Petunjuk praktikum Entomologi Dasar

advertisement
Petunjuk Praktikum
Entomologi Dasar
ditulis oleh:
Nugroho Susetya Putra
Suputa
Witjaksono
Laboratorium Entomologi Dasar
Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan
Fakultas Pertanian
Universitas Gadjah Mada
Yogyakarta
2011
Tata tertib praktikum
1. Praktikum Entomologi Dasar adalah wajib untuk semua mahasiswa yang
mengambil mata kuliah Entomologi Dasar, tak terkecuali untuk mahasiswa
yang mengulang.
2. Praktikum dimulai pada waktu yang sudah ditentukan pada hari yang sudah
ditentukan. Praktikan diwajibkan untuk tidak terlambat. Keterlambatan lebih
dari 10 menit pada setiap praktikum akan mengakibatkan praktikan ditolak
untuk ikut serta dalam praktikum hari tersebut.
3. Praktikan diwajibkan berpakaian rapi, tidak memakai kaos tidak berkrah,
mengenakan sepatu dan bukan sandal.
4. Praktikum adalah sebuah proses belajar, sehingga pada waktu praktikum,
praktikan tidak dibenarkan untuk melakukan kegiatan lain yang tidak
berhubungan dengan proses belajar. Gunakan waktu praktikum seefisien
mungkin, lakukan diskusi mendalam dengan teman atau asisten/ dosen.
5. Sebelum dan sesudah praktikum, pada acara tertentu, pengampu akan
memberikan tes atau tugas. Tugas harus dikerjakan.
6. Praktikum adalah wajib, dan praktikan tidak dibenarkan untuk tidak mengikuti
tanpa alasan jelas dan dapat dipertanggungjawabkan. Jika sakit, praktikan
harus menyerahkan bukti yang menerangkan hal tersebut paling lambat 1 hari
setelah hari pelaksanaan praktikum. Praktikan yang tidak mengikuti praktikum
tanpa alasan yang dapat diterima, dinyatakan gagal, dan harus mengambil
ulang semua komponen mata kuliah Entomologi Dasar pada tahun berikutnya.
7. Keputusan pemberian ulangan mata praktikum yang ditinggalkan praktikan
akan ditentukan oleh pengampu dengan mempertimbangkan hal-hal terkait.
2
Petunjuk praktikum Entomologi Dasar
Menu praktikum
Acara 1. Serangga dan artropoda
Membahas tentang pengertian artropoda, heksapoda, dan serangga, serta
persamaan dan perbedaan morfologi-anatomi [halaman 4]
Acara 2. Morfologi serangga
Membahas tentang pengertian morfologi, ciri-ciri morfologi, dan pentingnya pemahaman morfologi untuk mempelajari identifikasi dan taksonomi
serangga [halaman 5]
Acara 3. Anatomi dan fisiologi
Membahas tentang pengertian ciri anatomi serangga, alat tubuh, dan prosesproses fisiologi di dalam kehidupan serangga [halaman 6]
Acara 4. Metamorfosis
Membahas tentang perubahan bentuk tubuh serangga, tipe larva, dan pupa
serangga [halaman 7]
Acara 5. Identifikasi dan taksonomi
Membahas tentang cara identifikasi serangga dan pengelompokkannya ke
dalam taksa-taksa [halaman 8]
Acara 6. Koleksi serangga
Membahas tentang cara mengumpulkan, mengawetkan, dan membuat
spesimen voucher serangga [halaman 9]
Acara 7. Pengenalan habitat serangga
Melakukan kegiatan lapangan untuk mempelajari kehidupan serangga di
lingkungannya [halaman 10]
Petunjuk praktikum Entomologi Dasar
3
Acara 1. Serangga dan artropoda
A. Tujuan
Memahami keragaman artropoda dan perbedaan prinsip antara serangga dan artropoda
lain.
B. Pengantar
Artropoda berarti binatang yang bertubuh beruas (kata Yunani: arthro- berarti ruas,
dan -podos berarti kaki), yang merupakan ciri utama, selain ciri lain, yaitu (1) tubuh terbagi
dua belahan yang sama bentuk dan ukuran (bilateral simetris), dan (2) anggota tubuhnya
hampir selalu terdapat berpasangan.
Secara morfologis, meskipun sekilas tampak sama, sesungguhnya serangga mempunyai
ciri morfologi yang khas, yang berbeda dengan individu artropoda yang lain, misalnya labalaba, lipan, dan lain-lain. Sayap adalah salah satu ciri khas serangga yang tidak ditemukan
pada artropoda lain. Dalam kaitannya dengan fungsi serangga di alam, yang juga ditempati
oleh artropoda yang lain, maka pengenalan ciri-ciri bioekologi, terutama morfologi serangga dan kerabatnya menjadi sangat penting. Perlu diketahui, bahwa mereka mempunyai
hubungan yang sangat erat di alam, misalnya hubungan mangsa dan pemangsa. Lipan
misalnya, merupakan predator beberapa jenis serangga tanah. Secara umum, anggota
filum Artropoda dapat dibedakan satu dengan lainnya dengan memperhatikan ciri (1)
jumlah bagian tubuh, (2) jumlah pasang kaki, (3) keberadaan antena dan jumlahnya, (4)
keberadaan sayap, dan (5) keberadaan alat tambahan yang terkadang berfungsi sangat
khusus, seperti uropoda pada lobster.
C. Metode
Pada spesimen serangga dan artropoda (serangga, tungau, laba-laba, kelabang, udang,
kepiting) yang sudah disediakan, silakan amati perbedaan-perbedaan morfologi yang dapat
Anda identifikasi yang meliputi:
1. Pembagian tubuh (dua atau tiga bagian)
2. Alat tambahan yang tumbuh pada kepala (ada atau tidak)
3. Jumlah pasang kaki (sebutkan)
Tuliskan ciri-ciri masing-masing jenis artropoda yang Anda amati secara detil.
4
Petunjuk praktikum Entomologi Dasar
Acara 2. Morfologi serangga
A. Tujuan
Memahami morfologi umum dan khusus pada serangga yang dapat digunakan sebagai
pembeda ordo.
B. Pengantar
Morfologi diartikan sebagai “Ilmu tentang bentuk”, dan pada organisme, pengenalan
morfologi merujuk pada pemahaman ciri khas bentuk yang terdapat pada satu kelompok
organisme. Misalnya, famili kumbang koksi (Coccinellidae, Coleoptera) dicirikan oleh bentuk
tubuh yang membulat, dengan dua sayap depan (disebut elitra) yang tertangkup membentuk perisai. Dengan demikian, pemahaman terhadap ciri morfologi atau bentuk satu
kelompok serangga dapat dimanfaatkan untuk mengidentifikasi atau mengenali kelompok
tersebut, selain untuk memahami perikehidupan khasnya.
Pada praktikum ini, pengamatan morfologi difokuskan pada (1) morfologi umum yang
meliputi rongga kepala (kaput), rongga dada (toraks), dan rongga perut (abdomen), serta
(2) morfologi khusus, misalnya meliputi bentuk dan tipe kepala, antena, dan alat mulut,
bentuk dan tekstur sayap, dan bentuk khas kaki.
C. Metode
Pada masing-masing bahan yang sudah disediakan (belalang kayu, belalang sembah, tonggeret, kumbang ampal, kumbang air, kepik predator reduviid, kepik hijau, kupu-kupu atau
ngengat, rayap, dan lalat), amatilah dengan cermat dan tuliskan hasil pengamatan Anda.
Petunjuk praktikum Entomologi Dasar
5
Acara 3. Anatomi dan fisiologi
A. Tujuan
Mengetahui dan memahami bentuk dan susunan alat tubuh serangga, serta fungsinya
secara umum.
B. Pengantar
Seperti halnya morfologi serangga yang khas pada setiap kelompok serangga sesuai
dengan kebutuhan hidup serangga, anatomi tubuh seranggapun khas pada setiap kelompok serangga. Misalnya, pada kelompok serangga pencucuk pengisap, terutama dari ordo
Hemiptera, pada bagian tertentu pada sistem pencernaannya berkembang sistem khusus
yang disebut Filter Chamber. Atau pada serangga peterbang kuat, sistem perototan pada
bagian toraks berkembang lebih besar dibandingkan sistem serupa pada serangga bukan
peterbang kuat.
C. Metode
Pada belalang kayu yang sudah disediakan, silakan membedahnya baik pada bagian
ventral (untuk mempelajari sistem pernapasan, otot, dan pencernaan), maupun dorsal (untuk mempelajari sistem saraf) dengan cara sebagai berikut. Pingsankan belalang dengan
kloroform (hati-hati, zat ini beracun!), kemudian bentangkan di atas papan lilin, dan pasak
kaki-kaki belalang tersebut dengan jarum pentul. Bedahlah eksoskeleton belalang dengan
hati-hati menggunakan gunting atau pisau bedah kecil. Berilah catatan nama bagian pada
masing-masing sistem yang Anda amati.
6
Petunjuk praktikum Entomologi Dasar
Acara 4. Metamorfosis
A. Tujuan
Memahami arti, jenis, dan peranan metamorfosis pada kelangsungan hidup serangga.
B. Pengantar
Metamorfosis merupakan salah satu keunggulan serangga dibandingkan dengan binatang yang lain, dan merupakan salah satu mekanisme pembagian pekerjaan dalam satu
siklus hidup. Seekor imago (serangga dewasa) akan menjalankan tugasnya untuk kawin dan
mempersiapkan keturunan serta makanannya, sedangkan serangga pradewasa (larva atau
nimfa) akan melakukan tugasnya untuk menimbun energi yang dibutuhkan pada tahap
dewasanya. Metamorfosis pada beberapa jenis serangga dapat dijalani di dua dunia yang
berbeda, misalnya capung yang menjalani tahap kehidupan pradewasanya di dalam air,
sementara dewasanya adalah penerbang yang memangsa serangga lain. Sementara pada
jenis serangga yang lain, baik serangga pradewasa maupun dewasa hidup pada habitat
yang sama, misalnya wereng coklat yang nimfa dan serangga dewasanya hidup pada
habitat yang sama, yaitu tanaman padi.
C. Metode
Siapkan mikroskop dan kaca pembesar untuk mengamati spesimen larva dan pupa,
serta serangga dewasa yang disediakan. Sebutkan tipe metamorfosis masing-masing
spesimen dewasa yang ada dan juga sebutkan stadium hidupnya dengan mengisi Lembar
Kerja yang tersedia. Kemudian amati spesimen larva dan pupa yang disediakan, kemudian
tentukan jenis larva dan pupanya. Jelaskan ciri-ciri masing-masing larva dan pupa dengan
detil.
Petunjuk praktikum Entomologi Dasar
7
Acara 5. Identifikasi dan taksonomi
A. Tujuan
Memahami arti identifikasi serangga serta mengetahui cara-cara identifikasi secara morfologi dengan menggunakan kunci identifikasi baik secara manual maupun multimedia.
B. Pengantar
Identifikasi adalah kegiatan yang dilakukan untuk mengetahui ciri khas satu kelompok
organisme, dalam hal ini serangga, menggunakan alat bantu yang tersedia. Identifikasi
umumnya dilakukan secara morfologis, meskipun pada perkembangannya, teknik sidik
DNA dan enzim juga sudah lazim digunakan. Hal yang penting pada identifikasi serangga
secara morfologis adalah pemahaman terhadap arti istilah-istilah morfologi yang umum
digunakan pada kunci identifikasi (morfologi).
Identifikasi serangga secara morfologi dapat menggunakan bantuan buku kunci identifikasi, mencocokkan dengan spesimen voucher, atau menanyakan kepada ahlinya. Pada
perkembangannya, internet juga menjadi wahana yang cukup baik dalam membantu upaya
identifikasi, atau juga menggunakan program komputer, misalnya CABI Keys, BioLink, dan
LUCID Key.
C. Metode
Amati spesimen serangga yang sudah Anda koleksi, kemudian cocokkan dengan karakter morfologis yang ditunjukkan pada buku identifikasi manual, minimal sampai tingkat
famili. Pada tahap selanjutnya, silakan Anda menggunakan beberapa program identifikasi,
misalnya LUCID Key, untuk mencoba mengidentifikasi sampai tingkat genus.
8
Petunjuk praktikum Entomologi Dasar
Acara 6. Koleksi serangga
A. Tujuan
Memahami arti penting koleksi serangga dan mengetahui tata cara koleksi serangga secara
standar.
B. Pengantar
Koleksi (atau mengumpulkan) serangga adalah kegiatan menangkap, mengawetkan,
dan membuat spesimen awetan. Spesimen tersebut dapat digunakan sebagai voucher atau
contoh spesimen, dan setelah diidentifikasi menjadi sangat berguna sebagai patokan identifikasi untuk melakukan pengamatan di lapangan. Oleh karena itu, tata cara koleksi yang
benar harus diperhatikan, agar spesimen yang dikoleksi bernilai keilmuan tinggi.
C. Metode
Silakan Anda memperhatikan alat-alat koleksi yang sudah disediakan, kemudian
gambarlah. Berilah keterangan mekanisme kerja dari masing-masing alat koleksi tersebut,
berikut cara memasangnya di lapangan.
D. Laman rekomendasi
Beberapa laman dapat Anda gunakan sebagai rujukan. Dua di antaranya adalah http://
mississippientomologicalmuseum.org.msstate.edu//collecting.preparation.methods/Collecting.methods.htm dan http://www.biologyjunction.com/insect_collection.htm.
Petunjuk praktikum Entomologi Dasar
9
Acara 7. Pengenalan habitat serangga
A. Tujuan
Memahami hubungan serangga dan lingkungannya, termasuk mekanisme yang berlangsung dalam hubungan tersebut. Aspek-aspek entomologi yang akan dipelajari adalah (a)
bioekologi umum, (b) koleksi, dan (c) identifikasi secara umum.
B. Pengantar
Pengenalan serangga harus dilakukan dengan memahami bioekologi serangga, yaitu
hubungan antara kehidupan serangga dengan lingkungan di sekitarnya. Sebagai contoh,
pada serangga herbivora, keberhasilan sebuah populasi untuk berkembang tergantung
pada ketersediaan pakan (tumbuhan) dan pengendali alami (musuh alami), di samping
faktor abiotik (suhu, kelembaban, kelengasan tanah, dan sebagainya). Oleh karena itu,
pengenalan habitat dan bioekologi serangga dapat digunakan sebagai sebuah titik tolak
untuk mengenal aspek-aspek serangga secara lengkap, misalnya aspek morfologi, anatomi,
taksonomi, fisiologi, perilaku, dan ekologi.
C. Metode
Praktikum akan dilaksanakan di salah satu lokasi terpilih, yaitu KP4 Kalitirto, Banguntapan, atau Wanagama-UGM. Kegiatan yang akan dilaksanakan meliputi:
1. Pengenalan habitat serangga
Kegiatan dilakukan dengan mengamati serangga-serangga yang hidup di habitat perairan (sungai dan sawah), dan darat (kering, misalnya di tegalan). Pengamatan dititikberatkan pada jenis serangga yang ditemukan, perilaku khas (misalnya, jenis pakan, cara kawin,
meletakkan telur, dan sebagainya), dan faktor-faktor abiotik dan biotik yang ada di sekitar
serangga-serangga tersebut (jenis tanah, ada tidaknya bahan organik, dan sebagainya).
Pengamatan langsung dilakukan pada habitat terpilih, yaitu sungai, sawah, dan tegalan
menggunakan bantuan tali yang dibentuk bujursangkar berukuran 1 x 1 meter persegi.
Catatlah jenis dan jumlah individu serangga yang ditemukan pada habitat yang Anda amati
tersebut.
2. Pengenalan pola hidup serangga (diurnal, krepuskuler, dan nokturnal)
Kegiatan dilakukan dengan mengamati kemunculan dan waktu aktif serangga dengan
bantuan alat-alat perangkap, yaitu light trap untuk serangga-serangga krepuskuler dan nok-
10
Petunjuk praktikum Entomologi Dasar
turnal, dan pit-fall trap untuk serangga-serangga tanah yang aktif pada siang, sore, maupun
malam hari. Serangga yang tertangkap oleh alat-alat perangkap tersebut digolong-golongkan, kemudian dicatat sebagai serangga diurnal, krepuskuler, atau nokturnal.
3. Koleksi serangga
Pada kegiatan ini, Anda akan dikenalkan pada teknik-teknik koleksi serangga lanjut,
mulai dari (1) mencari habitat berdasarkan serangga yang akan dikoleksi, (2) pemilihan alat
koleksi yang tepat, (3) pengambilan serangga, (4) pengawetan, dan (5) identifikasi.
Petunjuk praktikum Entomologi Dasar
11
Download