati dengan Cara Medis dan Herbal. Yogyakarta: Sakkhasukma. Sutedjo, A Y. 2010. 5 Strategi Penderita Diabetes Mellitus Berusia Panjang. Yogyakarta: Kanisius. Buckman, Dr Robert dkk. 2006. Hidup dengan Diabetes. UK: Marshall Publishing. Riyadi, Sujono & Sukarmin. 2008. Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Gangguan Esokrin dan Endokrin pada Pankreas. Yogyakarta: Graha Ilmu. Bilotta, Kimberly A J. 2011. Kapita Selekta Penyakit: dengan Implikasi Keperawatan. Jakarta: EGC. Greenstein, Ben & Diana F. Wood. 2010. At a Glance Sistem Endokrin. Jakarta: Penerbit Erlangga. Brashers, Valentina L. 2007. Aplikasi Klinis Patofisiologi: Pemeriksaan & Managemen.Jakarta: EGC. Baradero, Mary. 2009. Klien Gangguan Endokrin. Jakarta: EGC. Widianti, Anggriyana Tri & Atikah Proverawati. 2010. Senam Kesehatan: Aplikasi Senam Untuk Kesehatan. Yogyakarta: Nuha Medika. Setiawan, Ari & Saryono. 2010. Metodologi Penelitian Kebidanan DIII, DIV, S1 dan S2. Yogyakarta. Nuha Medika. Saebani, Drs. Beni Ahmad. 2008. Merode Penelitian. Bandung: CV Pustaka Setia. Hidayat, A. Aziz Alimul. 2007. Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisa Data. Jakarta: Salemba Medika. Fajar, Ibnu et al. 2009. Statistika Untuk Praktisi Kesehatan. Yogyakarta: Graha Ilmu. Setiadi. 2013. Konsep dan Praktik Penulisan Riset Keperawatan. Jakarta: Graha Ilmu. Riwidikdo, Handoko. 2009. Statistik Kesehatan. Jogjakarta: Mitra Cendikia Press. Lanywati, dr. Endang. 2001. Diabetes Mellitus Penyakit Kencing Manis. Yogyakarta: Penerbit Kanisius. Hastono, sutanti Priyo & Luknis Sabri. 2006. Statis Kesehatan. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada. Endriyanto, Eko dkk. 2012. Efektifitas Senam Kaki Diabetes Mellitus Dengan Koran Terhadap Tingkat Sensitivitas Kaki Pada Pasien DM Tipe 2 dalam http://repository.usu.ac.id//pdf diakses pada tanggal 30 September 2013 pukul 20:00 WIB. Irawan, Dedi. 2010. Prevalensi dan Faktor Resiko Kejadian Diabetes Mellitus Tipe 2 di Daerah Urban Indonesia (Analisa Data Sekunder Riskesdas 2007). Thesis Universitas Indonesia. Adiningsih, Roro Utami. 2011. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Diabetes Mellitus Tipe 2 Pada Orang Dewasa Di Kota Padang Panjang Tahun 2011. Padang:Fakultas Kedokteran Universitas Andalas. Nasution, Juliani. 2010. Pengaruh Senam Kaki Terhadap Peningkatan Sirkulasi Darah Kaki Pada Pasien Diabetes Mellitus di RSUD Haji Adam Malik dalam http://repository.usu.ac.id//pdf diakses tanggal 30 September 2013 pukul 20.00 WIB