Penyelidikan Sumber Daya REE dan Mineral Ikutan di Daerah

advertisement
PENYELIDIKAN RARE EARTH ELEMENT (REE) DAN MINERAL IKUTAN
DI DAERAH SERUYAN DAN LAMANDAU
PROVINSI KALIMANTAN TENGAH
Kaswan Budiharyanto, Rohmana, Sulaeman, Agata Vanessa
Kelompok Penyelidikan Mineral, Pusat Sumber Daya Geologi
SARI
Keterdapatan unsur tanah jarang (UTJ) atau rare earth elements (REE) pada mineralmineral seperti zirkon, monasit dan xenotim di Indonesia telah diketahui sejak lama.
Keberadaan mineral mengandung unsur tanah jarang (UTJ) sebagai mineral ikutan dalam
proses penambangan dan pengolahan timah dan emas. Sumber bahan baku untuk pasokan
bagi produk industri ini yang menjadi target agar Indonesia turut berperan sebagai subjek di
era serba teknologi canggih.
Berpijak pada keinginan berperan sebagai subjek dan mengingat institusi pemerintah
yang tugas dan fungsinya sebagai pusat penyedia informasi mineral bahan tambang, maka
pada tahun anggaran 2015 melakukan penyelidikan Rare Earth Elements (REE) dan mineral
ikutan di daerah Seruyan dan Lamandau, Provinsi Kalimantan Tengah. Sekaligus merespon
keinginan pemerintah daerah untuk mengungkapkan potensi REE di wilayah tersebut.
Kegiatan penyelidikan ini dilakukan dengan menggunakan alat bor dormer, meliputi
dua wilayah yaitu; Kecamatan Danau Sembuluh, Kabupaten Seruyan (112,319751o sampai
112,379480o BT dan 2,703805o sampai 2,756002o LS) dan Kecamatan Lamandau, Kabupaten
Lamandau (111,060292o sampai 111,109365 BT dan 1, 799394 sampai 1837224o LS) Provinsi
Kalimantan Tengah.
Luas daerah penyelidikan dari dua lokasi + 6,700 Ha, jumlah titik bor 38 titik dengan
jumlah conto 147, terdiri dari : 92 conto kosentrat dulang untuk analisis mineralogi butir, 36
conto tanah untuk analisis kimia (REE dan Sn), 8 conto tanah untuk analisis Major Element
(X-RF), 7 conto tanah untuk analisis X-RD, sebanyak 4 conto batuan masing-masing : 2 conto
untuk analisis mineragrafi, 2 conto untuk analisis petrografi, dengan total kedalaman lubang
bor 76,96 meter.
Secara megaskopis conto konsentrat dulang pengeboran teridentifikasi zirkon, mineral
kuarsa, kasiterit, ilmenit dan kemungkinan mineral lainnya.
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Investasi di bidang eksplorasi
mineral untuk unsur tanah jarang (UTJ)
atau rare earth elements (REE) sudah lama
dilakukan oleh negara-negara maju
karena kegunaannya sebagai bahan baku
industri berteknologi tinggi. Meskipun
kebutuhan industri terhadap UTJ relative
kecil dalam tonase, tetapi sangat penting
untuk keragaman dan pengembangan
aplikasi teknologi tinggi (Keith R., 2010).
Produk dari industri berteknologi tinggi
sudah dipakai oleh hampir sebagian besar
orang Indonesia di perkotaan sampai
pedesaan. Salah satu produk yang dipakai
oleh kebanyakan orang adalah perangkat
alat komunikasi seluler yang sebagian
komponennya berasal dari UTJ.
Daerah Seruyan dan Lamandau
kaya akan potensi sumber daya bahan
galian, terutama emas aluvial. Endapan
aluvial emas umumnya mengandung
mineral ikutan berharga seperti: ilmenit
(TiO2), magnetit (Fe2TiO4), zirkon (ZrSiO4),
xenotim (YPO4), monazit (Ce, La,Nd,Th)
PO4, dan lainnya. Mineral-mineral tersebut
di dalamnya terkandung unsur tanah jarang
(REE), yang saat ini merupakan unsur yang
bernilai ekonomis tinggi. Penggunaan REE
dalam dunia industri telah memicu
perkembangan
penemuan
materialmaterial baru yang berguna untuk
meningkatkan kualitas produk industri
logam, informasi, elektronika, migas dan
pengembangan energi nuklir.
Maksud dan Tujuan
Maksud kegiatan penyelidikan ini
adalah untuk memperoleh data dan
informasi potensi bahan galian, bahan
galian lain/mineral ikutan dan unsur tanah
jarang di daerah Seruyan dan Lamandau,
Provinsi Kalimantan Tengah
Tujuan kgiatan penyelidikan adalah
untuk mengetahui dan memberikan
rekomendasi potensi pemanfaatan agar
memperoleh nilai tambah bahan galian,
bahan galian lain/mineral ikutan dan unsur
tanah jarang (UTJ) kepada Pemerintah
Kabupaten Seruyan dan Lamandau,
Provinsi Kalimantan Tengah.
Lokasi Kegiatan
Lokasi dan kegiatan dilaksanakan
di daerah Kecamatan Danau Sembuluh
Kabupaten Seruyan dan Kecamatan
Lamandau,
Kabupaten
Lamandau,
Provinsi Kalimantan Tengah (Gambar 1)
METODOLOGI
Metodologi penyelidikan dapat
dibagi menjadi 4 tahapan yaitu :
1. Pengumpulan Data Sekunder; berupa
pengumpulan data dan informasi yang
terkait dengan daerah penelitian.
Sumber data dari berbagai laporan hasil
penyelidikan geologi, laporan dari dinas
terkait di provinsi dan daerah serta
berbagai web site yang terkait dengan
pertambangan timah.
2. Pengumpulan
Data
Primer
dan
Pemercontoan; berupa pengeboran
dengan bor Doormer pada endapan
aluvial dan pemercontoan dengan cara
channel
sampling
pada
bukaan
tambang.
3. Analisis Laboratorium; meliputi analisis
mineralogi butir dan Inductively Coupled
Plasma (ICP) di Laboratorium Pusat
Sumber
Daya
Geologi-Bandung.
Pengukuran geofisika radiometrii untuk
analisis Uranium dan Thorium dengan
menggunakan alat Gamma Surveyor II
di Pusat Sumber Daya Geologi.
4. Pengolahan Data dan Penyusunan
Laporan.
GEOLOGI UMUM
Geologi Regional
Fisiografi
Daerah Seruyan dan Lamandau
secara fisiografi terletak pada daerah batas
2 zona fisiografi yaitu : Zona Cekungan
Barito dan Zona Paparan Sunda. Zona
Barito ditandai oleh terdapatnya batuan
sedimen
Tersier
hingga
Kuarter,
sedangkan Zona Paparan Sunda dicirikan
oleh jenis batuan dasar Volkanik Pra
Tersier.
Berdasarkan keadaan morfologinya
daerah ini dapat dibedakan atas tiga
satuan yaitu morfologi dataran rendah,
perbukitan
bergelombang
dan
pegunungan. Dataran rendah dapat
dibedakan lagi atas 2 satuan yaitu satuan
dataran rawa dan dataran bergelombang.
Dataran rawa dicirikan oleh bentuk
morfologi yang relatif datar dengan
ketinggian 0 - 20 meter di atas permukaan
laut (mdpl), ditempati oleh rawa-rawa,
terdapat sungai-sungai besar seperti
Sungai Jelai, Sungai Lamandau dan
Sungai Kumai. Sungai-sungai ini pada
umumnya mempunyai bentuk yang tidak
teratur, berkelok-kelok, mempunyai danau
sungai (oxbow lake), lembah sungai relatif
luas, lebar sungai antara 40 - 75 meter dan
arus tidak kuat. Satuan morfologi ini
disusun oleh endapan Kuarter yang berupa
aluvium sungai dan endapan rawa.
Dataran bergelombang dicirikan
oleh bentuk permukaan yang relatif miring
(5° - 10°) umumnya menempati daerah
diantara
dua
sungai
besar
yang
membentuk
pola
aliran
denritik,
mempunyai ketinggian antara 20 - 50 mdpl.
Satuan
dataran
bergelombang
ini
umumnya disusun oleh batuan sedimen
Tersier Akhir - Kuarter Awal.
Stratigrafi
Satuan batuan tertua di daerah
Seruyan dan Lamandau adalah Batuan
Malihan Pinoh (PzTRp) yang berumur
Paleozoikum-Trias terdiri dari sekis
muskovit-kuarsa,
batutanduk,
sedikit
metatuf dan kuarsit, disusul Batuan
Gunungapi Formasi Kuayan (TRvr) yang
berumur Trias Akhir. Formasi Kuayan ini
terdiri
dari
breksi
gunungapi
tak
terpisahkan, andesitik dan basalt, lava,
batupasir tufan, tuf, terobosan andesit (a)
dan basalt (b). Formasi Kuayan diterobos
oleh Batuan Granitik Plutonik/Tonalit
Sepauk (G/Kls) yang berumur Kapur Atas.
Batuan Granitik Plutonik/Tonalit Sepauk ini
terdiri dari batuan granitik berkomposisi
diorit (D), Tonali (T), Granodiorit (Gd)Monzonit (M) dengan tekstur merata.
Menyusul Granit Sukadana (Kus) berumur
Kapur Atas yang terdiri dari granit biotit
merah muda, granit alkali feldspar dan
monzogranit. Batuan terobosan ini tertindih
tak selaras oleh Batuan Gunungapi
Kerabai (Kuk) yang berumur Kapur Atas,
tersebar mulai daerah perbatasan Seruyan
dan Lamandau (Kalimantan Tengah)
dengan Kalimantan Barat dan meluas pada
Kalimantan Barat. Batuan ini terdiri atas
lava andesit dan riolit, piroklastika
terelaskan (tuf abu), lapili dan kristal, breksi
gunungapi dan aglomerat.
Pada Kala Oligo-Miosen terjadi
kegiatan gunungapi yang menghasilkan
batuan Andesit (Tma) dan Basal (Tmb).
Batuan ini sebagai Batuan Terobosan
Sintang (Toms) terdiri dari andesit yang
umumnya berupa stok dan basalt berupa
sill/retas. Stok andesit ini berukuran
beberapa ratus meter sampai beberapa
kilometer, yang penyebarannya ditafsirkan
dari Citra Landsat. Selanjutnya satuan
batuan di atas tertindih oleh satuan batuan
sedimen Formasi Dahor (Tqd) yang
berumur Miosen Akhir-Pliosen. Formasi
Dahor terdiri dari konglomerat, batupasir,
batulempung bersisipan lignit.
Batuan yang termuda di daerah ini
adalah aluvium yang terdiri dari endapan
sungai, pantai dan rawa yang berumur
Kuarter. Endapan rawa terdiri dari gambut,
lempung kaolinit dan lanau bersisipan pasir
(Gambar 2).
Struktur Geologi
Daerah Seruyan dan lamandau
berdasarkan geologi regionalnya masuk ke
dalam Paparan Sunda dan cekungan
Barito.
Struktur sesar di daerah ini
terutama hasil penafsiran Citra Landsat.
Sesar Normal sangat besar dengan arah
timur-barat, dari S. Katingan terus ke S.
Kawah
memanjang kira-kira 130 km,
sesar-sesar normal umumnya mengarah
Baratlaut- Tenggara, sedangkan di
utaranya
sesar
normal
mengarah
Baratdaya-Timurlaut. Struktur perlipatan ini
kurang begitu berkembang sehingga
antiklin dan sinklin tidak ditemukan.
Bahan Galian
Potensi bahan galian yang terdapat
di Seruyan dan Lamandau adalah :
1. Emas, terdapat di Desa Sambi,
Kecamatan Arut Utara;
2. Batu kecubung, terdapat di Desa
Pangkut dan Desa Gandis Kecamatan
Arut Utara;
3. Kaolin di Desa Keraya dan Desa Kubu,
Kecamatan Kumai.
Pasir kwarsa, batu kali, tanah urug, kerikil,
batu kapur, batu belah, batu pecah dan
tanah pilihan.
(http://www.tarukalteng.net/).
PEMBAHASAN
Kabupaten Seruyan
Stratigrafi
Berdasarkan
pengamatan
di
lapangan
Endapan
Aluvium
(Qa),
merupakan endapan aluvial terutama
terdiri dari gambut berwarna coklat
kehitaman, pasir berwarna kekuningan
berbutir halus-kasar, lempung berwarna
kelabu kecoklatan dan lempung kaolinan
berwarna putih kekuningan dan bersifat
liat, menempati hampir keseluruhan dari
daerah penyelidikan (Gambar 3).
Hasil pemercontoan di lapangan
dengan menggunakan alat bor dormer di
daerah Kecamatan Danau Sembuluh
(Gambar 4) endapan alluvial terdiri dari
tanah pasiran, warna abu-abu kehitaman,
loose, ukuran butir sedang, banyak
terdapat butiran kuarsa dan masih terdapat
unsur organik (0,00-1,00 m), Tanah
pasiran, warna abu-abu terang, ukuran
butir sedang, banyak terdapat butiran
kuarsa (1,00-2,00 m), Tanah pasiran,
warna abu-abu terang, ukuran butir
sedang, terdapat butiran kuarsa berukuran
kasar (2,00-2,25 m). Sedangkan pada
conto chanel sampling di daerah Teluk
Kupang
(SCH.23)
endapan
aluvial
tersusun tanah pasir, warna abu-abu
terang, ukuran butir kasar-halus, banyak
mengandung butiran kuarsa berukuran
kasar (0,00-1,00 m), tanah pasir, warna
abu-abu gelap, ukuran butir kasar-halus,
banyak mengandung butiran kuarsa
berukuran kasar (1,00-2,00 m), tanah pasir,
warna abu-abu kekuningan, ukuran butir
kasar-halus, banyak mengandung butiran
kuarsa berukuran kasar (2,00-2,80 m)
(Gambar 5). Peta pengambilan conto di
daerh
Seruyan
ditunjukkan
pada
Gambar 6.
Secara
megaskopis
conto
konsentrat
dulang
pengeboran
teridentifikasi zirkon, mineral kuarsa,
kasiterit, ilmenit dan kemungkinan mineral
lainnya.
Kabupaten Lamandau
Stratigrafi
Daerah penyelidikan didominasi
oleh endapan Granit Sukadana berumur
Kapur dan endapan batuan Gunungapi
Kerabai berumur Kapur Atas. Endapan
Granit Sukadana ini sebarannya cukup
luas dan umumnya terdapat pada daerah
perbukitan. Sedangkan endapan batuan
Gunungapi Kerabai umumnya tardapat
pada lembah-lembah (Gambar 7).
Hasil pemercontoan di lapangan
dengan menggunakan alat bor dormer di
lokasi (L.09) daerah Tanjung Beringin,
endapan granit sukadana ini tersusun dari
atas ke bawah terdiri dari tanah lempung
pasiran, ukuran butir halus, warna coklat
terang, masih terdapat unsur organik dan
fragmen batuan yang tersilifikasi serta
fragmen kuarsa (0.00-1,00 m). Tanah
pasiran, ukuran butir sedang, coklat terang,
sebagian berwarna abu-abu, terdapat
fragmen batuan berukuran kerikil dan juga
terdapat kuarsa (1,00-2,00 m). Sedangkan
pada lokasi conto (L.02) endapan batuan
Gunungapi Kerabai tersusun dari atas ke
bawah terdiri dari tanah lempungan, warna
coklat kehitaman, terdapat organic (akar),
sedikit gravel, mineral hematit yang telah
lapuk (0,00-1,00 m). Tanah lempungan
warna coklat, masih terdapat organic
(akar), banyak terdapat gravel yang telah
tersilisifikasi, terdapat mineral hematit
(1,00-2,00 m). Tanah lempungan, warna
coklat, sebagian berwarna abu-abu tua,
terdapat gravel-gravel batuan. Peta lokasi
conto daerah Lamandau dapat ditunjukkan
pada Gambar 8.
Secara
megaskopis
conto
konsentrat
dulang
pengeboran
teridentifikasi zirkon, mineral kuarsa,
kasiterit, ilmenit dan kemungkinan mineral
lainnya.
Pemercontoan
Pengambilan conto menggunakan
alat bor doormer pada daerah penyelidikan
dengan pola pemboran secara acak.
Sedangkan pola pemboran secara acak
yaitu penentuan titik bor disesuaikan
dengan kondisi lapangan yang tidak
mungkin dilakukan penentuan titik bor
secara grid. Pemboran dihentikan setelah
bor mencapai batuan dasar yang umumnya
terdiri dari lempung abu-abu putih
kehijauan dan batupasir.
Conto hasil pemboran diambil pada
setiap interval kedalaman 1 m kemudian
diaduk sampai merata dan di kuartering
(Gambar
9),
kemudian
dilakukan
pengukuran volume dan didulang (Gambar
10 dan Gambar 11). Hasil pendulangan
dikeringkan untuk memperoleh konsentrat
kering selanjutnya dimasukan ke dalam
kantong plastik dan diberi kode conto. Dari
setiap kedalaman 1 m conto diaduk sampai
merata dan di kuartering. Selain
pengambilan conto pemboran juga diambil
conto dari singkapan bukaan tambang
dengan metoda chanel sampling. Contoconto dari singkapan bukaan tambang
tersebut yaitu berupa conto lempung,
batuan, pasir dan tailing (Gambar 12 dan
Gambar
13).
Hasil
pemercontoan
pemboran dan chanel sampling di
lapangan
untuk
dilakukan
analisis
laboratorium adalah sebanyak 92 conto
untuk analisis mineralogi butir, 36 conto
untuk analisis ICP untuk Unsur Logam
Tanah Jarang/REE, 8 conto untuk analisis
X-RF dan 7 conto untuk analisis X-RD
(Tabel 1).
HASIL ANALISIS
Mineralogi Butir
Hasil analisis conto mineral butir
dari dua daerah penyelidikan (Seruyan dan
Lamandau) sebanyak 92 conto konsentrat
dulang menunjukkan penyebaran mineral
beragam dengan dominan mineral kuarsa,
magnetit, ilmenit, oksida besi dan sebagian
zirkon. Selain itu teridentifikasi pula
mineral-mineral lainnya seperti ampibol,
piroksen, pirit, rutil dan lain sebagainya
(Gambar 6a) .
Hasil analisis conto bor (Tabel 2)
menunjukkan
presentasi
kandungan
mineral magnetit, ilmenit, kuarsa, zirkon
dan oksida besi teridentifikasi sangat
bervariasi dan tidak merata pada setiap
lubang bor.
Zirkon
Rutil
Amfibol
Kuarsa
Ilmenit
Gambar 6a. L01/15/1-2M/PC (Lamandau).
Butiran mineral Kuarsa, tidak
berwarna, transparan, Zirkon, tidak
berwarna, merah muda, transparan,
prismatik, Rutil, coklat, kilap lilin, Amfibol.
Hitam, bentuk prismatik, Ilmenit, hitam,
kilap metalik. Perbesaran 75x.
Tabel 2. Hasil Analisis Mineral Butir
Conto Bor
Daerah
Mineral
Lamandau
Seruyan
(%)
(%)
Trace Magnetit
0 - 51,68
2,78
Trace Ilmenit
2 - 96,83
73,98
Kuarsa
0 - 90,90
25,71 - 100
Garnet
Trace
Trace
Pirit
Trace
Trace
Leukosen
0
Trace
Trace Trace Zirkon
26,79
37,96
Trace Rutil
Trace
1,20
Trace Piroksen
Trace
17,64
Amfibol
Trace
Trace
Oksida
Trace Trace besi
33,04
1,60
Dari tabel di atas, masing-masing
daerah memiliki persentase mineral yang
berbeda-beda. Daerah Lamandau terdapat
mineral magnetit edngan persentase palng
kecil 0% dan paling besar hingga 51,68 %,
ilmenit dengan persentase paling kecil 2%
dan paling tinggi hingga 96,83%, kuarsa
dengan persentase sampai 90,90% dan
zirkon memiliki persentase hingga 26,79%.
Berbeda dengan daerah Seruyan yang
didominasi oleh mineral kuarsa dengan
persentase hingga 100% dan zirkon hingga
37,96%.
Unsur Tanah Jarang
Hasil analisis Inductively Coupled
Plasma
(ICP) lengkap 36 conto dari
pemboran dan channel sampling pada
bukaan/singkapan di lapangan dari 2 (dua)
daerah yakni Lamandau sebanyak 13
conto dan Seruyan sebanyak 23 conto,
terkandung kisaran nilai unsur tanah jarang
(UTJ).
Dari hasil analisis laboratorium kimia
metode ICP (Tabel 3) daerah Lamandau,
pada beberapa titik bor terdapat
peninggian
unsur
tanah
jarang
dibandingkan dengan kelimpahan unsur
tanah jarang di kerak bumi, sebagai berikut
unsur Ce kisaran antara 6,40 - 190,42 ppm
sedangkan di kerak bumi rata-rata 64 ppm
ppm, unsur Gd kisaran antara 0 - 21,68
ppm sedangkan kelimpahan di kerak bumi
berkisar 3,8 ppm, unsur Nd kisaran antara
2,24 - 30,22 ppm sedangkan kelimpahan di
kerak bumi berkisar 26 ppm, unsur Pr
berkisar antara 2,20 - 47,36 ppm
sedangkan kelimpahan di kerak bumi
berkisar 7,1 ppm, unsur Sm berkisar antara
0 - 6,17 ppm sedangkan kelimpahan di
kerak bumi berkisar 4,5 ppm, unsur Tb
berkisar antara 0 - 3,83 ppm sedangkan
kelimpahan di kerak bumi 0,64 ppm. unsur
tanah jarang lainnya berada dibawah
Kelimpahan Unsur Tanah Jarang (UTJ)
dalam Kerak Bumi (unsur Dy, Eu, Ho,La,
Lu, Sc, Tm, Y dan Yb). Untuk Unsur Sn
terdapat peninggian di ke dua daerah yaitu
kisaran antara 5 - 30 ppm di daerah
Lamandau dan kisaran 15 - 30 ppm untuk
di daerah Seruyan, sedangkan di kerak
bumi umumnya rata-rata 2 ppm. Peta
sebaran unsur Sn disajikan pada Gambar
14 dan Gambar 15.
Tabel 3. Hasil analisis Inductively
Coupled Plasma(ICP) Conto Bor
Unsur
Daerah
Tanah
Jarang
Lamandau
Seruyan
(UTJ)
6,40 Ce
0 - 4,71
190,42
Dy
0
0
Eu
0
0
Gd
0 - 21,68
0
Ho
0
0
La
1,22 - 39,65
0 - 0,56
Lu
0
0
Nd
2,24 - 30,22
0 - 21,20
Pr
2,20 - 47,36
0 - 6,31
Sc
0 - 27,73
0
Sm
0 - 6,17
0 - 3,78
Tb
0 - 3,83
0
Tm
0
0
Y
0 - 10,96
0
Yb
0
0
Sn
5 - 30
15 - 30
KESIMPULAN
Kesimpulan
Kegiatan penyelidikan sumber daya
REE dan mineral ikutan di Seruyan dan
Lamandau, Provinsi Kalimantan Tengah.
Di wilayah Seruyan dilakukan di daerah
Kecamatan Danau Sembuluh dengan luas
area + 4.200 Ha, sedangkan di wilayah
Lamandau dilakukan di daerah Kecamatan
Lamandau dengan luas area + 2,500 Ha.
Luas daerah penyelidikan dari dua
lokasi + 6,700 Ha, jumlah titik bor 38 titik
dengan jumlah conto 147, terdiri dari : 92
conto kosentrat dulang untuk analisis
mineralogi butir, 36 conto tanah untuk
analisis kimia (REE dan Sn), 8 conto tanah
untuk analisis Major Element (X-RF), 7
conto tanah untuk analisis X-RD, sebanyak
4 conto batuan masing-masing : 2 conto
untuk analisis mineragrafi, 2 conto untuk
analisis petrografi, dengan total kedalaman
lubang bor 76,96 meter.
Secara
megaskopis
conto
konsentrat dulang pengeboran teriden-
tifikasi zirkon, mineral kuarsa, kasiterit,
ilmenit dan kemungkinan mineral lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
B. Hermanto, S. Bachari dan S. Atmawinata., 1994, PETA Geologi Lembar Pangkalanbuun,
Kalimantan, Skala 1 : 250. 000, Pusat Penelitian Geologi, Bandung.
Reptak. Jantop T.N.I. A.D., 1974, Peta Ikhtisar Top. Kalimantan, Lembar Pangkalanbuun,
Skala 1 : 250.000.
Rohmana, Gunradi, R., 2006, Inventarisasi Potensi Bahan Galian Pada Wilayah PETI Daerah
Kotawaringin Barat, Provinsi Kalimantan Tengah, Pusat Sumber Daya Geologi,
Bandung.
Sahrudin Sahminan, dkk., 1993, Studi Prainventarisasi Pengembangan Usaha Pertambangan
Mineral Industri di Kabupaten Kotawaringin Barat, Provinsi Kalimantan Tengah, Pusat
Penelitian dan Pengembangan Teknologi Mineral, Bandung.
Keith R. Long, Bradley S. Van Gosen, Nora K. Foley and Daniel Cordier, 2010, The Principal
Rare Earth Element Deposits of the United States—A Summary of Domestic Deposits
and a Global Perspective, U.S. Geological Survey, Reston, Virginia.
Kabupaten Seruyan Dalam Angka Tahun 2013.
Kabupaten Lamandau Dalam Angka Tahun 2013.
http://www.tarukalteng.net/
Gambar 1. Peta Lokasi Daerah Penyelidikan
Sumber: PPPG (1994)
Gambar 2. Peta Geologi Regional Daerah Seruyan dan Lamandau
Gambar 3. Peta Geologi Daerah Penyelidikan Kecamatan Danau Sembuluh,
Seruyan
Gambar 4. Pengambilan Conto Bor, Menggunakan
Alat Bor Dormer
Gambar 5. Deskripsi dan pengambilan conto secara channel sampling
Gambar 6. Peta Lokasi Bor Daerah Kec. Danau Sembuluh, Kabupaten Seruyan
Gambar 7. Peta geologi daerah Penyelidikan Kecamatan Lamandau, Lamandau
Gambar 8. Peta Lokasi Bor Daerah Kec. Lamandau, Kabupaten Lamandau
Gambar 9. Conto Hasil Pengeboran dan Channel Sampling di Kuartering
Gambar 10. Pengukuran
volume dan Penyaringan
Conto Bor
Gambar 11. Conto Bor Didulang
Untuk Mengambil Konsentratnya
Gambar 12. Kegiatan Pengolahan Tailing
Menggunakan Sluice Box Oleh Masyarakat
Setempat di Daerah Muka, Danau Sembuluh
Gambar 13. Lapisan Batuan Pada Endapan Aluvial (rawa)
di Daerah Penyelidikan (Kec. Danau Sembuluh)
Gambar 14. Peta Sebaran Unsur Sn di Daerah Lamandau
Gambar 15. Peta Sebaran Unsur Sn di Daerah Seruyan
No
1.
2.
Tabel 1. Lokasi Titik Bor, Luas Area Penyelidikan dan Jumlah Conto
Luas
Jumlah
Total
Conto
Lokasi
Conto
Conto
Area
Titik
Kedalaman
Mineral
Penyelidikan
(REE)
(X-RF)
(Ha)
Bor
(M)
Butir
Seruyan
4.200
24
44,79
56
23
4
Lamandau
2.500
14
32,17
36
13
4
Jumlah
6,700
38
76,96
92
36
8
Conto
(X-RD)
5
2
7
Download