ANALISA WAKTU DAN BIAYA OPTIMUM PADA PROYEK

advertisement
ANALISA WAKTU DAN BIAYA OPTIMUM PADA PROYEK KONSTRUKSI
JEMBATAN
(Studi Kasus: Proyek Konstruksi Jembatan KA Lintas Bandar Tinggi-Kuala Tanjung)
Ebeneser Simanjuntak1, Syahrizal2
1
Departemen Teknik Sipil, Universitas Sumatera Utara, Jl. Perpustakaan No.1 Kampus USU Medan
Email : [email protected]
2
Staf Pengajar Departemen Teknik Sipil, Universitas Sumatera Utara, Jl. Perpustakaan No.1 Kampus USU Medan
Email : [email protected]
ABSTRAK
Keterlambatan menyebabkan timbulnya masalah baru dalam proyek, antara lain pembengkakan biaya dan
kontraktor dapat dikenai sanksi. Berbagai macam cara dilakukan oleh kontraktor agar pekerjaan sesuai dengan
schedule awal yang telah di rencanakan. Namun pada kenyataannya sering sekali schedule awal tidak sesuai dengan
kenyataan yang ada dilapangan. Metode Crashing adalah salah satu metode yang digunakan untuk mempersingkat
durasi kegiatan suatu proyek, dimana kegiatan-kegiatan yang bisa dilakukan Crashing adalah kegiatan yang berada
pada jalur kritis, dan pada penelitian ini penentuan kegiatan kritis diperoleh dengan menggunakan Program
Primavera 6.0.Penelitian ini bertujuan untuk menerapkan metode Crashing pada proyek dengan mengunakan
bantuan Primavera 6.0 untuk menentukan durasi optimum yang didapat dengan alternative penambahan jam kerja
(lembur) guna mengantisipasi keterlambatan yang terjadi pada proyek pembangunan jembatan kereta api yang
berada di lintas Bandar Tinggi-Kuala Tanjung, dimana penjadwalan awal proyek ini menggunakan metode CPM.
Dari analisis data dengan Crashing dan Primavera 6.0 ini diperoleh durasi optimum untuk 3 jam kerja lembur
adalah 143 hari (efisiensi waktu 2.72%) dengan biaya Rp.14.935.281.359,73 (efisiensi biaya 0.196%) dan untuk 4
jam kerja lembur diperoleh durasi optimum 141 hari (efisiensi waktu 4.08%) dengan biaya menjadi
Rp.14.942.155.682,72 (efisiensi biaya 0.24%).
Kata kunci: keterlambatan, Primavera6.0, Crashing
ABSTRACT
Delay causes new problems in project, including cost overruns and contractors may be subject to sanctions.
Various ways that done by the contractor in accordance with the initial schedule which has been planned. But in fact
the initial schedule often does not match to the reality on the ground. Crashing method is one of the method that
always be used to abridge project duration, where all of the activities that can be done by crashing are the activities
in critical path, and in this research to determine the critical path is gotten by using Program Primavera 6.0. This
research purpose is to apply Crashing Method in project by using Primavera 6.0 to determine optimum duration that
be gotten by adding working hours (overtime) to anticipate a delay in the construction of the railway bridge project
which located in Bandar High cross-Kuala Tanjung, where the initial scheduling of the project using CPM method.
From the results of data analysis with Crashing method and Primavera 6.0 obtained optimum duration for 3 hours
additional time become 143 days (efficiency time 2.72%) with cost Rp.14.935.281.359,73 (efficiency cost 0.196%)
and optimum duration by adding 4 hours work time become 141 days (efficiency time 4.08%) with cost after adding
time become Rp. 14.942.155.682,72 (efficiency cost 0.24%)
Keywords: delay, Primavera 6.0, Crashing
1.PENDAHULUAN
Penjadwalan merupakan tahap awal yang sangat penting dalam memulai suatu pekerjaan. Penjadwalan proyek
merupakan salah satu elemen hasil perencanaan yang dapat memberikan informasi tentang jadwal rencana dan
kemajuan proyek dalam hal kinerja sumber daya berupa biaya, tenaga kerja,peralatan, dan material serta rencana
durasi proyek dan progress waktu untuk penyelesaian proyek. (Abrar Husen,2009). Dengan adanya penjadwalan ini
kita bisa mengetahui kapan kegiatan-kegiatan akan dimulai, ditunda, dan diselesaikan, sehingga pengendalian
sumber-sumber daya akan disesuaikan waktunya menurut kebutuhan yang ditentukan.
Proyek adalah suatu usaha yang bersifat sementara untuk menghasilkan suatu produk atau layanan yang unik
(Schwalbe, 2004). Proyek sendiri memiliki batas waktu (deadline) yang dalam artian bahwa proyek itu harus dapat
diselesaikan sebelum atau tepat pada waktu yang disediakan. Namun kadang proyek itu yang dalam
penyelesaiannya tidak sesuai dengan jadwal yang sudah ditentukan yang mungkin disebabkan oleh factor-faktor
tertentu.
Untuk mengatasi ataupun menghindari permasalahan seperti diatas, dalam mewujudkan tercapainya sebuah
proyek yang berhasil perlu dilakukan manajemen proyek yang baik.Ada begitu banyak cara yang digunakan dalam
merencanakan ataupun mengendalikan waktu dan biaya suatu proyek, baik dengan menggunakan metode ataupun
menggunakan sebuah program. Seiring kemajuan teknologi, sekarang ini banyak program yang dikembangkan oleh
para ahli khususnya dalam bidang konstruksi. Dengan adanya program ini tentu akan mempermudah dalam
merencanakan ataupun mengendalikan suatu proyek. Pemanfaatan sebuah program dalam suatu proyek sangat
membantu baik dari segi waktu atau tingkat keakuratan dari hasil analisa pada proyek itu sendiri.
Dalam penelitian ini, akan dibahas tentang pengendalian waktu dan biaya suatu proyek dengan menggunakan
metode crashing dan memanfaatkan salah satu program manajemen konstruksi yaitu Primavera P6. Dalam hal ini
diambil kasus di salah satu daerah di Sumatera Utara, tepatnya di Kuala Tanjung yaitu Proyek Konstruksi Jembatan
Kereta Api Km.16 Lintas Bandar Tinggi - Kuala Tanjung. Proyek ini memiliki target waktu pengerjaan selama 6
bulan yang dimulai pada bulan Juli sampai dengan Desember. Akan tetapi proyek ini mengalami keterlambatan
pekerjaan sebesar 7,2%. Dimana dalam perencanaan mengharuskan pekerjaan selesai 24,94% pada minggu ketiga
bulan September namun pada kenyataannya di lapangan terealisasi sebesar 17,72%. Tentu hal ini akan berakibat
tidak tercapainya target penyelesaian proyek seperti yang direncanakan di awal. Untuk mengatasi hal ini perlu
dilakukannya manajemen ulang demi mengejar keterlambatan pada proyek dan tercapainya target yang
direncanakan.
2.TINJAUAN PUSTAKA
Proyek dapat diartikan sebagai suatu kegiatan sementara yang berlangsung dalam jangka waktu tebatas,
dengan alokasi sumber daya tertentu dan dimaksudkan untuk menghasilkan produk atau deliverable yang kriteria
mutunya telah digariskan dengan jelas. (Iman Soeharto (1999)). Dalam mencapai sasaran sebuah proyek, ada
batasan yang harus dipenuhi yaitu Biaya (Anggaran), Jadwal (Waktu), dan Mutu (Kinerja) yang telah ditetapkan.
Ketiga batasan tersebut merupakan parameter penting bagi penyelenggara proyek yang sering diasosiasikan sebagai
sasaran proyek. Dimana tiga batasan ini sering disebut dengan tiga kendala (triple constraint).
Gambar 1. Tiga sasaran proyek
Ketiga batasan di atas saling memiliki ketergantungan. Dalam arti, jika ingin meningkatkan kinerja dari
produk yang telah disepakati dalam kontrak, maka harus diikuti dengan meningkatkan mutu yang akhirnya akan
berpengaruh pada naiknya biaya atau anggaran. Sebaliknya, bila ingin menekan biaya, biasanya harus berkompromi
dengan mutu dan jadwal juga.
Manajemen proyek adalah kegiatan merencanakan, mengorganisasikan, mengarahkan, dan mengendalikan
sumber daya organisasi perusahaan untuk mencapai tujuan tertentu dalam waktu tertentu dengan sumber daya
tertentu. Manajemen proyek mempergunakan personel perusahaan untuk ditempatkan pada tugas tertentu dalam
proyek (Budi Santosa, 2003). Manajemen proyek sangat menentukan keberhasilan pekerjaan suatu proyek. Salah
satu masalah yang biasa dihadapi di proyek adalah masalah keterlambatan pekerjaan. Keterlambatan suatu proyek
bisa disebabkan karena alasan-alasan tertentu, seperti masalah ketersediaan tenaga kerja, masalah cuaca dan masalah
lain sehingga diperlukan manajemen yang baik untuk mengatasi keterlambatan tersebut. Salah satu bentuk alternatif
optimalisasi untuk mengatasi keterlambatan waktu proyek yang dapat dilakukan adalah melakukan penambahan jam
kerja (lembur).
Crashing Program merupakan suatu metode untuk mempersingkat lamanya waktu proyek dengan
mengurangi waktu dari satu atau lebih aktifitas proyek. Dengan diadakannya percepatan proyek ini, akan terjadi
pengurangan durasi kegiatan pada kegiatan yang akan diadakannya crash program. Akan tetapi, terdapat batas
waktu percepatan (crash duration) yaitu suatu batas dimana dilakukan pengurangan waktu melewati batas waktu ini
akan tidak efektif lagi.
Durasi percepatan (crashing) maksimum suatu aktivitas adalah durasi tersingkat untuk menyelesaikan
suatu aktivitas yang secara teknis masih mungkin dengan asumsi sumber daya bukan merupakan hambatan (Iman
Soeharto, 1999). Percepatan durasi dilakukan pada kegiatan-kegiatan yang kritis atau yang sangat berpengaruh
terhadap perubahan durasi proyek. Konsekuensi dari percepatan proyek atau crashing program adalah
meningkatnya biaya langsung (direct cost). Seringkali dalam Crashing terjadi pertukaran waktu dan biaya (time cost
trade off).
Untuk menganalisa lebih lanjut hubungan antara waktu dan biaya kegiatan dipakai defenisi berikut:
 Kurun waktu normal atau Normal duration adalah waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu aktifitas
atau kegiatan dengan sumber daya normal yang ada tanpa adanya tambahan biaya lain dalam sebuah proyek.
 Biaya normal atau Normal cost adalah biaya yang dikeluarkan dengan penyelesaian proyek dalam waktu
normal. Perkiraan biaya ini adalah pada saat perencanaan dan penjadwalan bersamaan dengan penentuan waktu
normal.
 Kurun waktu dipercepat/dipersingkat atau Crash duration adalah waktu yang dibutuhkan sebuah proyek dalam
usahanya mempersingkat waktu yang durasinya lebih pendek dari normal duration.
 Biaya dipercepat/dipersingkat atau Crash cost adalah biaya yang dikeluarkan dengan penyelesaian proyek
dalam jangka waktu sebesar durasi crash-nya. Biaya setelah di-crashing akan menjadi lebih besar dari biaya
normal.
Gambar 2. Hubungan waktu-biaya normal dan biaya dipersingkat
Pengelolaan proyek konstruksi bukanlah pekerjaan yang mudah karena ada banyak hal yang harus
dikerjakan mulai dari perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, dan pengendalian proyek agar sesuai dengan tujuan
awal. Dalam memudahkan pekerjaan suatu proyek konstruksi khususnya dalam hal manajemen banyak pihak yang
memanfaatkan kinerja software. Proyek konstruksi dapat dikelola dengan baik dan mudah dengan bantuan software.
Dalam hal manajemen proyek konstruksi ada beberapa software yang biasa digunakan diantaranya adalah Microsoft
Project dan Primavera Project Management P6. Masing-masing memiliki keunggulan tersendiri. Namun dalam
penelitian ini pengelolaan proyek dilakukan dengan menggunakan Primavera Project Management P6 (6.0).
3. METODE PENELITIAN
Dalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah melakukan penjadwalan ulang dengan
menggunakan metode Crashing dengan bantuan program Primavera 6.0. Adapun Objek penelitian adalah
pembangunan jembatan kereta api yang ada pada jalan lintas Bandar Tinggi-Kuala Tanjung. Pada penelitian ini yang
dilakukan optimasi adalah pada pembangunan jembatan Bore Hole 21 Km.16 Lintas Bandar Tinggi-Kuala Tanjung,,
karena pada saat peninjauan di lapangan, ditemukan adanya keterlambatan dalam pelaksanaannya, yaitu sebesar
7,221% dari kondisi rencana. Kumulatif Progress yang direncanakan pada akhir September 2014 sebesar 29,941%,
namun progress realisasinya hanya sebesar 17,72%.
Data data primer dan data sekunder yang telah diperoleh dari kontraktor maupun pengamatan sendiri kemudian
dianalisa untuk tahap selanjutnya.
a. Membuat bar chart dari data kurva s yang telah diperoleh
b. Mengidentifikasi hubungan antar aktivitas dengan cara menentukan aktivitas
yang mendahului
(predecessor) dan aktivitas yang didahului (sucessor)
c. Menentukan jalur kritis dengan menggunakan Primavera 6.0
d.
e.
f.
g.
h.
Menentukan Crash Duration,Crash Cost dan Cost Slope untuk masing-masing penambahan jam kerja
Mengurutkan kegiatan dimulai dengan Cost Slope terendah ke tertinggi
Melakukan pengontrolan kembali durasi setelah crashing dengan Primavera 6.0
Melakukan analisa biaya untuk durasi setelah dilakukan percepatan
Menghitung perbandingan antara penjadwalan yang diperoleh dari kontraktor dengan hasil analisa dengan
metode Crashing dari segi waktu dan biaya.
4. ANALISA DAN PEMBAHASAN
Deskripsi Pekerjaan
Pekerjaan Pembangunan Jembatan Kereta Api ini memiliki 5 item pekerjaan yang terdiri dari : Pekerjaan
persiapan, pekerjaan tanah, pekerjaan struktur bawah, pekerjaan struktur atas, dan pekerjaan penyelesaian. Masingmasing item pekerjaan tersebut terdiri dari beberapa sub item pekerjaan dan terdapat beberapa pekerjaan yang
tipikal, yaitu pada pekerjaan pondasi abutmen 1 dengan pondasi abutmen 2, pekerjaan badan abutmen 1 dengan
pekerjaan badan abutmen 2, pekerjaan pile cap 1 dengan pekerjaan pile cap 2, dapat dilihat pada lampiran (time
Schedule). Masa pengerjaan proyek jembatan ini adalah 181 hari kalender dengan total biaya langsung proyek
adalah Rp 14.906.071.869.21
Hubungan antar Pekerjaan
Penjadwalan proyek dengan dilakukan dengan menggunakan Primavera 6.0. Barchart disusun dari
identifikasi pekerjaan yang ada dan hubungan antar pekerjaan. Penjadwalan yang digunakan pada proyek
pembangunan jembatan kereta api ini adalah penjadwalan dengan metode CPM dan menggunakan konsep cadangan
waktu pada setiap item pekerjaannya. Hubungan kerja diperoleh dari barchart yang diberikan oleh pihak kontraktor,
dengan logika ketergantungan alamiah, dengan memperhatikan aktivitas yang mendahului (predecessor) dan
aktivitas yang mengikutinya (successor).
Analisa Crashing Program
Dalam mempercepat durasi proyek biasanya dilakukan pada pekerjaan-pekerjaan yang memiliki lintasan
kritis. Karena kegiatan-kegiatan yang memberikan pengaruh besar pada proyek berada pada jalur kritis tersebut.
Pada tugas akhir ini untuk mempercepat durasi proyek dilakukan dengan alternative penambahan jam kerja (lembur)
3 dan 4 jam karena keterbatasan tenaga kerja pada daerah tersebut dan juga lokasi proyek yang tidak begitu luas.
Adapun ketetapan rencana pada alternatif penambahan jam kerja ini adalah sebagai berikut :
1. Waktu kerja normal adalah 8 jam kerja per hari (08.00 – 17.00) dengan 1 jam istirahat (12.00 – 13.00), sedangkan
kerja lembur dilakukan setelah waktu kerja normal selama 4 jam per hari (18.30 – 22.30). Dalam seminggu hanya
dilakukan 6 hari kerja, yaitu Senin – Sabtu.
2. Menurut Keputusan Menteri Tenaga Kerja Nomor KEP.102/MEN/VI/2004 pasal 11 (Anonim, 2004), upah untuk
jam kerja (lembur) diperhitungkan sebagai berikut :
a. Untuk 1 jam kerja lembur pertama, upah yang harus dibayar adalah 1,5 kali upah sejam.
b. Untuk setiap jam kerja berikutnya, upah yang harus dibayarkan adalah 2 kali upah sejam.
3. Produktivitas untuk jam kerja lembur diperhitungkan sebesar 60% dari produktivitas normal (Soeharto, Iman,
1999).
Pengidentifikasian Lintasan Kritis
Setelah dilakukan hubungan antar pekerjaan, selanjuntnya dicari lintasan kritis dengan menggunakan
program Primavera 6.0. Adapun kegiatan-kegiatan yang berada pada lintasan kritis meliputi pembuatan gudang
kerja, tiang pancang 60 cm, pile cap1, konstruksi pengaman galian, jembatan bentang 46.5 m, membuat tempat
penerimaan jembatan baru, angkut jembatan baru dari pabrik ke lokasi, menyetel jembatan baru, dan membongkar
direksikeet dan gudang kerja. Selanjutnya kegiatan-kegiatan pada lintasan kritis ini akan diperlukan untuk dilakukan
Crashing. Gambar diagram batang yang berwarna merah di bawah menunjukkan gambaran lintasan kritis yang
ditampilkan pada Primavera 6.0.
Lintasan
Kritis
Gambar 3. Lintasan Kritis Primavera 6.0
Penentuan Crash duration, Crash Cost, Cost Slope dan Total durasi proyek setelah Crashing
Setelah diperoleh kegiatan kritis maka dicari durasi dipercepat (Crash duration), Biaya dipercepat (Crash
Cost), dan kemiringan biaya (Cost Slope).
Berikut adalah langkah-langkah menentukan Crash duration, yaitu sebagai berikut:
 Menghitung produktivitas harian, yaitu volume pekerjaan : durasi normal
 Menghitung produktivitas per jam, yaitu produktivitas harian : jam kerja normal per hari
 Menghitung produktivitas lembur, yaitu jam kerja x koef.produktivitas x produktivitas per jam
 Menghitung produktivitas harian setelah di-crash, yaitu produktivitas harian + produktivitas lembur
 Menghitung Crash Duration, yaitu volume pekerjaan : produktivitas setelah crash
Untuk nilai Crash Duration untuk 3 jam dan 4 jam kerja lembur dapat dilihat pada tabel dibawah:
Tabel 1. Crash Duration untuk masing-masing jam lembur
Uraian Kegiatan
Pembuatan Gudang Kerja
Tiang Pancang 60 cm
Coble Stone
Beton K300 pada pile cap
Pembesian Baja Ulir BJTD-40
Konstruksi Pengaman Galian Sementara pada Abutment 1 dan 2
Jembatan bentang 46.5 m 1 unit
Angkut jembatan baru dari pabrik ke lokasi
Membuat tempat penerimaan jembatan baru
Menyetel jembatan baru
Membongkar direksikeet dan gudang kerja


Crash Duration
3 Jam Lembur
12.00
11.00
5.00
5.00
12.00
22.00
48.00
18.00
16.00
18.00
7.00
Crash Duration
4 Jam Lembur
11.00
10.00
5.00
5.00
11.00
20.00
45.00
17.00
15.00
17.00
5.00
Untuk menentukan Crash Cost dapat dilakukan dengan langkah-langkah berikut:
Menghitung upah kerja harian normal, yaitu produktivitas harian x harga satuan upah kerja
Menghitung upah kerja normal, yaitu produktivitas per jam x harga satuan upah kerja

Menghitung upah kerja lembur per hari:
- Untuk 3 jam lembur = (1,5 x upah sejam normal) + 2(2 x upah sejam normal)
- Untuk 4 jam lembur = (1,5 x upah sejam normal) + 3(2 x upah sejam normal)
 Menghitung Crash Cost per hari, yaitu upah harian + upah kerja lembur per hari
 Menghitung Crash Cost total, yaitu Crash Cost per hari + Crash Duration
Berikut adalah table nilai Crash Cost untuk masing-masing jam kerja lembur :
Tabel 2. Crash Cost untuk 3 jam dan 4 jam kerja lembur
Uraian Kegiatan
Pembuatan Gudang Kerja
Tiang Pancang 60 cm
Coble Stone
Beton K300 pada pile cap
Pembesian Baja Ulir BJTD-40
Konstruksi Pengaman Galian Sementara pada Abutment 1 dan 2
Jembatan bentang 46.5 m 1 unit
Angkut jembatan baru dari pabrik ke lokasi
Membuat tempat penerimaan jembatan baru
Menyetel jembatan baru
Membongkar direksikeet dan gudang kerja
Crash Cost
3 Jam Lembur(Rp.)
37,572,428.80
565,442,307.69
5,713,031.25
151,496,349.40
264,455,001.71
174,411,429.45
932,085,713.79
74,902,369.02
43,269,347.37
96,788,209.77
7,176,093.75
Crash Cost
4 Jam Lembur(Rp.)
39,543,821.67
590,192,307.69
6,559,406.25
173,940,253.01
278,330,727.11
182,045,599.76
1,003,286,705.82
81,221,293.15
46,574,644.74
104,953,470.26
5,885,156.25
Selanjutnya akan dicari nilai Cost Slope (kemiringan biaya) yaitu biaya yang diperlukan untuk
mempercepat durasi proyek untuk setiap waktu, dapat ditentukan dengan rumus:
𝐶𝑐−𝑁𝑐
𝐶𝑜𝑠𝑡 𝑆𝑙𝑜𝑝𝑒 = 𝑁𝑑 −𝐶𝑑
Dimana:
Cc = Crash Cost (Biaya dipercepat)
Cd = Crash duration (Durasi Dipercepat)
Nc = Normal Cost (Biaya Normal)
Nd = Normal Duration (Durasi Normal)
Berikut adalah table nilai Cost Slope untuk masing-masing jam kerja lembur:
Tabel 3. Cost Slope untuk masing-masing jam kerja lembur
Uraian Kegiatan
Pembuatan Gudang Kerja
Tiang Pancang 60 cm
Coble Stone
Beton K300 pada pile cap
Pembesian Baja Ulir BJTD-40
Konstruksi Pengaman Galian Sementara pada Abutment 1 dan 2
Jembatan bentang 46.5 m 1 unit
Angkut jembatan baru dari pabrik ke lokasi
Membuat tempat penerimaan jembatan baru
Menyetel jembatan baru
Membongkar direksikeet dan gudang kerja
Cost Slope
Cost Slope
3 Jam Lembur (Rp.)
4 Jam Lembur (Rp.)
5,798,214.40
84,721,153.85
1,650,431.25
43,765,612.05
40,810,957.05
13,245,176.11
26,466,273.38
5,161,950.85
4,273,155.79
6,723,349.19
2,316,093.75
4,522,607.22
64,730,769.23
2,496,806.25
66,209,515.66
31,832,546.50
10,102,479.13
25,835,671.22
5,393,345.51
4,031,191.18
7,011,731.45
341,718.75
Setelah diperoleh nilai Cost Slope dari setiap kegiatan, maka dilakukan penekanan (kompresi) durasi proyek pada
setiap kegiatan yang dimulai dengan mengurutkan nilai Cost Slope terendah ke nilai tertinggi, setelah itu dikontrol
kembali dengan menggunakan Primavera 6.0. Sehingga diperoleh total durasi yang baru seperti tabel dibawah:
Tabel 4. Total durasi proyek untuk 3 jam kerja lembur
URAIAN KEGIATAN
Coble Stone
Membongkar direksikeet dan gudang kerja
Membuat tempat penerimaan jembatan
baru
Angkut jembatan baru dari pabrik ke lokasi
Pembuatan Gudang Kerja
Menyetel jembatan baru
Konstruksi Pengaman Galian Sementara
pada Abutment 1 dan 2
Jembatan bentang 46.5 m 1 unit
Pembesian Baja Ulir BJTD-40
Beton K300 pada pile cap
Tiang Pancang 60 cm
Normal
Duration (Hari)
6.00
8.00
Crash
Duration (Hari)
5.00
7.00
Total
Crash
1.00
1.00
Total
Durasi Proyek
147.00
146.00
19.00
22.00
14.00
22.00
16.00
18.00
12.00
18.00
3.00
4.00
2.00
4.00
146.00
146.00
154.00
143.00
26.00
58.00
14.00
6.00
12.00
22.00
48.00
12.00
5.00
10.00
4.00
10.00
2.00
1.00
2.00
143.00
143.00
143.00
143.00
143.00
Normal
Crash
Total
Total
Duration (Hari)
8.00
6.00
Duration (Hari)
5.00
5.00
Crash
3.00
1.00
Durasi Proyek
145.00
145.00
19.00
14.00
22.00
22.00
15.00
11.00
17.00
17.00
4.00
3.00
5.00
5.00
145.00
145.00
145.00
141.00
26.00
58.00
14.00
6.00
13.00
20.00
45.00
11.00
5.00
10.00
6.00
13.00
3.00
1.00
3.00
141.00
141.00
141.00
141.00
141.00
Tabel 5. Total durasi proyek untuk 4 jam kerja lembur
URAIAN KEGIATAN
Membongkar direksikeet dan gudang kerja
Coble Stone
Membuat tempat penerimaan jembatan
baru
Pembuatan Gudang Kerja
Angkut jembatan baru dari pabrik ke lokasi
Menyetel jembatan baru
Konstruksi Pengaman Galian Sementara
pada Abutment 1 dan 2
Jembatan bentang 46.5 m 1 unit
Pembesian Baja Ulir BJTD-40
Beton K300 pada pile cap
Tiang Pancang 60 cm
Analisa waktu dan biaya
Dalam hal ini yang dihitung adalah biaya langsung proyek saja. Adapun langkah-langkah perhitungannya
adalah:

Menghitung tambahan biaya dan kumulatif tambahan biaya, yang diperoleh dengan rumus:
Tambahan biaya = Cost Slope x total Crash

Menghitung biaya langsung proyek setelah di-crash, diperoleh dengan rumus:
Biaya langsung = Biaya langsung normal + kumulatif tambahan biaya
Dimana:
Biaya langsung untuk Pembangunan jembatan ini adalah sebesar Rp. 14.906.071.869.21
Berikut adalah tabel hasil perhitungan analisa waktu dan biaya untuk penambahan jam kerja lembur 3 dan 4
jam dan kurva Hubungan waktu-biaya normal dan dipercepat dengan penambahan jam kerja lembur 3 dan 4 jam:
Tabel 6. Hasil perhitungan biaya langsung untuk masing-masing jam kerja lembur
URAIAN KEGIATAN
Pekerjaan Penyelesaian
Membongkar direksikeet
dan gudang kerja
Pekerjaan & Pemasangan
Jembatan Baja
Menyetel jembatan baru
Total durasi
proyek
Untuk 3 jam
lembur(hari)
Total durasi
proyek
Untuk 4 jam
lembur(hari)
Biaya Langsung
Untuk 3 jam
lembur (Rp.)
Biaya Langsung
Untuk 4 jam lembur
(Rp.)
146.00
145.00
14,908,387,962.96
14,907,097,025.46
143.00
141.00
14,935,281,359.73
14,942,155,682.72
Gambar 4. Hubungan waktu-biaya normal dan dipercepat dengan penambahan 3 jam kerja lembur
Gambar 5. Hubungan waktu-biaya normal dan dipercepat dengan penambahan 4 jam kerja lembur
Kesimpulan
Berdasarkan analisa yang dilakukan pada bab-bab sebelumnya, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
a. Percepatan durasi proyek untuk penambahan 3 jam kerja (lembur) diperoleh hasil sebagai berikut :
• Waktu optimum percepatan durasi proyek 143 hari dengan penambahan biaya dari Rp. 14.906.071.869,21
menjadi Rp. 14.935.281.359,73
• Efisiensi waktu optimumnya adalah 2,72% dan efisiensi biaya untuk waktu optimum adalah 0,196%.
b. Percepatan durasi proyek untuk penambahan 4 jam kerja (lembur) diperoleh hasil sebagai berikut :
• Waktu optimum percepatan durasi proyek 141 hari dengan penambahan biaya dari Rp. 14.906.071.869,21
menjadi Rp. 14,942,155,682.72
• Efisiensi waktu optimumnya adalah 4,08% dan efisiensi biaya untuk waktu optimum adalah 0,24%.
Saran
Penelitian ini dilakukan pada konstruksi jembatan, untuk itu penelitian selanjutnya dapat dilakukan pada
proyek bangunan gedung atau proyek sipil lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
Ervianto, Wulfram I. 2002. Manajemen Proyek Konstruksi. Yogyakarta: ANDI.
Fajerin, Yan Anggitia.2010. Analisis konsep nilai hasil pada proyek rehabilitasi rumah sakit Ortopedi surakarta
dengan menggunakan Program primavera 6.0. Surakarta: Universitas Sebelas Maret.
Frederika, Ariany. 2010. Analisis Percepatan Pelaksanaan dengan Menambah Jam Kerja Optimum pada Proyek
Konstruksi. Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Vol.14, No.2.
Husen, Abrar. 2009.Manajemen Proyek.Yogyakarta: ANDI
Kareth, Michael. 2012. Analisis Optimalisasi Waktu dan Biaya dengan program Primavera 6.0. Jurnal Ilmiah
Teknik Sipil Vol.1, No.1
Messah, Y.S., Lazry, H.P.L., & Dantje, A.T.S. 2013. Pengendalian Waktu Dan Biaya Pekerjaan Konstruksi Sebagai
Dampak Dari Perubahan Desain. Jurnal Teknik Sipil Vol.2, No.2.
Santosa, Budi.2003.Manajemen Proyek. Surabaya: Guna Widya.
Satiawan, Budi. 2004. Memanfaatkan Primavera Project Planner dalam Mengelola Proyek Konstruksi.Yogyakarta:
ANDI.
Soeharto, Iman.1999. Manajemen Proyek (Dari Konseptual sampai Operasional). Jakarta: Erlangga.
Download