profil kesehatan kota blitar tahun 2012

advertisement
PROFIL KESEHATAN
KOTA BLITAR
TAHUN 2012
KATA PENGANTAR
Profil Kesehatan disusun untuk memberikan gambaran pencapaian program pembangunan
kesehatan yang digunakan sebagai sarana untuk memantau pencapaian visi dan misi
pembangunan kesehatan di Kota Blitar.
Penyusunan Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2012 didasarkan pada data tabel sesuai
Standar Pelayanan Minimal bidang kesehatan dan “Petunjuk Teknis Penyusunan Profil
Kesehatan Kabupaten/Kota Edisi Data Terpilah menurut Jenis Kelamin”, sehingga informasi
yang disampaikan dalam profil ini merupakan interpretasi dari data tersebut.
Profil Kesehatan Kota Blitar ini disampaikan dengan harapan semoga bermanfaat bagi kita
semua dan ucapan terima kasih kami sampaikan kepada berbagai pihak yang telah mendukung
penyusunan buku ini.
Blitar,
2013
Kepala Dinas Kesehatan Daerah
Kota Blitar
dr.NGESTI UTOMO
Pembina Utama Muda
NIP. 19570824 198712 1 001
Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2010
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL PROFIL
i
ii
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Sistematika Penyajian
1.3 Distribusi Profil Kesehatan
1
1
2
3
BAB 2
GAMBARAN UMUM
2.1 Keadaan Geografi
2.2 Keadaan Demografi (Kependudukan)
2.3 Tingkat Pendidikan
4
4
6
10
BAB 3
SITUASI DERAJAT KESEHATAN
3.1 Angka Kematian
3.2 Umur Harapan Hidup (UHH)
3.3 Angka Kesakitan (Morbiditas)
3.4 Status Gizi
12
12
16
18
29
BAB 4
UPAYA KESEHATAN
4.1 Pelayanan Kesehatan Dasar
4.2 Pelayanan Kesehatan Rujukan
4.3 Ketersediaan Obat
4.4 Kejadian Luar Biasa (KLB) dan Keracunan Makanan
4.5 Perbaikan Gizi Masyarakat
4.6 Perilaku Masyarakat
4.7 Pelayanan Kesehatan Lingkungan dan Sanitasi Dasar
31
31
42
43
44
45
45
49
BAB 5
SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN
5.1 Sarana Kesehatan
5.2 Tenaga Kesehatan
5.3 Pembiayaan Kesehatan
56
56
59
61
BAB 6
KESIMPULAN
62
LAMPIRAN
Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2010
ii
DAFTAR TABEL PROFIL
Tabel
1
Luas Wilayah, Jumlah Desa, Jumlah Penduduk, Jumlah
Rumah Tangga dan Kepadatan Penduduk
Tabel
2
Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin, Kelompok
Umur, Rasio Beban Tanggung, Rasio Jenis Kelamin
Tabel
3
Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Kelompok
Umur
Tabel
4
Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun ke Atas yang
Melek Huruf menurut Jenis Kelamin
Tabel
5
Persentase Penduduk Laki-Laki dan Perempuan berusia 10
Tahun ke Atas menurut Tingkat Pendidikan Tertinggi yang
ditamatkan
Tabel
6
Jumlah Kelahiran menurut Jenis Kelamin
Tabel
7
Jumlah Kematian Bayi dan Balita menurut Jenis Kelamin
Tabel
8
Jumlah Kematian Ibu menurut Kelompok Umur
Tabel
9
Jumlah Kasus AFP (Non Polio) dan AFP Rate (Non Polio)
Tabel
10
Jumlah Kasus Baru TB Paru dan Kematian Akibat TB Paru
menurut Jenis Kelamin
Tabel
11
Jumlah Kasus dan Angka Penemuan Kasus TB Paru BTA+
menurut Jenis Kelamin
Tabel
12
Jumlah Kasus dan Kesembuhan TB Paru BTA + menurut
Jenis Kelamin
Tabel
13
Penemuan Kasus Pneumonia Balita menurut Jenis Kelamin
Tabel
14
Jumlah Kasus Baru HIV, AIDS, dan Infeksi Menular Seksual
Lainnya menurut Jenis Kelamin
Tabel
15
Persentase Donor Darah diSkrining terhadap HIV menurut
Jenis kelamin
Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2010
iii
Tabel
16
Kasus Diare yang ditangani menurut Jenis Kelamin
Tabel
17
Jumlah Kasus Baru Kusta menurut Jenis Kelamin
Tabel
18
Kasus Baru Kusta 0-14 Tahun dan Cacat Tingkat 2 menurut
Jenis Kelamin
Tabel
19
Jumlah kasus dan Angka Prevalensi penyakit kusta menurut
Jenis Kelamin
Tabel
20
Persentase Penderita Kusta selesai Berobat menurut Jenis
Kelamin
Tabel
21
Jumlah Kasus Penyakit Yang Dapat Dicegah Dengan
Imunisasi (PD3I) menurut Jenis Kelamin
Tabel
22
Jumlah Kasus Penyakit Yang Dapat Dicegah Dengan
Imunisasi (PD3I) menurut Jenis Kelamin
Tabel
23
Jumlah Kasus DBD menurut Jenis Kelamin
Tabel
24
Kesakitan dan Kematian Akibat Malaria menurut Jenis
Kelamin
Tabel
25
Penderita Filariasis ditangani menurut Jenis Kelamin
Tabel
26
Bayi Berat Badan Lahir Rendah menurut Jenis Kelamin
Tabel
27
Status Gizi Balita menurut Jenis Kelamin
Tabel
28
Cakupan Kunjungan Ibu Hamil, Persalinan ditolong Tenaga
Kesehatan, dan Pelayanan Kesehatan Ibu Nifas
Tabel
29
Persentase Cakupan Imunisasi TT pada Ibu Hamil
Tabel
30
Jumlah Ibu Hamil yang Mendapatkan Tablet Fe1 dan Fe3
Tabel
31
Jumlah dan Persentase Komplikasi Kebidanan dan Neonatal
Resiko Tinggi/Komplikasi ditangani menurut Jenis Kelamin
Tabel
32
Tabel
33
Cakupan Pemberian Vitamin A pada Bayi, Anak Balita, dan
Ibu Nifas menurut Jenis Kelamin
Proporsi Peserta KB Aktif menurut Jenis Kontrasepsi
Tabel
34
Proporsi Peserta KB Baru menurut Jenis Kontrasepsi
Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2010
iv
Tabel
35
Jumlah Peserta KB Baru dan KB Aktif
Tabel
36
Cakupan Kunjungan Neonatus menurut Jenis Kelamin
Tabel
37
Cakupan Kunjungan Bayi menurut Jenis Kelamin
Tabel
38
Cakupan Desa/Kelurahan UCI
Tabel
39
Cakupan Imunisasi DPT, HB, dan Campak pada Bayi
menurut Jenis Kelamin
Tabel
40
Cakupan Imunisasi BCG dan Polio pada Bayi menurut Jenis
Kelamin
Tabel
41
Jumlah Bayi yang diberi ASI Eksklusif menurut Jenis
Kelamin
Tabel
42
Pemberian Makanan Pendamping ASI Anak Usia 6-23
Bulan Keluarga Miskin menurut Jenis Kelamin
Tabel
43
Cakupan Pelayanan Anak Balita menurut Jenis Kelamin
Tabel
44
Jumlah Balita ditimbang menurut Jenis Kelamin
Tabel
45
Cakupan Balitas Gizi Buruk yang Mendapat Perawatan
Tabel
46
Cakupan Penjaringan Kesehatan Siswa SD dan Setingkat
menurut Jenis Kelamin
Tabel
47
Cakupan Pelayanan Kesehatan Siswa SD dan Setingkat
Tabel
48
Cakupan Pelayanan Kesehatan Pra Lansia dan Lansia
Tabel
49
Persentase Sarana Kesehatan dengan
Pelayanan Gawat Darurat (GADAR) Level I
Tabel
50
Jumlah Penderita dan Kematian pada KLB menurut Jenis
KLB
Tabel
51
Desa/Kelurahan Terkena KLB yang Ditangani < 24 jam
Tabel
52
Pelayanan Kesahtan Gigi dan Mulut menurut Jenis Kelamin
Tabel
53
Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut pada Anak SD dan
Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2010
Kemampuan
v
Setingkat menurut Jenis Kelamin
Tabel
54
Jumlah Kegiatan Penyuluhan Kesehatan
Tabel
55
Cakupan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Pra Bayar
menurut Jenis Jaminan
Tabel
56
Cakupan Pelayanan Rawat Jalan Masyarakat Miskin (dan
Hampir Miskin) menurut Strata Sarana Kesehatan
Tabel
56-A
Cakupan Pelayanan Rawat Jalan Masyarakat Miskin (dan
Hampir Miskin) menurut Strata Sarana Kesehatan yang
dicakup Melalui Program Jamkesda
Tabel
57
Cakupan Pelayanan Rawat Inap Masyarakat Miskin (dan
Hampir Miskin) menurut Strata Sarana Kesehatan
Tabel
57-A
Cakupan Pelayanan Rawat Inap Masyarakat Miskin (dan
Hampir Miskin) menurut Strata Sarana Kesehatan yang
dicakup Melalui Program Jamkesda
Tabel
58
Jumlah Kunjungan Rawat Jalan, Rawat Inap dan Kunjungan
Ganggungan Jiwa di Sarana Pelayanan Kesehatan
Tabel
59
Angka Kematian Pasien di Rumah Sakit
Tabel
60
Indikator Kinerja Pelayanan di Rumah Sakit
Tabel
61
Persentase Rumah Tangga Berperilaku Hidup Bersih dan
Sehat
Tabel
62
Persentase Rumah Sehat
Tabel
63
Persentase Rumah/Bangunan Bebas Jentik Nyamuk Aedes
Tabel
64
Persentase Keluarga menurut Jenis Sarana Air Bersih yang
digunakan
Tabel
65
Persentase Keluarga menurut Sumber Air Minum yang
digunakan
Tabel
66
Persentase Keluarga dengan Kepemilikan Sarana Sanitasi
Dasar
Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2010
vi
Tabel
67
Persentase Tempat Umum dan Pengelolaan Makanan
(TUPM) Sehat
Tabel
68
Persentase Institusi dibina Kesehatan Lingkungannya
Tabel
69
Ketersediaan Obat menurut Jenis Obat
Tabel
70
Jumlah Sarana Pelayanan Kesehatan menurut Kepemilikan
Tabel
71
Sarana Pelayanan Kesehatan dengan
Laboratorium dan Memiliki 4 Spesialis Dasar
Tabel
72
Jumlah Posyandu menurut Strata
Tabel
73
Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM)
Tabel
74
Jumlah Tenaga Medis di Sarana Kesehatan
Tabel
75
Jumlah Tenaga Keperawatan di Sarana Kesehatan
Tabel
76
Jumlah Tenaga Kefarmasian dan Gizi di Sarana Kesehatan
Tabel
77
Jumlah Tenaga Kesehatan Masyarakat dan Sanitasi di Sarana
Kesehatan
Tabel
78
Jumlah Tenaga Teknisi dan Fisioterapis di Sarana Kesehatan
Tabel
79
Anggaran Kesehatan Kabupaten/Kota
Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2010
Kemampuan
vii
BAB 1
PENDAHULUAN
Dinas Kesehatan Daerah Kota Blitar
1.1 LATAR BELAKANG
Pada hakikatnya tujuan dari pembangunan kesehatan adalah untuk
meningkatkan kualitas sumber daya manusia dengan membangun kesadaran,
kemauan dan kemampuan untuk hidup sehat. Pemerintah memiliki peran yang sangat
besar untuk mewujudkan pembagunan kesehatan terutama melalui penyediaan sarana
dan prasarana baik Rumah Sakit, Puskesmas dan Poskesdes maupun Posyandu.
Dengan penyediaan pelayanan kesehatan yang baik bagi masyarakatnya untuk
mensinergikan pencapaian tujuan pembangunan Millenium Development Goals
(MDGs) pada tahun 2015. Tujuan MDGs menempatkan manusia sebagai fokus utama
pembangunan yang mencakup semua komponen kegiatan yang tujuan akhirnya ialah
kesejahteraan masyarakat.
Keberhasilan Pembangunan kesehatan tidak bisa lepas dari peran masyarakat
dalam mendukung semua kegiatan yang dilaksanakan pemerintah, kemitraan
produktif dengan masyarakat madani dan sektor swasta berkontribusi cukup besar
terhadap percepatan pencapaian berbagai sasaran MDGs pembangunan kesehatan.
Untuk mengetahui gambaran secara nyata capaian pembangunan kesehatan
tahun 2012 disusunlah Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2012. Penyusunan Profil
Kesehatan ini didasarkan pada beberapa peraturan perundangan-undangan bidang
kesehatan, antara lain:
1. Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
2. Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah
3. Keputusan
Menteri
Kesehatan
Republik
Indonesia
Nomor
1457/Menkes/SK/X/2003 tentang Standart Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan
di Kabupaten/Kota.
Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2012
1
Dinas Kesehatan Daerah Kota Blitar
Profil Kesehatan merupakan buku statistik kesehatan Kota Blitar untuk
menggambarkan situasi dan kondisi kesehatan masyarakat Kota Blitar. Selain itu juga
berisi data/informasi yang menggambarkan derajat kesehatan, sumber daya kesehatan
dan upaya kesehatan serta pencapaian indikator pembangunan kesehatan di Kota
Blitar. Oleh karena itu Profil Kesehatan merupakan salah satu alat yang
bisa
digunakan untuk mengevaluasi kemajuan pembangunan kesehatan dari tahun ke
tahun dalam mendukung tercapainya MDGs.
1.2 SISTEMATIKA PENYAJIAN
Sistematika penyusunan Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2012 mengacu
pada Petunjuk Teknis Penyusunan Profil Kesehatan Kabupaten/Kota yang diterbitkan
oleh Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dengan
sistematika sebagai berikut:
Bab-1 : Pendahuluan
Bab ini berisi penjelasan tentang maksud dan tujuan Profil Kesehatan dan sistematika
dari penyajiannya.
Bab-2 : Gambaran Umum
Bab ini menyajikan tentang gambaran umum Kota Blitar. Selain uraian tentang letak
geografis, administrative dan informasi umum lainnya, bab ini juga mengulas faktorfaktor yang berpengaruh terhadap kesehatan dan faktor-faktor lainnya, misalnya
kependudukan, ekonomi, pendidikan, sosial budaya dan lingkungan.
Bab-3 : Situasi Derajat Kesehatan
Bab ini berisi uraian tentang indikator mengenai angka kematian, angka kesakitan dan
angka status gizi masyarakat.
Bab-4 : Situasi Upaya Kesehatan
Bab ini menguraikan tentang pelayanan kesehatan dasar, pelayanan kesehatan rujukan
dan penunjang, pemberantasan penyakit menular, pembinaan kesehatan lingkungan
dan sanitasi dasar, perbaikan gizi masyarakat, pelayanan kefarmasian dan alat
kesehatan, pelayanan kesehatan dalam situasi bencana. Upaya pelayanan kesehatan
Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2012
2
Dinas Kesehatan Daerah Kota Blitar
yang diuraikan dalam bab ini juga mengakomodir indikator kinerja Standar Pelayanan
Minimal (SPM) Bidang Kesehatan serta upaya pelayanan kesehatan lainnya yang
diselenggarakan oleh Dinas Kesehatan Daerah Kota Blitar.
Bab-5 : Situasi Sumber Daya Kesehatan
Bab ini menguraikan tentang sarana kesehatan, tenaga kesehatan, pembiayaan
kesehatan dan sumber daya kesehatan lainnya.
Bab-6 : Kesimpulan
Bab ini diisi dengan sajian tentang hal-hal penting yang perlu disimak dan ditelaah
lebih lanjut dari Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2011. Selain keberhasilankeberhasilan yang perlu dicatat, bab ini juga mengemukakan hal-hal yang dianggap
masih kurang dalam rangka penyelenggaraan pembangunan kesehatan.
Lampiran
Pada lampiran ini berisi resume/angka pencapaian pembangunan kesehatan Kota
Blitar dan 79 tabel data kesehatan dan yang terkait kesehatan yang resposif gender.
Profil kesehatan dapat disajikan dalam bentuk tercetak (berupa buku) atau dalam
bentuk lain (softcopy, tampilan di situs internet, dan lain-lain).
1.3 DISTRIBUSI PROFIL KESEHATAN
Distribusi Profil Kesehatan Kota Blitar adalah sebagai berikut:
1. Walikota Blitar
2. DPRD Kota Blitar
3. Instansi tingkat Kota termasuk BAPPEDA
4. Puskesmas, dan UPT Kesehatan lainnya
5. Rumah Sakit Pemerintah dan Swasta
6. Dinas Kesehatan Provinsi
7. Kementerian Kesehatan c.q Pusat Data dan Informasi
8. LSM Kesehatan di Kota Blitar
Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2012
3
BAB 2
GAMBARAN UMUM
Dinas Kesehatan Daerah Kota Blitar
Gambaran umum wilayah Kota Blitar merupakan sebuah data dasar yang
digunakan sebagai acuan dalam penyusunan perencanaan pembangunan kesehatan
yang evidence based, sehingga perencanaan program maupun kegiatan bidang
kesehatan sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan kondisi faktual di wilayah Kota
Blitar. Gambaran umum ini menguraikan tentang letak geografis, administratif dan
beberapa informasi umum lainnya. Selain itu juga mengulas beberapa faktor yang
berpengaruh terhadap kesehatan dan faktor-faktor lainnya misalnya kependudukan,
ekonomi dan sosial budaya. Adapun gambaran umum secara lengkap adalah sebagai
berikut :
2.1 KEADAAN GEOGRAFI
2.1.1 Letak Geografis
Kota Blitar merupakan wilayah terkecil kedua di Propinsi Jawa Timur setelah
Kota Mojokerto. Terletak pada koordinat 112°114’ - 12°28’ Bujur Timur dan 8°2’ 8°10’ Lintang Selatan atau tepatnya terletak sekitar 160 km sebelah selatan Kota
Surabaya, ibukota Propinsi Jawa Timur. Suhu udara rata-rata berkisar pada 29°C
dengan type iklim C-3. Kondisi seperti ini menjadikan Kota Blitar sebagai sebuah
daerah yang nyaman untuk dijadikan tempat hunian dan peristirahatan.
Akan tetapi, pada sisi yang lain Kota Blitar dapat dikatakan sebagai kota yang
miskin potensi, karena secara ekonomis tidak memiliki sumber daya alam yang
dapat dieksplorasi menjadi sumber pendapatan daerah, baik yang berupa bahan
galian, mineral maupun hasil hutan dan kekayaan alam lainnya. Dengan demikian
upaya yang harus terus digalakkan adalah pengembangan dan pembangunan
sumber daya lainnya baik yang berupa sumber daya manusia maupun sumber daya
buatan.
Secara administratif, Kota Blitar dikelilingi oleh wilayah Kabupaten, dengan
batas-batas sebagai berikut:
Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2012
4
Dinas Kesehatan Daerah Kota Blitar
Sebelah Utara
: Kecamatan Nglegok,
Kec.Garum Kabupaten Blitar
Sebelah Timur
: Kecamatan Kanigoro,
Kabupaten Blitar
Sebelah Selatan
: Kecamatan Sanankulon,
Kabupaten Blitar
Sebelah Barat
: Kecamatan Sanankulon dan Kecamatan Nglegok
Kabupaten Blitar
2.1.2 Luas Wilayah
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 48 Tahun 1982 tentang Batas
Wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II Blitar, luas wilayah Kota Blitar adalah ±
32,578 km2, terdiri atas 3 (tiga) kecamatan dengan 20 kelurahan. Yang kemudian
pada tahun 2005 dijadikan 21 Kelurahan hasil pemecahan Kelurahan Pakunden
menjadi 2 Kelurahan yaitu Pakunden dan Tanjungsari berdasarkan Peraturan
Daerah Nomor 4 tahun 2005. Adapun perincian luas wilayah di masing-masing
kecamatan adalah sebagai berikut:
Tabel 2.1 Perbandingan Luas Wilayah Kecamatan di Kota Blitar
No
Kecamatan
Luas Wilayah Km2
%
1
Sukorejo
9,92
30,46
2
Kepanjenkidul
10,50
32,24
3
Sananwetan
12,15
37,30
32,57
100
Jumlah
Sumber: Statistik Kota Blitar Tahun 2011
Disamping itu, wilayah Kota Blitar terbagi menjadi 3 (tiga) bagian yaitu
bagian utara, tengah dan selatan dimana bagian utara mempunyai ketinggian ± 245
meter dari permukaan laut, bagian tengah ± 190 meter dan bagian selatan ± 140
meter dari permukaan air laut. Adanya perbedaan letak ketinggian tersebut
menunjukkan bahwa wilayah Kota Blitar masuk kategori daerah darat, sehingga
mempengaruhi pola pemanfaatan dan tata guna tanah di wilayah Kota Blitar.
Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2012
5
Dinas Kesehatan Daerah Kota Blitar
2.2 KEADAAN DEMOGRAFI (KEPENDUDUKAN)
Situasi kependudukan dapat dilihat dari berbagai indikator antara lain tingkat
pertumbuhan, angka kelahiran kasar, tingkat fertilitas, kepadatan dan distribusi
menurut umur. Gambaran secara umum keadaan demografi Kota Blitar adalah
sebagai berikut:
2.2.1 Jumlah Penduduk
Jumlah penduduk Kota Blitar tahun 2012 sebanyak 134.554 jiwa
(sumber: BPS Jawa Timur Tahun 2012) dengan karakteristik dan latar belakang
sosial, budaya, pendidikan, agama, etnis dan mata pencaharian yang bervariasi.
Apabila dibandingkan dengan jumlah penduduk tahun 2011 yaitu 133.324
jiwa, maka terjadi pertambahan jumlah penduduk Kota Blitar sebanyak 1.230
jiwa. Adapun distribusi penduduk berdasarkan jenis kelamin dan kelompok
umur adalah sebagai berikut:
Gambar 2.1 Piramida Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin
Kota Blitar Tahun 2012
Sumber : Data BPS Jawa Timur Tahun 2012 yang diolah
Komposisi penduduk laki-laki dan perempuan tidak berbeda jauh
jumlahnya, penduduk laki-laki masih lebih kecil sejumlah 66.533 jiwa
Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2012
6
Dinas Kesehatan Daerah Kota Blitar
sedangkan penduduk perempuan sejumlah 68.021 jiwa tidak jauh berbeda
dengan tahun 2011.
Ada beberapa macam piramida penduduk yakni Trapeze pyramid
adalah piramida penduduk didasarkan pada jumlah kelahiran lebih banyak
daripada kematian, grenade pyramid adalah piramida penduduk didasarkan
pada kesamaan antara kelahiran dan kematian, pyramid form tombstone
adalah pyramid kependudukan didasarkan padakematianlebih banyak daripada
kelahiran. Untuk piramida penduduk di Kota Blitar bisa dimasukkan kedalam
grenade pyramid akan tetapi tidak sepenuhnya karena pada kelompok umur >
65 tahun terdapat lonjakan jumlah penduduk yang cukup signifikan dari
kelompok umur sebelumnya. Perubahan jumlah penduduk pada masingmasing kelompok umur dapat disebabkan oleh beberapa hal antara lain
fertilitas, mortalitas kematian bayi/infant mortality, dan migrasi.
Distribusi penduduk terbesar adalah pada kelompok umur 15-19 tahun
yaitu 11.415 jiwa. Hal ini menunjukkan bahwa komposisi penduduk lebih
banyak pada usia muda.
2.2.2 Kepadatan Penduduk
Kepadatan penduduk di Kota Blitar pada tahun 2012 adalah 4,131 /Km2
yang berarti terdapat 4 jiwa disuatu wilayah per Km2 , kondisi ini tidak terlalu
terdapat perbedaan dengan kondisi pada tahun 2011 yakni 4,362 / Km2.
Adapun data secara lengkap mengenai kondisi kepadatan penduduk tahun
2008 s/d 2012 adalah sebagai berikut:
Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2012
7
Dinas Kesehatan Daerah Kota Blitar
Grafik 2.2 Kepadatan Penduduk Per-km2
Kota Blitar Tahun 2008-2012
4,4
4,35
4,3
4,25
4,2
4,15
4,1
4,05
4
3,95
4,36
4,30
2008
4,13
4,10
4,09
2009
2010
2011
Kepadatan
penduduk
2012
Sumber: Data sekunder BPS Kota Blitar yang diolah
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa pada setiap tahunnya
terjadi kenaikan angka kepadatan penduduk di Kota Blitar, hal ini seiring
dengan perubahan jumlah penduduk di tiap Kecamatan. Perubahan dapat
terjadi
dikarenakan banyak hal, diantaranya dapat disebabkan
oleh
perpindahan penduduk dari luar kota ke dalam kota ataupun sebaliknya, selain
itu perubahan kepadatan penduduk juga dapat disebabkan angka kematian dan
jumlah kelahiran di wilayah tersebut. Untuk tahun 2012 terjadi penurunan
dikarenakan adanya perubahan data sasaran jumlah penduduk setelah sensus
penduduk tahun 2010.
2.2.3 Rasio Beban Tanggungan
Rasio beban tanggungan merupakan perbandingan antara jumlah
penduduk usia tidak produktif (umur dibawah 15 tahun dan umur diatas 65
tahun) dengan jumlah penduduk usia produktif. Rasio ini menggambarkan
beban yang ditanggung oleh penduduk usia produktif. Berikut ini gambaran
rasio beban tanggungan di Kota Blitar mulai tahun 2008 s/d 2012:
Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2012
8
Dinas Kesehatan Daerah Kota Blitar
Grafik 2.3 Rasio Beban Tanggungan
Kota Blitar Tahun 2008-2012
47,5
47,27
47
46,5
46
46,42
46,08
46,05
46
Rasio Beban
Tanggungan
45,5
45
2008
2009
2010
2011
2012
Sumber : BPS (hasil Pengolahan Registrasi Penduduk)
Dari data diatas dapat diketahui bahwa beban tanggungan di Kota Blitar
masih cukup besar, jumlah penduduk usia tidak produktif hampir setengah
jumlah penduduk usia produktif. Beban tanggungan yang tinggi merupakan
faktor penghambat pembangunan ekonomi suatu negara, karena sebagian
pendapatan yang diperoleh oleh golongan yang produktif terpaksa dikeluarkan
untuk memenuhi kebutuhan mereka yang tidak produktif, maka semakin
tinggi usia tidak produktif semakin tinggi beban tanggungan bagi usia
produktif.
Hal ini didukung dengan piramida penduduk Kota Blitar dimana usia
tidak produktif jumlahnya cukup besar, sehingga dikhawatirkan dapat
meningkatkan beban rasio tanggungan, hal ini didukung dengan data jumlah
kepesertaan Jaminan Kesehatan bagi masyarakat miskin yang setiap tahunnya
cenderung meningkat terutama permohonan SPM dimana kepesertaannya
diluar kuota. Berikut ini data peserta jaminan kesehatan (Jamkesmas,
Jamkesmasda, dan SPM) mulai tahun 2009 s/d 2012.
Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2012
9
Dinas Kesehatan Daerah Kota Blitar
NO
Tabel 2.1 Jumlah Peserta Jaminan Kesehatan bagi Masyarakat Miskin
di Kota Blitar Tahun 2009-2011
JAMINAN
TAHUN
KESEHATAN
2009
2010
2011
2012
1
2
Jamkesmas
Jamkesmasda
3
SPM
16.633
2.500
(asumsi)
-
16.633
2.987
16.633
6.530
16.633
2.987
-
957
862
Sumber: Bidang Pelayanan Kesehatan
2.3 TINGKAT PENDIDIKAN
Untuk mengetahui potensi penduduk disisi kualitas sumber daya
manusianya dapat dilihat dari tingkat pendidikan yang ditempuh Penduduk.
Grafik di bawah merupakan gambaran kondisi penduduk yang sedang dan telah
menamatkan pendidikan terakhirnya sebagai berikut :
Grafik 2.4 Persentase Penduduk Laki-Laki Dan Perempuan Berusia 10 Tahun Ke
Atas Menurut Tingkat Pendidikan Tertinggi Yang Ditamatkan
Kota Blitar Tahun 2011
Sumber Data : BPS Kota Blitar
Berdasarkan tabel tersebut di atas diketahui bahwa sebagian besar
penduduk di Kota Blitar pendidikan terakhir yang ditamatkan pada tahun 2012
adalah setingkat SMP/Mts/Sederajat, disusul SD/MI. Tentunya dengan adanya
program dari pemerintah daerah berupa pendidikan gratis dan juga Bantuan
Operasional Sekolah dari pemerintah pusat diharapkan dapat mendorong
Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2012
10
Dinas Kesehatan Daerah Kota Blitar
meningkatnya tingkat pendidikan tertinggi yang ditamatkan minimal setingkat
SMA/SMK/MA.
Definisi melek huruf menurut UNESCO adalah kemampuan untuk
mengidentifikasi, mengerti, menerjemahkan, membuat, mengkomunikasikan dan
mengolah isi dari rangkaian teks yang terdapat pada bahan-bahan cetak dan
tulisan yang berkaitan dengan berbagai situasi. Berikut ini grafik jumlah penduduk
di Kota Blitar yang melek huruf menurut jenis kelamin dan kecamatan.
Kemampuan baca dan tulis dianggap penting karena melibatkan
pembelajaran berkelanjutan oleh seseorang sehingga orang tersebut dapat
mencapai tujuannya, dimana hal ini berkaitan langsung bagaimana seseorang
mendapatkan pengetahuan, menggali potensinya, dan berpartisipasi penuh dalam
masyarakat yang lebih luas. Para analis kebijakan juga menganggap kemampuan
baca dan tulis juga berarti peningkatan peluang kerja dan akses yang lebih luas
pada pendidikan yang lebih tinggi.
Grafik 2.5 Jumlah Penduduk Berumur 10 Tahun Ke Atas Yang Melek Huruf Menurut
Jenis Kelamin Dan Kecamatan
Kota Blitar Tahun 2011
25,000
21,62020,916
20,000
19,472
18,553
16,52315,891
15,000
Jumlah
Laki-laki
10,000
Perempuan
5,000
Sananwetan
Sukorejo
Kepanjenkidul
Kecamatan
Sumber : Data Sekunder Dinas Pendidikan dan BPS Kota Blitar yang telah diolah
Berdasarkan grafik diatas rata-rata jumlah penduduk yang melek huruf
antara jenis kelamin laki-laki dan perempuan hampir setara. Sedangkan
berdasarkan kecamatan jumlah penduduk yang melek huruf terbesar berada di
Kecamatan Sananwetan.
Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2012
11
BAB 3
Dinas Kesehatan Daerah Kota Blitar
SITUASI DERAJAT KESEHATAN
Tujuan Pembangunan Kesehatan adalah untuk meningkatkan kesadaran,
kemauan dan kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap agar terwujud derajat
kesehatan masyarakat yang optimal sesuai denga Undang-Undang Kesehatan No. 36
tahun 2009.
Untuk mengetahui gambaran derajat kesehatan masyarakat dapat diukur dari
indikator-indikator yang digunakan antara lain angka kematian, angka kesakita serta
status gizi. Indikator tersebut dapat diperoleh melalui laporan dari fasilitas kesehatan
(facility based) dan dari masyarakat (community based).
Perkembangan derjat kesehatan masyarakat dapat dilihat dari kejadian
kematian dan kesakitan dalam masyarakat dari waktu kewaktu. Disamping itu
kejadian kematian juga dapat digunakan sebagai indicator dalam penilaian
keberhasilan pelayanan kesehatan dan program pembangunan kesehatan lainnya.
Angka kematian pada umumnya dapat dihitung dengan melakukan berbagai survei
dan penelitian.
Gambaran situasi derajat kesehatan di Kota Blitar pada tahun 2012 dapat
diuraikan sebagai berikut.
3.1 ANGKA KEMATIAN (MORTALITAS)
Data kematian yang terdapat pada suatu komunitas dapat diperoleh melalui
survey, hal disebabkan bahwa sebagian besar kematian terjadi di rumah, sedangkan
data kematian pada fasilitas pelayanan kesehatan hanya memperlihatkan kasus
rujukan. Pertambahan jumlah kematian dan pemyakit-penyakit penyebab kematian
utama yang terjadi pada tahun 2012 akan diuraikan dibawah ini.
3.1.1 Angka Kematian Ibu (AKI)
Angka Kematian Ibu (AKI) masih merupakan salah satu indikator penting
dalam menentukan derajat kesehatan di suatu wilayah. Kematian ibu yang maksud
Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2012
12
Dinas Kesehatan Daerah Kota Blitar
adalah kematian seorang ibu yang disebabkan kehamilan, bersalin dan nifas dan
bukan karena kecelakaan disuatu wilayah pada kurun waktu tertentu. Angka
Kematian Ibu (AKI) dihitung per 100.000 kelahiran hidup.
Berdasarkan data Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun
2007 menyebutkan bahwa AKI di Indonesia sebesar 228 per 100.000. Dimana tahun
1991 angka kematian ibu melahirkan di targetkan sebesar 390 per 100.000 kelahiran,
hal ini membuktikan bahwa telah tejadi penekanan angka kematian yang begitu besar.
Meskipun telah terjadi penekanan yang begitu banyak namun angka tersebut masih
jauh dari target RPJMN 2014 sebesar 118 per 100.000 kelahiran hidup dan untuk
target MDG’s sebesar 102 per 100.000 kelahiran hidup tahun 2015. Berbagai upaya
terlah diupaya kan guna menurunkan angka kematian ibu bersalin ini.
Berdasarkan hasil data Laporan Kematian di Kota Blitar tahun 2012, sebesar
339,31 per 100.000 kelahiran hidup. Bila dibandingkan dengan target sebesar 49,16
per kelahiran hidup, kondisi ini menunjukkan ketidak berhasilan dalam menekan
kematian ibu. Bila dibandingkan dengan target Provinsi Jawa Timur sebesar 81,5 per
100.000 kelahiran hidup, maka kinerja pelayanan kesehatan dalam menekan kematian
di Kota Blitar perlu ada peninjauan ulang lagi.
Kondisi merupakan kondisi riil yang sudah menggambarkan kondisi yang
sebenarnya dilapangan, karena kematian ibu yang ada di Kota Blitar sudah merupakan
hasil laporan dari pelayanan kesehatan dasar dan Rumah Sakit. Hal ini bisa terjadi
mengingat Kota Blitar merupakan Kota terkecil di Propinsi Jawa Timur setelah Kota
Mojokerto. Dengan wilayah kecil tersebut memudahkan Dinas Kesehatan dalam
melakukan pelacakan semua kejadian-kejadian yang berhubungan dengan kesehatan
masyarakatnya.
Pada tahun 2012 terjadi peningkatan kasus kematian ibu. Kenaikan terjadi
enam kali lipat dimana pada tahun 2011 terdapat 2 orang ibu yang meninggal setelah
persalinan dikarenakan syok anaphylactis (alergi terdapat obat) dan tranfusion lung
injuri (TRALI) gejala yang timbul karena efek tranfusi yang dilakukan pasien sebelum
bersalin, sedangkan pada tahun 2012 terdapat 7 orang ibu meninggal setelah
Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2012
13
Dinas Kesehatan Daerah Kota Blitar
persalinan yang disebabkan oleh komplikasi gagal jantung, perdarahan akibat penyakit
hypertensi (perdarahan otak) dan kejang-kejang akibat kehamilan.
Grafik 3.1 Angka Kematian Ibu (AKI) di Kota Blitar
Tahun 2007-2011
Sumber : Data profil yang diolah tahun 2007-2011
3.1.2 Angka Kematian Bayi (AKB) dan Angka Kematian Balita
Ada banyak faktor yang mempengaruhi tingkat AKB tetapi tidak mudah untuk
menemukan faktor yang paling dominan. Salah satu penyebab mengapa Angka
Kematian Bayi di Kota Blitar masih cukup tinggi karena sebagian besar masyarakat
masih enggan membawa bayinya yang masih berumur dibawah 1 (satu) bulan ke
fasilitas kesehatan untuk pemeriksaan kesehatannya. Hal ini didukung masih adanya
kepercayaan dari sebagian besar masyarakat menganggap untuk keluar rumah harus
sudah berumur 36 hari atau lebih 1 bulan. Kematian bayi adalah kematian yang terjadi
antara saat bayi lahir sampai satu hari sebelum ulang tahun pertama. Dari sisi
penyebabnya, kematian bayi dibeda faktor endogen dan eksogen.
Angka Kematian Bayi (AKB) atau Infan Mortality Rate adalah banyaknya bayi
meninggal sebelum mencapai usia satu tahun per 1.000 kelahiran hidup (KH). AKB
dapat menggambarkan kondisi social ekonomi masyarakat setempat, karena bayi
adalah kelompok usia yang paling rentan terkena dampak dari perubahan lingkungan
maupun sosial ekonomi.
Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2012
14
Dinas Kesehatan Daerah Kota Blitar
Indikator AKB terkait langsung dengan target kelangsungan hidup anak dan
merefleksikan kondisi sosial- ekonomi, lingkungan tempat tinggalnya.
Tersedianya berbagai fasilitas atau faktor aksesibilitas dan pelayanan kesehatan dari
tenaga medis yang terampil. Serta kesediaan masyarakat untuk merubah kehidupan
tradisonal ke norma kehidupan modern dalam bidang kesehatan merupakan faktor
yang sangat berpengaruh terhadap tingkat AKB.
Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar 2010 menunjukkan bahwa semakin
tinggi tingkat pendidikan dan status ekonomi cenderung semakin tinggi pula
persentase kunjungan neonatus pada saat bayi. Menurut pada jenis pekerjaan paling
tinggi adalah pegawai mencapai 86,5% untuk bayi berumur 6-48 jam. Untuk
Kunjungan Neonatus Lengkap (KN1, KN2,KN3) di Jawa Timur hanya mencapai
41,6%.
Selama tahun 2012 di Kota Blitar dilaporkan terjadi 2.078 kelahiran. Dari
seluruh kelahiran, tercatat 15 lahir mati dan kasus kematian bayi sebesar 24 kasus
(table 6 dan 7). AKB ini sangat
penting, karena tingginya AKB menunjukan
rendahnya kualitas perawatan selama masa kehamilan, saat persalinan dan masa nifas,
status gizi dan penyakit infeksi.
Bila dibandingkan tahun 2011, kejadian kematian ini mengalami penurunan.
Dengan menurunnya AKB dalam beberapa waktu terakhir ini memberikan gambaran
adanya peningkatan dalam kualitas hidup dan pelayanan kesehatan masyarakat.
Kasus Kematian Bayi ini yang terjadi selama 5 tahun berturut-turut dari tahun
2007 sampai dengan tahun 2012. Dapat dilihat pada diagram berikut.
Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2012
15
Dinas Kesehatan Daerah Kota Blitar
Grafik 3.2 Jumlah Kematian Bayi di Kota Blitar
Tahun 2007-2011
Sumber : Data profil yang diolah tahun 2007-2011
Dari diagram tersebut, terlihat terjadi penurunan kematian pada bayi
diwilayah Kota Blitar. Penurunan tersebut tidak lepas dari upaya-upaya yang telah
dilakukan untuk menurunkan AKB antara lain melalui peningkatan cakupan, mutu
pelayanan dan keterjangkauan pelayanan kesehatan yang dilakukan melalui pelatihan
tenaga, serta peningkatan pemberdayaan masyarakat.
Angka Kematian Balita (AKABA) adalah jumlah anak yang meninggal sebelum
usia 5 tahun, dinyatakan sebagai angka per 1.000 kelahiran hidup. AKABA
menggambarkan tingkat permasalahan kesehatan anak Balita seperti gizi, sanitasi,
penyakit menular dan kecelakan. Dari laporan rutin pada tahun 2012 di Kota Blitar
terjadi 26 kematian balita dengan AKABA terlaporkan 12,6 per 1.000 KH. Jumlah
kematian balita terbanyak di Kecamatan Kepanjenkidul 9 balita.
3.2 UMUR HARAPAN HIDUP (UHH)
Salah satu pilar penting dari IPKM adalah kesehatan yang diukur dengan umur
harapan hidup. Umur harapan hidup waktu lahir adalah rata-rata tahun hidup yang
masih akan dijalani bayi baru lahir pada waktu tertentu. Umur harapan hidup dapat
menjadi salah satu untuk mengevaluasi kinerja pemerintah pada keberhasilan
Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2012
16
Dinas Kesehatan Daerah Kota Blitar
pembangunan kesehatan serta sosial ekonomi di di suatu wialayah termasuk
didalamnya derajat kesehatan masyarakat. Adapun data umur harapan hidup
diperoleh melalui survei yang dilakukan Badan Pusat Statistik.
Banyak faktor yang berpengaruh terhadap keberhasilan umur harapan hidup.
Salah satunya adalah tingkat Angka Kematian Bayi. Di sini Angka Kematian Bayi
sangat berpengaruh pada kenaikan atau penurunan umur harapan hidup (UHH)
waktu lahir. Angka Kematian Bayi ini sangat peka terhadap perubahan dengan
kesehatan dan kesejahteraan masyarakat, ssehingga perbaikan derajat kesehatan
tercermin pada penurunan AKB dan kenaikan Umur Harapan Hidup (UHH) pada
waktu lahir, meningkatnya umur harapan hidup secara tidak langsung juga memberi
gambaran tentang adanya peningkatan kualitas hidup dan derajat kesehatan
masyarakat.
Di Kota Blitar data umur harapan hidup merupakan yang tertinggi di Jawa
Timur dalam beberapa tahun ini yakni 72,52. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
gambar dibawah ini tingkat umur harapan hidup Kota Blitar diantara Kabupaten/Kota
di Jawa Timur.
74
72
70
68
66
64
62
60
58
56
54
Pa
Tr cita
en
n
gg
al
ek
Bl
it
M ar
al
an
Je g
Bo m
nd ber
Pr o wo
ob
s
ol o
in
g
Si go
do
Jo ar jo
m
ba
n
M g
ad
iu
n
Ng
aw
Tu i
ba
G n
r
Sa e sik
m
p
Su an
m g
Pr Bl en
ob ita e p
ol r ( k
in
M gg ota
)
o
oj
ok (k
o
e
Su rt
ta
ra o ( )
ba ko
ya ta )
(k
ot
a)
UHH
Grafik 3.3 Usia Harapan Hidup (UHH) Tahun 2011
Jawa Timur
Kabupaten/Kota
Sumber : BPS Provinsi Jawa Timur (angka sementara)
Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2012
17
Dinas Kesehatan Daerah Kota Blitar
3.3 ANGKA KESAKITAN (MORBIDITAS)
Selain menghadapi transisi demografi, Indonesia juga menghadapi transisi
epidemiologi yang menyebabkan beban ganda. Di satu sisi kasus gizi kurang serta
penyakit-penyakit infeksi, baik re-emerging maupun new-emerging disease masih
tinggi, namun disisi lain penyakit degeneratif, gizi lebih dan gangguang keserhatan
akibat kecelakan juga meningkat. Selain itu masalah perialku yang tidak sehat,
rupanya menjadi factor utama yang harus dirubah terlebih dahulu agar beban ganda
masalah kesehatan teratasi.
Ada sebagian besar terjadi pada masyarakat kita, dimana bila ada kelompok
usia produktif, serta pada kelompok usia potensial terjadi kesakitan hal ini sangat
mempengaruhi produktifitas dan pendapatan keluarga, yang pada akhirnya
menyebabkan kemiskinan. Akibat dari kemiskinan ini sangat berpengaruh pada
kesehatan bukan saja pada yang bersangkutan namun juga pada keluarga dan
sekitarnya.
Angka kesakitan pada penduduk berasal dari community based data yang
diperoleh melalui pengamatan (surveilens) teritama yang diperoleh dari fasilitas
pelayanan kesehatan melalui sistem pencatatan dan pelaporan rutin dan insidentil.
Berdasarkan pengamatan penyakit yang terjadi di wilayah pelayanan kesehatan di
Kota Blitar pada pelayanan tingkat dasar yakni Puskesmas yang merupakan gardu
utama pelayanan pada masyarakat tahun 2011 – 2012 maka diperoleh data sebagai
berikut :
JUMLAH PENDERITA DI PUSKESMAS SE-KOTA BLITAR
MENURUT 17 JENIS PENYAKIT DENGAN PENDERITA TERBANYAK
TAHUN 2011-2012
NO
JENIS PENYAKIT
1 Infeksi Akut Lain pada Saluran Nafas
Bagian Atas
2 Penyakit Pada Sistem Otot dan Jaringan
Pengikat
3 Penyakit Pulpa dan Jaringan Periapikal
4 Gastritis
5 Hipertensi
Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2012
TAHUN 2011
20.728
TAHUN 2012
40.924
4.862
18.673
4.946
3.374
2.851
12.198
8.785
18.811
18
Dinas Kesehatan Daerah Kota Blitar
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
Diare
Penyakit Lain pada Saluran Nafas Bagian
Atas
Observasi Febris
Penyakit Kulit Infeksi
Penyakit Kulit Alergi
Chepalgia
Asma
Diabetes Mellitus
Gangguan gigi dan penyangga lain
Hamurroid
Fluor Albres
Penyakit Lain-lain
JUMLAH
2.525
1.091
2.206
646
4.274
3.633
3.671
5.048
372
846
2.139
183
307
19.470
80.320
6.165
4.902
5.333
10.942
1.580
7.286
1.842
567
138
37.164
178.162
Sumber : Data BPS Kota Blitar
Terjadi peningkatan yang cukup tinggi untuk beberapa jenis penyakit diatas,
diantaranya yang terbanyak adalah penyakit degeneratif. Pola gaya hidup dan kondisi
lingkungan saat ini memberikan kontribusi yang cukup tinggi pada pergeseran
kelompok umur yang menderita penyakit degeneratif. Penggalakan program hidup
sehat terutama pola makan sangat diperlukan untuk memberikan pengetahuan dan
meningkatkan kesadaran masyarakat.
3.3.1 Penyakit Menular Langsung
a. Tuberkulosis
Penyakit Tuberkolosis (TB) sampai saat masih menjadi masalah kesehatan
masyarakat karena merupakan salah satu penyakit infeksi pembunuh utama yang
menyerang golongan usia produktif (15 – 50 tahun), dan anak-anak serta golongan
social ekonomi lemah. Penyakit ini disebabkan oleh kuman Mycobacterium
tuberculosis yang ditularkan melalui percikan dahak penderita yang BTA posistif.
Sebagai besar penyakit ini menyerang paru-paru sebagai organ tempat infeksi primer,
namun dapat juga menyerang organ lain seperti kulit, kelenjar limfe, tulang dan
selaput otak.
Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2012
19
Dinas Kesehatan Daerah Kota Blitar
Pengendalian TB di Kota Blitar memakai strategi Directly Obsered treatment
Shortcouse (DOTS), ternyata mampu menekan kejadian kematian akibat TB Paru.
DOTS merupakan komitmen nasinal dengan menggunakan pendekatan pengobatan
serta pengawasan langsung oleh pengawas menelan obat. Dengan demikian klien akan
terus berusaha untuk sembuh dari penyakitnya. Selain itu program DOTS juga mampu
menekan tingkat penularan pada anggota keluarga sekitar. Dengan pendekatan ini
ternyata terbukti di Kota Blitar mampu meningkatkan angka kesembuhan terhadap
penyakit TB tersebut.
Berdasarkan laporan World Health Organization ( WHO) pada tahun 2010,
Indonesia termasuk Negara yang kategorikan sebagai highburden countries terhadap
TB Paru yaitu menduduki peringkat kelima sebagai Negara penyumbang penyakit TB
setelah India, China, Afrika Selatan dan Nigeria.
Pada tahun 2012 jumlah seluruh kasus TB di Kota Blitar ditemukan kasus baru
sebanyak 241 yang terdiri dari kasus baru BTA + 104 kasus, dan kasus baru BTA
negatif, dengan Ro + dan EP 137 kasus. Pada tahun 2012 ini tidak terjadi kematian.
Dengan demikian di Kota Blitar untuk angka Insidens sebesar 77,29 per 100.000
penduduk dan kematian 0 per 100.000 penduduk.
b. Kusta
Kusta merupakan penyakit lama yang diharapkan dapat dieliminasi pada tahun
2000. Secara nasional, kondidi tersebut telah tercapai, namun untuk Kota Blitar
eliminasi ini belum bisa tercapai, hal ini tebukti New Case Detection Rate NCDR
masih 2,82 per 100.000 penduduk. Bila dibandingkan tahun-tahun sebelumnya
keadaan ini ada kecenderungan meningkat.
Peningkatan ini menunjukan bahwa
pelcakan yang dilakukan oleh petugas lapangan adan kecenderungan lebih intensif.
Dengan pelacakan kasus yang lebih baik maka kasus yang ditemukan akan semakin
banyan dan semakin banyak pula kasus yang terobati, dengan harapan pada tahuntahun berikutnya prevalensi kusta akan menurun samapai dengan bisanya terjadi
eliminasi.
Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2012
20
Dinas Kesehatan Daerah Kota Blitar
Angka prevalensi kusta di Kota Blitar tahun 2012 ini 0,08 per 10.000
penduduk. Namun untuk kasus anak di Kota Blitar tidak di temukan sama sekali. Dari
kedua criteria tersebut menunjukkan bahwa tingka penularan kusta di Kota Blitar
masih relative lebih tinggi. Dengan demikian diharapkan masyarakat mampu
meningkatkan kesadaran dalam meningkatkan pengenalan dini gejala kusta ini.
Sebagai pelayan kesehatan di masyarakat kita sebagai petusa untuk lebih
meningkatkan peran dalam pemberian penyuluhan, agar masyarakat lebih pintar
untuk menyikapi gejala social disekitarnya. Karena penemuan kasus kusta ini
seringkali sudah pada tahap lanjut yang dengan adanya kecacatan.
Upaya pencegahan dan penanggulangan penyakit kusta ini telah dilakukan
dengan menggunakan metoda Multi Drug Trerapy (MTD), yaitu penemuan penderita
langsung dilakukan pengobatan. Sedangkan untuk mencegah kecacatan lebih lanjut
digunakan metoda Prevention of disability (POD) yang setiap bulan selama masa
pengobatan dan rehabilitasi medis.
c. HIV/AIDS dan Penyakit Infeksi Seksual (IMS)
Berdasarkan hasil Riskesdas 2010, disebutkan bahwa dari penduduk umur
diatas 15 tahun keatas 57,5 % pernah mendengar HIV/AIDS, angka yang tinggi belum
tentu menjamin seseorang mengetahui secara menyeluruh tentang cara penularan
HIV, hal ini membuktikan bahwa kenapa kasus HIV/AIDS ini ada kecenderungan
terjadi peningkatan jumlah kasusnya, meskipun berbagai upaya pencegahan dan
penanggulangan terus dilakukan.
Sejak ditemukan kasusnya pada tahun 1989, kasus HIV terus meningkat. Di
Kota Blitar pada tahaun 2012 ini berdasarkan laporan yang ada kasus HIV mencapai 1
kasus. Untuk kasus kematian tahun 2012 tidak diketemukan, namun demikian bukan
berarti kita terlena untuk tidak memantau kematian pasien akibat HIV. Hal ini sejalan
dengan umur harapan hidup di Kota Blitar paling tinggi di Jawa Timur , dari indikasi
ini membuktikan bahwa kualitas hidup masyarakat terus meningkat, sehinnga pada
tahun 2011 tidak ditemukan kematian akibat HIV. Untuk kasus AIDS di Kota Blitar
Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2012
21
Dinas Kesehatan Daerah Kota Blitar
tahun 2012 ditemukan 1 kasus dan kematian akibat AIDS 1 orang. Salah satu cara
untuk memantau situasi HIV di masyarakat, sekaligus upaya pencegahan penularan
adalah melakukan penapisan darah donor di Transfusi Darah.
Upaya yang dilakukan dalam rangka penekan kasus penyakit HIV/AIDS
disamping ditujukan pada penanganan penderita yang ditemukan diarahkan pada
upaya pencegahan yang dilakukan melalui HIV/AIDS terhadap darah donor dan
upaya pemanatuan dan pengobatan penderita penyakit menular seksual (PMS). Darah
donor diskrening terhadap HIV/AIDS tahun 2011 sebesar 100%.
Infeksi Menular Seksual (IMS) adalah salah satu pintu untuk memudahkan
terjadinya penularan HIV. Oleh karena itu penyuluhan dan pendampingan pada
masyarakat kelompok resiko tinggi serta intervensi perubahan perilaku sangat
diperlukan dan perlu ditingkatkan frekwensinya, mengingat penyakit HIV/AIDS dan
IMS merupakan penyekit yang bersikaf fenomena gung es, serta banyak terkendala
dengan norma yang berlaku di masyarakat.
Hal ini terbukti dari hasil penelitian Riskesdas tahun 2010 dimana diperoleh
angka sebesar 21,7% sikap keluarga penderita HIV/AIDS masih merahasiakan serta 7,1
% mengucilkan.
d. diare
Diare tidak sekedar penyakit “biasa”. Bagi masyarakat umum diare merupakan
penyakit yang dianggap “biasa”. Kebanyakan fenomena dimasyakat bila terkena diare
langsung saja mengkonsumsi obat warung, atau minum oralit sebagai pertolongan
pertama. Baru bila penyakit diare ini sembuh-sembuh, maka berangkat untuk
mendapatkan pertolongan secara medis. Diare yang sebagian besar masyarakt
menganggap suatu penyakit biasa ini bisa menyebabkan kematian.
Penyebab utama diare adalah dikarenakan kurangnya higienis makanan.
Karena makanan yang klurang hygienis biasa mengandung bakteri Escherichia Coli
(E-Coli), Salmonella, dan Shigella. Pada majalah muzakki edisi Mei 2012 disebutkan
bahwa kematian yang diakibatkan oleh diare menjadi salah satu sorotan tajam di
negeri ini. Menurut sebuah penelitian, Indonesia merupakan Negara yang memiliki
Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2012
22
Dinas Kesehatan Daerah Kota Blitar
jumlah angka kesakitan tertinggi untuk kasus diare di ASEAN. Tercatat dari 1.000
penduduk, sebanyak 195-nya terkena diare.
Pada tahun 2010 jumlah penderita diare di Jawa Timur mencapai 1.063.949
yang 37,94%nya diantaranya balita. Pada tahun 2012 di Kota Blitar jumlah kasus diare
diperkirakan sebesar 5.530 kasus yang tertangani sebesar 99,11%.
Upaya pencegahan dan penanggulangan kasus diare dengan cara memberikan
penyuluhan akan pentingnya mencuci tangan memakai sabun sebelum makan dan
sesudah buah air besar dan kecil. Ternyata hal kecil ini mempunyai daya ungkit yang
sangat besar. Kerena memang penyakit diare ini sangat erat hubungannya dengan
perilaku masyarakat tentang bagaimana cara hidup sehat dan bersih. Sehingga baik
naik turunnya penyakit mencerminkan higiene sanitasi dan perilaku masyarakat di
wilayah tersebut. Kecepatan dan ketepatan penangganan dapa tingkat awal kejadian
diharapkan mampu mencegah terjadinya kefatalan atau hal-hal yang tidak diinginkan.
e. Pneumonia
Menurut data Riskesdas 2007, prevalensi pneumonia (berdasarkan pengakuan
pernah didiagnosa pneumonia oleh tenaga kesehatan dalam sebulan terakhir sebelum
survei) pada bayi di Indonesia adalah 0,76% dengan rentang antar provinsi sebesar 013,2% dan pneumonia merupakan penyebab kematian kedua tertinggi setelah diare.
Bila dilihat proposi pneumonia pada kelompok umur balita, tampak proposi
pneumonia pada bayi dibandingkan balita sekitar 35%. Hal ini menunjukkan bahwa
bayi merupakan kelompok bahwa bayi merupakan kelompok usia yang tinggi kejadian
pneumonia. Oleh karena itu pneumonia pada balita dan terutama pada bayi, perlu
mendapat perhatian. Bila tidak segera ditangani dengan benar maka dikhawatirkan
dapat menghambat upaya mencapai target MDG’s menurukan angka kematian pada
bayi dan anak.
Berdasarkan sensus tahun 2001 diketahui bahwa 80-90% dari kematian ISPA
(Infeksi Saluran Pernafasan Atas) disebabkan oleh Pneumonia. Kondisi tersebut
umumnya terjadi pada balita terutama pada kasus gizi kurang dengan kondisi
lingkungan yang tidak sehat (asap rokok, populasi). Dan berdasarkan laporan
Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2012
23
Dinas Kesehatan Daerah Kota Blitar
Kabupaten/Kota di Jawa Timur, jumlah kasus pneumonia balita tahun 2010 sebanyak
76.745 kasus (78,81% seluruh kasus pneumonia).
Di Kota Blitar tahun 2012 perkiraan jumlah penderita sebesar 1.170
berdasarkan 10% dari jumlah balita. Untuk penemuan kasus pneumonia balita yang
ditangani sebesar 40,67%. Berdasarkan Mulholland K, 1999 menyebutkan faktor
resiko terjadinya pneumonia anak-balita yaitu :
1. Kemiskinan yang luas
Kemiskinan yang luas berdampak besar dan menyebabkan derajat kesehatan
rendah dan status social-ekologi menjadi buruk.
2. Derajat kesehatann rendah
Akibat derajat kesehatan yang rendah maka penyakit infeksi kronis mudah
duitemukan. Tingginya kelahiran dengan berat lahir rendah, tidak ada atau
tidak memberikannya ASI dan imunisasi yang tidak adekuat memperburuk
derajat kesehatan
3. Status sosial-ekologi buruk
Status sosial-ekologi yang tidak baik ditandai dengan buruknya lingkungan,
daerah pemukiman kumuh dan padat, polusi dalam ruangan akibat
penggunaan biomass, dan polusi udara luar ruangan yang ditambah lagi dengan
tingkat pendidikan yang kurang memadai serta adanya adat kebiasaan,
kepercayaan lokal yang salah.
4. Pembiayaan kesehatan sangat kecil
Di Negara berpenghasilan rendah pembiayaan kesehatan sangat kurang.
Pembiayaan kesehatan yang tidak cukup menyebabkan fasilitas kesehatan
seperti infrastruktur kesehatan untuk diagnostic dan terapeutik tidak adekuat
dan tidak memadai, tenaga kesehatan yang terampil terbatas, ditambah lagi
dengan akses ke fasilitas kesehatan sangat kurang.
5. Proporsi populasi sangat kurang
Di Negara berkembang yang umumnya berpenghasilan rendah proposi
populasi anak 37%, dinegara berpenghasilan menengah 27% dan di Negara
Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2012
24
Dinas Kesehatan Daerah Kota Blitar
berpenghasilan tinggi hanya 18% dari total jumlah penduduk. Besarnya
proporsi populasi anak akan menambah tekanan pada pengendaliain dan
pencegahan pneumonia terutama pada aspek pembiayaan.
Faktor resiko diatas tidak berdiri sendiri melainkan berupa sebab-akibat, saling
terkait dan saling mempengaruhi yang terkait sebagai faktor-resiko pneumonia pada
anak. Upaya pemberantasan penyakit pneumonia difokuskan pada upaya pnemuan
dini dan tatalaksana kasus yang cepat dan tepat pada penderita. Kecepatan keluarga
dalam membawa penderita ke pelayanan kesehatan serta ketrampilan petugas dalam
menegakkan
diagnosa
merupakan
kunci
keberhasilan
penanganan
penyakit
pneumonia.
3.3.2 Penyakit Menular Bersumber Binatang
a. Demam Berdarah Dengue (DBD)
Di Indonesia masih mendapatkan ancaman berarti dari Demam Berdarah
Dengue (DBD). Saat ini, DBD masih menjadi pembunuh terbanyak kelima, angkanya
mencapai 2,4/10.000 penduduk. Pola perkembangan demam berdarah menurut bulan,
berbeda satu propinsi dengan propinsi lainya. Berdasarkan warta DBD yang di
keluarkan Departemen kesehatan bulan November 2007, disebutkan bahwa pada
tahun 2005-2007, kejadian demam berdarah tetap tinggi pada musim kemarau. Oleh
karena itu pola perkembangan kejadian demam berdarah perlu diketahui oleh
pengelola program dan masyarakat luas agar dapat dilakukan upaya pengendalian
yang lebih tepat. Sampai saat ini, upaya pengendalian demam berdarah lebih intensif
dilakukan pada saat kejadian demam berdarah.
Upaya mencegahan terjadinya kejadian luar biasa demam berdarah dengan
membasmi jentik dan nyamuk memalui gerakan masyarakat memberantas sarang
jentik dan nayamuk sebelum dan selama musim penularan. Penerapan metode
pemberantasan sarang nayamuk demam berdarah ini telah dicanangkan sejak tahun
1988, namun begitu keinginan masyarakat untuk melakukan PSN diwilayahnya masih
jauh dari harapan. Partisipasi masyarakat dalam penanggulangan penyakit DBD bisa di
Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2012
25
Dinas Kesehatan Daerah Kota Blitar
bilang masih rendah, di mana tahun 2012 ini di Kota Blitar Incedence Rate sebesar
30,24 per 100.000 penduduk.
Di Indonesia, penyakit DBD pertama kali dilaporkan pada tahun 1968 di Kota
Surabaya dengan jumlah penderita 58 orang dan kematian 24 orang (41,3%).
Selanjutnya menyebar ke seluruh Indonesia dan menyerang semua golongan umur
terutama anak-anak. Pada tahun 2012 di Kota Blitar jumlah pasien demam berdarah
dengue mencapai 39 kasus. Berdasarkan hasil analisa kasus DBD terjadi kenaikan
kasus dipengaruhi oleh siklus tahunan.
b. Malaria
Malaria adalah penyakit yang disebabkan parasit “Plasmodium” yang
menyerang sel darah merah, ditularkan melalui gigitan nyamuk Anopheles. Sampai
saat ini penyakit malaria masih merupakan ancaman di Indonesia dengan angka
kesakita dan kematian yang cukup tinggi serta sering menimbulkan KLB. Penyakit
Malaria menyebar cukup merata di Indonesia, terutama diluar wilayah Jawa-Bali.
Berasarkan hasil riskesdas tahun 2010, kasus baru dan prevalensi Malaria cukup tinggi
terutama di Indonesia Timur. Di Kota Blitar beberapa tahun terakhir ini kasus
Malarian tidak ada di Kota Blitar.
c. Filariasis (Penyakit Kaki Gajah)
Penyakit Filariasis adalah penyakit menular kronid yang disebabkan cacing
filarial yang menyerang saluran dan kelenjar getah bening serta merusak system limfe.
Pemyaklit filariasis menimbulkan pembengkakan tangan, kaki, granula dan scrotum.
Menyebabkan kecacatan seumur hidup serta social bagi penderita dan keluarganya.
Sudah 3 tahun terakhir ini kasus filariasis di Kota Blitar tidak diketemukan lagi.
3.3.3 Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I)
PD3I merupakan penyakait yang diharapkan dapat diberantas/ditekan dengan
pelaksanaan program imunisasi, pada profil kesehatan ini akan dibahas penyakit
difteri, pertusis, tetanus neonaturum, campak , polio dan hepatitis B.
Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2012
26
Dinas Kesehatan Daerah Kota Blitar
a. Difteri
Difteri termsuk penyakit menular yang jumlah kasusnya relative rendah,
rendahnya kasus difteri sangat dipengaruhi adanya program imunisasi. Difteri
adalah penyakit menular akut yang disebabkan oleh bakteri Corynebacterium
diptheriae dengan gejala awal adalah demam 38 C, pseudomembrane (selaput tipis)
putih keabuan pada tenggokaan (laring, faring, tonsil) yang tak mudah lepas dan
mudah berdarah. Dapat disertai nyeri menelen, leher bengkak seperti leher sapai
(bullneck) dan sesak nafas disertai bunyi (stridor).
Difteri merupakan “Re-Emerging Disease” di Jawa Jawa Timur karena kasus
Difteri sebenarnya sudah menurun pada tahun 1985, namun kembali meningkat
pada tahun 2005 saat terjadi KLB di Bangkalan. Di Kota Blitar KLB terjadi pada
tahun 2008, dimana pada tahun 2008 ini tenaga kesehatan Kota Blitar terjangkit
Difteri. Dan sejak itu, penyebaran Difteri semakin meluas dan mencapai puncaknya
pada tahun 2010 sebayak 300 kasus dengan 21 kematian dan Provinsi Jawa Timur
merupakan penyumbang kasus Difteri terbesar di Indonesia (74%) bahkan di dunia.
Perkembangan penyakit Difteri di Kota Blitar dalam 6 tahun terakhir dapat di lihat
gambar berikut :
Grafik 3.4 Jumlah Kasus Difteri di Kota Blitar
Tahun 2007-2012
Sumber : Data Profil yang diolah tahun 2007-2012
Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2012
27
Dinas Kesehatan Daerah Kota Blitar
Pada tahun 2012 di Kota Blitar ada 8 kasus dengan meninggal 0 kasus. Upaya
meneakan kasus Difteri, dilakukan melalui imunisasi dasar pada bayi dengan vaksin
DPT+HB. Vaksin tersebut diberikan 3 kali yakni pada usia 2 bulan, 3 bulan dan 4
bulan. Selain itu karena terjadi lonjakan kasus pada usia sekolah maka imunisasi
tambahan TD juga diberikan untuk anak SD/sederajat kelas 4-6 dan SMP. Adapun
cakupan imunisasi DPT+HB3 di Jawa Timur tahun 2010 sebesar 99,92%.
b. Pertusis
Pertusis adalah penyakit yang disebabkan bakteri Bardetella pertusis dengan
gejala batuk beruntun disertai tarikan nafas hup (whoop) yang khas dan muntah.
Lama batuk bisa 1-3 bulan sehingga disebut batuk 100 hari. Penyakit ini biasanya
terjadi pada anak berusia dibawah 1 tahun dan penularannya melalui droplet atau
batuk penderita.
Upaya pencegahan kasus Pertusis dilakukan melalui imunisasi DPT+HB
sebanyak 3 kali yaitu saat usia 2 bulan, 3 bulan dan 4 bulan.
c. Tetanus Neonaturum
Tetanus neonaturum adalah penyakit disebabkan Clostridiumtetani pada bayi
(umur < 28 hari) yang dapat menyababkan kematian. Penanganan Tetanus
nenatorum tidak mudah, sehingga yang terpenting adalah upaya pencegahan
melalui pertolingan persalinan yang hygienis dan imunisasi Tetanus Toxoid (TT)
ibu hamil serta perawatan tali pusat.
Berdasarkan laporan dari Puskesmas di Kota Blitar dalam 3 tahun terakhir tidak
ada kasus.
d. Campak
Adalah penyakit yang disebabkan virus measles, disebabrkan melalui droplet
bersin/batuk dari penderita. Gejala awal penyakit adalah demam, bercak
kemerahan, batuk pilek, mata merah (conjunctivitis) selanjutnya timbul ruam
diseluruh tubuh.
Penyakit Campak sering menybabkan kejadian Luar Biasa (KLB) dan
berdasarkan data Depkes menyebutkan frekuensi KLB camapk menduduki urutan
Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2012
28
Dinas Kesehatan Daerah Kota Blitar
ke emapat setelah DBD, diare dan chikungunya. Kematian akibat campak pada
umumnya disebabkan kasus komplikasi seperti meningitis. Pada tahun 2010 di
Jawa Timur terdapat 1.994 kasus campak dan 1 kasus meninggal. Di Kota Blitar
pada tahun 2012 cakupan Campak sebesar 75 kasus dengan kasus meninggal tidak
ada.
e. Polio
Poliomyelitis/polio merupakan penyakit paralisis atau lumpuh yang disebabkan
virus polio. Cara penularan Polio terbanyak melalui muklut ketika seseorang
mengkonsumsi makanan-minuman yang terkonti minasi lender, dahak atau feses
penderita polio. Virus masuk aliran adarah ke system saraf pusat menyebabkan otot
melemah dan kelumpuhan, menyebabkan tungkai maenjadi lemas secara akut.
Kondisi inilah disebut acute flaccid paralysis (AFP) atau lumpuh layuh akut. Polio
menyerang semua usia, namun sebagian besar terjadi pada anak usia 3 – 5 tahun.
3.4 STATUS GIZI MASYARAKAT
Status gizi seseorang mempunyai hubungan yang erat dengan permasalahan
kesehatan secara umum, disamping merupakan faktor predisposisi yang yang dapat
memperparah penyakit infeksi secara langsung juga dapat menyebabkan terjadinya
gangguan kesehatan individu. Status gizi pada janin/bayi sangat ditentukan oleh gizi
ibu hamil atau ibu menyusui.
Status gizi masyarakat dapat diukur melalui indikator-indikator, antar lain bayi
dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR), status gizi balita, anemia gizi besi pada ibu
dan pekerja wanita dan Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY). Adapun
indikator-indikator yang sangat berperan menetukan status gizi masyarakat antara
lain sebagai berikut :
3.4.1 Bayi dengan Berat Lahir Rendah (BBRL)
Berat Badan Lahir Rendah (<2.500 gram) merupakan salah satu factor utma
yang berpengaruh terhadap kematian bayi. Kasus BBLR dibedakan dalam 2 kategori
yaitu BBRL premature (usia kandungan < 37 minggu) dan BBLR itrauterina growth
Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2012
29
Dinas Kesehatan Daerah Kota Blitar
retardation (IURG) yaitu bayi yang lahir cukup bulan tetapi berat badannya kurang.
Kasus BBRL dengan IUGR umumnya disebabkan karena status gizi ibu hamil yang
buruk atau menderita sakit yang memperberat kehamilan. Kasus BBRL memang masih
menjadi kasus yang cukup serius.
Berdasarkan hasil Riskesdas tahun 2010 diketahui bahwa kasus BBRL mencapai
10,3% dari seluruh bayi lahir hidup dengan karakteristik bayi BBLR terbanyak yaitu
perumpuan 12%, pekerjaan orang tua Petani/Nelayan/Buruh (12,9%), pendidikan
orang tua tidak tamat SD/MI (15,1%) dan tinggal di Pedasaan (12%).
Dari laporan Kecamatan tahun 2012 diketahui jumlah bayi BBRL di Kota Blitar
mencapai 120 dari 2.063 bayi lahir hidup (5,82%). Angka ini bisa dibilang tinggi bila
dibandingkan laporan profil di Jawa Timur tahun 2010 dimana angka yang diperoleh
sebesar (2,7%).
Kasus kematian terbanyak di Kecamatan Sukorejo 50 kasus atau
sebesar (7,16%), di ikuti Kecamatan Sananwetan 40 kasus (5,29%), terakhir
Kecamatan Kepanjenkidul 30 kasus (4,93%).
3.4.2 Pemantauan Status Gizi Balita
Status gizi Balita merupakan salah satu indikator tingkat kesejahteraan
masyarakat. Untuk menilai status gizi balita biasanya dilakukan dengan Body Mass
Index (BMI) atau Indek Massa Tubuh (IMT) yaitu pengkuran tubuh dibandingkan
umur (BB/U atau TB/U). hasil perhitungan ada 4 kategori yaitu gizi lebih (z-score > +2
SD), gizi baik (z-score -2 SD sampai +2 SD), gizi kurang (z-score < -2 SD sampai -3 SD)
dan gizi buruk (z-score < -3SD).
Pada tahun 2012 jumlah balita yang ditimbang sebanyak 7.380 balita, yang
ditimbang naik berat badannya lebih sebanyak 2,26%, untuk gizi baik sebesar 93,18%.
Sementara untuk gizi kurang sebesar 3,93%.
Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2012
30
BAB 4
SITUASI UPAYA KESEHATAN
Dinas Kesehatan Daerah Kota Blitar
Situasi upaya kesehatan merupakan gambaran capaian dari upaya yang telah
dilaksanakan pemerintah untuk mencapai masyarakat sehat. Adapun gambaran
tersebut dapat tergambar melalui uraian sebagai berikut:
4.1 PELAYANAN KESEHATAN DASAR
Pelayanan Kesehatan merupakan cara mencapai tujuan pembangunan
kesehatan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, telah dilakukan
berbagai upaya pelayanan kesehatan masyarakat. Berikut ini diuraikan gambaran
situasi upaya kesehatan khususnya pada tahun 2012.
4.1.1 Pelayanan Kesehatan bagi Ibu dan Anak
Kondisi pertumbuhan anak sudah mulai ditentukan sejak didalam kandungan
ibu, sehingga perlu ada upaya pemantauan yang teratur guna mencegah kondisi yang
tidak diinginkan baik selama masa kehamilan, persalinan dan nifas. Kondisi yang tidak
dinginkan dapat berdampak kematian pada ibu dan anak. Oleh karena itu dilakukan
beberapa jenis pelayanan yang diberikan.
a. Pelayanan Antenatal (ANC)
Pelayanan Antenatal (ANC) adalah pelayanan kesehatan yang diberikan oleh
tenaga kesehatan profesional sebagai contoh dokter spesialis kandungan dan
kebidanan, dokter umum, bidan dan perawat. Pelayanan kesehatan yang diberikan
antara lain mengukur berat badan dan tekanan darah, pemeriksaan tinggi fundus
uteri, imunisasi tetanus toxoid (TT) serta pemberian tablet besi kepada ibu hamil
selama kehamilan sesuai pedoman pelayanan antenatal. Hasil pelayanan antenatal
dapat dilihat melalui cakupan pelayanan K1 dan K4.
Cakupan kunjungan K1 adalah Cakupan ibu hamil yang mendapatkan
pelayanan antenatal sesuai standar yang pertama kali pada masa kehamilan di satu
wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. Sedangkan cakupan kunjungan K4 adalah
ibu hamil yang mendapatkan pelayanan antenatal sesuai standar paling sedikit empat
Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2012
31
Dinas Kesehatan Daerah Kota Blitar
kali, dengan distribusi pemberian pelayanan yang dianjurkan adalah minimal satu kali
pada triwulan pertama, satu kali pada triwulan kedua dan dua kali pada triwulan
ketiga umur kehamilan. Pelayanan yang mencakup minimal : (1) Timbang badan dan
ukur tinggi badan, (2) Ukur tekanan darah, (3) Nilai status gizi (ukur lingan lengan
atas), (4) (ukur) tinggi fundus uteri, (5) Tentukan presentasi janin & denyut jantung
janin(DJJ), (6) Skrining status imunisasi tetanus (dan pemberian Tetanus Toksoid) ,(7)
Pemberian tablet besi (90 tablet selama kehamilan), (8) Test laboratorium sederhana
(Hb, Protein urin) dan atau berdasarkan indikasi (HbsAg, Sifilis, HIV, Malaria,
TBC),(9) Tata laksana kasus, (10) temu wicara (pemberian komunikasi interpersonal
dan konseling.
Cakupan kunjungan ibu hamil K1 pada tahun 2012 adalah 79,99% apabila di
bandingkan capaian pada tahun 2011 adalah 96,3% maka ada penurunan capaian.
Cakupan kunjungan ibu hamil K4 pada tahun 2012 sebesar 73,53%, sedangkan pada
tahun 2011 adalah 87,75%. Dari ketiga UPTD Puskesmas Kecamatan yang ada di Kota
Blitar, UPTD Puskesmas Kecamatan Kepanjenkidul yang paling tinggi tingkat
pencapaiannya.
Apabila melihat target SPM nasional tahun 2010-2015 adalah 95%, hasil
capaian saat ini mulai mendekati target nasional pada tahun 2015 dengan memantau
pelaporan secara rutin terutama klinik persalinan, dokter swasta dan pelayanan
kesehatan lainnya, dan dengan adanya dana Jaminan Persalinan diharapkan dapat
memudahkan masyarakat untuk mengakses sarana kesehatan.
Akan tetapi yang menimbulkan masalah adalah masih adanya kesenjangan
antara cakupan kunjungan K1 dan cakupan kunjungan K4. Berikut ini gambaran
kesenjangan kunjungan K1 dan K4 selama 3 tahun terakhir:
Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2012
32
Dinas Kesehatan Daerah Kota Blitar
Grafik 4.1 Kesenjangan Cakupan Kunjungan K1 dan K4 di Kota Blitar
Tahun 2010-2012
Sumber : Data profil yang diolah tahun 2010-2012
Kesenjangan cakupan kunjungan K1 dan K4 menggambarkan banyak ibu hamil
melakukan kunjungan antenatal pertama kali ke sarana kesehatan akan tetapi tidak
dilanjutkan pada kunjungan ke-4 atau pada triwulan ke-3, sehingga dikhawatirkan
terlepas dari pemantauan petugas kesehatan. Hal ini yang menyebabkan petugas
kesehatan tidak dapat mencegah kondisi yang seharusnya dapat dicegah, sebagai
contoh kematian ibu bersalin yang tidak perlu terjadi apabila kondisi kehamilannya
terpantau sebelumnya.
b. Ibu Hamil dengan Risti/Komplikasi Kebidanan yang ditangani
Yang dimaksud dengan komplikasi kebidanan adalah kesakitan pada ibu hamil,
ibu bersalin, ibu nifas yang dapat mengancam jiwa ibu dan/atau bayi. Sedangkan
komplikasi kebidanan yang ditangani adalah ibu hamil, bersalin dan nifas dengan
komplikasi yang mendapatkan pelayanan sesuai standar pada tingkat pelayanan dasar
dan rujukan (Polindes, Puskesmas, Puskesmas PONED, Rumah bersalin, RSIA/RSB,
RSU, RSU PONEK).
Pada tahun 2012 di Kota Blitar cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani
sebesar 79,31% sedangkan pada tahun 2011 sebesar 56,77%. Diharapkan segala bentuk
komplikasi kebidanan dapat ditangani oleh tenaga kesehatan yang berkompeten agar
Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2012
33
Dinas Kesehatan Daerah Kota Blitar
dapat mengurangi resiko meninggal dunia sehingga dapat menekan AKI (Angka
Kematian Ibu).
c. Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan (Linakes)
Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan adalah cakupan ibu
bersalin yang mendapat pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki
kompetensi kebidanan di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. Sedangkan
yang dimaksud dengan pelayanan nifas sesuai standar adalah pelayanan kepada ibu
nifas sedikitnya 3 kali, (kunjungan nifas ke1) pada 6 jam pasca persalinan sampai
dengan 3 hari, kunjungan nifas ke 2 hari ke 4 sampai dengan hari ke 28 setelah
persalinan, kunjungan nifas ke 3 hari ke 29 sampai dengan hari ke 42 setelah
persalinan termasuk pemberian vitamin A sebanyak 2 kali serta persiapan dan/atau
pemasangan KB pasca persalinan.
Pada tahun 2012 cakupan persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan
adalah 82,46 %, sedangkan capaian pada tahun 2011 Kota Blitar adalah 95,62 %.
Terdapat penurunan cakupan dikarenakan peningkatan jumlah sasaran. Diharapkan
kedepan seluruh pertolongan persalinan dilakukan oleh tenaga kesehatan sehingga
dapat mengurangi resiko akibat persalinan. Berikut ini gambaran peningkatan
pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan dalam kurun waktu 5 tahun terakhir.
Grafik 4.2 Persentase Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan
di Kota Blitar Tahun 2008-2012
Sumber : Data profil yang diolah tahun 2008-2012
Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2012
34
Dinas Kesehatan Daerah Kota Blitar
d. Pelayanan Nifas
Pelayanan nifas sesuai standar adalah pelayanan kepada ibu nifas sedikitnya 3
kali, (kunjungan nifas ke-1) pada 6 jam pasca persalinan s.d 3 hari, kunjungan nifas
ke-2 hari ke-4 sampai dengan hari ke 28 setelah persalinan, kunjungan nifas ke-3 hari
ke-29 sampai dengan hari ke-42 setelah persalinan termasuk pemberian vitamin A
sejumlah 2 kali serta persiapan dan/atau pemasangan KB pasca persalinan. Cakupan
pelayanan nifas pada tahun 2012 sejumlah 79,55%, sedangkan pada tahun 2011
sejumlah 95,47%. Terdapat penurunan cakupan pelayanan nifas dikarenakan adanya
peningkatan jumlah sasaran. Berikut ini gambaran cakupan pelayanan nifas di setiap
kecamatan Kota Blitar.
Grafik 4.3 Jumlah Ibu Nifas Mendapat Pelayanan Kesehatan di tiap Kecamatan
Kota Blitar Tahun 2012
Sumber: Data profil tahun 2012
e. Pelayanan Kesehatan Neonatus
Dalam upaya mengurangi resiko pada neonatus karena kondisi bayi kurang
dari 1 bulan sangat renta, maka perlu adanya pelayanan neonatus. Yang dimaksud
pelayanan kesehatan neonatal dasar meliputi IMD (inisiasi menyusu dini), ASI
ekslusif, pencegahan infeksi berupa perawatan mata, tali pusat, pemberian vitamin K1
injeksi bila tidak diberikan pada saat lahir, pemberian imunisasi hepatitis B-0 bila
tidak diberikan pada saat lahir, dan manajemen terpadu bayi muda. Dilakukan sesuai
standar sedikitnya 3 kali, pada 6-24 jam setelah lahir, pada 3-7 hari dan pada -28 hari
Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2012
35
Dinas Kesehatan Daerah Kota Blitar
setelah lahir yang dilakukan di fasilitas kesehatan maupun kunjungan rumah. Berikut
ini jumlah kunjungan KN lengkap di tiap-tiap kecamatan di Kota Blitar tahun 2012.
Grafik 4.4 Jumlah Kunjungan KN Lengkap di tiap Kecamatan
Kota Blitar Tahun 2012
Sumber: Data profil tahun 2012
f. Neonatal dengan Risti/Komplikasi yang Ditangani
Neonatus komplikasi adalah kondisi neonatus dengan penyakit dan kelainan
yang dapat menyebabkan kesakitan, kecacatan, dan kematian. Neonatus dengan
komplikasi seperti asfiksia, ikterus, hipotermia, tetanus neonatorum, infeksi/sepsis,
trauma lahir, BBLR (berat badan lahir rendah < 2500 gr ), sindroma gangguan
pernafasan, kelainan kongenital. Sedangkan yang dimaksud dengan neonatus dengan
komplikasi yang ditangani adalah neonatus komplikasi yang mendapat pelayanan oleh
tenaga kesehatan yang terlatih, dokter, dan bidan di sarana pelayanan kesehatan.
Pada tahun 2012 di Kota Blitar cakupan neonatus dengan komplikasi yang
ditangani mencapai 87,02%, sedangkan pada tahun 2011 sebesar 72,4%. Dengan
tertanganinya kasus neonatus komplikasi oleh tenaga kesehatan yang berkompeten
diharapkan dapat menekan resiko kesakitan, kecacatan dan kematian pada neonatus.
g. Kunjungan Bayi
Yang dimaksud dengan kunjungan bayi adalah kunjungan bayi umur 29 hari
sampai dengan 11 bulan di sarana pelayanan kesehatan (polindes, pustu, puskesmas,
rumah bersalin dan rumah sakit) maupun di rumah, posyandu, tempat penitipan anak,
Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2012
36
Dinas Kesehatan Daerah Kota Blitar
panti asuhan dan sebagainya melalui kunjungan petugas. Setiap bayi memperoleh
pelayanan kesehatan minimal 4 kali yaitu satu kali pada umur 29 hari-3 bulan, 1 kali
pada umur 3-6 bulan, 1 kali pada umur 6-9 bulan, dan 1 kali pada umur 9-11 bulan.
Pelayanan Kesehatan tersebut meliputi pemberian imunisasi dasar (BCG, DPT/ HB1-3,
Polio 1-4, Campak), stimulasi deteksi intervensi dini tumbuh kembang (SDIDTK) bayi
dan penyuluhan perawatan kesehatan bayi. Penyuluhan perawatan kesehatan bayi
meliputi : konseling ASI eksklusif, pemberian makanan pendamping ASI sejak usia 6
bulan, perawatan dan tanda bahaya bayi sakit (sesuai MTBS), pemantauan
pertumbuhan dan pemberian vitamin A kapsul biru pada usia 6 – 11 bulan.
Pentingnya pemberian pelayanan kesehatan pada bayi diharapkan dapat
menekan laju Angka Kematian Bayi (AKB) di Kota Blitar, serta untuk memantau
tumbuh kembang bayi sehingga dapat meningkatkan kualitas kesehatan bayi. Berikut
ini gambaran cakupan kunjungan bayi selama 4 tahun terakhir.
Grafik 4.5 Persentase Kunjungan Bayi di Kota Blitar
Tahun 2009-2012
Sumber : Data profil yang diolah tahun 2009-2012
Terjadi penurunan presentase kunjungan bayi di Kota Blitar hal ini perlu
mendapatkan perhatian lebih mengingat bayi merupakan usia rentan terhadap
penyakit, dan pelayanan kesehatan merupakan salah satu upaya untuk mencegah dan
mengurangi penurunan kualitas pertumbuhan bayi.
Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2012
37
Dinas Kesehatan Daerah Kota Blitar
4.1.2 Pelayanan Keluarga Berencana (KB)
Awal gerakan Keluarga Berencana di Indonesia pada tanggal 23 Desember
1957 dibentuk Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia yang dipelopori oleh
Dokter dan tokoh perempuan yang bercita-cita untuk menyelematkan jiwa kaum ibu
yang sering mengalami berbagai gangguan kesehatan sampai meninggal, karena terlalu
sering melahirkan dalam jarak amat dekat. Baru pada tahun 1971 gerakan KB secara
resmi diambil alih pemerintah dengan dibentuknya Badan Koordinasi Keluarga
Berencana
Nasional (BKKBN) yang
bertujuan menurunkan
laju pertumbuhan
penduduk. (Sumber : Kompas, Sabtu 19 Januari 2008 oleh Kartono Mohamad).
Yang menjadi prioritas sasaran program pelayanan KB adalah wanita usia subur
dan pasangannya (PUS) dikarenakan wanita usia subur memiliki peran penting
terjadinya kehamilan sehingga memiliki peluang lebih tinggi untuk melahirkan.
Jumlah PUS di Kota Blitar pada tahun 2012 sebesar 24.058 orang. Dari jumlah
PUS yang ada sebesar 2.294 orang (9,54%) merupakan peserta KB baru dan yang
menjadi peserta KB aktif sebesar 19.517 orang (81,12%). Untuk metode kontrasepsi
jangka panjang (MKJP) kontrasepsi yang paling banyak dipilih adalah IUD sebesar
28,55%, sedangkan untuk non MKJP kontrasepsi yang banyak dipilih adalah suntik
sebesar 28,99%. Berikut ini gambaran pemilihan kontrasepsi baik MKJP dan non
MKJP bagi peserta KB baru.
Grafik 4.6 Proporsi Peserta KB Baru Menurut Jenis Kontrasepsi
Kota Blitar Tahun 2012
Sumber: Data profil tahun 2012
Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2012
38
Dinas Kesehatan Daerah Kota Blitar
4.1.3 Pelayanan Imunisasi
Desa atau Kelurahan UCI adalah desa/kelurahan dimana  80% dari jumlah
bayi yang ada di desa tersebut sudah mendapat imunisasi dasar lengkap dalam waktu
satu tahun. Pada tahun 2012 terdapat peningkatan capaian UCI dari 80,95% pada
Tahun 2011 menjadi 95,24% pada tahun 2012. Sebagai salah satu upaya untuk
memperbaiki capaian UCI adalah dengan melakukan pembimbingan dan monitoring
pada tiap kelurahan terutama pada petugas yang baru. Berikut capaian UCI selama 4
tahun terakhir.
Grafik 4.7 Persentase Desa/Kelurahan UCI di Kota Blitar
Tahun 2009-2012
Sumber: Data profil tahun 2012
4.1.4 Pelayanan Kesehatan Anak Balita, Pra Sekolah, dan Sekolah
Pemantauan pertumbuhan dan perkembangan setiap anak usia 12-59 bulan
dilaksanakan melalui pelayanan SDIDTK minimal 2 kali pertahun (setiap 6 bulan) dan
tercatat pada Kohort Anak Balita dan Prasekolah atau pencatatan pelaporan lainnya.
Pelayanan SDIDTK dilaksanakan oleh tenaga kesehatan, ahli gizi, penyuluh kesehatan
masyarakat dan petugas sektor lain yang dalam menjalankan tugasnya melakukan
stimulasi dan deteksi dini penyimpangan tumbuh kembang anak. Pada tahun 2012
jumlah anak balita yang mendapatkan pelayanan sejumlah 4.617 (49,37% dari jumlah
anak balita yang ada) diharapkan untuk kedepannya ada peningkatan jumlah anak
balita yang mendapatkan pelayanan, tidak hanya mengembangkan inovasi dari sisi
Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2012
39
Dinas Kesehatan Daerah Kota Blitar
petugas akan tetapi juga meningkatkan peran aktif masyarakat untuk peduli terhadap
tumbuh kembang anak balitanya.
Yang dimaksud dengan cakupan penjaringan siswa SD dan setingkat adalah
pemeriksaan kesehatan umum, kesehatan gigi dan mulut siswa SD dan setingkat
melalui penjaringan kesehatan terhadap murid kelas 1 SD dan Madrasah Ibtidaiyah
yang dilaksanakan oleh tenaga kesehatan bersama tenaga kesehatan terlatih (guru dan
dokter kecil) di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. Pada tahun 2011
cakupan penjaringan siswa SD dan setingkat sebesar 108,79%, hal ini dimungkinkan
karena data sasaran merupakan usia sekolah 7 tahun, sedangkan jumlah murid secara
riil lebih besar dikarenakan adanya siswa kelas 1 SD yang usianya dibawah 7 tahun.
4.1.5 Pelayanan Kesehatan Pra Usila dan Usila (Usia Lanjut)
Pelayanan usia lanjut adalah Pelayanan kesehatan sesuai standar yang ada pada
pedoman pada usia lanjut (60 tahun ke atas), di satu wilayah kerja pada kurun waktu
tertentu. Hal ini merupakan salah satu upaya preventif dan promotif kepada
masyarakat usia lanjut untuk menjaga kebugaran dan kesehatannya, dikarenakan pada
usia lanjut merupakan usia rentan penyakit terutama penyakit degeneratif . Pada
tahun 2012 cakupan pelayanan kesehatan pra usila dan usila mencapai 62,47%.
Berikut ini gambaran peningkatan cakupan pelayanan kesehatan pra usila dan usila
selama 4 tahun terakhir.
Grafik 4.8 Cakupan Pelayanan Kesehatan Prausila dan Usila di Kota Blitar
Tahun 2009-2012
Sumber : Data profil yang diolah tahun 2009-2012
Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2012
40
Dinas Kesehatan Daerah Kota Blitar
Pada grafik diatas terlihat adanya penurunan cakupan pelayanan kesehatan,
diharapkan untuk kedepannya posyandu lansia dapat lebih optimal dalam
memberikan pelayanan kesehatan dan juga masyarakat prausila dan usila dapat lebih
aktif untuk memeriksakan diri ke posyandu lansia.
4.1.6 Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut
Menanamkan kebiasaan menjaga kesehatan gigi dan mulut sejak dini sangatlah
penting, hal ini dikarenakan kesehatan gigi dan mulut berdampak pada pertumbuhan
dan perkembangan anak. Upaya promotif dan preventif perlu selalu digalakkan
mengingat pola pikir masyarakat kita masih mengganggap permasalahan kesehatan
gigi bukan termasuk permasalahan kesehatan yang sifatnya penting. Pada tahun 2012
telah dilakukan pemeriksaan gigi dan mulut pada siswa SD dan setingkat sejumlah
8.435 atau 51,10% dari jumlah siswa SD dan setingkat di Kota Blitar.
Gambar 4.1 Kegiatan Pemeriksaan Gigi dan Mulut
4.1.7 Penyuluhan Kesehatan
Upaya penyuluhan merupakan semua usaha secara sadar dan berencana yang
dilakukan untuk memperbaiki perilaku manusia sesuai prinsip-prinsip pendidikan
dalam bidang kesehatan. Terdapat dua jenis penyuluhan yakni penyuluhan kelompok
dan penyuluhan massa. Yang dimaksud penyuluhan kelompok adalah penyuluhan
yang dilakukan pada kelompok sasaran tertentu, sedangkan yang dimaksud dengan
penyuluhan massa adalah penyuluhan yang dilakukan dengan sasaran massal, seperti
pameran, pemutaran film, melalui media massa (cetak dan elektronik).
Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2012
41
Dinas Kesehatan Daerah Kota Blitar
Gambar 4.2 Kegiatan Penyuluhan Penyakit Menahun
Pada tahun 2012 jumlah seluruh penyuluhan kelompok sejumlah 3.486 dan
untuk penyuluhan massa sejumlah 2. Berikut ini jumlah penyuluhan didasarkan jenis
dan instansi yang melaksanakan.
Grafik 4.9 Jumlah Penyuluhan berdasarkan Jenis dan Instansi Pelaksana
Kota Blitar Tahun 2012
Sumber : Data profil tahun 2012
4.2 PELAYANAN KESEHATAN RUJUKAN
Rumah Sakit merupakan sarana kesehatan rujukan bagi Puskesmas,
dikarenakan RS memiliki kewenangan dan fasilitas untuk menangani kasus-kasus
yang membutuhkan penanganan lebih lanjut di rawat inap. Pada tahun 2012
kunjungan rawat inap di RS baik milik pemerintah dan swasta sejumlah 29.719
kunjungan dan untuk rawat jalan mencapai 209.795 kunjungan. Berikut ini gambaran
kunjungan rawat inap dan rawat jalan di Puskesmas dan RS pemerintah dan swasta.
Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2012
42
Dinas Kesehatan Daerah Kota Blitar
Grafik 4.10 Jumlah Kunjungan Rawat Inap dan Rawat Jalan di Kota Blitar
Tahun 2012
Sumber: Data profil tahun 2012
Dari grafik diatas tampak kunjungan rawat jalan dan rawat inap tertinggi
terdapat di RS baik pemerintah dan swasta, mengingat fungsi Puskesmas maka
memang seharusnya Puskesmas menekankan pada upaya promotif dan preventif
kesehatan sehingga untuk pelayanan kuratif dan rehabilitatif lebih terbatas.
4.3 KETERSEDIAAN OBAT
Obat sebagai salah satu unsur yang penting dalam upaya kesehatan, mulai dari
upaya peningkatan kesehatan, pencegahan, diagnosis, pengobatan dan pemulihan
harus diusahakan agar selalu tersedia pada saat dibutuhkan. Di samping merupakan
unsur yang penting dalam upaya kesehatan, obat sebagai produk dari industri farmasi
dengan sendirinya tidak lepas dari aspek ekonomi dan teknologi. Tekanan aspek
teknologi dan ekonomi tersebut semakin besar dengan adanya globalisasi ekonomi,
namun tekanan ini pada dasarnya dapat diperkecil sedemikian rupa sehingga
kebutuhan masyarakat dapat dipenuhi sedangkan industri farmasi dapat berkembang
secara wajar. Obat juga dapat merugikan kesehatan bila tidak memenuhi persyaratan
atau bila digunakan secara tidak tepat atau disalah-gunakan.
Ketersediaan obat merupakan tanggung jawab pemerintah pusat dan daerah
terutama obat-obatan esensial. Berikut ini ketersediaan obat di Kota Blitar.
Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2012
43
Dinas Kesehatan Daerah Kota Blitar
Tabel 4.1 Ketersediaan Obat menurut Jenis Obat di Kota Blitar Tahun 2012
NO
NAMA OBAT
1
2
Amoksisilin sirup kering 125 mg/ml
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
Amoksisilin kapsul 500 mg
Antasida DOEN tablet
Antalgin tablet 500 mg
Deksametason inj 5 mg/ml – 2ml
Dekstrometorfan Sirup 10 mg/5ml
Dekstrometorfan Tab 15 mg
Difenhidramin HCl inj 10 mg/ml-1ml
Gliserin Guaiakolat tab 100 mg
Glukosa Larutan Infus 5 % steril
Ibuprofen tablet 200 mg
Kloramfenikol kapsul 250 mg
Kotrimoksazol tablet 480 mg
Kotrimoksazol tablet 120 mg
Kotrimoksazol Sirup
Klorfeniramini Maleat tab 4 mg
Kloroquin tablet
Natrium Klorida Infus 0,9 % steril
Parasetamol Tablet 500 mg
Ringer Laktat Infus steril
Vitamin B Kompleks Kapsul
Retinol 200.000 IU
Tablet Tambah darah
Multivitamin Sirup
Garam Oralit
OAT Kat 1
OAT Kat 2
OAT Kat 3
OAT Kat Sisipan
OAT Kat Anak
Pyrantel Pamoat 125 mg tablet
Salep 2-4
Infus set dewasa
Infus set anak
SATUAN
STOCK
OBAT
PEMAKAIAN
RATA-RATA/
BULAN
TINGKAT
KECUKUPAN
(BULAN)
PERSENTASE
TINGKAT
KECUKUPAN
3
4
5
6
7
Btl 60 ml
Ktk @ 100 kap
Btl @ 100 tab
Btl @ 100 tab
7.050
7.878
3.491
974
73
1.736
287
99
562
3.630
1.040
156
1.658
50
7.358
686
5
1.242
9.933
10.675
384
2.723
358
600
884
211
22
565
340
230
60
3
150
20
9
20
100
40
7
55
3
520
45
0,4
100
481
600
25
73
10
50
16
14
1
12,48
23,17
15,18
16,23
24,33
11,57
14,35
11,00
28,10
36,30
26,00
22,29
30,15
16,67
14,15
15,24
12,50
12,42
20,65
17,79
15,36
37,30
35,80
12,00
55,25
15,07
22,00
69,32
128,73
84,32
90,19
135,19
64,30
79,72
61,11
156,11
201,67
144,44
123,81
167,47
92,59
78,61
84,69
69,44
69,00
114,73
98,84
85,33
207,23
198,89
66,67
306,94
83,73
122,22
38
31
299
1.584
3.902
800
1
1
17
130
300
50
38,00
31,00
17,59
12,18
13,01
16,00
211,11
172,22
97,71
67,69
72,26
88,89
Ktk @ 100 ampul
Btl 60 ml
Btl @ 100 tab
Ktk @ 30 ampul
Btl @ 1000 tab
Btl 500 ml
Btl @ 100 tab
Btl @ 250 Kapsul
Btl @ 100 tab
Btl @ 100 tab
Btl 60 ml
Tablet
Tablet
Btl 500 ml
Btl @ 100 tab
Btl 500 ml
Btl @ 1000 Kapsul
Btl @ 50 Kapsul
Ktk @ 3000 Tablet
Botol
Bungkus
Pkt
Pkt
Pkt
Pkt
Pkt
Btl @ 60 Tablet
Pot
Kantong
Kantong
Sumber: Data profil tahun 2012
Berdasarkan data pada tabel diatas menunjukkan tingkat kecukupan terbesar
adalah garam oralit dengan presentase tingkat kecukupan sebesar 306.94 %.
Sedangkan untuk tingkat ketersediaan terkecil adalah Difenhidramin HCl inj 10
mg/ml-1ml dengan presentase tingkat kecukupan 61.11 %.
4.4 KEJADIAN LUAR BIASA (KLB) DAN KERACUNAN MAKANAN
Kejadian Luar Biasa adalah timbulnya/meningkatnya kejadian kesakitan atau
kematian yang bermakna secara epidemiologis pada suatu daerah dalam kurun waktu
tertentu.
Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2012
44
Dinas Kesehatan Daerah Kota Blitar
Pada tahun 2012 telah terjadi 12 kali KLB di Kota Blitar yakni difteri,
keracunan makanan dan AFP, dengan jumlah penduduk terancam untuk difteri
sebesar 1.877 jiwa, keracunan makanan 23 jiwa dan untuk AFP sebesar 0 jiwa.
4.5 PERBAIKAN GIZI MASYARAKAT
Pemenuhan kebutuhan vitamin A sangat penting untuk pemeliharaan
kelangsungan hidup secara normal. Kebutuhan tubuh akan vitamin A untuk orang
Indonesia telah dibahas dan ditetapkan dalam Widyakarya Nasional pangan dan Gizi
(2007) dengan mempertimbangkan faktor-faktor khas dari kesehatan tubuh orang
Indonesia
(Widyakaryanasional,
2007.
Kebutuhan
Vitamin
A
bagi
Orang
cetak.publikasi/php?/260607/003. diperoleh tanggal 6 November 2008).
Pemberian vitamin A dosis tinggi pada bayi dan anak balita merupakan salah
satu upaya untuk mengatasi permasalahan gizi terutama pada bayi dan anak balita.
Dengan adanya upaya ini diharapkan bayi dan anak balita memiliki daya tahan tubuh
yang lebih baik sehingga diharapkan dapat menekan angka kesakitan dan angka
kematian pada bayi dan anak balita. Pada tahun 2012 seluruh bayi dan balita di Kota
Blitar mendapatkan vitamin A .
4.6 PERILAKU MASYARAKAT
Rumah Tangga ber-PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) adalah Rumah
tangga yang seluruh anggotanya berperilaku hidup bersih dan sehat, yang meliputi 10
indikator, yaitu pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan, bayi diberi ASI
eksklusif, balita ditimbang setiap bulan, menggunakan air bersih, mencuci tangan
dengan air bersih dan sabun, menggunakan jamban sehat, memberantas jentik di
rumah sekali seminggu, makan sayur dan buah setiap hari, melakukan aktivitas fisik
setiap hari, dan tidak merokok di dalam rumah. Apabila dalam Rumah Tangga
tersebut tidak ada ibu yang melahirkan, tidak ada bayi dan tidak ada balita, maka
pengertian Rumah Tangga ber-PHBS adalah rumah tangga yang memenuhi 7
indikator.
Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2012
45
Dinas Kesehatan Daerah Kota Blitar
Indikator rumaha tangga ber-PHBS antara lain persalinan ditolong tenaga
kesehatan, memberi bayi ASI eksklusif, menimbang balita setiap bulan, menggunakan
air bersih, mencuci tangan dengan air dan sabun, menggunakan jamban sehat,
memberantas jentik di rumah seminggu sekali, makan sayur dan buah setiap hari,
melakukan aktivitas fisik setiap hari, dan tidak merokok didalam rumah. Pada tahun
2012 rumah tangga ber-PHBS masih mencapai 30,44%. Berikut ini gambaran beberapa
indikator PHBS di Kota Blitar.
4.6.1 ASI Eksklusif
Pemberian ASI merupakan metode pemberian makan bayi yang terbaik,
terutama pada bayi umur kurang dari 6 bulan, selain juga bermanfaat bagi ibu. ASI
mengandung semua zat gizi dan cairan yang dibutuhkan untuk memenuhi seluruh
gizi bayi pada 6 bulan pertama kehidupannya. Yang dimaksud dengan ASI eksklusif
adalah pemberian ASI tanpa makanan dan minuman tambahan lain pada bayi
berumur nol sampai enam bulan. Bahkan air putih tidak diberikan dalam tahap ASI
eksklusif ini.
Pada tahun 2012 terjadi peningkatan persentase bayi yang diberi ASI eksklusif
dari sebesar 65.91% menjadi 74.11%. Berikut ini gambaran pemberian ASI eksklusif
pada bayi dalam rentang waktu 3 tahun terakhir.
Grafik 4.11 Persentase Bayi diberi ASI Eksklusif di Kota Blitar
Tahun 2009-2012
Sumber: Data profil yang diolah tahun 2009-2012
Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2012
46
Dinas Kesehatan Daerah Kota Blitar
Dari grafik diatas terlihat adanya peningkatan persentase. Pengesahan PP No
33/2012 tentang Pemberian ASI Eksklusif pada 1 Maret membuat semua pihak harus
mendukung ibu menyusui. Tenaga kesehatan dan fasilitas kesehatan wajib melakukan
inisiasi menyusui dini, menempatkan ibu dan bayi dalam satu ruang rawat. Selain itu,
ada juga keharusan penyediaan ruang menyusui di tempat kerja dan fasilitas umum
serta pembatasan promosi susu formula. Program lalu dikembangkan ke daerah dan
fasilitas umum lain, seperti terminal, tempat rekreasi, dan pusat perbelanjaan.
Perusahaan swasta wajib memberikan kesempatan kepada ibu untuk menyusui atau
memerah ASI.
4.6.2 Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Pra Bayar
Jaminan
Pemeliharaan
Kesehatan
Pra-Bayar
adalah
suatu
cara
penyelenggaraan pemeliharaan kesehatan yang paripurna berdasarkan azas usaha
bersama dan kekeluargaan, berkesinambungan, dengan mutu yang terjamin dan biaya
yang terkendali. Berikut ini gambaran cakupan jaminan pemeliharaan kesehatan pra
bayar menurut jenis jaminan di Kota Blitar.
Grafik 4.12 Jumlah Peserta Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Pra-bayar Menurut Jenis
di Kota Blitar Tahun 2012
Sumber : Data profil tahun 2012
Berdasarkan grafik diatas terlihat bahwa penduduk Kota Blitar yang tercover
dalam jaminan kesehatan pra-bayar masih sebesar 35%. Mengingat salah tujuan yang
ingin dicapai dalam UU SJSN No. 40 tahun 2004 adalah semua penduduk Republik
Indonesia mendapatkan pelayanan kesehatan yang memadai ketika sakit, kapanpun
dan dimanapun di tanah air Indonesia, maka harapan kedepan seluruh penduduk di
Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2012
47
Dinas Kesehatan Daerah Kota Blitar
Kota Blitar telah masuk kedalam jaminan kesehatan pra-bayar baik pihak pemerintah
maupun swasta.
4.6.3 Pelayanan Kesehatan bagi Masyarakat Miskin
Dalam upaya menjamin kesehatan penduduknya maka telah difasilitasi bagi
masyarakat miskin untuk mendapatkan pelayanan kesehatan melalui jaminan
kesehatan baik dari pemerintah pusat maupun daerah dalam hal ini terdapat dua jenis
jaminan kesehatan bagi masyarakat miskin yakni ASKESKIN/Jamkesmas merupakan
jaminan dari pemerintah pusat dimana sasarannya telah ditetapkan atau masuk
kedalam kuota. Sedangkan Jamkesda merupakan jaminan dari pemerintah darah
untuk membantu masyarakat miskin diluar kuota Jamkesmas.
Grafik 4.13 Jumlah Maskin Mendapatkan Rawat Jalan Pelayanan Kesehatan Dasar
di Kota Blitar Tahun 2012
Sumber : Data profil tahun 2012
Dari grafik diatas terlihat jumlah maskin yang dicakup dalam Jamkesmas lebih
besar memanfaatkan rawat jalan pelayanan kesehatan dasar dibandingkan maskin
yang dicakup dalam Jamkesda.
Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2012
48
Dinas Kesehatan Daerah Kota Blitar
Grafik 4.14 Jumlah Maskin Mendapatkan Rawat Inap Pelayanan Kesehatan Dasar
di Kota Blitar Tahun 2012
Sumber : Data profil tahun 2012
Dari
grafik
diatas
terlihat
jumlah
maskin
yang
dicakup
dalam
ASKESKIN/Jamkesmas lebih besar memanfaatkan rawat inap pelayanan kesehatan
dasar dibandingkan maskin yang dicakup dalam Jamkesda.
4.7 PELAYANAN KESEHATAN LINGKUNGAN DAN SANITASI DASAR
4.7.1 Rumah Sehat
Rumah sehat adalah bangunan rumah tinggal yang memenuhi syarat kesehatan
yaitu rumah yang memiliki jamban sehat, sarana air bersih, tempat pembuangan
sampah, sarana pembuangan air limbah, ventilasi rumah yang baik, kepadatan hunian
rumah yang sesuai dan lantai rumah yang tidak terbuat dari tanah (Kepmenkes no.
829/Menkes/SK/VII/1999 tentang Persyaratan Kesehatan Perumahan).
Rumah yang tidak memenuhi syarat kesehatan akan terkait erat dengan
penyakit berbasis lingkungan, dimana kecenderungannya semakin meningkat akhirakhir ini, penyakit berbasis lingkungan masih merupakan penyebab utama kematian
di Indonesia. Bahkan pada kelompok bayi dan balita, penyakit-penyakit berbasis
lingkungan menyumbangkan lebih 80% dari penyakit yang diderita oleh bayi dan
Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2012
49
Dinas Kesehatan Daerah Kota Blitar
balita. Keadaan tersebut mengindikasikan masih rendahnya cakupan dan kualitas
intervensi kesehatan lingkungan (Data Susenas 2001).
Pada tahun 2012 dari jumlah rumah yang ada di Kota Blitar sejumlah 34.868
yang diperiksa apakah memenuhi standar rumah sehat atau tidak sejumlah 11.094 dan
yang masuk dalam kategori rumah sehat sejumlah 9.347.
4.7.2 Tempat Umum dan Tempat Pengelola Makanan Sehat (TUPM)
Pada tahun 2012 dari jumlah TUPM yang ada di Kota Blitar sejumlah 631
telah dilakukan pemeriksaan di TUPM sejumlah 575 dan dari hasil pemeriksaan
sejumlah 518 (82,09% dari jumlah TUPM yang diperiksa) dinyatakan sehat.
4.7.3 Sarana Air Bersih (SAB)
Air bersih adalah sumber air untuk keperluan minum/masak serta mandi/cuci
sebagian besar penduduk, sedangkan yang dimaksud dengan keluarga menurut jenis
sarana air bersih yang digunakan adalah jumlah SAB yang memenuhi syarat kesehatan
dibagi dengan SAB yang diperiksa periode/kurun waktu tertentu. Berikut ini jenis
sarana air bersih yang digunakan keluarga di Kota Blitar pada tahun 2012.
Grafik 4.15 Jumlah Jenis SAB yang digunakan Keluarga di Kota Blitar
Tahun 2012
Sumber : Data profil tahun 2012
Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2012
50
Dinas Kesehatan Daerah Kota Blitar
Keterangan :
Air Kemasan : Air yang diproduksi dan didistribusikan oleh suatu
perusahaan dalam kemasan botol dan kemasan gelas serta air
minum isi ulang
Air Ledeng
:
SPT
SGL
PAH
:
:
:
Air yang diproduksi melalui proses penjernihan dan
penyehatan sebelum dialirkan kepada konsumen melalui
suatu instalasi berupa saluran air. Sumber air ini diusahakan
oleh PAM, PDAM, atau BPAM, baik dikelola pemerintah
maupun swasta
Sumur Pompa
Sumur Galian
Penampungan Air Hujan
4.7.4 Sarana Sanitasi Dasar
Yang menjadi bahan pemeriksaan sarana sanitasi dasar antara lain jamban,
tempat sampah dan pengelolaan air limbah. Jamban sehat adalah tempat buang air
besar
yang
konstruksinya
memenuhi
syarat-syarat
kesehatan,
antara
lain
menggunakan tangki septik, sedangkan yang dimaksud dengan tempat sampah sehat
adalah tempat pembuangan sampah yang konstruksinya memenuhi syarat-syarat
kesehatan (ketentuan program), dan pengelolaan air limbah sehat adalah tempat
pembuangan air limbah keluarga yang konstruksinya memenuhi syarat-syarat
kesehatan (ketentuan program).
Pada tahun 2012 dari 1.958 keluarga yang diperiksa jambanya, sejumlah 1.954
(99,72%) keluarga memiliki jamban dan yang masuk kedalam kategori sehat sebesar
1.508 (76,42%). Untuk pemeriksaan tempat sampah sehat dari 1.958 keluarga yang
diperiksa seluruhnya memiliki tempat sampah sendiri dan yang masuk kategori sehat
sejumlah 1.591 keluarga (81,26%). Yang terakhir pemeriksaan pengelolaan air limbah
dari 1.958 keluarga yang diperiksa seluruhnya memiliki dan yang masuk kedalam
kategori sehat sejumlah 1.514 keluarga (77,32%).
Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2012
51
Dinas Kesehatan Daerah Kota Blitar
BAB 5
SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN
Pada bab ini menggambarkan kondisi sumber daya kesehatan di Kota Blitar
yang terdiri dari kelompok sarana kesehatan, tenaga kesehatan, pembiayaan
kesehatan.
5.1 SARANA KESEHATAN
Sarana kesehatan terkait erat dengan pelaksanaan pelayanan kesehatan. Untuk
menunjang kelancaran kegiatan bidang kesehatan diperlukan sarana dan prasarana
kesehatan yang memadai, meliputi Puskesmas, Sarana Kesehatan Bersumber Daya
Masyarakat, Sarana Farmasi dan Perbekalan Kesehatan dan Rumah Sakit. Berikut ini
kondisi sarana kesehatan di Kota Blitar pada tahun 2012.
Tabel 5.1 Sarana Kesehatan di Kota Blitar Tahun 2012
NO.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Sarana Kesehatan
RUMAH SAKIT UMUM
RUMAH SAKIT KHUSUS
PUSKESMAS PERAWATAN
PUSKESMAS NON PERAWATAN
PUSKESMAS KELILING
PUSKESMAS PEMBANTU
RUMAH BERSALIN
POSKESDES
POSYANDU
APOTEK
TOKO OBAT
GFK
Jumlah
4
1
2
1
0
16
2
21
163
30
5
1
Sumber : Data profil tahun 2012
5.1.1 Puskesmas
Puskesmas sebagai gardu terdepan pelayanan kesehatan dasar kepada
masyarakat merupakan ujung tombak keberhasilan pelaksanaan pembangunan
kesehatan. Pada dasarnya konsep pelayanan puskesmas adalah konsep wilayah.
Dengan begitu apapun yang terjadi pada wilayah tersebut puskesmas harus
mengetahui dan bisa memberikan penanganan secara cepat dan tepat. Harapan
Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2012
56
Dinas Kesehatan Daerah Kota Blitar
pelayanan yang diberikan satu Puskesmas bisa menjangkau rata-rata 30.000
penduduk. Untuk itu Kota Blitar dengan jumlah penduduk 134.554 jiwa, seyogyanya
ada 4 unit Puskesmas. Sampai dengan tahun 2012, jumlah Puskesmas yang ada di Kota
Blitar sebesar 3 unit dengan 2 Puskesmas Perawatan. Hal ini berarti untuk Kota Blitar
rata-rata 1 Puskesmas di Kecamatan harus bisa melayani 44.851 jiwa. Berdasarkan
hasil perolehan data hampir 25%, puskesmas di Kota Blitar melayani perawatan dari
luar wilayah Kota Blitar. Oleh karena itu dari segi ketenagaan perlu adanya
penambahan, hal ini sesuai dengan rasio tenaga dimana untuk tenaga bidan masih
jauh dari standart.
5.1.2 Sarana Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat
Untuk mengetahui tingkat partisipasi masyarakat dalam pemeliharaan
kesehatannya dapat diketahui dari tingkat perkembangan posyandu di wilayah
tersebut. Selaian posyandu, sarana kesehatan lainnya yang bersumber daya
masayarakat adalah polindes dan Pos Obat Desa (POD). Namun sampai saat ini
posyandu masih merupakan andalan sarana kesehatan bersumber daya masyarakat,
karena untuk polindes di Kota Blitar tidak ada karena bukan merupakan wilayah
pedesaan, namun kelurahan.
a. Posyandu
Pentingnya keberadaan Posyandu di tengah-tengah masyarakat yang
merupakan pusat kegiatan masyarakat dimana masyarakat sebagai pelaksana sekaligus
memperoleh pelayanan kesehatan serta keluarga berencana, selain itu wahana ini
dapat dimanfaatkan sebagai sarana untuk tukar menukar informasi, pendapat dan
pengalaman serta bermusyawarah untuk memecahkan berbagai masalah yang
dihadapi baik masalah keluarga atau masalah masyarakat itu sendiri. Pada tahun 2012
jumlah posyandu aktif di Kota Blitar mencapai 140.
b. Poskesdes
Poskesdes merupakan Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM)
yang dibentuk di desa dalam rangka upaya mendekatkan pelayanan kesehatan dasar
bagi masyarakat desa. Poskesdes dikelola oleh 1 orang Bidan dan minimal 2 orang
Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2012
57
Dinas Kesehatan Daerah Kota Blitar
kader dan merupakan koordinator dari UKBM yang ada. Pada tahun 2012 seluruh
kelurahan di Kota Blitar telah memiliki Poskesdes sejumlah 21.
c. Desa Siaga
Desa siaga adalah desa yang penduduknya memiliki kesiapan sumber daya dan
kemampuan untuk mencegah dan mengatasi masalah-masalah kesehatan, bencana dan
kegawatdaruratan kesehatan, secara mandiri. Pengertian Desa ini dapat berarti
Kelurahan atau Nagari atau istilah-istilah lain bagi satuan administrasi pemerintahan
setingkat desa.
Sedangkan yang dimaksud dengan desa siaga aktif adalah desa yang
mempunyai Pos Kesehatan Desa (Poskesdes) atau UKBM lainnya yang buka setiap
hari dan berfungsi sebagai pemberi pelayanan kesehatan dasar, penanggulangan
bencana dan kegawatdaruratan, surveilance berbasis masyarakat yang meliputi
pemantauan pertumbuhan (gizi), penyakit, lingkungan dan perilaku sehingga
masyarakatnya menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Pada tahun
2012 dari 21 desa siaga yang ada di Kota Blitar yang termasuk kedalam desa siaga aktif
sejumlah 21 (100%).
5.1.3 Sarana Farmasi dan Perbekalan Kesehatan
Kota Blitar merupakan Kota kecil dengan luas 33 Km2 , oleh karena itu sampai
saat ini belum ada pabrik obat, yang ada hanya sarana penyedia obat. Untuk apotik di
Kota Blitar tahun 2012 sebanyak 30 buah, Sedangkan toko obat ada 5 buah dan
gudang farmasi ada 1 buah, yang terletak pada Dinas Kesehatan Daerah Kota Blitar.
Dengan adanya gudang farmasi ini semua penyimpanan dan penyediaan obat untuk
pelayanan kesehatan dasar menjadi tanggungjawab penuh pemerintah Kota Blitar
yakni Dinas Kesehatan Daerah Kota Blitar.
Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2012
58
Dinas Kesehatan Daerah Kota Blitar
5.2 TENAGA KESEHATAN
Salah satu faktor pendukung keberhasilan pelaksanaan pembangunan
kesehatan di Kota Blitar tahun 2012 adalah ketersediaan sumberdaya kesehatan yang
memadai baik dalam hal kualitas maupun kuantitas. Untuk menggambarkan keadaan
tenaga kesehatan dianalis dengan menghitung rasio tenaga kesehatan terhadap
penduduk di Kota Blitar. Berdasarkan analisis diketahui bahwa ada beberapa tenaga
kesehatan tertentu yang belum memadai sesuai kebutuhan. Hal ini berarti masih
diperlukan perencanaan kebutuhan. Jumlah tenaga kesehatan yang ada dan masih
terus berubah sesuai kebutuhannya sangat berpengaruh dalam penanganan masalah
kesehatan di Kota Blitar. Dari berbagai jenis tenaga kesehatan di Kota Blitar dalam
pelayanannya tidak hanya menangani penduduk Kota Blitar saja, namun juga pada
masyarakat di luar Kota Blitar. Hal ini sangat berpengaruh dalam penentuan rasio
kebutuhan tenaga.
a. Tenaga perawat
Jumlah tenaga perawat di Kota Blitar tahun 2012 sebanyak 453 orang yang
terdiri dari sarjana keperawatan sejumlah 23 orang dan perawat dari D3 keperawatan
sejumlah 430. Rasio perawat mencapai 333,46 per 100.000 penduduk dalam hal ini
untuk kebutuhan perawat telah melampaui target dimana rasio seharusnya adalah
117,5 per 100.000 penduduk.
b. Tenaga bidan
Jumlah tenaga bidan di Kota Blitar pada tahun 2012 sebesar 102 orang,
sehingga rasio bidan mencapai 76 per 100.000 penduduk, kondisi masih dibawah
target dimana rasio standar sebesar 100 per 100.000 penduduk.
c. Tenaga medis
Jumlah tenaga medis di Kota Blitar pada tahun 2012 mencapai 115 orang untuk
dokter umum dan dokter spesialis, sedangkan untuk dokter gigi mencapai 14 orang.
Rasio untuk tenaga dokter umum mencapai 67,47 per 100.000 penduduk dan 20,16
per 100.000 penduduk untuk dokter spesialis, apabila digabungkan rasio dokter
mencapai 87,63 per 100.000 penduduk sehingga rasio dokter telah melampaui rasio
Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2012
59
Dinas Kesehatan Daerah Kota Blitar
standar 40 per 100.000 penduduk. Rasio dokter gigi mencapai 10,86 per 100.000
penduduk kondisi ini masih dibawah standar yang ditetapkan sebesar 11 per 100.000
penduduk.
e. Tenaga kefarmasian
Tenaga Farmasi mencakup Apoteker, S1 Farmasi, DIII-Farmasi dan ASSFarmasi rasio mencapai 81,43 per-100.000 penduduk di tahun 2012. Bila dibandingkan
tahun 2011 rasio ini mengalami penurunan.
f. Tenaga kesehatan masyarakat
Ahli kesehatan masyarakat yang dimaksud dalam pembahasan ini adalah
tenaga yang bertugas di bidang kesehatan masyarakat di Kota Blitar dengan
pendidikan S1-S3. Akan tetapi untuk wilayah Kota Blitar ahli kesehatan masyarakat
yang yang tersedia masih pada tingkat pendidikan S1 sejumlah 20 orang.
g. Tenaga gizi
Ahli gizi yang dimaksud adalah yang bertugas di bidang gizi di suatu wilayah
dengan pendidikan D1-D4. Diketahui bahwa rasio ahli gizi per-100.000 penduduk
adalah 18,61. Rasio tersebut masih dibawah target yang seharusnya 22 per 100.000
penduduk.
h. Tenaga keteknisian medis
Yang dimaksud dengan tehnisi medis disini adalah merupakan tenaga
pelaksana melakukan pemeliharaan alat-alat kesehatan. Ada 5 (lima) jenis teknisi
medis di Kota Blitar, kelima jenis tersebut total tenaga yang ada sebesar 40 orang.
5.3 PEMBIAYAAN KESEHATAN
Keberhasilan pelaksnaan pembangunan kesehatan didukung pula dengan aspek
ketersediaan alokasi anggaran dana sesuai dengan proporsinya. Sumber dana untuk
pembiayaan kesehatan ada berbagai sumber, berikut ini rincian anggaran kesehatan di
Kota Blitar.
Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2012
60
Dinas Kesehatan Daerah Kota Blitar
NO
1
SUMBER BIAYA
2
ANGGARAN KESEHATAN BERSUMBER:
1
APBD KAB/KOTA
A. RUMAH SAKIT
ALOKASI ANGGARAN KESEHATAN
Rupiah
%
3
4
55.435.088.756
a. Belanja Langsung
73,65
34.250.748.966
b. Belanja Tidak Langsung
21.184.339.790
B. DINAS KESEHATAN
a. Belanja Langsung
18.538.914.608
7.879.914.300
b. Belanja Tidak Langsung
24,63
10.659.000.308
2
APBD PROVINSI
a. Belanja Langsung
b. Belanja Tidak Langsung
Bantuan Keuangan Bidang Kesehatan
-
0,00
3
APBN :
a. Dana Dekonsentrasi
b. Tugas Pembantuan
c. Jamkesmas Dasar
d. Jamkesmas Rujukan
e. Jampersal (termasuk Jamkesmas)
f. Lain-Lain (BOK)
1.295.292.000
957.917.000
337.375.000
1,72
4
PINJAMAN/HIBAH LUAR NEGERI (PHLN)
(sebutkan project dan sumber dananya)
-
-
5
SUMBER PEMERINTAH LAIN
-
-
6
BANTUAN LUAR NEGERI (BLN)
-
0,00
TOTAL ANGGARAN KESEHATAN
75.269.295.363
TOTAL APBD KAB/KOTA
544.445.039.499
% APBD KESEHATAN THD APBD KAB/KOTA
13,59
Sumber : Subbag Keuangan dan Program
Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2012
61
BAB 6
KESIMPULAN
Dinas Kesehatan Daerah Kota Blitar
Beberapa hal yang dapat disimpulkan dan ditelaah lebih lanjut berdasarkan hasil
pembahasan data situasi derajat kesehatan, upaya kesehatan dan sumber daya
kesehatan yang mencakup aspek keberhasilan dan upaya pembangunan kesehatan
yang harus lebih ditingkatkan adalah sebagai berikut:
a. Melihat situasi derajat kesehatan, pada tahun 2012 terjadi peningkatan pada angka
kematian ibu (AKI) yang sangat luar biasa, hal ini perlu mendapatkan perhatian
lebih mengingat salah satu tujuan yang ingin dicapai negara ini baik MDG’s dan
SPM adalah menurunkan angka kematian ibu. Apabila dikaitkan dengan rasio
tenaga bidan yang hanya mencapai 84 per 100.000 penduduk maka perlu adanya
penambahan tenaga bidan. Salah satu bentuk upaya penurunan AKI melalui
penekanan program di tahun 2013 diantaranya melakukan penatalaksanaan
kebidanan dan pemasangan sticker P4K oleh kader di 3 Kecamatan. Pelaksanaan
kelas ibu hamil yang mendapat perhatian dari Ibu Ketua Penggerak PKK, kegiatan
ini mendatangkan dokter spesialis obgyn. Pembinaan PONED, melaksanakan
Review Maternal Perinatal (RMP) dengan mendatangan obgyn source dari Dinas
Kesehatan Provinsi Jawa Timur dengan mengikutsertakan seluruh RS dan Bidan
Praktek Mandiri di Kota Blitar. Melaksanakan ANC terpadu mendatangan obgyn
source dari Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur.
b. Penyelenggaraan upaya kesehatan yang meliputi pelayanan kesehatan, akses dan
mutu pelayanan kesehatan, perilaku hidup masyarakat serta keadaan lingkungan
beberapa menunjukan penurunan capaian jika dibandingkan tahun 2011. Salah
satu penyebabnya adalah data sasaran yang berubah sehingga capaian menurun,
hal ini banyak mempengaruhi capaian pelayanan kesehatan terutama terkait
dengan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA). Pada tahun 2012 juga terjadi peningkatan
Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2012
62
Dinas Kesehatan Daerah Kota Blitar
capaian pada program yang pada tahun 2011 mengalami penurunan diantaranya
UCI, dan pemberian ASI eksklusif.
c. Aspek sumber daya kesehatan merupakan salah satu aspek yang menentukan
keberhasilan pencapaian pembangunan kesehatan. Berdasarkan hasil perhitungan
rasio tenaga dibandingkan jumlah penduduk, terdapat beberapa tenaga kesehatan
yang belum memenuhi indikator antara lain Bidan, Tenaga Gizi, dan Tenaga
Kefarmasian. Perubahan kebutuhan tenaga kesehatan salah satunya dipengaruhi
dengan perpindahan tenaga keluar Kota Blitar.
Secara umum beberapa pencapaian mengalami penurunan dikarenakan adanya
perubahan data sasaran di tahun 2012 yang cukup berbeda dengan tahun 2011.
Sehingga dibutuhkan peninjauan ulang target capaian untuk tahun mendatang.
Profil Kesehatan Kota Blitar Tahun 2012
63
RESUME PROFIL KESEHATAN
KOTA BLITAR
TAHUN 2012
NO
INDIKATOR
ANGKA/NILAI
L
P
L+P
Satuan
No. Lampiran
A. GAMBARAN UMUM
1 Luas Wilayah
33 KM2
Tabel 1
2 Jumlah Desa/Kelurahan
21 Desa/Kel
Tabel 1
3 Jumlah Penduduk
66,533
62,419
4 Rata-Rata Jiwa/Rumah Tangga
5 Kepadatan Penduduk/KM2
134,554 Jiwa
Tabel 2
35,944.00 Jiwa
Tabel 1
4,131.00 Jiwa/KM2
Tabel 1
6 Rasio Beban Tanggungan
46.42
Tabel 2
7 Rasio Jenis Kelamin
97.81
Tabel 2
8 Penduduk 10 Tahun ke Atas Melek Huruf
95.92
97.33
98.74 %
Tabel 4
9 Penduduk 10 Tahun ke Atas dengan Pendidikan Tertinggi SMP+
65.25
64.11
64.68 %
Tabel 5
1,048
1,015
2,063 Bayi
Tabel 6
9.45
4.90
14
10
0.00
0.00
15
10
0.00
0.00
B. DERAJAT KESEHATAN
B.1 Angka Kematian
10 Jumlah Lahir Hidup
11 Angka Lahir Mati (dilaporkan)
12 Jumlah Bayi Mati
13 Angka Kematian Bayi (dilaporkan)
14 Jumlah Balita Mati
15 Angka Kematian Balita (dilaporkan)
16 Jumlah Kematian Ibu
7
17 Angka Kematian Ibu (dilaporkan)
339.31
Tabel 6
7.22
24 Bayi
11.63 per 1.000 KH
26 Balita
12.60 per 1.000 KH
Tabel 7
Tabel 7
Tabel 7
Tabel 7
Ibu
Tabel 8
per 100.000 KH
Tabel 8
B.2 Angka Kesakitan
18 AFP Rate (non Polio) < 15 th
15.20 per 100.000 Penduduk < 15 tahun
Tabel 9
19 Angka Insidens TB Paru
0
0
77.29 per 100.000 Penduduk
Tabel 10
20 Angka Prevalensi TB Paru
0
0
- per 100.000 Penduduk
Tabel 10
21 Angka Kematian Akibat TB Paru
0
0
- per 100.000 Penduduk
Tabel 10
22 Angka Penemuan Kasus TB Paru (CDR)
#DIV/0!
#DIV/0!
66.67 %
Tabel 11
23 Success Rate TB Paru
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0! %
Tabel 12
0.00
0.00
40.67 %
Tabel 13
25 Jumlah Kasus Baru HIV
0
1
1 Kasus
Tabel 14
26 Jumlah Kasus Baru AIDS
1
0
1 Kasus
Tabel 14
27 Jumlah Infeksi Menular Seksual Lainnya
0
0
0 Kasus
Tabel 14
28 Jumlah Kematian Karena AIDS
1
0
1 Jiwa
Tabel 14
29 Donor Darah Diskrining Positif HIV
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0! %
Tabel 15
30 Persentase Diare Ditemukan dan Ditangani
#DIV/0!
#DIV/0!
99.11 %
Tabel 16
31 Jumlah Kasus Baru Kusta (Pausi Basiler)
0
0
0 Kasus
Tabel 17
32 Jumlah Kasus Baru Kusta (Multi Basiler)
0
1
1 Kasus
Tabel 17
33 Angka Penemuan Kasus Baru Kusta (NCDR)
0
2
1 per 100.000 Penduduk
Tabel 17
34 Persentase Kasus Baru Kusta 0-14 Tahun
#DIV/0!
0.00
0.00 %
Tabel 18
35 Persentase Cacat Tingkat 2 Penderita Kusta
#DIV/0!
0.00
0.00 %
Tabel 18
0.15
0.00
0.08 per 10.000 Penduduk
Tabel 19
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0! %
Tabel 20
300.00
#DIV/0!
300.00 %
Tabel 20
6
2
24 Pneumonia Balita Ditemukan dan Ditangani
36 Angka Prevalensi Kusta
37 Penderita Kusta PB Selesai Berobat (RFT PB)
38 Penderita Kusta MB Selesai Berobat (RFT MB)
39 Jumlah Kasus Difteri
40 Case Fatality Rate Difteri
8 Kasus
Tabel 21
0%
Tabel 21
41 Jumlah Kasus Pertusis
0
0
0 Kasus
Tabel 21
42 Jumlah Kasus Tetanus (non Neonatorum)
0
0
0 Kasus
Tabel 21
0%
Tabel 21
0 Kasus
Tabel 21
0%
Tabel 21
43 Case Fatality Rate Tetanus (non Neonatorum)
44 Jumlah Kasus Tetanus Neonatorum
0
0
45 Case Fatality Rate Tetanus Neonatorum
46 Jumlah Kasus Campak
45
30
47 Case Fatality Rate Campak
75 Kasus
Tabel 22
0%
Tabel 22
48 Jumlah Kasus Polio
0
0
0 Kasus
Tabel 22
49 Jumlah Kasus Hepatitis B
0
0
0 Kasus
Tabel 22
37.58
22.43
51 Case Fatality Rate DBD
0.00
0.00
0.00 %
Tabel 23
52 Angka Kesakitan Malaria (Annual Parasit Incidence )
0.00
0.00
0.00 per 1.000 Penduduk
Tabel 24
#DIV/0!
#DIV/0!
0
0
50 Incidence Rate DBD
53 Case Fatality Rate Malaria
54 Angka Kesakitan Filariasis
30.24 per 100.000 Penduduk
#DIV/0! %
0 per 100.000 Penduduk
Tabel 23
Tabel 24
Tabel 25
B.3 Status Gizi
55 Bayi Baru Lahir Ditimbang
100
100
100 %
Tabel 26
5.34
6.31
5.82 %
Tabel 26
57 Balita Gizi Baik
#DIV/0!
#DIV/0!
93.18 %
Tabel 27
58 Balita Gizi Kurang
#DIV/0!
#DIV/0!
3.93 %
Tabel 27
56 Berat Badan Bayi Lahir Rendah (BBLR)
NO
INDIKATOR
ANGKA/NILAI
P
#DIV/0!
#DIV/0!
0.62 %
Tabel 27
60 Kunjungan Ibu Hamil (K1)
80
%
Tabel 28
61 Kunjungan Ibu Hamil (K4)
73.53
%
Tabel 28
62 Persalinan Ditolong Tenaga Kesehatan (Linakes)
82.46
%
Tabel 28
63 Pelayanan Ibu Nifas
79.55
%
Tabel 28
5.74
%
Tabel 29
65 Ibu Hamil Mendapat Tablet Fe3
73.07
%
Tabel 30
66 Bumil Risti/Komplikasi Ditangani
79.31
%
Tabel 31
80.33
93.92
87.02 %
Tabel 31
68 Bayi Mendapat Vitamin A
-
-
98.28 %
Tabel 32
69 Anak Balita Mendapat Vitamin A
-
-
83.07 %
Tabel 32
76.60
%
Tabel 32
71 Peserta KB Baru
9.54 %
Tabel 35
72 Peserta KB Aktif
81.12 %
Tabel 35
59 Balita Gizi Buruk
L+P
Satuan
No. Lampiran
L
C. UPAYA KESEHATAN
C.1 Pelayanan Kesehatan
64 Ibu hamil dengan Imunisasi TT2+
67 Neonatal Risti/Komplikasi Ditangani
70 Ibu Nifas Mendapat Vitamin A
73 Kunjungan Neonatus 1 (KN 1)
86.53
86.78
86.65 %
Tabel 36
74 Kunjungan Neonatus 3 kali (KN Lengkap)
77.91
78.48
78.19 %
Tabel 36
75 Kunjungan Bayi (minimal 4 kali)
69.54
71.13
70.32 %
Tabel 37
76 Desa/Kelurahan UCI
95.24 %
Tabel 38
77 Cakupan Imunisasi Campak Bayi
94.94 %
Tabel 39
78 Drop-Out Imunisasi DPT1 - Campak
13.45 %
Tabel 39
79 Bayi yang Diberi ASI Eksklusif
#DIV/0!
#DIV/0!
74.11 %
Tabel 41
80 Pemberian MP-ASI pada Anak 6-23 Bulan dari Gakin
#DIV/0!
#DIV/0!
89.21 %
Tabel 42
81 Cakupan Pelayanan Anak Balita (minimal 8 kali)
47.25
51.73
49.37 %
Tabel 43
82 Balita Ditimbang
#REF!
#REF!
63.06 %
Tabel 44
83 Balita Berat Badan Naik
#DIV/0!
#DIV/0!
78 %
Tabel 44
84 Balita Berat Badan di Bawah Garis Merah (BGM)
#DIV/0!
#DIV/0!
1%
Tabel 44
-
-
-%
Tabel 45
100.00
100.00
108.79 %
Tabel 46
87 Cakupan Pelayanan Kesehatan Siswa SD dan Setingkat
72.96
68.85
70.99 %
Tabel 47
88 Pelayanan Kesehatan Usila (60 tahun +)
56.05
68.25
62.47 %
Tabel 48
71.43 %
Tabel 49
100.00 %
Tabel 51
1.37
Tabel 52
85 Balita Gizi Buruk Mendapat Perawatan
86 Cakupan Penjaringan Kesehatan Siswa SD dan Setingkat
89 Sarkes dengan Kemampuan Pelayanan Gadar Level 1
90 Desa/Kelurahan Terkena KLB Ditangani < 24 jam
91 Rasio Tumpatan/Pencabutan Gigi Tetap
1.48
1.26
92 SD/MI yang Melakukan Sikat Gigi Massal
93 SD/MI yang Mendapat Pelayanan Gigi
95.77 Sekolah
Tabel 53
100.00 Sekolah
Tabel 53
94 Murid SD/MI Diperiksa (UKGS)
41.23
60.25
51.10 %
Tabel 53
95 Murid SD/MI Mendapat Perawatan (UKGS)
60.82
51.82
56.19 %
Tabel 53
96 Siswa SD dan Setingkat Mendapat Perawatan Gigi dan Mulut
60.82
51.82
56.19 %
Tabel 53
C.2 Akses dan Mutu Pelayanan Kesehatan
97 Peserta Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Pra Bayar
34.02
35.97
35.00 %
Tabel 55
98
Penduduk Miskin (dan Hampir Miskin) Dicakup
Askeskin/Jamkesmas
81.95
80.54
81.21 %
Tabel 56
99
Pasien Maskin (dan Hampir Miskin) Mendapat Pelayanan Rawat
Jalan di Sarana Kesehatan Strata 1
17.28
29.81
48.12 %
Tabel 56
100
Pasien Maskin (dan Hampir Miskin) Mendapat Pelayanan Rawat
Jalan di Sarana Kesehatan Strata 2 dan 3
-
-
43.12 %
Tabel 56
101
Pasien Maskin (dan Hampir Miskin) Mendapat Pelayanan Rawat
Inap di Sarana Kesehatan Strata 1
0.87
1.02
0.95 %
Tabel 57
Pasien Maskin (dan Hampir Miskin) Mendapat Pelayanan Rawat
102
Inap di Sarana Kesehatan Strata 2 dan 3
-
-
1.97 %
Tabel 57
103 Cakupan Kunjungan Rawat Jalan
19.25
27.32
323.39 %
Tabel 58
104 Cakupan Kunjungan Rawat Inap
3.83
8.44
23.94 %
Tabel 58
105 Gross Death Rate (GDR) di RS
2.84
2.56
4.80 per 100.000 Pasien Keluar
Tabel 59
106 Nett Death Rate (NDR) di RS
4.28
4.01
2.13 per 100.000 Pasien Keluar
Tabel 59
107 Bed Occupation Rate (BOR) di RS
53.02 %
Tabel 60
108 Length of Stay (LOS) di RS
3.49 Hari
Tabel 60
109 Turn of Interval (TOI) di RS
3.10 Hari
Tabel 60
C.3 Perilaku Hidup Masyarakat
110 Rumah Tangga ber-PHBS
30.44 %
Tabel 61
111 Rumah Sehat
26.81 %
Tabel 62
112 Rumah/Bangunan Bebas Jentik Nyamuk Aedes
70.02 %
Tabel 63
113 Keluarga dengan Sumber Air Minum Terlindung
78.65 %
Tabel 65
114 Keluarga Memiliki Jamban Sehat
76.42 %
Tabel 66
C.4 Keadaan Lingkungan
NO
INDIKATOR
ANGKA/NILAI
L
P
L+P
Satuan
No. Lampiran
115 Keluarga Memiliki Tempat Sampah Sehat
81.26 %
Tabel 66
116 Keluarga Memiliki Pengelolaan Air Limbah Sehat
77.32 %
Tabel 66
117 TUPM Sehat
82.09 %
Tabel 67
118 Institusi Dibina Kesehatan Lingkungannya
87.80 %
Tabel 68
119 Jumlah Rumah Sakit Umum
4
Tabel 70
120 Jumlah Rumah Sakit Khusus
1
Tabel 70
121 Jumlah Puskesmas Perawatan
2
Tabel 70
122 Jumlah Puskesmas non-Perawatan
1
Tabel 70
30
Tabel 70
87.50 %
Tabel 71
100.00 %
Tabel 71
D. SUMBERDAYA KESEHATAN
D.1 Sarana Kesehatan
123 Jumlah Apotek
124 Sarkes yang Memiliki Laboratorium Kesehatan
125 Sarkes yang Memiliki 4 Spesialis Dasar
126 Jumlah Posyandu
163 Posyandu
127 Posyandu Aktif
85.89 %
128 Rasio Posyandu per 100 Balita
6.93 per 100 Balita
129 Jumlah Desa Siaga
21 Desa
130 Desa Siaga Aktif
100.00 %
131 Jumlah Poskesdes
Tabel 72
Tabel 72
Tabel 72
Tabel 73
Tabel 73
21 Poskesdes
Tabel 73
26 Orang
Tabel 74
D.2 Tenaga Kesehatan
132 Jumlah Dokter Spesialis
23
3
133 Rasio Dokter Spesialis
34.57
4.81
134 Jumlah Dokter Umum
44
45
63.13
72.09
136 Jumlah Dokter Gigi
4
10
14 Orang
Tabel 74
137 Jumlah Bidan
0
102
102 Orang
Tabel 75
135 Rasio Dokter Umum
138 Rasio Bidan per 100.000 Penduduk
139 Jumlah Perawat
20.16 per 100.000 Penduduk
89 Orang
67.47 per 100.000 Penduduk
Tabel 74
Tabel 74
Tabel 74
Tabel 75
76.00
246
207
453 Orang
Tabel 75
29
79
108 Orang
Tabel 76
3
21
24 Orang
Tabel 76
142 Jumlah Tenaga Kesmas
11
14
25 Orang
Tabel 77
143 Jumlah Tenaga Sanitasi
10
9
19 Orang
Tabel 77
144 Jumlah Tenaga Teknisi Medis
10
30
40 Orang
Tabel 78
0
0
0 Orang
Tabel 78
140 Jumlah Tenaga Kefarmasian
141 Jumlah Tenaga Gizi
145 Jumlah Fisioterapis
D.3 Pembiayaan Kesehatan
146 Total Anggaran Kesehatan
147 APBD Kesehatan Terhadap APBD Kabupaten/Kota
148 Anggaran Kesehatan Perkapita
75,269,295,363.39 Rupiah
Tabel 79
13.59 %
Tabel 79
559,398.42 Rupiah
Tabel 79
TABEL 1
LUAS WILAYAH, JUMLAH KECAMATAN, DESA/KELURAHAN, JUMLAH PENDUDUK, JUMLAH RUMAH TANGGA,
DAN KEPADATAN PENDUDUK MENURUT KECAMATAN
KOTA BLITAR
TAHUN 2012
NO
KECAMATAN
LUAS
WILAYAH
2
1 SANANWETAN
2 SUKOREJO
3 KEPANJENKIDUL
JUMLAH KABUPATEN/KOTA
JUMLAH
RUMAH
TANGGA
RATA-RATA
JIWA / RUMAH
TANGGA
KEPADATAN
PENDUDUK
9
10 = 8/9
11 = 8/3
KECAMATAN
DESA
KELURAHAN
DESA+KEL.
JUMLAH
PENDUDUK
4
5
6
7 = 5+6
8
12.15
1
0
7
7
47,845
3,938
9.92
1
0
7
7
44,554
4,491
10.50
1
0
7
7
42,155
4,015
32.57
3
0
21
21
(km 2)
1
JUMLAH
3
Keterangan
: data tersedia s.d level kabupaten/kota
Sumber
: Angka Sementara Proyeksi Penduduk BPS
134,554
35,944
4
per km 2
4,131
TABEL 2
JUMLAH PENDUDUK MENURUT JENIS KELAMIN, KELOMPOK UMUR,
RASIO BEBAN TANGGUNGAN, RASIO JENIS KELAMIN DAN KECAMATAN
KOTA BLITAR
TAHUN 2012
NO
KECAMATAN
1
2
JUMLAH
PENDUDUK
3
JUMLAH PENDUDUK
LAKI-LAKI
PEREMPUAN
<1
0-4
5-9
10 - 14
15 - 19
20 - 24
25 - 29
30 - 34
35 - 39
40 - 44
45 - 49
50 - 54
55 - 59
60 - 64
≥ 65
JUMLAH
<1
0-4
5-9
10 - 14
15 - 19
20 - 24
25 - 29
30 - 34
35 - 39
40 - 44
45 - 49
50 - 54
55 - 59
60 - 64
≥ 65
JUMLAH
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19 = SUM(4:18)
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35 = SUM(20:34)
1
SANANWETAN
47,845
2,156
1,903
2,013
1,960
1,704
1,923
1,875
1,808
1,797
1,582
1,448
1,181
826
1,481
23,658
2,005
1,790
1,828
2,099
1,680
1,943
1,823
1,818
1,856
1,757
1,505
1,242
848
1,992
24,187
2
SUKOREJO
44,554
2,008
1,772
1,875
1,825
1,587
1,791
1,746
1,684
1,673
1,473
1,349
1,099
769
1,379
22,031
1,868
1,667
1,702
1,955
1,565
1,809
1,698
1,693
1,729
1,636
1,402
1,156
789
1,855
22,523
3
KEPANJENKIDUL
42,155
1,900
1,677
1,774
1,727
1,502
1,694
1,652
1,593
1,583
1,394
1,276
1,040
727
1,305
20,845
1,767
1,577
1,611
1,849
1,481
1,712
1,607
1,602
1,636
1,548
1,326
1,094
747
1,755
21,311
134,554
6,064
5,352
5,662
5,512
4,793
5,408
5,272
5,086
5,053
4,450
4,073
3,320
2,322
4,166
66,533
5,640
5,033
5,141
5,903
4,726
5,464
5,128
5,112
5,221
4,942
4,233
3,492
2,384
5,602
62,419
JUMLAH KABUPATEN/KOTA
Keterangan
: data tersedia s.d level kabupaten/kota
Sumber
: Angka Sementara Proyeksi Penduduk BPS
RASIO BEBAN
TANGGUNGAN
RASIO JENIS
KELAMIN
36 = …
37 = (19/35)*100
46.42
97.81
TABEL 3
JUMLAH PENDUDUK MENURUT JENIS KELAMIN DAN KELOMPOK UMUR
KOTA BLITAR
TAHUN 2012
JUMLAH PENDUDUK
NO
KELOMPOK UMUR
(TAHUN)
LAKI-LAKI
PEREMPUAN
LAKI-LAKI +
PEREMPUAN
1
2
3
4
5 = 3+4
1
<1
0
0
0
2
0-4
6,064
5,640
11,704
3
5-9
5,352
5,033
10,385
4
10 - 14
5,662
5,141
10,803
5
15 - 19
5,512
5,903
11,415
6
20 - 24
4,793
4,726
9,519
7
25 - 29
5,408
5,464
10,872
8
30 - 34
5,272
5,128
10,400
9
35 - 39
5,086
5,112
10,198
10
40 - 44
5,053
5,221
10,274
11
45 - 49
4,450
4,942
9,392
12
50 - 54
4,073
4,233
8,306
13
55 - 59
3,320
3,492
6,812
14
60 - 64
2,322
2,384
4,706
15
≥ 65
4,166
5,602
9,768
66,533
68,021
134,554
JUMLAH
Keterangan
: data tersedia s.d level kabupaten/kota
Sumber
: Angka Sementara Proyeksi Penduduk BPS
TABEL 4
PERSENTASE PENDUDUK BERUMUR 10 TAHUN KE ATAS YANG MELEK HURUF MENURUT JENIS KELAMIN DAN KECAMATAN
KOTA BLITAR
TAHUN 2012
JUMLAH PENDUDUK USIA 10 KE ATAS
NO
KECAMATAN
1
2
1
SANANWETAN
2
SUKOREJO
3
KEPANJENKIDUL
JUMLAH KABUPATEN/KOTA
LAKI-LAKI
PEREMPUAN
LAKI-LAKI + PEREMPUAN
JUMLAH
MELEK HURUF
%
JUMLAH
MELEK HURUF
%
JUMLAH
MELEK HURUF
%
3
4
5 = (4/3)*100
6
7
8 = (7/6)*100
9 = 3+6
10 = 4+7
11 = (10/9)*100
100
98.74
98.74
Keterangan
: data tersedia s.d level kabupaten/kota
Sumber
: Angka Sementara Proyeksi Penduduk BPS
100
95.92
95.92
200
194.66
97.33
TABEL 5
PENDUDUK LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN BERUSIA 10 TAHUN KE ATAS
MENURUT TINGKAT PENDIDIKAN TERTINGGI YANG DITAMATKAN DAN KECAMATAN
KOTA BLITAR
TAHUN 2012
LAKI-LAKI (%)
NO
KECAMATAN
1
2
1
SANANWETAN
2
SUKOREJO
3
KEPANJENKIDUL
JUMLAH KABUPATEN/KOTA
PEREMPUAN (%)
TIDAK/
BELUM
PERNAH
SEKOLAH
TIDAK/
BELUM
TAMAT
SD/MI
SD/MI
SMP/ MTs
3
4
5
6
7
13.43
20.06
22.10
32.01
1.26
Keterangan
: data tersedia s.d level kabupaten/kota
Sumber
: Angka Sementara Proyeksi Penduduk BPS
DIPLOMA/
SMA/
SMK/ MA SARJANA
8
11.14
JUMLAH
TIDAK/
BELUM
PERNAH
SEKOLAH
TIDAK/
BELUM
TAMAT
SD/MI
SD/MI
SMP/ MTs
10 = SUM(3:9)
11
12
13
14
17.20
21.16
100.00
3.64
16.09
LAKI-LAKI + PEREMPUAN
SMA/ SMK/ DIPLOMA/
MA
SARJANA
15
28.87
16
JUMLAH
TIDAK/ BELUM
PERNAH
SEKOLAH
18 = SUM(11:17) 19 = 3+11
13.04
100.00
2.50
TIDAK/
BELUM
TAMAT
SD/MI
20 = 4+12
14.82
SD/MI
SMP/
MTs
SMA/
DIPLOMA/
SMK/ MA SARJANA
21 = 5+13 22 = 6+14 23 = 7+15
18.57
21.61
30.37
24 = 8+16
12.13
JUMLAH
26 = SUM(19:25)
100.00
TABEL 6
JUMLAH KELAHIRAN MENURUT JENIS KELAMIN DAN KECAMATAN
KOTA BLITAR
TAHUN 2012
JUMLAH KELAHIRAN
NO
KABUPATEN/KOTA
1
1
KECAMATAN
2
BLITAR
3
NAMA
PUSKESMAS
4
LAKI-LAKI
PEREMPUAN
HIDUP
MATI
HIDUP +
MATI
5
6
7 = 5+6
HIDUP
8
LAKI-LAKI + PEREMPUAN
MATI
HIDUP +
MATI
HIDUP
MATI
HIDUP +
MATI
9
10 = 8+9
11 = 5+8
12 = 6+9
13 = 11+12
SANANWETAN
SANANWETAN
395
4
399
361
1
362
756
5
761
2
SUKOREJO
KARANGSARI
345
4
349
353
0
353
698
4
702
3
KEPANJENKIDUL
KEPANJENKIDUL
308
2
310
301
4
305
609
6
615
10
1,058
1,015
5
1,020
2,063
15
2,078
JUMLAH KABUPATEN/KOTA
ANGKA LAHIR MATI (DILAPORKAN)
1,048
9.45
4.90
Sumber:
Bidang Peningkatan
Keterangan : Angka Lahir Mati (dilaporkan) tersebut di atas belum tentu menggambarkan Angka Lahir Mati yang sebenarnya di populasi
7.22
TABEL 7
JUMLAH KEMATIAN BAYI DAN BALITA MENURUT JENIS KELAMIN DAN KECAMATAN
KOTA BLITAR
TAHUN 2012
JUMLAH KEMATIAN
NO
KABUPATEN/KOTA
1
1
KECAMATAN
2
BLITAR
3
SANANWETAN
NAMA
PUSKESMAS
4
LAKI - LAKI
PEREMPUAN
BAYI
ANAK
BALITA
BALITA
5
6
7
LAKI - LAKI + PEREMPUAN
BAYI
ANAK
BALITA
BALITA
BAYI
ANAK
BALITA
BALITA
8
9
10
11 = 5+8
12 = 6+9
13 = 7+10
SANANWETAN
5
0
5
3
0
3
8
0
8
2
0 SUKOREJO
KARANGSARI
4
1
5
3
1
3
7
2
9
3
0 KEPANJENKIDUL
KEPANJENKIDUL
5
0
5
4
0
4
9
0
9
14
1
15
10
1
10
JUMLAH KABUPATEN/KOTA
ANGKA KEMATIAN (DILAPORKAN)
Sumber:
Bidang Peningkatan
Keterangan : Angka Kematian (dilaporkan) tersebut di atas belum tentu menggambarkan AKB/AKABA yang sebenarnya di populasi
24
2
26
11.63
0.97
12.60
TABEL 8
JUMLAH KEMATIAN IBU MENURUT KELOMPOK UMUR DAN KECAMATAN
KOTA BLITAR
TAHUN 2012
NO
KABUPATEN/KOTA
1
1
KECAMATAN
2
BLITAR
3
SANANWETAN
NAMA
PUSKESMAS
JUMLAH LAHIR
HIDUP
4
5
< 20 Thn 20-34 Thn ≥35 Thn
6
7
8
KEMATIAN IBU BERSALIN
JUMLAH < 20 Thn 20-34 Thn ≥35 Thn
9 = 6+7+8
10
11
12
KEMATIAN IBU NIFAS
JUMLAH < 20 Thn 20-34 Thn ≥35 Thn
13 = 10+11+12
14
15
16
JUMLAH KEMATIAN IBU
JUMLAH < 20 Thn 20-34 Thn ≥35 Thn
JUMLAH
17 = 14+15+16
18 = 6+10+14
19 = 7+11+15
20 = 8+12+16
21 = 18+19+20
SANANWETAN
756
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
2
0
1
1
2
KARANGSARI
698
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
0
0
1
1
609
0
3
0
3
0
0
0
0
0
1
0
1
0
4
0
4
2,063
0
3
0
3
0
0
0
0
0
2
2
4
0
5
2
2
0 SUKOREJO
3
0 KEPANJENKIDUL KEPANJENKIDUL
JUMLAH KABUPATEN/KOTA
JUMLAH KEMATIAN IBU
KEMATIAN IBU HAMIL
ANGKA KEMATIAN IBU (DILAPORKAN)
Sumber:
Bidang Peningkatan
Keterangan:
- Jumlah kematian ibu = jumlah kematian ibu hamil + jumlah kematian ibu bersalin + jumlah kematian ibu nifas
- Angka Kematian Ibu (dilaporkan) tersebut di atas belum bisa menggambarkan AKI yang sebenarnya di populasi
7
339.31
21 = 18+19+20
TABEL 9
JUMLAH KASUS AFP (NON POLIO) DAN AFP RATE (NON POLIO) MENURUT KECAMATAN
KOTA BLITAR
TAHUN 2012
NO
KABUPATEN/KOTA
KECAMATAN
NAMA
PUSKESMAS
1
2
3
4
1
BLITAR
SANANWETAN
JUMLAH PENDUDUK JUMLAH KASUS AFP
<15 TAHUN
(NON POLIO)
5
6
SANANWETAN
11,696
0
2
0 SUKOREJO
KARANGSARI
10,891
4
3
0 KEPANJENKIDUL
KEPANJENKIDUL
10,305
1
32,892
5
JUMLAH KABUPATEN/KOTA
Sumber:
Bidang P2PL
Keterangan:
Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja Puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS
Jumlah kolom 5 = jumlah penduduk < 15 tahun pada Tabel 3
TABEL 10
JUMLAH KASUS BARU TB PARU DAN KEMATIAN AKIBAT TB PARU MENURUT JENIS KELAMIN DAN KECAMATAN
KOTA BLITAR
TAHUN 2012
JUMLAH KASUS TB PARU
NO
KABUPATEN/KOTA
KECAMATAN
NAMA PUSKESMAS
1
2
3
4
1
BLITAR
SANANWETAN
JUMLAH PENDUDUK
KASUS BARU
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
5
6
7 = 5+6
8
9
10 = 8+9
11
12
SANANWETAN
23,658
24,187
47,845
30
2
0 SUKOREJO
KARANGSARI
22,031
22,523
44,554
20
3
0 KEPANJENKIDUL
KEPANJENKIDUL
20,845
21,311
42,155
10
66,533
68,021
134,554
RS
4
JUMLAH KABUPATEN/KOTA
ANGKA INSIDENS PER 100.000 PENDUDUK
L+P
L
L+P
P
L
13 = 11+12 14 = 8+11 15 = 9+12 16 = 14+15
P
17 = (14/5)
* 100000
L+P
18 = (15/6) 19 = (16/7)
* 100000
* 100000
L
P
L+P
20
21
22 =
20+21
44
0
0
104
0.00
0.00
77.29
Sumber:
- ...... (disebutkan)
Keterangan:
Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja Puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS
Jumlah kolom 7 = jumlah kolom 8 pada Tabel 1
PREVALENSI
(PER JUMLAH KEMATIAN AKIBAT
100.000 PENDUDUK)
TB PARU
KASUS BARU +
KASUS LAMA
KASUS LAMA
0
0
0
0
0
0
0.00
KEMATIAN PER 100.000 PENDUDUK
0.00
0.00
0
0
0
0.00
0.00
0.00
TABEL 10 A
JUMLAH KASUS BARU TB DAN KEMATIAN PENDERITA TB MENURUT JENIS KELAMIN DAN KECAMATAN
KOTA BLITAR
TAHUN 2012
JUMLAH KASUS TB
NO
KABUPATEN/KOTA
KECAMATAN
NAMA PUSKESMAS
1
2
3
4
1
BLITAR
SANANWETAN
JUMLAH PENDUDUK
KASUS BARU BT A - Ro +
Dan EP
KASUS BARU BTA +
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
5
6
7 = 5+6
8
9
10 = 8+9
11
12
CASE NOTIFICATION RATE (PER
100.000 PENDUDUK)
TOTAL KASUS TB
L+P
L
L+P
P
L
13 = 11+12 14 = 8+11 15 = 9+12 16 = 14+15
P
17 = (14/5)
* 100000
L+P
18 = (15/6) 19 = (16/7)
* 100000
* 100000
JUMLAH KEMATIAN
PENDERITA TB
L
P
L+P
20
21
22 =
20+21
SANANWETAN
23,658
24,187
47,845
30
15
0
0
45
0.00
0.00
94.05
0
2
0 SUKOREJO
KARANGSARI
22,031
22,523
44,554
20
8
0
0
28
0.00
0.00
62.85
0
3
0 KEPANJENKIDUL
KEPANJENKIDUL
20,845
21,311
42,155
10
7
0
0
17
0.00
0.00
40.33
0
44
107
0
0
151
137
0
0
241
RS
4
JUMLAH KABUPATEN/KOTA
66,533
68,021
134,554
Sumber: Data TB 03
Keterangan:
Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja Puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS
Jumlah kolom 7 = jumlah kolom 8 pada Tabel 1
0
0
104
0
0
#DIV/0!
0.00
#DIV/0!
0.00
#DIV/0!
179.11
0
0
TABEL 11
JUMLAH KASUS DAN ANGKA PENEMUAN KASUS TB PARU BTA+ MENURUT JENIS KELAMIN DAN KECAMATAN
KOTA BLITAR
TAHUN 2012
TB PARU
NO
KABUPATEN/KOTA
KECAMATAN
NAMA
PUSKESMAS
1
2
3
4
1
BLITAR
SANANWETAN
JUMLAH PERKIRAAN KASUS BARU
KLINIS
BTA (+)
ANGKA PENEMUAN KASUS (CDR)
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
5
6
7
8
9
10 = 8+9
11
12
13 = 11+12
14 = (11/5)
* 100
15 = (12/6)
* 100
16 = (13/7)
* 100
SANANWETAN
60
30
50.00
2
0 SUKOREJO
KARANGSARI
52
20
38.46
3
0 KEPANJENKIDUL
KEPANJENKIDUL
44
10
22.73
44
#DIV/0!
RS
4
JUMLAH KABUPATEN/KOTA
0
0
156
0
Sumber:
- ...... (disebutkan)
Keterangan:
Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja Puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS
0
0
0
0
104
#DIV/0!
#DIV/0!
66.67
TABEL 11A
JUMLAH SUSPEK DAN KASUS TB SERTA ANGKA PENEMUAN KASUS TB PARU BTA+ MENURUT JENIS KELAMIN DAN KECAMATAN
KOTA BLITAR
TAHUN 2012
TB PARU
NO
KABUPATEN/KOTA
KECAMATAN
NAMA
PUSKESMAS
1
2
3
4
1
BLITAR
SANANWETAN
JUMLAH PERKIRAAN KASUS BARU
SUSPEK
BTA (+)
ANGKA PENEMUAN KASUS (CDR)
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
5
6
7
8
9
10 = 8+9
11
12
13 = 11+12
14 = (11/5)
* 100
15 = (12/6)
* 100
16 = (13/7)
* 100
SANANWETAN
60
232
30
50.00
2
0 SUKOREJO
KARANGSARI
52
269
20
38.46
3
0 KEPANJENKIDUL
KEPANJENKIDUL
44
139
10
22.73
482
44
#DIV/0!
RS
4
JUMLAH KABUPATEN/KOTA
0
0
0
0
0
0
Sumber:
- ...... (disebutkan)
Keterangan:
Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja Puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS
0
0
0
0
0
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
TABEL 12
JUMLAH KASUS DAN KESEMBUHAN TB PARU BTA+ MENURUT JENIS KELAMIN DAN KECAMATAN
KOTA BLITAR
TAHUN 2012
TB PARU
NO
KABUPATEN/KOTA
1
1
2
BLITAR
KECAMATAN
3
SANANWETAN
NAMA
PUSKESMAS
4
KESEMBUHAN
BTA (+) DIOBATI
L
L
P
L+P
JUMLAH
JUMLAH
JUMLAH
5
6
7 = 5+6
PENGOBATAN LENGKAP
P
JUMLAH
%
8
9 = (8/5)
* 100
L+P
JUMLAH
%
10
11 =
(10/6) *
100
L
JUMLAH
%
12
13 =
(12/7) *
100
ANGKA KESUKSESAN
P
JUMLAH
%
14
15 =
(14/5) *
100
(SUCCESS RATE/SR)
L+P
JUMLAH
%
16
17 =
(16/6) *
100
JUMLAH
%
18
19 =
(18/7) *
100
L
P
L+P
20 =
21 =
22 =
((8+14)/5 ((10+16)/ ((12+18)/
) * 100
6) * 100 7) * 100
SANANWETAN
0
#DIV/0!
#DIV/0!
0 #DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
2
0 SUKOREJO
KARANGSARI
0
#DIV/0!
#DIV/0!
0 #DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
3
0 KEPANJENKIDUL
KEPANJENKIDUL
0
#DIV/0!
#DIV/0!
0 #DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
4
RS … (sebutkan)
0
#DIV/0!
#DIV/0!
0 #DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
5
RS … (sebutkan)
0
#DIV/0!
#DIV/0!
0 #DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
0
0 #DIV/0!
0 #DIV/0!
0 #DIV/0!
0 #DIV/0!
0 #DIV/0!
0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
JUMLAH KABUPATEN/KOTA
0
0
Sumber:
- ...... (disebutkan)
Keterangan:
Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja Puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS
TABEL 13
PENEMUAN KASUS PNEUMONIA BALITA MENURUT JENIS KELAMIN DAN KECAMATAN
KOTA BLITAR
TAHUN 2012
PNEUMONIA PADA BALITA
NO
KABUPATEN/KOTA
KECAMATAN
JUMLAH BALITA
NAMA
PUSKESMAS
L
1
1
2
BLITAR
3
SANANWETAN
4
P
5
6
PENDERITA DITEMUKAN DAN DITANGANI
JUMLAH PERKIRAAN
PENDERITA
L+P
L
P
7 = 5+6
8 = 10% *
5
L
L+P
9 = 10% * 10 = 10% *
6
7
P
JUMLAH
%
11
12 = (11/8)
* 100
L+P
JUMLAH
%
13
14 = (13/9)
* 100
JUMLAH
%
15
16 = (15/10)
* 100
SANANWETAN
4,604
0.00
0.00
460
69
14.99
2
0 SUKOREJO
KARANGSARI
3,975
0.00
0.00
398
16
4.03
3
0 KEPANJENKIDUL
KEPANJENKIDUL
3,125
0.00
0.00
313
52
16.64
0.00
0.00
0
339
#DIV/0!
0.00
0.00
1,170
476
40.67
Rumah Sakit
4
JUMLAH KABUPATEN/KOTA
0
0
11,704
Sumber:
- ...... (disebutkan)
Keterangan:
Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja Puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS
0
#DIV/0!
0
#DIV/0!
TABEL 14
JUMLAH KASUS BARU HIV, AIDS, DAN INFEKSI MENULAR SEKSUAL LAINNYA MENURUT JENIS KELAMIN DAN KECAMATAN
KOTA BLITAR
TAHUN 2012
JUMLAH KASUS BARU
NO
KABUPETN/KOTA
KECAMATAN
NAMA PUSKESMAS
1
2
3
4
1
BLITAR
SANANWETAN
HIV
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
5
6
7 = 5+6
8
9
10 = 8+9
11
12
13 = 11+12
14
15
16 = 14+15
SANANWETAN
2
0 SUKOREJO
KARANGSARI
3
0 KEPANJENKIDUL
KEPANJENKIDUL
0
1
RS
4
JUMLAH KABUPATEN/KOTA
JUMLAH KEMATIAN AKIBAT
AIDS
INFEKSI MENULAR SEKSUAL
LAINNYA
AIDS
0
1
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
1
1
Sumber:
- ...... (disebutkan)
Keterangan:
Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja Puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS
0
1
0
0
0
0
1
1
1
0
1
TABEL 15
PERSENTASE DONOR DARAH DISKRINING TERHADAP HIV MENURUT JENIS KELAMIN
KOTA BLITAR
TAHUN 2012
DONOR DARAH
NO
UNIT TRANSFUSI DARAH
JUMLAH PENDONOR
L
1
2
P
3
Sumber:
- ...... (disebutkan)
L
L+P
4
5 = 3+4
1
JUMLAH KABUPATEN/KOTA
SAMPEL DARAH DIPERIKSA
JUMLAH
%
6
7 = (6/3) *
100
0
0
0
0
#DIV/0!
L+P
JUMLAH
%
8
9 = (8/4) *
100
#DIV/0!
0
POSITIF HIV
P
0
L
JUMLAH
%
10
11 = (10/5) *
100
#DIV/0!
0
#DIV/0!
#DIV/0!
0
#DIV/0!
P
JUMLAH
%
12
13 = (12/6) *
100
0
#DIV/0!
L+P
JUMLAH
%
14
15 = (14/8) *
100
0
#DIV/0!
JUMLAH
%
16
17 = (16/10) *
100
0
#DIV/0!
TABEL 16
KASUS DIARE YANG DITANGANI MENURUT JENIS KELAMIN DAN KECAMATAN
KOTA BLITAR
TAHUN 2012
DIARE
NO
KABUPATEN/KOTA
KECAMATAN
JUMLAH PENDUDUK
NAMA
PUSKESMAS
L
1
1
2
BLITAR
3
SANANWETAN
4
5
P
6
DIARE DITANGANI
JUMLAH PERKIRAAAN KASUS
L+P
L
P
L+P
7 = 5+6
8 = 10% *
411/1000 * 5
9 = 10% *
411/1000 * 6
10 = 10% *
411/1000 * 7
L
P
JUMLAH
%
11
12 = (11/8)
* 100
L+P
JUMLAH
%
13
14 = (13/9)
* 100
JUMLAH
%
15 = 11+13
16 =
(15/10) *
100
SANANWETAN
23,658
24,187
47,845
1,966
601
30.56
2
0 SUKOREJO
KARANGSARI
22,031
22,523
44,554
1,831
672
36.70
3
0 KEPANJENKIDUL
KEPANJENKIDUL
20,845
21,311
42,155
1,733
598
34.51
4
JUMLAH KABUPATEN/KOTA
Sumber:
- ...... (disebutkan)
RS
3,610 #DIV/0!
66,533
68,021
134,554
0
0
5,530
0 #DIV/0!
0 #DIV/0!
5,481
99.11
TABEL 17
JUMLAH KASUS BARU KUSTA MENURUT JENIS KELAMIN DAN KECAMATAN
KOTA BLITAR
TAHUN 2012
KASUS BARU
NO
KABUPATEN/KOTA
KECAMATAN
NAMA
PUSKESMAS
1
2
3
4
1
BLITAR
0-14 TAHUN
Multi Basiler (MB) / Kusta Basah
≥ 15 TAHUN
L
P
L+P
L
P
5
6
7 = 5+6
8
9
JUMLAH
L+P
L
P
0-14 TAHUN
L+P
L
P
10 = 8+911 = 5+812 = 6+9
13 = 7+10 14
≥ 15 TAHUN
L+P
15
L
SANANWETAN
0
0
0
0
0
0
0 SUKOREJO
KARANGSARI
0
0
0
0
0
0
3
0 KEPANJENKIDUL
KEPANJENKIDUL
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
JUMLAH KABUPATEN/KOTA
RS
0
0
0
ANGKA PENEMUAN KASUS BARU (NCDR/NEW CASE DETECTION RATE ) PER 100.000 PENDUDUK
Sumber:
- ...... (disebutkan)
0
0
0
P
16 = 14+15 17
2
4
SANANWETAN
Pausi Basiler (PB) / Kusta kering
0
L+P
18
PB + MB
JUMLAH
L
P
L+P
L
P
L+P
19 = 17+18 20 = 14+1721 = 15+1822 = 16+1923 = 11+2024 = 12+2125 = 13+22
0
0
0
0
0
0
0
1
0
1
1
0
1
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
1
1
0
1
0
1
0
1
1
0.00
1.60
0.78
TABEL 18
KASUS BARU KUSTA 0-14 TAHUN DAN CACAT TINGKAT 2 MENURUT JENIS KELAMIN DAN KECAMATAN
KOTA BLITAR
TAHUN 2012
KASUS BARU
NO
KABUPETAN/KOTA
1
1
KECAMATAN
2
BLITAR
3
L
P
L
P
L+P
JUMLAH
%
JUMLAH
5
6
7 = 5+6
8
9 = (8/5)
* 100
10
CACAT TINGKAT 2
L+P
%
11 =
(10/6) *
100
L
P
L+P
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
12
13 = (12/7)
* 100
14
15 = (14/5)
* 100
16
17 = (16/6)
* 100
18
19 = (18/7)
* 100
SANANWETAN
0
0
0
0 #DIV/0!
0 #DIV/0!
0
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
0
2
0 SUKOREJO
KARANGSARI
0
1
1
0 #DIV/0!
0
0.00
0
0.00
#DIV/0!
0.00
0
0.00
3
0 KEPANJENKIDUL
KEPANJENKIDUL
0
0
0
0 #DIV/0!
0 #DIV/0!
0
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
0
#DIV/0!
0
0
0
0 #DIV/0!
0 #DIV/0!
0
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
0
#DIV/0!
0
1
1
0 #DIV/0!
0
0
0.00
#DIV/0!
0.00
0
0.00
4
JUMLAH KABUPATEN/KOTA
Sumber:
SANANWETAN
PENDERITA KUSTA
NAMA PUSKESMAS
4
PENDERITA KUSTA 0-14 TAHUN
RS
0.00
#DIV/0!
TABEL 19
JUMLAH KASUS DAN ANGKA PREVALENSI PENYAKIT KUSTA MENURUT JENIS KELAMIN DAN KECAMATAN
KOTA BLITAR
TAHUN 2012
KASUS TERCATAT
NO
KABUPATEN/KOTA
1
1
KECAMATAN
2
BLITAR
PB
NAMA PUSKESMAS
3
4
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
5
6
7 = 5+6
8
9
10 = 8+9
11 = 5+8
12 = 6+9
13 = 7+10
SANANWETAN
0
0 SUKOREJO
KARANGSARI
0
3
0 KEPANJENKIDUL
KEPANJENKIDUL
RS
JUMLAH KABUPATEN/KOTA
ANGKA PREVALENSI PER 10.000 PENDUDUK
Sumber:
- ...... (disebutkan)
0
0
JUMLAH
P
2
4
SANANWETAN
MB
L
0
0
0
0
0
0
1
1
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
0
1
1
0
1
0.15
0.00
0.08
TABEL 20
PERSENTASE PENDERITA KUSTA SELESAI BEROBAT MENURUT JENIS KELAMIN DAN KECAMATAN
KOTA BLITAR
TAHUN 2012
KUSTA (PB)
NO
KABUPATEN/KOTA
1
1
2
BLITAR
PENDERITA PB
NAMA
PUSKESMAS
KECAMATAN
3
2011
4
SANANWETAN
KUSTA (MB)
RFT PB
L
PENDERITA MB
P
L
P
L+P
JUMLAH
%
JUMLAH
5
6
7 = 5+6
8
9 = (8/5) *
100
10
%
11 =
(10/6) *
100
RFT MB
2010
L+P
L
%
L
P
L+P
JUMLAH
%
JUMLAH
12
13 = (12/7)
* 100
14
15
16 =
14+15
17
18 = (17/14)
* 100
19
SANANWETAN
0
#DIV/0!
#DIV/0!
0
#DIV/0!
2
0 SUKOREJO
KARANGSARI
0
#DIV/0!
#DIV/0!
0
#DIV/0!
3
0 KEPANJENKIDUL
KEPANJENKIDUL
0
#DIV/0!
#DIV/0!
0
#DIV/0!
0
0
#DIV/0!
#DIV/0!
0
#DIV/0!
0
0
0 #DIV/0!
0 #DIV/0!
0
#DIV/0!
RS
4
JUMLAH KABUPATEN/KOTA
0
Sumber:
- ...... (disebutkan)
Keterangan : Penderita PB tahun X - 1, Penderita MB tahun X - 2
X = tahun data.
0
0
0
P
JUMLAH
1
1
0
L+P
%
20 =
(19/15) *
100
JUMLAH
%
22 =
(21/16) *
100
21
0
#DIV/0!
#DIV/0!
0 #DIV/0!
1
0.00
#DIV/0!
0
#DIV/0!
#DIV/0!
3 #DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
0 #DIV/0!
#DIV/0!
3
1
3
3
300.00
0
0.00
300.00
TABEL 21
JUMLAH KASUS PENYAKIT YANG DAPAT DICEGAH DENGAN IMUNISASI (PD3I) MENURUT JENIS KELAMIN DAN KECAMATAN
KOTA BLITAR
TAHUN 2012
JUMLAH KASUS PD3I
NO
KABUPATEN/KOTA
KECAMATAN
DIFTERI
NAMA
PUSKESMAS
L
1
1
2
BLITAR
3
SANANWETAN
4
P
5
MENINGGAL
L+P
6
TETANUS (NON NEONATORUM)
PERTUSIS
JUMLAH KASUS
7 = 5+6
8
L
P
9
JUMLAH KASUS
L+P
10
L
11 = 9+10
P
12
MENINGGAL
L+P
13
TETANUS NEONATORUM
14 = 12+13
15
JUMLAH KASUS
L
P
16
MENINGGAL
L+P
17
18 = 16+17
19
SANANWETAN
2
1
3
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
2
0 SUKOREJO
KARANGSARI
3
1
4
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
3
0 KEPANJENKIDUL
KEPANJENKIDUL
1
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
6
2
8
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
JUMLAH KABUPATEN/KOTA
CASE FATALITY RATE (%)
Sumber:
Bindang P2PL
0.00
0.00
0
0.00
TABEL 22
JUMLAH KASUS PENYAKIT YANG DAPAT DICEGAH DENGAN IMUNISASI (PD3I) MENURUT JENIS KELAMIN DAN KECAMATAN
KOTA BLITAR
TAHUN 2012
JUMLAH KASUS PD3I
NO
KABUPATEN/KOTA
1
1
2
BLITAR
CAMPAK
NAMA
PUSKESMAS
KECAMATAN
3
4
L
P
L+P
5
6
7 =5+6
MENINGGAL
8
HEPATITIS B
HEPATITIS KLINIS
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
9
10
11 = 9+10
12
13
14 = 12+13
15
16
17 = 15+16
SANANWETAN
26
17
43
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
2
0 SUKOREJO
KARANGSARI
11
5
16
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
3
0 KEPANJENKIDUL
KEPANJENKIDUL
8
8
16
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
45
30
75
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
JUMLAH KABUPATEN/KOTA
CASE FATALITY RATE (%)
Sumber:
Bindang P2PL
SANANWETAN
POLIO
JUMLAH KASUS
0
0
0.00
TABEL 23
JUMLAH KASUS DBD MENURUT JENIS KELAMIN DAN KECAMATAN
KOTA BLITAR
TAHUN 2012
NO
KABUPATEN/KOTA
1
1
2
BLITAR
KECAMATAN
3
SANANWETAN
NAMA
PUSKESMAS
4
CFR (%)
P
L+P
L
P
L+P
L
5
6
7 = 5+6
8
9
10 = 8+9
P
L+P
11 = (8/5) * 100 12 = (9/6) * 100 13 = (10/7) * 100
15
8
23
0
0
0
0.00
0.00
0.00
KARANGSARI
6
5
11
0
0
0
0.00
0.00
0.00
4
1
5
0
0
0
0.00
0.00
0.00
0
0
0
0.00
0.00
0.00
0 SUKOREJO
3
0 KEPANJENKIDUL KEPANJENKIDUL
INCIDENCE RATE PER 100.000 PENDUDUK
MENINGGAL
L
SANANWETAN
2
JUMLAH KABUPATEN/KOTA
DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD)
JUMLAH KASUS
25
14
39
37.58
22.43
30.24
Sumber:
- ...... (disebutkan)
Keterangan:
Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja Puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS
TABEL 24
KESAKITAN DAN KEMATIAN AKIBAT MALARIA MENURUT JENIS KELAMIN DAN KECAMATAN
KOTA BLITAR
TAHUN 2012
MALARIA
PENDERITA
NO
KABUPATEN/KOTA
KECAMATAN
NAMA PUSKESMAS TANPA PEMERIKSAAN SEDIAAN
DARAH
L
1
1
2
BLITAR
3
SANANWETAN
4
P
5
L+P
6
L
7 = 5+6
MENINGGAL
DENGAN PEMERIKSAAN
SEDIAAN DARAH (positif)
P
8
L+P
9
L
10 = 8+9
11
CFR
P
L+P
L
12
13 =
11+12
14 =
11/(5+8) *
100
P
L+P
15 =
16 =
12/(6+9) * 13/(7+10) *
100
100
SANANWETAN
0
0
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
2
0 SUKOREJO
KARANGSARI
0
0
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
3
0 KEPANJENKIDUL
KEPANJENKIDUL
0
0
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
0
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
JUMLAH KABUPATEN/KOTA
ANGKA KESAKITAN (API) PER 1.000 PENDUDUK
Sumber:
- ...... (disebutkan)
Tidak ada kasus
0
0
0
0
0
0
0.00
0.00
0.00
0
0
TABEL 24A
KESAKITAN DAN KEMATIAN AKIBAT MALARIA MENURUT JENIS KELAMIN DAN KECAMATAN
KOTA BLITAR
TAHUN 2012
MALARIA
NO
KABUPATEN/KOTA
KECAMATAN
NAMA
PUSKESMAS
PENDUDUK
BERESIKO
1
2
3
4
5
1
BLITAR
SANANWETAN
PENDERITA
MENINGGAL
DENGAN PEMERIKSAAN
SEDIAAN DARAH (positif)
CFR
L
P
L+P
L
P
L+P
6
7
8=6+7
9
10
11=9+10
L
P
API
L+P
12=9/6*100 13 = 10/7 14=11/8*1 15=8/5*10
* 100
00
00
SANANWETAN
0
0
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0! #DIV/0!
2
0 SUKOREJO
KARANGSARI
0
0
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0! #DIV/0!
3
0 KEPANJENKIDUL
KEPANJENKIDUL
0
0
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0! #DIV/0!
0
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0! #DIV/0!
JUMLAH KABUPATEN/KOTA
Sumber:
- ...... (disebutkan)
Tidak ada Kasus
0
0
0
0
0
0
TABEL 25
PENDERITA FILARIASIS DITANGANI MENURUT JENIS KELAMIN DAN KECAMATAN
KOTA BLITAR
TAHUN 2012
PENDERITA FILARIASIS
NO
KABUPATEN/KOTA
KECAMATAN
NAMA PUSKESMAS
1
2
3
4
1
BLITAR
JUMLAH SELURUH KASUS
L
P
L+P
L
P
L+P
5
6
7 = 5+6
8
9
10 = 8+9
SANANWETAN
0
0
2
0 SUKOREJO
KARANGSARI
0
0
3
0 KEPANJENKIDUL
KEPANJENKIDUL
0
0
JUMLAH KABUPATEN/KOTA
SANANWETAN
KASUS BARU DITEMUKAN
0
ANGKA KESAKITAN PER 100.000 PENDUDUK (KAB/KOTA)
Sumber:
- ...... (disebutkan)
Tidak ada kasus
0
0
0
0
0
0
0
0.00
0.00
0.00
TABEL 26
BAYI BERAT BADAN LAHIR RENDAH MENURUT JENIS KELAMIN DAN KECAMATAN
KOTA BLITAR
TAHUN 2012
NO
KABUPATEN/KOTA
1
1
2
BLITAR
KECAMATAN
3
SANANWETAN
NAMA
PUSKESMAS
4
BAYI BARU LAHIR DITIMBANG
JUMLAH LAHIR HIDUP
L
BBLR
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
5
6
7 = 5+6
8
9 = (8/5) *
100
10
11 = (10/6)
* 100
12
13 =
(12/7) *
100
14
15 =
(14/8) *
100
16
17 =
(16/10) *
100
18
19 =
(18/12) *
100
SANANWETAN
395
361
756
395
100.00
361
100.00
756
100.00
17
4.30
23
6.37
40
5.29
2
0 SUKOREJO
KARANGSARI
345
353
698
345
100.00
353
100.00
698
100.00
25
7.25
25
7.08
50
7.16
3
0 KEPANJENKIDUL
KEPANJENKIDUL
308
301
609
308
100.00
301
100.00
609
100.00
14
4.55
16
5.32
30
4.93
1,048
1,015
2,063
1,048
100.00
1,015
100.00
2,063
100.00
56
5.34
64
6.31
120
5.82
JUMLAH KABUPATEN/KOTA
Sumber:
Bidang Peningkatan
TABEL 27
STATUS GIZI BALITA MENURUT JENIS KELAMIN DAN KECAMATAN
KOTA BLITAR
TAHUN 2012
BALITA
NO
KABUPATEN/KOTA
1
1
2
BLITAR
KECAMATAN
3
SANANWETAN
NAMA
PUSKESMAS
4
P
L+P
L
P
L
P
L+P
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
5
6
7 = 5+6
8
9 = (8/5) *
100
10
11 = (10/6)
* 100
12 = 8+10
13 = (12/7)
* 100
14
15 = (14/5)
* 100
16
GIZI KURANG (BERAT BADAN KURANG)
L+P
%
JUMLAH
L
%
17 = (16/6)
19 = (18/7)
18 = 14+16
* 100
* 100
P
GIZI BURUK (BERAT BADAN SANGAT KURANG)
L+P
L
P
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
20
21 = (20/5)
* 100
22
23 = (22/6)
* 100
24 = 20+22
25 = (24/7)
* 100
26
27 = (26/5)
* 100
28
L+P
%
JUMLAH
%
29 = (28/6)
31 = (30/7)
30 = 26+28
* 100
* 100
2,629
#DIV/0!
#DIV/0!
53
2.02
#DIV/0!
#DIV/0!
2,476
94.18
#DIV/0!
#DIV/0!
82
3.12
#DIV/0!
#DIV/0!
18
0.68
2,524
#DIV/0!
#DIV/0!
66
2.61
#DIV/0!
#DIV/0!
2,292
90.81
#DIV/0!
#DIV/0!
143
5.67
#DIV/0!
#DIV/0!
23
0.91
2,227
#DIV/0!
#DIV/0!
48
2.16
#DIV/0!
#DIV/0!
2,109
94.70
#DIV/0!
#DIV/0!
65
2.92
#DIV/0!
#DIV/0!
5
0.22
#DIV/0!
167
2.26
#DIV/0!
6,877
93.18
#DIV/0!
290
3.93
#DIV/0!
46
0.62
3
0 KEPANJENKIDUL KEPANJENKIDUL
Bidang Peningkatan
L
GIZI BAIK (BERAT BADAN NORMAL)
KARANGSARI
0 SUKOREJO
Sumber:
GIZI LEBIH (BERAT BADAN LEBIH)
SANANWETAN
2
JUMLAH KABUPATEN/KOTA
BALITA DITIMBANG
0
0
7,380
0
#DIV/0!
0
0
#DIV/0!
0
0
#DIV/0!
0
0
#DIV/0!
0
TABEL 28
CAKUPAN KUNJUNGAN IBU HAMIL, PERSALINAN DITOLONG TENAGA KESEHATAN, DAN PELAYANAN KESEHATAN IBU NIFAS
MENURUT KECAMATAN
KOTA BLITAR
TAHUN 2012
IBU HAMIL
NO
KABUPATEN/KOTA
1
1
2
BLITAR
KECAMATAN
3
SANANWETAN
NAMA PUSKESMAS
4
JUMLAH
5
K1
%
6
7 = (6/5) *
100
IBU BERSALIN
K4
%
8
9 = (8/5) *
100
JUMLAH
10
IBU NIFAS
DITOLONG
NAKES
%
11
12 = (11/10)
* 100
JUMLAH
13
MENDAPAT
YANKES
%
14
15 = (14/13)
* 100
SANANWETAN
970
761
78.45
675
69.59
926
755
81.53
926
696
75.16
2
0 SUKOREJO
KARANGSARI
918
666
72.55
657
71.57
876
703
80.25
876
703
80.25
3
0 KEPANJENKIDUL
KEPANJENKIDUL
741
676
91.23
601
81.11
707
611
86.42
707
597
84.44
2,103
79.99
1,933
73.53
2,509
2,069
82.46
2,509
1,996
79.55
JUMLAH KABUPATEN/KOTA
Sumber:
- ...... (disebutkan)
*Data Sasaran
2,629
IBU HAMIL
IBU BERSALIN /
NIFAS
8,316
7,636
14,430
13,249
11,332
10,405
34,078
31,290
TABEL 29
PERSENTASE CAKUPAN IMUNISASI TT PADA IBU HAMIL MENURUT KECAMATAN
KOTA BLITAR
TAHUN 2012
NO
KABUPATEN/KOTA
1
2
1 BLITAR
KECAMATAN
3
SANANWETAN
NAMA
PUSKESMAS
JUMLAH IBU
HAMIL
4
5
IMUNISASI TETANUS TOKSOID PADA IBU HAMIL
TT-1
TT-2
TT-3
TT-4
TT-5
TT2+
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
6
7 = (6/5) *
100
8
9 = (8/5) *
100
10
11 = (10/5)
* 100
12
13 = (12/5)
* 100
14
15 = (14/5)
* 100
16
17 = (16/5)
* 100
SANANWETAN
970
2
0.21
4
0.41
11
1.13
28
2.89
11
1.13
54
5.57
2
0 SUKOREJO
KARANGSARI
918
0
0.00
0
0.00
1
0.11
25
2.72
63
6.86
89
9.69
3
0 KEPANJENKIDUL
KEPANJENKIDUL
741
2
0.27
0
0.00
0
0.00
2
0.27
6
0.81
8
1.08
2,629
4
0.15
4
0.15
12
0.46
55
2.09
80
3.04
151
5.74
JUMLAH KABUPATEN/KOTA
Sumber:
- ...... (disebutkan)
*Data Sasaran
0
0
TABEL 30
JUMLAH IBU HAMIL YANG MENDAPATKAN TABLET FE1 DAN FE3
MENURUT KECAMATAN
KOTA BLITAR
TAHUN 2012
FE1 (30 TABLET)
FE3 (90 TABLET)
NO
KABUPATEN/KOTA
KECAMATAN
PUSKESMAS
JUMLAH
IBU HAMIL
JUMLAH
%
JUMLAH
%
1
2
3
4
5
6
7 = (6/5) * 100
8
9 = (8/5) * 100
1 BLITAR
SANANWETAN
SANANWETAN
970
761
78.45
675
69.59
2
0 SUKOREJO
KARANGSARI
918
645
70.26
657
71.57
3
0 KEPANJENKIDUL
KEPANJENKIDUL
741
656
88.53
589
79.49
2,629
2,062
78.43
1,921
73.07
JUMLAH KABUPATEN/KOTA
Sumber:
Bidang Peningkatan
*Data Sasaran
TABEL 31
JUMLAH DAN PERSENTASE KOMPLIKASI KEBIDANAN DAN NEONATAL RISIKO TINGGI/KOMPLIKASI DITANGANI
MENURUT JENIS KELAMIN DAN KECAMATAN
KOTA BLITAR
TAHUN 2012
NO
KABUPATEN/KOTA
KECAMATAN
NAMA PUSKESMAS
1
2
3
4
1 BLITAR
5
6 = 20% * 5
NEONATAL RISTI/KOMPLIKASI DITANGANI
KOMPLIKASI KEBIDANAN
DITANGANI
SASARAN BAYI
15% SASARAN BAYI
S
%
L
P
L+P
7
8 = (7/6) *
100
9
10
11 = 9+10
L
P
L
L+P
12 = 15% 13 = 15% * 14 = 15% *
*9
10
11
P
20% JUMLAH
IBU HAMIL
L+P
S
%
S
%
S
%
15
16 = (15/12)
* 100
17
18 =
(17/13) *
100
19
20 =
(19/14) *
100
970
194
158
81.44
449
486
935
67
73
140
66
98.00
67
91.91
133
0 SUKOREJO
KARANGSARI
918
184
137
74.62
432
373
805
65
56
121
33
50.93
52
92.94
85
70.39
2886
3
0 KEPANJENKIDUL
KEPANJENKIDUL
741
148
122
82.32
314
298
612
47
45
92
45
95.54
44
98.43
89
96.95
2266.4
2,629
526
417
79.31
1,195
1,157
2,352
179
174
353
144
80.33
163
93.92
307
87.02
6,816
Sumber:
- ...... (disebutkan)
*Data Sasaran
94.83
1663.2
SANANWETAN
2
JUMLAH KABUPATEN/KOTA
SANANWETAN
20%
JUMLAH IBU
JUMLAH IBU
HAMIL
HAMIL
JUMLAH BAYI
15% JUMLAH
BAYI
7,560
1,134
13,118
1,968
10,302
1,545
30,980
4,647
TABEL 32
CAKUPAN PEMBERIAN VITAMIN A PADA BAYI, ANAK BALITA, DAN IBU NIFAS MENURUT JENIS KELAMIN DAN KECAMATAN
KOTA BLITAR
TAHUN 2012
BAYI
NO
KABUPATEN/KOTA
1
2
1 BLITAR
KECAMATAN
3
L
P
L
P
L+P
S
%
S
5
6
7 = 5+6
8
9 = (8/5) *
100
10
L+P
%
S
%
11 = (10/6)
13 = (12/7) *
12 =8+10
* 100
100
IBU NIFAS
MENDAPAT VIT A 2X
JUMLAH
L
MENDAPAT
P
JUMLAH
L+P
L
P
L+P
S
%
S
%
S
%
14
15
16
=14+15
17
18 =
(17/14) *
100
19
20 =
(19/15) *
100
21 =17+19
22 =
(21/16) *
100
%
24
25 =
(24/23) *
100
SANANWETAN
449
486
725
0.0
0.0
728
100.41
1,853
1,671
3,524
0
2,759
78.29
926
646
0 SUKOREJO
KARANGSARI
432
373
672
0.0
0.0
639
95.09
1,614
1,430
3,044
0
0
2,573
84.53
876
691
78.88
3
0 KEPANJENKIDUL
KEPANJENKIDUL
314
298
637
0.0
0.0
632
99.22
1,468
1,316
2,784
0
0
2,437
87.54
707
585
82.74
1,195
1,157
2,034
0.0
1,999
98.28
4,935
4,417
9,352
0
7,769
83.07
2,509
1,922
76.60
Sumber:
- ...... (disebutkan)
*Data Sasaran
0
0.0
0
0
0
23
VIT A
S
2
JUMLAH KABUPATEN/KOTA
SANANWETAN
4
ANAK BALITA (1-4 TAHUN)
BAYI 6-11 BULAN MENDAPAT VIT A
JUMLAH
NAMA PUSKESMAS
0
0
69.76
TABEL 33
PROPORSI PESERTA KB AKTIF MENURUT JENIS KONTRASEPSI MENURUT KECAMATAN
KOTA BLITAR
TAHUN 2012
PESERTA KB AKTIF
NO
KABUPATEN/KOTA
1
2
1 BLITAR
KECAMATAN
3
SANANWETAN
NAMA
PUSKESMAS
4
NON MKJP
MKJP
IUD
%
MOP
%
MOW
%
IM PLAN
5
6 = (5/27)
* 100
7
8 = (7/27)
* 100
9
10 = (9/27)
* 100
11
%
JUMLAH
13 =
12 = (11/27)
5+7+9+1
* 100
1
%
SUNTIK
%
PIL
%
KON DOM
%
OBAT
VAGINA
%
LAIN
NYA
%
14 =
(13/27) *
100
15
16 = (15/27)
* 100
17
18 =
(17/27) *
100
19
20 = (19/27)
* 100
21
22 =
(21/27) *
100
23
24 =
(23/27) *
100
JUMLAH
%
25 =
26 = (25/27)
15+17+19
* 100
+21+23
MKJP + NON
MKJP
% MKJP +
NON MKJP
27 = 13+25
28 = 14+26
SANANWETAN
1,036
17.39
29
0.49
71
1.19
265
4.45
1,401
23.52
2,912
48.88
1,486
24.95
158
2.65
0
0.00
0
0.00
4,556
76.48
5,957
100.0
KARANGSARI
2,225
31.48
8
0.11
240
3.40
936
13.24
3,409
48.22
2,125
30.06
1,216
17.20
319
4.51
0
0.00
0
0.00
3,660
51.78
7,069
100.0
2,069
31.87
19
0.29
240
3.70
519
8.00
2,847
43.86
2,343
36.10
1,087
16.75
214
3.30
0
0.00
0
0.00
3,644
56.14
6,491
100.0
5,330
27.31
56
0.29
551
2.82
1,720
8.81
7,657
39.23
7,380
37.81
3,789
19.41
691
3.54
0
0.00
0
0.00
11,860
60.77
19,517
100.0
2
0 SUKOREJO
3
0 KEPANJENKIDUL KEPANJENKIDUL
JUMLAH KABUPATEN/KOTA
Sumber:
Bidang Peningkatan
Keterangan: MKJP = Metode Kontrasepsi Jangka Panjang
TABEL 34
PROPORSI PESERTA KB BARU MENURUT JENIS KONTRASEPSI MENURUT KECAMATAN
KOTA BLITAR
TAHUN 2012
PESERTA KB BARU
NO
KABUPATEN/KOTA
1
2
1 BLITAR
KECAMATAN
NAMA
PUSKESMAS
3
SANANWETAN
4
NON MKJP
MKJP
IUD
%
MOP
%
MOW
%
IMPLAN
%
5
6 = (5/27)
* 100
7
8 = (7/27)
* 100
9
10 = (9/27)
* 100
11
12 =
(11/27) *
100
JUMLAH
%
13 =
14 = (13/27)
5+7+9+1
* 100
1
SUNTIK
%
PIL
%
KONDOM
%
OBAT
VAGINA
%
LAIN
NYA
%
JUMLAH
15
16 =
(15/27) *
100
17
18 =
(17/27) *
100
19
20 = (19/27)
* 100
21
22 =
(21/27) *
100
23
24 =
(23/27) *
100
25 =
15+17+19
+21+23
%
MKJP +
NON MKJP
% MKJP +
NON MKJP
26 =
(25/27) * 27 = 13+25 28 = 14+26
100
SANANWETAN
218
22.38
3
0.31
19
1.95
81
8.32
321
32.96
311
31.93
284
29.16
58
5.95
0
0.00
0
0.00
653
67.04
974
100.00
2
0 SUKOREJO
KARANGSARI
188
30.82
0
0.00
4
0.66
162
26.56
354
58.03
121
19.84
75
12.30
60
9.84
0
0.00
0
0.00
256
41.97
610
100.00
3
0 KEPANJENKIDUL
KEPANJENKIDUL
249
35.07
2
0.28
2
0.28
64
9.01
317
44.65
233
32.82
132
18.59
28
3.94
0
0.00
0
0.00
393
55.35
710
100.00
655
28.55
5
0.22
25
1.09
307
13.38
992
43.24
665
28.99
491
21.40
146
6.36
0
0.00
0
0.00
1,302
56.76
2,294
100.00
JUMLAH KABUPATEN/KOTA
Sumber:
Bidang Peningkatan
Keterangan: MKJP = Metode Kontrasepsi Jangka Panjang
TABEL 35
JUMLAH PESERTA KB BARU DAN KB AKTIF MENURUT KECAMATAN
KOTA BLITAR
TAHUN 2012
NO
KABUPATEN/KOTA
KECAMATAN
NAMA
PUSKESMAS
JUMLAH PUS
1
2
3
4
5
1 BLITAR
SANANWETAN
PESERTA KB AKTIF
PESERTA KB BARU
JUMLAH
%
JUMLAH
%
6
7 = (6/5) * 100
8
9 = (8/5) * 100
SANANWETAN
9,401
974
10.36
5,957
63.37
2
0 SUKOREJO
KARANGSARI
7,766
610
7.85
7,069
91.02
3
0 KEPANJENKIDUL
KEPANJENKIDUL
6,891
710
10.30
6,491
94.20
24,058
2,294
9.54
19,517
81.12
JUMLAH KABUPATEN/KOTA
Sumber:
Bidang Peningkatan
TABEL 36
CAKUPAN KUNJUNGAN NEONATUS MENURUT JENIS KELAMIN DAN KECAMATAN
KOTA BLITAR
TAHUN 2012
NO
KABUPATEN/KOTA
1
1
2
BLITAR
KECAMATAN
3
SANANWETAN
4
KUNJUNGAN NEONATUS 1 KALI (KN1)
JUMLAH BAYI
NAMA PUSKESMAS
L
P
KUNJUNGAN NEONATUS 3 KALI (KN LENGKAP)
L+P
L
P
L+P
L
P
L +P
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
5
6
7 = 5+6
8
9 = (8/5) *
100
10
11 = (10/6)
* 100
12
13 = (12/7)
* 100
14
15 = (14/5)
* 100
16
17 = (16/6)
* 100
18
19 = (18/7)
* 100
SANANWETAN
449
486
935
384
85.52
364
74.90
748
80.00
359
79.96
332
68.31
691
73.90
2
0 SUKOREJO
KARANGSARI
432
373
805
346
80.09
349
93.57
695
86.34
293
67.82
298
79.89
591
73.42
3
0 KEPANJENKIDUL
KEPANJENKIDUL
314
298
612
304
96.82
291
97.65
595
97.22
279
88.85
278
93.29
557
91.01
1,195
1,157
2,352
1,034
86.53
1,004
86.78
2,038
86.65
931
77.91
908
78.48
1,839
78.19
JUMLAH KABUPATEN/KOTA
Sumber:
Bidang Peningkatan
*Data Sasaran
JUMLAH BAYI
7,560
13,118
10,302
30,980
TABEL 37
CAKUPAN KUNJUNGAN BAYI MENURUT JENIS KELAMIN DAN KECAMATAN
KOTA BLITAR
TAHUN 2012
NO
KABUPATEN/KOTA
1
1
2
BLITAR
KECAMATAN
3
SANANWETAN
4
KUNJUNGAN BAYI (MINIMAL 4 KALI)
JUMLAH BAYI
NAMA PUSKESMAS
L
P
L+P
JUMLAH BAYI
L
P
L+P
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
5
6
7 = 5+6
8
9 = (8/5) * 100
10
11 = (10/6) * 100
12
13 = (12/7) * 100
SANANWETAN
449
486
935
259
57.68
274
56.38
533
57.01
7,560
2
0 SUKOREJO
KARANGSARI
432
373
805
282
65.28
328
87.94
610
75.78
13,118
3
0 KEPANJENKIDUL
KEPANJENKIDUL
314
298
612
290
92.36
221
74.16
511
83.50
10,302
1,195
1,157
2,352
831
69.54
823
71.13
1,654
70.32
30,980
JUMLAH PROVINSI
1351
Sumber:
- ...... (disebutkan)
*Data Sasaran
TABEL 38
CAKUPAN DESA/KELURAHAN UCI MENURUT KECAMATAN
KOTA BLITAR
TAHUN 2012
NO
KABUPATEN/KOTA
KECAMATAN
NAMA
PUSKESMAS
JUMLAH DESA/KEL
DESA/KEL UCI
% DESA/KEL UCI
1
2
3
4
5
6
7 = (6/5) * 100
1 BLITAR
SANANWETAN
SANANWETAN
7
7
100.00
2
0 SUKOREJO
KARANGSARI
7
7
100.00
3
0 KEPANJENKIDUL
KEPANJENKIDUL
7
6
85.71
21
20
95.24
JUMLAH KABUPATEN/KOTA
Sumber:
Bidang P2PL
TABEL 39
CAKUPAN IMUNISASI DPT, HB, DAN CAMPAK PADA BAYI MENURUT JENIS KELAMIN DAN KECAMATAN
KOTA BLITAR
TAHUN 2012
BAYI DIIMUNISASI
NO
KABUPATEN/KOTA
KECAMATAN
JUMLAH BAYI
NAMA
PUSKESMAS
L
L
1
2
1 BLITAR
3
SANANWETAN
4
7 = 5+6
%
8
9 = (8/5) *
100
JUMLAH
L+P
%
11 =
(10/6) *
100
10
JUMLAH
12 = 8+10
L
%
13 =
(12/7) *
100
JUMLAH
P
%
15 =
(14/5) *
100
14
JUMLAH
16
L+P
L
%
JUMLAH
%
17 =
(16/6) *
100
18 =
14+16
19 =
(18/7) *
100
JUMLAH
P
%
21 =
(20/5) *
100
20
JUMLAH
22
L+P
%
JUMLAH
%
23 =
(22/6) *
100
24 =
20+22
25 =
(24/7) *
100
L
P
L+P
26 = (820) / 8 *
100
27 = (1022) / 10 *
100
28 =
26+27
935
525
116.93
436
89.71
961
102.78
487
108.46
393
80.86
880
94.12
479
106.68
377
77.57
856
91.55
8.76
13.53
10.93
KARANGSARI
432
373
805
421
97.45
440
117.96
861
106.96
399
92.36
439
117.69
838
104.10
375
86.81
390
104.56
765
95.03
10.93
11.36
11.15
314
298
612
369
117.52
389
130.54
758
123.86
344
109.55
375
125.84
719
117.48
297
94.59
315
105.70
612
100.00
19.51
19.02
19.26
1,195
1,157
2,352
1,315
110.04
1,265
109.33
2,580
109.69
1,230
102.93
1,207
104.32
2,437
103.61
1,151
96.32
1,082
93.52
2,233
94.94
12.47
14.47
13.45
0 KEPANJENKIDUL KEPANJENKIDUL
*Data Sasaran
6
P
JUMLAH
486
3
Bidang P2PL
5
L+P
DO RATE (%)
CAMPAK
449
0 SUKOREJO
Sumber:
P
DPT3+HB3
SANANWETAN
2
JUMLAH KABUPATEN/KOTA
DPT1+HB1
TABEL 40
CAKUPAN IMUNISASI BCG DAN POLIO PADA BAYI MENURUT JENIS KELAMIN DAN KECAMATAN
KOTA BLITAR
TAHUN 2012
BAYI DIIMUNISASI
NO
KABUPATEN/KOTA
1
2
1 BLITAR
KECAMATAN
3
SANANWETAN
4
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
5
6
7 = 5+6
8
9 = (8/5) *
100
10
11 = (10/6)
* 100
12 = 8+10
13 = (12/7)
* 100
14
15 = (14/5)
* 100
16
17 = (16/6)
* 100
18 = 14+16
19 = (18/7)
* 100
935
490
109.13
457
94.03
947
101.28
505
112.47
406
83.54
911
97.43
KARANGSARI
432
373
805
409
94.68
452
121.18
861
106.96
417
96.53
449
120.38
866
107.58
314
298
612
411
130.89
436
146.31
847
138.40
351
111.78
378
126.85
729
119.12
1,195
1,157
2,352
1,310
109.62
1,345
116.25
2,655
112.88
1,273
106.53
1,233
106.57
2,506
106.55
0 KEPANJENKIDUL KEPANJENKIDUL
*Data Sasaran
POLIO3
P
486
3
- ...... (disebutkan)
L
449
0 SUKOREJO
Sumber:
BCG
SANANWETAN
2
JUMLAH KABUPATEN/KOTA
JUMLAH BAYI
NAMA
PUSKESMAS
TABEL 41
JUMLAH BAYI YANG DIBERI ASI EKSKLUSIF MENURUT JENIS KELAMIN DAN KECAMATAN
KOTA BLITAR
TAHUN 2012
NO
KABUPATEN/KOTA
1
2
1 BLITAR
KECAMATAN
3
SANANWETAN
NAMA
PUSKESMAS
4
JUMLAH BAYI YANG DIBERI ASI EKSKLUSIF
JUMLAH BAYI (YANG DIPERIKSA)
L
P
L+P
L
P
L+P
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
5
6
7 = 5+6
8
9 = (8/5) *
100
10
11 = (10/6)
* 100
12
13 = (12/7)
* 100
SANANWETAN
749
#DIV/0!
#DIV/0!
460
61.42
2
0 SUKOREJO
KARANGSARI
821
#DIV/0!
#DIV/0!
697
84.90
3
0 KEPANJENKIDUL
KEPANJENKIDUL
315
#DIV/0!
#DIV/0!
240
76.19
#DIV/0!
1,397
74.11
JUMLAH KABUPATEN/KOTA
Sumber:
- ...... (disebutkan)
0
0
1,885
0
#DIV/0!
0
TABEL 42
PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI ANAK USIA 6-23 BULAN KELUARGA MISKIN
MENURUT JENIS KELAMIN DAN KECAMATAN
KOTA BLITAR
TAHUN 2012
NO
KABUPATEN/KOTA
1
2
1 BLITAR
KECAMATAN
3
SANANWETAN
NAMA
PUSKESMAS
4
ANAK 6-23 BULAN
DARI KELUARGA MISKIN
MENDAPAT MP-ASI
L
L
P
5
L+P
6
7 = 5+6
P
8
%
L+P
L
P
L+P
11 = (8/5) * 12 = (9/6) * 13 = (10/7)
10 = 8+9
100
100
* 100
9
SANANWETAN
260
260
#DIV/0!
#DIV/0!
100.00
2
0 SUKOREJO
KARANGSARI
246
175
#DIV/0!
#DIV/0!
71.14
3
0 KEPANJENKIDUL
KEPANJENKIDUL
152
152
#DIV/0!
#DIV/0!
100.00
587
#DIV/0!
#DIV/0!
89.21
JUMLAH KABUPATEN/KOTA
Sumber:
Bidang Peningkatan
0
0
658
0
0
TABEL 43
CAKUPAN PELAYANAN ANAK BALITA MENURUT JENIS KELAMIN DAN KECAMATAN
KOTA BLITAR
TAHUN 2012
ANAK BALITA (12-59 BULAN)
NO
KABUPATEN/KOTA
1
1
2
BLITAR
KECAMATAN
3
SANANWETAN
4
MENDAPAT PELAYANAN KESEHATAN
JUMLAH
NAMA PUSKESMAS
L
P
L+P
L
P
L+P
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
5
6
7 = 5+6
8
9 = (8/5) * 100
10
11 = (10/6) * 100
12 = 8+10
13 = (12/7) * 100
SANANWETAN
1,853
1,671
3,524
848
45.76
767
45.90
1,615
45.83
2
0 SUKOREJO
KARANGSARI
1,614
1,430
3,044
759
47.03
813
56.85
1,572
51.64
3
0 KEPANJENKIDUL
KEPANJENKIDUL
1,468
1,316
2,784
725
49.39
705
53.57
1,430
51.36
4,935
4,417
9,352
2,332
47.25
2,285
51.73
4,617
49.37
JUMLAH KABUPATEN/KOTA
Sumber:
- ...... (disebutkan)
*Data Sasaran
JUMLAH BALITA
29,407
50,545
40,136
120,088
TABEL 44
JUMLAH BALITA DITIMBANG MENURUT JENIS KELAMIN DAN KECAMATAN
KOTA BLITAR
TAHUN 2012
BALITA
NO
KABUPATEN/KOTA
1
1
KECAMATAN
2
3
BLITAR
SANANWETAN
NAMA
PUSKESMAS
4
*Data Sasaran
L
P
L
P
L+P
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
5
6
7 = 5+6
8
9 = (8/5) *
100
10
11 = (10/6)
* 100
12 = 8+10
13 = (12/7)
* 100
14
15 = (14/8)
* 100
16
BGM
L+P
%
17 =
(16/10) *
100
JUMLAH
18 = 14+16
L
%
19 =
(18/12) *
100
P
L+P
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
20
21 = (20/8)
* 100
22
23 = (22/10)
* 100
24 =
20+22
25 = (24/12)
* 100
4,604
#DIV/0!
#DIV/0!
2,629
57.10
#DIV/0!
#DIV/0!
1,661
73.99
#DIV/0!
#DIV/0!
18
0.68
KARANGSARI
0
0
3,975
#DIV/0!
#DIV/0!
2,524
63.50
#DIV/0!
#DIV/0!
1,607
74.40
#DIV/0!
#DIV/0!
23
0.91
0
0
3,125
#DIV/0!
#DIV/0!
2,227
71.26
#DIV/0!
#DIV/0!
1,760
87.56
#DIV/0!
#DIV/0!
5
0.22
#REF!
#REF!
11,704
#REF!
7,380
63.06
#DIV/0!
5,028
78.38
#DIV/0!
46
0.62
0 KEPANJENKIDUL KEPANJENKIDUL
Catatan
L+P
0
3
Bidang Peningkatan
P
0
0 SUKOREJO
Sumber:
L
SANANWETAN
2
JUMLAH KABUPATEN/KOTA
BB NAIK
DITIMBANG
BALITA YANG ADA
: Pembagi BB Naik adalah D ' bukan jmlah bayi ditimbang
0
#REF!
0
0
#DIV/0!
0
0
#DIV/0!
0
JUMLAH BALITA
36,153
63,660
50,438
150,251
TABEL 45
CAKUPAN BALITA GIZI BURUK YANG MENDAPAT PERAWATAN MENURUT JENIS KELAMIN DAN KECAMATAN
KOTA BLITAR
TAHUN 2012
BALITA GIZI BURUK
NO
KABUPATEN/KOTA
KECAMATAN
NAMA
PUSKESMAS
L
1
2
1 BLITAR
3
SANANWETAN
4
MENDAPAT PERAWATAN
JUMLAH (KASUS)
P
5
L
L+P
6
7 = 5+6
P
S
%
S
8
9 = (8/5) *
100
L+P
%
S
%
11 = (10/6)
13 = (12/7)
12 = 8+10
* 100
* 100
10
SANANWETAN
0
0
0
0
0.0
0
0.0
0
0.00
2
0 SUKOREJO
KARANGSARI
0
0
0
0
0.0
0
0.0
0
0.00
3
0 KEPANJENKIDUL
KEPANJENKIDUL
0
0
0
0
0.0
0
0.0
0
0.00
0
0
0
0
0.0
0
0.0
0
0.00
JUMLAH KABUPATEN/KOTA
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
Bidang Peningkatan
TABEL 46
CAKUPAN PENJARINGAN KESEHATAN SISWA SD & SETINGKAT MENURUT JENIS KELAMIN DAN KECAMATAN
KOTA BLITAR
TAHUN 2012
MURID KELAS 1 SD DAN SETINGKAT
NO
KABUPATEN/KOTA
1
1
2
BLITAR
KECAMATAN
3
SANANWETAN
4
MENDAPAT PENJARINGAN KESEHATAN
JUMLAH
NAMA PUSKESMAS
L
P
L+P
L
P
L+P
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
5
6
7 = 5+6
8
9 = (8/5) * 100
10
11 = (10/6) * 100
12 = 8+10
13 = (12/7) * 100
SANANWETAN
625
558
1,183
625
100.00
558
100.00
1,183
100.00
2
0 SUKOREJO
KARANGSARI
528
426
715.0
528
100.00
426
100.00
954
133.43
3
0 KEPANJENKIDUL
KEPANJENKIDUL
429
393
822
429
100.00
393
100.00
822
100.00
1,582
1,377
2,720
1,582
100.00
1,377
100.00
2,959
108.79
JUMLAH KABUPATEN/KOTA
CAKUPAN PENJARINGAN KESEHATAN SISWA SD & SETINGKAT
Sumber:
Bidang Peningkatan
100.00
100.00
108.79
TABEL 47
CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN SISWA SD DAN SETINGKAT MENURUT JENIS KELAMIN DAN KECAMATAN
KOTA BLITAR
TAHUN 2012
MURID SD DAN SETINGKAT
NO
KABUPATEN/KOTA
1
1
2
BLITAR
KECAMATAN
3
SANANWETAN
4
MENDAPAT PELAYANAN KESEHATAN
JUMLAH
NAMA PUSKESMAS
L
P
L+P
L
P
L+P
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
5
6
7 = 5+6
8
9 = (8/5) * 100
10
11 = (10/6) * 100
12
SANANWETAN
3,664
3,473
7,137
2,602
71.02
2,312
66.57
4,914
2
0 SUKOREJO
KARANGSARI
2,792
2,596
5,388
2,220
79.51
1,810
69.72
4,030
3
0 KEPANJENKIDUL
KEPANJENKIDUL
2,138
1,842
3,980
1,448
67.73
1,325
71.93
2,773
8,594
7,911
16,505
6,270
72.96
5,447
68.85
11,717
JUMLAH KABUPATEN/KOTA
Sumber:
- ...... (disebutkan)
AMATAN
GKAT
ENDAPAT PELAYANAN KESEHATAN
L+P
%
13 = (12/7) * 100
68.85
74.80
69.67
70.99
TABEL 48
CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN PRA LANSIA DAN LANSIA MENURUT JENIS KELAMIN DAN KECAMATAN
KOTA BLITAR
TAHUN 2012
PRA LANSIA DAN LANSIA (60TAHUN+)
NO
KABUPATEN/KOTA
1
2
1 BLITAR
KECAMATAN
3
SANANWETAN
NAMA PUSKESMAS
4
JUMLAH
MENDAPAT PELAYANAN KESEHATAN
L
P
L+P
L
%
P
5
6
7 = 5+6
8
9 = (8/5) *
100
10
SANANWETAN
4,678
5,265
9,943
2,221
47.48
3,067
%
11 =
(10/6) *
100
L+P
%
12
13 = (12/7)
* 100
58.25
5,288
53.18
2
0 SUKOREJO
KARANGSARI
3,852
4,128
7,980
2,133
55.37
2,314
56.06
4,447
55.73
3
0 KEPANJENKIDUL
KEPANJENKIDUL
3,430
3,868
7,298
2,350
68.51
3,670
94.88
6,020
82.49
11,960
13,261
25,221
6,704
56.05
9,051
68.25
15,755
62.47
JUMLAH KABUPATEN/KOTA
Sumber:
Bidang Peningkatan
TABEL 49
PERSENTASE SARANA KESEHATAN DENGAN KEMAMPUAN PELAYANAN GAWAT DARURAT (GADAR) LEVEL
I
KOTA BLITAR
TAHUN 2012
NO
SARANA KESEHATAN
JUMLAH SARANA
1
2
3
MEMPUNYAI KEMAMPUAN YAN. GADAR
LEVEL I
JUMLAH
%
4
5 = (4/3) * 100
1 RUMAH SAKIT UMUM
4
4
2 RUMAH SAKIT JIWA
0
0
3 RUMAH SAKIT KHUSUS LAINNYA
1
1
4 PUSKESMAS PERAWATAN
2
0
5 SARANA YANKES.LAINNYA
JUMLAH KABUPATEN/KOTA
Sumber:
Bidang Pelayanan Kesehatan
100.00
#DIV/0!
100.00
#DIV/0!
7
5
71.43
TABEL 50
JUMLAH PENDERITA DAN KEMATIAN PADA KLB MENURUT JENIS KLB
KOTA BLITAR
TAHUN 2012
NO
YANG TERSERANG
JENIS KEJADIAN LUAR
BIASA
JUMLAH KEC
2
3
1
JUMLAH PENDUDUK
TERANCAM
JUMLAH DESA
4
L
P
5
6
ATTACK RATE (%)
JUMLAH PENDERITA
L+P
L
7
8
P
L+P
9
10
L
P
L+P
L
11
12
13
14
1 Diftheri
3
6
1,000
877
1,877
6
2
8
0.60
2 Keracunan makanan
2
2
0
23
23
1
25
26
#DIV/0!
3 AFP
2
4
0
0
0
4
1
5
#DIV/0!
Sumber:
- ...... (disebutkan)
PERSENTASE SARANA KESEHATAN DENGAN KEMAMPUAN PELAYANAN GAWAT DARURAT (GADAR)
DI PROPINSI JAWA TIMUR
TAHUN 2009
NO
KABUPATEN/KOTA
1
#REF!
2
#REF!
3
#REF!
4
#REF!
5
#REF!
JUMLAH KEMATIAN
P
CFR (%)
L+P
16
P
L+P
17
18
19
0.43
0
0
0
-
-
-
108.70
113.04
0
1
1
-
4.00
3.85
#DIV/0!
#DIV/0!
0
0
0
-
-
-
0.23
15
L
6
#REF!
7
#REF!
8
#REF!
9
#REF!
10
#REF!
11
#REF!
12
#REF!
13
#REF!
14
#REF!
15
#REF!
16
#REF!
17
#REF!
18
#REF!
19
#REF!
20
#REF!
21
#REF!
22
#REF!
23
#REF!
24
#REF!
25
#REF!
26
#REF!
27
#REF!
28
#REF!
29
#REF!
30
#REF!
31
#REF!
32
#REF!
33
#REF!
34
#REF!
35
#REF!
36
#REF!
37
#REF!
38
#REF!
JUMLAH (KAB/KOTA)
-
-
-
-
-
-
-
-
TABEL 51
DESA/KELURAHAN TERKENA KLB YANG DITANGANI < 24 JAM MENURUT KECAMATAN
KOTA BLITAR
TAHUN 2012
DESA/KELURAHAN TERKENA KLB
NO
KABUPATEN/KOTA
KECAMATAN
NAMA
PUSKESMAS
JUMLAH
DESA/KELURAHAN
JUMLAH
RATA2 KEJADIAN
DESA/KELURAHAN
KLB PER JUMLAH
DESA/KELURAHAN
DITANGANI
<24 JAM
%
1
2
3
4
5
6
7 = 6/5
8
9 = (8/6) * 100
1 BLITAR
SANANWETAN
SANANWETAN
7
4
0.57
4
100.00
2
0 SUKOREJO
KARANGSARI
7
5
0.71
5
100.00
3
0 KEPANJENKIDUL
KEPANJENKIDUL
7
3
0.43
3
100.00
21
12
0.57
12
100.00
JUMLAH KABUPATEN/KOTA
Sumber:
- ...... (disebutkan)
TABEL 52
PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT MENURUT JENIS KELAMIN DAN KECAMATAN
KOTA BLITAR
TAHUN 2012
PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT
NO
KABUPATEN/KOTA
KECAMATAN
NAMA PUSKESMAS
1
2
3
4
1 BLITAR
SANANWETAN
TUMPATAN GIGI TETAP
RASIO TUMPATAN/
PENCABUTAN
PENCABUTAN GIGI TETAP
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
5
6
7 = 5+6
8
9
10 = 8+9
11 = 5/8
12 = 6/9
13 = 7/10
SANANWETAN
287
356
643
282
222
504
1.02
1.60
1.28
2
0 SUKOREJO
KARANGSARI
250
259
509
263
273
536
0.95
0.95
0.95
3
0 KEPANJENKIDUL
KEPANJENKIDUL
715
431
1,146
299
335
634
2.39
1.29
1.81
1,252
1,046
2,298
844
830
1,674
1.48
1.26
1.37
JUMLAH KABUPATEN/KOTA
Sumber:
- ...... (disebutkan)
TABEL 53
PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT PADA ANAK SD DAN SETINGKAT MENURUT JENIS KELAMIN DAN KECAMATAN
KOTA BLITAR
TAHUN 2012
UKGS (PROMOTIF DAN PREVENTIF)
NO
KABUPATEN/KOTA
1
2
1 BLITAR
KECAMATAN
3
SANANWETAN
NAMA
PUSKESMAS
4
6
%
%
7 = (6/5) *
100
8
9 = (8/5) *
100
PERLU PERAWATAN
MENDAPAT PERAWATAN
L
P
L+P
L
%
P
%
L+P
%
L
P
L+P
L
%
P
%
L+P
%
10
11
12 = 10+11
13
14 = (13/10) *
100
15
16 = (15/11) *
100
17 = 13+15
18 = (17/12) *
100
19
20
21 = 19+20
22
23 = (22/19) *
100
24
25 = (24/20) *
100
26 = 22+24
27 = (26/21) *
100
25
25
100.00
25
100.00
3,873
4,877
8,750
847
21.87
1,411
28.93
2,258
25.81
511
921
1,432
148
28.96
284
30.84
432
22
19
86.36
22
100.00
978
984
1,962
892
91.21
853
86.69
1,745
88.94
541
422
963
120
22.18
103
24.41
223
23.16
24
24
100.00
24
100.00
3,088
2,706
5,794
1,534
49.68
2,898
107.10
4,432
76.49
635
446
1,081
758
119.37
540
121.08
1,298
120.07
71
68
95.77
71
100.00
7,939
8,567
16,506
3,273
41.23
5,162
60.25
8,435
51.10
1,687
1,789
3,476
1,026
60.82
927
51.82
1,953
56.19
3
0 KEPANJENKIDUL KEPANJENKIDUL
- ...... (disebutkan)
5
MURID SD/MI DIPERIKSA
JUMLAH MURID SD/MI
JUMLAH SD/MI
MENDAPAT
YAN. GIGI
KARANGSARI
0 SUKOREJO
Sumber:
JUMLAH SD/MI
DGN SIKAT
GIGI MASSAL
SANANWETAN
2
JUMLAH KABUPATEN/KOTA
JUMLAH
SD/MI
30.17
TABEL 54
JUMLAH KEGIATAN PENYULUHAN KESEHATAN
KOTA BLITAR
TAHUN 2012
PENYULUHAN KESEHATAN
NO
KABUPATEN/KOTA
KECAMATAN
NAMA PUSKESMAS
1
2
3
4
1 BLITAR
SANANWETAN
SANANWETAN
2
0 SUKOREJO
KARANGSARI
3
0 KEPANJENKIDUL
KEPANJENKIDUL
SUB JUMLAH I - PUSKESMAS
JUMLAH II - DINAS KESEHATAN
JUMLAH SELURUH
KEGIATAN
PENYULUHAN
KELOMPOK
JUMLAH KEGIATAN
PENYULUHAN MASSA
5
6
1,542
218
1,668
3,428
0
58
2
3,486
2
JUMLAH III - RUMAH SAKIT
JUMLAH KABUPATEN/KOTA
Sumber:
- ...... (disebutkan)
TABEL 55
CAKUPAN JAMINAN PEMELIHARAAN KESEHATAN PRA BAYAR MENURUT JENIS JAMINAN, JENIS KELAMIN DAN KECAMATAN
KOTA BLITAR
TAHUN 2012
NO
KABUPATEN/KOTA
1
KECAMATAN
2
3
1 BLITAR
SANANWETAN
NAMA
PUSKESMAS
4
JUMLAH PESERTA JAMINAN KESEHATAN PRA BAYAR
JUMLAH PENDUDUK
ASKES
JAMSOSTEK
ASKESKIN/JAMKESMAS
JAMKESDA
LAINNYA
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
5
6
7 = 5+6
8
9
10 = 8+9
11
12
13 =
11+12
14
15
16 =
14+15
17
18
19 =
17+18
20
21
JUMLAH
L+P
L
23 =
22 = 20+21 8+11+14
+17+20
P
%
L+P
24 =
25 =
9+12+15 10+13+16
+18+21
+19+22
L
P
L+P
26 =
(23/5) *
100
27 = (24/6)
* 100
28 = (25/7)
* 100
SANANWETAN
23,658
24,187
47,845
4,523
4,748
9,271
486
529
1,015
2,312
2,926
5,238
509
658
1,167
0
7,830
8,861
16,691
33.10
36.64
34.89
2
0 SUKOREJO
KARANGSARI
22,031
22,523
44,554
3,358
3,659
7,017
509
548
1,057
3,298
3,082
6,380
406
441
847
0
7,571
7,730
15,301
34.37
34.32
34.34
3
0 KEPANJENKIDUL
KEPANJENKIDUL
20,845
21,311
42,155
3,984
4,161
8,145
408
565
973
2,388
2,627
5,015
453
520
973
0
7,233
7,873
15,106
34.70
36.94
35.83
66,533
68,021
134,554
11,865
12,568
24,433
1,403
1,642
3,045
7,998
8,635
16,633
1,368
1,619
2,987
0
22,634
24,464
47,098
34.02
35.97
35.00
JUMLAH KABUPATEN/KOTA
PERSENTASE KABUPATEN/KOTA
Sumber:
Bidang Pelayanan Kesehatan
*Data Sasaran
18.16
2.26
12.36
12.23
0
0
0.00
35.00
TABEL 56
CAKUPAN PELAYANAN RAWAT JALAN MASYARAKAT MISKIN (DAN HAMPIR MISKIN) MENURUT STRATA SARANA KESEHATAN, JENIS KELAMIN DAN KECAMATAN
KOTA BLITAR
TAHUN 2012
MASYARAKAT MISKIN (DAN HAMPIR MISKIN)
MENDAPAT YANKES RAWAT JALAN
NO
KABUPATEN/KOTA
KECAMATAN
NAMA
PUSKESMAS
DICAKUP ASKESKIN/JAMKESMAS
JUMLAH YANG ADA
L
1
2
1 BLITAR
3
SANANWETAN
4
P
L
P
L+P
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
5
6
7 = 5+6
8
9 = (8/5) *
100
10
11 = (10/6) *
100
12 = 8+10
13 = (12/7) *
100
14
15 = (14/5) *
100
16
17 = (16/6) *
100
18 = 14+16
19 = (18/7) *
100
20
21 = (20/5) *
100
22
23 = (22/6) *
100
24 = 20+22
25 = (24/7) *
100
8,832
129.46
6,822
2,312
76.81
2,926
76.76
5,238
76.78
KARANGSARI
3,830
3,672
7,502
3,298
86.11
3,082
83.93
6,380
85.04
2,920
3,238
6,158
2,388
81.78
2,627
81.13
5,015
81.44
691
23.66
9,760
10,722
20,482
7,998
81.95
8,635
80.54
16,633
81.21
1,687
17.28
0 KEPANJENKIDUL KEPANJENKIDUL
L+P
L+P
3,812
3
Bidang Pelayanan Kesehatan
L
P
3,010
0 SUKOREJO
Sumber:
L+P
PELAYANAN KESEHATAN RUJUKAN (PASIEN MASKIN DI SARKES STRATA 2 DAN
STRATA 3)
L
SANANWETAN
2
JUMLAH KABUPATEN/KOTA
P
PELAYANAN KESEHATAN DASAR (PASIEN MASKIN DI SARKES STRATA 1)
996
33.09
2,367
62.09
3,363
49.30
0.00
0.00
0.00
4,972
66.28
0.00
0.00
0
0.00
829
25.60
1,520
24.68
0.00
0.00
0
0.00
3,196
29.81
9,855
48.12
0.00
8,832
43.12
0.00
0
0.00
0
TABEL 56 A
CAKUPAN PELAYANAN RAWAT JALAN MASYARAKAT MISKIN (DAN HAMPIR MISKIN) MENURUT STRATA SARANA KESEHATAN, JENIS KELAMIN DAN KECAMATAN
YANG DICAKUP MELALUI PROGRAM JAMKESDA
KOTA BLITAR
TAHUN 2012
MASYARAKAT MISKIN (DAN HAMPIR MISKIN)
MENDAPAT YANKES RAWAT JALAN
NO
KABUPATEN/KOTA
KECAMATAN
NAMA
PUSKESMAS
DICAKUP JAMKESDA
JUMLAH YANG ADA
L
1
2
1 BLITAR
3
SANANWETAN
P
L+P
L
P
L+P
L+P
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
5
6
7 = 5+6
8
9 = (8/5)
* 100
10
11 = (10/6) *
100
12 = 8+10
13 = (12/7)
* 100
14
15 = (14/5)
* 100
16
17 = (16/6)
* 100
18 = 14+16
19 = (18/7)
* 100
20
21 = (20/5)
* 100
22
SANANWETAN
3,010
3,812
6,822
509
16.91
658
17.26
1,167
17.11
134
4.45
214
5.61
348
5.10
0.00
0.00
0
KARANGSARI
3,830
3,672
7,502
406
10.60
441
12.01
847
11.29
137
3.58
199
5.42
336
4.48
0.00
0.00
0
2,920
3,238
6,158
453
15.51
520
16.06
973
15.80
0.00
0
0.00
0.00
0.00
0
9,760
10,722
20,482
1,368
14.02
1,619
15.10
2,987
14.58
3.85
684
3.34
0.00
0
4
3
0 KEPANJENKIDUL KEPANJENKIDUL
Bidang Pelayanan Kesehatan
L
P
0 SUKOREJO
Sumber:
L+P
PELAYANAN KESEHATAN RUJUKAN (PASIEN MASKIN DI SARKES
STRATA 2 DAN STRATA 3)
L
2
JUMLAH KABUPATEN/KOTA
P
PELAYANAN KESEHATAN DASAR (PASIEN MASKIN DI SARKES STRATA
1)
0.00
271
2.78
413
0
0.00
%
JUMLAH
23 = (22/6)
24 = 20+22
* 100
0
ALAN
AN KESEHATAN RUJUKAN (PASIEN MASKIN DI SARKES
STRATA 2 DAN STRATA 3)
L+P
%
25 = (24/7)
* 100
0.00
0.00
0.00
0.00
TABEL 57
CAKUPAN PELAYANAN RAWAT INAP MASYARAKAT MISKIN (DAN HAMPIR MISKIN) MENURUT STRATA SARANA KESEHATAN, JENIS KELAMIN DAN KECAMATAN
KOTA BLITAR
TAHUN 2012
MASYARAKAT MISKIN DAN HAMPIR MISKIN
MENDAPAT YANKES RAWAT INAP
NO
KABUPATEN/KOTA
KECAMATAN
NAMA PUSKESMAS
JUMLAH YANG ADA
L
1
2
1 BLITAR
3
SANANWETAN
4
L
P
L+P
L+P
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
5
6
7 = 5+6
8
9 = (8/5) *
100
10
11 = (10/6)
* 100
12 = 8+10
13 = (12/7)
* 100
14
15 = (14/5)
* 100
16
17 = (17/6)
* 100
18 = 14+16
19 = (18/7)
* 100
3,812
6,822
63
2.09
67
1.76
130
1.91
0.00
0.00
404
5.92
KARANGSARI
3,830
3,672
7,502
0
0.00
0
0.00
0
0.00
0.00
0.00
0
0.00
2,920
3,238
6,158
22
0.75
42
1.30
64
1.04
0.00
0.00
0
0.00
9,760
10,722
20,482
85
0.87
109
1.02
194
0.95
0.00
404
1.97
3
0 KEPANJENKIDUL KEPANJENKIDUL
Bidang Pelayanan Kesehatan
L+P
P
3,010
0 SUKOREJO
Sumber:
P
L
SANANWETAN
2
JUMLAH KABUPATEN/KOTA
PELAYANAN KESEHATAN RUJUKAN (PASIEN MASKIN DI SARKES STRATA 2
DAN STRATA 3)
PELAYANAN KESEHATAN DASAR (PASIEN MASKIN DI SARKES STRATA 1)
0
0.00
0
TABEL 57 A
CAKUPAN PELAYANAN RAWAT INAP MASYARAKAT MISKIN (DAN HAMPIR MISKIN) MENURUT STRATA SARANA KESEHATAN, JENIS KELAMIN DAN KECAMATAN
YANG DICAKUP MELALUI PROGRAM JAMKESDA
KOTA BLITAR
TAHUN 2012
MASYARAKAT MISKIN DAN HAMPIR MISKIN
MENDAPAT YANKES RAWAT INAP
NO
KABUPATEN/KOTA
KECAMATAN
NAMA PUSKESMAS
JUMLAH YANG ADA
PELAYANAN KESEHATAN DASAR (PASIEN MASKIN DI SARKES STRATA 1)
L
1
2
1 BLITAR
3
SANANWETAN
4
P
PELAYANAN KESEHATAN RUJUKAN (PASIEN MASKIN DI SARKES
STRATA 2 DAN STRATA 3)
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
5
6
7 = 5+6
8
9 = (8/5) *
100
10
11 = (10/6)
* 100
12 = 8+10
13 = (12/7)
* 100
14
15 = (14/5)
* 100
16
17 = (17/6)
* 100
18 =
14+16
19 = (18/7)
* 100
SANANWETAN
3,010
3,812
6,822
52
1.73
78
2.05
130
1.91
0.00
0.00
0
0.00
2
0 SUKOREJO
KARANGSARI
3,830
3,672
7,502
0.00
0.00
0
0.00
0.00
0.00
0
0.00
3
0 KEPANJENKIDUL
KEPANJENKIDUL
2,920
3,238
6,158
0.00
0.00
0
0.00
0.00
0.00
0
0.00
9,760
10,722
20,482
0.73
130
0.63
0.00
0
0.00
JUMLAH KABUPATEN/KOTA
Sumber:
Bidang Pelayanan Kesehatan
52
0.53
78
0
0.00
0
TABEL 58
JUMLAH KUNJUNGAN RAWAT JALAN , RAWAT INAP, DAN KUNJUNGAN GANGGUAN JIWA DI SARANA PELAYANAN KESEHATAN
KOTA BLITAR
TAHUN 2012
JUMLAH KUNJUNGAN
NO
1
2
KUNJUNGAN GANGGUAN JIWA
RAWAT JALAN
SARANA PELAYANAN KESEHATAN
RAWAT INAP
JUMLAH
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
3
4
5 = 3+4
6
7
8 = 6+7
9
10
11 = 9+10
1
Puskesmas Sananwetan
79,742
610
287
173
460
2
Puskesmas Karangsari
64,285
0
147
131
278
3
Puskesmas Kepanjenkidul
63,194
538
210
195
405
1,148
644
499
1,143
SUB JUMLAH I - PUSKESMAS
0
0
207,221
0
0
1
RSUD Mardi Waluyo
154,867
11,457
0
2
RSK Budi Rahayu
11,297
14,184
25,481
4,619
0
3
RS Syuhada Haji
1,512
2,866
4,378
5,205
0
4
RS Aminah
5,824
0
5
RSIA Aminah
SUB JUMLAH II - RS
2,133
3,072
22,121
12,809
17,050
2,948
418
2,196
2,614
209,795
2,551
5,268
29,719
0
0
0
0
1
Sarana Yankes lainnya (sebutkan)
0
0
0
2
Sarana Yankes lainnya (sebutkan)
0
0
0
3
Sarana Yankes lainnya (sebutkan)
0
0
0
4
Sarana Yankes lainnya (sebutkan)
0
0
SUB JUMLAH III - SARKES LAINNYA
0
0
0
JUMLAH KABUPATEN/KOTA
12,809
17,050
417,016
2,551
JUMLAH PENDUDUK KABUPATEN/KOTA
66,533
62,419
128,952
66,533
19.25
27.32
323.39
3.83
8.44
23.94
CAKUPAN KUNJUNGAN (%)
Sumber:
Bidang Pelayanan Kesehatan
*Data Sasaran
0
0
0
0
0
0
0
5,268
30,867
644
499
1,143
62,419
128,952
TAHUN ……….
TAHUN ……….
TABEL 59
ANGKA KEMATIAN PASIEN DI RUMAH SAKIT
KOTA BLITAR
TAHUN 2012
NO
a
NAMA RUMAH SAKIT
1
JENIS RS
2
3
b
PASIEN KELUAR
(HIDUP + MATI)
JUMLAH
TEMPAT
TIDUR
L
P
4
5
6
PASIEN KELUAR MATI
PASIEN KELUAR MATI
≥ 48 JAM DIRAWAT
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
1 RSUD Mardi Waluyo
Umum
200
11,438
848
2 RSK Budi Rahayu
Umum
127
4,623
304
79
3 RS Syuhada Haji
Umum
95
138
28
4 RS Aminah
Umum
79
5,848
5 RSIA Aminah
Khusus
34
2,614
0
0
0
0
2,617 29,638
71
67
1,423
107
JUMLAH KABUPATEN/KOTA
535
2,498
2,498
2,617
5,115
71
67
GDR
362
#DIV/0!
#DIV/0!
74.1
#DIV/0!
#DIV/0!
31.6
84
163
#DIV/0!
#DIV/0!
65.8
#DIV/0!
#DIV/0!
35.3
21
49
28.4
25.6
57
#DIV/0!
#DIV/0!
0
0
#DIV/0!
#DIV/0!
105
631
133
Sumber:
Bidang Pelayanan Kesehatan
Keterangan: a termasuk rumah sakit swasta
b
NDR
Jenis rumah sakit RS umum atau RS khusus, untuk RS khusus sebutkan jenis kekhususannya (RS Jiwa, RS TB Paru, RS Kusta, dll)
2.8
2.6
27.0
22.7
-
4.8
11.2
8.0
9.6
#DIV/0!
#DIV/0!
9.7
#DIV/0!
#DIV/0!
-
4.3
4.0
2.1
TABEL 60
INDIKATOR KINERJA PELAYANAN DI RUMAH SAKIT
KOTA BLITAR
TAHUN 2012
NO
NAMA RUMAH SAKIT
1
2
a
JENIS RS
3
b
JUMLAH PASIEN
JUMLAH
TEMPAT
TIDUR
PASIEN KELUAR
(HIDUP + MATI)
PASIEN KELUAR
MATI
PASIEN KELUAR
MATI ≥ 48 JAM
DIRAWAT
4
5
6
7
JUMLAH HARI
PERAWATAN
LAMA
DIRAWAT
BOR
LOS
TOI
8
9
10
11
12
1 RSUD Mardi Waluyo
Umum
200
11,438
848
362
46,351
46,741
63.5
4.1
2.3
2 RSK Budi Rahayu
Umum
127
4,623
304
163
17,237
17,169
37.2
3.7
6.3
3 RS Syuhada Haji
Umum
95
5,115
138
49
15,680
16,985
45.2
3.1
3.7
4 RS Aminah
Umum
79
5,848
133
57
16,225
16,052
56.3
2.8
2.2
5 RSIA Aminah
Khusus
34
2,614
-
8,051
5,437
64.9
3.1
1.7
535
29638
53.0
3.5
3.1
JUMLAH KABUPATEN/KOTA
1423
-
631
103,544
Sumber:
Bidang Pelayanan Kesehatan
Keterangan: a termasuk rumah sakit swasta
b
Jenis rumah sakit RS umum atau RS khusus, untuk RS khusus sebutkan jenis kekhususannya (RS Jiwa, RS TB Paru, RS Kusta, dll)
TABEL 61
PERSENTASE RUMAH TANGGA BERPERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT MENURUT KECAMATAN
KOTA BLITAR
TAHUN 2012
RUMAH TANGGA
NO
KABUPATEN/KOTA
KECAMATAN
NAMA PUSKESMAS
1
2
3
4
1 BLITAR
2
3
JUMLAH KABUPATEN/KOTA
Sumber:
Bidang Peningkatan
0
0
JUMLAH
JUMLAH
DIPANTAU
% DIPANTAU
BER PHBS
%
5
6
7 = (6/5) * 100
8
9 = (8/6) * 100
SANANWETAN
SANANWETAN
15,090
3,076
20.38
1,017
33.06
SUKOREJO
KARANGSARI
13,662
2,600
19.03
883
33.96
KEPANJENKIDUL
KEPANJENKIDUL
12,580
3,500
27.82
893
25.51
41,332
9,176
22.20
2,793
30.44
TABEL 62
PERSENTASE RUMAH SEHAT MENURUT KECAMATAN
KOTA BLITAR
TAHUN 2012
NO
KABUPATEN/KOTA
KECAMATAN
NAMA
PUSKESMAS
1
2
3
4
1 BLITAR
SANANWETAN
% RUMAH
SEHAT
5
6
7 = (6/5) * 100
8
9 = (8/6) * 100
25.95
2,613
19.45
12,694
3,308
26.06
2,696
21.24
8,742
4,300
49.19
4,038
46.19
34,868
11,094
31.82
9,347
26.81
3
0 KEPANJENKIDUL
KEPANJENKIDUL
- ...... (disebutkan)
JUMLAH YANG
SEHAT
3,486
KARANGSARI
Sumber:
%
DIBINA/DIPERIKSA
13,432
0 SUKOREJO
0
JUMLAH YANG
DIBINA/DIPERIKSA
SANANWETAN
2
JUMLAH KABUPATEN/KOTA
RUMAH
JUMLAH YANG
ADA
0
TABEL 63
PERSENTASE RUMAH/BANGUNAN BEBAS JENTIK NYAMUK AEDES MENURUT KECAMATAN
KOTA BLITAR
TAHUN 2012
NO
KABUPATEN/KOTA
KECAMATAN
NAMA PUSKESMAS
JUMLAH
RUMAH/BANGUNAN
YANG ADA
1
2
3
4
5
1 BLITAR
SANANWETAN
JUMLAH
%
6
7 = (6/5) * 100
8
9 = (8/6) * 100
590
4.39
375
63.56
12,964
479
3.69
325
67.85
8,742
889
10.17
671
75.48
35,138
1,958
5.57
1,371
70.02
KARANGSARI
3
0 KEPANJENKIDUL
KEPANJENKIDUL
- ...... (disebutkan)
%
13,432
0 SUKOREJO
Sumber:
JUMLAH
SANANWETAN
2
JUMLAH KABUPATEN/KOTA
RUMAH/BANGUNAN BEBAS JENTIK
RUMAH/BANGUNAN DIPERIKSA
TABEL 64
PERSENTASE KELUARGA MENURUT JENIS SARANA AIR BERSIH YANG DIGUNAKAN PER KECAMATAN
KOTA BLITAR
TAHUN 2012
NO
KABUPATEN/KOTA
1
2
KECAMATAN
3
1 BLITAR
SANANWETAN
NAMA
PUSKESMAS
4
JUMLAH
KELUARGA
YANG ADA
5
JUMLAH
KELUARGA
DIPERIKSA
SUMBER AIR
BERSIHNYA
%
KELUARGA
DIPERIKSA
6
7 = (6/5) *
100
JENIS SARANA AIR BERSIH
KEMASAN
LEDENG
%
JUMLAH
JUMLAH
9 = (8/6) *
100
8
SPT
%
JUMLAH
11 = (10/6) *
100
10
SGL
%
JUMLAH
13 = (12/6) *
100
12
MATA AIR
%
15 = (14/6) *
100
14
PAH
%
JUMLAH
JUMLAH
17 = (16/6) *
100
16
LAINNYA
%
JUMLAH
19 = (18/6) *
100
18
JUMLAH
%
JUMLAH
%
22 =
21 = (20/6) *
23 = (22/6) *
8+10+12+14
100
100
+16+18+20
20
SANANWETAN
15,279
590
3.86
0.00
38
0.25
5
0.03
547
3.58
0.00
0.00
0.00
590
3.86
2
0 SUKOREJO
KARANGSARI
17,723
479
2.70
0.00
10
0.06
15
0.08
454
2.56
0.00
0.00
0.00
479
2.70
3
0 KEPANJENKIDUL
KEPANJENKIDUL
12,695
889
7.00
0.00
97
0.76
56
0.44
736
5.80
0.00
0.00
0.00
889
7.00
45,697
1,958
4.28
0.00
145
0.32
76
0.17
1,737
3.80
0.00
1,958
4.28
JUMLAH KABUPATEN/KOTA
Sumber:
- ...... (disebutkan)
0
0
0.00
0
0.00
0
TABEL 65
PERSENTASE KELUARGA MENURUT SUMBER AIR MINUM YANG DIGUNAKAN PER KECAMATAN
KOTA BLITAR
TAHUN 2012
NO
KABUPATEN/KOTA
KECAMATAN
NAMA
PUSKESMAS
JUMLAH
KELUARGA
DIPERIKSA
SUMBER AIR
MINUMNYA
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
1
2
3
4
5
6
7 = (6/5) *
100
8
9 = (8/5) *
100
10
11 = (10/5)
* 100
12
13 = (12/5)
* 100
14
15 = (14/5)
* 100
16
17 = (16/5)
* 100
18
19 = (18/5)
* 100
20
21 = (20/5)
* 100
22
23 = (22/5)
* 100
24
25 = (24/5)
* 100
26
27 = (26/5)
* 100
28
1 BLITAR
SANANWETAN
LEDING ECERAN
SUMUR
TERLINDUNG
POMPA
MATA AIR
TERLINDUNG
SUMUR TAK
TERLINDUNG
AIR HUJAN
MATA AIR TAK
TERLINDUNG
AIR SUNGAI
KELUARGA DENGAN
SUMBER AIR MINUM
TERLINDUNG
LAIN-LAIN
%
JUMLAH
%
30 =
29 = (28/5)
31 = (30/5)
6+8+10+12
* 100
* 100
+14+16+18
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
450
76.27
0.00
0.00
140
23.73
0.00
0.00
0.00
450
76.27
KARANGSARI
479
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
310
64.72
0.00
0.00
169
35.28
0.00
0.00
0.00
310
64.72
889
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
780
87.74
0.00
0.00
109
12.26
0.00
0.00
0.00
780
87.74
0.00
1,540
78.65
0.00
418
21.35
0.00
1,540
78.65
3
0 KEPANJENKIDUL KEPANJENKIDUL
- ...... (disebutkan)
LEDING METERAN
590
0 SUKOREJO
Sumber:
AIR ISI ULANG
SANANWETAN
2
JUMLAH KABUPATEN/KOTA
SUMBER AIR MINUM KELUARGA
AIR KEMASAN
1,958
0
0.00
0
0.00
0
0.00
0
0.00
0
0
0.00
0
0
0.00
0
0.00
0
TABEL 66
PERSENTASE KELUARGA DENGAN KEPEMILIKAN SARANA SANITASI DASAR MENURUT KECAMATAN
KOTA BLITAR
TAHUN 2012
JAMBAN
NO
KABUPATEN/KOTA
1
2
1 BLITAR
KECAMATAN
3
SANANWETAN
NAMA
PUSKESMAS
4
JUMLAH
KELUARGA
5
KELUARGA
DIPERIKSA
TEMPAT SAMPAH
KELUARGA MEMILIKI
KELUARGA
DIPERIKSA
SEHAT
PENGELOLAAN AIR LIMBAH
KELUARGA MEMILIKI
KELUARGA
DIPERIKSA
SEHAT
KELUARGA MEMILIKI
SEHAT
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
SANANWETAN
15,279
590
3.86
590
100.00
451
76.44
590
3.86
590
100.00
465
78.81
590
3.86
590
100.00
443
75.08
2
0 SUKOREJO
KARANGSARI
17,723
479
2.70
475
99.16
346
72.84
479
2.70
479
100.00
341
71.19
479
2.70
479
100.00
336
70.15
3
0 KEPANJENKIDUL
KEPANJENKIDUL
12,695
889
7.00
889
100.00
711
79.98
889
7.00
889
100.00
785
88.30
889
7.00
889
100.00
735
82.68
45,697
1,958
4.28
1,954
99.72
1,508
76.42
1,958
4.28
1,958
100.00
1,591
81.26
1,958
4.28
1,958
100.00
1,514
77.32
JUMLAH KABUPATEN/KOTA
Sumber:
- ...... (disebutkan)
TABEL 67
PERSENTASE TEMPAT UMUM DAN PENGELOLAAN MAKANAN (TUPM) SEHAT MENURUT KECAMATAN
KOTA BLITAR
TAHUN 2012
HOTEL
NO
KABUPATEN/KOTA
KECAMATAN
NAMA
PUSKESMAS
1
2
3
4
1 BLITAR
SANANWETAN
JUMLAH
JUMLAH JUMLAH
JUMLAH
JUMLAH JUMLAH
JUMLAH JUMLAH
JUMLAH
% SEHAT
% SEHAT
YG ADA DIPERIKSA SEHAT
YG ADA DIPERIKSA SEHAT
YG ADA DIPERIKSA SEHAT
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
%
SEHAT
16
JUMLAH TUPM
JUMLAH
JUMLAH
JUMLAH
YG ADA DIPERIKSA SEHAT
17
18
19
%
SEHAT
20
JUMLAH JUMLAH JUMLAH
YG ADA DIPERIKSA SEHAT
21
22
23
%
SEHAT
24
3
2
66.67
11
5
5
45.45
1
1
1
100.00
277
264
225
81.23
292
273
233
79.79
2
2
0
0.00
26
23
17
65.38
3
3
2
66.67
167
148
140
83.83
198
176
159
80.30
11
8
8
72.73
20
13
13
65.00
2
2
2
100.00
108
103
103
95.37
141
126
126
89.36
16
13
10
62.50
57
41
35
61.40
6
6
5
83.33
552
515
468
84.78
631
575
518
82.09
KARANGSARI
3
0 KEPANJENKIDUL
KEPANJENKIDUL
- ...... (disebutkan)
TUPM LAINNYA
3
0 SUKOREJO
Sumber:
PASAR
SANANWETAN
2
JUMLAH KABUPATEN/KOTA
RESTORAN/R-MAKAN
TABEL 68
PERSENTASE INSTITUSI DIBINA KESEHATAN LINGKUNGANNYA MENURUT KECAMATAN
KOTA BLITAR
TAHUN 2012
NO
KABUPATEN/KOTA
KECAMATAN
NAMA
PUSKESMAS
1
2
3
4
1 BLITAR
SANANWETAN
6
%
7
JUMLAH DIBINA
8
9
SARANA IBADAH
PERKANTORAN
%
JUMLAH
DIBINA
%
JUMLAH
DIBINA
%
10
11
12
13
14
15
16
JUMLAH DIBINA
17
18
SARANA LAIN
%
19
JUMLAH DIBINA
20
21
JUMLAH
%
JUMLAH
DIBINA
%
22
23
24
25
2
100.00
1
1
100.00
44
44
100.00
43
43
100.00
38
27
71.05
#DIV/0!
128
117
91.4
KARANGSARI
2
2
100.00
0
0
#DIV/0!
34
34
100.00
53
53
100.00
20
15
75.00
#DIV/0!
109
104
95.4
4
4
100.00
0
0
#DIV/0!
39
39
100.00
31
15
48.39
25
16
64.00
#DIV/0!
99
74
74.7
8
8
100.00
1
1
100.00
117
117
100.00
127
111
87.40
83
58
69.88
0 #DIV/0!
336
295
87.8
3
0 KEPANJENKIDUL KEPANJENKIDUL
- ...... (disebutkan)
5
SARANA PENDIDIKAN
2
0 SUKOREJO
Sumber:
JUMLAH DIBINA
INSTALASI PENGOLAHAN
AIR MINUM
SANANWETAN
2
JUMLAH KABUPATEN/KOTA
SARANA PELAYANAN
KESEHATAN
0
TABEL 69
KETERSEDIAAN OBAT MENURUT JENIS OBAT
KOTA BLITAR
TAHUN 2012
NO
NAMA OBAT
1
SATUAN
2
3
STOCK OBAT
4
PEMAKAIAN
RATA-RATA/
BULAN
TINGKAT
KECUKUPAN
(BULAN)
PERSENTASE TINGKAT
KECUKUPAN
5
6
7
1
Amoksisilin sirup kering 125 mg/ml
Btl 60 ml
7,050
565
12.48
69.32
2
Amoksisilin kapsul 500 mg
Ktk @ 100 kap
7,878
340
23.17
128.73
3
Antasida DOEN tablet
Btl @ 100 tab
3,491
230
15.18
84.32
4
Antalgin tablet 500 mg
Btl @ 100 tab
974
60
16.23
90.19
5
Deksametason inj 5 mg/ml – 2ml
Ktk @ 100 ampul
73
3
24.33
135.19
6
Dekstrometorfan Sirup 10 mg/5ml
Btl 60 ml
1,736
150
11.57
64.30
7
Dekstrometorfan Tab 15 mg
Btl @ 100 tab
287
20
14.35
79.72
8
Difenhidramin HCl inj 10 mg/ml-1ml
Ktk @ 30 ampul
99
9
11.00
61.11
9
Gliserin Guaiakolat tab 100 mg
Btl @ 1000 tab
562
20
28.10
156.11
10
Glukosa Larutan Infus 5 % steril
Btl 500 ml
3,630
100
36.30
201.67
11
Ibuprofen tablet 200 mg
Btl @ 100 tab
1,040
40
26.00
144.44
12
Kloramfenikol kapsul 250 mg
Btl @ 250 Kapsul
156
7
22.29
123.81
13
Kotrimoksazol tablet 480 mg
Btl @ 100 tab
1,658
55
30.15
167.47
14
Kotrimoksazol tablet 120 mg
Btl @ 100 tab
15
Kotrimoksazol Sirup
Btl 60 ml
16
Klorfeniramini Maleat tab 4 mg
17
50
3
16.67
92.59
7,358
520
14.15
78.61
Tablet
686
45
15.24
84.69
Kloroquin tablet
Tablet
5
0.4
12.50
69.44
18
Natrium Klorida Infus 0,9 % steril
Btl 500 ml
1,242
100
12.42
69.00
19
Parasetamol Tablet 500 mg
Btl @ 100 tab
9,933
481
20.65
114.73
20
Ringer Laktat Infus steril
Btl 500 ml
10,675
600
17.79
98.84
21
Vitamin B Kompleks Kapsul
Btl @ 1000 Kapsul
384
25
15.36
85.33
22
Retinol 200.000 IU
Btl @ 50 Kapsul
2,723
73
37.30
207.23
23
Tablet Tambah darah
Ktk @ 3000 Tablet
358
10
35.80
198.89
24
Multivitamin Sirup
Botol
600
50
12.00
66.67
25
Garam Oralit
Bungkus
884
16
55.25
306.94
26
OAT Kat 1
Pkt
211
14
15.07
83.73
27
OAT Kat 2
Pkt
22
1
22.00
122.22
28
OAT Kat 3
Pkt
#DIV/0!
#DIV/0!
29
OAT Kat Sisipan
Pkt
38
1
38.00
211.11
30
OAT Kat Anak
Pkt
31
1
31.00
172.22
31
Pyrantel Pamoat 125 mg tablet
Btl @ 60 Tablet
299
17
17.59
97.71
32
Salep 2-4
Pot
1,584
130
12.18
67.69
33
Infus set dewasa
Kantong
3,902
300
13.01
72.26
34
Infus set anak
Kantong
800
50
16.00
88.89
Sumber:
- ...... (disebutkan)
TABEL 69
KETERSEDIAAN OBAT MENURUT JENIS OBAT
KOTA
TAHUN
NO
NAMA OBAT
1
SATUAN
2
3
1
Amoksisilin sirup kering 125 mg/ml
Btl 60 ml
2
Amoksisilin kapsul 500 mg
Ktk @ 100 kap
3
Antasida DOEN tablet
Btl @ 100 tab
4
Antalgin tablet 500 mg
Btl @ 100 tab
5
Deksametason inj 5 mg/ml – 2ml
Ktk @ 100 ampul
6
Dekstrometorfan Sirup 10 mg/5ml
Btl 60 ml
7
Dekstrometorfan Tab 15 mg
Btl @ 100 tab
8
Difenhidramin HCl inj 10 mg/ml-1ml
Ktk @ 30 ampul
9
Gliserin Guaiakolat tab 100 mg
Btl @ 1000 tab
10
Glukosa Larutan Infus 5 % steril
Btl 500 ml
11
Ibuprofen tablet 200 mg
Btl @ 100 tab
12
Kloramfenikol kapsul 250 mg
Btl @ 250 Kapsul
13
Kotrimoksazol tablet 480 mg
Btl @ 100 tab
14
Kotrimoksazol tablet 120 mg
Btl @ 100 tab
15
Kotrimoksazol Sirup
Btl 60 ml
16
Klorfeniramini Maleat tab 4 mg
Tablet
17
Kloroquin tablet
Tablet
18
Natrium Klorida Infus 0,9 % steril
Btl 500 ml
19
Parasetamol Tablet 500 mg
Btl @ 100 tab
20
Ringer Laktat Infus steril
Btl 500 ml
21
Vitamin B Kompleks Kapsul
Btl @ 1000 Kapsul
22
Retinol 200.000 IU
Btl @ 50 Kapsul
23
Tablet Tambah darah
Ktk @ 3000 Tablet
24
Multivitamin Sirup
Botol
25
Garam Oralit
Bungkus
26
OAT Kat 1
Pkt
27
OAT Kat 2
Pkt
28
OAT Kat 3
Pkt
29
OAT Kat Sisipan
Pkt
30
OAT Kat Anak
Pkt
31
Pyrantel Pamoat 125 mg tablet
Btl @ 60 Tablet
32
Salep 2-4
Pot
33
Infus set dewasa
Kantong
34
Infus set anak
Kantong
Sumber:
- ...... (disebutkan)
TABEL 69
KETERSEDIAAN OBAT MENURUT JENIS OBAT
KOTA
TAHUN
NO
NAMA OBAT
1
SATUAN
2
3
1
Amoksisilin sirup kering 125 mg/ml
Btl 60 ml
2
Amoksisilin kapsul 500 mg
Ktk @ 100 kap
3
Antasida DOEN tablet
Btl @ 100 tab
4
Antalgin tablet 500 mg
Btl @ 100 tab
5
Deksametason inj 5 mg/ml – 2ml
Ktk @ 100 ampul
6
Dekstrometorfan Sirup 10 mg/5ml
Btl 60 ml
7
Dekstrometorfan Tab 15 mg
Btl @ 100 tab
8
Difenhidramin HCl inj 10 mg/ml-1ml
Ktk @ 30 ampul
9
Gliserin Guaiakolat tab 100 mg
Btl @ 1000 tab
10
Glukosa Larutan Infus 5 % steril
Btl 500 ml
11
Ibuprofen tablet 200 mg
Btl @ 100 tab
12
Kloramfenikol kapsul 250 mg
Btl @ 250 Kapsul
13
Kotrimoksazol tablet 480 mg
Btl @ 100 tab
14
Kotrimoksazol tablet 120 mg
Btl @ 100 tab
15
Kotrimoksazol Sirup
Btl 60 ml
16
Klorfeniramini Maleat tab 4 mg
Tablet
17
Kloroquin tablet
Tablet
18
Natrium Klorida Infus 0,9 % steril
Btl 500 ml
19
Parasetamol Tablet 500 mg
Btl @ 100 tab
20
Ringer Laktat Infus steril
Btl 500 ml
21
Vitamin B Kompleks Kapsul
Btl @ 1000 Kapsul
22
Retinol 200.000 IU
Btl @ 50 Kapsul
23
Tablet Tambah darah
Ktk @ 3000 Tablet
24
Multivitamin Sirup
Botol
25
Garam Oralit
Bungkus
26
OAT Kat 1
Pkt
27
OAT Kat 2
Pkt
28
OAT Kat 3
Pkt
29
OAT Kat Sisipan
Pkt
30
OAT Kat Anak
Pkt
31
Pyrantel Pamoat 125 mg tablet
Btl @ 60 Tablet
32
Salep 2-4
Pot
33
Infus set dewasa
Kantong
34
Infus set anak
Kantong
Sumber:
- ...... (disebutkan)
TABEL 69
KETERSEDIAAN OBAT MENURUT JENIS OBAT
KOTA
TAHUN
NO
NAMA OBAT
1
SATUAN
2
3
1
Amoksisilin sirup kering 125 mg/ml
Btl 60 ml
2
Amoksisilin kapsul 500 mg
Ktk @ 100 kap
3
Antasida DOEN tablet
Btl @ 100 tab
4
Antalgin tablet 500 mg
Btl @ 100 tab
5
Deksametason inj 5 mg/ml – 2ml
Ktk @ 100 ampul
6
Dekstrometorfan Sirup 10 mg/5ml
Btl 60 ml
7
Dekstrometorfan Tab 15 mg
Btl @ 100 tab
8
Difenhidramin HCl inj 10 mg/ml-1ml
Ktk @ 30 ampul
9
Gliserin Guaiakolat tab 100 mg
Btl @ 1000 tab
10
Glukosa Larutan Infus 5 % steril
Btl 500 ml
11
Ibuprofen tablet 200 mg
Btl @ 100 tab
12
Kloramfenikol kapsul 250 mg
Btl @ 250 Kapsul
13
Kotrimoksazol tablet 480 mg
Btl @ 100 tab
14
Kotrimoksazol tablet 120 mg
Btl @ 100 tab
15
Kotrimoksazol Sirup
Btl 60 ml
16
Klorfeniramini Maleat tab 4 mg
Tablet
17
Kloroquin tablet
Tablet
18
Natrium Klorida Infus 0,9 % steril
Btl 500 ml
19
Parasetamol Tablet 500 mg
Btl @ 100 tab
20
Ringer Laktat Infus steril
Btl 500 ml
21
Vitamin B Kompleks Kapsul
Btl @ 1000 Kapsul
22
Retinol 200.000 IU
Btl @ 50 Kapsul
23
Tablet Tambah darah
Ktk @ 3000 Tablet
24
Multivitamin Sirup
Botol
25
Garam Oralit
Bungkus
26
OAT Kat 1
Pkt
27
OAT Kat 2
Pkt
28
OAT Kat 3
Pkt
29
OAT Kat Sisipan
Pkt
30
OAT Kat Anak
Pkt
31
Pyrantel Pamoat 125 mg tablet
Btl @ 60 Tablet
32
Salep 2-4
Pot
33
Infus set dewasa
Kantong
34
Infus set anak
Kantong
Sumber:
- ...... (disebutkan)
TABEL 70
JUMLAH SARANA PELAYANAN KESEHATAN MENURUT KEPEMILIKAN
KOTA BLITAR
TAHUN 2012
NO
FASILITAS KESEHATAN
1
2
PEMILIKAN/PENGELOLA
PEM.PUSAT
PEM.PROV
PEM.KAB/KOTA
TNI/POLRI
BUMN
SWASTA
3
4
5
6
7
8
1
RUMAH SAKIT UMUM
2
RUMAH SAKIT JIWA
3
RUMAH SAKIT BERSALIN
4
RUMAH SAKIT KHUSUS
5
PUSKESMAS PERAWATAN
2
6
PUSKESMAS NON PERAWATAN
1
7
PUSKESMAS KELILING
8
PUSKESMAS PEMBANTU
9
RUMAH BERSALIN
1
1
0
16
2
10 BALAI PENGOBATAN/KLINIK
5
11 PRAKTIK DOKTER BERSAMA
1
12 PRAKTIK DOKTER PERORANGAN
82
13 PRAKTIK PENGOBATAN TRADISIONAL
18
14 POSKESDES
21
15 POSYANDU
163
16 APOTEK
30
17 TOKO OBAT
18 GFK
19 INDUSTRI RUMAH TANGGA MAKANAN (PM-IRT)
3
5
1
56
20 PEDAGANG BESAR FARMASI (PBF)
2
21 PENYALUR ALAT KESEHATAN (PAK)
1
22 CABANG PENYALUR ALAT KESEHATAN (CABANG PAK)
0
23 INDUSTRI FARMASI
0
24 INDUSTRI OBAT TRADISIONAL (IOT)
0
25 INDUSTRI KECIL OBAT TRADISIONAL (IKOT)
1
26 INDUSTRI ALAT KESEHATAN
0
INDUSTRI PERBEKALAN KESEHATAN RUMAH TANGGA
27
(PKRT)
0
28 INDUSTRI KOSMETIKA
0
Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
- ...... (disebutkan)
KETERANGAN :
1
Rumah Sakit Jiwa dan Rumah Sakit Bersalin dimasukkan Rumah Sakit Khusus
KESEHATAN MENURUT KEPEMILIKAN
PEMILIKAN/PENGELOLA
JUMLAH
9 = SUM(3:8)
4
0
0
1
2
1
0
16
2
5
1
82
18
21
163
30
5
1
56
2
1
0
0
0
1
0
0
0
TABEL 71
SARANA PELAYANAN KESEHATAN DENGAN KEMAMPUAN LABORATORIUM DAN MEMILIKI 4 SPESIALIS DASAR
KOTA BLITAR
TAHUN 2012
NO
SARANA KESEHATAN
JUMLAH
1
2
3
1 RUMAH SAKIT UMUM
LABORATORIUM KESEHATAN
JUMLAH
%
JUMLAH
%
4
5 = (4/3) * 100
6
7 = (6/3) * 100
4
4
100.00
3 RUMAH SAKIT KHUSUS
1
0
0.00
4 PUSKESMAS
3
3
100.00
JUMLAH (KAB/KOTA)
8
7
87.50
2 RUMAH SAKIT JIWA
Sumber:
Bidang Pelayanan Kesehatan
4 (EMPAT) SPESIALIS DASAR
4
100.00
TABEL 72
JUMLAH POSYANDU MENURUT STRATA PER KECAMATAN
KOTA BLITAR
TAHUN 2012
POSYANDU
NO
KABUPATEN/KOTA
1
KECAMATAN
2
1 BLITAR
3
SANANWETAN
PRATAMA
NAMA PUSKESMAS
4
MADYA
JUMLAH
%
5
6 = (5/13) *
100
PURNAMA
JUMLAH
%
7
8 = (7/13) *
100
MANDIRI
JUMLAH
%
9
10 = (9/13)
* 100
POSYANDU PURI
JUMLAH
JUMLAH
%
JUMLAH
%
11
12 = (11/13)
* 100
13 =
5+7+9+11
14 =
6+8+10+12
JUMLAH
%
15 = 9+11
16 = (15/13)
* 100
SANANWETAN
0
0.00
11
18.33
39
65.00
10
16.67
60
100.00
49
81.67
2
0 SUKOREJO
KARANGSARI
0
0.00
7
13.46
42
80.77
3
5.77
52
100.00
45
86.54
3
0 KEPANJENKIDUL
KEPANJENKIDUL
0
0.00
5
9.80
41
80.39
5
9.80
51
100.00
46
90.20
0
0.00
23
14.11
122
74.85
18
11.04
163
100.00
140
85.89
JUMLAH KABUPATEN/KOTA
RASIO POSYANDU PER 100 BALITA
Sumber:
Bidang Peningkatan
6.93
TABEL 73
UPAYA KESEHATAN BERSUMBERDAYA MASYARAKAT (UKBM) MENURUT KECAMATAN
KOTA BLITAR
TAHUN 2012
JUMLAH
NO
KABUPATEN/KOTA
1
2
1 BLITAR
KECAMATAN
NAMA PUSKESMAS
3
4
SANANWETAN
DESA SIAGA
DESA SIAGA AKTIF
DESA/
KELURAHAN
JUMLAH
%
JUMLAH
%
5
6
7 = (6/5) * 100
8
9 = (8/6) * 100
POSKESDES
POSYANDU
10
11
SANANWETAN
7
7
100.00
7
100.00
7
60
2
0 SUKOREJO
KARANGSARI
7
7
100.00
7
100.00
7
52
3
0 KEPANJENKIDUL
KEPANJENKIDUL
7
7
100.00
7
100.00
7
51
21
21
100.00
21
100.00
21
163
JUMLAH KABUPATEN/KOTA
Sumber:
Bidang Peningkatan
0
0
TABEL 74
JUMLAH TENAGA MEDIS DI SARANA KESEHATAN
KOTA BLITAR
TAHUN 2012
NO
UNIT KERJA
1
2
DR SPESIALIS
a
JUMLAH
DOKTER UMUM
DOKTER GIGI
b
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
3
4
5 = 3+4
6
7
8 = 6+7
12 = 3+6
13 = 4+7
14 = 5+8
9
10
11 = 9+10
1 Sananwetan
0
0
5
5
0
5
5
0
2
2
2 Kepanjenkidul
0
0
5
5
0
5
5
1
2
3
3 Sukorejo
0
3
1
4
3
1
4
0
3
3
SUB JUMLAH I (PUSKESMAS)
0
0
0
3
11
14
3
11
14
1
7
8
1 RSD Mardi Waluyo
17
3
20
13
15
28
30
18
48
3
3
6
2 Poli Polres Blitar
0
0
0
0
1
1
0
1
1
0
0
0
3 RSK Budi Rahayu
1
0
1
6
2
8
7
2
9
0
0
0
4 RS Syuhada'Haji
2
0
2
5
2
7
7
2
9
0
0
0
5 RSU Aminah
0
0
0
0
1
1
0
1
1
0
0
0
1
1
0
1
1
0
0
0
6 RSIA Aminah
0
7 RB Siti Khodijah
0
8 Perorangan
1
SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT)
1
1
0
1
0
0
0
1
13
8
21
14
8
22
0
0
0
38
30
68
59
33
92
3
3
6
2
0
2
1
4
5
3
4
7
0
0
0
34.57
4.81
20.16
63.13
72.09
67.47
99.20
76.90
87.63
6.01
16.02
10.86
0
0
0
0
0
0
0
2
0
2
2
0
2
0
0
0
23
3
26
44
45
89
67
48
115
4
10
14
JUMLAH KABUPATEN/KOTA
Sumber:
Subbag Umum dan Kepegawaian
termasuk S3
b
0
24
DINAS KESEHATAN KABUPATEN/KOTA
a
1
3
INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT
Keterangan :
0
21
SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN
RASIO TERHADAP 100.000 PDDK
0
termasuk Dokter Gigi Spesialis
0
0
TABEL 75
JUMLAH TENAGA BIDAN/ KEPERAWATAN DI SARANA KESEHATAN
KOTA BLITAR
TAHUN 2012
BIDAN
NO
UNIT KERJA
1
2
1 Sananwetan
2 Kepanjenkidul
3 Sukorejo
PERAWAT
BIDAN
DIII BIDAN
JUMLAH
3
4
5 = 3+4
0
0
0
15
13
12
SUB JUMLAH I (PUSKESMAS)
0
1 RSD Mardi Waluyo
2 Poli Polres Blitar
3 RSK Budi Rahayu
4 RS Syuhada'Haji
5 RSU Aminah
6 RSIA Aminah
7 RB Siti Khodijah
8 Perorangan
SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT)
SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN
0
SARJANA KEPERAWATAN
PERAWAT
b
JUMLAH
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
6
7
8 = 6+7
9
10
11 = 9+10
12 = 6+9
13 = 7+10
14 = 8+11
17
23
17
0
57
5
8
6
0
19
13
16
11
0
40
18
24
17
0
59
167
0
1
5
33
5
0
0
211
12
0
1
87
37
10
0
0
147
179
0
2
92
70
15
0
0
358
7
6
13
356.21
309.20
333.46
0
0
0
1
1
0
40
15
13
12
0
40
0
2
0
0
0
0
0
0
0
0
0
27
2
0
9
9
11
0
0
58
27
2
0
9
9
11
0
0
58
7
0
0
0
2
0
0
0
9
0
0
0
1
RASIO TERHADAP 100.000 PDDK
a
1
1
0
0
2
5
8
6
12
15
11
19
38
160
12
0
0
2
0
0
0
2
7
0
0
0
4
0
0
0
11
1
5
31
5
0
0
202
1
87
35
10
0
0
145
172
0
2
92
66
15
0
0
347
0
1
6
6
12
76.00
INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT
DINAS KESEHATAN KAB/KOTA
0
0
0
4
0
4
0
1
7
1
7
2
8
0
3
3
11
3
8
1
10
4
18
5
JUMLAH KABUPATEN/KOTA
0
102
102
11
12
23
235
195
430
246
207
453
Sumber: Subbag Umum dan Kepegawaian
Keterangan : a termasuk S2 dan S3
b
termasuk SLTA, D-I, dan D-III
blm ada data
TABEL 76
JUMLAH TENAGA KEFARMASIAN DAN GIZI DI SARANA KESEHATAN
KOTA BLITAR
TAHUN 2012
TENAGA KEFARMASIAN
NO
UNIT KERJA
1
2
APOTEKER DAN
SARJANA FARMASI
TENAGA GIZI
D-III FARMASI DAN
ASS APOTEKER
a
JUMLAH
D-IV/SARJANA GIZI
a
JUMLAH
DI DAN D-III GIZI
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
3
4
5 = 3+4
6
7
8 = 6+7
9 = 3+6
10 = 4+7
11 = 5+8
12
13
14 = 12+13
15
16
L+P
L
P
L+P
17 = 15+16 18 = 12+15 19 = 13+16 20 = 14+17
1
Sananwetan
0
1
1
2
3
5
2
4
6
0
0
0
1
2
3
1
2
3
2
Kepanjenkidul
0
1
1
1
1
2
1
2
3
0
0
0
1
1
2
1
1
2
3
Sukorejo
0
2
2
0
0
2
2
0
0
0
1
1
2
1
1
2
0
4
4
3
4
7
3
8
11
0
0
0
3
4
7
3
4
7
SUB JUMLAH I (PUSKESMAS)
1
RSD Mardi Waluyo
0
3
3
4
9
13
4
12
16
0
0
0
0
14
14
0
14
14
2
Poli Polres Blitar
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
3
RSK Budi Rahayu
0
2
2
8
0
8
8
2
10
0
0
0
0
2
2
0
2
2
4
RS Syuhada'Haji
0
1
1
2
5
7
2
6
8
0
0
0
0
1
1
0
1
1
5
RSU Aminah
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
6
RSIA Aminah
0
0
0
1
3
4
1
3
4
0
0
0
0
0
0
0
0
0
7
RB Siti Khodijah
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
8
Perorangan
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT)
0
6
6
15
17
32
15
23
38
0
0
0
0
17
17
0
17
17
SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN
4
10
14
6
36
42
10
46
56
0
0
0
0
0
0
0
0
0
42.08
123.36
81.43
4.51
33.64
18.61
RASIO TERHADAP 100.000 PDDK
INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT
0
0
0
0
0
0
0
0
DINAS KESEHATAN KAB/KOTA
1
0
1
0
2
2
1
2
3
0
0
0
0
0
0
0
0
0
JUMLAH KABUPATEN/KOTA
5
20
25
24
59
83
29
79
108
0
0
0
3
21
24
3
21
24
Sumber: Subbag Umum dan Kepegawaian
Keterangan : a termasuk S2 dan S3
0
0
TABEL 77
JUMLAH TENAGA KESEHATAN MASYARAKAT DAN SANITASI DI SARANA KESEHATAN
KOTA BLITAR
TAHUN 2012
TENAGA KESMAS
NO
UNIT KERJA
1
2
SARJANA KESMAS
a
D-III KESMAS
b
TENAGA SANITASI
JUMLAH
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
3
4
5 =3+4
6
7
8 = 6+7
9 = 3+6
10 = 4+7
11 = 5+8
12
13
14 = 12+13
1 Sananwetan
2
1
3
0
1
1
2
2
4
2
3
5
2 Kepanjenkidul
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
1
3 Sukorejo
0
1
1
0
1
1
0
2
2
1
0
1
0
0
0
0
0
0
SUB JUMLAH I (PUSKESMAS)
2
2
4
0
2
2
2
4
6
4
3
7
1 RSD Mardi Waluyo
1
1
2
0
0
0
1
1
2
4
3
7
2 Poli Polres Blitar
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
3 RSK Budi Rahayu
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
4 RS Syuhada'Haji
0
1
1
0
1
1
0
2
2
0
0
0
0
0
0
0
5 RSU Aminah
0
0
6 RSIA Aminah
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
7 RB Siti Khodijah
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
8 Perorangan
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT)
1
2
3
0
1
1
1
3
4
4
3
7
SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
4.51
11.21
7.75
12.02
9.61
10.86
RASIO TERHADAP 100.000 PDDK
INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT
1
1
2
0
0
0
1
1
2
0
0
0
DINAS KESEHATAN KAB/KOTA
5
6
11
2
0
2
7
6
13
2
3
5
JUMLAH KABUPATEN/KOTA
9
11
20
2
3
5
11
14
25
10
9
19
Sumber:
Subbag Umum dan Kepegawaian
Keterangan: a termasuk S2 dan S3
b
termasuk D-I
TABEL 78
JUMLAH TENAGA TEKNISI MEDIS DAN FISIOTERAPIS DI SARANA KESEHATAN
KOTA BLITAR
TAHUN 2012
TENAGA TEKNISI MEDIS
NO
UNIT KERJA
1
2
ANALIS LAB.
TEM & P.RONTG
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
3
4
5 = 3+4
6
7
8 = 6+7
9
10
FISIOTERAPIS
JUMLAH
P.ANESTESI
L+P
L
P
L+P
11 = 9+10 12 = 3+6+9 13 = 4+7+10 14 = 5+8+11
L
P
L+P
15
16
17 = 15+16
1 Sananwetan
0
1
1
0
0
0
0
0
0
0
1
1
0
0
0
2 Kepanjenkidul
0
2
2
0
0
0
0
0
0
0
2
2
0
0
0
3 Sukorejo
0
2
2
0
0
0
0
0
0
0
2
2
0
0
0
SUB JUMLAH I (PUSKESMAS)
0
5
5
0
0
0
0
0
0
0
5
5
0
0
0
1 RSD Mardi Waluyo
5
10
15
4
3
7
0
0
0
9
13
22
0
0
0
Poli Polres Blitar
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
RSK Budi Rahayu
0
5
5
1
0
1
0
0
0
1
5
6
0
0
0
RS Syuhada'Haji
0
2
2
0
0
0
0
0
0
0
2
2
0
0
0
RSU Aminah
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
RSIA Aminah
0
2
2
0
0
0
0
0
0
0
2
2
0
0
0
RB Siti Khodijah
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
Perorangan
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT)
5
19
24
5
3
8
0
0
0
10
22
32
0
0
0
SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN
0
2
2
0
1
1
0
0
0
0
3
3
15.03
48.06
31.02
RASIO TERHADAP 100.000 PDDK
0
0.00
0.00
0.00
INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT
0
0
0
0
0
0
0
DINAS KESEHATAN KAB/KOTA
0
0
0
0
0
0
0
0
10
30
40
JUMLAH KABUPATEN/KOTA
Sumber:
5
26
31
5
4
9
0
0
0
0
0
TABEL 79
ANGGARAN KESEHATAN KOTA BLITAR
KOTA BLITAR
TAHUN 2012
NO
SUMBER BIAYA
1
2
ALOKASI ANGGARAN KESEHATAN
Rupiah
%
3
4
ANGGARAN KESEHATAN BERSUMBER:
1 APBD KAB/KOTA
A. RUMAH SAKIT
55,435,088,756
a. Belanja Langsung
34,250,748,966
b. Belanja Tidak Langsung
21,184,339,790
B. DINAS KESEHATAN
18,538,914,608
a. Belanja Langsung
73.65
24.63
7,879,914,300
b. Belanja Tidak Langsung
10,659,000,308
2 APBD PROVINSI
-
a. Belanja Langsung
-
b. Belanja Tidak Langsung
-
Bantuan Keuangan Bidang Kesehatan
-
3 APBN :
1,295,292,000
a. Dana Dekonsentrasi
-
b. Tugas Pembantuan
-
c. Jamkesmas Dasar
-
d. Jamkesmas Rujukan
0.00
1.72
-
e. Jampersal (termasuk Jamkesmas)
957,917,000
f. Lain-Lain (BOK)
337,375,000
4 PINJAMAN/HIBAH LUAR NEGERI (PHLN)
-
-
5 SUMBER PEMERINTAH LAIN
-
-
6 BANTUAN LUAR NEGERI (BLN)
-
0.00
(sebutkan project dan sumber dananya)
TOTAL ANGGARAN KESEHATAN
75,269,295,363
TOTAL APBD KAB/KOTA
544,445,039,499
% APBD KESEHATAN THD APBD KAB/KOTA
ANGGARAN KESEHATAN KAB/KOTA PERKAPITA
Sumber:
- Subbag Keuangan dan Program
13.59
559,398.42
INDIKATOR KINERJA SPM TAHUN 2012
DINAS KESEHATAN KABUPATEN/KOTA :
TRIWULAN
: IV
NO
NAMA INDIKATOR
1
2
3
Cakupan kunjungan ibu hamil K-4
Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani
Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki
kompetensi kebidanan
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
Cakupan pelayanan nifas
Cakupan neonatus dengan komplikasi yang ditangani
Cakupan kunjungan bayi
Cakupan desa/kelurahan Universal Child Immunization
Cakupan pelayanan anak balita
Cakupan pemberian makanan pendamping ASI pada anak usia 6-24 bulan
Cakupan balita gizi buruk mendapat perawatan
Cakupan penjaringan kesehatan siswa SD dan setingkat
Cakupan peserta KB aktif
Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit :
a. Penemuan penderita AFP
b. Penemuan dan penanganan penderita Pneumonia balita
c. Penemuan dan penanganan pasien baru TB BTA positif
d. Penemuan dan penanganan DBD
e. Penanganan penderita diare
Cakupan pelayanan kesehatan dasar masyarakat miskin
A. Cakupan kunjungan pelayanan kesehatan dasar bagi masyarakat miskin
Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin
Cakupan pelayanan gawat darurat level 1 yang harus diberikan sarana
kesehatan (RS) di Kab/Kota
Cakupan desa/kelurahan mengalami KLB yang dilakukan penyelidikan
epidemiologi < 24 jam
14
15
16
17
18 Cakupan desa siaga aktif
BLITAR
TARGET/
HASIL/
SASARAN
REALISASI
SETAHUN (B)
(A)
1,933
2,629
417
526
2,069
2,509
(A)/(B)
( %)
KETERANGAN
73.53
79.31
82.46
1,996
307
1,654
20
4,617
587
0
2,959
19,517
2,509
353
2,352
21
9,352
658
0
2,720
24,058
79.55
87.02
70.32
95.24
49.37
89.21
#DIV/0! tidak ada kasus
108.79
81.12
5
476
104
39
5,481
10,863
32,892
1,170
156
39
5,530
20,482
15.20
40.67
66.67
100.00
99.11
53.04
9,236
4
20,482
4
45.09
100.00
12
12
100.00
21
21
100.00
…………………, ………………………………..
KEPALA DINAS KESEHATAN KAB/KOTA
……………………………………………..
………………………………………..
NIP. ……………………………….
LINK INDIKATOR SPM DAN PROFIL
NO
NAMA INDIKATOR
1 Cakupan kunjungan ibu hamil K-4
2 Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani
3 Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki
kompetensi kebidanan
4 Cakupan pelayanan nifas
5 Cakupan neonatus dengan komplikasi yang ditangani
6 Cakupan kunjungan bayi
7 Cakupan desa/kelurahan Universal Child Immunization
8 Cakupan pelayanan anak balita
9 Cakupan pemberian makanan pendamping ASI pada anak usia 6-24 bulan
10 Cakupan balita gizi buruk mendapat perawatan
11 Cakupan penjaringan kesehatan siswa SD dan setingkat
12 Cakupan peserta KB aktif
13 Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit :
a. Penemuan penderita AFP
b. Penemuan dan penanganan penderita Pneumonia balita
c. Penemuan dan penanganan pasien baru TB BTA positif
d. Penemuan dan penanganan DBD
e. Penanganan penderita diare
14 Cakupan pelayanan kesehatan dasar masyarakat miskin
A. Cakupan kunjungan pelayanan kesehatan dasar bagi masyarakat miskin
15 Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin
16 Cakupan pelayanan gawat darurat level 1 yang harus diberikan sarana
kesehatan (RS) di Kab/Kota
17 Cakupan desa/kelurahan mengalami KLB yang dilakukan penyelidikan
epidemiologi < 24 jam
18 Cakupan desa siaga aktif
BIDANG
Bina Yankes
Bina Yankes
Bina Yankes
Bina Yankes
Bina Yankes
Bina Yankes
Bina PPMK
Bina Yankes
PPKM
PPKM
Bina Yankes
Bina Yankes
Bina PPMK
Bina PPMK
Bina PPMK
Bina PPMK
Bina PPMK
PSDK
PSDK
Bina Yankes
Bina PPMK
PPKM
SEKSI
Yankesga
Yankesga
Yankesga
Yankesga
Yankesga
Yankesga
P3PMK
Yankesga
Gizi
Gizi
Yankesga
Yankesga
HASIL/REALISASI PADA PROFIL
TABEL
KOLOM
KURSOR
28
7
G 35
31
6
F 36
28
28
31
37
38
43
42
45
46
35
10
13
18
11
5
11
9
11
11
7
J 35
M 35
R 36
K 34
E 34
K 36
I 37
K 36
K 36
G 32
TARGET/SASARAN PADA
TABEL KOLOM KURSOR
28
4
D 35
31
5
E 36
28
28
31
37
38
43
42
45
46
35
9
12
13
6
4
6
6
6
6
4
I 35
L 35
M 36
F 34
D 34
F 36
F 37
F 36
F 36
D 32
P3PMK
P2
P2
P2
P2
Biakes
9
5
E 33
13
14
N 36
11
12
L 36
23
6
F 35
16
14
N 36
56+56A+57+57A 17+17+11+11 Q37+Q37+K37+K37
9
13
11
23
16
56
4
9
6
6
9
6
D 33
I 36
F 36
F 35
I 36
F 37
Biakes
56+56A+57+57A 23+23+17=17 W37+W37+Q37+Q37
56
6
F 37
Yankesjuksus
49
4
D 12
49
3
C 12
P3PMK
Promkes
51
73
7
7
G 33
G 33
51
73
5
5
E 33
E 33
Download