PROFIL KESEHATAN KOTA BLITAR TAHUN 2012 KATA PENGANTAR Profil Kesehatan disusun untuk memberikan gambaran pencapaian program pembangunan kesehatan yang digunakan sebagai sarana untuk memantau pencapaian visi dan misi pembangunan kesehatan di Kota Blitar. Penyusunan Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2012 didasarkan pada data tabel sesuai Standar Pelayanan Minimal bidang kesehatan dan “Petunjuk Teknis Penyusunan Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Edisi Data Terpilah menurut Jenis Kelamin”, sehingga informasi yang disampaikan dalam profil ini merupakan interpretasi dari data tersebut. Profil Kesehatan Kota Blitar ini disampaikan dengan harapan semoga bermanfaat bagi kita semua dan ucapan terima kasih kami sampaikan kepada berbagai pihak yang telah mendukung penyusunan buku ini. Blitar, 2013 Kepala Dinas Kesehatan Daerah Kota Blitar dr.NGESTI UTOMO Pembina Utama Muda NIP. 19570824 198712 1 001 Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2010 i DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL PROFIL i ii iii BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Sistematika Penyajian 1.3 Distribusi Profil Kesehatan 1 1 2 3 BAB 2 GAMBARAN UMUM 2.1 Keadaan Geografi 2.2 Keadaan Demografi (Kependudukan) 2.3 Tingkat Pendidikan 4 4 6 10 BAB 3 SITUASI DERAJAT KESEHATAN 3.1 Angka Kematian 3.2 Umur Harapan Hidup (UHH) 3.3 Angka Kesakitan (Morbiditas) 3.4 Status Gizi 12 12 16 18 29 BAB 4 UPAYA KESEHATAN 4.1 Pelayanan Kesehatan Dasar 4.2 Pelayanan Kesehatan Rujukan 4.3 Ketersediaan Obat 4.4 Kejadian Luar Biasa (KLB) dan Keracunan Makanan 4.5 Perbaikan Gizi Masyarakat 4.6 Perilaku Masyarakat 4.7 Pelayanan Kesehatan Lingkungan dan Sanitasi Dasar 31 31 42 43 44 45 45 49 BAB 5 SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN 5.1 Sarana Kesehatan 5.2 Tenaga Kesehatan 5.3 Pembiayaan Kesehatan 56 56 59 61 BAB 6 KESIMPULAN 62 LAMPIRAN Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2010 ii DAFTAR TABEL PROFIL Tabel 1 Luas Wilayah, Jumlah Desa, Jumlah Penduduk, Jumlah Rumah Tangga dan Kepadatan Penduduk Tabel 2 Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin, Kelompok Umur, Rasio Beban Tanggung, Rasio Jenis Kelamin Tabel 3 Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Kelompok Umur Tabel 4 Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun ke Atas yang Melek Huruf menurut Jenis Kelamin Tabel 5 Persentase Penduduk Laki-Laki dan Perempuan berusia 10 Tahun ke Atas menurut Tingkat Pendidikan Tertinggi yang ditamatkan Tabel 6 Jumlah Kelahiran menurut Jenis Kelamin Tabel 7 Jumlah Kematian Bayi dan Balita menurut Jenis Kelamin Tabel 8 Jumlah Kematian Ibu menurut Kelompok Umur Tabel 9 Jumlah Kasus AFP (Non Polio) dan AFP Rate (Non Polio) Tabel 10 Jumlah Kasus Baru TB Paru dan Kematian Akibat TB Paru menurut Jenis Kelamin Tabel 11 Jumlah Kasus dan Angka Penemuan Kasus TB Paru BTA+ menurut Jenis Kelamin Tabel 12 Jumlah Kasus dan Kesembuhan TB Paru BTA + menurut Jenis Kelamin Tabel 13 Penemuan Kasus Pneumonia Balita menurut Jenis Kelamin Tabel 14 Jumlah Kasus Baru HIV, AIDS, dan Infeksi Menular Seksual Lainnya menurut Jenis Kelamin Tabel 15 Persentase Donor Darah diSkrining terhadap HIV menurut Jenis kelamin Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2010 iii Tabel 16 Kasus Diare yang ditangani menurut Jenis Kelamin Tabel 17 Jumlah Kasus Baru Kusta menurut Jenis Kelamin Tabel 18 Kasus Baru Kusta 0-14 Tahun dan Cacat Tingkat 2 menurut Jenis Kelamin Tabel 19 Jumlah kasus dan Angka Prevalensi penyakit kusta menurut Jenis Kelamin Tabel 20 Persentase Penderita Kusta selesai Berobat menurut Jenis Kelamin Tabel 21 Jumlah Kasus Penyakit Yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I) menurut Jenis Kelamin Tabel 22 Jumlah Kasus Penyakit Yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I) menurut Jenis Kelamin Tabel 23 Jumlah Kasus DBD menurut Jenis Kelamin Tabel 24 Kesakitan dan Kematian Akibat Malaria menurut Jenis Kelamin Tabel 25 Penderita Filariasis ditangani menurut Jenis Kelamin Tabel 26 Bayi Berat Badan Lahir Rendah menurut Jenis Kelamin Tabel 27 Status Gizi Balita menurut Jenis Kelamin Tabel 28 Cakupan Kunjungan Ibu Hamil, Persalinan ditolong Tenaga Kesehatan, dan Pelayanan Kesehatan Ibu Nifas Tabel 29 Persentase Cakupan Imunisasi TT pada Ibu Hamil Tabel 30 Jumlah Ibu Hamil yang Mendapatkan Tablet Fe1 dan Fe3 Tabel 31 Jumlah dan Persentase Komplikasi Kebidanan dan Neonatal Resiko Tinggi/Komplikasi ditangani menurut Jenis Kelamin Tabel 32 Tabel 33 Cakupan Pemberian Vitamin A pada Bayi, Anak Balita, dan Ibu Nifas menurut Jenis Kelamin Proporsi Peserta KB Aktif menurut Jenis Kontrasepsi Tabel 34 Proporsi Peserta KB Baru menurut Jenis Kontrasepsi Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2010 iv Tabel 35 Jumlah Peserta KB Baru dan KB Aktif Tabel 36 Cakupan Kunjungan Neonatus menurut Jenis Kelamin Tabel 37 Cakupan Kunjungan Bayi menurut Jenis Kelamin Tabel 38 Cakupan Desa/Kelurahan UCI Tabel 39 Cakupan Imunisasi DPT, HB, dan Campak pada Bayi menurut Jenis Kelamin Tabel 40 Cakupan Imunisasi BCG dan Polio pada Bayi menurut Jenis Kelamin Tabel 41 Jumlah Bayi yang diberi ASI Eksklusif menurut Jenis Kelamin Tabel 42 Pemberian Makanan Pendamping ASI Anak Usia 6-23 Bulan Keluarga Miskin menurut Jenis Kelamin Tabel 43 Cakupan Pelayanan Anak Balita menurut Jenis Kelamin Tabel 44 Jumlah Balita ditimbang menurut Jenis Kelamin Tabel 45 Cakupan Balitas Gizi Buruk yang Mendapat Perawatan Tabel 46 Cakupan Penjaringan Kesehatan Siswa SD dan Setingkat menurut Jenis Kelamin Tabel 47 Cakupan Pelayanan Kesehatan Siswa SD dan Setingkat Tabel 48 Cakupan Pelayanan Kesehatan Pra Lansia dan Lansia Tabel 49 Persentase Sarana Kesehatan dengan Pelayanan Gawat Darurat (GADAR) Level I Tabel 50 Jumlah Penderita dan Kematian pada KLB menurut Jenis KLB Tabel 51 Desa/Kelurahan Terkena KLB yang Ditangani < 24 jam Tabel 52 Pelayanan Kesahtan Gigi dan Mulut menurut Jenis Kelamin Tabel 53 Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut pada Anak SD dan Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2010 Kemampuan v Setingkat menurut Jenis Kelamin Tabel 54 Jumlah Kegiatan Penyuluhan Kesehatan Tabel 55 Cakupan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Pra Bayar menurut Jenis Jaminan Tabel 56 Cakupan Pelayanan Rawat Jalan Masyarakat Miskin (dan Hampir Miskin) menurut Strata Sarana Kesehatan Tabel 56-A Cakupan Pelayanan Rawat Jalan Masyarakat Miskin (dan Hampir Miskin) menurut Strata Sarana Kesehatan yang dicakup Melalui Program Jamkesda Tabel 57 Cakupan Pelayanan Rawat Inap Masyarakat Miskin (dan Hampir Miskin) menurut Strata Sarana Kesehatan Tabel 57-A Cakupan Pelayanan Rawat Inap Masyarakat Miskin (dan Hampir Miskin) menurut Strata Sarana Kesehatan yang dicakup Melalui Program Jamkesda Tabel 58 Jumlah Kunjungan Rawat Jalan, Rawat Inap dan Kunjungan Ganggungan Jiwa di Sarana Pelayanan Kesehatan Tabel 59 Angka Kematian Pasien di Rumah Sakit Tabel 60 Indikator Kinerja Pelayanan di Rumah Sakit Tabel 61 Persentase Rumah Tangga Berperilaku Hidup Bersih dan Sehat Tabel 62 Persentase Rumah Sehat Tabel 63 Persentase Rumah/Bangunan Bebas Jentik Nyamuk Aedes Tabel 64 Persentase Keluarga menurut Jenis Sarana Air Bersih yang digunakan Tabel 65 Persentase Keluarga menurut Sumber Air Minum yang digunakan Tabel 66 Persentase Keluarga dengan Kepemilikan Sarana Sanitasi Dasar Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2010 vi Tabel 67 Persentase Tempat Umum dan Pengelolaan Makanan (TUPM) Sehat Tabel 68 Persentase Institusi dibina Kesehatan Lingkungannya Tabel 69 Ketersediaan Obat menurut Jenis Obat Tabel 70 Jumlah Sarana Pelayanan Kesehatan menurut Kepemilikan Tabel 71 Sarana Pelayanan Kesehatan dengan Laboratorium dan Memiliki 4 Spesialis Dasar Tabel 72 Jumlah Posyandu menurut Strata Tabel 73 Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) Tabel 74 Jumlah Tenaga Medis di Sarana Kesehatan Tabel 75 Jumlah Tenaga Keperawatan di Sarana Kesehatan Tabel 76 Jumlah Tenaga Kefarmasian dan Gizi di Sarana Kesehatan Tabel 77 Jumlah Tenaga Kesehatan Masyarakat dan Sanitasi di Sarana Kesehatan Tabel 78 Jumlah Tenaga Teknisi dan Fisioterapis di Sarana Kesehatan Tabel 79 Anggaran Kesehatan Kabupaten/Kota Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2010 Kemampuan vii BAB 1 PENDAHULUAN Dinas Kesehatan Daerah Kota Blitar 1.1 LATAR BELAKANG Pada hakikatnya tujuan dari pembangunan kesehatan adalah untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia dengan membangun kesadaran, kemauan dan kemampuan untuk hidup sehat. Pemerintah memiliki peran yang sangat besar untuk mewujudkan pembagunan kesehatan terutama melalui penyediaan sarana dan prasarana baik Rumah Sakit, Puskesmas dan Poskesdes maupun Posyandu. Dengan penyediaan pelayanan kesehatan yang baik bagi masyarakatnya untuk mensinergikan pencapaian tujuan pembangunan Millenium Development Goals (MDGs) pada tahun 2015. Tujuan MDGs menempatkan manusia sebagai fokus utama pembangunan yang mencakup semua komponen kegiatan yang tujuan akhirnya ialah kesejahteraan masyarakat. Keberhasilan Pembangunan kesehatan tidak bisa lepas dari peran masyarakat dalam mendukung semua kegiatan yang dilaksanakan pemerintah, kemitraan produktif dengan masyarakat madani dan sektor swasta berkontribusi cukup besar terhadap percepatan pencapaian berbagai sasaran MDGs pembangunan kesehatan. Untuk mengetahui gambaran secara nyata capaian pembangunan kesehatan tahun 2012 disusunlah Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2012. Penyusunan Profil Kesehatan ini didasarkan pada beberapa peraturan perundangan-undangan bidang kesehatan, antara lain: 1. Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan 2. Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah 3. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1457/Menkes/SK/X/2003 tentang Standart Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota. Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2012 1 Dinas Kesehatan Daerah Kota Blitar Profil Kesehatan merupakan buku statistik kesehatan Kota Blitar untuk menggambarkan situasi dan kondisi kesehatan masyarakat Kota Blitar. Selain itu juga berisi data/informasi yang menggambarkan derajat kesehatan, sumber daya kesehatan dan upaya kesehatan serta pencapaian indikator pembangunan kesehatan di Kota Blitar. Oleh karena itu Profil Kesehatan merupakan salah satu alat yang bisa digunakan untuk mengevaluasi kemajuan pembangunan kesehatan dari tahun ke tahun dalam mendukung tercapainya MDGs. 1.2 SISTEMATIKA PENYAJIAN Sistematika penyusunan Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2012 mengacu pada Petunjuk Teknis Penyusunan Profil Kesehatan Kabupaten/Kota yang diterbitkan oleh Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dengan sistematika sebagai berikut: Bab-1 : Pendahuluan Bab ini berisi penjelasan tentang maksud dan tujuan Profil Kesehatan dan sistematika dari penyajiannya. Bab-2 : Gambaran Umum Bab ini menyajikan tentang gambaran umum Kota Blitar. Selain uraian tentang letak geografis, administrative dan informasi umum lainnya, bab ini juga mengulas faktorfaktor yang berpengaruh terhadap kesehatan dan faktor-faktor lainnya, misalnya kependudukan, ekonomi, pendidikan, sosial budaya dan lingkungan. Bab-3 : Situasi Derajat Kesehatan Bab ini berisi uraian tentang indikator mengenai angka kematian, angka kesakitan dan angka status gizi masyarakat. Bab-4 : Situasi Upaya Kesehatan Bab ini menguraikan tentang pelayanan kesehatan dasar, pelayanan kesehatan rujukan dan penunjang, pemberantasan penyakit menular, pembinaan kesehatan lingkungan dan sanitasi dasar, perbaikan gizi masyarakat, pelayanan kefarmasian dan alat kesehatan, pelayanan kesehatan dalam situasi bencana. Upaya pelayanan kesehatan Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2012 2 Dinas Kesehatan Daerah Kota Blitar yang diuraikan dalam bab ini juga mengakomodir indikator kinerja Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Kesehatan serta upaya pelayanan kesehatan lainnya yang diselenggarakan oleh Dinas Kesehatan Daerah Kota Blitar. Bab-5 : Situasi Sumber Daya Kesehatan Bab ini menguraikan tentang sarana kesehatan, tenaga kesehatan, pembiayaan kesehatan dan sumber daya kesehatan lainnya. Bab-6 : Kesimpulan Bab ini diisi dengan sajian tentang hal-hal penting yang perlu disimak dan ditelaah lebih lanjut dari Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2011. Selain keberhasilankeberhasilan yang perlu dicatat, bab ini juga mengemukakan hal-hal yang dianggap masih kurang dalam rangka penyelenggaraan pembangunan kesehatan. Lampiran Pada lampiran ini berisi resume/angka pencapaian pembangunan kesehatan Kota Blitar dan 79 tabel data kesehatan dan yang terkait kesehatan yang resposif gender. Profil kesehatan dapat disajikan dalam bentuk tercetak (berupa buku) atau dalam bentuk lain (softcopy, tampilan di situs internet, dan lain-lain). 1.3 DISTRIBUSI PROFIL KESEHATAN Distribusi Profil Kesehatan Kota Blitar adalah sebagai berikut: 1. Walikota Blitar 2. DPRD Kota Blitar 3. Instansi tingkat Kota termasuk BAPPEDA 4. Puskesmas, dan UPT Kesehatan lainnya 5. Rumah Sakit Pemerintah dan Swasta 6. Dinas Kesehatan Provinsi 7. Kementerian Kesehatan c.q Pusat Data dan Informasi 8. LSM Kesehatan di Kota Blitar Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2012 3 BAB 2 GAMBARAN UMUM Dinas Kesehatan Daerah Kota Blitar Gambaran umum wilayah Kota Blitar merupakan sebuah data dasar yang digunakan sebagai acuan dalam penyusunan perencanaan pembangunan kesehatan yang evidence based, sehingga perencanaan program maupun kegiatan bidang kesehatan sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan kondisi faktual di wilayah Kota Blitar. Gambaran umum ini menguraikan tentang letak geografis, administratif dan beberapa informasi umum lainnya. Selain itu juga mengulas beberapa faktor yang berpengaruh terhadap kesehatan dan faktor-faktor lainnya misalnya kependudukan, ekonomi dan sosial budaya. Adapun gambaran umum secara lengkap adalah sebagai berikut : 2.1 KEADAAN GEOGRAFI 2.1.1 Letak Geografis Kota Blitar merupakan wilayah terkecil kedua di Propinsi Jawa Timur setelah Kota Mojokerto. Terletak pada koordinat 112°114’ - 12°28’ Bujur Timur dan 8°2’ 8°10’ Lintang Selatan atau tepatnya terletak sekitar 160 km sebelah selatan Kota Surabaya, ibukota Propinsi Jawa Timur. Suhu udara rata-rata berkisar pada 29°C dengan type iklim C-3. Kondisi seperti ini menjadikan Kota Blitar sebagai sebuah daerah yang nyaman untuk dijadikan tempat hunian dan peristirahatan. Akan tetapi, pada sisi yang lain Kota Blitar dapat dikatakan sebagai kota yang miskin potensi, karena secara ekonomis tidak memiliki sumber daya alam yang dapat dieksplorasi menjadi sumber pendapatan daerah, baik yang berupa bahan galian, mineral maupun hasil hutan dan kekayaan alam lainnya. Dengan demikian upaya yang harus terus digalakkan adalah pengembangan dan pembangunan sumber daya lainnya baik yang berupa sumber daya manusia maupun sumber daya buatan. Secara administratif, Kota Blitar dikelilingi oleh wilayah Kabupaten, dengan batas-batas sebagai berikut: Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2012 4 Dinas Kesehatan Daerah Kota Blitar Sebelah Utara : Kecamatan Nglegok, Kec.Garum Kabupaten Blitar Sebelah Timur : Kecamatan Kanigoro, Kabupaten Blitar Sebelah Selatan : Kecamatan Sanankulon, Kabupaten Blitar Sebelah Barat : Kecamatan Sanankulon dan Kecamatan Nglegok Kabupaten Blitar 2.1.2 Luas Wilayah Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 48 Tahun 1982 tentang Batas Wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II Blitar, luas wilayah Kota Blitar adalah ± 32,578 km2, terdiri atas 3 (tiga) kecamatan dengan 20 kelurahan. Yang kemudian pada tahun 2005 dijadikan 21 Kelurahan hasil pemecahan Kelurahan Pakunden menjadi 2 Kelurahan yaitu Pakunden dan Tanjungsari berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 4 tahun 2005. Adapun perincian luas wilayah di masing-masing kecamatan adalah sebagai berikut: Tabel 2.1 Perbandingan Luas Wilayah Kecamatan di Kota Blitar No Kecamatan Luas Wilayah Km2 % 1 Sukorejo 9,92 30,46 2 Kepanjenkidul 10,50 32,24 3 Sananwetan 12,15 37,30 32,57 100 Jumlah Sumber: Statistik Kota Blitar Tahun 2011 Disamping itu, wilayah Kota Blitar terbagi menjadi 3 (tiga) bagian yaitu bagian utara, tengah dan selatan dimana bagian utara mempunyai ketinggian ± 245 meter dari permukaan laut, bagian tengah ± 190 meter dan bagian selatan ± 140 meter dari permukaan air laut. Adanya perbedaan letak ketinggian tersebut menunjukkan bahwa wilayah Kota Blitar masuk kategori daerah darat, sehingga mempengaruhi pola pemanfaatan dan tata guna tanah di wilayah Kota Blitar. Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2012 5 Dinas Kesehatan Daerah Kota Blitar 2.2 KEADAAN DEMOGRAFI (KEPENDUDUKAN) Situasi kependudukan dapat dilihat dari berbagai indikator antara lain tingkat pertumbuhan, angka kelahiran kasar, tingkat fertilitas, kepadatan dan distribusi menurut umur. Gambaran secara umum keadaan demografi Kota Blitar adalah sebagai berikut: 2.2.1 Jumlah Penduduk Jumlah penduduk Kota Blitar tahun 2012 sebanyak 134.554 jiwa (sumber: BPS Jawa Timur Tahun 2012) dengan karakteristik dan latar belakang sosial, budaya, pendidikan, agama, etnis dan mata pencaharian yang bervariasi. Apabila dibandingkan dengan jumlah penduduk tahun 2011 yaitu 133.324 jiwa, maka terjadi pertambahan jumlah penduduk Kota Blitar sebanyak 1.230 jiwa. Adapun distribusi penduduk berdasarkan jenis kelamin dan kelompok umur adalah sebagai berikut: Gambar 2.1 Piramida Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin Kota Blitar Tahun 2012 Sumber : Data BPS Jawa Timur Tahun 2012 yang diolah Komposisi penduduk laki-laki dan perempuan tidak berbeda jauh jumlahnya, penduduk laki-laki masih lebih kecil sejumlah 66.533 jiwa Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2012 6 Dinas Kesehatan Daerah Kota Blitar sedangkan penduduk perempuan sejumlah 68.021 jiwa tidak jauh berbeda dengan tahun 2011. Ada beberapa macam piramida penduduk yakni Trapeze pyramid adalah piramida penduduk didasarkan pada jumlah kelahiran lebih banyak daripada kematian, grenade pyramid adalah piramida penduduk didasarkan pada kesamaan antara kelahiran dan kematian, pyramid form tombstone adalah pyramid kependudukan didasarkan padakematianlebih banyak daripada kelahiran. Untuk piramida penduduk di Kota Blitar bisa dimasukkan kedalam grenade pyramid akan tetapi tidak sepenuhnya karena pada kelompok umur > 65 tahun terdapat lonjakan jumlah penduduk yang cukup signifikan dari kelompok umur sebelumnya. Perubahan jumlah penduduk pada masingmasing kelompok umur dapat disebabkan oleh beberapa hal antara lain fertilitas, mortalitas kematian bayi/infant mortality, dan migrasi. Distribusi penduduk terbesar adalah pada kelompok umur 15-19 tahun yaitu 11.415 jiwa. Hal ini menunjukkan bahwa komposisi penduduk lebih banyak pada usia muda. 2.2.2 Kepadatan Penduduk Kepadatan penduduk di Kota Blitar pada tahun 2012 adalah 4,131 /Km2 yang berarti terdapat 4 jiwa disuatu wilayah per Km2 , kondisi ini tidak terlalu terdapat perbedaan dengan kondisi pada tahun 2011 yakni 4,362 / Km2. Adapun data secara lengkap mengenai kondisi kepadatan penduduk tahun 2008 s/d 2012 adalah sebagai berikut: Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2012 7 Dinas Kesehatan Daerah Kota Blitar Grafik 2.2 Kepadatan Penduduk Per-km2 Kota Blitar Tahun 2008-2012 4,4 4,35 4,3 4,25 4,2 4,15 4,1 4,05 4 3,95 4,36 4,30 2008 4,13 4,10 4,09 2009 2010 2011 Kepadatan penduduk 2012 Sumber: Data sekunder BPS Kota Blitar yang diolah Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa pada setiap tahunnya terjadi kenaikan angka kepadatan penduduk di Kota Blitar, hal ini seiring dengan perubahan jumlah penduduk di tiap Kecamatan. Perubahan dapat terjadi dikarenakan banyak hal, diantaranya dapat disebabkan oleh perpindahan penduduk dari luar kota ke dalam kota ataupun sebaliknya, selain itu perubahan kepadatan penduduk juga dapat disebabkan angka kematian dan jumlah kelahiran di wilayah tersebut. Untuk tahun 2012 terjadi penurunan dikarenakan adanya perubahan data sasaran jumlah penduduk setelah sensus penduduk tahun 2010. 2.2.3 Rasio Beban Tanggungan Rasio beban tanggungan merupakan perbandingan antara jumlah penduduk usia tidak produktif (umur dibawah 15 tahun dan umur diatas 65 tahun) dengan jumlah penduduk usia produktif. Rasio ini menggambarkan beban yang ditanggung oleh penduduk usia produktif. Berikut ini gambaran rasio beban tanggungan di Kota Blitar mulai tahun 2008 s/d 2012: Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2012 8 Dinas Kesehatan Daerah Kota Blitar Grafik 2.3 Rasio Beban Tanggungan Kota Blitar Tahun 2008-2012 47,5 47,27 47 46,5 46 46,42 46,08 46,05 46 Rasio Beban Tanggungan 45,5 45 2008 2009 2010 2011 2012 Sumber : BPS (hasil Pengolahan Registrasi Penduduk) Dari data diatas dapat diketahui bahwa beban tanggungan di Kota Blitar masih cukup besar, jumlah penduduk usia tidak produktif hampir setengah jumlah penduduk usia produktif. Beban tanggungan yang tinggi merupakan faktor penghambat pembangunan ekonomi suatu negara, karena sebagian pendapatan yang diperoleh oleh golongan yang produktif terpaksa dikeluarkan untuk memenuhi kebutuhan mereka yang tidak produktif, maka semakin tinggi usia tidak produktif semakin tinggi beban tanggungan bagi usia produktif. Hal ini didukung dengan piramida penduduk Kota Blitar dimana usia tidak produktif jumlahnya cukup besar, sehingga dikhawatirkan dapat meningkatkan beban rasio tanggungan, hal ini didukung dengan data jumlah kepesertaan Jaminan Kesehatan bagi masyarakat miskin yang setiap tahunnya cenderung meningkat terutama permohonan SPM dimana kepesertaannya diluar kuota. Berikut ini data peserta jaminan kesehatan (Jamkesmas, Jamkesmasda, dan SPM) mulai tahun 2009 s/d 2012. Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2012 9 Dinas Kesehatan Daerah Kota Blitar NO Tabel 2.1 Jumlah Peserta Jaminan Kesehatan bagi Masyarakat Miskin di Kota Blitar Tahun 2009-2011 JAMINAN TAHUN KESEHATAN 2009 2010 2011 2012 1 2 Jamkesmas Jamkesmasda 3 SPM 16.633 2.500 (asumsi) - 16.633 2.987 16.633 6.530 16.633 2.987 - 957 862 Sumber: Bidang Pelayanan Kesehatan 2.3 TINGKAT PENDIDIKAN Untuk mengetahui potensi penduduk disisi kualitas sumber daya manusianya dapat dilihat dari tingkat pendidikan yang ditempuh Penduduk. Grafik di bawah merupakan gambaran kondisi penduduk yang sedang dan telah menamatkan pendidikan terakhirnya sebagai berikut : Grafik 2.4 Persentase Penduduk Laki-Laki Dan Perempuan Berusia 10 Tahun Ke Atas Menurut Tingkat Pendidikan Tertinggi Yang Ditamatkan Kota Blitar Tahun 2011 Sumber Data : BPS Kota Blitar Berdasarkan tabel tersebut di atas diketahui bahwa sebagian besar penduduk di Kota Blitar pendidikan terakhir yang ditamatkan pada tahun 2012 adalah setingkat SMP/Mts/Sederajat, disusul SD/MI. Tentunya dengan adanya program dari pemerintah daerah berupa pendidikan gratis dan juga Bantuan Operasional Sekolah dari pemerintah pusat diharapkan dapat mendorong Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2012 10 Dinas Kesehatan Daerah Kota Blitar meningkatnya tingkat pendidikan tertinggi yang ditamatkan minimal setingkat SMA/SMK/MA. Definisi melek huruf menurut UNESCO adalah kemampuan untuk mengidentifikasi, mengerti, menerjemahkan, membuat, mengkomunikasikan dan mengolah isi dari rangkaian teks yang terdapat pada bahan-bahan cetak dan tulisan yang berkaitan dengan berbagai situasi. Berikut ini grafik jumlah penduduk di Kota Blitar yang melek huruf menurut jenis kelamin dan kecamatan. Kemampuan baca dan tulis dianggap penting karena melibatkan pembelajaran berkelanjutan oleh seseorang sehingga orang tersebut dapat mencapai tujuannya, dimana hal ini berkaitan langsung bagaimana seseorang mendapatkan pengetahuan, menggali potensinya, dan berpartisipasi penuh dalam masyarakat yang lebih luas. Para analis kebijakan juga menganggap kemampuan baca dan tulis juga berarti peningkatan peluang kerja dan akses yang lebih luas pada pendidikan yang lebih tinggi. Grafik 2.5 Jumlah Penduduk Berumur 10 Tahun Ke Atas Yang Melek Huruf Menurut Jenis Kelamin Dan Kecamatan Kota Blitar Tahun 2011 25,000 21,62020,916 20,000 19,472 18,553 16,52315,891 15,000 Jumlah Laki-laki 10,000 Perempuan 5,000 Sananwetan Sukorejo Kepanjenkidul Kecamatan Sumber : Data Sekunder Dinas Pendidikan dan BPS Kota Blitar yang telah diolah Berdasarkan grafik diatas rata-rata jumlah penduduk yang melek huruf antara jenis kelamin laki-laki dan perempuan hampir setara. Sedangkan berdasarkan kecamatan jumlah penduduk yang melek huruf terbesar berada di Kecamatan Sananwetan. Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2012 11 BAB 3 Dinas Kesehatan Daerah Kota Blitar SITUASI DERAJAT KESEHATAN Tujuan Pembangunan Kesehatan adalah untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal sesuai denga Undang-Undang Kesehatan No. 36 tahun 2009. Untuk mengetahui gambaran derajat kesehatan masyarakat dapat diukur dari indikator-indikator yang digunakan antara lain angka kematian, angka kesakita serta status gizi. Indikator tersebut dapat diperoleh melalui laporan dari fasilitas kesehatan (facility based) dan dari masyarakat (community based). Perkembangan derjat kesehatan masyarakat dapat dilihat dari kejadian kematian dan kesakitan dalam masyarakat dari waktu kewaktu. Disamping itu kejadian kematian juga dapat digunakan sebagai indicator dalam penilaian keberhasilan pelayanan kesehatan dan program pembangunan kesehatan lainnya. Angka kematian pada umumnya dapat dihitung dengan melakukan berbagai survei dan penelitian. Gambaran situasi derajat kesehatan di Kota Blitar pada tahun 2012 dapat diuraikan sebagai berikut. 3.1 ANGKA KEMATIAN (MORTALITAS) Data kematian yang terdapat pada suatu komunitas dapat diperoleh melalui survey, hal disebabkan bahwa sebagian besar kematian terjadi di rumah, sedangkan data kematian pada fasilitas pelayanan kesehatan hanya memperlihatkan kasus rujukan. Pertambahan jumlah kematian dan pemyakit-penyakit penyebab kematian utama yang terjadi pada tahun 2012 akan diuraikan dibawah ini. 3.1.1 Angka Kematian Ibu (AKI) Angka Kematian Ibu (AKI) masih merupakan salah satu indikator penting dalam menentukan derajat kesehatan di suatu wilayah. Kematian ibu yang maksud Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2012 12 Dinas Kesehatan Daerah Kota Blitar adalah kematian seorang ibu yang disebabkan kehamilan, bersalin dan nifas dan bukan karena kecelakaan disuatu wilayah pada kurun waktu tertentu. Angka Kematian Ibu (AKI) dihitung per 100.000 kelahiran hidup. Berdasarkan data Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2007 menyebutkan bahwa AKI di Indonesia sebesar 228 per 100.000. Dimana tahun 1991 angka kematian ibu melahirkan di targetkan sebesar 390 per 100.000 kelahiran, hal ini membuktikan bahwa telah tejadi penekanan angka kematian yang begitu besar. Meskipun telah terjadi penekanan yang begitu banyak namun angka tersebut masih jauh dari target RPJMN 2014 sebesar 118 per 100.000 kelahiran hidup dan untuk target MDG’s sebesar 102 per 100.000 kelahiran hidup tahun 2015. Berbagai upaya terlah diupaya kan guna menurunkan angka kematian ibu bersalin ini. Berdasarkan hasil data Laporan Kematian di Kota Blitar tahun 2012, sebesar 339,31 per 100.000 kelahiran hidup. Bila dibandingkan dengan target sebesar 49,16 per kelahiran hidup, kondisi ini menunjukkan ketidak berhasilan dalam menekan kematian ibu. Bila dibandingkan dengan target Provinsi Jawa Timur sebesar 81,5 per 100.000 kelahiran hidup, maka kinerja pelayanan kesehatan dalam menekan kematian di Kota Blitar perlu ada peninjauan ulang lagi. Kondisi merupakan kondisi riil yang sudah menggambarkan kondisi yang sebenarnya dilapangan, karena kematian ibu yang ada di Kota Blitar sudah merupakan hasil laporan dari pelayanan kesehatan dasar dan Rumah Sakit. Hal ini bisa terjadi mengingat Kota Blitar merupakan Kota terkecil di Propinsi Jawa Timur setelah Kota Mojokerto. Dengan wilayah kecil tersebut memudahkan Dinas Kesehatan dalam melakukan pelacakan semua kejadian-kejadian yang berhubungan dengan kesehatan masyarakatnya. Pada tahun 2012 terjadi peningkatan kasus kematian ibu. Kenaikan terjadi enam kali lipat dimana pada tahun 2011 terdapat 2 orang ibu yang meninggal setelah persalinan dikarenakan syok anaphylactis (alergi terdapat obat) dan tranfusion lung injuri (TRALI) gejala yang timbul karena efek tranfusi yang dilakukan pasien sebelum bersalin, sedangkan pada tahun 2012 terdapat 7 orang ibu meninggal setelah Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2012 13 Dinas Kesehatan Daerah Kota Blitar persalinan yang disebabkan oleh komplikasi gagal jantung, perdarahan akibat penyakit hypertensi (perdarahan otak) dan kejang-kejang akibat kehamilan. Grafik 3.1 Angka Kematian Ibu (AKI) di Kota Blitar Tahun 2007-2011 Sumber : Data profil yang diolah tahun 2007-2011 3.1.2 Angka Kematian Bayi (AKB) dan Angka Kematian Balita Ada banyak faktor yang mempengaruhi tingkat AKB tetapi tidak mudah untuk menemukan faktor yang paling dominan. Salah satu penyebab mengapa Angka Kematian Bayi di Kota Blitar masih cukup tinggi karena sebagian besar masyarakat masih enggan membawa bayinya yang masih berumur dibawah 1 (satu) bulan ke fasilitas kesehatan untuk pemeriksaan kesehatannya. Hal ini didukung masih adanya kepercayaan dari sebagian besar masyarakat menganggap untuk keluar rumah harus sudah berumur 36 hari atau lebih 1 bulan. Kematian bayi adalah kematian yang terjadi antara saat bayi lahir sampai satu hari sebelum ulang tahun pertama. Dari sisi penyebabnya, kematian bayi dibeda faktor endogen dan eksogen. Angka Kematian Bayi (AKB) atau Infan Mortality Rate adalah banyaknya bayi meninggal sebelum mencapai usia satu tahun per 1.000 kelahiran hidup (KH). AKB dapat menggambarkan kondisi social ekonomi masyarakat setempat, karena bayi adalah kelompok usia yang paling rentan terkena dampak dari perubahan lingkungan maupun sosial ekonomi. Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2012 14 Dinas Kesehatan Daerah Kota Blitar Indikator AKB terkait langsung dengan target kelangsungan hidup anak dan merefleksikan kondisi sosial- ekonomi, lingkungan tempat tinggalnya. Tersedianya berbagai fasilitas atau faktor aksesibilitas dan pelayanan kesehatan dari tenaga medis yang terampil. Serta kesediaan masyarakat untuk merubah kehidupan tradisonal ke norma kehidupan modern dalam bidang kesehatan merupakan faktor yang sangat berpengaruh terhadap tingkat AKB. Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar 2010 menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan dan status ekonomi cenderung semakin tinggi pula persentase kunjungan neonatus pada saat bayi. Menurut pada jenis pekerjaan paling tinggi adalah pegawai mencapai 86,5% untuk bayi berumur 6-48 jam. Untuk Kunjungan Neonatus Lengkap (KN1, KN2,KN3) di Jawa Timur hanya mencapai 41,6%. Selama tahun 2012 di Kota Blitar dilaporkan terjadi 2.078 kelahiran. Dari seluruh kelahiran, tercatat 15 lahir mati dan kasus kematian bayi sebesar 24 kasus (table 6 dan 7). AKB ini sangat penting, karena tingginya AKB menunjukan rendahnya kualitas perawatan selama masa kehamilan, saat persalinan dan masa nifas, status gizi dan penyakit infeksi. Bila dibandingkan tahun 2011, kejadian kematian ini mengalami penurunan. Dengan menurunnya AKB dalam beberapa waktu terakhir ini memberikan gambaran adanya peningkatan dalam kualitas hidup dan pelayanan kesehatan masyarakat. Kasus Kematian Bayi ini yang terjadi selama 5 tahun berturut-turut dari tahun 2007 sampai dengan tahun 2012. Dapat dilihat pada diagram berikut. Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2012 15 Dinas Kesehatan Daerah Kota Blitar Grafik 3.2 Jumlah Kematian Bayi di Kota Blitar Tahun 2007-2011 Sumber : Data profil yang diolah tahun 2007-2011 Dari diagram tersebut, terlihat terjadi penurunan kematian pada bayi diwilayah Kota Blitar. Penurunan tersebut tidak lepas dari upaya-upaya yang telah dilakukan untuk menurunkan AKB antara lain melalui peningkatan cakupan, mutu pelayanan dan keterjangkauan pelayanan kesehatan yang dilakukan melalui pelatihan tenaga, serta peningkatan pemberdayaan masyarakat. Angka Kematian Balita (AKABA) adalah jumlah anak yang meninggal sebelum usia 5 tahun, dinyatakan sebagai angka per 1.000 kelahiran hidup. AKABA menggambarkan tingkat permasalahan kesehatan anak Balita seperti gizi, sanitasi, penyakit menular dan kecelakan. Dari laporan rutin pada tahun 2012 di Kota Blitar terjadi 26 kematian balita dengan AKABA terlaporkan 12,6 per 1.000 KH. Jumlah kematian balita terbanyak di Kecamatan Kepanjenkidul 9 balita. 3.2 UMUR HARAPAN HIDUP (UHH) Salah satu pilar penting dari IPKM adalah kesehatan yang diukur dengan umur harapan hidup. Umur harapan hidup waktu lahir adalah rata-rata tahun hidup yang masih akan dijalani bayi baru lahir pada waktu tertentu. Umur harapan hidup dapat menjadi salah satu untuk mengevaluasi kinerja pemerintah pada keberhasilan Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2012 16 Dinas Kesehatan Daerah Kota Blitar pembangunan kesehatan serta sosial ekonomi di di suatu wialayah termasuk didalamnya derajat kesehatan masyarakat. Adapun data umur harapan hidup diperoleh melalui survei yang dilakukan Badan Pusat Statistik. Banyak faktor yang berpengaruh terhadap keberhasilan umur harapan hidup. Salah satunya adalah tingkat Angka Kematian Bayi. Di sini Angka Kematian Bayi sangat berpengaruh pada kenaikan atau penurunan umur harapan hidup (UHH) waktu lahir. Angka Kematian Bayi ini sangat peka terhadap perubahan dengan kesehatan dan kesejahteraan masyarakat, ssehingga perbaikan derajat kesehatan tercermin pada penurunan AKB dan kenaikan Umur Harapan Hidup (UHH) pada waktu lahir, meningkatnya umur harapan hidup secara tidak langsung juga memberi gambaran tentang adanya peningkatan kualitas hidup dan derajat kesehatan masyarakat. Di Kota Blitar data umur harapan hidup merupakan yang tertinggi di Jawa Timur dalam beberapa tahun ini yakni 72,52. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar dibawah ini tingkat umur harapan hidup Kota Blitar diantara Kabupaten/Kota di Jawa Timur. 74 72 70 68 66 64 62 60 58 56 54 Pa Tr cita en n gg al ek Bl it M ar al an Je g Bo m nd ber Pr o wo ob s ol o in g Si go do Jo ar jo m ba n M g ad iu n Ng aw Tu i ba G n r Sa e sik m p Su an m g Pr Bl en ob ita e p ol r ( k in M gg ota ) o oj ok (k o e Su rt ta ra o ( ) ba ko ya ta ) (k ot a) UHH Grafik 3.3 Usia Harapan Hidup (UHH) Tahun 2011 Jawa Timur Kabupaten/Kota Sumber : BPS Provinsi Jawa Timur (angka sementara) Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2012 17 Dinas Kesehatan Daerah Kota Blitar 3.3 ANGKA KESAKITAN (MORBIDITAS) Selain menghadapi transisi demografi, Indonesia juga menghadapi transisi epidemiologi yang menyebabkan beban ganda. Di satu sisi kasus gizi kurang serta penyakit-penyakit infeksi, baik re-emerging maupun new-emerging disease masih tinggi, namun disisi lain penyakit degeneratif, gizi lebih dan gangguang keserhatan akibat kecelakan juga meningkat. Selain itu masalah perialku yang tidak sehat, rupanya menjadi factor utama yang harus dirubah terlebih dahulu agar beban ganda masalah kesehatan teratasi. Ada sebagian besar terjadi pada masyarakat kita, dimana bila ada kelompok usia produktif, serta pada kelompok usia potensial terjadi kesakitan hal ini sangat mempengaruhi produktifitas dan pendapatan keluarga, yang pada akhirnya menyebabkan kemiskinan. Akibat dari kemiskinan ini sangat berpengaruh pada kesehatan bukan saja pada yang bersangkutan namun juga pada keluarga dan sekitarnya. Angka kesakitan pada penduduk berasal dari community based data yang diperoleh melalui pengamatan (surveilens) teritama yang diperoleh dari fasilitas pelayanan kesehatan melalui sistem pencatatan dan pelaporan rutin dan insidentil. Berdasarkan pengamatan penyakit yang terjadi di wilayah pelayanan kesehatan di Kota Blitar pada pelayanan tingkat dasar yakni Puskesmas yang merupakan gardu utama pelayanan pada masyarakat tahun 2011 – 2012 maka diperoleh data sebagai berikut : JUMLAH PENDERITA DI PUSKESMAS SE-KOTA BLITAR MENURUT 17 JENIS PENYAKIT DENGAN PENDERITA TERBANYAK TAHUN 2011-2012 NO JENIS PENYAKIT 1 Infeksi Akut Lain pada Saluran Nafas Bagian Atas 2 Penyakit Pada Sistem Otot dan Jaringan Pengikat 3 Penyakit Pulpa dan Jaringan Periapikal 4 Gastritis 5 Hipertensi Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2012 TAHUN 2011 20.728 TAHUN 2012 40.924 4.862 18.673 4.946 3.374 2.851 12.198 8.785 18.811 18 Dinas Kesehatan Daerah Kota Blitar 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 Diare Penyakit Lain pada Saluran Nafas Bagian Atas Observasi Febris Penyakit Kulit Infeksi Penyakit Kulit Alergi Chepalgia Asma Diabetes Mellitus Gangguan gigi dan penyangga lain Hamurroid Fluor Albres Penyakit Lain-lain JUMLAH 2.525 1.091 2.206 646 4.274 3.633 3.671 5.048 372 846 2.139 183 307 19.470 80.320 6.165 4.902 5.333 10.942 1.580 7.286 1.842 567 138 37.164 178.162 Sumber : Data BPS Kota Blitar Terjadi peningkatan yang cukup tinggi untuk beberapa jenis penyakit diatas, diantaranya yang terbanyak adalah penyakit degeneratif. Pola gaya hidup dan kondisi lingkungan saat ini memberikan kontribusi yang cukup tinggi pada pergeseran kelompok umur yang menderita penyakit degeneratif. Penggalakan program hidup sehat terutama pola makan sangat diperlukan untuk memberikan pengetahuan dan meningkatkan kesadaran masyarakat. 3.3.1 Penyakit Menular Langsung a. Tuberkulosis Penyakit Tuberkolosis (TB) sampai saat masih menjadi masalah kesehatan masyarakat karena merupakan salah satu penyakit infeksi pembunuh utama yang menyerang golongan usia produktif (15 – 50 tahun), dan anak-anak serta golongan social ekonomi lemah. Penyakit ini disebabkan oleh kuman Mycobacterium tuberculosis yang ditularkan melalui percikan dahak penderita yang BTA posistif. Sebagai besar penyakit ini menyerang paru-paru sebagai organ tempat infeksi primer, namun dapat juga menyerang organ lain seperti kulit, kelenjar limfe, tulang dan selaput otak. Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2012 19 Dinas Kesehatan Daerah Kota Blitar Pengendalian TB di Kota Blitar memakai strategi Directly Obsered treatment Shortcouse (DOTS), ternyata mampu menekan kejadian kematian akibat TB Paru. DOTS merupakan komitmen nasinal dengan menggunakan pendekatan pengobatan serta pengawasan langsung oleh pengawas menelan obat. Dengan demikian klien akan terus berusaha untuk sembuh dari penyakitnya. Selain itu program DOTS juga mampu menekan tingkat penularan pada anggota keluarga sekitar. Dengan pendekatan ini ternyata terbukti di Kota Blitar mampu meningkatkan angka kesembuhan terhadap penyakit TB tersebut. Berdasarkan laporan World Health Organization ( WHO) pada tahun 2010, Indonesia termasuk Negara yang kategorikan sebagai highburden countries terhadap TB Paru yaitu menduduki peringkat kelima sebagai Negara penyumbang penyakit TB setelah India, China, Afrika Selatan dan Nigeria. Pada tahun 2012 jumlah seluruh kasus TB di Kota Blitar ditemukan kasus baru sebanyak 241 yang terdiri dari kasus baru BTA + 104 kasus, dan kasus baru BTA negatif, dengan Ro + dan EP 137 kasus. Pada tahun 2012 ini tidak terjadi kematian. Dengan demikian di Kota Blitar untuk angka Insidens sebesar 77,29 per 100.000 penduduk dan kematian 0 per 100.000 penduduk. b. Kusta Kusta merupakan penyakit lama yang diharapkan dapat dieliminasi pada tahun 2000. Secara nasional, kondidi tersebut telah tercapai, namun untuk Kota Blitar eliminasi ini belum bisa tercapai, hal ini tebukti New Case Detection Rate NCDR masih 2,82 per 100.000 penduduk. Bila dibandingkan tahun-tahun sebelumnya keadaan ini ada kecenderungan meningkat. Peningkatan ini menunjukan bahwa pelcakan yang dilakukan oleh petugas lapangan adan kecenderungan lebih intensif. Dengan pelacakan kasus yang lebih baik maka kasus yang ditemukan akan semakin banyan dan semakin banyak pula kasus yang terobati, dengan harapan pada tahuntahun berikutnya prevalensi kusta akan menurun samapai dengan bisanya terjadi eliminasi. Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2012 20 Dinas Kesehatan Daerah Kota Blitar Angka prevalensi kusta di Kota Blitar tahun 2012 ini 0,08 per 10.000 penduduk. Namun untuk kasus anak di Kota Blitar tidak di temukan sama sekali. Dari kedua criteria tersebut menunjukkan bahwa tingka penularan kusta di Kota Blitar masih relative lebih tinggi. Dengan demikian diharapkan masyarakat mampu meningkatkan kesadaran dalam meningkatkan pengenalan dini gejala kusta ini. Sebagai pelayan kesehatan di masyarakat kita sebagai petusa untuk lebih meningkatkan peran dalam pemberian penyuluhan, agar masyarakat lebih pintar untuk menyikapi gejala social disekitarnya. Karena penemuan kasus kusta ini seringkali sudah pada tahap lanjut yang dengan adanya kecacatan. Upaya pencegahan dan penanggulangan penyakit kusta ini telah dilakukan dengan menggunakan metoda Multi Drug Trerapy (MTD), yaitu penemuan penderita langsung dilakukan pengobatan. Sedangkan untuk mencegah kecacatan lebih lanjut digunakan metoda Prevention of disability (POD) yang setiap bulan selama masa pengobatan dan rehabilitasi medis. c. HIV/AIDS dan Penyakit Infeksi Seksual (IMS) Berdasarkan hasil Riskesdas 2010, disebutkan bahwa dari penduduk umur diatas 15 tahun keatas 57,5 % pernah mendengar HIV/AIDS, angka yang tinggi belum tentu menjamin seseorang mengetahui secara menyeluruh tentang cara penularan HIV, hal ini membuktikan bahwa kenapa kasus HIV/AIDS ini ada kecenderungan terjadi peningkatan jumlah kasusnya, meskipun berbagai upaya pencegahan dan penanggulangan terus dilakukan. Sejak ditemukan kasusnya pada tahun 1989, kasus HIV terus meningkat. Di Kota Blitar pada tahaun 2012 ini berdasarkan laporan yang ada kasus HIV mencapai 1 kasus. Untuk kasus kematian tahun 2012 tidak diketemukan, namun demikian bukan berarti kita terlena untuk tidak memantau kematian pasien akibat HIV. Hal ini sejalan dengan umur harapan hidup di Kota Blitar paling tinggi di Jawa Timur , dari indikasi ini membuktikan bahwa kualitas hidup masyarakat terus meningkat, sehinnga pada tahun 2011 tidak ditemukan kematian akibat HIV. Untuk kasus AIDS di Kota Blitar Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2012 21 Dinas Kesehatan Daerah Kota Blitar tahun 2012 ditemukan 1 kasus dan kematian akibat AIDS 1 orang. Salah satu cara untuk memantau situasi HIV di masyarakat, sekaligus upaya pencegahan penularan adalah melakukan penapisan darah donor di Transfusi Darah. Upaya yang dilakukan dalam rangka penekan kasus penyakit HIV/AIDS disamping ditujukan pada penanganan penderita yang ditemukan diarahkan pada upaya pencegahan yang dilakukan melalui HIV/AIDS terhadap darah donor dan upaya pemanatuan dan pengobatan penderita penyakit menular seksual (PMS). Darah donor diskrening terhadap HIV/AIDS tahun 2011 sebesar 100%. Infeksi Menular Seksual (IMS) adalah salah satu pintu untuk memudahkan terjadinya penularan HIV. Oleh karena itu penyuluhan dan pendampingan pada masyarakat kelompok resiko tinggi serta intervensi perubahan perilaku sangat diperlukan dan perlu ditingkatkan frekwensinya, mengingat penyakit HIV/AIDS dan IMS merupakan penyekit yang bersikaf fenomena gung es, serta banyak terkendala dengan norma yang berlaku di masyarakat. Hal ini terbukti dari hasil penelitian Riskesdas tahun 2010 dimana diperoleh angka sebesar 21,7% sikap keluarga penderita HIV/AIDS masih merahasiakan serta 7,1 % mengucilkan. d. diare Diare tidak sekedar penyakit “biasa”. Bagi masyarakat umum diare merupakan penyakit yang dianggap “biasa”. Kebanyakan fenomena dimasyakat bila terkena diare langsung saja mengkonsumsi obat warung, atau minum oralit sebagai pertolongan pertama. Baru bila penyakit diare ini sembuh-sembuh, maka berangkat untuk mendapatkan pertolongan secara medis. Diare yang sebagian besar masyarakt menganggap suatu penyakit biasa ini bisa menyebabkan kematian. Penyebab utama diare adalah dikarenakan kurangnya higienis makanan. Karena makanan yang klurang hygienis biasa mengandung bakteri Escherichia Coli (E-Coli), Salmonella, dan Shigella. Pada majalah muzakki edisi Mei 2012 disebutkan bahwa kematian yang diakibatkan oleh diare menjadi salah satu sorotan tajam di negeri ini. Menurut sebuah penelitian, Indonesia merupakan Negara yang memiliki Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2012 22 Dinas Kesehatan Daerah Kota Blitar jumlah angka kesakitan tertinggi untuk kasus diare di ASEAN. Tercatat dari 1.000 penduduk, sebanyak 195-nya terkena diare. Pada tahun 2010 jumlah penderita diare di Jawa Timur mencapai 1.063.949 yang 37,94%nya diantaranya balita. Pada tahun 2012 di Kota Blitar jumlah kasus diare diperkirakan sebesar 5.530 kasus yang tertangani sebesar 99,11%. Upaya pencegahan dan penanggulangan kasus diare dengan cara memberikan penyuluhan akan pentingnya mencuci tangan memakai sabun sebelum makan dan sesudah buah air besar dan kecil. Ternyata hal kecil ini mempunyai daya ungkit yang sangat besar. Kerena memang penyakit diare ini sangat erat hubungannya dengan perilaku masyarakat tentang bagaimana cara hidup sehat dan bersih. Sehingga baik naik turunnya penyakit mencerminkan higiene sanitasi dan perilaku masyarakat di wilayah tersebut. Kecepatan dan ketepatan penangganan dapa tingkat awal kejadian diharapkan mampu mencegah terjadinya kefatalan atau hal-hal yang tidak diinginkan. e. Pneumonia Menurut data Riskesdas 2007, prevalensi pneumonia (berdasarkan pengakuan pernah didiagnosa pneumonia oleh tenaga kesehatan dalam sebulan terakhir sebelum survei) pada bayi di Indonesia adalah 0,76% dengan rentang antar provinsi sebesar 013,2% dan pneumonia merupakan penyebab kematian kedua tertinggi setelah diare. Bila dilihat proposi pneumonia pada kelompok umur balita, tampak proposi pneumonia pada bayi dibandingkan balita sekitar 35%. Hal ini menunjukkan bahwa bayi merupakan kelompok bahwa bayi merupakan kelompok usia yang tinggi kejadian pneumonia. Oleh karena itu pneumonia pada balita dan terutama pada bayi, perlu mendapat perhatian. Bila tidak segera ditangani dengan benar maka dikhawatirkan dapat menghambat upaya mencapai target MDG’s menurukan angka kematian pada bayi dan anak. Berdasarkan sensus tahun 2001 diketahui bahwa 80-90% dari kematian ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Atas) disebabkan oleh Pneumonia. Kondisi tersebut umumnya terjadi pada balita terutama pada kasus gizi kurang dengan kondisi lingkungan yang tidak sehat (asap rokok, populasi). Dan berdasarkan laporan Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2012 23 Dinas Kesehatan Daerah Kota Blitar Kabupaten/Kota di Jawa Timur, jumlah kasus pneumonia balita tahun 2010 sebanyak 76.745 kasus (78,81% seluruh kasus pneumonia). Di Kota Blitar tahun 2012 perkiraan jumlah penderita sebesar 1.170 berdasarkan 10% dari jumlah balita. Untuk penemuan kasus pneumonia balita yang ditangani sebesar 40,67%. Berdasarkan Mulholland K, 1999 menyebutkan faktor resiko terjadinya pneumonia anak-balita yaitu : 1. Kemiskinan yang luas Kemiskinan yang luas berdampak besar dan menyebabkan derajat kesehatan rendah dan status social-ekologi menjadi buruk. 2. Derajat kesehatann rendah Akibat derajat kesehatan yang rendah maka penyakit infeksi kronis mudah duitemukan. Tingginya kelahiran dengan berat lahir rendah, tidak ada atau tidak memberikannya ASI dan imunisasi yang tidak adekuat memperburuk derajat kesehatan 3. Status sosial-ekologi buruk Status sosial-ekologi yang tidak baik ditandai dengan buruknya lingkungan, daerah pemukiman kumuh dan padat, polusi dalam ruangan akibat penggunaan biomass, dan polusi udara luar ruangan yang ditambah lagi dengan tingkat pendidikan yang kurang memadai serta adanya adat kebiasaan, kepercayaan lokal yang salah. 4. Pembiayaan kesehatan sangat kecil Di Negara berpenghasilan rendah pembiayaan kesehatan sangat kurang. Pembiayaan kesehatan yang tidak cukup menyebabkan fasilitas kesehatan seperti infrastruktur kesehatan untuk diagnostic dan terapeutik tidak adekuat dan tidak memadai, tenaga kesehatan yang terampil terbatas, ditambah lagi dengan akses ke fasilitas kesehatan sangat kurang. 5. Proporsi populasi sangat kurang Di Negara berkembang yang umumnya berpenghasilan rendah proposi populasi anak 37%, dinegara berpenghasilan menengah 27% dan di Negara Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2012 24 Dinas Kesehatan Daerah Kota Blitar berpenghasilan tinggi hanya 18% dari total jumlah penduduk. Besarnya proporsi populasi anak akan menambah tekanan pada pengendaliain dan pencegahan pneumonia terutama pada aspek pembiayaan. Faktor resiko diatas tidak berdiri sendiri melainkan berupa sebab-akibat, saling terkait dan saling mempengaruhi yang terkait sebagai faktor-resiko pneumonia pada anak. Upaya pemberantasan penyakit pneumonia difokuskan pada upaya pnemuan dini dan tatalaksana kasus yang cepat dan tepat pada penderita. Kecepatan keluarga dalam membawa penderita ke pelayanan kesehatan serta ketrampilan petugas dalam menegakkan diagnosa merupakan kunci keberhasilan penanganan penyakit pneumonia. 3.3.2 Penyakit Menular Bersumber Binatang a. Demam Berdarah Dengue (DBD) Di Indonesia masih mendapatkan ancaman berarti dari Demam Berdarah Dengue (DBD). Saat ini, DBD masih menjadi pembunuh terbanyak kelima, angkanya mencapai 2,4/10.000 penduduk. Pola perkembangan demam berdarah menurut bulan, berbeda satu propinsi dengan propinsi lainya. Berdasarkan warta DBD yang di keluarkan Departemen kesehatan bulan November 2007, disebutkan bahwa pada tahun 2005-2007, kejadian demam berdarah tetap tinggi pada musim kemarau. Oleh karena itu pola perkembangan kejadian demam berdarah perlu diketahui oleh pengelola program dan masyarakat luas agar dapat dilakukan upaya pengendalian yang lebih tepat. Sampai saat ini, upaya pengendalian demam berdarah lebih intensif dilakukan pada saat kejadian demam berdarah. Upaya mencegahan terjadinya kejadian luar biasa demam berdarah dengan membasmi jentik dan nyamuk memalui gerakan masyarakat memberantas sarang jentik dan nayamuk sebelum dan selama musim penularan. Penerapan metode pemberantasan sarang nayamuk demam berdarah ini telah dicanangkan sejak tahun 1988, namun begitu keinginan masyarakat untuk melakukan PSN diwilayahnya masih jauh dari harapan. Partisipasi masyarakat dalam penanggulangan penyakit DBD bisa di Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2012 25 Dinas Kesehatan Daerah Kota Blitar bilang masih rendah, di mana tahun 2012 ini di Kota Blitar Incedence Rate sebesar 30,24 per 100.000 penduduk. Di Indonesia, penyakit DBD pertama kali dilaporkan pada tahun 1968 di Kota Surabaya dengan jumlah penderita 58 orang dan kematian 24 orang (41,3%). Selanjutnya menyebar ke seluruh Indonesia dan menyerang semua golongan umur terutama anak-anak. Pada tahun 2012 di Kota Blitar jumlah pasien demam berdarah dengue mencapai 39 kasus. Berdasarkan hasil analisa kasus DBD terjadi kenaikan kasus dipengaruhi oleh siklus tahunan. b. Malaria Malaria adalah penyakit yang disebabkan parasit “Plasmodium” yang menyerang sel darah merah, ditularkan melalui gigitan nyamuk Anopheles. Sampai saat ini penyakit malaria masih merupakan ancaman di Indonesia dengan angka kesakita dan kematian yang cukup tinggi serta sering menimbulkan KLB. Penyakit Malaria menyebar cukup merata di Indonesia, terutama diluar wilayah Jawa-Bali. Berasarkan hasil riskesdas tahun 2010, kasus baru dan prevalensi Malaria cukup tinggi terutama di Indonesia Timur. Di Kota Blitar beberapa tahun terakhir ini kasus Malarian tidak ada di Kota Blitar. c. Filariasis (Penyakit Kaki Gajah) Penyakit Filariasis adalah penyakit menular kronid yang disebabkan cacing filarial yang menyerang saluran dan kelenjar getah bening serta merusak system limfe. Pemyaklit filariasis menimbulkan pembengkakan tangan, kaki, granula dan scrotum. Menyebabkan kecacatan seumur hidup serta social bagi penderita dan keluarganya. Sudah 3 tahun terakhir ini kasus filariasis di Kota Blitar tidak diketemukan lagi. 3.3.3 Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I) PD3I merupakan penyakait yang diharapkan dapat diberantas/ditekan dengan pelaksanaan program imunisasi, pada profil kesehatan ini akan dibahas penyakit difteri, pertusis, tetanus neonaturum, campak , polio dan hepatitis B. Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2012 26 Dinas Kesehatan Daerah Kota Blitar a. Difteri Difteri termsuk penyakit menular yang jumlah kasusnya relative rendah, rendahnya kasus difteri sangat dipengaruhi adanya program imunisasi. Difteri adalah penyakit menular akut yang disebabkan oleh bakteri Corynebacterium diptheriae dengan gejala awal adalah demam 38 C, pseudomembrane (selaput tipis) putih keabuan pada tenggokaan (laring, faring, tonsil) yang tak mudah lepas dan mudah berdarah. Dapat disertai nyeri menelen, leher bengkak seperti leher sapai (bullneck) dan sesak nafas disertai bunyi (stridor). Difteri merupakan “Re-Emerging Disease” di Jawa Jawa Timur karena kasus Difteri sebenarnya sudah menurun pada tahun 1985, namun kembali meningkat pada tahun 2005 saat terjadi KLB di Bangkalan. Di Kota Blitar KLB terjadi pada tahun 2008, dimana pada tahun 2008 ini tenaga kesehatan Kota Blitar terjangkit Difteri. Dan sejak itu, penyebaran Difteri semakin meluas dan mencapai puncaknya pada tahun 2010 sebayak 300 kasus dengan 21 kematian dan Provinsi Jawa Timur merupakan penyumbang kasus Difteri terbesar di Indonesia (74%) bahkan di dunia. Perkembangan penyakit Difteri di Kota Blitar dalam 6 tahun terakhir dapat di lihat gambar berikut : Grafik 3.4 Jumlah Kasus Difteri di Kota Blitar Tahun 2007-2012 Sumber : Data Profil yang diolah tahun 2007-2012 Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2012 27 Dinas Kesehatan Daerah Kota Blitar Pada tahun 2012 di Kota Blitar ada 8 kasus dengan meninggal 0 kasus. Upaya meneakan kasus Difteri, dilakukan melalui imunisasi dasar pada bayi dengan vaksin DPT+HB. Vaksin tersebut diberikan 3 kali yakni pada usia 2 bulan, 3 bulan dan 4 bulan. Selain itu karena terjadi lonjakan kasus pada usia sekolah maka imunisasi tambahan TD juga diberikan untuk anak SD/sederajat kelas 4-6 dan SMP. Adapun cakupan imunisasi DPT+HB3 di Jawa Timur tahun 2010 sebesar 99,92%. b. Pertusis Pertusis adalah penyakit yang disebabkan bakteri Bardetella pertusis dengan gejala batuk beruntun disertai tarikan nafas hup (whoop) yang khas dan muntah. Lama batuk bisa 1-3 bulan sehingga disebut batuk 100 hari. Penyakit ini biasanya terjadi pada anak berusia dibawah 1 tahun dan penularannya melalui droplet atau batuk penderita. Upaya pencegahan kasus Pertusis dilakukan melalui imunisasi DPT+HB sebanyak 3 kali yaitu saat usia 2 bulan, 3 bulan dan 4 bulan. c. Tetanus Neonaturum Tetanus neonaturum adalah penyakit disebabkan Clostridiumtetani pada bayi (umur < 28 hari) yang dapat menyababkan kematian. Penanganan Tetanus nenatorum tidak mudah, sehingga yang terpenting adalah upaya pencegahan melalui pertolingan persalinan yang hygienis dan imunisasi Tetanus Toxoid (TT) ibu hamil serta perawatan tali pusat. Berdasarkan laporan dari Puskesmas di Kota Blitar dalam 3 tahun terakhir tidak ada kasus. d. Campak Adalah penyakit yang disebabkan virus measles, disebabrkan melalui droplet bersin/batuk dari penderita. Gejala awal penyakit adalah demam, bercak kemerahan, batuk pilek, mata merah (conjunctivitis) selanjutnya timbul ruam diseluruh tubuh. Penyakit Campak sering menybabkan kejadian Luar Biasa (KLB) dan berdasarkan data Depkes menyebutkan frekuensi KLB camapk menduduki urutan Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2012 28 Dinas Kesehatan Daerah Kota Blitar ke emapat setelah DBD, diare dan chikungunya. Kematian akibat campak pada umumnya disebabkan kasus komplikasi seperti meningitis. Pada tahun 2010 di Jawa Timur terdapat 1.994 kasus campak dan 1 kasus meninggal. Di Kota Blitar pada tahun 2012 cakupan Campak sebesar 75 kasus dengan kasus meninggal tidak ada. e. Polio Poliomyelitis/polio merupakan penyakit paralisis atau lumpuh yang disebabkan virus polio. Cara penularan Polio terbanyak melalui muklut ketika seseorang mengkonsumsi makanan-minuman yang terkonti minasi lender, dahak atau feses penderita polio. Virus masuk aliran adarah ke system saraf pusat menyebabkan otot melemah dan kelumpuhan, menyebabkan tungkai maenjadi lemas secara akut. Kondisi inilah disebut acute flaccid paralysis (AFP) atau lumpuh layuh akut. Polio menyerang semua usia, namun sebagian besar terjadi pada anak usia 3 – 5 tahun. 3.4 STATUS GIZI MASYARAKAT Status gizi seseorang mempunyai hubungan yang erat dengan permasalahan kesehatan secara umum, disamping merupakan faktor predisposisi yang yang dapat memperparah penyakit infeksi secara langsung juga dapat menyebabkan terjadinya gangguan kesehatan individu. Status gizi pada janin/bayi sangat ditentukan oleh gizi ibu hamil atau ibu menyusui. Status gizi masyarakat dapat diukur melalui indikator-indikator, antar lain bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR), status gizi balita, anemia gizi besi pada ibu dan pekerja wanita dan Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY). Adapun indikator-indikator yang sangat berperan menetukan status gizi masyarakat antara lain sebagai berikut : 3.4.1 Bayi dengan Berat Lahir Rendah (BBRL) Berat Badan Lahir Rendah (<2.500 gram) merupakan salah satu factor utma yang berpengaruh terhadap kematian bayi. Kasus BBLR dibedakan dalam 2 kategori yaitu BBRL premature (usia kandungan < 37 minggu) dan BBLR itrauterina growth Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2012 29 Dinas Kesehatan Daerah Kota Blitar retardation (IURG) yaitu bayi yang lahir cukup bulan tetapi berat badannya kurang. Kasus BBRL dengan IUGR umumnya disebabkan karena status gizi ibu hamil yang buruk atau menderita sakit yang memperberat kehamilan. Kasus BBRL memang masih menjadi kasus yang cukup serius. Berdasarkan hasil Riskesdas tahun 2010 diketahui bahwa kasus BBRL mencapai 10,3% dari seluruh bayi lahir hidup dengan karakteristik bayi BBLR terbanyak yaitu perumpuan 12%, pekerjaan orang tua Petani/Nelayan/Buruh (12,9%), pendidikan orang tua tidak tamat SD/MI (15,1%) dan tinggal di Pedasaan (12%). Dari laporan Kecamatan tahun 2012 diketahui jumlah bayi BBRL di Kota Blitar mencapai 120 dari 2.063 bayi lahir hidup (5,82%). Angka ini bisa dibilang tinggi bila dibandingkan laporan profil di Jawa Timur tahun 2010 dimana angka yang diperoleh sebesar (2,7%). Kasus kematian terbanyak di Kecamatan Sukorejo 50 kasus atau sebesar (7,16%), di ikuti Kecamatan Sananwetan 40 kasus (5,29%), terakhir Kecamatan Kepanjenkidul 30 kasus (4,93%). 3.4.2 Pemantauan Status Gizi Balita Status gizi Balita merupakan salah satu indikator tingkat kesejahteraan masyarakat. Untuk menilai status gizi balita biasanya dilakukan dengan Body Mass Index (BMI) atau Indek Massa Tubuh (IMT) yaitu pengkuran tubuh dibandingkan umur (BB/U atau TB/U). hasil perhitungan ada 4 kategori yaitu gizi lebih (z-score > +2 SD), gizi baik (z-score -2 SD sampai +2 SD), gizi kurang (z-score < -2 SD sampai -3 SD) dan gizi buruk (z-score < -3SD). Pada tahun 2012 jumlah balita yang ditimbang sebanyak 7.380 balita, yang ditimbang naik berat badannya lebih sebanyak 2,26%, untuk gizi baik sebesar 93,18%. Sementara untuk gizi kurang sebesar 3,93%. Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2012 30 BAB 4 SITUASI UPAYA KESEHATAN Dinas Kesehatan Daerah Kota Blitar Situasi upaya kesehatan merupakan gambaran capaian dari upaya yang telah dilaksanakan pemerintah untuk mencapai masyarakat sehat. Adapun gambaran tersebut dapat tergambar melalui uraian sebagai berikut: 4.1 PELAYANAN KESEHATAN DASAR Pelayanan Kesehatan merupakan cara mencapai tujuan pembangunan kesehatan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, telah dilakukan berbagai upaya pelayanan kesehatan masyarakat. Berikut ini diuraikan gambaran situasi upaya kesehatan khususnya pada tahun 2012. 4.1.1 Pelayanan Kesehatan bagi Ibu dan Anak Kondisi pertumbuhan anak sudah mulai ditentukan sejak didalam kandungan ibu, sehingga perlu ada upaya pemantauan yang teratur guna mencegah kondisi yang tidak diinginkan baik selama masa kehamilan, persalinan dan nifas. Kondisi yang tidak dinginkan dapat berdampak kematian pada ibu dan anak. Oleh karena itu dilakukan beberapa jenis pelayanan yang diberikan. a. Pelayanan Antenatal (ANC) Pelayanan Antenatal (ANC) adalah pelayanan kesehatan yang diberikan oleh tenaga kesehatan profesional sebagai contoh dokter spesialis kandungan dan kebidanan, dokter umum, bidan dan perawat. Pelayanan kesehatan yang diberikan antara lain mengukur berat badan dan tekanan darah, pemeriksaan tinggi fundus uteri, imunisasi tetanus toxoid (TT) serta pemberian tablet besi kepada ibu hamil selama kehamilan sesuai pedoman pelayanan antenatal. Hasil pelayanan antenatal dapat dilihat melalui cakupan pelayanan K1 dan K4. Cakupan kunjungan K1 adalah Cakupan ibu hamil yang mendapatkan pelayanan antenatal sesuai standar yang pertama kali pada masa kehamilan di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. Sedangkan cakupan kunjungan K4 adalah ibu hamil yang mendapatkan pelayanan antenatal sesuai standar paling sedikit empat Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2012 31 Dinas Kesehatan Daerah Kota Blitar kali, dengan distribusi pemberian pelayanan yang dianjurkan adalah minimal satu kali pada triwulan pertama, satu kali pada triwulan kedua dan dua kali pada triwulan ketiga umur kehamilan. Pelayanan yang mencakup minimal : (1) Timbang badan dan ukur tinggi badan, (2) Ukur tekanan darah, (3) Nilai status gizi (ukur lingan lengan atas), (4) (ukur) tinggi fundus uteri, (5) Tentukan presentasi janin & denyut jantung janin(DJJ), (6) Skrining status imunisasi tetanus (dan pemberian Tetanus Toksoid) ,(7) Pemberian tablet besi (90 tablet selama kehamilan), (8) Test laboratorium sederhana (Hb, Protein urin) dan atau berdasarkan indikasi (HbsAg, Sifilis, HIV, Malaria, TBC),(9) Tata laksana kasus, (10) temu wicara (pemberian komunikasi interpersonal dan konseling. Cakupan kunjungan ibu hamil K1 pada tahun 2012 adalah 79,99% apabila di bandingkan capaian pada tahun 2011 adalah 96,3% maka ada penurunan capaian. Cakupan kunjungan ibu hamil K4 pada tahun 2012 sebesar 73,53%, sedangkan pada tahun 2011 adalah 87,75%. Dari ketiga UPTD Puskesmas Kecamatan yang ada di Kota Blitar, UPTD Puskesmas Kecamatan Kepanjenkidul yang paling tinggi tingkat pencapaiannya. Apabila melihat target SPM nasional tahun 2010-2015 adalah 95%, hasil capaian saat ini mulai mendekati target nasional pada tahun 2015 dengan memantau pelaporan secara rutin terutama klinik persalinan, dokter swasta dan pelayanan kesehatan lainnya, dan dengan adanya dana Jaminan Persalinan diharapkan dapat memudahkan masyarakat untuk mengakses sarana kesehatan. Akan tetapi yang menimbulkan masalah adalah masih adanya kesenjangan antara cakupan kunjungan K1 dan cakupan kunjungan K4. Berikut ini gambaran kesenjangan kunjungan K1 dan K4 selama 3 tahun terakhir: Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2012 32 Dinas Kesehatan Daerah Kota Blitar Grafik 4.1 Kesenjangan Cakupan Kunjungan K1 dan K4 di Kota Blitar Tahun 2010-2012 Sumber : Data profil yang diolah tahun 2010-2012 Kesenjangan cakupan kunjungan K1 dan K4 menggambarkan banyak ibu hamil melakukan kunjungan antenatal pertama kali ke sarana kesehatan akan tetapi tidak dilanjutkan pada kunjungan ke-4 atau pada triwulan ke-3, sehingga dikhawatirkan terlepas dari pemantauan petugas kesehatan. Hal ini yang menyebabkan petugas kesehatan tidak dapat mencegah kondisi yang seharusnya dapat dicegah, sebagai contoh kematian ibu bersalin yang tidak perlu terjadi apabila kondisi kehamilannya terpantau sebelumnya. b. Ibu Hamil dengan Risti/Komplikasi Kebidanan yang ditangani Yang dimaksud dengan komplikasi kebidanan adalah kesakitan pada ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas yang dapat mengancam jiwa ibu dan/atau bayi. Sedangkan komplikasi kebidanan yang ditangani adalah ibu hamil, bersalin dan nifas dengan komplikasi yang mendapatkan pelayanan sesuai standar pada tingkat pelayanan dasar dan rujukan (Polindes, Puskesmas, Puskesmas PONED, Rumah bersalin, RSIA/RSB, RSU, RSU PONEK). Pada tahun 2012 di Kota Blitar cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani sebesar 79,31% sedangkan pada tahun 2011 sebesar 56,77%. Diharapkan segala bentuk komplikasi kebidanan dapat ditangani oleh tenaga kesehatan yang berkompeten agar Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2012 33 Dinas Kesehatan Daerah Kota Blitar dapat mengurangi resiko meninggal dunia sehingga dapat menekan AKI (Angka Kematian Ibu). c. Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan (Linakes) Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan adalah cakupan ibu bersalin yang mendapat pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. Sedangkan yang dimaksud dengan pelayanan nifas sesuai standar adalah pelayanan kepada ibu nifas sedikitnya 3 kali, (kunjungan nifas ke1) pada 6 jam pasca persalinan sampai dengan 3 hari, kunjungan nifas ke 2 hari ke 4 sampai dengan hari ke 28 setelah persalinan, kunjungan nifas ke 3 hari ke 29 sampai dengan hari ke 42 setelah persalinan termasuk pemberian vitamin A sebanyak 2 kali serta persiapan dan/atau pemasangan KB pasca persalinan. Pada tahun 2012 cakupan persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan adalah 82,46 %, sedangkan capaian pada tahun 2011 Kota Blitar adalah 95,62 %. Terdapat penurunan cakupan dikarenakan peningkatan jumlah sasaran. Diharapkan kedepan seluruh pertolongan persalinan dilakukan oleh tenaga kesehatan sehingga dapat mengurangi resiko akibat persalinan. Berikut ini gambaran peningkatan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan dalam kurun waktu 5 tahun terakhir. Grafik 4.2 Persentase Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan di Kota Blitar Tahun 2008-2012 Sumber : Data profil yang diolah tahun 2008-2012 Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2012 34 Dinas Kesehatan Daerah Kota Blitar d. Pelayanan Nifas Pelayanan nifas sesuai standar adalah pelayanan kepada ibu nifas sedikitnya 3 kali, (kunjungan nifas ke-1) pada 6 jam pasca persalinan s.d 3 hari, kunjungan nifas ke-2 hari ke-4 sampai dengan hari ke 28 setelah persalinan, kunjungan nifas ke-3 hari ke-29 sampai dengan hari ke-42 setelah persalinan termasuk pemberian vitamin A sejumlah 2 kali serta persiapan dan/atau pemasangan KB pasca persalinan. Cakupan pelayanan nifas pada tahun 2012 sejumlah 79,55%, sedangkan pada tahun 2011 sejumlah 95,47%. Terdapat penurunan cakupan pelayanan nifas dikarenakan adanya peningkatan jumlah sasaran. Berikut ini gambaran cakupan pelayanan nifas di setiap kecamatan Kota Blitar. Grafik 4.3 Jumlah Ibu Nifas Mendapat Pelayanan Kesehatan di tiap Kecamatan Kota Blitar Tahun 2012 Sumber: Data profil tahun 2012 e. Pelayanan Kesehatan Neonatus Dalam upaya mengurangi resiko pada neonatus karena kondisi bayi kurang dari 1 bulan sangat renta, maka perlu adanya pelayanan neonatus. Yang dimaksud pelayanan kesehatan neonatal dasar meliputi IMD (inisiasi menyusu dini), ASI ekslusif, pencegahan infeksi berupa perawatan mata, tali pusat, pemberian vitamin K1 injeksi bila tidak diberikan pada saat lahir, pemberian imunisasi hepatitis B-0 bila tidak diberikan pada saat lahir, dan manajemen terpadu bayi muda. Dilakukan sesuai standar sedikitnya 3 kali, pada 6-24 jam setelah lahir, pada 3-7 hari dan pada -28 hari Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2012 35 Dinas Kesehatan Daerah Kota Blitar setelah lahir yang dilakukan di fasilitas kesehatan maupun kunjungan rumah. Berikut ini jumlah kunjungan KN lengkap di tiap-tiap kecamatan di Kota Blitar tahun 2012. Grafik 4.4 Jumlah Kunjungan KN Lengkap di tiap Kecamatan Kota Blitar Tahun 2012 Sumber: Data profil tahun 2012 f. Neonatal dengan Risti/Komplikasi yang Ditangani Neonatus komplikasi adalah kondisi neonatus dengan penyakit dan kelainan yang dapat menyebabkan kesakitan, kecacatan, dan kematian. Neonatus dengan komplikasi seperti asfiksia, ikterus, hipotermia, tetanus neonatorum, infeksi/sepsis, trauma lahir, BBLR (berat badan lahir rendah < 2500 gr ), sindroma gangguan pernafasan, kelainan kongenital. Sedangkan yang dimaksud dengan neonatus dengan komplikasi yang ditangani adalah neonatus komplikasi yang mendapat pelayanan oleh tenaga kesehatan yang terlatih, dokter, dan bidan di sarana pelayanan kesehatan. Pada tahun 2012 di Kota Blitar cakupan neonatus dengan komplikasi yang ditangani mencapai 87,02%, sedangkan pada tahun 2011 sebesar 72,4%. Dengan tertanganinya kasus neonatus komplikasi oleh tenaga kesehatan yang berkompeten diharapkan dapat menekan resiko kesakitan, kecacatan dan kematian pada neonatus. g. Kunjungan Bayi Yang dimaksud dengan kunjungan bayi adalah kunjungan bayi umur 29 hari sampai dengan 11 bulan di sarana pelayanan kesehatan (polindes, pustu, puskesmas, rumah bersalin dan rumah sakit) maupun di rumah, posyandu, tempat penitipan anak, Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2012 36 Dinas Kesehatan Daerah Kota Blitar panti asuhan dan sebagainya melalui kunjungan petugas. Setiap bayi memperoleh pelayanan kesehatan minimal 4 kali yaitu satu kali pada umur 29 hari-3 bulan, 1 kali pada umur 3-6 bulan, 1 kali pada umur 6-9 bulan, dan 1 kali pada umur 9-11 bulan. Pelayanan Kesehatan tersebut meliputi pemberian imunisasi dasar (BCG, DPT/ HB1-3, Polio 1-4, Campak), stimulasi deteksi intervensi dini tumbuh kembang (SDIDTK) bayi dan penyuluhan perawatan kesehatan bayi. Penyuluhan perawatan kesehatan bayi meliputi : konseling ASI eksklusif, pemberian makanan pendamping ASI sejak usia 6 bulan, perawatan dan tanda bahaya bayi sakit (sesuai MTBS), pemantauan pertumbuhan dan pemberian vitamin A kapsul biru pada usia 6 – 11 bulan. Pentingnya pemberian pelayanan kesehatan pada bayi diharapkan dapat menekan laju Angka Kematian Bayi (AKB) di Kota Blitar, serta untuk memantau tumbuh kembang bayi sehingga dapat meningkatkan kualitas kesehatan bayi. Berikut ini gambaran cakupan kunjungan bayi selama 4 tahun terakhir. Grafik 4.5 Persentase Kunjungan Bayi di Kota Blitar Tahun 2009-2012 Sumber : Data profil yang diolah tahun 2009-2012 Terjadi penurunan presentase kunjungan bayi di Kota Blitar hal ini perlu mendapatkan perhatian lebih mengingat bayi merupakan usia rentan terhadap penyakit, dan pelayanan kesehatan merupakan salah satu upaya untuk mencegah dan mengurangi penurunan kualitas pertumbuhan bayi. Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2012 37 Dinas Kesehatan Daerah Kota Blitar 4.1.2 Pelayanan Keluarga Berencana (KB) Awal gerakan Keluarga Berencana di Indonesia pada tanggal 23 Desember 1957 dibentuk Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia yang dipelopori oleh Dokter dan tokoh perempuan yang bercita-cita untuk menyelematkan jiwa kaum ibu yang sering mengalami berbagai gangguan kesehatan sampai meninggal, karena terlalu sering melahirkan dalam jarak amat dekat. Baru pada tahun 1971 gerakan KB secara resmi diambil alih pemerintah dengan dibentuknya Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) yang bertujuan menurunkan laju pertumbuhan penduduk. (Sumber : Kompas, Sabtu 19 Januari 2008 oleh Kartono Mohamad). Yang menjadi prioritas sasaran program pelayanan KB adalah wanita usia subur dan pasangannya (PUS) dikarenakan wanita usia subur memiliki peran penting terjadinya kehamilan sehingga memiliki peluang lebih tinggi untuk melahirkan. Jumlah PUS di Kota Blitar pada tahun 2012 sebesar 24.058 orang. Dari jumlah PUS yang ada sebesar 2.294 orang (9,54%) merupakan peserta KB baru dan yang menjadi peserta KB aktif sebesar 19.517 orang (81,12%). Untuk metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP) kontrasepsi yang paling banyak dipilih adalah IUD sebesar 28,55%, sedangkan untuk non MKJP kontrasepsi yang banyak dipilih adalah suntik sebesar 28,99%. Berikut ini gambaran pemilihan kontrasepsi baik MKJP dan non MKJP bagi peserta KB baru. Grafik 4.6 Proporsi Peserta KB Baru Menurut Jenis Kontrasepsi Kota Blitar Tahun 2012 Sumber: Data profil tahun 2012 Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2012 38 Dinas Kesehatan Daerah Kota Blitar 4.1.3 Pelayanan Imunisasi Desa atau Kelurahan UCI adalah desa/kelurahan dimana  80% dari jumlah bayi yang ada di desa tersebut sudah mendapat imunisasi dasar lengkap dalam waktu satu tahun. Pada tahun 2012 terdapat peningkatan capaian UCI dari 80,95% pada Tahun 2011 menjadi 95,24% pada tahun 2012. Sebagai salah satu upaya untuk memperbaiki capaian UCI adalah dengan melakukan pembimbingan dan monitoring pada tiap kelurahan terutama pada petugas yang baru. Berikut capaian UCI selama 4 tahun terakhir. Grafik 4.7 Persentase Desa/Kelurahan UCI di Kota Blitar Tahun 2009-2012 Sumber: Data profil tahun 2012 4.1.4 Pelayanan Kesehatan Anak Balita, Pra Sekolah, dan Sekolah Pemantauan pertumbuhan dan perkembangan setiap anak usia 12-59 bulan dilaksanakan melalui pelayanan SDIDTK minimal 2 kali pertahun (setiap 6 bulan) dan tercatat pada Kohort Anak Balita dan Prasekolah atau pencatatan pelaporan lainnya. Pelayanan SDIDTK dilaksanakan oleh tenaga kesehatan, ahli gizi, penyuluh kesehatan masyarakat dan petugas sektor lain yang dalam menjalankan tugasnya melakukan stimulasi dan deteksi dini penyimpangan tumbuh kembang anak. Pada tahun 2012 jumlah anak balita yang mendapatkan pelayanan sejumlah 4.617 (49,37% dari jumlah anak balita yang ada) diharapkan untuk kedepannya ada peningkatan jumlah anak balita yang mendapatkan pelayanan, tidak hanya mengembangkan inovasi dari sisi Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2012 39 Dinas Kesehatan Daerah Kota Blitar petugas akan tetapi juga meningkatkan peran aktif masyarakat untuk peduli terhadap tumbuh kembang anak balitanya. Yang dimaksud dengan cakupan penjaringan siswa SD dan setingkat adalah pemeriksaan kesehatan umum, kesehatan gigi dan mulut siswa SD dan setingkat melalui penjaringan kesehatan terhadap murid kelas 1 SD dan Madrasah Ibtidaiyah yang dilaksanakan oleh tenaga kesehatan bersama tenaga kesehatan terlatih (guru dan dokter kecil) di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. Pada tahun 2011 cakupan penjaringan siswa SD dan setingkat sebesar 108,79%, hal ini dimungkinkan karena data sasaran merupakan usia sekolah 7 tahun, sedangkan jumlah murid secara riil lebih besar dikarenakan adanya siswa kelas 1 SD yang usianya dibawah 7 tahun. 4.1.5 Pelayanan Kesehatan Pra Usila dan Usila (Usia Lanjut) Pelayanan usia lanjut adalah Pelayanan kesehatan sesuai standar yang ada pada pedoman pada usia lanjut (60 tahun ke atas), di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. Hal ini merupakan salah satu upaya preventif dan promotif kepada masyarakat usia lanjut untuk menjaga kebugaran dan kesehatannya, dikarenakan pada usia lanjut merupakan usia rentan penyakit terutama penyakit degeneratif . Pada tahun 2012 cakupan pelayanan kesehatan pra usila dan usila mencapai 62,47%. Berikut ini gambaran peningkatan cakupan pelayanan kesehatan pra usila dan usila selama 4 tahun terakhir. Grafik 4.8 Cakupan Pelayanan Kesehatan Prausila dan Usila di Kota Blitar Tahun 2009-2012 Sumber : Data profil yang diolah tahun 2009-2012 Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2012 40 Dinas Kesehatan Daerah Kota Blitar Pada grafik diatas terlihat adanya penurunan cakupan pelayanan kesehatan, diharapkan untuk kedepannya posyandu lansia dapat lebih optimal dalam memberikan pelayanan kesehatan dan juga masyarakat prausila dan usila dapat lebih aktif untuk memeriksakan diri ke posyandu lansia. 4.1.6 Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut Menanamkan kebiasaan menjaga kesehatan gigi dan mulut sejak dini sangatlah penting, hal ini dikarenakan kesehatan gigi dan mulut berdampak pada pertumbuhan dan perkembangan anak. Upaya promotif dan preventif perlu selalu digalakkan mengingat pola pikir masyarakat kita masih mengganggap permasalahan kesehatan gigi bukan termasuk permasalahan kesehatan yang sifatnya penting. Pada tahun 2012 telah dilakukan pemeriksaan gigi dan mulut pada siswa SD dan setingkat sejumlah 8.435 atau 51,10% dari jumlah siswa SD dan setingkat di Kota Blitar. Gambar 4.1 Kegiatan Pemeriksaan Gigi dan Mulut 4.1.7 Penyuluhan Kesehatan Upaya penyuluhan merupakan semua usaha secara sadar dan berencana yang dilakukan untuk memperbaiki perilaku manusia sesuai prinsip-prinsip pendidikan dalam bidang kesehatan. Terdapat dua jenis penyuluhan yakni penyuluhan kelompok dan penyuluhan massa. Yang dimaksud penyuluhan kelompok adalah penyuluhan yang dilakukan pada kelompok sasaran tertentu, sedangkan yang dimaksud dengan penyuluhan massa adalah penyuluhan yang dilakukan dengan sasaran massal, seperti pameran, pemutaran film, melalui media massa (cetak dan elektronik). Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2012 41 Dinas Kesehatan Daerah Kota Blitar Gambar 4.2 Kegiatan Penyuluhan Penyakit Menahun Pada tahun 2012 jumlah seluruh penyuluhan kelompok sejumlah 3.486 dan untuk penyuluhan massa sejumlah 2. Berikut ini jumlah penyuluhan didasarkan jenis dan instansi yang melaksanakan. Grafik 4.9 Jumlah Penyuluhan berdasarkan Jenis dan Instansi Pelaksana Kota Blitar Tahun 2012 Sumber : Data profil tahun 2012 4.2 PELAYANAN KESEHATAN RUJUKAN Rumah Sakit merupakan sarana kesehatan rujukan bagi Puskesmas, dikarenakan RS memiliki kewenangan dan fasilitas untuk menangani kasus-kasus yang membutuhkan penanganan lebih lanjut di rawat inap. Pada tahun 2012 kunjungan rawat inap di RS baik milik pemerintah dan swasta sejumlah 29.719 kunjungan dan untuk rawat jalan mencapai 209.795 kunjungan. Berikut ini gambaran kunjungan rawat inap dan rawat jalan di Puskesmas dan RS pemerintah dan swasta. Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2012 42 Dinas Kesehatan Daerah Kota Blitar Grafik 4.10 Jumlah Kunjungan Rawat Inap dan Rawat Jalan di Kota Blitar Tahun 2012 Sumber: Data profil tahun 2012 Dari grafik diatas tampak kunjungan rawat jalan dan rawat inap tertinggi terdapat di RS baik pemerintah dan swasta, mengingat fungsi Puskesmas maka memang seharusnya Puskesmas menekankan pada upaya promotif dan preventif kesehatan sehingga untuk pelayanan kuratif dan rehabilitatif lebih terbatas. 4.3 KETERSEDIAAN OBAT Obat sebagai salah satu unsur yang penting dalam upaya kesehatan, mulai dari upaya peningkatan kesehatan, pencegahan, diagnosis, pengobatan dan pemulihan harus diusahakan agar selalu tersedia pada saat dibutuhkan. Di samping merupakan unsur yang penting dalam upaya kesehatan, obat sebagai produk dari industri farmasi dengan sendirinya tidak lepas dari aspek ekonomi dan teknologi. Tekanan aspek teknologi dan ekonomi tersebut semakin besar dengan adanya globalisasi ekonomi, namun tekanan ini pada dasarnya dapat diperkecil sedemikian rupa sehingga kebutuhan masyarakat dapat dipenuhi sedangkan industri farmasi dapat berkembang secara wajar. Obat juga dapat merugikan kesehatan bila tidak memenuhi persyaratan atau bila digunakan secara tidak tepat atau disalah-gunakan. Ketersediaan obat merupakan tanggung jawab pemerintah pusat dan daerah terutama obat-obatan esensial. Berikut ini ketersediaan obat di Kota Blitar. Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2012 43 Dinas Kesehatan Daerah Kota Blitar Tabel 4.1 Ketersediaan Obat menurut Jenis Obat di Kota Blitar Tahun 2012 NO NAMA OBAT 1 2 Amoksisilin sirup kering 125 mg/ml 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 Amoksisilin kapsul 500 mg Antasida DOEN tablet Antalgin tablet 500 mg Deksametason inj 5 mg/ml – 2ml Dekstrometorfan Sirup 10 mg/5ml Dekstrometorfan Tab 15 mg Difenhidramin HCl inj 10 mg/ml-1ml Gliserin Guaiakolat tab 100 mg Glukosa Larutan Infus 5 % steril Ibuprofen tablet 200 mg Kloramfenikol kapsul 250 mg Kotrimoksazol tablet 480 mg Kotrimoksazol tablet 120 mg Kotrimoksazol Sirup Klorfeniramini Maleat tab 4 mg Kloroquin tablet Natrium Klorida Infus 0,9 % steril Parasetamol Tablet 500 mg Ringer Laktat Infus steril Vitamin B Kompleks Kapsul Retinol 200.000 IU Tablet Tambah darah Multivitamin Sirup Garam Oralit OAT Kat 1 OAT Kat 2 OAT Kat 3 OAT Kat Sisipan OAT Kat Anak Pyrantel Pamoat 125 mg tablet Salep 2-4 Infus set dewasa Infus set anak SATUAN STOCK OBAT PEMAKAIAN RATA-RATA/ BULAN TINGKAT KECUKUPAN (BULAN) PERSENTASE TINGKAT KECUKUPAN 3 4 5 6 7 Btl 60 ml Ktk @ 100 kap Btl @ 100 tab Btl @ 100 tab 7.050 7.878 3.491 974 73 1.736 287 99 562 3.630 1.040 156 1.658 50 7.358 686 5 1.242 9.933 10.675 384 2.723 358 600 884 211 22 565 340 230 60 3 150 20 9 20 100 40 7 55 3 520 45 0,4 100 481 600 25 73 10 50 16 14 1 12,48 23,17 15,18 16,23 24,33 11,57 14,35 11,00 28,10 36,30 26,00 22,29 30,15 16,67 14,15 15,24 12,50 12,42 20,65 17,79 15,36 37,30 35,80 12,00 55,25 15,07 22,00 69,32 128,73 84,32 90,19 135,19 64,30 79,72 61,11 156,11 201,67 144,44 123,81 167,47 92,59 78,61 84,69 69,44 69,00 114,73 98,84 85,33 207,23 198,89 66,67 306,94 83,73 122,22 38 31 299 1.584 3.902 800 1 1 17 130 300 50 38,00 31,00 17,59 12,18 13,01 16,00 211,11 172,22 97,71 67,69 72,26 88,89 Ktk @ 100 ampul Btl 60 ml Btl @ 100 tab Ktk @ 30 ampul Btl @ 1000 tab Btl 500 ml Btl @ 100 tab Btl @ 250 Kapsul Btl @ 100 tab Btl @ 100 tab Btl 60 ml Tablet Tablet Btl 500 ml Btl @ 100 tab Btl 500 ml Btl @ 1000 Kapsul Btl @ 50 Kapsul Ktk @ 3000 Tablet Botol Bungkus Pkt Pkt Pkt Pkt Pkt Btl @ 60 Tablet Pot Kantong Kantong Sumber: Data profil tahun 2012 Berdasarkan data pada tabel diatas menunjukkan tingkat kecukupan terbesar adalah garam oralit dengan presentase tingkat kecukupan sebesar 306.94 %. Sedangkan untuk tingkat ketersediaan terkecil adalah Difenhidramin HCl inj 10 mg/ml-1ml dengan presentase tingkat kecukupan 61.11 %. 4.4 KEJADIAN LUAR BIASA (KLB) DAN KERACUNAN MAKANAN Kejadian Luar Biasa adalah timbulnya/meningkatnya kejadian kesakitan atau kematian yang bermakna secara epidemiologis pada suatu daerah dalam kurun waktu tertentu. Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2012 44 Dinas Kesehatan Daerah Kota Blitar Pada tahun 2012 telah terjadi 12 kali KLB di Kota Blitar yakni difteri, keracunan makanan dan AFP, dengan jumlah penduduk terancam untuk difteri sebesar 1.877 jiwa, keracunan makanan 23 jiwa dan untuk AFP sebesar 0 jiwa. 4.5 PERBAIKAN GIZI MASYARAKAT Pemenuhan kebutuhan vitamin A sangat penting untuk pemeliharaan kelangsungan hidup secara normal. Kebutuhan tubuh akan vitamin A untuk orang Indonesia telah dibahas dan ditetapkan dalam Widyakarya Nasional pangan dan Gizi (2007) dengan mempertimbangkan faktor-faktor khas dari kesehatan tubuh orang Indonesia (Widyakaryanasional, 2007. Kebutuhan Vitamin A bagi Orang cetak.publikasi/php?/260607/003. diperoleh tanggal 6 November 2008). Pemberian vitamin A dosis tinggi pada bayi dan anak balita merupakan salah satu upaya untuk mengatasi permasalahan gizi terutama pada bayi dan anak balita. Dengan adanya upaya ini diharapkan bayi dan anak balita memiliki daya tahan tubuh yang lebih baik sehingga diharapkan dapat menekan angka kesakitan dan angka kematian pada bayi dan anak balita. Pada tahun 2012 seluruh bayi dan balita di Kota Blitar mendapatkan vitamin A . 4.6 PERILAKU MASYARAKAT Rumah Tangga ber-PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) adalah Rumah tangga yang seluruh anggotanya berperilaku hidup bersih dan sehat, yang meliputi 10 indikator, yaitu pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan, bayi diberi ASI eksklusif, balita ditimbang setiap bulan, menggunakan air bersih, mencuci tangan dengan air bersih dan sabun, menggunakan jamban sehat, memberantas jentik di rumah sekali seminggu, makan sayur dan buah setiap hari, melakukan aktivitas fisik setiap hari, dan tidak merokok di dalam rumah. Apabila dalam Rumah Tangga tersebut tidak ada ibu yang melahirkan, tidak ada bayi dan tidak ada balita, maka pengertian Rumah Tangga ber-PHBS adalah rumah tangga yang memenuhi 7 indikator. Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2012 45 Dinas Kesehatan Daerah Kota Blitar Indikator rumaha tangga ber-PHBS antara lain persalinan ditolong tenaga kesehatan, memberi bayi ASI eksklusif, menimbang balita setiap bulan, menggunakan air bersih, mencuci tangan dengan air dan sabun, menggunakan jamban sehat, memberantas jentik di rumah seminggu sekali, makan sayur dan buah setiap hari, melakukan aktivitas fisik setiap hari, dan tidak merokok didalam rumah. Pada tahun 2012 rumah tangga ber-PHBS masih mencapai 30,44%. Berikut ini gambaran beberapa indikator PHBS di Kota Blitar. 4.6.1 ASI Eksklusif Pemberian ASI merupakan metode pemberian makan bayi yang terbaik, terutama pada bayi umur kurang dari 6 bulan, selain juga bermanfaat bagi ibu. ASI mengandung semua zat gizi dan cairan yang dibutuhkan untuk memenuhi seluruh gizi bayi pada 6 bulan pertama kehidupannya. Yang dimaksud dengan ASI eksklusif adalah pemberian ASI tanpa makanan dan minuman tambahan lain pada bayi berumur nol sampai enam bulan. Bahkan air putih tidak diberikan dalam tahap ASI eksklusif ini. Pada tahun 2012 terjadi peningkatan persentase bayi yang diberi ASI eksklusif dari sebesar 65.91% menjadi 74.11%. Berikut ini gambaran pemberian ASI eksklusif pada bayi dalam rentang waktu 3 tahun terakhir. Grafik 4.11 Persentase Bayi diberi ASI Eksklusif di Kota Blitar Tahun 2009-2012 Sumber: Data profil yang diolah tahun 2009-2012 Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2012 46 Dinas Kesehatan Daerah Kota Blitar Dari grafik diatas terlihat adanya peningkatan persentase. Pengesahan PP No 33/2012 tentang Pemberian ASI Eksklusif pada 1 Maret membuat semua pihak harus mendukung ibu menyusui. Tenaga kesehatan dan fasilitas kesehatan wajib melakukan inisiasi menyusui dini, menempatkan ibu dan bayi dalam satu ruang rawat. Selain itu, ada juga keharusan penyediaan ruang menyusui di tempat kerja dan fasilitas umum serta pembatasan promosi susu formula. Program lalu dikembangkan ke daerah dan fasilitas umum lain, seperti terminal, tempat rekreasi, dan pusat perbelanjaan. Perusahaan swasta wajib memberikan kesempatan kepada ibu untuk menyusui atau memerah ASI. 4.6.2 Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Pra Bayar Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Pra-Bayar adalah suatu cara penyelenggaraan pemeliharaan kesehatan yang paripurna berdasarkan azas usaha bersama dan kekeluargaan, berkesinambungan, dengan mutu yang terjamin dan biaya yang terkendali. Berikut ini gambaran cakupan jaminan pemeliharaan kesehatan pra bayar menurut jenis jaminan di Kota Blitar. Grafik 4.12 Jumlah Peserta Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Pra-bayar Menurut Jenis di Kota Blitar Tahun 2012 Sumber : Data profil tahun 2012 Berdasarkan grafik diatas terlihat bahwa penduduk Kota Blitar yang tercover dalam jaminan kesehatan pra-bayar masih sebesar 35%. Mengingat salah tujuan yang ingin dicapai dalam UU SJSN No. 40 tahun 2004 adalah semua penduduk Republik Indonesia mendapatkan pelayanan kesehatan yang memadai ketika sakit, kapanpun dan dimanapun di tanah air Indonesia, maka harapan kedepan seluruh penduduk di Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2012 47 Dinas Kesehatan Daerah Kota Blitar Kota Blitar telah masuk kedalam jaminan kesehatan pra-bayar baik pihak pemerintah maupun swasta. 4.6.3 Pelayanan Kesehatan bagi Masyarakat Miskin Dalam upaya menjamin kesehatan penduduknya maka telah difasilitasi bagi masyarakat miskin untuk mendapatkan pelayanan kesehatan melalui jaminan kesehatan baik dari pemerintah pusat maupun daerah dalam hal ini terdapat dua jenis jaminan kesehatan bagi masyarakat miskin yakni ASKESKIN/Jamkesmas merupakan jaminan dari pemerintah pusat dimana sasarannya telah ditetapkan atau masuk kedalam kuota. Sedangkan Jamkesda merupakan jaminan dari pemerintah darah untuk membantu masyarakat miskin diluar kuota Jamkesmas. Grafik 4.13 Jumlah Maskin Mendapatkan Rawat Jalan Pelayanan Kesehatan Dasar di Kota Blitar Tahun 2012 Sumber : Data profil tahun 2012 Dari grafik diatas terlihat jumlah maskin yang dicakup dalam Jamkesmas lebih besar memanfaatkan rawat jalan pelayanan kesehatan dasar dibandingkan maskin yang dicakup dalam Jamkesda. Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2012 48 Dinas Kesehatan Daerah Kota Blitar Grafik 4.14 Jumlah Maskin Mendapatkan Rawat Inap Pelayanan Kesehatan Dasar di Kota Blitar Tahun 2012 Sumber : Data profil tahun 2012 Dari grafik diatas terlihat jumlah maskin yang dicakup dalam ASKESKIN/Jamkesmas lebih besar memanfaatkan rawat inap pelayanan kesehatan dasar dibandingkan maskin yang dicakup dalam Jamkesda. 4.7 PELAYANAN KESEHATAN LINGKUNGAN DAN SANITASI DASAR 4.7.1 Rumah Sehat Rumah sehat adalah bangunan rumah tinggal yang memenuhi syarat kesehatan yaitu rumah yang memiliki jamban sehat, sarana air bersih, tempat pembuangan sampah, sarana pembuangan air limbah, ventilasi rumah yang baik, kepadatan hunian rumah yang sesuai dan lantai rumah yang tidak terbuat dari tanah (Kepmenkes no. 829/Menkes/SK/VII/1999 tentang Persyaratan Kesehatan Perumahan). Rumah yang tidak memenuhi syarat kesehatan akan terkait erat dengan penyakit berbasis lingkungan, dimana kecenderungannya semakin meningkat akhirakhir ini, penyakit berbasis lingkungan masih merupakan penyebab utama kematian di Indonesia. Bahkan pada kelompok bayi dan balita, penyakit-penyakit berbasis lingkungan menyumbangkan lebih 80% dari penyakit yang diderita oleh bayi dan Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2012 49 Dinas Kesehatan Daerah Kota Blitar balita. Keadaan tersebut mengindikasikan masih rendahnya cakupan dan kualitas intervensi kesehatan lingkungan (Data Susenas 2001). Pada tahun 2012 dari jumlah rumah yang ada di Kota Blitar sejumlah 34.868 yang diperiksa apakah memenuhi standar rumah sehat atau tidak sejumlah 11.094 dan yang masuk dalam kategori rumah sehat sejumlah 9.347. 4.7.2 Tempat Umum dan Tempat Pengelola Makanan Sehat (TUPM) Pada tahun 2012 dari jumlah TUPM yang ada di Kota Blitar sejumlah 631 telah dilakukan pemeriksaan di TUPM sejumlah 575 dan dari hasil pemeriksaan sejumlah 518 (82,09% dari jumlah TUPM yang diperiksa) dinyatakan sehat. 4.7.3 Sarana Air Bersih (SAB) Air bersih adalah sumber air untuk keperluan minum/masak serta mandi/cuci sebagian besar penduduk, sedangkan yang dimaksud dengan keluarga menurut jenis sarana air bersih yang digunakan adalah jumlah SAB yang memenuhi syarat kesehatan dibagi dengan SAB yang diperiksa periode/kurun waktu tertentu. Berikut ini jenis sarana air bersih yang digunakan keluarga di Kota Blitar pada tahun 2012. Grafik 4.15 Jumlah Jenis SAB yang digunakan Keluarga di Kota Blitar Tahun 2012 Sumber : Data profil tahun 2012 Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2012 50 Dinas Kesehatan Daerah Kota Blitar Keterangan : Air Kemasan : Air yang diproduksi dan didistribusikan oleh suatu perusahaan dalam kemasan botol dan kemasan gelas serta air minum isi ulang Air Ledeng : SPT SGL PAH : : : Air yang diproduksi melalui proses penjernihan dan penyehatan sebelum dialirkan kepada konsumen melalui suatu instalasi berupa saluran air. Sumber air ini diusahakan oleh PAM, PDAM, atau BPAM, baik dikelola pemerintah maupun swasta Sumur Pompa Sumur Galian Penampungan Air Hujan 4.7.4 Sarana Sanitasi Dasar Yang menjadi bahan pemeriksaan sarana sanitasi dasar antara lain jamban, tempat sampah dan pengelolaan air limbah. Jamban sehat adalah tempat buang air besar yang konstruksinya memenuhi syarat-syarat kesehatan, antara lain menggunakan tangki septik, sedangkan yang dimaksud dengan tempat sampah sehat adalah tempat pembuangan sampah yang konstruksinya memenuhi syarat-syarat kesehatan (ketentuan program), dan pengelolaan air limbah sehat adalah tempat pembuangan air limbah keluarga yang konstruksinya memenuhi syarat-syarat kesehatan (ketentuan program). Pada tahun 2012 dari 1.958 keluarga yang diperiksa jambanya, sejumlah 1.954 (99,72%) keluarga memiliki jamban dan yang masuk kedalam kategori sehat sebesar 1.508 (76,42%). Untuk pemeriksaan tempat sampah sehat dari 1.958 keluarga yang diperiksa seluruhnya memiliki tempat sampah sendiri dan yang masuk kategori sehat sejumlah 1.591 keluarga (81,26%). Yang terakhir pemeriksaan pengelolaan air limbah dari 1.958 keluarga yang diperiksa seluruhnya memiliki dan yang masuk kedalam kategori sehat sejumlah 1.514 keluarga (77,32%). Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2012 51 Dinas Kesehatan Daerah Kota Blitar BAB 5 SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN Pada bab ini menggambarkan kondisi sumber daya kesehatan di Kota Blitar yang terdiri dari kelompok sarana kesehatan, tenaga kesehatan, pembiayaan kesehatan. 5.1 SARANA KESEHATAN Sarana kesehatan terkait erat dengan pelaksanaan pelayanan kesehatan. Untuk menunjang kelancaran kegiatan bidang kesehatan diperlukan sarana dan prasarana kesehatan yang memadai, meliputi Puskesmas, Sarana Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat, Sarana Farmasi dan Perbekalan Kesehatan dan Rumah Sakit. Berikut ini kondisi sarana kesehatan di Kota Blitar pada tahun 2012. Tabel 5.1 Sarana Kesehatan di Kota Blitar Tahun 2012 NO. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Sarana Kesehatan RUMAH SAKIT UMUM RUMAH SAKIT KHUSUS PUSKESMAS PERAWATAN PUSKESMAS NON PERAWATAN PUSKESMAS KELILING PUSKESMAS PEMBANTU RUMAH BERSALIN POSKESDES POSYANDU APOTEK TOKO OBAT GFK Jumlah 4 1 2 1 0 16 2 21 163 30 5 1 Sumber : Data profil tahun 2012 5.1.1 Puskesmas Puskesmas sebagai gardu terdepan pelayanan kesehatan dasar kepada masyarakat merupakan ujung tombak keberhasilan pelaksanaan pembangunan kesehatan. Pada dasarnya konsep pelayanan puskesmas adalah konsep wilayah. Dengan begitu apapun yang terjadi pada wilayah tersebut puskesmas harus mengetahui dan bisa memberikan penanganan secara cepat dan tepat. Harapan Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2012 56 Dinas Kesehatan Daerah Kota Blitar pelayanan yang diberikan satu Puskesmas bisa menjangkau rata-rata 30.000 penduduk. Untuk itu Kota Blitar dengan jumlah penduduk 134.554 jiwa, seyogyanya ada 4 unit Puskesmas. Sampai dengan tahun 2012, jumlah Puskesmas yang ada di Kota Blitar sebesar 3 unit dengan 2 Puskesmas Perawatan. Hal ini berarti untuk Kota Blitar rata-rata 1 Puskesmas di Kecamatan harus bisa melayani 44.851 jiwa. Berdasarkan hasil perolehan data hampir 25%, puskesmas di Kota Blitar melayani perawatan dari luar wilayah Kota Blitar. Oleh karena itu dari segi ketenagaan perlu adanya penambahan, hal ini sesuai dengan rasio tenaga dimana untuk tenaga bidan masih jauh dari standart. 5.1.2 Sarana Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat Untuk mengetahui tingkat partisipasi masyarakat dalam pemeliharaan kesehatannya dapat diketahui dari tingkat perkembangan posyandu di wilayah tersebut. Selaian posyandu, sarana kesehatan lainnya yang bersumber daya masayarakat adalah polindes dan Pos Obat Desa (POD). Namun sampai saat ini posyandu masih merupakan andalan sarana kesehatan bersumber daya masyarakat, karena untuk polindes di Kota Blitar tidak ada karena bukan merupakan wilayah pedesaan, namun kelurahan. a. Posyandu Pentingnya keberadaan Posyandu di tengah-tengah masyarakat yang merupakan pusat kegiatan masyarakat dimana masyarakat sebagai pelaksana sekaligus memperoleh pelayanan kesehatan serta keluarga berencana, selain itu wahana ini dapat dimanfaatkan sebagai sarana untuk tukar menukar informasi, pendapat dan pengalaman serta bermusyawarah untuk memecahkan berbagai masalah yang dihadapi baik masalah keluarga atau masalah masyarakat itu sendiri. Pada tahun 2012 jumlah posyandu aktif di Kota Blitar mencapai 140. b. Poskesdes Poskesdes merupakan Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) yang dibentuk di desa dalam rangka upaya mendekatkan pelayanan kesehatan dasar bagi masyarakat desa. Poskesdes dikelola oleh 1 orang Bidan dan minimal 2 orang Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2012 57 Dinas Kesehatan Daerah Kota Blitar kader dan merupakan koordinator dari UKBM yang ada. Pada tahun 2012 seluruh kelurahan di Kota Blitar telah memiliki Poskesdes sejumlah 21. c. Desa Siaga Desa siaga adalah desa yang penduduknya memiliki kesiapan sumber daya dan kemampuan untuk mencegah dan mengatasi masalah-masalah kesehatan, bencana dan kegawatdaruratan kesehatan, secara mandiri. Pengertian Desa ini dapat berarti Kelurahan atau Nagari atau istilah-istilah lain bagi satuan administrasi pemerintahan setingkat desa. Sedangkan yang dimaksud dengan desa siaga aktif adalah desa yang mempunyai Pos Kesehatan Desa (Poskesdes) atau UKBM lainnya yang buka setiap hari dan berfungsi sebagai pemberi pelayanan kesehatan dasar, penanggulangan bencana dan kegawatdaruratan, surveilance berbasis masyarakat yang meliputi pemantauan pertumbuhan (gizi), penyakit, lingkungan dan perilaku sehingga masyarakatnya menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Pada tahun 2012 dari 21 desa siaga yang ada di Kota Blitar yang termasuk kedalam desa siaga aktif sejumlah 21 (100%). 5.1.3 Sarana Farmasi dan Perbekalan Kesehatan Kota Blitar merupakan Kota kecil dengan luas 33 Km2 , oleh karena itu sampai saat ini belum ada pabrik obat, yang ada hanya sarana penyedia obat. Untuk apotik di Kota Blitar tahun 2012 sebanyak 30 buah, Sedangkan toko obat ada 5 buah dan gudang farmasi ada 1 buah, yang terletak pada Dinas Kesehatan Daerah Kota Blitar. Dengan adanya gudang farmasi ini semua penyimpanan dan penyediaan obat untuk pelayanan kesehatan dasar menjadi tanggungjawab penuh pemerintah Kota Blitar yakni Dinas Kesehatan Daerah Kota Blitar. Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2012 58 Dinas Kesehatan Daerah Kota Blitar 5.2 TENAGA KESEHATAN Salah satu faktor pendukung keberhasilan pelaksanaan pembangunan kesehatan di Kota Blitar tahun 2012 adalah ketersediaan sumberdaya kesehatan yang memadai baik dalam hal kualitas maupun kuantitas. Untuk menggambarkan keadaan tenaga kesehatan dianalis dengan menghitung rasio tenaga kesehatan terhadap penduduk di Kota Blitar. Berdasarkan analisis diketahui bahwa ada beberapa tenaga kesehatan tertentu yang belum memadai sesuai kebutuhan. Hal ini berarti masih diperlukan perencanaan kebutuhan. Jumlah tenaga kesehatan yang ada dan masih terus berubah sesuai kebutuhannya sangat berpengaruh dalam penanganan masalah kesehatan di Kota Blitar. Dari berbagai jenis tenaga kesehatan di Kota Blitar dalam pelayanannya tidak hanya menangani penduduk Kota Blitar saja, namun juga pada masyarakat di luar Kota Blitar. Hal ini sangat berpengaruh dalam penentuan rasio kebutuhan tenaga. a. Tenaga perawat Jumlah tenaga perawat di Kota Blitar tahun 2012 sebanyak 453 orang yang terdiri dari sarjana keperawatan sejumlah 23 orang dan perawat dari D3 keperawatan sejumlah 430. Rasio perawat mencapai 333,46 per 100.000 penduduk dalam hal ini untuk kebutuhan perawat telah melampaui target dimana rasio seharusnya adalah 117,5 per 100.000 penduduk. b. Tenaga bidan Jumlah tenaga bidan di Kota Blitar pada tahun 2012 sebesar 102 orang, sehingga rasio bidan mencapai 76 per 100.000 penduduk, kondisi masih dibawah target dimana rasio standar sebesar 100 per 100.000 penduduk. c. Tenaga medis Jumlah tenaga medis di Kota Blitar pada tahun 2012 mencapai 115 orang untuk dokter umum dan dokter spesialis, sedangkan untuk dokter gigi mencapai 14 orang. Rasio untuk tenaga dokter umum mencapai 67,47 per 100.000 penduduk dan 20,16 per 100.000 penduduk untuk dokter spesialis, apabila digabungkan rasio dokter mencapai 87,63 per 100.000 penduduk sehingga rasio dokter telah melampaui rasio Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2012 59 Dinas Kesehatan Daerah Kota Blitar standar 40 per 100.000 penduduk. Rasio dokter gigi mencapai 10,86 per 100.000 penduduk kondisi ini masih dibawah standar yang ditetapkan sebesar 11 per 100.000 penduduk. e. Tenaga kefarmasian Tenaga Farmasi mencakup Apoteker, S1 Farmasi, DIII-Farmasi dan ASSFarmasi rasio mencapai 81,43 per-100.000 penduduk di tahun 2012. Bila dibandingkan tahun 2011 rasio ini mengalami penurunan. f. Tenaga kesehatan masyarakat Ahli kesehatan masyarakat yang dimaksud dalam pembahasan ini adalah tenaga yang bertugas di bidang kesehatan masyarakat di Kota Blitar dengan pendidikan S1-S3. Akan tetapi untuk wilayah Kota Blitar ahli kesehatan masyarakat yang yang tersedia masih pada tingkat pendidikan S1 sejumlah 20 orang. g. Tenaga gizi Ahli gizi yang dimaksud adalah yang bertugas di bidang gizi di suatu wilayah dengan pendidikan D1-D4. Diketahui bahwa rasio ahli gizi per-100.000 penduduk adalah 18,61. Rasio tersebut masih dibawah target yang seharusnya 22 per 100.000 penduduk. h. Tenaga keteknisian medis Yang dimaksud dengan tehnisi medis disini adalah merupakan tenaga pelaksana melakukan pemeliharaan alat-alat kesehatan. Ada 5 (lima) jenis teknisi medis di Kota Blitar, kelima jenis tersebut total tenaga yang ada sebesar 40 orang. 5.3 PEMBIAYAAN KESEHATAN Keberhasilan pelaksnaan pembangunan kesehatan didukung pula dengan aspek ketersediaan alokasi anggaran dana sesuai dengan proporsinya. Sumber dana untuk pembiayaan kesehatan ada berbagai sumber, berikut ini rincian anggaran kesehatan di Kota Blitar. Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2012 60 Dinas Kesehatan Daerah Kota Blitar NO 1 SUMBER BIAYA 2 ANGGARAN KESEHATAN BERSUMBER: 1 APBD KAB/KOTA A. RUMAH SAKIT ALOKASI ANGGARAN KESEHATAN Rupiah % 3 4 55.435.088.756 a. Belanja Langsung 73,65 34.250.748.966 b. Belanja Tidak Langsung 21.184.339.790 B. DINAS KESEHATAN a. Belanja Langsung 18.538.914.608 7.879.914.300 b. Belanja Tidak Langsung 24,63 10.659.000.308 2 APBD PROVINSI a. Belanja Langsung b. Belanja Tidak Langsung Bantuan Keuangan Bidang Kesehatan - 0,00 3 APBN : a. Dana Dekonsentrasi b. Tugas Pembantuan c. Jamkesmas Dasar d. Jamkesmas Rujukan e. Jampersal (termasuk Jamkesmas) f. Lain-Lain (BOK) 1.295.292.000 957.917.000 337.375.000 1,72 4 PINJAMAN/HIBAH LUAR NEGERI (PHLN) (sebutkan project dan sumber dananya) - - 5 SUMBER PEMERINTAH LAIN - - 6 BANTUAN LUAR NEGERI (BLN) - 0,00 TOTAL ANGGARAN KESEHATAN 75.269.295.363 TOTAL APBD KAB/KOTA 544.445.039.499 % APBD KESEHATAN THD APBD KAB/KOTA 13,59 Sumber : Subbag Keuangan dan Program Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2012 61 BAB 6 KESIMPULAN Dinas Kesehatan Daerah Kota Blitar Beberapa hal yang dapat disimpulkan dan ditelaah lebih lanjut berdasarkan hasil pembahasan data situasi derajat kesehatan, upaya kesehatan dan sumber daya kesehatan yang mencakup aspek keberhasilan dan upaya pembangunan kesehatan yang harus lebih ditingkatkan adalah sebagai berikut: a. Melihat situasi derajat kesehatan, pada tahun 2012 terjadi peningkatan pada angka kematian ibu (AKI) yang sangat luar biasa, hal ini perlu mendapatkan perhatian lebih mengingat salah satu tujuan yang ingin dicapai negara ini baik MDG’s dan SPM adalah menurunkan angka kematian ibu. Apabila dikaitkan dengan rasio tenaga bidan yang hanya mencapai 84 per 100.000 penduduk maka perlu adanya penambahan tenaga bidan. Salah satu bentuk upaya penurunan AKI melalui penekanan program di tahun 2013 diantaranya melakukan penatalaksanaan kebidanan dan pemasangan sticker P4K oleh kader di 3 Kecamatan. Pelaksanaan kelas ibu hamil yang mendapat perhatian dari Ibu Ketua Penggerak PKK, kegiatan ini mendatangkan dokter spesialis obgyn. Pembinaan PONED, melaksanakan Review Maternal Perinatal (RMP) dengan mendatangan obgyn source dari Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur dengan mengikutsertakan seluruh RS dan Bidan Praktek Mandiri di Kota Blitar. Melaksanakan ANC terpadu mendatangan obgyn source dari Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur. b. Penyelenggaraan upaya kesehatan yang meliputi pelayanan kesehatan, akses dan mutu pelayanan kesehatan, perilaku hidup masyarakat serta keadaan lingkungan beberapa menunjukan penurunan capaian jika dibandingkan tahun 2011. Salah satu penyebabnya adalah data sasaran yang berubah sehingga capaian menurun, hal ini banyak mempengaruhi capaian pelayanan kesehatan terutama terkait dengan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA). Pada tahun 2012 juga terjadi peningkatan Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2012 62 Dinas Kesehatan Daerah Kota Blitar capaian pada program yang pada tahun 2011 mengalami penurunan diantaranya UCI, dan pemberian ASI eksklusif. c. Aspek sumber daya kesehatan merupakan salah satu aspek yang menentukan keberhasilan pencapaian pembangunan kesehatan. Berdasarkan hasil perhitungan rasio tenaga dibandingkan jumlah penduduk, terdapat beberapa tenaga kesehatan yang belum memenuhi indikator antara lain Bidan, Tenaga Gizi, dan Tenaga Kefarmasian. Perubahan kebutuhan tenaga kesehatan salah satunya dipengaruhi dengan perpindahan tenaga keluar Kota Blitar. Secara umum beberapa pencapaian mengalami penurunan dikarenakan adanya perubahan data sasaran di tahun 2012 yang cukup berbeda dengan tahun 2011. Sehingga dibutuhkan peninjauan ulang target capaian untuk tahun mendatang. Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2012 63 RESUME PROFIL KESEHATAN KOTA BLITAR TAHUN 2012 NO INDIKATOR ANGKA/NILAI L P L+P Satuan No. Lampiran A. GAMBARAN UMUM 1 Luas Wilayah 33 KM2 Tabel 1 2 Jumlah Desa/Kelurahan 21 Desa/Kel Tabel 1 3 Jumlah Penduduk 66,533 62,419 4 Rata-Rata Jiwa/Rumah Tangga 5 Kepadatan Penduduk/KM2 134,554 Jiwa Tabel 2 35,944.00 Jiwa Tabel 1 4,131.00 Jiwa/KM2 Tabel 1 6 Rasio Beban Tanggungan 46.42 Tabel 2 7 Rasio Jenis Kelamin 97.81 Tabel 2 8 Penduduk 10 Tahun ke Atas Melek Huruf 95.92 97.33 98.74 % Tabel 4 9 Penduduk 10 Tahun ke Atas dengan Pendidikan Tertinggi SMP+ 65.25 64.11 64.68 % Tabel 5 1,048 1,015 2,063 Bayi Tabel 6 9.45 4.90 14 10 0.00 0.00 15 10 0.00 0.00 B. DERAJAT KESEHATAN B.1 Angka Kematian 10 Jumlah Lahir Hidup 11 Angka Lahir Mati (dilaporkan) 12 Jumlah Bayi Mati 13 Angka Kematian Bayi (dilaporkan) 14 Jumlah Balita Mati 15 Angka Kematian Balita (dilaporkan) 16 Jumlah Kematian Ibu 7 17 Angka Kematian Ibu (dilaporkan) 339.31 Tabel 6 7.22 24 Bayi 11.63 per 1.000 KH 26 Balita 12.60 per 1.000 KH Tabel 7 Tabel 7 Tabel 7 Tabel 7 Ibu Tabel 8 per 100.000 KH Tabel 8 B.2 Angka Kesakitan 18 AFP Rate (non Polio) < 15 th 15.20 per 100.000 Penduduk < 15 tahun Tabel 9 19 Angka Insidens TB Paru 0 0 77.29 per 100.000 Penduduk Tabel 10 20 Angka Prevalensi TB Paru 0 0 - per 100.000 Penduduk Tabel 10 21 Angka Kematian Akibat TB Paru 0 0 - per 100.000 Penduduk Tabel 10 22 Angka Penemuan Kasus TB Paru (CDR) #DIV/0! #DIV/0! 66.67 % Tabel 11 23 Success Rate TB Paru #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! % Tabel 12 0.00 0.00 40.67 % Tabel 13 25 Jumlah Kasus Baru HIV 0 1 1 Kasus Tabel 14 26 Jumlah Kasus Baru AIDS 1 0 1 Kasus Tabel 14 27 Jumlah Infeksi Menular Seksual Lainnya 0 0 0 Kasus Tabel 14 28 Jumlah Kematian Karena AIDS 1 0 1 Jiwa Tabel 14 29 Donor Darah Diskrining Positif HIV #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! % Tabel 15 30 Persentase Diare Ditemukan dan Ditangani #DIV/0! #DIV/0! 99.11 % Tabel 16 31 Jumlah Kasus Baru Kusta (Pausi Basiler) 0 0 0 Kasus Tabel 17 32 Jumlah Kasus Baru Kusta (Multi Basiler) 0 1 1 Kasus Tabel 17 33 Angka Penemuan Kasus Baru Kusta (NCDR) 0 2 1 per 100.000 Penduduk Tabel 17 34 Persentase Kasus Baru Kusta 0-14 Tahun #DIV/0! 0.00 0.00 % Tabel 18 35 Persentase Cacat Tingkat 2 Penderita Kusta #DIV/0! 0.00 0.00 % Tabel 18 0.15 0.00 0.08 per 10.000 Penduduk Tabel 19 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! % Tabel 20 300.00 #DIV/0! 300.00 % Tabel 20 6 2 24 Pneumonia Balita Ditemukan dan Ditangani 36 Angka Prevalensi Kusta 37 Penderita Kusta PB Selesai Berobat (RFT PB) 38 Penderita Kusta MB Selesai Berobat (RFT MB) 39 Jumlah Kasus Difteri 40 Case Fatality Rate Difteri 8 Kasus Tabel 21 0% Tabel 21 41 Jumlah Kasus Pertusis 0 0 0 Kasus Tabel 21 42 Jumlah Kasus Tetanus (non Neonatorum) 0 0 0 Kasus Tabel 21 0% Tabel 21 0 Kasus Tabel 21 0% Tabel 21 43 Case Fatality Rate Tetanus (non Neonatorum) 44 Jumlah Kasus Tetanus Neonatorum 0 0 45 Case Fatality Rate Tetanus Neonatorum 46 Jumlah Kasus Campak 45 30 47 Case Fatality Rate Campak 75 Kasus Tabel 22 0% Tabel 22 48 Jumlah Kasus Polio 0 0 0 Kasus Tabel 22 49 Jumlah Kasus Hepatitis B 0 0 0 Kasus Tabel 22 37.58 22.43 51 Case Fatality Rate DBD 0.00 0.00 0.00 % Tabel 23 52 Angka Kesakitan Malaria (Annual Parasit Incidence ) 0.00 0.00 0.00 per 1.000 Penduduk Tabel 24 #DIV/0! #DIV/0! 0 0 50 Incidence Rate DBD 53 Case Fatality Rate Malaria 54 Angka Kesakitan Filariasis 30.24 per 100.000 Penduduk #DIV/0! % 0 per 100.000 Penduduk Tabel 23 Tabel 24 Tabel 25 B.3 Status Gizi 55 Bayi Baru Lahir Ditimbang 100 100 100 % Tabel 26 5.34 6.31 5.82 % Tabel 26 57 Balita Gizi Baik #DIV/0! #DIV/0! 93.18 % Tabel 27 58 Balita Gizi Kurang #DIV/0! #DIV/0! 3.93 % Tabel 27 56 Berat Badan Bayi Lahir Rendah (BBLR) NO INDIKATOR ANGKA/NILAI P #DIV/0! #DIV/0! 0.62 % Tabel 27 60 Kunjungan Ibu Hamil (K1) 80 % Tabel 28 61 Kunjungan Ibu Hamil (K4) 73.53 % Tabel 28 62 Persalinan Ditolong Tenaga Kesehatan (Linakes) 82.46 % Tabel 28 63 Pelayanan Ibu Nifas 79.55 % Tabel 28 5.74 % Tabel 29 65 Ibu Hamil Mendapat Tablet Fe3 73.07 % Tabel 30 66 Bumil Risti/Komplikasi Ditangani 79.31 % Tabel 31 80.33 93.92 87.02 % Tabel 31 68 Bayi Mendapat Vitamin A - - 98.28 % Tabel 32 69 Anak Balita Mendapat Vitamin A - - 83.07 % Tabel 32 76.60 % Tabel 32 71 Peserta KB Baru 9.54 % Tabel 35 72 Peserta KB Aktif 81.12 % Tabel 35 59 Balita Gizi Buruk L+P Satuan No. Lampiran L C. UPAYA KESEHATAN C.1 Pelayanan Kesehatan 64 Ibu hamil dengan Imunisasi TT2+ 67 Neonatal Risti/Komplikasi Ditangani 70 Ibu Nifas Mendapat Vitamin A 73 Kunjungan Neonatus 1 (KN 1) 86.53 86.78 86.65 % Tabel 36 74 Kunjungan Neonatus 3 kali (KN Lengkap) 77.91 78.48 78.19 % Tabel 36 75 Kunjungan Bayi (minimal 4 kali) 69.54 71.13 70.32 % Tabel 37 76 Desa/Kelurahan UCI 95.24 % Tabel 38 77 Cakupan Imunisasi Campak Bayi 94.94 % Tabel 39 78 Drop-Out Imunisasi DPT1 - Campak 13.45 % Tabel 39 79 Bayi yang Diberi ASI Eksklusif #DIV/0! #DIV/0! 74.11 % Tabel 41 80 Pemberian MP-ASI pada Anak 6-23 Bulan dari Gakin #DIV/0! #DIV/0! 89.21 % Tabel 42 81 Cakupan Pelayanan Anak Balita (minimal 8 kali) 47.25 51.73 49.37 % Tabel 43 82 Balita Ditimbang #REF! #REF! 63.06 % Tabel 44 83 Balita Berat Badan Naik #DIV/0! #DIV/0! 78 % Tabel 44 84 Balita Berat Badan di Bawah Garis Merah (BGM) #DIV/0! #DIV/0! 1% Tabel 44 - - -% Tabel 45 100.00 100.00 108.79 % Tabel 46 87 Cakupan Pelayanan Kesehatan Siswa SD dan Setingkat 72.96 68.85 70.99 % Tabel 47 88 Pelayanan Kesehatan Usila (60 tahun +) 56.05 68.25 62.47 % Tabel 48 71.43 % Tabel 49 100.00 % Tabel 51 1.37 Tabel 52 85 Balita Gizi Buruk Mendapat Perawatan 86 Cakupan Penjaringan Kesehatan Siswa SD dan Setingkat 89 Sarkes dengan Kemampuan Pelayanan Gadar Level 1 90 Desa/Kelurahan Terkena KLB Ditangani < 24 jam 91 Rasio Tumpatan/Pencabutan Gigi Tetap 1.48 1.26 92 SD/MI yang Melakukan Sikat Gigi Massal 93 SD/MI yang Mendapat Pelayanan Gigi 95.77 Sekolah Tabel 53 100.00 Sekolah Tabel 53 94 Murid SD/MI Diperiksa (UKGS) 41.23 60.25 51.10 % Tabel 53 95 Murid SD/MI Mendapat Perawatan (UKGS) 60.82 51.82 56.19 % Tabel 53 96 Siswa SD dan Setingkat Mendapat Perawatan Gigi dan Mulut 60.82 51.82 56.19 % Tabel 53 C.2 Akses dan Mutu Pelayanan Kesehatan 97 Peserta Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Pra Bayar 34.02 35.97 35.00 % Tabel 55 98 Penduduk Miskin (dan Hampir Miskin) Dicakup Askeskin/Jamkesmas 81.95 80.54 81.21 % Tabel 56 99 Pasien Maskin (dan Hampir Miskin) Mendapat Pelayanan Rawat Jalan di Sarana Kesehatan Strata 1 17.28 29.81 48.12 % Tabel 56 100 Pasien Maskin (dan Hampir Miskin) Mendapat Pelayanan Rawat Jalan di Sarana Kesehatan Strata 2 dan 3 - - 43.12 % Tabel 56 101 Pasien Maskin (dan Hampir Miskin) Mendapat Pelayanan Rawat Inap di Sarana Kesehatan Strata 1 0.87 1.02 0.95 % Tabel 57 Pasien Maskin (dan Hampir Miskin) Mendapat Pelayanan Rawat 102 Inap di Sarana Kesehatan Strata 2 dan 3 - - 1.97 % Tabel 57 103 Cakupan Kunjungan Rawat Jalan 19.25 27.32 323.39 % Tabel 58 104 Cakupan Kunjungan Rawat Inap 3.83 8.44 23.94 % Tabel 58 105 Gross Death Rate (GDR) di RS 2.84 2.56 4.80 per 100.000 Pasien Keluar Tabel 59 106 Nett Death Rate (NDR) di RS 4.28 4.01 2.13 per 100.000 Pasien Keluar Tabel 59 107 Bed Occupation Rate (BOR) di RS 53.02 % Tabel 60 108 Length of Stay (LOS) di RS 3.49 Hari Tabel 60 109 Turn of Interval (TOI) di RS 3.10 Hari Tabel 60 C.3 Perilaku Hidup Masyarakat 110 Rumah Tangga ber-PHBS 30.44 % Tabel 61 111 Rumah Sehat 26.81 % Tabel 62 112 Rumah/Bangunan Bebas Jentik Nyamuk Aedes 70.02 % Tabel 63 113 Keluarga dengan Sumber Air Minum Terlindung 78.65 % Tabel 65 114 Keluarga Memiliki Jamban Sehat 76.42 % Tabel 66 C.4 Keadaan Lingkungan NO INDIKATOR ANGKA/NILAI L P L+P Satuan No. Lampiran 115 Keluarga Memiliki Tempat Sampah Sehat 81.26 % Tabel 66 116 Keluarga Memiliki Pengelolaan Air Limbah Sehat 77.32 % Tabel 66 117 TUPM Sehat 82.09 % Tabel 67 118 Institusi Dibina Kesehatan Lingkungannya 87.80 % Tabel 68 119 Jumlah Rumah Sakit Umum 4 Tabel 70 120 Jumlah Rumah Sakit Khusus 1 Tabel 70 121 Jumlah Puskesmas Perawatan 2 Tabel 70 122 Jumlah Puskesmas non-Perawatan 1 Tabel 70 30 Tabel 70 87.50 % Tabel 71 100.00 % Tabel 71 D. SUMBERDAYA KESEHATAN D.1 Sarana Kesehatan 123 Jumlah Apotek 124 Sarkes yang Memiliki Laboratorium Kesehatan 125 Sarkes yang Memiliki 4 Spesialis Dasar 126 Jumlah Posyandu 163 Posyandu 127 Posyandu Aktif 85.89 % 128 Rasio Posyandu per 100 Balita 6.93 per 100 Balita 129 Jumlah Desa Siaga 21 Desa 130 Desa Siaga Aktif 100.00 % 131 Jumlah Poskesdes Tabel 72 Tabel 72 Tabel 72 Tabel 73 Tabel 73 21 Poskesdes Tabel 73 26 Orang Tabel 74 D.2 Tenaga Kesehatan 132 Jumlah Dokter Spesialis 23 3 133 Rasio Dokter Spesialis 34.57 4.81 134 Jumlah Dokter Umum 44 45 63.13 72.09 136 Jumlah Dokter Gigi 4 10 14 Orang Tabel 74 137 Jumlah Bidan 0 102 102 Orang Tabel 75 135 Rasio Dokter Umum 138 Rasio Bidan per 100.000 Penduduk 139 Jumlah Perawat 20.16 per 100.000 Penduduk 89 Orang 67.47 per 100.000 Penduduk Tabel 74 Tabel 74 Tabel 74 Tabel 75 76.00 246 207 453 Orang Tabel 75 29 79 108 Orang Tabel 76 3 21 24 Orang Tabel 76 142 Jumlah Tenaga Kesmas 11 14 25 Orang Tabel 77 143 Jumlah Tenaga Sanitasi 10 9 19 Orang Tabel 77 144 Jumlah Tenaga Teknisi Medis 10 30 40 Orang Tabel 78 0 0 0 Orang Tabel 78 140 Jumlah Tenaga Kefarmasian 141 Jumlah Tenaga Gizi 145 Jumlah Fisioterapis D.3 Pembiayaan Kesehatan 146 Total Anggaran Kesehatan 147 APBD Kesehatan Terhadap APBD Kabupaten/Kota 148 Anggaran Kesehatan Perkapita 75,269,295,363.39 Rupiah Tabel 79 13.59 % Tabel 79 559,398.42 Rupiah Tabel 79 TABEL 1 LUAS WILAYAH, JUMLAH KECAMATAN, DESA/KELURAHAN, JUMLAH PENDUDUK, JUMLAH RUMAH TANGGA, DAN KEPADATAN PENDUDUK MENURUT KECAMATAN KOTA BLITAR TAHUN 2012 NO KECAMATAN LUAS WILAYAH 2 1 SANANWETAN 2 SUKOREJO 3 KEPANJENKIDUL JUMLAH KABUPATEN/KOTA JUMLAH RUMAH TANGGA RATA-RATA JIWA / RUMAH TANGGA KEPADATAN PENDUDUK 9 10 = 8/9 11 = 8/3 KECAMATAN DESA KELURAHAN DESA+KEL. JUMLAH PENDUDUK 4 5 6 7 = 5+6 8 12.15 1 0 7 7 47,845 3,938 9.92 1 0 7 7 44,554 4,491 10.50 1 0 7 7 42,155 4,015 32.57 3 0 21 21 (km 2) 1 JUMLAH 3 Keterangan : data tersedia s.d level kabupaten/kota Sumber : Angka Sementara Proyeksi Penduduk BPS 134,554 35,944 4 per km 2 4,131 TABEL 2 JUMLAH PENDUDUK MENURUT JENIS KELAMIN, KELOMPOK UMUR, RASIO BEBAN TANGGUNGAN, RASIO JENIS KELAMIN DAN KECAMATAN KOTA BLITAR TAHUN 2012 NO KECAMATAN 1 2 JUMLAH PENDUDUK 3 JUMLAH PENDUDUK LAKI-LAKI PEREMPUAN <1 0-4 5-9 10 - 14 15 - 19 20 - 24 25 - 29 30 - 34 35 - 39 40 - 44 45 - 49 50 - 54 55 - 59 60 - 64 ≥ 65 JUMLAH <1 0-4 5-9 10 - 14 15 - 19 20 - 24 25 - 29 30 - 34 35 - 39 40 - 44 45 - 49 50 - 54 55 - 59 60 - 64 ≥ 65 JUMLAH 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 = SUM(4:18) 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 = SUM(20:34) 1 SANANWETAN 47,845 2,156 1,903 2,013 1,960 1,704 1,923 1,875 1,808 1,797 1,582 1,448 1,181 826 1,481 23,658 2,005 1,790 1,828 2,099 1,680 1,943 1,823 1,818 1,856 1,757 1,505 1,242 848 1,992 24,187 2 SUKOREJO 44,554 2,008 1,772 1,875 1,825 1,587 1,791 1,746 1,684 1,673 1,473 1,349 1,099 769 1,379 22,031 1,868 1,667 1,702 1,955 1,565 1,809 1,698 1,693 1,729 1,636 1,402 1,156 789 1,855 22,523 3 KEPANJENKIDUL 42,155 1,900 1,677 1,774 1,727 1,502 1,694 1,652 1,593 1,583 1,394 1,276 1,040 727 1,305 20,845 1,767 1,577 1,611 1,849 1,481 1,712 1,607 1,602 1,636 1,548 1,326 1,094 747 1,755 21,311 134,554 6,064 5,352 5,662 5,512 4,793 5,408 5,272 5,086 5,053 4,450 4,073 3,320 2,322 4,166 66,533 5,640 5,033 5,141 5,903 4,726 5,464 5,128 5,112 5,221 4,942 4,233 3,492 2,384 5,602 62,419 JUMLAH KABUPATEN/KOTA Keterangan : data tersedia s.d level kabupaten/kota Sumber : Angka Sementara Proyeksi Penduduk BPS RASIO BEBAN TANGGUNGAN RASIO JENIS KELAMIN 36 = … 37 = (19/35)*100 46.42 97.81 TABEL 3 JUMLAH PENDUDUK MENURUT JENIS KELAMIN DAN KELOMPOK UMUR KOTA BLITAR TAHUN 2012 JUMLAH PENDUDUK NO KELOMPOK UMUR (TAHUN) LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI + PEREMPUAN 1 2 3 4 5 = 3+4 1 <1 0 0 0 2 0-4 6,064 5,640 11,704 3 5-9 5,352 5,033 10,385 4 10 - 14 5,662 5,141 10,803 5 15 - 19 5,512 5,903 11,415 6 20 - 24 4,793 4,726 9,519 7 25 - 29 5,408 5,464 10,872 8 30 - 34 5,272 5,128 10,400 9 35 - 39 5,086 5,112 10,198 10 40 - 44 5,053 5,221 10,274 11 45 - 49 4,450 4,942 9,392 12 50 - 54 4,073 4,233 8,306 13 55 - 59 3,320 3,492 6,812 14 60 - 64 2,322 2,384 4,706 15 ≥ 65 4,166 5,602 9,768 66,533 68,021 134,554 JUMLAH Keterangan : data tersedia s.d level kabupaten/kota Sumber : Angka Sementara Proyeksi Penduduk BPS TABEL 4 PERSENTASE PENDUDUK BERUMUR 10 TAHUN KE ATAS YANG MELEK HURUF MENURUT JENIS KELAMIN DAN KECAMATAN KOTA BLITAR TAHUN 2012 JUMLAH PENDUDUK USIA 10 KE ATAS NO KECAMATAN 1 2 1 SANANWETAN 2 SUKOREJO 3 KEPANJENKIDUL JUMLAH KABUPATEN/KOTA LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI + PEREMPUAN JUMLAH MELEK HURUF % JUMLAH MELEK HURUF % JUMLAH MELEK HURUF % 3 4 5 = (4/3)*100 6 7 8 = (7/6)*100 9 = 3+6 10 = 4+7 11 = (10/9)*100 100 98.74 98.74 Keterangan : data tersedia s.d level kabupaten/kota Sumber : Angka Sementara Proyeksi Penduduk BPS 100 95.92 95.92 200 194.66 97.33 TABEL 5 PENDUDUK LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN BERUSIA 10 TAHUN KE ATAS MENURUT TINGKAT PENDIDIKAN TERTINGGI YANG DITAMATKAN DAN KECAMATAN KOTA BLITAR TAHUN 2012 LAKI-LAKI (%) NO KECAMATAN 1 2 1 SANANWETAN 2 SUKOREJO 3 KEPANJENKIDUL JUMLAH KABUPATEN/KOTA PEREMPUAN (%) TIDAK/ BELUM PERNAH SEKOLAH TIDAK/ BELUM TAMAT SD/MI SD/MI SMP/ MTs 3 4 5 6 7 13.43 20.06 22.10 32.01 1.26 Keterangan : data tersedia s.d level kabupaten/kota Sumber : Angka Sementara Proyeksi Penduduk BPS DIPLOMA/ SMA/ SMK/ MA SARJANA 8 11.14 JUMLAH TIDAK/ BELUM PERNAH SEKOLAH TIDAK/ BELUM TAMAT SD/MI SD/MI SMP/ MTs 10 = SUM(3:9) 11 12 13 14 17.20 21.16 100.00 3.64 16.09 LAKI-LAKI + PEREMPUAN SMA/ SMK/ DIPLOMA/ MA SARJANA 15 28.87 16 JUMLAH TIDAK/ BELUM PERNAH SEKOLAH 18 = SUM(11:17) 19 = 3+11 13.04 100.00 2.50 TIDAK/ BELUM TAMAT SD/MI 20 = 4+12 14.82 SD/MI SMP/ MTs SMA/ DIPLOMA/ SMK/ MA SARJANA 21 = 5+13 22 = 6+14 23 = 7+15 18.57 21.61 30.37 24 = 8+16 12.13 JUMLAH 26 = SUM(19:25) 100.00 TABEL 6 JUMLAH KELAHIRAN MENURUT JENIS KELAMIN DAN KECAMATAN KOTA BLITAR TAHUN 2012 JUMLAH KELAHIRAN NO KABUPATEN/KOTA 1 1 KECAMATAN 2 BLITAR 3 NAMA PUSKESMAS 4 LAKI-LAKI PEREMPUAN HIDUP MATI HIDUP + MATI 5 6 7 = 5+6 HIDUP 8 LAKI-LAKI + PEREMPUAN MATI HIDUP + MATI HIDUP MATI HIDUP + MATI 9 10 = 8+9 11 = 5+8 12 = 6+9 13 = 11+12 SANANWETAN SANANWETAN 395 4 399 361 1 362 756 5 761 2 SUKOREJO KARANGSARI 345 4 349 353 0 353 698 4 702 3 KEPANJENKIDUL KEPANJENKIDUL 308 2 310 301 4 305 609 6 615 10 1,058 1,015 5 1,020 2,063 15 2,078 JUMLAH KABUPATEN/KOTA ANGKA LAHIR MATI (DILAPORKAN) 1,048 9.45 4.90 Sumber: Bidang Peningkatan Keterangan : Angka Lahir Mati (dilaporkan) tersebut di atas belum tentu menggambarkan Angka Lahir Mati yang sebenarnya di populasi 7.22 TABEL 7 JUMLAH KEMATIAN BAYI DAN BALITA MENURUT JENIS KELAMIN DAN KECAMATAN KOTA BLITAR TAHUN 2012 JUMLAH KEMATIAN NO KABUPATEN/KOTA 1 1 KECAMATAN 2 BLITAR 3 SANANWETAN NAMA PUSKESMAS 4 LAKI - LAKI PEREMPUAN BAYI ANAK BALITA BALITA 5 6 7 LAKI - LAKI + PEREMPUAN BAYI ANAK BALITA BALITA BAYI ANAK BALITA BALITA 8 9 10 11 = 5+8 12 = 6+9 13 = 7+10 SANANWETAN 5 0 5 3 0 3 8 0 8 2 0 SUKOREJO KARANGSARI 4 1 5 3 1 3 7 2 9 3 0 KEPANJENKIDUL KEPANJENKIDUL 5 0 5 4 0 4 9 0 9 14 1 15 10 1 10 JUMLAH KABUPATEN/KOTA ANGKA KEMATIAN (DILAPORKAN) Sumber: Bidang Peningkatan Keterangan : Angka Kematian (dilaporkan) tersebut di atas belum tentu menggambarkan AKB/AKABA yang sebenarnya di populasi 24 2 26 11.63 0.97 12.60 TABEL 8 JUMLAH KEMATIAN IBU MENURUT KELOMPOK UMUR DAN KECAMATAN KOTA BLITAR TAHUN 2012 NO KABUPATEN/KOTA 1 1 KECAMATAN 2 BLITAR 3 SANANWETAN NAMA PUSKESMAS JUMLAH LAHIR HIDUP 4 5 < 20 Thn 20-34 Thn ≥35 Thn 6 7 8 KEMATIAN IBU BERSALIN JUMLAH < 20 Thn 20-34 Thn ≥35 Thn 9 = 6+7+8 10 11 12 KEMATIAN IBU NIFAS JUMLAH < 20 Thn 20-34 Thn ≥35 Thn 13 = 10+11+12 14 15 16 JUMLAH KEMATIAN IBU JUMLAH < 20 Thn 20-34 Thn ≥35 Thn JUMLAH 17 = 14+15+16 18 = 6+10+14 19 = 7+11+15 20 = 8+12+16 21 = 18+19+20 SANANWETAN 756 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 2 0 1 1 2 KARANGSARI 698 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 609 0 3 0 3 0 0 0 0 0 1 0 1 0 4 0 4 2,063 0 3 0 3 0 0 0 0 0 2 2 4 0 5 2 2 0 SUKOREJO 3 0 KEPANJENKIDUL KEPANJENKIDUL JUMLAH KABUPATEN/KOTA JUMLAH KEMATIAN IBU KEMATIAN IBU HAMIL ANGKA KEMATIAN IBU (DILAPORKAN) Sumber: Bidang Peningkatan Keterangan: - Jumlah kematian ibu = jumlah kematian ibu hamil + jumlah kematian ibu bersalin + jumlah kematian ibu nifas - Angka Kematian Ibu (dilaporkan) tersebut di atas belum bisa menggambarkan AKI yang sebenarnya di populasi 7 339.31 21 = 18+19+20 TABEL 9 JUMLAH KASUS AFP (NON POLIO) DAN AFP RATE (NON POLIO) MENURUT KECAMATAN KOTA BLITAR TAHUN 2012 NO KABUPATEN/KOTA KECAMATAN NAMA PUSKESMAS 1 2 3 4 1 BLITAR SANANWETAN JUMLAH PENDUDUK JUMLAH KASUS AFP <15 TAHUN (NON POLIO) 5 6 SANANWETAN 11,696 0 2 0 SUKOREJO KARANGSARI 10,891 4 3 0 KEPANJENKIDUL KEPANJENKIDUL 10,305 1 32,892 5 JUMLAH KABUPATEN/KOTA Sumber: Bidang P2PL Keterangan: Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja Puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS Jumlah kolom 5 = jumlah penduduk < 15 tahun pada Tabel 3 TABEL 10 JUMLAH KASUS BARU TB PARU DAN KEMATIAN AKIBAT TB PARU MENURUT JENIS KELAMIN DAN KECAMATAN KOTA BLITAR TAHUN 2012 JUMLAH KASUS TB PARU NO KABUPATEN/KOTA KECAMATAN NAMA PUSKESMAS 1 2 3 4 1 BLITAR SANANWETAN JUMLAH PENDUDUK KASUS BARU L P L+P L P L+P L P 5 6 7 = 5+6 8 9 10 = 8+9 11 12 SANANWETAN 23,658 24,187 47,845 30 2 0 SUKOREJO KARANGSARI 22,031 22,523 44,554 20 3 0 KEPANJENKIDUL KEPANJENKIDUL 20,845 21,311 42,155 10 66,533 68,021 134,554 RS 4 JUMLAH KABUPATEN/KOTA ANGKA INSIDENS PER 100.000 PENDUDUK L+P L L+P P L 13 = 11+12 14 = 8+11 15 = 9+12 16 = 14+15 P 17 = (14/5) * 100000 L+P 18 = (15/6) 19 = (16/7) * 100000 * 100000 L P L+P 20 21 22 = 20+21 44 0 0 104 0.00 0.00 77.29 Sumber: - ...... (disebutkan) Keterangan: Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja Puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS Jumlah kolom 7 = jumlah kolom 8 pada Tabel 1 PREVALENSI (PER JUMLAH KEMATIAN AKIBAT 100.000 PENDUDUK) TB PARU KASUS BARU + KASUS LAMA KASUS LAMA 0 0 0 0 0 0 0.00 KEMATIAN PER 100.000 PENDUDUK 0.00 0.00 0 0 0 0.00 0.00 0.00 TABEL 10 A JUMLAH KASUS BARU TB DAN KEMATIAN PENDERITA TB MENURUT JENIS KELAMIN DAN KECAMATAN KOTA BLITAR TAHUN 2012 JUMLAH KASUS TB NO KABUPATEN/KOTA KECAMATAN NAMA PUSKESMAS 1 2 3 4 1 BLITAR SANANWETAN JUMLAH PENDUDUK KASUS BARU BT A - Ro + Dan EP KASUS BARU BTA + L P L+P L P L+P L P 5 6 7 = 5+6 8 9 10 = 8+9 11 12 CASE NOTIFICATION RATE (PER 100.000 PENDUDUK) TOTAL KASUS TB L+P L L+P P L 13 = 11+12 14 = 8+11 15 = 9+12 16 = 14+15 P 17 = (14/5) * 100000 L+P 18 = (15/6) 19 = (16/7) * 100000 * 100000 JUMLAH KEMATIAN PENDERITA TB L P L+P 20 21 22 = 20+21 SANANWETAN 23,658 24,187 47,845 30 15 0 0 45 0.00 0.00 94.05 0 2 0 SUKOREJO KARANGSARI 22,031 22,523 44,554 20 8 0 0 28 0.00 0.00 62.85 0 3 0 KEPANJENKIDUL KEPANJENKIDUL 20,845 21,311 42,155 10 7 0 0 17 0.00 0.00 40.33 0 44 107 0 0 151 137 0 0 241 RS 4 JUMLAH KABUPATEN/KOTA 66,533 68,021 134,554 Sumber: Data TB 03 Keterangan: Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja Puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS Jumlah kolom 7 = jumlah kolom 8 pada Tabel 1 0 0 104 0 0 #DIV/0! 0.00 #DIV/0! 0.00 #DIV/0! 179.11 0 0 TABEL 11 JUMLAH KASUS DAN ANGKA PENEMUAN KASUS TB PARU BTA+ MENURUT JENIS KELAMIN DAN KECAMATAN KOTA BLITAR TAHUN 2012 TB PARU NO KABUPATEN/KOTA KECAMATAN NAMA PUSKESMAS 1 2 3 4 1 BLITAR SANANWETAN JUMLAH PERKIRAAN KASUS BARU KLINIS BTA (+) ANGKA PENEMUAN KASUS (CDR) L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P 5 6 7 8 9 10 = 8+9 11 12 13 = 11+12 14 = (11/5) * 100 15 = (12/6) * 100 16 = (13/7) * 100 SANANWETAN 60 30 50.00 2 0 SUKOREJO KARANGSARI 52 20 38.46 3 0 KEPANJENKIDUL KEPANJENKIDUL 44 10 22.73 44 #DIV/0! RS 4 JUMLAH KABUPATEN/KOTA 0 0 156 0 Sumber: - ...... (disebutkan) Keterangan: Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja Puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS 0 0 0 0 104 #DIV/0! #DIV/0! 66.67 TABEL 11A JUMLAH SUSPEK DAN KASUS TB SERTA ANGKA PENEMUAN KASUS TB PARU BTA+ MENURUT JENIS KELAMIN DAN KECAMATAN KOTA BLITAR TAHUN 2012 TB PARU NO KABUPATEN/KOTA KECAMATAN NAMA PUSKESMAS 1 2 3 4 1 BLITAR SANANWETAN JUMLAH PERKIRAAN KASUS BARU SUSPEK BTA (+) ANGKA PENEMUAN KASUS (CDR) L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P 5 6 7 8 9 10 = 8+9 11 12 13 = 11+12 14 = (11/5) * 100 15 = (12/6) * 100 16 = (13/7) * 100 SANANWETAN 60 232 30 50.00 2 0 SUKOREJO KARANGSARI 52 269 20 38.46 3 0 KEPANJENKIDUL KEPANJENKIDUL 44 139 10 22.73 482 44 #DIV/0! RS 4 JUMLAH KABUPATEN/KOTA 0 0 0 0 0 0 Sumber: - ...... (disebutkan) Keterangan: Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja Puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS 0 0 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! TABEL 12 JUMLAH KASUS DAN KESEMBUHAN TB PARU BTA+ MENURUT JENIS KELAMIN DAN KECAMATAN KOTA BLITAR TAHUN 2012 TB PARU NO KABUPATEN/KOTA 1 1 2 BLITAR KECAMATAN 3 SANANWETAN NAMA PUSKESMAS 4 KESEMBUHAN BTA (+) DIOBATI L L P L+P JUMLAH JUMLAH JUMLAH 5 6 7 = 5+6 PENGOBATAN LENGKAP P JUMLAH % 8 9 = (8/5) * 100 L+P JUMLAH % 10 11 = (10/6) * 100 L JUMLAH % 12 13 = (12/7) * 100 ANGKA KESUKSESAN P JUMLAH % 14 15 = (14/5) * 100 (SUCCESS RATE/SR) L+P JUMLAH % 16 17 = (16/6) * 100 JUMLAH % 18 19 = (18/7) * 100 L P L+P 20 = 21 = 22 = ((8+14)/5 ((10+16)/ ((12+18)/ ) * 100 6) * 100 7) * 100 SANANWETAN 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 2 0 SUKOREJO KARANGSARI 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 3 0 KEPANJENKIDUL KEPANJENKIDUL 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 4 RS … (sebutkan) 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 5 RS … (sebutkan) 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! JUMLAH KABUPATEN/KOTA 0 0 Sumber: - ...... (disebutkan) Keterangan: Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja Puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS TABEL 13 PENEMUAN KASUS PNEUMONIA BALITA MENURUT JENIS KELAMIN DAN KECAMATAN KOTA BLITAR TAHUN 2012 PNEUMONIA PADA BALITA NO KABUPATEN/KOTA KECAMATAN JUMLAH BALITA NAMA PUSKESMAS L 1 1 2 BLITAR 3 SANANWETAN 4 P 5 6 PENDERITA DITEMUKAN DAN DITANGANI JUMLAH PERKIRAAN PENDERITA L+P L P 7 = 5+6 8 = 10% * 5 L L+P 9 = 10% * 10 = 10% * 6 7 P JUMLAH % 11 12 = (11/8) * 100 L+P JUMLAH % 13 14 = (13/9) * 100 JUMLAH % 15 16 = (15/10) * 100 SANANWETAN 4,604 0.00 0.00 460 69 14.99 2 0 SUKOREJO KARANGSARI 3,975 0.00 0.00 398 16 4.03 3 0 KEPANJENKIDUL KEPANJENKIDUL 3,125 0.00 0.00 313 52 16.64 0.00 0.00 0 339 #DIV/0! 0.00 0.00 1,170 476 40.67 Rumah Sakit 4 JUMLAH KABUPATEN/KOTA 0 0 11,704 Sumber: - ...... (disebutkan) Keterangan: Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja Puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! TABEL 14 JUMLAH KASUS BARU HIV, AIDS, DAN INFEKSI MENULAR SEKSUAL LAINNYA MENURUT JENIS KELAMIN DAN KECAMATAN KOTA BLITAR TAHUN 2012 JUMLAH KASUS BARU NO KABUPETN/KOTA KECAMATAN NAMA PUSKESMAS 1 2 3 4 1 BLITAR SANANWETAN HIV L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P 5 6 7 = 5+6 8 9 10 = 8+9 11 12 13 = 11+12 14 15 16 = 14+15 SANANWETAN 2 0 SUKOREJO KARANGSARI 3 0 KEPANJENKIDUL KEPANJENKIDUL 0 1 RS 4 JUMLAH KABUPATEN/KOTA JUMLAH KEMATIAN AKIBAT AIDS INFEKSI MENULAR SEKSUAL LAINNYA AIDS 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 Sumber: - ...... (disebutkan) Keterangan: Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja Puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS 0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 1 TABEL 15 PERSENTASE DONOR DARAH DISKRINING TERHADAP HIV MENURUT JENIS KELAMIN KOTA BLITAR TAHUN 2012 DONOR DARAH NO UNIT TRANSFUSI DARAH JUMLAH PENDONOR L 1 2 P 3 Sumber: - ...... (disebutkan) L L+P 4 5 = 3+4 1 JUMLAH KABUPATEN/KOTA SAMPEL DARAH DIPERIKSA JUMLAH % 6 7 = (6/3) * 100 0 0 0 0 #DIV/0! L+P JUMLAH % 8 9 = (8/4) * 100 #DIV/0! 0 POSITIF HIV P 0 L JUMLAH % 10 11 = (10/5) * 100 #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! P JUMLAH % 12 13 = (12/6) * 100 0 #DIV/0! L+P JUMLAH % 14 15 = (14/8) * 100 0 #DIV/0! JUMLAH % 16 17 = (16/10) * 100 0 #DIV/0! TABEL 16 KASUS DIARE YANG DITANGANI MENURUT JENIS KELAMIN DAN KECAMATAN KOTA BLITAR TAHUN 2012 DIARE NO KABUPATEN/KOTA KECAMATAN JUMLAH PENDUDUK NAMA PUSKESMAS L 1 1 2 BLITAR 3 SANANWETAN 4 5 P 6 DIARE DITANGANI JUMLAH PERKIRAAAN KASUS L+P L P L+P 7 = 5+6 8 = 10% * 411/1000 * 5 9 = 10% * 411/1000 * 6 10 = 10% * 411/1000 * 7 L P JUMLAH % 11 12 = (11/8) * 100 L+P JUMLAH % 13 14 = (13/9) * 100 JUMLAH % 15 = 11+13 16 = (15/10) * 100 SANANWETAN 23,658 24,187 47,845 1,966 601 30.56 2 0 SUKOREJO KARANGSARI 22,031 22,523 44,554 1,831 672 36.70 3 0 KEPANJENKIDUL KEPANJENKIDUL 20,845 21,311 42,155 1,733 598 34.51 4 JUMLAH KABUPATEN/KOTA Sumber: - ...... (disebutkan) RS 3,610 #DIV/0! 66,533 68,021 134,554 0 0 5,530 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 5,481 99.11 TABEL 17 JUMLAH KASUS BARU KUSTA MENURUT JENIS KELAMIN DAN KECAMATAN KOTA BLITAR TAHUN 2012 KASUS BARU NO KABUPATEN/KOTA KECAMATAN NAMA PUSKESMAS 1 2 3 4 1 BLITAR 0-14 TAHUN Multi Basiler (MB) / Kusta Basah ≥ 15 TAHUN L P L+P L P 5 6 7 = 5+6 8 9 JUMLAH L+P L P 0-14 TAHUN L+P L P 10 = 8+911 = 5+812 = 6+9 13 = 7+10 14 ≥ 15 TAHUN L+P 15 L SANANWETAN 0 0 0 0 0 0 0 SUKOREJO KARANGSARI 0 0 0 0 0 0 3 0 KEPANJENKIDUL KEPANJENKIDUL 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 JUMLAH KABUPATEN/KOTA RS 0 0 0 ANGKA PENEMUAN KASUS BARU (NCDR/NEW CASE DETECTION RATE ) PER 100.000 PENDUDUK Sumber: - ...... (disebutkan) 0 0 0 P 16 = 14+15 17 2 4 SANANWETAN Pausi Basiler (PB) / Kusta kering 0 L+P 18 PB + MB JUMLAH L P L+P L P L+P 19 = 17+18 20 = 14+1721 = 15+1822 = 16+1923 = 11+2024 = 12+2125 = 13+22 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0.00 1.60 0.78 TABEL 18 KASUS BARU KUSTA 0-14 TAHUN DAN CACAT TINGKAT 2 MENURUT JENIS KELAMIN DAN KECAMATAN KOTA BLITAR TAHUN 2012 KASUS BARU NO KABUPETAN/KOTA 1 1 KECAMATAN 2 BLITAR 3 L P L P L+P JUMLAH % JUMLAH 5 6 7 = 5+6 8 9 = (8/5) * 100 10 CACAT TINGKAT 2 L+P % 11 = (10/6) * 100 L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % 12 13 = (12/7) * 100 14 15 = (14/5) * 100 16 17 = (16/6) * 100 18 19 = (18/7) * 100 SANANWETAN 0 0 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0 2 0 SUKOREJO KARANGSARI 0 1 1 0 #DIV/0! 0 0.00 0 0.00 #DIV/0! 0.00 0 0.00 3 0 KEPANJENKIDUL KEPANJENKIDUL 0 0 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 0 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 1 1 0 #DIV/0! 0 0 0.00 #DIV/0! 0.00 0 0.00 4 JUMLAH KABUPATEN/KOTA Sumber: SANANWETAN PENDERITA KUSTA NAMA PUSKESMAS 4 PENDERITA KUSTA 0-14 TAHUN RS 0.00 #DIV/0! TABEL 19 JUMLAH KASUS DAN ANGKA PREVALENSI PENYAKIT KUSTA MENURUT JENIS KELAMIN DAN KECAMATAN KOTA BLITAR TAHUN 2012 KASUS TERCATAT NO KABUPATEN/KOTA 1 1 KECAMATAN 2 BLITAR PB NAMA PUSKESMAS 3 4 L+P L P L+P L P L+P 5 6 7 = 5+6 8 9 10 = 8+9 11 = 5+8 12 = 6+9 13 = 7+10 SANANWETAN 0 0 SUKOREJO KARANGSARI 0 3 0 KEPANJENKIDUL KEPANJENKIDUL RS JUMLAH KABUPATEN/KOTA ANGKA PREVALENSI PER 10.000 PENDUDUK Sumber: - ...... (disebutkan) 0 0 JUMLAH P 2 4 SANANWETAN MB L 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 1 0.15 0.00 0.08 TABEL 20 PERSENTASE PENDERITA KUSTA SELESAI BEROBAT MENURUT JENIS KELAMIN DAN KECAMATAN KOTA BLITAR TAHUN 2012 KUSTA (PB) NO KABUPATEN/KOTA 1 1 2 BLITAR PENDERITA PB NAMA PUSKESMAS KECAMATAN 3 2011 4 SANANWETAN KUSTA (MB) RFT PB L PENDERITA MB P L P L+P JUMLAH % JUMLAH 5 6 7 = 5+6 8 9 = (8/5) * 100 10 % 11 = (10/6) * 100 RFT MB 2010 L+P L % L P L+P JUMLAH % JUMLAH 12 13 = (12/7) * 100 14 15 16 = 14+15 17 18 = (17/14) * 100 19 SANANWETAN 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! 2 0 SUKOREJO KARANGSARI 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! 3 0 KEPANJENKIDUL KEPANJENKIDUL 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! RS 4 JUMLAH KABUPATEN/KOTA 0 Sumber: - ...... (disebutkan) Keterangan : Penderita PB tahun X - 1, Penderita MB tahun X - 2 X = tahun data. 0 0 0 P JUMLAH 1 1 0 L+P % 20 = (19/15) * 100 JUMLAH % 22 = (21/16) * 100 21 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! 1 0.00 #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! 3 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! 3 1 3 3 300.00 0 0.00 300.00 TABEL 21 JUMLAH KASUS PENYAKIT YANG DAPAT DICEGAH DENGAN IMUNISASI (PD3I) MENURUT JENIS KELAMIN DAN KECAMATAN KOTA BLITAR TAHUN 2012 JUMLAH KASUS PD3I NO KABUPATEN/KOTA KECAMATAN DIFTERI NAMA PUSKESMAS L 1 1 2 BLITAR 3 SANANWETAN 4 P 5 MENINGGAL L+P 6 TETANUS (NON NEONATORUM) PERTUSIS JUMLAH KASUS 7 = 5+6 8 L P 9 JUMLAH KASUS L+P 10 L 11 = 9+10 P 12 MENINGGAL L+P 13 TETANUS NEONATORUM 14 = 12+13 15 JUMLAH KASUS L P 16 MENINGGAL L+P 17 18 = 16+17 19 SANANWETAN 2 1 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 0 SUKOREJO KARANGSARI 3 1 4 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3 0 KEPANJENKIDUL KEPANJENKIDUL 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 6 2 8 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 JUMLAH KABUPATEN/KOTA CASE FATALITY RATE (%) Sumber: Bindang P2PL 0.00 0.00 0 0.00 TABEL 22 JUMLAH KASUS PENYAKIT YANG DAPAT DICEGAH DENGAN IMUNISASI (PD3I) MENURUT JENIS KELAMIN DAN KECAMATAN KOTA BLITAR TAHUN 2012 JUMLAH KASUS PD3I NO KABUPATEN/KOTA 1 1 2 BLITAR CAMPAK NAMA PUSKESMAS KECAMATAN 3 4 L P L+P 5 6 7 =5+6 MENINGGAL 8 HEPATITIS B HEPATITIS KLINIS L P L+P L P L+P L P L+P 9 10 11 = 9+10 12 13 14 = 12+13 15 16 17 = 15+16 SANANWETAN 26 17 43 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 0 SUKOREJO KARANGSARI 11 5 16 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3 0 KEPANJENKIDUL KEPANJENKIDUL 8 8 16 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 45 30 75 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 JUMLAH KABUPATEN/KOTA CASE FATALITY RATE (%) Sumber: Bindang P2PL SANANWETAN POLIO JUMLAH KASUS 0 0 0.00 TABEL 23 JUMLAH KASUS DBD MENURUT JENIS KELAMIN DAN KECAMATAN KOTA BLITAR TAHUN 2012 NO KABUPATEN/KOTA 1 1 2 BLITAR KECAMATAN 3 SANANWETAN NAMA PUSKESMAS 4 CFR (%) P L+P L P L+P L 5 6 7 = 5+6 8 9 10 = 8+9 P L+P 11 = (8/5) * 100 12 = (9/6) * 100 13 = (10/7) * 100 15 8 23 0 0 0 0.00 0.00 0.00 KARANGSARI 6 5 11 0 0 0 0.00 0.00 0.00 4 1 5 0 0 0 0.00 0.00 0.00 0 0 0 0.00 0.00 0.00 0 SUKOREJO 3 0 KEPANJENKIDUL KEPANJENKIDUL INCIDENCE RATE PER 100.000 PENDUDUK MENINGGAL L SANANWETAN 2 JUMLAH KABUPATEN/KOTA DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) JUMLAH KASUS 25 14 39 37.58 22.43 30.24 Sumber: - ...... (disebutkan) Keterangan: Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja Puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS TABEL 24 KESAKITAN DAN KEMATIAN AKIBAT MALARIA MENURUT JENIS KELAMIN DAN KECAMATAN KOTA BLITAR TAHUN 2012 MALARIA PENDERITA NO KABUPATEN/KOTA KECAMATAN NAMA PUSKESMAS TANPA PEMERIKSAAN SEDIAAN DARAH L 1 1 2 BLITAR 3 SANANWETAN 4 P 5 L+P 6 L 7 = 5+6 MENINGGAL DENGAN PEMERIKSAAN SEDIAAN DARAH (positif) P 8 L+P 9 L 10 = 8+9 11 CFR P L+P L 12 13 = 11+12 14 = 11/(5+8) * 100 P L+P 15 = 16 = 12/(6+9) * 13/(7+10) * 100 100 SANANWETAN 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 2 0 SUKOREJO KARANGSARI 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 3 0 KEPANJENKIDUL KEPANJENKIDUL 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! JUMLAH KABUPATEN/KOTA ANGKA KESAKITAN (API) PER 1.000 PENDUDUK Sumber: - ...... (disebutkan) Tidak ada kasus 0 0 0 0 0 0 0.00 0.00 0.00 0 0 TABEL 24A KESAKITAN DAN KEMATIAN AKIBAT MALARIA MENURUT JENIS KELAMIN DAN KECAMATAN KOTA BLITAR TAHUN 2012 MALARIA NO KABUPATEN/KOTA KECAMATAN NAMA PUSKESMAS PENDUDUK BERESIKO 1 2 3 4 5 1 BLITAR SANANWETAN PENDERITA MENINGGAL DENGAN PEMERIKSAAN SEDIAAN DARAH (positif) CFR L P L+P L P L+P 6 7 8=6+7 9 10 11=9+10 L P API L+P 12=9/6*100 13 = 10/7 14=11/8*1 15=8/5*10 * 100 00 00 SANANWETAN 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 2 0 SUKOREJO KARANGSARI 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 3 0 KEPANJENKIDUL KEPANJENKIDUL 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! JUMLAH KABUPATEN/KOTA Sumber: - ...... (disebutkan) Tidak ada Kasus 0 0 0 0 0 0 TABEL 25 PENDERITA FILARIASIS DITANGANI MENURUT JENIS KELAMIN DAN KECAMATAN KOTA BLITAR TAHUN 2012 PENDERITA FILARIASIS NO KABUPATEN/KOTA KECAMATAN NAMA PUSKESMAS 1 2 3 4 1 BLITAR JUMLAH SELURUH KASUS L P L+P L P L+P 5 6 7 = 5+6 8 9 10 = 8+9 SANANWETAN 0 0 2 0 SUKOREJO KARANGSARI 0 0 3 0 KEPANJENKIDUL KEPANJENKIDUL 0 0 JUMLAH KABUPATEN/KOTA SANANWETAN KASUS BARU DITEMUKAN 0 ANGKA KESAKITAN PER 100.000 PENDUDUK (KAB/KOTA) Sumber: - ...... (disebutkan) Tidak ada kasus 0 0 0 0 0 0 0 0.00 0.00 0.00 TABEL 26 BAYI BERAT BADAN LAHIR RENDAH MENURUT JENIS KELAMIN DAN KECAMATAN KOTA BLITAR TAHUN 2012 NO KABUPATEN/KOTA 1 1 2 BLITAR KECAMATAN 3 SANANWETAN NAMA PUSKESMAS 4 BAYI BARU LAHIR DITIMBANG JUMLAH LAHIR HIDUP L BBLR P L+P L P L+P L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % 5 6 7 = 5+6 8 9 = (8/5) * 100 10 11 = (10/6) * 100 12 13 = (12/7) * 100 14 15 = (14/8) * 100 16 17 = (16/10) * 100 18 19 = (18/12) * 100 SANANWETAN 395 361 756 395 100.00 361 100.00 756 100.00 17 4.30 23 6.37 40 5.29 2 0 SUKOREJO KARANGSARI 345 353 698 345 100.00 353 100.00 698 100.00 25 7.25 25 7.08 50 7.16 3 0 KEPANJENKIDUL KEPANJENKIDUL 308 301 609 308 100.00 301 100.00 609 100.00 14 4.55 16 5.32 30 4.93 1,048 1,015 2,063 1,048 100.00 1,015 100.00 2,063 100.00 56 5.34 64 6.31 120 5.82 JUMLAH KABUPATEN/KOTA Sumber: Bidang Peningkatan TABEL 27 STATUS GIZI BALITA MENURUT JENIS KELAMIN DAN KECAMATAN KOTA BLITAR TAHUN 2012 BALITA NO KABUPATEN/KOTA 1 1 2 BLITAR KECAMATAN 3 SANANWETAN NAMA PUSKESMAS 4 P L+P L P L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH 5 6 7 = 5+6 8 9 = (8/5) * 100 10 11 = (10/6) * 100 12 = 8+10 13 = (12/7) * 100 14 15 = (14/5) * 100 16 GIZI KURANG (BERAT BADAN KURANG) L+P % JUMLAH L % 17 = (16/6) 19 = (18/7) 18 = 14+16 * 100 * 100 P GIZI BURUK (BERAT BADAN SANGAT KURANG) L+P L P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH 20 21 = (20/5) * 100 22 23 = (22/6) * 100 24 = 20+22 25 = (24/7) * 100 26 27 = (26/5) * 100 28 L+P % JUMLAH % 29 = (28/6) 31 = (30/7) 30 = 26+28 * 100 * 100 2,629 #DIV/0! #DIV/0! 53 2.02 #DIV/0! #DIV/0! 2,476 94.18 #DIV/0! #DIV/0! 82 3.12 #DIV/0! #DIV/0! 18 0.68 2,524 #DIV/0! #DIV/0! 66 2.61 #DIV/0! #DIV/0! 2,292 90.81 #DIV/0! #DIV/0! 143 5.67 #DIV/0! #DIV/0! 23 0.91 2,227 #DIV/0! #DIV/0! 48 2.16 #DIV/0! #DIV/0! 2,109 94.70 #DIV/0! #DIV/0! 65 2.92 #DIV/0! #DIV/0! 5 0.22 #DIV/0! 167 2.26 #DIV/0! 6,877 93.18 #DIV/0! 290 3.93 #DIV/0! 46 0.62 3 0 KEPANJENKIDUL KEPANJENKIDUL Bidang Peningkatan L GIZI BAIK (BERAT BADAN NORMAL) KARANGSARI 0 SUKOREJO Sumber: GIZI LEBIH (BERAT BADAN LEBIH) SANANWETAN 2 JUMLAH KABUPATEN/KOTA BALITA DITIMBANG 0 0 7,380 0 #DIV/0! 0 0 #DIV/0! 0 0 #DIV/0! 0 0 #DIV/0! 0 TABEL 28 CAKUPAN KUNJUNGAN IBU HAMIL, PERSALINAN DITOLONG TENAGA KESEHATAN, DAN PELAYANAN KESEHATAN IBU NIFAS MENURUT KECAMATAN KOTA BLITAR TAHUN 2012 IBU HAMIL NO KABUPATEN/KOTA 1 1 2 BLITAR KECAMATAN 3 SANANWETAN NAMA PUSKESMAS 4 JUMLAH 5 K1 % 6 7 = (6/5) * 100 IBU BERSALIN K4 % 8 9 = (8/5) * 100 JUMLAH 10 IBU NIFAS DITOLONG NAKES % 11 12 = (11/10) * 100 JUMLAH 13 MENDAPAT YANKES % 14 15 = (14/13) * 100 SANANWETAN 970 761 78.45 675 69.59 926 755 81.53 926 696 75.16 2 0 SUKOREJO KARANGSARI 918 666 72.55 657 71.57 876 703 80.25 876 703 80.25 3 0 KEPANJENKIDUL KEPANJENKIDUL 741 676 91.23 601 81.11 707 611 86.42 707 597 84.44 2,103 79.99 1,933 73.53 2,509 2,069 82.46 2,509 1,996 79.55 JUMLAH KABUPATEN/KOTA Sumber: - ...... (disebutkan) *Data Sasaran 2,629 IBU HAMIL IBU BERSALIN / NIFAS 8,316 7,636 14,430 13,249 11,332 10,405 34,078 31,290 TABEL 29 PERSENTASE CAKUPAN IMUNISASI TT PADA IBU HAMIL MENURUT KECAMATAN KOTA BLITAR TAHUN 2012 NO KABUPATEN/KOTA 1 2 1 BLITAR KECAMATAN 3 SANANWETAN NAMA PUSKESMAS JUMLAH IBU HAMIL 4 5 IMUNISASI TETANUS TOKSOID PADA IBU HAMIL TT-1 TT-2 TT-3 TT-4 TT-5 TT2+ JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % 6 7 = (6/5) * 100 8 9 = (8/5) * 100 10 11 = (10/5) * 100 12 13 = (12/5) * 100 14 15 = (14/5) * 100 16 17 = (16/5) * 100 SANANWETAN 970 2 0.21 4 0.41 11 1.13 28 2.89 11 1.13 54 5.57 2 0 SUKOREJO KARANGSARI 918 0 0.00 0 0.00 1 0.11 25 2.72 63 6.86 89 9.69 3 0 KEPANJENKIDUL KEPANJENKIDUL 741 2 0.27 0 0.00 0 0.00 2 0.27 6 0.81 8 1.08 2,629 4 0.15 4 0.15 12 0.46 55 2.09 80 3.04 151 5.74 JUMLAH KABUPATEN/KOTA Sumber: - ...... (disebutkan) *Data Sasaran 0 0 TABEL 30 JUMLAH IBU HAMIL YANG MENDAPATKAN TABLET FE1 DAN FE3 MENURUT KECAMATAN KOTA BLITAR TAHUN 2012 FE1 (30 TABLET) FE3 (90 TABLET) NO KABUPATEN/KOTA KECAMATAN PUSKESMAS JUMLAH IBU HAMIL JUMLAH % JUMLAH % 1 2 3 4 5 6 7 = (6/5) * 100 8 9 = (8/5) * 100 1 BLITAR SANANWETAN SANANWETAN 970 761 78.45 675 69.59 2 0 SUKOREJO KARANGSARI 918 645 70.26 657 71.57 3 0 KEPANJENKIDUL KEPANJENKIDUL 741 656 88.53 589 79.49 2,629 2,062 78.43 1,921 73.07 JUMLAH KABUPATEN/KOTA Sumber: Bidang Peningkatan *Data Sasaran TABEL 31 JUMLAH DAN PERSENTASE KOMPLIKASI KEBIDANAN DAN NEONATAL RISIKO TINGGI/KOMPLIKASI DITANGANI MENURUT JENIS KELAMIN DAN KECAMATAN KOTA BLITAR TAHUN 2012 NO KABUPATEN/KOTA KECAMATAN NAMA PUSKESMAS 1 2 3 4 1 BLITAR 5 6 = 20% * 5 NEONATAL RISTI/KOMPLIKASI DITANGANI KOMPLIKASI KEBIDANAN DITANGANI SASARAN BAYI 15% SASARAN BAYI S % L P L+P 7 8 = (7/6) * 100 9 10 11 = 9+10 L P L L+P 12 = 15% 13 = 15% * 14 = 15% * *9 10 11 P 20% JUMLAH IBU HAMIL L+P S % S % S % 15 16 = (15/12) * 100 17 18 = (17/13) * 100 19 20 = (19/14) * 100 970 194 158 81.44 449 486 935 67 73 140 66 98.00 67 91.91 133 0 SUKOREJO KARANGSARI 918 184 137 74.62 432 373 805 65 56 121 33 50.93 52 92.94 85 70.39 2886 3 0 KEPANJENKIDUL KEPANJENKIDUL 741 148 122 82.32 314 298 612 47 45 92 45 95.54 44 98.43 89 96.95 2266.4 2,629 526 417 79.31 1,195 1,157 2,352 179 174 353 144 80.33 163 93.92 307 87.02 6,816 Sumber: - ...... (disebutkan) *Data Sasaran 94.83 1663.2 SANANWETAN 2 JUMLAH KABUPATEN/KOTA SANANWETAN 20% JUMLAH IBU JUMLAH IBU HAMIL HAMIL JUMLAH BAYI 15% JUMLAH BAYI 7,560 1,134 13,118 1,968 10,302 1,545 30,980 4,647 TABEL 32 CAKUPAN PEMBERIAN VITAMIN A PADA BAYI, ANAK BALITA, DAN IBU NIFAS MENURUT JENIS KELAMIN DAN KECAMATAN KOTA BLITAR TAHUN 2012 BAYI NO KABUPATEN/KOTA 1 2 1 BLITAR KECAMATAN 3 L P L P L+P S % S 5 6 7 = 5+6 8 9 = (8/5) * 100 10 L+P % S % 11 = (10/6) 13 = (12/7) * 12 =8+10 * 100 100 IBU NIFAS MENDAPAT VIT A 2X JUMLAH L MENDAPAT P JUMLAH L+P L P L+P S % S % S % 14 15 16 =14+15 17 18 = (17/14) * 100 19 20 = (19/15) * 100 21 =17+19 22 = (21/16) * 100 % 24 25 = (24/23) * 100 SANANWETAN 449 486 725 0.0 0.0 728 100.41 1,853 1,671 3,524 0 2,759 78.29 926 646 0 SUKOREJO KARANGSARI 432 373 672 0.0 0.0 639 95.09 1,614 1,430 3,044 0 0 2,573 84.53 876 691 78.88 3 0 KEPANJENKIDUL KEPANJENKIDUL 314 298 637 0.0 0.0 632 99.22 1,468 1,316 2,784 0 0 2,437 87.54 707 585 82.74 1,195 1,157 2,034 0.0 1,999 98.28 4,935 4,417 9,352 0 7,769 83.07 2,509 1,922 76.60 Sumber: - ...... (disebutkan) *Data Sasaran 0 0.0 0 0 0 23 VIT A S 2 JUMLAH KABUPATEN/KOTA SANANWETAN 4 ANAK BALITA (1-4 TAHUN) BAYI 6-11 BULAN MENDAPAT VIT A JUMLAH NAMA PUSKESMAS 0 0 69.76 TABEL 33 PROPORSI PESERTA KB AKTIF MENURUT JENIS KONTRASEPSI MENURUT KECAMATAN KOTA BLITAR TAHUN 2012 PESERTA KB AKTIF NO KABUPATEN/KOTA 1 2 1 BLITAR KECAMATAN 3 SANANWETAN NAMA PUSKESMAS 4 NON MKJP MKJP IUD % MOP % MOW % IM PLAN 5 6 = (5/27) * 100 7 8 = (7/27) * 100 9 10 = (9/27) * 100 11 % JUMLAH 13 = 12 = (11/27) 5+7+9+1 * 100 1 % SUNTIK % PIL % KON DOM % OBAT VAGINA % LAIN NYA % 14 = (13/27) * 100 15 16 = (15/27) * 100 17 18 = (17/27) * 100 19 20 = (19/27) * 100 21 22 = (21/27) * 100 23 24 = (23/27) * 100 JUMLAH % 25 = 26 = (25/27) 15+17+19 * 100 +21+23 MKJP + NON MKJP % MKJP + NON MKJP 27 = 13+25 28 = 14+26 SANANWETAN 1,036 17.39 29 0.49 71 1.19 265 4.45 1,401 23.52 2,912 48.88 1,486 24.95 158 2.65 0 0.00 0 0.00 4,556 76.48 5,957 100.0 KARANGSARI 2,225 31.48 8 0.11 240 3.40 936 13.24 3,409 48.22 2,125 30.06 1,216 17.20 319 4.51 0 0.00 0 0.00 3,660 51.78 7,069 100.0 2,069 31.87 19 0.29 240 3.70 519 8.00 2,847 43.86 2,343 36.10 1,087 16.75 214 3.30 0 0.00 0 0.00 3,644 56.14 6,491 100.0 5,330 27.31 56 0.29 551 2.82 1,720 8.81 7,657 39.23 7,380 37.81 3,789 19.41 691 3.54 0 0.00 0 0.00 11,860 60.77 19,517 100.0 2 0 SUKOREJO 3 0 KEPANJENKIDUL KEPANJENKIDUL JUMLAH KABUPATEN/KOTA Sumber: Bidang Peningkatan Keterangan: MKJP = Metode Kontrasepsi Jangka Panjang TABEL 34 PROPORSI PESERTA KB BARU MENURUT JENIS KONTRASEPSI MENURUT KECAMATAN KOTA BLITAR TAHUN 2012 PESERTA KB BARU NO KABUPATEN/KOTA 1 2 1 BLITAR KECAMATAN NAMA PUSKESMAS 3 SANANWETAN 4 NON MKJP MKJP IUD % MOP % MOW % IMPLAN % 5 6 = (5/27) * 100 7 8 = (7/27) * 100 9 10 = (9/27) * 100 11 12 = (11/27) * 100 JUMLAH % 13 = 14 = (13/27) 5+7+9+1 * 100 1 SUNTIK % PIL % KONDOM % OBAT VAGINA % LAIN NYA % JUMLAH 15 16 = (15/27) * 100 17 18 = (17/27) * 100 19 20 = (19/27) * 100 21 22 = (21/27) * 100 23 24 = (23/27) * 100 25 = 15+17+19 +21+23 % MKJP + NON MKJP % MKJP + NON MKJP 26 = (25/27) * 27 = 13+25 28 = 14+26 100 SANANWETAN 218 22.38 3 0.31 19 1.95 81 8.32 321 32.96 311 31.93 284 29.16 58 5.95 0 0.00 0 0.00 653 67.04 974 100.00 2 0 SUKOREJO KARANGSARI 188 30.82 0 0.00 4 0.66 162 26.56 354 58.03 121 19.84 75 12.30 60 9.84 0 0.00 0 0.00 256 41.97 610 100.00 3 0 KEPANJENKIDUL KEPANJENKIDUL 249 35.07 2 0.28 2 0.28 64 9.01 317 44.65 233 32.82 132 18.59 28 3.94 0 0.00 0 0.00 393 55.35 710 100.00 655 28.55 5 0.22 25 1.09 307 13.38 992 43.24 665 28.99 491 21.40 146 6.36 0 0.00 0 0.00 1,302 56.76 2,294 100.00 JUMLAH KABUPATEN/KOTA Sumber: Bidang Peningkatan Keterangan: MKJP = Metode Kontrasepsi Jangka Panjang TABEL 35 JUMLAH PESERTA KB BARU DAN KB AKTIF MENURUT KECAMATAN KOTA BLITAR TAHUN 2012 NO KABUPATEN/KOTA KECAMATAN NAMA PUSKESMAS JUMLAH PUS 1 2 3 4 5 1 BLITAR SANANWETAN PESERTA KB AKTIF PESERTA KB BARU JUMLAH % JUMLAH % 6 7 = (6/5) * 100 8 9 = (8/5) * 100 SANANWETAN 9,401 974 10.36 5,957 63.37 2 0 SUKOREJO KARANGSARI 7,766 610 7.85 7,069 91.02 3 0 KEPANJENKIDUL KEPANJENKIDUL 6,891 710 10.30 6,491 94.20 24,058 2,294 9.54 19,517 81.12 JUMLAH KABUPATEN/KOTA Sumber: Bidang Peningkatan TABEL 36 CAKUPAN KUNJUNGAN NEONATUS MENURUT JENIS KELAMIN DAN KECAMATAN KOTA BLITAR TAHUN 2012 NO KABUPATEN/KOTA 1 1 2 BLITAR KECAMATAN 3 SANANWETAN 4 KUNJUNGAN NEONATUS 1 KALI (KN1) JUMLAH BAYI NAMA PUSKESMAS L P KUNJUNGAN NEONATUS 3 KALI (KN LENGKAP) L+P L P L+P L P L +P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % 5 6 7 = 5+6 8 9 = (8/5) * 100 10 11 = (10/6) * 100 12 13 = (12/7) * 100 14 15 = (14/5) * 100 16 17 = (16/6) * 100 18 19 = (18/7) * 100 SANANWETAN 449 486 935 384 85.52 364 74.90 748 80.00 359 79.96 332 68.31 691 73.90 2 0 SUKOREJO KARANGSARI 432 373 805 346 80.09 349 93.57 695 86.34 293 67.82 298 79.89 591 73.42 3 0 KEPANJENKIDUL KEPANJENKIDUL 314 298 612 304 96.82 291 97.65 595 97.22 279 88.85 278 93.29 557 91.01 1,195 1,157 2,352 1,034 86.53 1,004 86.78 2,038 86.65 931 77.91 908 78.48 1,839 78.19 JUMLAH KABUPATEN/KOTA Sumber: Bidang Peningkatan *Data Sasaran JUMLAH BAYI 7,560 13,118 10,302 30,980 TABEL 37 CAKUPAN KUNJUNGAN BAYI MENURUT JENIS KELAMIN DAN KECAMATAN KOTA BLITAR TAHUN 2012 NO KABUPATEN/KOTA 1 1 2 BLITAR KECAMATAN 3 SANANWETAN 4 KUNJUNGAN BAYI (MINIMAL 4 KALI) JUMLAH BAYI NAMA PUSKESMAS L P L+P JUMLAH BAYI L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % 5 6 7 = 5+6 8 9 = (8/5) * 100 10 11 = (10/6) * 100 12 13 = (12/7) * 100 SANANWETAN 449 486 935 259 57.68 274 56.38 533 57.01 7,560 2 0 SUKOREJO KARANGSARI 432 373 805 282 65.28 328 87.94 610 75.78 13,118 3 0 KEPANJENKIDUL KEPANJENKIDUL 314 298 612 290 92.36 221 74.16 511 83.50 10,302 1,195 1,157 2,352 831 69.54 823 71.13 1,654 70.32 30,980 JUMLAH PROVINSI 1351 Sumber: - ...... (disebutkan) *Data Sasaran TABEL 38 CAKUPAN DESA/KELURAHAN UCI MENURUT KECAMATAN KOTA BLITAR TAHUN 2012 NO KABUPATEN/KOTA KECAMATAN NAMA PUSKESMAS JUMLAH DESA/KEL DESA/KEL UCI % DESA/KEL UCI 1 2 3 4 5 6 7 = (6/5) * 100 1 BLITAR SANANWETAN SANANWETAN 7 7 100.00 2 0 SUKOREJO KARANGSARI 7 7 100.00 3 0 KEPANJENKIDUL KEPANJENKIDUL 7 6 85.71 21 20 95.24 JUMLAH KABUPATEN/KOTA Sumber: Bidang P2PL TABEL 39 CAKUPAN IMUNISASI DPT, HB, DAN CAMPAK PADA BAYI MENURUT JENIS KELAMIN DAN KECAMATAN KOTA BLITAR TAHUN 2012 BAYI DIIMUNISASI NO KABUPATEN/KOTA KECAMATAN JUMLAH BAYI NAMA PUSKESMAS L L 1 2 1 BLITAR 3 SANANWETAN 4 7 = 5+6 % 8 9 = (8/5) * 100 JUMLAH L+P % 11 = (10/6) * 100 10 JUMLAH 12 = 8+10 L % 13 = (12/7) * 100 JUMLAH P % 15 = (14/5) * 100 14 JUMLAH 16 L+P L % JUMLAH % 17 = (16/6) * 100 18 = 14+16 19 = (18/7) * 100 JUMLAH P % 21 = (20/5) * 100 20 JUMLAH 22 L+P % JUMLAH % 23 = (22/6) * 100 24 = 20+22 25 = (24/7) * 100 L P L+P 26 = (820) / 8 * 100 27 = (1022) / 10 * 100 28 = 26+27 935 525 116.93 436 89.71 961 102.78 487 108.46 393 80.86 880 94.12 479 106.68 377 77.57 856 91.55 8.76 13.53 10.93 KARANGSARI 432 373 805 421 97.45 440 117.96 861 106.96 399 92.36 439 117.69 838 104.10 375 86.81 390 104.56 765 95.03 10.93 11.36 11.15 314 298 612 369 117.52 389 130.54 758 123.86 344 109.55 375 125.84 719 117.48 297 94.59 315 105.70 612 100.00 19.51 19.02 19.26 1,195 1,157 2,352 1,315 110.04 1,265 109.33 2,580 109.69 1,230 102.93 1,207 104.32 2,437 103.61 1,151 96.32 1,082 93.52 2,233 94.94 12.47 14.47 13.45 0 KEPANJENKIDUL KEPANJENKIDUL *Data Sasaran 6 P JUMLAH 486 3 Bidang P2PL 5 L+P DO RATE (%) CAMPAK 449 0 SUKOREJO Sumber: P DPT3+HB3 SANANWETAN 2 JUMLAH KABUPATEN/KOTA DPT1+HB1 TABEL 40 CAKUPAN IMUNISASI BCG DAN POLIO PADA BAYI MENURUT JENIS KELAMIN DAN KECAMATAN KOTA BLITAR TAHUN 2012 BAYI DIIMUNISASI NO KABUPATEN/KOTA 1 2 1 BLITAR KECAMATAN 3 SANANWETAN 4 L+P L P L+P L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % 5 6 7 = 5+6 8 9 = (8/5) * 100 10 11 = (10/6) * 100 12 = 8+10 13 = (12/7) * 100 14 15 = (14/5) * 100 16 17 = (16/6) * 100 18 = 14+16 19 = (18/7) * 100 935 490 109.13 457 94.03 947 101.28 505 112.47 406 83.54 911 97.43 KARANGSARI 432 373 805 409 94.68 452 121.18 861 106.96 417 96.53 449 120.38 866 107.58 314 298 612 411 130.89 436 146.31 847 138.40 351 111.78 378 126.85 729 119.12 1,195 1,157 2,352 1,310 109.62 1,345 116.25 2,655 112.88 1,273 106.53 1,233 106.57 2,506 106.55 0 KEPANJENKIDUL KEPANJENKIDUL *Data Sasaran POLIO3 P 486 3 - ...... (disebutkan) L 449 0 SUKOREJO Sumber: BCG SANANWETAN 2 JUMLAH KABUPATEN/KOTA JUMLAH BAYI NAMA PUSKESMAS TABEL 41 JUMLAH BAYI YANG DIBERI ASI EKSKLUSIF MENURUT JENIS KELAMIN DAN KECAMATAN KOTA BLITAR TAHUN 2012 NO KABUPATEN/KOTA 1 2 1 BLITAR KECAMATAN 3 SANANWETAN NAMA PUSKESMAS 4 JUMLAH BAYI YANG DIBERI ASI EKSKLUSIF JUMLAH BAYI (YANG DIPERIKSA) L P L+P L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % 5 6 7 = 5+6 8 9 = (8/5) * 100 10 11 = (10/6) * 100 12 13 = (12/7) * 100 SANANWETAN 749 #DIV/0! #DIV/0! 460 61.42 2 0 SUKOREJO KARANGSARI 821 #DIV/0! #DIV/0! 697 84.90 3 0 KEPANJENKIDUL KEPANJENKIDUL 315 #DIV/0! #DIV/0! 240 76.19 #DIV/0! 1,397 74.11 JUMLAH KABUPATEN/KOTA Sumber: - ...... (disebutkan) 0 0 1,885 0 #DIV/0! 0 TABEL 42 PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI ANAK USIA 6-23 BULAN KELUARGA MISKIN MENURUT JENIS KELAMIN DAN KECAMATAN KOTA BLITAR TAHUN 2012 NO KABUPATEN/KOTA 1 2 1 BLITAR KECAMATAN 3 SANANWETAN NAMA PUSKESMAS 4 ANAK 6-23 BULAN DARI KELUARGA MISKIN MENDAPAT MP-ASI L L P 5 L+P 6 7 = 5+6 P 8 % L+P L P L+P 11 = (8/5) * 12 = (9/6) * 13 = (10/7) 10 = 8+9 100 100 * 100 9 SANANWETAN 260 260 #DIV/0! #DIV/0! 100.00 2 0 SUKOREJO KARANGSARI 246 175 #DIV/0! #DIV/0! 71.14 3 0 KEPANJENKIDUL KEPANJENKIDUL 152 152 #DIV/0! #DIV/0! 100.00 587 #DIV/0! #DIV/0! 89.21 JUMLAH KABUPATEN/KOTA Sumber: Bidang Peningkatan 0 0 658 0 0 TABEL 43 CAKUPAN PELAYANAN ANAK BALITA MENURUT JENIS KELAMIN DAN KECAMATAN KOTA BLITAR TAHUN 2012 ANAK BALITA (12-59 BULAN) NO KABUPATEN/KOTA 1 1 2 BLITAR KECAMATAN 3 SANANWETAN 4 MENDAPAT PELAYANAN KESEHATAN JUMLAH NAMA PUSKESMAS L P L+P L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % 5 6 7 = 5+6 8 9 = (8/5) * 100 10 11 = (10/6) * 100 12 = 8+10 13 = (12/7) * 100 SANANWETAN 1,853 1,671 3,524 848 45.76 767 45.90 1,615 45.83 2 0 SUKOREJO KARANGSARI 1,614 1,430 3,044 759 47.03 813 56.85 1,572 51.64 3 0 KEPANJENKIDUL KEPANJENKIDUL 1,468 1,316 2,784 725 49.39 705 53.57 1,430 51.36 4,935 4,417 9,352 2,332 47.25 2,285 51.73 4,617 49.37 JUMLAH KABUPATEN/KOTA Sumber: - ...... (disebutkan) *Data Sasaran JUMLAH BALITA 29,407 50,545 40,136 120,088 TABEL 44 JUMLAH BALITA DITIMBANG MENURUT JENIS KELAMIN DAN KECAMATAN KOTA BLITAR TAHUN 2012 BALITA NO KABUPATEN/KOTA 1 1 KECAMATAN 2 3 BLITAR SANANWETAN NAMA PUSKESMAS 4 *Data Sasaran L P L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH 5 6 7 = 5+6 8 9 = (8/5) * 100 10 11 = (10/6) * 100 12 = 8+10 13 = (12/7) * 100 14 15 = (14/8) * 100 16 BGM L+P % 17 = (16/10) * 100 JUMLAH 18 = 14+16 L % 19 = (18/12) * 100 P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % 20 21 = (20/8) * 100 22 23 = (22/10) * 100 24 = 20+22 25 = (24/12) * 100 4,604 #DIV/0! #DIV/0! 2,629 57.10 #DIV/0! #DIV/0! 1,661 73.99 #DIV/0! #DIV/0! 18 0.68 KARANGSARI 0 0 3,975 #DIV/0! #DIV/0! 2,524 63.50 #DIV/0! #DIV/0! 1,607 74.40 #DIV/0! #DIV/0! 23 0.91 0 0 3,125 #DIV/0! #DIV/0! 2,227 71.26 #DIV/0! #DIV/0! 1,760 87.56 #DIV/0! #DIV/0! 5 0.22 #REF! #REF! 11,704 #REF! 7,380 63.06 #DIV/0! 5,028 78.38 #DIV/0! 46 0.62 0 KEPANJENKIDUL KEPANJENKIDUL Catatan L+P 0 3 Bidang Peningkatan P 0 0 SUKOREJO Sumber: L SANANWETAN 2 JUMLAH KABUPATEN/KOTA BB NAIK DITIMBANG BALITA YANG ADA : Pembagi BB Naik adalah D ' bukan jmlah bayi ditimbang 0 #REF! 0 0 #DIV/0! 0 0 #DIV/0! 0 JUMLAH BALITA 36,153 63,660 50,438 150,251 TABEL 45 CAKUPAN BALITA GIZI BURUK YANG MENDAPAT PERAWATAN MENURUT JENIS KELAMIN DAN KECAMATAN KOTA BLITAR TAHUN 2012 BALITA GIZI BURUK NO KABUPATEN/KOTA KECAMATAN NAMA PUSKESMAS L 1 2 1 BLITAR 3 SANANWETAN 4 MENDAPAT PERAWATAN JUMLAH (KASUS) P 5 L L+P 6 7 = 5+6 P S % S 8 9 = (8/5) * 100 L+P % S % 11 = (10/6) 13 = (12/7) 12 = 8+10 * 100 * 100 10 SANANWETAN 0 0 0 0 0.0 0 0.0 0 0.00 2 0 SUKOREJO KARANGSARI 0 0 0 0 0.0 0 0.0 0 0.00 3 0 KEPANJENKIDUL KEPANJENKIDUL 0 0 0 0 0.0 0 0.0 0 0.00 0 0 0 0 0.0 0 0.0 0 0.00 JUMLAH KABUPATEN/KOTA Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota Bidang Peningkatan TABEL 46 CAKUPAN PENJARINGAN KESEHATAN SISWA SD & SETINGKAT MENURUT JENIS KELAMIN DAN KECAMATAN KOTA BLITAR TAHUN 2012 MURID KELAS 1 SD DAN SETINGKAT NO KABUPATEN/KOTA 1 1 2 BLITAR KECAMATAN 3 SANANWETAN 4 MENDAPAT PENJARINGAN KESEHATAN JUMLAH NAMA PUSKESMAS L P L+P L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % 5 6 7 = 5+6 8 9 = (8/5) * 100 10 11 = (10/6) * 100 12 = 8+10 13 = (12/7) * 100 SANANWETAN 625 558 1,183 625 100.00 558 100.00 1,183 100.00 2 0 SUKOREJO KARANGSARI 528 426 715.0 528 100.00 426 100.00 954 133.43 3 0 KEPANJENKIDUL KEPANJENKIDUL 429 393 822 429 100.00 393 100.00 822 100.00 1,582 1,377 2,720 1,582 100.00 1,377 100.00 2,959 108.79 JUMLAH KABUPATEN/KOTA CAKUPAN PENJARINGAN KESEHATAN SISWA SD & SETINGKAT Sumber: Bidang Peningkatan 100.00 100.00 108.79 TABEL 47 CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN SISWA SD DAN SETINGKAT MENURUT JENIS KELAMIN DAN KECAMATAN KOTA BLITAR TAHUN 2012 MURID SD DAN SETINGKAT NO KABUPATEN/KOTA 1 1 2 BLITAR KECAMATAN 3 SANANWETAN 4 MENDAPAT PELAYANAN KESEHATAN JUMLAH NAMA PUSKESMAS L P L+P L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH 5 6 7 = 5+6 8 9 = (8/5) * 100 10 11 = (10/6) * 100 12 SANANWETAN 3,664 3,473 7,137 2,602 71.02 2,312 66.57 4,914 2 0 SUKOREJO KARANGSARI 2,792 2,596 5,388 2,220 79.51 1,810 69.72 4,030 3 0 KEPANJENKIDUL KEPANJENKIDUL 2,138 1,842 3,980 1,448 67.73 1,325 71.93 2,773 8,594 7,911 16,505 6,270 72.96 5,447 68.85 11,717 JUMLAH KABUPATEN/KOTA Sumber: - ...... (disebutkan) AMATAN GKAT ENDAPAT PELAYANAN KESEHATAN L+P % 13 = (12/7) * 100 68.85 74.80 69.67 70.99 TABEL 48 CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN PRA LANSIA DAN LANSIA MENURUT JENIS KELAMIN DAN KECAMATAN KOTA BLITAR TAHUN 2012 PRA LANSIA DAN LANSIA (60TAHUN+) NO KABUPATEN/KOTA 1 2 1 BLITAR KECAMATAN 3 SANANWETAN NAMA PUSKESMAS 4 JUMLAH MENDAPAT PELAYANAN KESEHATAN L P L+P L % P 5 6 7 = 5+6 8 9 = (8/5) * 100 10 SANANWETAN 4,678 5,265 9,943 2,221 47.48 3,067 % 11 = (10/6) * 100 L+P % 12 13 = (12/7) * 100 58.25 5,288 53.18 2 0 SUKOREJO KARANGSARI 3,852 4,128 7,980 2,133 55.37 2,314 56.06 4,447 55.73 3 0 KEPANJENKIDUL KEPANJENKIDUL 3,430 3,868 7,298 2,350 68.51 3,670 94.88 6,020 82.49 11,960 13,261 25,221 6,704 56.05 9,051 68.25 15,755 62.47 JUMLAH KABUPATEN/KOTA Sumber: Bidang Peningkatan TABEL 49 PERSENTASE SARANA KESEHATAN DENGAN KEMAMPUAN PELAYANAN GAWAT DARURAT (GADAR) LEVEL I KOTA BLITAR TAHUN 2012 NO SARANA KESEHATAN JUMLAH SARANA 1 2 3 MEMPUNYAI KEMAMPUAN YAN. GADAR LEVEL I JUMLAH % 4 5 = (4/3) * 100 1 RUMAH SAKIT UMUM 4 4 2 RUMAH SAKIT JIWA 0 0 3 RUMAH SAKIT KHUSUS LAINNYA 1 1 4 PUSKESMAS PERAWATAN 2 0 5 SARANA YANKES.LAINNYA JUMLAH KABUPATEN/KOTA Sumber: Bidang Pelayanan Kesehatan 100.00 #DIV/0! 100.00 #DIV/0! 7 5 71.43 TABEL 50 JUMLAH PENDERITA DAN KEMATIAN PADA KLB MENURUT JENIS KLB KOTA BLITAR TAHUN 2012 NO YANG TERSERANG JENIS KEJADIAN LUAR BIASA JUMLAH KEC 2 3 1 JUMLAH PENDUDUK TERANCAM JUMLAH DESA 4 L P 5 6 ATTACK RATE (%) JUMLAH PENDERITA L+P L 7 8 P L+P 9 10 L P L+P L 11 12 13 14 1 Diftheri 3 6 1,000 877 1,877 6 2 8 0.60 2 Keracunan makanan 2 2 0 23 23 1 25 26 #DIV/0! 3 AFP 2 4 0 0 0 4 1 5 #DIV/0! Sumber: - ...... (disebutkan) PERSENTASE SARANA KESEHATAN DENGAN KEMAMPUAN PELAYANAN GAWAT DARURAT (GADAR) DI PROPINSI JAWA TIMUR TAHUN 2009 NO KABUPATEN/KOTA 1 #REF! 2 #REF! 3 #REF! 4 #REF! 5 #REF! JUMLAH KEMATIAN P CFR (%) L+P 16 P L+P 17 18 19 0.43 0 0 0 - - - 108.70 113.04 0 1 1 - 4.00 3.85 #DIV/0! #DIV/0! 0 0 0 - - - 0.23 15 L 6 #REF! 7 #REF! 8 #REF! 9 #REF! 10 #REF! 11 #REF! 12 #REF! 13 #REF! 14 #REF! 15 #REF! 16 #REF! 17 #REF! 18 #REF! 19 #REF! 20 #REF! 21 #REF! 22 #REF! 23 #REF! 24 #REF! 25 #REF! 26 #REF! 27 #REF! 28 #REF! 29 #REF! 30 #REF! 31 #REF! 32 #REF! 33 #REF! 34 #REF! 35 #REF! 36 #REF! 37 #REF! 38 #REF! JUMLAH (KAB/KOTA) - - - - - - - - TABEL 51 DESA/KELURAHAN TERKENA KLB YANG DITANGANI < 24 JAM MENURUT KECAMATAN KOTA BLITAR TAHUN 2012 DESA/KELURAHAN TERKENA KLB NO KABUPATEN/KOTA KECAMATAN NAMA PUSKESMAS JUMLAH DESA/KELURAHAN JUMLAH RATA2 KEJADIAN DESA/KELURAHAN KLB PER JUMLAH DESA/KELURAHAN DITANGANI <24 JAM % 1 2 3 4 5 6 7 = 6/5 8 9 = (8/6) * 100 1 BLITAR SANANWETAN SANANWETAN 7 4 0.57 4 100.00 2 0 SUKOREJO KARANGSARI 7 5 0.71 5 100.00 3 0 KEPANJENKIDUL KEPANJENKIDUL 7 3 0.43 3 100.00 21 12 0.57 12 100.00 JUMLAH KABUPATEN/KOTA Sumber: - ...... (disebutkan) TABEL 52 PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT MENURUT JENIS KELAMIN DAN KECAMATAN KOTA BLITAR TAHUN 2012 PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT NO KABUPATEN/KOTA KECAMATAN NAMA PUSKESMAS 1 2 3 4 1 BLITAR SANANWETAN TUMPATAN GIGI TETAP RASIO TUMPATAN/ PENCABUTAN PENCABUTAN GIGI TETAP L P L+P L P L+P L P L+P 5 6 7 = 5+6 8 9 10 = 8+9 11 = 5/8 12 = 6/9 13 = 7/10 SANANWETAN 287 356 643 282 222 504 1.02 1.60 1.28 2 0 SUKOREJO KARANGSARI 250 259 509 263 273 536 0.95 0.95 0.95 3 0 KEPANJENKIDUL KEPANJENKIDUL 715 431 1,146 299 335 634 2.39 1.29 1.81 1,252 1,046 2,298 844 830 1,674 1.48 1.26 1.37 JUMLAH KABUPATEN/KOTA Sumber: - ...... (disebutkan) TABEL 53 PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT PADA ANAK SD DAN SETINGKAT MENURUT JENIS KELAMIN DAN KECAMATAN KOTA BLITAR TAHUN 2012 UKGS (PROMOTIF DAN PREVENTIF) NO KABUPATEN/KOTA 1 2 1 BLITAR KECAMATAN 3 SANANWETAN NAMA PUSKESMAS 4 6 % % 7 = (6/5) * 100 8 9 = (8/5) * 100 PERLU PERAWATAN MENDAPAT PERAWATAN L P L+P L % P % L+P % L P L+P L % P % L+P % 10 11 12 = 10+11 13 14 = (13/10) * 100 15 16 = (15/11) * 100 17 = 13+15 18 = (17/12) * 100 19 20 21 = 19+20 22 23 = (22/19) * 100 24 25 = (24/20) * 100 26 = 22+24 27 = (26/21) * 100 25 25 100.00 25 100.00 3,873 4,877 8,750 847 21.87 1,411 28.93 2,258 25.81 511 921 1,432 148 28.96 284 30.84 432 22 19 86.36 22 100.00 978 984 1,962 892 91.21 853 86.69 1,745 88.94 541 422 963 120 22.18 103 24.41 223 23.16 24 24 100.00 24 100.00 3,088 2,706 5,794 1,534 49.68 2,898 107.10 4,432 76.49 635 446 1,081 758 119.37 540 121.08 1,298 120.07 71 68 95.77 71 100.00 7,939 8,567 16,506 3,273 41.23 5,162 60.25 8,435 51.10 1,687 1,789 3,476 1,026 60.82 927 51.82 1,953 56.19 3 0 KEPANJENKIDUL KEPANJENKIDUL - ...... (disebutkan) 5 MURID SD/MI DIPERIKSA JUMLAH MURID SD/MI JUMLAH SD/MI MENDAPAT YAN. GIGI KARANGSARI 0 SUKOREJO Sumber: JUMLAH SD/MI DGN SIKAT GIGI MASSAL SANANWETAN 2 JUMLAH KABUPATEN/KOTA JUMLAH SD/MI 30.17 TABEL 54 JUMLAH KEGIATAN PENYULUHAN KESEHATAN KOTA BLITAR TAHUN 2012 PENYULUHAN KESEHATAN NO KABUPATEN/KOTA KECAMATAN NAMA PUSKESMAS 1 2 3 4 1 BLITAR SANANWETAN SANANWETAN 2 0 SUKOREJO KARANGSARI 3 0 KEPANJENKIDUL KEPANJENKIDUL SUB JUMLAH I - PUSKESMAS JUMLAH II - DINAS KESEHATAN JUMLAH SELURUH KEGIATAN PENYULUHAN KELOMPOK JUMLAH KEGIATAN PENYULUHAN MASSA 5 6 1,542 218 1,668 3,428 0 58 2 3,486 2 JUMLAH III - RUMAH SAKIT JUMLAH KABUPATEN/KOTA Sumber: - ...... (disebutkan) TABEL 55 CAKUPAN JAMINAN PEMELIHARAAN KESEHATAN PRA BAYAR MENURUT JENIS JAMINAN, JENIS KELAMIN DAN KECAMATAN KOTA BLITAR TAHUN 2012 NO KABUPATEN/KOTA 1 KECAMATAN 2 3 1 BLITAR SANANWETAN NAMA PUSKESMAS 4 JUMLAH PESERTA JAMINAN KESEHATAN PRA BAYAR JUMLAH PENDUDUK ASKES JAMSOSTEK ASKESKIN/JAMKESMAS JAMKESDA LAINNYA L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P 5 6 7 = 5+6 8 9 10 = 8+9 11 12 13 = 11+12 14 15 16 = 14+15 17 18 19 = 17+18 20 21 JUMLAH L+P L 23 = 22 = 20+21 8+11+14 +17+20 P % L+P 24 = 25 = 9+12+15 10+13+16 +18+21 +19+22 L P L+P 26 = (23/5) * 100 27 = (24/6) * 100 28 = (25/7) * 100 SANANWETAN 23,658 24,187 47,845 4,523 4,748 9,271 486 529 1,015 2,312 2,926 5,238 509 658 1,167 0 7,830 8,861 16,691 33.10 36.64 34.89 2 0 SUKOREJO KARANGSARI 22,031 22,523 44,554 3,358 3,659 7,017 509 548 1,057 3,298 3,082 6,380 406 441 847 0 7,571 7,730 15,301 34.37 34.32 34.34 3 0 KEPANJENKIDUL KEPANJENKIDUL 20,845 21,311 42,155 3,984 4,161 8,145 408 565 973 2,388 2,627 5,015 453 520 973 0 7,233 7,873 15,106 34.70 36.94 35.83 66,533 68,021 134,554 11,865 12,568 24,433 1,403 1,642 3,045 7,998 8,635 16,633 1,368 1,619 2,987 0 22,634 24,464 47,098 34.02 35.97 35.00 JUMLAH KABUPATEN/KOTA PERSENTASE KABUPATEN/KOTA Sumber: Bidang Pelayanan Kesehatan *Data Sasaran 18.16 2.26 12.36 12.23 0 0 0.00 35.00 TABEL 56 CAKUPAN PELAYANAN RAWAT JALAN MASYARAKAT MISKIN (DAN HAMPIR MISKIN) MENURUT STRATA SARANA KESEHATAN, JENIS KELAMIN DAN KECAMATAN KOTA BLITAR TAHUN 2012 MASYARAKAT MISKIN (DAN HAMPIR MISKIN) MENDAPAT YANKES RAWAT JALAN NO KABUPATEN/KOTA KECAMATAN NAMA PUSKESMAS DICAKUP ASKESKIN/JAMKESMAS JUMLAH YANG ADA L 1 2 1 BLITAR 3 SANANWETAN 4 P L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % 5 6 7 = 5+6 8 9 = (8/5) * 100 10 11 = (10/6) * 100 12 = 8+10 13 = (12/7) * 100 14 15 = (14/5) * 100 16 17 = (16/6) * 100 18 = 14+16 19 = (18/7) * 100 20 21 = (20/5) * 100 22 23 = (22/6) * 100 24 = 20+22 25 = (24/7) * 100 8,832 129.46 6,822 2,312 76.81 2,926 76.76 5,238 76.78 KARANGSARI 3,830 3,672 7,502 3,298 86.11 3,082 83.93 6,380 85.04 2,920 3,238 6,158 2,388 81.78 2,627 81.13 5,015 81.44 691 23.66 9,760 10,722 20,482 7,998 81.95 8,635 80.54 16,633 81.21 1,687 17.28 0 KEPANJENKIDUL KEPANJENKIDUL L+P L+P 3,812 3 Bidang Pelayanan Kesehatan L P 3,010 0 SUKOREJO Sumber: L+P PELAYANAN KESEHATAN RUJUKAN (PASIEN MASKIN DI SARKES STRATA 2 DAN STRATA 3) L SANANWETAN 2 JUMLAH KABUPATEN/KOTA P PELAYANAN KESEHATAN DASAR (PASIEN MASKIN DI SARKES STRATA 1) 996 33.09 2,367 62.09 3,363 49.30 0.00 0.00 0.00 4,972 66.28 0.00 0.00 0 0.00 829 25.60 1,520 24.68 0.00 0.00 0 0.00 3,196 29.81 9,855 48.12 0.00 8,832 43.12 0.00 0 0.00 0 TABEL 56 A CAKUPAN PELAYANAN RAWAT JALAN MASYARAKAT MISKIN (DAN HAMPIR MISKIN) MENURUT STRATA SARANA KESEHATAN, JENIS KELAMIN DAN KECAMATAN YANG DICAKUP MELALUI PROGRAM JAMKESDA KOTA BLITAR TAHUN 2012 MASYARAKAT MISKIN (DAN HAMPIR MISKIN) MENDAPAT YANKES RAWAT JALAN NO KABUPATEN/KOTA KECAMATAN NAMA PUSKESMAS DICAKUP JAMKESDA JUMLAH YANG ADA L 1 2 1 BLITAR 3 SANANWETAN P L+P L P L+P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH 5 6 7 = 5+6 8 9 = (8/5) * 100 10 11 = (10/6) * 100 12 = 8+10 13 = (12/7) * 100 14 15 = (14/5) * 100 16 17 = (16/6) * 100 18 = 14+16 19 = (18/7) * 100 20 21 = (20/5) * 100 22 SANANWETAN 3,010 3,812 6,822 509 16.91 658 17.26 1,167 17.11 134 4.45 214 5.61 348 5.10 0.00 0.00 0 KARANGSARI 3,830 3,672 7,502 406 10.60 441 12.01 847 11.29 137 3.58 199 5.42 336 4.48 0.00 0.00 0 2,920 3,238 6,158 453 15.51 520 16.06 973 15.80 0.00 0 0.00 0.00 0.00 0 9,760 10,722 20,482 1,368 14.02 1,619 15.10 2,987 14.58 3.85 684 3.34 0.00 0 4 3 0 KEPANJENKIDUL KEPANJENKIDUL Bidang Pelayanan Kesehatan L P 0 SUKOREJO Sumber: L+P PELAYANAN KESEHATAN RUJUKAN (PASIEN MASKIN DI SARKES STRATA 2 DAN STRATA 3) L 2 JUMLAH KABUPATEN/KOTA P PELAYANAN KESEHATAN DASAR (PASIEN MASKIN DI SARKES STRATA 1) 0.00 271 2.78 413 0 0.00 % JUMLAH 23 = (22/6) 24 = 20+22 * 100 0 ALAN AN KESEHATAN RUJUKAN (PASIEN MASKIN DI SARKES STRATA 2 DAN STRATA 3) L+P % 25 = (24/7) * 100 0.00 0.00 0.00 0.00 TABEL 57 CAKUPAN PELAYANAN RAWAT INAP MASYARAKAT MISKIN (DAN HAMPIR MISKIN) MENURUT STRATA SARANA KESEHATAN, JENIS KELAMIN DAN KECAMATAN KOTA BLITAR TAHUN 2012 MASYARAKAT MISKIN DAN HAMPIR MISKIN MENDAPAT YANKES RAWAT INAP NO KABUPATEN/KOTA KECAMATAN NAMA PUSKESMAS JUMLAH YANG ADA L 1 2 1 BLITAR 3 SANANWETAN 4 L P L+P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % 5 6 7 = 5+6 8 9 = (8/5) * 100 10 11 = (10/6) * 100 12 = 8+10 13 = (12/7) * 100 14 15 = (14/5) * 100 16 17 = (17/6) * 100 18 = 14+16 19 = (18/7) * 100 3,812 6,822 63 2.09 67 1.76 130 1.91 0.00 0.00 404 5.92 KARANGSARI 3,830 3,672 7,502 0 0.00 0 0.00 0 0.00 0.00 0.00 0 0.00 2,920 3,238 6,158 22 0.75 42 1.30 64 1.04 0.00 0.00 0 0.00 9,760 10,722 20,482 85 0.87 109 1.02 194 0.95 0.00 404 1.97 3 0 KEPANJENKIDUL KEPANJENKIDUL Bidang Pelayanan Kesehatan L+P P 3,010 0 SUKOREJO Sumber: P L SANANWETAN 2 JUMLAH KABUPATEN/KOTA PELAYANAN KESEHATAN RUJUKAN (PASIEN MASKIN DI SARKES STRATA 2 DAN STRATA 3) PELAYANAN KESEHATAN DASAR (PASIEN MASKIN DI SARKES STRATA 1) 0 0.00 0 TABEL 57 A CAKUPAN PELAYANAN RAWAT INAP MASYARAKAT MISKIN (DAN HAMPIR MISKIN) MENURUT STRATA SARANA KESEHATAN, JENIS KELAMIN DAN KECAMATAN YANG DICAKUP MELALUI PROGRAM JAMKESDA KOTA BLITAR TAHUN 2012 MASYARAKAT MISKIN DAN HAMPIR MISKIN MENDAPAT YANKES RAWAT INAP NO KABUPATEN/KOTA KECAMATAN NAMA PUSKESMAS JUMLAH YANG ADA PELAYANAN KESEHATAN DASAR (PASIEN MASKIN DI SARKES STRATA 1) L 1 2 1 BLITAR 3 SANANWETAN 4 P PELAYANAN KESEHATAN RUJUKAN (PASIEN MASKIN DI SARKES STRATA 2 DAN STRATA 3) L+P L P L+P L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % 5 6 7 = 5+6 8 9 = (8/5) * 100 10 11 = (10/6) * 100 12 = 8+10 13 = (12/7) * 100 14 15 = (14/5) * 100 16 17 = (17/6) * 100 18 = 14+16 19 = (18/7) * 100 SANANWETAN 3,010 3,812 6,822 52 1.73 78 2.05 130 1.91 0.00 0.00 0 0.00 2 0 SUKOREJO KARANGSARI 3,830 3,672 7,502 0.00 0.00 0 0.00 0.00 0.00 0 0.00 3 0 KEPANJENKIDUL KEPANJENKIDUL 2,920 3,238 6,158 0.00 0.00 0 0.00 0.00 0.00 0 0.00 9,760 10,722 20,482 0.73 130 0.63 0.00 0 0.00 JUMLAH KABUPATEN/KOTA Sumber: Bidang Pelayanan Kesehatan 52 0.53 78 0 0.00 0 TABEL 58 JUMLAH KUNJUNGAN RAWAT JALAN , RAWAT INAP, DAN KUNJUNGAN GANGGUAN JIWA DI SARANA PELAYANAN KESEHATAN KOTA BLITAR TAHUN 2012 JUMLAH KUNJUNGAN NO 1 2 KUNJUNGAN GANGGUAN JIWA RAWAT JALAN SARANA PELAYANAN KESEHATAN RAWAT INAP JUMLAH L P L+P L P L+P L P L+P 3 4 5 = 3+4 6 7 8 = 6+7 9 10 11 = 9+10 1 Puskesmas Sananwetan 79,742 610 287 173 460 2 Puskesmas Karangsari 64,285 0 147 131 278 3 Puskesmas Kepanjenkidul 63,194 538 210 195 405 1,148 644 499 1,143 SUB JUMLAH I - PUSKESMAS 0 0 207,221 0 0 1 RSUD Mardi Waluyo 154,867 11,457 0 2 RSK Budi Rahayu 11,297 14,184 25,481 4,619 0 3 RS Syuhada Haji 1,512 2,866 4,378 5,205 0 4 RS Aminah 5,824 0 5 RSIA Aminah SUB JUMLAH II - RS 2,133 3,072 22,121 12,809 17,050 2,948 418 2,196 2,614 209,795 2,551 5,268 29,719 0 0 0 0 1 Sarana Yankes lainnya (sebutkan) 0 0 0 2 Sarana Yankes lainnya (sebutkan) 0 0 0 3 Sarana Yankes lainnya (sebutkan) 0 0 0 4 Sarana Yankes lainnya (sebutkan) 0 0 SUB JUMLAH III - SARKES LAINNYA 0 0 0 JUMLAH KABUPATEN/KOTA 12,809 17,050 417,016 2,551 JUMLAH PENDUDUK KABUPATEN/KOTA 66,533 62,419 128,952 66,533 19.25 27.32 323.39 3.83 8.44 23.94 CAKUPAN KUNJUNGAN (%) Sumber: Bidang Pelayanan Kesehatan *Data Sasaran 0 0 0 0 0 0 0 5,268 30,867 644 499 1,143 62,419 128,952 TAHUN ………. TAHUN ………. TABEL 59 ANGKA KEMATIAN PASIEN DI RUMAH SAKIT KOTA BLITAR TAHUN 2012 NO a NAMA RUMAH SAKIT 1 JENIS RS 2 3 b PASIEN KELUAR (HIDUP + MATI) JUMLAH TEMPAT TIDUR L P 4 5 6 PASIEN KELUAR MATI PASIEN KELUAR MATI ≥ 48 JAM DIRAWAT L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 1 RSUD Mardi Waluyo Umum 200 11,438 848 2 RSK Budi Rahayu Umum 127 4,623 304 79 3 RS Syuhada Haji Umum 95 138 28 4 RS Aminah Umum 79 5,848 5 RSIA Aminah Khusus 34 2,614 0 0 0 0 2,617 29,638 71 67 1,423 107 JUMLAH KABUPATEN/KOTA 535 2,498 2,498 2,617 5,115 71 67 GDR 362 #DIV/0! #DIV/0! 74.1 #DIV/0! #DIV/0! 31.6 84 163 #DIV/0! #DIV/0! 65.8 #DIV/0! #DIV/0! 35.3 21 49 28.4 25.6 57 #DIV/0! #DIV/0! 0 0 #DIV/0! #DIV/0! 105 631 133 Sumber: Bidang Pelayanan Kesehatan Keterangan: a termasuk rumah sakit swasta b NDR Jenis rumah sakit RS umum atau RS khusus, untuk RS khusus sebutkan jenis kekhususannya (RS Jiwa, RS TB Paru, RS Kusta, dll) 2.8 2.6 27.0 22.7 - 4.8 11.2 8.0 9.6 #DIV/0! #DIV/0! 9.7 #DIV/0! #DIV/0! - 4.3 4.0 2.1 TABEL 60 INDIKATOR KINERJA PELAYANAN DI RUMAH SAKIT KOTA BLITAR TAHUN 2012 NO NAMA RUMAH SAKIT 1 2 a JENIS RS 3 b JUMLAH PASIEN JUMLAH TEMPAT TIDUR PASIEN KELUAR (HIDUP + MATI) PASIEN KELUAR MATI PASIEN KELUAR MATI ≥ 48 JAM DIRAWAT 4 5 6 7 JUMLAH HARI PERAWATAN LAMA DIRAWAT BOR LOS TOI 8 9 10 11 12 1 RSUD Mardi Waluyo Umum 200 11,438 848 362 46,351 46,741 63.5 4.1 2.3 2 RSK Budi Rahayu Umum 127 4,623 304 163 17,237 17,169 37.2 3.7 6.3 3 RS Syuhada Haji Umum 95 5,115 138 49 15,680 16,985 45.2 3.1 3.7 4 RS Aminah Umum 79 5,848 133 57 16,225 16,052 56.3 2.8 2.2 5 RSIA Aminah Khusus 34 2,614 - 8,051 5,437 64.9 3.1 1.7 535 29638 53.0 3.5 3.1 JUMLAH KABUPATEN/KOTA 1423 - 631 103,544 Sumber: Bidang Pelayanan Kesehatan Keterangan: a termasuk rumah sakit swasta b Jenis rumah sakit RS umum atau RS khusus, untuk RS khusus sebutkan jenis kekhususannya (RS Jiwa, RS TB Paru, RS Kusta, dll) TABEL 61 PERSENTASE RUMAH TANGGA BERPERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT MENURUT KECAMATAN KOTA BLITAR TAHUN 2012 RUMAH TANGGA NO KABUPATEN/KOTA KECAMATAN NAMA PUSKESMAS 1 2 3 4 1 BLITAR 2 3 JUMLAH KABUPATEN/KOTA Sumber: Bidang Peningkatan 0 0 JUMLAH JUMLAH DIPANTAU % DIPANTAU BER PHBS % 5 6 7 = (6/5) * 100 8 9 = (8/6) * 100 SANANWETAN SANANWETAN 15,090 3,076 20.38 1,017 33.06 SUKOREJO KARANGSARI 13,662 2,600 19.03 883 33.96 KEPANJENKIDUL KEPANJENKIDUL 12,580 3,500 27.82 893 25.51 41,332 9,176 22.20 2,793 30.44 TABEL 62 PERSENTASE RUMAH SEHAT MENURUT KECAMATAN KOTA BLITAR TAHUN 2012 NO KABUPATEN/KOTA KECAMATAN NAMA PUSKESMAS 1 2 3 4 1 BLITAR SANANWETAN % RUMAH SEHAT 5 6 7 = (6/5) * 100 8 9 = (8/6) * 100 25.95 2,613 19.45 12,694 3,308 26.06 2,696 21.24 8,742 4,300 49.19 4,038 46.19 34,868 11,094 31.82 9,347 26.81 3 0 KEPANJENKIDUL KEPANJENKIDUL - ...... (disebutkan) JUMLAH YANG SEHAT 3,486 KARANGSARI Sumber: % DIBINA/DIPERIKSA 13,432 0 SUKOREJO 0 JUMLAH YANG DIBINA/DIPERIKSA SANANWETAN 2 JUMLAH KABUPATEN/KOTA RUMAH JUMLAH YANG ADA 0 TABEL 63 PERSENTASE RUMAH/BANGUNAN BEBAS JENTIK NYAMUK AEDES MENURUT KECAMATAN KOTA BLITAR TAHUN 2012 NO KABUPATEN/KOTA KECAMATAN NAMA PUSKESMAS JUMLAH RUMAH/BANGUNAN YANG ADA 1 2 3 4 5 1 BLITAR SANANWETAN JUMLAH % 6 7 = (6/5) * 100 8 9 = (8/6) * 100 590 4.39 375 63.56 12,964 479 3.69 325 67.85 8,742 889 10.17 671 75.48 35,138 1,958 5.57 1,371 70.02 KARANGSARI 3 0 KEPANJENKIDUL KEPANJENKIDUL - ...... (disebutkan) % 13,432 0 SUKOREJO Sumber: JUMLAH SANANWETAN 2 JUMLAH KABUPATEN/KOTA RUMAH/BANGUNAN BEBAS JENTIK RUMAH/BANGUNAN DIPERIKSA TABEL 64 PERSENTASE KELUARGA MENURUT JENIS SARANA AIR BERSIH YANG DIGUNAKAN PER KECAMATAN KOTA BLITAR TAHUN 2012 NO KABUPATEN/KOTA 1 2 KECAMATAN 3 1 BLITAR SANANWETAN NAMA PUSKESMAS 4 JUMLAH KELUARGA YANG ADA 5 JUMLAH KELUARGA DIPERIKSA SUMBER AIR BERSIHNYA % KELUARGA DIPERIKSA 6 7 = (6/5) * 100 JENIS SARANA AIR BERSIH KEMASAN LEDENG % JUMLAH JUMLAH 9 = (8/6) * 100 8 SPT % JUMLAH 11 = (10/6) * 100 10 SGL % JUMLAH 13 = (12/6) * 100 12 MATA AIR % 15 = (14/6) * 100 14 PAH % JUMLAH JUMLAH 17 = (16/6) * 100 16 LAINNYA % JUMLAH 19 = (18/6) * 100 18 JUMLAH % JUMLAH % 22 = 21 = (20/6) * 23 = (22/6) * 8+10+12+14 100 100 +16+18+20 20 SANANWETAN 15,279 590 3.86 0.00 38 0.25 5 0.03 547 3.58 0.00 0.00 0.00 590 3.86 2 0 SUKOREJO KARANGSARI 17,723 479 2.70 0.00 10 0.06 15 0.08 454 2.56 0.00 0.00 0.00 479 2.70 3 0 KEPANJENKIDUL KEPANJENKIDUL 12,695 889 7.00 0.00 97 0.76 56 0.44 736 5.80 0.00 0.00 0.00 889 7.00 45,697 1,958 4.28 0.00 145 0.32 76 0.17 1,737 3.80 0.00 1,958 4.28 JUMLAH KABUPATEN/KOTA Sumber: - ...... (disebutkan) 0 0 0.00 0 0.00 0 TABEL 65 PERSENTASE KELUARGA MENURUT SUMBER AIR MINUM YANG DIGUNAKAN PER KECAMATAN KOTA BLITAR TAHUN 2012 NO KABUPATEN/KOTA KECAMATAN NAMA PUSKESMAS JUMLAH KELUARGA DIPERIKSA SUMBER AIR MINUMNYA JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH 1 2 3 4 5 6 7 = (6/5) * 100 8 9 = (8/5) * 100 10 11 = (10/5) * 100 12 13 = (12/5) * 100 14 15 = (14/5) * 100 16 17 = (16/5) * 100 18 19 = (18/5) * 100 20 21 = (20/5) * 100 22 23 = (22/5) * 100 24 25 = (24/5) * 100 26 27 = (26/5) * 100 28 1 BLITAR SANANWETAN LEDING ECERAN SUMUR TERLINDUNG POMPA MATA AIR TERLINDUNG SUMUR TAK TERLINDUNG AIR HUJAN MATA AIR TAK TERLINDUNG AIR SUNGAI KELUARGA DENGAN SUMBER AIR MINUM TERLINDUNG LAIN-LAIN % JUMLAH % 30 = 29 = (28/5) 31 = (30/5) 6+8+10+12 * 100 * 100 +14+16+18 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 450 76.27 0.00 0.00 140 23.73 0.00 0.00 0.00 450 76.27 KARANGSARI 479 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 310 64.72 0.00 0.00 169 35.28 0.00 0.00 0.00 310 64.72 889 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 780 87.74 0.00 0.00 109 12.26 0.00 0.00 0.00 780 87.74 0.00 1,540 78.65 0.00 418 21.35 0.00 1,540 78.65 3 0 KEPANJENKIDUL KEPANJENKIDUL - ...... (disebutkan) LEDING METERAN 590 0 SUKOREJO Sumber: AIR ISI ULANG SANANWETAN 2 JUMLAH KABUPATEN/KOTA SUMBER AIR MINUM KELUARGA AIR KEMASAN 1,958 0 0.00 0 0.00 0 0.00 0 0.00 0 0 0.00 0 0 0.00 0 0.00 0 TABEL 66 PERSENTASE KELUARGA DENGAN KEPEMILIKAN SARANA SANITASI DASAR MENURUT KECAMATAN KOTA BLITAR TAHUN 2012 JAMBAN NO KABUPATEN/KOTA 1 2 1 BLITAR KECAMATAN 3 SANANWETAN NAMA PUSKESMAS 4 JUMLAH KELUARGA 5 KELUARGA DIPERIKSA TEMPAT SAMPAH KELUARGA MEMILIKI KELUARGA DIPERIKSA SEHAT PENGELOLAAN AIR LIMBAH KELUARGA MEMILIKI KELUARGA DIPERIKSA SEHAT KELUARGA MEMILIKI SEHAT JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 SANANWETAN 15,279 590 3.86 590 100.00 451 76.44 590 3.86 590 100.00 465 78.81 590 3.86 590 100.00 443 75.08 2 0 SUKOREJO KARANGSARI 17,723 479 2.70 475 99.16 346 72.84 479 2.70 479 100.00 341 71.19 479 2.70 479 100.00 336 70.15 3 0 KEPANJENKIDUL KEPANJENKIDUL 12,695 889 7.00 889 100.00 711 79.98 889 7.00 889 100.00 785 88.30 889 7.00 889 100.00 735 82.68 45,697 1,958 4.28 1,954 99.72 1,508 76.42 1,958 4.28 1,958 100.00 1,591 81.26 1,958 4.28 1,958 100.00 1,514 77.32 JUMLAH KABUPATEN/KOTA Sumber: - ...... (disebutkan) TABEL 67 PERSENTASE TEMPAT UMUM DAN PENGELOLAAN MAKANAN (TUPM) SEHAT MENURUT KECAMATAN KOTA BLITAR TAHUN 2012 HOTEL NO KABUPATEN/KOTA KECAMATAN NAMA PUSKESMAS 1 2 3 4 1 BLITAR SANANWETAN JUMLAH JUMLAH JUMLAH JUMLAH JUMLAH JUMLAH JUMLAH JUMLAH JUMLAH % SEHAT % SEHAT YG ADA DIPERIKSA SEHAT YG ADA DIPERIKSA SEHAT YG ADA DIPERIKSA SEHAT 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 % SEHAT 16 JUMLAH TUPM JUMLAH JUMLAH JUMLAH YG ADA DIPERIKSA SEHAT 17 18 19 % SEHAT 20 JUMLAH JUMLAH JUMLAH YG ADA DIPERIKSA SEHAT 21 22 23 % SEHAT 24 3 2 66.67 11 5 5 45.45 1 1 1 100.00 277 264 225 81.23 292 273 233 79.79 2 2 0 0.00 26 23 17 65.38 3 3 2 66.67 167 148 140 83.83 198 176 159 80.30 11 8 8 72.73 20 13 13 65.00 2 2 2 100.00 108 103 103 95.37 141 126 126 89.36 16 13 10 62.50 57 41 35 61.40 6 6 5 83.33 552 515 468 84.78 631 575 518 82.09 KARANGSARI 3 0 KEPANJENKIDUL KEPANJENKIDUL - ...... (disebutkan) TUPM LAINNYA 3 0 SUKOREJO Sumber: PASAR SANANWETAN 2 JUMLAH KABUPATEN/KOTA RESTORAN/R-MAKAN TABEL 68 PERSENTASE INSTITUSI DIBINA KESEHATAN LINGKUNGANNYA MENURUT KECAMATAN KOTA BLITAR TAHUN 2012 NO KABUPATEN/KOTA KECAMATAN NAMA PUSKESMAS 1 2 3 4 1 BLITAR SANANWETAN 6 % 7 JUMLAH DIBINA 8 9 SARANA IBADAH PERKANTORAN % JUMLAH DIBINA % JUMLAH DIBINA % 10 11 12 13 14 15 16 JUMLAH DIBINA 17 18 SARANA LAIN % 19 JUMLAH DIBINA 20 21 JUMLAH % JUMLAH DIBINA % 22 23 24 25 2 100.00 1 1 100.00 44 44 100.00 43 43 100.00 38 27 71.05 #DIV/0! 128 117 91.4 KARANGSARI 2 2 100.00 0 0 #DIV/0! 34 34 100.00 53 53 100.00 20 15 75.00 #DIV/0! 109 104 95.4 4 4 100.00 0 0 #DIV/0! 39 39 100.00 31 15 48.39 25 16 64.00 #DIV/0! 99 74 74.7 8 8 100.00 1 1 100.00 117 117 100.00 127 111 87.40 83 58 69.88 0 #DIV/0! 336 295 87.8 3 0 KEPANJENKIDUL KEPANJENKIDUL - ...... (disebutkan) 5 SARANA PENDIDIKAN 2 0 SUKOREJO Sumber: JUMLAH DIBINA INSTALASI PENGOLAHAN AIR MINUM SANANWETAN 2 JUMLAH KABUPATEN/KOTA SARANA PELAYANAN KESEHATAN 0 TABEL 69 KETERSEDIAAN OBAT MENURUT JENIS OBAT KOTA BLITAR TAHUN 2012 NO NAMA OBAT 1 SATUAN 2 3 STOCK OBAT 4 PEMAKAIAN RATA-RATA/ BULAN TINGKAT KECUKUPAN (BULAN) PERSENTASE TINGKAT KECUKUPAN 5 6 7 1 Amoksisilin sirup kering 125 mg/ml Btl 60 ml 7,050 565 12.48 69.32 2 Amoksisilin kapsul 500 mg Ktk @ 100 kap 7,878 340 23.17 128.73 3 Antasida DOEN tablet Btl @ 100 tab 3,491 230 15.18 84.32 4 Antalgin tablet 500 mg Btl @ 100 tab 974 60 16.23 90.19 5 Deksametason inj 5 mg/ml – 2ml Ktk @ 100 ampul 73 3 24.33 135.19 6 Dekstrometorfan Sirup 10 mg/5ml Btl 60 ml 1,736 150 11.57 64.30 7 Dekstrometorfan Tab 15 mg Btl @ 100 tab 287 20 14.35 79.72 8 Difenhidramin HCl inj 10 mg/ml-1ml Ktk @ 30 ampul 99 9 11.00 61.11 9 Gliserin Guaiakolat tab 100 mg Btl @ 1000 tab 562 20 28.10 156.11 10 Glukosa Larutan Infus 5 % steril Btl 500 ml 3,630 100 36.30 201.67 11 Ibuprofen tablet 200 mg Btl @ 100 tab 1,040 40 26.00 144.44 12 Kloramfenikol kapsul 250 mg Btl @ 250 Kapsul 156 7 22.29 123.81 13 Kotrimoksazol tablet 480 mg Btl @ 100 tab 1,658 55 30.15 167.47 14 Kotrimoksazol tablet 120 mg Btl @ 100 tab 15 Kotrimoksazol Sirup Btl 60 ml 16 Klorfeniramini Maleat tab 4 mg 17 50 3 16.67 92.59 7,358 520 14.15 78.61 Tablet 686 45 15.24 84.69 Kloroquin tablet Tablet 5 0.4 12.50 69.44 18 Natrium Klorida Infus 0,9 % steril Btl 500 ml 1,242 100 12.42 69.00 19 Parasetamol Tablet 500 mg Btl @ 100 tab 9,933 481 20.65 114.73 20 Ringer Laktat Infus steril Btl 500 ml 10,675 600 17.79 98.84 21 Vitamin B Kompleks Kapsul Btl @ 1000 Kapsul 384 25 15.36 85.33 22 Retinol 200.000 IU Btl @ 50 Kapsul 2,723 73 37.30 207.23 23 Tablet Tambah darah Ktk @ 3000 Tablet 358 10 35.80 198.89 24 Multivitamin Sirup Botol 600 50 12.00 66.67 25 Garam Oralit Bungkus 884 16 55.25 306.94 26 OAT Kat 1 Pkt 211 14 15.07 83.73 27 OAT Kat 2 Pkt 22 1 22.00 122.22 28 OAT Kat 3 Pkt #DIV/0! #DIV/0! 29 OAT Kat Sisipan Pkt 38 1 38.00 211.11 30 OAT Kat Anak Pkt 31 1 31.00 172.22 31 Pyrantel Pamoat 125 mg tablet Btl @ 60 Tablet 299 17 17.59 97.71 32 Salep 2-4 Pot 1,584 130 12.18 67.69 33 Infus set dewasa Kantong 3,902 300 13.01 72.26 34 Infus set anak Kantong 800 50 16.00 88.89 Sumber: - ...... (disebutkan) TABEL 69 KETERSEDIAAN OBAT MENURUT JENIS OBAT KOTA TAHUN NO NAMA OBAT 1 SATUAN 2 3 1 Amoksisilin sirup kering 125 mg/ml Btl 60 ml 2 Amoksisilin kapsul 500 mg Ktk @ 100 kap 3 Antasida DOEN tablet Btl @ 100 tab 4 Antalgin tablet 500 mg Btl @ 100 tab 5 Deksametason inj 5 mg/ml – 2ml Ktk @ 100 ampul 6 Dekstrometorfan Sirup 10 mg/5ml Btl 60 ml 7 Dekstrometorfan Tab 15 mg Btl @ 100 tab 8 Difenhidramin HCl inj 10 mg/ml-1ml Ktk @ 30 ampul 9 Gliserin Guaiakolat tab 100 mg Btl @ 1000 tab 10 Glukosa Larutan Infus 5 % steril Btl 500 ml 11 Ibuprofen tablet 200 mg Btl @ 100 tab 12 Kloramfenikol kapsul 250 mg Btl @ 250 Kapsul 13 Kotrimoksazol tablet 480 mg Btl @ 100 tab 14 Kotrimoksazol tablet 120 mg Btl @ 100 tab 15 Kotrimoksazol Sirup Btl 60 ml 16 Klorfeniramini Maleat tab 4 mg Tablet 17 Kloroquin tablet Tablet 18 Natrium Klorida Infus 0,9 % steril Btl 500 ml 19 Parasetamol Tablet 500 mg Btl @ 100 tab 20 Ringer Laktat Infus steril Btl 500 ml 21 Vitamin B Kompleks Kapsul Btl @ 1000 Kapsul 22 Retinol 200.000 IU Btl @ 50 Kapsul 23 Tablet Tambah darah Ktk @ 3000 Tablet 24 Multivitamin Sirup Botol 25 Garam Oralit Bungkus 26 OAT Kat 1 Pkt 27 OAT Kat 2 Pkt 28 OAT Kat 3 Pkt 29 OAT Kat Sisipan Pkt 30 OAT Kat Anak Pkt 31 Pyrantel Pamoat 125 mg tablet Btl @ 60 Tablet 32 Salep 2-4 Pot 33 Infus set dewasa Kantong 34 Infus set anak Kantong Sumber: - ...... (disebutkan) TABEL 69 KETERSEDIAAN OBAT MENURUT JENIS OBAT KOTA TAHUN NO NAMA OBAT 1 SATUAN 2 3 1 Amoksisilin sirup kering 125 mg/ml Btl 60 ml 2 Amoksisilin kapsul 500 mg Ktk @ 100 kap 3 Antasida DOEN tablet Btl @ 100 tab 4 Antalgin tablet 500 mg Btl @ 100 tab 5 Deksametason inj 5 mg/ml – 2ml Ktk @ 100 ampul 6 Dekstrometorfan Sirup 10 mg/5ml Btl 60 ml 7 Dekstrometorfan Tab 15 mg Btl @ 100 tab 8 Difenhidramin HCl inj 10 mg/ml-1ml Ktk @ 30 ampul 9 Gliserin Guaiakolat tab 100 mg Btl @ 1000 tab 10 Glukosa Larutan Infus 5 % steril Btl 500 ml 11 Ibuprofen tablet 200 mg Btl @ 100 tab 12 Kloramfenikol kapsul 250 mg Btl @ 250 Kapsul 13 Kotrimoksazol tablet 480 mg Btl @ 100 tab 14 Kotrimoksazol tablet 120 mg Btl @ 100 tab 15 Kotrimoksazol Sirup Btl 60 ml 16 Klorfeniramini Maleat tab 4 mg Tablet 17 Kloroquin tablet Tablet 18 Natrium Klorida Infus 0,9 % steril Btl 500 ml 19 Parasetamol Tablet 500 mg Btl @ 100 tab 20 Ringer Laktat Infus steril Btl 500 ml 21 Vitamin B Kompleks Kapsul Btl @ 1000 Kapsul 22 Retinol 200.000 IU Btl @ 50 Kapsul 23 Tablet Tambah darah Ktk @ 3000 Tablet 24 Multivitamin Sirup Botol 25 Garam Oralit Bungkus 26 OAT Kat 1 Pkt 27 OAT Kat 2 Pkt 28 OAT Kat 3 Pkt 29 OAT Kat Sisipan Pkt 30 OAT Kat Anak Pkt 31 Pyrantel Pamoat 125 mg tablet Btl @ 60 Tablet 32 Salep 2-4 Pot 33 Infus set dewasa Kantong 34 Infus set anak Kantong Sumber: - ...... (disebutkan) TABEL 69 KETERSEDIAAN OBAT MENURUT JENIS OBAT KOTA TAHUN NO NAMA OBAT 1 SATUAN 2 3 1 Amoksisilin sirup kering 125 mg/ml Btl 60 ml 2 Amoksisilin kapsul 500 mg Ktk @ 100 kap 3 Antasida DOEN tablet Btl @ 100 tab 4 Antalgin tablet 500 mg Btl @ 100 tab 5 Deksametason inj 5 mg/ml – 2ml Ktk @ 100 ampul 6 Dekstrometorfan Sirup 10 mg/5ml Btl 60 ml 7 Dekstrometorfan Tab 15 mg Btl @ 100 tab 8 Difenhidramin HCl inj 10 mg/ml-1ml Ktk @ 30 ampul 9 Gliserin Guaiakolat tab 100 mg Btl @ 1000 tab 10 Glukosa Larutan Infus 5 % steril Btl 500 ml 11 Ibuprofen tablet 200 mg Btl @ 100 tab 12 Kloramfenikol kapsul 250 mg Btl @ 250 Kapsul 13 Kotrimoksazol tablet 480 mg Btl @ 100 tab 14 Kotrimoksazol tablet 120 mg Btl @ 100 tab 15 Kotrimoksazol Sirup Btl 60 ml 16 Klorfeniramini Maleat tab 4 mg Tablet 17 Kloroquin tablet Tablet 18 Natrium Klorida Infus 0,9 % steril Btl 500 ml 19 Parasetamol Tablet 500 mg Btl @ 100 tab 20 Ringer Laktat Infus steril Btl 500 ml 21 Vitamin B Kompleks Kapsul Btl @ 1000 Kapsul 22 Retinol 200.000 IU Btl @ 50 Kapsul 23 Tablet Tambah darah Ktk @ 3000 Tablet 24 Multivitamin Sirup Botol 25 Garam Oralit Bungkus 26 OAT Kat 1 Pkt 27 OAT Kat 2 Pkt 28 OAT Kat 3 Pkt 29 OAT Kat Sisipan Pkt 30 OAT Kat Anak Pkt 31 Pyrantel Pamoat 125 mg tablet Btl @ 60 Tablet 32 Salep 2-4 Pot 33 Infus set dewasa Kantong 34 Infus set anak Kantong Sumber: - ...... (disebutkan) TABEL 70 JUMLAH SARANA PELAYANAN KESEHATAN MENURUT KEPEMILIKAN KOTA BLITAR TAHUN 2012 NO FASILITAS KESEHATAN 1 2 PEMILIKAN/PENGELOLA PEM.PUSAT PEM.PROV PEM.KAB/KOTA TNI/POLRI BUMN SWASTA 3 4 5 6 7 8 1 RUMAH SAKIT UMUM 2 RUMAH SAKIT JIWA 3 RUMAH SAKIT BERSALIN 4 RUMAH SAKIT KHUSUS 5 PUSKESMAS PERAWATAN 2 6 PUSKESMAS NON PERAWATAN 1 7 PUSKESMAS KELILING 8 PUSKESMAS PEMBANTU 9 RUMAH BERSALIN 1 1 0 16 2 10 BALAI PENGOBATAN/KLINIK 5 11 PRAKTIK DOKTER BERSAMA 1 12 PRAKTIK DOKTER PERORANGAN 82 13 PRAKTIK PENGOBATAN TRADISIONAL 18 14 POSKESDES 21 15 POSYANDU 163 16 APOTEK 30 17 TOKO OBAT 18 GFK 19 INDUSTRI RUMAH TANGGA MAKANAN (PM-IRT) 3 5 1 56 20 PEDAGANG BESAR FARMASI (PBF) 2 21 PENYALUR ALAT KESEHATAN (PAK) 1 22 CABANG PENYALUR ALAT KESEHATAN (CABANG PAK) 0 23 INDUSTRI FARMASI 0 24 INDUSTRI OBAT TRADISIONAL (IOT) 0 25 INDUSTRI KECIL OBAT TRADISIONAL (IKOT) 1 26 INDUSTRI ALAT KESEHATAN 0 INDUSTRI PERBEKALAN KESEHATAN RUMAH TANGGA 27 (PKRT) 0 28 INDUSTRI KOSMETIKA 0 Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota - ...... (disebutkan) KETERANGAN : 1 Rumah Sakit Jiwa dan Rumah Sakit Bersalin dimasukkan Rumah Sakit Khusus KESEHATAN MENURUT KEPEMILIKAN PEMILIKAN/PENGELOLA JUMLAH 9 = SUM(3:8) 4 0 0 1 2 1 0 16 2 5 1 82 18 21 163 30 5 1 56 2 1 0 0 0 1 0 0 0 TABEL 71 SARANA PELAYANAN KESEHATAN DENGAN KEMAMPUAN LABORATORIUM DAN MEMILIKI 4 SPESIALIS DASAR KOTA BLITAR TAHUN 2012 NO SARANA KESEHATAN JUMLAH 1 2 3 1 RUMAH SAKIT UMUM LABORATORIUM KESEHATAN JUMLAH % JUMLAH % 4 5 = (4/3) * 100 6 7 = (6/3) * 100 4 4 100.00 3 RUMAH SAKIT KHUSUS 1 0 0.00 4 PUSKESMAS 3 3 100.00 JUMLAH (KAB/KOTA) 8 7 87.50 2 RUMAH SAKIT JIWA Sumber: Bidang Pelayanan Kesehatan 4 (EMPAT) SPESIALIS DASAR 4 100.00 TABEL 72 JUMLAH POSYANDU MENURUT STRATA PER KECAMATAN KOTA BLITAR TAHUN 2012 POSYANDU NO KABUPATEN/KOTA 1 KECAMATAN 2 1 BLITAR 3 SANANWETAN PRATAMA NAMA PUSKESMAS 4 MADYA JUMLAH % 5 6 = (5/13) * 100 PURNAMA JUMLAH % 7 8 = (7/13) * 100 MANDIRI JUMLAH % 9 10 = (9/13) * 100 POSYANDU PURI JUMLAH JUMLAH % JUMLAH % 11 12 = (11/13) * 100 13 = 5+7+9+11 14 = 6+8+10+12 JUMLAH % 15 = 9+11 16 = (15/13) * 100 SANANWETAN 0 0.00 11 18.33 39 65.00 10 16.67 60 100.00 49 81.67 2 0 SUKOREJO KARANGSARI 0 0.00 7 13.46 42 80.77 3 5.77 52 100.00 45 86.54 3 0 KEPANJENKIDUL KEPANJENKIDUL 0 0.00 5 9.80 41 80.39 5 9.80 51 100.00 46 90.20 0 0.00 23 14.11 122 74.85 18 11.04 163 100.00 140 85.89 JUMLAH KABUPATEN/KOTA RASIO POSYANDU PER 100 BALITA Sumber: Bidang Peningkatan 6.93 TABEL 73 UPAYA KESEHATAN BERSUMBERDAYA MASYARAKAT (UKBM) MENURUT KECAMATAN KOTA BLITAR TAHUN 2012 JUMLAH NO KABUPATEN/KOTA 1 2 1 BLITAR KECAMATAN NAMA PUSKESMAS 3 4 SANANWETAN DESA SIAGA DESA SIAGA AKTIF DESA/ KELURAHAN JUMLAH % JUMLAH % 5 6 7 = (6/5) * 100 8 9 = (8/6) * 100 POSKESDES POSYANDU 10 11 SANANWETAN 7 7 100.00 7 100.00 7 60 2 0 SUKOREJO KARANGSARI 7 7 100.00 7 100.00 7 52 3 0 KEPANJENKIDUL KEPANJENKIDUL 7 7 100.00 7 100.00 7 51 21 21 100.00 21 100.00 21 163 JUMLAH KABUPATEN/KOTA Sumber: Bidang Peningkatan 0 0 TABEL 74 JUMLAH TENAGA MEDIS DI SARANA KESEHATAN KOTA BLITAR TAHUN 2012 NO UNIT KERJA 1 2 DR SPESIALIS a JUMLAH DOKTER UMUM DOKTER GIGI b L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P 3 4 5 = 3+4 6 7 8 = 6+7 12 = 3+6 13 = 4+7 14 = 5+8 9 10 11 = 9+10 1 Sananwetan 0 0 5 5 0 5 5 0 2 2 2 Kepanjenkidul 0 0 5 5 0 5 5 1 2 3 3 Sukorejo 0 3 1 4 3 1 4 0 3 3 SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) 0 0 0 3 11 14 3 11 14 1 7 8 1 RSD Mardi Waluyo 17 3 20 13 15 28 30 18 48 3 3 6 2 Poli Polres Blitar 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 3 RSK Budi Rahayu 1 0 1 6 2 8 7 2 9 0 0 0 4 RS Syuhada'Haji 2 0 2 5 2 7 7 2 9 0 0 0 5 RSU Aminah 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 6 RSIA Aminah 0 7 RB Siti Khodijah 0 8 Perorangan 1 SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT) 1 1 0 1 0 0 0 1 13 8 21 14 8 22 0 0 0 38 30 68 59 33 92 3 3 6 2 0 2 1 4 5 3 4 7 0 0 0 34.57 4.81 20.16 63.13 72.09 67.47 99.20 76.90 87.63 6.01 16.02 10.86 0 0 0 0 0 0 0 2 0 2 2 0 2 0 0 0 23 3 26 44 45 89 67 48 115 4 10 14 JUMLAH KABUPATEN/KOTA Sumber: Subbag Umum dan Kepegawaian termasuk S3 b 0 24 DINAS KESEHATAN KABUPATEN/KOTA a 1 3 INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT Keterangan : 0 21 SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN RASIO TERHADAP 100.000 PDDK 0 termasuk Dokter Gigi Spesialis 0 0 TABEL 75 JUMLAH TENAGA BIDAN/ KEPERAWATAN DI SARANA KESEHATAN KOTA BLITAR TAHUN 2012 BIDAN NO UNIT KERJA 1 2 1 Sananwetan 2 Kepanjenkidul 3 Sukorejo PERAWAT BIDAN DIII BIDAN JUMLAH 3 4 5 = 3+4 0 0 0 15 13 12 SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) 0 1 RSD Mardi Waluyo 2 Poli Polres Blitar 3 RSK Budi Rahayu 4 RS Syuhada'Haji 5 RSU Aminah 6 RSIA Aminah 7 RB Siti Khodijah 8 Perorangan SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT) SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN 0 SARJANA KEPERAWATAN PERAWAT b JUMLAH L P L+P L P L+P L P L+P 6 7 8 = 6+7 9 10 11 = 9+10 12 = 6+9 13 = 7+10 14 = 8+11 17 23 17 0 57 5 8 6 0 19 13 16 11 0 40 18 24 17 0 59 167 0 1 5 33 5 0 0 211 12 0 1 87 37 10 0 0 147 179 0 2 92 70 15 0 0 358 7 6 13 356.21 309.20 333.46 0 0 0 1 1 0 40 15 13 12 0 40 0 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 27 2 0 9 9 11 0 0 58 27 2 0 9 9 11 0 0 58 7 0 0 0 2 0 0 0 9 0 0 0 1 RASIO TERHADAP 100.000 PDDK a 1 1 0 0 2 5 8 6 12 15 11 19 38 160 12 0 0 2 0 0 0 2 7 0 0 0 4 0 0 0 11 1 5 31 5 0 0 202 1 87 35 10 0 0 145 172 0 2 92 66 15 0 0 347 0 1 6 6 12 76.00 INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT DINAS KESEHATAN KAB/KOTA 0 0 0 4 0 4 0 1 7 1 7 2 8 0 3 3 11 3 8 1 10 4 18 5 JUMLAH KABUPATEN/KOTA 0 102 102 11 12 23 235 195 430 246 207 453 Sumber: Subbag Umum dan Kepegawaian Keterangan : a termasuk S2 dan S3 b termasuk SLTA, D-I, dan D-III blm ada data TABEL 76 JUMLAH TENAGA KEFARMASIAN DAN GIZI DI SARANA KESEHATAN KOTA BLITAR TAHUN 2012 TENAGA KEFARMASIAN NO UNIT KERJA 1 2 APOTEKER DAN SARJANA FARMASI TENAGA GIZI D-III FARMASI DAN ASS APOTEKER a JUMLAH D-IV/SARJANA GIZI a JUMLAH DI DAN D-III GIZI L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P 3 4 5 = 3+4 6 7 8 = 6+7 9 = 3+6 10 = 4+7 11 = 5+8 12 13 14 = 12+13 15 16 L+P L P L+P 17 = 15+16 18 = 12+15 19 = 13+16 20 = 14+17 1 Sananwetan 0 1 1 2 3 5 2 4 6 0 0 0 1 2 3 1 2 3 2 Kepanjenkidul 0 1 1 1 1 2 1 2 3 0 0 0 1 1 2 1 1 2 3 Sukorejo 0 2 2 0 0 2 2 0 0 0 1 1 2 1 1 2 0 4 4 3 4 7 3 8 11 0 0 0 3 4 7 3 4 7 SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) 1 RSD Mardi Waluyo 0 3 3 4 9 13 4 12 16 0 0 0 0 14 14 0 14 14 2 Poli Polres Blitar 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3 RSK Budi Rahayu 0 2 2 8 0 8 8 2 10 0 0 0 0 2 2 0 2 2 4 RS Syuhada'Haji 0 1 1 2 5 7 2 6 8 0 0 0 0 1 1 0 1 1 5 RSU Aminah 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 6 RSIA Aminah 0 0 0 1 3 4 1 3 4 0 0 0 0 0 0 0 0 0 7 RB Siti Khodijah 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 8 Perorangan 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT) 0 6 6 15 17 32 15 23 38 0 0 0 0 17 17 0 17 17 SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN 4 10 14 6 36 42 10 46 56 0 0 0 0 0 0 0 0 0 42.08 123.36 81.43 4.51 33.64 18.61 RASIO TERHADAP 100.000 PDDK INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT 0 0 0 0 0 0 0 0 DINAS KESEHATAN KAB/KOTA 1 0 1 0 2 2 1 2 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 JUMLAH KABUPATEN/KOTA 5 20 25 24 59 83 29 79 108 0 0 0 3 21 24 3 21 24 Sumber: Subbag Umum dan Kepegawaian Keterangan : a termasuk S2 dan S3 0 0 TABEL 77 JUMLAH TENAGA KESEHATAN MASYARAKAT DAN SANITASI DI SARANA KESEHATAN KOTA BLITAR TAHUN 2012 TENAGA KESMAS NO UNIT KERJA 1 2 SARJANA KESMAS a D-III KESMAS b TENAGA SANITASI JUMLAH L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P 3 4 5 =3+4 6 7 8 = 6+7 9 = 3+6 10 = 4+7 11 = 5+8 12 13 14 = 12+13 1 Sananwetan 2 1 3 0 1 1 2 2 4 2 3 5 2 Kepanjenkidul 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 3 Sukorejo 0 1 1 0 1 1 0 2 2 1 0 1 0 0 0 0 0 0 SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) 2 2 4 0 2 2 2 4 6 4 3 7 1 RSD Mardi Waluyo 1 1 2 0 0 0 1 1 2 4 3 7 2 Poli Polres Blitar 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3 RSK Budi Rahayu 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 4 RS Syuhada'Haji 0 1 1 0 1 1 0 2 2 0 0 0 0 0 0 0 5 RSU Aminah 0 0 6 RSIA Aminah 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 7 RB Siti Khodijah 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 8 Perorangan 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT) 1 2 3 0 1 1 1 3 4 4 3 7 SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 4.51 11.21 7.75 12.02 9.61 10.86 RASIO TERHADAP 100.000 PDDK INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT 1 1 2 0 0 0 1 1 2 0 0 0 DINAS KESEHATAN KAB/KOTA 5 6 11 2 0 2 7 6 13 2 3 5 JUMLAH KABUPATEN/KOTA 9 11 20 2 3 5 11 14 25 10 9 19 Sumber: Subbag Umum dan Kepegawaian Keterangan: a termasuk S2 dan S3 b termasuk D-I TABEL 78 JUMLAH TENAGA TEKNISI MEDIS DAN FISIOTERAPIS DI SARANA KESEHATAN KOTA BLITAR TAHUN 2012 TENAGA TEKNISI MEDIS NO UNIT KERJA 1 2 ANALIS LAB. TEM & P.RONTG L P L+P L P L+P L P 3 4 5 = 3+4 6 7 8 = 6+7 9 10 FISIOTERAPIS JUMLAH P.ANESTESI L+P L P L+P 11 = 9+10 12 = 3+6+9 13 = 4+7+10 14 = 5+8+11 L P L+P 15 16 17 = 15+16 1 Sananwetan 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 2 Kepanjenkidul 0 2 2 0 0 0 0 0 0 0 2 2 0 0 0 3 Sukorejo 0 2 2 0 0 0 0 0 0 0 2 2 0 0 0 SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) 0 5 5 0 0 0 0 0 0 0 5 5 0 0 0 1 RSD Mardi Waluyo 5 10 15 4 3 7 0 0 0 9 13 22 0 0 0 Poli Polres Blitar 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 RSK Budi Rahayu 0 5 5 1 0 1 0 0 0 1 5 6 0 0 0 RS Syuhada'Haji 0 2 2 0 0 0 0 0 0 0 2 2 0 0 0 RSU Aminah 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 RSIA Aminah 0 2 2 0 0 0 0 0 0 0 2 2 0 0 0 RB Siti Khodijah 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 Perorangan 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT) 5 19 24 5 3 8 0 0 0 10 22 32 0 0 0 SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN 0 2 2 0 1 1 0 0 0 0 3 3 15.03 48.06 31.02 RASIO TERHADAP 100.000 PDDK 0 0.00 0.00 0.00 INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT 0 0 0 0 0 0 0 DINAS KESEHATAN KAB/KOTA 0 0 0 0 0 0 0 0 10 30 40 JUMLAH KABUPATEN/KOTA Sumber: 5 26 31 5 4 9 0 0 0 0 0 TABEL 79 ANGGARAN KESEHATAN KOTA BLITAR KOTA BLITAR TAHUN 2012 NO SUMBER BIAYA 1 2 ALOKASI ANGGARAN KESEHATAN Rupiah % 3 4 ANGGARAN KESEHATAN BERSUMBER: 1 APBD KAB/KOTA A. RUMAH SAKIT 55,435,088,756 a. Belanja Langsung 34,250,748,966 b. Belanja Tidak Langsung 21,184,339,790 B. DINAS KESEHATAN 18,538,914,608 a. Belanja Langsung 73.65 24.63 7,879,914,300 b. Belanja Tidak Langsung 10,659,000,308 2 APBD PROVINSI - a. Belanja Langsung - b. Belanja Tidak Langsung - Bantuan Keuangan Bidang Kesehatan - 3 APBN : 1,295,292,000 a. Dana Dekonsentrasi - b. Tugas Pembantuan - c. Jamkesmas Dasar - d. Jamkesmas Rujukan 0.00 1.72 - e. Jampersal (termasuk Jamkesmas) 957,917,000 f. Lain-Lain (BOK) 337,375,000 4 PINJAMAN/HIBAH LUAR NEGERI (PHLN) - - 5 SUMBER PEMERINTAH LAIN - - 6 BANTUAN LUAR NEGERI (BLN) - 0.00 (sebutkan project dan sumber dananya) TOTAL ANGGARAN KESEHATAN 75,269,295,363 TOTAL APBD KAB/KOTA 544,445,039,499 % APBD KESEHATAN THD APBD KAB/KOTA ANGGARAN KESEHATAN KAB/KOTA PERKAPITA Sumber: - Subbag Keuangan dan Program 13.59 559,398.42 INDIKATOR KINERJA SPM TAHUN 2012 DINAS KESEHATAN KABUPATEN/KOTA : TRIWULAN : IV NO NAMA INDIKATOR 1 2 3 Cakupan kunjungan ibu hamil K-4 Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 Cakupan pelayanan nifas Cakupan neonatus dengan komplikasi yang ditangani Cakupan kunjungan bayi Cakupan desa/kelurahan Universal Child Immunization Cakupan pelayanan anak balita Cakupan pemberian makanan pendamping ASI pada anak usia 6-24 bulan Cakupan balita gizi buruk mendapat perawatan Cakupan penjaringan kesehatan siswa SD dan setingkat Cakupan peserta KB aktif Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit : a. Penemuan penderita AFP b. Penemuan dan penanganan penderita Pneumonia balita c. Penemuan dan penanganan pasien baru TB BTA positif d. Penemuan dan penanganan DBD e. Penanganan penderita diare Cakupan pelayanan kesehatan dasar masyarakat miskin A. Cakupan kunjungan pelayanan kesehatan dasar bagi masyarakat miskin Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin Cakupan pelayanan gawat darurat level 1 yang harus diberikan sarana kesehatan (RS) di Kab/Kota Cakupan desa/kelurahan mengalami KLB yang dilakukan penyelidikan epidemiologi < 24 jam 14 15 16 17 18 Cakupan desa siaga aktif BLITAR TARGET/ HASIL/ SASARAN REALISASI SETAHUN (B) (A) 1,933 2,629 417 526 2,069 2,509 (A)/(B) ( %) KETERANGAN 73.53 79.31 82.46 1,996 307 1,654 20 4,617 587 0 2,959 19,517 2,509 353 2,352 21 9,352 658 0 2,720 24,058 79.55 87.02 70.32 95.24 49.37 89.21 #DIV/0! tidak ada kasus 108.79 81.12 5 476 104 39 5,481 10,863 32,892 1,170 156 39 5,530 20,482 15.20 40.67 66.67 100.00 99.11 53.04 9,236 4 20,482 4 45.09 100.00 12 12 100.00 21 21 100.00 …………………, ……………………………….. KEPALA DINAS KESEHATAN KAB/KOTA …………………………………………….. ……………………………………….. NIP. ………………………………. LINK INDIKATOR SPM DAN PROFIL NO NAMA INDIKATOR 1 Cakupan kunjungan ibu hamil K-4 2 Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani 3 Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan 4 Cakupan pelayanan nifas 5 Cakupan neonatus dengan komplikasi yang ditangani 6 Cakupan kunjungan bayi 7 Cakupan desa/kelurahan Universal Child Immunization 8 Cakupan pelayanan anak balita 9 Cakupan pemberian makanan pendamping ASI pada anak usia 6-24 bulan 10 Cakupan balita gizi buruk mendapat perawatan 11 Cakupan penjaringan kesehatan siswa SD dan setingkat 12 Cakupan peserta KB aktif 13 Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit : a. Penemuan penderita AFP b. Penemuan dan penanganan penderita Pneumonia balita c. Penemuan dan penanganan pasien baru TB BTA positif d. Penemuan dan penanganan DBD e. Penanganan penderita diare 14 Cakupan pelayanan kesehatan dasar masyarakat miskin A. Cakupan kunjungan pelayanan kesehatan dasar bagi masyarakat miskin 15 Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin 16 Cakupan pelayanan gawat darurat level 1 yang harus diberikan sarana kesehatan (RS) di Kab/Kota 17 Cakupan desa/kelurahan mengalami KLB yang dilakukan penyelidikan epidemiologi < 24 jam 18 Cakupan desa siaga aktif BIDANG Bina Yankes Bina Yankes Bina Yankes Bina Yankes Bina Yankes Bina Yankes Bina PPMK Bina Yankes PPKM PPKM Bina Yankes Bina Yankes Bina PPMK Bina PPMK Bina PPMK Bina PPMK Bina PPMK PSDK PSDK Bina Yankes Bina PPMK PPKM SEKSI Yankesga Yankesga Yankesga Yankesga Yankesga Yankesga P3PMK Yankesga Gizi Gizi Yankesga Yankesga HASIL/REALISASI PADA PROFIL TABEL KOLOM KURSOR 28 7 G 35 31 6 F 36 28 28 31 37 38 43 42 45 46 35 10 13 18 11 5 11 9 11 11 7 J 35 M 35 R 36 K 34 E 34 K 36 I 37 K 36 K 36 G 32 TARGET/SASARAN PADA TABEL KOLOM KURSOR 28 4 D 35 31 5 E 36 28 28 31 37 38 43 42 45 46 35 9 12 13 6 4 6 6 6 6 4 I 35 L 35 M 36 F 34 D 34 F 36 F 37 F 36 F 36 D 32 P3PMK P2 P2 P2 P2 Biakes 9 5 E 33 13 14 N 36 11 12 L 36 23 6 F 35 16 14 N 36 56+56A+57+57A 17+17+11+11 Q37+Q37+K37+K37 9 13 11 23 16 56 4 9 6 6 9 6 D 33 I 36 F 36 F 35 I 36 F 37 Biakes 56+56A+57+57A 23+23+17=17 W37+W37+Q37+Q37 56 6 F 37 Yankesjuksus 49 4 D 12 49 3 C 12 P3PMK Promkes 51 73 7 7 G 33 G 33 51 73 5 5 E 33 E 33