BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sumber energi yang

advertisement
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Sumber energi yang terpenting di dunia ini adalah air. Pengertian air bersih
menurut Permenkes RI No 416/Menkes/IX/1990 adalah air yang digunakan untuk
keperluan sehari-hari dan dapat diminum setelah dimasak. Air mudah sekali
terkontaminasi oleh bahan-bahan pencemar sehingga dapat mengganggu
kesehatan makhluk hidup. Banyak logam berat seperti Besi, Tembaga, Mangan,
Kadmium dan logam-logam lainnya yang bersifat toksik maupun essensial terlarut
dalam air dan mencemari air. Beberapa mineral sangat dibutuhkan oleh tubuh
untuk menunjang pertumbuhan dan logam berat dibutuhkan untuk membantu
kinerja metabolisme pada tubuh, namun jika dikonsumsi dalam konsentrasi yang
berlebih akan menimbulkan hal-hal buruk bagi kesehatan manusia (Sunu, 2001).
Salah satu sarana yang paling umum digunakan oleh masyarakat kecil
sebagai sumber air minum adalah sarana sumur bor. Sementara air sumur adalah
air yang paling mudah terkontaminasi oleh rembesan yang berasal dari sarana
pembuangan yang terjadi pada permukaan kumuh.
Keberadaan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) diidentifikasi sebagai salah
satu sumber utama pencemar terhadap sumber daya air baku. Area sekitar TPA
memiliki kemungkinan besar untuk terkontaminasi akibat dari potensi sumber
pencemar yang meresap kedalam tanah. Proses penimbunan sampah secara terusmenerus di daerah TPA menghasilkan pencemar berupa air lindi (leachate)
sebagai hasil infiltrasi air hujan yang masuk kedalam timbunan sampah. Air lindi
merupakan suatu jenis bahan pencemar yang memiliki potensi tinggi untuk
mencemari lingkungan seperti tercemarnya air permukaan.
Universitas Sumatera Utara
Air lindi mengandung bahan-bahan organik yang membusuk dan bahan-bahan
logam
berat
yaitu
Timbal,
Mangan,
Kadmium,
Tembaga,
dan
Besi
(Langmore,1998 dalam Maramus et al, 2006).
Jumlah penduduk kota Medan 2.567.288 jiwa yang menghasilkan
timbunan sampah setiap harinya sebesar ±887,75 ton (Pemerintah Kota Medan,
2013). TPA Terjun berlokasi di Kelurahan Terjun Kecamatan Medan Marelan
seluas 137.563 m3 yang mulai dioperasikan sejak 7 Januari 1993 dengan sistem
Open Dumping 90% dan sistem Controlled Landfill 10%. Pengaruh
open
dumping yang utama adalah pencemaran air permukaan dan air tanah.
Berdasarkan survei peneliti pada beberapa warga sekitar lokasi Tempat
Pembuangan Akhir (TPA) Sampah Terjun Kecamatan Medan Marelan, beberapa
warga berpendapat bahwa terdapat beberapa masalah pada air sumur bor warga,
dimana keadaan air yang digunakan tidak termasuk kategori sebagai sumber air
yang bersih. Terdapat beberapa ciri fisik air yang kurang baik seperti warna air
yang keruh dan kekuningan, air yang memiliki bau dan air yang terasa asin.
Dari hasil penelitian sebelumnya Peronika, H, (2016) mengenai analisis
kandungan logam berat Timbal (Pb), Besi (Fe) dan pH pada air sumur gali sekitar
TPA Sampah Terjun memperlihatkan hasil yang melebihi batas ambang sesuai
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 492/Menkes/Per/VII/2010.
Berdasarkan uraian diatas peneliti tertarik melakukan penelitian dengan
tujuan untuk mengetahui kadar logam Besi (Fe), Mangan (Mn) serta mineral
Magnesium (Mg) dan Kalsium (Ca) yang terkandung pada air sumur bor TPA
sampah Terjun Kecamatan Medan Marelan dengan menggunakan metode
Spektrofotometri Serapan Atom.
Universitas Sumatera Utara
1.2
Permasalahan
Adapun yang menjadi masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Berapakah kadar logam Besi (Fe), Mangan (Mn) serta mineral Magnesium
(Mg) dan Kalsium (Ca) pada air sumur bor daerah TPA sampah Terjun
Kecamatan
Medan
Marelan
dengan
menggunakan
metode
Spektrofotometri Serapan Atom
2. Apakah kadar logam air sumur bor tersebut telah memenuhi persyaratan
kualitas air minum sesuai Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
492/Menkes/Per/VII/2010
1.3
Pembatasan Masalah
Adapun yang menjadi pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Kandungan logam yang diteliti dalam sampel ini adalah Besi (Fe) Mangan
(Mn) serta mineral Magnesium (Mg) dan Kalsium (Ca).
2. Sampel air yang digunakan dalam penelitian ini langsung dari air sumur
bor warga yang diambil secara acak dengan jarak ±10 m untuk lokasi 1,
±20 m untuk lokasi 2, dan ±30 m untuk lokasi 3 dari TPA sampah Terjun
Kecamatan Medan Marelan yang digunakan oleh warga sebagai air bersih
dan juga sebagai air minum.
1.4
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk menentukan kandungan logam Besi (Fe), Mangan
(Mn) serta mineral Magnesium (Mg) dan Kalsium (Ca) dalam air sumur bor yang
digunakan oleh warga yang tinggal di daerah TPA sebagai air bersih dan sebagai
air minum juga untuk mengetahui apakah kandungan logam tersebut telah
memenuhi persyaratan kualitas air minum sesuai dengan Peraturan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia Nomor 492/Menkes/Per/VII/2010.
Universitas Sumatera Utara
1.5
Manfaat Penelitian
Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan manfaat
kepada masyarakat mengenai kadar logam Besi (Fe), Mangan (Mn) serta mineral
Magnesium (Mg) dan Kalsium (Ca) pada air sumur bor yang telah digunakan
sebagai sumber air bersih dan air minum oleh warga setempat setiap hari dan
dapat memberikan informasi kandungan logam kepada pemerintah lingkungan
setempat untuk mengelola air sumur bor menjadi air yang layak pakai untuk
warga setempat serta dapat mengetahui apakah kandungan logam tersebut telah
memenuhi persyaratan kualitas air minum sesuai dengan Peraturan Menteri
Kesehatan Nomor 492/Menkes/Per/VII/2010.
1.6
Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Ilmu Dasar dan Umum Kimia Dasar
USU Medan dan Analisis Spektrofotometri Serapan Atom (SSA) dilakukan di
Balai Riset dan Standarisasi Industri (Baristand) Medan.
1.7
Metodologi Penelitian
Adapun metodologi dalam penelitian ini :
1. Penelitian ini merupakan Penelitian Laboratorium dan berisfat Purposif.
2. Sampel diambil sebanyak 600 mL secara acak dari satu sumur bor
penduduk dikawasan TPA sampah Terjun Kecamatan Medan Marelan
dengan variasi jarak sumur dengan TPA ±10 m untuk lokasi 1, ±20 m
untuk lokasi 2, dan ±30 m untuk lokasi 3 dari TPA sampah Terjun.
3. Pengukuran pH dilakukan langsung ditempat pengambilan sampel.
4. Sampel diawetkan dengan asam nitrat pekat.
5. Seluruh sampel dipreparasi dengan berpedoman pada Standar nasional
Indonesia (SNI).
Universitas Sumatera Utara
6. Kandungan logam Besi (Fe), Mangan (Mn) dan mineral Magnesium (Mg)
dan Ca dengan menggunakan metode Spektrofometri Serapan atom (SSA)
pada panjang gelombang 248,3 nm untuk logam Besi (Fe), 279,5 nm untuk
logam Mangan (Mn) ; 285,5 nm untuk logam Magnesium (Mg) dan 422,7
nm untuk logam Kalsium (Ca).
7. Pengukuran dengan alat Spektrofotometer Serapan Atom (SSA) dilakukan
sebanyak 3 (tiga) kali pengulangan.
Universitas Sumatera Utara
Download