Dinamika Vol. 5, No. 3, Januari 2015 ISSN 0854-2172 PENERAPAN METODE 2 D ( DISCOVERY AND DRILL ) PADA MATERI TARI MANCANEGARA DI ASIA Sri Widati SMP 1 Wiradesa Pekalongan Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis apakah ada peningkatan aktivitas dan hasil kreativitas tari mancanegara di Asia di kelas IX.3 SMP 1 Wiradesa Pekalongan. Metode pengumpulan data tes, obeservasi dan dokumentasi. Analisis data yang digunakan yaitu deskriptif, kuantitatif dalam bentuk prosentase. Hasil penelitian menunjukkan ada peningkatan aktivitas dan hasil kreativitas tari mancanegara di Asia. Kesimpulan penelitian bahwa penggunaan metode 2D ( Discovery and Drill ) cukup efektif untuk diterapkan dalam pembelajaran. © 2015 Dinamika Kata Kunci: 2D ( Discovery and Drill ), Aktivitas, Hasil Kreativitas, Tari Mancanegara PENDAHULUAN Peningkatan hasil belajar peserta didik sangat ditentukan oleh peranan guru dalam mengelola pembelajaran. Seorang guru berkualitas harus memiliki empat kemampuan dasar (kompetensi ) dalam memahami fungsi, peran dan tugasnya. Kompetensi dasar guru meliputi ; (1) fungsi sebagai agen pembaharuan yang berperan sebagai komunikator; (2) fungsi pelayanan yang berperan sebagai fasilitator; (3) fungsi profesional yang berperan sebagai motivator, dan (4) fungsi tutor atau sumber informasi berperan sebagai reproduktor (Jazuli dalam Hardilan, 2009: 126). Salah satu faktor yang sangat mendukung keberhasilan seorang guru dalam melaksanakan proses pembelajaran adalah kemampuan guru dalam menguasai dan menerapkan metode pembelajaran. Guru dituntut untuk menguasai berbagai macam metode pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik materi dan karakteristik siswa. Hal ini sangat relevan dengan tugas seorang guru dalam mengenali karakteristik peserta didik. Pemilihan metode , kadar keaktifan siswa harus diupayakan tercipta dan berjalan terus dengan menggunakan beragam metode. Selain metode dalam pembelajaran khususnya pendidikan seni budaya, guru juga harus memahami tujuan pembelajaran tersebut. Secara tidak langsung pendidikan seni dapat ditemukan aspek-aspek edukasi/pedagogik dari seni dalam mengembangkan berbagai kemampuan dasar (Pekerti, 2008: 27). Pembelajaransenitari di SMP 1 Wiradesakhususnya pada kelas IXSemester Gasal mencakup kompetensi dasar mengapresiasikan tari Mancanegara di Asia dan Mengekspresikan Tari Mancanegara di Asia. Berdasarkan pengalaman peneliti selama mengajar kelas IX selama 2 tahun terakhir menemui beberapa kendala dalam pembelajaran materi tersebut. Masalah yang dihadapi antara lain siswa mempunyai kecenderungan bersifat pasif atau kurang bergairah untuk menerima pelajaran, sehingga terjadi situasi yang kurang menyenangkan dalam mengikuti kegiatan pembelajaran pada materi apresiasi seni. Kedua, beberapa siswa cenderung pasif dan hanya ikut bergerak tanpa memberikan ide gerakan dalam sebuah tugas karya tari kelompok. Hal ini nampak ketika latihan ada siswa yang hanya berdiri memperhatikan temannya bergerak kemudian ia menirukan sekedarnya saja. Ketiga,hasil karya tari kurang kreatif atau monoton artinya cenderung meniru gerakan yang sudah ada tanpa pengembangan gerak. Hal inilah yang mempengaruhi hasil belajar siswa yaitu kurang optimal sesuai kriteria ketuntasan minimal yang sudah ditentukan. Terbukti pada kelas IX.3 nilai ketuntasan hanya 65% dengan rata-rata kelas hanya 76. Kendala-kendala itulah yang perlu diperhatikan dan dicarikan jalan keluar oleh guru sebagai motivator, fasilitator dan evaluator dalam proses pembelajaran. Peneliti menerapkan Metode Discovery and Drill untuk meningkatkan hasil belajar dan aktivitas belajar tari mancanegara di Asia. Peneliti akan menggabungkan Metode 2 D (Discovery and Metode Drill) dalam Penelitian Tindakan Kelas ini. Bertolak dari latar belakang tersebut maka rumusan masalah yang dikaji adalah “apakah dengan menggunakan Metode 2D ( Discovery and Drill ) dapat meningkatkan aktivitas belajar dan hasil kreativitas tari Mancanegara di Asia?” Menurut Gagne dalam Suprijono (2009:59) hasil belajar dapat berupa : (a) Informasi verbal yaitu kapabiltas mengungkapkan pengetahuan dalam bentuk bahasa, baik lisan maupun tertulis. (b) Keterampilan intelektual yaitu kemampuan mempresentasikan konsep dan lambang. (c) Strategi kognitif yaitu kecakapan menyalurkan dan mengarahkan aktifitas kognitifnya sendiri. (d) Keterampilan motorik yaitu kemampuan melakukan serangkaian gerak jasmani dalam urusan dan koordinasi, sehingga terwujud otomatisme gerak jasmani. (e) Sikap adalah kemampuan menerima atau menolak objek berdasarkan penilaian berdasarkan objek tersebut. Beberapa teori tentang hasil belajar dapat disimpulkan bahwa hasilbelajaradalahsesuatu yang dicapaiataudiperolehsiswaberkatadanyausahaataufikiran yang dinyatakandalambentukpenguasaan, pengetahuandankecakapandasar yang terdapatdalamberbagaiaspekkehidupansehingganampakpadadiriindivdu.Penilaianterhadapsikap, pengetahuandankecakapandasar yang terdapatdalamberbagaiaspekkehidupanperlu dilakukan agarpadadiriindividuterdapat perubahan tingkah laku. four P’s of MenurutSemiawan (1998: 60)definisikreativitasdapatdikajimelaluithe creatifity(Person, Product, Process, dan Press) yang pengertiannyadijabarkansebagaiberikut : 1. Kreativitassebagaipribadi (person), kreativitasitutercerminkeunikanindividudalampikiranpikirandanungkapan-ungkapan. Hal inidipertegasoleh Paul Swartz (1963) bahwakreativitasmerupakanekspresitertinggiindividualitasmanusia. 2. Kreativitassebagaiproduk (product), suatukaryadapatdikatakankreatif, jikakaryaitumerupakansuatuciptaan yang baruatauorisisnildanbermaknabagiindividudan/ataulingkungan. Lebihjauhdiungkapkanoleh Glover bahwaadatempatpemberangkatan yang terbaikyaitukriteria yang dianggapcukuprepresentatifolehsebahagianbesar para ahlipsikologidalammendefinisikankreativitas. Kriteria yang dimaksudadalahsifatkebaruan (novelty)dankegunaan(utility). 3. Kreativitassebagai proses (process), yaitubersibukdirisecarakreatif yang menunjukkankelancaran, fleksibilitas, danorisinalitasdalamberfikir. 2 Dinamika Vol. 5. No. 3. (2015) Kreativitas sebagai press, yaitu kondisi dari dalam atau luar, lebih konkritnya situasi kehidupan atau lingkungan sosial, kultural, dan kerja yang memberikan kemudahan dan mendorong penampilan pikiran dan tindakan kreatif. Gerakan tari yang indah membutuhkan proses pengolahan atau penggarapan terlebih dahulu, pengolahan unsur keindahannya bersifat stilatif dan distortif: 1. Gerak Stilatif yaitu gerak yang telah mengalami proses pengolahan (penghalusan) yang mengarah pada bentuk-bentuk yang indah. 2. Gerak Distorsifyaitu pengolahan gerak melalui proses perombakan dari aslinya dan merupakan salah satu proses stilasi. Gerak dapat diperoleh melalui eksplorasi atau penjelajahan. Eksplorasi merupakan proses berpikir, berimajinasi, merasakan dan merespon suatu objek yang diperoleh melalui panca indera. Objek ini bentuknya bisa berupa benda, alam, suara dan rasa. Mengamati karya sastra seperti prosa dan puisi, mendengarkan irama musik, mengamati aneka kegiatan manusia, perangai binatang, sampai benda dan kejadian alam sekitar semua dapat menimbulkan imajinasi yang merangsang terjadinya respon gerak spontan. Tarimancanegaraadalahtarian yang tumbuh, hidupdanberkembang di luar Indonesia ataudi luarnusantara. Ragam gerak tari mancanegara mempunyai ciri khas yang berbeda dengan ragam gerak yang terdapat di Indonesia, meskipun terdapat beberapa kesamaan ragam gerak karena proses akulturasi budaya dalam proses perkembangan budaya. Pada dasarnya fungsi tari baik itu tari nusantara maupun tari mancanegara hampir sama, yaitu : a. Tari sebagai media pergaulan, artinya adalah bahwa kegiatan ini sebagai interaksi antarpencipta seni. b. Tari sebagai hiburan, pada dasarnya tari ini tidak bertujuan untuk ditonton, tetapi tarian ini untuk kepuasan penarinya. Keindahan tidak dipentingkan, melainkan lebih mementingkan untuk kepuasan individual, sehingga tampak bersifat spontanitas. c. Tari sebagai pertunjukkan (theatrical dance), tari jenis ini adalah tari yang disusun sengaja untuk dipertontonkan, maka dalam penyajiannya mengutamakan segi artistiknya, penggarapan koreografi yang baik serta tema dan tujuan jelas. Ragam gerak tari mancanegara disesuaikan dengan para pendukungnya, sehingga ragam gerak yang muncul menjadi pembeda sosial budaya masyarakat negara tersebut. Salah satu metode belajar yang akhir-akhir ini banyak digunakan di sekolah-sekolah yang sudah maju adalah metode discovery. Hal ini disebabkan karena metode ini: (1) merupakan suatu cara untuk mengembangkan cara belajar siswa aktif; (2) dengan menemukan dan menyelidiki sendiri konsep yang dipelajari, maka hasil yang diperoleh akan tahan lama dalam ingatan dan tidak mudah dilupakan siswa; (3) pengertian yang ditemukan sendiri merupakan pengertian yang betulbetul dikuasai dan mudah digunakan atau ditransfer dalam situasi lain; (4) dengan menggunakan strategi discovery anak belajar menguasai salah satu metode ilmiah yang akan dapat dikembangkan sendiri; (5) siswa belajar berpikir analisis dan mencoba memecahkan problema yang dihadapi sendiri, kebiasaan ini akan ditransfer dalam kehidupan nyata. Beberapa keuntungan belajar discovery yaitu: (1) pengetahuan bertahan lama dan mudah diingat; (2) hasil belajar discovery mempunyai efek transfer yang lebih baik dari pada hasil lainnya; (3) secara menyeluruh belajar discovery meningkatkan penalaran siswa dan kemampuan untuk berpikir bebas. Secara khusus belajar penemuan melatih keterampilan-keterampilan kognitif siswa untuk menemukan dan memecahkan masalah tanpa pertolongan orang lain. Beberapa keunggulan metode penemuan juga diungkapkan oleh Suherman, dkk (2001: 179) sebagai berikut: 1. siswa aktif dalam kegiatan belajar, sebab ia berpikir dan menggunakan kemampuan untuk menemukan hasil akhir; 4. PENERAPAN METODE 2 D ( DISCOVERY AND DRILL ) PADA MATERI TARI MANCANEGARA DI ASIA Sri Widati 3 2. siswa memahami benar bahan pelajaran, sebab mengalami sendiri proses menemukannya. Sesuatu yang diperoleh dengan cara ini lebih lama diingat; 3. menemukan sendiri menimbulkan rasa puas. Kepuasan batin ini mendorong ingin melakukan penemuan lagi sehingga minat belajarnya meningkat; 4. siswa yang memperoleh pengetahuan dengan metode penemuan akan lebih mampu mentransfer pengetahuannya ke berbagai konteks; 5. metode ini melatih siswa untuk lebih banyak belajar sendiri. Metode drill adalah metode dalam pengajaran dengan melatih peserta didik terhadap bahan yang sudah diajarkan/ berikan agar memiliki ketangkasan atau ketrampilan dari apa yang telah dipelajari (Sudjana, 1995:86). Adapun tujuan penggunaan metode drill adalah diharapkan agar siswa (Armai, 2002:175): 1. Memiliki ketrampilan moroeis/gerak, misalnya menghafal katakata, menulis, mempergunakan alat, membuat suatu bentuk, atau melaksanakan gerak dalam olah raga. 2. Mengembangkan kecakapan intelek, seperti mengalikan, membagikan, menjumlah, tanda baca, dll. 3. Memiliki kemampuan menghubungkan antara suatu keadaan, misalnya hubungan sebab akibat banyak hujan maka akan terjadi banjir, antara huruf dan bunyi, dll. 4. Dapat menggunakan daya pikirnya yang makin lama makin bertambah baik, karena dengan pengajaran yang baik maka anak didik akan menjadi lebih baik teratur dan lebih teliti dalam mendorong ingatannya. METODE PENELITIAN Metode pengumpulan data yang digunakan meliputi tes untuk mengukur ranah kognitif dan kreativitas hasil belajar siswa, observasi untuk mengukur aktivitas siswa meliputi pemahaman konsep, kerjasama, disiplin, ide kreatif, percaya diri dan hasil kerja , dan dokumentasi untuk mencari data yang berkaitan dengan aktivitas dan hasil belajar siswa dari masing-masing individu sebelum maupun sesudah dilaksanakan tindakan penelitian. Analisis data yang digunakan adalah data-data kuantitatif dengan analisis data kuantitatif sedangkan data-data kualitatif menggunakan analisis data diskriptif kualitatif dengan menggunakan langkah-langkah : melakukan reduksi data (mengelompokkan data menurut kategori tertentu) ,displey data atau pemaparan data, penarikan kesimpulan atau verifikasi. Penelitian ini merupakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang terdiri dari dua siklus yang masing-masing siklus terdiri dari empat tahap, yaitu: perencanaan (planning), pelaksanaan (action), pengamatan (observation), dan refleksi (reflection) yang pada pelaksanaannya keempat komponen kegiatan pokok itu berlangsung secara terus menerus dengan perbaikan perencanaan pada siklus II. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IX.3 semester 1 tahun ajaran 2014/2015 SMP 1 Wiradesa Pekalongan. 1. Perencanaan Tahap perencanaan yang dilakukan diantaranya menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan menerapkan metode 2D ( Discovery and Drill ), merencanakan pembentukan kelompok, menyusun alat evaluasi, menyiapkan lembar observasi dan instrumen penelitian. Tahap perencanaan dilakukan pada siklus I dan siklus II. 2. Pelaksanaan Tindakan Tindakan yang dilakukan pada penelitian adalah menerapkan metode 2D ( Discovery and Drill ) pada mata pelajaran Seni Budaya pokok bahasan tari mancanegara di Asia. 4 Dinamika Vol. 5. No. 3. (2015) Tindakan yang dilakukan terdiri dari dua siklus yaitu siklus I dan siklus II. Siklus I dilaksanakan 2 pertemuan masing-masing 2 x 40 menit. Demikian juga siklus 2 dilaksanakan 2 pertemuan masing-masing pertemuan 2x40 menit. Pada siklus ini siswa mempelajari kompetensi dasar kreasi tari berdasarkan gerak tari Mancanegara di Asia. 3. Pengamatan Observasi dilakukan untuk mengetahui aktivitas siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Aktivitas siswa yang diamati yaitu pemahaman konsep, kerjasama, disiplin, ide kreatif, percaya diri dan hasil kerja. Kegiatan ini dilakukan untuk mengetahui peningkatan aktivitas siswa selama proses pembelajaran pada tindakan siklus I dan siklus II Observasi juga dilakukan observer untuk mengetahui kegiatan guru dalam proses pembelajaran meliputi kegiatan pendahuluan, isi dan penutup. Observasi dilakukan pada siklus I dan siklus II. 4. Refleksi Refleksi merupakan aktivitas yang dilakukan guru untuk melihat berbagai kekurangan yang dilaksanakan guru selama tindakan, yaitu dengan menganalisis hasil tes evaluasi dan lembar observasi sehingga akan diketahui berhasil atau tidaknya yang sudah dilakukan. Hasil refleksi pada siklus I akan menjadi acuan untuk memperbaiki proses pembelajaran pada siklus selanjutnya yaitu siklus II. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian berupa aktivitas belajar dan hasil kreativitas siswa pada kompetensi tari mancanegara di Asia dengan menggunakan metode 2D ( Discovery and Drill ). Peningkatan aktivitas belajar siswa pada kegiatan prasiklus, siklus I dan siklus II dapat dilihat pada tabel I. Tabel 1. Peningkatan Aktivitas Belajar Siswa pada Prasiklus, Siklus I dan Siklus II Siklus No Aspek pengamatan Prasiklus Siklus I II 1 Pemahaman konsep 2,53 3,47 3,57 2 Kerjasama 2,43 2,70 3,07 3 Disiplin 2,33 2,60 3,03 4 Ide Kreatif 2,53 2,87 3,07 5 6 Percaya Diri Hasil Kerja 2,23 2,27 2,90 2,87 3,00 3,03 Jumlah 14,32 17,41 17,77 Rerata 2,39 2,90 3,12 Kualifikasi KB KB B Berdasarkan tabel I hasil aktivitas siswa dalam proses pembelajaran meningkat tiap siklusnya.Siklus I menunjukkan peningkatan aktivitas tetapi ada beberapa siswa yang masih pasif dalam mengikuti kegiatan kelompok.Beberapa siswa juga masih malu-malu menyampaikan ide kreatif dalam menciptakan gerakan-gerakan tari. PENERAPAN METODE 2 D ( DISCOVERY AND DRILL ) PADA MATERI TARI MANCANEGARA DI ASIA Sri Widati 5 Peningkatan yang tampak pada siklus II ini terjadi karena siswa sudah terlibat secara aktif dalam kegiatan pembelajaran. Siswa aktif bekerjasama dalam kegiatan kelompok menciptakan gerak-gerak tari mancanegara di Asia , mereka bertukar pikiran tentang ide kreatif dalam menciptakan gerakan-gerakan tari antara siswa satu dengan yang lainnya. Siswa lebih disiplin dalam mengerjakan tugas kelompok serta lebih percaya diri ketika menampilkan hasil kreativitas tari mancanegara di Asia. Hasil kerja berupa kreativitas gerak tari mancanegara di Asia juga semakin meningkat secara kualitas. Peningkatan aktivitas belajar siswa pada siklus 1 menunjukkan perubahan yang belum berarti karena masih dalam klasifikasi kurang baik yaitu rerata 2,90. Setelah dilakukan refleksi maka pada kegiatan tindakan siklus II terjadi peningkatan rerata menjadi 3,12 dengan klasifikasi baik. Hasil belajar kreativitas tari mancanegara di Asia terjadi peningkatan dari kegiata prasiklus, siklus I dan siklus II dapat dilihat pada tabel 2. Tabel 2. Peningkatan Hasil Kreativitas Siswa pada Prasiklus, Siklus I dan Siklus II Ketuntasan Persentase No Nilai Pra Pra siklus Siklus I Siklus II Siklus I siklus Siklus II 1 ≥ 78 20 27 30 66,6 90 100 2 < 78 10 3 0 33,4 10 0 Hasil yang diperoleh dari tes pada siklus I menunjukkan bahwa ketuntasan belajar yang diperoleh siswa yaitu 90 %, dengan perincian 27 siswa mendapatkan nilai ≥ 78 artinya sudah memenuhi KKM, sedangkan siswa yang mendapatkan nilai ≤ 78 sejumlah 3 orang atau sebanyak 10%. Sedangkan tes yang diberikan pada siklus II hasilnya menunjukkan bahwa ketuntasan belajar siswa yang memenuhi KKM dapat mencapai 100 % dengan perincian 30 siswa mendapatkan nilai ≥ 78. HASIL PEMBAHASAN Berdasarkan hasil observasi menunjukkan bahwa pembelajaran metode 2D ( Discovery and Drill ) yang berlangsung pada siklus I masih terdapat kendala-kendala dalam proses pembelajaran yaitu: (1) Siswa masih kesulitan memahami langkah-langkah pembelajaran dengan metode 2D (Discovery and Drill).; (2) Siswa kurang mempersiapkan hasil laporan dengan baik; (3) pemahaman konsep belum optimal; Pembelajaran metode 2D (Discovery and Drill). yang berlangsung pada siklus II lebih baik yaitu: (1) aktivitas siswa meningkat lebih baik, (2) cara kerja masing-masing kelompok mulai tearah, (3) komunikasi antar siswa terjalin dengan baik,(4) komunikasi interaktif antara siswa dan guru terealisir dengan baik ,dan (5) siswa lebih percaya diri dalam menampilkan hasil karyanya secara kelompok, (6) ide kreatif siswa meningkat. Meskipun secara keseluruhan tindakan belum sempurna namun setelah siklus ke II tugas-tugas yang diberikan dari guru bisa dipahami dengan baik. Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang dilakukan peneliti, maka pembelajaran dengan metode 2D (Discovery and Drill)ini ternyata dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran seni budaya, khususnya pada kompetensi dasar tari mancanegara di Asia serta dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa pada kompetensi dasar tari mancanegara di Asia pada kelas IX.3 di SMP 1 Wiradesa Kabupaten Pekalongan. 6 Dinamika Vol. 5. No. 3. (2015) Dengan demikian hipotesis penelitian yang menyatakan bahwa pembelajaran dengan metode 2D (Discovery and Drill)dapat meningkatkan hasil kreativitas siswa pada mata pelajaran seni budaya kompetensi tari mancanegara di Asia dapat terbukti. Disamping itu pembelajaran dengan metode 2D (Discovery and Drill)terbukti dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa pada kompetensi dasar tari mancanegara di Asia. SIMPULAN Berdasarkan hasil observasi dan tes penguasaan kompetensi dasar pada tiap siklus, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa dengan pembelajaran menggunakan metode 2D (Siscovery and Drill) dapat : 1. Meningkatkan aktivitas belajar siswa pada mata pelajaran seni budaya khusus kompetensi dasar tari mancanegara di Asia kelas IX.3 SMP 1 Wiradesa Kabupaten Pekalongan Tahun 2014/2015. Aktivitasnya kurang baik pada kegiatan prasiklus dengan mengalami peningkatan pada akhir siklus II dengan kualifikasi baik. 2. Meningkatkan hasil kreativitas belajar siswa pada kompetensi dasar tari mancanegara di Asia kelas IX.3 SMP 1 Wiradesa Kabupaten Pekalongan Tahun 2014/2015. Terbukti ada peningkatan presentase ketuntasan belajar siswa dari kegiatan pra siklus sampai akhir siklus II. DAFTAR PUSTAKA Amri, danAhmadi, IifKhoiru. 2010. KonstruksiPengembanganPembelajaran. Jakarta: PrestasiPustakaKarya. Arikunto. Suharsimi, dkk. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara. Sudjana. Nana. 1991. Penilaian Hasil Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya. Armai, Arief. 2002. Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam. Jakarta: Intermasa. Asmani, J.M.2010. Tips Menjadi Guru Inspiratif, Kreatif dan Inovatif. Yogyakarta: Diva Press. Hanafiah, NanangdanSuhana ,Cucu. 2009. KonsepStrategiPembelajaran. Bandung :RefikaAditama. Hardilan. 2009. Optimalisasi Hasil Belajar Memainkan Melodi Tangga Nada Perubahan Menggunakan Alat Musik Pianika dengan Teknik Jigsaw. Jurnal Harmoni Vol. IX. No 2 / Desember 2009. Lie, Anita. 2010. Cooperative Learning. Jakarta: Gramedia. Pekerti, Widia. 2008. Metode Pengembangan Seni. Jakarta: Universitas Terbuka. Sudjana, Nana. 1995. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo. Suherman, dkk. (2001). Common TexBook Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. Bandung: Jurusan Pendidikan Matematika UPI Bandung. Supardjan, N dan Supartha, Ngurah. 1983. Pengantar Pengetahuan Tari. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Suprijono, Agus. 2009. Coopretive Learning Teori & Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. PENERAPAN METODE 2 D ( DISCOVERY AND DRILL ) PADA MATERI TARI MANCANEGARA DI ASIA Sri Widati 7